PENETAPAN REALITAS OBJEKTIF MELALUI MODIFIKASI ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PENETAPAN REALITAS OBJEKTIF MELALUI MODIFIKASI ...
PENETAPAN REALITAS OBJEKTIF MELALUI
MODIFIKASI PROGRAM SIARAN SERAMBI
ISLAMI DI TVRI JAKARTA
Skripsi
(Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memperoleh Gelar Strata 1 Sarjana Sosial (S.Sos))
DISUSUN OLEH :
DHIVA NUR AINAYA
11170510000279
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
i
ABSTRAK
Dhiva Nur Ainaya
Penetapan Realitas Objektif Melalui Modifikasi Program
Siaran Serambi Islami Di TVRI Jakarta
Televisi sebagai media dakwah mengalami kemajuan
dalam berbagai hal diantaranya dari teknik atau metode
dakwahnya serta media dakwah yang sangat variatif dan menarik
perhatian masyarakat. Dakwah melalui televisi dapat dilakukan
dengan cara baik, dalam bentuk ceramah, sandiwara, fragmen
ataupun drama. Konstruksi media massa pada realitas objektif
menjadi menarik karena adanya modifikasi pada program
Serambi Islami. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah Konstruksi
Sosial Media Massa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penetapan
Realitas Objektif Melalui Modifikasi Program Siaran Serambi
Islami. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
fenomena sosial atau suatu peristiwa. Penelitian kualitatif
berusaha memecahkan masalah yang ada berdasarkan data-data
dan menganalisa. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Hasil penelitian mengenai Penetapan Realitas Objektif
Melalui Modifikasi Program Siaran Serambi Islami Di TVRI
Jakarta ialah terdapat empat kesimpulan. Pertama, Modifikasi
terhadap tim produksi atau struktur program Serambi Islami.
Kedua, modifikasi terhadap pesan program Serambi Islami.
Ketiga, modifikasi terhadap format program Serambi Islami.
Keempat, modifikasi terhadap pemirsa program Serambi Islami.
Kata Kunci: Realitas Objektif, Modifikasi, Serambi Islami, Media
Sosial, TVRI Jakarta
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat,
taufiq, kasih sayang serta memberikan berkah kepada seluruh
hamba-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan
umatnya dari kegelapan dunia ke zaman perdaban ilmu
pengetahuan. Berkat rahmat, hidayah dan karunia dari Allah
SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Penepatan Realitas Objektif Melalui Modifikasi
Program Siaran Serambi Islami Di TVRI Jakarta”.
Penulis bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas akhir
dalam jenjang Pendidikan Strata 1 (S1), meskipun banyak
kendala-kendala di tengah jalan yang terkadang menjadi
penghambat, tetapi semua ini penulis jadikan pembelajaran dan
pengalaman yang sangat berharga. Serta penulis tidak lupa
meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat
kekurangan, karena penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan.
Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
iii
1. Prof. Dr. Amany B. Lubis, M.A., Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW. MSW.,
Wakil Dekan I Bidang Akademik. Dr. Sihabudin Noor,
M.Ag., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum. Dr.
Cecep Castrawijaya, M.A., Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si., Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, serta Dr. Edi Amin, M.A., sebagai
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Serta
seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
4. Prof. Gun Gun Haryanto., Dosen Pembimbing Akademik
mahasiswa KPI E angkatan 2017.
5. Dr. Armawati Arbi, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah membimbing memberikan arahan dan masukan
dalam penelitian ini. Semoga senantiasa dalam
keberkahan Allah SWT.
6. Bu Ni Kadek, sebagai Produser Serambi Islami, Pak
Bambang sebagai staff TVRI, Pak Dudung sebagai staff
produksi siaran TVRI, Pak Topan sebagai staff IT TVRI,
yang telah meluangkan waktunya untu membantu
memberikan informasi data-data dalam penelitian ini.
7. Paling utama untuk kedua orang tua, Almarhum
Ayahanda tercinta Muhammad Nur yang selalu menjadi
iv
teman cerita dan memberikan pelajaran hidup yang paling
berarti untuk terus berjuang dalam menghadapi segala
permasalahan hidup, dan Mamah tersayang Neneng Diana
yang selalu memberikan dukungan penuh, semangat dan
do‟a yang tiada henti untuk penulis. Serta adik kandung
Farandika Nur Aditia yang memberikan dukungan dan
warna dalam hidup penulis.
8. Keluarga besar RW Ridi, Kakek, Nenek, Om, Tante, dan
semua sepupu-sepupu yang selalu memberikan dukungan
dan semangat selama penulis mengerjakan skripsi.
9. Sahabat dan teman-teman yang telah menemani dan
memberikan dukungan serta dapat menghibur dan
menjadi teman cerita dikala pusing dan kesedihan datang:
Ita Rahayu, Khalwa Fauziah, Bunga Bella Diena, Ely
Kusmawati, Viana Fatma Anasari, Annisa Nur Sintia, dan
Pitri Amalia.
10. Seluruh teman-teman KPI E angkatan 2017 yang telah
memberikan warna pada masa perkuliahan.
11. Teman-teman SKETSA yang banyak memberikan
pengalaman organisasi dan memberikan dukungan kepada
penulis.
12. Kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberika
dukungan untuk penelitian ini yang tidak dapat disebutkan
satu per satu. Namun, tidak mengurangi rasa terimakasih
penulis kepada kalian.
v
Demikan ucapan terimakasih yang dapat penulis ucapkan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan serta memberikan
keberkahan. Dengan segala kekurangan yang terdapat dalam
skripsi ini, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca terutama penulis dalam bidang
akademik maupun praktis.
Tangerang, 10 Februari 2022
Dhiva Nur Ainaya
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 14
C. Batasan Masalah................................................................... 15
D. Rumusan Masalah ................................................................ 15
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 15
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 16
G. Metodologi Penelitian .......................................................... 16
H. Kajian Pustaka ...................................................................... 22
I. Sistematika Penulisan .......................................................... 24
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................... 26
A. Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial .......... 26
1. Tahap Konstruksi Sosial Media Massa .......................... 32
2. Realitas Media ................................................................ 37
B. Menetapkan Realitas Objektif Pada Program Siaran ........... 41
C. Perubahan Karakter Program Bertahap Atau Identitas ........ 47
vii
BAB III GAMBARAN UMUM TVRI DAN
SERAMBI ISLAMI ......................................................................... 50
A. Televisi Republik Indonesia ................................................. 50
1. Sejarah Televisi Republik Indonesia (TVRI) ................. 50
2. Struktur Organisasi TVRI .............................................. 56
3. Visi dan Misi TVRI ........................................................ 58
4. Perubahan Logo TVRI ................................................... 59
5. Logo TVRI ..................................................................... 62
6. Program Acara TVRI ..................................................... 65
7. Sosial Media TVRI ........................................................ 74
B. Profil Program Serambi Islami ............................................ 77
C. Struktur Serambi Islami ....................................................... 80
D. TVRI Bekerja Sama Dengan Lembaga ............................... 80
BAB IV PENETAPAN MODIFIKASI PROGRAM SERAMBI
ISLAMI PADA TAHUN 2018-2021 ............................................... 82
A. Modifikasi Terhadap Struktur Program
Serambi Islami ..................................................................... 82
B. Modifikasi Terhadap Pesan Program
Serambi Islami ..................................................................... 91
1. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2018 .................. 92
2. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2019 .................. 95
3. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2020 .................. 97
4. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2021 .................. 100
viii
C. Modifikasi Terhadap Format Program Serambi Islami ....... 110
1. Format Program Serambi Islami Tahun 2018 ................ 110
2. Format Program Serambi Islami Tahun 2019 ................ 113
3. Format Program Serambi Islami Tahun 2020 ................ 114
4. Format Program Serambi Islami Tahun 2021 ................ 117
D. Modifikasi Terhadap Pemirsa Program Serambi Islami ...... 129
1. Pemirsa Tahun 2018 ....................................................... 129
2. Pemirsa Tahun 2019 ....................................................... 131
3. Pemirsa Tahun 2020 ....................................................... 133
4. Pemirsa Tahun 2021 ....................................................... 134
E. Beberapa Komentar Pemirsa Serambi Islami di Youtube
Chanel TVRI Nasional ……………………………….136
BAB V PEMBAHASAN ................................................................. 140
A. Perubahan TVRI Dan Program Siaran Serambi Islami........ 140
B. Perubahan Pesan Dakwah Program Siaran Serambi Islami . 149
C. Perubahan Format Program Siaran Serambi Islami ............. 160
D. Perubahan Penonton Program Siaran Serambi Islami ......... 165
BAB VI PENUTUP ......................................................................... 170
A. Kesimpulan .......................................................................... 170
B. Saran ..................................................................................... 174
DAFTRA PUSTAKA ...................................................................... 175
LAMPIRAN ..................................................................................... 184
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Konstruksi Sosial Media Massa ....................... 32
Gambar 2.2 Kerangka Teori Konstruksi Sosial Media Massa Atas
Realitas Sosial ................................................................................. 46
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dewan Direksi LPP TVRI .......... 56
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dewan Pengawas LPP TVRI ...... 56
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Direktorat Program dan Berita .... 57
Gambar 3.4 Logo TVRI Saat Ini ..................................................... 62
Gambar 3.5 Logo Serambi Islami ................................................... 80
Gambar 4.1 Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih ................... 130
Gambar 4.2 Majelis Ta‟lim Nurul Hikmah .................................... 130
Gambar 4.3 Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi .... 131
Gambar 4.4 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta ....................................................................... 131
Gambar 4.5 Majelis Ta‟lim Baitul Rahim Jayanti Tangerang ........ 132
Gambar 4.6 Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi ... 133
Gambar 4.7 Bintang Tamu Cholidi Asadil Alam............................ 133
Gambar 4.8 Majelis Ta‟lim At-Taubah dan Nurul Khoir ............... 134
Gambar 4.9 Komentar 13 Desember 2018 Youtube TVRI............. 136
x
Gambar 4.10 Komentar 7 Februari 2019 Youtube TVRI .............. 137
Gambar 4.11 Komentar 20 Juni 2020 Youtube TVRI ................... 137
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perubahan Logo TVRI Dari Masa Ke Masa ................... 59
Tabel 3.2 Program Acara TVRI ...................................................... 65
Tabel 3.3 Sosial Media TVRI ......................................................... 74
Tabel 3.4 Struktur Serambi Islami .................................................. 80
Tabel 3.5 Lembaga Yang Bekerja Sama Dengan TVRI ................. 80
Tabel 4.1 Modifikasi Terhadap Source Serambi Islami ................. 88
Tabel 4.2 Modifikasi Terhadap Pesan Serambi Islami .................. 104
Tabel 4.3 Modifikasi Terhadap Pesan Serambi Islami ................... 119
Tabel 4.4 Komentar Netizen di Youtube TVRI ............................. 137
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Televisi merupakan media massa yang sangat
popular di tengah masyarakat, hampir di setiap tempat-
tempat umum seperti kantor, rumah, kamar, bahkan
berada di mobil. Televisi pada saat ini telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, oleh
karena itu setiap berita atau informasi yang disampaikan
melalui media televisi akan sangat mudah sampai ke
tengah kalangan masyarakat. Penyampaian isi atau pesan
seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara
dan sebagainya) dengan komunikan (pemirsa). Informasi
yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas
terdengar secara audio dan terliat jelas secara visual.1
Televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi
dapat menjadi candu, memberikan ide tentang bagaimana
kita ingin menjalani hidup ini. Singkatnya televisi mampu
memasuki relung kehidupan kita lebih dari yang lain.2
Dunia pertelevisian di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun
belakangan ini. Pada tahun 1962 munculah televisi
1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media
Massa Televisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet.Ke-1 2 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Ramdina
Prakarya, 2005), hal 1
2
pemerintah yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI)
yang melakukan siaran percobaan dari halaman Istana
Merdeka. Kemudian diterbitkan Kepmenpen RI No.
190A/Kep/Menpen/1987 tentang Siaran Saluran
Terbatas/SSTVRI, yang memberi peluang kepada pihak
swasta nasional untuk menyelenggarakan siaran televisi
swasta di Indonesia. Dengan terbitnya Kepmenpen
tersebut, Departemen Penerangan Direktorat Jenderal
RTF menerbitkan izin prinsip pendirian Stasiun Penyiaran
Televisi Swasta masing-masing kepada PT Rajawali Citra
Televisi Indonesia (RCTI) di Jakarta tahun 1987, PT
Surya Citra Televisi (SCTV) di Surabaya tahun 1989, PT
Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) Di Jakarta
tahun 1990, PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) di
Jakarta tahun 1993, PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar)
di Jakarta tahun 1993.3 Sejak era reformasi bergulir,
televisi swasta pun semakin bermunculan seperti Metro
TV, Transformasi Televisi (TransTV), Trans 7, Lativi
yang sekarang menjadi TVOne serta Global TV yang kini
menjadi GTV.4
Televisi merupakan medium terfavorit bagi para
pemasang iklan, karena itu mampu menarik investor
untuk membangun industry televisi. Kini penonton
3 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran,
(Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hal. 30 4 Usman Ks, Television News Reporting and Writing Panduan Praktis
Menjadi Jurnalis Televisi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hal.1
3
televisi Indonesia memiliki banyak pilihan dalam
menikmati berbagai program acara televisi. Media televisi
merupakan industry yang padat modal, padat teknologi,
dan padat sumber daya manusia.5 Di antara
keanekaragaman acara televisi ada yang bersifat
infotainment, seperti program acara agama, siaran berita
dan sebagainya. Serta adapula televisi yang bersifat
entertainment seperti musik, film, kuis dan sebagainya.
Televisi sebagai media dakwah mengalami
kemajuan dalam berbagai hal diantaranya dari Teknik
atau metode dakwahnya serta media dakwah yang sangat
variative dan menarik perhatian masyarakat. Dakwah
melalui televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam
bentuk ceramah, sandiwara, pragmen ataupun drama.
Program-program televisi bisa disajikan dengan
memperhatikan keurgenan nilai-nilai Islami di dalam
masyarakat. Akan tetapi tentu saja, program-program
tersebut tidak boleh kehilangan fungsi-fungsinya hanya
dengan karena dibumbui nilai-nilai yang Islami.6
Terdapat ayat Al-Qur‟an yang membicarakan
tentang teknis berkomunikasi secara umum, sebagian
5 Morisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Pranadamedia
Group, 2010), Cet. Ke-2, hal.3 6 Nurliana, “Televisi Sebagai Media Dakwah Islam Dalam Kehidupan
Masyarakat Indonesia” Jurnal Peurawi Media Kajian Komunikasi Islam,
Volume 13 No. 1, (Aceh: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih
Takengon Aceh Tengah, 2020), hal. 121
4
diantaranya merupakan berkenaan langsung dengan
materi komunikasi media massa terutama televisi. Ayat
tersebut dapat dijadikan sebagai azas komunikasi televisi
dalam upaya untuk menyiarkan pesan-pesan Islam.
Dalam firman-Nya Al-Qur‟an Surah An Nahl ayat
125 tentang mengajak umat-Nya ke jalan Allah dengan
cara yang baik :
ادع الى سبيل ربك بالحكمة والمىعظة الحسنة
اعلم بمه ضل عه وجادلهم بالتي هي احسه ان ربك هى
سبيله وهى اعلم بالمهتديه
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.” (An Nahl/16: 125)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa dakwah
adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dngan cara
bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat yang baik
pula. Sesungguhnya Allah mengetahui dan memahami
orang yang membuat kebaikan. Seorang pendakwah tidak
akan mengharapkan imbalan sama manusia, namun ia
akan mencari ridho Allah. Demikian juga Allah akan
memahami orang-orang yang tersesat dan orang yang
berdakwah bukan dengan ridha Allah. Dakwah melalui
5
televisi seorang pemirsa dapat mengikuti dakwah seakan
ia berhadapan dan berkomunikasi di hadapan seorang dai.
Televisi pemerintah yaitu Televisi Republik
Indonesia (TVRI) pertama kali melangsungkan siaran
dengan acara tunggal Peringatan HUT XVII Proklamasi
RI di halaman Istana Merdeka. TVRI berdiri pada tanggal
24 Agustus 1962 dan bertugas untuk mengemban tugas
sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa. Seiring
berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi kini
TVRI mengudara di seluruh wilayah Indonesia dengan
system siaran analog dan siaran digital. TVRI
menjalankan 3 saluran televisi berskala nasional (dengan
2 diantaranya hanya bersiaran digital) dan 30 stasiun
televisi daerah serta didukung 361 stasiun televisi.
Sebagai entitas televisi pertama, TVRI telah melalui
perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam
penrjuangan dan perjalanan kehidupan masyarakat
Indonesia.
TVRI sebagai media publik yang didirikan oleh
Pemerintah bersifat independent, netral, tidak komersil
dan bertujuan untuk memberikan layanan terhadap
masyarakat. Tagline TVRI ialah “Media Pemersatu
Bangsa” TVRI adalah media penyiaran public dengan
peran sebagai pemersatu bangsa Indonesia, yang akan
menampilkan konten-konten positif TVRI ke kancah
6
Internasional. Dengan makna di dalamnya diharapkan
TVRI dapat diakui baik nasional maupun internasional
dan sebagai media yang menyatukan bangsa Indonesia
yang Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut juga telah
diwujudkan dengan tresebarnya Stasiun Penyiaran Daerah
diseluruh Indonesia.7 Saat ini TVRI mempunyai beberapa
kategori program seperti Pendidikan, Hiburan, Olahraga,
Budaya, Religi, dan Informasi. Terdapat beberapa
program religi di TVRI seperti Jejak Islam, Mimbar
Agama, Satukan Shaf Indonesia, dan Serambi Islami.
Berdasarkan observasi pada tanggal 12 April 2021
di bulan Ramadhan. Episode bulan tersebut bertemakan
Marhaban Ya Ramadhan dengan pembawa acara bernama
Raka Khusnul dan Ustad KH. Agus Dermawan juga ada
bintang tamu yaitu Aiman Ricky, juga membahas Surat
Al-Baqarah ayat 143-148. Segmen 1 host
memperkenalkan Ustad, bintang tamu, menyebutkan tema
dan mempersilahkan qari untuk membacakan surat trekait
dengan tema. Kemudian segmen 2-3 Ustad memaparkan
materi mengenai bulan ramdahan, dimana Allah SWT
telah mewajibkan hambanya untuk berpuasa di bulan
Ramadhan. Kemudian menjelaskan bulan Ramadhan
sebagai pemimpin bulan karena di dalam bulan Ramadhan
ada nuzulul qur‟an dan di dalamnya ada lailatul qadar
7 Website TVRI, tvri.go.id
7
yaitu lebih baik dari seribu bulan. Segmen 4 - 7 ada sesi
interaktif tanya jawab dari bintang tamu, host, qari dan
juga homeband. Ustad menjawan pertanyaan belandaskan
dengan qur‟an surat Al-Baqarah ayat 143 – 148, surat An-
Nahl ayat 178, berlandaskan hadist, firman Allah SWT,
dan kisah Rasulullah SAW. Kemudian segmen 8
kesimpulan dari bintang tamu, dari qari, dan yang
terpenting kesimpulan dari Kiyai Haji Agus Dermawan,
dan ditutup dengan do‟a. Pada bulan April ini belum ada
jama‟ah di studio dan belum ada pertanyaan dari pemirsa
di rumah. Namun ada tambahan homeband sebagai
pengisi suara.8
Observasi kedua dilakukan pada tanggal 20
Agustus 2021. Episode kali ini mengangkat tema Wanita
Yang Dirindukan Surga dengan landasan Surat Ali-Imran
ayat 45-47 tentang Maryam yang dibacakan oleh
Mahfudzul Khuluqi sebagai qari. Dengan pembawa acara
bernama Hafidz Salim dan mengundang Ustad DR. H.
Muchlis M. Hanafi, MA sebagai direktur Pusat Studi
Qur‟an Jakarta, ada juga bintang tamu yaitu Lili Musfirah
Nurlaili MA sebagai Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Segmen 1
pembukaan yaitu perkenalan Ustad, bintang tamu,
jama‟ah di studio yaitu Majelis Ta‟lim Al-Mukhtahdin
8 Observasi, Serambi Islami, Marhaban Ya Ramadhan, 12 April 2021
8
Jakarta Barat, dan pembacaan ayat suci Al-Qur‟an oleh
qari. Ada sedikit pemaparan dari Ustad mengenai surat
Ali Imran ayat 45-47. Segmen 2 – 3 masih pemaparan
materi dari Ustad dan bintang tamu mengenai tema.
Segmen 4 ada sesi tanya jawab dengan jamaah di studio.
Segmen 5 sesi tanya jawab dengan pemirsa dirumah
melalui video dan segmen 6 sesi tanya jawab dengan
pemirsa dirumah melalui media sosial Whatsapp. Segmen
7 kembali sesi tanya jawab dengan jama‟ah di studio dan
juga qari. Segmen 8 yaitu kesimpulan dari bintang tamu
dan juga Ustad Dr. H. Muchlis M. Hanafi MA, ditutup
dengan do‟a bersama. Pada observasi ke dua ini bulan
Agustus sudah ada jama‟ah di studio dan pertanyaan dari
pemirsa dirumah. Jadi tidak hanya jama‟ah di studio saja
yang bisa bertanya tetapi sekarang pemirsa dirumah juga
sudah bisa.9
Dalam penelitian produksi, peneliti mengamati
proses produksi ; (1) Kebijakan media dalam penerapan
segmen sebuah program harus mengikuti peraturan, jika
program tersebut berdurasi 30 menit maka terbagi
menjadi 4 segment, jika 60 menit terbagi menjadi 6
segmen dan jika 90 menit maka terbagi menjadi 8
segmen. Ada atau tidaknya iklan harus tetap pakai
peraturan tersebut. (2) Dalam mencari ide, fakta, dan
9 Observasi, Serambi Islami, Wanita Yang Dirindukan Surga, 20
Agustus 2021
9
referensi tim produksi melakukannya bersama-sama.
Tema yang di angkat setiap harinya adalah hasil
pemikiran tim dan produser, walau terkadang tim juga
bertanya kepada ustad atau ustadzah terkait tema yang
akan dibawakan. Begitu juga untuk surat Al-Qur‟an, tim
menentukan surat yang akan dibacakan oleh qari tetapi
terkadang ustad atau ustadzah juga ikut menentukan. Hal
ini dilakukan agar Ustad atau Ustadzah merasa nyaman
pada saat membawakan materi. Dan jika ada event
tertentu tim produksi akan mengajukan tema kepada
narasumber yaitu Ustad atau Ustadzah dalam
membawakan materi.
(3) Pola siaran setiap segmen, Program Serambi
Islami dibagi menjadi 8 segment. Segment Pertama, pada
segment ini seorang Qari melantunkan ayat suci Al-
Qur‟an sesuai dengan tema yang akan dibahas. Lalu
pembawa acara memperkenalkan narasumber dan juga
bintang tamu, sekaligus menyampaikan tema pada
episode hari itu. Kemudian pembawa acara
mempersilahkan narasumber yaitu seorang Ustad atau
Ustadzah untuk memaparkan sedikit materi mengenai
tema dan makna dari ayat suci Al-Qur‟an yang
dilantunkan oleh Qari. Segment Kedua, pembawa acara
melanjutkan menanyakan pendapat bintang tamu
mengenai pembahasan tema di dalam kehidupan sehari-
10
hari. Kemudian bintang tamu pun memaparkan sesuai
dengan pendapat dan pemikirannya. Lalu dilanjutkan
kembali kepada Ustad atau Ustadzah untuk memaparkan
materi-materi dakwah mengenai makna dari tema dan
ayat suci Al-Qur‟an. Data – data yang disampaikan
mengacu pada Al-qur‟an, Hadist, perkataan Rasul dan
Firman Allah SWT. Segment Ketiga dan Keempat yaitu
masih memaparkan materi – materi mengenai tema.
Segmen Kelima – Ketujuh sesi interaktif tanya jawab
dengan audience dan bintang tamu kepada narasumber
yaitu Ustad atau Ustadzah. Segment Kedelapan yaitu
segment kesimpulan dimana narasumber menyimpulkan
semua materi yang dipaparkan tadi dengan singkat dan
penuh makna. Kemudian pembawa acara juga
memberikan kesimpulan dari episode tersebut, dan di
tutup dengan do‟a dari Ustad atau Ustadzah.
(4) Tim produksi mengelola rekaman tapping,
dalam mengelola rekaman tapping pra produksi yang
dilakukan yaitu membuat jadwal terlebih dahulu untuk
menentukan tim produksi atau kerabat kerja, kemudian
menentukan materi, tema, dan juga mempersiapkan
rundown. Masuk ke produksi, yaitu proses syuting atau
rekaman pada hari itu. Setelah produksi, ada pasca
produksi yaitu melakukan editing, pemaduan agar sesuai
dengan durasi. Proses editing kurang lebih dilakukan
11
selama 2 hari, dan untuk penayangannya tidak menentu
bisa berjarak 2 minggu setelah rekaman.
(5) Tim produksi mengemas program Serambi
Islami. Pada tahun 2018 hanya ada 6 segmen karena
berdurasi 60 menit. Tidak ada bintang tamu hanya ada
narasumber yaitu Ustad atau Ustdzah, kemudian terdapat
3 jama‟ah di studio yaiu dari dua majelis dan mahasiswa.
Hanya ada pertanyaan dari jama‟ah di studio saja. Lalu
para jama‟ah diperintahkan oleh Ustad untuk bergantian
membaca ayat suci Al-Qur‟an sebagai landasan di saat
Ustad menyampaikan materi atau menjawab pertanyaan
dari jama‟ah. Tahun 2019 cara mengemas program masih
sama, namun ada siswa pesantren yang menjadi jama‟ah
di studio. Kemudian di tahun 2020 cara pengemasannya
berbeda, di tahun ini ada 8 segmen dengan durasi
bertambah menjadi 90 menit. Sudah ada bintang tamu
namun tidak ada jama‟ah di studio, dan tidak ada juga
pertanyaan hanya berdialog saja dengan host dan juga
bintang tamu. Pemaparan materi yang disampaikan ustad
tidak selalu membaca ayat suci Al-Qur‟an seperti di tahun
2018 dan 2019 namun tetap berlandaskan Al-Qur‟an.
Selanjutnya di tahun 2021 tidak terlalu berbeda dari tahun
2020, namun pada tahun ini terdapat homeband di studio.
Di beberapa segment homeband menyanyikan lagu
sebagai penghibur, lalu ada backsound dari homeband
12
setiap iklan. Di tahun ini juga sudah ada petanyaan dari
pemirsa di rumah melalui media sosial yang dibacakan
oleh host.
(6) Tim produksi menetapkan modifikasi terhadap
SMCR. Source yaitu penyiar, narasumber atau ustad, tim
produksi. Pada penyiar dan Ustad tidak ada perubahan
dari tahun 2018 – 2021, hanya berbeda setiap hari karena
sudah ditentukan setiap harinya. Ustad yang dihadirkan
dari semua kalangan umat Islam. Untuk tim produksi juga
masih sama belum ada perubahan, namun terkadang floor
director suka bergantian kalau produser masih sama
sampai saat ini. Message yaitu pesan, pada pesan yang
disampaikan oleh Ustad atau Ustadzah tidak ada
perubahan. Semua pesan yang disampaikan berlandaskan
Al-Qur‟an dan juga hadist dan fokus terhadap tema yang
sudah di tentukan. Kemudian pesan nya tidak memihak
kepada satu kalangan mana pun karena Serambi Islami
dibawah naungan media public yang netral dan
independent. Channel yaitu format atau metode siaran.
Format yang di gunakan yaitu dialog kepada host, bintang
tamu dan juga jama‟ah. Namun di tahun 2020 dan 2021
tidak ada jama‟ah jadi hanya berdialog dengan host dan
bintang tamu saja. Tetapi di tahun 2021 ada format yang
berbeda yaitu adanya pertanyaan dari pemirsa di rumah
melaui video atau sosial media. Kemudian pada metode
13
membaca Al-Qur‟an terhadap jama‟ah hanya diterapkan
pada Ustad tertentu saja karena setiap Ustad punya
metodenya masing-masing. Receiver yaitu pemirsa atau
jama‟ah. Jama‟ah Serambi Islami berasal dari semua
kalangan mulai dari siswa pesantren, mahasiswa, majelis
ta‟lim ibu-ibu, dan bapak-bapak. Namun di tahun 2021
hanya majelis ta‟lim ibu-ibu saja yang datang ke studio,
untuk siswa pesantren dan mahasiswa kesulitan untuk
datang ke studio karena keterbatasan waktu.
Program Serambi Islami tayang setiap hari pada
pukul 04.30 – 06.00 WIB. Peneliti memelih program
Serambi Islami karena program unggulan dari TVRI,
program ini mempunyai tagline “Mutiara Hati”. Program
ini memberikan Pendidikan Islami kepada pemirsanya,
program tersebut dipandu oleh seorang host dan
narasumber. Tema yang diangkat di setiap episodenya
adalah hasil dari pemikiran tim dan produser, namun
terkadang mengangkat hal yang sedang viral atau juga
hari besar pada tanggal ditayangkan.
Acara Serambi Islami terdiri dari 8 segment yang
diawali dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-
Qur‟an atau dalil. Kemudian segmen 2-4 penyampaian
materi oleh narasumber, penyampaian materi atau pesan
sesuai dengan tema pada hari itu. Data – data yang
disampaikan mengacu pada Al-qur‟an, Hadist, perkataan
14
Rasul dan Firman Allah SWT. Lalu segment 5-7 ada sesi
intreaktif tanya jawab dengan audience dan bintang tamu,
host yang berinteraksi langsung dengan pemirsa
merupakan hal yang mampu menarik perhatian di setiap
segmentnya maka seorang host harus mampu membaca
siapa segmentasinya dan terakhir segmen 8 kesimpulan
dari narasumber, kata Mutiara dari host, dan do‟a dari
Ustad atau Urtadzah.
