PENETAPAN REALITAS OBJEKTIF MELALUI MODIFIKASI ...

207
PENETAPAN REALITAS OBJEKTIF MELALUI MODIFIKASI PROGRAM SIARAN SERAMBI ISLAMI DI TVRI JAKARTA Skripsi (Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memperoleh Gelar Strata 1 Sarjana Sosial (S.Sos)) DISUSUN OLEH : DHIVA NUR AINAYA 11170510000279 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022

Transcript of PENETAPAN REALITAS OBJEKTIF MELALUI MODIFIKASI ...

PENETAPAN REALITAS OBJEKTIF MELALUI

MODIFIKASI PROGRAM SIARAN SERAMBI

ISLAMI DI TVRI JAKARTA

Skripsi

(Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

Memperoleh Gelar Strata 1 Sarjana Sosial (S.Sos))

DISUSUN OLEH :

DHIVA NUR AINAYA

11170510000279

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2022

i

ABSTRAK

Dhiva Nur Ainaya

Penetapan Realitas Objektif Melalui Modifikasi Program

Siaran Serambi Islami Di TVRI Jakarta

Televisi sebagai media dakwah mengalami kemajuan

dalam berbagai hal diantaranya dari teknik atau metode

dakwahnya serta media dakwah yang sangat variatif dan menarik

perhatian masyarakat. Dakwah melalui televisi dapat dilakukan

dengan cara baik, dalam bentuk ceramah, sandiwara, fragmen

ataupun drama. Konstruksi media massa pada realitas objektif

menjadi menarik karena adanya modifikasi pada program

Serambi Islami. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah Konstruksi

Sosial Media Massa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penetapan

Realitas Objektif Melalui Modifikasi Program Siaran Serambi

Islami. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

fenomena sosial atau suatu peristiwa. Penelitian kualitatif

berusaha memecahkan masalah yang ada berdasarkan data-data

dan menganalisa. Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan

dokumentasi.

Hasil penelitian mengenai Penetapan Realitas Objektif

Melalui Modifikasi Program Siaran Serambi Islami Di TVRI

Jakarta ialah terdapat empat kesimpulan. Pertama, Modifikasi

terhadap tim produksi atau struktur program Serambi Islami.

Kedua, modifikasi terhadap pesan program Serambi Islami.

Ketiga, modifikasi terhadap format program Serambi Islami.

Keempat, modifikasi terhadap pemirsa program Serambi Islami.

Kata Kunci: Realitas Objektif, Modifikasi, Serambi Islami, Media

Sosial, TVRI Jakarta

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat,

taufiq, kasih sayang serta memberikan berkah kepada seluruh

hamba-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan

umatnya dari kegelapan dunia ke zaman perdaban ilmu

pengetahuan. Berkat rahmat, hidayah dan karunia dari Allah

SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Penepatan Realitas Objektif Melalui Modifikasi

Program Siaran Serambi Islami Di TVRI Jakarta”.

Penulis bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas akhir

dalam jenjang Pendidikan Strata 1 (S1), meskipun banyak

kendala-kendala di tengah jalan yang terkadang menjadi

penghambat, tetapi semua ini penulis jadikan pembelajaran dan

pengalaman yang sangat berharga. Serta penulis tidak lupa

meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat

kekurangan, karena penulis menyadari masih jauh dari

kesempurnaan.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak

lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

iii

1. Prof. Dr. Amany B. Lubis, M.A., Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW. MSW.,

Wakil Dekan I Bidang Akademik. Dr. Sihabudin Noor,

M.Ag., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum. Dr.

Cecep Castrawijaya, M.A., Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si., Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, serta Dr. Edi Amin, M.A., sebagai

Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Serta

seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Prof. Gun Gun Haryanto., Dosen Pembimbing Akademik

mahasiswa KPI E angkatan 2017.

5. Dr. Armawati Arbi, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah membimbing memberikan arahan dan masukan

dalam penelitian ini. Semoga senantiasa dalam

keberkahan Allah SWT.

6. Bu Ni Kadek, sebagai Produser Serambi Islami, Pak

Bambang sebagai staff TVRI, Pak Dudung sebagai staff

produksi siaran TVRI, Pak Topan sebagai staff IT TVRI,

yang telah meluangkan waktunya untu membantu

memberikan informasi data-data dalam penelitian ini.

7. Paling utama untuk kedua orang tua, Almarhum

Ayahanda tercinta Muhammad Nur yang selalu menjadi

iv

teman cerita dan memberikan pelajaran hidup yang paling

berarti untuk terus berjuang dalam menghadapi segala

permasalahan hidup, dan Mamah tersayang Neneng Diana

yang selalu memberikan dukungan penuh, semangat dan

do‟a yang tiada henti untuk penulis. Serta adik kandung

Farandika Nur Aditia yang memberikan dukungan dan

warna dalam hidup penulis.

8. Keluarga besar RW Ridi, Kakek, Nenek, Om, Tante, dan

semua sepupu-sepupu yang selalu memberikan dukungan

dan semangat selama penulis mengerjakan skripsi.

9. Sahabat dan teman-teman yang telah menemani dan

memberikan dukungan serta dapat menghibur dan

menjadi teman cerita dikala pusing dan kesedihan datang:

Ita Rahayu, Khalwa Fauziah, Bunga Bella Diena, Ely

Kusmawati, Viana Fatma Anasari, Annisa Nur Sintia, dan

Pitri Amalia.

10. Seluruh teman-teman KPI E angkatan 2017 yang telah

memberikan warna pada masa perkuliahan.

11. Teman-teman SKETSA yang banyak memberikan

pengalaman organisasi dan memberikan dukungan kepada

penulis.

12. Kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberika

dukungan untuk penelitian ini yang tidak dapat disebutkan

satu per satu. Namun, tidak mengurangi rasa terimakasih

penulis kepada kalian.

v

Demikan ucapan terimakasih yang dapat penulis ucapkan.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan serta memberikan

keberkahan. Dengan segala kekurangan yang terdapat dalam

skripsi ini, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca terutama penulis dalam bidang

akademik maupun praktis.

Tangerang, 10 Februari 2022

Dhiva Nur Ainaya

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 14

C. Batasan Masalah................................................................... 15

D. Rumusan Masalah ................................................................ 15

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 15

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 16

G. Metodologi Penelitian .......................................................... 16

H. Kajian Pustaka ...................................................................... 22

I. Sistematika Penulisan .......................................................... 24

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................... 26

A. Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial .......... 26

1. Tahap Konstruksi Sosial Media Massa .......................... 32

2. Realitas Media ................................................................ 37

B. Menetapkan Realitas Objektif Pada Program Siaran ........... 41

C. Perubahan Karakter Program Bertahap Atau Identitas ........ 47

vii

BAB III GAMBARAN UMUM TVRI DAN

SERAMBI ISLAMI ......................................................................... 50

A. Televisi Republik Indonesia ................................................. 50

1. Sejarah Televisi Republik Indonesia (TVRI) ................. 50

2. Struktur Organisasi TVRI .............................................. 56

3. Visi dan Misi TVRI ........................................................ 58

4. Perubahan Logo TVRI ................................................... 59

5. Logo TVRI ..................................................................... 62

6. Program Acara TVRI ..................................................... 65

7. Sosial Media TVRI ........................................................ 74

B. Profil Program Serambi Islami ............................................ 77

C. Struktur Serambi Islami ....................................................... 80

D. TVRI Bekerja Sama Dengan Lembaga ............................... 80

BAB IV PENETAPAN MODIFIKASI PROGRAM SERAMBI

ISLAMI PADA TAHUN 2018-2021 ............................................... 82

A. Modifikasi Terhadap Struktur Program

Serambi Islami ..................................................................... 82

B. Modifikasi Terhadap Pesan Program

Serambi Islami ..................................................................... 91

1. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2018 .................. 92

2. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2019 .................. 95

3. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2020 .................. 97

4. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2021 .................. 100

viii

C. Modifikasi Terhadap Format Program Serambi Islami ....... 110

1. Format Program Serambi Islami Tahun 2018 ................ 110

2. Format Program Serambi Islami Tahun 2019 ................ 113

3. Format Program Serambi Islami Tahun 2020 ................ 114

4. Format Program Serambi Islami Tahun 2021 ................ 117

D. Modifikasi Terhadap Pemirsa Program Serambi Islami ...... 129

1. Pemirsa Tahun 2018 ....................................................... 129

2. Pemirsa Tahun 2019 ....................................................... 131

3. Pemirsa Tahun 2020 ....................................................... 133

4. Pemirsa Tahun 2021 ....................................................... 134

E. Beberapa Komentar Pemirsa Serambi Islami di Youtube

Chanel TVRI Nasional ……………………………….136

BAB V PEMBAHASAN ................................................................. 140

A. Perubahan TVRI Dan Program Siaran Serambi Islami........ 140

B. Perubahan Pesan Dakwah Program Siaran Serambi Islami . 149

C. Perubahan Format Program Siaran Serambi Islami ............. 160

D. Perubahan Penonton Program Siaran Serambi Islami ......... 165

BAB VI PENUTUP ......................................................................... 170

A. Kesimpulan .......................................................................... 170

B. Saran ..................................................................................... 174

DAFTRA PUSTAKA ...................................................................... 175

LAMPIRAN ..................................................................................... 184

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Konstruksi Sosial Media Massa ....................... 32

Gambar 2.2 Kerangka Teori Konstruksi Sosial Media Massa Atas

Realitas Sosial ................................................................................. 46

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dewan Direksi LPP TVRI .......... 56

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dewan Pengawas LPP TVRI ...... 56

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Direktorat Program dan Berita .... 57

Gambar 3.4 Logo TVRI Saat Ini ..................................................... 62

Gambar 3.5 Logo Serambi Islami ................................................... 80

Gambar 4.1 Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih ................... 130

Gambar 4.2 Majelis Ta‟lim Nurul Hikmah .................................... 130

Gambar 4.3 Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi .... 131

Gambar 4.4 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta ....................................................................... 131

Gambar 4.5 Majelis Ta‟lim Baitul Rahim Jayanti Tangerang ........ 132

Gambar 4.6 Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi ... 133

Gambar 4.7 Bintang Tamu Cholidi Asadil Alam............................ 133

Gambar 4.8 Majelis Ta‟lim At-Taubah dan Nurul Khoir ............... 134

Gambar 4.9 Komentar 13 Desember 2018 Youtube TVRI............. 136

x

Gambar 4.10 Komentar 7 Februari 2019 Youtube TVRI .............. 137

Gambar 4.11 Komentar 20 Juni 2020 Youtube TVRI ................... 137

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perubahan Logo TVRI Dari Masa Ke Masa ................... 59

Tabel 3.2 Program Acara TVRI ...................................................... 65

Tabel 3.3 Sosial Media TVRI ......................................................... 74

Tabel 3.4 Struktur Serambi Islami .................................................. 80

Tabel 3.5 Lembaga Yang Bekerja Sama Dengan TVRI ................. 80

Tabel 4.1 Modifikasi Terhadap Source Serambi Islami ................. 88

Tabel 4.2 Modifikasi Terhadap Pesan Serambi Islami .................. 104

Tabel 4.3 Modifikasi Terhadap Pesan Serambi Islami ................... 119

Tabel 4.4 Komentar Netizen di Youtube TVRI ............................. 137

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi merupakan media massa yang sangat

popular di tengah masyarakat, hampir di setiap tempat-

tempat umum seperti kantor, rumah, kamar, bahkan

berada di mobil. Televisi pada saat ini telah menjadi

bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, oleh

karena itu setiap berita atau informasi yang disampaikan

melalui media televisi akan sangat mudah sampai ke

tengah kalangan masyarakat. Penyampaian isi atau pesan

seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara

dan sebagainya) dengan komunikan (pemirsa). Informasi

yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas

terdengar secara audio dan terliat jelas secara visual.1

Televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi

dapat menjadi candu, memberikan ide tentang bagaimana

kita ingin menjalani hidup ini. Singkatnya televisi mampu

memasuki relung kehidupan kita lebih dari yang lain.2

Dunia pertelevisian di Indonesia mengalami

perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun

belakangan ini. Pada tahun 1962 munculah televisi

1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media

Massa Televisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet.Ke-1 2 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Ramdina

Prakarya, 2005), hal 1

2

pemerintah yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI)

yang melakukan siaran percobaan dari halaman Istana

Merdeka. Kemudian diterbitkan Kepmenpen RI No.

190A/Kep/Menpen/1987 tentang Siaran Saluran

Terbatas/SSTVRI, yang memberi peluang kepada pihak

swasta nasional untuk menyelenggarakan siaran televisi

swasta di Indonesia. Dengan terbitnya Kepmenpen

tersebut, Departemen Penerangan Direktorat Jenderal

RTF menerbitkan izin prinsip pendirian Stasiun Penyiaran

Televisi Swasta masing-masing kepada PT Rajawali Citra

Televisi Indonesia (RCTI) di Jakarta tahun 1987, PT

Surya Citra Televisi (SCTV) di Surabaya tahun 1989, PT

Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) Di Jakarta

tahun 1990, PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) di

Jakarta tahun 1993, PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar)

di Jakarta tahun 1993.3 Sejak era reformasi bergulir,

televisi swasta pun semakin bermunculan seperti Metro

TV, Transformasi Televisi (TransTV), Trans 7, Lativi

yang sekarang menjadi TVOne serta Global TV yang kini

menjadi GTV.4

Televisi merupakan medium terfavorit bagi para

pemasang iklan, karena itu mampu menarik investor

untuk membangun industry televisi. Kini penonton

3 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hal. 30 4 Usman Ks, Television News Reporting and Writing Panduan Praktis

Menjadi Jurnalis Televisi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hal.1

3

televisi Indonesia memiliki banyak pilihan dalam

menikmati berbagai program acara televisi. Media televisi

merupakan industry yang padat modal, padat teknologi,

dan padat sumber daya manusia.5 Di antara

keanekaragaman acara televisi ada yang bersifat

infotainment, seperti program acara agama, siaran berita

dan sebagainya. Serta adapula televisi yang bersifat

entertainment seperti musik, film, kuis dan sebagainya.

Televisi sebagai media dakwah mengalami

kemajuan dalam berbagai hal diantaranya dari Teknik

atau metode dakwahnya serta media dakwah yang sangat

variative dan menarik perhatian masyarakat. Dakwah

melalui televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam

bentuk ceramah, sandiwara, pragmen ataupun drama.

Program-program televisi bisa disajikan dengan

memperhatikan keurgenan nilai-nilai Islami di dalam

masyarakat. Akan tetapi tentu saja, program-program

tersebut tidak boleh kehilangan fungsi-fungsinya hanya

dengan karena dibumbui nilai-nilai yang Islami.6

Terdapat ayat Al-Qur‟an yang membicarakan

tentang teknis berkomunikasi secara umum, sebagian

5 Morisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Pranadamedia

Group, 2010), Cet. Ke-2, hal.3 6 Nurliana, “Televisi Sebagai Media Dakwah Islam Dalam Kehidupan

Masyarakat Indonesia” Jurnal Peurawi Media Kajian Komunikasi Islam,

Volume 13 No. 1, (Aceh: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih

Takengon Aceh Tengah, 2020), hal. 121

4

diantaranya merupakan berkenaan langsung dengan

materi komunikasi media massa terutama televisi. Ayat

tersebut dapat dijadikan sebagai azas komunikasi televisi

dalam upaya untuk menyiarkan pesan-pesan Islam.

Dalam firman-Nya Al-Qur‟an Surah An Nahl ayat

125 tentang mengajak umat-Nya ke jalan Allah dengan

cara yang baik :

ادع الى سبيل ربك بالحكمة والمىعظة الحسنة

اعلم بمه ضل عه وجادلهم بالتي هي احسه ان ربك هى

سبيله وهى اعلم بالمهتديه

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu

dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah

mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang

mendapat petunjuk.” (An Nahl/16: 125)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa dakwah

adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dngan cara

bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat yang baik

pula. Sesungguhnya Allah mengetahui dan memahami

orang yang membuat kebaikan. Seorang pendakwah tidak

akan mengharapkan imbalan sama manusia, namun ia

akan mencari ridho Allah. Demikian juga Allah akan

memahami orang-orang yang tersesat dan orang yang

berdakwah bukan dengan ridha Allah. Dakwah melalui

5

televisi seorang pemirsa dapat mengikuti dakwah seakan

ia berhadapan dan berkomunikasi di hadapan seorang dai.

Televisi pemerintah yaitu Televisi Republik

Indonesia (TVRI) pertama kali melangsungkan siaran

dengan acara tunggal Peringatan HUT XVII Proklamasi

RI di halaman Istana Merdeka. TVRI berdiri pada tanggal

24 Agustus 1962 dan bertugas untuk mengemban tugas

sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa. Seiring

berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi kini

TVRI mengudara di seluruh wilayah Indonesia dengan

system siaran analog dan siaran digital. TVRI

menjalankan 3 saluran televisi berskala nasional (dengan

2 diantaranya hanya bersiaran digital) dan 30 stasiun

televisi daerah serta didukung 361 stasiun televisi.

Sebagai entitas televisi pertama, TVRI telah melalui

perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam

penrjuangan dan perjalanan kehidupan masyarakat

Indonesia.

TVRI sebagai media publik yang didirikan oleh

Pemerintah bersifat independent, netral, tidak komersil

dan bertujuan untuk memberikan layanan terhadap

masyarakat. Tagline TVRI ialah “Media Pemersatu

Bangsa” TVRI adalah media penyiaran public dengan

peran sebagai pemersatu bangsa Indonesia, yang akan

menampilkan konten-konten positif TVRI ke kancah

6

Internasional. Dengan makna di dalamnya diharapkan

TVRI dapat diakui baik nasional maupun internasional

dan sebagai media yang menyatukan bangsa Indonesia

yang Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut juga telah

diwujudkan dengan tresebarnya Stasiun Penyiaran Daerah

diseluruh Indonesia.7 Saat ini TVRI mempunyai beberapa

kategori program seperti Pendidikan, Hiburan, Olahraga,

Budaya, Religi, dan Informasi. Terdapat beberapa

program religi di TVRI seperti Jejak Islam, Mimbar

Agama, Satukan Shaf Indonesia, dan Serambi Islami.

Berdasarkan observasi pada tanggal 12 April 2021

di bulan Ramadhan. Episode bulan tersebut bertemakan

Marhaban Ya Ramadhan dengan pembawa acara bernama

Raka Khusnul dan Ustad KH. Agus Dermawan juga ada

bintang tamu yaitu Aiman Ricky, juga membahas Surat

Al-Baqarah ayat 143-148. Segmen 1 host

memperkenalkan Ustad, bintang tamu, menyebutkan tema

dan mempersilahkan qari untuk membacakan surat trekait

dengan tema. Kemudian segmen 2-3 Ustad memaparkan

materi mengenai bulan ramdahan, dimana Allah SWT

telah mewajibkan hambanya untuk berpuasa di bulan

Ramadhan. Kemudian menjelaskan bulan Ramadhan

sebagai pemimpin bulan karena di dalam bulan Ramadhan

ada nuzulul qur‟an dan di dalamnya ada lailatul qadar

7 Website TVRI, tvri.go.id

7

yaitu lebih baik dari seribu bulan. Segmen 4 - 7 ada sesi

interaktif tanya jawab dari bintang tamu, host, qari dan

juga homeband. Ustad menjawan pertanyaan belandaskan

dengan qur‟an surat Al-Baqarah ayat 143 – 148, surat An-

Nahl ayat 178, berlandaskan hadist, firman Allah SWT,

dan kisah Rasulullah SAW. Kemudian segmen 8

kesimpulan dari bintang tamu, dari qari, dan yang

terpenting kesimpulan dari Kiyai Haji Agus Dermawan,

dan ditutup dengan do‟a. Pada bulan April ini belum ada

jama‟ah di studio dan belum ada pertanyaan dari pemirsa

di rumah. Namun ada tambahan homeband sebagai

pengisi suara.8

Observasi kedua dilakukan pada tanggal 20

Agustus 2021. Episode kali ini mengangkat tema Wanita

Yang Dirindukan Surga dengan landasan Surat Ali-Imran

ayat 45-47 tentang Maryam yang dibacakan oleh

Mahfudzul Khuluqi sebagai qari. Dengan pembawa acara

bernama Hafidz Salim dan mengundang Ustad DR. H.

Muchlis M. Hanafi, MA sebagai direktur Pusat Studi

Qur‟an Jakarta, ada juga bintang tamu yaitu Lili Musfirah

Nurlaili MA sebagai Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Segmen 1

pembukaan yaitu perkenalan Ustad, bintang tamu,

jama‟ah di studio yaitu Majelis Ta‟lim Al-Mukhtahdin

8 Observasi, Serambi Islami, Marhaban Ya Ramadhan, 12 April 2021

8

Jakarta Barat, dan pembacaan ayat suci Al-Qur‟an oleh

qari. Ada sedikit pemaparan dari Ustad mengenai surat

Ali Imran ayat 45-47. Segmen 2 – 3 masih pemaparan

materi dari Ustad dan bintang tamu mengenai tema.

Segmen 4 ada sesi tanya jawab dengan jamaah di studio.

Segmen 5 sesi tanya jawab dengan pemirsa dirumah

melalui video dan segmen 6 sesi tanya jawab dengan

pemirsa dirumah melalui media sosial Whatsapp. Segmen

7 kembali sesi tanya jawab dengan jama‟ah di studio dan

juga qari. Segmen 8 yaitu kesimpulan dari bintang tamu

dan juga Ustad Dr. H. Muchlis M. Hanafi MA, ditutup

dengan do‟a bersama. Pada observasi ke dua ini bulan

Agustus sudah ada jama‟ah di studio dan pertanyaan dari

pemirsa dirumah. Jadi tidak hanya jama‟ah di studio saja

yang bisa bertanya tetapi sekarang pemirsa dirumah juga

sudah bisa.9

Dalam penelitian produksi, peneliti mengamati

proses produksi ; (1) Kebijakan media dalam penerapan

segmen sebuah program harus mengikuti peraturan, jika

program tersebut berdurasi 30 menit maka terbagi

menjadi 4 segment, jika 60 menit terbagi menjadi 6

segmen dan jika 90 menit maka terbagi menjadi 8

segmen. Ada atau tidaknya iklan harus tetap pakai

peraturan tersebut. (2) Dalam mencari ide, fakta, dan

9 Observasi, Serambi Islami, Wanita Yang Dirindukan Surga, 20

Agustus 2021

9

referensi tim produksi melakukannya bersama-sama.

Tema yang di angkat setiap harinya adalah hasil

pemikiran tim dan produser, walau terkadang tim juga

bertanya kepada ustad atau ustadzah terkait tema yang

akan dibawakan. Begitu juga untuk surat Al-Qur‟an, tim

menentukan surat yang akan dibacakan oleh qari tetapi

terkadang ustad atau ustadzah juga ikut menentukan. Hal

ini dilakukan agar Ustad atau Ustadzah merasa nyaman

pada saat membawakan materi. Dan jika ada event

tertentu tim produksi akan mengajukan tema kepada

narasumber yaitu Ustad atau Ustadzah dalam

membawakan materi.

(3) Pola siaran setiap segmen, Program Serambi

Islami dibagi menjadi 8 segment. Segment Pertama, pada

segment ini seorang Qari melantunkan ayat suci Al-

Qur‟an sesuai dengan tema yang akan dibahas. Lalu

pembawa acara memperkenalkan narasumber dan juga

bintang tamu, sekaligus menyampaikan tema pada

episode hari itu. Kemudian pembawa acara

mempersilahkan narasumber yaitu seorang Ustad atau

Ustadzah untuk memaparkan sedikit materi mengenai

tema dan makna dari ayat suci Al-Qur‟an yang

dilantunkan oleh Qari. Segment Kedua, pembawa acara

melanjutkan menanyakan pendapat bintang tamu

mengenai pembahasan tema di dalam kehidupan sehari-

10

hari. Kemudian bintang tamu pun memaparkan sesuai

dengan pendapat dan pemikirannya. Lalu dilanjutkan

kembali kepada Ustad atau Ustadzah untuk memaparkan

materi-materi dakwah mengenai makna dari tema dan

ayat suci Al-Qur‟an. Data – data yang disampaikan

mengacu pada Al-qur‟an, Hadist, perkataan Rasul dan

Firman Allah SWT. Segment Ketiga dan Keempat yaitu

masih memaparkan materi – materi mengenai tema.

Segmen Kelima – Ketujuh sesi interaktif tanya jawab

dengan audience dan bintang tamu kepada narasumber

yaitu Ustad atau Ustadzah. Segment Kedelapan yaitu

segment kesimpulan dimana narasumber menyimpulkan

semua materi yang dipaparkan tadi dengan singkat dan

penuh makna. Kemudian pembawa acara juga

memberikan kesimpulan dari episode tersebut, dan di

tutup dengan do‟a dari Ustad atau Ustadzah.

(4) Tim produksi mengelola rekaman tapping,

dalam mengelola rekaman tapping pra produksi yang

dilakukan yaitu membuat jadwal terlebih dahulu untuk

menentukan tim produksi atau kerabat kerja, kemudian

menentukan materi, tema, dan juga mempersiapkan

rundown. Masuk ke produksi, yaitu proses syuting atau

rekaman pada hari itu. Setelah produksi, ada pasca

produksi yaitu melakukan editing, pemaduan agar sesuai

dengan durasi. Proses editing kurang lebih dilakukan

11

selama 2 hari, dan untuk penayangannya tidak menentu

bisa berjarak 2 minggu setelah rekaman.

(5) Tim produksi mengemas program Serambi

Islami. Pada tahun 2018 hanya ada 6 segmen karena

berdurasi 60 menit. Tidak ada bintang tamu hanya ada

narasumber yaitu Ustad atau Ustdzah, kemudian terdapat

3 jama‟ah di studio yaiu dari dua majelis dan mahasiswa.

Hanya ada pertanyaan dari jama‟ah di studio saja. Lalu

para jama‟ah diperintahkan oleh Ustad untuk bergantian

membaca ayat suci Al-Qur‟an sebagai landasan di saat

Ustad menyampaikan materi atau menjawab pertanyaan

dari jama‟ah. Tahun 2019 cara mengemas program masih

sama, namun ada siswa pesantren yang menjadi jama‟ah

di studio. Kemudian di tahun 2020 cara pengemasannya

berbeda, di tahun ini ada 8 segmen dengan durasi

bertambah menjadi 90 menit. Sudah ada bintang tamu

namun tidak ada jama‟ah di studio, dan tidak ada juga

pertanyaan hanya berdialog saja dengan host dan juga

bintang tamu. Pemaparan materi yang disampaikan ustad

tidak selalu membaca ayat suci Al-Qur‟an seperti di tahun

2018 dan 2019 namun tetap berlandaskan Al-Qur‟an.

Selanjutnya di tahun 2021 tidak terlalu berbeda dari tahun

2020, namun pada tahun ini terdapat homeband di studio.

Di beberapa segment homeband menyanyikan lagu

sebagai penghibur, lalu ada backsound dari homeband

12

setiap iklan. Di tahun ini juga sudah ada petanyaan dari

pemirsa di rumah melalui media sosial yang dibacakan

oleh host.

(6) Tim produksi menetapkan modifikasi terhadap

SMCR. Source yaitu penyiar, narasumber atau ustad, tim

produksi. Pada penyiar dan Ustad tidak ada perubahan

dari tahun 2018 – 2021, hanya berbeda setiap hari karena

sudah ditentukan setiap harinya. Ustad yang dihadirkan

dari semua kalangan umat Islam. Untuk tim produksi juga

masih sama belum ada perubahan, namun terkadang floor

director suka bergantian kalau produser masih sama

sampai saat ini. Message yaitu pesan, pada pesan yang

disampaikan oleh Ustad atau Ustadzah tidak ada

perubahan. Semua pesan yang disampaikan berlandaskan

Al-Qur‟an dan juga hadist dan fokus terhadap tema yang

sudah di tentukan. Kemudian pesan nya tidak memihak

kepada satu kalangan mana pun karena Serambi Islami

dibawah naungan media public yang netral dan

independent. Channel yaitu format atau metode siaran.

Format yang di gunakan yaitu dialog kepada host, bintang

tamu dan juga jama‟ah. Namun di tahun 2020 dan 2021

tidak ada jama‟ah jadi hanya berdialog dengan host dan

bintang tamu saja. Tetapi di tahun 2021 ada format yang

berbeda yaitu adanya pertanyaan dari pemirsa di rumah

melaui video atau sosial media. Kemudian pada metode

13

membaca Al-Qur‟an terhadap jama‟ah hanya diterapkan

pada Ustad tertentu saja karena setiap Ustad punya

metodenya masing-masing. Receiver yaitu pemirsa atau

jama‟ah. Jama‟ah Serambi Islami berasal dari semua

kalangan mulai dari siswa pesantren, mahasiswa, majelis

ta‟lim ibu-ibu, dan bapak-bapak. Namun di tahun 2021

hanya majelis ta‟lim ibu-ibu saja yang datang ke studio,

untuk siswa pesantren dan mahasiswa kesulitan untuk

datang ke studio karena keterbatasan waktu.

Program Serambi Islami tayang setiap hari pada

pukul 04.30 – 06.00 WIB. Peneliti memelih program

Serambi Islami karena program unggulan dari TVRI,

program ini mempunyai tagline “Mutiara Hati”. Program

ini memberikan Pendidikan Islami kepada pemirsanya,

program tersebut dipandu oleh seorang host dan

narasumber. Tema yang diangkat di setiap episodenya

adalah hasil dari pemikiran tim dan produser, namun

terkadang mengangkat hal yang sedang viral atau juga

hari besar pada tanggal ditayangkan.

Acara Serambi Islami terdiri dari 8 segment yang

diawali dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-

Qur‟an atau dalil. Kemudian segmen 2-4 penyampaian

materi oleh narasumber, penyampaian materi atau pesan

sesuai dengan tema pada hari itu. Data – data yang

disampaikan mengacu pada Al-qur‟an, Hadist, perkataan

14

Rasul dan Firman Allah SWT. Lalu segment 5-7 ada sesi

intreaktif tanya jawab dengan audience dan bintang tamu,

host yang berinteraksi langsung dengan pemirsa

merupakan hal yang mampu menarik perhatian di setiap

segmentnya maka seorang host harus mampu membaca

siapa segmentasinya dan terakhir segmen 8 kesimpulan

dari narasumber, kata Mutiara dari host, dan do‟a dari

Ustad atau Urtadzah.

