Modul P3K
Transcript of Modul P3K
Training Overview
Dewasa ini seiring dengan kemajuan teknologi yang tidak ada
habisnya, perkembangan berbagai aspek kehidupanpun semakin melesat
pesat khususnya pada dunia komunikasi. hal tersebut dapat terlihat
dari banyaknya kriteria penerimaan pegawai baru diberbagai bidang
yang mengharuskan pelamarnya memiliki kemampuan (kompetensi)
komunikasi yang baik. Maka tak aneh bila kita menemui beberapa
pelatihan peningkatan kemampuan (kompetensi) komunikasi ramai
didatangi oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Kemampuan
berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental
bagi kehidupan manusia, dengan mampu berkomuniksi dengan baik dapat
terbentuk pulalah sikap saling pengertian, menumbuhkan
persahabatan, memelihara kasih sayang dan mengembangkan karier,
Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi yang buruk, kita juga
memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan menghambat kemajuan.
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan
yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap orang disadari atau tidak memiliki kompetensi didalam
dirinya. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula
Delima Rahmawati 1
dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh
melalui pendidikan dan/atau latihan1. Jadi menurut saya, kompetensi
adalah pengetahuan ataupun keterampilan yang cukup memadai tentang
suatu hal yang ada pada setiap individu.
Kompetensi yang dimiliki setiap orang pasti berbeda-beda
tergantung keterampilan dan tugas yang ia laksanakan. Begitupun
dalam komunikasi. we cannot not communicate atau dapat diartikan bahwa
kita tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. Kompetensi komunikasi
adalah pengetahuan atau keterampilan yang cukup memadai dalam
komunikasi. Menurut Slocum dan Hellriegel2 (2009), dalam
penyampaian pesan, agar pesan tersebut mampu diterima oleh
komunikan secara efektif, seorang komunikator harus memiliki
kemampuan mengolah pesan, terampil dalam menggunakan komunikasi
nonverbal dan verbal, dan mampu melihat kondisi lingkungan baik
didalam maupun diluar diri komunikan. Kesemuanya itu merupakan
kompetensi komunikasi yang harus dimiliki oleh komunikator.
Dalam modul ini disediakan berbagai macam kompetensi dalam
komunikasi. Diantaranya beberapa konsep dasar pelatihan dan
kompetensi komunikasi, memahami komunikasi verbal dan nonverbal,
serta memahami kemampuan listening. Segala pelatihan di modul ini
1 http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (7 Maret 2014 17:00 WIB)2 http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (7 Maret 2014 17:00 WIB)
Delima Rahmawati 2
memberikan dampak positif yang sangat besar untuk peserta
pelatihan. Dengan pelatihan ini, peserta mampu mengembangkan
kompetensi komunikasinya ke arah yang diinginkan agar segala bentuk
kegiatan komunikasi yang dilakukannya teraarah dan efektif.
Delima Rahmawati 3
MIND MAPPING
1
Konsep Dasar ListeningMacam-Macam Gara ListeningTeknik Meningkatkan Keterampilan ListeningListening Emphatic
MENILAI KEMAMPUAN KOMPETENSI KOMUNIKASI3
3 http://www.austincc.edu/colangelo/1318/interpersonalcommunicationcompetence.htm(7 Maret 2014 20:00 WIB)
Delima Rahmawati 4
KOMPETENSI KOMUNIKASI
Konsep Dasar Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi
Pengertian PelatihanPengertian KomunikasiKomponen-Komponen KomunikasiFungsi Kompetensi KomunikasiKualitas Kompetensi Komunikasi
2
3Memahami Kemampuan Listening!
Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal
- Pengertian Komunikasi Verbal
- Pentingnya Komunikasi Verbal
- Bahasa dan Makna Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi
- Penggunaan Bahasa Secara Efektif
- Pengertian Komunikasi Nonverbal
- Pentingnya Fungsi Komunikasi Nonverbal
Instruksi: Jawab setiap pernyataan dibawah ini dengan jujur seperti
yang saat ini beralaku pada anda dalam percakapan biasa
dengan orang lain.
No PERNYATAAN
1
Sanga
t
tidak
setuj
u
2
Sedik
it
tidak
setuj
u
3
Tidak
pasti
4
Sedik
it
setuj
u
5
San
gat
Set
uju
1
Saya ingin menyesuaikan perilaku
komunikasi saya untuk memenuhi harapan
orang lain.
2
Saya punya cukup pengetahuan dan
pengalaman untuk beradaptasi dengan
harapan orang lain.
3
Saya menggunakan berbagai perilaku,
termasuk keterbukaan diri dan kecerdasan,
untuk beradaptasi dengan orang lain.
4Saya ingin terlibat dalam percakapan saya
dengan orang lain.
5
Saya tahu bagaimana menanggapi karena aku
cerdas dan penuh perhatian kepada
perilaku orang lain.
6
Saya menunjukkan keterlibatan saya dalam
komunikasi nonverbal dan komunikasi
verbal.
Delima Rahmawati 5
7Saya ingin membuat percakapan saya dengan
orang lain berjalan lancar.
8Saya tahu bagaimana mengubah topik dan
mengendalikan nada percakapan saya.
9Sangat mudah bagi saya untuk mengelola
percakapan.
10Saya ingin memahami sudut pandang dan
emosi orang lain
11
Saya tahu bahwa empati berarti mencoba
untuk melihat melalui mata mereka dan
merasakan apa yang mereka rasakan
12
Saya menunjukkan pemahaman saya tentang
orang lain dengan mencerminkan pikiran
dan perasaan kepada mereka.
13
Saya termotivasi untuk memperoleh tujuan
percakapan yang saya tetapkan untuk diri
sendiri.
14
Setelah saya menetapkan tujuan
interpersonal untuk diri sendiri, saya
tahu langkah yang harus diambil untuk
mencapainya.
15Saya berhasil mencapai tujuan
antarpribadi saya.
16Saya ingin berkomunikasi dengan orang
lain dengan cara yang tepat
17Saya sadar aturan-aturan yang membimbing
perilaku sosial18 Aku bertindak dengan cara-cara yang
Delima Rahmawati 6
memenuhi tuntutan situasional.
Kategori “Sangat tidak setuju” mendapat nilai 1, “Sedikit tidak
setuju” 2, “tidak pasti” 3, “Sedikit setuju” 4, dan “Sangat Setuju”
5. Secara keseluruhan total harus berkisar antara 18 – 90. Nilai
tertinggi mengindikasikan memiliki kompetensi komunikasi yang
lebih, dan sebaliknya nilai terendah mengindikasikan memiliki
kompetensi komunikasi yang rendah.
Model Kompetensi KomunikasiMotivasi (pertanyaan no 1, 4, 7, 10, 13, dan 16)
Ini adalah keinginan Anda untuk pendekatan atau menghindari
percakapan dan / atau situasi sosial. Tujuan Anda (apa yang
Anda inginkan dan dengan siapa) memotivasi Anda untuk
bertindak. Anda percaya diri atau kurang percaya diri bahwa
Anda akan berhasil mempengaruhi motivasi Anda
Pengetahuan (pertanyaan no 2, 5, 8, 11, 14, dan17)
Ini melibatkan cara untuk mengetahui bagaimana harus
bertindak. Setelah Anda memutuskan untuk mengejar tujuan
percakapan, Anda membuat rencana untuk
mendapatkannya. Pengalaman sebelumnya dan / atau mengamati
informasi pengetahuan kamu yang lain
Skill (pertanyaan no 3, 6, 9, 12, 15, and 18)
Ini melibatkan perilaku yang benar-benar dilakukan. Anda
mungkin termotivasi dan pengetahuan tentang bagaimana
Delima Rahmawati 7
bertindak dalam situasi tertentu, tetapi tidak memiliki
keterampilan dasar.
Kriteria Untuk Mengevaluasi Kompetensi Komunikasi
Kemampuan Beradaptasi (Periksa nilai pada butir 1, 2, 3)
Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengubah perilaku
dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan interaksi, juga dikenal
sebagai "fleksibilitas"
Keterlibatan percakapan (Periksa nilai pada butir 4, 5, 6)
Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk terlibat secara
kognitif dalam percakapan dan menunjukkan keterlibatan melalui
interaksi perilaku seperti kepala mengangguk, isyarat vokal,
dll
Mengetur percakapan (Periksa nilai pada butir 7, 8, 9)
Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengatur
mengendalikan percakapan melalui topik, menyesuaikan diri
dengan perubahan topik, menyela, dan mengajukan pertanyaan.
Sikap Empati (Periksa nilai pada butir 10, 11, 12)
Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menampilkan
percakapan pasangan Anda bahwa Anda memahami / situasinya atau
bahwa Anda berbagi / reaksi emosionalnya dengan situasi.
Efektifitas (Periksa nilai pada butir 13, 14, 15)
Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mencapai tujuan
yang Anda miliki untuk percakapan.
Kesesuaian (Periksa nilai pada butir 16, 17, 18)
Delima Rahmawati 8
Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menegakkan harapan
suatu situasi tertentu dengan berperilaku dari cara-cara orang
lain yang anda harapkan.
