PENERAPAN METODE POLAMATIKA UNTUK ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PENERAPAN METODE POLAMATIKA UNTUK ...
PENERAPAN METODE POLAMATIKA UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NURSOPIYANA SAKILAH
1113018300067
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/ 1438 H
i
ABSTRAK
Nursopiyana Sakilah (1113018300067). Penerapan Metode Polamatika untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa Kelas III SD, Skripsi,
Program Studi PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode polamatika terhadap
pemahaman konsep siswa dalam materi perkalian pada mata pelajaran matematika di
kelas III SDN Cempaka Putih 01 Tanggerang Selatan tahun ajaran 2017/2018.
Polamatika merupakan metode operasi hitung perkalian yang dibantu dengan kotak
bayang pada tahap perhitungannya dengan tanpa ada tahap penyimpanan yang
memudahkan siswa dalam perhitungan operasi perkalian. Metode penelitian yang
diajukan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan
dua siklus, dimana pada setiap siklus terdapat lima kali pertemuan. Subjek pada
penelitian ini adalah siswa kelas III B SDN Cempaka Putih 01 yang berjumlah 33
orang. Instrumen yang digunakan dalam penlitian ini menggunakan soal tes
pemahaman konsep yang diberikan pada akhir siklus, data observasi, catatan
lapangan, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian dengan menggunakan
metode polamatika dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa serta
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai
rata-rata tes pemahaman konsep siswa pada siklus I sebelum dilaksanakannya
tindakan sampai siklus II terjadi peningkatan yang tinggi, dengan perolehan nilai
sebesar 72,2 pada siklus I dan hasil tes pemahaman konsep pada siklus II sebesar
81,4. Sehingga pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil tes pemahaman konsep
perkalian siswa sebesar 9,2 poin. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
polamatika dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa.
Kata Kunci : Metode Polamatika, Pemahaman Konsep Perkalian
ii
ABSTRACT
Nursopiyana Sakilah (1113018300067). Application of Polamatika Method to
Increase Understanding of Concept of Multiplication on Grade III Elementary
School, Undergraduate Thesis, Study Program PGMI (Madrasah Ibtidaiyah Teacher
Education), Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2017.
This study aims to determine the application of polamatika methods to understanding
the concept of students in multiplication materials on mathematics subjects in class
III SDN Cempaka Putih 01 Tanggerang Selatan academic year 2017/2018.
Polamatika is a multiplication method that is assisted by shadow box in the
calculation phase with no storage stage that allows students in the calculation of
multiplication operations. The research method in this Undergraduate Thesis is
Classroom Action Research method (PTK) which is implemented with two cycles,
where in each cycle there are five times meeting. Subjects in this study were students
of class III B Cempaka Putih 01 Elementary School which amounted to 33 people.
The used instrumental in this research was concept comprehension test question
given at the end of cycle, observation sheet, field note, interview, and documentation.
The result of research by using polamatika method can improve understanding of
student multiplication concept and can increase student learning activity. It can also
be seen from the average score of the students' concept comprehension test on the
first cycle before the implementation of the action until the second cycle occurs a
high increase, with the acquisition value of 72.2 in cycle I and the concept of concept
test results in cycle II of 81.4. So that on the second cycle there is an increase in the
results of the concept of understanding the concept of student multiplication of 9.2
points. It can be concluded that the application of polamatika method can improve
the understanding of students' concept of multiplication.
Keywords: Polamatika Method, Understanding the Concept of Multiplication
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta
salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga, para sahabatnya, dan umat muslim sampai akhir zaman (amin).
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Judul yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “Penerapan Metode
Polamatika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa
Kelas III SD”.
Dalam penyusan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan kali
ini penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Khalimi M. Ag selaku Kaprodi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Asep Ediana Latip, M.Pd, selaku sekertatis jurusan program studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
5. Zikri Naeni Iska, M.Ps.I, selaku pembimbing akademik yang selalu meberikan
nasehat, bimbingan, apresiasi, dan semangat agar dapat menjadi mahasiswa yang
memberikan manfaat untuk orang lain.
iv
6. Dr. Sita Ratnaningsih M.Pd selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah
memberi nasehat serta arahan kepada penulis sehingga penulis tidak kehilangan
arah.
7. Dr. Fery Muhamad Firdaus M.Pd selaku dosen pembimbing II skripsi dengan
sabar membimbing, memberikan nasehat, dan ilmunya kepada penulis, sehingga
penulis tidak kehilangan arah dalam memahami materi yang telah diberikan.
8. Poniran S.Pd selaku kepala sekolah SDN Cempaka Putih 01 yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di kelas
III B.
9. Masih Sumarsih S.Pd selaku guru matematika dan wali kelas III B yang telah
meberikan waktu, arahan, serta saran selama proses penelitian berlangsung.
10. Terimakasih kepada seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmu dan jasa kepada penulis.
11. Terimakasih kepada seluruh guru dan staf SDN Cempaka Putih 01 yang telah
membatu dan menerima penulis.
12. Terimakasih kepada seluruh siswa/siswi kelas III B yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian, sehingga berjalan dengan lancar dan baik.
13. Ayah dan Alm Ibu penulis atas jasa yang tak ternilai harganya, doa-doa yang
selalu mengalir, dan nasehat yang tak pernah lelah dalam mendidik dan memberi
ribuan cinta yang tulus dan iklas semenjak dalam kandungan hingga saat ini.
14. Kaka penulis Saefulloh yang tak pernah berhenti memberi dukungan baik moral
maupun material tanpa ada perhitungan, serta dukungan yang tak pernah surut.
15. Adik penulis Faqih yang selalu menjadi motivasi untuk menjadi seorang kaka
yang lebih bijak dan semangat dalam mengahapi dilema.
16. Sahabat-sahabat MTS dan SMA, Nurul Aeni, Nur Fajriah, Syarifah Sa’diyah,
Samsu Duha, Fadillah Nur, Miftahul Qulub (Alm) yang selalu memberikan
motivasi dan semangat bagi penulis.
17. Terimakasih kepada teman perantauan Cikarang, Fitri Atikah, Munirah, Syarifah
Atip, Muazzatul Maula, mba Isoh, Denisa Icha yang selalu memotivasi,
v
memberikan dukungan, nasehat, serta berbagi dalam suka maupun duka semasa
hidup jadi anak buruh sampai sekarang.
18. Terimakasih sahabat-sahabat Ciputat teruntuk Annisah Nuramalia, Efi Siti Alfiah,
mba Khomsah, Nita Listianah, Amaliatun Hikmah, serta Khufaifatul Fikri, Putri
Khaerunnisa, Siti Yaumil Azmi, Roayati Maftuhatul Jannah selalu ada dalam
suka maupun duka, serta motivasi yang selalu melimpah.
19. Terimakasih teruntuk keluarga besar IMA 2013, IKBAL Jakarta, KMSGD,
PERMAI AYU, Kembang Jaya, Kamar Wina, serta IRMAFA yang telah
memberikan pengalaman berharga bagi penulis.
20. Teman-teman skripsi, terutama Muzdalifah, Nisa Auliya yang slalu membantu
dan penyemangat dalam menyusun skripsi.
21. Terimakasih kepada teman-teman kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
terutama keluarga besar PGMI 2013 yang mau berbagi waktu, pengalaman,
motivasi, serta berbagi ilmu dalam segala hal kepada penulis.
22. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Mohon maaf terhadap segala kekurangan yang terdapat pada penulisan skripsi ini.
Jakarta, 10 Oktober 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………………….i
ABSTRACT…………………………………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….........v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………....ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….xi
DAFTAR GRAFIK......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN………….…………………………………………………..xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Indentifikasi Masalah…………………………………………………......5
C. Pembatasan Masalah……………………………………………………..6
D. Perumusan Masalah ……………………………………………………....7
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………....7
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………..8
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teoritis …….…………………………………………………….9
1. Pembelajaran Matematika di MI/ SD …………….……………...........9
a. Hakikat Pembelajaran ………….…………………………..…...…9
b. Pembelajaran Matematika di MI/SD…..……..…………….……..10
2. Karakteristik Siswa MI/SD…………………………………………...12
3. Pemahaman Konsep Matematis………...……...……….……….…....13
a. Pengertian Pemahaman Konsep ....………..……..…..………..…13
b. Indikator Pemahaman Konsep……….…….……...………...........15
4. Metode Polamatika ……………….………...……………….……….18
vii
a. Pengertian Metode Polamatika………..……………..…………....18
b. Konsep Perkalian dengan Polamatika..……..………………….....19
c. Manfaat Penggunaan Metode Polamatika…..……..…………...…25
d. Kelemahan Penggunaan Metode Polamatika………..………..…..27
5. Konsep Perkalian di MI/SD………………………………………….27
a. Pengertian Perkalian……………………………………………....28
b. Sifat – sifat Perkalian……………………………………………...29
c. Konsep Perkalian………………………………………………….28
B. Penelitian yang Relevan……..……………………………..……….........31
C. Hipotesi Penelitian………………………………………..……………...33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian………..……………….…...……………...34
B. Metode dan Desain Penelitian…………………………………………....34
C. Subyek Peneliti…………………………………………………………...39
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian……..………………………...39
E. Tahap Interversi Tindakan yang Diharapkan……….………………...….39
F. Hasil Interversi Tindakan yang Diharapkan…………………………...…42
G. Data dan Sumber Data……………………………………………………43
H. Instrumen Penelitian……………………………………………………...43
I. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….46
J. Teknik Pemeriksaan Data…………………………………...…………....47
K. Teknik Analisis Data……………………………………………………..48
L. Pengembangan Perencana Tindakan……………………………………..50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data…………………………………………………………….51
B. Analisis Data……………………………………………………………...86
C. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………..89
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………...93
B. Implikasi………………………………………………………………...93
C. Saran…………………………………………………………………….94
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..95
LAMPIRAN-LAMPIRAN………….……………………………………………….99
BIODATA PENULIS………………..………………………………………………xv
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan PTK................................................................ …38
Gambar 4.1 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Pertama………….…53
Gambar 4.2 Definisi Perkalian .............................................................................. 54
Gambar 4.3 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Pertama ................... 55
Gambar 4.4 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Kedua ...................... 55
Gambar 4.5 Contoh Soal Lembar Kerja Siswa ..................................................... 56
Gambar 4.6 Guru Mengonfirmasikan Kembali Materi ......................................... 58
Gambar 4.7 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga ...................... 58
Gambar 4.8 Contoh Jawaban dari Salah Satu Lembar Kerja Siswa ..................... 59
Gambar 4.9 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga ..................... 60
Gambar 4.10 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Keempat ................ 61
Gambar 4.11 Jawaban Lembar Kerja siswa .......................................................... 62
Gambar 4.12 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Keempat ............... 62
Gambar 4.13 Kondisi Siswa pada Saat Pelaksanaan Tes Siklus I ........................ 63
Gambar 4.14 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Keenam ................. 70
Gambar 4.15 Perkalian Ratusan dengan Satuan ................................................... 71
Gambar 4.16 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Keenam ................ 72
Gambar 4.17 Siswa Membaca Surat - surat Pendek ............................................. 73
x
Gambar 4.18 Polamatika Ratusan dengan Satuan………………………………..74
Gambar 4.19 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Ketujuh…………..74
Gambar 4.20 Membaca Surat Pendek……………………………………………75
Gambar 4.21 Kegiatan Diskusi Kelompok………………………………………76
Gambar 4.22 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Kedelapan……….77
Gambar 4.23 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Kesembilan………78
Gambar 4.24 Menyusun Kotak Bayang………………………………………….79
Gambar 4.25 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Kesepuluh……….80
Gambar 4.26 Suasana Kelas pada Saat Pelaksanaan Tes Siklus II……………....80
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian.……………………………………………..33
Tabel 3.2 Catatan Lapangan……………………………………………………..44
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Penelitian……………………………..51
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I.............65
Tabel 4.3 Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siswa pada Siklus I….66
Tabel 4.4 Hasil Refleksi Siklus I………………………………………………...69
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II……….82
Tabel 4.6 Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Siklus II……….83
Tabel 4.7 Nilai Perbandingan Siklus I dan II…………………………………….83
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perolehan Nilai Siswa pada Siklus I .................................................... 68
Grafik 4.2 Perbandinga Persentase Nilai Siklus I dan II ....................................... 84
Grafik 4.3 Perbandingan Nilai Siswa dan Rata-rata Siklus I dan II ...................... 85
xiii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I Pertemuan 1 ............................................................... 99
Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 2 ............................................................... 107
Lampiran 3 RPP Siklus I Pertemuan 3 ................................................................ 114
Lampiran 4 RPP Siklus I Pertemuan 4 ................................................................ 119
Lampiran 5 RPP Siklus II Pertemuan 5 .............................................................. 122
Lampiran 6 RPP Siklus II Pertemuan 6 .............................................................. 129
Lampiran 7 RPP Siklus II Pertemuan 7 .............................................................. 143
Lampiran 8 RPP Siklus II Pertemuan 8 .............................................................. 150
Lampiran 9 Bahan Ajar ....................................................................................... 157
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 ................................................. 190
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 ................................................. 194
Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 3 ................................................. 198
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 4 ................................................. 201
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 5 ................................................. 204
Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 6 ................................................. 209
Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 7 ................................................. 211
Lampiran 17 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 8 ................................................. 216
Lampiran 18 Instrumen Pemahaman Konsep Perkalian ..................................... 274
Lampiran 19 Soal Tes Pemahaman Siklus I ....................................................... 277
Lampiran 20 Soal Tes Pemahaman Siklus II ...................................................... 281
Lampiran 21 Hasil Tes Studi Pendahuluan ......................................................... 286
xiv
Lampiran 22 Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siklus I dan II .............. 287
Lampiran 23 Instrumen Tes Validitas Siklus I dan II Dosen Ahli ...................... 288
Lampiran 24 Instrumen Tes Validitas Siklus I dan II Guru Kelas ...................... 302
Lampiran 25 Lembar Observasi Guru ................................................................. 315
Lampiran 26 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................... 322
Lampiran 27 Pedoman Wawancara Siswa .......................................................... 325
Lampiran 28 Pedoman Wawancara Guru Studi Pendahuluan ............................ 326
Lampiran 29 Catatan Lapangan .......................................................................... 328
Lampiran 30 Dokumentasi .................................................................................. 337
Lampiran 31 Surat Izin Penelitian....................................................................... 340
Lampiran 32 Surat Pelaksanaan Penelitian dari Sekolah .................................... 341
Lampiran 33 Uji Referensi .................................................................................. 342
xv
BIODATA PENELITI
Nursopiyana Sakilah, lahir di Subang, pada
27 Desember 1993, serta merupakan anak
kedua dari dua bersaudara. Peneliti memulai
jenjang pendidikannya di SDN Kerta Mukti
Subang pada tahun 1998 sampai tahun
2004/2005, kemudian Sekolah Menengah
Pertama di MTS Nurul Huda Munjul
Cirebon pada tahun ajaran 2004/2005
sampai tahun 2007/2008, serta
melaksanakan Sekolah Menengah Keatas di
MA Nurul Huda Munjul Cirebon pada tahun
ajaran 2008/2009 sampai tahun 2011/2012.
Kemudian peneliti melanjutkan ke jenjang
Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan melalui tes SPMB, dan dinyatakan lulus
serta diterima sebagai mahasiswa prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) angkatan 2013.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu matematika, pemahaman konsep sangat
penting dan di tekankan pada peserta didik, dikarenakan konsep matematika
yang satu dengan yang lainnya sangat berkaitan sehingga untuk mempelajari
ilmu matematika tersebut harus runtut dan berkesinambungan. Jika siswa
mampu memahami konsep-konsep yang telah diajarkan oleh guru, maka siswa
tersebut dapat menyelesaikan permasalahan matematika yang lebih kompleks
lagi. Sehingga, perhatian guru terhadap siswa dalam memahami sebuah konsep
juga sangat diperlukan.
Keadaan peserta didik saat telah memahami konsep dan saat belum
memahami konseppun seorang guru harus jeli dan mengetahuinya. Siswa yang
telah memahami sebuah konsep dapat dibuktikan dengan nilai yang diberikan
pada mata pelajaran tersebut sangat memuaskan, sehingga guru dapat beralih
untuk mengarahkan pelajaran ke materi selajutnya. Sedangkan siswa yang
belum paham pada konsep dapat dibuktikan dengan nilai tes yang kurang baik,
sehingga guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih
memahami dan mempelajarinya kembali. Pehaman konsep merupakan tujuan
penting dalam prosep pembelajaran untuk memahami sebuah materi yang telah
disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa dalam
memahami konsep tersebut.
Begitu pentingnya peran guru dalam meningkatkan pemahaman sebuah
konsep yang harus diterapkan. Sehingga guru harus mampu memberikan proses
belajar yang bermakna sehingga konsep-konsep yang diberikan kepada siswa
tersampaikan dengan benar apa yang di maksud oleh guru. Bagian-bagian
konsep harus dipahami bagi setiap siswa, sehingga siswa akan terus
2
mengingatnya tanpa harus menghapalkan konsep tersebut dan menjadikan
proses pembelajaran yang bermakna.
Pentingya pemahaman konsep matematika juga tercantum pada
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yang memuat memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam memecahkan
masalah.1 Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep materi sangat
penting bagi terlangsungnya proses belajar yang baik.
Pada hakekatnya masih banyak peserta didik yang beranggapan bahwa
dalam memahami konsep pada mata pelajaran matematika masih sulit untuk
dipelajari dan dipahami. Terdapat banyak siswa yang telah mempelajari
konsep-konsep yang ada di dalam mata pelajaran matematika bagian yang
sederhanapun merasa sulit karena banyak hal yang kurang dipahaminya, seperti
banyak konsep yang dipahaminya secara keliru. Sehingga matematika dianggap
sebagai mata pelajaran yang sukar dipelajari dan dipahami.
Beberapa faktor kurangnya penguasaan materi matematika bagi siswa
disebabkan karena guru dalam menerapkan dan menyampaikan materi
pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa jenuh
dan bosan. Siswa menjadi pasif dan hanya duduk manis mendengarkan dan
mencatat konsep-konsep abstrak saja. Siswapun terbiasa menghapal suatu
konsep tanpa tahu bagaimana pembentukan konsep itu sendiri. Hal ini
menjadikan siswa mudah sering lupa dengan apa yang telah dipelajarinya, dan
siswa kurang dapat memahami untuk dapat menarik kesimpulan dari apa yang
telah dipelajari dan informasi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan pengalaman peneliti sewaktu PPKT hasil belajar materi
perkalian pada kelas III MIN 2 Kota Tanggerang Selatan relatif rendah, 65%
1 PERMENDIKNAS RI No 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional, 2006, hal 346
3
siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (nilai: 70). Rendahnya hasil belajar
siswa dikarenakan kurangnya pemahaman konsep siswa dalam pelajaran
matematika. Hal tersebut disebabkan pula, karena terlalu banyaknya materi
yang harus dipahami oleh siswa sementara alokasi waktu terbatas. Sehingga
mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika yang
disampaikan dikelas tidak maksimal. Sampai saat inipun masalah pendidikan
terhadap mata pelajaran matematika masih menjadi beban berat bagi para
pendidik dan siswa. Lemahnya intensitas pemahaman siswa terhadap suatu
materi membuat siswa mengalami kesulitan untuk menjawab soal-soal yang
telah diberikan. Terlebih pada materi perkalian yang sudah mencapai angka
puluhan dan ratusan dirasakan sulit dikerjakan jika hanya mengandalkan
hapalan semata. Pembelajaran masih bersifat teacher centred, sehingga suasana
belajar masih cenderung pasif, hal ini menyebabkan siswa merasa jenuh dan
bosan yang mengakibatkan pokus siswa pada aktifitas belajar berkurang.
Jika dilihat dari hasil ulangan formatif siswa kelas III A MIN 2 kota
Tangsel pada semester ganjil terutama pada mata pelajaran matematika materi
perkalian relatif rendah. Rendahnya hasil belajar pada materi perkalian di kelas
III A mencapai 65% dari 33 siswa mendapat nilai dibawah ketentuan minimum
yang diharapkan sekolah yaitu 70, dengan perolehan nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 55 sehingga rata-rata yang didapat 67,68 dan jika dilihat dari perolehan
nilai rata-rata kelas tersebut juga belum mencapai nilai yang diharapkan. Hal
tersebut diakibatkan rendahnya pemahaman konsep perkalian siswa. Masih
banyak kekeliruan dalam operasi hitung perkalian, serta siswa lebih cenderung
menjawab hasil perkalian berdasarkan hafalan bukan berdasarkan cara yang
telah diajarkan guru yaitu dengan cara penjumlahan berulang atau perkalian
dengan cara bersusun kebawah. Sehingga untuk menentukan hasil perkalian
dengan skala besar (perkalian puluhan dan ratusan), siswa merasa kesulitan
dalam menjawab soal tersebut.
4
Kurangnya pemahaman konsep perkalian juga terdapat pada Sekolah
Dasar Negeri Cempaka Putih 01. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar
siswa pada materi perkalian yang relatif rendah. Rendahnya materi perkalian di
kelas III B SD Cempaka putih mencapai 30,3% dari 33 siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM (nilai KKM = 63), dalam artian ada sekitar
23 siswa yang mendapatkan nilai dibawah 63 dari 33 siswa (terlampir). Data
tersebut peneliti ambil pada kegiatan observasi studi pendahuluan. Sehingga
dari kesamaan kasus yang terdapat pada SDN Cempaka Putih 01 dengan MIN
2 Kota Tangsel, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian ini di Sekolah
Dasar Cempaka Putih 01 Tanggerang Selatan.
Agar siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik dan benar
maka perlu dikembangkan suatu cara atau teknik pengajaran matematika guna
membantu siswa dalam memahami suatu konsep dan menentukan hubungan
yang bermakna dalam menyelesaikan soal. Salah satu metode pembelajaran
yang memungkinkan agar siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian adalah dengan menggunakan metode polamatika.2
Metode polamatika dirancang untuk mempermudah pemahaman konsep
perkalian dengan teknik pola bilangan dengan kotak bayangan yang membantu
proses pengoperasiannya. Metode polamatika ini juga diharapkan mampu
memberikan perhitungan cepat dan mudah bagi siswa. Metode polamatika
hanya didasarkan pada kemampuan siswa pada hapalan 1x1 sampai dengan 9x9
saja, sehingga siswa dapat dengan mudah melakukan operasi perkalian.
Polamatika juga dapat dikembangkan pada digit operasi perkalian tak terbatas.
Di dalam metode polamatika juga tidak ada tahap penyimpanan pada
operasi hitungnya. Sehingga kemungkinan siswa untuk melakukan kesalahan
dalam proses penghitungan saat mengerjakan soal relatif rendah. Sehingga
2 Drajad Premadi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung Perkalian &
Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, hal i
5
dapat memotivasi siswa dalam belajar materi perkalian dan memacu siswa
untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
Hasil penelitian Eva Lina Wulan dari dengan judul skripsi “Penerapan
Teknik Polamatika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Perkalian
Siswa Kelas III SDN Kertosari 01 Pakusari-Jember (2011/2012) menyatakan
bahwa terjadi peningkatan aktivitas sebesar 77,5% pada siklus 1 dan terjadi
peningkatan aktivitas pada siklus 2 sebesar 92,5%. Sedangkan pada ketuntasan
hasil belajarnya pada siklus 1 sebesar 42,5% dan pada siklus 2 sebesar 87,5%.
Pada setiap siklus menujukan adanya peningkatan yang diinginkan sehingga
dalam penelitian tersebut dinyatakan tuntas.3
Penelitian yang dilakukan Linda, universitas UIN Jakarta, dalam
penelitiannya “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap
Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 12
Pamulang, menyatakan bahwa dalam penelitiannya terdapat pengaruh dalam
penggunaan alat peraga batang napier terhadap pemahaman konsep perkalian
menunjukan hasil yang di inginkan peneliti.4
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti
permasalahan diatas degan judul: Penerapan Metode Polamatika untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa Kelas III SD.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat di
identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
3 Eva Lina Wulandari, Penerapan Teknik Polamatika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Perkalian Siswa Kelas III SDN Kertosari 01 Pakusari-Jember (2011/2012), Skripsi: Universitas
Jember, 2011 4 Linda, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap Pemahaman Konsep
Perkalian Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014
6
1. Pemahaman konsep perkalian pada siswa kurang, hal ini disebabkan oleh
metode pembelajaran yang dirasakan siswa sulit untuk dipahami.
2. Terlalu cepatnya pembahasan materi, sebagai salah satu penyebab siswa
kurang memahami konsep pembelajaran.
3. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dan kurang menarik
sehingga siswa enggan memperhatikan proses belajar.
4. Pemahaman konsep pada materi perkalian relatif rendah, terbukti dengan
adanya nilai rata-rata hasil belajar siswa dari pada materi oprasi hitung
perkalian relatif rendah dan di bawah nilai KKM (nilai: 63,00) pada sekolah
tersebut mencapai 30,3% dari 33 siswa kelas III B SD Cempaka Putih 01
Kota Tangsel.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam penelitian ini tidak meluas dan agar
memudahkan dalam penyusunan, serta tidak keluar atau menyimpang dari
pokok bahasan penelitian, maka peneliti membatasi masalah tersebut sebagai
berikut:
1. Kompetensi yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah tingkat
pemahaman konsep perkalian.
2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan
pemahaman konsep perkalian adalah metode polamatika.
3. Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah materi operasi hitung
perkalian.
4. Siswa kelas III B SD Cempaka Putih 01 Kota Tangsel tahun ajaran
2017/2018 semester ganjil adalah subjek dari penelitian ini.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka perumusan masalah yang akan diselidiki pada penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana penerapan metode polamatika terhadap peningkatan
pemahaman konsep perkalian pada kelas III B SD Cempaka Putih 01 Kota
Tanggerang Selatan?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode polamatika pada
operasi hitung perkalian?
3. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa kelas III B SD Cempaka
Putih 01 Kota Tanggerang selatan pada materi operasi hitung perkalian
dengan menggunakan metode polamatika?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penulis dapat menuliskan
bahwa tujuan penelitian ini dibagi kedalam dalam dua aspek, yaitu:
a. Secara Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman konsep perkalian pada siswa, yang berdampak pada hasil
belajar siswa yang meningkat.
b. Secara Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian tentunya untuk mengetahui apakah
adanya upaya dalam meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa
dengan menggunakan metode polamatika sebagai alat bantu yang
mempermudah tingkat pemahaman siswa.
8
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi
guru, siswa, maupun baik untuk sekolahan itu sendiri, diantaranya sebagai
berikut:
a. Manfaat bagi Guru (Pendidik)
1. Sebagai salah satu proses agar dapat meningkatkan profesionalisme
guru.
2. Sebagai salah satu efektivitas agar dapat meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.
b. Manfaat bagi siswa (Peserta Didik)
1. Dengan di lakukannya penelitian ini, peneliti berharap adanya
peningkatkan pemahaman pada konsep perkalian siswa.
2. Dengan dilakukannya penelitian ini dapat meningkatkan hasil prestasi
siswa.
c. Manfaat bagi Sekolah
1. Dengan dilakukannya penelitian ini peneliti berharap adanya manfaat
bagi sekolah yang berdampak pada peningkatkan mutu pendidikan di
SD.
2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
dalam menyusun strategi pembelajaran
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teoritis
1. Pembelajaran Matematika di MI/SD
a. Hakikat Pembelajaran
Menurut James O. Whittaker mengatakan bahwa belajar adalah
sebuah proses tingkah laku yang ditimbulkan melalui latihan atau
mengalami secara langsung (pengalaman). Sedangkan Howard L.
Kingskey berpendapat bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku
seseorang (dalam arti yang luas) ditimbulkan atau diubah melalui
praktek dan latihan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa belajar
adalah suatu kegiatan yang melibatkan dua unsur (jiwa dan raga) dalam
memperoleh perubahan.5 Sedangkan pembelajaran adalah proses belajar
mengajar (interaksi) dimana ada pendidik dan peserta didik yang terlibat
didalamnya, dan dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana,
serta memiliki tujuan yang jelas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam proses pembelajaran, siswa merupakan subjek didik, bukan
objek.6
Dalam proses pembelajaran dan pengertian belajar terdapat tiga
ciri utama seseorang dapat dikatakan telah melakukan proses belajar,
yaitu: proses, perubahan tingkah laku, dan pengalaman. Ketiga ciri
tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan (tidak dapat
dipisahkan), sehingga sudah menjadi tugas guru untuk memperhatikan
perubahannya.
5 Syaiful Bahari Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2015, hal 13 6 Eveline Sireger, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia,
2011, hal 13
10
b. Pembelajaran Matematika di MI/SD
Kata matematika berasal dari bahasa yunani yaitu mathematike,
yang mempunyai arti mempelajari. Kata ini mempunyai akar kata
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Matematika dalam bahasa
asing mempunyai beberapa mempunyai beberapa sebutan diantaranya:
mathematics dalam bahasa Inggris, mathematik dalam bahasa Jerman,
mathematique dalam bahasa Prancis, mathematic dalam bahasa Italia,
dan mathematic/wiskunde dalam bahasa Belanda. Kata matematika erat
hubungannya dengan sebuah kata lain yang serupa, yaitu mathein yang
mengandung arti belajar (berpikir).7
Beberapa para ahli berpendapat tentang makna matematika,
seperti yang di ungkapkan oleh Johnson dan Rising yang mengatakan
bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,
pembuktian yang logis. Reys, dkk mengatakatakan bahwa matematika
adalah telaah atau ilmu tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola
berpikir, dan merupakan sebuah alat. Kline mengatakan bahwa
“matematika bukanlah ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri,
justru matematika hadir untuk membantu masalah yang berkaitan
dengan hitung-menghitung yang ada di alam semesta.8 Berdasarkan
pengertian yang telah dipaparkan oleh beberapa para ahli tersebut, dapat
dikatakan bahwa matematika adalah dasar dari ilmu pengetahuan yang
membentuk sebuah logika, konsep-konsep, pola, yang terealisasikan
dalam bentuk simbol dan berhubungan dengan proses berpikir nalar.
