Modul P3K

80
Training Overview Dewasa ini seiring dengan kemajuan teknologi yang tidak ada habisnya, perkembangan berbagai aspek kehidupanpun semakin melesat pesat khususnya pada dunia komunikasi. hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya kriteria penerimaan pegawai baru diberbagai bidang yang mengharuskan pelamarnya memiliki kemampuan (kompetensi) komunikasi yang baik. Maka tak aneh bila kita menemui beberapa pelatihan peningkatan kemampuan (kompetensi) komunikasi ramai didatangi oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Kemampuan berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi kehidupan manusia, dengan mampu berkomuniksi dengan baik dapat terbentuk pulalah sikap saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang dan mengembangkan karier, Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi yang buruk, kita juga memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan menghambat kemajuan. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Setiap orang disadari atau tidak memiliki kompetensi didalam dirinya. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula Delima Rahmawati 1

Transcript of Modul P3K

Training Overview

Dewasa ini seiring dengan kemajuan teknologi yang tidak ada

habisnya, perkembangan berbagai aspek kehidupanpun semakin melesat

pesat khususnya pada dunia komunikasi. hal tersebut dapat terlihat

dari banyaknya kriteria penerimaan pegawai baru diberbagai bidang

yang mengharuskan pelamarnya memiliki kemampuan (kompetensi)

komunikasi yang baik. Maka tak aneh bila kita menemui beberapa

pelatihan peningkatan kemampuan (kompetensi) komunikasi ramai

didatangi oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Kemampuan

berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental

bagi kehidupan manusia, dengan mampu berkomuniksi dengan baik dapat

terbentuk pulalah sikap saling pengertian, menumbuhkan

persahabatan, memelihara kasih sayang dan mengembangkan karier,

Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi yang buruk, kita juga

memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan menghambat kemajuan.

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan

yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.

Setiap orang disadari atau tidak memiliki kompetensi didalam

dirinya. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula

Delima Rahmawati 1

dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh

melalui pendidikan dan/atau latihan1. Jadi menurut saya, kompetensi

adalah pengetahuan ataupun keterampilan yang cukup memadai tentang

suatu hal yang ada pada setiap individu.

Kompetensi yang dimiliki setiap orang pasti berbeda-beda

tergantung keterampilan dan tugas yang ia laksanakan. Begitupun

dalam komunikasi. we cannot not communicate atau dapat diartikan bahwa

kita tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. Kompetensi komunikasi

adalah pengetahuan atau keterampilan yang cukup memadai dalam

komunikasi. Menurut Slocum dan Hellriegel2 (2009), dalam

penyampaian pesan, agar pesan tersebut mampu diterima oleh

komunikan secara efektif, seorang komunikator harus memiliki

kemampuan mengolah pesan, terampil dalam menggunakan komunikasi

nonverbal dan verbal, dan mampu melihat kondisi lingkungan baik

didalam maupun diluar diri komunikan. Kesemuanya itu merupakan

kompetensi komunikasi yang harus dimiliki oleh komunikator.

Dalam modul ini disediakan berbagai macam kompetensi dalam

komunikasi. Diantaranya beberapa konsep dasar pelatihan dan

kompetensi komunikasi, memahami komunikasi verbal dan nonverbal,

serta memahami kemampuan listening. Segala pelatihan di modul ini

1 http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (7 Maret 2014 17:00 WIB)2 http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (7 Maret 2014 17:00 WIB)

Delima Rahmawati 2

memberikan dampak positif yang sangat besar untuk peserta

pelatihan. Dengan pelatihan ini, peserta mampu mengembangkan

kompetensi komunikasinya ke arah yang diinginkan agar segala bentuk

kegiatan komunikasi yang dilakukannya teraarah dan efektif.

Delima Rahmawati 3

MIND MAPPING

1

Konsep Dasar ListeningMacam-Macam Gara ListeningTeknik Meningkatkan Keterampilan ListeningListening Emphatic

MENILAI KEMAMPUAN KOMPETENSI KOMUNIKASI3

3 http://www.austincc.edu/colangelo/1318/interpersonalcommunicationcompetence.htm(7 Maret 2014 20:00 WIB)

Delima Rahmawati 4

KOMPETENSI KOMUNIKASI

Konsep Dasar Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi

Pengertian PelatihanPengertian KomunikasiKomponen-Komponen KomunikasiFungsi Kompetensi KomunikasiKualitas Kompetensi Komunikasi

2

3Memahami Kemampuan Listening!

Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal

- Pengertian Komunikasi Verbal

- Pentingnya Komunikasi Verbal

- Bahasa dan Makna Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi

- Penggunaan Bahasa Secara Efektif

- Pengertian Komunikasi Nonverbal

- Pentingnya Fungsi Komunikasi Nonverbal

Instruksi: Jawab setiap pernyataan dibawah ini dengan jujur seperti

yang saat ini beralaku pada anda dalam percakapan biasa

dengan orang lain.

No PERNYATAAN

1

Sanga

t

tidak

setuj

u

2

Sedik

it

tidak

setuj

u

3

Tidak

pasti

4

Sedik

it

setuj

u

5

San

gat

Set

uju

1

Saya ingin menyesuaikan perilaku

komunikasi saya untuk memenuhi harapan

orang lain.

2

Saya punya cukup pengetahuan dan

pengalaman untuk beradaptasi dengan

harapan orang lain.

3

Saya menggunakan berbagai perilaku,

termasuk keterbukaan diri dan kecerdasan,

untuk beradaptasi dengan orang lain.

4Saya ingin terlibat dalam percakapan saya

dengan orang lain.

5

Saya tahu bagaimana menanggapi karena aku

cerdas dan penuh perhatian kepada

perilaku orang lain.

6

Saya menunjukkan keterlibatan saya dalam

komunikasi nonverbal dan komunikasi

verbal.

Delima Rahmawati 5

7Saya ingin membuat percakapan saya dengan

orang lain berjalan lancar.

8Saya tahu bagaimana mengubah topik dan

mengendalikan nada percakapan saya.

9Sangat mudah bagi saya untuk mengelola

percakapan.

10Saya ingin memahami sudut pandang dan

emosi orang lain

11

Saya tahu bahwa empati berarti mencoba

untuk melihat melalui mata mereka dan

merasakan apa yang mereka rasakan

12

Saya menunjukkan pemahaman saya tentang

orang lain dengan mencerminkan pikiran

dan perasaan kepada mereka.

13

Saya termotivasi untuk memperoleh tujuan

percakapan yang saya tetapkan untuk diri

sendiri.

14

Setelah saya menetapkan tujuan

interpersonal untuk diri sendiri, saya

tahu langkah yang harus diambil untuk

mencapainya.

15Saya berhasil mencapai tujuan

antarpribadi saya.

16Saya ingin berkomunikasi dengan orang

lain dengan cara yang tepat

17Saya sadar aturan-aturan yang membimbing

perilaku sosial18 Aku bertindak dengan cara-cara yang

Delima Rahmawati 6

memenuhi tuntutan situasional.

Kategori “Sangat tidak setuju” mendapat nilai 1, “Sedikit tidak

setuju” 2, “tidak pasti” 3, “Sedikit setuju” 4, dan “Sangat Setuju”

5. Secara keseluruhan total harus berkisar antara 18 – 90. Nilai

tertinggi mengindikasikan memiliki kompetensi komunikasi yang

lebih, dan sebaliknya nilai terendah mengindikasikan memiliki

kompetensi komunikasi yang rendah.

Model Kompetensi KomunikasiMotivasi (pertanyaan no 1, 4, 7, 10, 13, dan 16)

Ini adalah keinginan Anda untuk pendekatan atau menghindari

percakapan dan / atau situasi sosial. Tujuan Anda (apa yang

Anda inginkan dan dengan siapa) memotivasi Anda untuk

bertindak. Anda percaya diri atau kurang percaya diri bahwa

Anda akan berhasil mempengaruhi motivasi Anda

Pengetahuan (pertanyaan no 2, 5, 8, 11, 14, dan17)

Ini melibatkan cara untuk mengetahui bagaimana harus

bertindak. Setelah Anda memutuskan untuk mengejar tujuan

percakapan, Anda membuat rencana untuk

mendapatkannya. Pengalaman sebelumnya dan / atau mengamati

informasi pengetahuan kamu yang lain

Skill (pertanyaan no 3, 6, 9, 12, 15, and 18)

Ini melibatkan perilaku yang benar-benar dilakukan. Anda

mungkin termotivasi dan pengetahuan tentang bagaimana

Delima Rahmawati 7

bertindak dalam situasi tertentu, tetapi tidak memiliki

keterampilan dasar.

Kriteria Untuk Mengevaluasi Kompetensi Komunikasi

Kemampuan Beradaptasi (Periksa nilai pada butir 1, 2, 3)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengubah perilaku

dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan interaksi, juga dikenal

sebagai "fleksibilitas"

Keterlibatan percakapan (Periksa nilai pada butir 4, 5, 6)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk terlibat secara

kognitif dalam percakapan dan menunjukkan keterlibatan melalui

interaksi perilaku seperti kepala mengangguk, isyarat vokal,

dll

Mengetur percakapan (Periksa nilai pada butir 7, 8, 9)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengatur

mengendalikan percakapan melalui topik, menyesuaikan diri

dengan perubahan topik, menyela, dan mengajukan pertanyaan.