Berdasarkan alasan diatas mengenai program
Serambi Islami di TVRI, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENETAPAN
REALITAS OBJEKTIF MELALUI MODIFIKASI
PROGRAM SIARAN SERAMBI ISLAMI DI TVRI
JAKARTA”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka
dapat di identifikasikan beberapa masalah :
1. Spekulasi dari masyarakat bahwa narasumber pada
program Serambi Islami tidak semua kalangan umat
Islam.
2. Adanya isu bahwa pesan yang disampaikan setiap
episode memihak kepada satu kalangan.
3. Dibutuhkan format atau metode siaran yang dilakukan
pada program Serambi Islami.
15
4. Adanya isu bahwa Jama‟ah atau pemirsa Serambi
Islami dari semua pihak.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi
maka penulis membuat batasan masalah untuk
memudahkan penulisan melakukan penelitian, maka
penelitian ini fokus kepada tim produksi, sebab tidak
fokus pada pesan, survei pemirsa, dan bukan pada
efeknya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi
masalah di atas maka rumusan masalah yang akan
diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tim produksi menetapkan realitas objektif
melalui modifikasi program siaran Serambi Islami ?
a. Modifikasi terhadap tim produksi atau struktur
b. Modifikasi terhadap pesan
c. Modifikasi terhadap format
d. Modifikasi terhadap pemirsa
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka
tujuan penelitian ini adalah :
16
1. Untuk mengetahui bagaimana tim produksi
menetapkan realitas objektif melalui modifikasi
program siaran Serambi Islami terhadap tim produksi,
pesan, format, dan pemirsa.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dilihat dari dua aspek, yaitu
secara teoritis dan secara praktik
1) Manfaat Teoritis
a. Sebagai pengembangan ilmu tentang penetapan
realitas objektif melalui modifikasi pada program
siaran televisi.
b. Dapat digunakan bagi para peneliti sebagai
pertimbangan dan referensi untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai penetapan realitas
objektif melalui modifikasi program siaran.
2) Manfaar Praktik
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca tentang penetapan realitas objektif
melalui modifikasi program siaran.
b. Dapat berguna bagi media elektronik khususnya
televisi dalam memberikan informasi.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peniliti gunakan dalam
skripsi ini adalah deskriptif kualitatif yaitu suatu
17
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
fenomena sosial atau suatu peristiwa. Hal ini sesuai
dengan definisi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati.10
Penelitian kualitatif berusaha memecahkan masalah
yang ada berdasarkan data-data dan menganalisa.
Peneliti bertindak sebagai pengamat.11
Peneliti ini
tidak berusaha mencari hubungan, tidak pula menguji
hipotesis serta tidak terpaku pada teori. Dengan
demikian peneliti dapat bebas menggali informasi
yang dibutuhkan dari objek penelitiannya saat berada
dilapangan.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah salah satu cara
pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
Paradigma tertanan kuat dalam sosialisasi para
penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan
pada mereka apa yang penting, abash, dan masuk akal.
Paradigma juga bersifat niormative, menunjukkan
kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa
10
Lexy J, Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT
Remaja Rosdakarya, 2000), hlm 3 11
Chalid Narbuko dan Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, cet VIII, 2007), hlm 44
18
perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau
epistimologis yang panjang.12
Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah paradigma konstruktivisme yaitu paradigma
yang hampir meeupakan antithesis dari paham yang
meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam
menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.
Paradigma konstruktivisme memandang ilmu sosial
sebagai analisis sistematis terhadap socially meang
action melalui pengamatan langsung dan terperinci
terhadap pelaku sosial yang bersangkutan
menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia
sosial mereka.13
Dalam penelitian ini, paradigma konstruktivis
digunakan untuk melihat Penetapan Realitas Objektif
Melalui Modifikasi Program Siaran Serambi Islami Di
TVRI Jakarta.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah produser Serambi Islami. Sedangkan
yang menjadi objeknya adalah tayangan program
12
Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 9 13
Deddy N. Hidayat, Paradigma dan Metoologi Penelitian Sosial
Empirik Klasik, (Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Indonesia, 2003), hal. 3
19
Serambi Islami pada 13 Desember 2018, 7 Februari
2019, 20 Juni 2020, 25 Agustus 2021.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Wawancara, cara yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi (data) dari narasumber
dengan cara bertanya langsung untuk memperoleh
informasi berdasarkan tujuan tertentu. Sebelum
dilaksanakan wawancara mendalam, peneliti
menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran
dan latar belakang secara ringkas dan jelas
mengenai topik penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mengambil data yang berhubungan dengan
penelitian yaitu Penetapan Realitas Objektif
Melalui Modifikasi Program Siaran Serambi
Islami di TVRI Jakarta. Dalam penelitian ini
peneliti telah mewawancarai Ni Kadek selaku
produser Serambi Islami di Gedung Pusat
Produksi Siaran TVRI Jakarta pada tanggal 9
September 2021.
20
b. Observasi, adanya perilaku yang tampak dan
adanya tujuan yang ingin dicapai.14
Perilaku yang
tampak dan dapat berupa perilaku yang dapat
dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat
dihitung, dan dapat diukur. Dengan pengertian
tersebut jelas bahwa yang dimaksud dengan
Teknik observasi adalah pengumpulan data
dengan cara pengamatan langsung terhadap
subyek dengan alat indera.
Metode ini peneliti gunakan untuk mengamati dan
mencatat kejadian-kejadian realitas objektif
melalui modifikasi program siaran serambi islami,
untuk mendapat data lapangan yang dijadikan
peneliti sebagai temuan data lapangan dalam
skripsi ini. Dalam penelitian ini peneliti telah
meneliti dan mengamati program Serambi Islami
di TVRI Jakarta, dan juga melakukan observasi
melalui media massa TVRI Jakarta serta membuat
catatan pengamatan.
c. Dokumentasi, dokumen adalah catatan tertulis
tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada
waktu lalu. Metode dokumentadi adalah data
mengenai hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, surat kabar, majalah, agenda dan
14
Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012) , hlm 131
21
sebagainya.15
Teknik dari metode dokumentasi ini
diawali dengan menghimpun, memilih dan
mengkategorikan dokumen-dokumen sesuai
dengan tujuan penelitian, kemudian mulai
menerangkan, mencatat, dan menafsirkan,
sekaligus menghubungkan dengan fenomena yang
lain dengan tujuan untuk memperkuat data.
Dokumentasi yang peneliti lakukan adalah dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen program
Serambi Islami.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Terdapat
tiga jenis kegiatan analisis data dalam metode
penelitian kualitatif, yaitu :16
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah bentuk analisis untuk
mempertajam, memilih, memfokuskan,
membuang, menyusun data dalam suatu cara
dimana kesimpulan akhir digambarkan.
15
Suharimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm 206 16
Mattew B.Milles, a. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif:
Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 2010),
hal.129-133
22
b. Penyajian Data
Model sebagai satu kumpulan informasi yang
tersusun yang memperbolehkan pendiskripsian
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data
pada penelitian ini adalah proses memilih data
yang disesuaikan dengan fokus permasalahan dan
tujuan penelitian.
c. Penarikan Kesimpulan
Hasil dari akhir penelitian adalah penarikan
kesimpulan verifikasi data. Penarikan kesimpulan
dalam analisis data merupakan peninjauan kembali
atau mengoreksi ulang catatan-catatan data yang
diperoleh dan pemaknaan yang dilakukan dalam
data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
prinsip induktif yaitu umum ke khusus dengan
mempertimbangkan pola data.
H. Kajian Pustaka
Dalam suatu penilitian diperlukan dukungan hasil-
hasil penelitian sebelumnya yang sudah ada. Hasil
penelitian itu nantinya akan menjadi sandaran teori dan
sebagai pembanding juga insipirasi bagi peneliti, yaiu :
No Nama Peneliti/Judul Hasil Penelitian
1. Ismi Khumairoh
Iskandar, 2017.
“Analisis Produksi
Dalam penelitian ini
menyimpulkan 3
kesimpulan yaitu, pertama
23
Talkshow Hitam Putih
Episode Syekh Ali
Jaber di Trans7.”
pada pra-produksi
talkshow Hitam Putih
episode Syekh Ali Jaber
mulai mempersiapkan
materi untuk
mengkonstruksi pikiran
penonton. Kedua, pada
produksi, pasca produksi
dan transmisi talkshow
Hitam Putih Episode
Syekh Ali Jaber terlihat
pengungkapan diri,
pembentukan realitas
objektif dan pengemasan
relitas simbolik yang
termasuk dalam tahap
objektivasi. Ketiga, tahap
penetapan realias objektif
pada episode Syekh Ali
Jaber ini digunakan
sebagai bahan evaluasi
bagi tim Hitam Putih dan
penonton di rumah.
Persamaan dari penelitain
ini adalah teori konsruksi
24
sosial media massa atas
realitas sosial.
Perbedaannya pada
program dan stasiun
televisi yang berbeda.
Ismi Khumairoh meneliti
program Hitam Putih di
Trans7, sedangkan
penulis meneliti program
Serambi Islami di TVRI
Jakarta.
2. Muhammad Imam
Baihaqi, 2016.
“Konstruksi Realitas
Sosial Citra Polisi
Pada Reality Show
Net 86 di Net TV ”
Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu bahwa
Net 86 merupakan reality
show yang menampilkan
polisi saat bertugas.
Dalam menyajikan
tayangan, tim produksi
Net 86 mengakui adanya
pembentukan realitas
untuk menampilkan polisi
dalam citra posituf
ketimbang negative.
Persamaan dari penelitian
ini adalah teori konstrusi
25
realitas sosial.
Perbedaannya terletak
pada program dan format
acara yang disiarkan oleh
stasiun televisi yang
berbeda. Muhammad
Imam Baihaqi meneliti
program Net 86 di Net
TV dengan format reality
show, sedangkan penulis
program Serambi Islami
di TVRI Jakarta dengan
format religi.
3. Annisa Putri
Hariyanti, 2014.
“Konstruksi Realitas
Sosial Berita Korupsi
di Metro TV (Analisis
Framing Pemberitaan
“Skandal Akil
Mochtar” Dalam
Prime Time News).”
Kesimpulan penelitian ini
adalah konstruksi realitas
berita Akil Mochtar ini
merupakan sebuah berita
fakta peristiwa dan fakta
pendapat karena peristiwa
ini sedang terjaid dan
adanya pernyataan Jimly
Assidiqie tentang pidana
mati bagi Akil Mochtar.
Realitas itu sendiri ada di
balik sebuah pernytaan,
26
dalam hal ini pernyataan
Jimly Assidiqie sebagai
ketua MK. Persamaan
dari penelitian ini adalah
teori konstruksi sosial.
Perbedaannya Annisa
Putri meneliti Berita di
Metro TV, sedangkan
peneliti meneliti talk
show religi di TVRI.
I. Sistematika Penulisan
Secara garis beras, skripsi ini terdiri dari lima bab
yang dibagi dalam sub bab dan setiap bab memiliki
batasan masing-masing yang akan saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan, menguraikan mengenai latar
belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan kajian
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Bab ini membahas tentang teori-teori yang
digunakan sebagai landasan penelitian dan memberikan
arah dalam melakukan penelitian dan definisi konsep.
27
BAB III GAMBARAN UMUM
Berisikan tentang gambaran umum mengenai
TVRI, membahas latar belakang program Serambi Islami,
struktut program Serambi Islami, lembaga yang
bekerjasama dengan TVRI.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan menguraikan hasil data
temuan setelah penelitian yang berisikan tentang temuan
penelitian, dan pembahasan serta analisis data penelitian
mengenai Penetapan Realitas Objektif Melalui Modifikasi
Program Siaran Serambi Islami di TVRI Jakarta.
BAB V
Dalam bab ini akan menguraikan perbedaan
penelitian dengan jurnal atau penelitian lain tentang
TVRI, Pesan Dakwah, Format Televisi, dan Penonton
Televisi.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan
saran-saran yang diajukan oleh peneliti sebagai bentuk
hasil dari penelitian.
28
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial
Secara terminologi, istilah konstruksi sosial media
massa atas realitas sosial berasal dari pandangan Peter L.
Berger dan Thomas Luckmann. Berger dan Luckmann
sebagai tokoh aliran konstruktivisme menulis buku yang
berjudul The Social Construction of Reality. Judul
tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi Tafsir Sosial atas Kenyataan Sosial. Mereka
memisahkan konstruksi pengetahuan dan kenyataan.
Pengetahuaan ialah realitas sosial masyarakat. Realitas
sosial tersebut bersifat keseharian hidup dan berkembang
di masyarakat menjadi konsep, kesadaran umum, dan
wacana public sebagai konstruksi sosial.17
Pada masa 1966, Berger dan Luckmann
mendefinisikan pengertian dari kenyataan dan
pengetahuan dalam konteks sosial. Bagi mereka,
pemahaman itu ditemukan pada gejala-gejala sosial
sehari-hari. Kenyataan sosial semacam ini ditemukan
dalam pengalaman intersubjektif. Dalam pengertian
intersubjektif ini, kehidupan masyarakat tertentu dibentuk
17
Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah
Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:
Gramata Publishing, 2021), hal 112
29
secara terus-menerus. Konsep intersubjektivitas
menunjujkkan pada dimensi struktur dari kesadaran
umum ke dalam kesadaran individual pada suatu
kelompok khusus. Mereka sedang saling berintegrasi dan
berinteraksi.
Pandangan Berger dan Luckmann tentang
dialektika pembelajaran dalam kehidupan seseorang
dijelaskan Kembali oleh Poloma. Poloma memhami
realitas ada tiga macam, yaitu realitas objektif, realitas
subjektif, dan relaitas intersbjektif. Realitas sosial adalah
proses dialketika yang berlangsung dalam proses
simultan: (1) eksternalisasi (penyesuaian diri seseorang)
dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia; (2)
objektivasi adalah interaksi sosial yang terjadi dalam
dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami
proses institusionalisasi; (3) intrenalisasi adalah proses di
mana individu mengidentifiasikan dirinya dengan
lembaga sosial atau organisasi sosial. Melalui proses
dialektika ini, realitas sosial dapat dilihat dari ketiga
proses tersebut.18
Substansi teori dan pendekatan knstruksi sosial
Berger dan Luckmann terletak pada proses simultan yang
18
Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah
Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:
Gramata Publishing, 2021), hal 113
30
terjadi secara alamiah melalui Bahasa dalam kehdiupan
sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi
sekunder. Basis sosial teori dan pendekatan ini adalah
transisi – modern di Amerika pada sekitar tahun 1960-an,
di mana media massa belum menjadi sebuah fenomena
yang menarik untuk dibicarakan.19
Dengan demikian
Berger dan Lukmann tidak memasukkan media massa
sebagai variabel atau fenomena yang berpengaruh dalam
konstruksi sosia atas realitas.
Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas
realitas Peter L.Burger dan Luckmann telah direvisi
dengan menambahkan variable atau fenomena media
massa yang sangat substantif dalam proses eksternalisasi,
objektivasi, dan internalisasi. Inilah yang kemudian
dikenal sebagai konstruksi sosial media massa. Substansi
teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi
informasi yang cepat dan luas sehiangga konstruksi sosial
berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata.
Relaitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini
massa, massa cenderung apriori dan opini massa
cenderung sinis.20
19
Peter L Berger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas
Kenyataan, (Jakarta: LP3S, 1990), Hal. 57 20
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 203
31
Burhan Bungin mendefinisikan konstruksi sosial
media massa atas realitas sosial iklan pada 2000.
Substansi kritik Burhan Bungin terhadap proses dialektika
konstruksi sosial atas realitas sosialnya berlangsung
lambat, sedangkan proses dialektika konstruksi media
massa atas realitas iklan berlangsung cepat. Burhan
Bungin memberikan contoh, iklan televisi terdiri atas
wacana, pengetahuan, atau teks visual yang disebar
melalui televisi. Tidak semua iklan mengkonstruksi
pemirsanya. Namun, pengiklan mengharapkan untuk
mengkonstruksi sikap pemirsa. Pemirsa selalu
mengkonstruksi setiap tayangan iklan tanpa disadarinya.
Proses dekonstruksi melalui wacana iklan, teks visual
iklan, dan pengetahan tersebut menjadi realitas sosial baru
dalam kesadaran umum masyarakat pemirsa.
Kesadaran umum tersebut membentuk realitas
sosial melalui tahap ekstrenalisai, objektivasi, dan
internalisasi dalam proses konstruksi sosial iklan televisi.
Proses berpikir ini disebut pola berpikir dialektika. Itulah
hubungan paradigma definisi sosial, paradigma
konstruktivis, dan pola piki konstruksi sosial. Jembatan
itu disusun oleh Burhan Bungin untuk membangun
konsep tentang konstruksi sosial atas realitas media
massa. Teori konstruksi sosial atas realitas sosial
32
dikembangkan menjaid konstruksi iklan televisi atas
realitas sosial.21
Burhan Bungin menjelaskan maksud dari realitas
sosial media atau realitas media dan kesadaran semu
bahwa reaitas sosial media ialah bagian kesdaran semu
individu terhadap realitas itu. Hal itu sebenarnya tidak
terjadi dalam realitas sosial nyata, tetapi dirasakan oleh
pemirsa sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi atau
mungkin akan terjadi kemudian dalam hidupnya. Burhan
Bungin menegaskan bahwa proses konstrukdi media
massa sekaligus menghadapi pross dekonstruksi dari
penonton, pendengar, atau pembaca. Menurut Burhan
Bungin, proses dekonstruksi dari khalayak memperkuat
proses konstruksi media massa. Menurut Johnson dalam
Muhammad al-Fayyadl, dekonstruksi ialah strategi
mengurai teks. Uraian pada teks program diawali dengan
tipe monolog karena konstruksi media massa tidak bia
langsung komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah
dilakukan untuk memanggil khalayak karena khalayak
belum tahu.
Konstruksi media elektronik atas realitas sosial
menempuh proses produksi. Gill Branston dan Roy
21
Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah
Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:
Gramata Publishing, 2021), hal. 116-117
33
Stafford membagi proses produksi, khususnya pada
pembuatan film dan televisi. Branston dan Stafford
menyatakan bahwa kamu profesional tidak
memperhatikan istilah-istilah negoisasi. Negosisi singkat
terjadi pada pra-produksi, produksi, pasca-produksi.
Negoisasi tersebut juga mencakup distribusi dan ekshibisi.
Negoisasi antara narasumber dan tim produksi membahas
proposalnya. Mereka mengatakan bahwa proposal yang
ditola umunya tidak sesuai dengan khalayak, isi, dan gaya
media tersebut.22
Proses “konstruksi sosial media massa” adalah
mengoreksi substansikelemahan dan melengkapi
“konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan
seluruh kelebihan media massa dan efek media pada
keungulan “konstruksi sosial media massa” atas
“konstruksi sosial atas realitas”. Namun, proses simultan
yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tiba-tiba,
namun terbentuknya proses tersebut melalui beberappa
tahap penting.23
22
Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah
Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:
Gramata Publishing, 2021) , hal. 119 23
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan
Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Edisi Pertama, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2006), hal. 292
34
Gambar 2. 1 Proses Konstruksi Sosial Media Massa
1. Tahap Konstruksi Sosial Media Massa
Burhan Bungin menemukan tahap konstruksi sosial
media massa atas realitas sosial melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi
1) Keberpihakan medi massa kepada kapitalisme :
sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada
lagi media massa yang tidak dimiliki oleh
kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh
kekuatan-kekuatan kapital unuk menjadikan media
massa sebagai mesin penciptaan uang dan
penggandaan modal. Semua elemen media massa,
termasuk orang-orang media massa berpikir untuk
35
melayani kapitalisnya, ideologi mereka adalah
membuat media massa lalu di masyarakat.24
2) Keberpihakan semu kepada masyarakat : media
massa juga bisa dianggap menciptakan lingkungan
semu tersendiri di antara manusia dan dunia
“nyata” objektif. Anggapan ini megandung
implikasi penting terhadap pandangan tentang
peran media di masyarakat.25
Bentuk dari
keberpihakan iniadalah empati, simpati, dan
berbagai artisipasi kepada masyarakat, namn
ujnung-ujungnya adalah untuk menjual berita dan
menaikkan rating untuk kepentingan kapitalis.
3) Keberpihakan kepada kepentingan umum : bentuk
keberpihakan kepada kepentingan umum dalam
arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap
media massa. Namun, akhir-akhir ini visi tersebut
tak pernah menunjukkan jati dirinya, wlaupun
slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar.
b. Tahap Sebaran Konstruksi
Karena komunikasi massa menjangkau audien
yang amat luas maka proses ini menguatkan pesan
24
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 196 25
William L. Rivers, Media Massa & Mayarakat Modern, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hal. 30-31
36
seperti megafon menguatkan suara. Hal-hal yang
dikomunikasikan melalui media massa punya
kesempatan menjadi lebih penting dibanding pesan
lewat medium lain. komunikasi massa menunjukan
pengaruhya jika komunikasi itu mampu
menggerakkan orang-orang. Tahap ini juga disebut
amplifikasi yaitu menyebarkan suatu pesan.26
c. Tahap Pembentukan Konstruksi Media Massa
1) Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas : terjadi
pembentukan konstruksi di masyarakat melalui
tiga tahapm yaitu ; Pertama, konstruksi realitas
pembenran sebagai suatu bentuk konstruksi media
massa yang terbentuk di masyarakat yang
cenderung membenarkan apa saja yang ada di
media massa sebagai suatu realitas kebenaran,
Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa
yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa
pilihan orang untuk menjadi pembaca dan pemirsa
media massa adalah karena pilihannya untuk
bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh
media massa dan Ketiga, menjadikan konsumen
media massa sebagai pilihan konsumtif, di mana
seseorang secara habit tergantung pada media
26
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media
Group, 2008) edisi ke-8, hal. 462-463
37
massa. Media massa adalah bagian kebiasaan
hidup yang tak bisa dilepaskan.27
2) Pembentukan Konstruksi Citra adalah bangunan
yang digunakan oleh tahap konstruksi. Kenyataan
memang mengandung hal-hal yang dapat
diindrakan manusia. Manusia mengolahnya
dengan pikiran, membuat citra-citra, konsep atau
memiliki makna tersendiri. Itulah sebabnya bagi
manusia, sang pencipta symbol, dunia adalah suatu
yang semu, suatu jaringan atau rangkaian symbol
ciptaannya.28
Symbol-simbol tersebut merupakan
bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh
media massa yang terbentuk dalam dua model,
yaitu model good news dan bad news. Model good
news adalah sebuah konstruksi yang cenderung
mnegkonstruksi suatu pemberitaan sebagai
pemberitaan yang baik. Sedangkan model bad
news adalah sebuah konstruksi yang cenderung
memberi citra buruk pada objek pemberitaan
sehingga rekesan lebih jelek, lebih buruh, lebih
jahat dari sesungguhnya sifat jeleknya, dan jahat
27
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 199 28
William L. Rivers, Media Massa & Mayarakat Modern, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hal. 28-29
38
yang ada pada objek pemberitauan itu sendiri.29
Konstruksi citra pada sebuah pemberitaan
biasanya disiapkan oleh orang-orang yang bertgas
di dalam redaksimedia massa, mulai dari
wartawan, editor, dan pimpinan redaksi.
Sedangkan konstruksi citra pada sebuah Talkshow
biasanya disiapkan oleh produser atau tim kreatif
dan seluruh crew yang bertugas.
d. Tahap Konfirmasi
Penerima pesan, setalah memahami pesan,
memberikan respons. Si penerima ini menjadi
pengirim, mengodekan tanggapan dan
mengirimkannya melalui medium ke pengirim
pertama, yang kini menjadi tujuan baru yang
mengkodekan pesan.30
Proses pembalikan ini disebut
umpan balik atau tanggapan atau konfirmasi yang
merupakan tahap ketika media massa maupun
pembaca dan oemirsa memberi argumentasi dan
akuntabilitasi terhadap pilihannya untuk terlibat dalam
tahap pembentukan konsruksi. Alasan-alasan yang
sering digunakan oleh konfirmasi ini adalah
umpannya. Kehidupan modern menghendaki pribadi
29
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 199 30
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media
Group, 2008) edisi ke-8, hal. 464
39
yang selalu beruah dan menjadi bagian dari produksi
media massa. Kedekatan dengan media massa adalah
life style orang modern, dan media massa walaupun
memiliki kemampuan mengkonstruksi realitas media
berdasarkan subjektifitas media.
2. Realitas Media
Realitas media adalah realitas yang dikonstruksi oleh
media dalam dua model yaitu model peta analog dan
model refleksi realitas :
a. Model Peta Analog, realitas peta analog adalah suatu
kosntruksi realitas yang dibangun berdasarkan
konstruksi sosial medi massa, seperti sebuah analogi
kejadian yang eharusnya terjadi, ersifat rasional, dan
dramatis. Realitas terkonstruksi begitu dahsyat, karena
pemberitaan cepat diterima masyarakat, dan luas
jangkauannya, serta tersebar merata.31
b. Model Refleksi Realitas, yaitu model yang
merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan
merefleksikan suatu kehidupan yang oerna trejadi
dalam masyarakat.32
Contohnya seperti kisah-kisah
film animasi yang merupakan sebuah hasil konstruksi
31
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 202 32
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 203
40
dari teknologi media yang mampu membangun sebuah
realitas kehidupan, seakan-akan memang benar
terjadi. Seakan-akan realitas itu enar ada dalam
kehidupan di sekeliling kita, bahkan seakan kita hidup
bersama mereka.
1) Realitas Sosial Bentukan Media Massa Tayangan
Televisi
Teknologi yang secara fungsional telah menguasai
masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansi speerti
mengatur beberapa sistem norma di masyaakat, umpannya
sistem lalu lintas di jalan raya, sistem komunikasi dan seni
pertunjukkan, dan sebagainya. Dalam dunia pertelevisian
sistem teknologi telah mengusai jalan pikiran masyarakat,
televisi mengusai pikiran-pikiran manusia dengan cara
membangun teater dalam pikiran manusia (theater of
mind), sebagaimana gambaran realitas dalam tayangan
televisi.33
Selain kekuatan media mengkonstruksi theater of
mind, dalam dunia pertelevisian produser konten dan tim
kreatif memiliki kemampuan membangun realitas media
massa tersebut. Kduanya adalah manusia kreatif yang
bekerja setiap hari untuk membangun berbagai realitas
berdasarkan dunia apa yang diinginkan tentang suatu isu
33
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 119
41
yang akan ditayangkan. Dalam membangun sebuah
relitas, seorang produser konten dan tim kreatof juga
dipengaruhi oleh klien, lingkungan mereka, budaya,
pandangan terhadap program talkshow, pengetahhuan
tentang dunia pertelevisian, keahlian teknologi, dan
lainnya.
Penciptaan realitas tersebut menggunakan satu
model produksi yang disebut dengan simulasi oleh
Baudrillard, yaitu penciptaan model-model nyata yang
tanpa asal-usul atau realitas awal. Hal ini olehnya disebut
(hiper-reality). Melalui model simulasi, manusia dijebak
didala satu ruang, yang disadarinya sebagai nyata
meskipun sesungguhnya semu, maya, atau khalayak
belaka.34
2) Bahasa Sebagai Realitas Sosial Tayangan Televisi
Vestegaard dan Schroder menjelaskan, dalam
Bahasa komunikasi ada pesan verbal dan pesan visual.
Pesan verbal berhubungan dengan situasi saat
berkomunikasi dan situasi ini ditentukan oleh konteks
sosial kedua pihak yang melakukan komunikasi.
Sedangkan dalam pesan visual hubungan kedua belah
pihak sepenuhnya tidak ditentukan situasi, namun
bagaimana addressee menafsirkan teks dan gambar.
34
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 120
42
Dalam komunikasi verbal, interkasi simbolis selalu
menggunakan ikon, indeks, dan symbol.35
Tayangan televisi menggunakan kedua pesan yaitu
verbal dan visual, ini untuk mengkonstruksikan makna
dan pencitraannya. Media komunikasi massa dapat dan
telah memengaruhi perusahaan, apalagi jika itu
menyangkut kepentingan orang banyak. Media juga
mampu menggalan persatuan dan opini public terhadap
peristiwa tertentu, misalnya hubungan antarras. Dari situ
bisa terjadi erubahan dramatis. Kalau dukungan massa
tidak ada, pengaruh media massa sebenarnya tetap ada
namun, tidak seperti gelombang pasang, melainkan seperti
arus sungai. Ia akan sedikit mengubah setiap jengkal
tanah yang dilaluinya. Perubahan atau pengaruh yang
ditimbulkan tidak besar-besaran, melainkan perlahan dan
tersamar. Jika ketemu tanah lunak, atau jika ada dorongan
dari hulu maka ia akan mengubah kontur tanah atau
membentuk cabang aliran baru, dan saat itulah perubahan
mendasar terjadi.36
35
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 128 36
William L. Rivers, Media Massa & Mayarakat Modern, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hal. 41-42
43
B. Menetapkan Realitas Objektif Pada Program Siaran
Pada tahap 6 produksi program siaran ini, tim
produksi menetapkan realitas objektif. Dengan melihat
kenyataan objektif, berbagai pihak sebaiknya bernegosiasi
dan berinteraksi dengan public eksternal.
Tim produksi pada tahap internalisasi ini
menetapkan realitas objektif. Tahap ini menekankan
interaksi, negoisasi, dan pertukaran makna antara public
internal dan eksternal media. Hasil interaksi tersebut
merefleksi dan mengidentifikasi diri masing-masing
sebagai pelaku konstruksi yang terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Denis Mc Quail membahas interaksi public
internal dan eksternal yang memengaruhi media. Deniis
dan beberapa ahli lainnya, seperti Gati Gayatri, Ibnu
Hamad, dan Irwandi Saputra membahas faktor-faktor
yang memengaruhi proses konstruksi media. Sementara
itu, Fathurin Zen mengadopsi pandangan Reese dan
Soemaker terkait faktor-faktor yang memengaruhi isi
media. Ishadi dan Udi Rosadi memperhatikan faktor-
faktor yang memengaruhi produksi berita.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat pada
tahap internalisasi ini menetapkan realitas objektif. Berger
dan Luckmann mengatakan bahwa proses sosialisasi tidak
44
pernah lengkap karena selalu ada tantangan untuk
memelihara realitas, khususnya realitas subjektif dan
objektif. Menurut Berger dan Luckmann, konstruksi sosial
tidak berlangsung di ruang hampa, tetapi sarat dengan
kepentingan-kpentingan. Kepentingan-kepentingan
tersebut perlu dinegosisaikan. Pertukaran makna antara
public internal dan eksternal media terjadi.
