meningkatkan kemampuan kosakata pada anak usia dini ...

69
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA ANAK USIA DINI MELAUI MEDIA AUDIO VISUAL DI TK AISYIYAH 2 KOTA AGUNG TANGGAMUS Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh: Repa Yelina NPM: 1511070123 Jurusan: Pendidikan Islam Anak Usia Dini FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN 1441 H/2019 M

Transcript of meningkatkan kemampuan kosakata pada anak usia dini ...

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA

ANAK USIA DINI MELAUI MEDIA AUDIO VISUAL

DI TK AISYIYAH 2 KOTA AGUNG TANGGAMUS

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

Repa Yelina

NPM: 1511070123

Jurusan: Pendidikan Islam Anak Usia Dini

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 1441 H/2019 M

i

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA ANAK

USIA DINI MELAUI MEDIA AUDIO VISUAL

DI TK AISYIYAH 2 KOTA AGUNG TANGGAMUS

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Disusun oleh:

Repa Yelina

NPM: 1511070123

Jurusan: Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Pembimbing I : Dr. Hj. Romlah, M. Pd. I.

Pembimbing II : Dr. Ahmad Fauzan, M. Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 1441 H/2019 M

ii

ABSTRAK

Meningkatkan kosakata pada anak melalui media audio visual merupakan

hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kosakata anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan kosakata

pada anak usia dini melalui media audio visual di TK Aisyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

sebanyak 2 siklus, siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan dan siklus II

dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap siklus meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi.

Berdasarkan analisa data maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada

kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan kelas, jumlah anak yang menguasai

kosakata berjumlah 4 anak atau 13,8% dari 29 anak, pada tindakan ke-2 siklus I

kemampuan penguasaan kosakata pada anak mengalami peningkatan yaitu

sebesar 55,2% atau 16 anak, kemudian pada tindakan ke-4 siklus II kemampuan

penguasaan kosakata lebih meningkat dengan jumlah 23 anak atau 79,3%,

sedangkan penguasaan kosakata yang belum meningkat 20,7 % atau 6 anak dari

jumlah keseluruhan anak yaitu 29 anak.

Kata Kunci: Kosakata, Media Audio Visual

iii

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung, Telp (0721) 703289

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Repa Yelina

NPM : 1511070123

Jurusan/ Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan bahwa skipsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan

Kosakata Pada Anak Usia Dini Melaui Media Audio Visual di TK Aisyiyah 2

Kota Agung Tanggamus” adalah benar-benar merupakan hasil karya penyusun

sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran dari orang lain kecuali pada bagian yang

telah dirujuk dan disebut dalam footnote atau daftar pustaka. Apabila di lain waktu

tebukti adanya penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya

ada pada penyusun

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar Lampung, Desember 2019

Penulis,

Repa Yelina

NPM.1511070123

iv

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung, Telp (0721) 703289

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Kosakata Pada Anak Usia Dini

Melaui Media Audio Visual di TK Aisyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus

Nama : Repa Yelina

NPM : 1511070123

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

MENYETUJUI

Untuk dimunaqosyahkan dan dipertahankan dalam sidang Munaqosyah Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

Pembimbing I, Pembimbing II

Dr. Hj. Romlah, M.Pd.I. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd.

NIP. 196306121993032002 NIP. 197208182006041006

Ketua Jurusan,

Dr. H. Agus Jatmiko, M.Pd.

NIP.196208231999031001

v

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung, Telp (0721) 703289

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Kosakata Pada Anak Usia

Dini Melaui Media Audio Visual di TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus”

disusun oleh Repa Yelina, NPM :1511070123, Program studi Pendidikan Islam

Anak Usia Dini, Telah diujikan dalam sidang Munaqosyah di Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung pada Hari/Tanggal :

Rabu, 11 Maret 2020.

Tim Penguji

Ketua : Dr. H. Agus Jatmiko, M. Pd. ( ............................... )

Sekretaris : Kanada Komariyah, M. Pd. I. ( ............................... )

Penguji Utama : Dr. Hj. Eti Hadiati, M. Pd. ( ............................... )

Penguji I : Dr. Hj. Romlah, M. Pd. I. ( ............................... )

Penguji II : Dr. Ahmad Fauzan, M. Pd. ( ............................... )

Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd.

NIP. 19640828 198803 2 002

vi

MOTTO

dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

(Q.S. Thaahaa: 114)1

1Departemen Agama RI. AL-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta Timur: Darus Sunnah)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT dan rasa syukur yang tak terkira dan sebagai

ungkapan terimakasihku persembahkan skripsi ini kepada:

1. Ayahandaku Harusin dan Ibundaku Yunizar tercinta, doa tulus dan ucapan

terima kasih selalu ku persembahkan atas jasa, pengorbanan, mendidik,

memberikan bekal berupa moral dan material serta membesarkanku dengan

penuh kasih sayang sehingga menghantarkanku menyelesaikan pendidikan di

UIN Raden Intan Lampung.

2. Untuk kakakku yang selalu memberikan semangat dan dukungannya untukku

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan nama lengkap Repa Yelina dilahirkan di Negeri Ratu, Kec.

Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, pada tanggal 07 Juli 1996. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Harusin dan Ibu

Yunizar. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 1 Waygelang Kota

Agung Barat dan lulus pada tahun 2009, lalu melanjutkan ke tingkat SMP

Muhammadiyah 1 Kota Agung hingga tahun 2012. Pada tahun 2015 tamat dari

Madrasah Aliyah Negeri 1 Tanggamus, dan pertengahan tahun 2015 penulis di

terima sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung. Pada tanggal 24 Juli 2018 sampai dengan 28 Agustus 2018 Penulis

mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bandung Barat Kecamatan

Adiluwih Kabupaten Pringsewu. Penulis telah menyelesaikan Praktek

Pengalaman Lapangan (PPL) pada tanggal 10 Oktober 2018 sampai dengan 28

November 2018 di TK Assalam 2 Bandar Lampung .

Bandar Lampung, Desember 2019

Penulis,

Repa Yelina

NPM.1511070123

ix

KATA PENGANTAR

Rasa puji dan syukur yang tak terhingga kepada Dzat Yang Maha Agung, penulis

panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala karunia dan nikmat-

Nya, kesehatan jasmani dan rohani, serta kekuatan lahir batin. Sehingga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan

Kosakata Pada Anak Usia Dini Melaui Media Audio Visual di TK Aisyiyah 2

Kota Agung Tanggamus“

Sebagai syarat akhir untuk mencapai Gelar Sarjana Hukum (S1) pada

Program Studi Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Shalawat teriring salam tak lupa penulis haturkan kepada suri tauladan

umat Islam, baginda Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya, sahabat

dan para pengikutnya yang telah memberikan tuntunan menuju jalan yang terang

(ilmu pengetahuan) dengan akhlak yang mulia. Dalam penyusunan skripsi ini

penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Selaku manusia biasa,

penulis adalah tempat salah dan dosa karena kesempurnaan hanya milik Allah

SWT. Hanya dengan kesungguhan maksimal, kita dapat mendekati dari sebuah

kesempurnaan, Aamiin.

Kepada semua pihak, penulis sampaikan terima kasih karena berkat

dorongan moral, semangat dan ilmunya yang telah mendukung sehingga dapat

terselesaikan penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak dan Ibu :

x

1. Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan dan Hukum UIN Raden Intan Lampung.

2. Dr. Hj. Romlah, M.Pd.I. Selaku pembimbing I dan Bapak. Dr. Ahmad

Fauzan, M.Pd. Selaku pembimbing II yang telah memberikan perhatian,

bimbingan, arahan, masukan selama proses untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta Bapak dan Ibu Dosen,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung yang telah

memberikan Ilmu pengetahuan pada penulis selama di bangku kuliah.

4. Kepala Perpustakaan UIN Raden Intan Lampung dan Pengelolaan

Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

informasi, data, referensi, dan lain-lain.

5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah ikut membantu proses penyelesaian

skripsi ini khususnya untuk teman-teman angkatan 2015 jurusan Islam Anak

Usia Dini yang saya sayangi.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya mudah-

mudahan skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang cukup dalam pembangunan

dan kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu di bidang keislaman

WasalamualaikumWr. Wb.

Bandar Lampung, Desember 2019

Penulis,

Repa Yelina

NPM.1511070123

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN ............................................................................................... v

MOTTO............................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 9

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 10

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kosakata ................................................................................................. 12

1. Pengertian Kosakata........................................................................... 12

2. Jenis-jenis Kosakata ........................................................................... 13

3. Kemampuan Penguasaan Kosakata ................................................... 14

B. Pembelajaran Bahasa Anak Usia Dini .................................................... 15

1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ............................................. 16

2. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ........................ 21

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

Usia Dini ............................................................................................ 28

4. Unsur-unsur Pembentukan Bahasa Anak Usia Dini .......................... 31

xii

5. Metode Pembelajaran Bahasa Anak Usia Dini .................................. 33

C. Media Audio Visual ................................................................................ 34

1. Pengertian Media ............................................................................... 34

2. Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran ........................................ 35

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penggunaan Media Audio

Visual ................................................................................................. 39

D. Pendidikan Anak Usia Dini .................................................................... 40

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ............................................. 40

2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ................................................... 42

E. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 44

F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 47

G. Hipotesis ................................................................................................. 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 49

B. Metode Penelitian ................................................................................... 49

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 50

D. Desain dan Prosedur Penelitian .............................................................. 51

E. Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 56

F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 59

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 60

H. Indikator Keberhasilan............................................................................ 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus .................. 62

1. Sejarah Singkat Berdirinya TK Aisyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus ......................................................................................... 62

2. Visi, Misi dan Tujuan TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus ....... 63

3. Profil TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus ................................. 64

4. Data Jumlah Anak Didik .................................................................... 65

5. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 65

xiii

B. Deskripsi Pelaksanaan ............................................................................ 66

1. Siklus I ............................................................................................... 66

a. Perencanaan Siklus I ..................................................................... 66

b. Pelaksanaan Tindakan Pertama (ke-1) Siklus I ............................ 67

c. Pelaksanaan Tindakan Kedua (ke-2) Siklus I ............................... 70

d. Pengamatan/Observasi Tindakan Pertama (ke-1) Siklus I ............ 72

e. Pengamatan/Observasi Tindakan Kedua (ke-2) Siklus I............... 77

f. Refleksi Siklus I ............................................................................ 81

