LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT 2014 - Bank ...

304
LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT 2014

Transcript of LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT 2014 - Bank ...

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT 2014

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT 2014

Mengukir Masa Depan Indonesia Sejahtera

Sculpting Indonesia’s Prosperous Future

Kegiatan bisnis Bank Sampoerna difokuskan untuk mendukung perkembangan sektor bisnis mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang terus berkembang pesat

seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Sampoerna meyakini bahwa potensi pertumbuhan bagi masyarakat Indonesia melalui pengembangan sektor UMKM ini sangat besar. Dengan dukungan yang tepat dari produk dan layanan perbankan yang ditawarkan oleh Bank Sampoerna, sektor UMKM di Indonesia

diharapkan dapat tumbuh lebih pesat dan berkontribusi lebih banyak dalam upaya mewujudkan Bangsa Indonesia yang kuat dan sejahtera.

Bank Sampoerna focuses its business on supporting the growth and development of micro, small and medium enterprises (MSME), in line with

Indonesia’s economic growth. Bank Sampoerna believes that the potential for the Indonesian people to grow ever further from this sector remains hugely promising. With the right support from the banking products and services

offered by Bank Sampoerna, this sector will be poised for faster growth, contributing more towards realizing the vision of a strong and prosperous

Indonesian People.

Daftar IsiTable of Contents

2 Ikhtisar Keuangan PentingFinancial Highlights

3 Kinerja KeuanganFinancial Performance

4 Peristiwa PentingSignificant Event 2014

7 PenghargaanAwards

8 Laporan Dewan Komisaris Dan DireksiReport from Board of Commissioners and Board of Directors

10 Laporan Dewan KomisarisReport from the Board of Commissioners

18 Laporan DireksiReport from the Board of Directors

28 Manajemen BankManagement of the Bank

32 Profil Bank SampoernaProfile of Bank Sampoerna

33 Tentang Simbol IdentitasAbout Our Symbol of Identity

34 Sekilas tentang Bank SampoernaA Brief on Bank Sampoerna

36 Sekilas tentang Grup Sampoerna StrategicA Glance on Sampoerna Strategic Group

37 Visi dan MisiVision and Mission

38 Nilai - Nilai PerusahaanCorporate Values (Sampoerna Way)

40 Momentum BersejarahMilestones

42 Kegiatan Usaha Line of Business

43 Jaringan Kantor Bank SampoernaBank Sampoerna Office Network

44 Jaringan Koperasi Mitra Sejati Mitra PembiayaanNetwork of Koperasi Mitra Sejati Channeling Partner

45 Mitra UsahaBusiness Partners

47 Produk dan LayananProducts and Services

50 Produk dan Program yang Diluncurkan Tahun 2014Products and Programs Launched in 2014

52 Manajemen dan Struktur OrganisasiManagement Organization and Chart

54 Informasi tentang Pemegang SahamShareholders’ Information

58 Sumber Daya ManusiaHuman Capital

64 Teknologi InformasiInformation Technology

70 Profil Dewan KomisarisProfile of the Board of Commissioners

72 Profil DireksiProfile of the Board of Directors

74 Profile Manajemen Senior Profile of Senior Management

76 Profil Anggota Komite Pembantu Dewan KomisarisProfile of Members of Committees under the Board of Commissioners

78 Pejabat EksekutifExecutive Officer

84 Pembahasan dan Analisis ManajemenManagement Discussion and Analysis

84 Analisis MakroekonomiMacroeconomic Analysis

84 Perekonomian GlobalGlobal Economy

84 Perekonomian IndonesiaIndonesia’s Economy

85 Peran UMKM di IndonesiaRole of Micro & SMEs in Indonesia

86 Tinjauan OperasionalOperational Review

86 Penghimpunan DanaFunding

87 Pembiayaan UMKMSME Lending

89 Tresuri dan Lembaga KeuanganTreasury & Financial Institution

90 Prospek UsahaBusiness Prospects

92 Tinjauan KeuanganFinancial Review

92 Analisis Laba Rugi KomprehensifAnalysis of Comprehensive Income

94 Analisis Posisi KeuanganAnalysis of Financial Positions

96 Analisis Arus KasCash Flows Analysis

97 Rasio Keuangan PentingImportant Financial Ratios

98 Struktur Permodalan & Kebijakan Manajemen atas Struktur ModalCapital Structure & Management Policy on Capital Structure

100 Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance

102 Pernyataan Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Statement

103 Rating Penilaian Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Assessment Rating

104 Struktur & Mekanisme Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Structure & Mechanism

104 Rapat Umum Pemegang SahamGeneral Meetings of Shareholders

105 Dewan KomisarisBoard of Commissioners

110 DireksiBoard of Directors

118 Remunerasi Dewan Komisaris dan DireksiBoard of Commissioners and Board of Directors Remuneration

119 Komite Audit Audit Committee

121 Komite Pemantau RisikoRisk Monitoring Committee

123 Komite Nominasi & RemunerasiNomination & Remuneration Committee

125 Komite di bawah DireksiCommittee Under Board of Director

129 Satuan Kerja Audit Internal & Sistem Pengendalian InternalInternal Audit Unit & Internal Control System

132 Manajemen RisikoRisk Management

139 Akuntan Perusahaan & Auditor EksternalPublic Accountant & External Auditor

144 Corporate Affairs

144 Transparansi Kondisi Keuangan BankTranparency of Financial Condition

148 Transparansi Kondisi Non-Keuangan BankTranparency of Non-Financial Condition

154 Pengungkapan Eksposur Risiko & Penerapan Manajemen RisikoDisclosure of Risk Exposure & Risk Management Implementation

154 Pengungkapan Eksposur Risiko & Penerapan Manajemen Risiko Bank secara umumGeneral Disclosure of Risk Exposure & Risk Management Implementation

157 Pengungkapan Eksposur Risiko & Penerapan Manajemen Risiko Bank secara khususSpecific Disclosure of Risk Exposure & Risk Management Implementation

170 Lampiran Tabel-tabelAttachments and Tables

204 Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Resposibility

210 Rencana Strategis & Proyeksi ke DepanStrategic Plans & Projections

210 Rencana Strategis BankBank’s Strategic Plans

213 Target Jangka Pendek & MenengahShort & Medium terms Target

214 Proyeksi Tahun 2015-2017Projection for 2015-2017

216 Hal-Hal yang Diperkirakan Terjadi di Tahun 2015Key Issues Forecast 2015

218 Indeks

219 Pernyataan Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014Statement of Liabilities on the 2014 Annual Report

Laporan Keuangan KonsolidasiConsolidated Financial Statement

2014 Annual Report / Laporan Tahunan2

Ikhtisar Keuangan PentingFinancial Highlights

URAIAN 2014 2013 2012 2011 2010 DESCRIPTION

Posisi Keuangan (Rp miliar) Financial Position (Rp billion)

Total Aset 3.471,95 2.669,70 1.691,06 1.078,71 797,84 Total Assets

Kredit yang Diberikan - Bersih 2.539,91 1.731,64 1.065,98 643,40 552,95 Loans - Net

Dana Pihak Ketiga 2.715,22 2.100,15 1.323,63 811,38 621,61 Third Party Fund

Tabungan - 109,62 32,18 30,04 22,72 25,07 - Saving

Giro - 201,08 289,52 426,94 163,59 158,83 - Current Account

Deposito Berjangka - 2.404,52 1.778,44 866,65 625,08 437,71 - Time Deposits

Total Kewajiban 2.834,68 2.189,77 1.344,91 819,70 640,30 Total Liabilities

Ekuitas 637,26 479,93 346,14 259,01 157,53 Equity

Laporan Laba Rugi Komprehensif Statements of Conprehensive Profit and Loss

Pendapatan Bunga Bersih 126,83 100,33 57,30 42,85 42,84 Net Interest Income

Pendapatan Operasional Lainnya 26,94 11,03 6,99 4,97 3,41 Other Operating Income

Beban Operasional Lainnya (108,33) (89,17) (61,38) (36,49) 25,09 Other Operating Expenses

Laba Operasional 36,71 27,10 3,95 2,67 21,16 Operating Income

Pendapatan/Beban Non Operasional - Bersih

0,00 (0,70) 0,07 (0,33) 1,10 Net - Non Operating Income/ Expenses

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 36,72 26,40 4,02 2,34 22,26 Profit Before Tax

Laba Setelah Pajak Penghasilan 27,33 18,79 2,14 1,47 15,92 Profit After Tax

Data Saham Share Information

Modal Saham (dalam juta) 420.000 335.802 220.000 220.000 120.000 Share Capital (in million)

Nilai Nominal per saham (Rp penuh) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Par Value per share (Rp. full amount)

Modal Dasar (lembar saham) 1.660.000.000 400.000.000 400.000.000 400.000.000 400.000.000 Authorized Capital (number of shares)

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh (dalam juta)

550.000 420.000 305.000 220.000 120.000 Issued and Fully Paid Up Capital (in million)

Dana Setoran Modal (dalam juta) 130.000 84.198 85.000 0 0 Capital Paid in Advance (in million)

Rasio Keuangan Utama (%) Key Financial Ratios (%)

KPMM (risiko kredit, pasar dan operasional)

23,54 27,19 32,60 36,45 25,66 CAR (credit, market, and operational risks)

Imbal Hasil Aset (ROA) 1,25 1,27 0,32 0,25 2,98 Return on Assets (ROA)

Imbal Hasil Ekuitas (ROE) 5,89 5,28 0,80 0,89 10,99 Return on Equity (ROE)

Marjin Bunga Bersih (NIM) 4,40 5,00 4,67 4,88 5,61 Net Interest Margin (NIM)

Kredit Bermasalah (NPL) - Kotor 2,35 1,59 2,62 5,47 1,95 Non Performing Loan (NPL) - Gross

Kredit Bermasalah (NPL) - Bersih 2,15 1,42 1,54 3,78 1,83 Non Performing Loan (NPL) - Net

Kredit / Dana Pihak Ketiga (LDR) 90,74 80,98 78,69 79,30 89,97 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Beban Operasional / Pendapatan Operasional

90,71 88,94 96,94 97,46 76,74 Operating Expense / Operating Income

Biaya Dana 7,42 7,36 5,04 5,30 6,59 Cost of Fund

Tingkat Suku Bunga Penyediaan Dana 15,83 13,24 12,88 13,68 13,91 Lending Rate

Rasio Aset Produktif bermasalah terhadapTotal Aset Produktif

1,85 1,12 1,79 5,10 1,37Non Performing Earning Assets to EarningAssets Ratio

Rasio CKPN Keuangan terhadap Aset Produktif

0,37 0,34 0,97 2,49 0,88Allowance for Impairment Losses on Financial Assets to Earning Assets Ratio

Bank Sampoerna 3

Kinerja KeuanganFinancial Performance

Total AsetTotal Assets

(Rp Miliar/Rp Billion)

Dana Pihak KetigaThird Party Fund

(Rp Miliar/Rp Billion)

Laba Setelah PajakProfit After Tax

(Rp Miliar/Rp Billion)

KreditLoans

(Rp Miliar/Rp Billion)

Pendapatan Bunga BersihNet Interest Income

(Rp Miliar/Rp Billion)

EkuitasEquity

(Rp Miliar/Rp Billion)

Laba Setelah PajakProfit After Tax

46%

Dana Pihak KetigaThird Party Fund

29%

Total AsetTotal Assets

30%

Total KreditTotal Loans

47%

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

0 5 10 15 20 25 30 35

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

0 30 60 90 120 150

0 100 200 300 400 500 600 700 800

2010

2011

2012

2013

2014

2010

2011

2012

2013

2014

2010

2011

2012

2013

2014

2010

2011

2012

2013

2014

2010

2011

2012

2013

2014

2010

2011

2012

2013

2014

797,84 552,95

1.078,71 643,40

1.691,06 1.065,98

2.669,70 1.731,64

621,61 42,84

811,38 42,85

1.323,63 57,30

2.100,15 100,33

15,92 157,53

1,47 259,01

2,14 346,14

18,79 479,93

3.471,95 2.539,91

2.715,22 126,83

27,33 637,26

2014 Annual Report / Laporan Tahunan4

Peristiwa Penting 2014Significant Event 2014

Penghargaan Bintang Sahabat Tahun 2014Bintang Sahabat Awards year 2014

Pembukaan Kantor Cabang di MakassarOpening of the Makassar Branch Office

Januari January

AprilApril

Kegiatan Tanggung Jawab Sosial yang dilaksanakan Bank di Panti Wredha Wisma Mulia

Corporate Social Responsibility program in Wisma Mulia nursing home

Februari February

Pengunduran diri Bapak Indra W Supriadi sebagai Direktur Utama

Resignation of Indra W Supriadi as President Director

Maret March

Bank Sampoerna 5

Ali Rukmijah diangkat sebagai Direktur Utama Bank

Ali Rukmijah was appointed as the President Director of the Bank

Mei May

Buka puasa bersama dengan anak yatim dan Grup Sampoerna Strategic

Break fasting with orphans and Sampoerna Strategic Group

Juli July

Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Pluit yang merupakan relokasi dari Kantor

Cabang BandenganOpening of the Pluit Sub-Branch Office,

relocation from Bandengan Branch Office

Peluncuran layanan internet bankingLaunching of the internet banking service

Peluncuran produk Tabungan Hasil Tinggi

Launching of High Yield Saving product

Juni June

Agustus August

2014 Annual Report / Laporan Tahunan6

Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Puri Indah yang merupakan relokasi dari Kantor Cabang Pecenongan

Opening of the Puri Indah Sub-Branch Office, relocation from Pecenongan Branch Office

Pembukaan Kantor Cabang SamarindaOpening of the Samarinda Branch Office

Pemegang saham Bank menambahkan modal disetor Bank sebesar Rp130 miliar

The Bank’s Shareholders increased the Bank’s paid-up capital by Rp130 billion

Penyelenggaraan National Leadership ConferenceThe commencement of National Leadership Conference

Partisipasi dalam Pasar Keuangan Rakyat yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan

Participation in Pasar Keuangan Rakyat held by Otoritas Jasa Keuangan

SeptemberSeptember

DesemberDecember

Peluncuran produk Contractor Financing

Launching of Contractor Financing product

November November

Peluncuran produk Buyer Financing

Launching of Buyer Financing product

Oktober October

Bank Sampoerna 7

Penghargaan Awards

Penghargaan / Awards

Bank dengan Predikat Sangat Bagus di 2013 versi majalah InfoBank/ Bank with “Excellent” Rating in 2013

according to InfoBank magazine.

Acara/Event: Infobank AwardPenyelenggara/Organizer: Majalah Infobank

Tanggal/Date: 18 Juli/ July 2014

Peringkat V dari 10 Bank Terbaik 2014 pada kelompok Bank Swasta Nasional Non-Devisa versi majalah

Economic Review/ 5th place of the Top 10 Best Banks in 2014 in the category of National Non-Forex Private

Banks, from Economic Review magazine.

Acara/Event: Anugerah Perbankan 2014Penyelenggara/Organizer: Majalah Economic Review

Tanggal/Date: 18 November 2014

Laporan Dewan Komisaris

Dan DireksiReport from Board of Commissioners

and Board of Directors

2014 Laporan TahunanAnnual Report

2014 Annual Report / Laporan Tahunan10

Budi Setiawan Halim

Komisaris UtamaPresident Commissioner

Laporan Dewan KomisarisReport from the Board of Commissioners

Mempertahankan Fokus untuk Menciptakan Pertumbuhan OptimalPersistently Focused on Creating Optimal Growth

Dewan Komisaris berpendapat bahwa sejumlah terobosan bisnis yang telah dilakukan sejak Juni 2014 seiring dilakukannya perubahan kepemimpinan di Bank telah membuat Bank menjadi semakin kuat untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat di masa mendatang.

The Board of Commissioners considers that breakthroughs since June 2014 have been in line with the change of the Bank’s leadership as it aims to achieve a rapid growth in the future.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan12

Para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang terhormat,

Dewan Komisaris PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”) dengan bangga menyampaikan

kemajuan Bank di bawah kepemimpinan yang baru dalam perjalanannya menciptakan pertumbuhan yang lebih cepat. Dewan Komisaris menghargai dan mendukung upaya Direksi dalam memimpin Bank Sampoerna sehingga dapat menghasilkan kinerja keuangan yang baik selama tahun 2014.

Perekonomian global secara umum masih belum pulih dari krisis di sepanjang tahun 2014, kecuali di Amerika Serikat, di mana pemulihan mulai tampak. Zona Eropa masih menunjukkan stagnasi, dan bank sentral di banyak negara menjalankan kebijakan penyaluran stimulus keuangan untuk mendevaluasi mata uang masing-masing sehingga dapat memacu perekonomian mereka. Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 dipengaruhi secara signifikan oleh pemilihan umum, dan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi global serta penurunan harga minyak dunia pada paruh kedua 2014 yang telah memberikan dampak negatif terhadap harga-harga komoditas ekspor unggulan sehingga menyebabkan penurunan kinerja neraca perdagangan Indonesia yang menciptakan defisit anggaran dan neraca berjalan semakin melebar.

Respected Stakeholders and Shareholders,

T he Board of Commissioners of PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”) hereby announces

the progress of the Bank under a new leadership as it strives to propel its forward growth. The Board of Commissioners appreciates and supports the Board of Directors’ efforts in managing Bank Sampoerna which brought in an excellent financial performance throughout 2014.

The global economic situation in general had not yet recovered from the crisis throughout 2014, with the exception of the United States, where recovery had been seen. Europe still showed stagnation and central banks in many countries are still employing the policy of quantitative easing to devaluate their own currency in order to stimulate the economy. Indonesia’s economic growth in 2014 was significantly affected by the country’s general election, the slowing down of the global economy, and the decline in oil prices in the second half of 2014, which heavily impacted main export commodity prices, leading to greater deficit in the current account balance and trade balance.

Bank Sampoerna 13

Semua ini menyebabkan nilai tukar rupiah seperti sejumlah mata uang penting lainnya mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Sementara itu, inflasi mencapai 8,36% pada tahun 2014 terutama disebabkan oleh tingginya kenaikan harga menyusul dilakukannya pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Hal ini bagaimanapun juga akan berpotensi menimbulkan dampak terhadap perekonomian nasional ke depannya karena pengalihan dana subsidi ke pembangunan infrastruktur akan semakin memicu perkembangan ekonomi di banyak daerah.

Pertumbuhan industri perbankan nasional di tahun 2014 cenderung melambat baik dari sisi penyaluran pinjaman maupun dari sisi pendanaan, yang disebabkan oleh strategi investor yang cenderung menunggu situasi politik yang lebih pasti untuk berinvestasi. Kebijakan moneter yang ketat dari Bank Indonesia yang ditandai dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang terjaga di 7,50% sebelum dinaikkan di bulan November 2014 menjadi 7,75% tetap dijalankan untuk mencegah overheating perekonomian dan memperkuat cadangan likuiditas sektor perbankan nasional. Sementara itu kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yang menetapkan batasan suku bunga dana pihak ketiga, membuat bank-bank dapat menjaga suku bunganya agar tidak bersaing pada kisaran yang terlalu tinggi.

Dewan Komisaris melihat bahwa Bank telah menunjukkan kinerja yang memuaskan di tahun 2014,

All this drove down the rupiah’s exchange rate, alongside the weakening of other important currencies, against the US dollar. Furthermore, inflation rate reached 8.36% in 2014 due to the increase in prices compounded by the decision to slash fuel subsidies. However, this is believed to affect the economy in the long run, as the subsidy funding will be diverted to support infrastructure development, which will eventually propel economic growth in many regions.

The national banking industry’s growth in 2014 was slower, both in terms of loan and funding, due to many investors’ wait-and-see strategy as they sought stability in political situation, and the tight money policy enacted by Bank Indonesia, as demonstrated by the benchmark interest rate that was maintained at 7.50% before being increased to 7.75% in November 2014 to prevent the economy from overheating and to strengthen the national banking industry’s liquidity reserve. Meanwhile, the Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) set an upper limit for interest rates for third party funds in order to ensure fair competition between banks.

The Board of Commissioners views that the Bank has displayed an outstanding performance in 2014, as

2014 Annual Report / Laporan Tahunan14

tercermin dari tercapainya target keuangan Bank pada akhir tahun 2014. Keempat pilar bisnis Bank, yaitu penyaluran kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang senantiasa menggunakan metode risk-based pricing, program asset buying untuk kredit mikro, penyaluran kredit kepada perusahaan multifinance dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), serta penghimpunan dana pihak ketiga, seluruhnya dapat berjalan dengan baik.

Dewan Komisaris mengapresiasi langkah strategis Direksi dengan melakukan resegmentasi fokus bisnis di UMKM, khususnya ke segmen Emerging UKM dengan plafon antara Rp1 – 3 miliar dan Super Mikro dengan plafon antara Rp500 juta – Rp1 miliar. Upaya ini membuat Bank mampu berfokus pada portofolio yang dapat memberikan margin keuntungan yang lebih baik, dan sesuai dengan karakter dan ukuran Bank saat ini.

reflected by the achievement of financial targets by the end of 2014. The Bank’s four pillars of business, namely lending to Small and Medium Enterprises (SMEs) using risk-based pricing method; asset buying for micro-lending; lending to multifinance institutions and Bank Perkreditan Rakyat (BPR); and funding, were all carried out satisfactorily.

The Board of Commissioners appreciates the Board of Directors’ strategic move in shifting the Bank’s business segmentation in the MSMEs lending, especially into the Emerging SME with lending range between IDR 1 - 3 billion and Super Micro segment from IDR 500 million - 1 billion. This allowed us to focus on high-margin portfolio that is also in line with the Bank’s character and current size.

Direksi juga telah menerapkan strategi yang baik dalam mengoptimalkan kemitraan strategisnya dengan Koperasi Mitra Sejati dalam menggarap potensi pertumbuhan kredit mikro di banyak wilayah di seluruh Indonesia. Pada sisi penghimpunan dana, Dewan Komisaris melihat bahwa Bank telah mampu memanfaatkan tingkat kepercayaan yang cukup tinggi di masyarakat dengan meluncurkan beberapa produk funding yang lebih kompetitif, serta mengeluarkan layanan baru untuk memberikan kemudahan bagi para nasabahnya, seperti phone banking, internet banking, dan kartu debit yang memanfaatkan luasnya jaringan ATM Prima.

Dewan Komisaris berpendapat bahwa sejumlah terobosan bisnis yang telah dilakukan sejak Juni 2014 seiring dilakukannya perubahan kepemimpinan di Bank telah membuat Bank menjadi semakin kuat untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat di masa mendatang.

The Board of Directors has also implemented a commendable strategy in optimizing the Bank’s partnership with Koperasi Mitra Sejati to cultivate growth in micro-lending in many regions across Indonesia. In terms of funding, the Board of Commissioners is of the view that the Bank has been able to harness its trust in launching a number of funding products that are more competitive, and in launching new features, such as phone banking, internet banking and debit card linked to the ATM Prima network.

The Board of Commissioners considers that breakthroughs since June 2014 have been in line with the change of the Bank’s leadership as it aims to achieve a rapid growth in the future.

manajemen bank telah berhasil menjaga rasio-rasio keuangan dengan baik

The Bank’s management successfully maintained the fundamental f inancial ratios well within their

prescribed ranges

Bank Sampoerna 15

Manajemen Bank telah berhasil menjaga rasio-rasio penting dalam kisaran target yang sehat, yaitu imbal hasil atas aset (ROA) pada nilai 1,25%, rasio kredit bermasalah (NPL) gross pada 2,35%, dan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada 90,71%.

Dalam rangka mencapai pertumbuhan yang lebih baik di masa mendatang, Dewan Komisaris memandang perlunya komitmen manajemen untuk meningkatkan investasi di berbagai bidang, khususnya dalam kompetensi sumber daya manusia, serta jaringan distribusi dan teknologi informasi perbankan.

Sepanjang tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan tugas-tugas pengawasannya terhadap kegiatan manajemen, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan bantuan Komite-komite di bawah Dewan Komisaris. Dewan Komisaris telah menjalin komunikasi yang intens melalui berbagai media dengan Direksi untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap perlu diperhatikan oleh Direksi, khususnya terkait masukan dan temuan dari OJK dan Bank Indonesia. Kami juga menyelenggarakan pertemuan rutin bulanan dengan Direksi untuk membahas dan mendiskusikan pencapaian kinerja setiap bulannya dan segala permasalahan yang perlu diselesaikan, secara khusus dalam melakukan monitoring terhadap pencapaian Risk Based Bank Rating (RBBR).

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh tiga komite di bawah Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi untuk memastikan pelaksanaan pengawasan atas tata kelola perusahaan telah berjalan dengan baik dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dilakukan sesuai dengan standar kompetensi dan kualitas yang baik. Setiap Komite mengadakan rapat rutin setiap bulan dengan unit-unit yang terkait dalam Bank , seperti Satuan Kerja Audit Internal, Manajemen Risiko, Kepatuhan, Kredit dan Collection, serta Tresuri. Hasil-hasil dari pertemuan ini menjadi materi rapat Dewan Komisaris yang kemudian disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada manajemen Bank. Kami memandang bahwa di tahun 2014 pelaksanaan tugas setiap komite tersebut telah efektif dalam mengidentifikasi masalah-masalah operasional yang mungkin dan telah terjadi dan mempersiapkan solusi perbaikannya.

Pada tahun 2014, tidak terdapat perubahan terhadap komposisi keanggotaan Dewan Komisaris, namun terdapat perubahan dalam komposisi Direksi berdasarkan keputusan Pemegang Saham. Perubahan tersebut adalah digantikannya posisi Direktur Utama

The Bank’s management successfully maintained the fundamental ratios well within their prescribed ranges: an ROA of 1.25%, NPL – gross of 2.35%, and Operating Expenses to Operating Revenue ratio of 90.71%.

In order to achieve a higher growth in the coming years, the Board of Commissioners encourages the management to commit to increasing investments in all respects, especially in human resources competence, distribution network, and information technology.

Throughout 2014, the Board of Commissioners carried out its supervisory duty both directly and indirectly on the management activities, and it received the support of all Committees under the Board of Commissioners. The Board of Commissioners has developed an intensive rapport through various means with the Board of Directors to raise issues requiring immediate attention by the Board of Directors, in particular the recommendations and findings of the OJK and Bank Indonesia. We also conducted monthly meetings with the Board of Directors to discuss our monthly performance and obstacles, and closely monitored the Bank’s achievement with respect to Risk Based Bank Rating (RBBR).

In its performance, the Board of Commissioners is supported by three Committees under the Board of Commissioners, namely Audit Committee, Risk Monitoring Committee, and Remuneration & Nomination Committee to ensure adequate supervision of the Bank’s corporate governance and proper discharge of duties by the Board of Commissioners in line with the competence standards and quality. Each Committee conducts a monthly meeting involving related units in the Bank, such as Internal Audit, Risk Management, Compliance, Credit & Collection and Treasury. Resolutions of these meetings were submitted to the Board of Commissioners meeting, to be subsequently recommended to the Bank’s management. It is our opinion that all committees in 2014 were effective in identifying operational problems that might and did arise, as well as in formulating the solutions.

In 2014, there were no changes to the composition of the Board of Commissioners, but there was a change in the Board of Directors composition based on the resolution of the Shareholders. This refers to the role of President Director, which was previously held by Indra

2014 Annual Report / Laporan Tahunan16

yang sebelumnya dijabat Bapak Indra Wijaya Supriadi oleh Bapak Ali Rukmijah pada Mei 2014. Bapak Ali Rukmijah telah lulus fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan dan telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi sebelum diajukan oleh Dewan Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham Bank.

Memandang ke depan, kami memperkirakan tahun 2015 masih akan menjadi tahun yang menantang, terutama dengan potensi dinaikkannya suku bunga oleh the Federal Reserve Amerika Serikat, yang akan memicu penyesuaian suku bunga bank sentral di banyak negara, termasuk Indonesia, yang kemungkinan akan membuat banyak mata uang mengalami pelemahan lebih lanjut dari tahun 2014. Harga minyak yang rendah dan situasi perekonomian yang masih sarat ketidakpastian di berbagai negara akan terus mewarnai kondisi ekonomi global tahun 2015. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, industri perbankan nasional diperkirakan tumbuh konservatif di tahun 2015, dengan pertumbuhan kredit diprediksi lebih lambat dibandingkan 2014, serta kondisi likuiditas relatif akan tetap ketat.

Dewan Komisaris telah menelaah rencana bisnis Bank untuk tahun 2015 sebagaimana dirumuskan oleh Direksi, dan kami merasa yakin bahwa strategi yang akan diterapkan manajemen dan berbagai perbaikan di seluruh lini organisasi dan bisnis, serta dukungan

Wijaya Supriadi and then replaced by Ali Rukmijah in May 2014. Ali Rukmijah has completed Otoritas Jasa Keuangan fit and proper test and had been recommended by the Remuneration and Nomination Committee prior to his nomination by the Board of Commissioners at the General Meeting of Shareholders.

Looking ahead, we expect that 2015 will be challenging, with the possibility of an interest rate hike by the US Federal Reserve, which might trigger central banks in many countries to adjust their benchmark rates accordingly, including Indonesia. This will result in further devaluation of many currencies, even lower compared to 2014. Low oil prices and instability-ridden economy in many countries will continue to affect global economic growth in 2015. Given these considerations, the national banking industry is expected to grow conservatively in 2015, with a slower lending growth than in 2014, while liquidity is expected to remain relatively tight.

The Board of Commissioners has examined the Bank’s business plan for 2015 as formulated by the Board of Directors. We are convinced that the management will implement a strategy and various improvements across the organization and lines of business, as well as

Dengan dukungan permodalan dari para pemegang saham, khususnya dari dua grup bisnis besar di Indonesia

yaitu Grup Sampoerna Strategic melalui PT Sampoerna Investama dan Grup Alfa melalui PT Cakrawala Mulia

Prima, Bank akan mewujudkan visi dan misinya

With support from the Shareholders, in particulargiven from the two prominent business conglomerates,the Sampoerna Strategic Group through PT Sampoerna

Investama and Alfa Group through PT Cakrawala MuliaPrima, the Bank will achieving its vision and mission

Bank Sampoerna 17

capital support from the Shareholders, in particular given from the two prominent business conglomerates, the Sampoerna Strategic Group through PT Sampoerna Investama and the Alfa Group through PT Cakrawala Mulia Prima, the Bank is poised for growth and will have all the capability to perform its functions as expected, in achieving its vision and mission.

As a closing, we as the Board of Commissioners extend our appreciation to Shareholders, the government & regulators, customers and partners all around Indonesia, for the support, cooperation, and loyalty given to Bank Sampoerna in 2014. We hope that all this support will guide us in achieving our vision and mission, and in fostering a resilient and prosperous society through the growth of the MSME sector.

permodalan dari para Pemegang Saham, khususnya dari dua grup bisnis besar di Indonesia yaitu Grup Sampoerna Strategic melalui PT Sampoerna Investama dan Grup Alfa melalui PT Cakrawala Mulia Prima, Bank akan tumbuh dengan baik dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya sesuai dengan ekspektasi dalam rangka mewujudkan visi dan misinya.

Akhir kata, kami selaku Dewan Komisaris mengucapkan rasa terima kasih kepada para Pemegang Saham, pemerintah dan pihak regulator, seluruh nasabah, serta seluruh mitra usaha kami yang tersebar diberbagai wilayah di Indonesia, atas dukungan, kepercayaan dan loyalitas yang telah diberikan kepada Bank Sampoerna sepanjang tahun 2014. Besar harapan kami, seluruh dukungan dari berbagai pihak ini dapat menjadi bekal bagi kami untuk melanjutkan semua upaya kami dalam rangka mewujudkan visi dan misi Bank sekaligus membentuk masyarakat Indonesia yang kuat dan sejahtera melalui pertumbuhan sektor UMKM.

Budi Setiawan HalimKomisaris UtamaPresident Commissioner

2014 Annual Report / Laporan Tahunan18

Ali Rukmijah

Direktur UtamaPresident Director

Laporan DireksiReport from the Board of Directors

Mengembangkan Kapabilitas, Memberdayakan PerekonomianCultivating Our Capacity, Empowering the Economy

Di tengah kondisi persaingan di sektor perbankan yang ketat di tahun 2014, Bank Sampoerna tetap mampu membukukan pertumbuhan yang cukup berarti, sejalan dengan sasaran Bank untuk memperluas skalanya dalam waktu yang cukup dekat.

Despite the tightly competitive situation in the banking industry throughout 2014, Bank Sampoerna was able to record a meaningful growth, in line with its aim to expand its scale in the near future.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan20

Para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang terhormat,

M erupakan suatu kehormatan bagi kami selaku Direksi PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank

Sampoerna”) untuk melaporkan perjalanan Bank beserta pencapaiannya di tahun 2014, seiring dimulainya implementasi strategi pertumbuhan berkelanjutan Bank untuk jangka waktu lima tahun ke depan.

Kondisi Makro Ekonomi tahun 2014

Tahun 2014 ditandai dengan sejumlah perkembangan ekonomi yang terjadi di berbagai belahan dunia, yang meskipun lambat namun menunjukkan pemulihan yang berangsur-angsur dari krisis ekonomi global yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Kembali menguatnya perekonomian Amerika Serikat, negara dengan ekonomi terbesar di dunia, pada tahun 2014 menyebabkan Bank Sentral AS menaikkan suku bunganya. Hal ini mendorong penguatan nilai tukar Dolar AS terhadap banyak mata uang dunia yang cukup signifikan. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di China mulai mengalami perlambatan setelah selama dua dekade terakhir membukukan laju pertumbuhan yang fenomenal, dan perekonomian di negara-negara Eropa masih belum sepenuhnya pulih.

Di Indonesia sendiri, tahun 2014 ditandai dengan keberhasilan pemerintah melaksanakan pemilihan

Honorable Shareholders and Stakeholders,

I t is an honor for us, the Board of Directors of PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”), to report

the Bank’s journey and achievements throughout the year 2014, along with the efforts to instigate the Bank’s sustainable development strategy for the next five years.

Macroeconomic Situation in 2014

The year 2014 was marked by some economic progress in many countries throughout the world, although the growth was slow but the global economic crisis which has been persisting for the past few years has gradually recovered. In 2014, the United States, the strongest economy in the world, showed signs of economic recovery, prompting the US Federal Reserve to increase its benchmark interest rate. This soon significantly strengthened the US dollar’s exchange rate against other currencies. On the other hand, China, after demonstrating a phenomenal growth in the past two decades, experienced a slowdown in its economic growth, as did many European countries that were still far from recovering.

In our country, Indonesia, 2014 was marked with the government’s success in holding the general elections in

Bank Sampoerna 21

umum yang telah berlangsung aman dan terkendali. Kendati hingga kuartal ketiga tahun 2014 banyak investor dan pelaku bisnis memilih untuk menunggu hasil pemilihan umum sebelum melakukan langkah investasi, pada kuartal keempat kebijakan pemerintahan yang baru, yang dirasakan cukup mewakili suara publik khususnya kalangan pebisnis dan investor, mulai menuai respons positif.

Di tahun 2014, Indonesia masih berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, meskipun lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan tahun 2013. Inflasi di tahun 2014 cukup terkendali pada kisaran 8,36% sejalan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS dan kenaikan harga bahan bakar minyak dengan kisaran 25-30% pada November 2014. Di sisi lain, turun tajamnya harga minyak bumi di pasar global selama paruh kedua 2014 berdampak positif bagi Indonesia, mengingat masih besarnya porsi subsidi bahan bakar minyak dalam anggaran negara. Selain itu, selama tahun 2014 defisit neraca berjalan Indonesia semakin membesar, disebabkan turunnya harga-harga barang komoditas ekspor dan naiknya nilai impor.

Pertumbuhan di sektor perbankan cenderung di bawah ekspektasi dan cenderung melambat baik dari sisi penyaluran pinjaman maupun dari sisi pendanaan, karena situasi kebijakan keuangan yang ketat yang dilaksanakan oleh otoritas moneter dan strategi investor yang cenderung menunggu situasi politik yang lebih pasti untuk berinvestasi. Hal ini diikuti dengan penerapan suku bunga acuan Bank Indonesia yang terjaga di tingkat 7,50% sebelum dinaikkan di bulan

a safe and controlled situation. Although up to the third quarter of 2014 many investors and business people chose to wait the result of the general elections prior to making any bold investment decisions, in the fourth quarter of 2014 the newly elected government issued a number of regulations that were received positively by the business people and investors, as they found them representative of the people’s aspiration.

In 2014, Indonesia successfully recorded economic growth of more than 5%, yet this was below the 2013 figure. Inflation rate in 2014 was relatively controlled at about 8.36%, while the Rupiah’s exchange rate to the US dollar weakened and fuel prices in the country were increased by about 25-30% in November 2014. On the other hand, the sharp decline of oil price in the global market during the second half of 2014 positively affected Indonesia, in particular the state budget, as fuel subsidies traditionally made up a large part of the state budget. Current account deficit in 2014 was greater than in 2013, due to the decline in prices of export commodities and increase in imports.

Growth in the banking sector was below expectation and tended to slow down in terms of both lending and funding. This we believe was owing to the monetary authority’s tight money policy and investors’ decision to wait for the political arena to be more stabilized before they made major investment decisions. This was followed by the Bank Indonesia’s decision to maintain its benchmark interest rate at 7.50%, and even to increase it to 7.75% in November 2014. Meanwhile, Indonesia Deposit Insurance

2014 Annual Report / Laporan Tahunan22

November 2014 menjadi 7,75%. Sementara itu kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yang menetapkan batasan suku bunga dana pihak ketiga, membuat bank-bank dapat menjaga suku bunganya agar tidak bersaing pada kisaran yang terlalu tinggi.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan dana pihak ketiga menjadi Rp4,114 triliun, dari Rp3,664 triliun per akhir 2013. Sedangkan penyaluran kredit mengalami pertumbuhan sebesar 11,63% menjadi Rp3,706 triliun per akhir 2014, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 15%. Sikap investor yang cenderung melakukan strategi wait and see di hampir sepanjang tahun 2014 menyebabkan lemahnya pertumbuhan penyaluran kredit, di bawah ekspektasi pasar pada awal tahun.

Kinerja Bank Sampoerna Tahun 2014

Menyikapi perlambatan ekonomi global tersebut, di tahun 2014 Manajemen telah menerapkan beberapa langkah strategis dan antisipatif agar Bank dapat tetap tumbuh berkelanjutan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh Manajemen adalah mulai bulan Juni 2014 melakukan resegmentasi fokus bisnis di sektor UMKM dengan masuk ke lower ticket size untuk mendapatkan yield yang lebih tinggi, yaitu segmen emerging UKM dengan plafon antara Rp1 – 3 miliar dan Super Mikro dengan plafon antara Rp500 juta – Rp1 miliar. Sinergi bisnis dengan koperasi binaan yaitu Koperasi Mitra Sejati melalui program asset buying terus dioptimalkan. Di samping itu, beberapa terobosan bisnis juga telah dilakukan dengan masuk ke supplier financing serta peluang bisnis lain yang dapat menghasilkan yield yang lebih tinggi. Hal ini ditujukan agar bottom line Bank dapat lebih kokoh dalam mengantisipasi persaingan dan juga menopang pertumbuhan yang lebih cepat.

Kami bersyukur bahwa dalam kondisi persaingan di sektor perbankan yang ketat di tahun 2014, Bank Sampoerna mampu membukukan pertumbuhan yang cukup berarti, dengan meningkatnya dana pihak ketiga menjadi sekitar Rp2,7 triliun dan total penyaluran kredit sebesar Rp2,5 triliun per akhir 2014, meningkat masing-masing 29% dan 47% dibandingkan posisi per akhir tahun 2013. Di sisi lain, kami mempertahankan imbal hasil atas aset, dari 1,27% di tahun 2013 menjadi 1,25% per akhir 2014, sementara jumlah pinjaman bermasalah (non-performing loans—NPL) gross walaupun meningkat dari 1,59% per akhir 2013 menjadi 2,35% per akhir 2014, namun masih dalam koridor yang baik sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Efisiensi operasional kami masih berada sedikit di atas ekspektasi sebagaimana ditunjukkan oleh rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 90,71% dibandingkan 88,94% di 2013. Namun demikian, selama tahun 2014, BOPO Bank mengalami tren perbaikan yang positif pada tiap kuartalnya dengan

Corporation (IDIC) maintained the policy that sets the interest rate upper limit for funding, causing banks to hold their interest rate at reasonable levels.

Based on data from Otoritas Jasa Keuangan (Financial Service Authority - OJK), third party funds increased to reach Rp4.114 trillion as at end of 2014, compared to Rp3.664 trillion as at end of 2013. Meanwhile, lending grew by 11.63% to Rp3.706 trillion as at the end of 2014, far below market expectations, which was 15%. Investors wait-and-see strategy prevailing throughout 2014 caused lending growth to weaken and ended the year below market expectations.

Bank Sampoerna’s Performance in 2014

In anticipation of the deceleration of the global economy, in 2014 the Management applied some strategic and anticipatory actions to maintain the Bank’s sustainable development. As one of these strategic actions, in June 2014 the Management redefined its business focus segmentation on the MSME sector, by entering the market with lower ticket size to obtain higher yield, namely the Emerging SME segment, with the lending range between Rp1 – 3 billion and the Super Micro segment with the lending range between Rp500 million – 1 billion. The Bank’s business synergy with a partnering cooperative, Koperasi Mitra Sejati, was continuously maintained through asset buying program. In addition, several business breakthroughs were done, such as our entry to the supplier financing business, as well as seeking other business opportunities that could bring in higher yield. All these actions are aimed at strengthening the Bank’s bottom line in order to anticipate tighter market competition and to support a more prodigious rate of growth.

We are grateful that despite the tightly competitive situation in the banking industry throughout 2014, Bank Sampoerna was able to record a significant growth. This was indicated by the increase in our total third party funds which reached Rp2.7 trillion and our total lending that reached Rp2.5 trillion at the end of 2014. These figures increased by 29% and 47%, respectively, compared with the end of 2013 figures. We also maintained the Bank’s return on assets, from 1.27% in 2013 to 1.25% as at the end of 2014. Meanwhile, non-performing loans or NPL – gross increased from 1.59% as at the end of 2013 to 2.35% as at the end of 2014, remaining within the range allowed by the Indonesia Financial Services Authority (IFSA). Our operational efficiency was slightly above expectation, as shown by the ratio of Operating Expenses to Operating Income which was 90.71% compared to 88.94% in 2013. However, in 2014 the Bank’s Operating Expenses to Operating Revenue ratio showed an improving quarterly trend, from 99.36% in the first quarter to 97.00% in the second quarter then to 95.01% in the third quarter and

Bank Sampoerna 23

perubahan dari 99,36% pada Q1 menjadi 97,00% di Q2, posisi membaik pada 95,01% di Q3 dan ditutup pada angka 90,71% pada akhir tahun 2014.

Hal ini disebabkan di periode pasca-akuisisi sampai dengan tahun 2015, Bank Sampoerna masih berada dalam tahapan investasi, di mana berbagai investasi tetap dilakukan untuk menopang pertumbuhan dan agar Bank dapat bersaing di kancah perbankan. Pada sisi lain, berdasarkan hasil pemeringkatan Pefindo di 2014, Bank Sampoerna kembali mendapatkan rating idBBB+ dengan stable outlook, yang berhasil dipertahankan oleh Bank Sampoerna selama dua tahun berturut-turut sejak 2013.

Salah satu tantangan paling substansial bagi kami di tahun 2014 dalam melaksanakan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran kredit adalah tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia, yang membuat bank-bank berskala kecil semakin sulit dalam menghimpun dana murah. Akan tetapi, berkat posisi Bank Sampoerna yang difokuskan pada segmen UMKM, dan berkat usaha segenap staf dalam melakukan penetrasi pasar ke kota-kota kecil di mana akses perbankan belum tersebar merata, kami masih dapat membukukan prestasi memuaskan. Laba bersih Bank di tahun 2014 mencapai Rp27,33 miliar, naik 46% dari laba bersih tahun 2013 sebesar Rp18,8 miliar.

Seiring dengan itu, total aset Bank meningkat 30% menjadi Rp3,5 triliun per akhir 2014, dari Rp2,7 triliun per akhir 2013. Kami pun hendak menyampaikan bahwa struktur permodalan Bank kini menjadi lebih kuat dengan masuknya modal tambahan sebesar Rp130 miliar di penghujung 2014, yang berasal dari setoran modal para Pemegang Saham, di mana setoran modal tersebut lebih besar dari komitmen yang diberikan para Pemegang Saham kepada OJK sebesar Rp100 miliar setiap tahun sampai dengan tahun 2015. Dengan demikian, total modal disetor Bank mencapai Rp550 miliar, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio—CAR) per akhir 2014 berada pada nilai 23,54%, di atas persyaratan minimum Bank Indonesia. Dukungan Pemegang Saham yang berkomitmen teguh terhadap pertumbuhan Bank secara berkelanjutan ini tentunya sangat berarti bagi kami dalam menjalankan strategi bisnis Bank di masa mendatang. Disamping itu, Pemegang Saham Pengendali juga telah berkomitmen untuk mendukung pencapaian modal sebesar Rp1 triliun di tahun 2016 sebagai perwujudan pemenuhan persyaratan Bank untuk masuk ke dalam kategori BUKU 2 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Dari sisi operasional, di tahun 2014 kami memperluas jaringan kantor menjadi 13 Kantor, dengan membuka dua kantor cabang baru di Samarinda dan Makassar. Kami pun menambah jumlah tenaga kerja kami menjadi 503 orang per akhir 2014. Penambahan cabang yang disertai pertumbuhan jumlah tenaga kerja akan terus kami upayakan di 2015 dan seterusnya, dengan

finally reaching 90.71% at the end of 2014.

This was because in the post-acquisition period that will extend to the end of 2015, Bank Sampoerna was still in investment stage, where various investments will be conducted to support its growth so that the Bank become more competititive in the industry. On the other hand, based on Pefindo’s rating in 2014, Bank Sampoerna yet again obtained the idBBB+ rating with stable outlook, which has been maintained by the Bank for two consecutive years since 2013.

One of the most substantial challenges for us in 2014 as we performed our funding and lending activities was the situation arising from Bank Indonesia’s decision to maintain its benchmark rate at a relatively high level, which created considerable difficulty for small banks to obtain low-cost funds. However, thanks to Bank Sampoerna’s focus on the MSME, and also thanks to the hard work of all employees in penetrating the market in small cities where banking access had been previously almost nonexistent, we were able to record a satisfactory financial result. Our net income in 2014 was Rp27.33 billion, a 46% rise from our 2013 net income, which was Rp18.8 billion.

In line with this, the Bank’s total assets increased by 30% to Rp3.5 trillion at the end of 2014, compared to Rp2.7 trillion at the end of 2013. Herewith we would like to explain that the Bank’s capital structure has become more robust due to additional capital injection amounting to Rp130 billion at the end of 2014, coming from the placement of capital of Shareholders. This capital injection was greater than the amount committed by the Shareholders to the OJK, namely is Rp100 billion per year until the end of 2015. Therefore the total paid-up capital stood at Rp550 billion, with a capital adequacy ratio (CAR) of 23.54% at the end of 2014. This figure was above the minimum required by Bank Indonesia. The full support from our Shareholders given to the Bank’s sustainable development is of valuable importance for implementing the Bank business strategy in the future. In addition, the Controlling Shareholder has committed to support the Bank’s target in terms of capital, namely Rp1 trillion by 2016, as manifestation of the Bank’s commitment to fulfilling the requirements for the BUKU 2 category based on Bank Indonesia Regulations.

On the operational front, throughout 2014 we expanded our office network to 13 offices by opening two new branch offices in Samarinda and Makassar. We also expanded our workforce, employing a total of 503 personnel as at the end of 2014. The expansion of our branch network accompanied with addition of employees will be continuously carried on in 2015 and in coming years, by

2014 Annual Report / Laporan Tahunan24

mengindahkan peraturan terkait alokasi modal inti dan perizinan dari Bank Indonesia (OJK).

Di tahun 2014 dalam rangka semakin beradaptasi dengan perkembangan di pasar, terutama di segmen UMKM, kami telah merumuskan Strategi Pertumbuhan Jangka Panjang yang baru untuk jangka waktu lima tahun ke depan, yang dilandaskan pada fleksibilitas kami dalam melakukan pemasaran. Kami percaya ini merupakan modal yang penting bagi Bank untuk melangkah ke depan. Sebagai Bank yang relatif masih muda, Bank Sampoerna memiliki ukuran yang tepat untuk dapat melayani elemen-elemen masyarakat yang masih belum memiliki akses memadai terhadap produk dan layanan perbankan.

Di tahun 2014, Bank Sampoerna juga terus meningkatkan inovasi layanan perbankan yang sifatnya transaksional, dengan diluncurkannya layanan internet banking, phone banking dan kartu debit, untuk mendukung layanan kartu ATM, yang dapat digunakan di seluruh outlet yang tergabung dalam jaringan Prima. Dan untuk mendukung inovasi-inovasi yang telah kami rencanakan untuk tahun-tahun mendatang, kami sedang mempersiapkan untuk peningkatan core system perbankan ke sistem Temenos, yang tentunya lebih canggih dan memadai untuk memfasilitasi pengembangan bisnis Bank ke depan.

Kepedulian Sosial

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kami, Bank Sampoerna sepanjang tahun 2014 telah melaksanakan sejumlah program yang dilandasi oleh rasa kepedulian sosial, yang menjadi bagian dari nilai-nilai Sampoerna Way. Kami mengeluarkan biaya total sekitar Rp250 juta di tahun 2014 untuk menyelenggarakan program-program pengembangan masyarakat yang mencakup aspek sosial, pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan bantuan terhadap bencana. Kami juga senantiasa mendukung program-program OJK terkait dengan edukasi dan literasi keuangan, di mana di tahun 2014 kami telah menyelenggarakan beberapa program edukasi perbankan dan juga program edukasi terkait dengan pemberdayaan para pengusaha kecil di Jawa Timur bekerjasama dengan mitra bisnis Koperasi Mitra Sejati. Kami berencana untuk semakin meningkatkan peran kami dalam aspek pengembangan masyarakat, dan juga meningkatkan upaya kami dalam mendukung program pemerintah terkait kampanye Edukasi dan Literasi Keuangan. Secara khusus kami akan menggunakan pendekatan komunitas yang sesuai dengan konsep Community Banking yang kami anut, yang mencerminkan harapan kami untuk dapat melayani segala kebutuhan perbankan yang ada di masyarakat di mana kami berada.

due consideration to the prevailing rules of Tier I Capital allocation, and on the approval of Bank Indonesia (OJK).

In order to adequately adjust to the market developments especially in the MSME segment, we have formulated a new Long Term Growth Strategy for the Bank’s next five years, based our flexibility in marketing. This we believe will become our asset to step forward in the future. As a newcomer in the banking industry, Bank Sampoerna has already employed a proper standard for providing the best service to various elements of the society, where proper access to banking products and services have barly existed.

In 2014 Bank Sampoerna continued to enhance innovation in transactional banking services. We launched various services such as internet banking, phone banking and debit card that can be used at all outlets connected to the ATM Prima banking network. And to support our innovation for the coming years, we are preparing for the migration of the Bank’s core system into the Temenos system, which is certainly more advanced and sufficient to facilitate the Bank’s business development in the future.

Social Responsibility

As part of our social responsibility, throughout 2014 Bank Sampoerna carried out a number of programs fueled by our social concern and which made up the Sampoerna Way’s corporate values. We spent Rp250 million in total throughout 2014 for programs aimed at developing the society with respect to various aspects such as social, economic empowerment, education, health, as well as relief for natural disaster victims. Furthermore, we constantly supported the OJK’s initiative for improving public financial literacy by conducting education programs about the banking industry and other educational programs aimed at empowering small enterprises in East Java, working closely with our business partner, Koperasi Mitra Sejati. And we plan to increasingly support people’s empowerment as well as the government’s programs related to Financial Education and Literacy campaign. Our approach to the community shall in particular employ a concept that is aligned with our Community Banking concept, which reflects our hope to be able to serve the banking needs of all communities within whom we are present.

Bank Sampoerna 25

Untuk mendukung kesinambungan program pengembangan masyarakat di sektor UMKM, pada Mei 2014 Bank Sampoerna berkolaborasi dengan Koperasi Mitra Sejati kembali membuka Learning Center Sahabat Financial Institute (SFI) di Pekanbaru, Riau, yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Riau, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan serta Manajemen Bank Sampoerna. Cabang SFI Pekanbaru ini adalah cabang ketiga yang dimiliki oleh Sampoerna Financial Group setelah Jakarta dan Surabaya. Sebagai suatu lembaga pendidikan, SFI akan menjadi wadah dan tempat pelatihan dan pengembangan UMKM serta wadah edukasi untuk memahami produk dan jasa keuangan (financial literacy).

To ensure continuity of community development programs in the MSME segment, in May 2014 Bank Sampoerna collaborated with Koperasi Mitra Sejati to launch the Learning Center Sahabat Financial Institute (SFI) in Pekanbaru, Riau, attended by the Vice Governor of Riau, representatives of Financial Service Authority and the Management of the Bank. This SFI Pekanbaru branch became the third branch of Sampoerna Financial Group after the ones in Jakarta and Surabaya. As a learning institution, SFI will become a venue for training and development for MSME business development, as well as a center for financial literacy enhancement.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasaran pertumbuhan bisnis kami, yang antara lain adalah pencapaian aset sebesar Rp20 triliun pada tahun 2020, dibutuhkan dukungan dari sistem tata kelola perusahaan yang baik. Ini mencakup kelengkapan dalam struktur organisasi, penempatan orang-orang yang tepat pada jabatan-jabatan penting dalam organisasi, manajemen risiko yang disiplin dan komprehensif, implementasi praktik-praktik bisnis dan perbankan yang cermat dan penuh kehati-hatian (prudent), serta kepatuhan secara menyeluruh terhadap peraturan yang berlaku dan arahan dari pihak regulator. Pada tahun 2014, sistem tata kelola perusahaan di Bank Sampoerna terus mengalami penyempurnaan untuk mengawal setiap aktivitas perbankan kami agar berada dalam koridor perbankan sebagaimana mestinya.

Direksi juga terus menjalin hubungan yang baik dengan Dewan Komisaris yang selama ini telah menunjukkan kepercayaannya kepada kami dalam mengelola Bank

Good Corporate Governance Implementation

We fully realize that in order to achieve our business growth targets, among others amassing total assets worth Rp20 trillion by 2020, we need the support from the implementation of good corporate governance. This includes a comprehensive range of organizational structure, including the placement of the right people in crucial positions, a disciplined and comprehensive risk management, implementation of prudent business and banking practices, and full compliance with the prevailing rules and regulations. In 2014, the corporate governance system in Bank Sampoerna was constantly improved to safeguard the Bank’s activities to be within the corridor of regulations.

The Board of Directors has also built excellent rapport with the Board of Commissioners who has given the trust to us to manage Bank Sampoerna, and their utmost support

Laba bersih Bank di tahun 2014 mencapai Rp27,33 miliar, naik 46% dari laba bersih tahun

2013 sebesar Rp18,8 miliar

Our net income in 2014 was Rp27.33 billion, an 46% increase from Rp18.8 billion in 2013

2014 Annual Report / Laporan Tahunan26

Sampoerna, dan memberikan dukungan yang maksimal kepada kami dengan tetap melakukan pengawasan aktif melalui rapat-rapat secara berkala. Selain itu, kami juga meningkatkan akuntabilitas proses perbankan dengan menggiatkan fungsi serta penambahan personil dari Satuan Kerja Audit Internal dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

Pada tahun 2014 terjadi perubahan dalam keanggotaan Direksi dengan dilakukannya pergantian Direktur Utama dari Bapak Indra Wijaya Supriadi kepada saya sendiri, Ali Rukmijah. Dengan demikian, susunan Direksi per akhir tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Ali Rukmijah – Direktur Utama2. Agresius Robajanto Kadiaman – Direktur Keuangan

dan Perencanaan Bisnis3. Ganda Rahaja Rusli – Direktur Kredit & Collection4. Setyo Dwitanto – Direktur Kepatuhan & Manajemen

Risiko

Prospek Bank Sampoerna Tahun 2015

Memasuki tahun 2015, kami meyakini bahwa prospek ekonomi Indonesia khususnya di kalangan UMKM masih sangat menjanjikan untuk tumbuh signifikan walaupun kami memperkirakan kondisi persaingan dan likuiditas di tahun 2015 tetap akan ketat. Kami optimis bahwa perubahan struktural yang telah dilakukan oleh pemerintah terkait anggaran negara, yakni peralihan dana subsidi bahan bakar minyak menjadi modal pembangunan infrastruktur, akan berdampak positif terhadap pertumbuhan jangka panjang. Selain menurunkan besaran defisit neraca berjalan, langkah ini kami percaya juga akan semakin memperkuat pondasi ekonomi Indonesia, yang sejatinya begitu sarat dengan sumber daya di tanah airnya dan kreativitas dalam diri bangsanya.

Untuk dapat mencapai sasaran-sasaran dan target di tahun 2015 sesuai komitmen kami kepada OJK, maka kami akan terus menggenjot kinerja operasional kami di segmen UMKM, khususnya Emerging UKM dan Super Mikro, dengan merekrut orang-orang yang memiliki semangat dan kompetensi yang tepat untuk dapat menjangkau nasabah baru di tempat-tempat di mana layanan perbankan masih jarang, dan memperlengkapi seluruh tenaga kerja kami agar mereka semakin mendengarkan kebutuhan nasabah dan memberikan pelayanan yang terbaik.

Apa yang telah kami raih hingga sejauh ini tentunya adalah berkat kerja keras semua pihak di Bank dan dukungan dari para pemangku kepentingan, yang tak hanya terbatas pada Pemegang Saham, para nasabah, dan regulator, tetapi juga media, mitra dan masyarakat luas.

by actively supervising our performance through regular meetings. In addition, we have enhanced our banking processes accountability through the intensification of Internal Audit Unit and Risk Management Unit functions and recruiting more personnel for these functions.

In 2014, there was a change to composition of the Board of Directors by the changing of President Director from Indra Wijaya Supriadi to myself, Ali Rukmijah. Thus the members of the Board of Directors as of 2014 are as follows:

1. Ali Rukmijah – President Director2. Agresius Robajanto Kadiaman – Finance and Business

Planning Director3. Ganda Rahaja Rusli – Credit and Collection Director4. Setyo Dwitanto – Compliance and Risk Management

Director

Our Prospect in 2015

Stepping further into 2015, we believe that the country’s economic prospects particularly in the MSME sector will remain bright for a significant growth, despite our estimation that competition and liquidity will be tight throughout the year. We are optimistic however that the restructuring of the state budget, which has been done by the Government through among others the reallocation of fuel subsidies to finance infrastructure development, will yield remarkably positive impacts on the nation’s long term development. Aside from narrowing the current account deficit, we believe this move will strengthen Indonesia’s economic foundation which continues to be endowed with vast reserves of natural resources and boundless creativity in the minds of its people.

In order to achieve our objectives and targets in 2014 in line with our commitment to OJK, we will continuously boost our operational performance in the MSME sector, especially in the Emerging SME and Super Micro segments. We will recruit people with the right attitude and competence to win new customers in areas where banking services are still hard to come by. We will equip our personnel with the knowledge and expertise necessary for them to listen carefully to all the needs of the people, and render them the highest quality service.

What we have achieved so far is certainly inseparable from all the hard work of all personnel and the support of our stakeholders, namely our Shareholders, customers, regulators, as well as the media, our partners, and the society at large.

Bank Sampoerna 27

Akhir kata, kami menghaturkan rasa terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan dengan harapan seluruh pemangku kepentingan dapat mendukung berbagai upaya yang akan kami lakukan di tahun 2015 dan selanjutnya dalam rangka mengimplementasikan strategi pertumbuhan jangka panjang kami, dan menjadikan Bank Sampoerna sebagai salah satu bank umum terkemuka di Indonesia.

Ali RukmijahDirektur UtamaPresident Director

In closing, we would like to thank all stakeholders, with the hope that they will continue to support our initiatives in 2015 and onward, in our aim to implement our long term development strategy and render Bank Sampoerna as one of Indonesia’s leading banks.

Memasuki tahun 2015, kami meyakini bahwa prospek ekonomi Indonesia khususnya di UMKM masih sangat

menjanjikan untuk tumbuh signifikan

Stepping further into 2015, we believe that the country’s economic prospects particularly in the MSME segment

will remain bright for a significant growth

2014 Annual Report / Laporan Tahunan28

Manajemen BankManagement of the Bank

Bank Sampoerna 29

Bank Sampoerna 31

Profil Bank Sampoerna

Profile of Bank Sampoerna

2014 Laporan Tahunan Annual Report

2014 Annual Report / Laporan Tahunan32

Profil Bank SampoernaProfile of Bank Sampoerna

Profil Perusahaan PT Bank Sahabat SampoernaCompany Profile of PT Bank Sahabat Sampoerna

Nama / Name PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”)

Bidang Usaha / Line of Business Perbankan / Banking

Alamat / Address Sampoerna Strategic Square, North Tower, Mezzanine Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930

Telepon / Telephone (021) 5795 1234, 5795 1515

Faksimili / Facsimile (021) 5795 0626

Call Center: 5000 35

Homepage: www.banksampoerna.com

Hasil Pemeringkatan/ Rating IdBBB+(triple B plus; outlook stabil) dari Pefindo/IdBBB+(triple B plus; stable outlook) from Pefindo

Tahun Berdiri / Years of Establishment Tahun 1990 d/h PT Bank Dipo International /1990 formerly known as PT Bank Dipo International

Tanggal Beroperasi / Years of Operation Tanggal 9 September 1991 d/h PT Bank Dipo International/ 9 September 1991, formerly known as PT Bank Dipo International

Tahun Perubahan Nama / Years of Name Transformation Februari tahun 2012 menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna / February 2012 as PT Bank Sahabat Sampoerna

Dasar Hukum Pendirian / Legal basis of Establishment Akte Notaris Ny. Susana Zakaria, S.H., No.95 dengan nama PT Dipo Internasional Bank. Anggaran Dasar (AD) Bank telah disetujui Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 17 Desember 1990 melalui Surat Keputusan No.C2-6534.HT.01.01 Th.90 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.439, Tambahan No.13 tanggal 13 Februari 1991/ Notarial Deed of Mrs. Susana Zakaria, SH., No.95 under the name of PT Dipo Internasional Bank. The Articles of Association was approved by Ministry of Justice of Republic of Indonesia dated 17 December1990 under Decree No.C2-6534.HT.01.01 of 90 and announced on State National Gazzette of Republic of Indonesia No.439, appendix No.13 dated 13 February 1991.

Modal Dasar / Authorized Capital Rp1.660.000.000.000,- (satu triliun enam ratus enam puluh miliar rupiah / one trillion six hundred and sixty billion rupiah)

Modal Disetor / Paid-in Capital Rp.550.000.000.000,- (lima ratus lima puluh miliar rupiah /five hundred and fifty billion rupiah)

Kantor Layanan / Service Office 1 Kantor Pusat/ Head Office8 Kantor Cabang/ Branch Offices4 Kantor Cabang Pembantu / Sub Branch Offices

Jumlah Jaringan ATM / Total of ATM Networks 13 Mesin ATM dan 74.000 jaringan ATM Prima /13 ATM Machines and 74,000 ATM Prima network

Jumlah Karyawan / Total Employees 503 Karyawan / Employees

Pemegang Saham / Shareholders PT Sampoerna Investama (81%)

PT Cakrawala Mulia Prima (18%)

Ekadharmajanto Kasih (1%)

Bursa Terdaftar / Stock Exchange Tidak Ada (Perusahaan Tertutup) / Not Available (Non-Listed)

Akuntan Publik / Public Accountant Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto RSM AAJ Associates Plaza Asia, 10th floor Jl. Jendral Sudirman Kav 59 Jakarta 12190 Indonesia

Lembaga Pemeringkat / Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia ( PEFINDO ) Panin Tower, Senayan City 17th, FloorJl. Asia Afrika LOT 19 Jakarta 10270

Bank Sampoerna 33

Tentang Simbol IdentitasAbout Our Symbol of Identity

Simbol identitas Bank Sampoerna tertuang dalam logo Bank, yang menggambarkan filosofi tiga tangan. Simbol

ini merepresentasikan sinergi yang harmonis antara kami, Bank Sampoerna, nasabah yang mempercayakan

dananya pada kami, dan nasabah yang kami bantu melalui penyaluran kredit

Bank Sampoerna’s symbol of identity is clearly reflected on the Bank’s logo, which depicts the three hands philosophy, representing the harmonious synergy among us, Bank Sampoerna, our depositors that place their funds with us, and

our borrowers that obtain lending facilities from us

S ebagai Bank yang senantiasa ingin memberikan produk dan layanan perbankan yang terbaik dan

disesuaikan dengan kebutuhan nasabahnya, kami membina hubungan timbal balik yang baik dengan para nasabah berdasarkan prinsip saling menghormati, saling menghargai, dan menjunjung etika. Melalui hubungan baik ini kami berharap untuk dapat berkontribusi secara nyata kepada komunitas di mana kami berada, menjadikan kehidupan bangsa adil dan makmur.

Sebagai Bank, kami bertekad untuk menyediakan jasa perbankan yang berkualitas kepada masyarakat untuk mendukung, membantu, dan mendampingi mereka, khususnya para nasabah kami di sektor UMKM, dalam mengambil keputusan di bidang keuangan sehingga mereka dapat menggapai kehidupan yang lebih sejahtera.

As a Bank that is constantly striving to provide banking services and products of the best kind

and tailored to the customers’ needs, we maintain a strong reciprocal relationship with our customers based on the principle of mutual respect and business ethics. Through this fruitful partnership we hope to contribute to the communities where we exist, helping to create a prosperous and equitable nation.