Berdasarkan alasan diatas mengenai program

Serambi Islami di TVRI, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENETAPAN

REALITAS OBJEKTIF MELALUI MODIFIKASI

PROGRAM SIARAN SERAMBI ISLAMI DI TVRI

JAKARTA”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka

dapat di identifikasikan beberapa masalah :

1. Spekulasi dari masyarakat bahwa narasumber pada

program Serambi Islami tidak semua kalangan umat

Islam.

2. Adanya isu bahwa pesan yang disampaikan setiap

episode memihak kepada satu kalangan.

3. Dibutuhkan format atau metode siaran yang dilakukan

pada program Serambi Islami.

15

4. Adanya isu bahwa Jama‟ah atau pemirsa Serambi

Islami dari semua pihak.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi

maka penulis membuat batasan masalah untuk

memudahkan penulisan melakukan penelitian, maka

penelitian ini fokus kepada tim produksi, sebab tidak

fokus pada pesan, survei pemirsa, dan bukan pada

efeknya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi

masalah di atas maka rumusan masalah yang akan

diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tim produksi menetapkan realitas objektif

melalui modifikasi program siaran Serambi Islami ?

a. Modifikasi terhadap tim produksi atau struktur

b. Modifikasi terhadap pesan

c. Modifikasi terhadap format

d. Modifikasi terhadap pemirsa

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka

tujuan penelitian ini adalah :

16

1. Untuk mengetahui bagaimana tim produksi

menetapkan realitas objektif melalui modifikasi

program siaran Serambi Islami terhadap tim produksi,

pesan, format, dan pemirsa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dilihat dari dua aspek, yaitu

secara teoritis dan secara praktik

1) Manfaat Teoritis

a. Sebagai pengembangan ilmu tentang penetapan

realitas objektif melalui modifikasi pada program

siaran televisi.

b. Dapat digunakan bagi para peneliti sebagai

pertimbangan dan referensi untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut mengenai penetapan realitas

objektif melalui modifikasi program siaran.

2) Manfaar Praktik

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi

pembaca tentang penetapan realitas objektif

melalui modifikasi program siaran.

b. Dapat berguna bagi media elektronik khususnya

televisi dalam memberikan informasi.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peniliti gunakan dalam

skripsi ini adalah deskriptif kualitatif yaitu suatu

17

penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

fenomena sosial atau suatu peristiwa. Hal ini sesuai

dengan definisi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati.10

Penelitian kualitatif berusaha memecahkan masalah

yang ada berdasarkan data-data dan menganalisa.

Peneliti bertindak sebagai pengamat.11

Peneliti ini

tidak berusaha mencari hubungan, tidak pula menguji

hipotesis serta tidak terpaku pada teori. Dengan

demikian peneliti dapat bebas menggali informasi

yang dibutuhkan dari objek penelitiannya saat berada

dilapangan.

2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah salah satu cara

pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

Paradigma tertanan kuat dalam sosialisasi para

penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan

pada mereka apa yang penting, abash, dan masuk akal.

Paradigma juga bersifat niormative, menunjukkan

kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa

10

Lexy J, Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT

Remaja Rosdakarya, 2000), hlm 3 11

Chalid Narbuko dan Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, cet VIII, 2007), hlm 44

18

perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau

epistimologis yang panjang.12

Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini

adalah paradigma konstruktivisme yaitu paradigma

yang hampir meeupakan antithesis dari paham yang

meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam

menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.

Paradigma konstruktivisme memandang ilmu sosial

sebagai analisis sistematis terhadap socially meang

action melalui pengamatan langsung dan terperinci

terhadap pelaku sosial yang bersangkutan

menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia

sosial mereka.13

Dalam penelitian ini, paradigma konstruktivis

digunakan untuk melihat Penetapan Realitas Objektif

Melalui Modifikasi Program Siaran Serambi Islami Di

TVRI Jakarta.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

penelitian adalah produser Serambi Islami. Sedangkan

yang menjadi objeknya adalah tayangan program

12

Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 9 13

Deddy N. Hidayat, Paradigma dan Metoologi Penelitian Sosial

Empirik Klasik, (Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas

Indonesia, 2003), hal. 3

19

Serambi Islami pada 13 Desember 2018, 7 Februari

2019, 20 Juni 2020, 25 Agustus 2021.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara, cara yang dipergunakan untuk

mendapatkan informasi (data) dari narasumber

dengan cara bertanya langsung untuk memperoleh

informasi berdasarkan tujuan tertentu. Sebelum

dilaksanakan wawancara mendalam, peneliti

menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran

dan latar belakang secara ringkas dan jelas

mengenai topik penelitian. Hal ini dilakukan untuk

mengambil data yang berhubungan dengan

penelitian yaitu Penetapan Realitas Objektif

Melalui Modifikasi Program Siaran Serambi

Islami di TVRI Jakarta. Dalam penelitian ini

peneliti telah mewawancarai Ni Kadek selaku

produser Serambi Islami di Gedung Pusat

Produksi Siaran TVRI Jakarta pada tanggal 9

September 2021.

20

b. Observasi, adanya perilaku yang tampak dan

adanya tujuan yang ingin dicapai.14

Perilaku yang

tampak dan dapat berupa perilaku yang dapat

dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat

dihitung, dan dapat diukur. Dengan pengertian

tersebut jelas bahwa yang dimaksud dengan

Teknik observasi adalah pengumpulan data

dengan cara pengamatan langsung terhadap

subyek dengan alat indera.

Metode ini peneliti gunakan untuk mengamati dan

mencatat kejadian-kejadian realitas objektif

melalui modifikasi program siaran serambi islami,

untuk mendapat data lapangan yang dijadikan

peneliti sebagai temuan data lapangan dalam

skripsi ini. Dalam penelitian ini peneliti telah

meneliti dan mengamati program Serambi Islami

di TVRI Jakarta, dan juga melakukan observasi

melalui media massa TVRI Jakarta serta membuat

catatan pengamatan.

c. Dokumentasi, dokumen adalah catatan tertulis

tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada

waktu lalu. Metode dokumentadi adalah data

mengenai hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, surat kabar, majalah, agenda dan

14

Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012) , hlm 131

21

sebagainya.15

Teknik dari metode dokumentasi ini

diawali dengan menghimpun, memilih dan

mengkategorikan dokumen-dokumen sesuai

dengan tujuan penelitian, kemudian mulai

menerangkan, mencatat, dan menafsirkan,

sekaligus menghubungkan dengan fenomena yang

lain dengan tujuan untuk memperkuat data.

Dokumentasi yang peneliti lakukan adalah dengan

mengumpulkan dokumen-dokumen program

Serambi Islami.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Terdapat

tiga jenis kegiatan analisis data dalam metode

penelitian kualitatif, yaitu :16

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah bentuk analisis untuk

mempertajam, memilih, memfokuskan,

membuang, menyusun data dalam suatu cara

dimana kesimpulan akhir digambarkan.

15

Suharimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm 206 16

Mattew B.Milles, a. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif:

Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 2010),

hal.129-133

22

b. Penyajian Data

Model sebagai satu kumpulan informasi yang

tersusun yang memperbolehkan pendiskripsian

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data

pada penelitian ini adalah proses memilih data

yang disesuaikan dengan fokus permasalahan dan

tujuan penelitian.

c. Penarikan Kesimpulan

Hasil dari akhir penelitian adalah penarikan

kesimpulan verifikasi data. Penarikan kesimpulan

dalam analisis data merupakan peninjauan kembali

atau mengoreksi ulang catatan-catatan data yang

diperoleh dan pemaknaan yang dilakukan dalam

data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

prinsip induktif yaitu umum ke khusus dengan

mempertimbangkan pola data.

H. Kajian Pustaka

Dalam suatu penilitian diperlukan dukungan hasil-

hasil penelitian sebelumnya yang sudah ada. Hasil

penelitian itu nantinya akan menjadi sandaran teori dan

sebagai pembanding juga insipirasi bagi peneliti, yaiu :

No Nama Peneliti/Judul Hasil Penelitian

1. Ismi Khumairoh

Iskandar, 2017.

“Analisis Produksi

Dalam penelitian ini

menyimpulkan 3

kesimpulan yaitu, pertama

23

Talkshow Hitam Putih

Episode Syekh Ali

Jaber di Trans7.”

pada pra-produksi

talkshow Hitam Putih

episode Syekh Ali Jaber

mulai mempersiapkan

materi untuk

mengkonstruksi pikiran

penonton. Kedua, pada

produksi, pasca produksi

dan transmisi talkshow

Hitam Putih Episode

Syekh Ali Jaber terlihat

pengungkapan diri,

pembentukan realitas

objektif dan pengemasan

relitas simbolik yang

termasuk dalam tahap

objektivasi. Ketiga, tahap

penetapan realias objektif

pada episode Syekh Ali

Jaber ini digunakan

sebagai bahan evaluasi

bagi tim Hitam Putih dan

penonton di rumah.

Persamaan dari penelitain

ini adalah teori konsruksi

24

sosial media massa atas

realitas sosial.

Perbedaannya pada

program dan stasiun

televisi yang berbeda.

Ismi Khumairoh meneliti

program Hitam Putih di

Trans7, sedangkan

penulis meneliti program

Serambi Islami di TVRI

Jakarta.

2. Muhammad Imam

Baihaqi, 2016.

“Konstruksi Realitas

Sosial Citra Polisi

Pada Reality Show

Net 86 di Net TV ”

Kesimpulan dari

penelitian ini yaitu bahwa

Net 86 merupakan reality

show yang menampilkan

polisi saat bertugas.

Dalam menyajikan

tayangan, tim produksi

Net 86 mengakui adanya

pembentukan realitas

untuk menampilkan polisi

dalam citra posituf

ketimbang negative.

Persamaan dari penelitian

ini adalah teori konstrusi

25

realitas sosial.

Perbedaannya terletak

pada program dan format

acara yang disiarkan oleh

stasiun televisi yang

berbeda. Muhammad

Imam Baihaqi meneliti

program Net 86 di Net

TV dengan format reality

show, sedangkan penulis

program Serambi Islami

di TVRI Jakarta dengan

format religi.

3. Annisa Putri

Hariyanti, 2014.

“Konstruksi Realitas

Sosial Berita Korupsi

di Metro TV (Analisis

Framing Pemberitaan

“Skandal Akil

Mochtar” Dalam

Prime Time News).”

Kesimpulan penelitian ini

adalah konstruksi realitas

berita Akil Mochtar ini

merupakan sebuah berita

fakta peristiwa dan fakta

pendapat karena peristiwa

ini sedang terjaid dan

adanya pernyataan Jimly

Assidiqie tentang pidana

mati bagi Akil Mochtar.

Realitas itu sendiri ada di

balik sebuah pernytaan,

26

dalam hal ini pernyataan

Jimly Assidiqie sebagai

ketua MK. Persamaan

dari penelitian ini adalah

teori konstruksi sosial.

Perbedaannya Annisa

Putri meneliti Berita di

Metro TV, sedangkan

peneliti meneliti talk

show religi di TVRI.

I. Sistematika Penulisan

Secara garis beras, skripsi ini terdiri dari lima bab

yang dibagi dalam sub bab dan setiap bab memiliki

batasan masing-masing yang akan saling berkaitan antara

satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan, menguraikan mengenai latar

belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan kajian

pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini membahas tentang teori-teori yang

digunakan sebagai landasan penelitian dan memberikan

arah dalam melakukan penelitian dan definisi konsep.

27

BAB III GAMBARAN UMUM

Berisikan tentang gambaran umum mengenai

TVRI, membahas latar belakang program Serambi Islami,

struktut program Serambi Islami, lembaga yang

bekerjasama dengan TVRI.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan menguraikan hasil data

temuan setelah penelitian yang berisikan tentang temuan

penelitian, dan pembahasan serta analisis data penelitian

mengenai Penetapan Realitas Objektif Melalui Modifikasi

Program Siaran Serambi Islami di TVRI Jakarta.

BAB V

Dalam bab ini akan menguraikan perbedaan

penelitian dengan jurnal atau penelitian lain tentang

TVRI, Pesan Dakwah, Format Televisi, dan Penonton

Televisi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan

saran-saran yang diajukan oleh peneliti sebagai bentuk

hasil dari penelitian.

28

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial

Secara terminologi, istilah konstruksi sosial media

massa atas realitas sosial berasal dari pandangan Peter L.

Berger dan Thomas Luckmann. Berger dan Luckmann

sebagai tokoh aliran konstruktivisme menulis buku yang

berjudul The Social Construction of Reality. Judul

tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

menjadi Tafsir Sosial atas Kenyataan Sosial. Mereka

memisahkan konstruksi pengetahuan dan kenyataan.

Pengetahuaan ialah realitas sosial masyarakat. Realitas

sosial tersebut bersifat keseharian hidup dan berkembang

di masyarakat menjadi konsep, kesadaran umum, dan

wacana public sebagai konstruksi sosial.17

Pada masa 1966, Berger dan Luckmann

mendefinisikan pengertian dari kenyataan dan

pengetahuan dalam konteks sosial. Bagi mereka,

pemahaman itu ditemukan pada gejala-gejala sosial

sehari-hari. Kenyataan sosial semacam ini ditemukan

dalam pengalaman intersubjektif. Dalam pengertian

intersubjektif ini, kehidupan masyarakat tertentu dibentuk

17

Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah

Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:

Gramata Publishing, 2021), hal 112

29

secara terus-menerus. Konsep intersubjektivitas

menunjujkkan pada dimensi struktur dari kesadaran

umum ke dalam kesadaran individual pada suatu

kelompok khusus. Mereka sedang saling berintegrasi dan

berinteraksi.

Pandangan Berger dan Luckmann tentang

dialektika pembelajaran dalam kehidupan seseorang

dijelaskan Kembali oleh Poloma. Poloma memhami

realitas ada tiga macam, yaitu realitas objektif, realitas

subjektif, dan relaitas intersbjektif. Realitas sosial adalah

proses dialketika yang berlangsung dalam proses

simultan: (1) eksternalisasi (penyesuaian diri seseorang)

dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia; (2)

objektivasi adalah interaksi sosial yang terjadi dalam

dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami

proses institusionalisasi; (3) intrenalisasi adalah proses di

mana individu mengidentifiasikan dirinya dengan

lembaga sosial atau organisasi sosial. Melalui proses

dialektika ini, realitas sosial dapat dilihat dari ketiga

proses tersebut.18

Substansi teori dan pendekatan knstruksi sosial

Berger dan Luckmann terletak pada proses simultan yang

18

Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah

Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:

Gramata Publishing, 2021), hal 113

30

terjadi secara alamiah melalui Bahasa dalam kehdiupan

sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi

sekunder. Basis sosial teori dan pendekatan ini adalah

transisi – modern di Amerika pada sekitar tahun 1960-an,

di mana media massa belum menjadi sebuah fenomena

yang menarik untuk dibicarakan.19

Dengan demikian

Berger dan Lukmann tidak memasukkan media massa

sebagai variabel atau fenomena yang berpengaruh dalam

konstruksi sosia atas realitas.

Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas

realitas Peter L.Burger dan Luckmann telah direvisi

dengan menambahkan variable atau fenomena media

massa yang sangat substantif dalam proses eksternalisasi,

objektivasi, dan internalisasi. Inilah yang kemudian

dikenal sebagai konstruksi sosial media massa. Substansi

teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi

informasi yang cepat dan luas sehiangga konstruksi sosial

berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata.

Relaitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini

massa, massa cenderung apriori dan opini massa

cenderung sinis.20

19

Peter L Berger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas

Kenyataan, (Jakarta: LP3S, 1990), Hal. 57 20

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 203

31

Burhan Bungin mendefinisikan konstruksi sosial

media massa atas realitas sosial iklan pada 2000.

Substansi kritik Burhan Bungin terhadap proses dialektika

konstruksi sosial atas realitas sosialnya berlangsung

lambat, sedangkan proses dialektika konstruksi media

massa atas realitas iklan berlangsung cepat. Burhan

Bungin memberikan contoh, iklan televisi terdiri atas

wacana, pengetahuan, atau teks visual yang disebar

melalui televisi. Tidak semua iklan mengkonstruksi

pemirsanya. Namun, pengiklan mengharapkan untuk

mengkonstruksi sikap pemirsa. Pemirsa selalu

mengkonstruksi setiap tayangan iklan tanpa disadarinya.

Proses dekonstruksi melalui wacana iklan, teks visual

iklan, dan pengetahan tersebut menjadi realitas sosial baru

dalam kesadaran umum masyarakat pemirsa.

Kesadaran umum tersebut membentuk realitas

sosial melalui tahap ekstrenalisai, objektivasi, dan

internalisasi dalam proses konstruksi sosial iklan televisi.

Proses berpikir ini disebut pola berpikir dialektika. Itulah

hubungan paradigma definisi sosial, paradigma

konstruktivis, dan pola piki konstruksi sosial. Jembatan

itu disusun oleh Burhan Bungin untuk membangun

konsep tentang konstruksi sosial atas realitas media

massa. Teori konstruksi sosial atas realitas sosial

32

dikembangkan menjaid konstruksi iklan televisi atas

realitas sosial.21

Burhan Bungin menjelaskan maksud dari realitas

sosial media atau realitas media dan kesadaran semu

bahwa reaitas sosial media ialah bagian kesdaran semu

individu terhadap realitas itu. Hal itu sebenarnya tidak

terjadi dalam realitas sosial nyata, tetapi dirasakan oleh

pemirsa sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi atau

mungkin akan terjadi kemudian dalam hidupnya. Burhan

Bungin menegaskan bahwa proses konstrukdi media

massa sekaligus menghadapi pross dekonstruksi dari

penonton, pendengar, atau pembaca. Menurut Burhan

Bungin, proses dekonstruksi dari khalayak memperkuat

proses konstruksi media massa. Menurut Johnson dalam

Muhammad al-Fayyadl, dekonstruksi ialah strategi

mengurai teks. Uraian pada teks program diawali dengan

tipe monolog karena konstruksi media massa tidak bia

langsung komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah

dilakukan untuk memanggil khalayak karena khalayak

belum tahu.

Konstruksi media elektronik atas realitas sosial

menempuh proses produksi. Gill Branston dan Roy

21

Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah

Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:

Gramata Publishing, 2021), hal. 116-117

33

Stafford membagi proses produksi, khususnya pada

pembuatan film dan televisi. Branston dan Stafford

menyatakan bahwa kamu profesional tidak

memperhatikan istilah-istilah negoisasi. Negosisi singkat

terjadi pada pra-produksi, produksi, pasca-produksi.

Negoisasi tersebut juga mencakup distribusi dan ekshibisi.

Negoisasi antara narasumber dan tim produksi membahas

proposalnya. Mereka mengatakan bahwa proposal yang

ditola umunya tidak sesuai dengan khalayak, isi, dan gaya

media tersebut.22

Proses “konstruksi sosial media massa” adalah

mengoreksi substansikelemahan dan melengkapi

“konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan

seluruh kelebihan media massa dan efek media pada

keungulan “konstruksi sosial media massa” atas

“konstruksi sosial atas realitas”. Namun, proses simultan

yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tiba-tiba,

namun terbentuknya proses tersebut melalui beberappa

tahap penting.23

22

Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah

Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:

Gramata Publishing, 2021) , hal. 119 23

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan

Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Edisi Pertama, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2006), hal. 292

34

Gambar 2. 1 Proses Konstruksi Sosial Media Massa

1. Tahap Konstruksi Sosial Media Massa

Burhan Bungin menemukan tahap konstruksi sosial

media massa atas realitas sosial melalui tahap-tahap

sebagai berikut :

a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi

1) Keberpihakan medi massa kepada kapitalisme :

sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada

lagi media massa yang tidak dimiliki oleh

kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh

kekuatan-kekuatan kapital unuk menjadikan media

massa sebagai mesin penciptaan uang dan

penggandaan modal. Semua elemen media massa,

termasuk orang-orang media massa berpikir untuk

35

melayani kapitalisnya, ideologi mereka adalah

membuat media massa lalu di masyarakat.24

2) Keberpihakan semu kepada masyarakat : media

massa juga bisa dianggap menciptakan lingkungan

semu tersendiri di antara manusia dan dunia

“nyata” objektif. Anggapan ini megandung

implikasi penting terhadap pandangan tentang

peran media di masyarakat.25

Bentuk dari

keberpihakan iniadalah empati, simpati, dan

berbagai artisipasi kepada masyarakat, namn

ujnung-ujungnya adalah untuk menjual berita dan

menaikkan rating untuk kepentingan kapitalis.

3) Keberpihakan kepada kepentingan umum : bentuk

keberpihakan kepada kepentingan umum dalam

arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap

media massa. Namun, akhir-akhir ini visi tersebut

tak pernah menunjukkan jati dirinya, wlaupun

slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar.

b. Tahap Sebaran Konstruksi

Karena komunikasi massa menjangkau audien

yang amat luas maka proses ini menguatkan pesan

24

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 196 25

William L. Rivers, Media Massa & Mayarakat Modern, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hal. 30-31

36

seperti megafon menguatkan suara. Hal-hal yang

dikomunikasikan melalui media massa punya

kesempatan menjadi lebih penting dibanding pesan

lewat medium lain. komunikasi massa menunjukan

pengaruhya jika komunikasi itu mampu

menggerakkan orang-orang. Tahap ini juga disebut

amplifikasi yaitu menyebarkan suatu pesan.26

c. Tahap Pembentukan Konstruksi Media Massa

1) Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas : terjadi

pembentukan konstruksi di masyarakat melalui

tiga tahapm yaitu ; Pertama, konstruksi realitas

pembenran sebagai suatu bentuk konstruksi media

massa yang terbentuk di masyarakat yang

cenderung membenarkan apa saja yang ada di

media massa sebagai suatu realitas kebenaran,

Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa

yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa

pilihan orang untuk menjadi pembaca dan pemirsa

media massa adalah karena pilihannya untuk

bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh

media massa dan Ketiga, menjadikan konsumen

media massa sebagai pilihan konsumtif, di mana

seseorang secara habit tergantung pada media

26

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media

Group, 2008) edisi ke-8, hal. 462-463

37

massa. Media massa adalah bagian kebiasaan

hidup yang tak bisa dilepaskan.27

2) Pembentukan Konstruksi Citra adalah bangunan

yang digunakan oleh tahap konstruksi. Kenyataan

memang mengandung hal-hal yang dapat

diindrakan manusia. Manusia mengolahnya

dengan pikiran, membuat citra-citra, konsep atau

memiliki makna tersendiri. Itulah sebabnya bagi

manusia, sang pencipta symbol, dunia adalah suatu

yang semu, suatu jaringan atau rangkaian symbol

ciptaannya.28

Symbol-simbol tersebut merupakan

bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh

media massa yang terbentuk dalam dua model,

yaitu model good news dan bad news. Model good

news adalah sebuah konstruksi yang cenderung

mnegkonstruksi suatu pemberitaan sebagai

pemberitaan yang baik. Sedangkan model bad

news adalah sebuah konstruksi yang cenderung

memberi citra buruk pada objek pemberitaan

sehingga rekesan lebih jelek, lebih buruh, lebih

jahat dari sesungguhnya sifat jeleknya, dan jahat

27

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 199 28

William L. Rivers, Media Massa & Mayarakat Modern, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hal. 28-29

38

yang ada pada objek pemberitauan itu sendiri.29

Konstruksi citra pada sebuah pemberitaan

biasanya disiapkan oleh orang-orang yang bertgas

di dalam redaksimedia massa, mulai dari

wartawan, editor, dan pimpinan redaksi.

Sedangkan konstruksi citra pada sebuah Talkshow

biasanya disiapkan oleh produser atau tim kreatif

dan seluruh crew yang bertugas.

d. Tahap Konfirmasi

Penerima pesan, setalah memahami pesan,

memberikan respons. Si penerima ini menjadi

pengirim, mengodekan tanggapan dan

mengirimkannya melalui medium ke pengirim

pertama, yang kini menjadi tujuan baru yang

mengkodekan pesan.30

Proses pembalikan ini disebut

umpan balik atau tanggapan atau konfirmasi yang

merupakan tahap ketika media massa maupun

pembaca dan oemirsa memberi argumentasi dan

akuntabilitasi terhadap pilihannya untuk terlibat dalam

tahap pembentukan konsruksi. Alasan-alasan yang

sering digunakan oleh konfirmasi ini adalah

umpannya. Kehidupan modern menghendaki pribadi

29

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 199 30

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media

Group, 2008) edisi ke-8, hal. 464

39

yang selalu beruah dan menjadi bagian dari produksi

media massa. Kedekatan dengan media massa adalah

life style orang modern, dan media massa walaupun

memiliki kemampuan mengkonstruksi realitas media

berdasarkan subjektifitas media.

2. Realitas Media

Realitas media adalah realitas yang dikonstruksi oleh

media dalam dua model yaitu model peta analog dan

model refleksi realitas :

a. Model Peta Analog, realitas peta analog adalah suatu

kosntruksi realitas yang dibangun berdasarkan

konstruksi sosial medi massa, seperti sebuah analogi

kejadian yang eharusnya terjadi, ersifat rasional, dan

dramatis. Realitas terkonstruksi begitu dahsyat, karena

pemberitaan cepat diterima masyarakat, dan luas

jangkauannya, serta tersebar merata.31

b. Model Refleksi Realitas, yaitu model yang

merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan

merefleksikan suatu kehidupan yang oerna trejadi

dalam masyarakat.32

Contohnya seperti kisah-kisah

film animasi yang merupakan sebuah hasil konstruksi

31

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 202 32

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 203

40

dari teknologi media yang mampu membangun sebuah

realitas kehidupan, seakan-akan memang benar

terjadi. Seakan-akan realitas itu enar ada dalam

kehidupan di sekeliling kita, bahkan seakan kita hidup

bersama mereka.

1) Realitas Sosial Bentukan Media Massa Tayangan

Televisi

Teknologi yang secara fungsional telah menguasai

masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansi speerti

mengatur beberapa sistem norma di masyaakat, umpannya

sistem lalu lintas di jalan raya, sistem komunikasi dan seni

pertunjukkan, dan sebagainya. Dalam dunia pertelevisian

sistem teknologi telah mengusai jalan pikiran masyarakat,

televisi mengusai pikiran-pikiran manusia dengan cara

membangun teater dalam pikiran manusia (theater of

mind), sebagaimana gambaran realitas dalam tayangan

televisi.33

Selain kekuatan media mengkonstruksi theater of

mind, dalam dunia pertelevisian produser konten dan tim

kreatif memiliki kemampuan membangun realitas media

massa tersebut. Kduanya adalah manusia kreatif yang

bekerja setiap hari untuk membangun berbagai realitas

berdasarkan dunia apa yang diinginkan tentang suatu isu

33

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 119

41

yang akan ditayangkan. Dalam membangun sebuah

relitas, seorang produser konten dan tim kreatof juga

dipengaruhi oleh klien, lingkungan mereka, budaya,

pandangan terhadap program talkshow, pengetahhuan

tentang dunia pertelevisian, keahlian teknologi, dan

lainnya.

Penciptaan realitas tersebut menggunakan satu

model produksi yang disebut dengan simulasi oleh

Baudrillard, yaitu penciptaan model-model nyata yang

tanpa asal-usul atau realitas awal. Hal ini olehnya disebut

(hiper-reality). Melalui model simulasi, manusia dijebak

didala satu ruang, yang disadarinya sebagai nyata

meskipun sesungguhnya semu, maya, atau khalayak

belaka.34

2) Bahasa Sebagai Realitas Sosial Tayangan Televisi

Vestegaard dan Schroder menjelaskan, dalam

Bahasa komunikasi ada pesan verbal dan pesan visual.

Pesan verbal berhubungan dengan situasi saat

berkomunikasi dan situasi ini ditentukan oleh konteks

sosial kedua pihak yang melakukan komunikasi.

Sedangkan dalam pesan visual hubungan kedua belah

pihak sepenuhnya tidak ditentukan situasi, namun

bagaimana addressee menafsirkan teks dan gambar.

34

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 120

42

Dalam komunikasi verbal, interkasi simbolis selalu

menggunakan ikon, indeks, dan symbol.35

Tayangan televisi menggunakan kedua pesan yaitu

verbal dan visual, ini untuk mengkonstruksikan makna

dan pencitraannya. Media komunikasi massa dapat dan

telah memengaruhi perusahaan, apalagi jika itu

menyangkut kepentingan orang banyak. Media juga

mampu menggalan persatuan dan opini public terhadap

peristiwa tertentu, misalnya hubungan antarras. Dari situ

bisa terjadi erubahan dramatis. Kalau dukungan massa

tidak ada, pengaruh media massa sebenarnya tetap ada

namun, tidak seperti gelombang pasang, melainkan seperti

arus sungai. Ia akan sedikit mengubah setiap jengkal

tanah yang dilaluinya. Perubahan atau pengaruh yang

ditimbulkan tidak besar-besaran, melainkan perlahan dan

tersamar. Jika ketemu tanah lunak, atau jika ada dorongan

dari hulu maka ia akan mengubah kontur tanah atau

membentuk cabang aliran baru, dan saat itulah perubahan

mendasar terjadi.36

35

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008), hal. 128 36

William L. Rivers, Media Massa & Mayarakat Modern, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hal. 41-42

43

B. Menetapkan Realitas Objektif Pada Program Siaran

Pada tahap 6 produksi program siaran ini, tim

produksi menetapkan realitas objektif. Dengan melihat

kenyataan objektif, berbagai pihak sebaiknya bernegosiasi

dan berinteraksi dengan public eksternal.

