daftar jurnal harian kegiatan penerimaan calon peserta didik ...
PEDOMAN INSPEKSI HARIAN GEOTEK NIK PIT SEBAGAI S A LAH SATU PROGRAM MONI T ORING HARIAN TAMBANG (...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
Transcript of PEDOMAN INSPEKSI HARIAN GEOTEK NIK PIT SEBAGAI S A LAH SATU PROGRAM MONI T ORING HARIAN TAMBANG (...
PENGGUNAAN INTERNAL
(INTERNAL USED)
PEDOMAN INSPEKSI HARIAN
GEOTEKNIK PIT SEBAGAI SALAH
SATU PROGRAM MONITORING
HARIAN TAMBANG
(GUIDELINES OF DAILY GEOTECHNICAL INSPECTION PIT AS A ONE OF DAILY
MONITORING SITE PROGRAM)
MUH ARIF IDHAM
ENGINEER GEOLOGIST SITE PT.PIK
FOCUS OF REPORT :
Checklist Descriptions Term Risk With Control Action Implemented
2
INTRODUCTION
Laporan ini disusun sebagai acuan dalam
penyusunan laporan geotek monitoring
secara visual, meskipun tidak bisa dijadikan
sebagai point utama dalam menilai
ketidakstabilan lereng penambangan. Perlu
adanya cross and check secara visual
lapangan dari data-data deformasi yang
sudah ada sebelumnya (data deformasi &
radar).
Laporan geotek monitoring secara visual
dilakukan dalam skala harian dan pada area
penambangan aktif (lebih utama pit aktif)
sehingga menjadi suatu laporan awal
sebelum dilakukannya operasional
penambangan. Pengamatan secara visual
bersifat membantu dalam suatu program
monitoring kestabilan lereng oleh data
monitoring yang lebih akurat seperti prisma
deformasi, crackmeter dan atau dengan
instrument yang lebih canggih seperti slope
stability radar.
Program monitoring secara visual
diharapkan dapat membantu karyawan pada
level pengawas (foreman dan supervisor)
dalam memahami potensi dan nilai resiko
ketidakstabilan dalam suatu lereng.
penambangan secara actual dan dapat
dipahami semua level karyawan sehingga
diharapkan memudahkan dalam penetuan
resiko dalam ketidakstabilan lereng.
OBJECTIVE
Program daily inspeksi regular monitoring
secara visual sebagai salah satu program
monitoring diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dalam menjamin keselamatan
operational penambangan antara lain :
a) Sebagai acuan penilaian resiko pada
potensi ketidakstabilan lereng untuk
level pengawas (foreman atau
supervisor lapangan).
b) Laporan awal (pre-eliminary report)
oleh geotech person dalam menilai
potensi ketidakstabilan.
c) Laporan secara visual sebagai
crosscheck data montoring yang
sudah ada sebelumnya (radar,
prisma deformasi dll).
d) Penilian secara visual adalah bersifat
objektif sehingga pengisian laporan
adalah karyawan yang memiliki
PEDOMAN INSPEKSI HARIAN GEOTEK PIT SEBAGAI SALAH SATU
PROGRAM MONITORING HARIAN TAMBANG
3
pengalaman operational tambang
dan setidaknya mengetahui standart
procedure yang digunakan dalam
operasional penambangan.
e) Hasil dari penilaian resiko secara
visual akan menghasilan langkah-
langkah pencegahan/koordinasi yang
harus di lakukan.
f) Dilaksanakan secara regular dalam
skala harian.
STAGE OF INVESTIGATION
1. Item description.
Ada 18 checklist resiko yang dinilai dalam
laporan daily inspection monitoring secara
visual. Tentunya setiap kebutuhan site
penambangan akan berbeda tergantung dari
resiko masing-masing sehingga dapat
berubah sesuai kebutuhan. 18 checklist yang
ada saat ini juga dapat dikombinasikan
dengan item-item yang lain (environmental,
economics etc.) dan menjadi penilian resiko
secara kolektif.
Ada 4 kerangka Utama dalam daily
inspection monitoring secara visual antara
lain : kesesuaian dengan design, struktur
geologi, pengaruh air, standar operational
prosedur dan potensi sisa yang masih ada.
a. Kesusaian actual lapangan dengan
design yang ada (According with
design).
