PARA PENYAIR Arab

32
PARA PENYAIR ZAMAN JAHILIAH (HFD) June 10, 2013 1 Vote 18 OKTOBER 2012 Hilman Fitri Mahasiswa UPI jURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB A. Latar Belakang Sebenarnya dikalangan Bangsa Arab Jahiliyah banyak terdapat penyair kenamaan, mempunyai reputasi dan pengaruh tinggi. Namun dari sekian banyak yang paling terkenal akan keindahan syairaanya hanya ada tujuh sampai sepuluh orang saja, sebab dari sebagian hasil karya mereka masih utuh dan terjaga hingga sekarang. Pada masa Tabrizy ada sepuluh jumlah penyair muallaqat yakni: Umrul Qais, Nabighah, Zuhair, Tarfah, Antarah, Labid, Amru ibn Kulsum, Al-Haris ibn Hilza dan Abidul Abros. Seluruh hasil karya dari kesepuluh orang penyair itu semunya dianggap hasil karya syair yang terbaik dari karya syair yang pernah dihasilkan oleh Bangsa Arab. Hasil syair karya mereka terkenal dengan sebutan Muallaqat. Dinamakan muallaqat (kalung perhiasan) karena indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Sedangkan secara umum muallaqat mempunyai arti yang tergantung, sebab hasil karya syair yang paling indah dimasa itu, pasti digantungkan di sisi Ka’bah sebagai penghormatan bagi penyair atas hasil karyanya. Dan dari dinding Ka’bah inilah nantinya masyarakat umum akan mengetahuinya secara meluas, hingga nama penyair itu akan dikenal oleh segenap Bangsa Arab secara meluas dan turun temurun. Karena Bangsa Arab sangat gemar dan menaruh perhatian besar terhadap syair, terutama yang paling terkenal pada masa itu. Seluruh hasil karya syair digantungkan pada dinding Ka’bah selain dikenal dengan sebutan Muallaqat juga disebut Muzahabah yaitu syair ditulis dengan tinta emas. Sebab setiap syair yang baik sebelum digantungkan pada dinding Ka’bah ditulis dengan tinta emas terlebih dahulu sebagai penghormatan terhadap penyair. Farazdak (Syauqi, tt: 110) menyebutkan beberapa penyair Arab pada masa Jahiliyyah dalam Syairnya yang berbunyi sebagai berikut: ُ رول جروح و لق و ا د وذ ي ز ي و ب وا وا مض ذ ا غ ب وا ن ل ا ي ل$ د صاي ق ل ا ب ه و

Transcript of PARA PENYAIR Arab

PARA PENYAIR ZAMAN JAHILIAH (HFD) June 10, 2013 1 Vote

18 OKTOBER 2012 Hilman Fitri Mahasiswa UPI jURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

A. Latar Belakang Sebenarnya dikalangan Bangsa Arab Jahiliyah banyak terdapat penyair

kenamaan, mempunyai reputasi dan pengaruh tinggi. Namun dari sekian banyak yang paling terkenal akan keindahan syairaanya hanya ada tujuh sampai sepuluh orang saja, sebab dari sebagian hasil karya mereka masih utuh dan terjaga hingga sekarang. Pada masa Tabrizy ada sepuluh jumlah penyair muallaqat yakni: Umrul Qais, Nabighah, Zuhair, Tarfah, Antarah, Labid, Amru ibn Kulsum, Al-Haris ibn Hilza dan Abidul Abros.

Seluruh hasil karya dari kesepuluh orang penyair itu semunya dianggap hasil karya syair yang terbaik dari karya syair yang pernah dihasilkan oleh Bangsa Arab. Hasil syair karya mereka terkenal dengan sebutan Muallaqat. Dinamakan muallaqat (kalung perhiasan) karena indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Sedangkan secara umum muallaqat mempunyai arti yang tergantung, sebab hasil karya syair yang paling indah dimasa itu, pasti digantungkan di sisi Ka’bah sebagai penghormatan bagi penyair atas hasil karyanya. Dan dari dinding Ka’bah inilah nantinya masyarakat umum akan mengetahuinya secara meluas, hingga nama penyair itu akan dikenal oleh segenap Bangsa Arab secara meluas dan turun temurun. Karena Bangsa Arab sangat gemar danmenaruh perhatian besar terhadap syair, terutama yang paling terkenal pada masa itu. Seluruh hasil karya syair digantungkan pada dinding Ka’bahselain dikenal dengan sebutan Muallaqat juga disebut Muzahabah yaitu syair ditulis dengan tinta emas. Sebab setiap syair yang baik sebelum digantungkan pada dinding Ka’bah ditulis dengan tinta emas terlebih dahulu sebagai penghormatan terhadap penyair.

Farazdak (Syauqi, tt: 110) menyebutkan beberapa penyair Arab pada masa Jahiliyyah dalam Syairnya yang berbunyi sebagai berikut:

رول و ال�قروح وج�� د وذ� ي�� و ي��ز� ب�� وا وا� ذ� م�ض� �غ� ا ��ب وا د$ لي� ال�ن� صاي�� …وه�ب� ال�ق

حل ن, ي� ك�ان��ت له ح�لل ال�ملوك$�5 ك�لامه لا ي�� مه ال�د� حل ع�لق …وال�ف�

ول اك�5 الا� عراء ذ� Gه وم�هلهل$ ال�ش لن� ت س وه�نP ق� ي� ي� ق� ن� و ي�� خ�� Xوا…

ل Gمثت وله ي�� اعه ق ص� و ق� خ�� شG وا� انP ك�لاه�ما ومرق� ث� Gع�ش …والا�

ل ح� ن� ت وله ي�� و ذاوذ ق ب�� ي وا� ذ� م�ض� �د ا ث� kس�د ع�ب ي� ا� ن� و ي�� خ�� …وا� ول د ال�مق نP ح�� عه ح�ي� ��ي ه واب��نP ال�ق�ر ن� ر واي�� هي� ي� س�لمي ز� ب�� ا ا� ث� …واي��

مل اب� ال�مج� ده ال�كث صاي�� له لي� م�نP ق� ث� ر ق� Gش عق�ري� وك�انP ب�� …وال�ج�

ل ظ� ه ال�حن� ن� kت اي�� ال�ط ح�� ا ك�ال�سم ح�� طق وس م�ن� ل ا� Xلا د وزن�Gت …ول�ق

اه ال�معول ا ك�ما ص�دع ال�ضق� ه ص�دع� ن و ال�جماس وزي�� خ�� Gي� ا� …وال�حازب�

Begitupun dalam Syair Jarir (Ali, 2001: 75-76) yang merupakan kritik akan syair Farazdaq di atas yaitu sebagai berikut:

رب��نP م�هلهل ب م�صاذزه�ا ق� ع�ي� ه ا� ق ��ي ض� ط�ر ب م�نP ال�قري�� ص�ي� د ا� …ول�ق

ل وم� ج ول ف�� خ�� ال�د ي� ي�� هد� ام ي�� ي�� اس�مه$ ا� وه ي�� س ال�من� ي� عد امري� ال�ق …ي��

ل ق�� ا� وم�هم$ ول�ما ي�� ج� لت$ ن�� ق�� مه ا� اع�ر ا� Gس� Pو ذاوذ ك�ان ب�� …وا�

ل�ل د� ض� ل�م ي�� ك5 زاي�� ث� صت� ن� ه لا ي�� ل ص�عاب�� ذ� د ا� ن��ت� ق� و� و ذ� ب�� …ا�

ق ال�سلسل ال�رح�ن� ق ي�� ضق� ب ي��زذي ي�� عرص�� وم ي� زاذه�ا ح�سانP ب�� …وا�

ل د� ح� ه ل�م ن�� ن� ي�³ ر نP ق� ال ا� ح�� �عب وا تمن� عده ق�� ه م�نP ي�� ن� م اي�� Gث�…

رول ا ج�� زاع� صرب ذ� ا ك�ما ق� هم ع�ث� صر س�عي� ق ي� س�لمي ي�� ب�� و ا� ن� ��ي …و

ل مجق� ض� ب�� ا ح�ل م�نP واذي� ال�قري�� ذ� �ها ا صر ي�� ن� م ل�م ي�« Gر ث� صي� و ي�� ب�� …وا�

عل ق� نP ل�م ي� �عراء ا Gلوم�ك5 ال�ش ما ي�« جول وح�اب� ي� ال�ف� دا ف� ث� kك�ر ل�ت …واذ�

ل ث� ح�� الا� ز ي�� ونP وط�اي�� ن��ت� ال�من� ه ز ل�وي ب�� نP ا� �ك�ر وا اذ� را ق�� …وم�عق

صل وز م�ق� ��ب ي� ال�ر� عره ح�كم ك�وحي� ف� Gي� س� ي� ف� حر ال�د� ه ال�ن� م�ن� …وا�

صل ن� اء ال�ف� ص� ب له ق� ي� ض� اذم ع�هده م�منP ق� ق مري� ع�لي ي� د� …وال�ث�

هل ج� اع�ر ل�م ن�� Gس� هم واب��نP ال�طرامه واي�� ا ال�طمحانP وس�ط خ�� ي�� ف� ا� د, …واق�

ل G³ي Xكم ل�م ا ث ذ� ح�دي�� �ي�ب ا Gه ل�و ش� ن ت« kي� Gرب��س ب ق� ي� ح�ح� …لا وال�د�

ل عح� ه ولا م�شن اع�ر م�منP س�معب ب�� Gس� Pهم م�ن حري� م�ي� ال ن�� …م�ا ي��

Selanjutnya untuk lebih mengenal terhadap nilai karya syair yang dihasilkanoleh Bangsa Arab Jahili, sebaiknya kita pelajari kehidupan penyair arab

yang hidup pada masa itu. Namun penulis disini hanya akan membahas tentang tiga tokoh muallaqat penyair arab jahili yang kualitas syairnya tingkat pertama pada masa itu yakni Umrul Qais, Nagibah Adz Zibyzny, dan Zuhair bin Abi Sulma dan satu misal syair hasil karya mereka bertiga beserta paparan dari penulis.

A. Biografi Para Penyair Arab Zaman Jahiliah 1. Amrul Qais Umrul Qais adalah penyair arab jahili yang hidup pada 150 tahun sebelum

hijrah. Jululukannya Al-Malik Ad Dhalil (raja dari segala raja penyair), penyair ini berasal dari suku Kindah yang pernah berkuasa penuh di Yaman.karena itu penyair ini dikenal dengan penyair Yaman (Hadramaut). Syamsuddin dan Hambali (1993: 200) mengatakan dia merupakan penyair yang pertama kali memperindah makna lantunan syair serta memakai bahr tiwaal begitu juga dia yang pertama kali mensifati wanita dengan pedang, banteng, dan telur yang terpelihara.

Umrul qais seorang anak raja Yaman bernama Hujur Al-Kindy, Ibunya Fatimah binti Rabia’ah. Segi penyair ini sangat berpengaruh dalam kepribadian penyair ini, ia dibesarkan di Nejed dengan kehidupan dunia yang melimpah dan dalam lingkungan keluarga yang suka berfoya-foya. Kebiasaan buruknya penyair ini sering mabuk-mabukan, bermain cinta dan melupakan kewajibannya sebagai putra mahkota yang seharusnya mawas diri dan melatihdiri memimpin masyarakat karena peringainya buruk ayahnya sering memarahinya dan akhirnya ia dibuang, diusir oleh ayahnya dari Istana.

Selama dalam pembuangan penyair ini mengembara kesegala penjuru jazirah Arab dan kelak pengembaraan inilah yang membawa pengaruh kuat dalam syairnya, karena dari pengalaman pengembaraan seluas itulah ia mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru baginya. Umrul Qais bergabungbersama orang-orang Badui, orang Badui ini sangat senang bergabung denganUmrul Qais karena ia banyak harta dan pendukungnya.

Ketika Umrul Qais sedang asyik berfoya foya, tiba-tiba datang kabar kematian ayahnya terbunuh ditangan Kabilah bani Asaf yang sedang memberontak kepada kekuasaan ayahnya. Kematian ayahnya itu menuntut UmrulQais untuk kembali ke Nejed agar dapat membalas kematian orang tuanya. Panggilan itu tidak disambut baik oleh Umrul Qais, bahkan dengan sambil bermalas-malasan ia berkata: “dulu semasa kecilku aku dibuang, kini setelah dewasa aku debebani oleh darahnya, biarkan saja urusn itu, sekarang adalah waktunya untuk mabuk-mabukan dan besok untuk menuntut darahnya.”

Namun tak lama kemudian penyair in berangkat menuju ke Nejed untuk menuntutbalas kematiaan orang tuanya. Untuk melaksankan niatnya itu Umrul Qais terpaksa meminta bantuaan ke kabilah-kabilah Arab yang berada disekitarnya. Sehingga pertempuran ini berkecanuk lama dan akhirnya ia terdesak, melarikan diri menuju kekerajaan Romawi Timur (Bizantium) di Turki. Di tengah perjalanan penyair itu terbunuh oleh musuhnya dan dimakam kan di kota Angkara Turki.

