MAKALAH PERUBAHAN WARNA PUTIH SUSU PADA SISTEM PELUMAS
Transcript of MAKALAH PERUBAHAN WARNA PUTIH SUSU PADA SISTEM PELUMAS
MAKALAH
PERUBAHAN WARNA PUTIH SUSU PADA SISTEM PELUMAS
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Mekanik Otomotif II
Disusun oleh :
1. Hendra R. Budiono : 13.VI.064
2. Julandha P. Adi : 13.VI.065
3. Maulana F. Nurhadi : 13.VI.066
4. Mohammad I. Ramadhan: 13.VI.067
5. Mufni A. Pamor : 13.VI.068
6. Nunik R. Rohmawati : 13.VI.069
7. Raffi W. Kusuma : 13.VI.070
D IV TEKNIK KESELAMATAN OTOMOTIF
1
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa, karena Rahmat dan Hidayah-Nya kamidapat menyelesaikan Makalah “Pelumas Bewarna Putih Susu”ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untukmengembangkan wawasan Taruna/i mengenai mata kuliahTeknik Mekanik Otomotif.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisanMakalah “Pelumas Bewarna Putih Susu” ini banyak sekalikekurangannya karena kurangnya waktu dan terbatasnyatenaga serta faktor – faktor lain yang menyebabkanmakalah ini kurang sempurna. Untuk itu penulismengharapkan saran atau masukan yang membangun daripihak – pihak pembaca laporan ini demi perbaikan dankesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memiliki peranan yang besar bagi para pembaca.
Tegal, Desember 2014
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................
...........................................1
DAFTAR
ISI....................................................
...................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang............................................
....................................................
.3
1.2 Rumusan
Makalah.............................................
..............................................5
3
1.3 Tujuan
Masalah.............................................
..................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pelumas.....................................................
.............................................7
2.2 Cara Kerja
Pelumas.....................................................
..............................................9
2.3 Penyebab Oli Bewarna Putih
Susu........................................................
..................12
2.4 Cara Memilih Oli yang
Tepat.......................................................
............................14
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan........................................
.....................................................
.......21
1.2 Saran ............................................
.....................................................
............22
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pelumas di gunakan sejak 4000 SM di daerah
Mesopotamia, dimana daerah tersebut adalah merupakan
salah satu pusat peradaban Dunia yang paling awal
Sebelum Masehi. Untuk Bantalan Sederhana, yang di
buat dari Zat BituminaDi Mesir/Egyp ; pada tahun
1400 SM, di gunakan pada Roda kereta/ kendaraan
perang yang menggunakan pelumas campuran yang
berasal dari campuran lemak hewan dan minyak nabati
Peradapan Yunani - Romawi ; Untuk Roda Gigi, derek
dan bantalan bola dan rol.
5
Di Inggris Abad 18 ( sekitar tahun 1760 M );
ketika Revolusi industri berlangsung selama 80
Tahun, menggunakan minyak nabati ( sawit, zaitun dan
kacang tanah ) dan Minyak hewani ( lemak babi, lemak
sapi, sperma ikan paus ) dan pelumas padat/ semi
( grafit, talk, gemuk dari soda dan minyak hewani
ditambah kapur )
Di Canada, Rusia, dan Romania pada tahun 1852 abad
19, Pelumas sudah menggunakan minyak bumi, di
Indonesia ; Awal produksi sudah menggunakan Minyak
Bumi.
Abad 20 ; Peningkatan mutu pelumas di gunakan
untuk kebutuhan perkembangan Motor Bakar/ sepeda
Motor salah satunya ( Otomotif ).
Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut
adanya kemajuan didalam segala bidang terutama dalam
bidang teknologi. Kemajuan di dalam bidang teknologi
ini memudahkan seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan. Salah satu bidang teknologi yang
mengalami kemajuan adalah otomotif. Kemajuan didalam
6
bidang ini dapat kita lihat pada kendaraan-kendaraan
sekarang selalu ingin meningkatkan rasa kenyamanan,
keamanan, dan ramah terhadap lingkungan. Usaha di
dalam peningkatan rasa kenyamanan, keamanan, dan
ramah terhadap lingkungan salah satunya adalah
dengan meningkatkan kualitas sistempelumasan.