2. Siklus II .............................................................................................. 81

a. Perencanaan Siklus II .................................................................... 81

b. Pelaksanaan Tindakan Ketiga (ke-3) Siklus II ............................. 83

c. Pelaksanaan Tindakan Keempat (ke-4) Siklus II ......................... 85

d. Pengamatan/Observasi Tindakan Ketiga (ke-3) Siklus II ............ 88

e. Pengamatan/Observasi Tindakan Keempat (ke-4) Siklus II ....... 93

f. Refleksi Siklus II ........................................................................... 97

C. Pembahasan ............................................................................................ 97

1. Hasil Refleksi Kondisi Awal ............................................................. 98

2. Hasil Refleksi Tindakan Pertama (ke-1) Siklus I .............................. 99

3. Hasil Refleksi Tindakan Kedua (ke-2) Siklus I ................................. 99

4. Hasil Refleksi Tindakan Ketiga (ke-3) Siklus II................................ 100

5. Hasil Refleksi Tindakan Keempat (ke-4) Siklus II ............................ 100

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 103

B. Saran ....................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran1

Lampiran2

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Indikator Pencapaian Perkembangan Kosakata Anak .............. 5

2. Tabel 1.2 Kondisi Awal Observasi, Wawancara Pra Survey Kosakata

Anak Usia Dini di TK Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus ...................... 7

3. Tabel 1.3 Persentase Pra Siklus Kosakata Anak Usia Dini di TK

Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus .......................................................... 8

4. Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Bahasa Anak ...................................... 24

5. Tabel 4.1 Daftar Guru TK Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus................ 64

6. Tabel 4.2 Data Jumlah Anak Didik Guru TK Aiyiyah 2 Kota Agung...... 65

7. Tabel 4.3 Data Penilaian Peningkatan Kosakata Anak Usia Dini

melalui Media Audio Visual di TK Aiyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus dari Tindakan Pertama (ke-1) Siklus I .................................. 74

8. Tabel 4.4 Persentase Penilaian Kosakata Anak Didik TK Aiyiyah 2

Kota Agung Tanggamus Tindakan Pertama (ke-1) Siklus I .................... 75

9. Tabel 4.5 Data Penilaian Peningkatan Kosakata Anak Usia Dini

melalui Media Audio Visual di TK Aiyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus dari Tindakan Kedua (ke-2) Siklus I ..................................... 78

10. Tabel 4.6 Persentase Penilaian Kosakata Anak Didik TK Aiyiyah 2

Kota Agung Tanggamus Tindakan Kedua (ke-2) Siklus I ....................... 79

11. Tabel 4.7 Data Penilaian Peningkatan Kosakata Anak Usia Dini

melalui Media Audio Visual di TK Aiyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus dari Tindakan Ketiga (ke-3) Siklus II ................................... 90

12. Tabel 4.8 Persentase Penilaian Kosakata Anak Didik TK Aiyiyah 2

Kota Agung Tanggamus Tindakan Ketiga (ke-3) Siklus II ...................... 91

13. Tabel 4.9 Data Penilaian Peningkatan Kosakata Anak Usia Dini

melalui Media Audio Visual di TK Aiyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus dari Tindakan Keempat (ke-4) Siklus II ................................ 94

14. Tabel 4.10 Persentase Penilaian Kosakata Anak Didik TK Aiyiyah 2

Kota Agung Tanggamus Tindakan Keempat (ke-4) Siklus II .................. 95

xv

15. Tabel 4.11 Data Persentase Perbandingan Peningkatan Kosakata

Anak Usia Dini di TK Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus antara

Kondisi Awal degan Siklus I dan Siklus II ............................................... 101

xvi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................... 48

2. Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan ................................................. 51

3. Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Kosakata Melalui Media Audio

Visual di TK Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus Tindakan Pertama

(ke-1) Siklus I ......................................................................................... 75

4. Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Kosakata Melalui Media Audio

Visual di TK Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus Tindakan Kedua

(ke-2) Siklus I ......................................................................................... 79

5. Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Kosakata Melalui Media Audio

Visual di TK Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus Tindakan Ketiga

(ke-3) Siklus I ......................................................................................... 92

6. Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Kosakata Melalui Media Audio

Visual di TK Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus Tindakan

Keempat (ke-4) Siklus I .......................................................................... 95

7. Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Peningkatan Kosakata Anak Usia

Dini di TK Aiyiyah 2 Kota Agung Tanggamus Pra Siklus, Siklus I,

Siklus II ................................................................................................... 101

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan perkembangan anak usia dini adalah anak yang berusia

antara 0-6 tahun dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

dalam berbagai aspek yaitu aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas,

komunikasi dan bahasa yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh

anak-anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun

mental. Masa anak-anak di usia dini sering disebut dengan istilah “golden age”

atau masa keemasan. Perkembangan kosakata pada anak usia dini pada saat ini

sangat meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat memudahkan guru dalam mencari

informasi dan pengetahuan untuk mencerdaskan dan mengoptimalkan

kemampuan anak

Pada saat ini untuk penggunaan media elektronik sangat mampu

menarik minat anak-anak dan tidak jarang anak-anak lebih suka berlama-lama

di depan televisi maupun gadget dari pada belajar. Oleh karena itu untuk

mensiasati dari kemajuan teknologi sekarang dapat dimanfaatkan sebagai

media pembelajaran untuk mengembangkan perolehan kosakata bahasa anak

yaitu dengan konten atau acara animasi kartun atau slide kartun yang

berorientasi pada pendidikan dan perkembangan kosakata bahasa anak.

Berkembangnya ilmu pengetahuan tentang perkembangan anak usia

dini, maka orang semakin menyadari pentingnya peran berbahasa bagi anak-

2

anak usia dini, khususnya pada anak usia 4-5 tahun agar mempermudah anak

untuk memasuki pendidikan sekolah dasar. Anak-anak sering mengulangi

kosakata yang baru meskipun belum terlalu mereka pahami artinya. Semakin

sering anak berbicara dengan orang sekelilingnya maka semakin banyak juga

perolehan kosakata yang anak miliki dan pada masa kanak-kanak, anak sudah

mulai mengkombinasikan suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.

Untuk meningkatkan kemampuan bahasa kosakata anak-anak perlu memiliki

beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya.

Salah satu kelemahan yang ada di TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus

yaitu minimnya pemanfaatan media di taman kanak-kanak, untuk itu guru

diharapkan mampu mengadakan inovasi dalam penggunaan media.

Pada TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus ini upaya untuk

meningkatkan kemampuan kosakata pada anak kebanyakan belum

menggunakan teknik yang sesuai. Hal ini terlihat saat anak di minta untuk

mengulang kembali kosakata yang di ucapkan oleh guru sebelumnya, hanya

sedikit yang dapat mengulang kosakata, hal ini disebabkan karena minimnya

pemanfaatan alat atau media sebagai sumber belajar anak.

Dalam pendidikan bahwa seorang pendidik adalah sebagai tutor ,

fasilitator seharusnya menuntun anak didiknya, memberi tahu kesulitan-

kesulitan yang dihadapi dalam menuntut ilmu serta mengarahkannya. Hal ini

sebagai mana tercantum dalam Al-Qur’an surat (Al-Kahfi (18) ayat 66)

menjelaskan:

3

Artinya: ”Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu

supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu

yang telah diajarkan kepadamu” (Al-Kahfi (18) ayat 66).1

Berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa sebagai guru atau pendidik

hendaknya menuntun anak didiknya agar sesuai dengan yang diharapkan oleh

bangsa negara dan agama, serta memberikan bantuan kepada anak didiknya

jika mengalami kesulitan yang dihadapi saat menuntut ilmu agar tidak

menjadikannya anak yang tertinggal.

Maka dari itu guru taman kanak-kanak harus mampu menguasai teknik

penggunaan media audio visual, sehingga kegiatan pembelajaran dapat

menarik minat anak-anak dan apabila guru tidak menguasai alat/media, maka

tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Peneliti yang juga sebagai

guru di TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus, mengalami permasalahan

dalam mengajarkan kemampuan kosakata atau berbahasa, khususnya dalam hal

menyimak masih sangat minim. Pada awalnya anak-anak belajar tentang cerita

dan kosakata dengan menggunakan media visual atau gambar dan simbol-

simbol saja, sehingga mereka tidak cukup memahami dan tidak menujukkan

ketertarikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru di

TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus dalam mengajarkan masih

menggunakan model pembelajaran lama tanpa ada media yang nyata, sehingga

anak tidak cukup memahami kesulitan dalam memahami kosakata.

1Departemen Agama RI. AL-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta Timur: Darus Sunnah),

h. 302

4

Media digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat memperjelas

pesan yang ingin disampaikan kepada anak-anak dan dapat membantu anak

untuk meningkatkan motivasi anak-anak dalam belajar, serta membuat

pembelajaran lebih menarik, agar pembelajaran yang dilakukan anak lebih

bermakna. Karena keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah, media audio

visual ini masih jarang digunakan di Taman Kanak-Kanak, dan dengan

berbagai alasan sekolah-sekolah biasanya tidak menggunakan media ini dalam

pembelajaran. Penggunaan media audio visual sangat menarik bagi anak,

karena pada dasarnya anak menyukai gambar-gambar apalagi yang bentuknya

seperti audio visual, penggunaan media ini diharapkan dapat efektif dalam

mengembangkan keterampilan berbicara anak.2

Adapun fungsi media audio visual antara lain yaitu untuk menyajikan

informasi dan pesan belajar dapat diperoleh atau di tangkap oleh anak. Untuk

itu peneliti mencoba untuk mengatasi permasalahan tersebut menggunakan

media audio visual dengan menggunakan laptop sebagai media, guna untuk

menyampaikan kegiatan pembelajaran. Peneliti menggunakan media audio

visual ini dengan harapan agar anak-anak lebih tertarik atau berminat dalam

proses kegiatan pembelajaran.

Bagi seorang anak berbicara sebagai kunci keberhasilan dan menjadi

faktor terpenting dalam segala usaha pembelajaran. Setiap materi pelajaran

secara mendasar bertumpu pada bahasa yang disampaikan oleh pendidikan.

