MK 14 Capital Budgeting

27
CAPITAL BUDGETING Dalam Manajemen Keuangan Dina Novia P, SP.,MSi. Lab.of Agribusiness Analysis and Management Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : [email protected] DAFTAR ISI 1. DESKRIPSI - Tujuan 2. DEFINISI 3. ASPEK PENTING dalam CAPITAL BUDGETING - Gunakan Selalu Cash Flow - Think Incrementally - Perhitungkan Opportunity Cost - Sunk Cost Tidak Masuk Perhitungan - Konsekuensi proyek 4. METODE dalam CAPITAL BUDGETING - Average Rate of Return - Pay Back Period - Net Present Value (NPV) - Profitability Index (PI) - Internal Rate of Return - Capital Rationing 1. DESKRIPSI Dalam modul ini akan dijelaskan tentang metode- metode dalam penilaian rencana investasi dan pengambilan keputusan terhadap rencana investasi tersebut. Investasi (sumber- sumber yang tersedia) jumlahnya sangat langka (terbatas), maka tidak semua proyek/usaha /kegiatan dapat diselenggarakan walaupun semuanya memberikan keuntungan. Dari berbagai kesempatan investasi, terbuka tingkat keuntungan yang berbeda-beda, untuk itu perlu adanya penilaian terhadap rencana investasi (analisis, rangking dan pemilihan proyek/usaha yang akan dijalankan sesuai dengan investasi yang ada dan berikan keuntungan yang lebih besar) MANAJEMEN KEUANGAN MODUL 1

Transcript of MK 14 Capital Budgeting

CAPITAL BUDGETINGDalam Manajemen KeuanganDina Novia P, SP.,MSi.Lab.of Agribusiness Analysis and ManagementFaculty of Agriculture, Universitas BrawijayaEmail : [email protected]

DAFTAR ISI1. DESKRIPSI- Tujuan

2. DEFINISI3. ASPEK PENTING dalam

CAPITAL BUDGETING- Gunakan Selalu Cash

Flow- Think Incrementally- Perhitungkan

Opportunity Cost

- Sunk Cost Tidak Masuk Perhitungan

- Konsekuensi proyek4. METODE dalam CAPITAL

BUDGETING- Average Rate of Return- Pay Back Period- Net Present Value (NPV)- Profitability Index (PI)- Internal Rate of Return- Capital Rationing

1. DESKRIPSIDalam modul ini akandijelaskan tentang metode-metode dalam penilaianrencana investasi danpengambilan keputusanterhadap rencana investasitersebut. Investasi (sumber-sumber yang tersedia)jumlahnya sangat langka(terbatas), maka tidak semuaproyek/usaha /kegiatan dapatdiselenggarakan walaupunsemuanya memberikan keuntungan. Dari berbagai kesempataninvestasi, terbuka tingkat keuntungan yang berbeda-beda,untuk itu perlu adanya penilaian terhadap rencanainvestasi (analisis, rangking dan pemilihan proyek/usahayang akan dijalankan sesuai dengan investasi yang ada danberikan keuntungan yang lebih besar)

MAN

AJEMEN

KEUANGAN

MODUL

1

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya

TujuanSetelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa :a. Dapat menjelaskan tentang investasi dan pentingnya

keputusan investasi.b. Dapat menjelaskan tentang metoda dalam penilaian rencana

investasi.c. Dapat melakukan penilaian terhadap rencana investasi

(melakukan analisis dan rangking terhadap rencanainvestasi).

d. Dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap rencanainvestasi.

2. DefinisiCapital Budgeting adalah keseluruhan proses dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana, jangka waktupengembalian dana tersebut melebihi satu tahun (Suratiyah, 2006) danmenurut Pangestu (2001) Capital Budgeting adalah menilai rencanainvestasi yang akan kembali dalam jangka panjang. Investasi adalahkomitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukanpada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasadatang.

Investasi berkaitan engan berbagai macam aktivitas dan terbagimenjadi dua, yaitu aset riil dan aset finansial. Aset riil misalnyatanah, emas, mesin dan bangunan. Aset finansial misalnya deposito,saham, dan obligasi.Menurut Tandelilin (2001), tujuan investasi adalah untuk :

Menghasilkan sejumlah uangUntuk mendapat kehidupan yang lebih layak / baik dimasa yang akan datang.Menurut Soetrisno (1985) yang menjelaskan tentang kriteria usulan

proyek, investasi adalah pengeluaran yang pertama atau ongkospermulaan proyek, yaitu ongkos yang dikeluarkan mulai studi kelayakan,pembangunan proyek sampai dengan pembukaan proyek .Ongkos / biaya inidisebut dengan project cost (ongkos proyek) atau ongkos permulaan(initial cost). Dalam analisis criteria usulan proyek tahun permulaanproyek ditandai dan disebut dengan tahun ke nol.

Page 2 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Dari berbagai kesempatan investasi, terbuka keuntungan yang

berbeda, untuk itu perlu adanya analisis terhadap usulan proyek. Salahsatu tujuannya adalah mengadakan penilaian terhadap investasi dandapat memilih alternatif investasi yang paling menguntungkan(Gray,dkk., 1985)

Menurut Husnan dan Muhamad (2000), dalam studi kelayakan, yangdipelajari salah satunya adalah penilaian investasi dengan kriteriainvestasi. Sedangkan menurut Soetrisno P.H (1985), salah satu tahapandalam studi kelayakan adalah tahap evaluasi dengan criteria investasidan tahap ranking

3. Aspek Penting dalam Capital Budgeting1. Gunakan Selalu Cash Flow

Dalam melakukan capital budgeting, yang selalu digunakan adalahcash flow, bukannya accounting profit.Cash flow dan laba akuntansimempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Laba akuntansi barudapat direalisasikan ketika diterima di kemudian hari, sementaraarus kas benar-benar merupakan kas yang sudah diterima di tangankita dan siap untuk diinvestasikan kembali. Misalnya, jika kita mempunyai tanah, perlengkapan dan aset tetaplainnya, tentunya terdepresiasi selama beberapa tahun umurekonomisnya. Dalam perhitungan laba akuntansi, depresiasi dimasukkandalam komponen beban yang mengurangi laba akuntansi, padahaldepresiasi tidak mengurangi arus kas. Sehingga, cash flow menjadilebih relevan dalam melakukan capital budgeting.

2. Think Incrementally

Berusaha untuk selalu think incrementally, yakni bagaimanatambahan yang dihasilkan oleh suatu proyek terhadap kondisi yang adasekarang? Apakah dengan mengambil proyek yang satu ini akanmenghasilkan tambahan yang menguntungkan, ataukah justru lebihmenguntungkan jika tidak melakukan apapun?

Misalnya, ketika perusahaan ingin memperbarui peralatan produksiyang sudah dimilikinya selama beberapa tahun dengan yang baru, danmenjual yang lama. Tentunya harus diperhitungkan incremental cashflow setelah pajak yang dihasilkan dari peralatan produksi yang barutersebut. Mungkin saja ternyata incremental cash flow yangdihasilkan justru negative karena biaya perawatan peralatan barulebih mahal, misalnya sementara penghematan tidak terlalusignifikan.