2. Nabighah Adz-dzibyanyani Nama aslinya penyair ini adalah Abu Umamah Ziyad Bin Muawiyah. Ia dipangil

Nabigah karena sejak muda pandai bersyair kata Nabigah sendiri berarti pandai bersyair, ia merupakan salah satu tokoh terkemuka para penyair arab jahili dan dewan hakim mereka dipasar ukaz. Ia penyair terbaik dalammenampilkan diksi/pemilihan kata, jelas dalam mengemukakan makna, dan lembut dalam permohonan maaf. Saya menemukan pendapat yang kontradiktif dalam kesejarahan gelar/penjulukan Nabigoh itu sendiri, pertama dalm bukunya Sejarah Kesustraan Arab, Ali Al-Mudhar, Yunus dan H Bey, Arifin dari Surabaya dan . Sastra Arab dan Lintas Budaya H. Wargadinata, Wildanadan Fitriani, dengan bukunya dosen saya sendiri Sastra Arab Jahili (Pra Islam), Terjemahan; Al-Adab Al-Arabiyah Al-Jahiliyah miliknya pak Bahrum benyamin. Pada buku yang terbitan Surabaya dan UIN Malang itu mengamini pendapat saya yang pertama tadi yakni Nabigah sejak muda pintar bersyair dan mempunyai arti pandai bersyair sedangkan dalm bukunya UIN Jogya Nabigah berarti muncul atau terkemuka, karena pemunculannya sendiri tiba-tiba dikala beliau sudah tua, setelah masa muda tidak pernah bersyair. Saya tidak terlalu mempermasalahkan masalah tersebut, karena saya masih tidak punya data yang valid untuk membahasnya tetapi pendapat ketiga bukuini mempunyai kesamaan penasiran kata Nabigah itu sendiri yakni ia adalahseorang yang pandai bersyair dan terkemuka dalam masyarakat setempat. karena selalu mendekatkan dirinya pada pembesar negeri.

Hampir seluruh umur hidupnya ia habiskan dikalangan keluarga raja Hira dan memuji mereka serta lama mendapingi Nu’man bin Al-Mundzir. Sehingga ia dijadikan kawan dan dimanjakan dengan kemewahan yang ada. Pernah diriwayatkan penyair ini dikalangan raja Hirah selalu memakai bejana dariemas dan perak. Hal ini tak lain untuk menujukan betapa pentingnya kedudukan beliau disisi raja Hira.

3. Zuhair bin Abi Sulma Zuhair bin Abi Sulma berasal dari bani Ghathafan dan dibesarkan dari

keluarga penyair. Sejak kecil penyair ini belajar syair Dari pamannya sendiri yang bernama Basyamah bin Shadir dan Aus bin Hujur. Karena itu penyair ini telah tekenal sejak masa kecil. Selain bakatnya sudah muncul dari muda. Penyair ini disenangi oleh segenap kaumnya karena kepribadiaandan budi pekertinya yang tinggi. Beliau sangat terkenal dengan kesopanan kata-kata syairnya, imajinasi dan pemikirannya banyak menggunakan kata-kata hikmat dan pemikiran yang matang dan banyak orang yang menjadikan syairnya sebagai contoh hikmat dan pemikiran kebijaksanaan. Sehingga tidak aneh jika pendapatnya selalu diterima oleh kaumnya.

Tidak hanya oleh kaumnya pendapatnya bisa di terima bahkan para kabilah-kabilah Arab lainnya dan pemuka-pemukanya seperti Haram bin sinan dan Harist bin Auf. Zuhair meminta kepada dua pemuka kabilah tadi untuk memberikan 3000 unta kepada pemuka kabilah itu sebagai persyaratan perdamaian karena kedua suku kabilah itu sudah lama berperang hampir 40thdan kedua suku itu sangat mengidam-ngidamkan perdamain itu. Penyair itu turut andil dalam perdamain itu dan kedua pemuka kabilah tadi

menyanggupinya karena kelihaian zuhair dalam memainkan lantunan Syairnya yang memuji kedua pemuka kabilah tersebut.

B. Karya-Karya Para Penyair Arab Zaman Jahiliah 1. Karya Amrul Qais Sebagian besar ahli sastra Arab berpendapat bahwa puisi Umrul Qais dapat

digolongkan pada kelas tertingi dari golongan penyair jahiliyah lainnya. Karena penyair ini banyak menyandarkan pada kekuatan daya khayalnya dan pengalamannya dalam mengembara, bahasanya sangat tinggi sekali dan isinyasangat padat. Umrul Qais dianggap orang pertama yang menciptakan cara menarik perhatian dengan jalan Istifokus Sohby yakni Cara mengajak orang untuk berhenti pada puing reruntuhan bekas rumah kekasihnya (tempat yang berhubungan dengan kisah cinta) sekedar mengenang masa indah yang telah berlalu akan cintanya.

Memang cara ini sangat menarik sekali, bila digunakan dalam syair Tasbib/ghazal yaitu Suatu bentuk atau jenis syair yang didalamnya banyak menyebutkan wanita dan kecantikannya, syair ini juga menyebutkan tentang kekasih, memuji atau merayu sang kekasih, juga membahas tempat tinggalnyadan segala sesuatu yang berhubungan dengan kisah percintaan. Cara sepertiini sangat disenangi orang Arab (penyair Arab) dalam membuka setiap kasidahnya untuk perhatian orang. Umrul Qais juga dianggap sebagai penyair pertama dengan mensifati kecantikan seorang wanita dengan mengupamakannya dengan seekor kijang yang panjang lehernya, karena wanitayang panjang lehernya menandakan sebagai seorang wanita cantik dan rupawan.

Orang yang mempelajari puisi karya Umrul Qais dengan mendalam maka dia akanmengerti bahwa keindahan syairnya terletak pada caranya yang halus dalam syair ghazalnya. Ditambah dengan istirah/kata kiasan dan perumpamaan. Sehingga banyak orang beranggapan bahwa dialah yang menciptakan perumpamaan dalam syair Arab. Hanya saja kadang-kadang syairnya tidak luput dari perumpamaan yang cabul/porno terutama ketika membicarakan kaumwanita, tetapi perumpamaan ini tidak mengurangi nilai syairnya karena kadar kecabulannya tidak terlalu berlebihan. Disamping itu perumpamaan kecabulannya tersebut merupakan kebiasaan bagi setiap penyair Arab dalam mengekspresikan sesuatu secara singkat, jelas, dan padat.

Ada satu contoh dari syairnya yang menunjukan kelihaian penyair ini dalam menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa dengan gayanya yang khas sehingga bayangan yang ada seperti benar-benar terjadi. Untuk itu penulisakan mengutip syairnya Umrul Qais yang mengisahkan kepada kita tentang sesuatu kesusahan atau kegelisahan yang dialaminya pada suatu malam hari sebagai berikut:

ل ث kت وع ال�هموم ل�ث� ��ب ا� ي س�دوله ع�لي� ي�� زح� حر ا� ل ك�موحP ال�ن� #ول�ث�

كلكل اء ب�� ا وي�� از� ه وازذف� اع�ح� صلن� مطي ي�� لت له ل�ما ب� ق #ف��

ل Gم�ث ا� ك5 ي�� اح م�ث� ح وم�ا االء ص�ث� ضب� لي ي�� ح� ل اال ان�� ل ال�طوي�� هاال�لث� #االاي��

ل د� ي�� ث� kي� دب Gل س� ث از ال�ف� كل م�ع� ومه ب�� ج� ل ك�انP ن�� ا ل�ك5 م�نP ل�ث� ث� #ق��

Artinya: “ Malam bagaikan gelombang samudra menyelimutkan tirainya padaku, dengan kesedihan untuk membencanaiku, aku berkata padanya kala ia menggeliat merentang tulang punggungnya dan siap melompat menerkam mangsanya, wahai malam panjang kenapa engkau tidak segera beranjak pergi yang digantikan pagi yang tiada pagi seindah kamu, Oh… malam yang gemintangnya, bagaikan terjerat ikatan yang kuat.”

Sebenarnya penyair ini akan mengutarakan betapa malang nasibnya. Dimana keresahan hatinya akan bertambah susah bila malam hari tiba. Karena pada saat itu dia merasakan seolah-olah malam sangat itu panjang sekali. Sehingga ia mengharapkan waktu pagi hari segera tiba, agar keresahannya akan berkurang, namun keresahan itu tidak jua berkurang walaupun pagi hari telah tiba. Contoh diatas merupakan bukti nyata akan kepandaian penyair ini dalam menggambarkan sesuatu keadaan. Sehingga keadaan atau peristiwa itu seakan-akan benar tejadi adanya.

Contoh diatas memberikan gambaran kepada kita, bagaimanakah penyair itu memberikan gambaran yang sangat besar akan keresahan melandanya dan dialaminya pada waktu itu, sehingga baik pada waktu malam hari maupun pagi hari keresahan itu tetap saja mengikutinya seperti seseorang yang selalu diikuti bayangannya ketika hendak menggerakan kakinya dalam sinaran bulan purnama di malam hari yang segelap lautan.

Rahasia keindahan syair ini adalah penyair tidak menjelaskan atau menceritakan keresahan yang dialaminya secara langsung. Bahkan ia memberikan perumpamaan terlebih dahulu dan suatu permisalan yang dekat dengan pengertian aslinya, kemudian penyair ini mengajak sang malam hari tuk untuk berbicara dan bercakap-cakap layaknya seorang manusia diajak bicara.

Syair ini adalah syair yang abadi, tak lekang dimakan zaman karena imajinasi yang sangat kuat/daya khayalnya yang tinggit, dan maknanya dalam, isi pada syair ini kondisonal/situasional yakni ketika seseorang dilanda keresahan, kegelisahan, banyak masalah yang diderita, dan lainya,ketika membaca dan mendalami juga menghayati kandungan syair ini ia akan menemukan sesuatu kesamaan rasa, kesamaan konflik atau penokohannya. Karena seperti yang disebutkan penulis diatas, penyair ini tidak menceritakan dengan pasti apa konflik yang terjadi keresahan/masalah-masalah yang terjadi.

Keindahan syairnya terletak pada caranya pemilihan kata atau diksinya yang halus dalam syair ghazalnya.walaupun hidup dalam keadaan geografis alam yang keras tetapi tak mempengaruhi kata-katanya yang halus dan lembut dalam syairnya itu. Ditambah dengan istirah/kata kiasan dan perumpamaan. Sehingga banyak orang beranggapan bahwa dialah yang menciptakan perumpamaan dalam syair Arab

Walaupun terkadang syairnya mengandung sifat kebadwian dalam ungkapan kering dan kasar, dengan makna-makna yang seram. Tetapi imajinasinya

sangat kuat sekali, kadang terlihat dalam membayangkan suatu yang keemasan yang menampilkanya indah sekali, maknanya memukau dan menusuk lerung hati yang paling dalam, tasbib/nasibnya (pelukisannya) lembut selembut kain sutra, wasfnya (pelukisan, narasi) akrab seakrab orang arabyang menjamu tamunya, mudah diserap dan dipahami karena penciptaanya seindah indahnya menggunakan imajinasi yang kuat. mungkian ada beberapa faktor mengapa tulisan, syairnya Umrul Qais bisa seperti itu yakni karenakeadaan geografis wilayah yang ganas, pergaulannya dengan suku badui yangcendrung kasar tapi mungkin positifnya ia bisa mempunyai daya imajinasi yang kuat dan bebas mungkin karena bergaul dengan mereka yang notabene orang dan pikirannya bebas, terus yang terakhir keadaan psikologis dan sikis penyair ini pada masa usia masih beliau sudah mengalami guncangan yang cukup dahsyat, ia diusir dari surga dunianya yaitu istana ayahnya karena peringainya yang buruk.

Perlu diketahui latarbelakang penciptaan syair diatas menceritakan pengalaman dan kehidupan pribadi sang penyair itu sendiri. Pengalaman disini adalah pengalaman yang menyakitkan dan mengiris hatinya seperti kandas cintanya dengan sang kekasih Unaizah, keluarganya dibunuh dan kerajaan ayahnya runtuh oleh musuh, kalah dalam perang menuntut balas dendam kepada Bani Asaf, terus karena penyakit yang ia derita dan akhirnya sampai sang maut menjemput di kota Angkara Turki Bizantium waktuingin meminta bantuan pada raja kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).

Meskipun Umrul Qais dijuluki raja dari segala raja penyair tapi perlu diketahui orang Arab yang pertama kali menciptakan syair Arab ialah Muhalhil bin Rabiah Atthaghribi. ia dianggap menjadi orang pertama yang menciptakan syair arab, karena dari sebagian banyak syair bahasa arab yang ditemukan ialah hanya sampai zaman Muhalhil saja. Dari sekian banyakkarya syair Muhalhil yang dapat diselamatkan hanyalah tiga puluh bait saja. Setelah zaman in barulah muncul penyair-penyair yang dipelopori oleh Umrul Qais dkk. Tak terbantahkan lagi pengaruh Umrul Qais dalam syair bahasa arab sangat kental, kendati Muhalhil atau orang arab sebelumMuhalhil sebagai pencetus tetapi sebagai penyair yang memberikan sumbangsih yang sangat besar, pengaruhnya abadi, dan banyak ditiru oleh generasi penyair masa jahiliah dan mungkin sampai sekarang generasi modern atau generasi selanjutnya yang akan mendatang.

2. Karya Adz-Dzibyaanii Nama lengkapnya ialah Ziyad ibn Amr Adz-Dzibyani (Said, tt: 502). Para ahli

sastra arab mengatakan Nabigoh Adz-Dzibyaani termasuk para pembesar penyair jahiliyyah, serta syairnya pun dikategorikan pada dereta ketiga setelah Umrul Qais dan Zuhair bin Abi Sulma (Ali, 2001: 261).. Hanya sajapenilaian itu sangat relatif sekali, karena pendirian seseorang berbeda tentunya. Namun demikian karya syairnya sangat tinggi nilainya, karena pribadi penyair ini sangat berbakat dalam bersyair. Maka tidak heran jikapenyair ini diangkat sebagai dewan juri dalam setiap perlombaan membaca puisi. Yang berdeklamasi setiap tahun di pasar Ukaz.