Keterlambatan anak memahami kosakata akan diikuti dengan keterlambatan

2Hadirukiyah, Media Audio Visual, https: //hadirukiyah blogspot.com/2010/01/html,

diakses pada 07 Maret 2019

5

anak dalam memahami materi pelajaran. Keberhasilan dalam belajar selalu

berkaitan dengan keberhasilan dalam anak memahami apa yang diucapkan

pendidik di sekolah. Sebagian besar materi pelajaran tidak terlepas dari

kegiatan percakapan antara pendidikan dan peserta didik. Indikator pencapaian

perkembangan kosakata anak usia dini dapat digambarkan sebagai berikut;

Tabel 1.1

Indikator Pencapaian Perkembangan Kosakata Anak3

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan

Kosakata Anak Usia 4-5 Tahum

Perkembangan Kosakata Anak

Usia Dini

1. Menyebutkan Nama Benda Yang Dilihat

dibuku Atau Majalah

2. Mengenal Warna

3. Bisa Mengulang Kata Dengan Empat

Suku Kata

4. Suka Mengulang Kata, Frasa, Suku Kata

Dan Bunyi

5. Dapat Berhitung Sampai 10

Sumber: Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, Kencana

Prenadamedia Group, (Jakarta: 2011)

Metode belajar menggunakan media audio visual dapat digunakan

sebagai metode yang menyenangkan bagi anak dengan cara bermain. Bagi

anak usia dini, belajar adalah bermain dan bermain adalah belajar.4 Media

pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar mengajar

dan sebagai alat bantu yang memudahkan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa. Media yang digunakan harus menggunakan

3Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2011) 4Moh, Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya,2002), h.196

6

pendekatan audio visual agar anak tidak merasa jenuh ketika kegiatan

pembelajaran. Media audio visual juga membantu anak-anak dalam memahami

kegiatan pembelajaran.

Selain itu, media audio visual juga dapat digunakan untuk menarik

perhatian anak, sehingga dapat lebih fokus terhadap pelajaran. Hal ini

dimaksudkan agar pengalaman anak menjadi lebih beragam serta dapat

mengatasi kejenuhan ketika belajar terutama dalam kegiatan pembelajaran.

Oleh karenanya dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan media

audio visual yang diharapkan dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada

Anak usia Dini.

Permasalahan membosankan ini sering ditemukan pada Taman Kanak-

Kanak, tak terkecuali TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus. Berdasarkan pra

survey yang peneliti lakukan, perkembangan kosakata peserta didik di TK

tersebut, belum berkembang secara maksimal. Hal ini dapat dilihat pada hasil

observasi awal yang peneliti sajikan dalam tabel berikut ini:

7

Tabel 1.2

Kondisi Awal Observasi, Wawancara Pra Survey Kosakata Anak Usia

Dini di TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus

No Nama Penilaian

BB MB BSH BSB

1 Aditya Ramadan

2 Afrilia Mutiara Zulfa

3 Ahmad Farha Fatihan

4 Ahmad Raka Sanjaya

5 Arsalan Fath Jalal

6 Ayu Muji Lestari

7 Azka Aldric

8 Azzam Anazmi Ramadhan

9 Azzam Khairul Anam

10 Bobby Gavin Pradifta

11 Citra Anggraini

12 Fahry Rafanka

13 Faqih Muhammad Fadil

14 Farit Candra

15 Fikri Romadon

16 Fikri Zulfan Haris

17 Habibi Ali Josha

18 Heldika Eki Pratama

19 Juniyar Afriansyah S

20 Meisya Azellia

21 Mesyaro Fatul Layla

22 Rohman Marta Saputra

23 Ramadan Saputra

24 Reki Ananda Putra

25 Restia Gusfira

26 Sakila Mutia Hanum

27 Siti Aisyah

28 Tesya Kumala

29 Viola Clarissa Arzira

Kondisi Awal Observasi dan Wawancara di TK Aisyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus T.A 2019/2020

8

Keterangan pencapaian perkembangan :

1. (BB)artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan

bimbingan guru atau dicontohkan oleh guru.

2. (MB) artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus

diingatkan atau dibantu oleh guru.

3. (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat

melakukannya secara sendiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau

dicontohkan oleh guru.

4. (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak suda dapat

melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang

belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan

Berdasarkan tabel diatas, jika ditabulasikan persentase kosakata anak

didik TK Aisyiyah2 Kota Agung Tanggamus adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Persentase Pra Siklus Kosakata Anak Usia Dini di TK Aisyiyah 2

Kota Agung Tanggamus

No Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%)

1 BB 16 55,2%

2 MB 9 31%

3 BSH 1 3,4%

4 BSB 3 10,3%

Jumlah 29 100%

Keterangan:

BB kategori kemampuan anak Belum Berkembang 55,2%

MB kategori kemampuan anak Mulai Berkembang 31%

BSH kategori kemampuan anak Berkembang Sesuai Harapan 3,4%

BSB kategori kemampuan anak Berkembang Sangat Baik 10,3%

9

Berdasarkan pra survey yang peneliti lakukan, perkembangan

kosakata peserta didik di TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus, belum

berkembang secara maksimal. Berdasarkan observasi dan wawancara pra

survey di TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus yaitu rendahnya

penguasaan kosakata pada anak didik, hal tersebut diketahui dari 29 anak

didik terdapat 16anak didik (55,2%) kosakata yang belum berkembang, 9

anak didik (31%) kosakata yang mulai berkembang. Sementara hanya 1anak

didik(3,4%) kosakata yang berkembang sesuai harapan, dan 3anak

didik(10,3%) kosakata yang berkembang sangat baik.

Dari permasalahan tersebut, dan mengingat pentingnya pengembangan

kosakata peserta didik usia dini maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih mendalam terkait dengan kosakata berjudul “Meningkatkan

Kemampuan Kosakata Pada Anak Usia Dini Melalui Media Audio Visual di

TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan di

atas, maka beberapa permasalahan yang diidentifikasi yakni:

1. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran tidak menarik, dan

terlihat monoton atau membosankan bagi anak-anak.

2. Guru hanya menggunakan media visual atau gambar sehingga hasil kegiatan

pembelajaran dinilai tidak cukup maksimal.

10

C. Batasan Masalah

Untuk mencapai hasil penelitian yang optimal, penulis membatasi

masalah penelitian bagaimana meningkatkan kemampuan kosakata pada anak

usia dini melalui media audio visual di TK Aisyiyah 2 Kota Agung

Tanggamus

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian dalam batasan masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah

kemampuan kosakata pada anak usia dini dapat ditingkatkan melalui media

audio visual di TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan

kosakata pada anak usia dini melalui media audio visual di TK Aisyiyah 2

Kota Agung Tanggamus

F. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua

pihak yakni:

1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi guru atau pendidik untuk

meningkatkan kosakata, dapat membantu memudahkan proses kegiatan

belajar mengajar, dan dalam mengembangkan media pembelajaran.

11

2. Bagi Sekolah

Sebagai sumbangan pemikiran untuk perubahan dan peningkatan mutu

pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan anak usia dini usia 4-5 tahun

yang lebih baik mengingat begitu pentingnya metode ini untuk memperoleh

pengalaman anak.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kosakata

1. Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang, kosakata memiliki peran

yang terbilang sangat penting, baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat. Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa, sebab

kosakata memiliki fungsi untuk membentuk kalimat, mengutarakan ini

pikiran dan perasaan dengan sempurna, baik secara lisan maupun tertulis.

Menurut Soedjito, kosakata merupakan (a) semua kata yang terdapat

dalam satu bahasa, (b) kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang

pembicara atau penulis, (c) daftar data yang disusun seperti kamus yang

disertai penjelasan secara singkat dan praktis.5Burhan Nurgiantoro

menyatakan bahwa kosakata atau perbendaharaan kata adalah kekayaan kata

yang dimiliki oleh suatu bahasa yang berfungsi membentuk kalimat yang

mengutarakan isi pikiran baik secara lisan maupun tertulis6

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas, dapat disimpulkan

kosakata adalah perbendaharaan kata yang berisi komponen bahasa yang

memuat informasi makna pemakaian kata yang dimiliki suatu bahasa dan

berfungsi untuk mengutarakan pikiran baik secara lisan maupun tertulis.

5Soedjito, Kosakata Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.10

6Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: BPFE,2010),

h.383

13

2. Jenis-Jenis Kosakata

a. Kata Benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda,

konsep atau pengertian, untuk anak usia prasekolah mayoritas

mengetahui nama berbagai benda yang di sekitarnya. Benda-benda yang

diketahui oleh anak pada umumnya bersifat nyata dan benda-benda

tersebut sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anak

lebih mudah untuk mengingat benda-benda tersebut seperti gambar, ibu,

adik, melati, buku, capung, jeruk, apel, pilot, sungai, mobil, bapak,

kambing, sapi, kursi, pintu, jendela dan lain-lain.

b. Kata kerja yang dikuasai anak usia prasekolah berhubungan dengan

aktivitas atau tindakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh anak.

Kosakata tersebut diantaranya adalah bangun, baca, mandi, makan, tidur,

minum, kerja, pulang, beli, lari dan lain-lain.

c. Kata sifat kata yang menyatakan sifat atau keadaan suatu benda. Kata

sifat dapat di kenalkan anak seperti, cantik, sakit, nakal, lupa, kaget,

sehat, pintar, takut, baik dan lain-lain7

Dari jenis-jenis kosakata di atas untuk memberi dorongan kosakata

pada anak, pendidik dapat memulai dengan kata benda, kata kerja, kata sifat.

Kosakata dapat di dorong dengan benda-benda nyata yang ada di sekitar

anak dan dari pengalaman kegiatan sehari-hari anak. Penelitian ini

mendorong penguasaan kosakata anak melalui media audio visual.

7 Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi ketiga), (Jakarta: Balai Pustaka,

2010)

14

3. Kemampuan Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata menurut Zuchdi adalah kemampuan seorang

untuk mengenal maupun memahami dan menggunakan kata-kata dengan

baik dan benar dengan mendengar, berbicara, membaca dan menulis8.

Menurut Hastuti bahwa penguasaan kosakata penting agar anak didik

mampu memahami kata atau istilah dan mampu untuk menggunakannya di

dalam berbahasa baik itu menyimak berbicara, maupun menulis9.

