Makalah Pendidikan, Pengajaran , Persekolahan, Komponen Pendidikan, Komponen Pengajaran, dan...

30
MAKALAH DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN Pendidikan, Pengajaran , Persekolahan, Komponen Pendidikan, Komponen Pengajaran, dan Komponen Persekolahan DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 SYARIFAH AINI (13-550-0077) VINY MAFAZA (13-550-0142) AINUR ROSYIDAH (13-550-0150) AINUN ROUDHOTUL KHASANAH (13-550-0154) ANDIKA KAROMAH DEWI (13-550-0169) 1

Transcript of Makalah Pendidikan, Pengajaran , Persekolahan, Komponen Pendidikan, Komponen Pengajaran, dan...

MAKALAHDASAR-DASAR KEPENDIDIKAN

Pendidikan, Pengajaran ,Persekolahan, Komponen Pendidikan,Komponen Pengajaran, dan Komponen

Persekolahan

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2SYARIFAH AINI (13-550-0077)

VINY MAFAZA (13-550-0142)

AINUR ROSYIDAH (13-550-0150)

AINUN ROUDHOTUL KHASANAH (13-550-0154)

ANDIKA KAROMAH DEWI (13-550-0169)

1

PRODI :PENDIDIKAN MATEMATIKA/B/2013

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANASURABAYAKATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telahmelimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Pancasila yaitu Makalah tentang Pendidikan, Pengajaran , Persekolahan, Komponen Pendidikan, Komponen Pengajaran, dan Komponen Persekolahandengan baik.

Makalah ini disusun menggunakan bahasa yang efektif dan mudah dimengerti serta dipahami. Sehingga diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu tersusunnya makalah ini. Semoga awal baik yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat lebih bermutu dan bermanfaat. Untuk itu kamimengucapkan terima kasih.

Surabaya, 01 April 2014

2

Penulis

DAFTAR ISIKata pengantar....................................................................................................................................................2

Daftar isi.................................................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4

1.1 latar belakang.........................................................................................................................4

1.2 batasan masalah....................................................................................................................4

3

1.3 rumusan masalah..................................................................................................................4

1.4 tujuan dan manfaat..............................................................................................................5

1.5 hasil yang diharapkan.........................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6

2.1 pendidikan..............................................................................................................................6

2.2 komponen pendidikan......................................................................................................8

2.3

pengajaran.............................................................................................................................12

2.4 komponen pengajaran.....................................................................................................13

2.5

persekolahan........................................................................................................................16

2.6 komponen persekolahan.................................................................................................17

4

2.7 keterkaitan antara pendidikan, pengajaran, dan persekolahan.................. 18

BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................................................19

3.1

kesimpulan............................................................................................................................19

3.2

saran.........................................................................................................................................21

Daftar pustaka...................................................................................................................................................22

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

5

Kita sering mendengar ‘pendidikan’, ‘pengajaran,‘persekolahan’ merupakan suatu keterkaitan yang penting. Kitamenganggap, untuk belajar dan mendapatkan pendidikan, orangharus bersekolah. Belajar adalah sekolah, dan sekolah adalahbelajar, dan itulah yang disebut pendidikan. Padahal ketigahal itu tidak selalu dapat dikaitan secara kasual satu denganlainnya.

Untuk belajar, orang tidak selalu harus bersekolah. Orangyang bersekolah tidak selalu belajar. Sekolah adalah tempat,lembaga yang mengajari murid di bawah bimbingan guru.Sepintas, orang yang bersekolah pastilah belajar, karenasekolah adalah tempat atau lembaga yang mengajari, dan di sanaada guru yang membimbing proses belajar. Kita lupa, bahwabelajar adalah otonomi individu. Di tempat apapun, dan denganbimbingan siapapun, orang tidak akan belajar kalau dia tidakberkeinginan belajar. Sebaliknya, di manapun dan dengan atautanpa bimbingan siapapun, orang tetap bisa belajar kalau diaberkeinginan untuk belajar. Belajar adalah gerak individu, dansekolah hanyalah fasilitas yang disediakan untuk membantu danmengarahkan gerak itu.

Pendidikan bukan hanya perihal persekolahan. Sekolah formalyang berjenjang mulai SD-SMA hanya merupakan salah satu bentukjalur pendidikan. Sekolah seringkali justru menjadipenghambat/pengekang bagi orang-orang yang mempunyai kemauandan tenaga sendiri untuk belajar. Education Is NOT the Same asSchooling. Jadi, dalam makalah ini, kita akan mengupas masing-masing pendidikan, pengajaran, dan persekolahan sehingga kitatidak lagi sesat mengartikan ketiganya suatu hubungan dalamproses pendidikan.