Tim produksi pada tahap internalisasi ini

menetapkan realitas objektif. Tahap ini menekankan

interaksi, negoisasi, dan pertukaran makna antara public

internal dan eksternal media. Hasil interaksi tersebut

merefleksi dan mengidentifikasi diri masing-masing

sebagai pelaku konstruksi yang terlibat baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Denis Mc Quail membahas interaksi public

internal dan eksternal yang memengaruhi media. Deniis

dan beberapa ahli lainnya, seperti Gati Gayatri, Ibnu

Hamad, dan Irwandi Saputra membahas faktor-faktor

yang memengaruhi proses konstruksi media. Sementara

itu, Fathurin Zen mengadopsi pandangan Reese dan

Soemaker terkait faktor-faktor yang memengaruhi isi

media. Ishadi dan Udi Rosadi memperhatikan faktor-

faktor yang memengaruhi produksi berita.

Faktor-faktor pendukung dan penghambat pada

tahap internalisasi ini menetapkan realitas objektif. Berger

dan Luckmann mengatakan bahwa proses sosialisasi tidak

44

pernah lengkap karena selalu ada tantangan untuk

memelihara realitas, khususnya realitas subjektif dan

objektif. Menurut Berger dan Luckmann, konstruksi sosial

tidak berlangsung di ruang hampa, tetapi sarat dengan

kepentingan-kpentingan. Kepentingan-kepentingan

tersebut perlu dinegosisaikan. Pertukaran makna antara

public internal dan eksternal media terjadi.

Eksternalisasi (penyesuaian diri), sebagaimana

yang dikatakan Berger dan Luckmann merupakan produk-

produk sosial dari eksternalisasi manusia yang

mempunyai suatu sifat yang generic isues dibandingkan

dengan konteks organismus dan konteks lingkungannya,

maka penting ditekankan bahwa eksternalisasi itu sebuah

keharusan antropologis yang erakar dalam perlengkapan

biologis manusia. Keberadaan manusia tak mungkin

berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas yang

tertutup dan tanpa gerak. Manusia harus terus-menerus

mengeksternalisasi dirinya dalam aktivitas obyektivitas.

Tahap obyektivasi produk sosial terjadi dalam

dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan. Pada

tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses

institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan

Luckmann dikatakan memanifestasikan diri dalam

produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi

produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai

45

unsur dari dunia bersama. Obyektivasi ini bertahan lama

sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka

dapat diperbaru secara langsung.37

Internalisasi, pemahaman atau penafsiran yang

langsung dari suatu peristiwa obyektif sebagai

pengungkapan suatu makna, artinya sebagai suatu

manifetasi dari proses-proses subyektif orang lain yang

dengan demikian menjadi bermakan subyektif bagi

(individu) sendiri. Internalisasi dalam arti umum

merupakan dasar bagi pemahaman mengenai “sesame

saya”, yaitu pemahaman inividu dan orang lain serta

pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang

maknawi dari kenyataan sosial.38

Melakukan objetivitas terhadap produk sosial, baik

penciptanya maupun individu lain. Kondisi ini

berlangsung tanpa harus mereka saling bertemu. Artinya,

objektivasi ini bisa terjadi tanpa melalui penyebaran opini

sebuah produk sosial yang berkembang di masyarakat

melalui diskursus opini masyarakat tentang produk sosial,

tanpa harus terjadi tatap muka antara individu dan

pencipta produk sosial itu.

37

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori Paradigma dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Prenada Media

Group, 2007), hal.194 38

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori Paradigma dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Prenada Media

Group, 2007), hal.197-198

46

Hal terpenting dalam objektivitasi adalah

pembuatan signifikan, yakni pembuatan tanda-tanda oleh

manusia. Berger dan Luckmann mengatakan bahwa

sebuah tanda (sign) dapat dibedakan dari ivjketivasi-

objektivasi lainnya, karena tujuannya yang ekplisit untuk

digunakan sebagai isyarat atau indek bagi pemaknaan

subjektif, maka objektivasi juga daoat diunakan sebagai

tanda, meskipun semula tidak dibuat untuk maksud itu.

1. Proses Konstruksi Sosial Media Masaa

Burhan Bungin menggunakan teori konstruksi

sosial media massa. Ia menemukan tahap konstruksi

iklan televisiatas realitas sosial terjadi melalui lima

tahap penting, yaitu 1)tahap menyiapkan materi, 2)

tahap sebaran konstruksi, 3) tahap pembentukan

konstruksi, 4) tahap konfirmasi, dan 5) tahap

keputusan konsumen.

Interaksi internal media pada tahap 1 hingga4

disebut identitas media. Tahap 1 hingga 4 juga

dipengaruhi oleh pihak dan tangan yang bersembunyi,

sedangkan interaksi tahap 5 hingga 6 terhadap

eksternal media disebut citra media. Gabungan

interaksi media internal dan media eksternal disebut

corporate communication.

47

Leila Ganiem dan Eddy Kurnia menjelaskan

komunikasi korporat untuk menyampaikan informasi,

membujuk khalayak yang menjadi target untuk

mendapatkan dukungan, dan melakukan kerja sama

dengan khalayak. Sinergi ini sangat penting dan

memberdayakan khalayak. Berdasarkan tujuan

komunikasi korporat, lembaga penyiaran public,

lembaga penyiaran komersil, dan lembaga penyiaran

komunitas tetap bertahan dan eksis. Dengan demikian,

komunikasi manajemen, komunikasi pemasaran, dan

komunikasi organisasi melalui humasnya berjalan

saling mendukung dan membantu.39

39

Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah

Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:

Gramata Publishing, 2021), hal 315-317

48

Proses Konstruksi Sosial

Media Massa Atas Realitas

Sosial

Hasil Konstruksi Sosial

Media Massa Atas

Realitas Sosial

Pra

produksi

1. Menerapkan kebijakan

media atas SMCR.

1. Identitas.

2. Mencari ide, fakta dan

referensi.

2. Kekuatan Framing.

3. Membuat variasi

skrip.

3. Pola Siaran.

4. Membentuk realitas

simbolik.

4. Rundown Rencana.

Siaran

Langsung

5. Mengemas realitas

subjektif.

5. Berbagai Strategi

(metode).

Pasca

Produksi

6. Menetapkan realitas

objektif.

6. Jumlah Modifikasi.

(Armawati Arbi, 2021 28) (Armawati Arbi, 2021: 29)

Tabel 2.1 Kerangka Teori Konstruksi Sosial Media Massa Atas

Realitas Sosial

Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial

(Burhan Bungin, 2008: 195)

49

C. Perubahan Karakter Program Bertahap atau

Perubahan Total Identitas

Karaktreistik suatu program televisi selalu

mempertimbangkan agar program acara tersebut itu

digemari atau dapat diterima oleh audience. Berikut ini

empat hal yang terkait dalam karakteristik suatu program

televisi :

a) Product, artinya materi program yang dipilih haruslah

yang bagus dan diharapkan akan di sukai audience

yang dituju.

b) Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk

memproduksi atau membeli program sekaligus

menentukan tarif bagi pemasang iklan yang berminat

memasang iklan pada program bersangkutan,

c) Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat program

itu. Pemilihan waktu siaran yang tepat bagi sutau

program akan sangat membantu keberhasilan program

yang bersangkutan.

50

d) Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan

kemudian menjual acara itu sehingga dapat

mendatangkan iklan dan sponsor.40

Hidajanto Djamal dan rekan dalam bukunya

mengatakan bahwa tayangan siaran televisi di layar kaca

itu mempunyai dampak yang sangat luas bagi audiensi.

Hal ini berarti bahwa program siaran tersebut mempunyai

karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi,

memprofokasi dalam hal positif maupun negative dan

mampu mengubah sikap seseorang dari pendiam menjadi

agresif. Salah satu karakteristiknya adalah persuasive

seperti terdapat pada siaran iklan. Begitu juga pada anak-

anak, segera sehabis menonton tokoh tertentu dalam

tayangan, dia langsung menirukan gaya tokoh pembela

kebenaran itu di depan teman bermainnya.

Pada beberapa contoh pengaruh siaran program

televisi itu menunjukkan, bahwa dampak siaran tidak

mengenal tingkat usia pemirsa dan tidak mengenal lapis

pemirsa. Sehingga dalam hal ini memang pengola

penyiaran diharapkan mempunyai kepekaaan yang tinggi

tentang pengaruh siaran televisi tersebut dan untuk

selanjutnya merancang sebagai program itu dengan

cermat, tepat waktu dan tepat sasaran.

40

Jurnal, Yanuar Sinatra, Program Televisi Dalam Moment

Keagamaan, hal. 7 (stt.we.id)

51

Tepat waktu misalnya, mempunyai arti bahwa slot

waktu dipilih dengan tepat. Bila suatu acara

diperuntukkan bagi usia anak-anak maka dipilih waktu

dimana anak-anak (dengan pendampingan orang tua)

dapat menyaksikan, tidak dipilih pada slot waktu malam

hari. Adaun tepat sasaran mempunyai pengertian bahwa

jenis program disesuaikan dengan sasaran usia misalnya

antara remaja dan usia senja.41

41

Hidajanti Djamal & Andi Fachruddin, Dasar-dasar Penyiaran:

Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi, (Jakarta: Prenada Media

Group, 2013), hal. 151-152

52

BAB III

GAMBARAN UMUM TVRI DAN PROGRAM SERAMBI

ISLAMI

A. Televisi Republik Indonesia (TVRI)

1. Sejarah Televisi Republik Indonesia (TVRI)

TVRI berdiri pada 24 Agustus 1962

(berdasarkan SK Menpen RI No.20/SK/VII.61)

ditandai dengan siaran perdana Asian Games ke IV di

Stadion Utama Gelanggan Olah Raga Bung Karno.

Pembangunan infrastruktur yang disiapkan oleh

Pemerintah kala itu Kawasan kompleks olahraga

Senayan (Kampung Senayan, Petunduan, Kebun

Kelapa dan Bendungan Hilir) serta pembangunan

jalan baru yaitu jalan M.H. Thamrin, Gatot Subroto,

Jembatan Semanggi, hingga TVRI guna menunjang

kebutuhan penyiaran turnamen.42

Pada 17 Agustus 1962, kerabat kerja pertama

TVRI, di bawah produser pelaksana Soeparto dan

produser merangkap director (pengarah acara) Victor

Que . siaran percobaan dilangsungkan dari halaman

Istana Merdeka, dengan acara tunggal Peringatan

HUT XVII Proklamasi RI. Pada saat mengudara

dalam siaran percobaan ini, TVRI menggunakan

42

Di akses dari http://tvri.go.id

53

identias (identification station call): „Seksi Televisi-

Biro Radio dan Televisi-Organizing Committee Asian

Games IV.‟ Identitas/status ini terus dipakai selama

mengudarakan acara-acara Asian Games IV. Dengan

suksesnya siaran percobaan ini, Indonesia menjadi

Negara ke-4 di Asia yang memiliki medium televisi,

setelah Jepang, Filipina, dan Thailand.43

Kehadiran TVRI disiapkan dalam waktu

kurang dari sepuluh bulan. Menempati Gedung yang

semula dihajatkan sebagai Kampus Akademi

Penerangan – Departemen Penerangan RI, di Gerbang

Pemuda – Senayan Jakarta, program siaran disiapkan,

dikemas dan dipancarluaskan memakai jaringan

teresterial. Kemudian, pembangunan tahap berikut di

luar Jawa, meliputi Sumatera, Kalimantan, dan

Sulawesi. Sehingga, genap seperempat abad,

infrastruktur penyiaran televisi sudah tersebar hampir

di seluruh penjuru Nusantara. Secara kronologis status

TVRI pada tahun 1963 Berbentuk Yayasan Televisi

Republik Indonesia (TVRI) berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 215 Tahun 1963 tentang

Pembentukan Yayasan Televisi Republik Indonesia.

Merupakan siaran televisi tertua di Indonesia dan satu-

43

Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hal. 29

54

satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh

wilayah NKRI.

Memasuki era Reformasi bersamaan dengan

dilikuidasinya Departemen Penerangan, melalui

Keppres No.355/M/1999 tentang Pembentukan

Kabinet Persatuan Nasional, maka status hukum TVRI

mengambang. Tahun 1976 TVRI berubah status

menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) dibawah

Departemen Penerangan. Namun Mneteri

Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Kepmen

No.01/kep/M.PAN/1/2000 (5 Januari 2000)

menugaskan pejabat dan pegawai di lingkungan

Direktorat Televisi serta Unit Pelaksana Teknis di

Jakarta dan Daerah untuk tetap melaksanakan tugas

dan fungsi sesuai dengan ketntuan yang berlaku saat

itu.

Tahun 2000 status TVRI berubah menjadi

PERJAN (Perusahaan Jawatan) berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 36 Tahun 2000 tentang Pendiri

Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia

tanggal 7 Juni 2000. Setelah terbitnya Peraturan

Pemerintah ini, TVRI memperoleh kejelasan status

hukum yakni sebagai perusahaan jawatan yang

menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai

dengan prinsip-prinsip televisi publik, independent,

55

netral, mandiri dan program siarannya senantiasa

berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta

tidak semata-mata mencari keuntungan, dan

menyelenggarakan kegiatan usaha jasa penyiaran

publik dalam bidang informasi, pendidikan, dan

hiburan serta usaha-usaha terkait lainnya yang

dilakukan dengan standar yang tinggi. Secara

kelembagaan berada di bawah pembinaan dan

bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.

Bulan September 2001, diterbitkan Peraturan

Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang Pengalihan

Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri

Keuangan pada Perusahaan Perseroan (Persero),

Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Jawatan

(Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara. Dengan terbitnya PP Nomor 64 Tahun 2001

Pembinaan Perjan TVRI dari Departemen Keuangan

dialihkan kepada Menteri Negara BUMN.

Kemudian status TVRI berubah menjadi

Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan

Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara

BUMN setelah diterbitkan Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pengalihan Bentuk

Perusahaan Jawatan (Perjan) Televisi Republik

Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)

56

pada Tanggal 17 April 002. Melalui Persero ini,

Pemerintah mengharapkan TVRI dapat

menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai

dengan prinsip-prinsip televisi publik yang

independent, netral dan mandiri guna meningkatkan

dan mengembangkan sikap mental masyarakat

Indonesia, meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan

masyarakat, serta lebih memperkokoh persatuan dan

kesatuan bangsa dan menyelenggarakan usaha di

bidang pertelevisian yang menghasilkan program

siaran yang sehat dan bermutu tinggi sekaligus dapat

memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip

pengelolaan perusahaan yang modern dan profesional.

Sejak tahun 2005 hingga kini, Status TVRI

berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005

tentang Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik

Indonesia. Sebagai televisi publik, LPP TVRI

mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan

informasi, Pendidikan, hiburan yang sehat, control dan

perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk

kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui

penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau

seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

57

Era pertama kehadiran TVRI, juga dimaknai

sebagai Era Keemasan. Di bawah paying kebijakan

penyiaran monopolistic, dalam paruh kedua, program

berita dikemas dengan format “menurut petunjuk

Bapak Presiden.‟ TVRI menjadi media tunggal

penyiaran televisi pemerintah yang beroperasi ke

seluruh Indonesia. Sejak berstatus Yayasan TVRI,

hingga sebagai Unit Pelaksana Teknis Penyiaran

Televisi di bawah Departemen Penerangan, diterapkan

kebijakan diseminasi infomasi model “top down”.

Dengan memanfaatkkan teknologi penyiaran televisi

analog melalui hibah peralatan luar negeri, para kru

TVRI mampu menyajikan program non berita dengan

prima. Terlebih didukung kekayaan seni budaya,

diversitas etnis dan sosial sebagai sumber inspirasi,

maka hal itu menjadi kunci sukse program. Berbagai

program era ini, diminati pemirsa, karena

mencerminkan pembangunan bangsa atau „nation &

character building‟.44

44

Di akses dari http://tvri.go.id

58

2. Struktur Organisasi TVRI

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dewan Direksi

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Dewan Pengawas

59

Tabel 3. 4 Struktur Organisasi Direktorat Keuangan Gambar 3. 3 Struktur Organisasi Direktorat Program Dan Berita

60

3. Visi dan Misi TVRI

1. Visi TVRI

Visi Lembaga Penyiaran Publik Televisi

Republik Indonesia adalah menjadi lembaga

penyiaran kelas dunia yang memotivasu dan

memberdayakan, melalui program informasi,

Pendidikan dan hiburan yang menguatkan

persatuan dan keberagaman guna meningkatkan

martabat bangsa.

2. Misi TVRI

Misi Lembaga Penyiaran Publik Televisi

Republik Indonesia adalah :

1) Menyelenggara program siaran yang

terpercaya, memotivasi, dan memberdayakan

yang menguatkan kesatuan dan keberagaman

guna meningkatkan martabat bangsa.

2) Mengelola sumber daya keuangan dengan tata

Kelola yang transparan, akuntabel dan

kredibel, secara profesional, modern, serta

teruur kemanfaatannya.

3) Menyelenggarakan penyiaran berbasis digital

konvergensi dalam bnetuk layanan

multiplatform dengan menggunakan teknologi

61

terkni, yang dikelola secara modern dan tepat

guna, serta dapat diakses secara global.

4) Menyelenggarakan tata Kelola sumber daya

manusia yang berkualitas, kompeten, kreatif

dan beretika secara transparan berbasis

meritokrasi, serta mencerminkan

keberagaman.

5) Menyelenggarakan tata Kelola kelmbagaan

beserta tata kerjanya yang ramping dan

dinamis, serta pengelolaan asset secara optimal

dan tepat guna berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

6) Mengoptimalkan pemanfaatan asset,

meningkatkan pendapatan siaran iklan, dan

usaha lain terkait peyelenggaraan penyiaran,

serta pengembangan bisnis sesuai peraturan

perundang-undangan.45

4. Perubahan Logo TVRI

Perubahan logo TVRI dari masa ke masa

Tahun Perubahan Perubahan Logo TVRI

24 Agustus 1962 - 24

Agustus 1974

45

Ibid

62

24 Agustus 1974 – 24

Agustus 1982

24 Agustus 1982 – 24

Agustus 1990

24 Agustus 1990 – 12 Juli

2001

12 Juli 2001 – 1 Agustus

2003

1 Agustus 2003 – 16 April

2007

16 April 2007 – 29 Maret

2019

29 Maret 2019 - sekarang

Tabel 3. 1 Perubahan Logo TVRI Dari Masa Ke Masa

Terhadap berbagai proses perubahan logo tadi, secara

simbolik dapat dimaknai bahwa:

1. Perubahan logo selama era kompetisi,

mengesankan bahwa TVRI makin tak bernyali jika

63

tidak dapat dikatakan hanya sekedar memoles

wajah. Padahal, tuntutan untuk berkompetisi

semakin ketat dalam merebut pangsa pasar,

menjadi prasyaratnya. Di sini justru dituntut

kreativitas, terobosan dan inovasi kemasan

program yang prima!

2. Perubahan logo di era kompetisi terjadi lima kali.

Apabila dibanding era monopoli, hal ini

menegaskan kesamaan kesamaan untuk kembali

pada fungsi televisi sebagai media publik, yakni

kotak segi empat.

3. Kondisi dan tuntutan perubahan pun direspon

secara tegas, walau dalam serba keterbatasan.

Menjelang proses perubahan menuju Perseroan

Terbatas. Pembubuhan warna merah dari huruf

"V" (Kemenangan) pada logo ketujuh TVRI,

walau dalam bahasa serba bukan soal sia-sia tanpa

makna.

4. Hal yang dominan dan masih tetap lekat, di bawah

perubahan yang terjadi, adalah penampilan

penggunaan warna. Biru seakan telah menjadi

konvensi, sebagai warna budaya korporasi TVRI.

5. Terakhir, dengan warna yang lebih “fresh” yang

memberikan kesan lebih modern daripada logo

sebelumnya. Perubahan logo dan makna di

64

dalamnya diharapkan TVRI dapat diakui kembali

baik nasional maupun internasional dan sebagai

media yang menyatukan bangsa Indonesia yang

Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut juga telah

diwujudkan dengan tersebarnya Staisun Penyiaran

Daerah diseluruh Indonesia. Maka bersiaplah

dengan kembalinya TVRI dengan makna yang

baru juga akan memberikan semangat baru bagi

TVRI serta juga dapat memberikan konten-konten

positif yang lebih baik demi kemajuan dan

persatuan bangsa. TVRI Media Pemersatu bangsa!

5. Logo TVRI saat ini

Gambar 3. 4 Logo TVRI Saat Ini

Makna brandmark logo TVRI :

1. Logo LPP TVRI menggunakan satu bulatan

berwarna biru dengan tulisan RI (Republik

Indonesia) yang snagat menonjol di dalamnya,

yang memberi kesan bahwa LPP TVRI kini goes

65

to the world. Memang ini bagian dari visi LPP

TVRI ke depan untuk menjadi world class public

broadcasting.

2. LPP TVRI hanya menggunakan dua warna pada

logo untuk komunikasi visualnya. Warna trusted

blue solid, digunakan untuk corporate color.

Warna ini diambil dari warna biru laut dan langit

Indonesia. Trusted blue menjelaskan ketegasan,

simple dan elegan. Semnetara untuk layar

menggunakan warna putih, dengan transparansi

80%. Warna putih digunakan untuk logo bug, dan

promo bug, below the line dan social media. Putih

menjelaskan fleksibelitas, mudah berdaptasi

dengan perubahan.

3. Super grafis adalah bentuk turunan dari logo yang

menggunaka tiga bulatan, satu bulatan besar, satu

bulatan sedang dan satu bulatan kecil. Ini

melambnagkan universe atau jagad raya. Tiga

bultan juga menjelaskan satu dunia, satu Indonesia

dan satu LP TVRI. Elemen super grafis digunakan

untuk komunikasi visual apada layar kaca, below

the line, dan media sosial. Fungsi super grafis

adalah menampung elemen – elemen visual yang

tidak bisa ditampung oleh logo.super grafis terdiri

dari lima wrana. Biru dan turunannya untuk semua

66

program yang berbasis informasi. Hijau dan

turunannya untuk program berbasis ilmu

pengetahuan, agama dan kebudayaan. Warna

merah untuk olahraga, warna ungu dan turunannya

untuk program hiburan dan warna orange dan

turunan program anak-anak.

4. Brand besar memang tak banyak menggunakan

font. Karena itu hanya dua hurus saja yang

digunakan oleh LPP TVRI yakni Avenir dan

Gotham (dengan segala turunannya). Penggunaan

hanya dua huruf dibuat untuk menjaga konsistensi

cara berkomunikasi visual. Mulai dari logo, layar

kaca sampai ke unsur perkantoran.

5. Dalam rebranding LPP TVRI juga diatur

mengenai standard fotografi baik individual

maupun fotografi program. Fotografi LPP TVRI

untuk standard individual dibuat dengan gaya yang

luwes, ramah dan smart casual. Proses ini sengaja

dibuat agar image perubahan dari kesan sebagai

Lembaga birokasi kini enjadi Lembaga kreatif.

Untuk fotografi program menampilkan kesan yang

ceria, deep of feel dan fokus.

67

6. Program Acara TVRI

NO NAMA

PROGRAM

HARI DAN JAM

TAYANG KETERANGAN PROGRAM

1. Jejak Islam Senin – Minggu

Jam : 04.00–04.30 WIB

Program ini menyuguhkan

tentang sejarah dan peradaban

Islam di penjuru Nusantara.

Program ini memuat unsur

Pendidikan juga unsur islami di

dalamnya dengan mengenalkan

tempat-tempat yang bernilai

sejarah islam, seperti pondok

pesantren, masjid dan lain-lain.

2. Serambi

Islami

Senin – Minggu

Jam : 04.30–06.00 WIB

Program ini menyuguhkan

Pendidikan islam dengan

bergaya talkshow yang

menghadirkan narasumber dan

host di studio. Di dalamnya

terdapat sesi interaktif dari

audience kepada narasumber

yaitu ustad/ustdazah untuk

bertanya.

3. Klik

Indonesia

Pagi

Senin – Minggu Jam :

06.00 – 07.00 WIB

Sebuah acara berita televisi

induk yang ditayangkan setiap

hari oleh TVRI.

4. Salam Senin – Jum‟at Jam : Program ini menuguhkan

68

Olahraga 07.00 – 07.30 WIB informasi olahraga baik dari

dalam maupun luar negeri,

dipandu oleh Andin Wijaya dan

Mukuan Lorenzo.

5. Info Covid

19 Terkini

Senin – Minggu Jam :

07.30 – 08.00 WIB

Program yang menyuguhkan

berita terbaru terkait Covid-19

dalam Info Covid-19 Terkini.

6. Anak

Indonesia

Senin – Sabtu Jam :

08.00 – 08.30 WIB

Minggu Jam : 08.00 –

09.00 WIB

Program yang menyuguhkan

edukasi dan hiburan yang dapat

memberikan motivasi dan

inspirasi kepada anak agar lebih

kreatif, berperstasi dan

berbudaya.

7. Mari

Menggambar

Senin – Sabtu Jam :

08.30 – 09.00 WIB

Minggu Jam : 17.00 –

17.30 WIB

Program yang menyuguhkan

edukasi pada anak mengenai

kreatifitas dalam menggambar.

Program ini dipandu oleh Ka

Iwan dalam menyontohkan

gambar kepada anak-anak.

8. Indonesia

Terkini

Senin – Selasa Jam :

09.00 – 09.03 WIB

Memberikan informasi terkini

seputar Indonesia seperti hal –

hal yang baru saja terjadi.

9. Inovator Jum‟at Jam : 09.00 –

10.00 WIB

Sabtu – Minggu Jam :

Program TV yang mengajak

pemirsa menyelami dunia sains

dan teknologi, serta mengenal

69

09.00 – 09.30 WIB

Senin Jam 13.30 –

14.00 WIB

lebih dekat isu lingkungan dan

sejumlah tren terkini dari

Jerman dan Eropa.

10. Kain

Nusantara

Sabtu Jam : 09.30 –

10.00 WIB

Rabu Jam : 13.00 –

13.30 WIB

Program yang menyajikan

kekayaan kain tradisional di

Indonesia, seperti kain tenun

dan batik.

11. Puspita Minggu Jam : 09.30 –

10.00 WIB

Senin Jam : 13.00 –

13.30 WIB

Program yang menyajikan

obrolan bersama perempuan

Indonesia yang inspiratif,

edukatif dan berprestasi.

12. Jendela

Dunia Care

Jum‟at Jam : 10.00 –

10.30 WIB

Program yang menyajikan

peradaban dunia, mengupas

peninggalan sejarah masa lalu,

serta informasi yang edukatif

dari luar Negeri.

13. Rumah

Bulutangkis

Sabtu Jam : 10.00 –

10.30 WIB

Program yang mengupas seluk

beluk bulu tangkis di tanah air

yang dipandu oleh Maya Karim.

14. Pesona

Indonesia

Senin – Sabtu Jam :

11.00 – 11.30 WIB

Minggu Jam : 10.00 –

10.30 WIB

Program yang akan mengulas

berbagai macam pesono di

Indonesia. Mulai dari pesona

alam, pesona kesenian, sampai

pesona kuliner yang ada di

Indonesia.

70

15. Jurnal

Ekonomi

Jum‟at Jam : 10.30 –

11.00 WIB

Selasa Jam : 13.30 –

14.00 WIB

Program yang menyajikan topik

terkait ekonomi nasional seperti,

perkembangan informasi bisnis,

keuangan, makro dan mikro

ekonomi nasional dan kupas

bersama pakar ternama.

Dipandu oleh Teuku Fajri.

16. Jendela

Dunia

Sabtu Jam : 10.30 –

11.00 WIB

Program yang menyajikan

peradaban dunia, mengupas

peninggalan sejarah masa lalu,

serta informasi yang edukatif

dari luar Negeri.

17. Inspirasi

Indonesia

Senin – Sabtu Jam :

11.30 – 12.00 WIB

Minggu Jam : 10.30 –

11.00 WIB

Program yang menyajikan

beragam informasi seputar

realita kehidupan masyarakat.

Mengangkat topik terdalam

yang terjadi dari seluruh penjuru

Indonesia.

18. Olahraga

Tradisional

Senin – Kamis Jam

22.00 – 22.30 WIB

Sabtu – Minggu Jam :

07.00 – 07.30 WIB

Program ini menyuguhkan

informasi seputar dunia olahraga

terutama olahraga tradisional

Indonesia sebagai kearifan lokal,

dipandu oleh Rihna Fahlevi.

19. Klik

Indonesia

Senin – Kamis dan

Sabtu – Minggu Jam :

Sebuah acara berita televisi

induk yang ditayangkan setiap

71

Siang 12.00 – 13.00 WIB

Jum‟at Jam : 13.00 –

14.00

hari oleh TVRI.

20. Bangkit

Melawan

Covid 19

Jum‟at Jam : 12.00 –

13.00 WIB

Program yang menyajikan

kajian berisi nasihat juga

ceramah agar senantiasa

masyarakat dapat bangkit

melawan covid 19 bersama Prof.

Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA.

21. Abu Robocon Selasa Jam : 13.00 –

13.30 WIB

Kontes robot Internasional yang

diselenggarakan oleh Asia-

Pacific Broadcasting Union atau

Perserikatan Penyiaran Asia

Pasifik.

22. Satukan Shaf

Indonesia

Sabtu – Minggu Jam :

13.00 – 14.03 WIB

Program ini menyuguhkan

mengenai Pendidikan Islam

dengan tema yang berbeda

setiap hari dan dipandu oleh

Erick Yusuf.

23. Inspirasi Tani Kamis Jam : 13.30 –

14.00 WIB

Program yang menyajikan

tentang pertanian di ulas

langsung bersama pemilik tani

nya atau petani di berbagai

daerah.

24. Indonesia Senin – Minggu Jam : Program yang menyuguhkan

72

Sehat 14.00 – 15.00 WIB seputar dunia kedokteran, serta

tanya jawab terkait Kesehatan,

acara ini berbentuk talk show

yang menghadirkan narasumber

yang kompeten di bidangnya

dan dipandu oleh 2 host.

Program ini mengulas tentang

perbincangan masalah sosial

bersama para Psikolog, dipandu

oleh Chaerini Rusjdi.

