Pandangan Tasawwuf Ibn Taimiyah dalam Kitab at-Tuhfah al-Iraqiyah fil A'mal al-Qalbiyah

17
Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyah… Duriana AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013 PANDANGAN TASAWUF IBNU TAIMIYAH DALAM KITAB AL-TUHFAH AL-IRĀQIYYAH FI AL-A’MĀL AL-QALBIYYAH Duriana Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Ambon Jln Dr.H.Tarmizi Taher Kebun Cengkih, Batu Merah Atas, Ambon 97852 Email: [email protected] Abstract; This research is about the Sufism of Ibn Taymiyyah's views in the book of al-Tuhfah Irāqiyyah fi al- A'māl al-Qalbiyyah. This study aims to determine the method of Ibn Taymiyyah thought in religious matters and especially in matters of Sufism to know the view of Ibn Taymiyyah on Sufism in the book of al-Tuhfah Irāqiyyah fi al- A'māl al- Qalbiyyah. Based on the survey results revealed that the methods used by Ibn Taymiyyah is Salaf al-Salih method is a method that always returns all references religious matters both principal (creed) and the problem furu '(branches) to the al-Quran and al -sunnah of the Prophet. View on Sufism of Ibn Taymiyyah in his book al-Tuhfah Irāqiyyah fi al-al-al-Qalbiyyah A'māl. In this book of Ibn Taymiyyah started with a brief discussion about the power (role) in the hearts of human life which he called ahwal and maqamat. Ahwal and maqamat is partly from a foundation of trust and a sense of love for Allah and His Messenger. Including the resignation, sincere, gratitude, patience (accept God's will), fear (of God), the king. Ahwal and maqamat is a Sufi term that has long been known and so popular at the time because that Ibn Taymiyyah was so familiar with that term often repeated in this treatise. According to al-maqamat Ibn Taymiyyah and al-ahwal, include: al-mahabbah, resignation, sincere, khauf, king, and gratitude. Keywords: Sufism, al-maqamat, al-ahwal, prophet, resgination Abstrak; Artikel ini adalah artikel tentang pandangan tasawuf Ibnu Taimiyah dalam kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-A’māl al-Qalbiyyah. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui metode pemikiran Ibnu Taimiyah dalam masalah keagamaan khususnya dalam masalah tasawuf dan

Transcript of Pandangan Tasawwuf Ibn Taimiyah dalam Kitab at-Tuhfah al-Iraqiyah fil A'mal al-Qalbiyah

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

PANDANGAN TASAWUF IBNU TAIMIYAH DALAM KITABAL-TUHFAH AL-IRĀQIYYAH FI AL-ArsquoMĀL AL-QALBIYYAH

DurianaFakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Ambon

Jln DrHTarmizi Taher Kebun Cengkih

Batu Merah Atas Ambon 97852Email hj_durianayahoocoid

AbstractThis research is about the Sufism of Ibn Taymiyyahs views in thebook of al-Tuhfah Irāqiyyah fi al- Amāl al-Qalbiyyah This study aims todetermine the method of Ibn Taymiyyah thought in religious mattersand especially in matters of Sufism to know the view of IbnTaymiyyah on Sufism in the book of al-Tuhfah Irāqiyyah fi al- Amāl al-Qalbiyyah Based on the survey results revealed that the methodsused by Ibn Taymiyyah is Salaf al-Salih method is a method thatalways returns all references religious matters both principal (creed)and the problem furu (branches) to the al-Quran and al -sunnah ofthe Prophet View on Sufism of Ibn Taymiyyah in his book al-TuhfahIrāqiyyah fi al-al-al-Qalbiyyah Amāl In this book of Ibn Taymiyyahstarted with a brief discussion about the power (role) in the hearts ofhuman life which he called ahwal and maqamat Ahwal andmaqamat is partly from a foundation of trust and a sense of love forAllah and His Messenger Including the resignation sinceregratitude patience (accept Gods will) fear (of God) the king Ahwaland maqamat is a Sufi term that has long been known and sopopular at the time because that Ibn Taymiyyah was so familiar withthat term often repeated in this treatise According to al-maqamat IbnTaymiyyah and al-ahwal include al-mahabbah resignation sincerekhauf king and gratitude

KeywordsSufism al-maqamat al-ahwal prophet resgination

AbstrakArtikel ini adalah artikel tentang pandangan tasawuf Ibnu Taimiyahdalam kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah Artikel inibertujuan untuk mengetahui metode pemikiran Ibnu Taimiyahdalam masalah keagamaan khususnya dalam masalah tasawuf dan

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

untuk mengetahui pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawufdalam kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-QalbiyyahBerdasarkan hasil artikel diketahui bahwa metode yang digunakanoleh Ibnu Taimiyah adalah metode Salaf al-Shālih yaitu metode yangsenantiasa mengembalikan segala rujukan masalah-masalahkeagamaan baik yang bersifat pokok (akidah) maupun masalah furursquo(cabang) kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah Rasulullah sawPandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf dalam kitabnya al-Tuhfahal-Irāqiyyah fī al-Arsquomāl al-Qalbiyyah Dalam kitab ini Ibnu Taimiyahmengawali dengan pembahasan singkat tentang kekuatan (peran)hati dalam kehidupan manusia yang ia sebut dengan ahwal danmaqamat Ahwāl dan maqāmāt adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasukdi dalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerimatakdir Allah) takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)Ahwāl dan maqāmāt adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begituakrab dengan istilah itu dengan sering mengulang-ulang dalamrisalah ini Menurut Ibnu Taimiyah al- maqāmāt dan al- ahwālmeliputi al-mahabbah tawakkal ikhlas khauf rajarsquo dan syukur

Kata-kata Kunci Tasawuf al-maqāmāt al-ahwāl

Kata kunciSufisme al-maqamat al-ahwal kenabian kebangkitan

I PENDAHULUANbnu Taimiyah adalah tokoh pemikir Islam klasik yang reputasikeilmuannya mampu menembus hingga zaman kontemporer iniPemikirannya dalam berbagai bidang baik filsafat kalam hadis fiqh

maupun tasawuf masih menjadi rujukan Khususnya yang mengatas namakandirinya sebagai aliran salaf Termasuk Aliran Wahabiyah di Arab SaudiMuhammadiyah di Indonesia bahkan akhir-akhir ini di Ambon khususnyapasca konflik sosial di Maluku muncul satu aliran yang menamakan dirinyaaliran salaf (salafiah) Kelompok ini selalu menyerang orang-orang yangmenggandrungi tasawuf dan filsafat Mereka berasumsi bahwa tasawuf adalahajaran bidrsquoah yang tidak pernah diamalkan oleh para ulama salaf termasukIbnu Taimiyah Timbulnya pandangan seperti ini disebabkan karya-karyaotentik Ibnu Taimiyah sangat sedikit dibaca dan dipelajari secara teliti1

Khususnya karya-karya beliau dalam bidang tasawufIbnu Taimiyah dan Tasawuf oleh sebagian kalangan dipandang sebagai

dua unsur yang tak mungkin bersatu Ini tentu tidak mengherankan sebabIbnu Taimiyah telah lama dianggap sebagai salah satu tokoh yang membencimemusuhi dan melontarkan kritik-kritik tajamnya terhadap Tasawuf

I

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dalam wacana pemikiran Islam Ibnu Taimiyah ditempatkan sebagaitokoh yang menentang tasawuf Bahkan ia dituduh sebagai inspirator bagialiran Wahabi dalam memeberantas dan memberangus ajaran-ajaran tasawufdengan dalih ajaran-ajaran bidrsquoah khurafat dan tahyul2 karena itu sangat wajarkalau kitab-kitab tasawuf Ibnu Taimiyah menjadi barang tabuh untuk ditelitiselama ini Akan tetapi dengan perkembangan teknologi khususnya di bidangtelekomunikasi dan infomasi yang memberikan kemudahan bagi manusiamaka tidak sulit untuk mengakses kitab-kitab klasik yang penuh denganpelajaran berharga Lewat bantuan internet penulis dapat memperoleh datatentang kitab-kitab tasawuf Ibnu Taimiyah yang boleh jadi justru berisi ajaran-ajaran sebaliknya yang difahami selama ini bahwa Ibnu Taimiyah memusuhitasawuf bahwa belajar tasawuf adalah bidrsquoah dan khurafat Inilah problemayang ingin diungkapkan lewat artikel ini

Pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran ldquopermusuhanrdquo IbnuTaimiyah dan Tasawuf akan berusaha dijelaskan melalui artikel ini Tentu sajadengan merujuk langsung pada karya-karya yang diwariskan oleh IbnuTaimiyah untuk peradaban manusia Khususnya karyanya yang berjudul Al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah dan setelah ditahqiq oleh Ainil HusniMalhuzah dengan judul ldquo Al-Arsquomāl al-Qulūb auw al-Ahwāl wa al-Maqāmāt

II PEMBAHASANA Riwayat Singkat Ibnu Taimiyah

Beriringan dengan kejatuhan kota Bagdad pada tahun 656 H1257MTepat pada hari Senin 12 Rabirsquo al-Awwal tahun 661 H (1263 M) Ibnu Taimiyahdilahirkan di sebuah kota yang terletak antara sungai Dajlah dan Eufratbernama Harran Sebuah kota yang masuk dalam wilayah Hurasan (Persia)Oleh orangtuanya ia diberi nama Ahmad Dan para ahli sejarah menuliskannama lengkapnya dengan Taqiy al-Dīn Abūl-lsquoAbbas Ahmad Ibnu lsquoAbd al-HalīmIbnu lsquoAbd al-Salām Ibnu Abi al-Qasīm Ibnu Muhammad Ibnu Taimiyah al-Harrānī al-Dimasyqī3

Ayah Ibnu Taimiyah bernama Syihabuddīn Abū al-Mahasīn Abdu al-Halīmbin Taimiyah Dia belajar dari ayahnya (Taimiyah) mazhab faham Hambalihingga ia benar-benar memahaminya4

Ibnu Taimiyah mendapat pendidikan di samping dari ayahnya juga daripamannya Fakhruddīn seorang pemikir dan penulis termasyhur Ia mendapatpendidikan pula dari para cendikiawan terkemuka di kota DamaskusPengetahuannya tidak hanya terbatas pada studi-studi al-Qurrsquoan hadis danfiqh saja tetapi juga mempelajari dan ahli di bidang mate-matika sejarahkesustraan dan secara khusus mendalami fiqh Hambali karena ayahnya sendiriadalah tokoh dari mazhab ini5

Ibnu Taimiyah telah terkenal pada usia yang masih relatif muda 20tahun Ia pernah diundang ke Mesir memberikan fatwa di sini Ibnu Taimiyahmenunjukkan keahlian yang sungguh mengagumkan terutama fatwanya yang

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

berkenaan dengan pembasmian khurafat dan bidrsquoah Ketika ia berusia 21 tahunayahnya meninggal dan ia menggantikan ayahnya sebagai guru hadis Profesiguru hadis ini membuat ia sangat termasyhur melebihi ulama-ulamasezamannya

Ibnu Taimiyah meninggalkan sekitar 500 jilid dalam berbagai bidangilmu Sebagian besarnya dapat dibaca hingga sekarang namun sebagian yanglain hanya tinggal nama atau masih berupa manuskrip yang belum ditahqiqIbnu al-Wardy (w 749 H) bahkan menyatakan bahwa dalam sehari semalamIbnu Taimiyah dapat menulis sampai 4 buku6

B Setting Sosial dan Politik Masa Ibnu TaimiyahIbnu Taimiyah dilahirkan sekitar lima tahun setelah tentara Mongol

menjatuhkan kota Bagdad ibukota dinasti Abbasiyah Dengan jatuhnyaBagdad maka runtuhlah kerajaan Islam yang telah berkuasa selama lima abad(750-1258 M) dan telah berhasil mencapai kejayaannya baik dalam kemajuanfisik ataupun kebudayaan dan ilmu pengetahuan Kota Bagdad kemudiandiduduki oleh Dinasti Īkhan sedangkan khilafah Islam setelah jatuhnya Bagdaddikuasai oleh kerajaan Mamluk (1250-1517 M) dengan Mesir sebagai pusatkekuasaannya

Setelah Bagdad jatuh dunia Islam tenggelam dalam kemunduran danmenghadapi berbagai tantangan Dari arah Barat umat Islam menghadapiancaman orang-orang Spanyol yang sejak abad II telah melancarkan perangSalib Selama dua abad lamanya (1097-1292 M) terjadi tidak kurang tujuh kalipertempuran Arah Timur umat Islam menghadapi ancaman tentara MongolPada tahun 1258 M mereka menghancurkan Bagdad dan berhasil membunuhratusan ribu penduduknya Setelah menghancurkan Bagdad tentara HulaguKhan melancarkan aksinya ke Syria dan berhasil menduduki kota AleppoHamah dan Harim Selanjutnya mereka menuju ke Mesir akan tetapi di AynJalut mereka dikalahkan oleh tentara Barbar Di samping itu kondisi di dalamnegeri tidak stabil akibat permusuhan antara para penguasa dan sekte-sekte dikalangan Islam sendiri 7

Sementara itu situasi politik di Syria semakin lama semakin berbahayadan tidak menentu Serdadu Mongol dengan senjata yang relatif lebih modernberhasil merebut sebagian besar wilayah Syria pada tahun 699 H1300 Mdengan kondisi semacam ini mendorongnya untuk menghentikan polemiknyadalam hal pemahaman keagamaan untuk sementara waktu dan mulaimencurahkan perhatiannya menghadapi dan mengusir tentara yang menjajahnegerinya

Bersama-sama tokoh Islam lain Ibnu Taimiyah dengan keahliannyasebagai orator ulung turut serta berkampanye dan ambil bagian dalammelakukan agitasi politik untuk membangkitkan semangat rakyat Syria agarberjihad fi sabilillah dan rela berkorban untuk melepaskan tanah airnya daricengkraman pasukan Mongol Demi kepentingan itu pula pada tahun 700H1301 M Ibnu Taimiyah pergi ke Qairo dalam rangka memohon bantuan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

militer kepada Sultan Mamluk yakni al-Malik al-Nasir Muhammad bin al-Mansural-Qalawun

Usaha Ibnu Taimiyah ternyata tidak sia-sia dan memberi harapan bagibanyak pihak Sultan al-Malik mengabulkan permohonannya dan mengirimkanangkatan bersenjatanya ke Syria Ibnu Taimiyah sendiri yang ternyata berjiwapejuang dan berdarah militer oleh pemerintah diberi tugas untuk memimpinlangsung pasukan Islam melawan pasukan penjajah Ibnu Taimiyah denganpasukan tempur yang dikomandaninya akhirnya membawa kemenangan padaperistiwa Shaqhab (702 H1303 M) Dengan keberhasilannya itu membuatnamanya semakin terkenal

Ketika Ibnu Taimiyah menulis Risalah al-Hamidiyah yang isinyamembela pendapat Ahmad Ibnu Hanbal ia kembali dituduh tajsim dan tasbiholeh musuh-musuhnya Untuk membantah itu ia menulis al-Risalah al-Wasitiyah yang ternyata oleh lawan-lawannya justeru dianggap memperkuattuduhan mereka

Untuk memprtanggungjawabkan tulisannya yang dianggapmeresahkan masyarakat pada 705 H1305 M Ibnu Taimiyah dihadapkankepada Sultan Mesir Ia diadili oleh al-Qadi Zayn al-Din bin Makhluf (salahseorang rival yang selalu memusuhi Ibnu Taimiyah sehingga kejujuran dankeadilannya sangat diragukan Betapapun pintar dan lantangnya IbnuTaimiyah dalam pembelaan diri ia tidak berdaya untuk lolos dari jeratanpenjara)

Selama diasingkan di benteng Qairo selama kurang lebih 15 tahun IbnuTaimiyah menelorkan beberapa karya yang di antaranya berisi kritikan dantantangan terhadap ajaran wahdat al-wujud Ibnu Arabi tawassul danistighathah serta ajaran-ajaran tasawuf lainnya yang dinilainya menyimpangdari ajaran Islam8

Berkat bantuan Hisham al-Din Mahna bin Isa seorang amir Arab IbnuTaimiyah dibebaskan dari penjara Qairo Namun baru beberapa bulandibebaskan dalam tahun yang sama dia harus berurusan lagi dengan pihakyang berwajib atas pengaduan kaum sufi yang konon disponsori oleh IbnuAtarsquo

Dari sisi keagamaan kehidupan umat Islam ditandai dengan kebekuanberpikir dan fanatisme mazhab Sejak abad IV H10 M mazhab empatmempunyai kedudukan mapan dalam kehidupan umat Islam dan umat Islamhidup dalam zaman taqlid di mana penetapan hukum didasarkan kepadapendapat-pendapat ulama mazhab yang tersusun dalam kitab-kitab fiqhAdapun ijtihad dalam persoalan fiqh bisa dikatakan tidak berkembang samasekali