3. PerhitungkanOpportunity Cost

Page 3 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika

seseorang memilih suatu alternative dibandingkan dengan alternativelainnya. Opportunity cost merupakan komponen yang seringkalidilupakan maupun salah dihitung dalam evaluasi capital budgeting.Hal ini seringkali disebabkan karena orang seringkali tidakmenyadari adanya peluang lain yang dapat dihasilkannya.

Contoh, misalnya kita mempunyai sebidang tanah pribadi yang kitabeli dengan harga Rp 1 miliar, dan ingin digunakan untuk suatuproyek.Harga pasar tanah ini sekarang sekitar 2 miliar. Kesalahanyang seringkali terjadi adalah sama sekali tidak menghitungpenggunaan tanah pribadi sebagai opportunity cost atau hanyamenghitung Rp1 miliar saja sebagai opportunity cost, padahal potensipenjualannya mencapai Rp2 miliar, yang seharusnya jadi opportunitycost.

4. Sunk Cost Tidak Masuk PerhitunganSunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak

akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru. Oleh karenaitu, menjadi tidak relevan untuk memperhitungkan sunk cost dalamsuatu analisa capital budgeting, karena biayanya sudah terjadisementara keputusan investasi yang diambil baru akan terjadi di masadepan.

Misalnya, ketika suatu perusahaan melakukan riset pasar terhadapproduknya, maka itu adalah sunk cost. Sehingga, ketika melakukanevaluasi capital budgeting sebelum produksi dijalankan, sunk costtersebut tidak diikutsertakan, karena memang sudah terjadi dan tidakakan terjadi lagi di masa depan.

5.Konsekuensi proyekDalam melakukan analisa capital budgeting, Anda harus punya

pandangan jauh ke depan. Arahkan fokus Anda juga kepada implikasi-implikasi yang dihasilkan dari keputusan proyek yang Anda ambil.Apakah ada risiko atau kemungkinan buruk yang memunculkan biayatidak terduga? Jika ada biaya-biaya yang tersembunyi, perhitungkanjuga dalam analisa.Misalnya, proyek dari pengembangan produk baru, tentunya berpotensiuntuk memakan pangsa pasar dari produk yang lama. Sehingga ini jugapenting untuk dipertimbangkan.Langkah-langkah Capital Budgeting:1.Biaya proyek harus ditentukan2.Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,

termasuk nilai akhir aktiva3.Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi

probabilitas aliran kas)Page 4 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya 4.Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya

modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek5.Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan

digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.6.Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan

dengan biayanya.

4. Metode dalam Capital BudgetingSyamsuddin (2007) menyatakan, ada beberapa metoda dalam CapitalBudgeting untuk penentuan rangking investasi dan pengambilkeputusan,yaitu:

1. Average Rate of ReturnMetode Average Rate of Return atau sering disebut juga dengan

Accounting Rate of Return, menunjukkan prosentase keuntungan nettosesudah pajak dihitung dari Average Investment atau Initialinvestment.Metode ini mendasarkan diri pada keuntungan yangdilaporkan dalam buku (Reported Accounting Income), (BambangRiyanto, 1995).

Metode accounting rate of return adalah metode penilaianinvestasi yang mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dariinvetasi.Metode ini menggunakan dasar laba akuntansi sehingga angkayang dipergunakan adalah laba setelah pajak (EAT) yang dibandingkandengan rata-rata investasi.

ARR=Rata−rataEAT

Rata−rataInvestasi×100%

Untuk menghitung rata-rata EAT dengan cara menunjukkan EAT (labasetelah pajak) selama umur investasi dibagi dengan umur investasi.Sedangkan untuk menghitung rata-rata investasi adalah investasiditambah dengan nilai residu dibagi 2.

Setelah angka accounting rate of return dihitung kemudiandibandingkan dengan tingkat keuntungan yang diisyaratkan. Apabilaangka accounting rate of return lebih besar dibandingkan dengankeuntungan yang diisyaratkan, maka proyek investasi inimenguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yangdiisyaratkan proyek ini tidak layak.

Kebaikan metode ini adalah sederhana dan mudah, karena untukmenghitung ARR cukup melihat laporan rugi-laba yang ada. Sedangkankelemahan metode ini mengabaikan nilai waktu nilai waktu uang (timevalue of money) dan tidak memperhitungkanaliran kas (cashflow).

Page 5 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya

Contoh:Perusahaan “Sari Delima” sedang menilai dua buah proyek A, dan B, yangmasing-masing membutuhkan initial investment sebesar Rp. 6.000.000,00 untuk proyek A, dan Rp 7.200.000,00 untuk proyek B. Perusahaan akan menggunakan metode garis lurus (stright-line method) dalam mendepresiasi kedua proyek tersebut. Umur ekonomis masing-masing

Berdasarkan informasi di atas, maka diketahui bahwa:Proyek A Proyek B

InitialInvestment

Rp 6.000.000,00 Rp 7.200.000,00

Depresiasi Rp 1.000.000,00 Rp 1.200.000,00Jumlah cash inflow untuk masing-masing proyek dapat dicari dengancara sebagai berikut:

CI = EAT + DDi mana:

CI = Cash InflowEAT = Earning after taxes atau laba bersih sesudah pajakD = Depresiasi

Tabel 1 menyajikan jumlah proyeksi laba bersih sesudah pajak dancash inflow untuk masing-masing proyek.

Tabel 1Initial Investment, Earning After Taxes dan Cash Flow untuk

Kedua Usulan Proyek Perusahan “Sari Delima”Proyek A Proyek B

Initial Investment Rp 6.000.000,00 Initial Investment Rp 7.200.000,00Tahun EAT CI Tahun EAT CI

Rp. Rp. Rp. Rp.1 1.000.000,0

02.000.000,00 1 3.300.000,00 4.500.000,0

02 1.000.000,0

02.000.000,00 2 1.000.000,00 2.200.000,0

03 1.000.000,0

02.000.000,00 3 800.000,00 2.000.000,0

04 1.000.000,0

02.000.000,00 4 100.000,00 1.300.000,0

05 1.000.000,0

02.000.000,00 5 100.000,00 1.300.000,0

06 1.000.000,0

02.000.000,00 6 100.000,00 1.300.000,0

0Rata-rata 1.000.000,0

02.000.000,00 900.000,00 2.100.000,0

0

Average rate of returnPage 6 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Perhitungan average rate of return didasarkan atas jumlah

keuntungan bersih sesudah pajak (EAT) yang tampak dalam laporanrugi-laba. Pengukuran dengan teknik rate of return ini sering puladisebut dengan istilah “accounting rate of return” yangperhitungannya dilakukan sebagai berikut:

Averagerateofreturn=AverageearningaftertaxesAverageinvestment

Average earning after taxes (rata-rata bersih sesudah pajak):