Para pengamat puisi arab jahili menempatkan Nabigah Adz-Zibyanyany Sebagai salah satu tokoh penyair arab jahiliah yang pertama. Bahkan sebagian darimereka menjadikan puisinya menjadi titik puncak yang dicapai oleh syair arab jahili dari segi keindahan dan keharmonisan komposisinya. Dan banyakdari kalangan periwayat puisi yang memasukannya kedalam jajaran penyair muallaqot yang syairnya ditulis dengat tinta emas dan digantungkan dika’bah. Puisinya teristimewa dengan keindahan kata, kejelasan makna, keindahan susunan dan sedikit kamuflase, sehingga orang yang suka kelembutan dari kalangan penyair seperti Jarir mengatakan bahwa ia adalahpenyair arab jahili yang paling piawai. Ketergiurannya untuk mecari penghidupan dengan syair, justru membuka pemikiran baru dalam jenis puisimadhnya (pujian) serta melakukan perluasan dan perdalaman dalam puisi itu, sehingga ia mampu memuji dengan sesuatu yang kontradiktif;

هنP ك�وك�ت� د م�ي� ث� ا ط�لعب$ ل�م ي�« مس و ال�ملوك�5 ك�واك�ت� اء ذ� Gك5 س� اءي�� #ق��

Artinya: “sesungguhnya engkau adalah matahari, sedangkan para raja yang laindalah bintang-bintang, bila kau terbit tak ada sayu bintangpun yang berani menampakan diri.”

Latar belakang syair ini pada suatu hari Nabighah hendak memuji raja Nu’manbin Munzir seorang yang paling disukai olehnya. Waktu itu ia melihat matahari yang sedang tebit dan terang. Oleh karena itu, raja Nu’man itu diumpamakan dalam Syairnya sebagai matahari yang terbit, jikalau matahariitu sedang terbit maka sinarnya itu akan mengalahkan senar bintang dimalam hari yang diibaratkan dengan raja-raja lain singkatnya ketika kekuasaan raja Nu’man datang maka kekuasaan raja-raja lain akan menghilang seperti bintang dimalam hari yang lenyap karena munculnya rajaNu’man sebagai matahari terbit yang terbit/berkuasa disiang hari.

Dalam syair diatas di berimajinasi, mengkhayalkan dan perumpamaan sesuatu yang paling tinggi di alam sekitarnya. Maka yang dilihat hanyalah matahari. Karena penyair itu memisalkan raja itu bagaikan matahari yang terbit dari ufuk timur, bila matahari itu sedang terbit maka ribuan bintang yang menghiasi langit tidak akan tampak sinarnya lagi. Jadi penyair ini seolah olah berkata bahwa raja yang dipujinya itu adalah rajayang paling mulia dan lebih agung dari semua raja yang lain akan sirna seperti malam yang sirna oleh datangnya matahari yang menjadi siang.

Indah sekali syair bait diatas kendati kata simpel tetapi makna luas, ketika hendak menggambarkan kekuasaan sang raja, penyair ini tidak lagi memberikan sesuatu permisalan saja. Bahkan dia menyebutkan bahwa diri raja pujaannya itu adalah matahari itu sendiri yang terbit diufuk timur sehingga segala sinar yang dating dari segala bintang dapat sirna. Letak keindahan syair ini ialah penyair ini tidak menyebutkan sang raja sepertimatahri bahkan ia sendiri adalah matahari itu sendiri.

Dari segi diksi/pemilihan kata dan struktur bahasanya sederhana dan indah, mudah dipahami oleh semua orang juga harmonis lebih akrab dengan pembaca atau penikmat syair, kata-katanya lembut sehingga wajar saja ia dekat

pembesar negeri, menjadi dewan juri perlombaan syair di pasar Ukaz tiap tahun dan disukai banyak orang.

Keistimewaan penyair ini adalah puisinya lebih indah dan kata-katanya lebihmantap, bahasanya sangat sederhana sehingga dapat mudah dimengerti semua orang. Para penyairpun tidak jarang meniru cara Nagibah maupun kata-katanya dalam bersyair.

3. Karya Zuhair bin Abi Sulma Tidak ada pertentangan dari pengamat, kritikus puisi bahkan para ahli

sastrapun sepakat bahwa dalam hal menempatkan Zuhair sebagai salah seorang dari tiga tokoh terkemuka penyair arab jahili yang mengungguli para penyair selain mereka yakni Umrul Qais dan Nagibah.

Untuk lebih mengenal sosok penyair ini mari kita lihat petikan bait syairnya yang banyak mengandung kata hikmat yang dapat dijadikan petuntukbagi kehidupan.

م ال�ك5 ب��سا� ي�� نP خ�ولا لاا� ي� ماي�� Gب� Gعس اه وم�نP ي�� ف$� ال�حث� كال�ن� #ش�ت�مب ب�

د ع�م ي� ع�� ي$ ع�نP ع�لم م�ا ف� ن� له ول�كت� ث� م�س ق� وم ولا� ي� ال�ن� #واع�لم$ م�ا ف�

هرم ي� عمرق�� ي� ي�� هن ه وم�نP ي� من ضب� ب� واء م�نP ي� Gط ع�ش ن� ا ح�� اي�� ن��ت ال�مث� #زا�

م ت Gم ب��ش ت Gال�ش ق ن ي�� ق�ره وم�نP لا ه ي�� عل ال�معروف� م�نP ذونP ع�رض� ج� #وم�نP ن��

م مج� ج� îن ��يرلا ه اء لي م�طمي�نP الي� لن� هد ق� م�م وم�نP ي�� د� وف� لا ي�� #وم�نP ب��

اب� ال�سماء ب��سلم ه واء نP ي��زق اش�ث� لن� ث� ا ي�� اي�� اب� ال�مث� #وم�نP ه�اب� اش�ث�

دم ث� ��ي ه و م�ا ع�لن� كنP ح�مده ذ� ه�له ي�� ر ا� ي� ي� ع� عل ال�معروف� ف� ج� #وم�نP ن��

م ول م�نP ال�ف� ق د م�ا ي�� ي�� ا ه�و ا� ه اء ذ� لن� اح ق� ث نP ل�سانP مرء م�ف� #لا�

ق اءلا ص�وزه ال�لجم وال�دم ن� لم ي�« اذه ق�� و� ضف� ق� ضف� وي�� ي ي�� ن #ل�سانP ال�ف�

Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang berumursampai delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban hidupnya, akudapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi akutetap tak tahu akan hari esok, aku melihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang tidak menghindari cercaan orang di akan tercela, barang siapa yang menempati janji akan tercela barang siapayang terpimpin hatinya maka ia akan selalu berbuat baik, barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu juga dengan maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan diri), barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia akan menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.”

Petikan-petikan bait Syair diatas kebanyakan mengandung kata-kata hikmat dan dengan imajinasi juga pemikiran yang mendalam sehingga penyair ini

dianggap sebagai orang pertama yang dalam menciptakan kata hikmat dalam syair arab dan kelak akan diikuti oleh penyair lainnya seperti: Salih binAbdul Kudus, Abu Thahilah, Abu Tamam, Mutanabby dan Abul Ala’ Ma’ary.

Muhammad Salim (1402 H: 137) mengatakan salah satu dari keutamaannya ialah bahwa ia tidak meminum khamr, tidak suka berfoya-foya, akan tetapi senantiasa menghabiskan hartanya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Kalau kita perhatikan lebih dalam puisi diatas, hampir serupa dari Amsal (pribahasa) dan kata hikmah. Merupakan suatu hal yang menarik memadukan prosa dan syair pada masa itu, melihat banyak sekali penyair jahili yang kurang mendalaminya beliau merupakan penyair pertama yang membuka pintu masuknya kata-kata hikmah dan amsal kedalam puisi arab.

Syairnya singkat mudah dipahami namun isinya padat dan mada’hnya bagus menjauhi kebohongan, selalu memuji keadaan sebenarnya, ia bersyair selalumemuji orang dengan benar sebenar benarnya maksudnya kebenaran sifat yangdimiliki orang itu memang sudah teruji, terlebih syair diatas ini bertemakan dan menceritakan kehidupan seseorang harus hidup terhormat, menepati janji, suka menolong itu merupakan karakteristik orang arab yanghidup pada zamannya itu yang telah diihatnya dan dituangkan dalam syairnya oleh beliau.

Dari pemilihan kata/diksinya sangat baik sekali. Kata-katanya sopan sedikitsekali yang menggunakan kata-kata buruk. Oleh karena itu puisinya sangat bersih dan sedikit sekali ada cercaan didalamnya. Jauh dari ta’kid /komplikas kata dan maknanya.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai ketiga tokoh penyair Arab tersebut yang termasuk para pemimpin penyair Jahiliyyah.

From : http://kajianfahmilquranhfd.wordpress.com/2013/06/10/para-penyair-zaman-jahiliah-hfd/

Puisi (syair ) Jahiliah Sebagai orisinilitas peradaban bangsa Arab Posted by taskertas-paper bag hotel Kamis, 09 Desember 2010 0 comments

1. Puisi (Syair) Arab Pada Masa Jahiliah

Mendengar kata jahiliah mungkin asumsi yang terdengar adalah asumsi negative yang mengklaim bahwa masyarakat pada waktu itu adalah bodoh dan tidak memiliki peradaban. Padahal realitasnya tidak seperti itu, bangsa arab pada masa jahiliah bukanlah bangsa yang bodoh yang akhlaknya ruksak,moralnya dangkal dan tidak memiliki peradaban tinggi. Mereka tidak mempunyai karya cipta dan hasrat untuk menopang peradabannya menjadi peradaban yang tinggi juga makmur diabadikan oleh sejarah, akan tetapi pada masa ini merupakan masa awal yang subur bagi berkembangnya genre sastra puisi sebagai cipta rasa kebudayaannya yang orisinil yang menjadi rekaman sejarah mereka.

Melihat dari historisitasnya sebenarnya orang pertama yang menamai bangsa arab jahiliah adalah Rasuluah SAW. Kata jahiliah dinisbatkan rasululah untuk menyebut bangsa arab sebelum islam yang kapir dan selalu membangkang pada kebenaran. Ahmad Amin seorang pakar sejarah dan kebudayaan islam memberikan defenisi mengenai kata jahiliah, menurut hemat beliau kata jahiliah bukanlah berasal dari kata jahl yang berarti bodoh tiada ilmu tetapi jahl disini adalah dalam artian saffah, ghadhab, anfak (sedai, berang, tolol). Jadi bangsa arab jahiliah adalah bangsa arab sebelum datangnya islam yang keras kepala selalu membangkang kepada kebenaran, mereka terus menentang kebenaran meskipun mereka tahu bahwa mereka salah ataupun dalam posisi tidak benar.

Pada masa jahiliah sudah ada dan terdapat tradisi keilmuaan yang tinggi yakni bersyair dan penyair yang terkenal pada masa itu disebut dengan penyair mualaqat. Para penyair ini merupakan penyair kenamaan, mempunyai reputasi dan pengaruh tinggi terhadap sejarah kesusastraan dan peradaban bangsa arab. Namun dari sekian banyak yang paling terkenal akan keindahansyairnya hanya ada tujuh sampai sepuluh orang saja, sebab dari sebagian hasil karya mereka masih utuh dan terjaga hingga sekarang. Pada masa Tabrizy ada sepuluh jumlah penyair muallaqat yakni: Umrul Qais, Nabighah,Zuhair, Tarfah, Antarah, Labid, Amru ibn Kulsum, Al-Haris ibn Hilza dan Abidul Abros. Seluruh hasil karya dari kesepuluh orang penyair itu semunya dianggap hasil karya syair yang terbaik dari karya syair yang pernah dihasilkan oleh bangsa Arab. Hasil syair karya mereka terkenal dengan sebutan Muallaqat. Dinamakan muallaqat (kalung perhiasan) karena indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Sedangkan secara umum muallaqat mempunyai arti yang tergantung, sebab hasil karya syair yang paling indah dimasa itu, pasti digantungkan di sisi Ka’bah sebagai penghormatan bagi penyair atas hasil karyanya. Dan dari dinding Ka’bah inilah nantinya masyarakat umum akan mengetahuinya secara meluas, hingga nama penyair itu akan dikenal oleh segenap bangsa Arab secara kaffah dan turun temurun. Karena bangsa Arab sangat gemar dan menaruh perhatian besar terhadap syair, terutama yang paling terkenal pada masa itu. Seluruh hasil karya syair digantungkan pada dinding Ka’bah selain dikenal dengan sebutan Muallaqat juga disebut Muzahabah yaitu syair ditulis dengan tinta emas. Sebab setiap syair yang baik sebelum digantungkan pada dinding Ka’bah ditulis dengan tinta emas terlebih dahulu sebagai penghormatan terhadap penyair.

Puisi (syair) pada masa jahiliah mempunyai kedudukan sangat tinggi dalam peradaban mereka, tidak hanya pada masa jahiliah tetapi pada masa islam, pada masa khalifah dan daulah islamiah sampai sekarang kepada kita puisi mempunyai tempat yang teramat special dihati masyarkat arab secara global. Bisa dikatakan bahwa puisilah menjadi identitas kemurniaan sastraarab yang diwariskan dari pendahulu mereka. Lebih dari itu puisi arab

terutama puisi pada masa jahiliah dijadikan rujukan sejarah bagi masyarakat dan perabadan terdahulu bangsa arab yang paling utama dan di jadikan sumber otentik untuk mengetahui dan meneliti bukti sejarah (disamping al quran dan kitab injil umat nasrani) karena bisa diasumsikanbahwa puisi-puisi pada masa jahiliah adalah bukti sejarah yang riil yang sampai kepada kita melihat dari itu banyak bukti-bukti sejarah seperti bangunan-bangunan, prasasti-prasasti mereka cepat rusak dimakan zaman. Tidak sedikit dari para pakar sejarah merujuk kepada puisi-puisi klasik untuk mencari sumber bangsa arab terdahulu terutama pada puisi-puisi arabjahilah.