C Karya-Karya Ibnu TaimiyahKarangan Ibnu Taimiyah lebih dari 500 tetapi yang tersebar luas dan

termasyhur sekitar 65 buah Karya yang menjadi rujukan utama artikel penulis

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

adalah Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah fi al-Arsquomal al-Qalbiyyah(al-Arsquomal al-Qulub au al-Maqamat wa al-Ahwal)

Buku ini seperti yang dikatakannyaldquo(berisi) kalimat-kalimat ringkastentang amalan-amalan hati yang disebut dengan lsquomaqāmātrsquo dan lsquoahwālrsquo yangjuga merupakan bagian dari dasar-dasar keimanan dan kaidah-kaidah agamaseperti lsquomahabbahrsquo pada Allah dan Rasul-Nya Tawakkal mengikhlaskan agamapada-Nya syukur sabar terhadap hukum-Nya khaufrsquo dan lsquoraajrsquo pada-Nya sertahal-hal lain yang mengikutinyardquo28

Dalam teks tersebut dengan sangat jelas terlihat bahwa Ibnu Taimiyahmenggunakan dua istilh yang umum digunakan di kalangan sufi maqāmtā danahwāl Dan dalam buku ini secara khusus ia menguraikan secara panjang lebardan terperinci tentang berbagai maqām dan hāl

Pandangan tasawuf Ibnu Taimiyah dalam buku ini dapat dikatakansudah tergambar dengan jelas Hal ini dapat dilihat ketika ia menguraikantentang beberapa obyek kajian tasawuf oleh para sufi sebelumnya seperti ahwaldan maqamat khauf dan rajarsquo mahabbah wali taubat zuhud ridha dan lain-lain

D Metode PemikiranKritikan Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf tidak terlepas dari metode

pemikiran yang telah diyakini sebagai metode yang paling benar Metodepemikirannya ini menjadi dasar dalam setiap gerakan keagamaan yangdiperjuangkan sepanjang hidupnya Ia sendiri tidak gentar sedikitpun dalammemperjuangkan ide-idenya sekalipun harus mengorbankan jiwanya Terbuktidengan ia berkali-kali masuk penjara bahkan ia meninggal dalam penjara demiuntuk tegaknya kebenaran yang telah diyakininya Termasuk dalam hal ini iatidak gentar mengeritik para sufi yang dianggap telah mengajarkan ajaranasing yang tidak berlandaskan al-Qurrsquoan ataupun Sunnah Nabi Muhammadsaw

Menurut Syekh Said Abd Azhim 9 bahwa metode salafiah yang dianutIbnu Taimiyah berpegang pada empat unsur

1 Tidak percaya pada akal 100Dalam masalah-maslah agama baik masalah-masalah pokok-pokok

akidah maupun masalah-masalah furursquoiyyah (cabang) Ibnu Taimiyah selaluberpegang pada al-Qurrsquoan dan al-Sunnah Nabi Muhammad saw Ia sangatmeragukan kemampuan akal semata dalam masalah-masalah akidah denganmengatakan bahwa ldquomencari akidah dengan akal semata sama dengan pencarikayu yang mencari kayu dimalam harirdquo10

Dengan metode yang diperpegangi ini Ibnu Taimiyah tidak setujudengan metode yang digunakan oleh para filosof yang dianggapnya semata-mata menggunakan akal dalam mempertahankan argumentasinya Demikianpula ia tidak setuju dengan metode para mutakallimin muhaddisin fuqahasufi yang menggunkan akal dalam masalah-masalah akidah

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa diantara kesesatan para filosof danmutakallimin yaitu mereka lebih mendahulukan artikel bukti-bukti dan ilmu

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

dari pada naql dengan mengatakan bahwa artikel itu wajib karena ia pastimendatangkan pengetahuan yang benar11

Ibnu Taimiyah sebenarnya tidak menolak peggunaan akal dalam maslahakidah hanya saja posisi akal harus mengikuti nash atau posisi akal dibawahnash Karena itu mudah dipahami kalau ia tidak sependapat denganpenggunaan takwil dalam masalah-masalah akidah

2 Tidak mengikuti seseorang karena nama ketenaran dan kedudukannyaIbnu Taimiyah sangat menyayangkan jika melihat orang yang

mengikuti seseorang hanya karena ketenaran dan kedudukannya tanpamengetahui dalil dan landasan kebenaran di dalamnya Para Imam empat yangmenjadi ikutan dan imam mayoritas kaum muslimin sebenarnya tidak pernahmenyuruh untuk mereka diikuti dengan membabi buta tanpa seleksi dengankata lain ikut dengan taklid buta tetapi mereka menyuruh untuk menyeleksipendapatnya dengan nash al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi Muhammad sawSeandainya pendapat mereka bertentangan dengan nash al-Qurrsquoan dan al-sunnah maka wajib untuk menolaknya

Dengan demikian Ibnu taimiyah sebagai pengikut salaf mengembalikansemua perkataan kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

3 Dasar syarirsquoat adalah al-Qurrsquoan dan telah dijelaskan oleh Muhammadsaw dengan al-sunnahIbnu Taimiyah selalu merujuk kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

mengajak bertahkim (menjadikan sebagai hakim) kepada ulama salaf12 Paraulama salaf inilah manusia yang paling tahu dengan maksud syarirsquoat sebabmereka hidup saat wahyu turun menghapalnya memahaminya danmenyampaikannya seperti yang mereka dengar kepada para pengikutselanjutnya sampai hari kiamat13

4 Tidak panatik dalam pemikiran dan menghilangkan sikap berlebihandan jumudIbnu Taimiyah melepaskan dirinya dari semua yang membelenggunya

kecuali al-Qurrsquoan al-sunnah dan perkataan salafus salih dia mempunyaiintuisi yang begitu tajam dalam memahami al-Qurrsquoan dan al-sunnah iamemiliki alat-alat dan sarana yang membuatnya mampu menjadi seorangmujtahid mutlak Dia juga telah mempelajari dan mendalami semua mazhabaliran pendapat serta mengenal sumber setiap pendapat tersebut14

Landasan pokok Ibnu Taimiyah dalam melakukan reformasi adalah al-Qurrsquoan dan hadis Ia mengatakan agama adalah apa yang disyarirsquoatkan olehAllah dan rasul-Nya Ibnu Taimiyah mempunyai keyakinan yang mendalambahwa al-Qurrsquoan dan hadis telah mencukupi semua urusan keagamaan (umūral-Dīn) baik yang berhubungan dengan masalah aqidah ibadah ataumuamalah Dasar hukumnya adalah

سول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في وأطیعوا الر یاأیھا الذین ءامنوا أطیعوا هللا وه إلى هللا شيء فرد˴δΣ˸˴˴ϭ˲ήϴ˴˸Χ˴Ϛϟ˶˴Ϋ˶ήΧ˶ϵ˸˶ϡ˸Ϯϴ˸˴ϟ˴ϭ˶ͿΎ˶Α˴ϥϮϨ˵˶ϣ˸Ά˵Η˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ˸ϥ˶˶ϝϮγ˵ήϟ˴ϭ 59النساء(ن تأویال(

Terjemahnya

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoan) danRasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya15

Ibnu Taimiyah dalam membangun sistem hukum berpikir mengenaisegala aturan keagamaan baik yang berhubungan dengan masalah aqidahatau amaliah berdasarkan al-Qurrsquoan dan hadis Pijakan tersebut kemudiandikembangkan dalam berbagai pemikiran yang tertuang dalam berbagaikaryanya sebagai refleksi dari kondisi kehidupan keagamaan pada saat ituyang berupa berkembangnya taqlid bidrsquoah khurafat dan fitnah

E Pandangan Ibn Taimiyah Tentang Ajaran Tasawuf dalam Kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah

Kitab al-Tuhfah al-irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah yang menjadi sumberutama artikel ini dan telah ditahqīq oleh Abu Hazifah Ibrahim bin MuhammadDalam kitab ini ia membagi amalan-amalan manusia kepada

1 Al-arsquomāl al-abdān (amalan-amalan badan)2 Al-arsquomāl al-bātinah (amalan-amalan batin)

Ad 1 Amalan-amalan badan terbagi tigaa Al-ẓālim li nafsih (menganiaya diri sendiri) Orang yang menganiaya diri

sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan keji dan mungkar yaitumengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt dan mengabaikanperintah-perintah-Nya Perbuatan ini termasuk dosa

b Al-muqtaṣid (oriented) maksudnya adalah orang yang punya tujuanhidup Yaitu yang tercapai amalan-amalan badannya denganmengerjakan kewajiban-kewajiban Allah swt dan meninggalkan yangdiharamkan

c Al-sābiq bi al-khairāt (berlomba-lomba dalam kebaikan) adalah orangyang senantiasa mengerjakan yang wajib dan yang mustahab (dianjurkan)dan meninggalkan yang haram dan yang makruh (samar-samar)16

Dua kelompok terakhir yaitu al-muqtasid dan al-sābiq bi al-khairāt jugatidak pernah luput dari dosa dan hal ini adalah suatu hal yang wajar sebagaimanusia Itulah sebabnya Allah swt memberikan peluang kepada manusiauntuk bertaubat Dua kelompok ini masuk dalam golongan awliyārsquo Allah (wali-wali Allah) Firman Allah swt dalam QS Yunus10 62

(Ingatlah Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)17

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

untuk mengetahui pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawufdalam kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-QalbiyyahBerdasarkan hasil artikel diketahui bahwa metode yang digunakanoleh Ibnu Taimiyah adalah metode Salaf al-Shālih yaitu metode yangsenantiasa mengembalikan segala rujukan masalah-masalahkeagamaan baik yang bersifat pokok (akidah) maupun masalah furursquo(cabang) kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah Rasulullah sawPandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf dalam kitabnya al-Tuhfahal-Irāqiyyah fī al-Arsquomāl al-Qalbiyyah Dalam kitab ini Ibnu Taimiyahmengawali dengan pembahasan singkat tentang kekuatan (peran)hati dalam kehidupan manusia yang ia sebut dengan ahwal danmaqamat Ahwāl dan maqāmāt adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasukdi dalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerimatakdir Allah) takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)Ahwāl dan maqāmāt adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begituakrab dengan istilah itu dengan sering mengulang-ulang dalamrisalah ini Menurut Ibnu Taimiyah al- maqāmāt dan al- ahwālmeliputi al-mahabbah tawakkal ikhlas khauf rajarsquo dan syukur

Kata-kata Kunci Tasawuf al-maqāmāt al-ahwāl

Kata kunciSufisme al-maqamat al-ahwal kenabian kebangkitan

I PENDAHULUANbnu Taimiyah adalah tokoh pemikir Islam klasik yang reputasikeilmuannya mampu menembus hingga zaman kontemporer iniPemikirannya dalam berbagai bidang baik filsafat kalam hadis fiqh

maupun tasawuf masih menjadi rujukan Khususnya yang mengatas namakandirinya sebagai aliran salaf Termasuk Aliran Wahabiyah di Arab SaudiMuhammadiyah di Indonesia bahkan akhir-akhir ini di Ambon khususnyapasca konflik sosial di Maluku muncul satu aliran yang menamakan dirinyaaliran salaf (salafiah) Kelompok ini selalu menyerang orang-orang yangmenggandrungi tasawuf dan filsafat Mereka berasumsi bahwa tasawuf adalahajaran bidrsquoah yang tidak pernah diamalkan oleh para ulama salaf termasukIbnu Taimiyah Timbulnya pandangan seperti ini disebabkan karya-karyaotentik Ibnu Taimiyah sangat sedikit dibaca dan dipelajari secara teliti1

Khususnya karya-karya beliau dalam bidang tasawufIbnu Taimiyah dan Tasawuf oleh sebagian kalangan dipandang sebagai

dua unsur yang tak mungkin bersatu Ini tentu tidak mengherankan sebabIbnu Taimiyah telah lama dianggap sebagai salah satu tokoh yang membencimemusuhi dan melontarkan kritik-kritik tajamnya terhadap Tasawuf

I

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dalam wacana pemikiran Islam Ibnu Taimiyah ditempatkan sebagaitokoh yang menentang tasawuf Bahkan ia dituduh sebagai inspirator bagialiran Wahabi dalam memeberantas dan memberangus ajaran-ajaran tasawufdengan dalih ajaran-ajaran bidrsquoah khurafat dan tahyul2 karena itu sangat wajarkalau kitab-kitab tasawuf Ibnu Taimiyah menjadi barang tabuh untuk ditelitiselama ini Akan tetapi dengan perkembangan teknologi khususnya di bidangtelekomunikasi dan infomasi yang memberikan kemudahan bagi manusiamaka tidak sulit untuk mengakses kitab-kitab klasik yang penuh denganpelajaran berharga Lewat bantuan internet penulis dapat memperoleh datatentang kitab-kitab tasawuf Ibnu Taimiyah yang boleh jadi justru berisi ajaran-ajaran sebaliknya yang difahami selama ini bahwa Ibnu Taimiyah memusuhitasawuf bahwa belajar tasawuf adalah bidrsquoah dan khurafat Inilah problemayang ingin diungkapkan lewat artikel ini

Pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran ldquopermusuhanrdquo IbnuTaimiyah dan Tasawuf akan berusaha dijelaskan melalui artikel ini Tentu sajadengan merujuk langsung pada karya-karya yang diwariskan oleh IbnuTaimiyah untuk peradaban manusia Khususnya karyanya yang berjudul Al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah dan setelah ditahqiq oleh Ainil HusniMalhuzah dengan judul ldquo Al-Arsquomāl al-Qulūb auw al-Ahwāl wa al-Maqāmāt

II PEMBAHASANA Riwayat Singkat Ibnu Taimiyah

Beriringan dengan kejatuhan kota Bagdad pada tahun 656 H1257MTepat pada hari Senin 12 Rabirsquo al-Awwal tahun 661 H (1263 M) Ibnu Taimiyahdilahirkan di sebuah kota yang terletak antara sungai Dajlah dan Eufratbernama Harran Sebuah kota yang masuk dalam wilayah Hurasan (Persia)Oleh orangtuanya ia diberi nama Ahmad Dan para ahli sejarah menuliskannama lengkapnya dengan Taqiy al-Dīn Abūl-lsquoAbbas Ahmad Ibnu lsquoAbd al-HalīmIbnu lsquoAbd al-Salām Ibnu Abi al-Qasīm Ibnu Muhammad Ibnu Taimiyah al-Harrānī al-Dimasyqī3

Ayah Ibnu Taimiyah bernama Syihabuddīn Abū al-Mahasīn Abdu al-Halīmbin Taimiyah Dia belajar dari ayahnya (Taimiyah) mazhab faham Hambalihingga ia benar-benar memahaminya4

Ibnu Taimiyah mendapat pendidikan di samping dari ayahnya juga daripamannya Fakhruddīn seorang pemikir dan penulis termasyhur Ia mendapatpendidikan pula dari para cendikiawan terkemuka di kota DamaskusPengetahuannya tidak hanya terbatas pada studi-studi al-Qurrsquoan hadis danfiqh saja tetapi juga mempelajari dan ahli di bidang mate-matika sejarahkesustraan dan secara khusus mendalami fiqh Hambali karena ayahnya sendiriadalah tokoh dari mazhab ini5

Ibnu Taimiyah telah terkenal pada usia yang masih relatif muda 20tahun Ia pernah diundang ke Mesir memberikan fatwa di sini Ibnu Taimiyahmenunjukkan keahlian yang sungguh mengagumkan terutama fatwanya yang

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

berkenaan dengan pembasmian khurafat dan bidrsquoah Ketika ia berusia 21 tahunayahnya meninggal dan ia menggantikan ayahnya sebagai guru hadis Profesiguru hadis ini membuat ia sangat termasyhur melebihi ulama-ulamasezamannya

Ibnu Taimiyah meninggalkan sekitar 500 jilid dalam berbagai bidangilmu Sebagian besarnya dapat dibaca hingga sekarang namun sebagian yanglain hanya tinggal nama atau masih berupa manuskrip yang belum ditahqiqIbnu al-Wardy (w 749 H) bahkan menyatakan bahwa dalam sehari semalamIbnu Taimiyah dapat menulis sampai 4 buku6

B Setting Sosial dan Politik Masa Ibnu TaimiyahIbnu Taimiyah dilahirkan sekitar lima tahun setelah tentara Mongol

menjatuhkan kota Bagdad ibukota dinasti Abbasiyah Dengan jatuhnyaBagdad maka runtuhlah kerajaan Islam yang telah berkuasa selama lima abad(750-1258 M) dan telah berhasil mencapai kejayaannya baik dalam kemajuanfisik ataupun kebudayaan dan ilmu pengetahuan Kota Bagdad kemudiandiduduki oleh Dinasti Īkhan sedangkan khilafah Islam setelah jatuhnya Bagdaddikuasai oleh kerajaan Mamluk (1250-1517 M) dengan Mesir sebagai pusatkekuasaannya