1.2 BATASAN MASALAHPeneliti membatasi masalah agar pembahasan makalah yang

telah di buat tidak terlalu meluas dan fokus pada judul. Danmasalah yang akan di bahas yaitu tentang pendidikan,pengajaran, persekolah, serta komponen pendidikan, komponenpengajaran, dan komponen persekolahan.

6

1.3 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang, berikut beberapa rumusan masalah

yang akan kita bahas pada makalah ini :

Apakah pendidikan itu ? Bagaimanakah komponen-komponen pendidikan? Apakah pengajaran itu ? Bagaimanakah komponen-komponen pengajaran? Apakah persekolahan itu? Bagaimanakah komponen-komponen persekolahan? Bagaimanakah keterkaitan antara pendidikan, pengajaran,

serta persekolahan?

1.4 TUJUAN dan MANFAAT Mengetahui apa itu pendidikan. Mengetahui komponen-komponen dalam pendidikan. Mengetahui apa itu pengajaran. Mengetahui komponen-komponen dalam pengajaran. Mengetahui apa itu persekolahan. Mengetahui komponen-komponen dalam persekolahan. Mengetahui bagaimana keterkaitan antara pendidikan,

pengajaran, dan persekolahan.

1.5 HASIL yang DIHARAPKANHasil yang diharapkan penulis pada pembaca melalui makalah

ini yaitu lebih memahami dan mengerti apa itu pendidikan,pengajaran, persekolahan, beserta komponen-komponennya. Dan diharapkan pula makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

7

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PENDIDIKANa. Pengertian pendidikan

Para ahli pendidikan menemui kesulitan dalam merumuskandefinisi pendidikan. Kesulitan itu antara lain disebabkan olehbanyaknya jenis kegiatan serta aspek kepribadian yang dibinadalam kegiatan itu, masing-masing kegiatan tersebut disebutpendidikan .berikut pendapat para ahli pendidikan:

1. menurut Rupert C. Lodge dalam philosophiy of educationmenyatakan bahwa dalam pegertian yang luas pendidikanitu menyangkut seluruh pengalaman.

2. Joe Park merumuskan pendidikan sebagai the art orprocess of importing or acquiring knowledge and habitthrough instructional as strudy. Dalam definisi iniditekankan kegiatan pendidikan diletakkan padapengajaran ( instruction ) sedangkan segi kepribadianyang dibina adalah aspek kognitif dan kebiasaan.

3. Theodore mayor greene mengajukan definisi yang sangatumum pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkandirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna. Dalamdefinisi ini aspek pendidikan luas sekali.

8

4. Alfed Nort Whitehead menyusun definisi pandidikan yangmenekankan segi keterampilan menggunakan pengetahuansehingga cakupan pendidikan sempit.(http://pandidikan.blogspot.com/2010/05/pengertian-pendidikan-dan-pengajaran.html, diakses tanggal : 23-maret-2014, pukul:10.43 WIB)

Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasike generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain,tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalamanyang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa,atau tindakan dapat dianggap pendidikan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan, diakses tanggal 25/03/2014.pukul18.58WIB).

Atau: Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anakyang selaras dengan alam dan masyarakatnya (http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html, tanggal:25/03/2014. Pukul 13.14 WIB)

Contoh : seorang ayah yang menasehati anaknya ia sadarbahwa pada waktu itu merupakan kesempatan yang tepat untukmemberikan nilai-nilai tertentu pada anak sehingga anakberubah tingkah laku. Seorang guru dalam mengajar murid-muridnya diharuskan telah merumuskan tujuan pengajarannya baikdalam bentuk tujuan instruksional umum maupun khusus.(pengantarpendidikan bagian 1, universitas press IKIP Surabaya, 1996: 28)

b. Fungsi pendidikan Pendidikan sebagai proses transformasi budaya.

sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikansebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi kegenerasi yang lain. Yang berarti nilai-nilai kebudayaanmengalami proses transformasi generasi tua ke generasimuda. Yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan,

9

misalnya nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki, misalnya tata carapesta perkawinan, dan yang tidak cocok diganti misalnyapendidikan seks yang dahulu ditabukan sekarang digantidengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.

Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikansebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemikterarah kepada terbentuklah kepribadian perseta didik.Pembentukan pribadi mencakup pembentukan cipta, rasa, dankarsa (kognitif, efektif, dan psikomotor) yang sejalandengan pengembangan fisik.

Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja Pendidikan diartikan sebagai kegiatan membimbing pesertadidik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan,dan keterampilan kerja pada calon luaran.

Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negaraPendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yangterencana untuk membekali peserta didik agar menjadiwarga negara yang baik. (umar tirtarahardja,2008 : 33-36)

c. Filosofi pendidikan

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."

10

Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

2.2 KOMPONEN PENDIDIKAN Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki

peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untukmencapai tujuan sistem .

Komponen Pendidikan adalah : Bagian-bagian dari sistemproses pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya atauada atau tidaknya proses pendidikan

a. Tujuan Pendidikan

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikanmenduduki posisi penting diantara komponen-komponen pendidikanlainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruhkegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atauditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan tujuanpendidikan diharapkan terbentuknya manusia yang utuh denganmemperhatikan aspek jasmani dan rohani, aspek diri(individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif,dan psikomotor, serta segi serba keterhubungan manusia dengandirinya (konsentrasi), dengan lingkungan sosial dan alamnya(horizontal), dan dengan Tuhannya(vertikal).(http://zuwaily.blogspot.com/2012/11/komponen-komponen-dalam-sistem.html#.Uy4XGs4pLDc. diakses tanggal 22/03/2014,pukul: 06.36 WIB).

Tujuan pendidikan berdasarkan rumusan para ahli:

1. Tujuan umum Ialah tujuan pendidikan yang bersifat universal danmerumuskan berdasarkan kepada hakekat manusia yaitu“kedewasaan” dalam arti “pribadi yang integral baik segiindividualitas” sosialitas dan moralitasnya, atau pribadiyang bertanggung jawab secara individual, sosial danmoral.

11

2. Pengkhususan tujuan umumIalah tujuan pendidikan yang merumuskan berdasar filsafatbangsa atau kebudayaan serta kepentingan bangsa sehinggatercipta tujuan pendidikan nasional suatu bangsa.

3. Tujuan tak lengkap Ialah tujuan yang berhubungan dengan suatu aspekkepribadian tertentu seperti halnya tujuan pendidikanagama, tujuan pendidikan sosial, tujuan pendidikan moral,tujuan pendidikan jasmani, tujuan pendidikan intelektual,dan sebagainya.

4. Tujuan sementaraIalah tujuan pendidikan yang sementara dicapai untukmencapai tujuan yang lebih tinggi, seperti : “anakdibiasakan tidak kencing di tempat tidur agar ia tahutentang kebersihan”, anak dibiasakan berdisiplinmenempatkan barang-barangnya ditempat tertentu ataudatang dan berangkat teapt waktunya, agar ia kelakberdisiplin dalam segala hal “atau” lulus SD merupakantujuan sementara untuk mencapai tujuan pendidikan yanglebih tinggi.

5. Tujuan insidentalIalah suatu tujuan yang terjadi secara kebetulan. Tujuanini adalah tujuan pendidikan yang terjadi khusus padasituasi tertentu. Contohnya: di waktu orang tua melihatseorang anak mengganggu anak lain maka ia menasehati anaktersebut agar tidak mengganggu.

6. Tujuan intermediairIalah tujuan yang merupakan alat untuk mencapai tujuanyang lebih lanjut. Seperti halnya: “menguasai bahasainggris, agar dapat mempelajari berbagaiilmu pengetahuanyang ditulis dalam bahasa inggris. Atau anak diharapkandapat menguasai tulis dan baca agar dapat menguasaipelajaran di SD. (pengantar pendidikan bagian 1, universitas press IKIPSurabaya, 1996: 31-32)

Namun pada umumnya, Tujuan umum pendidikan tergantung padanilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidupyang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku

12

pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikanmanusia.

b. Peserta Didik

Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan,dengan perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanyaterbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi padapengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengansumsikanpeserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, makasekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnyaorang dewasa. (http://imammalik11.wordpress.com/2013/12/12/komponen-pendidikan/ 23/03/14 , 6:44)

à Pemahaman mengenai beberapa hal dari anak/ peserta didik,yaitu: latar belakang budaya peserta didik, tingkat kemampuanpeserta didik, hambatan peserta didik, dan penguasaan bahasapeserta didik.

à Pendidikan harus memperhatikan perbedaan individual, memberikan perhatian khusus pada anak didik yang memiliki kelainan (berkebutuhan khusus), dan penanaman sikap bertanggung jawab kepada peserta didik. (http://www.slideshare.net/astikarhy/komponen-pendidikan-15693926#, tanggal23/03/2014. Pukul:13.40).

c. pendidik

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalahpendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konseppendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas padapendidikan sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikanmuncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Gurusebgai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagaipendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakatbaik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkunganmasyarakat. konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yangtermasuk kategori pendidik adalah 1) orang dewasa, 2) orangtua, 3) guru/pendidik, dan 4) pemimpin kemasyarakatan, danpemimpin keagamaan.