Kendati pada masa ini disebut masa jahiliah, tetapi mereka mempunyai kebudayaan dan peradaban tinggi. Bersyair merupakan sebuah karya yang sangat orisinil bangsa Arab pada masa itu menjadi sumber hukum, yang pertama. Baru setelah datangnya masa Islam semua itu berobah total. Islamsebagai rahmatan lil alamin dengan quran dan hadis sebagai sumber hukumnya, menyeru kepada kebaikan, menghormati sesama jenis, saling mencintai dan saling mengenal, yang bertitik beratkan kepada aspek moral yakni makarimal akhlak. pada masa islamlah bangsa arab menjadi bangsa besar yang telah menaklukan emperium bangsa romawi dan emperium bangsa persia yang menjadi sumber peradaban dunia.

2. Definisi Puisi Pada Masa Jahiliah

Puisi adalah untaian kata-kata berirama yang terikat pada wazan, bahr dan qafiah tertentu. Pada masa ini puisi haruslah mempunyai pemilihan kata (diksi) dan imajinasi yang kuat supaya terciptanya suatu karya puisi yangabadi, mempunyai bentuk ungkapan yang mengesankan dan mendalam bagi mereka. disamping itu puisi harus mencerminkan keaadan masyarkat pada waktu itu supaya ada nilai yang melekat di hati mereka dan menjadi puisi yang popular dikenang sepanjang masa.

Melihat dari totalitas esensi puisi pada masa jahiliah puisinya singkat, bahasanya padat, dan ketika membuat suatu perumpamaan dalam berpuisi mereka selalu membuat perumpamaan yang langsung di lihat dengan mata telanjang, jauh dari uslub yang berlebihan ini sesuai dengan tabiat mereka, tabiaat mayarakat pada masya jahiliah yang hidupnya simple. seluruh syair arab jahili berbentuk hurufnya muqofa (huruf ujungnya sama)bahkan qafiayah ini bukan hanya pada syair saja, tetapi kalimat-kalimat keagamaan dan kalimat-kalimat lainnya yang dianggap penting yang tidak terikat oleh kaidah-kaidah syair dalam arti sempit seperti ungkapan peramal, para ahli hikmah, orasi kadang berbentuk muqofa.

Sebagaimana telah dipaparkan diatas, puisi memiliki kedudukan penting dalamkhazanah perdaban bangsa arab terutama masyarakat jahiliah pada waktu itusangat menyukai puisi, itu brimbas kepada para penyair sebagai pencipta

puisi yang otomatis dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu mendapatkanposisi yang tinggi derajatnya. Para penyair pada masyarakat jahiliah merupakan kaum intelektual yang otomatis menguasai ilmu bahasa terutama baca tulis yang kebanyakan dari bangsa arab adalah ummi/buta huruf. Disamping itu sebagian besar para penyair pada waktu itu menguasai ilmu-ilmu yang notabene penting dan sangat dibutuhkan pada masanya seperti ilmu perbintangan, nasab, perdukunan, tanda jajak dll.

Menurut Ahmad amin secara etimologi kata sya’ara/syair(عر Gس�) mempunyai arti a’lima (mengetahui). Seprti kata sya’aratun bihi yang artinya a’limtu. Karena dalam bahasa arab syair memiliki arti al-I’lm (pengetahuan) dikatakan laita syi’iri yang sama mempunyai arti dengan kalimat laita I’lmi (semoga ilmuku) dan asyu.’arahi ibn al-amr mempunyai arti a’lamahu (memberitahukan persoalan) jadi sudah jelas bahwa kata syair mempunyai arti alim (orang yang mengetahui), yakni orang yang mengetahui persoalan yang belum diketahui orang banyak. Dalam al-quran juga kata yasy’urukum mempunyai makna ya’lamukum (mengetahui). sperti dapat dipahami pada ayat dibawah ini;

Pون م�ن� و� اء ب لا ب�� ا ح�� ها اء ذ� ي�� عرك�م ا� Gوم�اب��ش Dan apakah yang menjadikan kamu tau bahwa apabila mukjizat datang mereka

tidak akan beriman (QS.6;109).

Sedangkan dalam kamus lisan arab, kata sya’ara dimaknai ilmu dan makrifah. Oleh karena itu kata asy-syua’ara artinya ulama. Kemudian makna syair meluas dan berkembang menjadi kata puisi.

3. Genre puisi pada masa jahiliah

Sangat sulit untuk melepaskan puisi dalam kehidupan masyarakat jahiliyah, karena dari setiap aspek kehidupan mereka tidak terlepas dari bersyair, puisi merupakan ujung tombak senjata utama bagi mereka untuk mengangkat moral mereka baik saat berperang, melakukan ritual agama, saat berdagang,berorasi politik, saat bersantai-santai ataupun sekedar menghilangkan rasa keluh kesah mereka yang menggambarkan aktivitas mereka saat itu. Sehingga tidak aneh syair memiliki kedudukan yang penting dan pengaruh yang kuat pada masyarkatnya waktu itu, maka masing-masing kabilah saling berbangga dengan kemunculan seorang penyair handal dari kalangan mereka dan mereka kerap kali mengadakan acara khusus untuk menyaksikan dan menikmati syair-syair tersebut.

Masih ingat dalam benak kita bahwa pada musim haji di pasar ukaz sering diadakan perayaan sastra dan perlombaan membuat dam membaca puisi yang

berpusan di Mekkah yang menjadi sental perdagangan dan kebudayaan saat itu di Hijaz. Bagi pemenang perhralatan sastra tersebut karyanya akan ditulis dengan tinta emas dan di gantingkan dika’bah yang disebut dengan muallaqot. untuk nama kesepuluh penyair ini sudah penulis paparkan diatas. Kasidah mualaqot merupakan salah satu bukti bahwa pada masa ini bangsa arab sudah memperhatikan peradaban mereka yakni bersyair sebagai sarana untuk berkarya dan membangun perababan yang makmur.

Kuatnya tradisi berpuisi bangsa arab jahili digambarkan oleh Syukri Fhaisolyang mengatatakan bahwa puisi bangsa arab hampir menguasai pembendaharaanbentuk ungkapan di berbagai bidang dalam bahasa arab seperti dalam bidangpeperangan kita mengenal puisi fakhr, hija, khamasah. Dalam bidang ritualpenghayatan ada puisi, madh hikmah, dalam perdamaian ada puisi madeeh, itidraz dll. Semua bidang tersebut pada masa jahiliah tumbuh dalam suasana puitis bahkan rotsa dan mantra-mantra yang biasanya di gunakan para dukun jahiliahpun bersajak sehingga dikenal dengan sajak Saja’ul kuhhan. Hubungan diantara keduanyapun begitu dekat dengan wazan dan qafiahnya.

Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :

1. Al-Madh puisi pujian. Puisi jenis ini biasanya digunakan untuk memuji seseorang dengan segala sifat dan kebesaran yang dimilikinya seperti kedermawanan, keberanian maupun tingginya kepribadiab ahlak seseorang yang dipujinya

2. Al-Hija’ puisi cercaan puisi ini digunakan untuk mengeejeek atau mencaciseorang musuh dengam menyebutkan keburukan musuh, baik itu untuk mengejekindividu mushnya maufun kabilahnya

3. Al-Fakhr puisi membangga. Puisi jenis ini biasanya digunakan untuk berbangga-bangga dengan segala jenis kelebihan dan keunggulan yang dimuliki oleh suatu kaum. Pada umumnya puisi ini digunakan untuk kemenangan dan kemenangan seseorang atau kabilah dalam peperangan.

4. Al-Hamaasah puisi semangat yakni puisi ini digunakan untuk membangkitkansemangat dan membakar emosi pasukannya ketika ada suatu peristiwa semacamperang atau membangun sesuatu motivasi dalam hidup untuk berjuang

5. Al-Ghozal/ tasybih adalah jenis puisi yang didalamnya ber isi tentang ungkapan cinta bagi sang kekasih biasanya menyebutkan tentang wanita dan kecantikannya dahkan tempat tinggalnya atau pun segala sesuatu yang berhubungan dengan kisah percintaan mereka.

6. Al-I’tidzar puisi permohonan maaf. Puisi seperti ini biasanya digunakan untuk mengajukan udzur dan alas an dalam suatu perkara dengan jalan mohonmaaf dan mengakui kesalahan yang telah ia perbuat

7. Ar-Ritsa’ puisi belasungkawa, puisi ini digunakan untuk mengingat jasa seseorang yang sudah meninggal dunia.

8. Al-Washf merupakan sebuah jenis puisi yang bisanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian dengan penggambaran alam. Biasanya puisi seperti ini memberikan suatu gambaran ataupun penjelasan perhadap sesuatudengan sangat simbolistik dan ekspresionistik seperti menggambarkan jalannya perang, keindahan alam dll.

9. Hikmah puisi petuah bijak. jenis puisi seperti ini biasanya berisi tentang pelajaran kehidupan yang baik pada masa jahiliah.

Contoh puisi-puisi pada masa jahiliayah Dibawah ini merupakan contoh puisi hikmahnya zuhair bin abi sulma

م ال�ك5 ب��سا� ي�� نP خ�ولا لاا� ي� ماي�� Gب� Gعس اه وم�نP ي�� ف$� ال�حث� كال�ن� #ش�ت�مب ب�

د ع�م ي� ع�� ي$ ع�نP ع�لم م�ا ف� ن� له ول�كت� ث� م�س ق� وم ولا� ي� ال�ن� #واع�لم$ م�ا ف�

هرم ي� عمرق�� ي� ي�� هن ه وم�نP ي� من ضب� ب� واء م�نP ي� Gط ع�ش ن� ا ح�� اي�� ن��ت ال�مث� #زا�

م ت Gم ب��ش ت Gال�ش ق ن ي�� ق�ره وم�نP لا ه ي�� عل ال�معروف� م�نP ذونP ع�رض� ج� #وم�نP ن��

م مج� ج� îن ��يرلا ه اء لي م�طمي�نP الي� لن� هد ق� م�م وم�نP ي�� د� وف� لا ي�� #وم�نP ب��

اب� ال�سماء ب��سلم ه واء نP ي��زق اش�ث� لن� ث� ا ي�� اي�� اب� ال�مث� #وم�نP ه�اب� اش�ث�

دم ث� ��ي ه و م�ا ع�لن� كنP ح�مده ذ� ه�له ي�� ر ا� ي� ي� ع� عل ال�معروف� ف� ج� #وم�نP ن��

م ول م�نP ال�ف� ق د م�ا ي�� ي�� ا ه�و ا� ه اء ذ� لن� اح ق� ث نP ل�سانP مرء م�ف� #لا�

ق اءلا ص�وزه ال�لجم وال�دم ن� لم ي�« اذه ق�� و� ضف� ق� ضف� وي�� ي ي�� ن #ل�سانP ال�ف�

Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang berumur sampai delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban hidupnya, akudapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi akutetap tak tahu akan hari esok, aku melihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang tidak menghindari cercaan orang di akan tercela, barang siapa yang menempati janji akan tercela barang siapayang terpimpin hatinya maka ia akan selalu berbuat baik, barang siapa

yang takut mati pasti dia akan bertemu juga dengan maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan diri), barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia akan menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.”

Dibawah ini meupakan contoh puisinya ghazal umrul Qais

ل ث kت وع ال�هموم ل�ث� ��ب ا� ي س�دوله ع�لي� ي�� زح� حر ا� ل ك�موحP ال�ن� #ول�ث�

كلكل اء ب�� ا وي�� از� ه وازذف� اع�ح� صلن� مطي ي�� لت له ل�ما ب� ق #ف��

ل Gم�ث ا� ك5 ي�� اح م�ث� ح وم�ا االء ص�ث� ضب� لي ي�� ح� ل اال ان�� ل ال�طوي�� هاال�لث� #االاي��

ل د� ي�� ث� kي� دب Gل س� ث از ال�ف� كل م�ع� ومه ب�� ج� ل ك�انP ن�� ا ل�ك5 م�نP ل�ث� ث� #ق��

Artinya: “ Malam bagaikan gelombang samudra menyelimutkan tirainya padaku, dengan kesedihan untuk membencanaiku, aku berkata padanya kala ia menggeliat merentang tulang punggungnya dan siap melompat menerkam mangsanya, wahai malam panjang kenapa engkau tidak segera beranjak pergi yang digantikan pagi yang tiada pagi seindah kamu, Oh… malam yang gemintangnya, bagaikan terjerat ikatan yang kuat.”

Dibawah ini merupakn puisi madahnya nabigoh ketika memuju raja nu’man

هنP ك�وك�ت� د م�ي� ث� ا ط�لعب$ ل�م ي�« مس و ال�ملوك�5 ك�واك�ت� اء ذ� Gك5 س� اءي�� #ق��

Artinya: “sesungguhnya engkau adalah matahari, sedangkan para raja yang laindalah bintang-bintang, bila kau terbit tak ada sayu bintangpun yang berani menampakan diri.”

Kondisi geografis dan etnis masyarakat Arab, menjadi faktor yang cukup dominan bagi perkembangan syair pada masa jahiliyah. Syair Jahiliah dijadikan sumber utama dalam kajian kesusastraan Arab dalam mengetahui citra keindahan bahasanya. Menurut Juzif al-Hasyim (1968: 23) dalam bukunya al-Mufid, Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan syair arab jahiliah, yaitu: Pertama adalah iklim dan tabiat alam. Syai'r jahiliah terpengaruh begitu kuat dengan alam padang pasir dan kehidupan kaum badui, kata-katanya keras menggambarkan kehidupan yang keras, kesunyian, kerinduan. Uslubnya mirip-mirip antara penyair satu dengan yang lain yang merupakan refleksi dari pemandangan gurun hampir sama, imajinasi penuh dengan kesederhanaan. Kedua adalah ciri khas etnik, bangsa Arab menjadi bangsa yang lahir untuk memuja dan memuji sastra. Ketiga peperangan, dan keempat adalah faktor kemakmuran dan kemajuan,

kelima agama, keenam ilmu pengetahuan, ketujuh adalah politik, kedelapan adalah interaksi dengan berbagai bangsa dan budaya.