Average earning after taxes atau rata-rata keuntungan bersihsesudah pajak dihitung dengan jalan menambah keseluruhan keuntunganbersih sesudah pajak selama umur proyek, kemudian dibagi dengan umurekonomis proyek tersebut:

AverageEAT=∑EATn

Di mana:Average EAT = rata-rata keuntunganEAT∑ = total keuntungan

n = umur ekonomisRata-rata keuntungan bersih sesudah pajak untuk kedua proyek adalah:

Average EAT proyek A =Rp.6.000.000,006= Rp.1.000.000,00

Average EAT proyek B =Rp.5.400.000,006= Rp 900.000.00

Average investment (Rata-rata investasi):

Rata-rata investasi dihitung dengan jalan membagi dua jumlahinvestasi. Rata-rata ini mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakanmetode depresiasi garis lurus dan tidak ada nilai residu atausalvage value pada akhir umur ekonomis proyek. Dengan demikian,nilai buku aktiva akan menurun pada tingkat yang konstan, mulai darinilai investasi yang semula sampai dengan Rp 0 pada akhir umurekonomis proyek. Hal ini berarti bahwa rata-rata nilai proyek adalahseparuh dari nilai jumlah investasi yang semula. Latarbelakangpemikiran seperti ini sama dengan rata-rata persediaan yag digunakandalam perhitungan EOQ yang sudah disajikan didepan.

Page 7 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Rata-rata investasi untuk masng-masingproyek adalah:

Rata-rata investasi = Nilaiinvestasi2

Rata-rata investasi proyek A = Rp6.000.000.002= Rp 3.000.000.00

Rata-rata investasi proyek B = Rp7.200.000.002= Rp 3.600.000.00

Setelah mengetahui rata-rata laba bersih sesudah pajak dan rata-ratainvestasi, maka average rate of return untuk masing-masing proyekadalah sebagai berikut:

Average rate of return:

Proyek A = Rp1.000.000.00Rp3.000.000.00= 0,333 atau 33,33%

Proyek B = Rp900.000.00Rp3.600.000.00

= 0,25 atau 25%Dari hasil perhitungan di atas maka tampak bahwa proyek A lebih

baik daripada proyek B karena average rate of returnnya lebih besardibandingkan dengan average rate of return B.

Metode lain untuk menghitung average rate of return dari suatuproyek. Salah-satu dari metode tersebut menggunakan rata-ratakeuntungan bersih sesudah pajak. Dengan menggunakan metode di atas,maka perlu terlebih dahulu dihitung rata-rata cash inflow adalah:

Average cash inflow = ∑ Cashinflown

Di mana:Average cash inflow = rata-rata cash inflow cash inflow ∑ = total cash inflow

n = umur ekonomis proyekPage 8 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya (jangka waktu proyekmenghasilkan).

Average cash inflow untuk:

Proyek A = Rp12.000.000.006= Rp 2.000.000.00

Proyek B = Rp12.000.000.006= Rp 2.100.000.00

Setelah mengetahui jumlah rata-rata inflow, maka perhitunganaverage rate of return dengan cara yang kedua adalah sebagaiberikut:

Average rate of return = AveragecashinflowAverageinvestmentAverage rate of return untuk masing-masing proyek adalah:

Proyek A = Rp2.000.000.00Rp3.000.000.00= 0,6667 atau 66,67%

Proyek B = Rp2.100.000.00Rp.3.600.000,00

= 0,5833atau58,33%Dari hasil perhitungan di atas, maka proyek A menunjukkan

average rate of return yang lebih besar daripada proyek B, dengandemikian. Keadaan proyek A lebih menguntungkan dibandingkan denganproyek B.

Ada lagi metode lain yang sering digunakan dalam menentukanbesarnya average rate of return yaitu dengan menggunakan initialinvestment sebagai penyebut dan bukannya average atau rata-ratainitial investment. Dengan demikian, average rate of return untukmasing-masing proyek dapat dihitung sebagai berikut:

Average of return = Averageearningaftertaxesinitialinvestment

Proyek A = Rp900.000.00Rp6.000.000.00

= 0,1667 atau 16,67%

Proyek B = Rp900.000.00Rp7.200.000.00

= Rp 0,1250 atau 12,5%

Page 9 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Dengan mengggunakan metode average rate of return, maka

keputusan-keputusan sehubungan dengan usulan proyek mana yang akanditerima harus didasarkan pada perbandingan antara average rate ofreturn yang diperoleh oleh masing-masing proyek dengan average rateof return minimal yang sudah ditetapkan sebelumnya.Kebaikan-kebaikan dan kelemahan metode average rate of return

Aspek yang paling menguntungkan dalam penggunaan teknik averagerate of return adalah kemudahan dalam penerapannya. Input utama yangharus diperoleh adalah jumlah investasi atau initial investment danproyeksi keuntungan bersih sesudah pajak, di mana hal ini tidakterlalu sulit untuk diperoleh.Adapun kelemahan-kelemahan dari average rate of return adalahsebagai berikut:- Kelemahan pertama adalah karena penggunaan “accounting income”

(keuntungan bersih sesudah pajak). Akan tetapi hal ini bisadiatasi dengan menggunakan rata-rata cash inflow seperti yangdisajikan dalam cara kedua di atas.

- Kelemahan yang kedua adalah pengabaian terhadap nilai waktu dariuang yang akan diterima pada masa yang akan datang. Seperti sudahdikemukakan dalam pembahasan mengenai present value, uang Rp 1.00pada saat ini nilainya lebih besar dibandingkan dengan Rp 1.00pada masa yang akan datang, di mana hal ini disebabkan karenaadanya faktor bunga atau “nilai waktu dari uang”. Besarnyaperbedaan antara uang Rp 1.00 saat ini dengan Rp 1.00 setahunkemudian adalah sebesar tingkat bunga yang berlaku. Perbedaantersebut dapat diilustrasikan dengan menggunakan data dalam tabel2.

Tabel 2Perhitungan Average Rate of Return Untuk

Tiga Proyek Capital ExpenditureProyek

Keterangan X Y Z1. Initial investment Rp 2.000.000,00 Rp Rp 2.000.000,00

Page 10 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya 2.000.000,00

2. Rata-rata investasi Rp 1.000.000,00 Rp1.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Tahun1 Rp 200.000,00 Rp 4.00.000,00 Rp 600.000,002 Rp 300.000,00 Rp 400.000,00 Rp 500.000,003 Rp 400.000,00 Rp 400.000,00 Rp 400.000,004 Rp 500.000,00 Rp 400.000,00 Rp 300.000,005 Rp 600.000,00 Rp 400.000,00 Rp 200.000,00

3. Rata-rata EAT Rp 400.000,00 Rp 400.000,00 Rp 400.000,004. Average rate of

return 5. (3) : (2) 40% 40% 40%

Sekalipun average rate of return dari ketiga proyek tersebut diatas adalah sama, yaitu 40%, tetapi apabila faktor bunga ikutdipertimbangkan maka keadaannya akan lain. Manajer keuanagnperusahaan akan lebih menyukai proyek Z dibandingkan kedua proyeklainnya, dan akan lebih menyukai proyek Y dibandingkan dengan proyekX. Hal tersebut disebabkan karena uang yang lebih besar diterimapada saat ini akan dapat memberikan return yang lebih besar apabiladiinvestasikan kembali pada proyek-proyek lain, dan hal ini tidakdiperhitungkan dalam metode average rate of return.