25. Buah Hatiku

Sayang

Senin – Minggu Jam :

15.00 – 16.00 WIB

Program yang menyuguhkan

ragam manak-anak Indonesia

yang dipandu oleh Shahnaz

Haque dan Chipi ini

memadukan ragam kegiatan

seperti panggung boneka, gelar

wicara, mendongeng dan pentas

seni untuk anak-anak dengan

melibatkan anak-anak secara

langsung langsung di studio,

baik sebagai peserta atau pengisi

kegiatan.

26. Mimbar

Agama

Kristen

Senin – Selasa Jam

17.00 – 17.30 WIB

Program ini menyuguhkan

mengenai keagamaan dengan

mengangkat tema yang berbeda-

73

Katolik beda setiap minggunya, diisi

dengan narasumber juga host

yang berbeda sesuai agamanya.

27. Mimbar

Agama

Hindu

Rabu Jam 17.00 – 17.30

WIB

Program ini menyuguhkan

mengenai keagamaan dengan

mengangkat tema yang berbeda-

beda setiap minggunya, diisi

dengan narasumber juga host

yang berbeda sesuai agamanya.

28. Mimbar

Agama

Budha

Kamis Jam : 17.00 –

17.30 WIB

Program ini menyuguhkan

mengenai keagamaan dengan

mengangkat tema yang berbeda-

beda setiap minggunya, diisi

dengan narasumber juga host

yang berbeda sesuai agamanya.

29. Mimbar

Agama

Konghucu

Jum‟at Jam : 17.00 –

17.30 WIB

Program ini menyuguhkan

mengenai keagamaan dengan

mengangkat tema yang berbeda-

beda setiap minggunya, diisi

dengan narasumber juga host

yang berbeda sesuai agamanya.

30. Englis New

Service

Senin – Jum;at Jam :

17.30 – 18.00 WIB

Program ini menyuguhkan acara

berita berbahasa Inggris.

31. Laporan Sabtu Jam : 17.30 – Program yang menyajikan

74

Internasional 18.00 WIB rangkuman informasi

mancanegara teraktual,

dinamika dunia politik,

keamanan, pemerintahan dan

kejadian internasional.

32. VOA

Reportase

Weekend

Sabtu Jam : 22.00 –

22.30 WIB

Minggu Jam : 17.30 –

18.00 WIB

Program yang menyajikan

seputar kejadian di Amerika

Serikat.

33. Klik

Indonesia

Malam

Senin – Minggu Jam :

18.00 – 19.00 WIB

Sebuah acara berita televisi

induk yang ditayangkan setiap

hari oleh TVRI.

34. Indonesia

Bicara

Senin – Jum‟at Jam :

19.00 – 20.00 WIB

Program yang menyajikan

tentang topik terkini tanpa

beropini dan membuka fakta

yang belum terungkap bersama

narasumber berkompeten.

35. Guest House

“Losmen

Reborn”

Sabtu – Minggu Jam :

19.00 – 20.00 WIB

Program serial yang

menceritakan tentang keluarga

tarjo.

36. Musik

Indonesia

Senin – Sabtu Jam :

20.00 – 21.00 WIB

Program ini menyuguhkan acara

musik seperti dangdut, jazz, pop

dan lain-lain. Dengan

manampilkan musisi tanah air.

37. Rumah

Musik

Minggu Jam : 20.00 –

21.00 WIB

Program yang menyajikan

musik, juga kuis music, deretan

75

Indonesia lagu-lagu hits juga

mendatangkan musisi ternama.

38. Topik

Sepekan

Minggu Jam 22.00 –

22.30 WIB

Program yang menyajikan

berbagai topik-topik teraktual

dalam sepekan.

39 Dunia Dalam

Berita

Senin – Jum‟at Jam :

21.00 – 21.30 WIB

Program yang menyajikan

informasi dari seluruh dunia.

Dipandu oleh Teungku Fajri dan

Nurul Jamilah.

40. Warung Kopi

Pasti Geerr

Senin – Minggu Jam :

22.30 – 23.30 WIB

Program komedi dengen

menghadirkan comedian

ternama.

41. Pentas

Budaya

Senin – Minggu Jam :

00.00 – 01.30 WIB

Program yang menyajkan

tentang pentas budaya di

Indonesia.

42. Do‟a Untuk

Bangsa

Senin – Selasa Jam :

01.30 WIB

Program yang menyuguhkan

doa untuk bangsa Indonesia

dalam melawan covid 19.

Dengan menampilkan para

ulama Islam dari berbagai

daerah dan tokoh-tokoh agama

utuk memberikan pesan singkat

serta do‟a agar bangsa Indonesia

cepat pulih dari pandemic.

43. TVRI File Rabu Jam : 13.30 – Program yang menyajikan

76

14.00 WIB tentang kisah hidup dari sosok

hebat.

Tabel 3.2 Program Acara TVRI

7. Sosial Media TVRI

NO

NAMA

SOSIAL

MEDIA

FOTO SOSIAL MEDIA

1. Instagram

TVRI Nasional

2. Instagram

TVRI Jakarta

77

3. Website TVRI

4. Facebook

78

TVRI

5. Youtube TVRI

Tabel 3.3 Sosial Media TVRI

79

B. Program Serambi Islami

Serambi Islami merupakan salah satu program religi yang

di tayangkan oleh Televisi Republik Indonesia, Serambi Islami

juga salah satu program unggulan yang dimiliki oleh TVRI.

Serambi Islami sudah ada sekitar tahun 2013 dan di siarkan

secara tapping di studio 8. Serambi Islami adalah program

yang membahas tentang ilmu-ilmu agama Islam yang tentunya

dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama umat Islam di

Indonesia. Program ini bergaya Talk Show, yaitu berupa

perbincangan atau diskusi kepada tamu atau narasumber

tentang suatu topik tertentu.

Acara ini dipandu oleh seorang pembawa acara yang

memimpin jalannya sebuah acara. Seorang pembawa acara

atau host harus mampu membaca siapa segmentasinya, juga

menyesuaikan dengan format agar berjalan sesuai dengan

karakter acara. Host bergantian dan sudah di tetapkan setiap

hari nya oleh tim produksi. Selain pembawa acara, dalam acara

ini juga terdapat Qari yaitu seorang yang melantunkan bacaan

ayat suci Al-Qur‟an dengan mentaati tajwid yang benar. Selain

Qari terdapat narasumber yaitu Ustad atau Utadzah yang

berasal dari semua kalangan umat Islam. Juga menghadirkan

bintang tamu dari kalangan public figure dan pejabat

pemerintah serta terdapat jama‟ah yang hadir di studio.

80

Serambi Islami berarti „serambi‟ kalau di artikan dalam

KKBI yaitu beranda, jika diartikan seluruhnya berarti Serambi

Islami adalah beranda Islam, yang di kemas dengan gaya Talk

Show Islami dengan menyajikan topik seputar Islam yang

berbeda di setiap episodenya. Program Serambi Islami tayang

setiap hari pada pukul 04.30 – 06.00 WIB, durasi acara ini 90

menit. Program ini mempunyai tagline yaitu “Mutiara Hati”,

tagline ini di ucapkan oleh jama‟ah di studio pada saat ingin

iklan dan pada saat mulai acara.

Tujuan dari program Serambi Islami yaitu untuk

mengedukasi masyarakat berkaitan dengan Islam. Sasaran

program ini ialah semua kalangan, tidak membatasi pekerjaan,

usia, dan jenis kelamin. Tidak jarang anak sekolah dan

mahasiswa menjadi audience di program Serambi Islami.

Serambi Islami merupakan tontonan yang mampu

menumbuhkan dan meningkatkan percaya diri akan keyakinan

spiritual dan nilai-nilai Islami di kehidupan sehari-hari.

Program Serambi Islami dibagi menjadi 8 segment.

Segment Pertama, pada segment ini seorang Qari melantunkan

ayat suci Al-Qur‟an sesuai dengan tema yang akan dibahas.

Lalu pembawa acara memperkenalkan narasumber dan juga

bintang tamu, sekaligus menyampaikan tema pada episode hari

itu. Kemudian pembawa acara mempersilahkan narasumber

yaitu seorang Ustad atau Ustadzah untuk memaparkan sedikit

81

materi mengenai tema dan makna dari ayat suci Al-Qur‟an

yang dilantunkan oleh Qari.

Segment Kedua, pembawa acara melanjutkan

menanyakan pendapat bintang tamu mengenai pembahasan

tema di dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian bintang tamu

pun memaparkan sesuai dengan pendapat dan pemikirannya.

Lalu dilanjutkan kembali kepada Ustad atau Ustadzah untuk

memaparkan materi-materi dakwah mengenai makna dari tema

dan ayat suci Al-Qur‟an. Data – data yang disampaikan

mengacu pada Al-qur‟an, Hadist, perkataan Rasul dan Firman

Allah SWT.

Segment Ketiga dan Keempat yaitu masih memaparkan

materi – materi mengenai tema. Segmen Kelima – Ketujuh sesi

interaktif tanya jawab dengan audience dan bintang tamu

kepada narasumber yaitu Ustad atau Ustadzah. Segment

Kedelapan yaitu segment kesimpulan dimana narasumber

menyimpulkan semua materi yang dipaparkan tadi dengan

singkat dan penuh makna. Kemudian pembawa acara juga

memberikan kesimpulan dari episode tersebut. Di tutup dengan

do‟a dari Ustad atau Ustadzah dan tagline Serambi Islami

“Mutiara Hati”.

82

Gambar 3.5 Logo Serambi Islami

C. Struktur Serambi Islami

No. Jabatan Nama

1. Eksekutif Produser Ni Kadek

2. Program Director Amy. S

3. Asisten Program Director Sainudah

4. Stage Manager Jamilah

5. Unit Manager Ida

6. Floor Director Linda

Tabel 3.4 Struktur Serambi Islami

D. TVRI Bekerja Sama Dengan Lembaga

NO NAMA LEMBAGA NAMA PROGRAM

1. Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan

1. Belajar Dari Rumah Paud

dan Sederajat

2. Sahabat Pelangi. Kelas 1 –

3 Sekolah Dasar

3. Gemar Matematika. Kelas

83

4 – 6 Sekolah Dasar

4. Belajar Dari Rumah

SMA/SMK Sederajat

5. Belajar Dari Rumah

Pengasuhan dan

Pendidikan Anak

2. Kementerian Pariwisata 1. Pesona Indonesia

2. Kain Nusantara

3. Kementerian Pertahanan 1. Hari Abri

2. Bela Negara

4. Kementerian Pemuda dan

Olahraga

1. Sea Games

2. Asian Games

Tabel 3.5 Lembaga Yang Bekerja Sama Dengan TVRI

84

BAB IV

PENETAPAN MODIFIKASI PROGRAM SERAMBI

ISLAMI PADA TAHUN 2018, 2019, 2020, DAN 2021

A. Modifikasi Terhadap Source Program Serambi Islami

Pada 13 Desember 2018, Serambi Islami mengangkat

tema “Hidup Yang Sesungguhnya” dimana Ustad Kol. Sus.

Dr. H. M Kemalsyah menjelaskan bahwa Hidup Yang

Sessungguhnya bukan di dunia melainkan di akhirat nanti,

tempat yang sesungguhnya bukan di dunia tetapi di surga nya

Allah SWT, kedekatan kita bukan dekat dengan harta

kekayaan tetapi dekat dengan Allah SWT karena Dia Sang

Pencipta. Pada episode ini dipandu oleh Hafiz Salim selaku

pembawa acara, kemudian menghadirkan Ustad yaitu Kol.

Sus. Dr. H. M Kemalsyah M. Ag (Pamen Denma Mabe AU /

Pimpinan Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah),

terdapat beberapa jama‟ah atau penonton di studio yaitu

Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih, Majelis Ta‟lim

Nurul Hikmah, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan Santri Pondok Pesantren Papan

Raudhatul Jannah. Tim produksi yang bekerja pada 13

Desember 2018 yaitu Ni Kadek sebagai Produser, Fransien

sebagai Program Director, Lala sebagai Asisten Produser,

85

Linda sebagai Floor Director, Siska sebagai Stage Manager,

Ida sebagai Unit Manager.46

Pada 7 Februari 2019, program Serambi Islami

mengusung tema “Hakekat Taubat” Kol. Sus. Dr. H. M

Kemalsyah menjelaskan bahwa manusia di lahirkan dalam

keadaan suci tidak ada dosa dan kesalahan. Tetapi ketika ruh

dan jasad Bersatu, jasad punya keinginan di dorong dengan

nafsu. Dari kebutuhan meningkat pada keinginan, keinginan

ini yang tidak bisa membendung diri untuk menjaga

kemurnian kesucian dari bagaimana hakekat Allah SWT

menciptkan manusia ke muka bumi ini. Hakekat Taubat

menurut Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah ialah mohon

ampun dari berbagai dosa dan kesalahan, istighfar bukan

sekedar Allah memaafkan, mengampuni dosa tetapi Allah

SWT juga akan memberikan kesuburan untuk bangsa dan

negara ini. Pengisi acara pada 7 Februari 2019 yaitu dipandu

oleh Raka Khusnul sebagai pembawa acara, sama seperti

tahun sebelumnya menghadirkan Ustad Kol. Sus. Dr. H. M

Kemalsyah M. Ag (Pamen Denma Mabe AU / Pimpinan

Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah), jama‟ah yang

hadir di studio Majelis Ta‟lim Baitul Rahim Jayanti

Tangerang, dan Ponpes Raudhatul Jannah Bekasi. Terdapat

beberapa kerabat kerja atau tim produksi pada episode ini

46

Tim Produksi, Hidup Yang Sesungguhnya, 13 Desember 2018,

Youtube TVRI

86

yaitu, Sri. H sebagai Produser, Jamilah sebagai Program

Director, dan Tiambun sebagai Asisten Produser.47

Tayangan Serambi Islami edisi 20 Juni 2020

menampilkan suasana yang berbeda karena adanya suatu

pandemic dengan megusung tema “Hikmah Di Balik

Musibah” masih dengan Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah M.

Ag sebagai ustad di episode kali ini, beliau memaparkan jika

berbicara tentang musibah pasti setiap detik akan ada,

mereka-mereka yang mengucapkan “innalillahi wa inna

ilaihirojiun” adalah manusia yang bersabar jika terkena

musibah yang Insya Allah akan mendapatkan kebahagiaan

baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT akan mengganti

semua musibah yang terjadi pada kita kelak. Ditambahkan

oleh Hafiz Salim bahwa pandemic Covid-19 ini cara Allah

SWT untuk menguji hambanya agar kembali kepada-Nya.

Karena musibah ini datangnya dari Allah maka kita harus

kembali kepada Allah SWT dengan cara terus meminta tolong

dengan sabar dan sholat. Pengisi acara tahun 2020 tidak

banyak perbedaan, pemandu acara di bawakan oleh Hafiz

Salim, Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah M. Ag (Pamen TNI-

AU) juga masih menjadi Ustad pada tahun ini. Memang tidak

banyak perubahan pada pengisi acara dan tim produksi,

karena hanya ada 5 pembawa acara yang setiap harinya sudah

di tentukan untuk memandu acara, begitu juga pada tim

47

Tim Produksi, Hakekat Taubat, 7 Februari 2019, Youtube TVRI

87

produksi. Yang berbeda pada tahun 2020 ialah tidak ada

jama‟ah di studio tetapi mendatangkan bintang tamu yaitu

Cholidi Asadil Alam seorang actor. Tim produksi yang

bekerja ialah Neneng sebagai produser, Amy. S sebagai

Program Director, Jamilah sebagai Asisten Produser, Rosita

sebagai Floor Dorector, Linda. R sebagai Stage Manager, dan

Sainudah sebagai Unit Manager.48

Pada tayangan 25 Agustus 2021, Serambi Islami

mengangkat tema “Mensyukuri Kemerdekaan Dengan

Menjaga Persatuan” dimana Prof. Dr. H. Abdul Muti

(Sekretaris Umum PP Muhammadiyah) menjelaskan bahwa

merdeka artinya ada kebebasam sehingga harus berbuat baik,

mengisi, menikmati dan bersyukur atas kemerdekaan.

Indonesia negara darul akhdi yaitu kesepakatan, kita akan

menjadi kuat kalau kita bersatu. Pengisi acara edisi 2021 ialah

Hilman Fauzi sebagai pemandu acara, Prof. Dr. H. Abdul

Muti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah), menghadirkan

bintang tamu Dr. H. Jazuli Juwaini LC, MA (Anggota Komisi

1 DPR RI), tahun ini sudah ada penonton yaitu Majelis

Ta‟lim At-Taubah dan Majelis Ta‟lim Nurul Khair Jakarta

Timur, namun jama‟ah tetap mengikuti protokol Kesehatan.

Beberapa tim produksi yaitu, Warsono sebagai Produser,

48

Tim Produksi, Hikmah Di Balik Musibah, 20 Juni 2020, Youtube

TVRI

88

Restho sebagai Program Director dan Sulaimi sebagai Asisten

Produser.49

Perubahan atau pergantian dalam suatu tim produksi

adalah hal yang sering terjadi, hal ini dilakukan untuk

mendapatkan ide-ide juga gagasan baru. Serambi Islami

sedikit ada pergantian tim produksi. “Missal nya saya

produsernya di hari senin sama minggu. Belum ada

perubahan dari tim produksinya. Paling fd nya suka gantian,

kalau crew teknik ngga gantian dan kalau produser gantian

sama produser lainnya tetapi dari dulu sudah di tentukan

siapa-siapa aja yang menjadi produser Serambi Islami, jadi

selama ini masih tetap”. Ungkap Ni Kadek selaku produser

Serambi Islami.50

Serambi Islami mengusung konsep talk show religi yang

mendatangkan Ustad atau Ustadzah dari berbagai kalangan.

Tujuan dari keterlibatan Ustad atau Ustadzah ialah untuk

memberikan ilmu agama sesuai dengan pedoman Al-Qur‟an

juga hadist Nabi. Ustad yang di hadirkan pada program

Serambi Islami dari semua kalangan yaitu, Muhammadiyah,

Nadhatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia dan lain-lain.51

Selain TVRI adalah televisi publik yang tidak memihak

49

Tim Produksi, Mensyukuri Kemerdekaan Dengan Menjaga

Persatuan, 25 Agustus 2021, Youtube TVRI 50

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021 51

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

89

kepada siapapun, tujuan di hadirkannya Ustad atau Ustadzah

dari berbagai kalangan ialah agar tidak adanya keberpihakan

dalam penyampaian ilmu agama. Begitu juga pada

Narasumber atau bintang tamu yang di hadirkan. Beberapa

bintang tamu di antaranya seorang aktris dan juga aktor,

kemudian ada seorang founder metode hatam, anggota DPR

RI, Dosen salah satu Universitas, ada juga seorang psikolog,

Ketua komisi MUI, pendiri dan pengurus pondok pesantren,

dan sebagainya.

Berbicara mengenai pemandu acara atau host yang

bertugas memimpin sebuah acara, juga membaca naskah yang

sudah disiapkan sebelumnya oleh tim produksi. Kemudian

seorang host harus bisa berdialog dengan penonton serta

berinteraksi atau mewawancarai bintang tamu. Di dalam

program Serambi Islami ada 5 host yang bergantian setiap

harinya, Pertama ada Raka Khusnul (presenter dan pemain

sinetron) yang menjadi host di hari Senin, Kedua Fitria Widi

Waluya (presenter religi dan juga pengusaha) menjadi host di

hari Selasa, Ketiga Hilman Fauzi (da‟i muda millennial) yang

menjadi host hari Rabu dan Minggu, Keempat Cece Kirana

(aktris, pembawa acara dan seorang model) menjadi host di

hari Kamis, dan Kelima Hafiz Salim (seorang actor, pelawak,

pembawa acara dan juga motivator) yang menjadi host di hari

Jum‟at dan Sabtu.

90

NO. HARI /

TANGGAL TEMA PENGISI ACARA

TIM

PRODUKSI

1. Kamis, 13

Desember

2018

Hidup

Yang

Sesunggu

hnya

1. Host : Hafiz Salim

2. Ustad : Kol. Sus. Dr.

H. M Kemalsyah M.

Ag (anggota TNI AU,

Penceramah dan

Pimpinan Pondok

Pesantren Papan

Raudhatul Jannah)

3. Penonton : Majelis

Ta‟lim Khairu

Ummah Jati Asih,

Majelis Ta‟lim Nurul

Hikmah, Pondok

Pesantren Papan

Raudhatul Jannah,

Mahasiwa UIN

Jakarta dan

Kementerian

Pertahanan

4. Qari : Mahfuzul

Khuluqi

1. Produser : Ni

Kadek. S

2. Program

Director :

Fransien

3. Asisten

Produser :

Lala

4. Floor

Director :

Linda

5. Stage

Manager : Siska

6. Unit Manager

: Ida

2. Kamis, 7

Februari

2019

Hakekat

Taubat

1. Host : Raka Khusnul

2. Ustad : Kol. Sus. Dr.

H. M Kemalsyah

1. Produser :

Sri. H

2. Program

91

M.Ag (anggota TNI

AU, Penceramah dan

Pimpinan Pondok

Pesantren Papan

Raudhatul Jannah)

3. Penonton : Majelis

Ta‟lim Baitul Rahim

Jayanti Tangerang,

dan Ponpes Raudhatul

Jannah Bekasi

4. Qari : Mahfuzul

Khuluqi

Director :

Jamilah

3. Asisten

Produser :

Tiambun

3. Sabtu, 20

Juni 2020

Hikmah

Di Balik

Musibah

1. Host : Hafiz Salim

2. Ustad : Kol. Sus. Dr.

H. M Kemalsyah

M.Ag (anggota TNI

AU, Penceramah dan

Pimpinan Pondok

Pesantren Papan

Raudhatul Jannah)

3. Bintang Tamu :

Cholidi Asadil Alam

(aktor)

4. Qari : Mahfuzul

Khuluqi

1. Produser :

Neneng

2. Program

Director : Amy.

S

3. Asisten

Produser :

Jamilah

4. Floor

Director :

Rosita

5. Stage

Manager :

92

Linda. R

6. Unit Manager

: Sainudah

4. Rabu, 25

Agustus 2021

Mensyuk

uri

Kemerde

kaan

Dengan

Menjaga

Persatuan

1. Host : Hilman Fauzi

2. Ustad : Prof. Dr. H.

Abdul Muti

(Sekretaris Umum PP

Muhammadiyah dan

Guru Besar Bidang

Pendidikan Agama

Islam di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

3. Bintang Tamu : Dr.

H. Jazuli Juwaini LC,

MA (anggota Komisi

1 DPR RI dari Partai

Keadilan Sejahtera)

4. Qari : Deden

Zainunnajib

5. Penonton : Majelis

Ta‟lim At-Taubah

dan Majelis Ta‟lim

Nurul Khair Jakarta

Timur

1. Produser :

Warsono

2. Program

Director :

Restho

3. Asisten

Produser :

Sulaimi

Tabel 4. 1 Modifikasi Terhadap Source

93

B. Modifikasi Terhadap Pesan Program Serambi Islami

Dalam penyampaian pesan Ni Kadek Produser Serambi

Islami mengatakan bahwa tidak ada memihak kepada

siapapun, semua yang disampaikan independent dan netral.

Pesan yang disampaikan oleh Ustad sesua dengan tema yang

di angkat saja. “Sesuai dengan tema kita aja, misal kajian

hadis yaudah fokus tentang kajian hadis, kalau tasawuf ya

tasawuf. Kalau di minggu itu khusus tentang kajian hadis Al

Bukhori, yaudah kita berdasarkan kitab Al Bukhori tidak

melenceng-melenceng. Tapi disesuaikan dengan keadaan kita

sekarang, seperti sekarang lagi adanya pandemi covid-19.”

Papar Ni Kadek.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa dalam

memaparkan materi biasanya Ustad menceritakan sejarah atau

kisah nabi tetapi di sesuaikan di masa sekarang, misalnya

gimana pada saat Nabi dalam keadaan sakit dan pada saat ada

wabah penyakit, Nabi senantiasa bersabar dan bertawakal

kepada Allah SWT. Kemudian kita sesuaikan di kondisi

sekarang dengan adanya pandemic covis-19, jadi kita harus

sabar karena Nabi juga seperti itu. Lalu bagaimana saat Nabi

Muhammad Saw tertunda pada saat ingin umrah, kita jelaskan

94

kisah Nabi dahulu dengan membahas dan menyesuaikan

dalam keadaan sekarang.52

Berikut adalah beberapa pesan yang disampaikan oleh

Ustad mengenai tema-tema yang berbeda pada tahun 2018,

2019, 2020, dan 2021 :

1. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2018

Pada 13 Desember 2018 Serambi Islami

mengangkat tema “Hidup Yang Sesungguhnya”,

Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah menjelaskan

bahwa definisi hidup ialah berastunya ruh dengan

jasad. Kemudian Ustad Kemalsyah membacakan surat

Al-Ankabuut ayat 63-64, dan menjelaskan arti serta

makna dari ayat tersebut “Allah yang maha tau

kedalaman, keluasan ini, kita hanya terbatas. Dan jika

kamu Muhammad menanyakan kepada mereka

„siapakah yang menurunkan air dari langit?, maka

dengannya hidup bumi dari gersangnya, pasti mereka

akan memberikan jawaban Allah SWT. Katakanlah

segala puji bagi Allah. Dan tidak lah kehidupan ini

melainkan senda gurau dan permainan. Dan

sesungguhnya negeri akhirat dialah kehidupan yang

sebenar-benarnya . jika mereka mengetahuinya.”

52

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

95

Ada manusia secara jasad hidup tapi kepekaan

keimanan dan kepekaan sosialnya mati. Kehidupan ini

untuk perjumpaan kita dengan Rabb. Dalil yang

berbicara tentang kehidupan ialah Surat Ar-Rad ayat

2, Kembali Ustad Kemalsyah menjelaskan isi

kandungannya “inti sari dari Surat Ar-Rad ayat 2 ialah

Allah itu yang menguasai kita semua, kita akan

bertemunya dengan-Nya. Bertemu dengan-Nya

berbicara pada pertemuan yang mendapatkan rahmat

atau pertemuan yang mendapatkan laknat, tergantung

hidup kita di dunia.”

Allah memberikan kehidupan pada manusia

adalah harga yang istimewa. Berbicara manusia itu

ada ruh dan ada jasad, ketika berbicara tentang jasad

yaitu wujud nyata komplit yang dapat dilihat, yang

dapat di raba dan di rasakan. Tetapi yang ada di

dalamnya adalah ruh yang membuat kita dapat

beraktivitas. Hidup yang sesungguhnya bukan di

muka bumi tetapi di akhirat nanti. Dunia ini waktu

yang sangat sebentar, dunia adalah tempat dimana

Allah SWT akan menilai kita.

Hidup yang haqiqi ialah kehidupan yang berada di

samping Allah SWT. Ustad Kemalsyah menjelaskan

makna dari surat As-Syu‟ara ayat 88-89 “pada suatu

hari tidak aka nada manfaatnya harta

96

(tanah,rumah,jabatan dll) kecuali hati yang bersih.

Taubat bukan hanya di lisan tetapi taubat juga dalam

perbuatan.”. Ada jasad dan ada ruh, kalau jasad yaitu

fisik baik yang di luar maupun di dalem, dia sifatnya

kebendaan yang dapat kita lihat. Kalu ruh dengan alat

apapun tidak bisa dilihat, intinya keduanya berbeda.

Kalau makan fisik atau lahir seperti makanan

minuman, kalau ruh itu seperti ilmu, keyakinan,

beribadah dll.

Inti dari makna hidup yang sesungguhnya adalah

bukan hidup di dunia, melaikan hidup yang

sesungguhnya bagi kita di dunia dalam pandangan

islam adalah di akhirat. Tempat yang sesungguhnya

bukan di dunia, melainkan di surganya Allah SWT.

Kedekatan kita bukan dekat dengan harta benda

kekayaan tetapi dekat dengan Allah karena Dia Sang

Pencipta. Hiudpkan lah ruh dan jasad kami dalam

kehidupan yang dibimbing oleh cahaya Mu Ya Allah,

jadikanlah hidup yang sesaat ini punya makna dan

bermanfaat untuk kebahagiaan sendiri, keluarga, nusa

dan bangsa. Ya Allah jadikanlah kematian kami untuk

kebahagiaan kami dan jadikan akhirat kami tempat

surga kami Ya Allah.53

53

Tim Produksi, Hidup Yang Sesungguhnya, 13 Desember 2018,

Youtube TVRI

97

2. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2019

Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah M. Ag

menjadi bintang tamu Kembali pada tahun ini namun,

tema pada edisi ini ialah “Hakekat Taubat”. Kalau

berbicara tentang taubat artinya berbicara tentang

perbuatan salah yang dilakukan oleh manusia.

Manusia diciptkan oleh Allah SWT ke muka bumi

dalam keadaan suci, tetapi ketika ruh menyatu dengan

jasad maka jasad punya keinginan, di dorong dengan

nafsu yang Allah berikan. Dari kebutuhan meningkat

menjadi keinginan. Dari sisi Bahasa taubat adalah

membersihkan hati dari perbuatan salah atau dosa.

Taubat seseorang dari perbuatan dosa yang tidak

diketahuinya, tetapi permaslahannya ketika kita sudah

tahu itu salah masih di ulangi lagi. Ketika orang-orang

menjelang akhir hayat baru bertaubat tidak akan

diterima taubatnya oleh Allah SWT. Alangkah lebih

baiknya ketika kita melakukan dosa segera bertaubat

agar diterima oleh Allah SWT. Dan jika orang

tersebut kafir maka tidak akan diterima juga

taubatnya.

Taubat dari sisi ulama ialah melakukan recovery

diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Taubat tidak melulu karena perbuatan salah atau dosa,

orang-orang yang penuh kesucian juga terus bertaubat.

98

Bertaubat untuk membersihkan kesalahan masa lalu

yang kita sudah lupa, maka teruslah beristighfar

bertaubat kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam

surat At-Tahrim ayat 8 “taubat yang di inginkan oleh

Allah SWT yaitu taubatan nasuha. Taubat nasuha

yaitu benci terhadap apa yang kita laukakan,

kemudian kita melaksanakan taubat itu dan tidak

pernah melakukannya lagi”.