13

1. Orang Dewasa

Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umumkepribadian orang dewasa. Yaitu (1) manusia yang memilikipandangan hidup prinsip hidup yang pasti dan tetap, (2)manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hiduptertentu, termasuk cita-cita untuk mendidik, (3) manusia yangcakap mengambil keputusan batin sendiri atau perbuatannyasendiri dan yang akan dipertanggungjawabkan sendiri, (4)manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secarakonstruktif dan aktif penuh inisiatif, (5) manusia yang telahmencapai umur kronologis paling rendah 18 th, (6) manusiaberbudi luhur dan berbadan sehat, (7) manusia yang berani dancakap hidup berkeluarga, dan (8) manusia yang berkepribadianyang utuh dan bulat.

2. Orang Tua

Kedudukan orang tua sebgai pendidik, merupakan pendidikyang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tuasebagai pedidik utama dan yang pertama dan berlandaskan padahubungan cinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir dilingkungan keluarga mereka. Kedudukan orang tua sebagaipendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yangmemikirkan tentang pendidikan. Secara umum dapat dikatan bahwasemua orang tua adalah pendidik, namun tidak semua orang tuamampu melaksanakan pendidikan dengan baik. Sebagaimana telahdikemukakan dalam bahasan di atas, bahwa kemampuan untukmenjadi orang tua sama sekali tidak sejajar dengan kemampuanuntuk mendidik.

3. Guru/Pendidik di Sekolah

Guru sebagai pendidik disekolah yang secara lagsungmaupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua ataumasyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukanguru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan

14

jabatan. Persyaratan pribadi didasrkan pada ketentuan yangterkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuanintelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan(profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yangberhubungan dengan pesan yangingin disampaikan maupun carapenyampainannya, dan memiliki filsafat pendidikan yang dapatdipertanggungjawabkan.

4. Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan

Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkanpada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan ataubimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagaamsebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaan ataupengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan padanilai-nilai keagamaan.

d. .      Metode PendidikanDalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau

bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metodeyang dilakukan dalam mendidik,yaitu :

1. Metode Diktatoral

Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakanbahwa perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh faktorluar manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator danotoriter, pendidik yang menentukan segalanya.

2. Metode Liberal

Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwaperkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan olehkekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia.Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalubanyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anakberkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.

3. Metode Demokratis

15

Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwaperkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dandari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifatmenguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangananak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-samapenting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.

e.       Isi Pendidikan/Materi Pendidikan

Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuanpendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikankepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebutkurikulum dalam pendidikan formal. Macam-macam pendidikantersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social,pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.

f.       Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan ataukebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikansebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikanpada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkunganpendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anakdidik dan komponen-komponen pendidikan yang lain.   

g.       Alat dan Fasilitas Pendidikan

Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam prosespendidikan, dengan adanya fasilitas-fasilitas pendidikan makaproses pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga  tujuanpendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium  lengkapdengan alat-alat percobaannya, internet dll.(http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html,diakses tanggal: 25/03/2014.pukul 13.46 WIB).

2.3 PENGAJARAN

16

a. Pengertian pengajaran

1. Pengajaran merupakan cara yang digunakan atau metode yangdigunakan dalam pendidikan untuk mengupayakan tercapainyakemandirian serta kematangan mental dari individu lain sehingga dapat survive dalam kompetisi kehidupannya.

2. Menurut Jones A. Majid, (2005:16), Pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untukmemiliki pengalaman belajar. (http://diarydahlia.blogspot.com/2011/09/pengertian-pengajaran.html, diaksestanggal 25/03/2014. Pukul 19.26WIB)

b. Tujuan pengajaran

Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus diterapkan dalam proses pengajaran, berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuanyang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Pada hakikatnya, isi tujuan pengajaran adalah hasil belajar yang diharapkan.

Pada waktu yang lalu, tujuan pengajaran diartikan sebagai suatu upaya pendidik/guru dalam hubungan dengan tugas-tugasnyamembina peserta didik/siswa. Misalnya :- Meningkatkan kemampuan baca siswa- Melatih keterampilan tangan siswa- Menumbuhkan sifat disiplin dan percaya diri dikalangan siswa.