2.Pay Back PeriodPerhitungan payback period untuk suatu proyek ynag mempunyai

pola cash inflow yang sama dari tahun ke tahun dapat dilakukandengan cara sebagai berikut:

PayBackPeriod=InitialinvesmentCashinflow

Perhitungan di atas yang menghasilkan payback period selama 3tahun menunjukkan bahwa modal yang diinvestasikan dalam proyek Aakan dapat tertutup selama 3 tahun. Tahun pertama akan tertutupsebanyak Rp 2.000.000,00 tahun kedua Rp 4.000.000,00 dan tahunketiga Rp 6.000.000,00.

Dalam hubungannya dengan proyek B maka cara di atas tidak dapatdigunakan karena cash inflow proyek tidak sama dari tahun ke tahun.Untuk menentukan payback period proyek B maka perhitungan cashinflow yang diperoleh perlu dilakukan satu per satu, sebagaiberikut:

Initialinvestment Cashinflow:tahun 1

Rp 7.200.000.00Rp 4.500.000.00 −

Belum Rp 2.700.000.00Page 11 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya tertutupTahun 2

Rp 2.200.000.00 −

BelumtertutupTahun 3

Rp 500.000.00Rp 2.000.000.00 −

kelebihan Rp 1.500.000.00

Cash inflow yang dibutuhkana dalam tahun ketiga untuk dapatmenutup sisa initial investment adalah sebesar Rp 500.000,00 makajumlah kebutuhan sebesar Rp 500.000,00 tersebut hanya menggambrkan25% dari cash inflow tahun ketiga (Rp 500.000,00 : Rp 2.000.000,00)x 100%. Dengan perkataan lain cash inflow sebesar Rp 500.000,00dalam tahun ketiga akan terkumpul dalam waktu 3 bulan (25 x 12bulan). Dengan demikian, payback period untuk proyek B adalah 2,25tahun atas 2 tahun 3 bulan. Perhitungan payback di atas dapatdisederhanakan apabila dibuat jumlah kumulatif cash inflow daritahun ke tahun seperti pada tabel 3 berikut:

Tabel 3Initial Investment, EAT, Cash Inflow dan Kumulatif Cash Inflow

Untuk Kedua Usulan Proyek Perusahaan “Sari Delima” (dalam ribuan)Proyek A

Initial investment Rp 6.000,00Proyek B

Initial investment Rp7.200,00

Tahun EAT Cashinflow

Cumulative cashinflow

EAT Cashinflow

Cumulative cashinflow

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.1) 1.000,00 2.000,00 2.000,00 3.300,00 4.500,00 4.500,002) 1.000,00 2.000,00 2.000,00 1.000,00 2.200,00 6.700,003) 1.000,00 2.000,00 6.000,00 800,00 2.000,00 8.700,004) 1.000,00 2.000,00 8.000,00 100,00 1.300,00 10.000,005) 1.000,00 2.000,00 10.000,00 100,00 1.300,00 11.300,006) 1.000,00 2.000,00 12.000,00 100,00 1.300,00 12.600,00

Dengan adanya data tentang kumulatif cash inflow maka secaralangsung dapat dilihat bahwa initial investment untuk proyek A akantertutup pada tahun ke-3, sedangkan payback period untuk proyek Bdapat dihitung sebagai berikut:

Payback period = t +b−cd−c

Di mana: t = tahun terakhir di mana umlah cash inflowbelum menutup

initial investment.B = initial investment.C = kumulatif cash inflow pada tahun ke ,t, D = jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t + 1

Page 12 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Dari contoh yang diberikan di atas, maka payback period untukproyek B adalah:

Payback period B =2+Rp7.200.000,00−Rp6.700.000,00Rp8.700.000,00−Rp6.700.000,00

= 2 + 0,25 = 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan.Dengan membandingkan payback period kedua proyek tersebut maka

keadaan proyek lebih menguntungkan dibandingkan dengan proyek Akarena proyek B dapat menutup modal yang diinvestasikan dalam waktuyang lebih cepat.Kebaikan-kebaikan dan Kelemahan Payback Period

Pengukuran usulan proyek capital budgeting dengan menggunakanmetode payback period seringkali dikatakan lebih baik daripadametode average rate of return karena dalam perhitungannya digunakancash inflow dan bukannya accounting income. Di samping itu, paybackperiod juga mempertimbangkian (walaupun tidak sepenuhnya) secaraimplisit faktor “timing” atau saat penerimaan cash inflow, dandengan demikian faktor waktu dari uang yang akan diterima. Paybackperiod merefleksikan tingkat likuiditas suatu proyek (kecepatandalam menutup kembali modal yang diinvestasikan), dan dengandemikian pertimbangan tentang risiko untuk dapat segera menutupkembali investasi dengan cash inflow yang dihasilkan oleh investasitersebut.Semakin likuid suatu proyek, semakin kecil risiko yangdihadapi oleh perusahaan, demikian pula sebaliknya.

Kelemahan utama dari payback period adalah tidakmempertimbangkan sepenuhnya faktor atau nilai waktu dariuang.Pengukuran payback period menekankan pada “beberapa cepat modalyang diinvestasikan akan tertutup” sebenarnya hanya mempertimbangkansecara implisit saat atau timing penerimaan cash inflow.Kelemahanyang kedua timbul karena adanya suatu kenyataan sehubungan denganpenggunaan metode payback period yang tidak mempertimbangkan cashinflow sesudah investasi dalam suatu proyek tertutup.Kelemahantersebut dapat diilustrasikan pada tabel 4.

Tabel 4Perhitungan Payback Period Untuk Dua Alternatif Investasi

Proyek XInitial investment Rp

100.000.00

Proyek YInitial investment Rp 100.000.00

Tahun Cash inflow1 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Rp 30.000,00 Rp 30.000,002 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00 Rp 40.000,00 Rp 70.000,003 Rp 10.000,00 Rp 110.000,00 Rp 30.000,00 Rp 100.000,004 Rp 1.000,00 Rp 111.000,00 Rp 40.000,00 Rp 140.000,005 Rp 1.000,00 Rp 112.000,00 Rp 30.000,00 Rp 170.000,00

Payback period = 2 tahun Payback period = 3 tahun

Page 13 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Payback period untuk proyek X adalah 2 tahun dan proyek B adalah

3 tahun. Dengan mendasarkan keputusan pada pertimbangan paybackperiod saja, maka proyek X akan lebih disukai dibandingkan denganproyek Y karena payback periodnya lebih cepat. Akan tetapi, apabilakita memperhatikan cash inflow sesudah payback period tercapai, makaproyek X hanya akan mampu menghasilkan sebesar Rp 12.000,00,sedangkan proyek Y hanya akan mampu menghasilkan sebesar Rp12.000,00, sedangkan proyek Y sebesar Rp 70.000,00. Berdasarkan X.Dalam perhitungan payback period tidak dipertimbangkan junlah cashinflow pada tahun ke-3, 4 dan 5 untuk proyek X, dan tahun ke-4 dan 5untuk proyek Y. Sekalipun demikian, penggunaan payback period inimungkin lebih baik dibandingkan dengan metode averagerate of returnkarena di dalam metode payback period ini paling tidak secaraimplisit masih mempertimbangkan faktor waktu dari penerimaan cashinflow.