Alat taubat yang dimaksud ialah bagaimana lisan

ketika bertasbih dan beristighfar kepada Allah SWT.

Surat An-Nasr ayat 1-3 Ustad Kemalsyah menjelaskan

“maka bertasbihlah dengan memuji Tuhan-Mu dan

beristighfar lah sesungguhnya Allah maha penerima

taubat.” Ketika seseorang semakin sering banyak

ampun kepada Allah SWT diantaranya dengan

bertasbih, berzikir pada Allah SWT maka, semakin

bersih dan semakin tenang hatinya dan pikirannya.

Kalau kita mengerjakan shalat 5 waktu dengan

baik dan benar insya Allah dosa kita setelah solat isya

di pagi hari dihapus oleh Allah SWT. Shalat sebagai

sarana mendapat ampunan dari Allah SWT, termasuk

shalat sunnah. Surat Al-Ankabuut ayat 45

menjelaskan tentang bertaubat “sesungguhnya shalat

itu menjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar.

Shalat sebagai benteng agar kita tidak terjerumus pada

99

perbuatan dosa, semakin kita terus mengerjakan shalat

maka semakin suci diri kita. Tetapi ketika kita jarang

melaksanakan shalat maka semakin dekat kita dengan

dosa juga perbuatan keji dan mungkar.”

Kemudian terdapat surat Al-Anfal ayat 3 isi

kandungannya yaitu Allah tidak akan

mengazab,menghukum dan tidak akan membuat

bencana terhadap orang-orang yang banyak

beristighfar. Lalu ada juga surat Nuh ayat 10-11 yang

menjelaskan mengenai bertaubat. Orang-orang yang

beristighfar bukan sekedar diampuni dosa dan

kesalahannya namun akan mendatangkan rezeki yang

besar. Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk

memperbanyak istighfar kepada-Nya karena dengan

beristighfar Allah turunkan dari langit rezeki-Nya.

Mohon ampun dari berbagai kesalahan dan perbanyak

lah istighar agar di jauhkan dari perbuatan dosa.54

3. Pesan Program Serambi Islamu Tahun 2020

Di tahun 2020 Indonesia terpapar virus covid-19,

maka program Serambi Islami pada tanggal 20 Juni

2020 mengangkat tema “Hikmah Di Balik Musibah”

sesuai dengan apa yang terjadi pada masa itu.

Terdapat ayat mengenai tema tersebut ialah surat Al-

54

Tim Produksi, Hakekat Taubat, 7 Februari 2019, Youtube TVRI

100

Baqarah ayat 155-157, Ustad Kol. Sus. Dr. H. M

Kemalsyah M.Ag memaparkan makna dari ayat

tersebut “di setiap hidup manusia tidak lepas dari rasa

takut, rasa khawatir kaitan dengan beragam hal.

Mereka-mereka yang bersabar yang mengucapkan

innalillahi wa innailaihirojin, dia lah orang-orang yang

akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun

di akhirat.”

Sepanjang manusia hidup pasti Allah akan berikan

musibah di catatan Lauhul Mahfuz. Sesuatu tidak akan

terjadi kecuali apa yang sudah tercatat di catatan

Allah, dan hanya kepada Allah orang-orang yang

beriman bertawakal. Dengan kita bertawakal adanya

musibah menjadikan kita tidak takut pada musibah

karena kita dekat kepada Allah. Dalam surat Al-Isra

ayat 59 menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan

musibah untuk menakut-nakuti hambanya agar

hambanya lebih dekat kepada-Nya. Musibah adalah

sesuatu yang diperbuat oleh manusia sendiri dan

berdampak di kemudian hari. Berbeda dengan ujian,

kalau ujian ialah ketika kita tidak berbuat apa-apa

tiba-tiba ada cobaan yang diberikan oleh Allah SWT,

itu wujud daripada imannya kepada Allah SWT.

Adanya wabah covid-19 ini adalah musibah, karena

dibawa oleh manusia.

101

Dalam Susana pandemic seperti sekarang yang

bisa mengambil pelajaran atau hikmahnya ialah orang

yang cerdas (berbicara akhirat) pasti punya keikhlasan

terhadap apapun. Cerdas pasti pintar tetapi pintar

belum tentu cerdas. Berkhusnuzon kepada Allah

adalah cara terbaik, ketika sudah berkhusnuzon

kepada Allah maka dia tidak akan mudah marah dan

tinggi kesabarannya. Dalam suasana pandemic banyak

orang-orang yang di PHK, hal ini yang akan

memunculkan musibah baru dalam rumah tangga.

Banyak musibah-musibah baru yang muncul di

suasana pandemic, dari masalah ekonomi, rumah

tangga, pekerjaan dan lain-lain.

Disamping musibah ada yang bisa menerima

secara positif dan negative, yang berfikir positif ialah

orang-orang yang sabar, sholat di tegakan, empati

terhadap sesama. Dalam surat Al-A‟raf ayat 146-147

memparkan menganai ciri-ciri orang sombong

terhadap musibah yang diberikan. Apapun musibah

yang datang kepada kita diharapkan kita dapat

mengambil pelajaran dari musibah tersebut. Pelajaran

yang dapat di ambil dari adanya covid-19 ialah

kebersihan, kehati-hatian. Lalu hikmah yang lain yaitu

kita dapat ilmu baru seperti dapat membuat APD

sendiri dan tidak perlu lagi membeli dari luar negeri.

102

Kemudian banyak kerajinan tangan seperti membuat

masker sehingga ekonominya balik normal lagi.

Banyak hikmah yang bisa diambil dari pandemic ini

jika kita lihat sisi positif nya.

Adanya pandemic agar kita lebih mengingat Allah

SWT dalam segala hal, dan agar kita Kembali kepada-

Nya. Dalam surat An-Nuh ayat 10-12 menjelaskan

Kita harus perbanyak beristighfar dan mohon ampun

kepada Allah SWT. Musibah datang sebagai teguran

dari Allah dan Allah ingin melihat apakah kita sebagai

hambanya mengingat Dia, kembali kepada-Nya untuk

memohon ampun. Akan Allah gantikan semua ini

dengan rahmat yang berlimpah. Pandemic covid-19

adalah bagian dari cara Allah untuk menguji

hambanya agar lebih dekat dengan-Nya. Karena

musibah ini datangnya dari Allah maka kita harus

kembali kepada Allah SWT dengan cara terus

meminta tolong dengan sabar dan sholat.55

4. Pesan Program Serambi Islamu Tahun 2021

Pada 25 Agustus 2021 mengangkat tema

“Mensyukuri Kemerdekaan Dengan Menjaga

Persatuan” dengan mempertemukan Ulama dan

Umarah yaitu Prof. Dr. H. Abdul Muti seorang Ustad

55

Tim Produksi, Hikmah Di Balik Musibah, 20 Juni 2020, Youtube

TVRI

103

dan Dr. H. Jazuli Jumaini LC. MA seorang anggota

Komisi 1 DPR RI. Terdapat surat yang berkaitan

dengan tema yaitu surat Al-Imran ayat 103 dan Surat

Ibrahamin ayat 7. Dr. H. Jazuli memaparkan bahwa

kemerdekaan adalah rahmat dari Allah SWT tetapi

para ulama dan abri juga mempunyai peran besar

untuk kemerdekaan Indonesia. Ulama dan abri penting

agar kita mempunyai Negara yang berdaulat, dengan

Negara yang berdaulat rakyat mempunyai kebebasan

dengan koredor kebangsaan, lalu dalam beragama

rakyat bebas dalam melakukan ibadah sesuai

kepercayaannya masing-masing. Dasar Negara

Indonesia ialah Pancasila yang mana sila pertama

Ketuhanan Yang Maha Esa artinya semua rakyat di

Indonesia harus ber-Tuhan, walaupun Indonesia bukan

Negara yang dibangun dengan dasar Agama tetapi

Agama di Indonesia sangat dihormati.

Prof. Dr. Abdul Muti menjelaskan ada 3 hal

mengenai kemerdekaan, Pertama dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kemerdekaan

adalah hak segala bangsa, manusia lahir ke muka

bumi sebagai makhluk yang merdeka tidak boleh

diperhamba oleh manusia lainnya, hanya boleh

menghamba kepada Allah SWT. Kedua dalam

pembukaan juga ditulis bahwa kemerdekaan atas

104

berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Allah SWT

memberikan pertolongan dan perlindungan pada

bangsa Indonesia, ini menunjukkan bagaimana peran

besar dari para Ulama dalam memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia. Ketiga diantara tujuan

kemerdekaan ialah agar kita menjadi bangsa yang

merdeka, bersatu, berdaulat adil dan Makmur.

Merdeka artinya bebas tetapi tidak berarti semaunya

sendiri ada peraturan-peraturan yang mengatur dalam

mengekspresikan kebebasan dan merdeka untuk

bersatu.

Dr. Jazuli memaparkan kembali bahwa seluruh

komponen dan elemen mulai dari raktyat, pejabat dan

presiden dalam mengelola bangsa harus tetap menjaga

nilai-nilai syukur kepada Allah SWT. Cara

mensyukurinya dengan aturan Dasar-Dasar Negara

dan konstitusi yang di dalamnya terdapat kebebasan

dalam beribadah sesuai dengan keyakinannya dan

saling toleransi. Maka seluruh upaya yang

menjauhkan dari prinsip-prinsip Ketuhanan harus di

tepis. Karena kebebasan kita diikat oleh Dasar-Dasar

Negara dan Konstitusi yang di dalamnya ada

keyakinan terdapat agama maka kebebasan kita harus

diikat dengan agama UUD dan Konstitusi.

105

Prof. Dr. Abdul Muti memaparkan bahwa

bersyukur menurut beliau ada 4 hal, Pertama

menyadari bahwa kesuksesan kita bukan dari kita

sendiri melainkan ada pihak lain yaitu Allah SWT dan

sesama umat manusia. Kedua sering mengucap syukur

Alhamdulillahirabbilalamin, serta diiringi dengan

perbuatan. Ketiga mengikuti perintah Allah SWT

sebagai bukti bahwa kita bersyukur. Keempat

memanfaatkan anugerah Allah dengan perbuatan yang

baik.Persatuan bisa rusak karena tidak suka terhadap

orang lain, rasa egois yang tinggi ingin menang

sendiri, merusak tatanan atau peraturan yang sudah

ada. Maka dari itu jika ingin menjaga persatuan

bangsa tidak boleh melakukan ketiga hal tersebut.

Manusia sehebat apapun tidak bisa melakukan segala

hal seorang diri, pasti ada bantuan dari sesama

manusia, maka perlu adanya gotong royong antar

manusia.

Kesimpulan dari Dr. H. Jazuli Jumaini LC. MA

adalah bahwa kita harus bersyukur atas nikmat

kemerdekaan, melihat yang lebih rendah jangan

melulu melihat ke atas karena akan sulit bersyukur.

Kemudian kita harus menjaga Negeri ini dengan

mensyukuri nikmat Allah SWT, salung menghormati,

bekerja sama dan tolong menolong, jangan saling

106

mencaci antar satu dengan yang lainnya. Terakhir

kesimpulan dari Prof Dr. H. Abdul Muti ialah

merdeka artinya kebebasan sehingga harus berbuat

baik, mengisi, menikmati dan bersyukur atas

kemerdekaan. Indonesia Negara darul akhdi yaitu

kesepakatan, kita akan menjadi kuat kalau kita

bersatu.56

Tanggal, Bulan

dan Tahun

Judul Intisari

13 Desember 2018 Hidup Yang

Sesungguhnya

Hidup yang haqiqi ialah

kehidupan yang berada di

samping Allah SWT. makna

hidup yang sesungguhnya

adalah bukan hidup di dunia,

melaikan hidup yang

sesungguhnya bagi kita di

dunia dalam pandangan islam

adalah di akhirat. Tempat

yang sesungguhnya bukan di

dunia, melainkan di surganya

Allah SWT. Kedekatan kita

bukan dekat dengan harta

benda kekayaan tetapi dekat

56

Tim Produksi, Mensyukuri Kemerdekaan Dengan Menjaga

Persatuan, 25 Agustus 2021, Youtube TVRI

107

dengan Allah karena Dia

Sang Pencipta. Hiudpkan lah

ruh dan jasad kami dalam

kehidupan yang dibimbing

oleh cahaya Mu Ya Allah,

jadikanlah hidup yang sesaat

ini punya makna dan

bermanfaat untuk

kebahagiaan sendiri,

keluarga, nusa dan bangsa.

Ya Allah jadikanlah kematian

kami untuk kebahagiaan kami

dan jadikan akhirat kami

tempat surga kami Ya Allah.

7 Februari 2019 Hakekat Taubat Berbicara tentang taubat

artinya berbicara tentang

perbuatan salah yang

dilakukan oleh manusia. Dari

sisi Bahasa taubat adalah

membersihkan hati dari

perbuatan salah atau dosa.

Ketika orang-orang

menjelang akhir hayat baru

bertaubat tidak akan diterima

108

taubatnya oleh Allah SWT.

Alangkah lebih baiknya

ketika kita melakukan dosa

segera bertaubat agar

diterima oleh Allah SWT.

Dan jika orang tersebut kafir

maka tidak akan diterima

juga taubatnya.

Taubat dari sisi ulama ialah

melakukan recovery diri dari

perbuatan yang dilarang oleh

Allah SWT. Alat taubat yang

dimaksud ialah bagaimana

lisan ketika bertasbih dan

beristighfar kepada Allah

SWT. Orang-orang yang

beristighfar bukan sekedar

diampuni dosa dan

kesalahannya namun akan

mendatangkan rezeki yang

besar. Kita diperintahkan

oleh Allah SWT untuk

memperbanyak istighfar

kepada-Nya karena dengan

beristighfar Allah turunkan

109

dari langit rezeki-Nya.

Mohon ampun dari berbagai

kesalahan dan perbanyak lah

istighar agar di jauhkan dari

perbuatan dosa. Kemduian

kalau kita mengerjakan shalat

5 waktu dengan baik dan

benar insya Allah dosa kita

setelah solat isya di pagi hari

dihapus oleh Allah SWT.

Shalat sebagai sarana

mendapat ampunan dari

Allah SWT, termasuk shalat

sunnah.

20 Juni 2020 Hikmah Di Balik

Musibah

Musibah adalah sesuatu yang

diperbuat oleh manusia

sendiri dan berdampak di

kemudian hari. Berbeda

dengan ujian, kalau ujian

ialah ketika kita tidak berbuat

apa-apa tiba-tiba ada cobaan

yang diberikan oleh Allah

SWT, itu wujud daripada

imannya kepada Allah SWT.

Adanya wabah covid-19 ini

110

adalah musibah, karena

dibawa oleh manusia.

Pelajaran yang dapat di ambil

dari adanya covid-19 ialah

kebersihan, kehati-hatian.

Lalu hikmah yang lain yaitu

kita dapat ilmu baru seperti

dapat membuat APD sendiri

dan tidak perlu lagi membeli

dari luar negeri. Kemudian

banyak kerajinan tangan

seperti membuat masker

sehingga ekonominya balik

normal lagi. Adanya

pandemic agar kita lebih

mengingat Allah SWT dalam

segala hal, dan agar kita

Kembali kepada-Nya. Dalam

surat An-Nuh ayat 10-12

menjelaskan Kita harus

perbanyak beristighfar dan

mohon ampun kepada Allah

SWT. Musibah datang

sebagai teguran dari Allah

dan Allah ingin melihat

111

apakah kita sebagai

hambanya mengingat Dia,

kembali kepada-Nya untuk

memohon ampun. Akan

Allah gantikan semua ini

dengan rahmat yang

berlimpah. Pandemic covid-

19 adalah bagian dari cara

Allah untuk menguji

hambanya agar lebih dekat

dengan-Nya. Karena musibah

ini datangnya dari Allah

maka kita harus kembali

kepada Allah SWT dengan

cara terus meminta tolong

dengan sabar dan sholat.

25 Agustus 2021 Mensyukuri

Kemerdekaan

Dengan Menjaga

Persatuan

Kesimpulan dari Dr. H.

Jazuli Jumaini LC. MA

adalah bahwa kita harus

bersyukur atas nikmat

kemerdekaan, melihat yang

lebih rendah jangan melulu

melihat ke atas karena akan

sulit bersyukur. Kemudian

kita harus menjaga Negeri ini

112

dengan mensyukuri nikmat

Allah SWT, saling

menghormati, bekerja sama

dan tolong menolong, jangan

saling mencaci antar satu

dengan yang lainnya.

Terakhir kesimpulan dari

Prof Dr. H. Abdul Muti ialah

merdeka artinya kebebasan

sehingga harus berbuat baik,

mengisi, menikmati dan

bersyukur atas kemerdekaan.

Indonesia Negara darul akhdi

yaitu kesepakatan, kita akan

menjadi kuat kalau kita

bersatu.

Tabel 4. 2 modifikasi Terhadap Pesan

C. Modifikasi Terhadap Format Program Serambi Islami

1. Format Program Serambi Islami Tahun 2018

Dalam menetapkan Ustad, tema, dan tim produksi

yang bekerja ada di balik layar atau dipersiapkan sebelum

113

proses produksi. Sebelum produksi para crew sudah

membuat jadwal untuk menentukan tim produksi yang

bekerja setiap harinya. Pada saat siaran ada pembawa

acara, narasumber atau Ustad dan jama‟ah. Pesan yang

disampaikan oleh Ustad berlandaskan Al-Qur‟an maupun

hadist. Format penyampaian pesan dilakukan dengan cara

meminta jama‟ah membacakan potongan ayat Al-Qur‟an

secara bergantian. Jama‟ah yang hadir di studio dari

berbagai kalangan.

Tim produksi menghadirkan penonton ke studio,

jama‟ah atau penonton yang hadir dari berbagai kalangan

mulai dari ibu-ibu majelis ta‟lim, mahasiswa hingga santri

pondok pesantren. Format atau metode dengan cara

meminta jama‟ah bergantian membacakan potongan ayat

Al-Qur‟an adalah cara dari Ustad Kol. Sus. Dr. H. M

Kemalsyah M.Ag. Setiap Ustad mempunyai cara yang

berbeda, pada tahun 2018 tepatnya pada 13 Desember

metode yang dilakukan seperti itu. Secara umum metode

dakwah yang digunakan para Ustad ialah menggunakan

dalil-dalil Al-Qur‟an dan hadist.

Sebelum produksi tim memproses materi yang akan

ditayangkan, seperti mempersiapkan tema dan rundown.

Setelah semua meteri siap, tim produksi memulai rekaman

tapping. Kemudian setelah selesai produksi, masuk ke

tahap editing. “Proses editing selama dua hari. Untuk

114

penayangannya itu tergantung, misalnya saya rekaman

tanggal 13 itu saya tayangin di tanggal 27 September dan

4 Oktober. Saya tapping jam 8 pagi sudah mulai sampe

jam 12 siang, kemudian jam 1 sampai sore lanjut lagi

rekaman dengan produser yang berbeda. Karena masing-

masing produser 2 episode, jadi sehari itu ada 4 episode

dengan 2 produser yang berbeda,” Pungkas Ni Kadek.

Pada tahun 2018 hanya ada 6 segment karena durasi

acara nya 60 menit. Kebijakan dari TVRI jika acaranya 30

menit menjadi 4 segment, kalau 60 menit menjadi 6

segment, dan jika durasinya 90 menit menjadi 8 segment.

Ada tidak ada nya iklan harus tetap pakai kebijakan itu.

Format siaran yang digunakan ialah dialog.57

Segmen 1 host memperkenalkan diri juga

memperkenalkan Ustad dan para jama‟ah di studio,

kemudian host menyebutkan tema pada episode hari itu.

Kemudian di segment ke dua sampai segment 3 Ustad

mulai memaparkan materi mengenai tema dengan

berlandasarkan Al-Qur‟an serta hadist. Dalam memparkan

materi sesekali Ustad sambil berdialog dengan host dan

para jama‟ah. Pada segment 4 sampai segment 5 host

mempersilahkan jama‟ah untuk bertanya pada Ustad.

Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah memaparkan materi

57

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

115

berlandaskan dalil-dalil Al-Qur‟an dan hadist, tetapi

sebelum menjelaskan Ustad Kemalsyah meminta salah

satu jama‟ah untuk membacakan potongan ayat dari surat

Al-Qur‟an. Beberapa jama‟ah yang di tunjuk Ustad

Kemalsyah bergilir membacakan potongan ayat juga

hadist, begitu juga dalam menjawab pertanyaan dari

jama‟ah. Terakhir segment 6 ditutup dengan kesimpulan

dari Ustad Kol. Sus Dr. H. M Kemalsyah M. Ag,

kemudian do‟a bersama.

2. Format Program Serambi Islami Tahun 2019

Pada 7 Februari 2019 format yang digunakan masih

sama pada tahun 2018. Ni Kadek menjelaskan jika tidak

banyak perubahan format karena produksi Serambi Islami

berada di dalam studio. Maka format yang digunakan

masih sama yaitu dialog. Segment pada tahun ini juga

masih sama yaitu 6 segment, begitu juga pada pola siaran

setiap segment. Segment 2 sampai segment 3 Ustad Kol.

Sus. Dr. H. M Kemalsyah memaparkan materi-materi

sesuai tema. Ustad Kemalsyah selalu membacakan

potongan ayat sebelum memaparkan materi yang beliau

ingin sampaikan.

Kemudian segment 4 sampai segment 5 jama‟ah mulai

berdialog kepada Ustad dengan mengajukan pertanyaan.

Raka Khusnul sebagai host mempersilahkan jama‟ah

116

untuk bertanya, para jama‟ah mengacungkan tangan

sebagai tanda ingin bertanya. Kemudian Raka memilih

salah satu jama‟ah untuk bertanya kepada Ustad. Ibu

Sakina dari Majelis Ta‟lim Baitul Rahim bertanya kepada

Ustad Kemalsyah mengeni taubat yang diterima Allah

SWT. Di segment menjawab pertanyaan, Ustad terlebih

dahulu membacakan potongan ayat dari firman Allah

SWT sebagai landasan jawaban.

Metode dakwah yang digunakan oleh Ustad

Kemalsyah masih sama seperi tahun sebelumnya yaitu

meminta beberapa jama‟ah bergantian membacakan

potongan-potongan ayat Al-Qur‟an. Tujuan dari metode

seperti ini ialah agar jama‟ah di studio tidak hanya

mendegarkan saja kajian dari Ustad tetapi juga terlibat

langsung dengan membaca potongan ayat Al-Qur‟an.

Pada segment 6 di tutup dengan kesimpulan dari Ustad

Kemalsyah terkait pemaparan-pemaparan tentang Hakikat

Taubat, lalu doa bersama dipimpin oleh Ustad Kol. Sus.

Dr. H. M Kemalsyah M. Ag.

3. Format Program Serambi Islami Tahun 2020

Di tahun 2020 sangat berbeda pada tahun-tahun

sebelumnya, tim produksi tidak menghadirkan penonton

atau jama‟ah ke studio. Hal ini dikarenakan pada Maret

2020 Indonesia terdampak pandemic covid-19, yang

117

menyebabkan tidak boleh berkerumun atau berkumpul di

satu tempat. Oleh sebab itu, tim produksi Serambi Islami

mengganti format siaran dengan menghadirkan bintang

tamu sebagai pengganti penonton atau jama‟ah. Bintang

tamu yang dihadirkan dari berbagai kalangan, pada 20

Juni 2020 bintang tamu yang dihadirkan adalah Cholidi

Asadil Alam seorang Aktor.

“Cuma di tahun 2020 kita tidak ada jama‟ah tapi ada

music atau homeband. Biasanya di jama‟ah ada

pertanyaan sekarang kita alihkan ke pemain band nya.

Karna pada bulan mei belum ada pertanyaan dari rumah

jadi paling Cuma ada pertanyaan dari hombe band aja,

dan berdialog sama host juga narasumber.”58

Pungkas Ni

Kadek. Pada tahun 2020 tim produksi membuat inovasi

baru dengan menghadirkan homeband. Karena format

siaran program Serambi Islami ialah talkshow yang mana

berupa perbincangan seorang atau sekelompok tentang

suatu topik tertentu dengan dipandu oleh seorang host.

Maka dirasa perlu adanya timbal balik dari pemirsa, maka

tim produksi mengganti jama‟ah dengan bintang tamu dan

pemain homeband.

Segment pada tahun 2020 bertambah menjadi 8

segment karena durasi acaranya juga bertambah yang

58

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

118

semula 60 menit menjadi 90 menit. Pada 19 Juni 2020

segment 2 sampai segment 7 hanya pemaparan materi

mengenai Hikmah Di Balik Musibah, karena masih dalam

suasana pandemi tema yang diambil sesuai dengan

keadaan pada saat itu. Produser Serambi Islami

menjelaskan bahwa tim produksi menyiapkan tema

sebelum produksi namum terkadang tim produksi juga

bertanya ke narasumber. Begitu juga untuk surat Al-

Qur‟an. “Tema-temanya dari tim produksi dan kadang

nanya ke narasumber juga, kalo untuk suratnya kita

nyarinya sendiri kadang-kadang narasumbernya juga

menentukan. Kalau dia yang nentuin kan enak bawain

materinya jadinya. Kecuali ada event tertentu baru kita

ajuin untuk membawakan tema sesuai dengan event atau

moment tertentu.” Ungkap Ni Kadek Produser Serambi

Islami. Tim produksi dengan Ustad saling bekerja sama

dalam menjalankan siaran.59

Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah tidak

menggunakan metode seperti tahun sebelumnya karena

tidak ada jama‟ah di studio. Namun Ustad Kemalsyah

meminta mahfuzul sebagai qari untuk membacakan

potongan ayat sebagai landasan materi. Pada tahun ini

belum ada pertanyaan dari pemirsa di rumah, hanya

59

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

119

pertanyaan dari bintang tamu juga pertanyaan dari host.

Cholidi sebagai bintang tamu menceritakan kehidupannya

dan sering berdialog dengan Ustad Kemalsyah. Segment 8

sebagai segment terakhir ditutup dengan kesimpulan dari

Ustad Kemalsyah juga doa bersama.

4. Format Program Serambi Islami Tahun 2021

Format pada tahun 2021 tidak banyak perubahan dari

tahun 2020, hanya saja pada tahun ini tepatnya pada 25

Agustus 2021 sudah ada penonton atau jama‟ah di studio.

Tim produksi menghadirkan 2 jama‟ah yaitu At-Taubah

dan Majelis Ta‟lim Nurul Khair Jakarta Timur, dan

terdapat inovasi baru yaitu melibatkan pemirsa di rumah

untuk bertanya kepada Ustad. Ni Kadek menjelaskan

bahwa “Pas music ilang baru kita adain pertanyaan dari

rumah. Jadi formatnya berubah setelah band dan juga

tidak ada jama‟ah baru kita adakan pertanyaan dari

pemirsa dirumah. Itu saja formatnya yg diganti” Pungkas

Ni Kadek.60

Prof. Dr. H. Abdul Muti pada segment 2 sampai

segment 4 memaparkan materi, pemaparan materi dari

Prof Abdul Muti berlandaskan Al-Qur‟an, cerita pada

zaman Nabi Saw dan keseharian. Bintang tamu pada

60

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

120

episode ini menghadirkan Dr. H. Jazuli Juwaini LC. Ma

(Anggota Komisi 1 DPR RI), beliau juga memaparkan

materi mengenai kemerdekaan sebagai Aparat Negara.

Tim produksi menghadirkan Dr. Jazuli karena tema pada

episode ini ialah tentang kemerdekaan, melihat pandangan

dari sisi Ustad dan Aparat Negara mengenai

kemerdekaan.

Kemudian di segment 5 sampai segment 7 sesi tanya

jawab, Hilman Fauzi mempersilahkan jama‟ah untuk

bertanya kepada Ustad Abdul Muti. Lalu Hilman Fuzi

membacakan pertanyaan dari pemirsa di rumah melalui

media sosial. Ada 3 penanya yaitu Nurdin di Makasar,

Bayu di Bogor dan Haris di Bandung. Ni kadek

menjelaskan jika pertanyaan dari pemirsa di rumah

melalui video call atau penonton di rumah membuat video

lalu di kirim ke tim produksi Serambi Islami.

“Kebanyakan pertanyaan dari pemirsa dirumah itu yang

kita kenal atau pemirsa juga yg sering ngisi, jadi kita

kasih tema tentang ini nanti kamu ajukan pertanyaan deh,

nanti dia rekam sendiri.” Papar Ni Kadek.61

Prof Abdul Muti dan Dr. Jazuli bergantian dalam

menjawab pertanyaan. Jawaban yang di berikan sesuai

dengan sisi masing-masing. Prof. Abdul Muti menjawab

61

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

121

pertanyaan dengan berlandaskan Al-Qur‟an sera hadist,

jika Dr. Jazuli menjawab pertanyaan dari segi Aparat

Negara sesuai dengan yang terjadi pada keseharian.

Segment 8 ditutup dengan kesimpulan dari Prof Abdul

Muti dan Dr. Jazuli, lalu doa bersama dipimpin oleh Prof.

Abdul Muti.

Segm

ent

13

Desember

2018

7 Februari

2019

20 Juni

2020

25 Agustus

2021

Segm

ent 1

Pembukaan

host

memperken

alkan diri

juga

memperken

alkan Ustad

dan para

jama‟ah di

studio,

kemudian

host

menyebutka

n tema dan

mempersila

hkan

Mahfuzul

khuluqi

sebagai qari

untuk

membacaka

n ayat suci

Al-Qur‟an

yaitu surat

Al-

Pembukaan

host

menyapa

pemirsa di

rumah, lalu

memperken

alkan para

jama‟ah

yang hadir

di studio

dan

mempersila

hkan

Mahfuzul

Khuluqi

sebagai qari

untuk

membacaka

n potingan

ayat dari

surat An-

Nisaa.

Pembukaan

host

menyapa

pemirsa

yang berada

di rumah,

lalu

memperken

alkan diri

juga

menyebutka

n tema pada

episode

tersebut.

Kemudian

memperken

alkan

narasumber

yaitu Kol.

Sus. Dr. H.

M.

Kemalsyah

M.Ag dan

memperkan

alkan

Pembukaan

host

menyapa

pemira

dirumah,

Hilman

Fauzi

memperken

alkan diri

sebagai host

dan

membacaka

n tema.