Eksternalisasi (penyesuaian diri), sebagaimana
yang dikatakan Berger dan Luckmann merupakan produk-
produk sosial dari eksternalisasi manusia yang
mempunyai suatu sifat yang generic isues dibandingkan
dengan konteks organismus dan konteks lingkungannya,
maka penting ditekankan bahwa eksternalisasi itu sebuah
keharusan antropologis yang erakar dalam perlengkapan
biologis manusia. Keberadaan manusia tak mungkin
berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas yang
tertutup dan tanpa gerak. Manusia harus terus-menerus
mengeksternalisasi dirinya dalam aktivitas obyektivitas.
Tahap obyektivasi produk sosial terjadi dalam
dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan. Pada
tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses
institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan
Luckmann dikatakan memanifestasikan diri dalam
produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi
produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai
45
unsur dari dunia bersama. Obyektivasi ini bertahan lama
sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka
dapat diperbaru secara langsung.37
Internalisasi, pemahaman atau penafsiran yang
langsung dari suatu peristiwa obyektif sebagai
pengungkapan suatu makna, artinya sebagai suatu
manifetasi dari proses-proses subyektif orang lain yang
dengan demikian menjadi bermakan subyektif bagi
(individu) sendiri. Internalisasi dalam arti umum
merupakan dasar bagi pemahaman mengenai “sesame
saya”, yaitu pemahaman inividu dan orang lain serta
pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang
maknawi dari kenyataan sosial.38
Melakukan objetivitas terhadap produk sosial, baik
penciptanya maupun individu lain. Kondisi ini
berlangsung tanpa harus mereka saling bertemu. Artinya,
objektivasi ini bisa terjadi tanpa melalui penyebaran opini
sebuah produk sosial yang berkembang di masyarakat
melalui diskursus opini masyarakat tentang produk sosial,
tanpa harus terjadi tatap muka antara individu dan
pencipta produk sosial itu.
37
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori Paradigma dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2007), hal.194 38
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori Paradigma dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2007), hal.197-198
46
Hal terpenting dalam objektivitasi adalah
pembuatan signifikan, yakni pembuatan tanda-tanda oleh
manusia. Berger dan Luckmann mengatakan bahwa
sebuah tanda (sign) dapat dibedakan dari ivjketivasi-
objektivasi lainnya, karena tujuannya yang ekplisit untuk
digunakan sebagai isyarat atau indek bagi pemaknaan
subjektif, maka objektivasi juga daoat diunakan sebagai
tanda, meskipun semula tidak dibuat untuk maksud itu.
1. Proses Konstruksi Sosial Media Masaa
Burhan Bungin menggunakan teori konstruksi
sosial media massa. Ia menemukan tahap konstruksi
iklan televisiatas realitas sosial terjadi melalui lima
tahap penting, yaitu 1)tahap menyiapkan materi, 2)
tahap sebaran konstruksi, 3) tahap pembentukan
konstruksi, 4) tahap konfirmasi, dan 5) tahap
keputusan konsumen.
Interaksi internal media pada tahap 1 hingga4
disebut identitas media. Tahap 1 hingga 4 juga
dipengaruhi oleh pihak dan tangan yang bersembunyi,
sedangkan interaksi tahap 5 hingga 6 terhadap
eksternal media disebut citra media. Gabungan
interaksi media internal dan media eksternal disebut
corporate communication.
47
Leila Ganiem dan Eddy Kurnia menjelaskan
komunikasi korporat untuk menyampaikan informasi,
membujuk khalayak yang menjadi target untuk
mendapatkan dukungan, dan melakukan kerja sama
dengan khalayak. Sinergi ini sangat penting dan
memberdayakan khalayak. Berdasarkan tujuan
komunikasi korporat, lembaga penyiaran public,
lembaga penyiaran komersil, dan lembaga penyiaran
komunitas tetap bertahan dan eksis. Dengan demikian,
komunikasi manajemen, komunikasi pemasaran, dan
komunikasi organisasi melalui humasnya berjalan
saling mendukung dan membantu.39
39
Dr. Armawati Arbi, M.Si, Produksi Program Siaran Radio Dakwah
Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial, (Bekasi:
Gramata Publishing, 2021), hal 315-317
48
Proses Konstruksi Sosial
Media Massa Atas Realitas
Sosial
Hasil Konstruksi Sosial
Media Massa Atas
Realitas Sosial
Pra
produksi
1. Menerapkan kebijakan
media atas SMCR.
1. Identitas.
2. Mencari ide, fakta dan
referensi.
2. Kekuatan Framing.
3. Membuat variasi
skrip.
3. Pola Siaran.
4. Membentuk realitas
simbolik.
4. Rundown Rencana.
Siaran
Langsung
5. Mengemas realitas
subjektif.
5. Berbagai Strategi
(metode).
Pasca
Produksi
6. Menetapkan realitas
objektif.
6. Jumlah Modifikasi.
(Armawati Arbi, 2021 28) (Armawati Arbi, 2021: 29)
Tabel 2.1 Kerangka Teori Konstruksi Sosial Media Massa Atas
Realitas Sosial
Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial
(Burhan Bungin, 2008: 195)
49
C. Perubahan Karakter Program Bertahap atau
Perubahan Total Identitas
Karaktreistik suatu program televisi selalu
mempertimbangkan agar program acara tersebut itu
digemari atau dapat diterima oleh audience. Berikut ini
empat hal yang terkait dalam karakteristik suatu program
televisi :
a) Product, artinya materi program yang dipilih haruslah
yang bagus dan diharapkan akan di sukai audience
yang dituju.
b) Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi atau membeli program sekaligus
menentukan tarif bagi pemasang iklan yang berminat
memasang iklan pada program bersangkutan,
c) Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat program
itu. Pemilihan waktu siaran yang tepat bagi sutau
program akan sangat membantu keberhasilan program
yang bersangkutan.
50
d) Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan
kemudian menjual acara itu sehingga dapat
mendatangkan iklan dan sponsor.40
Hidajanto Djamal dan rekan dalam bukunya
mengatakan bahwa tayangan siaran televisi di layar kaca
itu mempunyai dampak yang sangat luas bagi audiensi.
Hal ini berarti bahwa program siaran tersebut mempunyai
karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi,
memprofokasi dalam hal positif maupun negative dan
mampu mengubah sikap seseorang dari pendiam menjadi
agresif. Salah satu karakteristiknya adalah persuasive
seperti terdapat pada siaran iklan. Begitu juga pada anak-
anak, segera sehabis menonton tokoh tertentu dalam
tayangan, dia langsung menirukan gaya tokoh pembela
kebenaran itu di depan teman bermainnya.
Pada beberapa contoh pengaruh siaran program
televisi itu menunjukkan, bahwa dampak siaran tidak
mengenal tingkat usia pemirsa dan tidak mengenal lapis
pemirsa. Sehingga dalam hal ini memang pengola
penyiaran diharapkan mempunyai kepekaaan yang tinggi
tentang pengaruh siaran televisi tersebut dan untuk
selanjutnya merancang sebagai program itu dengan
cermat, tepat waktu dan tepat sasaran.
40
Jurnal, Yanuar Sinatra, Program Televisi Dalam Moment
Keagamaan, hal. 7 (stt.we.id)
51
Tepat waktu misalnya, mempunyai arti bahwa slot
waktu dipilih dengan tepat. Bila suatu acara
diperuntukkan bagi usia anak-anak maka dipilih waktu
dimana anak-anak (dengan pendampingan orang tua)
dapat menyaksikan, tidak dipilih pada slot waktu malam
hari. Adaun tepat sasaran mempunyai pengertian bahwa
jenis program disesuaikan dengan sasaran usia misalnya
antara remaja dan usia senja.41
41
Hidajanti Djamal & Andi Fachruddin, Dasar-dasar Penyiaran:
Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2013), hal. 151-152
52
BAB III
GAMBARAN UMUM TVRI DAN PROGRAM SERAMBI
ISLAMI
A. Televisi Republik Indonesia (TVRI)
1. Sejarah Televisi Republik Indonesia (TVRI)
TVRI berdiri pada 24 Agustus 1962
(berdasarkan SK Menpen RI No.20/SK/VII.61)
ditandai dengan siaran perdana Asian Games ke IV di
Stadion Utama Gelanggan Olah Raga Bung Karno.
Pembangunan infrastruktur yang disiapkan oleh
Pemerintah kala itu Kawasan kompleks olahraga
Senayan (Kampung Senayan, Petunduan, Kebun
Kelapa dan Bendungan Hilir) serta pembangunan
jalan baru yaitu jalan M.H. Thamrin, Gatot Subroto,
Jembatan Semanggi, hingga TVRI guna menunjang
kebutuhan penyiaran turnamen.42
Pada 17 Agustus 1962, kerabat kerja pertama
TVRI, di bawah produser pelaksana Soeparto dan
produser merangkap director (pengarah acara) Victor
Que . siaran percobaan dilangsungkan dari halaman
Istana Merdeka, dengan acara tunggal Peringatan
HUT XVII Proklamasi RI. Pada saat mengudara
dalam siaran percobaan ini, TVRI menggunakan
42
Di akses dari http://tvri.go.id
53
identias (identification station call): „Seksi Televisi-
Biro Radio dan Televisi-Organizing Committee Asian
Games IV.‟ Identitas/status ini terus dipakai selama
mengudarakan acara-acara Asian Games IV. Dengan
suksesnya siaran percobaan ini, Indonesia menjadi
Negara ke-4 di Asia yang memiliki medium televisi,
setelah Jepang, Filipina, dan Thailand.43
Kehadiran TVRI disiapkan dalam waktu
kurang dari sepuluh bulan. Menempati Gedung yang
semula dihajatkan sebagai Kampus Akademi
Penerangan – Departemen Penerangan RI, di Gerbang
Pemuda – Senayan Jakarta, program siaran disiapkan,
dikemas dan dipancarluaskan memakai jaringan
teresterial. Kemudian, pembangunan tahap berikut di
luar Jawa, meliputi Sumatera, Kalimantan, dan
Sulawesi. Sehingga, genap seperempat abad,
infrastruktur penyiaran televisi sudah tersebar hampir
di seluruh penjuru Nusantara. Secara kronologis status
TVRI pada tahun 1963 Berbentuk Yayasan Televisi
Republik Indonesia (TVRI) berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 215 Tahun 1963 tentang
Pembentukan Yayasan Televisi Republik Indonesia.
Merupakan siaran televisi tertua di Indonesia dan satu-
43
Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran,
(Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hal. 29
54
satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh
wilayah NKRI.
Memasuki era Reformasi bersamaan dengan
dilikuidasinya Departemen Penerangan, melalui
Keppres No.355/M/1999 tentang Pembentukan
Kabinet Persatuan Nasional, maka status hukum TVRI
mengambang. Tahun 1976 TVRI berubah status
menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) dibawah
Departemen Penerangan. Namun Mneteri
Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Kepmen
No.01/kep/M.PAN/1/2000 (5 Januari 2000)
menugaskan pejabat dan pegawai di lingkungan
Direktorat Televisi serta Unit Pelaksana Teknis di
Jakarta dan Daerah untuk tetap melaksanakan tugas
dan fungsi sesuai dengan ketntuan yang berlaku saat
itu.
Tahun 2000 status TVRI berubah menjadi
PERJAN (Perusahaan Jawatan) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2000 tentang Pendiri
Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia
tanggal 7 Juni 2000. Setelah terbitnya Peraturan
Pemerintah ini, TVRI memperoleh kejelasan status
hukum yakni sebagai perusahaan jawatan yang
menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai
dengan prinsip-prinsip televisi publik, independent,
55
netral, mandiri dan program siarannya senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta
tidak semata-mata mencari keuntungan, dan
menyelenggarakan kegiatan usaha jasa penyiaran
publik dalam bidang informasi, pendidikan, dan
hiburan serta usaha-usaha terkait lainnya yang
dilakukan dengan standar yang tinggi. Secara
kelembagaan berada di bawah pembinaan dan
bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.
Bulan September 2001, diterbitkan Peraturan
Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang Pengalihan
Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri
Keuangan pada Perusahaan Perseroan (Persero),
Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Jawatan
(Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara. Dengan terbitnya PP Nomor 64 Tahun 2001
Pembinaan Perjan TVRI dari Departemen Keuangan
dialihkan kepada Menteri Negara BUMN.
Kemudian status TVRI berubah menjadi
Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan
Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara
BUMN setelah diterbitkan Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Jawatan (Perjan) Televisi Republik
Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
56
pada Tanggal 17 April 002. Melalui Persero ini,
Pemerintah mengharapkan TVRI dapat
menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai
dengan prinsip-prinsip televisi publik yang
independent, netral dan mandiri guna meningkatkan
dan mengembangkan sikap mental masyarakat
Indonesia, meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan
masyarakat, serta lebih memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa dan menyelenggarakan usaha di
bidang pertelevisian yang menghasilkan program
siaran yang sehat dan bermutu tinggi sekaligus dapat
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip
pengelolaan perusahaan yang modern dan profesional.
Sejak tahun 2005 hingga kini, Status TVRI
berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005
tentang Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik
Indonesia. Sebagai televisi publik, LPP TVRI
mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan
informasi, Pendidikan, hiburan yang sehat, control dan
perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk
kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui
penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
57
Era pertama kehadiran TVRI, juga dimaknai
sebagai Era Keemasan. Di bawah paying kebijakan
penyiaran monopolistic, dalam paruh kedua, program
berita dikemas dengan format “menurut petunjuk
Bapak Presiden.‟ TVRI menjadi media tunggal
penyiaran televisi pemerintah yang beroperasi ke
seluruh Indonesia. Sejak berstatus Yayasan TVRI,
hingga sebagai Unit Pelaksana Teknis Penyiaran
Televisi di bawah Departemen Penerangan, diterapkan
kebijakan diseminasi infomasi model “top down”.
Dengan memanfaatkkan teknologi penyiaran televisi
analog melalui hibah peralatan luar negeri, para kru
TVRI mampu menyajikan program non berita dengan
prima. Terlebih didukung kekayaan seni budaya,
diversitas etnis dan sosial sebagai sumber inspirasi,
maka hal itu menjadi kunci sukse program. Berbagai
program era ini, diminati pemirsa, karena
mencerminkan pembangunan bangsa atau „nation &
character building‟.44
44
Di akses dari http://tvri.go.id
58
2. Struktur Organisasi TVRI
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dewan Direksi
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Dewan Pengawas
59
Tabel 3. 4 Struktur Organisasi Direktorat Keuangan Gambar 3. 3 Struktur Organisasi Direktorat Program Dan Berita
60
3. Visi dan Misi TVRI
1. Visi TVRI
Visi Lembaga Penyiaran Publik Televisi
Republik Indonesia adalah menjadi lembaga
penyiaran kelas dunia yang memotivasu dan
memberdayakan, melalui program informasi,
Pendidikan dan hiburan yang menguatkan
persatuan dan keberagaman guna meningkatkan
martabat bangsa.
2. Misi TVRI
Misi Lembaga Penyiaran Publik Televisi
Republik Indonesia adalah :
1) Menyelenggara program siaran yang
terpercaya, memotivasi, dan memberdayakan
yang menguatkan kesatuan dan keberagaman
guna meningkatkan martabat bangsa.
2) Mengelola sumber daya keuangan dengan tata
Kelola yang transparan, akuntabel dan
kredibel, secara profesional, modern, serta
teruur kemanfaatannya.
3) Menyelenggarakan penyiaran berbasis digital
konvergensi dalam bnetuk layanan
multiplatform dengan menggunakan teknologi
61
terkni, yang dikelola secara modern dan tepat
guna, serta dapat diakses secara global.
4) Menyelenggarakan tata Kelola sumber daya
manusia yang berkualitas, kompeten, kreatif
dan beretika secara transparan berbasis
meritokrasi, serta mencerminkan
keberagaman.
5) Menyelenggarakan tata Kelola kelmbagaan
beserta tata kerjanya yang ramping dan
dinamis, serta pengelolaan asset secara optimal
dan tepat guna berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
6) Mengoptimalkan pemanfaatan asset,
meningkatkan pendapatan siaran iklan, dan
usaha lain terkait peyelenggaraan penyiaran,
serta pengembangan bisnis sesuai peraturan
perundang-undangan.45
4. Perubahan Logo TVRI
Perubahan logo TVRI dari masa ke masa
Tahun Perubahan Perubahan Logo TVRI
24 Agustus 1962 - 24
Agustus 1974
45
Ibid
62
24 Agustus 1974 – 24
Agustus 1982
24 Agustus 1982 – 24
Agustus 1990
24 Agustus 1990 – 12 Juli
2001
12 Juli 2001 – 1 Agustus
2003
1 Agustus 2003 – 16 April
2007
16 April 2007 – 29 Maret
2019
29 Maret 2019 - sekarang
Tabel 3. 1 Perubahan Logo TVRI Dari Masa Ke Masa
Terhadap berbagai proses perubahan logo tadi, secara
simbolik dapat dimaknai bahwa:
1. Perubahan logo selama era kompetisi,
mengesankan bahwa TVRI makin tak bernyali jika
63
tidak dapat dikatakan hanya sekedar memoles
wajah. Padahal, tuntutan untuk berkompetisi
semakin ketat dalam merebut pangsa pasar,
menjadi prasyaratnya. Di sini justru dituntut
kreativitas, terobosan dan inovasi kemasan
program yang prima!
2. Perubahan logo di era kompetisi terjadi lima kali.
Apabila dibanding era monopoli, hal ini
menegaskan kesamaan kesamaan untuk kembali
pada fungsi televisi sebagai media publik, yakni
kotak segi empat.
3. Kondisi dan tuntutan perubahan pun direspon
secara tegas, walau dalam serba keterbatasan.
Menjelang proses perubahan menuju Perseroan
Terbatas. Pembubuhan warna merah dari huruf
"V" (Kemenangan) pada logo ketujuh TVRI,
walau dalam bahasa serba bukan soal sia-sia tanpa
makna.
4. Hal yang dominan dan masih tetap lekat, di bawah
perubahan yang terjadi, adalah penampilan
penggunaan warna. Biru seakan telah menjadi
konvensi, sebagai warna budaya korporasi TVRI.
5. Terakhir, dengan warna yang lebih “fresh” yang
memberikan kesan lebih modern daripada logo
sebelumnya. Perubahan logo dan makna di
64
dalamnya diharapkan TVRI dapat diakui kembali
baik nasional maupun internasional dan sebagai
media yang menyatukan bangsa Indonesia yang
Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut juga telah
diwujudkan dengan tersebarnya Staisun Penyiaran
Daerah diseluruh Indonesia. Maka bersiaplah
dengan kembalinya TVRI dengan makna yang
baru juga akan memberikan semangat baru bagi
TVRI serta juga dapat memberikan konten-konten
positif yang lebih baik demi kemajuan dan
persatuan bangsa. TVRI Media Pemersatu bangsa!
5. Logo TVRI saat ini
Gambar 3. 4 Logo TVRI Saat Ini
Makna brandmark logo TVRI :
1. Logo LPP TVRI menggunakan satu bulatan
berwarna biru dengan tulisan RI (Republik
Indonesia) yang snagat menonjol di dalamnya,
yang memberi kesan bahwa LPP TVRI kini goes
65
to the world. Memang ini bagian dari visi LPP
TVRI ke depan untuk menjadi world class public
broadcasting.
2. LPP TVRI hanya menggunakan dua warna pada
logo untuk komunikasi visualnya. Warna trusted
blue solid, digunakan untuk corporate color.
Warna ini diambil dari warna biru laut dan langit
Indonesia. Trusted blue menjelaskan ketegasan,
simple dan elegan. Semnetara untuk layar
menggunakan warna putih, dengan transparansi
80%. Warna putih digunakan untuk logo bug, dan
promo bug, below the line dan social media. Putih
menjelaskan fleksibelitas, mudah berdaptasi
dengan perubahan.
3. Super grafis adalah bentuk turunan dari logo yang
menggunaka tiga bulatan, satu bulatan besar, satu
bulatan sedang dan satu bulatan kecil. Ini
melambnagkan universe atau jagad raya. Tiga
bultan juga menjelaskan satu dunia, satu Indonesia
dan satu LP TVRI. Elemen super grafis digunakan
untuk komunikasi visual apada layar kaca, below
the line, dan media sosial. Fungsi super grafis
adalah menampung elemen – elemen visual yang
tidak bisa ditampung oleh logo.super grafis terdiri
dari lima wrana. Biru dan turunannya untuk semua
66
program yang berbasis informasi. Hijau dan
turunannya untuk program berbasis ilmu
pengetahuan, agama dan kebudayaan. Warna
merah untuk olahraga, warna ungu dan turunannya
untuk program hiburan dan warna orange dan
turunan program anak-anak.
4. Brand besar memang tak banyak menggunakan
font. Karena itu hanya dua hurus saja yang
digunakan oleh LPP TVRI yakni Avenir dan
Gotham (dengan segala turunannya). Penggunaan
hanya dua huruf dibuat untuk menjaga konsistensi
cara berkomunikasi visual. Mulai dari logo, layar
kaca sampai ke unsur perkantoran.
5. Dalam rebranding LPP TVRI juga diatur
mengenai standard fotografi baik individual
maupun fotografi program. Fotografi LPP TVRI
untuk standard individual dibuat dengan gaya yang
luwes, ramah dan smart casual. Proses ini sengaja
dibuat agar image perubahan dari kesan sebagai
Lembaga birokasi kini enjadi Lembaga kreatif.
Untuk fotografi program menampilkan kesan yang
ceria, deep of feel dan fokus.
67
6. Program Acara TVRI
NO NAMA
PROGRAM
HARI DAN JAM
TAYANG KETERANGAN PROGRAM
1. Jejak Islam Senin – Minggu
Jam : 04.00–04.30 WIB
Program ini menyuguhkan
tentang sejarah dan peradaban
Islam di penjuru Nusantara.
Program ini memuat unsur
Pendidikan juga unsur islami di
dalamnya dengan mengenalkan
tempat-tempat yang bernilai
sejarah islam, seperti pondok
pesantren, masjid dan lain-lain.
2. Serambi
Islami
Senin – Minggu
Jam : 04.30–06.00 WIB
Program ini menyuguhkan
Pendidikan islam dengan
bergaya talkshow yang
menghadirkan narasumber dan
host di studio. Di dalamnya
terdapat sesi interaktif dari
audience kepada narasumber
yaitu ustad/ustdazah untuk
bertanya.
3. Klik
Indonesia
Pagi
Senin – Minggu Jam :
06.00 – 07.00 WIB
Sebuah acara berita televisi
induk yang ditayangkan setiap
hari oleh TVRI.
4. Salam Senin – Jum‟at Jam : Program ini menuguhkan
68
Olahraga 07.00 – 07.30 WIB informasi olahraga baik dari
dalam maupun luar negeri,
dipandu oleh Andin Wijaya dan
Mukuan Lorenzo.
5. Info Covid
19 Terkini
Senin – Minggu Jam :
07.30 – 08.00 WIB
Program yang menyuguhkan
berita terbaru terkait Covid-19
dalam Info Covid-19 Terkini.
6. Anak
Indonesia
Senin – Sabtu Jam :
08.00 – 08.30 WIB
Minggu Jam : 08.00 –
09.00 WIB
Program yang menyuguhkan
edukasi dan hiburan yang dapat
memberikan motivasi dan
inspirasi kepada anak agar lebih
kreatif, berperstasi dan
berbudaya.
7. Mari
Menggambar
Senin – Sabtu Jam :
08.30 – 09.00 WIB
Minggu Jam : 17.00 –
17.30 WIB
Program yang menyuguhkan
edukasi pada anak mengenai
kreatifitas dalam menggambar.
Program ini dipandu oleh Ka
Iwan dalam menyontohkan
gambar kepada anak-anak.
8. Indonesia
Terkini
Senin – Selasa Jam :
09.00 – 09.03 WIB
Memberikan informasi terkini
seputar Indonesia seperti hal –
hal yang baru saja terjadi.
9. Inovator Jum‟at Jam : 09.00 –
10.00 WIB
Sabtu – Minggu Jam :
Program TV yang mengajak
pemirsa menyelami dunia sains
dan teknologi, serta mengenal
69
09.00 – 09.30 WIB
Senin Jam 13.30 –
14.00 WIB
lebih dekat isu lingkungan dan
sejumlah tren terkini dari
Jerman dan Eropa.
10. Kain
Nusantara
Sabtu Jam : 09.30 –
10.00 WIB
Rabu Jam : 13.00 –
13.30 WIB
Program yang menyajikan
kekayaan kain tradisional di
Indonesia, seperti kain tenun
dan batik.
11. Puspita Minggu Jam : 09.30 –
10.00 WIB
Senin Jam : 13.00 –
13.30 WIB
Program yang menyajikan
obrolan bersama perempuan
Indonesia yang inspiratif,
edukatif dan berprestasi.
12. Jendela
Dunia Care
Jum‟at Jam : 10.00 –
10.30 WIB
Program yang menyajikan
peradaban dunia, mengupas
peninggalan sejarah masa lalu,
serta informasi yang edukatif
dari luar Negeri.
13. Rumah
Bulutangkis
Sabtu Jam : 10.00 –
10.30 WIB
Program yang mengupas seluk
beluk bulu tangkis di tanah air
yang dipandu oleh Maya Karim.
14. Pesona
Indonesia
Senin – Sabtu Jam :
11.00 – 11.30 WIB
Minggu Jam : 10.00 –
10.30 WIB
Program yang akan mengulas
berbagai macam pesono di
Indonesia. Mulai dari pesona
alam, pesona kesenian, sampai
pesona kuliner yang ada di
Indonesia.
70
15. Jurnal
Ekonomi
Jum‟at Jam : 10.30 –
11.00 WIB
Selasa Jam : 13.30 –
14.00 WIB
Program yang menyajikan topik
terkait ekonomi nasional seperti,
perkembangan informasi bisnis,
keuangan, makro dan mikro
ekonomi nasional dan kupas
bersama pakar ternama.
Dipandu oleh Teuku Fajri.
16. Jendela
Dunia
Sabtu Jam : 10.30 –
11.00 WIB
Program yang menyajikan
peradaban dunia, mengupas
peninggalan sejarah masa lalu,
serta informasi yang edukatif
dari luar Negeri.
17. Inspirasi
Indonesia
Senin – Sabtu Jam :
11.30 – 12.00 WIB
Minggu Jam : 10.30 –
11.00 WIB
Program yang menyajikan
beragam informasi seputar
realita kehidupan masyarakat.
Mengangkat topik terdalam
yang terjadi dari seluruh penjuru
Indonesia.
18. Olahraga
Tradisional
Senin – Kamis Jam
22.00 – 22.30 WIB
Sabtu – Minggu Jam :
07.00 – 07.30 WIB
Program ini menyuguhkan
informasi seputar dunia olahraga
terutama olahraga tradisional
Indonesia sebagai kearifan lokal,
dipandu oleh Rihna Fahlevi.
19. Klik
Indonesia
Senin – Kamis dan
Sabtu – Minggu Jam :
Sebuah acara berita televisi
induk yang ditayangkan setiap
71
Siang 12.00 – 13.00 WIB
Jum‟at Jam : 13.00 –
14.00
hari oleh TVRI.
20. Bangkit
Melawan
Covid 19
Jum‟at Jam : 12.00 –
13.00 WIB
Program yang menyajikan
kajian berisi nasihat juga
ceramah agar senantiasa
masyarakat dapat bangkit
melawan covid 19 bersama Prof.
Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA.
21. Abu Robocon Selasa Jam : 13.00 –
13.30 WIB
Kontes robot Internasional yang
diselenggarakan oleh Asia-
Pacific Broadcasting Union atau
Perserikatan Penyiaran Asia
Pasifik.
22. Satukan Shaf
Indonesia
Sabtu – Minggu Jam :
13.00 – 14.03 WIB
Program ini menyuguhkan
mengenai Pendidikan Islam
dengan tema yang berbeda
setiap hari dan dipandu oleh
Erick Yusuf.
23. Inspirasi Tani Kamis Jam : 13.30 –
14.00 WIB
Program yang menyajikan
tentang pertanian di ulas
langsung bersama pemilik tani
nya atau petani di berbagai
daerah.
24. Indonesia Senin – Minggu Jam : Program yang menyuguhkan
72
Sehat 14.00 – 15.00 WIB seputar dunia kedokteran, serta
tanya jawab terkait Kesehatan,
acara ini berbentuk talk show
yang menghadirkan narasumber
yang kompeten di bidangnya
dan dipandu oleh 2 host.
Program ini mengulas tentang
perbincangan masalah sosial
bersama para Psikolog, dipandu
oleh Chaerini Rusjdi.
25. Buah Hatiku
Sayang
Senin – Minggu Jam :
15.00 – 16.00 WIB
Program yang menyuguhkan
ragam manak-anak Indonesia
yang dipandu oleh Shahnaz
Haque dan Chipi ini
memadukan ragam kegiatan
seperti panggung boneka, gelar
wicara, mendongeng dan pentas
seni untuk anak-anak dengan
melibatkan anak-anak secara
langsung langsung di studio,
baik sebagai peserta atau pengisi
kegiatan.
26. Mimbar
Agama
Kristen
Senin – Selasa Jam
17.00 – 17.30 WIB
Program ini menyuguhkan
mengenai keagamaan dengan
mengangkat tema yang berbeda-
73
Katolik beda setiap minggunya, diisi
dengan narasumber juga host
yang berbeda sesuai agamanya.