3.Net Present Value (NPV)Net present value adalah salah satu dari teknik capital

budgeting yang mempertimbngkan nilai waktu uang yang paling banyakdigunakan. Definisi atau perhitungan net present value (NPV)dilakukan sebagai berikut:

NPV = present cash inflow – present value investasi.Keputusan tentang apakah suatu proyek dapat diterima atau tidak,

akan sangat tergantung pada hasil perhitungan net present value dariproyek tersebut.

Untuk menghitung NPV, pertama menghitung present value daripenerimaan atau cashflow dengan tingkat discount rate tertentu,kemudian dibandingkan dengan present value dari investasi. Bilaselisih antara PV dari cashflow lebih besar berarti terdapat NPVpositif, artinya proyek investasi layak, sebaliknya bila PV daricashflow lebih kecil dibanding PV investasi, maka NPV negatif daninvestasi dipandang tidak layak.

Contoh:Misalnya proyek senilai Rp. 600.000.000,- menghasilkan cashflow selama 4 tahun masing-masing Rp. 150.000.000,-; Rp. 200.000.000,-; Rp. 250.000.000; dan Rp. 300.000.000,-. Bila diinginkan keuntungan

Tabel 5Perhitungan Net Present Value (r= 18%)

TAHUN CASHFLOW DISCOUNT FACTORR= 15%

PRESENT VALUE OFCASHFLOW

1 150.000.000,- 0,870 130.500.000,-

Page 14 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya 2 200.000.000,- 0,756 151.200.000,-3 250.000.000,- 0,658 164.500.000,-4 300.000.000,- 0,572 171.600.000,-Total Present Value of CashflowPresent Value of investmentNET PRESENT VALUE

617.800.000,-600.000.000,-17.800.000,-

Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil NPV positif Rp.17.800.000,- artinya proyek ini layak.

4.Profitability Index (PI)Metode profitability index (PI) ini menghitung perbandingan

antara present value dari penerimaan dengan present value dariinvestasi. Bila profitability index ini lebih besar dari 1, makaproyek investasi dianggap layak untuk dijalankan. Metode ini lebihsering digunakan untuk merangking beberapa proyek yang akan dipilihdari beberapa alternatif proyek yang ada. Untuk memilih proyek daribeberapa alternatif proyek, yang diutamakan adalah yang mempunyaiprofitability index paling besar. Rumus yang digunakan untuk mencariPI adalah sebagai berikut :

PI=PVofCashflowInvestasi

Bila kita menggunakan contoh pada metode NPV, maka bisa kita hitungprofitability indexnya:

PI =617.900.000600.000.000

= 1,03

5.Internal Rate of Return Internal rate of return (IRR) didefinisikan sebagai tingkat

discount atau bunga yang akan menyamakan present value cash inflowdengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai.Engan perkataan lain. IRR adalah tingkat discount yang akanmenyebabkan NPV sama degan nol, karena present value cash inflowpada tingkat discount tersebut akan sama dengan initial inveestment.

Perusahaan mengunakan teknik IRR dalam mengevaluasi usulanproyek capital budgeting, maka keputusan tentang diterima tidaknyaproyek tersebut akan tergantung pada “beberapa rate of return yngdiperoleh dibandingkan dengan cost of capital yang digunakan sebagai

Page 15 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya discount factor dalam memnentukan present value dari cash inflowyang diterima”. Kriteria penerimaan atau penolakan suatu usulan cashinflow ditentukan sebagai berikut:Usulan proyek investasi akan diterima apabila:

IRR ≥ cost of capitalDan akan ditolak apabila:

IRR < cost of capitalPerhitungan IRR

Perhitungan IRR harus dilakukan secara “trial and error” (coba-coba) sampai pada akhirnya diperoleh tingkat discount yang akanmenyebabkan NPV sama dengan nol. Penentuan besarnya IRR untuk suatupola cash flow yang berbentuk anuiler jauh lebih mudah dibandingkandengan pola cash inflow yang tidak sama dari tahun ke tahun (mixedstream of flow). Dengan menggunakan contoh yang sudah diberikan didepan tentang perusahaan “Sari Delima” maka IRR untuk proyek A dan Bdaoat ditentukan sebagai berikut:

Perhitungan IRR untuk cash inflow yang berbentuk anuitet (proyekA). Perhitungan IRR untuk proyek A dan B dibahas secara terpisahmengingat pola cash inflow dari kedua proyek terseut berbeda satusama lain, dalam artian bahwa pola cash inflow proyek A berbentukanuitet, sedangkan pola cash inflow proyek B tidak sama dari tahunke tahun.

IRR proyek AUntuk menentukan IRR proyek A yang cash inflownya berbentuk anuited,maka diperlukan 3 langkah perhitungan:1. Hitungbesarnya payback period untuk proyek yang sedang

dievaluasi.2. Gunakan Tabel !-4 (PVIFAi_n), dan pada baris umur prpoyek ,n,

carilah angka yang sama atau hampir sama dengan hasil paybackperiod dalam langkah 1 di atas. IRR tereltak pada persentaseterdekat dari hasil yang diperoleh.

3. Apabila masih diperlukan, maka dapat dilakukan langkah ketigayaitu untuk menentukan besar IRR yng sesungguhnya dari suatuproyek dengan jalan mengadakan interpolasi.

Contoh: untuk mencari IRR ari usulan proyek perusahaan “sari Delima”maka IRR untuk proyek A dapat langsung dihitung denganmenggunakan langkah-langkah yang sudah disebutkan di atas.Langkah pertama yaitu menentukan payback period dari proyekA.

Payback period proyek A = Rp6.000.000.00Rp2.000.000.00Page 16 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya = 3.000

Menurut tabel PVIFAi,n (langkah kedua) maka faktor yang terdekatdengan nilai sebesar 3.000 untuk jangka waktu 6 tahun adalah 3.020(24%) dan 2,951 (25%). Dengan demikian, IRR proyek a terletak diantara tingkat discount 24-25%. Dengan membandingkan jarak dari rateyang sesungguhnya (3.000) dengan PVIFA 24% 6 dan PVIFA 25%,6 makadapat disimpulkan bahwa IRR proyek A lebih mendekati 24%.

