PENERAPAN METODE POLAMATIKA UNTUK ...

368
PENERAPAN METODE POLAMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh NURSOPIYANA SAKILAH 1113018300067 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/ 1438 H

Transcript of PENERAPAN METODE POLAMATIKA UNTUK ...

PENERAPAN METODE POLAMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NURSOPIYANA SAKILAH

1113018300067

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/ 1438 H

i

ABSTRAK

Nursopiyana Sakilah (1113018300067). Penerapan Metode Polamatika untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa Kelas III SD, Skripsi,

Program Studi PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah), Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode polamatika terhadap

pemahaman konsep siswa dalam materi perkalian pada mata pelajaran matematika di

kelas III SDN Cempaka Putih 01 Tanggerang Selatan tahun ajaran 2017/2018.

Polamatika merupakan metode operasi hitung perkalian yang dibantu dengan kotak

bayang pada tahap perhitungannya dengan tanpa ada tahap penyimpanan yang

memudahkan siswa dalam perhitungan operasi perkalian. Metode penelitian yang

diajukan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan

dua siklus, dimana pada setiap siklus terdapat lima kali pertemuan. Subjek pada

penelitian ini adalah siswa kelas III B SDN Cempaka Putih 01 yang berjumlah 33

orang. Instrumen yang digunakan dalam penlitian ini menggunakan soal tes

pemahaman konsep yang diberikan pada akhir siklus, data observasi, catatan

lapangan, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian dengan menggunakan

metode polamatika dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa serta

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai

rata-rata tes pemahaman konsep siswa pada siklus I sebelum dilaksanakannya

tindakan sampai siklus II terjadi peningkatan yang tinggi, dengan perolehan nilai

sebesar 72,2 pada siklus I dan hasil tes pemahaman konsep pada siklus II sebesar

81,4. Sehingga pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil tes pemahaman konsep

perkalian siswa sebesar 9,2 poin. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

polamatika dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa.

Kata Kunci : Metode Polamatika, Pemahaman Konsep Perkalian

ii

ABSTRACT

Nursopiyana Sakilah (1113018300067). Application of Polamatika Method to

Increase Understanding of Concept of Multiplication on Grade III Elementary

School, Undergraduate Thesis, Study Program PGMI (Madrasah Ibtidaiyah Teacher

Education), Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, 2017.

This study aims to determine the application of polamatika methods to understanding

the concept of students in multiplication materials on mathematics subjects in class

III SDN Cempaka Putih 01 Tanggerang Selatan academic year 2017/2018.

Polamatika is a multiplication method that is assisted by shadow box in the

calculation phase with no storage stage that allows students in the calculation of

multiplication operations. The research method in this Undergraduate Thesis is

Classroom Action Research method (PTK) which is implemented with two cycles,

where in each cycle there are five times meeting. Subjects in this study were students

of class III B Cempaka Putih 01 Elementary School which amounted to 33 people.

The used instrumental in this research was concept comprehension test question

given at the end of cycle, observation sheet, field note, interview, and documentation.

The result of research by using polamatika method can improve understanding of

student multiplication concept and can increase student learning activity. It can also

be seen from the average score of the students' concept comprehension test on the

first cycle before the implementation of the action until the second cycle occurs a

high increase, with the acquisition value of 72.2 in cycle I and the concept of concept

test results in cycle II of 81.4. So that on the second cycle there is an increase in the

results of the concept of understanding the concept of student multiplication of 9.2

points. It can be concluded that the application of polamatika method can improve

the understanding of students' concept of multiplication.

Keywords: Polamatika Method, Understanding the Concept of Multiplication

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan

ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta

salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada

keluarga, para sahabatnya, dan umat muslim sampai akhir zaman (amin).

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Judul yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “Penerapan Metode

Polamatika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa

Kelas III SD”.

Dalam penyusan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan kali

ini penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Khalimi M. Ag selaku Kaprodi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Asep Ediana Latip, M.Pd, selaku sekertatis jurusan program studi Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

5. Zikri Naeni Iska, M.Ps.I, selaku pembimbing akademik yang selalu meberikan

nasehat, bimbingan, apresiasi, dan semangat agar dapat menjadi mahasiswa yang

memberikan manfaat untuk orang lain.

iv

6. Dr. Sita Ratnaningsih M.Pd selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah

memberi nasehat serta arahan kepada penulis sehingga penulis tidak kehilangan

arah.

7. Dr. Fery Muhamad Firdaus M.Pd selaku dosen pembimbing II skripsi dengan

sabar membimbing, memberikan nasehat, dan ilmunya kepada penulis, sehingga

penulis tidak kehilangan arah dalam memahami materi yang telah diberikan.

8. Poniran S.Pd selaku kepala sekolah SDN Cempaka Putih 01 yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di kelas

III B.

9. Masih Sumarsih S.Pd selaku guru matematika dan wali kelas III B yang telah

meberikan waktu, arahan, serta saran selama proses penelitian berlangsung.

10. Terimakasih kepada seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmu dan jasa kepada penulis.

11. Terimakasih kepada seluruh guru dan staf SDN Cempaka Putih 01 yang telah

membatu dan menerima penulis.

12. Terimakasih kepada seluruh siswa/siswi kelas III B yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian, sehingga berjalan dengan lancar dan baik.

13. Ayah dan Alm Ibu penulis atas jasa yang tak ternilai harganya, doa-doa yang

selalu mengalir, dan nasehat yang tak pernah lelah dalam mendidik dan memberi

ribuan cinta yang tulus dan iklas semenjak dalam kandungan hingga saat ini.

14. Kaka penulis Saefulloh yang tak pernah berhenti memberi dukungan baik moral

maupun material tanpa ada perhitungan, serta dukungan yang tak pernah surut.

15. Adik penulis Faqih yang selalu menjadi motivasi untuk menjadi seorang kaka

yang lebih bijak dan semangat dalam mengahapi dilema.

16. Sahabat-sahabat MTS dan SMA, Nurul Aeni, Nur Fajriah, Syarifah Sa’diyah,

Samsu Duha, Fadillah Nur, Miftahul Qulub (Alm) yang selalu memberikan

motivasi dan semangat bagi penulis.

17. Terimakasih kepada teman perantauan Cikarang, Fitri Atikah, Munirah, Syarifah

Atip, Muazzatul Maula, mba Isoh, Denisa Icha yang selalu memotivasi,

v

memberikan dukungan, nasehat, serta berbagi dalam suka maupun duka semasa

hidup jadi anak buruh sampai sekarang.

18. Terimakasih sahabat-sahabat Ciputat teruntuk Annisah Nuramalia, Efi Siti Alfiah,

mba Khomsah, Nita Listianah, Amaliatun Hikmah, serta Khufaifatul Fikri, Putri

Khaerunnisa, Siti Yaumil Azmi, Roayati Maftuhatul Jannah selalu ada dalam

suka maupun duka, serta motivasi yang selalu melimpah.

19. Terimakasih teruntuk keluarga besar IMA 2013, IKBAL Jakarta, KMSGD,

PERMAI AYU, Kembang Jaya, Kamar Wina, serta IRMAFA yang telah

memberikan pengalaman berharga bagi penulis.

20. Teman-teman skripsi, terutama Muzdalifah, Nisa Auliya yang slalu membantu

dan penyemangat dalam menyusun skripsi.

21. Terimakasih kepada teman-teman kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

terutama keluarga besar PGMI 2013 yang mau berbagi waktu, pengalaman,

motivasi, serta berbagi ilmu dalam segala hal kepada penulis.

22. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Mohon maaf terhadap segala kekurangan yang terdapat pada penulisan skripsi ini.

Jakarta, 10 Oktober 2017

Penulis

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………………….i

ABSTRACT…………………………………………………………………………...ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….........v

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………....ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….xi

DAFTAR GRAFIK......................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN………….…………………………………………………..xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………1

B. Indentifikasi Masalah…………………………………………………......5

C. Pembatasan Masalah……………………………………………………..6

D. Perumusan Masalah ……………………………………………………....7

E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………....7

F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………..8

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Kajian Teoritis …….…………………………………………………….9

1. Pembelajaran Matematika di MI/ SD …………….……………...........9

a. Hakikat Pembelajaran ………….…………………………..…...…9

b. Pembelajaran Matematika di MI/SD…..……..…………….……..10

2. Karakteristik Siswa MI/SD…………………………………………...12

3. Pemahaman Konsep Matematis………...……...……….……….…....13

a. Pengertian Pemahaman Konsep ....………..……..…..………..…13

b. Indikator Pemahaman Konsep……….…….……...………...........15

4. Metode Polamatika ……………….………...……………….……….18

vii

a. Pengertian Metode Polamatika………..……………..…………....18

b. Konsep Perkalian dengan Polamatika..……..………………….....19

c. Manfaat Penggunaan Metode Polamatika…..……..…………...…25

d. Kelemahan Penggunaan Metode Polamatika………..………..…..27

5. Konsep Perkalian di MI/SD………………………………………….27

a. Pengertian Perkalian……………………………………………....28

b. Sifat – sifat Perkalian……………………………………………...29

c. Konsep Perkalian………………………………………………….28

B. Penelitian yang Relevan……..……………………………..……….........31

C. Hipotesi Penelitian………………………………………..……………...33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian………..……………….…...……………...34

B. Metode dan Desain Penelitian…………………………………………....34

C. Subyek Peneliti…………………………………………………………...39

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian……..………………………...39

E. Tahap Interversi Tindakan yang Diharapkan……….………………...….39

F. Hasil Interversi Tindakan yang Diharapkan…………………………...…42

G. Data dan Sumber Data……………………………………………………43

H. Instrumen Penelitian……………………………………………………...43

I. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….46

J. Teknik Pemeriksaan Data…………………………………...…………....47

K. Teknik Analisis Data……………………………………………………..48

L. Pengembangan Perencana Tindakan……………………………………..50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data…………………………………………………………….51

B. Analisis Data……………………………………………………………...86

C. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………..89

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………………...93

B. Implikasi………………………………………………………………...93

C. Saran…………………………………………………………………….94

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..95

LAMPIRAN-LAMPIRAN………….……………………………………………….99

BIODATA PENULIS………………..………………………………………………xv

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan PTK................................................................ …38

Gambar 4.1 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Pertama………….…53

Gambar 4.2 Definisi Perkalian .............................................................................. 54

Gambar 4.3 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Pertama ................... 55

Gambar 4.4 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Kedua ...................... 55

Gambar 4.5 Contoh Soal Lembar Kerja Siswa ..................................................... 56

Gambar 4.6 Guru Mengonfirmasikan Kembali Materi ......................................... 58

Gambar 4.7 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga ...................... 58

Gambar 4.8 Contoh Jawaban dari Salah Satu Lembar Kerja Siswa ..................... 59

Gambar 4.9 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga ..................... 60

Gambar 4.10 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Keempat ................ 61

Gambar 4.11 Jawaban Lembar Kerja siswa .......................................................... 62

Gambar 4.12 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Keempat ............... 62

Gambar 4.13 Kondisi Siswa pada Saat Pelaksanaan Tes Siklus I ........................ 63

Gambar 4.14 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Keenam ................. 70

Gambar 4.15 Perkalian Ratusan dengan Satuan ................................................... 71

Gambar 4.16 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Keenam ................ 72

Gambar 4.17 Siswa Membaca Surat - surat Pendek ............................................. 73

x

Gambar 4.18 Polamatika Ratusan dengan Satuan………………………………..74

Gambar 4.19 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Ketujuh…………..74

Gambar 4.20 Membaca Surat Pendek……………………………………………75

Gambar 4.21 Kegiatan Diskusi Kelompok………………………………………76

Gambar 4.22 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Kedelapan……….77

Gambar 4.23 Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Kesembilan………78

Gambar 4.24 Menyusun Kotak Bayang………………………………………….79

Gambar 4.25 Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Kesepuluh……….80

Gambar 4.26 Suasana Kelas pada Saat Pelaksanaan Tes Siklus II……………....80

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian.……………………………………………..33

Tabel 3.2 Catatan Lapangan……………………………………………………..44

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Penelitian……………………………..51

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I.............65

Tabel 4.3 Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siswa pada Siklus I….66

Tabel 4.4 Hasil Refleksi Siklus I………………………………………………...69

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II……….82

Tabel 4.6 Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Siklus II……….83

Tabel 4.7 Nilai Perbandingan Siklus I dan II…………………………………….83

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perolehan Nilai Siswa pada Siklus I .................................................... 68

Grafik 4.2 Perbandinga Persentase Nilai Siklus I dan II ....................................... 84

Grafik 4.3 Perbandingan Nilai Siswa dan Rata-rata Siklus I dan II ...................... 85

xiii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I Pertemuan 1 ............................................................... 99

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 2 ............................................................... 107

Lampiran 3 RPP Siklus I Pertemuan 3 ................................................................ 114

Lampiran 4 RPP Siklus I Pertemuan 4 ................................................................ 119

Lampiran 5 RPP Siklus II Pertemuan 5 .............................................................. 122

Lampiran 6 RPP Siklus II Pertemuan 6 .............................................................. 129

Lampiran 7 RPP Siklus II Pertemuan 7 .............................................................. 143

Lampiran 8 RPP Siklus II Pertemuan 8 .............................................................. 150

Lampiran 9 Bahan Ajar ....................................................................................... 157

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 ................................................. 190

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 ................................................. 194

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 3 ................................................. 198

Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 4 ................................................. 201

Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 5 ................................................. 204

Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 6 ................................................. 209

Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 7 ................................................. 211

Lampiran 17 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 8 ................................................. 216

Lampiran 18 Instrumen Pemahaman Konsep Perkalian ..................................... 274

Lampiran 19 Soal Tes Pemahaman Siklus I ....................................................... 277

Lampiran 20 Soal Tes Pemahaman Siklus II ...................................................... 281

Lampiran 21 Hasil Tes Studi Pendahuluan ......................................................... 286

xiv

Lampiran 22 Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siklus I dan II .............. 287

Lampiran 23 Instrumen Tes Validitas Siklus I dan II Dosen Ahli ...................... 288

Lampiran 24 Instrumen Tes Validitas Siklus I dan II Guru Kelas ...................... 302

Lampiran 25 Lembar Observasi Guru ................................................................. 315

Lampiran 26 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................... 322

Lampiran 27 Pedoman Wawancara Siswa .......................................................... 325

Lampiran 28 Pedoman Wawancara Guru Studi Pendahuluan ............................ 326

Lampiran 29 Catatan Lapangan .......................................................................... 328

Lampiran 30 Dokumentasi .................................................................................. 337

Lampiran 31 Surat Izin Penelitian....................................................................... 340

Lampiran 32 Surat Pelaksanaan Penelitian dari Sekolah .................................... 341

Lampiran 33 Uji Referensi .................................................................................. 342

xv

BIODATA PENELITI

Nursopiyana Sakilah, lahir di Subang, pada

27 Desember 1993, serta merupakan anak

kedua dari dua bersaudara. Peneliti memulai

jenjang pendidikannya di SDN Kerta Mukti

Subang pada tahun 1998 sampai tahun

2004/2005, kemudian Sekolah Menengah

Pertama di MTS Nurul Huda Munjul

Cirebon pada tahun ajaran 2004/2005

sampai tahun 2007/2008, serta

melaksanakan Sekolah Menengah Keatas di

MA Nurul Huda Munjul Cirebon pada tahun

ajaran 2008/2009 sampai tahun 2011/2012.

Kemudian peneliti melanjutkan ke jenjang

Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan melalui tes SPMB, dan dinyatakan lulus

serta diterima sebagai mahasiswa prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) angkatan 2013.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mempelajari ilmu matematika, pemahaman konsep sangat

penting dan di tekankan pada peserta didik, dikarenakan konsep matematika

yang satu dengan yang lainnya sangat berkaitan sehingga untuk mempelajari

ilmu matematika tersebut harus runtut dan berkesinambungan. Jika siswa

mampu memahami konsep-konsep yang telah diajarkan oleh guru, maka siswa

tersebut dapat menyelesaikan permasalahan matematika yang lebih kompleks

lagi. Sehingga, perhatian guru terhadap siswa dalam memahami sebuah konsep

juga sangat diperlukan.

Keadaan peserta didik saat telah memahami konsep dan saat belum

memahami konseppun seorang guru harus jeli dan mengetahuinya. Siswa yang

telah memahami sebuah konsep dapat dibuktikan dengan nilai yang diberikan

pada mata pelajaran tersebut sangat memuaskan, sehingga guru dapat beralih

untuk mengarahkan pelajaran ke materi selajutnya. Sedangkan siswa yang

belum paham pada konsep dapat dibuktikan dengan nilai tes yang kurang baik,

sehingga guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih

memahami dan mempelajarinya kembali. Pehaman konsep merupakan tujuan

penting dalam prosep pembelajaran untuk memahami sebuah materi yang telah

disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa dalam

memahami konsep tersebut.

Begitu pentingnya peran guru dalam meningkatkan pemahaman sebuah

konsep yang harus diterapkan. Sehingga guru harus mampu memberikan proses

belajar yang bermakna sehingga konsep-konsep yang diberikan kepada siswa

tersampaikan dengan benar apa yang di maksud oleh guru. Bagian-bagian

konsep harus dipahami bagi setiap siswa, sehingga siswa akan terus

2

mengingatnya tanpa harus menghapalkan konsep tersebut dan menjadikan

proses pembelajaran yang bermakna.

Pentingya pemahaman konsep matematika juga tercantum pada

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yang memuat memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan

konsep atau secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam memecahkan

masalah.1 Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep materi sangat

penting bagi terlangsungnya proses belajar yang baik.

Pada hakekatnya masih banyak peserta didik yang beranggapan bahwa

dalam memahami konsep pada mata pelajaran matematika masih sulit untuk

dipelajari dan dipahami. Terdapat banyak siswa yang telah mempelajari

konsep-konsep yang ada di dalam mata pelajaran matematika bagian yang

sederhanapun merasa sulit karena banyak hal yang kurang dipahaminya, seperti

banyak konsep yang dipahaminya secara keliru. Sehingga matematika dianggap

sebagai mata pelajaran yang sukar dipelajari dan dipahami.

Beberapa faktor kurangnya penguasaan materi matematika bagi siswa

disebabkan karena guru dalam menerapkan dan menyampaikan materi

pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa jenuh

dan bosan. Siswa menjadi pasif dan hanya duduk manis mendengarkan dan

mencatat konsep-konsep abstrak saja. Siswapun terbiasa menghapal suatu

konsep tanpa tahu bagaimana pembentukan konsep itu sendiri. Hal ini

menjadikan siswa mudah sering lupa dengan apa yang telah dipelajarinya, dan

siswa kurang dapat memahami untuk dapat menarik kesimpulan dari apa yang

telah dipelajari dan informasi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan pengalaman peneliti sewaktu PPKT hasil belajar materi

perkalian pada kelas III MIN 2 Kota Tanggerang Selatan relatif rendah, 65%

1 PERMENDIKNAS RI No 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional, 2006, hal 346

3

siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (nilai: 70). Rendahnya hasil belajar

siswa dikarenakan kurangnya pemahaman konsep siswa dalam pelajaran

matematika. Hal tersebut disebabkan pula, karena terlalu banyaknya materi

yang harus dipahami oleh siswa sementara alokasi waktu terbatas. Sehingga

mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika yang

disampaikan dikelas tidak maksimal. Sampai saat inipun masalah pendidikan

terhadap mata pelajaran matematika masih menjadi beban berat bagi para

pendidik dan siswa. Lemahnya intensitas pemahaman siswa terhadap suatu

materi membuat siswa mengalami kesulitan untuk menjawab soal-soal yang

telah diberikan. Terlebih pada materi perkalian yang sudah mencapai angka

puluhan dan ratusan dirasakan sulit dikerjakan jika hanya mengandalkan

hapalan semata. Pembelajaran masih bersifat teacher centred, sehingga suasana

belajar masih cenderung pasif, hal ini menyebabkan siswa merasa jenuh dan

bosan yang mengakibatkan pokus siswa pada aktifitas belajar berkurang.

Jika dilihat dari hasil ulangan formatif siswa kelas III A MIN 2 kota

Tangsel pada semester ganjil terutama pada mata pelajaran matematika materi

perkalian relatif rendah. Rendahnya hasil belajar pada materi perkalian di kelas

III A mencapai 65% dari 33 siswa mendapat nilai dibawah ketentuan minimum

yang diharapkan sekolah yaitu 70, dengan perolehan nilai tertinggi 80 dan nilai

terendah 55 sehingga rata-rata yang didapat 67,68 dan jika dilihat dari perolehan

nilai rata-rata kelas tersebut juga belum mencapai nilai yang diharapkan. Hal

tersebut diakibatkan rendahnya pemahaman konsep perkalian siswa. Masih

banyak kekeliruan dalam operasi hitung perkalian, serta siswa lebih cenderung

menjawab hasil perkalian berdasarkan hafalan bukan berdasarkan cara yang

telah diajarkan guru yaitu dengan cara penjumlahan berulang atau perkalian

dengan cara bersusun kebawah. Sehingga untuk menentukan hasil perkalian

dengan skala besar (perkalian puluhan dan ratusan), siswa merasa kesulitan

dalam menjawab soal tersebut.

4

Kurangnya pemahaman konsep perkalian juga terdapat pada Sekolah

Dasar Negeri Cempaka Putih 01. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar

siswa pada materi perkalian yang relatif rendah. Rendahnya materi perkalian di

kelas III B SD Cempaka putih mencapai 30,3% dari 33 siswa yang

mendapatkan nilai di bawah KKM (nilai KKM = 63), dalam artian ada sekitar

23 siswa yang mendapatkan nilai dibawah 63 dari 33 siswa (terlampir). Data

tersebut peneliti ambil pada kegiatan observasi studi pendahuluan. Sehingga

dari kesamaan kasus yang terdapat pada SDN Cempaka Putih 01 dengan MIN

2 Kota Tangsel, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian ini di Sekolah

Dasar Cempaka Putih 01 Tanggerang Selatan.

Agar siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik dan benar

maka perlu dikembangkan suatu cara atau teknik pengajaran matematika guna

membantu siswa dalam memahami suatu konsep dan menentukan hubungan

yang bermakna dalam menyelesaikan soal. Salah satu metode pembelajaran

yang memungkinkan agar siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep

perkalian adalah dengan menggunakan metode polamatika.2

Metode polamatika dirancang untuk mempermudah pemahaman konsep

perkalian dengan teknik pola bilangan dengan kotak bayangan yang membantu

proses pengoperasiannya. Metode polamatika ini juga diharapkan mampu

memberikan perhitungan cepat dan mudah bagi siswa. Metode polamatika

hanya didasarkan pada kemampuan siswa pada hapalan 1x1 sampai dengan 9x9

saja, sehingga siswa dapat dengan mudah melakukan operasi perkalian.

Polamatika juga dapat dikembangkan pada digit operasi perkalian tak terbatas.

Di dalam metode polamatika juga tidak ada tahap penyimpanan pada

operasi hitungnya. Sehingga kemungkinan siswa untuk melakukan kesalahan

dalam proses penghitungan saat mengerjakan soal relatif rendah. Sehingga

2 Drajad Premadi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung Perkalian &

Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, hal i

5

dapat memotivasi siswa dalam belajar materi perkalian dan memacu siswa

untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Hasil penelitian Eva Lina Wulan dari dengan judul skripsi “Penerapan

Teknik Polamatika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Perkalian

Siswa Kelas III SDN Kertosari 01 Pakusari-Jember (2011/2012) menyatakan

bahwa terjadi peningkatan aktivitas sebesar 77,5% pada siklus 1 dan terjadi

peningkatan aktivitas pada siklus 2 sebesar 92,5%. Sedangkan pada ketuntasan

hasil belajarnya pada siklus 1 sebesar 42,5% dan pada siklus 2 sebesar 87,5%.

Pada setiap siklus menujukan adanya peningkatan yang diinginkan sehingga

dalam penelitian tersebut dinyatakan tuntas.3

Penelitian yang dilakukan Linda, universitas UIN Jakarta, dalam

penelitiannya “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap

Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 12

Pamulang, menyatakan bahwa dalam penelitiannya terdapat pengaruh dalam

penggunaan alat peraga batang napier terhadap pemahaman konsep perkalian

menunjukan hasil yang di inginkan peneliti.4

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti

permasalahan diatas degan judul: Penerapan Metode Polamatika untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa Kelas III SD.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat di

identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

3 Eva Lina Wulandari, Penerapan Teknik Polamatika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Perkalian Siswa Kelas III SDN Kertosari 01 Pakusari-Jember (2011/2012), Skripsi: Universitas

Jember, 2011 4 Linda, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap Pemahaman Konsep

Perkalian Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014

6

1. Pemahaman konsep perkalian pada siswa kurang, hal ini disebabkan oleh

metode pembelajaran yang dirasakan siswa sulit untuk dipahami.

2. Terlalu cepatnya pembahasan materi, sebagai salah satu penyebab siswa

kurang memahami konsep pembelajaran.

3. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dan kurang menarik

sehingga siswa enggan memperhatikan proses belajar.

4. Pemahaman konsep pada materi perkalian relatif rendah, terbukti dengan

adanya nilai rata-rata hasil belajar siswa dari pada materi oprasi hitung

perkalian relatif rendah dan di bawah nilai KKM (nilai: 63,00) pada sekolah

tersebut mencapai 30,3% dari 33 siswa kelas III B SD Cempaka Putih 01

Kota Tangsel.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam penelitian ini tidak meluas dan agar

memudahkan dalam penyusunan, serta tidak keluar atau menyimpang dari

pokok bahasan penelitian, maka peneliti membatasi masalah tersebut sebagai

berikut:

1. Kompetensi yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah tingkat

pemahaman konsep perkalian.

2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan

pemahaman konsep perkalian adalah metode polamatika.

3. Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah materi operasi hitung

perkalian.

4. Siswa kelas III B SD Cempaka Putih 01 Kota Tangsel tahun ajaran

2017/2018 semester ganjil adalah subjek dari penelitian ini.

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, maka perumusan masalah yang akan diselidiki pada penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana penerapan metode polamatika terhadap peningkatan

pemahaman konsep perkalian pada kelas III B SD Cempaka Putih 01 Kota

Tanggerang Selatan?

2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode polamatika pada

operasi hitung perkalian?

3. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa kelas III B SD Cempaka

Putih 01 Kota Tanggerang selatan pada materi operasi hitung perkalian

dengan menggunakan metode polamatika?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penulis dapat menuliskan

bahwa tujuan penelitian ini dibagi kedalam dalam dua aspek, yaitu:

a. Secara Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

pemahaman konsep perkalian pada siswa, yang berdampak pada hasil

belajar siswa yang meningkat.

b. Secara Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian tentunya untuk mengetahui apakah

adanya upaya dalam meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa

dengan menggunakan metode polamatika sebagai alat bantu yang

mempermudah tingkat pemahaman siswa.

8

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi

guru, siswa, maupun baik untuk sekolahan itu sendiri, diantaranya sebagai

berikut:

a. Manfaat bagi Guru (Pendidik)

1. Sebagai salah satu proses agar dapat meningkatkan profesionalisme

guru.

2. Sebagai salah satu efektivitas agar dapat meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas.

b. Manfaat bagi siswa (Peserta Didik)

1. Dengan di lakukannya penelitian ini, peneliti berharap adanya

peningkatkan pemahaman pada konsep perkalian siswa.

2. Dengan dilakukannya penelitian ini dapat meningkatkan hasil prestasi

siswa.

c. Manfaat bagi Sekolah

1. Dengan dilakukannya penelitian ini peneliti berharap adanya manfaat

bagi sekolah yang berdampak pada peningkatkan mutu pendidikan di

SD.

2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam menyusun strategi pembelajaran

1

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teoritis

1. Pembelajaran Matematika di MI/SD

a. Hakikat Pembelajaran

Menurut James O. Whittaker mengatakan bahwa belajar adalah

sebuah proses tingkah laku yang ditimbulkan melalui latihan atau

mengalami secara langsung (pengalaman). Sedangkan Howard L.

Kingskey berpendapat bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku

seseorang (dalam arti yang luas) ditimbulkan atau diubah melalui

praktek dan latihan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa belajar

adalah suatu kegiatan yang melibatkan dua unsur (jiwa dan raga) dalam

memperoleh perubahan.5 Sedangkan pembelajaran adalah proses belajar

mengajar (interaksi) dimana ada pendidik dan peserta didik yang terlibat

didalamnya, dan dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana,

serta memiliki tujuan yang jelas yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam proses pembelajaran, siswa merupakan subjek didik, bukan

objek.6

Dalam proses pembelajaran dan pengertian belajar terdapat tiga

ciri utama seseorang dapat dikatakan telah melakukan proses belajar,

yaitu: proses, perubahan tingkah laku, dan pengalaman. Ketiga ciri

tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan (tidak dapat

dipisahkan), sehingga sudah menjadi tugas guru untuk memperhatikan

perubahannya.

5 Syaiful Bahari Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2015, hal 13 6 Eveline Sireger, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia,

2011, hal 13

10

b. Pembelajaran Matematika di MI/SD

Kata matematika berasal dari bahasa yunani yaitu mathematike,

yang mempunyai arti mempelajari. Kata ini mempunyai akar kata

mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Matematika dalam bahasa

asing mempunyai beberapa mempunyai beberapa sebutan diantaranya:

mathematics dalam bahasa Inggris, mathematik dalam bahasa Jerman,

mathematique dalam bahasa Prancis, mathematic dalam bahasa Italia,

dan mathematic/wiskunde dalam bahasa Belanda. Kata matematika erat

hubungannya dengan sebuah kata lain yang serupa, yaitu mathein yang

mengandung arti belajar (berpikir).7

Beberapa para ahli berpendapat tentang makna matematika,

seperti yang di ungkapkan oleh Johnson dan Rising yang mengatakan

bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,

pembuktian yang logis. Reys, dkk mengatakatakan bahwa matematika

adalah telaah atau ilmu tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola

berpikir, dan merupakan sebuah alat. Kline mengatakan bahwa

“matematika bukanlah ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri,

justru matematika hadir untuk membantu masalah yang berkaitan

dengan hitung-menghitung yang ada di alam semesta.8 Berdasarkan

pengertian yang telah dipaparkan oleh beberapa para ahli tersebut, dapat

dikatakan bahwa matematika adalah dasar dari ilmu pengetahuan yang

membentuk sebuah logika, konsep-konsep, pola, yang terealisasikan

dalam bentuk simbol dan berhubungan dengan proses berpikir nalar.