27. Mimbar
Agama
Hindu
Rabu Jam 17.00 – 17.30
WIB
Program ini menyuguhkan
mengenai keagamaan dengan
mengangkat tema yang berbeda-
beda setiap minggunya, diisi
dengan narasumber juga host
yang berbeda sesuai agamanya.
28. Mimbar
Agama
Budha
Kamis Jam : 17.00 –
17.30 WIB
Program ini menyuguhkan
mengenai keagamaan dengan
mengangkat tema yang berbeda-
beda setiap minggunya, diisi
dengan narasumber juga host
yang berbeda sesuai agamanya.
29. Mimbar
Agama
Konghucu
Jum‟at Jam : 17.00 –
17.30 WIB
Program ini menyuguhkan
mengenai keagamaan dengan
mengangkat tema yang berbeda-
beda setiap minggunya, diisi
dengan narasumber juga host
yang berbeda sesuai agamanya.
30. Englis New
Service
Senin – Jum;at Jam :
17.30 – 18.00 WIB
Program ini menyuguhkan acara
berita berbahasa Inggris.
31. Laporan Sabtu Jam : 17.30 – Program yang menyajikan
74
Internasional 18.00 WIB rangkuman informasi
mancanegara teraktual,
dinamika dunia politik,
keamanan, pemerintahan dan
kejadian internasional.
32. VOA
Reportase
Weekend
Sabtu Jam : 22.00 –
22.30 WIB
Minggu Jam : 17.30 –
18.00 WIB
Program yang menyajikan
seputar kejadian di Amerika
Serikat.
33. Klik
Indonesia
Malam
Senin – Minggu Jam :
18.00 – 19.00 WIB
Sebuah acara berita televisi
induk yang ditayangkan setiap
hari oleh TVRI.
34. Indonesia
Bicara
Senin – Jum‟at Jam :
19.00 – 20.00 WIB
Program yang menyajikan
tentang topik terkini tanpa
beropini dan membuka fakta
yang belum terungkap bersama
narasumber berkompeten.
35. Guest House
“Losmen
Reborn”
Sabtu – Minggu Jam :
19.00 – 20.00 WIB
Program serial yang
menceritakan tentang keluarga
tarjo.
36. Musik
Indonesia
Senin – Sabtu Jam :
20.00 – 21.00 WIB
Program ini menyuguhkan acara
musik seperti dangdut, jazz, pop
dan lain-lain. Dengan
manampilkan musisi tanah air.
37. Rumah
Musik
Minggu Jam : 20.00 –
21.00 WIB
Program yang menyajikan
musik, juga kuis music, deretan
75
Indonesia lagu-lagu hits juga
mendatangkan musisi ternama.
38. Topik
Sepekan
Minggu Jam 22.00 –
22.30 WIB
Program yang menyajikan
berbagai topik-topik teraktual
dalam sepekan.
39 Dunia Dalam
Berita
Senin – Jum‟at Jam :
21.00 – 21.30 WIB
Program yang menyajikan
informasi dari seluruh dunia.
Dipandu oleh Teungku Fajri dan
Nurul Jamilah.
40. Warung Kopi
Pasti Geerr
Senin – Minggu Jam :
22.30 – 23.30 WIB
Program komedi dengen
menghadirkan comedian
ternama.
41. Pentas
Budaya
Senin – Minggu Jam :
00.00 – 01.30 WIB
Program yang menyajkan
tentang pentas budaya di
Indonesia.
42. Do‟a Untuk
Bangsa
Senin – Selasa Jam :
01.30 WIB
Program yang menyuguhkan
doa untuk bangsa Indonesia
dalam melawan covid 19.
Dengan menampilkan para
ulama Islam dari berbagai
daerah dan tokoh-tokoh agama
utuk memberikan pesan singkat
serta do‟a agar bangsa Indonesia
cepat pulih dari pandemic.
43. TVRI File Rabu Jam : 13.30 – Program yang menyajikan
76
14.00 WIB tentang kisah hidup dari sosok
hebat.
Tabel 3.2 Program Acara TVRI
7. Sosial Media TVRI
NO
NAMA
SOSIAL
MEDIA
FOTO SOSIAL MEDIA
1. Instagram
TVRI Nasional
2. Instagram
TVRI Jakarta
79
B. Program Serambi Islami
Serambi Islami merupakan salah satu program religi yang
di tayangkan oleh Televisi Republik Indonesia, Serambi Islami
juga salah satu program unggulan yang dimiliki oleh TVRI.
Serambi Islami sudah ada sekitar tahun 2013 dan di siarkan
secara tapping di studio 8. Serambi Islami adalah program
yang membahas tentang ilmu-ilmu agama Islam yang tentunya
dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama umat Islam di
Indonesia. Program ini bergaya Talk Show, yaitu berupa
perbincangan atau diskusi kepada tamu atau narasumber
tentang suatu topik tertentu.
Acara ini dipandu oleh seorang pembawa acara yang
memimpin jalannya sebuah acara. Seorang pembawa acara
atau host harus mampu membaca siapa segmentasinya, juga
menyesuaikan dengan format agar berjalan sesuai dengan
karakter acara. Host bergantian dan sudah di tetapkan setiap
hari nya oleh tim produksi. Selain pembawa acara, dalam acara
ini juga terdapat Qari yaitu seorang yang melantunkan bacaan
ayat suci Al-Qur‟an dengan mentaati tajwid yang benar. Selain
Qari terdapat narasumber yaitu Ustad atau Utadzah yang
berasal dari semua kalangan umat Islam. Juga menghadirkan
bintang tamu dari kalangan public figure dan pejabat
pemerintah serta terdapat jama‟ah yang hadir di studio.
80
Serambi Islami berarti „serambi‟ kalau di artikan dalam
KKBI yaitu beranda, jika diartikan seluruhnya berarti Serambi
Islami adalah beranda Islam, yang di kemas dengan gaya Talk
Show Islami dengan menyajikan topik seputar Islam yang
berbeda di setiap episodenya. Program Serambi Islami tayang
setiap hari pada pukul 04.30 – 06.00 WIB, durasi acara ini 90
menit. Program ini mempunyai tagline yaitu “Mutiara Hati”,
tagline ini di ucapkan oleh jama‟ah di studio pada saat ingin
iklan dan pada saat mulai acara.
Tujuan dari program Serambi Islami yaitu untuk
mengedukasi masyarakat berkaitan dengan Islam. Sasaran
program ini ialah semua kalangan, tidak membatasi pekerjaan,
usia, dan jenis kelamin. Tidak jarang anak sekolah dan
mahasiswa menjadi audience di program Serambi Islami.
Serambi Islami merupakan tontonan yang mampu
menumbuhkan dan meningkatkan percaya diri akan keyakinan
spiritual dan nilai-nilai Islami di kehidupan sehari-hari.
Program Serambi Islami dibagi menjadi 8 segment.
Segment Pertama, pada segment ini seorang Qari melantunkan
ayat suci Al-Qur‟an sesuai dengan tema yang akan dibahas.
Lalu pembawa acara memperkenalkan narasumber dan juga
bintang tamu, sekaligus menyampaikan tema pada episode hari
itu. Kemudian pembawa acara mempersilahkan narasumber
yaitu seorang Ustad atau Ustadzah untuk memaparkan sedikit
81
materi mengenai tema dan makna dari ayat suci Al-Qur‟an
yang dilantunkan oleh Qari.
Segment Kedua, pembawa acara melanjutkan
menanyakan pendapat bintang tamu mengenai pembahasan
tema di dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian bintang tamu
pun memaparkan sesuai dengan pendapat dan pemikirannya.
Lalu dilanjutkan kembali kepada Ustad atau Ustadzah untuk
memaparkan materi-materi dakwah mengenai makna dari tema
dan ayat suci Al-Qur‟an. Data – data yang disampaikan
mengacu pada Al-qur‟an, Hadist, perkataan Rasul dan Firman
Allah SWT.
Segment Ketiga dan Keempat yaitu masih memaparkan
materi – materi mengenai tema. Segmen Kelima – Ketujuh sesi
interaktif tanya jawab dengan audience dan bintang tamu
kepada narasumber yaitu Ustad atau Ustadzah. Segment
Kedelapan yaitu segment kesimpulan dimana narasumber
menyimpulkan semua materi yang dipaparkan tadi dengan
singkat dan penuh makna. Kemudian pembawa acara juga
memberikan kesimpulan dari episode tersebut. Di tutup dengan
do‟a dari Ustad atau Ustadzah dan tagline Serambi Islami
“Mutiara Hati”.
82
Gambar 3.5 Logo Serambi Islami
C. Struktur Serambi Islami
No. Jabatan Nama
1. Eksekutif Produser Ni Kadek
2. Program Director Amy. S
3. Asisten Program Director Sainudah
4. Stage Manager Jamilah
5. Unit Manager Ida
6. Floor Director Linda
Tabel 3.4 Struktur Serambi Islami
D. TVRI Bekerja Sama Dengan Lembaga
NO NAMA LEMBAGA NAMA PROGRAM
1. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
1. Belajar Dari Rumah Paud
dan Sederajat
2. Sahabat Pelangi. Kelas 1 –
3 Sekolah Dasar
3. Gemar Matematika. Kelas
83
4 – 6 Sekolah Dasar
4. Belajar Dari Rumah
SMA/SMK Sederajat
5. Belajar Dari Rumah
Pengasuhan dan
Pendidikan Anak
2. Kementerian Pariwisata 1. Pesona Indonesia
2. Kain Nusantara
3. Kementerian Pertahanan 1. Hari Abri
2. Bela Negara
4. Kementerian Pemuda dan
Olahraga
1. Sea Games
2. Asian Games
Tabel 3.5 Lembaga Yang Bekerja Sama Dengan TVRI
84
BAB IV
PENETAPAN MODIFIKASI PROGRAM SERAMBI
ISLAMI PADA TAHUN 2018, 2019, 2020, DAN 2021
A. Modifikasi Terhadap Source Program Serambi Islami
Pada 13 Desember 2018, Serambi Islami mengangkat
tema “Hidup Yang Sesungguhnya” dimana Ustad Kol. Sus.
Dr. H. M Kemalsyah menjelaskan bahwa Hidup Yang
Sessungguhnya bukan di dunia melainkan di akhirat nanti,
tempat yang sesungguhnya bukan di dunia tetapi di surga nya
Allah SWT, kedekatan kita bukan dekat dengan harta
kekayaan tetapi dekat dengan Allah SWT karena Dia Sang
Pencipta. Pada episode ini dipandu oleh Hafiz Salim selaku
pembawa acara, kemudian menghadirkan Ustad yaitu Kol.
Sus. Dr. H. M Kemalsyah M. Ag (Pamen Denma Mabe AU /
Pimpinan Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah),
terdapat beberapa jama‟ah atau penonton di studio yaitu
Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih, Majelis Ta‟lim
Nurul Hikmah, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan Santri Pondok Pesantren Papan
Raudhatul Jannah. Tim produksi yang bekerja pada 13
Desember 2018 yaitu Ni Kadek sebagai Produser, Fransien
sebagai Program Director, Lala sebagai Asisten Produser,
85
Linda sebagai Floor Director, Siska sebagai Stage Manager,
Ida sebagai Unit Manager.46
Pada 7 Februari 2019, program Serambi Islami
mengusung tema “Hakekat Taubat” Kol. Sus. Dr. H. M
Kemalsyah menjelaskan bahwa manusia di lahirkan dalam
keadaan suci tidak ada dosa dan kesalahan. Tetapi ketika ruh
dan jasad Bersatu, jasad punya keinginan di dorong dengan
nafsu. Dari kebutuhan meningkat pada keinginan, keinginan
ini yang tidak bisa membendung diri untuk menjaga
kemurnian kesucian dari bagaimana hakekat Allah SWT
menciptkan manusia ke muka bumi ini. Hakekat Taubat
menurut Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah ialah mohon
ampun dari berbagai dosa dan kesalahan, istighfar bukan
sekedar Allah memaafkan, mengampuni dosa tetapi Allah
SWT juga akan memberikan kesuburan untuk bangsa dan
negara ini. Pengisi acara pada 7 Februari 2019 yaitu dipandu
oleh Raka Khusnul sebagai pembawa acara, sama seperti
tahun sebelumnya menghadirkan Ustad Kol. Sus. Dr. H. M
Kemalsyah M. Ag (Pamen Denma Mabe AU / Pimpinan
Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah), jama‟ah yang
hadir di studio Majelis Ta‟lim Baitul Rahim Jayanti
Tangerang, dan Ponpes Raudhatul Jannah Bekasi. Terdapat
beberapa kerabat kerja atau tim produksi pada episode ini
46
Tim Produksi, Hidup Yang Sesungguhnya, 13 Desember 2018,
Youtube TVRI
86
yaitu, Sri. H sebagai Produser, Jamilah sebagai Program
Director, dan Tiambun sebagai Asisten Produser.47
Tayangan Serambi Islami edisi 20 Juni 2020
menampilkan suasana yang berbeda karena adanya suatu
pandemic dengan megusung tema “Hikmah Di Balik
Musibah” masih dengan Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah M.
Ag sebagai ustad di episode kali ini, beliau memaparkan jika
berbicara tentang musibah pasti setiap detik akan ada,
mereka-mereka yang mengucapkan “innalillahi wa inna
ilaihirojiun” adalah manusia yang bersabar jika terkena
musibah yang Insya Allah akan mendapatkan kebahagiaan
baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT akan mengganti
semua musibah yang terjadi pada kita kelak. Ditambahkan
oleh Hafiz Salim bahwa pandemic Covid-19 ini cara Allah
SWT untuk menguji hambanya agar kembali kepada-Nya.
Karena musibah ini datangnya dari Allah maka kita harus
kembali kepada Allah SWT dengan cara terus meminta tolong
dengan sabar dan sholat. Pengisi acara tahun 2020 tidak
banyak perbedaan, pemandu acara di bawakan oleh Hafiz
Salim, Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah M. Ag (Pamen TNI-
AU) juga masih menjadi Ustad pada tahun ini. Memang tidak
banyak perubahan pada pengisi acara dan tim produksi,
karena hanya ada 5 pembawa acara yang setiap harinya sudah
di tentukan untuk memandu acara, begitu juga pada tim
47
Tim Produksi, Hakekat Taubat, 7 Februari 2019, Youtube TVRI
87
produksi. Yang berbeda pada tahun 2020 ialah tidak ada
jama‟ah di studio tetapi mendatangkan bintang tamu yaitu
Cholidi Asadil Alam seorang actor. Tim produksi yang
bekerja ialah Neneng sebagai produser, Amy. S sebagai
Program Director, Jamilah sebagai Asisten Produser, Rosita
sebagai Floor Dorector, Linda. R sebagai Stage Manager, dan
Sainudah sebagai Unit Manager.48
Pada tayangan 25 Agustus 2021, Serambi Islami
mengangkat tema “Mensyukuri Kemerdekaan Dengan
Menjaga Persatuan” dimana Prof. Dr. H. Abdul Muti
(Sekretaris Umum PP Muhammadiyah) menjelaskan bahwa
merdeka artinya ada kebebasam sehingga harus berbuat baik,
mengisi, menikmati dan bersyukur atas kemerdekaan.
Indonesia negara darul akhdi yaitu kesepakatan, kita akan
menjadi kuat kalau kita bersatu. Pengisi acara edisi 2021 ialah
Hilman Fauzi sebagai pemandu acara, Prof. Dr. H. Abdul
Muti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah), menghadirkan
bintang tamu Dr. H. Jazuli Juwaini LC, MA (Anggota Komisi
1 DPR RI), tahun ini sudah ada penonton yaitu Majelis
Ta‟lim At-Taubah dan Majelis Ta‟lim Nurul Khair Jakarta
Timur, namun jama‟ah tetap mengikuti protokol Kesehatan.
Beberapa tim produksi yaitu, Warsono sebagai Produser,
48
Tim Produksi, Hikmah Di Balik Musibah, 20 Juni 2020, Youtube
TVRI
88
Restho sebagai Program Director dan Sulaimi sebagai Asisten
Produser.49
Perubahan atau pergantian dalam suatu tim produksi
adalah hal yang sering terjadi, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan ide-ide juga gagasan baru. Serambi Islami
sedikit ada pergantian tim produksi. “Missal nya saya
produsernya di hari senin sama minggu. Belum ada
perubahan dari tim produksinya. Paling fd nya suka gantian,
kalau crew teknik ngga gantian dan kalau produser gantian
sama produser lainnya tetapi dari dulu sudah di tentukan
siapa-siapa aja yang menjadi produser Serambi Islami, jadi
selama ini masih tetap”. Ungkap Ni Kadek selaku produser
Serambi Islami.50
Serambi Islami mengusung konsep talk show religi yang
mendatangkan Ustad atau Ustadzah dari berbagai kalangan.
Tujuan dari keterlibatan Ustad atau Ustadzah ialah untuk
memberikan ilmu agama sesuai dengan pedoman Al-Qur‟an
juga hadist Nabi. Ustad yang di hadirkan pada program
Serambi Islami dari semua kalangan yaitu, Muhammadiyah,
Nadhatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia dan lain-lain.51
Selain TVRI adalah televisi publik yang tidak memihak
49
Tim Produksi, Mensyukuri Kemerdekaan Dengan Menjaga
Persatuan, 25 Agustus 2021, Youtube TVRI 50
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021 51
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
89
kepada siapapun, tujuan di hadirkannya Ustad atau Ustadzah
dari berbagai kalangan ialah agar tidak adanya keberpihakan
dalam penyampaian ilmu agama. Begitu juga pada
Narasumber atau bintang tamu yang di hadirkan. Beberapa
bintang tamu di antaranya seorang aktris dan juga aktor,
kemudian ada seorang founder metode hatam, anggota DPR
RI, Dosen salah satu Universitas, ada juga seorang psikolog,
Ketua komisi MUI, pendiri dan pengurus pondok pesantren,
dan sebagainya.
Berbicara mengenai pemandu acara atau host yang
bertugas memimpin sebuah acara, juga membaca naskah yang
sudah disiapkan sebelumnya oleh tim produksi. Kemudian
seorang host harus bisa berdialog dengan penonton serta
berinteraksi atau mewawancarai bintang tamu. Di dalam
program Serambi Islami ada 5 host yang bergantian setiap
harinya, Pertama ada Raka Khusnul (presenter dan pemain
sinetron) yang menjadi host di hari Senin, Kedua Fitria Widi
Waluya (presenter religi dan juga pengusaha) menjadi host di
hari Selasa, Ketiga Hilman Fauzi (da‟i muda millennial) yang
menjadi host hari Rabu dan Minggu, Keempat Cece Kirana
(aktris, pembawa acara dan seorang model) menjadi host di
hari Kamis, dan Kelima Hafiz Salim (seorang actor, pelawak,
pembawa acara dan juga motivator) yang menjadi host di hari
Jum‟at dan Sabtu.
90
NO. HARI /
TANGGAL TEMA PENGISI ACARA
TIM
PRODUKSI
1. Kamis, 13
Desember
2018
Hidup
Yang
Sesunggu
hnya
1. Host : Hafiz Salim
2. Ustad : Kol. Sus. Dr.
H. M Kemalsyah M.
Ag (anggota TNI AU,
Penceramah dan
Pimpinan Pondok
Pesantren Papan
Raudhatul Jannah)
3. Penonton : Majelis
Ta‟lim Khairu
Ummah Jati Asih,
Majelis Ta‟lim Nurul
Hikmah, Pondok
Pesantren Papan
Raudhatul Jannah,
Mahasiwa UIN
Jakarta dan
Kementerian
Pertahanan
4. Qari : Mahfuzul
Khuluqi
1. Produser : Ni
Kadek. S
2. Program
Director :
Fransien
3. Asisten
Produser :
Lala
4. Floor
Director :
Linda
5. Stage
Manager : Siska
6. Unit Manager
: Ida
2. Kamis, 7
Februari
2019
Hakekat
Taubat
1. Host : Raka Khusnul
2. Ustad : Kol. Sus. Dr.
H. M Kemalsyah
1. Produser :
Sri. H
2. Program
91
M.Ag (anggota TNI
AU, Penceramah dan
Pimpinan Pondok
Pesantren Papan
Raudhatul Jannah)
3. Penonton : Majelis
Ta‟lim Baitul Rahim
Jayanti Tangerang,
dan Ponpes Raudhatul
Jannah Bekasi
4. Qari : Mahfuzul
Khuluqi
Director :
Jamilah
3. Asisten
Produser :
Tiambun
3. Sabtu, 20
Juni 2020
Hikmah
Di Balik
Musibah
1. Host : Hafiz Salim
2. Ustad : Kol. Sus. Dr.
H. M Kemalsyah
M.Ag (anggota TNI
AU, Penceramah dan
Pimpinan Pondok
Pesantren Papan
Raudhatul Jannah)
3. Bintang Tamu :
Cholidi Asadil Alam
(aktor)
4. Qari : Mahfuzul
Khuluqi
1. Produser :
Neneng
2. Program
Director : Amy.
S
3. Asisten
Produser :
Jamilah
4. Floor
Director :
Rosita
5. Stage
Manager :
92
Linda. R
6. Unit Manager
: Sainudah
4. Rabu, 25
Agustus 2021
Mensyuk
uri
Kemerde
kaan
Dengan
Menjaga
Persatuan
1. Host : Hilman Fauzi
2. Ustad : Prof. Dr. H.
Abdul Muti
(Sekretaris Umum PP
Muhammadiyah dan
Guru Besar Bidang
Pendidikan Agama
Islam di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
3. Bintang Tamu : Dr.
H. Jazuli Juwaini LC,
MA (anggota Komisi
1 DPR RI dari Partai
Keadilan Sejahtera)
4. Qari : Deden
Zainunnajib
5. Penonton : Majelis
Ta‟lim At-Taubah
dan Majelis Ta‟lim
Nurul Khair Jakarta
Timur
1. Produser :
Warsono
2. Program
Director :
Restho
3. Asisten
Produser :
Sulaimi
Tabel 4. 1 Modifikasi Terhadap Source
93
B. Modifikasi Terhadap Pesan Program Serambi Islami
Dalam penyampaian pesan Ni Kadek Produser Serambi
Islami mengatakan bahwa tidak ada memihak kepada
siapapun, semua yang disampaikan independent dan netral.
Pesan yang disampaikan oleh Ustad sesua dengan tema yang
di angkat saja. “Sesuai dengan tema kita aja, misal kajian
hadis yaudah fokus tentang kajian hadis, kalau tasawuf ya
tasawuf. Kalau di minggu itu khusus tentang kajian hadis Al
Bukhori, yaudah kita berdasarkan kitab Al Bukhori tidak
melenceng-melenceng. Tapi disesuaikan dengan keadaan kita
sekarang, seperti sekarang lagi adanya pandemi covid-19.”
Papar Ni Kadek.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa dalam
memaparkan materi biasanya Ustad menceritakan sejarah atau
kisah nabi tetapi di sesuaikan di masa sekarang, misalnya
gimana pada saat Nabi dalam keadaan sakit dan pada saat ada
wabah penyakit, Nabi senantiasa bersabar dan bertawakal
kepada Allah SWT. Kemudian kita sesuaikan di kondisi
sekarang dengan adanya pandemic covis-19, jadi kita harus
sabar karena Nabi juga seperti itu. Lalu bagaimana saat Nabi
Muhammad Saw tertunda pada saat ingin umrah, kita jelaskan
94
kisah Nabi dahulu dengan membahas dan menyesuaikan
dalam keadaan sekarang.52
Berikut adalah beberapa pesan yang disampaikan oleh
Ustad mengenai tema-tema yang berbeda pada tahun 2018,
2019, 2020, dan 2021 :
1. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2018
Pada 13 Desember 2018 Serambi Islami
mengangkat tema “Hidup Yang Sesungguhnya”,
Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah menjelaskan
bahwa definisi hidup ialah berastunya ruh dengan
jasad. Kemudian Ustad Kemalsyah membacakan surat
Al-Ankabuut ayat 63-64, dan menjelaskan arti serta
makna dari ayat tersebut “Allah yang maha tau
kedalaman, keluasan ini, kita hanya terbatas. Dan jika
kamu Muhammad menanyakan kepada mereka
„siapakah yang menurunkan air dari langit?, maka
dengannya hidup bumi dari gersangnya, pasti mereka
akan memberikan jawaban Allah SWT. Katakanlah
segala puji bagi Allah. Dan tidak lah kehidupan ini
melainkan senda gurau dan permainan. Dan
sesungguhnya negeri akhirat dialah kehidupan yang
sebenar-benarnya . jika mereka mengetahuinya.”
52
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
95
Ada manusia secara jasad hidup tapi kepekaan
keimanan dan kepekaan sosialnya mati. Kehidupan ini
untuk perjumpaan kita dengan Rabb. Dalil yang
berbicara tentang kehidupan ialah Surat Ar-Rad ayat
2, Kembali Ustad Kemalsyah menjelaskan isi
kandungannya “inti sari dari Surat Ar-Rad ayat 2 ialah
Allah itu yang menguasai kita semua, kita akan
bertemunya dengan-Nya. Bertemu dengan-Nya
berbicara pada pertemuan yang mendapatkan rahmat
atau pertemuan yang mendapatkan laknat, tergantung
hidup kita di dunia.”
Allah memberikan kehidupan pada manusia
adalah harga yang istimewa. Berbicara manusia itu
ada ruh dan ada jasad, ketika berbicara tentang jasad
yaitu wujud nyata komplit yang dapat dilihat, yang
dapat di raba dan di rasakan. Tetapi yang ada di
dalamnya adalah ruh yang membuat kita dapat
beraktivitas. Hidup yang sesungguhnya bukan di
muka bumi tetapi di akhirat nanti. Dunia ini waktu
yang sangat sebentar, dunia adalah tempat dimana
Allah SWT akan menilai kita.
Hidup yang haqiqi ialah kehidupan yang berada di
samping Allah SWT. Ustad Kemalsyah menjelaskan
makna dari surat As-Syu‟ara ayat 88-89 “pada suatu
hari tidak aka nada manfaatnya harta
96
(tanah,rumah,jabatan dll) kecuali hati yang bersih.
Taubat bukan hanya di lisan tetapi taubat juga dalam
perbuatan.”. Ada jasad dan ada ruh, kalau jasad yaitu
fisik baik yang di luar maupun di dalem, dia sifatnya
kebendaan yang dapat kita lihat. Kalu ruh dengan alat
apapun tidak bisa dilihat, intinya keduanya berbeda.
Kalau makan fisik atau lahir seperti makanan
minuman, kalau ruh itu seperti ilmu, keyakinan,
beribadah dll.
Inti dari makna hidup yang sesungguhnya adalah
bukan hidup di dunia, melaikan hidup yang
sesungguhnya bagi kita di dunia dalam pandangan
islam adalah di akhirat. Tempat yang sesungguhnya
bukan di dunia, melainkan di surganya Allah SWT.
Kedekatan kita bukan dekat dengan harta benda
kekayaan tetapi dekat dengan Allah karena Dia Sang
Pencipta. Hiudpkan lah ruh dan jasad kami dalam
kehidupan yang dibimbing oleh cahaya Mu Ya Allah,
jadikanlah hidup yang sesaat ini punya makna dan
bermanfaat untuk kebahagiaan sendiri, keluarga, nusa
dan bangsa. Ya Allah jadikanlah kematian kami untuk
kebahagiaan kami dan jadikan akhirat kami tempat
surga kami Ya Allah.53
53
Tim Produksi, Hidup Yang Sesungguhnya, 13 Desember 2018,
Youtube TVRI
97
2. Pesan Program Serambi Islami Tahun 2019
Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah M. Ag
menjadi bintang tamu Kembali pada tahun ini namun,
tema pada edisi ini ialah “Hakekat Taubat”. Kalau
berbicara tentang taubat artinya berbicara tentang
perbuatan salah yang dilakukan oleh manusia.
Manusia diciptkan oleh Allah SWT ke muka bumi
dalam keadaan suci, tetapi ketika ruh menyatu dengan
jasad maka jasad punya keinginan, di dorong dengan
nafsu yang Allah berikan. Dari kebutuhan meningkat
menjadi keinginan. Dari sisi Bahasa taubat adalah
membersihkan hati dari perbuatan salah atau dosa.
Taubat seseorang dari perbuatan dosa yang tidak
diketahuinya, tetapi permaslahannya ketika kita sudah
tahu itu salah masih di ulangi lagi. Ketika orang-orang
menjelang akhir hayat baru bertaubat tidak akan
diterima taubatnya oleh Allah SWT. Alangkah lebih
baiknya ketika kita melakukan dosa segera bertaubat
agar diterima oleh Allah SWT. Dan jika orang
tersebut kafir maka tidak akan diterima juga
taubatnya.
Taubat dari sisi ulama ialah melakukan recovery
diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
Taubat tidak melulu karena perbuatan salah atau dosa,
orang-orang yang penuh kesucian juga terus bertaubat.
98
Bertaubat untuk membersihkan kesalahan masa lalu
yang kita sudah lupa, maka teruslah beristighfar
bertaubat kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam
surat At-Tahrim ayat 8 “taubat yang di inginkan oleh
Allah SWT yaitu taubatan nasuha. Taubat nasuha
yaitu benci terhadap apa yang kita laukakan,
kemudian kita melaksanakan taubat itu dan tidak
pernah melakukannya lagi”.
Alat taubat yang dimaksud ialah bagaimana lisan
ketika bertasbih dan beristighfar kepada Allah SWT.
Surat An-Nasr ayat 1-3 Ustad Kemalsyah menjelaskan
“maka bertasbihlah dengan memuji Tuhan-Mu dan
beristighfar lah sesungguhnya Allah maha penerima
taubat.” Ketika seseorang semakin sering banyak
ampun kepada Allah SWT diantaranya dengan
bertasbih, berzikir pada Allah SWT maka, semakin
bersih dan semakin tenang hatinya dan pikirannya.