Matematika pada dasarnya merupakan disiplin ilmu yang bersifat
deduktif – aksiomatik, tetapi meskipun begitu pembelajaran matematika
di sekolah di perbolehkan menggunakan proses penalaran yang bersifat
7 Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI PRESS, 2006, hal
3 8 Ibid , hal 4
11
induktif terlebih dahulu. Sehingga pembelajaran yang mengaitkan
kedalam situasi konkret dalam proses pembelajaran matematika pada
taraf awal penanaman materi tidak harus dilakukan untuk setiap topik
dan setiap waktu pembelajaran. Melainkan proses pembelajarannya
dilakukan berangsur – angsur dan bertahap oleh peserta didik untuk
mulai memasuki pembelajaran matematika yang memiliki proses
penalaran bersifat deduktif.9
Guru beserta peserta didik dalam proses pembelajaran matematika
merupakan pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran secara efektif.
Sedangkan pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu
melibatkan seluruh siswa secara aktif pada proses pembelajaran.10
Jika kita berbicara tentang pembelajaran matematika maka,
Pembelajaran matematika yang efektif adalah pembelajaran yang
memerlukan pemahaman yang diketahui oleh siswa dan yang
diperlukan siswa untuk dipelajari, kemudian memberikan sebuah
tantangan dan dukungan kepada siswa agar dapat belajar dengan baik.11
Berkaitan dengan hal tersebut, standar kompetensi yang terdapat
pada matematika bertujuan agar peserta didik mampu berpikir secara
akurat, sistematis dan logis, serta mampu berpikir kritis. Sehingga
peserta didik dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang terdapat pada
matematika, mengaitkan simbol – simbol, memcahkan masalah, serta
mengaitkan ide lain dengan yang lainnya yang dikembangkan secara
bertahap dan berkesinambungan melalui pendidikan matematika atau
bisa disebut juga pembelajaran matematika.
9 Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta:
Universitas Terbuka 2007, Cet 2, hal 7.13 10 Zubaidah Amir, Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2016, Cet 1, hal 8 11 Turmudi, Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran MATEMATIKA Berparadigma
Eksploratif dan Investigatif, Jakarta: Leuser Cita Pustaka, 2009, hal 24
12
Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan secara
keseleruhan, sehingga pada pendidikan matematika tidak terlepas
dengan adanya kehadiran dan pemberlakuan kurikulum.12 Kurikulum
Matematika pada tingkat sekolah dasar dapat dikelompokan menjadi
tiga kelompok, diataranya adalah 1). Menyangkut penanaman konsep,
2). Adanya pemahaman pada suatu konsep, dan 3). Pembinaan
keterampilan. Pembinaan keterampilan merupakan tujuan akhir
pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu agar siswa menjadi
lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.13
2. Karakteristik Siswa MI/ SD
Usia Siswa Sekolah Dasar (SD) dalam mengikuti pelajaran berkisaran
6-7 tahun sampai 12-13 tahun. Piaget berpendapat, pada usia mereka ini,
berada pada fase operasional konkret. Dimana kemampuan berpikir mereka
mengarah pada pengoperasionalan kaidah-kaidah logika yang bersifat
abstak namun dapat diperjelas dengan gambaran objek yang nyata.14
Dari perkembangan kognitif siswa MI/ SD, karakteristik
perkembangan kognitif siswa MI/SD dapat didefinisikan sebagai berikut:
1). Kognitif simbolis, yakni pada usia MI/ SD siswa sudah memahami
simbol-simbol dalam lingkungannya seperti simbol bahasa labeling
(pemberian nama), dan introducing (memperkenalkan nama-nama benda),
dan kognitif simbol dapat dibuktikan dengan adanya perkembangan bahasa
anak yang semakin cepat, 2). Kognitif imajinatif, yaitu pada tahap usia ini
siswa dapat berimajinasi dengan mendalami tokoh idola/ pahlawan dalam
hal bermain peran, 3). Kognitif intuitif, yaitu pada tahap usia ini siswa
12 Suhendra, Op, Cit, hal 7.14 13 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014, hal 2 14 Ibid, hal 1
13
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atas pertanyaan-pertanyaannya, 4).
Kognitif logis, yaitu pada tahap usia ini siswa sudah mampu untuk
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan objek-objek yang bersifat
konkret, 5). Kognitif rasional, yaitu pada tahap usia ini siswa sudah mampu
menyelesaikan masalah pada persoalan konkrit secara abstrak, misalnya
pada soal matematika 6 x 7 = 42, atau 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 42 merupakan
bentuk penyelesaian dengan hasil yang sama secara konkret. Kognitif
hipotetik, yaitu pada tahap usia ini siswa sudah memiliki kemampuan untuk
memprediksi/ bernalar secara hipotetis (dugaan) terhadap dua variabal atau
lebih secara logis dan rasional, 7). Kognitif intregatif, yaitu siswa pada usia
ini sudah mampu untuk memahami objek secara keseluruhan.15
Seperti yang telah dipaparkan diatas, untuk memehami setiap konsep
yang abstrak dalam pembelajaran matematika pada peserta didik usia
sekolah dasar perlu adanya penguatan berupa hal-hal yang bersifat konkrit.
Sehingga apa yang telah dipelajari oleh siswa akan melekat dengan kuat
pada ingatan siswa.
3. Pemahaman Konsep Matematis
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Berdasarkan Sumarno (1987) menyatakan bahwa pemahaman
berasal dari kata understanding.16 Pemahaman adalah tingkat
kemampuan seseorang untuk menangkap arti atau makna dari sesuatu
yang dipelajari dan yang terlihat atau dapat dikatan pula kemampuan
seseorang dalam menafsirkan informasi.17
15 Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latif, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, Jakarta,
UIN PRESS, 2015, hal: 186. 16 Nila Kusumawati, Pemahaman Konsep Matematika dalam Pembelajaran Matematika, dalam
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, 2008, hal: 2-230 17 Ngalim Purwanto. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2010, hal. 7
14
Rumusan tujuan pembelajaran berdasarkan taksonomi Bloom
dalam Swardi memahami termasuk dalam level kedua penilaian ranah
kognitif, yang mempunyai indikator kompetensi sebagai berikut:
menerjemahkan, mengubah, menganalisasi, menguraikan dengan kata-
kata sendiri, meringkas, membedakan, mempertahankan,
menyimpulkan, berpendapat dan menjelaskan.18
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
merupakan tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan,
misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri dari sesuatu
yang telah dibaca atau yang didengarnya, memberi contoh lain dari yang
telah dicontohkan, atau menggunakan teori atau cara yang telah
diketahui dalam permasalahan lain. Untuk dapat lebih memahami
konsep perkalian siswa juga membutuhkan metode yang
menyenangkan, dimana dalam metode tersebut siswa dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak
jenuh dan menimbulkan kesan menarik bagi siswa.
Konsep merupakan suatu ide atau gagasan yang masih bersifat
abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau
mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu
merupakan contoh dari konsep yang dimaksudkan atau bukan.19
Menurut Rosser (1984) mengatakan bahwa konsep adalah sesuatu
yang bersifat abstrak yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan
atau hubungan yang mempunyai kesamaan atribut. Karena orang
mengalami stimulus yang berbeda-beda, sehingga dalam membentuk
atau memahami suatu konseppun sesuai dengan pengelompokan
18 Dede Rosyada. Para digma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan Masyarakat
dalam Penyelengaraan Pendidikan). Jakarta: Gaung Persada. 2009. hal. 136 19 Esti Yuli Widiyanti, dkk, paket 1-6 Pembelajaran Matematika MI edisi pertama, (Surabaya:
Aprinta, 2009), hal 1-7
15
stimulus tertentu. Konsep dalam pandangan Flavel dapat dibedakan
dalam tujuh dimensi diantaranya ada atribut, struktur, keabstrakan,
keinklusifan, generalisasi atau keumuman, ketepatan, dan kekuatan.20
Secara singkat dapat dikatakan bahwa konsep adalah sesuatu yang
bersifat abstrak yang mewakili satu kelas stimulus dalam
mengklasifikasikan suatu objek. Suatu konsep juga dapat dikatan sudah
dipelajari jika yang diajarkan akan konsep tersebut telah menunjukan
perilaku-perilaku tertentu (paham).
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan para ahli diatas
mengenai definisi pemahaman dan konsep, secara garis besar
pemahaman konsep dapat diartikan bahwa seseorang dapat dinyatakan
sudah paham akan suatu konsep jika ia mampu mendefinisikan,
mengklasifikasikan, dan menerjemahkan suatu konsep dengan bahasa
sendiri serta mampu memberikan contoh dan noncontoh dari suatu
konsep. Hal ini sejalan dengan apa yang telah dipaparkan permendiknas
dalam satuan pendidikan yang memuat pentingnya pemahaman konsep.
Siswa dapat dikatakan paham jika mampu menjelaskan keterkaitan
antar konsep yang telah dipelajari dengan bahasa sendiri,
mengaplikasikan konsep secara luwes, berikan contoh dan noncontoh
serta dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Indikator Pemahaman Konsep
Penanaman konsep dasar merupakan pembelajaran konsep baru
matematika yang bersifat abstrak, dan merupakan hal yang baru bagi
siswa, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
Pembelajaran penanaman suatu konsep merupakan jembatan yang harus
dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang bersipat konkrit
20 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga), 2011, hal 63
16
dengan konsep matematika yang bersipat abstrak.21 seorang siswa akan
menafsirkan apa yang dikatakan gurunya, interpretasinya dipengaruhi
oleh 3 hal, diantaranya: pengetahuan tentang bahasa, penilaian tentang
apa yang diajarkan guru dan cara dimana menerima informasi.22 Dalam
hal ini metode, dan media dapat berperan sebagai penghubung
pemahaman siswa pada suatu konsep.
Pada dasarnya pemahaman konsep memiliki beberapa jenis dan
tingkatan. Setiap individu memiliki stimulus yang berbeda untuk
memahami sebuah konsep, sehingga tingkat pemahaman konsep yang
didapat dari setiap individupun berbeda-beda pula. Polya berpendapat
bahwa kemampuan pemahaman ada empat tahap, diantaranya23: 1).
Pemahaman Mekanikal, yaitu dengan dicirikan bahwa seseorang dapat
mengingat dan menerapkan rumus secara rutin dan menghitung
sederhana, 2). Pemahaman Induktif, yaitu seseorang dapat menerapkan
rumus (konsep) yang telah diberikan untuk memecahkan masalah dalam
kasus sederhana atau serupa, 3). Pemahaman Rasional, yaitu seseorang
dapat membuktikan rumus dan teori yang telah dipelajari, 4).
Pemahaman Intuitif, yaitu seseorang dapat menebak (memperkirakan)
kebenaran dengan pasti sebelum menganalisis lebih lanjut.
Berbeda dengan yang dinyatakan oleh Polya seperti diatas,
Palinscar dan Brown (1984) berpendapat bahwa pemahaman dapat
diaplikasikan secara prosedural, konseptual, maupun proses. Ghazali
dan Zakaria (2011) juga mengatakan bahwa siswa dengan tingkat
pengetahuan konseptual mampu memecahkan masalah yang belum
pernah mereka jumpai sekalipun. Maka dari itu, perubahan dalam
21 Heruman, Op.cit, hal 3 22 Ednah Chebet Mulwa, The Role of the Language of Mathematics in Students’ Understanding
of Number Concepts in Eldoret Municipality, Kenya, Journal: vol 4. No 3, 2014, hal 264 23 Suhendra, Op. cit, hal 7.9
17
mengajarkan suatu konsep diperlukan dalam meningkatkan pemahaman
konseptual siswa untuk meminimalkan penggunaan algoritma dan
menghapal.24
Pengertian konsep menurut Hamalik adalah konsep merupakan
suatu kelas atau kategori stimuli (objek-objek atau orang) yang memiliki
ciri-ciri umum. Dimana ciri – ciri umum tersebut meliputi: Atribut
Konsep, Atribut Nilai – nilai, jumlah atribut, Kedominan Atribut.25
Pentingnya pemahaman konsep juga tertera dalam tujuan
pembelajaran matematika yang ada pada permendiknas, yaitu:
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.26 Sehingga siswa dengan
memahami suatu konsep, diharapkan dapat memecahkan permasalah
matematika dengan berbekal kemampuan dasar konsep yang sudah
dipahaminya.
Skem (1976) berpendapat bahwa pemahaman konsep dapat di
golongkan kedalam pemahaman instrumental dan pemahaman rasional.
Pemahaman instrumental merupakan pemahaman mengingat kembali
hal-hal yang telah disampaikan berupa hapalan rumus dalam
perhitungan sederhana, sedangkan pemahaman rasional adalah
pemahaman yang berisi skema atau struktur yang dapat digunakan pada
penyelesaian masalah yang lebih luas, yang bertujuan agar siswa dapat
24 Fathurohman, Penyelesaian Konsep Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Bangun Datar, dalam Jurnal Ilmiyah Pendidikan Matematika, Vol 4, No 2, hal 128 25 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, cet 8, 2009, hal 162 26 PERMENDIKNAS RI No 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional, 2006, hal 346
18
mengaplikasikan konsep dalam bentuk yang berbeda dari contoh yang
diajarkan.27
Menurut Sanjaya dalam Seminar Harja (2012) berpendapat,
bahwa pemahan konsep merupakan kemampuan siswa yang berupa
penguasaan materi dari beberapa mata pelajaran yang telah ia pelajar.
Siswa dikatakan paham jika ia bukan hanya dapat mengetahui dan
mengingat sejumlah konsep yang telah dipelajari, akan tetapi mampu
mengungkapkan kembali dalam bentuk yang lebih mudah dipahami
oleh siswa itu sendiri.28
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dan pentingnya
pemahaman konsep yang dipaparkan permendiknas dapat disimpulkan
bahwa indikator pemahaman konsep meliputi: dapat mendefinisikan
suatu konsep, mengklasifikasikan suatu konsep, serta menyelesaikan
masalah yang lebih luas.
Adapun indikator pemahaman konsep pada penelitian ini adalah
merujuk pada pemahaman yang telah dipaparkan permendiknas.
Dimana siswa dapat dikatakan paham akan suatu konsep jika ia sudah
mampu mamahami, mendefinisikan, dan menyajikan suatu konsep
kedalam bentuk lain, serta dapat memberikan contoh dan non contoh
dari suatu konsep, serta dapat mengaplikasikannya kedalam permasalah
yang ada dalam kehidupan. Dengan kata lain indikator secara umum
menurut permendiknas meliputi: memahami, mendefinisikan,
menyajikan, memberikan contoh dan non contoh, serta mengaplikasikan
konsep kedalam bentuk pemecahan masalah.
27 Yunika Lestaria Ningsih, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Mahasiswa Melalui
Penerapan Lembar Aktivitas Mahasiswa (Lam) Berbasis Teori Apos Pada Materi Turunan, dalam jurnal
Pendidikan Matematika, vol 6, No 1, April 2016, hal 2 28 Sutarto Hadi dan Madatina Umi Kalsum, Pemahaman Konsep Matematika Siswa Smp
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Memeriksa Berpasangan (Pair Checks),
dalam jurnal Pendidikan Matematika, vol 3, No 1, April 2015, hal 61
19
4. Metode Polamatika
a. Pengertian Metode Polamatika
Metode polamatika adalah metode yang menggunakan pola-pola
bilangan dalam mengerjakan oprasi penjumlahan. Dalam penggunaan
metode ini diperlukan kolom pembantu yang dinamakan kolom
polamatika, sehingga untuk mengerjakan perkalian satuan, puluhan,
atau lebih dapat terpecahkan dengan sangat mudah dan cepat.29
Metode polamatika dirancang untuk membantu guru dalam
pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah dalam memecahkan
pengoprasian perkalian. Polamatika juga dapat dikatakan sebagai salah
satu metode yang menarik dalam proses pembelajaran sehingga anak
tidak bosan untuk memahami konsep perkalian. Jika anak sudah benar-
benar paham tentang bentuk dan konsep kolom polamatika diluar
kepala, makan kolom tersebut tidak perlu digunakan lagi.
b. Konsep Perkalian dengan Polamatika
Polamatika dapat dikatakan metode pada operasi hitung perkalian
yang menggunakan pola-pola bilangan yang dapat membantu siswa
untuk memecahkan soal pengitungan dengan mudah karena didalamnya
ada kotak-kotak bayang yang membantu operasi hitung perkalian.
Adapun bentuk dari kolom polamatika adalah sebagai berikut:
Kolom polamatika puluhan degan satuan
Misalnya pada perkalian puluhan dengan satuan atau dapat dikatakan
juga perkalian antara dua digit dengan satu digit. Misalnya:
29 Drajad Pramedi, Op. cit, hal 1
20
XY x Z=….
Catatan: pada metode polamatika konsep perkaliannya bersifat distributif.
Distributif dapat juga disebut sifat penyebaran. Akan tetapi secara
garis besar, distributif juga dapat dikatakan suatu penggabungan
dengan mengkombinasikan bilangan hasil operasi terhadap
elemen kombinasi tersebut. Misalnya: ax (b+c) = (axb) + (axc)
atau 3x (5+6) = (3x5) + (3x6) = 15+18 = 33. Jika memperhatikan
pada pengoperasian tersebut, untuk mendapatkan hasil angka dua
digit, bilangan 11 harus dirubah terlebih dahulu kedalam bentuk
lain yang sifatnya bebas dan bernilai sama. Oleh karena itu pada
metode polamatika juga terdapat pemisahan satuan, puluhan, dan
ratusan dipisahkan menjadi distribusi langsung, dan tempat-
tempatnya sudah ditetapkan dengan menggunakan kotak
bayangan yang membantu dalam proses pengoprasiannya.
Contoh perkalian puluhan dengan satuan: 72 x 6
a
b1
c b2
42
1
43 2
Sebagai hasil perkalian X x Z
Kolom untuk angaka puluhan sebagai hasil dari perkalian
angka satuan dengan angka bilangan pengali (Z)/ YxZ
Kolom untuk angka satuan sebagai hasil dari angka
satuan dan bilangan pengali. (YxZ)
Kolom hasil penjumlahan dari a+ b1= c
Sebagai hasil perkalian 7 x 6
Kolom untuk angka puluhan
sebagai hasil dari 2x6
Kolom untuk angka satuan
sebagai hasil dari 2x6
7x6=
2x6=
Kolom untuk hasil dari penjumlahan 42+1= 43
21
atau dapat diperjelas seperti kolom dibawah ini:
Langkah-langkah dalam menentukan hasil perkalian dengan
menggunakan metode polamatika pada digit puluhan dikalikan dengan
satuan adalah sebagai berikut:
Pertama: pisahkan angka puluhan (memiliki 2 digit) dan pengali
7x6 = 42 (hasil 1)
2x6 = 12 (hasil 2)
Kedua: masukan hasil perkalian 1 kedalam kotak a dan hasil perkalian
2, untuk angka yang bernilai puluhan masukkan kedalam kotak b1 dan
hasil perkalian 2 untuk angka bernilai satuan masukan kedalam kotak
b2. Seperti di bawah ini:
Ketiga: angka pada kotak a dan b1 dijumlahkan, kemudian setelah
dijumlahkan hasil yang diperoleh dari penjumlahan tersebut
masukkan kedalam kotak c.
42
1 +
43
42
1
43 2
42
1
2
42
1
43 2
7x6=
12 = 2x6
6 x 7
12 = 6 x 7
22
Keempat: untuk menentukan perkalian 72 x 6, maka angka pada dua
kotak yang berada dibawah disatukan (tidak ditambahkan). Sehingga
hasil perkalian 72 x 6 = 432.
Kolom polamatika puluhan dengan puluhan
Contoh perkalian puluhan dengan puluhan: 35 x 14
Langkah-langkah dalam menentukan hasil perkalian dengan
menggunakan metode polamatika pada digit puluhan dikalikan dengan
puluhan adalah sebagai berikut:
Pertama: pisahkan angka puluhan (memiliki 2 digit) dan pengali
3x14 = 42 (hasil 1)
5x14 = 70 (hasil 2)
Kedua: masukkan hasil perkalian 1 kedalam kotak a dan hasil
perkalian 2, untuk hasil perkalian yang bernilai puluhan masukkan
kedalam kotak b1 dan untuk hasil perkalian 2 yang bernilai satuan
masukan pada kotak b2
a
b1
c b2
42
7
0
Sebagai hasil perkalian puluhan dengan pengali
Sebagai hasil perkalian bernilai puluhan dari
perkalian satuan dengan pengali
Sebagai hasil perkalian bernilai satuan dari
perkalian satuan dengan pengali
Sebagai hasil penjumlahan dari a+b1=c
3x14
70 = 5x14
23
Ketiga: jumlahkan angka pada kotak a dan b1, dan masukkan hasil
penjumlahan tersebut kedalam kotak c
42
7 +
49
Keempat: untuk menentukan hasil dari perkalian 35 x 6, sama saja
denga cara menentukan pada contoh perkalian puluhan dengan
satuan yaitu dengan menggabungkan dua kotak terakhir (tidak
ditambahkan antar kotak terakhirnya). Maka hasilnya dapat kita
peroleh 490.
Kolom polamatika ratusan dengan puluhan
42
7
49 0
42
7
49 0
a
b1
c b2
d
e1
f e2
Sebagai hasil perkalian 3 x 14
Kolom untuk angka puluhan
sebagai hasil dari 5x14
3x14
=
5x14
= Kolom untuk angka satuan
sebagai hasil dari 5x14
Kolom untuk hasil dari penjumlahan 42+7= 49
24
Keterangan:
a = Sebagai hasil perkalian puluhan dengan pengali
b1 = Sebagai hasil perkalian bernilai puluhan dari perkalian satuan
dengan pengali
b2 = Sebagai hasil perkalian bernilai satuan dari perkalian satuan
dengan pengali
c = hasil penjumlahan dari kotak a dan b1
d = hasil penyatuan/ penggabungan (bukan penambahan) atara kotak
c dengan dan kotak b2
e1 = Sebagai hasil perkalian bernilai puluhan dari perkalian satuan
dengan pengali
e2 = Sebagai hasil perkalian bernilai satuan dari perkalian satuan
dengan pengali
f = hasil penjumlahan dari kotak d dengan e1
Contoh perkalian ratusan dengan puluhan: 124 x 12=…
Langkah-langkah dalam menentukan hasil perkalian dengan
menggunakan metode polamatika pada digit puluhan dikalikan dengan
puluhan adalah sebagai berikut:
Pertama: pisahkan angka satuan, puluhan, ratusan dengan pengali
1x12 = 12 (hasil 1)
2x12 = 24 (hasil 2)
4x12 = 48 (hasil 3)
25
Kedua: masukkan hasil perkalian 1 kedalam kotak a dan hasil
perkalian 2, untuk hasil perkalian yang bernilai puluhan masukkan
kedalam kotak b1 dan untuk hasil perkalian 2 yang bernilai satuan
masukan pada kotak b2, dan masukkan hasil perkalian 2 yang bernilai
puluhan masukkan kedalam kotak e1 dan hasil yang bernilai satuan
masukkan kedalam kotak e2
Ketiga: jumlahkan angka pada kotak a dan b1, dan masukkan hasil
penjumlahan tersebut kedalam kotak c, kemudian gabungkan (bukan
jumlahkan) antar kotak c dan b2 sebagai hasil kotak d. jumlahkan pula
pada kotak d dan e1 dan masukkan hasilnya kedalam kotak f
Keempat: jadi dapat dilihat dari hasil perkalian diatas dengan
menggunakan metode polamatika dari dua kotak terahir yang
digabungkan (tidak ditambah antar dua kotak terakhir) kotak f dan e1,
bahwa hasil perkalian 124x14 = 1488. Untuk lebih jelasnya perhatikan
kolom polamatika dibawah ini!
12
2
14 4
144
4
148 8
Sebagai hasil perkalian 1 x 12
Kolom untuk angka puluhan sebagai hasil dari 2x12
Penggabungan antara kolom yang berisi angka 14 dan4
Kolom untuk angka satuan sebagai hasil kali dari 2x12
Kolom untuk angka puluhan sebagai hasil kali dari 4x12
Kolom untuk angka puluhan
sebagai hasil kali dari 4x12
Kolom untuk angka puluhan
sebagai hasil kali dari 4x12
Kolom untuk angka satuan sebagai hasil kali dari 4x12
Penjumlahan antara kolom yang berisi angka 144 + 4
1x12
=
2x12=
=
4x12=
26
c. Manfaat Penggunaan Metode Polamatika
Manfaat penggunaan metode polamatika bagi siswa diantaranya:
1. Siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan
berhitung perkalian menggunakan metode polamatika, dimana
metode ini mengharuskan siswa berpikir kreatif dengan
mempola-polakan bilangan.
2. Metode polamatika disajikan dalam bentuk kolom-kolom,
sehingga memudahkan siswa untuk memahami konsep
perkalian.
3. Metode polamatika dapat membantu siswa memecahkan operasi
perkalian dengan mudah.
4. Metode polamatika tidak melakukan sistem simpa pada proses
penjumlahannya, sehingga siswa diharapkan tidak keliru dalam
melakukan penyelesaiannya.
Manfaat penggunaan metode polamatika bagi guru:
1. Proses penerapan pengajaran yang sangat mudah dipahami,
sehingga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi.
Manfaat penggunaan polamatika secara umum:
1. Metode polamatika tidak memiliki alat bantu dalam
mengerjakan operasi hitung perkalian seperti sempoa.
2. Metode polamatika operasi hitung perkaliannya menggunakan
kotak – kotak bayang (kolom polamatika). Kotak dibuat seperti
permainan, sehingga siswa tidak merasa terbebani dalam situasi
belajar matematika, dan memudahkan siswa untuk memahami
konsep perkalian. Adanya bantuan kotak bayang dapat dijadikan
pula suatu permainan operasi hitung perkalian yang menarik,
misalnya kotak dibentuk dengan warna yang berbeda kemudian
ditempelkan pada papan tulis secara estapet oleh setiap anggota
27
kelompok belajar. Anggota kelompok yang paling cepat
menempelkan kotak – kotak tersebut dan menempatkan kotak –
kotak yang sudah berisi angka –angka hasil operasi perkalian
tersebut denga benar akan mendapatkan poin dari guru.
3. Langkah-langkah dalam mengerjakan operasi hitung
perkaliannya terstruktur dari awal hingga akhir, sehingga
memudahkan siswa untuk menyelesaikan operasi hitung
perkalian dan dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian
siswa.
d. Kelemahan Penggunaan metode polamatika
1. Siswa terlebih dahulu harus hapal perkalian 1-10.
2. Metode polamatika hanya cocok diterapkan untuk siswa sekolah
dasar saja.
3. Guru harus lebih hati – hati dalam menjelaskan langkah – langkah
polamatika.
5. Konsep Perkalian di MI/ SD
a. Pengertian Perkalian
Pada operasi penjumlahan kita mengenal operasi perkalian.
Sutawidjaja menjelaskan bahwa perkalian adalah konsep penjumlahan
berganda dengan suku-suku yang sama. Atau dapat dikatakan bahwa
perkalian adalah penjumlahan yang dilakukan secara berulang. Oleh
karena itu hal yang perlu dipelajari siswa pertama kali adalah lambang
dalam perkalian itu sendiri yaitu “X”.
Penjelasan perkalian adalah penjumlahan berulang dengan suku-
suku yang sama, misalnya: 4+4+4+4+4+4 disebut penjumlahan yang
berulang. Disini terdapat 6 suku yang sama yaitu angka 4. Penjumlahan
28
ini di sajikan pula dalam bentuk 4x4, dan dapat disebut pula perkalian 4
dan 6.
Jika bilangan-bilangan dalam perkalian itu angkanya “a” dan “b”,
maka: axb adalah penjumlahan berulang dimana “a” sebagai sukunya,
dan tiap suku sama dengan “b”, dengan menggunakan rumus axb =
b+b+b (sebanyak suku a). Namun operasi perkalian cacah berlaku
operasi sifat komutatif dan asosiatif, yaitu bilangan yang saling ditukar
tempatnya, akan tetapi hasilnya tetap sama.30
Hal yang perlu diingat dalam perkalian adalah perkalian berlainan
dengan penjumlahan. Akan tetapi, diantara keduanya (perkalian dengan
penjumlahan) mempunyai keterkaitan, yaitu jika kita ingin mengetahui
hasil dari perkalian dapat dilakukan dengan penjumlahan berulang.
b. Sifat-sifat perkalian
Pada materi perkalian dalam buku SD kelas III sifat-sifat
perkalian terdiri dari:31
1. Identitas, yaitu yaitu angka 1 disebut identitas dalam perkalian,
karena jika angka 1 dikalikan dengan suatu bilangan akan
menghasilkan bilangan itu sendiri. Contohnya: 2x1=2, 26x1=26,
dan lain sebagainya.