Sikap Empati (Periksa nilai pada butir 10, 11, 12)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menampilkan

percakapan pasangan Anda bahwa Anda memahami / situasinya atau

bahwa Anda berbagi / reaksi emosionalnya dengan situasi.

Efektifitas (Periksa nilai pada butir 13, 14, 15)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mencapai tujuan

yang Anda miliki untuk percakapan.

Kesesuaian (Periksa nilai pada butir 16, 17, 18)

Delima Rahmawati 8

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menegakkan harapan

suatu situasi tertentu dengan berperilaku dari cara-cara orang

lain yang anda harapkan.

MODUL 1

KONSEP DASAR PELATIHAN DAN KOMPETENSI KOMUNIKASI

Tujuan Pembelajaran

Umum :Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”

sesi “Konsep Dasar Pelatihan Dan Kompetensi Komunikasi.” peserta

diharapkan dapat :

Memaknai konsep dasar pelatihan sebagai suatu usaha untuk

menambah prestasi dan memahami berbagai konsep kompetensi

komunikasi agar mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari.

Khusus :Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”

sesi “Konsep Dasar Pelatihan Dan Kompetensi Komunikasi.” peserta

diharapkan dapat :

1.Memahami pengertian pelatihan

2.Memahami pengertian komunikasi

3.Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam komunikasi

4.Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi

5.Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi

Delima Rahmawati 9

Waktu :Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (dua jam).

Metode Penyajian :Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya Jawab, dan

Diskusi

Alat Penyajian :Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

White Board

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

Teknik Evaluasi :Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

Pengaturan Tempat :Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan

dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang

sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau

berbentuk U.

Langkah – Langkah : Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

Delima Rahmawati 10

Memperkenalkan diri.

Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan.

Membagikan lembar pre-test.

Pokok Bahasan Konsep Dasar Pelatihan dan Kompetensi

Komunikasi Membagikan handout.

Menjelaskan materi “pengertian pelatihan”

Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.”

Menjelaskan materi “komponen-komponen kompetensi komunikasi.”

Menjelaskan materi “fungsi kompetensi komunikasi.”

Menjelaskan materi “kualitas kompetensi komunikasi”

Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

Membagikan lembar post-test.

Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

Panduan Pelaksanaan Modul :1. Pokok Bahasan Konsep Dasar Pelatihan Dan Kompetensi Komunikasi

2. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian Pelatihan

2. Pengertian Komunikasi

3. Komponen Kompetensi Komunikasi

4. Fungsi Kompetensi Komunikasi

5. Kualitas Kompetensi Komunikasi3. Tujuan Umum Memaknai konsep dasar pelatihan sebagai suatu usaha

untuk menambah prestasi dan memahami berbagai konsep

kompetensi komunikasi agar mampu diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

Delima Rahmawati 11

4. Tujuan Khusus

Memahami pengertian pelatihan

Memahami pengertian komunikasi

Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam

komunikasi

Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi

Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi

komunikasi

5. Metode

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi

6. Waktu 120 menit (2 jam)

7. Alat Penyajian

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout

8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

9. Pengaturan TempatRuangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre

style atau bentuk U

Langkah-langkah :

Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

Delima Rahmawati 12

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

pelatihan.

2 menit

2. Memperkenalkan diri. 3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi

perkenalan

5 menit

4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit5. Membagikan handout 5 menit

6. Menjelaskan materi “pengertian pelatihan

& komunikasi”

20 menit

7. Menjelaskan materi “komponen-komponen

kompetensi komunikasi.”

20 menit

8. Menjelaskan materi “fungsi kompetensi

komunikasi”

20 menit

9. Menjelaskan materi “kualitas kompetensi

komunikasi”

20 menit

10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit11. Membagikan lembar post-test. 5 menit12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi

pelatihan.

5 menit

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit

Delima Rahmawati 13

Pre-test Jelaskan menurut Anda pengertian pelatihan?

Jelaskan menurut anda pengertian komunikasi?

Jelaskan menurut Anda pengertian kompetensi komunikasi?

Sebutkan sepengetahuan Anda apa saja yang harus di

miliki seseorang untuk berkompeten dalam komunikasi?

Dan apakah anda sudah merasa memiliki kompetensi

komunikasi?

MATERI MODUL 1KONSEP DASAR PELATIHAN DAN KOMPETENSI KOMUNIKASI

1.Pengertian Pelatihan4

A. Definisi Menurut Para AhliDalam modul ini akan dibahas mengenai beberapa pendapat

para tokoh dunia dan beberapa diantaranya; Menurut Bernardindan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improveemployee performance on a currently held job or one related to it. This usuallymeans changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective,training should involve a learning experience, be a planned organizational activity,and be designed in response to identified needs. Jadi pelatihandidefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untukmengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yangdipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya.Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap,keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agarpelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harusmencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman,pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yangdirencanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.

Menurut Never Ending Transfusing - Application Training (NET-at),Pelatihan adalah kegiatan belajar dan praktek untuk sesuatutujuan baik, dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus

4 Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada Divisi Long Distance PT Telkom Indonesia, Tbk, Tesis, Program Pascasarjana Unpad, Bandung (8 Maret 2014 15:00)

Delima Rahmawati 14

untuk meningkatkan kemampuan (continuously and never end)manusia, dan fitrahnya.

Dan Cut Zurnali (2004) mengatakan, the goal of training is foremployees to master knowledge, skills, and behaviors emphasized in trainingprograms and to apply them to their day-to-day activities. Hal ini berartibahwa tujuan pelatihan adalah agar para pegawai dapatmenguasai pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankandalam program-program pelatihan dan untuk diterapkan dalamaktivitas sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyaipengaruh yang besar bagi pengembangan perusahaan.

B. Tujuan dan Manfaat PelatihanCut Zurnali (2004) memaparkan beberapa manfaat pelatihanyang diselenggarakan oleh perusahaan yang dikemukakan olehNoe, Hollenbeck, Gerhart, Wright (2003), yaitu:

Meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya danpara pesaing luar

Membantu para karyawan yang mempunyai keahlian untukbekerja dengan teknologi baru

Membantu para karyawan untuk memahami bagaimana bekerjasecara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa danproduk yang berkualitas

Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan padainovasi, kreativitas dan pembelajaran

Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara barubagi para karyawan untuk memberikan kontribusi bagiperusahaan pada saat pekerjaan dan kepentingan merekaberubah atau pada saat keahlian mereka menjadi absolut

Mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima danbekerja secara lebih efektif satu sama lainnya,terutama dengan kaum minoritas dan para wanita.

C. Tiga Level Analisis Penentuan Kebutuhan PelatihanMenurut Cut Zurnali (2004), terdapat 3 (tiga) tingkatan ataulevel analisis dalam menentukan kebutuhan pelatihan yangharus dipenuhi, yaitu:

Pertama, organization analysis (analisis organisasi):Memfokuskan pada pengenalan di dalam organisasi dimanapelatihan dibutuhkan.

Delima Rahmawati 15

Kedua, operations analysis (analisis operasi): Mencobamengenal isi pelatihan-apa yang tenaga kerja haruslakukan agar bekerja secara kompeten.

Ketiga, individual analysis (analisis individual):Menentukan seberapa baik setiap pekerja atau karyawanyang sedang melakukan tugas dalam menyelesaikantugasnya.

2.Pengertian KomunikasiA. Definisi & Karakteristik Komunikasi

Pada materi ini, modul yang di sajikan akan membahas

pengertian komunikasi dari berbagai tokoh komunikasi

terkemuka di dunia, elemen – elemen komunikasi dan

karakteristik komunikasi.

Banyak pengertian yang telah dirumuskan oleh beberapa

tokoh dunia. Salah satunya adalah menurut Harold Laswell,

menururt dia komunikasi adalah gambaran mengenai siapa,

mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa

efeknya. Jadi menurut dia Komunikasi pada dasarnya

merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan

apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau

hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom?

with what effect?). Analisis 5 unsur menurut Lasswell:

1. Who? (siapa/sumber).

Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang

mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang

memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu,

kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai

komunikator.

Delima Rahmawati 16

2. Says What? (pesan).

Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada

penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau

isi informasi. Merupakan seperangkat symbol

verbal/nonverbal yang mewakili perasaan, nilai,

gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu

makna, symbol untuk menyampaikan makna, dan

bentuk/organisasi pesan.

3. In Which Channel? (saluran/media).

Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator

(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara

langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui

media cetak/elektronik dll).

4. To Whom? (untuk siapa/penerima).

Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima

pesan dari sumber. Disebut

tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak

(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).

5. With What Effect? (dampak/efek).

Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima)

setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan

sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.

Jadi kesimpulannya Komunikasi adalah proses proses

pengiriman dan penerimaan pesan atau transformasi

informasi dari satu orang ke orang lain.

Delima Rahmawati 17

Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan

yang meliputi enam element; Komunikator, Komunikan,

pesan, tujuan, kontreks, dan feedback (Rosenfeld &

Berko, 1990). Komunikasi bisa dianalogikan sebagai

seorang pemanah yang dilengkapi panah dan busur yang

akan menembakannya ke sebuah target. Pemanah itu

diibaratkan sebagai komunikator atau pengirim pesan.