Penguasaan kosakata mempunyai peranan penting dalam kehidupan

khususnya komunikasi. Dengan penguasaan kosakata yang memadai,

seseorang akan mampu berbahasa dengan baik dan lancar.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

penguasaan kosakata adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat

kata-kata yang dimiliki, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan

seseorang dalam komunikasi dengan bahasa yang baik merupakan indeks

pribadi yang baik bagi perkembangan mentalnya. Usaha untuk

memperbanyak kosakata perlu dilakukan secara terus menerus. Dengan

demikian jelas terlihat bahwa kosakata berperan penting dalam terjadinya

komunikasi baik secara tertulis maupun lisan. Kosakata merupakan indeks

pribadi yang baik bagi perkembangan mental anak.10

8 Zuchdi, Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca: Peningkatan Pemahaman

Bacaan (terjemahan), (Yogyakarta: FPBS IKIP, 1995) 9 Hastuti, Sri, Konsep-konsep dalam pengajaran bahasa indonesi, (Yogyakarta:

Mitragama,1992) 10

Fandian Zona Rukmana, Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata Melalui

Metode Multisensori pada Anak Tunarungu, dikutip dari https: //eprints.uny.ac.id/47511/ di akses

29 Desember 2019

15

B. Pembelajaran Bahasa Anak Usia Dini

Menurut Kamus Besar Bahasan Indonesia (KBBI) arti dari bahasa

adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh suatu

masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.

Bahasa merupakan suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh

anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.11

Bahasa

adalah mencakup segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan

perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain, dengan kata lain

bahasa adalah ucapan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna

kepada orang lain yang digunakan sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan

alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau

berhubungan dengan orang lain.12

Ada juga yang menjelaskan bahwa arti bahasa adalah suatu kemampuan

yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi satu sama lainnya dengan

memakai tanda atau simbol, misalnya kata-kata dan gerakan tubuh.13

Sebagai

sebuah sistem, bahasa ini bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis

artinya bahasa itu tersusun menurut satu pola, tidak tersusun secara acak.

Sedangkan sistemis artinya bahasa merupakan bukan sistem tunggal, tetapi dari

sub-sistem atau sistem bahwahan.14

Bahasa alami adalah bicara atau bahasa

isyarat, tetapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua

11

Soenjono Dardjowidjojo, Psiko Linguistik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.16 12

Endang Fatimah, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2006), h.99 13

Syarif Hidayatullah, Pengertian Bahasa dalam pemikiran para ahli, htttps:

//wismasastra.wordpress.com/2009/05/25, diakses pada 08 Maret 2019 14

Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Bandung: Rineka Cipta, 2012), h.35

16

menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil sebagai contohnya tulisan

grafis, braile, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia bersifat independen

terhadap modalitas.

Adapun beberapa fungsi utama bahasa seperti disebutkan adalah

sebagai alat komunikasi atau sara untuk menyampaikan informasi (fungsi

informatif). Tetapi bahasa pada dasarnya adalah alat untuk menyampaikan

informasi atau mengutarakan pikiran, perasaan atau gagasan, karena bahasa

juga berfungsi.15

a. Untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari

b. Untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan

seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia

c. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain di luar

pengetahuan kebahasaan.

d. Untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang

sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan

bahasa itu sendiri (tujuan fisiologis).

e. Sebagai pedoman untuk melihat adanya kenyataan di suatu masyarakat

1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Ditinjau dari perkembangannya, Anak Usia Dini merupakan masa

pertumbuhan yang paling penting karena menentukan masa perkembangan

selanjutnya. Disebutkan Rahman (2002) bahwa masa AUD menempati

posisi yang paling penting dalam perkembangan otaknya. Selanjutnya

15

Mendy Aisha, Fungsi Bahasa Dalam Kehidupan, https: // Jagad.id/ , di akses pada 08

Maret 2019

17

ditanyakan bahwa karena perkembangan otaknya tersebut usia 0-8 tahun

disebut sebagai usia emas (golden age). Oleh karena itu, pendidikan Anak

Usia Dini dirasa penting karena menentukan keberhasilan anak selanjutnya.

Untuk melihat keberhasilan tersebut, antara lain dapat dilihat dari

perkembangan penguasaan bahasanya yang dapat dilihat ketika anak

berkomunikasi.16

Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi dan merupakan

sarana penting dalam kehidupan anak. Melalui bahasa, anak dapat saling

berhubungan, saling berbagi pengalaman dan dapat meningkatkan

intelektual, yakni dalam rangka pengembangan pengetahuan dan

keterampilan bahasanya. Bagi anak di usia dini hal tersebut merupakan

masa perkembangan yang harus dibina dan dikembangkan agar mereka

dapat memanfaatkan kemampuan bahasanya secara maksimal. Tanpa

adanya bimbingan dan arahan dikhawatirkan perkembangan bahasa mereka

tidak sesuai yang diharapkan oleh orang tua di rumah maupun oleh

pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pemahaman tentang perkembangan

bahasa anak tidak boleh diabaikan begitu saja oleh guru. Dengan wawasan

tentang perkembangan bahasa tersebut, diharapkan guru memiliki dasar dan

rambu-rambu pada saat melaksanakan program pembelajaran nya.

Masalah perkembangan bahasa yang tidak dapat dipisahkan dengan

perkembangan pikiran anak ini dapat dilihat dalam kehidupan anak.

Misalnya ketika anak sendang menangis, mengoceh, merengek, tertawa,

16

Enny-zubaidah, https: //Staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/mpd/produk-bahan-

ajar-pengembangan –bahasa-anak-usia-dini.pdf, diakses pada 07 Maret 2019

18

meronta, meminta, berkata-kata, bertanya dan sebagainya. Hal tersebut

karena wujud ungkapan itu pertanda bahwa ia memiliki keinginan melalui

pikirannya dan disampaikan dengan cara tersebut. Itu semua telah ia

pikirkan sebelumnya, baru kemudian anak mengungkapkan perasaannya,

baik perasaan senang maupun tidak senang dalam bentuk tertentu. Dalam

kehidupan anak, hal ini tampak dalam kegiatannya sehari-hari. Mulai dari

bangun tidur, bahkan sampai menjelang tidur kembali. Mereka akan

melakukan kegiatannya dan memperoleh pengalaman dalam lingkup

kehidupannya secara nyata. Dengan menggunakan kemampuan berpikirnya,

mereka mengenal dunia hewan, tumbuh-tumbuhan, dan segala aspek

kehidupan disekitarnya.17

Oleh karena itu, mereka tidak pernah tinggal diam

begitu saja, namun tentu memiliki komentar berdasarkan konsep yang telah

dimilikinya atas dasar peristiwa yang dialami atau dilihatnya. Pengertian

inilah yang disebut dengan proses, bahwa anak mulai dapat membangun

kalimatnya untuk berbahasa atau mengungkapkan pikirannya. Proses

tersebut berlangsung secara perlahan-lahan dan secara berangsur-angsur

anak akan mampu berbahasa melalui kalimat yang diucapkan dari yang

paling sederhana sampai ke yang paling kompleks.

Ungkapan bahasa anak, dapat muncul dalam berbagai bentuk,

misalnya bertanya, bercerita, bergerak (menirukan gerakan tertentu), bahkan

dalam bentuk kegiatan tertentu, misalnya menyanyi, menari, bercerita,

bercakap-cakap, berdeklamasi, mengelem kertas, menempelkan kertas,

17

Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik: pengantar pemahaman bahasa manusia

(Jakarta: yayasan obor Indonesia, 2003), h.3

19

menggambar, dan sebagainya. Dalam melakukan kegiatan menggambar, hal

ini berarti anak sedang mengekspresikan pikirannya dalam bentuk gambar.

Dengan demikian, jelas bahwa segala bentuk tindakan dan ungkapan anak

itu merupakan perwujudan dari apa yang dipikirkannya.

Jadi, jelaslah bahwa wacana pendidikan penuh dengan bahasa yang

mempunyai hubungan timbal balik antara bahasa dan pikiran, para teoritis

masih mempertanyakan hubungan antara keduanya. Misalnya antara Piaget

dan Vigotsky. Piaget berpendapat bahwa berpikir itu dating duluan dan

diekspresikan dalam bentuk bahasa. Namun menurut Vigotsky bahasa dan

berpikir berkembang sebagai suatu kematangan untuk dirinya dan pikiran

dihasilkan oleh bahasa.18

Menurut Syamsul Yusuf LN Perkembangan bahasa seorang anak

diharapkan dapat memenuhi kemampuan yang berhubungan dengan:

a. Pemahaman kemampuan memahami makna ucapan orang lain

b. Pengembangan perbendaharaan kata, berkembangnya kemampuan anak

untuk berkomunikasi dengan orang lain diharapkan dapat menambah

perbendaharaan katanya.

c. Menyusun kata-kata menjadi kalimat, semakin banyak perbendaharaan

kata yang dimiliki anak, diharapkan ia mampu menyusun kata-kata

tersebut dalam kalimat-kalimat sederhana.

d. Ucapan dengan bertambahnya usia dan melalui proses belajar menirukan

dan mencontoh orang lain di sekitarnya, anak akan mampu mengucapkan

18

Clark, eve V dan Herbert, Psycology and Language, (New York: Harcourt Brace

Jovanovic, 1997), h.89

20

dengan benar dan jelas lafal kata-kata tertentu yang pada mulanya

dirasakan sulit.19

Adapun para ahli telah mengemukakan tentang teori pemerolehan

bahasa pada anak sebagai berikut:

1. Teori Kontinuitas

Teori Kontinuitas menyatakan bahwa dekutan dan celotehan merupakan

bunyi-bunyi prekursif yang kemudian menjadi bunyi bahasa yang

sebenarnya.

2. Teori Diskontinuitas

Menyatakan bahwa anak mengeluarkan celotehan dengan bermacam-

macam bunyi tanpa urutan yang khusus dna banyak bunyi-bunyi ini yang

kemudian hilang selamanya atau terpendam untuk beberapa saat

kemudian munculah fase pemerolehan yang urutannya konstan.

3. Teori Nativisme

Teori ini dilandaskan pada kenyataannya bahwa seorang anak dapat

memperoleh bahasa mana pun kalau saja dia diberi peluang, seorang

anak sejak lahir telah membawa bekal kodrati yang memungkinkan dia

dapat memperoleh bahasa apapun yang disuguhkan padanya.20

Jadi dalam perkembangan anak harus melalui tahapan-tahapan diatas

yang diantaranya adalah: anak harus mampu memahami makna ucapan

orang lain, mengembangkan perbendaharaan kata, menyusun kata-kata

19

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung,: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 119 20

Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Paduan PAUD, ( Jambi: Gaung Persada Pers

Grup, 2013), h. 106.

21

menjadi kalimat dan melafalkannya, agar dalam perkembangan bahasanya

dapat berkembang dengan sempurna.

2. Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.

