Plagiarism Checker X Originality Report - STAI Darussalam ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Plagiarism Checker X Originality Report - STAI Darussalam ...
Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 25%
Date: Jumat, Juni 26, 2020
Statistics: 1287 words Plagiarized / 4643 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------
RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM HARUN NASUTION DENGAN PENDIDIKAN
ERA MODERN DI INDONESIA Diah Rusmala Dewi Magister PAI UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta [email protected] [email protected] Abstract This
study aims to analyze Harun Nasution's thoughts about education and its relevance to
the modern world, especially in Indonesia. The method used in this research is a
literature study where the writer tries to find, compile and analyze various information
through various related sources.
Harun Nasution argues that the backwardness of Muslims is no exception in Indonesia is
caused by the Islamic education system in Indonesia which focuses only on the teachings
of worship and fiqh which has implications for Islamic teachings interpreted as narrow
and rigid teachings so reforms in the world of Islamic education are needed. The
conclusions of this paper are: (1) the education curriculum should be prepared with due
regard to moral aspects, the development and growth of students' thinking processes,
(2) the use of educational methods should be emphasized on the cultivation of moral
education so that good moral formation in the child aside from the delivery of material,
(3) educators should have various competencies and always improve their quality, (4)
religious education should produce students who are religious-minded, not merely
religious knowledge, so that it forms Muslims who are able to function properly and are
motivated to to do a lot of effort or in other words be able to balance the orientation of
the hereafter and worldly.
Keywords: Harun Nasution, Education, Modern Era Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis tentang pemikiran Harun Nasution mengenai pendidikan dan relevansinya
dengan dunia modern khususnya di Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi pustaka dimana penulis berusaha menemukan, menyusun dan
menganalisis berbagai informasi melalui berbagai sumber terkait. Harun Nasution
berpendapat bahwa keterbelakangan umat Islam tak terkecuali di Indonesia adalah
disebabkan oleh sistem pendidikan Islam di Indonesia yang berfokus hanya pada
ajaran-ajaran ibadah dan fiqih yang berimplikasi pada ajaran Islam dimaknai sebagai
ajaran yang sempit dan kaku sehingga perlu dilakukan reformasi dalam dunia
pendidikan Islam.
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu: (1) kurikulum pendidikan hendaknya disusun
dengan memperhatikan aspek moral, perkembangan dan pertumbuhan proses berpikir
peserta didik, (2) penggunaan metode pendidikan hendaknya ditekankan pada
penanaman pendidikan moral sehingga terbentuk moral yang baik dalam diri anak
disamping tersampaikannya materi, (3) pendidik sudah seharusnya memiliki berbagai
kompetensi dan senantiasa terus meningkatkan kualitasnya, (4) pendidikan agama
seharusnya menghasilkan siswa atau mahasiswa yang berjiwa agama, bukan sekedar
berpengetahuan agama, sehingga terbentuk umat Islam yang mampu memfungsikan
akalnya dengan sebaik-baiknya dan termotivasi untuk banyak berusaha atau dengan
kata lain mampu menyeimbangkan orientasi keakhiratan dan orientasi keduniaan.
Kata Kunci : Harun Nasution, Pendidikan, Era Modern PENDAHULUAN Hakikat
pendidikan Islam adalah usaha sadar dan terencana dengan cara
menumbuhkembangkan, memperbaiki, memimpin, melatih peserta didik agar dapat
mengaktualisasikan diri secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, ilmu,
akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dalam menjalani hidup di dunia dan
akhirat sesuai dengan nilai-nilai Islam._ Islam menyatukan tiga hal dalam diri seseorang
yakni akidah-iman, ilmu dan amal soleh. Khususnya masalah ilmu, pertama kali ayat
al-Qur’an yang turun ialah berkaitan dengan ilmu.
Filsafat menunjukkan bahwa kata “iqra” tidak semata-mata diartikan sebagai “bacalah”
dengan mata kepala, tapi juga bisa diartikan sebagai “telitilah”, “dalamilah” serta
“ketahuilah” yang tentunya dengan indera, akal dan hati._ Dalam hal ini, Harun Nasution
berpendapat bahwa akal dalam konsep Islam bukan hanya otak, tetapi daya pikir yang
terdapat dalam jiwa manusia sebagai aktifitas berfikir manusia untuk memperoleh
pengetahuan._ Berkaitan dengan hal tersebut, pada awalnya sistem pendidikan Islam di
Indonesia berfokus hanya pada ajaran-ajaran ibadah dan fiqih, yang secara umum dititik
beratkan pada mazhab Syafi’i sehingga ajaran Islam dimaknai sebagai ajaran yang
sempit dan kaku.
Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi pemikiran Harun Nasution terkait perlunya
dilakukan reformasi dalam dunia pendidikan Islam. Harun Nasution berpendapat bahwa
antara nilai-nilai ajaran Islam dengan pemikiran-pemikiran rasional perlu disinergikan
sebab akal memiliki peranan penting dalam mengaktualisasikan ajaran Islam yang
terkandung di dalam Al-Qur’an. Wahyu membutuhkan akal untuk memahami kebenaran
yang terkandung di dalamnya. Demikian pula, akal membutuhkan wahyu sebagai
kendali dari kesesatan berpikir._
Menurutnya, materi pendidikan Islam di Indonesia khususnya di Perguruan Tinggi Islam
perlu ditambahkan beberapa aspek penting seperti dasar-dasar hukum Islam,
perbandingan mazhab, teologi dan aliran-aliran yang terdapat didalamnya, filsafat,
mistisme, sejarah dan kebudayaan Islam dari zaman klasik sampai zaman modern.
Nasution berpendapat bahwa salah satu yang menyebabkan umat Islam termasuk di
Indonesia mengalami keterbelakangan adalah karena kurangnya kemampuan adaptif
dalam proses modernisasi dan kecenderungannya akan pandangan hidup tradisional,
khususnya teologi Asy’ariyah.
Oleh karena itu, pentingnya melakukan perubahan terhadap hal tersebut melalui
reaktualisasi dan sosialisasi pandangan rasional yang pada dasarnya telah dikembangkan
dalam teologi Mu’tazilah sehingga secara kultural, umat Islam siap terlibat dalam
pembangunan dan modernisasi dengan berlandas pada tradisi sendiri._ Harun Nasution
menghendaki agar kemerdekaan berpikir, penganutan teologi yang tepat, penempatan
posisi akal sesuai kebutuhannya di antara wahyu yang merupakan dasar dari pola-pola
pendidikan Islam harus dihidupkan kembali._
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis terkait pemikiran Harun
Nasution tentang pendidikan dan relevansinya dengan dunia modern. PEMBAHASAN
Kajian Teori Biografi Harun Nasution Harun Nasution dikenal sebagai seorang tokoh
pendidikan kenamaan Indonesia yang lahir pada hari Selasa 23 September 1919, di
Pemantang Siantar, Sumatera Utara. Ayah beliau bernama Abdul Jabar Ahmad yang
merupakan seorang ulama di daerah Mandailing, Tanah Bato, Tapanuli Selatan._
Dari segi ekonomi, ayahnya adalah seorang berkecukupan serta pernah menduduki
jabatan sebagai qadhi atau hakim agama dan imam masjid di Kabupaten Simalungun.