Untuk menetukan tingkat IRR yang sesunguhnya maka perludilaksanakan langkah ketiga yaitu dengan jalan mengadakaninterpolasi atas hasil yang sudah diperoleh terseut, sebagaiberikut:

Interpolasi PVIFAi,n PVIFAi,n24% 3.020 3.020Ratesusungguhnya25%

2,951−0,069

3.000−0.020

IRR yang sebenarnya = 24% + 0.0200.069 x 1%

= 24.28%Mengingat cost of capital perusahaan “sari Delima” adalah sebesar10%, maka IRR proyek A sebesar 24.28% enunjukkan keadaan yang sangatbaik.

IRR proyek BPerhitungan IRR untuk cash inflow tidak sama dari tahun ke

tahun. Untuk menghitung IRR cash inflow yang tidak berbentuk anuitet(mixed stream of cash inflow) jauh lebih kompleks dibandingkandengan penghitungan IRR untuk cash inflow yang tidak berbentukanuitet. Salah satu cara untuk menyederhanakan perhitungan IRR untukcash inflow yang tidak berbentuk anuitet adalah dengan jalan“menganggap cash inflow tersebut solah-olah” suatu anuitet denganjalan mengambil rata-ratanya. Langkah-langkah yang perlu dilakukanadalah sebagai berikut:1. Hitunglah rata-rata cash inflow per tahun.2. Bagilah initial investment dengan rata-rata tersebut untuk

mengetahui “perkiraan” payback period dari proyek yang sedangdievaluasi.

3. Gunakanlah tabel a-4 untuk menghitung besarnya IRR sepertilangkah ke-2 dalam menghitung IRR untuk pola cash inflow yangberbentuk anuitet. Hasil yag diperoleh akan merupakan “perkiraanIRR”.

4. Kemudian sesuaikanlah (adjust) IRR yang diperoleh dalam langkahke-3 di atas (diperbesar atau diperkecil) ke dalam pola cash

Page 17 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya inflow yang sesungguhnya. Apabila cash inflow yang sesungguhnyadalam tahun-tahun pertama ternyata lebih besar dari rata-ratayang dipeoleh dalam langkah 1 di atas, maka perbesarlah tingkatdisvount yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka perkecillahdiscount tersebut.

5. Denganmengunakan discount rate baru yang diperoleh dalam langkahke-4, hitunglah net present value dari proyek tersebut.

6. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, makanaikkanlah discount rate yang digunakan, dan apabila sebaliknya,maka turunkanlah discount rate tersebut.

7. Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan disrate yang baru,sampai akhirnya diperoleh discount rate yang secara erurutanmenghasilkan NPV yang positif dan negatif. Dengan mengadakaninterpolasi, maka IRR yang sebenarnya akan dapat ditentukan.

Contoh aplikasi dari ke-7 langkah tersebut di atas ke dalam datapoyek B adalah sebagai berikut:1. Rata-rata cash inflow = Rp 2.100.000.00 (Tabel 14.1)

2. Perkiraan besarnya payback period: = Rp7.200.000.00Rp2.100.000.00=3.429

3. Dalam tabel A-4 (PVIFAi,n) pada ,n.6 tahun diketahui bahwa nilaiyang terdekat dengan 3.429 adalah 3.410 pada discount ratesebesar 19%. Dengan demikian, discount rate sebesar 19% ini akandijadikan sebgai titik awal penentuan IRR yang sebenarnya.

4. Karena itu cash inflow pada tahun-tahun pertama lebih besar darirata-rata cash inflow maka secara subyektif discount ratetersebut dinaikan sebesar 3% menjadi 22%.

5. Dengan menggunakan discount rate sebasar 22%, maka selanjutnyadihitung berapa NPV dari proyek tersebut (lihat tabel6)

6. Karena NPV yang diperoleh dalam langkah 5 di atas masih jauhlebih besar dari nol, maka discount rate tersebut harusditingkatkan lagi, misalnya 26%. Perhitungan NPV pada tingkatdiscount 26% disajikan pada tabel 7. Perhitungan pada tabel 7menunjukkan bahwa dengan discount rate sebesar 26%, NPV sudahsemakin kecil tetapi masih lebih besar dari nol. Dengan demikiandiscount rate harus ditingkatkan lagi, dan sekarang kita mencobauntuk menghitung NPV yang positif dan negatif, maka proses trialand error tersebut sudah dapat dihentikan karena IRR untuk proyekB.

Tabel 6Perhitungan NPV Proyek B pada discount Rate sebesar 22%Tahun Cash inflow PVIF 22% Present value

Page 18 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya (1) (2) (1) X (2)

1 Rp 4.500.000,00 0,820 Rp 3.690.000,002 Rp 2.200.000,00 0,672 Rp 1.478.400,003 Rp 2.000.000,00 0,551 Rp 1.102.000,004 Rp 1.300.000,00 0,451 Rp 586.300,005 Rp 1.300.000,00 0,370 Rp 481.000,006 Rp 1.300.000,00 0,303 Rp 393.300,00 +

Total PV cashinflowPV initialinvestment

Rp 7.731.600,00Rp 7.200.000,00 −

NPV Rp 531.600,00

Tabel 7Perhitungan NPV Proyek b pada Discount rate Sebesar 26%Tahun Cash inflow

(1)PVIF 26 % (2)

Present value (1) x (2)

1 Rp 4.500.000,00 0,794 Rp 3.573.000,002 Rp 2.200.000,00 0,630 Rp 1.386.000,003 Rp 2.000.000,00 0,500 Rp 1.000.000,004 Rp 1.300.000,00 0,397 Rp 516.100,005 Rp 1.300.000,00 0,315 Rp 409.500,006 Rp 1.300.000,00 0,250 Rp 325.000,00 +

Total PV cashinflowPV initialinvestment

NPV

Rp 7.209.600,00Rp 7.200.000,00–Rp 9600,00

Perbandingan Antara Teknik NPV dan IRRPerbedaan pokok di antara kedua pendekatan ini terletak pada

asumsi tentang discount rate yang digunakan sebagai dasarperhitungan bagi penginvestasian kembali cash inflow yangdiperoleh. NPV mengasumsikan bahwa cash inflow yang diterimadiinvestasikan kembali pada tingkat cost of capital atau discountrate minimum yang digunakan dalam perhitungan sebelumnya, sedangkanIRR mengasumsikan bahwa cash inflow yang diterima diinvestasikankembali pada tingkat discount sebesar IRR.

Apabila benar cash inflow yang diterima tersebut dapatdiinvestasikan lagi pada tingkat discount sebesar IRR, maka teknikIRR akan memberikan hasil yang sebenarnya, dan apabila tidakdemikian halnya, maka sebaiknya digunakan teknik NPV.