Design yang sudah dikeluarkan
tentunya telah melewati hasil
assessment geotech dan kajian teknis
secara umum sehingga operational
lapangan wajib mengikuti design
yang sudah ada (final design/sekuen
design) dan juga dalam mengontrol
kesusuaian produksi potensi
under/overcut design. Dalam item
kesesuaian dengan design hal yang
di deskripsi adalah kesesuaian
puncak jenjang (crest), kaki jenjang
(Toe) dan lebar teras jenjang (bench)
secara individual. Hal ini
memunculkan pertanyaan dalam
laporan monitoring yaitu Apakah
crest, toe dan bench sesuasi dengan
design yang sudah disepakati ?
Foto 1A. Longsor bench akibat Ketidak
seusaian design dan actual lapangan
Foto 1B. Overcut toe pada design final
menimbukan ketidakstabilan.
4
b. Struktur geologi (Structural
geology).
Stuktur geologi sangat berpengaruh
terhadap kestabilan lereng
penambangan, pengukuran di
lapangan sangat perlu di lakukan
karena dalam pemodelan geologi
struktur geologi skala kecil kurang
bisa terbaca sehingga perlu
crosscheck kondisi actual di
lapangan. Struktur geologi yang di
deskripsi terutama perubahan
kemiringan pada suatu perlapisan
(menegak/melandai),patahan,rekahan
,sesar turun/naik minor yang dapat
menjadi bidang lemah dalam suatu
perlapisan dan meningkatkan
ketidakstabilan. sehingga dalam
laporan monitoring ini muncul
pertanyaan Apakah ada struktur
geologi yang dapat berefek
terhadap kestabilan lereng ? dan
dijelaskan dalam kolom deskripsi.
Foto 2A. Pengukuran struktur di lapangan
terhadap potensi ketidakstabilan lereng.
Foto 2b. Peta dan Pengukuran struktur
geologi minor di lapangan terhadap potensi
ketidakstabilan lereng.
c. Pengaruh air (Water influence).
Air pada area penambangan baik
sebagai air permukaan/bawah
permuakaan sangat berpengaruh
signifikan pada kestabilan lereng
untuk kondisi tertentu, air pada area
penambangan kecuali pada elevasi
terendah (sump) akan dapat
meningkatkan ketidakstabilan lereng
antara lain sebagai media yang
menghasilkan bidang lemah dalam
strata bidang perlapisan batuan
(bedding strata), meningkatkan
kejenuhan batuan yang secara
langsung meningkat beban batuan
yang ada, erosi pada kaki slope (toe)
5
terjadi penegakan dinding slope
sehingga muncul pertanyaan terkait
air pada area penambangan antara
lain Apakah dijumpai air tanah
atau mata air ? Apakah tersedia
sistem drainage dalam dan diluar
dan disekitar pit aktif yang baik ?
Apakah ada genangan air yang
berpotensi untuk meningkatkan
ketidakstabilan lereng ?
Foto 3A.Genangan air di atas front tambang
(unsafe condition).
Foto 3B.Pembuatan parit pengalihan sekitar
pit untuk menghindari air masuk ke pit
penambangan.
d. Standar Operational Prosedure.
(Standart procedure)
Prosedur berhubungan dengan
kestabilan lereng sudah disusun
berdasarkan kajian teknis dan record
data dari person yang bertanggung
jawab. Prosedur kestabilan lereng
secara teknis telah tertuang dalam
suatu standart operational procedure
sehingga semua aktivitas terkait
diharapkan memenuhi prosedur yang
berlaku.Prosedur yang terkait dengan
kestabilan lereng antara lain proses
penggerukan dinding tinggi maximal
material lumpur adalah 5 meter,
penggerukan material original
maximal 10 meter, Boplang survey
sebagai acuan penggerukan,
pembentukan crest disposal dengan
jarak 50 meter sebelum smoothing,
kondisi lereng setelah blasting
(postblast assestment) dan prosedur
lain.
Foto 4A. unprosedural digging pada area
lumpur (tinggi >10 m).