Syair jahiliah merupakan Karya sastra pada periode jahiliyah menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu, dimana mereka sangat fanatik dengan kabilah atau suku mereka, sehingga syair-syair yang muncul tidak jauh dari pembanggaan terhadap kabilah masing-masing. Begitu juga dengan khutbah yang kebanyakan berfungsi sebagai pembangkit semangat berperang membela kabilahnya, namun demikian karya-karya sastra pada periode Jahiliyah juga tidak luput dari nilai-nilai positif yang dipertahankan oleh Islam seperti hikmah dan semangat juang. Hampir seluruh syair-syair dan khutbah pada masa jahiliyah diriwayatkan dari mulut ke mulut kecuali yang termasuk kedalam al-Mu’allaqot, hal ini disebabkan masyarakat jahiliyah sangat tidak terbiasa dengan budaya tulis menulis, pada umumnyasyair-syair jahiliyah dimulai dengan mengenang puing-puing masa lalu yangtelah hancur, berbicara tentang hewan-hewan yang mereka miliki dan menggambarkan keadaan alam tempat mereka tinggal. Beberapa kosa kata yangterdapat dalam karya-karya sastra jahiliyah sulit dipahami karena sudah jarang dipakai dalam bahasa arab saat ini.

Melihat lebih jauh tradisi berpuisi bangsa arab mempunyai akar historis yang panjang. Sangat sulit bagi penulis untuk melacaknya. Yang jelas tradisi puisi pada masa jahiliah adalah embrio berkembangnya sastra arab hususnya genre yang berjenis puisi yang mrupakan cerminan orisinilitas pemikiran bangsa arab juga menjadi cerminan kehidupan mereka. Sangat jelas bahwa tradisi berpuisi masyarakat jahiliah terutama syair muallaqotmerupakan titik tolak majunya peradaban bangsa arab yang akan maju pesat dan menjadi sumaber peradaban dunia pada abad pertengahan saat bersendtuhan dengan islam.

From: http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/12/puisi-syair-jahiliah-sebagai.html

Biografi sastrawan arab jahiliyah

a. Zuhair Bin abi SulmaNasab Keluarga Dan KabilahNama lengkapnya adalah Zuhair bin Abi Sulma bin Rabi'ah bin Rayyah al-

Muzani. Ayahnya bernama Rabi'ah yang berasal dari kabilah Muzainah. Pada zaman Jahiliyyah kabilah ini hidup berdekatan dengan kabilah bani Abdullah Ghatafaniyyah yang menghuni di daerah Hajir, Nejed, sebelah timur kota Madinah. Kabilah ini juga bertetangga dengan kabilah Bani Murrah bin Auf bin Saad bin Zubyan. Ia adalah salah seorang dari tiga serangkai dari penyair Jahiliyyah setelah Umru al-Qais dan An-Nabighah az-Zibyani. Penyair ini amat terkenal karena kesopanan kata-kata

puisinya. Pemikirannya banyak mengandung hikmah dan nasehat. Sehingga banyak orang yang menjadikan puisi-puisinya itu sebagai contoh hikmah dannasehat yang bijaksana.

Rabi'ah bersama isteri dan anak-anaknya tinggal dalam lingkungan kabilah Bani Murrah (kabilah Zubyan) dan kabilah Bani Abdullah Ghatafaniyyah. Setelah ayahnya meninggal, ibunya menikah lagi dengan Aus bin Hujr, seorang penyair terkenal dari Bani Tamim. Sementara Zuhair dan saudara-saudaranya, Sulma dan al-Khansa`, diasuh oleh Basyamah bin al-Ghadir, paman mereka yang juga seorang penyair. Dengan demikian Zuhair adalah keturunan kabilah Muzainah yang dibesarkan di tengah-tengah kabilah Bani Ghatafaniyyah.

Dibesarkan Dalam Lingkungan Penyair Zuhair dibesarkan dalam keluarga penyair dan sejak kecil ia belajar puisi

dari pamannya sendiri yang bernama Basyamah bin al-Ghadir dan Aus bin Hujur. Basyamah termasuk tokoh Arab Jahiliyyah yang terhormat, kaya-raya,dan sangat dihormati oleh kaumnya. Di samping sebagai penyair, Basyamah juga seorang yang cerdas dan memiliki pendirian yang lurus, dia menjadi tempat bertanya kaumnya dalam menghadapi berbagai persoalan. Ketika ia meninggal dunia, seluruh hartanya diwariskan kepada keluarganya termasuk kepada Zuhair. Disamping mendapatkan harta warisan, Zuhair juga mendapatkan warisan kemampuan berpuisi dan kemuliaan akhlak yang diajarkan Basyamah.

Zuhair bin Abi Sulma, tumbuh dan besar dalam lingkungan keluarga penyair. Rabi'ah ayahnya, Aus bin Hujr ayah tirinya, dan Basyamah pamannya, merekaada para penyair, dan saudaranya Sulma dan al-Khansa`, mereka berdua jugapenyair. Oleh karena itulah ia sudah terkenal pandai berpuisi sejak kecil. Selain terkenal akan bakat puisi yang dimilikinya sejak kecil, ia juga disenangi oleh seluruh kaumnya akan budi pekertinya yang luhur, sehingga setiap pendapat yang dikeluarkannya selalu diterima baik oleh kaumnya.

Zuhair menikah dengan dua orang wanita, pertama dengan Ummu Aufa, yang banyak disebut-sebut dalam puisinya, termasuk dalam mu'allaqat-nya. Kehidupan rumah tangganya bersama Ummu Aufa kurang bahagia, dan itu terjadi setelah Ummu Aufa melahirkan anak-anaknya yang kesemuanya meninggal dunia, lalu ia pun menceraikannya. Setelah itu ia menikah lagi dengan Kabsyah binti ‘Amr al-Ghatafaniyyah, dan dari isteri keduanya ini lahirlah putera-puteranya, yaitu Ka'ab, Bujair, dan Salim. Salim meninggal dunia ketika Zuhair masih hidup, sehingga banyak dari puisinya yang menggambarkan ratapannya terhadap kematian anaknya itu. Sedangkan Ka'ab dan Bujair, keduanya hidup sampai datangnya masa Islam, dan mereka berdua masuk Islam dan juga menjadi penyair yang terkenal.

Hidup Dalam Situasi PeperanganZuhair hidup dalam masa terjadinya peperangan yang berlarut-larut selama 40

tahun antara kabilah Abbas dan Bani Dzubyan, yang terkenal dengan

peperangan Dahis dan Gabra'. Dalam peristiwa perang ini, ia pun turut ambil bagian dalam usaha mendamaikan dua suku yang sedang berperang tersebut. Dalam usaha perdamaian itu, ia mengajurkan kepada para pemuka bangsa Arab untuk mengumpulkan dana guna membeli tiga ribu ekor unta untuk membayar tebusan yang dituntut oleh salah satu dari kedua suku yangsedang berperang itu.

Adapun yang sanggup menanggung keuangan itu adalah dua orang pemuka bangsa Arab yang bernama Haram bin Sinan dan Harits bin Auf. Sehingga berkat usaha kedua orang ini, peperangan yang telah terjadi selama 40 tahun dapat dihentikan. Untuk mengingat kejadian yang amat penting itu, Zuhair mengabadikan dalam salah satu puisi muallaqat-nya, seperti di bawah ini[1]:

ره�م رب��سG وج�� وه م�نP ق� ن� ال ي�� ي ط�اف� خ�وله زح�� ب ال�د� ي� kال�ت سمب ي�� اق� ¤ق��

ل ومي�رم ما ع�لي ك�ل ح�ال م�نP س�حث� ـدب� ــدانP وح�� عم ال�شث� ا ل�ن� ث� مت� ¤ب��

م Gس هم ع�طر م�ن� ي� ت« kوا ي� وا وذق اب�� ق� عدم�ـا ي� انP ي�� ث� küي سا وذ� دازك�تما ع�ي� ¤ي�

سلم ول ب�� مال وم�عروف� م�نP ال�ق دزك�5 ال�سلم واس�عا ب�� نP ي�� �لتما ا د ق� ¤وق�

ـم Gث� وق وم�ا� ها م�نP ع�ق ي� ب��نP ق�� د عث� ر م�وط�نP ي�� ي� ها ع�لي خ� حتما م�ي� اص�ن� ¤ق��

م عظ� د ي�� ا م�نP ال�مح� ح ك�ي�ـر� ب� مـا وم�نP ب��ست ت ا م�عد ه�دي�� ي ع�لث� نP ف� مي� ت� ¤ع�ظ�

"Aku bersumpah dengan Ka'bah yang ditawafi oleh anak cucu Quraisy dan Jurhum".

Aku bersumpah, bahwa kedua orang (yang telah menginfakkan uangnya untuk perdamaian itu) adalah benar-benar pemuka yang mulia, baik bagi orang yang lemah, maupun bagi orang yang perkasa".

"Sesungguhnya mereka berdua telah dapat kesempatan untuk menghentikan pertumpahan darah antara bani Absin dan Dhubyan, setelah saling berperangdiantara mereka".

"Sesungguhnya mereka bedua telah berkata: "Jika mungkin perdamaian itu dapatdiperoleh dengan uang banyak dan perkataan yang baik, maka kami pun juga bersedia untuk berdamai".

"Sehingga dalam hal ini kamu berdua adalah termasuk orang yang paling mulia,yang dapat menjauhkan kedua suku itu dari permusuhan dan kemusnahan".

"Kamu berdua telah berhasil mendapatkan perdamaian, walaupun kamu berdua dari kelurga yang mulia, semoga kalian berdua mendapatkan hidayah, dan barang siapa yang mengorbankan kehormatannya pasti dia akan mulia"

Kemunculan Zuhair Sebagai PenyairKemunculan Zuhair sebagai penyair tidak lepas dari pengaruh guru-guru

utamanya, yaitu Rabi'ah ayahnya, Aus ibn Hujr ayah tirinya, dan Bisyamah pamannya. Dari ketiga penyair itulah Zuhair didikkan dalam menciptakan puisi. Dia juga meriwayatkan puisi-puisi dari ketiga penyair tersebut. Sebagai seorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga penyair, Zuhairpun kemudian mendedikasikan hidupnya untuk puisi. Dia menciptakan puisi

dan mengajarkan penciptaan puisi kepada orang lain, terutama kepada keduaputranya Ka'ab dan Bujair. Di antara penyair yang kemudian muncul dari hasil didikkannya, selain kedua putranya adalah al-Khutaiyyah (Syauqi Dlaif, 1960:303).

Kalangan para perawi puisi menyatakan bahwa Zuhair lambat dalam menciptakan puisi. Hal itu dikarenakan dalam menciptakan puisi dia menempuh langkah-langkah: penggagasan, pngolahan, dan penyeleksian (penyuntingan), sebelumkemudia puisi tersebut dipublikasikan (dibacakan dihadapan khalayak ramai). Oleh karena itulah kepadanya disandarkan kisah proses penciptaan puisi hauliyaat[2]. Hal itu dapat dilihat pula Ka'ab dan Al-khutaiyyah yang mengikuti alirannya (Taha Husein, 1936: 284).

Keistimewaan karyanya terletak pada kekuatan bahasa dan susunan kata-katanya, banyak terdapat kata-kata asing (sulit) dalam puisinya, dia berupaya untuk mencari hakekat makna asli untuk mengeluarkannya pada konkrisitas materi yang sebenarnya. Dengan kekuatan akal dan wawasannya dalam penggambaran-penggambaran dan imajinasinya. Pada umumnya, apa yang diungkapkannya tidaklah jauh dari hakekat realitas yang konkret. Zuhair juga termasuk penyair masa Jahiliyyah yang terkenal dalam pengungkapan kata-kata hikmah dan pribahasa.

Dalam kehidupannya ia terkenal dengan konsistensi dan kecerdasannya. Pendapatnya sesuai dengan kehidupannya. Posisi kesusastraannya, menurut kebanyakan para kritikus sastra Arab, dibangun atas hikmah dan kata-kata bijak yang dikenal pada masanya (Karum al-Bustani, 1953:6).

Kepercayaan HaniefPada umumnya, masyarakat Arab masa Jahiliyyah adalah penganut kepercayaan

berhala. Meskipun demikian, Zuhair bin Abi Sulma termasuk penyair Arab Jahiliyyah yang percaya akan adanya hari Kiamat, adanya Hisab (perhitungan amal perbuatan), dan adanya siksaan serta balasan. Penyair ini memang tidak sempat merasakan masa ketika diutusannya Nabi Muhammad Saw. Akan tetapi, penyair ini sudah percaya akan datangnya hari Kiamat dan hari pembalasan. Seperti terlihat pada bait puisinya dibawah ini[3]:

علم م ال�له ي�� كت ي$ وم�هما ي�� ف� ج� وس�كم ل�ن� ق� ي ي�� كتمنP ال�له م�ا ف� لا ي� ¤ق��

م ف ن� ب� ل ق�� عح� و ي�� وم ال�حساب� ا� ر ل�ن� دج�� ث� اب� ق�� ي ك�ث غ ف� وص�� ن� ر ق�� ج�� و� ¤ب��

"Janganlah sekali-kali kalian menyembunyikan kepada Allah (penghianatan dan pelanggaran atas sumpah kalian) dalam hati kalian dengan tujuan untuk menyembunyikannya, tetapi ingatlah!! Walau kalaian sembunyikan, Allah maha mengetahui".