MODUL 1
KONSEP DASAR PELATIHAN DAN KOMPETENSI KOMUNIKASI
Tujuan Pembelajaran
Umum :Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”
sesi “Konsep Dasar Pelatihan Dan Kompetensi Komunikasi.” peserta
diharapkan dapat :
Memaknai konsep dasar pelatihan sebagai suatu usaha untuk
menambah prestasi dan memahami berbagai konsep kompetensi
komunikasi agar mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
Khusus :Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”
sesi “Konsep Dasar Pelatihan Dan Kompetensi Komunikasi.” peserta
diharapkan dapat :
1.Memahami pengertian pelatihan
2.Memahami pengertian komunikasi
3.Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam komunikasi
4.Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi
5.Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi
Delima Rahmawati 9
Waktu :Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (dua jam).
Metode Penyajian :Penyampaian materi dilakukan dengan metode:
Ceramah
Tanya Jawab, dan
Diskusi
Alat Penyajian :Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:
Notebook
LCD Projector
White Board
Spidol
Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta
Handout
Teknik Evaluasi :Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan
Pengaturan Tempat :Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan
dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang
sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau
berbentuk U.
Langkah – Langkah : Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
Delima Rahmawati 10
Memperkenalkan diri.
Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan.
Membagikan lembar pre-test.
Pokok Bahasan Konsep Dasar Pelatihan dan Kompetensi
Komunikasi Membagikan handout.
Menjelaskan materi “pengertian pelatihan”
Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.”
Menjelaskan materi “komponen-komponen kompetensi komunikasi.”
Menjelaskan materi “fungsi kompetensi komunikasi.”
Menjelaskan materi “kualitas kompetensi komunikasi”
Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
Membagikan lembar post-test.
Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
Panduan Pelaksanaan Modul :1. Pokok Bahasan Konsep Dasar Pelatihan Dan Kompetensi Komunikasi
2. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian Pelatihan
2. Pengertian Komunikasi
3. Komponen Kompetensi Komunikasi
4. Fungsi Kompetensi Komunikasi
5. Kualitas Kompetensi Komunikasi3. Tujuan Umum Memaknai konsep dasar pelatihan sebagai suatu usaha
untuk menambah prestasi dan memahami berbagai konsep
kompetensi komunikasi agar mampu diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Delima Rahmawati 11
4. Tujuan Khusus
Memahami pengertian pelatihan
Memahami pengertian komunikasi
Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam
komunikasi
Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi
Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi
komunikasi
5. Metode
Ceramah
Tanya-jawab, dan
Diskusi
6. Waktu 120 menit (2 jam)
7. Alat Penyajian
Notebook
LCD Projector
Whiteboard
Spidol
Kertas dan alat tulis bagi peserta
Handout
8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan
9. Pengaturan TempatRuangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre
style atau bentuk U
Langkah-langkah :
Langkah-Langkah Kegiatan Waktu
Delima Rahmawati 12
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta
pelatihan.
2 menit
2. Memperkenalkan diri. 3 menit
3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi
perkenalan
5 menit
4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit5. Membagikan handout 5 menit
6. Menjelaskan materi “pengertian pelatihan
& komunikasi”
20 menit
7. Menjelaskan materi “komponen-komponen
kompetensi komunikasi.”
20 menit
8. Menjelaskan materi “fungsi kompetensi
komunikasi”
20 menit
9. Menjelaskan materi “kualitas kompetensi
komunikasi”
20 menit
10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit11. Membagikan lembar post-test. 5 menit12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi
pelatihan.
5 menit
Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit
Delima Rahmawati 13
Pre-test Jelaskan menurut Anda pengertian pelatihan?
Jelaskan menurut anda pengertian komunikasi?
Jelaskan menurut Anda pengertian kompetensi komunikasi?
Sebutkan sepengetahuan Anda apa saja yang harus di
miliki seseorang untuk berkompeten dalam komunikasi?
Dan apakah anda sudah merasa memiliki kompetensi
komunikasi?
MATERI MODUL 1KONSEP DASAR PELATIHAN DAN KOMPETENSI KOMUNIKASI
1.Pengertian Pelatihan4
A. Definisi Menurut Para AhliDalam modul ini akan dibahas mengenai beberapa pendapat
para tokoh dunia dan beberapa diantaranya; Menurut Bernardindan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improveemployee performance on a currently held job or one related to it. This usuallymeans changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective,training should involve a learning experience, be a planned organizational activity,and be designed in response to identified needs. Jadi pelatihandidefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untukmengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yangdipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya.Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap,keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agarpelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harusmencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman,pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yangdirencanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
Menurut Never Ending Transfusing - Application Training (NET-at),Pelatihan adalah kegiatan belajar dan praktek untuk sesuatutujuan baik, dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus
4 Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada Divisi Long Distance PT Telkom Indonesia, Tbk, Tesis, Program Pascasarjana Unpad, Bandung (8 Maret 2014 15:00)
Delima Rahmawati 14
untuk meningkatkan kemampuan (continuously and never end)manusia, dan fitrahnya.
Dan Cut Zurnali (2004) mengatakan, the goal of training is foremployees to master knowledge, skills, and behaviors emphasized in trainingprograms and to apply them to their day-to-day activities. Hal ini berartibahwa tujuan pelatihan adalah agar para pegawai dapatmenguasai pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankandalam program-program pelatihan dan untuk diterapkan dalamaktivitas sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyaipengaruh yang besar bagi pengembangan perusahaan.
B. Tujuan dan Manfaat PelatihanCut Zurnali (2004) memaparkan beberapa manfaat pelatihanyang diselenggarakan oleh perusahaan yang dikemukakan olehNoe, Hollenbeck, Gerhart, Wright (2003), yaitu:
Meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya danpara pesaing luar
Membantu para karyawan yang mempunyai keahlian untukbekerja dengan teknologi baru
Membantu para karyawan untuk memahami bagaimana bekerjasecara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa danproduk yang berkualitas
Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan padainovasi, kreativitas dan pembelajaran
Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara barubagi para karyawan untuk memberikan kontribusi bagiperusahaan pada saat pekerjaan dan kepentingan merekaberubah atau pada saat keahlian mereka menjadi absolut
Mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima danbekerja secara lebih efektif satu sama lainnya,terutama dengan kaum minoritas dan para wanita.
C. Tiga Level Analisis Penentuan Kebutuhan PelatihanMenurut Cut Zurnali (2004), terdapat 3 (tiga) tingkatan ataulevel analisis dalam menentukan kebutuhan pelatihan yangharus dipenuhi, yaitu:
Pertama, organization analysis (analisis organisasi):Memfokuskan pada pengenalan di dalam organisasi dimanapelatihan dibutuhkan.
Delima Rahmawati 15
Kedua, operations analysis (analisis operasi): Mencobamengenal isi pelatihan-apa yang tenaga kerja haruslakukan agar bekerja secara kompeten.
Ketiga, individual analysis (analisis individual):Menentukan seberapa baik setiap pekerja atau karyawanyang sedang melakukan tugas dalam menyelesaikantugasnya.
2.Pengertian KomunikasiA. Definisi & Karakteristik Komunikasi
Pada materi ini, modul yang di sajikan akan membahas
pengertian komunikasi dari berbagai tokoh komunikasi
terkemuka di dunia, elemen – elemen komunikasi dan
karakteristik komunikasi.
Banyak pengertian yang telah dirumuskan oleh beberapa
tokoh dunia. Salah satunya adalah menurut Harold Laswell,
menururt dia komunikasi adalah gambaran mengenai siapa,
mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa
efeknya. Jadi menurut dia Komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan
apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau
hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom?
with what effect?). Analisis 5 unsur menurut Lasswell:
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang
memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu,
kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai
komunikator.
Delima Rahmawati 16
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada
penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau
isi informasi. Merupakan seperangkat symbol
verbal/nonverbal yang mewakili perasaan, nilai,
gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu
makna, symbol untuk menyampaikan makna, dan
bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator
(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara
langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui
media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima
pesan dari sumber. Disebut
tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak
(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima)
setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan
sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.
Jadi kesimpulannya Komunikasi adalah proses proses
pengiriman dan penerimaan pesan atau transformasi
informasi dari satu orang ke orang lain.
Delima Rahmawati 17
Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan
yang meliputi enam element; Komunikator, Komunikan,
pesan, tujuan, kontreks, dan feedback (Rosenfeld &
Berko, 1990). Komunikasi bisa dianalogikan sebagai
seorang pemanah yang dilengkapi panah dan busur yang
akan menembakannya ke sebuah target. Pemanah itu
diibaratkan sebagai komunikator atau pengirim pesan.
Anak panah itu adalah pesan, dan target adalah
komunikan atau penerima pesan. Tetapi seorang pemanah
harus memerhatikan arah angin, jenis panah, jenis
target, dan jarak. Karakteristik seperti itulah yang
harus diperhatikan seorang komunikator agar tujuan yang
diiginkan tercapai. Panah yang meluncur cepat ke arah
target. Di sana kita akan merasakan feedback. Apakah
panah tersebut tertancap atau tidak.
Akan tetapi komuikasi tidak semudah seperti pemanah
yang dianalogikan pada paragraf sebelumnya. Kita
menghadapi komunikasi antar manusia, yang memiliki
karakteristik unik. Target pemanah tidak dapat lari,
sembunyi, berbohong, memanipulasi dan lain sebagainya.