Matematika pada dasarnya merupakan disiplin ilmu yang bersifat

deduktif – aksiomatik, tetapi meskipun begitu pembelajaran matematika

di sekolah di perbolehkan menggunakan proses penalaran yang bersifat

7 Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI PRESS, 2006, hal

3 8 Ibid , hal 4

11

induktif terlebih dahulu. Sehingga pembelajaran yang mengaitkan

kedalam situasi konkret dalam proses pembelajaran matematika pada

taraf awal penanaman materi tidak harus dilakukan untuk setiap topik

dan setiap waktu pembelajaran. Melainkan proses pembelajarannya

dilakukan berangsur – angsur dan bertahap oleh peserta didik untuk

mulai memasuki pembelajaran matematika yang memiliki proses

penalaran bersifat deduktif.9

Guru beserta peserta didik dalam proses pembelajaran matematika

merupakan pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran secara efektif.

Sedangkan pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu

melibatkan seluruh siswa secara aktif pada proses pembelajaran.10

Jika kita berbicara tentang pembelajaran matematika maka,

Pembelajaran matematika yang efektif adalah pembelajaran yang

memerlukan pemahaman yang diketahui oleh siswa dan yang

diperlukan siswa untuk dipelajari, kemudian memberikan sebuah

tantangan dan dukungan kepada siswa agar dapat belajar dengan baik.11

Berkaitan dengan hal tersebut, standar kompetensi yang terdapat

pada matematika bertujuan agar peserta didik mampu berpikir secara

akurat, sistematis dan logis, serta mampu berpikir kritis. Sehingga

peserta didik dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang terdapat pada

matematika, mengaitkan simbol – simbol, memcahkan masalah, serta

mengaitkan ide lain dengan yang lainnya yang dikembangkan secara

bertahap dan berkesinambungan melalui pendidikan matematika atau

bisa disebut juga pembelajaran matematika.

9 Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta:

Universitas Terbuka 2007, Cet 2, hal 7.13 10 Zubaidah Amir, Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, Yogyakarta: Aswaja

Pressindo, 2016, Cet 1, hal 8 11 Turmudi, Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran MATEMATIKA Berparadigma

Eksploratif dan Investigatif, Jakarta: Leuser Cita Pustaka, 2009, hal 24

12

Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan secara

keseleruhan, sehingga pada pendidikan matematika tidak terlepas

dengan adanya kehadiran dan pemberlakuan kurikulum.12 Kurikulum

Matematika pada tingkat sekolah dasar dapat dikelompokan menjadi

tiga kelompok, diataranya adalah 1). Menyangkut penanaman konsep,

2). Adanya pemahaman pada suatu konsep, dan 3). Pembinaan

keterampilan. Pembinaan keterampilan merupakan tujuan akhir

pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu agar siswa menjadi

lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.13

2. Karakteristik Siswa MI/ SD

Usia Siswa Sekolah Dasar (SD) dalam mengikuti pelajaran berkisaran

6-7 tahun sampai 12-13 tahun. Piaget berpendapat, pada usia mereka ini,

berada pada fase operasional konkret. Dimana kemampuan berpikir mereka

mengarah pada pengoperasionalan kaidah-kaidah logika yang bersifat

abstak namun dapat diperjelas dengan gambaran objek yang nyata.14

Dari perkembangan kognitif siswa MI/ SD, karakteristik

perkembangan kognitif siswa MI/SD dapat didefinisikan sebagai berikut:

1). Kognitif simbolis, yakni pada usia MI/ SD siswa sudah memahami

simbol-simbol dalam lingkungannya seperti simbol bahasa labeling

(pemberian nama), dan introducing (memperkenalkan nama-nama benda),

dan kognitif simbol dapat dibuktikan dengan adanya perkembangan bahasa

anak yang semakin cepat, 2). Kognitif imajinatif, yaitu pada tahap usia ini

siswa dapat berimajinasi dengan mendalami tokoh idola/ pahlawan dalam

hal bermain peran, 3). Kognitif intuitif, yaitu pada tahap usia ini siswa

12 Suhendra, Op, Cit, hal 7.14 13 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2014, hal 2 14 Ibid, hal 1

13

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atas pertanyaan-pertanyaannya, 4).

Kognitif logis, yaitu pada tahap usia ini siswa sudah mampu untuk

menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan objek-objek yang bersifat

konkret, 5). Kognitif rasional, yaitu pada tahap usia ini siswa sudah mampu

menyelesaikan masalah pada persoalan konkrit secara abstrak, misalnya

pada soal matematika 6 x 7 = 42, atau 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 42 merupakan

bentuk penyelesaian dengan hasil yang sama secara konkret. Kognitif

hipotetik, yaitu pada tahap usia ini siswa sudah memiliki kemampuan untuk

memprediksi/ bernalar secara hipotetis (dugaan) terhadap dua variabal atau

lebih secara logis dan rasional, 7). Kognitif intregatif, yaitu siswa pada usia

ini sudah mampu untuk memahami objek secara keseluruhan.15

Seperti yang telah dipaparkan diatas, untuk memehami setiap konsep

yang abstrak dalam pembelajaran matematika pada peserta didik usia

sekolah dasar perlu adanya penguatan berupa hal-hal yang bersifat konkrit.

Sehingga apa yang telah dipelajari oleh siswa akan melekat dengan kuat

pada ingatan siswa.

3. Pemahaman Konsep Matematis

a. Pengertian Pemahaman Konsep

Berdasarkan Sumarno (1987) menyatakan bahwa pemahaman

berasal dari kata understanding.16 Pemahaman adalah tingkat

kemampuan seseorang untuk menangkap arti atau makna dari sesuatu

yang dipelajari dan yang terlihat atau dapat dikatan pula kemampuan

seseorang dalam menafsirkan informasi.17

15 Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latif, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, Jakarta,

UIN PRESS, 2015, hal: 186. 16 Nila Kusumawati, Pemahaman Konsep Matematika dalam Pembelajaran Matematika, dalam

Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, 2008, hal: 2-230 17 Ngalim Purwanto. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2010, hal. 7

14

Rumusan tujuan pembelajaran berdasarkan taksonomi Bloom

dalam Swardi memahami termasuk dalam level kedua penilaian ranah

kognitif, yang mempunyai indikator kompetensi sebagai berikut:

menerjemahkan, mengubah, menganalisasi, menguraikan dengan kata-

kata sendiri, meringkas, membedakan, mempertahankan,

menyimpulkan, berpendapat dan menjelaskan.18

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman

merupakan tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan,

misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri dari sesuatu

yang telah dibaca atau yang didengarnya, memberi contoh lain dari yang

telah dicontohkan, atau menggunakan teori atau cara yang telah

diketahui dalam permasalahan lain. Untuk dapat lebih memahami

konsep perkalian siswa juga membutuhkan metode yang

menyenangkan, dimana dalam metode tersebut siswa dapat berperan

aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak

jenuh dan menimbulkan kesan menarik bagi siswa.

Konsep merupakan suatu ide atau gagasan yang masih bersifat

abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau

mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu

merupakan contoh dari konsep yang dimaksudkan atau bukan.19

Menurut Rosser (1984) mengatakan bahwa konsep adalah sesuatu

yang bersifat abstrak yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan

atau hubungan yang mempunyai kesamaan atribut. Karena orang

mengalami stimulus yang berbeda-beda, sehingga dalam membentuk

atau memahami suatu konseppun sesuai dengan pengelompokan

18 Dede Rosyada. Para digma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan Masyarakat

dalam Penyelengaraan Pendidikan). Jakarta: Gaung Persada. 2009. hal. 136 19 Esti Yuli Widiyanti, dkk, paket 1-6 Pembelajaran Matematika MI edisi pertama, (Surabaya:

Aprinta, 2009), hal 1-7

15

stimulus tertentu. Konsep dalam pandangan Flavel dapat dibedakan

dalam tujuh dimensi diantaranya ada atribut, struktur, keabstrakan,

keinklusifan, generalisasi atau keumuman, ketepatan, dan kekuatan.20

Secara singkat dapat dikatakan bahwa konsep adalah sesuatu yang

bersifat abstrak yang mewakili satu kelas stimulus dalam

mengklasifikasikan suatu objek. Suatu konsep juga dapat dikatan sudah

dipelajari jika yang diajarkan akan konsep tersebut telah menunjukan

perilaku-perilaku tertentu (paham).

Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan para ahli diatas

mengenai definisi pemahaman dan konsep, secara garis besar

pemahaman konsep dapat diartikan bahwa seseorang dapat dinyatakan

sudah paham akan suatu konsep jika ia mampu mendefinisikan,

mengklasifikasikan, dan menerjemahkan suatu konsep dengan bahasa

sendiri serta mampu memberikan contoh dan noncontoh dari suatu

konsep. Hal ini sejalan dengan apa yang telah dipaparkan permendiknas

dalam satuan pendidikan yang memuat pentingnya pemahaman konsep.

Siswa dapat dikatakan paham jika mampu menjelaskan keterkaitan

antar konsep yang telah dipelajari dengan bahasa sendiri,

mengaplikasikan konsep secara luwes, berikan contoh dan noncontoh

serta dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

b. Indikator Pemahaman Konsep

Penanaman konsep dasar merupakan pembelajaran konsep baru

matematika yang bersifat abstrak, dan merupakan hal yang baru bagi

siswa, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.

Pembelajaran penanaman suatu konsep merupakan jembatan yang harus

dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang bersipat konkrit

20 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga), 2011, hal 63

16

dengan konsep matematika yang bersipat abstrak.21 seorang siswa akan

menafsirkan apa yang dikatakan gurunya, interpretasinya dipengaruhi

oleh 3 hal, diantaranya: pengetahuan tentang bahasa, penilaian tentang

apa yang diajarkan guru dan cara dimana menerima informasi.22 Dalam

hal ini metode, dan media dapat berperan sebagai penghubung

pemahaman siswa pada suatu konsep.

Pada dasarnya pemahaman konsep memiliki beberapa jenis dan

tingkatan. Setiap individu memiliki stimulus yang berbeda untuk

memahami sebuah konsep, sehingga tingkat pemahaman konsep yang

didapat dari setiap individupun berbeda-beda pula. Polya berpendapat

bahwa kemampuan pemahaman ada empat tahap, diantaranya23: 1).

Pemahaman Mekanikal, yaitu dengan dicirikan bahwa seseorang dapat

mengingat dan menerapkan rumus secara rutin dan menghitung

sederhana, 2). Pemahaman Induktif, yaitu seseorang dapat menerapkan

rumus (konsep) yang telah diberikan untuk memecahkan masalah dalam

kasus sederhana atau serupa, 3). Pemahaman Rasional, yaitu seseorang

dapat membuktikan rumus dan teori yang telah dipelajari, 4).

Pemahaman Intuitif, yaitu seseorang dapat menebak (memperkirakan)

kebenaran dengan pasti sebelum menganalisis lebih lanjut.

Berbeda dengan yang dinyatakan oleh Polya seperti diatas,

Palinscar dan Brown (1984) berpendapat bahwa pemahaman dapat

diaplikasikan secara prosedural, konseptual, maupun proses. Ghazali

dan Zakaria (2011) juga mengatakan bahwa siswa dengan tingkat

pengetahuan konseptual mampu memecahkan masalah yang belum

pernah mereka jumpai sekalipun. Maka dari itu, perubahan dalam

21 Heruman, Op.cit, hal 3 22 Ednah Chebet Mulwa, The Role of the Language of Mathematics in Students’ Understanding

of Number Concepts in Eldoret Municipality, Kenya, Journal: vol 4. No 3, 2014, hal 264 23 Suhendra, Op. cit, hal 7.9

17

mengajarkan suatu konsep diperlukan dalam meningkatkan pemahaman

konseptual siswa untuk meminimalkan penggunaan algoritma dan

menghapal.24

Pengertian konsep menurut Hamalik adalah konsep merupakan

suatu kelas atau kategori stimuli (objek-objek atau orang) yang memiliki

ciri-ciri umum. Dimana ciri – ciri umum tersebut meliputi: Atribut

Konsep, Atribut Nilai – nilai, jumlah atribut, Kedominan Atribut.25

Pentingnya pemahaman konsep juga tertera dalam tujuan

pembelajaran matematika yang ada pada permendiknas, yaitu:

memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.26 Sehingga siswa dengan

memahami suatu konsep, diharapkan dapat memecahkan permasalah

matematika dengan berbekal kemampuan dasar konsep yang sudah

dipahaminya.

Skem (1976) berpendapat bahwa pemahaman konsep dapat di

golongkan kedalam pemahaman instrumental dan pemahaman rasional.

Pemahaman instrumental merupakan pemahaman mengingat kembali

hal-hal yang telah disampaikan berupa hapalan rumus dalam

perhitungan sederhana, sedangkan pemahaman rasional adalah

pemahaman yang berisi skema atau struktur yang dapat digunakan pada

penyelesaian masalah yang lebih luas, yang bertujuan agar siswa dapat

24 Fathurohman, Penyelesaian Konsep Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Bangun Datar, dalam Jurnal Ilmiyah Pendidikan Matematika, Vol 4, No 2, hal 128 25 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT.

Bumi Aksara, cet 8, 2009, hal 162 26 PERMENDIKNAS RI No 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional, 2006, hal 346

18

mengaplikasikan konsep dalam bentuk yang berbeda dari contoh yang

diajarkan.27

Menurut Sanjaya dalam Seminar Harja (2012) berpendapat,

bahwa pemahan konsep merupakan kemampuan siswa yang berupa

penguasaan materi dari beberapa mata pelajaran yang telah ia pelajar.

Siswa dikatakan paham jika ia bukan hanya dapat mengetahui dan

mengingat sejumlah konsep yang telah dipelajari, akan tetapi mampu

mengungkapkan kembali dalam bentuk yang lebih mudah dipahami

oleh siswa itu sendiri.28

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dan pentingnya

pemahaman konsep yang dipaparkan permendiknas dapat disimpulkan

bahwa indikator pemahaman konsep meliputi: dapat mendefinisikan

suatu konsep, mengklasifikasikan suatu konsep, serta menyelesaikan

masalah yang lebih luas.

Adapun indikator pemahaman konsep pada penelitian ini adalah

merujuk pada pemahaman yang telah dipaparkan permendiknas.

Dimana siswa dapat dikatakan paham akan suatu konsep jika ia sudah

mampu mamahami, mendefinisikan, dan menyajikan suatu konsep

kedalam bentuk lain, serta dapat memberikan contoh dan non contoh

dari suatu konsep, serta dapat mengaplikasikannya kedalam permasalah

yang ada dalam kehidupan. Dengan kata lain indikator secara umum

menurut permendiknas meliputi: memahami, mendefinisikan,

menyajikan, memberikan contoh dan non contoh, serta mengaplikasikan

konsep kedalam bentuk pemecahan masalah.

27 Yunika Lestaria Ningsih, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Mahasiswa Melalui

Penerapan Lembar Aktivitas Mahasiswa (Lam) Berbasis Teori Apos Pada Materi Turunan, dalam jurnal

Pendidikan Matematika, vol 6, No 1, April 2016, hal 2 28 Sutarto Hadi dan Madatina Umi Kalsum, Pemahaman Konsep Matematika Siswa Smp

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Memeriksa Berpasangan (Pair Checks),

dalam jurnal Pendidikan Matematika, vol 3, No 1, April 2015, hal 61

19

4. Metode Polamatika

a. Pengertian Metode Polamatika

Metode polamatika adalah metode yang menggunakan pola-pola

bilangan dalam mengerjakan oprasi penjumlahan. Dalam penggunaan

metode ini diperlukan kolom pembantu yang dinamakan kolom

polamatika, sehingga untuk mengerjakan perkalian satuan, puluhan,

atau lebih dapat terpecahkan dengan sangat mudah dan cepat.29

Metode polamatika dirancang untuk membantu guru dalam

pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah dalam memecahkan

pengoprasian perkalian. Polamatika juga dapat dikatakan sebagai salah

satu metode yang menarik dalam proses pembelajaran sehingga anak

tidak bosan untuk memahami konsep perkalian. Jika anak sudah benar-

benar paham tentang bentuk dan konsep kolom polamatika diluar

kepala, makan kolom tersebut tidak perlu digunakan lagi.

b. Konsep Perkalian dengan Polamatika

Polamatika dapat dikatakan metode pada operasi hitung perkalian

yang menggunakan pola-pola bilangan yang dapat membantu siswa

untuk memecahkan soal pengitungan dengan mudah karena didalamnya

ada kotak-kotak bayang yang membantu operasi hitung perkalian.

Adapun bentuk dari kolom polamatika adalah sebagai berikut:

Kolom polamatika puluhan degan satuan

Misalnya pada perkalian puluhan dengan satuan atau dapat dikatakan

juga perkalian antara dua digit dengan satu digit. Misalnya:

29 Drajad Pramedi, Op. cit, hal 1

20

XY x Z=….

Catatan: pada metode polamatika konsep perkaliannya bersifat distributif.

Distributif dapat juga disebut sifat penyebaran. Akan tetapi secara

garis besar, distributif juga dapat dikatakan suatu penggabungan

dengan mengkombinasikan bilangan hasil operasi terhadap

elemen kombinasi tersebut. Misalnya: ax (b+c) = (axb) + (axc)

atau 3x (5+6) = (3x5) + (3x6) = 15+18 = 33. Jika memperhatikan

pada pengoperasian tersebut, untuk mendapatkan hasil angka dua

digit, bilangan 11 harus dirubah terlebih dahulu kedalam bentuk

lain yang sifatnya bebas dan bernilai sama. Oleh karena itu pada

metode polamatika juga terdapat pemisahan satuan, puluhan, dan

ratusan dipisahkan menjadi distribusi langsung, dan tempat-

tempatnya sudah ditetapkan dengan menggunakan kotak

bayangan yang membantu dalam proses pengoprasiannya.

Contoh perkalian puluhan dengan satuan: 72 x 6

a

b1

c b2

42

1

43 2

Sebagai hasil perkalian X x Z

Kolom untuk angaka puluhan sebagai hasil dari perkalian

angka satuan dengan angka bilangan pengali (Z)/ YxZ

Kolom untuk angka satuan sebagai hasil dari angka

satuan dan bilangan pengali. (YxZ)

Kolom hasil penjumlahan dari a+ b1= c

Sebagai hasil perkalian 7 x 6

Kolom untuk angka puluhan

sebagai hasil dari 2x6

Kolom untuk angka satuan

sebagai hasil dari 2x6

7x6=

2x6=

Kolom untuk hasil dari penjumlahan 42+1= 43

21

atau dapat diperjelas seperti kolom dibawah ini:

Langkah-langkah dalam menentukan hasil perkalian dengan

menggunakan metode polamatika pada digit puluhan dikalikan dengan

satuan adalah sebagai berikut:

Pertama: pisahkan angka puluhan (memiliki 2 digit) dan pengali

7x6 = 42 (hasil 1)

2x6 = 12 (hasil 2)

Kedua: masukan hasil perkalian 1 kedalam kotak a dan hasil perkalian

2, untuk angka yang bernilai puluhan masukkan kedalam kotak b1 dan

hasil perkalian 2 untuk angka bernilai satuan masukan kedalam kotak

b2. Seperti di bawah ini:

Ketiga: angka pada kotak a dan b1 dijumlahkan, kemudian setelah

dijumlahkan hasil yang diperoleh dari penjumlahan tersebut

masukkan kedalam kotak c.

42

1 +

43

42

1

43 2

42

1

2

42

1

43 2

7x6=

12 = 2x6

6 x 7

12 = 6 x 7

22

Keempat: untuk menentukan perkalian 72 x 6, maka angka pada dua

kotak yang berada dibawah disatukan (tidak ditambahkan). Sehingga

hasil perkalian 72 x 6 = 432.

Kolom polamatika puluhan dengan puluhan

Contoh perkalian puluhan dengan puluhan: 35 x 14

Langkah-langkah dalam menentukan hasil perkalian dengan

menggunakan metode polamatika pada digit puluhan dikalikan dengan

puluhan adalah sebagai berikut:

Pertama: pisahkan angka puluhan (memiliki 2 digit) dan pengali

3x14 = 42 (hasil 1)

5x14 = 70 (hasil 2)

Kedua: masukkan hasil perkalian 1 kedalam kotak a dan hasil

perkalian 2, untuk hasil perkalian yang bernilai puluhan masukkan

kedalam kotak b1 dan untuk hasil perkalian 2 yang bernilai satuan

masukan pada kotak b2

a

b1

c b2

42

7

0

Sebagai hasil perkalian puluhan dengan pengali

Sebagai hasil perkalian bernilai puluhan dari

perkalian satuan dengan pengali

Sebagai hasil perkalian bernilai satuan dari

perkalian satuan dengan pengali

Sebagai hasil penjumlahan dari a+b1=c

3x14

70 = 5x14

23

Ketiga: jumlahkan angka pada kotak a dan b1, dan masukkan hasil

penjumlahan tersebut kedalam kotak c

42

7 +

49

Keempat: untuk menentukan hasil dari perkalian 35 x 6, sama saja

denga cara menentukan pada contoh perkalian puluhan dengan

satuan yaitu dengan menggabungkan dua kotak terakhir (tidak

ditambahkan antar kotak terakhirnya). Maka hasilnya dapat kita

peroleh 490.

Kolom polamatika ratusan dengan puluhan

42

7

49 0

42

7

49 0

a

b1

c b2

d

e1

f e2

Sebagai hasil perkalian 3 x 14

Kolom untuk angka puluhan

sebagai hasil dari 5x14

3x14

=

5x14

= Kolom untuk angka satuan

sebagai hasil dari 5x14

Kolom untuk hasil dari penjumlahan 42+7= 49

24

Keterangan:

a = Sebagai hasil perkalian puluhan dengan pengali

b1 = Sebagai hasil perkalian bernilai puluhan dari perkalian satuan

dengan pengali

b2 = Sebagai hasil perkalian bernilai satuan dari perkalian satuan

dengan pengali

c = hasil penjumlahan dari kotak a dan b1

d = hasil penyatuan/ penggabungan (bukan penambahan) atara kotak

c dengan dan kotak b2

e1 = Sebagai hasil perkalian bernilai puluhan dari perkalian satuan

dengan pengali

e2 = Sebagai hasil perkalian bernilai satuan dari perkalian satuan

dengan pengali

f = hasil penjumlahan dari kotak d dengan e1

Contoh perkalian ratusan dengan puluhan: 124 x 12=…

Langkah-langkah dalam menentukan hasil perkalian dengan

menggunakan metode polamatika pada digit puluhan dikalikan dengan

puluhan adalah sebagai berikut:

Pertama: pisahkan angka satuan, puluhan, ratusan dengan pengali

1x12 = 12 (hasil 1)

2x12 = 24 (hasil 2)

4x12 = 48 (hasil 3)

25

Kedua: masukkan hasil perkalian 1 kedalam kotak a dan hasil

perkalian 2, untuk hasil perkalian yang bernilai puluhan masukkan

kedalam kotak b1 dan untuk hasil perkalian 2 yang bernilai satuan

masukan pada kotak b2, dan masukkan hasil perkalian 2 yang bernilai

puluhan masukkan kedalam kotak e1 dan hasil yang bernilai satuan

masukkan kedalam kotak e2

Ketiga: jumlahkan angka pada kotak a dan b1, dan masukkan hasil

penjumlahan tersebut kedalam kotak c, kemudian gabungkan (bukan

jumlahkan) antar kotak c dan b2 sebagai hasil kotak d. jumlahkan pula

pada kotak d dan e1 dan masukkan hasilnya kedalam kotak f

Keempat: jadi dapat dilihat dari hasil perkalian diatas dengan

menggunakan metode polamatika dari dua kotak terahir yang

digabungkan (tidak ditambah antar dua kotak terakhir) kotak f dan e1,

bahwa hasil perkalian 124x14 = 1488. Untuk lebih jelasnya perhatikan

kolom polamatika dibawah ini!

12

2

14 4

144

4

148 8

Sebagai hasil perkalian 1 x 12

Kolom untuk angka puluhan sebagai hasil dari 2x12

Penggabungan antara kolom yang berisi angka 14 dan4

Kolom untuk angka satuan sebagai hasil kali dari 2x12

Kolom untuk angka puluhan sebagai hasil kali dari 4x12

Kolom untuk angka puluhan

sebagai hasil kali dari 4x12

Kolom untuk angka puluhan

sebagai hasil kali dari 4x12

Kolom untuk angka satuan sebagai hasil kali dari 4x12

Penjumlahan antara kolom yang berisi angka 144 + 4

1x12

=

2x12=

=

4x12=

26

c. Manfaat Penggunaan Metode Polamatika

Manfaat penggunaan metode polamatika bagi siswa diantaranya:

1. Siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan

berhitung perkalian menggunakan metode polamatika, dimana

metode ini mengharuskan siswa berpikir kreatif dengan

mempola-polakan bilangan.

2. Metode polamatika disajikan dalam bentuk kolom-kolom,

sehingga memudahkan siswa untuk memahami konsep

perkalian.

3. Metode polamatika dapat membantu siswa memecahkan operasi

perkalian dengan mudah.

4. Metode polamatika tidak melakukan sistem simpa pada proses

penjumlahannya, sehingga siswa diharapkan tidak keliru dalam

melakukan penyelesaiannya.

Manfaat penggunaan metode polamatika bagi guru:

1. Proses penerapan pengajaran yang sangat mudah dipahami,

sehingga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi.

Manfaat penggunaan polamatika secara umum:

1. Metode polamatika tidak memiliki alat bantu dalam

mengerjakan operasi hitung perkalian seperti sempoa.

2. Metode polamatika operasi hitung perkaliannya menggunakan

kotak – kotak bayang (kolom polamatika). Kotak dibuat seperti

permainan, sehingga siswa tidak merasa terbebani dalam situasi

belajar matematika, dan memudahkan siswa untuk memahami

konsep perkalian. Adanya bantuan kotak bayang dapat dijadikan

pula suatu permainan operasi hitung perkalian yang menarik,

misalnya kotak dibentuk dengan warna yang berbeda kemudian

ditempelkan pada papan tulis secara estapet oleh setiap anggota

27

kelompok belajar. Anggota kelompok yang paling cepat

menempelkan kotak – kotak tersebut dan menempatkan kotak –

kotak yang sudah berisi angka –angka hasil operasi perkalian

tersebut denga benar akan mendapatkan poin dari guru.

3. Langkah-langkah dalam mengerjakan operasi hitung

perkaliannya terstruktur dari awal hingga akhir, sehingga

memudahkan siswa untuk menyelesaikan operasi hitung

perkalian dan dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian

siswa.

d. Kelemahan Penggunaan metode polamatika

1. Siswa terlebih dahulu harus hapal perkalian 1-10.

2. Metode polamatika hanya cocok diterapkan untuk siswa sekolah

dasar saja.

3. Guru harus lebih hati – hati dalam menjelaskan langkah – langkah

polamatika.

5. Konsep Perkalian di MI/ SD

a. Pengertian Perkalian

Pada operasi penjumlahan kita mengenal operasi perkalian.

Sutawidjaja menjelaskan bahwa perkalian adalah konsep penjumlahan

berganda dengan suku-suku yang sama. Atau dapat dikatakan bahwa

perkalian adalah penjumlahan yang dilakukan secara berulang. Oleh

karena itu hal yang perlu dipelajari siswa pertama kali adalah lambang

dalam perkalian itu sendiri yaitu “X”.

Penjelasan perkalian adalah penjumlahan berulang dengan suku-

suku yang sama, misalnya: 4+4+4+4+4+4 disebut penjumlahan yang

berulang. Disini terdapat 6 suku yang sama yaitu angka 4. Penjumlahan

28

ini di sajikan pula dalam bentuk 4x4, dan dapat disebut pula perkalian 4

dan 6.

Jika bilangan-bilangan dalam perkalian itu angkanya “a” dan “b”,

maka: axb adalah penjumlahan berulang dimana “a” sebagai sukunya,

dan tiap suku sama dengan “b”, dengan menggunakan rumus axb =

b+b+b (sebanyak suku a). Namun operasi perkalian cacah berlaku

operasi sifat komutatif dan asosiatif, yaitu bilangan yang saling ditukar

tempatnya, akan tetapi hasilnya tetap sama.30

Hal yang perlu diingat dalam perkalian adalah perkalian berlainan

dengan penjumlahan. Akan tetapi, diantara keduanya (perkalian dengan

penjumlahan) mempunyai keterkaitan, yaitu jika kita ingin mengetahui

hasil dari perkalian dapat dilakukan dengan penjumlahan berulang.

b. Sifat-sifat perkalian

Pada materi perkalian dalam buku SD kelas III sifat-sifat

perkalian terdiri dari:31

1. Identitas, yaitu yaitu angka 1 disebut identitas dalam perkalian,

karena jika angka 1 dikalikan dengan suatu bilangan akan

menghasilkan bilangan itu sendiri. Contohnya: 2x1=2, 26x1=26,

dan lain sebagainya.

2. Sifat pengelompokan (Assosiatif), pengelompokan berguna untuk

menetukan bagaimana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

Biasanya yang harus dikerjakan dahulu bagian yang didalam

kurung. Contohnya:

30 Negoro ST, Harahap, Ensiklopedia Matematika, PT. ghalia Indonesia, 2003, hal 263 31 Tri Dayat, Uminarti, dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3,

(Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hal 22-24

29

2 x 4 x 6 = (2x4) x 6 = 2 x (4x6)

8 x 6 = 2 x 24

48= 48

Dapat dilihat pada perkalian diatas, perkalian pertama yang harus

dikelompokkan adalah angka 4 dan 6, sedangkan perkalian kedua

yang harus dikelompokkan adalah angka 2 dan 4, walaupun diganti

kelompoknya namun hasilnya tetap sama yaitu 48.

Sehingga pada perkalian diatas memiliki sifat pengelompokan

(assosiatif). a x (b x c) = (a x b) x c

3. Sifat pertukaran (Komutatif), pada sifat pertukaran digunakan untuk

menukar atau memindahkan letak bilangan saja. Contohnya:

8x4 = 4x8

32 = 32

Dapat disimpulkan dari hasil perkalian diatas walaupun kedua

bilangan tempatnya diubah (ditukar) hasil perkaliannya tetap sama.