Ibunya adalah seorang keturunan ulama yang berasal dari tanah Bato Mandailing,
Tapanuli selatan. Pada masa gadisnya ia pernah bermukim di Makkah dan pandai
berbahasa Arab. Penanaman pendidikan agama Harun Nasution yang kuat tidak terlepas
dari peran kedua orang tuanya yang berpendidikan agama._ Adapun latar belakang
pendidikannya yaitu Harun Nasution telah menempuh beberapa pendidikan di Sekolah
formal.
Ia pertama kali mulai bersekolah pada usia 7 tahun di Sekolah Dasar milik Belanda atau
yang sering disebut dengan Hollandsch Inlandsche School (HIS). Harun Nasution
menyelesaikan studinya di sekolah tersebut selama tujuh tahun dan lulus pada usia 14
tahun. Selama mengikuti pendidikan di sekolah dasar Belanda tersebut, Ia
berkesempatan mempelajari bahasa Belanda dan ilmu pengetahuan umum. Setelah itu
pada tahun 1934, Ia meneruskan studinya ke Moderne Islamietische Kweekschool (MIK)
yaitu sekolah guru menengah pertama swasta modern di Bukit Tinggi yang berhasil
ditempuh selama tiga tahun dan lulus pada tahun 1937 dengan bahasa pengantar
dalam kegiatan belajarnya adalah bahasa Belanda._ Selanjutnya, pada jenjang
pendidikan tinggi, Harun Nasution berkesempatan menempuh pendidikan di Universitas
Al Azhar Kairo Mesir Fakultas Ushuludin pada tahun 1940.
Tidak hanya bersekolah di Al Azhar saja, Harun Nasution juga berkesempatan
menempuh pendidikannya di Universitas Amerika, Kairo dan memperoleh gelar Bachelor
of Art (BA) dalam studi sosial pada tahun 1952. Selepas mengenyam pendidikan di
Mesir, Harun Nasution kembali ke Indonesia pada tahun 1953, dan di tugaskan di
Departemen Luar Negeri Bagian Timur Tengah kala itu. Sejak tahun 1955, Ia bertugas di
Brussel dan banyak mewakili berbagai pertemuan, terutama karena kemampuannya
dalam bahasa Belanda, Perancis serta Inggris selama tiga tahun._
Setelah itu, Harun Nasution sempat mengalami tidak dapat melanjutkan studinya ke
Mesir tepatnya di Al-Dirasah Al-Islamiyyah karena terhambat biaya. Namun demikian,
akhirnya Ia menerima beasiswa dari Institute Of Islamic Studies McGill di Montreal
Kanada sehingga pada tahun 1962 ia melanjutkan studinya di Universitas tersebut.
Kemudian pada tahun 1965, melalui tesisnya yang berjudul The Islamic State in
Indonesia : The Rise of The Ideology, The Movement for Its Creation and The Theory of
The Masjumi, Harun Nasution berhasil meraih gelar Magister of Art (MA) dalam Studi
Islam.
Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1968, Harun Nasution mendapatkan gelar
Doktor (Ph.D) dalam Studi Islam di McGill Kanada, dengan disertasi yang berjudul : The
Place of Reason in Abduh’s Theology. Its Impact on His Theological System and Views._
Setelah mendapatkan gelar Doktor, pada tahun 1969 Harun Nasution kembali ke
Indonesia dan melanjutkan karirnya sebagai profesional tenaga pendidikan di IAIN
Jakarta. Di samping itu beliau juga menjabat sebagai tenaga pendidik (dosen luar biasa)
di IKIP Jakarta pada tahun 1970, Dosen di Universitas Nasional Jakarta pada tahun 1970,
dan Dosen Fakultas Sastra di Universitas Indonesia Jakarta pada tahun 1975.
Tidak hanya itu jajaran jabatan tinggi di kampus diantaranya yaitu menjadi rektor di IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta selama 11 tahun (1973-1984) pun turut mewarnai karir beliau,
selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai ketua lembaga pembinaan pendidikan
agama di IKIP Jakarta dan terakhir menjadi dosen Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sejak 1982 hingga akhir hayatnya pada tahun 1998._ Adapun
beberapa karya intelektual yang telah di tulis oleh Harun Nasution dalam beberapa
buku adalah sebagai berikut : Teologi Islam aliran-aliran sejarah analisis perbandingan
(1972), Falsafat Agama (1973), Falsafat dan Mistisisme dalam Islam (1973), Islam ditinjau
Dari Beberapa Aspek (1974), Teologi Islam (1977), Pembaruan Dalam Islam (1975),
Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah (1978), Akal dan Wahyu dalam
Islam (1982), Islam Rasional (1995).
_ Pemikiran Harun Nasution Tentang Pendidikan Islam Hakikat Pembaharuan Pendidikan
Islam Harun Nasution berkeinginan mengubah mentalitas umat, dari yang
tradisional-statis menjadi modern-dinamis dengan mengganti paham teologi Asy’ariyah
yang mendominasi di kalangan umat. Paham tersebut memandang manusia sebagai
makhluk yang pasif, perbuatannya lebih ditentukan oleh kehendak dan perbuatan
Tuhan. Menurtunya, manusia bermental seperti itu jelas tidak sesuai dengan tuntutan
pembangunan. Selanjutnya, Harun Nasution menawarkan teologi yang lain, yaitu teologi
rasional yang tercermin dalam paham Mu’tazilah dimana manusia dipandang sebagai
makhluk rasional yang berkehendak, berpikir, dan berbuat secara otonom tidak
ditentukan oleh Tuhan.