2. Sifat pengelompokan (Assosiatif), pengelompokan berguna untuk
menetukan bagaimana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
Biasanya yang harus dikerjakan dahulu bagian yang didalam
kurung. Contohnya:
30 Negoro ST, Harahap, Ensiklopedia Matematika, PT. ghalia Indonesia, 2003, hal 263 31 Tri Dayat, Uminarti, dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3,
(Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hal 22-24
29
2 x 4 x 6 = (2x4) x 6 = 2 x (4x6)
8 x 6 = 2 x 24
48= 48
Dapat dilihat pada perkalian diatas, perkalian pertama yang harus
dikelompokkan adalah angka 4 dan 6, sedangkan perkalian kedua
yang harus dikelompokkan adalah angka 2 dan 4, walaupun diganti
kelompoknya namun hasilnya tetap sama yaitu 48.
Sehingga pada perkalian diatas memiliki sifat pengelompokan
(assosiatif). a x (b x c) = (a x b) x c
3. Sifat pertukaran (Komutatif), pada sifat pertukaran digunakan untuk
menukar atau memindahkan letak bilangan saja. Contohnya:
8x4 = 4x8
32 = 32
Dapat disimpulkan dari hasil perkalian diatas walaupun kedua
bilangan tempatnya diubah (ditukar) hasil perkaliannya tetap sama.
Berarti perkalian diatas memiliki sifat komutatif atau pertukaran.
axb = bxa
4. Sifat pernyebaran (Distributif), pada sifat ini digunakan untuk
menguraikan sebuah kalimat matematika. Contohnya:
2 x (4 + 6) = (2 x 4) + (2 x 6)
2 x 10 = 8 + 12
20 = 20
Hasil perkalian sebelah kanan dan kiri mengasilkan nilai yang sama
yaitu 42, hal ini menunjukan adanya sifat penyebaran (distributif)
pada perkalian diatas. a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
c. Konsep Perkalian
Pada dasarnya konsep/ prinsip perkalian sama saja dengan
penjumlahan secara berulang dan pembagian sama saja halnya dengan
30
pengurangan secara berulang.32 Sehingga persyaratan yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian dan konsepnya, siswa
terlebih dahulu harus paham (menguasai) penjumlahan. Konsep
perkalian dijelaskan dalam Al-Qur’an secara emplisit dalam Q.S Al-
Baqarah ayat 261 dibawah ini:
ا ئة كمثل حبة أ نبتت سبع سنا بل فى كل سنبلة م مثل الذين ينفقون أموالهم فى سبيل الل
وسع عليم يضعف لمن يشاء قلى والل حبة قلؽ والل
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-
orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulis pada tiap-tiap bulir seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki,
dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Arti Q.S Al-Baqarah ayat 261 diatas menjelaskan secara implisit
tentang bagaimana konsep perkalian yang merupakan penjumlahan
berulang. Dimana ada 1 butir benih = 7 bulir, dan 1 bulir = 100 biji, hal
tersebut sama saja dengan 100+100+100+100+100+100+100 = 7 x 100.
Hal tersebut sama saja dengan arti/ konsep perkalian.
Dalam ilmu pendidikan, perkalian merupakan materi yang sulit
dipahami sebagian siswa. Hal ini dapat dilihat dari banyak siswa di
sekolah dasar yang masih belum bisa (paham) dalam menguasai
perkalian, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam memahami
konsep perkalian itu sendiri.33 Pada umumnya konsep perkalian hanya
mengandalkan pada metode penghapalan saja.
Maka dari itu diperlukannya sebuah metode yang dapat membantu
pemahaman siswa pada konsep perkalian. Dengan adanya metode yang
32 Joana Mulligan (maqcuare university), Children's Solutions To Multiplication And Division
Word Problems: A Longitudinal Study, journal: Vol, 4. No 1, 1992, hal 36 33 Heruman, Op. cit, Hal 22
31
menarik konsep perkalian yang dianggap sulit oleh siswa justru menjadi
menyenangkan untuk dipelajari lebih dalam.
B. Penelitian yang Relevan
Sebagai pendukung dalam penelitian ini, penulis mengutip beberapa
penelitian terdahulu yang relevan, diantaranya sebagai berikut:
a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyani Sholehkhati, Universitas
Muhammadiyah Surakarta thn 2013 dengan judul skripsi: “Studi
Komparasi Antara Metode Polamatika Dengan Metode Algoritma
Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah 3
Nusukan Surakarta Tahun 2013/2014”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui: (1) perbedaan penggunaan metode polamatika
dengan metode algoritma terhadap hasil belajar matematika kelas IV SD
Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta tahun 2013/2014, (2) metode
mana yang lebih baik antara polamatika dan algoritma terhadap hasil
belajar matematika kelas IV SD. Hasil analisis menunjukkan terdapat
perbedaan antara penggunaan metode polamatika dengan metode
algoritma terhadap hasil belajar matematika. Rata-rata nilai hasil belajar
matematika metode polamatika adalah 89,83 dan rata-rata nilai hasil
belajar metode algoritma adalah 82,25. Jadi, metode polamatika lebih
baik dibandingkan metode algoritma. Kaitannya penelitian yang diteliti
oleh Cahyani Sholekhati dengan penelitian ini adalah sama-sama
meneliti efektifitas metode polamatika. Namun penelitian yang
dilakukan oleh Cahyani Sholekhati bertujuan untuk mengetahui hasil
belar, sedangkan yang dilakukan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman konsep perkalian pada siswa.34
34 Cahyani Sholekhati, Studi Komparasi Antara Metode Polamatika Dengan Metode Algoritma
Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta Tahun
2013/2014, Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013
32
b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saparuddin pulungan (UIN Sultan
Syarif Riau) dengan judul sekripsi Meningkatkan Pemahaman Konsep
Perkalian Matematika dengan Media Flipchart Pada Siswa Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Mardhatillah Batam. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, hasil akhir dari penelitian ini didapat dari hasil yang
dilakukan dengan tiga siklus menyimpulkan bahwa Media Flipchart
dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian matematika
khususnya pada siswa kelas V MI Mardhatillah Batam. Kaitannya
penelitian Saparudi Pulungan dengan penelitian ini adalah sama-sama
meneliti yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep
perkalian, dan membandingkan efektifitas antara penggunaan media
flipchart dengan metode polamatika dalam meningkatkan pemahaman
konsep perkalian.35
c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puji Gojali (UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta) dengan judul skripsi Pengaruh Teknik Perkalian
Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, terdapat pengaruh hasil belajar yang
positif (meningkat). Siswa yang menerapkan teknik berhitung perkalian
polamatika memberikan hasil belajar yang signifikan (kelas
Eksperimen) dengan siswa yang tidak menggunakan teknik berhitung
perkalian polamatika (kelas control), sehingga dapat dikatakan bahwa
adanya pengaruh teknik perkalian polamatika terhadap hasil belajar
siswa. Kaitannya penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian yang dilakukan Puji Gojali adalah mengenai peningkatan
konsep perkaliannya sedangkan yang diteliti oleh Puji Gojali adalah
hasil belajar perkalian yang menggunakan metode polamatika.
35 Saparudi Pulungn, Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Matematika dengan Media
Flipchart Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Mardhatillah Batam, Skripsi: UIN Sultan Syarif
Kasim Riau, 2013
33
Polamatika dalam penelitian Gojali diartikan sebagai teknik atau cara
yang dipakai dalam menyelesaikan operasi perkalian yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan polamatika pada
penelitian ini berupa metode pada operasi perkalian yang bertujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.36
d. Dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kadir dan Hastri Rosiyanti dengan judul Teknik Pola
Bilangan dan Hasil Belajar Operasi Pembagian dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV menyimpulkan
adanya semangat yang besar dalam pengerjaan soal pembagian pada
peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar matematika
operasi pembagian memperoleh nilai dengan rata-rata 67,70 dengan
nilai KKM yaitu 6,50. Dari 30 siswa (kelas eksperimen) mendapat kan
nilai di atas rata-rata sebanyak 60% yaitu 18 orang, dan yang mendapat
nilai dibawah rata-rata sebanyak 40% yaitu 12 orang mendapatkan nilai
dibawah rata-rata.37
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori yang diduga terdapat pengaruh dalam
peningkatan konsep perkalian dengan menggunakan metode polamatika pada
siswa Madrasah Ibtidaiyah. Sehubungan dengan itu, maka diajukan hipotesis
sebagai berikut:
“Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Polamatika,
Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa Kelas III SDN
Cempaka Putih 01 Kota Tangsel”
36 Puji Gojali, Teknik Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, 2009, Skripsi:
UIN Syarif Hidayatulah Jakarta 37 Kadir dan hastri rosiyanti, Teknik Pola Bilangan dan Hasil Belajar Operasi Pembagian
dalam Pembelajaran Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV, Jurnal: Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol 17, nomer 5, September 2011, hal 535
1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi tempat pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan di SDN
Cempaka Putih 01 Kota Tanggerang Selatan. Pada umumnya kemampuan
siswa kelas III B yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan di
sekolahan tersebut tergolong rendah dalam pelajaran matematika, khususnya
terhadap konsep perkalian. Dengan dibuktikannya hasil belajar siswa dibawah
KKM (nilai KKM= 63) mencapai 30,3% dari 33 siswa.
Waktu pelaksanaan penelitian tentang materi oprasional perkalian dan
memahami konsep perkalian dengan menggunakan metode polamatika
dilakukan pada tahun ajaran 2017/2018 semester ganjil.
Kegiatan Bulan
Maret April Mei Jun Juli Agust Sep
Persiapan
Kegiatan penelitian
Analisis data
Laporan penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Waktu Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh seorang pendidik dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri.
Penelitian tindakat kelas juga bersifat kolaboratif atau sering disebut juga
collaboration action research, reflektif, dan bersiklus, serta bersifat
35
partisipatif,38 atau dapat dikatakan sebagai suatu pencermatan terhadapat
kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh
seorang guru atau bisa juga dilakukan oleh arahan dari seorang guru yang
dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas juga merupakan sebuah
penelitian yang menjelaskan proses belajar mengajar serta sebab – akibat dari
proses kegiatan pembelajaran tersebut, memaparkan apa saja yang terjadi pada
saat penelitian berlangsung, serta memaparkan seluruh proses kegiatan
pembelajaran, baik dimulai dari awal kegiatan pembelajaran sampai kegiatan
akhir pembelajaran,serta dampak yang ditimbulkan atas proses kegiatan
pembelelajaran tersebut.
Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil. Serta yang
melakukan PTK dikelasnya tak lepas dari tujuan dilakukannya penelitian
tindakan kelas itu sendiri.39
Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas tak lain untuk memperbaiki
dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses
pembelajaran. Dengan memahami dan mendalami penelitian tidakan kelas
diharapkan kemampuan seorang pendidik dapat meningkat, sehingga hasil
belajar peserta didik menjadi meningkat pula, dan secara sistem mutu
pendidikan pada satuan pendidikan juga ikut meningkat. Bukan hanya itu,
dengan diadakannya penelitian dindakan kelas dapat menumbuhkembangkan
budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga terciptanya sikap proaktif
dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan proses belajar mengajar
38 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidikan
dan Keilmuan, Jakarta: Erlangga, 2013, hal 19 39 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet 2, 2016,
hal 3
36
secara berkelanjutan.40 Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan
siklus Kurt Lewin yaitu terdiri dari dua siklus. Secara garis besar prosedur
penelitian tindakan mencakup empat tahap41, yaitu: a). Perencanaan (Planning),
b). Tindakan (Acting), c). Pengamatan (Observation), d). Refleksi (Reflektion).
Perencanaan selalu mengacu pada tindakan yang dilakukan, dengan
mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif. Dalam
perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa yang
dilakukan dan untuk apa tujuannya.
Jika perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan
perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata
merupakan pelaksanaan perencanaan itu sendiri. Namun, kenyataan dalam
praktik yang ada dilapangan tidak sesederhana apa yang dipikirkan. Oleh sebab
itu, pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan
apa yang dibutuhkan saat berada dilapangan.
Suatu perencanaan dianggap tidak berhasil jika tidak diaplikasikan pada
suatu tindakan. Dalam melakukan suatu tindakan, hal yang tidak boleh di
lupakan adalah mengamati dan mencatat sesuai form yang telah disiapkan
secara detail apa yang telah terjadi saat penelitian dilakukan.
Pelaksanaan siklus dapat dilanjutkan atau tidak tergantung dari analisis
yang diperoleh. Adapun siklus akan dihentikan apabila sudah dikatakan
mencapai tingkat keberhasilan dengan kriterian sebagai berikut:
a) Keaktifan siswa mengalami peningkatan sebesar 85%.
b) Tes yang diberikan pada materi operasi perkalian menunjukan hasil
pemahaman konsep yang meningkat dengan rata-rata 85% dari 33 siswa.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diawali dengan kesadaran
adanya masalah yang dirasakan mengganggu dan menghambat proses
40 Rido Kurnianto, Abd. Kadir, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Pertama, Surabaya:
Lapis-PGMI, 2009, hal 4-9 41 Ibid hal 5-12
37
pembelajaran. Bertolak dari kesadaran adanya permasalahan, guru baik
sendiri maupun berkolaborasi dengan teman sejawatnya yang menjadi
mitranya kemudian menemukan fokus permasalahan secara lebih tajam
dengan data lapangan ataupun kajian pustaka yang relevan. Dalam hal
penelitian tidakan kelas ini, peneliti merancang penelitian menjadi dua
siklus. Dimana pada setiap siklus terdiri empat tahap kegiatan diantaranya:
1. Perencanaan (Planning), merupakan langkah awal dalam
mempersiapkan kegiatan tindakan dan menentukan langkah – langkah
apa saja yang mesti dilakukan. Dalam tahap ini peneliti melakukan
observasi terlebih dahulu terkait pemahaman konsep siswa, kemudian
mendiskusikan dengan guru kelas untuk diadakannya tindakan kelas.
Pada tahap ini pula peneliti membuat kisi – kisi instrument pemahaman
konsep perkalian, lembar observasi, lembar kerja siswa, serta Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kurikulum
sekolah.
2. Tindakan (Acting), merupakan inti dari penelitian tindakan kelas atau
merupakan implementasi dari setiap apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Dalam hal ini peneliti menerapkan metode polamatika
yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian
siswa kelas III SD. Dalam pelaksanaan tindakan hal yang perlu diingat
oleh guru adalah untuk slalu melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuia apa yang telah dirumuskan dan dirancang sebelumnya.
3. Pengamatan (Observing), merupakan kegiatan yang dilakukan
bersamaan ketika saat melaksanakan tindakan. Hal perlu diamati adalah
semua aspek yang terjadi dan dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
4. Refleksi (Reflecting), merupakan kegiatan untuk mengungkapkan
kembali apa saja yang telah terjadi selama proses pembelajaran. Tahap
ini dilaksanakan ketika penelitian tindakan sudah berakhir.
38
Untuk memperjelas penelitian tindakan kelas. Berikut adalah gambar
alur penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus Kurt Lewin.
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.1
Siklus Pelaksanaan PTK
Pengamatan
pengumpulan
data I Refleksi I
Belum
terselaikan
di teruskan
kesiklus
selanjutnya
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan tindakan
II: pembelajaran
dengan menggunakan
polamatika pada
materi perkalian
(secara mandiri)
PTK selesai
Pengamatan
pengumpulan
data II
Refleksi II
terselasaikan
Permasala
han baru
hasil
refleksi
Pelaksaan tidakan I:
pembelajaran dengan
menggunakan
polamatika pada
materi perkalian
(bantuan guru)
Perencanaan
tindakan I Permasalahan
39
C. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III B SDN Cempaka
Putih 01 Tanggerang Selatan. Ada pun jumlah siswa dalam penelitian ini adalah
20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Jumlah keseluruhan siswa sebanyak
33.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai perencana tindakan,
pelaksana tindakan, serta pengamat. Peneliti dalam penelitian ini juga membuat
perencanaan kegiatan tindakan, pelaksana tindakan, mengamati berjalannya
tindakan, menganalisa data, mengumpulkan data, serta membuat laporan
penelitian. Akan tetapi dalam melakukan kegiatan pengamatan dalam
pelaksanaan penelitian ini peneliti dibantu guru mata pelajaran matematika
yang sekaligus merangkap sebagai guru kelas III B selama proses pembelajaran
berlangsung.
E. Tahap Interversi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode
polamatika dalam meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa. Sebelum
melaksanakan tindakan kelas peneliti melakukan pengamatan awal pada siswa
kelas III B SDN Cempaka Putih 01 terhadap mata pelajaran matematika materi
perkalian. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pemahaman
konsep perkalian siswa sebelum dilaksanakannya tindakan.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, peneliti merancang penelitian
dalam 2 siklus, dimana setiap siklusnya menggambarkan metode polamatika
untuk meningkatkan pemahaman konsep pada materi perkalian. Berkaitan
dengan hal tersebut, peneliti merancang program penelitian sebagai berikut:
40
a. Kegiatan Siklus I
Siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, observasi
dan refleksi.
1) Perencanaan, meliputi: penyiapan kelas, menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan media, menyiapkan lembar
kerja siswa, menyiapkan instumen penelitian, menyiapkan
instrumen observasi pada akhir siklus I, dan yang terakhir
menyiapkan observasi pengamatan.
2) Pelaksanaan Tindakan, meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti (fase Eksplorasi dan fase Elaborasi), merangsang setimulus
siswa dengan pengetahuan dasar siswa berupa penjumlahan
berulang merupakan proses perkalian dasar, menyiapkan siswa
untuk mulai mengetahui metode polamatika pada operasi perkalian
dua digit, kegiatan penutup, dimana dalam kegiatan penutup ini
guru memberikan tugas, mengonfirmasi kembali materi yang telah
dipelajari bersama siswa, dan memberikan kesempatan bertanya
kepada peserta didik yang masih kurang mendapatkan pemahaman
materi.
3) Pengamatan (Observasi) dilakukan dengan menggunakan
instrument observasi dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
Adapun yang diamati meliputi: a). Peran aktif siswa saat penelitian
berlangsung, b). Ketepatan dalam menjawab setiap pertanyaan soal
tes siklus I
4) Refleksi, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
tindakan yang dilakukan pada siklus 1 berlangsung dengan efektif.
Semua kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada siklus 1 akan
dicatat dan dijadikan bahan pertimbangan serta ditindak lanjuti pada
pelaksanaan siklus II.
41
b. Kegiatan Siklus II
Pada kegiatan siklus II terdiri dari inti kegiatan yang sama seperti
pada Siklus I, namun tujuannya saja yang berbeda. Pada Siklus II
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang
ada pada siklus I. diantara kegiatan-kegiatan tersebut terdiri dari:
perencanaan, pelaksaan kegiatan, observasi, dan refleksi.
1) Perencanaan
Terdiri dari kegiatan: menyiapkan kelas, menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa pada
setiap pertemuan, menyiapkan soal akhir siklus II, menyiapkan
instrumen penelitian, dan menyiapkan lembar observasi.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang meliputi: kegiatan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disesuaikan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada
siklus I dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan, meliputi: mengkondisikan kelas,
memberi motivasi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan
apersepsi.
b) Kegiatan Inti, terdari dari: fase eksplorasi yang meliputi:
menggali pengetahuan awal siswa melalui pertanyaan
penggiring (stimulus) berupa penjumlahan bersusun kebawah,
mengkondisikan siswa dalam menerima arahan konsep
polamatika dengan menggunakan metode polamatika tiga digit
sebagai tindak lanjut pada kegiatan siklus I. fase Elaborasi,
meliputi kegiatan: mengondisikan pembelajaran secara
kolaboratif dan interaktif, memberikan pengarahan kepada siswa
yang masih kesulitan dalam mengaplikasikan metode
polamatika pada materi perkalian, guru membimbing siswa
42
dalam pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan
metode pola bilangan dimana ada kotak-kotak bayangan sebagai
pembantu dalam proses pengoprasiannya, mengerjakan soal-
soal latihan, serta mengerjakan soal teks siklus II.
c) Kegiatan penutup
Kegiatan penutup ini terdiri dari penugasan yang dikerjakan
dirumah.
3) Pengamatan (Observasi)
Kegiatan observasi dilakukan dengan menganalisa setiap data
yang terkumpulkan pada setiap pertemuan.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengumpulkan data hasil observasi
untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan
pembelajaran dan menarik kesimpulan dari penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan pada penelitian ini untuk
mendeskripsikan adanya peningkatkan pemahaman konsep perkalian dengan
menggunakan metode polamatika pada siswa kelas III. Maka penelitian ini akan
dihentikan jika hasil tindakan telah memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa mengalami peningkatan sebesar 85%.
2. Tes yang diberikan pada materi operasi perkalian menunjukan hasil
pemahaman konsep yang meningkat dengan rata-rata 85% dari 33 siswa.
Jika kedua indikator tersebut tercapai, maka penelitian tindakan ini
dapat dikatakan telah berhasil dan dapat dihentikan. Namun sebaliknya, jika
salah satu indikator tersebut masih ada yang belum tercapai maka penelitian
akan terus berlangsung sampai semua indikator tersebut tercapai.
43
G. Data dan Sumber Data
Data pada penelitian ini ada dua macam data, yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Berikut adalah penjelasan mengenai data kuantitatif dan data
kualitatif:
1. Data kualitatif: merupakan data yang diambil dari lembar observasi,
wawancara guru pada saat studi pendahuluan, lembar wawancara siswa
pada akhir siklus II, serta catatan lapangan dan dokumentasi pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
2. Data kuantitatif: merupakan data yang diambil dari soal tes pemahaman
konsep siswa pada setiap akhir siklus. Baik berupa nilai rata siswa, serta
persentase nilai siswa ≥ 63.
H. Instrumen Penelitian
Instumen penelitian adalah alat yang dapat menunjang sejumlah data
yang diperkirakan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji
hipotesis yang telah diajukan. Instrument yang digunakan dalam peneliatian ini
adalah:
1. Lembar Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang
berbentuk suatu tugas atau serangakaian tugas yang harus dikerjakan
oleh peserta didik atau sekelompok peserta didik, sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi peserta
didik. Apakah hasil tersbut memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) atau tidak. Lembar tes ini diperuntukan untuk siswa, berupa
operasi perkalian dengan menggunakan metode polamatika.
2. Lembar Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis, terstruktur,
logis, objektif, dan rasional mengenai keadaan (situasi) sebenarnya.
44
Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
observasi untuk siswa dan guru, dimana aktivitas siswa dan guru selama
proses pembelajaranlah yang akan diamati. Di mana lembar obsevasi
memiliki dua kriteria diantaranya, lembar observasi aktivitas siswa yang
memuat 10 item pernyataan, dan lembar observasi guru memuat 5 item
pernyataan.
3. Lembar catatan lapangan
Adanya catatan lapangan bertujuan untuk menulis segala sesuatu
yang terjadi dilapangan saat proses penelitian berlangsung. Catatan ini
juga bertujuan untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan tindakan
penelitian telah sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dan
apakah ada hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan kelas
berlangsung. Sehingga peneliti dapat segera mengambil tindakan untuk
memperbaikinya. Adapun format dalam pembuatan catatan lapangan
dibuat seperti tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Catatan Lapangan
No. Langkah-langkah Aktivitas
1 Pendahuluan
2 Eksplorasi
3 Elaborasi
4 Konfirmasi
5 Penutup
45
Keterangan:
Catatan lapangan meliputi catatan siswa menyangkut hal-hal
dibawah ini:
a. Kesulitan siswa dalam memahami konsep.
b. Penugasan materi pelajaran.
c. Metode yang disampaikan oleh guru.
d. Perasaan siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran.
4. Lembar wawancara
Wawancara merupakan teknik kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan melalui percakapan atau Tanya jawab dengan responden.
Maka dari itu hal yang pertama kali yang harus disiapkan untuk
melakukan kegiatan wawancara adalah dengan mempersiapkan
instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan. Ada tiga bentuk
pertanyaan wawancara, yaitu: (1) pertanyaan berstruktur dimana dalam
pertanyaannya menuntut agar jawaban sesuai dengan apa yang
terkandung dalam pertanyaan, (2) pertanyaan tak berstruktur dimana
pertanyaan ini bersifat terbuka dan responden bebas dalam menjawab
pertanyaan tersebut, (3) pertanyaan campuran dimana bentuk
pertanyaan bisa berupa berstruktur bisa juga tidak berstruktur.
Bentuk pertanyaan yang digunakan peneliti pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan pertanyaan tak berstruktur. Peneliti
mewanwancarai guru dan siswa untuk mengetahui kondisi siswa serta
gambaran umum mengenai proses pembelajaran dan masalah yang
dihadapi dikelas.
5. Alat Dokumentasi (Kamera)
Dokumentasi pada penelitian berupa foto-foto pada saat penelitian
ini berlangsung, yang digunakan untuk memperkuat atau menunjang
proses penelitian.
46
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menentukan kevalidan data pada penelitian dilakukan teknik
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi dua
aspek penilaian diantaranya sebagai berikut:
1. Data Aktifitas
Data aktivitas pada penelitian ini berupa data aktivitas siswa dan guru
pada saat pelaksanaan pembelajaran matematika materi perkalian dengan
menggunakan metode polamatika. Kegiatan aktivitas belajar siswa
meliputi: Mendengarkan guru menjelaskan materi, keaktifan merespon
penjelasan guru, keaktifan belajar kelompok siswa, keaktifan
mengemukakan pendapat dan memberikan pengarahan pada anggota
kelompok yang belum mengerti terhadap materi yang telah dipelajari,
mempresentasikan hasil kerja kelompok serta menyimpulkan materi yang
telah dipelajari pada akhir pembelajaran. Secara keseluruhan indikator
aktivitas belajar siswa tersebut terlampir pada lembar observasi aktivitas
belajar siswa. Kemudian aktivitas belajar siswa dinilai dengan pemberian
skor dengan kategori seperti dibawah ini:
Sangat baik = 5
Baik = 4
Cukup = 3
Kurang = 2
Sangat Kurang = 1
Kegiatan aktivitas mengajar guru meliputi: Menyampaikan tujuan
dan motivasi pada proses pembelajaran, Melaksanakan presentasi kepada
siswa, Memberikan tugas pada setiap kelompok, Mengadakan soal latihan/
evaluasi. Seluruh aspek kegiatan tersebut terlampir pada lembar observasi
kegiatan mengajar guru.
47
Pelaksanaan pengamatan pada kegiatan penelitian ini dilakukan oleh
guru dan kolabolator. Serta yang diamati pada kegiatan observasi ini
dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Instrumen lembar observasi ini
digunakan untuk mengukur aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan.
2. Data Hasil Pemahaman Konsep Perkalian
Data hasil pemahaman konsep perkalian diperoleh dari soal tes
pemahaman konsep perkalian pada akhir siklus I dan II. Data ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep perkalian siswa setelah
diberikan tindakan, serta untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
direncanakan pada penelitian ini telah cerpai atau belum.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang terpercaya maka peneliti melakukan
pengecekan kembali data yang telah terkumpulkan apakah terjadi kesalahan
atau tidak. Mengulang pengelolaan serta analisis data yang sudah terkumpul
agar kevalidan data bisa di pertanggung jawabkan. Oleh karena untuk menjaga
kevalidan data hal yang harus dilakukan adalah melakukan pengujian (uji
validitas) kevalidan instrumen – instrumen tes sebelum di berikan. Uji validas
yang dilakukan adalah uji validitas secara isi (content validity) dan validitas
muka (face validity), dimana derajat sebuah tes mengukur substansi yang
diukur. Dalam menentukan validitas pengukuran ini diperlukan dua aspek,
yaitu: isi dan valid samplingnya. Kemudian dapat dikatan valid juga jika isi
sudah mencakup hal-hal yang berkaitan dengan item-item yang
menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang diukur. Sedangkan validitas
sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimana baiknya suatu sampel tes
mempresentasikan total cakupan isi. Untuk mengukur validitas ini, peneliti
mengkonsultasikan semua instrumen – instrumen kepada ahli dalam bidang
48
yang bersangkutan. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah dosen pembimbing I
dan dosen pembimbing II yang merupakan pakar dalam evaluasi pendidikan
matematika serta peran guru metematika yang merangkap sebagai guru kelas.
K. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah
untuk menganalisis data tersebut. Menganalisis data merupakan suatu cara yang
digunakan penelitian untuk mengurai data yang diperoleh agar dapat dipahami
bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui
hasil penelitian.
1. Data Kualitatif
Data hasil observasi peneliti terhadap subjek penelitian dianalisis
secara kualitatif berupa kalimat yang mendefinisikan segala bentuk
aktivitas kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran
dengan menggunakan metode polamatika yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep perkalian siswa kelas III B.
2. Data kuantitatif
Data disini adalah data hasil tes siswa yang dianalisis dari setiap siklus
yang telah dilakukan. Kemampuan siswa dalam meningkatkan pemahaman
konsep perkalian dapat dilihat dengan perhitungan skor rata –rata
kemampuan peningkatan konsep perkalian, dan persentasi pada hasil tes
pemahaman konsep siswa. Kemudian data tersebut dideskripsikan dalam
bentuk tabel, diagram batang (grafik), serta pengelompokannya kedalam
tabel distribusi frekuensi. Untuk menghitung persentase nilai tes
pemahaman konsep siswa dan aktivitas belajar siswa menggunakan rumus
seperti dibawah ini:
49
𝑝 =𝑓
𝑁 𝑥 100
Keterangan:
P= Angka presentasi
f = frekuensi yang akan dicari presentasinya
N= jumlah prekuensi banyaknya individu
Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan tabel skor persentase.
Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Tes Pemahaman Konsep Perkalian
Siswa dan Hasil Kegiatan Aktivitas Belajar Siswa42
Persentase Rata-rata Kategori
81%- 100 % Sangat Baik
61%-80% Baik
41%- 60% Sedang
21%-40% Buruk
< 21% Sangat Buruk
Untuk menyimpulkan peningkatan hasil tes pemahaman konsep
perkalian siswa pada penelitian ini, penulis menggunakan statistik deskriptif
yakni melalui nilai rata – rata (mean) dan nilai tengah (median). Berikut
merupakan langkah – langkah dalam menentukan nilai rata – rata dan nilai
tengah:
a. Nilai Rata – rata
𝑀 = 𝑁𝑆
𝐵𝑆
Keterangan:
M = nilai rata – rata, NS = nilai skor, BS = banyak siswa
42 Arikunto, op.cit., h. 269
50
b. Nilai Tengah
Untuk memberikan hasil rata – rata dari data yang diperoleh,
menggunkan pedoman interpretasi seperti dibawah ini:
Sangat baik : jika nilai presentase yang diperoleh berada dalam
interval lebih atau di atas median
Baik : jika nilai presentase yang diperoleh berada dalam
interval antar median dan rata-rata
Buruk : jika nilai presentase yang diperoleh berada dalam
interval kurang atau di bawah rata-rata.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah pelaksanaan tindakan siklus I selesai namun kriteria ketercapaian
pemahaman konsep siswa tidak sesuai dengan apa yang telah ditentukan
sebelumnya, maka akan ditindak lanjuti rencana perbaikan pembelajaran.
Apabila pada tindakan siklus I yang terdiri perencanaan tindakan, observasi,
analisis, dan refleksi belum tercapai pada siklus I maka dapat dilanjutkan segala
aspek kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Penelitian ini akan
dihentikan, jika peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji
penerapan metode polamatika dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian pada siswa kelas III SD.
Terdapat beberapa indikator yang dapat lebih meningkatkan pemahaman
konsep perkalian siswa pada pembelajaran matematika. Oleh karena itu,
peneliti berharap adanya tindak lanjut untuk melaksanakan penelitian dengan
lebih mengembangkan faktor - faktor lain yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep perkalian siswa.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Proses dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 10 kali
pertemuan pada bulan agustus 2017. Waktu yang diperlukan dalam setiap
pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus
dengan rincian pada siklus I diadakan pertemuan sebanyak 4 kali proses
pembelajaran dan 1 kali pertuan untuk tes pada siklus I, begitupun dengan rincian
pada siklus II terdapat 4 kali pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes siklus II.
Masing – masing siklus terdapat tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi atau
pengamatan, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah jadwal penelitian
yang dapat dilihat:
Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Kegiatan Waktu pelaksanaan
Studi Pendahuluan 27 Juli 2017
Siklus I 2 – 9 Agustus 2017
Pertemuan 1 Rabu, 2 Agustus 2017
Pertemuan 2 Kamis, 3 Agustus 2017
Pertemuan 3 Jum’at, 4 Agustus 2017
Pertemuan 4 Sabtu, 5 Agustus 2017
Tes siklus I Rabu, 9 Agustus 2017
Siklus II 10 – 23 Agustus 2017
Pertemuan 5 Kamis, 10 Agustus 2017
Pertemuan 6 Jum’at, 11 Agustus 2017
Pertemuan 7 Sabtu, 12 Agustus 2017
Pertemuan 8 Jum’at, 18 Agustus 2017
Tes siklus II Rabu, 23 Agustus 2017
52
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap awal perencenaan dalam penelitian ini, peneliti menyiapkan
rencana tindakan berdasarkan studi pendahuluan terhadap proses
pembelajaran matematika. Pada tahap ini pula peneliti menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode polamatika,
lembar kerja siswa (LKS), soal tes siklus I, catatan lapangan, menyiapkan
pertanyaan wawancara siswa terkait metode polamatika, serta lembar
observasi siswa dan guru. Selanjutnya peneliti mendiskusikan perangkat
pembelajaran yang telah disiapkan dengan guru kolabolator agar rencana
pembelajaran sesuai yang telah disusun, sesuai dengan kurikulum SDN
Cempaka Putih 01 Ciputat.
Pada siklus I materi yang akan disampaikan diantaranya adalah: 1).
Pengertian perkalian, 2). Sifat-sifat perkalian, 3). Perkalian puluhan dengan
satuan, 4). Perkalian puluhan dengan puluhan, dan 5). Penyelesaian
masalah.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan yang terdapat di siklus I, terdiri dari 5 kali
pertemuan. Adapun deskripsi pelaksanaan kegiatan di tiap pertemuannya
adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan awal
Pada awal pertemuan guru memberikan salam terlebih dahulu,
kemudian membaca do’a dan disusul membaca surat-surat pendek
dalam Al-Qur’an dimulai dari surat Al-Fatihah sampai surat Al-Ma’un,
memeriksa kehadiran siswa. Guru mengondisikan siswa untuk memulai
proses pembelajaran dengan tertib dan baik serta mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menstimulus siswa terkait materi yang
akan dipelajari.
53
Gambar 4.1
Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Pertama
Seperti yang terlihat pada gambar diatas dalam kegiatan awal
pembelajaran siswa dibagikan bahan ajar yang berfungsi sebagai
sumber belajar siswa di rumah.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan ini guru bertanya kepada siswa terkait hapalan
perkalian 1 – 10. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok,
kemudian guru mengajak siswa untuk bermain bakul jagung dan
membacakan aturan permainan dimana setiap individu dalam kelompok
memiliki nomor yang berbeda dengan teman kelompok maupun
kelompok lain. Setiap siswa yang disebut nomornya menyebutkan kata
jagung dan disertai nomor yang dituju selanjutnya, sedangkan yang
mendapatkan angka 3 dan kelipatannya menyebutkan kata bakul jika
temannya menyebutkan nomor yang ia dapat. Tugas anggota kelompok
mengingat nomor yang didapat anggota kelompoknya. Kelompok yang
tidak mendapat kesalahan dalam anggotanya menjadi pemenang.
Pada kegiatan ini pula guru menjelaskan maksud dari permainan
bakul jagung adalah melatih fokus dan mengingat hapalan perkalian.
guru menjelaskan bahwa pengertian dari perkalian itu sendiri adalah
berupa penjumlahan yang dilakukan berulang, serta perkalian juga
memiliki sifat-sifat. Kemudian setelah guru menjelaskan materi
54
pengertian perkalian, sifat-sifat perkalian beserta contohnya guru
membagikan LKS 1 (lembar kerja siswa) yang akan dikerjakan
berkelompok. Setelah semua LKS selesai dikerjakan salah satu siswa
yang ditunjuk oleh guru, pada setiap kelompok menulis hasil kerja
kelompoknya dipapan tulis dan guru mengoreksi hasil kerja siswa
dipapan tulis lalu setiap anggota kelompok memeriksa hasil LKSnya.
Hal tersebut sebagai latihan dalam melatih kejujuran. Kelompok yang
betul semua diberi apresiasi berupa tanda bintang.
Gambar 4.2
Definisi Perkalian
Gambar diatas adalah gambar jawaban siswa yang dikerjakan secara
berkelompok terkait materi definisi perkalian. Dimana siswa diberi
tugas untuk mengubah soal bentuk penjumlahan berulang kedalam
bentuk operasi hitung perkalian.
c) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan mengkonfirmasi
matapelajaran yang telah dipelajari selama proses belajar. Dibawah ini
adalah gambar kegiatan akhir belajar:
55
Gambar 4.3
Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Pertama
Seperti pada gambar diatas guru dan siswa mengkonfirmasikan
kembali materi apa saja yang telah dipelajari. Kemudian membaca
hamdalah dan mengucapkan salam sebagai tanda bahwa pelajaran telah
usai.
2) Pertemuan Kedua
a) Kegiatan awal
Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam
pembuka kemudian mengucapkan doa bersama serta membaca surat –
surat pendek Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai Al-Ma’un. Guru
memeriksa kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi seperti
menanyakan “anak-anak pernahkah kalian melihat deretan kursi yang
berlipat ganda?” dan anak-anak menjawab pertanyaan dari guru.
Gambar 4.4
Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Kedua
56
Gambar diatas menjelaskan bahwa kegiatan awal pembelajaran guru
dan siswa melakukan do’a bersama serta membaca surat-surat pendek
Al-Qur’an. Pada kegiatan awal pembelajaran pula guru memeriksa
kehadiran siswa.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk menghitung bangku
bagian depan dan bangku sebelah kanan. Untuk memudahkan dan
mempercepat penghitungan guru menuliskan kotak bayang dan
bagaimana cara pengoprasiannya dalam menyelesaikan soal perkalian
serta memberikan contoh perkalian lainnya.
Pada kegiatan ini pula guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
yang terdiri dari 5-6 anggota kelompok. Setelah itu guru membagikan
LKS untuk dikerjakan bersama-sama dalam setiap kelompok. Setelah
semua kelompok selesai mengerjakan LKS salah satu anggota
kelompok menulis hasil kerja kelompok dipapan tulis dan memeriksa
bersama-sama dengan guru. Setiap kelompok yang menjawab benarnya
paling banyak diberi penghargaan berupa tanda bintang.
Gambar 4.5 a
Contoh Soal Lembar Kerja Siswa
57
Gambar diatas merupakan salah satu contoh jawaban lembar kerja
siswa yang dikerjakan secara berkelompok. Sedangkan kegiatan
presentasi jawaban dari perwakilan kelompok digambarkan pada
gambar berikut ini:
Gambar 4.5 b
Siswa Menulis Hasil Kerja Kelompok
Gambar diatas menjelaskan kegiatan siswa dalam rangka menulis
hasil lembar kerja siswa yang diwakilkan oleh salah satu kelompok.
Anggota kelompok yang menulis jawaban kedepan dipilih secara acak
berdasarkan nomor yang telah ditentukan.
c) Kegiatan akhir
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru mengkonfirmasi
kembali materi apa saja yang telah dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan pada siswa untuk menanyakan kembali apa yang belum
pahan bagi siswa yang belum paham. Kemudian membaca doa bersama
dan mengucapkan hamdalah sebagai tanda bahwa kegiatan
pembelajaran telah usai.
58
Gambar 4.6
Guru Menkonfirmasikan Kembali Materi
Pada kegiatan akhir pembelajaran seperti yang dijelaskan pada
gambar diatas, guru dan siswa menkonfirmasi kembali apa yang telah
dipelajari. Kegaiatan tersebut bertujuan sebagai bentuk evaluasi
pembelajaran.
3) Pertemuan Ketiga
a) Kegiatan awal
Pada awal kegiatan pembelajaran guru memberikan salam serta
membaca do’a bersama-sama sebagai tanda akan dimulainya kegiatan
pembelajaran. Kemudian membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dari
surat Al-Fatihah sampai surat Al-Ma’un.
Gambar 4.7
Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga
59
Gambar diatas merupakan gambar pada kegiatan awal
pembelajaran. Dimana guru dan siswa membaca surat-surat pendek
Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai surat Al-Ma’un.
b) Kegiatan inti
Paga kegiatan ini guru bercerita ingin membuat alat musik dari 6
botol bekas dan biji kacang hijau. Dimana pada tiap botol akan diisi
dengan 99 biji kacang hijau. Kemudian guru bertanya kepada siswa
berapa banyak biji kacang hijau yang harus ibu miliki?. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut guru menerangkan penyelesaikan
permasalahan tersebut dengan menggunakan kotak bayang dan cara
kerja kotak bayang dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian tanpa
ada tahap penyimpanan. Kemudian guru meminta salah satu siswa
untuk maju kedepan kelas dan membaca kertas yang berisi soal cerita
serta mengerjakan permasalahn yang ada di kertas dengan
menggunakan kotak bayang yang telah diajarkan.
Guru mengatur siswa duduk dengan kelompok yang telah dibentuk
pada hari sebelumnya untuk mengerjakan LKS yang dibagikan oleh
guru. Setelah selesai mengerjakan LKS salah satu siswa pada tiap
kelompok menulis hasil jawabannya dipapan tulis. Kemudian guru dan
siswa mengoreksi bersama-sama LKS yang telah dikerjakan.
Gambar 4.8
Contoh Jawaban dari Salah Satu Lembar Kerja Siswa
60
Pada gambar diatas, siswa dituntut dapat menggambarkan bulan
yang terdapat pada kotak yang belum terisi sempurna. Kemudian siswa
diminta untuk menyelesaikannya kedalam bentuk operasi hitung
perkalian dengan menggunakan kotak bayang.
c) Kegiatan akhir
Pada akhir kegiatan pembelajaran guru menkonfirmasi kembali apa
yang telah dipelajari, serta mengevaluasi materi yang telah dipelajari
bersama siswa. Kemudian mengucapkan do’a bersama untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Gambar 4.9
Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga
Gambar diatas menjelaskan bahwa guru dan siswa sedang
mengonfirmasikan kembali apa yang telah dipelajari selama proses
pembelajaran berlangsung.
4) Pertemuan Keempat
a) Kegiatan awal
Guru membuka awal pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
basmalah bersama siswa yang dilanjutkan dengan membaca surat-surat
pendek Al-Qur’an dari Al-Fatihah sampai Al-Ma’un. Guru memeriksa
daftar hadir siswa dengan membacakan absensi siswa.
61
Gambar 4.10
Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Keempat
Gambar diatas menjelaskan salah satu kegiatan awal pembelajaran.
Dimana guru menulis tema pembelajaran serta hari dan tanggal proses
pembelajaran berlangsung.
b) Kegiatan inti
Guru mengulas kembali materi perkalian dengan menggunakan
kotak bayang dan memberikan contoh soal cerita di papan tulis.
Menerangkan permainan tongkat ajaib bahwa yang mendapatkan
tongkat ketika sedang bernyanyi lagu “Hari Merdeka” dan guru
memberhentikan ditengah-tengah lagu, maka siswa yang mendapatkan
tongkat akan menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
Guru mengintruksikan siswa untuk duduk dalam kelompok yang
telah dibentuk pada hari sebelumnya serta membagikan lembar kerja
siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok. Jika sudah selesai
semua, perwakilan anggota kelompok menuliskan salah satu
jawabannya dipapan tulis dan setiap anggota kelompok yang lain
memeriksa bersama guru LKS yang telah dikerjakan.
62
Gambar 4.11
Jawaban Lembar Kerja Siswa
Gambar diatas merupakan gambar jawaban siswa pada penyelesaian
masalah di siklus I.
c) Kegiatan akhir
Guru dan siswa mengonfirmasikan kembali materi apa saja yang
telah dipelajari. Kemudian guru mempersilakan siswa yang belum
paham terhadap materi yang telah disampaikan untuk bertanya. Guru
memberikan pesan untuk belajar kembali dirumah terkait materi yang
telah disampaikan. Untuk mengakhiri pertemuan dalam pembelajaran
matematika guru dan siswa mengucapkan do’a dan salam bersama-
sama.
Gambar 4.12
Kegiatan Akhir Pembelajaran Pertemuan Keempat
63
Pada gambar diatas guru dan peserta didik melaksanakan salah satu
kegiatan pembelajaran, yaitu mengonfirmasikan kembali materi yang
telah dipelajari selama proses pembelajaran berlangsung.
5) Pertemuan Kelima
Pada pertemuan kelima guru memberikan soal tes siklus I yang
berisikan soal-soal terkait materi sifat-sifat perkalian, perkalian puluhan
dengan satuan dan perkalian puluhan dengan puluhan. Tes siklus I
dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2017. Pada tes siklus I ada beberapa
siswa yang bertanya untuk memastikan apakah yang dijawabnya benar
atau tidak.
Gambar 4.13
Kondisi Siswa pada Saat Pelaksanaan Tes Siklus I
Pada saat pelaksanaan tes pemahaman konsep siklus I, siswa terlihat
tenang seperti pada gambar diatas. Namun ketika ditengah – tengah
pelaksanaan tes siklus I terjadi sedikit kericuhan yang diakibatkan ada
beberapa siswa bertanya untuk memastikan apakah jawaban yang ia
tulis pada lembar tes pemahaman konsep perkalian sudah benar atau
tidak.
64
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan siklus I
berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas III B selaku observer
dalam penelitian ini yang mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas
pengajar dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan
lembar observasi aktivitas mengajar guru yang terdiri dari 5 item pernyataan
disetiap lembar instrumen.
Pada saat siklus I pertemuan pertama yang membahas materi
pengertian perkalian dan sifat-sifat perkalian telah ditemukan 10 siswa yang
masih kurang pahaman terkait materi sifat-sifat perkalian dan siswa lainnya
sudah memahaminya. Namun perhatian siswa terkait materi pengertian
perkalian yang pada dasarnya perkalian itu merupakan penjumlahan
berulang sangat antusias. Banyak siswa yang mau mencontohkan di papan
tulis terkait materi tersebut.
Pada pertemuan ke 2 siklus I siswa mulai berantusias mempelajari
perkalian dengan menggunakan kotak bayang dalam proses
penyelesaiannya. Namun masih ada beberapa siswa yang masih salah dalam
penulisan hasil perkalian pada kotak-kotak bayang.
Pada pertemuan ke 3 di siklus I saat guru menjelaskan perkalian puluhan
dengan puluhan siswa masih kurang memahami peletakan hasil perkalian
pada kotak bayang. Akan tetapi pada saat pelaksanaan diskusi kelompok
siswa aktif bertukar pendapat dan bertanya pada guru.
Pada pertemuan ke 4 siklus I siswa berantusias mendengarkan
penjelasan guru, karena penyelesaian masalah perkalian dengan
menggunakan metode kotak bayang (polamatika) sudah tidak asing lagi
bagi mereka. Sehingga proses memecahkan masalah yang guru berikan
dengan mendiskusikannya bersama teman kelompok berjalan dengan tertib.
Seperti yang telah dijelaskan diatas dapat kita lihat persantase aktivitas
belajar siswa pada siklus I. Fokus pengamatan aktivitas belajar siswa terdiri
65
dari 10 indikator pengamatan, yang di beri nilai dengan sekala 1-5. Berikut
adalah hasil nilai presentasi aktivitas belajar siswa pada siklus I:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati/ dinilai Pertemuan Ke
1 2 3 4
1 Mendengarkan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru
3 3 3 3
2 Mendengarkan materi pelajaran yang
dipaparkan oleh guru
2 2 3 2
3 Melaksanakan metode polamatika
dalam pembelajaran
3 5 4 4
4 Mencatat apa yang di jelaskan oleh guru 3 3 2 3
5 Ketekunan dalam mempelajari sumber
belajaran yang diberikan guru
3 3 3 3
6 Berkumpul dengan kelompok yang telah
ditentukan oleh guru
2 4 3 4
7 Melaksanakan diskusi kelompok 3 2 2 3
8 Melakukan tukar pendapat antar teman
kelompok
2 2 2 2
9 Saling membantu antar teman kelompok 3 3 3 3
10 Mengkonfirmasi materi yang telah
dipelajari
4 4 4 4
Jumlah 28 31 29 31
Rata-rata Persentase 56% 62% 58% 62%
66
Jika dilihat dari tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan metode polamatika pada pelaksanaan siklus I sudah
menunjukan peningkatan, meskipun masih ada beberapa indikator yang
masih kurang. Dari tabel diatas diperoleh informasi pada aspek aktivitas
belajar siswa pada siklus I pertemuan keempat mencapai nilai 31 dengan
persentase 62%, sedangkan ketentuan pencapaian aktivitas belajar siswa
pada penelitian ini mencapai 85%. Sehingga perlu ditindak lanjuti segala
aspek yang harus dikembangkan dan ditingkatkan pada siklus II.
Pada akhir siklus I guru memberikan siswa soal tes sikus I yang
bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan pemahaman konsep
perkalian siswa dengan menggunakan metode polamatika. Untuk lebih
jelasnya, berikut ini merupakan tabel hasil nilai tes pemahaman konsep
perkalian dengan menggunakan metode polamatika di siklus I.
Tabel 4.3
Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siswa pada Siklus I
Jenis Data Skor
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Rata-rata Nilai Siswa 72,2
Persentase Nilai ≥ 63 72,7%
Nilai Siswa ≥ 63 24
Nilai Siswa ≤ 63 9
Dari data hasil pemahaman tes siklus I diatas dapat di simpulkan adanya
siswa yang sudah mendapatkan nilai ≥ 63 dan ada siswa yang mendapatkan
nilai ≤ 63. Dengan perolehan nilai terendah sebesar 40 dan nilai tertinggi
sebesar 100 serta nilai rata-rata siswa sebesar 72,2 dengan persentase nilai
67
72,7% dari 33 siswa dikelas. Sedangkan ketentuan pencapaian tes
pemahaman konsep yang telah ditetap adalah 85%. Sehingga masih perlu
adanya tindakan lanjutan untuk mencapaian tes pemahaman konsep yang
telah ditetapkan. Sedangkan dalam perolehan nilai pada siklus I ada 9 siswa
yang memiliki nilai ≤ 63 dan ada 24 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63.
Untuk lebih jelasnya hal tersebut akan disajikan dalam bentuk diagram
seperti dibawah ini:
Grafik 4.1
Perolehan Nilai Siswa pada Siklus I
d. Tahap Refleksi
Tahap kegiatan refleksi bertujuan untuk mengetahui tindakan yang
dilakukan pada siklus I dan untuk menindak lanjuti dalam memperbaiki
segala kekurangan yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan
pembelajaran. Hasil pada kegiatan siklus I akan dijadikan acuan untuk
9
24
0
5
10
15
20
25
30
< 63 > 63
Nilai KKM = 63
68
menindak lanjuti kembali pada pertemuan selanjutnya agar tidak terjadi
kesalahan yang sama.
Pada tahap refleksi peneliti dan observer berdiskusi mengenai data-data
yang telah diperoleh dari pelaksanaan tindakan dan studi pendahuluan pada
siklus I. Data tersebut mendapatkan hasil tes pemahaman konsep siswa
sebesar 29,7% yang belum mencapai nilai minimum yang telah ditetap oleh
pihak sekolah atau sebanyak 10 siswa yang memiliki nilai ≤ 63 dari jumlah
siswa keseluruhan di kelas III B sebanyak 33 orang. Sedangkan 70,3% atau
sebanyak 23 siswa dari 33 siswa mendapatkan nilai ≥ 63. Akan tetapi
indikator keberhasilan pemahaman konsep yang peneliti harapkan sebesar
85% siswa mencapai nilai ≥ 63, namun pelaksaan tidakan pada siklus I
berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus hanya mendapatkan
72,7% saja yang mencapai nilai ≥ 63.
Selain itu data yang didapat berdasarkan lembar observasi aktivitas
belajar siswa dan aktivitas mengajar guru masih terlihat adanya kekurangan.
Pada proses pembelajaran dalam tindakan siklus I, siswa masih malu-malu
dalam mengutarakan pendapat dan bertanya apa yang belum dipahami
terkait materi perkalian, serta beberapa siswa mengalami kejenuhan saat
mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara berkelompok. Pada
aktivitas guru, gurupun terlihat kurang memotivasi siswa agar mampu
mengajukan pertanyaan atau menutarakan hal yang belum ia pahami.
Adapun untuk mengetahui hasil refleksi siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
69
Tabel 4.4
Hasil Refleksi Siklus I
No Kekurangan Solusi
1 Siswa masih belum berani untuk
mengajukan pertanyaan pada proses
pembelajaran.
Guru memberikan reawerd berupa
tambahan poin atau hadiah lainnya untuk
siswa yang berani mengajukan pertanyaan
dan mengungkapkan pendapat. 2 Siswa masih belum aktif dalam
menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh
guru maupun siswa lainnya.
3 Ada beberapa siswa yang masih keliru
dalam membuat jumlah kotak polamatika.
Penyampaian materi dilakukan dengan
perlahan dan lebih memperhatikan lagi
dimana letak ketidak pahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan.
Guru lebih kreatif lagi dalam menerangkan
materi perkalian misalnya dengan
membuat kotaknya menjadi warna berbeda
sebagai pembeda nilai tempat suatu
bilangan.
4 Masih adanya kesalahan dalam meletakkan
hasil perkalian pada kotak-kotak bayang.
5 Adanya beberapa siswa yang masih salah
dalam menentukan hasil akhir pada operasi
hitung perkalian dengan polamatika.
6 Ada beberapa siswa merasa bosan dengan
mengerjakan LKS secara kelompok.
Guru mengadakan kuis yang dikerjakan
dengan melatih kekompakan kelompok,
serta memberikan reward berupa poin
tambahan bagi kelompok yang aktif dan
kompak dalam melakukan diskusi
kelompok.
7 Guru kurang memotivasi siswa untuk
mengajukan pertanyaan selama proses
pembelajaran.
Guru memberikan motivasi agar siswa
mampu mengajukan pertanyaan serta
mengapresiasi siswa yang mau bertanya
dengan memberikan poin tambahan.
8 Rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar
72,2.
Penyampaian materi dilakukan dengan
perlahan dan menggunakan bahasa yang
lebih dipahami siswa.
Guru membimbing siswa melakukan
kegiatan pengamatan secara langsung.
Membentuk kelompok secara heterogen
berdasarkan kemampuan dalam berpikir
dan kecepatan dalam memahami arahan
guru.
9 Persentasi pemahaman konsep siswa
sebesar 72,7% atau 23 siswa mencapai
nilai ≥ 63.
10 Persentasi siswa yang mendapatkan nilai ≤
63 sebesar 29% atau setara dengan 10 orang
siswa belum mendapatkan nilai yang
diharapkan.
70
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada perencenaan di Siklus II hanya menindak lanjuti materi yang
belum tersampaikan pada siklus I terkait materi perkalian dan sebagai
penguat pemahaman metode polamatika. Adapun materi yang dibahas pada
siklus II adalah materi perkalian ratusan dengan satuan dan ratusan dengan
puluhan serta penyelesaian masalah.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan yang terdapat pada siklus II, terdiri dari 5 kali
pertemuan, dimana 5 kali pertemuan tersebut terdiri dari 4 kali pertemuan
yang membahas materi perkalian dan 1 kali pertemuan berupa pemebrian
soal tes siklus II. Pada pelaksanaan tindakan di siklus II
1) Pertemuan Keenam
a) Kegiatan awal
Pada awal kegiatan guru dan siswa memulai proses pembelajaran
dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama-sama. Kemudian
dilanjutkan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dari surat Al-
Fatihah sampai Al-Ma’un, kemudian guru mengkondisikan siswa untuk
siap belajar matematika.
Gambar 4.14
Kegiatan Awal Pelajaran pada Pertemuan Keenam
71
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, untuk memulai
pembelajaran guru dan siswa membaca surat-surat Al – Qur’an
bersama-sama. Kemudian mengonfirmasi absensi peserta didik, dan
menulis tema dan tanggal pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan ini guru menerangkan materi perkalian ratusan
dengan satuan dengan menggunakan kotak bayang dan membentuk
siswa kedalam 5-6 kelompok. Guru membagikan kertas berupa kartu
bewarna yang berisi angka-angka yang nantinya akan ditempelkan pada
kertas yang berisi soal perkalian dan kotak bayang. Jika sudah selesai
dikerjakan salah satu anggota kelompok menulisnya kembali dipapan
tulis untuk diperiksa bersama guru dan teman-teman dikelas.
Guru memberikan LKS pada setiap kelompok untuk dikerjakan
bersama secara berkelompok. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan LKS guru meminta salah satu anggota kelompok untuk
menulis jawaban yang ditugaskan guru dipapan tulis. Kemudian guru
dan siswa memeriksa bersama-sama.
Gambar 4.15
Perkalian Ratusan dengan Puluhan
Gambar diatas merupakan salah satu kegiatan pembelajaran siswa.
Siswa menempelkan hasil perkalian dengan menggunakan kotak bayang
72
yang sudah disiapkan guru pada hari sebelumnya, dan dikerjakan secara
berkelompok.
c) Kegiatan akhir
Pada akhir kegiatan guru mengkonfirmasi kembali materi apa saja
yang telah disampaikan dan memberi kesempatan pada siswa yang
belum paham terhadap materi untuk mengajukan pertanyaan. Jika
semuanya sudah paham kemudia membaca hamdalah dan memberikan
salam sebagai tanda bahwa pembelajaran sudah selesai.
Gambar 4.16
Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Keenam
Pada kegiatan akhir pembelajaran seperti yang diperlihatkan pada
gambar diatas guru dan siswa menkonfirmasikan kembali materi yang
telah dipelajari. Kegiatan tersebut bertujuan agar siswa tidak salah
pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan guru.
2) Pertemuan Ketujuh
a) Kegiatan awal
Pada awal kegiatan guru memberikan salam dan dilanjut dengan
membaca doa bersama-sama. Kemudian dilanjut dengan membaca
surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai Al-
Ma’un. Kemudian mengkondisikan kelas untuk memulai pembelajaran.
73
Gambar 4.17
Siswa Membaca Surat-surat Pendek
Pada kegiatan awal pembelajaran seperti yang digambarkan pada
gambar diatas guru dan siswa membaca surat-surat pendek Al-Qur’an.