Berarti perkalian diatas memiliki sifat komutatif atau pertukaran.

axb = bxa

4. Sifat pernyebaran (Distributif), pada sifat ini digunakan untuk

menguraikan sebuah kalimat matematika. Contohnya:

2 x (4 + 6) = (2 x 4) + (2 x 6)

2 x 10 = 8 + 12

20 = 20

Hasil perkalian sebelah kanan dan kiri mengasilkan nilai yang sama

yaitu 42, hal ini menunjukan adanya sifat penyebaran (distributif)

pada perkalian diatas. a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

c. Konsep Perkalian

Pada dasarnya konsep/ prinsip perkalian sama saja dengan

penjumlahan secara berulang dan pembagian sama saja halnya dengan

30

pengurangan secara berulang.32 Sehingga persyaratan yang harus

dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian dan konsepnya, siswa

terlebih dahulu harus paham (menguasai) penjumlahan. Konsep

perkalian dijelaskan dalam Al-Qur’an secara emplisit dalam Q.S Al-

Baqarah ayat 261 dibawah ini:

ا ئة كمثل حبة أ نبتت سبع سنا بل فى كل سنبلة م مثل الذين ينفقون أموالهم فى سبيل الل

وسع عليم يضعف لمن يشاء قلى والل حبة قلؽ والل

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-

orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan

sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulis pada tiap-tiap bulir seratus

biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki,

dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Arti Q.S Al-Baqarah ayat 261 diatas menjelaskan secara implisit

tentang bagaimana konsep perkalian yang merupakan penjumlahan

berulang. Dimana ada 1 butir benih = 7 bulir, dan 1 bulir = 100 biji, hal

tersebut sama saja dengan 100+100+100+100+100+100+100 = 7 x 100.

Hal tersebut sama saja dengan arti/ konsep perkalian.

Dalam ilmu pendidikan, perkalian merupakan materi yang sulit

dipahami sebagian siswa. Hal ini dapat dilihat dari banyak siswa di

sekolah dasar yang masih belum bisa (paham) dalam menguasai

perkalian, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam memahami

konsep perkalian itu sendiri.33 Pada umumnya konsep perkalian hanya

mengandalkan pada metode penghapalan saja.

Maka dari itu diperlukannya sebuah metode yang dapat membantu

pemahaman siswa pada konsep perkalian. Dengan adanya metode yang

32 Joana Mulligan (maqcuare university), Children's Solutions To Multiplication And Division

Word Problems: A Longitudinal Study, journal: Vol, 4. No 1, 1992, hal 36 33 Heruman, Op. cit, Hal 22

31

menarik konsep perkalian yang dianggap sulit oleh siswa justru menjadi

menyenangkan untuk dipelajari lebih dalam.

B. Penelitian yang Relevan

Sebagai pendukung dalam penelitian ini, penulis mengutip beberapa

penelitian terdahulu yang relevan, diantaranya sebagai berikut:

a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyani Sholehkhati, Universitas

Muhammadiyah Surakarta thn 2013 dengan judul skripsi: “Studi

Komparasi Antara Metode Polamatika Dengan Metode Algoritma

Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah 3

Nusukan Surakarta Tahun 2013/2014”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui: (1) perbedaan penggunaan metode polamatika

dengan metode algoritma terhadap hasil belajar matematika kelas IV SD

Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta tahun 2013/2014, (2) metode

mana yang lebih baik antara polamatika dan algoritma terhadap hasil

belajar matematika kelas IV SD. Hasil analisis menunjukkan terdapat

perbedaan antara penggunaan metode polamatika dengan metode

algoritma terhadap hasil belajar matematika. Rata-rata nilai hasil belajar

matematika metode polamatika adalah 89,83 dan rata-rata nilai hasil

belajar metode algoritma adalah 82,25. Jadi, metode polamatika lebih

baik dibandingkan metode algoritma. Kaitannya penelitian yang diteliti

oleh Cahyani Sholekhati dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti efektifitas metode polamatika. Namun penelitian yang

dilakukan oleh Cahyani Sholekhati bertujuan untuk mengetahui hasil

belar, sedangkan yang dilakukan penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat pemahaman konsep perkalian pada siswa.34

34 Cahyani Sholekhati, Studi Komparasi Antara Metode Polamatika Dengan Metode Algoritma

Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta Tahun

2013/2014, Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013

32

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saparuddin pulungan (UIN Sultan

Syarif Riau) dengan judul sekripsi Meningkatkan Pemahaman Konsep

Perkalian Matematika dengan Media Flipchart Pada Siswa Kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Mardhatillah Batam. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, hasil akhir dari penelitian ini didapat dari hasil yang

dilakukan dengan tiga siklus menyimpulkan bahwa Media Flipchart

dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian matematika

khususnya pada siswa kelas V MI Mardhatillah Batam. Kaitannya

penelitian Saparudi Pulungan dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep

perkalian, dan membandingkan efektifitas antara penggunaan media

flipchart dengan metode polamatika dalam meningkatkan pemahaman

konsep perkalian.35

c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puji Gojali (UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta) dengan judul skripsi Pengaruh Teknik Perkalian

Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan, terdapat pengaruh hasil belajar yang

positif (meningkat). Siswa yang menerapkan teknik berhitung perkalian

polamatika memberikan hasil belajar yang signifikan (kelas

Eksperimen) dengan siswa yang tidak menggunakan teknik berhitung

perkalian polamatika (kelas control), sehingga dapat dikatakan bahwa

adanya pengaruh teknik perkalian polamatika terhadap hasil belajar

siswa. Kaitannya penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

penelitian yang dilakukan Puji Gojali adalah mengenai peningkatan

konsep perkaliannya sedangkan yang diteliti oleh Puji Gojali adalah

hasil belajar perkalian yang menggunakan metode polamatika.

35 Saparudi Pulungn, Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Matematika dengan Media

Flipchart Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Mardhatillah Batam, Skripsi: UIN Sultan Syarif

Kasim Riau, 2013

33

Polamatika dalam penelitian Gojali diartikan sebagai teknik atau cara

yang dipakai dalam menyelesaikan operasi perkalian yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan polamatika pada

penelitian ini berupa metode pada operasi perkalian yang bertujuan

untuk mencapai tujuan pembelajaran.36

d. Dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kadir dan Hastri Rosiyanti dengan judul Teknik Pola

Bilangan dan Hasil Belajar Operasi Pembagian dalam Pembelajaran

Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV menyimpulkan

adanya semangat yang besar dalam pengerjaan soal pembagian pada

peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar matematika

operasi pembagian memperoleh nilai dengan rata-rata 67,70 dengan

nilai KKM yaitu 6,50. Dari 30 siswa (kelas eksperimen) mendapat kan

nilai di atas rata-rata sebanyak 60% yaitu 18 orang, dan yang mendapat

nilai dibawah rata-rata sebanyak 40% yaitu 12 orang mendapatkan nilai

dibawah rata-rata.37

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori yang diduga terdapat pengaruh dalam

peningkatan konsep perkalian dengan menggunakan metode polamatika pada

siswa Madrasah Ibtidaiyah. Sehubungan dengan itu, maka diajukan hipotesis

sebagai berikut:

“Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Polamatika,

Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa Kelas III SDN

Cempaka Putih 01 Kota Tangsel”

36 Puji Gojali, Teknik Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, 2009, Skripsi:

UIN Syarif Hidayatulah Jakarta 37 Kadir dan hastri rosiyanti, Teknik Pola Bilangan dan Hasil Belajar Operasi Pembagian

dalam Pembelajaran Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV, Jurnal: Pendidikan dan

Kebudayaan, Vol 17, nomer 5, September 2011, hal 535

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi tempat pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan di SDN

Cempaka Putih 01 Kota Tanggerang Selatan. Pada umumnya kemampuan

siswa kelas III B yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan di

sekolahan tersebut tergolong rendah dalam pelajaran matematika, khususnya

terhadap konsep perkalian. Dengan dibuktikannya hasil belajar siswa dibawah

KKM (nilai KKM= 63) mencapai 30,3% dari 33 siswa.

Waktu pelaksanaan penelitian tentang materi oprasional perkalian dan

memahami konsep perkalian dengan menggunakan metode polamatika

dilakukan pada tahun ajaran 2017/2018 semester ganjil.

Kegiatan Bulan

Maret April Mei Jun Juli Agust Sep

Persiapan

Kegiatan penelitian

Analisis data

Laporan penelitian

Tabel 3.1

Jadwal Waktu Penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh seorang pendidik dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri.

Penelitian tindakat kelas juga bersifat kolaboratif atau sering disebut juga

collaboration action research, reflektif, dan bersiklus, serta bersifat

35

partisipatif,38 atau dapat dikatakan sebagai suatu pencermatan terhadapat

kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh

seorang guru atau bisa juga dilakukan oleh arahan dari seorang guru yang

dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas juga merupakan sebuah

penelitian yang menjelaskan proses belajar mengajar serta sebab – akibat dari

proses kegiatan pembelajaran tersebut, memaparkan apa saja yang terjadi pada

saat penelitian berlangsung, serta memaparkan seluruh proses kegiatan

pembelajaran, baik dimulai dari awal kegiatan pembelajaran sampai kegiatan

akhir pembelajaran,serta dampak yang ditimbulkan atas proses kegiatan

pembelelajaran tersebut.

Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil. Serta yang

melakukan PTK dikelasnya tak lepas dari tujuan dilakukannya penelitian

tindakan kelas itu sendiri.39

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas tak lain untuk memperbaiki

dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses

pembelajaran. Dengan memahami dan mendalami penelitian tidakan kelas

diharapkan kemampuan seorang pendidik dapat meningkat, sehingga hasil

belajar peserta didik menjadi meningkat pula, dan secara sistem mutu

pendidikan pada satuan pendidikan juga ikut meningkat. Bukan hanya itu,

dengan diadakannya penelitian dindakan kelas dapat menumbuhkembangkan

budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga terciptanya sikap proaktif

dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan proses belajar mengajar

38 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidikan

dan Keilmuan, Jakarta: Erlangga, 2013, hal 19 39 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet 2, 2016,

hal 3

36

secara berkelanjutan.40 Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan

siklus Kurt Lewin yaitu terdiri dari dua siklus. Secara garis besar prosedur

penelitian tindakan mencakup empat tahap41, yaitu: a). Perencanaan (Planning),

b). Tindakan (Acting), c). Pengamatan (Observation), d). Refleksi (Reflektion).

Perencanaan selalu mengacu pada tindakan yang dilakukan, dengan

mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif. Dalam

perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa yang

dilakukan dan untuk apa tujuannya.

Jika perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan

perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata

merupakan pelaksanaan perencanaan itu sendiri. Namun, kenyataan dalam

praktik yang ada dilapangan tidak sesederhana apa yang dipikirkan. Oleh sebab

itu, pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan

apa yang dibutuhkan saat berada dilapangan.

Suatu perencanaan dianggap tidak berhasil jika tidak diaplikasikan pada

suatu tindakan. Dalam melakukan suatu tindakan, hal yang tidak boleh di

lupakan adalah mengamati dan mencatat sesuai form yang telah disiapkan

secara detail apa yang telah terjadi saat penelitian dilakukan.

Pelaksanaan siklus dapat dilanjutkan atau tidak tergantung dari analisis

yang diperoleh. Adapun siklus akan dihentikan apabila sudah dikatakan

mencapai tingkat keberhasilan dengan kriterian sebagai berikut:

a) Keaktifan siswa mengalami peningkatan sebesar 85%.

b) Tes yang diberikan pada materi operasi perkalian menunjukan hasil

pemahaman konsep yang meningkat dengan rata-rata 85% dari 33 siswa.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diawali dengan kesadaran

adanya masalah yang dirasakan mengganggu dan menghambat proses

40 Rido Kurnianto, Abd. Kadir, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Pertama, Surabaya:

Lapis-PGMI, 2009, hal 4-9 41 Ibid hal 5-12

37

pembelajaran. Bertolak dari kesadaran adanya permasalahan, guru baik

sendiri maupun berkolaborasi dengan teman sejawatnya yang menjadi

mitranya kemudian menemukan fokus permasalahan secara lebih tajam

dengan data lapangan ataupun kajian pustaka yang relevan. Dalam hal

penelitian tidakan kelas ini, peneliti merancang penelitian menjadi dua

siklus. Dimana pada setiap siklus terdiri empat tahap kegiatan diantaranya:

1. Perencanaan (Planning), merupakan langkah awal dalam

mempersiapkan kegiatan tindakan dan menentukan langkah – langkah

apa saja yang mesti dilakukan. Dalam tahap ini peneliti melakukan

observasi terlebih dahulu terkait pemahaman konsep siswa, kemudian

mendiskusikan dengan guru kelas untuk diadakannya tindakan kelas.

Pada tahap ini pula peneliti membuat kisi – kisi instrument pemahaman

konsep perkalian, lembar observasi, lembar kerja siswa, serta Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kurikulum

sekolah.

2. Tindakan (Acting), merupakan inti dari penelitian tindakan kelas atau

merupakan implementasi dari setiap apa yang telah direncanakan

sebelumnya. Dalam hal ini peneliti menerapkan metode polamatika

yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian

siswa kelas III SD. Dalam pelaksanaan tindakan hal yang perlu diingat

oleh guru adalah untuk slalu melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuia apa yang telah dirumuskan dan dirancang sebelumnya.

3. Pengamatan (Observing), merupakan kegiatan yang dilakukan

bersamaan ketika saat melaksanakan tindakan. Hal perlu diamati adalah

semua aspek yang terjadi dan dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

4. Refleksi (Reflecting), merupakan kegiatan untuk mengungkapkan

kembali apa saja yang telah terjadi selama proses pembelajaran. Tahap

ini dilaksanakan ketika penelitian tindakan sudah berakhir.

38

Untuk memperjelas penelitian tindakan kelas. Berikut adalah gambar

alur penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus Kurt Lewin.

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1

Siklus Pelaksanaan PTK

Pengamatan

pengumpulan

data I Refleksi I

Belum

terselaikan

di teruskan

kesiklus

selanjutnya

Perencanaan

tindakan II

Pelaksanaan tindakan

II: pembelajaran

dengan menggunakan

polamatika pada

materi perkalian

(secara mandiri)

PTK selesai

Pengamatan

pengumpulan

data II

Refleksi II

terselasaikan

Permasala

han baru

hasil

refleksi

Pelaksaan tidakan I:

pembelajaran dengan

menggunakan

polamatika pada

materi perkalian

(bantuan guru)

Perencanaan

tindakan I Permasalahan

39

C. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III B SDN Cempaka

Putih 01 Tanggerang Selatan. Ada pun jumlah siswa dalam penelitian ini adalah

20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Jumlah keseluruhan siswa sebanyak

33.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai perencana tindakan,

pelaksana tindakan, serta pengamat. Peneliti dalam penelitian ini juga membuat

perencanaan kegiatan tindakan, pelaksana tindakan, mengamati berjalannya

tindakan, menganalisa data, mengumpulkan data, serta membuat laporan

penelitian. Akan tetapi dalam melakukan kegiatan pengamatan dalam

pelaksanaan penelitian ini peneliti dibantu guru mata pelajaran matematika

yang sekaligus merangkap sebagai guru kelas III B selama proses pembelajaran

berlangsung.

E. Tahap Interversi Tindakan yang Diharapkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode

polamatika dalam meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa. Sebelum

melaksanakan tindakan kelas peneliti melakukan pengamatan awal pada siswa

kelas III B SDN Cempaka Putih 01 terhadap mata pelajaran matematika materi

perkalian. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pemahaman

konsep perkalian siswa sebelum dilaksanakannya tindakan.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, peneliti merancang penelitian

dalam 2 siklus, dimana setiap siklusnya menggambarkan metode polamatika

untuk meningkatkan pemahaman konsep pada materi perkalian. Berkaitan

dengan hal tersebut, peneliti merancang program penelitian sebagai berikut:

40

a. Kegiatan Siklus I

Siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, observasi

dan refleksi.

1) Perencanaan, meliputi: penyiapan kelas, menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan media, menyiapkan lembar

kerja siswa, menyiapkan instumen penelitian, menyiapkan

instrumen observasi pada akhir siklus I, dan yang terakhir

menyiapkan observasi pengamatan.

2) Pelaksanaan Tindakan, meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti (fase Eksplorasi dan fase Elaborasi), merangsang setimulus

siswa dengan pengetahuan dasar siswa berupa penjumlahan

berulang merupakan proses perkalian dasar, menyiapkan siswa

untuk mulai mengetahui metode polamatika pada operasi perkalian

dua digit, kegiatan penutup, dimana dalam kegiatan penutup ini

guru memberikan tugas, mengonfirmasi kembali materi yang telah

dipelajari bersama siswa, dan memberikan kesempatan bertanya

kepada peserta didik yang masih kurang mendapatkan pemahaman

materi.

3) Pengamatan (Observasi) dilakukan dengan menggunakan

instrument observasi dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

Adapun yang diamati meliputi: a). Peran aktif siswa saat penelitian

berlangsung, b). Ketepatan dalam menjawab setiap pertanyaan soal

tes siklus I

4) Refleksi, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan

tindakan yang dilakukan pada siklus 1 berlangsung dengan efektif.

Semua kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada siklus 1 akan

dicatat dan dijadikan bahan pertimbangan serta ditindak lanjuti pada

pelaksanaan siklus II.

41

b. Kegiatan Siklus II

Pada kegiatan siklus II terdiri dari inti kegiatan yang sama seperti

pada Siklus I, namun tujuannya saja yang berbeda. Pada Siklus II

kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang

ada pada siklus I. diantara kegiatan-kegiatan tersebut terdiri dari:

perencanaan, pelaksaan kegiatan, observasi, dan refleksi.

1) Perencanaan

Terdiri dari kegiatan: menyiapkan kelas, menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa pada

setiap pertemuan, menyiapkan soal akhir siklus II, menyiapkan

instrumen penelitian, dan menyiapkan lembar observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang meliputi: kegiatan pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

telah disesuaikan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada

siklus I dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan, meliputi: mengkondisikan kelas,

memberi motivasi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan

apersepsi.

b) Kegiatan Inti, terdari dari: fase eksplorasi yang meliputi:

menggali pengetahuan awal siswa melalui pertanyaan

penggiring (stimulus) berupa penjumlahan bersusun kebawah,

mengkondisikan siswa dalam menerima arahan konsep

polamatika dengan menggunakan metode polamatika tiga digit

sebagai tindak lanjut pada kegiatan siklus I. fase Elaborasi,

meliputi kegiatan: mengondisikan pembelajaran secara

kolaboratif dan interaktif, memberikan pengarahan kepada siswa

yang masih kesulitan dalam mengaplikasikan metode

polamatika pada materi perkalian, guru membimbing siswa

42

dalam pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan

metode pola bilangan dimana ada kotak-kotak bayangan sebagai

pembantu dalam proses pengoprasiannya, mengerjakan soal-

soal latihan, serta mengerjakan soal teks siklus II.

c) Kegiatan penutup

Kegiatan penutup ini terdiri dari penugasan yang dikerjakan

dirumah.

3) Pengamatan (Observasi)

Kegiatan observasi dilakukan dengan menganalisa setiap data

yang terkumpulkan pada setiap pertemuan.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengumpulkan data hasil observasi

untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan

pembelajaran dan menarik kesimpulan dari penelitian tindakan kelas

yang dilaksanakan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi yang diharapkan pada penelitian ini untuk

mendeskripsikan adanya peningkatkan pemahaman konsep perkalian dengan

menggunakan metode polamatika pada siswa kelas III. Maka penelitian ini akan

dihentikan jika hasil tindakan telah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Keaktifan siswa mengalami peningkatan sebesar 85%.

2. Tes yang diberikan pada materi operasi perkalian menunjukan hasil

pemahaman konsep yang meningkat dengan rata-rata 85% dari 33 siswa.

Jika kedua indikator tersebut tercapai, maka penelitian tindakan ini

dapat dikatakan telah berhasil dan dapat dihentikan. Namun sebaliknya, jika

salah satu indikator tersebut masih ada yang belum tercapai maka penelitian

akan terus berlangsung sampai semua indikator tersebut tercapai.

43

G. Data dan Sumber Data

Data pada penelitian ini ada dua macam data, yaitu data kuantitatif dan

data kualitatif. Berikut adalah penjelasan mengenai data kuantitatif dan data

kualitatif:

1. Data kualitatif: merupakan data yang diambil dari lembar observasi,

wawancara guru pada saat studi pendahuluan, lembar wawancara siswa

pada akhir siklus II, serta catatan lapangan dan dokumentasi pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

2. Data kuantitatif: merupakan data yang diambil dari soal tes pemahaman

konsep siswa pada setiap akhir siklus. Baik berupa nilai rata siswa, serta

persentase nilai siswa ≥ 63.

H. Instrumen Penelitian

Instumen penelitian adalah alat yang dapat menunjang sejumlah data

yang diperkirakan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji

hipotesis yang telah diajukan. Instrument yang digunakan dalam peneliatian ini

adalah:

1. Lembar Tes

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang

berbentuk suatu tugas atau serangakaian tugas yang harus dikerjakan

oleh peserta didik atau sekelompok peserta didik, sehingga

menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi peserta

didik. Apakah hasil tersbut memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimum) atau tidak. Lembar tes ini diperuntukan untuk siswa, berupa

operasi perkalian dengan menggunakan metode polamatika.

2. Lembar Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis, terstruktur,

logis, objektif, dan rasional mengenai keadaan (situasi) sebenarnya.

44

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar

observasi untuk siswa dan guru, dimana aktivitas siswa dan guru selama

proses pembelajaranlah yang akan diamati. Di mana lembar obsevasi

memiliki dua kriteria diantaranya, lembar observasi aktivitas siswa yang

memuat 10 item pernyataan, dan lembar observasi guru memuat 5 item

pernyataan.

3. Lembar catatan lapangan

Adanya catatan lapangan bertujuan untuk menulis segala sesuatu

yang terjadi dilapangan saat proses penelitian berlangsung. Catatan ini

juga bertujuan untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan tindakan

penelitian telah sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dan

apakah ada hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan kelas

berlangsung. Sehingga peneliti dapat segera mengambil tindakan untuk

memperbaikinya. Adapun format dalam pembuatan catatan lapangan

dibuat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Catatan Lapangan

No. Langkah-langkah Aktivitas

1 Pendahuluan

2 Eksplorasi

3 Elaborasi

4 Konfirmasi

5 Penutup

45

Keterangan:

Catatan lapangan meliputi catatan siswa menyangkut hal-hal

dibawah ini:

a. Kesulitan siswa dalam memahami konsep.

b. Penugasan materi pelajaran.

c. Metode yang disampaikan oleh guru.

d. Perasaan siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran.

4. Lembar wawancara

Wawancara merupakan teknik kegiatan pengumpulan data yang

dilakukan melalui percakapan atau Tanya jawab dengan responden.

Maka dari itu hal yang pertama kali yang harus disiapkan untuk

melakukan kegiatan wawancara adalah dengan mempersiapkan

instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan. Ada tiga bentuk

pertanyaan wawancara, yaitu: (1) pertanyaan berstruktur dimana dalam

pertanyaannya menuntut agar jawaban sesuai dengan apa yang

terkandung dalam pertanyaan, (2) pertanyaan tak berstruktur dimana

pertanyaan ini bersifat terbuka dan responden bebas dalam menjawab

pertanyaan tersebut, (3) pertanyaan campuran dimana bentuk

pertanyaan bisa berupa berstruktur bisa juga tidak berstruktur.

Bentuk pertanyaan yang digunakan peneliti pada penelitian ini

adalah dengan menggunakan pertanyaan tak berstruktur. Peneliti

mewanwancarai guru dan siswa untuk mengetahui kondisi siswa serta

gambaran umum mengenai proses pembelajaran dan masalah yang

dihadapi dikelas.

5. Alat Dokumentasi (Kamera)

Dokumentasi pada penelitian berupa foto-foto pada saat penelitian

ini berlangsung, yang digunakan untuk memperkuat atau menunjang

proses penelitian.

46

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menentukan kevalidan data pada penelitian dilakukan teknik

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi dua

aspek penilaian diantaranya sebagai berikut:

1. Data Aktifitas

Data aktivitas pada penelitian ini berupa data aktivitas siswa dan guru

pada saat pelaksanaan pembelajaran matematika materi perkalian dengan

menggunakan metode polamatika. Kegiatan aktivitas belajar siswa

meliputi: Mendengarkan guru menjelaskan materi, keaktifan merespon

penjelasan guru, keaktifan belajar kelompok siswa, keaktifan

mengemukakan pendapat dan memberikan pengarahan pada anggota

kelompok yang belum mengerti terhadap materi yang telah dipelajari,

mempresentasikan hasil kerja kelompok serta menyimpulkan materi yang

telah dipelajari pada akhir pembelajaran. Secara keseluruhan indikator

aktivitas belajar siswa tersebut terlampir pada lembar observasi aktivitas

belajar siswa. Kemudian aktivitas belajar siswa dinilai dengan pemberian

skor dengan kategori seperti dibawah ini:

Sangat baik = 5

Baik = 4

Cukup = 3

Kurang = 2

Sangat Kurang = 1

Kegiatan aktivitas mengajar guru meliputi: Menyampaikan tujuan

dan motivasi pada proses pembelajaran, Melaksanakan presentasi kepada

siswa, Memberikan tugas pada setiap kelompok, Mengadakan soal latihan/

evaluasi. Seluruh aspek kegiatan tersebut terlampir pada lembar observasi

kegiatan mengajar guru.

47

Pelaksanaan pengamatan pada kegiatan penelitian ini dilakukan oleh

guru dan kolabolator. Serta yang diamati pada kegiatan observasi ini

dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Instrumen lembar observasi ini

digunakan untuk mengukur aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran yang telah direncanakan.

2. Data Hasil Pemahaman Konsep Perkalian

Data hasil pemahaman konsep perkalian diperoleh dari soal tes

pemahaman konsep perkalian pada akhir siklus I dan II. Data ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep perkalian siswa setelah

diberikan tindakan, serta untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

direncanakan pada penelitian ini telah cerpai atau belum.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk memperoleh data yang terpercaya maka peneliti melakukan

pengecekan kembali data yang telah terkumpulkan apakah terjadi kesalahan

atau tidak. Mengulang pengelolaan serta analisis data yang sudah terkumpul

agar kevalidan data bisa di pertanggung jawabkan. Oleh karena untuk menjaga

kevalidan data hal yang harus dilakukan adalah melakukan pengujian (uji

validitas) kevalidan instrumen – instrumen tes sebelum di berikan. Uji validas

yang dilakukan adalah uji validitas secara isi (content validity) dan validitas

muka (face validity), dimana derajat sebuah tes mengukur substansi yang

diukur. Dalam menentukan validitas pengukuran ini diperlukan dua aspek,

yaitu: isi dan valid samplingnya. Kemudian dapat dikatan valid juga jika isi

sudah mencakup hal-hal yang berkaitan dengan item-item yang

menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang diukur. Sedangkan validitas

sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimana baiknya suatu sampel tes

mempresentasikan total cakupan isi. Untuk mengukur validitas ini, peneliti

mengkonsultasikan semua instrumen – instrumen kepada ahli dalam bidang

48

yang bersangkutan. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah dosen pembimbing I

dan dosen pembimbing II yang merupakan pakar dalam evaluasi pendidikan

matematika serta peran guru metematika yang merangkap sebagai guru kelas.

K. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah

untuk menganalisis data tersebut. Menganalisis data merupakan suatu cara yang

digunakan penelitian untuk mengurai data yang diperoleh agar dapat dipahami

bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui

hasil penelitian.

1. Data Kualitatif

Data hasil observasi peneliti terhadap subjek penelitian dianalisis

secara kualitatif berupa kalimat yang mendefinisikan segala bentuk

aktivitas kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran

dengan menggunakan metode polamatika yang dapat meningkatkan

pemahaman konsep perkalian siswa kelas III B.

2. Data kuantitatif

Data disini adalah data hasil tes siswa yang dianalisis dari setiap siklus

yang telah dilakukan. Kemampuan siswa dalam meningkatkan pemahaman

konsep perkalian dapat dilihat dengan perhitungan skor rata –rata

kemampuan peningkatan konsep perkalian, dan persentasi pada hasil tes

pemahaman konsep siswa. Kemudian data tersebut dideskripsikan dalam

bentuk tabel, diagram batang (grafik), serta pengelompokannya kedalam

tabel distribusi frekuensi. Untuk menghitung persentase nilai tes

pemahaman konsep siswa dan aktivitas belajar siswa menggunakan rumus

seperti dibawah ini:

49

𝑝 =𝑓

𝑁 𝑥 100

Keterangan:

P= Angka presentasi

f = frekuensi yang akan dicari presentasinya

N= jumlah prekuensi banyaknya individu

Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan tabel skor persentase.

Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Tes Pemahaman Konsep Perkalian

Siswa dan Hasil Kegiatan Aktivitas Belajar Siswa42

Persentase Rata-rata Kategori

81%- 100 % Sangat Baik

61%-80% Baik

41%- 60% Sedang

21%-40% Buruk

< 21% Sangat Buruk

Untuk menyimpulkan peningkatan hasil tes pemahaman konsep

perkalian siswa pada penelitian ini, penulis menggunakan statistik deskriptif

yakni melalui nilai rata – rata (mean) dan nilai tengah (median). Berikut

merupakan langkah – langkah dalam menentukan nilai rata – rata dan nilai

tengah:

a. Nilai Rata – rata

𝑀 = 𝑁𝑆

𝐵𝑆

Keterangan:

M = nilai rata – rata, NS = nilai skor, BS = banyak siswa

42 Arikunto, op.cit., h. 269

50

b. Nilai Tengah

Untuk memberikan hasil rata – rata dari data yang diperoleh,

menggunkan pedoman interpretasi seperti dibawah ini:

Sangat baik : jika nilai presentase yang diperoleh berada dalam

interval lebih atau di atas median

Baik : jika nilai presentase yang diperoleh berada dalam

interval antar median dan rata-rata

Buruk : jika nilai presentase yang diperoleh berada dalam

interval kurang atau di bawah rata-rata.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah pelaksanaan tindakan siklus I selesai namun kriteria ketercapaian

pemahaman konsep siswa tidak sesuai dengan apa yang telah ditentukan

sebelumnya, maka akan ditindak lanjuti rencana perbaikan pembelajaran.