Dalam arti bahwa perbuatan manusia didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan
rasional hingga melahirkan apa yang disebut dengan tindakan rasional. _ Namun
demikian, ide pembaharuannya tersebut bukan berarti mengajak umat Islam agar
menjadi pengikut Mu’tazilah, tetapi beliau mengharapkan agar umat Islam bersikap
rasional dalam kehidupannya, sebagaimana agama Islam pernah mencetak sejarah yang
cemerlang karena sangat menghargai akal (rasio). Harun Nasution mengungkapkan
bahwa cara pandang yang selama ini diajarkan kepada mahasiswa di IAIN adalah hanya
berorientasi pada aspek fikih sehingga menimbulkan kesempitan berpikir._
Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan Harun Nasution ketika menjabat
sebagai rektor di IAIN Jakarta adalah merubah kurikulum yaitu dengan memasukkan
beberapa mata kuliah baru diantaranya yaitu pengantar ilmu agama, filsafat, tasawuf,
ilmu kalam, tauhid, sosiologi, dan metode riset dengan harapan akan mengubah
pandangan mahasiswa. Hal tersebut sempat mendapat penolakan oleh beberapa pihak,
namun pada akhirnya ditemukan titik tengah dengan jalan berkompromi sehingga
mencapai kesepakatan bersama yaitu dengan syarat tafsir, hadis dan fiqih tidak
ditinggalkan._
Menurutnya, kesan bahwa Islam itu sempit harus diubah dengan menampilkan ajaran
Islam secara utuh, tidak terpotong-potong. Untuk itulah Harun menulis buku yang
berjudul “Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya“ yang terdiri dari dua jilid. Buku tersebut
dijadikan sebagai buku teks wajib dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Agama Islam yang
merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa IAIN, apapun fakultas
dan jurusannya. Dengan demikian diharapkan sarjana yang dihasilkan oleh IAIN akan
mempunyai pengetahuan yang lebih baik, luas, dan lengkap tentang agamanya
sehingga melahirkan sikap mental yang lebih terbuka, tidak lagi berpandangan sempit._
Pendekatan yang dilakukan oleh Harun Nasution dalam bukunya tersebut yaitu
membagi dua ajaran Islam ke dalam dua bagian besar, yakni ajaran yang bersifat mutlak
dan absolut serta ajaran yang bersifat relatif dan nisbi. Ajaran mutlak dan absolut adalah
ajaran yang tidak boleh dirubah yaitu terdapat dalam al-Qur’an dan Hadis sebagai
sumber utama Islam. Sedangkan ajaran yang bersifat relatif dan nisbi adalah ajaran yang
terdapat dalam kitab-kitab fikih, tauhid, tafsir, filsafat, tasawuf, dsb.
Ajaran tersebut merupakan interpretasi para ulama Islam terhadap sumber utama Islam
yaitu al-Qur’an dan Hadis yang kebenaranya tidaklah mutlak._ Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa Harun Nasution ingin mempertahankan ajaran Islam yang
mutlak-absolut dan memberi ruang terhadap pemahaman dan penafsiran ajaran yang
relatif untuk kemudian mendialogkan antara ajaran agama dengan realitas ajaran agama
sehingga dapat memberikan alternatif untuk dapat menjawab persoalan-persolan yang
dihadapi umat manusia dewasa ini.
Selanjutnya, aspek lain yang menjadi fokus perbaikan yaitu kualitas para dosen di
lingkungan IAIN dimana untuk para dosen, Harun Nasution membentuk forum diskusi
reguler mingguan dan bulanan, bahkan juga membentuk Forum Pengkajian Islam (FPI)
sebagai media untuk memecahkan masalah-masalah krusial, sehingga didalamnya
melibatkan beberapa orang yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Secara
insidental diselenggarakan pula seminar-seminar, baik yang berskala nasional maupun
internasional, dengan membahas tema-tema yang kontekstual dilihat dari segi
kebutuhan dan tantangan masyarakat serta ditinjau dari perspektif agama._
Untuk meningkatan mutu tenaga pengajar, Harun Nasution juga membuka Fakultas
Pasca Sarjana dengan program S2 dan S3 yang langsung beliau pimpin. Harun Nasution
dengan berbagai usahanya dalam membenahi berbagai sektor, telah melahirkan satu
citra IAIN Jakarta yang menjadi identitas sekaligus yang harus terus diisi dan
diperjuangkan oleh seluruh sivitas akademika. Identitas tersebut adalah “IAIN sebagai
pusat studi pembaharuan pemikiran dalam Islam” sebagai usaha pembinaan kehidupan
beragama._
Dengan demikian, diharapkan seseorang yang telah paham akan konsep pembaharuan
Islam menurut Harun Nasution tersebut bisa memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu
yang terjadi di dunia ini tidak hanya serta merta langsung dari Allah, tanpa bisa di rasio
dengan akal manusia. Artinya segala fenomena yang terjadi di alam semesta ini terjadi
karena takdir Allah namun ada hukum kausalitas yang bisa dinalar melalui peran akal
dengan tetap berlandaskan sumber-sumber Islam baik Al-Qur’an dan Hadis sehingga
tidak hanya faham tawakkal semata. _ Tujuan Agama, terutama Islam, menurut Harun
Nasution datang ke dunia untuk membimbing manusia agar mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, tujuan sebenarnya dari agama Islam adalah membina manusia agar baik
dan sehat fisik maupun mental._ Salah satunya yaitu dengan penguatan pendidikan
moral dimana pada tingkat TK, SD, SMP, dan SMA, pembinaan moral diarahkan pada
pembinaan budi pekerti luhur, maka pendidikan perlu menekankan pendekatan moral
spiritual. Di perguruan tinggi, pendidikan moral membina manusia yang berbudi luhur,
juga penebalan iman mahasiswa terhadap ajaran-ajaran agamanya. Di sini pendidikan
agama selain pendekatan moral spiritual, juga pendekatan intelektual._
Karena penajaman daya pikir atau akal telah menjadi tugas ilmu pengetahuan, maka
pendidikan kalbu menjadi tugas pendidikan agama untuk mengimbangi pendidikan akal
agar dapat mewujudkan anak didik yang utuh dalam artian terdapat keseimbangan
antara rohani dan jasmani dalam dirinya._ Menurutnya, sebagai upaya menjawab
permasalahan kemerosotan akhlak, apa yang disebut dengan pendidikan agama
seharusnya menghasilkan siswa atau mahasiswa yang berjiwa agama, bukan sekedar
berpengetahuan agama._ Kurikulum Penyusunan kurikulum atau silabus pendidikan
agama di sekolah-sekolah umum menurut Harun Nasution sebaiknya di dasarkan pada
tujuan moral, spiritual, dan intelektual dimana didasarkan pada hal-hal berikut: Untuk
pemberian materi agama di TK dan SD perlu ditekankan bahwa yang harus diperhatikan
adalah pendidikan (membina) akhlak dan bukan pengajaran (memindahkan
pengetahuan) akhlak.
Tujuan pendidikan agama disini bukanlah menjelaskan kepada anak didik bahwa
menyontek adalah perbuatan yang tidak baik, tetapi tujuannya adalah mendidik anak
supaya tidak menyontek karena hal tersebut adalah perbuatan yang tidak baik.
Disamping pembinaan moral, anak didik pada jenjang ini perlu diberikan ajaran
mengenai akidah dalam bentuk sederhana dan juga ibadah dalam Islam terutama shalat
dan puasa pada bulan Ramadhan._ Di jenjang SMP dan SMA pendidikan agama yang
ditekankan pada pendidikan moral dan akhlak mulia harus terus diupayakan. Pelajaran
tentang akidah dan ibadah juga berlanjut.