Pada kegiatan ini pula siswa menyiapkan alat tulis yang diperlukan
selama proses belajar.
b) Kegiatan inti
Guru mengulas kembali materi perkalian ratusan dengan satuan,
kemudian memberikan contoh soal cerita dan menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan menggunakan kotak bayang. Guru
mengatur siswa untuk duduk dengan kelompok yang telah ditetapkan
pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru membagikan LKS pada
setiap kelompok untuk dikerjakan bersama-sama. Jika semua kelompok
telah selesai mengerjakan guru menunjuk perwakilan salah satu anggota
kelompok untuk menulis salah satu jawaban yang telah diisi oleh
anggota kelompoknya dan memeriksanya bersama-sama dengan guru
dan anggota kelompok lain.
74
Gambar 4.18
Polamatika Perkalian Ratusan dengan Satuan
Gambar diatas merupakan salah satu contoh jawaban pada soal
penyelesaian masalah pada lembar kerja siswa yang diisi secara
berkelompok.
c) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa
mengonfirmasikan kembali materi apa saja yang telah disampaikan.
Siswa yang masih belum paham tentang materi dan mempunyai
pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan dipersilakan untuk
bertanya. Kemudian guru dan siswa mengucapkan hamdalah dan salam
sebagai tanda bahwa proses pembelajaran telah selesai.
Gambar 4.19
Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Ketujuh
75
Pada gambar di atas menjelaskan situasi peserta didik saat kegiatan
akhir pembelajaran. Siswa dan guru membereskan perlengkapan
belajar, serta menyiapkan diri untuk membaca do’a.
3) Pertemuan kedelapan
a) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam yang
dilanjut dengan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dari surat AL-
Fatihah sampai surat Al-Ma’un. Kemudian guru memberi pertanyaan
perihal kegiatan apa saja yang telah dilakukan sebelum siswa masuk
kelas dan siap untuk belajar sebagai cara untuk menarik perhatian siswa
dan siap untuk memperhatikan pelajaran. Guru mengecek kehadiran
siswa dan berrtanya apakah ada yang berhalangan hadir atau tidak?.
Gambar 4.20
Membaca Surat-surat Pendek Al-Qur’an
Gambar diatas menjelaskan suasana kegiatan awal pembelajaran,
dimana ketua kelas memimpin untuk membaca do’a bersama.
Kemudian dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an.
b) Kegiatan inti
Guru menerangkan materi perkalian ratusan dengan puluhan dan
menyelesaikannya dengan menggunakan kotak bayang. Kemudian guru
membagi siswa kedalam beberapa kelompok seperti pada hari
76
sebelumnya dan memberikan tugas kepada setiap anggota kelompok
untuk membuat kotak yang diisi nomer secara acak sesuai selera siswa
dari nomer 1-10. Guru membacakan soal secara acak yang nomernya
dibacakan oleh guru, kemudian langsung didiskusikan. Jika jawabannya
benar beri tanda (v) dan jika salah (x). Kelompok yang menjawab
pertanyaan paling banyak dan benar akan mendapatkan hadih dari guru.
Pada kegiatan ini pula guru memberikan LKS yang akan diisi oleh setiap
anggota kelompok secara bersama-sama.
Gambar 4.21
Kegiatan Diskusi Kelompok
Gambar diatas menggambarkan suasana siswa pada saat
melaksanakan diskusi kelompok. Siswa saling membagi tugas kepada
anggota kelompok serta bertukar pendapat terhadap permasalahan yang
dihadapi.
c) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa mengonfirmasi
kembali materi apa yang telah dipelajari dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
77
dipahami. Kemudian untuk mengakhiri proses belajar guru dan siswa
membaca do’a bersama-sama dan diakhiri dengan salam.
Gambar 4.22
Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Kedelapan
Pada gambar diatas menjelaskan salah satu kegiatan akhir
pembelajara, yaitu siswa dan guru mengonfirmasikan kembali materi
yang telah dipelajari. Serta menanuakan perihal materi yang kurang
dipahami.
4) Pertemuan kesembilan
a) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal pertemuan guru mengucapkan salam dan
memberi kesempatan kepada ketua kelas untuk memimpin membaca
doa dan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dimulai dari surat Al-
Fatihah sampai surat Al-Ma’un. Kemudian guru menyiapkan media dan
membari apersepsi serta mengondisikan kelas.
78
Gambar 4.23
Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Kesembilan
Pada kegiatan awal pembelajaran siswa dan guru membaca do’a
bersama, membaca surat – surat pendek Al – Qur’an, seperti yang
digambarkan pada gambar diatas. Serta menyiapkan alat tulis yang
diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung. Menyampaikan
tujuan dilakukannya pembelajaran yang akan dilakukan, serta menulis
pokok bahasan yang akan dipelajari.
b) Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi perkalian ratusan dengan puluhan dengan
menggunakan kotak bayang. Kemudian membagi siswa kedalam
beberapa kelompok seperti pada hari sebelumnya dan setiap anggota
kelompok mempunyai nomer masing-masing. Guru memberikan soal
perkalian polamatika untuk dikerjakan secara perkelompok. Jika semua
anggota telah selesai mengerjakan maka setiap anggota menempelkan
jawaban dipapan tulis dengan kertas bewarna yang telah guru sediakan.
dengan catatan satu anggota menempelkan satu kertas secara estapet.
Guru memeriksa hasil kerja siswa dipapan tulis dan memberi hadiah
bagi kelompok yang selesai terlebih dahulu dan jawabannya benar.
Pada kegiatan ini pula guru memberikan LKS yang akan diisi secara
berkelompok. Setelah semua anggota kelompok selesai mengerjakan
79
salah satu anggota kelompok yang mempunyai nomer yang telah
disebutkan oleh guru menuliskan jawaban dipapan tulis apa yang telah
diisi oleh kelompoknya.
Gambar 4.24
Menyusun Kotak Bayang
Gambar diatas merupakan salah satu kegiatan pada kegiatan ini
pelajaran, yaitu menyusun kotak bayang dengan menggunakan kotak
berwarna dan menempelkannya di papan tulis secara berkelompok.
Kegiatan ini bertujuan untuk memacu semangat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, serta menjadi daya tarik siswa agar lebih giat
belajar khususnya pada materi perkalian dengan menggunakan metode
polamatika.
c) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa
mengonfirmasikan kembali apa saja yang telah dipelajari dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi
yang belum dipahami. Selanjutnya guru dan siswa membaca do’a
bersama dan dilanjutkan mengucapkan salam.
80
Gambar 4.25
Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Kesembilan
Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa dan guru
mengonfirmasikan kembali materi apa saja yang telah dipelajari, seperti
yang dijelaskan pada gambar diatas.
5) Pertemuan kesepuluh
Petemuan kesepuluh di siklus II diisi dengan pelaksanaan tes akhir
siklus II. Pada tes akhir siklus II sudah tidak ada lagi siswa yang
menanyakan untuk sekedar memastikan jawabannya benar atau tidak.
Semua siswa terlihat bersemangat dan konsentrasi dalam mengerjakan
soal tes siklus II.
Gambar 4.26
Suasana Kelas pada Saat Pelaksanaan Tes Siklus II
81
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, siswa sangat bersemangat
dan berantusias mengikuti tes siklus II. Pada tes pemahaman konsep
perkalian disiklus II, jika dibandingkan dengan saat melaksakan tes
pemahaman konsep perkalian di siklus I, siswa lebih tertib dalam
mengerjakan soal yang telah diberikan. Tidak ada siswa yang bertanya
untuk memastikan apa yang telah dijawabnya benar atau tidak seperti
yang dilakukan pada saat pelaksanaan tes siklus I. Sehingga pelaksaan
tes pemahaman konsep perkalian pada siklus II berjalan sesuai apa yang
diharapkan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilaksanakan pada saat pelaksanakan tidakan sama seperti
tahap observasi yang dilakukan pada siklus I. Observasi dilakukan oleh
observer, dimana guru kelas III B berperan sebagai observer dalam
penelitian ini yang mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas pengajar
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar
observasi aktivitas mengajar guru. Namun tugas observer pada tahap
observasi di siklus II hanya menitik beratkan pada pembelajaran yang belum
tercapai pada siklus I.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II juga berjalan
sesuai apa yang diharapkan, sepertihalnya: antusias siswa dalam memulai
pelajaran, daya fokus siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, serta
keaktifan siswa dalam segala hal selama proses pembelajaran meningkat.
Hal tersebut dapat dilihat dari tabel observasi aktivitas belajar siswa yang
mengalami peningkatan seperti dibawah ini:
82
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati/ dinilai Pertemuan Ke
5 6 7 8
1 Mendengarkan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru
3 3 3 5
2 Mendengarkan materi pelajaran yang
dipaparkan oleh guru
3 3 4 3
3 Melaksanakan metode polamatika
dalam pembelajaran
3 4 4 5
4 Mencatat apa yang di jelaskan oleh guru 4 4 4 4
5 Ketekunan dalam mempelajari sumber
belajaran yang diberikan guru
3 3 3 3
6 Berkumpul dengan kelompok yang
telah ditentukan oleh guru
3 4 4 5
7 Melaksanakan diskusi kelompok 3 4 4 5
8 Melakukan tukar pendapat antar teman
kelompok
4 4 5 5
9 Saling membantu antar teman kelompok 4 4 4 5
10 Mengonfirmasikan materi yang telah
dipelajari
4 4 4 5
Jumlah 34 35 39 45
Rata-rata Persentase 68% 70% 78% 90%
Tabel diatas menunjukan adanya peningkatan pada aktivitas belajar
siswa di tiap proses pembelajaran pada tiap pertemuan siklus II. Jika dilihat
dari pertemuan terakhir pada proses pembelajaran di siklus II tara-rata
persentase aktivitas belajar siswa sebesar 90% dan ketentuan pencapaian
83
skor aktivitas belajar siswa 85%, sehingga nilai aktivitas belajar siswa pada
siklus II telah mencapai ketentuan aktivitas belajar siswa.
Peningkatan aktivitas belajar siswa juga dapat tercerminkan pada hasil
tes pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan metode polamatika
perkalian cukup tinggi jika dibandingkan dengan hasil tes pada saat
pelaksanaan siklus I. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.6
Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Siklus II
Jenis Data Skor
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Rata-rata Nilai Siswa 81,4
Persentase Nilai ≥ 63 90,9%
Nilai Siswa ≥ 63 30
Nilai Siswa ≤ 63 3
Jika dilihat dari tabel 4.6 dan diagram diatas terjadi peningkatan nilai
rata-rata dan persentasi nilai ≥ 63 pada siklus I dan siklus II. Untuk lebih
jelasnya berikut adalah perbandingan nilai rata-rata dan persentase nilai ≥
63 pada siklus I dan II.
Tabel 4.7
Nilai Perbandingan Siklus I dan Silkus II
Siklus Poin Perbandingan
Nilai Rata-rata Persentase Nilai ≥
63
Persentase Nilai ≤
63
Siklus I 72,2 72,7% 27,3%
Siklus II 81,4 90,9% 9%
84
Pada gambar diatas terdapat informasi nilai rata-rata pada siklus I
sebesar 72,2 dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 81,4.
Sehingga poin kenaikan nilai rata-rata pada siklus I dan II sebesar 9,2. Serta
terjadi peningkatan pada persentase nilai ≥ 63 untuk lebih jelas dalam
melihat peningkatan persentase nilai ≥ 63 pada siklus I dan II perhatikan
diagram dibawah ini:
Grafik 4.2
Perbandingan Persentase Nilai Siklus I dan II
Peningkatan pada pemahaman konsepun dapat dilihat dari
pemerolehan nilai terndeh dan tertinggi pada siklus I dan II serta nilai rata
– rata siswa. Pada siklus I nilai terendah siswa adalah 40 dan nilai tertinggi
100 dengan perolehan nilai rata – rata 72,2 sedangkan pada siklus II nilai
terendah siswa adalah 60 dan nilai tertinggi 100 dengan perolehan rata –
rata 81,4. Untuk lebih jelasnya berikut adalah diagram perolehan nilai dan
rata –rata siswa.
72.7
90.9
27.3
3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II
PERSENTASE NILAI SIKLUS I DAN II
Persentase Nilai > 63 Persentase Nilai < 63
85
Grafik 4.3
Perbandingan Nilai Siswa dan Rata – rata Siswa pada Siklus I
dan II
d. Tahap Refleksi
Tahap tindakan refleksi pada siklus II mengambil dan mengola data
keseluruhan yang terjadi pada tindakan siklus II, baik berupa data pada saat
proses pembelajaran yang terjadi pada siklus II mau hasil tes pemahaman
konsep perkalian yang dilakukan pada akhir siklus II. Dari data-data
tersebut menunjukan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran serta
adanya peningkatan pada pemahaman konsep perkalian siswa. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan hasil tes pemahaman konsep perkalian siswa yang
dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2017 memperoleh nilai rata-rata sebesar
81,4 dengan persentasi nilai siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63 mencapai
90,9%. Dilihat dari data tersebut dengan persentasi peningkatan nilai tes
pemahaman konsep perkalian siswa yang ingin dicapai pada penelitian ini
adalah 85% maka penelitian terhadap penerapan metode polamatika untuk
meningkatkan pemahaman konsep perkalian diberhentikan sampai siklus II.
40
60
100 100
72.281.4
0
20
40
60
80
100
120
Siklus I Siklus II
P E R O L E H A N N I L A I T E R E N DA H DA N T E R T I N G G I S E R TA N I L A I R ATA - R ATA
S I K LU S I DA N I I
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
86
B. Analisis Data
Penelitian dilakasanakan pada bulan Juli hingga Agustus di kelas III B SDN
Cempaka Putih 01 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian
dengan menggunakan metode polamatika dimana pada proses penghitungan
perkalian pada metode ini menggunakan kotak bayang yang memudakan siswa
dalam menyelesaikan permasalahan operasi hitung perkalian. Penelitian ini juga
dilatarbelakangi adanya masalah yang ada pada mata pelajaran matematika kelas
III SDN Cempaka Putih 01. Untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilaksanakan
tindakan, peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas III dan observasi
terhadap pembelajaran matematika di kelas III SDN Cempaka Putih 01. Setelah
ditemukan beberapa masalah yang terkait dengan pembelajaran matematika di
kelas III, guru dan peneliti sepakat untuk melakukan penelitian tindakan kelas
sebagai upaya perbaikan.
Disini peneliti akan memaparkan tentang temuan esensial yang ditemukan
selama penelitian di kelas III B SDN Cempaka Putih 01 berlangsung, baik di siklus
I maupun siklus II.
1. Temuan Esensial Siklus I
a. Penerapan metode polamatika terhadap peningkatan pemahaman konsep
perkalian pada kelas III B SD Cempaka Putih 01.
Peningkatan pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan
metode polamatika pada siklus I mengalami peningkatan yang signifikan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes pemahaman konsep di akhir siklus
I dengan rata-rata 72,2 dengan persentase siswa yang mendapatkan nilai ≥
63 sebesar 72,7% dari 33 siswa atau setara dengan 24 siswa mendapatkan
nilai ≥ 63. Hal tersebut berarti masih ada siswa yang mendapatkan nilai ≤
63 sebanyak 9 orang yang dikarenakan hapalan perkalian 1-10 siswa masih
sangat rendah dan pengisian hasil perkalian pada kotak bayang terjadi
kekeliruan.
87
Jika dilihat dari persentase nilai siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63
sebesar 72,7% seperti yang dijlaskan diatas, sedangkan pencapaian hasil tes
pemahaman konsep pada penelitian ini sebesar 85%. Maka pelaksanaan
tindakan pada siklus I belum mencapai hasil yang diinginkan sehingga
masih perlu dilakukannya tindakan pembelajaran.
b. Respon siswa terhadap penerapan metode polamatika pada operasi hitung
perkalian.
Pada hasil wawancara di siklus I respon siswa terhadap penggunaan
metode polamatika sebagai solusi untuk penyelesaian operasi hitung
perkalian diterima dengan sangat baik. Siswa merasa senang mengerjakan
soal operasi hitung perkalian dengan kotak bayang.
c. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi operasi hitung perkalian.
Aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan pada tiap pertemuan di siklus
I, walaupun tingkat peningkatannya jika dilihat dari hasil observasi kegiatan
aktivitas belajar siswa masih relatif rendah.
Sehingga perlunya pembenahan dalam proses pembelajaran agar siswa
lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pemberian reward dan
pengaplikasian metode polamatika dengan permainan (seperti menyusun
kotak berwarna secara berkelompok) adalah salah satu cara untuk menarik
kembali perhatian siswa.
2. Temuan Esensial Siklus II
a. Penerapan metode polamatika terhadap peningkatan pemahaman konsep
perkalian pada kelas III B SD Cempaka Putih 01.
Pada siklus II pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan
metode polamatika mendapatkan peningkatan yang cukup tinggi jika
dibandingkan dari siklus sebelumnya. Hasil tes pemahaman konsep
88
perkalian pada siklus II mendapatkan nilai sebesar 81,4 dengan persentase
siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63 sebesar 90,9% atau ada 30 siswa
mendapatkan nilai ≥ 63.
Pencapaian tes pemahaman konsep perkalian siswa pada siklus II ini
menunjukan bahwa target yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian
ini sebesar 85% siswa mendapatkan nilai ≥ 63 telah berhasil dicapai. Hal
tersebut menunjukan bahwa penelitian ini dianggap telah selesai.
b. Respon siswa terhadap penerapan metode polamatika pada operasi hitung
perkalian
Respon siswa pada pembelajaran matematika khususnya dalam materi
perkalian dengan menggunakan metode polamatika pada siklus II sangat
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara di akhir siklus II.
c. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi operasi hitung perkalian.
Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil observasi kegiatan aktivitas siswa yang mengalami
peningkatan ditiap siklusnya.
Dari hasil aktivitas kegiatan siswa di siklus II tergambar aktifitas
belajar siswa pada pertemuan kelima mencapai 68% dan pada pertemuan
kedelapan mencapai 90%. Hal tersebut menunjukan bahwa aktifitas belajar
siswa dari pertemuan kelima sampai pertemuan kedelapan mengalami
peningkatan sebesar 22%.
Jika dilihat dari pemaparan temuan esensial pada siklus I dan II adanya
peningkatan dari pelaksanaan tindakan disiklus I dan II. Baik peningkatan pada
hasil tes pemahaman konsep perkalian siswa, maupun peningkatan pada aktivitas
belajar siswa itu sendiri. Serta penerapan metode polamatika dalam meningkatkan
pemahaman konsep perkalian mendapat respon baik dari siswa.
89
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tak lain karena
adanya peran guru yang disertakan dengan penguasaan teori, penerapan metode
yang baik oleh guru tersebut.43 Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode
polamatika terhadap pemahaman konsep perkalian pada siswa kelas III B SDN
Cempaka Putih 01 Tanggerang Selatan menunjukan hasil yang cukup efektif. Hal
ini dapat dilihat dari hasil tes studi pendahuluan sampai hasil tes siklus I dan II hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode polamatika untuk meningkatkan
pemhaman konsep perkalian siswa kelas III B mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, karena dalam proses pembelajaran siswa dibimbing untuk menemukan
konsep tentang suatu materi secara sendiri. Hasil tes rata-rata pada studi
pendahuluan siswa sebesar 53,7 sedangkan hasil tes nilai rata-rata diakhir siklus II
sebesar 81,4. Bukan hanya dilihat dari nilai rata-rata yang mengalami kenaikan
cukup tinggi, tetapi jika dilihat dari hasil tes pemahaman konsep perkalian siswa
pada saat studi pendahuluan sebesar 30,3% dan diakhir siklus II sebesar 90,9%.
Untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian pula di fasilitasi dengan
menggunakan bantuan kotak bayang dalam penyelesaian pemasalahan perkalian
yang diaplikasikan kedalam bentuk permainan penyusunan kotak-kotak bayang
secara kelompok membuat siswa lebih semangat dalam mengikuti pelajaran.44 Hal
ini sejalan dengan apa yang telah dijelas oleh Drajad Pramedi bahwa penggunaan
metode polamatika dimana pada metode tersebut menggunakan bantuan kotak
bayang pada penyelesain operasi hitung perkalian dapat mempermudah siswa
dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada operasi hitung perkalian.
Bukan hanya Drajad Pramedi yang mengatakan dan telah membuktikan
bahwa penggunaan kotak bayang sangat membantu dalam menyelesaikan masalah
43 Nuri Annisa, Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Alam (IPA), Jurnal: Tarbiya, Vol 1, No 2, Desember 2014 44 Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung Perkalian &
Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, hal 1
90
pada operasi hitung perkalian. Cahyani Sholekhati dalam penelitian terdahulu juga
membuktikan sebagaimana yang telah dipaparkan dalam penelitiannya, bahwa
penggunaan metode polamatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa yang cukup tinggi ketimbang dengan menggunakan metode algoritma.45 Hal
ini sejalan dengan apa yang telah dipaparkan pada penelitian ini bahwa penggunaan
polamatika pada materi perkalian juga dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian siswa.
Keberhasilan penggunaan polamatika terhadap operasi hitung perkalian juga
dibuktikan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gojali46 dan Eva Lina
Wulandari47 dalam skripsinya yang menyimpulkan bahwa penggunaan metode
polamatika pada operasi hitung perkalian dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Bukan hanya untuk membuktikan hasil belajar siswa yang meningkat pada
penelitian tersebut, tetapi aktivitas belajar siswa pada penelitian tersebut juga
menunjukan adanya peningkatan.
Siswa dapat dikatakan paham akan suatu konsep jika ia mampu
mendefinisikan suatu konsep itu sendiri, memberikan contoh dan noncontoh dari
suatu konsep, serta dapat mengaplikasikan konsep kedalam bentuk masalah. Hal
tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan permendiknas terkait pemahaman
konsep pesertadidik pada mata pelajaran matematika yang menjadi rujukan
indikator pada pemahaman konsep penelitian. Dalam penelitian ini siswa dituntun
untuk mampu mendefinisikan konsep perkalian, memberikan contoh dan
noncontoh dari suatu konsep, serta dapat mengaplikasikannya kedalam bentuk
45 Cahyani Sholekhati, Studi Komparasi Antara Metode Polamatika Dengan Metode Algoritma
Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta Tahun
2013/2014, Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013 46 Puji Gojali, Teknik Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, 2009, Skripsi:
UIN Syarif Hidayatulah Jakarta 47 Eva Lina Wulandari, Penerapan Teknik Polamatika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Perkalian Siswa Kelas III SDN Kertosari 01 Pakusari-Jember (2011/2012), Skripsi: Universitas
Jember, 2011
91
masalah. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat memecahkan masalah yang terjadi
pada kehidupan nyata yang berkaitan dengan materi perkalian.
Menurut Sanjaya dalam seminar harja (2012) mengatakan, bahwa siswa dapat
dikatakan paham akan suatu konsep jika ia mampu mengingat akan konsep yang
telah diberikan dan mengaplikasikannya kedalam bentuk yang lebih ia pahami oleh
dirinya sendiri.48 Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi pada penelitian ini, siswa
dapat menyelesaikan soal-soal cerita dengan menggunakan bentuk penyelesaian
yang ia pahami.
Sejalan dengan apa yang telah disampai oleh Sanjaya dan permendiknas
mengenai ciri – ciri siswa yang paham akan suatu konsep yang telah dipaparkan
guru terhadap suatu materi, untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis
siswa diperlukan metode, media, serta alat peraga yang baik dalam suatu
pembelajaran. Hail ini dapat dibuktikan pada penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Saparudin Pulungan yang membuktikan bahwa pemahaman konsep perkalian
matematika siswa dapat meningkat dengan adanya bantuan media flipchart.49 Serta
pada penelitian yang telah dilakukan Linda menjelaskan bahwa penggunaan alat
peraga batang napier juga sangat membantu meningkatkan pemahaman konsep
perkalian siswa.50 Hal ini juga sejalan dengan penelitian ini bahwa metode
polamatika juga dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep perkalian
siswa.
48 Sutarto Hadi dan Madatina Umi Kalsum, Pemahaman Konsep Matematika Siswa Smp
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Memeriksa Berpasangan (Pair Checks),
dalam jurnal Pendidikan Matematika, vol 3, No 1, April 2015, hal 61 49 Saparudi Pulungn, Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Matematika dengan Media
Flipchart Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Mardhatillah Batam, Skripsi: UIN Sultan Syarif
Kasim Riau, 2013 50 Linda, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap Pemahaman Konsep
Perkalian Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014
92
Keberhasilan pada penelitian ini juga disebabkan oleh karakteristik
pesertadidik yang berada pada masa operasional konkrit.51 Sehingga untuk
merangsang stimulus siswa diperlukan metode pariatif yang dapat memudahkan
siswa dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian. Dimana pada metode
polamatika dibantu dengan kotak bayang dan tanpa adanya tahap simpan pada
operasi hitung perkalian sebagai cara untuk meminimalisir kesalahan perhitungan.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan
pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode polamatika
memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dapat meningkatkan
pemahaman konsep perkalian siswa dikelas III B MI SDN Cempaka Putih 01
Tanggerang Selatan.
51 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014, hal 2
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode polamatika pada pelajaran
matematika dalam materi perkalian dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian siswa kelas III SDN Cempaka Putih tahun ajaran 2017/2018. Sebelumnya
dengan memperoleh nilai terendah 40, dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 72,2
pada siklus I, dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan perolehan nilai terendah
60 dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 81,4, sehingga pada siklus II ini nilai
rata-rata mengalami peningkatan sebesar 9,2.
Bukan hanya nilai tes yang meningkat pada siklus I dan II, tetapi respon siswa
terhadap penyelesaian masalah operasi hitung perkalian dengan menggunakan
metode polamatika diterima siswa dengan baik. Hal tersebut dikarenakan adanya
bantuan kotak bayang dan tanpa ada tahap penyimpanan dalam penyelesaian
operasi hitung perkalian dalam metode polamatika mempermudah siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung perkalian.
Dengan pembelajaran menggunakan metode polamatika semangat belajar
siswa pun meningkat khususnya pada pelajaran matematika materi perkalian.
Sehingga dari data tersebut menyatakan bahwa penerapan metode polamatika dapat
meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil yang telah dijabarkan pada BAB IV, maka implikasi pada
pembelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan metode
polamatika dapat diuraikan sebagai berikut:
94
1. Untuk pemahaman konsep matematika khususnya materi perkalian guru perlu
menerapkan metode yang pariatif agar proses pembelajaran lebih bermakna
seperti metode polamatika.
2. Pembelajaran dengan mengunakan metode polamatika dapat meningkatkan
pemahaman konsep perkalian siswa sehingga metode polamatika dapat
dijadikan bahan acuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya dari sudut
permasalahan yang berbeda dan dapat menjadi salah satu alternatif dalam
proses pembelajaran matematika terutama pada materi perkalian.
C. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, peniliti memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Pemahaman konsep perkalian dan hapalan perkalian 1-10 perlu lebih
ditingkatkan kembali bagi siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan mudah.
2. Metode polamatika sebaiknya diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran
matematika pada materi perkalian karena metode ini dibantu dengan kotak
bayang yang mempermudah operasi hitung perkalian tanpa ada tahap
penyimpanan.
3. Jika dilihat dari tingkat keberhasilan pada pencapaian soal tes pemahaman
konsep perkalian dan respon positif siswa pada saat pelaksaan kegiatan
pembelajaran penelitian ini, penelitian ini layak dijadikan rujukan untuk dipakai
dalam proses pembelajaran matematika.