Foto 4B. Operational prosedur lumpur
dengan tinggi < 5 meter.
e. Potensi sisa. (Risk residu)
Potensi sisa adalah ketidakstabilan
pada lereng penambangan dalam
A
6
kriteria dapat diterima (acceptable)
dalam kondisi tertentu, area diluar
front penambangan aktif seperti
akses jalan tambang, akses yang
berhubungan dengan masyrakat
sekitar. Potensi sisa yang ada
tentunya telah memenuhi radius
jarak aman unit/manusia sehingga
potensi sisa yang dimaksud
dideskripsikan Apakah jarak unit
dan atau manusia terhadap
ketidakstabilan lereng (material
gantung, lumpur dll) dapat
diterima (acceptable) ? Apakah
kondisi akses jalan dapat diterima
terhadap potensi ketidakstabilan,
lebar jalan, dan lain-lain ? Apakah
potensi sisa dapat berpengaruh
terhadap masyarakat sekitar ?
Foto 5. Hanging material sebagai potensi
sisa dari ketidakstabilan lereng
Daily inspection monitoring dalam
penilaian 18 checklist kolom deskripsi
memiliki 3 nilai yaitu “baik (good)
bernilai 1, “kurang baik (no good)”
bernilai 5, “buruk (bad)” bernilai 25.
Nilai dari 18 checklist kemudian
dijumlahkan menghasilkan nilai total
sehingga memunculkan tingkat resiko
yang ada. Penjelasan dalam table berikut
ini
Tabel 1. Table nilai checklist berdasarkan
kondisi lapangan.
No Condition decription Nilai
1 Good 1 2 No Good 5
3 Bad 25
Tabel 2. item dalam checklist daily inspection.
N
o Item
condi
tion nilai
1 is it Crest well/suitable
with design ? √ 1 / 5 / 25
2 is it toe well/suitable with
design ? √ 1 / 5 / 25
3 is it Bench/berm well
suitable with design √ 1 / 5 / 25
4 is it St ructural Geology
effect ? √ 1 / 5 / 25
5 is it Crack/buldging
existing ? √ 1 / 5 / 25
6 Is it Hanging Block
(Description) ? √ 1 / 5 / 25
7 is it Divert ing Channel
good ? √ 1 / 5 / 25
8 is it drainage around Pit
good ? √ 1 / 5 / 25
9 Is it drainage at wall final
? √ 1 / 5 / 25
10 Is it Water Pond ? √ 1 / 5 / 25
11 Is it Spring existing ? √ 1 / 5 / 25
12 Wall final pig (sign) ? √ 1 / 5 / 25 13 Digging with max 5 m
high (muddy/sandy) ? √ 1 / 5 / 25
14 Digging with max 10 m
height ? √ 1 / 5 / 25
15 is it Blasting effect ? √ 1 / 5 / 25 16 distance equipment with
failure potention ? √ 1 / 5 / 25
17 is it waste dump at crest
(50 m distance) ? √ 1 / 5 / 25
18 Access ramp (wide,grade,
failure potention) ? √ 1 / 5 / 25
Nilai Total ?
7
2. Kontrol terhadap nilai resiko (Term
Risk with Control).
Setelah dilakukan penelitian dari masing-
masing checklist, kemudian dikalkulasi dan
akan menghasilkan jumlah nilai berdasarkan
resiko yang ada. Dari resiko yang ada
kemudian akan disesuaikan dengan control
yang harus di lakukan sehubungan dengan
nilai resiko yang ada. Nilai resiko dibagi
menjadi 5 kriteria resiko dengan masing-
masing control antara lain :
- Low Term Risk adalah resiko geotech
paling rendah/paling aman (tingkat 1).
Nilai Term Risk berdasarkan nilai
checklist item hasil inspeksi lapangan
adalah 0-30. Penjelasan berdasarkan nilai
Low Term Risk : resiko dapat diterima
dan dilanjutkan dengan prosedur daily
monitoring (Accept risk, Manage by
Routine procedure), Tidak ada batasan
area yang tidak diperbolehkan untuk
melakukan blasting.