Anak panah itu adalah pesan, dan target adalah

komunikan atau penerima pesan. Tetapi seorang pemanah

harus memerhatikan arah angin, jenis panah, jenis

target, dan jarak. Karakteristik seperti itulah yang

harus diperhatikan seorang komunikator agar tujuan yang

diiginkan tercapai. Panah yang meluncur cepat ke arah

target. Di sana kita akan merasakan feedback. Apakah

panah tersebut tertancap atau tidak.

Akan tetapi komuikasi tidak semudah seperti pemanah

yang dianalogikan pada paragraf sebelumnya. Kita

menghadapi komunikasi antar manusia, yang memiliki

karakteristik unik. Target pemanah tidak dapat lari,

sembunyi, berbohong, memanipulasi dan lain sebagainya.

Manusia bisa seperti itu. Sehingga komunikasi memiiki

karekteristik, diantaranya:

1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan

2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus

3. Komunikasi merupakan proses yang aktif

4. Arti pesan tergantung pada konteks

3.Komponen-Komponen Kompetensi KomunikasiDelima Rahmawati 18

Knowladge Skills Motivation

Communication

competency

Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk

mencapai tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen

penting; knowladge, skills, dan motivation.

+ +

=

1. Knowladge

Setiap kali anda ingin berkomunikasi, anda harus

menganalisa siapa, apa, dan dimana situasinya. Siapa

partisipannya? sasaran apa yang ingin ditujukan saat

berinteraksi? Berada ditempat seperti apa saat anda

berinteraksi. Untuk menjawab pertanyaan itu anda harus

mengetahui siapa diri anda, bagaimana orang lain

mersakan keberadaan anda, seberapa dekat anda

mendengarkan, hubungan anda dengan orang lain, dan

berbagai macam maksud yang tersedia untuk menampilkan

ide anda.

mengetahui siapa, apa, dan di mana membentuk dasar

untuk menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk

berkomunikasi secara kompeten.

2. Skills

Delima Rahmawati 19

Untuk mengetahui seberapakah keterampilan anda

dalam menggunakan communication? Untuk menjawabnya

silahkan isi assement dibawah ini

Dibaawah ini merupakan list dari communication skill.

Mengindikasikan seberapa sering anda menggunakan

keterampilan komunikasi dan bagaimana kepuasan anda.

Gunakan skala di bawah ini untuk mennjawab seberapa

sering anda menggunakkan keterampilan komunikasi:

5 = setiap saat (91-100 persen)

4 = sering (71-90 persen)

3 = kadang-kadang (31-70 persen)

2 = jarang (11-30 persen)

1 = tidak pernah (0-10 persen)

Gunakan skala di bawah ini untuk menjawab seberapa

puaskah anda menggunakkan keterampilan komunikasi:

5 = sangat puas (91-100 persen)

4 = puas (71-90 persen)

3= kadang-kadang puas, kadang-kadang tidak (31-70 )

2 = tidak puas (11-30 persen)

1 = sangat tidak puas (0-10 persen)

No Pernyataan Seberap

a

sering

Seberap

a puas

1 Saya mendengar secara efeektif2 Saya menggunakan kata-kata yang tepat 3 Saya menggunakan pengucaan yang tepat 4 Saya menggunakan tatabahasa yang tepat

Delima Rahmawati 20

5 Saya menggunakan kontak mata6 Saya berbicara pada tingkat yang tidak terlalu lambat

ataupun cepat7 Saya berbicara dengan lancar8 Pergerakan saya, seperti gerak tubuh, menigkatkan apa

yang saya katakan9 Saya memberikan feedback yang sesuai baik lisan maupun

tidak lisan10 Saya menggunakan berbagai vocal ketika berbicara11 Saya berbicara tidak terlalu keras ataupun pelan12 Saya menggunakan ekspresi muka yang tepat13 Saya mengerti ide utama pembicara14 Saya mengerti perasaan pembucara15 Saya dapat membedakan fakta dari pendapat16 Saya dapat membedakan berbicara untuk memberikan orang

lain informasi dan berbicara untuk mengajak seseorang

untuk berpikir, merasakan, atau melakukan segala hal17 Saya dapat mengetahui ketika pendengar tidak mengerti

pesan saya18 Saya menyampaikan ide secara jelas dan ringkas19 Saya menyampaikan dan membela persepktif saya20 Saya mengorganisasikan pesan agar dimengerti21 Saya menggunakan pertanyaan dan bentuk lain dari

feedback untuk kejelasan pesan22 Saya merespon pertanyaan dan bentuk lain dari feedback

untuk melengkapi klarifikasi 23 Saya memberikan arahan yang mampu dimengerti24 Saya menyimpulkan pesan dengan kata-kata saya sendiri

Delima Rahmawati 21

25 Saya menggambarkan pandangan orang lain26 Saya menggambarkan perbedaan opini27 Saya mengirimkan perasaan dan opini kepada orang lain28 Saya memulai dan mempertahankan obrolan29 Saya mengenali dan mengontrol kegelisahan dalam situasi

komunikasi30 Saya melibatkan orang lain dalam perkataan saya

Skala:

“Seberapa Sering”

135-150 = Sangat sering menggunakan keterampilan berkomunikasi

105-134 = Sering menggunakan keterampilan berkomunikasi

75-104 = Kadang-kadang menggunakan keterampilan berkomunikasi

45-74 = Jarang menggunakan keterampilan berkomunikasi

30-44 = Tidak pernah menggunakan keterampilan berkomunikasi

“Seberapa Puas”

135-150 = Sangat puas dengan kemampuan komunikasinya

105-134 = Puas dengan kemampuan komunikasinya

75-104 = Kadang-kadang Puas, kadang-kadang tidak puas dengan

kemampuan komunikasinya

45-74 = Tidak puas dengan kemampuan komunikasinya

30-44 = Sangat tidak puas dengan kemampuan komunikasinya

3. Motivation

Untuk menjadi komunikator yang kompeten, anda

harus menginginkan berkomunikasi secara kompeten. Anda

mungkin didorong oleh kemungkinan seperti itu menjalin

hubungan baru, mendapatkan informasi yang diinginkan,

Delima Rahmawati 22

mempengaruhi perilaku seseorang, terlibat dalam

pengambilan keputusan bersama, atau memecahkan masalah.

Sehingga anda sangat termotivasi untuk melakukan itu

semua

4.Fungsi Kompetensi KomunikasiFungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya

dapat terjadi dalam segala interaksi dalam komunikasi.

Fungsi-fungsi tersebut diantaranya:

Untuk membuat suatu hubungan antar manusia

Untuk pertukaran informasi

Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku

Untuk mengurangi ketidak pastian dalam hidup anda

Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda

Untuk mencapai tujuan pekerjaan anda

5.Kualitas Kompetensi KomunikasiSeorang komunikator yang berkompeten memiliki enam

kualitas dalam dirinya, yaitu:

1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan

sesuai dalam mengikuti aturan-aturan

Agar komunikasi itu tepat, pembicara harus

mengenali dan mengikuti segala aturan dalam interaksi

yang khusus. Seseorang yang tidak mengikuti aturan

sering dianggap kasar dan aneh, bahkan sering dianggap

buangan. Jelas saja, karena berbeda situasi, berbeda

Delima Rahmawati 23

juga aturan didalamnya. Dalam situasi tertentu tepat,

tetapi tidak tepat pada saat situasi itu berbeda.

2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif

Komunikator yang efektif merancang tujuan mereka

terkait kebutuhan, keinginan, dan hasrat. Komunikator

yang efektif berkomunikasi dengan cara-cara yang

membantu mereka mencapai tujuannya.

3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu

beradaptasi

Komunikator yang mampu beradaptasi mengenali

persyaratan dari situasi dan menyesuaikan komunikasi

mereka untuk mencapai tujuan mereka. Adaptasi memiliki

tiga komponen. Kesatu dan keduanya adalah yang sudah

dibahas di awal. Komponen yang ketiga adalah menyadari

efek nilai yang kamu adaptasi.

4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali

barikade untuk efektifitas komunikasi

Barikade adalah sebuah rintangan yang menjaga anda

dari pencapaian tujuan komunikasi anda, bisa mengambil

dari salah satu dari lima bentuk; budaya, lingkungan,

personal, hubungan, dan bahasa.

5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali

bahwa kompetensi adalah persoalan tingkatan

Delima Rahmawati 24

Kompetensi bukanlah sesuatu yang kamu miliki maupun

yang tidak kamu miliki. Itu datang dari suatu

tingkatan.

6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika

Etika adalah aturan untuk tingah laku yang

membedakan benar dari salah.

Post-test

1. Jelaskan pengertian komunikasi?

2. Jelaskan pengertian kompetensi komunikasi?

3. Gambarkan kelemahan dan kekuataan komunikasi Anda dengan

menggunakan assessment communication skill !

4. Jelaskan komponen kompetensi komunikasi dan ilustrasikan

masing-masing dengan contoh diri sendiri!

Handout :Komunikasi adalah proses proses pengiriman dan penerimaan

pesan atau transformasi informasi dari satu orang ke orang

lain. Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan yang

meliputi enam element; Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan,

kontreks, dan feedback. Komunikasi memiiki karekteristik,

diantaranya:

1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan

2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus

Delima Rahmawati 25

3. _________________________________

4. _________________________________

Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai

tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge,

skills, dan motivation.

Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat

terjadi dalam segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi

tersebut diantaranya:

Untuk membuat suatu hubungan antar manusia

_____________________________

Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku

_____________________________

Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda

_____________________________

Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam

kualitas dalam dirinya, yaitu:

1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan

sesuai dalam mengikuti aturan-aturan

2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif

3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu

beradaptasi

4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali

barikade untuk efektifitas komunikasi

5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali bahwa

kompetensi adalah persoalan tingkatan

6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika

Delima Rahmawati 26

MODUL 2

MEMAHAMI KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL

TUJUAN PEMBELAJARAN :

UMUM :

Delima Rahmawati 27

Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”

sesi “Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal.” peserta diharapkan

dapat :

Mengetahui dan memahami pengertian betapa pentingnya

komunikasi verbal dan nonverbal, berkomunikasi efektif secara

verbal dan nonverbal, mengetahui dan memahami perbedaan

komunikasi verbal dan nonverbal.

KHUSUS :Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”

sesi “Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal.” peserta diharapkan

dapat :

Memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi verbal

Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna

Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna

denotatif dan konotatif, serta berbagi bahasa

Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi

verbal yang disebabkan oleh masalah bahasa.

Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif

Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan bahasa

Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang

lain

Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe

tubuh, daya tarik fisi, baju, dan perhiasan

Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam

interpretasi dari isyarat-isyarat nonverbal

Delima Rahmawati 28

Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah

sentuhan

Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi

dan mengatur interaksi sosial.

Memahami aspek-aspek suara selain ucapan dalam

komunikasi nonverbal

WAKTU :Lama proses penyampaian materi adalah 210 menit (3 jam 30

menit).

Metode Penyajian :Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya Jawab, dan

Diskusi

Alat Penyajian :Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

White Board

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

Teknik Evaluasi :Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

Delima Rahmawati 29

Pengaturan Tempat :Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan

dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang

sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau

berbentuk U.

Langkah-Langkah :1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

2. Memperkenalkan diri.

3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.

4. Membagikan lembar pre-test.

Pokok Bahasan Memahami Komunikasi Verbal dan Non Verbal5. Membagikan handout.

6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal”

7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal”

8. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan untuk kesuksesan

komunikasi”

9. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara efektif”

10.Menjelaskan materi “pengertian komunikasi nonverbal”

11.Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi nonverbal”

12.Menjelaskan materi “Penampilan fisik”

13.Menjelaskan materi “interaksi”

14.Menjelaskan materi “sentuhan”

15.Menjelaskan materi “suara dan parabahasa”

16.Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata”

17.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

Delima Rahmawati 30

18.Membagikan lembar post-test.

19.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

PANDUAN PELAKSANAAN MODUL :1. Pokok Bahasan Memahami Komunikasi Verbal dan Nonverbal

2. Sub Pokok

Bahasan

1. Pengertian Komunikasi Verbal

2. Pentingnya Komunikasi Verbal

3. Bahasa dan Makna

4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi

5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif

6. Pengertian komunikasi nonverbal

Delima Rahmawati 31

7. Pentingnya fungsi komunikasi nonverbal

8. Penampilan fisik

9. Interaksi

10. Sentuhan

11. Suara dan Parabahasa

Bahasa tubuh , muka dan mata3. Tujuan Umum Mengetahui dan memahami pengertian betapa

pentingnya komunikasi verbal dan nonverbal,

berkomunikasi efektif secara verbal dan

nonverbal, mengetahui dan memahami

perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.

4. Tujuan Khusus Memahami pengertian betapa pentingnya

komunikasi verbal

Mengetahui hubungan antara bahasa dan

makna

Membedakan antara abstrak dan konkret;

bahasa, makna denotatif dan konotatif,

serta berbagi bahasa

Mengidentifikasi dan mengatasi

hambatan dalam interaksi verbal yang

disebabkan oleh masalah bahasa.

Mengenali dan menghindari bahasa yang

negatif

Membangun keterampilan dalam

menggunakan kekuatan bahasa

Mendeskripsikan perilaku nonverbal

Delima Rahmawati 32

dalam menilai orang lain

Menilai hubungan stereotip dengan

penampilan fisik, tipe tubuh, daya

tarik fisi, baju, dan perhiasan

Menilai efek dari fisik dan konteks

psikologi dalam interpretasi dari

isyarat-isyarat nonverbal

Mendeskripsikan betapa penting dan

gunanya sebuah sentuhan

Menggunakan isyarat suara untuk

mengekspresikan emosi dan mengatur

interaksi sosial.

Memahami aspek-aspek suara selain

ucapan dalam komunikasi nonverbal

5. Metode Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi6. Waktu 210 menit (3 jam 30 menit)

7. Alat Penyajian Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

Delima Rahmawati 33

9. Pengaturan

Tempat

Ruangan ber-AC dengan penataan kursi

berbentuk theatre style atau bentuk U

LANGKAH-LANGKAH :

Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

pelatihan.

2 menit

2. Memperkenalkan diri. 3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit

4. Membagikan handout 5 menit

5. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi

verbal”

20 menit

6. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi

verbal”

20 menit

7. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan

untuk kesuksesan komunikasi”

20 menit

8. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara

efektif”

20 menit

9. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi

nonverbal”

20 menit

10. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi

komunikasi nonverbal”

20 menit

11. Menjelaskan materi “Penampilan fisik” 10 menit12. Menjelaskan materi “interaksi” 10 menit13. Menjelaskan materi “sentuhan” 10 menit14. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa” 10 menit

Delima Rahmawati 34

15. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan

mata”

10 menit

16. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit17. Membagikan lembar post-test. 5 menit18. Memberi kesimpulan dan menutup sesi

pelatihan.

5 menit

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 210 menit

Pre-test 11. Jelaskan menurut Anda pengertian Komunikasi

Verbal

2. Jelaskan menurut Anda pengertian Komunikasi

Nonverbal

Perhatikan cerita di bawah ini:

Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara

efektif. Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan

pengertian komunikasi yang tidak dimengerti oleh

mahasiswa.

Delima Rahmawati 35

Pre-test 2Perhatikan gambar di bawah ini:

Perilaku nonverbal apa yang terjadi pada gambar a,

b, dan c

Delima Rahmawati 36

Komunikasi adalah mode penyampaian informasi yang bermakna atau

konsep yang berdampak pada input dan

hubungan interpersonal

Hah ???

4. Jelaskan, dari sudut

pandang mahasiswa yang

digambarkan di

samping, hubungan kata

komunikasi dan apa yang

mengacu pada gambar

terakhir (gambar

mahasiswa berpikir dan

Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita akan belajar tentang

komunikasi.

Deskripsikan perilaku nonverbal pada gambar d dan e

Delima Rahmawati 37

a b c

d e

MATERI MODUL 2MEMAHAMI KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

1. Pengertian Komunikasi VerbalA. Definisi Menurut AhliSecara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi

dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan

verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata

atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode

verbal (Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan

sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan

dipahami suatu komunitas.

Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara

fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan

sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan

gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya

dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-

anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal,

bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan,

yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap

bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun

dan dirangkaikan supaya memberi arti.

2.Pentingnya Komunikasi VerbalBahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda

menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk

meceritakan kepada orang dan menceritakan kejadian

Delima Rahmawati 38

pengalamanmu, mengatur perilaku, seperti ketika Anda

berbicara kepada diri sendiri saat memilih tindakan; dan

untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda

mencoba untuk mempersuasi temanmu.

3.Bahasa dan MaknaBahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna

dalam dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat

arbitrer yang berdiri untuk atau mewakili sesuatu.

a. Simbolik Abstrak dan Kongkrit

Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat,

yaitu konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik

dan mengacu pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan

dapat merujuk kepada banyak hal.

b. Denotasi dan Konotasi

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara

eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa

adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung

sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif

disebut maka konseptual, makna denotasional atau makna

kognitif karena dilihat dari sudut yang lain. Pada dasarnya

sama dengan makna referensial sebab makna denotasi ini lazim

diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil

menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau

pengalaman lainnya.

Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat

pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan

Delima Rahmawati 39

penting di dalam ujaran. Dalam beberapa buku pelajaran, makna

denotasi sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau

makna pusat.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

makna denotasi adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai

dengan indera manusia. Kata yang mengandung makna denotatif

mudah dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu

walaupun masih bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini

maksudnya adalah makna yang telah diketahui secara jelas oleh

semua orang. Berikut ini beberapa contoh kata yang mengandung

makna denotatif:

1. Dia adalah wanita cantik

Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita

yang berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang

indah dan berambut hitam legam.

2. Tami sedang tidur di dalam kamarnya.

Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Tami sedang

beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur).

Masih banyak contoh kata-kata lain yang mengandung makna

denotatif selama kata itu tidak disertai dengan kata lain yang

dapat membentuk makna yang berbeda seperti contoh

kata wanita yang makna denotasinya adalah seorang perempuan dan

bukan laki-laki. Namun bila katawanita disertai dengan

kata malam (wanita malam) maka akan menghasilkan makna lain

yaitu wanita yang dikonotasikan sebagai wanita nakal.

Delima Rahmawati 40

Makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata

ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi

menandai. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif

apabila kata itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun

negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak

memiliki konotasi, tetapi dapat juga disebut berkonotasi

netral. Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata

seringkali juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen

kata itu sebagai sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai

lambang sesuatu yang positif maka akan bernilai rasa yang

positif; dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang

negatif maka akan bernilai rasa negatif. Misalnya, burung

garuda karena dijadikan lambang negara republikIndonesia maka

menjadi bernilai rasa positif sedangkan makna konotasi yang

bernilai rasa negatif seperti buaya yang dijadikan lambang

kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu

menahu kalau dunia manusia Indonesiamenjadikan mereka lambang

yang tidak baik.

Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu

kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang

lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian

kelompok masyarakat tersebut. Misalnya katababi, di daerah-

daerah yang penduduknya mayoritas beragama islam, memiliki

konotasi negatif karena binatang tersebut menurut hukum islam

adalah haram dan najis. Sedangkan di daerah-daerah yang

penduduknya mayoritas bukan islam seperti di pulau Bali atau

pedalama Irian Jaya, kata babi tidak berkonotasi negatif.

Delima Rahmawati 41

Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu.

Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena

berarti “cerewet” tetapi sekarang konotasinya positif.

Sebaliknya kata perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi

netral, tetapi kini berkonotasi negatif.

c. Private Language dan Shared Language

Private Language mengacu kepada makna bahasa yang disetujui

oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih

besar; Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh

semua bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri

dari kata khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum. Kata-

kata khusus, sering disebut jargon, memiliki dua

tujuan. pertama, mereka melayani singkatan bagi mereka yang

akrab dengan mereka. Kata-kata khusus juga membantu identitas

mereka yang menggunakan mereka sebagai anggota dari kelompok

yang sama.

Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi: Bahasa Sempurna KamiHambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa,

bahasa adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan,

seperti setiap alat, hal ini memiliki keterbatasan. Di

antara hambatan paling umum untuk komunikasi yang sukses

adalah polarization, indiscrimination, fact-conference confusion, Allness, static

evaluation, dan the bypass.

a. Polarization

Delima Rahmawati 42

Polarisasi adalah kecenderungan dalam menggambarkan

orang-orang, ide, dan kejadian. Ketika Anda menggunakan

bahasa terpolarisasi, sebuah ide yang konyol atau indah,

kenalan baru yang baik ramah, dan film adalah salah satu

yang terbaik atau yang terburuk yang pernah anda llihat.

b. Indiscrimination

Tidak ada dua orang, gagasan, peristiwa, atau proses itu

identik. Untuk menghindari masalah indiscrimination,

harus menyadari bahwa tidak dua orang, ide-ide, objek,

peristiwa, atau proses itu identik, bahkan jika mereka

berbagi kategori yang sama - atau yang disebut dengan

nama yang sama - karena kemiripan yang sama.

c. Fact-conference confusion

Fakta-fakta adalah pernyataan-pernyataan yang didasarkan

pada pengamatan; mereka yang terkait langsung dengan apa

yang Anda lihat, dengar, sentuh, rasa, atau cium.

Fact-Inference Confusion, merupakan Kecenderungan untuk

menanggapi sesuatu yang seolah-olah itu diamati ketika,

dalam kenyataannya, itu hanyalah kesimpulan, terjadi

karena bahasa kita tidak membuat tata bahasa perbedaan

antara fakta dan kesimpulan 

Masalah terjadi ketika Anda menyatakan kesimpulan seolah-

olah mereka adalah fakta, karena ketika Anda dan orang

lain mungkin setuju atas kebenaran fakta tersebut, tidak

ada jaminan mengharapkan orang lain untuk

memperlakukannya seperti itu, tapi Anda dapat terjadi

Delima Rahmawati 43

kesalahpahaman jika anda gagal untuk mengenali

bahwa kesimpulan itu benar-benar sebuah pendapat

subjektif.

d. Allness

Allness adalah asumsi bahwa ketika Anda mengatakan sesuatu,

Anda telah mengatakan semua pada subjek yang dikehendaki.

Sadari bahwa apa pun yang Anda atau orang lain katakan

tentang sesuatu, pasti ada yang lebih banyak untuk

dikatakan.

e. Static Evaluation

Segala sesuatu di dunia ini terus berubah, terus-menerus

dalam proses, tapi bahasa kita cenderung untuk tetap

statis. Hasilnya disebut statis evaluasi, ketidakmampuan

bahasa kita untuk memperhitungkan perubahan konstan.

disadari bahwa segala sesuatu yang dikatakan berlaku

untuk waktu tertentu. Sebuah perspektif baru, atau

setidaknya skeptisisme yang sehat dari perspektif lama,

adalah bertujuan untuk mengikuti perubahan

f. The Bypass

Bypassing terjadi ketika Anda menganggap bahwa Anda salah

memaknai kata-kata Anda sama dengan orang lain. Untuk

menghindari masalah itu, jangan beranggapan bahwa makna

digunakan bersama-sama hanya karena orang lain mengangguk

semangat dan tampaknya mengerti.

Delima Rahmawati 44

4.Penggunaan Bahasa Secara EfektifHambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses

dimulai dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita,

tetapi mereka tidak berakhir di sana. Cara kita menggunakan

bahasa - kata yang kita pilih dan cara kita menempatkan

mereka bersama - menimbulkan lebih banyak masalah. Di antara

masalah komunikasi yang paling umum adalah penggunaan bahasa

yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang menciptakan

kesan negatif.

a. Bahasa Yang Tidak Jelas

Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas

yaitu; kata-kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif,

distorsi, dan oxymoron.

Kata-Kata Relatif

Kata relatif mendapatkan maknanya dengan

perbandingan. kecuali titik perbandingan yang telah

ditentukan, kata relatif kurang jelas. Setiap kali Anda

mengevaluasi sesuatu tanpa menunjukkan kriteria Anda,

untuk kata-kata tertentu makna Anda mungkin berbeda

dari orang lain.

Eufemisme

ufemisme adalah bahasa ofensif untuk menggantikan

bahasa yang kasar. Tujuan eufemisme adalah untuk

melunakkan pukulan dari apa yang Anda

katakan. Sayangnya, pelunakan itu sering menyebabkan

Delima Rahmawati 45

efek samping yang tidak diinginkan: kurangnya

kejelasan.

Klise

Klise yang usang menyampaikan ekspresi yang umum atau

populer. Klise kekurangan keaslian dan dampak karena

penggunaan yang berlebihan. Ketika klise yang sekarang

digunakan pertama kali, mereka punya makna khusus

berdasarkan apa yang benar-benar digambarkan.

Kata Emotif

Kata emotif tampaknya deskriptif, tetapi sebenarnya

kata-kata emotif itu berkomunikasi dari sebuah sikap

terhadap sesuatu atau seseorang. Tergantung pada suka

atau tidak suka, Anda memilih kata-kata yang

mengkomunikasikan sikap Anda.

Distorsi

Komunikasi adalah bahasa yang paling jelas ketika

digunakan untuk mendistorsi makna. Upaya-upaya untuk

membesar-besarkan (atau untuk meminimalkan) nilai,

kepentingan, atau nilai dari sesuatu yang biasanya

melibatkan bahasa terdistorsi.

Oxymoron

Oxymoron adalah frase dari diri sendiri yang

bertentangan.

b. Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan

Bahasa Seksis

Delima Rahmawati 46

Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap

stereotip seksual atau superioritas salah satu jenis

kelamin, dapat dihilangkan dengan dua cara: pengganti

istilah netral jender atau tandai jender secara

jelas.

Bahasa Rasis

Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap

stereotip atau superioritas satu ras yang dapat

dihilangkan dengan menggunakan bahasa yang kongkrit.

Bahasa Yang Lemah

Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak

mencerminkan dari pernyataan kepastian. Dapat

dikontrol dengan mendengarkan untuk memagari,

kualifikasi, keragu-raguan, pertanyaan tag, dan

penyangkalan dan menghindari mereka, serta

menggunakan bahasa sederhana.

5.Pengertian Komunikasi Non VerbalA. Definisi Menurut Ahli

Bentuk awal komunikasi ini mendahului evolusi bagian otak

(neocortex) yang berperan daam penciptaan dan pengembangan

manusia. Komunikasi nonverval lebih tua dari komunikasi

verbal. Kita lebih awal melakukannya,karena hingga usia

kira-kira 18 bulan, kita secara total bergantung pada

Delima Rahmawati 47

komunikasi nonverbal seperti sentuhan, senyuman, pandangan

mata, dan sebagainya.

Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi

dengan menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau

pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan

gerakan tubuh, isyarat tubuh dan ekspresi muka. Menurut

Larry A. Samovar dan Richard E. Porter (dalam Deddy Mulyana,

2005), komunikasi mencangkup semua rangsangan (kecuali

rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang

dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan individu,

yang mempunyai nilai pesan, potensial bagi pengirim atau

penerima.

6.Fungsi Komunikasi Non VerbalMeskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat

dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya

kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin dalam

komunikasi tatap-muka settiap hari. Akan tetapi, kita

dapat menemukan setidaknya tiga perbedaan pokok antara

komunikasi verbal dan nonverbal. Pertama, sementara

perilaku nonverbal adalah saluran tunggal, perilaku

nonverbal bersifat multisaluran. Kedua, pesan verbal

terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal bersinambung.

Ketiga, komunikasi nonverbal lebih banyak mengandung lebih

banyak muatan emosional daripada komunikasi verbal.

Delima Rahmawati 48

Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai

beberapa fungsi. Paul Ekman (dalam dalam Deddy Mulyana,

2005) menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, yakni

sebagai:

Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol

yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan

mata dapat mengatakan, “Saya tidak sungguh-sungguh”

Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukan

depresi atau kesedihan.

Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan

terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan

berkomunikasi.

Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat

ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respon

yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk

mengurangi kecemasan.

Affect Display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation)

menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya

menunjukan perasaan takut, terkejut, atau senang.

Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku

verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi

sebagai berikut:

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku

verbal, misalnya Anda mengangukan kepala ketika

mengatakan “Ya”.

Memperteguh, menekankan, atau melengkapi

perilaku verbal. Misalnya Anda melambaikan tangan

Delima Rahmawati 49

seraya mengucapkan “Selamat Jalam” atau “Bye bye”.

Isyarat nonverbal itulah yang disebut affect display.

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku

verbal, jadi berdiri sendir, misal Anda menggoyangkan

tangan Anda dengan telapak tangan mengarah kedepan

(pengganti kata “Tidak”) ketika seorang pengamen

mendatangi Anda.

Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku

verbal. Misalnya Anda sebagai mahasiswa mengenakan

jaket atau membereskan buku-buku, atau melihat jam

tangan Anda menjelang kuliah berakhir, sehingga dosen

segera menutuo kuliahnya.

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan

dengan perilaku verbal. Misalnya, seorang dosen melihat

jam tangan dua – tiga kali, padahal tadi ia mengatakan

bahwa ia mempunyai waktu untuk berbicara dengan Anda

sebagai mahasiswanya.

7.Penampilan FisikSetiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik

seseorang, baik itu bentuk tubuh, body image, ataupun

busananya.

a. Bentuk Tubuh

Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong perbedaan

stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh

besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang tersebut

kuat, menyeramkan, banyak makan, rajin berolah raga dan

Delima Rahmawati 50

lain sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang yang

bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang tersebut

kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah dan lain

sebagainya.

b. Body Image

Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik,

tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika

sedang berinteraksi dengan orang lain. Gambaran-gambaran

ideal mengebaik tubuh menjadi impian para laki-laki dan

perempuan.

c. Busana

Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai

kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu

mempengaruhicara kita berdandan. Seorang wanita muslim,

ia menandai dirinya sebagai muslim dengan memakai

kerudung.

Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas

pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang yang

konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.

Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang yang

sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian

berbeda.

8.InteraksiDelima Rahmawati 51

Karena makan adalah isi, perilaku nonverbal mempunyai

sedikit makna diluar situasi yang mana terpikiran oleh

meraka. Misalnya, perilaku nonverbal yang mengkomunikasikan

kesedihan dapat juga mengkomunikasikan kegembiraan

Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal,

yakni:

a. Konteks Fisik

Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai dimensi.

Contohnya konteks fisik dapat dinilai sesuai dengan

tingkat formalitas, kenyamanan, privasi, keakraban, dan

kedekatan.

b. Konteks Psikologi

Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori,

yakni territoriality dan ruang pribadi.

Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap

beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara

tetap. Mungkin tidak akan benar-benar logis untuk

mengklaim daerah-daerah tertentu di lingkungan Anda,

tetapi Anda tetap melakukannya. Misalnya, Anda merasa

bahwa kamar tempat Anda tidur adalah kamar Anda. Karena

Anda merasa menjadi bagian dari lingkungan yang menyatu

ke dalam diri Anda.

Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”,

satu dari empat wilayah yang digunakan manusia

berdasarkan perspektif Lyman dan Scott (wilayah publik,

wilayah rumah, wilayah interaksional, dan wilayah

pribadi). Untuk membuktikan bahwa setiap orang mempunyai

Delima Rahmawati 52

wilayah pribadi ini-bila Anda laki-laki- hampirilah

seorang wanitayang anda tidak kenal sedekat mungkin

dengan Anda. Ia pasti akan memberikan reaksi, seperti

bergeser ke samping atau meletakan buku sebagai pembatas

antara dia dan Anda. Edward T. Hall (dalam Deddy Mulyana,

2005) mengemukakan empat zona spesial dalam interaksi

sosial:

Zona intim (0 – 18 inci), untuk kegiatan intim,

termasuk lewat rahasia dan memiliki percakapan

rahasia

Zona pribadi (18 – 4 kaki), hanya untuk kawan-

kawan akrab, meskipun terkadang kita mengizinkan

orang lain untuk memasukinya.

Zona Sosial (4 – 10 kaki), yaitu ruang yang kita

gunakan untuk kegiatan bisnis sehari-hari.

Zona publik (10 – tak terbatas), yang mencerminkan

jarak antara orang-orang yang tidak saling

mengenal, juga jarak antara penceramah dengan

pendengarnya.

9.SentuhanStudi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika

(haptics). Sentuhan, seperti foto, adalah perilaku

nonverbal yangmultimakna, dapat menggantikan seribu kata.

Kenyataannya sentuhan ini bisa merupakan tamparan,

pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan,

jabatan tangan, rabaan, hingga sentuhan rabaan sekilas.

Delima Rahmawati 53

Sentuhan kategori terakhirlah yang sering diasosiasikan

dengan sentuhan.

Menurut Heslin (dalam Deddy Mulyana, 2005), terdapat

lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari

yang sangat impersonal hingga yang sangat personal.

Kategori-kategori itu adalah sebagai berikut:

Fungsional Profesional. Di sini sentuhan bersifat

“dingin” dan berorientasi bisnis.

Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan

memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang

berlaku, misalnya berjabat tangan.

Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap

sentuhan yang menandakan afekdi atau hubugan yang

akrab, misalnya dua orang yang saling berpelukan

setelah lama berpisah.

Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan

yang menyatakan keterikantan, misalnya mencium pipi

orangtua dengan lembut.

Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan

kategori sebelumnya, hanya saja motivnya bersifat

seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna

cinta atau keintiman.

10. Suara dan ParabahasaDari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan

banyak hal tentang Anda. Semua dengan sendirinya, suara

Anda menawarkan petunjuk kuat untuk usia Anda, keadaan

Delima Rahmawati 54

emosi, pendidikan, dan status. Variasi kenyaringan (keras

atau lembut), pitch (rendah atau tinggi), tingkat (cepat

atau lambat), kualitas, artikulasi (tidak jelas atau

terpotong), dan pengucapan (suku kata apa yang ditekankan)

memberi isyarat-isyarat vokal karakter mereka yang unik.

Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita

berbicara keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda

ketika kita sedang sedang tidak marah, kita berbicara

lembut, tidak kencang, bernada rendah.

Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-

aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya

kecepatan suara, nada (tinggi atau rendah), intensitas

(volume) suara, intonasi, kualitas vokal (kejelasan), warna

suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara terputus-

putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan,

tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap

karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran

kita.

11. Bahasa Tubuh, Muka dan MataBidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika

(kinesics). Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan

pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh

secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat

simbolik.

a. Tipe Bahasa Tubuh

Delima Rahmawati 55

Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi

menjadi 5 kategori:

Lambang

Ilustrator

Regulator

Affect Display

Adaptor

b. Kegunaan Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh juga dapat dikategorikan menurut

penggunaannya. Salah satu penggunaan gerakan tubuh

adalah untuk mengkomunikasikan derajat kesenangan

atau ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa

tubuh juga mengkomunikasikan tingkat keminatan dan

gairah terhadap sesuatu.

c. Muka dan Mata

Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang

paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah,

khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak

berkata-kata. Okulesika (oculesics) merujuk pada

studi tentang penggunaan kontak mata dalam

berkomunikasi. Menurut Albert Mehrabian (dalam dalam

Deddy Mulyana, 2005), andil wajah dalam pengaruh

pesan adalah 55 %, sementara vokal 30 %, dan verbal

hanya 7 %.

Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi

antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk

Delima Rahmawati 56

memberitahu orang lain, apakah Anda melakukan

hubungan dengan orang itu atau menghindarnya. Kedua,

fungsi ekspresif, memberitahu orang lain, bagaimana

perasaan Anda terhadapnya.

Post-test1. Jelaskan pengertian komunikasi verbal!

2. Jelaskan Pengertian komunikasi nonverbal!

3. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi komunikasi verbal &

nonverbal!

4. Sebutkan tipe dan kegunaan bahasa tubuh

5. Jelaskan perilaku nonverbal pada gambar di bawah ini!

Delima Rahmawati 57

Handout :

1. Pengertian Komunikasi Verbal

Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi

dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan

verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata

atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode

verbal.

2. Pentingnya Komunikasi Verbal

Bahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda

menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk

meceritakan kepada orang dan menceritakan kejadian

pengalamanmu, mengatur perilaku, seperti ketika Anda

berbicara kepada diri sendiri saat memilih tindakan; dan

untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda

mencoba untuk mempersuasi temanmu.

3. Bahasa dan Makna

Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna

dalam dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat

arbitrer yang berdiri untuk atau mewakili sesuatu.

Delima Rahmawati 58

Simbol Akbstrak dan Kongkrit

Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka

lihat, yaitu konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat

spesifik dan mengacu pada satu hal. simbol abstrak

bersifat umum dan dapat merujuk kepada banyak hal.

Denotasi dan Konotasi

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secaraeksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuaidengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yangdikandung sebuah kata secara objektif.

Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalamtingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebasmemegang peranan penting di dalam ujaran.

Private Language dan Shared Language

Private Language mengacu kepada makna bahasa yang

disetujui oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat

yang lebih besar; Shared Language mengacu pada makna yang

disepakati oleh semua bahasa anggota masyarakat. Private

Language dapat terdiri dari kata khusus dan makna khusus

untuk kata-kata umum.