95
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Zubaidah dan Rismawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, Yogyakarta:
Aswaja Presindo, Cet 1, 2016
Annisa, Nuri, Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Alam (IPA), Jurnal: Tarbiya,
Vol 1, No 2, Desember 2014
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016
Dahar, Ratna Wilis, Teori – teori Belajar & Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011
Uminarti, Tri Dayat, dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
Kelas 3, Jakarta: Pusat Departemen Pendidikan Nasional, 2009
Dzamarah, Syaiful Bahari, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2015
Fathurohman, Penyelesaian Konsep Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Bangun Datar, Jurnal: Ilmiyah Pendidikan Matematika, vol 4, No 2
Ghojali, Puji, Teknik Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Skripsi:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009
Hadi, Sutarto dan Madatina Umi Kalsum, Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Memeriksa
Berpasangan (Pair Checks), Jurnal: Pendidikan Matematika, vol 3, No 1, 2015
Hamalik, Oumar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:
Bumi Aksara, Cet.8, 2009
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014
96
Kadir, dan Hastri Rosiyanti, Teknik Pola Bilangan dan Hasil Belajar Operasi
Pembagian dalam Pembelajaran Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kelas
IV, Jurnal: Pendidikan dan Kebudayaan, Vol 17, Nomor 5, September 2011
Kurnianto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Pertama, Surabaya: Lapis – PGMI,
2009
Kusumawati, Nila, Pemahaman Konsep Matematika dalam Pembelajaran Matematika,
Semnas: Matematika dan Pendidikan Matematika, 2008
Linda, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap Pemahaman
Konsep Perkalian Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang, Skripsi:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014
Mulligan, Joana, Children’s Solution to Multipilication and Division Word Problems:
A Longitudinal Study, Journal: Mathematics Education Research Journal, vol
4, No 1, 1992
Negoro, ST dan Harahap, Ensiklopedia Matematika, PT. Ghalia Indonesia, 2003
Ningsih, Yunita Lestari, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Mahasiswa
Melalui Penerapan Lembar Aktivitas Mahasiswa (LAM) Berbasis Teori Apos
pada Materi Turunan, Jurnal: Pendidikan Matematika, vol 6, No 1, 2016
PERMENDIKNAS RI No 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional, 2006
Premadi, Drajad, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung
Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
Pulungan, Saparudin, Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Matematika
dengan Media Flipchart pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Mardhatillah Batam, Skripsi: UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2013
97
Purwanto, Ngalim, Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan), Jakarta: Gaung Persada,
2009
Sholekhati, Cahyani, Studi Komparasi Antara Metode Polamatika dengan Metode
Algoritma Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah 3
Nusukan Surakarta Tahun 2013/2014, Skripsi: Universitas Muhamadiyah
Surakarta, 2013
Sireger, Evaline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011
Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007
Suwangsih, Erna dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press,
2006
Tampubolon, Saur, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2013)
Turmudi, Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Berparadigma
Eksplorasi dan Investigatif, Jakarta: Leuser Cipta Pustaka, 2009
Wafiqni, Nafia dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD,
Jakarta: UIN Press, cet.1 2015
Widiyanti, Esti Yuli, dkk, Paket 1-6 Pembelajaran Matematika MI Edisi Pertama,
Surabaya: Aprinta, 2009
98
Wulandari, Eva Lina, Penerapa Teknik Polamatika untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Perkalian Siswa Kelas III SDN Kertosari 01 Pakusari Jember
(2011/2012) Skripsi: Universitas Jember, 2011
Wulma, Ednah Cebet, The Role of the Language of Mathematics in Students’
Understanding of Number Concept in Eldoret Municipality, Kenya, journal:
International Journal of Humanities and Social Science, vol 4. No 3, 2014
99
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-1 Siklus I
A. Standar Kompetensi:
Perkalian
- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar:
1.3.Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan
pembagian tiga angka
C. Indikator
- Menjelaskan arti perkalian
- Menjelaskan sipat-sipat perkalian
- Mengerjakan soal-soal sifat perkalian
D. Tujuan Pembelajaran
- Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami sifat-sifat perkalian
dengan mudah
- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan
soal sifat-sifat perkalian dengan mudah, cepat, dan benar
E. Model dan Metode Pembelajaran
- Model : Kooperatif tipe TGT
- Metode : Polamatika
100
F. Media Pembelajaran
- Buku, dan pensil
G. Materi Pembelajaran
- Sifat-sifat perkalian:
Komutatif (pertukaran)
Contoh:
a x b = b x a
2 x 4 = 4 x 2
8 = 8
Asosiatif (pengelompokan)
Contoh:
(a x b) x c = a x (b x c)
(3 x 2) x 1 = 3 x (2 x 1)
6 x 1 = 3 x 2
6 = 6
Distributif (penyebaran)
Contoh:
a = 2, b = 3, c = 4
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
2 x (3 + 4) = (2 x 3) + (2 x 4)
2 x 7 = 6 + 8
14 = 14
Identitas (setiap bilangan yang dikalikan dengan angka (1) maka hasilnya bilangan
itu sendiri)
Contoh:
99 x 1 = 99
88 x 1 = 88
101
H. Sumber Belajar
- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)
- Suharyanto, C. jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira
pustaka, 2009)
- Drajad pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib
Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
I. Kegiatan Pembelajaran
No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter
1. Kegiatan
Awal (10
menit)
Mengucapkan
salam dan berdoa
bersama
menjawab salam
dan berdoa
bersama
Religius
Mengecek
kehadiran siswa
Siswa menyatakan
kehadirannya
Disiplin
Guru
mengkondisikan
kelas dan
mempersiapkan
media yang akan
dipakai, kemudian
menulis tanggal
serta topik materi
di papan tulis
Siswa
mempersiapkan
diri untuk
menerima
pelajaran
Cinta Ilmu
102
Guru melakukan
apersepsi sebelum
pelajaran dimulai
dengan pertanyaan
kegiatan sehari-hari
siswa.
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Cinta Ilmu
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Rasa ingin
tahu
2. Kegiatan
inti (40
menit).
Eksplorasi
Guru bertanya
kepada siswa
tentang hapalan
perkalian 1-10.
Siswa menjawab
apa yang
ditanyakan oleh
guru.
Komunikatif
Guru membagi
siswa kedalam
beberapa kelompok
kecil (terdiri dari 5-
6 siswa) dan
memberikan nomer
pada setiap
individu di dalam
kelas
Siswa duduk
sesuai kelompok
yang telah
dibagikan dan
mendapatkan
nomer yang telah
dibagikan oleh
guru.
Komunikatif
Guru membacakan
aturan permaen
“bakul jagung”
yang akan
dimainkan
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
tentang aturan
permainan “bakul
Rasa ingin
tahu,
komunikatif,
belajar
bersama
103
bersama, bahwa
setiap siswa yang
mendapatkan angka
3 dan perkalian tiga
harus menyebutkan
kata bakul”. Tugas
anggota kelompok
harus
mengingatkan
angka berapa yang
temannya
dapatkan, karena
kalau ada angkota
kelompok banyak
lupa akan
mendapatkan
hukuman.
Guru menerangkan
sifat-sifat perkalian
Guru memberikan
contoh sifat-sifat
penghitungan
perkalian
jagung” dan
mengikuti
permainan dengan
tertib
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
dengan seksama
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Elaborasi Guru masih
mempersilakan
siswa untuk duduk
Siswa berkumpul
sesuai kelompok
Cinta ilmu
104
bersama
kelompoknya
yang telah
dibagikan
Guru
menyampaikan
kembali materi
pembelajaran
dengan metode
ceramah mengenai
materi perkalian.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Komunikasi
Guru membagikan
LKS kepada
masing-masing
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mendiskusikan dan
mengerjakan LKS
sesuai kelompok
masing-masing.
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan oleh
guru.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok
masing-masing
Bekerja
sama
Aktif
konfirmasi Setelah semuanya
selesai, guru
mengoreksi hasil
kerja setiap
kelompok.
Siswa
memperhasikan
hasil koreksi guru
Rasa ingin
tahu
Guru memberikan
penghargaan
kepada kelompok
Siswa yang
memiliki skor
tertinggi
Saling
menghargai
105
pemenang berupa
tanda bintang.
mendapatkan
penghargaan
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi yang telah
dipelajari bersama.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Cinta ilmu
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan atau
pendapat.
berani
3. Kegiatan
Akhir (10
menit)
Guru bersama-
sama dengan siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
Siswa dibimbing
guru untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Cita ilmu
Guru memberikan
latihan soal sebagai
evaluasi.
Siswa
menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan
Cinta ilmu
Guru menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkan
hamdalah dan
salam.
Siswa
mengucapkan
hamdalah dan
menjawa salam
Religius
107
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 3/ 1 (Tiga/ Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-2 Siklus I
A. Standar Kompetensi:
Perkalian
- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar:
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan
pembagian tiga angka
C. Indikator
- Mendefinisikan metode polamatika pada operasi hitung perkalian puluhan
dengan satuan
- Mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika
D. Tujuan Pembelajaran
- Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami konsep perkalian dengan
mudah
- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan
soal perkalian dengan mudah, cepat, dan benar
E. Model dan Metode Pembelajaran
- Model : Kooperatif tipe STAD
- Metode : Polamatika
108
F. Media Pembelajaran
- Karton, lem, dan potongan bilangan
G. Materi Pembelajaran
- Perkalian puluhan dengan satuan
Cara mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika:
12 x 6 =…
6 x 1 =
1 2 = 6 x 2
Hasil perkalian 12 x 6 = 72
H. Sumber Belajar
- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)
- Suharyanto, C. jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira
pustaka, 2009)
- Drajad pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib
Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
I. Kegiatan Pembelajaran
No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter
1. Mengucapkan
salam dan berdoa
bersama
menjawab salam
dan berdoa
bersama
Religius
6
1
7 2
109
Kegiatan
Awal (10
menit)
Mengecek
kehadiran siswa
Siswa menyatakan
kehadirannya
Disiplin
Guru
mengondisikan
kelas dan
mempersiapkan
media yang akan
dipakai, kemudian
menulis tanggal
serta topik materi
di papan tulis
Siswa
mempersiapkan
diri untuk
menerima
pelajaran
Cinta Ilmu
Guru melakukan
apersepsi : “anak-
anak pernahkah
kalian melihat
deretan kursi yang
berlipat ganda?”
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Cinta Ilmu
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Rasa ingin
tahu
4. Kegiatan
inti (40
menit).
Eksplorasi
Guru meminta
salah satu siswa
menghitung
bangku bagian
depan dan bagian
samping kanan
siswa menghitung
sesuai yang
diperintahkan guru
dan menulisnya di
papan tulis
Rasa ingin
tahu
110
Guru menuliskan
kotak bayang
didepan kelas dan
menerangkan
bagaimana cara
menghitung
perkalian dengan
kotak bayang
(metode
polamatika)
Siswa
memperhatikan
pengarahan guru
komunikatif
Guru memberikan
penguatan dengan
mengulangi cara
tersebut dengan
angka berbeda.
Siswa
memperhatikan
dengan seksama
Komunikatif
belajar
bersama
Elaborasi Guru membentuk
siswa menjadi
beberapa kelompok
yang terdiri dari 5-
6 orang siswa
secara heterogen
dari kemampuan
akademik, jenis
kelamin, dan
etniknya.
Siswa berkumpul
sesuai kelompok
yang telah
dibagikan
Cinta ilmu
111
Guru
menyampaikan
kembali materi
pembelajaran
dengan metode
ceramah mengenai
materi perkalian.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Komunikasi
Guru membagikan
LKS kepada
masing-masing
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mendiskusikan dan
mengerjakan LKS
sesuai kelompok
masing-masing.
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan oleh
guru.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok
masing-masing
Bekerja
sama
Aktif
konfirmasi Setelah semuanya
selesai, guru
mengoreksi hasil
kerja setiap
kelompok.
Siswa
memperhasikan
hasil koreksi guru
Rasa ingin
tahu
Guru memberikan
penghargaan
kepada kelompok
pemenang dengan
memberikan tanda
bintang.
Siswa yang
memiliki skor
tertinggi
mendapatkan
penghargaan
Saling
menghargai
112
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi yang telah
dipelajari bersama.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Cinta ilmu
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan atau
pendapat.
Berani
5. Kegiatan
Akhir (10
menit)
Guru bersama-
sama dengan siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
Siswa dibimbing
guru untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Cita ilmu
Guru memberikan
latihan soal sebagai
evaluasi.
Siswa
menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan
Cinta ilmu
Guru menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkan
hamdalah dan
salam.
Siswa
mengucapkan
hamdalah dan
menjawa salam
Religius
114
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-3 Siklus I
A. Standar Kompetensi:
Perkalian
- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar:
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan
pembagian tiga angka
C. Indikator
- Menjelaskan cara pembelajaran dengan metode polamatika pada materi
perkalian puluhan dengan puluhan
- Mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika
- Menghitung soal perkalian dalam bentuk soal cerita
D. Tujuan Pembelajaran
- Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami konsep perkalian dengan
mudah
- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan
soal perkalian dengan mudah, cepat, dan benar
E. Model dan Metode Pembelajaran
- Model : Problem Based Learning (PBL)
- Metode : Polamatika
115
F. Media Pembelajaran
- Karton, lem, botol air mineral bekas, dan biji kacang hijau
G. Materi Pembelajaran
- Perkalian puluhan dengan satuan
Cara mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika:
14 x 12 =…
12 x 1=
2 8 = 12 x 4
Hasil perkalian 14 x 12 = 148
H. Sumber Belajar
- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)
- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira
pustaka, 2009)
- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib
Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
I. Kegiatan Pembelajaran
No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter
1. Mengucapkan
salam dan berdoa
bersama
menjawab salam
dan berdoa
bersama
Religius
12
2
14 8
116
Kegiatan
Awal (10
menit)
Mengecek
kehadiran siswa
Siswa menyatakan
kehadirannya
Disiplin
Guru
mengkondisikan
kelas dan
mempersiapkan
media yang akan
dipakai, kemudian
menulis tanggal
serta topik materi
di papan tulis
Siswa
mempersiapkan
diri untuk
menerima
pelajaran
Cinta Ilmu
Guru melakukan
apersepsi tentang
kegiatan sehari-hari
siswa.
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Cinta Ilmu
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Rasa ingin
tahu
6. Kegiatan
inti (40
menit).
Eksplorasi
Guru mengatakan
bahwa ia akan
membuat alat
music dengan
menggunakan
barang bekas
seperti botol air
minum mineral dan
biji kacang hijau.
siswa
memperhatikan
penjelasan guru
tentang perkalian
dalam bentuk
cerita
Rasa ingin
tahu
117
Guru membagikan
botol bekas kepada
6 anak (sebagai
perwakilan) dan
setiap botol harus
di isi 99 biji kacang
hijau
Siswa
mendapatkan botol
bekas dan biji
kacang hijau yang
dibagikan guru
Komunikatif
Guru mengajak
siswa untuk
menghitung jumlah
keseluruhan biji
kacang hijau yang
dimasukan kedalam
botol dengan
menggunakan
kotak bayang
(metode
polamatika)
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Rasa ingin
tahu
Guru menuliskan
kotak bayang
didepan kelas dan
menerangkan
bagaimana cara
menghitung
perkalian dengan
kotak bayang
(metode
polamatika)
Siswa
memperhatikan
pengarahan guru
Komunikatif
118
Guru menempel
media kartu yang
berisi soal cerita
dan meminta salah
satu siswa untuk
membacanya
dengan keras
Salah satu siswa
membacakan soal
cerita dan siswa
yang lainnya
mendengarkan
Komunikatif
Guru memberikan
penguatan dengan
mengulangi cara
tersebut dengan
mengerjakan soal
cerita yang telah
dibacakan di papan
tulis secara
bersama-sama.
Siswa
memperhatikan
dengan seksama
Komunikatif
belajar
bersama
Elaborasi Guru membentuk
siswa menjadi
beberapa kelompok
yang terdiri dari 5-
6 orang siswa
secara heterogen
dari kemampuan
akademik, jenis
kelamin, dan
etniknya.
Siswa berkumpul
sesuai kelompok
yang telah
dibagikan
Cinta ilmu
119
Guru
menyampaikan
kembali materi
pembelajaran
dengan metode
ceramah mengenai
materi perkalian.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Komunikasi
Guru membagikan
LKS kepada
masing-masing
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mendiskusikan dan
mengerjakan LKS
sesuai kelompok
masing-masing.
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan oleh
guru.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok
masing-masing
Bekerja
sama
Aktif
konfirmasi Setelah semuanya
selesai, guru
mengoreksi hasil
kerja setiap
kelompok.
Siswa
memperhasikan
hasil koreksi guru
Rasa ingin
tahu
Guru memberikan
penghargaan
kepada kelompok
pemenang.
Siswa yang
memiliki skor
tertinggi
mendapatkan
penghargaan
Saling
menghargai
120
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi yang telah
dipelajari bersama.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Cinta ilmu
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan atau
pendapat.
berani
7. Kegiatan
Akhir (10
menit)
Guru bersama-
sama dengan siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
Siswa dibimbing
guru untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Cita ilmu
Guru memberikan
latihan soal sebagai
evaluasi.
Siswa
menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan
Cinta ilmu
Guru menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkan
hamdalah dan
salam.
Siswa
mengucapkan
hamdalah dan
menjawa salam
Religius
122
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-4 Siklus I
A. Standar Kompetensi:
Perkalian
- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar:
7.3.Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan
pembagian tiga angka
C. Indikator
- Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian puluhan dengan
puluhan
D. Tujuan Pembelajaran
- Melalui metode polamatika dan penjelasan guru siswa mampu
menyelesaikan masalah perkalian dengan mudah
E. Model dan Metode Pembelajaran
- Model : Kooperatif tipe Thalking Stick
- Metode : Polamatika
F. Media Pembelajaran
- Papan tulis, spidol, dan penghapus
G. Materi Pembelajaran
- Perkalian puluhan dengan puluhan
123
- Soal berupa cerita
H. Sumber Belajar
- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)
- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira
pustaka, 2009)
- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib
Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
I. Kegiatan Pembelajaran
No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter
1. Kegiatan
Awal (10
menit)
Mengucapkan
salam dan berdoa
bersama
menjawab salam
dan berdoa
bersama
Religius
Guru Mengecek
kehadiran siswa
Siswa menyatakan
kehadirannya
Disiplin
Guru
mengondisikan
kelas dan
mempersiapkan
media yang akan
dipakai, kemudian
menulis tanggal
serta topik materi
di papan tulis
Siswa
mempersiapkan
diri untuk
menerima
pelajaran
Cinta Ilmu
124
guru melakukan
apersepsi
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Cinta Ilmu
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan
materi pelajaran
sebelumnya
Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Rasa ingin
tahu
2. Kegiatan
inti (40
menit).
Eksplorasi
Guru mengarahkan
perhatian siswa
dengan bertanya
hal yang berkaitan
dengan kehidupan
sehari-hari siswa
Siswa
memperhatikan
guru
Komunikatif
Guru membacakan
aturan permainan
Thalking stik, siapa
yang mendapatkan
tongkat ajaib
menyatakan hasil
perkalian yang di
berikan oleh guru
serta memberikan
cara
penyelesaiannya
dengan
menggunakan
polamatika
perkalian dipapan
Siswa
memperhatikan
instruksi dari guru
serta menjawab
pertanyaan guru
bagi siswa yang
mendapatkan
tongkat ajaib
Rasa ingin
tahu
125
tulis (metode
polamatika)
Guru memberikan
penguatan tentang
materi perkalian
dengan
menggunakan
kotak bayang
(metode
polamatika).
Siswa
memperhatikan
dengan seksama
Komunikatif
bekerjasama
Elaborasi guru meminta
siswa untuk duduk
rapih.
Siswa berkumpul
sesuai kelompok
yang telah
dibagikan
Cinta ilmu
Guru
menyampaikan
kembali materi
pembelajaran
dengan metode
ceramah mengenai
materi perkalian.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Komunikasi
126
Guru membagikan
LKS kepada
masing-masing
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mendiskusikan dan
mengerjakan LKS
sesuai kelompok
masing-masing.
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan oleh
guru.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok
masing-masing
Bekerja
sama
Aktif
Guru membagikan
kuis dan meminta
siswa mengerjakan
secara individu
Siswa
mengerjakan kuis
secara mandiri
Aktif
konfirmasi Setelah semuanya
selesai, guru
mengoreksi hasil
kerja setiap
individu dan
kelompok.
Siswa
memperhasikan
hasil koreksi guru
Rasa ingin
tahu
Guru memberikan
penghargaan
berupa tanda
“bintang” kepada
kelompok
pemenang.
Siswa yang
memiliki skor
tertinggi
mendapatkan
penghargaan
Saling
menghargai
127
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi yang telah
dipelajari bersama.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Cinta ilmu
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan atau
pendapat.
Berani
3. Kegiatan
Akhir (10
menit)
Guru bersama-
sama dengan siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
Siswa dibimbing
guru untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Cita ilmu
Guru memberikan
latihan soal sebagai
evaluasi.
Siswa
menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan
Cinta ilmu
Guru menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkan
hamdalah dan
salam.
Siswa
mengucapkan
hamdalah dan
menjawa salam
Religius
129
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan Ke-5 Siklus II
A. Standar Kompetensi:
Perkalian
- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar:
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan
pembagian tiga angka
C. Indikator
- Menjelaskan cara mengerjakan perkalian ratusan dengan satuan dengan
menggunakan metode polamatika
- Mengerjakan soal – soal perkalian ratusan dengan satuan
D. Tujuan Pembelajaran
- Melalui metode polamatika dan penjelasan guru siswa mampu memahami
perkalian ratusan dan satuan dengan mudah dan tepat.
- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan
soal perkalian ratusan dengan satuan dengan mudah, cepat, dan benar
E. Model dan Metode Pembelajaran
- Model : Student Fasilitator And Explaining
- Metode : Polamatika
130
F. Media Pembelajaran
- Karton, lem, dan potongan bilangan
G. Materi Pembelajaran
- Perkalian ratusan dengan satuan
Cara mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika:
214 x 12=…
= 2 x 12
12 = 1 x 12
2 4 = 4 x 12
H. Sumber Belajar
- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)
- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira
pustaka, 2009)
- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib
Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
I. Kegiatan Pembelajaran
No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter
1. Mengucapkan
salam dan berdoa
bersama
menjawab salam
dan berdoa
bersama
Religius
2 4
1
1 6 2
1 68
2
4
131
Kegiatan
Awal (10
menit)
Mengecek
kehadiran siswa
Siswa menyatakan
kehadirannya
Disiplin
Guru
mengondisikan
kelas dan
mempersiapkan
media yang akan
dipakai, kemudian
menulis tanggal
serta topik materi
di papan tulis
Siswa
mempersiapkan
diri untuk
menerima
pelajaran
Cinta Ilmu
Guru melakukan
apersepsi seputar
kegiatan sehari-hari
siswa.
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Cinta Ilmu
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Rasa ingin
tahu
2. Kegiatan
inti (40
menit).
Eksplorasi
Guru
menyampaikan
materi yang akan
dibahas.
Siswa menyimak
penjelasan yang
disampaikan guru.
Rasa ingin
tahu
132
Guru bertanya
kepada siswa “jika
kemaren kita
belajar perkalian
puluhan dengan
menggunakan
metode polamatika,
apakah perkalian
ratusan jika
menggunakan
metode polamatika
akan mempunyai
kotak polamatika
yang sama?
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Komunikatif
Guru memberikan
peserta didik untuk
mendiskusikan
permasalah
bersama teman
sebangkunya
Siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
tentang pertanyaan
guru
Rasa ingin
tahu
Guru menuliskan
kotak bayang
didepan kelas dan
menerangkan
bagaimana cara
menghitung
perkalian ratusan
Siswa
memperhatikan
pengarahan guru
komunikatif
133
dengan kotak
bayang (metode
polamatika)
Guru memberikan
tugas untuk
menempelkan
kertas-kertas
perkalian ratusan
yang akan
dikerjakan secara
berkelompok.
Siswa
memperhatikan
dengan seksama
Komunikatif
belajar
bersama
Elaborasi Guru membentuk
siswa menjadi
beberapa kelompok
yang terdiri dari 5-
6 orang siswa
secara heterogen
dari kemampuan
akademik, jenis
kelamin, dan
etniknya.
Siswa berkumpul
sesuai kelompok
yang telah
dibagikan
Cinta ilmu
Guru
mempersilahkan
siswa untuk
mengerjakan tugas
yang diberikan
guru dan jika sudah
selesai
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
dan mengerjakan
apa yang
diperintahkan guru
Komunikasi
134
menempelkan soal
perkalian pada
kertas salah satu
siswa
menuliskannya
dipapan tulis untuk
diperiksa bersama-
sama.
Guru membagikan
LKS kepada
masing-masing
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mendiskusikan dan
mengerjakan LKS
sesuai kelompok
masing-masing.
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan oleh
guru.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok
masing-masing
Bekerja
sama
Aktif
konfirmasi Setelah semuanya
selesai, guru
mengoreksi hasil
kerja setiap
kelompok.
Siswa
memperhasikan
hasil koreksi guru
Rasa ingin
tahu
Guru memberikan
penghargaan
kepada kelompok
pemenang.
Siswa yang
memiliki skor
tertinggi
mendapatkan
penghargaan
Saling
menghargai
135
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi yang telah
dipelajari bersama.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Cinta ilmu
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan atau
pendapat.
berani
3. Kegiatan
Akhir (10
menit)
Guru bersama-
sama dengan siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
Siswa dibimbing
guru untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Cita ilmu
Guru memberikan
latihan soal sebagai
evaluasi.
Siswa
menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan
Cinta ilmu
Guru menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkan
hamdalah dan
salam.
Siswa
mengucapkan
hamdalah dan
menjawa salam
Religius
137
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan Ke-6 Siklus II
A. Standar Kompetensi:
Perkalian
- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan
pembagian tiga angka
C. Indikator
- Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
perkalian ratusan dengan satuan.
D. Tujuan Pembelajaran
- Melalui melalui metode polamatika dengan penjelasan dari guru siswa
mampu memahami menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
operasi hitung perkalian dengan mudah
E. Model dan Metode Pembelajaran
- Model : Kooperatif tipe Group Investigation
- Metode : Polamatika
F. Media Pembelajaran
- Spidol, penghapus, papan tulis
138
G. Materi Pembelajaran
- Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan operasi hitung perkalian
H. Sumber Belajar
- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)
- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira
pustaka, 2009)
- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib
Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
I. Kegiatan Pembelajaran
No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter
1. Kegiatan
Awal (10
menit)
Mengucapkan salam
dan berdoa bersama
menjawab salam
dan berdoa
bersama
Religius
Guru Mengecek
kehadiran siswa
Siswa
menyatakan
kehadirannya
Disiplin
Guru
mengkondisikan
kelas dan
mempersiapkan
media yang akan
dipakai, kemudian
menulis tanggal serta
topik materi di papan
tulis
Siswa
mempersiapkan
diri untuk
menerima
pelajaran
Cinta Ilmu
139
guru melakukan
apersepsi sebelum
materi disampaikan
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Cinta Ilmu
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran
yang
disampaikan
guru
Rasa ingin
tahu
2. Kegiatan
inti (40
menit).
Eksplorasi
Guru menjelaskan
materi yang
dipelajari.
Siswa
emperhatikan
penjelasan guru.
Rasa ingin
tahu
Guru memberikan
contoh soal yang
berkaitan dengan
materi yang diajarkan
dan meyelesaikannya
secara bersama.
Siswa
memperhatikan
contoh soal yang
dijelaskan guru
Rasa ingin
tahu
Mendemontrasikan
perkalian dengan
menggunakan kotak
bayang.
Siswa
memperhatikan
pemaparan guru.
Komunikatif
belajar
bersama
Menanyakan kembali
apa yang belum
dipahami siswa
Menjawab
pertanyaan guru
Komunikatif
dan bekerja
sama.
Elaborasi Guru membentuk
siswa untuk
Siswa
berkumpul
Cinta ilmu
140
berkumpul dengan
kelompok yang telah
dibentuk
sebelumnya.
sesuai kelompok
yang telah
dibagikan
Guru meminta
masing-masing siswa
maju kedepan untuk
dibagikan tugas
kepada setiap
kelompoknya dan
meminta setiap
kelompok
mengerjakan LKS
yang sudah
diberikan.
Siswa mengikuti
arahan guru
Komunikasi
Guru berkeliling
memperhatikan
setiap kelompok,
mengarahkan siswa
yang masih belum
mengerti dengan
pertanyaan yang
diberikan
Siswa yang
belum paham
terhadap materi
mengajukan
pertanyaan
kepada guru.
Bekerja
sama
konfirmasi Setelah semuanya
selesai, guru
mengoreksi hasil
kerja setiap
kelompok dan
Siswa
pemaparan
materi oleh
temannya dan
memperhatikan
Rasa ingin
tahu
141
meminta satu dua
kelompok untuk
memaparkan hasil
kerja kelompoknya.
hasil koreksi
guru
Guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok pemenang.
Siswa yang
memiliki skor
tertinggi
mendapatkan
penghargaan
Saling
menghargai
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi yang telah
dipelajari bersama.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Cinta ilmu
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
Siswa
mengajukan
pertanyaan atau
pendapat.
Berani
3. Kegiatan
Akhir (10
menit)
Guru bersama-sama
dengan siswa
menyimpulkan
materi pembelajaran.
Siswa dibimbing
guru untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Cita ilmu
Guru memberikan
latihan soal sebagai
evaluasi.
Siswa
menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan
Cinta ilmu
142
Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan
hamdalah dan salam.
Siswa
mengucapkan
hamdalah dan
menjawa salam
Religius
143
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan Ke-7 Siklus II
A. Standar Kompetensi:
Perkalian
- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar:
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan pembagian
tiga angka
C. Indikator
- Menjelaskan konsep perkalian ratusan dengan puluhan
- Mengerjakan soal-soal perkalian ratusan dengan puluhan
D. Tujuan Pembelajaran
- Melalui metode polamatika dan penjelasan guru siswa mampu memahami
konsep perkalian ratusan dengan puluhan dengan mudah
- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan konsep
perkalian ratusan dengan puluhan dengan mudah, cepat, dan benar
E. Model dan Metode Pembelajaran
- Model : Course Review Horey
- Metode : Polamatika
F. Materi Pembelajaran
- Perkalian ratusan dengan puluhan
144
Cara mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika:
124 x 14 =…
14 = 1 x14
28 = 2 x 14
14 + 2 =
5 6 = 4 x 14
Hasil perkalian 124 x 14 = 1686
G. Sumber Belajar
- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)
- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira pustaka,
2009)
- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung
Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter
1. Mengucapkan
salam dan berdoa
bersama
menjawab salam
dan berdoa
bersama
Religius
14
2
16 8
168
5
168 6
145
Kegiatan
Awal (10
menit)
Guru Mengecek
kehadiran siswa
Siswa menyatakan
kehadirannya
Disiplin
Guru
mengondisikan
kelas dan
mempersiapkan
media yang akan
dipakai, kemudian
menulis tanggal
serta topik materi
di papan tulis
Siswa
mempersiapkan
diri untuk
menerima
pelajaran
Cinta Ilmu
Guru melakukan
apersepsi, bertanya
kegiatan apa saja
telah dilakukan
sebelum masuk
kekelas dan
memulai pelajaran.
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Cinta Ilmu
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Rasa ingin
tahu
2. Kegiatan
inti (40
menit).