Apabila pada tindakan siklus I yang terdiri perencanaan tindakan, observasi,

analisis, dan refleksi belum tercapai pada siklus I maka dapat dilanjutkan segala

aspek kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Penelitian ini akan

dihentikan, jika peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji

penerapan metode polamatika dapat meningkatkan pemahaman konsep

perkalian pada siswa kelas III SD.

Terdapat beberapa indikator yang dapat lebih meningkatkan pemahaman

konsep perkalian siswa pada pembelajaran matematika. Oleh karena itu,

peneliti berharap adanya tindak lanjut untuk melaksanakan penelitian dengan

lebih mengembangkan faktor - faktor lain yang dapat meningkatkan

pemahaman konsep perkalian siswa.

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Proses dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 10 kali

pertemuan pada bulan agustus 2017. Waktu yang diperlukan dalam setiap

pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus

dengan rincian pada siklus I diadakan pertemuan sebanyak 4 kali proses

pembelajaran dan 1 kali pertuan untuk tes pada siklus I, begitupun dengan rincian

pada siklus II terdapat 4 kali pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes siklus II.

Masing – masing siklus terdapat tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi atau

pengamatan, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah jadwal penelitian

yang dapat dilihat:

Tabel 4.1

Jadwal Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Kegiatan Waktu pelaksanaan

Studi Pendahuluan 27 Juli 2017

Siklus I 2 – 9 Agustus 2017

Pertemuan 1 Rabu, 2 Agustus 2017

Pertemuan 2 Kamis, 3 Agustus 2017

Pertemuan 3 Jum’at, 4 Agustus 2017

Pertemuan 4 Sabtu, 5 Agustus 2017

Tes siklus I Rabu, 9 Agustus 2017

Siklus II 10 – 23 Agustus 2017

Pertemuan 5 Kamis, 10 Agustus 2017

Pertemuan 6 Jum’at, 11 Agustus 2017

Pertemuan 7 Sabtu, 12 Agustus 2017

Pertemuan 8 Jum’at, 18 Agustus 2017

Tes siklus II Rabu, 23 Agustus 2017

52

1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap awal perencenaan dalam penelitian ini, peneliti menyiapkan

rencana tindakan berdasarkan studi pendahuluan terhadap proses

pembelajaran matematika. Pada tahap ini pula peneliti menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode polamatika,

lembar kerja siswa (LKS), soal tes siklus I, catatan lapangan, menyiapkan

pertanyaan wawancara siswa terkait metode polamatika, serta lembar

observasi siswa dan guru. Selanjutnya peneliti mendiskusikan perangkat

pembelajaran yang telah disiapkan dengan guru kolabolator agar rencana

pembelajaran sesuai yang telah disusun, sesuai dengan kurikulum SDN

Cempaka Putih 01 Ciputat.

Pada siklus I materi yang akan disampaikan diantaranya adalah: 1).

Pengertian perkalian, 2). Sifat-sifat perkalian, 3). Perkalian puluhan dengan

satuan, 4). Perkalian puluhan dengan puluhan, dan 5). Penyelesaian

masalah.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan yang terdapat di siklus I, terdiri dari 5 kali

pertemuan. Adapun deskripsi pelaksanaan kegiatan di tiap pertemuannya

adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

a) Kegiatan awal

Pada awal pertemuan guru memberikan salam terlebih dahulu,

kemudian membaca do’a dan disusul membaca surat-surat pendek

dalam Al-Qur’an dimulai dari surat Al-Fatihah sampai surat Al-Ma’un,

memeriksa kehadiran siswa. Guru mengondisikan siswa untuk memulai

proses pembelajaran dengan tertib dan baik serta mengajukan

pertanyaan-pertanyaan untuk menstimulus siswa terkait materi yang

akan dipelajari.

53

Gambar 4.1

Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Pertama

Seperti yang terlihat pada gambar diatas dalam kegiatan awal

pembelajaran siswa dibagikan bahan ajar yang berfungsi sebagai

sumber belajar siswa di rumah.

b) Kegiatan inti

Pada kegiatan ini guru bertanya kepada siswa terkait hapalan

perkalian 1 – 10. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok,

kemudian guru mengajak siswa untuk bermain bakul jagung dan

membacakan aturan permainan dimana setiap individu dalam kelompok

memiliki nomor yang berbeda dengan teman kelompok maupun

kelompok lain. Setiap siswa yang disebut nomornya menyebutkan kata

jagung dan disertai nomor yang dituju selanjutnya, sedangkan yang

mendapatkan angka 3 dan kelipatannya menyebutkan kata bakul jika

temannya menyebutkan nomor yang ia dapat. Tugas anggota kelompok

mengingat nomor yang didapat anggota kelompoknya. Kelompok yang

tidak mendapat kesalahan dalam anggotanya menjadi pemenang.

Pada kegiatan ini pula guru menjelaskan maksud dari permainan

bakul jagung adalah melatih fokus dan mengingat hapalan perkalian.

guru menjelaskan bahwa pengertian dari perkalian itu sendiri adalah

berupa penjumlahan yang dilakukan berulang, serta perkalian juga

memiliki sifat-sifat. Kemudian setelah guru menjelaskan materi

54

pengertian perkalian, sifat-sifat perkalian beserta contohnya guru

membagikan LKS 1 (lembar kerja siswa) yang akan dikerjakan

berkelompok. Setelah semua LKS selesai dikerjakan salah satu siswa

yang ditunjuk oleh guru, pada setiap kelompok menulis hasil kerja

kelompoknya dipapan tulis dan guru mengoreksi hasil kerja siswa

dipapan tulis lalu setiap anggota kelompok memeriksa hasil LKSnya.

Hal tersebut sebagai latihan dalam melatih kejujuran. Kelompok yang

betul semua diberi apresiasi berupa tanda bintang.

Gambar 4.2

Definisi Perkalian

Gambar diatas adalah gambar jawaban siswa yang dikerjakan secara

berkelompok terkait materi definisi perkalian. Dimana siswa diberi

tugas untuk mengubah soal bentuk penjumlahan berulang kedalam

bentuk operasi hitung perkalian.

c) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan mengkonfirmasi

matapelajaran yang telah dipelajari selama proses belajar. Dibawah ini

adalah gambar kegiatan akhir belajar:

55

Gambar 4.3

Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Pertama

Seperti pada gambar diatas guru dan siswa mengkonfirmasikan

kembali materi apa saja yang telah dipelajari. Kemudian membaca

hamdalah dan mengucapkan salam sebagai tanda bahwa pelajaran telah

usai.

2) Pertemuan Kedua

a) Kegiatan awal

Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam

pembuka kemudian mengucapkan doa bersama serta membaca surat –

surat pendek Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai Al-Ma’un. Guru

memeriksa kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi seperti

menanyakan “anak-anak pernahkah kalian melihat deretan kursi yang

berlipat ganda?” dan anak-anak menjawab pertanyaan dari guru.

Gambar 4.4

Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Kedua

56

Gambar diatas menjelaskan bahwa kegiatan awal pembelajaran guru

dan siswa melakukan do’a bersama serta membaca surat-surat pendek

Al-Qur’an. Pada kegiatan awal pembelajaran pula guru memeriksa

kehadiran siswa.

b) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk menghitung bangku

bagian depan dan bangku sebelah kanan. Untuk memudahkan dan

mempercepat penghitungan guru menuliskan kotak bayang dan

bagaimana cara pengoprasiannya dalam menyelesaikan soal perkalian

serta memberikan contoh perkalian lainnya.

Pada kegiatan ini pula guru membagi siswa menjadi 6 kelompok

yang terdiri dari 5-6 anggota kelompok. Setelah itu guru membagikan

LKS untuk dikerjakan bersama-sama dalam setiap kelompok. Setelah

semua kelompok selesai mengerjakan LKS salah satu anggota

kelompok menulis hasil kerja kelompok dipapan tulis dan memeriksa

bersama-sama dengan guru. Setiap kelompok yang menjawab benarnya

paling banyak diberi penghargaan berupa tanda bintang.

Gambar 4.5 a

Contoh Soal Lembar Kerja Siswa

57

Gambar diatas merupakan salah satu contoh jawaban lembar kerja

siswa yang dikerjakan secara berkelompok. Sedangkan kegiatan

presentasi jawaban dari perwakilan kelompok digambarkan pada

gambar berikut ini:

Gambar 4.5 b

Siswa Menulis Hasil Kerja Kelompok

Gambar diatas menjelaskan kegiatan siswa dalam rangka menulis

hasil lembar kerja siswa yang diwakilkan oleh salah satu kelompok.

Anggota kelompok yang menulis jawaban kedepan dipilih secara acak

berdasarkan nomor yang telah ditentukan.

c) Kegiatan akhir

Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru mengkonfirmasi

kembali materi apa saja yang telah dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan pada siswa untuk menanyakan kembali apa yang belum

pahan bagi siswa yang belum paham. Kemudian membaca doa bersama

dan mengucapkan hamdalah sebagai tanda bahwa kegiatan

pembelajaran telah usai.

58

Gambar 4.6

Guru Menkonfirmasikan Kembali Materi

Pada kegiatan akhir pembelajaran seperti yang dijelaskan pada

gambar diatas, guru dan siswa menkonfirmasi kembali apa yang telah

dipelajari. Kegaiatan tersebut bertujuan sebagai bentuk evaluasi

pembelajaran.

3) Pertemuan Ketiga

a) Kegiatan awal

Pada awal kegiatan pembelajaran guru memberikan salam serta

membaca do’a bersama-sama sebagai tanda akan dimulainya kegiatan

pembelajaran. Kemudian membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dari

surat Al-Fatihah sampai surat Al-Ma’un.

Gambar 4.7

Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga

59

Gambar diatas merupakan gambar pada kegiatan awal

pembelajaran. Dimana guru dan siswa membaca surat-surat pendek

Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai surat Al-Ma’un.

b) Kegiatan inti

Paga kegiatan ini guru bercerita ingin membuat alat musik dari 6

botol bekas dan biji kacang hijau. Dimana pada tiap botol akan diisi

dengan 99 biji kacang hijau. Kemudian guru bertanya kepada siswa

berapa banyak biji kacang hijau yang harus ibu miliki?. Untuk

menjawab pertanyaan tersebut guru menerangkan penyelesaikan

permasalahan tersebut dengan menggunakan kotak bayang dan cara

kerja kotak bayang dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian tanpa

ada tahap penyimpanan. Kemudian guru meminta salah satu siswa

untuk maju kedepan kelas dan membaca kertas yang berisi soal cerita

serta mengerjakan permasalahn yang ada di kertas dengan

menggunakan kotak bayang yang telah diajarkan.

Guru mengatur siswa duduk dengan kelompok yang telah dibentuk

pada hari sebelumnya untuk mengerjakan LKS yang dibagikan oleh

guru. Setelah selesai mengerjakan LKS salah satu siswa pada tiap

kelompok menulis hasil jawabannya dipapan tulis. Kemudian guru dan

siswa mengoreksi bersama-sama LKS yang telah dikerjakan.

Gambar 4.8

Contoh Jawaban dari Salah Satu Lembar Kerja Siswa

60

Pada gambar diatas, siswa dituntut dapat menggambarkan bulan

yang terdapat pada kotak yang belum terisi sempurna. Kemudian siswa

diminta untuk menyelesaikannya kedalam bentuk operasi hitung

perkalian dengan menggunakan kotak bayang.

c) Kegiatan akhir

Pada akhir kegiatan pembelajaran guru menkonfirmasi kembali apa

yang telah dipelajari, serta mengevaluasi materi yang telah dipelajari

bersama siswa. Kemudian mengucapkan do’a bersama untuk

mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Gambar 4.9

Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga

Gambar diatas menjelaskan bahwa guru dan siswa sedang

mengonfirmasikan kembali apa yang telah dipelajari selama proses

pembelajaran berlangsung.

4) Pertemuan Keempat

a) Kegiatan awal

Guru membuka awal pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

basmalah bersama siswa yang dilanjutkan dengan membaca surat-surat

pendek Al-Qur’an dari Al-Fatihah sampai Al-Ma’un. Guru memeriksa

daftar hadir siswa dengan membacakan absensi siswa.

61

Gambar 4.10

Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Keempat

Gambar diatas menjelaskan salah satu kegiatan awal pembelajaran.

Dimana guru menulis tema pembelajaran serta hari dan tanggal proses

pembelajaran berlangsung.

b) Kegiatan inti

Guru mengulas kembali materi perkalian dengan menggunakan

kotak bayang dan memberikan contoh soal cerita di papan tulis.

Menerangkan permainan tongkat ajaib bahwa yang mendapatkan

tongkat ketika sedang bernyanyi lagu “Hari Merdeka” dan guru

memberhentikan ditengah-tengah lagu, maka siswa yang mendapatkan

tongkat akan menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Guru mengintruksikan siswa untuk duduk dalam kelompok yang

telah dibentuk pada hari sebelumnya serta membagikan lembar kerja

siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok. Jika sudah selesai

semua, perwakilan anggota kelompok menuliskan salah satu

jawabannya dipapan tulis dan setiap anggota kelompok yang lain

memeriksa bersama guru LKS yang telah dikerjakan.

62

Gambar 4.11

Jawaban Lembar Kerja Siswa

Gambar diatas merupakan gambar jawaban siswa pada penyelesaian

masalah di siklus I.

c) Kegiatan akhir

Guru dan siswa mengonfirmasikan kembali materi apa saja yang

telah dipelajari. Kemudian guru mempersilakan siswa yang belum

paham terhadap materi yang telah disampaikan untuk bertanya. Guru

memberikan pesan untuk belajar kembali dirumah terkait materi yang

telah disampaikan. Untuk mengakhiri pertemuan dalam pembelajaran

matematika guru dan siswa mengucapkan do’a dan salam bersama-

sama.

Gambar 4.12

Kegiatan Akhir Pembelajaran Pertemuan Keempat

63

Pada gambar diatas guru dan peserta didik melaksanakan salah satu

kegiatan pembelajaran, yaitu mengonfirmasikan kembali materi yang

telah dipelajari selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Pertemuan Kelima

Pada pertemuan kelima guru memberikan soal tes siklus I yang

berisikan soal-soal terkait materi sifat-sifat perkalian, perkalian puluhan

dengan satuan dan perkalian puluhan dengan puluhan. Tes siklus I

dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2017. Pada tes siklus I ada beberapa

siswa yang bertanya untuk memastikan apakah yang dijawabnya benar

atau tidak.

Gambar 4.13

Kondisi Siswa pada Saat Pelaksanaan Tes Siklus I

Pada saat pelaksanaan tes pemahaman konsep siklus I, siswa terlihat

tenang seperti pada gambar diatas. Namun ketika ditengah – tengah

pelaksanaan tes siklus I terjadi sedikit kericuhan yang diakibatkan ada

beberapa siswa bertanya untuk memastikan apakah jawaban yang ia

tulis pada lembar tes pemahaman konsep perkalian sudah benar atau

tidak.

64

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan siklus I

berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas III B selaku observer

dalam penelitian ini yang mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas

pengajar dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan

lembar observasi aktivitas mengajar guru yang terdiri dari 5 item pernyataan

disetiap lembar instrumen.

Pada saat siklus I pertemuan pertama yang membahas materi

pengertian perkalian dan sifat-sifat perkalian telah ditemukan 10 siswa yang

masih kurang pahaman terkait materi sifat-sifat perkalian dan siswa lainnya

sudah memahaminya. Namun perhatian siswa terkait materi pengertian

perkalian yang pada dasarnya perkalian itu merupakan penjumlahan

berulang sangat antusias. Banyak siswa yang mau mencontohkan di papan

tulis terkait materi tersebut.

Pada pertemuan ke 2 siklus I siswa mulai berantusias mempelajari

perkalian dengan menggunakan kotak bayang dalam proses

penyelesaiannya. Namun masih ada beberapa siswa yang masih salah dalam

penulisan hasil perkalian pada kotak-kotak bayang.

Pada pertemuan ke 3 di siklus I saat guru menjelaskan perkalian puluhan

dengan puluhan siswa masih kurang memahami peletakan hasil perkalian

pada kotak bayang. Akan tetapi pada saat pelaksanaan diskusi kelompok

siswa aktif bertukar pendapat dan bertanya pada guru.

Pada pertemuan ke 4 siklus I siswa berantusias mendengarkan

penjelasan guru, karena penyelesaian masalah perkalian dengan

menggunakan metode kotak bayang (polamatika) sudah tidak asing lagi

bagi mereka. Sehingga proses memecahkan masalah yang guru berikan

dengan mendiskusikannya bersama teman kelompok berjalan dengan tertib.

Seperti yang telah dijelaskan diatas dapat kita lihat persantase aktivitas

belajar siswa pada siklus I. Fokus pengamatan aktivitas belajar siswa terdiri

65

dari 10 indikator pengamatan, yang di beri nilai dengan sekala 1-5. Berikut

adalah hasil nilai presentasi aktivitas belajar siswa pada siklus I:

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati/ dinilai Pertemuan Ke

1 2 3 4

1 Mendengarkan tujuan pembelajaran

yang disampaikan guru

3 3 3 3

2 Mendengarkan materi pelajaran yang

dipaparkan oleh guru

2 2 3 2

3 Melaksanakan metode polamatika

dalam pembelajaran

3 5 4 4

4 Mencatat apa yang di jelaskan oleh guru 3 3 2 3

5 Ketekunan dalam mempelajari sumber

belajaran yang diberikan guru

3 3 3 3

6 Berkumpul dengan kelompok yang telah

ditentukan oleh guru

2 4 3 4

7 Melaksanakan diskusi kelompok 3 2 2 3

8 Melakukan tukar pendapat antar teman

kelompok

2 2 2 2

9 Saling membantu antar teman kelompok 3 3 3 3

10 Mengkonfirmasi materi yang telah

dipelajari

4 4 4 4

Jumlah 28 31 29 31

Rata-rata Persentase 56% 62% 58% 62%

66

Jika dilihat dari tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan metode polamatika pada pelaksanaan siklus I sudah

menunjukan peningkatan, meskipun masih ada beberapa indikator yang

masih kurang. Dari tabel diatas diperoleh informasi pada aspek aktivitas

belajar siswa pada siklus I pertemuan keempat mencapai nilai 31 dengan

persentase 62%, sedangkan ketentuan pencapaian aktivitas belajar siswa

pada penelitian ini mencapai 85%. Sehingga perlu ditindak lanjuti segala

aspek yang harus dikembangkan dan ditingkatkan pada siklus II.

Pada akhir siklus I guru memberikan siswa soal tes sikus I yang

bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan pemahaman konsep

perkalian siswa dengan menggunakan metode polamatika. Untuk lebih

jelasnya, berikut ini merupakan tabel hasil nilai tes pemahaman konsep

perkalian dengan menggunakan metode polamatika di siklus I.

Tabel 4.3

Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siswa pada Siklus I

Jenis Data Skor

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 40

Rata-rata Nilai Siswa 72,2

Persentase Nilai ≥ 63 72,7%

Nilai Siswa ≥ 63 24

Nilai Siswa ≤ 63 9

Dari data hasil pemahaman tes siklus I diatas dapat di simpulkan adanya

siswa yang sudah mendapatkan nilai ≥ 63 dan ada siswa yang mendapatkan

nilai ≤ 63. Dengan perolehan nilai terendah sebesar 40 dan nilai tertinggi

sebesar 100 serta nilai rata-rata siswa sebesar 72,2 dengan persentase nilai

67

72,7% dari 33 siswa dikelas. Sedangkan ketentuan pencapaian tes

pemahaman konsep yang telah ditetap adalah 85%. Sehingga masih perlu

adanya tindakan lanjutan untuk mencapaian tes pemahaman konsep yang

telah ditetapkan. Sedangkan dalam perolehan nilai pada siklus I ada 9 siswa

yang memiliki nilai ≤ 63 dan ada 24 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63.

Untuk lebih jelasnya hal tersebut akan disajikan dalam bentuk diagram

seperti dibawah ini:

Grafik 4.1

Perolehan Nilai Siswa pada Siklus I

d. Tahap Refleksi

Tahap kegiatan refleksi bertujuan untuk mengetahui tindakan yang

dilakukan pada siklus I dan untuk menindak lanjuti dalam memperbaiki

segala kekurangan yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan

pembelajaran. Hasil pada kegiatan siklus I akan dijadikan acuan untuk

9

24

0

5

10

15

20

25

30

< 63 > 63

Nilai KKM = 63

68

menindak lanjuti kembali pada pertemuan selanjutnya agar tidak terjadi

kesalahan yang sama.

Pada tahap refleksi peneliti dan observer berdiskusi mengenai data-data

yang telah diperoleh dari pelaksanaan tindakan dan studi pendahuluan pada

siklus I. Data tersebut mendapatkan hasil tes pemahaman konsep siswa

sebesar 29,7% yang belum mencapai nilai minimum yang telah ditetap oleh

pihak sekolah atau sebanyak 10 siswa yang memiliki nilai ≤ 63 dari jumlah

siswa keseluruhan di kelas III B sebanyak 33 orang. Sedangkan 70,3% atau

sebanyak 23 siswa dari 33 siswa mendapatkan nilai ≥ 63. Akan tetapi

indikator keberhasilan pemahaman konsep yang peneliti harapkan sebesar

85% siswa mencapai nilai ≥ 63, namun pelaksaan tidakan pada siklus I

berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus hanya mendapatkan

72,7% saja yang mencapai nilai ≥ 63.

Selain itu data yang didapat berdasarkan lembar observasi aktivitas

belajar siswa dan aktivitas mengajar guru masih terlihat adanya kekurangan.

Pada proses pembelajaran dalam tindakan siklus I, siswa masih malu-malu

dalam mengutarakan pendapat dan bertanya apa yang belum dipahami

terkait materi perkalian, serta beberapa siswa mengalami kejenuhan saat

mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara berkelompok. Pada

aktivitas guru, gurupun terlihat kurang memotivasi siswa agar mampu

mengajukan pertanyaan atau menutarakan hal yang belum ia pahami.

Adapun untuk mengetahui hasil refleksi siklus I dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

69

Tabel 4.4

Hasil Refleksi Siklus I

No Kekurangan Solusi

1 Siswa masih belum berani untuk

mengajukan pertanyaan pada proses

pembelajaran.

Guru memberikan reawerd berupa

tambahan poin atau hadiah lainnya untuk

siswa yang berani mengajukan pertanyaan

dan mengungkapkan pendapat. 2 Siswa masih belum aktif dalam

menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh

guru maupun siswa lainnya.

3 Ada beberapa siswa yang masih keliru

dalam membuat jumlah kotak polamatika.

Penyampaian materi dilakukan dengan

perlahan dan lebih memperhatikan lagi

dimana letak ketidak pahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan.

Guru lebih kreatif lagi dalam menerangkan

materi perkalian misalnya dengan

membuat kotaknya menjadi warna berbeda

sebagai pembeda nilai tempat suatu

bilangan.

4 Masih adanya kesalahan dalam meletakkan

hasil perkalian pada kotak-kotak bayang.

5 Adanya beberapa siswa yang masih salah

dalam menentukan hasil akhir pada operasi

hitung perkalian dengan polamatika.

6 Ada beberapa siswa merasa bosan dengan

mengerjakan LKS secara kelompok.

Guru mengadakan kuis yang dikerjakan

dengan melatih kekompakan kelompok,

serta memberikan reward berupa poin

tambahan bagi kelompok yang aktif dan

kompak dalam melakukan diskusi

kelompok.

7 Guru kurang memotivasi siswa untuk

mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran.

Guru memberikan motivasi agar siswa

mampu mengajukan pertanyaan serta

mengapresiasi siswa yang mau bertanya

dengan memberikan poin tambahan.

8 Rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar

72,2.

Penyampaian materi dilakukan dengan

perlahan dan menggunakan bahasa yang

lebih dipahami siswa.

Guru membimbing siswa melakukan

kegiatan pengamatan secara langsung.

Membentuk kelompok secara heterogen

berdasarkan kemampuan dalam berpikir

dan kecepatan dalam memahami arahan

guru.

9 Persentasi pemahaman konsep siswa

sebesar 72,7% atau 23 siswa mencapai

nilai ≥ 63.

10 Persentasi siswa yang mendapatkan nilai ≤

63 sebesar 29% atau setara dengan 10 orang

siswa belum mendapatkan nilai yang

diharapkan.

70

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada perencenaan di Siklus II hanya menindak lanjuti materi yang

belum tersampaikan pada siklus I terkait materi perkalian dan sebagai

penguat pemahaman metode polamatika. Adapun materi yang dibahas pada

siklus II adalah materi perkalian ratusan dengan satuan dan ratusan dengan

puluhan serta penyelesaian masalah.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan yang terdapat pada siklus II, terdiri dari 5 kali

pertemuan, dimana 5 kali pertemuan tersebut terdiri dari 4 kali pertemuan

yang membahas materi perkalian dan 1 kali pertemuan berupa pemebrian

soal tes siklus II. Pada pelaksanaan tindakan di siklus II

1) Pertemuan Keenam

a) Kegiatan awal

Pada awal kegiatan guru dan siswa memulai proses pembelajaran

dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama-sama. Kemudian

dilanjutkan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dari surat Al-

Fatihah sampai Al-Ma’un, kemudian guru mengkondisikan siswa untuk

siap belajar matematika.

Gambar 4.14

Kegiatan Awal Pelajaran pada Pertemuan Keenam

71

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, untuk memulai

pembelajaran guru dan siswa membaca surat-surat Al – Qur’an

bersama-sama. Kemudian mengonfirmasi absensi peserta didik, dan

menulis tema dan tanggal pembelajaran.

b) Kegiatan inti

Pada kegiatan ini guru menerangkan materi perkalian ratusan

dengan satuan dengan menggunakan kotak bayang dan membentuk

siswa kedalam 5-6 kelompok. Guru membagikan kertas berupa kartu

bewarna yang berisi angka-angka yang nantinya akan ditempelkan pada

kertas yang berisi soal perkalian dan kotak bayang. Jika sudah selesai

dikerjakan salah satu anggota kelompok menulisnya kembali dipapan

tulis untuk diperiksa bersama guru dan teman-teman dikelas.

Guru memberikan LKS pada setiap kelompok untuk dikerjakan

bersama secara berkelompok. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan LKS guru meminta salah satu anggota kelompok untuk

menulis jawaban yang ditugaskan guru dipapan tulis. Kemudian guru

dan siswa memeriksa bersama-sama.

Gambar 4.15

Perkalian Ratusan dengan Puluhan

Gambar diatas merupakan salah satu kegiatan pembelajaran siswa.

Siswa menempelkan hasil perkalian dengan menggunakan kotak bayang

72

yang sudah disiapkan guru pada hari sebelumnya, dan dikerjakan secara

berkelompok.

c) Kegiatan akhir

Pada akhir kegiatan guru mengkonfirmasi kembali materi apa saja

yang telah disampaikan dan memberi kesempatan pada siswa yang

belum paham terhadap materi untuk mengajukan pertanyaan. Jika

semuanya sudah paham kemudia membaca hamdalah dan memberikan

salam sebagai tanda bahwa pembelajaran sudah selesai.

Gambar 4.16

Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Keenam

Pada kegiatan akhir pembelajaran seperti yang diperlihatkan pada

gambar diatas guru dan siswa menkonfirmasikan kembali materi yang

telah dipelajari. Kegiatan tersebut bertujuan agar siswa tidak salah

pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan guru.

2) Pertemuan Ketujuh

a) Kegiatan awal

Pada awal kegiatan guru memberikan salam dan dilanjut dengan

membaca doa bersama-sama. Kemudian dilanjut dengan membaca

surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai Al-

Ma’un. Kemudian mengkondisikan kelas untuk memulai pembelajaran.

73

Gambar 4.17

Siswa Membaca Surat-surat Pendek

Pada kegiatan awal pembelajaran seperti yang digambarkan pada

gambar diatas guru dan siswa membaca surat-surat pendek Al-Qur’an.

Pada kegiatan ini pula siswa menyiapkan alat tulis yang diperlukan

selama proses belajar.

b) Kegiatan inti

Guru mengulas kembali materi perkalian ratusan dengan satuan,

kemudian memberikan contoh soal cerita dan menyelesaikan

permasalahan tersebut dengan menggunakan kotak bayang. Guru

mengatur siswa untuk duduk dengan kelompok yang telah ditetapkan

pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru membagikan LKS pada

setiap kelompok untuk dikerjakan bersama-sama. Jika semua kelompok

telah selesai mengerjakan guru menunjuk perwakilan salah satu anggota

kelompok untuk menulis salah satu jawaban yang telah diisi oleh

anggota kelompoknya dan memeriksanya bersama-sama dengan guru

dan anggota kelompok lain.

74

Gambar 4.18

Polamatika Perkalian Ratusan dengan Satuan

Gambar diatas merupakan salah satu contoh jawaban pada soal

penyelesaian masalah pada lembar kerja siswa yang diisi secara

berkelompok.

c) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa

mengonfirmasikan kembali materi apa saja yang telah disampaikan.

Siswa yang masih belum paham tentang materi dan mempunyai

pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan dipersilakan untuk

bertanya. Kemudian guru dan siswa mengucapkan hamdalah dan salam

sebagai tanda bahwa proses pembelajaran telah selesai.

Gambar 4.19

Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Ketujuh

75

Pada gambar di atas menjelaskan situasi peserta didik saat kegiatan

akhir pembelajaran. Siswa dan guru membereskan perlengkapan

belajar, serta menyiapkan diri untuk membaca do’a.

3) Pertemuan kedelapan

a) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam yang

dilanjut dengan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dari surat AL-

Fatihah sampai surat Al-Ma’un. Kemudian guru memberi pertanyaan

perihal kegiatan apa saja yang telah dilakukan sebelum siswa masuk

kelas dan siap untuk belajar sebagai cara untuk menarik perhatian siswa

dan siap untuk memperhatikan pelajaran. Guru mengecek kehadiran

siswa dan berrtanya apakah ada yang berhalangan hadir atau tidak?.

Gambar 4.20

Membaca Surat-surat Pendek Al-Qur’an

Gambar diatas menjelaskan suasana kegiatan awal pembelajaran,

dimana ketua kelas memimpin untuk membaca do’a bersama.