Kemudian

memperken

alkan

narasumber

yaitu Pro.

Dr. Abdul

Muti dan

memperken

alkan

bintang

tamu yaitu

Dr. H.

122

Ankabuut

ayat 63-64.

bintang

tamu yaitu

Cholidi

Asadil

Alam. Lalu

Host

mempersila

hkan

Mahfuzul

Khuluqi

sebagai qari

untuk

membacaka

n surat yang

berkaitan

dengan

tema yaitu

surat Al-

Baqarah

ayat 155-

157.

Hafiz Salim

kemudian

langsung

mempersila

hkan Ustad

Kemalsyah

untuk

memaparka

n materi

mengenai

tema dan

kaitannya

dengan

surat yang

dibacakan

qari. Ustad

Kemalsyah

Jazuli

Juwaini LC.

Ma. Lalu

mepersilahk

an Deden

Zainunnajib

sebagai qari

untuk

membacaka

n surat Al-

Imran ayat

103 dan

Surat

Ibrahamin

ayat 7.

123

pun

langsung

memaparka

n materi-

materi.

Segm

ent 2

Ustad mulai

memaparka

n materi

mengenai

tema

dengan

berlandasar

kan Al-

Qur‟an serta

hadist.

Kemudian

Ustad

meminta

salah satu

jama‟ah

untuk

membacaka

n surat Ar-

Rad ayat 2

Raka

Khusnul

membacaka

n arti dari

surat An-

Nisaa ayat

17 dan 18.

Lalu host

memperken

alkan Ustad

Kemalsyah

sebagai

narasumber.

Kemudian

Ustad

Kemalsyah

mulai

memaparka

n materi

yang

berkaitan

dengan

tema.

Ustad

Kemalsyah

melanjutkan

pemaparan

materi.

Kemudian

host

menanyaka

n kepada

bintang

tamu apa

dampak

yang

dirasakan

saat covid-

19. Cholidi

pun

meceritakan

dampak-

dampak

yang

dirasakan

saat adanya

pandemic

covid-19.

Hilman

Fauzi

mempersila

hkan Dr.

Jazuli

memaparka

n materi

mengenai

arti

kemerdekaa

n bagi

negara dan

kemerdekaa

n dalam

agama

Segm

ent 3

Ustad

melanjutkan

menjelaskan

isi

kandungan

surat Ar-

Rad ayat 2.

Kemudian

Ustad

Kemalsyah

meminta

salah satu

santri yang

menjadi

jama‟ah

membacaka

Host

menanyaka

n sikap kita

dalam

menyikapi

adanya

sebuah

musibah.

Host

bergantian

meminta

Prof. Abdul

Muti untuk

memaparka

n materi

mengenai

124

memaparka

n materi-

materi lain

sesuai

dengan

tema

n surat Al-

Maidah ayat

39 berkaitan

dengan

taubat. Lalu

Ustad

menjelaskan

isi dari surat

Al-Maidah

ayat 39.

Untuk

menambah

penjelasan

mengenai

taubat Ustad

Kemalsyah

meminta

salah satu

santri lagi

untuk

membacaka

n surat

Huud ayat

3.

Kemudian

Ustad

Kemalsyah

melanjutkan

menjelaskan

isi

kandungan

dari surat

Huud ayat

3.

Kemudian

Uastad

Kemalsyah

menjelaskan

dengan jelas

bagaiman

kita

menyikapin

ya. Lalu

Hafiz Salim

menanyaka

n kembali

pada

bintang

tamu

kegiatan apa

saja yang

dilakukan

selama

pandemic

covid-19.

Cholidi

menceritaka

n kegiatan-

kegiatan apa

saja yang

dilakukan

selama

pandemic

ini.

kemerdekaa

n. Prof.

Abdul Muti

menjelaskan

3 hal

mengenai

kemerdekaa

n. Pertama,

manusia

lahir ke

muka bumi

sebagai

makhluk

yang

merdeka

tidak boleh

diperhamba

oleh

manusia

lainnya,

hanya boleh

menghamba

kepada

Allah SWT.

Kedua

dalam

pembukaan

juga ditulis

bahwa

kemerdekaa

n atas

berkat

rahmat

Allah Yang

Maha

Kuasa.

125

Segm

ent 4

Salah satu

jama‟ah

kembali

membacaka

n surat Al-

Mu‟minuun

ayat 114.

Lalu ada

pembacaan

Hadis

riwayat

Bukhori

mengenai

hidup di

dunia ini

singkat dan

harus jadi

orang asing.

Kemudian

Host

mempersila

hkan

jama‟ah

bertanya

pada Ustad.

Ada 3

jama‟ah

yang

bertanya,

yaitu dari

Kemhan

Bapak

Amirullah,

majelis

ta‟lim

Khairu

Ummah Ibu

Tini,

Raka

Khsunul

mempersila

hkan

jama‟ah di

studio untuk

bertanya

kepada

Ustad

Kemalsyah.

Ada ibu

Sakinah

yang

bertanya

dari Majelis

Ta‟lim

Baitu

Rahim

mengenai

cara taubat.

Kemudian

Ustad

Kemalsyah

menjawab

dengan

landasan

surat At-

Tahrim ayat

8 mengenai

taubat

nasuha.

Ustad juga

meminta

salah satu

ibu-ibu dari

maelis

ta‟lim untuk

membaca

Di segment

4 ini host

menanyaka

n kepada

Ustad apa

pelajaran

yang ingin

dikasih oleh

Allah

kepada

umatnya

dengan

adanya

pandemic

covid-19.

Ustad

Kemalsyah

memaparka

n bahwa

orang-orang

yang cerdas

(berbicara

akherat)

yang

mempunyai

keikhlasan

akan bisa

mendapatka

n pelajaran

atau

hikmahnya.

Lalu

bintang

tamu juga

memberikan

pemaparan

mengenai

musibah

Prof. Abdul

Muti

melanjutkan

pemaparann

ya kembali,

hal yang

ketiga

adalah

diantara

tujuan

kemerdekaa

n ialah agar

kita menjadi

bangsa yang

merdeka,

bersatu,

berdaulat

adil dan

Makmur.

126

Mahasiswa

UIN Syarif

Hidayatulla

h Jakarta

Sepriboy

Saputra.

surat An-

Nasr ayat 1-

3, sebagai

landasan

untuk

menjawab

pertanyaan

mengenai

alat-alat

atau cara

bertaubat.

pandemic

covid-19

dan

menceritaka

n kembali

kesehariann

ya.

Segm

ent 5

Ustad

Kemalsyah

menjawab

pertanyaan

dari setiap

jama‟ah

yang

bertanya.

Jawaban

yang

diberikan

berlandaska

n ayat suci

Al-Qur‟an,

salah

satunya

surat Asy

Syu‟araa

ayat 88-89.

Ustad

Kemalsyah

masih

menjelaskan

alat atau

cara

bertaubat.

Sebagian

caranya

ialah

dengan

shalat,

istighfar dan

berzikir.

Lalu Raka

Khsunul

mempersila

hkan

kembali

yang ingin

bertanya.

Mahfuzul

sebagai qari

bertanya

kepada

Ustad

mengenai

Hafiz Salim

menanyaka

n kepada

Cholidi

tentang apa

yang diraih

dari berbagi

ke sesame

manusia di

kondisi

covid-19.

Lalu

Cholidi

menjawab

bahwa

banyak

sekali yang

didapat dari

kegiatan

berbaginya,

ada banyak

kerjaan-

kerjaan

yang datang

setelah

kehilangan

beberapa

Host

menanykan

kembali

pada Dr.

Jazuli. Lalu

Dr. Jazuli

memaparka

n kembali

bahwa harus

tetap

menjaga

nilai-nilai

syukur

kepada

Allah SWT.

Cara

mensyukuri

nya dengan

aturan

Dasar-Dasar

Negara dan

konstitusi

yang di

dalamnya

terdapat

kebebasan

dalam

127

dosa yang

terus

diulangi dan

bertaubat

lagi, apakah

seperi itu

dibolehkan

atau tidak.

Ustad

Kemalsyah

menjawab

dengan

tegas bahwa

sebaiknya

habis

melakukan

taubat

jangan

mengulangi

kesalahan

atau dosa

lagi.

Kemudian

Ustad

meminta

qari untuk

membaca

dalil

mengenai

sarana-

sarana

bertaubat

dengan

membacaka

n surat Al-

Ankabuut

ayat 45.

Lalu Ustad

kerjaan

sebelumnya.

Ustad

Kemalsyah

memaparka

n kembali

musibah-

musibah

lain yang

datang

akibat

adanya

musibah

pandemic

covid-19,

diantaranya

ekonomi,

pendidikan,

pekerjaan,

bahkan

rumah

tangga bisa

goyah.

beribadah

sesuai

dengan

keyakinann

ya dan

saling

toleransi

128

menjelaskan

isi

kandungan

dari surat

Al-

Ankabuut

ayat 45.

Segm

ent 6

Ditutup

dengan

kesimpulan

dari Ustad

Kol. Sus Dr.

H. M

Kemalsyah

M. Ag,

kemudian

do‟a

bersama.

Ustad

Kemalsyah

meminta

salah satu

santri untuk

membacaka

n surat Al-

Anfal ayat

33

mengenai

tidak akan

diturunkan

bencana

dengan

banyak

beristighfar.

Lalu

dilanjutkan

dengan qari

membaca

surat Nuh

ayat 10-11

mengenai

kekuatan

beristighfar.

Ditutup

dengan

kesimpulan

dari Ustad

Kol. Sus.

Dr. H. M.

Hafiz Salim

menanyaka

n pada

Ustad

tentang

orang-orang

yang bisa

menangkap

pandemic

secara

positif dan

negative.

Lalu Ustad

Kemalsyah

menjawab

bahwa

orang yang

bisa berfikir

positif ialah

orang yang

selalu

mengakkan

solat, sabar,

ingat

kepada

Allah SWT

dan empati

terhadap

sesama.

Ustad

Kemalsyah

Prof. Dr.

Abdul Muti

memaparka

n bahwa

bersyukur

menurut

beliau ada 4

hal, Pertama

menyadari

bahwa

kesuksesan

kita bukan

dari kita

sendiri

melainkan

ada pihak

lain yaitu

Allah SWT

dan sesama

umat

manusia.

Kedua

sering

mengucap

syukur,

serta

diiringi

dengan

perbuatan.

129

Kemalsyah

M.Ag

mengenai

Hakekat

Taubat

meminta

Mahfuzul

Khuluqi

untuk

membaca

surat Al-

A‟raf ayat

146-147.

Dan Cholidi

membacaka

n arti dari

ayat

tersebut.

Ayat

tersebut

menjelaskan

ciri-ciri

orang

sombong

yang tidak

akan bisa

mendapatka

n hikmah

dibalik

musibah.

Segm

ent 7

- - Cholidi

menceritaka

n kembali

kesehariann

ya pada saat

ini, dan

memberikan

motivasi

sebagai

dosen

kepada anak

muda

mengenai

Prof. Abdul

Muti

melanjutkan

kembali

pemaparann

ya.

Ketiga

mengikuti

perintah

Allah SWT

sebagai

bukti bahwa

kita

130

media

social. Lalu

kembali ke

Ustad

Kemalsyah

memaparka

n hikmah

dan

pelajaran

yang

didapat dari

adanya

musibah ini.

Kemudian

Ustad

meminta

qari untuk

membacaka

n surat Nuh

ayat 10-12

mengenai

kekuatan

beristighfar.

bersyukur.

Keempat

memanfaatk

an anugerah

Allah

dengan

perbuatan

yang baik.

Persatuan

bisa rusak

karena tidak

suka

terhadap

orang lain,

rasa egois

yang tinggi

ingin

menang

sendiri,

merusak

tatanan atau

peraturan

yang sudah

ada.

Manusia

sehebat

apapun

tidak bisa

melakukan

segala hal

seorang diri,

pasti ada

bantuan dari

sesama

manusia,

maka perlu

adanya

gotong

131

royong

antar

manusia.

Segm

ent 8

- - Cholidi

menjelaskan

kiat-kiat

yang bisa

dilakukan

anak muda

dalam

menghadapi

pandemic

covid-19.

Dan ditutup

dengan

kesimpulan

dari Kol.

Sus. Dr. H.

M.

Kemalsyah

M.Ag

mengenai

hikmah di

balik

musibah.

Pada

segment 8

ditutup

dengan

kesimpulan

masing-

masing dari

Prof. Abdul

Muti dan

Dr. Jazuli

Juwaini

mengenai

mensyukuri

kemerdekaa

n dengan

menjaga

persatuan.

Tabel 4. 3 Modifikasi Pada Format

D. Modifikasi Terhadap Pemirsa Program Serambi Islami

1. Pemirsa Tahun 2018

Tepatnya pada tanggal 13 Desember 2018 terdapat 4

Jama‟ah atau pemirsa di studio Serambi Islami, yaitu

Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih, Majelis Ta‟lim

Nurul Hikmah, Mahasiswa Universitas Islam Negeri

132

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Pondok Pesantren Papan

Raudhatul Jannah Bekasi. Pada tahun 2018 ini beberapa

jama‟ah bergantian membacakan potongan ayat suci Al-

Qur‟an yang berkaitan dengan tema atau materi pada

episode tersebut. Surat pertama Ar-Rad ayat 2 dibacakan

oleh Ulil Amri Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Jakarta, surat ke-dua Al-Mu‟Minuun ayat 114 dibacakan

oleh Sri Nuryati Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih,

surat ke-tiga As-Syu‟araa ayat 88-89 dibacakan oleh Jihad

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, surat ke-

empat Faatir ayat 5 dibacakan oleh Ahmad Wahyudi Santi

Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi.

Gambar 4. 1 Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih

133

Gambar 4. 2 Majelis Ta‟lim Nurul Hikmah

Gambar 4. 3 Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi

Gambar 4. 4 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Pemirsa Tahun 2019

Pada tanggal 7 Februari 2019 terdapat 2 jama‟ah atau

pemirsa di studio Serambi Islami, yaitu Majelis Ta‟lim

Baitul Rahim Jayanti Tangerang dan Pondok Pesantren

Papan Raudhatul Jannah Bekasi. Di tahun 2019 sama

seperti pada tahun 2018 dimana beberapa jama‟ah di

134

studio bergantian membacakan ayat suci Al-Qur‟an yang

masih berkaitan dengan tema atau materi maupun

pemaparan jawaban dari ustad. Namun di tahun 2019 ini

hanya ada 2 jama‟ah yang hadir di studio, berbeda dengan

tahun 2018 yaitu terdapat 4 jama‟ah di studio. Pada surat

pertama Al-Anfaal ayat 33 dibacakan oleh Mery Santri

Pondok Pesantren Papan Rudhatul Jannah Bekasi, surat

ke-dua Al-Maidah ayat 39 dibacakan oleh Surya Santri

Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi, surat

ke-tiga Huud ayat 3 dibacakan oleh Ahmad Wahyudi

Santri Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi,

dan surat ke-4 An-Nasr ayat 1-3 dibacakan oleh Ika

Majelis Ta‟lim Baitul Rahim Jayanti Tangerang.

Gambar 4. 5 Majelis Ta‟lim Baitul Rahim Jayanti Tangerang

135

Gambar 4. 6 Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi

3. Pemirsa Tahun 2020

Pada tahun 2020, tepatnya pada tanggal 20 juni 2020

tidak ada jama‟ah di studio karena pada tahun 2020 virus

covid-19 sudah masuk ke Indonesia, semua kegiatan

masyarakat di batasi serta tidak boleh berkerumun di satu

tempat, maka siaran Serambi Islamui tidak mendatangkan

jama‟ah ke studio. Karena tidak ada nya jama‟ah maka

tim produksi mendatangkan bintang tamu sebagai

pengganti jama‟ah.

136

Gambar 4. 7 Bintang Tamu Cholidi Asadil Alam

4. Pemirsa Tahun 2021

Pada tanggal 25 Agustus 2021 sudah ada jama‟ah di

studio karena pada tahun 2021 sudah diperbolehkan

melakukan kegiatan dengan maksimum 50% kapasitas tempat

dengan mematuhi protokol kesehatan ketat. Maka program

Serambi Islami mendatangkan kembali jama‟ah di studio

namun, tidak banyak seperti sebelum adanya pandemic dan

tetap mematuhi protokol kesehatan. Terdapat 2 jama‟ah di

studio yaitu, Majelis Ta‟lim At-Taubah dan Majelis Ta‟lim

Nurul Khair Jakarta Timur. Pada tahun 2021 Serambi Islami

mulai melibatkan pemirsa di rumah untuk bertanya kepada

Ustad atau Ustadzah. Pertanyaan nya melalui media sosial

WhatsApp atau pemirsa di rumah mengirim video pada tim

produksi. Di tahun 2021 jama‟ah di studio tidak bergantian

membaca ayat suci Al-Qur‟an hanya bertanya saja kepada

Ustad atau Ustadzah.

Gambar 4. 8 Majelis Ta‟lim At-Taubah dan Nurul Khoir

137

Beberapa jama‟ah yang hadir di studio berasal dari

semua kalangan, tidak hanya majelis ta‟lim ibu-ibu saja.

Ni Kadek produser Serambi Islami memaparkan bahwa

jama‟ah atau penonton yang datang ke studio tidak

pandang bulu, mulai dari siswa-siswi Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas, majelis ta‟lim ibu-ibu

dan bapak-bapak, Kementerian Pertahanan RI, santri

pondok pesantren dan lain sebagainya. “Cuma baru-baru

ini memang agak susah untuk mengundang mahasiswa

dan siswa karena waktunya yang nggak bisa ngumpulin

anak-anak.” Ungkap Ni Kadek.62

Pada tahun 2020, sejak pandemi Covid-19 tidak

ada lagi jama‟ah atau penonton yang datang ke studio

Serambi Islami maka tim produksi mempunyai ide baru

untuk melibatkan pemirsa Serambi Islami yang berada di

rumah. Tim produksi merasa perlu melibatkan pemirsa

setia Serambi Islami karena adanya pertanyaan dari

pemirsa di rumah yang tidak dapat disampikan, selain

tidak dapat disampaikan juga tidak ada media untuk

menyalurkan pertanyaan-pertanyaan dari pemirsa yang

berada di rumah. “Kenapa kita nggak adain pertanyaan

dari pemirsa dirumah karena menyangkut dana dan waktu,

kita nggak bisa. Kalau kita shooting kan mengeluarkan

62

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

138

dana kan nah kita nggak ada dananya. Kalau sekarang ini

kan kita pakai hand phone saja sama pemirsa dirumah,

cuma melalaui video call atau dia nya bikin video sendiri

terus dikirim ke kita.” Pungkas Ni Kadek produser

Serambi Islami. Beliau juga menjelaskan bahwa

kebanyakan pertanyaan dari pemirsa dirumah penonton

setia Serambi atau yang tim produksi kenal serta yang

sering menjadi jama‟ah di studio. Kemudian tim produksi

memberikan tema yang akan ditayangkan lalu pemirsa di

rumah mengajukan pertanyaan dengan merekam sendiri

melalui handphone atau memberikan pertanyaan melalui

WhatsApp kemudian di kirim ke tim produksi Serambi

Islami.63

E. Beberapa Komentar Pemirsa Serambi Islami di

Youtube Chanel TVRI Nasional

63

Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi

Islami pada 09 September 2021

139

Gambar 4. 9 Komentar 13 Desember 2018 Youtube TVRI

Gambar 4. 10 7 Februari 2019 Gambar 4. 11 20 Juni 2020

Tanggal Nama Komentar

13

Desember

2018

Arum

Lukitaningsih

Jazakallah khayran uztad

kemalsyah

Sriyadi Adi Ustdaz Kemalsyah cocok

untuk pemimpin negeri ini,

latar belakang beliau dari

TNI, beliau juga seorang

ustadz, mudah-mudahan

beliau diberi kekuatan serta

140

kesehatan lahir batin,

semoga menjadi pemipin

rakyat sekaligus pemimpin

umat.

Kake Jecky Menurut saya, jika didengar

dari ilmu Islam yang Bapak

bicarakan, Bapak sudah

layak oakai jubah dan

sirban, karena saya takut

jika dalam suasana agama,

ada orang pakai atribut

tentara, maaf yah pak

jangan marah, sabar dibulan

Ramadhan yang mulia ini.

Assalamualakum, wr.wb

Meylin Zega Selamat malam apapun

yang ustad Kemal gunakan

tidak menjadi masalah jika

menurut saya, mau pakai

baju tentara yang oenting

suaranya dalam

penyampaian agama itu

baik dan sopan. Daripada

pakai jubah tapi

penyampaiannya ga baik,

141

apa adanya ajalah Pak

ustadz jangan di dengerin

netizen dech… Pak.. aku

selalu dengerin ceramahnya

ustadz Kemal enak di

dengar deh

Alsha Madraj Mantab adem ngga ngegas

Kake Jecky Kami mau bertanya kepada

ustadz Kemal dah : kenapa

bapak selalu pakai pakaian

lireng tentara, mohon

keterangannya ?

7 Februari

2019

Gusti Raudah Hakekat Taubat

Serambi Islami

TVRI

20 Juni

2020

Ema Sari MasyaAllah Alhamdulillah

ngecas banget

Yati yati Masya‟Allah

Tabel 4. 4 Komentar Netizen di Youtube TVRI

142

BAB V

PEMBAHASAN

A. Perubahan TVRI Dan Program Siaran Serambi Islami

Terdapat beberapa jurnal mengenai Televisi Republik

Indonesia (TVRI), namun permasalahan yang dibahas

berbeda. Bab V ini memaparkan perbedaan dari jurnal-

jurnal yang meneliti TVRI. Berikut beberapa jurnal :

1) Strategi Pemrograman Lembaga Penyiaran Publik TVRI

Penelitian ini membahas mengenai Konstruksi sosial

Media Massa yang memfokuskan masalah pada penetapan

modifikasi program siar, serta hanya fokus pada satu

program yaitu Serambi Islami. Permasalahan pada

penelitian ini ialah modifikasi yang dilakukan pada

program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya

pandemic Covid-19. Penelitian ini focus pada adanya

perubahan program Serambi Islami maka peniliti tertarik

untuk meneliti program tersebut. Selain itu, program

Serambi Islami adalah program unggulan dari TVRI yang

tayang pada waktu prime time.

Sedangkan Haulah Citra Kusuma Wardhani

membahas mengenai strategi pemrograman untuk

143

menarik perhatian para audience-nya.64

Strategi

manajemen pemrograman Lembaga Penyiaran Publik

TVRI untuk memenuhi fungsinya sebagai televisi publik

di Indonesia terlihat dari tahapan eksekusi programnya,

yaitu pada jam prime time saat televisi lain menayangkan

program unggulan seperti sinetron yang mayoritas

ditonton oleh perempuan, maka TVRI mencari celah

dengan membuat program yang mengusung tema-tema

sosial, budaya dan politik yang ditujukan untuk laki-laki.

TVRI mengadaptasi program yang sudah popular di

televisi nasional lain. Misalnya saja program religi Jalan-

Jalan Islami pada pagi hari setelah subuh. Pada jam-jam

tersebut, mayoritas televisi swasta nasional menayangkan

program acara dengan tema yang sama. Serta TVRI tetap

mempertahankan program-program yang kuat dan

ratingnya tergolong stabil. Sehingga strategi

pemrograman yang terlihat dari tahap eksekusi program,

yang menguatkan eksistensi lembaga penyiaran publik

TVRI khususnya dalam memenuhi fungsinya sebagai

televisi public di tengah persaingan dengan televisi swasta

yang semakin menjamur di Indonesia.65

Hasil penelitian

Haulah Citra dapat disimpulkan intisarinya yaitu Strategi

pemrograman yang dilakukan TVRI ialah dari tahapan

64

Jurnal, Haulah Citra Kusuma Wardhani, Strategi Pemrograman

Lembaga Penyiaran Publik TVRI, hal.2 65

Jurnal, Haulah Citra Kusuma Wardhani, Strategi Pemrograman

Lembaga Penyiaran Publik TVRI, hal.10

144

eksekusi programnya, yaitu pada jam prime time untuk

mencapai jangkauan pemirsa sebesar mungkin dengan

target audience yang spesifik. Sebagai TV Publik TVRI

harus mempunyau strategi pemrograman agar tidak kalah

saing dengan televisi swasta lainnya.

2) Analisis TV Publik : Analisi Isi Berita TVRI

Penelitian ini membahas mengenai Konstruksi Sosial

Media Massa yang memfokuskan masalah pada penetapan

modifikasi program siar, serta hanya fokus pada satu

program yaitu Serambi Islami. Permasalahan pada

penelitian ini ialah modifikasi yang dilakukan pada

program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya

pandemic Covid-19. Di dalam penelitian ini juga

membahas mengenai kenetralan program Serambi Islami

dalam mengundang narasumber atau Ustad, jama‟ah di

studio dan pesan-pesan dakwah yang disampaikan. Ustad

yang di hadirkan pada program Serambi Islami dari semua

kalangan yaitu, Muhammadiyah, Nadhatul Ulama,

Majelis Ulama Indonesia dan lain-lain Namun, peneliti

tidak menemukan keberpihakan terhadap satu pihak

karena tim produksi tidak pandang bulu dalam

mengundang narasumber atau Ustad. Begitu juga pada

pesan dakwah yang disampaikan oleh Ustad.

145

Sedangkan hasil temuan A. Darmanto ialah membahas

mengenai kenetralan TVRI dalam memberitakan suatu

berita sebagai TV Publik, khususnya pada jurnal ini

membahas kampanye pemilu legislatif 2004. Dalam jurnal

nya Darmanto memaparkan prinsip Lembaga Penyiaran

Publik (LPP) ialah bersifat independent, netral, tidak

komersil, dan berfungsi memberikan layanan untuk

kepentingan masyarakat.66

Dari prinsip-prinsip TV

Publik, Darmanto ingin mengetahui apakah TVRI sudah

benar dalam menjalani tugasnya sebagai TV Publik. Di

lihat dari frekuensi penyiaran dan penggunaan sound up

dalam memberitakan kegiatan kampanye Partai Politik

pada pemilu Legislatif, dan cakupan wilayah liputan

TVRI dilihat dari pilihan lokasi kampanye Partai Politik

yang disiarkan dalam Berita Nasional.67

Dari hasil

pengamatannya Darmanto menilai bahwa selama masa

kampanye TVRI tidak Netral dalam memberitakan

kegiatan kampanye Partai Politik pada pemilu 2004.

Dikarenakan TVRI cenderung memihak pada partai-partai

besar terutama yang sedang berkuasa yaitu PDIP. Hal ini

bertentangan dengan prinsip-prinsip TV Publik.

Kemudian lokasi kampanye yang di beritakan TVRI lebih

terfokus di Jakarta dan Jawa pada umumnya. Hal ini juga

66

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, A. Darmanto, Analisis TV

Publik : Analisis Isi Berita TVRI, (Volume 8, Nomor 1, 2004) , hal. 93 67

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, A. Darmanto, Analisis TV

Publik : Analisis Isi Berita TVRI, (Volume 8, Nomor 1, 2004) , hal. 95

146

belum sepenuhnya menjalani prinsio sebagai TV Publik

yang mampu meliput seluruh wilayah NKRI secara adil.

Terakhir dalam pengamatannya Darmanto melihat dalam

menentukan narasumber untuk sound up, TVRI lebih

mengedepankan aspek proksimitas dan prominensi untuk

memenuhi kebutuhan psikologis masyarakat. Seharusnya

TVRI menggunakan standar nilai berita yang lebih

menekankan aspek sosial prakmatiknya.68

Darmanto

menyimpulkan bahwa dari segi berita saja TVRI masih

menghadapi permasalahan, sehingga menghambat proses

reposisi menjadi TV Publik. A. Darmanto memfokuskan

permasalahan pada isi berita kegiatan kampanye yang

berkaitan pada prinsip-prinsip TV Publik yang seharusnya

di implementasikan oleh TVRI dalam menyiarkan berita

3) Analisis Youtube TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah

Penonton

Penelitian ini membahas mengenai Konstruksi Sosial

Media Massa yang memfokuskan masalah pada penetapan

modifikasi program siar, serta hanya fokus pada satu

program yaitu Serambi Islami. Permasalahan pada

penelitian ini ialah modifikasi yang dilakukan pada

program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya

pandemic Covid-19. Peneliti tidak terfokus pada sosial

68

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, A. Darmanto, Analisis TV

Publik : Analisis Isi Berita TVRI, (Volume 8, Nomor 1, 2004) , hal. 106

147

media TVRI, namun tetap membahas media sosial yang

dimiliki TVRI khususnya melihat tayangan program

Serambi Islami yang di upload ke Youtube untuk melihat

penonton Serambi Islami di social media Youtube.

Sedangkan Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry

Susanto, dan Sisca Aulia membahas mengenai analisis

youtube TVRI dalam meningkatkan jumlah penonton.

Sebagai televisi pertama dan satu-satunya milik Negara,

TVRI harus bisa menjangkau semua kalangan dan

mengikuti perkembangan zaman agar tidak kehilangan

penonton dan tertinggal dengan tv swasta lainnya. Salah

satu cara dengan membuat media sosial.69

Kemunculan

media sosial menjadi ancaman bagi media konvensional,

akibatnya masyarakat lebih suka menggunakan media

sosial daripada media konvensional. Maka dari itu, TVRI

berupaya memanfaatkan media sosial dengan cara

membuat chanel Youtube yang berisi hiburan, edukasi,

informasi dan siaran digital.70

Selain itu, TVRI juga

membuat media sosial lainnya seperti Facebook,

Instagram, dan Twitter. Melihat dari segi konten, TVRI

69

Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara,

Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry Susanto, Sisca Aulia, Analisi Youtube

TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah Penonton, (Volume 3, Nomor 1, 2019),

hal.120 70

Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara,

Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry Susanto, Sisca Aulia, Analisi Youtube

TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah Penonton, (Volume 3, Nomor 1, 2019),

hal.121

148

memiliki konten yang bagus dan juga memiliki konten-

konten kebudayaan Indonesia yang tidak dimiliki oleh

akun Youtube milik stasiun televisi lain. sehingga strategi

ini bisa dijadikan untuk menghadapi persaingan dan

menjadi pembeda dengan akun Youtube milik statsiun

televisi lain. dilihat dari grafik perkembangan Youtube

TVRI menunjukkan kenaikan yang signifikan terhadap

jumlah view dan subscriber. Artinya makin banyak orang

yang tertarik dengan akun Youtube TVRI dan jumlah

penonton juga meningkat. Ada baiknya TVRI terus

mempertahankan strategi tersebut agar tetap bisa bersaing

dengan stasiun televisi swasta dan juga mendapatkan

peningkatan jumlah penonton. TVRI juga harus bisa

melakukan terobasan-terobosan baru di industry televisi

agar bisa selangkah lebih maju.71

Hasil penelitian Gilang

Putra Ramadhan dan teman-temannya dapat disimpulkan

intisarinya yaitu Youtube TVRI berupaya meningkatkan

jumlah penonton dengan menampilkan tayangan-tayangan

unggulan seperti drama korea Oshin, pertandingan bulu

tangkis dalam dan luar negeri serta adanya konten-konten

tentang kebudayaan Indonesia di dalamnya.