"Ditangguhkan, lalu dicatat dalam buku amal dan disimpan untuk kemudian diungkapkan di hari perhitungan, atau disegerakan pembalasannya dalam kehidupan dunia ini".

Ada yang berpendapat bahwa dia termasuk golongan orang-orang yang mengharamkan khamr (arak atau minuman keras), mabuk, dan mengundi nasib dengan panah (Syauqi Dhoif, 1960:303). Zuhair berumur panjang dan

meninggal sekitar setahun sebelum Nabi Muhammad Saw diangkat menjadi Rasul.

Puisi-PuisinyaKumpulan puisi Zuhair telah diterbitkan bersama kumpulan-kumpulan puisi dari

lima penyair terkenal lainnya, yaitu Umru al-Qais, an-Nabighah, Tharafah,Antarah, dan al-Qamah. Kumpulan puisi yang lain diterbitkan pada tahun 1889 dalam bentuk serial yang berjudul "Tharafa Arabiyyah", kemudian dicetak ulang di Mesir dan di kota-kota lain yang diusahakan oleh Musthafa Saqa.

Ada dua sumber mengenai kumpulan puisi Zuhair, Pertama, berasal dari ulama Basrah yang mengatakan bahwa ada 18 kasidah, sebagaimana ada komentar yang berbunyi: "Mencakup semua kasidah Zuhair yang sampai pada kita atas dasar riwayat yang ada". Adapun sumber kedua, berasal dari ulama Kufah yang mengatakan bahwa ada tambahan sepuluh kasidah, tetapi bahwa tambahanitu adalah ulah tangan orang lain.

Para ahli sastra Arab berpendapat bahwa puisi Zuhair bin Abi Sulma termasuk ke dalam katagori yang tinggi, dan hampir dapat disamakan dengan puisi Umru al-Qais dan An-Nabighah az-Zibyani. Dalam hal itu mereka beralasan bahwa Zuhair memiliki keistimewaan-keistimewaan sebagai berikut:

1. Ijaz-nya bagus dan suka membuang tambahan pembicaraan serta kata-kata yang kurang dipelukan, sehingga ia menciptakan sedikit kata banyak makna,seperti dalam kata-katanya di bawah ini:

ل ث� هم ق� اي�� ي�� Xاء ا ي�� Xه ا Gوازب� ما ب� ب�� �ا وه ق�� �ب ر ا� ي� ك5 م�نP خ� ¤ف��ما ي��

"Tak ada kebaikan yang mereka persembahkan. Sesungguhnya kebaikan yang mereka miliki hanyalah warisan dari nenek moyang mereka sebelumnya"

2. Madah-nya bagus dan menjauhi kedustaan di dalamnya. Dia tidak memuji seseorang melainkan karena akhlaknya dan sifat-sifat terpuji yang diketahuinya, seperti dalam kata-katanya di bawah ini:

ل د� ن$P ال�سماخه وال�ث� لي� د ال�مق هم وع�ث� ��ي عير ق م�نP ي�� هم زز� ��ي ¤ع�لي م�كيGر

"Terhadap mereka yang banyak hartanya ia sediakan pemberian untuk orang-orang yang meminjam dari mereka. Pada orang yang berkurangan, ia sangat bertoleran dan memberi bantuan"

3. Kata-katanya jauh dari ta'qid (komplikasi) kata dan makna, serta jauh dari pembicaraan yang tidak perlu dan asing (sulit dicari maknanya), seperti dalam kata-katanya di bawah ini:

لد مح� س ب�� اس$ ل�ن� لدوا$ ول�كنP ح�مد ال�ث� ح�� اس$ ا� لد ال�ث� ح� نP ح�مدا ن�� ¤ول�و ا�

"Jika pujian dapat membuat seseorang menjadi abadi, mereka pun pasti akan abadi. Tetapi, pujian orang-orang tidak akan bisa membuatnya abadi"

4. Puisinya sedikit sekali mengandung kata-kata yang buruk. Oleh karena itu, puisi-puisinya bersih dan sedikit sekali adanya cercaan di dalamnya.Pernah suatu kali, ia mencerca suatu kaum, namun ia sedih dan menyesali apa yang telah diperbuatnya.

5. Banyak mengungkapkan amtsal (pribahasa) dan kata-kata hikmah, sehinggapenyair ini dianggap sebagai orang yang pertama dalam menciptakan kata-kata hikmah dalam puisi Arab, yang kelak akan diikuti oleh penyair lainnya, seperti Shalih bin Abdul Kudus, Abu al-Atahiyah, Abu Tamam, al-Mutanabby, dan Abu al-Ala' al-Ma'ary dari kalangan Arab peranakan (al-Muwalidin). Di antara kata-katanya yang berisikan amtsal dan kata hikmah seperti terdapat di bawah ini:

د ع�م ي ع�� ي ع�نP ع�لم م�ا ف� له ول�كن� ث� م�س ق� وم والا� ع�لم$ م�ا ف�ي ال�ن� ¤وا�

م ت Gم ب��ش ت Gال�ش ق ن ق�ره وم�نP لا ي�� ه ي�� عل ال�معروف� م�نP ذونP ع�رض� ج� ¤وم�نP ن��

م�م د� ه وي�� نP ع�ن� ع� ومه ب��شن له ع�لي ق ص� ق� ل ي�� ح� ـن� ب« ل ق�� ص� ا ق�� ك5 ذ� ¤وم�نP ي��

م مج� ج� îن ��ير لا لي م�طمي�نP الي� �ه$ ا لن� هد ق� م�م وم�نP ي�� د� وف� لاي�� ¤وم�نP ب��

هرم ي� عمر ق�� طي� ي�� خ� ه وم�نP ن� من ضب� ب� واء م�نP ي� Gط ع�ش ن� ا ح�� اي�� ن��ت ال�مث� ¤زا�

اب� ال�سماء ب��سلم نP ي��زق اش�ث� �ه وا لن� ث� ا ي�� اي�� اب� ال�مث� ¤وم�نP ه�اب� اش�ث�

دم ث� ��ي ه و م�ا ع�لن� كنP ح�مده ذ� ه�له ي�� ر ا� ي� عل ال�معروف� ف�ي ع� ج� ¤وم�نP ن��

"Aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin, tetapi aku tetap tidak akan tahu apa yang akan terjadi esok hari"

"Barang siapa berbuat kebaikan dari kedalaman harga dirinya, ia akan terpelihara, dan barang siapa yang tidak melindungi diri dari cercaan, iaakan dicerca"

"Barang siapa memiliki kelebihan harta, lalu ia bakhil (pelit) dengan hartanya itu terhadap kaumnya, maka ia tidak akan berguna dan akan dicerca"

"Barang siapa memenuhi kewajibannya, ia tidak akan dicerca, barang siapa hatinya mendapat petunjuk menuju ketentraman dalam berbuat kebaikan, makaia tidak akan terguncang oleh ketegangan"

"Aku lihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu, barang siapa yang didatangi pasti akan mati, dan barang siapa yang luput dia akan mengalamilanjut usia".

"Barang siapa yang takut mati, pasti ia akan bertemu juga dengan kematian itu, walaupun ia naik ke langit dengan tangga"

"Barang siapa yang menolong orang yang tidak berhak untuk ditolong, maka ia akan menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya".

b. AL-A'SYA BIN AL-QAISINasab Keluarga Dan KabilahNama lengkap dari penyair ini adalah Maimun al-A'sya bin al-Qaisi bin Jundul

al-Qaisyi, dilahirkan di Manfuhah dikawasan Yumamah. Ia berasal dari kabilah Bakar bin Wail yang menurut riwayat kabilah ini merupakan bagian dan kelompok di Jazirah Timur yaitu lembah sungai Eufrat sampai Yamamah. Adapun keturunan (bani) yang lebih dan banyak dikenal dari kabilah ini

ialah bani Syaiban, bani Yasykur, bani Jusyam, bani I'jul yang berada di lembah sungai Eufrat, bani Hanifah, dan bani Qais bin Tsa'labah yang berada dikawasan Yamamah. Dari bani-bani tersebut, bani Qais-lah yang lebih utama, yang secara turun-temurun berlanjut kepada bani-bani lainnya. Salah satunya adalah bani Malik bin Dubai'ah dari kerabat merekayaitu bani Jahdar dan bani Sa'ad bin Dubai'ah, dari bani-bani inilah yangkemudian merupakan asal usul (satu keturunan) dari penyair al-A'sya bin al-Qais.

Nama al-A'sya merupakan julukan baginya, karena ia memiliki kadar penglihatan yang lemah (rabun). Nama pada saat karier kepenyairannya meningkat, ia dijuluki Abu Basir yang berarti orang yang mempunyai penglihatan. Konon ayahnya mempunyai julukan "Orang yang mati kelaparan",karena pada suatu ketika ayahnya memasuki sebuah goa hanya untuk berteduh di dalamnya dari cuaca panas, tetapi malang baginya tiba-tiba sebuah batu besar jatuh dari atas gunung dan menutupi mulut goa, yang menyebabkan ayahnya mati kelaparan di dalamnya. Mengenai kejadian itu, juhunnam seorang penyair membuat sebuah puisi hija' (sindiran) untuk ayahnya yaitu:

"Ayahmu Qais bin Jundul mati kelaparan, kemudian pamanmu itu disusui oleh budak dari Khuma'ah".

Khuma'ah adalah tempat kelahiran ibu dari al-A'sya. Saudara kakeknya, Musayyub bin ‘Alas mempunyai jasa yang besar dalam mengabadikan puisi al-A'sya.

Para ahli sastra Arab menganggapnya sebagai orang keempat setelah ketiga penyair yang telah disebutkan di atas. Penyair ini ditakuti akan ketajaman lidahnya, sebaliknya ia juga disenangi orang bila ia telah memuji seseorang, dan orang itu seketika itu pula akan menjadi terkenal.

Puisi-puisi al-A'sya banyak menceritakan pengembaraannya ke sebagian daerah jazirah Arab untuk memuji para pemimpin (kepala suku) dan para bangsawan.Sehingga di dalam diwan-nya (kumpulan puisi), dia banyak memuji Aswad binMundzir dan saudaranya yaitu Nu'man bin Mundzir dan Iyas bin Qubaisah. Dia juga banyak membicarakan mengenai perdamaian antara salah seorang penguasa di Yaman dengan bani Abdul Madin bin Diyan di Najran, dan penguasa yang bernama Hauzah bin ‘Ala Sayid dari bani Hanifah, yang tidakdiketahui latar belakang mengenai perselisihan di antara ketiganya.

Al-A'sya sering melakukan pengembaraan dan mengunjungi kawasan Hirah, Yaman,dan Diyar (sebuah daerah berbukit di Yaman), dan Najran, begitu pula dengan daerah Syam, Persia, dan Jerussalem. Khususnya di daerah Yaman, Nejed, dan Hirah, ia memuji para pejabat teras di sana. Begitu pula dengan kepergiaannya ke Diyar, ia mendapatkan hadiah sebagai balasan ataspuisi-puisi yang telah diucapkannya dengan indah kepada bani ‘Amr.

Louis seorang orientalis barat, menganggap bahwa penyair ini penganut Nasrani, ia berpendapat dengan kesukaan al-A'sya dalam menyusun lagu-lagurohani. Puisi madahnya banyak memuji para uskup Najran, dan kebanyakan bait-bait puisi-nya berkaitan dengan orang-orang nasrani di Hirah. Namun,hal ini tidak dapat dibenarkan, karena kepercayaan Nasrani telah lama

dianut dan merupakan agama nenek moyang. Sehingga setelah ia menerima ajaran ini, kebiasaan buruk dalam melakukan perbuatan dosa dan kemaksiatan telah ada pada diri al-A'sya. Hal ini dapat dilihat jelas dalam puisi-nya yang banyak menggambarkan kesenangannya akan mabuk-mabukkan dan pencinta harta. Dan untuk meneliti lebih lanjut tentang puisi al-A'sya dapat dilihat dalam kitab Sy'ir was Syuara' karya Ibnu al-Qutaibah, kitab al-Jamhara, dan kitab al-Aghany karya al-Asfahany.

Puisi-PuisinyaKumpulan puisi al-A'sya banyak diterbitkan oleh Jayir di London pada tahun

1928. Jayir menyalinnya dari Isykuriyal yang diambil dari Tsa'labah pada tahun 291 H. Sebagian dari puisi-nya juga diterbitkan oleh Daar al-Kutub,Mesir. Jumlah kasidahnya tidak kurang dari 77 bait kasidah, ditambah lagil15 kasidah yang tidak diketahui asalnya, tetapi diyakini sebagai puisinya. Namun, kemungkinan besar puisi pilihan itu dikumpulkan oleh Tsa'labah. Selanjutnya Daar al-Kutub menemukan 40 bait kasidah al-A'sya yang diambil dari salinan di kantor perwakilan Yaman. Hal ini diketahui dari kalimat pendahuluan oleh penyusun diwan-nya.

Puisi-puisi al-A'sya memiliki ciri khas tersendiri, seperti pemakaian kasidah yang panjang, sebagaimana yang terlihat dalam puisinya terdapat pemborosan kata-kata. Puisinya banyak mengandung pujian, sindiran atau ejekan, kemegahan atau kebesaran, kenikmatan khamr (arak), menggambarkan atau melukisakan sesuatu, dan mengenai percintaan.