Setelah Bagdad jatuh dunia Islam tenggelam dalam kemunduran danmenghadapi berbagai tantangan Dari arah Barat umat Islam menghadapiancaman orang-orang Spanyol yang sejak abad II telah melancarkan perangSalib Selama dua abad lamanya (1097-1292 M) terjadi tidak kurang tujuh kalipertempuran Arah Timur umat Islam menghadapi ancaman tentara MongolPada tahun 1258 M mereka menghancurkan Bagdad dan berhasil membunuhratusan ribu penduduknya Setelah menghancurkan Bagdad tentara HulaguKhan melancarkan aksinya ke Syria dan berhasil menduduki kota AleppoHamah dan Harim Selanjutnya mereka menuju ke Mesir akan tetapi di AynJalut mereka dikalahkan oleh tentara Barbar Di samping itu kondisi di dalamnegeri tidak stabil akibat permusuhan antara para penguasa dan sekte-sekte dikalangan Islam sendiri 7

Sementara itu situasi politik di Syria semakin lama semakin berbahayadan tidak menentu Serdadu Mongol dengan senjata yang relatif lebih modernberhasil merebut sebagian besar wilayah Syria pada tahun 699 H1300 Mdengan kondisi semacam ini mendorongnya untuk menghentikan polemiknyadalam hal pemahaman keagamaan untuk sementara waktu dan mulaimencurahkan perhatiannya menghadapi dan mengusir tentara yang menjajahnegerinya

Bersama-sama tokoh Islam lain Ibnu Taimiyah dengan keahliannyasebagai orator ulung turut serta berkampanye dan ambil bagian dalammelakukan agitasi politik untuk membangkitkan semangat rakyat Syria agarberjihad fi sabilillah dan rela berkorban untuk melepaskan tanah airnya daricengkraman pasukan Mongol Demi kepentingan itu pula pada tahun 700H1301 M Ibnu Taimiyah pergi ke Qairo dalam rangka memohon bantuan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

militer kepada Sultan Mamluk yakni al-Malik al-Nasir Muhammad bin al-Mansural-Qalawun

Usaha Ibnu Taimiyah ternyata tidak sia-sia dan memberi harapan bagibanyak pihak Sultan al-Malik mengabulkan permohonannya dan mengirimkanangkatan bersenjatanya ke Syria Ibnu Taimiyah sendiri yang ternyata berjiwapejuang dan berdarah militer oleh pemerintah diberi tugas untuk memimpinlangsung pasukan Islam melawan pasukan penjajah Ibnu Taimiyah denganpasukan tempur yang dikomandaninya akhirnya membawa kemenangan padaperistiwa Shaqhab (702 H1303 M) Dengan keberhasilannya itu membuatnamanya semakin terkenal

Ketika Ibnu Taimiyah menulis Risalah al-Hamidiyah yang isinyamembela pendapat Ahmad Ibnu Hanbal ia kembali dituduh tajsim dan tasbiholeh musuh-musuhnya Untuk membantah itu ia menulis al-Risalah al-Wasitiyah yang ternyata oleh lawan-lawannya justeru dianggap memperkuattuduhan mereka

Untuk memprtanggungjawabkan tulisannya yang dianggapmeresahkan masyarakat pada 705 H1305 M Ibnu Taimiyah dihadapkankepada Sultan Mesir Ia diadili oleh al-Qadi Zayn al-Din bin Makhluf (salahseorang rival yang selalu memusuhi Ibnu Taimiyah sehingga kejujuran dankeadilannya sangat diragukan Betapapun pintar dan lantangnya IbnuTaimiyah dalam pembelaan diri ia tidak berdaya untuk lolos dari jeratanpenjara)

Selama diasingkan di benteng Qairo selama kurang lebih 15 tahun IbnuTaimiyah menelorkan beberapa karya yang di antaranya berisi kritikan dantantangan terhadap ajaran wahdat al-wujud Ibnu Arabi tawassul danistighathah serta ajaran-ajaran tasawuf lainnya yang dinilainya menyimpangdari ajaran Islam8

Berkat bantuan Hisham al-Din Mahna bin Isa seorang amir Arab IbnuTaimiyah dibebaskan dari penjara Qairo Namun baru beberapa bulandibebaskan dalam tahun yang sama dia harus berurusan lagi dengan pihakyang berwajib atas pengaduan kaum sufi yang konon disponsori oleh IbnuAtarsquo

Dari sisi keagamaan kehidupan umat Islam ditandai dengan kebekuanberpikir dan fanatisme mazhab Sejak abad IV H10 M mazhab empatmempunyai kedudukan mapan dalam kehidupan umat Islam dan umat Islamhidup dalam zaman taqlid di mana penetapan hukum didasarkan kepadapendapat-pendapat ulama mazhab yang tersusun dalam kitab-kitab fiqhAdapun ijtihad dalam persoalan fiqh bisa dikatakan tidak berkembang samasekali

C Karya-Karya Ibnu TaimiyahKarangan Ibnu Taimiyah lebih dari 500 tetapi yang tersebar luas dan

termasyhur sekitar 65 buah Karya yang menjadi rujukan utama artikel penulis

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

adalah Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah fi al-Arsquomal al-Qalbiyyah(al-Arsquomal al-Qulub au al-Maqamat wa al-Ahwal)

Buku ini seperti yang dikatakannyaldquo(berisi) kalimat-kalimat ringkastentang amalan-amalan hati yang disebut dengan lsquomaqāmātrsquo dan lsquoahwālrsquo yangjuga merupakan bagian dari dasar-dasar keimanan dan kaidah-kaidah agamaseperti lsquomahabbahrsquo pada Allah dan Rasul-Nya Tawakkal mengikhlaskan agamapada-Nya syukur sabar terhadap hukum-Nya khaufrsquo dan lsquoraajrsquo pada-Nya sertahal-hal lain yang mengikutinyardquo28

Dalam teks tersebut dengan sangat jelas terlihat bahwa Ibnu Taimiyahmenggunakan dua istilh yang umum digunakan di kalangan sufi maqāmtā danahwāl Dan dalam buku ini secara khusus ia menguraikan secara panjang lebardan terperinci tentang berbagai maqām dan hāl

Pandangan tasawuf Ibnu Taimiyah dalam buku ini dapat dikatakansudah tergambar dengan jelas Hal ini dapat dilihat ketika ia menguraikantentang beberapa obyek kajian tasawuf oleh para sufi sebelumnya seperti ahwaldan maqamat khauf dan rajarsquo mahabbah wali taubat zuhud ridha dan lain-lain

D Metode PemikiranKritikan Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf tidak terlepas dari metode

pemikiran yang telah diyakini sebagai metode yang paling benar Metodepemikirannya ini menjadi dasar dalam setiap gerakan keagamaan yangdiperjuangkan sepanjang hidupnya Ia sendiri tidak gentar sedikitpun dalammemperjuangkan ide-idenya sekalipun harus mengorbankan jiwanya Terbuktidengan ia berkali-kali masuk penjara bahkan ia meninggal dalam penjara demiuntuk tegaknya kebenaran yang telah diyakininya Termasuk dalam hal ini iatidak gentar mengeritik para sufi yang dianggap telah mengajarkan ajaranasing yang tidak berlandaskan al-Qurrsquoan ataupun Sunnah Nabi Muhammadsaw

Menurut Syekh Said Abd Azhim 9 bahwa metode salafiah yang dianutIbnu Taimiyah berpegang pada empat unsur

1 Tidak percaya pada akal 100Dalam masalah-maslah agama baik masalah-masalah pokok-pokok

akidah maupun masalah-masalah furursquoiyyah (cabang) Ibnu Taimiyah selaluberpegang pada al-Qurrsquoan dan al-Sunnah Nabi Muhammad saw Ia sangatmeragukan kemampuan akal semata dalam masalah-masalah akidah denganmengatakan bahwa ldquomencari akidah dengan akal semata sama dengan pencarikayu yang mencari kayu dimalam harirdquo10

Dengan metode yang diperpegangi ini Ibnu Taimiyah tidak setujudengan metode yang digunakan oleh para filosof yang dianggapnya semata-mata menggunakan akal dalam mempertahankan argumentasinya Demikianpula ia tidak setuju dengan metode para mutakallimin muhaddisin fuqahasufi yang menggunkan akal dalam masalah-masalah akidah

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa diantara kesesatan para filosof danmutakallimin yaitu mereka lebih mendahulukan artikel bukti-bukti dan ilmu

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

dari pada naql dengan mengatakan bahwa artikel itu wajib karena ia pastimendatangkan pengetahuan yang benar11

Ibnu Taimiyah sebenarnya tidak menolak peggunaan akal dalam maslahakidah hanya saja posisi akal harus mengikuti nash atau posisi akal dibawahnash Karena itu mudah dipahami kalau ia tidak sependapat denganpenggunaan takwil dalam masalah-masalah akidah

2 Tidak mengikuti seseorang karena nama ketenaran dan kedudukannyaIbnu Taimiyah sangat menyayangkan jika melihat orang yang

mengikuti seseorang hanya karena ketenaran dan kedudukannya tanpamengetahui dalil dan landasan kebenaran di dalamnya Para Imam empat yangmenjadi ikutan dan imam mayoritas kaum muslimin sebenarnya tidak pernahmenyuruh untuk mereka diikuti dengan membabi buta tanpa seleksi dengankata lain ikut dengan taklid buta tetapi mereka menyuruh untuk menyeleksipendapatnya dengan nash al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi Muhammad sawSeandainya pendapat mereka bertentangan dengan nash al-Qurrsquoan dan al-sunnah maka wajib untuk menolaknya

Dengan demikian Ibnu taimiyah sebagai pengikut salaf mengembalikansemua perkataan kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

3 Dasar syarirsquoat adalah al-Qurrsquoan dan telah dijelaskan oleh Muhammadsaw dengan al-sunnahIbnu Taimiyah selalu merujuk kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

mengajak bertahkim (menjadikan sebagai hakim) kepada ulama salaf12 Paraulama salaf inilah manusia yang paling tahu dengan maksud syarirsquoat sebabmereka hidup saat wahyu turun menghapalnya memahaminya danmenyampaikannya seperti yang mereka dengar kepada para pengikutselanjutnya sampai hari kiamat13

4 Tidak panatik dalam pemikiran dan menghilangkan sikap berlebihandan jumudIbnu Taimiyah melepaskan dirinya dari semua yang membelenggunya

kecuali al-Qurrsquoan al-sunnah dan perkataan salafus salih dia mempunyaiintuisi yang begitu tajam dalam memahami al-Qurrsquoan dan al-sunnah iamemiliki alat-alat dan sarana yang membuatnya mampu menjadi seorangmujtahid mutlak Dia juga telah mempelajari dan mendalami semua mazhabaliran pendapat serta mengenal sumber setiap pendapat tersebut14

Landasan pokok Ibnu Taimiyah dalam melakukan reformasi adalah al-Qurrsquoan dan hadis Ia mengatakan agama adalah apa yang disyarirsquoatkan olehAllah dan rasul-Nya Ibnu Taimiyah mempunyai keyakinan yang mendalambahwa al-Qurrsquoan dan hadis telah mencukupi semua urusan keagamaan (umūral-Dīn) baik yang berhubungan dengan masalah aqidah ibadah ataumuamalah Dasar hukumnya adalah

سول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في وأطیعوا الر یاأیھا الذین ءامنوا أطیعوا هللا وه إلى هللا شيء فرد˴δΣ˸˴˴ϭ˲ήϴ˴˸Χ˴Ϛϟ˶˴Ϋ˶ήΧ˶ϵ˸˶ϡ˸Ϯϴ˸˴ϟ˴ϭ˶ͿΎ˶Α˴ϥϮϨ˵˶ϣ˸Ά˵Η˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ˸ϥ˶˶ϝϮγ˵ήϟ˴ϭ 59النساء(ن تأویال(

Terjemahnya

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoan) danRasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya15

Ibnu Taimiyah dalam membangun sistem hukum berpikir mengenaisegala aturan keagamaan baik yang berhubungan dengan masalah aqidahatau amaliah berdasarkan al-Qurrsquoan dan hadis Pijakan tersebut kemudiandikembangkan dalam berbagai pemikiran yang tertuang dalam berbagaikaryanya sebagai refleksi dari kondisi kehidupan keagamaan pada saat ituyang berupa berkembangnya taqlid bidrsquoah khurafat dan fitnah

E Pandangan Ibn Taimiyah Tentang Ajaran Tasawuf dalam Kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah

Kitab al-Tuhfah al-irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah yang menjadi sumberutama artikel ini dan telah ditahqīq oleh Abu Hazifah Ibrahim bin MuhammadDalam kitab ini ia membagi amalan-amalan manusia kepada

1 Al-arsquomāl al-abdān (amalan-amalan badan)2 Al-arsquomāl al-bātinah (amalan-amalan batin)

Ad 1 Amalan-amalan badan terbagi tigaa Al-ẓālim li nafsih (menganiaya diri sendiri) Orang yang menganiaya diri

sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan keji dan mungkar yaitumengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt dan mengabaikanperintah-perintah-Nya Perbuatan ini termasuk dosa

b Al-muqtaṣid (oriented) maksudnya adalah orang yang punya tujuanhidup Yaitu yang tercapai amalan-amalan badannya denganmengerjakan kewajiban-kewajiban Allah swt dan meninggalkan yangdiharamkan

c Al-sābiq bi al-khairāt (berlomba-lomba dalam kebaikan) adalah orangyang senantiasa mengerjakan yang wajib dan yang mustahab (dianjurkan)dan meninggalkan yang haram dan yang makruh (samar-samar)16

Dua kelompok terakhir yaitu al-muqtasid dan al-sābiq bi al-khairāt jugatidak pernah luput dari dosa dan hal ini adalah suatu hal yang wajar sebagaimanusia Itulah sebabnya Allah swt memberikan peluang kepada manusiauntuk bertaubat Dua kelompok ini masuk dalam golongan awliyārsquo Allah (wali-wali Allah) Firman Allah swt dalam QS Yunus10 62

(Ingatlah Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)17

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dalam wacana pemikiran Islam Ibnu Taimiyah ditempatkan sebagaitokoh yang menentang tasawuf Bahkan ia dituduh sebagai inspirator bagialiran Wahabi dalam memeberantas dan memberangus ajaran-ajaran tasawufdengan dalih ajaran-ajaran bidrsquoah khurafat dan tahyul2 karena itu sangat wajarkalau kitab-kitab tasawuf Ibnu Taimiyah menjadi barang tabuh untuk ditelitiselama ini Akan tetapi dengan perkembangan teknologi khususnya di bidangtelekomunikasi dan infomasi yang memberikan kemudahan bagi manusiamaka tidak sulit untuk mengakses kitab-kitab klasik yang penuh denganpelajaran berharga Lewat bantuan internet penulis dapat memperoleh datatentang kitab-kitab tasawuf Ibnu Taimiyah yang boleh jadi justru berisi ajaran-ajaran sebaliknya yang difahami selama ini bahwa Ibnu Taimiyah memusuhitasawuf bahwa belajar tasawuf adalah bidrsquoah dan khurafat Inilah problemayang ingin diungkapkan lewat artikel ini

Pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran ldquopermusuhanrdquo IbnuTaimiyah dan Tasawuf akan berusaha dijelaskan melalui artikel ini Tentu sajadengan merujuk langsung pada karya-karya yang diwariskan oleh IbnuTaimiyah untuk peradaban manusia Khususnya karyanya yang berjudul Al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah dan setelah ditahqiq oleh Ainil HusniMalhuzah dengan judul ldquo Al-Arsquomāl al-Qulūb auw al-Ahwāl wa al-Maqāmāt

II PEMBAHASANA Riwayat Singkat Ibnu Taimiyah

Beriringan dengan kejatuhan kota Bagdad pada tahun 656 H1257MTepat pada hari Senin 12 Rabirsquo al-Awwal tahun 661 H (1263 M) Ibnu Taimiyahdilahirkan di sebuah kota yang terletak antara sungai Dajlah dan Eufratbernama Harran Sebuah kota yang masuk dalam wilayah Hurasan (Persia)Oleh orangtuanya ia diberi nama Ahmad Dan para ahli sejarah menuliskannama lengkapnya dengan Taqiy al-Dīn Abūl-lsquoAbbas Ahmad Ibnu lsquoAbd al-HalīmIbnu lsquoAbd al-Salām Ibnu Abi al-Qasīm Ibnu Muhammad Ibnu Taimiyah al-Harrānī al-Dimasyqī3