Kualitas sistem pelumasan yang baik dapat membuat
mesin menjadi lebih awet dan kinerja mesin juga
lebih baik. Sebaliknya, kualitas sistem pelumasan
yang tidak baik dapat menjadikan mesin menjadi lebih
cepat mengalami kerusakan dan kinerja mesin tidak
optimal. Pelumasan dapat diartikan sebagai pemberian
bahan pelumas pada suatu mesin dengan bertujuan
untuk mencegah kontak langsung persinggungan antara
permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki suatu
peranan yang penting padasuatu mesin dan peralatan
yang didalamnya terdapat suatu komponen yang
salingbergesekan yaitu sebagai pengaman agar tidak
terjadi kerusakan yang fatal. Pelumasan memiliki
fungsi dan guna yang sangat menentukan panjang
pendeknya umur mesin. Fungsi dari pelumasan itu
7
sendiri adalah mengurangi adanya gesekan antara
metal dan komponen-komponen mesin lainnya sehingga
dapat meminimalkan resiko terjadinya kerusakan pada
mesin. Sedangkan pelumasan itu sendiri berguna untuk
mencegah atau mengurangi terjadinya keausan pada
komponen-komponen mesin yang saling bergesekan.
Sistem pelumasan berguna untuk melumasi bagian –
bagian yang bergeser satu sama lainnya. Torak
bergerak pulang – balik (atau naik turun). Hal itu
berakibat terjadi pergeseran torak dengan dinding
silinder, demikian pula terjadi pergeseran antara
pen torak dengan batang torak, pen engkol dengan
engkol, poros engkol dengan landasan
(bearing,lager). Tempat pergeseran tersebut tidak
halus, tetapi ada kekasaran atau benjolan (terlihat
dengan loupe), maka perlu pelumasan. Dengan adanya
minyak pelumas, maka yang terjadi nantinya adalah
pergeseran antara minyak pelumas dengan logam.
Minyak pelumas harus mempunyai sifat – sifat
tertentu, agar tetap eksis ketika pergeseran
terjadi, sehingga memungkinkan terjadi pelumasan
8
yang sebaik- baiknya. Selain itu pelumas juga dapat
menyebabkan kerusakan bagi mesin karena pelumas
bercampur dengan air.
B.Identifikasi Masalah
1. Cara kerja pelumas dalam mendinginkan mesin
2. Penyebab pelumas bewarna putih susu
C.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelumas dapat mendinginkan mesin?
2. Bagaimana pelumas dapat bewarna putih susu?
3. Bagaimana solusi mengatasi masalah tersebut?
4. Bagaimana cara memilih oli yang tepat agar
tidak merusak kerja mesin?
D.Tujuan dan Manfaat
9
- Tujuan dilakukannya penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Mekanik
Otomotif II
b. Untuk menambah wawasan taruna tentang
penyebab pelumas bewarna putih susu
- Manfaat dari makalah ini antara lain sebagai
berikut :
a. Mendapatkan nilai bagi pembuat makalah
b. Bertambahnya wawasan mengenai sistem pelumas
c. Mampu memberikan solusi bagi permasalahan pada
pelumas
d. Bagi pembaca diharapkan mendapat ide megenai
pelumas guna penelitian
10
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang
diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi
gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi
minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius.
Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya
pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat
tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama
adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran
dalam.