Kemudian dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an.

b) Kegiatan inti

Guru menerangkan materi perkalian ratusan dengan puluhan dan

menyelesaikannya dengan menggunakan kotak bayang. Kemudian guru

membagi siswa kedalam beberapa kelompok seperti pada hari

76

sebelumnya dan memberikan tugas kepada setiap anggota kelompok

untuk membuat kotak yang diisi nomer secara acak sesuai selera siswa

dari nomer 1-10. Guru membacakan soal secara acak yang nomernya

dibacakan oleh guru, kemudian langsung didiskusikan. Jika jawabannya

benar beri tanda (v) dan jika salah (x). Kelompok yang menjawab

pertanyaan paling banyak dan benar akan mendapatkan hadih dari guru.

Pada kegiatan ini pula guru memberikan LKS yang akan diisi oleh setiap

anggota kelompok secara bersama-sama.

Gambar 4.21

Kegiatan Diskusi Kelompok

Gambar diatas menggambarkan suasana siswa pada saat

melaksanakan diskusi kelompok. Siswa saling membagi tugas kepada

anggota kelompok serta bertukar pendapat terhadap permasalahan yang

dihadapi.

c) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa mengonfirmasi

kembali materi apa yang telah dipelajari dan memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum

77

dipahami. Kemudian untuk mengakhiri proses belajar guru dan siswa

membaca do’a bersama-sama dan diakhiri dengan salam.

Gambar 4.22

Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Kedelapan

Pada gambar diatas menjelaskan salah satu kegiatan akhir

pembelajara, yaitu siswa dan guru mengonfirmasikan kembali materi

yang telah dipelajari. Serta menanuakan perihal materi yang kurang

dipahami.

4) Pertemuan kesembilan

a) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal pertemuan guru mengucapkan salam dan

memberi kesempatan kepada ketua kelas untuk memimpin membaca

doa dan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an dimulai dari surat Al-

Fatihah sampai surat Al-Ma’un. Kemudian guru menyiapkan media dan

membari apersepsi serta mengondisikan kelas.

78

Gambar 4.23

Kegiatan Awal Pembelajaran pada Pertemuan Kesembilan

Pada kegiatan awal pembelajaran siswa dan guru membaca do’a

bersama, membaca surat – surat pendek Al – Qur’an, seperti yang

digambarkan pada gambar diatas. Serta menyiapkan alat tulis yang

diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung. Menyampaikan

tujuan dilakukannya pembelajaran yang akan dilakukan, serta menulis

pokok bahasan yang akan dipelajari.

b) Kegiatan inti

Guru menjelaskan materi perkalian ratusan dengan puluhan dengan

menggunakan kotak bayang. Kemudian membagi siswa kedalam

beberapa kelompok seperti pada hari sebelumnya dan setiap anggota

kelompok mempunyai nomer masing-masing. Guru memberikan soal

perkalian polamatika untuk dikerjakan secara perkelompok. Jika semua

anggota telah selesai mengerjakan maka setiap anggota menempelkan

jawaban dipapan tulis dengan kertas bewarna yang telah guru sediakan.

dengan catatan satu anggota menempelkan satu kertas secara estapet.

Guru memeriksa hasil kerja siswa dipapan tulis dan memberi hadiah

bagi kelompok yang selesai terlebih dahulu dan jawabannya benar.

Pada kegiatan ini pula guru memberikan LKS yang akan diisi secara

berkelompok. Setelah semua anggota kelompok selesai mengerjakan

79

salah satu anggota kelompok yang mempunyai nomer yang telah

disebutkan oleh guru menuliskan jawaban dipapan tulis apa yang telah

diisi oleh kelompoknya.

Gambar 4.24

Menyusun Kotak Bayang

Gambar diatas merupakan salah satu kegiatan pada kegiatan ini

pelajaran, yaitu menyusun kotak bayang dengan menggunakan kotak

berwarna dan menempelkannya di papan tulis secara berkelompok.

Kegiatan ini bertujuan untuk memacu semangat siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran, serta menjadi daya tarik siswa agar lebih giat

belajar khususnya pada materi perkalian dengan menggunakan metode

polamatika.

c) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa

mengonfirmasikan kembali apa saja yang telah dipelajari dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi

yang belum dipahami. Selanjutnya guru dan siswa membaca do’a

bersama dan dilanjutkan mengucapkan salam.

80

Gambar 4.25

Kegiatan Akhir Pembelajaran pada Pertemuan Kesembilan

Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa dan guru

mengonfirmasikan kembali materi apa saja yang telah dipelajari, seperti

yang dijelaskan pada gambar diatas.

5) Pertemuan kesepuluh

Petemuan kesepuluh di siklus II diisi dengan pelaksanaan tes akhir

siklus II. Pada tes akhir siklus II sudah tidak ada lagi siswa yang

menanyakan untuk sekedar memastikan jawabannya benar atau tidak.

Semua siswa terlihat bersemangat dan konsentrasi dalam mengerjakan

soal tes siklus II.

Gambar 4.26

Suasana Kelas pada Saat Pelaksanaan Tes Siklus II

81

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, siswa sangat bersemangat

dan berantusias mengikuti tes siklus II. Pada tes pemahaman konsep

perkalian disiklus II, jika dibandingkan dengan saat melaksakan tes

pemahaman konsep perkalian di siklus I, siswa lebih tertib dalam

mengerjakan soal yang telah diberikan. Tidak ada siswa yang bertanya

untuk memastikan apa yang telah dijawabnya benar atau tidak seperti

yang dilakukan pada saat pelaksanaan tes siklus I. Sehingga pelaksaan

tes pemahaman konsep perkalian pada siklus II berjalan sesuai apa yang

diharapkan.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilaksanakan pada saat pelaksanakan tidakan sama seperti

tahap observasi yang dilakukan pada siklus I. Observasi dilakukan oleh

observer, dimana guru kelas III B berperan sebagai observer dalam

penelitian ini yang mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas pengajar

dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar

observasi aktivitas mengajar guru. Namun tugas observer pada tahap

observasi di siklus II hanya menitik beratkan pada pembelajaran yang belum

tercapai pada siklus I.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II juga berjalan

sesuai apa yang diharapkan, sepertihalnya: antusias siswa dalam memulai

pelajaran, daya fokus siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, serta

keaktifan siswa dalam segala hal selama proses pembelajaran meningkat.

Hal tersebut dapat dilihat dari tabel observasi aktivitas belajar siswa yang

mengalami peningkatan seperti dibawah ini:

82

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No Aspek yang diamati/ dinilai Pertemuan Ke

5 6 7 8

1 Mendengarkan tujuan pembelajaran

yang disampaikan guru

3 3 3 5

2 Mendengarkan materi pelajaran yang

dipaparkan oleh guru

3 3 4 3

3 Melaksanakan metode polamatika

dalam pembelajaran

3 4 4 5

4 Mencatat apa yang di jelaskan oleh guru 4 4 4 4

5 Ketekunan dalam mempelajari sumber

belajaran yang diberikan guru

3 3 3 3

6 Berkumpul dengan kelompok yang

telah ditentukan oleh guru

3 4 4 5

7 Melaksanakan diskusi kelompok 3 4 4 5

8 Melakukan tukar pendapat antar teman

kelompok

4 4 5 5

9 Saling membantu antar teman kelompok 4 4 4 5

10 Mengonfirmasikan materi yang telah

dipelajari

4 4 4 5

Jumlah 34 35 39 45

Rata-rata Persentase 68% 70% 78% 90%

Tabel diatas menunjukan adanya peningkatan pada aktivitas belajar

siswa di tiap proses pembelajaran pada tiap pertemuan siklus II. Jika dilihat

dari pertemuan terakhir pada proses pembelajaran di siklus II tara-rata

persentase aktivitas belajar siswa sebesar 90% dan ketentuan pencapaian

83

skor aktivitas belajar siswa 85%, sehingga nilai aktivitas belajar siswa pada

siklus II telah mencapai ketentuan aktivitas belajar siswa.

Peningkatan aktivitas belajar siswa juga dapat tercerminkan pada hasil

tes pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan metode polamatika

perkalian cukup tinggi jika dibandingkan dengan hasil tes pada saat

pelaksanaan siklus I. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.6

Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Siklus II

Jenis Data Skor

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Rata-rata Nilai Siswa 81,4

Persentase Nilai ≥ 63 90,9%

Nilai Siswa ≥ 63 30

Nilai Siswa ≤ 63 3

Jika dilihat dari tabel 4.6 dan diagram diatas terjadi peningkatan nilai

rata-rata dan persentasi nilai ≥ 63 pada siklus I dan siklus II. Untuk lebih

jelasnya berikut adalah perbandingan nilai rata-rata dan persentase nilai ≥

63 pada siklus I dan II.

Tabel 4.7

Nilai Perbandingan Siklus I dan Silkus II

Siklus Poin Perbandingan

Nilai Rata-rata Persentase Nilai ≥

63

Persentase Nilai ≤

63

Siklus I 72,2 72,7% 27,3%

Siklus II 81,4 90,9% 9%

84

Pada gambar diatas terdapat informasi nilai rata-rata pada siklus I

sebesar 72,2 dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 81,4.

Sehingga poin kenaikan nilai rata-rata pada siklus I dan II sebesar 9,2. Serta

terjadi peningkatan pada persentase nilai ≥ 63 untuk lebih jelas dalam

melihat peningkatan persentase nilai ≥ 63 pada siklus I dan II perhatikan

diagram dibawah ini:

Grafik 4.2

Perbandingan Persentase Nilai Siklus I dan II

Peningkatan pada pemahaman konsepun dapat dilihat dari

pemerolehan nilai terndeh dan tertinggi pada siklus I dan II serta nilai rata

– rata siswa. Pada siklus I nilai terendah siswa adalah 40 dan nilai tertinggi

100 dengan perolehan nilai rata – rata 72,2 sedangkan pada siklus II nilai

terendah siswa adalah 60 dan nilai tertinggi 100 dengan perolehan rata –

rata 81,4. Untuk lebih jelasnya berikut adalah diagram perolehan nilai dan

rata –rata siswa.

72.7

90.9

27.3

3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Siklus I Siklus II

PERSENTASE NILAI SIKLUS I DAN II

Persentase Nilai > 63 Persentase Nilai < 63

85

Grafik 4.3

Perbandingan Nilai Siswa dan Rata – rata Siswa pada Siklus I

dan II

d. Tahap Refleksi

Tahap tindakan refleksi pada siklus II mengambil dan mengola data

keseluruhan yang terjadi pada tindakan siklus II, baik berupa data pada saat

proses pembelajaran yang terjadi pada siklus II mau hasil tes pemahaman

konsep perkalian yang dilakukan pada akhir siklus II. Dari data-data

tersebut menunjukan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran serta

adanya peningkatan pada pemahaman konsep perkalian siswa. Hal tersebut

dapat dibuktikan dengan hasil tes pemahaman konsep perkalian siswa yang

dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2017 memperoleh nilai rata-rata sebesar

81,4 dengan persentasi nilai siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63 mencapai

90,9%. Dilihat dari data tersebut dengan persentasi peningkatan nilai tes

pemahaman konsep perkalian siswa yang ingin dicapai pada penelitian ini

adalah 85% maka penelitian terhadap penerapan metode polamatika untuk

meningkatkan pemahaman konsep perkalian diberhentikan sampai siklus II.

40

60

100 100

72.281.4

0

20

40

60

80

100

120

Siklus I Siklus II

P E R O L E H A N N I L A I T E R E N DA H DA N T E R T I N G G I S E R TA N I L A I R ATA - R ATA

S I K LU S I DA N I I

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

86

B. Analisis Data

Penelitian dilakasanakan pada bulan Juli hingga Agustus di kelas III B SDN

Cempaka Putih 01 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian

dengan menggunakan metode polamatika dimana pada proses penghitungan

perkalian pada metode ini menggunakan kotak bayang yang memudakan siswa

dalam menyelesaikan permasalahan operasi hitung perkalian. Penelitian ini juga

dilatarbelakangi adanya masalah yang ada pada mata pelajaran matematika kelas

III SDN Cempaka Putih 01. Untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilaksanakan

tindakan, peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas III dan observasi

terhadap pembelajaran matematika di kelas III SDN Cempaka Putih 01. Setelah

ditemukan beberapa masalah yang terkait dengan pembelajaran matematika di

kelas III, guru dan peneliti sepakat untuk melakukan penelitian tindakan kelas

sebagai upaya perbaikan.

Disini peneliti akan memaparkan tentang temuan esensial yang ditemukan

selama penelitian di kelas III B SDN Cempaka Putih 01 berlangsung, baik di siklus

I maupun siklus II.

1. Temuan Esensial Siklus I

a. Penerapan metode polamatika terhadap peningkatan pemahaman konsep

perkalian pada kelas III B SD Cempaka Putih 01.

Peningkatan pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan

metode polamatika pada siklus I mengalami peningkatan yang signifikan.

Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes pemahaman konsep di akhir siklus

I dengan rata-rata 72,2 dengan persentase siswa yang mendapatkan nilai ≥

63 sebesar 72,7% dari 33 siswa atau setara dengan 24 siswa mendapatkan

nilai ≥ 63. Hal tersebut berarti masih ada siswa yang mendapatkan nilai ≤

63 sebanyak 9 orang yang dikarenakan hapalan perkalian 1-10 siswa masih

sangat rendah dan pengisian hasil perkalian pada kotak bayang terjadi

kekeliruan.

87

Jika dilihat dari persentase nilai siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63

sebesar 72,7% seperti yang dijlaskan diatas, sedangkan pencapaian hasil tes

pemahaman konsep pada penelitian ini sebesar 85%. Maka pelaksanaan

tindakan pada siklus I belum mencapai hasil yang diinginkan sehingga

masih perlu dilakukannya tindakan pembelajaran.

b. Respon siswa terhadap penerapan metode polamatika pada operasi hitung

perkalian.

Pada hasil wawancara di siklus I respon siswa terhadap penggunaan

metode polamatika sebagai solusi untuk penyelesaian operasi hitung

perkalian diterima dengan sangat baik. Siswa merasa senang mengerjakan

soal operasi hitung perkalian dengan kotak bayang.

c. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi operasi hitung perkalian.

Aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan pada tiap pertemuan di siklus

I, walaupun tingkat peningkatannya jika dilihat dari hasil observasi kegiatan

aktivitas belajar siswa masih relatif rendah.

Sehingga perlunya pembenahan dalam proses pembelajaran agar siswa

lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pemberian reward dan

pengaplikasian metode polamatika dengan permainan (seperti menyusun

kotak berwarna secara berkelompok) adalah salah satu cara untuk menarik

kembali perhatian siswa.

2. Temuan Esensial Siklus II

a. Penerapan metode polamatika terhadap peningkatan pemahaman konsep

perkalian pada kelas III B SD Cempaka Putih 01.

Pada siklus II pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan

metode polamatika mendapatkan peningkatan yang cukup tinggi jika

dibandingkan dari siklus sebelumnya. Hasil tes pemahaman konsep

88

perkalian pada siklus II mendapatkan nilai sebesar 81,4 dengan persentase

siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63 sebesar 90,9% atau ada 30 siswa

mendapatkan nilai ≥ 63.

Pencapaian tes pemahaman konsep perkalian siswa pada siklus II ini

menunjukan bahwa target yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian

ini sebesar 85% siswa mendapatkan nilai ≥ 63 telah berhasil dicapai. Hal

tersebut menunjukan bahwa penelitian ini dianggap telah selesai.

b. Respon siswa terhadap penerapan metode polamatika pada operasi hitung

perkalian

Respon siswa pada pembelajaran matematika khususnya dalam materi

perkalian dengan menggunakan metode polamatika pada siklus II sangat

baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara di akhir siklus II.

c. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi operasi hitung perkalian.

Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat

dilihat dari hasil observasi kegiatan aktivitas siswa yang mengalami

peningkatan ditiap siklusnya.

Dari hasil aktivitas kegiatan siswa di siklus II tergambar aktifitas

belajar siswa pada pertemuan kelima mencapai 68% dan pada pertemuan

kedelapan mencapai 90%. Hal tersebut menunjukan bahwa aktifitas belajar

siswa dari pertemuan kelima sampai pertemuan kedelapan mengalami

peningkatan sebesar 22%.

Jika dilihat dari pemaparan temuan esensial pada siklus I dan II adanya

peningkatan dari pelaksanaan tindakan disiklus I dan II. Baik peningkatan pada

hasil tes pemahaman konsep perkalian siswa, maupun peningkatan pada aktivitas

belajar siswa itu sendiri. Serta penerapan metode polamatika dalam meningkatkan

pemahaman konsep perkalian mendapat respon baik dari siswa.

89

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tak lain karena

adanya peran guru yang disertakan dengan penguasaan teori, penerapan metode

yang baik oleh guru tersebut.43 Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode

polamatika terhadap pemahaman konsep perkalian pada siswa kelas III B SDN

Cempaka Putih 01 Tanggerang Selatan menunjukan hasil yang cukup efektif. Hal

ini dapat dilihat dari hasil tes studi pendahuluan sampai hasil tes siklus I dan II hasil

belajar siswa dengan menggunakan metode polamatika untuk meningkatkan

pemhaman konsep perkalian siswa kelas III B mengalami peningkatan yang cukup

signifikan, karena dalam proses pembelajaran siswa dibimbing untuk menemukan

konsep tentang suatu materi secara sendiri. Hasil tes rata-rata pada studi

pendahuluan siswa sebesar 53,7 sedangkan hasil tes nilai rata-rata diakhir siklus II

sebesar 81,4. Bukan hanya dilihat dari nilai rata-rata yang mengalami kenaikan

cukup tinggi, tetapi jika dilihat dari hasil tes pemahaman konsep perkalian siswa

pada saat studi pendahuluan sebesar 30,3% dan diakhir siklus II sebesar 90,9%.

Untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian pula di fasilitasi dengan

menggunakan bantuan kotak bayang dalam penyelesaian pemasalahan perkalian

yang diaplikasikan kedalam bentuk permainan penyusunan kotak-kotak bayang

secara kelompok membuat siswa lebih semangat dalam mengikuti pelajaran.44 Hal

ini sejalan dengan apa yang telah dijelas oleh Drajad Pramedi bahwa penggunaan

metode polamatika dimana pada metode tersebut menggunakan bantuan kotak

bayang pada penyelesain operasi hitung perkalian dapat mempermudah siswa

dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada operasi hitung perkalian.

Bukan hanya Drajad Pramedi yang mengatakan dan telah membuktikan

bahwa penggunaan kotak bayang sangat membantu dalam menyelesaikan masalah

43 Nuri Annisa, Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Alam (IPA), Jurnal: Tarbiya, Vol 1, No 2, Desember 2014 44 Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung Perkalian &

Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, hal 1

90

pada operasi hitung perkalian. Cahyani Sholekhati dalam penelitian terdahulu juga

membuktikan sebagaimana yang telah dipaparkan dalam penelitiannya, bahwa

penggunaan metode polamatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa yang cukup tinggi ketimbang dengan menggunakan metode algoritma.45 Hal

ini sejalan dengan apa yang telah dipaparkan pada penelitian ini bahwa penggunaan

polamatika pada materi perkalian juga dapat meningkatkan pemahaman konsep

perkalian siswa.

Keberhasilan penggunaan polamatika terhadap operasi hitung perkalian juga

dibuktikan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gojali46 dan Eva Lina

Wulandari47 dalam skripsinya yang menyimpulkan bahwa penggunaan metode

polamatika pada operasi hitung perkalian dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Bukan hanya untuk membuktikan hasil belajar siswa yang meningkat pada

penelitian tersebut, tetapi aktivitas belajar siswa pada penelitian tersebut juga

menunjukan adanya peningkatan.

Siswa dapat dikatakan paham akan suatu konsep jika ia mampu

mendefinisikan suatu konsep itu sendiri, memberikan contoh dan noncontoh dari

suatu konsep, serta dapat mengaplikasikan konsep kedalam bentuk masalah. Hal

tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan permendiknas terkait pemahaman

konsep pesertadidik pada mata pelajaran matematika yang menjadi rujukan

indikator pada pemahaman konsep penelitian. Dalam penelitian ini siswa dituntun

untuk mampu mendefinisikan konsep perkalian, memberikan contoh dan

noncontoh dari suatu konsep, serta dapat mengaplikasikannya kedalam bentuk

45 Cahyani Sholekhati, Studi Komparasi Antara Metode Polamatika Dengan Metode Algoritma

Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta Tahun

2013/2014, Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013 46 Puji Gojali, Teknik Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, 2009, Skripsi:

UIN Syarif Hidayatulah Jakarta 47 Eva Lina Wulandari, Penerapan Teknik Polamatika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Perkalian Siswa Kelas III SDN Kertosari 01 Pakusari-Jember (2011/2012), Skripsi: Universitas

Jember, 2011

91

masalah. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat memecahkan masalah yang terjadi

pada kehidupan nyata yang berkaitan dengan materi perkalian.

Menurut Sanjaya dalam seminar harja (2012) mengatakan, bahwa siswa dapat

dikatakan paham akan suatu konsep jika ia mampu mengingat akan konsep yang

telah diberikan dan mengaplikasikannya kedalam bentuk yang lebih ia pahami oleh

dirinya sendiri.48 Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi pada penelitian ini, siswa

dapat menyelesaikan soal-soal cerita dengan menggunakan bentuk penyelesaian

yang ia pahami.

Sejalan dengan apa yang telah disampai oleh Sanjaya dan permendiknas

mengenai ciri – ciri siswa yang paham akan suatu konsep yang telah dipaparkan

guru terhadap suatu materi, untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis

siswa diperlukan metode, media, serta alat peraga yang baik dalam suatu

pembelajaran. Hail ini dapat dibuktikan pada penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Saparudin Pulungan yang membuktikan bahwa pemahaman konsep perkalian

matematika siswa dapat meningkat dengan adanya bantuan media flipchart.49 Serta

pada penelitian yang telah dilakukan Linda menjelaskan bahwa penggunaan alat

peraga batang napier juga sangat membantu meningkatkan pemahaman konsep

perkalian siswa.50 Hal ini juga sejalan dengan penelitian ini bahwa metode

polamatika juga dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep perkalian

siswa.

48 Sutarto Hadi dan Madatina Umi Kalsum, Pemahaman Konsep Matematika Siswa Smp

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Memeriksa Berpasangan (Pair Checks),

dalam jurnal Pendidikan Matematika, vol 3, No 1, April 2015, hal 61 49 Saparudi Pulungn, Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Matematika dengan Media

Flipchart Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Mardhatillah Batam, Skripsi: UIN Sultan Syarif

Kasim Riau, 2013 50 Linda, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap Pemahaman Konsep

Perkalian Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014

92

Keberhasilan pada penelitian ini juga disebabkan oleh karakteristik

pesertadidik yang berada pada masa operasional konkrit.51 Sehingga untuk

merangsang stimulus siswa diperlukan metode pariatif yang dapat memudahkan

siswa dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian. Dimana pada metode

polamatika dibantu dengan kotak bayang dan tanpa adanya tahap simpan pada

operasi hitung perkalian sebagai cara untuk meminimalisir kesalahan perhitungan.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan

pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode polamatika

memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dapat meningkatkan

pemahaman konsep perkalian siswa dikelas III B MI SDN Cempaka Putih 01

Tanggerang Selatan.

51 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2014, hal 2

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode polamatika pada pelajaran

matematika dalam materi perkalian dapat meningkatkan pemahaman konsep

perkalian siswa kelas III SDN Cempaka Putih tahun ajaran 2017/2018. Sebelumnya

dengan memperoleh nilai terendah 40, dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 72,2

pada siklus I, dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan perolehan nilai terendah

60 dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 81,4, sehingga pada siklus II ini nilai

rata-rata mengalami peningkatan sebesar 9,2.

Bukan hanya nilai tes yang meningkat pada siklus I dan II, tetapi respon siswa

terhadap penyelesaian masalah operasi hitung perkalian dengan menggunakan

metode polamatika diterima siswa dengan baik. Hal tersebut dikarenakan adanya

bantuan kotak bayang dan tanpa ada tahap penyimpanan dalam penyelesaian

operasi hitung perkalian dalam metode polamatika mempermudah siswa dalam

menyelesaikan operasi hitung perkalian.

Dengan pembelajaran menggunakan metode polamatika semangat belajar

siswa pun meningkat khususnya pada pelajaran matematika materi perkalian.

Sehingga dari data tersebut menyatakan bahwa penerapan metode polamatika dapat

meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil yang telah dijabarkan pada BAB IV, maka implikasi pada

pembelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan metode

polamatika dapat diuraikan sebagai berikut:

94

1. Untuk pemahaman konsep matematika khususnya materi perkalian guru perlu

menerapkan metode yang pariatif agar proses pembelajaran lebih bermakna

seperti metode polamatika.

2. Pembelajaran dengan mengunakan metode polamatika dapat meningkatkan

pemahaman konsep perkalian siswa sehingga metode polamatika dapat

dijadikan bahan acuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya dari sudut

permasalahan yang berbeda dan dapat menjadi salah satu alternatif dalam

proses pembelajaran matematika terutama pada materi perkalian.

C. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, peniliti memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Pemahaman konsep perkalian dan hapalan perkalian 1-10 perlu lebih

ditingkatkan kembali bagi siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran

dengan mudah.

2. Metode polamatika sebaiknya diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran

matematika pada materi perkalian karena metode ini dibantu dengan kotak

bayang yang mempermudah operasi hitung perkalian tanpa ada tahap

penyimpanan.

3. Jika dilihat dari tingkat keberhasilan pada pencapaian soal tes pemahaman

konsep perkalian dan respon positif siswa pada saat pelaksaan kegiatan

pembelajaran penelitian ini, penelitian ini layak dijadikan rujukan untuk dipakai

dalam proses pembelajaran matematika.

95

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Zubaidah dan Rismawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, Yogyakarta:

Aswaja Presindo, Cet 1, 2016

Annisa, Nuri, Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Alam (IPA), Jurnal: Tarbiya,

Vol 1, No 2, Desember 2014

Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016

Dahar, Ratna Wilis, Teori – teori Belajar & Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011

Uminarti, Tri Dayat, dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

Kelas 3, Jakarta: Pusat Departemen Pendidikan Nasional, 2009

Dzamarah, Syaiful Bahari, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2015

Fathurohman, Penyelesaian Konsep Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Bangun Datar, Jurnal: Ilmiyah Pendidikan Matematika, vol 4, No 2

Ghojali, Puji, Teknik Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Skripsi:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009

Hadi, Sutarto dan Madatina Umi Kalsum, Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Memeriksa

Berpasangan (Pair Checks), Jurnal: Pendidikan Matematika, vol 3, No 1, 2015

Hamalik, Oumar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:

Bumi Aksara, Cet.8, 2009

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2014

96

Kadir, dan Hastri Rosiyanti, Teknik Pola Bilangan dan Hasil Belajar Operasi

Pembagian dalam Pembelajaran Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kelas

IV, Jurnal: Pendidikan dan Kebudayaan, Vol 17, Nomor 5, September 2011

Kurnianto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Pertama, Surabaya: Lapis – PGMI,

2009

Kusumawati, Nila, Pemahaman Konsep Matematika dalam Pembelajaran Matematika,

Semnas: Matematika dan Pendidikan Matematika, 2008

Linda, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Batang Napier Terhadap Pemahaman

Konsep Perkalian Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang, Skripsi:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

Mulligan, Joana, Children’s Solution to Multipilication and Division Word Problems:

A Longitudinal Study, Journal: Mathematics Education Research Journal, vol

4, No 1, 1992

Negoro, ST dan Harahap, Ensiklopedia Matematika, PT. Ghalia Indonesia, 2003

Ningsih, Yunita Lestari, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Mahasiswa

Melalui Penerapan Lembar Aktivitas Mahasiswa (LAM) Berbasis Teori Apos

pada Materi Turunan, Jurnal: Pendidikan Matematika, vol 6, No 1, 2016

PERMENDIKNAS RI No 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional, 2006

Premadi, Drajad, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung

Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

Pulungan, Saparudin, Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Matematika

dengan Media Flipchart pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Mardhatillah Batam, Skripsi: UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2013

97

Purwanto, Ngalim, Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010

Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan), Jakarta: Gaung Persada,

2009

Sholekhati, Cahyani, Studi Komparasi Antara Metode Polamatika dengan Metode

Algoritma Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah 3

Nusukan Surakarta Tahun 2013/2014, Skripsi: Universitas Muhamadiyah

Surakarta, 2013

Sireger, Evaline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia

Indonesia, 2011

Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007

Suwangsih, Erna dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press,

2006

Tampubolon, Saur, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2013)

Turmudi, Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Berparadigma

Eksplorasi dan Investigatif, Jakarta: Leuser Cipta Pustaka, 2009

Wafiqni, Nafia dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD,

Jakarta: UIN Press, cet.1 2015

Widiyanti, Esti Yuli, dkk, Paket 1-6 Pembelajaran Matematika MI Edisi Pertama,

Surabaya: Aprinta, 2009

98

Wulandari, Eva Lina, Penerapa Teknik Polamatika untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Perkalian Siswa Kelas III SDN Kertosari 01 Pakusari Jember

(2011/2012) Skripsi: Universitas Jember, 2011

Wulma, Ednah Cebet, The Role of the Language of Mathematics in Students’

Understanding of Number Concept in Eldoret Municipality, Kenya, journal:

International Journal of Humanities and Social Science, vol 4. No 3, 2014

99

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan Ke-1 Siklus I

A. Standar Kompetensi:

Perkalian

- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

B. Kompetensi Dasar:

1.3.Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan

pembagian tiga angka

C. Indikator

- Menjelaskan arti perkalian

- Menjelaskan sipat-sipat perkalian

- Mengerjakan soal-soal sifat perkalian

D. Tujuan Pembelajaran

- Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami sifat-sifat perkalian

dengan mudah

- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan

soal sifat-sifat perkalian dengan mudah, cepat, dan benar

E. Model dan Metode Pembelajaran

- Model : Kooperatif tipe TGT

- Metode : Polamatika

100

F. Media Pembelajaran

- Buku, dan pensil

G. Materi Pembelajaran

- Sifat-sifat perkalian:

Komutatif (pertukaran)

Contoh:

a x b = b x a

2 x 4 = 4 x 2

8 = 8

Asosiatif (pengelompokan)

Contoh:

(a x b) x c = a x (b x c)

(3 x 2) x 1 = 3 x (2 x 1)

6 x 1 = 3 x 2

6 = 6

Distributif (penyebaran)

Contoh:

a = 2, b = 3, c = 4

a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

2 x (3 + 4) = (2 x 3) + (2 x 4)

2 x 7 = 6 + 8

14 = 14

Identitas (setiap bilangan yang dikalikan dengan angka (1) maka hasilnya bilangan

itu sendiri)

Contoh:

99 x 1 = 99

88 x 1 = 88

101

H. Sumber Belajar

- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)

- Suharyanto, C. jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira

pustaka, 2009)

- Drajad pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib

Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

I. Kegiatan Pembelajaran

No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter

1. Kegiatan

Awal (10

menit)

Mengucapkan

salam dan berdoa

bersama

menjawab salam

dan berdoa

bersama

Religius

Mengecek

kehadiran siswa

Siswa menyatakan

kehadirannya

Disiplin

Guru

mengkondisikan

kelas dan

mempersiapkan

media yang akan

dipakai, kemudian

menulis tanggal

serta topik materi

di papan tulis

Siswa

mempersiapkan

diri untuk

menerima

pelajaran

Cinta Ilmu

102

Guru melakukan

apersepsi sebelum

pelajaran dimulai

dengan pertanyaan

kegiatan sehari-hari

siswa.