Manusia bisa seperti itu. Sehingga komunikasi memiiki
karekteristik, diantaranya:
1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan
2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus
3. Komunikasi merupakan proses yang aktif
4. Arti pesan tergantung pada konteks
3.Komponen-Komponen Kompetensi KomunikasiDelima Rahmawati 18
Knowladge Skills Motivation
Communication
competency
Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk
mencapai tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen
penting; knowladge, skills, dan motivation.
+ +
=
1. Knowladge
Setiap kali anda ingin berkomunikasi, anda harus
menganalisa siapa, apa, dan dimana situasinya. Siapa
partisipannya? sasaran apa yang ingin ditujukan saat
berinteraksi? Berada ditempat seperti apa saat anda
berinteraksi. Untuk menjawab pertanyaan itu anda harus
mengetahui siapa diri anda, bagaimana orang lain
mersakan keberadaan anda, seberapa dekat anda
mendengarkan, hubungan anda dengan orang lain, dan
berbagai macam maksud yang tersedia untuk menampilkan
ide anda.
mengetahui siapa, apa, dan di mana membentuk dasar
untuk menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk
berkomunikasi secara kompeten.
2. Skills
Delima Rahmawati 19
Untuk mengetahui seberapakah keterampilan anda
dalam menggunakan communication? Untuk menjawabnya
silahkan isi assement dibawah ini
Dibaawah ini merupakan list dari communication skill.
Mengindikasikan seberapa sering anda menggunakan
keterampilan komunikasi dan bagaimana kepuasan anda.
Gunakan skala di bawah ini untuk mennjawab seberapa
sering anda menggunakkan keterampilan komunikasi:
5 = setiap saat (91-100 persen)
4 = sering (71-90 persen)
3 = kadang-kadang (31-70 persen)
2 = jarang (11-30 persen)
1 = tidak pernah (0-10 persen)
Gunakan skala di bawah ini untuk menjawab seberapa
puaskah anda menggunakkan keterampilan komunikasi:
5 = sangat puas (91-100 persen)
4 = puas (71-90 persen)
3= kadang-kadang puas, kadang-kadang tidak (31-70 )
2 = tidak puas (11-30 persen)
1 = sangat tidak puas (0-10 persen)
No Pernyataan Seberap
a
sering
Seberap
a puas
1 Saya mendengar secara efeektif2 Saya menggunakan kata-kata yang tepat 3 Saya menggunakan pengucaan yang tepat 4 Saya menggunakan tatabahasa yang tepat
Delima Rahmawati 20
5 Saya menggunakan kontak mata6 Saya berbicara pada tingkat yang tidak terlalu lambat
ataupun cepat7 Saya berbicara dengan lancar8 Pergerakan saya, seperti gerak tubuh, menigkatkan apa
yang saya katakan9 Saya memberikan feedback yang sesuai baik lisan maupun
tidak lisan10 Saya menggunakan berbagai vocal ketika berbicara11 Saya berbicara tidak terlalu keras ataupun pelan12 Saya menggunakan ekspresi muka yang tepat13 Saya mengerti ide utama pembicara14 Saya mengerti perasaan pembucara15 Saya dapat membedakan fakta dari pendapat16 Saya dapat membedakan berbicara untuk memberikan orang
lain informasi dan berbicara untuk mengajak seseorang
untuk berpikir, merasakan, atau melakukan segala hal17 Saya dapat mengetahui ketika pendengar tidak mengerti
pesan saya18 Saya menyampaikan ide secara jelas dan ringkas19 Saya menyampaikan dan membela persepktif saya20 Saya mengorganisasikan pesan agar dimengerti21 Saya menggunakan pertanyaan dan bentuk lain dari
feedback untuk kejelasan pesan22 Saya merespon pertanyaan dan bentuk lain dari feedback
untuk melengkapi klarifikasi 23 Saya memberikan arahan yang mampu dimengerti24 Saya menyimpulkan pesan dengan kata-kata saya sendiri
Delima Rahmawati 21
25 Saya menggambarkan pandangan orang lain26 Saya menggambarkan perbedaan opini27 Saya mengirimkan perasaan dan opini kepada orang lain28 Saya memulai dan mempertahankan obrolan29 Saya mengenali dan mengontrol kegelisahan dalam situasi
komunikasi30 Saya melibatkan orang lain dalam perkataan saya
Skala:
“Seberapa Sering”
135-150 = Sangat sering menggunakan keterampilan berkomunikasi
105-134 = Sering menggunakan keterampilan berkomunikasi
75-104 = Kadang-kadang menggunakan keterampilan berkomunikasi
45-74 = Jarang menggunakan keterampilan berkomunikasi
30-44 = Tidak pernah menggunakan keterampilan berkomunikasi
“Seberapa Puas”
135-150 = Sangat puas dengan kemampuan komunikasinya
105-134 = Puas dengan kemampuan komunikasinya
75-104 = Kadang-kadang Puas, kadang-kadang tidak puas dengan
kemampuan komunikasinya
45-74 = Tidak puas dengan kemampuan komunikasinya
30-44 = Sangat tidak puas dengan kemampuan komunikasinya
3. Motivation
Untuk menjadi komunikator yang kompeten, anda
harus menginginkan berkomunikasi secara kompeten. Anda
mungkin didorong oleh kemungkinan seperti itu menjalin
hubungan baru, mendapatkan informasi yang diinginkan,
Delima Rahmawati 22
mempengaruhi perilaku seseorang, terlibat dalam
pengambilan keputusan bersama, atau memecahkan masalah.
Sehingga anda sangat termotivasi untuk melakukan itu
semua
4.Fungsi Kompetensi KomunikasiFungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya
dapat terjadi dalam segala interaksi dalam komunikasi.
Fungsi-fungsi tersebut diantaranya:
Untuk membuat suatu hubungan antar manusia
Untuk pertukaran informasi
Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku
Untuk mengurangi ketidak pastian dalam hidup anda
Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda
Untuk mencapai tujuan pekerjaan anda
5.Kualitas Kompetensi KomunikasiSeorang komunikator yang berkompeten memiliki enam
kualitas dalam dirinya, yaitu:
1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan
sesuai dalam mengikuti aturan-aturan
Agar komunikasi itu tepat, pembicara harus
mengenali dan mengikuti segala aturan dalam interaksi
yang khusus. Seseorang yang tidak mengikuti aturan
sering dianggap kasar dan aneh, bahkan sering dianggap
buangan. Jelas saja, karena berbeda situasi, berbeda
Delima Rahmawati 23
juga aturan didalamnya. Dalam situasi tertentu tepat,
tetapi tidak tepat pada saat situasi itu berbeda.
2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif
Komunikator yang efektif merancang tujuan mereka
terkait kebutuhan, keinginan, dan hasrat. Komunikator
yang efektif berkomunikasi dengan cara-cara yang
membantu mereka mencapai tujuannya.
3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu
beradaptasi
Komunikator yang mampu beradaptasi mengenali
persyaratan dari situasi dan menyesuaikan komunikasi
mereka untuk mencapai tujuan mereka. Adaptasi memiliki
tiga komponen. Kesatu dan keduanya adalah yang sudah
dibahas di awal. Komponen yang ketiga adalah menyadari
efek nilai yang kamu adaptasi.
4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali
barikade untuk efektifitas komunikasi
Barikade adalah sebuah rintangan yang menjaga anda
dari pencapaian tujuan komunikasi anda, bisa mengambil
dari salah satu dari lima bentuk; budaya, lingkungan,
personal, hubungan, dan bahasa.
5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali
bahwa kompetensi adalah persoalan tingkatan
Delima Rahmawati 24
Kompetensi bukanlah sesuatu yang kamu miliki maupun
yang tidak kamu miliki. Itu datang dari suatu
tingkatan.
6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika
Etika adalah aturan untuk tingah laku yang
membedakan benar dari salah.
Post-test
1. Jelaskan pengertian komunikasi?
2. Jelaskan pengertian kompetensi komunikasi?
3. Gambarkan kelemahan dan kekuataan komunikasi Anda dengan
menggunakan assessment communication skill !
4. Jelaskan komponen kompetensi komunikasi dan ilustrasikan
masing-masing dengan contoh diri sendiri!
Handout :Komunikasi adalah proses proses pengiriman dan penerimaan
pesan atau transformasi informasi dari satu orang ke orang
lain. Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan yang
meliputi enam element; Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan,
kontreks, dan feedback. Komunikasi memiiki karekteristik,
diantaranya:
1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan
2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus
Delima Rahmawati 25
3. _________________________________
4. _________________________________
Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai
tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge,
skills, dan motivation.
Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat
terjadi dalam segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi
tersebut diantaranya:
Untuk membuat suatu hubungan antar manusia
_____________________________
Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku
_____________________________
Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda
_____________________________
Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam
kualitas dalam dirinya, yaitu:
1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan
sesuai dalam mengikuti aturan-aturan
2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif
3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu
beradaptasi
4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali
barikade untuk efektifitas komunikasi
5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali bahwa
kompetensi adalah persoalan tingkatan
6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika
Delima Rahmawati 26
Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”
sesi “Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal.” peserta diharapkan
dapat :
Mengetahui dan memahami pengertian betapa pentingnya
komunikasi verbal dan nonverbal, berkomunikasi efektif secara
verbal dan nonverbal, mengetahui dan memahami perbedaan
komunikasi verbal dan nonverbal.