Dewasa ini, tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai perilakuhasil belajar yang diharapkan dimiliki siswa-siswa setelah mereka menempuh proses belajar mengajar. Misalnya :

17

1. Siswa-siswa memiliki kemampuan membaca yang lebih baik.2. Siwa-siswa bersikap disiplin dan percaya diri.3. Siswa-siswa dapat menuliskan contoh-contoh kalimat dalam Bahasa Arab.4. Siswa-siswa dapat memecahkan persamaan kuadrat.5. Siswa-siswa gemar membuat kerajinan tangan dari tanah liat.

Dari contoh diatas, terlihat bahwa pada waktu yang lalu. Tujuan pengajaran diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan guru, sedangkan dewasa ini tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai produk atau hasil yang dicapai oleh siswa. Dengan kata lain, tujuan pengajaran pada waktu yang lalu berpusat pada pendidik/guru.(ilmu dan aplikasi pendidikan bagian 2, ilmu pendidikan praktis, 2007: 153)

c. Kegiatan pengajaran Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu.

Proses pengajaran berlangsung pada tempat tertentu, misalnya terjadi didalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah di desain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat dan waktu yang telah ditentukan, sering proses pengajaran terjadi secara sangat formal, siswa duduk di bangku berjejer, dan gurudi depan kelas.

2.4 KOMPONEN PENGAJARAN1.    Kemahiran induksi2.    Penerangan3.    Penyoalan4.    Variasi ransangan

1. KEMAHIRAN  INDUKSIDefinisi Set Induksi

18

Omardin Ashaari (1997) mendefinisikan set induksi adalahproses terawal dalam sesuatu pengajaran yang dirancang dengan sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu.

Ee Ah Meng (1987) menyatakan set induksi ialah kemahiranyang berkaitan dengan cara untuk menyediakan pelajar anda bagi mengikuti sesi pengajaran iaitu orientasi prapengajaran.

Dengan kata lain, Kemahiran set induksi merupakan sesi permulaan sesuatu proses pengajaran. Ia bertujuan supaya murid bersedia belajar dan berfikir sesuatu.

Objektif Set Induksi Menarik perhatian dan menimbulkan minat murid terhadap

aktivitas pengajaran yang akan dijalankan. Membina aliran fikiran murid supaya mereka bersedia mempelajari

sesuatu yang berkaitan. Memotivasikan murid supaya bersedia untuk belajar. Mengaitkan pengalaman atau pengetahuan lepas murid dengan isi

pelajaran baru yang hendak disampaikan. Membantu murid mengikuti pelajaran dengan lebih

mudah dan bermakna.

Komponen Set Induksia)    Menarik perhatianb)    Mewujudkan motivasic)    Membuat perkaitand)    Menstruktur

2.  PENERANGANDefinisi Penerangan•      Satu kemahiran untuk menceritakan, menjelaskan, menggambarkan, memindahkan sesuatu perkara yang diketahui kepadaorang lain. Penerangan merupakan suatu kemahiran yang digunakan untukmenjelaskan atau menghuraikan sesuatu benda dengan menggunakan contoh atau ilustrasi.(http://agusleo2.blogspot.com/2012/03/komponen-dan-karakteristik-pengajaran.html , diakses tanggal 25/03/2014. pukul 19.55WIB)

19

Teknik Memberi Penerangan :a)    MERANCANG

Kenali pasti sasaran, bahan bantu mengajar, pilih kaidah mengajar yang sesuai dan susunan ide dengan baik.

b)    MENEPATI SASARAN Kebolehan, kemampuan usia dan pengalaman. Bahan bantu

mengajar perlu menepati kumpulan murid.

3. KOMPONEN PENYOALAN

Kemahiran menyoal merupakan suatu kemahiran yang amat kompleks.Sekiranya kemahiran ini digunakan dengan berkesan

Objektif Penyoalan Merangsang dan mencungkil fikiran murid. Menguji pengetahuan dan kefahaman murid. Membimbing murid menggunakan kaidah inkuiri-penemuan untuk

membuat kesimpulan atau menyelesaikan sesuatu masalah yang kompleks.

Menarik perhatian murid supaya menumpukan perhatian mereka kepada aktivitas pengajaran guru atau kepada sesuatu penegasan.

Menilai keberkesanan pengajaran guru dan pencapaian objektif pelajaran.

Membantu murid mengulangkaji pelajaran untuk menyediakan diri dalam ujian yang akan datang.

Menjalin perhubungan yang baik diantara guru dengan murid melalui aktivitas soal jawab.

Membantu murid mengukuhkan konsep dan kefahaman yang baru dipelajari pada peringkat akhir pelajaran.