Tahapan proses perkembangan bahasa anak usia lahir sampai 6 tahun

antara lain:

a. Usia lahir 3 bulan

1) Bayi terbangun ketika mendengar suara yang keras (biasanya

reaksinya adalah menangis)

2) Anak membuat suara yang menyenangkan

3) Anak akan mengulang suara yang sama secara berulang-ulang seperti

ocehan.

b. Usia 4-6 bulan

1) Anak sudah dapat merespon nada suara (lembut ataupun keras)

2) Anak akan melihat sekeliling untuk mencari sumber bunyi (contoh

bunyi bel, telepon, atau benda jatuh)

3) Anak akan berceloteh ketika sendirian

c. Usia 7-12 bulan

1) Anak menyukai permainan “ciluk ba”

2) Anak akan berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik

perhatian orang dewasa di sekitarnya.

22

d. Usia 12-24 bulan

1) Anak sudah memahami perintah dan pertanyaan sederhana.

2) Anak telah dapat menggunakan berbagai bunyi huruf konsonan pada

awal kata

3) Anak dapat bertanya dengan dua kata sederhana misalnya “mana

kelinci?”

e. Usia 24-36 bulan

1) Anak dapat memahami dua perintah sekaligus

2) Anak bisa bertanya dan mengarahkan perhatian orang dewasa dengan

mengatakan nama benda dimaksud

3) Cara anak berbicara sudah dapat dipahami secara keseluruhan

f. Usia 4-6 bulan

Anak sudah bisa mengungkapkan kata secara lebih rumit misalnya, “ibu,

aku lebih suka baju yang berwarna merah, yang hijau tidak bagus.21

Jadi dalam perkembangan ini bahasa anak sudah mulai tersusun

dengan baik. Perkembangan kemampuan bahasa anak dibedakan menjadi

empat masa, yaitu:

1) Masa pertama (Umur 1,0-16 bulan)

Kata-kata yang pertama diucapkan bayi adalah suatu peristiwa

yang dengan tak sabar dinanti-nanti oleh setiap orang tua. Kata-kata

pertama yang diucapkan anak adalah kelanjutan dari meraba. Lama

sebelum bayi mengucapkan kata-kata mereka yang pertama, mereka telah

21

Martini Ilyas, Psikologi Perkembangan Bahasa Aud, (Jakarta: Universitas Terbuka),

h.115

23

berkomunikasi dengan orang tuanya, umumnya dengan gerak tubuh dan

dengan menggunakan suara mereka yang khas. Munculnya kata pertama

merupakan kelanjutan proses komunikasi. Kata yang diucapkan anak

terhadap ayah, ibunya. Kata “ma” kata ibu dan kata “pa” untuk bapak.22

2) Masa kedua (Umur 1,6-2,0 tahun)

Pada masa ini, dengan kemampuannya berjalan, anak makin

banyak melihat segala sesuatu dan ingin mengetahui namanya, oleh

karena itu, ia selalu menanyakan nama di antara benda-benda yang

kebetulan yang mereka temukan nya. Karena itu masa ini disebut “apa

itu”. Rasa ingin tahu anak itu harus disikapi dengan arif dan bijaksana.

Orang tua (ayah dan ibu), kaka atau siapa pun juga harus menjawabnya,

dan dengan ucapan yang benar, meskipun disadari anak belum bisa

menirukan dengan tepat dan benar apa yang diucapkannya itu. Tetapi

dengan pertanyaan-pertanyaan yang anak ajukan dan wajib dengan benar

makin banyaklah ia mengenal benda-benda dengan nama yang

sebenarnya, dengan demikian keingintahuan anak akan nama-nama

benda atau sesuatu berpotensi menambah perbendaharaan bahasa anak.23

3) Masa ketiga (Umur 2,0-2,6 tahun)

Pada masa ini, anak telah mulai tampak makin sempurna dalam

menyusun kata-kata. Ia sudah menggunakan kata awalan dan akhiran,

sekalipun belum sempurna seperti kata orang dewasa. Karena itu orang

22

John W. Santrock, Perkemabangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.358 23

Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan (Jakarta, PT Renika Cipta, 2005 Cet ke 8),

h.26-27

24

yang arif akan membenarkannya dengan hati-hati. Tetapi kadang-kadang

anak itu tidak begitu senang bila kata-katanya itu selalu dibenarkan.

Apabila kita dengan kesalahan yang lucu dan kerap kali ia membuat

kata-kata baru menurut caranya sendiri. Hal ini mungkin disebabkan

karena kata yang dahulu dipergunakannya untuk menanamkan sesuatu

tidak memuaskan lagi baginya

4) Masa keempat (Umur 2, 6- seterusnya)

Pada masa ini keinginan anak untuk mengetahui segala sesuatu

semakin bertambah. Rasa ingin tahu anak terhadap segala sesuatu

membuat anak sering bertanya. Setiap singkat yang diberikan terkadang

tidak memberikan kepuasan kepada anak. Setiap jawaban yang diberikan

akan menimbulkan pertanyaan yang baru bagi anak. Begitulah

perkembangan kreativitas bertanya anak pada masa ini. Banyak

pertanyaan yang diajukan anak dipandang sebagai anak cerewet bagi

orang tua tertentu. Apalagi pertanyaan yang itu ditanyakan kepada orang

tua tidak terbendung terhadap anak yang suka bertanya.24

Tabel 2.1

Tahapan Perkembangan Bahasa Anak, Menurut Elizabeth B Hurlock

No Periode

Perkembangan

Bahasa

Tahapan

1 Periode Prelinguistik

(0-1 tahun)

a. Tangisan

Dalam hari awal kehidupan pasca lahir,

sebagian besar suara bayi adalah menangis.

Menangis merpakan salah satu cara pertama

yang dapat dilakukan bayi untuk

berkomunikasi dengan dunia luar.

24

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta :Reika Cipta, 2011), h.49

25

b. Ocehan dan Celoteh

Ocehan adalah bunyi eksplosit awal

disebabkan oleh perubahan gerakan

mekanisme suara oleh bayi digunakan sebagai

kegiatan bermain

c. Isyarat

Isyarat yakni gerakan anggota badan yang

berfungsi sebagai pengganti bicara/katakata.

Isyarat memiliki tujuan komunikasi yang

serius sebelum anak memiliki waktu untuk

menghimpun kosakata yang cukup banyak

untuk mengungkapkan keinginan, kebutuhan,

pikiran dan perasaan mereka dalam kata-kata

anak akan terus menggunakan isyarat.

d. Ungkapan Emosional

Bentuk komunikasi prabicara ini melalui

perubahan tubuh dan roman wajah. Misalnya

emosi yang senang disertai dengan suara

tertawa, sedangkan emosi yang tidak senang

disertai dengan tangisan dan rengekan.

2 Periode Linguistik (1-

6 tahun)

a. Fase satu kata atau Holofrase

Pada fase ini anak akan menggunakan satu kata

untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik

yang berupa keinginan, perasaan atau

temuannya tanpa perbedaan yang jelas.

Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti “

saya mau duduk”

b. Fase Lebih dari satu kata

Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar

18 bulan, pada fase ini anak sudah dapat

membuat kalimat sederhana yang terdiri dari

dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang

terdiri dari pokok kalimat dan predikat. Setelah

dua kata, diikuti oleh empat kata dan

seterusnya.

c. Fase ketiga adalah fase diferensiasi

Periode terakhir dari masa balita yang

berlangsung antara usia dua setengah sampai

lima tahun. Dalam berbicara anak buka saja

menambah kosakatanya, akan tetapi anak

mulai mengucapkan kata demi kata sesuai

dengan jenisnya. Anak mulai dapat mengkritik,

bertanya, menjawab, memerintah,

memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain

yang umum untuk satu pembicaraan “gaya”

dewasa

26

Menurut Vygosky dalam Zulkifli, ada tiga tahapan perkembangan

bahasa anak yang menentukan tingkat perkembangan berpikir, yaitu:

a. Tahap Eksternal, tahap berpikir dengan sumber berpikir anak berasal dari

luar dirinya. Sumber eksternal tersebut terutama dari orang dewasa yang

memberi pengarahan kepada anak dengan cara tertentu.

b. Tahap Egosentris, yaitu suatu tahap ketika pembicaraan orang dewasa

tidak lagi menjadi persyaratan. Dengan suara khas, anak berbicara seperti

jalan pikirannya, misalnya “saya melompat”, “ini kaki”, “ini tangan”, “ini

mata”.

c. Tahap Internal, yaitu suatu tahap ketika anak dapat menghayati proses

berpikir, misalnya seorang anak sedang menggambar kucing, pada tahap

ini, anak memproses pikirannya dengan pikirannya sendiri, “apa yang

harus saya gambar? Saya atau saya sedang menggambar” 25

Dari ketiga tahapan tersebut diatas, dapat kita pahami bahwa begitu

kompleks nya perkembangan bahasa yang dilalui oleh anak. Dimana setiap

tahapnya memiliki karakteristik tersendiri yang harus dipahami oleh setiap

pendidik agar tidak terjadi tumpang tindih dalam proses pembelajarannya

untuk meningkatkan kemampuan perkembangan bahasa anak dapat

berkembang dengan baik.

25

Ibid, h.11

27

Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan perkembangan bahasa

pada anak usia dini yang meliputi perubahan perkembangan sebagai berikut:

Pertama, berkenaan dengan fonologi (bunyi), beberapa anak usia

prasekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsumen.

Misalnya mengucapkan beberapa fomen yang lebih sulit seperti “R”.

Kedua, berkenaan dengan Morfologi (penguasaan pembentukan

kata-kata) bahwa pada kenyataannya anak-anak itu juga dapat

mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah mengetahui morfologis.

Ketiga, berkenaan degan sintaksis, bahwa anak-anak belajar dna

menerapkan secara aktif aturan-aturan yang dapat ditentukan pada tingkat

sintaksis. Anak-anak dapat mengembangkan kalimatnya dengan dua kata

lebih, mereka mulai berbicara dengan aturan kata yang menunjukkan suatu

pendalaman yang meningkat terhadap aturan yang kompleks tentang

bagaimana kata-kata seharusnya kata benda (sebagai obyek) mendahului

kata kerja (predikat), seperti Adi membawa buku bukan membawa Adi

buku.