As a Bank, we strive to provide high-quality banking services to the public in order to support, assist, and accompany them, especially our customers in the MSME sector, in financial decision making, so that they may achieve a greater state of wellbeing.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan34

Sekilas tentang Bank SampoernaA Brief on Bank Sampoerna

Bank Sampoerna awalnya didirikan dengan nama PT Dipo Internasional Bank pada tanggal 27

September 1990, dan mulai beroperasi tanggal 9 September 1991 sesuai izin usaha yang diberikan Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.668/ KMK.013/1991 tertanggal 1 Juli 1991.

Nama Bank selanjutnya diubah menjadi PT Bank Dipo Internasional, sekaligus penyesuaian Anggaran Dasar dalam rangka menanggapi Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) Para Pemegang Saham Bank No.65 tanggal 22 Mei 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Arikanto Natakusumah, SH., telah dilakukan perubahan modal dasar Bank menjadi Rp400 miliar, sekaligus dilakukan penyesuaian Anggaran Dasar Bank sesuai Undang- Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU.31043.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 6 Juni 2008.

Pada tahun 2008 Grup Sampoerna Strategic bermaksud untuk mengakuisisi PT Bank Dipo Internasional yang dimiliki oleh PT Pahalamas Sejahtera sebagai Pemegang Saham Pengendali. Namun dikarenakan terjadinya krisis keuangan global, para pihak sepakat untuk menunda proses akuisisi tersebut.

Pada periode penundaan tersebut, Grup Sampoerna Strategic tetap membantu para pengusaha UMKM dengan membangun bisnis di bidang finansial melalui pendirian Koperasi Mitra Sejati (Sahabat UKM)

Dalam periode 2008–2010, perkembangan dan pertumbuhan Sahabat UKM cukup signifikan dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. pada Periode tahun 2009–2014, Sahabat UKM telah memiliki 118 kantor yang tersebar di Jakarta, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Selatan.

Paska krisis keuangan global di tahun 2010, para pihak sepakat untuk melanjutkan akusisi terhadap PT Bank Dipo Internasional.

Bank Sampoerna was originally established as PT Dipo Internasional Bank on 27 September 1990,

and commenced operations on 9 September 1991 based on the business license issued by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia through the Decree No.668/KMK.013/1991 dated 1 July 1991.

The Bank then changed its name to PT Bank Dipo Internasional and adjusted its Articles of Association in response to the enactment of the Law No.1 of 1995 on Limited Liability Company.

Based on the Minutes of Extraordinary Shareholders Meeting (EGMS) of the Bank’s Shareholders No.65 dated 22 May 2008, prepared in front of Arikanti Natakusumah, SH., a Notary, the Bank confirmed the change in its Authorized Capital to Rp400 billion, as well as confirmed an amendment to the Bank’s Articles of Association according to Law No.40 of 2007 on Limited Liability Company. The amendment was approved by Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia with the Decision Letter No.AHU.31043.AH.01.02 of 2008 dated 6 June 2008.

In 2008, Sampoerna Strategic Group intended to acquire PT Bank Dipo Internasional which was under PT Pahalamas Sejahtera as the Controlling Shareholder. However, due to global economic crisis, both parties agreed to suspend the transaction.

During such period, the Sampoerna Strategic Group continued helping the MSME entrepreneurs by establishing a financial business which was managed under Koperasi Mitra Sejati (Sahabat UKM).

In the period of 2008–2010, Sahabat UKM is a respected cooperative among other financial institution experienced a vast development and growth and in fact could compete with other financial institutions. During 2009–2014, Sahabat UKM managed 118 offices in Jakarta, East Java, Sumatera, Kalimantan, and South Sulawesi.

Post the global financial crises in 2010, the Parties agreed to continue the acquisition process of PT Bank Dipo Internasional.

Bank Sampoerna 35

Pada tanggal 9 Mei 2011 proses akuisisi PT Bank Dipo Internasional dapat diselesaikan, dimana Grup Sampoerna Strategic melalui PT Sampoerna Investama mengambil alih 85% kepemilikan saham PT Pahalamas Sejahtera dan menjadi Pemegang Saham Pengendali.

Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.52 tertanggal 28 Desember 2011, disepakati bahwa nama Perusahaan diubah menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna, beserta logo Bank. Perubahan tersebut disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-02080.AH.01.02, tertanggal 13 Januari 2012, dan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.14/7/KEP. GBI/2012 tertanggal 22 Februari 2012.

Sejak tahun 2011, Bank Sampoerna melakukan kolaborasi dan sinergi aktivitas bisnisnya dengan Koperasi Mitra Sejati dalam rangka peningkatan portofolio kredit melalui program asset buying

Periode 2012 - 2013 merupakan fase investasi dan konsolidasi khususnya dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan pengembangan teknologi informasi agar dapat lebih bersaing. Pada periode ini pula manajemen terus memperkuat pondasi organisasi dan penerapan corporate values untuk menciptakan organisasi yang solid.

Pada bulan Mei 2014 dan dalam rangka menciptakan pertumbuhan yang lebih cepat, pemegang saham melakukan perubahan kepengurusan dengan dilakukannya pergantian Direktur Utama dari Bapak Indra W Supriadi kepada Bapak Ali Rukmijah.

Melalui 13 jaringan kantor cabangnya di seluruh Indonesia, dan didukung layanan ATM Prima serta phone & internet banking, dan juga sinergi bisnis dengan Koperasi Mitra Sejati, Bank Sampoerna berfokus untuk melayani sektor UMKM di Indonesia agar dapat berkembang menuju skala yang lebih besar.

On 9 May 2011, the acquisition process of PT Bank Dipo Internasional has been successfully accomplished in which Sampoerna Strategic Group through PT Sampoerna Investama acquired 85% shares ownership of PT Pahalamas Sejahtera and hence become the Controlling Shareholder.

Subsequently, based on the Statement of Resolutions Outside the Extraordinary General Meeting of Shareholders No.52 dated 28 December 2011, it was agreed that the Bank’s name be changed to PT Bank Sahabat Sampoerna, and a new logo was introduced as well. The changes were approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through the Decree No.AHU-02080.AH.01.02, dated 13 January 2012, and the Decree of the Governor of Bank Indonesia No.14/7/KEP.GBI/2012 dated 22 February 2012.

Since 2011, Bank Sampoerna collaborated and synergized its business activities with Koperasi Mitra Sejati to boost up its credit portfolio through asset-buying scheme.

The period during 2012 - 2013 was considered as investment and consolidation stage particularly to increase human resource competency and development of information technology to cope with competition. Within this stage as well, the Management has been persistenly strengthened the foundation of the organisation and the implementation of corporate values to establish a solid organisation.

On May 2014 and in order to accelerate business growth, the Shareholders initiated a change in Management by substituting the President Director from Indra W Supriadi to Ali Rukmijah.

Through its 13 branch offices spread across Indonesia and supported by the ATM Prima network and phone and internet banking services, and also through business synergy with Koperasi Mitra Sejati, Bank Sampoerna is focused on serving the MSME segment in Indonesia to help them grow larger.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan36

G rup Sampoerna Strategic melalui PT Sampoerna Strategic adalah perusahaan swasta yang bergerak

di bidang penanaman modal dan berdomisili di Indonesia. Saat ini, Grup Sampoerna Strategic hadir di lima sektor industri, yaitu:

1. Agrikultur : PT Sampoerna Agro Tbk.2. Perbankan : PT Sampoerna Investama3. Properti : PT Sampoerna Land4. Telekomunikasi : PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia5. Pengolahan Kayu : PT Samko Timber

Grup Sampoerna Strategic juga berafiliasi dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) dan Koperasi binaan, Koperasi Mitra Sejati.

S ampoerna Strategic Group or PT Sampoerna Strategic is a private investment company that is domiciled in

Indonesia. Sampoerna Strategic Group presents in the following five industries:

1. Agriculture : PT Sampoerna Agro Tbk2. Banking : PT Sampoerna Investama3. Property : PT Sampoerna Land4. Telecommunications : PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia5. Timber : PT Samko Timber Limited

Sampoerna Strategic Group is also affiliated with Putera Sampoerna Foundation (PSF) and Koperasi Mitra Sejati.

Sekilas tentangGrup Sampoerna StrategicA Glance on Sampoerna Strategic Group

Bank Sampoerna 37

VISIVISION

Menjadi institusi keuangan pilihan masyarakat yang berfokus pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah, dan memberikan pelayanan yang terpercaya dan profesional .

To be the most preferred financial institution that focuses on micro, small, and medium businesses and serves the society with trust and professionalism.

MISI MISSION

Memberdayakan masyarakat dengan memberikan kesempatan dan dukungan agar berhasil di sektor usaha mikro, kecil dan menengah.

To empower the community by providing opportunity and support to succeed in the micro, small, and medium businesses.

Visi dan MisiVision and Mission

2014 Annual Report / Laporan Tahunan38

Nilai - Nilai Perusahaan

Corporate Values (Sampoerna Way)

“Our core values: Towards Excellence (Anggarda Paramita) and The

Three Hands (Tiga Tangan) have been guiding us for more than three

generations. Today, it is imperative that we recognize and believe these

values as our guidance in determining what is desirable and appropriate.

Through The Sampoerna Way Forum, we will discuss our core values and

provide better understanding in living these values.” -

Putera Sampoerna

Bank Sampoerna 39

I. Menuju Kesempurnaan (Anggarda Paramita)

1. Sistem berbasis prestasi2. Organisasi yang efektif dan optimal

II. Tiga Tangan

1. Kerjasama tim dan fleksibilitas2. Saling menghormati3. Integritas dan etika4. Komunitas

Direksi dan Dewan Komisaris Bank Sampoerna telah menyatakan komitmennya dalam mewujudkan Visi, Misi, dan Sampoerna Way sebagaimana dijelaskan di atas, melalui berbagai aktivitas di internal seperti dilaksanakannya kegiatan Morning Enlightment (Nuansa Pagi) setiap bulan. Bahkan untuk memperkuat eksistensi dalam penerapan corporate values ini pada Desember 2014 telah diluncurkan suatu lagu yang dinamakan “Spirit Satu Sampoerna” sebagai salah satu wujud pemersatu dari seluruh komponen di Sampoerna Financial Group.

I. Towards Excellence (Anggarda Paramita)

1. Meritocracy2. Requisite Organization

II. The Three Hands

1. Teamwork and flexibility2. Respect3. Integrity and Ethics4. Community

The Board of Directors and the Board of Commissioners of Bank Sampoerna have stated their commitment to realizing the Vision, Mission, and the Sampoerna Way as described above through various internal activities, such as Morning Enlightment event taking place every month. Furthermore, to strengthen the implementation of these corporate values, in December 2014 a theme song entitled “Spirit Satu Sampoerna” was launched to unify all components within the Sampoerna Financial Group.

S ampoerna Way adalah konsep nilai yang disusun dengan tujuan memberikan pedoman bagi setiap

pihak yang berkarya dalam organisasi Sampoerna Strategic. Grup Sampoerna Strategic meyakini bahwa setiap individu dalam organisasi adalah sumber daya yang paling utama. Sampoerna Way dikembangkan dari keyakinan Sampoerna bahwa untuk dapat memenangkan persaingan dan mencapai tujuan organisasi, dibutuhkan orang-orang berkarakter kuat yang menganut serangkaian nilai tertentu.

Sampoerna Way mengandung enam nilai inti yang terbagi menjadi dua filosofi, yaitu:

S ampoerna Way is a set of values established to provide a guideline for each party working within

the Sampoerna Strategic organization. The Sampoerna Strategic Group believes that every individual within the organization plays a central role as the organization’s most important resource. Sampoerna Way has been developed from this conviction that to be able to succeed in competition and achieve the goals of the organization, it takes people with strong characters that uphold a set of certain values.

Sampoerna Way consists of six core values separated into two philosophies, namely:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan40

Momentum BersejarahMilestones

MeiMay

Penunjukan Bapak Ali Rukmijah sebagai Direktur Utama baru Bank Sampoerna

Appointment of Ali Rukmijah as the new President Director of Bank Sampoerna

2014

AprilApril

Pembukaan cabang Makassar

Bank Sampoerna opened a branch in Makassar

SeptemberSeptember

Bank Dipo didirikan oleh PT Pahalamas Sejahtera dengan status sebagai bank non-devisa

Bank Dipo was established by PT Pahalamas Sejahtera as a non-foreign exchange bank

MeiMay

Akusisi 85% saham Bank Dipo Internasional oleh PT Sampoerna Investama, dengan 15% saham tetap dimiliki PT Pahalamas Sejahtera

PT Sampoerna Investama acquired 85% of the shares of Bank Dipo International, with the other 15% remained owned by PT Pahalamas Sejahtera

2013JuniJune

Berkolaborasi dengan Grup Alfa, PT Cakrawala Mulia Prima sebagai

Pemegang Saham

The Bank collaborated with Alfa Group via PT Cakrawala Mulia

Prima as Shareholder

JuliJuly

Pembukaan cabang Bandung

Bank Sampoerna opened a branch in Bandung

Desember December

Penyempurnaan Logo Bank Sampoerna

Bank Sampoerna’s logo was perfected

Mei-Desember May-December

Proses transisi dan integrasi Bank paska akuisisi

The Bank underwent transition & integration process post-acquisition

20111990

Bank Sampoerna 41

Agustus August

a. Peluncuran layanan Internet Banking Launching of the Internet Banking service

b. Pembukaan KCP Pluit (relokasi) Bank Sampoerna opened the Pluit Sub-Branch (relocation)

September September

a. Pembukaan Bank Sampoerna KCP Puri Indah (relokasi)Bank Sampoerna opened the Puri Indah Sub-Branch (relocation)

b. Pembukaan Bank Sampoerna cabang SamarindaBank Sampoerna opened a branch in Samarinda

DesemberDecember

Para Pemegang Saham Bank Sampoerna melakukan penambahan modal disetor sebesar Rp130 miliar

The Shareholders of Bank Sampoerna injected additional capital in the amount of Rp130 billion

November November

Usulan pergantian nama Bank menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna

The Bank was advised to change its name to PT Bank Sahabat Sampoerna

DesemberDecember

Peluncuran layanan ATM Bank Sampoerna

Bank Sampoerna launched its ATM service

Oktober October

Pembukaan cabang Palembang dan Surabaya

Bank Sampoerna opened a branch each in Palembang and Surabaya

Mei May

Peresmian dan peluncuran Bank Sampoerna kepada publik

Bank Sampoerna was officially launched to the public

Februari February

Perubahan nama dan logo menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna

The Bank’s name and logo were changed to the new one, PT Bank Sahabat Sampoerna

Maret March

Pemindahan serta peresmian kantor pusat operasional Bank Sampoerna

Relocation and official launching of Bank Sampoerna Head Office

JanuariJanuary

Perubahan manajemen Bank untuk pencapaian visi dan misi baru

The Bank’s management underwent a change in order to achieve its new vision and mission

2012

2014 Annual Report / Laporan Tahunan42

B erdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Bank Sampoerna adalah berusaha di bidang

perbankan, dengan ruang lingkup kegiatan meliputi:

1. Menyediakan produk-produk dan pelayanan perbankan konvensional, tetapi tidak terbatas pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

2. Bekerja sama dengan lembaga non-keuangan lainnya akan tetapi tidak terbatas pada aliansi strategis, kegiatan pembiayaan bersama melalui asset buying, chanelling, joint financing dan pengaturan pelaksanaan lainnya dengan koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan lembaga keuangan lain.

3. Memberikan akses teknis dan finansial kepada pengusaha mikro, kecil, dan menengah.

4. Melakukan kegiatan perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan Usaha Line of Business

I n accordance with Article 3 of its Articles of Association, Bank Sampoerna’s goals and

objectives are to build a banking business with the following scope:

1. To provide conventional banking products and services, but not limited to the micro, small and medium (MSME) businesses.

2. Cooperation with other non-financial institutions yet not limited to strategic alliances, asset buying, chanelling, joint financing, and other arrangement with cooperatives, rural credit banks (BPR) and other financial institutions.

3. To provide technical and financial access to the micro, small and medium enterprises.

4. To conduct other banking activity according to the prevailing rules and regulations.

MEDANSumatera Utara

Bank Sampoerna 43

Jaringan KantorBank Sampoerna

Bank Sampoerna Office Network

Wisma SejahtetaJl. S. Parman Kav. 75, Lt. 1Jakarta Barat 11410Telp. (021) 5306360Fax. (021) 530 6362 / 70

SurabayaJl. Diponegoro No. 73Kel. Darmo, Kec. WonokromoTelp. (031) 568 7157Fax. (031) 567 8973

PalembangJl. Jend. Sudirman KM 4,5Komp. Ruko Ario Kemuning No. 2Palembang 30128Telp. (0711) 561 0177 / 78 / 79Fax. (0711) 561 0180

BandungJl. Pasir Kaliki No. 175Cicendo, Bandung 40171Telp. (022) 604 7223Fax. (022) 604 7224

PekanbaruJl. Tuanku Tambusai No. 391Pekanbaru, Riau 28282Telp. (0761) 839 590 / 91Fax. (0761) 839 589

MedanJl. Sutomo No. 27 D-EPasar BaruMedan 20232Telp. (061) 456 5666Fax (061) 453 001

Kantor Cabang / Branch Offices

Puri IndahJalan Puri Indah Raya Blok A No.15, Jakarta BaratTelp. (021) 5835 2026Fax. (021) 5835 2027

Kelapa GadingJl. Boulevard Raya Blok CN 3 No. 5, Jakarta Utara 14240Telp. (021). 451 4581-83 Fax. (021). 451 45 80

FatmawatiJl. RS. Fatmawati No. 37, Jakarta SelatanTelp. (021) 7591 3868 Fax. (021) 7591 0289

PluitJalan Pluit Karang Timur No.109, Blok B8 Timur, Kav.111, Jakarta UtaraTelp. (021) 666 75542Fax. (021) 666 75543

Kantor Cabang Pembantu / Sub Branch Offices

JAKARTAKantor Pusat / Head Offices

PT Bank Sahabat SampoernaSampoerna Strategic, North Tower, MezzanineJl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta [email protected], www.banksampoerna.com

MEDANSumatera Utara

PEKAN BARURiau

PALEMBANGSumatera Selatan

BANDUNGJawa Barat SURABAYA

Jawa Timur

SAMARINDAKalimantan Timur

MAKASSARSulawesi Selatan

MakassarJl. Veteran Utara, No 260 GKel. Lariang Bangi, Kec. MakassarMakassar 90141Telp. (0411) 363 9330Fax. (0411) 363 9310

SamarindaJl. Ahmad Yani No. 6CTermindung Permai, Sungai PinangSamarinda, Kalimantan TimurTelp. (0541) 727 38 33Fax. (0541) 727 38 44

PALOPO *Sulawesi

SORONG *Papua

RANTAU PRAPAT *Sumatera Utara

Keterangan / Notes : *) Akan dibuka pada tahun 2015 / Will be launched in 2015

JAYAPURA*Papua

2014 Annual Report / Laporan Tahunan44

Jaringan Koperasi Mitra SejatiMitra Pembiayaan

Network of Koperasi Mitra SejatiChanneling Partner

Sumatera UtaraNorth Sumatra

•Bagan Batu•Kota Pinang•Rantau Rapat•Aek Kanopan•Aek Nabara•Sidempuan•Penyabungan•Cikampek•Gunung Tua•Pmtg. Siantar•Kisaran•Sei Rampah•Perdagangan•Lubuk Pakam

Riau

•Panam•Sukajadi•Air Molek•Taluk Kuantan•Lipat Kain•Depok•Muara Lembu•Kandis•Duri•Ujung Batu•Ps. Pangairan•Flamboyan•Bangkinang•Kota Tengah•Sibuhuan•Kerinci•Belilas•Sorek•Perwang•Ukui

Kalimantan BaratWest Kalimantan

•Sungai Piyuh•Singkawang•Parit Baru•Pontianak•Bengkarang •Sambas•Sanggau•Sekadau•Nangapinoh•Sintang

Kalimantan TimurEast Kalimantan

•Samarinda•Sangatta•Bontang•Tenggarong•Balikpapan

Kalimantan TengahCentral Kalimantan

•Kuala Kapuas•Pangkalan Bun•Sampit•Palangkaraya

Sumatera BaratWest Sumatera

•Payakumbuh•Bukit Tinggi•Pulau Punjung•Koto Baru•Sungai Tambang•Bandar Buat•Padang Aro•Smpg. Empat•Sungai Penuh

Jambi

•Muara Bungo•Rimbo Juang•Bangko•Kmg Kuning•Sarolangun•Singkut•Jelutung•Sungai Bahar•Muara Tembesi•Bayung Leuncir•Talang Banjer

Sumatera SelatanWest Sumatera

•Baturaja•Betung•Palembang•Prabumulih•Muara Enim•Tugu Mulyomura •Tugu Mulyo•Belitang•Lubuk Linggau•Sungai Lilin•Pangkalan Balai

Jawa TimurEast Java

•Jombang•Lamongan•Malang•Blitar •Tuban•Gresik•Mojokerto

Lampung

•Bandar Jaya•Natar•Pringsewu•Sribawono •Tulang Bawang•Tanjung Bintang•Way Abung

Sulawesi SelatanSouth Sulawesi

•Daya•Sangguminasa•Sengkang•Bone•Pangkep •Pinang•Makasar Kota•Wonomulyo•Palopo•Sidrap Way Abung

Kalimantan SelatanSouth Kalimantan

•Banjarmasin•Batulicin•Martapura•Banjar Bary •Tanjung•Banjarmasin II•Muara Tengah•Paringin

Bank Sampoerna 45

Mitra UsahaBusiness Partners

Grup Sampoerna Strategic / Sampoerna Strategic Group

Grup Alfa / Alfa Group

KOPERASI MITRA SEJATI

2014 Annual Report / Laporan Tahunan46

Asuransi / Insurance

Teknologi Informasi / Information Technology

Mitra Usaha Lain / Others Business Partner

Bank Sampoerna 47

Produk & LayananProducts & Services

Bank Sampoerna memilikikomitmen tinggi untuk

memberdayakan bisnis mikro, kecil,dan menengah di Indonesia

Bank Sampoerna is strongly committed to the empowerment ofthe micro, small and medium enterprises in Indonesia

B ank Sampoerna memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat bisnis mikro, kecil, dan menengah

di Indonesia. Saat ini Bank Sampoerna memberikan layanan cepat tanggap sesuai kebutuhan nasabah, yang meliputi (berdasarkan urutan abjad):

Produk Pendanaan

1. Deposito Berjangka Simpanan berjangka dalam mata uang rupiah

dengan bunga menarik dan berbagai keuntungan lainnya.

2. Giro Simpanan dana pihak ketiga dalam rupiah yang

dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau pemindahbukuan.

3. Tabungan Simpanan dana pihak ketiga dalam rupiah yang

dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan kartu ATM atau slip penarikan di kantor cabang.

Bank Sampoerna is strongly committed to the empowerment of the micro, small and medium

enterprises in Indonesia. At present, Bank Sampoerna provides responsive services based on customers’ needs, as follows (in alphabetical order):

Funding Products

1. Time Deposit Time deposit in rupiah with competitive interest rate

and other benefits.

2. Current Account A third party fund savings product in rupiah which can

be withdrawn at any time using cheque, instruction letter, or transfer.

3. Saving Account A third party fund savings product in rupiah which

can be withdrawn through ATM or at branch.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan48

Produk Pinjaman

1. Bank Garansi Fasilitas pembukaan Bank Garansi sesuai dengan

permintaan nasabah dalam rangka memberikan jaminan kepada pihak ketiga berdasarkan kontrak baik untuk Jaminan Tender, Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan, maupun Jaminan Uang Muka

2. Pinjaman Investasi Kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian

barang modal yang diperlukan perusahaan untuk menunjang usahanya dengan jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun atau jangka panjang, misalkan investasi dalam pembelian aktiva tetap.

3. Pinjaman Konsumtif Fasilitas kredit yang dapat dipergunakan untuk

pembelian barang-barang konsumtif dengan jangka waktu pengembalian kredit yang telah ditentukan.

4. Pinjaman Modal Kerja Kredit untuk tujuan memenuhi kebutuhan dana

perusahaan dalam membiayai operasional sehari-hari dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun atau jangka pendek, misalnya untuk pembiayaan piutang dan pembelian bahan baku atau inventori.

Produk Jasa

1. Inkaso2. Kiriman Uang3. Kliring

Loan Products

1. Bank Guarantee Bank Guarantee facility opening based on customers’

request to provide assurance to third party based on contract for Guarantee of Tender, Project Execution or Advance.

2. Investment Loan Loan for the financing of capital expenditure required

by companies to support their business, with a maturity period of more than 1 (one) year or long term, such as for fixed assets acquisition.

3. Consumer Loan Loan for the purchase of consumer goods under a

determined loan settlement.

4. Working Capital Loan Loan for the financing of daily operations of

companies, with a maximum maturity of 1 (one) year or short term, such as receivables financing and inventory purchase.

Service Products

1. Cheque Collection2. Remittance3. Clearing

1. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Sampoerna memiliki sebanyak

13 mesin ATM yang terdapat di seluruh cabang Bank Sampoerna di 8 kota seluruh Indonesia. ATM Bank bekerja sama dengan jaringan ATM Prima yang menyediakan akses pada lebih dari 74.000 ATM di Indonesia.

2. Internet Banking Bank Sampoerna menyediakan

layanan internet banking yang dapat diakses 24 jam sehari. Sistem keamanan dengan standar internasional, International Internet Security Standard SSL 3.0. dan sistem enkripsi 128 bit.

Other Services

1. Automatic Teller Machine (ATM) Bank Sampoerna is supported with 13

ATM machines in Bank Sampoerna branches in 8 cities nationwide. The ATM service is integrated with ATM Prima network which provides access to more than 74,000 ATM in Indonesia.

2. Internet Banking Bank Sampoerna provides internet

banking service accessible 24 hours a day. Using international security standard, International Internet Security Standard SSL 3.0. and 128 bit encryption system.

Layanan Lain

Bank Sampoerna 49

3. Kartu Debit Bank Sampoerna memberikan

layanan kartu debit dengan gratis biaya transaksi dan diterima di seluruh merchant berlogo PRIMA di seluruh Indonesia.

4. Phone Banking Bank Sampoerna menyediakan

layanan perbankan 24 Jam sehari 7 hari seminggu yang dapat diakses dengan menghubungi nomor telepon khusus Bank, yaitu (kode area) 500035, yang akan menghubungkan nasabah dengan Call Center.

5. Safe Deposit Box Jasa penyewaan kotak penyimpanan

harta atau surat-surat berharga untuk memberikan rasa aman bagi penggunanya.

2. Debit Card Bank Sampoerna provides debit card

service with free-of-charge transaction and accepted in all merchant with PRIMA logo throughout Indonesia.

4. Phone Banking Bank Sampoerna provides 24/7

banking service accessible via the Bank’s hotline, (area code) 500035. The number connects the customers directly with the Bank’s Call Center.

5. Safe Deposit Box Lease of safe deposit boxes for assets or

securities to provide secure storage for customers’ goods.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan50

Nama Produk / Program PinjamanLending Products/Programs

1. Pembiayaan Kredit untuk Supply Chain dengan melakukan partnership dengan mitra-mitra strategis, seperti supplier financing, contractor financing, dan buyer financing / Supply chain lending by partnering with strategic partners, taking the form of supplier financing, contractor financing, and buyer financing

2. Pembiayaan investasi untuk properti produktif seperti kios, gudang, dan properti lain yang melibatkan sinergi kerjasama dengan perusahaan yang reputable / Lending for investments in productive assets such as kiosk, warehouse, and other type of properties involving synergy with reputable companies

Produk dan Program yang Diluncurkan Tahun 2014Products and Programs Launched in 2014

3. Pembiayaan untuk Koperasi (baik itu KUD, Koperasi Karyawan dan Koperasi Simpan Pinjam) / Lending to cooperatives (KUD, employee cooperatives, and lending-funding cooperatives)

4. Pembiayaan kepada Multifinance dan Modal Ventura / Lending to Multifinance institutions  and Joint Ventures

5. Kredit konsumer seperti Kredit Pemilikan Mobil dan Kredit Multi Guna melalui partnership dengan mitra strategis / Consumer loans, such as Car Ownership Loan and Multipurpose Loan through partnership with strategic partners

Bank Sampoerna 51

Nama Produk / Program PendanaanFunding Products / Programs

1. Pembaharuan fitur produk Giro dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi serta benefit transaksi seperti gratis SKN dan RTGS / Enhanced current account product with higher interest rate and benefits such as free SKN and RTGS

2. Produk Tabungan Hasil Tinggi untuk nasabah perorangan dengan suku bunga setara LPS serta benefit transaksi yang terbaik seperti cashback RTGS, SKN, maupun incoming RTGS dan SKN. Gratis transaksi pengambilan dana, cek saldo dan transfer dana di seluruh ATM jaringan PRIMA / High - yield savings products for individual customer with LPS interest rate and the best transactional benefits, such as RTGS and SKN cashback. Free cash withdrawal, balance checking, and fund transfer at the entire ATM PRIMA network

3. Produk Tabungan kini dapat dibuka oleh nasabah korporasi dengan tingkat suku bunga setara LPS dan kemudahan transaksi / Savings products are now available to corporate customers, with LPS interest rate and transaction benefits

4. Penambahan fitur kartu ATM Bank Sampoerna, kini berfungsi sebagai kartu debit dan dapat digunakan di seluruh mesin EDC BCA / Addition of features to the Bank’s ATM card, which currently can be used as a debit card across all BCA EDC network

5. Layanan Internet Banking Bank Sampoerna baik kepada nasabah individu maupun nasabah korporasi / Bank Sampoerna’s internet banking service for both individual and corporate customers

2014 Annual Report / Laporan Tahunan52

Collection & SAM

Iwan Setiawan Yamin

Jakarta Credit Legal & Collateral Mgt

Anis Woro P

Direktur UtamaPresident Director

Ali Rukmijah

Direktorat Micro Business

Rudy MahasinHead of

Micro Business (East)

Harry E. Kwenre *

West Sales Network

Yudi Pradana

SM & ESME Credit

Makmur Nooril

Credit Appraisal

Vacant

Credit Control & Analystics

Vacant

Funding Business

Ringo Nugraha Winata

Micro Busines (West)

Rudy Mahasin *

East Sales Network

Harry E. Kwenre*

Regional Credit Legal & Collateral Mgt

Vacant

Network Management

Riyadi Ikhsan Hidayat

Product & Marketing Communication

Oktavia Laksmi Wardani

Direktorat SME Funding & Network

Ong Tek TjanHead of

Direktorat Credit & Collection

Ganda Rahaja RusliExecutive Director

Manajemen dan Struktur OrganisasiManagement Organization and Chart

*) : Rangkap Jabat / Double Position

Bank Sampoerna 53

IT

Yanuar Brahmo Nugroho

Enterprise Risk

Hariseno Acharyama

Finance & Accounting

Teresia Lindawati

Corporate Planning

Yoel Gennedy

Branch Operations & Customer Care

Sri Budjono

Compliance

Burlita Chan

Treasury & FI

Fadjaruddin Simanjuntak

Internal Audit

Achmad Dendi Hardiansah

Human Capital

Freddy Robiantoro

Processing Center

Hanna Hasdiani

Corporate Legal & Litigation

Pandu Ketaren

Corporate Affairs

Arif Wiryawan

Direktorat Operations & IT

Lie Liliana Veronica Head of

Direktorat Finance & Business Planning

Agresius Robajanto KadiamanExecutive Director

Direktorat Compliance & Risk

Setyo DwitantoExecutive Director

2014 Annual Report / Laporan Tahunan54

Informasi tentang Pemegang SahamShareholders’ Information

K omposisi pemegang saham Bank Sampoerna per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: T he composition of Shareholders of Bank Sampoerna

as of 31 December 2014 is as follows:

Pemegang SahamShareholder

Jumlah SahamNumber of Shares

Persentase KepemilikanOwnership Percentage

Modal Ditempatkan dan DisetorPaid-In Capital

PT Sampoerna Investama 340.200.000 81% Rp340.200.000.000

PT Cakrawala Mulia Prima 75.600.000 18% Rp75.600.000.000

Ekadharmajanto Kasih 4.200.000 1% Rp4.200.000.000

Total 420.000.000 100% Rp420.000.000.000

Setiap lembar saham Bank Sampoerna memiliki nilai nominal Rp1.000.

Domisili para Pemegang Saham Bank adalah sebagai berikut:

PT Sampoerna Investama Sampoerna Strategic Square, North Tower, Lantai 30 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 45Jakarta 12930, Indonesia

PT Cakrawala Mulia Prima Jalan Raya Pasar Minggu km. 18 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia

PT Sampoerna Investama

PT Cakrawala Mulia Prima

Ekadharmajanto Kasih

81%

1%

18%

Kepemilikan Saham Share Ownership

Each share of Bank Sampoerna has a nominal value of Rp1,000.

The domicile of each Shareholder of the Bank is as follows:

PT Sampoerna InvestamaSampoerna Strategic Square, North Tower, Lantai 30Jalan Jenderal Sudirman Kav. 45Jakarta 12930, Indonesia

PT Cakrawala Mulia PrimaJalan Raya Pasar Minggu km. 18Pejaten Barat, Pasar MingguJakarta Selatan, Indonesia

Bank Sampoerna 55

Ekadharmajanto Kasih Taman Kebon Jeruk Blok Q 1/6 RT 006 RW 012 Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, Indonesia

PT Sampoerna Investama merupakan Pemegang Saham Pengendali dari Bank Sampoerna, dengan komposisi Pemegang Saham Akhir sebagai berikut:

1. Michael J. Sampoerna 99,99% 2. Ekadharmajanto Kasih 0,01%

HUBUNGAN KEPEMILIKAN SAHAM DEWAN KOMISARIS, DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM DALAM KELOMPOK BANK

Dewan Komisaris dan Direksi adalah para profesional yang tidak terkait pertalian saudara hingga derajat kedua dengan para pemegang saham.

Tidak ada anggota Dewan Komisaris ataupun anggota Direksi ataupun Pejabat Eksekutif Bank yang memegang saham Bank.

Tidak ada ikatan pertalian saudara hingga derajat dua antara anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan para pemegang saham. Hubungan antara Pemegang Saham dengan masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada perusahaan-perusahaan dalam kelompok usaha Grup Sampoerna Strategic dijelaskan pada tabel berikut:

Ekadharmajanto KasihTaman Kebon Jeruk Blok Q 1/6RT 006 RW 012Kelurahan Srengseng, Kecamatan KembanganJakarta Barat, Indonesia

PT Sampoerna Investama is the Controlling Shareholder of Bank Sampoerna, with the composition of the Ultimate Shareholders as follows:

1. Michael J. Sampoerna 99.99%2. Ekadharmajanto Kasih 0.01%

SHARE OWNERSHIP OF BOARD OF COMMISSIONERS, BOARD OF DIRECTORS AND SHAREHOLDERS IN THE BANKS’ GROUP

Board of Commissioners and the Board of Directors are professional parties without family relation until second tiers to the Shareholders.

No member of the Board of Commissioners or Board of Directors or Executive Officer of the Bank has a share ownership in the Bank.

No member of the Board of Commissioners or Board of Directors that have family relations to the second degree with the Shareholders. The relationships between the Shareholders and each member of the Board of Commissioners and the Board of Directors and the companies within the Sampoerna Strategic Group are detailed in the following table:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan56

No Nama Name

Bank Sampoerna PT Sampoerna Investama PT Cakrawala Mulia Prima

JabatanPosition

KepemilikanOwnership

Jabatan Position

KepemilikanOwnership

Jabatan Position

Kepemilikan Ownership

1 PT Sampoerna Investama Pemegang Saham Shareholder

81,00% - - - -

2 PT Cakrawala Mulia Prima Pemegang Saham Shareholder

18,00% - - - -

3 Michael J. Sampoerna - - DirekturDirector

99,99% - -

4 Ekadharmajanto Kasih Pemegang Saham Shareholder

1,00% Komisaris Commissioners

0,01% - -

5 Budiyanto Djoko Susanto - - - - Direktur UtamaPresident Director

0,01%

6 Amanda Cipta Persada - - - - Pemegang Saham Shareholder

99,99%

7 Budi Setiawan Halim Komisaris Utama President Commissioner

- - - - -

8 Arsono Putranto Komisaris Commissioner

- - - - -

9 Roy SugihardjaWiradharma

Komisaris Independen Independent Commissioner

- - - - -

10 AdiwarmanAzwar Karim

Komisaris Independen Independent Commissioner

- - - - -

11 Ali Rukmijah Direktur Utama President Director

- - - - -

12 Agresius Robajanto Kadiaman

DirekturDirector

- - - - -

13 Ganda Rahaja Rusli DirekturDirector

- - - - -

14 Setyo Dwitanto Direktur KepatuhanCompliance Director

- - - - -

Bank Sampoerna 57

PERKEMBANGAN MODAL DISETOR

Pemegang Saham memiliki komitmen untuk melakukan setoran modal sebesar Rp100 miliar setiap tahun sampai dengan tahun 2015. Hal ini sebagai perwujudan dukungan sepenuhnya terhadap pertumbuhan Bank Sampoerna saat ini dan di masa yang akan datang. Berikut adalah perkembangan dari modal ditempatkan dan disetorkan penuh:

CHANGES IN PAID-IN CAPITAL

The Shareholders hold commitment to place additional investment of Rp100 billion per annum until 2015, as a realization of full support towards current and future growth of Bank Sampoerna. Following are changes in paid-in capital:

Tahun / YearBulan / Month

Dasar HukumLegal Basis of Additional Paid-in Capital

Jumlah Modal Disetor Total Paid-in Capital

2011Mei/ May

Berdasarkan Akta Akuisisi No.78, dihadapan Notaris Sutjipto , S.H., MKn, tanggal 9 Mei 2011, saham Bank telah diakuisisi oleh PT Sampoerna Investama (Grup Sampoerna Strategic) sebesar 85% dan selanjutnya Pemegang Saham Bank adalah PT Sampoerna Investama sebesar 85% dan PT Pahalamas Sejahtera sebesar 15% sebagaimana termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.52 tanggal 9 Juni 2011 oleh Notaris Sutjipto , S.H., MKnBased on Acquisition Deed No.78, before Notary Sutjipto, SH., MKn., dated 9 May 2011,shares of the Bank had been acquired by PT Sampoerna Investama (Sampoerna Strategic Group) thereafter the Shareholders of the Bank are PT Sampoerna Investama in amount of 85% and PT Pahalamas Sejahtera in amount of 15% based on to Deed of Shareholders Decision No.52 dated 9 June 2011 before Notary Sutjipto, S.H., MKn.

Rp120.000.000.000

2011Desember/December

Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.20 tanggal 15 Desember 2011 dihadapan Notaris Ashoya Ratam, S.H., MKn, para Pemegang Saham menyetujui dan memutuskan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi 220 juta saham dengan nilai nominal Rp220.000.000.000 (dua ratus dua puluh miliar rupiah). Deed of Statement of Extraordinary General Meetings of Shareholders No.20 dated 15 December 2011 before Notary Ashoya Ratam, SH., MKn., the Shareholders approved and decided additional paid-up capital to 220 million shares with nominal value of Rp220,000,000,000 (two hundred and twenty billion rupiah).

Rp220.000.000.000

2012Desember/December

Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Sampoerna No.28 tanggal 14 Desember 2012 dihadapan Notaris Ashoya Ratam, SH., MKn, melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp305.000.000.000 (tiga ratus lima miliar rupiah).Deed of Extraordinary General Meetings of Shareholders (EGMS) No.28 dated 14 December 2012 before Notary Ashoya Ratam, SH., MKn. decided to increase paid-up capital to Rp305,000,000,000 (three hundred and five billion rupiah).

Rp305.000.000.000

2013Desember/December

Akta Pernyataan Keputusan diluar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.11 tanggal 17 Januari 2014 dihadapan Notaris Ashoya Ratam, SH.,MKn, Pemegang Saham memutuskan untuk melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp420.000.000.000 (empat ratus dua puluh miliar rupiah).Deed of Extraordinary General Meetings of Shareholders (EGMS) No.11 dated 17 January 2014 before Notary Ashoya Ratam, SH., MKn, the Shareholders has decided to increase additional paid up capital to Rp420,000,000,000 (four hundred and twenty billion rupiah).

Rp420.000.000.000

2014Desember/December

Akta Pernyataan Keputusan diluar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.28 tanggal 28 Januari 2015 dihadapan Notaris Ashoya Ratam, SH.,MKn, Pemegang Saham memutuskan untuk melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp550.000.000.000 (lima ratus lima puluh miliar rupiah).Deed of Extraordinary General Meetings of Shareholders (EGMS) No.28 dated 28 January 2015 before Notary Ashoya Ratam, SH., MKn, the Shareholders has decided to increase additional paid up capital to Rp550,000,000,000 (five hundred and fifty billion rupiah).

Rp550.000.000.000

2014 Annual Report / Laporan Tahunan58

Sumber Daya ManusiaHuman Capital

S ebagai Bank yang bertekad untuk meningkatkan skala bisnis dan operasinya sehingga menjadi salah

satu bank terkemuka di Indonesia, Bank Sampoerna tentunya sangat bertumpu pada sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, berkinerja unggul, dan berdedikasi kuat terhadap kemajuan Bank.

Dalam menunjang dan memfasilitasi kegiatan – kegiatan Bank terkait kekaryawanan dan juga pengelolaan SDM, dibuat kebijakan/SOP/Juklak dan ketentuan lain yang mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dalam bidang ketenagakerjaan, serta dijalankan dengan mengedepankan prinsip kesetaraan untuk seluruh karyawan.

Kebijakan-kebijakan SDM yang mengalami penyempurnaan di tahun 2014 meliputi kebijakan terkait kerja lembur, pendidikan dan pelatihan, perjalanan dinas, exit clearance, penerimaan karyawan/ rekrutmen, alih daya pekerjaan dan pembuatan Pedoman Manajemen Organisasi.

Rekrutmen & Komposisi SDMEmployee Recruitment & Composition

DetilDetail 2014 2013 Pertumbuhan (%)

GrowthTotal Karyawan awal tahunTotal Employees as at early year 395 114 246

Total Karyawan yang direkrutTotal Employees recruited 246 395 -38

Total Karyawan yang mengundurkan diri Total Employees resigned 138 114 21

Total Karyawan per akhir tahun Total Employees as at end of year 503 395 27

Pada tahun 2014 Bank Sampoerna menerapkan kebijakan rekrutmen yang cukup agresif, sejalan dengan strategi pertumbuhan Bank untuk tumbuh secara optimal. Dengan demikian, sepanjang tahun 2014, Bank Sampoerna merekrut sebanyak 246 karyawan baru, dan per akhir tahun 2014 mempekerjakan total 503 karyawan. Jumlah ini meningkat 27% dari total 395 karyawan yang dipekerjakan per akhir 2013. Komposisi SDM di Bank Sampoerna per akhir tahun 2014 ditampilkan dalam tabel-tabel berikut.

As Bank Sampoerna aims to elevate its business scale and operations to become one of the leading banks

in Indonesia, the Bank relies on its human capital that is highly qualified, performs excellently, and is staunchly dedicated towards furthering the Bank’s cause.

In supporting and facilitating the Bank’s activities that are related to human capital management and relations, various policies, standard operating procedures, and implementing guidelines have been established with due regard of the applicable labor-related rules and regulations prevailing in the Republic of Indonesia. These elements are enforced within the Bank by upholding the principle of employee equality.

Certain Human Capital management policies were improved in 2014, and these include policies on overtime, education and training, travel duty, exit clearance, recruitment, outsourcing, and formulation of the Organizational Management Guidelines.

In 2014 Bank Sampoerna implemented an aggressive recruitment policy in line with its growth strategy, i.e. to grow optimally, and therefore a total of 246 new employees were recruited last year. As at the end of the year, as many as 503 employees worked at the Bank, a raise of 27% from a total of 395 employees at the end of 2013. The workforce composition at Bank Sampoerna as at the end of 2014 is presented in the tables below.

Status KepegawaianType of Employment

2014 2013 PertumbuhanGrowth

(%)Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

TetapPermanent 393 78 244 62 61%

KontrakContract 110 22 151 38 -27%

TOTAL 503 100 395 100 27%

Bank Sampoerna 59

Tingkat PendidikanLevel of Education

2014 2013 PertumbuhanGrowth

(%)Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

SD – SMA Elementary – High School 35 7 33 8 6

Diploma 62 12 41 10 51

Sarjana Undergraduate

385 77 306 78 26

PascasarjanaPostgraduate 18 4 15 4 20

TOTAL 503 100 395 100 27

Jenis KelaminGender

2014 2013 PertumbuhanGrowth

(%)Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

Laki-lakiMale 324 64 235 41 38

PerempuanFemale 179 36 160 59 12

TOTAL 503 100 395 100 27

JabatanPosition

2014 2013 PertumbuhanGrowth

(%)Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

Komisaris Commissioner

4 1 4 1 0

Direksi Director

4 1 4 1 0

Kepala Divisi Division Head 11 2 4 1 175

Kepala Grup Group Head 7 1 9 2 -22

Kepala Departemen Department Head 24 5 20 5 20

Manajer Cabang Branch Manager 9 2 12 3 -25

Kantor Cabang Branch Operations 12 2 12 3 0

Karyawan Staff

429 85 330 84 30

Lain-lain Advisor 3 1 - - -

TOTAL 503 100 395 100 27

2014 Annual Report / Laporan Tahunan60

Setelah membangun pondasi yang tepat dan memadai untuk mendukung pertumbuhan Bank di tahun-tahun ke depan, pada tahun 2014 Bank mulai mengisi kebutuhan SDM-nya dengan orang-orang yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan dan strategi bisnis Bank untuk masuk ke dalam segmentasi- segmentasi baru. SDM yang direkrut di tahun 2014 sebagian besar ditempatkan pada posisi penjualan dan pemasaran, sejalan dengan ekspansi bisnis Bank dengan dibukanya dua cabang baru dan diperluasnya jaringan pemasaran di masing-masing cabang.

Pengisian posisi-posisi yang dibutuhkan dilakukan oleh Bank sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan proporsionalitas. Secara khusus, Bank melakukan pengisian orang-orang dengan kemampuan kepemimpinan yang baik untuk mengisi posisi di tingkat manajer cabang. Hal ini dilakukan karena Bank kini memfokuskan diri untuk menyederhanakan proses pengambilan keputusan terkait penyaluran kredit sehingga membuat desentralisasi pengambilan keputusan menjadi penting.

Evaluasi Kinerja Karyawan

Dalam rangka menjamin hak setiap karyawannya untuk menjalani jenjang karir yang menjanjikan sesuai dengan pencapaian kinerja masing-masing, Bank Sampoerna menyelenggarakan Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) sebanyak dua kali setiap tahunnya. Penilaian Kinerja yang dilakukan di pertengahan tahun dimaksudkan untuk pengembangan kompetensi dan profesionalisme karyawan, sementara yang dilakukan di akhir tahun dimaksudkan untuk menentukan nilai akhir yang akan berpengaruh pada penyesuaian remunerasi, penentuan nilai insentif/bonus dan keputusan promosi masing- masing.

Kelompok UsiaAge Group

2014 2013 PertumbuhanGrowth

(%)Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

Karyawan Employees

ProporsiProportion (%)

15 – 19 - - - - -

20 – 24 42 8 42 11 0

25 – 29 145 29 134 34 8

30 – 34 133 26 92 23 45

35 – 39 86 17 53 13 62

40 – 44 49 10 35 9 40

45 – 49 33 7 23 6 43

50 – 54 13 3 12 3 8

55 – 59 - - 1 0 -

Above 60 2 0 3 1 -33

TOTAL 503 100 395 100 27

After it had successfully built a strong and adequate foundation to support its growth in the coming years, in 2014 the Bank began to fulfill vacant positions with highly competent personnel, in alignment with the Bank’s business strategy and needs as it entered new market segments. Recruits in 2014 were mostly assigned the role of sales and marketing, consistent with the Bank’s business expansion through the opening of two new branch offices, and the expansion of the marketing network at each branch.

Job placement is conducted by the Bank by upholding the principles of prudence and proportionality. In particular, the Bank assigns personnel with strong leadership skills with the role of branch managers. This is important as the Bank is currently focusing on simplifying decisionmaking processes related to lending through decentralization to the branch offices.

Employee Performance Appraisal

Guaranteeing the right of its every employee to lead a promising career path in line with their individual achievements, Bank Sampoerna conducts Performance Appraisal twice a year. The Performance Appraisal conducted in the middle of the year on every employee is aimed more at developing competencies and professionalism, while the one conducted at the end of the year is aimed at determining their individual score that will affect their remuneration, incentives/bonuses, and promotion opportunities.

Bank Sampoerna 61

Dalam menilai karyawannya, Bank Sampoerna menilik pencapaian sebagaimana dirangkum dalam Key Performance Indicators (KPI) masing-masing sebagaimana telah dirumuskan sebelumnya, dengan mengacu pada KPI atasan mereka.

Di tahun 2014, dengan mengacu pada hasil penilaian kinerja sebelumnya, sebanyak 34 karyawan menerima promosi kenaikan pangkat dan jabatan.

In appraising its employees, Bank Sampoerna employs a set of criteria that have been prescribed and formalized into the Key Performance Indicators (KPIs) for each individual, and in consideration with the KPIs of their respective supervisors.

In 2014, with reference to the previous performance appraisal results, 34 employees were promoted in terms of job position and level.

Bank menerapkan struktur remunerasi yang bersaing dengan yang berlaku rata-rata di

industri perbankan nasional

The Bank has implemented a competitive remunerationstructure that is commonly used within the national banking industry

Remunerasi

Kebijakan remunerasi yang berlaku di Bank Sampoerna mengedepankan prinsip pay for performance, kewajaran, dan marked to market. Kompensasi bagi setiap karyawan didasarkan pada harga jabatan dari posisi yang ditempatinya, yang skalanya telah ditetapkan berdasarkan hasil analisis harga jabatan.

Bank menyadari bahwa saat ini ukurannya masih relatif kecil dan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, hanya apabila Bank dapat memanfaatkan peluang yang ada di pasar. Agar dapat merekrut SDM yang berkompetensi sesuai kebutuhan Bank dan yang berkualitas tinggi, untuk menunjang strategi ekspansi Bank pada jangka menengah dan panjang, Bank telah menerapkan struktur remunerasi yang bersaing dengan yang berlaku rata-rata di industri perbankan nasional. Bank juga menerapkan skema pemberian insentif pada karyawan yang bergerak di beberapa bidang yang terkait dengan volume transaksi, antara lain penjualan dan penagihan kredit.

Secara rutin Bank mengikuti survei yang dilakukan oleh lembaga independen untuk mengukur skala kompensasi di dunia perbankan. Bank menerapkan skema pengupahan yang berbasis kinerja, dengan

Remuneration

Bank Sampoerna maintains a remuneration policy that promotes the pay for performance, fairness, and marked to market principles. Compensation for every employee is based on the position’s price, for which a scale has been established based on relevant analysis.

The Bank is aware that its relatively small size means that there is a great potential for growth, but only if the Bank is capable of seizing the opportunities present in the market. To be able to recruit highly competent and qualified individuals in line with the Bank’s needs to support its expansionary strategy in the medium and long term, the Bank has implemented a competitive remuneration structure that is commonly used within the national banking industry. The Bank also provides incentives to employees whose roles are directly linked to transaction volumes, such as sales and credit collection.

The Bank regularly participates in surveys by independent institutions to measure the compensation scale in the banking industry. The Bank applies a performance- based remuneration system, with the components of the

2014 Annual Report / Laporan Tahunan62

komponen-komponen remunerasi yang sesuai dengan yang berlaku umum di dunia perbankan. Bank juga menyediakan fasilitas tunjangan, antara lain tunjangan kesehatan dengan skema yang telah ditingkatkan benefit-nya.

Berbagai rasio remunerasi karyawan di Bank pada tahun 2014 dicantumkan dalam tabel yang terdapat pada bagian Transparansi Kondisi Keuangan Bank Sampoerna, Bab Tata Kelola Perusahaan.

Pelatihan & Pengembangan

Upaya Bank untuk menarik orang-orang yang tepat dan berkualitas tinggi untuk bekerja di Bank senantiasa diiringi dengan upaya dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme karyawan. Ini dilakukan mengingat dalam industri perbankan, keberhasilan Bank untuk mencapai sukses sangat bergantung pada profesionalisme, integritas, dan kualitas sumber daya manusianya.

Oleh karena itu, Bank menyelenggarakan berbagai jenis pelatihan dan pengembangan kompetensi karyawan, yang mencakup induction training untuk seluruh karyawan baru, aspek kebijakan dan teknis, manajemen risiko, kualitas pelayanan, dan lain-lain. Bank juga melaksanakan program Management Development Program (MDP), suatu program pengembangan kompetensi berdurasi 8 (delapan) bulan yang dapat diikuti oleh para lulusan sarjana terbaik yang tertarik untuk meniti karir di dunia perbankan. Bank menyediakan fasilitas e-learning kepada karyawan dalam pembelajaran mengenai Kode Etik dan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT).

Pada tahun 2014, dilakukan 82 kelas pelatihan dengan total peserta 900 orang. Dengan demikian, setiap karyawan rata-rata mengikuti 2 kelas pelatihan dalam setahun. Program MDP kini telah meluluskan tiga angkatan, dengan angkatan IV yang masih berjalan diikuti oleh 20 orang.

Tahun Year

Rencana Anggaran Budget Plan

Realisasi Realization

Persentase (%) Percentage (%)

2014 3.596.575.000 1.592.973.842 44.29 %

2013 2.901.045.000 2.501.212.075 86.22 %

Pertumbuhan / Growth 695.530.000 (908.238.233) -41.93 %

remuneration made to align with the best practice in the banking industry. The Bank also provides allowances and benefits, among others medical allowance, for which the benefits have recently been upgraded.

Various remuneration ratios for the Bank’s employees in 2014 are presented in the tables found in the Disclosure on the Bank Sampoerna’s Financial Conditions section in the chapter entitled Corporate Governance.

Training & Development

The Bank’s aim to attract highly qualified personnel to work at the Bank is always accompanied with its effort to enhance the competence and professionalism of its employee. The Bank does this with an understanding that success in the banking industry is highly dependent on the professionalism, integrity, and quality of the human capital.

The Bank therefore conducted various training and development programs for its employees, which include induction training for new employees, training on policy and technical issues, risk management, service quality, and many more. The Bank also runs the Management Development Program (MDP) intended to develop the competencies of the best graduates who are interested to pursue a career in banking within a period of mentoring of 8 (eight) months. The Bank provides e-learning facility for its employees through which they can educate themselves more on the Code of Conduct and the Anti-Money Laundering and Funding to Terrorism Activities Act (APU PPT).

In 2014, as many as 82 training classes were held, with a total of 900 participants. Thus every employee on average participated in two training classes in one year. The MDP has so far produced three cohorts, and its fourth, and current, cohort now has 20 participants.

Bank Sampoerna 63

Jenis PelatihanType of Training

Materi PelatihanTraining Material

Total PesertaTotal Participants

INTERNAL

WajibMandatory

BSMR / LSPP 92

Induksi / Induction 182

Refreshment Program (BSMR) 12

Sosialisasi dan Sertifikasi BWMK / BWMK Dissemination and Certification 31

TeknisTechnical

Pelatihan Alpha Bits / Alpha Bits Training 33

Sosialisasi PPK / PPK Dissemination 29

Pelatihan Penggunaan Aplikasi Internet Banking / Internet Banking Application Usage Training 86

SME Sales on Boarding 25

Employee Self Service 24

TOT 7

MDP Batch 4 19

Refreshment Operation Training 12

Risk Awareness 70

Training PSAK & AB 19

Service Agent 5

Interviewing Skill 20

Tindak Kejahatan Perbankan dan Mitigasinya / Banking-Related Crimes and Mitigation Measures 49

Compliance Awareness 95

ManajerialManagerial

Business Manager Development Program, Batch I – Series III (Leadership Session) 17

Managing Sales Force 22

EKSTERNAL / EXTERNAL

WajibMandatory

BSMR / LSPP 21

Konferensi Nasional VI Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB) 2014Sixth National Conference of the Banking Internal Auditors Association (IAIB) 2014

1

BI SILK 1

Compliance Certification 3

Sosialisasi SKNBI online dan e-moneySKNBI online and e-money Dissemination

1

TeknisTechnical

Peran Bank: Mencegah & Memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tidak Pidana Kejahatan Perbankan / Bank Role: Preventing and Eradicating Money Laundering Practices and Banking-Related Crimes

1

Advance SOP: Writing Policies for Procedures Making 1

Quality Assurance for Internal Audit 1

Mastering ITIL 1

FKDP: Kewaspadaan dan Tantangan Bank di Bidang Pengawasan dan PengendalianFKDP: Principle of Caution and Challenges for the Bank in Supervision and Control

6

KM Master Class 1

Keterampilan Bagi Teller / Teller Skills 1

Workshop Penyusunan Kebijakan ICAAP / ICAAP Policymaking Workshop 2

Workshop Credit Audit 3

Wokshop IT Audit 2

PDP 1 – Property 1

Banking 3.0: Reshaping & Aligning Banking Business Toward the ASEAN Community 2020 2

Mastering IT Project Management PMBOK 1

Powerful Presentation Skill 1

ManajerialManagerial

- -

TOTAL 900

2014 Annual Report / Laporan Tahunan64

Teknologi InformasiInformation Technology

I nfrastruktur dan sistem teknologi informasi (TI) yang kuat merupakan salah satu pondasi terpenting bagi

Bank untuk terus tumbuh di masa depan. Sejak tahun 2012, secara bertahap Bank menjalankan rencana kerja 5 tahun (2012-2016). Rencana kerja TI di Bank tersebut merupakan langkah investasi jangka panjang yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan bisnis Bank.

Pengembangan berkala TI pada Bank menitikberatkan tiga hal utama, yaitu Peningkatan Pelayanan Pendukung Perluasan Bisnis, Peningkatan Kehandalan dan Keamanan Infrastruktur TI, dan yang terakhir Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia TI.

A robust information technology (IT) system and infrastructure serves as one of the most crucial

cornerstone for the Bank to keep up its future growth. Since 2012, the Bank has been consistenly implementing 5 years work plan (2012 – 2016). The Bank’s IT work plan is a long term investment period which is expected for greater contribution to the Bank’s business growth.

The Bank’s development on IT emphasizes on 3 major points, namely, business expansion, improvement of reliability and security of IT infrastructure, and lastly the IT Governance and Human Resource.

Di tahun 2014, pengembangan teknologi informasi di Bank diarahkan

pada optimalisasi pelayanan nasabah

In 2014, the development of information technology within the Bank has pay great attention on maximising on customer services

Bank Sampoerna 65

Peningkatan Pelayanan Pendukung Perluasan Bisnis

Di tahun 2014, pengembangan TI di Bank diarahkan pada optimalisasi pelayanan nasabah, antara lain untuk produk kartu debit, internet banking individu dan korporat, phone banking, supplier financing system, serta perluasan jangkauan layanan kartu ATM Bank di beberapa daerah.

Implementasi kartu debit pada Agustus 2014 merupakan langkah Bank dalam meningkatkan fungsi kartu ATM sebagai alat pembayaran non tunai. Dengan dukungan jaringan Prima yang sudah tersebar luas secara nasional, nasabah Bank dapat dengan mudah melakukan transaksi belanja di mesin EDC merchant- merchant berlogo Prima.

Terhitung sejak Oktober 2014, layanan internet banking Bank Sampoerna telah memberikan manfaat baru bagi para nasabah individual Bank untuk melakukan cek saldo, mutasi, transaksi pemindahbukuan, transfer online baik secara LLG, RTGS, dan jaringan Prima. Selain itu fasilitas internet banking juga memberikan keleluasaan bagi nasabah dalam melakukan transaksi pembelian dan pembayaran ke beberapa biller. Sementara itu, para nasabah korporasi dapat memanfaatkan fungsi cek saldo, mutasi, pemindahbukuan, payroll dan batch transfer melalui LLG/ RTGS.

Sebagai pendukung aktivitas Bank yang lain, TI juga mengembangkan aplikasi lain di luar sistem core banking, antara lain Supplier Financing System bekerja sama dengan Grup Alfa untuk menyalurkan kredit modal kerja bagi para pemasok Grup Alfa, dan pada November 2014 sistem Tresuri yang terintegrasi dan terotomasi untuk mempercepat proses-proses tresuri, meningkatkan keterpantauan transaksi tresuri, dan memperkecil risiko operasional. Sementara itu, untuk mengelola sumber daya manusianya dengan lebih baik, Bank terus mengembangkan dan menyempurnakan Human Resources Information System (HRIS) yang dimilikinya, yaitu dengan aplikasi Employee Self Service terkait layanan Sumber Daya Manusia Bank.

Bank terus menyempurnakan sistem teknologi informasinya untuk mendukung manajemen risiko di Bank, khususnya dalam rangka penerapan Basel II dan mengantisipasi Basel III. Saat ini, Bank sedang membangun sistem TI untuk memfasilitasi kegiatan APU PPT sebagaimana disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Bank juga telah menginisiasi proyek sentralisasi proses, sehingga seluruh transaksi di kantor- kantor cabang dapat berlangsung di suatu pusat pemrosesan (centralized processing centre), dengan tujuan mengefisiensikan dan mempercepat proses yang ada.

Improvement of Business Support Service

In 2014, the development of IT within the Bank has pay great attention on maximising customer services, among others, debit card, internet banking both for individual and corporate, phone banking, supplier financing system, and wider area coverage for the Bank’s ATM Card in certain region.

The implementation of debit card on August 2014 is another step from the Bank in increasing the function of its ATM card as non-cash payment tools. Supported by Prima Network with its nationwide reach, customer can easily have its transaction in EDC machine in merchants with Prima logo.

Since October 2014, the newly service of internet banking of the Bank has benefit to individual customer in balance checking, internal transfer, online transfer both via LLG, RTGS and Prima network. In addition, internet banking also provides flexibility to our customer on purchase and payment transaction to some billers. On the other hand, corporate customer can also make use of the balance checking, internal transfer, payroll and batch transfer through LLG/RTGS.

To support the Bank’s activities, IT also develop other IT application in addition to its core banking system, namely, Supplier Financing System with Alfa Group to channeling facilities supplier to Alfa Group, and on November 2014, the newly automated and integrated treasury system can accelerate treasury processes, which enable the Bank to increase its monitoring in each treasury transaction and to minimize operational risk. Meanwhile, to better manage human resource, the Bank has consistenly developed Human Resource Information System (HRIS) through Employee Self Service application related to the Bank’s Human Capital services.

The Bank has perfected its information technology system to support risk management of the Bank, in particular in the framework of Basel II implementation and to anticipate the implementation of Basel III. At this stage, the Bank is currently establishing its IT system to facilitate APU PPT activities as required by Otoritas Jasa Keuangan. The Bank also has initiated centralisation process project, hence all transaction in branch office can take place in centralized processing centre, in order to accelerate and to have effcient existing process.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan66

Per akhir tahun 2014, Bank Sampoerna memulai suatu proyek besar yaitu transisi dari sistem core banking saat ini menjadi Temenos T24, yang diyakini dapat lebih menunjang kebutuhan Bank yang akan terus berkembang. Temenos juga akan memungkinkan otomasi dari berbagai aktivitas operasional yang sebelumnya dilakukan secara manual. Proses transisi ini diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2015.

Peningkatan Kehandalan dan Keamanan Infrastruktur TI

Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah transaksi baik melalui cabang maupun transaksi delivery channel, Bank juga terus mengembangkan kehandalan dan keamanan infrastrukturnya. Pengembangan yang dilakukan pada tahun 2014 antara lain peningkatan kapasitas beberapa perangkat jaringan, peningkatan kapasitas bandwith, dan implementasi perangkat-perangkat keamanan infrastruktur dan jaringan. Infrastruktur TI Bank juga telah mengimplementasikan jaringan host to host ke mitra B2B (Grup Alfa), untuk mendukung proyek Supplier Financing System.

Dalam menjamin kehandalan infrastruktur TI, secara berkala Bank telah melakukan simulasi Disaster Recovery dan menguji Business Continuity Plan. pada tahun 2014. Bank juga melakukan kerjasama dengan konsultan-konsultan ternama (big four) dalam menyelenggarakan audit review terhadap Teknologi Informasinya. Hal tersebut rutin dilakukan sebagai upaya meyakinkan kehandalan infrastruktur dalam antisipasi setiap jenis ancaman keamanan, maupun bencana yang mungkin terjadi.

Pada akhir tahun 2014, Bank sudah menginisiasi rencana penyempurnaan Data Center dan Disaster Recovery Center yang didasarkan pada Project Implementation T24 Temenos, agar durasi yang dibutuhkan untuk melakukan proses disaster recovery Data Center Bank akan lebih cepat dari 8 jam pada akhir 2014 menjadi 1 jam pada akhir 2015.

Seluruh aktivitas di 2014 tersebut dilakukan demi menjamin layanan TI yang nyaman dan aman bagi seluruh nasabah Bank. Bank memahami sepenuhnya pentingnya tingkat layanan dan keamanan data bagi para nasabah dan berupaya terus di tahun-tahun berikutnya.

Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia TI

Bank telah memiliki sistem dan standar operasi dalam pengelolaan dan pengembangan TI. Sebagai pendukung dan pengawas yang mewadahi seluruh

By end of 2014, the Bank has initiated vast project of transition of the current core banking system to Temenos T24, which enable to support the Bank’s need on its development stage. The system also allows automation in operational activity from the previous manual process. This transition process is expected to be fully accomplished by end of 2015.