Mengembangkan daya pemikiran murid melalui satu siri soalan yang terancang.

Melibatkan murid secara aktif dalam aktivitas pengajaran dan pembelajaran.

PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN     KEMAHIRAN MENYOAL. 1. Pembentukan Soalan2. Teknik Mengemukakan Soalan3. Penerimaan Jawapan Murid.

20

KOMPONEN KEMAHIRAN MENYOALa) Penbentukan Soalana)    Fokus (Tunggal) – jelas, tepat, ringkasb)    Fokus (Pelbagai) - Soalan yang ditumpukan kepada satu idea, Soalan konvergenc)    Sebaran - Soalan ditumpukan lebih kepada satu idea, Soalan divergen.d)    Hentian - soalan disebarkan kepada seluruh kelas.e)    Melayani Jawaban - memberi masa kepada murid memikirkanjawapannyaf)     Memberi petunjuk menjawab - Memberi pujian,Melengkapkan jawapan, Membaiki  jawapan.g)    Memberi petunjuk menjawab - Memberi petua  atau petunjuk untuk membantu murid.

4.VARIASI RANGSANGAN

Prinsip Variasi Ransangan Perubahan kaidah dan teknik penyampaian guru hendaklah

dikaitkan dengan tujuan dan isi pelajaran Perubahan aktivitas pengajaran haruslah lancar dan dikaitkan

dengan langkah-langkah penyampaian di antara satu sama lain Penggunaan alat bantu mengajar untuk mempelbagaikan

pengalihan saluran deria haruslah dirancang dan disampaikan dengan teknik yang berkesan.

Setiap langkah penyampaian haruslah mengandungi

aktivitas pengajaran yang berbeda dengan langkah penyampaianyang lain.

Guru harus mengubah rangsangan berdasarkan maklum balas yang didapati daripada pelajarnya.

Komponen Variasi Rangsangan Komponen perubahan pergerakan langkah guru. Guru bergerak

ke kiri dan kanan, belakang dan depan semasa mengajar. Pergerakan langkah guru perlu dilakukan secara perlahan supaya tidak mengganggu P&P dan tumpuan kanak-kanak.

Komponen perubahan fokus deria murid. Perhatian kanak-kanakakan berubah apabila guru mengubah cara mengajar dengan menggunakan BBM.

Komponen perubahan pergerakan anggota guru. Guru juga bolehmenggunakan bahagian anggota badan yang lain contohnya tangan untuk menegaskan penerangan dan penyampaian.

21

Komponen perubahan nada suara guru. Guru tidak hanya menggunakan suara yang mendatar tetapi perlu mengubah nadasuara mengikut kepentingan bahan pengajaran.

 Komponen perubahan bentuk lisan murid. Kanak-kanak boleh dilibatkan secara lisan contohnya penggunaan bahasa.

 Komponen perubahan bentuk fizikal murid. Perubahan bentuk fizikal murid seperti lakonan, menulis, dan simulasi.

2.5 PERSEKOLAHAN

a.DEFINISI PERSEKOLAHAN

Menurut Daoed Joesoef (www.suarapembaruan.com/23-03-14/10.20WIB) Persekolahan adalah pembelajaran di sekolahdengan aksentuasi pada penguasaan materi yang diajarkan. Dalamhal ini, peserta didik diwajibkan atau lebih tepatnya dituntutuntuk menguasai semua materi yang diberikan guru.

Sekolah merupakan sebuah lembaga yang didalamnya terjadiproses belajar-mengajar. Dewasa ini, persekolahan hanyaberorientasi pada Guru mengajar dan Siswa belajar sebagairespon materi yang diajarkan guru. Kesalahan paling fataladalah menganggap persekolahan yang mengesampingkan nilaipendidikan adalah pendidikan terbaik bagi anak. Padakenyataannnya, saat ini persekolahan hanya mementingkan sisikognitif siswa dan emosi serta psikomotorik siswa punterabaikan. Padahal proses pendidikan mestinya memerhatikanIQ, EQ, dan SQ secara keseluruhan.