11
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan
operasi semua mesin otomotif. Umur dan service yang
diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang
kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar,
pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin
lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di
sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan
dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan
setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan
gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari
pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan
silinder sehingga tekanan tidak bocor dari
ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik
dari bagian-bagian yang bergerak
Oli dibedakan dalam 2 jenis, yaitu :
a) Oli mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil)
yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah
dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat
12
aditif untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan
saran agar jika telah biasa menggunakan oli
mineral selama bertahun-tahun maka jangan
langsung menggantinya dengan oli sintetis
dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis
deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral
sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya
dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga
mengganggu pemakaian mesin.
b) Oli sintesis
Oli Sintetis biasanya terdiri
atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian
terbersih dari pemilahan dari oli mineral,
yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan
oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa
dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya.
Basis yang paling stabil adalah polyol-
ester (bukan bahan baju polyester), yang paling
sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan
lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung
13
bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak
bagus untuk oli karena cenderung bergabung
dengan oksigen sehingga
menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli
sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja
yang lebih efektif dibandingkan dengan oli
mineral.
2.2 Cara Kerja PelumasOli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu
sedotan dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran
roda gerigi yang dikombinasikan dengan perputaran poros
engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan
melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu
setengah ( 1 ½ ) lingkar dengan dinding bersirip untuk
memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan
lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator
oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut,
tergantung dari kapasitas diesel. Dalam hal yang
14
terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang
cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang
mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di
dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm
dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan
push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker
arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar
sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara
push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke
bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-
metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan
melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding
charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang
sejenis dengan crank case).
1. Pompa Oli
Agar oli dapat bersikulasi dan melumasi
komponen-komponen mesin, dibutuhkan pompa oli yang
digerakkan oleh putaran mesin (poros engkol).
Pompa oli ditempatkan dibagian bawah mesin dan
berada di dalam bak penampung oli. Ada dua tipe
pompa oli yang umum digunakan pada mobil, yaitu
15
pompa oli tipe gear dan tipe rotor. Kedua tipe ini
dapat berfungsi karena dihubungkan dengan poros
engkol.
- Pompa Oli Tipe Gear
Pompa ini
dilengkapi
dengan dua
buah gear
(roda gigi) yag saling bertautan. Jika kedua
gear tersebut berputar, oli akan mengisi
celah yang ada diantara gigi-gigi tersebut.
Jika gigi-gigi pada kedua gear bertautan, oli
dapat disalurkan akibat tekanan yang
ditimbulkan oleh putaran kedua gear tersebut.
- Pompa Oli Tipe Rotor
Pompa ini
terdri dari
bagian dalam
dan luar.
Kedua rotor itu ditempatkan pada sebuah
silinder. Jika kedua rotor itu berputar, oli
16
akan mengisi kerenggangan yang terdapat pada
kedua rotor, sehingga dapat bersikulasi di
dalam mesin. Kedua pompa tersebut dilengkapi
dengan katup relief untuk mencegah terjadinya
penekanan oli terhadap pompa oli. Katup
relief akan berfungsi jika ada efek tekanan
oli di antara pompa oli dan bantalan.
Terbukanya katup relief membuat oli yang ada
di antara pompa dan bantalan dapat kembali ke
bak penampung oli melalui katup relief
tersebut.
Kedua pompa ini dapat mengalami kerusakan. Gejala
kerusakan yang sering terjadi pada pompa oli
adalah :
Gejala kerusakan Penyebab Tindakan
Lampu indikator
tekanan oli
menyala, bearti
tekanan oli pada
mesin menurun.
Kerja pompa oli
kurang baik /
pompa oli aus
Kualitas oli
Perbaiki
pompa,
apabila arah
segera ganti.
Ganti oli
17
buruk
volume oli
berkurang karena
terjadi
penguapan
dengan
kualitas
lebih baik.
Tambahkan oli
yang sejenis
dengan yang
digunakan
Terdapat renbesan
oli di sekitar
packing mesin
Bantalan
connecting rod
aus
Tekanan oli
terlalu tinggi,
karena katup
relief kurang
baik
Ganti
bantalan
connecting
rod
Perbaiki
katup relief
2.Filter oli
Agar oli yang
bersikulasi di dalam
mesin tetap bersih dan
18
tidak mengandung partikel asing diperlukan
ssebuah filter oli yang berfungsi untuk
menyaring kotoran yang terbawa bersama oli.