Page 19 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Salah satu cara untuk memecahkan konflik tersebut adalah dengan

jalan mencari IRR dari kelebihan/incremental cash inflow. Istilahincremental di sini dimaksudkan sebagai kelebihan jumlah investasidan cash inflow dari suatu proyek terhadap proyek lainnya.Contoh:Untuk mempermudah perhitungan, maka dibawah ini akan diberikansebuah contoh tentang 2 buah proyek yang mempunyai cash inflow untukjangka waktu 1 tahun.Perusahaan “X” sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk membelisalah satu dari dua mesin yang tersedia, mesin F dan mesin G. MesinF membutuhkan initial investment sebesar Rp 60.000,00, sedangkanmesin G sebesar Rp 100.000,00. Cash inflow yang dihasilkan olehmasing-masing mesin tersebut adalah Rp 72.000,00 untuk mesin F danRp 118.000,00 untuk mesin G. Cost of capital ditetapkan sebesar 10%.

Tabel 8Perbandingan Antara Mesin F dan G

Keterangan Tahun 0 Tahun 1 IRR¿∗¿¿

investasi Cash inflowMesin F (Rp 60.000,00) Rp 72.000,00 20%Mesin G (Rp 100.000,00) Rp 118.000,00 18%Mesin (F-G) (Rp 40.000,00) Rp 46.000,00 15%

**Perhitungan IRR untuk masing-masing proyek dilakukan dengan cara yang sama sepertisebelumnya

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka secara sederhanapilihan akan jatuh pada mesin F karena IRR-nya lebih besar dari padamesin G. Tetapi apakah memang benar demikian? Apabila NPV keduamesin tersebut dihitung dengan menggunakan cost of capital sebesar10% maka ternyata mesin G lebih menguntungkan karena NPV-nya lebihbesar dibandingkan dengan mesin F. Perhitungan NPV untuk kedua mesintersebut adalah :Mesin FCash inflow PVIF 10% Present value cash inflowRp 72.000,00 0,909 Rp 65.448,00

Initial investment (Rp 60.000,00)–

NPV mesin F Rp 5.448,00

Mesin GRp 118.000,00 0,909 Rp 107.000,00

Initial investment Rp 100.000,00

NPV mesin G Rp 7.262,00

Page 20 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Dari hasil perhitungan NPV tersebut ternyata bahwa mesin G

mempunyai NPV yang lebih besar Rp 7.262,00 dibandingkan dengan mesinF yang NPV-nya hanya sebesar Rp 5.448,00. Perbandingan di atasmenunjukkan bahwa teknik IRR tidak mempertimbangkan besarnya atau“scale” dari net present value yang dihasilkan oleh suatu proyek.Selanjutnya dari hasil perhitungan dalam tabel 14.13 di atas,ternyata IRR untuk incremental (G-F) adalah sebesar 15% dimana halini masih lebih besar daripada cost of capital yang ditetapkan. Grafik NPV dan IRR

Hubungan antara NPV dengan discount factor dapat ditunjukkandalam sebuah grafik yang disebut dengan istilah “net present valueprofile”. Dalam grafik tersebut digambarkan net present value untuktingkat discount yang berbeda-beda dan tingkat discount di manatercapainya IRR maka net present value adalah nol. Net present valueprofile untuk proyek A dan B (berdasarkan data yang disajikan dalamtabel 1) dapat dibuat sebagai berikut (lihat gambar 1).

Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa pada tingkat discount ratesebesar 0%, NPV untuk masing-masing proyek adalah sebesar selisihantara cash inflow dengan initial invesment. Net present valueproyek A pada discount rate sebesar 0% adalah Rp 6.000.000,00 danproyek B sebesar Rp5.400.000,00. Dengan semakin besarnya discountrate, maka selisih NPV kedua proyek tersebut akan semakin mengecildan pada discount rate sekitar 12%, NPV untuk kedua proyek tersebutrelatif lama. Selanjutnya pada discount rate di atas 12% NPV untukproyek B akan lebih besar di bandingkan dengan NPV proyek a. NPVuntuk kedua proyek masih tetap positif sampai dengan tingkat IRR-nyamasing-masing 24,29% untuk proyek A dan 26,08% untuk proyek B.

Gambar 1Net Present Value Profile untuk Proyek A dan B

Page 21 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya Teknik Mana yang Lebih Baik: NPV Ataukah IRR?Teknik NPV dengan IRR. Kelebihan teknik NPV antara lain:a. NPV mengasumsikan bahwa cash inflow yang sudah diterima sebelum

berakhirnya umur proyek, diinvestasikan lagi pada tingkatdiscount sebesar cost of capital perusahaan, sementara teknik IRRmengasumsikanbahwa investasikembali tersebut dilakukan padatingkat IRR di mana hal ini seringkali tidak realistis.

b. Bukanlah suatu hal yang tidak biasa terjadi dalam pola cash flowyang non konvensional di mana suatu proyek memiliki leih darisatu IRR. IRR yang lebih dari satu ini disebabkan karena aspekmatematik dalam perhitungan-perhitungan yang dilakukan,(pembahasan mengenai proyek yang mempunyai lebih dari satu IRRtidak akan dibahas dalam bku ini).

c. Dalam keadaan-keadaan tertentu, mungkin saja suatu proyek tidakmempunyai IRR.

Teknik NPV tidak mengandung kelemahan seperti yang disebutkandiatas, maka secara teoritis teknik ini lebih baik dibandingkandengan teknik IRR. Akan tetapi sekalipun demikian, banyakperusahaan-perusahaan besar yang lebih menyukai teknik IRR daripadateknik NPV. Hal ini disebabkan karena IRR lebih mudah dihubungkandengan data finansial perusahaan.Untuk menjawab pertanyaan yang diajukan diatas teknik mana yanglebih baik, NPV atau IRR? Maka jawaban yang dapat diberikan adalah:“secara teoritis NPV yang lebih baik”.

6.Capital RationingTujuan daripada capital rationing adalah untuk memilih di antara

proyek-proyek tersebut yang akan memaksimumkan atau yang akanmemberikan kontribusi yang paling besar kepada pemilik perusahaan.Secara umum hal tersebut dilakukan dengan jalan memilih proyek-proyek yang akan memberikan total net present value yang tertinggi.

Pendekatan Internal Rate of Return

Dengan menggunakan pendekatan internal rate of return dalamcapital rationing, maka IRR dari masing-masing proyek akandibandingkan dengan modal yang sudah dibudgetkan untuk melakukaninvestasi. Penilaian tersebut akan dimulai dari IRR yang tertinggisampai ke IRR yang terendah. Dengan menarik sebuah garis dari titikrate if return minimum yang ditetapkan akan dapat diketahui proyek-proyek mana saja yang dapat diterima, dan langkah selanjutnya adalahmembandingkan proyek-proyek yang dapat diterima tersebut denganjumlah budget yang tersedia.