Dalam persekolahan yang salah, materi yang dapatdikuasai anak didik dianggap sebagai “pengetahuan”. Merekamengelirukan “informasi” sebagai “pengetahuan”. Anggapan inimenjadi sumber kelemahan persekolahan saat ini. Mengingat“pengetahuan” berarti “kekuatan” bagi pemiliknya, adakecenderungan sekolah menjejali anak didik dengan sebanyakmungkin mata pelajaran, hingga menjadi beban yang tak sepadandengan daya tangkap anak didik sesuai dengan usia fisiknya.Pembelajaran yang eksesif ini, terutama terjadi di lingkungan

22

SD. Padahal, tujuan dari pendidikan dasar di SD bukanlahmenjejalkan siswa dengan semua yang mungkin diketahui dariberbagai materi yang (bisa) diajarkan, tetapi benar-benarmempelajari apa-apa yang tidak boleh diabaikan dari setiapmateri yang diajarkan itu.

b.TUJUAN PERSEKOLAHAN

Sebagaimana telah disinggung oleh definisi persekolahan diatas, tujuan pelaksanaan persekolahan ialah anak didikmenguasai semua materi yang diajarkan guru, dimana materitersebut merupakan “informasi” telah disalah artikan sebagai“pengetahuan”. Berangkat dari ‘salah arti’ tersebut, maka anakdidik dibekali berbagai informasi yang sebenarnya diluarkapasitasnya.

c. FUNGSI DAN MANFAAT PERSEKOLAHAN

Tuntutan peguasaan materi pada persekolahan dinilai kurangefektif dan keluar dari fungsi sebenarnya. Proses pembelajaranyang semestinya berjalan untuk mempelajari “apa-apa” yangtidak boleh diabaikan dalam setiap materi, menjadi berpusatpada penguasaan anak didik terhadap materi dalam hal menghafalataupun sekedar mengetahui tanpa mengerti dan memahami materiyang diajarkan.

Dari pemahaman persekolahan inilah muncul beberapa anakdidik yang mulai tertinggal materi di kelas. Mengingat dayatangkap dan daya ingat masing-masing dari mereka berbeda-beda.Manfaat dan fungsional sistem dalam persekolahan ini dapatdipastikan hanya berlaku pada anak didik yang memiliki dayatangkap dan daya ingat tinggi, sedangkan anak didik yangmemiliki daya tangkap dan daya ingat rendah cenderung berpikirkeras agar dapat mengikuti perkembangan “pengetahuan”(informasi) yang diberikan guru, atau bahkan mereka memilihuntuk membenci materi guru tersebut.

23

2.6 KOMPONEN PERSEKOLAHAN Mc Donal (1965: 3 dalam Nana S. Sukmadinata 2010: 5)

berpendapat, sistem persekolahan terbentuk atas empatsubsistem, yaitu :

a. MengajarMengajar merupakan suatu perlakuan professional seorang guru.Dalam mengajarpun ada beberapa teori yang dapat diterapkan.

b. BelajarBelajar merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan olehsiswa sebagai respon terhadap kegiatan mengajar yang diberikanoleh guru. Pada sistem persekolahan, belajar menjadi sesuatuyang orang lain lakukan untuk anak, bukan sebagai bagian daripengalaman anak itu sendiri untuk belajar bagi dirinya.

c. PembelajaranKeseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaandengan terjadinya interaksi belajar-mengajar disebutpembelajaran.

d. Kurikulum.Kurikulum merupakan suatu acuan terjadinya prosespembelajaran. Sedikitnya 5 tahun sekali kurikulum akanberubah. Kurikulum cenderung mengikuti perkembangan IPTEKsehingga outputnya nanti diharapkan siap ketika telah beradadi tengah masyarakat berikut perkembangannya.

2.7 KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN,PENGAJARAN, serta PERSEKOLAHANPengajaran, pendidikan, dan persekolahan adalah perkara

yang berbeda. Pendidikan merupakan sistem, sedangkanpengajaran merupakan suatu proses, dan persekolahan merupakanlembaga yang bersifat sebagai fasilitator. Dari pembahasansebelumnya ada berbagai definisi yang dapat disimpulkan bahwa ketigahal tersebut disamakan pengertiannya sebagai sistem. Hal itu tentumemengaruhi fungsi dari masing-masing komponen. Mengingat pengertian

24

dari pandangan penulis, ketiganya adalah hal-hal yang salingberkaitan pada proses terjadinya pendidikan.

Kegiatan pendidikan, pengajaran, dan persekolahan sangatterkait. Tidak dapat di pisahkan dari kegiatan peserta didik.Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan terpadu yang dalamkehidupan manusia di laksanakan pada setiap saat dimanapun manusiaitu berada dan pada hakekatnya kegiatan-kegiatan tersebut menjadiusaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri sertamembudayakan manusia menjadi manusia yang tinggi peradabannya, yangmaju mengantisipasi masa depannya.