Setelah disaring, oli ditekan pada bantalan-
bantalan, kemudian dihisap oleh pompa oli.
Biasanya mesin mobil memiliki dua buah filter
oli. Filter pertama sudah menjadi satu dengan
pompa oli sedangkan filter kedua berada di luar
mesin. Agar oli tidak tersumbat di filter kedua
maka filter ini dilengkapi dengan katup by pass
yang akan berfungsi jika filter tidak dapat
melakukan tugasnya dengan baik.
Gejala kerusakan yang sering terjadi pada
filter
Gejala Penyebab Tindakan
Oli cepat
kotor (bewarna
hitam) padahal
baru diganti
Filter kedua
sudah kotor,
dan sudah tidak
mampu menyaring
kotoran
Ganti filter
oli.
19
2.3 Penyebab Oli Bewarna Putih Susu
Oli mesin atau pelumas sangat mempengaruhi kinerja
mesin, baik saat berkendara maupun daalam keadaan diam.
Gerakan komponen-komponen dalam mesin untukmenghasilkan
tenaga penggerak mobil, butuh pelumas agar tidak
terjadi gesekan langsung yang dapat mengakibatkan
kerusakan. Semakin sering berkendara maka makin tinggi
frekuensi gerakan semua komponen tersebut. Begitu juga
dalam keadaan diam tidak bergerak. Oli mesin berfungsi
menjaga suhu agar tidak terjadi perbedaan ekstrim
dengan kondisi mesin ketika berkendara. Peranannya yang
sangat penting menuntut perhatian dari setiap
pengendara.
Akan tetapi para pengendara kurang memperhatikan
apabila pelumas tidak bekerja dengan baik. Hal itu
disebabkan karena terjadi perubahan warna pelumas dari
warna hitam menjadi warna putih susu. Perubahan warna
ini diakibatkan karena tercampurnya oli dengan air.
20
Adanya kebocoran packing head, oil cooler serta dudukan
filter oli sehingga air dapat masuk ke dalam mesin dan
tercampur pelumas.
1. Oil Seal (Seal Oli)
Seal oli berfungsi untuk menyekat dan menahan oli
agar tidak keluar (bocor)
dari sirkulasi di dalam mesin
akibat tekanan yang terjadi
pada mesin. Ada berbagai macam seal oli yang
terdapat pada mesin, di antaranya o-ring, seal
datar, dan seal oli poros. Kerusakan yang sering
terjadi pada seal oli biasanya disebabkan oleh
fleksibilitasnya yang sudah menurun (seal oli
mengeras), sehingga kecepatannya berkurang, dan
menyebabkan oli merembes pada seal oli. Kadang
juga ada rembesan oli pada seal oli yang masih
baru.
Gejala kerusakan yang sering terjadi, yaitu seal
oli bocor, ditandai dengan adanya tetesan oli di
tempat parkir. Seal katup (seal klep) pada silider
21
head mesin yang bocor menyebabkan oli masuk ke
ruang bakar dan ikut terbakar didalamnya sehingga
oli bewarna putih susu.
2. Oil Cooler (Pendingin Oli)
Oil cooler adalah suatu alat bantu sistem
pelumasan pada mobil yang berfungsi untuk
menstabilkan temperatur oli yang berlebih, karena
adanya energi panas yang di bawa oleh oli dari
proses pelumasan di dalam mesin selama mesin
bekerja. Tiak semua jenis mobil menggunakan oil
cooler.
Oil cooler melepes kalor dari oli yang mengalir
pada pipa pendingin oil cooler. Panas oli merambat
pada sirip-sirip oil cooler, dan dibantu dengan
hembusan udara kipas pendingin radiator dan udata,
sehinggga temperatur oli akan stabil dan lebih
rendah dibandingkan sebelum masuk ke oli cooler.