Kalau kita mengerjakan shalat 5 waktu dengan
baik dan benar insya Allah dosa kita setelah solat isya
di pagi hari dihapus oleh Allah SWT. Shalat sebagai
sarana mendapat ampunan dari Allah SWT, termasuk
shalat sunnah. Surat Al-Ankabuut ayat 45
menjelaskan tentang bertaubat “sesungguhnya shalat
itu menjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar.
Shalat sebagai benteng agar kita tidak terjerumus pada
99
perbuatan dosa, semakin kita terus mengerjakan shalat
maka semakin suci diri kita. Tetapi ketika kita jarang
melaksanakan shalat maka semakin dekat kita dengan
dosa juga perbuatan keji dan mungkar.”
Kemudian terdapat surat Al-Anfal ayat 3 isi
kandungannya yaitu Allah tidak akan
mengazab,menghukum dan tidak akan membuat
bencana terhadap orang-orang yang banyak
beristighfar. Lalu ada juga surat Nuh ayat 10-11 yang
menjelaskan mengenai bertaubat. Orang-orang yang
beristighfar bukan sekedar diampuni dosa dan
kesalahannya namun akan mendatangkan rezeki yang
besar. Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk
memperbanyak istighfar kepada-Nya karena dengan
beristighfar Allah turunkan dari langit rezeki-Nya.
Mohon ampun dari berbagai kesalahan dan perbanyak
lah istighar agar di jauhkan dari perbuatan dosa.54
3. Pesan Program Serambi Islamu Tahun 2020
Di tahun 2020 Indonesia terpapar virus covid-19,
maka program Serambi Islami pada tanggal 20 Juni
2020 mengangkat tema “Hikmah Di Balik Musibah”
sesuai dengan apa yang terjadi pada masa itu.
Terdapat ayat mengenai tema tersebut ialah surat Al-
54
Tim Produksi, Hakekat Taubat, 7 Februari 2019, Youtube TVRI
100
Baqarah ayat 155-157, Ustad Kol. Sus. Dr. H. M
Kemalsyah M.Ag memaparkan makna dari ayat
tersebut “di setiap hidup manusia tidak lepas dari rasa
takut, rasa khawatir kaitan dengan beragam hal.
Mereka-mereka yang bersabar yang mengucapkan
innalillahi wa innailaihirojin, dia lah orang-orang yang
akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun
di akhirat.”
Sepanjang manusia hidup pasti Allah akan berikan
musibah di catatan Lauhul Mahfuz. Sesuatu tidak akan
terjadi kecuali apa yang sudah tercatat di catatan
Allah, dan hanya kepada Allah orang-orang yang
beriman bertawakal. Dengan kita bertawakal adanya
musibah menjadikan kita tidak takut pada musibah
karena kita dekat kepada Allah. Dalam surat Al-Isra
ayat 59 menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan
musibah untuk menakut-nakuti hambanya agar
hambanya lebih dekat kepada-Nya. Musibah adalah
sesuatu yang diperbuat oleh manusia sendiri dan
berdampak di kemudian hari. Berbeda dengan ujian,
kalau ujian ialah ketika kita tidak berbuat apa-apa
tiba-tiba ada cobaan yang diberikan oleh Allah SWT,
itu wujud daripada imannya kepada Allah SWT.
Adanya wabah covid-19 ini adalah musibah, karena
dibawa oleh manusia.
101
Dalam Susana pandemic seperti sekarang yang
bisa mengambil pelajaran atau hikmahnya ialah orang
yang cerdas (berbicara akhirat) pasti punya keikhlasan
terhadap apapun. Cerdas pasti pintar tetapi pintar
belum tentu cerdas. Berkhusnuzon kepada Allah
adalah cara terbaik, ketika sudah berkhusnuzon
kepada Allah maka dia tidak akan mudah marah dan
tinggi kesabarannya. Dalam suasana pandemic banyak
orang-orang yang di PHK, hal ini yang akan
memunculkan musibah baru dalam rumah tangga.
Banyak musibah-musibah baru yang muncul di
suasana pandemic, dari masalah ekonomi, rumah
tangga, pekerjaan dan lain-lain.
Disamping musibah ada yang bisa menerima
secara positif dan negative, yang berfikir positif ialah
orang-orang yang sabar, sholat di tegakan, empati
terhadap sesama. Dalam surat Al-A‟raf ayat 146-147
memparkan menganai ciri-ciri orang sombong
terhadap musibah yang diberikan. Apapun musibah
yang datang kepada kita diharapkan kita dapat
mengambil pelajaran dari musibah tersebut. Pelajaran
yang dapat di ambil dari adanya covid-19 ialah
kebersihan, kehati-hatian. Lalu hikmah yang lain yaitu
kita dapat ilmu baru seperti dapat membuat APD
sendiri dan tidak perlu lagi membeli dari luar negeri.
102
Kemudian banyak kerajinan tangan seperti membuat
masker sehingga ekonominya balik normal lagi.
Banyak hikmah yang bisa diambil dari pandemic ini
jika kita lihat sisi positif nya.
Adanya pandemic agar kita lebih mengingat Allah
SWT dalam segala hal, dan agar kita Kembali kepada-
Nya. Dalam surat An-Nuh ayat 10-12 menjelaskan
Kita harus perbanyak beristighfar dan mohon ampun
kepada Allah SWT. Musibah datang sebagai teguran
dari Allah dan Allah ingin melihat apakah kita sebagai
hambanya mengingat Dia, kembali kepada-Nya untuk
memohon ampun. Akan Allah gantikan semua ini
dengan rahmat yang berlimpah. Pandemic covid-19
adalah bagian dari cara Allah untuk menguji
hambanya agar lebih dekat dengan-Nya. Karena
musibah ini datangnya dari Allah maka kita harus
kembali kepada Allah SWT dengan cara terus
meminta tolong dengan sabar dan sholat.55
4. Pesan Program Serambi Islamu Tahun 2021
Pada 25 Agustus 2021 mengangkat tema
“Mensyukuri Kemerdekaan Dengan Menjaga
Persatuan” dengan mempertemukan Ulama dan
Umarah yaitu Prof. Dr. H. Abdul Muti seorang Ustad
55
Tim Produksi, Hikmah Di Balik Musibah, 20 Juni 2020, Youtube
TVRI
103
dan Dr. H. Jazuli Jumaini LC. MA seorang anggota
Komisi 1 DPR RI. Terdapat surat yang berkaitan
dengan tema yaitu surat Al-Imran ayat 103 dan Surat
Ibrahamin ayat 7. Dr. H. Jazuli memaparkan bahwa
kemerdekaan adalah rahmat dari Allah SWT tetapi
para ulama dan abri juga mempunyai peran besar
untuk kemerdekaan Indonesia. Ulama dan abri penting
agar kita mempunyai Negara yang berdaulat, dengan
Negara yang berdaulat rakyat mempunyai kebebasan
dengan koredor kebangsaan, lalu dalam beragama
rakyat bebas dalam melakukan ibadah sesuai
kepercayaannya masing-masing. Dasar Negara
Indonesia ialah Pancasila yang mana sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa artinya semua rakyat di
Indonesia harus ber-Tuhan, walaupun Indonesia bukan
Negara yang dibangun dengan dasar Agama tetapi
Agama di Indonesia sangat dihormati.
Prof. Dr. Abdul Muti menjelaskan ada 3 hal
mengenai kemerdekaan, Pertama dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kemerdekaan
adalah hak segala bangsa, manusia lahir ke muka
bumi sebagai makhluk yang merdeka tidak boleh
diperhamba oleh manusia lainnya, hanya boleh
menghamba kepada Allah SWT. Kedua dalam
pembukaan juga ditulis bahwa kemerdekaan atas
104
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Allah SWT
memberikan pertolongan dan perlindungan pada
bangsa Indonesia, ini menunjukkan bagaimana peran
besar dari para Ulama dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Ketiga diantara tujuan
kemerdekaan ialah agar kita menjadi bangsa yang
merdeka, bersatu, berdaulat adil dan Makmur.
Merdeka artinya bebas tetapi tidak berarti semaunya
sendiri ada peraturan-peraturan yang mengatur dalam
mengekspresikan kebebasan dan merdeka untuk
bersatu.
Dr. Jazuli memaparkan kembali bahwa seluruh
komponen dan elemen mulai dari raktyat, pejabat dan
presiden dalam mengelola bangsa harus tetap menjaga
nilai-nilai syukur kepada Allah SWT. Cara
mensyukurinya dengan aturan Dasar-Dasar Negara
dan konstitusi yang di dalamnya terdapat kebebasan
dalam beribadah sesuai dengan keyakinannya dan
saling toleransi. Maka seluruh upaya yang
menjauhkan dari prinsip-prinsip Ketuhanan harus di
tepis. Karena kebebasan kita diikat oleh Dasar-Dasar
Negara dan Konstitusi yang di dalamnya ada
keyakinan terdapat agama maka kebebasan kita harus
diikat dengan agama UUD dan Konstitusi.
105
Prof. Dr. Abdul Muti memaparkan bahwa
bersyukur menurut beliau ada 4 hal, Pertama
menyadari bahwa kesuksesan kita bukan dari kita
sendiri melainkan ada pihak lain yaitu Allah SWT dan
sesama umat manusia. Kedua sering mengucap syukur
Alhamdulillahirabbilalamin, serta diiringi dengan
perbuatan. Ketiga mengikuti perintah Allah SWT
sebagai bukti bahwa kita bersyukur. Keempat
memanfaatkan anugerah Allah dengan perbuatan yang
baik.Persatuan bisa rusak karena tidak suka terhadap
orang lain, rasa egois yang tinggi ingin menang
sendiri, merusak tatanan atau peraturan yang sudah
ada. Maka dari itu jika ingin menjaga persatuan
bangsa tidak boleh melakukan ketiga hal tersebut.
Manusia sehebat apapun tidak bisa melakukan segala
hal seorang diri, pasti ada bantuan dari sesama
manusia, maka perlu adanya gotong royong antar
manusia.
Kesimpulan dari Dr. H. Jazuli Jumaini LC. MA
adalah bahwa kita harus bersyukur atas nikmat
kemerdekaan, melihat yang lebih rendah jangan
melulu melihat ke atas karena akan sulit bersyukur.
Kemudian kita harus menjaga Negeri ini dengan
mensyukuri nikmat Allah SWT, salung menghormati,
bekerja sama dan tolong menolong, jangan saling
106
mencaci antar satu dengan yang lainnya. Terakhir
kesimpulan dari Prof Dr. H. Abdul Muti ialah
merdeka artinya kebebasan sehingga harus berbuat
baik, mengisi, menikmati dan bersyukur atas
kemerdekaan. Indonesia Negara darul akhdi yaitu
kesepakatan, kita akan menjadi kuat kalau kita
bersatu.56
Tanggal, Bulan
dan Tahun
Judul Intisari
13 Desember 2018 Hidup Yang
Sesungguhnya
Hidup yang haqiqi ialah
kehidupan yang berada di
samping Allah SWT. makna
hidup yang sesungguhnya
adalah bukan hidup di dunia,
melaikan hidup yang
sesungguhnya bagi kita di
dunia dalam pandangan islam
adalah di akhirat. Tempat
yang sesungguhnya bukan di
dunia, melainkan di surganya
Allah SWT. Kedekatan kita
bukan dekat dengan harta
benda kekayaan tetapi dekat
56
Tim Produksi, Mensyukuri Kemerdekaan Dengan Menjaga
Persatuan, 25 Agustus 2021, Youtube TVRI
107
dengan Allah karena Dia
Sang Pencipta. Hiudpkan lah
ruh dan jasad kami dalam
kehidupan yang dibimbing
oleh cahaya Mu Ya Allah,
jadikanlah hidup yang sesaat
ini punya makna dan
bermanfaat untuk
kebahagiaan sendiri,
keluarga, nusa dan bangsa.
Ya Allah jadikanlah kematian
kami untuk kebahagiaan kami
dan jadikan akhirat kami
tempat surga kami Ya Allah.
7 Februari 2019 Hakekat Taubat Berbicara tentang taubat
artinya berbicara tentang
perbuatan salah yang
dilakukan oleh manusia. Dari
sisi Bahasa taubat adalah
membersihkan hati dari
perbuatan salah atau dosa.
Ketika orang-orang
menjelang akhir hayat baru
bertaubat tidak akan diterima
108
taubatnya oleh Allah SWT.
Alangkah lebih baiknya
ketika kita melakukan dosa
segera bertaubat agar
diterima oleh Allah SWT.
Dan jika orang tersebut kafir
maka tidak akan diterima
juga taubatnya.
Taubat dari sisi ulama ialah
melakukan recovery diri dari
perbuatan yang dilarang oleh
Allah SWT. Alat taubat yang
dimaksud ialah bagaimana
lisan ketika bertasbih dan
beristighfar kepada Allah
SWT. Orang-orang yang
beristighfar bukan sekedar
diampuni dosa dan
kesalahannya namun akan
mendatangkan rezeki yang
besar. Kita diperintahkan
oleh Allah SWT untuk
memperbanyak istighfar
kepada-Nya karena dengan
beristighfar Allah turunkan
109
dari langit rezeki-Nya.
Mohon ampun dari berbagai
kesalahan dan perbanyak lah
istighar agar di jauhkan dari
perbuatan dosa. Kemduian
kalau kita mengerjakan shalat
5 waktu dengan baik dan
benar insya Allah dosa kita
setelah solat isya di pagi hari
dihapus oleh Allah SWT.
Shalat sebagai sarana
mendapat ampunan dari
Allah SWT, termasuk shalat
sunnah.
20 Juni 2020 Hikmah Di Balik
Musibah
Musibah adalah sesuatu yang
diperbuat oleh manusia
sendiri dan berdampak di
kemudian hari. Berbeda
dengan ujian, kalau ujian
ialah ketika kita tidak berbuat
apa-apa tiba-tiba ada cobaan
yang diberikan oleh Allah
SWT, itu wujud daripada
imannya kepada Allah SWT.
Adanya wabah covid-19 ini
110
adalah musibah, karena
dibawa oleh manusia.
Pelajaran yang dapat di ambil
dari adanya covid-19 ialah
kebersihan, kehati-hatian.
Lalu hikmah yang lain yaitu
kita dapat ilmu baru seperti
dapat membuat APD sendiri
dan tidak perlu lagi membeli
dari luar negeri. Kemudian
banyak kerajinan tangan
seperti membuat masker
sehingga ekonominya balik
normal lagi. Adanya
pandemic agar kita lebih
mengingat Allah SWT dalam
segala hal, dan agar kita
Kembali kepada-Nya. Dalam
surat An-Nuh ayat 10-12
menjelaskan Kita harus
perbanyak beristighfar dan
mohon ampun kepada Allah
SWT. Musibah datang
sebagai teguran dari Allah
dan Allah ingin melihat
111
apakah kita sebagai
hambanya mengingat Dia,
kembali kepada-Nya untuk
memohon ampun. Akan
Allah gantikan semua ini
dengan rahmat yang
berlimpah. Pandemic covid-
19 adalah bagian dari cara
Allah untuk menguji
hambanya agar lebih dekat
dengan-Nya. Karena musibah
ini datangnya dari Allah
maka kita harus kembali
kepada Allah SWT dengan
cara terus meminta tolong
dengan sabar dan sholat.
25 Agustus 2021 Mensyukuri
Kemerdekaan
Dengan Menjaga
Persatuan
Kesimpulan dari Dr. H.
Jazuli Jumaini LC. MA
adalah bahwa kita harus
bersyukur atas nikmat
kemerdekaan, melihat yang
lebih rendah jangan melulu
melihat ke atas karena akan
sulit bersyukur. Kemudian
kita harus menjaga Negeri ini
112
dengan mensyukuri nikmat
Allah SWT, saling
menghormati, bekerja sama
dan tolong menolong, jangan
saling mencaci antar satu
dengan yang lainnya.
Terakhir kesimpulan dari
Prof Dr. H. Abdul Muti ialah
merdeka artinya kebebasan
sehingga harus berbuat baik,
mengisi, menikmati dan
bersyukur atas kemerdekaan.
Indonesia Negara darul akhdi
yaitu kesepakatan, kita akan
menjadi kuat kalau kita
bersatu.
Tabel 4. 2 modifikasi Terhadap Pesan
C. Modifikasi Terhadap Format Program Serambi Islami
1. Format Program Serambi Islami Tahun 2018
Dalam menetapkan Ustad, tema, dan tim produksi
yang bekerja ada di balik layar atau dipersiapkan sebelum
113
proses produksi. Sebelum produksi para crew sudah
membuat jadwal untuk menentukan tim produksi yang
bekerja setiap harinya. Pada saat siaran ada pembawa
acara, narasumber atau Ustad dan jama‟ah. Pesan yang
disampaikan oleh Ustad berlandaskan Al-Qur‟an maupun
hadist. Format penyampaian pesan dilakukan dengan cara
meminta jama‟ah membacakan potongan ayat Al-Qur‟an
secara bergantian. Jama‟ah yang hadir di studio dari
berbagai kalangan.
Tim produksi menghadirkan penonton ke studio,
jama‟ah atau penonton yang hadir dari berbagai kalangan
mulai dari ibu-ibu majelis ta‟lim, mahasiswa hingga santri
pondok pesantren. Format atau metode dengan cara
meminta jama‟ah bergantian membacakan potongan ayat
Al-Qur‟an adalah cara dari Ustad Kol. Sus. Dr. H. M
Kemalsyah M.Ag. Setiap Ustad mempunyai cara yang
berbeda, pada tahun 2018 tepatnya pada 13 Desember
metode yang dilakukan seperti itu. Secara umum metode
dakwah yang digunakan para Ustad ialah menggunakan
dalil-dalil Al-Qur‟an dan hadist.
Sebelum produksi tim memproses materi yang akan
ditayangkan, seperti mempersiapkan tema dan rundown.
Setelah semua meteri siap, tim produksi memulai rekaman
tapping. Kemudian setelah selesai produksi, masuk ke
tahap editing. “Proses editing selama dua hari. Untuk
114
penayangannya itu tergantung, misalnya saya rekaman
tanggal 13 itu saya tayangin di tanggal 27 September dan
4 Oktober. Saya tapping jam 8 pagi sudah mulai sampe
jam 12 siang, kemudian jam 1 sampai sore lanjut lagi
rekaman dengan produser yang berbeda. Karena masing-
masing produser 2 episode, jadi sehari itu ada 4 episode
dengan 2 produser yang berbeda,” Pungkas Ni Kadek.
Pada tahun 2018 hanya ada 6 segment karena durasi
acara nya 60 menit. Kebijakan dari TVRI jika acaranya 30
menit menjadi 4 segment, kalau 60 menit menjadi 6
segment, dan jika durasinya 90 menit menjadi 8 segment.
Ada tidak ada nya iklan harus tetap pakai kebijakan itu.
Format siaran yang digunakan ialah dialog.57
Segmen 1 host memperkenalkan diri juga
memperkenalkan Ustad dan para jama‟ah di studio,
kemudian host menyebutkan tema pada episode hari itu.
Kemudian di segment ke dua sampai segment 3 Ustad
mulai memaparkan materi mengenai tema dengan
berlandasarkan Al-Qur‟an serta hadist. Dalam memparkan
materi sesekali Ustad sambil berdialog dengan host dan
para jama‟ah. Pada segment 4 sampai segment 5 host
mempersilahkan jama‟ah untuk bertanya pada Ustad.
Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah memaparkan materi
57
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
115
berlandaskan dalil-dalil Al-Qur‟an dan hadist, tetapi
sebelum menjelaskan Ustad Kemalsyah meminta salah
satu jama‟ah untuk membacakan potongan ayat dari surat
Al-Qur‟an. Beberapa jama‟ah yang di tunjuk Ustad
Kemalsyah bergilir membacakan potongan ayat juga
hadist, begitu juga dalam menjawab pertanyaan dari
jama‟ah. Terakhir segment 6 ditutup dengan kesimpulan
dari Ustad Kol. Sus Dr. H. M Kemalsyah M. Ag,
kemudian do‟a bersama.
2. Format Program Serambi Islami Tahun 2019
Pada 7 Februari 2019 format yang digunakan masih
sama pada tahun 2018. Ni Kadek menjelaskan jika tidak
banyak perubahan format karena produksi Serambi Islami
berada di dalam studio. Maka format yang digunakan
masih sama yaitu dialog. Segment pada tahun ini juga
masih sama yaitu 6 segment, begitu juga pada pola siaran
setiap segment. Segment 2 sampai segment 3 Ustad Kol.
Sus. Dr. H. M Kemalsyah memaparkan materi-materi
sesuai tema. Ustad Kemalsyah selalu membacakan
potongan ayat sebelum memaparkan materi yang beliau
ingin sampaikan.
Kemudian segment 4 sampai segment 5 jama‟ah mulai
berdialog kepada Ustad dengan mengajukan pertanyaan.
Raka Khusnul sebagai host mempersilahkan jama‟ah
116
untuk bertanya, para jama‟ah mengacungkan tangan
sebagai tanda ingin bertanya. Kemudian Raka memilih
salah satu jama‟ah untuk bertanya kepada Ustad. Ibu
Sakina dari Majelis Ta‟lim Baitul Rahim bertanya kepada
Ustad Kemalsyah mengeni taubat yang diterima Allah
SWT. Di segment menjawab pertanyaan, Ustad terlebih
dahulu membacakan potongan ayat dari firman Allah
SWT sebagai landasan jawaban.
Metode dakwah yang digunakan oleh Ustad
Kemalsyah masih sama seperi tahun sebelumnya yaitu
meminta beberapa jama‟ah bergantian membacakan
potongan-potongan ayat Al-Qur‟an. Tujuan dari metode
seperti ini ialah agar jama‟ah di studio tidak hanya
mendegarkan saja kajian dari Ustad tetapi juga terlibat
langsung dengan membaca potongan ayat Al-Qur‟an.
Pada segment 6 di tutup dengan kesimpulan dari Ustad
Kemalsyah terkait pemaparan-pemaparan tentang Hakikat
Taubat, lalu doa bersama dipimpin oleh Ustad Kol. Sus.
Dr. H. M Kemalsyah M. Ag.
3. Format Program Serambi Islami Tahun 2020
Di tahun 2020 sangat berbeda pada tahun-tahun
sebelumnya, tim produksi tidak menghadirkan penonton
atau jama‟ah ke studio. Hal ini dikarenakan pada Maret
2020 Indonesia terdampak pandemic covid-19, yang
117
menyebabkan tidak boleh berkerumun atau berkumpul di
satu tempat. Oleh sebab itu, tim produksi Serambi Islami
mengganti format siaran dengan menghadirkan bintang
tamu sebagai pengganti penonton atau jama‟ah. Bintang
tamu yang dihadirkan dari berbagai kalangan, pada 20
Juni 2020 bintang tamu yang dihadirkan adalah Cholidi
Asadil Alam seorang Aktor.
“Cuma di tahun 2020 kita tidak ada jama‟ah tapi ada
music atau homeband. Biasanya di jama‟ah ada
pertanyaan sekarang kita alihkan ke pemain band nya.
Karna pada bulan mei belum ada pertanyaan dari rumah
jadi paling Cuma ada pertanyaan dari hombe band aja,
dan berdialog sama host juga narasumber.”58
Pungkas Ni
Kadek. Pada tahun 2020 tim produksi membuat inovasi
baru dengan menghadirkan homeband. Karena format
siaran program Serambi Islami ialah talkshow yang mana
berupa perbincangan seorang atau sekelompok tentang
suatu topik tertentu dengan dipandu oleh seorang host.
Maka dirasa perlu adanya timbal balik dari pemirsa, maka
tim produksi mengganti jama‟ah dengan bintang tamu dan
pemain homeband.
Segment pada tahun 2020 bertambah menjadi 8
segment karena durasi acaranya juga bertambah yang
58
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
118
semula 60 menit menjadi 90 menit. Pada 19 Juni 2020
segment 2 sampai segment 7 hanya pemaparan materi
mengenai Hikmah Di Balik Musibah, karena masih dalam
suasana pandemi tema yang diambil sesuai dengan
keadaan pada saat itu. Produser Serambi Islami
menjelaskan bahwa tim produksi menyiapkan tema
sebelum produksi namum terkadang tim produksi juga
bertanya ke narasumber. Begitu juga untuk surat Al-
Qur‟an. “Tema-temanya dari tim produksi dan kadang
nanya ke narasumber juga, kalo untuk suratnya kita
nyarinya sendiri kadang-kadang narasumbernya juga
menentukan. Kalau dia yang nentuin kan enak bawain
materinya jadinya. Kecuali ada event tertentu baru kita
ajuin untuk membawakan tema sesuai dengan event atau
moment tertentu.” Ungkap Ni Kadek Produser Serambi
Islami. Tim produksi dengan Ustad saling bekerja sama
dalam menjalankan siaran.59
Ustad Kol. Sus. Dr. H. M Kemalsyah tidak
menggunakan metode seperti tahun sebelumnya karena
tidak ada jama‟ah di studio. Namun Ustad Kemalsyah
meminta mahfuzul sebagai qari untuk membacakan
potongan ayat sebagai landasan materi. Pada tahun ini
belum ada pertanyaan dari pemirsa di rumah, hanya
59
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
119
pertanyaan dari bintang tamu juga pertanyaan dari host.
Cholidi sebagai bintang tamu menceritakan kehidupannya
dan sering berdialog dengan Ustad Kemalsyah. Segment 8
sebagai segment terakhir ditutup dengan kesimpulan dari
Ustad Kemalsyah juga doa bersama.
4. Format Program Serambi Islami Tahun 2021
Format pada tahun 2021 tidak banyak perubahan dari
tahun 2020, hanya saja pada tahun ini tepatnya pada 25
Agustus 2021 sudah ada penonton atau jama‟ah di studio.
Tim produksi menghadirkan 2 jama‟ah yaitu At-Taubah
dan Majelis Ta‟lim Nurul Khair Jakarta Timur, dan
terdapat inovasi baru yaitu melibatkan pemirsa di rumah
untuk bertanya kepada Ustad. Ni Kadek menjelaskan
bahwa “Pas music ilang baru kita adain pertanyaan dari
rumah. Jadi formatnya berubah setelah band dan juga
tidak ada jama‟ah baru kita adakan pertanyaan dari
pemirsa dirumah. Itu saja formatnya yg diganti” Pungkas
Ni Kadek.60
Prof. Dr. H. Abdul Muti pada segment 2 sampai
segment 4 memaparkan materi, pemaparan materi dari
Prof Abdul Muti berlandaskan Al-Qur‟an, cerita pada
zaman Nabi Saw dan keseharian. Bintang tamu pada
60
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
120
episode ini menghadirkan Dr. H. Jazuli Juwaini LC. Ma
(Anggota Komisi 1 DPR RI), beliau juga memaparkan
materi mengenai kemerdekaan sebagai Aparat Negara.
Tim produksi menghadirkan Dr. Jazuli karena tema pada
episode ini ialah tentang kemerdekaan, melihat pandangan
dari sisi Ustad dan Aparat Negara mengenai
kemerdekaan.
Kemudian di segment 5 sampai segment 7 sesi tanya
jawab, Hilman Fauzi mempersilahkan jama‟ah untuk
bertanya kepada Ustad Abdul Muti. Lalu Hilman Fuzi
membacakan pertanyaan dari pemirsa di rumah melalui
media sosial. Ada 3 penanya yaitu Nurdin di Makasar,
Bayu di Bogor dan Haris di Bandung. Ni kadek
menjelaskan jika pertanyaan dari pemirsa di rumah
melalui video call atau penonton di rumah membuat video
lalu di kirim ke tim produksi Serambi Islami.
“Kebanyakan pertanyaan dari pemirsa dirumah itu yang
kita kenal atau pemirsa juga yg sering ngisi, jadi kita
kasih tema tentang ini nanti kamu ajukan pertanyaan deh,
nanti dia rekam sendiri.” Papar Ni Kadek.61
Prof Abdul Muti dan Dr. Jazuli bergantian dalam
menjawab pertanyaan. Jawaban yang di berikan sesuai
dengan sisi masing-masing. Prof. Abdul Muti menjawab
61
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
121
pertanyaan dengan berlandaskan Al-Qur‟an sera hadist,
jika Dr. Jazuli menjawab pertanyaan dari segi Aparat
Negara sesuai dengan yang terjadi pada keseharian.
Segment 8 ditutup dengan kesimpulan dari Prof Abdul
Muti dan Dr. Jazuli, lalu doa bersama dipimpin oleh Prof.
Abdul Muti.
Segm
ent
13
Desember
2018
7 Februari
2019
20 Juni
2020
25 Agustus
2021
Segm
ent 1
Pembukaan
host
memperken
alkan diri
juga
memperken
alkan Ustad
dan para
jama‟ah di
studio,
kemudian
host
menyebutka
n tema dan
mempersila
hkan
Mahfuzul
khuluqi
sebagai qari
untuk
membacaka
n ayat suci
Al-Qur‟an
yaitu surat
Al-
Pembukaan
host
menyapa
pemirsa di
rumah, lalu
memperken
alkan para
jama‟ah
yang hadir
di studio
dan
mempersila
hkan
Mahfuzul
Khuluqi
sebagai qari
untuk
membacaka
n potingan
ayat dari
surat An-
Nisaa.
Pembukaan
host
menyapa
pemirsa
yang berada
di rumah,
lalu
memperken
alkan diri
juga
menyebutka
n tema pada
episode
tersebut.
Kemudian
memperken
alkan
narasumber
yaitu Kol.
Sus. Dr. H.
M.
Kemalsyah
M.Ag dan
memperkan
alkan
Pembukaan
host
menyapa
pemira
dirumah,
Hilman
Fauzi
memperken
alkan diri
sebagai host
dan
membacaka
n tema.
Kemudian
memperken
alkan
narasumber
yaitu Pro.
Dr. Abdul
Muti dan
memperken
alkan
bintang
tamu yaitu
Dr. H.
122
Ankabuut
ayat 63-64.
bintang
tamu yaitu
Cholidi
Asadil
Alam. Lalu
Host
mempersila
hkan
Mahfuzul
Khuluqi
sebagai qari
untuk
membacaka
n surat yang
berkaitan
dengan
tema yaitu
surat Al-
Baqarah
ayat 155-
157.