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Cinta Ilmu

Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Siswa menyimak

tujuan

pembelajaran yang

disampaikan guru

Rasa ingin

tahu

2. Kegiatan

inti (40

menit).

Eksplorasi

Guru bertanya

kepada siswa

tentang hapalan

perkalian 1-10.

Siswa menjawab

apa yang

ditanyakan oleh

guru.

Komunikatif

Guru membagi

siswa kedalam

beberapa kelompok

kecil (terdiri dari 5-

6 siswa) dan

memberikan nomer

pada setiap

individu di dalam

kelas

Siswa duduk

sesuai kelompok

yang telah

dibagikan dan

mendapatkan

nomer yang telah

dibagikan oleh

guru.

Komunikatif

Guru membacakan

aturan permaen

“bakul jagung”

yang akan

dimainkan

Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

tentang aturan

permainan “bakul

Rasa ingin

tahu,

komunikatif,

belajar

bersama

103

bersama, bahwa

setiap siswa yang

mendapatkan angka

3 dan perkalian tiga

harus menyebutkan

kata bakul”. Tugas

anggota kelompok

harus

mengingatkan

angka berapa yang

temannya

dapatkan, karena

kalau ada angkota

kelompok banyak

lupa akan

mendapatkan

hukuman.

Guru menerangkan

sifat-sifat perkalian

Guru memberikan

contoh sifat-sifat

penghitungan

perkalian

jagung” dan

mengikuti

permainan dengan

tertib

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

dengan seksama

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Rasa ingin

tahu

Rasa ingin

tahu

Elaborasi Guru masih

mempersilakan

siswa untuk duduk

Siswa berkumpul

sesuai kelompok

Cinta ilmu

104

bersama

kelompoknya

yang telah

dibagikan

Guru

menyampaikan

kembali materi

pembelajaran

dengan metode

ceramah mengenai

materi perkalian.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Komunikasi

Guru membagikan

LKS kepada

masing-masing

kelompok.

Guru meminta

siswa untuk

mendiskusikan dan

mengerjakan LKS

sesuai kelompok

masing-masing.

Siswa menerima

LKS yang

dibagikan oleh

guru.

Siswa berdiskusi

dengan kelompok

masing-masing

Bekerja

sama

Aktif

konfirmasi Setelah semuanya

selesai, guru

mengoreksi hasil

kerja setiap

kelompok.

Siswa

memperhasikan

hasil koreksi guru

Rasa ingin

tahu

Guru memberikan

penghargaan

kepada kelompok

Siswa yang

memiliki skor

tertinggi

Saling

menghargai

105

pemenang berupa

tanda bintang.

mendapatkan

penghargaan

Guru memberikan

penguatan terhadap

materi yang telah

dipelajari bersama.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Cinta ilmu

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya.

Siswa mengajukan

pertanyaan atau

pendapat.

berani

3. Kegiatan

Akhir (10

menit)

Guru bersama-

sama dengan siswa

menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Siswa dibimbing

guru untuk

menyampaikan

kesimpulan.

Cita ilmu

Guru memberikan

latihan soal sebagai

evaluasi.

Siswa

menyelesaikan

evaluasi yang

diberikan

Cinta ilmu

Guru menutup

pembelajaran

dengan

mengucapkan

hamdalah dan

salam.

Siswa

mengucapkan

hamdalah dan

menjawa salam

Religius

106

107

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : 3/ 1 (Tiga/ Satu)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan Ke-2 Siklus I

A. Standar Kompetensi:

Perkalian

- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

B. Kompetensi Dasar:

1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan

pembagian tiga angka

C. Indikator

- Mendefinisikan metode polamatika pada operasi hitung perkalian puluhan

dengan satuan

- Mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika

D. Tujuan Pembelajaran

- Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami konsep perkalian dengan

mudah

- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan

soal perkalian dengan mudah, cepat, dan benar

E. Model dan Metode Pembelajaran

- Model : Kooperatif tipe STAD

- Metode : Polamatika

108

F. Media Pembelajaran

- Karton, lem, dan potongan bilangan

G. Materi Pembelajaran

- Perkalian puluhan dengan satuan

Cara mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika:

12 x 6 =…

6 x 1 =

1 2 = 6 x 2

Hasil perkalian 12 x 6 = 72

H. Sumber Belajar

- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)

- Suharyanto, C. jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira

pustaka, 2009)

- Drajad pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib

Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

I. Kegiatan Pembelajaran

No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter

1. Mengucapkan

salam dan berdoa

bersama

menjawab salam

dan berdoa

bersama

Religius

6

1

7 2

109

Kegiatan

Awal (10

menit)

Mengecek

kehadiran siswa

Siswa menyatakan

kehadirannya

Disiplin

Guru

mengondisikan

kelas dan

mempersiapkan

media yang akan

dipakai, kemudian

menulis tanggal

serta topik materi

di papan tulis

Siswa

mempersiapkan

diri untuk

menerima

pelajaran

Cinta Ilmu

Guru melakukan

apersepsi : “anak-

anak pernahkah

kalian melihat

deretan kursi yang

berlipat ganda?”

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Cinta Ilmu

Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Siswa menyimak

tujuan

pembelajaran yang

disampaikan guru

Rasa ingin

tahu

4. Kegiatan

inti (40

menit).

Eksplorasi

Guru meminta

salah satu siswa

menghitung

bangku bagian

depan dan bagian

samping kanan

siswa menghitung

sesuai yang

diperintahkan guru

dan menulisnya di

papan tulis

Rasa ingin

tahu

110

Guru menuliskan

kotak bayang

didepan kelas dan

menerangkan

bagaimana cara

menghitung

perkalian dengan

kotak bayang

(metode

polamatika)

Siswa

memperhatikan

pengarahan guru

komunikatif

Guru memberikan

penguatan dengan

mengulangi cara

tersebut dengan

angka berbeda.

Siswa

memperhatikan

dengan seksama

Komunikatif

belajar

bersama

Elaborasi Guru membentuk

siswa menjadi

beberapa kelompok

yang terdiri dari 5-

6 orang siswa

secara heterogen

dari kemampuan

akademik, jenis

kelamin, dan

etniknya.

Siswa berkumpul

sesuai kelompok

yang telah

dibagikan

Cinta ilmu

111

Guru

menyampaikan

kembali materi

pembelajaran

dengan metode

ceramah mengenai

materi perkalian.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Komunikasi

Guru membagikan

LKS kepada

masing-masing

kelompok.

Guru meminta

siswa untuk

mendiskusikan dan

mengerjakan LKS

sesuai kelompok

masing-masing.

Siswa menerima

LKS yang

dibagikan oleh

guru.

Siswa berdiskusi

dengan kelompok

masing-masing

Bekerja

sama

Aktif

konfirmasi Setelah semuanya

selesai, guru

mengoreksi hasil

kerja setiap

kelompok.

Siswa

memperhasikan

hasil koreksi guru

Rasa ingin

tahu

Guru memberikan

penghargaan

kepada kelompok

pemenang dengan

memberikan tanda

bintang.

Siswa yang

memiliki skor

tertinggi

mendapatkan

penghargaan

Saling

menghargai

112

Guru memberikan

penguatan terhadap

materi yang telah

dipelajari bersama.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Cinta ilmu

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya.

Siswa mengajukan

pertanyaan atau

pendapat.

Berani

5. Kegiatan

Akhir (10

menit)

Guru bersama-

sama dengan siswa

menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Siswa dibimbing

guru untuk

menyampaikan

kesimpulan.

Cita ilmu

Guru memberikan

latihan soal sebagai

evaluasi.

Siswa

menyelesaikan

evaluasi yang

diberikan

Cinta ilmu

Guru menutup

pembelajaran

dengan

mengucapkan

hamdalah dan

salam.

Siswa

mengucapkan

hamdalah dan

menjawa salam

Religius

113

114

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan Ke-3 Siklus I

A. Standar Kompetensi:

Perkalian

- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

B. Kompetensi Dasar:

1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan

pembagian tiga angka

C. Indikator

- Menjelaskan cara pembelajaran dengan metode polamatika pada materi

perkalian puluhan dengan puluhan

- Mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika

- Menghitung soal perkalian dalam bentuk soal cerita

D. Tujuan Pembelajaran

- Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami konsep perkalian dengan

mudah

- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan

soal perkalian dengan mudah, cepat, dan benar

E. Model dan Metode Pembelajaran

- Model : Problem Based Learning (PBL)

- Metode : Polamatika

115

F. Media Pembelajaran

- Karton, lem, botol air mineral bekas, dan biji kacang hijau

G. Materi Pembelajaran

- Perkalian puluhan dengan satuan

Cara mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika:

14 x 12 =…

12 x 1=

2 8 = 12 x 4

Hasil perkalian 14 x 12 = 148

H. Sumber Belajar

- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)

- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira

pustaka, 2009)

- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib

Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

I. Kegiatan Pembelajaran

No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter

1. Mengucapkan

salam dan berdoa

bersama

menjawab salam

dan berdoa

bersama

Religius

12

2

14 8

116

Kegiatan

Awal (10

menit)

Mengecek

kehadiran siswa

Siswa menyatakan

kehadirannya

Disiplin

Guru

mengkondisikan

kelas dan

mempersiapkan

media yang akan

dipakai, kemudian

menulis tanggal

serta topik materi

di papan tulis

Siswa

mempersiapkan

diri untuk

menerima

pelajaran

Cinta Ilmu

Guru melakukan

apersepsi tentang

kegiatan sehari-hari

siswa.

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Cinta Ilmu

Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Siswa menyimak

tujuan

pembelajaran yang

disampaikan guru

Rasa ingin

tahu

6. Kegiatan

inti (40

menit).

Eksplorasi

Guru mengatakan

bahwa ia akan

membuat alat

music dengan

menggunakan

barang bekas

seperti botol air

minum mineral dan

biji kacang hijau.

siswa

memperhatikan

penjelasan guru

tentang perkalian

dalam bentuk

cerita

Rasa ingin

tahu

117

Guru membagikan

botol bekas kepada

6 anak (sebagai

perwakilan) dan

setiap botol harus

di isi 99 biji kacang

hijau

Siswa

mendapatkan botol

bekas dan biji

kacang hijau yang

dibagikan guru

Komunikatif

Guru mengajak

siswa untuk

menghitung jumlah

keseluruhan biji

kacang hijau yang

dimasukan kedalam

botol dengan

menggunakan

kotak bayang

(metode

polamatika)

Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

Rasa ingin

tahu

Guru menuliskan

kotak bayang

didepan kelas dan

menerangkan

bagaimana cara

menghitung

perkalian dengan

kotak bayang

(metode

polamatika)

Siswa

memperhatikan

pengarahan guru

Komunikatif

118

Guru menempel

media kartu yang

berisi soal cerita

dan meminta salah

satu siswa untuk

membacanya

dengan keras

Salah satu siswa

membacakan soal

cerita dan siswa

yang lainnya

mendengarkan

Komunikatif

Guru memberikan

penguatan dengan

mengulangi cara

tersebut dengan

mengerjakan soal

cerita yang telah

dibacakan di papan

tulis secara

bersama-sama.

Siswa

memperhatikan

dengan seksama

Komunikatif

belajar

bersama

Elaborasi Guru membentuk

siswa menjadi

beberapa kelompok

yang terdiri dari 5-

6 orang siswa

secara heterogen

dari kemampuan

akademik, jenis

kelamin, dan

etniknya.

Siswa berkumpul

sesuai kelompok

yang telah

dibagikan

Cinta ilmu

119

Guru

menyampaikan

kembali materi

pembelajaran

dengan metode

ceramah mengenai

materi perkalian.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Komunikasi

Guru membagikan

LKS kepada

masing-masing

kelompok.

Guru meminta

siswa untuk

mendiskusikan dan

mengerjakan LKS

sesuai kelompok

masing-masing.

Siswa menerima

LKS yang

dibagikan oleh

guru.

Siswa berdiskusi

dengan kelompok

masing-masing

Bekerja

sama

Aktif

konfirmasi Setelah semuanya

selesai, guru

mengoreksi hasil

kerja setiap

kelompok.

Siswa

memperhasikan

hasil koreksi guru

Rasa ingin

tahu

Guru memberikan

penghargaan

kepada kelompok

pemenang.

Siswa yang

memiliki skor

tertinggi

mendapatkan

penghargaan

Saling

menghargai

120

Guru memberikan

penguatan terhadap

materi yang telah

dipelajari bersama.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Cinta ilmu

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya.

Siswa mengajukan

pertanyaan atau

pendapat.

berani

7. Kegiatan

Akhir (10

menit)

Guru bersama-

sama dengan siswa

menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Siswa dibimbing

guru untuk

menyampaikan

kesimpulan.

Cita ilmu

Guru memberikan

latihan soal sebagai

evaluasi.

Siswa

menyelesaikan

evaluasi yang

diberikan

Cinta ilmu

Guru menutup

pembelajaran

dengan

mengucapkan

hamdalah dan

salam.

Siswa

mengucapkan

hamdalah dan

menjawa salam

Religius

121

122

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan Ke-4 Siklus I

A. Standar Kompetensi:

Perkalian

- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

B. Kompetensi Dasar:

7.3.Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan

pembagian tiga angka

C. Indikator

- Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian puluhan dengan

puluhan

D. Tujuan Pembelajaran

- Melalui metode polamatika dan penjelasan guru siswa mampu

menyelesaikan masalah perkalian dengan mudah

E. Model dan Metode Pembelajaran

- Model : Kooperatif tipe Thalking Stick

- Metode : Polamatika

F. Media Pembelajaran

- Papan tulis, spidol, dan penghapus

G. Materi Pembelajaran

- Perkalian puluhan dengan puluhan

123

- Soal berupa cerita

H. Sumber Belajar

- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)

- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira

pustaka, 2009)

- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib

Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

I. Kegiatan Pembelajaran

No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter

1. Kegiatan

Awal (10

menit)

Mengucapkan

salam dan berdoa

bersama

menjawab salam

dan berdoa

bersama

Religius

Guru Mengecek

kehadiran siswa

Siswa menyatakan

kehadirannya

Disiplin

Guru

mengondisikan

kelas dan

mempersiapkan

media yang akan

dipakai, kemudian

menulis tanggal

serta topik materi

di papan tulis

Siswa

mempersiapkan

diri untuk

menerima

pelajaran

Cinta Ilmu

124

guru melakukan

apersepsi

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Cinta Ilmu

menyampaikan

tujuan

pembelajaran dan

materi pelajaran

sebelumnya

Siswa menyimak

tujuan

pembelajaran yang

disampaikan guru

Rasa ingin

tahu

2. Kegiatan

inti (40

menit).

Eksplorasi

Guru mengarahkan

perhatian siswa

dengan bertanya

hal yang berkaitan

dengan kehidupan

sehari-hari siswa

Siswa

memperhatikan

guru

Komunikatif

Guru membacakan

aturan permainan

Thalking stik, siapa

yang mendapatkan

tongkat ajaib

menyatakan hasil

perkalian yang di

berikan oleh guru

serta memberikan

cara

penyelesaiannya

dengan

menggunakan

polamatika

perkalian dipapan

Siswa

memperhatikan

instruksi dari guru

serta menjawab

pertanyaan guru

bagi siswa yang

mendapatkan

tongkat ajaib

Rasa ingin

tahu

125

tulis (metode

polamatika)

Guru memberikan

penguatan tentang

materi perkalian

dengan

menggunakan

kotak bayang

(metode

polamatika).

Siswa

memperhatikan

dengan seksama

Komunikatif

bekerjasama

Elaborasi guru meminta

siswa untuk duduk

rapih.

Siswa berkumpul

sesuai kelompok

yang telah

dibagikan

Cinta ilmu

Guru

menyampaikan

kembali materi

pembelajaran

dengan metode

ceramah mengenai

materi perkalian.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Komunikasi

126

Guru membagikan

LKS kepada

masing-masing

kelompok.

Guru meminta

siswa untuk

mendiskusikan dan

mengerjakan LKS

sesuai kelompok

masing-masing.

Siswa menerima

LKS yang

dibagikan oleh

guru.

Siswa berdiskusi

dengan kelompok

masing-masing

Bekerja

sama

Aktif

Guru membagikan

kuis dan meminta

siswa mengerjakan

secara individu

Siswa

mengerjakan kuis

secara mandiri

Aktif

konfirmasi Setelah semuanya

selesai, guru

mengoreksi hasil

kerja setiap

individu dan

kelompok.

Siswa

memperhasikan

hasil koreksi guru

Rasa ingin

tahu

Guru memberikan

penghargaan

berupa tanda

“bintang” kepada

kelompok

pemenang.

Siswa yang

memiliki skor

tertinggi

mendapatkan

penghargaan

Saling

menghargai

127

Guru memberikan

penguatan terhadap

materi yang telah

dipelajari bersama.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Cinta ilmu

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya.

Siswa mengajukan

pertanyaan atau

pendapat.

Berani

3. Kegiatan

Akhir (10

menit)

Guru bersama-

sama dengan siswa

menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Siswa dibimbing

guru untuk

menyampaikan

kesimpulan.

Cita ilmu

Guru memberikan

latihan soal sebagai

evaluasi.

Siswa

menyelesaikan

evaluasi yang

diberikan

Cinta ilmu

Guru menutup

pembelajaran

dengan

mengucapkan

hamdalah dan

salam.

Siswa

mengucapkan

hamdalah dan

menjawa salam

Religius

128

129

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

Pertemuan Ke-5 Siklus II

A. Standar Kompetensi:

Perkalian

- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

B. Kompetensi Dasar:

1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan

pembagian tiga angka

C. Indikator

- Menjelaskan cara mengerjakan perkalian ratusan dengan satuan dengan

menggunakan metode polamatika

- Mengerjakan soal – soal perkalian ratusan dengan satuan

D. Tujuan Pembelajaran

- Melalui metode polamatika dan penjelasan guru siswa mampu memahami

perkalian ratusan dan satuan dengan mudah dan tepat.

- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan

soal perkalian ratusan dengan satuan dengan mudah, cepat, dan benar

E. Model dan Metode Pembelajaran

- Model : Student Fasilitator And Explaining

- Metode : Polamatika

130

F. Media Pembelajaran

- Karton, lem, dan potongan bilangan

G. Materi Pembelajaran

- Perkalian ratusan dengan satuan

Cara mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika:

214 x 12=…

= 2 x 12

12 = 1 x 12

2 4 = 4 x 12

H. Sumber Belajar

- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)

- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira

pustaka, 2009)

- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib

Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

I. Kegiatan Pembelajaran

No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter

1. Mengucapkan

salam dan berdoa

bersama

menjawab salam

dan berdoa

bersama

Religius

2 4

1

1 6 2

1 68

2

4

131

Kegiatan

Awal (10

menit)

Mengecek

kehadiran siswa

Siswa menyatakan

kehadirannya

Disiplin

Guru

mengondisikan

kelas dan

mempersiapkan

media yang akan

dipakai, kemudian

menulis tanggal

serta topik materi

di papan tulis

Siswa

mempersiapkan

diri untuk

menerima

pelajaran

Cinta Ilmu

Guru melakukan

apersepsi seputar

kegiatan sehari-hari

siswa.

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Cinta Ilmu

Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Siswa menyimak

tujuan

pembelajaran yang

disampaikan guru

Rasa ingin

tahu

2. Kegiatan

inti (40

menit).

Eksplorasi

Guru

menyampaikan

materi yang akan

dibahas.

Siswa menyimak

penjelasan yang

disampaikan guru.

Rasa ingin

tahu

132

Guru bertanya

kepada siswa “jika

kemaren kita

belajar perkalian

puluhan dengan

menggunakan

metode polamatika,

apakah perkalian

ratusan jika

menggunakan

metode polamatika

akan mempunyai

kotak polamatika

yang sama?

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Komunikatif

Guru memberikan

peserta didik untuk

mendiskusikan

permasalah

bersama teman

sebangkunya

Siswa berdiskusi

dengan teman

sebangkunya

tentang pertanyaan

guru

Rasa ingin

tahu

Guru menuliskan

kotak bayang

didepan kelas dan

menerangkan

bagaimana cara

menghitung

perkalian ratusan

Siswa

memperhatikan

pengarahan guru

komunikatif

133

dengan kotak

bayang (metode

polamatika)

Guru memberikan

tugas untuk

menempelkan

kertas-kertas

perkalian ratusan

yang akan

dikerjakan secara

berkelompok.

Siswa

memperhatikan

dengan seksama

Komunikatif

belajar

bersama

Elaborasi Guru membentuk

siswa menjadi

beberapa kelompok

yang terdiri dari 5-

6 orang siswa

secara heterogen

dari kemampuan

akademik, jenis

kelamin, dan

etniknya.

Siswa berkumpul

sesuai kelompok

yang telah

dibagikan

Cinta ilmu

Guru

mempersilahkan

siswa untuk

mengerjakan tugas

yang diberikan

guru dan jika sudah

selesai

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

dan mengerjakan

apa yang

diperintahkan guru

Komunikasi

134

menempelkan soal

perkalian pada

kertas salah satu

siswa

menuliskannya

dipapan tulis untuk

diperiksa bersama-

sama.

Guru membagikan

LKS kepada

masing-masing

kelompok.

Guru meminta

siswa untuk

mendiskusikan dan

mengerjakan LKS

sesuai kelompok

masing-masing.

Siswa menerima

LKS yang

dibagikan oleh

guru.

Siswa berdiskusi

dengan kelompok

masing-masing

Bekerja

sama

Aktif

konfirmasi Setelah semuanya

selesai, guru

mengoreksi hasil

kerja setiap

kelompok.

Siswa

memperhasikan

hasil koreksi guru

Rasa ingin

tahu

Guru memberikan

penghargaan

kepada kelompok

pemenang.

Siswa yang

memiliki skor

tertinggi

mendapatkan

penghargaan

Saling

menghargai

135

Guru memberikan

penguatan terhadap

materi yang telah

dipelajari bersama.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Cinta ilmu

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya.

Siswa mengajukan

pertanyaan atau

pendapat.

berani

3. Kegiatan

Akhir (10

menit)

Guru bersama-

sama dengan siswa

menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Siswa dibimbing

guru untuk

menyampaikan

kesimpulan.

Cita ilmu

Guru memberikan

latihan soal sebagai

evaluasi.

Siswa

menyelesaikan

evaluasi yang

diberikan

Cinta ilmu

Guru menutup

pembelajaran

dengan

mengucapkan

hamdalah dan

salam.

Siswa

mengucapkan

hamdalah dan

menjawa salam

Religius

136

137

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

Pertemuan Ke-6 Siklus II

A. Standar Kompetensi:

Perkalian

- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

B. Kompetensi Dasar

1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan

pembagian tiga angka

C. Indikator

- Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi

perkalian ratusan dengan satuan.

D. Tujuan Pembelajaran

- Melalui melalui metode polamatika dengan penjelasan dari guru siswa

mampu memahami menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan

operasi hitung perkalian dengan mudah

E. Model dan Metode Pembelajaran

- Model : Kooperatif tipe Group Investigation

- Metode : Polamatika

F. Media Pembelajaran

- Spidol, penghapus, papan tulis

138

G. Materi Pembelajaran

- Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan operasi hitung perkalian

H. Sumber Belajar

- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)

- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira

pustaka, 2009)

- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib

Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

I. Kegiatan Pembelajaran

No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter

1. Kegiatan

Awal (10

menit)

Mengucapkan salam

dan berdoa bersama

menjawab salam

dan berdoa

bersama

Religius

Guru Mengecek

kehadiran siswa

Siswa

menyatakan

kehadirannya

Disiplin

Guru

mengkondisikan

kelas dan

mempersiapkan

media yang akan

dipakai, kemudian

menulis tanggal serta

topik materi di papan

tulis

Siswa

mempersiapkan

diri untuk

menerima

pelajaran

Cinta Ilmu

139

guru melakukan

apersepsi sebelum

materi disampaikan

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Cinta Ilmu

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

Siswa menyimak

tujuan

pembelajaran

yang

disampaikan

guru

Rasa ingin

tahu

2. Kegiatan

inti (40

menit).

Eksplorasi

Guru menjelaskan

materi yang

dipelajari.

Siswa

emperhatikan

penjelasan guru.

Rasa ingin

tahu

Guru memberikan

contoh soal yang

berkaitan dengan

materi yang diajarkan

dan meyelesaikannya

secara bersama.

Siswa

memperhatikan

contoh soal yang

dijelaskan guru

Rasa ingin

tahu

Mendemontrasikan

perkalian dengan

menggunakan kotak

bayang.

Siswa

memperhatikan

pemaparan guru.

Komunikatif

belajar

bersama

Menanyakan kembali

apa yang belum

dipahami siswa

Menjawab

pertanyaan guru

Komunikatif

dan bekerja

sama.

Elaborasi Guru membentuk

siswa untuk

Siswa

berkumpul

Cinta ilmu

140

berkumpul dengan

kelompok yang telah

dibentuk

sebelumnya.

sesuai kelompok

yang telah

dibagikan

Guru meminta

masing-masing siswa

maju kedepan untuk

dibagikan tugas

kepada setiap

kelompoknya dan

meminta setiap

kelompok

mengerjakan LKS

yang sudah

diberikan.

Siswa mengikuti

arahan guru

Komunikasi

Guru berkeliling

memperhatikan

setiap kelompok,

mengarahkan siswa

yang masih belum

mengerti dengan

pertanyaan yang

diberikan

Siswa yang

belum paham

terhadap materi

mengajukan

pertanyaan

kepada guru.

Bekerja

sama

konfirmasi Setelah semuanya

selesai, guru

mengoreksi hasil

kerja setiap

kelompok dan

Siswa

pemaparan

materi oleh

temannya dan

memperhatikan

Rasa ingin

tahu

141

meminta satu dua

kelompok untuk

memaparkan hasil

kerja kelompoknya.

hasil koreksi

guru

Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok pemenang.

Siswa yang

memiliki skor

tertinggi

mendapatkan

penghargaan

Saling

menghargai

Guru memberikan

penguatan terhadap

materi yang telah

dipelajari bersama.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Cinta ilmu

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya.

Siswa

mengajukan

pertanyaan atau

pendapat.

Berani

3. Kegiatan

Akhir (10

menit)

Guru bersama-sama

dengan siswa

menyimpulkan

materi pembelajaran.

Siswa dibimbing

guru untuk

menyampaikan

kesimpulan.

Cita ilmu

Guru memberikan

latihan soal sebagai

evaluasi.

Siswa

menyelesaikan

evaluasi yang

diberikan

Cinta ilmu

142

Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucapkan

hamdalah dan salam.

Siswa

mengucapkan

hamdalah dan

menjawa salam

Religius

143

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : 3/ I (Tiga/ Satu)

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

Pertemuan Ke-7 Siklus II

A. Standar Kompetensi:

Perkalian

- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

B. Kompetensi Dasar:

1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan pembagian

tiga angka

C. Indikator

- Menjelaskan konsep perkalian ratusan dengan puluhan

- Mengerjakan soal-soal perkalian ratusan dengan puluhan

D. Tujuan Pembelajaran

- Melalui metode polamatika dan penjelasan guru siswa mampu memahami

konsep perkalian ratusan dengan puluhan dengan mudah

- Melalui pengerjaan soal dan penjelasan guru siswa mampu mengerjakan konsep

perkalian ratusan dengan puluhan dengan mudah, cepat, dan benar

E. Model dan Metode Pembelajaran

- Model : Course Review Horey

- Metode : Polamatika

F. Materi Pembelajaran

- Perkalian ratusan dengan puluhan

144

Cara mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode polamatika:

124 x 14 =…

14 = 1 x14

28 = 2 x 14

14 + 2 =

5 6 = 4 x 14

Hasil perkalian 124 x 14 = 1686

G. Sumber Belajar

- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)

- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira pustaka,

2009)

- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung

Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

H. Kegiatan Pembelajaran

No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter

1. Mengucapkan

salam dan berdoa

bersama

menjawab salam

dan berdoa

bersama

Religius

14

2

16 8

168

5

168 6

145

Kegiatan

Awal (10

menit)

Guru Mengecek

kehadiran siswa

Siswa menyatakan

kehadirannya

Disiplin

Guru

mengondisikan

kelas dan

mempersiapkan

media yang akan

dipakai, kemudian

menulis tanggal

serta topik materi

di papan tulis

Siswa

mempersiapkan

diri untuk

menerima

pelajaran

Cinta Ilmu

Guru melakukan

apersepsi, bertanya

kegiatan apa saja

telah dilakukan

sebelum masuk

kekelas dan

memulai pelajaran.

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Cinta Ilmu

Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Siswa menyimak

tujuan

pembelajaran yang

disampaikan guru

Rasa ingin

tahu

2. Kegiatan

inti (40

menit).

Eksplorasi

Guru

menyampaikan

materi perkalian

ratusan dengan

puluhan dengan

menggunakan

siswa

mendengarkan

penjelasan guru

secara seksama

Rasa ingin

tahu

146

metode

polamatika.

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya jika

belum ada yang

dipahami

Guru menyuruh

siswa membuat 6

kotak diisi angka

sesuai selera

peserta didik dari

angka 1-10.

Siswa bertanya

kepada guru

Siswa membuat

kotak sesuai yang

diperintahkan

guru.