Disamping itu, diajarkan pula tentang peraturan atau hukum agama hidup
bermasyarakat, seperti pernikahan, perceraian dan sebagainya. Tetapi, baik akidah dan
ibadah tetap ditekankan pada pembentukan akhlak mulia. Sejarah dan peradaban
agama secara ringkas dapat pula diberikan di jenjang SMA._ Pendidikan agama di
Perguruan Tinggi dilanjutkan dengan hal-hal yang bersifat filosofis seperti teologi,
mistisme, dan filsafat keagamaan. Pandangan filosofis ini akan mempertebal keyakinan
mahasiswa tentang agama yang dianutnya.
Informasi tentang pembaruan yang dialami agama sebagai akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi perlu diberikan sehingga memberinya kesadaran bahwa
agama tidaklah bersifat statis namun tidak pula harus selalu mengikuti perkembangan
zaman._ Harun Nasution juga melakukan sebuah gebrakan dalam pengembangan
sistem pendidikan di bidang akademik khususnya pendidikan perguruan tinggi. Dalam
tradisi akademik perguruan tinggi Islam di Indonesia, ada tiga perubahan dan
pembaharuan sistem yang diupayakannya yaitu sebagai berikut : Mengupayakan
strategi pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir mahasiswa tentang Islam
seperti diskusi dan seminar.
Mengupayakan tumbuhnya tradisi ilmiah Upaya dengan cara mengubah sistem
perkuliahan yang bercorak hapalan, texbook thinking, dan cenderung menganut
mazhab-mazhab tertentu, menjadi sistem perkuliahan yang mengajak mahasiswa
berfikir secara rasional, kritis, inovatif, objektif, dan menghargai perbedaan pendapat._
Merubah budaya lisan menjadi budaya tulisan dengan cara tekun melatih
mahasiswa-mahasiswanya untuk menulis pemikiran secara runtut dan sistematis sebagai
upaya mengatasi kelemahan dalam budaya lisan._ Mahasiswa dituntut untuk memahami
Islam secara universal, tidak hanya terbatas pada bidang pemikiran saja sepeti teologi,
tasawuf dan hukum fiqih, akan tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan kaum
muslimin._
Metode Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua setelah keluarga, tempat
pendidikan moral yang sebelumnya diajarkan di dalam keluarga dapat diteruskan oleh
para pendidik di lingkungan sekolah. Harun menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
agama baik di lembaga pendidikan umum maupun pendidikan agama harus ditekankan
pada upaya memperdalam daya rasa atau kalbu anak didik, sehingga menjadi manusia
yang berbudi luhur dan berakhlak mulia._ Karena tujuan utama dari pendidikan Islam
adalah pendidikan moral, maka metode yang sebaiknya dipakai ialah: pemberian contoh
dan teladan yang baik dari penidik agama kepada anak didik, pemberian nasihat kepada
peserta didik, tuntunan dalam menyelesaikan persoalan moral atau spiritual, baik yang
bersifat individual maupun kolektif, kerjasama dengan lingkungan terkait rumah dan
lingkungan terkait pergaulan anak didik, kerjasama dengan berbagai pendidik lainnya,
dan diskusi tanya-jawab dalam hal intelektual tentang ajaran-ajaran agama._ Harun
Nasution menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan anak dimulai sejak dini. Oleh
karena itu, pendidikan akhlak dan moral semestinya sudah dimulai dalam lingkungan
rumah.
Tugas orang tua dalam pendidikan moral tidaklah ringan karena ibu dan bapak harus
memberikan contoh, sekaligus menjadi model (figur teladan) bagi anak didiknya.
Identifikasi seorang anak kepada orang tua merupakan awal dari keberhasilan
pendidikan agama, khususnya moral. Harun juga menyatakan bahwa ibadah yang
diajarkan kepada anak tidak boleh terlepas dari pembinaan moral yang terkandung
didalamnya. Maksudnya adalah menanamkan pengertian bahwa ibadah jangan sampai
dimaknai oleh anak hanya sebatas perintah sesuai hukum dan bentuk formalnya saja,
akan tetapi lebih kepada sasaran yang sebenarnya yaitu pembinaan moral dan akhlak
yang mulia._
Lingkungan yang kondusif sangat menunjang dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam hal ini, proses pendidikan moral yang telah di transfer ke dalam keluarga maupun
di sekolah diharapkan dapat diteruskan dan dilakukan oleh masyarakat sekitar anak
didik. Menurutnya, Islam juga menentukan peraturan-peraturan bagi manusia dalam
hidup bermasyarakat agar ia jauh dari kejahatan. Islam tidak hanya membentuk individu
yang bermoral baik, tetapi juga membina masyarakat yang bermoral baik. Individu dan
masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena individu yang bermoral
baiklah yang dapat membentuk tatanan masyarakat yang baik pula. Begitupun
sebaliknya._
Kualitas Pendidik Agama Menurut Harun Nasution ada beberapa syarat-syarat yang
perlu dipenuhi bagi seorang pendidik agama antara lain yaitu: (1) sanggup memeberi
contoh dan teladan yang baik bagi anak didik, (2) menguasai ilmu-ilmu yang erat
dengan pendidikan anak, seperti pedagogi, psikologi anak, dan sebagainya, (3)
mempunyai pengetahuan yang luas tentang agama selain pengetahuan yang menjadi
jurusannya, (4) mempunyai pengetahuan umum yang seimbang dengan pengetahuan
yang dipelajari siswa._ Peserta Didik Dalam ajaran agama, manusia terdiri bukan hanya
dari tubuh, seperti yang terdapat dalam filsafat materialisme, tetapi dari unsur jasmani
dan ruhani yang unsurnya bukan hanya tediri dari daya intelek saja seperti yang
terdapat pada filsafat Barat, tetapi terdapat unsur daya berpikir yang disebut akal yang
berpusat di kepala dan daya merasa yang disebut kalbu yang berpusat di dada.
Daya rasa dipertajam melalui ibadah, sedangkan daya pikir dipertajam dengan berpikir
secara filosofis atas dorongan ayat kawniyah (kejadian alam)._ Berdasarkan hal tersebut,
peserta didik dapat dipandang sebagai seorang manusia yang harus diasah semua
potensinya, baik jasmani, akal, dan yang terpenting kalbunya (hati/jiwa), sehingga
pendidikan agama seharusnya menghasilkan siswa atau mahasiswa yang berjiwa agama,
bukan sekedar berpengetahuan agama.