Keempat, berkenaan dengan simantik, bahwa begitu anak sudah

mampu menggunakan kalimat lebih dari dua kata, anak-anak sudah mulai

mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna degan cepatnya.26

26

Soenjono Dardjowidjojo, Op. Cit., h.24

28

3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak

Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa anak

dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu kesehatan, intelegensi, status sosial

ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.27

a. Faktor Kesehatan

Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar bahasa dan bicara

adalah keadaan kesehatan. Hal tersebut terjadi karena kesehatan umu yang

baik dapat menunjang perkembangan anak, termasuk didalamnya

perkembangan bahasa dan bicara, kesehatan merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal

kehidupan. Apabila anak pada usia dua tahun pertama sering mengalami

sakit-sakitan maka anak tersebut cenderung akan mengalami keterlambatan

atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya.

Keadaan kesehatan umum anak ini perlu diperhatikan oleh orang tua

sejak kelahiran anak. Keadaan kesehatan tersebut dapat dilihat dari

perkembangan fisik maupun nonfisiknya. Misalnya berat badannya, tinggi

badannya. Keadaan nonfisik misalnya, intelegensi nya, sosialnya, emosinya,

mentalnya dan sebagainya

b. Intelegensi

Perkembangan anak dapat dilihat dari tingkat intelegensinya. Anak

yang berkembang bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi

normal atau diatas normal. Namun begitu, tidak semua anak yang

27

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 121

29

memahami kelambatan perkembangan bahasanya pada usia awal,

dikategorikan sebagai anak yang tidak cukup pandai. Selanjutnya, Hurlock

mengemukakan hasil studi mengenai anak yang mengalami keterlambatan

mental, yaitu bahwa sepertiga diantara mereka yang dapat berbicara secara

normal dan anak yang berada pada tingkat intelektual yang paling rendah,

mereka sangat miskin dalam berbahasanya.

Tingkat intelegensi merupakan hal yang bisa diturunkan dari orang

tua ke anak. Semakin tinggi tingkat intelegensi maka akan mempengaruhi

kecepatan perkembangan bahasa anak, begitu juga sebaliknya. Terdapat

relevansi antara tingkat intelegensi seseorang dengan cepat lambatnya

perkembangan bahasa.

c. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Dengan status sosial ekonomi yang baik, orang tua akan mampu

menyediakan situasi yang baik pula bagi perkembangan bahasa anak-

anaknya. Rangsangan dan respon yang diberikan oleh keluarga berstatus

sosial tinggi tentu saja akan berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial

rendah. Perbedaan ini akan tampak setelah mereka beranjak remaja.

Bagaimana seseorang menerima pesan dari temannya, bagaimana cara

seseorang menanggapi pesan temannya dan sebagainya. Jadi pendidikan

keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seorang anak

Akan tetapi anak dengan latar belakang sosial dari tingkat mengah

ke atas memiliki kemampuan perkembangan bahasa yang lebih baik dan

lebih cepat dibandingkan anak dari tingkat sosial bawah. Hal ini juga

30

berhubungan dengan tingginya tingkat pendidikan orang tua yang mampu

mengajarkan bahasa pada anak. Anak juga memiliki tingkat kepercayaan

diri yang lebih tinggi dan mampu menguasai bahasa dengan cepat karena

adanya penguatan atas respon mereka.

d. Jenis Kelamin

Anak laki-laik dan anak perempuan, perkembangan bahasanya realtif

lebih cepat anak perempuan. Oleh karena itu perbendaharaan bahasanya

lebih banyak dimiliki oleh anak perempuan. Demikian juga dalam hal

ucapan, anak perempuan lebih jelas artikulasinya. Perbedaan antara anak

laki-laki dan perempuan tersebut akan berlangsung sampai menginjak usia

sekolah. Lebih lanjut dikatakan Termansyah bahwa pada dasarnya secara

bilologis anak perempuan lebih cpeta mencapai masa kematangannya. Jadi

yang mempengaruhi perkembangan bahasa anai antara lain adalah masalah

pertimbangan biologisnya.

Perbedaan kondisi fisik pada anak laki-laki dan perempuan inilah

yang mempengaruhi perkembangan bahasanya. Hal ini memberi

konsekuensi pula pada kondisi kesiapan anak dalam menggunakan

bahasanya. Anak yang memiliki kondisi fisik yang sehat tentulah selalu

siap. Jika anak selalu dalam kondisi siap, tentulah akan memiliki perhatian

yang penuh terhadap rangsangan yang datang termasuk rangsangan dalam

berbahasa. Kondisi fisik anak-anak ini dapat didefinisikan tentang

kekurangsiapannya itu dengan mengamati tingkah laku anak dan tanggung

jawabnya terhadap aktivitas di sekolah.

31

e. Hubungan Keluarga

Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan

berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua

yang mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak.

Hubungan yang sehat antara orang tua dengan anak (perlu perhatian dan

kasih sayang dari orang tuanya) memfasilitasi perkembangan bahasa anak,

sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak akan mengalami

kesulitan atau keterlambatan dan perkembangan bahasanya. Hubungan yang

tidak sehat itu bisa berupa sikap orang tua yang kasar/keras, tidak cukup

kasih sayang atau kurang perhatian untuk memberikan pelatihan dan contoh

dalam berhasanya yang baik kepada anak, maka perkembangan bahasa anak

cenderung akan mengalami stagnasi atau kelainan, seperti: gagap dalam

berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk

mengungkapkan pendapat, dan berkata yang kasar atau tidak sopan.28

4. Unsur-unsur Pembentukan Bahasa Anak Usia Dini

Untuk mempelajari sebuah bahasa diperlukan unsur-unsur

pembentuk bahasa. Adapun unsur-unsur pembentuk bahasa menurut Jhon W

Santrock adalah sebagai berikut ini:

a. Fonolog

Setiap bahasa dibentuk dari unsur-unsur dasar fonologi adalah

sistem suara dari suatu bahasa, termasuk suara-suara yang digunakan dan

bagaimana suara-suara tersebut dikombinasikan

28

Ibid, h. 123-125

32

b. Morfolog

Morfologi mengacu pada uni-unit yang membentuk formasi kata.

Sebuah morfem adalah unit terkecil yang masih memiliki makna, yang

berupa kata yang tidak dapat dipecah lagi menjadi bagian bermakna yang

lebih kecil.

c. Sintaksis (tata bahasa)

Sintaksis meliputi bagaimana kata-kata dikombinasikan sehingga

membentuk frase dan kalimat yang dapat dimengerti anak balajar tata

bahasa dari orang-orang yang ada disekitarnya. Meskipun anak belum

mempelajari secara benar penggunaan kalimat dalam bahasa, namun

dengan seringnya mendengar dan meniru orang dewasa disekitarnya,

d. Semantik

Semantik yaitu penggunaan kata-kata sesuai dengan tujuannya.

Anak pada usia ini sudah mampu mengungkapkan keinginannya dengan

kata-kata, mampu menunjukkan penolakan dan memiliki kata yang tepat.

Semantik mengacu pada makna kata dan kalimat.

e. Pragmatik

Pragmatik adalah penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks

yang berbeda. Misalnya: menggunakan bahasa yang sopan dalam situasi-

situasi yang tepat, seperti ketika berbicara dengan guru, berbicara dalam

diskusi.29

29

John W Santrock, Perkembangan Anak Edisi Kesebelas, (Jakarta: Erlangga, 2007),

h.353

33

5. Metode Bahasa Bagi Anak Usia Dini

Metode pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan

bahasa anak digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pembelajaran

bahasa terdiri dari beberapa model pembelajaran yang digunakan sesuai

dengan kebutuhan anak. Teknik atau model pembelajaran tertentu tidak

dimaksudkan lebih baik dari model lainnya, melainkan disesuaikan dengan

kebutuhan anak. Model pembelajaran dipilih sesuai dengan tipe anak dan

kemungkinan model yang paling efektif diterapkan.

Penggunaan model pembelajaran bahasa yang tepat sesuai dengan

karakteristik anak akan mendukung perkembangan berbagai potensi dan

kemampuan anak yang lain secara optimal. Beberapa metode yang bisa

diterapkan pada anak usia dini yaitu: metode bercerita, metode tanya jawab,

metode bercakap-cakap, metode karyawisata, metode demonstrasi, metode

pemberian tugas, metode proyek dan metode eksperimen.

Metode-metode tersebut bisa digunakan sekaligus dengan konsep

bermain yang menyenangkan. Metode tersebut merangsang anak untuk

mampu mengucapkan dan memahami kata-kata atau kalimat dan melakukan

tugas sesuai kalimat. Hal ini juga berfungsi untuk melatih perkembangan

kognifid, afektif dan psikomotorik, jika dimodifikasi dengan permainan-

permainan.

34

C. Media Audio Visual

1. Pengertian Media

Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih

dahulu kita mengetahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari

etimologi “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan

sesuatu”.30

Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education

Communication Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa “media

adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan

informasi”. Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil

penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua

bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal

dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang

mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus

dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis media yang ada yang biasa

digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media audio-visual

adalah media yang mencakup dua jenis media yaitu audio dan visual.

Media seperti yang dikutip dalam kamus Besar Bahasa Indonesia 31

adalah (1) alat; (2) sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi,

30

Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Cet Pustaka Insan Madani, Anggota

IKAPI, 2012), h.6 31

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), h.726

35

film, poster, dan spanduk; (3) yang terletak antara dua pihak; (4) perantara,

penghubung. Sedangkan dalam Kamus Kata Serapan, media adalah benda/

alat/sarana, yang menjadi perantara untuk menghantarkan sesuatu.

Menurut Latuheru, media mengarah pada sesuatu yang

mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan)

dan penerima pesan. Dalam dunia pendidikan, sumber (pemberi pesan)

adalah guru penerima pesan adalah anak didik, sedangkan informasi (pesan)

adalah materi pelajaran yang harus disampaikan guru kepada anak didik.32

2. Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran

Ada banyak media pembelajaran, mulai dari yang sangat sederhana

hingga yang kompleks dan rumit, mulai dari yang hanya menggunakan

indera mata hingga perpaduan dari satu indera. Dari yang murah dan tidak

memerlukan listrik hingga yang mahal dan sangat tergantung pada

perangkat keras. Dalam perkembangannya media mengikuti perkembangan

teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses

belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis.