Komunikatif

Rasa ingin

tahu

Guru membacakan

soal secara acak

dan siswa menulis

jawaban di dalam

kotak yang

nomornya

disebutkan guru,

kemudian langsung

didiskusikan. Jika

jawabannya benar

beri tanda (v) dan

jika salah (x)

Siswa yang sudah

menjawab dengan

benar dan

memberi tanda (v)

harus segera

bertiak horay.

Komunikatif

belajar

bersama

Elaborasi guru membentuk Siswa berkumpul

sesuai kelompok

Cinta ilmu

147

siswa menjadi

beberapa kelompok

yang terdiri dari 5-

6 orang siswa

secara heterogen

dari kemampuan

akademik, jenis

kelamin, dan

etniknya.

yang telah

dibagikan

Guru

menyampaikan

kembali materi

pembelajaran

dengan metode

ceramah mengenai

materi perkalian.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Komunikasi

Guru membagikan

LKS kepada

masing-masing

kelompok.

Guru meminta

siswa untuk

mendiskusikan dan

mengerjakan LKS

sesuai kelompok

masing-masing.

Siswa menerima

LKS yang

dibagikan oleh

guru.

Siswa berdiskusi

dengan kelompok

masing-masing

Bekerja

sama

Aktif

148

Konfirmasi Setelah semuanya

selesai, guru

mengoreksi hasil

kerja setiap

kelompok.

Siswa

memperhasikan

hasil koreksi guru

Rasa ingin

tahu

Guru memberikan

penghargaan

kepada kelompok

pemenang.

Siswa yang

memiliki skor

tertinggi

mendapatkan

penghargaan

Saling

menghargai

Guru memberikan

penguatan terhadap

materi yang telah

dipelajari bersama.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Cinta ilmu

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya.

Siswa mengajukan

pertanyaan atau

pendapat.

berani

3. Kegiatan

Akhir (10

menit)

Guru bersama-

sama dengan siswa

menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Siswa dibimbing

guru untuk

menyampaikan

kesimpulan.

Cita ilmu

Guru memberikan

latihan soal sebagai

evaluasi.

Siswa

menyelesaikan

evaluasi yang

diberikan

Cinta ilmu

149

Guru menutup

pembelajaran

dengan

mengucapkan

hamdalah dan

salam.

Siswa

mengucapkan

hamdalah dan

menjawa salam

Religius

150

151

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Cempaka Putih 01

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : 3/ 2 (Tiga/ Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

Pertemuan Ke-8 Siklus II

A. Standar Kompetensi:

Perkalian

- Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

B. Kompetensi Dasar:

1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka lebih dan

pembagian tiga angka

C. Indikator

- Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian ratusan dengan

satuan dan puluhan dengan puluhan

D. Tujuan Pembelajaran

- Melalui metode polamatika dan penjelasan guru, siswa mampu

menyelesaikan masalah perkalian dengan mudah

E. Model dan Metode Pembelajaran

- Model : Kooferatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

- Metode : Polamatika

152

F. Materi Pembelajaran

- Soal cerita perkalian puluhan dengan satuan dan perkalian ratusan dengan

puluhan

G. Sumber Belajar

- Tri Dayat, Uminarti, Dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah kelas III. (CV. Bimantara Aluggoda Sejahtera, 2009)

- Suharyanto, C. Jacoh, Matematika untuk SD/MI Kelas III. (CV. Bira

pustaka, 2009)

- Drajad Pramedi, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib

Menghitung Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media, 2016

H. Kegiatan Pembelajaran

No. Langkah: Kegiatan Guru Kegiatan Siswa karakter

1. Kegiatan

Awal (10

menit)

Mengucapkan

salam dan berdoa

bersama

menjawab salam

dan berdoa

bersama

Religius

Guru Mengecek

kehadiran siswa

Siswa menyatakan

kehadirannya

Disiplin

Guru

mengkondisikan

kelas dan

mempersiapkan

media yang akan

dipakai, kemudian

menulis tanggal

serta topic materi di

papan tulis

Siswa

mempersiapkan

diri untuk

menerima

pelajaran

Cinta Ilmu

153

guru melakukan

apersepsi

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Cinta Ilmu

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Siswa menyimak

tujuan

pembelajaran yang

disampaikan guru

Rasa ingin

tahu

2. Kegiatan

inti (40

menit).

Eksplorasi

Guru menjelaskan

materi perkalian

dengan

menggunakan

kotak bayang

(metode

polamatika)

Siswa

memperhatikan

guru

Komunikatif

Guru

mempersilakan

siswa untuk

berkumpul dengan

kelompok yang

sudah dibentuk

pada hari

sebelumnya.

Siswa mengikuti

arahan guru

Komunikatif

bekerjasama

Guru memberikan

soal perkalian

polamatika untuk

dikerjakan secara

perkelompok,

jawaban, jika

semua anggota

Siswa

memperhatikan

penjelasan dari

guru

Komunikatif

bekerjasama

154

telah selesai

mengerjakan maka

setiap anggota

menempelkan

jawaban dipapan

tulis dengan kertas

bewarna yang telah

guru sediakan

dengan catatan satu

anggota

menempelkan satu

kertas secara

estapet.

Guru memeriksa

hasil kerja siswa

dipapan tulis dan

memberi hadiah

bagi kelompok

yang selesai

terlebih dahulu dan

jawabannya benar

Siswa

memperhatikan

dengan sesama

Rasa ingin

tahu

Elaborasi Guru masih

mempersilakan

siswa untuk duduk

berkelompok.

Siswa berkumpul

sesuai kelompok

yang telah

dibagikan

Cinta ilmu

155

Masing-masing

siswa didalam

kelompok memiliki

nomor kepala

masing-masing.

Siswa mengikuti

petunjuk dan

arahan yang

diberikan oleh

guru

Komunikasi

Guru membagikan

LKS kepada

masing-masing

kelompok.

Guru meminta

siswa untuk

mendiskusikan dan

mengerjakan LKS

8 sesuai kelompok

masing-masing.

Siswa menerima

LKS yang

dibagikan oleh

guru.

Siswa berdiskusi

dengan kelompok

masing-masing

Bekerja

sama

Aktif

Guru berkeliling

memperhatikan

masing-masing

kelompok,

mengarahkan siswa

yang berkesulitan

dalam mengerjakan

Siswa bertanya

kepada guru saat

kesulitan dalam

mengerjakan soal

Aktif

konfirmasi Setelah semuanya

selesai, meminta

satu atau du siswa

pada setiap

kelompok secara

acak untuk

Siswa

memaparkan hasil

kerja kelompok

memperhatikan

hasil koreksi guru

Aktif

156

menjelaskan hasil

kerjanya dan

mengoreksinya

bersama.

Guru memberikan

penghargaan

berupa tanda

“bintang” kepada

kelompok

pemenang.

Siswa yang

memiliki skor

tertinggi

mendapatkan

penghargaan

Saling

menghargai

Guru memberikan

penguatan terhadap

materi yang telah

dipelajari bersama.

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Cinta ilmu

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya.

Siswa mengajukan

pertanyaan atau

pendapat.

Berani

3. Kegiatan

Akhir (10

menit)

Guru bersama-

sama dengan siswa

menyimpulkan

materi

pembelajaran.

Siswa dibimbing

guru untuk

menyampaikan

kesimpulan.

Cita ilmu

Guru memberikan

latihan soal sebagai

evaluasi.

Siswa

menyelesaikan

evaluasi yang

diberikan

Cinta ilmu

157

158

Lampiran 9

Bahan Ajar

Rajin Pangkal Pandai !!!

Nama :…………….

Kelas :…………….

159

Apakah kamu tau, apa itu perkalian?

Perkalian adalah

penjumlahan

yang berulang

atau

penjumlahan

yang diulang-

ulang

160

Tono memiliki 6 kotak yang berisi bola mainan. Setiap

kotak berisi 4 bola. Banyaknya bola yang di miliki tono

yang ada pada kotak dapat dihitung dengan cara

dijumlahkan berulang-ulang, seperti:

4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24

Bentuk penjulahan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 menunjukan

penjumlahan angka 4 sebanyak 6 kali

Sehingga penjumlahan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 dapat di tulis

menjadi bentuk perkalian 6 x 4 = 24

161

Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Ubahlah bentuk penjumlahan dibawah ini kedalam bentuk perkalian dan

tentukan hasilnya!

a. 3 + 3 + 3 + 3 =….

b. 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 =….

2. Ubahlah bentuk perkalian dibawah ini menjadi penjumlahan berulang dan

tentukan hasilnya dengan benar!

a. 4 x 2 =….

b. 3 x 9 =….

3.

Ubahlah gambar diatas menjadi bentuk perkalian!

Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan sukses!!!

162

Apakah kalian tau!

Ternyata perkalian

mempunyai sifat-sifat.

Untuk lebih mengerti

sifat-sifat perkalian…

maka harus

memperhatikan

penjelasannya dengan

seksama!!

163

Identitas

Yaitu angka 1 disebut identitas

dalam perkalian, karena jika angka

1 dikalikan dengan suatu bilangan

akan menghasilkan bilangan itu

sendiri

1 x 1 = 1

2 x 1 = 2

3 x 1 = 3

4 x 1 = 4

5 x 1 = 5

6 x 1 = 6

7 x 1 = 7

24 x 1 = 24

33 x 1 = 33

100 x 1 = 100

Dan sebagainya, jika suatu bilangan dikalikan dengan angka 1

maka akan menghasilkan bilangan itu sendiri.

164

Komutatif

(pertukaran)

Sifat ini digunakan untuk

menukar atau

memindahkan letak

bilangan saja

7x6 = 42, jika di dikomutatifkan maka:

a. 7x6 = 6x7

42 = 42

b. 8x4 = 4x8

32 = 32

Dapat disimpulkan dari hasil perkalian diatas

walaupun kedua bilangan tempatnya diubah (ditukar)

hasil perkaliannya tetap sama. Berarti perkalian

diatas memiliki sifat komutatif atau pertukaran.

165

Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan cara pertukaran (komutatif)!

a. 2 x 6 = … x ….

…. = ….

b. 9 x 7 = 7 x 9

…. = ….

c. 12 x …= 4 x ….

.…= ….

d. … x …= 2 x 3

6 = 6

e. 25 x …= 5 x 25

125 = 125

Batu yang keras jika diteteskan air terus menerus maka batu tersebut lama kelaman akan berlubang. Sama halnya dengan

ketidak pandaian jika kita terus belajar dan berlatih maka lama kelamaan akan pandai.

166

Distribusif

(penyebaran)

Sifat ini digunakan untuk

menguraikan sebuah kalimat

matematika

2 x (4 + 6) = 20 jika di ubah kedalam distributive maka akan

menjadi:

2 x (4 + 6) = (2 x 4) + (2 x 6)

2 x 10 = 8 + 12

20 = 20

Hasil perkalian sebelah kanan dan kiri mengasilkan nilai yang

sama yaitu 42, hal ini menunjukan adanya sifat penyebaran

(distributif) pada perkalian diatas.

Atau

7 x 6 = (7x3) + (7x3)

42 = 21 + 21

42 = 42

Hasil perkalian sebelah kanan dan kiri mengasilkan nilai yang

sama yaitu 42, hal ini menunjukan adanya sifat penyebaran

(distributif) pada perkalian diatas.

167

Asosiatif

(pengelompokan)

Pengelompokan berguna untuk

menetukan bagaimana yang harus

dikerjakan terlebih dahulu.

Biasanya yang harus dikerjakan

dahulu bagian yang didalam kurung

2 x (4x6) = 48

Jika di ubah kedalam sifat pengelompokan maka akan

menjadi:

2 x 4 x 6 = (2x4) x 6 = 2 x (4x6)

8 x 6 = 2 x 24

48= 48

Dapat dilihat pada perkalian diatas, perkalian pertama

yang harus dikelompokkan adalah angka 4 dan 6,

sedangkan perkalian kedua yang harus

dikelompokkan adalah angka 2 dan 4, walaupun

diganti kelompoknya namun hasilnya tetap sama

yaitu 48.

Sehingga pada perkalian diatas memiliki sifat

pengelompokan (assosiatif).

168

3 x 5 x … = 105

Jika di ubah kedalam sifat pengelompokan maka akan

menjadi:

3 x 5 x…= 3x(5x…) = (3 x 5) x…

3 x 35 = 3 x 35

105= 105

Coba perhatikan soal perkalian diatas!

Pada soal perkalian diatas, angka berapa yang tepat untuk

mengisi bagian yang kosong sehingga mendapatkan hasil

105.

Ternyata angka yang tepat untuk mengisi bagian yang

kosong adalah angka 7. Karena jika 105 didapatkan dari

hasil perkalian 3 x 5 x 7 = 105.

169

Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Hitunglah perkalian dibawah dibawah ini dengan menggunakan cara

pengelompokan (Assosiatif)!

a. 2 x 6 x 3 =….

2 x (6 x 3) = 2x (6 x 3) = (2 x 6) x 3

2 x … = … x 3

…. = ….

b. 12 x (2 x …) = 12x (2 x …) = (12 x 2) x …

12x … = 24x …

72 = 72

2. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan menggunakan cara penyebaran

(distributif)!

a. 5 x 8 = (5x4) + (…x…)

40 = … + …

…. = ….

b. 6 x (7 + 2) = (6 x 7) + (7 x 2)

6 x … = …. + ….

…. = ….

170

Perkalian dengan Menggunakan Polamatika

Apasih polamtika itu???

Sebelum membahas

perkalian dengan

menggunakan metode

polamatika, mari kita

simak dulu penyelesaian

perkalian dengan tehnik

mendatar dan bersusun

kebawah yah!!!

171

2 x 4 = 8

6 x 4 = 24

7 x 8 = 64

9 x 9 =82

25 x 4 = 100

36 x 7 = 252

12 x 12 =144

Perkalian bersusun pendek

1 2 2 4 3 6

6 x 8 x 3 x

7 2 19 2 10 8

Perkalian bersusun panjang

1 2 2 4 2 5

1 1 x 1 2 x 1 0 x

1 2 4 8 0 0

1 2 + 2 4 + 2 5 +

1 3 2 2 8 8 2 5 0

172

Polamatika adalah salah satu metode

yang bertujuan untuk memahami

konsep perkalian dengan mudah,

karena dalam metode ini dibantu

oleh kotak bayang yang

mempermudah cara operasi

perkalian.

Untuk lebih jelasnya mari kita

perhatikan penjelasan berikut!!!

Apa itu

polamatika?

173

8 6 x 4 = …

Pengali

Angka kali (1 dan 2)

Perkalian puluhan dengan satuan

Langkah pertama :

Buatlah kolom/ kotak bayang polamatika terlebih dahulu

Kalikan pengali dengan angka kali 1 (4 x 8)

a

b1

c b2

Langkah kedua:

Tulis hasil perkalian pertama pada kotak (a) (4 x 8 = 32)

32

174

Langkah ke tiga:

Kalikan pengali dengan angka kali 2 (4 x 6)

Tulis hasil perkalian pada kotak (b). jika hasilnya angka

puluhan, maka angka puluhan ditulis di kotak (b1) sedangkan

angka satuan pada kotak (b2)

3 2

2

4

24 = 4 x 6

Langkah ke empat:

Jumlahkan kotak (a) dan (b) kemudian tulislah hasilnya

pada kotak (c)

Untuk mendapatkan hasil perkalian 86 x 4, maka gabungkan

kedua kotak yang paling bawah

3 2

2

3 4 4

Hasil perkalian 8 6 x 4 = 344

175

2 4 x 1 2 =…

Pengali

Angka kali (1 dan 2)

Perkalian puluhan dengan puluhan

Langkah Pertama:

Buatlah kotak polamatika terlebih dahulu

Kalikan pengali dan angka kali 1 (2 x 12)

A

b1

C b2

Langkah ke Dua:

Tulislah hasil perkalian 2 x 12 pada kotak (a)

2 4

176

Langkah ketiga:

Kalikan pengali dengan angka kali 2 (4 x 12)

Tulis hasil perkalian pada kotak (b). jika hasilnya angka puluhan,

maka angka puluhan ditulis di kotak (b1) sedangkan angka satuan

pada kotak (b2), tapi jika hasilnya satuan maka kotak (b2) ditulis

angka 0.

2 4

2

8

2 8 = 12 x 4

Langkah ke Empat:

Jumlahkan kotak (a) dan (b) kemudian tulislah hasilnya pada

kotak (c)

Untuk mendapatkan hasil perkalian 24 x 12, maka gabungkan

kedua kotak yang paling bawah

2 4

2

2 6 8

Hasil perkalian 2 4 x 1 2 = 268

177

Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Tentukan hasil perkalian di bawah ini dengan menggunakan polamatika!

a. 12 x 2=….

b. 25 x 6=….

2. Tentukan hasil perkalian dibawah ini dengan menggunakan polamatika!

a. 12 x 10=….

b. 12 x 12=….

178

214 x 8 =…

Pengali

Angka kali

Perhatikan pula langkah-langkahnya!!!

Perkalian ratusan dengan satuan

Langkah pertama:

Buatlah kotak

polamatika terlebih

dahulu!

Kalikan pengali dan

angka kali (1) 8 x 2

a

b1

c b2

d

e1

f e2

hjh Langkah ke dua:

Tulislah hasil perkalian 8 x 2 pada kotak (a)

Kalikan pengali dengan angka kali 2 (8 x 1)

Tulis hasil perkalian pada kotak (b). jika

hasilnya angka puluhan, maka angka puluhan

ditulis di kotak (b1) sedangkan angka satuan

pada kotak (b2), tapi jika hasilnya satuan maka

kotak (b2) ditulis angka 0.

a

b1

c b2

d

e1

f e2

179

Langkah ke Tiga:

Jumlahkan angka pada

kotak a dan b1 (16 + 0)

Satukan angka yang ada

pada kotak c (16) dan b2

(8) menjadi satu kesatuan,

kemudian tulislah pada

kotak d

1 6

0

1 6 8

1 68

Langkah ke Empat:

Kalikan pengali dengan angka

kali 3 (8 x 4)

Tulis hasil perkalian pada kotak

(b). jika hasilnya angka puluhan,

maka angka puluhan ditulis di

kotak (b1) sedangkan angka

satuan pada kotak (b2), tapi jika

hasilnya satuan maka kotak (b2)

ditulis angka 0.

1 6

0

1 6 8

1 68

2

4

24= 8 x 4

180

Langkah ke Lima:

Jumlahkan kotak (d) dan (e1) kemudian tulislah hasilnya

pada kotak (f)

Untuk mendapatkan hasil perkalian 2 1 4 x 12, maka

gabungkan kedua kotak yang paling bawah f dan e

1 6

0

1 6 8

1 68

2

1 70 4

Hasil perkalian 214 x 8 = 1704

181

214 x 12 =…

Pengali

Angka kali

Perkalian ratusan dengan puluhan

Langkah pertama:

Buatlah kotak

polamatika terlebih

dahulu!

Kalikan pengali dan

angka kali (1) 12 x 2

a

b1

c b2

d

e1

f e2

Langkah ke dua:

Tulislah hasil perkalian 12 x 2 pada

kotak (a)

Kalikan pengali dengan angka kali 2

(12 x 1)

Tulis hasil perkalian pada kotak (b).

Jika hasilnya angka puluhan, maka

angka puluhan ditulis di kotak (b1)

sedangkan angka satuan pada kotak

(b2), tapi jika hasilnya satuan maka

kotak (b2) ditulis angka 0.

2 4

1

2

12 = 12 x 1

182

Langkah ke Tiga:

Jumlahkan angka pada

kotak a dan b1 (24 + 1 =

25)

Satukan angka yang ada

pada kotak c (25) dan b2

(2) menjadi satu kesatuan,

kemudian tulislah pada

kotak d

2 4

1

2 5 2

2 52

Langkah ke Empat:

Kalikan pengali dengan angka

kali 3 (12 x 4)

Tulis hasil perkalian pada kotak

(b). Jika hasilnya angka puluhan,

maka angka puluhan ditulis di

kotak (b1) sedangkan angka

satuan pada kotak (b2), tapi jika

hasilnya satuan maka kotak (b2)

ditulis angka 0.

2 4

1

2 5 2

2 52

4

8

48 = 12 x 4

183

Langkah keLima:

Jumlahkan kotak (d) dan (e1) kemudian tulislah

hasilnya pada kotak (f)

Untuk mendapatkan hasil perkalian 2 1 4 x 12,

maka gabungkan kedua kotak yang paling bawah

f dan e2

2 4

1

2 5 2

2 52

4

2 56 8

Hasil dari perkalian 214 x 12 = 2568

184

Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan teliti dan benar!

1. Tentukan hasil perkalian dibawah ini dengan menggunakan polamatika!

125 x 9 =…. 234 x 2 =….

2. Tentukan hasil perkalian dibawah ini dengan menggunakan polamatika!

121 x 10=…. 212 x 12=….

2 4

1

2 5 2

2 52

4

8

2 4

1

2 5 2

2 52

4

8

185

Ternyata materi perkalian yang

kalian pelajari disekolah dapat

digunakan untuk menyelesaikan

masalah sehari-hari kalian.

Nahhhh… untuk lebih jelasnya, yuk

perhatikan soal cerita berikut ini!!..

186

Ayah mempunyai 4 kadang. Setiap kandangnya di isi dengan 12 ayam

petelur. Berapa jumlah ayam yang dimiliki ayah?

Jawab:

4 x 12= 48

Jadi, ayam yang dimiliki ayah sebanyak 48 ekor.

Ibu memiliki 3 buah piring yang berisi donal kecil. Setiap piring memiliki

jumlah donat yang berbeda. Pada piring pertama ada 4 donat berwarna

kuning, piring kedua ada 5 donat berwana jingga, dan piring yang ketiga

ada 7 donat yang berwarna merah muda. Berapa jumlah semua donat

yang dimilki ibu?

Jawab:

3 x (4 + 5 + 7)= (3 x 4)+ (3 x 5)+ (3 x 7)

3 x 16 = 12 + 15 + 21

48 = 48

Jadi, donat yang dimiliki ibu sebanyak 48 buah

187

Nama :

Kelas :

Waktu : 70 menit

Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan teliti dan benar!

1. Ubahlah penjumlahan dibawah ini kedalam bentuk perkalian dan tentukan

hasilnya!

9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 9=….

2. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan benar!

136 x 7=….

3. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan pertukaran (komutatif)!

75 x 3 = … x …

… = …

4. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan penyebaran (distributif)!

6 x (2 + 9) = (6 x 2) + (6 x …)

6 x …. = …. + ….

…. = ….

5. Hitunglah perkalian dibawah ini dengan pengelompokan (assosiatif)!

76 x 4 x 2 =…

76 x (4 x 2) = (76 x 4) x …

… x … = 324 x …

6. Tentukan hasil perkalian 62 x 4 dengan menggunakan polamatika!

188

7. Tentukan hasil perkalian 14 x 11 dengan menggunakan polamatika!

8. Tentukan hasil perkalian 432 x 6 dengan menggunakan polamatika!

9. Tentukan hasil perkalian 231 x 11 dengan menggunakan polamatika!

189

10. Ibu memiliki 5 buah topleh yang akan di isi permen. Setiap toples mampu

menampung 150 buah permen. Berapa banyak permen yang dimiliki ibu?

190

Daftar Pustaka

Drajad Pramedi, 2016, Terapi Polamatika, Cara Mudah, Cepat & Ajaib Menghitung

Perkalian & Pembagian, Jakarta: Wahyu Media

Tri Dayat, Uminarti, dkk, 2009, Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah Kelas 3, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Negoro ST, Harahap, 2003, Ensiklopedia Matematika, PT. ghalia Indonesia

191

Lampiran 10

192

193

194

195

Lampiran 11

196

197

198

199

Lampiran 12

200

201

202

203

Lampiran 13

204

205

Lampiran 14

206

207

208

209

210

Lampiran 15

211

212

Lampran 16

213

214

215

216

217

Lampiran 17

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

Lampiran 18

Instrument Pemahaman Konsep Perkalian

No Indikator

Pemahaman

Indikator

Pembelajaran

Bentuk Soal Soal/

Siklus

1 Memahami suatu

konsep perkalian

Mengenal konsep

perkalian puluhan

dengan satuan,

puluhan dengan

puluhan dengan

menggunakan

metode polamatika,

dan mampu

menyebutkan sifat-

sifat perkalian.

Esai

1/ I

Mengenal konsep

perkalian ratusan

dengan satuan, dan

ratusan dengan

puluhan dengan

menggunakan

metode polamatika.

1/ II

2 Mendefinisikan

konsep perkalian

kedalam bentuk lain

Mendefinisikan

konsep perkalian dan

mengubah bentuk

penyelesaiannya

dengan menggunakan

kolom polamatika.

Esai 2/ I

2/ II

276

3 Menyajikan konsep

perkalian dalam

berbagai bentuk

representasi

matematis

Menyajikan soal

perkalian dalam

bentuk gambar.

Esai 3/ I

Menyajikan soal

perkalian dalam

bentuk kontak

berwarna.

3/ II

4 Memberikan contoh

dan noncontoh dari

konsep

Memberikan contoh

soal polamatika dan

bukan contoh soal

polamatika.

Esai 4/ I

4/ II

5 Mengaplikasikan

konsep kedalam

pemecahan masalah

Mengaplikasikan

metode polamatika

tanpa ada tahap

penyimpanan dan

kotak bayang sebagai

alat bantu proses

penghitungan dalam

menyelesaikan

masalah

Esai 5/ I

5/ II

277

Lampiran 19

SOAL TES SIKLUS I

Nama siswa :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nilai

1. Hitunglah soal perkalian dengan baik dan benar!

a. 12 x 6 =… b. 22 x 10 =…

c. Ada berapa sifat-sifat perkalian, dan sebutkan!

d. Ubahlah perkalian dibawah ini kedalam bentuk pertukaran (komutatif

6 x 5 = ….

6 x…=…x 6

…=…

2. Salinlah angka pada kotak berwarna sesuai dengan hasil perkalian 13 x 4

pada kolom polamatika dibawah ini dan perhatikan angkanya!

1 3 x 4 =…

3. Ada 4 kotak yang berisi bintang. Setiap kotak berisi 16 bintang. Berapa banyak

bintang seluruhnya? Hitunglah dengan menggunakan kotak bayang!

… …

… …

… …

4 2 1 5

278

Jawaban:

4. Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!

a. Gambar diatas merupakan bentuk perkalian 4x3 = 3+3+3+3 = 12.

Gambarlah konsep penjumlahan yang berbeda dengan hasil penjumlahan

sama, yaitu 12!

b. Ubahlah bentuk penjumlahan berulang dibawah ini kedalam perkalian dan

tentukan hasilnya dengan bantuan polamatika!

24+24+24+24+24+24=…x… =…

5. Annisah memiliki 11 toples permen. Setiap toples berisi 25 butir permen. Deni

mempunyai 7 toples permen dengan isi yang sama seperti yang dimiliki

Annisah. Berapa banyak permen yang Annisah dan Deni miliki sekarang?

279

LEMBAR JAWABAN SIKLUS I

1. Hasil perkalian dari 28 x 6 = 168 dan 22 x 10 = 220 dengan menggunakan cara:

Sifat-sifat perkalian ada 4 yaitu: identitas, assosiatif, komunitas, dan distributif.

Dan bentuk perkalian dalam bentuk pertukaran (komutatif)

6 x 5 = 30

6 x 5 = 5 x 6

30= 30

2. Hasil perkalian dari 13 x 4= 52 dengan menggunakan cara:

3. Hasil perkalian dari 16 x 4 = 64 dengan menggunakan cara:

4. Gambar dan konsep penjumlahan yang menunjukan hasil pejumlahan 12 adalah:

2 + 2 + 4 + 4 = 12

12

4

16 8

20

2

22 0

4

1

5 2

4

2

6 4

280

24+24+24+24+24+24= 6 x 24 = 144

5. Hasil perkalian dari 25 x (11+7) = 25x18 = 450 dengan menggunakan cara:

12

2

14 4

36

9

45 0

281

Lampiran 20

SOAL TES SIKLUS II

Nama siswa :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nilai

1. Hitunglah soal perkalian dibawah ini dengan benar!

a. 452 x 2 =… b. 124 x 10 =…

2. Apa pengertian perkalian dan ubahlah cara penyelesaian perkalian 125 x 5 dengan

menggunakan metode polamatika!

282

3. Lengkapi kotak dibawah ini dengan benar!

125 x 15 =…

4. Jawablah soal dibawah ini dengan benar!

a. Ubahlah bentuk perkalian dibawah ini kedalam penjumlahan berulah serta

isilah dengan bantuan kotak-kotak bayang!

4 x 142 = …+…+…+…=…

b. Manakah gambar dibawah ini, yang merupakan konsep perkalian dengan

menggunakan polamatika? Apakah gambar A atau B?

Gambar A Gambar B

6

2

8 4

2 : 14

8 0

74

15

187 7 5 180

18 0 3

283

5. Ayah mempunyai 12 bak yang akan diisi ikan hias. Setiap bak akan diisi dengan

245 ikan hias. Kemudian pada setiap baknya ayah mengambil sebanyak 50 ekor

ikan. Berapa banyak jumlah ikan hias yang dimiliki ayah setelahnya?