4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi: Bahasa Sempurna

Kami

Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam

bahasa, bahasa adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang

dan, seperti setiap alat, hal ini memiliki keterbatasan. Di

antara hambatan paling umum untuk komunikasi yang sukses

antara lain:

polarization,

indiscrimination,

Delima Rahmawati 59

fact-conference confusion,

Allness, static evaluation, dan

The bypass.

5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif

Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses

dimulai dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita,

tetapi mereka tidak berakhir di sana. Cara kita menggunakan

bahasa - kata yang kita pilih dan cara kita menempatkan

mereka bersama - menimbulkan lebih banyak masalah. Di antara

masalah komunikasi yang paling umum adalah penggunaan bahasa

yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang menciptakan

kesan negatif.

Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas

yaitu; kata-kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif,

distorsi, dan oxymoron.

Kata-Kata Relatif

Eufemisme

Klise

Kata Emotif

Distorsi

Oxymoron

6. Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan

Bahasa Seksis

Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap

stereotip seksual atau superioritas salah satu jenis

kelamin, dapat dihilangkan dengan dua cara: pengganti

istilah netral jender atau tandai jender secara jelas

Delima Rahmawati 60

Bahasa Rasis

Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap

stereotip atau superioritas satu ras yang dapat

dihilangkan dengan menggunakan bahasa yang kongkrit.

Bahasa Yang Lemah

Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak

mencerminkan dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol

dengan mendengarkan untuk memagari, kualifikasi, keragu-

raguan, pertanyaan tag, dan penyangkalan dan menghindari

mereka, serta menggunakan bahasa sederhana.

7. Pengertian Komunikasi Nonverbal

Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah

komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol nonverbal.

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang

menggunakan gerakan tubuh, isyarat tubuh dan ekspresi

muka. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter

(dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi mencangkup semua

rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting

komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan

lingkungan individu, yang mempunyai nilai pesan,

potensial bagi pengirim atau penerima

8. Fungsi Komunikasi Nonverbal

Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai

beberapa fungsi yakni sebagai:

Emblem.

Ilustrator

Delima Rahmawati 61

Regulator

Penyesuai

Affect Display

Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku

verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi

sebagai berikut:

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal,

Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku

verbal.

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal

Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan

dengan perilaku verbal

9. Penampilan Fisik

Bentuk Tubuh

Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong

perbedaan stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk

tubuh besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang

tersebut kuat, menyeramkan, banyak makan, rajin berolah

raga dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang

yang bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang

tersebut kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah

dan lain sebagainya.

Image Body

Delima Rahmawati 62

Seseorang yang memiliki penampilan yang indah

(cantik, tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri

ketika sedang berinteraksi dengan orang lain. Gambaran-

gambaran ideal mengebaik tubuh menjadi impian para laki-

laki dan perempuan.

Busana

Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan,

nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu

mempengaruhicara kita berdandan. Seorang wanita muslim,

ia menandai dirinya sebagai muslim dengan memakai

kerudung.

Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang

atas pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang

yang konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.

Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang

yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian

berbeda.

10. Interaksi

Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal,

yakni:

Konteks Fisik

Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai

dimensi.

Konteks Psikologi

Delima Rahmawati 63

Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori,

yakni territoriality dan ruang pribadi.

Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap

beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara

tetap. 

Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”.

11. Sentuhan

Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika

(haptics). Terdapat lima kategori sentuhan. Kategori-

kategori itu adalah sebagai berikut:

Fungsional Profesional.

Sosial-sopan.

Persahabatan-kehangatan.

Cinta-keintiman.

Rangsangan seksual.

12.Suara dan Parabahasa

Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan

banyak hal tentang Anda.  Sebagai contoh ketika kita

berekspresi marah, kita berbicara keras, cepat, dengan pitch

yang tinggi. Berbeda ketika kita sedang sedang tidak marah,

kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada rendah.

Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-

aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya

kecepatan suara, nada (tinggi atau rendah), intensitas

(volume) suara, intonasi, kualitas vokal (kejelasan), warna

suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara terputus-

Delima Rahmawati 64

putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan,

tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap

karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran

kita.

13.Bahasa Tubuh, Muka dan Mata

Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika

(kinesics). Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan

pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh

secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.

Tipe Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5

kategori:

Lambang

Ilustrator

Regulator

Affect Display

Adaptor

Kegunaan Bahasa Tubuh

Salah satu penggunaan gerakan tubuh adalah untuk

mengkomunikasikan derajat kesenangan atau

ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa tubuh juga

mengkomunikasikan tingkat keminatan dan gairah terhadap

sesuatu.

Muka dan Mata

Delima Rahmawati 65

Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang

paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah,

khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-

kata. Okulesika (oculesics) merujuk pada studi tentang

penggunaan kontak mata dalam berkomunikasi.

Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi

antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu

orang lain, apakah Anda melakukan hubungan dengan orang

itu atau menghindarnya. Kedua, fungsi ekspresif,

memberitahu orang lain, bagaimana perasaan Anda

terhadapnya.

MODUL 3

MEMAHAMI KEMAMPUAN LISTENING

TUJUAN PEMBELAJARAN :

UMUM :Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”

sesi “Memahami Kemampuan Listening.” peserta diharapkan dapat :

Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai

konsep Listening

KHUSUS :

Delima Rahmawati 66

Setelah mengikuti pelatihan “Pelatihan dan Kompetensi Komunikasi”

sesi “Memahami Kemampuan Listening.” peserta diharapkan dapat :

Memahami dan mengidentifikasi pola-pola listening yang

dimiliki

Mengetahui dan memahami tiga tingkatan dari proses

listening

Menjelaskan pentingnya listening sebagai proses komunikasi

Mengetahui macam-macam gaya listening

Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan

keterampilan listening

Memahami dan menggunakan llstening empathic

WAKTU :Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (2 jam)

METODE PENYAJIAN :Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

ALAT PENYAJIAN :Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Delima Rahmawati 67

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

TEKNIK EVALUASI :Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

PENGATURAN TEMPAT :Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan

dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang

sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau

berbentuk U.

LANGKAH-LANGKAH :1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

2. Memperkenalkan diri.

3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.

4. Membagikan lembar pre-test.

5. Membagikan handout.

6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Listening”

7. Menjelaskan materi “Macam-macam Gaya Listening”

8. Menjelaskan materi “Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening”

9. Menjelaskan materi “Listening Empathic”

10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

11. Membagikan lembar post-test.

12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

Delima Rahmawati 68

PANDUAN PELAKSANAAN MODUL :1. Pokok Bahasan Memahami Kemampuan Listening

2. Sub Pokok Bahasan

1. Konsep Dasar Listening

2. Macam-macam Gaya Listening

3. Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening

4. Listening Empathic

3. Tujuan Umum

Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai

konsep Listening

4. Tujuan Khusus

1. Memahami dan mengidentifikasi pola-pola listening

yang dimiliki

2. Mengetahui dan memahami tiga tingkatan dari proses

listening

3. Menjelaskan pentingnya listening sebagai proses

komunikasi

4. Mengetahui macam-macam gaya listening

5. Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan

keterampilan listening

6. Memahami dan menggunakan listening empathic

5. Metode

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi

6. Waktu 120 menit (2 jam )

7. Alat Penyajian Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Delima Rahmawati 69

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout

8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

9. Pengaturan

Tempat

Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre

style atau bentuk U

LANGKAH-LANGKAH :Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan. 2 menit

2. Memperkenalkan diri. 3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit

4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit

5. Membagikan handout 5 menit

6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Listening” 20 menit

7. Menjelaskan materi “Macam-macam Gaya Listening” 20 menit

8. Menjelaskan materi “Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening”

20 menit

9. Menjelaskan materi “Listening Empathic” 20 menit

10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit

11. Membagikan lembar post-test. 5 menit

12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. 5 menit

Delima Rahmawati 70

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit

Pre-test1. Jelaskan menurut anda pengertian Listening !

2. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam listening!

3. Sebutkan dan jelaskan level pada listening !

4. Mengapa listening penting bagi kehidupan Anda!

Delima Rahmawati 71

MATERI MODUL 3

MEMAHAMI KEMAMPUAN LISTENING

1. KONSEP DASAR LISTENINGA. Definisi Menurut Ahli

Listening adalah proses aktif dalam menerima, menyertai,

dan memberikan makna dari suara. Disebut aktif karena itu

melibatkan pengambilan informasi dari pembicara,

diproses, diberikan makna, dan kemudian diberikan feedback.

Listening tidak hanya respons otomatis terhadap suara. Hal

ini membutuhkan seorang pendengar untuk memahami,

menafsirkan, dan mengevaluasi apa yang dia dengar. Saat

ini, kemampuan untuk mendengarkan merupakan keterampilan

penting dalam komunikasi antarpribadi. Ini meningkatkan

hubungan pribadi melalui pengurangan konflik, memperkuat

kerjasama, serta menumbuhkan pemahaman.

Ketika berinteraksi, orang sering tidak mendengarkan

dengan penuh perhatian untuk satu sama lain. Mereka

mungkin akan terganggu, memikirkan hal-hal lain, atau

berpikir tentang apa yang akan mereka katakan selanjutnya

(kasus terakhir ini terutama berlaku dalam situasi

konflik atau ketidaksepakatan). Listening adalah cara yang

terstruktur mendengarkan dan menanggapi orang lain. 