Gangguan-gangguan pada mobil yang sudah
dilengkapi dengan oil cooler biasanya terjadi pada
klem penyambung selang pemasukan dan pengeluaran
22
oli yang kendur. Jika hal ini terjadi segera
kencengkan klem agar tidak terjadi kebocoran.
2.4 Cara Memilih Pelumas Yang Tepat
Para pengguna kendaraan khususnya mobil harus
memperhatikan pelumas yang digunakan agar dapat
membantu kerja mesin. Ada beberapa cara dalam memilih
pelumas.
a. Perhatikan Kekentalan Pelumas
Kekentalan (viskositas) hambatan (gesekan
dalam) yang dilakukan zat cair terhadap saling
gesernya lapisan-lapisan yang berbatasan dalam zat
cair itu. Oleh karena itu, kekentalan didasarkan
pada hambatan suatu zat cair yang sedang bergerak.
Dalam hidraulika, kekentalan merupakan ciri
terenting yang digunakan untuk membedakan jenis
minyak.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau
temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar
terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang
23
bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang
ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus
pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu
atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi.
Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi
resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur
rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke
komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus
memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur
tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin
dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat)
tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive
Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut
tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter)
menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada
kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja
pada kekentalan 30. Tetapi yang terbaik adalah
mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin.
Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih
rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih
24
sophisticated sehingga kerapatan antar komponen
makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang
hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik
menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti
ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada
mesin dan butuh semprotan lebih tinggi. Untuk
mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar
sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk
menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan
film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh di bawah ini adalah tipe
Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat
Celcius yang biasa digunakan sebagai standar oli
di berbagai negara/kawasan.
1.5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
2.10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan
Inggris
3.15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan
Indonesia
b. Kualitas Pelumas
25
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American
Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai
diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol
makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori
sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF
dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan
menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH
karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi
maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang
lebih lama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga
(S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi)
untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C
(Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty
dan mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF,
CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan
memakai kategori yang tepat karena oli mesin
diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena
karakter diesel yang banyak menghasilkan
kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi.
Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif
26
dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap
bersih
Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan
sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi
diberikan bahan aditif lain karena justru akan
mengurangi kinerja mesin bahkan merusaknya.
• API Service Rating
1.API Mesin Bensin
o SN (Current)
Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua
jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli ini
didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang
lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih
baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit
lebih baik.
o SL (Current)
Merupakan kategori terakhir sampai saat ini.
Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain
untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit
lebih baik. Juga bisa mengonsumsi oli lebih
rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan
27
spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy
Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau
sebelumnya
- SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin
generasi 2001 atau lebih tua
- SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau
sebelumnya
- SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau
sebelumnya
- SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau
sebelumnya
2.API Mesin Diesel
o CJ-4
Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high
speed, mesin 4-langkah yang didesain untuk
memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan
kategori API CJ-4 memiliki kriteria performa lebih
baik daripada yang dimiliki oleh oli-oli dengan
kategori API CI-4 dengan CI-4 PLUS, CI-4, CH-4,
28
CG-4 dan CF-4. Oli dengan kategori API CJ-4 juga
mampu secara efektif melumasi mesin-mesin dengan
kategori di bawahnya.
o CI-4
Diperkenalkan sejak 5 September 2002. Untuk
mesin high speed, four stroke engines yang
didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2004.
Oli CI-4 diformulasikan menjaga durabilitas mesin
dimana gas buangnya disirkulasi ulang. Digunakan
untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur
0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, CG-4 dan
CH-4.
o CH-4
Diperkenalkan sejak 1998. Untuk mesin high
speed, four stroke engines yang didesain untuk
memenuhi standar emisi tahun 1998. . Digunakan
untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur
lebih besar 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE,
CF-4, dan CG-4.
o CG-4
29
Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja
sedang, high speed, four stroke engines. Digunakan
untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur
kurang 0.5%. Cocok untuk standar emisi 1994 Bisa
dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.
o CF-4
Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high
speed, four stroke engines, naturally aspirated
dan mesin turbocharger. Bisa dipakai pada oli CD,
dan CE.
o CF-2
Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja
sedang, two stroke engines. Bisa dipakai pada oli
CD-II.
o CF
Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road,
indirect injected dan beberapa mesin yang memakai bahan
bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%.