Eksplorasi
Guru
menyampaikan
materi perkalian
ratusan dengan
puluhan dengan
menggunakan
siswa
mendengarkan
penjelasan guru
secara seksama
Rasa ingin
tahu
146
metode
polamatika.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya jika
belum ada yang
dipahami
Guru menyuruh
siswa membuat 6
kotak diisi angka
sesuai selera
peserta didik dari
angka 1-10.
Siswa bertanya
kepada guru
Siswa membuat
kotak sesuai yang
diperintahkan
guru.
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Guru membacakan
soal secara acak
dan siswa menulis
jawaban di dalam
kotak yang
nomornya
disebutkan guru,
kemudian langsung
didiskusikan. Jika
jawabannya benar
beri tanda (v) dan
jika salah (x)
Siswa yang sudah
menjawab dengan
benar dan
memberi tanda (v)
harus segera
bertiak horay.
Komunikatif
belajar
bersama
Elaborasi guru membentuk Siswa berkumpul
sesuai kelompok
Cinta ilmu
147
siswa menjadi
beberapa kelompok
yang terdiri dari 5-
6 orang siswa
secara heterogen
dari kemampuan
akademik, jenis
kelamin, dan
etniknya.
yang telah
dibagikan
Guru
menyampaikan
kembali materi
pembelajaran
dengan metode
ceramah mengenai
materi perkalian.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Komunikasi
Guru membagikan
LKS kepada
masing-masing
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mendiskusikan dan
mengerjakan LKS
sesuai kelompok
masing-masing.
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan oleh
guru.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok
masing-masing
Bekerja
sama
Aktif
148
Konfirmasi Setelah semuanya
selesai, guru
mengoreksi hasil
kerja setiap
kelompok.
Siswa
memperhasikan
hasil koreksi guru
Rasa ingin
tahu
Guru memberikan
penghargaan
kepada kelompok
pemenang.
Siswa yang
memiliki skor
tertinggi
mendapatkan
penghargaan
Saling
menghargai
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi yang telah
dipelajari bersama.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Cinta ilmu
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan atau
pendapat.
berani
3. Kegiatan
Akhir (10
menit)
Guru bersama-
sama dengan siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
Siswa dibimbing
guru untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Cita ilmu
Guru memberikan
latihan soal sebagai
evaluasi.
Siswa
menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan
Cinta ilmu
149
Guru menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkan
hamdalah dan
salam.
Siswa
mengucapkan
hamdalah dan
menjawa salam
Religius
151
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 3/ 2 (Tiga/ Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan Ke-8 Siklus II
A. Standar Kompetensi:
Perkalian
- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar:
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan
pembagian tiga angka
C. Indikator
- Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian ratusan dengan
satuan dan puluhan dengan puluhan
D. Tujuan Pembelajaran
- Melalui metode polamatika dan penjelasan guru, siswa mampu
menyelesaikan masalah perkalian dengan mudah
E. Model dan Metode Pembelajaran
- Model : Kooferatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
- Metode : Polamatika
152
F. Materi Pembelajaran
- Soal cerita perkalian puluhan dengan satuan dan perkalian ratusan dengan
puluhan
G. Sumber Belajar
- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)
- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira
pustaka, 2009)
- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib
Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter
1. Kegiatan
Awal (10
menit)
Mengucapkan
salam dan berdoa
bersama
menjawab salam
dan berdoa
bersama
Religius
Guru Mengecek
kehadiran siswa
Siswa menyatakan
kehadirannya
Disiplin
Guru
mengkondisikan
kelas dan
mempersiapkan
media yang akan
dipakai, kemudian
menulis tanggal
serta topic materi di
papan tulis
Siswa
mempersiapkan
diri untuk
menerima
pelajaran
Cinta Ilmu
153
guru melakukan
apersepsi
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Cinta Ilmu
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak
tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Rasa ingin
tahu
2. Kegiatan
inti (40
menit).
Eksplorasi
Guru menjelaskan
materi perkalian
dengan
menggunakan
kotak bayang
(metode
polamatika)
Siswa
memperhatikan
guru
Komunikatif
Guru
mempersilakan
siswa untuk
berkumpul dengan
kelompok yang
sudah dibentuk
pada hari
sebelumnya.
Siswa mengikuti
arahan guru
Komunikatif
bekerjasama
Guru memberikan
soal perkalian
polamatika untuk
dikerjakan secara
perkelompok,
jawaban, jika
semua anggota
Siswa
memperhatikan
penjelasan dari
guru
Komunikatif
bekerjasama
154
telah selesai
mengerjakan maka
setiap anggota
menempelkan
jawaban dipapan
tulis dengan kertas
bewarna yang telah
guru sediakan
dengan catatan satu
anggota
menempelkan satu
kertas secara
estapet.
Guru memeriksa
hasil kerja siswa
dipapan tulis dan
memberi hadiah
bagi kelompok
yang selesai
terlebih dahulu dan
jawabannya benar
Siswa
memperhatikan
dengan sesama
Rasa ingin
tahu
Elaborasi Guru masih
mempersilakan
siswa untuk duduk
berkelompok.
Siswa berkumpul
sesuai kelompok
yang telah
dibagikan
Cinta ilmu
155
Masing-masing
siswa didalam
kelompok memiliki
nomor kepala
masing-masing.
Siswa mengikuti
petunjuk dan
arahan yang
diberikan oleh
guru
Komunikasi
Guru membagikan
LKS kepada
masing-masing
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mendiskusikan dan
mengerjakan LKS
8 sesuai kelompok
masing-masing.
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan oleh
guru.
Siswa berdiskusi
dengan kelompok
masing-masing
Bekerja
sama
Aktif
Guru berkeliling
memperhatikan
masing-masing
kelompok,
mengarahkan siswa
yang berkesulitan
dalam mengerjakan
Siswa bertanya
kepada guru saat
kesulitan dalam
mengerjakan soal
Aktif
konfirmasi Setelah semuanya
selesai, meminta
satu atau du siswa
pada setiap
kelompok secara
acak untuk
Siswa
memaparkan hasil
kerja kelompok
memperhatikan
hasil koreksi guru
Aktif
156
menjelaskan hasil
kerjanya dan
mengoreksinya
bersama.
Guru memberikan
penghargaan
berupa tanda
“bintang” kepada
kelompok
pemenang.
Siswa yang
memiliki skor
tertinggi
mendapatkan
penghargaan
Saling
menghargai
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi yang telah
dipelajari bersama.
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Cinta ilmu
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan atau
pendapat.
Berani
3. Kegiatan
Akhir (10
menit)
Guru bersama-
sama dengan siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
Siswa dibimbing
guru untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Cita ilmu
Guru memberikan
latihan soal sebagai
evaluasi.
Siswa
menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan
Cinta ilmu
159
Apakah kamu tau, apa itu perkalian?
Perkalian adalah
penjumlahan
yang berulang
atau
penjumlahan
yang diulang-
ulang
160
Tono memiliki 6 kotak yang berisi bola mainan. Setiap
kotak berisi 4 bola. Banyaknya bola yang di miliki tono
yang ada pada kotak dapat dihitung dengan cara
dijumlahkan berulang-ulang, seperti:
4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24
Bentuk penjulahan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 menunjukan
penjumlahan angka 4 sebanyak 6 kali
Sehingga penjumlahan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 dapat di tulis
menjadi bentuk perkalian 6 x 4 = 24
161
Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Ubahlah bentuk penjumlahan dibawah ini kedalam bentuk perkalian dan
tentukan hasilnya!
a. 3 + 3 + 3 + 3 =….
b. 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 =….
2. Ubahlah bentuk perkalian dibawah ini menjadi penjumlahan berulang dan
tentukan hasilnya dengan benar!
a. 4 x 2 =….
b. 3 x 9 =….
3.
Ubahlah gambar diatas menjadi bentuk perkalian!
Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan sukses!!!
162
Apakah kalian tau!
Ternyata perkalian
mempunyai sifat-sifat.
Untuk lebih mengerti
sifat-sifat perkalian…
maka harus
memperhatikan
penjelasannya dengan
seksama!!
163
Identitas
Yaitu angka 1 disebut identitas
dalam perkalian, karena jika angka
1 dikalikan dengan suatu bilangan
akan menghasilkan bilangan itu
sendiri
1 x 1 = 1
2 x 1 = 2
3 x 1 = 3
4 x 1 = 4
5 x 1 = 5
6 x 1 = 6
7 x 1 = 7
24 x 1 = 24
33 x 1 = 33
100 x 1 = 100
Dan sebagainya, jika suatu bilangan dikalikan dengan angka 1
maka akan menghasilkan bilangan itu sendiri.
164
Komutatif
(pertukaran)
Sifat ini digunakan untuk
menukar atau
memindahkan letak
bilangan saja
7x6 = 42, jika di dikomutatifkan maka:
a. 7x6 = 6x7
42 = 42
b. 8x4 = 4x8
32 = 32
Dapat disimpulkan dari hasil perkalian diatas
walaupun kedua bilangan tempatnya diubah (ditukar)
hasil perkaliannya tetap sama. Berarti perkalian
diatas memiliki sifat komutatif atau pertukaran.
165
Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan cara pertukaran (komutatif)!
a. 2 x 6 = … x ….
…. = ….
b. 9 x 7 = 7 x 9
…. = ….
c. 12 x …= 4 x ….
.…= ….
d. … x …= 2 x 3
6 = 6
e. 25 x …= 5 x 25
125 = 125
Batu yang keras jika diteteskan air terus menerus maka batu tersebut lama kelaman akan berlubang. Sama halnya dengan
ketidak pandaian jika kita terus belajar dan berlatih maka lama kelamaan akan pandai.
166
Distribusif
(penyebaran)
Sifat ini digunakan untuk
menguraikan sebuah kalimat
matematika
2 x (4 + 6) = 20 jika di ubah kedalam distributive maka akan
menjadi:
2 x (4 + 6) = (2 x 4) + (2 x 6)
2 x 10 = 8 + 12
20 = 20
Hasil perkalian sebelah kanan dan kiri mengasilkan nilai yang
sama yaitu 42, hal ini menunjukan adanya sifat penyebaran
(distributif) pada perkalian diatas.
Atau
7 x 6 = (7x3) + (7x3)
42 = 21 + 21
42 = 42
Hasil perkalian sebelah kanan dan kiri mengasilkan nilai yang
sama yaitu 42, hal ini menunjukan adanya sifat penyebaran
(distributif) pada perkalian diatas.
167
Asosiatif
(pengelompokan)
Pengelompokan berguna untuk
menetukan bagaimana yang harus
dikerjakan terlebih dahulu.
Biasanya yang harus dikerjakan
dahulu bagian yang didalam kurung
2 x (4x6) = 48
Jika di ubah kedalam sifat pengelompokan maka akan
menjadi:
2 x 4 x 6 = (2x4) x 6 = 2 x (4x6)
8 x 6 = 2 x 24
48= 48
Dapat dilihat pada perkalian diatas, perkalian pertama
yang harus dikelompokkan adalah angka 4 dan 6,
sedangkan perkalian kedua yang harus
dikelompokkan adalah angka 2 dan 4, walaupun
diganti kelompoknya namun hasilnya tetap sama
yaitu 48.
Sehingga pada perkalian diatas memiliki sifat
pengelompokan (assosiatif).
168
3 x 5 x … = 105
Jika di ubah kedalam sifat pengelompokan maka akan
menjadi:
3 x 5 x…= 3x(5x…) = (3 x 5) x…
3 x 35 = 3 x 35
105= 105
Coba perhatikan soal perkalian diatas!
Pada soal perkalian diatas, angka berapa yang tepat untuk
mengisi bagian yang kosong sehingga mendapatkan hasil
105.
Ternyata angka yang tepat untuk mengisi bagian yang
kosong adalah angka 7. Karena jika 105 didapatkan dari
hasil perkalian 3 x 5 x 7 = 105.
169
Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Hitunglah perkalian dibawah dibawah ini dengan menggunakan cara
pengelompokan (Assosiatif)!
a. 2 x 6 x 3 =….
2 x (6 x 3) = 2x (6 x 3) = (2 x 6) x 3
2 x … = … x 3
…. = ….
b. 12 x (2 x …) = 12x (2 x …) = (12 x 2) x …
12x … = 24x …
72 = 72
2. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan menggunakan cara penyebaran
(distributif)!
a. 5 x 8 = (5x4) + (…x…)
40 = … + …
…. = ….
b. 6 x (7 + 2) = (6 x 7) + (7 x 2)
6 x … = …. + ….
…. = ….
170
Perkalian dengan Menggunakan Polamatika
Apasih polamtika itu???
Sebelum membahas
perkalian dengan
menggunakan metode
polamatika, mari kita
simak dulu penyelesaian
perkalian dengan tehnik
mendatar dan bersusun
kebawah yah!!!
171
2 x 4 = 8
6 x 4 = 24
7 x 8 = 64
9 x 9 =82
25 x 4 = 100
36 x 7 = 252
12 x 12 =144
Perkalian bersusun pendek
1 2 2 4 3 6
6 x 8 x 3 x
7 2 19 2 10 8
Perkalian bersusun panjang
1 2 2 4 2 5
1 1 x 1 2 x 1 0 x
1 2 4 8 0 0
1 2 + 2 4 + 2 5 +
1 3 2 2 8 8 2 5 0
172
Polamatika adalah salah satu metode
yang bertujuan untuk memahami
konsep perkalian dengan mudah,
karena dalam metode ini dibantu
oleh kotak bayang yang
mempermudah cara operasi
perkalian.
Untuk lebih jelasnya mari kita
perhatikan penjelasan berikut!!!
Apa itu
polamatika?
173
8 6 x 4 = …
Pengali
Angka kali (1 dan 2)
Perkalian puluhan dengan satuan
Langkah pertama :
Buatlah kolom/ kotak bayang polamatika terlebih dahulu
Kalikan pengali dengan angka kali 1 (4 x 8)
a
b1
c b2
Langkah kedua:
Tulis hasil perkalian pertama pada kotak (a) (4 x 8 = 32)
32
174
Langkah ke tiga:
Kalikan pengali dengan angka kali 2 (4 x 6)
Tulis hasil perkalian pada kotak (b). jika hasilnya angka
puluhan, maka angka puluhan ditulis di kotak (b1) sedangkan
angka satuan pada kotak (b2)
3 2
2
4
24 = 4 x 6
Langkah ke empat:
Jumlahkan kotak (a) dan (b) kemudian tulislah hasilnya
pada kotak (c)
Untuk mendapatkan hasil perkalian 86 x 4, maka gabungkan
kedua kotak yang paling bawah
3 2
2
3 4 4
Hasil perkalian 8 6 x 4 = 344
175
2 4 x 1 2 =…
Pengali
Angka kali (1 dan 2)
Perkalian puluhan dengan puluhan
Langkah Pertama:
Buatlah kotak polamatika terlebih dahulu
Kalikan pengali dan angka kali 1 (2 x 12)
A
b1
C b2
Langkah ke Dua:
Tulislah hasil perkalian 2 x 12 pada kotak (a)
2 4
176
Langkah ketiga:
Kalikan pengali dengan angka kali 2 (4 x 12)
Tulis hasil perkalian pada kotak (b). jika hasilnya angka puluhan,
maka angka puluhan ditulis di kotak (b1) sedangkan angka satuan
pada kotak (b2), tapi jika hasilnya satuan maka kotak (b2) ditulis
angka 0.
2 4
2
8
2 8 = 12 x 4
Langkah ke Empat:
Jumlahkan kotak (a) dan (b) kemudian tulislah hasilnya pada
kotak (c)
Untuk mendapatkan hasil perkalian 24 x 12, maka gabungkan
kedua kotak yang paling bawah
2 4
2
2 6 8
Hasil perkalian 2 4 x 1 2 = 268
177
Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Tentukan hasil perkalian di bawah ini dengan menggunakan polamatika!
a. 12 x 2=….
b. 25 x 6=….
2. Tentukan hasil perkalian dibawah ini dengan menggunakan polamatika!
a. 12 x 10=….
b. 12 x 12=….
178
214 x 8 =…
Pengali
Angka kali
Perhatikan pula langkah-langkahnya!!!
Perkalian ratusan dengan satuan
Langkah pertama:
Buatlah kotak
polamatika terlebih
dahulu!
Kalikan pengali dan
angka kali (1) 8 x 2
a
b1
c b2
d
e1
f e2
hjh Langkah ke dua:
Tulislah hasil perkalian 8 x 2 pada kotak (a)
Kalikan pengali dengan angka kali 2 (8 x 1)
Tulis hasil perkalian pada kotak (b). jika
hasilnya angka puluhan, maka angka puluhan
ditulis di kotak (b1) sedangkan angka satuan
pada kotak (b2), tapi jika hasilnya satuan maka
kotak (b2) ditulis angka 0.
a
b1
c b2
d
e1
f e2
179
Langkah ke Tiga:
Jumlahkan angka pada
kotak a dan b1 (16 + 0)
Satukan angka yang ada
pada kotak c (16) dan b2
(8) menjadi satu kesatuan,
kemudian tulislah pada
kotak d
1 6
0
1 6 8
1 68
Langkah ke Empat:
Kalikan pengali dengan angka
kali 3 (8 x 4)
Tulis hasil perkalian pada kotak
(b). jika hasilnya angka puluhan,
maka angka puluhan ditulis di
kotak (b1) sedangkan angka
satuan pada kotak (b2), tapi jika
hasilnya satuan maka kotak (b2)
ditulis angka 0.
1 6
0
1 6 8
1 68
2
4
24= 8 x 4
180
Langkah ke Lima:
Jumlahkan kotak (d) dan (e1) kemudian tulislah hasilnya
pada kotak (f)
Untuk mendapatkan hasil perkalian 2 1 4 x 12, maka
gabungkan kedua kotak yang paling bawah f dan e
1 6
0
1 6 8
1 68
2
1 70 4
Hasil perkalian 214 x 8 = 1704
181
214 x 12 =…
Pengali
Angka kali
Perkalian ratusan dengan puluhan
Langkah pertama:
Buatlah kotak
polamatika terlebih
dahulu!
Kalikan pengali dan
angka kali (1) 12 x 2
a
b1
c b2
d
e1
f e2
Langkah ke dua:
Tulislah hasil perkalian 12 x 2 pada
kotak (a)
Kalikan pengali dengan angka kali 2
(12 x 1)
Tulis hasil perkalian pada kotak (b).
Jika hasilnya angka puluhan, maka
angka puluhan ditulis di kotak (b1)
sedangkan angka satuan pada kotak
(b2), tapi jika hasilnya satuan maka
kotak (b2) ditulis angka 0.
2 4
1
2
12 = 12 x 1
182
Langkah ke Tiga:
Jumlahkan angka pada
kotak a dan b1 (24 + 1 =
25)
Satukan angka yang ada
pada kotak c (25) dan b2
(2) menjadi satu kesatuan,
kemudian tulislah pada
kotak d
2 4
1
2 5 2
2 52
Langkah ke Empat:
Kalikan pengali dengan angka
kali 3 (12 x 4)
Tulis hasil perkalian pada kotak
(b). Jika hasilnya angka puluhan,
maka angka puluhan ditulis di
kotak (b1) sedangkan angka
satuan pada kotak (b2), tapi jika
hasilnya satuan maka kotak (b2)
ditulis angka 0.
2 4
1
2 5 2
2 52
4
8
48 = 12 x 4
183
Langkah keLima:
Jumlahkan kotak (d) dan (e1) kemudian tulislah
hasilnya pada kotak (f)
Untuk mendapatkan hasil perkalian 2 1 4 x 12,
maka gabungkan kedua kotak yang paling bawah
f dan e2
2 4
1
2 5 2
2 52
4
2 56 8
Hasil dari perkalian 214 x 12 = 2568
184
Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan teliti dan benar!
1. Tentukan hasil perkalian dibawah ini dengan menggunakan polamatika!
125 x 9 =…. 234 x 2 =….
2. Tentukan hasil perkalian dibawah ini dengan menggunakan polamatika!
121 x 10=…. 212 x 12=….
2 4
1
2 5 2
2 52
4
8
2 4
1
2 5 2
2 52
4
8
185
Ternyata materi perkalian yang
kalian pelajari disekolah dapat
digunakan untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari kalian.
Nahhhh… untuk lebih jelasnya, yuk
perhatikan soal cerita berikut ini!!..
186
Ayah mempunyai 4 kadang. Setiap kandangnya di isi dengan 12 ayam
petelur. Berapa jumlah ayam yang dimiliki ayah?
Jawab:
4 x 12= 48
Jadi, ayam yang dimiliki ayah sebanyak 48 ekor.
Ibu memiliki 3 buah piring yang berisi donal kecil. Setiap piring memiliki
jumlah donat yang berbeda. Pada piring pertama ada 4 donat berwarna
kuning, piring kedua ada 5 donat berwana jingga, dan piring yang ketiga
ada 7 donat yang berwarna merah muda. Berapa jumlah semua donat
yang dimilki ibu?
Jawab:
3 x (4 + 5 + 7)= (3 x 4)+ (3 x 5)+ (3 x 7)
3 x 16 = 12 + 15 + 21
48 = 48
Jadi, donat yang dimiliki ibu sebanyak 48 buah
187
Nama :
Kelas :
Waktu : 70 menit
Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan teliti dan benar!
1. Ubahlah penjumlahan dibawah ini kedalam bentuk perkalian dan tentukan
hasilnya!
9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 9=….
2. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan benar!
136 x 7=….
3. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan pertukaran (komutatif)!
75 x 3 = … x …
… = …
4. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan penyebaran (distributif)!
6 x (2 + 9) = (6 x 2) + (6 x …)
6 x …. = …. + ….
…. = ….
5. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan pengelompokan (assosiatif)!
76 x 4 x 2 =…
76 x (4 x 2) = (76 x 4) x …
… x … = 324 x …
6. Tentukan hasil perkalian 62 x 4 dengan menggunakan polamatika!
188
7. Tentukan hasil perkalian 14 x 11 dengan menggunakan polamatika!
8. Tentukan hasil perkalian 432 x 6 dengan menggunakan polamatika!
9. Tentukan hasil perkalian 231 x 11 dengan menggunakan polamatika!
189
10. Ibu memiliki 5 buah topleh yang akan di isi permen. Setiap toples mampu
menampung 150 buah permen. Berapa banyak permen yang dimiliki ibu?
190
Daftar Pustaka
Drajad Pramedi, 2016, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung
Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media
Tri Dayat, Uminarti, dkk, 2009, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah Kelas 3, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Negoro ST, Harahap, 2003, Ensiklopedia Matematika, PT. ghalia Indonesia
275
Lampiran 18
Instrument Pemahaman Konsep Perkalian
No Indikator
Pemahaman
Indikator
Pembelajaran
Bentuk Soal Soal/
Siklus
1 Memahami suatu
konsep perkalian
Mengenal konsep
perkalian puluhan
dengan satuan,
puluhan dengan
puluhan dengan
menggunakan
metode polamatika,
dan mampu
menyebutkan sifat-
sifat perkalian.
Esai
1/ I
Mengenal konsep
perkalian ratusan
dengan satuan, dan
ratusan dengan
puluhan dengan
menggunakan
metode polamatika.
1/ II
2 Mendefinisikan
konsep perkalian
kedalam bentuk lain
Mendefinisikan
konsep perkalian dan
mengubah bentuk
penyelesaiannya
dengan menggunakan
kolom polamatika.
Esai 2/ I
2/ II
276
3 Menyajikan konsep
perkalian dalam
berbagai bentuk
representasi
matematis
Menyajikan soal
perkalian dalam
bentuk gambar.
Esai 3/ I
Menyajikan soal
perkalian dalam
bentuk kontak
berwarna.
3/ II
4 Memberikan contoh
dan noncontoh dari
konsep
Memberikan contoh
soal polamatika dan
bukan contoh soal
polamatika.
Esai 4/ I
4/ II
5 Mengaplikasikan
konsep kedalam
pemecahan masalah
Mengaplikasikan
metode polamatika
tanpa ada tahap
penyimpanan dan
kotak bayang sebagai
alat bantu proses
penghitungan dalam
menyelesaikan
masalah
Esai 5/ I
5/ II
277
Lampiran 19
SOAL TES SIKLUS I
Nama siswa :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Nilai
1. Hitunglah soal perkalian dengan baik dan benar!
a. 12 x 6 =… b. 22 x 10 =…
c. Ada berapa sifat-sifat perkalian, dan sebutkan!
d. Ubahlah perkalian dibawah ini kedalam bentuk pertukaran (komutatif
6 x 5 = ….
6 x…=…x 6
…=…
2. Salinlah angka pada kotak berwarna sesuai dengan hasil perkalian 13 x 4
pada kolom polamatika dibawah ini dan perhatikan angkanya!
1 3 x 4 =…
3. Ada 4 kotak yang berisi bintang. Setiap kotak berisi 16 bintang. Berapa banyak
bintang seluruhnya? Hitunglah dengan menggunakan kotak bayang!
…
…
… …
…
…
… …
…
…
… …
4 2 1 5
278
Jawaban:
4. Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!
a. Gambar diatas merupakan bentuk perkalian 4x3 = 3+3+3+3 = 12.
Gambarlah konsep penjumlahan yang berbeda dengan hasil penjumlahan
sama, yaitu 12!
b. Ubahlah bentuk penjumlahan berulang dibawah ini kedalam perkalian dan
tentukan hasilnya dengan bantuan polamatika!
24+24+24+24+24+24=…x… =…
5. Annisah memiliki 11 toples permen. Setiap toples berisi 25 butir permen. Deni
mempunyai 7 toples permen dengan isi yang sama seperti yang dimiliki
Annisah. Berapa banyak permen yang Annisah dan Deni miliki sekarang?
279
LEMBAR JAWABAN SIKLUS I
1. Hasil perkalian dari 28 x 6 = 168 dan 22 x 10 = 220 dengan menggunakan cara:
Sifat-sifat perkalian ada 4 yaitu: identitas, assosiatif, komunitas, dan distributif.
Dan bentuk perkalian dalam bentuk pertukaran (komutatif)
6 x 5 = 30
6 x 5 = 5 x 6
30= 30
2. Hasil perkalian dari 13 x 4= 52 dengan menggunakan cara:
3. Hasil perkalian dari 16 x 4 = 64 dengan menggunakan cara:
4. Gambar dan konsep penjumlahan yang menunjukan hasil pejumlahan 12 adalah:
2 + 2 + 4 + 4 = 12
12
4
16 8
20
2
22 0
4
1
5 2
4
2
6 4
280
24+24+24+24+24+24= 6 x 24 = 144
5. Hasil perkalian dari 25 x (11+7) = 25x18 = 450 dengan menggunakan cara:
12
2
14 4
36
9
45 0
281
Lampiran 20
SOAL TES SIKLUS II
Nama siswa :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Nilai
1. Hitunglah soal perkalian dibawah ini dengan benar!
a. 452 x 2 =… b. 124 x 10 =…
2. Apa pengertian perkalian dan ubahlah cara penyelesaian perkalian 125 x 5 dengan
menggunakan metode polamatika!
282
3. Lengkapi kotak dibawah ini dengan benar!
125 x 15 =…
4. Jawablah soal dibawah ini dengan benar!
a. Ubahlah bentuk perkalian dibawah ini kedalam penjumlahan berulah serta
isilah dengan bantuan kotak-kotak bayang!
4 x 142 = …+…+…+…=…
b. Manakah gambar dibawah ini, yang merupakan konsep perkalian dengan
menggunakan polamatika? Apakah gambar A atau B?
Gambar A Gambar B
6
2
8 4
2 : 14
8 0
74
15
187 7 5 180
18 0 3
283
5. Ayah mempunyai 12 bak yang akan diisi ikan hias. Setiap bak akan diisi dengan
245 ikan hias. Kemudian pada setiap baknya ayah mengambil sebanyak 50 ekor
ikan. Berapa banyak jumlah ikan hias yang dimiliki ayah setelahnya?