Page 22 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya

Contoh:Perusahaan “Bianglala Putih” memiliki modal sejumlah Rp 20.000.000,00 untuk diinvestasikan, dan pada saat ini perusahaan sedanga mempertimbangkan 6 buah proyek.Jumlah

Tabel 9Jumlah Investasi dan IRR untuk Masing-Masing Proyek

Proyek InitialInvesment IRR Ranking

A Rp 8.000.000,00 12% 1B

B Rp 7.000.000,00 20% 2C

C Rp 10.000.000,00 16% 3E

D Rp 4.000.000,00 8% 4A

E Rp 6.000.000,00 15% 5F

F Rp 11.000.000,00 11% 6D

Diketahui bahwa cost of capital perusahaan “Bianglala Putih” adalahsebesar 10%. Gambar 2 menyajikan susunan dari proyek yang sedangdievaluasi berdasarkan urutan besarnya IRR.

Menurut gambar 2 maka hanya proyek B, C dan E saja yang dapatditerima. Ketiga proyek tersebut akan menyerap dana sebesar Rp23.000.000,00 dari jumlah besar Rp 25.000.000,00 yang dibudgetkan.Proyek D tidak perlu dipertimbangkan karena rate of return yangdihasilkan lebih dari cost of capital yang telah ditetapkan olehperusahaan.

Gambar 2Susunan IRR untuk Masing-Masing Proyek yang Sedang Dievaluasi

oleh Perusahaan “Bianglala Putih”

Page 23 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya

Pendekatan Net Present Value

Pendekatan ini didasarkan pada present value dan IRR untuk menetukanproyek-proyek yang akan memaksimumkan return bagi perusahaan. Prosesyang dilakukan meliputi penentuan ranking dari masing-masing proyekatas dasar IRR-nya, dan kemudian menilai present value dari masing-masing proyek untuk menentukan kombinasi proyek yang akanmenghasilkan present value yang terbesar. Hal ini sama denganmemaksimumkan net present value, karena baik keseluruhan budgetdigunakan ataupun tidak, hal tersebut dipandang sebagai “totalinvestasi” atas mana harus diperoleh net present value semaksimummungkin. Contoh:Proyek-proyek yang sudah disajikan dalam contoh tentang pendekataninternal rate of return di depan akan diranking kembali dalam tabel10 atas dasar IRR-nya masing-masing, dan disampng itu disajikan pulapresent value cash inflow untuk masing-masing proyek denganmenggunakan discount rate sebesar 10%.

Tabel 10Ranking Proyek Atas Dasar tingkat IRR-nya Masina-Masing

Ranking Proyek Initialinvesment IRR PV cash inflow dengan

discount rate 10%1 B Rp 7.000.000,00 20% Rp 11.200.000,002 C Rp 10.000.000,00 16% Rp 14.500.000,003 E Rp 6.000.000,00 15% Rp 7.900.000,004 A Rp 8.000.000,00 12% Rp 10.000.000,005 F Rp 11.000.000,00 11% Rp 12.650.000,006 D Rp 4.000.000,00 8% Rp 3.600.000,00

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa proyek B, C dan E menyerapdana-dana sebesar Rp 23.000.000,00 dan menghasilkan PV cash inflowsebesar Rp 33.600.000,00 (present value cash inflow). Akan tetapiapabila proyek B, C dan A yang diterima, maka keseluruhan budget

Page 24 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya akan habis digunakan dan return yang akan diperoleh adalah lebihbesar dari return proyek B, C dan E yaitu sebesar Rp 35.700.000,00.

Dengan menerima proyek B< C dan A maka perusahaan dapatmemaksimumkan return yang diperoleh, sekalipun IRR proyek A lebihkecil dibandingkan dengan proyek E. Sekali lagi diingatkan disinibahwa bagian dari budget yang tidak digunakan sebesar Rp2.000.000,00 (apabila proyek B, C dan E yang diterima) tidak akanmemperbesar return yang diterima oleh perusahaan karena bagiantersebut tidak digunakan, dan dengan demikian tidak menghasilkansuatu apapun. Analisa ini sejalan dengan analisa tentang“Incremental cash inflow” yang disajikan didepan, yang menyimpulkanbahwa sepanjang IRR dari incremental lebih besar dari cost ofcapital, maka proyek tersebut dapat diterima.Metode 1 didasarkan pada data akutansi (laporan buku) dan metode2sampai dengan 6 didasarkan pada aliran / arus kas (Cash Flow).

Aliran kas ada dua macam, yaitu(Suratiyah, 2006 dan Pangestu, 2001): Aliran kas keluar neto Aliran kas masuk neto (Proceeds)

Page 25 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya

RANCANGAN TUGAS1.PT. Agrivita merencanakan sebuah proyek di bidang agribisnis yang

diperkirakan akan membutuhkan dana sebesar Rp. 750.000.000,00. Danatersebut Rp. 100.000.000,00 merupakan modal kerja dan sisanya modaltetap dengan nilai residu diperkirakan sebesar Rp. 150.000.000,00 danmempunyai umur ekonomis 5 tahun. Return yang diharapkan adalah 18% dan24%.

Adapun perhitungan laba setelah pajak dan cashflow adalah sebagai berikut : (dlm ribuan rupiah)

Keterangan Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5

Penjualan 400.000

450.000

500.000

550.000

600.000

Biaya VariabelBiaya Tetap Non PenyusutanBiaya Tetap Penyusutan

160.00020.000

100.000

180.00020.000

100.000

200.00020.000

100.000

220.00020.000

100.000

240.00020.000

100.000

Total Biaya 280.000

300.000

320.000

340.000

360.000

Laba sebelum pajakPajak 30%

120.00036.000

150.00045.000

180.00054.000

210.00063.000

240.00072.000

Laba sesudah pajakPenyusutanNilai residuModal kerja

84.000100.000--

105.000100.000-

126.000100.000-

147.000100.000-

168.000100.000150.00

2. Berikan contoh implementasi capital budgeting di bidang agribisnisdisertai sumber!

KRITERIA PENILAIAN 1. Kebenaran penjelasan2. Inovatif dan kreatif3. Kekompakan kerja sama dalam kelompok (team work)

Page 26 of 27

Mata Kuliah / MateriKuliah 2011Brawijaya

DAFTAR PUSTAKAGray, Clive ., Lien K. Sabur., Pasaman Simanjuntak dan P.F.L.

Maspaitella.1985. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia. Jakarta.Husnan, Suad dan Muhamad, Suwarno. 2000. Studi Kalayak Proyek. UPP AMP

YKPN. YogyakartaPangestu S.2001. Manajemen Keuangan (Bahan Ajar) Program Studi Manajemen

Agribisnis. UGM.Yogyakarta.Simarmata, Dj. A. 1984. Pendekatan Sistem dalam Analisis Proyek Investasi

dan Pasar Modal. Gramedia. JakartaSuratiyah, Ken.2006. Manajemen Finansial Untuk Perusahaan Pertanian (Buku

Ajar). Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.UGM.YokyakartaSutrisno, PH.1985. Dasar-dasar Evaluasi Proyek dan Manajemen Proyek.FE

UGM. YogyakartaSyamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.Tandelilin, Eduardus.2001.Analisis Investasi dan Manajemen

Portofolio.BPFE. Yogyakarta

Page 27 of 27