KHUSUS :Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”
sesi “Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal.” peserta diharapkan
dapat :
Memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi verbal
Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna
Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna
denotatif dan konotatif, serta berbagi bahasa
Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi
verbal yang disebabkan oleh masalah bahasa.
Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif
Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan bahasa
Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang
lain
Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe
tubuh, daya tarik fisi, baju, dan perhiasan
Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam
interpretasi dari isyarat-isyarat nonverbal
Delima Rahmawati 28
Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah
sentuhan
Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi
dan mengatur interaksi sosial.
Memahami aspek-aspek suara selain ucapan dalam
komunikasi nonverbal
WAKTU :Lama proses penyampaian materi adalah 210 menit (3 jam 30
menit).
Metode Penyajian :Penyampaian materi dilakukan dengan metode:
Ceramah
Tanya Jawab, dan
Diskusi
Alat Penyajian :Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:
Notebook
LCD Projector
White Board
Spidol
Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta
Handout
Teknik Evaluasi :Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan
Delima Rahmawati 29
Pengaturan Tempat :Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan
dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang
sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau
berbentuk U.
Langkah-Langkah :1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
Pokok Bahasan Memahami Komunikasi Verbal dan Non Verbal5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal”
7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal”
8. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan untuk kesuksesan
komunikasi”
9. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara efektif”
10.Menjelaskan materi “pengertian komunikasi nonverbal”
11.Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi nonverbal”
12.Menjelaskan materi “Penampilan fisik”
13.Menjelaskan materi “interaksi”
14.Menjelaskan materi “sentuhan”
15.Menjelaskan materi “suara dan parabahasa”
16.Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata”
17.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
Delima Rahmawati 30
18.Membagikan lembar post-test.
19.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
PANDUAN PELAKSANAAN MODUL :1. Pokok Bahasan Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal
2. Sub Pokok
Bahasan
1. Pengertian Komunikasi Verbal
2. Pentingnya Komunikasi Verbal
3. Bahasa dan Makna
4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi
5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif
6. Pengertian komunikasi nonverbal
Delima Rahmawati 31
7. Pentingnya fungsi komunikasi nonverbal
8. Penampilan fisik
9. Interaksi
10. Sentuhan
11. Suara dan Parabahasa
Bahasa tubuh , muka dan mata3. Tujuan Umum Mengetahui dan memahami pengertian betapa
pentingnya komunikasi verbal dan nonverbal,
berkomunikasi efektif secara verbal dan
nonverbal, mengetahui dan memahami
perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.
4. Tujuan Khusus Memahami pengertian betapa pentingnya
komunikasi verbal
Mengetahui hubungan antara bahasa dan
makna
Membedakan antara abstrak dan konkret;
bahasa, makna denotatif dan konotatif,
serta berbagi bahasa
Mengidentifikasi dan mengatasi
hambatan dalam interaksi verbal yang
disebabkan oleh masalah bahasa.
Mengenali dan menghindari bahasa yang
negatif
Membangun keterampilan dalam
menggunakan kekuatan bahasa
Mendeskripsikan perilaku nonverbal
Delima Rahmawati 32
dalam menilai orang lain
Menilai hubungan stereotip dengan
penampilan fisik, tipe tubuh, daya
tarik fisi, baju, dan perhiasan
Menilai efek dari fisik dan konteks
psikologi dalam interpretasi dari
isyarat-isyarat nonverbal
Mendeskripsikan betapa penting dan
gunanya sebuah sentuhan
Menggunakan isyarat suara untuk
mengekspresikan emosi dan mengatur
interaksi sosial.
Memahami aspek-aspek suara selain
ucapan dalam komunikasi nonverbal
5. Metode Ceramah
Tanya-jawab, dan
Diskusi6. Waktu 210 menit (3 jam 30 menit)
7. Alat Penyajian Notebook
LCD Projector
Whiteboard
Spidol
Kertas dan alat tulis bagi peserta
Handout8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan
Delima Rahmawati 33
9. Pengaturan
Tempat
Ruangan ber-AC dengan penataan kursi
berbentuk theatre style atau bentuk U
LANGKAH-LANGKAH :
Langkah-Langkah Kegiatan Waktu
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta
pelatihan.
2 menit
2. Memperkenalkan diri. 3 menit
3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit
4. Membagikan handout 5 menit
5. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi
verbal”
20 menit
6. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi
verbal”
20 menit
7. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan
untuk kesuksesan komunikasi”
20 menit
8. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara
efektif”
20 menit
9. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi
nonverbal”
20 menit
10. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi
komunikasi nonverbal”
20 menit
11. Menjelaskan materi “Penampilan fisik” 10 menit12. Menjelaskan materi “interaksi” 10 menit13. Menjelaskan materi “sentuhan” 10 menit14. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa” 10 menit
Delima Rahmawati 34
15. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan
mata”
10 menit
16. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit17. Membagikan lembar post-test. 5 menit18. Memberi kesimpulan dan menutup sesi
pelatihan.
5 menit
Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 210 menit
Pre-test 11. Jelaskan menurut Anda pengertian Komunikasi
Verbal
2. Jelaskan menurut Anda pengertian Komunikasi
Nonverbal
Perhatikan cerita di bawah ini:
Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara
efektif. Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan
pengertian komunikasi yang tidak dimengerti oleh
mahasiswa.
Delima Rahmawati 35
Pre-test 2Perhatikan gambar di bawah ini:
Perilaku nonverbal apa yang terjadi pada gambar a,
b, dan c
Delima Rahmawati 36
Komunikasi adalah mode penyampaian informasi yang bermakna atau
konsep yang berdampak pada input dan
hubungan interpersonal
Hah ???
4. Jelaskan, dari sudut
pandang mahasiswa yang
digambarkan di
samping, hubungan kata
komunikasi dan apa yang
mengacu pada gambar
terakhir (gambar
mahasiswa berpikir dan
Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita akan belajar tentang
komunikasi.
MATERI MODUL 2MEMAHAMI KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL
1. Pengertian Komunikasi VerbalA. Definisi Menurut AhliSecara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi
dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan
verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata
atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode
verbal (Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan
sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan
dipahami suatu komunitas.
Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara
fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan
sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan
gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya
dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-
anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal,
bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan,
yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap
bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun
dan dirangkaikan supaya memberi arti.
2.Pentingnya Komunikasi VerbalBahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda
menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk
meceritakan kepada orang dan menceritakan kejadian
Delima Rahmawati 38
pengalamanmu, mengatur perilaku, seperti ketika Anda
berbicara kepada diri sendiri saat memilih tindakan; dan
untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda
mencoba untuk mempersuasi temanmu.
3.Bahasa dan MaknaBahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna
dalam dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat
arbitrer yang berdiri untuk atau mewakili sesuatu.
a. Simbolik Abstrak dan Kongkrit
Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat,
yaitu konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik
dan mengacu pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan
dapat merujuk kepada banyak hal.
b. Denotasi dan Konotasi
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara
eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa
adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung
sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif
disebut maka konseptual, makna denotasional atau makna
kognitif karena dilihat dari sudut yang lain. Pada dasarnya
sama dengan makna referensial sebab makna denotasi ini lazim
diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil
menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman lainnya.
Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat
pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan
Delima Rahmawati 39
penting di dalam ujaran. Dalam beberapa buku pelajaran, makna
denotasi sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau
makna pusat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
makna denotasi adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai
dengan indera manusia. Kata yang mengandung makna denotatif
mudah dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu
walaupun masih bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini
maksudnya adalah makna yang telah diketahui secara jelas oleh
semua orang. Berikut ini beberapa contoh kata yang mengandung
makna denotatif:
1. Dia adalah wanita cantik
Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita
yang berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang
indah dan berambut hitam legam.
2. Tami sedang tidur di dalam kamarnya.
Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Tami sedang
beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur).
Masih banyak contoh kata-kata lain yang mengandung makna
denotatif selama kata itu tidak disertai dengan kata lain yang
dapat membentuk makna yang berbeda seperti contoh
kata wanita yang makna denotasinya adalah seorang perempuan dan
bukan laki-laki. Namun bila katawanita disertai dengan
kata malam (wanita malam) maka akan menghasilkan makna lain
yaitu wanita yang dikonotasikan sebagai wanita nakal.
Delima Rahmawati 40
Makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata
ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi
menandai. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif
apabila kata itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun
negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak
memiliki konotasi, tetapi dapat juga disebut berkonotasi
netral. Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata
seringkali juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen
kata itu sebagai sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai
lambang sesuatu yang positif maka akan bernilai rasa yang
positif; dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang
negatif maka akan bernilai rasa negatif. Misalnya, burung
garuda karena dijadikan lambang negara republikIndonesia maka
menjadi bernilai rasa positif sedangkan makna konotasi yang
bernilai rasa negatif seperti buaya yang dijadikan lambang
kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu
menahu kalau dunia manusia Indonesiamenjadikan mereka lambang
yang tidak baik.
Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu
kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang
lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian
kelompok masyarakat tersebut. Misalnya katababi, di daerah-
daerah yang penduduknya mayoritas beragama islam, memiliki
konotasi negatif karena binatang tersebut menurut hukum islam
adalah haram dan najis. Sedangkan di daerah-daerah yang
penduduknya mayoritas bukan islam seperti di pulau Bali atau
pedalama Irian Jaya, kata babi tidak berkonotasi negatif.