Ayah Ibnu Taimiyah bernama Syihabuddīn Abū al-Mahasīn Abdu al-Halīmbin Taimiyah Dia belajar dari ayahnya (Taimiyah) mazhab faham Hambalihingga ia benar-benar memahaminya4

Ibnu Taimiyah mendapat pendidikan di samping dari ayahnya juga daripamannya Fakhruddīn seorang pemikir dan penulis termasyhur Ia mendapatpendidikan pula dari para cendikiawan terkemuka di kota DamaskusPengetahuannya tidak hanya terbatas pada studi-studi al-Qurrsquoan hadis danfiqh saja tetapi juga mempelajari dan ahli di bidang mate-matika sejarahkesustraan dan secara khusus mendalami fiqh Hambali karena ayahnya sendiriadalah tokoh dari mazhab ini5

Ibnu Taimiyah telah terkenal pada usia yang masih relatif muda 20tahun Ia pernah diundang ke Mesir memberikan fatwa di sini Ibnu Taimiyahmenunjukkan keahlian yang sungguh mengagumkan terutama fatwanya yang

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

berkenaan dengan pembasmian khurafat dan bidrsquoah Ketika ia berusia 21 tahunayahnya meninggal dan ia menggantikan ayahnya sebagai guru hadis Profesiguru hadis ini membuat ia sangat termasyhur melebihi ulama-ulamasezamannya

Ibnu Taimiyah meninggalkan sekitar 500 jilid dalam berbagai bidangilmu Sebagian besarnya dapat dibaca hingga sekarang namun sebagian yanglain hanya tinggal nama atau masih berupa manuskrip yang belum ditahqiqIbnu al-Wardy (w 749 H) bahkan menyatakan bahwa dalam sehari semalamIbnu Taimiyah dapat menulis sampai 4 buku6

B Setting Sosial dan Politik Masa Ibnu TaimiyahIbnu Taimiyah dilahirkan sekitar lima tahun setelah tentara Mongol

menjatuhkan kota Bagdad ibukota dinasti Abbasiyah Dengan jatuhnyaBagdad maka runtuhlah kerajaan Islam yang telah berkuasa selama lima abad(750-1258 M) dan telah berhasil mencapai kejayaannya baik dalam kemajuanfisik ataupun kebudayaan dan ilmu pengetahuan Kota Bagdad kemudiandiduduki oleh Dinasti Īkhan sedangkan khilafah Islam setelah jatuhnya Bagdaddikuasai oleh kerajaan Mamluk (1250-1517 M) dengan Mesir sebagai pusatkekuasaannya

Setelah Bagdad jatuh dunia Islam tenggelam dalam kemunduran danmenghadapi berbagai tantangan Dari arah Barat umat Islam menghadapiancaman orang-orang Spanyol yang sejak abad II telah melancarkan perangSalib Selama dua abad lamanya (1097-1292 M) terjadi tidak kurang tujuh kalipertempuran Arah Timur umat Islam menghadapi ancaman tentara MongolPada tahun 1258 M mereka menghancurkan Bagdad dan berhasil membunuhratusan ribu penduduknya Setelah menghancurkan Bagdad tentara HulaguKhan melancarkan aksinya ke Syria dan berhasil menduduki kota AleppoHamah dan Harim Selanjutnya mereka menuju ke Mesir akan tetapi di AynJalut mereka dikalahkan oleh tentara Barbar Di samping itu kondisi di dalamnegeri tidak stabil akibat permusuhan antara para penguasa dan sekte-sekte dikalangan Islam sendiri 7

Sementara itu situasi politik di Syria semakin lama semakin berbahayadan tidak menentu Serdadu Mongol dengan senjata yang relatif lebih modernberhasil merebut sebagian besar wilayah Syria pada tahun 699 H1300 Mdengan kondisi semacam ini mendorongnya untuk menghentikan polemiknyadalam hal pemahaman keagamaan untuk sementara waktu dan mulaimencurahkan perhatiannya menghadapi dan mengusir tentara yang menjajahnegerinya

Bersama-sama tokoh Islam lain Ibnu Taimiyah dengan keahliannyasebagai orator ulung turut serta berkampanye dan ambil bagian dalammelakukan agitasi politik untuk membangkitkan semangat rakyat Syria agarberjihad fi sabilillah dan rela berkorban untuk melepaskan tanah airnya daricengkraman pasukan Mongol Demi kepentingan itu pula pada tahun 700H1301 M Ibnu Taimiyah pergi ke Qairo dalam rangka memohon bantuan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

militer kepada Sultan Mamluk yakni al-Malik al-Nasir Muhammad bin al-Mansural-Qalawun

Usaha Ibnu Taimiyah ternyata tidak sia-sia dan memberi harapan bagibanyak pihak Sultan al-Malik mengabulkan permohonannya dan mengirimkanangkatan bersenjatanya ke Syria Ibnu Taimiyah sendiri yang ternyata berjiwapejuang dan berdarah militer oleh pemerintah diberi tugas untuk memimpinlangsung pasukan Islam melawan pasukan penjajah Ibnu Taimiyah denganpasukan tempur yang dikomandaninya akhirnya membawa kemenangan padaperistiwa Shaqhab (702 H1303 M) Dengan keberhasilannya itu membuatnamanya semakin terkenal

Ketika Ibnu Taimiyah menulis Risalah al-Hamidiyah yang isinyamembela pendapat Ahmad Ibnu Hanbal ia kembali dituduh tajsim dan tasbiholeh musuh-musuhnya Untuk membantah itu ia menulis al-Risalah al-Wasitiyah yang ternyata oleh lawan-lawannya justeru dianggap memperkuattuduhan mereka

Untuk memprtanggungjawabkan tulisannya yang dianggapmeresahkan masyarakat pada 705 H1305 M Ibnu Taimiyah dihadapkankepada Sultan Mesir Ia diadili oleh al-Qadi Zayn al-Din bin Makhluf (salahseorang rival yang selalu memusuhi Ibnu Taimiyah sehingga kejujuran dankeadilannya sangat diragukan Betapapun pintar dan lantangnya IbnuTaimiyah dalam pembelaan diri ia tidak berdaya untuk lolos dari jeratanpenjara)

Selama diasingkan di benteng Qairo selama kurang lebih 15 tahun IbnuTaimiyah menelorkan beberapa karya yang di antaranya berisi kritikan dantantangan terhadap ajaran wahdat al-wujud Ibnu Arabi tawassul danistighathah serta ajaran-ajaran tasawuf lainnya yang dinilainya menyimpangdari ajaran Islam8

Berkat bantuan Hisham al-Din Mahna bin Isa seorang amir Arab IbnuTaimiyah dibebaskan dari penjara Qairo Namun baru beberapa bulandibebaskan dalam tahun yang sama dia harus berurusan lagi dengan pihakyang berwajib atas pengaduan kaum sufi yang konon disponsori oleh IbnuAtarsquo

Dari sisi keagamaan kehidupan umat Islam ditandai dengan kebekuanberpikir dan fanatisme mazhab Sejak abad IV H10 M mazhab empatmempunyai kedudukan mapan dalam kehidupan umat Islam dan umat Islamhidup dalam zaman taqlid di mana penetapan hukum didasarkan kepadapendapat-pendapat ulama mazhab yang tersusun dalam kitab-kitab fiqhAdapun ijtihad dalam persoalan fiqh bisa dikatakan tidak berkembang samasekali

C Karya-Karya Ibnu TaimiyahKarangan Ibnu Taimiyah lebih dari 500 tetapi yang tersebar luas dan

termasyhur sekitar 65 buah Karya yang menjadi rujukan utama artikel penulis

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

adalah Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah fi al-Arsquomal al-Qalbiyyah(al-Arsquomal al-Qulub au al-Maqamat wa al-Ahwal)

Buku ini seperti yang dikatakannyaldquo(berisi) kalimat-kalimat ringkastentang amalan-amalan hati yang disebut dengan lsquomaqāmātrsquo dan lsquoahwālrsquo yangjuga merupakan bagian dari dasar-dasar keimanan dan kaidah-kaidah agamaseperti lsquomahabbahrsquo pada Allah dan Rasul-Nya Tawakkal mengikhlaskan agamapada-Nya syukur sabar terhadap hukum-Nya khaufrsquo dan lsquoraajrsquo pada-Nya sertahal-hal lain yang mengikutinyardquo28

Dalam teks tersebut dengan sangat jelas terlihat bahwa Ibnu Taimiyahmenggunakan dua istilh yang umum digunakan di kalangan sufi maqāmtā danahwāl Dan dalam buku ini secara khusus ia menguraikan secara panjang lebardan terperinci tentang berbagai maqām dan hāl

Pandangan tasawuf Ibnu Taimiyah dalam buku ini dapat dikatakansudah tergambar dengan jelas Hal ini dapat dilihat ketika ia menguraikantentang beberapa obyek kajian tasawuf oleh para sufi sebelumnya seperti ahwaldan maqamat khauf dan rajarsquo mahabbah wali taubat zuhud ridha dan lain-lain

D Metode PemikiranKritikan Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf tidak terlepas dari metode

pemikiran yang telah diyakini sebagai metode yang paling benar Metodepemikirannya ini menjadi dasar dalam setiap gerakan keagamaan yangdiperjuangkan sepanjang hidupnya Ia sendiri tidak gentar sedikitpun dalammemperjuangkan ide-idenya sekalipun harus mengorbankan jiwanya Terbuktidengan ia berkali-kali masuk penjara bahkan ia meninggal dalam penjara demiuntuk tegaknya kebenaran yang telah diyakininya Termasuk dalam hal ini iatidak gentar mengeritik para sufi yang dianggap telah mengajarkan ajaranasing yang tidak berlandaskan al-Qurrsquoan ataupun Sunnah Nabi Muhammadsaw

Menurut Syekh Said Abd Azhim 9 bahwa metode salafiah yang dianutIbnu Taimiyah berpegang pada empat unsur

1 Tidak percaya pada akal 100Dalam masalah-maslah agama baik masalah-masalah pokok-pokok

akidah maupun masalah-masalah furursquoiyyah (cabang) Ibnu Taimiyah selaluberpegang pada al-Qurrsquoan dan al-Sunnah Nabi Muhammad saw Ia sangatmeragukan kemampuan akal semata dalam masalah-masalah akidah denganmengatakan bahwa ldquomencari akidah dengan akal semata sama dengan pencarikayu yang mencari kayu dimalam harirdquo10

Dengan metode yang diperpegangi ini Ibnu Taimiyah tidak setujudengan metode yang digunakan oleh para filosof yang dianggapnya semata-mata menggunakan akal dalam mempertahankan argumentasinya Demikianpula ia tidak setuju dengan metode para mutakallimin muhaddisin fuqahasufi yang menggunkan akal dalam masalah-masalah akidah

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa diantara kesesatan para filosof danmutakallimin yaitu mereka lebih mendahulukan artikel bukti-bukti dan ilmu

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

dari pada naql dengan mengatakan bahwa artikel itu wajib karena ia pastimendatangkan pengetahuan yang benar11

Ibnu Taimiyah sebenarnya tidak menolak peggunaan akal dalam maslahakidah hanya saja posisi akal harus mengikuti nash atau posisi akal dibawahnash Karena itu mudah dipahami kalau ia tidak sependapat denganpenggunaan takwil dalam masalah-masalah akidah

2 Tidak mengikuti seseorang karena nama ketenaran dan kedudukannyaIbnu Taimiyah sangat menyayangkan jika melihat orang yang

mengikuti seseorang hanya karena ketenaran dan kedudukannya tanpamengetahui dalil dan landasan kebenaran di dalamnya Para Imam empat yangmenjadi ikutan dan imam mayoritas kaum muslimin sebenarnya tidak pernahmenyuruh untuk mereka diikuti dengan membabi buta tanpa seleksi dengankata lain ikut dengan taklid buta tetapi mereka menyuruh untuk menyeleksipendapatnya dengan nash al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi Muhammad sawSeandainya pendapat mereka bertentangan dengan nash al-Qurrsquoan dan al-sunnah maka wajib untuk menolaknya

Dengan demikian Ibnu taimiyah sebagai pengikut salaf mengembalikansemua perkataan kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

3 Dasar syarirsquoat adalah al-Qurrsquoan dan telah dijelaskan oleh Muhammadsaw dengan al-sunnahIbnu Taimiyah selalu merujuk kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

mengajak bertahkim (menjadikan sebagai hakim) kepada ulama salaf12 Paraulama salaf inilah manusia yang paling tahu dengan maksud syarirsquoat sebabmereka hidup saat wahyu turun menghapalnya memahaminya danmenyampaikannya seperti yang mereka dengar kepada para pengikutselanjutnya sampai hari kiamat13

4 Tidak panatik dalam pemikiran dan menghilangkan sikap berlebihandan jumudIbnu Taimiyah melepaskan dirinya dari semua yang membelenggunya

kecuali al-Qurrsquoan al-sunnah dan perkataan salafus salih dia mempunyaiintuisi yang begitu tajam dalam memahami al-Qurrsquoan dan al-sunnah iamemiliki alat-alat dan sarana yang membuatnya mampu menjadi seorangmujtahid mutlak Dia juga telah mempelajari dan mendalami semua mazhabaliran pendapat serta mengenal sumber setiap pendapat tersebut14

Landasan pokok Ibnu Taimiyah dalam melakukan reformasi adalah al-Qurrsquoan dan hadis Ia mengatakan agama adalah apa yang disyarirsquoatkan olehAllah dan rasul-Nya Ibnu Taimiyah mempunyai keyakinan yang mendalambahwa al-Qurrsquoan dan hadis telah mencukupi semua urusan keagamaan (umūral-Dīn) baik yang berhubungan dengan masalah aqidah ibadah ataumuamalah Dasar hukumnya adalah

سول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في وأطیعوا الر یاأیھا الذین ءامنوا أطیعوا هللا وه إلى هللا شيء فرد˴δΣ˸˴˴ϭ˲ήϴ˴˸Χ˴Ϛϟ˶˴Ϋ˶ήΧ˶ϵ˸˶ϡ˸Ϯϴ˸˴ϟ˴ϭ˶ͿΎ˶Α˴ϥϮϨ˵˶ϣ˸Ά˵Η˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ˸ϥ˶˶ϝϮγ˵ήϟ˴ϭ 59النساء(ن تأویال(

Terjemahnya

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoan) danRasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya15

Ibnu Taimiyah dalam membangun sistem hukum berpikir mengenaisegala aturan keagamaan baik yang berhubungan dengan masalah aqidahatau amaliah berdasarkan al-Qurrsquoan dan hadis Pijakan tersebut kemudiandikembangkan dalam berbagai pemikiran yang tertuang dalam berbagaikaryanya sebagai refleksi dari kondisi kehidupan keagamaan pada saat ituyang berupa berkembangnya taqlid bidrsquoah khurafat dan fitnah

E Pandangan Ibn Taimiyah Tentang Ajaran Tasawuf dalam Kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah

Kitab al-Tuhfah al-irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah yang menjadi sumberutama artikel ini dan telah ditahqīq oleh Abu Hazifah Ibrahim bin MuhammadDalam kitab ini ia membagi amalan-amalan manusia kepada

1 Al-arsquomāl al-abdān (amalan-amalan badan)2 Al-arsquomāl al-bātinah (amalan-amalan batin)

Ad 1 Amalan-amalan badan terbagi tigaa Al-ẓālim li nafsih (menganiaya diri sendiri) Orang yang menganiaya diri

sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan keji dan mungkar yaitumengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt dan mengabaikanperintah-perintah-Nya Perbuatan ini termasuk dosa

b Al-muqtaṣid (oriented) maksudnya adalah orang yang punya tujuanhidup Yaitu yang tercapai amalan-amalan badannya denganmengerjakan kewajiban-kewajiban Allah swt dan meninggalkan yangdiharamkan

c Al-sābiq bi al-khairāt (berlomba-lomba dalam kebaikan) adalah orangyang senantiasa mengerjakan yang wajib dan yang mustahab (dianjurkan)dan meninggalkan yang haram dan yang makruh (samar-samar)16

Dua kelompok terakhir yaitu al-muqtasid dan al-sābiq bi al-khairāt jugatidak pernah luput dari dosa dan hal ini adalah suatu hal yang wajar sebagaimanusia Itulah sebabnya Allah swt memberikan peluang kepada manusiauntuk bertaubat Dua kelompok ini masuk dalam golongan awliyārsquo Allah (wali-wali Allah) Firman Allah swt dalam QS Yunus10 62