Dunia Modern Hidup di dunia tampaknya telah sampai pada era modern yaitu era di
mana kehidupan telah mengglobal ditandai dengan transportasi dan komuniasi ke
segala arah yang begitu mudah, komunikasi dengan cepat, dan perdagangan bebas
terjadi._ Hampir tidak ada celah kehidupan yang belum tersentuh modernitas, termasuk
aspek karakter religius. Hal tersebut dapat dijadikan alat yang sangat ampuh untuk
menanamkan atau sebaliknya, merusak tatanan nilai-nilai spiritual keagamaan dan
pilar-pilar karakter dimana berbagai dampak negatif dari kemajuan iptek dapat
mempengaruhi dan mengontrol pola pikir seseorang._ Al-Qur’an diturunkan oleh Allah
swt untuk kepentingan manusia dimana didalamnya berisi petunjuk bagaimana
membentuk manusia yang berakhlak mulia. Karena pada dasarnya manusia membawa
fitrah yang baik yang dapat dikembangkan ke arah yang baik.
Namun dalam proses hidup manusia karena dilingkupi oleh gesekan lingkungan seperti
sosial media (sosmed), sosio kultural, pendidikan, tradisi, dan lain-lain maka karakter
manusia menjadi negatif tak terkontrol._ Oleh kerena itu, peran pendidikan Islam dalam
membentuk daya tahan untuk menghadapi berbagai dampak kemungkinan yang
ditimbulkan dari perkembangan zaman melalui pendidikan moral atau karakter sangat
diperlukan di era modern ini. Metode Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kepustakaan atau library research. Metode ini memfokuskan kegiatannya
pada memanfaatkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data penelitiannya._
Peneliti berusaha mengumpulkan data pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah
berbagai informasi tentang pemikiran Harun Nasution mengenai pendidikan dan
relevansinya dengan dunia modern khususnya di Indonesia melalui berbagai sumber
terkait. Hasil Dan Pembahasan Relevansi Pemikiran Pendidikan Islam Harun Nasution
dengan Pendidikan di Era Modern Relevansi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berarti hubungan atau saling keterkaitan. Dalam pembahasan ini, penulis akan mencoba
mengkaji tentang beberapa relevansi antara pemikiran atau gagasan Harun Nasution
dengan pendidikan di era modern khususnya di Indonesia.
Seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman, masalah yang dihadapi pun kian
kompleks juga memunculkan masalah-masalah akhlak dan moral dikalangan peserta
didik pada berbagai levelnya. Di dunia pendidikan, budaya kekerasan, ujaran kebencian,
dan kemerosotan akhlak yang lainnya cukup terasa belakangan ini. Peserta didik dinilai
tidak hanya kurang memiliki kesantunan baik di sekolah, di rumah dan di lingkungan
masyarakat. Akan tetapi juga terlibat dalam tindak kekerasan baik antar personal
maupun secara massal. Bahkan kmerosotan akhlak, moral dan etika tersebut dapat
dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita saat ini.
Berdasarkan hal tersebut, inti pemikiran dari Harun Nasution yang menekankan pada
pentingnya aspek moral untuk ditanamkan kepada peserta didik relevan dalam
menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di era modern ini, dimana
fenomena kemerosotan akhlak semakin marak terjadi. Harun Nasution telah
mengembangkan berbagai progam yang secara keseluruhan diarahkan kepada upaya
mewujudkan tujuan tersebut, salah satunya yaitu dalam sistem pendidikan dan
pengajaran yang semula dititikberatkan pada hapalan, diganti menjadi sistem diskusi
dan seminar yang memungkinkan terjadinya dialog, menumbuhkan sikap kritis dan
terbuka terhadap berbagai pemikiran dan pendapat orang lain sehingga kebebasan
berpikir dan mengemukakan pendapat mahasiswa masih terus diterapkan hingga
sekarang.
Umat Islam, khususnya lingkungan IAIN, harus berani mempertanyakan tradisi pemikiran
Islam yang selama ini dianggap mapan dan mengadakan terobosan–terobosan agar
terhindar dari kesempitan berpikir. Pemikiran tentang pembaharuan pendidikan Islam
tersebut relevan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 sistem pendidikan
nasional pada BAB II Pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
berbunyi : “Pendidikan nasional memiliki fungsi dalam pengembangan kemampuan dan
pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”._ Prinsip penyelenggaraan pendidikan yang baik,
diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Gagasan Harun Nasution dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu karena tujuan utama
dari pendidikan Islam adalah pendidikan moral, maka metode yang sebaiknya dipakai
menurut Harun Naution ialah: pemberian contoh dan teladan, nasihat, tuntunan dalam
menyelesaikan persoalan, kerjasama dengan lingkungan, kerjasama dengan pendidik
lainnya, tanya jawab dalam hal intelektual. Pemikiran tentang prinsip penyelenggaraan
pendidikan tersebut relevan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 sistem
pendidikan nasional pada BAB III Pasal 4 tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan
nasional pada poin 1 dan 4 yang berbunyi: Penyelenggaraan pendidikan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Penyelenggaraan pendidikan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran._ Selain itu, terkait
dengan perlunya kerjasama dengan lingkungan rumah dan lingkungan pergaulan anak
didik dalam pembentukan moral. Hal tersebut relevan untuk diterapkan pada
pendidikan era modern saat ini bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
sebab bagaimanapun persoalan moral peserta didik semestinya tidak dilimpahkan
kepada pihak sekolah saja.
Keterpaduan dan kerjasama antara sekolah, keluarga, masyarakat harus terus
diupayakan demi tercapainya tujuan pendidikan moral. Pemikiran Harun Nasution
terkait tujuan dan kurikulum dalam pendidikan dimana materi pelajaran yang
ditekankan pada aspek moral diberikan secara berkesinambungan dari yang sederhana
di TK dan SD sampai kepada yang bersifat filosofis di PT, relevan untuk pendidikan di era
modern saat ini dimana dalam menerapkan suatu pendekatan pendidikan termasuk
dalam pembagian beban belajar haruslah memperhatikan aspek psikologi peserta didik
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan proses belajarnya.
Menurut Harun Nasution ada beberapa syarat-syarat yang perlu dipenuhi bagi pendidik
agama antar lain yaitu: menjadi teladan, menguasai ilmu pengetahuan, mempunyai
pengetahuan yang luas tentang agama selain pengetahuan yang menjadi jurusan,
mempunyai pengetahuan yang seimbang dengan pengetahuan siswa. Gagasan Harun
Nasution tentang kualifikasi tenaga pendidik tersebut berkaitan dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 sistem pendidikan nasional pada BAB XI Pasal
40 tentang kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan yang berbunyi : Menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;
Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan
Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya._ KESIMPULAN Harun Nasution dikenal
sebagai seorang intelektual muslim yang banyak memperhatikan pembaruan Islam
dalam arti yang seluas-luasnya yaitu mencakup seluruh aspek kehidupan umat Islam.