Delima Rahmawati 41
Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu.
Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena
berarti “cerewet” tetapi sekarang konotasinya positif.
Sebaliknya kata perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi
netral, tetapi kini berkonotasi negatif.
c. Private Language dan Shared Language
Private Language mengacu kepada makna bahasa yang disetujui
oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih
besar; Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh
semua bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri
dari kata khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum. Kata-
kata khusus, sering disebut jargon, memiliki dua
tujuan. pertama, mereka melayani singkatan bagi mereka yang
akrab dengan mereka. Kata-kata khusus juga membantu identitas
mereka yang menggunakan mereka sebagai anggota dari kelompok
yang sama.
Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi: Bahasa Sempurna KamiHambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa,
bahasa adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan,
seperti setiap alat, hal ini memiliki keterbatasan. Di
antara hambatan paling umum untuk komunikasi yang sukses
adalah polarization, indiscrimination, fact-conference confusion, Allness, static
evaluation, dan the bypass.
a. Polarization
Delima Rahmawati 42
Polarisasi adalah kecenderungan dalam menggambarkan
orang-orang, ide, dan kejadian. Ketika Anda menggunakan
bahasa terpolarisasi, sebuah ide yang konyol atau indah,
kenalan baru yang baik ramah, dan film adalah salah satu
yang terbaik atau yang terburuk yang pernah anda llihat.
b. Indiscrimination
Tidak ada dua orang, gagasan, peristiwa, atau proses itu
identik. Untuk menghindari masalah indiscrimination,
harus menyadari bahwa tidak dua orang, ide-ide, objek,
peristiwa, atau proses itu identik, bahkan jika mereka
berbagi kategori yang sama - atau yang disebut dengan
nama yang sama - karena kemiripan yang sama.
c. Fact-conference confusion
Fakta-fakta adalah pernyataan-pernyataan yang didasarkan
pada pengamatan; mereka yang terkait langsung dengan apa
yang Anda lihat, dengar, sentuh, rasa, atau cium.
Fact-Inference Confusion, merupakan Kecenderungan untuk
menanggapi sesuatu yang seolah-olah itu diamati ketika,
dalam kenyataannya, itu hanyalah kesimpulan, terjadi
karena bahasa kita tidak membuat tata bahasa perbedaan
antara fakta dan kesimpulan
Masalah terjadi ketika Anda menyatakan kesimpulan seolah-
olah mereka adalah fakta, karena ketika Anda dan orang
lain mungkin setuju atas kebenaran fakta tersebut, tidak
ada jaminan mengharapkan orang lain untuk
memperlakukannya seperti itu, tapi Anda dapat terjadi
Delima Rahmawati 43
kesalahpahaman jika anda gagal untuk mengenali
bahwa kesimpulan itu benar-benar sebuah pendapat
subjektif.
d. Allness
Allness adalah asumsi bahwa ketika Anda mengatakan sesuatu,
Anda telah mengatakan semua pada subjek yang dikehendaki.
Sadari bahwa apa pun yang Anda atau orang lain katakan
tentang sesuatu, pasti ada yang lebih banyak untuk
dikatakan.
e. Static Evaluation
Segala sesuatu di dunia ini terus berubah, terus-menerus
dalam proses, tapi bahasa kita cenderung untuk tetap
statis. Hasilnya disebut statis evaluasi, ketidakmampuan
bahasa kita untuk memperhitungkan perubahan konstan.
disadari bahwa segala sesuatu yang dikatakan berlaku
untuk waktu tertentu. Sebuah perspektif baru, atau
setidaknya skeptisisme yang sehat dari perspektif lama,
adalah bertujuan untuk mengikuti perubahan
f. The Bypass
Bypassing terjadi ketika Anda menganggap bahwa Anda salah
memaknai kata-kata Anda sama dengan orang lain. Untuk
menghindari masalah itu, jangan beranggapan bahwa makna
digunakan bersama-sama hanya karena orang lain mengangguk
semangat dan tampaknya mengerti.
Delima Rahmawati 44
4.Penggunaan Bahasa Secara EfektifHambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses
dimulai dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita,
tetapi mereka tidak berakhir di sana. Cara kita menggunakan
bahasa - kata yang kita pilih dan cara kita menempatkan
mereka bersama - menimbulkan lebih banyak masalah. Di antara
masalah komunikasi yang paling umum adalah penggunaan bahasa
yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang menciptakan
kesan negatif.
a. Bahasa Yang Tidak Jelas
Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas
yaitu; kata-kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif,
distorsi, dan oxymoron.
Kata-Kata Relatif
Kata relatif mendapatkan maknanya dengan
perbandingan. kecuali titik perbandingan yang telah
ditentukan, kata relatif kurang jelas. Setiap kali Anda
mengevaluasi sesuatu tanpa menunjukkan kriteria Anda,
untuk kata-kata tertentu makna Anda mungkin berbeda
dari orang lain.
Eufemisme
ufemisme adalah bahasa ofensif untuk menggantikan
bahasa yang kasar. Tujuan eufemisme adalah untuk
melunakkan pukulan dari apa yang Anda
katakan. Sayangnya, pelunakan itu sering menyebabkan
Delima Rahmawati 45
efek samping yang tidak diinginkan: kurangnya
kejelasan.
Klise
Klise yang usang menyampaikan ekspresi yang umum atau
populer. Klise kekurangan keaslian dan dampak karena
penggunaan yang berlebihan. Ketika klise yang sekarang
digunakan pertama kali, mereka punya makna khusus
berdasarkan apa yang benar-benar digambarkan.
Kata Emotif
Kata emotif tampaknya deskriptif, tetapi sebenarnya
kata-kata emotif itu berkomunikasi dari sebuah sikap
terhadap sesuatu atau seseorang. Tergantung pada suka
atau tidak suka, Anda memilih kata-kata yang
mengkomunikasikan sikap Anda.
Distorsi
Komunikasi adalah bahasa yang paling jelas ketika
digunakan untuk mendistorsi makna. Upaya-upaya untuk
membesar-besarkan (atau untuk meminimalkan) nilai,
kepentingan, atau nilai dari sesuatu yang biasanya
melibatkan bahasa terdistorsi.
Oxymoron
Oxymoron adalah frase dari diri sendiri yang
bertentangan.
b. Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan
Bahasa Seksis
Delima Rahmawati 46
Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap
stereotip seksual atau superioritas salah satu jenis
kelamin, dapat dihilangkan dengan dua cara: pengganti
istilah netral jender atau tandai jender secara
jelas.
Bahasa Rasis
Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap
stereotip atau superioritas satu ras yang dapat
dihilangkan dengan menggunakan bahasa yang kongkrit.
Bahasa Yang Lemah
Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak
mencerminkan dari pernyataan kepastian. Dapat
dikontrol dengan mendengarkan untuk memagari,
kualifikasi, keragu-raguan, pertanyaan tag, dan
penyangkalan dan menghindari mereka, serta
menggunakan bahasa sederhana.
5.Pengertian Komunikasi Non VerbalA. Definisi Menurut Ahli
Bentuk awal komunikasi ini mendahului evolusi bagian otak
(neocortex) yang berperan daam penciptaan dan pengembangan
manusia. Komunikasi nonverval lebih tua dari komunikasi
verbal. Kita lebih awal melakukannya,karena hingga usia
kira-kira 18 bulan, kita secara total bergantung pada
Delima Rahmawati 47
komunikasi nonverbal seperti sentuhan, senyuman, pandangan
mata, dan sebagainya.
Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi
dengan menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau
pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan
gerakan tubuh, isyarat tubuh dan ekspresi muka. Menurut
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter (dalam Deddy Mulyana,
2005), komunikasi mencangkup semua rangsangan (kecuali
rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang
dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan individu,
yang mempunyai nilai pesan, potensial bagi pengirim atau
penerima.
6.Fungsi Komunikasi Non VerbalMeskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat
dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya
kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin dalam
komunikasi tatap-muka settiap hari. Akan tetapi, kita
dapat menemukan setidaknya tiga perbedaan pokok antara
komunikasi verbal dan nonverbal. Pertama, sementara
perilaku nonverbal adalah saluran tunggal, perilaku
nonverbal bersifat multisaluran. Kedua, pesan verbal
terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal bersinambung.
Ketiga, komunikasi nonverbal lebih banyak mengandung lebih
banyak muatan emosional daripada komunikasi verbal.
Delima Rahmawati 48
Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai
beberapa fungsi. Paul Ekman (dalam dalam Deddy Mulyana,
2005) menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, yakni
sebagai:
Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol
yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan
mata dapat mengatakan, “Saya tidak sungguh-sungguh”
Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukan
depresi atau kesedihan.
Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan
terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan
berkomunikasi.
Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat
ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respon
yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk
mengurangi kecemasan.
Affect Display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation)
menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya
menunjukan perasaan takut, terkejut, atau senang.
Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku
verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi
sebagai berikut:
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku
verbal, misalnya Anda mengangukan kepala ketika
mengatakan “Ya”.
Memperteguh, menekankan, atau melengkapi
perilaku verbal. Misalnya Anda melambaikan tangan
Delima Rahmawati 49
seraya mengucapkan “Selamat Jalam” atau “Bye bye”.