(Ingatlah Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)17

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

berkenaan dengan pembasmian khurafat dan bidrsquoah Ketika ia berusia 21 tahunayahnya meninggal dan ia menggantikan ayahnya sebagai guru hadis Profesiguru hadis ini membuat ia sangat termasyhur melebihi ulama-ulamasezamannya

Ibnu Taimiyah meninggalkan sekitar 500 jilid dalam berbagai bidangilmu Sebagian besarnya dapat dibaca hingga sekarang namun sebagian yanglain hanya tinggal nama atau masih berupa manuskrip yang belum ditahqiqIbnu al-Wardy (w 749 H) bahkan menyatakan bahwa dalam sehari semalamIbnu Taimiyah dapat menulis sampai 4 buku6

B Setting Sosial dan Politik Masa Ibnu TaimiyahIbnu Taimiyah dilahirkan sekitar lima tahun setelah tentara Mongol

menjatuhkan kota Bagdad ibukota dinasti Abbasiyah Dengan jatuhnyaBagdad maka runtuhlah kerajaan Islam yang telah berkuasa selama lima abad(750-1258 M) dan telah berhasil mencapai kejayaannya baik dalam kemajuanfisik ataupun kebudayaan dan ilmu pengetahuan Kota Bagdad kemudiandiduduki oleh Dinasti Īkhan sedangkan khilafah Islam setelah jatuhnya Bagdaddikuasai oleh kerajaan Mamluk (1250-1517 M) dengan Mesir sebagai pusatkekuasaannya

Setelah Bagdad jatuh dunia Islam tenggelam dalam kemunduran danmenghadapi berbagai tantangan Dari arah Barat umat Islam menghadapiancaman orang-orang Spanyol yang sejak abad II telah melancarkan perangSalib Selama dua abad lamanya (1097-1292 M) terjadi tidak kurang tujuh kalipertempuran Arah Timur umat Islam menghadapi ancaman tentara MongolPada tahun 1258 M mereka menghancurkan Bagdad dan berhasil membunuhratusan ribu penduduknya Setelah menghancurkan Bagdad tentara HulaguKhan melancarkan aksinya ke Syria dan berhasil menduduki kota AleppoHamah dan Harim Selanjutnya mereka menuju ke Mesir akan tetapi di AynJalut mereka dikalahkan oleh tentara Barbar Di samping itu kondisi di dalamnegeri tidak stabil akibat permusuhan antara para penguasa dan sekte-sekte dikalangan Islam sendiri 7

Sementara itu situasi politik di Syria semakin lama semakin berbahayadan tidak menentu Serdadu Mongol dengan senjata yang relatif lebih modernberhasil merebut sebagian besar wilayah Syria pada tahun 699 H1300 Mdengan kondisi semacam ini mendorongnya untuk menghentikan polemiknyadalam hal pemahaman keagamaan untuk sementara waktu dan mulaimencurahkan perhatiannya menghadapi dan mengusir tentara yang menjajahnegerinya

Bersama-sama tokoh Islam lain Ibnu Taimiyah dengan keahliannyasebagai orator ulung turut serta berkampanye dan ambil bagian dalammelakukan agitasi politik untuk membangkitkan semangat rakyat Syria agarberjihad fi sabilillah dan rela berkorban untuk melepaskan tanah airnya daricengkraman pasukan Mongol Demi kepentingan itu pula pada tahun 700H1301 M Ibnu Taimiyah pergi ke Qairo dalam rangka memohon bantuan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

militer kepada Sultan Mamluk yakni al-Malik al-Nasir Muhammad bin al-Mansural-Qalawun

Usaha Ibnu Taimiyah ternyata tidak sia-sia dan memberi harapan bagibanyak pihak Sultan al-Malik mengabulkan permohonannya dan mengirimkanangkatan bersenjatanya ke Syria Ibnu Taimiyah sendiri yang ternyata berjiwapejuang dan berdarah militer oleh pemerintah diberi tugas untuk memimpinlangsung pasukan Islam melawan pasukan penjajah Ibnu Taimiyah denganpasukan tempur yang dikomandaninya akhirnya membawa kemenangan padaperistiwa Shaqhab (702 H1303 M) Dengan keberhasilannya itu membuatnamanya semakin terkenal

Ketika Ibnu Taimiyah menulis Risalah al-Hamidiyah yang isinyamembela pendapat Ahmad Ibnu Hanbal ia kembali dituduh tajsim dan tasbiholeh musuh-musuhnya Untuk membantah itu ia menulis al-Risalah al-Wasitiyah yang ternyata oleh lawan-lawannya justeru dianggap memperkuattuduhan mereka

Untuk memprtanggungjawabkan tulisannya yang dianggapmeresahkan masyarakat pada 705 H1305 M Ibnu Taimiyah dihadapkankepada Sultan Mesir Ia diadili oleh al-Qadi Zayn al-Din bin Makhluf (salahseorang rival yang selalu memusuhi Ibnu Taimiyah sehingga kejujuran dankeadilannya sangat diragukan Betapapun pintar dan lantangnya IbnuTaimiyah dalam pembelaan diri ia tidak berdaya untuk lolos dari jeratanpenjara)

Selama diasingkan di benteng Qairo selama kurang lebih 15 tahun IbnuTaimiyah menelorkan beberapa karya yang di antaranya berisi kritikan dantantangan terhadap ajaran wahdat al-wujud Ibnu Arabi tawassul danistighathah serta ajaran-ajaran tasawuf lainnya yang dinilainya menyimpangdari ajaran Islam8

Berkat bantuan Hisham al-Din Mahna bin Isa seorang amir Arab IbnuTaimiyah dibebaskan dari penjara Qairo Namun baru beberapa bulandibebaskan dalam tahun yang sama dia harus berurusan lagi dengan pihakyang berwajib atas pengaduan kaum sufi yang konon disponsori oleh IbnuAtarsquo

Dari sisi keagamaan kehidupan umat Islam ditandai dengan kebekuanberpikir dan fanatisme mazhab Sejak abad IV H10 M mazhab empatmempunyai kedudukan mapan dalam kehidupan umat Islam dan umat Islamhidup dalam zaman taqlid di mana penetapan hukum didasarkan kepadapendapat-pendapat ulama mazhab yang tersusun dalam kitab-kitab fiqhAdapun ijtihad dalam persoalan fiqh bisa dikatakan tidak berkembang samasekali

C Karya-Karya Ibnu TaimiyahKarangan Ibnu Taimiyah lebih dari 500 tetapi yang tersebar luas dan

termasyhur sekitar 65 buah Karya yang menjadi rujukan utama artikel penulis

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

adalah Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah fi al-Arsquomal al-Qalbiyyah(al-Arsquomal al-Qulub au al-Maqamat wa al-Ahwal)

Buku ini seperti yang dikatakannyaldquo(berisi) kalimat-kalimat ringkastentang amalan-amalan hati yang disebut dengan lsquomaqāmātrsquo dan lsquoahwālrsquo yangjuga merupakan bagian dari dasar-dasar keimanan dan kaidah-kaidah agamaseperti lsquomahabbahrsquo pada Allah dan Rasul-Nya Tawakkal mengikhlaskan agamapada-Nya syukur sabar terhadap hukum-Nya khaufrsquo dan lsquoraajrsquo pada-Nya sertahal-hal lain yang mengikutinyardquo28

Dalam teks tersebut dengan sangat jelas terlihat bahwa Ibnu Taimiyahmenggunakan dua istilh yang umum digunakan di kalangan sufi maqāmtā danahwāl Dan dalam buku ini secara khusus ia menguraikan secara panjang lebardan terperinci tentang berbagai maqām dan hāl

Pandangan tasawuf Ibnu Taimiyah dalam buku ini dapat dikatakansudah tergambar dengan jelas Hal ini dapat dilihat ketika ia menguraikantentang beberapa obyek kajian tasawuf oleh para sufi sebelumnya seperti ahwaldan maqamat khauf dan rajarsquo mahabbah wali taubat zuhud ridha dan lain-lain

D Metode PemikiranKritikan Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf tidak terlepas dari metode

pemikiran yang telah diyakini sebagai metode yang paling benar Metodepemikirannya ini menjadi dasar dalam setiap gerakan keagamaan yangdiperjuangkan sepanjang hidupnya Ia sendiri tidak gentar sedikitpun dalammemperjuangkan ide-idenya sekalipun harus mengorbankan jiwanya Terbuktidengan ia berkali-kali masuk penjara bahkan ia meninggal dalam penjara demiuntuk tegaknya kebenaran yang telah diyakininya Termasuk dalam hal ini iatidak gentar mengeritik para sufi yang dianggap telah mengajarkan ajaranasing yang tidak berlandaskan al-Qurrsquoan ataupun Sunnah Nabi Muhammadsaw

Menurut Syekh Said Abd Azhim 9 bahwa metode salafiah yang dianutIbnu Taimiyah berpegang pada empat unsur

1 Tidak percaya pada akal 100Dalam masalah-maslah agama baik masalah-masalah pokok-pokok

akidah maupun masalah-masalah furursquoiyyah (cabang) Ibnu Taimiyah selaluberpegang pada al-Qurrsquoan dan al-Sunnah Nabi Muhammad saw Ia sangatmeragukan kemampuan akal semata dalam masalah-masalah akidah denganmengatakan bahwa ldquomencari akidah dengan akal semata sama dengan pencarikayu yang mencari kayu dimalam harirdquo10

Dengan metode yang diperpegangi ini Ibnu Taimiyah tidak setujudengan metode yang digunakan oleh para filosof yang dianggapnya semata-mata menggunakan akal dalam mempertahankan argumentasinya Demikianpula ia tidak setuju dengan metode para mutakallimin muhaddisin fuqahasufi yang menggunkan akal dalam masalah-masalah akidah

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa diantara kesesatan para filosof danmutakallimin yaitu mereka lebih mendahulukan artikel bukti-bukti dan ilmu

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

dari pada naql dengan mengatakan bahwa artikel itu wajib karena ia pastimendatangkan pengetahuan yang benar11

Ibnu Taimiyah sebenarnya tidak menolak peggunaan akal dalam maslahakidah hanya saja posisi akal harus mengikuti nash atau posisi akal dibawahnash Karena itu mudah dipahami kalau ia tidak sependapat denganpenggunaan takwil dalam masalah-masalah akidah

2 Tidak mengikuti seseorang karena nama ketenaran dan kedudukannyaIbnu Taimiyah sangat menyayangkan jika melihat orang yang

mengikuti seseorang hanya karena ketenaran dan kedudukannya tanpamengetahui dalil dan landasan kebenaran di dalamnya Para Imam empat yangmenjadi ikutan dan imam mayoritas kaum muslimin sebenarnya tidak pernahmenyuruh untuk mereka diikuti dengan membabi buta tanpa seleksi dengankata lain ikut dengan taklid buta tetapi mereka menyuruh untuk menyeleksipendapatnya dengan nash al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi Muhammad sawSeandainya pendapat mereka bertentangan dengan nash al-Qurrsquoan dan al-sunnah maka wajib untuk menolaknya

Dengan demikian Ibnu taimiyah sebagai pengikut salaf mengembalikansemua perkataan kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

3 Dasar syarirsquoat adalah al-Qurrsquoan dan telah dijelaskan oleh Muhammadsaw dengan al-sunnahIbnu Taimiyah selalu merujuk kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

mengajak bertahkim (menjadikan sebagai hakim) kepada ulama salaf12 Paraulama salaf inilah manusia yang paling tahu dengan maksud syarirsquoat sebabmereka hidup saat wahyu turun menghapalnya memahaminya danmenyampaikannya seperti yang mereka dengar kepada para pengikutselanjutnya sampai hari kiamat13

4 Tidak panatik dalam pemikiran dan menghilangkan sikap berlebihandan jumudIbnu Taimiyah melepaskan dirinya dari semua yang membelenggunya

kecuali al-Qurrsquoan al-sunnah dan perkataan salafus salih dia mempunyaiintuisi yang begitu tajam dalam memahami al-Qurrsquoan dan al-sunnah iamemiliki alat-alat dan sarana yang membuatnya mampu menjadi seorangmujtahid mutlak Dia juga telah mempelajari dan mendalami semua mazhabaliran pendapat serta mengenal sumber setiap pendapat tersebut14

Landasan pokok Ibnu Taimiyah dalam melakukan reformasi adalah al-Qurrsquoan dan hadis Ia mengatakan agama adalah apa yang disyarirsquoatkan olehAllah dan rasul-Nya Ibnu Taimiyah mempunyai keyakinan yang mendalambahwa al-Qurrsquoan dan hadis telah mencukupi semua urusan keagamaan (umūral-Dīn) baik yang berhubungan dengan masalah aqidah ibadah ataumuamalah Dasar hukumnya adalah

سول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في وأطیعوا الر یاأیھا الذین ءامنوا أطیعوا هللا وه إلى هللا شيء فرد˴δΣ˸˴˴ϭ˲ήϴ˴˸Χ˴Ϛϟ˶˴Ϋ˶ήΧ˶ϵ˸˶ϡ˸Ϯϴ˸˴ϟ˴ϭ˶ͿΎ˶Α˴ϥϮϨ˵˶ϣ˸Ά˵Η˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ˸ϥ˶˶ϝϮγ˵ήϟ˴ϭ 59النساء(ن تأویال(

Terjemahnya

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoan) danRasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya15

Ibnu Taimiyah dalam membangun sistem hukum berpikir mengenaisegala aturan keagamaan baik yang berhubungan dengan masalah aqidahatau amaliah berdasarkan al-Qurrsquoan dan hadis Pijakan tersebut kemudiandikembangkan dalam berbagai pemikiran yang tertuang dalam berbagaikaryanya sebagai refleksi dari kondisi kehidupan keagamaan pada saat ituyang berupa berkembangnya taqlid bidrsquoah khurafat dan fitnah

E Pandangan Ibn Taimiyah Tentang Ajaran Tasawuf dalam Kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah

Kitab al-Tuhfah al-irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah yang menjadi sumberutama artikel ini dan telah ditahqīq oleh Abu Hazifah Ibrahim bin MuhammadDalam kitab ini ia membagi amalan-amalan manusia kepada

1 Al-arsquomāl al-abdān (amalan-amalan badan)2 Al-arsquomāl al-bātinah (amalan-amalan batin)

Ad 1 Amalan-amalan badan terbagi tigaa Al-ẓālim li nafsih (menganiaya diri sendiri) Orang yang menganiaya diri

sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan keji dan mungkar yaitumengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt dan mengabaikanperintah-perintah-Nya Perbuatan ini termasuk dosa

b Al-muqtaṣid (oriented) maksudnya adalah orang yang punya tujuanhidup Yaitu yang tercapai amalan-amalan badannya denganmengerjakan kewajiban-kewajiban Allah swt dan meninggalkan yangdiharamkan

c Al-sābiq bi al-khairāt (berlomba-lomba dalam kebaikan) adalah orangyang senantiasa mengerjakan yang wajib dan yang mustahab (dianjurkan)dan meninggalkan yang haram dan yang makruh (samar-samar)16

Dua kelompok terakhir yaitu al-muqtasid dan al-sābiq bi al-khairāt jugatidak pernah luput dari dosa dan hal ini adalah suatu hal yang wajar sebagaimanusia Itulah sebabnya Allah swt memberikan peluang kepada manusiauntuk bertaubat Dua kelompok ini masuk dalam golongan awliyārsquo Allah (wali-wali Allah) Firman Allah swt dalam QS Yunus10 62

(Ingatlah Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)17

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

militer kepada Sultan Mamluk yakni al-Malik al-Nasir Muhammad bin al-Mansural-Qalawun

Usaha Ibnu Taimiyah ternyata tidak sia-sia dan memberi harapan bagibanyak pihak Sultan al-Malik mengabulkan permohonannya dan mengirimkanangkatan bersenjatanya ke Syria Ibnu Taimiyah sendiri yang ternyata berjiwapejuang dan berdarah militer oleh pemerintah diberi tugas untuk memimpinlangsung pasukan Islam melawan pasukan penjajah Ibnu Taimiyah denganpasukan tempur yang dikomandaninya akhirnya membawa kemenangan padaperistiwa Shaqhab (702 H1303 M) Dengan keberhasilannya itu membuatnamanya semakin terkenal

Ketika Ibnu Taimiyah menulis Risalah al-Hamidiyah yang isinyamembela pendapat Ahmad Ibnu Hanbal ia kembali dituduh tajsim dan tasbiholeh musuh-musuhnya Untuk membantah itu ia menulis al-Risalah al-Wasitiyah yang ternyata oleh lawan-lawannya justeru dianggap memperkuattuduhan mereka