Kemudian lahir teknologi audio visual yang menggabungkan penemuan

mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul

terakhir adalah teknologi mikroprosesor yang melahirkan komputer dan

kegiatan interaktif.33

32

Epy Purwasih, Peranan Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Minat

Belajar Anak di Kelompok B Paud Terpadu Tri Dharma Lebagu Kecamatan Balinggi Kabupaten

Parigi Moutong, (No. Stanbuk: A 411 09 002, 2013), h.125 33

Arsyad, OPcit.. 2013, h.31

36

Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat

dikelompokkan ke dalam empat jenis, yaitu:

a. Media hasil teknologi cetak,

b. Media hasil teknologi audio visual

c. Media hasil teknologi berbasis komputer, dan

d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.34

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan untuk

menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama

melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil

teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan

reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan

penggunaan kebanyakan materi lainnya. Dua komponen pokok teknologi ini

adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan

teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses

informasi dan teori belajar. 35

Teknologi audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan

materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk

menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio dan

visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar,

seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual lebar.

34

Arsyad, Ibid, 2013, h.31 35

Arsyad, Ibid.2013, h.31

37

Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Mereka biasanya bersifat linier

b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis

c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang/pembuatnya.

d. Mereka merupakan representasi fisik dan gagasan real dan gagasan

abstrak.

e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan

kognitif

f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat perlibatan

interaktif murid rendah.36

Teknologi audio visual yang digabungkan penemuan mekanis dan

elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi media audio visual adalah

cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-

mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan

visual. Pembelajaran media audio visual jelas bercirikan pemakaian

perangkat keras selama proses belajar, misalnya mesin proyeksi film dan

proyeksi film layar lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual adalah

produksi dan penggunaan materi yang menyerap melalui pandangan serta

tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol.

36

Arsyad, Ibid.2013, h.32-33

38

Adapun kegunaan-kegunaan media audio visual yaitu sebagai

berikut:

a. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh anak didik,

pengalaman yang dimiliki setiap anak didik berbeda, ditentukan oleh

faktor keluarga dan masyarakat. Perbedaan tersebut merupakan hal yang

tidak mudah diatasi apabila di dalam pengajaran guru hanya

menggunakan bahasa verbal sebab anak didik sulit dibawa ke objek

pelajaran. Dengan menghadirkan media audio visual di kelas, maka

semua anak duduk dapat menikmatinya.

b. Melampaui batasan ruang dan waktu. Tidak semua hal bisa dialami

langsung oleh anak didik, hal tersebut disebabkan oleh:

1) Objek yang terlalu besar misalnya gunung atau objek yang terlalu

kecil misalnya bakteri, dengan bantuan media audio visual kita bisa

menampilkannya di dalam kelas.

2) Gerakan-gerakan yang terlalu lambat misalnya pergerakan amoeba

atau gerakan-gerakan yang terlalu cepat misalnya pergerakan awan,

dapat diikuti dengan menghadirkan media audio visual di dalam kelas.

3) Rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim dan geografi

misalnya proses terbentuknya bumi dapat disajikan di kelas dengan

bantuan media audio visual.

c. Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan

lingkungannya. misalnya saat guru menerangkan tentang gunung

meletus, apabila disampaikan dengan bahasa verbal, maka kontak

39

langsung antara siswa dengan objek akan sulit sehingga diperlukan media

audio visual untuk menghadirkan situasi nyata dari objek tersebut untuk

menimbulkan kesan yang mendalam pada diri siswa. Rinanto juga

menambahkan bahwa selain mempercepat proses belajar dengan bantuan

media audio visual mampu dengan cepat meningkatkan taraf kecerdasan

dan mengubah sikap positif dan statis kearah sikap aktif dan dinamis.37

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan

media pengajaran antara lain tujuan pengajaran yang ingin dicapai,

ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat

lunak, mutu teknis dan biaya.38

Oleh sebab itu beberapa pertimbangan yang

harus diperhatikan sesuai dengan pendapat orang lain yang mengemukakan

bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan

tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu

kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif

dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang

harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal

melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan prinsip seperti

akibat, melakukan tugas yang hubungan perubahan dan mengerjakan

tugas yang melibatkan pemikiran yang lebih tinggi.

37

Wahyudin, H. Uyu dan Muhibar Agustin, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini,

(Bandung: PT Refika Aditama, 2012), h.63 38

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2000), h. 243.244

40

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip

generalisasi agar dapat membantu proses pengajaran secara efektif,

media harus selaras dan menunjang tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas pengajaran dan

kemampuan mental siswa.

c. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam

memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang

digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.

d. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kelompok besar belum

tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau

perorangan. Ada media yang tepat untuk kelompok besar, kelompok

sedang, kelompok kecil dan perorangan.

D. Pendidikan Anak Usia Dini

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke

arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan

kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi), sosio

emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai

dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia

dini.

41

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “ Pendidikan Anak Usia

Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut”.

Sedangkan pada pasal 28 tentang (PAUD) pendidikan anak usia dini

dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum

jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, nonformal, dan atau informal.39

Selanjutnya mengenai pengertian apa itu PAUD, Martinis Yamin

dan Jamilah Sabri Sanan merumuskannya sebagai berikut: Pendidikan anak

usia dini adalah merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-

anak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan,

pertumbuhan baik jasmani (fisik) maupun rohani sehingga anak memiliki

kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut.40

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa Paud adalah

jenjang pendidikan pra-sekolah dasar dengan batasan waktu mulai dari anak

usia dua sampai enam tahun. Rentang anak usia lahir sampai enam tahun

39

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.20 Tahun 2013, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Jakarta: CV. Medya Duta Jakarta), h. 1 40 Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD), (Jakarta: Galung Persada Press, 2010), h.1

42

adalah usia kritis sekaligus strategis dalam proses pengembangan

kepribadian anak secara utuh.

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

Para guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) atau TK/RA perlu

memahami tujuan dan fungsi pendidikan anak usia dini sehingga mereka

memiliki pegangan dan ara dalam merancang dan mengimplementasikan

berbagai program kegiatan pendidikan dini. Selain itu, penggunaan berbagai

sumber yang ada akan terarah ke pencapaian tujuan dan pelaksanaan dan

kaitannya dengan posisi guru sebagai agen perubahan, pemahaman akan

tujuan dan fungsi pendidikan TK/RA dapat menjadi landasan awal bagi para

guru untuk berkreasi.

Sebagai sebuah taman, anak-anak di ibaratkan sebuah bunga yang

berada di taman yang sedang tumbuh subur. Ini artinya tujuan pendidikan

TK/RA hendaknya menjadi tempat yang subur bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak, baik dalam hal fisik, emosi dan lain sebagainya.41

Adapun tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan

potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan berdasarkan tinjauan

aspek didaktis psikologis tujuan pendidikan di usia dini yang utama adalah:

a. Menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar

mampu menolong diri sendiri yaitu mandiri dan tanggung jawab terhadap

diri sendiri seperti mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya,

41

M. Solehuddin dan Ipah Syaripah, “Paradigma Baru Pendidikan Taman Kanak-

Kanak”, dalam M. Solehuddin dkk., Pembaharuan Pendidikan TK, Penerbit Universias Terbuka,

(Jakarta, cet. Ke-15,2013), h. 412

43

mampu mengendalikan emosinya dan mampu membangun hubungan

dengan orang lain.

b. Meletakkan dasar-dasar bagaimana seharusnya belajar. Hal ini sesuai

dengan perkembangan paradign baru dunia baru pendidikan melalui

empat pilar pendidikan yang dirancang oleh UNESCO yaitu learning to

know, learning to be dan learning live together yang mengimplementasi

di lembaga PAUD.

Berdasarkan tujuan pendidikan di atas dapat ditelaah beberapa fungsi

pendidikan anak usia dini, yaitu:

a. Fungsi Adaptasi

Berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri dengan

berbagai kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan

dalam dirinya sendiri.

b. Fungsi Pengembangan

Berperan dalam membantu anak agar memiliki keterampilan-

keterampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan sehari-

hari dimana ia berada. Di lembaga pendidikan anak usia dini anak akan

bertemu dengan teman sebaya lainnya.

c. Fungsi Bermain

Berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak yang bermain,

karena pada hakikatnya bermain itu sendiri merupakan hak anak

sepanjang rentang kehidupan. Melalui kegiatan anak bermain, anak akan

mengeksplorasikan dunianya serta membangun pengetahuannya sendiri.

44

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada hakikatnya penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kegiatan

pembelajaran, baik memperbaiki pembelajaran di kelas maupun kinerja guru,

apabila mutu pembelajaran di kelas meningkat maka mutu pendidikan dapat

ditingkatkan. Penelitian mengenai peningkatan kosakata telah banyak

dilakukan diantaranya.

1. Hasil penelitian yang ditulis Nita Kurniawati, Titi Rachmi (2017), Anak

usia 4-5 tahun mempunyai kemampuan berbahasa dan berkembang jika

anak sudah mampu mengucapkan sebagian besar kata dalam bahasa

Indonesia mencapai 1.500 kata dan akan bertambah lagi sekitar 1000

kosakata. Bahwasanya anak usia 4-5 tahun sudah dapat mengenal

perbendaharaan kata sifat dan mengulang kalimat sederhana. Menceritakan

kembali cerita yang pernah di dengar.Kegiatan kosa kata melalui media

gambar dapat meningkatkan kosa kata anak Hal ini dibuktikan dengan

peningkatan kosa kata anak pada saat pra siklus 27.75%, siklus I sebesar

41.50%, siklus II berkembang sesuai harapan 57.75% pada siklus III

meningkat 77%. 42

2. Hasil penelitian yang ditulis Ana Lestari dan Maria L.A.S (2012), tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan kosakata apa saja yang

diperoleh dan imbuhan apa saja yang diperoleh anak usia 3-6 tahun pada

pendidikan usia dini bina harapantentang pemerolehan kata bahasa

Indonesia anak usia 3-6 tahun adalah: (1) anak usia 3-6 tahun telah

42

Nita Kurniawati, Titi Rachmi, “Upaya Peningkatan Kosakata usia 4-5 tahun Melalui

Media Gambar Seri di TK Mentari Cipondoh”, Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini,

Vol. V, No.2, (2017).