Improvement of Reliability and Security of IT Infrastructure

To anticipate the increase in transaction through branch office and delivery channel transaction, the Bank is also required to develop reliability and security of its IT infrastructure. The development which took place in 2014 were, among others, the improvement of network capacity, increase in bandwith, and implementation of network and IT infrastucture security. The Bank’s IT infrastructure has also implemented host to host to its B2B partner (Alfa Group), supporting Supplier Financing System project.

In ensuring its IT infrastructure reliability, the Bank has periodically conducted Disasted Recovery Simulation and tested its Business Continuity Plan. The Bank has also cooperated with well-known consulting firm (big four) in conducted audit review to its IT system. This review has been conducted consistently to ensure the reliability of IT infrastructure to anticipate every possibile threat be it in security and natural disaster.

By end of 2014, the Bank has initiated the perfection plan of Data Center and Disaster Recovery Center which relates to Project Implementation T24 Temenos, hence the requirerd duration to process disaster recovery of the Bank’s Center Data can be speed up from 8 hours by end of 2014 to 1 hour by end of 2015.

All of the abovementioned activities were conducted to ensure a secure and proper IT services to the Bank’s customer. The Bank also fully aware the importance of greater level of data service and security to its customer and would put consistent effort in the upcoming years.

Governance and IT Human Resource

The Bank has system and procedure in managing and developing its IT system. As forum to support and to monitor the whole framework of IT management and

Bank Sampoerna 67

pengelolaan dan pengembangan tersebut, Bank memiliki Komite Teknologi Informasi, yang bergerak di bawah arahan Direksi, dan bertugas memastikan seluruh proyek dan investasi TI dapat berjalan sesuai tujuan bisnis Bank.

Sebagai pendukung tambahan Tata Kelola Teknologi Informasi, Bank juga sangat memperhatikan pentingnya standar kerja terkait TI, antara lain dengan menerapkan sistem Quality Management yang baik, kebijakan System Development Lifecycle untuk proses pengembangan

development, the Bank has established IT Committee sits under the Board of Directors, which shall be functioning to ensure the whole project and IT invesment can be properly implemented in accordance to the Bank’s business.

In addition to support the Bank’s IT governance, the Bank also consider highly on the importance of standard related to IT, among others, proper Quality Management System, System Development Lifecycle policy to develop application system, and standard procedure on monitoring towards

Bank terus mengembangkan inisiatif-inisiatif teknologi, baik dari sisi sistem aplikasi,

teknologi infrastruktur, dan peningkatan keamanan teknologi informasi

The Bank has developed technology initiatives, be it from application system, technology infrastructure, and improvement in IT security

sistem aplikasi, serta standar operasi pengawasan terhadap keseluruhan TI (manajemen kapasitas, manajemen layanan, manajemen keamanan, dan lain-lain).

Sehubungan dengan Sumber Daya Manusia TI, Bank secara berkala terus meningkatkan kompetensi stafnya melalui pelatihan-pelatihan, baik dari sisi teknis TI, manajemen risiko, maupun bisnis proses dan regulasi perbankan.

Perubahan sistem core banking Bank juga menuntut peningkatan kompetensi karyawan bidang TI. Pengembangan kemampuan staf akan difokuskan pada peralihan fungsi staf yang sebelumnya lebih banyak melakukan entri data menjadi analis data, dan dengan demikian memperketat aspek pengendalian secara keseluruhan di Bank.

Rencana Kerja Ke Depan

Dalam rangka melanjutkan rencana kerja 5 tahun Bank, maka pada tahun 2015, TI terus mengembangkan inisiatif-inisiatif teknologi, baik dari sisi sistem aplikasi, teknologi infrastruktur, dan peningkatan keamanan TI.

the whole framework of IT (management capacity, service management, security management, etc.)

With regards to IT Human Resource, the Bank has periodically increase its IT staff competency through trainings, including to cover IT technicality, risk management, and business process and banking regulation.

The transition of core banking system also requires improvement in competency of its IT staff. The development of IT staff will be focusing on the increase in capacity of data entry staff to become data analyst, and hence will improve monitoring aspect of the Bank.

Future Work Plan

In order to pursue 5 years work plan of the Bank in 2015, IT department has developed technology initiatives, be it from application system, technology infrastructure, and improvement in IT security.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan68

In accordance to the transition of Core Banking Temenos, IT features which will be developed by the Bank in 2015 is aimed to simplify processes, such as issuance of e-statement, transaction notification through SMS, PIN activation through EDC, PIN Pad transaction, and other automated transaction such as signature verification system, virtual branch, centralized reporting, middleware system and ATM switching.

Meanwhile from business supporting application, the Bank also developed, among others, Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI) in cooperation with Alfa Group. Document Management System to monitor debtor document location, development on Credit Acquisition System to process credit approval and manage collateral in better manner, Micro Lending Financing System development to widen the Bank’s penetration in micro segment, Collection and Recovery System to handle NPL customer.

On the other hand, from reliability and security aspect of IT system, the Bank will develop Data Center and Disaster Recovery Center. It is hoped that the level of services to customer can be improved and maintained, including security and assurance of customer data.

For better contribution on preservation of environment, the Bank’s IT development would be guided to minimize paper usage and to increase time efficiency, by developing manual process in large scale.

Seiring dengan transisi Core Banking Temenos, fitur- fitur TI yang akan dikembangkan Bank di tahun 2015 diarahkan untuk menyederhanakan dan merampingkan proses-proses, misalnya dengan penerbitan e-statement, notifikasi transaksi melalui SMS, aktivasi PIN melalui EDC, transaksi dengan PIN Pad, dan berbagai otomasi lainnya seperti signature verification system, virtual branch, sistem pelaporan bank sentral, middleware system, dan ATM Switching.

Sementara dari aplikasi pendukung bisnis, Bank juga mengembangkan antara lain sistem Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI) bekerja sama dengan Grup Alfa, Document Management System untuk memantau lokasi dokumen debitur, pengembangan Credit Acquisition System untuk proses persetujuan kredit dan pengelolaan jaminan yang lebih baik, pengembangan Micro Lending Financing System untuk memperluas penetrasi Bank ke segmen mikro, Collection dan Recovery System untuk menangani debitur bermasalah.

Sementara dari sisi kehandalan dan keamanan infrastruktur TI, Bank akan melakukan pengembangan Data Center dan Disaster Recovery Center. Dengan harapan tingkat layanan nasabah bisa lebih baik dan terjaga, dan data-data nasabah dapat terjamin dengan aman.

Untuk meningkatkan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan, pengembangan TI Bank akan terus berpedoman untuk meminimalkan penggunaan kertas dan meningkatkan efisiensi waktu kerja, dengan melakukan pengembangan pemrosesan skala besar secara manual.

Bank Sampoerna 69

AreaSampai dengan 2013

Up to 2013Pencapaian 2014

Achievements in 2014Rencana 2015Plans for 2015

infr

astr

ukt

ur

/ in

fras

tru

ctu

re

1. Relokasi Data Center. Data center relocation.

2. Upgrade core banking ke versi terkini. Core banking system upgrade to the

latest version.

3. Otomasi Sistem RTGS + SKN dalam mendukung kegiatan transaksional

Automation of RTGS + SKN system to support transactional activities.

4. Safe Deposit Box System. Safe Deposit Box System

5. Pembukaan Kantor Cabang Surabaya & Palembang

Surabaya and Palembang Branch Offices opening.

6. Standarisasi & pembaharuan perangkat keras.

Hardware standardization and upgrade.

7. Compliance Regulatory Monitoring Application (CRMA) untuk pengawasan kepatuhan & tindak lanjut komentar Bank Indonesia.

Compliance Regulatory Monitoring Application (CRMA) for monitoring compliance and following up BI’s findings.

8. Otomasi LBU dalam rangka peningkatan kualitas laporan.

Automation of LBU to improve quality report

9. ATM telah beroperasi & memiliki Call Center.

Fully operational ATMs and launching of Call Center.

10. Kerjasama dengan ATM Prima Partnership with ATM Prima.

11. Loan Origination System untuk mempercepat proses persetujuan kredit.

Loan Origination System to expedite loan application approval.

12. Joint Financing & AB System untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Joint Financing & AB System to support business growth.

13. e-Learning sebagai sarana sosialisasi & pelatihan secara online.

e-Learning as an online education & training facility.

14. Pembukaan Kantor Cabang Bandung.

Bandung Branch Office opening.

15. e-Library sebagai sarana untuk penyimpanan dokumen SOP.

e-Library for the storage of SOP documents.

1. Internet Banking System (Individual & Corporate) untuk mendukung pendanaan.

Internet Banking System (Individual & Corporate) to support funding.

2. Treasury System untuk mendukung transaksi tresuri.

Treasury System to support treasury-related transactions.

3. Supplier Financing System untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Supplier Financing System to support business growth.

4. Pembukaan Kantor Kas Kantor Cabang Makassar & Samarinda dan KCP Mikro.

Opening of Cash Offices and Makassar & Samarinda Branch Offices and Micro Sub-Branch Offices.

5. Debit Card Sistem Debit dengan kartu ATM yang dapat digunakan hanya pada mesin jaringan EDC Prima.

Debit Card, with ATM card that is accepted on the Prima EDC network.

6. Payment Point untuk membantu nasabah dalam melakukan pembayaran kredit.

Payment Point to facilitate customers for loan repayment.

7. EDC PIN Pad untuk mempermudah penggantian PIN ATM pertama kali di daerah yang terpencil.

EDC PIN Pad to facilitate customers to change their initial PIN in remote areas.

8. Funding Activity Portal sistem yang memudahkan monitoring aktivitas dan kinerja Tim Funding.

Funding Activity Portal to enable monitoring of activities and performance of the Funding Team.

1. Single System Koperasi & Bank untuk mengelola pinjaman koperasi yang dibeli oleh Bank (asset buying)

Single System for Cooperative and Bank to manage asset buying activities.

2. Chip Card (NSICCS), implementasi chip card untuk kartu ATM sesuai NSICCS.

Chip Card (NSICCS) to implement the use of chip card for ATM card in compliance with NSICCS.

3. Relokasi Data Center & Disaster Recovery Center, untuk mendukung proyek implementasi core banking system baru.

Relocation of Data Center & Disaster Recovery Center to support the implementation of the new core banking system.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan70

Profil Dewan KomisarisProfile of the Board of Commissioners

Lahir di Jakarta, 19 Januari 1971. Lulus sebagai Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Tarumanegara, Jakarta, tahun 1995. Mengawali karirnya di Prasetio Utomo & Co sebagai Audit Supervisor (1992–1995). Bergabung dengan PT HM Sampoerna Tbk sebagai Head of Group Finance & Acounting (1996–2005). Selama 2006–2012 menjabat sebagai Head of Finance & Accounting PT Sampoerna Strategic. Pada Januari 2013 diangkat sebagai CFO PT Sampoerna Agro Tbk. Pada Februari 2012 disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris Utama PT Bank Sahabat Sampoerna.

Born in Jakarta on 19 January 1971. Graduated bachelor degree in Economics – Accounting from Tarumanegara University in Jakarta in 1995. Started his career in Prasetio Utomo & Co as Audit Supervisor (1992–1995). Joined PT HM Sampoerna Tbk as Head of Group Finance & Accounting (1996–2005). From 2006-2012, served as Head of Finance & Accounting of PT Sampoerna Strategic. In January 2013 appointed as CFO at PT Sampoerna Agro Tbk. In February 2012, approved by Bank Indonesia as the President Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.

Arsono PutrantoKomisaris

Commissioner

Lahir di Jakarta, 18 Juli 1966. Lulus dengan gelar Bachelor of Science, Electrical Engineering dari University of Texas tahun 1989. Merintis karir sebagai Asisten Manajer Technical Sales Support dan Engineer of Manufacturing & Production di ESL Ltd, anak perusahaan TRW Group, Sunnyvale, CA, USA (1991–1995). Menduduki berbagai posisi penting di berbagai perusahaan, seperti di Artha Graha Group, PT Inti Prakasa Media, PT Excelcomindo Pratama Jakarta hingga PT Alita Proses Inovasi. Menjabat sebagai Corporate Affairs PT Sampoerna Strategic sejak tahun 2010 hingga sekarang. Pada Februari 2012 disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris PT Bank Sahabat Sampoerna.

Born in Jakarta on 18 July 1966. Graduated as Bachelor of Science in Electrical Engineering from the University of Texas in 1989. Started his career as Assistant Manager of Technical Sales Support and Engineer of Manufacturing & Production at ESL Ltd, a subsidiary of TRW Group, Sunnyvale, CA,USA (1991–1995). Held various important positions in a number of companies, such as Artha Graha Group, PT Inti Prakarsa Media, PT Excelcomindo Pratama Jakarta, and PT Alita Proses Inovasi. Has been serving as Corporate Affairs of PT Sampoerna Strategic since 2010. In February 2012, approved by Bank Indonesia as Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.

Budi Setiawan HalimKomisaris Utama

President Commissioner

Bank Sampoerna 71

Adiwarman Azwar KarimKomisaris Independen

Independent Commissioner

Roy Sugihardja WiradharmaKomisaris Independen

Independent Commissioner

Lahir di Jakarta, 29 Juni 1963. Lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi dari Institut Pertanian Bogor tahun 1986, Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia, Jakarta tahun 1989, Master of Business Administration in General (MBA) dari European University, Belgia tahun 1988, serta Master of Arts in Economic Policy (MAEP) dari Boston University, USA tahun 1992. Berkarir di lembaga perancang kebijakan publik perbankan dan konsultan bisnis serta research assistant Bappenas (1987–1990). Menduduki beberapa posisi penting di Bank Muamalat sejak tahun 1992, hingga menjabat Vice President Muamalat Institute (2000–2001). Pernah juga menjadi Direktur Utama KARIM Business Consulting (2001–2011). Pada Februari 2012 disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris Independen PT Bank Sahabat Sampoerna.

Born in Jakarta on 29 June 1963. Graduated with a Bachelor of Economics from Bogor Institute of Agriculture, Bogor in 1986, Bachelor of Economics from the University of Indonesia, Jakarta in 1989, Master of Business Administration in General (MBA) from the European University, Belgium in 1988, and Master of Arts in Economic Policy (MAEP) from Boston University, USA in 1992. Started his career at public banking policy formulation institution and business consultant, research assistant at Bappenas (1987–1990). Held various important positions at Bank Muamalat starting from 1992 and finally served as Vice President of Muamalat Institute (2000–2001). Served as President Director of KARIM Business Consulting (2001–2011). In February 2012, approved by Bank Indonesia as Independent Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.

Lahir di Bogor, 26 April 1966. Lulus dengan gelar Bachelor of Science in Mathematics and Management dari New South Wales University, Sydney, Australia pada tahun 1991. Mengawali karirnya di PT Bank Central Asia (1992– 2011) dengan jabatan terakhir sebagai Group Head Corporate Banking. Pada tahun 2011–2012 menjabat posisi Direktur di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Sejak 2012 hingga saat ini memangku jabatan sebagai Wakil Presiden Direktur di PT Atri Pasifik. Pada Desember 2013 disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris Independen PT Bank Sahabat Sampoerna.

Born in Bogor on 26 April 1966. Graduated with a Bachelor of Science degree in Mathematics and Management from the University of New South Wales, Sydney, Australia in 1991. Began working at PT Bank Central Asia (1992–2011) with the final position as Group Head of Corporate Banking. In 2011– 2012 served as Director of PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Since 2012 to the present, has been serving as Vice President Director at PT Atri Pasifik. In December 2013, approved by Bank Indonesia as Independent Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan72

Profil DireksiProfile of the Board of Directors

Lahir di Idi, Aceh, 14 April 1971. Lulus dengan gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1994 dan mengikuti program pengembangan eksekutif di Harvard Business School dan Stanford Business School. Mengawali karirnya di Citibank NA sebagai Management Associate kemudian pindah ke Bank Papan dengan posisi terakhir sebagai Operations Head. Menjadi anggota Tim Pengelola di Bank Pos kemudian bergabung dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk sejak tahun1999 dan pernah menjabat sebagai Direktur Operations, Direktur Bisnis Mikro, serta terakhir sebagai Direktur Bisnis SME & Wholesale. Pada Mei 2014 diangkat sebagai Direktur Utama PT Bank Sahabat Sampoerna.

Born in Idi, Aceh, on 14 April 1971. Graduated as Bachelor of Mechanical Engineering from the Bandung Institute of Technology in 1994 and participated in executive development program in Harvard Business School and Stanford Business School. Started his career at Citibank NA as Management Associate and later joined Bank Papan with his last position as Operations Head. Appointed as member of the Management Team of Bank Pos and then joined PT Bank Danamon Indonesia Tbk since 1999, and has occupied the position as Director of Operations, Director of Micro Business and lastly as Director of SME & Wholesale Business. In May 2014, appointed as President Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.

Lahir di Jakarta, 13 Januari 1967. Memegang gelar Sarjana Ekonomi Manajemen dari Universitas Indonesia dan Master of Business Administration dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura. Sempat berkarir di beberapa bank, BPPN, serta menduduki posisi puncak di berbagai perusahaan, termasuk di Citibank (1991–1997), sebagai Kepala Divisi Treasury & International Bank Danamon (1997–1999), Tim Pengelola Bank Bali (1999–2000), Kepala Divisi Restrukturisasi Bank BPPN (1999–2001), Kepala Divisi Risk Manajemen BPPN (September 2001–Mei 2002), Advisor PT Trans Pacific Petrochemical (September 2001–Februari 2004), Direktur & CFO hingga Wakil Direktur Utama & CFO PT Trans Pacific Petrochemical Indotama/TPPI (Mei 2001–Agustus 2008), serta Bendahara/CFO Sahabat UKM Sampoerna Microfinance (2008–Januari 2012). Pada Januari 2012 diangkat sebagai Direktur PT Bank Sahabat Sampoerna.

Born in Jakarta on 13 January 1967. Holds a Bachelor in Management Economics from the University of Indonesia and Master of Business Administration from Nanyang Technology University, Singapore. Started his career in various banks, Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA), and held various top positions in some companies, including at Citibank (1991–1997), as Division Head of Treasury & International of Bank Danamon (1997–1999), Management Team of Bank Bali (1999– 2000), Division Head of Bank Restructuring at IBRA (1999–2001), Division Head of Risk Management at IBRA (September 2001–May 2002), Advisor at PT Trans Pacific Petrochemical (September 2001–February 2004), Director & CFO and subsequently Vice President Director & CFO at PT Trans Pacific Petrochemical Indotama/TPPI (May 2001–August 2008), Treasurer/CFO of Sahabat UKM–Sampoerna Microfinance (2008–January 2012). On January 2012, appointed as Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.

Ali RukmijahDirektur Utama

President Director

Agresius Robajanto KadiamanDirektur Keuangan dan

Perencanaan BisnisFinance and

Business Planning Director

Bank Sampoerna 73

Lahir di Bandung, 23 Oktober 1973. Lulus dengan gelar Sarjana Sains Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1997. Berkarir di bank dan lembaga keuangan ternama serta berpengalaman menangani manajemen risiko di berbagai perusahaan. Merintis karir di Citibank (1997–2004) dan ABN Amro Bank (2004–2006). Dipercaya sebagai Deputy Chief Risk Officer GE Finance Indonesia (2006–2007), Manager Credit Policy National Commercial Bank, Jeddah, Arab Saudi (2007–2010) dan Direktur Manajemen Risiko GE Finance Indonesia (2010–2011). Sejak bulan Juni 2012 menjabat sebagai Direktur PT Bank Sahabat Sampoerna.

Born in Bandung on 23 October 1973. Graduated with a bachelor’s degree in Science majoring in Mathematics from the Bandung Institute of Technology in 1997. Has extensive experience working at prominent banks and financial institutions and has specialized in risk management in some companies. Began his career at Citibank (1997–2004) and ABN Amro Bank (2004–2006). Appointed as Deputy Chief Risk Officer at GE Finance Indonesia (2006–2007), Manager Credit Policy National Commercial Bank, Jeddah, Saudi Arabia (2007–2010) and Director of Risk Management at GE Finance Indonesia (2010–2011). In June 2012, appointed as Director at PT Bank Sahabat Sampoerna.

Lahir di Pekanbaru, 27 September 1966. Memegang gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Indonesia. Memulai karirnya sebagai Auditor di Kantor Akuntan Publik Tasnim Ali Wijanarko. Pada tahun 1992, memasuki dunia perbankan dengan bergabung bersama PT Bank Sumitomo Niaga, menerima berbagai tanggung jawab hingga mengakhiri jabatan sebagai Head of Credit Department. Menerima tantangan baru sebagai Senior Credit Analyst–Commercial Leasing di PT GE Finance Indonesia di tahun 1996 dan mengakhiri perjalanan bersama PT GE Finance Indonesia sebagai Vice President Risk for Secured Products–Consumer Finance di tahun 2006. Diangkat sebagai Vice President Risk Management Business Banking PT ABN Amro Bank di tahun 2006. Bergabung bersama Sahabat UKM - Sampoerna Microfinance sebagai Division Head Internal Audit di tahun 2010. Pada Juli 2013 diangkat sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko PT Bank Sahabat Sampoerna.

Born in Pekanbaru on 27 September 1966. Holds a bachelor’s degree in Economics majoring in Accounting from the University of Indonesia. Started his career as Auditor at Tasnim Ali Wijanarko Public Accountant Office. Started working in banking by joining PT Bank Sumitomo Niaga in 1992, bearing various responsibilities and with his final position at the Bank as Head of Credit Department. Worked as Senior Credit Analyst –Commercial Leasing at PT GE Finance Indonesia in 1996, with his final position at the company as Vice President Risk for Secured Products–Consumer Finance in 2006. Subsequently worked as Vice President of Risk Management Business Banking at PT ABN Amro Bank in 2006. Joined with Sahabat UKM - Sampoerna Microfinance as Head of Internal Audit Division in 2010. On July 2013, appointed as Director of Compliance and Risk Management of PT Bank Sahabat Sampoerna.

Ganda Rahaja RusliDirektur Kredit & CollectionCredit and Collection Director

Setyo DwitantoDirektur Kepatuhan &

Manajemen RisikoCompliance &

Risk Management Director

2014 Annual Report / Laporan Tahunan74

Achmad Dendi HardiansahKepala Satuan Kerja Audit InternalHead of Internal Audit

Bergabung dengan Bank sejak September 2012. Pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi dan Hukum Bisnis, Universitas Parahyangan, Bandung. Sebelumnya menjabat Kepala Audit Kredit di PT Bank UOB Indonesia.

Joined the Bank in September 2012. Graduated as Bachelor in Economics and Business Law from Parahyangan University, Bandung. Before joining the Bank, he served as Head of Credit Audit at PT Bank UOB Indonesia

Ong Tek TjanKepala SME, Funding & Network ManagementHead of SME, Funding & Network Management

Bergabung dengan Bank sejak September 2014. Pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Akuntansi, Universitas Gadjah Mada. Sebelum bergabung dengan Bank, menjabat Head of Wholesale Strategic Planning and Business Development Division di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Joined the Bank in September 2014. Graduated as Bachelor of Economics in Accounting, Gadjah Mada University. Before joining the Bank, he served as Head of Wholesale Strategic Planning and Business Development at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Profil Manajemen SeniorProfile of Senior Management

Bank Sampoerna 75

Lie Liliana VeronicaKepala Operasional & Teknologi InformasiHead of Operations & Information Technology

Bergabung dengan Bank sejak Agustus 2014. Pendidikan terakhir Bachelor of Science in Information & Computing, New South Wales University, Sydney Australia. Sebelum bergabung dengan Bank, menjabat SEMM Business Support & Operation Head di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Joined the Bank in August 2014. Graduated as Bachelor of Science in Information & Computing, New South Wales University, Sydney Australia. Before joining the Bank, she served as SEMM Business Support & Operation Head at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Rudy MahasinKepala Bisnis MikroHead of Micro Business

Bergabung dengan Bank sejak September 2014. Pendidikan terakhir Master of Business Administration, Oregon State University. Sebelum bergabung dengan Bank, menjabat Strategic Planning & Business Development Head di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Joined the Bank in September 2014. Graduated as Master of Business Administration from Oregon State University. Before joining the Bank, he served as Strategic Planning & Business Development Head at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Pada tahun 2014 Bank mengisi kebutuhan SDM-nya dengan orang-orang yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan dan strategi bisnis

Bank untuk masuk ke dalam segmentasi- segmentasi baru

In 2014 the Bank fulf ill vacant positions with highly competent personnel, in alignment with the Bank’s business strategy and needs as it entered new

market segments

2014 Annual Report / Laporan Tahunan76

Profil Anggota KomitePembantu Dewan KomisarisProfile of Members of Committees under the Board of Commissioners

Bambang KuswijayantoAnggota Komite Audit & Komite Pemantau Risiko/

Member of the Audit Committee & Risk Monitoring Committee

Lahir di Jakarta, 6 Januari 1967. Sarjana Teknik Pertanian dari

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun 1990, kemudian

mengambil gelar Master of Management in International

Business dari Prasetiya Mulya Business School, Jakarta, tahun

2000. Memulai karirnya di PT Bank CIMB Niaga Tbk di tahun

1990. Saat ini bekerja di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, dan

PT Bank BTPN Tbk sebagai Risk Management Advisor. Diangkat

sebagai Anggota Komite Audit & Komite Pemantau Risiko Bank

Sampoerna sejak Juni 2013

Born in Jakarta, 6 January 1967. Graduated as a Bachelor of Agricultural Engineering from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1990, and subsequently obtained Master of Management in International Business degree from Prasetiya Mulya Business School, Jakarta, in 2000. Began his career at PT Bank CIMB Niaga Tbk in 1990. Currently works at PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, and at PT Bank BTPN Tbk as Risk Management Advisor. Appointed as Member of the Audit Committee & Risk Monitoring Committee of Bank Sampoerna on since June 2013

Bank Sampoerna menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Bank Sampoerna berkomitmen secara berkesinambungan meningkatkan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

di seluruh tingkatan dan jenjang/level organisasi dengan berlandaskan pada lima prinsip GCG

Bank Sampoerna operates with full awareness of its responsibility to adhere to the principles of Good Corporate Governance (GCG). The Bank is committed to

the implementation of GCG across all levels of the organization

Bank Sampoerna 77

Born in Jakarta, 23 February 1977. Bachelor of Economics from the University of Indonesia in 2002. He began his career at PT Bahtera Pesat Lintasbuana in 2002–2008, then at PT Bank Mega Syariah in 2008–2011. Currently work in Bank Sampoerna as HC Admin & Services Department Head. Appointed as Member of the Remuneration and Nomination Committee of Bank Sampoerna in September 2014.

Bambang TrihanantoAnggota Komite Audit & Komite Pemantau Risiko/

Member of the Audit Committee & Risk Monitoring Committee

Lahir di Jakarta, 16 Juli 1961. Sarjana Pertanian dari Institut

Pertanian Bogor, Jawa Barat, tahun 1990, kemudian mengambil

gelar Magister Manajemen Keuangan dari Universitas Sebelas

Maret, Surakarta, Jawa Tengah, tahun 2003. Memulai karirnya

di PT Bank Industri Jakarta di tahun 1989. Saat ini bekerja di PT

Bank BTPN Tbk Unit Syariah sebagai Advisor. Diangkat sebagai

Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko Bank

Sampoerna sejak Juni 2013.

Freddy RobiantoroAnggota Komite Nominasi & Remunerasi

Member of the Nomination & Remuneration Committee

Lahir di Jakarta, 23 Februari 1977. Sarjana Ekonomi dari

Universitas Indonesia, tahun 2002. Memulai karirnya di PT

Bahtera Pesat Lintasbuana tahun 2002–2008. Saat ini bekerja

di Bank Sampoerna dengan posisi sebagai HC Admin &

Services Department Head. Diangkat sebagai Anggota Komite

Remunerasi dan Nominasi Bank Sampoerna pada September

2014.

Born in Jakarta, 16 July 1961. Bachelor of Agriculture from the Bogor Institute of Agriculture from West Java in 1990 and as a Master of Financial Management from the Sebelas Maret University, Surakarta, Central Java, in 2003. He first worked at PT Bank Industri Jakarta in 1989. Currently works at PT Bank BTPN Tbk Sharia Business Unit as Advisor. Appointed as Member of the Audit Committee and Risk Monitoring Committee of Bank Sampoerna since June 2013.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan78

Pejabat EksekutifExecutive Officer

Achmad Dendi HardiansahSatuan Kerja Audit InternalInternal Audit UnitBergabung dengan Bank sejak September 2012. Pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi dan Hukum Bisnis, Universitas Parahyangan, Bandung. Sebelumnya menjabat Kepala Audit Kredit di PT Bank UOB Indonesia. / Joined the Bank in September 2012. Graduated as Bachelor in Economics and Business Law from Parahyangan University, Bandung. Before joining the Bank, he served as Head of Credit Audit at PT Bank UOB Indonesia.

Anis Woro PrihatiningsihCredit Legal & Collateral Management (Jakarta) Jakarta Credit Legal & Collateral ManagementBergabung dengan Bank sejak November 2013. Pendidikan terakhir Sarjana Hukum Perdata, Universitas 11 Maret. Sebelumnya menjabat Area Business Manager di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. / Joined the Bank in November 2013. Graduated as Bachelor of Civil Law, 11 Maret University. Previously served as Area Business Manager at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Arif WiryawanCorporate AffairsCorporate AffairsBergabung dengan Bank sejak Mei 2011. Pendidikan terakhir Sarjana Planologi, Institut Teknologi Indonesia. Sebelumnya menjabat Corporate Secretary di Sahabat UKM-Sampoerna Microfinance. / Joined the Bank in May 2011. Graduated as Bachelor of Planology, Indonesia Institute of Technology. Before joining the Bank he served as Corporate Secretary in Sahabat-UKM, Sampoerna Microfinance.

Burlita ChanKepatuhanComplianceBergabung dengan Bank sejak Juni 2012. Pendidikan terakhir Sarjana Arsitektur, Universitas Indonesia. Sebelumnya menjabat Kepala Financing Review, PT Bank BRI Syariah. / Joined the Bank in June 2012. Graduated as Bachelor of Architecture from University of Indonesia. Before joining the Bank, she served as Financing Review, PT Bank BRI Syariah.

Fajaruddin SimanjuntakTreasury & Financial InstitutionTreasury & Financial InstitutionBergabung dengan Bank sejak Januari 2012. Pendidikan terakhir Master of Business Administration, State University of New York. Sebelumnya menjabat Kepala Divisi Tresuri di Sahabat UKM - Sampoerna Microfinance. / Joined the Bank since January 2012. Graduated as Master of Business Administration from State University of New York. Before joining the Bank, he served as Head of Treasury Division at Sahabat UKM - Sampoerna Microfinance.

Fredy RobiantoroHuman CapitalHuman CapitalBergabung dengan Bank sejak November 2013. Sebelum bergabung dengan Bank menjabat HC Admin & Services Department Head di PT Sahabat Sejati Kapital. / Joined the Bank in November 2013. Before joining the Bank, he served as HC Admin & Services Department Head at PT Sahabat Sejati Kapital.

Hanna HasdianaPusat ProsesingProcessing CentreBergabung dengan Bank sejak Desember 2013. Pendidikan terakhir S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas YAI tahun 1995. Sebelumnya menjabat sebagai Accounting Service Head - Financial Control PT Bank Mega Tbk. / Joined the Bank in December 2013. Graduated as Bachelor of Accounting, the Faculty of Economics, YAI University, 1995. Previously served as Accounting Service Head - Financial Control PT Bank Mega Tbk.

Hariseno AcharyamaEnterprise RiskEnterprise RiskBergabung dengan Bank sejak Juli 2013. Lulus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung. Sebelumnya menjabat AVP Compliance Advisory Service and Head of AML/CTF di PT Bank ANZ. / Joined the Bank in July 2013. Graduated from Faculty of Mathematics, Bandung Institute of Technology. Previously served as AVP Compliance Advisory Service and Head of AML/CTF - PT Bank ANZ.

Harry KwenreBisnis Mikro & SME Wilayah (Timur)Micro & SME Businesses (East)Bergabung dengan Bank sejak Agustus 2014. Pendidikan terakhir S1 STIE Yayasan Pendidikan Ujung Pandang. Sebelumnya bekerja di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. / Joined the Bank in August 2014. Graduated as Bachelor from STIE Yayasan Pendidikan Ujung Pandang. Previously served in PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Iwan Setiawan YaminCollection & SAMCollection & SAMBergabung dengan Bank sejak September 2014. Sebelum bergabung dengan Bank menjabat Senior Secured Lending Risk Manager di PT Bank ANZ Indonesia. / Joined the Bank in September 2014. Before joining the Bank, he served as Senior Secured Lending Risk Manager at PT Bank ANZ Indonesia.

Kantor PusatHead Office(berdasarkan urutan abjad / in alphabetical order)

Bank Sampoerna 79

Lie Liliana VeronicaKepala Operasional & Teknologi InformasiHead of Operations & Information TechnologyBergabung dengan Bank sejak Agustus 2014. Pendidikan terakhir Bachelor of Science in Information & Computing, New South Wales University. Sebelum bergabung dengan Bank, menjabat Business Support & Operation Head di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. / Joined the Bank in August 2014. Graduated as Bachelor of Science in Information & Computing, New South Wales University. Before joining the Bank, she served as Business Support & Operation Head at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Makmur NoorilSM & ESME CreditSM & ESME CreditBergabung dengan Bank sejak Juli 2014. Sebelum bergabung dengan Bank menjabat Business Manager Credit – SEMM di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. / Joined the Bank in July 2014. Before joining the Bank, he served as Business Manager Credit – SEMM at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Oktavia Laksmi WardaniProduct & Marketing CommunicationProduct & Marketing CommunicationBergabung dengan Bank sejak Agustus 2012. Pendidikan terakhir MM - S2 Institut Pertanian Bogor, 2001. Sebelum bergabung dengan Bank, menjabat sebagai Manajer Agribisnis Development PT Bank Danamon Indonesia Tbk. / Joined the Bank in August 2012. Graduated as Master of Management from Institut Pertanian Bogor. Before joining the Bank, she served as Manager of Agribusiness Development at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Ong Tek TjanKepala SME, Funding & Network ManagementHead of SME, Funding & Network ManagementBergabung dengan Bank sejak September 2014. Pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Akuntansi, Universitas Gadjah Mada. Sebelum bergabung dengan Bank, menjabat Head of Wholesale Strategic Planning and Business Development Division di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. / Joined the Bank in September 2014. Graduated as Bachelor of Economics in Accounting, Gadjah Mada University. Before joining the Bank, he served as Head of Wholesale Strategic Planning and Business Development at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Pandu Adiguna KetarenHukum & LitigasiCorporate Legal & LitigationBergabung dengan Bank sejak Januari 2012. Pendidikan terakhir Sarjana Hukum, Universitas Parahyangan. Sebelumnya menjabat Associate di Malik, Stamboel & Associates. / Joined the Bank in January 2012. Graduated as Bachelor of Law from Parahyangan University, Bandung. Before joining the Bank, he served as Associate at Malik, Stamboel & Associates.

Riyadi Ikhsan HidayatNetwork ManagementNetwork ManagementBergabung dengan Bank sejak Agustus 2013. Pendidikan terakhir MM - S2, Fakultas Ekonomi STIE Jakarta, 1999. Sebelumnya menjabat sebagai Performance Management Head di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. / Joined the Bank in August 2013. Graduated as Master of Management from STIE Jakarta 1999. Before joining the Bank, he served as Performance Management Head at PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Rudy MahasinKepala Bisnis MikroHead of Micro BusinessBergabung dengan Bank sejak September 2014. Pendidikan terakhir Master of Business Administration, Oregon State University. Sebelum bergabung dengan Bank, menjabat Strategic Planning & Business Development Head di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. / Joined the Bank in September 2014. Graduated as Master of Business Administration from Oregon State University. Before joining the Bank, he served as Strategic Planning & Business Development Head at PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Sri BudjonoOperasional Cabang dan Customer Care Branch Operation & Customer CareBergabung dengan Bank sejak Desember 1995. Pendidikan terakhir S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Pancasila. Sebelum bergabung dengan Bank, menjabat sebagai Kepala Operasi kantor pusat PT Bank Subentra / Joined the Bank in December 1995. Graduated as Bachelor, Faculty of Economic, Pancasila University. Before joining the Bank, he served as Operation Head in PT Bank Subentra

Teresia LindawatiFinance & AccountingFinance & AccountingBergabung dengan Bank sejak September 2014. Sebelum bergabung dengan Bank menjabat Statutory and Group Reporting Division Head di PT Bank CIMB Niaga Tbk. / Joined the Bank in September 2014. Before joining the Bank, she served as Statutory and Group Reporting Division Head at PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Yanuar Brahmo NugrohoTeknologi InformasiInformation TechnologyBergabung dengan Bank sejak Juli 2014. Pendidikan terakhir S1, Universitas Diponegoro. Sebelumnya bekerja di WOM Finance. / Joined the Bank in July 2014. Graduated as Bachelor from Diponegoro University. Previously worked in WOM Finance.

Yoel GennedyCorporate PlanningCorporate PlanningBergabung dengan Bank sejak Agustus 2013. Pendidikan terakhir Sarjana Akuntansi, Universitas Brawijaya. Sebelumnya menjabat Bendahara dan Corporate Planning Sahabat UKM Sampoerna Microfinance. / Joined the Bank in August 2013. Graduated as Bachelor of Accounting from Brawijaya University. Previously worked as Treasure and Corporate Planning at Sahabat UKM-Sampoerna Microfinance.

Yudi PradanaSales Network (Barat)West Sales Network Bergabung dengan Bank sejak Agustus 2014. Pendidikan terakhir S1, Universitas Tridinanti. Sebelumnya bekerja di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. / Joined the Bank in August 2014. Graduated as Bachelor from Tridinanti University. Previously worked in PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan80

Andika Yudo Nugroho Kepala Cabang Pembantu FatmawatiFatmawati Sub-Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak November 2013. Pendidikan terakhir S1, Universitas Kristen Katolik Atmajaya. Sebelumnya bekerja di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. / Joined the Bank in November 2013. Graduated as Bachelor from Kristen Katolik Atmajaya University. Previously worked in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

Dedy Chandra Kepala Cabang Pembantu PluitPluit Sub-Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak Maret 2014. Pendidikan terakhir S1, Universitas Bunda Mulia. Sebelumnya bekerja di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. / Joined the Bank in March 2014. Graduated as Bachelor from Bunda Mulia University. Previously worked in PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Freddy HandakaKepala Cabang MedanMedan Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak Februari 2012 Pendidikan terakhir Sarjana Sistem Informasi, Unversitas Budi Luhur. Sebelumnya menjabat SME Relationship Manager di PT Bank CIMB Niaga Tbk. / Joined the Bank in February 2012. Graduated as Bachelor of Information Technology, Budi Luhur University. Previously served as SME Relationship Manager at PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Imam Herry AriesantoKepala Cabang SamarindaSamarinda Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak Oktober 2013. Sebelum bergabung dengan Bank menjabat Pimpinan Cabang di PT Bank Mega Tbk, Cabang Batulicin. / Joined the Bank in October 2013. Before joining the Bank, he served as Branch Leader at PT Bank Mega Tbk, Batulicin Branch.

Jhony LLPKepala Cabang Wisma Sejahtera SlipiWisma Sejahtera Slipi Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012. Sebelumnya menjabat sebagai Branch Manager di PT Bank Dipo Internasional. / Joined the Bank in January 2012. Previously he worked as Branch Manager at PT Bank Dipo International.

Kemas Muhammad Afandi AbdullahKepala Cabang PalembangPalembang Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012. Pendidikan terakhir Sarjana Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya. Sebelum bergabung dengan Bank menjabat Marketing Manager di PT BRI Syariah. / Joined the Bank in June 2012. Graduated as Bachelor of Chemical Engineering, Sriwijaya University. Before joining with the Bank, he served as Marketing Manager at PT BRI Syariah.

Nofi HidayatKepala Cabang SurabayaSurabaya Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak April 2012. Pendidikan terakhir Sarjana Manajemen, Universitas Jember. Sebelumnya menjabat Team Leader Marketing Kredit, Bank Mega Kembang Jepun Surabaya. / Joined the Bank in April 2012. Graduated as Bachelor of Management, University of Jember. Previously served as Team Leader of Credit Marketing, Bank Mega Kembang Jepun Surabaya.

Oky Santika KusnadiKepala Cabang BandungBandung Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak Mei 2013. Pendidikan terakhir Sarjana Hubungan Internasional, Universitas Padjajaran. Sebelumnya menjabat Sub-Branch Managerdi PT Bank Mega Tbk, Cabang Subang. / Joined the Bank in May 2013. Graduated as Bachelor of International Relations, Padjajaran University. His previous position was as Sub-Branch Manager at PT Bank Mega Tbk, Subang Branch.

Kantor Cabang dan Cabang PembantuBranch and Sub-Branch Offices(berdasarkan urutan abjad / in alphabetical order)

Bank Sampoerna 81

Peter Sugiarto Kepala Cabang Pembantu Puri IndahPuri Indah Sub-Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak November 2013. Pendidikan terakhir S2, Universitas Persada Indonesia YAI. Sebelumnya bekerja di PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. / Joined the Bank in November 2013. Graduated as Master from Persada Indonesia YAI University. Previously worked in PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.

Rahmi ArifuddinKepala Cabang MakassarMakassar Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak Agustus 2014. Sebelum bergabung dengan Bank bekerja di PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai Flying Unit Manager. / Joined the Bank in August 2014. Before joining the Bank, she worked at PT Bank Danamon Indonesia Tbk as Flying Unit Manager.

RR. Lasmiharti Kepala Cabang Pembantu Kelapa GadingKelapa Gading Sub-Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak November 2013. Pendidikan terakhir S1, Universitas Gunadarma. Sebelumnya bekerja di PT Bank CIMB Niaga Tbk. / Joined the Bank in November 2013. Graduated as Bachelor from Gunadarma. University. Previously worked in PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Shiska HidayatKepala Cabang Sampoerna Strategic Square, JakartaSampoerna Strategic Square Branch Manager, Jakarta

Bergabung dengan Bank sejak November 2013. Sebelum bergabung dengan Bank menjabat Personal Banker Executive di PTBank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. / Joined the Bank in November 2013. Before joining the Bank, she served as Personal Banker Executive at PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Zaki FahmiKepala Cabang PekanbaruPekanbaru Branch Branch Manager

Bergabung dengan Bank sejak Januari 2014. Sebelum bergabung dengan Bank menjabat SME Head di PT Bank BNI Syariah. / Joined the Bank in Januari 2014. Before joining the Bank, he worked as SME Head at PT Bank BNI Syariah.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan82

Analisa & Pembahasan

ManajemenManagement Discussion and Analysis

2014 Laporan TahunanAnnual Report

2014 Annual Report / Laporan Tahunan84

Pembahasan & Analisis ManajemenManagement Discussion and Analysis

Analisis Makroekonomi

Perekonomian Global

S ecara umum perekonomian dunia di tahun 2014 belum membaik, dengan pertumbuhan yang

semakin melambat di negara-negara berkembang yang sebelumnya mencetak angka pertumbuhan yang fenomenal seperti China (7,4% di 2014, terendah sejak tahun 1990) dan India (kurang dari 5% di 2014). Sementara itu, resesi ekonomi tak kunjung usai di Eropa, yang semakin dirundung oleh krisis geopolitik di Ukraina yang menyebabkan diberlakukannya embargo atas Rusia.

Hanya Amerika Serikat yang tampaknya mulai bangkit, sebagai hasil dari giatnya Federal Reserve dalam melakukan stimulus ekonomi berupa quantitative easing selama beberapa tahun terakhir. Banyak negara mengikuti langkah serupa, melemahkan mata uang masing-masing dalam rangka meningkatkan kinerja ekspornya. Hal ini juga menjadi semakin dirasakan dampaknya mengingat dolar AS kembali menunjukkan keperkasaannya terhadap mayoritas mata uang lainnya di dunia, termasuk rupiah.

Sektor Ekonomi riil tidak menunjukkan pemulihan yang berarti, terlebih dengan lesunya harga-harga komoditas terutama komoditas pertambangan. Di paruh kedua 2014, harga minyak turun menjadi hampir setengah nilai tertingginya di pertengahan 2014. Berbagai faktor tersebut menyebabkan banyak institusi keuangan dunia termasuk International Monetary Fund dan World Bank memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi global mereka ke kisaran 3%.

Perekonomian Indonesia

Tahun 2014 ditandai dengan pergerakan politik yang signifikan di Indonesia terkait penyelenggaraan pemilihan umum dan dimulainya pemerintahan baru menjelang triwulan keempat. Kendati investor dan pelaku pasar pada umumnya menaruh harapan yang besar pada pemerintahan baru yang dirasakan dapat menjalankan kebijakan-kebijakan yang positif bagi pertumbuhan, sepanjang tahun 2014 para pelaku

Macroeconomic Analysis

Global Economy

T he global economy in 2014 has not yet recovered from past crises, with slowing rate of growth in developing

countries that previously had posted phenomenal growths, such as China (7.4% in 2014, the lowest since 1990) and India (less than 5% in 2014). Meanwhile, recession lingered in Europe, and exacerbated by the geopolitical crisis in Ukraine which resulted in the enactment of international embargo against Russia.

Only the United States seemed to show signs of recovery, thanks to the effort of the Federal Reserve in delivering its quantitative easing program for the past few years. Many countries had followed suit, depreciating their own currencies in order to increase export. This brought a greater effect in light of the US dollar’s return to such strength against various global currencies, including the rupiah.

The real economy sector, meanwhile, did not demonstrate any sign of meaningful recovery. The situation was worsened in the commodity market, with the weakening of commodity prices, in particular mining commodities. In the second half of 2014, oil price plummeted to half of its highest level reached in the middle of 2014. These factors came into play and as a result of global financial institutions, such as the International Monetary Fund and the World Bank, to cut down their estimates for global economic growth to around 3%.

Indonesia’s Economy

The year 2014 was marked with a significant political movement in Indonesia, in relation to the general elections and the start of a new government nearing the begining of the fourth quarter. Although investors and market players generally placed a strong hope in the new government, which many believed will run largely pro-growth policies, throughout the year the majority of investors in the market resorted to the wait and see strategy, cautiously

Bank Sampoerna 85

pasar cenderung menerapkan strategi wait and see, menunggu perkembangan hasil pemilihan umum sepanjang paruh pertama, dan usainya masa konsolidasi pemerintahan baru di akhir 2014.

Persepsi akan mulai pulihnya perekonomian Amerika Serikat, dan kenaikan harga minyak dunia yang tinggi di awal tahun, menyebabkan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, dan menambah defisit anggaran pemerintah yang pada akhirnya melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 25-30% di bulan November 2014. Langkah ini menyebabkan inflasi, yang sebelumnya turun menjadi 3,99% per Agustus 2014, meningkat menjadi 8,36% per akhir 2014.

Di sisi lain, pasar menyambut baik langkah pemerintah untuk mengurangi secara signifikan subsidi BBM dan mengalokasikan nilai yang cukup substansial tersebut untuk pembangunan infrastruktur. Langkah ini dirasakan dapat melipatgandakan pertumbuhan ekonomi masyarakat selain juga memperkuat posisi anggaran pemerintah.

Turunnya harga minyak dunia di paruh kedua 2014, dan juga harga dari beberapa komoditas pertanian dan tambang, membuat pendapatan negara dari ekspor produk-produk tambang dan pertanian tidak sesuai dengan target awal tahun. Begitu pula halnya dengan penerimaan pajak. Dengan demikian, defisit anggaran pemerintah pun semakin besar. Bagaimanapun juga, pada tahun 2014 Indonesia mencetak angka pertumbuhan berkisar 5%, terendah dalam lima tahun terakhir.

Untuk meningkatkan daya tarik rupiah, Bank Indonesia pada bulan November 2014 menaikkan suku bunga acuannya menjadi 7,75%, dari sebelumnya 7,50% per tahun. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kebijakan yang membatasi penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank-bank besar.

Interaksi dari berbagai kondisi seperti yang telah dijelaskan di atas menimbulkan pengaruh terhadap situasi likuiditas di pasar. Hal ini selanjutnya menyebabkan perlambatan dalam pertumbuhan perbankan nasional, baik dari sisi penyaluran dana maupun pengumpulan dana pihak ketiga. Selain itu, risiko kredit juga meningkat sebagaimana dicerminkan oleh kenaikan pada rasio pinjaman bermasalah (NPL) nasional.

Peran UMKM di Indonesia

Pada tahun 2014, UMKM mencatat pertumbuhan sebesar 11% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Bank Indonesia, total kredit yang disalurkan ke UMKM pada tahun 2014 sebesar Rp707.141,2 milliar, naik 10,32% sebesar Rp66.205,1 milliar dibandingkan dengan posisi per 2013 sebesar Rp640.034,5 milliar.

waiting for the results of the general elections for the first half of the year, and the windup of the new government’s consolidation stage in the end of 2014.

The perception of a recovering United States economy and the sharp increase in oil price in the beginning of the year brought down the value of rupiah against the US dollar, and widened the government’s budget deficit. In the end the government made an adjustment to the price of fuel by rising it by around 25 to 30% in November 2014. This resulted in a hike in inflation, which had been down to 3.99% by August 2014, to 8.36% by the end of 2014.

On the other hand, the market welcomed the policy taken by the government to significantly reduce fuel subsidies and allocate such a substantial funding instead on infrastructure development. This measure, many felt, would augment economic growth, as well as strengthening the government’s budget position.

The drop in global oil prices in the second half of 2014, along with the prices of certain agriculture and mining commodities, reduced the state’s income from export of mining and agricultural commodities even lower than the target set in the beginning of the year. Likewise was income collected from taxes. Both widened the gap in the government’s budget, while in 2014 Indonesia posted a growth rate of around 5%, lowest in the recent period of five years.

To ramp up rupiah’s attractiveness, Bank Indonesia in November 2014 increased its benchmark interest rate to 7.75% p.a., from previously 7.50% p.a. Meanwhile, the Finacial Services Authority (OJK) issued a policy that limit the interest rate for third party funds in large banks.

The interaction of the abovementioned factors brought repercussions to the liquidity in the market. As a result, this decelerated the growth of the national banking industry, both in terms of lending and funding. In addition, credit risk also increased, as reflected on the rise in the national non-performing loans (NPL) ratio.

Role of Micro & SMEs in Indonesia

In 2014, the MSME recorded a growth of 11% from the previous year. Based on Bank Indonesia data, total credit allocated to MSME in 2014 reached Rp707,141.2 billion, a total raised of 10.32% or Rp66,205.1 billion compared to 2013 which was Rp640,034.5 billion.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan86

Tinjauan Operasional

Penghimpunan Dana

Bank Sampoerna melakukan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari masyarakat melalui produk-produk simpanan yang ditawarkan. Dana yang disimpan oleh nasabah dalam bentuk giro, tabungan, ataupun deposito selanjutnya disalurkan kepada para pelaku ekonomi di sektor UMKM di Indonesia. Produk-produk perbankan yang ditawarkan oleh Bank Sampoerna dipastikan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

Ketatnya likuiditas keuangan di sepanjang tahun 2014 menyebabkan sejumlah bank kecil kesulitan dalam mendapatkan dana murah di pasar. Betapapun juga, berkat ukurannya yang masih kecil, Bank dapat mencetak pertumbuhan yang baik, sebesar 29% dari Rp2,1 triliun per akhir 2013 menjadi Rp2,7 triliun per akhir 2014. Pertumbuhan ini jauh lebih baik dibandingkan pertumbuhan DPK perbankan nasional sebesar sekitar 12%, dari Rp3.664 triliun menjadi Rp4.114 triliun per akhir 2014.

Pada tahun 2014, Bank Sampoerna juga berhasil memperluas basis nasabahnya, dari sekitar 4.000 nasabah di 2013 menjadi 6.300 nasabah. Sebagian kenaikan jumlah nasabah ini dikontribusikan dari dibukanya dua kantor cabang baru, yaitu di Samarinda dan Makassar, pada tahun 2014. DPK yang dihimpun oleh Bank Sampoerna per akhir tahun 2014 memiliki komposisi sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Operational Review

Funding

Bank Sampoerna raises third party funds from the public through the variety of savings products offerings. Funds are kept by customers in the form of current account, savings account, or time deposit, and they are subsequently extended to support the growth of micro, small, and medium enterprises in Indonesia. Bank Sampoerna’s banking products are guaranteed to comply with the prevailing laws and regulations in the Republic of Indonesia, as established by Bank Indonesia, Financial Services Authority, and the Indonesia Deposit Insurance Corporation (LPS).

Tight monetary liquidity in the market throughout 2014 created difficulty for small banks to obtain low-priced funds in the market. However, due to relatively small size, the Bank managed to record an impressive funding growth of 29%, from Rp2.1 trillion at the end of 2013 to Rp2.7 trillion at the end of 2014. This growth far exceeded the funding growth of the national banking industry of around 12%, from Rp3,664 trillion to Rp4,114 trillion as at the end of 2014.

In 2014, Bank Sampoerna also managed to expand its client base, from around 4,000 customers in 2013 to around 6,300 customers. The increase in the number of customers was partly contributed by the opening of two new branch offices, in Samarinda and Makassar, in 2014. Total third party funds raised by Bank Sampoerna at the end of 2014 had the following composition:

All in all, the scale of the MSME sector in Indonesia remained vast and promising, with the number of enterprises account in 2014 reaching 10,953,682 million account, compared to 2013 in the amount of 10,139,606 million account, or a total raise of 8.02% or 814,076 account.

Players in the informal and MSME sectors have contributed significantly to the state income, mainly in the form of taxes. In addition, MSME also provide many employment opportunities for largely low-education laborers.

Secara keseluruhan, skala sektor UMKM di Indonesia sangat besar dan menjanjikan, dengan jumlah rekening UMKM di tahun 2014 mencapai 10.953.682 juta rekening, dibandingkan tahun 2013 sebesar 10.139.606 rekening, atau naik 8,02% sebesar 814.076 rekening.

Pelaku sektor ekonomi informal dan UMKM berkontribusi cukup signifikan terhadap penerimaan negara terutama dalam bentuk pajak. Selain itu, UMKM juga menyediakan lapangan kerja yang besar bagi tenaga kerja yang umumnya kurang terdidik.

Bank Sampoerna 87

Bank Sampoerna’s products have been enhanced in terms of their attractiveness to customers, with the launching of the phone banking and internet banking features in 2014. Furthermore, Bank Sampoerna’s ATM card can now be used on the entire PRIMA network in Indonesia and can also be used as a debit card at various merchants.

In order to improve its funding performance, Bank Sampoerna strived to enhance the quality of its staff so that they understand more of the local economic situation in each region in which the Bank’s branch offices are present. In 2015 and onwards, the Bank will further activate its Community Banking-based business, in order to build a larger proportion of cheap funds (from current accounts and savings accounts—CASA). Using this Community Banking strategic approach, the Bank’s employees are required to be more well-informed of the communities in which they operate, so that they may develop the potential for obtaining cheap funds and amplify potentials for lending activities in each community.

Micro and SME Lending

Bank Sampoerna offers a number of lending programs and products for businesses that are categorized as MSME. For micro and small businesses, lending is given to individual

ProdukProduct

2014 2013 PertumbuhanGrowth

(%)NasabahCustomers

RekeningAccounts

Nilai Portofolio(Rp miliar/

billion)

NasabahCustomers

RekeningAccounts

Nilai Portofolio(Rp miliar/

billion)

GiroCurrent Account

549 675 201,1 439 482 289,5 -31

TabunganSavings Account

4.643 5.887 109,6 2.819 2.883 32,2 241

DepositoTime Deposit

1.096 2.136 2.404,5 829 1.424 1.778,4 35

TOTAL 6.288 8.698 2.715,2 4087 4789 2.100,1 29

Produk-produk Bank Sampoerna kini semakin menarik bagi nasabah dengan diluncurkannya fitur phone banking dan internet banking pada tahun 2014. Selain itu, kartu ATM Bank Sampoerna juga dapat digunakan di seluruh jaringan PRIMA di Indonesia dan dapat digunakan sebagai kartu debit di berbagai merchant.

Dalam rangka meningkatkan kinerja penghimpunan dana, Bank Sampoerna berupaya untuk terus meningkatkan kualitas karyawannya agar dapat lebih memahami situasi perekonomian di masing-masing daerah di mana Bank memiliki cabang. Di tahun 2015 dan selanjutnya, Bank akan semakin mengaktifkan bisnis berbasis Community Banking dalam rangka membangun proporsi dana murah (current account & savings account—CASA) yang lebih besar. Melalui strategi Community Banking, para karyawan Bank dituntut untuk semakin mengenal komunitas di mana mereka ditempatkan, untuk mengembangkan potensi penghimpunan dana murah sekaligus potensi kredit yang ada di masing-masing komunitas.

Pembiayaan UMKM

Bank Sampoerna menawarkan sejumlah program dan produk pembiayaan yang disalurkan kepada para pelaku usaha di segmen UMKM. Untuk usaha mikro dan kecil,

3000

2500

2000

1500

1000

500

0Giro

Current AccountTabungan

Savings AccountDeposito

Time Deposit

20132014

keterangan/notes:(Rp miliar/bilion)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan88

pembiayaan diberikan kepada badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha mikro atau kecil, yang berfokus pada bidang usaha produktif dengan rentang pembiayaan sampai dengan Rp3 miliar. Di samping pembiayaan kepada sektor UMKM, Bank Sampoerna juga secara selektif melayani pembiayaan untuk kredit konsumtif dan sektor korporasi.

Pertumbuhan nilai kredit di sektor UMKM di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh strategi investor yang pada umumnya masih menunggu momen yang tepat, baik dari sudut pandang ekonomi maupun politik, untuk melakukan investasi dan pengembangan usaha. Total kredit yang disalurkan di tahun 2014 oleh Bank Sampoerna mencapai Rp2,5 triliun, tumbuh 47% dari Rp1,7 triliun per akhir 2013. Pertumbuhan tersebut jauh di atas pertumbuhan kredit perbankan, yang besarnya per akhir tahun 2014 naik sekitar 12%, dari Rp3.320 triliun di 2013 menjadi Rp3.707 triliun.

Sebesar sekitar Rp1 triliun (40% dari total portofolio kredit Bank) disalurkan melalui mekanisme Asset Buying / Channeling, dan Rp797 miliar (31%) disalurkan ke segmen UKM, sementara sisanya sebesar Rp711 miliar (29%) disalurkan ke Multifinance dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Di tahun 2014, Bank juga semakin mengintensifkan kegiatan penyaluran kreditnya ke usaha kecil melalui kerja sama dengan Koperasi Mitra Sejati. Hal ini dilakukan dengan menempatkan tenaga kerja bidang penjualan di kantor-kantor koperasi, agar mereka lebih berfokus untuk melayani calon nasabah baru, khususnya dari sektor-sektor yang baru berkembang.

Bank Sampoerna menerapkan kebijakan risk-based pricing dalam menyalurkan kredit ke jenis-jenis bisnis yang telah dipahami dengan baik, sehingga mampu memberikan suku bunga pinjaman yang kompetitif dan tenor yang lebih menarik bagi nasabah. Penerapan kebijakan ini membuat Bank dapat terus menjaga rasio kredit bermasalah bersih (NPL-net) di tahun 2014 sebesar 2,15%, di bawah batas yang ditetapkan oleh OJK sebesar 5%.

Dengan menganut strategi Community Banking, Bank berupaya untuk semakin terlibat dalam bidang-bidang ekonomi yang berpotensi di masing-masing komunitas di mana cabang Bank berada. Untuk itu, Bank melakukan pemetaan bisnis dan risiko di daerah-daerah yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan. Dalam rangka memastikan keberhasilan strategi ini, Bank telah merekrut orang-orang yang tepat, yakni mereka yang memahami betul situasi perekonomian suatu daerah, untuk meningkatkan intensitas penyaluran kredit ke sektor-sektor yang menjanjikan.

and business entities that have met proper criteria to be categorized as micro or small business, and in this regard the Bank is focusing on productive businesses with loans size up to Rp3 bilion. In addition to lending to MSME, Bank Sampoerna on selective basis also provides lending for consumer and corporations.

Growth in lending to MSME in Indonesia was largely dependent on investors, whose strategy in 2014 in general was to wait and see for better economic and political situations prior to their investing to expand their businesses. Bank Sampoerna’s total loans in 2014 reached Rp2.5 trillion, a raise of 47% from Rp1.7 trillion at the end of 2013. The Bank was able to record a higher growth rate well above the average increase in banking industries, whose value at the end of 2014 have grown by 12%, from Rp3,320 trillion in 2013 to Rp3,707 trillion.

Around Rp1 trillion (40% of the Bank’s total lending portfolio) was disbursed through the Asset Buying / Channeling mechanism, and Rp797 billion (31% of total) was disbursed to the SME segment, while the rest, amounting to Rp711 billion (29% of total) was disbursed to multifinance institutions and rural banks. In 2014, the Bank further intensified its lending to small businesses through cooperation with Koperasi Mitra Sejati. The strategy was implemented by placing sales force at the cooperative’s branches, so that they can be more focused on serving new and potential customers, especially from emerging economic sectors.

Bank Sampoerna implements a risk-based pricing policy, by providing loans for businesses which has been well understood. Hence, the Bank is able to provide a competitive interest rate for its loans, as well as more appealing tenure for customers. The policy’s implementation allowed the Bank to maintained its non-performing loans ratio (NPL-net) in 2014 at around 2.15%, below the limit of 5% set by OJK.

By implementing the Community Banking strategy, the Bank is aiming to be more involved in potential economic sectors in the communities in which the Bank’s branches are located. To do so, the Bank has conducted a mapping of businesses and risks in areas that are believed to possess a significant potential for growth. In order to ensure the strategy’s successful implementation, the Bank has recruited staff who thoroughly understand the economic situation in these respective areas. This will allow the Bank to increase its lending to sectors that are deemed promising.

Bank Sampoerna 89

Distribusi penyaluran kredit Bank Sampoerna berdasarkan sektor usaha per akhir tahun 2013 dan 2014 dicantumkan dalam tabel berikut:

Sektor UsahaBusiness Sector

Total Kredit 2014Total Loans 2014

(Rp miliar/billion)

Total Kredit 2013Total Loans 2013

(Rp miliar/billion)

PertumbuhanGrowth

(%)

Mikro/Micro 291 447 (34,90%)

Kecil/Small 772 197 (291,88%)

Menengah/Medium 709 597 (18,76%)

Non-UMKM/Non-SME 768 491 (56,42%)

TOTAL 2.540 1.732 46,45%

Tresuri & Lembaga Keuangan

Seiring perkembangan bisnis Bank, pada tahun 2014 Divisi Treasury & Financial Institution memberikan pembiayaan kepada 16 debitur perusahaan Multifinance, 17 debitur BPR, dan satu debitur koperasi karyawan, dengan total kelolaan portofolio mencapai Rp711 miliar. Dan melalui kerjasama dengan Koperasi Mitra Sejati yang terjalin sejak 2011, Bank melakukan pembelian aset mikro sebesar Rp948 miliar, dengan total kelolaan portofolio sebesar Rp1.128 miliar pada tahun 2014.

Dalam rangka mendukung bisnis secara berkesinambungan, Bank senantiasa mengelola likuiditasnya secara harian. Hal ini dilakukan selain untuk menjaga operasional Bank juga untuk memenuhi komitmen Bank terhadap nasabah, dengan tetap mematuhi ketentuan penyediaan Giro Wajib Minimum sesuai peraturan Bank Indonesia. Pada tahun 2014, Tresuri mengoptimalkan pengelolaan dana Bank baik dari sisi aset maupun liabilitas, terutama melalui transaksi antarbank, sehingga bisnis Bank berkembang secara berkelanjutan. Total dana kelolaan portofolio Tresuri adalah lebih dari Rp800 miliar.

Tresuri secara bertahap meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kerjanya, demi membentuk tim kerja yang solid. Pada tahun 2014, Tresuri menerapkan sistem baru, Temenos, untuk memperlancar proses administrasi dan memitigasi risiko operasional yang kemungkinan timbul.

Peningkatan network counterparty dengan bank lain pun terus diupayakan untuk meningkatkan kapasitas Pasar Uang Antar Bank, begitu pula dengan diversifikasi investasi untuk meningkatkan yield dari excess funds.

Bank Sampoerna’s lending composition by business sector as at the end of 2013 and 2014 is presented as follows:

Treasury & Financial Institution

In line with the Bank’s business growth, in 2014 the Treasury & Financial Institution Division provided financing to 16 multifinancing institutions, 17 rural banks, and one employee cooperative, with a total portfolio of Rp711 billion. Meanwhile, through a strategic partnership with the Koperasi Mitra Sejati, which the Bank has been forging since 2011, the Bank continued its micro-asset buying program with a total transaction of Rp948 billion, and a total assets under management in its portfolio of around Rp1,128 billion in 2014.

In order to sustainably support its business, the Bank maintains its liquidity on a daily basis, so that the Bank’s operations remain fit to serve all its commitments to customers, by strict adherence to the Minimum Reserve Requirements in accordance with the Bank Indonesia regulation.

In 2014 the Treasury optimized the Bank’s fund management both from the perspective of assets and liabilities, especially through interbank transactions. This ensured the Bank’s sustainable business development. Total funds managed by the Treasury Division reached more than Rp800 billion.

The Treasury Division is gradually improving its staff quality and number, aiming to form solid teamwork among its staff. In 2014, the Treasury Division began to implement a new system, the Temenos, to enhance administrative processes and to mitigate operational risks that may arise.

The Bank also strived to enlarge its network counterparty activities with other banks, in order to expand the interbank lending market capacity. The Bank also diversified its investments to improve yield from excess funds.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan90

Pada masa mendatang, kegiatan bisnis Tresuri akan diarahkan pada transaksi-transaksi yang tidak hanya terbatas pada pasar uang.