71

Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara,

Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry Susanto, Sisca Aulia, Analisi Youtube

TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah Penonton, (Volume 3, Nomor 1, 2019),

hal.126

149

4) Penerapan Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional

Jakarta

Penelitian ini membahas mengenai Konstruksi Sosial

Media Massa yang memfokuskan masalah pada penetapan

modifikasi program siar, serta hanya fokus pada satu

program yaitu Serambi Islami. Permasalahan pada

penelitian ini ialah modifikasi yang dilakukan pada

program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya

pandemic Covid-19. Peneliti tidak fokus terhadap

konvergensi media di TVRI, hanya saja melihat beberapa

tayangan program Serambi Islami yang sudah ada di

Youtube TVRI untuk menambah data-data penelitian.

Sedangkan Aprilina Dwi Astuti membahas mengenai

Penerapan Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional

Jakarta. Jika selama ini distribusi siaran televisi di LPP

TVRI Nasional hanya dilakukan melalui jalur terestrial

dan satelit, maka di era penyiaran digital jalur internet

memegang peranan yang penting dalam mendistribusikan

konten siaran televisi melalui bentuk live streaming di

internet. Hal ini bertujuan untuk melakukan analisis

penerapan konvergensi media di TVRI Nasional meliputi

regulasi yang diterapkan untuk pengelolaan konvergensi

media, bentuk penerapan konvergensi media, evaluasi

150

yang dilakukan dalam penerapan konvergensi media.72

Dalam industri media, konvergensi media merupakan

sesuatu hal yang tidak dapat dihindari. Dengan

konvergensi media akan membantu industri media dalam

perluasan penyebaran informasi. Peranan teknologi dalam

proses penyampaian informasi terjadi ketika hasil

teknologi membantu mengubah pola komunikasi yang

dibatasi oleh ruang dan waktu menjadi pola komunikasi

informasi tanpa batas. Sehingga hadirnya media baru

(new media) memberi alternatif masyarakat dalam

mencari dan memanfaatkan sumber- sumber informasi

untuk memenuhi kebutuhannya. Media massa

konvensional (televisi, radio, dan cetak) dituntut untuk

melakukan integrasi dengan media baru agar mampu

memenuhi harapan baru bagi pelanggan setianya, baik

pembaca online, cetak, maupun pemirsa televisi.73

Belum

ada peraturan yang tegas sebagai dasar penerapan

konvergensi media di LPP TVRI Nasional Jakarta.

Peraturan yang mendasari penerapan konvergensi media

tertuang pada misi kedua Penetapan Kebijakan LPP TVRI

2011-2016, bahwa TVRI akan menyelenggarakan layanan

72

Jurnal Ilmiah Teknik Studio, Aprilina Dwi Astuti, Penerapan

Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional Jakarta, (Volume 4, Nomor 2,

2018), hal.74 73

Jurnal Ilmiah Teknik Studio, Aprilina Dwi Astuti, Penerapan

Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional Jakarta, (Volume 4, Nomor 2,

2018), hal.75

151

siaran multiplatform yang berkualitas dan berdaya saing.

Selain itu pada Sasaran Strategis disebutkan bahwa untuk

meningkatkan kualitas dan akses layanan siaran TVRI,

maka TVRI akan membuka akses siaran TVRI dari

berbagai daerah di wilayah Indonesia dan internasional

melalui transmisi multiplatform, terrestrial, satelit, kabel,

dan internet. Penerapan Konvergensi Media di LPP TVRI

Nasional diwujudkan dengan menggunakan siaran

berbasis multiplatform transmisi dilakukan melalui jalur

terrestrial, satelit, kabel dan internet.74

Aprilina Dwi

Astuti memfokuskan masalah pada Penerapan

Konvergensi Media di TVRI. Penerapan konvergensi

media pada TVRI dengan live streaming ditransmisikan

melalui website www.tvri.co.id/live, OTT (Over The Top)

TVRI Klik dan VOD pada menu catchup.

B. Perubahan Pesan Dakwah Program Siaran Serambi

Islami

1) Pesan-Pesan Dakwah Dalam Bahasa Tutur

Penelitian ini membahas mengenai modifikasi pesan

dakwah yang disampaikan Ustad dalam program Serambi

Islami. Dalam penelitian ini peneliti mengamati bahwa

pesan dakwah yang disampaikan oleh Ustad dari tahun

74

Jurnal Ilmiah Teknik Studio, Aprilina Dwi Astuti, Penerapan

Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional Jakarta, (Volume 4, Nomor 2,

2018), hal.87

152

2018-2021 tidak banyak mengalami perubahan atau

modifikasi, karena dakwah yang digunakan ialah dengan

cara monolog kepada mad‟u atau jama‟ah di studio dan

pesan-pesan dakwah yang disampaikan menggunakan

bahasa yang mudah di mengerti dan menggunakan cerita-

cerita yang dekat dengan jama‟ah atau masyarakat.

Sedangkan Hikmat membahas mengenai pembicaraan

dengan bahasa tutur dari seorang Da‟i kepada Mad‟u

dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya harus

dengan bahasa yang baik. Fungsi Bahasa tutur sangat erat

kaitannya dengan pendekatan dengan dakwah islam.75

Pembahasan Bahasa tutur pada dasarnya mempersoalkan

Bahasa yang seharusnya dipakai atau dipergunakan harus

dengan baik. Apalagi jika menggunakan pendekatan

Islam, perkataan atau Bahasa yang digunakan oleh

seorang Da‟i jauh harus lebih baik dan lebih bermakna

karena akan dijadikan tuntunan bagi Mad‟unya.76

Dalam

komunikasi dua arah atau dialog maka komunikan juga

sebagai komunikator karena pada saat sekarang ini

masyarakat memiliki kemampuan untuk memberikan

tanggapan terutama dalam bentuk kritik kepada siapapun

komunikatornya, termasuk seorang da‟i. Maka hal inilah

75

Jurnal Ilmu Dakwah, Hikmat, Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa

Tutur, (Volume 5, Nomor 11, 2017), hal.264 76

Jurnal Ilmu Dakwah, Hikmat, Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa

Tutur, (Volume 5, Nomor 11, 2017), hal.266

153

yang harus diperhatikan oleh insan dakwah terutama

dalam bertutur kata bahkan dalam bersikap dan

bertingkah laku ketika sedang berhadapan dengan mad‟u

ataupun pasca kegiatan itu selesai.77

Pesan-pesan dakwah

oleh seorang da‟i menggunakan bahasa lisan dilakukan

dalam konstrusi Bahasa tutur kepada mad‟unya. Konstrusi

bahasa tutur merupakan bentuk transmisi, transaksi, dan

transformasi dari nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran

Islam. Sekalipun pesan-pesan dakwah dalam Bahasa tutur

merupakan bingkai budaya dalam masyarakat, namun

tetap tidak keluar prinsip-prinsip qulan sadidan, balighan,

ma’rufan, kariman, layyinan dan qoulan maysuran.

Pesan-pesan dakwah akan melekat sebagai teladan

terhadap pribadi da‟i.78

Temuannya dapat disimpulkan

bahwa tutur Bahasa yang diucapkan oleh seorang da‟i

sangat penting bagi seorang mad‟unya. Pesan-pesan

dakwah yang disampaikan da‟i harus dengan tutur atau

perkataan yang baik, karena setiap perkataan atau

perbuatan seoarang da‟i bisa ditiru atau dicontoh oleh

mad‟unya.

77

Jurnal Ilmu Dakwah, Hikmat, Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa

Tutur, (Volume 5, Nomor 11, 2017), hal.268 78

Jurnal Ilmu Dakwah, Hikmat, Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa

Tutur, (Volume 5, Nomor 11, 2017), hal.269

154

2) Efektifitas Pesan Dakwah di Media Sosial Terhadap

Religiusitas Masyarakat Muslim Analisis Literature

Review

Penelitian ini membahas mengenai modifikasi pesan

dakwah yang disampaikan Ustad dalam program Serambi

Islami. Peneliti mengamati beberapa tayangan Serambi

Islami dari tahun 2018-2021 untuk melihat beberapa

modifikasi dalam pesan dakwah. Penelitian ini tidak

terfokus pada keefektifan pesan dakwah melalui media

sosial, hanya pada modifikasi saja. Pesan-pesan dakwah

yang disampaikan Ustad mengalami modifikasi karena

memang Ustadnya berbeda. Walaupun peneliti mengamati

beberapa tayangan Serambi Islami di Youtube TVRI,

tetapi itu hanya untuk menambah data-data penelitian.

Sedangkan Syafuddin, Abdul Muhid membahas

mengenai efektifitas pesan dakwah di media sosial.

Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi di dunia

menyebabkan luasnya ilmu pengetahuan yang semakin

berkembang, termasuk dakwah Islam, munculnya metode

konsep baru dan istilah baru dalam keilmuan dan

pengetahuan dakwah merupakan sebab dan upaya

keilmuan dakwah untuk mengimbangi tantangan

perkembangan zaman tak terbendung dan semakin

kompleks. Kegiatan dakwah mejadi pondasi awal bagi

menyebarnya agama Islam. Tanpa adanya dakwah, Islam

155

tidak akan tersebar dan tidak dikenal oleh masyarakat

umum dan masyarakat muslim pada khususnya. Islam

juga senantiasa menebarkan kebaikan dan mewajibkan

pada umatnya untuk berbuat baik dan mecegah kepada

keburukan serta menyeru kepada seruan kebaikan,

memiliki ilmu pengetahuan dan berakhlak terpuji.

Mengingat media sudah menjadi bagian dari kehidupan

masyarakat, perlulah dilakukan strategi dan metode yang

senada dengan pekembangan zaman, dakwah digital harus

mengakomodir yang humanis, pada da‟i dapat

menyebarkan pesan dakwahnya dengan

mendokumentasikan pesan-pesan tersebut lewat media,

sehingga dapat disimpan oleh masyarakat dan dibuka

ketika mereka membutuhkan tanpa mengurangi waktu

aktifitas mereka. Tentunya sudah menjadi tugas para da‟i

agar pesan dakwah itu dapat dipahami oleh semua

kalangan dan disampaikan secara modern dan praktis.

Perkembangan zaman merupakan dampak dari

kompleksnya permasalahan dakwah, mulai dari hinaan,

cibiran, penolakan, cacian dan bahkan sampai pada

tataran fitnah yang dilakukan. Terutama dalam

pembentukan akhlak dan perilaku yang selaras dengan

tuntunan agama yang berpedoman pada Al-Qur‟an dan

Hadist.79

Dakwah menggunakan internet menjadi pilihan

79

Jurnal Ilmu Dakwah, Syafuddin, Abdul Muhid, Efektifitas Pesan

156

masyarakat di era modern, media dapat memudahkan

mereka untuk bebas mencari materi dakwah yang di

sukai. Segmentasi yang luas merupakan cara dari

variatifnya media dalam menyampaikan pesan, sehingga

umat Islam mendapatkan manfaat untuk kepentingan

Islam, silaturahmi, dan kajian keilmuan. Dengan demikian

efektifitas media dakwah ini sangat penting dalam menilai

dan mengukur seberapa jauh tingkat pencapaian kegiatan

yang dilakukan oleh para pelaku dakwah. Sehingga

bentuk dari efektifitas media dakwah itu dapat dilihat dari

frekuensi, intensitas pengguna terhadap media, kemudian

mengamalkan isi pesan yang disampaikan terkait kajian

dakwah yang ada, dan ini yang dimaksud terpaan media

media dakwah yang efektif.80

Temuan Syaifuddin dapat

disimpulkan bahwa efektifitas pesan dakwah melalui

media sosial sangat efektif karena di zaman modern

sekarang yang selalu menggunakan media sosial. Dengan

adanya pesan-pesan dakwah melalui media sosial

masyarakat lebih mudah mendapatkan ilmu agama dan

dapat tersebar luas dengan adanya kemudahan dalam

mengakses media sosial.

Dakwah di Media Sosial Terhadap Religiusitas Masyarakat Muslim Analisis

Literature Review, (Volume 20, Nomor 1, 2021), hal.23 80

Jurnal Ilmu Dakwah, Syafuddin, Abdul Muhid, Efektifitas Pesan

Dakwah di Media Sosial Terhadap Religiusitas Masyarakat Muslim Analisis

Literature Review, (Volume 20, Nomor 1, 2021), hal.27

157

3) Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Menyambut Lebaran,

Karya Pendhoza

Penelitian ini mengamati beberapa tayangan Serambi

Islami dari tahun 2018-2021 untuk melihat beberapa

modifikasi dalam pesan dakwah. Tidak seperti pada pesan

dakwah dari lagu Pendhoza yang berisikan tentang

Ramadhan dan menyambut lebaran, pesan dakwah dari

penelitian peneliti mengenai Konstruksi Sosial Media

Massa Pada Program Serambi Islami, memiliki pesan

dakwah yang berbeda karena setiap hari Serambi Islami

mempunyai tema yang berbeda pula.

Sedangkan perbedaan dari Ferdian Achsani, Siri

Aminah, Nur Laila memaparkan Dakwah merupakan

salah satu kewajiban, dari berbagai kewajiban yang

ditetapkan oleh Allah SWT untuk dilakukan umat

manusia, khususnya umat muslim. Kewajiban yang satu

ini memilik tujuan untuk menyeru atau meningkatkan

kepada mad‟u untuk selalu berbuat kebaikan (amar

makruf) dan menjauhi segala keburukan (nahi mungkar).

Di era modern ini penyanyi-penyanyi mencoba

keberuntungan untuk berdakwah dengan cara bernyanyi

lagu-lagu bertema Islam. Salah satunya adalah band

Pendhoza, band asal Joga beraliran hiphop dangdut.

Selalu dikenal dengan lagu-lagu tentang urusan drama

percintaan, di Bulan Ramadhan tahun 2019 juga turut

158

berdakwah melalui single religi yang dirilis pada

pertengahan puasa dengan judul Menyambut Lebaran.81

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang paling ditunggu-

tunggu oleh umat Islam, sehingga Pendhoza dalam

lagunya mengajak umat Islam untuk selalu menjaga hawa

nafsu selama bulan Ramadhan, dengan selalu sabar dan

menahan amarahnya.82

Penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa pesan dakwah yang disampaikan lewat sebuah lirik

juga bisa dipahami oleh masyarakat. Tidak selalu harus

ustaz yang menyampaikan dakwah, tetapi siapapun bisa

sekalipun orang awam. Dalam lirik lagu yang dinyanyikan

Pendhoza terdapat pesan-pesan dakwah yang disampaikan

yaitu kewajiban menjalankan ibadah puasa di bulan

Ramadhan, sabar dalam menjalankan ibadah puasa,

fastabikhul khairat, memperbanyak shalat tarawih dan

membaca Al-Qur‟an, membayar zakat, menjauhi

perbuatan tercela di bulan Ramadhan, silaturahmi di hari

raya, mengenakan baju baru di hari raya, saling meminta

maaf dan memaafkan terhadap sesama manusia.

81

Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, Ferdian Achsani, Siti

Aminah Nur Laila, Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Menyambut Lebaran

Karya Pendhoza, (Volume 3, Nomor 2, 2019), hal. 124 82

Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, Ferdian Achsani, Siti

Aminah Nur Laila, Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Menyambut Lebaran

Karya Pendhoza, (Volume 3, Nomor 2, 2019), hal. 127

159

4) Kebenaran Pesan Dakwah

Penelitian ini mengamati beberapa tayangan Serambi

Islami dari tahun 2018-2021 untuk melihat beberapa

modifikasi dalam pesan dakwah. Dalam permasalahan-

permasalahan dari penelitian ini salah satunya ialah pesan

dakwah yang disampaikan Ustad dalam program Serambi

Islami. Penelitian ini tidak terfokus pada kebenaran pesan

dakwah yang disampaikan oleh ustad, tetapi hanya

memfokuskan pada modifikasi terhadap pesan dakwah

dari tahun 2018-2021 di setiap episode yang berbeda.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini Moh. Ali

Aziz membahas mengenai Kebenaran Pesan Dakwah.

Pesan yang harus disampaikan dalam kegiatan dakwah

harus berupa kebenaran. Pesan dakwah tidak boleh salah

atau sedikit salah. Berbeda halnya dengan ayta-ayat suci

Al-Qur‟an maupun hadis hadis yang sahih. Kedua sumber

ajaran Islam ini patut menjadi pesan dakwah.83

Tingkat

kebenarannya bersifat dan tidak mungkin salah. Sebagai

Gerakan keagamaan, dakwah tidak bisa lepas dari unsur

kebenaran Al-Qur‟an. Tujuan dari Gerakan dakwah

adalah mengantarkan mitra dakwah kepada kebenaran,

agar tidak tersesat dan terjerumus pada kesalahan.

Kebenaran dakwah adalah kebenaran yang hakiki, mutlak,

83

Jurnal Komunikasi Islam, Moh. Ali Aziz, Kebeneran Pesan

Dakwah, (Volume 01, Nomor 02, 2011), hal.118

160

dan berasal dari Allah, sebagai satu-satunya sumber yang

sejati. Di sisi lain, dakwah merupakan Gerakan sosial

yang tidak bisa melepaskan diri dari konteks sosial

budaya yang melikupinya. Oleh karena itu, dalam

interaksinya dakwah menjumpai unsur-unsur kebenaran

reltif yang tersebar di berbagai unsur kehidupan sosial

budaya. Kedua kebenaran ini harus digunakan sesuai

dengan kapasitasnya. Keduanya juga tidak bisa dilepaskan

oleh pendakwah. Kapasitas kebenaran hakiki terletak pada

teks yang suci dan abadi. Kebenaran nisbi terletak pada

teks tersebut. Penyampaian kebenaran pada masyarakat

yang menjadi mitra dakwah tentu menjadi permasalahan

tersendiri. Tidak semua masyarakat dapat secara langsung

menerima kebenaran yang akan disampaikan kepada

mereka. Terdapat beberapa permasalahan yang harus

dipertimbangkan, terutama faktor akseptabilitas

masyarakat terhadap ajaran tersebut. Beberapa masyarakat

belum dapat menerima sebuah kebenaran, karena

kebenaran tersebut bertentangan dengan budaya maupun

adat istiadat yang telah dipegang lama. Pendakwah

hendaknya dapat menjadi perekat umat dengan menjadi

penengah saat terjadi perbedaan ditengah masyarakat. Ia

harus memahami yang dianggap benar oleh masyarakat,

bukan masyarakat yang harus memahami kebenaran yang

diyakininya. Perbedaan tingkat kebenaran dalam

161

masyarakat berdasarkan tingkat kemampuan akal dan

logikanya. Pesan dakwah pun seharusnya dapat

disampaikan dengan memasukkan unsur-unsur realists

dan berhubungan dengan realita kehidupan masyarakat.

Meski pesan metafisika Al-Qur‟an adalah kebenaran,

namun ia menjadi tidak benar bila disampaikan kepada

masyarakat yang tidak memerlukannya. Materi dan

metodek yang digunakan pun hendaknya memperhatikan

aspek-aspek kebenaran. Dalam teori pragmatisme,

kebenaran menjadi benar jika bermanfaat bagi manusia.

Dalam hal ini, ajaran tentang kebenaran harus dapat

menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa apa yang

disampaikan tersebut memiliki nilai manfaat bagi

kehidupannya, baik secara langsung maupun tidak

langsung. demikian teori koherensi, sebuah proposi atau

ajaran menjadi benar jika bersesuaian dengan ajaran

lainnya. Ini menurut konsistensi pelaksanaan dakwah,

sehingga tidak terjadi kontradiksi antara apa yang

disampaikan saat ini dengan apa yang telah disampaikan

sebelumnya. Tentu akan menjadi kontra produktif jika apa

yang disampaikan oleh pendakwah bertentangan dengan

pendakwah yang lain. lebih dari itu, dakwah menjadi

gagal manakala pendakwah berberda dalam ucapan dan

tindakannya.84

84

Jurnal Komunikasi Islam, Moh. Ali Aziz, Kebeneran Pesan

162

C. Perubahan Format Program Siaran Serambi Islami

1) Keberhasilan Format Program Drama Dalam Menjaring

Penonton Televisi (Studi Kasus Sinetron Ojek Pengkolan

RCTI)

Penelitian ini focus pada modifikasi yang dilakukan

pada program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya

pandemic Covid-19. Mengenai modifikasi format

program Serambi Islami dari tahun 2018-2021. Peneliti

mengamati bahwa tidak banyak modifikasi format yang

dilakukan dari tahun ke tahun. Hanya memodifikasi

format pertanyaan dan segmen tim produksi Serambi

Islami membuat inovasi baru dengan menambah

pertanyaan dari penonton dirumah agar penonton dirumah

juga bisa ikut serta dalam memberikan pertanyaan dan

merasakan adanya timbal balik dari program Serambi

Islami. Penelitian ini mengamati program religi bukan

program drama seperti pada penelitian A. Munajar

S.I.Kom, M.M dan Nina Kusumawati S.I.Kom M.Si.

Sedangkan perbedaan penelitian A. Munajar S.I.Kom,

M.M dan Nina Kusumawati S.I.Kom M.Si, ialah

membahas mengenai keberhasilan format program drama.

Dalam menentukan program siaran televisi sangat

diperlukan pemahaman tentang format program siaran.

Dakwah, (Volume 01, Nomor 02, 2011), hal.119-120

163

Kekuatan setiap format program sendiri menentukan

segment penonton. Setiap program yang ditayangkan akan

berusaha menjaring sebanyak mungkin penontonnya.

Secara format program, drama televisi sendiri masih

menempatkan diri sebagai format program terkuat dalam

menjaring penonton. Dalam pembahasan keberhasilan

format program dianalisa berdsarkan studi kasus sinetron

Tukang Ojek Pengkolan RCTI dengan elemen

keberhasilan program televisi menurut Morissan dalam

buku Manajemen Media Penyiaran. Terdapat tujuh

elemen keberhasilan sebuah program, yaitu : (1) Konflik,

konflik merupakan benturan kepentingan atau benturan

karakter diantara tokoh-tokoh yang terlibat. Tanpa adanya

konflik maka kecil kemungkinan program itu akan

mampu menahan perhatian audien. (2) Durasi, program

yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama

mungkin. Untuk mempertahankan selama mungkin suatu

program adalah dengan tidak kekurangan ide dan hal yang

sering membantu memperpanjang cerita yaitu memberi

kesempatan kepada tokoh dan karakter untuk muncul

dalam erita. (3) Kesukaan, Sebagian audien memilih

program yang menampilkan pemain utama atau pembawa

acara yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang

membuat audien merasa nyaman. (4) Konsistensi, suatu

program harus konsisten terhadap tema dan karakter yang

164

dibangun sejak awal. Dengan demikian tidak boleh ada

terjadi pembelokan atau penyimpangan tema atau karakter

ditengah jalan yang akan membuat audien bingung dan

akhirnya meninggalkan program itu. (5) Energi, suatu

program harus memiliki cerita yang tidak boleh lamban

apalagi monoton. Audien tidak boleh dibiarkan bingung

atau mereka masih tidak tahu arah cerita suatu drama

padahal waktu tayang sudah 25% terlewati. (6) Timing,

programmer dalam memilih suatu program siaran harus

mempertimbangkan waktu penayangan, yaitu apakah

program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan

zamannya. (7) Tren, tren bukanlah suatu hal yang terlalu

penting untuk diikuti, namun tren dapat menjadi jalan

yang akan menunjukkan apa yang tengah disukai

masyarakat. Kesadaran terhadap tren yang sudah berlalu

dapat membantu programmer menghindari atau menolak

program dengan konsep yang sudah usang. Hingga saat

ini, berdasarkan data dialy TV program, format program

drama mendapati share dan rating tertinggi diantara

format program lainnya.85

85

Jurnal Ilmu Komunikasi, A. Munanjar S.I.Kom, M.M dan Nina

Kusumawati S.I.Kom, M.Si, Keberhasilan Format Program Drama Dalam

Menjaring Penonton Televisi (Studi Kasus Sinetron Ojek Pengkolan RCTI),

(Volume 6, Nomor 1, 2019), hal.47-49

165

2) Format Tayangan Televisi Sebagai Media Pendidikan

Kualitas Bangsa

Dedeh Fardiah membahas mengenai format televisi

sebagai media pendidikan kualitas bangsa. Televisi

memunyai banyak kelebihan yang akan menjadi kekuatan.

Kekuatan televisi adalah menguasai jarak dan ruang

karena teknologi televisi telah menggunakan

elektromagnetik. Sasaran untuk menjangkau massa cukup

besar. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian

massa menunjukkan bahwa media tersebut telah

menguasai khalayak secara geografis dan sosiologis.

Televisi berpotensi besar untuk mendidik masyarakat luas

dengan kekuatan-kekuatannya sehingga memasukkan

unsur-unsur pendidikan dalam setiap tayangan televisi

amat memungkinkan. Namun televisi mempunyai

kelemahan sebagai media Pendidikan yaitu, sulit untuk

merancang format acara dengan cara memindahkan

Pendidikan formal kedalam sebuah tayangan karena

televisi titik tekannya lebih kepada hiburan, sehingga

apabila Pendidikan formal dengan rancangan

kurikulumnya dipindahkan ke televisi maka khalayak

akan mengalami kejenuhkan bahkan memungkinkan

untuk meninggalkan televisi. Adanya dampak negatif

yang akan menyebabkan penonton terjebak dalam realitas

yang tertayang di televisi. Tetapi dengan memiliki

166

kekuatan luar biasa dalam menarik perhatian khalayak

pemirsa yang luas tak terbatas, televisi berpeluang untuk

mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, baik

kalangan politik, ekonomi, Pendidik, agamawan,

budayawan, dan lain-lain untuk mengapresiasikan

bidangnya melalui tayangan televisi. Dengan keterlibatan

semua pihak akan mengoptimalkan fungis televisi sebagai

media Pendidikan. Namun tidak bisa dipungkiri televisi

seringkali terjebak pada tuntutan pemilik modal yang

mencari keuntungan melalui bisnis sehingga

pertimbangan untung rugi amat diperhitungkan. Keadaan

ini berakibat format-format acara televisi terjebak pada

pola-pola seragam yang tidak jarang mengabaikan nilai-

nilai dan norma-norma Pendidikan yang dapat diadopsi

oleh masyarakat.86

Dalam mewujudkan format tayangan televisi sebagai

media Pendidikan memiliki beberapa kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman. Mengemas Pendidikan

formal sekolah dalam paket acara televisi sulit dilakukan

karena media televisi proses komunikasinya searah,

kalaupun ada timbalik balik sifatnya tidak langsung,

membutuhkan proses yang lama. Hal yang

memungkinkan adalah mengemas Pendidikan etika dan

86

Jurnal, Dedeh Fardiah, Format Tayangan Televisi Sebagai Media

Pendidikan Kualitas Bangsa, (Volume 20, Nomor 4, 2004), hal.534-538

167

penegasan moral dalam materi acara televisi, misalnya

sinetron yang mengandung pesan moral. Semua itu harus

didukung oleh berbagai pihak, baik itu masyarakat,

pemerintah, pengelola media, bahkan konglomerasi

media. Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah

mengenai modifikasi format program Serambi Islami dari

tahun 2018-2021. Peneliti mengamati bahwa tidak banyak

modifikasi format yang dilakukan dari tahun ke tahun.

Hanya memodifikasi format pertanyaan dan menambah

segmen tim produksi Serambi Islami membuat inovasi

baru dengan menambah pertanyaan dari penonton

dirumah agar penonton dirumah juga bisa ikut serta dalam

memberikan pertanyaan dan merasakan adanya timbal

balik dari program Serambi Islami. Dalam tayangan

Serambi Islami ini juga merupakan sebuah Pendidikan

agama yang sangat bermanfaat bagi penonton di rumah,

khususnya umat muslim.

D. Perubahan Penonton Program Siaran Serambi Islami

1) Memilih Segmentasi Penonton Dalam Perencanaan

Program Televisi (Studi Siswa Magang SMK 4 Bekasi di

BSI TV)

A. Munanjar, Achmad Haikal, Lukman, Rio Septian,

dan Muhammad Ichsan membahas mengenai memilih

segmentasi penonton dalam perencaan program televisi.