45

memperoleh kosakata dasar pada kata benda, kata kerja, kata sifat, kata

bilangan, kata ganti, kata keterlambatan dan kosakata ulang, (2) anak usia 3-

6 tahun memperoleh imbuhan prefiks (me-, mem-, meng-, dna ber-),

imbuhan sufiks(-nya) dan imbuhan infiks (-el-), (3) perbandingan kosakata

bahasa Indonesia pada anak usia 3-6 tahun terlihat dari pemerolehan

kosakata konkret pada kata benda (papan tulis dan buku), kata kerja

(menulis), kata sifat (merah dan kuning), kata ganti (kita dan kamu) dan

imbuhan prefiks (menulis). Perbandingan kosakata anak usia 3-6 tahun

terdapat pada kosakata abstrak, yaitu kata kerja (membaca dan belajar), kata

sifat (baik dan nakal), kata bilangan (1-10), kata keterlambatan (adik dan

kakak), imbuhan prefiks (membaca dan menggambar), imbuhan sufiks

(semuanya), imbuhan Infiks (belajar), dan kosakata ulang (satu-satu dan

dua-dua).43

3. Hasil penelitian Farid Helmi Setyawan berjudul Meningkatkan Kemampuan

Berbahasa Anak Usia Dini Melalui Model Pembelajaran Audio Visual

Berbasis Android yaitu untuk mengetahui peningkatkan kemampuan

berbahasa anak usia dini melalui media audio Visual kelompok A. Bentuk

penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan

subjek penelitian 12 anak PAUD Nawakartika Desa Beran Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian tindakan

kelas pada peserta didik kelas A dapat disimpulkan bahwa media audio

Visual dapat meningkatkan kemampuan berbahasa terlihat dengan indikator

43

Anna Lestari dan Maria L.A.S, “Pemerolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak Usia

Dini usia 3-6 tahun Pada Pendidikan Anak Usia Dini Bina Harapan”, Jurnal Anna Lestari dan

Maria L.A.S.

46

peningkatan ketuntasan belajar siswa yang selalu meningkat dari siklus I

(50%) dan siklus II (83,3%). Peningkatan kinerja indikator ini dapat

ditunjukkan dengan anak mampu berinteraksi dengan teman sebayanya

dengan menggunakan bahasa baru yang diperolehnya, keaktifan anak dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat secara signifikan, suasana

belajar mengajar sangat kondusif serta guru dapat mengembangkan media

audio visual yang lebih bervariasi dan menyenangkan bagi anak.44

4. Hasil penelitian Erlinda Lubis, Fadillah, Desni Yuniarni berjudul Pengaruh

Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Kosakata Anak Usia 4-5 Tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh

penggunaan media audio visual terhadap peningkatan kosakata anak usia 4-

5 tahun di Paud Permata Hati Pontianak. Penelitian ini menggunakan

Metode eksperimen dengan bentuk penelitian pre- eksperimental design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak didik Paud Permata Hati

Pontianak ajaran 2013-2014 yang berjumlah 24 anak yang terdiri dari usia

4, 5 dan 6 tahun. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata pre-test

30,83 dan rata-rata post-test 64,75. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan kosakata anak usia 4-5 tahun di Paud Permata Hati Pontianak.

Perhitungan besar peningkatan kosakata anak digunakan normalized gain. 45

5. Hasil penelitian yang ditulis Miming Yohana, Indiati, Khusnul Laeli, pada

dasarnya penggunaan gambar dengan ukuran yang besar dan menarik dalam

44

Farid Helmi Setyawan , “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Melalui Model Pembelajaran Audio Visual Berbasis Android”, Jurnal Farid Helmi Setyawan,

h.92. 45

Erlinda Lubis, Fadillah, Desni Yuniarni, “Pengaruh Media Audio Visual Terhadap

Peningkatan Kosakata Anak Usia 4-5 Tahun”, Jurnal Erlinda Lubis, h.1.

47

kegiatan pembelajaran sangat membantu guru untuk menarik perhatian

anak, dan membantu anak dalam menerima materi yang diberikan guru

sehingga kemampuan penguasaan kosakata anak dapat meningkat. Media

gambar yang digunakan peneliti adalah berupa gambar pada kertas A3 yang

diberi warna dan tulisan sendiri oleh peneliti kemudian di laminating agar

gambar tidak cepat rusak dan tahan lama.46

F. Kerangka Pikir

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan dari umur 0-6 tahun yang

memiliki beberapa tahapan perkembangan yang harus distimulasikan secara

maksimal. Terutama pada perkembangan bahasa anak, karena ini menjadi

faktor penting dalam mengkomunikasikan apa yang diinginkan anak, dan untuk

berinteraksi dengan orang lain. Maka dari itu perlu menstimulasi

perkembangan bahasa anak melalui perkembangan kosakatanya.

Proses pembelajaran yang tidak cukup menarik dan monoton

mempengaruhi perkembangan kosakata. Hal ini mengakibatkan rendahnya

kosakata yang anak miliki. Banyak cara yang bisa diterapkan guna

meningkatkan kosakata. Salah satunya adalah melalui media yang menarik

yaitu penggunaan media audio visual, dimana dengan menggunakan media

audio visual akan menarik minat anak dalam proses pembelajaran maka anak

juga akan lebih mudah dalam menerima dan menguasai materi yang diajarkan

guru. Setelah pembelajaran menggunakan media audio visual adalah anak di

46

Miming Yohana, dkk, “Bercerita Dengan Gambar Untuk Meningkatkan Kosakata

Anak Usia Dini”, Jurnal Miming Yohana, h.11.

48

minta menceritakan kembali didepan kelas dengan menyebutkan kosakata yaitu

kata benda, kata kerja, kata sifat. Dengan demikian pembelajaran melalui

media audio visual dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan kosakata

yang anak miliki.

Kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

G. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, hipotesis yang

diajukan pada penelitian ini adalah, “ Kemampuan kosakata dapat ditingkatkan

melalui media audio visual di TK Aisyiyah 2 Kota Agung Tanggamus”

Kemampuan

Kosakata Anak

Didik Rendah

Penggunaan Media

Audio Visual

Kemampuan

Kosakata Anak

Didik Meningkat

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’anul Karim

Departemen Agama RI. AL-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta Timur: Darus Sunnah),

h. 302

A. Buku

Akbar, Sa’dun, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: CV.Cipta Media, 2010.

Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi ketiga), Jakarta: Balai

Pustaka, 2010.

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2013.

Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: Reika Cipta, 2011.

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta,

2008

Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Bandung: Rineka Cipta, 2012.

Clark, eve V dan Herbert, Psycology and Language, New York: Harcourt Brace

Jovanovic, 1997.

Dimyati, Johni, Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya Pada Anak Usia

Dini (PAUD). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013

Dardjowidjojo, Soenjono, Psiko Linguistik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Dardjowidjojo, Soenjono, Psikolinguistik: pengantar pemahaman bahasa

manusia, Jakarta: yayasan obor Indonesia, 2003.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3,

Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Penilaian

Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta, 2018.

Fatimah, Endang, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Hamid Pattilima, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2000.

H. Uyu, Wahyudin, dan Agustin, Muhibar Penilaian Perkembangan Anak Usia

Dini, Bandung: PT Refika Aditama, 2012.

Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta Barat: PT Indeks, 2012.

Ilyas, Martini, Psikologi Perkembangan Bahasa Aud, Jakarta: Universitas

Terbuka.

Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.

Muslich, Masnur, Melaksanakan PTK itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Nurgiyantoro, Burhan, Penilaian Pembelajaran Bahasa, Yogyakarta: BPFE,

2010.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137

Tahun 2014

Purwanto, Statistika untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013

Soejanto, Agoes, Psikologi Perkembangan, Jakarta, PT Renika Cipta, 2005.

Soedjito, Kosakata Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Solehuddin, M. dan Syaripah, Ipah “Paradigma Baru Pendidikan Taman Kanak-

Kanak”, dalam M. Solehuddin dkk., Pembaharuan Pendidikan TK, Penerbit

Universias Terbuka, Jakarta, cet. Ke-15, 2013.

Sri, Hastuti, Konsep-konsep dalam pengajaran bahasa indonesi, Yogyakarta:

Mitragama,1992.

Sugiyono, Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Bandung: Alfabeta, 2010

Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, Anggota IKAPI: Cet Pustaka

Insan Madani, 2012.

Uzer Usman, Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2002.

W. Santrock, John, Perkemabangan Anak, Jakarta: Erlangga, 2007.

Yamin, Martinis dan Sabri Sanan, Jamilah, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD), Jakarta: Galung Persada Press, 2010

Yamin, Martinis dan Sabri Sanan, Jamilah, Paduan PAUD, Jambi: Gaung Persada

Pers Grup, 2013.

Yusuf LN, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung,: PT

Remaja Rosdakarya, 2009.

Zuchdi, Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca: Peningkatan Pemahaman

Bacaan (terjemahan), Yogyakarta: FPBS IKIP, 1995.

B. Jurnal

Nita Kurniawati, Titi Rachmi, “Upaya Peningkatan Kosakata usia 4-5 tahun

Melalui Media Gambar Seri di TK Mentari Cipondoh”, Jurnal Program

Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. V, No.2, (2017).

Anna Lestari dan Maria L.A.S, “Pemerolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak

Usia Dini usia 3-6 tahun Pada Pendidikan Anak Usia Dini Bina Harapan”,

Jurnal Anna Lestari dan Maria L.A.S.

Farid Helmi Setyawan , “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Melalui Model Pembelajaran Audio Visual Berbasis Android”, Jurnal Farid

Helmi Setyawan, h.92.

Erlinda Lubis, Fadillah, Desni Yuniarni, “Pengaruh Media Audio Visual

Terhadap Peningkatan Kosakata Anak Usia 4-5 Tahun”, Jurnal Erlinda

Lubis, h.1.

Miming Yohana, dkk, “Bercerita Dengan Gambar Untuk Meningkatkan

Kosakata Anak Usia Dini”, Jurnal Miming Yohana, h.11.

C. On-line

Aisha, Mendy, “Fungsi Bahasa Dalam Kehidupan”. (On-line) tersedia di https://

Jagad.id/, di akses (08 Maret 2019)

Enny-zubaidah, https://Staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/mpd/produk-

bahan-ajar-pengembangan–bahasa-anak-usia-dini.pdf, di akses (07 Maret

2019)

Fandian Zona Rukmana, “Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata

Melalui Metode Multisensori pada Anak Tunarungu”. (On-line) dikutip tersedia di https://eprints.uny.ac.id/47511/, di akses (29 Desember 2019)

Hidayatullah, Syarif, “Pengertian Bahasa dalam pemikiran para ahli”. (On-line)

tersedia di htttps://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25, diakses (08

Maret 2019)

Hadirukiyah, Media Audio Visual, https://hadirukiyah.blogspot.com/2010/01/html

diakses pada 07 Maret 2019