Hafiz Salim
kemudian
langsung
mempersila
hkan Ustad
Kemalsyah
untuk
memaparka
n materi
mengenai
tema dan
kaitannya
dengan
surat yang
dibacakan
qari. Ustad
Kemalsyah
Jazuli
Juwaini LC.
Ma. Lalu
mepersilahk
an Deden
Zainunnajib
sebagai qari
untuk
membacaka
n surat Al-
Imran ayat
103 dan
Surat
Ibrahamin
ayat 7.
123
pun
langsung
memaparka
n materi-
materi.
Segm
ent 2
Ustad mulai
memaparka
n materi
mengenai
tema
dengan
berlandasar
kan Al-
Qur‟an serta
hadist.
Kemudian
Ustad
meminta
salah satu
jama‟ah
untuk
membacaka
n surat Ar-
Rad ayat 2
Raka
Khusnul
membacaka
n arti dari
surat An-
Nisaa ayat
17 dan 18.
Lalu host
memperken
alkan Ustad
Kemalsyah
sebagai
narasumber.
Kemudian
Ustad
Kemalsyah
mulai
memaparka
n materi
yang
berkaitan
dengan
tema.
Ustad
Kemalsyah
melanjutkan
pemaparan
materi.
Kemudian
host
menanyaka
n kepada
bintang
tamu apa
dampak
yang
dirasakan
saat covid-
19. Cholidi
pun
meceritakan
dampak-
dampak
yang
dirasakan
saat adanya
pandemic
covid-19.
Hilman
Fauzi
mempersila
hkan Dr.
Jazuli
memaparka
n materi
mengenai
arti
kemerdekaa
n bagi
negara dan
kemerdekaa
n dalam
agama
Segm
ent 3
Ustad
melanjutkan
menjelaskan
isi
kandungan
surat Ar-
Rad ayat 2.
Kemudian
Ustad
Kemalsyah
meminta
salah satu
santri yang
menjadi
jama‟ah
membacaka
Host
menanyaka
n sikap kita
dalam
menyikapi
adanya
sebuah
musibah.
Host
bergantian
meminta
Prof. Abdul
Muti untuk
memaparka
n materi
mengenai
124
memaparka
n materi-
materi lain
sesuai
dengan
tema
n surat Al-
Maidah ayat
39 berkaitan
dengan
taubat. Lalu
Ustad
menjelaskan
isi dari surat
Al-Maidah
ayat 39.
Untuk
menambah
penjelasan
mengenai
taubat Ustad
Kemalsyah
meminta
salah satu
santri lagi
untuk
membacaka
n surat
Huud ayat
3.
Kemudian
Ustad
Kemalsyah
melanjutkan
menjelaskan
isi
kandungan
dari surat
Huud ayat
3.
Kemudian
Uastad
Kemalsyah
menjelaskan
dengan jelas
bagaiman
kita
menyikapin
ya. Lalu
Hafiz Salim
menanyaka
n kembali
pada
bintang
tamu
kegiatan apa
saja yang
dilakukan
selama
pandemic
covid-19.
Cholidi
menceritaka
n kegiatan-
kegiatan apa
saja yang
dilakukan
selama
pandemic
ini.
kemerdekaa
n. Prof.
Abdul Muti
menjelaskan
3 hal
mengenai
kemerdekaa
n. Pertama,
manusia
lahir ke
muka bumi
sebagai
makhluk
yang
merdeka
tidak boleh
diperhamba
oleh
manusia
lainnya,
hanya boleh
menghamba
kepada
Allah SWT.
Kedua
dalam
pembukaan
juga ditulis
bahwa
kemerdekaa
n atas
berkat
rahmat
Allah Yang
Maha
Kuasa.
125
Segm
ent 4
Salah satu
jama‟ah
kembali
membacaka
n surat Al-
Mu‟minuun
ayat 114.
Lalu ada
pembacaan
Hadis
riwayat
Bukhori
mengenai
hidup di
dunia ini
singkat dan
harus jadi
orang asing.
Kemudian
Host
mempersila
hkan
jama‟ah
bertanya
pada Ustad.
Ada 3
jama‟ah
yang
bertanya,
yaitu dari
Kemhan
Bapak
Amirullah,
majelis
ta‟lim
Khairu
Ummah Ibu
Tini,
Raka
Khsunul
mempersila
hkan
jama‟ah di
studio untuk
bertanya
kepada
Ustad
Kemalsyah.
Ada ibu
Sakinah
yang
bertanya
dari Majelis
Ta‟lim
Baitu
Rahim
mengenai
cara taubat.
Kemudian
Ustad
Kemalsyah
menjawab
dengan
landasan
surat At-
Tahrim ayat
8 mengenai
taubat
nasuha.
Ustad juga
meminta
salah satu
ibu-ibu dari
maelis
ta‟lim untuk
membaca
Di segment
4 ini host
menanyaka
n kepada
Ustad apa
pelajaran
yang ingin
dikasih oleh
Allah
kepada
umatnya
dengan
adanya
pandemic
covid-19.
Ustad
Kemalsyah
memaparka
n bahwa
orang-orang
yang cerdas
(berbicara
akherat)
yang
mempunyai
keikhlasan
akan bisa
mendapatka
n pelajaran
atau
hikmahnya.
Lalu
bintang
tamu juga
memberikan
pemaparan
mengenai
musibah
Prof. Abdul
Muti
melanjutkan
pemaparann
ya kembali,
hal yang
ketiga
adalah
diantara
tujuan
kemerdekaa
n ialah agar
kita menjadi
bangsa yang
merdeka,
bersatu,
berdaulat
adil dan
Makmur.
126
Mahasiswa
UIN Syarif
Hidayatulla
h Jakarta
Sepriboy
Saputra.
surat An-
Nasr ayat 1-
3, sebagai
landasan
untuk
menjawab
pertanyaan
mengenai
alat-alat
atau cara
bertaubat.
pandemic
covid-19
dan
menceritaka
n kembali
kesehariann
ya.
Segm
ent 5
Ustad
Kemalsyah
menjawab
pertanyaan
dari setiap
jama‟ah
yang
bertanya.
Jawaban
yang
diberikan
berlandaska
n ayat suci
Al-Qur‟an,
salah
satunya
surat Asy
Syu‟araa
ayat 88-89.
Ustad
Kemalsyah
masih
menjelaskan
alat atau
cara
bertaubat.
Sebagian
caranya
ialah
dengan
shalat,
istighfar dan
berzikir.
Lalu Raka
Khsunul
mempersila
hkan
kembali
yang ingin
bertanya.
Mahfuzul
sebagai qari
bertanya
kepada
Ustad
mengenai
Hafiz Salim
menanyaka
n kepada
Cholidi
tentang apa
yang diraih
dari berbagi
ke sesame
manusia di
kondisi
covid-19.
Lalu
Cholidi
menjawab
bahwa
banyak
sekali yang
didapat dari
kegiatan
berbaginya,
ada banyak
kerjaan-
kerjaan
yang datang
setelah
kehilangan
beberapa
Host
menanykan
kembali
pada Dr.
Jazuli. Lalu
Dr. Jazuli
memaparka
n kembali
bahwa harus
tetap
menjaga
nilai-nilai
syukur
kepada
Allah SWT.
Cara
mensyukuri
nya dengan
aturan
Dasar-Dasar
Negara dan
konstitusi
yang di
dalamnya
terdapat
kebebasan
dalam
127
dosa yang
terus
diulangi dan
bertaubat
lagi, apakah
seperi itu
dibolehkan
atau tidak.
Ustad
Kemalsyah
menjawab
dengan
tegas bahwa
sebaiknya
habis
melakukan
taubat
jangan
mengulangi
kesalahan
atau dosa
lagi.
Kemudian
Ustad
meminta
qari untuk
membaca
dalil
mengenai
sarana-
sarana
bertaubat
dengan
membacaka
n surat Al-
Ankabuut
ayat 45.
Lalu Ustad
kerjaan
sebelumnya.
Ustad
Kemalsyah
memaparka
n kembali
musibah-
musibah
lain yang
datang
akibat
adanya
musibah
pandemic
covid-19,
diantaranya
ekonomi,
pendidikan,
pekerjaan,
bahkan
rumah
tangga bisa
goyah.
beribadah
sesuai
dengan
keyakinann
ya dan
saling
toleransi
128
menjelaskan
isi
kandungan
dari surat
Al-
Ankabuut
ayat 45.
Segm
ent 6
Ditutup
dengan
kesimpulan
dari Ustad
Kol. Sus Dr.
H. M
Kemalsyah
M. Ag,
kemudian
do‟a
bersama.
Ustad
Kemalsyah
meminta
salah satu
santri untuk
membacaka
n surat Al-
Anfal ayat
33
mengenai
tidak akan
diturunkan
bencana
dengan
banyak
beristighfar.
Lalu
dilanjutkan
dengan qari
membaca
surat Nuh
ayat 10-11
mengenai
kekuatan
beristighfar.
Ditutup
dengan
kesimpulan
dari Ustad
Kol. Sus.
Dr. H. M.
Hafiz Salim
menanyaka
n pada
Ustad
tentang
orang-orang
yang bisa
menangkap
pandemic
secara
positif dan
negative.
Lalu Ustad
Kemalsyah
menjawab
bahwa
orang yang
bisa berfikir
positif ialah
orang yang
selalu
mengakkan
solat, sabar,
ingat
kepada
Allah SWT
dan empati
terhadap
sesama.
Ustad
Kemalsyah
Prof. Dr.
Abdul Muti
memaparka
n bahwa
bersyukur
menurut
beliau ada 4
hal, Pertama
menyadari
bahwa
kesuksesan
kita bukan
dari kita
sendiri
melainkan
ada pihak
lain yaitu
Allah SWT
dan sesama
umat
manusia.
Kedua
sering
mengucap
syukur,
serta
diiringi
dengan
perbuatan.
129
Kemalsyah
M.Ag
mengenai
Hakekat
Taubat
meminta
Mahfuzul
Khuluqi
untuk
membaca
surat Al-
A‟raf ayat
146-147.
Dan Cholidi
membacaka
n arti dari
ayat
tersebut.
Ayat
tersebut
menjelaskan
ciri-ciri
orang
sombong
yang tidak
akan bisa
mendapatka
n hikmah
dibalik
musibah.
Segm
ent 7
- - Cholidi
menceritaka
n kembali
kesehariann
ya pada saat
ini, dan
memberikan
motivasi
sebagai
dosen
kepada anak
muda
mengenai
Prof. Abdul
Muti
melanjutkan
kembali
pemaparann
ya.
Ketiga
mengikuti
perintah
Allah SWT
sebagai
bukti bahwa
kita
130
media
social. Lalu
kembali ke
Ustad
Kemalsyah
memaparka
n hikmah
dan
pelajaran
yang
didapat dari
adanya
musibah ini.
Kemudian
Ustad
meminta
qari untuk
membacaka
n surat Nuh
ayat 10-12
mengenai
kekuatan
beristighfar.
bersyukur.
Keempat
memanfaatk
an anugerah
Allah
dengan
perbuatan
yang baik.
Persatuan
bisa rusak
karena tidak
suka
terhadap
orang lain,
rasa egois
yang tinggi
ingin
menang
sendiri,
merusak
tatanan atau
peraturan
yang sudah
ada.
Manusia
sehebat
apapun
tidak bisa
melakukan
segala hal
seorang diri,
pasti ada
bantuan dari
sesama
manusia,
maka perlu
adanya
gotong
131
royong
antar
manusia.
Segm
ent 8
- - Cholidi
menjelaskan
kiat-kiat
yang bisa
dilakukan
anak muda
dalam
menghadapi
pandemic
covid-19.
Dan ditutup
dengan
kesimpulan
dari Kol.
Sus. Dr. H.
M.
Kemalsyah
M.Ag
mengenai
hikmah di
balik
musibah.
Pada
segment 8
ditutup
dengan
kesimpulan
masing-
masing dari
Prof. Abdul
Muti dan
Dr. Jazuli
Juwaini
mengenai
mensyukuri
kemerdekaa
n dengan
menjaga
persatuan.
Tabel 4. 3 Modifikasi Pada Format
D. Modifikasi Terhadap Pemirsa Program Serambi Islami
1. Pemirsa Tahun 2018
Tepatnya pada tanggal 13 Desember 2018 terdapat 4
Jama‟ah atau pemirsa di studio Serambi Islami, yaitu
Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih, Majelis Ta‟lim
Nurul Hikmah, Mahasiswa Universitas Islam Negeri
132
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Pondok Pesantren Papan
Raudhatul Jannah Bekasi. Pada tahun 2018 ini beberapa
jama‟ah bergantian membacakan potongan ayat suci Al-
Qur‟an yang berkaitan dengan tema atau materi pada
episode tersebut. Surat pertama Ar-Rad ayat 2 dibacakan
oleh Ulil Amri Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Jakarta, surat ke-dua Al-Mu‟Minuun ayat 114 dibacakan
oleh Sri Nuryati Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih,
surat ke-tiga As-Syu‟araa ayat 88-89 dibacakan oleh Jihad
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, surat ke-
empat Faatir ayat 5 dibacakan oleh Ahmad Wahyudi Santi
Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi.
Gambar 4. 1 Majelis Ta‟lim Khairu Ummah Jati Asih
133
Gambar 4. 2 Majelis Ta‟lim Nurul Hikmah
Gambar 4. 3 Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi
Gambar 4. 4 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Pemirsa Tahun 2019
Pada tanggal 7 Februari 2019 terdapat 2 jama‟ah atau
pemirsa di studio Serambi Islami, yaitu Majelis Ta‟lim
Baitul Rahim Jayanti Tangerang dan Pondok Pesantren
Papan Raudhatul Jannah Bekasi. Di tahun 2019 sama
seperti pada tahun 2018 dimana beberapa jama‟ah di
134
studio bergantian membacakan ayat suci Al-Qur‟an yang
masih berkaitan dengan tema atau materi maupun
pemaparan jawaban dari ustad. Namun di tahun 2019 ini
hanya ada 2 jama‟ah yang hadir di studio, berbeda dengan
tahun 2018 yaitu terdapat 4 jama‟ah di studio. Pada surat
pertama Al-Anfaal ayat 33 dibacakan oleh Mery Santri
Pondok Pesantren Papan Rudhatul Jannah Bekasi, surat
ke-dua Al-Maidah ayat 39 dibacakan oleh Surya Santri
Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi, surat
ke-tiga Huud ayat 3 dibacakan oleh Ahmad Wahyudi
Santri Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi,
dan surat ke-4 An-Nasr ayat 1-3 dibacakan oleh Ika
Majelis Ta‟lim Baitul Rahim Jayanti Tangerang.
Gambar 4. 5 Majelis Ta‟lim Baitul Rahim Jayanti Tangerang
135
Gambar 4. 6 Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi
3. Pemirsa Tahun 2020
Pada tahun 2020, tepatnya pada tanggal 20 juni 2020
tidak ada jama‟ah di studio karena pada tahun 2020 virus
covid-19 sudah masuk ke Indonesia, semua kegiatan
masyarakat di batasi serta tidak boleh berkerumun di satu
tempat, maka siaran Serambi Islamui tidak mendatangkan
jama‟ah ke studio. Karena tidak ada nya jama‟ah maka
tim produksi mendatangkan bintang tamu sebagai
pengganti jama‟ah.
136
Gambar 4. 7 Bintang Tamu Cholidi Asadil Alam
4. Pemirsa Tahun 2021
Pada tanggal 25 Agustus 2021 sudah ada jama‟ah di
studio karena pada tahun 2021 sudah diperbolehkan
melakukan kegiatan dengan maksimum 50% kapasitas tempat
dengan mematuhi protokol kesehatan ketat. Maka program
Serambi Islami mendatangkan kembali jama‟ah di studio
namun, tidak banyak seperti sebelum adanya pandemic dan
tetap mematuhi protokol kesehatan. Terdapat 2 jama‟ah di
studio yaitu, Majelis Ta‟lim At-Taubah dan Majelis Ta‟lim
Nurul Khair Jakarta Timur. Pada tahun 2021 Serambi Islami
mulai melibatkan pemirsa di rumah untuk bertanya kepada
Ustad atau Ustadzah. Pertanyaan nya melalui media sosial
WhatsApp atau pemirsa di rumah mengirim video pada tim
produksi. Di tahun 2021 jama‟ah di studio tidak bergantian
membaca ayat suci Al-Qur‟an hanya bertanya saja kepada
Ustad atau Ustadzah.
Gambar 4. 8 Majelis Ta‟lim At-Taubah dan Nurul Khoir
137
Beberapa jama‟ah yang hadir di studio berasal dari
semua kalangan, tidak hanya majelis ta‟lim ibu-ibu saja.
Ni Kadek produser Serambi Islami memaparkan bahwa
jama‟ah atau penonton yang datang ke studio tidak
pandang bulu, mulai dari siswa-siswi Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, majelis ta‟lim ibu-ibu
dan bapak-bapak, Kementerian Pertahanan RI, santri
pondok pesantren dan lain sebagainya. “Cuma baru-baru
ini memang agak susah untuk mengundang mahasiswa
dan siswa karena waktunya yang nggak bisa ngumpulin
anak-anak.” Ungkap Ni Kadek.62
Pada tahun 2020, sejak pandemi Covid-19 tidak
ada lagi jama‟ah atau penonton yang datang ke studio
Serambi Islami maka tim produksi mempunyai ide baru
untuk melibatkan pemirsa Serambi Islami yang berada di
rumah. Tim produksi merasa perlu melibatkan pemirsa
setia Serambi Islami karena adanya pertanyaan dari
pemirsa di rumah yang tidak dapat disampikan, selain
tidak dapat disampaikan juga tidak ada media untuk
menyalurkan pertanyaan-pertanyaan dari pemirsa yang
berada di rumah. “Kenapa kita nggak adain pertanyaan
dari pemirsa dirumah karena menyangkut dana dan waktu,
kita nggak bisa. Kalau kita shooting kan mengeluarkan
62
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
138
dana kan nah kita nggak ada dananya. Kalau sekarang ini
kan kita pakai hand phone saja sama pemirsa dirumah,
cuma melalaui video call atau dia nya bikin video sendiri
terus dikirim ke kita.” Pungkas Ni Kadek produser
Serambi Islami. Beliau juga menjelaskan bahwa
kebanyakan pertanyaan dari pemirsa dirumah penonton
setia Serambi atau yang tim produksi kenal serta yang
sering menjadi jama‟ah di studio. Kemudian tim produksi
memberikan tema yang akan ditayangkan lalu pemirsa di
rumah mengajukan pertanyaan dengan merekam sendiri
melalui handphone atau memberikan pertanyaan melalui
WhatsApp kemudian di kirim ke tim produksi Serambi
Islami.63
E. Beberapa Komentar Pemirsa Serambi Islami di
Youtube Chanel TVRI Nasional
63
Hasil wawancara langsung dengan Ni Kadek, produser Serambi
Islami pada 09 September 2021
139
Gambar 4. 9 Komentar 13 Desember 2018 Youtube TVRI
Gambar 4. 10 7 Februari 2019 Gambar 4. 11 20 Juni 2020
Tanggal Nama Komentar
13
Desember
2018
Arum
Lukitaningsih
Jazakallah khayran uztad
kemalsyah
Sriyadi Adi Ustdaz Kemalsyah cocok
untuk pemimpin negeri ini,
latar belakang beliau dari
TNI, beliau juga seorang
ustadz, mudah-mudahan
beliau diberi kekuatan serta
140
kesehatan lahir batin,
semoga menjadi pemipin
rakyat sekaligus pemimpin
umat.
Kake Jecky Menurut saya, jika didengar
dari ilmu Islam yang Bapak
bicarakan, Bapak sudah
layak oakai jubah dan
sirban, karena saya takut
jika dalam suasana agama,
ada orang pakai atribut
tentara, maaf yah pak
jangan marah, sabar dibulan
Ramadhan yang mulia ini.
Assalamualakum, wr.wb
Meylin Zega Selamat malam apapun
yang ustad Kemal gunakan
tidak menjadi masalah jika
menurut saya, mau pakai
baju tentara yang oenting
suaranya dalam
penyampaian agama itu
baik dan sopan. Daripada
pakai jubah tapi
penyampaiannya ga baik,
141
apa adanya ajalah Pak
ustadz jangan di dengerin
netizen dech… Pak.. aku
selalu dengerin ceramahnya
ustadz Kemal enak di
dengar deh
Alsha Madraj Mantab adem ngga ngegas
Kake Jecky Kami mau bertanya kepada
ustadz Kemal dah : kenapa
bapak selalu pakai pakaian
lireng tentara, mohon
keterangannya ?
7 Februari
2019
Gusti Raudah Hakekat Taubat
Serambi Islami
TVRI
20 Juni
2020
Ema Sari MasyaAllah Alhamdulillah
ngecas banget
Yati yati Masya‟Allah
Tabel 4. 4 Komentar Netizen di Youtube TVRI
142
BAB V
PEMBAHASAN
A. Perubahan TVRI Dan Program Siaran Serambi Islami
Terdapat beberapa jurnal mengenai Televisi Republik
Indonesia (TVRI), namun permasalahan yang dibahas
berbeda. Bab V ini memaparkan perbedaan dari jurnal-
jurnal yang meneliti TVRI. Berikut beberapa jurnal :
1) Strategi Pemrograman Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Penelitian ini membahas mengenai Konstruksi sosial
Media Massa yang memfokuskan masalah pada penetapan
modifikasi program siar, serta hanya fokus pada satu
program yaitu Serambi Islami. Permasalahan pada
penelitian ini ialah modifikasi yang dilakukan pada
program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya
pandemic Covid-19. Penelitian ini focus pada adanya
perubahan program Serambi Islami maka peniliti tertarik
untuk meneliti program tersebut. Selain itu, program
Serambi Islami adalah program unggulan dari TVRI yang
tayang pada waktu prime time.
Sedangkan Haulah Citra Kusuma Wardhani
membahas mengenai strategi pemrograman untuk
143
menarik perhatian para audience-nya.64
Strategi
manajemen pemrograman Lembaga Penyiaran Publik
TVRI untuk memenuhi fungsinya sebagai televisi publik
di Indonesia terlihat dari tahapan eksekusi programnya,
yaitu pada jam prime time saat televisi lain menayangkan
program unggulan seperti sinetron yang mayoritas
ditonton oleh perempuan, maka TVRI mencari celah
dengan membuat program yang mengusung tema-tema
sosial, budaya dan politik yang ditujukan untuk laki-laki.
TVRI mengadaptasi program yang sudah popular di
televisi nasional lain. Misalnya saja program religi Jalan-
Jalan Islami pada pagi hari setelah subuh. Pada jam-jam
tersebut, mayoritas televisi swasta nasional menayangkan
program acara dengan tema yang sama. Serta TVRI tetap
mempertahankan program-program yang kuat dan
ratingnya tergolong stabil. Sehingga strategi
pemrograman yang terlihat dari tahap eksekusi program,
yang menguatkan eksistensi lembaga penyiaran publik
TVRI khususnya dalam memenuhi fungsinya sebagai
televisi public di tengah persaingan dengan televisi swasta
yang semakin menjamur di Indonesia.65
Hasil penelitian
Haulah Citra dapat disimpulkan intisarinya yaitu Strategi
pemrograman yang dilakukan TVRI ialah dari tahapan
64
Jurnal, Haulah Citra Kusuma Wardhani, Strategi Pemrograman
Lembaga Penyiaran Publik TVRI, hal.2 65
Jurnal, Haulah Citra Kusuma Wardhani, Strategi Pemrograman
Lembaga Penyiaran Publik TVRI, hal.10
144
eksekusi programnya, yaitu pada jam prime time untuk
mencapai jangkauan pemirsa sebesar mungkin dengan
target audience yang spesifik. Sebagai TV Publik TVRI
harus mempunyau strategi pemrograman agar tidak kalah
saing dengan televisi swasta lainnya.
2) Analisis TV Publik : Analisi Isi Berita TVRI
Penelitian ini membahas mengenai Konstruksi Sosial
Media Massa yang memfokuskan masalah pada penetapan
modifikasi program siar, serta hanya fokus pada satu
program yaitu Serambi Islami. Permasalahan pada
penelitian ini ialah modifikasi yang dilakukan pada
program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya
pandemic Covid-19. Di dalam penelitian ini juga
membahas mengenai kenetralan program Serambi Islami
dalam mengundang narasumber atau Ustad, jama‟ah di
studio dan pesan-pesan dakwah yang disampaikan. Ustad
yang di hadirkan pada program Serambi Islami dari semua
kalangan yaitu, Muhammadiyah, Nadhatul Ulama,
Majelis Ulama Indonesia dan lain-lain Namun, peneliti
tidak menemukan keberpihakan terhadap satu pihak
karena tim produksi tidak pandang bulu dalam
mengundang narasumber atau Ustad. Begitu juga pada
pesan dakwah yang disampaikan oleh Ustad.
145
Sedangkan hasil temuan A. Darmanto ialah membahas
mengenai kenetralan TVRI dalam memberitakan suatu
berita sebagai TV Publik, khususnya pada jurnal ini
membahas kampanye pemilu legislatif 2004. Dalam jurnal
nya Darmanto memaparkan prinsip Lembaga Penyiaran
Publik (LPP) ialah bersifat independent, netral, tidak
komersil, dan berfungsi memberikan layanan untuk
kepentingan masyarakat.66
Dari prinsip-prinsip TV
Publik, Darmanto ingin mengetahui apakah TVRI sudah
benar dalam menjalani tugasnya sebagai TV Publik. Di
lihat dari frekuensi penyiaran dan penggunaan sound up
dalam memberitakan kegiatan kampanye Partai Politik
pada pemilu Legislatif, dan cakupan wilayah liputan
TVRI dilihat dari pilihan lokasi kampanye Partai Politik
yang disiarkan dalam Berita Nasional.67
Dari hasil
pengamatannya Darmanto menilai bahwa selama masa
kampanye TVRI tidak Netral dalam memberitakan
kegiatan kampanye Partai Politik pada pemilu 2004.
Dikarenakan TVRI cenderung memihak pada partai-partai
besar terutama yang sedang berkuasa yaitu PDIP. Hal ini
bertentangan dengan prinsip-prinsip TV Publik.
Kemudian lokasi kampanye yang di beritakan TVRI lebih
terfokus di Jakarta dan Jawa pada umumnya. Hal ini juga
66
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, A. Darmanto, Analisis TV
Publik : Analisis Isi Berita TVRI, (Volume 8, Nomor 1, 2004) , hal. 93 67
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, A. Darmanto, Analisis TV
Publik : Analisis Isi Berita TVRI, (Volume 8, Nomor 1, 2004) , hal. 95
146
belum sepenuhnya menjalani prinsio sebagai TV Publik
yang mampu meliput seluruh wilayah NKRI secara adil.
Terakhir dalam pengamatannya Darmanto melihat dalam
menentukan narasumber untuk sound up, TVRI lebih
mengedepankan aspek proksimitas dan prominensi untuk
memenuhi kebutuhan psikologis masyarakat. Seharusnya
TVRI menggunakan standar nilai berita yang lebih
menekankan aspek sosial prakmatiknya.68
Darmanto
menyimpulkan bahwa dari segi berita saja TVRI masih
menghadapi permasalahan, sehingga menghambat proses
reposisi menjadi TV Publik. A. Darmanto memfokuskan
permasalahan pada isi berita kegiatan kampanye yang
berkaitan pada prinsip-prinsip TV Publik yang seharusnya
di implementasikan oleh TVRI dalam menyiarkan berita
3) Analisis Youtube TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah
Penonton
Penelitian ini membahas mengenai Konstruksi Sosial
Media Massa yang memfokuskan masalah pada penetapan
modifikasi program siar, serta hanya fokus pada satu
program yaitu Serambi Islami. Permasalahan pada
penelitian ini ialah modifikasi yang dilakukan pada
program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya
pandemic Covid-19. Peneliti tidak terfokus pada sosial
68
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, A. Darmanto, Analisis TV
Publik : Analisis Isi Berita TVRI, (Volume 8, Nomor 1, 2004) , hal. 106
147
media TVRI, namun tetap membahas media sosial yang
dimiliki TVRI khususnya melihat tayangan program
Serambi Islami yang di upload ke Youtube untuk melihat
penonton Serambi Islami di social media Youtube.
Sedangkan Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry
Susanto, dan Sisca Aulia membahas mengenai analisis
youtube TVRI dalam meningkatkan jumlah penonton.
Sebagai televisi pertama dan satu-satunya milik Negara,
TVRI harus bisa menjangkau semua kalangan dan
mengikuti perkembangan zaman agar tidak kehilangan
penonton dan tertinggal dengan tv swasta lainnya. Salah
satu cara dengan membuat media sosial.69
Kemunculan
media sosial menjadi ancaman bagi media konvensional,
akibatnya masyarakat lebih suka menggunakan media
sosial daripada media konvensional. Maka dari itu, TVRI
berupaya memanfaatkan media sosial dengan cara
membuat chanel Youtube yang berisi hiburan, edukasi,
informasi dan siaran digital.70
Selain itu, TVRI juga
membuat media sosial lainnya seperti Facebook,
Instagram, dan Twitter. Melihat dari segi konten, TVRI
69
Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara,
Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry Susanto, Sisca Aulia, Analisi Youtube
TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah Penonton, (Volume 3, Nomor 1, 2019),
hal.120 70
Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara,
Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry Susanto, Sisca Aulia, Analisi Youtube
TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah Penonton, (Volume 3, Nomor 1, 2019),
hal.121
148
memiliki konten yang bagus dan juga memiliki konten-
konten kebudayaan Indonesia yang tidak dimiliki oleh
akun Youtube milik stasiun televisi lain. sehingga strategi
ini bisa dijadikan untuk menghadapi persaingan dan
menjadi pembeda dengan akun Youtube milik statsiun
televisi lain. dilihat dari grafik perkembangan Youtube
TVRI menunjukkan kenaikan yang signifikan terhadap
jumlah view dan subscriber. Artinya makin banyak orang
yang tertarik dengan akun Youtube TVRI dan jumlah
penonton juga meningkat. Ada baiknya TVRI terus
mempertahankan strategi tersebut agar tetap bisa bersaing
dengan stasiun televisi swasta dan juga mendapatkan
peningkatan jumlah penonton. TVRI juga harus bisa
melakukan terobasan-terobosan baru di industry televisi
agar bisa selangkah lebih maju.71
Hasil penelitian Gilang
Putra Ramadhan dan teman-temannya dapat disimpulkan
intisarinya yaitu Youtube TVRI berupaya meningkatkan
jumlah penonton dengan menampilkan tayangan-tayangan
unggulan seperti drama korea Oshin, pertandingan bulu
tangkis dalam dan luar negeri serta adanya konten-konten
tentang kebudayaan Indonesia di dalamnya.