Menurutnya, Islam rasional adalah Islam yang tidak hanya mengandalkan pendapat
wahyu, tetapi juga mengikutsertakan peran akal pikiran dalam menjelaskan
ajaran-ajarannya sehingga dinamika di kalangan umat Islam dapat dihidupkan kembali
dengan menjauhkan faham tawakkal semata. Spirit teologi yang mengandung faham
dinamika dan kepercayaan kepada akal dalam batas-batas yang ditentukan wahyu harus
dihidupkan kembali, sehingga umat Islam mampu memfungsikan akalnya dengan
sebaik-baiknya dan termotivasi untuk banyak berusaha, yang berarti bahwa orientasi
keakhiratan harus diimbangi dengan orientasi keduniaan, sehingga umat Islam juga
mementingkan hidup kemasyarakatan dan berusaha mencapai kemajuan dalam bidang
kehidupan duniawi sebagaimana halnya dengan umat-umat lain yang unggul.
Inti pemikiran dari Harun Nasution yang menekankan pada pentingnya aspek moral
untuk ditanamkan kepada peserta didik relevan dalam menjawab
permasalahan-permasalahan yang terjadi di era modern ini dimana fenomena
kemerosotan akhlak semakin marak terjadi. Diantara relevansi pemikirannya yaitu: (1)
Harun Nasution adalah seorang tokoh pendidikan kenamaan Indonesia, tujuan
pendidikan agama menurut Harun Nasution yaitu seharusnya bukanlah sebatas
pengajaran-pengajaran pengetahuan agama dan praktik-praktik ibadah semata, akan
tetapi yang terpenting disamping hal tersebut adalah bagaimana membentuk peserta
didik menjadi seorang yang bermoral dan berakhlak mulia, (2) kurikulum pendidikan
hendaknya disusun dengan memperhatikan aspek moral, perkembangan dan
pertumbuhan proses berfikir peserta didik, (3) penggunaan metode pendidikan
hendaknya ditekankan pada penanaman pendidikan moral sehingga terbentuk moral
yang baik dalam diri anak disamping tersampaikannya materi, (4) pendidik sudah
seharusnya memiliki berbagai kompetensi dan senantiasa terus meningkatkan
kualitasnya, (5) peserta didik merupakan seorang manusia yang harus diasah semua
potensinya, baik jasmani, akal, dan yang terpenting kalbunya (hati/jiwa), pendidikan
agama seharusnya menghasilkan siswa atau mahasiswa yang berjiwa agama, bukan
sekedar berpengetahuan agama. DAFTAR PUSTAKA Amin Abdullah, and dkk. Pendidikan
Islam Dan Tantangan Globalisasi, Buah Pikiran Seputar?: Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial,
Dan Budaya.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2004. Firdaus, Sukma Umbara Tirta. “Pembaharuan
Pendidikan Islam Ala Harun Nasution (Sebuah Refleksi Akan Kerinduan ‘Keemasan
Islam’).” El-Furqania 5, no. 2 (2017). Harahap, Herlina. Pembaharuan Pendidikan Islam
Perspektif Harun Nasution. Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2016. Hermawan, Iwan.
Metodologi Penelitian Pendidikan?: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Mixed Methode.
Kuningan: Hidayatul Qur’an, 2019. Hidayat, Muhammad Husnol. “Harun Nasution Dan
Pembaharuan Pemikiran Pendidikan Islam.” Tadris 10, no. 1 (2015). Ibrahim. “Pemikiran
Islam Kontemporer (Studi Kritis Terhadap Pemikiran Harun Nasution).” Jurnal Aqidah-Ta
II, no. 2 (2016). Maragustam.
Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter. Yogyakarta: Pascasarjana FITK
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018. Nasution, Harun. Harun Nasuition, Islam Rasional?:
Gagasan Dan Pemikiran. Bandung: Mizan, 1996. ———. Pembaharuan Dalam Islam;
Sejarah Pemikiran Dan Gerakan. Jakarta: PT Bulan Bintang, 2003. Nurisman. Pemikiran
Filsafat Islam Harun Nasution: Pengembangan Pemikiran Islam Di Indonesia. Yogyakarta:
Teras, 2012. “Salinan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003,” n.d. Suwito, and
Fauzan. Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan. Bandung: Angkasa, 2003. Syadali,
Ahmad, and dkk. Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution.
Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1989. Syakur, Abdus. “Polemik Harun
Nasution-H.M. Rasjidi Dalam Falsafat Dan Teologi.” Jurnal Ilmu Ushuluddin 2, no. 4
(2015). Yanti, Depi. “Konsep Akal Dalam Perspektif Harun Nasution.” Intelektualita 6, no.
1 (2017).
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - http://aisteel2017.unimed.ac.id/kfz/pages/abstracts1.php
<1% -
https://www.editage.com/insights/how-to-write-the-literature-review-of-your-research-
paper
<1% - https://islamblogonline.blogspot.com/
<1% - http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t236/e0212
<1% -
https://oxfordre.com/education/view/10.1093/acrefore/9780190264093.001.0001/acrefo
re-9780190264093-e-226
<1% - https://tgc-documents.s3.amazonaws.com/themelios/37-1/Themelios37.1.pdf
<1% - https://terasfakta.blogspot.com/2008/03/masalah-masalah-pendidikan.html
<1% - http://repository.unpas.ac.id/28873/5/BAB%203.pdf
<1% - https://pesantrenciganjur.wordpress.com/tag/agama/
<1% - https://muhtarom84.blogspot.com/2009/10/pengertian-dan-latar-belakang.html
<1% -
https://imaderekiartawan97.blogspot.com/2016/10/makalah-perkembangan-peserta-di
dik-made.html
<1% - https://www.bimbingankonseling.web.id/feeds/posts/default
<1% -
https://id.123dok.com/document/y93gr9ly-transformasi-nilai-nilai-pendidikan-islam-dal
am-pembinaan-karakter-pada-madrasah-aliyah-al-ikhlas-ujung-kabupaten-bone.html
1% - https://devirochmaniyah.blogspot.com/2012/01/bank-syariah.html
<1% - https://onestopinfoblogger.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://taryanaustadz.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://sedaobagann.blogspot.com/2017/10/makalah-ayat-ayat-al-quran-tentang.html
<1% - https://mafiadoc.com/dr-m-quraish-shihabma_59c6d95f1723ddb47132978d.html
<1% -
https://abiavisha.blogspot.com/2013/03/perbandingan-aliran-iman-dan-kufur-akal.html
<1% - https://asepsulaemantea.wordpress.com/karya-tulis/
<1% -
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195504281988031-MAKHMUD_SYAFE%27I/
PENGARUH_TAYANGAN_PORNOGRAFI_DAN_PORNOAKSI_TERHADAP_RUNTUHNYA_BE
NTENG_MORAL_KELAUARGA.pdf
1% - http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/aqidah-ta/article/download/3438/3234
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/312974580_Hakikat_Pendidikan_Islam_di_Mad
rasah_di_Tinjau_dari_Manajemen_Pendidikan
<1% -
https://www.kompasiana.com/rinran/590561f89693734f3edc3851/sejarah-kebudayaan-i
slam-dari-masa-lalu-untuk-masa-sekarang-dan-masa-depan
<1% -
https://dokumen.site/download/fenomena-radikalisme-di-kalangan-anak-muda-a5b39f
10b8e27f
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/6912/3/CHAPTER%20II.pdf
<1% -
https://www.artikelmateri.com/2016/04/modernisasi-pengertian-ciri-syarat-dampak-con