(245-10) x 12 =…
284
LEMBAR JAWABAN SIKLUS II
1. 452 x 2 = 904 124 x 10 =
2. Perkalian merupakan penjumlahan berulang. 125 x 5 = 5+5+5+5+5+ …. = 625
125 x 5 = 625
3. 125 x 15 =1875
8
1
9 0
90
0
90 4
10
2
1 2 0
12 0
4
14 2 0
5
1
6 0
60
2
62 5
1 5
3
18 0
285
4. 142 x 4 = 584
Gambar A
5. (245-50) x 12 = 195 x 12 = 23 40
180
7
187 5
4
1
5 6
56
0
56 8
12
10
22 8
228
6
234 0
286
Lampiran 21
HASIL TES STUDI PENDAHULUAN SISWA
No. Nama Siswa KKM Nilai
1 Abdul Karim Al-Fatah 63 60
2 Adinda Febriyanti 63 50
3 Adli Agusta Baidowi 63 30
4 Alif March Alfarizi 63 70
5 Annisa Aini 63 60
6 Aryasatya Rifqi 63 40
7 Asep Rizky Ramadhan 63 50
8 Cahaya Kamila 63 60
9 Chalista Nazhi 63 10
10 Della Dwi Yulianti 63 80
11 Fasahat Khusnul Ramadhan 63 60
12 Fergio Arsya Keyrisyad 63 50
13 Ilyas Fadillah 63 70
14 Lingga Mahardika 63 20
15 Marsya Putri Kusuma 63 70
16 Muhammad Fadil Baadillah 63 50
17 Muhammad Wahyu Ramadhan 63 40
18 Nadya Cahaya Tisa 63 50
19 Najla Cantika Rahmadani 63 70
20 Raja Rizki Firmansyah 63 70
21 Risa Puput Safitri 63 70
22 Risky Gading Pratama 63 40
23 Risky Putri Ayuriyah Prayitno 63 50
24 Safitri Rahmadhani 63 50
25 Suci Putri Avissa 63 30
26 Syifa Almira Arkana 63 80
27 Syifa Natasya 63 80
28 Yessril Ishaq Munandar 63 70
29 Muhammad Emeraldi Azhar p 63 60
30 Fathir Rahardian Irwansyah 63 40
31 Fathur Rahardian Irwansyah 63 50
32 Elvitra Agistri Daryana 63 50
33 Villiano Az-zahral 63 40
Jumlah Nilai 1770
Rata-rata 53,7
Jumlah nilai siswa ≥ 63 10
287
Lampiran 22
HASIL TES PEMHAMAN KONSEP PERKALIAN SIKLUS I dan II
No. Nama Siswa KKM Siklus I Siklus II
1 Abdul Karim Al-Fatah 63 100 100
2 Adinda Febriyanti 63 90 100
3 Adli Agusta Baidowi 63 70 100
4 Alif March Alfarizi 63 80 80
5 Annisa Aini 63 70 80
6 Aryasatya Rifqi 63 80 90
7 Asep Rizky Ramadhan 63 55 80
8 Cahaya Kamila 63 80 70
9 Chalista Nazhi 63 70 70
10 Della Dwi Yulianti 63 100 100
11 Fasahat Khusnul Ramadhan 63 70 70
12 Fergio Arsya Keyrisyad 63 55 100
13 Ilyas Fadillah 63 55 100
14 Lingga Mahardika 63 70 80
15 Marsya Putri Kusuma 63 70 90
16 Muhammad Fadil Baadillah 63 55 90
17 Muhammad Wahyu Ramadhan 63 80 80
18 Nadya Cahaya Tisa 63 70 65
19 Najla Cantika Rahmadani 63 80 90
20 Raja Rizki Firmansyah 63 85 70
21 Risa Puput Safitri 63 70 60
22 Risky Gading Pratama 63 80 80
23 Risky Putri Ayuriyah Prayitno 63 90 80
24 Safitri Rahmadhani 63 45 80
25 Suci Putri Avissa 63 90 80
26 Syifa Almira Arkana 63 80 60
27 Syifa Natasya 63 90 60
28 Yessril Ishaq Munandar 63 50 70
29 Muhammad Emeraldi Azhar p 63 40 100
30 Father Rahardian Irwansyah 63 60 80
31 Fathur Rahardian Irwansyah 63 40 70
32 Elvitra Agistri Daryana 63 90 80
33 Villiano Az-zahral 63 70 80
Jumlah 2380 2685
Rata-rata 72,2 81,4
288
Lampiran 23
TES VALIDITAS KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : III
Materi Pokok : Perkalian
No Indikator
Pemahaman
Indikator
pembelajaran
Bentu
k soal
Soal/
Siklus
Soal Jawaban soal
1. Memahami
suatu konsep
perkalian.
Mengenal konsep
perkalian puluhan
dengan satuan,
puluhan dengan
puluhan dengan
menggunakan
metode
polamatika, dan
mampu
menyebutkan sifat-
sifat perkalian.
Esai 1/ I Hitunglah soal perkalian
dibawah ini dengan baik dan
benar!
b. 12 x 6 =…
c. 22 x 10 =…
d. Ada berapa sifat-sifat
perkalian, dan sebutkan!
e. Ubahlah perkalian
dibawah ini kedalam
bentuk pertukaran
(komutatif)
6 x 5 = ….
6 x…=…x 6
…=…
a. 12 x 6 = 72
6
1
7 2
b. 22 x 10 = 220
20
2
22 0
289
c. Ada 4, yaitu:
identitas,
komutatif,
distributive dan
assosiatif
d. 6 x 5 = 30
6x5 = 5x6
30=30
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
2. Mendefinisik
an konsep
perkalian
kedalam
bentuk lain
Mendefinisikan
konsep perkalian
dan mengubah
bentuk
penyelesaiannya
dengan
Esai 2/ I Definisikan konsep perkalian
13 x 4, dan ubahlah cara
penyelesaiannya dengan
menggunakan polamatika!
Perkalian adalah
penjumlahan
berulang seperti
halnya 13 x 4 =
4+4+4+4+ … = 52
13 x 4 = 52
290
menggunakan
kolom polamatika.
4
1
5 2
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
3. Menyajikan
konsep
perkalian
dalam bentuk
representasi
matematis.
Menyajikan soal
perkalian dalam
bentuk gambar.
Esay 3/ I Ada 4 kotak yang berisi
bintang. Setiap kotak berisi 16
bintang. Berapa banyak bintang
seluruhnya? Hitunglah dengan
menggunakan kotak bayang!
16 x 4 = 64
4
2
6 4
291
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
4. Memberikan
contoh dan
noncontoh
dari konsep
Memberikan
contoh soal
polamatika dan
Esay 4/ I a.
Gambar diatas merupakan
bentuk perkalian 4x3 =
3+3+3+3 = 12. Gambarlah
292
bukan contoh soal
polamatika.
konsep penjumlahan yang
berbeda dengan hasil
penjumlahan sama, yaitu 12!
b. Ubahlah bentuk penjumlahan
berulang dibawah ini
kedalam perkalian dan
tentukan hasilnya dengan
bantuan polamatika!
24+24+24+24+24+24=…x…
=…
2 + 2 + 4 + 4 = 12
24+24+24+24+24+24
= 6 x 24 = 144
12
2
14 4
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
5. Mengaplikasi
kan konsep
kedalam
pemecahan
masalah.
Mengaplikasikan
metode polamatika
tanpa ada tahap
penyimpanan dan
kotak bayang
Esay 5/ I Annisah memiliki 11 toples
permen. Setiap toples berisi 25
butir permen. Deni mempunyai
7 toples permen dengan isi yang
sama seperti yang dimiliki
Annisah. Berapa banyak permen
25 x (11+7) = 25x18 =
420
293
sebagai alat bantu
proses
penghitungan
dalam
menyelesaikan
masalah
yang Annisah dan Deni miliki
sekarang?
36
6
42 0
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
Keterangan:
Coret yang tidak dibutuhkan pada kolom valid/ tidak valid
Ciputat, 27 Juli 2017
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sita Ratnaningsih M. Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus M.Pd
294
TES VALIDITAS KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : III
Materi Pokok : Perkalian
No Indikator
Pemahaman
Indikator
pembelajaran
Bentuk
soal
Soal/
Siklus
Soal Jawaban soal
1. Memahami
suatu konsep
perkalian.
Mengenal konsep
perkalian ratusan
dengan satuan, dan
ratusan dengan
puluhan dengan
menggunakan
metode polamatika.
Esai 1/ II Hitunglah soal perkalian
dibawah ini dengan benar!
a. 452 x 2 =…
a. 452 x 2 = 904
b. 124x10= 1240
295
b. 124 x 10=…
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
2. Mendefinisik
an konsep
perkalian
Mendefinisikan
konsep perkalian
dan mengubah
Esai 2/ II Apa pengertian perkalian dan
ubahlah cara penyelesaian
perkalian 125x5 dengan
Perkalian merupakan
penjumlahan
berulang.
296
kedalam
bentuk lain
bentuk
penyelesaiannya
dengan
menggunakan
kolom polamatika
menggunakan metode
polamatika!
125x5=
5+5+5+5+5+ …=
625
125 x 5 = 625
5
1
6 0
60
2
62 5
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
3. Menyajikan
konsep
perkalian
Menyajikan soal
perkalian dalam
Esay 3/ II
Lengkapi kotak dibawah ini
dengan benar!
125 x 15 =…
125 x 15 = 1875
297
dalam bentuk
representasi
matematis.
bentuk kontak
berwarna.
15
3
18 0
180
7
187 5
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
15
187 7 5 180
18 0 3
298
4. Memberikan
contoh dan
noncontoh
dari konsep
Memberikan contoh
soal polamatika dan
bukan contoh soal
polamatika.
Esay 4/ II Hitunglah soal perkalian
dibawah ini dengan
menggunakan metode
polamatika!
142 x 12 =
Manakah gambar dibawah
ini, yang merupakan konsep
perkalian dengan
menggunakan polamatika?
Apakah gambar A atau B?
28 x 3 = 84
Gambar A
6
2
8 4
142 x 12 = 1704
Gambar A
12
4
16 8
1 68
2
170 4
299
Gambar B
2 : 14
8 0
74
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
5. Mengaplikas
ikan konsep
kedalam
pemecahan
masalah.
Mengaplikasikan
metode polamatika
tanpa ada tahap
penyimpanan dan
kotak bayang
sebagai alat bantu
proses
penghitungan
dalam
Esay 5/ II Ayah mempunyai 12 bak
yang akan diisi ikan hias.
Setiap bak akan diisi dengan
245 ikan hias. Berapa banyak
jumlah ikan hias yang
dimiliki ayah?
245 x 12 =…
245 x 12 = 2740
24
2
26 8
268
6
274 0
300
menyelesaikan
masalah
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
Keterangan:
Coret yang tidak dibutuhkan pada kolom valid/ tidak valid
Ciputat, 27 Juli 2017
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sita Ratnaningsih M. Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus M. Pd
301
TES VALIDITAS INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN
Nama : Nursopiyana Sakilah NIM: 1113018300067
Jurusan/Prodi:PGMI
No. Instrumen Komentar/ Saran
1 Lembar Tes
2 Lembar Observasi
Observasi Aktifitas
Belajar Siswa
3 Lembar Observasi
Aktifitas Mengajar
3 Lembar Catatan
Lapangan
4 Lembar Wawancara
Siswa
Ciputat,………………….
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sita Ratnaningsih M. Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus M.Pd
302
Lampiran 24
TES VALIDITAS KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : III
Materi Pokok : Perkalian
No Indikator
Pemahaman
Indikator
pembelajaran
Bent
uk
soal
Soal/
Siklus
Soal Jawaban soal
1. Memahami
suatu konsep
perkalian.
Mengenal
konsep
perkalian
puluhan dengan
satuan, puluhan
dengan puluhan
dengan
menggunakan
metode
polamatika, dan
mampu
Esai 1/ I Hitunglah soal perkalian dibawah
ini dengan baik dan benar!
a. 12 x 6 =…
b. 22 x 10 =…
c. Ada berapa sifat-sifat
perkalian, dan sebutkan!
d. Ubahlah perkalian dibawah
ini kedalam bentuk
pertukaran (komutatif)
6 x 5 = ….
6 x…=…x 6
…=…
a. 12 x 6 = 72
6
1
7 2
c. 22 x 10 = 220
20
2
22 0
303
menyebutkan
sifat-sifat
perkalian.
d. Ada 4, yaitu:
identitas,
komutatif,
distributive dan
assosiatif
e. 6 x 5 = 30
6x5 = 5x6
30=30
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
2. Mendefinisik
an konsep
perkalian
kedalam
bentuk lain
Mendefinisikan
konsep
perkalian dan
mengubah
bentuk
penyelesaiannya
Esai 2/ I Definisikan konsep perkalian 13 x
4, dan ubahlah cara
penyelesaiannya dengan
menggunakan polamatika!
Perkalian adalah
penjumlahan
berulang seperti
halnya 13 x 4 =
4+4+4+4+ … = 52
13 x 4 = 52
304
dengan
menggunakan
kolom
polamatika.
4
1
5 2
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
3. Menyajikan
konsep
perkalian
dalam bentuk
representasi
matematis.
Menyajikan soal
perkalian dalam
bentuk gambar.
Esay 3/ I Ada 4 kotak yang berisi bintang.
Setiap kotak berisi 16 bintang.
Berapa banyak bintang
seluruhnya? Hitunglah dengan
menggunakan kotak bayang!
16 x 4 = 64
4
2
6 4
305
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
4. Memberikan
contoh dan
noncontoh
dari konsep
Memberikan
contoh soal
polamatika dan
Esay 4/ I c.
Gambar diatas merupakan bentuk
perkalian 4x3 = 3+3+3+3 = 12.
Gambarlah konsep penjumlahan
306
bukan contoh
soal polamatika.
yang berbeda dengan hasil
penjumlahan sama, yaitu 12!
d. Ubahlah bentuk penjumlahan
berulang dibawah ini kedalam
perkalian dan tentukan hasilnya
dengan bantuan polamatika!
24+24+24+24+24+24=…x…
=…
2 + 2 + 4 + 4 = 12
24+24+24+24+24+24
= 6 x 24 = 144
12
2
14 4
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
5. Mengaplikasi
kan konsep
kedalam
pemecahan
masalah.
Mengaplikasika
n metode
polamatika
tanpa ada tahap
penyimpanan
dan kotak
Esay 5/ I Annisah memiliki 11 toples
permen. Setiap toples berisi 25
butir permen. Deni mempunyai 7
toples permen dengan isi yang
sama seperti yang dimiliki
Annisah. Berapa banyak permen
yang Annisah dan Deni miliki
sekarang?
25 x (11+7) = 25x18 =
420
36
6
42 0
307
bayang sebagai
alat bantu
proses
penghitungan
dalam
menyelesaikan
masalah
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
Keterangan:
coret yang tidak dibutuhkan pada kolom valid/ tidak valid
Ciputat, 27 Juli 2017
Guru kelas,
Masih Sumarsih S.Pd
308
TES VALIDITAS KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : III
Materi Pokok : Perkalian
No Indikator
Pemahaman
Indikator
pembelajaran
Bentuk
soal
Soal/
Siklus
Soal Jawaban soal
1. Memahami
suatu konsep
perkalian.
Mengenal konsep
perkalian ratusan
dengan satuan, dan
ratusan dengan
puluhan dengan
menggunakan
metode polamatika.
Esai 1/ II Hitunglah soal perkalian
dibawah ini dengan benar!
a. 452 x 2 =…
c. 452 x 2 = 904
d. 124x10= 1240
309
b. 124 x 10=…
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
2. Mendefinisik
an konsep
perkalian
Mendefinisikan
konsep perkalian
dan mengubah
bentuk
Esai 2/ II Apa pengertian perkalian dan
ubahlah cara penyelesaian
perkalian 125x5 dengan
menggunakan metode
polamatika!
Perkalian merupakan
penjumlahan
berulang.
310
kedalam
bentuk lain
penyelesaiannya
dengan
menggunakan
kolom polamatika
125 x 5 =
5+5+5+5+5+ …=
625
125 x 5 = 625
5
1
6 0
60
2
62 5
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
3. Menyajikan
konsep
perkalian
dalam bentuk
representasi
matematis.
Menyajikan soal
perkalian dalam
bentuk kontak
berwarna.
Esay 3/ II Lengkapi kotak dibawah ini
dengan benar!
125 x 15 =…
125 x 15 = 1875
15
187 7 5 180
18 0 3
311
15
3
18 0
180
7
187 5
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
4. Memberikan
contoh dan
noncontoh
dari konsep
Memberikan contoh
soal polamatika dan
bukan contoh soal
polamatika.
Esay 4/ II a. Ubahlah bentuk perkalian
dibawah ini kedalam
penjumlahan berulah serta
isilah dengan bantuan
kotak-kotak bayang!
4 x 142 = …+…+…+…=…
142 x 4 = 568
4
1
5 6
312
Manakah gambar dibawah
ini, yang merupakan konsep
perkalian dengan
menggunakan polamatika?
Apakah gambar A atau B?
28 x 3 = 84
Gambar A
Gambar B
6
2
8 4
2 : 14
8 0
74
Gambar A
56
0
56 8
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
313
5. Mengaplikas
ikan konsep
kedalam
pemecahan
masalah.
Mengaplikasikan
metode polamatika
tanpa ada tahap
penyimpanan dan
kotak bayang
sebagai alat bantu
proses
penghitungan
dalam
menyelesaikan
masalah
Esay 5/ II Ayah mempunyai 12 bak
yang akan diisi ikan hias.
Setiap bak akan diisi dengan
245 ikan hias. Kemudian
pada setiap baknya ayah
mengambil sebanyak 50 ekor
ikan. Berapa banyak jumlah
ikan hias yang dimiliki ayah
setelahnya?
(245-10) x 12 =…
(245-50) x 12 = 195 x
12 = 23 40
12
10
22 8
228
6
234 0
Uji validitas Valid/ tidak valid
Komentar
Keterangan:
Coret yang tidak dibutuhkan pada kolom valid/ tidak valid
Ciputat, 27 Juli 2017
Guru kelas,
Masih Sumarsih, S.Pd
314
TES VALIDITAS INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN
Nama : Nursopiyana Sakilah NIM: 1113018300067
Jurusan/Prodi:PGMI
No. Instrumen Komentar/ Saran
1 Lembar Tes
2 Lembar Observasi
Observasi Aktifitas
Belajar Siswa
3 Lembar Observasi
Aktifitas Mengajar
3 Lembar Catatan
Lapangan
4 Lembar Wawancara
Siswa
Ciputat, 27 Juli 2017
Guru kelas,
Masih, Sumarsih S. Pd
1
Lampiran 25
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLAMATIKA SIKLUS I
Hari/Tanggal :
Pertemuan/ Siklus : /I
Materi :
Berilah tanda centang () pada kolom realisasi
No Aspek yang diamati/ dinilai Realisasi
Ya Tidak
1 Menyampaikan tujuan dan motivasi pada proses pembelajaran
2 Melakukan pembagian kelompok belajar siswa
3 Melaksanakan presentasi kepada siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjelaskan materi pelajaran
Memberi contoh terkait materi yang diberikan
4 Memberikan tugas pada setiap kelompok
Mengamati berjalannya diskusi dalam kelompok
Mengarahkan siswa dalam berdiskusi
5 Mengadakan soal latihan/ evaluasi
316
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLAMATIKA SIKLUS II
Hari/Tanggal :
Pertemuan/ Siklus : /II
Materi :
Berilah tanda centang () pada kolom realisasi
No Aspek yang diamati/ dinilai Realisasi
Ya Tidak
1 Menyampaikan tujuan dan motivasi pada proses pembelajaran
2 Melakukan pembagian kelompok belajar siswa
3 Melaksanakan presentasi kepada siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjelaskan materi pelajaran
Menjelaskan pengguanaan metode pembelajaran
4 Memberikan tugas pada setiap kelompok
Mengamati berjalannya diskusi dalam kelompok
Mengarahkan siswa dalam berdiskusi
5 Mengadakan soal latihan/ evaluasi
322
Lampiran 26
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Hari/tanggal :
Pertemuan/ Siklus : 1/ I
Materi :
No Aspek yang diamati/ dinilai Skor
1 Memperhatikan dengan seksama penjelasan guru,
diantaranya:
Mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru
1 2 3 4 5
Mendengarkan materi pelajaran yang dipaparkan
oleh guru
1 2 3 4 5
Melaksanakan metode polamatika dalam
pembelajaran
1 2 3 4 5
Mencatat apa yang di jelaskan oleh guru 1 2 3 4 5
Ketekunan dalam mempelajari sumber belajaran
yang diberikan guru
1 2 3 4 5
2 Melaksanakan diskusi kelompok pada materi
perkalian dengan menggunakan metode polamatika
Berkumpul dengan kelompok yang telah
ditentukan oleh guru
1 2 3 4 5
Melaksanakan diskusi kelompok 1 2 3 4 5
Melakukan tukar pendapat antar teman kelompok 1 2 3 4 5
Saling membantu antar teman kelompok 1 2 3 4 5
3 Mengevaluasi pemahaman konsep perkalian
Mengkonfirmasi materi yang telah dipelajari 1 2 3 4 5
323
Jumlah nilai
Jumlah butir pernyataan adalah 10
Catatan/ saran: ………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………
Ciptat,…………………….
Observer
Petunjuk:
1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = sangat baik
Lingkarilah pada kolom skor penilaian
324
Lampiran 27
Pedoman Wawancara Siswa
Pelaksanaan wawancara
Hari/ Tanggal :
Responden :
1. Bagaimana pendapatmu terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan pada saat
belajar matematika?
Jawaban :
2. Apakah kamu senang belajar matematika hari ini khususnya materi perkalian
dengan menggunakan metode polamatika?
Jawaban :
3. Apakah guru lain pernah menggunakan pembelajaran seperti pada saat belajar
matematika?
Jawaban :
4. Apakah pembelajaran hari ini membuat kamu semangat dalam belajar matematika?
Jawaban :
5. Apakah kamu dapat memahami materi yang telah diajarkan oleh guru?
Jawaban :
325
Pedoman Wawancara Siswa
1. Bagaimana pendapatmu terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan pada saat
belajar matematika?
Jawaban : Reponden 1: ya, saya merasa senang, pelajaran mudah dipelajari
Responde 2: pelajarannya sangat menyenangkan
Responde 3: ya, senang
2. Apakah kamu senang belajar matematika hari ini khususnya materi perkalian
dengan menggunakan metode polamatika?
Jawaban : Responden 1: sangat senang
Responden 2: ya, saya senang
Responden 3: senang
3. Apakah guru lain pernah menggunakan pembelajaran seperti pada saat belajar
matematika?
Jawaban : Responden 1: belum pernah
Responden 2: belum pernah
Responden 3: tidak ada
4. Apakah pembelajaran hari ini membuat kamu semangat dalam belajar matematika?
Jawaban : Responden 1: membuat saya semangat belajar
Responden 2: ya semangat
Responden 3: semangat
5. Apakah kamu dapat memahami materi yang telah diajarkan oleh guru?
Jawaban : Responden 1: paham banget
Responden 2: saya paham
Responden 3: paham
328
Lampiran 29
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal :
Pertemuan Ke- : /
No. Langkah-
langkah
Aktivitas
1 Pendahuluan
2 Eksplorasi
3 Elaborasi
4 Konfirmasi
5 Penutup
329
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Rabu, 2 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : I/ I
No. Langkah-
langkah
Aktivitas
1 Pendahuluan Pada saat pendahuluan siswa antusias untuk memulai
pembelajaran dan menyiapkan segala keperluan belajar
dengan baik.
2 Eksplorasi Siswa antusias mendengarkan penjelasan guru, terkait
materi pengertian perkalian bahwa perkalian adalah
penjumlahan yang dilakukan secara berulang-ulang.
Namun ketika guru menjelaskan materi sifat-sifat
perkalian ada sebagian siswa yang kurang fokus dalam
memperhatikan penjelasan guru. Hal ini dikarenakan
materi yang dirasa cukup sulit untuk siswa sedangkan
waktu pembelajaran kurang
3 Elaborasi Pada tahap elaborasi siswa melakukan pembelajaran
berkelompok. Mendiskusikan dan aktif bertanya jika ada
pertanyaan yang kurang dipahami dalam mengerjakan
lembar kerja siswa.
4 Konfirmasi Pada saat konfirmasi siswa menyampaikan apa saja yang
telah dipelajari namun dengan jawaban yang masih ragu-
ragu dan malu untuk menyampaikannya.
5 Penutup Siswa mengakhiri pembelajaran dengan tertib.
330
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Kamis, 3 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : II/ I
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Siswa antusias untuk melakukan pembelajaran. Namun
perhatian siswa sedikit terganggu dikarenakan ada siswa
yang datang terlambat.
2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru yang menjelaskan
perkalian puluhan dengan satuan yang menggunakan
polamatika perkalian. Namun perhatian siswa sedikit
teralihkan ketika temannya ada yang datang terlambat.
Dan sebagian siswa masih ada yang bercanda dengan
teman sebangkunya pada saat pembelajaran berlangsung.
3 Elaborasi Beberapa kelompok masih kesulitan dalam mengerjakan
lembar kerja siswa.
4 Konfirmasi Siswa melai tidak malu dalam menyampaikan
pendapatnya tentang materi apa saja yang telah dipelajari,
namun untuk bertanya meski masih di pancing dulu.
5 Penutup Pada saat kegiatan akhir pembelajaran siswa
melakukannya dengat cukup tertib.
331
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 5 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : III/ I
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Siswa melaksanakan pendahuluan pembelajaran dengan
sangat rapi, namun kurang sedikit konsentrasi pada saat
pembacaan surat-surat pendek Al-qur’an.
2 Eksplorasi Siswa mendengarkan menjelasan guru dengan seksama
dan mulai aktif tanpa malu-malu dan ditunjuk jika disuruh
mengerjakan soal dipapan tulis oleh guru.
3 Elaborasi Siswa dalam setiap kelompok bersemangat dalam
mengerjakan LKS, namun masih ada beberapa siswa yang
masih kesulitan dalam mengerjakan soal pertanyaan
dikarenakan ada beberapa siswa yang masih belum hapal
perkalian 1-10. Dan ada beberapa kelompok yang tidak
sempat menyelesaikan semua pertanyaan yang terdapat
pada LKS
4 Konfirmasi Siswa mengkonfirmasi materi pembelajaran yang telah
dipelajari dengan tanpa ragu-ragu
5 Penutup Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa membaca
hamdalah dan mengakhiri pembelajaran dengan tertib
332
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Sabtu, 5 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : IV/ I
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Siswa berantusias untuk memulai proses pembelajaran
2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama,
dan tanpa disuruh untuk menyelesaikan contoh soal yang
ada dipapan tulispun sudah mengajukan diri. Tapi
memang yang mengajukan diri masih siswa yang itu itu
mulu dan siswa yang tadinya disuruh maju tidak mau jadi
mau.
3 Elaborasi Ada satu kelompok dalam mengerjakan LKS diselingi
dengan bercanda yang mengakibatkan ada sebagian soal
yang belum dikerjakan
4 Konfirmasi Siswa mengkonfirmasikan kembali apa yang telah
dipelajari
5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berakhir dengan tertib
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Kamis, 9 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : V/ II
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Siswa memulai pembelajaran dengan tertib
333
2 Eksplorasi Saat guru menjelaskan point-point materi yang telah
dipelajari, siswa mengamatinya dengan seksama
3 Elaborasi Pelaksaan tes siklus I pada awal pengisian soal siswa
terlihat tenang dalam mengerjakan soal-soal tetapi ketika
ditengah waktu pengerjaan soal suasana kelas sedikit
kurang tertib
4 Konfirmasi Siswa melakukan pengecekan kembali apa yang telah
dijawabnya pada lembar soal tes siklus I
5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan tertib.
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 10 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : VI/ II
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Awal kegiatan pembelajaran berjalan sebagaimana
mestinya.
2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
dan jika guru bertanya siswa menjawab pertanyaan guru
dengan antusias
3 Elaborasi Siswa sangat bersemangat dalam mengerjakan LKS
secara berkelompok dan mendiskusikannya dengan teman
kelompoknya meskipun ada kelompok yang belum
menyelesaikan pertanyaan dalam LKS dikarenakan
proses penghitung yang cukup lama dari yang lainnya
akan tetapi secara tehnik pengisian jawaban benar
334
4 Konfirmasi Siswa mengonfirmasikan materi yang telah dipelajari
tanpa ragu-ragu
5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan tertib
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Sabtu, 11 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : VII/ II
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Pada awal kegiatan pembelajaran berjalan dengan tertib
2 Eksplorasi Siswa dapat dengan mudah memahami penjelasan guru
dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak masuk
sekolah sehingga proses pembelajaran bisa terkendali
dengan mudah
3 Elaborasi Meskipun jumlah siswa berkurang pada tiap kelompok,
tapi proses pengerjaan LKS berjalan dengan lancer dan
tertib melebihi pada hari-hari sebelumnya
4 Konfirmasi Siswa mengkonfirmasikan apa saja yang telah dipelajari
dengan tanpa ragu-ragu.
5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan tertib
335
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 12 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : VIII/ II
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Awal kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan
tertib
2 Eksplorasi Siswa mendengarkan dengan seksama apa yang guru
jelaskan
3 Elaborasi Siswa sangat bersemangat dalam mengerjakan tugas
kelompok yang guru berikan karena ada kuis yang
dikerjakan secara berkelompok dan kelompok yang lebih
kompak, cepat, tepat dalam menjawab pertanyaan
mendapatkan hadih diakhir pembelajaran
4 Konfirmasi Siswa mengonfirmasikan apa yang telah dipelajari tanpa
ragu-ragu
5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan lancer
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 18 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : IX/ II
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Siswa sangat bersemangat dalam memulai pelajaran
336
2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru, namun ketika
melakukan permainan menempel kotak-kotak bayang
pada papan tulis sedikit ricuh dikarenakan siswa sangat
berantusias mengikuti permainan
3 Elaborasi Siswa sangat berantusias mendiskusikan lembar kerja
siswa bersama teman-teman kelompoknya sehingga
proses ngerjaan soalpun berjalan dengan lancer dan cepat.
4 Konfirmasi Siswa mengkonfirmasikan apa yang telah dipelajari
selama proses pembelajaran berlangsung
5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan baik. siswa
mengekhiri pembelajaran dengan tertib dan rapih
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 23 Agustus 2017
Pertemuan Ke- : X/ II
No. Langkah-
langkah Aktivitas
1 Pendahuluan Siswa tampak semangat untuk menyiapkan diri mengikuti
tes siklus II
2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
dan tertib.
3 Elaborasi Siswa mengerjakan soal tes siklus II dengan tertib tanpa
mengganggu teman yang lainnya
4 Konfirmasi Siswa melakukan pengecekan kembali pada jawaban tes
siklus II sebelum dikumpulkan
5 Penutup Siswa menutup pembelajaran dengan tertib dan rapih