Untuk memprtanggungjawabkan tulisannya yang dianggapmeresahkan masyarakat pada 705 H1305 M Ibnu Taimiyah dihadapkankepada Sultan Mesir Ia diadili oleh al-Qadi Zayn al-Din bin Makhluf (salahseorang rival yang selalu memusuhi Ibnu Taimiyah sehingga kejujuran dankeadilannya sangat diragukan Betapapun pintar dan lantangnya IbnuTaimiyah dalam pembelaan diri ia tidak berdaya untuk lolos dari jeratanpenjara)

Selama diasingkan di benteng Qairo selama kurang lebih 15 tahun IbnuTaimiyah menelorkan beberapa karya yang di antaranya berisi kritikan dantantangan terhadap ajaran wahdat al-wujud Ibnu Arabi tawassul danistighathah serta ajaran-ajaran tasawuf lainnya yang dinilainya menyimpangdari ajaran Islam8

Berkat bantuan Hisham al-Din Mahna bin Isa seorang amir Arab IbnuTaimiyah dibebaskan dari penjara Qairo Namun baru beberapa bulandibebaskan dalam tahun yang sama dia harus berurusan lagi dengan pihakyang berwajib atas pengaduan kaum sufi yang konon disponsori oleh IbnuAtarsquo

Dari sisi keagamaan kehidupan umat Islam ditandai dengan kebekuanberpikir dan fanatisme mazhab Sejak abad IV H10 M mazhab empatmempunyai kedudukan mapan dalam kehidupan umat Islam dan umat Islamhidup dalam zaman taqlid di mana penetapan hukum didasarkan kepadapendapat-pendapat ulama mazhab yang tersusun dalam kitab-kitab fiqhAdapun ijtihad dalam persoalan fiqh bisa dikatakan tidak berkembang samasekali

C Karya-Karya Ibnu TaimiyahKarangan Ibnu Taimiyah lebih dari 500 tetapi yang tersebar luas dan

termasyhur sekitar 65 buah Karya yang menjadi rujukan utama artikel penulis

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

adalah Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah fi al-Arsquomal al-Qalbiyyah(al-Arsquomal al-Qulub au al-Maqamat wa al-Ahwal)

Buku ini seperti yang dikatakannyaldquo(berisi) kalimat-kalimat ringkastentang amalan-amalan hati yang disebut dengan lsquomaqāmātrsquo dan lsquoahwālrsquo yangjuga merupakan bagian dari dasar-dasar keimanan dan kaidah-kaidah agamaseperti lsquomahabbahrsquo pada Allah dan Rasul-Nya Tawakkal mengikhlaskan agamapada-Nya syukur sabar terhadap hukum-Nya khaufrsquo dan lsquoraajrsquo pada-Nya sertahal-hal lain yang mengikutinyardquo28

Dalam teks tersebut dengan sangat jelas terlihat bahwa Ibnu Taimiyahmenggunakan dua istilh yang umum digunakan di kalangan sufi maqāmtā danahwāl Dan dalam buku ini secara khusus ia menguraikan secara panjang lebardan terperinci tentang berbagai maqām dan hāl

Pandangan tasawuf Ibnu Taimiyah dalam buku ini dapat dikatakansudah tergambar dengan jelas Hal ini dapat dilihat ketika ia menguraikantentang beberapa obyek kajian tasawuf oleh para sufi sebelumnya seperti ahwaldan maqamat khauf dan rajarsquo mahabbah wali taubat zuhud ridha dan lain-lain

D Metode PemikiranKritikan Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf tidak terlepas dari metode

pemikiran yang telah diyakini sebagai metode yang paling benar Metodepemikirannya ini menjadi dasar dalam setiap gerakan keagamaan yangdiperjuangkan sepanjang hidupnya Ia sendiri tidak gentar sedikitpun dalammemperjuangkan ide-idenya sekalipun harus mengorbankan jiwanya Terbuktidengan ia berkali-kali masuk penjara bahkan ia meninggal dalam penjara demiuntuk tegaknya kebenaran yang telah diyakininya Termasuk dalam hal ini iatidak gentar mengeritik para sufi yang dianggap telah mengajarkan ajaranasing yang tidak berlandaskan al-Qurrsquoan ataupun Sunnah Nabi Muhammadsaw

Menurut Syekh Said Abd Azhim 9 bahwa metode salafiah yang dianutIbnu Taimiyah berpegang pada empat unsur

1 Tidak percaya pada akal 100Dalam masalah-maslah agama baik masalah-masalah pokok-pokok

akidah maupun masalah-masalah furursquoiyyah (cabang) Ibnu Taimiyah selaluberpegang pada al-Qurrsquoan dan al-Sunnah Nabi Muhammad saw Ia sangatmeragukan kemampuan akal semata dalam masalah-masalah akidah denganmengatakan bahwa ldquomencari akidah dengan akal semata sama dengan pencarikayu yang mencari kayu dimalam harirdquo10

Dengan metode yang diperpegangi ini Ibnu Taimiyah tidak setujudengan metode yang digunakan oleh para filosof yang dianggapnya semata-mata menggunakan akal dalam mempertahankan argumentasinya Demikianpula ia tidak setuju dengan metode para mutakallimin muhaddisin fuqahasufi yang menggunkan akal dalam masalah-masalah akidah

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa diantara kesesatan para filosof danmutakallimin yaitu mereka lebih mendahulukan artikel bukti-bukti dan ilmu

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

dari pada naql dengan mengatakan bahwa artikel itu wajib karena ia pastimendatangkan pengetahuan yang benar11

Ibnu Taimiyah sebenarnya tidak menolak peggunaan akal dalam maslahakidah hanya saja posisi akal harus mengikuti nash atau posisi akal dibawahnash Karena itu mudah dipahami kalau ia tidak sependapat denganpenggunaan takwil dalam masalah-masalah akidah

2 Tidak mengikuti seseorang karena nama ketenaran dan kedudukannyaIbnu Taimiyah sangat menyayangkan jika melihat orang yang

mengikuti seseorang hanya karena ketenaran dan kedudukannya tanpamengetahui dalil dan landasan kebenaran di dalamnya Para Imam empat yangmenjadi ikutan dan imam mayoritas kaum muslimin sebenarnya tidak pernahmenyuruh untuk mereka diikuti dengan membabi buta tanpa seleksi dengankata lain ikut dengan taklid buta tetapi mereka menyuruh untuk menyeleksipendapatnya dengan nash al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi Muhammad sawSeandainya pendapat mereka bertentangan dengan nash al-Qurrsquoan dan al-sunnah maka wajib untuk menolaknya

Dengan demikian Ibnu taimiyah sebagai pengikut salaf mengembalikansemua perkataan kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

3 Dasar syarirsquoat adalah al-Qurrsquoan dan telah dijelaskan oleh Muhammadsaw dengan al-sunnahIbnu Taimiyah selalu merujuk kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

mengajak bertahkim (menjadikan sebagai hakim) kepada ulama salaf12 Paraulama salaf inilah manusia yang paling tahu dengan maksud syarirsquoat sebabmereka hidup saat wahyu turun menghapalnya memahaminya danmenyampaikannya seperti yang mereka dengar kepada para pengikutselanjutnya sampai hari kiamat13

4 Tidak panatik dalam pemikiran dan menghilangkan sikap berlebihandan jumudIbnu Taimiyah melepaskan dirinya dari semua yang membelenggunya

kecuali al-Qurrsquoan al-sunnah dan perkataan salafus salih dia mempunyaiintuisi yang begitu tajam dalam memahami al-Qurrsquoan dan al-sunnah iamemiliki alat-alat dan sarana yang membuatnya mampu menjadi seorangmujtahid mutlak Dia juga telah mempelajari dan mendalami semua mazhabaliran pendapat serta mengenal sumber setiap pendapat tersebut14

Landasan pokok Ibnu Taimiyah dalam melakukan reformasi adalah al-Qurrsquoan dan hadis Ia mengatakan agama adalah apa yang disyarirsquoatkan olehAllah dan rasul-Nya Ibnu Taimiyah mempunyai keyakinan yang mendalambahwa al-Qurrsquoan dan hadis telah mencukupi semua urusan keagamaan (umūral-Dīn) baik yang berhubungan dengan masalah aqidah ibadah ataumuamalah Dasar hukumnya adalah

سول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في وأطیعوا الر یاأیھا الذین ءامنوا أطیعوا هللا وه إلى هللا شيء فرد˴δΣ˸˴˴ϭ˲ήϴ˴˸Χ˴Ϛϟ˶˴Ϋ˶ήΧ˶ϵ˸˶ϡ˸Ϯϴ˸˴ϟ˴ϭ˶ͿΎ˶Α˴ϥϮϨ˵˶ϣ˸Ά˵Η˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ˸ϥ˶˶ϝϮγ˵ήϟ˴ϭ 59النساء(ن تأویال(

Terjemahnya

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoan) danRasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya15

Ibnu Taimiyah dalam membangun sistem hukum berpikir mengenaisegala aturan keagamaan baik yang berhubungan dengan masalah aqidahatau amaliah berdasarkan al-Qurrsquoan dan hadis Pijakan tersebut kemudiandikembangkan dalam berbagai pemikiran yang tertuang dalam berbagaikaryanya sebagai refleksi dari kondisi kehidupan keagamaan pada saat ituyang berupa berkembangnya taqlid bidrsquoah khurafat dan fitnah

E Pandangan Ibn Taimiyah Tentang Ajaran Tasawuf dalam Kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah

Kitab al-Tuhfah al-irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah yang menjadi sumberutama artikel ini dan telah ditahqīq oleh Abu Hazifah Ibrahim bin MuhammadDalam kitab ini ia membagi amalan-amalan manusia kepada

1 Al-arsquomāl al-abdān (amalan-amalan badan)2 Al-arsquomāl al-bātinah (amalan-amalan batin)

Ad 1 Amalan-amalan badan terbagi tigaa Al-ẓālim li nafsih (menganiaya diri sendiri) Orang yang menganiaya diri

sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan keji dan mungkar yaitumengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt dan mengabaikanperintah-perintah-Nya Perbuatan ini termasuk dosa

b Al-muqtaṣid (oriented) maksudnya adalah orang yang punya tujuanhidup Yaitu yang tercapai amalan-amalan badannya denganmengerjakan kewajiban-kewajiban Allah swt dan meninggalkan yangdiharamkan

c Al-sābiq bi al-khairāt (berlomba-lomba dalam kebaikan) adalah orangyang senantiasa mengerjakan yang wajib dan yang mustahab (dianjurkan)dan meninggalkan yang haram dan yang makruh (samar-samar)16

Dua kelompok terakhir yaitu al-muqtasid dan al-sābiq bi al-khairāt jugatidak pernah luput dari dosa dan hal ini adalah suatu hal yang wajar sebagaimanusia Itulah sebabnya Allah swt memberikan peluang kepada manusiauntuk bertaubat Dua kelompok ini masuk dalam golongan awliyārsquo Allah (wali-wali Allah) Firman Allah swt dalam QS Yunus10 62

(Ingatlah Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)17

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

adalah Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah fi al-Arsquomal al-Qalbiyyah(al-Arsquomal al-Qulub au al-Maqamat wa al-Ahwal)

Buku ini seperti yang dikatakannyaldquo(berisi) kalimat-kalimat ringkastentang amalan-amalan hati yang disebut dengan lsquomaqāmātrsquo dan lsquoahwālrsquo yangjuga merupakan bagian dari dasar-dasar keimanan dan kaidah-kaidah agamaseperti lsquomahabbahrsquo pada Allah dan Rasul-Nya Tawakkal mengikhlaskan agamapada-Nya syukur sabar terhadap hukum-Nya khaufrsquo dan lsquoraajrsquo pada-Nya sertahal-hal lain yang mengikutinyardquo28

Dalam teks tersebut dengan sangat jelas terlihat bahwa Ibnu Taimiyahmenggunakan dua istilh yang umum digunakan di kalangan sufi maqāmtā danahwāl Dan dalam buku ini secara khusus ia menguraikan secara panjang lebardan terperinci tentang berbagai maqām dan hāl

Pandangan tasawuf Ibnu Taimiyah dalam buku ini dapat dikatakansudah tergambar dengan jelas Hal ini dapat dilihat ketika ia menguraikantentang beberapa obyek kajian tasawuf oleh para sufi sebelumnya seperti ahwaldan maqamat khauf dan rajarsquo mahabbah wali taubat zuhud ridha dan lain-lain

D Metode PemikiranKritikan Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf tidak terlepas dari metode

pemikiran yang telah diyakini sebagai metode yang paling benar Metodepemikirannya ini menjadi dasar dalam setiap gerakan keagamaan yangdiperjuangkan sepanjang hidupnya Ia sendiri tidak gentar sedikitpun dalammemperjuangkan ide-idenya sekalipun harus mengorbankan jiwanya Terbuktidengan ia berkali-kali masuk penjara bahkan ia meninggal dalam penjara demiuntuk tegaknya kebenaran yang telah diyakininya Termasuk dalam hal ini iatidak gentar mengeritik para sufi yang dianggap telah mengajarkan ajaranasing yang tidak berlandaskan al-Qurrsquoan ataupun Sunnah Nabi Muhammadsaw

Menurut Syekh Said Abd Azhim 9 bahwa metode salafiah yang dianutIbnu Taimiyah berpegang pada empat unsur

1 Tidak percaya pada akal 100Dalam masalah-maslah agama baik masalah-masalah pokok-pokok

akidah maupun masalah-masalah furursquoiyyah (cabang) Ibnu Taimiyah selaluberpegang pada al-Qurrsquoan dan al-Sunnah Nabi Muhammad saw Ia sangatmeragukan kemampuan akal semata dalam masalah-masalah akidah denganmengatakan bahwa ldquomencari akidah dengan akal semata sama dengan pencarikayu yang mencari kayu dimalam harirdquo10

Dengan metode yang diperpegangi ini Ibnu Taimiyah tidak setujudengan metode yang digunakan oleh para filosof yang dianggapnya semata-mata menggunakan akal dalam mempertahankan argumentasinya Demikianpula ia tidak setuju dengan metode para mutakallimin muhaddisin fuqahasufi yang menggunkan akal dalam masalah-masalah akidah

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa diantara kesesatan para filosof danmutakallimin yaitu mereka lebih mendahulukan artikel bukti-bukti dan ilmu

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

dari pada naql dengan mengatakan bahwa artikel itu wajib karena ia pastimendatangkan pengetahuan yang benar11

Ibnu Taimiyah sebenarnya tidak menolak peggunaan akal dalam maslahakidah hanya saja posisi akal harus mengikuti nash atau posisi akal dibawahnash Karena itu mudah dipahami kalau ia tidak sependapat denganpenggunaan takwil dalam masalah-masalah akidah

2 Tidak mengikuti seseorang karena nama ketenaran dan kedudukannyaIbnu Taimiyah sangat menyayangkan jika melihat orang yang

mengikuti seseorang hanya karena ketenaran dan kedudukannya tanpamengetahui dalil dan landasan kebenaran di dalamnya Para Imam empat yangmenjadi ikutan dan imam mayoritas kaum muslimin sebenarnya tidak pernahmenyuruh untuk mereka diikuti dengan membabi buta tanpa seleksi dengankata lain ikut dengan taklid buta tetapi mereka menyuruh untuk menyeleksipendapatnya dengan nash al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi Muhammad sawSeandainya pendapat mereka bertentangan dengan nash al-Qurrsquoan dan al-sunnah maka wajib untuk menolaknya

Dengan demikian Ibnu taimiyah sebagai pengikut salaf mengembalikansemua perkataan kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

3 Dasar syarirsquoat adalah al-Qurrsquoan dan telah dijelaskan oleh Muhammadsaw dengan al-sunnahIbnu Taimiyah selalu merujuk kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

mengajak bertahkim (menjadikan sebagai hakim) kepada ulama salaf12 Paraulama salaf inilah manusia yang paling tahu dengan maksud syarirsquoat sebabmereka hidup saat wahyu turun menghapalnya memahaminya danmenyampaikannya seperti yang mereka dengar kepada para pengikutselanjutnya sampai hari kiamat13

4 Tidak panatik dalam pemikiran dan menghilangkan sikap berlebihandan jumudIbnu Taimiyah melepaskan dirinya dari semua yang membelenggunya

kecuali al-Qurrsquoan al-sunnah dan perkataan salafus salih dia mempunyaiintuisi yang begitu tajam dalam memahami al-Qurrsquoan dan al-sunnah iamemiliki alat-alat dan sarana yang membuatnya mampu menjadi seorangmujtahid mutlak Dia juga telah mempelajari dan mendalami semua mazhabaliran pendapat serta mengenal sumber setiap pendapat tersebut14