Isyarat nonverbal itulah yang disebut affect display.
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku
verbal, jadi berdiri sendir, misal Anda menggoyangkan
tangan Anda dengan telapak tangan mengarah kedepan
(pengganti kata “Tidak”) ketika seorang pengamen
mendatangi Anda.
Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku
verbal. Misalnya Anda sebagai mahasiswa mengenakan
jaket atau membereskan buku-buku, atau melihat jam
tangan Anda menjelang kuliah berakhir, sehingga dosen
segera menutuo kuliahnya.
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan
dengan perilaku verbal. Misalnya, seorang dosen melihat
jam tangan dua – tiga kali, padahal tadi ia mengatakan
bahwa ia mempunyai waktu untuk berbicara dengan Anda
sebagai mahasiswanya.
7.Penampilan FisikSetiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik
seseorang, baik itu bentuk tubuh, body image, ataupun
busananya.
a. Bentuk Tubuh
Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong perbedaan
stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh
besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang tersebut
kuat, menyeramkan, banyak makan, rajin berolah raga dan
Delima Rahmawati 50
lain sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang yang
bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang tersebut
kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah dan lain
sebagainya.
b. Body Image
Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik,
tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika
sedang berinteraksi dengan orang lain. Gambaran-gambaran
ideal mengebaik tubuh menjadi impian para laki-laki dan
perempuan.
c. Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai
kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu
mempengaruhicara kita berdandan. Seorang wanita muslim,
ia menandai dirinya sebagai muslim dengan memakai
kerudung.
Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas
pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang yang
konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.
Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang yang
sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian
berbeda.
8.InteraksiDelima Rahmawati 51
Karena makan adalah isi, perilaku nonverbal mempunyai
sedikit makna diluar situasi yang mana terpikiran oleh
meraka. Misalnya, perilaku nonverbal yang mengkomunikasikan
kesedihan dapat juga mengkomunikasikan kegembiraan
Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal,
yakni:
a. Konteks Fisik
Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai dimensi.
Contohnya konteks fisik dapat dinilai sesuai dengan
tingkat formalitas, kenyamanan, privasi, keakraban, dan
kedekatan.
b. Konteks Psikologi
Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori,
yakni territoriality dan ruang pribadi.
Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap
beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara
tetap. Mungkin tidak akan benar-benar logis untuk
mengklaim daerah-daerah tertentu di lingkungan Anda,
tetapi Anda tetap melakukannya. Misalnya, Anda merasa
bahwa kamar tempat Anda tidur adalah kamar Anda. Karena
Anda merasa menjadi bagian dari lingkungan yang menyatu
ke dalam diri Anda.
Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”,
satu dari empat wilayah yang digunakan manusia
berdasarkan perspektif Lyman dan Scott (wilayah publik,
wilayah rumah, wilayah interaksional, dan wilayah
pribadi). Untuk membuktikan bahwa setiap orang mempunyai
Delima Rahmawati 52
wilayah pribadi ini-bila Anda laki-laki- hampirilah
seorang wanitayang anda tidak kenal sedekat mungkin
dengan Anda. Ia pasti akan memberikan reaksi, seperti
bergeser ke samping atau meletakan buku sebagai pembatas
antara dia dan Anda. Edward T. Hall (dalam Deddy Mulyana,
2005) mengemukakan empat zona spesial dalam interaksi
sosial:
Zona intim (0 – 18 inci), untuk kegiatan intim,
termasuk lewat rahasia dan memiliki percakapan
rahasia
Zona pribadi (18 – 4 kaki), hanya untuk kawan-
kawan akrab, meskipun terkadang kita mengizinkan
orang lain untuk memasukinya.
Zona Sosial (4 – 10 kaki), yaitu ruang yang kita
gunakan untuk kegiatan bisnis sehari-hari.
Zona publik (10 – tak terbatas), yang mencerminkan
jarak antara orang-orang yang tidak saling
mengenal, juga jarak antara penceramah dengan
pendengarnya.
9.SentuhanStudi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika
(haptics). Sentuhan, seperti foto, adalah perilaku
nonverbal yangmultimakna, dapat menggantikan seribu kata.
Kenyataannya sentuhan ini bisa merupakan tamparan,
pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan,
jabatan tangan, rabaan, hingga sentuhan rabaan sekilas.
Delima Rahmawati 53
Sentuhan kategori terakhirlah yang sering diasosiasikan
dengan sentuhan.
Menurut Heslin (dalam Deddy Mulyana, 2005), terdapat
lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari
yang sangat impersonal hingga yang sangat personal.
Kategori-kategori itu adalah sebagai berikut:
Fungsional Profesional. Di sini sentuhan bersifat
“dingin” dan berorientasi bisnis.
Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan
memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang
berlaku, misalnya berjabat tangan.
Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap
sentuhan yang menandakan afekdi atau hubugan yang
akrab, misalnya dua orang yang saling berpelukan
setelah lama berpisah.
Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan
yang menyatakan keterikantan, misalnya mencium pipi
orangtua dengan lembut.
Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan
kategori sebelumnya, hanya saja motivnya bersifat
seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna
cinta atau keintiman.
10. Suara dan ParabahasaDari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan
banyak hal tentang Anda. Semua dengan sendirinya, suara
Anda menawarkan petunjuk kuat untuk usia Anda, keadaan
Delima Rahmawati 54
emosi, pendidikan, dan status. Variasi kenyaringan (keras
atau lembut), pitch (rendah atau tinggi), tingkat (cepat
atau lambat), kualitas, artikulasi (tidak jelas atau
terpotong), dan pengucapan (suku kata apa yang ditekankan)
memberi isyarat-isyarat vokal karakter mereka yang unik.
Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita
berbicara keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda
ketika kita sedang sedang tidak marah, kita berbicara
lembut, tidak kencang, bernada rendah.
Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-
aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya
kecepatan suara, nada (tinggi atau rendah), intensitas
(volume) suara, intonasi, kualitas vokal (kejelasan), warna
suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara terputus-
putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan,
tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap
karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran
kita.
11. Bahasa Tubuh, Muka dan MataBidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika
(kinesics). Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan
pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh
secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat
simbolik.
a. Tipe Bahasa Tubuh
Delima Rahmawati 55
Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi
menjadi 5 kategori:
Lambang
Ilustrator
Regulator
Affect Display
Adaptor
b. Kegunaan Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh juga dapat dikategorikan menurut
penggunaannya. Salah satu penggunaan gerakan tubuh
adalah untuk mengkomunikasikan derajat kesenangan
atau ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa
tubuh juga mengkomunikasikan tingkat keminatan dan
gairah terhadap sesuatu.
c. Muka dan Mata
Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang
paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah,
khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak
berkata-kata. Okulesika (oculesics) merujuk pada
studi tentang penggunaan kontak mata dalam
berkomunikasi. Menurut Albert Mehrabian (dalam dalam
Deddy Mulyana, 2005), andil wajah dalam pengaruh
pesan adalah 55 %, sementara vokal 30 %, dan verbal
hanya 7 %.
Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi
antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk
Delima Rahmawati 56
memberitahu orang lain, apakah Anda melakukan
hubungan dengan orang itu atau menghindarnya. Kedua,
fungsi ekspresif, memberitahu orang lain, bagaimana
perasaan Anda terhadapnya.
Post-test1. Jelaskan pengertian komunikasi verbal!
2. Jelaskan Pengertian komunikasi nonverbal!
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi komunikasi verbal &
nonverbal!
4. Sebutkan tipe dan kegunaan bahasa tubuh
5. Jelaskan perilaku nonverbal pada gambar di bawah ini!
Delima Rahmawati 57
Handout :
1. Pengertian Komunikasi Verbal
Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi
dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan
verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata
atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode
verbal.
2. Pentingnya Komunikasi Verbal
Bahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda
menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk
meceritakan kepada orang dan menceritakan kejadian
pengalamanmu, mengatur perilaku, seperti ketika Anda
berbicara kepada diri sendiri saat memilih tindakan; dan
untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda
mencoba untuk mempersuasi temanmu.
3. Bahasa dan Makna
Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna
dalam dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat
arbitrer yang berdiri untuk atau mewakili sesuatu.
Delima Rahmawati 58
Simbol Akbstrak dan Kongkrit
Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka
lihat, yaitu konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat
spesifik dan mengacu pada satu hal. simbol abstrak
bersifat umum dan dapat merujuk kepada banyak hal.
Denotasi dan Konotasi
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secaraeksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuaidengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yangdikandung sebuah kata secara objektif.
Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalamtingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebasmemegang peranan penting di dalam ujaran.
Private Language dan Shared Language
Private Language mengacu kepada makna bahasa yang
disetujui oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat
yang lebih besar; Shared Language mengacu pada makna yang
disepakati oleh semua bahasa anggota masyarakat. Private
Language dapat terdiri dari kata khusus dan makna khusus
untuk kata-kata umum.
4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi: Bahasa Sempurna
Kami
Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam
bahasa, bahasa adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang
dan, seperti setiap alat, hal ini memiliki keterbatasan. Di
antara hambatan paling umum untuk komunikasi yang sukses
antara lain:
polarization,
indiscrimination,
Delima Rahmawati 59
fact-conference confusion,
Allness, static evaluation, dan
The bypass.