toh.html
<1% - https://farchanbinadnan.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/6634/5/BAB%20IV.pdf
<1% -
https://www.scribd.com/document/369330370/02-Filsafat-Modern-Kontemporer-Dan-P
ostmodern
<1% - https://issuu.com/waspada/docs/waspada__selasa_19_oktober_2010
1% - https://mustari64.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://mashadistudent.blogspot.com/2011/08/eologi-kontemporer-harun-nasution-da
n.html
<1% - https://arifmulianasution.wordpress.com/2012/06/28/aaaaaaaa/
<1% -
https://kumpulanmakalahpraktis.blogspot.com/2013/01/sistem-pendidikan-di-belanda.h
tml
<1% - https://bumibebas.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
<1% -
https://lunayahasna.wordpress.com/2012/07/30/diskursus-pemikiran-politik-islam-di-ind
onesia-studi-pemikiran-m-natsir-dan-abdurrahman-wahid-tentang-relasi-islam-dan-neg
ara/
<1% - https://driwancybermuseum.wordpress.com/2012/page/13/
<1% -
http://rajatrepik.com/sahabat-novel-baswedan-pernah-dilarang-dokter-pulang-ke-indo
nesia/
<1% - https://aliminiaincirebon.blogspot.com/2013/
1% - https://kismawadi.blogspot.com/2011/11/
1% - https://muhamadqbl.blogspot.com/2011/05/
1% - https://stitattaqwa.blogspot.com/2011/07/diantara-pemikiran-harun-nasution.html
<1% - https://issuu.com/koranpagiwawasan/docs/wawasan_20131004
<1% - http://sulbar.fdi.or.id/wp-content/uploads/2018/03/nizar_181.pdf
<1% -
http://digilib.uin-suka.ac.id/11867/1/0.%20Laporan%20Penelitian%20BOPTN%202013%
20-%20Musa%20Asy%27arie.doc
1% -
https://watawasoubilhaqqi.blogspot.com/2017/11/pendekatan-islam-rasional-kajian-ata
s.html
<1% -
https://mardoto.com/2010/11/26/peranan-mahasiswa-dalam-menghadapi-kejahatan-lin
tas-negara-perusak-moral-generasi-muda/
<1% -
https://issuu.com/roesdiantoshaffansagarino/docs/muhammadiyah-ahmad_dahlan-fix_o
kkke
<1% - https://bukupidana.blogspot.com/2013/11/penologi.html
<1% - https://udhiexz.wordpress.com/page/10/
<1% -
https://makalahilmupendidikandanperpustakaan.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://sidigazalbafajar.blogspot.com/2016/09/spi-sejarah-peradaban-islam-tokoh-toko
h.html#!
<1% -
https://geladeri.com/2018/09/14/diskursus-teologi-rasional-dalam-perspektif-harun-nas
ution/
<1% -
https://manfaatputih.blogspot.com/2014/06/demokrasi-pemilu-dan-khilafah-bisakah.ht
ml
<1% - https://ksiamik.wordpress.com/2013/11/26/ada-pemurtadan-di-iain/
<1% - https://siapadankenapa.blogspot.com/2009/11/harun-nasution.html
<1% - https://www.slideshare.net/triwidodowutomo/sejarah-dan-masyarakat
<1% -
https://najmiaqilah.blogspot.com/2014/01/studi-kritis-terhadap-pemikiran-pemikir.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/116361569/Materi-Pokok-Kuliah-Agama
<1% -
https://bagusk1919.blogspot.com/2014/09/metodologi-studi-islam-reorientasi.html
<1% - https://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-pendekatan-filosofis.html
<1% -
https://e-masgalih.blogspot.com/2016/02/makalah-analisis-perkembangan-kognitif.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/y96xonly-126-027-pendan-materi-guru-kelas-sd.html
<1% - https://mubhar.wordpress.com/category/hadis/page/6/
<1% -
https://edoc.pub/mengenal-para-pemimpin-pascasarjana-directors-of-post-graduate-fa
culty-of-sunan-kalijaga-pdf-free.html
<1% -
https://davitandriansyah90.wordpress.com/2011/04/28/pemikiran-pendidikan-harun-nas
ution/
<1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/author/bagawanabiyasa/page/2/
<1% - https://buletin.muslim.or.id/kedudukan-akal-dalam-islam/
<1% - http://indowebmi.blogspot.co.id/feeds/posts/default
<1% - https://agamaislam-psikologi.blogspot.com/2014/10/sumber-ajaran-islam.html
<1% - https://dalamislam.com/info-islami/bahaya-penyakit-ain-dalam-islam
<1% -
https://sugengharnanto.blogspot.com/2015/10/best-prastice-sd-negeri-tambakroto.htm
l
<1% - https://suksespend.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://aliminiaincirebon.blogspot.com/2013/03/tokoh-tokoh-pendidikan-islam-dan_4.h
tml
<1% - https://afifatin.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://jkljklkkjlll.blogspot.com/2013/01/materi-mata-kuliah-profesi-kependidikan_9.htm
l
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/322098066_Peran_Guru_Dalam_Menanamkan
_Nilai_Kejujuran_Pada_Lembaga_Pendidikan
<1% -
https://nisaasriamalia.blogspot.com/2018/01/pengaruh-pendidikan-agama-islam.html
<1% -
https://harpagaulnyabios12.blogspot.com/2013/05/makalah-tentang-agama-islam.html
<1% - https://jokosiswanto77.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/8407/1/1500118034_Tesis.pdf
<1% -
https://anisah-bimbingan-konseling-4d.blogspot.com/2016/06/makalah-konseling-aga
ma.html
<1% - https://akudancermin.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
1% -
http://www.iai-agussalimmetro.ac.id/pemikiran-harun-nasution-tentang-pendidikan-di-
perguruan-tinggi-agama-islam/
<1% - https://karyaulama.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
1% - https://duniapendidikan.co.id/apa-itu-seminar/
<1% -
https://made82math.files.wordpress.com/2014/05/buku-ii-untuk-kelas-iv-untuk-in-dan-
gs-28-maret.docx
<1% - https://robidarmawan.blogspot.com/2010/10/makalah-kaidah-fiqih.html
<1% -
https://www.budisyaqier.com/cara-meningkatkan-kualitas-akhlak-yang-baik-dan-benar/
<1% -
https://anwary948.blogspot.com/2014/02/pengembngan-karir-dosen-pai-di-ptu.html
<1% - https://www.slideshare.net/khairunnisanazhifah/manusia-dan-agama-64874512
<1% - https://kebun-baca.blogspot.com/2010/08/
<1% - https://id.scribd.com/doc/38677243/Pendidikan-Moral-Menurut-Harun-Nasution
<1% -
https://ahmadnursanto98.blogspot.com/2013/01/menanamkan-kegemaran-shalat-pada
-anak_6872.html
<1% - http://abdul-rossi.blogspot.co.id/feeds/posts/default
<1% -
https://mafiadoc.com/pkn-mari-berdiskusi-tentang-siswa_5a24c3351723dd4e4fa9ee92.h
tml
<1% -
https://kamiluszaman.blogspot.com/2015/04/pendidikan-agama-islam-di-sekolah.html
<1% -
https://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2010/04/skripsi-upaya-guru-pendidikan-aga
ma.html
<1% - https://tp3civil.blogspot.com/2014/01/10-prinsip-dasar-kehidupan.html
<1% - https://hisyamnur.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated&m=1
<1% -
https://cabulocabulo27.blogspot.com/2017/11/hakikat-psikologi-tujuan-dan-manfaat.ht
ml
<1% -
https://drhmiftahulhudamag.blogspot.com/2009/04/bank-data-artikel-7.html?m=1
<1% -
https://abdurrozaqmuhammad.blogspot.com/2018/01/keterkaitan-konsep-agama-deng
an.html
<1% - https://sapriadi0812.blogspot.com/2013/06/manusia-dan-agama.html#!