Prospek Usaha

Perekonomian Indonesia di tahun 2015 diprediksi masih akan diwarnai oleh kondisi defisit pada neraca berjalan dan neraca perdagangan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi diprediksi pada kisaran 5,10% hingga 5,40%, inflasi terkendali pada kisaran 6,50%, dan suku bunga acuan Bank Indonesia diprediksi akan tetap pada 7,75%, atau akan mengalami peningkatan apabila terdapat tekanan dari depresiasi rupiah terhadap dolar AS, atau jika Bank Sentral Amerika Serikat memutuskan untuk menaikan suku bunga acuannya.

Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, perekonomian Indonesia secara substansial masih akan didominasi oleh sektor informal dan UMKM yang akan terus berkembang dengan cepat seiring meningkatnya populasi kelas menengah dan meningkatnya pendapatan rumah tangga rata-rata di Indonesia. Sektor-sektor yang diperkirakan akan tumbuh besar di 2015 adalah konsumsi rumah tangga, investasi, serta ekspor dan impor.

Situasi likuiditas bagaimanapun juga masih akan cenderung ketat, kendati Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerapkan kebijakan suku bunga untuk kategori Bank BUKU 3 dan BUKU 4 yang ditujukan untuk membuat persaingan perbankan lebih sehat.

Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan aset perbankan di tahun 2015 sebesar 15,29%, yang berarti kenaikan sebesar Rp851 triliun, menjadi Rp6.416 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga ditargetkan tumbuh 14,23% mencapai Rp4.604 triliun per akhir 2015, dan penyaluran kredit tumbuh 16,46% menjadi Rp4.352 triliun. Bank Indonesia juga menargetkan agar rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (LDR) pada kisaran 94%.

Dana Pihak Ketiga untuk kategori Bank BUKU 1, yakni kategori di mana Bank Sampoerna berada, ditargetkan mencapai Rp186 triliun, sementara untuk pertumbuhan penyaluran kredit Bank BUKU 1 ditargetkan mencapai 23% menjadi Rp173 triliun.

Di tahun 2015, Bank Sampoerna melanjutkan fokus bisnisnya pada penyaluran kredit ke segmen UMKM, khususnya ke kelompok Emerging SME dan Super Mikro, dengan plafon pembiayaan maksimal Rp3 miliar per nasabah. Penyaluran kredit ini akan ditopang dengan pengumpulan dana pihak ketiga yang diperkuat

In the future the Treasury Division’s business activities will be directed towards increasing the variety of transactions beyond money market transactions.

Business Prospects

Indonesia’s economy in 2015 is predicted to be marked with some current account and trade account deficit issues. Economic growth is predicted to be around 5.10% to 5.40%, steady inflation at around 6.50%, and Bank Indonesia’s benchmark interest rate is predicted to hover around 7.75% or even subject to further increase given additional pressure from the depreciation of the rupiah against the US dollar, or if Federal Reserve of the United States decides to increase its benchmark rate.

As seen in the previous years, Indonesia’s economy will be substantially dominated by the informal sector as well as the MSME sector, which are set to grow rapidly along with the expansion of the middle class population and the increase in average household income in Indonesia. Sectors that will exhibit significant growth in 2015 are believed to be household consumption, investment, export and import.

The liquidity situation, however, will remain tight, regardless the fact that the Financial Services Authority (FSA) has implemented the interest rate policy for banks in the BUKU 3 and BUKU 4 categories, which is intended to encourage fair competition among banks.

Bank Indonesia has targeted an increase in banking assets by 15.29% in 2015, which would be translated to an increase of Rp851 trillion in assets, to reach a total of Rp6,416 trillion. Meanwhile, third party funds are expected to grow by 14.23% to reach Rp4,604 trillion by the end of 2015, and lending is expected to grow by 16.46% to Rp4,352 trillion. Bank Indonesia has also set the target for the national banking industry’s loan to deposit ratio (LDR) at around 94%.

Third party funds for banks in the BUKU 1 category, to which Bank Sampoerna currently belongs, are targeted to reach Rp186 trillion, while lending by banks in the BUKU 1 category is expected to grow by 23% to Rp173 trillion.

In 2015, Bank Sampoerna shall continue to focus its business on lending to the micro, small, and medium enterprises, specifically to Emerging SME and Super Micro segments, with a maximum facility amount of Rp3 billion per customer. Lending activities will be supported by strong funding from third parties, which will be

Bank Sampoerna 91

melalui dibukanya cabang-cabang baru dan dengan memanfaatkan citra Bank sebagai bagian dari Grup Sampoerna Strategic dan Grup Alfa yang dikenal memiliki struktur permodalan yang kuat dan keseriusan dalam mengembangkan usaha di tengah masyarakat Indonesia.

Prospek pertumbuhan Bank di 2015 dan tahun-tahun selanjutnya didukung oleh kondisi permodalan yang kuat dari para pemegang sahamnya, khususnya dua grup besar yaitu Grup Sampoerna Strategic dan Grup Alfa. Dalam rangka memenuhi rasio kecukupan modal sebagaimana disyaratkan oleh regulator perbankan, pada tahun 2015 para Pemegang Saham Bank telah berkomitmen untuk menambah modal sebesar minimal Rp100 miliar untuk mendukung pertumbuhan Bank.

ramped up through the opening of new branch offices and by leveraging the Bank’s image as part of the Sampoerna Strategic Group and Alfa Group, which has been known to have strong capital structure and passion in developing businesses together with the Indonesian society.

The Bank’s growth prospect in 2015 and the coming years is shored up by its Shareholders’ strong commitment to providing necessary capital. The Bank is currently supported by two business conglomerates, namely the Sampoerna Strategic Group and the Alfa Group. In order to meet the capital adequacy ratio as required by the banking regulator, the Shareholders have committed to increasing the Bank’s capital by at least Rp100 billion in 2015, to support its growth.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan92

Tinjauan KeuanganFinancial Review

B ahasan ini disusun berdasarkan laporan keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna pada tanggal dan

untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 yang disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan Keuangan tersebut telah diaudit oleh auditor independen KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto.

Kecuali dinyatakan lain, semua informasi keuangan yang berhubungan dengan PT Bank Sahabat Sampoerna dinyatakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Analisis Laba Rugi KomprehensifAnalysis of Comprehensive Profit & Loss

Laporan Laba Rugi Komprehensif Analysis of Comprehensive Profit and Loss

(Dalam jutaan rupiah)(in million rupiah) 2014 2013

Perubahan (%)Change (%)

Pendapatan bunga / Interest income 356,399 229,066 56%

Beban bunga / Interest expense (229,564) (128,737) 78%

Pendapatan bunga bersih / Net Interest Income 126,834 100,328 26%

Pendapatan operasional lainnya / Other operating income 26,937 11,027 144%

Pemulihan (pembentukan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai /Allowance (provision) for impairment ossses on financial asset

(8,723) 4,917 -277%

Beban operasional lainnya / Other operating expense (108,335) (89,167) 21%

Laba operasional / Operating income 36,713 27,104 35%

Pendapatan (beban) non operasional bersih / Net – Non Operating income / expense

2 (703) -100%

Laba sebelum beban pajak penghasilan / Profit before tax 36,715 26,401 39%

Beban pajak penghasilan / Tax income expense (9,381) (7,616) 23%

Laba tahun berjalan / Profit After Tax 27,334 18,785 46%

Pendapatan OperasionalPendapatan operasional Bank terutama berasal dari pendapatan bunga. Pada tahun 2014, pendapatan bunga Bank adalah Rp356,4 miliar, 56% lebih tinggi dibandingkan Rp229,1 miliar di 2013, dan 3% lebih tinggi daripada target yang ditetapkan di awal tahun 2014. Pendapatan operasional lainnya mencapai Rp26,9 miliar di 2014, 144% lebih tinggi dari tahun 2013, dan 33% lebih tinggi daripada target.

T he discussion is prepared based on the financial statements of PT Bank Sahabat Sampoerna for

fiscal year ended on 31 December 2014 presented based on Indonesian Financial Accounting Standards. The Financial Statements have been audited by Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Public Accountant Office as Independent Auditor.

Unless otherwise stated, all financial information related to PT Bank Sahabat Sampoerna is stated, based on the Financial Accounting Standards in Indonesia.

Operating IncomeThe Bank’s operating income was mainly derived from interest income. In 2014, the Bank’s interest income reached Rp356.4 billion, 56% higher than Rp229.1 billion in 2013 and 3% above the target set in the beginning of the year. Other operating income reached Rp26.9 billion in 2014, 144% higher than 2013, and 33% above the target.

Bank Sampoerna 93

Operating ExpensesThe Bank’s interest expenses made up the majority of operating expenses, which totaled Rp229.6 billion in 2014. This was 78% higher than 2013 figure, due to the larger amount of third party funds kept in the Bank in 2014 compared to in 2013. In addition, the hike of interest rate benchmark by Bank Indonesia in November 2014 was also a cause. In 2014 the Bank’s interest expenses were 4% above the target set in the beginning of the year. In addition, the increase in manpower expense in the amount of Rp66 billion, 20% higher than Rp55 billion in 2013. This was due to to the new employees recruited in 2014 to support the Bank’s growth strategy. Meanwhile, general and administrative expenses climbed 24% from Rp34.2 billion in 2013 to Rp42.3 billion in 2014, driven by goods and services. Furthermore, there was an allowance or provision for impairment losses on financial assets recorded at Rp8.7 billion, in 2014.

Net Interest IncomeThe Bank’s Net Interest Income (NII) in 2014 was Rp126.8 billion, in line with the target set in the beginning of the year, and 26% higher than Rp100.3 billion recorded in 2013. This was owing to the Bank’s success in providing loans in 2014.

Operating IncomeIn 2014 the Bank recorded operating income to the tune of Rp36.7 billion, 35% higher than Rp27.1 billion in 2013, in line with higher interest income recorded in 2014.

Income before Income Tax ExpensesWith a non-operating income net of Rp2 billion in 2014, the Bank’s profit before income tax expenses in 2014 was Rp36.7 billion. This was 39% higher than Rp26.4 billion in 2013.

Income TaxThe income tax expenses in 2014 reached Rp9.4 billion, 23% higher than Rp7.6 billion paid in 2013.

Comprehensive Income for the YearThe Bank’s net income, or total comprehensive income for the year, was Rp27.3 billion in 2014. This was 46% higher than Rp18.8 billion recorded in 2013, and also 4% above the target set in the beginning of the year, of Rp26.2 billion.

Beban OperasionalBeban bunga Bank, yang merupakan mayoritas dari beban operasional Bank, mencapai Rp229,6 miliar di 2014, 78% lebih tinggi dibandingkan di tahun 2013 karena nilai simpanan pihak ketiga yang lebih tinggi di tahun 2014 dibandingkan di 2013. Selain itu, tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sejak awal tahun 2013 sampai dengan November 2014 juga memberikan kontribusi. Beban bunga Bank di 2014 ini 4% lebih tinggi dibandingkan target awal tahun. Selain itu, kontribusi pada peningkatan beban tenaga kerja sebesar 20% di tahun 2014, yaitu Rp66,0 miliar dibandingkan Rp55 miliar di 2013, yang disebabkan penambahan jumlah karyawan baru yang direkrut di tahun 2014 untuk mendukung strategi pertumbuhan Bank. Sementara itu, beban umum dan administrasi naik 24% dari Rp34,2 miliar di 2013 menjadi Rp42,3 miliar di 2014, yang terutama berasal dari barang dan jasa. Pada sisi lain, terdapat pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan pada tahun 2014 sebesar Rp8,7 miliar.

Pendapatan Bunga BersihPendapatan bunga bersih (NII) Bank di tahun 2014 mencapai Rp126,8 miliar, sejalan dengan target di awal tahun dan 26% lebih tinggi dibandingkan Rp100,3 miliar di tahun 2013. Hal ini dapat dicapai berkat upaya Bank dalam menyalurkan kredit yang cukup berhasil di 2014.

Laba OperasionalBank pada akhir tahun 2014 membukukan laba operasional sebesar Rp36,7 miliar, 35% lebih tinggi dibandingkan Rp27,1 miliar di 2013 karena pendapatan bunga yang lebih tinggi di 2014.

Laba Sebelum Pajak Dengan pendapatan non-operasional bersih sebesar Rp2 miliar pada tahun 2014, nilai laba sebelum pajak di tahun 2014 adalah Rp36,7 miliar, 39% lebih tinggi dibandingkan Rp26,4 miliar di 2013.

Pajak PenghasilanPajak penghasilan yang harus dibayarkan Bank di tahun 2014 adalah Rp9,4miliar, 23% lebih tinggi dibandingkan Rp7,6 miliar yang telah dibayarkan di 2013.

Laba Komprehensif Tahun BerjalanBank membukukan laba bersih, atau laba komprehensif tahun berjalan, sebesar Rp27,3 miliar di 2014, 46% lebih tinggi dibandingkan Rp18,8 miliar sepanjang 2013, dan 4% lebih tinggi dibandingkan target di awal tahun sebesar Rp26,2 miliar.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan94

Analisis Posisi KeuanganAnalysis of Financial Positions

Dalam jutaan rupah(in million rupiah) 2014 2013

Perubahan (%)Change (%)

Kas dan Setara Kas / Cash and cash equivalent 556,721 739,043 -25%

Efek-efek / Marketable securities 313,401 153,411 104%

Kredit yang diberikan - kotor / Loans – Gross 2,539,905 1,731,636 47%

-/-CKPN (11,884) (8,321) 43%

Kredit yang diberikan - bersih / Loans – Net 2,528,021 1,723,314 47%

Aset Tetap - bersih / Fixed asset – Net 29,099 26,437 10%

Aset lainnya / Other asset 44,709 27,493 63%

Total Aset / Total asset 3,471,949 2,669,698 30%

Giro / Current account 201,077 289,523 -31%

Tabungan / Saving 109,617 32,182 214%

Deposito / Time deposits 2,404,525 1,778,440 35%

Simpanan dari bank lain / Saving from other Banks 13,803 13,506 2%

Liabilitas lain-lain / Other liabilities 105,663 76,116 39%

Total liabilities / Total Liabilitas 2,834,684 2,189,768 29%

Total Ekuitas / Total equity 637,265 479,930 33%

Total Liabilitas dan Ekuitas / Total liability and equity

3,471,949 2,669,698 30%

AsetPada tahun 2014, Bank mencatat pertumbuhan sebesar 30% menjadi Rp3,472 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp2,670 milliar di tahun 2013. Pertumbuhan tersebut terutama di dorong oleh peningkatan kredit yang diberikan - bersih sebesar 47% menjadi sebesar Rp2,528 milliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2013: Rp1,723 milliar). Selain itu, Dana Pihak Ketiga juga mengalami pertumbuhan sebesar 29% menjadi Rp2,715 milliar (2013: Rp2,100 milliar).

Kredit yang diberikanPada tahun 2014, total kredit yang diberikan – bersih mengalami peningkatan sebesar 47% dengan pembagian segmen sebagai berikut :

Kredit berdasarkan segmentasiLoan based on Segment

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)2014 2013

Perubahan (%)Change (%)

Micro 1,032,033 607,434 70%

SME 797,147 690,598 15%

Financial Institution 710,725 433,604 64%

Total Loan 2,539,905 1,731,636 47%

AssetsIn 2014, the Bank recorded a 30% growth to Rp3.472 billion compare to the previous year in Rp2.670 billion. The growth is majorly supported by the increase in net loan in the amount of 47% or Rp2.528 billion compare to the previous year (2013: Rp1.723 billion). In addition, third party fund also recorded significant growth up to 29% in Rp2.715 billion (2013: Rp2.100 billion)

LoansIn 2014, net loans increased to 47% with the following detail of segment:

Bank Sampoerna 95

The loan growth is particularly supported by micro segment which contributed 70% of total loans in 2014 in total amount of Rp1.032 billion, which is in accordance to focus of the Bank to develop micro segment. All loans are provided in rupiah currency.

Non-performing LoansDue to slowdown in global economy and growth in loan portofolio of the Bank, total non performing loan increased with NPL gross and NPL net ratio to total loans are each 2.35% and 2.15% in 2014 (2013: 1.59% and 1.42%). In providing loan, the Bank has pay attention to the principle of prudentiality and take close and tight loan monitoring.

The growth of Third Party Fund reach 29% in 2014 to Rp2.714 billion compare to previous year in Rp2.100 billion. The significant growth is particularly supported by interesting featurer in savings products such as phone banking, internet banking and ATM card which can be used in PRIMA network in Indonesia, including the using of the Bank’s debit card in merchant. The Third Party Fund is composed of 7% current account, 4% savings and 89% in time deposits. The tight liquidity has caused some collected fund were considered as highly cost fund hence CASA ratio has decreased from 15.3% to 11.4%.

Pertumbuhan kredit yang diberikan terutama didorong oleh segmen mikro yaitu sebesar 70% di tahun 2014 menjadi Rp1,032 milliar, dimana hal ini sesuai dengan fokus bank untuk mengembangkan segmen mikro. Seluruh kredit yang diberikan adalah dalam mata uang IDR.

Kredit BermasalahSeiring dengan perlambatan ekonomi global dan pertumbuhan kredit pada Bank, total kredit bermasalah mengalami peningkatan dengan rasio NPL gross dan NPL net terhadap total kredit masing-masing sebesar 2,35% dan 2,15% di tahun 2014 (2013: 1,59% dan 1,42%). Dalam penyaluran kredit, Bank menerapkan prinsip kehati-hatian dan melakukan pemantauan terhadap kredit secara ketat dan rutin.

Dana Pihak KetigaThird Party Fund

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah) 2014 2013Perubahan (%)

Change (%)

Giro / Current Account 201,077 289,523 -31%

Tabungan / Saving 109,617 32,182 214%

Deposito Berjangka / Time Deposits 2,404,525 1,778,440 35%

Total 2,715,218 2,100,145 29%

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga mencapai 29% pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp2,715 milliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp2,100 milliar. Pertumbuhan signifikan pada tabungan didukung oleh produk-produk Bank yang semakin menarik dimana terdapat fitur phone banking, internet banking dan kartu ATM Bank dapat digunakan diseluruh jaringan PRIMA di Indonesia termasuk penggunaan kartu debit pada merchant. Komposisi dana nasabah terdiri dari 7% dalam bentuk giro, 4% dalam bentuk tabungan, dan 89% dalam bentuk deposito. Ketatnya likuiditas menyebabkan sebagian dana yang dihimpun merupakan dana mahal sehingga rasio CASA mengalami penurunan dari 15,3% menjadi 11,4%.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan96

On December 2014, the Bank’s CAR has reduced to 23.54% from the previous year position in 27.19% which was caused by the increase in RWA in credit risk and RWA in operational risk. The Bank’s core capital increased to 29%, which was mainly supported by the capital injection and increase in net profit. The Bank’s CAR ratio is positioned above the minimum requirement from Bank Indonesia in the level of 8%.

In 2014 the Shareholders of the Bank increased capital by Rp130 billion, and thus the total issued and fully paid-in capital as at the end of 2014 reached Rp550 billion, 31% higher than Rp420 billion as at the end of 2013.

The Bank also had general reserves in the amount of Rp7 billion and retained earnings amounting to Rp80.3 billion in 2014. The Bank’s total equity as at 31 December 2014 therefore reached Rp637.3 billion, or 34% higher than total equity of Rp480 billion as at the end of 2013.

EkuitasEquity

STRUKTUR PERMODALAN / CAPITAL STRUCTURE

Komponen ModalCapital Component 2014 2013

Modal Inti / Core Capital 588,413.00 453,559.00

Modal Pelengkap / Supplementary Capital 22,475.52 15,902.00

Total Modal Inti dan Modal Pelengkap / Total Core and Supplementary Capital

610,888.52 469,471.00

Total Modal Inti, Modal Pelengkap, dan Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Risiko Pasar / Total Core, Supplementary Capital, and Additional Supplementary Capital, alocated for Market Risk

610,888.52 469,471.00

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Untuk Risiko Kredit / Risk Weighted Asset for Credit Risk

2,456,322.00 1,627,596.00

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Untuk Risiko Operational /Risk Weighted Asset for Operational Risk

138,709.00 98,850

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Untuk Risiko Kredit Dan Risiko / Minimum Capital Adequacy Ratio for Credit Risk and Operational Risk

23.54% 27.19%

Ratio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Untuk Risiko Kredit Risiko Operational Dan Ritiko Pas / Minimum Capital Adequacy Ratio for Credit Risk, Operational Risk and Market Risk

23.54% 27.19%

Pada bulan Desember 2014, rasio KPMM Bank mengalami penurunan yaitu sebesar 23,54% dibandingkan dengan tahun sebelumnya 27,19% yang terutama disebabkan oleh peningkatan ATMR risiko kredit dan ATMR risiko operasional. Modal inti meningkat sebesar 29%, terutama didorong oleh peningkatan dana setoran modal dan peningkatan laba bersih. Rasio KPMM Bank berada jauh diatas tingkat minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%.

Pada tahun 2014 para pemegang saham Bank melakukan penambahan modal disetor sebesar Rp130 miliar, dan dengan demikian total modal disetor Bank per akhir tahun 2014 menjadi Rp550 miliar, 31% lebih tinggi daripada Rp420 miliar, posisinya per akhir tahun 2013.

Sementara itu, Bank memiliki cadangan senilai Rp7 miliar dan saldo laba sebesar Rp80,3 miliar di tahun 2014. Sehingga, total ekuitas Bank per 31 Desember 2014 adalah Rp637,3 miliar, 34% lebih tinggi dibandingkan total ekuitas per 31 Desember 2013 yaitu Rp480 miliar.

Analisis Arus KasCash Flows Analysis

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah) 2014 2013Perubahan (%)

Change (%)

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi / Cashflow from operating activities (300,889) 49,120 -713%

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi / Cashflow from Investing activities (11,434) (8,347) 37%

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan / Cashflow from Financing activities 130,000 165,000 -21%

Kenaikan (penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas / Net increase (decrease) in cash and cash equivalent (182,322) 205,774 -189%

Kas Setara Dengan Kas Awal Tahun / Cash and cash equivalent in the beginning of the year 739,043 533,199 39%

Kas Setara Dengan Kas Akhir Tahun / Cash and cash equivalent at the end of the year 556,721 738,973 -25%

Bank Sampoerna 97

Pada tahun 2014 Bank mencatat kas bersih yang diperoleh untuk aktivitas operasi sebesar Rp300,9 miliar, yang terutama disebabkan oleh aktivitas penyaluran kredit sebesar Rp808,3 miliar dan simpanan nasabah berupa deposito sebesar Rp616,6 miliar.

Sementara itu, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mencapai Rp11,4 miliar, terutama digunakan untuk pembelian aset tetap.

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah Rp130 miliar, yang berasal dari tambahan setoran modal dari para pemegang saham Bank.

Dengan demikian, kas dan setara kas Bank per akhir 2014 tercatat sebesar Rp556,7 miliar, turun nilainya dari Rp739,0 miliar per akhir 2013.

Kemampuan Membayar HutangHutang Bank terutama berasal dari pinjaman dari PT Bank Central Asia sebesar Rp.50 milliar dengan bunga sebesar 8.5%. Bank mampu memenuhi jadwal pembayaran pokok dan bunga dari hutang tersebut.

Rasio Keuangan Penting Rasio Kecukupan Modal (CAR)Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Sampoerna per akhir tahun 2014 tercatat sebesar 23,54%, lebih rendah daripada posisinya per akhir tahun 2013 yaitu 27,19%, namun tetap jauh lebih tinggi dibandingkan persyaratan CAR minimum Bank Indonesia yaitu 8%. CAR juga lebih tinggi dibandingkan target awal tahun yaitu 22,25%.

Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL)-gross di tahun 2014 mencapai 2,35%, lebih besar apabila dibandingkan dengan 1,59% di tahun 2013. Hal ini disebabkan karena situasi ekonomi 2014 yang masih mengalami ketidakpastian dan melemahnya harga komoditas. NPL-net per akhir tahun 2014 berada pada angka 2,15%, di bawah batas maksimal Bank Indonesia yaitu 5%. Bank senantiasa berupaya menekan rasio NPL secara intensif dengan melakukan percepatan penyelesaian kredit bermasalah, mendorong pertumbuhan kredit baru dengan berhati-hati, dan melakukan pemantauan kredit secara lebih ketat dan rutin.

RentabilitasImbal hasil atas aset (ROA) di tahun 2014 turun sedikit dibandingkan nilainya per akhir 2013 yaitu 1,25%. Sementara itu, imbal hasil atas ekuitas (ROE) di 2014, sebesar 5,89%, menunjukkan peningkatan cukup signifikan dari posisinya per akhir tahun 2013, yaitu

In 2014 the Bank recorded total net cash flows provided by operating activities of Rp300.9 billion, mainly due to lending activity amounting to Rp808.3 billion, and deposits from customers in time deposits amounting to Rp616.6 billion.

There were net cash flows used in investing activities amounted to Rp11.4 billion, primarily for acquisitions of fixed assets.

Net cash flows provided by financing activities reached Rp130 billion, which was the capital paid in advance by the Shareholders of the Bank.

As a result, the Bank’s cash and cash equivalents at the end of the year of 2014 amounted to Rp556.7 billion, decreased from Rp739.0 billion as of 2013.

SolvencyThe Bank obtained its main loan facility from PT Bank Central Asia in the amount of Rp50 billlion with 8.5% interest. The Bank is able to fulfil the payment schedule for both of the interest and outstanding.

Important Financial Ratios

Capital Adequacy Ratio (CAR)Bank Sampoerna’s capital adequacy ratio (CAR) as at the end of 2014 reached 23.54%, lower than the end of 2013, which was 27.19%, but far higher than the minimum CAR set by Bank Indonesia, that is 8%. The CAR was also higher than the target set in the beginning of the year, namely 22.25%.

Non-Performing Loans (NPL)Non-performing loans-gross in 2014 was 2.35%, higher than 1.59% recorded in 2013. This was due to economic situation in 2014 still experiencing uncertainties and weakening of commodity prices. NPL-net as at the end of 2014 was 2.15%, well under the maximum limit set by Bank Indonesia, at 5%. The Bank intensively strived to keep its NPL ratio at a low level, by accelerating the resolution of non-performing loans, supporting the growth of new loans prudently, and more stringent and frequent monitoring of all loans.

ProfitabilityReturn on assets (ROA) in 2014 is 1.25%, slightly lower than recorded at the and of 2013. Meanwhile, return on equity (ROE) in 2014 was 5.89%, significantly improving from at the end of 2013, which was 5.28%. This was mainly owing to the Bank’s success in ramping up its

2014 Annual Report / Laporan Tahunan98

5,28%. Hal ini terutama dikontribusikan oleh keberhasilan Bank dalam meningkatkan pendapatan dari penyaluran kredit baru. Sebagai pembanding, target ROA dan ROE tahun 2014 ditetapkan sebesar 1,31% dan 5,29%.

Margin Bunga Bersih (NIM)Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) Bank Sampoerna per akhir 2014 adalah 4,44%, turun sedikit dibandingkan nilainya per akhir 2013, yaitu 5%, dan sedikit di bawah target sebesar 4,67%. Hal ini disebabkan tingginya beban bunga yang harus dibayarkan oleh Bank akibat sulitnya mendapatkan dana murah di tahun 2014.

Beban Operasional Terhadap Pendapatan (BOPO)Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Sampoerna, yang menunjukkan efisiensi Bank dalam menjalankan bisnisnya, menunjukkan peningkatan dari 88,94% di 2013 menjadi 90,71%. Hal ini terjadi karena di tahun 2014 jumlah beban bunga dan beban operasional yang harus dibayar Bank mengalami peningkatan mengingat Bank Sampoerna masih dalam tahap Investasi. Pencapaian BOPO juga sedikit di luar target yang ditetapkan sebesar 89,87%.

Total Pinjaman Terhadap Total Simpanan (LDR)Rasio total pinjaman terhadap total simpanan atau loan-to-deposit ratio (LDR) Bank Sampoerna pada akhir 2014 mencapai 90,74%. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan 80,98% di tahun 2013, akibat aktivitas penyaluran kredit yang lebih intensif di tahun 2014 dibandingkan di tahun sebelumnya. Sebagai pembanding, target LDR untuk 2014 adalah 95,14%.

Giro Wajib Minimum (GWM)Pada tahun 2014 Bank Sampoerna menjaga nilai Giro Wajib Minimum (GWM) pada tingkat 8,02%, sedikit di atas kewajiban Bank Indonesia yaitu 8%.

Struktur Permodalan & Kebijakan Manajemen atas Struktur Permodalan

Pada tanggal 31 Desember 2014, susunan pemegang saham dan kepemilikannya adalah sebagai berikut:

lending performance. For comparison, ROA and ROE in 2014 were targeted at 1.31% and 5.29%, respectively.

Net Interest Margin (NIM)Bank Sampoerna’s net interest margin (NIM) as at the end of 2014 was 4.44%, lower than 5% recorded at the end of 2013. This was slightly lower than the target of 4.67% set for the year. The cause for this was the high amount of the Bank’s interest expenses due to the challenges in obtaining cheap funds in 2014.

Operating Expenses to Operating Income

Operating expenses to operating income ratio, which exhibits the Bank’s efficiency in running its business, increased from 88.94% in 2013 to 90.71% in 2014. This was owing to the higher amount of interest expenses and operation expenses the Bank had to incur in 2014 considering the Bank is still in the investment stage. This ratio was also above the target, which was set at 89.87%.

Loan-to-Deposit Ratio (LDR)Loan-to-deposit ratio of Bank Sampoerna at the end of 2014 reached 90.74%. This was far above the ratio of 80.98% in 2013, due to more intensive lending activities in 2014 compared to the previous year. As a comparison, LDR for 2014 was targeted at 95.14%.

Minimum Reserve Requirement (MRR)In 2014, Bank Sampoerna maintained its Minimum Reserve Requirement (MRR) at 8.02%, slightly higher than the minimum of 8% set by Bank Indonesia.

Capital Structure & Management Policy on Capital Structure

As at 31 December 2014, the Bank’s Shareholders and their respective ownership percentage are as follows:

Bank Sampoerna 99

Pemegang SahamShareholder

Jumlah SahamNumber of Shares

Persentase KepemilikanOwnership Percentage

Modal Ditempatkan dan DisetorPaid-In Capital

2014

PT Sampoerna Investama 340.200.000 81% Rp340.200.000.000

PT Cakrawala Mulia Prima 75.600.000 18% Rp75.600.000.000

Ekadharmajanto Kasih 4.200.000 1% Rp4.200.000.000

Total 420.000.000 100% Rp420.000.000.000

2013

PT Sampoerna Investama 272.000.000 81% Rp272.000.000.000

PT Cakrawala Mulia Prima 60.444.444 18% Rp60.444.444.000

Ekadharmajanto Kasih 3.358.025 1% Rp3.358.025.000

Total 335.802.469 100% Rp335.802.469.000

Pada tahun 2014 dilakukan penambahan modal disetor oleh para pemegang saham Bank sebesar Rp130 miliar, sehingga total modal ditempatkan dan disetor penuh Bank pada akhir 2014 adalah Rp550 miliar.

Terkait dengan PBI No.14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan Modal Inti Bank, saat ini Bank termasuk dalam kelompok BUKU 1 dengan Modal Inti di bawah Rp1 triliun. Dalam mendukung rencana perkembangan Bank, Manajemen dan Pemegang Saham Bank berencana memenuhi permodalan Bank untuk masuk dalam kelompok BUKU 2 paling lambat pada bulan Juni 2016 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Pemegang saham Bank berencana menambah setoran modal tahap V di tahun 2015 sebesar minimal Rp100 miliar, sebagai perwujudan komitmennya kepada Bank Indonesia (saat ini OJK). Pemegang Saham Pengendali juga berkomitmen menambah modal Bank sesuai perkembangan usaha Bank untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia dan OJK. Diperkirakan jumlah modal disetor di tahun 2015 mencapai Rp650 miliar.

Informasi Dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan AkuntanTidak terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.

Informasi Transaksi Material Yang Mengandung Benturan Kepentingan Dan/Atau Transaksi Dengan Pihak AfiliasiSelama tahun 2014, tidak terdapat transaksi material yang dilakukan perusahaan yang dapat digolongkan pada transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Pada tahun 2014, perusahaan melakukan beberapa transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, antara lain berupa kredit dan simpanan dari nasabah.

In 2014 the Shareholders of the Bank increased the paid-in capital of the Bank by Rp130 billion, and thus by the end of 2014 theBank’s total issued and fully-paid capital was Rp550 billion.

Pursuant to Bank Indonesia Regulation No.14/26/PBI/2012 dated 27 December 2012 on Business Activities and Office Network based on Bank’s Core Capital, currently the Bank is categorized as a BUKU 1 Bank with Core Capital below Rp1 trillion. In supporting the Bank’s growth plan, the Management and Shareholders have planned to inject additional capital to the Bank to enter the BUKU 2 category at the latest by June 2016, in accordance with the Bank Indonesia Regulations.

Shareholders of the Bank plan to execute capital injection phase V in 2015 with a minimum of Rp100 billion, as per their commitment to Bank Indonesia (OJK). The Controlling Shareholder is also committed to increase the Bank’s capital in line with the Bank’s business growth to meet the regulations of Bank Indonesia and the Financial Services Authority. In 2015 the Bank’s paid-in capital is expected to reach Rp650 billion.

Information And Material Fact After The Accounting Reporting Date There has been no information and material fact took place after the reporting date.

Information On Material Transaction On Conflict Of Interest And/Or Transaction With Affiliated PartyIn 2014, no material transaction has been carried out by the Bank which fall under the ambit of conflict of interest transaction. In 2014, the Bank has carried out several transaction with party which have special relationship, among others, loan and saving from customer.

Tata KelolaPerusahaan

Good Corporate Governance

2014 Laporan Tahunan Annual Report

2014 Annual Report / Laporan Tahunan102

PERNYATAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

B ank Sampoerna menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dengan penuh

kesadaran dan tanggung jawab. Bank Sampoerna berkomitmen secara berkesinambungan meningkatkan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di seluruh tingkatan dan jenjang/level organisasi dengan berlandaskan pada lima prinsip GCG yaitu: Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Independensi dan Kewajaran.

Untuk menjamin pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, Bank Sampoerna telah melengkapi infrastruktur tata kelola yang terdiri dari:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)2. Dewan Komisaris3. Direksi4. Komite-Komite Pembantu Komisaris5. Komite-Komite Direksi6. Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR)7. Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)8. Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)9. Kebijakan dan Standar Operasional Prosedur (SOP)

untuk seluruh aktivitas

Pelaksanaan GCG di Bank Sampoerna mengacu kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum beserta perubahannya di PBI No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

Disamping ketentuan diatas, pelaksanaan GCG, Bank Sampoerna telah memiliki kelengkapan kebijakan internal yang mengatur pelaksanaan GCG sesuai dengan kebutuhan dan ukuran bisnis perusahaan, yang meliputi:

1. Kebijakan Umum Tata Kelola Perusahaan (GCG) dan Kebijakan Umum Kepatuhan yang merupakan kebijakan umum/ payung seluruh kebijakan internal.

2. Komitmen integritas berupa dokumen formal yang mengikat seluruh karyawan untuk berperilaku

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

CORPORATE GOVERNANCE STATEMENT

Bank Sampoerna operates with full awareness of its responsibility to adhere to the principles of Good

Corporate Governance (GCG). The Bank is committed to the implementation of GCG across all levels of the organization. The five GCG principles are: Transparency, Accountability, Responsibility, Independency and Fairness.

To ensure effective implementation of GCG, the Bank has introduced a GCG infrastructure which consists of:

1. General Meeting of Shareholders (GMS)2. Board of Commissioners3. Board of Directors4. Committees under the Board of Commissioners5. Committees under the Board of Directors6. Risk Management Unit7. Compliance Unit8. Internal Audit Unit9. Policy and Standard Operational Procedure (SOP) for

all activities.

The implementation of GCG within the Company is based on the following regulations, namely Regulation of Bank Indonesia (PBI) No.8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 in conjunction with PBI No.8/14/PBI/2006 dated 5 October 2006 and BI’s Circular Letter No.15/15/DPNP dated 29 April 2013 regarding the Implementation of Good Corporate Governance in Commercial Banks.

In addition to regulation above, the implementation of GCG, the Bank has formulated internal policies to regulate GCG according to the needs and size of the business, which are:

1. General Policy on Good Corporate Governance (GCG), presented in the form of a general policy as a guidance all internal regulations.

2. A commitment to integrity consisting of formal binding documents that are applicable to all employees

Bank Sampoerna 103

profesional, bertanggungjawab, patut, baik dalam melakukan hubungan bisnis dengan para nasabah, rekanan, maupun hubungan dengan sesama rekan sekerja.

3. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Pembantu Dewan Komisaris.

4. Kebijakan dan SOP yang mengatur seluruh aktivitas bisnis maupun penunjang bisnis. Kebijakan SOP diimplementasikan secara baik dan terjaga, dalam rangka mencapai rencana bisnis yang telah ditetapkan dan disetujui oleh regulator. Pengawasannya ada dimasing-masing unit serta di unit independen, seperti Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Satuan Kerja Kepatuhan (SKK), dan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).

RATING PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment GCG

Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank Sampoerna kembali melakukan self assessment GCG berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 jo. Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

Berdasarkan hasil self assessment terhadap 11 faktor penilaian pelaksanaan GCG, Bank Sampoerna memperoleh peringkat komposit 2 (BAIK), dengan rincian sebagai berikut: Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCGGCG Self-Assessment

IndividualPeringkat

RatingDefinisi PeringkatRating Description

2 (Baik/Good) Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan GCG yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip GCG.

Indicating that the Bank’s Management has implemented Good Corporate Governance practices that are generally good. This is reflected by adequate compliance to Good Corporate Governance principles.

Terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip GCG, namun secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.

If there was any weakness in Good Corporate Governance implementation, the weakness was considered minor and was able to be handled by normal actions of the Bank’s Management.

requiring them to to act in a professional, responsible, acceptable manner when conducting business relations with customers, partners and fellow colleagues.

3. Manual and Working Guidelines of Board of Commissioners, Directors and the Committees.

4. Policy and SOP which regulate all business activities and business support. Policy on SOP was implemented properly and adequtely, in order to achive business plan as notified and agreed by regulator. Its supervision is conducted by each unit and by independent unit, namely Risk Management Unit (MRU), Compliance Unit, Internal Audit Unit (IAU)

GOOD CORPORATE GOVERNANCE ASSESSMENT RATING

GCG Self-Assessment

On 31 December 2014, Bank Sampoerna yet again conducted a GCG Self Assessment based on the Regulation of Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 in conjunction with Regulation of Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 dated 5 October 2006 and BI’s Circular Letter No.5/15/DPNP dated 29 April 2013 regarding Good Corporate Governance implementation for Commercial Banks. Based on the GCG self-assessment of 11 indicators, Bank Sampoerna obtained the composite rating of 2 (GOOD), with details as follows:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan104

Penerapan GCG dengan baik didukung oleh konsistensi dan komitmen yang diberikan oleh Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjunjung tinggi integritas, transparansi serta keadilan. Melalui program-program edukasi dan sosialisasi dalam rangka pembentukan nilai-nilai perusahaan yang diharapkan seperti penegakan reward and punishment serta penerapan penilaian kinerja berdasarkan KPI yang jelas dan terukur, sangat membantu dalam menciptakan penerapan GCG yang efektif.

Penerapan GCG dengan baik terutama disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (a) Konsistensi dan komitmen Dewan Komisaris dan Direksi yang menjunjung tinggi integritas, transparansi serta keadilan; (b) Tidak ada intervensi dari pemilik/ pihak terkait/ pihak lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang dapat merugikan Bank atau mengurangi keuntungan Bank; (c) Program - program manajemen dalam rangka pembentukan nilai-nilai perusahaan yang diharapkan sangat membantu dalam penerapan GCG. Direksi membangun komunikasi yang terbuka dengan seluruh jajaran organisasi; (d) Meningkatkan kompetensi SDM, manajemen risiko, budaya kepatuhan, pengembangan IT, perbaikan proses dan organisasi, serta menerapkan sistem reward & punishment secara konsisten; (e) Komite Penegak Disiplin dan Integritas telah menetapkan sanksi terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin atau integritas sesuai ketentuan yang berlaku; (f ) Dengan adanya Komite Ombudsman turut membantu organisasi berjalan dengan baik, transparan dan dapat memitigasi risiko yang dihadapi oleh Bank dengan adanya mekanisme dan budaya speak up. Kelemahan - kelemahan di bidang Manajemen Risiko, Operasional, dan sistem pengendalian internal termasuk fungsi kepatuhan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank, antara lain dengan perbaikan proses, organisasi, memperkuat proses quality assurance di beberapa aktivitas utama, serta melakukan peningkatan kompetensi seluruh karyawan. STRUKTUR & MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Perusahaan dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS juga merupakan wadah bagi para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting terkait kelangsungan bisnis dan operasional Perusahaan.

Keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pada kepentingan perusahaan. Pemegang Saham tidak melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan

GCG implementation is supported by the commitment of the Board of Commissioners and Board of Directors to upholding high integrity, transparency and fairness. Various education and socialization programs were conducted to demonstrate the GCG principles. The reward and punishment mechanism and performance assessment practices with clear and measured KPI also contributed greatly to the implementation of GCG.

The good implementation of GCG has been due to the followings, namely: (a) Consistency and commitment of the Board of Commissioners and Board of Directors in upholding integrity, transparency and fairnerss; (b) Absence of intervenstion from Shareholders/ related party/ other party which may result in conflict of interest and resulted to disadvantage or to decrease profit of the Bank; (c) Management programs to establish corporate values which is expected to improve the quality of GCG implementation. The Board of Directors has established open communication channel to all level of organisation; (d) To improve the quality of Human Resources, risk management, compliance culture, IT development, organisation and process improvement, and consistent reward and punishment system; (e) Committee on Dicipline and Integrity Enforcement has provided sanctions to the Bank’s employees who violate prevailing discipline and integrity pursuant to prevailing laws and regulations; (f) Ombudsman Committee, in addition, also support proper management in good, transparant and able to mitigate risks coped by the Bank through mechanism and speak up culture. Weaknesses in Risk Management, Operations and internal control, including compliance function can be settled through normal measures by management of the Bank, among others, through process improvement, organisation, improve quality assurance process in several main activities, and to increase the quality of human resource.

CORPORATE GOVERNANCE STRUCTURE & MECHANISM

GENERAL MEETINGS OF SHAREHOLDERS

The General Meeting of Shareholders (GMS) comprises the highest authorities in the Company and every authority which is not granted to the Board of Commissioners and Board of Directors. GMS also serves as a forum for the Shareholders to make any important decisions regarding the Company’s operation and business sustainability.

The decisions made by the GMS relate to the Company’s business interest. Shareholders do not have the authority to intervene in any of the Board of Commissioners and

Bank Sampoerna 105

wewenang Dewan Komisaris dan Direksi untuk menjalankan hak sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Pengambilan keputusan RUPS dilakukan secara wajar dan transparan.

Sepanjang tahun 2014, Perusahaan telah melaksanakan 1 kali Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan 3 kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan selama tahun 2013 telah seluruhnya dilaksanakan oleh manajemen Bank dan dengan demikian tidak terdapat hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang masih tertunda pelaksanaannya ditahun 2014.

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan arahan kepada Direksi serta memastikan bahwa Bank Sampoerna melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

Kriteria dan Komposisi Seluruh anggota Dewan Komisaris Bank Sampoerna telah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan RUPS.

b. Telah memenuhi ketentuan uji kelayakan dan kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan, Undang-Undang Perseroan Terbatas dan ketentuan GCG terkait, dan telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

c. Telah mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Sampoerna maupun pada bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.

d. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai.

e. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan oleh RUPS.

f. Seluruh anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia.

g. Seluruh anggota Dewan Komisaris merupakan Warga Negara Indonesia.

h. Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melebihi jumlah anggota Direksi.

Komposisi keanggotaan Dewan Komisaris Bank Sampoerna per 31 Desember 2014 adalah:

Board of Directors to exercise its rights based on Article of Associatons and the prevailing regulation. The decision making process of the GMS is conducted in a fair and transparent manner.

Throughout 2014, the Company held 1 Annual General Meeting of Shareholders (AGM) and 3 Extraordinary General Meetings of Shareholders (EGM). The Bank has concluded the implementation of resolutions of General Meeting of Shareholders which was previously commenced in 2013 and therefore there was no pending resolutions to be carried out in 2014.

IMPLEMENTATIONS OF ROLES AND RESPONSIBILITIES OF THE BOARD OF COMMISSIONERS

The Board of Commissioners is collectively in charge of and responsible for monitoring and giving recommendations to the Board of Directors, and ensuring that Bank Sampoerna has complied with the GCG principles across every organizational level.

Criteria and CompositionThe Board of Commissioners of Bank Sampoerna has complied with the criteria as follows:

a. The appointment of Board of Commissioners by GMS.

b. Compliance with the fit and proper test requirements of Otoritas Jasa Keuangan, Law of Limited Liability Company and GCG regulation, as well as receiving approval from Otoritas Jasa Keuangan.

c. Disclosure of share ownership to Bank Sampoerna as well as to other national or international companies, which is included in the annual report.

d. Board of Commissioners members have adequate financial integrity, competence and reputation.

e. Board of Commissioners members do not take and/or receive personal benefit from the Bank besides the remuneration or other facilities implemented by the GMS.

f. Board of Commissioners members reside in Indonesia.

g. Board of Commissioners members are Indonesian citizens.

h. Numbers of member of Board of Commissioners do not exceed number of members of Board of Directors.

As at 31 December 2014, the composition of the Board of Commissioners of Bank Sampoerna is as follows:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan106

No NamaName

JabatanPosition

Surat Persetujuan Bank IndonesiaApproval Letter from Bank Indonesia

TanggalDate

1 Budi Setiawan Halim Komisaris Utama President Commissioner

14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Jan 2012

2 Arsono Putranto Komisaris Commissioner

14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Jan 2012

3 Adiwarman Azwar Karim

Komisaris IndependenIndependent Commissioner

14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Jan 2012

4 Roy Sugihardja Wiradharma

Komisaris IndependenIndependent Commissioner

15/133/GBI/DPIP/Rahasia 23 Dec 2013

Uji Kelayakan dan KepatutanSetiap anggota Dewan Komisaris Bank Sampoerna memiliki pengalaman yang luas dan dipilih berdasarkan integritas dan kompetensinya. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham dan semua anggota Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan Otoritas Jasa Keuangan melalui Uji Kelayakan dan Kepatutan.

Independensi Dewan KomisarisAnggota Dewan Komisaris Bank Sampoerna saat ini berjumlah 4 (empat) orang, 2 (dua) orang di antaranya atau sama dengan 50% anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

Kedua Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Hubungan keluarga dan keuangan antara anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Pemegang Saham Pengendali ditampilkan pada tabel berikut:

KomisarisCommissioner

Hubungan Keuangan atau Keluarga denganFinancial or Family Relationship with

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

DireksiBoard of Directors

Pemegang Saham PengendaliControlling Shareholders

Budi Setiawan Halim Tidak adaNone

Tidak adaNone

Tidak adaNone

Arsono Putranto Tidak adaNone

Tidak adaNone

Tidak adaNone

Adiwarman Azwar Karim Tidak adaNone

Tidak adaNone

Tidak adaNone

Roy Sugihardja Wiradharma Tidak adaNone

Tidak adaNone

Tidak adaNone

Fit and Proper TestThe Bank Sampoerna Board of Commissioners members have extensive experience and are appointed based on their competencies and integrity. Board of Commissioners members are appointed and dismissed by Shareholders through the GMS and pursuant to Otoritas Jasa Keuangan regulation through participation in the Fit and Proper Test.

Independence of Board of CommissionersThe Bank Sampoerna Board of Commissioners currently comprises of 4 (four) members, two (50%) of whom are Independent Commissioners.

The Independent Commissioners of the Board of Commissioners do not have second tier financial, managerial, share ownership and/or family relationship ties with other members of the Board of Commissioners, Board of Directors and/or controlling Shareholders or any relationship with the Bank which may interfere with their independence.

Family and financial relationships among board members and the controlling Shareholders are illustrated in the following table:

Bank Sampoerna 107

Rangkap Jabatan Dewan Komisaris

Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak ada yang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lebih dari 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan, atau anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu) perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank Sampoerna.

Jabatan rangkap Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Rangkap Jabatan pada Dewan Komisaris Board of Commissioners Concurrent Positions

Nama/Name Jabatan di Bank Sampoerna/Position in Bank Sampoerna

Jabatan pada Perusahaan/Instansi Lain/ Position in

Other Companies/Institution

Perusahaan/ Instansi Lain/ Other

Companies/Institutions

Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/President Commissioner

CFO Sampoerna Agro PT Sampoerna Agro

Arsono Putranto Komisaris/Commissioner Corporate Affairs PT Sampoerna Strategic

Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/ Independent Commissioner

Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None

Roy Sugihardja Wiradharma

Komisaris Independen/ Independent Commissioner

Wakil Direktur Utama/ Vice President Director

PT Atri Pacific

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

1. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu, serta mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

3. Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

4. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya.

Board of Commissioners Dual Position

Board of Commissioners members do not serve in dual positions either as a member of the Board of Commissioners, Board of Directors or Executives in more than one non-financial institution/company, or as a member of the Board of Commissioners, Board of Directors or Executives who carry a supervisory role in one non-bank subsidiary which is controlled by Bank Sampoerna.

The concurrent positions held by members of the Board of Commissioners are listed below:

Board of Commissioners Duties and Responsibilities

1. To ensure the implementation of GCG principles in every business activity of the Bank across all organizational levels.

2. To monitor periodically or at any time the Board of Directors’ duties and responsibilities, as well as to direct, oversee and evaluate the Bank’s strategic policy execution.

3. To avoid involvement in the Bank’s operational decision making process, except on funding provision for related parties and other aspects as stipulated by the Article of Associations and/or prevailing regulations to perform the supervisory function.

4. To ensure that the Board of Directors has followed up audit findings and recommendations from the Internal Audit Unit, External Audit, Bank Indonesia and/or other supervising authority’s audit results.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan108

5. Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan.

6. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.

7. Membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

8. Memastikan bahwa Komite yang dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif.

9. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

Dewan Komisaris Bank Sampoerna secara proaktif melakukan pengawasan dan memberikan masukan kepada Direksi. Pengawasan dilakukan secara langsung termasuk memantau tindak lanjut atas rekomendasi dari Komisaris kepada Direksi, maupun melalui komite-komite yang dibentuk. Adapun pengawasan dan pemberian rekomendasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris Bank Sampoerna sepanjang tahun 2014 antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan arahan agar dilakukan pemantauan peningkatan pemahaman karyawan tentang manual kebijakan dan prosedur operasional standar, serta mempersiapkan roadmap pengembangan karir dan pelatihan kompetensi yang jelas.

b. Menyarankan agar dilakukan pengawasan yang lebih terinci dan intensif terhadap risiko konsentrasi kredit.

c. Menyarankan agar segera dilakukan perbaikan untuk mengurangi kesalahan pelaporan ke Bank Indonesia dan OJK dengan memberikan pelatihan khusus bagi karyawan terkait.

d. Memberikan arahan kepada Satuan Kerja Audit Internal untuk terus berperan aktif memastikan sistem pengendalian internal telah memadai dan melekat dalam penyusunan kebijakan dan prosedur sebagai acuan pelaksanaan aktivitas perbankan.

e. Memberikan arahan agar sistem pengendalian internal ditingkatkan kualitasnya sejalan dengan peningkatan efektivitas operasional Bank.

f. Menyarankan upaya-upaya untuk menekan NPL secara intensif.

5. To inform Bank Indonesia within seven working days of the detection of financial and banking regulation violation and/or suspects.

6. To perform their duties and responsibilities independently.

7. To establish the Audit Commitee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee.

8. To ensure that the established Committee has performed their duties effectively.

9. To allocate adequate time to the optimal performance of duties and responsibilities.

Board of Commissioners Supervision and Recommendation

The Board of Commissioners of Bank Sampoerna proactively performs supervision of and provides recommendations to the Board of Directors. The supervision is performed directly and includes monitoring the follow-up of the Board of Commissioners’ recommendations to the Board of Directors, or through the established Committees. The supervision by and recommendations from the Board of Commissioners of Bank Sampoerna throughout 2014 are, among others:

a. Providing direction to improve supervision on the employee’s understanding regarding manuals, policy and standard operational procedures, and to establish roadmap on career development and clear training to increase competence.

b. Providing advice to increase monitoring in intensive and detailed manner towards credit risk concentrations.

c. Providing advice to take improvement measures to minimize error in reporting to Bank Indonesia and OJK by providing specific training to employees.

d. Providing advice to Internal Audit Unit to actively ensures that internal control system is sufficient and embodied in drafting policies and procedures as reference banking activities.

e. Providing advice to improve the quality of internal control system pursuant to the improvement of the Bank operations activities.

f. Providing advice to take measures to decrease NPL intensively.

Bank Sampoerna 109

g. Menyarankan agar Bank terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko termasuk terkait kegiatan APU PPT.

h. Menyarankan upaya-upaya untuk meningkatkan rentabilitas Bank.

i. Menyarankan penerapan pendekatan community banking untuk melayani nasabah dengan lebih baik.

j. Menyarankan upaya-upaya untuk mencegah penumpukan Aset yang Diambil Alih (AYDA).

Rapat Dewan Komisaris

Jumlah Rapat Dewan Komisaris pada tahun 2014 adalah 11 kali.

Kehadiran Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris Tahun 2014Board of Commissioners Attendance at Board of Commissioners Meetings in 2014

Dewan Komisaris/Board of Commissioners

Jabatan/Position

Total Rapat/Total Meetings

Kehadiran/Attendance

Persentase/Percentage

Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/President Commissioner

11 10 90%

Arsono Putranto Komisaris/Commissioner

11 11 100%

Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/Independent Commissioner

11 11 100%

Roy Sugihardja Wiradharma Komisaris Independen/Independent Commissioner

11 10 90%

Notulen atau hasil rapat Dewan Komisaris ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat. Untuk hal-hal yang perlu diketahui dan ditindaklanjuti oleh pihak terkait, disampaikan secara tertulis.

Pelatihan Dewan Komisaris

Di tahun 2014, anggota Dewan Komisaris menghadiri atau berpartisipasi dalam berbagai pelatihan serta seminar mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan dan bidang-bidang lainnya.

g. Providing advice to the Bank to maintain and improve the quality of risk management implementation including of those related to APU PPT.

h. Providing advice to increase rentability of the Bank

i. Providing advice on the implementation of community banking to better serve customers.

j. Suggesting means to prevent the accumulation of foreclosed assets.

Board of Commissioners Meeting

The Board of Commissioners held 11 meetings in 2014.

The Minutes of Meeting or result of Board of Commissioners’ meeting is signed by all Board of Commissioners members who attended the meeting. Any aspect which requires futher acknowledgment and follow-up by related party is disclosed in a written statement.

Board of Commissioners Training

In 2014, the Board of Commissioners members attended or participate in training or seminars on corporate governance or other aspects.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan110

Pelatihan Dewan Komisaris tahun 2014/Board of Commissioners Training 2014

NamaName

JabatanPosition

Materi PelatihanTraining Material

Penyelenggara Pelatihan

Training organizer

Tempat & Waktu Pelaksanaan

Training Schedule

Budi Setiawan HalimKomisaris Utama

President Commissioners BSMR Level 3Badan Nasional

Sertifikasi ProfesiJakarta, 19 Juli 2014Jakarta, 19 July 2014

Arsono Putranto Komisaris

Commissioners BSMR Level 3Badan Nasional

Sertifikasi ProfesiJakarta, 21 Juni 2014Jakarta, 21 June 2014

Adiwarman Azwar KarimKomisaris Independen

Independent Commissioner BSMR Level 3Badan Nasional

Sertifikasi ProfesiJakarta, 21 Juni 2014Jakarta, 21 June 2014

Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris

Bank Sampoerna mewajibkan anggota Dewan Komisaris untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Sampoerna maupun pada bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.a. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris pada

Bank Sampoerna per 31 Desember 2014. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki saham pada Bank Sampoerna.

b. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris pada Bank, Lembaga Keuangan Non Bank dan Perusahaan Lain. Menurut ketentuan Bank Indonesia, anggota Dewan Komisaris baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain. Per 31 Desember 2014, seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki saham pada Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank maupun Perusahaan lain.

Rincian Kepemilikan Saham Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Kepemilikan Saham Dewan KomisarisBoard of Commissioners Share Ownership

Nama/ Name

Kepemilikan Saham/Share Ownership

Bank Sampoerna

Bank Lain/Other Banks

Lembaga KeuanganNon-Bank/Non-Bank

Financial Institution

Perusahaan Lain/

Other Companies

Keterangan /Description

Budi Setiawan Halim Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None

Arsono Putranto Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None

Adiwarman Azwar Karim Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None

Roy Sugihardja Wiradharma Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None

Board of Commissioners Members Share Ownership

Bank Sampoerna requires the Board of Commissioners members to disclose their share ownership both in Bank Sampoerna or other banks or companies that are located domestically or overseas in a report that is updated annually.

a. Board of Commissioners Share Ownership in Bank Sampoerna as at 31 December 2014. No Commissioners have share ownership in Bank Sampoerna.

b. Share Ownership of the Board of Commissioners in Bank, other non banks financial institution and companies. In compliance with the Bank Indonesia regulation, Board of Commissioners members’ share ownership in other banks, non-bank financial institutions and companies, both individually and collectively, are prohibited to own more than 25% of paid-in capital in a company. As at 31 December 2014, all Board of Commissioners members do not have share ownership in other banks or non-bank financial institutions.

Details of Board of Commissioners members’ share ownership are as follows:

Bank Sampoerna 111

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif dalam mengelola perusahaan.

Kriteria dan Komposisi

Seluruh anggota Direksi Bank Sampoerna telah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Pengangkatan anggota Direksi dilakukan RUPS.

b. Telah memenuhi ketentuan fit & proper test dari Otoritas Jasa Keuangan, Undang-Undang Perseroran Terbatas dan ketentuan GCG terkait dan telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan dan Pemegang Saham.

c. Telah mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Sampoerna maupun pada bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya

d. Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai.

e. Anggota Direksi tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

f. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia.g. Seluruh anggota Direksi merupakan Warga Negara

Indonesia.h. Seluruh anggota Direksi memiliki pengalaman

sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di bidang operasional perbankan dan institusi keuangan sebagai Pejabat Eksekutif.

Komposisi keanggotaan Direksi Bank Sampoerna per 31 Desember 2014 adalah:

No Nama/Name Jabatan/Position

1 Ali Rukmijah Direktur UtamaPresident Director

2 Agresius Robajanto Kadiaman Direktur Keuangan & Perencanaan BisnisFinance & Business Planning Director

3 Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & CollectionCredit & Collection Director

4 Setyo Dwitanto Direktur Kepatuhan & Manajemen RisikoCompliance & Risk Management Director

IMPLEMENTATIONS OF ROLES AND RESPONSIBILITIES OF THE BOARD OF DIRECTORS

The Board of Directors is completely responsible for managing the Company on behalf of the Company’s interests and objectives based on Articles of Association. The Board of Directors is collectively in charge and responsible for managing the Company.

Criteria and Composition

All members of the Board of Directors of Bank Sampoerna have complied with the following criteria:

a. Board of Directors appointment is performed by the GMS.

b. Have complied with fit and proper test from Financial Service Authority, Limited Company Law and related GCG regulations and have been approved by Financial Service Authority and Shareholders.

c. Have disclosed their share ownership in Bank Sampoerna as well as in other banks or Companies, located both domestically or overseas in a report that is annually updated.

d. Board of Directors members have adequate integrity, competence and financial reputation.

e. Board of Directors members are prohibited to take and/or receive personal benefits from the Bank other than remuneration and facilities approved by GMS.

f. Board of Directors members reside in Indonesia.g. Board of Directors members are Indonesian citizens.

h. Board of Directors members have at least five years experience as an Executive Officer and with the operational aspects of banking and financial institutions.

As at 31 December 2014, the composition of the Board of Directors of Bank Sampoerna is as follows:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan112

Fit and Proper Test

Board of Directors members have extensive experience and are appointed based on their competencies as well as their integrity. Board of Directors members are appointed and dismissed by Shareholders through the General Meetings of Shareholders mechanism and comply with the Bank Indonesia regulation of participating in the Fit and Proper Test of Bank Indonesia (now Financial Services Authority).

Board of Directors Independency

The Board of Directors of Bank Sampoerna currently comprises 4 (four) members. Board of Directors members do not have any second tier financial, managerial, share ownership and/or family relations with other members of Board of Directors, Board of Commissioners and/or controlling Shareholder or any other affiliation which may interfere with their independence.

Family and financial relationship is illustrated in the following table

Uji Kelayakan dan Kepatutan

Setiap anggota Direksi Bank Sampoerna memiliki pengalaman yang luas dan dipilih berdasarkan integritas dan kompetensinya. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh para Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham dan semua anggota Direksi telah memenuhi persyaratan Bank Indonesia melalui Uji Kelayakan dan Kepatuhan oleh Bank Indonesia (saat ini Otoritas Jasa Keuangan).

Uji Kelayakan dan Kepatutan Direksi/Board of Directors Fit and Proper Test

No

NamaName

JabatanPosition

Persetujuan Bank Indonesia/ Otoritas Jasa

KeuanganBank Indonesia/Otoritas Jasa

Keuangan Approval

TanggalDate

1 Ali Rukmijah Direktur UtamaPresident Director

SR-67/D.03/2014 19 Mei 201419 May 2014

2 Agresius Robajanto Kadiaman

Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis/ Finance & Business Planning Director

14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3 25 Januari 201225 January 2012

3 Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & CollectionCredit & Collection Director

14/46/GBI/DPIP/Rahasia 10 Mei 201210 May 2012

4 Setyo Dwitanto Direktur Kepatuhan & Manajemen RisikoCompliance & Risk Management Director

15/29/GBI/DPIP/Rahasia 16 Juli 201316 July 2013

Independensi Direksi

Anggota Direksi Bank Sampoerna saat ini berjumlah 4 (empat) orang dan seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham pengendali atau hubungan dengan bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Hubungan keluarga dan keuangan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Bank Sampoerna 113

Rangkap Jabatan Direksi

Seluruh anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank, lembaga keuangan non-bank atau perusahaan lain yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.

Jabatan rangkap Direksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Rangkap Jabatan pada DireksiBoard of Directors Concurrent Positions

NamaName

Jabatan di Bank SampoernaPosition in Bank Sampoerna

Jabatan pada Perusahaan/Instansi Lain

Position in otherCompanies/Institutions

Perusahaan/ Instansi Lain

Other Companies/ Institutions

Ali Rukmijah Direktur UtamaPresident Director

Tidak ada/None Tidak ada/None

Agresius Robajanto Kadiaman

Direktur Keuangan & Perencanaan BisnisFinance & Business Planning Director

Tidak ada/None Tidak ada/None

Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & CollectionCredit & Collection Director

Tidak ada/None Tidak ada/None

Setyo Dwitanto Direktur Kepatuhan & Manajemen RisikoCompliance & Risk Management Director

Tidak ada/None Tidak ada/None

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

a. Menjalankan pengurusan Bank dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Bank sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.

b. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Bank apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan

Board of Directors Dual Position

Board of Directors members do not serve a dual position as Commissioner, Director or any Executive Officer in other banks, non-bank financial institutions or companies, located both domestically or overseas. This is to be included in a report that is annually updated.