- Low – Medium Term Risk adalah
resiko geotech satu tingkat diatas Low
Term risk (tingkat 2). Nilai term risk
berdasarkan nilai dari checklist item yang
hasil inspeksi di lapangan adalah 31-56,
Penjelasan berdasarkan nilai Low –
Medium Term Risk : lanjutkan dengan
prosedur daily monitoring dan koordinasi
dengan section terkait/person yang
bertanggungjawab (Routine procedure,
coordination with other section/person
incharge). perlu Koordinasi dengan
section blasting jika pada area
penambangan yang akan di blasting
terdapat item geotechnical yang
memeiliki “nilai buruk” (“Bad”).
- Medium Term Risk adalah resiko
geotech tingkat 3. Nilai Term Risk
berdasarkan nilai dari checklist item
yang hasil inspeksi di lapangan adalah
57-160. Penjelasan berdasarkan nilai
Medium Term Risk : perlu perhatian dari
section yang terkait, dibutuhkan tindakan
korektif dan pencegahan (Section in
charge responsibility assigned,
Corrective and preventive action).
Pembatasan area blasting untuk area ini
minimum 20 meter dari crest dinding, hal
ini dapat berubah setelah dilakukan back-
analysis dan re-assesment pada area kritis
penambangan.
- Medium-High Term Risk adalah resiko
geotek tingkat 4. Nilai term Risk
berdasarkan nilai dari checklist item yang
hasil inspeksi di lapangan 141-250.
Penjelasan berdasarkan nilai Medium-
High Term Risk : perhatian sampai
tingkat management, dibutuhkan segere
langkah korektif dan pencegahan.
Pembatasan area blasting untuk area ini
8
minimum 30 meter dari crest dinding, hal
ini dapat berubah setelah dilakukan back-
analysis dan re-assessment pada area
kritis penambangan.
- High Term Risk adalah resiko geotek
tertinggi (tingkat 5). Nilai dari checklist
item yang hasik inspeksi di lapangan
251-450. Perjelasan berdasarkan nilai
High Term Risk: Menghentikan semua
aktifitas, penelitian secara detail dan
pembuatan rencana lain sangat
diperlukan (Cease activity or task,
detailed research and planning required).
Tidak ada aktivitas blasting pada area ini,
hal ini dapat berubah setelah di lakukan
penurunan resiko dan re-assessment.
Table 3. Table term risk with control dari total nilai 18 checklist inspeksi lapangan.
Risk Nilai Control
Low 0-30 Accept risk, Manage
by Routine procedure.
Low-
Medium 31-56
Routine procedure, coordination with
other section/person incharge.
Medium 56-140
Section in charge responsibility
assigned, Corrective and preventive action
plan
Medium-
High
141-
250
Management Attention, immidiate
corrective and preventive action
required.
High 251-450
Cease activity or task,
detailed research and planning required.
Dari 5 tingkat resiko yang ada dilakukan
kontrol sesuai tingkatanya. Jika resiko
berada di tingkat 1 (low risk) kondisi aman
dan dilanjutkan dengan melakukan inspeksi
harian sepertia biasa. Jika tingkatan berada
di tingkat 2 dan lebih maka dibutuhkan
langkah yang berupa koordinasi tentang
resiko yang ada baik itu internal dari team
geotek itu sendiri lintas section terkait
seperti operation dan mineplan bahkan
sampai tingkat managemen dalam
menentukan langkah, rencana dan atau
analisa yang harus dilakukan.
3. Action Implemented
Action implemented adalah langkah atau
tindakan yang dapat dilakukan yang dapat
mengurangi tingkat resiko yang sudah ada
sebelumnya, action implemented dapat
berupa aktivitas yang langsung dikerjakan di
lapangan dan atau proses analisis yang lebih
lanjut sehingga menghasilkan tindakan yang
dapat diambil untuk mengurangi tingkat
resiko ketidakstabilan lereng. Total dari nilai
Action implemented dapat menurunkan
tingkat term risk 2,1, atau tidak mengurangi
tingkat resiko. Item penilaian Action
Implemented terdiri atas 5 yaitu :
a. Slope modification yaitu dapat berupa
melandaikan kemiringan lereng,
menghilangkan material yang berpotensi
9
longsor atau membentuk berm penahan
yang baru (bundwall) pada material yang
berpotensi longsor.