Tidak seperti penyair lainnya, dalam hal pengungkapan puisi madah, al-A'sya hanya ingin berusaha mendapatkan pemberian atau hadiah, seperti dalam pengembaraannya kesebagian jazirah Arab, yaitu untuk memuji para pemimpindan pejabat di sana. Pemberian atau hadiah itu dapat berupa unta, budak perempuan, piring yang terbuat dari logam perak, atau pakaian yang terbuat dari kain sutera yang bermotif lukisan.

Dalam puisi madah-nya banyak mengisahkan mengenai kemuliaan, keberanian, kesetiaan, pertolongan terhadap kaum lemah, dan pujian terhadap tentara yang berlaga di medan peperangan. Puisi madah-nya banyak mengandung ungkapan-ungkapan yang dikeluarkan secara bebas (spontanitas). Oleh karena itu, al-A'sya juga ditakuti akan ketajaman lidahnya, karena bila seseorang telah mendapatkan pujian darinya, maka orang itu akan enjadi terkenal.

Dalam suatu riwayat, diceritakan bahwa di kota Mekkah ada seorang miskin yang bernama Muhallik, orang itu mempunyai tiga orang puteri yang belum mempunyai jodoh dikarenakan kemiskinan mereka. Pada suatu waktu, keluargaini mendengar kedatangan al-A'sya di Mekkah, maka isterinya meminta kepada suaminya untuk mengundang al-A'sya ke rumahnya. Setelah al-A'sya datang ke rumah miskin itu, maka isterinya memotong seekor unta untuk menjamu al-A'sya.

Penyair ini sangat heran dengan kedermawanan orang miskin ini. Ketika ia keluar dari rumah itu, ia langsung pergi ke tempat orang-orang yang sedang berkumpul untuk mengabadikan kedermawanan Muhallik dalam suatu bait puisinya yang sangat indah. Setelah ia membacakan puisi itu, maka

banyak orang yang datang meminang ketiga puteri Muhallik. Adapun bait puisi yang diucapkan al-A'sya seperti dibawah ini[1]:

ق Gعش ي ي� م وم�ا ب�� ي م�نP س�ف زق وم�ا ب�� سهاذ وال�مو� ا ال� ب وم�ا ه�د� ¤ازق�

حرق اع ن� ق� ي ال�ن� از ف� وء ي�� ره الي ص�� ي� Gث ونP ك� د لاح�ب ع�ن� ¤ل�عمري ق�

دي وال�محلق از ال�ث� اب ع�لي ال�ث� ها وي�� اي�� صظلث� ب� ل�مقروزب��ن$P ي�� Gش ¤ب�

ق�رق ن اس�جم ذاحP : عوض� لا ي�, اس�ما ي�� ق م ي� دي ا� Gي� Pان عي ل�ث� ن� ¤زص��

ق ب��ي زوب�� �د وا انP م�ينP ال�هث� هه$ ك�ما ز� وق وج�� اه�را ق� ح�ري ط�� وذ ن�� ¤ي�زي ال�ج�

ق ق� ن� ال�مال ي�� نP ي�� ا م�ا ص�� ذ� �ده وك�ف� ا ث� kكف� م�ت دا ص�دق : ق�, داه ي�� ¤ي��

"Aku tidak dapat tidur di malam hari, bukan karena sakit ataupun cinta""Sungguh banyak mata yang melihat api yang menyala di atas bukit itu""Api itu dinyalakan untuk menghangatkan tubuh kedua orang yang sedang

kedinginan di malam itu, dan di tempat itulah Muhallik dan kedermawanannya sedang bermalam"

"Di malam yang gelap itu keduanya saling berjanji untuk tetap bersatu""Kamu lihat kedermawanan di wajahnya seperti pedang yang berkilauan""Kedua tangannya selalu benar, yang satu untuk membinasakan sedang yang lain

untuk berderma"

Di dalam suatu riwayat lain juga diceritakan bahwa ketika al-A'sya mendengardiutusnya Nabi Muhammad Saw dan berita mengenai kedermawanannya, maka penyair ini sengaja datang ke kota Mekkah dengan membawa suatu kasidah yang telah dipersiapkan untuk memuji Nabi Muhammad Saw. Namun, sayang sekali maksud baik ini dapat digagalkan oleh pemuka bangsa Quraisy.

Ketika Abu Sufyan mendengar kedatangan al-A'sya, Abu Sufyan langsung berkatakepada para pemuka Quraisy: "Demi Tuhan, bila al-A'sya bertemu dengan Muhammad dan memujinya, maka pasti dia akan mempengaruhi bangsa Arab untuk mengikuti Muhammad. Karena itu, sebelum itu terjadi, kumpulkanlah seratus ekor unta dan berikan kepadanya agar tidak pergi menemui Muhammad". Kemudian, saran Abu Sufyan ini, dituruti oleh bangsa Quraisy, yang akhirnya al-A'sya mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan beliau. Adapun puisi yang telah dipersiapkan olehnya untuk memuji Nabi Muhammad Saw. seperti dibawah ini[2]:

ي م�جمدا لاف ي ي� ي ح�ن Gي ل�ها م�نP ك�لاله ولا م�نP ح�ف� ب لا ازب� ل�ي� Xا ¤ق��

دي له ي�� واص�� ي$ م�نP ق� لف ي وي� م ي�زاح� Gه�اش Pاب� اب��ن د ي�� ي ع�ث� اح� ث� îي م�ا ي� ¤م�ن

دا ح� لاذ وان�� ي ال�ث� از )ل�عمري( ف� ك�ره اع�� ي ي��زي م�ا لا ي��زونP وذ� ن� ¤ي��

دا عه ع�� من� وم ب�� س ع�ظاء ال�ن� ل ول�ن� اي�� ب� وي�� ع� اب م�ا ي� ¤له ص�دق�

"Demi Allah, onta ini tidak akan aku kasihani dari keletihannya, dan dari sakit kakinya sebelum dapat bertemu dengan Muhammad"

"Nanti jika kau telah sampai ke pintu Ibnu Hasyim, kau akan dapat beristirahat dan akan mendapatkan pemberiannya yang berlimpah-limpah"

"Seorang Nabi yang dapat mengetahui sesuatu yang tak dapat dilihat oleh mereka, dan namanya telah tersiar di seluruh negeri dan di daerah Nejed"

"Pemberiannya tidak akan terputus selamanya, dan pemberiaannya sekarang tidak akan mencegah pemberiannya di hari esok"

c. ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSINasab Keluarga Dan Kabilah Penyair ini dilahirkan dari ayah seorang bangsawan Absi dan ibu dari

kalangan budak Habsyi. Ia mewarisi kulit hitam dari ibunya, sehingga orang mengira ia bukan berdarah Arab, bibirnya terbelah (memble) seperti ibunya, sehingga orang sering memanggilnya dengan julukan Antarah al-Falha'u yaitu "Antarah si bibir memble".

Dalam adat-istiadat Jahiliyyah, anak yang terlahir dari ibu seorang budak, tidak akan mendapatkan pengakuan dari sang ayah, kecuali dia dapat memiliki sifat mulia berupa kedermawanan dan keberanian.

Oleh karena itu, ayah penyair ini tidak mau mengakuinya sebagai anak kandung, bahkan menganggapnya sebagai seorang budak yang dapat disuruh untuk mengembala ternak. Perlakuan ayahnya itu, telah membuat hati penyair ini sangat tertekan. Bahkan pamannya sendiri telah ikut menghalangi puteri yang bernama Ablah untuk bercinta dengannya, sebab pamannya menganggap bahwa tidaklah pantas mengawinkan puterinya dengan seorang anak budak.

Tekanan-tekanan psikologis itu telah membuatnya keras terhadap semua orang, bahkan terhadap ayahnya sendiri. Kebenciaannya terhadap sang ayah, terlihat ketika ayahnya memerintahkannya untuk berperang melawan musuh yang datang menyerbu, mendengar ajakan ayahnya itu, ia berkata[1]:

"Sesungguhnya seorang budak tidaklah layak untuk berperang, tetapi hanya layak untuk menjaga ternah dan memerah susu saja".

Ucapan Antarah tersebut dirasakan oleh ayahnya sebagai penderitaan batin seorang anak, maka setelah mendengar ucapannya itu, akhirnya sang ayah mengakuinya sebagai anak, dengan berkata: "Berperanglah kamu, karena sesungguhnya kamu adalah seorang yang merdeka (bukan lagi seorang budak)". Dan sejak saat itu nama nasab orang tuanya selalu diikutkan dengan nama asli penyair ini. Dan sejak itu pula nama penyair ini selalu disebut orang dalam segala macam pertempuran.

Keberanian Antarah mengilhami keberanian orang Arab dalam berperang di dalammaupun di luar jazirah Arab, seperti ketika melawan Romawi, Ethopia, Iran, Perancis, Afrika Utara, dan Andalus melawan tentara Salib. Bahkan dengan namanya yang agak terdengar angker, penyair ini lebih dikenal sebagai seorang pahlawan yang amat ditakuti oleh lawan-lawannya. Sehinggapribadi penyair ini, kelak pada masa Daulat Fatimiyyah, sering diagungkan

dengan penulisan kisah kepahlawanan yang dinisbatkan kepada pribadi penyair ini.

Puisi-PuisinyaPada mulanya penyair ini tidak terkenal sebagai penayir ulung, tetapi

untungnya sejak muda penyair ini telah menyimpan bakat untuk berpuisi. Dan bakat inilah yang mendorong untuk meningkatkan prestasinya dalam berpuisi. Kebanyakan puisinya dikumpulkan dalam mu'allaqadnya yang sangatpanjang.

Adapun penyebab yang mendorongnya untuk mencipatakan mu'allaqadnya adalah bahwa pada suatu hari penyair ini diejek orang di majelis ayahnya setelahdiakuinya sebagai anak oleh ayahnya, di mana ia diejek dari keturunan ibunya yang merupakan seorang budak, sehingga membuatnya marah dan berkata:

ال: " ك5 ق� عر م�ث� Gس� ا ا� ي�� ا� ل : ال له ال�رح�� ماء, ق� طة وال�ص خ� ل$ ال� ص ق�� دي وا� ما م�لكت ي�� وذ ب�� له واخ�� د ال�مشث� م واع�ف� ع�ث� ت� ي ال�مع� س واوف� ا� ر ال�ث� �ي لاح�ص� ب� �"ا "

ل�ك5 علم ذ� ""ش�ن"Aku adalah seorang yang gemar menghadiri pertempuran, aku adalah orang yang

paling adil, dan aku tidak pernah meminta dan aku selalu dermawan dengan yang kumiliki dan aku adalah pembuka jalan buntu. Orang yang menejeknya berkata: "Aku lebih fasih dalam berpuisi daripada kamu". Lalu Antarah berkata: "Akan kamu lihat kelak kefasihanku!"

Sejak saat itu, Antarah mulai merangkum kasidah mu'allaqadnya yang mengisahkan percintaan dengan kekasihnya yang bernama Ablah. Selain itu, ia juga mengisahkan tentang keberanian dan keagungan dirinya dalam medan pertempuran.

Para ahli sastra Arab menggolongkan puisi Antarah ke dalam kelas tertinggi dalam menggambarkan dan mensifati segala kejadian yang dialaminya. Dalam salah sati bait puisinya, penyair ini menerangkan kepada kekasihnya bahwaia adalah seorang yang baik bila ia tidak diganggu dan dirampas miliknya.Akan tetapi, jika ia diganggu, maka ia akan membalas perbuatan orang itu dengan kekerasan yang dapat dijadikan pelajaran selama hidup orang yang menggangunya. Seperti contoh di bawah ini[2]:

لم ا ل�م اط�� ي اذ� ن ال�ف� ي س�مح م�ح� ن, ي�� �ا ما ع�لمب ق�� ي ع�لي� ب�� ن, Gاي�¤

م ه ك�طعم ال�علف îن اق� اس�ل مر م�د� لمي ي�� �ي ط�� ب� �ا لمب ق�� ط�� ا ا� ¤واذ�

"Pujilah aku (wahai kekasihku) dari apa yang kamu ketahui dari kelakuan baikku. Sesungguhnya aku adalah seorang yang lemah lembut bila tidak dizalimi oleh siapa pun"

"Namun, jika aku dizalimi oleh seseorang, maka aku akan membalasnya dengan balasan yang lebih keras dari kezalimannya"

Selain itu penyair ini mempunyai sifat dermawan kepada siapa pun, karena sifat inilah yang paling disukai oleh bangsa Arab dan selalu dibanggakan.Dalam hal ini penyair ini menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang yang sangat dermawan dan suka menolong orang lain walaupun itu dalam keadaan yang tidak sadar, seperti dalam keadaan mabuk, yang mana biasanya dalam

keadaan seperti itu tidak mungkin seorang akan berlaku baik ataupun berderma.