The concurrent positions held by members of the Board of Directors are listed below:

Board of Directors Duties and Responsibilities

a. To perform the Bank’s management responsibly and with good will in line with the Bank’s interest and based on its vision and mission. To represent the company both inside and outside the court complying with Article of Associations and prevailing regulations.

b. Board of Directors members personally take full responsibility for the Bank’s loss if a respective party is proven guilty or neglects his/her duty to perform

Direksi/Board of Directors

Hubungan Keuangan dengan/ Financial Relationship with

Hubungan Keluarga dengan/ Family Relationship with Keterangan bila ada

hubungan keluargadan/atau hubungan

keuangan/if anyfamily and/or

fi nancialrelationship

DewanKomisaris/

Board ofCommissioners

Direksi/Board ofDirector

PemegangSaham

Pengendali/Controlling

Stakeholders

DewanKomisaris/

Board ofCommissioners

Direksi/Board ofDirector

PemegangSaham

Pengendali/Controlling

Stakeholders

Ali Rukmijah Tidak ada/None Tidak ada/None

Tidak ada/None

Tidak ada/None Tidak ada/None

Tidak ada/None

-

Agresius Robajanto Kadiaman

Tidak ada/None Tidak ada/None

Tidak ada/None

Tidak ada/None Tidak ada/None

Tidak ada/None

-

Ganda Rahaja Rusli Tidak ada/None Tidak ada/None

Tidak ada/None

Tidak ada/None Tidak ada/None

Tidak ada/None

-

Setyo Dwitanto Tidak ada/None Tidak ada/None

Tidak ada/None

Tidak ada/None Tidak ada/None

Tidak ada/None

-

2014 Annual Report / Laporan Tahunan114

tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Pasal 97 Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

c. Menjaga kelangsungan usaha Bank, mengimplementasikan visi, misi, strategi, sasaran usaha serta rencana jangka panjang dan jangka pendek, terpeliharanya kesehatan Bank sesuai dengan prinsip kehati hatian, terlaksananya pengendalian internal dan manajemen risiko, terlindunginya kepentingan stakeholders secara wajar dan terpenuhinya GCG.

d. Menetapkan suatu sistem pengawasan internal yang efektif untuk tercapainya kepastian berkenaan dengan keberadaan informasi keuangan, efektifitas dan efisiensi proses pengelolaan Bank dan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tujuan mengamankan investasi dan aset Bank.

e. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi Satuan Kerja Internal Audit, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan atau hasil pengawasan otoritas lain.

f. Melakukan pengawasan aktif atas penerapan manajemen risiko yang melekat pada seluruh aktifitas Bank, yang mencakup:

1. Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko dan eksposur risiko

2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen risiko dan eksposur risiko

3. Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi

4. Memastikan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia yang terkait dengan manajemen risiko

5. Memastikan fungsi manajemen risiko telah beroperasi secara independen

g. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) setiap awal tahun sesuai peraturan perundang-undangan dan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris

h. Menyusun Laporan Keuangan tahunan sesuai peraturan perundang-undangan dan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan dan mendapat pengesahan dalam RUPS Tahunan.

i. Dalam menjalankan tugasnya Direksi dibantu oleh komite-komite eksekutif, yaitu: Komite Manajemen Risiko, Komite ALMA, Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Komite Produk & Layanan.

j. Direksi juga melakukan kunjungan kerja ke cabang-cabang guna memberi dukungan atas pencapaian rencana kerja Bank, yang antara lain dalam bentuk bertemu dengan prospek nasabah di cabang-cabang. Selain itu, Direksi juga melakukan internalisasi/sosialisasi atas penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dan nilai-nilai utama budaya kerja (corporate values).

responsibly and with good will, as regulated under Article 97 of Law No.40 Year 2007 on Limited Liability Company.

c. To maintain the Bank’s business sustainability, to implement its vision, mission, strategy and business target as well as long term and short term plans, to maintain the Bank’s soundness based on prudent principles, to ensure the implementation of the internal audit and risk management, to preserve stakeholders’ interests fairly and to comply with GCG.

d. Determine an effective internal audit system to achieve assurances related with financial information, effectiveness and efficiency of management processes and compliance with prevailing laws aiming to secure the Bank’s investments and assets.

e. To follow-up audit findings and recommendations from Internal Audit Unit, External Auditor, Bank Indonesia and/or audit results from other audit authorities.

f. To carry out active monitoring of risk management implementation which is inherent in all Bank activities, including:

1. Preparing risk management policy and strategy as well as risk exposure

2. Being responsible for risk management and risk exposure implementation

3. Developing a risk management culture across all organization levels

4. Ensuring improvement of Human Resources competency relating to risk management

5. Ensuring risk management functions have been independently operated

g. To prepare the Annual Budget Plan at the beginning of every year based on regulations and signed by all Board of Directors and Board of Commissioners members.

h. To prepare annual Financial Statements based on the prevailing law and signed by all Board of Directors and Board of Commissioners members, to be proposed and approved at the Annual GMS.

i. In performing its functions, the Board of Directors is assisted by Executive Committees of Risk Management, ALCO Committee, Information Technology Committee and Product & Service Committee.

j. The Board of Directors also performs working visits to branches to give support to the Bank’s working target realization, namely by meeting several prospective customers at the branch level. Therefore, the Board of Directors also performs the implementation, internalization and socialization of Good Corporate Governance principles.

Bank Sampoerna 115

Rapat Direksi

Jumlah Rapat Direksi Pada tahun 2014 adalah 42 kali dengan rincian sebagai berikut:

Kehadiran Direksi dalam Rapat Direksi Tahun 2014 Attendance of the Board of Directors at Board of Directors Meetings in 2014

Direksi/Board of Directors

Jabatan/Position

Total Rapat/Total Meetings

Kehadiran/Attendance

Persentase/Percentage

Indra W. Supriadi* Direktur Utama/ President Director

42 5 12%

Ali Rukmijah** Direktur Utama/ President Director

42 33 79%

Agresius RobajantoKadiaman

Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis/ Finance & Business Planning Director

42 39 93%

Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director

42 39 93%

Setyo Dwitanto Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/ Compliance & Risk Management Director

42 40 95%

Catatan/Notes:* Indra W. Supriadi mengundurkan diri per Maret 2014/Indra W. Supriadi resigned in March 2014** Ali Rukmijah diangkat sebagai Direktur Utama per Mei 2014/Ali Rukmijah was appointed President Director in May 2014

Pelatihan Direksi

Di tahun 2014, para anggota Direksi telah menghadiri dan berpartisipasi dalam berbagai pelatihan serta seminar mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan dan bidang-bidang lainnya, antara lain:

Pelatihan Direksi tahun 2014Board of Directors Training 2014

NamaName

JabatanPosition

Materi PelatihanTraining Material

Penyelenggara Pelatihan

Training organizer

Tempat & Waktu Pelaksanaan

Training Schedule

Agresius Robajanto Kadiaman

Direktur/ Director Tindak Kejahatan Perbankan dan Mitigasinya/ Banking Crimes and Mitigation

Bank Sahabat Sampoerna

Jakarta, 12 Des 2014

Ganda Rahaja Rusli Direktur/ Director Tindak Kejahatan Perbankan dan Mitigasinya/ Banking Crimes and Mitigation

Bank Sahabat Sampoerna

Jakarta, 12 Des 2014

Setyo Dwitanto Direktur/ Director Tindak Kejahatan Perbankan dan Mitigasinya/ Banking Crimes and Mitigation

Bank Sahabat Sampoerna

Jakarta, 12 Des 2014

Board of Directors Meeting

Board of Directors held 42 meetings in 2014 with the details as follows:

Board of Directors Training

In 2014, members of the Board of Directors attended and participated in various trainings and seminars regarding corporate governance practice and other aspects, among others

2014 Annual Report / Laporan Tahunan116

Kepemilikan Saham Anggota Direksi

Bank Sampoerna mewajibkan anggota Direksi untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Sampoerna maupun pada bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.

a. Kepemilikan Saham Direksi pada Bank Sampoerna. Per 31 Desember 2014, seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham pada Bank Sampoerna.

b. Kepemilikan Saham Direksi pada Bank, Lembaga Keuangan Non Bank dan Perusahaan Lain

Menurut ketentuan Bank Indonesia, anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain. Per 31 Desember 2014, seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham pada Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank maupun Perusahaan lain.

Rincian Kepemilikan Saham Direksi adalah sebagai berikut:

Kepemilikan Saham DireksiBoard of Directors Share Ownership

Nama/ Name

Kepemilikan Saham/ Share Ownership

Bank SampoernaBank Lain/Other Banks

Lembaga KeuanganNon Bank/Non-BankFinancial Institution

Perusahaan Lain/Other Companies

Keterangan /Description

Ali Rukmijah Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None

Agresius Robajanto Kadiaman

Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None

Ganda Rahaja Rusli Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None

Setyo Dwitanto Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None

Hubungan Kerja Dewan Komisaris dan Direksi

Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances untuk kemajuan dan kesehatan Bank. Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan fungsinya masing-masing bertanggung jawab atas kelangsungan usaha Bank Sampoerna dalam jangka panjang. Dewan Komisaris dan Direksi memiliki kesamaan persepsi terhadap pengelolaan perusahaan dalam upaya mencapai visi dan misi Bank Sampoerna.

Board of Directors Members Share Ownership

Bank Sampoerna requires the Board of Directors members to disclose their share ownership both in Bank Sampoerna and other banks or companies located either domestically or overseas in a report that is annually updated.

a. Board of Directors Share ownership in Bank Sampoerna. As at 31 December 2014, all of Board of Directors members do not have share ownership in Bank Sampoerna.

b. Board of Directors share ownership in other Banks, non-bank financial institutions and companies

In accordance with Bank Indonesia regulations, Board of Directors members, both individually and collectively, are prohibited to own more than 25% shares from paid-in capital in the Company. As at 31 December 2014, all of Board of Directors members do not have share ownership in other banks or non-bank financial institutions.

Details of Board of Directors Share Ownership are as follows:

Board of Commissioners and Board of Directors Professional Relationship

The Board of Commissioners and Board of Directors professional relationship refers to the checks and balances mechanism regarding the Bank’s soundness and growth. Based on each function the Board of Commissioners and Board of Directors is responsible for the Bank’s long-term business continuity. The Board of Commissioners and Board of Directors align their priority to manage the Company in order to achieve the vision and mission of Bank Sampoerna.

Bank Sampoerna 117

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali

a. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun Direksi.

b. Seluruh Komisaris Independen Bank tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/ atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

c. Dalam menjalankan tugas pengawasan Bank, Dewan Komisaris telah bertindak secara profesional dan tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi dan atau keluarganya.

Rapat Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris bersama Direksi Bank Sampoerna juga mengadakan Rapat Dewan Komisaris – Direksi. Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiap bulan atau sewaktu-waktu bila diperlukan.

Sepanjang tahun 2014 telah menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris dan Direksi sebanyak 12 kali.

Kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam rapat tersebut disajikan dalam daftar Rapat Kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:

Board of Commissioners And Board of Directors and/or Controlling Shareholders Financial And Family Relationship

a. Board of Commissioners members do not have second tier family relationships with other members of the Board of Commissioners and Board of Directors.

b. All Independent Commissioners of the Bank do not have financial, managerial or ownership relationships with other members of the Board of Commissioners, Board of Directors and/or Controlling Shareholder or relationships with the Bank that may interfere with their independence.

c. In performing their supervisory duties, the Board of Commissioners must act professionally and does not address the Bank for personal or family interests.

Board of Commissioners and Board of Directors Joint Meeting

Board of Commissioners and Board of Directors of Bank Sampoerna also hold Joint Meetings. The Joint Meeting is held at least once a month or at any time considered necessary.

In 2014, the Board of Commissioners of Bank Sampoerna held 12 Joint Meetings.

The attendance table of each Board of Commissioners and Board of Directors members are disclosed in the following Joint Meeting attendance list:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan118

Kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Tahun 2014Board of Commissioners and Board of Directors Attendance in Joint Meeting 2014

NamaName

JabatanPosition

Total RapatTotal Meeting

KehadiranAttendance

PersentasePercentage

Budi Setiawan Halim Komisaris UtamaPresident Commissioner

12 11 92%

Arsono Putranto KomisarisCommissioner

12 11 92%

Adiwarman Azwar Karim Komisaris IndependenIndependent Commissioner

12 12 100%

Roy Sugihardja Wiradharma Komisaris IndependenIndependent Commissioner

12 11 92%

Indra Wijaya Supriadi* Direktur UtamaPresident Director

12 2 16%

Ali Rukmijah** Direktur UtamaPresident Director

12 8 66,6%

Agresius Robajanto Kadiaman Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis Finance & Business Planning Director

12 12 100%

Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & CollectionCredit & Collection Director

12 12 100%

Setyo Dwitanto Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/Compliance & Risk Management Director

12 12 100%

Catatan / Notes:* Indra W. Supriadi mengundurkan diri per Maret 2014/ Indra W. Supriadi resigned in March 2014** Ali Rukmijah diangkat sebagai Direktur Utama per Mei 2014/ Ali Rukmijah was appointed President Director in May 2014

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi

Pemberian remunerasi dan fasilitas lain mengacu pada keputusan Pemegang Saham yang ditetapkan dalam RUPS dengan memperhatikan saran yang diberikan Komite Remunerasi & Nominasi.

Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 TahunTotal Remuneration per Person in 1 Year

Jenis Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun*)Remuneration package per Person in 1 Year *)

2014

Jumlah DireksiNumber of Directors

Jumlah KomisarisNumber of Commissioners

Di atas Rp.2 miliarMore than Rp.2 billion 0 -

Di atas Rp.1 miliar – Rp.2 miliarMore than Rp.1 billion – Rp.2 billion 1 -

Di atas Rp.500 juta – Rp.1 miliarMore than Rp.500 million – Rp.1 billion 4 -

Rp.500 juta ke bawahLess than Rp.500 million 0 2

* yang diterima secara tunai / received in cash

Board of Commissioners and Board of Directors Remuneration

Realization of remuneration and other facilities referring to Shareholders’ decisions which are implemented by the GMS are implemented in accordance with recommendations from Remuneration & Nomination Committee.

Bank Sampoerna 119

Paket atau Kebijakan Remunerasi dan Jenis Fasilitas Lain bagi Dewan Komisaris dan DireksiRemuneration Package or Policy and Other Facilities for Board of Commissioners and Board of Directors

NoJumlah Remunerasi dan Fasilitas Lain Total Remuneration and Other Facilities

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

DireksiBoard of Directors

OrangPerson

Miliar RupiahBillion Rupiah

OrangPerson

Miliar RupiahBillion Rupiah

1 Remunerasi (Gaji, bonus, tunjangan rutin tantiem dan fasilitas lainnya dalam bentuk non naturaRemuneration (salary, bonus, periodic allowance, tantiem, otherfacilities in non-natura form)

4 0,98 5 3,85

2 Fasilitas lain dalam betuk natura (perumahan, transportasi,asuransi kesehatan dan sebagainya yang *):Other facilities in natura form (housing, transportation, health insurance and others which *):

4 0,02 5 0,15

a. dapat dimiliki/Can be owned

b. tidak dapat dimiliki/Can not be owned

*) Dinilai dalam ekuivalen Rupiah/In Rupiah equivalent

KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE-KOMITE

KOMITE DI BAWAH DEWAN KOMISARIS

Dalam rangka mendukung tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Bank Sampoerna memiliki 3 (tiga) komite yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris, yaitu: Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

KOMITE AUDIT

Anggota Komite Audit yang paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang pihak Independen ahli di bidang keuangan atau akuntansi dan seorang pihak independen yang ahli di bidang hukum atau perbankan.

Komite ini bertugas membantu Dewan Komisaris dengan melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan Audit termasuk memantau tindak lanjut hasil temuan Audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan, serta memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Komite Audit juga melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

1. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal.2. Kesesuaian pelaksanaan Audit oleh Kantor Akuntan

Publik dengan standar audit yang berlaku.3. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar

akuntansi yang berlaku.

ORGANISATION AND IMPLEMENTATION OF ROLES OF THE COMMITTEES

COMMITTEES OF THE BOARD OFCOMMISSIONERS

To assist the Board of Commissioners with its duties and responsibilities, Bank Sampoerna has 3 (three) Committees which are responsible to the Board of Commissioners, namely Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee.

AUDIT COMMITTEE

Members of the Audit Committee consist of an Independent Commissioner, an independent financial or accounting professional and an independent legal or banking professional.

The Committee is to provide assistance to the Board of Commissioners with monitoring and evaluation of the audit plan and monitoring the follow-up of the audit findings. It is to provide assistance with assessing the adequacy of internal controls including the adequacy of the financial reporting process, as well as give recommendations to the Board of Commissioners on the appointment of the Public Accountant and Public Accountant Firm, which shall be submitted to GMS. The Audit Committee also monitors and evaluates the following issues:

1. The implementation of Internal Audit Unit’s duties.2. The Public Accountant Office’s adherence to audit

standards during the audit implementation.3. The financial report’s compliance with the applicable

accounting standards.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan120

4. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Internal, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Anggota Komite Audit memiliki integritas, kompetensi dan profesionalisme dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Surat Keputusan PT Bank Sahabat Sampoerna No.Skep.007/BSS/DIR/VI/2013 komposisi keanggotaan Komite Audit terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu seorang Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua serta dibantu oleh 2 (dua) orang pihak independen sebagai anggota.

Susunan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut:

Susunan/Composition Nama/Name Keterangan/Description

Ketua/Chairman Adiwarman Azwar Karim Ketua/Komisaris Independen/Chairman/Independent Commissioner

Anggota/Member Bambang Kuswijayanto Anggota (Pihak Independen)/Member (Independent Party)

Bambang Tri Hananto Anggota (Pihak Independen)/Member (Independent Party)

Selama tahun 2014, Komite Audit secara umum telah memiliki program kerja dan telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan, yang meliputi:

1. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil temuan audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

2. Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

a. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internalb. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan

standar audit yang berlakuc. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar

akuntansi yang berlakud. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil

temuan Satuan Kerja Audit Internal, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

4. The implementation of follow-up from the Directors to the findings of Internal Audit Unit, Public Accountant and supervision by Otoritas Jasa Keuangan in order to provide the recommendations to the Board of Commissioners.

The Audit Committee members are to act with integrity, competency and professionalism while performing their duties in accordance with Bank Indonesia (BI) Regulation. In accordance with PT Bank Sahabat Sampoerna Decree No.Skep.007/BSS/DIR/VI/2013, Audit Committee consists of 3 (three) members, an Independent Commissioner as Chairman who is assisted by 2 (two) independent parties as the member.

Audit Committee membership composition is as follows:

Throughout 2014, the Audit Committee conducted work programs and performed its duties in accordance with the prevailing regulations to assist the Board of Commissioners with its supervisory duties, which include:

1. To monitor and evaluate the audit plan and its implementation as well as monitor the follow-up to the audit results, in order to measure the adequacy of the internal control including the financial reporting process.

2. Audit Committee monitors and evaluates the following:

a. Internal Audit Unit duty implementationb. Public Accountant Office’s audit practice

compliance with prevailing audit standardsc. Compliance of financial statements with

prevailing accounting standardsd. Follow-up implementation by the Board of

Directors regarding Internal Audit Unit’s findings, as well as the Public Accountant and Bank Indonesia audit results in order to provide recommendations to Board of Commissioners.

Bank Sampoerna 121

3. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

Komite Audit melaksanakan 12 kali rapat sepanjang tahun 2014, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Kehadiran dalam Rapat Komite Audit Attendance at Audit Committee Meetings

NamaName

JabatanPosition

Jumlah RapatTotal Meeting

KehadiranAttendance

PersentasePercentage

Adiwarman Azwar Karim Ketua/Komisaris IndependenChairman/Independent Commissioner

12 12 100%

Bambang Kuswijayanto Anggota (Pihak Independen)Member (Independent Party)

12 12 100%

Bambang Tri Hananto Anggota (Pihak Independen)Member (Independent Party)

12 12 100%

Aktivitas Komite Audit selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Melakukan penelaahan atas hasil kajian efektivitas Audit Internal dan hasil audit dari auditor eksternal

b. Melakukan penelaahan dan penilaian atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal

c. Membahas metodologi auditd. Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan oleh

Audit Internal selama tahun 2014e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak

lanjut atas hasil temuan Audit Internal selama tahun 2014

f. Memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan Bank

g. Memantau tindak lanjut pelaksanaan Key Initiative Internal Audit

h. Melakukan kajian atas Rencana Audit Internal 2014i. Menyetujui metodologi audit dan rencana audit

yang dilakukan oleh Audit Internal untuk periode tahun 2014

KOMITE PEMANTAU RISIKO

Anggota Komite Pemantau Risiko yang paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang pihak Independen ahli di bidang keuangan dan seorang pihak Independen yang ahli di bidang manajemen risiko.

Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

3. To provide recommendations to the Board of Commissioners regarding Public Accountant and Public Accounting Firm appointments, which are to be disclosed to the GMS.

The Audit Committee held 12 meetings throughout 2014 with the attendance level as follows:

The Audit Committee’s activities in 2014 were as follows:

a. Reviewing the effectiveness of the Internal Audit and audit results from the External Auditor.

b. Reviewing and assessing the adequacy of the audit performed by the External Auditor.

c. Discussing the audit method.d. Reviewing the audit result of the 2014 Internal Audit.

e. Supervising and evaluating the follow-up of the 2014 Internal Audit findings.

f. Supervising and evaluating the Bank’s financial performance.

g. Supervising the implementation of the Internal Audit Key Initiative.

h. Reviewing the 2014 Internal Audit Plan i. Approving audit method and plan for 2014 Internal

Audit.

RISK MONITORING COMMITTEE

The Risk Monitoring Committee comprises an Independent Commissioner, an independent expert in the financial sector and an independent expert in risk management.

The duties and responsibilities of the Risk Monitoring Committee are to provide recommendations to the Board of Commissioners through the following:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan122

1. Mengevaluasi kesesuaian kebijakan dengan pelaksanaan Manajemen Risiko.

2. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Satuan kerja Manajemen Risiko.

Berdasarkan Surat Keputusan PT Bank Sahabat Sampoerna No.Skep.007/BSS/DIR/VI/2013 komposisi keanggotaan Komite Pemantau Resiko terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu 1 (satu) orang Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua, 1 (satu) orang Komisaris yang menjabat sebagai anggota serta dibantu oleh 2 (dua) orang pihak independen sebagai anggota.

Susunan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:

SusunanComposition

NamaName

KeteranganDescription

Ketua/ Chairman Roy Sugihardja Wiradharma Ketua (Komisaris Independen)Chairman/Independent Commissioner

Anggota/ Members Arsono Putranto Anggota (Komisaris)Member (Commissioner)

Bambang Kuswijayanto Angota (Pihak Independen)Member (Independent Party)

Bambang Tri Hananto Anggota (Pihak Independen)Member (Independent Party)

Selama tahun 2014, Komite Pemantau Risiko secara umum telah memiliki program kerja dan telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan, yang meliputi :

1. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan Manajemen Risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut; dan,

2. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko.

Komite Pemantau Risiko melaksanakan 12 kali rapat sepanjang tahun 2014, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Kehadiran dalam Rapat Komite Pemantau RisikoAttendance at Risk Oversight Committee Meetings

NamaName

JabatanPosition

Jumlah RapatTotal Meetings

KehadiranAttendance

PersentasePercentage

Roy Sugihardja Wiradharma Ketua (Komisaris Independen)Chairman/Independent Commissioner

12 10 83%

Arsono Putranto Anggota (Komisaris)Member (Commissioner)

12 12 100%

Bambang Kuswijayanto Anggota (Pihak Independen)Member (Independent Party)

12 12 100%

Bambang Tri Hananto Anggota (Pihak Independen))Member (Independent Party)

12 12 100%

1. Assessment of the risk management implementation’s policy compliance.

2. Monitoring and evaluation of the Risk Management Committee and Risk Management Unit’s performance of duties.

In accordance with PT Bank Sahabat Sampoerna Decree No.Skep.007/BSS/DIR/VI/2013, Risk Monitoring Committee consists of 4(four) members, an Independent Commissioner as Chairman, and 1 (one) Commissioner who is assisted by 2 (two) independent parties as the member.

Risk Monitoring Committee Composition is as follows:

Throughout 2013, the Risk Monitoring Committee conducted working programs and performed its duties in accordance with the prevailing regulation, in order to assist the Board of Commissioners with their supervisory duties, which included:

1. To evaluate the consistency between risk management policy and policy implementation; and,

2. To evaluate the Risk Management Committee’s and Risk Management Unit’s performance of duties

The Risk Monitoring Committee held 12 meetings in 2014 with attendance level as follows:

Bank Sampoerna 123

Aktivitas Komite Pemantau Risiko selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Evaluasi terhadap kebijakan dan implementasi manajemen risiko sebagaimana profil risiko yang terdiri dari 8 (delapan) profil risiko yakni risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi.

b. Pemantauan dan evaluasi terhadap tugas-tugas Komite Manajemen Risiko dan Unit Manajemen Risiko terkait penetapan dan pemantauan risiko kredit untuk masing-masing unit bisnis, risiko pasar dan likuiditas, risiko operasional serta profil risiko Bank secara bulanan.

c. Pemantauan implementasi Good Corporate Governance tahun 2014

d. Melakukan monitor terhadap tingkat Risk Based Bank Rating (RBBR) dan Kepatuhan Bank.

e. Fraud Framework dan kepatuhan1. Melakukan review terhadap kerangka kerja sistem

pengendalian internal dalam rangka pencegahan fraud.

2. Memantau penerapan kepatuhan Bank dan whistle blowing system (Speak Your Mind).

KOMITE REMUNERASI & NOMINASI

Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi Sumber Daya Manusia atau seorang perwakilan karyawan. Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi & Nominasi adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam kaitan dengan remunerasi, komite bertugas membantu Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan memberikan rekomendasi mengenai kebijakan remunerasi untuk Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan karyawan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

2. Dalam kaitan dengan nominasi, komite bertugas menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS serta memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi, kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS, dan memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite.

The Risk Monitoring Committee’s activities in 2014 were as follows:

a. Evaluation of risk management policy and implementation of risk profile comprising 8 (eight) risks, including credit risk, market risk, liquidity risk, operational risk, legal risk, strategic risk, compliance risk and reputation risk.

b. Supervision and evaluation of Risk Management Committee and Risk Management Unit related with credit risk implementation and monitoring of each business unit’s market and liquidity risk, operational risk and monthly risk profile of the Bank.

c. Monitoring of Good Corporate Governance implementation in 2014.

d. Monitoring of Risk Based Bank Rating (RBBR) soundness level and Bank’s Compliance.

e. Fraud and Compliance Framework1. Reviewing internal audit system to prevent fraud.

2. Monitoring Bank’s compliance and whistleblowing system (Speak Your Mind) implementation.

REMUNERATION & NOMINATION COMMITTEE

The Remuneration and Nomination Committee comprises an Independent Commissioner, a Commissioner and an Executive that leads Human Resources or is an employee representative. The Remuneration and Nomination Committee is to provide recommendations to the Board of Commissioners by performing several duties, as follows:

1. Relating to remuneration, the Committee is required to assist the Board of Commissioners to evaluate the policies and recommendations regarding remuneration policy for Board of Commissioners, Directors, the Executives and employees, which is then to be submitted to the Board of Directors.

2. Regarding nomination tasks, the Committee is responsible for formulating and providing recommendations on systems and procedures for the selection process of members of the Board of Commissioners and the Board of Directors to the Board of Commissioners, which is then to be submitted to GMS. It is also responsible for providing recommendations on the member candidates for the Board of Commissioners and Directors to the Board of Commissioners to be further submitted to the GMS, as well as providing recommendations on the Independent Party which will serve the Committee members.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan124

Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki integritas, kompetensi dan profesionalisme dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Sahabat Sampoerna No.Skep.009/BSS/DIR/VI/2013 komposisi keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu 1 (satu) orang Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua serta dibantu oleh 1 (satu) orang Komisaris dan 1 (satu) orang Pejabat Eksekutif yang membawahi bidang Sumber Daya Manusia.

Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:

Susunan/Position Nama/Name Keterangan/Description

KetuaChairman

Adiwarman A Karim Komisaris IndependenIndpendent Comissioner

AnggotaMembers

Budi S. Halim Komisaris UtamaPresident Commissioner

Freddy Robiantoro Pejabat Eksekutif yang membawahi bidang Sumber Daya ManusiaExecutives who supervisesHuman Resources Division

Selama tahun 2014, Komite Remunerasi dan Nominasi secara umum telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan, yang meliputi: A. Terkait dengan kebijakan remunerasi:

1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi

2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:a) Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris

dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

b) Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi;

B. Terkait dengan kebijakan nominasi:1. Menyusun dan memberikan rekomendasi

mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

2. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

Members of the Remuneration and Nomination Committee must perform their duties with integrity, competency and professionalism based on the regulations of Bank Indonesia. In accordance with the Decree of PT Bank Sahabat Sampoerna No.Skep.009/BSS/DIR/VI/2013, the Remuneration and Nomination Committee will comprise 3 (three) members, an Independent Commissioner acting as Chairman who is assisted by 1 (one) commissioner and one Executive of Human Resources Division.

Remuneration and Nomination Committee composition is as follows:

In 2014, the Remuneration and Nomination Committee performed its duties in accordance with the prevailing regulation, in order to assist the Board of Commissioners in performing its monitoring function, including:

A. Related to remuneration policy:1. To conduct evaluation of remuneration policy.2. To provide recommendations to the Board of

Commissioners regardinga) Remuneration policy for the Board of

Commissioners and Board of Directors to be disclosed to the General Meetings of Shareholders;

b) Remuneration policy for Executives and Employees to be disclosed to the Board of Directors.

B. Related to nomination policy:1. To prepare and provide recommendations

regarding appointment and/or succession systems and procedure of Board of Commissioners and Board of Directors members to the Board of Commissioners to be delivered to the General Meetings of Shareholders.

2. To provide recommendations regarding candidates for Board of Commissioners and/or Board of Directors members to be disclosed to the General Meetings of Shareholders.

Bank Sampoerna 125

3. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota komite

Komite Remunerasi dan Nominasi melaksanakan 5 kali rapat sepanjang tahun 2014, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Kehadiran Dalam Rapat Komite Remunerasi & NominasiAttendance at Remuneration & Nomination Committee Meetings

NamaName

JabatanPosition

Jumlah RapatTotal Meetings

KehadiranAttendance

PersentasePercentage

Adiwarman A Karim Komisaris IndependenIndependent Commissioner

5 5 100%

Budi S. Halim KomisarisCommissioner

5 5 100%

Freddy Robiantoro Pejabat Eksekutif yang membawahi bidang Sumber Daya ManusiaExecutive Supervising Human Resources Division

5 5 100%

Independensi Komite

Saat ini anggota independen Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko tidak merangkap jabatan di Bank Sampoerna, namun memiliki aktivitas sebagai pengusaha dan konsultan. Secara kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik telah menjadi pertimbangan utama perusahaan. Salah satunya adalah dengan ditandatanganinya perjanjian kerahasiaan.

Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Tidak ada pihak Independen yang berasal dari mantan Anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif yang berasal dari Bank yang sama dan tidak melakukan fungsi pengawasan atau pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk bertindak independen.

KOMITE DI BAWAH DIREKSI

KOMITE MANAJEMEN RISIKOKomite ini bertugas membantu Direksi menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta perubahannya termasuk perencanaan keadaan darurat untuk mengantisipasi setiap perubahan akibat perkembangan usaha maupun kondisi eksternal,

3. To provide recommendations regarding the Independent Party candidate of the Committees.

Remuneration and Nomination Committee held 5 meetings in 2014, with attendance levels as follows:

Independency of Committees

Currently, the Independent Members of the Audit Committee and Risk Monitoring Committee does not hold other positions at Bank Sampoerna, however, they are active as an entrepreneur and consultant. The crucial aspects of competence, independence, confidentiality, and code of conduct have become major considerations of the Company. The independent members have signed a confidentiality agreement.

All Independent Members of the Committee did not have a financial, managerial, ownership and/or family relations with the Board of Commissioners, Directors and/or Shareholders, or any relationship with the Bank which may affect their ability to act independently.

There are no independent parties who are members of the Board of Directors or are executive officers of the same Bank. There are no independent parties who are part of the control function of other parties or who have a relationship with the Bank which may affect their ability to act independently.

COMMITTEES OF THE BOARD OF DIRECTORS

RISK MANAGEMENT COMMITTEEThis Committee assists the Board of Directors with risk management policy and strategy formulation and alignment to the contingency plan for anticipating any business dynamics as well as external changes. It also assists with the improvement of risk management

2014 Annual Report / Laporan Tahunan126

memperbaiki/menyempurnakan penerapan manajemen risiko yang dilakukan secara berkala dan insidentil akibat perubahan kondisi eksternal dan internal yang mempengaruhi kecukupan permodalan, profil risiko serta efektivitas terhadap penerapannya, memberikan pembenaran (justification) yang tepat atas hal-hal yang terkait keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal atau pengambilan posisi/ekposur risiko yang melampaui batas yang telah ditetapkan. Justifikasi disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur Utama berdasarkan pertimbangan bisnis dan hasil analisis yang terkait dengan transaksi atau kegiatan usaha tertentu.

Susunan dari Komite Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:

Anggota Tetap/ Permanent Members

Ketua / Chairman : Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/Compliance & Risk Management Director

Kordinator / Coordinator : Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko/ Head of Risk Management Unit

Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis /Finance & Business Planning Director

Direktur Kredit dan Collection / Credit and Collection Director

Kepala Operasional & IT/ Head of Operations & IT

Kepala SME, Funding & Network Management/ Head of SME, Funding & Network Management

Kepala Bisnis Mikro/ Head of Micro Business

Anggota Tidak Tetap/ Non-Permanent Members

Kepala Treasuri & Financial Institution/ Head of Treasury & Financial Institution

Kepala Corporate Affairs/ Head of Corporate Affairs

Kepala Corporate Planning/ Head of Corporate Planning

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan/ Head of Compliance

Kepala Corporate Legal/ Head of Corporate Legal

Kepala Accounting & Finance/ Head of Accounting & Finance

Kepala Human Capital/ Head of Human Capital

Pimpinan bagian/ Departemen/ Unit Kerja / Group Head/

KOMITE KEBIJAKAN PERKREDITAN (KKP)

Komite Kebijakan Perkreditan berfungsi memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) terutama perumusan prinsip kehati-hatian, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan KPB dan merumuskan pemecahan jika ada hambatan/kendala, melakukan kajian berkala terhadap KPB serta memberikan saran kepada Direksi jika diperlukan perubahan/perbaikan KPB. Dalam melaksanakan fungsinya KKP melakukan rapat rutin sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan/triwulanan, atau sewaktu-waktu jika diperlukan

implementation on a periodical and incidental basis due to external and internal changes that affect capital adequacy, risk profile and implementation effectiveness. It also provides justification for business decisions that violate normal procedures or risk exposure that exceeds the agreed limit. Justification is stated in the form of recommendations to the President Director based on business considerations and analytical results relating to the particular transactions or business activities.

The structure of Risk Management Committee is as follows:

CREDIT POLICY COMMITTEE (CPC)

The Credit Policy Committee provides advice to the Directors on the formulation of the Bank’s Credit Policy (BCP), particularly in regards to the prudence principle, monitoring the BCP implementation and formulating solutions to any problems. It conducts periodical reviews of the BCP and provides advice to the Directors if necessary regarding any adjustments/improvements in CPC. While performing these duties, CPC holds at least 1 (one) meeting every 3 (three) months or as considered necessary.

Bank Sampoerna 127

KKP juga melakukan pemantauan dan mengevaluasi:1. Perkembangan dan kualitas portofolio

perkreditan secara keseluruhan.2. Kebenaran pelaksanaan kewenangan memutus

kredit.3. Kebenaran proses pemberian, perkembangan

dan kualitas kredit yang diberikan kepada Pihak Yang Terkait dengan Bank dan debitur-debitur besar tertentu.

4. Kebenaran pelaksanaan ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

5. Ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan dan peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit.

6. Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam KPB.

7. Upaya Bank dalam memenuhi kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit.

Susunan dari Komite Kebijakan Perkreditan adalah sebagai berikut:

Ketua/Merangkap Anggota/ Chairman/also members

Direktur Utama/ President Director

Sekretaris/Merangkap Anggota/ Secretary/also members

Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director

Anggota Tetap/ Permanent Members

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis/ Finance and Business Planning Director

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko/ Compliance and Risk Managent Director

Kepala Kredit Inisiasi / Head of Credit Initiation

Kepala SKMR/ Head of Risk Management Unit

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan / Head of Compliance Unit

Anggota Tidak Tetap / Non Permanent Members

Kepala Bisnis Mikro / Kepala SME /Head of Micro Business / Head of SME

Kepala Team Funding/ Head of Funding Team

KOMITE ALCO

Komite ALCO berfungsi melakukan pengendalian risiko suku bunga dan risiko likuiditas, melakukan analisa atas Dana Pihak Ketiga (DPK) serta melakukan fungsi anggaran. Komite juga membantu melakukan kajian penetapan harga (pricing) aktiva dan pasiva

CPC also monitors and evaluates:1. The development and quality of credit portfolios

across all aspects.2. The proper implementation of authorities to give

credit approval.3. The proper process of disbursement, development

and credit given to Related Parties with the Bank and big debtors.

4. The proper implementation of authority on Legal Lending Limit (LLL).

5. Compliance with other laws and regulations in giving credit approval.

6. Settlement of non-performing loans as required in CPC.

7. The Bank’s effort in fulfilling the adequate provisions for credit write-off.

The structure of the Credit Policy Committee is as follows:

ALCO COMMITTEE

The ALCO Committee is responsible for controlling the risk of interest rate and risk of liquidity, conducting analysis of Third Party Funds, and budgeting functions. The Committee also provides assistance to the pricing review of assets and liabilities to ensure that pricing can

2014 Annual Report / Laporan Tahunan128

untuk memastikan bahwa pricing tersebut dapat mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimalkan biaya dana serta memelihara struktur neraca Bank. Komite juga bertanggung jawab menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan asset liability manajemen. Komite ALCO melakukan rapat secara rutin sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 bulan.

Susunan dari Komite ALCO, adalah sebagai berikut:

Ketua/Merangkap Anggota/ Chairman/also Members

Direktur Utama/President Director

Wakil Ketua Merangkap Anggota / Vice Chairman also Members

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis/Finance & Business Planning Director

Sekretaris/Merangkap Anggota/ Secretary/also members

Kepala Divisi Tresuri/ Division Head of Treasury

Anggota/ Members

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko/ Compliance & Risk Management Director

Direktur Kredit dan Collection/ Credit & Collection Director

Kepala Bisnis Mikro / Kepala SME /Head of Micro Business / Head of SME

Kepala SKMR/ Head of Risk Management Unit

Kepala Divisi Kredit / Division Head of Credit

Kepala Satuan Kerja Audit Internal / Head of Internal Audit

dan anggota lainnya yang ditentukan kemudian / and other members as determined

KOMITE PENGARAH TEKNOLOGI INFORMASI

Komite ini membantu Direksi merumuskan rencana strategis pengembangan teknologi sistem informasi yang sesuai dengan rencana strategis Perusahaan, serta memastikan kemanfaatan implementasinya dalam meningkatkan efisiensi kegiatan operasional serta mutu pelayanan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan berbagai aspek manajemen risiko.

Susunan dari Komite Pengarah Teknologi Informasi, adalah sebagai berikut:

optimize the return of investment, minimize the cost of funds and maintain the structure of the Bank’s balance sheet. The Committee is also responsible for delivering information to the Directors about each development of related rules and regulations influencing the strategies and policies of the management of asset liability. The ALCO Committee holds a regular meeting once a month.

The structure of the ALCO Committee is as follows:

INFORMATION TECHNOLOGY COMMITTEE

The Information Technology Committee assists the Directors to formulate strategic plans for the development of information technology systems that are aligned with the Company’s strategic plan. It also ensures their implementation enhances the efficiency of operational activities as well as service quality with respect to prudence principles and many other aspects of risk management.

The structure of the Information Technology Committee is as follows:

Bank Sampoerna 129

CONFLICT OF INTEREST TRANSACTION

Bank Sampoerna has established a regulation which regulates loan disbursement to related party and major depositors. The related party refers to creditors (individual or corporate/business entity) or group of creditor which is directly affiliated with the Bank, the Bank both directly and indirectly regarding family, ownership, management and financial affiliation as regulated under Regulation of Bank Indonesia (PBI) regarding Legal Lending Limit. While, major depositor refers to the customers which acquires loan in major amount of the Bank’s total portfolio.

Within the last 2 years, there was no conflict of interest transaction, therefore, there is no loss or any activity which reduces the profit of Bank Sampoerna.

Transaction Under GMS ConfirmationAs of December 31, 2014 there was no transaction under GMS confirmation.

Ketua/merangkap anggota/ Chairman/also members

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis/ Finance and Business Planning Director

Sekretaris/merangkap anggota/ Secretary/also members

Kepala Teknologi Informasi/ Head of Information Technology Division

Anggota/ Members

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko/ Compliance and Risk Management Director

Kepala Operasional/ Head of Operational Division

Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko/ Head of Risk Management Unit

Kepala Satuan Kerja Kepatuhan/ Head of Compliance Division

Kepala Akunting/ Head of Accounting Division

Kepala Operasional dan Teknologi Informasi / Head of Operation and Information Technology

TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN

Bank Sampoerna telah memiliki kebijakan yang mengatur pemberian kredit kepada pihak terkait dan nasabah besar. Pihak terkait yang dimaksud adalah peminjam (perorangan maupun perusahaan/ badan usaha) atau kelompok peminjam yang memiliki keterkaitan (hubungan pengendali) dengan Bank, baik langsung maupun tidak langsung dalam hal hubungan kekeluargaan, kepemilikan, kepengurusan dan keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK). Sedangkan nasabah besar, yaitu nasabah yang memperoleh kredit dalam jumlah relatif besar terhadap total portfolio Bank.

Transaksi Yang Mengandung Benturan KepentinganConflict of Interest Transaction

TahunYear

Nama dan Jabatan yang memiliki benturan

kepentinganName of Position of

Conflicted Party

Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan

Name and Position of Decision Maker

Jenis Transaksi

Type of Transaction

Nilai Transaksi (dalam jutaan

rupiah)/ Value of Transaction (in million Rupiah)

KeteranganRemarks

2014 Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None

2013 Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None

Dalam 2 (dua) tahun terakhir, tidak terdapat transaksi dengan benturan kepentingan, dengan demikian tidak ada kerugian atau hal yang mengurangi keuntungan Bank Sampoerna.

Transaksi Yang Masih Menunggu Persetujuan RUPS Sampai dengan 31 Desember 2014, tidak terdapat transaksi yang masih menunggu persetujuan RUPS.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan130

Informasi Keuangan Kejadian Luar Biasa Sampai dengan 31 Desember 2014, tidak terdapat kejadian luar biasa dalam keuangan Bank Sampoerna.

FUNGSI KEPATUHAN

FUNGSI KEPATUHANKepatuhan terhadap seluruh perundang-undangan, peraturan dan ketentuan yang berlaku yang terkait dengan aktivitas usaha Bank Sampoerna menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang menjamin seluruh kegiatan usaha Bank Sampoerna tetap berada di bawah kendali Manajemen dan pada jalur yang tepat dalam pencapaian kinerja usaha yang menguntungkan dan pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkelanjutan.

Bank Sampoerna telah memiliki Direktur Kepatuhan yang tugas dan tanggung jawabnya telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia serta telah dicantumkan dalam kebijakan kepatuhan yang sudah diperbaharui dan disetujui Direksi per-tanggal 10 Mei 2013 melalui memo No.09/11/MI/SISDUR/III/2013.

Direksi juga telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dengan mengisi posisi Kepala Divisi Kepatuhan dan jajarannya.

Selanjutnya tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan diuraikan sebagai berikut :

1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank.

2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi.

3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank.

4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku.

5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank.6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan

dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Extraordinary Financial InformationAs of December 31, 2014, there was no extraordinary financial event of Bank Sampoerna.

COMPLIANCE FUNCTION

COMPLIANCE FUNCTION Compliance with every prevailing law, regulation and procedure relating to the Bank’s business activities is a key factor in implementing corporate governance, which ensures all business activities will be under the Management’s control and on the right track to achieving beneficial business performance as well as sound and sustainable performance growth.

The Bank appoints a Director of Compliance to fulfil the duties and responsibilities as required in the regulation of Bank of Indonesia and stated in the policy of compliance which has been adjusted and approved by the Directors as per 10 May 2013 through a memo No.09/11/MI/SISDUR/III/2013.

The Directors also has established Compliance Unit by appointing a Head of Compliance Division and its staffs.

The scope of duties and responsibilities of the Director of Compliance is as follows:

1. Formulating strategies to build Bank’s Compliance Culture.

2. Proposing the policy of compliance or compliance principles to be determined by the Directors.

3. Determining compliance system and procedures to be used to formulate Bank’s internal manual and regulation.

4. To ensure the compliance of the whole policies, regulations, system, and procedures as well as business activities of the Bank against the regulation of Bank of Indonesia and the applying rules.

5. To minimize the Risk of Compliance of the Bank.6. To take any anticipative actions so that the

policies and/or decisions of the Bank’s Directors would not violate the regulation of Bank of Indonesia and the applying rules.

7. To carry out other duties relating to the Compliance Function.

Bank Sampoerna 131

FUNGSI AUDIT INTERNALBank Sampoerna telah memiliki Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) sebagai satuan kerja independen yang bertugas membantu manajemen melakukan pengawasan kegiatan operasional. Penerapan fungsi audit intern sudah berjalan efektif pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan Perusahaan dan masyarakat. SKAI Bank Sampoerna telah melaksanakan fungsinya sesuai dengan fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dengan:

a. Menyusun Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter)

b. Menyusun panduan audit internc. Menyusun rencana pelaksanaan audit

Kelembagaan SKAI independen terhadap Satuan Kerja Operasional

Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi dan Dewan Komisaris memberikan dukungan sepenuhnya kepada SKAI agar dapat bekerja secara bebas dan obyektif. Guna menjaga independensi dan obyektivitasnya organisasi SKAI, para personil SKAI tidak diperkenankan memiliki ikatan hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua, baik vertikal maupun horisontal dengan jajaran Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi maupun dengan para personil diluar SKAI.

Selama tahun 2014, SKAI telah melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan melakukan pemeriksaan pada aspek manajeman, perkreditan, operasional, manajemen risiko, IT, dan audit keuangan. Selain itu juga telah dilakukan kontrol harian atas transaksi yang dilakukan melalui sistem terpadu CAATS untuk seluruh kantor cabang.

Rencana pemeriksaan dituangkan dalam satu Rencana Kerja Tahunan Audit terhadap unit-unit Kerja/Departemen, Kantor Cabang dan Cabang Pembantu yang pelaksanaannya diawasi dan dilaporkan kepada Direktur Utama & Komite Audit.

Melakukan penilaian atas hal-hal sebagai berikut :1) Kecukupan sistem pengendalian internal

yang dilakukan melalui pemeriksaan terhadap kecukupan dan kemampuan sumber daya manusia pelaksana, kecukupan atas bukti-bukti pencatatan yang memadai, kecukupan atas pemberian limit kewenangan dalam melakukan transaksi, kecukupan kontrol atas setiap transaksi serta kecukupan atas sistem dan prosedur yang ada.

INTERNAL AUDIT FUNCTIONBank Sampoerna has established Internal Audit Unit (IAU) as an independent working unit that is responsible for assisting the management in monitoring the operational activities. The internal audit function has been effectively implemented across all aspects and activities which directly impact on the interest of the Bank and the public. The Bank currently has applied Standard for the Implementation of the Bank’s Internal Audit (SIBIA) by:

a. Formulating the Internal Audit Charter

b. Formulating internal audit guidelinesc. Formulating audit plan

IAU Organization Independent to Operational Unit

While performing the duties, the Board of Directors and the Board of Commissioners fully support the IAU in order to carry out the duties in freedom and objective manner. To ensure its independency and objectivity in IAU organization, the unit personnel are not allowed to have family relation until second rank, vertically and horizontally with the Shareholders, Board of Commissioners, the Board of Directors as well as personel beyond the IAU.

In 2014, IAU performed the supervisory function independently by reviewing the following aspects: management, credit, operation, risk management, IT, and finance audit. In addition, the Bank has implemented daily control over transactions through CAATS integrated system at all branch offices.

The Audit plan is disclosed in the Annual Audit Work Plan for units/ departments, branch offices and supporting branches, whose implementation will be monitored and reported to the Management.

The Unit is also assigned to assess the following issues:1) The adequacy of the Bank’s internal control

system through the assessment over the adequacy and competence of the operating human resources, adequacy of the reporting records, adequacy of giving the authorization limit in doing transactions, control adequacy in each transaction and adequacy of the existing system and procedure.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan132

2) Efektivitas sistem pengendalian internal dilakukan melalui pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan terhadap prosedur yang ada (comply to procedure) dan tingkat kehandalan dari pengendalian internal untuk mencegah timbulnya risiko yang mungkin terjadi.

3) Kualitas kinerja dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan audit berupa penilaian terhadap asset quality, proses dan kinerja cabang.

Efektivitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB dilakukan oleh pihak eksternal secara berkala setiap 3 (tiga) tahun. Kaji ulang terakhir dilakukan pada bulan September 2014 oleh KAP Tanzil & Rekan dengan hasil comply seluruhnya dengan SPFAIB dan telah dilaporkan ke Bank Indonesia.

AKUNTAN PUBLIKPerusahaan bekerjasama dengan Akuntan Publik Independen untuk menjaga integritas Laporan Keuangan Tahunannya. Penunjukannya dilakukan berdasarkan RUPS dan rekomendasi Komite Audit. Untuk tahun 2014 Perusahaan menunjuk Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates). Penunjukkan KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates) disertai legalitas perjanjian kerja No.0330613/DSN/103/EL tertanggal 24 Juni 2014 Selama tahun 2014 KAP tersebut tidak memberikan jasa lain kepada Bank Sampoerna selain jasa audit, sehingga tidak terjadi benturan kepentingan dalam pelaksanaan proses audit.

Selama 2 tahun terakhir, Bank Sampoerna telah menunjuk Kantor Akuntan Publik adalah sebagai berikut:

Kantor Akuntan Publik 2 Tahun TerakhirPublic Accountant for Last 2 Years

Tahun Kantor Akuntan Publik / Public Accountant Office

Nama Akuntan (Perorangan) Accountant Name (Individual)

2014KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar Saptoto(RSM AAJ Associates)

Saptoto Agustomo

2013KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar Saptoto(RSM AAJ Associates)

Dudi Hadi Santoso

MANAJEMEN RISIKO

Kebijakan Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko Bank mengacu pada Kebijakan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang disusun berdasarkan PBI No.5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No.11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran BI No.5/21/DPNP perihal

2) The effective internal control system is completed through review over the compliance to procedure and the reliability of the internal control to anticipate the risk potential.

3) The performance quality is reviewed in line with the audit implementation in the form of assessment over asset quality, process and the branch performance.

The effectiveness of IAU duty implementation and its compliance against SIBIA is reviewed by the external party in every 3 (three) year. The latest review was completed in September 2014 by Public Accountant Office of Tanzil & Partners with result as wholly comply with SPFAIB and was reported to Bank of Indonesia.

PUBLIC ACCOUNTANTThe Company cooperated with Independent Public Accountant to maintain the integrity of the Annual Financial Statements. The appointment was based on the GMS and recommendations of the Audit Committee. In 2014, the Company appointed the Public Accountant Firm of Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (KAP AAJ). The appointment of KAP AAJ was completed with the legalized working agreement No.0330613/DSN/103/EL dated 24 June 2014. Throughout the 2014, the Public Accountant Office did not provide other services to the Bank Sampoerna rather than audit service, hence there was no conflict of interest in carrying audit process

In the last 2 years, Bank Sampoerna has appointed Public Accountant Office, as follows:

RISK MANAGEMENT

Risk Management Policy

The implementation of risk management adheres to the Policy of Risk Management Guidelines which refers to the PBI No.5/8/PBI/2003 regarding the Implementation of Risk Management in General Bank in conjunction with PBI No.11/25/PBI/2009 and Circular Letter of Bank Indonesia No.5/21/DPNP regarding Implementation of

Bank Sampoerna 133

Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran BI No.13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.

Penerapan manajemen risiko merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.

2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta informasi manajemen risiko.

4. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.

Penerapan manajemen risiko juga mencakup pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru. Perusahaan secara terus menerus juga mengupayakan peningkatan kemampuan, penyempurnaan kebijakan dan prosedur, melakukan pengembangan teknologi pendukung, serta memperketat sistem pengendalian internal. Selain itu, Perusahaan juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen terhadap satuan kerja operasional maupun Satuan Kerja Audit Internal (“SKAI”) dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.

Dengan kelengkapan sistem dan komitmen tinggi terhadap pengendalian risiko serta identifikasi yang ditindaklanjuti strategi antisipasi, diharapkan Perusahaan mampu memberikan rasa aman kepada setiap nasabah karena jaminan keberlangsungan usaha.

Sertifikasi Manajemen Risiko

Bank Sampoerna telah mengirim para karyawan untuk mengikuti pendidikan manajemen risiko sebagai bentuk kepatuhan dalam rangka memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia No.7/25/PBI/2005 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.8/9/PBI/2006. Peningkatan kompetensi karyawan di bidang manajemen risiko merupakan suatu kewajiban bagi para pejabat eksekutif Bank Sampoerna.

Pada tahun 2014, Bank Sampoerna telah mempunyai karyawan yang bersertifikasi manajemen risiko dengan rincian sebagai berikut:

Risk Management in Commercial Bank in conjunction with BI Circular Letter No.13/23/DPNP dated 25 October 2011.

The implementation of risk management in the Bank includes several activities: risk identification, measurement, controlling and monitoring of the following issues:

1. Active monitoring of the Board of Commissioners and the Board of Directors.

2. Adequacy of policy, procedures and limit determination.

3. Adequate processing of risk identification, measurement, monitoring and control as well as monitoring of information regarding risk management.

4. Internal control system across all aspects.

The implementation of risk management in the Bank also includes risk management of new products and activities. The Company consistently improves the capacity, completes procedures and policies, develops supporting technology, as well as strengthens internal control systems. Additionally, the Bank has also established the Risk Management Committee and Risk Management Unit which act independently of operational units as well as the Internal Audit Unit (IAU) with the expectation that the whole risk management process can be conducted in an integrated, well-coordinated and sustainable manner to boost the Bank’s performance.

With a complete control system and high commitment to risk control and identification as well as prediction strategies, the Bank is expected to be able to promote security and safety to its customers as the Bank guarantee business continuity.

Risk Management Certification

Bank Sampoerna employees have participated in various risk management education activities in compliance with Regulation of Bank Indonesia No.5/8/PBI/2013 regarding Risk Management Implementation for Commercial Banks and Regulation of Bank Indonesia No.7/25/PBI/2005 regarding Risk Management Certification for Management and Executives of Commercial Bank as amended with Regulation of Bank Indonesia No.8/9/PBI/2006. The improvement of employees’ risk management competency is an obligation for executive officers of Bank Sampoerna.

In 2014, Bank Sampoerna has risk management certified employees, with details as follows:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan134

Sertifikasi Manajemen Risiko Tahun 2014Risk Management Certificate for 2014

JabatanPosition

Level Program EksekutifExecutive Program

JumlahTotalI II III IV V

Pengurus dan Pejabat EksekutifManagement and Executives 1 6 10 4 2 1 24

KaryawanEmployees 81 32 0 0 0 - 113

JumlahTotal 82 38 10 4 2 1 137

Profil Risiko

1. Risiko KreditRisiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.

Risiko Kredit secara komposit dinilai “Moderate” meningkat dibanding periode sebelumnya di “Low to Moderate”. Peningkatan risiko ini sejalan dengan masih terdapat beberapa area yang harus diperbaiki sebagai tindak lanjut dari temuan OJK terutama pada kualitas penerapan manajemen risiko. Peningkatan risiko lain disebabkan juga adanya peningkatan rasio NPL Bank dari periode sebelumnya sebesar 1,62% (gross) menjadi 2,35% (gross). Namun terjadi perbaikan rasio konsentrasi kredit dari periode sebelumnya sebesar 26,72% menjadi 25,04%. Bank tetap menjaga kualitas perkreditan dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit seperti menetapkan ketentuan skim pembiayaan dan juga terus mengintensifkan aktivitas penagihan dengan beberapa strategi yang lebih baik.

Untuk meningkatkan portofolio kredit, Bank selain melakukan pembiayaan langsung juga melakukan kerjasama dengan perusahaan Multifinance, BPR, dan Koperasi. Selain itu, dalam upaya terus meningkatkan kualitas manajemen risiko kredit, Bank juga masih perlu terus menangani AYDA secara lebih optimal.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Kredit secara komposit semakin membaik dimana Bank terus meningkatkan tata kelola kredit dengan diluncurkannya beberapa ketentuan intern baru, pengkinian ketentuan, melakukan penyegaran dan pelatihan bagi karyawan seperti Account Officer, Branch/Business Manager, dan Credit Reviewer. Selain itu Bank terus mengaktifkan fungsi pengawasan dan mengoptimalkan komite-komite terkait yang ada

Risk Profile

1. Credit RiskCredit Risk refers to a risk due to debtors’ and/or other parties failure in settling liabilities to the Bank.

The composit score of Credit Risk was “Moderate” compare to “Low to Moderate” score last year. The decrease in Credit Risk was due to some area which require further improvement as result from OJK findings in the implementation quality of risk management. Such decrease was also contributed by the increase in the Bank’s NPL ratio from 1.62% (gross) to 2.35% (gross). Nonetheless, there has been improvement in the loan concentration ratio to 25.04%, compare to 26.72% last year. The Bank is consistent to maintain credit quality with adherence to prudence principle in providing loan to third party through financing scheme policy and intensifying collection effort with improved strategy.

To increase its loan portfolio, the Bank performed direct financing and also cooperates with the multi-finance company, Rural Banks, and other cooperatives. Additionally, to improve credit risk management quality, the Bank must also handle AYDA optimally.

Composite Credit Risk Management Implementation was improved as the Bank continued to improve credit governance by issuing several new internal regulations, updating regulations, conducting refreshment/training programs for employees such as Account Officer, Branch/Business Manager and Credit Reviewer. Further, the Bank continues to monitor and optimize related committess such as the Risk Management Committee, Risk Monitoring Committee and Audit

Bank Sampoerna 135

seperti Komite Manajemen Risiko, Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit yang melaksanakan rapat secara lebih intensif dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK).

2. Risiko PasarRisiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option.

Risiko Pasar secara komposit dinilai ”Low ” yakni relatif sama dengan periode sebelumnya, dimana Bank memiliki ketahanan yang cukup kuat dari sisi permodalan yang terlihat dari tingginya rasio modal terhadap potensial loss kumulatif akibat fluktuasi suku bunga. Dengan demikian Bank masih memiliki ketahanan permodalan yang cukup kuat terhadap potensi kerugian akibat fluktuasi suku bunga dengan struktur aset dan kewajiban bank yang ada sehingga tidak dikategorikan sensitif terhadap perubahan suku bunga pasar.

3. Risiko LikuiditasRisiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuanganBank.

Risiko Likuiditas secara komposit dinilai “Low to Moderate” relatif sama dibandingkan periode sebelumnya periode Desember 2013. Disamping terdapat diversivikasi pendanaan (tidak hanya tergantung pada deposan inti) dengan dikembangkannya pendanaan ritel, pemegang saham terus menyetorkan modalnya untuk memitigasi potensi risiko likuiditas dengan penambahan Rp130 miliar selama tahun 2014. Dengan adanya peningkatan pendanaan dan setoran modal tersebut diharapkan akan terus menopang pertumbuhan bisnis Bank. Selain mempertahankan likuiditas, Bank juga dilakukan upaya-upaya lain untuk mendapatkan sumber-sumber pendanaan yang berbiaya murah sehingga penyaluran kredit dapat lebih kompetitif disamping dapat meningkatkan margin pendapatan Bank.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas semakin membaik dimana Bank terus meningkatkan tata kelola likuiditas dengan melakukan monitoring secara harian, menetapkan limit penyangga (buffer)

Committee which hold more intensive meetings with the Risk Managemnet Unit, Internal Audit Unit and Compliance Unit.

2. Market RiskMarket Risk is a risk of balance sheets and administrative accounts position, including derivative transaction, due to general shift in market conditions, including the shift in the optimal price risk.

Composite Market Risk was assessed as “Low” which was relatively equal with the previous period, where the Bank demonstrated adequate resilience in terms of capital as indicated by a high capital ratio to accumulative loss potential due to interest rate fluctuation. Therefore, the Bank still holds relatively strong capital resilience against potential loss of interest rate fluctuation with its existing assets and liabilities structure, which is not categorized as fragile against shifting market interest rates.

3. Liquidity RiskLiqudity Risk occurs due to the Bank’s failure to settle matured liability from cash flows financing and/or high quality liquid assets. It is able to be collaterized without affecting financial activity and conditions of the Bank.

Composit liquidity risk was assessed as “Low to Moderate” which was relatively equal with the previous year as at December 2013. Besides funding diversification (which means not only relying on core depositors) within the development of retail funding, the Shareholders continue to deposit capital to mitigate liquidity risk potential by adding Rp130 billion in 2014. After the additional capital increase, the capital deposit is expected to support the Bank’s business growth. Besides maintaining liquidity, the Bank also take several efforts to acquire low cost funding so that the loan disbursement will be more competitive as to increase the Bank’s income margin.

The quality of liquidity risk management implementation was improved where the Bank increased liquidity governance by conducting daily monitoring, determining buffer of liquidity, updating

2014 Annual Report / Laporan Tahunan136

likuiditas, pengkinian kebijakan dan prosedur/ketentuan intern pada unit kerja dan memperkuat struktur dan sumber daya manusia di tim Funding. Disamping itu komite yang ada seperti Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit aktif melakukan pengawasan secara intensif setiap bulannya.

4. Risiko OperasionalRisiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Risiko Operasional secara komposit dinilai ”Moderate” meningkat dibandingkan periode sebelumnya periode sebelumnya yang dinilai “Low to Moderate“. Bank terus melakukan upaya perbaikan seperti pemenuhan komitmen atas temuan OJK, adanya proyek sentralisasi transaksi operasional baik kantor cabang, pengembangan sistem secara bertahap dan pemenuhan organisasi baik di kantor pusat maupun cabang. Selain upaya pencegahan fraud seperti dengan melalui sosialisasi-sosialisasi antifraud, budaya kepatuhan, dan lain sebagainya. Bank menyadari tantangan yang dihadapi dan terus melakukan upaya atas segala peluang terjadinya risiko operasional terutama pada proses yang mengandalkan sistem baik melibatkan pihak ketiga maupun human error yang terjadi secara internal. upaya pemantauan atas pemenuhan service level agreement dengan vendor terus dilakukan dan dievaluasi secara berkala.

Disamping itu dalam upaya untuk terus meningkatkan kesadaran risiko operasional melalui sosialisasi risk awareness serta terus meningkatkan infrastruktur dalam proses identifikasi, pengukuran, pemantauan serta pengendalian manajemen risiko operasional dimana Bank saat ini telah dan akan terus melakukan roll out secara bertahap dan berkesinambungan atas penerapan Key Control Self Assessment pada seluruh Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, serta Unit Kerja di Kantor Pusat Bank untuk area-area yang dianggap memiliki key risk.

5. Risiko HukumRisiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.

Peringkat risiko komposit hukum dinilai “Low to Moderate”, relatif sama dibandingkan periode sebelumnya dimana dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko Hukum

internal policy and procedures on the working unit and strengthening the human resources structure and sourcing of the funding team. Moreover, the Committes such as Risk Monitoring Committee and Audit Committee conducted intensive monthly monitoring.

4. Operational RiskOperational risk is a risk due to inadequacy and/or failure of internal processes, human error, system failure and/or other external conditions which may affect the Bank’s operations.

Composite operational risk was assessed as “Moderate”, a decrease from the previous period of “Low to Moderate”. The Bank has been consistently improving its initiatives such as fulfilling the commitment to OJK, as a result of OJK findings, through back office operational sentralisation project, stages development in system development and fullfillment of the organisation structure both in Head Office and branch offices, in addition to fraud prevention measures such as dissemination on anti-fraud knowledge, compliance culture, etc. The Bank realizes the challenge ahead and therefore continously initiated measures to cope any possible operational risk, especially to processes which rely on system infrastructure due to third party fallacies or human error internally. Monitoring measures upon service level agreement with vendors has also been periodically evaluated.

Further, to enhance operational risk awareness through risk awareness socialization and the improvement of the infrastructure for identification, measurement and operational risk management controlling processes, the Bank has and will continue the gradual rollout of Key Control Self-Assessment in every branch office, sub-branch office and Working Unit in Head Office for several areas which are considered to have key risks.

5. Legal RiskLegal risk is a risk due to lawsuit and/or judicial weakness.

Composit legal risk was assessed as “Low to Moderate” which was relatively equal with the previous period whereby considering business activity conducted by the Bank, any potential loss of the Bank from a legal perspective is relatively low during the particular

Bank Sampoerna 137

tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang dan meskipun masih terdapat kelemahan-kelemahan yang bersifat minor tetapi perlu mendapat perhatian manajemen.

Perjanjian Kredit yang dibuat Bank selama ini telah bersifat standar dan belum pernah terjadi gugatan. Namun demikian, Bank akan terus meningkatkan kualitas Perjanjian Kredit sehingga pengelolaan aspek yuridis Bank akan semakin membaik dari waktu ke waktu.

6. Risiko Stratejik Peringkat risiko komposit stratejik dinilai “Low to

Moderate” sama dengan periode sebelumnya.

Kondisi likuiditas pasar yang ketat berdampak pada biaya pendanaan yang masih relatif tinggi menyebabkan Bank berupaya lebih selektif dalam mencari sumber-sumber pendanaan yang murah dan melakukan penyaluran kredit pada segmen usaha mikro dan kecil bermargin tinggi.

Selain dukungan positif dari pemegang saham, dalam beberapa bulan terakhir Bank telah lebih memfokuskan pembiayaan pada segmen usaha mikro dan kecil bermargin tinggi dengan fasilitas kredit < Rp 3 Milyar dan dalam beberapa bulan telah terdapat perbaikan pencapaian kinerja keuangan seperti Net Interest Margin (NIM) sebesar 4,4%, Return on Asset (ROA) sebesar 1,25%, Return of Equity (ROE) sebesar 5,89%. Selain itu, pencapaian penyaluran kepada UMKM sebesar 102,98% telah melewati budget yang ditetapkan, walaupun secara keseluruhan penyaluran kredit masih sedikit di bawah budget yaitu sebesar 98,91%.

Perubahan strategi ini telah berpengaruh pada biaya investasi yang lebih besar karena diperlukan investasi sumber daya manusia yang lebih besar dan secara jangka pendek berdampak terhadap peningkatan biaya tenaga kerja sebagai komponen dari biaya operasional secara keseluruhan hal ini berdampak kepada pencapaian rasio BOPO sebesar 90,71%.

Bank terus berupaya untuk menjaga agar trend pencapaian rasio-rasio pendapatan tersebut dapat terus membaik sehingga secara bertahap dapat juga menurunkan rasio BOPO melalui upaya-upaya efisiensi dan lebih memfokuskan pembiayaan pada segmen usaha mikro dan kecil bermargin tinggi dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian sehiangga diharapakan Bank dapat mencapai target-target usaha yang tertuang dalam Rencana Bisnis Bank.

time period and in years to come. There are, however, several minor weaknesss which require the Management’s concern.

Loan agreements made by the Bank have always complied with standards, and have never generated any litigation. The Bank will always improve the quality of its loan agreements in order for the judicial aspects to be improved over time.

6. Strategic RiskThe composite strategic risk level was assessed as “Low to Moderate” which was relatively equal to previous period.