71
Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara,
Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry Susanto, Sisca Aulia, Analisi Youtube
TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah Penonton, (Volume 3, Nomor 1, 2019),
hal.126
149
4) Penerapan Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional
Jakarta
Penelitian ini membahas mengenai Konstruksi Sosial
Media Massa yang memfokuskan masalah pada penetapan
modifikasi program siar, serta hanya fokus pada satu
program yaitu Serambi Islami. Permasalahan pada
penelitian ini ialah modifikasi yang dilakukan pada
program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya
pandemic Covid-19. Peneliti tidak fokus terhadap
konvergensi media di TVRI, hanya saja melihat beberapa
tayangan program Serambi Islami yang sudah ada di
Youtube TVRI untuk menambah data-data penelitian.
Sedangkan Aprilina Dwi Astuti membahas mengenai
Penerapan Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional
Jakarta. Jika selama ini distribusi siaran televisi di LPP
TVRI Nasional hanya dilakukan melalui jalur terestrial
dan satelit, maka di era penyiaran digital jalur internet
memegang peranan yang penting dalam mendistribusikan
konten siaran televisi melalui bentuk live streaming di
internet. Hal ini bertujuan untuk melakukan analisis
penerapan konvergensi media di TVRI Nasional meliputi
regulasi yang diterapkan untuk pengelolaan konvergensi
media, bentuk penerapan konvergensi media, evaluasi
150
yang dilakukan dalam penerapan konvergensi media.72
Dalam industri media, konvergensi media merupakan
sesuatu hal yang tidak dapat dihindari. Dengan
konvergensi media akan membantu industri media dalam
perluasan penyebaran informasi. Peranan teknologi dalam
proses penyampaian informasi terjadi ketika hasil
teknologi membantu mengubah pola komunikasi yang
dibatasi oleh ruang dan waktu menjadi pola komunikasi
informasi tanpa batas. Sehingga hadirnya media baru
(new media) memberi alternatif masyarakat dalam
mencari dan memanfaatkan sumber- sumber informasi
untuk memenuhi kebutuhannya. Media massa
konvensional (televisi, radio, dan cetak) dituntut untuk
melakukan integrasi dengan media baru agar mampu
memenuhi harapan baru bagi pelanggan setianya, baik
pembaca online, cetak, maupun pemirsa televisi.73
Belum
ada peraturan yang tegas sebagai dasar penerapan
konvergensi media di LPP TVRI Nasional Jakarta.
Peraturan yang mendasari penerapan konvergensi media
tertuang pada misi kedua Penetapan Kebijakan LPP TVRI
2011-2016, bahwa TVRI akan menyelenggarakan layanan
72
Jurnal Ilmiah Teknik Studio, Aprilina Dwi Astuti, Penerapan
Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional Jakarta, (Volume 4, Nomor 2,
2018), hal.74 73
Jurnal Ilmiah Teknik Studio, Aprilina Dwi Astuti, Penerapan
Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional Jakarta, (Volume 4, Nomor 2,
2018), hal.75
151
siaran multiplatform yang berkualitas dan berdaya saing.
Selain itu pada Sasaran Strategis disebutkan bahwa untuk
meningkatkan kualitas dan akses layanan siaran TVRI,
maka TVRI akan membuka akses siaran TVRI dari
berbagai daerah di wilayah Indonesia dan internasional
melalui transmisi multiplatform, terrestrial, satelit, kabel,
dan internet. Penerapan Konvergensi Media di LPP TVRI
Nasional diwujudkan dengan menggunakan siaran
berbasis multiplatform transmisi dilakukan melalui jalur
terrestrial, satelit, kabel dan internet.74
Aprilina Dwi
Astuti memfokuskan masalah pada Penerapan
Konvergensi Media di TVRI. Penerapan konvergensi
media pada TVRI dengan live streaming ditransmisikan
melalui website www.tvri.co.id/live, OTT (Over The Top)
TVRI Klik dan VOD pada menu catchup.
B. Perubahan Pesan Dakwah Program Siaran Serambi
Islami
1) Pesan-Pesan Dakwah Dalam Bahasa Tutur
Penelitian ini membahas mengenai modifikasi pesan
dakwah yang disampaikan Ustad dalam program Serambi
Islami. Dalam penelitian ini peneliti mengamati bahwa
pesan dakwah yang disampaikan oleh Ustad dari tahun
74
Jurnal Ilmiah Teknik Studio, Aprilina Dwi Astuti, Penerapan
Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional Jakarta, (Volume 4, Nomor 2,
2018), hal.87
152
2018-2021 tidak banyak mengalami perubahan atau
modifikasi, karena dakwah yang digunakan ialah dengan
cara monolog kepada mad‟u atau jama‟ah di studio dan
pesan-pesan dakwah yang disampaikan menggunakan
bahasa yang mudah di mengerti dan menggunakan cerita-
cerita yang dekat dengan jama‟ah atau masyarakat.
Sedangkan Hikmat membahas mengenai pembicaraan
dengan bahasa tutur dari seorang Da‟i kepada Mad‟u
dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya harus
dengan bahasa yang baik. Fungsi Bahasa tutur sangat erat
kaitannya dengan pendekatan dengan dakwah islam.75
Pembahasan Bahasa tutur pada dasarnya mempersoalkan
Bahasa yang seharusnya dipakai atau dipergunakan harus
dengan baik. Apalagi jika menggunakan pendekatan
Islam, perkataan atau Bahasa yang digunakan oleh
seorang Da‟i jauh harus lebih baik dan lebih bermakna
karena akan dijadikan tuntunan bagi Mad‟unya.76
Dalam
komunikasi dua arah atau dialog maka komunikan juga
sebagai komunikator karena pada saat sekarang ini
masyarakat memiliki kemampuan untuk memberikan
tanggapan terutama dalam bentuk kritik kepada siapapun
komunikatornya, termasuk seorang da‟i. Maka hal inilah
75
Jurnal Ilmu Dakwah, Hikmat, Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa
Tutur, (Volume 5, Nomor 11, 2017), hal.264 76
Jurnal Ilmu Dakwah, Hikmat, Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa
Tutur, (Volume 5, Nomor 11, 2017), hal.266
153
yang harus diperhatikan oleh insan dakwah terutama
dalam bertutur kata bahkan dalam bersikap dan
bertingkah laku ketika sedang berhadapan dengan mad‟u
ataupun pasca kegiatan itu selesai.77
Pesan-pesan dakwah
oleh seorang da‟i menggunakan bahasa lisan dilakukan
dalam konstrusi Bahasa tutur kepada mad‟unya. Konstrusi
bahasa tutur merupakan bentuk transmisi, transaksi, dan
transformasi dari nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran
Islam. Sekalipun pesan-pesan dakwah dalam Bahasa tutur
merupakan bingkai budaya dalam masyarakat, namun
tetap tidak keluar prinsip-prinsip qulan sadidan, balighan,
ma’rufan, kariman, layyinan dan qoulan maysuran.
Pesan-pesan dakwah akan melekat sebagai teladan
terhadap pribadi da‟i.78
Temuannya dapat disimpulkan
bahwa tutur Bahasa yang diucapkan oleh seorang da‟i
sangat penting bagi seorang mad‟unya. Pesan-pesan
dakwah yang disampaikan da‟i harus dengan tutur atau
perkataan yang baik, karena setiap perkataan atau
perbuatan seoarang da‟i bisa ditiru atau dicontoh oleh
mad‟unya.
77
Jurnal Ilmu Dakwah, Hikmat, Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa
Tutur, (Volume 5, Nomor 11, 2017), hal.268 78
Jurnal Ilmu Dakwah, Hikmat, Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa
Tutur, (Volume 5, Nomor 11, 2017), hal.269
154
2) Efektifitas Pesan Dakwah di Media Sosial Terhadap
Religiusitas Masyarakat Muslim Analisis Literature
Review
Penelitian ini membahas mengenai modifikasi pesan
dakwah yang disampaikan Ustad dalam program Serambi
Islami. Peneliti mengamati beberapa tayangan Serambi
Islami dari tahun 2018-2021 untuk melihat beberapa
modifikasi dalam pesan dakwah. Penelitian ini tidak
terfokus pada keefektifan pesan dakwah melalui media
sosial, hanya pada modifikasi saja. Pesan-pesan dakwah
yang disampaikan Ustad mengalami modifikasi karena
memang Ustadnya berbeda. Walaupun peneliti mengamati
beberapa tayangan Serambi Islami di Youtube TVRI,
tetapi itu hanya untuk menambah data-data penelitian.
Sedangkan Syafuddin, Abdul Muhid membahas
mengenai efektifitas pesan dakwah di media sosial.
Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi di dunia
menyebabkan luasnya ilmu pengetahuan yang semakin
berkembang, termasuk dakwah Islam, munculnya metode
konsep baru dan istilah baru dalam keilmuan dan
pengetahuan dakwah merupakan sebab dan upaya
keilmuan dakwah untuk mengimbangi tantangan
perkembangan zaman tak terbendung dan semakin
kompleks. Kegiatan dakwah mejadi pondasi awal bagi
menyebarnya agama Islam. Tanpa adanya dakwah, Islam
155
tidak akan tersebar dan tidak dikenal oleh masyarakat
umum dan masyarakat muslim pada khususnya. Islam
juga senantiasa menebarkan kebaikan dan mewajibkan
pada umatnya untuk berbuat baik dan mecegah kepada
keburukan serta menyeru kepada seruan kebaikan,
memiliki ilmu pengetahuan dan berakhlak terpuji.
Mengingat media sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat, perlulah dilakukan strategi dan metode yang
senada dengan pekembangan zaman, dakwah digital harus
mengakomodir yang humanis, pada da‟i dapat
menyebarkan pesan dakwahnya dengan
mendokumentasikan pesan-pesan tersebut lewat media,
sehingga dapat disimpan oleh masyarakat dan dibuka
ketika mereka membutuhkan tanpa mengurangi waktu
aktifitas mereka. Tentunya sudah menjadi tugas para da‟i
agar pesan dakwah itu dapat dipahami oleh semua
kalangan dan disampaikan secara modern dan praktis.
Perkembangan zaman merupakan dampak dari
kompleksnya permasalahan dakwah, mulai dari hinaan,
cibiran, penolakan, cacian dan bahkan sampai pada
tataran fitnah yang dilakukan. Terutama dalam
pembentukan akhlak dan perilaku yang selaras dengan
tuntunan agama yang berpedoman pada Al-Qur‟an dan
Hadist.79
Dakwah menggunakan internet menjadi pilihan
79
Jurnal Ilmu Dakwah, Syafuddin, Abdul Muhid, Efektifitas Pesan
156
masyarakat di era modern, media dapat memudahkan
mereka untuk bebas mencari materi dakwah yang di
sukai. Segmentasi yang luas merupakan cara dari
variatifnya media dalam menyampaikan pesan, sehingga
umat Islam mendapatkan manfaat untuk kepentingan
Islam, silaturahmi, dan kajian keilmuan. Dengan demikian
efektifitas media dakwah ini sangat penting dalam menilai
dan mengukur seberapa jauh tingkat pencapaian kegiatan
yang dilakukan oleh para pelaku dakwah. Sehingga
bentuk dari efektifitas media dakwah itu dapat dilihat dari
frekuensi, intensitas pengguna terhadap media, kemudian
mengamalkan isi pesan yang disampaikan terkait kajian
dakwah yang ada, dan ini yang dimaksud terpaan media
media dakwah yang efektif.80
Temuan Syaifuddin dapat
disimpulkan bahwa efektifitas pesan dakwah melalui
media sosial sangat efektif karena di zaman modern
sekarang yang selalu menggunakan media sosial. Dengan
adanya pesan-pesan dakwah melalui media sosial
masyarakat lebih mudah mendapatkan ilmu agama dan
dapat tersebar luas dengan adanya kemudahan dalam
mengakses media sosial.
Dakwah di Media Sosial Terhadap Religiusitas Masyarakat Muslim Analisis
Literature Review, (Volume 20, Nomor 1, 2021), hal.23 80
Jurnal Ilmu Dakwah, Syafuddin, Abdul Muhid, Efektifitas Pesan
Dakwah di Media Sosial Terhadap Religiusitas Masyarakat Muslim Analisis
Literature Review, (Volume 20, Nomor 1, 2021), hal.27
157
3) Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Menyambut Lebaran,
Karya Pendhoza
Penelitian ini mengamati beberapa tayangan Serambi
Islami dari tahun 2018-2021 untuk melihat beberapa
modifikasi dalam pesan dakwah. Tidak seperti pada pesan
dakwah dari lagu Pendhoza yang berisikan tentang
Ramadhan dan menyambut lebaran, pesan dakwah dari
penelitian peneliti mengenai Konstruksi Sosial Media
Massa Pada Program Serambi Islami, memiliki pesan
dakwah yang berbeda karena setiap hari Serambi Islami
mempunyai tema yang berbeda pula.
Sedangkan perbedaan dari Ferdian Achsani, Siri
Aminah, Nur Laila memaparkan Dakwah merupakan
salah satu kewajiban, dari berbagai kewajiban yang
ditetapkan oleh Allah SWT untuk dilakukan umat
manusia, khususnya umat muslim. Kewajiban yang satu
ini memilik tujuan untuk menyeru atau meningkatkan
kepada mad‟u untuk selalu berbuat kebaikan (amar
makruf) dan menjauhi segala keburukan (nahi mungkar).
Di era modern ini penyanyi-penyanyi mencoba
keberuntungan untuk berdakwah dengan cara bernyanyi
lagu-lagu bertema Islam. Salah satunya adalah band
Pendhoza, band asal Joga beraliran hiphop dangdut.
Selalu dikenal dengan lagu-lagu tentang urusan drama
percintaan, di Bulan Ramadhan tahun 2019 juga turut
158
berdakwah melalui single religi yang dirilis pada
pertengahan puasa dengan judul Menyambut Lebaran.81
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang paling ditunggu-
tunggu oleh umat Islam, sehingga Pendhoza dalam
lagunya mengajak umat Islam untuk selalu menjaga hawa
nafsu selama bulan Ramadhan, dengan selalu sabar dan
menahan amarahnya.82
Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pesan dakwah yang disampaikan lewat sebuah lirik
juga bisa dipahami oleh masyarakat. Tidak selalu harus
ustaz yang menyampaikan dakwah, tetapi siapapun bisa
sekalipun orang awam. Dalam lirik lagu yang dinyanyikan
Pendhoza terdapat pesan-pesan dakwah yang disampaikan
yaitu kewajiban menjalankan ibadah puasa di bulan
Ramadhan, sabar dalam menjalankan ibadah puasa,
fastabikhul khairat, memperbanyak shalat tarawih dan
membaca Al-Qur‟an, membayar zakat, menjauhi
perbuatan tercela di bulan Ramadhan, silaturahmi di hari
raya, mengenakan baju baru di hari raya, saling meminta
maaf dan memaafkan terhadap sesama manusia.
81
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, Ferdian Achsani, Siti
Aminah Nur Laila, Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Menyambut Lebaran
Karya Pendhoza, (Volume 3, Nomor 2, 2019), hal. 124 82
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, Ferdian Achsani, Siti
Aminah Nur Laila, Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Menyambut Lebaran
Karya Pendhoza, (Volume 3, Nomor 2, 2019), hal. 127
159
4) Kebenaran Pesan Dakwah
Penelitian ini mengamati beberapa tayangan Serambi
Islami dari tahun 2018-2021 untuk melihat beberapa
modifikasi dalam pesan dakwah. Dalam permasalahan-
permasalahan dari penelitian ini salah satunya ialah pesan
dakwah yang disampaikan Ustad dalam program Serambi
Islami. Penelitian ini tidak terfokus pada kebenaran pesan
dakwah yang disampaikan oleh ustad, tetapi hanya
memfokuskan pada modifikasi terhadap pesan dakwah
dari tahun 2018-2021 di setiap episode yang berbeda.
Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini Moh. Ali
Aziz membahas mengenai Kebenaran Pesan Dakwah.
Pesan yang harus disampaikan dalam kegiatan dakwah
harus berupa kebenaran. Pesan dakwah tidak boleh salah
atau sedikit salah. Berbeda halnya dengan ayta-ayat suci
Al-Qur‟an maupun hadis hadis yang sahih. Kedua sumber
ajaran Islam ini patut menjadi pesan dakwah.83
Tingkat
kebenarannya bersifat dan tidak mungkin salah. Sebagai
Gerakan keagamaan, dakwah tidak bisa lepas dari unsur
kebenaran Al-Qur‟an. Tujuan dari Gerakan dakwah
adalah mengantarkan mitra dakwah kepada kebenaran,
agar tidak tersesat dan terjerumus pada kesalahan.
Kebenaran dakwah adalah kebenaran yang hakiki, mutlak,
83
Jurnal Komunikasi Islam, Moh. Ali Aziz, Kebeneran Pesan
Dakwah, (Volume 01, Nomor 02, 2011), hal.118
160
dan berasal dari Allah, sebagai satu-satunya sumber yang
sejati. Di sisi lain, dakwah merupakan Gerakan sosial
yang tidak bisa melepaskan diri dari konteks sosial
budaya yang melikupinya. Oleh karena itu, dalam
interaksinya dakwah menjumpai unsur-unsur kebenaran
reltif yang tersebar di berbagai unsur kehidupan sosial
budaya. Kedua kebenaran ini harus digunakan sesuai
dengan kapasitasnya. Keduanya juga tidak bisa dilepaskan
oleh pendakwah. Kapasitas kebenaran hakiki terletak pada
teks yang suci dan abadi. Kebenaran nisbi terletak pada
teks tersebut. Penyampaian kebenaran pada masyarakat
yang menjadi mitra dakwah tentu menjadi permasalahan
tersendiri. Tidak semua masyarakat dapat secara langsung
menerima kebenaran yang akan disampaikan kepada
mereka. Terdapat beberapa permasalahan yang harus
dipertimbangkan, terutama faktor akseptabilitas
masyarakat terhadap ajaran tersebut. Beberapa masyarakat
belum dapat menerima sebuah kebenaran, karena
kebenaran tersebut bertentangan dengan budaya maupun
adat istiadat yang telah dipegang lama. Pendakwah
hendaknya dapat menjadi perekat umat dengan menjadi
penengah saat terjadi perbedaan ditengah masyarakat. Ia
harus memahami yang dianggap benar oleh masyarakat,
bukan masyarakat yang harus memahami kebenaran yang
diyakininya. Perbedaan tingkat kebenaran dalam
161
masyarakat berdasarkan tingkat kemampuan akal dan
logikanya. Pesan dakwah pun seharusnya dapat
disampaikan dengan memasukkan unsur-unsur realists
dan berhubungan dengan realita kehidupan masyarakat.
Meski pesan metafisika Al-Qur‟an adalah kebenaran,
namun ia menjadi tidak benar bila disampaikan kepada
masyarakat yang tidak memerlukannya. Materi dan
metodek yang digunakan pun hendaknya memperhatikan
aspek-aspek kebenaran. Dalam teori pragmatisme,
kebenaran menjadi benar jika bermanfaat bagi manusia.
Dalam hal ini, ajaran tentang kebenaran harus dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa apa yang
disampaikan tersebut memiliki nilai manfaat bagi
kehidupannya, baik secara langsung maupun tidak
langsung. demikian teori koherensi, sebuah proposi atau
ajaran menjadi benar jika bersesuaian dengan ajaran
lainnya. Ini menurut konsistensi pelaksanaan dakwah,
sehingga tidak terjadi kontradiksi antara apa yang
disampaikan saat ini dengan apa yang telah disampaikan
sebelumnya. Tentu akan menjadi kontra produktif jika apa
yang disampaikan oleh pendakwah bertentangan dengan
pendakwah yang lain. lebih dari itu, dakwah menjadi
gagal manakala pendakwah berberda dalam ucapan dan
tindakannya.84
84
Jurnal Komunikasi Islam, Moh. Ali Aziz, Kebeneran Pesan
162
C. Perubahan Format Program Siaran Serambi Islami
1) Keberhasilan Format Program Drama Dalam Menjaring
Penonton Televisi (Studi Kasus Sinetron Ojek Pengkolan
RCTI)
Penelitian ini focus pada modifikasi yang dilakukan
pada program Serambi Islami sebelum dan setelah adanya
pandemic Covid-19. Mengenai modifikasi format
program Serambi Islami dari tahun 2018-2021. Peneliti
mengamati bahwa tidak banyak modifikasi format yang
dilakukan dari tahun ke tahun. Hanya memodifikasi
format pertanyaan dan segmen tim produksi Serambi
Islami membuat inovasi baru dengan menambah
pertanyaan dari penonton dirumah agar penonton dirumah
juga bisa ikut serta dalam memberikan pertanyaan dan
merasakan adanya timbal balik dari program Serambi
Islami. Penelitian ini mengamati program religi bukan
program drama seperti pada penelitian A. Munajar
S.I.Kom, M.M dan Nina Kusumawati S.I.Kom M.Si.
Sedangkan perbedaan penelitian A. Munajar S.I.Kom,
M.M dan Nina Kusumawati S.I.Kom M.Si, ialah
membahas mengenai keberhasilan format program drama.
Dalam menentukan program siaran televisi sangat
diperlukan pemahaman tentang format program siaran.
Dakwah, (Volume 01, Nomor 02, 2011), hal.119-120
163
Kekuatan setiap format program sendiri menentukan
segment penonton. Setiap program yang ditayangkan akan
berusaha menjaring sebanyak mungkin penontonnya.
Secara format program, drama televisi sendiri masih
menempatkan diri sebagai format program terkuat dalam
menjaring penonton. Dalam pembahasan keberhasilan
format program dianalisa berdsarkan studi kasus sinetron
Tukang Ojek Pengkolan RCTI dengan elemen
keberhasilan program televisi menurut Morissan dalam
buku Manajemen Media Penyiaran. Terdapat tujuh
elemen keberhasilan sebuah program, yaitu : (1) Konflik,
konflik merupakan benturan kepentingan atau benturan
karakter diantara tokoh-tokoh yang terlibat. Tanpa adanya
konflik maka kecil kemungkinan program itu akan
mampu menahan perhatian audien. (2) Durasi, program
yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama
mungkin. Untuk mempertahankan selama mungkin suatu
program adalah dengan tidak kekurangan ide dan hal yang
sering membantu memperpanjang cerita yaitu memberi
kesempatan kepada tokoh dan karakter untuk muncul
dalam erita. (3) Kesukaan, Sebagian audien memilih
program yang menampilkan pemain utama atau pembawa
acara yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang
membuat audien merasa nyaman. (4) Konsistensi, suatu
program harus konsisten terhadap tema dan karakter yang
164
dibangun sejak awal. Dengan demikian tidak boleh ada
terjadi pembelokan atau penyimpangan tema atau karakter
ditengah jalan yang akan membuat audien bingung dan
akhirnya meninggalkan program itu. (5) Energi, suatu
program harus memiliki cerita yang tidak boleh lamban
apalagi monoton. Audien tidak boleh dibiarkan bingung
atau mereka masih tidak tahu arah cerita suatu drama
padahal waktu tayang sudah 25% terlewati. (6) Timing,
programmer dalam memilih suatu program siaran harus
mempertimbangkan waktu penayangan, yaitu apakah
program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan
zamannya. (7) Tren, tren bukanlah suatu hal yang terlalu
penting untuk diikuti, namun tren dapat menjadi jalan
yang akan menunjukkan apa yang tengah disukai
masyarakat. Kesadaran terhadap tren yang sudah berlalu
dapat membantu programmer menghindari atau menolak
program dengan konsep yang sudah usang. Hingga saat
ini, berdasarkan data dialy TV program, format program
drama mendapati share dan rating tertinggi diantara
format program lainnya.85
85
Jurnal Ilmu Komunikasi, A. Munanjar S.I.Kom, M.M dan Nina
Kusumawati S.I.Kom, M.Si, Keberhasilan Format Program Drama Dalam
Menjaring Penonton Televisi (Studi Kasus Sinetron Ojek Pengkolan RCTI),
(Volume 6, Nomor 1, 2019), hal.47-49
165
2) Format Tayangan Televisi Sebagai Media Pendidikan
Kualitas Bangsa
Dedeh Fardiah membahas mengenai format televisi
sebagai media pendidikan kualitas bangsa. Televisi
memunyai banyak kelebihan yang akan menjadi kekuatan.
Kekuatan televisi adalah menguasai jarak dan ruang
karena teknologi televisi telah menggunakan
elektromagnetik. Sasaran untuk menjangkau massa cukup
besar. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian
massa menunjukkan bahwa media tersebut telah
menguasai khalayak secara geografis dan sosiologis.
Televisi berpotensi besar untuk mendidik masyarakat luas
dengan kekuatan-kekuatannya sehingga memasukkan
unsur-unsur pendidikan dalam setiap tayangan televisi
amat memungkinkan. Namun televisi mempunyai
kelemahan sebagai media Pendidikan yaitu, sulit untuk
merancang format acara dengan cara memindahkan
Pendidikan formal kedalam sebuah tayangan karena
televisi titik tekannya lebih kepada hiburan, sehingga
apabila Pendidikan formal dengan rancangan
kurikulumnya dipindahkan ke televisi maka khalayak
akan mengalami kejenuhkan bahkan memungkinkan
untuk meninggalkan televisi. Adanya dampak negatif
yang akan menyebabkan penonton terjebak dalam realitas
yang tertayang di televisi. Tetapi dengan memiliki
166
kekuatan luar biasa dalam menarik perhatian khalayak
pemirsa yang luas tak terbatas, televisi berpeluang untuk
mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, baik
kalangan politik, ekonomi, Pendidik, agamawan,
budayawan, dan lain-lain untuk mengapresiasikan
bidangnya melalui tayangan televisi. Dengan keterlibatan
semua pihak akan mengoptimalkan fungis televisi sebagai
media Pendidikan. Namun tidak bisa dipungkiri televisi
seringkali terjebak pada tuntutan pemilik modal yang
mencari keuntungan melalui bisnis sehingga
pertimbangan untung rugi amat diperhitungkan. Keadaan
ini berakibat format-format acara televisi terjebak pada
pola-pola seragam yang tidak jarang mengabaikan nilai-
nilai dan norma-norma Pendidikan yang dapat diadopsi
oleh masyarakat.86
Dalam mewujudkan format tayangan televisi sebagai
media Pendidikan memiliki beberapa kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. Mengemas Pendidikan
formal sekolah dalam paket acara televisi sulit dilakukan
karena media televisi proses komunikasinya searah,
kalaupun ada timbalik balik sifatnya tidak langsung,
membutuhkan proses yang lama. Hal yang
memungkinkan adalah mengemas Pendidikan etika dan
86
Jurnal, Dedeh Fardiah, Format Tayangan Televisi Sebagai Media
Pendidikan Kualitas Bangsa, (Volume 20, Nomor 4, 2004), hal.534-538
167
penegasan moral dalam materi acara televisi, misalnya
sinetron yang mengandung pesan moral. Semua itu harus
didukung oleh berbagai pihak, baik itu masyarakat,
pemerintah, pengelola media, bahkan konglomerasi
media. Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah
mengenai modifikasi format program Serambi Islami dari
tahun 2018-2021. Peneliti mengamati bahwa tidak banyak
modifikasi format yang dilakukan dari tahun ke tahun.
Hanya memodifikasi format pertanyaan dan menambah
segmen tim produksi Serambi Islami membuat inovasi
baru dengan menambah pertanyaan dari penonton
dirumah agar penonton dirumah juga bisa ikut serta dalam
memberikan pertanyaan dan merasakan adanya timbal
balik dari program Serambi Islami. Dalam tayangan
Serambi Islami ini juga merupakan sebuah Pendidikan
agama yang sangat bermanfaat bagi penonton di rumah,
khususnya umat muslim.
D. Perubahan Penonton Program Siaran Serambi Islami
1) Memilih Segmentasi Penonton Dalam Perencanaan
Program Televisi (Studi Siswa Magang SMK 4 Bekasi di
BSI TV)
A. Munanjar, Achmad Haikal, Lukman, Rio Septian,
dan Muhammad Ichsan membahas mengenai memilih
segmentasi penonton dalam perencaan program televisi.
168
Segmentasi penonton merupakan strategi untuk
memahami siapa yang akan menjadi penonton dari sebuah
program televisi. Menentukan segmentasi berkaitan
dengan pemasaran program itu sendiri, penonton televisi
pada umumnya memiliki sifat yang sangat heterogeny,
maka akan sulit bagi sebuah program televisi untuk
menargetkan sasaran penontonnya. Oleh karenanya harus
dipilih segment-segment audien tertentu saja dan
meninggalkan segment lainnya. Bagian atau segment
yang dipilih itu adalah bagian yang homogen memiliki
ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan stasiun
penyiaran untuk memenuhi kebutuhan mereka.87
Dalam
menentukan target audien dapat dilihat dari umur, jenis
kelamin, dan status ekonomi itu sendiri. Audien
dibedakan menurut usia anak-anak, remaja, dewasa, dan
orang tua. Program seringkali menggunakan segmentasi
usia ini dalam menjangkau audien yang diinginkan. Pada
umumnya kebanyakan Wanita lebih banyak menonton
televisi daripada pria. Target audien juga dilihat dari
status ekonomi sosial jelas mempengaruhi dalam
penayangan program. Selera atau konsumsi seseorang
sangat dipengaruhi oleh kelas sosial yang ditempatinya
87
Jurnal, A.Munanjar, Achmad Haikal, Lukman, Rio Septian,
Muhammad Ichsan, Memilih Segmentasi Penonton Dalam Perencanaan
Program Televisi (Studi Siswa Magang SMK 4 Bekasi di BSI TV), (Volume 1,
Nomor 3, 2018), hal.585
169
termasuk selera pada program yang ditonton.88
Menentukan segmentasi penonton merupakan bagian
penting dari perencanaan program televisi. Hal ini
berkaitan dengan kategori, format dan jenis produksi
program itu sendiri.
Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa memilih
segmentasi penonton dapat dilihat dari usia, jenis kelamin,
dan status sosial ekonomi. Jika tidak memperhatikan
segmentasi penonton akan sangat berpengaruh pada
program yang akan ditayangkan. Menentukan segmentasi
penonton akan sangat membantu tim produksi terutama
tim kreatif dalam pembuatan materi produksi karea sudah
jelas keinginan dari penonton yang ditargetkan.
Sedangkan perbedaan pada penelitian ini ialah mengenai
modifikasi penonton atau pemirsa pada program Serambi
Islami dari tahun 2018-2021. Peneliti mengamati bahwa
tidak banyak perubahan pada segmentasi penonton.
Penonton yang dihadirkan di studio dari berbagai
kalangan mulai dari majelis taklim ibu-ibu, bapak-bapak,
mahasiswa sampai dengan siswa. Hanya di tahun 2020
tim produksi tidak menghadirkan penonton karena adanya
covid-19, diganti dengan menghadirkan home band.
88
Jurnal, A.Munanjar, Achmad Haikal, Lukman, Rio Septian,
Muhammad Ichsan, Memilih Segmentasi Penonton Dalam Perencanaan
Program Televisi (Studi Siswa Magang SMK 4 Bekasi di BSI TV), (Volume 1,
Nomor 3, 2018), hal.590
170
2) Sikap Penonton Dalam Program Televisi Indonesia Saat
Ini
Rahmat Edi Irawan membahas mengenai sikap
penonton dalam program televisi. Artikel ini bertujuan
untuk melihat bagaimana pergeseran dari khalayak atau
penonton yang aktif memberikan masukan terhadap
tayangan televisi yang mereka terima, yang kini mulai
terlihat juga pada penonton televisi di Indonesia.89
Posisi
tawar penonton televisi di Indonesia jelas ditentukan oleh
penonton televisi Indnesia sendiri. Artinya, jika posisi
tawar penonton televisi Indonesia ingin ditingkatkan maka
harus ada Tindakan atau sikap yang dilakukan penonton
Indonesia untuk mengkritisi sajian atau tayangan televisi
yang hadir setiap hari di sekitar mereka. Satu-satunya
yang dibutuhkan sekarang adalah mau tidaknya atau
peduli tidaknya penonton terhadap tayangan televisi atau
menumbuhkan sikap aktif penonton televisi. Posisi tawar
melalui sikap kritis tersebut masih dapat ditingkatkan
dengan menyampaikan keluhan, kritik dan saran terhadap
kajian televisi. Baik melalui KPI sebagai saluran resmi
maupun ke surat pembaca di berbagai media massa.
Dengan demikian, makin terbuka dan makin banyak
penonton yang kian peduli terhadap sajian tayangan
89
Jurnal Sosiologi Reflektif, Rahmat Edi Irawan, Sikap Penonton
Dalam Program Televisi Indonesia Saat Ini, (Volume 9, Nomor 2, 2019),
hal.140
171
televisi.90
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
intisarinya yaitu sikap penonton yang seharusnya lebih
aktif lagi dalam mengkritisi tayangan televisi. Penonton
Indonesia sudah seharusnya tidak lagi menjadi objek dari
perkembangan industri televisi Indonesia saat ini.
Bersama dengan elemen lainnya, seperti pemiliki dan
pengelola stasiun televisi atau pemasang iklan, penonton
televisi seharusnya sederajat sehingga menimbulkan
sinergi positif untuk menghasilkan tayangan terbaik untuk
kemajuan positif industri televisi Indonesia di masa
mendatang.
Sedangkan perbedaan pada peneliti ini ialah
membahas permasalahan pada penelitian ini ialah
modifikasi yang dilakukan pada program Serambi Islami
sebelum dan setelah adanya pandemic Covid-19. Namun,
dalam permasalahan-permasalahan dari penelitian ini
salah satunya ialah mengenai modifikasi penonton atau
pemirsa pada program Serambi Islami dari tahun 2018-
2021. Peneliti mengamati bahwa tidak banyak perubahan
pada segmentasi penonton. Penilitian ini tidak terfokus
pada sikap penonton, melainkan pada modifikasi
penonton Serambi Islami.
90
Jurnal Sosiologi Reflektif, Rahmat Edi Irawan, Sikap Penonton
Dalam Program Televisi Indonesia Saat Ini, (Volume 9, Nomor 2, 2019),
hal.152
172
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti menguraikan, menganalisa dan
meneliti tentang Penetapan Realitas Objektif Melalui Program
Siaran Serambi Islami di TVRI Jakarta, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Modifikasi Terhadap Source Serambi Islami
Keragaman host dari tahun 2018-2021 memiliki
beberapa keragaman. Hafiz Salim yang menjadi host pada
13 Desember 2018 dan 20 Juni 2020 ialah seorang actor,
pelawak dan juga seorang presenter. Raka Khusnul yang
menjadi host pada 7 Februari 2019 ialah seorang presenter
dan juga sebagai pemain sinetron. Hilman Fauzi yang
menjadi host pada 25 Agustus 2021 ialah seorang da‟i
muda millennial.
Keragaman narasumber atau Ustad dari tahun 2018-
2021 berasal dari berbagai macam. Pada 13 Desember
2018, 7 Februari 2019 dan 20 Juni 2020 narasumber atau
ustad yang dihadirkan adalah Kol. Sus. Dr. H. M
Kemalsyah M.Ag. Ustad Kemalsyah ialah seorang
anggota TNI AU, Penceramah dan Pimpinan Pondok
Pesantren Papan Raudhatul Jannah Bekasi. Kemudian
173
pada 25 Agustus 2021 yang menjadi Ustad ialah Prof. Dr.
H. Abdul Muti. Prof Muti adalah Sekretaris Umum PP
Muhammadiyah dan Guru Besar Bidang Pendidikan
Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keragaman bintang tamu pada tahun 2020 dan 2021.
Pada tahun 2020 menghadirkan Cholidi Asadil Alam, ia
adalah seorang actor film dan juga sinetron. Pada tahun
2021 bintang tamu yang dihadirkan ialah Dr. H. Jazuli
Juwaini LC, MA. Dr. Jazuli ialah seorang anggota Komisi
1 DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera.
2. Modifikasi Terhadap Pesan Program Serambi Islami
Keragaman pesan ditemukan pada tahun 2018-2021.
Pesan pada 13 Desember mengenai Hidup Yang
Sesungguhnya. Makna hidup yang sesungguhnya adalah
bukan hidup di dunia, melainkan hidup yang
sesungguhnya bagi kita di dunia dalam pandangan islam
adalah di akhirat. Keragaman surat pada tahun ini ialah
surat Al-Ankabuut ayat 63-64, Surat Ar-Rad ayat 2, surat
As-Syu‟ara ayat 88-89, surat Al-Mu‟minuun ayat 114 dan
ada pembacaan Hadis riwayat Bukhori.
Pesan pada 7 Februari 2019 mengenai Hakikat Taubat.
Taubat dari sisi ulama ialah melakukan recovery diri dari
perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Alat taubat
yang dimaksud ialah bagaimana lisan ketika bertasbih dan
174
beristighfar kepada Allah SWT, serta melakukan shalat
wajib dan Sunnah. Keragaman surat pada tahun ini ialah
surat An-Nisaa ayat 17 dan 18, surat Al-Maidah ayat 39,
surat Huud ayat 3, surat At-Tahrim ayat 8, surat An-Nasr
ayat 1-3, surat Al-Ankabuut ayat 45, surat Al-Anfal ayat
33, dan surat Nuh ayat 10-11.
Pesan pada 20 Juni 2020 mengenai Hikmah Di Balik
Musibah. Pandemic covid-19 adalah bagian dari cara
Allah untuk menguji hambanya agar lebih dekat dengan-
Nya. Karena musibah ini datangnya dari Allah maka kita
harus kembali kepada Allah SWT dengan cara terus
meminta tolong dengan sabar dan sholat. Pelajaran yang
dapat di ambil dari adanya covid-19 ialah kebersihan,
kehati-hatian. Keragaman surat pada tahun ini ialah surat
Al-Baqarah ayat 155-157, surat Al-A‟raf ayat 146-147,
dan surat Nuh ayat 10-12.
Pesan pada 25 Agustus 2021 mengenai Menyukuri
Kemerdekaan Dengan Menjaga Persatuan. merdeka
artinya kebebasan sehingga harus berbuat baik, mengisi,
menikmati dan bersyukur atas kemerdekaan. Indonesia
Negara darul akhdi yaitu kesepakatan, kita akan menjadi
kuat kalau kita bersatu. Keragaman surat pada tahun ini
ialah surat Al-Imran ayat 103 dan Surat Ibrahamin ayat 7.
3. Modifikasi Terhadap Format Program Serambi Islami
175
Format yang digunakan pada program Serambi Islami
ialah format khusus. Tetapi dari tahun 2018-2021 ada
beberapa format yang berubah. Pada tahun 2018-2019
program Serambi Islami hanya ada 6 segment dengan
durasi 60 menit. Kemudian pada tahun 2020-2021
segment pada program ini bertambah menjadi 8 segment
dengan tambahan durasi menjadi 90 menit. Pada tahun
2020 tidak ada jama‟ah yang hadir di studio karena
pandemic covid-19. Pada tahun 2021 jama‟ah sudah hadir
kembali namun hanya ada 2 majelis ta‟lim.
4. Modifikasi Terhadap Pemirsa Program Serambi Islami
Keragaman pemirsa Serambi Islami, pada 13
Desember 2018 berasal dari Majelis Ta‟lim Khairu
Ummah Jati Asih, Majelis Ta‟lim Nurul Hikmah,
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Pondok Pesantren Papan Raudhatul Jannah
Bekasi, dan Kementerian Pertahanan Bapak Mayor Adi
Handono dan Bapak Letnan Kolonel Amirullah. Pada 7
Februari 2019 jama‟ah yang hadir ialah Majelis Ta‟lim
Baitul Rahim Jayanti Tangerang dan Pondok Pesantren
Papan Raudhatul Jannah Bekasi. Pada 20 Juni 2020 tidak
ada jama‟ah yang hadir. Kemudian pada 25 Agustus 2021
jama‟ah yang hadir berasal dari Majelis Ta‟lim At-Taubah
dan Majelis Ta‟lim Nurul Khair Jakarta Timur.
176
B. Saran
Keragaman tim produksi sebaiknya ditambahkan
generasi muda agar programnya tidak monoton dan lebih
mempunyai inovasi-inovasi baru yang bisa merangkul
millennial atau anak-anak muda. Begitupun pada
narasumbernya jangan hanya Angkatan Udara saja tetapi bisa
mengundang TNI Angkatan Laut maupun Angkatan Darat.
Keragaman pesan sebaiknya ditambahkan pesan-pesan yang
bisa membuat generasi muda tertarik untuk menontonnya.
Pesan dakwah yang disampaikan juga harus bisa masuk ke
kalangan millennial tidak hanya kalangan ibu-ibu majelis
ta‟lim saja.
Keragaman format sebaiknya bisa ditambahkan
musik-musik islami atau puisi agar lebih bervariasi dan tidak
bosan. Keragaman pemirsa sebaiknya hadirkan mahasiswa
dari kampus-kampus atau sekolah-sekolah. Dan santri yang
diundang jangan hanya satu pondok pesantren saja, banyak
pondok pesantren lain yang bisa diundang menjadi jama‟ah.
Lebih merangkul genarasi muda dalam berdakwah. Ataupun
program Serambi Islami bisa datang ke kampus-kampus agar
tidak selalu di studio shootingnya.
177
DAFTAR PUSTAKA
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi
Media Massa Televisi. Jakarta: Rineka Cipta. 1999.
Cet. Ke-1
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Ramdina
Prakarya. 2005
Djamal, Hidajanto dan Fachruddin, Andi. Dasar-Dasar
Penyiaran. Jakarta: Pranadamedia Group. 2011
Ks, Usman. Television News Reporting and Writing Panduan
Praktis Menjadi Jurnalis Televisi. Bogor: Ghalia
Indonesia. 2009
Moelang, J, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000
Narbuko, Chalid dan Achmadi. Metode Penelitian. Jakarta: PT
Bumi Aksara. 2007. Cet VIII
Arikunto, Suharimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002
Herdiansyah, Haris. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Salemba Humanika. 2012
Milles, B. Mattew dan Huberman, Michael. Analisis Data
Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode
Baru,. Jakarta: UI Press, 2010
Mulyana, Dedy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2003
178
Hidayat, N. Deddy. Paradigma dan Metoologi Penelitian Sosial
Empirik Klasik. Jakarta: Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. 2003
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2008
Arbi, Armawati. Produksi Program Siaran Radio Dakwah
Melalui Radio: Konstruksi Sosial Media Massa atas
Realitas Sosial. Bekasi: Gramata Publishing. 2021
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat.
Jakarta: Prenada Media Group. 2007. Edisi Pertama
Berger, L. Peter dan Luckmann, Thomas. Tafsir Sosial Atas
Kenyataan. Jakarta: LP3S. 1990
Rivers, L. William. Media Massa & Mayarakat Modern. Jakarta:
Prenada Media Group. 2005. Edisi ke-2
Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media
Group. 2008. Edisi ke-8
Nurliana. Televisi Sebagai Media Dakwah Islam Dalam
Kehidupan Masyarakat Indonesia. Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon Aceh
Tengah. Jurnal Peurawi Media Kajian Komunikasi
Islam Vol. 13, No. 1. 2020
Wardhani, Haulah Citra Kusuma. Strategi Pemrograman
Lembaga Penyiaran Publik TVRI.
Darmanto, A. Analisis TV Publik : Analisis Isi Berita TVRI.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol. 8, No. 1.
2004.
Ramdhan, Putra Gilang, Susanto, Harry Eko, dan Aulia, Sisca.
Analisi Youtube TVRI Dalam Meningkatkan Jumlah
179
Penonton. Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Tarumanegara . Vol. 3, No. 1. 2019.
Astuti, Dwi Aprilina. Penerapan Konvergensi Media Di LPP
TVRI Nasional Jakarta. Jurnal Ilmiah Teknik
Studio. Vol. 4, No. 2. 2018.
Hikmat. Pesan-pesan Dakwah Dalam Bahasa Tutur. Jurnal Ilmu
Dakwah. Vol. 5, No. 11. 2017.
Syafuddin, dan Muhid, Abdul. Efektifitas Pesan Dakwah di
Media Sosial Terhadap Religiusitas Masyarakat
Muslim Analisis Literature Review. Jurnal Ilmu
Dakwah. Vol. 20, No. 1. 2021.
Achsani, Ferdian Achsani, Aminah, Siti dan Laila, Nur Laila.
Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Menyambut
Lebaran Karya Pendhoza. Jurnal Peradaban dan
Pemikiran Islam. Vol. 3, No. 2, 2019.
Aziz, Moh. Ali Aziz. Kebeneran Pesan Dakwah. Jurnal
Komunikasi Islam . Vol. 01, No. 02. 2011.
Munajar, A. S.I.Kom, M.M dan Kusumawati, Nina S.I.Kom,
M.Si. Keberhasilan Format Program Drama Dalam
Menjaring Penonton Televisi (Studi Kasus Sinetron
Ojek Pengkolan RCTI). Jurnal Ilmu Komunikasi.
Vol. 6, No. 1. 2019.
Fardiah, Dedeh. Format Tayangan Televisi Sebagai Media
Pendidikan Kualitas Bangsa. Jurnal. Vol. 20, No. 4.
2004.
Munanjar, A., Haikal, Achmad. Lukman. Septian, Rio. Ichsan,
Muhammad Ichsan. Memilih Segmentasi Penonton
Dalam Perencanaan Program Televisi (Studi Siswa
Magang SMK 4 Bekasi di BSI TV). Jurnal. Vol. 1,
No. 3. 2018.
180
Irawan, Edi Rahmat. Sikap Penonton Dalam Program Televisi
Indonesia Saat Ini. Jurnal Sosiologi Reflektif . Vol.
9, No. 2. 2019.
Jurnal, Haulah Citra Kusuma Wardhani, Strategi Pemrograman
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. A. Darmanto. Analisis TV
Publik : Analisis Isi Berita TVRI. Volume 8, Nomor
1. 2004
Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara.
Gilang Putra Ramadhan, Eko Harry Susanto, Sisca
Aulia. Analisi Youtube TVRI Dalam Meningkatkan
Jumlah Penonton. Volume 3, Nomor 1, 2019.
Jurnal Ilmiah Teknik Studio. Aprilina Dwi Astuti. Penerapan
Konvergensi Media Di LPP TVRI Nasional Jakarta.
Volume 4, Nomor 2, 2018.
Jurnal Ilmu Dakwah. Hikmat. Pesan-pesan Dakwah Dalam
Bahasa Tutur. Volume 5, Nomor 11, 2017.
Jurnal Ilmu Dakwah. Syafuddin. Abdul Muhid. Efektifitas Pesan
Dakwah di Media Sosial Terhadap Religiusitas
Masyarakat Muslim Analisis Literature Review.
Volume 20, Nomor 1, 2021.
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam. Ferdian Achsani, Siti
Aminah Nur Laila. Pesan Dakwah Dalam Lirik
Lagu Menyambut Lebaran Karya Pendhoza.
Volume 3, Nomor 2, 2019.
Jurnal Komunikasi Islam. Moh. Ali Aziz. Kebeneran Pesan
Dakwah. Volume 01, Nomor 02, 2011.
Jurnal Ilmu Komunikasi. A. Munanjar S.I.Kom, M.M dan Nina
Kusumawati S.I.Kom, M.Si. Keberhasilan Format
181
Program Drama Dalam Menjaring Penonton
Televisi (Studi Kasus Sinetron Ojek Pengkolan
RCTI). Volume 6, Nomor 1, 2019.
Jurnal. Fardiah, Dedeh. Format Tayangan Televisi Sebagai
Media Pendidikan Kualitas Bangsa. Volume 20,
Nomor 4, 2004
Jurnal. A.Munanjar, Achmad Haikal, Lukman, Rio Septian,
Muhammad Ichsan. Memilih Segmentasi Penonton
Dalam Perencanaan Program Televisi (Studi Siswa
Magang SMK 4 Bekasi di BSI TV). Volume 1,
Nomor 3, 2018.
Jurnal Sosiologi Reflektif.I rawan, Edi Rahmat. Sikap Penonton
Dalam Program Televisi Indonesia Saat Ini.
Volume 9, Nomor 2, 2019.
Website TVRI. tvri.go.id
Youtube Channel TVRI
186
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Ni Kadek
Jabatan : Produser Serambi Islami
Instansi : TVRI Jakarta
Tanggal Wawancara : 9 September 2021
Tempat Wawancara : Gedung Pusat Produksi Siaran TVRI
Jakarta
N: Narasumber
P: Pewawancara
P Awal mula adanya Program Serambi Islami ini seperti apa
Bu ?
N Serambi islami ada dari 8 tahun lalu, serambi islami ada
setiap hari. Senin tema dan materi nya umum. Selasa tema
dan materinya. Rabu tentang kenegaraan. Kamis ada dua
tema yaitu umum dan tasawuf. Jum‟at tentang keuangan.
Sabtu kenegaraan. Host dan bintang tamu setiap harinya
sudah di tentukan Cuma bintang tamu nya saja yang
berbeda. Karena kita di indonesia umat islam kan banyak,
kita harus fokus kesitu, di tvri ada beberap program agama
jadi memang sekian persen harus ada program agama.
kenapa pagi karena biasanya orang kan nonton acara agama
subuh subuh, kalau sore udah level lain, sesuaikan
waktunya.
P Bagaimana tim produksi mencari ide,fakta dan referensi ?
N Bikin ide nya sudah lama jadi tinggal kita jalani aja, paling
187
ganti tema nya aja yang di sesuaiin. Tema-temanya dari tim
produksi dan kadang nanya ke narasumber juga, kalo untuk
suratnya kita nyarinya sendiri kadang-kadang
narasumbernya juga menentukan. Kalau dia yang nentuin
kan enak bawain materinya jadinya. Kecuali ada event
tertentu baru kita ajuin “kiyai bisa ga temanya ini” gitu. Kita
saling ngisi aja. Kalau qari hanya baca surat aja sesuai yang
kita tentuan dan sesuai tema.
P Pola siaran setiap segment dari tahun 2018-2021 ini seperti
apa Bu ?
N Ngga banyak perubahan sih sebenernya, Cuma di tahun
2020 kita tidak ada jama‟ah tapia da music atau homeband.
Tidak ada perubahan sih di segment”nya, Cuma biasanya di
jama‟ah ada pertanyaan sekarang kita alihkan ke pemain
band nya. Dan sekarang sudah ada jama‟ah lagi di studio
jadi sudah tidak pakai band lagi.
P Bagaimana tim produksi mengelola rekaman tapping ?
N Kita bikin jadwal setiap hari. Misal saya produsernya,untuk
siaran senin ini ini ini. Studionya kan disitu aja, jadi kita
Cuma bikin jadwal kaya di papan itu kan ada jadwal.
Setelah produksi kita edit. Kan produksi itu ada pra yaitu
memproses materi yang akan rekam, mau tema apa
persiapan rundown. Produksi ya shootingnya, pasca
produksi editing. Proses edit dua hari. Untuk penayangannya
itu tergantung, misalnya saya rekaman tanggal 13 itu saya
tayangin tanggal 27 september dan 4 oktober, karena
masing-masing produser 2 episode jadi sehari itu ada 4
episode dengan 2 produer yang berbeda. Itu juga ga tentu
kadang mendesak karena dana, dana nya baru cair nah kita
desak-desak rekaman siarang, kadang-kadang bisa 2 hari
188
rekaman. Saya tapping pagi jam 8 sudah mulai sampe jam
12
P Format siaran atau metode siaran Serambi Islami seperti apa
?
N Ya formatnya dialog. Karna pada bulan mei belum ada
pertanyaan dari rumah jadi paling Cuma ada pertanyaan dari
hombe band aja, dan berdialog sama host juga narasumber.
Jadi formatnya berubah setelah ada band dan juga tidak ada
jama‟ah baru kita adakan pertanyaan dari pemirsa dirumah.
Jadi itu saja formatnya yang diganti
P Metode dakwah apa yang digunakan dalam Program
Serambi Islami ?
N Paling dalil-dalil gitu aja sih. Pokonya tetap acuan kita al-
qur‟an dan hadis. Dari ustad juga tidak meminta untuk
menggunakan metode tertentu, Cuma dikajian hadis doang
itu pake metodenya seperti kitab-kitabnya tertera di laptop
dan di layar LED. Kalau yang lain biasa aja metodenya.
Dikajian hadis itu dibikin desain kitabnya supaya pemirsa
juga melihat
P Ustad atau narasumber yang dihadirkan ini dari semua
kalangan atau tidak Bu ?
N Iya ustad disini dari semua kalangan ada Muhammadiyah,
NU, MUI. Umum ngga ada pilihan dan tidak memihak
kepada siapapun
P Pesan yang disampaikan oleh Ustad memihak pada satu
kalangan atau netral ?
189
N Kita independent, netral, tidak ada memihak kepada
siapapun. Sesuai dengan tema kita aja, missal kajian hadis
yaudah fokus tentang kajian hadis, kalau tasawuf ya
tasawuf. Kalau di minggu itu khusus tentang kajian hadis al
bukhori, yaudah kita berdasarkan kitab al bukhori tidak
melenceng-melenceng. Tapi disesuaikan dengan keadaan
kita, misal covid. Kaya kemarin kita berbicara tentang
mikjizat nabi Muhammad di khaibar, nah mukjizatnya di
khaibar itu kan kelaparan kita angkat keadaan sekarang ini
covid ya kita harus sabar menghadapinya. Misalnya temanya
tentang,itu kan di hadis semua nya uh, tertundanya umrah
nabi Muhammad saw, nah kita keadaan sekarang kita juga
tertunda gitu kita membahas dalam keadaan sekarang gitu.
Kita cerita sejarah atau kisah nabi tapi kita sesuaikan di
masa sekarang, misalnya gimana pada saat nabi keadaan
sakit nah kita sesuaikan jadi kita harus sabar karna nabi kan
juga seperti itu. Jadi pada zaman dulu juga ada wabah
penyakit nah jadi kita sesuaikan semua.
P Pemirsa atau jama‟ah yang dihadirkan ke studio dari semua
kalangan atau tidak ?
N Iya semua kalangan, seperti mahasiswa, anak sma, jama‟ah
ibu-ibu dan bapak-bapak, anak-anak pesantren. Cuma baru-
baru ini memang agak susah untuk mahasiswa dan siswa
karena waktunya yang ngga bisa ngumpulin anak-anak.
P Tim produksinya dari tahun 2018-2021 berubah atau tidak
Bu ?
N Tetep sama ko, missal nya saya produsernya di hari senin
sama minggu. Belum ada perubahan dari tim produksinya.
190
Paling fd nya suka gantian, kalau crew teknik ngga gantian
dan kalau produser tetap, selama ini masih tetap.
P Kenapa pada tahun 2018 dan 2019 tidak ada pertanyaan dari
rumah ?
N Karena memang mau fokus ke jama‟ah nya aja, kenapa kita
ga adain pertanyaan dari pemirsa di rumah karena
menyangkut dana dan waktu kita ga bisa. Kalau kita
shooting kan mengeluarkan dana kan nah kita ga ada
dananya. Kalau skrg ini kan kita pakai handphone aja kan
sama pemirsa dirumah cuma melalaui video call atau dia
nya bikin video sendiri trus dikirim ke kita. Kebanyakan
pertanyaan dari pemirsa di rumah itu yang kita kenal atau
pemirsa juga yang sering ngisi, jadi kita kasih tema tentang
ini nanti kamu ajukan pertanyaan deh, nanti dia rekam
sendiri.
P Pola siaran pada tahun 2018 dan 2019 ada pembacaan ayat
suci Al-Qur‟an dari jama‟ah di studio namun sekarang
berubah dan tidak ada lagi pemebacaan surat dari jama‟ah di
studio. Kenapa berubah Bu ?
N Kalau waktu itu di Ustad Kemalsyah, masing-masing ustad
berbeda caranya. Memang temanya kemaren kita membahas
al qur‟an jadi audience nya di suruh membaca Al-Qur‟an.
P Modifikasi apa saja yang dilakukan program Serambi Islami
sebelum dan setelah adanya pandemic covid-19 ?
N Kalau pas pandemic kita bikin pertanyaan dari rumah, karna
covid kan jama‟ah nya jadi ngga ada, dan pas music ilang
baru kita adain pertanyaan dari rumah. Untuk pemirsa di
191
rumah itu kita yang meghubungi mereka, kita shooting pakai
handphoe aja.
P Mengapa pada tahun 2020 segment berubah menjadi 8
segment yang awalnya hanya ada 6 segment saja ?
N Karena peraturannya seperti itu, kan itu acaranya satu
setengah jam Cuma dapet 75 menit jadi dibagi 8 segment,
termasuk iklan harus sesuai peraturan tapi kalau ngga ada
iklan ya gapapa. Peraturannya jika acaranya setengah jam 4
segment, 1 jam 6 segmen, 1 jam 30 menit 8 segmen. Ada
ngga ada nya iklan harus tetap pakai peraturan itu.
P Bagaimana tim produksi Serambi Islami dalam mengemas
program ?
N Sama aja sih karena kita di dalem kan di studio jadi ya gitu-
gitu aja, kalau di luar mungkin bisa berbeda-beda.
P Kenapa Serambi Islami tidak ada media sosial dan kenapa
setiap episodenya tidak langsung ada di youtube TVRI ?
N Iya tidak semua langsung ada di youtube. Kita medianya
kurang dari pihak bagian medianya, kurang SDM. Kita
materinya kan banyak banget, tidak segera di masukin
youtube. Harusnya kan setelah siaran langsung ke youtube.
Tapi di kajian hadis ada di ustad Luthfi di PKH yg hari
minggu, kalau itu memang tim dari kiyai luthfi yang
masukin di PKH, timnya Namanya PKH Ustad kajian hadis.
Banyak yang nanya ko susah banget ya liat serambi di
youtube ngga rutin, kita udah complain ya jawabnya
begitulah pokonya keterbatasan, entah keterbatasan apanya.
P Di misi tvri nomor 6 tertulis “meningkatkan pendapatan
192
iklan”. Apakah sekarang TVRI sudah ada iklan komersil
yang masuk Bu ?
N Sekarang boleh ada iklan dan uangnya langsung masuk ke
Negara, di kajian hadis kemarin juga ada iklan baznas itu
untuk Negara uangnya semuanya.
P Tvri bekerja sama dengan apa saja dalam mengadakan acara
atau membuat program ?
N Banyak kita mah kaya DPR, KPU, Departemen Agama,
Departemen Konminfo, banyak acara” kita yang
bekerjasama. Apalagi Diknas kan 2 th selama covid kita
kerja sama , acara Diknas yang sekolah yang belajar dari
rumah, itu ratingnya tinggi banget. Produknya Diknas
punya, kita tinggal siaran aja.
P Apakah TVRI sama sekali tidak memihak kepada siapapun
Bu ?
N Pemberitaan TVRI tidak ada yang memihak sama sekali,
netral karena tv public dengan tagline ”media pemersatu
bangsa”. Jadi ngga boleh memihak pada siapapun.