Namun, penyair ini masih tetap bisa melakukan kebaikan dan berderma walaupundalam keadaan mabuk, hal itu dapat dilihat dari bait puisinya di bawah ini[3]:

كلم �ر ل�م ب�� ي واق� هلك5 م�الي وع�رض� ي م�شي ن, ي�� �ا رن��ت ق�� Gا ش ذ� �ا ¤ق��

كزمي لي وي� ماي�� Gس� دي وك�ما ع�لمب ر ع�نP ي�� ص ق� ا ص�جوب ف��ما ا� ذ� �¤وا

"Jika aku sedang minum arak, maka aku akan menghabiskan seluruh hartaku untuk menjamu kawan-kawanku, dan hal itu tidak akan merusak kehormatanku"

"Dan jika aku telah sadar dari mabukku, maka aku akan menghamburkan hartaku untuk berderma, sebagaimana telah kamu ketahui akan budi perkerti baikku ini (berbanggalah wahai kekasihku dengan segala budi pekertiku seperti ini)"

Antarah selain terkenal sebagai penyair ulung, juga terkenal sebagai seorangpahlawan yang gagah berani di medan peperangan. Gambaran akan kegagahannya dalam berperang dapat dilihat dalam bait puisi di bawah ini[4]:

علمي ما ل�م ي� اه�له ب�� نP ك�ي�ب ح�� �ة م�لك5 ا ن� ااي�� ل ي�� ث� ل�ت ال�ح� ¤ه�لا س�ا�

عاوزه ال�كماه م�كلم هد ي� ح ي�� ال ع�لي زح�اله س�ان�� ز� ذ� لا ا� �¤ا

سي ع�رمرم لي ح�صد ال�ف �وي ا ا� ازه ي�� عانP وي� لط رذ ل� ح� ¤ط�وزا ن��

م ت� د ال�مع� ي واع�ف� ع�ث� ي ال�وغ�� Gس ي اع�� ن, ي�� عه ا� ن� هد ال�وق� Gش� Pي�رك�5 م�ن خ� ¤ن��

سلم ا ولا م�سن ��ي اله$ لا م�معنP ه�ر ز, حP ك�ره ال�كماه ي�� ¤وم�دح��

وم ف� ص�دق ال�كعوب� م�ق ق Gمن ة ب�� ل ط�عن� عاح�� ي ي�� اذب له ك�ف� ¤ح��

محرم ا ب�� ث� م$ ع�لي ال�ف س ال�كزث�� ه ل�ن� اب�� ث� Gصم ي� ال�رم�ح الا� ككت ي�� Gس ¤ق��

ه وال�معصم اب�� ث� منP ح�شنP ي�� ص� ق ه ي�� ن� Gش ن� اع ي�� ز ال�شث� ر� ه ج�� يرك�ن ¤ف�

"Wahai puteri Malik, tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku di medan peperangan, jika engkau tidak tahu?"

"Tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku ketika aku sedang berada di atas kuda yang dilukai oleh musuh?"

"Ada kalanya aku bawa kuda itu untuk menyerang musuh, namun adakalanya aku membawa kudaku untuk bergabung dengan pasukan yang banyak"

"Jika kamu bertanya tentang diriku pada orang yang hadir dalam peperangan itu, maka mereka akan memberitahukan kepadamu bahwa aku adalah orang yangselalu maju (berada di depan) dalam setiap peperangan dan aku orang yang tidak tamak dalam pembagian rampasan perang"

"Adakalanya ada ksatria yang berani dan sangat ditakuti oleh musuhnya dan tidak mau menyerah"

"Namun tanganku buru-buru menerkamnya dengan tusukan tombak yang kuat""Dan ketika ksatria itu aku tusuk dengan tombak yang keras, yang dapat

menembus baju jirahnya. Dan orang bangsawan pun tidak mustahil untuk terbunuh"

"Setelah ksatria itu terbunuh, maka aku tinggalkan begitu saja agar menjadi santapan binatang buas yang akan menghancurkan jari tangan dan lengannya yang bagus itu"

d. THARAFAH BIN ABDUL BAKRI AL-WA'ILLINasab Keluarga Dan KabilahAmru bin al-`Abd al-Bakri adalah salah seorang tokoh terkemuka pada zaman

Jahiliyyah, dan berumur pendek. Ia juga seorang penyair yang memiliki puisi-puisi panjang dan indah, dan yang paling bagus dalam melukiskan unta dalam puisinya. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, kemudian ia diasuh oleh para pamannya. Ia cenderung melakukan hal-hal yang buruk, hidup berfoya-foya, dan suka mengambil hak milik orang lain, sehingga keluarga dan kaumnya mencercanya, bahkan Amru bin Hindun salah seorang raja Arab yang memimpin kerajaan Hirah pun ikut mencercanya, meskipun ia mencari kebajikan dan pemberian raja tersebut.

Sampailah berita kepada Amru bin Hindun tentang cercaan Tharafah kepadanya, maka Amru bin Hindun pun membencinya. Ketika Tharafah datang kepadanya bersama pamannya, al-Multamis, untuk meminta hadiah, sementara Amru bin Hindun telah mendapat kabar tentang al-Multamis seperti kabar tentang Tharafah.

Akan tetapi, agar kebencian Amru bin Hindun tetap memperlihatkan sikap ceriadan kesukaan mereka keduanya. untuk menenangkan mereka berdua dan memerintahkan kepada masing-masing mereka diberi hadiah. Sang raja menulis surat untuk masing-masing mereka yang ditujukan kepada Gubenur Bahrain untuk melaksanakan isi surat itu. Ketika keduanya dalam perjalanan menuju Bahrain, al-Multamis merasa curiga dengan surat itu, lalu ia menghentikan perjalanannya dan meminta salah seorang budak untuk membacakan isi surat itu.

Namun, Tharafah tidak mau berhenti, ia terus melanjutkan perjalanannya. Setelah dibuka ternyata isi surat itu adalah perintah kepada Gubenur Bahrain untuk membunuh mereka berdua. Al-Multamis melemparkan surat itu dan bermaksud menyusul Tharafah, tetapi tidak dapat tersusul, lalu ia melarikan diri dan meminta perlindungan kepada raja Ghassan. Sementara itu, Tharafah terus melanjutkan perjalanannya untuk menjumpai Gubenur Bahrain. Di sanalah ia terbunuh dalam usia sekitar dua puluh lima tahun.

Puisi-PuisinyaTharafah menciptakan puisi sejak ia masih kanak-kanak dan dia muncul dalam

bidang itu sehingga dalam usia belum mencapai dua puluh tahun ia sudah

terhitung sebagai tokoh penyair terkemuka. Puisi panjangnya yang melukiskan unta uang terdiri dari 35 bait, merupakan puisi yang belum pernah ada seorang penyair pun yang menciptakan puisi seperti itu sebelumnya. Mu'allaqat-nya termasuk mu'allaqat yang paling indah, paling banyak memuat kata-kata unik, sarat dengan makna, dan tepat dalam penempatan kata (diksi). Diriwayatkan pula selain mu'allaqat, puisinya ada berbentuk lain, tetapi sangat sedikit bila dibandingkan dengan populeritasnya. Kiranya hal ini menunjukkan kepada kenyataan bahwa perawiitu tidak mengetahui lebih banyak mengenai puisinya atau dengan kata lainmereka (para perawi) kehilangan jejak dari kebanyakan puisi Tharafah.

Tharafah bagus sekali ketika memaparkan washf dalam puisinya, dengan singkatdan menjelaskan hakekat dengan tujuan yang melampaui batas, terikat dalamsebagian susunan kata dan lepas bebas dalam penjelasan kata dan makna yang tersembunyi. Demikian pula puisi hija'-nya (cercaan) nadanya keras sekali. Bait puisi mu'allaqat-nya adalah:

د اه�ر ال�ث� ي ط�� م ف� Gي ال�وش اف لوح ك�ث� همد ي� Gي� ه ي�رف kط�لال ب� وله$ ا� ¤ل�ج�

"Untuk mengenang Khaulah ada reruntuhan di tanah berbatuan Tsahmada yang menyembul bagai kulit mengeras di permukaan telapak tangan"

Di antara bait-bait puisinya yang paling indah adalah:

دذ Gس اح�س$G ال�من له م�ال ال�ق� ث� ي ع�ف صطف� ام ال�كزام وي�� عث زي ال�موب ي�� ¤ا�

د ق� ن� ام وال�ده�ر ي�� ي�� ض الا� ق ن� îوم�ا ي� له$ صا ك�ل ل�ث� اق� ا ي�� س$G ك�ي�ـر� لاي ال�عي� ¤ا�

د ال�ث� اه ي�� ث� ت, ي وي�� ني( ل�كال�طول ال�مرح� ظا� ال�ف� ح�� نP ال�موب )م�ا ا� �¤ل�عمرك�5 ا

د ق ن� ه ي�� ن� ل ال�مت� ي ح�ث� ك5 ف� ه وم�نP ي�� ق� ده ل�حن ق وم�ا ي�� ا� ب�� Gي م�ا ب��س ¤م�ن

"Aku melihat sang maut memilih orang mulia sejati, juga memilih orang mulia karena harta yang dia dapatkan melalui perbuatan jahat dan kejam"

"Aku lihat kehidupan adalah harta simpanan yang terus berkurang setiap malam"

"Demi Tuhan pemberi usiamu, sungguh sang maut itu (tidak akan menerkam pemuda) sungguh, dia bagaikan tali pengikat binatang yang salah satu ujungnya di genggaman tangan"

"Di suatu hari, kapan saja dia mau, dia akan menyeretmu, barang siapa dalam ikatan kematian, dia pasti akan mati"

Di antara bait-bait puisinya yang tersebar luas di tengah-tengah masyarakat adalah:

د غ ال�حسام ال�مهث� ه ع�لي ال�مرء م�نP وف� اض� د م�ص� Gس� ي ا� ب�6 وي ال�قر لم ذ� ¤وط��

د وم م�نP ع�� رب� ال�ن� ق� دا م�ا ا� دا ع�� عث� زي ي�� وس ولا ا� ق� ع�داذ ال�ن� زي ال�موب ا� ¤ا�

وذ ز, از م�نP ل�م ي� ث� ح�� الا� ك5 ي�� ث� ي� ا� اه�لا وي�� ام م�ا ك�ي�ب ح�� ي�� دي ل�ك5 الا� ث� ¤س�ت

"Orang yang mendzalimi kerabat dekat lebih jahat daripada tusukan panah beracun"

"Kulihat sang maut merenggut jiwa-jiwa dan esok hari tidak kulihat sebagai saat yang jauh, betapa dekatnya hari ini dari hari esok"

"Hari-hari akan memperlihatkan kepadamu apa yang dulu kau tidak ketahuim, akan datang kepadamu dengan membawa berbagai berita

ب� ضي� ل له ال�دم�اء ي� ظ� ي ي� ره ح�ن ي� kث ر ك� ي� مر ال�ضع� عبG الا� ن� د ي�« ¤ق�

"Kadang kala persoalan kecil tumbuh menjadi besar, hingga karenanya darah pun terus mengucur"

Di antara puisi-puisi fakhr-nya adalah:

قر ن ت, ا ي�� ث� ب� ذب� ق�� Xزي الالي$ لا ي� ق� دعو ال�ج� اه ي�� ث Gي ال�مش حنP ف� ¤ن��

طر ح ق� م زن�� اك�5 ا� از ذ� ت ق� لسهم ا� ي م�ح� اس ف� ال ال�ث� نP ق� ¤ح�ي�

ي�ر نP ه�احP ال�صث� ف� ح�ي� ي�� ا م�نP س�د ث� ي�³ اذ عيري ي�� انP ي� ق� ج� ¤ن��

ر خص� îو ل�لمن اف� ا� ث� ص�� ي ميرعه ل�قري الا� ن, �ي$ لاي� واب� ¤ك�ال�ج�

ر نP ل�جم ال�مدج�� ح�ر� ما ن�� ب�� �ا ل�جمها ا ث� ب� نP ق�� ح�ر� م لا لا ن�� Gث�¤

ح ب��شر ز م�سام�ب� ر� ه ال�ح� ف� Xا ا ث� ,�ي كز ا� علم ي�� د ي� ¤ول�ق

ر ي ال�روع وق� ي وف� لو ال�را� اص�� ا ق�� ث� ,�ي كز ا� علم ي�� د ي� ¤ول�ق

ي ال�مي�ر ب�� Xع�لي الا Pي�رون »üب ره�م و ي ض� ر ع�نP ذ� ونP ال�ص� ق� Gكش ¤ي��

مر ر ا� ي� ال�خ� زع ي�� ذ� ازه�م زح�ب� الا� ح�لام�هم ع�نP ح�� ل ا� ص� ¤ق��

ق�ر س ح�ماه م�ا ي�� ا� وخه ول�دي ال�ث� ازه م�شق� ي ع�� ل�ق ف� ¤ذ�

لا ال�صي�ر �مسكها ا نP لا ب�� ل ع�لي م�كزوه�ها ح�ي� ث� مسك5 ال�ح� ¤ب��

"Di musim paceklik, kami mengundang semua orang ke perjamuan, dan kamu tidakakan melihat para pejamu dari kami memilih-milih orang yang diundang"

"Di kala orang-orang berkata di tempat duduk mereka, apakah ini aroma dagingbakar atau harum kayu cendana?"

"Kami tahu dan anggota perkumpulan kami pada datang mengerumuni perapian berminyak lemak kala dingin kian menusuk"

"Bagaikan telaga besar yang airnya terus mengalir untuk memuliakan para tamuatau untuk orang-orang yang hadir bersama kami"

"Lalu daging-daging itu tidaklah kami simpan yang disimpan hanyalah daging yang dikeringkan"

"Kabilah Bakr sungguh telah tahu bahwa kami mudah menyembelih kambing dan mudah berderma"

"Kabilah Bakr sungguh telah bahwa kami mengutamakan akal, sehingga dalam menghadapi bencana tidak terguncang"

"Kami dapat menyingkap bencana dari mereka yang dihimpit oleh kesulitan dan kami mampu mengalahkan orang-orang yang sebelumnya tidak terkalahkan"

"Mimpi-mimpi mereka lebih unggul daripada tetangga mereka tangannya luas dengan berbagai kebajikan"

"Bersegera menghunus pedang maju ke medan perang untuk menumpahkan darah, menghadapi keganasan medan perang tetap tegar tidak melakukan desersi"

"Memegang teguh kendali kuda, walaupun kuda itu menjadi semakin liar, yang mampu mengendalikannya saat itu hanyalah orang-orang yang tangguh

sumber : tarikh adab araby syauqi dhoif al asr jahiliy tarikh adab araby ahmad hasan adz zibyat

From : http://destiarya.blogspot.com/2011/05/biografi-sastrawan-arab-jahiliyah.html