Tight market liquidity has entailed to relatively high cost of fund which eventually requiring the Bank to be more selective in observing source of low-priced funding and, on the other hand, to disburse credit to high yield micro and small segment.

In addition to positive support from the Shareholders, the Bank has been focusing to high yield lending in micro and small segment with credit facility up to Rp.3 billion. This strategy has resulted in improvement in the Bank’s financial performance in the last several months such as Net Interest Margin (NIM) in the level of 4,4%, Return On Asset (ROA) in 1,25%, and Return On Equity (ROE) in 5,89%. Furthermore, the total disbursement to SME segment reached 102,98% and has exceeded the Bank’s target, despite the fact that the total credit disbursement was below target in the level of 98,91%.

The adaptation of new strategy has resulted in higher investment cost due to higher human resources investment which in short term would affect the manpower cost as one of the component in total operating expense. This resulted in ratio of BOPO reached 90,71%.

The Bank has been consistently monitoring the achievement of each financial ratio to allow the Bank in minimizing BOPO ratio through efficiency measures and to keep focusing on lending in high yield micro and small segment. This, nonetheless, would be commenced by paying prudentiality principle in order the Bank to achieve its business target as stipulated in the Bank’s Business Plan.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan138

As evidence of the Shareholders support in achiving the Bank’s strategic plan, the Shareholders of the Bank has injected additional paid-in capital in total amount of Rp.130 billion on December 2014, which exceeded the initial commitment to BI/OJK in the amount of Rp.100 billion. By this capital injection, the Capital Adequacy Ratio (KPMM/CAR) of the Bank as of 31 December 2014 was in the level of 23,54%, above the regulatory requirement. The Bank has also submitted its Bank Business Plan for year 2015 on 28 November 2015.

7. Compliance RiskOJK findings in the Bank’s activities in credit, operations and implementation of APU-PPPT dan quality of regulatory reporting, has indirectly affected the Bank’s inherent compliance risk in “Moderate” level. Nonetheless, the composit risk remains relatively equal to the previous period on “Low to Moderate”

Above all, the Bank has delivered its best measures to improve Credit KPMR and its operations, including the implementation of good corporate governance through closer monitoring upon implementation of OJK commitment fulfillment as conducted by the risk taking unit (first line of defence). It is therefore expected that through this monitoring, all findings from OJK and other pending homework to improve the quality of risk monitoring can be effectively carried out.

There has been no violation in credit channeling which violate the Bank’s Legal Lending Limit (LLL), and the Bank has continously improve the quality of its credit process by making reference to principle of prudentiality. This has been reflected in the Bank’s policy that credit facility of more than Rp.5 billion is required to go through compliance review from Compliance unit. The Bank has also conducted trainings and certifications related to APU&PPT through e-learning which is made compulsory to all employees of the Bank. In addition to monitoring towards comprehension and fulfilment of the Bank to prevailing laws and regulations, the Bank has implemented Compliance Regulatory Monitoring Application (CRMA).

The Bank has also taken measures to reduce any potential on compliance violation be it in product development and reporting by consistenly implement compliance culture and risk awareness. The Bank has also updated internal policy related to Code of Conduct and Conflict of Interest.

Sebagai dukungan dari pemegang saham dalam memperkuat tercapainya sasaran stratejik Bank, maka pada bulan Desember 2014 telah terdapat penyetoran modal sebesar Rp.130 miliar melebihi komitmen ke BI/OJK sebesar Rp.100 miliar, sehingga Rasio kecukupan rasio permodalan (KPMM/CAR) per 31 Desember 2014 berada pada posisi 23,54% yang masih jauh di atas persyaratan regulasi yang berlaku. Bank juga telah mengirimkan Rencana Bisnis Bank untuk Tahun 2015 pada tanggal 28 Nopember 2015.

7. Risiko Kepatuhan Sejalan dengan beberapa temuan OJK pada aktivitas

perkreditan, operasional termasuk implementasi APU-PPT dan kualitas atas pelaporan (regulatory reporting) maka hal ini secara tidak langsung berdampak pada tingkat risiko kepatuhan Bank secara inherent dinilai moderate walau secara komposit masih pada range penilaian yang sama dengan periode sebelumnya yaitu “Low to Moderate”.

Namun demikian, Bank melakukan upaya terbaiknya dalam terus meningkatkan KPMR Kredit dan Operasional termasuk penerapan good corporate governance dengan melakukan pemantauan yang lebih ketat atas implementasi seluruh komitmen temuan OJK yang dilakukan oleh unit kerja pelaksana/ risk taking unit (first line of defence). Sehingga diharapkan seluruh komitmen atas temuan-temuan OJK maupun segala pekerjaan rumah dalam upaya peningkatan kualitas pengendalian risiko secara keseluruhan dapat terlaksana secara efektif.

Dari sisi pemberian kredit tidak ditemukan adanya pelanggaran/pelampauan BMPK, dan secara berkesinambungan Bank akan terus meningkatkan kualitas proses pemberian kredit yang mengacu kepada prinsip kehati-hatian hal ini tercermin dengan adanya kebijakan bahwa pemberian fasilitas kredit dengan total eksposur diatas Rp 5 miliar wajib melalui uji Kepatuhan dari Satuan Kerja Kepatuhan. Bank juga terus melakukan pelatihan dan sertifikasi terkait program APU&PPT melalui e-learning yang wajib diikuti oleh seluruh karyawan Bank. Selain itu untuk melakukan monitoring terhadap pemahaman dan pemenuhan Bank terhadap aturan yang berlaku, Bank sudah mengimplementasikan Compliance Regulatory Monitoring Application (CRMA).

Bank senantiasa berupaya untuk terus mengurangi potensi terjadinya pelanggaran kepatuhan baik dari sisi pengembangan produk dan pelaporan dengan terus menerapkan budaya kepatuhan dan kesadaran risiko. Bank juga telah melakukan pengkinian ketentuan internal mengenai Standar Kode Etik Karyawan dan tentang Benturan Kepentingan.

Bank Sampoerna 139

Bank sudah dan terus berkomitmen untuk dapat lebih meningkatkan pengawasan internal Bank melalui rapat secara intensif dan berkala melalui rapat Komite Manajemen Risiko, ALCO, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Audit sementara di sisi lain Bank juga memperkuat struktur SKMR, SKK, dan SKAI seiring dengan perkembangan usaha dan peningkatan risiko yang dihadapi oleh Bank. Pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko dan refreshment bagi pejabat-pejabat Bank sesuai tingkatannya tetap dilakukan secara berkesinambungan sehingga diharapkan setiap pejabat Bank dapat lebih memahami pentingnya budaya kepatuhan dan kesadaran risiko.

8. Risiko Reputasi Risiko Reputasi secara komposit dinilai “Low to

Moderate” yakni masih pada tingkat yang sama dengan periode sebelumnya. Meskipun demikian Bank tetap memperhatikan dan mengupayakan agar kesalahan/pelanggaran terhadap ketentuan dapat diminimalisir/dihindari dan disamping itu penanganan terkait risiko reputasi terus dikelola secara optimal antara lain terhadap kredit bermasalah, sistem jaringan dalam pelayanan nasabah maupun pemberitaan negatif.

Dalam hal pelayanan nasabah, tingkat keluhan nasabah masih dapat dijaga dalam level yang baik. Untuk kepentingan tersebut, dan mengantisipasi perkembangan produk dan layanan Bank ke depan serta memenuhi ketentuan dari OJK dan Bank Indonesia mengenai penanganan keluhan nasabah, maka telah dibentuk unit khusus penanganan nasabah, yaitu Customer Care yang berada di bawah kewenangan dari Divisi Corporate Affairs. Ke depannya akan dilakukan peninjauan kembali mengenai eksistensi dari unit Customer Care ini karena akan banyak relevansinya dengan kegiatan operasional Bank.

SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL & SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank Sampoerna merupakan satuan kerja independen yang membantu manajemen melakukan seluruh kegiatan operasional Bank. Dalam struktur organisasi Bank, SKAI berada langsung di bawah Direktur Utama, dan melakukan koordinasi dengan Komite Audit di bawah Dewan Komisaris.

SKAI merupakan mitra kerja Bank dalam menjalankan bisnis dan mengembangkan rencana pertumbuhan Bank, dan oleh karena itu selain menjalankan kegiatan audit internal di semua aspek, SKAI juga memberikan

The Bank has and always pay its commitment to increase internal oversight through regular and intensive meetings in Risk Management Committee, Asset Liability Committee (ALCO), Risk Monitoring Committee, and Audit Committee. Whereas, on the other hand, the Bank has improved its Risk Management Unit, Compliance Unit and Internal Audit Unit, to correspond to the Bank’s business growth and risks. The fulfillment of Risk Management Certification and refreshment for the Bank’s officer has been consistently carried out to increase the importance of compliance culture and risk awareness.

8. Reputation RiskThe composite reputation risk level was assessed as “Low to Moderate” which was relatively equal to previous period. Nonetheless, the Bank pays its attention to monitoring this risk to reduce any potential fallacies/ violation to prevailing laws and regulations. In addition, the Bank has closely managed reputation risk in particular to non-performing loan, network system in customer services and negative publication.

With regards to customer services, the customer’s complaint level was managed properly. For this particular concern, and to anticipate product development and the Bank’s services, the Bank has established customer complaint handling unit, customer care under Corporate Affairs. The establishment of this unit was to correspond to OJK and Bank Indonesia regulation on customer protection. In the future, the existence of this unit will be observed to align with the Bank’s operational activities.

INTERNAL AUDIT UNIT & INTERNAL CONTROL SYSTEM

The Internal Audit Unit (IAU) in Bank Sampoerna is an independent work unit that assists the management in carrying out the entire range of the Bank’s operations. In the organizational structure of the Bank, the Internal Audit Unit is directly under the President Director, and coordinates with the Audit Committee under the Board of Commissioners.

The IAU is a Bank’s partner in running the business and developing its growth plan, and thus aside from conducting internal audit activities on all aspects, the IAU also provides input and consultation in relation to the

2014 Annual Report / Laporan Tahunan140

masukan dan fungsi konsultasi yang terkait dengan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik di Bank.

Dalam menjalankan seluruh kegiatannya, SKAI dengan konsisten menjalankan Risk Based Approach (RBA) dan mengacu pada Piagam Audit Internal dan pedoman audit internal yang telah sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) di Indonesia, yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999.

Struktur & Keanggotaan SKAI

Untuk menjaga independensinya, personel SKAI tidak memiliki ikatan hubungan keluarga sampai derajat kedua, baik vertikal maupun horizontal, dengan para Pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan dengan para personel di luar SKAI. Kepala SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama.

Per akhir tahun 2014, SKAI beranggotakan 28 orang, termasuk SKAI Division Head. Sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia, per akhir tahun 2014 seluruh personel SKAI telah mengikuti lulus program Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) minimal level 1 untuk personil/ staf SKAI, level 2 untuk tingkatan manajerial SKAI, dan level 3 ke atas untuk level Kepala Divisi SKAI. Ini telah sesuai dengan ketentuan BUKU 1 perbankan. Ini telah sesuai dengan kebutuhan BUKU 1 Perbankan.

Credit

Ops & IT

Head Office & Other

26%

42%32%

Komposisi Audit 2014Composition of 2014 Audits

Seiring kebutuhan peningkatan kemampuan Auditor Bank, SKAI telah membuat perencanaan terpadu untuk peningkatan kompetensi Auditor melalui sertifikasi profesi di tahun 2015 hingga 2016. Selain itu, SKAI Bank juga ikut serta dalam keanggotaan dan berperan aktif dalam seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB).

implementation of good corporate governance principles in the Bank.

In performing its duties, the IAU consistanly implements Risk Based Approach (RBA) and refers to the Internal Audit Charter and the internal auditing guidelines, in accordance with the Internal Audit Function Implementation Standards for Banks (SPFAIB) in Indonesia, regulated in the Regulation of Bank Indoneisa No.1/6/PBI/1999.

IAU Structure & Membership

To ensure the independence of IAU, its personnel are not related by family to the second degree, either vertically or horizontally, to the Shareholders, members of the Board of Commissioners, members of the Board of Directors, or other personnel outside the IAU. The position of Head of SKAI is appointed and terminated by the President Director.

As at the end of 2014, the IAU employed 28 staff, including the IAU Division Head. In line with the Regulation of Bank Indonesia, by the end of 2014 all personnel of the IAU had passed the Risk Management Certification Agency or Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) program, with at least level 1 for SKAI staff, level 2 for SKAI managerial personel, and level 3 and above for Division Head level. This is in accordance with the current need of the Banking BUKU 1.

In line with the need for enhancing the capability of the Bank’s Auditors, the IAU has prepared an integrated auditors’ competence training plan through professional certification in 2015 and 2016. In addition, the Bank’s IAU will also actively participate in seminars and trainings held by the Internal Auditors Association in Banking (IAIB).

Bank Sampoerna 141

Kepala SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama. Per akhir tahun 2014, posisi Kepala SKAI dijabat oleh Achmad Dendi Hardiansah. Profil beliau terdapat pada bagian Manajemen Senior.

Pelaksanaan Tugas Audit Internal 2014

Dalam menyelenggarakan tugas-tugas audit internalnya, pada tahun 2014 SKAI mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp304 juta, dengan 25 audit entities. SKAI menyelesaikan 36 pemeriksaan audit. SKAI juga membuat ikhtisar pergerakan tingkat risiko per cabang secara rutin melalui risk assessment.

Pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh SKAI di tahun 2014 mencakup bidang-bidang berikut:

1. Bidang Perkreditan2. Bidang Operasional dan IT3. Bidang Kantor Pusat, termasuk General Affairs,

akunting dan tresuri4. Bidang pemeriksaan khusus atau investigasi5. Bidang thematic audit

Bank Sampoerna telah melaksanakan langkah-langkah follow up yang sesuai dan memadai dengan temuan-temuan audit yang dilaporkan oleh SKAI di sepanjang tahun 2014. Langkah-langkah perbaikan telah dilakukan oleh pihak-pihak yang diaudit (auditee) dengan mengacu pada rekomendasi SKAI dan praktik-praktik terbaik di bidang perbankan.

Sebagian dari anggaran audit internal di tahun 2014 digunakan untuk menyelenggarakan sejumlah pelatihan, sejalan dengan upaya Bank untuk meningkatkan kualitas para personel SKAI agar dapat menyelenggarakan audit internal secara lebih baik. Di tahun 2014 sebanyak 14 jenis pelatihan diselenggarakan, melibatkan total 25 peserta.

Rencana Kerja Audit Internal 2015

Untuk tahun 2015, SKAI Bank Sampoerna telah menetapkan 25 penugasan pemeriksaan dari 40 audit universe. Untuk itu, Bank telah mengalokasikan anggaran audit internal sebesar Rp500 juta. Efisiensi proses audit akan dilaksanakan dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, dan didukung oleh teknologi Computer Assisted Audit Techniques (CAATS). Fokus audit internal di tahun 2015 masih serupa dengan di tahun 2014, yaitu terutama pada bidang perkreditan, serta bidang operasional dan IT serta Kantor Pusat

Internal Audit Division Head is appointed and dismissed by the President Director. As at the end of 2014, the Internal Audit Head position was held by Achmad Dendi Hardiansah, whose profile is available in the Senior Management section.

Execution of Internal Audit Duties in 2014

In conducting the internal audit tasks, the IAU in 2014 spent a total of Rp304 million for 25 audit entities. The IAU completed 36 audit tasks. The IAU also regularly prepared a summary of risk movement at each branch through risk assessment.

Regular audits carried out by the IAU in 2014 included the following areas:

1. Credit2. Operations & IT3. Head Office, including General Affairs, accounting

and treasury4. Specific audit or investigation5. Thematic audit

Bank Sampoerna has carried out proper and adequate follow-up of the audit findings reported by the IAU throughout 2014. Improvement measures were carried out by respective auditees, by referring to the IAU’s recommendations and the best practices in banking.

A part of the internal audit budget in 2014 was used for conducting various training, in line with the Bank’s effort to improve its IAU personnel’s quality, to ensure internal audit quality in the future. In 2014, 14 training programs were held, involving a total of 25 participants.

Internal Audit Work Plan for 2015

For 2015, the IAU of Bank Sampoerna has planned to conduct 25 audit tasks from 40 audit universes. To that end, the Bank has allocated an internal audit funding of Rp500 million. Audit processes will be improved in terms of efficiency by optimizing the existing resources and utilizing the support of the Computer Assisted Audit Techniques (CAATS) technology. Internal audit focus in 2015 will be similar to that in 2014, i.e. on lending, operations, and IT and Head Office.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan142

Kebijakan Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal yang berlaku di Bank mencakup pengendalian atas aspek-aspek operasional dan khususnya keuangan dan perkreditan, sejalan dengan kegiatan bisnis yang dijalankan oleh Bank. Sistem pengendalian internal ini telah dikembangkan mengacu pada kerangka-kerangka yang telah diakui secara internasional dalam industri perbankan. Bank berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sistem pengendalian internalnya dalam rangka menjamin terlaksananya operasi perbankan yang sehat dan aman dan berdasarkan prinsip kehati-hatian.

Pertumbuhan organisasi yang dinamis, mengingat Bank Sampoerna merupakan organisasi yang masih terus tumbuh, mendorong Bank untuk dapat menerapkan sistem pengendalian internal yang senantiasa disesuaikan dengan perkembangan strukturnya. Untuk itu, Bank secara bertahap melakukan transformasi peran controller di sejumlah kantor cabang menjadi auditor. Di tahun 2014 dan 2015 Bank juga berupaya menjalankan otomasi audit secara keseluruhan bank (bankwide) dengan memanfaatkan CAAT melalui offsite audit, serta mengimplementasikan penilaian audit rating yang diselaraskan dengan pencapaian Key Performance Indicators (KPI).

Evaluasi Sistem Pengendalian InternalDewan Komisaris dan Direksi telah aktif menempatkan sistem pengendalian internal sebagai garis depan dalam menjamin operasional Bank yang sehat dan aman. Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk memperkuat dan menyempurnakan sistem pengendalian internal Bank antara lain adalah:

1. Meningkatkan pemahaman risk culture secara terus-menerus di seluruh jenjang organisasi melalui pelatihan manajemen risiko.

2. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang mendukung struktur pengendalian internal yang efektif.

3. Melakukan pertemuan dengan unit kerja secara berkala untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal dan menekan kemungkinan terjadinya kesalahan/pelanggaran yang berpotensi menimbulkan kerugian.

4. Meningkatkan peran aktif Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan SKAI sebagai unit kerja independen dalam aktivitas Bank.

Dewan Komisaris dan Direksi berpendapat bahwa di tahun 2014 SKAI telah melaksanakan fungsi pemantauan dan pemeriksaan rutin terhadap seluruh unit kerja dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan tahun

Internal Control System Policy

The Bank’s current internal control system includes the control and supervision of operational aspects, and in particular finance and credit, in line with the business activities of the Bank. This internal control system has been developed based on the internationally-established frameworks in the banking industry. The Bank is committed to improvings its internal control system quality, to ensure that all of its operations are safe, secure, and are based on the principle of prudence.

A dynamic organizational growth, given that Bank Sampoerna is a continuously growing organization, has compelled the Bank to implement an internal control system that is regularly adjusted and adapted to its structural development. To that end, the Bank is gradually transforming the role of controllers in a number of branch offices areas into the role of auditors. In 2014 and 2015 the Bank has and is carrying out the automation of its bankwide audit by employing the CAAT through offsite audit, and implement an audit rating that is aligned with Key Performance Indicators (KPI) achievements.

Internal Control System EvaluationThe Board of Commissioners and the Board of Directors have placed the internal control system on the front line in their effort to ensure safe and secure banking operations in the Bank. Measures that have been taken to strengthen and improve the Bank’s internal control system are, among others:

1. Continuously improving the understanding of risk culture across all organizational levels through participation in risk management training.

2. Formulating policies and procedures that support an effective internal control structure.

3. Regularly meeting with work units to evaluate the internal control system and suppress the possibility of errors or violations from occurring, which may result in losses to the Bank.

4. Increasing the active role of the Compliance Unit, Risk Management Unit, and the Internal Audit Unit as independent work units in the Bank’s activities.

The Board of Commissioners and the Board of Directors are of the opinion that in 2014 the IAU performed its regular audit and supervisory role on all work units with a better overall quality compared to the previous year.

Bank Sampoerna 143

sebelumnya. Akan tetapi, kualitas pengendalian internal dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan sejalan dengan peningkatan efektivitas operasional Bank.

PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA BESAR

Dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan atau penyediaan dana besar, Bank selalu memperhatikan ketentuan BI tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), ketentuan internal dan prinsip kehati-hatian. Sampai saat ini Bank belum pernah melakukan pelanggaran ataupun pelampauan terhadap ketentuan BI mengenai BMPK

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank per posisi 31 Desember 2014 adalah 23,54%. Jumlah ini lebih besar dari target sebesar 22,25% dikarenakan setoran modal yang dilakukan oleh Pemegang Saham (sebesar Rp130 miliar) lebih besar daripada target (Rp100 miliar). Per posisi tanggal 31 Desember 2014 persentase penyediaan dana terbesar berada pada sektor perdagangan besar dan retail yakni sebesar 34,44%, masih di bawah limit yang telah ditetapkan Direksi berdasarkan rekomendasi Komite Manajemen Risiko (40%). Persentase penyediaan dana 15 debitur inti dibandingkan dengan total penyediaan dana per posisi tanggal 31 Desember 2013 masih di bawah limit yang telah ditetapkan Direksi berdasarkan rekomendasi Komite Manajemen Risiko (30%), yaitu sebesar 26,72% . Namun demikian, Bank senantiasa berusaha untuk lebih mendiversifikasikan portfolio penyediaan dana baik dari sisi segmen debitur maupun dari sisi sektor usaha yang dibiayai.

Bank telah menyampaikan laporan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar (debitur inti) setiap bulannya kepada Bank Indonesia secara tepat waktu.

No Penyediaan DanaFund Provision

Jumlah/ Total

Debitur/ Depositors Nominal (jutaan Rupiah)/ Nominal (million Rupiah)

1 Kepada Pihak Terkait / To Related Party 2 1.187

2 Kepada debitur inti: / To Core Depositor 616,903

a. Individu / Individual 15 454.489

b. Grup/ Group - -

Kredit yang DirestrukturisasiPada tanggal 31 Desember 2014, Bank telah melakukan restrukturisasi kredit melalui perpanjangan waktu, penurunan suku bunga dan kapitalisasi bunga menjadi pokok kredit baru yaitu sebesar Rp16,96 miliar, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp7,50 miliar.

However, this level of internal control can be further improved and developed in the future, in line with the Bank’s increasing operational efficiency.

FUND PROVISION TO RELATED PARTY AND LARGE EXPOSURE

In accordance of funds to related party, Bank always pay attentions to Bank Indonesia’s Regulation for Legal Lending Limit (LLL) and prudent principle. Up to present, the Bank has never violated or exceeded BI Regulation of Legal Lending Limit.

KPMM of the Bank as of December 31, 2014 position was 23.54%. This amount exceeded the target of 22.25% due to capital injection by the Shareholder (up to Rp130 billion) from the expected target (Rp100 billion).Which the largest fund provision contribution was on wholesale and retail sector of 34.44%, still below the limit applied by the Board of Directors based on recommendation of Risk Oversight Committee of (40%). Fund provision percentage of 15 core depositors compared with total fund provision as of December 31, 2013 was still below the limited applied by the Board of Directors based on recommendation from Risk Monitoring Committee of (30%), which was 26.72%. Thus, the Bank always attempts to diversify fund provision portfolio both from depositor segment or financed business segment aspects.

The Bank has disclosed report of fund provision to related party and large exposre (core depositors) has been submitted to Bank Indonesia on schedule and in timely manner.

Restructured LoansOn December 31, 2014, the Bank has restructured loans by time extension, reduction of interest rates and interest capitalization to new loans principles, with the amount of Rp16.96 billion, which increase from the previous year of Rp7.50 billion.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan144

Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial Dan Politik Bank Sampoerna tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi untuk kepentingan politik. Sebaliknya, kepedulian yang tinggi terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup merupakan bagian penting dari tugas dan tanggung jawab Bank Sampoerna terhadap masyarakat. Pemberian Dana Sosial (Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) yang telah dikeluarkan sepanjang tahun 2014 kurang lebih adalah mencapai hingga Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)

CORPORATE AFFAIRS

Untuk melengkapi struktur tata kelola dan menjawab kompleksitas perkembangan bisnis perusahaan, pada tahun 2011 Bank Sampoerna telah membentuk divisi Corporate Affairs. Divisi ini bertugas menyelenggarakan tata kelola komunikasi Bank dengan stakeholders eksternal dan internal agar senantiasa terjaga kesepahaman dan hubungan yang saling menguntungkan, sehingga terbentuk persepsi positif terhadap citra dan reputasi perusahaan.

Stakeholders eskternal meliputi lembaga/badan publik maupun individu yang memiliki kaitan dengan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan Bank, termasuk dan tidak terbatas pada Pemegang Saham, Pemerintah, Media, Analis, Nasabah, Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Asosiasi Profesi, Rekanan maupun kompetitor. Sedangkan Stakeholders internal meliputi: Pegawai, Direksi dan Dewan Komisaris.

Divisi ini akan menyelenggarakan, memenuhi dan mendistribusikan informasi perusahaan melalui berbagai media dan penyebarluasan informasi sesuai dengan kebutuhan stakeholders.

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

Bank Sampoerna telah melakukan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan kepada pemangku kepentingan (stakeholders) dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait sesuai Peraturan Bank Indonesia No.7/50/PBI/2005 jo. Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, serta Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 jo. Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia, dan Surat Edaran Bank Indonesia No.7/56/DPbS tanggal 9 Desember

Fund Provision for Social and Political ActivityBank Sampoerna does not involve either donate in any political activity. Meanwhile, high concern on social and environmental issues becomes part of Bank Sampoerna’s duties and responsibilities to the society. Social Fund realization (Corporate Social Responsibility) which was realized in 2014 reached to Rp250,000,000 (two hundred and fifty million rupiah)

CORPORATE AFFAIRS

To complete the structure of the good corporate governance and to correspond the business complexity of the Bank, the Bank in 2011 had established a Corporate Affairs Division. Such division is responsible for managing the communication of the Bank with the external and internal stakeholders to maintain the good understanding and mutual relation in order to create a positive perception to the Bank’s image and reputation.

The external stakeholders include public as well as individual institutions/bodies that have direct and indirect relation with the Bank’s policies, including and not limited to the Shareholders, Government, Media, Analysts, the Customers, Public, Mass Organizations, Association of Professions, Partners and Competitors. On the other hand, the internal stakeholders are the employees, the Board of Directors and Board of Commissioners.

The division will hold, fulfil and distribute the information about the Bank through any distributing media according to the needs of the stakeholders.

TRANSPARENCY OF FINANCIAL AND NON- FINANCIAL CONDITION

Bank Sampoerna has disclosed financial and non-financial condition to the stakeholders and related parties based on Regulation of Bank Indonesia No.7/50/PBI/2005 juncto Regulation of Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 regarding transparency of Bank’s Financial Condition, and Circular Letter of Bank Indonesia No. 3/30/DPNP dated 14 December 2001 juncto. Circular Letter of Bank Indonesia No.7/10/DPNP dated 31 March 2005 regarding Quarter and Monthly Publication Financial Report of Commercial Bank disclosed to Bank Indonesia, and Circular Letter of Bank Indonesia No. 7/56/DPbS dated 9 December, 2005 juncto. Circular Letter of Bank Indonesia No.8/11/DPbS dated 7 March 2006 regarding Annual

Bank Sampoerna 145

2005 jo. Surat Edaran Bank Indonesia No.8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006 perihal Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, Bulanan serta Laporan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia.

Penyusunan dan penyajian transparansi kondisi keuangan dan non keuangan telah disesuaikan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank. Hal tersebut dilakukan dengan tepat waktu, lengkap, utuh, kini dan cukup akurat sesuai Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia.

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK SAMPOERNA

Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum merupakan hasil penilaian kualitatif yang terdiri dari profil risiko, penerapan tata kelola perusahaan, rentabilitas dan permodalan. Bank Sampoerna memperoleh peringkat komposit untuk periode Desember 2014, yakni peringkat 2 (dua) yang mencerminkan kondisi Bank Sampoerna secara umum adalah SEHAT.

Tingkat Kesehatan Bank SampoernaBank Sampoerna Soundness Rating

Faktor Penilaian/ Assessment Indicators Peringkat/ Rating Keterangan/Description

Profil Risiko/ Risk Profile 2 Low to Moderate

Tata Kelola Perusahaan/ Corporate Governance 2 Baik/ Good

Rentabilitas/ Rentability 3 Memadai/ Fair

Permodalan/ Equity 2 Baik/ Good

Tingkat Kesehatan/ Soundness Level 2 Baik/ Good

Penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan

Tahunan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Laporan Tahunan diumumkan dalam surat kabar yang memiliki peredaran luas dan dalam homepage www.banksampoerna.com

Berikut adalah daftar penyampaian Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Laporan Keuangan Publikasi Tahunan di surat kabar harian ditahun 2014, yaitu :

Report, Quarter and Monthly Published Financial Report, which is delivered to Bank Indonesia.

Preparation and presentation of financial and non-financial condition has been aligned with procedure, type and scope as regulated under regulation of Bank Indonesia regarding Financial condition transparency. This is carried in timely, comprehensive, complete, current and accurate manner based on Regulation of Bank Indonesia and Circular Letter of Bank Indonesia.

BANK SAMPOERNA FINANCIAL CONDITION TRANSPARENCY

The Bank Soundness Rating

Soundness rating assessment of Commercial Bank is a qualitative assessment result consists of risk profile, implementation of GCG, rentability and capital. Bank Sampoerna obtained compositve level as of December 2014 period of level 2 (two) which reflects condition of Bank Sampoerna was generally GOOD.

Financial Statements and Annual Report Disclosure

Published Quarter and Annual Financial Report is announced on the wide-circulated newspaper and uploaded at homepage www.banksampoerna.com

Following are list of Quarter Publication Financial Report and Annual Report disclosure via daily newspapers in 2014:

2014 Annual Report / Laporan Tahunan146

Rekap Iklan Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2014Detail of Financial Publication Advertisement 2014

Materi PengumumanAdvertisement Material

Pemuatan Publikasi Publication Date

MediaMedia

Iklan Publikasi Laporan Keuangan Bank Sampoerna Periode Desember 2013 / Bank Sampoerna Financial Report Publication Advertisement for December 2013 period

13 April 201413 April 2014

Media Indonesia

Iklan Publikasi Laporan Keuangan Bank Sampoerna Periode Maret 2014/ Bank Sampoerna Advertisement for March 2014 period

15 Mei 201415 May 2014

Media Indonesia

Iklan Publikasi Laporan Keuangan Bank Sampoerna Periode Juni 2014/ Bank Sampoerna Financial Report Publication Advertisement for June 2014 period

15 Agustus 201415 August 2014

Media Indonesia

Iklan Publikasi Laporan Keuangan Bank Sampeorna Periode September 2014/ Bank Sampoerna Financial Report Publication Advertisement for September 2014 period

15 November 201415 November 2014

Media Indonesia

Disamping itu, Bank Sampoerna telah menyusun Laporan Tahunan secara transparan dan telah menyampaikannya kepada segenap pemangku kepentingan, diantaranya:a. Bank Indonesia;b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia;d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;e. Lembaga Pendidikan Profesi Indonesia (LPPI);f. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan; dan,g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.

Bank Sampoerna juga menyampaikan publikasi Suku Bunga Dasar Kredit di surat kabar harian dan juga di website Bank Sampoerna yakni www.banksampoerna.com

Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit di Surat Kabar HarianPrime Lending Rate Publicaiton in Newspapers

Materi Pengumuman/ Advertisement Material

Tanggal Pemuatan Publikasi/Publication Date Media

Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit periode Maret 2014/Prime Lending Rate Publication for March 2014 Period

9 April 2014 Media Indonesia

Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit periode Juni 2014/Prime Lending Rate Publication for June 2014 Period

9 Juli 2014 Media Indonesia

Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit periode September 2014/Prime Lending Rate Publication for September 2014 Period

8 Oktober 2014 Media Indonesia

Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit periode Desember 2014/Prime Lending Rate Publication for December 2014 Period

8 Januari 2015 Media Indonesia

Bank Sampoerna also has prepared Annual Report transparently and has presented to the stakeholders, namely:

a. Bank Indonesia; b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);c. Indonesian Rating Agency;d. Indonesian Banking Association;e. Lembaga Pendidikan Profesi Indonesia (LPPI);f. 2 (Two) Economy and Finance Research Agency; and,

g. 2 (Two) Economy and Finance Magazine.

Bank Sampoerna also discloses publication of Prime Lending Rate on the daily newspapers and also on homepage of Bank Sampoerna at www.banksampoerna.com.

Bank Sampoerna 147

Opsi SahamUntuk memperkuat struktur permodalan Bank Sampoerna dilakukan melalui penambahan modal dari pemilik. Dengan demikian, Bank Sampoerna tidak melakukan kebijakan dan pemberian share option, yaitu opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank.

NamaName

Jumlah saham yang dimiliki

(lembar saham)/ Total Shares

Jumlah OpsiTotal Option

Harga opsi (Rp)/Option

Price(Rp)

Jangka waktu/Maturityyang diberikan

(lembar saham)/ Granted (shares)

yang telah dieksekusi (lembar

saham)/ Executed (shares)

Komisaris/ Commissioner

Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None

Direksi/ Director Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None

Pejabat Eksekutif/ Executive Officer

Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None

Total Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None

Buy Back Share dan Obligasi Bank SampoernaSelama tahun 2014, Perusahaan tidak melakukan aktivitas buy back shares dan/atau buy back obligasi. Yang dimaksud dengan buy back shares atau buy back obligasi adalah upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah diterbitkan dengan cara membeli kembali saham atau obligasi tersebut, yang tata cara pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rasio Gaji Karyawan Tertinggi dan TerendahGaji adalah hak karyawan yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari Perseroan atau pemberi kerja kepada karyawan yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi karyawan dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah dilakukannya. Tidak terdapat intervensi pemilik, perselisihan internal dan permasalahan yang timbul sebagai dampak kebijakan remunerasi pada Bank. Informasi dibawah menjelaskan rasio perbandingan gaji, yang meliputi kompensasi yang diterima perbulan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan tetap di Bank Sampoerna.

Shares OptionTo strengthen capital structure of Bank Sampoerna, additional capital from owner was realized. Therefore, Bank Sampoerna did not issue share option policy and realization, which refers to shares buying by member of Board of Commissioners, Board of Directors and Executives through public and shares option offering to give compensation to the member of Board of Commissioners, Board of Directors and Executives of the Bank.

Bank Sampoerna Shares and Bonds BuybackDuring 2014, the Bank did not conduct any share buyback and/or bond buyback. The share buyback or bond buyback here refers to an effort to reduce the number of shares or bonds issued by repurchasing the shares or bonds, whose payment mechanism is in accordance with the applying regulations.

Highest and Lowest Employee SalarySalary refers to rights of employee which is received and stated in currency as a compensation from the Company or employer to the employee which is determined and paid under working agreement, contract or regulation based on allowance for employee and family regarding certain work and or services which has been dedicated. Theres is no internal dispute or issues due to impact of remuneration policy of the Bank. Following information discloses ratio of salary including monthly remuneration for member of Board of Commissioners, Board of Directors and permanent employee of Bank Sampoerna.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan148

Rasio GajiSalary Ratio

KeteranganRemarks

Rasio Gaji ( % )Salary Ratio (%)

Rasio gaji karyawan yang tertinggi dan terendahRatio of the highest salaries of the employees against the lowest ones

21,22

Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi dan terendahRatio of the highest salaries of the Directors against the lowest ones

1,61

Rasio gaji anggota Dewan Komisaris yang tertinggi dan terendahRatio of the highest salaries of the Board of Commissioners against the lowest ones

1,00

Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi dan karyawan tertinggiRatio of the highest salaries of the Directors against the highest salaries of the employees

1,90

TRANSPARANSI KONDISI NON KEUANGAN BANK SAMPOERNA

Transparansi Informasi Produk dan LayananBank Sampoerna telah mentransparansikan informasi produk dan layanan Bank Sampoerna kepada nasabah dan masyarakat melalui berbagai media komunikasi seperti:

1. Website Bank Sampoerna (www.banksampoerna.com);

2. Media Sosial Bank Sampoerna;3. Brosur/leaflet, Iklan dan event;4. Starterpack;5. Pengumuman yang dipasang/ disebarkan di

kantor-kantor Cabang Bank Sampoerna; dan,6. Penjelasan lisan dari petugas frontliner Bank

Sampoerna.

Selain informasi produk dan manfaat yang tercantum di dalam sarana-sarana tersebut, untuk persyaratan tertulis pembukaan rekening yang harus dilengkapi oleh nasabah pada saat membuka rekening.

Akses dan Informasi PerusahanBank Sampoerna senantiasa menyediakan akses kepada masyarakat dan segenap pemangku kepentingan melalui berbagai media diantaranya, sebagai berikut:

1. Siaran PersSebagai bentuk keterbukaan informasi, Bank Sampoerna senantiasa memberikan keterangan informasi melalui media massa, salah satunya melalui bentuk siaran pers di tahun 2014, Bank Sampoerna menerbitkan 7 (tujuh) siaran pers sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat.

BANK SAMPOERNA NON-FINANCIALCONDITION DISCLOSURE

Products and Services Information TransparencyBank Sampoerna has brought transparency of products and services information to the customers and public through several communication channel, as follows:

1. Website of Bank Sampoerna (www.banksampoerna.com);

2. Social Network of Bank Sampoerna;3. Brochure/leaflet, Advertisement and BTL;4. Staterpack;5. Announcement which is placed/distributed on

Branch Office of Bank Sampoerna; and,6. Verbal explanation from frontliner officer of

Bank Sampoerna.

Besides product and benefit information which is disclosed on the communication channel, regarding written requirement of account registration which has to be complied by the customers during the account registration.

Corporate Information and AccessBank Sampoerna provides access to public and stakeholder through several media, as follows:

1. Press ReleaseAs an information disclosure, Bank Sampoerna discloses information through mass media, such as publication of press release. In 2014, Bank Sampoerna issued 7 (seven) press release as a transparency to the public.

Bank Sampoerna 149

Rekap Siaran Pers Bank Sampoerna Tahun 2014Detail of Bank Sampoerna Press Release 2014

No MateriMaterial

Tanggal Date

1 Siaran Pers Kinerja Bank Sampoerna Kwartal ke-3 2014 8 November 2014

2 Siaran Pers Serving Day Pengusaha Krupuk Pasundan 6 November 2014

3 Siaran Pers Kinerja Bank Sampoerna Semester II 2014 18 Agustus 2014

4 Siaran Pers Bank Sampoerna selenggarakan Buka Bersama Anak Yatim Piatu 08 Juli 2014

5 Siaran Pers Peresmian Sahabat Financial Institut 20 Mei 2014

6 Siaran Pers Kwartal 1 2014 dan Perubahan Organisasi 25 April 2014

7 Siaran Pers Program Kebun Tunai 07 Februari 2014

2. WebsiteBank Sampoerna senantiasa memastikan kepatuhan terhadap ketentuan keterbukaan informasi

Adapun laporan maupun informasi lainnya yang wajib disampaikan dalam website, adalah sebagai berikut:

i. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan;ii. Laporan Keuangan Publikasi Tahunan; iii. Laporan Tahunan;iv. Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan;

dan,v. Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit.

3. Media SosialBank Sampoerna memiliki media jejaring sosial yakni Facebook (Bank Sampoerna) dan Twitter (@BankSampoerna)

4. Call centerBank Sampoerna memiliki call center yang bisa diakses di (021) 5795 1234 atau (021) 5795 1515

Etika Bisnis dan Kode EtikBank Sampoerna yang bergerak di bidang industri perbankan dan jasa keuangan menyadari bahwa aspek kepercayaan dari pemegang saham dan para nasabahnya merupakan hal yang esensial dalam mendukung pertumbuhan kinerja Bank Sampoerna yang sehat dan stabil. Karenanya Bank Sampoerna memandang perlu menerapkan etika bisnis pada setiap tingkatan organisasi dan pada setiap aktivitas operasional perusahaan serta menetapkan etika perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya yang menggambarkan sikap moral Bank Sampoerna.

Agar sikap moral tersebut dapat benar-benar diimplementasikan dalam setiap aktivitas usaha, maka perusahaan harus merumuskan etika berbisnis/berusaha yang disepakati bersama. Kode Etik dan Etika Bisnis inilah yang menjadi tolok ukur dalam setiap perilaku karyawan dalam menjalankan aktivitas operasional.

2. WebsiteBank Sampoerna ensures compliance towards regulation of information disclosure.

Other report and information which is disclosed on the website, as follows:

i. Quarter Financial Statements;ii. Annual Financial Statements;iii. Annual Report;iv. Good Corporate Governance Report; and,

v. Prime Lending Rate Publication.

3. Social Network MediaBank Sampoerna has social networks, Facebook (Bank Sampoerna) and Twitter (@BankSampoerna).

4. Call centerBank Sampoerna’s call center is accessible in (021) 5795 1234 or (021) 5795 1515

Business Ethic and Code of ConductBank Sampoerna which is operated on banking and financial service industry is aware that trust from the Shareholders and customers as an essential factor in supporting performance growth of Bank Sampoerna to be sound and stable. Therefore, Bank Sampoerna views the importance of implementing business ethics in every organization level and activity of the Company as well as implementing code of conduct in carrying its business activity which illustrates moral attitude of Bank Sampoerna.

The moral to be surely implemented in every business activity, the Company shall formulate business ethic which is collectively agreed. The Code of Conduct and Business Ethic is an indicator of every employee’s conduct in carrying operational activity.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan150

Bank Sampoerna telah memiliki panduan berupa kode etik atau Code of Conduct (CoC) sebagai pedoman etika yang menjadi prinsip dan dasar yang memandu hubungan di antara manajemen dan karyawan Bank Sampoerna dan hubungan dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam berbisnis, diharapkan dapat mendukung implementasi Tata Kelola Perusahaan.

Terdapat 11 Kode Etik Bank Sampoerna yang antara lain berisi:

1. Nilai-nilai Perusahaan;2. Budaya Kepatuhan;3. Anti Fraud / Anti Suap / Anti Korupsi;4. Miss Selling / Miss Represent Produk dan Jasa;5. Mencegah Pencucian Uang;6. Menghindari Benturan Kepentingan;7. Menjaga Kerahasiaan dan Perlindungan Data;8. Menghindari Berkompromi Karena Hadiah /

Hiburan;9. Cepat dan Tanggap Menangani Keluhan

Nasabah;10. Berani Bicara (speak up); dan,11. Penggunaan Fasilitas Kantor.

Untuk pencegahan fraud dan benturan kepentingan Bank telah menambahkan klausul khusus anti suap dalam perjanjian dengan nasabah maupun pihak ketiga.

Penyebaran Kode EtikPenyebaran Kode Etik dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media dan kesempatan internal event kepada seluruh karyawan dan karyawati Bank Sampoerna pada segala tingkatan termasuk tenaga outsourcing.

Media penyebaran Kode Etik Bank Sampoerna antara lain dilakukan melalui:

1. Majalah Internal;2. Surat Edaran;3. Nuansa Pagi; dan,4. Corporate Mail.5. E- learning

Seluruh karyawan dan karyawati juga menandatangani kontrak kerja yang salah satunya adalah pernyataaan kepatuhan terhadap Kode Etik dan dijadikan sebagai salah satu bagian dalam penilaian karyawan (kondite) yang dilaksanakan setiap tahun.

Permasalahan HukumPermasalahan hukum adalah permasalahan hukum perdata dan pidana yang dihadapi Bank Sampoerna selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses hukum.

Selama tahun 2014, tidak terdapat perkara penting yang dihadapi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank Sampoerna yang sedang menjabat.

Bank Sampoerna has already had guideline of Code of Conduct as ethical conduct and principal in guiding relationship among the management and employees of Bank Sampoerna as well as with the stakeholders in carrying business, it is expected to support Good Corporate Governance implementation.

11 Code of Conduct of Bank Sampoerna, including:

1. Corporate Values;2. Compliance Culture;3. Anti-fraud/Anti-bribery/Anti-corruption;4. Mis-selling/mis-representing products and

services;5. Money Laundering Prevention;6. Conflict of Interest Prevention;7. Preserving Confidentiality and Data;8. Preventing Compromize due to Gratification Entertainment;9. Fast and Responsive in Handling Customers

Complaints;10. Speak Up; and,11. Utilization of Office Facility.

For fraud prevention and conflict of interest, the Bank has introduced specific clause on anti bribery in aggrement with customers and third party.

Dissemination of Code of ConductsCode of Conducts dissemination is carried by utilizing every media and internal events to all employee of Bank Sampoerna in every level, including outsourcing employee, including outsourcing staff.

Media of Code of Conduct dissemination in Bank Sampoerna is namely as follows:

1. Internal Magazine;2. Circular Letters;3. Morning Enlightment; and,4. Corporate Mail.5. E-learning

All employees also signed working contract which also stated obligation to comply with Code of Conduct and becomes a part of employees’ annual evaluation (performance).

LitigationLitigation refers to certain law issues both private and penal law faced by Bank Sampoerna during the reporting year period and has been appealed under legal process.

Throughout 2014, there was no significant issue which was faced by currently serving members of Board of Commissioners and Board of Directors.

Bank Sampoerna 151

Perkara Penting Yang Dihadapi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank SampoernaLitigation Faced by Board of Commissioners and Board of Directors members of Bank Sampoerna

Tahun/ Year

Nama Perkara/ Name of Case

Status/ Status

Riwayat / History

Nilai Gugatan/ Litigation Value

Pengaruh Kepada Kondisi Permodalan Bank Sampoerna/ Impact on Equity

Condition of Bank Sampoerna2014 Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None2013 Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None2012 Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None

Bank Sampoerna terlibat dalam beberapa kasus hukum tertentu, baik sebagai penuntut maupun pihak yang dituntut dengan pihak ketiga maupun terkait dengan kekayaan Bank. Rincian permasalahan hukum yang dihadapi Bank Sampoerna selama tahun 2014 adalah sebanyak 4 (empat) perkara dengan rincian sebagai berikut:

Permasalahan Hukum yang dihadapi Bank Sampoerna Law Case Faced by Bank Sampoerna

Permasalahan Hukum/ Law Case 2014

Perdata/ Civil Pidana/ Crime

Selesai (Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Yang Tetap)Settled (With Permanent Legal Force/ Inkracht)

1 1

Dalam Proses PenyelesaianUnder Settlement Process

2 0

Jumlah/ Total 3 1

Internal FraudPengungkapan mengenai Internal Fraud yang terjadi sepanjang tahun 2014 baik yang telah diselesaikan, dalam proses penyelesaian, maupun yang telah ditindaklanjuti melalui proses hukum dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Internal Fraud dalam 1 tahunInternal Fraud in 1 year

Jumlah kasus yang dilakukan oleh/ Total case performed byAnggota Dewan Komisaris dan

Anggota DireksiMember of Board of

Commissioners and Board of Directors

Pegawai TetapPermanent Employee

Pegawai tidak tetapNon-Permanent Employee

Thn sebelumnya/PreviousYear

Thn berjalan/Current Year

Thn sebelumnya/Previous Year

Thn berjalan/Current Year

Thn sebelumnya/PreviousYear

Thn berjalan/Current Year

Total Fraud Nihil/None Nihil/None Nihil/None 0 Nihil/None Nihil/None

Telah diselesaikan/Settled Nihil/None Nihil/None Nihil/None 1 Nihil/None Nihil/None

Dalam proses penyelesaian di internal Bank/Under internal settlement process

Nihil/None Nihil/None Nihil/None 1 Nihil/None Nihil/None

Belum diupayakan penyelesaian/Not yet handled

Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None

Telah ditindak lanjuti melalui proses hukum/Handled under legal process

Nihil/None Nihil/None Nihil/None 2 Nihil/None Nihil/None

Rencana Strategis BankRencana Strategis Bank disampaikan secara terpisah pada Bab Rencana Strategis & Proyeksi ke Depan.

Bank Sampoerna involved on some legal cases, both as prosecutor and defendant with third party or related with assets of the Company. Detail of litigation which was faced by Bank Sampoerna in 2014 was 4 (four) cases with detail, as follows:

Internal FraudInternal Fraud Disclosure for event occured in 2014 either settled, under settlement process or has entered into any settlement process or legal process as illustrated on following table:

The Bank Strategic PlanThe Bank Strategic Plan is elaborated in separate chapter on Strategic Plans & Projections.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan152 2014 Annual Report / Laporan Tahunan152

Pengungkapan Eksposur Risiko & Penerapan

Manajemen Risiko

Disclosure of Risk Exposure and Risk Management Implementation

2014 Laporan TahunanAnnual Report

2014 Annual Report / Laporan Tahunan154

Pengungkapan Eksposur Risiko danPenerapan Manajemen RisikoDisclosure of Risk Exposure and Risk Management Implementation

1. Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum

Bank telah menerapkan proses manajemen risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia pada PBI No.5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.11/25/PBI/2009 dan SE BI No.5/21/DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan SE BI No.13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.

Seiring dengan ketentuan Bank Indonesia tersebut maka Bank telah memiliki Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Dengan demikian pengelolaan risiko secara keseluruhan diharapkan dapat terus dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan dalam rangka peningkatan kinerja usaha Bank.

Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru dimana SKMR melakukan kaji ulang atas pengendalian risiko yang dilakukan pada unit kerja terkait produk dan aktivitas yang akan diusulkan tersebut.

Bank telah mengelola 8 (delapan) jenis risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia (sekarang di bawah Otoritas Jasa Keuangan/OJK), yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik, dan secara berkala melaporkan Laporan Profil Risiko kepada OJK.

Penerapan manajemen risiko pada Bank merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan

limit;

1. General Disclosure of Risk Management Implementation

The Bank has implemented risk management processes in accordance with Bank Indonesia (BI) Regulation PBI No.5/8/PBI/2003 on Risk Management Implementation For Commercial Banks, as amended by BI Regulation No.11/25/PBI/2009 and BI Circular No.5/21/DPNP on Risk Management Implementation for Commercial Banks, as amended by BI Circular No.13/23/DPNP dated 25 October 2011.

In compliance with the above regulations, the Bank has established a Risk Management Committee (RMC), and a Risk Management Unit (RMU) which is independent from Operational Units, the Compliance Unit, and the Internal Audit Unit (IAU). Thus, the overall risk management framework is expected to be continuously integrated, directed and coordinated in order to increase the Bank’s performance.

The Bank's risk management implementation also covers the risk of new products and activities, whereby the RMU reviews the risk management activities conducted by related business units on the initiated product and activities.

The Bank manages 8 (eight) types of risk in accordance with Bank Indonesia (now Otoritas Jasa Keuangan or OJK) regulations, which consists of credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, compliance risk, legal risk, reputation risk and strategic risk, and these are reported periodically in the Risk Profile Report to the OJK.

The processes of risk management implementation in the Bank involve risk identification, measurement, monitoring and controlling, all of which cover the following:

1. Active supervision by the Board of Commissioners and the Board of Directors;

2. Adequacy of policies, procedures and limits;

Bank Sampoerna 155

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; dan

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Direksi aktif mengawasi pertumbuhan usaha Bank termasuk risiko-risiko yang melekat pada aktivitas Bank secara keseluruhan dan komprehensif yang tercermin dari semakin baiknya kualitas penerapan manajemen risiko Bank secara bertahap pada seluruh lini bisnis yang ada.

Dengan dukungan Dewan Komisaris dan Direksi, maka struktur organisasi Bank terus dikembangkan agar dapat mendukung penerapan manajemen risiko sesuai dengan perkembangan kompleksitas usaha Bank. Upaya pengembangan sumber daya manusia baik dari sisi kuantitas maupun kualitas terus dilakukan pada seluruh lini bisnis agar senantiasa prinsip kehati-hatian seperti penerapan dual control mechanism atau four eyes principles dapat diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan.

Secara independen SKMR secara aktif memberikan

kajian dan rekomendasi atas risiko-risiko yang perlu mendapatkan perhatian dari Manajemen Senior dan Direksi seperti melalui rapat KMR yang dilakukan secara rutin. Selain itu SKMR dan unit kerja pemangku risiko juga secara rutin diundang untuk menghadiri rapat Komite Pemantau Risiko (tingkat Komisaris) juga rapat Asset and Liability Committee/ALCO (pada tingkat Direksi dan Manajemen Senior) agar dapat memberikan masukan terkait pengelolaan risiko bank sehingga pada akhirnya diharapkan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dapat berjalan secara lebih efektif dari waktu ke waktu.

b) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko dibangun dan dikembangkan secara bertahap pada seluruh lini bisnis bank dengan selalu mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan pada regulasi yang berlaku, best practice yang menjadi praktik umum yang juga diterapkan pada institusi perbankan lainnya seperti prinsip Good Corporate Governance (GCG), Basel Implementation dan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) melalui:1. Unit kerja terkait berupaya untuk secara bertahap

terus mengkinikan kebijakan dan prosedur secara berkala terkait pengelolaan risiko yang disesuaikan dengan perkembangan kompleksitas usaha Bank.

3. Adequacy of risk identification, measurement, control and monitoring processes, and the risk management information system; and

4. Comprehensive internal control system.

a) Active supervision by the Board of Commissioners and the Board of Directors

The Board of Commissioners and the Board of Directors actively supervise the risks inherent in the Bank’s activities as a whole and comprehensively, as reflected in the gradual increase in quality of the Bank’s risk management implementation across all of its lines of business.

With the support from both the Board of Commissioners and the Board of Directors, the Bank’s organizational structure continues to be developed to support the risk management implementation in line with the increasing complexity of the Bank’s businesses. Human resources development in terms of quantity and quality continues to be conducted on all lines of business to ensure that the principle of prudence, such as dual control mechanism or the four eyes principles, are consistently applied.

Independently the RMU actively conducts reviews and provides recommendations on all associated risks that require the attention of Senior Management and the Board of Directors which are presented through routine RMC meetings. In addition, the RMU and business units as risk owners are also regularly invited to attend to Risk Monitoring Committee (Commissioners Level) meetings as well as Asset and Liability Committee/ALCO (Directors Level and Senior Management level) meetings, where the RMU provides input related to the Bank's risk management, ensuring active supervision from both of the Board of Commissioner and the Board of Directors.

b) Adequacy of policies, procedures and limits

The policies, procedures and limits are established and gradually developed for all lines of business by taking into consideration the principle of prudence, regulatory compliance, and best practices within the banking industry, such as the principles of Good Corporate Governance (GCG), the Basel Implementation, and the Indonesian Banking Architecture (IBA), through the following means:

1. Related business units periodically update all policies and procedures related to risk management in accordance with the latest business practices and the increasing complexity of the Bank’s activities.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan156

2. SKMR melakukan kajian/memberikan opini terkait risiko atas inisiatif, kebijakan, prosedur termasuk limit-limit yang diusulkan oleh unit kerja terkait seperti batas wewenang dalam memutus kredit dan limit-limit lainnya baik yang terkait penyediaan dana/kredit maupun aktivitas pendanaan.

c) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko

Bank senantiasa menerapkan proses manajemen risiko yang terdiri atas proses identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan risiko pada seluruh aktivitas bisnis Bank baik melalui kebijakan, prosedur, proses inisiasi produk atau aktivitas baru dan juga pemantauan terhadap kinerja atas efektivitas manajemen risiko pada tingkat implementasi melalui sistem informasi manajemen risiko yang dipresentasikan pada rapat KMR maupun melalui laporan hasil audit intern Bank.

d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh

Pengendalian intern Bank telah didesain melalui kebijakan, prosedur, dan limit, di mana dalam implementasinya secara konsisten dipersyaratkan adanya penerapan four eyes principle/dual control mechanism sehingga aktivitas operasional Bank dapat berjalan secara efektif dan efisien dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Secara preventif dan independen SKMR dan SKK memberikan kajian atas sistem pengendalian intern baik dari sisi pengelolaan risiko maupun dalam rangka kepatuhan atas regulasi yang berlaku pada seluruh kebijakan dan prosedur yang menjadi inisiatif unit kerja terkait. Selain itu, secara detektif/korektif dilakukan penilaian atas implementasi pengendalian intern yang berjalan pada aktivitas operasional Bank secara independen oleh SKAI.

SKMR dan SKK berada di bawah Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko sehingga dapat bekerja secara independen sesuai dengan regulasi yang berlaku. SKMR dan SKK secara bertahap telah bekerja sama dalam mensosialisasikan budaya kepatuhan dan kesadaran risiko termasuk penerapan good corporate governance pada seluruh Kantor Cabang dan Cabang Pembantu Bank.

2. The RMU conducts reviews and provides opinions on the initiatives, policies, procedures and including limits proposed by related business units such as the credit limit approval authority and other limits, in both funding and lending activities.

c) Adequacy of risk identification, measurement, control and monitoring processes, and the risk management information system

The Bank continues to practice risk management that encompasses risk identification, measurement, control and monitoring, conducted on all lines of business starting from policies, procedures and initiation of new products or activities. Moreover, a performance monitoring is also conducted to monitor Risk Management effectiveness at the implementation stage, through a risk management information system presented during periodic RMC meetings as well as through the Bank's internal audit reports.

d) Comprehensive internal control system

The Bank’s internal control system has been designed through policies, procedures, and limits which in its implementation consistently requires the application of the four eyes principle or the dual control mechanism, so that the Bank’s operational activities run effectively and efficiently, with due regard to the principle of prudence.

In addition, preventively both the RMU and Compliance Unit are independent in their reviews on the internal control system in accordance to risk management and regulatory compliance of all policies and procedures belonging to related business units. Further, corrective evaluation is conducted on the implementation of the internal control system being run in the Bank’s operational activities. This is carried out independently by the Internal Audit Unit.

Both the RMU and the Compliance Unit are under the Compliance and Risk Management Directorate, and thus may work independently in line with the applicable regulations. Both the RMU and the Compliance Unit gradually have collaborated in disseminating a culture of compliance and risk awareness, including the implementation of good corporate governance across all branch and sub-branch offices of the Bank.

Bank Sampoerna 157

2) Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus

Pengungkapan terdiri dari pengungkapan kualitatif dan kuantitatif. Sehubungan Bank tidak memiliki perusahaan anak maka pengungkapan kuantitatif hanya dilakukan secara individual.

a) Risiko Kredit

(1) Pengungkapan umum Dalam pengelolaan risiko kredit difokuskan pada

beberapa unsur utama yang meliputi:a. Sumber daya manusia yang memiliki kesadaran

risiko dan budaya kepatuhan;b. Kebijakan dan prosedur perkreditan yang

mengutamakan prinsip kehati-hatian;c. Proses persetujuan kredit yang transparan dan

berjenjang oleh Komite Kredit;d. Kriteria dan alat ukur risiko yang jelas;e. Penyebaran risiko yang merata;f. Administrasi dan dokumentasi yang lengkap; dan g. Pengawasan kredit secara berkesinambungan

untuk menjaga kualitas kredit.

Bank juga melakukan pengawasan secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin timbul, sehingga dapat melakukan langkah-langkah penyelamatan maupun penyelesaian kredit yang efektif dan efisien.

Bank telah memiliki Ketentuan intern terkait perkreditan yang telah disetujui oleh Direksi dan beberapa telah disetujui oleh Dewan Komisaris, sesuai dengan regulasi yang berlaku.

(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain:

i. Penerapan manajemen risiko untuk risiko krediti.1. Organisasi manajemen risiko kredit

Struktur organisasi manajemen risiko telah didisain agar dapat bekerja secara optimal dengan asas independensi dari unit kerja perkreditan dengan terus mengutamakan prinsip kehati-hatian.

i.2. Strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan

2 Specific Disclosure of Risk Exposure and Risk Management Implementation

The disclosure consists of qualitative and quantitative disclosure. As the Bank has no subsidiary, quantitative disclosure is only performed individually.

a) Credit Risk

(1) General Disclosure The Bank is focusing on several key aspects in

managing its Credit Risk, namely:a. Human resources with risk awareness and

compliance culture;b. Lending policies and procedures upholding the

principle of prudence;c. Transparent and layered credit approval processes

by the Credit Committees;d. Succinct risk criteria and measurement tools;e. Equal distribution of risks;f. Comprehensive documentation and

administration; and,g. Constant credit monitoring to identify any

potential credit risk, in order to maintain lending quality.

The Bank also conducts constant monitoring on its lending activities to identify as early as possible all potential credit risks that may arise, so as to be able to formulate measures for effective and efficient loan recovery and settlement.

The Bank has internal regulations for lending, which have been approved by the Board of Commissioners and the Board of Directors. These regulations are aligned with the currently prevailing regulations.

(a) Qualitative disclosure, covers:

i. Risk management implementation on credit riski.1. Credit risk management organization

The risk management organisation structure has been designed to ensure that it can be independently worked from credit unit by upholding the prudential principle.

i.2. Credit risk management strategy for significant credit exposures and activities

2014 Annual Report / Laporan Tahunan158

Bank senantiasa melakukan prinsip kehati-hatian secara komprehensif dalam menjaga eksposur risiko kredit dengan adanya proses keputusan kredit yang berjenjang, pemisahan fungsi pemasaran, Administrasi Kredit, Credit Reviewer, dan Operasional Kredit, serta adanya fungsi SAM/Collection dalam penyelesaian kredit bermasalah.

Secara independen, SKMR melakukan pemantauan atas kualitas kredit secara berkala dan melakukan pengkajian risiko kredit sebagai bagian dari Laporan Profil Risiko Bank secara keseluruhan selain memberikan rekomendasi melalui rapat KMR.

i.3 Kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit

Bank mengelola risiko atas konsentrasi kredit secara berkesinambungan melalui proses pemantauan secara berkala dan menetapkan limit konsentrasi pembiayaan pada pengukuran Profil Risiko Kredit untuk kemudian menjadi early warning system bagi manajemen Bank. Di samping itu Bank terus mengembangkan penyaluran kredit pada segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) baik langsung (direct lending) dengan meningkatkan kapasitas personil kredit di kantor-kantor cabang Bank dengan memfokuskan pembiayaan pada segmen usaha mikro dan kecil bermargin tinggi dengan fasilitas kredit dengan limit tertentu maupun tidak langsung melalui program channeling dengan metode asset buying yang mensyaratkan kualitas kredit yang baik dan suku bunga yang kompetitif.

i.4. Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit

Bank melakukan pengukuran risiko kredit secara berkala sebagai bagian dari laporan profil risiko kredit. Dalam pengendalian risiko kredit pada tahap desain bank menetapkan dan mengembangkan ketentuan intern perkreditan sesuai dengan arah perkembangan bisnis bank dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.

SKMR secara independen memberikan opini/kajian ulang atas desain pengendalian risiko kredit tersebut dan secara aktif bekerja sama dengan unit kerja perkreditan agar didapatkan suatu strategi manajemen risiko kredit yang optimal. Selain itu SKK secara independen memberikan uji kepatuhan baik pada tahap desain kebijakan dan prosedur kredit maupun pada saat implementasi pengambilan keputusan kredit untuk fasilitas kredit dengan limit tertentu.

The Bank manages its credit risk exposure through layered credit approval processes, separation of marketing functions, Credit Administration, Credit Reviewer, Credit Operation, and the presence of SAM/Collection function to manage non-performing loans.

In addition, the RMU conducts independent lending monitoring and periodic lending quality assessments, all of which are part of the Bank’s Risk Profile Report, and provides recommendations at through the RMC meetings.

i.3 Credit concentration risk management policy

The Bank manages the risk of Credit concentration through a periodic credit monitoring process and by establishing a credit concentration limit in the Credit Risk Profile measurement, to serve as an early warning system for the Bank’s management. On the other hand, the Bank continues to provide lending to the micro, small and medium businesses segment both directly, by increasing credit personnel capacity at the Bank’s branch offices by focusing on lending to the high-margin micro and small businesses with certain lending limit and facilities, as well as indirectly, through channeling, i.e. asset buying, which requires sound credit quality and competitive interest rate.

i.4. Credit risk assessment and control mechanisms

The Bank conducts periodic credit risk assessments as part of its Credit Risk Profile Report. In credit risk control at the design stage, the Bank determines and develops internal lending policies that are aligned with the latest development of the Bank’s business and the principle of prudence.

The RMU also independently provides risk reviews regarding the credit risk control design, and actively collaborates with the lending unit in order to obtain an optimal credit risk management strategy. In addition, the Compliance Unit independently carries compliance tests on the design stage of policies and lending procedures as well as on the implementation stage in which lending decisions involving certain limits are made.

Bank Sampoerna 159

ii. Definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment:

Bank mendefinisikan tagihan yang telah jatuh tempo berdasarkan jatuh tempo kontrak. Sementara itu terkait tagihan yang mengalami penurunan nilai, Bank membagi menjadi ke dalam pengukuran individual dan secara kolektif. Pada pengukuran individual, Bank melakukan pengukuran kerugian per nasabah/obligor sedangkan dalam pengukuran secara kolektif dilakukan melalui sistem dengan metode statistik. Pengukuran individual hanya berlaku pada nasabah/obligor yang memiliki plafond fasilitas kredit tertentu atau telah memiliki kolektibilitas 3, 4, dan 5.

iii. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) individual dan kolektif, serta metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN:

Secara berkala SKMR dan unit kerja Finance melakukan kaji ulang untuk merekomendasikan limit kredit tertentu yang akan dijadikan batas signifikansi kredit dalam pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) individual untuk kemudian disetujui oleh manajemen melalui rapat KMR.

Dalam pengkajian ulang tersebut, Bank menggunakan pendekatan secara statistik dalam menetapkan tingkat kerugian kelompok kredit, yaitu Probability of Default (PD) dengan metode Migration Analysis dan Loss Given Default (LGD) dengan metode Expected Recoveries.