5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif
Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses
dimulai dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita,
tetapi mereka tidak berakhir di sana. Cara kita menggunakan
bahasa - kata yang kita pilih dan cara kita menempatkan
mereka bersama - menimbulkan lebih banyak masalah. Di antara
masalah komunikasi yang paling umum adalah penggunaan bahasa
yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang menciptakan
kesan negatif.
Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas
yaitu; kata-kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif,
distorsi, dan oxymoron.
Kata-Kata Relatif
Eufemisme
Klise
Kata Emotif
Distorsi
Oxymoron
6. Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan
Bahasa Seksis
Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap
stereotip seksual atau superioritas salah satu jenis
kelamin, dapat dihilangkan dengan dua cara: pengganti
istilah netral jender atau tandai jender secara jelas
Delima Rahmawati 60
Bahasa Rasis
Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap
stereotip atau superioritas satu ras yang dapat
dihilangkan dengan menggunakan bahasa yang kongkrit.
Bahasa Yang Lemah
Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak
mencerminkan dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol
dengan mendengarkan untuk memagari, kualifikasi, keragu-
raguan, pertanyaan tag, dan penyangkalan dan menghindari
mereka, serta menggunakan bahasa sederhana.
7. Pengertian Komunikasi Nonverbal
Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah
komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol nonverbal.
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan gerakan tubuh, isyarat tubuh dan ekspresi
muka. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter
(dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi mencangkup semua
rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting
komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan
lingkungan individu, yang mempunyai nilai pesan,
potensial bagi pengirim atau penerima
8. Fungsi Komunikasi Nonverbal
Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai
beberapa fungsi yakni sebagai:
Emblem.
Ilustrator
Delima Rahmawati 61
Regulator
Penyesuai
Affect Display
Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku
verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi
sebagai berikut:
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal,
Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku
verbal.
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal
Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan
dengan perilaku verbal
9. Penampilan Fisik
Bentuk Tubuh
Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong
perbedaan stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk
tubuh besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang
tersebut kuat, menyeramkan, banyak makan, rajin berolah
raga dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang
yang bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang
tersebut kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah
dan lain sebagainya.
Image Body
Delima Rahmawati 62
Seseorang yang memiliki penampilan yang indah
(cantik, tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri
ketika sedang berinteraksi dengan orang lain. Gambaran-
gambaran ideal mengebaik tubuh menjadi impian para laki-
laki dan perempuan.
Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan,
nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu
mempengaruhicara kita berdandan. Seorang wanita muslim,
ia menandai dirinya sebagai muslim dengan memakai
kerudung.
Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang
atas pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang
yang konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.
Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang
yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian
berbeda.
10. Interaksi
Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal,
yakni:
Konteks Fisik
Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai
dimensi.
Konteks Psikologi
Delima Rahmawati 63
Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori,
yakni territoriality dan ruang pribadi.
Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap
beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara
tetap.
Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”.
11. Sentuhan
Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika
(haptics). Terdapat lima kategori sentuhan. Kategori-
kategori itu adalah sebagai berikut:
Fungsional Profesional.
Sosial-sopan.
Persahabatan-kehangatan.
Cinta-keintiman.
Rangsangan seksual.
12.Suara dan Parabahasa
Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan
banyak hal tentang Anda. Sebagai contoh ketika kita
berekspresi marah, kita berbicara keras, cepat, dengan pitch
yang tinggi. Berbeda ketika kita sedang sedang tidak marah,
kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada rendah.
Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-
aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya
kecepatan suara, nada (tinggi atau rendah), intensitas
(volume) suara, intonasi, kualitas vokal (kejelasan), warna
suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara terputus-
Delima Rahmawati 64
putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan,
tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap
karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran
kita.
13.Bahasa Tubuh, Muka dan Mata
Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika
(kinesics). Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan
pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh
secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.
Tipe Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5
kategori:
Lambang
Ilustrator
Regulator
Affect Display
Adaptor
Kegunaan Bahasa Tubuh
Salah satu penggunaan gerakan tubuh adalah untuk
mengkomunikasikan derajat kesenangan atau
ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa tubuh juga
mengkomunikasikan tingkat keminatan dan gairah terhadap
sesuatu.
Muka dan Mata
Delima Rahmawati 65
Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang
paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah,
khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-
kata. Okulesika (oculesics) merujuk pada studi tentang
penggunaan kontak mata dalam berkomunikasi.
Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi
antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu
orang lain, apakah Anda melakukan hubungan dengan orang
itu atau menghindarnya. Kedua, fungsi ekspresif,
memberitahu orang lain, bagaimana perasaan Anda
terhadapnya.
MODUL 3
MEMAHAMI KEMAMPUAN LISTENING
TUJUAN PEMBELAJARAN :
UMUM :Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”
sesi “Memahami Kemampuan Listening.” peserta diharapkan dapat :
Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai
konsep Listening
KHUSUS :
Delima Rahmawati 66
Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”
sesi “Memahami Kemampuan Listening.” peserta diharapkan dapat :
Memahami dan mengidentifikasi pola-pola listening yang
dimiliki
Mengetahui dan memahami tiga tingkatan dari proses
listening
Menjelaskan pentingnya listening sebagai proses komunikasi
Mengetahui macam-macam gaya listening
Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan
keterampilan listening
Memahami dan menggunakan llstening empathic
WAKTU :Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (2 jam)
METODE PENYAJIAN :Penyampaian materi dilakukan dengan metode:
Ceramah
Tanya-jawab, dan
Diskusi.
ALAT PENYAJIAN :Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:
Notebook
LCD Projector
Whiteboard
Spidol
Delima Rahmawati 67
Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta
Handout
TEKNIK EVALUASI :Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan
PENGATURAN TEMPAT :Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan
dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang
sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau
berbentuk U.
LANGKAH-LANGKAH :1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Listening”
7. Menjelaskan materi “Macam-macam Gaya Listening”
8. Menjelaskan materi “Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening”
9. Menjelaskan materi “Listening Empathic”
10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
11. Membagikan lembar post-test.
12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
Delima Rahmawati 68
PANDUAN PELAKSANAAN MODUL :1. Pokok Bahasan Memahami Kemampuan Listening
2. Sub Pokok Bahasan
1. Konsep Dasar Listening
2. Macam-macam Gaya Listening
3. Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening
4. Listening Empathic
3. Tujuan Umum
Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai
konsep Listening
4. Tujuan Khusus
1. Memahami dan mengidentifikasi pola-pola listening
yang dimiliki
2. Mengetahui dan memahami tiga tingkatan dari proses
listening
3. Menjelaskan pentingnya listening sebagai proses
komunikasi
4. Mengetahui macam-macam gaya listening
5. Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan
keterampilan listening
6. Memahami dan menggunakan listening empathic
5. Metode
Ceramah
Tanya-jawab, dan
Diskusi
6. Waktu 120 menit (2 jam )
7. Alat Penyajian Notebook
LCD Projector
Whiteboard
Spidol
Delima Rahmawati 69
Kertas dan alat tulis bagi peserta
Handout
8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan
9. Pengaturan
Tempat
Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre
style atau bentuk U
LANGKAH-LANGKAH :Langkah-Langkah Kegiatan Waktu
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan. 2 menit
2. Memperkenalkan diri. 3 menit
3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit
4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit
5. Membagikan handout 5 menit
6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Listening” 20 menit
7. Menjelaskan materi “Macam-macam Gaya Listening” 20 menit
8. Menjelaskan materi “Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening”
20 menit
9. Menjelaskan materi “Listening Empathic” 20 menit
10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit
11. Membagikan lembar post-test. 5 menit
12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. 5 menit
Delima Rahmawati 70
Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit
Pre-test1. Jelaskan menurut anda pengertian Listening !
2. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam listening!
3. Sebutkan dan jelaskan level pada listening !
4. Mengapa listening penting bagi kehidupan Anda!
Delima Rahmawati 71
MATERI MODUL 3
MEMAHAMI KEMAMPUAN LISTENING
1. KONSEP DASAR LISTENINGA. Definisi Menurut Ahli
Listening adalah proses aktif dalam menerima, menyertai,
dan memberikan makna dari suara. Disebut aktif karena itu
melibatkan pengambilan informasi dari pembicara,
diproses, diberikan makna, dan kemudian diberikan feedback.
Listening tidak hanya respons otomatis terhadap suara. Hal
ini membutuhkan seorang pendengar untuk memahami,
menafsirkan, dan mengevaluasi apa yang dia dengar. Saat
ini, kemampuan untuk mendengarkan merupakan keterampilan
penting dalam komunikasi antarpribadi. Ini meningkatkan
hubungan pribadi melalui pengurangan konflik, memperkuat
kerjasama, serta menumbuhkan pemahaman.
Ketika berinteraksi, orang sering tidak mendengarkan
dengan penuh perhatian untuk satu sama lain. Mereka
mungkin akan terganggu, memikirkan hal-hal lain, atau
berpikir tentang apa yang akan mereka katakan selanjutnya
(kasus terakhir ini terutama berlaku dalam situasi
konflik atau ketidaksepakatan). Listening adalah cara yang
terstruktur mendengarkan dan menanggapi orang lain.