168

Segmentasi penonton merupakan strategi untuk

memahami siapa yang akan menjadi penonton dari sebuah

program televisi. Menentukan segmentasi berkaitan

dengan pemasaran program itu sendiri, penonton televisi

pada umumnya memiliki sifat yang sangat heterogeny,

maka akan sulit bagi sebuah program televisi untuk

menargetkan sasaran penontonnya. Oleh karenanya harus

dipilih segment-segment audien tertentu saja dan

meninggalkan segment lainnya. Bagian atau segment

yang dipilih itu adalah bagian yang homogen memiliki

ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan stasiun

penyiaran untuk memenuhi kebutuhan mereka.87

Dalam

menentukan target audien dapat dilihat dari umur, jenis

kelamin, dan status ekonomi itu sendiri. Audien

dibedakan menurut usia anak-anak, remaja, dewasa, dan

orang tua. Program seringkali menggunakan segmentasi

usia ini dalam menjangkau audien yang diinginkan. Pada

umumnya kebanyakan Wanita lebih banyak menonton

televisi daripada pria. Target audien juga dilihat dari

status ekonomi sosial jelas mempengaruhi dalam

penayangan program. Selera atau konsumsi seseorang

sangat dipengaruhi oleh kelas sosial yang ditempatinya

87

Jurnal, A.Munanjar, Achmad Haikal, Lukman, Rio Septian,

Muhammad Ichsan, Memilih Segmentasi Penonton Dalam Perencanaan

Program Televisi (Studi Siswa Magang SMK 4 Bekasi di BSI TV), (Volume 1,

Nomor 3, 2018), hal.585

169

termasuk selera pada program yang ditonton.88

Menentukan segmentasi penonton merupakan bagian

penting dari perencanaan program televisi. Hal ini

berkaitan dengan kategori, format dan jenis produksi

program itu sendiri.

Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa memilih

segmentasi penonton dapat dilihat dari usia, jenis kelamin,

dan status sosial ekonomi. Jika tidak memperhatikan

segmentasi penonton akan sangat berpengaruh pada

program yang akan ditayangkan. Menentukan segmentasi

penonton akan sangat membantu tim produksi terutama

tim kreatif dalam pembuatan materi produksi karea sudah

jelas keinginan dari penonton yang ditargetkan.

Sedangkan perbedaan pada penelitian ini ialah mengenai

modifikasi penonton atau pemirsa pada program Serambi

Islami dari tahun 2018-2021. Peneliti mengamati bahwa

tidak banyak perubahan pada segmentasi penonton.

Penonton yang dihadirkan di studio dari berbagai

kalangan mulai dari majelis taklim ibu-ibu, bapak-bapak,

mahasiswa sampai dengan siswa. Hanya di tahun 2020

tim produksi tidak menghadirkan penonton karena adanya

covid-19, diganti dengan menghadirkan home band.

88

Jurnal, A.Munanjar, Achmad Haikal, Lukman, Rio Septian,

Muhammad Ichsan, Memilih Segmentasi Penonton Dalam Perencanaan

Program Televisi (Studi Siswa Magang SMK 4 Bekasi di BSI TV), (Volume 1,

Nomor 3, 2018), hal.590

170

2) Sikap Penonton Dalam Program Televisi Indonesia Saat

Ini

Rahmat Edi Irawan membahas mengenai sikap

penonton dalam program televisi. Artikel ini bertujuan

untuk melihat bagaimana pergeseran dari khalayak atau

penonton yang aktif memberikan masukan terhadap

tayangan televisi yang mereka terima, yang kini mulai

terlihat juga pada penonton televisi di Indonesia.89

Posisi

tawar penonton televisi di Indonesia jelas ditentukan oleh

penonton televisi Indnesia sendiri. Artinya, jika posisi

tawar penonton televisi Indonesia ingin ditingkatkan maka

harus ada Tindakan atau sikap yang dilakukan penonton

Indonesia untuk mengkritisi sajian atau tayangan televisi

yang hadir setiap hari di sekitar mereka. Satu-satunya

yang dibutuhkan sekarang adalah mau tidaknya atau

peduli tidaknya penonton terhadap tayangan televisi atau

menumbuhkan sikap aktif penonton televisi. Posisi tawar

melalui sikap kritis tersebut masih dapat ditingkatkan

dengan menyampaikan keluhan, kritik dan saran terhadap

kajian televisi. Baik melalui KPI sebagai saluran resmi

maupun ke surat pembaca di berbagai media massa.

Dengan demikian, makin terbuka dan makin banyak

penonton yang kian peduli terhadap sajian tayangan

89

Jurnal Sosiologi Reflektif, Rahmat Edi Irawan, Sikap Penonton

Dalam Program Televisi Indonesia Saat Ini, (Volume 9, Nomor 2, 2019),

hal.140

171

televisi.90

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan

intisarinya yaitu sikap penonton yang seharusnya lebih

aktif lagi dalam mengkritisi tayangan televisi. Penonton

Indonesia sudah seharusnya tidak lagi menjadi objek dari

perkembangan industri televisi Indonesia saat ini.

Bersama dengan elemen lainnya, seperti pemiliki dan

pengelola stasiun televisi atau pemasang iklan, penonton

televisi seharusnya sederajat sehingga menimbulkan

sinergi positif untuk menghasilkan tayangan terbaik untuk

kemajuan positif industri televisi Indonesia di masa

mendatang.

Sedangkan perbedaan pada peneliti ini ialah

membahas permasalahan pada penelitian ini ialah

modifikasi yang dilakukan pada program Serambi Islami

sebelum dan setelah adanya pandemic Covid-19. Namun,

dalam permasalahan-permasalahan dari penelitian ini

salah satunya ialah mengenai modifikasi penonton atau

pemirsa pada program Serambi Islami dari tahun 2018-

2021. Peneliti mengamati bahwa tidak banyak perubahan

pada segmentasi penonton. Penilitian ini tidak terfokus

pada sikap penonton, melainkan pada modifikasi

penonton Serambi Islami.

90

Jurnal Sosiologi Reflektif, Rahmat Edi Irawan, Sikap Penonton

Dalam Program Televisi Indonesia Saat Ini, (Volume 9, Nomor 2, 2019),

hal.152

172

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti menguraikan, menganalisa dan

meneliti tentang Penetapan Realitas Objektif Melalui Program

Siaran Serambi Islami di TVRI Jakarta, maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Modifikasi Terhadap Source Serambi Islami

Keragaman host dari tahun 2018-2021 memiliki

beberapa keragaman. Hafiz Salim yang menjadi host pada

13 Desember 2018 dan 20 Juni 2020 ialah seorang actor,

pelawak dan juga seorang presenter. Raka Khusnul yang

menjadi host pada 7 Februari 2019 ialah seorang presenter

dan juga sebagai pemain sinetron. Hilman Fauzi yang

menjadi host pada 25 Agustus 2021 ialah seorang da‟i

muda millennial.

Keragaman narasumber atau Ustad dari tahun 2018-

2021 berasal dari berbagai macam. Pada 13 Desember

2018, 7 Februari 2019 dan 20 Juni 2020 narasumber atau

ustad yang dihadirkan adalah Kol. Sus. Dr. H. M

Kemalsyah M.Ag. Ustad Kemalsyah ialah seorang

anggota TNI AU, Penceramah dan Pimpinan Pondok

Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi. Kemudian

173

pada 25 Agustus 2021 yang menjadi Ustad ialah Prof. Dr.

H. Abdul Muti. Prof Muti adalah Sekretaris Umum PP

Muhammadiyah dan Guru Besar Bidang Pendidikan

Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keragaman bintang tamu pada tahun 2020 dan 2021.

Pada tahun 2020 menghadirkan Cholidi Asadil Alam, ia

adalah seorang actor film dan juga sinetron. Pada tahun

2021 bintang tamu yang dihadirkan ialah Dr. H. Jazuli

Juwaini LC, MA. Dr. Jazuli ialah seorang anggota Komisi

1 DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera.

2. Modifikasi Terhadap Pesan Program Serambi Islami

Keragaman pesan ditemukan pada tahun 2018-2021.

Pesan pada 13 Desember mengenai Hidup Yang

Sesungguhnya. Makna hidup yang sesungguhnya adalah

bukan hidup di dunia, melainkan hidup yang

sesungguhnya bagi kita di dunia dalam pandangan islam

adalah di akhirat. Keragaman surat pada tahun ini ialah

surat Al-Ankabuut ayat 63-64, Surat Ar-Rad ayat 2, surat

As-Syu‟ara ayat 88-89, surat Al-Mu‟minuun ayat 114 dan

ada pembacaan Hadis riwayat Bukhori.

Pesan pada 7 Februari 2019 mengenai Hakikat Taubat.

Taubat dari sisi ulama ialah melakukan recovery diri dari

perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Alat taubat

yang dimaksud ialah bagaimana lisan ketika bertasbih dan

174

beristighfar kepada Allah SWT, serta melakukan shalat

wajib dan Sunnah. Keragaman surat pada tahun ini ialah

surat An-Nisaa ayat 17 dan 18, surat Al-Maidah ayat 39,

surat Huud ayat 3, surat At-Tahrim ayat 8, surat An-Nasr

ayat 1-3, surat Al-Ankabuut ayat 45, surat Al-Anfal ayat

33, dan surat Nuh ayat 10-11.

Pesan pada 20 Juni 2020 mengenai Hikmah Di Balik

Musibah. Pandemic covid-19 adalah bagian dari cara

Allah untuk menguji hambanya agar lebih dekat dengan-

Nya. Karena musibah ini datangnya dari Allah maka kita

harus kembali kepada Allah SWT dengan cara terus

meminta tolong dengan sabar dan sholat. Pelajaran yang

dapat di ambil dari adanya covid-19 ialah kebersihan,

kehati-hatian. Keragaman surat pada tahun ini ialah surat

Al-Baqarah ayat 155-157, surat Al-A‟raf ayat 146-147,

dan surat Nuh ayat 10-12.

Pesan pada 25 Agustus 2021 mengenai Menyukuri

Kemerdekaan Dengan Menjaga Persatuan. merdeka

artinya kebebasan sehingga harus berbuat baik, mengisi,

menikmati dan bersyukur atas kemerdekaan. Indonesia

Negara darul akhdi yaitu kesepakatan, kita akan menjadi

kuat kalau kita bersatu. Keragaman surat pada tahun ini

ialah surat Al-Imran ayat 103 dan Surat Ibrahamin ayat 7.

3. Modifikasi Terhadap Format Program Serambi Islami

175

Format yang digunakan pada program Serambi Islami

ialah format khusus. Tetapi dari tahun 2018-2021 ada

beberapa format yang berubah. Pada tahun 2018-2019

program Serambi Islami hanya ada 6 segment dengan

durasi 60 menit. Kemudian pada tahun 2020-2021

segment pada program ini bertambah menjadi 8 segment

dengan tambahan durasi menjadi 90 menit. Pada tahun

2020 tidak ada jama‟ah yang hadir di studio karena

pandemic covid-19. Pada tahun 2021 jama‟ah sudah hadir

kembali namun hanya ada 2 majelis ta‟lim.

4. Modifikasi Terhadap Pemirsa Program Serambi Islami

Keragaman pemirsa Serambi Islami, pada 13

Desember 2018 berasal dari Majelis Ta‟lim Khairu

Ummah Jati Asih, Majelis Ta‟lim Nurul Hikmah,

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah

Bekasi, dan Kementerian Pertahanan Bapak Mayor Adi

Handono dan Bapak Letnan Kolonel Amirullah. Pada 7

Februari 2019 jama‟ah yang hadir ialah Majelis Ta‟lim

Baitul Rahim Jayanti Tangerang dan Pondok Pesantren

Papan Raudhatul Jannah Bekasi. Pada 20 Juni 2020 tidak

ada jama‟ah yang hadir. Kemudian pada 25 Agustus 2021

jama‟ah yang hadir berasal dari Majelis Ta‟lim At-Taubah

dan Majelis Ta‟lim Nurul Khair Jakarta Timur.

176

B. Saran

Keragaman tim produksi sebaiknya ditambahkan

generasi muda agar programnya tidak monoton dan lebih

mempunyai inovasi-inovasi baru yang bisa merangkul

millennial atau anak-anak muda. Begitupun pada

narasumbernya jangan hanya Angkatan Udara saja tetapi bisa

mengundang TNI Angkatan Laut maupun Angkatan Darat.

Keragaman pesan sebaiknya ditambahkan pesan-pesan yang

bisa membuat generasi muda tertarik untuk menontonnya.

Pesan dakwah yang disampaikan juga harus bisa masuk ke

kalangan millennial tidak hanya kalangan ibu-ibu majelis

ta‟lim saja.

Keragaman format sebaiknya bisa ditambahkan

musik-musik islami atau puisi agar lebih bervariasi dan tidak

bosan. Keragaman pemirsa sebaiknya hadirkan mahasiswa

dari kampus-kampus atau sekolah-sekolah. Dan santri yang

diundang jangan hanya satu pondok pesantren saja, banyak

pondok pesantren lain yang bisa diundang menjadi jama‟ah.

Lebih merangkul genarasi muda dalam berdakwah. Ataupun

program Serambi Islami bisa datang ke kampus-kampus agar

tidak selalu di studio shootingnya.

177

DAFTAR PUSTAKA

Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi

Media Massa Televisi. Jakarta: Rineka Cipta. 1999.

Cet. Ke-1

Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Ramdina

Prakarya. 2005

Djamal, Hidajanto dan Fachruddin, Andi. Dasar-Dasar

Penyiaran. Jakarta: Pranadamedia Group. 2011

Ks, Usman. Television News Reporting and Writing Panduan

Praktis Menjadi Jurnalis Televisi. Bogor: Ghalia

Indonesia. 2009

Moelang, J, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2000

Narbuko, Chalid dan Achmadi. Metode Penelitian. Jakarta: PT

Bumi Aksara. 2007. Cet VIII

Arikunto, Suharimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002

Herdiansyah, Haris. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Salemba Humanika. 2012

Milles, B. Mattew dan Huberman, Michael. Analisis Data

Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode

Baru,. Jakarta: UI Press, 2010

Mulyana, Dedy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2003

178

Hidayat, N. Deddy. Paradigma dan Metoologi Penelitian Sosial

Empirik Klasik. Jakarta: Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. 2003

Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. 2008

Arbi, Armawati. Produksi Program Siaran Radio Dakwah

Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas

Realitas Sosial. Bekasi: Gramata Publishing. 2021

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat.

Jakarta: Prenada Media Group. 2007. Edisi Pertama

Berger, L. Peter dan Luckmann, Thomas. Tafsir Sosial Atas

Kenyataan. Jakarta: LP3S. 1990

Rivers, L. William. Media Massa & Mayarakat Modern. Jakarta:

Prenada Media Group. 2005. Edisi ke-2

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media

Group. 2008. Edisi ke-8

Nurliana. Televisi Sebagai Media Dakwah Islam Dalam

Kehidupan Masyarakat Indonesia. Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon Aceh

Tengah. Jurnal Peurawi Media Kajian Komunikasi

Islam Vol. 13, No. 1. 2020

Wardhani, Haulah Citra Kusuma. Strategi Pemrograman

Lembaga Penyiaran Publik TVRI.

Darmanto, A. Analisis TV Publik : Analisis Isi Berita TVRI.

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol. 8, No. 1.

2004.

Ramdhan, Putra Gilang, Susanto, Harry Eko, dan Aulia, Sisca.

Analisi Youtube TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah

179

Penonton. Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Tarumanegara . Vol. 3, No. 1. 2019.

Astuti, Dwi Aprilina. Penerapan Konvergensi Media Di LPP

TVRI Nasional Jakarta. Jurnal Ilmiah Teknik

Studio. Vol. 4, No. 2. 2018.

Hikmat. Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa Tutur. Jurnal Ilmu

Dakwah. Vol. 5, No. 11. 2017.

Syafuddin, dan Muhid, Abdul. Efektifitas Pesan Dakwah di

Media Sosial Terhadap Religiusitas Masyarakat

Muslim Analisis Literature Review. Jurnal Ilmu

Dakwah. Vol. 20, No. 1. 2021.

Achsani, Ferdian Achsani, Aminah, Siti dan Laila, Nur Laila.

Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Menyambut

Lebaran Karya Pendhoza. Jurnal Peradaban dan

Pemikiran Islam. Vol. 3, No. 2, 2019.

Aziz, Moh. Ali Aziz. Kebeneran Pesan Dakwah. Jurnal

Komunikasi Islam . Vol. 01, No. 02. 2011.

Munajar, A. S.I.Kom, M.M dan Kusumawati, Nina S.I.Kom,

M.Si. Keberhasilan Format Program Drama Dalam

Menjaring Penonton Televisi (Studi Kasus Sinetron

Ojek Pengkolan RCTI). Jurnal Ilmu Komunikasi.

Vol. 6, No. 1. 2019.

Fardiah, Dedeh. Format Tayangan Televisi Sebagai Media

Pendidikan Kualitas Bangsa. Jurnal. Vol. 20, No. 4.

2004.

Munanjar, A., Haikal, Achmad. Lukman. Septian, Rio. Ichsan,

Muhammad Ichsan. Memilih Segmentasi Penonton

Dalam Perencanaan Program Televisi (Studi Siswa

Magang SMK 4 Bekasi di BSI TV). Jurnal. Vol. 1,

No. 3. 2018.

180

Irawan, Edi Rahmat. Sikap Penonton Dalam Program Televisi

Indonesia Saat Ini. Jurnal Sosiologi Reflektif . Vol.

9, No. 2. 2019.

Jurnal, Haulah Citra Kusuma Wardhani, Strategi Pemrograman

Lembaga Penyiaran Publik TVRI

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. A. Darmanto. Analisis TV

Publik : Analisis Isi Berita TVRI. Volume 8, Nomor

1. 2004

Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara.

Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry Susanto, Sisca

Aulia. Analisi Youtube TVRI Dalam Meningkatkan

Jumlah Penonton. Volume 3, Nomor 1, 2019.

Jurnal Ilmiah Teknik Studio. Aprilina Dwi Astuti. Penerapan

Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional Jakarta.

Volume 4, Nomor 2, 2018.

Jurnal Ilmu Dakwah. Hikmat. Pesan-pesan Dakwah Dalam

Bahasa Tutur. Volume 5, Nomor 11, 2017.

Jurnal Ilmu Dakwah. Syafuddin. Abdul Muhid. Efektifitas Pesan

Dakwah di Media Sosial Terhadap Religiusitas

Masyarakat Muslim Analisis Literature Review.

Volume 20, Nomor 1, 2021.

Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam. Ferdian Achsani, Siti

Aminah Nur Laila. Pesan Dakwah Dalam Lirik

Lagu Menyambut Lebaran Karya Pendhoza.

Volume 3, Nomor 2, 2019.

Jurnal Komunikasi Islam. Moh. Ali Aziz. Kebeneran Pesan

Dakwah. Volume 01, Nomor 02, 2011.

Jurnal Ilmu Komunikasi. A. Munanjar S.I.Kom, M.M dan Nina

Kusumawati S.I.Kom, M.Si. Keberhasilan Format

181

Program Drama Dalam Menjaring Penonton

Televisi (Studi Kasus Sinetron Ojek Pengkolan

RCTI). Volume 6, Nomor 1, 2019.

Jurnal. Fardiah, Dedeh. Format Tayangan Televisi Sebagai

Media Pendidikan Kualitas Bangsa. Volume 20,

Nomor 4, 2004

Jurnal. A.Munanjar, Achmad Haikal, Lukman, Rio Septian,

Muhammad Ichsan. Memilih Segmentasi Penonton

Dalam Perencanaan Program Televisi (Studi Siswa

Magang SMK 4 Bekasi di BSI TV). Volume 1,

Nomor 3, 2018.

Jurnal Sosiologi Reflektif.I rawan, Edi Rahmat. Sikap Penonton

Dalam Program Televisi Indonesia Saat Ini.

Volume 9, Nomor 2, 2019.

Website TVRI. tvri.go.id

Youtube Channel TVRI

182

DOKUMENTASI

Foto bersama Bu Ni Kadek (Produser Serambi Islami)

183

Foto di depan Gedung Pusat Produksi Siaran

184

Foto di depan gedung TVRI

185

Foto di depan logo TVRI

186

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Ni Kadek

Jabatan : Produser Serambi Islami

Instansi : TVRI Jakarta

Tanggal Wawancara : 9 September 2021

Tempat Wawancara : Gedung Pusat Produksi Siaran TVRI

Jakarta

N: Narasumber

P: Pewawancara

P Awal mula adanya Program Serambi Islami ini seperti apa

Bu ?

N Serambi islami ada dari 8 tahun lalu, serambi islami ada

setiap hari. Senin tema dan materi nya umum. Selasa tema

dan materinya. Rabu tentang kenegaraan. Kamis ada dua

tema yaitu umum dan tasawuf. Jum‟at tentang keuangan.

Sabtu kenegaraan. Host dan bintang tamu setiap harinya

sudah di tentukan Cuma bintang tamu nya saja yang

berbeda. Karena kita di indonesia umat islam kan banyak,

kita harus fokus kesitu, di tvri ada beberap program agama

jadi memang sekian persen harus ada program agama.

kenapa pagi karena biasanya orang kan nonton acara agama

subuh subuh, kalau sore udah level lain, sesuaikan

waktunya.

P Bagaimana tim produksi mencari ide,fakta dan referensi ?

N Bikin ide nya sudah lama jadi tinggal kita jalani aja, paling

187

ganti tema nya aja yang di sesuaiin. Tema-temanya dari tim

produksi dan kadang nanya ke narasumber juga, kalo untuk

suratnya kita nyarinya sendiri kadang-kadang

narasumbernya juga menentukan. Kalau dia yang nentuin

kan enak bawain materinya jadinya. Kecuali ada event

tertentu baru kita ajuin “kiyai bisa ga temanya ini” gitu. Kita

saling ngisi aja. Kalau qari hanya baca surat aja sesuai yang

kita tentuan dan sesuai tema.

P Pola siaran setiap segment dari tahun 2018-2021 ini seperti

apa Bu ?

N Ngga banyak perubahan sih sebenernya, Cuma di tahun

2020 kita tidak ada jama‟ah tapia da music atau homeband.

Tidak ada perubahan sih di segment”nya, Cuma biasanya di

jama‟ah ada pertanyaan sekarang kita alihkan ke pemain

band nya. Dan sekarang sudah ada jama‟ah lagi di studio

jadi sudah tidak pakai band lagi.

P Bagaimana tim produksi mengelola rekaman tapping ?

N Kita bikin jadwal setiap hari. Misal saya produsernya,untuk

siaran senin ini ini ini. Studionya kan disitu aja, jadi kita

Cuma bikin jadwal kaya di papan itu kan ada jadwal.

Setelah produksi kita edit. Kan produksi itu ada pra yaitu

memproses materi yang akan rekam, mau tema apa

persiapan rundown. Produksi ya shootingnya, pasca

produksi editing. Proses edit dua hari. Untuk penayangannya

itu tergantung, misalnya saya rekaman tanggal 13 itu saya

tayangin tanggal 27 september dan 4 oktober, karena

masing-masing produser 2 episode jadi sehari itu ada 4

episode dengan 2 produer yang berbeda. Itu juga ga tentu

kadang mendesak karena dana, dana nya baru cair nah kita

desak-desak rekaman siarang, kadang-kadang bisa 2 hari

188

rekaman. Saya tapping pagi jam 8 sudah mulai sampe jam

12

P Format siaran atau metode siaran Serambi Islami seperti apa

?

N Ya formatnya dialog. Karna pada bulan mei belum ada

pertanyaan dari rumah jadi paling Cuma ada pertanyaan dari

hombe band aja, dan berdialog sama host juga narasumber.

Jadi formatnya berubah setelah ada band dan juga tidak ada

jama‟ah baru kita adakan pertanyaan dari pemirsa dirumah.

Jadi itu saja formatnya yang diganti

P Metode dakwah apa yang digunakan dalam Program

Serambi Islami ?

N Paling dalil-dalil gitu aja sih. Pokonya tetap acuan kita al-

qur‟an dan hadis. Dari ustad juga tidak meminta untuk

menggunakan metode tertentu, Cuma dikajian hadis doang

itu pake metodenya seperti kitab-kitabnya tertera di laptop

dan di layar LED. Kalau yang lain biasa aja metodenya.

Dikajian hadis itu dibikin desain kitabnya supaya pemirsa

juga melihat

P Ustad atau narasumber yang dihadirkan ini dari semua

kalangan atau tidak Bu ?

N Iya ustad disini dari semua kalangan ada Muhammadiyah,

NU, MUI. Umum ngga ada pilihan dan tidak memihak

kepada siapapun

P Pesan yang disampaikan oleh Ustad memihak pada satu

kalangan atau netral ?

189

N Kita independent, netral, tidak ada memihak kepada

siapapun. Sesuai dengan tema kita aja, missal kajian hadis

yaudah fokus tentang kajian hadis, kalau tasawuf ya

tasawuf. Kalau di minggu itu khusus tentang kajian hadis al

bukhori, yaudah kita berdasarkan kitab al bukhori tidak

melenceng-melenceng. Tapi disesuaikan dengan keadaan

kita, misal covid. Kaya kemarin kita berbicara tentang

mikjizat nabi Muhammad di khaibar, nah mukjizatnya di

khaibar itu kan kelaparan kita angkat keadaan sekarang ini

covid ya kita harus sabar menghadapinya. Misalnya temanya

tentang,itu kan di hadis semua nya uh, tertundanya umrah

nabi Muhammad saw, nah kita keadaan sekarang kita juga

tertunda gitu kita membahas dalam keadaan sekarang gitu.

Kita cerita sejarah atau kisah nabi tapi kita sesuaikan di

masa sekarang, misalnya gimana pada saat nabi keadaan

sakit nah kita sesuaikan jadi kita harus sabar karna nabi kan

juga seperti itu. Jadi pada zaman dulu juga ada wabah

penyakit nah jadi kita sesuaikan semua.

P Pemirsa atau jama‟ah yang dihadirkan ke studio dari semua

kalangan atau tidak ?

N Iya semua kalangan, seperti mahasiswa, anak sma, jama‟ah

ibu-ibu dan bapak-bapak, anak-anak pesantren. Cuma baru-

baru ini memang agak susah untuk mahasiswa dan siswa

karena waktunya yang ngga bisa ngumpulin anak-anak.

P Tim produksinya dari tahun 2018-2021 berubah atau tidak

Bu ?

N Tetep sama ko, missal nya saya produsernya di hari senin

sama minggu. Belum ada perubahan dari tim produksinya.

190

Paling fd nya suka gantian, kalau crew teknik ngga gantian

dan kalau produser tetap, selama ini masih tetap.

P Kenapa pada tahun 2018 dan 2019 tidak ada pertanyaan dari

rumah ?

N Karena memang mau fokus ke jama‟ah nya aja, kenapa kita

ga adain pertanyaan dari pemirsa di rumah karena

menyangkut dana dan waktu kita ga bisa. Kalau kita

shooting kan mengeluarkan dana kan nah kita ga ada

dananya. Kalau skrg ini kan kita pakai handphone aja kan

sama pemirsa dirumah cuma melalaui video call atau dia

nya bikin video sendiri trus dikirim ke kita. Kebanyakan

pertanyaan dari pemirsa di rumah itu yang kita kenal atau

pemirsa juga yang sering ngisi, jadi kita kasih tema tentang

ini nanti kamu ajukan pertanyaan deh, nanti dia rekam

sendiri.

P Pola siaran pada tahun 2018 dan 2019 ada pembacaan ayat

suci Al-Qur‟an dari jama‟ah di studio namun sekarang

berubah dan tidak ada lagi pemebacaan surat dari jama‟ah di

studio. Kenapa berubah Bu ?

N Kalau waktu itu di Ustad Kemalsyah, masing-masing ustad

berbeda caranya. Memang temanya kemaren kita membahas

al qur‟an jadi audience nya di suruh membaca Al-Qur‟an.

P Modifikasi apa saja yang dilakukan program Serambi Islami

sebelum dan setelah adanya pandemic covid-19 ?

N Kalau pas pandemic kita bikin pertanyaan dari rumah, karna

covid kan jama‟ah nya jadi ngga ada, dan pas music ilang

baru kita adain pertanyaan dari rumah. Untuk pemirsa di

191

rumah itu kita yang meghubungi mereka, kita shooting pakai

handphoe aja.

P Mengapa pada tahun 2020 segment berubah menjadi 8

segment yang awalnya hanya ada 6 segment saja ?

N Karena peraturannya seperti itu, kan itu acaranya satu

setengah jam Cuma dapet 75 menit jadi dibagi 8 segment,

termasuk iklan harus sesuai peraturan tapi kalau ngga ada

iklan ya gapapa. Peraturannya jika acaranya setengah jam 4

segment, 1 jam 6 segmen, 1 jam 30 menit 8 segmen. Ada

ngga ada nya iklan harus tetap pakai peraturan itu.

P Bagaimana tim produksi Serambi Islami dalam mengemas

program ?

N Sama aja sih karena kita di dalem kan di studio jadi ya gitu-

gitu aja, kalau di luar mungkin bisa berbeda-beda.

P Kenapa Serambi Islami tidak ada media sosial dan kenapa

setiap episodenya tidak langsung ada di youtube TVRI ?

N Iya tidak semua langsung ada di youtube. Kita medianya

kurang dari pihak bagian medianya, kurang SDM. Kita

materinya kan banyak banget, tidak segera di masukin

youtube. Harusnya kan setelah siaran langsung ke youtube.

Tapi di kajian hadis ada di ustad Luthfi di PKH yg hari

minggu, kalau itu memang tim dari kiyai luthfi yang

masukin di PKH, timnya Namanya PKH Ustad kajian hadis.

Banyak yang nanya ko susah banget ya liat serambi di

youtube ngga rutin, kita udah complain ya jawabnya

begitulah pokonya keterbatasan, entah keterbatasan apanya.

P Di misi tvri nomor 6 tertulis “meningkatkan pendapatan

192

iklan”. Apakah sekarang TVRI sudah ada iklan komersil

yang masuk Bu ?

N Sekarang boleh ada iklan dan uangnya langsung masuk ke

Negara, di kajian hadis kemarin juga ada iklan baznas itu

untuk Negara uangnya semuanya.

P Tvri bekerja sama dengan apa saja dalam mengadakan acara

atau membuat program ?

N Banyak kita mah kaya DPR, KPU, Departemen Agama,

Departemen Konminfo, banyak acara” kita yang

bekerjasama. Apalagi Diknas kan 2 th selama covid kita

kerja sama , acara Diknas yang sekolah yang belajar dari

rumah, itu ratingnya tinggi banget. Produknya Diknas

punya, kita tinggal siaran aja.

P Apakah TVRI sama sekali tidak memihak kepada siapapun

Bu ?

N Pemberitaan TVRI tidak ada yang memihak sama sekali,

netral karena tv public dengan tagline ”media pemersatu

bangsa”. Jadi ngga boleh memihak pada siapapun.