<1% - https://akulb.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://www.kompasiana.com/alfaqirziaulhaq/552a51f8f17e61ca79d623a8/panggil-saya-
ustadz-memahami-istilah-ulama-habib-kiai-dan-ustadz
<1% - https://gherynatongga.blogspot.com/2012/04/makalah-globalisasi.html
1% -
https://maragustamsiregar.wordpress.com/2014/02/25/mengukir-manusia-berkarakter-k
uat-positif-dalam-menghadapi-budaya-arus-global-perspektif-filsafat-pendidikan-islam/
<1% -
https://ponpesnuruliman.blogspot.com/2016/03/kumpulan-ceramah-islam-terbaru.html
<1% -
https://mgmppenjasgresik.wordpress.com/2015/06/22/dasar-dasar-pendidikan-jasmani/
<1% - http://eprints.stainkudus.ac.id/852/6/FILE%206.pdf
<1% - https://downloadjurnal.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://henisulasmini.blogspot.com/2015/11/makalah-islam-dan-tantangan-modernitas.
html
<1% -
https://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com/2010/02/27/mencari-titik-temu-pemikira
n-harun-nasution-dan-daud-rasyid-tentang-sunnah/
<1% - https://profilguruideal.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://awaythelover.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://issuu.com/ahmadmakki/docs/jurnal_lorong_vol_3__no._1_november
<1% - https://blognyapendidikan.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://www.kompasiana.com/hikmatirham/597895f17460f045e527ac02/kasus-pelangga
ran-ham-di-kalangan-pelajar
<1% - https://filsafatindonesia1001.wordpress.com/category/uncategorized/page/9/
<1% - https://uduyyalasadyy.wordpress.com/2015/01/24/teori-paikem/
<1% -
https://caridokumen.com/download/buku-panduansekolah-aswajafull-version-_5a448b1
3b7d7bc790a9c31e4_pdf
<1% -
https://diahratnaoktivina.blogspot.com/2014/11/wawasan-sistem-pendidikan-nasional.h
tml
<1% -
https://babehmardiadi.blogspot.com/2013/02/pendidikan-budaya-dan-karakter-bangsa.
html
<1% -
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/25/tujuan-pendidikan-yang-penting-untuk-diketah
ui
<1% -
https://sarilelyr.blogspot.com/2014/06/metode-pembelajaran-ceramah-tanya-jawab_16.
html
<1% -
https://7airoel.wordpress.com/2010/10/01/peraturan-pemerintah-nomor-19-tahun-200
5-tentang-standar-nasional-pendidikan/
1% - https://www.anekamakalah.com/2012/06/pendidikan-yang-demokratis.html
<1% -
https://www.jogloabang.com/pendidikan/uu-20-2003-sistem-pendidikan-nasional
<1% - https://duniapendidikan.co.id/nilai-kekeluargaan/
<1% -
https://zombiedoc.com/pendidikan-kewarganegaraand217126ffe0ab2f273652c0b78163
b1a80062.html
<1% -
https://mafiadoc.com/kerjasama-sekolah-dan-masyarakat-dalam-_59dd87f51723dd6e07
5e9cdc.html
<1% - https://makalahtentang.wordpress.com/category/kurikulum/page/4/
<1% -
https://ilmpupendidikan1c.blogspot.com/2013/12/peran-dan-fungsi-pendidikan-non-fo
rmal.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/547/6/1.%20Awal.pdf
<1% - https://akusuhendar.wordpress.com/2011/04/page/2/
1% -
https://usd.ac.id/lembaga/lpmai/wp-content/uploads/2019/06/Manual-Mutu-SDM.pdf
<1% - https://almanhaj.or.id/2902-bab-bejana-bejana-12-17.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/y8k42k0y-sejarah-pemikiran-dan-peradaban-islam-da.
html
<1% - https://id.scribd.com/doc/57189518/Para-Mad-in-A
<1% - http://risalahpress.com/komparasi-pembaharuan-tasawuf-hamka-dan-said-nursi/
<1% -
https://ciptaniagamandiri.blogspot.com/2014/08/konsep-kurikulum-pendidikan-islam.ht
ml
<1% -
https://lpmpkaltim.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/06/19-Juni-2017.pdf
<1% -
https://mafiadoc.com/proceeding-seminar-nasional-wordpresscom_59be4dce1723dd47
28d11d48.html
<1% - https://ajisetiawanst.blogspot.com/2015/10/jejaring-ulama-nusantara.html
<1% - https://islamuna-adib.blogspot.com/2010/03/
<1% - http://digilib.uin-suka.ac.id/view/doctype/thesis.html
<1% - https://studis2farmasi2a2016kel5.wordpress.com/2016/05/page/5/
<1% - https://zullihi.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
1% -
https://www.bola.com/indonesia/read/2922327/hasil-dan-klasemen-liga-1-2017-3-tim-r
aih-hasil-sempurna