Landasan pokok Ibnu Taimiyah dalam melakukan reformasi adalah al-Qurrsquoan dan hadis Ia mengatakan agama adalah apa yang disyarirsquoatkan olehAllah dan rasul-Nya Ibnu Taimiyah mempunyai keyakinan yang mendalambahwa al-Qurrsquoan dan hadis telah mencukupi semua urusan keagamaan (umūral-Dīn) baik yang berhubungan dengan masalah aqidah ibadah ataumuamalah Dasar hukumnya adalah

سول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في وأطیعوا الر یاأیھا الذین ءامنوا أطیعوا هللا وه إلى هللا شيء فرد˴δΣ˸˴˴ϭ˲ήϴ˴˸Χ˴Ϛϟ˶˴Ϋ˶ήΧ˶ϵ˸˶ϡ˸Ϯϴ˸˴ϟ˴ϭ˶ͿΎ˶Α˴ϥϮϨ˵˶ϣ˸Ά˵Η˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ˸ϥ˶˶ϝϮγ˵ήϟ˴ϭ 59النساء(ن تأویال(

Terjemahnya

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoan) danRasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya15

Ibnu Taimiyah dalam membangun sistem hukum berpikir mengenaisegala aturan keagamaan baik yang berhubungan dengan masalah aqidahatau amaliah berdasarkan al-Qurrsquoan dan hadis Pijakan tersebut kemudiandikembangkan dalam berbagai pemikiran yang tertuang dalam berbagaikaryanya sebagai refleksi dari kondisi kehidupan keagamaan pada saat ituyang berupa berkembangnya taqlid bidrsquoah khurafat dan fitnah

E Pandangan Ibn Taimiyah Tentang Ajaran Tasawuf dalam Kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah

Kitab al-Tuhfah al-irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah yang menjadi sumberutama artikel ini dan telah ditahqīq oleh Abu Hazifah Ibrahim bin MuhammadDalam kitab ini ia membagi amalan-amalan manusia kepada

1 Al-arsquomāl al-abdān (amalan-amalan badan)2 Al-arsquomāl al-bātinah (amalan-amalan batin)

Ad 1 Amalan-amalan badan terbagi tigaa Al-ẓālim li nafsih (menganiaya diri sendiri) Orang yang menganiaya diri

sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan keji dan mungkar yaitumengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt dan mengabaikanperintah-perintah-Nya Perbuatan ini termasuk dosa

b Al-muqtaṣid (oriented) maksudnya adalah orang yang punya tujuanhidup Yaitu yang tercapai amalan-amalan badannya denganmengerjakan kewajiban-kewajiban Allah swt dan meninggalkan yangdiharamkan

c Al-sābiq bi al-khairāt (berlomba-lomba dalam kebaikan) adalah orangyang senantiasa mengerjakan yang wajib dan yang mustahab (dianjurkan)dan meninggalkan yang haram dan yang makruh (samar-samar)16

Dua kelompok terakhir yaitu al-muqtasid dan al-sābiq bi al-khairāt jugatidak pernah luput dari dosa dan hal ini adalah suatu hal yang wajar sebagaimanusia Itulah sebabnya Allah swt memberikan peluang kepada manusiauntuk bertaubat Dua kelompok ini masuk dalam golongan awliyārsquo Allah (wali-wali Allah) Firman Allah swt dalam QS Yunus10 62

(Ingatlah Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)17

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

dari pada naql dengan mengatakan bahwa artikel itu wajib karena ia pastimendatangkan pengetahuan yang benar11

Ibnu Taimiyah sebenarnya tidak menolak peggunaan akal dalam maslahakidah hanya saja posisi akal harus mengikuti nash atau posisi akal dibawahnash Karena itu mudah dipahami kalau ia tidak sependapat denganpenggunaan takwil dalam masalah-masalah akidah

2 Tidak mengikuti seseorang karena nama ketenaran dan kedudukannyaIbnu Taimiyah sangat menyayangkan jika melihat orang yang

mengikuti seseorang hanya karena ketenaran dan kedudukannya tanpamengetahui dalil dan landasan kebenaran di dalamnya Para Imam empat yangmenjadi ikutan dan imam mayoritas kaum muslimin sebenarnya tidak pernahmenyuruh untuk mereka diikuti dengan membabi buta tanpa seleksi dengankata lain ikut dengan taklid buta tetapi mereka menyuruh untuk menyeleksipendapatnya dengan nash al-Qurrsquoan dan Sunnah Nabi Muhammad sawSeandainya pendapat mereka bertentangan dengan nash al-Qurrsquoan dan al-sunnah maka wajib untuk menolaknya

Dengan demikian Ibnu taimiyah sebagai pengikut salaf mengembalikansemua perkataan kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

3 Dasar syarirsquoat adalah al-Qurrsquoan dan telah dijelaskan oleh Muhammadsaw dengan al-sunnahIbnu Taimiyah selalu merujuk kepada al-Qurrsquoan dan al-sunnah

mengajak bertahkim (menjadikan sebagai hakim) kepada ulama salaf12 Paraulama salaf inilah manusia yang paling tahu dengan maksud syarirsquoat sebabmereka hidup saat wahyu turun menghapalnya memahaminya danmenyampaikannya seperti yang mereka dengar kepada para pengikutselanjutnya sampai hari kiamat13

4 Tidak panatik dalam pemikiran dan menghilangkan sikap berlebihandan jumudIbnu Taimiyah melepaskan dirinya dari semua yang membelenggunya

kecuali al-Qurrsquoan al-sunnah dan perkataan salafus salih dia mempunyaiintuisi yang begitu tajam dalam memahami al-Qurrsquoan dan al-sunnah iamemiliki alat-alat dan sarana yang membuatnya mampu menjadi seorangmujtahid mutlak Dia juga telah mempelajari dan mendalami semua mazhabaliran pendapat serta mengenal sumber setiap pendapat tersebut14

Landasan pokok Ibnu Taimiyah dalam melakukan reformasi adalah al-Qurrsquoan dan hadis Ia mengatakan agama adalah apa yang disyarirsquoatkan olehAllah dan rasul-Nya Ibnu Taimiyah mempunyai keyakinan yang mendalambahwa al-Qurrsquoan dan hadis telah mencukupi semua urusan keagamaan (umūral-Dīn) baik yang berhubungan dengan masalah aqidah ibadah ataumuamalah Dasar hukumnya adalah

سول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في وأطیعوا الر یاأیھا الذین ءامنوا أطیعوا هللا وه إلى هللا شيء فرد˴δΣ˸˴˴ϭ˲ήϴ˴˸Χ˴Ϛϟ˶˴Ϋ˶ήΧ˶ϵ˸˶ϡ˸Ϯϴ˸˴ϟ˴ϭ˶ͿΎ˶Α˴ϥϮϨ˵˶ϣ˸Ά˵Η˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ˸ϥ˶˶ϝϮγ˵ήϟ˴ϭ 59النساء(ن تأویال(

Terjemahnya

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoan) danRasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya15

Ibnu Taimiyah dalam membangun sistem hukum berpikir mengenaisegala aturan keagamaan baik yang berhubungan dengan masalah aqidahatau amaliah berdasarkan al-Qurrsquoan dan hadis Pijakan tersebut kemudiandikembangkan dalam berbagai pemikiran yang tertuang dalam berbagaikaryanya sebagai refleksi dari kondisi kehidupan keagamaan pada saat ituyang berupa berkembangnya taqlid bidrsquoah khurafat dan fitnah

E Pandangan Ibn Taimiyah Tentang Ajaran Tasawuf dalam Kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah

Kitab al-Tuhfah al-irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah yang menjadi sumberutama artikel ini dan telah ditahqīq oleh Abu Hazifah Ibrahim bin MuhammadDalam kitab ini ia membagi amalan-amalan manusia kepada

1 Al-arsquomāl al-abdān (amalan-amalan badan)2 Al-arsquomāl al-bātinah (amalan-amalan batin)

Ad 1 Amalan-amalan badan terbagi tigaa Al-ẓālim li nafsih (menganiaya diri sendiri) Orang yang menganiaya diri

sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan keji dan mungkar yaitumengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt dan mengabaikanperintah-perintah-Nya Perbuatan ini termasuk dosa

b Al-muqtaṣid (oriented) maksudnya adalah orang yang punya tujuanhidup Yaitu yang tercapai amalan-amalan badannya denganmengerjakan kewajiban-kewajiban Allah swt dan meninggalkan yangdiharamkan

c Al-sābiq bi al-khairāt (berlomba-lomba dalam kebaikan) adalah orangyang senantiasa mengerjakan yang wajib dan yang mustahab (dianjurkan)dan meninggalkan yang haram dan yang makruh (samar-samar)16

Dua kelompok terakhir yaitu al-muqtasid dan al-sābiq bi al-khairāt jugatidak pernah luput dari dosa dan hal ini adalah suatu hal yang wajar sebagaimanusia Itulah sebabnya Allah swt memberikan peluang kepada manusiauntuk bertaubat Dua kelompok ini masuk dalam golongan awliyārsquo Allah (wali-wali Allah) Firman Allah swt dalam QS Yunus10 62

(Ingatlah Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)17

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)dan ulil amri di antara kamu Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qurrsquoan) danRasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya15

Ibnu Taimiyah dalam membangun sistem hukum berpikir mengenaisegala aturan keagamaan baik yang berhubungan dengan masalah aqidahatau amaliah berdasarkan al-Qurrsquoan dan hadis Pijakan tersebut kemudiandikembangkan dalam berbagai pemikiran yang tertuang dalam berbagaikaryanya sebagai refleksi dari kondisi kehidupan keagamaan pada saat ituyang berupa berkembangnya taqlid bidrsquoah khurafat dan fitnah

E Pandangan Ibn Taimiyah Tentang Ajaran Tasawuf dalam Kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah

Kitab al-Tuhfah al-irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-qalbiyyah yang menjadi sumberutama artikel ini dan telah ditahqīq oleh Abu Hazifah Ibrahim bin MuhammadDalam kitab ini ia membagi amalan-amalan manusia kepada

1 Al-arsquomāl al-abdān (amalan-amalan badan)2 Al-arsquomāl al-bātinah (amalan-amalan batin)

Ad 1 Amalan-amalan badan terbagi tigaa Al-ẓālim li nafsih (menganiaya diri sendiri) Orang yang menganiaya diri

sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan keji dan mungkar yaitumengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt dan mengabaikanperintah-perintah-Nya Perbuatan ini termasuk dosa

b Al-muqtaṣid (oriented) maksudnya adalah orang yang punya tujuanhidup Yaitu yang tercapai amalan-amalan badannya denganmengerjakan kewajiban-kewajiban Allah swt dan meninggalkan yangdiharamkan

c Al-sābiq bi al-khairāt (berlomba-lomba dalam kebaikan) adalah orangyang senantiasa mengerjakan yang wajib dan yang mustahab (dianjurkan)dan meninggalkan yang haram dan yang makruh (samar-samar)16

Dua kelompok terakhir yaitu al-muqtasid dan al-sābiq bi al-khairāt jugatidak pernah luput dari dosa dan hal ini adalah suatu hal yang wajar sebagaimanusia Itulah sebabnya Allah swt memberikan peluang kepada manusiauntuk bertaubat Dua kelompok ini masuk dalam golongan awliyārsquo Allah (wali-wali Allah) Firman Allah swt dalam QS Yunus10 62

(Ingatlah Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)17

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Ibnu Taimiyah secara spesifik memasukkan orang mursquomin dan orangyang bertakwa kedalam golongan al-muqtasid Sementara al-sbiq bi al-khairatmenurut Ibnu Taimiyah adalah golongan yang lebih tinggi derajatnya yaitupara nabi dan orang-orang al-shiddiqīn Orang-orang al-siddiqīn ini banyakdijumpai pada para wali Allah18

Menurut Ibnu Taimiyah bahwa sebelum masuk dalam amalan-amalanbatin maka amalan-amalan badan ini harus dibersihkan temasuk di dalamnyamenghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan bidrsquoah dan mengikuti hawanafsu

Ad 2 Amalan-amalan batin

Dalam kitab ini Ibnu Taimiyah mengawali dengan pembahasansingkat tentang kekuatan (peran) hati dalam kehidupan manusia yang ia sebutdengan ahwal dan maqamat Ahwal dan maqamat adalah sebahagian dari dasarkepercayaan dan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Termasuk didalamnya adalah tawakkal ikhlas syukur sabar (menerima takdir Allah)takut (kepada Allah) raja (berharap kepada Allah)

Ahwal dan maqamat adalah istilah sufi yang telah lama dikenal danbegitu populer pada saat itu karena itulah Ibnu Taimiyah begitu akrab denganistilah itu dengan sering mengulang-ulang dalam risalah ini

Menurut Ibnu Taimiyah al-maqamat wal-ahwal meliputi al-mahabbahtawakkal ikhlas raja khauf dan syukur Kemudian ia menjelaskannya secararinci sebagaimana lazimnya kitab-kitab para sufi

1 Al-MaqāmātIbnu Taimiyah mengkritik pandangan sebagian sufi yang menganggap

bahwa ahwal dan maqāmāt hanyalah milik kalangan khas dan tidak bisa menjadimilik kalangan yang mereka sebut awam Baginya semua ahwal dan māqamātkarena ia merupakan ilmu dan amal batiniyah yang menjadi dasar utamadalam menjalankan agama maka ia seharusnya menjadi kewajiban setiapmuslim tanpa sekat-sekat awam dan khas

Terkait dengan itu ia menyatakanldquoAmalan-amalan batin berupa cinta (mahabbah) pada Allah

tawakkal pada-Nya ikhlas ridha semuanya adalah perkara yangdiperintahkan kepada kaum awam dan khas Pengabaian terhadapnyaoleh satu dari dua pihak itu bukanlah hal terpuji setinggi apapunmaqamnyardquo19

Beberapa maqam yang dijelaskan Ibnu Taimiayah dalam karya al-Tuhfahal-Iraqiyah atau al-Arsquomal al-Qulub antara lain

a al-TaubahInilah maqam pertama para penempuh jalan menuju Allah menurut

jumhur kaum sufi20 Itulah sebabnya dalam al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah mengawalinya dengan ulasan tentang taubat Ia menegaskan bahwasebagaimana dalam QS al-Baqarah2 222

hellip

(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang mensucikan diri) 21

Taubat menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kewajiban sekaliguskebutuhan hamba setiap waktu

ldquoDan bahwa seorang hamba itu senantiasa berbolak-balik dalamnikmat-nikmat Allah maka ia selalu membutuhkan taubat dan istighfarItulah sebabnya penghulu anak cucu Adam dan imam kaum bertakwa(Muhammad) saw selalu beristighfar di setiap waktu dan kondisirdquo22

Di dalam al-Qurrsquoan setiap kali Allah swt smenyebutkan dosa danmaksiat maka ia akan selalu disertai dengan penyebutan taubat dan istighfarKarena itu pembukaan pintu taubat yang luas itu juga menunjukkan luasnyapintu rahmat Allah bagi alam semesta

Ibnu Taimiyah kemudian membagi taubat berdasarkan hukum dantingkatan pelakunya

Pertama taubat wajib Yaitu taubat dari meninggalkan perintah danmengerjakan larangan Allah Taubat jenis ini adalah kewajiban semua mukallafsebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dalam al-Qurrsquoan dan al-sunnah23

Allah berfirman dalam QS Al-Nur31 31

(hellipDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung)

Kedua taubat mustahabbah Yaitu taubat dari meninggalkan yang sunnahdan mengerjakan yang makruh 24

Adapun taubat ditinjau dari sisi tingkatan pelakunya Ibnu Taimiyahmembaginya menjadi 3 tingkatan

Pertama al-abrar al- muqtashidun Yaitu mereka yang mencukupkan diridengan melakukan jenis taubat yang pertama taubat yang hukumnya wajib

Kedua al-sabiqun al-muqarrabun Yaitu mereka yang selalu berusahamelakukan kedua jenis taubat di atas taubat yang wajib dan mustahabbah

Ketiga al-zhalimun Yaitu orang-orang yang tidak melakukan satu pun darikedua jenis taubat tersebut

b TawakkalTawakkal adalah salah satu amal batin yang menghubungkan hamba

dengan cinta Allah serta mengantarkannya sampai kepada puncak keikhlasan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Dan maqam ini merupakan maqam yang menjadi kewajiban kalangan awam dankhas secara umum25

Ketika menjelaskan maqam tawakkal setelah menyimpulkan konseptawakkal yang umum dipahami oleh para sufi Ibnu Taimiyah membagitawakkal menjadi dua (1) tawakkal dalam urusan dien dan (2) tawakkal dalamurusan dunia Menurutnya umumnya para sufi hanya mengaitkan maqamtawakkal ini dengan urusan dunia Atau dengan kata lain tawakkal menurutmereka adalah menundukkan diri untuk tidak bernafsu dalam mencari duniadengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Sementara Ibnu Taimiyahsendiri lebih menekankan jenis tawakkal yang pertama dan bahkanmenganggapnya lebih besar dari yang kedua Karena itu manusia yangmutawakkil (bertawakkal) menurutnya- adalahفإن المتوكل یتوكل على هللا في صالح قلبھ ودینھ وحفظ لسانھ وإرادتھ ھذااھم األمور الیھ ولھاذا یناجي ربھ