Listening memfokuskan perhatian pada pembicara. 

B. Tingkatan Dalam Listening

Listening mengetahui perbedaan antara apa yang

dikatakan, apa yang Anda dengar, dan apa yang

dimaksud. Mendengarkan secara efektif melibatkan

empat tahap:

Tahap Merasakan

Pada tahap ini indera pendengaranlah yang

digunakan untuk menerima pesan. Pikiran kita

memiliki kemampuan untuk mendengarkan empat kali

lebih cepat daripada orang bicara. Satu

tantangan untuk mendengarkan secara efektif akan

memfokuskan pikiran kita. Untuk meningkatkan

keterampilan, kita harus melihat langsung orang

yang sedang berbicara. Ketika Anda mendengar

kata-kata orang itu, mulailah membaca bahasa

tubuhnya juga. Dengarkan nada dan intonasi. 

Di sisi lain, jika Anda mengambil bagian

dalam berbicara di depan umum, audiens Anda akan

menghadapi tantangan yang sama yang Anda lakukan

dengan seni mendengarkan.Pemahaman ini akan

menjadi bantuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.

Tahap Mengerti

Pengolahan dan menafsirkan pesan. Daripada

memikirkan apa yang akan Anda katakan

berikutnya, cobalah untuk memikirkan apa yang

dikatakan dari sudut pandang

komunikator. Pikirkan diri Anda sebagai pembela

mereka dan tujuan Anda adalah untuk membantu

semua orang memahami apa yang pembicara coba

untuk mengkomunikasikannya.

Tahap Evaluasi

Setelah pesan dimengerti, anda dapat melewati

tahap dimana anda dapat meilai pesan tersebut

Tahap Respon

Setelah diamati, kemudian berikanlah umpan

balik kepada pembicara

C. Level Dalam Listening

Level 1 (level dasar)

Mendengarkan, tapi tidak merespon. Sedikit upaya

dilakukan untuk mendengarkan. Seringkali, seseorang di

tingkat ini adalah percaya bahwa ia membayar lebih

banyak perhatian ketika benar-benar ia sedang

memikirkan hal-hal lain. Mereka umumnya lebih tertarik

untuk berbicara, daripada mendengarkan.

Level 2 (level menengah)

Pada tingkat kedua, individu mendengar suara dan

kata-kata, tetapi tidak benar-benar mendengarkan secara

mendalam. Pada tingkat ini, orang-orang tidak

mendengarkan makna yang lebih dalam dari apa yang

dikatakan.

Mereka berusaha untuk mendengarkan apa yang

dikatakan pembicara, tetapi mereka tidak melakukan

upaya untuk memahami apa yang pembicara katakan. Mereka

cenderung lebih peduli dengan konten daripada

perasaan. Mereka tidak benar-benar berpartisipasi dalam

percakapan.

Level 3 (level atas)

Tingkat ini seseorang mendengar secara aktif. Pada

tingkat ini, orang mencoba untuk menempatkan diri

mereka di tempat pembicara, mereka mencoba untuk

melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Beberapa

karakteristik dalam tingkat ini meliputi: hanya

mengambil ide utama, mengakui dan menjawab, tidak

membiarkan diri Anda terganggu, menaruh perhatian pada

komunikator secara total, termasuk bahasa tubuhnya.

D. Pentingnya Listening

Listening adalah keterampilan komuniikasi yang sangat

penting karena banyak sekali kegunaannya. Anda

mendengarkan untuk memahami, mengapresiasi,

mengidentifikasi, mengevaluasi, mengepati, dan menambah

pengetahuan diri sendiri.

2. Macam-macam Gaya Listening

a. Gaya Content-Oriented

Gaya ini lebih tertarik pada kualitas pesan. Gaya ini

berguna ketika melihat perspektif yang luas dan

berbagai banyak pilihan.

b. Gaya People-Oriented

Gaya ini lebih menitik beratkan untuk menciptakan dan

memelihara hubungan positif.

c. Gaya Action-Oriented

Gaya ini lebih menitik beratkan pekerjaan. Digunakan

utnuk menghadiri kebutuhan bisnis.

d. Gaya Time-Oriented

Gaya ini sangat menitik beratkan pada keefisiensi

waktu.

3. Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening

a. Fokus Terhadap Perhatian

Untuk menjadi pendengar yang baik, Anda harus

mengetahui bagaimana utnuk memfokuskan terhadap

perhatian pembicara. Fokus ini dapat membantu dalam dua

cara: memungkinkan Anda untuk memilih isyarat-isyarat

nonverbal dan menunjukkan bahwa Anda memperhatikannya.

Berikut adalah cara untuk menigkatkan fokus terhadap

perhatian: Mengunakan parafrase

Mengulang dan mengingat

Buat catatan

Memperhatikan fisik atau gerak tubuh pembiacara

b. Pengorganisasian Materi

Pengelompokan

Pengelompokan sedikit informasi sesuai dengan

hubungan timbal balik. Dengan pengelompokan ini

memungkinkan Anda untuk memadatkan informasi dan lebih

mudah untuk mengingat.

Penyusunan

Penyusunan beberapa informasi kedalam urutan atau

susunan yang sistematis.

Penataan

Menata dan merubah serta mengembangkan informasi

yang telah disusun menjadi informasi yang lebih baru.

c. Menyediakan Feedback

Sebagai pendengar, Anda boleh menyanggah pembicara

apabila ia sudah melenceng dari fokus pembicaraan. Ini

merupakan efek feedback Anda dari apa yang Anda dengar.

Fungsinya adalah pembicaraan menjadi fokus, lebih

tertata, lebih spesifik dan lain sebagainya.

4. Emphatic Listening

Empatik adalah kemampuan untuk memproyeksikan diri ke

dalam kepribadian orang lain untuk lebih memahami emosi

atau perasaan orang itu. Melalui empati, memungkinkan

pendengar mendengarkan pembicara, "Saya memahami masalah

Anda dan bagaimana Anda merasakan hal itu, saya tertarik

pada apa yang Anda katakan dan aku tidak menghakimi

Anda”. Pendengar menyampaikan pesan ini melalui kata-kata

dan perilaku non-verbal, termasuk bahasa tubuh. Dengan

demikian, para pendengar mendorong pembicara untuk

sepenuhnya mengekspresikan dirinya sendiri bebas dari

gangguan, kritik atau diberitahu apa yang harus

dilakukan.

Empathic listening, adalah kemampuan mengerti pesan orang

lian dari sudut pandang dia. Ini membutuhkan perhatian

dalam isi pesan dan perasaan pesan. Listening Empathic

memberikan anda untuk memahami model dasar dalam

membantu:

INVOLVING EXPLORING RESOLVING CONCLUDING 5.

Melibatkan diri dalam kehidupan orang lain memerlukan

tindakan sebagai cermin untuk mencerminkan masalahnya

atau kebutuhannya. Anda kemudian membantu orang untuk

menyelidiki situasi. Ini sering dilakukan dengan

mendengarkan dengan cermat dan mengajukan pertanyaan yang

mensimulasikan umpan balik orang lain untuk berbicara dan

berpikir tentang masalahnya. Tujuannya adalah untuk

membantu orang untuk menyelesaikan masalah baik melalui

pemahaman pribadi atau serangkaian pengalaman yang

memberikan keterampilan. Dalam langkah terakhir,

pendengar merangkum semua menunjukkan kemungkinan masa

depan. Tujuan listening emphatic ini adalah untuk membangun

hubungan atau membantu memecahkan masalah.

Cara Praktis Mendengar Secara Empatik :

Advising : Menawarkan saran

Judging :Mencari konstruktif penilaian

Analyzing : menginterpretasikan pesan pembicara

Questioning : Membantu menyelesaikan masalah

Supporting

Prompting : Tujuannya adalah untuk membantu pembicara

menarik kesimpulan untuk diri sendiri.

Paraphrasing

Post-test1. Jelaskan menurut anda pengertian Listening !

2. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam listening!

3. Sebutkan dan jelaskan level pada listening !

4. Mengapa listening penting bagi kehidupan Anda!

5. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe listening! Termasuk kedalam

gaya apakah Anda?

6. Sebutkan teknik untuk meningkatkan keterampilan listening?

7. Jelaskan maksud dari empathic listening!

DAFTAR PUSTAKABUKU :

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2007.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2001

Rosenfeld, Lawrence B. & Berko. Communicating With Competency. London:

Foresman and Company. 1990.

Rae, Leslie. Using People Skills in Training and Development. London: Bhuana

Ilmu Populer. 2005

Website & Blog :

http://www.slideshare.net/Chataling/modul-pelatihan-kompetensi-

komunikasi (7 Maret 2014)

http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (7

maret 2014)

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/makna-denotatif-

makna-konotatif-dan.html (7 maret 2014)

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-

verbal.html (7Maret 2014)

http://www.speechmastery.com/art-of-listening.html (9 maret 2014)

http://en.wikipedia.org/wiki/Active_listening (9 maret 2014)

http://communicatebetter.blogspot.com/2009/01/three-different-

levels-of-listening.html (9 maret 2014)

http://www.ingilish.com/listening-activities.html (9 maret 2014)

Sumber Lain :

Modul pelatihan profesional: Meeting Management Modul (Maulana

Nurhadi/ KIC053138)