Bisa mengganti pada oli CD.
Mengganti oli mobil adalah proses yang mudah. Namun
banyak orang yang tidak yakin dan emilih mengganti oli
30
mobil mereka di bengkel. Berikut langkah-langkah dalam
mengganti oli mesin
Persiapan
1. Pastikan mobil sudah berada di atas
permukaan yang datar dan sudah benar-benar
berhenti.
2. Saat mengangkat mobil dengan dongkrak, body
mobil harus ditahan dengan jack stand.
3. Karena penutup oli panas sebaiknya gunakan
sarung tangan yang tebal agar tidak terjadi
kecelakaan.
Mengganti Oli
1. Sebelum mengganti oli biarkan mesin mobil
selama kurang lebih 10 detik.
2. Parkir mobil di permukaan yang datar, dan
pasanglah rem tangan.
3. Dongkrak bagian depan mobil dan ganjal ban
belakangnya dengan batu.
4. Letakkan mangkk penampung oli di bawah baut
pembuangan oli.
31
5. Setelah oli benar-benar habis bersihkan baut
pembuangan oli dengan kain lap dan tutup
kembali.
6. Masukkan oli baru melalui dipstick oli.
Gunakan corong agar oli tidak tumpah dan
sesuaikan dengan takaran oli pada buku
panduan. Setelah itu pasang kembali dipstick
oli.
7. Setelah oli baru dimasukkan diamkan beberapa
saat.
8. Cek kebocoran yang terjadi pada saluran
pembuangan dan filter oli.
Sebaiknya oli diganti setiap mobil menempuh jarak
3000-4000 km. Untuk mobil yang jarang digunakan oli
sebaiknya diganti tiap 3 bulan sekali. Oli yang jarang
diganti dapat menyeebabkan temperatur mesin mudah naik
dan mesin berbunyi kasar.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis
menyimpulksn bahwa :
1. Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan,
yang diberikan di antara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek .
2. Tujuan dari pelumasan adalah
a. Menyerap dan memindahkan panas
33
b. Sebagai penyekat lubang antara torak dan
silinder sehingga tekanan tidak bocor dari
ruang bakar.
c. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik
dari bagian-bagian yang bergerak.
3. Oli terdapat dua jenis yaitu oli mineral dan
oli sintesis
4. Oli di dalam oil pan akan mengalir menuju pompa
oli. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa
pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang
melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dengan
dinding bersirip untuk memperluas permukaan
pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar
dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli
atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut.
Setelah itu oli akan melumasi bagian-bagian
mesin.
5. Penyebab oli bewarna putih susu ialah bisa dari
kebocoran packing head, oil cooler atau dudukan
34
filter oli. Sehingga, air dapat masuk ke dalam
mesin dan tercampur dengan pelumas.
6. Agar mesin dapat bekerja dengan maksimal perlu
adanya pemilihan oli yang tepat dengan cara
melihat kekentalan oli dan kualitas oli
3.2 Saran
Sebaiknya oli diganti setiap mobil menempuh jarak
3000-4000 km. Untuk mobil yang jarang digunakan oli
sebaiknya diganti tiap 3 bulan sekali. Oli yang
jarang diganti dapat menyeebabkan temperatur mesin
mudah naik dan mesin berbunyi kasar.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudirman, Urip.2009.Deteksi Dini Gejala Kerusakan
pada Mobil.Bandung:PT Kawan Pustaka.
2. http://agusagus640.blogspot.com/2013/04/sistem-
pelumasan-makalah-untukmemenuhi_1737.html
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Oli_mesin
4. http://www.jualmobilbarusuzuki.com/tips-mengetahui-
kondisi-mesin-dengan-cara-mengamati-warna-oli/
36