في كل صالة بقولھ 26كما في قولھ تعالى 27

Terjemahnya

(Yang) bertawakkal pada Allah untuk kebaikan dan kesalehan hati danagamanya serta penjagaan lisannya Inilah yang terpenting baginya Olehsebab itu ia selalu bermunajat kepada Rabb-nya di setiap salat Hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memintatolong (QS Al-Fatihah5) dan firman Allah Tarsquoala Maka sembahlah Ia danbertawakkallah pada-Nya (QSHud123)28

Hal lain yang juga ditegaskan Ibnu Taimiyah dalam membahas maqamini adalah bahwa ketawakkalan seorang hamba pada Allah samasekali tidakmenjadi penghalang atau tidak menjadi alasan untuk tidak bekerja kerasDalam hal ini ia mengkritik sebagian sufi yang menganggap bahwa setelahbertawakkal sang hamba tidak perlu lagi mengerahkan usahanya untukmeraih apa yang ia inginkan Kesalahan pandangan ini menurut Ibnu Taimiyahdisebabkan karena mereka memandang bahwa jika semua perkara telahditakdirkan maka dalam proses terjadinya kemudian sangat mustahil adanyacampur tangan manusia di sana Menurut Ibnu Taimiyah bahwa masalahibadah dan tawakkal tidak boleh dipisahkan dalam beberapa hal-hal tertentukarena keduanya menjadi satu padu dalam ajaran agama berkaitan denganhubungan antara Tuhan dan hambanya 29

Ibadah yang dilakukan tidak lain agar memperoleh mahabbah (kecintaan)dan Ridha Allah Adapun sarana ibadah tidak lain adalah tawakkal danmemohon pertolongan Allah swt (al-istirsquoanah) dengan memanjatkan doakepada-Nya Allah swt senantiasa senang dan menolong hambanya yangsenantiasa memohon ridha dan mahabbahnya Oleh karena itu menyembahAllah swt dengan penuh keridhaan dan mahabbah pada-Nya pada hakikatnyaadalah kembali kepada diri penyembah (al-lsquoabdu) Dan menurutnya tawakkal

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

seperti inilah yang masuk dalam kategori maqām Sebab tawakkal dalam maknaini mengandung tawakkal dalam segala urusan-urusan agama (al-umūr almdashdīniyyah) Adapun tawakkal dalam hal urusan dunia bagi Ibnu Taimiyah tidakdimasukkan sebagai kategori maqam sebagaimana yang dianut oleh al-muqarrabīnlillah (orang yang mendekatkan diri kepada Allah)30

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tawakkal menurut IbnuTaimiyah adalah penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah karenakecintaan dan keridhaan kepada-Nya

c ZuhudDalam pandangan Ibnu Taimiyah zuhud yang masyrursquo adalah

meninggalkan segala sesuatu yang akan menyibukkan seseorang dari ketaatanpada Allah Tarsquoala dan bahwa apapun yang dapat menguatkan seseorang dijalan ketaatan pada Allah maka meninggalkannya bukanlah kezuhudanSebaliknya apapun yang tidak berguna untuk negri akhirat makameninggalkannya adalah kezuhudan31

Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa kezuhudan tidaklah identikdengan kemalasan kelemahan ketidakberdayaan dan hilangnya peransertasang hamba dalam kehidupan32 Kezuhudan juga tidak identik dengankemiskinan Kezuhudan adalah ketika dunia tidak menguasai hati meski ia adadalam genggaman Seorang milyuner pun dapat menjadi manusia zuhud jika iatidak tertawan oleh hartanya Sebaliknya seorang miskin tidak dapat disebutzahid jika hasrat pada dunia terus-menerus membakar jiwanya

d IkhlasIhklas adalah inti dari Islam Yang mana Islam berarti menyerahkan diri

kepada Allah bukan kepada yang lainnya Allah berfirman dalam QS al-Baqarah2131

(Ketika Tuhannya berfirman kepadanya Tunduk patuhlah Ibrahimmenjawab Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam)

Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka dia termasukorang yang sombong dan orang yang menyerahkan dirinya kepada selainAllah maka ia pun dikategorikan musyrik Ikhlas adalah bagian dari masalah-masalah batin baik yang berhubungan dengan bidang keilmuan maupun yangberhubungan dengan amalan Misalnya yang berkaitan dengan amalan-amalanyang tidak didasari dengan keikhlasan maka amalan-amalan tersebut tidaklahbermanfaat hadis yang diriwayatkan oleh ahmad di dalam musnadnya

33اإلسالم عال نیة واإلیمان في القلب

(ajaran-ajaran agama Islam itu realistis dan Nampak sedangkan ajaran-ajaran keimanan itu non-realistis dan itu hanya ada di dalam hati)

Dalam hadis yang lain hadis muttafakun alaih dari Nursquoman bin basyirdisebutka

امور مشتبحات آل یعلمھن كثیرا من الناس الحالل بین و الحرام بین و بین ذالك 34

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

(Halal itu sudah jelas dan haram itupun juga sudah jelas adapun diantarakeduanya terdapat masalah-masalah yang syubhat (Samar-samar) yang sangatsedikit diketahui oleh sebagian manusia)hellip

e SabarSepantasnya setiap manusia apabila ditimpa musibah maka dia harus

bersabar Dan harus konsisten terhadap perintah-perintah Tuhan dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban yang dperintahkan Karena itu sabr adalahsuatu kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintah-perintahtuhan dan meninggalkan larangan-larangannya

f RidhaRasulullah saw bersabda dan berkata kepad Ibnu Abbasrsquo Jika kamu

mampu untuk beramal kepada Allah dengan penuh keridhaan dan keyakinanmaka lakukanlah dan jika kamu tidak mampu untuk melakukannya makaketahuilah bahw kesabaran itulah yang akan menolongmu untukmelakukannya dengan sebaik mungkin

Ridha adalah bagian dari amalan-amalan hati (batin) dan pengaplikasiannya terdapat pada pujian-pujian terhadap Allah swt dalam berbagai hal(keadaan) sebab ridha itu adalah kerelaan hamba atas ketentuan-ketentuanAllah swt yang sudah ditakdirkan kepadanya35

Demikianlah sipat ridha sebagai ciri yang harus ditempuh bagi orangyang mendekatkan diri kepada Allah swt Dalam hadis yang lain disebutkanbahwa ldquo Alllah telah memutuskan segala sesuatu dengan ketentuan-Nyabarang siapa yang ridha terhadap keputusan-keputusan-Nya maka ia pantasmendpatkan ridha-Nya Dan barang siapa yang enggan atas keputusan-Nyamaka ia pantas mendpatkan murka dari-Nya36

Demikianlah beberapa di antara al-maqāmāt yang disinggung oleh IbnuTaimiyah dalam beberapa karyanya disamping tentu saja beberapa maqam lainyang belum sempat kami bahas pada kesempatan ini37

2 AhwālSalah satu ahwāl yang dibahas oleh Ibnu Taimiyah adalah al-mahabbah

(cinta) Di sini terlihat bahwa mungkin penempatan ini tidak sama denganpandangan sebagian sufi yang menempatkan al-mahabbah sebagai maqām Initentu dapat dimaklumi sebab meskipun para sufi dapat dikatakan sepakat atasperbedaan maqām dan hāl bahwa maqam adalah sesuatu yang diusahakan olehseorang hamba sedangkan hāl adalah anugrah dari Allah dan bersifatsementara atau tidak tetap38 namun dalam menyimpulkan apakah sesuatu itutermasuk al-maqāmāt atau al-ahwāl sangat bergantung pada hasil ijtihadmasing-masing sufi

Al-Mahabbah menurut Ibnu Taimiyah adalah sebuah kecenderungan hatitanpa beban (paksaan) pada Allah dan pada apa yang ada di sisi-Nya Al-Mahabbah inilah yang ditetapkan dalam al-Qurrsquoan dan al-Sunnah sertadisepakati oleh para salaf shaleh imam-imam hadis dan mutasawwuf39 Ibnu

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Taimiyah juga memandang bahwa al-mahabbah adalah landasan dasar setiapamalan keagamaan inti iman adalah cinta dan benci karena Allah40

Jika penghambaan kepada Allah menyatukan dua unsur yaitu cintayang sempurna dan ketundukan yang sempurna pada-Nya makapenghambaan dan penyerahan diri seperti ini akan menganugrahkankemerdekaan bagi jiwa manusia dalam menghadapi siapa pun selain AllahSehingga semakin bertambah kecintaan pada Allah dalam hati maka semakinbertambah pula penghambaan pada-Nya Dan semakin bertambahpenghambaan manusia pada-Nya akan semakin merdekalah ia dari selain-Nya41 Jika hal tersebut bisa dicapai oleh manusia inilah kebahagiaan manusiamencapai titik tertingginya Yaitu ketika manusia hanya bersandar sepenuh-penuhnya hanya kepada Allah dan terbebas dari ikatan pada sesama makhluqIbnu Taimiyah mengatakan

Maka hati tidak akan baik beruntung merasakan kelezatanbergembiraan merasakan kebaikan dan keteguhan serta meraihketenangan kecuali dengan menghamba pada Rab mencintai dan kembalipada-Nya42

III PENUTUP

1 Pandangan Ibnu Taimiyah tentang tasawuf tidak terlepas dari metodepemikiran yang telah diyakininya sebagai metode yang paling benarmetode itu adalah menempatkan al-Qurrsquoan dan al-sunna sebagai dasardalam masalah pokok-pokok akidah maupun masalah-masalahfurursquoiyyah (cabang)

2 Ibnu Taimiyah menawarkan satu konsep sufi yang berdasarkan kepadaAl-Quran dan sunnah Baginya gerakan sufisme yang saat ituberkembang sudah harus dikembalikan kepada yang standar danmainstream (berdasar al-Quran amp sunnah) karena memang obsesikeislamannya sebagai pengikut aliran salaf adalah kembali kepada al-Qurrsquoan dan sunnah Hal ini tergambar pada konsep tasawufnya yangsenantiasa dibarengi dengan dalil-dalil al-Qurrsquoan maupun hadisRasulullah saw sebagaimana yang terdapat dalam karyanya kitab al-Tuhfah al-Irāqiyyah fi al-Arsquomāl al-Qalbiyyah

Endnotes

1Thomas Michel SJ dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah dan Pemikiran (Cet IJakarta Sinar Harapan 1982) h 98

2 Bidrsquoah dan khurafat adalah dua istilah yang begitu mudah diucapkan dan dituduhkan terhadaporang-orang yang bertasawuf dan mempelajari tasawuf Bidrsquoah adalah mengikuti ajaran-ajaran yang tidakdiamalkan oleh golongan salaf masa awal yaitu masa Nabi Muhammad saw hingga masa tabirsquoin

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

3Ibnu Katsir Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13(Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif 1966) h308 Lihat juga Al-Dzahaby Tadzkirah al-Huffazh Jilid IV ( Haidar Abad tt) h 288

4Said Abdul lsquoAzim Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Saleh dan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn TaymiyahPembaharuan Salafi dan Dakwah Reformasi (Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h15

5Yusran Asmuni Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam (Cet IIJakarta PT Raja Grafindo Persada 1998) h 52-53

7 httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

8httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

9 Syekh Said Abdul lsquoAzhīm adalah seorang Penulis buku yang berjudul Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyah karya ini secara detail mengungkap liku-liku perjuangan IbnTaimiyah sepanjang hayatnya Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadisalah satu sumber sekunder dalam artikel ini

10 Syekh Said Abdul lsquoAzhim Ibn Taimiyah al-Tajdīd al-Salafi wa Darsquowah al-Islāhiyyahditerjemahkan kedalam bahsa Indonesia oleh Faisal saleh dengan judul ldquoIbn Taimiyah Pembaruan Salafidan Darsquowah Reformasirdquo (CetI Jakarta Pustaka al-Kautsar 2005) h 37

11 Ibid

12 Ulama salaf adalah ulama yang hidup pada abad ketiga pertama Yaitu para sahabat pengikutsahabat (tabirsquoin) dan pengikut tabirsquoin secara baik

13 Syekh Said Abd Azhim h 40

14 Ibid h 41

15 Departemen Agama Al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

16 Lihat Arsquomāl al-Qulūb h 7-8

17 Departemen Agama Ri al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

18 Arsquomāl al-Qulūb h 8

19Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 16 Ibnu Taimiyah juga mengkritik dampak pembagian ahwaldan maqamat menjadi ldquountuk awam dan khasrdquo yang menyebabkan munculnya sebagian kalangan sufiyang menjelaskan ahwal dan maqamat itu dengan istilah-istilah yang rumit dan membingungkan Bahkanterkesan kerumitan dan ketidakjelasan itu menjadi hal yang disengaja untuk menunjukkan ketinggianmaqam sang sufi

20Abu al-Qasim al-Qusyairy Al-Risalah al-Qusyairiyah Tahqiq DR lsquoAbdul Halim Mahmud (Cet I Dar al-Tarsquolif ma 1385 H 1966 M) h 77

21 Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

22Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 64

23Lihat Ibnu Taimiyah Jamirsquo al-Rasarsquoil Tahqiq DR Muhammad Rasyad Salim (Mathbarsquoah al-Madan 1389 H1969 M) h227

24 Lih Jamirsquo al-Rasarsquoil h 227

25Al-Tashawwuf baina al-Ghazaly wa Ibn Taimiyah h 221 Lihat juga Arsquomal Qulub h 22

26 QS 1 (al-Fatihah) 5

27 QS 11 (Hūd) 123

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Duriana Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

28 lsquoArsquomal al-Qulub h 22

29Ibnu Taimiyah Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X (ttp Mahfūzāt 1997)h 21-22

30Al-Arsquomāl al-Qulūb h 22-23

31 Ibnu Taimiyah Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI (ttp Mahfuzat 1997) h 28-29

32Lihat Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk h 617 Dalam kesempatan yang sama IbnuTaimiyah juga mengkritik al-Ghazaly yang menjadikan zuhud sebagai salah satu syarat sah keislamanseseorang Menurutnya ini terlalu berlebihan

33 Lihat CD Hadis Musnad Ahmad (Akhrajahu Ahmad) 3135

34 Lihat sahih Bukhari jilid I hadis 126

35 Lihat Ibid h 48

36 Ibid h 51

37Diantaranya misalnya maqām khauf dan rajārsquo Lihat al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 58

38Harun Nasution Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Cet IX Jakarta PT BulanBintang 1995)h 50

39 Lih Al-Tuhfah al-lsquoIraqiyyah h 73

40 Ibid h45

41 Majmursquo al-Fatawa Jilid 10 h 193

42 Ibidh 194

DAFTAR PUSTAKA

AsmuniYusran 1998 Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalamIslam Cet II Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI al-Qurrsquoan dan Terjemahnya

httpalmakmuncomp=85 (5 Agustus 2013)

Ibnu Katsir 1966 Al-Bidayah wa al-Nihayah Jilid 13 Cet I Beirut Maktabah al-Marsquoarif

Ibnu Taimiyah 1389 H1969 M Jamīrsquo al-Rasārsquoil Tahqīq Dr Muhammad RasyadSalim Mathbarsquoah al-Madan

______ 1997 Majmū al-FatāwāKitab al-Tasawwuf Jilid XI ttp Mahfuzat

______ 1997 Majmūrsquo al-Fatāwā Kitāb lsquoIlmu al-Sulūk jilid X ttp Mahfuzat

Michel SJThomas 1982 dalam Mulyanto Sumardi Artikel Agama Masalah danPemikiran Cet I Jakarta Sinar Harapan

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada

Pandangan Tasawuf Ibnu Taimiyahhellip Duriana

AL-FIKR Volume 17 Nomor 2 Tahun 2013

Nasution Harun 1995 Falsafah dan Mistisisme dalam Islam Cet IX Jakarta PTBulan Bintang

al-Qusyairy Abu al-Qasim 1385 H 1966 M Al-Risalah al-Qusyairiyah TahqiqDr lsquoAbdul Halim Mahmud Cet I Dār al-Tarsquolif

Said Abdul ldquoazhim 2005 Ibn Taymiyah al-Tajdīd al-Salafī wa Darsquowati al-Iṣlāhiyyah Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faisal Salehdan Khoirul Amru Harahap dengan judul Ibn Taymiyah PembaharuanSalafi dan Dakwah Reformasi Cet I Jakarta Pustaka al-Kautsar

Simuh 1997 Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam Cet II Jakarta PT RajaGrafindo Persada