Dengan kata lain dari ketiga kegiatan tersebut yaitu kegiatanpendidikan, kegiatan pengajaran, kegiatan penyekolahan diharapkanhasil akhir yang akan meningkatkan kualitas peserta didik sebagaisumber daya manusia yang berpotensi.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN

25

PENDIDIKAN

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melaluipengajaran, pelatihan, atau penelitian.

Fungsi pendidikan : Pendidikan sebagai proses transformasi budaya. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara

KOMPONEN PENDIDIKAN Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memilikiperan dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untukmencapai tujuan sistem .

Komponen Pendidikan adalah : Bagian-bagian dari sistem prosespendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya atau adaatau tidaknya proses pendidikan

Jadi komponen pendidikan adalah :

a. Tujuan Pendidikan b. Peserta Didikc. pendidikd. Metode Pendidikane. Isi Pendidikan/Materi Pendidikanf. Lingkungan Pendidikang. Alat dan Fasilitas Pendidikan

PENGAJARAN

Pengajaran merupakan cara yang digunakan atau metode yang digunakan dalam pendidikan untuk mengupayakan tercapainya kemandirian serta kematangan mental dari individu lain sehingga dapat survive dalam kompetisi kehidupannya.

Tujuan pengajaran

26

Tujuan pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Pada hakikatnya, isi tujuan pengajaran adalah hasil belajar yang diharapkan.

KOMPONEN PENGAJARAN

1.    Kemahiran induksi2.    Penerangan3.    Penyoalan4.    Variasi ransangan.

PERSEKOLAHAN

Persekolahan adalah pembelajaran di sekolah dengan aksentuasipada penguasaan materi yang diajarkan.

Tujuan Persekolahan

tujuan pelaksanaan persekolahan ialah anak didik menguasaisemua materi yang diajarkan guru, dimana materi tersebutmerupakan “informasi” telah disalah artikan sebagai“pengetahuan”.

Fungsi Dan Manfaat PersekolahanFungsinya sebagai lembaga yang melaksanakan pendidikan melaluiproses pengajaran.

KOMPONEN PERSEKOLAHAN Mengajar Belajar Pembelajaran Kurikulum.

KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN, PENGAJARAN, serta PERSEKOLAHAN

27

Pengajaran, pendidikan, dan persekolahan adalah perkarayang berbeda. Pendidikan merupakan sistem, sedangkanpengajaran merupakan suatu proses, dan persekolahan merupakanlembaga yang bersifat sebagai fasilitator. Kegiatan pendidikan,pengajaran, dan persekolahan sangat terkait. Tidak dapat di pisahkandari kegiatan peserta didik. ketiga kegiatan tersebut diharapkanhasil akhir yang akan meningkatkan kualitas peserta didik sebagaisumber daya manusia yang berpotensi.

3.2 SARANDalam dunia pendidikan indonesia, terjadi “salah kaprah”pemahaman terhadap pendidikan, pengajaran, dan persekolahan.Dimana kegiatan pengajaran pada persekolahan hanyamementingkan output tanpa memerhatikan proses pendidikanselama kegiatan pengajaran berlangsung.

Disini penulis memahami pendidikan, pengajaran, danpersekolahan adalah 3 pilar kesuksesan mencerdasan kehidupanbangsa dan membangun insan berbudi luhur. Apabila ketiga pilartersebut di pahami dan di implementasikan menjadi satukesatuan, maka input, proses, maupun output akan mendapatperhatian maksimal.

Dengan demikian Pendidikan Indonesia dapat mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun insan berbudiluhur.

28

DAFTAR PUSTAKADepartemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Tim pengembangan ilmu pendidikan FIP-UPI.2007. Ilmu & AplikasiPendidikan Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis. Jakarta: PT IMPERIAL BHAKTIUTAMA.

Tirtarahardja, umar ,dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Renika Cipta.

http://pandidikan.blogspot.com/2010/05/pengertian-pendidikan-dan pengajaran.html ,

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html,

29

http://zuwaily.blogspot.com/2012/11/komponen-komponen-dalamsistem.html#.Uy4XGs4pLDc.

http://imammalik11.wordpress.com/2013/12/12/komponen-pendidikan

http://www.slideshare.net/astikarhy/komponen-pendidikan-15693926#,

http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html,

http://diarydahlia.blogspot.com/2011/09/pengertian-pengajaran.html,

http://www.kawansejati.org/perbedaan-antara-pendidikan-dan-pengajaran,

h ttp://elisiusjunaidi.blogspot.com/2012/03/perbedaan- pendidikan-dan-pengajaran.html

http://economix.blogs.nytimes.com/2013/10/18/the-gap-between-schooling-and-education/?_php=true&_type=blogs&_r=0

www.suarapembaruan.com

30