Foto 6.A. Rencana pembentukan tanggul penahan
untuk menahan longsor di material lumpur.
b. Drainage control works yaitu mengontrol
rembesan air tanah (jika ada) dan aliran
air permukaan yang dapat meningkatkan
kejenuhan batuan atau dari proses
infiltrasi masuk kedalam bidang lemah
perlapisan batuan sehingga dapat
meningkatkan ketidakstabilan lereng.
Pengontrol air tanah dapat berupa
depreziation pada material yang
teridentifikasi potensi air tanah yang
signifikan, sedangkan pengontrolan air
permukaan dapat berupa pembuatan parit
pengalihan aliran air permukaan.
Foto 6.B. Schema rembesan aliran permukaan
pada salah satu dinding low-wall tambang.
c. HSE implementation yaitu dengan
mengidentifikasi bahaya yang sudah ada
dan memberikan informasi terhadap
potensi ketidakstabilan dengan laporan
awal dan pemasangan safety barricade
atau rambu bahaya lainnya.
Foto 6.B. pemasangan safety barricade sebagai
peringatan awal pada area longsor dan
berpotensi berkembang kearah jalan aktif.
d. Geotechnical investigation and analyses
yaitu melakukan penyelidikan dan
dilanjutkan analisis secara geoteknik
untuk kondisi lereng yang aman.
Foto 7.A. Analisa factor keamanan dengan
software slide sebagai salah satu bentuk
penyelidikan dan analisis kestabilan lereng.
10
Foto 7.B. Analisa factor keamanan dengan
software slide sebagai salah satu bentuk
penyelidikan dan analisis hingga menghasilkan
suatu rekomendasi teknis secara geoteknik.
e. Geotechnical monitoring program yaitu
suatu program monitoring terhadap
ketidakstabilan lereng dengan melakuka
pemasangan instrument monitoring dan
inspeksi secara regular oleh kompeten
person (geotech/geologist).
Foto 8A. salah satu instrument monitoring geotek
pada area yang kritis yaitu slide monitoring
alarm yang memantau secara real time dan
mengeluarkan bunyi dan lampu ketika tertrigger.
Foto 8A. crack extensometer sebagai salah satu
instrument monitoring geotek untuk membaca
penigkatan pergerakan melalui bukaan rekahan
pada area crest.
Tabel 4. table action implemented
No Action impelented Yes/
No Nilai
1 Cutting back to flatten
slope batter Y/N 15/0
2
Construction of
intermediate berms or
removel of loose
material/waste/side fills
Y/N 15/0
3 seepage control works Y/N 15/0
4 surface water run off
control Y/N 10/0
5 Hazard Identification Y/N 5/0
6 Instalation of warning
signage and safety
barricades
Y/N 5/0
7 Investigation programmes
and analyses and remedial
design
Y/N 15/0
8 Instalation of geotechnical
monitoring instruments Y/N 10/0
9 Reguler site inspection by
on site geologist Y/N 10/0
10 TOTAL RATING ?
Tabel 5. Rating menurunkan tingkat resiko
No Total Rating Risk Decrease
1 0 - 40 0
2 >40 - 60 1 3 > 60 2
11
Description 18 item on
checklist
Risk Assesment
Control term Risk
Action Implemented
Evaluation, Conclusions and
Recommendation report
1. Low 2. Low - Medium 3. Medium 4. Medium – high 5. High
1. Accept risk, Manage by Routine procedure. 2. Routine procedure, coordination with other
section/person incharge. 3. Section in charge responsibility assigned,
Corrective and preventive action plan. 4. Management Attention, immidiate
corrective and preventive action required.
5. Cease activity or task, detailed research and
planning required.
- Cutting back to flatten slope batter. - Construction of intermediate berms or
removel of loose material/waste/side fills
- seepage control works - surface water run off control - Hazard Identification - Instalation of warning signage and safety
barricades
- Investigation programmes and analyses and remedial design
- Instalation of geotechnical monitoring instruments
- Reguler site inspection by on site geologist
Flowchart on guidelines daily Geotechnical Inspection Pit Monitoring
Tabel 6. Flowchart dalam panduan daily Geotechnical Inspection Pit Monitoring
Total 18 checklist number (0 – 450 )