(245-10) x 12 =…

284

LEMBAR JAWABAN SIKLUS II

1. 452 x 2 = 904 124 x 10 =

2. Perkalian merupakan penjumlahan berulang. 125 x 5 = 5+5+5+5+5+ …. = 625

125 x 5 = 625

3. 125 x 15 =1875

8

1

9 0

90

0

90 4

10

2

1 2 0

12 0

4

14 2 0

5

1

6 0

60

2

62 5

1 5

3

18 0

285

4. 142 x 4 = 584

Gambar A

5. (245-50) x 12 = 195 x 12 = 23 40

180

7

187 5

4

1

5 6

56

0

56 8

12

10

22 8

228

6

234 0

286

Lampiran 21

HASIL TES STUDI PENDAHULUAN SISWA

No. Nama Siswa KKM Nilai

1 Abdul Karim Al-Fatah 63 60

2 Adinda Febriyanti 63 50

3 Adli Agusta Baidowi 63 30

4 Alif March Alfarizi 63 70

5 Annisa Aini 63 60

6 Aryasatya Rifqi 63 40

7 Asep Rizky Ramadhan 63 50

8 Cahaya Kamila 63 60

9 Chalista Nazhi 63 10

10 Della Dwi Yulianti 63 80

11 Fasahat Khusnul Ramadhan 63 60

12 Fergio Arsya Keyrisyad 63 50

13 Ilyas Fadillah 63 70

14 Lingga Mahardika 63 20

15 Marsya Putri Kusuma 63 70

16 Muhammad Fadil Baadillah 63 50

17 Muhammad Wahyu Ramadhan 63 40

18 Nadya Cahaya Tisa 63 50

19 Najla Cantika Rahmadani 63 70

20 Raja Rizki Firmansyah 63 70

21 Risa Puput Safitri 63 70

22 Risky Gading Pratama 63 40

23 Risky Putri Ayuriyah Prayitno 63 50

24 Safitri Rahmadhani 63 50

25 Suci Putri Avissa 63 30

26 Syifa Almira Arkana 63 80

27 Syifa Natasya 63 80

28 Yessril Ishaq Munandar 63 70

29 Muhammad Emeraldi Azhar p 63 60

30 Fathir Rahardian Irwansyah 63 40

31 Fathur Rahardian Irwansyah 63 50

32 Elvitra Agistri Daryana 63 50

33 Villiano Az-zahral 63 40

Jumlah Nilai 1770

Rata-rata 53,7

Jumlah nilai siswa ≥ 63 10

287

Lampiran 22

HASIL TES PEMHAMAN KONSEP PERKALIAN SIKLUS I dan II

No. Nama Siswa KKM Siklus I Siklus II

1 Abdul Karim Al-Fatah 63 100 100

2 Adinda Febriyanti 63 90 100

3 Adli Agusta Baidowi 63 70 100

4 Alif March Alfarizi 63 80 80

5 Annisa Aini 63 70 80

6 Aryasatya Rifqi 63 80 90

7 Asep Rizky Ramadhan 63 55 80

8 Cahaya Kamila 63 80 70

9 Chalista Nazhi 63 70 70

10 Della Dwi Yulianti 63 100 100

11 Fasahat Khusnul Ramadhan 63 70 70

12 Fergio Arsya Keyrisyad 63 55 100

13 Ilyas Fadillah 63 55 100

14 Lingga Mahardika 63 70 80

15 Marsya Putri Kusuma 63 70 90

16 Muhammad Fadil Baadillah 63 55 90

17 Muhammad Wahyu Ramadhan 63 80 80

18 Nadya Cahaya Tisa 63 70 65

19 Najla Cantika Rahmadani 63 80 90

20 Raja Rizki Firmansyah 63 85 70

21 Risa Puput Safitri 63 70 60

22 Risky Gading Pratama 63 80 80

23 Risky Putri Ayuriyah Prayitno 63 90 80

24 Safitri Rahmadhani 63 45 80

25 Suci Putri Avissa 63 90 80

26 Syifa Almira Arkana 63 80 60

27 Syifa Natasya 63 90 60

28 Yessril Ishaq Munandar 63 50 70

29 Muhammad Emeraldi Azhar p 63 40 100

30 Father Rahardian Irwansyah 63 60 80

31 Fathur Rahardian Irwansyah 63 40 70

32 Elvitra Agistri Daryana 63 90 80

33 Villiano Az-zahral 63 70 80

Jumlah 2380 2685

Rata-rata 72,2 81,4

288

Lampiran 23

TES VALIDITAS KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : III

Materi Pokok : Perkalian

No Indikator

Pemahaman

Indikator

pembelajaran

Bentu

k soal

Soal/

Siklus

Soal Jawaban soal

1. Memahami

suatu konsep

perkalian.

Mengenal konsep

perkalian puluhan

dengan satuan,

puluhan dengan

puluhan dengan

menggunakan

metode

polamatika, dan

mampu

menyebutkan sifat-

sifat perkalian.

Esai 1/ I Hitunglah soal perkalian

dibawah ini dengan baik dan

benar!

b. 12 x 6 =…

c. 22 x 10 =…

d. Ada berapa sifat-sifat

perkalian, dan sebutkan!

e. Ubahlah perkalian

dibawah ini kedalam

bentuk pertukaran

(komutatif)

6 x 5 = ….

6 x…=…x 6

…=…

a. 12 x 6 = 72

6

1

7 2

b. 22 x 10 = 220

20

2

22 0

289

c. Ada 4, yaitu:

identitas,

komutatif,

distributive dan

assosiatif

d. 6 x 5 = 30

6x5 = 5x6

30=30

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

2. Mendefinisik

an konsep

perkalian

kedalam

bentuk lain

Mendefinisikan

konsep perkalian

dan mengubah

bentuk

penyelesaiannya

dengan

Esai 2/ I Definisikan konsep perkalian

13 x 4, dan ubahlah cara

penyelesaiannya dengan

menggunakan polamatika!

Perkalian adalah

penjumlahan

berulang seperti

halnya 13 x 4 =

4+4+4+4+ … = 52

13 x 4 = 52

290

menggunakan

kolom polamatika.

4

1

5 2

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

3. Menyajikan

konsep

perkalian

dalam bentuk

representasi

matematis.

Menyajikan soal

perkalian dalam

bentuk gambar.

Esay 3/ I Ada 4 kotak yang berisi

bintang. Setiap kotak berisi 16

bintang. Berapa banyak bintang

seluruhnya? Hitunglah dengan

menggunakan kotak bayang!

16 x 4 = 64

4

2

6 4

291

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

4. Memberikan

contoh dan

noncontoh

dari konsep

Memberikan

contoh soal

polamatika dan

Esay 4/ I a.

Gambar diatas merupakan

bentuk perkalian 4x3 =

3+3+3+3 = 12. Gambarlah

292

bukan contoh soal

polamatika.

konsep penjumlahan yang

berbeda dengan hasil

penjumlahan sama, yaitu 12!

b. Ubahlah bentuk penjumlahan

berulang dibawah ini

kedalam perkalian dan

tentukan hasilnya dengan

bantuan polamatika!

24+24+24+24+24+24=…x…

=…

2 + 2 + 4 + 4 = 12

24+24+24+24+24+24

= 6 x 24 = 144

12

2

14 4

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

5. Mengaplikasi

kan konsep

kedalam

pemecahan

masalah.

Mengaplikasikan

metode polamatika

tanpa ada tahap

penyimpanan dan

kotak bayang

Esay 5/ I Annisah memiliki 11 toples

permen. Setiap toples berisi 25

butir permen. Deni mempunyai

7 toples permen dengan isi yang

sama seperti yang dimiliki

Annisah. Berapa banyak permen

25 x (11+7) = 25x18 =

420

293

sebagai alat bantu

proses

penghitungan

dalam

menyelesaikan

masalah

yang Annisah dan Deni miliki

sekarang?

36

6

42 0

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

Keterangan:

Coret yang tidak dibutuhkan pada kolom valid/ tidak valid

Ciputat, 27 Juli 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Sita Ratnaningsih M. Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus M.Pd

294

TES VALIDITAS KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : III

Materi Pokok : Perkalian

No Indikator

Pemahaman

Indikator

pembelajaran

Bentuk

soal

Soal/

Siklus

Soal Jawaban soal

1. Memahami

suatu konsep

perkalian.

Mengenal konsep

perkalian ratusan

dengan satuan, dan

ratusan dengan

puluhan dengan

menggunakan

metode polamatika.

Esai 1/ II Hitunglah soal perkalian

dibawah ini dengan benar!

a. 452 x 2 =…

a. 452 x 2 = 904

b. 124x10= 1240

295

b. 124 x 10=…

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

2. Mendefinisik

an konsep

perkalian

Mendefinisikan

konsep perkalian

dan mengubah

Esai 2/ II Apa pengertian perkalian dan

ubahlah cara penyelesaian

perkalian 125x5 dengan

Perkalian merupakan

penjumlahan

berulang.

296

kedalam

bentuk lain

bentuk

penyelesaiannya

dengan

menggunakan

kolom polamatika

menggunakan metode

polamatika!

125x5=

5+5+5+5+5+ …=

625

125 x 5 = 625

5

1

6 0

60

2

62 5

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

3. Menyajikan

konsep

perkalian

Menyajikan soal

perkalian dalam

Esay 3/ II

Lengkapi kotak dibawah ini

dengan benar!

125 x 15 =…

125 x 15 = 1875

297

dalam bentuk

representasi

matematis.

bentuk kontak

berwarna.

15

3

18 0

180

7

187 5

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

15

187 7 5 180

18 0 3

298

4. Memberikan

contoh dan

noncontoh

dari konsep

Memberikan contoh

soal polamatika dan

bukan contoh soal

polamatika.

Esay 4/ II Hitunglah soal perkalian

dibawah ini dengan

menggunakan metode

polamatika!

142 x 12 =

Manakah gambar dibawah

ini, yang merupakan konsep

perkalian dengan

menggunakan polamatika?

Apakah gambar A atau B?

28 x 3 = 84

Gambar A

6

2

8 4

142 x 12 = 1704

Gambar A

12

4

16 8

1 68

2

170 4

299

Gambar B

2 : 14

8 0

74

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

5. Mengaplikas

ikan konsep

kedalam

pemecahan

masalah.

Mengaplikasikan

metode polamatika

tanpa ada tahap

penyimpanan dan

kotak bayang

sebagai alat bantu

proses

penghitungan

dalam

Esay 5/ II Ayah mempunyai 12 bak

yang akan diisi ikan hias.

Setiap bak akan diisi dengan

245 ikan hias. Berapa banyak

jumlah ikan hias yang

dimiliki ayah?

245 x 12 =…

245 x 12 = 2740

24

2

26 8

268

6

274 0

300

menyelesaikan

masalah

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

Keterangan:

Coret yang tidak dibutuhkan pada kolom valid/ tidak valid

Ciputat, 27 Juli 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Sita Ratnaningsih M. Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus M. Pd

301

TES VALIDITAS INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN

Nama : Nursopiyana Sakilah NIM: 1113018300067

Jurusan/Prodi:PGMI

No. Instrumen Komentar/ Saran

1 Lembar Tes

2 Lembar Observasi

Observasi Aktifitas

Belajar Siswa

3 Lembar Observasi

Aktifitas Mengajar

3 Lembar Catatan

Lapangan

4 Lembar Wawancara

Siswa

Ciputat,………………….

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Sita Ratnaningsih M. Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus M.Pd

302

Lampiran 24

TES VALIDITAS KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : III

Materi Pokok : Perkalian

No Indikator

Pemahaman

Indikator

pembelajaran

Bent

uk

soal

Soal/

Siklus

Soal Jawaban soal

1. Memahami

suatu konsep

perkalian.

Mengenal

konsep

perkalian

puluhan dengan

satuan, puluhan

dengan puluhan

dengan

menggunakan

metode

polamatika, dan

mampu

Esai 1/ I Hitunglah soal perkalian dibawah

ini dengan baik dan benar!

a. 12 x 6 =…

b. 22 x 10 =…

c. Ada berapa sifat-sifat

perkalian, dan sebutkan!

d. Ubahlah perkalian dibawah

ini kedalam bentuk

pertukaran (komutatif)

6 x 5 = ….

6 x…=…x 6

…=…

a. 12 x 6 = 72

6

1

7 2

c. 22 x 10 = 220

20

2

22 0

303

menyebutkan

sifat-sifat

perkalian.

d. Ada 4, yaitu:

identitas,

komutatif,

distributive dan

assosiatif

e. 6 x 5 = 30

6x5 = 5x6

30=30

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

2. Mendefinisik

an konsep

perkalian

kedalam

bentuk lain

Mendefinisikan

konsep

perkalian dan

mengubah

bentuk

penyelesaiannya

Esai 2/ I Definisikan konsep perkalian 13 x

4, dan ubahlah cara

penyelesaiannya dengan

menggunakan polamatika!

Perkalian adalah

penjumlahan

berulang seperti

halnya 13 x 4 =

4+4+4+4+ … = 52

13 x 4 = 52

304

dengan

menggunakan

kolom

polamatika.

4

1

5 2

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

3. Menyajikan

konsep

perkalian

dalam bentuk

representasi

matematis.

Menyajikan soal

perkalian dalam

bentuk gambar.

Esay 3/ I Ada 4 kotak yang berisi bintang.

Setiap kotak berisi 16 bintang.

Berapa banyak bintang

seluruhnya? Hitunglah dengan

menggunakan kotak bayang!

16 x 4 = 64

4

2

6 4

305

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

4. Memberikan

contoh dan

noncontoh

dari konsep

Memberikan

contoh soal

polamatika dan

Esay 4/ I c.

Gambar diatas merupakan bentuk

perkalian 4x3 = 3+3+3+3 = 12.

Gambarlah konsep penjumlahan

306

bukan contoh

soal polamatika.

yang berbeda dengan hasil

penjumlahan sama, yaitu 12!

d. Ubahlah bentuk penjumlahan

berulang dibawah ini kedalam

perkalian dan tentukan hasilnya

dengan bantuan polamatika!

24+24+24+24+24+24=…x…

=…

2 + 2 + 4 + 4 = 12

24+24+24+24+24+24

= 6 x 24 = 144

12

2

14 4

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

5. Mengaplikasi

kan konsep

kedalam

pemecahan

masalah.

Mengaplikasika

n metode

polamatika

tanpa ada tahap

penyimpanan

dan kotak

Esay 5/ I Annisah memiliki 11 toples

permen. Setiap toples berisi 25

butir permen. Deni mempunyai 7

toples permen dengan isi yang

sama seperti yang dimiliki

Annisah. Berapa banyak permen

yang Annisah dan Deni miliki

sekarang?

25 x (11+7) = 25x18 =

420

36

6

42 0

307

bayang sebagai

alat bantu

proses

penghitungan

dalam

menyelesaikan

masalah

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

Keterangan:

coret yang tidak dibutuhkan pada kolom valid/ tidak valid

Ciputat, 27 Juli 2017

Guru kelas,

Masih Sumarsih S.Pd

308

TES VALIDITAS KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : III

Materi Pokok : Perkalian

No Indikator

Pemahaman

Indikator

pembelajaran

Bentuk

soal

Soal/

Siklus

Soal Jawaban soal

1. Memahami

suatu konsep

perkalian.

Mengenal konsep

perkalian ratusan

dengan satuan, dan

ratusan dengan

puluhan dengan

menggunakan

metode polamatika.

Esai 1/ II Hitunglah soal perkalian

dibawah ini dengan benar!

a. 452 x 2 =…

c. 452 x 2 = 904

d. 124x10= 1240

309

b. 124 x 10=…

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

2. Mendefinisik

an konsep

perkalian

Mendefinisikan

konsep perkalian

dan mengubah

bentuk

Esai 2/ II Apa pengertian perkalian dan

ubahlah cara penyelesaian

perkalian 125x5 dengan

menggunakan metode

polamatika!

Perkalian merupakan

penjumlahan

berulang.

310

kedalam

bentuk lain

penyelesaiannya

dengan

menggunakan

kolom polamatika

125 x 5 =

5+5+5+5+5+ …=

625

125 x 5 = 625

5

1

6 0

60

2

62 5

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

3. Menyajikan

konsep

perkalian

dalam bentuk

representasi

matematis.

Menyajikan soal

perkalian dalam

bentuk kontak

berwarna.

Esay 3/ II Lengkapi kotak dibawah ini

dengan benar!

125 x 15 =…

125 x 15 = 1875

15

187 7 5 180

18 0 3

311

15

3

18 0

180

7

187 5

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

4. Memberikan

contoh dan

noncontoh

dari konsep

Memberikan contoh

soal polamatika dan

bukan contoh soal

polamatika.

Esay 4/ II a. Ubahlah bentuk perkalian

dibawah ini kedalam

penjumlahan berulah serta

isilah dengan bantuan

kotak-kotak bayang!

4 x 142 = …+…+…+…=…

142 x 4 = 568

4

1

5 6

312

Manakah gambar dibawah

ini, yang merupakan konsep

perkalian dengan

menggunakan polamatika?

Apakah gambar A atau B?

28 x 3 = 84

Gambar A

Gambar B

6

2

8 4

2 : 14

8 0

74

Gambar A

56

0

56 8

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

313

5. Mengaplikas

ikan konsep

kedalam

pemecahan

masalah.

Mengaplikasikan

metode polamatika

tanpa ada tahap

penyimpanan dan

kotak bayang

sebagai alat bantu

proses

penghitungan

dalam

menyelesaikan

masalah

Esay 5/ II Ayah mempunyai 12 bak

yang akan diisi ikan hias.

Setiap bak akan diisi dengan

245 ikan hias. Kemudian

pada setiap baknya ayah

mengambil sebanyak 50 ekor

ikan. Berapa banyak jumlah

ikan hias yang dimiliki ayah

setelahnya?

(245-10) x 12 =…

(245-50) x 12 = 195 x

12 = 23 40

12

10

22 8

228

6

234 0

Uji validitas Valid/ tidak valid

Komentar

Keterangan:

Coret yang tidak dibutuhkan pada kolom valid/ tidak valid

Ciputat, 27 Juli 2017

Guru kelas,

Masih Sumarsih, S.Pd

314

TES VALIDITAS INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN

Nama : Nursopiyana Sakilah NIM: 1113018300067

Jurusan/Prodi:PGMI

No. Instrumen Komentar/ Saran

1 Lembar Tes

2 Lembar Observasi

Observasi Aktifitas

Belajar Siswa

3 Lembar Observasi

Aktifitas Mengajar

3 Lembar Catatan

Lapangan

4 Lembar Wawancara

Siswa

Ciputat, 27 Juli 2017

Guru kelas,

Masih, Sumarsih S. Pd

1

Lampiran 25

LEMBAR OBSERVASI GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLAMATIKA SIKLUS I

Hari/Tanggal :

Pertemuan/ Siklus : /I

Materi :

Berilah tanda centang () pada kolom realisasi

No Aspek yang diamati/ dinilai Realisasi

Ya Tidak

1 Menyampaikan tujuan dan motivasi pada proses pembelajaran

2 Melakukan pembagian kelompok belajar siswa

3 Melaksanakan presentasi kepada siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menjelaskan materi pelajaran

Memberi contoh terkait materi yang diberikan

4 Memberikan tugas pada setiap kelompok

Mengamati berjalannya diskusi dalam kelompok

Mengarahkan siswa dalam berdiskusi

5 Mengadakan soal latihan/ evaluasi

316

LEMBAR OBSERVASI GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLAMATIKA SIKLUS II

Hari/Tanggal :

Pertemuan/ Siklus : /II

Materi :

Berilah tanda centang () pada kolom realisasi

No Aspek yang diamati/ dinilai Realisasi

Ya Tidak

1 Menyampaikan tujuan dan motivasi pada proses pembelajaran

2 Melakukan pembagian kelompok belajar siswa

3 Melaksanakan presentasi kepada siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menjelaskan materi pelajaran

Menjelaskan pengguanaan metode pembelajaran

4 Memberikan tugas pada setiap kelompok

Mengamati berjalannya diskusi dalam kelompok

Mengarahkan siswa dalam berdiskusi

5 Mengadakan soal latihan/ evaluasi

317

318

319

320

321

322

Lampiran 26

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Hari/tanggal :

Pertemuan/ Siklus : 1/ I

Materi :

No Aspek yang diamati/ dinilai Skor

1 Memperhatikan dengan seksama penjelasan guru,

diantaranya:

Mendengarkan tujuan pembelajaran yang

disampaikan guru

1 2 3 4 5

Mendengarkan materi pelajaran yang dipaparkan

oleh guru

1 2 3 4 5

Melaksanakan metode polamatika dalam

pembelajaran

1 2 3 4 5

Mencatat apa yang di jelaskan oleh guru 1 2 3 4 5

Ketekunan dalam mempelajari sumber belajaran

yang diberikan guru

1 2 3 4 5

2 Melaksanakan diskusi kelompok pada materi

perkalian dengan menggunakan metode polamatika

Berkumpul dengan kelompok yang telah

ditentukan oleh guru

1 2 3 4 5

Melaksanakan diskusi kelompok 1 2 3 4 5

Melakukan tukar pendapat antar teman kelompok 1 2 3 4 5

Saling membantu antar teman kelompok 1 2 3 4 5

3 Mengevaluasi pemahaman konsep perkalian

Mengkonfirmasi materi yang telah dipelajari 1 2 3 4 5

323

Jumlah nilai

Jumlah butir pernyataan adalah 10

Catatan/ saran: ………………………………………………………………………...

…………………………………………………………………………………………

Ciptat,…………………….

Observer

Petunjuk:

1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = sangat baik

Lingkarilah pada kolom skor penilaian

324

Lampiran 27

Pedoman Wawancara Siswa

Pelaksanaan wawancara

Hari/ Tanggal :

Responden :

1. Bagaimana pendapatmu terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan pada saat

belajar matematika?

Jawaban :

2. Apakah kamu senang belajar matematika hari ini khususnya materi perkalian

dengan menggunakan metode polamatika?

Jawaban :

3. Apakah guru lain pernah menggunakan pembelajaran seperti pada saat belajar

matematika?

Jawaban :

4. Apakah pembelajaran hari ini membuat kamu semangat dalam belajar matematika?

Jawaban :

5. Apakah kamu dapat memahami materi yang telah diajarkan oleh guru?

Jawaban :

325

Pedoman Wawancara Siswa

1. Bagaimana pendapatmu terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan pada saat

belajar matematika?

Jawaban : Reponden 1: ya, saya merasa senang, pelajaran mudah dipelajari

Responde 2: pelajarannya sangat menyenangkan

Responde 3: ya, senang

2. Apakah kamu senang belajar matematika hari ini khususnya materi perkalian

dengan menggunakan metode polamatika?

Jawaban : Responden 1: sangat senang

Responden 2: ya, saya senang

Responden 3: senang

3. Apakah guru lain pernah menggunakan pembelajaran seperti pada saat belajar

matematika?

Jawaban : Responden 1: belum pernah

Responden 2: belum pernah

Responden 3: tidak ada

4. Apakah pembelajaran hari ini membuat kamu semangat dalam belajar matematika?

Jawaban : Responden 1: membuat saya semangat belajar

Responden 2: ya semangat

Responden 3: semangat

5. Apakah kamu dapat memahami materi yang telah diajarkan oleh guru?

Jawaban : Responden 1: paham banget

Responden 2: saya paham

Responden 3: paham

326

Lampiran 28

327

328

Lampiran 29

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal :

Pertemuan Ke- : /

No. Langkah-

langkah

Aktivitas

1 Pendahuluan

2 Eksplorasi

3 Elaborasi

4 Konfirmasi

5 Penutup

329

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Rabu, 2 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : I/ I

No. Langkah-

langkah

Aktivitas

1 Pendahuluan Pada saat pendahuluan siswa antusias untuk memulai

pembelajaran dan menyiapkan segala keperluan belajar

dengan baik.

2 Eksplorasi Siswa antusias mendengarkan penjelasan guru, terkait

materi pengertian perkalian bahwa perkalian adalah

penjumlahan yang dilakukan secara berulang-ulang.

Namun ketika guru menjelaskan materi sifat-sifat

perkalian ada sebagian siswa yang kurang fokus dalam

memperhatikan penjelasan guru. Hal ini dikarenakan

materi yang dirasa cukup sulit untuk siswa sedangkan

waktu pembelajaran kurang

3 Elaborasi Pada tahap elaborasi siswa melakukan pembelajaran

berkelompok. Mendiskusikan dan aktif bertanya jika ada

pertanyaan yang kurang dipahami dalam mengerjakan

lembar kerja siswa.

4 Konfirmasi Pada saat konfirmasi siswa menyampaikan apa saja yang

telah dipelajari namun dengan jawaban yang masih ragu-

ragu dan malu untuk menyampaikannya.

5 Penutup Siswa mengakhiri pembelajaran dengan tertib.

330

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Kamis, 3 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : II/ I

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Siswa antusias untuk melakukan pembelajaran. Namun

perhatian siswa sedikit terganggu dikarenakan ada siswa

yang datang terlambat.

2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru yang menjelaskan

perkalian puluhan dengan satuan yang menggunakan

polamatika perkalian. Namun perhatian siswa sedikit

teralihkan ketika temannya ada yang datang terlambat.

Dan sebagian siswa masih ada yang bercanda dengan

teman sebangkunya pada saat pembelajaran berlangsung.

3 Elaborasi Beberapa kelompok masih kesulitan dalam mengerjakan

lembar kerja siswa.

4 Konfirmasi Siswa melai tidak malu dalam menyampaikan

pendapatnya tentang materi apa saja yang telah dipelajari,

namun untuk bertanya meski masih di pancing dulu.

5 Penutup Pada saat kegiatan akhir pembelajaran siswa

melakukannya dengat cukup tertib.

331

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Jum’at, 5 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : III/ I

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Siswa melaksanakan pendahuluan pembelajaran dengan

sangat rapi, namun kurang sedikit konsentrasi pada saat

pembacaan surat-surat pendek Al-qur’an.

2 Eksplorasi Siswa mendengarkan menjelasan guru dengan seksama

dan mulai aktif tanpa malu-malu dan ditunjuk jika disuruh

mengerjakan soal dipapan tulis oleh guru.

3 Elaborasi Siswa dalam setiap kelompok bersemangat dalam

mengerjakan LKS, namun masih ada beberapa siswa yang

masih kesulitan dalam mengerjakan soal pertanyaan

dikarenakan ada beberapa siswa yang masih belum hapal

perkalian 1-10. Dan ada beberapa kelompok yang tidak

sempat menyelesaikan semua pertanyaan yang terdapat

pada LKS

4 Konfirmasi Siswa mengkonfirmasi materi pembelajaran yang telah

dipelajari dengan tanpa ragu-ragu

5 Penutup Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa membaca

hamdalah dan mengakhiri pembelajaran dengan tertib

332

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Sabtu, 5 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : IV/ I

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Siswa berantusias untuk memulai proses pembelajaran

2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama,

dan tanpa disuruh untuk menyelesaikan contoh soal yang

ada dipapan tulispun sudah mengajukan diri. Tapi

memang yang mengajukan diri masih siswa yang itu itu

mulu dan siswa yang tadinya disuruh maju tidak mau jadi

mau.

3 Elaborasi Ada satu kelompok dalam mengerjakan LKS diselingi

dengan bercanda yang mengakibatkan ada sebagian soal

yang belum dikerjakan

4 Konfirmasi Siswa mengkonfirmasikan kembali apa yang telah

dipelajari

5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berakhir dengan tertib

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Kamis, 9 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : V/ II

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Siswa memulai pembelajaran dengan tertib

333

2 Eksplorasi Saat guru menjelaskan point-point materi yang telah

dipelajari, siswa mengamatinya dengan seksama

3 Elaborasi Pelaksaan tes siklus I pada awal pengisian soal siswa

terlihat tenang dalam mengerjakan soal-soal tetapi ketika

ditengah waktu pengerjaan soal suasana kelas sedikit

kurang tertib

4 Konfirmasi Siswa melakukan pengecekan kembali apa yang telah

dijawabnya pada lembar soal tes siklus I

5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan tertib.

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Jum’at, 10 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : VI/ II

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Awal kegiatan pembelajaran berjalan sebagaimana

mestinya.

2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama

dan jika guru bertanya siswa menjawab pertanyaan guru

dengan antusias

3 Elaborasi Siswa sangat bersemangat dalam mengerjakan LKS

secara berkelompok dan mendiskusikannya dengan teman

kelompoknya meskipun ada kelompok yang belum

menyelesaikan pertanyaan dalam LKS dikarenakan

proses penghitung yang cukup lama dari yang lainnya

akan tetapi secara tehnik pengisian jawaban benar

334

4 Konfirmasi Siswa mengonfirmasikan materi yang telah dipelajari

tanpa ragu-ragu

5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan tertib

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Sabtu, 11 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : VII/ II

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Pada awal kegiatan pembelajaran berjalan dengan tertib

2 Eksplorasi Siswa dapat dengan mudah memahami penjelasan guru

dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak masuk

sekolah sehingga proses pembelajaran bisa terkendali

dengan mudah

3 Elaborasi Meskipun jumlah siswa berkurang pada tiap kelompok,

tapi proses pengerjaan LKS berjalan dengan lancer dan

tertib melebihi pada hari-hari sebelumnya

4 Konfirmasi Siswa mengkonfirmasikan apa saja yang telah dipelajari

dengan tanpa ragu-ragu.

5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan tertib

335

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Jum’at, 12 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : VIII/ II

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Awal kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan

tertib

2 Eksplorasi Siswa mendengarkan dengan seksama apa yang guru

jelaskan

3 Elaborasi Siswa sangat bersemangat dalam mengerjakan tugas

kelompok yang guru berikan karena ada kuis yang

dikerjakan secara berkelompok dan kelompok yang lebih

kompak, cepat, tepat dalam menjawab pertanyaan

mendapatkan hadih diakhir pembelajaran

4 Konfirmasi Siswa mengonfirmasikan apa yang telah dipelajari tanpa

ragu-ragu

5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan lancer

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Jum’at, 18 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : IX/ II

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Siswa sangat bersemangat dalam memulai pelajaran

336

2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru, namun ketika

melakukan permainan menempel kotak-kotak bayang

pada papan tulis sedikit ricuh dikarenakan siswa sangat

berantusias mengikuti permainan

3 Elaborasi Siswa sangat berantusias mendiskusikan lembar kerja

siswa bersama teman-teman kelompoknya sehingga

proses ngerjaan soalpun berjalan dengan lancer dan cepat.

4 Konfirmasi Siswa mengkonfirmasikan apa yang telah dipelajari

selama proses pembelajaran berlangsung

5 Penutup Kegiatan akhir pembelajaran berjalan dengan baik. siswa

mengekhiri pembelajaran dengan tertib dan rapih

Lembar Catatan Lapangan

Hari/ Tanggal : Jum’at, 23 Agustus 2017

Pertemuan Ke- : X/ II

No. Langkah-

langkah Aktivitas

1 Pendahuluan Siswa tampak semangat untuk menyiapkan diri mengikuti

tes siklus II

2 Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama

dan tertib.

3 Elaborasi Siswa mengerjakan soal tes siklus II dengan tertib tanpa

mengganggu teman yang lainnya

4 Konfirmasi Siswa melakukan pengecekan kembali pada jawaban tes

siklus II sebelum dikumpulkan

5 Penutup Siswa menutup pembelajaran dengan tertib dan rapih

337

Lampiran 30

DOKUMENTASI

338

339

340

Lampiran 31

341

Lampiran 32

342

Lampiran 33

343

344

345

346

347

348