Listening memfokuskan perhatian pada pembicara.
B. Tingkatan Dalam Listening
Listening mengetahui perbedaan antara apa yang
dikatakan, apa yang Anda dengar, dan apa yang
dimaksud. Mendengarkan secara efektif melibatkan
empat tahap:
Tahap Merasakan
Pada tahap ini indera pendengaranlah yang
digunakan untuk menerima pesan. Pikiran kita
memiliki kemampuan untuk mendengarkan empat kali
lebih cepat daripada orang bicara. Satu
tantangan untuk mendengarkan secara efektif akan
memfokuskan pikiran kita. Untuk meningkatkan
keterampilan, kita harus melihat langsung orang
yang sedang berbicara. Ketika Anda mendengar
kata-kata orang itu, mulailah membaca bahasa
tubuhnya juga. Dengarkan nada dan intonasi.
Di sisi lain, jika Anda mengambil bagian
dalam berbicara di depan umum, audiens Anda akan
menghadapi tantangan yang sama yang Anda lakukan
dengan seni mendengarkan.Pemahaman ini akan
menjadi bantuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.
Tahap Mengerti
Pengolahan dan menafsirkan pesan. Daripada
memikirkan apa yang akan Anda katakan
berikutnya, cobalah untuk memikirkan apa yang
dikatakan dari sudut pandang
komunikator. Pikirkan diri Anda sebagai pembela
mereka dan tujuan Anda adalah untuk membantu
semua orang memahami apa yang pembicara coba
untuk mengkomunikasikannya.
Tahap Evaluasi
Setelah pesan dimengerti, anda dapat melewati
tahap dimana anda dapat meilai pesan tersebut
Tahap Respon
Setelah diamati, kemudian berikanlah umpan
balik kepada pembicara
C. Level Dalam Listening
Level 1 (level dasar)
Mendengarkan, tapi tidak merespon. Sedikit upaya
dilakukan untuk mendengarkan. Seringkali, seseorang di
tingkat ini adalah percaya bahwa ia membayar lebih
banyak perhatian ketika benar-benar ia sedang
memikirkan hal-hal lain. Mereka umumnya lebih tertarik
untuk berbicara, daripada mendengarkan.
Level 2 (level menengah)
Pada tingkat kedua, individu mendengar suara dan
kata-kata, tetapi tidak benar-benar mendengarkan secara
mendalam. Pada tingkat ini, orang-orang tidak
mendengarkan makna yang lebih dalam dari apa yang
dikatakan.
Mereka berusaha untuk mendengarkan apa yang
dikatakan pembicara, tetapi mereka tidak melakukan
upaya untuk memahami apa yang pembicara katakan. Mereka
cenderung lebih peduli dengan konten daripada
perasaan. Mereka tidak benar-benar berpartisipasi dalam
percakapan.
Level 3 (level atas)
Tingkat ini seseorang mendengar secara aktif. Pada
tingkat ini, orang mencoba untuk menempatkan diri
mereka di tempat pembicara, mereka mencoba untuk
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Beberapa
karakteristik dalam tingkat ini meliputi: hanya
mengambil ide utama, mengakui dan menjawab, tidak
membiarkan diri Anda terganggu, menaruh perhatian pada
komunikator secara total, termasuk bahasa tubuhnya.
D. Pentingnya Listening
Listening adalah keterampilan komuniikasi yang sangat
penting karena banyak sekali kegunaannya. Anda
mendengarkan untuk memahami, mengapresiasi,
mengidentifikasi, mengevaluasi, mengepati, dan menambah
pengetahuan diri sendiri.
2. Macam-macam Gaya Listening
a. Gaya Content-Oriented
Gaya ini lebih tertarik pada kualitas pesan. Gaya ini
berguna ketika melihat perspektif yang luas dan
berbagai banyak pilihan.
b. Gaya People-Oriented
Gaya ini lebih menitik beratkan untuk menciptakan dan
memelihara hubungan positif.
c. Gaya Action-Oriented
Gaya ini lebih menitik beratkan pekerjaan. Digunakan
utnuk menghadiri kebutuhan bisnis.
d. Gaya Time-Oriented
Gaya ini sangat menitik beratkan pada keefisiensi
waktu.
3. Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening
a. Fokus Terhadap Perhatian
Untuk menjadi pendengar yang baik, Anda harus
mengetahui bagaimana utnuk memfokuskan terhadap
perhatian pembicara. Fokus ini dapat membantu dalam dua
cara: memungkinkan Anda untuk memilih isyarat-isyarat
nonverbal dan menunjukkan bahwa Anda memperhatikannya.
Berikut adalah cara untuk menigkatkan fokus terhadap
perhatian: Mengunakan parafrase
Mengulang dan mengingat
Buat catatan
Memperhatikan fisik atau gerak tubuh pembiacara
b. Pengorganisasian Materi
Pengelompokan
Pengelompokan sedikit informasi sesuai dengan
hubungan timbal balik. Dengan pengelompokan ini
memungkinkan Anda untuk memadatkan informasi dan lebih
mudah untuk mengingat.
Penyusunan
Penyusunan beberapa informasi kedalam urutan atau
susunan yang sistematis.
Penataan
Menata dan merubah serta mengembangkan informasi
yang telah disusun menjadi informasi yang lebih baru.
c. Menyediakan Feedback
Sebagai pendengar, Anda boleh menyanggah pembicara
apabila ia sudah melenceng dari fokus pembicaraan. Ini
merupakan efek feedback Anda dari apa yang Anda dengar.
Fungsinya adalah pembicaraan menjadi fokus, lebih
tertata, lebih spesifik dan lain sebagainya.
4. Emphatic Listening
Empatik adalah kemampuan untuk memproyeksikan diri ke
dalam kepribadian orang lain untuk lebih memahami emosi
atau perasaan orang itu. Melalui empati, memungkinkan
pendengar mendengarkan pembicara, "Saya memahami masalah
Anda dan bagaimana Anda merasakan hal itu, saya tertarik
pada apa yang Anda katakan dan aku tidak menghakimi
Anda”. Pendengar menyampaikan pesan ini melalui kata-kata
dan perilaku non-verbal, termasuk bahasa tubuh. Dengan
demikian, para pendengar mendorong pembicara untuk
sepenuhnya mengekspresikan dirinya sendiri bebas dari
gangguan, kritik atau diberitahu apa yang harus
dilakukan.
Empathic listening, adalah kemampuan mengerti pesan orang
lian dari sudut pandang dia. Ini membutuhkan perhatian
dalam isi pesan dan perasaan pesan. Listening Empathic
memberikan anda untuk memahami model dasar dalam
membantu:
INVOLVING EXPLORING RESOLVING CONCLUDING 5.
Melibatkan diri dalam kehidupan orang lain memerlukan
tindakan sebagai cermin untuk mencerminkan masalahnya
atau kebutuhannya. Anda kemudian membantu orang untuk
menyelidiki situasi. Ini sering dilakukan dengan
mendengarkan dengan cermat dan mengajukan pertanyaan yang
mensimulasikan umpan balik orang lain untuk berbicara dan
berpikir tentang masalahnya. Tujuannya adalah untuk
membantu orang untuk menyelesaikan masalah baik melalui
pemahaman pribadi atau serangkaian pengalaman yang
memberikan keterampilan. Dalam langkah terakhir,
pendengar merangkum semua menunjukkan kemungkinan masa
depan. Tujuan listening emphatic ini adalah untuk membangun
hubungan atau membantu memecahkan masalah.
Cara Praktis Mendengar Secara Empatik :
Advising : Menawarkan saran
Judging :Mencari konstruktif penilaian
Analyzing : menginterpretasikan pesan pembicara
Questioning : Membantu menyelesaikan masalah
Supporting
Prompting : Tujuannya adalah untuk membantu pembicara
menarik kesimpulan untuk diri sendiri.
Paraphrasing
Post-test1. Jelaskan menurut anda pengertian Listening !
2. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam listening!
3. Sebutkan dan jelaskan level pada listening !
4. Mengapa listening penting bagi kehidupan Anda!
5. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe listening! Termasuk kedalam
gaya apakah Anda?
6. Sebutkan teknik untuk meningkatkan keterampilan listening?
7. Jelaskan maksud dari empathic listening!
DAFTAR PUSTAKABUKU :
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2007.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2001
Rosenfeld, Lawrence B. & Berko. Communicating With Competency. London:
Foresman and Company. 1990.
Rae, Leslie. Using People Skills in Training and Development. London: Bhuana
Ilmu Populer. 2005
Website & Blog :
http://www.slideshare.net/Chataling/modul-pelatihan-kompetensi-
komunikasi (7 Maret 2014)
http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (7
maret 2014)
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/makna-denotatif-
makna-konotatif-dan.html (7 maret 2014)
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-
verbal.html (7Maret 2014)
http://www.speechmastery.com/art-of-listening.html (9 maret 2014)
http://en.wikipedia.org/wiki/Active_listening (9 maret 2014)
http://communicatebetter.blogspot.com/2009/01/three-different-
levels-of-listening.html (9 maret 2014)
http://www.ingilish.com/listening-activities.html (9 maret 2014)
Sumber Lain :
Modul pelatihan profesional: Meeting Management Modul (Maulana
Nurhadi/ KIC053138)