(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.1.a sampai dengan Tabel 2.6.b, yang mencakup:

i. Tagihan Bersih Bank berdasarkan wilayah lokasi proyek tersebar paling besar di wilayah di Pulau Jawa, dan Sumatera sama dengan periode sebelumnya. Selain itu Bank juga melakukan ekspansi pada wilayah Indonesia Timur dan terjadi peningkatan portofolio dibanding periode sebelumnya. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah sebagaimana Tabel 2.1.a dan Tabel 2.1.b (terlampir) Sedangkan tabel 2.1.b dan 2.2.b mengacu pada tabel 2.1.a dan 2.2.a dikarenakan Bank belum memiliki perusahaan anak.

ii Definition of matured and Impaired receivables

The Bank defines matured receivables based on the contract maturity dates. As regards impaired receivables, the Bank divides the impairment measurement into two categories: individual measurement and collective measurement. In individual measurement, the Bank calculates impairment based on the per-customer or per-creditor loss, while in collective measurement, the Bank calculates impairment using statistical methods. Individual measurement only applies to customers or creditors with certain credit limits or those with a collectibility status of 3, 4, or 5.

iii. Formation of Individual and Collective Allowance for Impairment Losses (CKPN), and the statistical methods used to calculate CKPN

Regularly the RMU and the Finance Unit conducts a review to recommend a certain lending limit to be used as the significant lending limit, in the formation of the individual Allowance for Impairment Losses (CKPN), to be approved by the management through the RCM meeting.

During such review, the Bank uses a statistical approach to determine the grouping of lending losses, i.e. Probability of Default (PD) with the Migration Analysis method, and Loss Given Default (LGD) with the Expected Recoveries method.

(b) Quantitative disclosure as tabulated in Tables 2.1.a to 2.6.b, including the following:

i. The Bank’s Net receivable by Region The Bank’s locations are evenly spread across Java, Sumatera, and Kalimantan. The Bank has also expanded to the Eastern Indonesia and there is some portfolio increase compare to the previous period. The disclosure of Net Claim by Region is available in Tables 2.1.a and 2.1.b (attached). Reference on table 2.1.b and 2.2.b shall be made to table 2.1.a and 2.2.a since the Bank has no subsidiary.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan160

ii. Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu. Kontrak terkonsentrasi pada kelompok periode jangka waktu di bawah satu tahun dan antara satu sampai tiga tahun. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 2.2.a (terlampir).

iii. Seiring dengan strategi Bank yang fokus pada area usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), maka penyaluran dana Bank terbesar pada sektor perantara keuangan yaitu sebesar Rp807,219 Juta sedangkan periode sebelumnya pada sektor ekonomi perdagangan sebesar Rp598,542 Juta.

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi sebagaimana Tabel 2.3.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.3.b mengacu kepada Tabel 2.3.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak

iv. Pencadangan Bank sebesar Rp11.884 juta yang terdiri dari CKPN individual sebesar Rp3.650 juta dan CKPN kolektif sebesar Rp8.234 juta meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp8.321 juta terdiri dari CKPN individual sebesar Rp3.392 juta dan CKPN kolektif sebesar Rp4.929 juta.

Pencadangan paling besar berada pada wilayah Sumatera sebesar Rp6.167 juta disusul wilayah Jawa sebesar Rp4.564 juta. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah sebagaimana Tabel 2.4.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.4.b mengacu kepada Tabel 2.4.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.

v. Dari sisi Pencadangan Kredit berdasarkan sektor

ekonomi paling besar berada pada sektor Perdagangan besar & eceran sama dibandingkan periode sebelumnya. Total pencadangan (kolektif dan individual) ke sektor Perdagangan besar & eceran yaitu sebesar Rp.4.542 Juta meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp.3.927Juta. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi sebagaimana Tabel 2.5.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.5.b mengacu kepada Tabel 2.5.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak

vi. Terjadi penurunan dari sisi CKPN Bank , yaitu pada posisi Desember 2014 sebesar Rp11.885 juta dari nilai sebelumnya pada posisi Desember 2013 sebesar Rp17.367 juta. Pengungkapan Rincian

ii. Net receivable by Remaining Contract Period. This is concentrated in the less-than-one-year group and the one-to-three-years group, as seen in Table 2.2.a (attached).

iii. In line with the Bank’s strategy that focuses on micro, small and medium enterprises, the Bank’s largest lending concentration is on trading sector. This increased from the previous period’s value of Rp598,542 million to Rp807,219 million.

The disclosure of Net Claim by Economic Sector is available in Table 2.3.a (attached). The Table 2.3.b has the same data as Table 2.3.a, as the Bank has no subsidiaries.

iv. The Bank’s provisions amounting to Rp11,884 million, consisting of individual CKPN of Rp3,650 million and collective CKPN of Rp8,234 million rose from the previous year’s figure of Rp8,321 million, consisting of individual CKPN of Rp3,392 million and collective CKPN of Rp4,929 million.

The largest provision was for Sumatera, amounting to Rp6,167 million, followed by Java of Rp4,564 million. Disclosure of Claim and Provision by Region is available in Table 2.4.a. The Table 2.4.b has the same data as Table 2.4.a, as the Bank has no subsidiaries.

v. The Bank’s lending provision by economic sector were dominated by the wholesale & retail trade, while in the previous period the dominant sector was real estate, lease business, and corporate services. Total provisions (collective and individual) to the wholesale & retail trade sector was Rp4,542 million, increase from Rp3,927 million in the previous position of provisions for lending to the real estate, lease business, and corporate services sector. Disclosure of Claim and Provision by Economic Sector is available in Table 2.5.a. The Table 2.5.b has the same data as Table 2.5.a, as the Bank has no subsidiaries.

vi. There was a decrease in the Bank’s CKPN from December 2014 position of Rp11,885 million decrease from Rp17,367 million. The disclosure of changes to the CKPN is available in Table 2.6.a.

Bank Sampoerna 161

Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebagaimana terlihat pada Tabel 2.6.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.6.b mengacu kepada Tabel 2.6.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.

vii. Transaksi Reverse Repo pada tahun 2014 ke Bank Indonesia sebesar Rp14.725 juta dan menurun dari periode sebelumnya pada tahun 2013 sebesar Rp29.304 juta.

(2) Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar, yang terdiri dari:(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup:

i. Informasi mengenai kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit;

Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dilakukan dengan pendekatan standar dan untuk memitigasi risiko kredit Bank menggunakan bobot risiko yang besarnya mengikuti regulasi yang berlaku.

ii. Kategori portofolio yang menggunakan peringkat;

Bank tidak menggunakan metode pemeringkatan untuk seluruh kategori portofolio karena segmen nasabah adalah usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak memiliki pemeringkatan eksternal

iii. Lembaga pemeringkat yang digunakan; Bank tidak menggunakan metode pemeringkatan

untuk seluruh kategori portofolio karena segmen nasabah adalah usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak memiliki pemeringkatan eksternal

iv. Pengungkapan risiko kredit pihak lawan (counterparty credit risk), termasuk jenis instrumen mitigasi yang lazim diterima/ diserahkan oleh Bank;

Segmen nasabah Bank adalah usaha mikro, kecil dan menengah, sehingga dalam pengukuran risiko kredit pihak lawan (counterparty credit risk), Bank menggunakan penilaian risiko kredit yang standar tanpa memperhitungkan peringkat eksternal sebagai instrumen mitigasi

(b) Bank saat ini belum menggunakan metode pemeringkat eksternal serta counterparty credit risk, dan Bank belum melakukan transaksi derivatif, Repo dan juga Bank tidak memiliki perusahaan anak, sehingga informasi terkait hal ini tidak disajikan

The Table 2.6.b has the same data as Table 2.6.a, as the Bank has no subsidiaries.

vii. Reverse-repo transactions in 2014 to Bank Indonesia amounted Rp 14,725 milion, a decrease from the previous period’s figure of Rp29,304 million.

(2) Disclosure of Credit Risk with Standardized Approach consists of:(a) Qualitative disclosure, which includes:

i. Information on the use of ratings policy in the calculation of Risk Weighted Assets (RWA) for credit risk;

The calculation of Risk Weighted Assets (RWA) is performed using the standardized approach, and to mitigate the Bank’s credit risk, the Bank uses a set of weightings that are consistent with the prevailing regulations.

ii. Portfolio categories that are rated;

The Bank does not use any ratings method for all its portfolio category, as the Bank’s customers are in the micro, small and medium enterprises which have no external ratings.

iii. Ratings agency employed; The Bank does not use any ratings method for all

its portfolio category, as the Bank’s customers are in the micro, small and medium enterprises which have no external ratings.

iv. Disclosure of counterparty credit risk, including the risk mitigation instruments commonly accepted/submitted by the Bank;

The Bank’s customers are in the micro, small and medium enterprises segment, so in the measurement of counterparty credit risk, the Bank uses the standardized credit risk calculation method without taking into account any external ratings as an risk mitigation instrument.

(b) The Bank has not used external ratings nor the counterparty credit risk. The Bank has not conducted any derivative transactions and has no subsidiaries, so the information regarding the above is unavailable, and thus is not disclosed.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan162

(3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar, yang terdiri dari:

(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: Bank telah menetapkan strategi mitigasi risiko kredit melalui ketentuan intern persyaratan agunan dalam pemberian kredit seperti Tabel 4.1.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 4.1.b mengacu kepada Tabel 4.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.

(b) Berdasarkan portofolio Bank, selain tagihan pada pemerintah, sebagian besar fasilitas kredit Bank dijamin dengan agunan selain kas, yaitu dalam bentuk tanah dan bangunan, kendaraan dan lain-lain, sehingga pembentukan ATMR dilakukan lebih tinggi tanpa memperhitungkan agunan non-kas.

(4) Pengungkapan Sekuritisasi Aset. Bank tidak memiliki eksposur sekuritisasi aset.

(5) Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar sebagaimana dimaksud pada Tabel 6.1.1 sampai dengan Tabel 6.2.7.

Tabel 6.1.3, 6.1.4, 6.1.5, 6.1.6, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5 dan 6.2.6 tidak disajikan karena Bank tidak memiliki aktivitas terkait.

(6) Perbedaan perhitungan ATMR sebelum dan sesudah mitigasi risiko kredit relatif tidak signifikan karena Bank tidak memperhitungkan agunan non-kas sebagai pengurang nilai ATMR, hal ini telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

b) Risiko Pasar Sesuai ketentuan Bank Indonesia

Bank melakukan identifikasi atas risiko suku bunga pada portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku bunga pasar.Bank memiliki ketahanan yang cukup kuat dari sisi permodalan terhadap potensial loss kumulatif akibat fluktuasi suku bunga.

c) Risiko Operasional

(1) Pengungkapan kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko operasional.

Sebagai upaya pengelolaan risiko operasional, Bank meningkatkan pengendalian intern dengan terus mengevaluasi implementasi dari kebijakan dan prosedur Bank melalui kegiatan audit intern dan ekstern serta pengkinian dan sosialisasi atas kebijakan dan prosedur tersebut agar risiko operasional Bank

(3) Disclosure of Credit Risk Mitigation using the Standardized Approach, which includes:

(a) Qualitative disclosure, including: The Bank has determined a credit risk mitigation strategy through the internal regulation on collateral requirements for lending, as seen in Table 4.1.a. The Table 4.1.b has the same data as Table 4.1.a, as the Bank has no subsidiaries.

(b) Based on the Bank’s portfolio, aside from claims to the government, a majority of the Bank’s lending facilities are covered by non-cash collaterals, i.e. in lands and buildings, vehicles, and others, so the RWA is booked higher without taking into account the non-cash collaterals.

(4) Disclosure of Asset Securitization. The Bank has no exposure to asset securitization.

(5) Quantitative disclosure on the Calculation of RWA for Credit Risk with Standardized Approach is available in Tables 6.1.1 to Tables 6.2.7.

Tables 6.1.3, 6.1.4, 6.1.5, 6.1.6, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5, and 6.2.6 are not presented as the Bank has no activities related to said tables.

(6) Difference in RWA calculation before and after credit risk mitigation was relatively insignificant, as the Bank did not take into account non-cash collaterals to deduct its RWA value. This has been in accordance with Bank Indonesia regulations.

b) Market Risk according to Bank Indonesia regulations

Bank has identified the risk of interest rate on its portfolio of assets and liabilities sensitive to changes in interest rate prevailing in the market.The Bank has adequate capital to prevent comulative potential losses caused by interest rate volatility.

c) Operational Risk

(1) Qualitative disclosure of operational risk management implementation.

As an effort to manage its operational risk, the Bank enhances its internal control by continuously evaluating the implementation of policies and procedures through internal and external audit activities. Updates and dissemination of policies and procedures are also conducted regularly, so that its operational risk remains properly mitigated.

Bank Sampoerna 163

dapat lebih termitigasi dengan baik. Bank juga terus berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan risiko operasional sesuai dengan perkembangan usaha dan kompleksitas aktivitas Bank.

(a) Organisasi manajemen risiko operasional; Struktur organisasi yang ada disesuaikan dengan

ukuran dan kompleksitas Bank. Struktur organisasi terus dikembangkan dalam mendukung penerapan menajemen risiko operasional dan terhadap karyawan baru diberikan pelatihan sehingga diharapkan dapat bekerja secara optimal. Implementasi dan strategi pengendalian risiko dievaluasi melalui rapat pada masing-masing unit kerja ataupun antar unit kerja. Strategi dan kebijakan pengendalian risiko antara lain melalui budaya pengendalian intern, pendidikan dan pengembangan karyawan serta penerapan manajemen risiko.

(b) Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional

Identifikasi risiko dilakukan dengan mengevaluasi kejadian risiko operasional, seperti melalui evaluasi atas hasil audit intern dan ekstern. Dalam pengukuran risiko operasional, Bank menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach).

(c) Bank melakukan mekanisme untuk memitigasi risiko operasional seperti: 1. Bank telah memiliki dan senantiasa secara

bertahap terus mengevaluasi kebijakan, prosedur dan penetapan limit operasional sesuai ukuran dan kompleksitas Bank;

2. Kebijakan dan prosedur operasional dikomunikasikan melalui rapat-rapat antar maupun masing-masing unit kerja;

3. Secara umum prosedur pada masing-masing unit kerja telah menggambarkan tugas dan batas wewenang/tanggung jawab masing-masing pejabat;

4. Implementasi dan strategi pengendalian risiko dievaluasi melalui rapat-rapat masing-masing unit kerja ataupun antar unit kerja;

5. Pelaksanaan audit oleh SKAI dilakukan secara berkala dan peranan petugas pengendalian internal di kantor cabang terus ditingkatkan.

(2) Perhitungan risiko operasional mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar. Aktiva Tertimbang Bank untuk risiko operasional sebesar Rp. 205.266 Juta meningkat dari periode sebelumnya sebesar Rp138.709 juta dimana pendapatan bruto (rata-rata 3 tahun terakhir) sebesar

Moreover, the Bank is continuously enhancing its operational risk management quality in line with the Bank’s business growth and increasing complexity.

(a) Operational risk management organization; The Bank’s operational risk management organization

is always aligned with the Bank’s business growth and increasing complexity. The organizational structure is continously developed to support the implementation of operational risk management, and training is given to new employees so they may perform optimally. Risk management implementation and strategy are evaluated in meetings at each business units as well as between business units. The risk management strategy and policies include among others internal control culture, education and training of employees, and implementation of risk management.

(b) Mechanism used by the Bank to identify and measure operational risk

Risk identification is conducted by evaluating operational risk incidences, such as through evaluation of internal and external audit results. In calculating operational risk, the Bank uses the Basic Indicator Approach.

(c) The Bank has certain mechanisms to mitigate operational risk, such as:1. The Bank has owned and gradually evaluates the

operational policies, procedures, and limits in line with its scale and business complexity;

2. Operational policies and procedures are communicated through meetings of business units;

3. In general the procedures in each units have described the duties and limit of authority and responsibility of each officer;

4. Risk management implementation and strategy are evaluated through meetings of business units;

5. Audit by the IAU is carried out regularly and the role of the internal control officers in branch offices is continuously ramped up.

(2) Operational risk calculation refers to Bank Indonesia regulations using the Basic Indicator Approach.

The Bank’s Risk Weighted Assets for operational risk amounted to Rp205.266, increased from the previous amount of Rp138,709 million, where the gross income (latest three-year average) of Rp109,475 million,

2014 Annual Report / Laporan Tahunan164

Rp. 109.475 juta meningkat dari sebelumnya sebesar Rp73.978 juta dan beban modal sebesar Rp. 16.421 Juta meningkat dari sebelumnya sebesar Rp11.097 juta. Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko operasional sebagaimana disajikan pada Tabel 8.1.a. (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 8.1.b mengacu kepada Tabel 8.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.

d) Risiko Likuiditas (1) Penerapan manajemen risiko untuk risiko

likuiditas. Bank melakukan upaya peningkatan kualitas

pelayanan kepada nasabah penyimpan untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas jumlah simpanannya di Bank, dan meluncurkan produk dan aktivitas baru, memiliki kebijakan penempatan dana pada instrumen yang aman dan likuid, kebijakan contingency funding plan dan pemantauan likuiditas secara harian serta evaluasi posisi likuiditas melalui rapat Asset & Liability Committee (ALCO) yang dilakukan secara berkala.

Menyikapi kondisi ekonomi makro di mana terdapat pengetatan likuiditas pasar, Bank terus melakukan upaya pemantauan atas pendanaan (funding) secara lebih intensif dan terdiversifikasi (tidak hanya tergantung pada deposan inti) melalui optimalisasi produk ritel sehingga diharapkan posisi dana pihak ketiga (”DPK”) Bank seperti dana-dana yang kurang stabil dapat terkelola lebih baik dan manajemen risiko likuiditas dapat berjalan secara lebih optimal dari waktu ke waktu.

(2) Pada tahun 2014 terdapat tambahan setoran modal dari pemegang saham sebesar Rp 130 miliar (lebih dari komitmen kepada pihak regulator sebelumnya) sehingga hal ini merupakan bukti dukungan positif dari pemegang saham untuk terus menopang pertumbuhan bisnis Bank.

a. Organisasi manajemen risiko likuiditas; Struktur organisasi manajemen risiko

likuiditas telah didisain agar dapat bekerja secara optimal dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan implementasi dual control processes.

b. Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas;

Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas antara lain dilihat dari rasio Aset Likuid/DPK, Aset Likuid/Non Core Depositor, Loan to Deposit Ratio (LDR), Cash Flow, maturity profile, dan rasio Giro Wajib Minimum (GWM).

increased from Rp73,978 million and capital expenses of Rp16,421 million, increase from Rp11,097. Quantitative disclosure of operational risk is available in Table 8.1.a. (attached). Whereas, Table 8.1.b has the same data as Table 8.1.a, as the Bank has no subsidiaries.

(d) Liquidity Risk(1) Liquidity risk management implementation

The Bank seeks to improve its quality of service to depositors in order to maintain stability and continuity of deposits in the Bank, and launches new products and activities, establishes policies for placement of funds in safe and liquid instruments, maintains a contingency funding plan, monitors its liquidity on a daily basis, and evaluates its liquidity position at the Asset & Liability Committee (ALCO) meetings held regularly.

Anticipating the macroeconomic condition where there is increasingly tight liquidity in the market, the Bank is countinously monitoring its funding development intensively, ensuring that it is adequately diversified (not only depending on core depositors) by optimizing its retail products, so that the Bank may better manage the less stable third party funds and so that liquidity risk management may be more optimum.

(2) In 2014 there was additional capital injection from Shareholders amounting to Rp 130 billion (greater than the amount committed earlier to the regulators). This demonstrates the strong support from Shareholders for the Bank’s business growth.

a. Liquidity risk management organization; The liquidity risk management organizational

structure has been designed so that it is optimal and upholds the principle of prudence, by implementing dual control processes.

b. Early warning indicators for liquidity issues; The early warning indicators for liquidity

issues among others are ratio of Liquid Assets to Third Party Fund, Liquid Assets to Non Core Depositors, Loan to Deposit, cash flow, maturity profile, and Minimum Reserve Requirement (MRR).

Bank Sampoerna 165

c. Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko likuiditas;

Mekanisme pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan menggunakan data-data terkait aset, kewajiban, dan rekening administratif. Selain itu pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan kaji ulang dan pemantauan atas implementasi kebijakan, limit wewenang dalam transaksi dan lain sebagainya secara berkala.

3. Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko likuiditas;

Bank menyadari bahwa masih terdapat maturity mismatch antara aset dan kewajiban Bank (baik dari sisi neraca maupun rekening administratif ), terutama untuk posisi jangka waktu sampai dengan 1 bulan, >1 s.d 3 bulan dan >3 s.d 6 bulan tidak berbeda dengan periode sebelumnya. Namun demikian, Bank terus melakukan upaya-upaya pendekatan pada deposan inti (termasuk grup Bank) agar likuiditas Bank semakin terkelola dengan baik dari waktu ke waktu. Data terlampir pada table 9.1.a. Sedangkan untuk Tabel 9.1.b mengacu kepada Tabel 9.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak. Bank bukan merupakan Bank devisa, maka tidak melakukan transaksi valuta asing, sehingga informasi pada Tabel 9.2.a dan 9.2.b tidak disajikan.

e) Risiko Hukum Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan

lebih menertibkan pendokumentasian termasuk didalamnya terkait dengan kelengkapan dan keabsahan dokumen, meminimalisir kerugian/biaya yang terkait dengan kasus hukum dan menghindari pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku. Disamping itu Perjanjian Kredit yang dibuat Bank selama ini telah bersifat standar dan belum pernah terjadi gugatan. Namun demikian, Bank akan terus meningkatkan kualitas Perjanjian Kredit sehingga pengelolaan aspek yuridis Bank akan semakin membaik dari waktu ke waktu.

(1) Organisasi manajemen risiko hukum perbankan dan ketentuan hukum yang berlaku;

Pada struktur organisasi Bank telah terdapat unit legal yang khusus menangani perkreditan. Proses manajemen risiko hukum pada transaksi/produk yang memiliki eksposur risiko hukum juga dilakukan melalui legal opinion oleh pejabat Bank dan/atau dari konsultan hukum Bank yang ditunjuk.

Identifikasi, pengukuran, dan pemantauan risiko hukum pada aktivitas fungsional

c. Mechanisms for measuring and controlling liquidity risk;

To measure and control liquidity risk, data related to assets, liabilities, and administrative accounts are used. In addition, liquidity risk management also entails regular review and monitoring of policy implementation, limit of transactional authorities, and many more.

(3) Quantitative disclosure on liquidity risk;

The Bank is aware that there remains certain mismatches in maturity of assets and liabilities of the Bank (both on balance sheet and on administrative accounts), in particular for the maturity periods of up to 1 month, >1- 3 months, and >3 - 6 months. However, the Bank continues to approach its core depositors (including the Bank's group) in order to maintain its liquidity position from time to time. Relevant data are available on Table 9.1.a. The Table 9.1.b has the same data as Table 9.1.a, as the Bank has no subsidiaries. The Bank is not a foreign exchange bank, and thus does not engage in foreign exchange transactions, and thus Tables 9.2.a and 9.2.b are not presented.

e) Legal Risk Legal risk management is conducted by improving

legal documentation, which includes completeness and validity of documents, minimization of legal losses/costs from legal cases, and prevention of violation of the applicable regulations. In addition, the Bank’s loan contracts have so far been standardized and have never resulted in any lawsuit. However, the Bank shall continue to improve the quality of its lending contracts, in order to improve the management of the Bank’s legal aspect.

(1) Banking legal risk management organization and the prevailing regulations;

The Bank’s organizational structure includes a legal unit whose specific task is to handle lending. Legal risk management processes in relation to transactions with legal risk exposure are conducted in light of the legal opinion of the Bank’s officers and/or a legal consultant appointed by the Bank.

Identification, management, and monitoring of legal risk in lending function and activities

2014 Annual Report / Laporan Tahunan166

perkreditan antara lain dilakukan mulai dari awal proses pemberian kredit sampai pada saat dilaksanakannya perikatan kredit, serta pada proses pembukaan rekening/Customer Identification File (CIF).

Terdapat laporan mengenai perkembangan penanganan kasus hukum yang disampaikan secara berkala kepada manajemen Bank.

(2) Mekanisme pengendalian risiko hukum; Penanganan masalah berkaitan dengan aspek

hukum yang ditangani oleh Bank dilakukan oleh Pejabat Bank dan/atau dapat diserahkan kepada konsultan hukum (pihak ketiga) yang ditunjuk.

Direksi dan Dewan Komisaris secara aktif melakukan pengawasan terhadap aktivitas fungsional yang memiliki eksposur risiko hukum, antara lain aktivitas perkreditan melalui rapat-rapat berkala terutama terkait dalam hal penyelesaian debitur bermasalah.

f) Risiko Stratejik Bank melakukan pengelolaan atas risiko stratejik

dengan melakukan pengawasan terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB) dan sejalan dengan itu Bank juga melakukan penyesuaian kebijakan dan prosedur terhadap perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal.

(1) Organisasi manajemen risiko stratejik; Bank telah membentuk Unit kerja Corporate

Planning yang melakukan pemantauan atas pencapaian kinerja Bank terhadap anggaran/rencana yang telah ditetapkan Bank.

(2) Bank telah memiliki kebijakan yang dapat mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal.

(3) Mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan.

Bank telah mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan melalui laporan pencapaian target secara bulanan.

Bank dalam menetapkan tujuan stratejik telah mempertimbangkan faktor internal seperti penambahan jumlah karyawan dan menyesuaikan struktur organisasi untuk mencapai visi dan misi Bank dan juga faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro. Bank juga telah menerapkan Standar Akuntansi PSAK 50 dan PSAK 55. Pada tahun 2014

is carried out from the initial loan processing (underwriting) up to the signing of loan agreement, as well as in the processes of opening an account through the creation of a Customer Identification File (CIF).

A progress report regarding the status and development of current legal cases is delivered regularly to the Bank’s management.

(2) Legal risk management mechanisms; The Bank’s issues related to the legal aspect may

be handled by the Bank’s officers or transferred to a legal consultant (third party) appointed by the Bank.

The Board of Directors and the Board of Commissioners actively monitor functional activities with legal risk exposure, such as lending, through periodic meetings especially in terms of the settlement of non-performing loans.

f) Strategic Risk The Bank manages strategic risk by monitoring the

fulfillment of the Bank’s Business Plan. In line with that, policies and procedures are also adjusted to the latest developments in the business, both external and internal.

(1) Strategic risk management organization; The Bank has established the Corporate Planning

Unit, which monitors the Bank’s achievements in comparison to the budget or plan previously established by the Bank.

(2) The Bank has a policy to identify and respond to any shifting in business, both external and internal.

(3) Mechanism for measuring progress and achievements against the business plan.

The Bank periodically measures its level of achievement against the business plan, and prepares a report on a monthly basis.

In determining its strategic objective, the Bank has taken into consideration internal factors such as additional employees and adjustments to the organizational structure to achieve its vision and mission, and external factors such as macroeconomic condition. The Bank has also implemented the SFAS 50 and SFAS 54 systematically. In 2014, the Bank

Bank Sampoerna 167

Bank telah membuka 2 (dua) Kantor Cabang (”KC”) yaitu KC Makassar, KC Samarinda, dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Pluit (relokasi KCP Bandengan), KCP Puri (relokasi KCP Pecenongan) dan melakukan penutupan KCP Matraman, Jakarta. Dengan adanya pembukaan kantor cabang baru dan relokasi Bank telah memperluas cakupan wilayah operasional. Selain itu untuk menunjang kegiatan pelayanan nasabah di sektor UMKM, Bank telah menyediakan jasa layanan ATM dan bekerja sama dengan ATM Prima. Selain itu Bank telah melaksanakan layanan Internet Banking. Layanan jasa lainnya yang telah memperoleh persetujuan OJK adalah perubahan layanan Call Center menjadi layanan Phone Banking, dan juga penerbitan Debit Card. Sebagai dukungan dari pemegang saham dalam memperkuat tercapainya sasaran stratejik Bank, maka pada bulan Desember 2014 telah terdapat penyetoran modal sebesar Rp130 miliar melebihi komitmen ke BI/OJK sebesar Rp100 miliar, sehingga Rasio kecukupan rasio permodalan (KPMM/CAR) per 31 Desember 2014 berada pada posisi 23,62% yang masih jauh di atas persyaratan regulasi yang berlaku. Bank juga telah mengirimkan Rencana Bisnis Bank untuk Tahun 2015 pada tanggal 28 November 2014.

g) Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan diantisipasi dengan membangun

organisasi, infrastruktur, proses dan melengkapi SDM pada pos-pos strategis yang belum terisi, termasuk pembentukan komite- komite dengan kelengkapan pemenuhan anggotanya serta pengkinian kebijakan dan prosedur Bank secara bertahap dan komprehensif.

(1) Organisasi manajemen risiko kepatuhan; Struktur organisasi Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)

telah dikinikan dan pemenuhan personilnya secara bertahap telah disesuaikan agar senantiasa sesuai dengan perkembangan bisnis Bank.

(2) Strategi manajemen risiko dan efektivitas penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan penyusunan kebijakan dan prosedur telah dilakukan agar senantiasa sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan/regulasi, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Mekanisme pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan dilakukan melalui sosialisasi atas regulasi serta kebijakan dan prosedur Bank secara berkesinambungan dan terdapat pengujian kepatuhan oleh SKK melalui pemberian opini

opened 2 (two) branch offices in Makassar and Samarinda, and 3 (three) sub-branch offices in Pluit (relocated from Bandengan), Puri (relocated from Pecenongan) and closed its Matraman Sub-Branch Office in Jakarta. With the opening of new branch offices and relocation of its sub-branch offices, the Bank has effectively expanded its operational area. In addition, to support customer service in the micro, small and medium enterprises segment, the Bank has provided the ATM service in cooperation with the ATM Prima network. The Bank has also launched the internet banking feature. Other features that have been approved by the OJK including the change of the Call Center into Phone Banking service, and the launching of a debit card. As a support from the Bank’s Shareholders in achieving the Bank’s strategic objective, in December 2014 the Shareholders injected additionalcapital of Rp130 billion, surpassing the Rp100 billion amount committed to Bank Indonesia/OJK. This brought the Bank’s Capital Adequacy Ratio (CAR) as at 31 December 2014 to 23.62%, far above the minimum set by the prevailing regulations. The Bank has also submitted its Business Plan for 2015 on 28 November 2014.

g) Compliance Risk Compliance risk is anticipated by developing the

organization, infrastructure, processes, and placing additional personnel in vacant strategic positions, including by establishing committees complete with its membership, and updating the Bank’s policies and procedures gradually and comprehensively.

(1) Compliance risk management organization; The Compliance Unit structure has been updated and there have been manned adequately, in order

to keep up with the Bank’s business growth.

(2) Compliance risk management strategy and effectiveness of compliance risk management implementation paces particular attention in ensuring that policies and procedures are in line with the accepted standards and the prevailing laws and regulations.

(3) Compliance risk monitoring and control mechanism is continuously performed through dissemination of information regarding the latest regulations and the Bank’s policies and procedures. The Compliance Unit also provides opinion on

2014 Annual Report / Laporan Tahunan168

kepatuhan atas keputusan kredit Bank untuk nilai limit fasilitas tertentu.

Dalam Proses pemberian kredit tidak terdapat pelanggaran/pelampauan BMPK. Secara berkesinambungan Bank meningkatkan kualitas proses pemberian kredit yang mengacu kepada prinsip kehati-hatian. Bank juga telah menerapkan standard keuangan PSAK 50 & 55 secara sistematis.

Dalam rangka menurunkan jumlah denda, Bank melakukan pelatihan-pelatihan dalam penyusunan laporan rutin serta membentuk unit khusus (Regulatory Reporting) untuk memonitor dan meningkatkan kualitas pelaporan kepada Pengawas OJK. Bank juga telah melakukan sosialisasi kepada seluruh cabang terkait Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU&PPT). Selain itu untuk melakukan monitoring terhadap pemahaman dan pemenuhan Bank terhadap aturan yang berlaku, Bank sudah mengimplementasikan Compliance Regulatory Monitoring System (CRMA).

Bank juga telah melakukan pengkinian ketentuan internal mengenai Standar Kode Etik Karyawan dan tentang Benturan Kepentingan.

Bank sudah dan terus berkomitmen untuk dapat lebih meningkatkan pengawasan internal Bank melalui rapat secara intensif secara bulanan melalui Komite Manajemen Risiko, Komite ALCO, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Audit sementara di sisi lain Bank juga memperkuat struktur SKMR, SKK, dan SKAI seiring dengan perkembangan usaha dan risiko yang dihadapi oleh Bank. Pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko dan refreshment bagi pejabat-pejabat Bank sesuai tingkatannya tetap dilakukan secara berkesinambungan sehingga diharapkan setiap pejabat Bank dan karyawan dapat lebih memahami pentingnya budaya kepatuhan dan kesadaran risiko. SKK memberikan opini kepatuhan untuk keputusan pemberian kredit yang diputuskan oleh Komite Kredit Bank untuk limit fasilitas kredit tertentu. Di samping itu, SKMR juga telah memberikan kajian-kajian yang berkaitan dengan risiko kredit.

h) Risiko Reputasi Bank berupaya untuk terus mengedepankan prinsip

perlindungan konsumen secara profesional untuk menjaga reputasi Bank melalui pelayanan yang semakin baik dari waktu ke waktu serta segera merespon segala publikasi negatif (jika ada) yang berpotensi merugikan reputasi Bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

the Bank’s compliance regarding its decision on lending limit for certain facilities.

In disbursing loans, no Legal Lending Limit (LLL) has been violated. The Bank continuously improves its quality of loan disbursement by referring to the principle of prudence. The Bank has also implemented the SFAS 50 & 55 systematically.

In order to reduce fines, the Bank conducted training for regular report preparation and established a specific unit called the Regulatory Reporting to monitor and improve reporting to regulators. The Bank also disseminated information on Anti Money Laundering and Prevention of Financing of Terrorism Activities (APU&PPT) to its entire branch network. In addition, to monitor the Bank’s understanding of and compliance with the prevailing regulations, the Bank has implemented the Compliance Regulatory Monitoring System (CRMA).

The Bank has also updated its internal policy on Employee Code of Conduct and its policy on Conflict of Interest.

The Bank is committed to improving its internal monitoring through intensive monthly meetings of the Risk Management Committee, the ALCO Committee, the Risk Monitoring Committee, and Audit Committee, while also strengthening the structure of the RMU, Compliance Unit, and IAU in line with the Bank’s business development and the risks it faces. The fulfillment of the Risk Management Certification requirements and refreshments for the Bank’s officers on various levels have been carried out continuously, and thus all officers and employees of the Bank are expected to demonstrate a deeper understanding on the culture of compliance and risk awareness. Furthermore, the Compliance Unit provides opinion on the Bank’s compliance regarding the Lending Committee’s decisions on lending limit for certain facilities. In addition, the RMU has also conducted reviews of credit risk.

h) Reputation Risk The Bank is committed to professionally upholding

the consumer protection principle to maintain its reputation through increasingly better customer service, and by immediately responding to any negative publicity (if present) that may jeopardize the Bank’s reputation, in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations.

Bank Sampoerna 169

1. Organisasi manajemen risiko reputasi; Bank telah membentuk unit kerja Corporate Affairs

yang bertugas untuk meningkatkan reputasi dan brand awareness Bank kepada publik serta mensosialisasikan nilai-nilai perusahaan terutama terkait dengan budaya risiko dan kepatuhan.

Corporate Affairs juga senantiasa menjaga aspek transparansi informasi mengenai Bank kepada nasabah dengan menyediakan jalur komunikasi melalui corporate website (www.banksampoerna.com) serta company profile, laporan tahunan dan lainnya.

2. Bank telah memiliki kebijakan terkait mekanisme peningkatan pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders) untuk mengendalikan risiko reputasi seperti melalui kebijakan terkait pengaduan nasabah dan laporannya dikirimkan ke Otoritas Jasa Keuangan secara berkala sesuai dengan ketentuan.

3. Pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis; Bank telah memiliki kebijakan dalam memitigasi

kondisi krisis agar Bank dapat terus beroperasi melayani nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders), walau dalam kondisi krisis dengan telah disediakannya lokasi Disaster Recovery Center (DRC).

1. Reputation risk management organization; The Bank has established the Corporate Affairs

Unit to enhance the reputation and public brand awareness of the Bank, as well as disseminating information on the Corporate Values of the Bank, in particular those related to the culture of risk awareness and compliance.

The Corporate Affairs Unit also ensures the transparency of information presented regarding the Bank to the customers, by maintaining a communications channel in the form of a corporate website (www.banksampoerna.com), company profile, annual report, and others.

2. The Bank has a policy on the mechanism to improve service to customers and other stakeholders in order to control reputation risk, among others through the policy on customer complaints handling. Reports are regularly submitted to Financial Service Authority in accordance with the regulations.

3 Reputation risk management at times of crisis; The Bank has a policy in place for mitigating

crises, so that it may continue to operate in serving customers and other stakeholders even at times of crisis. To that end, the Bank has established a location for a Disaster Recovery Center (DRC).

2014 Annual Report / Laporan Tahunan170

Komponen Modal / Capital Structure

Posisi Tanggal 31 Desember 2014

Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013

Position as of 31 December 2013

BankKonsolidasiConsolidated Bank

KonsolidasiConsolidated

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I KOMPONEN MODAL / CAPITAL SCTRUCTURE

A Modal Inti / Core Capital (Tier - 1) 590,385 - 453,569.0 -

1. Modal Disetor / Paid-in Capital 420,000.0 - 335,802.0 -

2. Cadangan Modal Tambahan / Reserves of Additional Paid-in Capital 170,385.0 - 117,767.0 -

3. Modal Inovatif / Innovative Capital Instruments - - - -

4. Faktor Pengurang Modal Inti /Tier - 1 Capital Deduction Factor - - - -

5. Kepentingan Non Pengendali/Non-Controlling Interest - - - -

-

B Modal Pelengkap / Supplementary Capital (Tier - 2) 22,476.0 - 15,902.0 -

1. Level Atas (Upper Tier 2) / Upper Tier 2 22,476.0 - 15,902.0 -

2. Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti / Lower Tier 2 maximum 50% of Tier - 1 Capital

- - - -

3. Faktor Pengurang Modal Pelengkap / Tier - 2 Capital Deducation Factor - - - -

C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap / Tier - 1 and Tier - 2 Capital Deduction Factor

- - - -

Eksposur Sekuritisasi / Securitization Exposures - - - -

D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) /Requirements (Tier-3) Additional Supplementary Capital

- - - -

E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR / Additional Supplementary Capital for Market Risk

- - - -

II TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C) / TOTAL OF CORE AND SUPPLEMENTARY CAPITAL (A+B+C)

612,861.0 - 469,471.0 -

III TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E) / TOTAL OF CORE CAPITAL, SUPPLEMENTARY CAPITAL, AND ADDITIONAL SUPPLEMENTARY FOR MARKET RISK ANTICIPATION (A+B+C+E)

612,861.0 - 469,471.0 -

IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT / RISK WEIGHTED ASSET FOR CREDIT RISK

2,456,322.0 - 1,627,596.0 -

V ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL / RISK WEIGHTED ASSET FOR OPERATIONAL RISK

138,709.0 - 98,850.0 -

VI ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR / RISK WEIGHTED ASSET FOR MARKET RISK

- - - -

A Metode Standar / Standard Method - - - -

B Model Internal / Internal Models - - - -

VII RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)] [III : (IV + V + VI)]/ MINIMUM CAPITAL ADEQUACY RATIO FOR CREDIT RISK, OPERATIONAL RISK AND MARKET RISK [III : (IV+ V + VI)]

23.62% - 27.19% -

Tabel 1.aPengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank UmumQuantitative Disclosure of Capital Structure of Commercial Banks

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

Bank Sampoerna 171

Tabel 1.b Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank AsingQuantitative Disclosure of Capital Structure of Foreign Banks

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

Komponen Modal / Capital Structure

Posisi Tanggal 31 Desember 2014

Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013

Position as of 31 December 2013

(1) (2) (3) (4)

I KOMPONEN MODAL / CAPITAL SCTRUCTURE

A Dana Usaha / Business Fund

1 Dana Usaha / Business Fund - -

2 Modal disetor /Paid in capital - -

B Cadangan / Reserves

1 Cadangan umum / General reserves - -

2 Cadangan tujuan / Specific reserves - -

CLaba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) /Previous years profit which can be calculated into capital (100%

- -

DLaba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) /Current year profit which can be calculated into capital (50%)

- -

E Dana setoran modal / Capital fund - -

FPendapatan komprehensif lainnya: kerugian berasal dari penurunan penyer-taan dalam kelompok tersedia untuk dijual (100%) / Other comprehensive income: losses from equity investment for Available For Sale category

- -

GPendapatan komprehensif lainnya: keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok tersedia untuk dijual (45%) / Other comprehen-sive income: gain from equity investment from Available For Sale (45%)

- -

H Revaluasi aset tetap (45%) / Fixed assets revaluation - -

ISelisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif / Negative differences between regulatory provision and impairment of earning assets

- -

JPenyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung / Impairment for non productive asset.

- -

KSelisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book / Negative differences on adjustment of fair value on financial instrument in the trading book

- -

LCadangan umum aset produktif (maks. 1,25% dari ATMR) / General provision of earning assets (maximum 1.25% of RWA)

- -

M Faktor pengurang modal / Deduction Factor of Capital - -

Eksposur sekuritisasi / Exposure of Securitisation - -

II MODAL BANK ASING (Jumlah A s.d L - M) / Foreign Bank Capital - -

IIIASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT /Risk Weighted Asset for credit risk

- -

IVASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL /Risk Weighted Asset for operational risk

- -

VASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR /Risk Weighted Asset for market risk

A Metode Standar / Standard Method - -

B Model Internal / Internal Model - -

VIRASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [II : (III + IV + V)] / Minimum Capital Adequacy Ratio for credit risk, operational risk and market risk [II : (III + IV + V)]

- -

2014 Annual Report / Laporan Tahunan172

Tabel 2.1 aPengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara IndividualIndividual Disclosure of Receivables and Allowance Based on Region - Bank Individually

No. Kategori Portfolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Recaivables based on Region

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Recaivables based on Region

JAWA SUMATERA KALIMANTAN INDONESIA

TIMURTotal JAWA SUMATERA KALIMANTAN

INDONESIA TIMUR

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 10 812.673 - - - 812.673 835.160 - - - 835.160

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity 16 - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank andInternational Agency

12 - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank 14/15 100.491 - - - 100.491 43.893 - - - 43.893

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan 37/38/39 - - - - - 5.691 482 - - 6.173

6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised Loan

42 42.722 36.580 1.718 975 81.996 74.296 35.105 - 42 109.443

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan 40 - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

36 56.221 742.051 143.420 92.146 1.033.838 54.477 441.472 98.283 38.689 632.921

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate 35 997.399 222.426 4.048 94.857 1.318.730 830.339 114.561 2.321 101 947.322

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity 60/62 11.013 29.699 6.730 1.314 48.756 6.276 9.787 2.429 304 18.796

11 Aset Lainnya / Other Assets - 55.349 15.416 1.516 2.479 74.760 44.322 10.212 - - 54.534

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Busines Unit (if any)

- - - - - - - - - - -

Total 2.075.868 1.046.172 157.433 191.771 3.471.243 1.894.454 611.619 103.033 39.136 2.648.242

Bank Sampoerna 173

No. Kategori Portfolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Recaivables based on Region

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Recaivables based on Region

JAWA SUMATERA KALIMANTAN INDONESIA

TIMURTotal JAWA SUMATERA KALIMANTAN

INDONESIA TIMUR

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 10 812.673 - - - 812.673 835.160 - - - 835.160

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity 16 - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank andInternational Agency

12 - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank 14/15 100.491 - - - 100.491 43.893 - - - 43.893

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan 37/38/39 - - - - - 5.691 482 - - 6.173

6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised Loan

42 42.722 36.580 1.718 975 81.996 74.296 35.105 - 42 109.443

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan 40 - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

36 56.221 742.051 143.420 92.146 1.033.838 54.477 441.472 98.283 38.689 632.921

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate 35 997.399 222.426 4.048 94.857 1.318.730 830.339 114.561 2.321 101 947.322

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity 60/62 11.013 29.699 6.730 1.314 48.756 6.276 9.787 2.429 304 18.796

11 Aset Lainnya / Other Assets - 55.349 15.416 1.516 2.479 74.760 44.322 10.212 - - 54.534

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Busines Unit (if any)

- - - - - - - - - - -

Total 2.075.868 1.046.172 157.433 191.771 3.471.243 1.894.454 611.619 103.033 39.136 2.648.242

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan174

Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual Disclsoure of Net Receivables based on Contract Maturity Outstanding - Bank Individually

No. Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013Position as of 31 December 2013

Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak /Receivable based on contract maturity outstanding

Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak /Receivable based on contract maturity outstanding

< 1 tahun /1 year

>1 thn s.d. 3 thn /

>1 year to 3 years

>3 thn s.d. 5 thn /

>3 years to5 yers

> 5 thn /> 5 yeras

Non-Kontraktual /Non Contarctual

Total < 1 tahun /1 year

>1 thn s.d. 3 thn / >1 year

to 3 years

>3 thn s.d. 5 thn / >3 years

to5 years

> 5 thn / > 5 years

Non-Kontraktual /

Non Contarctual

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 707,673 105,000 - - - 812,673 835.160 - - - - 835.160

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity - - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank 29,169 69,402 1,921 - - 100,491 13.230 - 30.663 - - 43.893

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan - - - - - 1.045 1.864 742 2.522 - 6.173

6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised Loan 37,568 37,984 6,444 - - 81,996 48.910 58.073 2.460 - - 109.443

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

58,908 608,695 365,774 461 - 1,033,838 48.653 515.958 68.310 - - 632.921

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate 386,373 627,769 270,477 34,111 - 1,318,730 283.903 591.033 63.021 9.365 - 947.322

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity 18,212 24,154 6,390 - - 48,756 6.766 9.518 2.512 - - 18.796

11 Aset Lainnya / Other Assets - - - - 74,760 74,760 - - - - 54.534 54.534

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Busines Unit (if any)

- - - - - - - - - - - -

Total 1,237,903 1,473,003 651,006 34,571 74,760 3,471,243 1.237.667 1.176.446 167.708 11.887 54.534 2.648.242

Bank Sampoerna 175

No. Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013Position as of 31 December 2013

Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak /Receivable based on contract maturity outstanding

Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak /Receivable based on contract maturity outstanding

< 1 tahun /1 year

>1 thn s.d. 3 thn /

>1 year to 3 years

>3 thn s.d. 5 thn /

>3 years to5 yers

> 5 thn /> 5 yeras

Non-Kontraktual /Non Contarctual

Total < 1 tahun /1 year

>1 thn s.d. 3 thn / >1 year

to 3 years

>3 thn s.d. 5 thn / >3 years

to5 years

> 5 thn / > 5 years

Non-Kontraktual /

Non Contarctual

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 707,673 105,000 - - - 812,673 835.160 - - - - 835.160

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity - - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank 29,169 69,402 1,921 - - 100,491 13.230 - 30.663 - - 43.893

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan - - - - - 1.045 1.864 742 2.522 - 6.173

6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised Loan 37,568 37,984 6,444 - - 81,996 48.910 58.073 2.460 - - 109.443

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

58,908 608,695 365,774 461 - 1,033,838 48.653 515.958 68.310 - - 632.921

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate 386,373 627,769 270,477 34,111 - 1,318,730 283.903 591.033 63.021 9.365 - 947.322

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity 18,212 24,154 6,390 - - 48,756 6.766 9.518 2.512 - - 18.796

11 Aset Lainnya / Other Assets - - - - 74,760 74,760 - - - - 54.534 54.534

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Busines Unit (if any)

- - - - - - - - - - - -

Total 1,237,903 1,473,003 651,006 34,571 74,760 3,471,243 1.237.667 1.176.446 167.708 11.887 54.534 2.648.242

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan176

Tabel 2.3.a.Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual /Disclosure of Net Receivables by Economic Sector – Bank Individually

No Sektor Ekonomi / Economy Sector

Tagihan Kepada Pemerintah/

Receivable to the Government

Tagihan Kepada Entitas

Sektor Publik / Receivables

on Public Sector Entities

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivables on Multilateral

Development Banks and International Institution

Tagihan Kepada Bank / Receivables

on Banks

Kredit Beragun Rumah Tinggal / Loans Secured by Residential

Property

Kredit Beragun Properti

Komersial / Loans Secured by Commercial Real

Estate

Kredit Pegawai/

Pensiunan/ Employee/

Retired Loans

Tagihan Kepada Usaha Mikro,

Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivables on

Micro, Small Business & Retail

Portfolio

Tagihan kepada

Korporasi / Receivables

on Corporate

Tagihan yang Telah Jatuh

Tempo / Past Due Receivables

Aset Lainnya / Other Assets

Eksposur di Unit Usaha

Syariah (apabila ada) / Exposures at Sharia Based

Business (if any)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 /Position as of 31 December 2014

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan / Agricutlure, Foundery and Forestry

- - - - - 41 - 444,272 23,609 9,620 - -

2 Perikanan / Fisheries - - - - - - - 2,464 4,656 129 - -

3 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Exploration - - - - - - - 1,684 27,249 580 - -

4 Industri pengolahan / Manufacturing - - - - - - - 31,170 63,197 761 - -

5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water - - - - - - - 234 - - - -

6 Konstruksi / Construction - - - - - 68,011 - 22,834 638 1,657 - -

7 Perdagangan besar dan eceran / Wholesale and Retail - - - - - 46 - 435,667 283,507 30,225 - -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum / Accomodation, Food and Beverage

- - - - - - - 25,302 10,319 515 - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation, Warehouse and Communication

- - - - - - - 24,053 97,321 335 - -

10 Perantara keuangan / Financial Intermediary - - - 100,491 - - - 1,204 705,524 - -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan / Real Estate, Leasing and Corporate Service

- - - - - 13,897 - 8,320 66,539 3,945 - -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib / Public Administration, Defense and Mandatory Social Insurance

- - - - - - - - - - - -

13 Jasa pendidikan / Education Service - - - - - - - 1,332 408 - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial / Healthcare and Social Activity

- - - - - - - 20,928 3,074 357 - -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya / Public Service, Socio-cultural, Entertainment and other Individual Service

- - - - - - - 11,097 25,189 565 - -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga / Household Individual Service

- - - - - - - 2,604 2,172 3 - -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya / International Agency and other Suprastate Institution

- - - - - - - - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannya / Non-limited Activity - - - - - - - - - - - -

19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector - - - - - - - - - - - -

20 Lainnya / Others 812,673 - - - - - - 672 5,328 63 74,760 -

Total 812,673 - - 100,491 - 81,996 - 1,033,838 1,318,730 48,756 74,760 -

Bank Sampoerna 177

No Sektor Ekonomi / Economy Sector

Tagihan Kepada Pemerintah/

Receivable to the Government

Tagihan Kepada Entitas

Sektor Publik / Receivables

on Public Sector Entities

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivables on Multilateral

Development Banks and International Institution

Tagihan Kepada Bank / Receivables

on Banks

Kredit Beragun Rumah Tinggal / Loans Secured by Residential

Property

Kredit Beragun Properti

Komersial / Loans Secured by Commercial Real

Estate

Kredit Pegawai/

Pensiunan/ Employee/

Retired Loans

Tagihan Kepada Usaha Mikro,

Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivables on

Micro, Small Business & Retail

Portfolio

Tagihan kepada

Korporasi / Receivables

on Corporate

Tagihan yang Telah Jatuh

Tempo / Past Due Receivables

Aset Lainnya / Other Assets

Eksposur di Unit Usaha

Syariah (apabila ada) / Exposures at Sharia Based

Business (if any)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 /Position as of 31 December 2014

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan / Agricutlure, Foundery and Forestry

- - - - - 41 - 444,272 23,609 9,620 - -

2 Perikanan / Fisheries - - - - - - - 2,464 4,656 129 - -

3 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Exploration - - - - - - - 1,684 27,249 580 - -

4 Industri pengolahan / Manufacturing - - - - - - - 31,170 63,197 761 - -

5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water - - - - - - - 234 - - - -

6 Konstruksi / Construction - - - - - 68,011 - 22,834 638 1,657 - -

7 Perdagangan besar dan eceran / Wholesale and Retail - - - - - 46 - 435,667 283,507 30,225 - -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum / Accomodation, Food and Beverage

- - - - - - - 25,302 10,319 515 - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation, Warehouse and Communication

- - - - - - - 24,053 97,321 335 - -

10 Perantara keuangan / Financial Intermediary - - - 100,491 - - - 1,204 705,524 - -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan / Real Estate, Leasing and Corporate Service

- - - - - 13,897 - 8,320 66,539 3,945 - -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib / Public Administration, Defense and Mandatory Social Insurance

- - - - - - - - - - - -

13 Jasa pendidikan / Education Service - - - - - - - 1,332 408 - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial / Healthcare and Social Activity

- - - - - - - 20,928 3,074 357 - -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya / Public Service, Socio-cultural, Entertainment and other Individual Service

- - - - - - - 11,097 25,189 565 - -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga / Household Individual Service

- - - - - - - 2,604 2,172 3 - -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya / International Agency and other Suprastate Institution

- - - - - - - - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannya / Non-limited Activity - - - - - - - - - - - -

19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector - - - - - - - - - - - -

20 Lainnya / Others 812,673 - - - - - - 672 5,328 63 74,760 -

Total 812,673 - - 100,491 - 81,996 - 1,033,838 1,318,730 48,756 74,760 -

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan178

No Sektor Ekonomi / Economy Sector

Tagihan Kepada Pemerintah/

Receivable to the Government

Tagihan Kepada Entitas

Sektor Publik / Receivables

on Public Sector Entities

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivables on Multilateral

Development Banks and International Institution

Tagihan Kepada Bank / Receivables

on Banks

Kredit Beragun Rumah Tinggal / Loans Secured by Residential

Property

Kredit Beragun Properti

Komersial / Loans Secured by Commercial Real

Estate

Kredit Pegawai/

Pensiunan/ Employee/

Retired Loans

Tagihan Kepada Usaha Mikro,

Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivables on

Micro, Small Business & Retail

Portfolio

Tagihan kepada

Korporasi / Receivables

on Corporate

Tagihan yang Telah Jatuh

Tempo / Past Due Receivables

Aset Lainnya / Other Assets

Eksposur di Unit Usaha

Syariah (apabila ada) / Exposures at Sharia Based

Business (if any)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 /Position as of 31 December 2013

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan /Agricutlure, Foundery and Forestry

- - - - - - - 153,464 10,096 2,404 - -

2 Perikanan / Fisheries - - - - - - - 1,794 - -

3 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Exploration - - - - - - - 745 28,883 228 - -

4 Industri pengolahan / Manufacturing - - - - - - - 12,999 78,072 79 - -

5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water - - - - - - - - - - - -

6 Konstruksi / Construction - - - - 92,648 - 368 1,443 50 - -

7 Perdagangan besar dan eceran / Wholesale and Retail - - - - - - - 420,936 162,212 15,394 - -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum / Accomodation, Food and Beverage

- - - - - - - 12,830 8,854 306 - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation, Warehouse and Communication

- - - - - - - 8,302 130,168 173 - -

10 Perantara keuangan / Financial Intermediary - - - 43,893 - - - 48 410,324 - -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan / Real Estate, Leasing and Corporate Service

- - - - 16,795 - 5,348 102,683 144 - -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib / Public Administration, Defense and Mandatory Social Insurance

- - - - - - - - - - - -

13 Jasa pendidikan / Education Service - - - - - - - 1,222 - - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial / Healthcare and Social Activity

- - - - - - - 7,698 1,490 - - -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya / Public Service, Socio-cultural, Entertainment and other Individual Service

- - - - - - - 6,838 8,023 - - -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga / Household Individual Service

- - - - - - - 328 3,457 - - -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya / International Agency and other Suprastate Institution

- - - - - - - - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannya / Non-limited Activity - - - - - - - - - - - -

19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector - - - - - - - - 29 - - -

20 Lainnya / Others 835,160 - - - 6,173 - - 1,588 17 54,534 -

Total 835,160 - 43,893 6,173 109,443 - 632,921 947,322 18,796 54,534 -

Tabel 2.3.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual /Disclosure of Net Receivables by Economic Sector – Bank Individually

Bank Sampoerna 179

No Sektor Ekonomi / Economy Sector

Tagihan Kepada Pemerintah/

Receivable to the Government

Tagihan Kepada Entitas

Sektor Publik / Receivables

on Public Sector Entities

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivables on Multilateral

Development Banks and International Institution

Tagihan Kepada Bank / Receivables

on Banks

Kredit Beragun Rumah Tinggal / Loans Secured by Residential

Property

Kredit Beragun Properti

Komersial / Loans Secured by Commercial Real

Estate

Kredit Pegawai/

Pensiunan/ Employee/

Retired Loans

Tagihan Kepada Usaha Mikro,

Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivables on

Micro, Small Business & Retail

Portfolio

Tagihan kepada

Korporasi / Receivables

on Corporate

Tagihan yang Telah Jatuh

Tempo / Past Due Receivables

Aset Lainnya / Other Assets

Eksposur di Unit Usaha

Syariah (apabila ada) / Exposures at Sharia Based

Business (if any)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 /Position as of 31 December 2013

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan /Agricutlure, Foundery and Forestry

- - - - - - - 153,464 10,096 2,404 - -

2 Perikanan / Fisheries - - - - - - - 1,794 - -

3 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Exploration - - - - - - - 745 28,883 228 - -

4 Industri pengolahan / Manufacturing - - - - - - - 12,999 78,072 79 - -

5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water - - - - - - - - - - - -

6 Konstruksi / Construction - - - - 92,648 - 368 1,443 50 - -

7 Perdagangan besar dan eceran / Wholesale and Retail - - - - - - - 420,936 162,212 15,394 - -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum / Accomodation, Food and Beverage

- - - - - - - 12,830 8,854 306 - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation, Warehouse and Communication

- - - - - - - 8,302 130,168 173 - -

10 Perantara keuangan / Financial Intermediary - - - 43,893 - - - 48 410,324 - -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan / Real Estate, Leasing and Corporate Service

- - - - 16,795 - 5,348 102,683 144 - -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib / Public Administration, Defense and Mandatory Social Insurance

- - - - - - - - - - - -

13 Jasa pendidikan / Education Service - - - - - - - 1,222 - - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial / Healthcare and Social Activity

- - - - - - - 7,698 1,490 - - -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya / Public Service, Socio-cultural, Entertainment and other Individual Service

- - - - - - - 6,838 8,023 - - -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga / Household Individual Service

- - - - - - - 328 3,457 - - -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya / International Agency and other Suprastate Institution

- - - - - - - - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannya / Non-limited Activity - - - - - - - - - - - -

19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector - - - - - - - - 29 - - -

20 Lainnya / Others 835,160 - - - 6,173 - - 1,588 17 54,534 -

Total 835,160 - 43,893 6,173 109,443 - 632,921 947,322 18,796 54,534 -

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan180

No Keterangan /Description

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 /Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 /Position as of 31 December 2013

Wilayah/Region Wilayah/Region

Jawa Sumatera Kalimantan Indonesia

Timur Total Jawa Sumatera Kalimantan Indonesia Timur Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Tagihan / Receivables 1,177,992 1,020,541 153,828 187,543 2,539,905 996,031 595,389 101,600 38,615 1,731,635

2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired) / Impaired Recevaibles

- - - - - - - - - -

a. Belum jatuh tempo / Immature 11,253 30,513 6,593 1,308 49,667 6,259 11,584 2,429 304 20,576

b. Telah jatuh tempo /matured 6,957 1,106 117 - 8,179 6,432 486 - - 6,918

3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual / Individual Individual Allowance for Impairment Losses

1,566 2,084 - - 3,650 2,422 970 - - 3,392

4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolek-tif / Collective Allowance for Impairment Losses

2,999 4,083 716 437 8,234 2,562 1,931 337 99 4,929

5 Tagihan yang dihapus buku / Receivables write-off 1,984 272 - - 2,257 1,188 - - - 1,188

Tabel 2.4.a.Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Disclosure of Receivables and Provisioning based on Area - Bank Individually

Bank Sampoerna 181

No Keterangan /Description

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 /Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 /Position as of 31 December 2013

Wilayah/Region Wilayah/Region

Jawa Sumatera Kalimantan Indonesia

Timur Total Jawa Sumatera Kalimantan Indonesia Timur Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Tagihan / Receivables 1,177,992 1,020,541 153,828 187,543 2,539,905 996,031 595,389 101,600 38,615 1,731,635

2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired) / Impaired Recevaibles

- - - - - - - - - -

a. Belum jatuh tempo / Immature 11,253 30,513 6,593 1,308 49,667 6,259 11,584 2,429 304 20,576

b. Telah jatuh tempo /matured 6,957 1,106 117 - 8,179 6,432 486 - - 6,918

3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual / Individual Individual Allowance for Impairment Losses

1,566 2,084 - - 3,650 2,422 970 - - 3,392

4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolek-tif / Collective Allowance for Impairment Losses

2,999 4,083 716 437 8,234 2,562 1,931 337 99 4,929

5 Tagihan yang dihapus buku / Receivables write-off 1,984 272 - - 2,257 1,188 - - - 1,188

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan182

Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual Disclosure of Receivables and Provisioning based on Economic Sectors - Bank Individually

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

No

Sektor Ekonomi / Economy Sector

Tagihan /Receivables

Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai / Receivables

with Impairment Losses“Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) Individual” /

Individual Allowance for Impairment Losses

“Cadangan kerugian penurunan nilai

(CKPN) - Kolektif” / Collective Allowance for

Impairment Losses

Tagihan yang dihapus buku

/ Write-off ReceivablesBelum

Jatuh Tempo / Immature

Telah jatuh tempo /

Mature

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of December 31, 2014

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan / Agriculture, Foundery and Forestry

471,272 - 9,594 - 1,785 -

2 Perikanan / Fisheries 7,196 - 129 - 20 -

3 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Exploration

29,745 - 1,098 593 110 -

4 Industri pengolahan / Manufacturing 93,961 - 759 - 310 -

5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water

231 - - - 0 -

6 Konstruksi / Construction 92,798 - 2,371 716 341 -

7 Perdagangan besar dan eceran / Wholesale and Retail

743,627 - 32,843 1,388 3,154 1,983

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum/ Accomodation, Food and Beverage

35,753 - 514 - 109 -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation, Warehouse and Communication

120,472 - 334 37 537 -

10 Perantara keuangan / Financial Intermediary 779,238 - - - 1,325 -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan / Leasing and Corporate Service

92,739 - 4,846 901 330 -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib / Public Administration, Defense and Mandatory Social Insurance

- - - - - -

13 Jasa pendidikan / Education Service 1,714 - - - 3 -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial / Healthcare and Social Activity

24,065 - 357 - 87 -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya / Public Service, Socio-cultural, Entertainment and other Individual Service

36,498 - 565 14 92 -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga / Household Individual Service

4,731 - 3 - 8 -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya / International Agency and other Suprastate Institution

- - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannya / Non-limited Activity

- - - - - -

19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector - - - - - -

20 Lainnya / Others 5,865 - 63 - 22 272

Total 2,539,905 - 53,478 3,650 8,234 2,255

Bank Sampoerna 183

Tabel 2.5.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual Disclosure of Receivables and Provisioning based on Economic Sectors - Bank Individually

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

No

Sektor Ekonomi / Economy Sector

Tagihan /Receivables

Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai / Receivables

with Impairment Losses“Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) Individual” /

Individual Allowance for Impairment Losses

“Cadangan kerugian penurunan nilai

(CKPN) - Kolektif” / Collective Allowance for

Impairment Losses

Tagihan yang dihapus buku

/ Write-off ReceivablesBelum

Jatuh Tempo / Immature

Telah jatuh tempo /

Mature

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Posisi Tanggal 31 Desember 2013Position as of December 31, 2013

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan / Agriculture, Foundery and Forestry

165,964 - 111 204 421 -

2 Perikanan / Fisheries 1,794 - 76 - 9 -

3 Pertambangan dan Penggalian / Miningand Exploration

29,857 - 228 756 100 -

4 Industri pengolahan / Manufacturing 91,150 - - 79 232 -

5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water

- - - - -

6 Konstruksi / Construction 93,498 - 50 7 317 -

7 Perdagangan besar dan eceran / Wholesaleand Retail

585,719 - 609 1,921 2,006 -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum/ Accomodation, Food andBeverage

21,990 - 4 - 73 -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation, Warehouse andCommunication

138,643 - 3 - 574 -

10 Perantara keuangan / Financial Intermediary 441,251 - - - 750 -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan / Leasing and Corporate Service

124,970 - 47 425 345 1,188

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib / Public Administration, Defense and Mandatory Social Insurance

- - - - -

13 Jasa pendidikan / Education Service 1,222 - - - 2 -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial / Healthcare and Social Activity

9,188 - - - 20 -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya / Public Service, Socio-cultural, Entertainment and otherIndividual Service

14,861 - - - 42 -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga / Household Individual Service

3,785 - - - 6 -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya / International Agencyand other Suprastate Institution

- - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannya / Non-limited Activity

- - - - - -

19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector 29 - - - - -

20 Lainnya / Others 7,715 - - - 32 -

Total 1,731,636 1,128 3,392 4,929 1,188

2014 Annual Report / Laporan Tahunan184

No. Keterangan / Description

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 / Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of 31 December 2013

CKPN Individual /Individual CKPN

CKPN Kolektif /Collective CKPN

CKPN Individual /Individua lCKPN

CKPN Kolektif /Collective CKPN

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Saldo awal CKPN / Allowance for Impairment Losses outstanding at the beginning of period

3,392 4,929 11,402 3,772

2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) / Net current Allowance (recovery) for impairment losses

1,822 6,902 3,392 (12)

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan / Allowance for impairment losses on current period

11,444 9,087 3,392 4,929

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan / Recovery for impairment losses on current period

(9,622) (2,185) - (4,941)

3 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan / Other allowance (recovery) on current period

- - - -

4 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihanpada peride berjalan / Impairment losses for loan writing off on current period

(1,564) (3,596) (1,188) -

Saldo akhir CKPN / Allowance for Impairment Losses at the end of period

3,650 8,235 13,606 3,761

Tabel 2.6.a.Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual /Comprehensive Disclosure of Allowance for Impairment Losses Mutation - Bank Individually

Tabel 3.2.b.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank secara IndividualDisclosure of Counterparty Risk Credit: Repo Transaction- Bank Individually

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

NoKategori Portofolio/ Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

Nilai Wajar SSB Repo

Kewajiban Repo

Tagihan Bersih

ATMRNilai Wajar SSB Repo

Kewajiban Repo

Tagihan Bersih

ATMR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government

- - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank - - - - - - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - -

6 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate

- - - - - - - -

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - - - - - -

Total - - - - - - - -

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

Bank Sampoerna 185

Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual Disclosure of Counterparty Risk Credit: Repo Reverse Transaction- Bank Individually

No Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

Tagihan Bersih / Net Receivables

Nilai MRK / MRK Value

Tagihan Bersihsetelah MRK /Net Receivables

After MRK

ATMR setelahMRK / RWA

after Credit RiskMitigation

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government

14,725 - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank - - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - -

6 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate - - - -

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - -

Total 14,725 - - -

No Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih/ Net Receivables

Nilai MRK/MRK Value

Tagihan Bersihsetelah MRK/Net Receivables

After MRK

ATMR setelahMRK/ RWAafter Credit

Risk Mitigation

(1) (2) (7) (8) (9) (10)

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government

29,364 - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank - - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - -

6 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate - - - -

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - -

Total 29,364 - - -

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan186

No.Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

ATMR /RWA

Beban Modal / Capital

Expenses

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

ATMR /RWA

Beban Modal/ Capital

Expenses

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit /Net Receivables after Credit Risk Mitigation

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredi Net Receivables after Credit Risk Mitigation

0% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/

Other0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%

Lainnya /Other

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)

A Eksposur Neraca / Exposure of Balance Sheets Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah /Receivable to Government

812,673 - - - - - - - - - - 835,160 - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik /Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional /Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank

- 24,051 - - - 76,440 - - - 30,439 - - 8,228 - - - - - - - - 8,228

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal /House collaterised Loan

- - - - - - - - - - - - - 2,161 - - - - - - - 2,161

6 Kredit Beragun Properti Komersial /Commercial Property collaterised Loan

- - - - - - - 81,996 - 76,146 - - - - - - - - 104,270 - - 104,270

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterpriseand Retail Portfolio

- - - - - - 1,033,838 - - 762,465 - - - - - - - 474,597 - - - 474,597

9 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate

- - - - - - - 1,318,730 - 1,312,662 - - - - - - - - 932,876 - - 932,876

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo /Receivable in current maturity

- - - - - - - 60 48,696 73,104 - - - - - - - - - 28,186 - 28,186

11 Aset Lainnya / Other Assets - - - - - - - - - - - 11,987 - - - - - - 26,426 1,660 - 40,073

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) /Exposure of Sharia Business Units(if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Neraca / Total Exposure of Balance Sheets 1,590,391

Tabel 4.1.a.Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara IndividualDisclosure of Net Receivables Based on Risk Weight Aft er Credit Risk Mitigation Contribution - Bank Individually

Bank Sampoerna 187

No.Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

ATMR /RWA

Beban Modal / Capital

Expenses

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

ATMR /RWA

Beban Modal/ Capital

Expenses

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit /Net Receivables after Credit Risk Mitigation

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredi Net Receivables after Credit Risk Mitigation

0% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/

Other0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%

Lainnya /Other

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)

A Eksposur Neraca / Exposure of Balance Sheets Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah /Receivable to Government

812,673 - - - - - - - - - - 835,160 - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik /Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional /Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank

- 24,051 - - - 76,440 - - - 30,439 - - 8,228 - - - - - - - - 8,228

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal /House collaterised Loan

- - - - - - - - - - - - - 2,161 - - - - - - - 2,161

6 Kredit Beragun Properti Komersial /Commercial Property collaterised Loan

- - - - - - - 81,996 - 76,146 - - - - - - - - 104,270 - - 104,270

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterpriseand Retail Portfolio

- - - - - - 1,033,838 - - 762,465 - - - - - - - 474,597 - - - 474,597

9 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate

- - - - - - - 1,318,730 - 1,312,662 - - - - - - - - 932,876 - - 932,876

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo /Receivable in current maturity

- - - - - - - 60 48,696 73,104 - - - - - - - - - 28,186 - 28,186

11 Aset Lainnya / Other Assets - - - - - - - - - - - 11,987 - - - - - - 26,426 1,660 - 40,073

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) /Exposure of Sharia Business Units(if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Neraca / Total Exposure of Balance Sheets 1,590,391

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan188

Tabel 4.1.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Disclosure of Net Receivables Based on Risk Weight After Credit Risk Mitigation Contribution - Bank Individually

No.

Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

ATMR /RWA

Beban Modal / Capital

Expenses

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

ATMR /RWA

Beban Modal/ Capital

Expenses

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit /Net Receivables after Credit Risk Mitigation

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredi Net Receivables after Credit Risk Mitigation

0% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/

Other0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%

Lainnya /Other

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)

B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif / Total Exposure of Balance Sheets

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional /Receivable to Multilateral DevelopmentBank and International Agency

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank

- - - - - - - - - - - - - - - - 700 - - - - 700 -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal /House collaterised Loan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial /Commercial Property collaterised Loan

- - - - - - - 26,078 - 26,078 - - - - - - - - 2,992 - - 2,992 -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan /Employee/ Pension Loan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - 4,120 - - 3,090 - - - - - - - 1,088 - - - 1,088 -

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate

- - - - - - - 115,697 - 115,697 - - - - - - - - 32,425 - - 32,425 -

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units(if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRA / Total Exposure of Administrative Account Transaction 37,205

Bank Sampoerna 189

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

No.

Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

ATMR /RWA

Beban Modal / Capital

Expenses

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

ATMR /RWA

Beban Modal/ Capital

Expenses

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit /Net Receivables after Credit Risk Mitigation

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredi Net Receivables after Credit Risk Mitigation

0% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/

Other0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%

Lainnya /Other

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)

B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif / Total Exposure of Balance Sheets

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional /Receivable to Multilateral DevelopmentBank and International Agency

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank

- - - - - - - - - - - - - - - - 700 - - - - 700 -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal /House collaterised Loan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial /Commercial Property collaterised Loan

- - - - - - - 26,078 - 26,078 - - - - - - - - 2,992 - - 2,992 -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan /Employee/ Pension Loan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - 4,120 - - 3,090 - - - - - - - 1,088 - - - 1,088 -

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate

- - - - - - - 115,697 - 115,697 - - - - - - - - 32,425 - - 32,425 -

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units(if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRA / Total Exposure of Administrative Account Transaction 37,205

2014 Annual Report / Laporan Tahunan190

Tabel 4.1.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Disclosure of Net Receivables Based on Risk Weight After Credit Risk Mitigation Contribution - Bank Individually

No.

Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

ATMR /RWA

Beban Modal / Capital

Expenses

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

ATMR /RWA

Beban Modal/ Capital

Expenses

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit /Net Receivables after Credit Risk Mitigation

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko KreditNet Receivables after Credit Risk Mitigation

0% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/

Other0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%

Lainnya /Other

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)

C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) / Exposure due to Counterparty Credit Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah /Receivable to Government

14.725 - - - - - - - - - - 29.364 - - - - - - - - - 29.364 -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik /Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional/Receivable to Multilateral DevelopmentBank and International Agency

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units(if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRA / Total Exposure of Administrative Account Transaction 29,364

Bank Sampoerna 191

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

No.

Kategori Portofolio / Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

ATMR /RWA

Beban Modal / Capital

Expenses

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

ATMR /RWA

Beban Modal/ Capital

Expenses

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit /Net Receivables after Credit Risk Mitigation

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko KreditNet Receivables after Credit Risk Mitigation

0% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/

Other0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%

Lainnya /Other

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)

C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) / Exposure due to Counterparty Credit Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah /Receivable to Government

14.725 - - - - - - - - - - 29.364 - - - - - - - - - 29.364 -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik /Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional/Receivable to Multilateral DevelopmentBank and International Agency

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units(if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRA / Total Exposure of Administrative Account Transaction 29,364

2014 Annual Report / Laporan Tahunan192

Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara IndividualDisclosure of Net Receivables and Credit Risk

No.Kategori Portofolio/Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih /Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Tagihan Bersih /Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

A Eksposur Neraca / Exposure of Balance Sheets Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government

812,673 - - - - 812,673 835,160 - - - - 835,160

2 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan LembagaInternasional / Receivable to Multilateral Development Bank andInternational Agency

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank

100,491 25,182 - - - 75,309 43,893 - - - - 43,893

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan

- - - - - 6,173 - - - - 6,173

6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterisedLoan

81,996 5,850 - - - 76,146 109,443 5,173 - - - 104,270

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan

- - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

1,033,838 17,218 - - - 1,016,620 632,921 125 - - - 632,796

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in current maturity

1,318,730 6,068 - - - 1,312,662 947,322 14,446 - - - 932,876

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable to current maturity

48,696 - - - - 48,696 18,796 - - - - 18,796

11 Aset Lainnya / Other Assets - - - - - - 54,534 - - - - 54,534

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Neraca / Total Exposure of Balance Sheets

3,396,424 - - - - 3,342,106 2,648,242 - - - - 2,628,498

Bank Sampoerna 193

No.Kategori Portofolio/Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih /Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Tagihan Bersih /Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

A Eksposur Neraca / Exposure of Balance Sheets Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government

812,673 - - - - 812,673 835,160 - - - - 835,160

2 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan LembagaInternasional / Receivable to Multilateral Development Bank andInternational Agency

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank

100,491 25,182 - - - 75,309 43,893 - - - - 43,893

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan

- - - - - 6,173 - - - - 6,173

6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterisedLoan

81,996 5,850 - - - 76,146 109,443 5,173 - - - 104,270

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan

- - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

1,033,838 17,218 - - - 1,016,620 632,921 125 - - - 632,796

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in current maturity

1,318,730 6,068 - - - 1,312,662 947,322 14,446 - - - 932,876

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable to current maturity

48,696 - - - - 48,696 18,796 - - - - 18,796

11 Aset Lainnya / Other Assets - - - - - - 54,534 - - - - 54,534

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Neraca / Total Exposure of Balance Sheets

3,396,424 - - - - 3,342,106 2,648,242 - - - - 2,628,498

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan194

Tabel 4.2.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara IndividualDisclosure of Net Receivables and Credit Risk

No.Kategori Portofolio/Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih/

Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Tagihan Bersih /Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /

Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

B Eksposur Rekening Adminsitratif / Exposure of Commitment/ Contingency Liabilities with Administratif Account Transaction Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government - - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank - - - - - - 1,400 - - - - 1,400

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan - - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised Loan

26,078 - - - - 26,078 2,992 - - - - 2,992

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

4,120 - - - - 4,120 1,451 - - - - 1,451

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in current maturity

115,697 - - - - 115,697 32,425 - - - - 32,425

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity

- - - - - - - - - - - -

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Rekening Administratif / Total Exposure of Administrative Account Transaction

145,895 - - - - 145,895 38,268 - - - - 38,268

Bank Sampoerna 195

No.Kategori Portofolio/Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih/

Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Tagihan Bersih /Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /

Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

B Eksposur Rekening Adminsitratif / Exposure of Commitment/ Contingency Liabilities with Administratif Account Transaction Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government - - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank - - - - - - 1,400 - - - - 1,400

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan - - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised Loan

26,078 - - - - 26,078 2,992 - - - - 2,992

7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

4,120 - - - - 4,120 1,451 - - - - 1,451

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in current maturity

115,697 - - - - 115,697 32,425 - - - - 32,425

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity

- - - - - - - - - - - -

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Rekening Administratif / Total Exposure of Administrative Account Transaction

145,895 - - - - 145,895 38,268 - - - - 38,268

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan196

No.Kategori Portofolio/Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih/

Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Tagihan Bersih /Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /

Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

C Eksposur Counterparty Credit Risk / Exposure due to Counterparty Credit Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 14725 - - - - 14,725 29,364 - - - - 29,364

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank - - - - - - - - - - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - - - - - -

6 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in current maturity

- - - - - - - - - - - -

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Counterparty Credit Risk / Total Exposure of Counterparty Credit Risk

14,725 - - - - 14,725 29,364 - - - - 29,364

Total (A+B+C) 3,557,044 - - - - 3,502,726 2,715,874 - - - - 2,696,130

Tabel 4.2.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara IndividualDisclosure of Net Receivables and Credit Risk

Bank Sampoerna 197

No.Kategori Portofolio/Category of Portfolio

Posisi Tanggal 31 Desember 2014/ Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013/ Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih/

Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Tagihan Bersih /Net Receivables

Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /

Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

Agunan / Collateral

Garansi / Guarantee

Asuransi Kredit /Loan Insurance

Lainnya /Others

“Bagian Yang Tidak Dijamin” /Non-collaterised

Share

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

C Eksposur Counterparty Credit Risk / Exposure due to Counterparty Credit Risk

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 14725 - - - - 14,725 29,364 - - - - 29,364

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank - - - - - - - - - - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - - - - - -

6 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in current maturity

- - - - - - - - - - - -

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)

- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Counterparty Credit Risk / Total Exposure of Counterparty Credit Risk

14,725 - - - - 14,725 29,364 - - - - 29,364

Total (A+B+C) 3,557,044 - - - - 3,502,726 2,715,874 - - - - 2,696,130

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan198

NoKategori Portofolio /

Portfolio Category

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 /Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 /Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih /

NetReceivables

ATMR Sebelum

MRK /RWAbefore CreditRisk

Mitigation

ATMR Setelah MRK /

RWA afterCredit RiskMitigation

Tagihan Bersih /

NetReceivables

ATMR Sebelum

MRK /RWAbefore CreditRisk

Mitigation

ATMR Setelah MRK /

RWA afterCredit RiskMitigation

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivables on Sovereigns

812,673 - - 835,160 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik /Receivables on Public Sector Entities

- - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank PembangunanMultilateral dan Lembaga Internasional /Receivables on Multilateral DevelopmentBanks and International Institution

- - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank / Receivables on Banks

100,491 43,030 30,439 43,893 18,072 8,228

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal /Loans Secured by Residential Property

- - - 6,173 2,161 2,161

6 Kredit Beragun Properti Komersial /Loans Secured by Commercial Real Estate

81,996 81,996 76,146 109,443 109,443 104,270

7 Kredit Pegawai/Pensiunan /Employee/ Retired Loans

- - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecildan Portofolio Ritel / Receivables on Micro,Small Business & Retail Portfolio

1,033,838 775,379 762,465 632,921 474,691 474,597

9 Tagihan kepada Korporasi / Receivables on Corporate

1,318,730 1,318,730 1,312,662 947,322 947,322 932,876

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo / Past Due Receivables

48,756 73,104 73,104 18,796 28,186 28,186

11 Aset Lainnya / Other Assets 74,760 - 56,641 54,534 - 40,073

Total 3,471,244 2,292,239 2,311,457 2,648,242 1,579,875 1,590,391

Tabel 6.1.1.Pengungkapan Eksposur Aset di NeracaDisclosure of On Balance Sheet Assets Exposures

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko KreditDisclosure of Total Credit Risk Management

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 /Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 /Position as of 31 December 2013

TOTAL ATMR RISIKO KREDIT / TOTAL RWA CREDIT RISK

2,456,322 1,627,596

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL / TOTAL DEDUCTING FACTOR OF CAPITAL

- -

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

Bank Sampoerna 199

NoKategori Portofolio /

Portfolio Category

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 /Position as of 31 December 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 /Position as of 31 December 2013

Tagihan Bersih /

NetReceivables

ATMR Sebelum

MRK /RWAbefore CreditRisk

Mitigation

ATMR Setelah MRK /

RWA afterCredit RiskMitigation

Tagihan Bersih /

NetReceivables

ATMR Sebelum

MRK /RWAbefore CreditRisk

Mitigation

ATMR Setelah MRK /

RWA afterCredit RiskMitigation

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1Tagihan Kepada Pemerintah / Receivableson Sovereigns - - - - - -

2Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik /Receivables on Public Sector Entities - - - - - -

3

Tagihan Kepada Bank PembangunanMultilateral dan Lembaga Internasional /Receivables on Multilateral DevelopmentBanks and International Institution

- - - - - -

4Tagihan Kepada Bank / Receivables onBanks - - - 1,400 700 700

5Kredit Beragun Rumah Tinggal / LoansSecured by Residential Property - - - - - -

6Kredit Beragun Properti Komersial / LoansSecured by Commercial Real Estate 26,078 26,078 26,078 2,992 2,992 2,992

7Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Retired Loans - - - - - -

8Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecildan Portofolio Ritel / Receivables on Micro,Small Business & Retail Portfolio

4,120 3,090 3,090 1,451 1,088 1,088

9Tagihan kepada Korporasi / Receivables onCorporate 115,697 115,697 115,697 32,425 32,425 32,425

10Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo / PastDue Receivables - - - - - -

Total 145,895 144,865 144,865 38,268 37,205 37,205

Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening AdministratifDisclosure of Exposure on Off Balance Sheet Commitment/Contingency

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

No

Pendekatan Yang Digunakan /

Approach

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 /Positionas of December 31, 2014

Posisi Tanggal 31 Desember 2013 /Positionas of December 31, 2013

PendapatanBruto

(Rata-rata 3tahun

terakhir) /Gross Revenue(average of 3

Beban Modal/ CapitalExpenses

ATMR / RWA

PendapatanBruto

(Rata-rata 3tahun

terakhir) /Gross Revenue(average of 3

last years)

Beban Modal/ CapitalExpenses

ATMR / RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pendekatan Indikator Dasar / Basic Indicator Approach

109,475 16,421 205,266 73,978 11,097 138,709

Total 109,475 16,421 205,266 73,978 11,097 138,709

Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara IndividualDisclosure of Operational Risk Quantitative - Bank Individually

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan200

Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara IndividualDisclosure of Rupiah Maturity Profile – Bank Individually

No. Pos-pos / Accounts

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 / Position as of 31 December 2014 Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of 31 December 2013

Saldo /Outstanding

Jatuh Tempo / Maturity

Saldo /Outsanding

Jatuh Tempo / Maturity

< 1 bulan /month

> 1 bulan s.d. 3bulan /

>1 month to 3months

> 3 bulan s.d. 6bulan /

> 3 months to 6months

> 6 bulan s.d.12 bulan /

> 6 moths to 12months

> 12 bulan / > 12 months

< 1 bulan /month

> 1 bulan s.d. 3bulan /

>1 month to 3months

> 3 bulan s.d. 6bulan /

> 3 months to 6months

> 6 bulan s.d.12 bulan /

>6 months to 12months

> 12 bulan / > 12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

I NERACA Balance / Sheets

A Aset / Assets1 Kas / Cash 18,672 18,672 - - - - 15,014 15,014 - - - -

2 Penempatan pada Bank Indonesia / Placement with Bank Indonesia

707,673 568,915 65,955 43,835 28,968 - 835,160 721,102 - 52,726 61,332 -

3 Penempatan pada bank lain / Placement with Other Banks

24,051 24,051 - - - - 12,916 12,916 - - - -

4 Surat Berharga / Securities 105,000 - - - - 105,000 - - - - - -

5 Kredit yang diberikan / Loan 2,539,905 36,087 59,783 84,173 324,257 2,035,605 1,731,636 38,835 53,183 93,563 199,550 1,346,505

6 Tagihan lainnya / Other Receivables 14,725 14,725 - - 29,364 29,364

7 Lain-lain / Others 73,788 3,829 14,678 248 5,149 49,884 30,191 6,015 5,671 1,623 2,799 14,083

Total Aset / Total Assets 3,483,814 666,279 140,416 128,256 358,374 2,190,489 2,654,281 823,246 58,854 147,912 263,681 1,360,588

B Kewajiban / Liabilities1 Dana Pihak Ketiga / Third Party Fund 2,715,219 1,902,435 738,910 67,947 5,927 - 2,100,145 1,514,193 440,436 139,948 5,568 -

2 Kewajiban pada Bank Indonesia / Liabilities with Bank Indonesia

- - - - - - - - - - - -

3 Kewajiban pada bank lain / Liabilities with Other Banks

13,803 9,203 3,800 800 - - 13,507 12,057 650 800 - -

4 Surat Berharga yang Diterbitkan / Securities Issued

- - - - - - - - - - - -

5 Pinjaman yang Diterima / Borrowing 50,000 - 50,000 - - - 50,000 - 50,000 - - -

6 Kewajiban lainnya / Other Liabilities - - - - - - - - - - - -

7 Lain-lain / Others 44,856 18,591 3,828 17,126 108 5,203 28,904 11,015 1,705 533 11,696 3,955

Total Kewajiban / Total Liabilities 2,823,878 1,930,229 796,538 85,873 6,035 5,203 2,192,556 1,537,265 492,791 141,281 17,264 3,955

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca / Net assets to liabilities in Balance Sheet

659,936 (1,263,950) (656,122) 42,383 352,339 2,185,286 461,725 (714,019) (433,937) 6,631 246,417 1,356,633

II REKENING ADMINISTRATIF / Off-Balance SheetA Tagihan Rekening Administratif / Off-Balance Sheet

Receivables1 Komitmen / Commitment - - - - - - - - - - - -

2 Kontijensi / Contingency - - - - - - - - - - - -

Total Tagihan Rekening Administratif / Total Off-Balance Sheet Receivables

- - - - - - - - - - - -

B Kewajiban Rekening Administratif / Off-Balance Sheet Liabilities

1 Komitmen / Commitment 314,433 8,577 3,695 14,667 160,299 127,195 80,736 16,493 7,362 8,562 28,778 19,541

2 Kontijensi / Contingency - - - - - - - - - - - -

Total Kewajiban Rekening Administratif / Total Off-Balance Sheet Liabilities

314,433 8,577 3,695 14,667 160,299 127,195 80,736 16,493 7,362 8,562 28,778 19,541

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif / Net Off-Balance Sheet Receivables and Liabilities

(314,433) (8,577) (3,695) (14,667) (160,299) (127,195) (80,736) (16,493) (7,362) (8,562) (28,778) (19,541)

Selisih / Net [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 345,503 (1,272,527) (659,817) 27,716 192,040 2,058,091 380,989 (730,512) (441,299) (1,931) 217,639 1,337,092

Selisih Kumulatif / Cumulative Differences - (730.512) (1.171.811) (1.173.742)

- (1,272,527) (1,932,344) (1,904,628) (1,712,588) 345,503 - (730,512) (1,171,811) (1,173,742) (956,103) 380,989

Bank Sampoerna 201

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)No.

Pos-pos / Accounts

Posisi Tanggal 31 Desember 2014 / Position as of 31 December 2014 Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of 31 December 2013

Saldo /Outstanding

Jatuh Tempo / Maturity

Saldo /Outsanding

Jatuh Tempo / Maturity

< 1 bulan /month

> 1 bulan s.d. 3bulan /

>1 month to 3months

> 3 bulan s.d. 6bulan /

> 3 months to 6months

> 6 bulan s.d.12 bulan /

> 6 moths to 12months

> 12 bulan / > 12 months

< 1 bulan /month

> 1 bulan s.d. 3bulan /

>1 month to 3months

> 3 bulan s.d. 6bulan /

> 3 months to 6months

> 6 bulan s.d.12 bulan /

>6 months to 12months

> 12 bulan / > 12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

I NERACA Balance / Sheets

A Aset / Assets1 Kas / Cash 18,672 18,672 - - - - 15,014 15,014 - - - -

2 Penempatan pada Bank Indonesia / Placement with Bank Indonesia

707,673 568,915 65,955 43,835 28,968 - 835,160 721,102 - 52,726 61,332 -

3 Penempatan pada bank lain / Placement with Other Banks

24,051 24,051 - - - - 12,916 12,916 - - - -

4 Surat Berharga / Securities 105,000 - - - - 105,000 - - - - - -

5 Kredit yang diberikan / Loan 2,539,905 36,087 59,783 84,173 324,257 2,035,605 1,731,636 38,835 53,183 93,563 199,550 1,346,505

6 Tagihan lainnya / Other Receivables 14,725 14,725 - - 29,364 29,364

7 Lain-lain / Others 73,788 3,829 14,678 248 5,149 49,884 30,191 6,015 5,671 1,623 2,799 14,083

Total Aset / Total Assets 3,483,814 666,279 140,416 128,256 358,374 2,190,489 2,654,281 823,246 58,854 147,912 263,681 1,360,588

B Kewajiban / Liabilities1 Dana Pihak Ketiga / Third Party Fund 2,715,219 1,902,435 738,910 67,947 5,927 - 2,100,145 1,514,193 440,436 139,948 5,568 -

2 Kewajiban pada Bank Indonesia / Liabilities with Bank Indonesia

- - - - - - - - - - - -

3 Kewajiban pada bank lain / Liabilities with Other Banks

13,803 9,203 3,800 800 - - 13,507 12,057 650 800 - -

4 Surat Berharga yang Diterbitkan / Securities Issued

- - - - - - - - - - - -

5 Pinjaman yang Diterima / Borrowing 50,000 - 50,000 - - - 50,000 - 50,000 - - -

6 Kewajiban lainnya / Other Liabilities - - - - - - - - - - - -

7 Lain-lain / Others 44,856 18,591 3,828 17,126 108 5,203 28,904 11,015 1,705 533 11,696 3,955

Total Kewajiban / Total Liabilities 2,823,878 1,930,229 796,538 85,873 6,035 5,203 2,192,556 1,537,265 492,791 141,281 17,264 3,955

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca / Net assets to liabilities in Balance Sheet

659,936 (1,263,950) (656,122) 42,383 352,339 2,185,286 461,725 (714,019) (433,937) 6,631 246,417 1,356,633

II REKENING ADMINISTRATIF / Off-Balance SheetA Tagihan Rekening Administratif / Off-Balance Sheet

Receivables1 Komitmen / Commitment - - - - - - - - - - - -

2 Kontijensi / Contingency - - - - - - - - - - - -

Total Tagihan Rekening Administratif / Total Off-Balance Sheet Receivables

- - - - - - - - - - - -

B Kewajiban Rekening Administratif / Off-Balance Sheet Liabilities

1 Komitmen / Commitment 314,433 8,577 3,695 14,667 160,299 127,195 80,736 16,493 7,362 8,562 28,778 19,541

2 Kontijensi / Contingency - - - - - - - - - - - -

Total Kewajiban Rekening Administratif / Total Off-Balance Sheet Liabilities

314,433 8,577 3,695 14,667 160,299 127,195 80,736 16,493 7,362 8,562 28,778 19,541

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif / Net Off-Balance Sheet Receivables and Liabilities

(314,433) (8,577) (3,695) (14,667) (160,299) (127,195) (80,736) (16,493) (7,362) (8,562) (28,778) (19,541)

Selisih / Net [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 345,503 (1,272,527) (659,817) 27,716 192,040 2,058,091 380,989 (730,512) (441,299) (1,931) 217,639 1,337,092

Selisih Kumulatif / Cumulative Differences - (730.512) (1.171.811) (1.173.742)

- (1,272,527) (1,932,344) (1,904,628) (1,712,588) 345,503 - (730,512) (1,171,811) (1,173,742) (956,103) 380,989

(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan202

Kepedulian & Tanggung Jawab

SosialCorporate Social Responsibility

2014 Laporan TahunanAnnual Report

2014 Annual Report / Laporan Tahunan204

S ebagai bisnis yang memiliki kepentingan dalam pertumbuhan perekonomian skala kecil, mikro

dan menengah di kalangan masyarakat di mana kami berada, Bank Sampoerna menyadari sepenuhnya bahwa kegiatan operasionalnya dalam industri perbankan harus dibarengi dengan sejumlah inisiatif yang ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Dengan dilaksanakannya inisiatif yang merupakan perwujudan dari kepedulian dan tanggung jawab sosial kami, sebagaimana diamanatkan oleh nilai-nilai falsafah yang kami anut yaitu Sampoerna Way, kami berharap agar perekonomian setempat dapat berkembang dengan lebih pesat dan pada akhirnya akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Kegiatan-kegiatan yang telah kami lakukan di tahun 2014 berkenaan dengan peningkatan kualitas hidup dan pengembangan ekonomi masyarakat terbagi menjadi lima aspek utama, yaitu pendidikan, kesehatan, sosial, bantuan bencana alam yang bersifat nasional, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility

As a business that is concerned with the economic growth of micro, small, and medium enterprises

in the society in which we are present, we at Bank Sampoerna are fully aware that our operational activities in the banking industry should go hand in hand with the initiatives aimed at improving the lives of local communities. With the implementation of initiatives that made our concern and our social responsibility manifest, as mandated by our overarching philosophy called the Sampoerna Way, we hope that the local economy will grow more rapidly and eventually will benefit all parties.

Our activities conducted in 2014 with regard to improving the quality of life and economic development of the society were categorized into five main aspects, namely education, health, social efforts, relief for natural disasters occurring in the country, and empowerment of local economies.

Bank Sampoerna 205

Di bidang pendidikan, pada tahun 2014 Bank Sampoerna terus melaksanakan program beasiswa baik secara internal maupun eksternal khususnya bagi siswa-siswa berprestasi. Bank juga terlibat aktif dalam mendukung program Literasi Keuangan yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan menyelenggarakan program edukasi perbankan kepada siswa, mahasiswa, dan masyarakat luas.

Edukasi tentang literasi keuangan disampaikan oleh Bank salah satunya di SD Sumbangsih di Jakarta, dengan audiens meliputi para siswa dan orang tua murid. Bank juga mengundang mahasiswa dari Universitas Pancasila untuk berkunjung ke Kantor Pusat untuk mengenal Bank Sampoerna lebih dalam dan bagaimana Nilai-nilai Perusahaan diterapkan. Di samping itu, Bank juga menyumbangkan buku-buku cerita dan pelajaran dan perangkat komputer ke sejumlah perpustakaan sekolah.

Di bidang kesehatan, Bank secara rutin menyelenggarakan program donor darah di beberapa cabangnya, menjalin kerjasama dengan Palang Merah Indonesia. Kegiatan donor darah di tahun 2014 berlangsung antara lain di Jakarta, Surabaya, dan Palembang.

As regards education, in 2014 the Bank continued to offer Sampoerna scholarship programs both internally and externally, especially to top-performing students. The Bank is actively involved in supporting the Financial Literacy program initiated by the Financial Services Authority (OJK), by organizing banking education program for students, college students, and the community at large.

Financial literacy education program was organized by the Bank among others at SD Sumbangsih Jakarta, with participants including the elementary school students and parents. The Bank also welcomed students from University of Pancasila during their visit to the Bank’s headquarters to learn more about Bank Sampoerna and how the Corporate Values are applied in the Bank. In addition, the Bank also donated storybooks and educational books and computer equipment to school libraries.

In the health sector, the Bank regularly organizes blood drives at its branches, in cooperation with the Indonesian Red Cross. Blood donation activities in 2014 took place among others in Jakarta, Surabaya, and Palembang.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan206

Bank Sampoerna memiliki tim khusus yang dinamakan Sahabat Siaga Bencana (SSB) untuk secara cepat merespons bencana alam yang menimpa jajaran Bank Sampoerna, dengan memberikan bantuan yang dirasakan tepat guna, yang umumnya berupa pakaian, pangan, dan obat-obatan. Dalam penerapannya, tim SSB Bank berkolaborasi dengan unit usaha lain di Sampoerna Financial Group dalam merealisasikan bantuan yang diberikan.

Setiap bulan suci Ramadhan, Bank Sampoerna mengundang kaum yatim piatu untuk berbagi berkah dalam suasana kebersamaan dan juga dalam bentuk donasi kepada yayasan yatim piatu. Donasi juga diberikan sewaktu-waktu kepada beberapa panti werda.

Dalam bidang pemberdayaan ekonomi, kami kerap memberikan edukasi pada para pengusaha mikro dan kecil di daerah-daerah mengenai cara-cara memulai bisnis dan menjadi pewirausaha muda. Hingga akhir 2014, Bank Sampoerna bekerja sama dengan Sahabat UKM telah mendampingi kira-kira 300 orang pewirausaha muda, yang menerima pembekalan teori dan praktik berikut pendampingan dari beberapa pengusaha UMKM yang tergolong sukses. Kegiatan ini di tahun 2014 difokuskan di wilayah Jawa Timur, bekerja sama dengan koperasi binaan Bank Sampoerna yaitu Koperasi Mitra Sejati.

Bank Sampoerna has established a dedicated team called the Sahabat Siaga Bencana (SSB) to rapidly respond to natural disasters that struck any member of Bank Sampoerna, by providing proper assistance, generally in the form of clothing, food, and medicine. In its implementation, the Bank’s SSB team collaborates with other business units in the Sampoerna Financial Group in extending the assistance.

During the month of Ramadhan, Bank Sampoerna usually invites orphans to enjoy an atmosphere of togetherness and gives donation to orphanages. Donation is also given at times to nursing homes.

In the economic empowerment front, we often conduct knowledge sharing sessions for micro and small business entrepreneurs in various areas on how to start a business and become a young entrepreneur. By the end of 2014, Bank Sampoerna in collaboration with Sahabat UKM had assisted approximately 300 young entrepreneurs, who received a briefing on theories and hands-on practice and mentoring from some really successful SME entrepreneurs. Such activities in 2014 were focused in East Java, in collaboration with Koperasi Mitra Sejati, one of the partners of Bank Sampoerna.

Bank Sampoerna 207

Dalam rangka mendekatkan diri dengan para debitur yang usahanya kami bantu, Bank Sampoerna melibatkan stafnya dalam kegiatan Serving Day. Tujuan program ini adalah memperdalam pemahaman staf kami mengenai kegiatan bisnis dan perkembangan para debitur yang kami layani.

Seluruh kegiatan sebagaimana dijelaskan di atas menghabiskan biaya total Rp250 juta di tahun 2014. Pada tahun 2015, Bank akan semakin meningkatkan kualitas dan frekuensi kegiatan sosialnya, khususnya dalam mendukung program Literasi Keuangan. Pendekatan yang akan kami gunakan untuk program ini adalah pendekatan berbasis komunitas, yang kami rasa sesuai dengan segmen pasar yang kami layani, yakni kalangan ekonomi mikro, kecil, dan menengah, serta pengusaha muda. Dalam memberikan edukasi literasi keuangan, kami akan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga terafiliasi, seperti Putera Sampoerna Foundation.

Bank juga telah berencana untuk mengembangkan program-program CSR yang bersifat berkelanjutan, melalui pemberdayaan dan pengembangan komunitas, kegiatan bakti sosial, dan aktivitas lainnya, dengan tetap memperhatikan kesesuaian setiap aktivitas dengan visi dan misi Bank Sampoerna.

In order to be forge a strong relationship with our debtors, Bank Sampoerna conducted the Serving Day involving all of its staff. The purpose of this program is to deepen the understanding among our staff about the business activities and progress of our debtors.

All the abovementioned activities cost a total of Rp250 million in 2014. In 2015, the Bank will further improve the quality and frequency of its social activities, particularly in its support for the Financial Literacy program. The community-based approach will be used for this program, as we think it appropriate with the market segments that we serve, namely the micro, small, and medium enterprises, as well as young entrepreneurs. In providing financial literacy education, we will continue to collaborate with affiliated institutions such as the Putera Sampoerna Foundation.

The Bank has also developed a plan to create sustainable CSR programs through community empowerment and development, social service activities, and other activities, with due consideration of how suitable each activity will be with the vision and mission of Bank Sampoerna.

Rencana Strategis & Proyeksi ke Depan

Strategic Plans & Projections

2014 Laporan Tahunan Annual Report

2014 Annual Report / Laporan Tahunan210

Rencana Strategis & Proyeksi ke DepanStrategic Plans & Projections

Arah Kebijakan Umum Bank

S ejalan dengan misi pemegang saham mayoritas, arah kebijakan umum Bank adalah memberdayakan

skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dengan tetap menekankan prinsip kehati-hatian dan mengacu pada prinsip pemberian kredit yang sehat. Kebijakan ini sesuai dengan strata yang dipilih Bank dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yaitu Bank dengan fokus pada segmen UMKM sesuai dengan PBI No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Terkait dengan PBI No.14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan Modal Inti Bank, saat ini Bank termasuk dalam kelompok BUKU 1 dengan Modal Inti di bawah Rp1 triliun. Dalam mendukung rencana perkembangan Bank, Manajemen dan Pemegang Saham Bank berencana memenuhi permodalan Bank untuk masuk dalam kelompok BUKU 2 paling lambat pada bulan Juni 2016 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Dalam jangka pendek, Bank tetap fokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan Sistem Teknologi Informasi (TI), peluncuran beberapa produk/aktivitas baru, perbaikan komposisi dana pihak ketiga (CASA), peningkatan brand awareness secara selektif dan konsisten, perluasan jaringan kantor sebagai investasi jangka panjang untuk mendukung tercapainya visi dan misi Bank. Bank tetap akan fokus pada segmen bisnis UMKM dengan mengarah kepada Emerging UKM untuk plafon Rp1–3 miliar dan Super Mikro untuk plafon Rp500 juta–1 miliar.

Bank telah menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi sesuai dengan arah kebijakan umum Bank yang mencakup fokus pada peningkatan kualitas SDM yang seimbang, risk awareness dan budaya kepatuhan, peluncuran produk/aktivitas baru, pengembangan sistem TI, serta perluasan jaringan kantor untuk menopang pertumbuhan Bank. Rencana-rencana tersebut dijelaskan di bawah ini.

General Policy Direction of the Bank

In line with the mission of the majority Shareholder, the general policy direction of the Bank is to empower

the Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) by complying with the principle of prudence and sound lending. This policy is in line with the level selected by the Bank in the Indonesian Banking Architecture, i.e. for banks with focus on MSME segment in accordance with the PBI No.14/22/PBI/2012 dated 21 December 2012 on Loan or Financing by Commercial Banks and Technical Assistance for Developing the Micro, Small, and Medium Enterprises.

Pursuant to PBI No.14/26/PBI/2012 dated 27 December 2012 on Business Activities and Office Network based on Bank’s Core Capital, curently the Bank is categorized as a BUKU 1 Bank with Core Capital below Rp1 trillion. In supporting the Bank’s growth plan, the Management and Shareholders of the Bank have planned to inject additional capital to the Bank to enter the BUKU 2 category at the latest by June 2016, in accordance with the Bank Indonesia Regulations.

In the short term, the Bank remains focused on the quality enhancement of its human resources, development of its information technology system, launching of new products and activities, improvement of CASA ratio, selective and consistent improvement of brand awareness, and expansion of branch network, to achieve the Bank’s vision and mission. The Bank shall remain focused on the MSME segment by targeting Emerging SME with loan amount ranging from Rp1–3 billion and Super Micro with loan amount ranging from Rp500 million–1 billion.

The Bank has formulated a set of strategies to achieve its vision and mission in line with the Bank’s general policy direction, including focus on a balanced improvement of workforce quality, risk awareness and compliance culture, launching of new products and activities development of information technology system, and expansion of branch network to buttress the Bank’s growth. The plans are outlined in greater detail below.

Bank Sampoerna 211

Rencana PendanaanUntuk tahun 2015–2017, Bank telah menyusun rencana strategis terkait aspek pendanaannya sebagai berikut:

1. Optimalisasi kegiatan penghimpunan dana pihak ketiga (funding) melibatkan seluruh tenaga pemasaran dan peningkatan brand awareness

2. Penggalian potensi komunitas lokal di daerah-daerah kantor cabang khusus funding untuk pengembangan dana murah

3. Pemanfaatan potensi nasabah dari grup usaha dan rekan bisnisnya

4. Peluncuran produk-produk simpanan yang atraktif dari segi bunga kompetitif dan fitur yang beragam

5. Membangun layanan alternatif seperti ATM, kartu debit, internet banking dan layanan lainnya

Rencana Penyaluran DanaUntuk tahun 2015–2017, Bank telah menyusun rencana strategis terkait aspek pengeluaran dananya sebagai berikut:

1. Mempertajam fokus bisnis di segmen UMKM terutama kredit-kredit dengan limit yang sesuai untuk Emerging UKM dan Super Mikro

2. Menjalin kerjasama dengan perusahaan komersial yang menyediakan alat-alat produksi bagi pengusaha UMKM agar Bank memiliki akses untuk pembiayaan tersebut

3. Menempatkan tenaga pemasaran di lokasi tertentu seperti di cabang koperasi, distributor dan lokasi lainnya yang terafiliasi dan bermitra usaha dengan Bank

4. Perluasan pasar dengan membuka jaringan kantor baru di daerah-daerah yang dianggap strategis ataupun merelokasi kantor yang sudah ada ke tempat yang dipandang lebih sesuai dengan target pasar Bank

5. Melakukan kerja sama strategis dengan pihak ketiga, seperti koperasi termasuk koperasi karyawan, BPR, perusahaan pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan komposisi kredit yang sehat

6. Meluncurkan produk kredit multi guna yang dipasarkan selektif

Rencana Penerbitan Produk dan Pelaksanaan Aktivitas BaruUntuk mendukung pengembangan usahanya, Bank akan melakukan peluncuran produk dan aktivitas baru antara lain:

1. Produk-produk tabungan baru untuk segmen dan kategori nasabah tertentu

2. Produk deposito yang lebih menarik bagi nasabah

3. Perluasan pilihan produk, layanan, dan channel bagi nasabah dalam melakukan pembayaran

Funding PlansFor 2015–2017, the Bank has formulated strategic plans as regards its funding aspect, as follows:

1. Optimization of third party funding by employing all marketing personel and brand awareness improvement

2. Exploration of new potentials from local communities in funding-oriented branch offices to obtain low-cost funds

3. Tapping of potentials from customers of the group and the business partners

4. Launching of new and attractive savings products with competitive interest rates and various features

5. Developing alternative services such as ATM, debit card, internet banking and other services

Lending PlansFor 2015–2017, the Bank has formulated strategic plans as regards its lending aspect, as follows:

1. Sharpening of business focus in MSME segment, in particular on loans whose limits are within the Emerging SME and Super Micro segments

2. Partnership with commercial companies that provide production equipments for MSMEs so that the Bank acquires access to such financing

3. Placement of marketing staff at various locations, such as branches of cooperatives, distributors and other location wich are affiliated and partnering with the Bank

4. Market expansion by opening new branch offices in areas considered as strategic, or relocation of branch offices to locations deemed more appropriate for serving the Bank’s target market

5. Strategic partnership with third parties, such as cooperatives (including employee cooperatives), rural banks, financing companies, and other financial institutions by abiding to the prudential banks & sound loan portfolio

6. Launching of multipurpose loan to be marketed selectively

New Products & Activities Launching Plans

To support its business development, the Bank plans to launch new products and activities, among others:

1. New savings products for certain customer segments and categories

2. Time deposit products that are more attractive to customers

3. Diversification of products, services, and channels to assist customers in making bills payment, loan

2014 Annual Report / Laporan Tahunan212

tagihan rutin, cicilan, dan pembayaran lainnya4. Pengembangan fitur produk kredit produktif dan

kredit konsumer secara selektif

Rencana Pengembangan Jaringan KantorDi tahun 2015 Bank berencana melakukan relokasi dan menambah jaringan kantornya, sebagai berikut:

1. Relokasi Kantor Cabang Wisma Sejahtera dan Kantor Cabang Palembang serta Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading dan Kantor Cabang Pembantu Fatmawati ke lokasi lain yang dirasakan lebih strategis

2. Pembukaan Kantor Cabang di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat, Lampung dan Kantor Cabang Pembantu di Jakarta, Sumatra Selatan, dan Papua

Rencana Pengembangan Organisasi & Sumber Daya ManusiaPengembangan organisasi akan dilakukan secara efektif untuk mendukung sasaran-sasaran Bank, antara lain melalui:

1. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen:a. Implementasi core banking system baru

dan pemutakhiran modul-modul secara umum

b. Pemindahan pengelolaan Data Center dan Disaster Recovery Center

c. Penerapan Document Management System

d. Pengembangan Loan Origination Systeme. Pengembangan sistem portal internal

bagi karyawan

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia:a. Penambahan jumlah karyawan khususnya

di fungsi pemasaran, kredit, dan operasional

b. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dengan biaya minimum 5% dari total biaya tenaga kerja

c. Sertifikasi karyawan sesuai persyaratan di industri perbankan

Rencana PermodalanPemegang saham Bank berencana menambah setoran modal tahap V di tahun 2015 sebesar minimal Rp100 miliar, sebagai perwujudan komitmennya kepada Bank Indonesia. Pemegang Saham Pengendali juga berkomitmen menambah modal Bank sesuai perkembangan usaha Bank untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia dan OJK. Diperkirakan jumlah modal disetor di tahun 2015 mencapai Rp650 miliar.

repayment, and other payments4. Enhancement of features for productive loans and

consumer loans, selectively

Office Network Development PlansIn 2015 the Bank plans to relocate some of its branch offices and to open new ones, as follows:

1. Relocation of Branch Offices Wisma Sejahtera and Palembang, and Sub-Branch Offices Kelapa Gading and Fatmawati to other locations deemed more strategic

2. Opening of Branch Offices in North Sumatera, South Sulawesi, Papua, West Papua, Lampung, and Sub-Branch Offices in Jakarta, South Sumatra, and Papua

Organizational & Human Resources Development PlansOrganizational development will be done effectively in supporting the achievement of the Bank’s goals, among others through:

1. Management Information System Development:a. Implementation of the new core banking

system and general updating of existing modules

b. Migration of Data Center management and Disaster Recovery Center

c. Implementation of Document Management System

d. Development of Loan Origination Systeme. Development of internal portal for

employees

2. Human Resources Development:a. Recruitment of employees in particular for

marketing, credit, and operations functions

b. Training and competence development with a minimum share of 5% of total employee costs

c. Employee certification in line with the requirements in the banking industry

Capital PlansShareholders of the Bank plan to execute capital injection phase V in 2015 with a minimum of Rp100 billion, as per their commitment to Bank Indonesia. The Controlling Shareholder is also committed to increase the Bank’s capital in line with the Bank’s business growth to meet the regulations of Bank Indonesia and the Financial Services Authority. In 2015 the Bank’s paid in capital is expected to reach Rp650 billion.

Bank Sampoerna 213

Target Jangka Pendek & Menengah

Target Jangka Pendek:1. Mempertahankan Risk Based Bank Rating (RBBR)

dan Good Corporate Governance (GCG) pada peringkat 2.

2. Tingkat pertumbuhan penyaluran kredit 57%.3. Tingkat pertumbuhan dana pihak ketiga 57%.4. Peningkatan kompetensi dan keahlian SDM.

5. Peningkatan penerapan manajemen risiko.6. Peningkatan kualitas pengendalian internal.7. Peningkatan jumlah modal inti menjadi Rp724

miliar dan tingkat NPL di bawah 5%.8. Jumlah aset yang diambil alih stabil.9. Penerapan prinsip Know Your Customer dalam

rangka pelaksanaan Anti Pencucian Ulang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

Target Jangka Menengah:1. Mempertahankan RBBR pada peringkat 2 dan

meningkatkan kualitas penerapan GCG.2. Peningkatan jumlah modal inti sampai Rp1 triliun

pada akhir Juni 2016.3. Peralihan kategori dari Bank BUKU 1 menjadi Bank

BUKU 2 dengan fokus tetap pada segmen UMKM.

4. Perolehan sumber-sumber pendanaan di luar penghimpunan pihak ketiga.

5. Peningkatan kualitas penerapan APU PPT dan peraturan-peraturan lainnya.

6. Perluasan jaringan kantor secara bertahap, sesuai kebutuhan.

Short & Medium Term Targets

Short Term Targets:1. Maintain Risk Based Bank Rating (RBBR)

and Good Corporate Governance (GCG) implementation on rating 2.

2. Achieve loan growth rate of 57%.3. Achieve third-party funds growth rate of 57%.4. Enhance competence and skills of the human

resources. 5. Improve risk management implementation.6. Improve internal control quality. 7. Increase Core Capital to Rp724 billion and

maintain NPL below 5%.8. Maintain foreclosed assets at a stable amount.9. Implement the Know Your Customer principle

in the execution of Anti Money Laundering and Prevention of Funding for Terrorism.

Medium Term Targets:1. Maintain RBBR at rating 2 and improved GCG

implementation quality.2. Increase Core Capital up to Rp1 trillion by end of

June 2016. 3. Advancement from BUKU 1 Bank category to

BUKU 2 Bank category, by remaining focused on the MSME segment.

4. Acquire funding sources outside of third-party funds.

5. Improve the quality of Anti Money Laundering and Funding for Terrorism implementation and other regulations.

6. Expand branch network gradually as necessary.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan214

Proyeksi Tahun 2015–2017Projections for 2015–2017

Indikator

Sasaran / TargetIndicator

2015 2016 2017

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 19,13% 20,33% 19,48% Capital Adequacy Ratio (CAR)

Imbal Hasil atas Aset 1,48% 1,66% 2,13% Return on Assets (ROA)

Margin Usaha Bersih 5,66% 6,37% 6,86% Net Interest Margin (NIM)

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

89,57% 88,87% 86,22% Operating Expenses to Operating Revenue Ratio

Rasio Kredit Bermasalah – gross 3,07% 2,96% 2,97% Non-Performing Loans (NPL) – gross

Rasio Aset Likuid terhadap Pendanaan Jangka Pendek

14,79% 17,14% 17,53% Liquid Assets to Short-Term Funding Ratio

Rasio Penyaluran Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga

92% 92% 92% Loan to Deposit Ratio (LDR)

Total Dana Pihak Ketiga Rp4,25 triliun/trillion

Rp5,81 triliun/trillion

Rp7,09triliun/trillion

Total Third Party Funds

Total Penyaluran Kredit Rp3,99 triliun/trillion

Rp5,43 triliun/trillion

Rp6,61 triliun/trillion

Total Loans

Pendapatan Operasional Rp599 miliar/billion

Rp931miliar/billion

Rp1.214 miliar/billion

Operating Revenue

Beban Operasional Rp537 miliar/billion

Rp828 miliar/billion

Rp1.047 miliar/billion

Operating Expenses

Laba Bersih Rp44 miliar/billion

Rp73 miliar/billion

Rp117 miliar/billion

Net Income

Bank Sampoerna 215

Sejalan dengan misi pemegang saham mayoritas, arah kebijakan umum Bank adalah memberdayakan pengusaha

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

In line with the mission of the majority Shareholder, the general policy direction of the Bank is to empower the Micro,

Small, and Medium Enterprises (SMEs)

2014 Annual Report / Laporan Tahunan216

Hal-Hal Penting yang Diperkirakan Terjadi di Tahun 2015Key Issues Forecast for 2015

P erekonomian Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan akan lebih stabil dibandingkan di

tahun 2014 berkat sejumlah inisiatif Pemerintah untuk melakukan perubahan struktural terkait anggaran negara, dengan dialihkannya subsidi bahan bakar minyak untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini diperkirakan akan menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk jangka panjang. Bagaimanapun juga, situasi likuiditas di dunia perbankan masih akan ketat dalam waktu dekat mengingat masih tingginya suku bunga bank, dibarengi dengan persaingan yang terus meningkat.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, Bank Sampoerna telah berkomitmen untuk meningkatkan kinerja operasionalnya di segmen UMKM, secara khusus pada Emerging UKM untuk plafon Rp1 – 3 miliar dan Super Mikro untuk plafon Rp0,5 – 1 miliar. Ini karena segmen-segmen tersebut masih relatif tidak dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga, kinerjanya cenderung baik berdasarkan rekam jejak yang ada, dan skalanya sesuai dengan ukuran dan kapabilitas Bank saat ini. Seiring dengan peningkatan kinerja operasional, Bank juga akan terus memperkuat penerapan manajemen risiko dan tata kelola perusahaannya.

Untuk tahun 2015, Bank akan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan sistem teknologi informasi, peluncuran produk/aktivitas baru, perbaikan komposisi dana pihak ketiga, penciptaan brand awareness yang selektif dan konsisten, serta perluasan jaringan kantor, dalam rangka menunjang pencapaian visi dan misinya.

Beberapa hal penting yang akan dilakukan oleh Bank Sampoerna di tahun 2015:

a. Bank akan mempertahankan Risk-Based Bank Rating (RBBR) dan kinerja Good Corporate Governance pada peringkat 2 (dua), sesuai arahan OJK. Bank berinisiatif melakukan pertemuan berkala dengan OJK untuk membahas hal ini.

b. Bank akan meningkatkan kinerja penyaluran dana (kredit) secara konsisten kepada sektor

The Indonesian economy in 2014 is expected to be more stable compared to in 2014, as a consequence of

the Government’s strong initiative in enacting structural changes in relation to the state budget, by shifting the fuel subsidies for infrastructure development. This is expected to support Indonesia’s economic growth in the long term. However, the issue of tight liquidity is expected to last in the short term, given the currently high interest rate, which will result in fiercer competition in the banking industry.

Taking into account the above considerations, Bank Sampoerna is committed to improving its operational performance in the Micro and Small and Medium Enterprises (SME) segment, especially in the Emerging SME for a limit of Rp1 – 3 billion and the Super Micro for a limit of Rp0.5 – 1 billion. These segments are selected owing to their relatively low sensitivity to interest rate fluctuations, their comparably excellent track record, and the appropriateness of their scale with the Bank’s size and capability. In line with improving operational performance, the Bank will also strengthen the implementation of risk management and corporate governance.

For 2015, the Bank will focus on enhancing the quality of its human capital, developing its information technology systems, launching new products and activities, improving the composition of third party fund, creating brand awareness selectively and consistently, and expanding its branch network, in order to support the achievement of the Bank’s vision and mission.

A number of significant actions that Bank Sampoerna will undertake in 2015 include:

a. The Bank will maintain its Risk-Based Bank Rating (RBBR) and Good Corporate Governance (GCG) performance at the level 2 (two), in line with the OJK’s guidance. The Bank shall conduct regular meetings with OJK to discuss such matters.

b. The Bank will improve its lending performance consistently to the Micro and SME segment, and

Bank Sampoerna 217

UMKM sekaligus bekerja sama dengan lembaga keuangan bank dan non-bank dengan skema asset buying, channeling, dan joint financing dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian dan asas perkreditan yang sehat.

c. Bank akan meningkatkan pengumpulan dana pihak ketiga sebesar 58% dengan mengandalkan produk deposito yang berbunga kompetitif, dari terutama individu dan pengusaha kelas menengah. Bank juga berinisiatif mengembangkan produk, infrastruktur, dan tenaga pemasaran yang difokuskan pada dana murah.

d. Bank akan meningkatkan kompetensi dan keahlian SDM melalui program pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi, khususnya mengenai pemahaman nilai dan budaya Bank, kompetensi manajerial dan kepemimpinan dan juga teknis.

e. Bank akan menyempurnakan kerangka kerja dan penerapan manajemen risiko dalam menetapkan strategi, organisasi, kebijakan, dan pedoman sehingga semua risiko dapat diidentifikasi, diukur, dikendalikan, dan dilaporkan dengan baik. Selain itu, Bank juga akan meningkatkan kualitas pengendalian internal melalui implementasi Risk-Based Audit dan Risk Assessment.

f. Pemegang saham akan melakukan suntikan modal baru secara bertahap sebesar minimal Rp100 miliar per tahun sehingga per akhir tahun 2015 jumlah Modal Inti Bank akan mencapai Rp690 miliar.

g. Bank akan menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) di bawah 5% sesuai dengan persyaratan dari OJK, melalui perbaikan proses underwriting untuk mengoptimalkan identifikasi debitur, perbaikan kebijakan penanganan kredit bermasalah atau berpotensi bermasalah, melakukan penjualan tagihan dan jaminan nasabah untuk mempercepat penyelesaian NPL.

h. Bank akan memperkuat sistem informasi pemantauan Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT) dan mewajibkan semua karyawan mengikuti pelatihan APU-PPT.

maintain partnership with banks and non-bank financial institutions by employing asset buying, channeling and joint financing methodologies, guided by the principle of prudent and sound lending.

c. The Bank will increase its third party fund by 58% by relying on time deposit with competitive interest rates, in particular from individuals and middle-scale businesses. The Bank will also develop products, infrastructure and marketing staff targeted on amassing low-cost fund.

d. The Bank will enhance the competence and skills of its workforce through training, education and certification programs, in particular on the Bank’s values and culture, managerial, leadership, and technical competence.

e. The Bank will improve its risk management framework and implementation for determining its strategy, organization, policy, and guidelines, so that every risk can be identified, measured, controlled and reported appropriately. In addition, the Bank will also improve its internal control system through the implementation of Risk-Based Audit and Risk Assessment.

f. The Shareholders of the Bank will inject capital gradually by at least Rp100 billion per year, so that by the end of 2015 the Tier I Capital of the Bank will have reached Rp690 billion.

g. The Bank will maintain its Non-Performing Loan (NPL) at below 5% in line with OJK’s requirements, by improving its underwriting processes to optimize debtors identification, improving the handling mechanism of NPL or potential NPL, conducting sale of receivables and collaterals to accelerate the resolution of NPL.

h. The Bank will strengthen its Anti Money Laundering and Financing of Terrorism Activities (APU-PPT) monitoring information system and oblige all its employees to participate in APU-PPT training.

2014 Annual Report / Laporan Tahunan218

INDEXIndex

Index

A Akses dan Informasi Perusahan 146Analisis 1, 84, 92, 93, 94

Analisis Arus Kas 1, 94Analisis Laba Rugi Komprehensif 92Analisis Makroekonomi 84Analisis Posisi Keuangan 93

Anggarda Paramita 38, 39Anjungan Tunai Mandiri (ATM) 48Anti Fraud 148APU PPT 62, 65, 106, 211Aset 15, 22, 23, 25, 89, 90, 92, 93, 95, 96, 111, 133,

160, 162, 163, 169, 211Aset yang Diambil Alih (AYDA) 106Total Aset 2, 3, 93, 199

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) 159Asset and Liability Committee 153Asset Buying 14, 22, 35, 42, 69, 89, 156, 215Audit 15

BBank Garansi 48Batas Maksimum Pemberian Kredit 125, 144Beban 2, 15, 22, 92, 96, 185, 187, 189, 197, 212

Beban Operasional 2, 15, 22, 92, 96, 212Beban operasional terhadap pendapatan

operasional (BOPO) 15, 22, 96, 212Biaya Dana 125Buffer 133BUKU 23, 90, 97, 127, 208, 211Business Continuity Plan 66Buy Back Share dan Obligasi 143

CCadangan 157, 158, 168, 169, 178, 180, 182Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 157, 158,

182Channeling 1, 44, 88Community Banking 24, 87, 88Compliance Regulatory Monitoring System 136,

166Computer Assisted Audit Techniques (CAATS) 129Contingency Funding Plan 162Core Banking System 65, 66, 67, 69, 210Corporate Affairs 1, 53, 70, 78, 105, 124, 137, 140,

166, 167Corporate Planning 53, 79, 124, 164Credit Reviewer 132, 156Customer Care 137Customer Identification File 163

DDana Pihak Ketiga 13, 14, 22, 47, 85, 86, 90, 91, 93,

94, 162, 208, 209, 211, 214, 215Dana Setoran Modal 169Dewan Komisaris 1, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 25,

39, 55, 70, 74, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 110, 112, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 127, 129, 130, 138, 140, 143, 144, 148, 149, 152, 153, 155, 164, 217

Direksi 1, 8, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 25, 26, 39, 55, 59, 67, 72, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 129, 130, 137, 138, 140, 143, 144, 148, 149, 152, 153, 155, 164, 217

Disaster Recovery 66, 68, 69, 167, 210Dual Control Mechanism 153, 154

EEdukasi Literasi Keuangan 205Ekuitas 2, 3, 94Emerging UKM 22, 26, 208, 209, 214Etika Bisnis 147

FFit & Proper Test 108Four Eyes Principle 154Fraud Framework 120Funding 13, 14, 21, 22, 23, 50, 69, 85, 86, 87, 91,

105, 129, 133, 135, 154, 162, 209, 211

GGiro 2, 47, 51, 87, 89, 97, 162Giro Wajib Minimum 89, 97, 162Good Corporate Governance 25, 74, 99, 100, 101,

112, 120, 147, 148, 153, 211, 214Grup Alfa 16, 17, 40, 45, 65, 66, 68, 91, 94

HHal-Hal Penting yang Diperkirakan Terjadi di

Tahun 2015 214Hubungan Kepemilikan Saham 55Human Resource Information System (HRIS) 65

IIkhtisar Keuangan Penting 2Imbal Hasil Aset 2Imbal Hasil Ekuitas 2Independensi Dewan Komisaris 104Independensi Direksi 110Informasi Keuangan Kejadian Luar Biasa 146Informasi tentang Pemegang Saham 54Internal Audit Charter 127, 138Internal Fraud 149

Internet Banking 5, 14, 24, 35, 48, 51, 65, 87, 165, 209

JJaringan 14, 15, 23, 24, 32, 35, 48, 51, 60, 65, 66,

69, 87, 137, 208, 209, 210, 211, 214Jaringan Kantor Bank Sampoerna 43Jaringan Koperasi Mitra Sejati 44Jaringan Prima 24, 65

KKartu Debit 14, 24, 49, 51, 65, 87, 209Kegiatan Usaha 105, 123, 137, 138Kepedulian Sosial 24Key Control Self Assessment 134Key Performance Indicators (KPI) 61, 129Kinerja Keuangan 12, 119, 135Kode Etik 62, 136, 147, 148, 166Komisaris Independen 13, 56, 71, 103, 104, 105,

107, 114, 115, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 217Komite 1, 15, 16, 67, 74, 75, 100, 101, 105, 112,

116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 131, 132, 133, 136, 139, 144, 152, 153, 155, 166

Komite Audit 1, 15, 74, 75, 105, 116, 117, 118, 123, 127, 132, 133, 136, 139, 166

Komite di Bawah Direksi 123Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) 124Komite Manajemen Risiko 112, 120, 123, 124,

131, 132, 136, 144, 152, 166Komite Pemantau Risiko 1, 15, 74, 75, 105,

116, 119, 120, 123, 132, 133, 136, 153, 166Komite Pengarah Teknologi Informasi 112,

126Komite Produk & Layanan 112Komite Remunerasi dan Nominasi 15, 16, 75,

105, 116, 121, 122Koperasi Mitra Sejati 1, 14, 22, 24, 25, 34, 35, 36,

44, 88, 89, 204KPMM 2, 135, 144, 165, 212Kredit 2, 3, 15, 21, 26, 28, 48, 50, 73, 76, 78, 80,

89, 96, 109, 110, 111, 113, 115, 124, 125, 126, 132, 134, 136, 142, 144, 145, 147, 155, 156, 158, 159, 160, 163, 166, 170, 172, 174, 182, 183, 184, 185, 186, 187, 188, 189, 190, 192, 194, 196, 197, 199, 208, 212

Kredit Bermasalah (NPL) - Bersih 2Kredit Bermasalah (NPL) - Kotor 2Kredit / Dana Pihak Ketiga 2

Kredit Yang diberikan 124Kredit yang Direstrukturisasi 145

LLaba 1, 2, 3, 23, 25, 92, 93, 169, 212

Laba bersih 23, 25Laba Komprehensif Tahun Berjalan 93Laba Operasional 2, 93Laba Sebelum Pajak Penghasilan 2Laba Setelah Pajak Penghasilan 2

LAKU PANDAI 68Laporan 1, 2, 8, 10, 18, 31, 82, 92, 99, 112, 139,

140, 141, 142, 147, 150, 152, 156, 200, 207, 217, 219

Laporan Dewan Komisaris 1, 10Laporan Direksi 1, 18Laporan Keuangan Konsolidasi 1, 219

Loss Given Default 157Lower Ticket Size 22

MManajemen 14, 15, 16, 25, 35, 41, 62, 65, 67, 73,

101, 102, 106, 111, 112, 119, 120, 123, 125, 126, 127, 130, 131, 132, 134, 138, 148, 152, 153, 154, 155, 156, 157, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 211, 214, 215

Manajemen Bank 15, 41, 101, 102, 156, 163Manajemen dan Struktur Organisasi 1, 52Manajemen Risiko 25, 62, 65, 67, 73, 106, 111,

112, 119, 120, 123, 126, 130, 131, 132, 134, 138, 152, 153, 154, 155, 156, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 211, 214, 215

Manajemen Senior 1, 77, 128, 153Marjin Bunga Bersih 2Media Sosial 146, 147Mitra Usaha 1, 45, 46Modal 6, 23, 24, 26, 34, 36, 41, 48, 57, 65, 91, 94,

95, 97, 108, 114, 133, 135, 143, 144, 161, 162, 165, 169, 210, 211, 215

Modal Dasar 2, 32Modal Disetor 6, 23, 41, 94, 97, 108, 114, 210Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2modal inti 24, 211Modal Saham 2

Momentum Bersejarah 1, 40

NNilai-nilai Perusahaan 102, 166Nilai Nominal per Saham 2

OOpsi Saham 143

PPajak Penghasilan 2, 93Pefindo 23, 32Pejabat Eksekutif 1, 55, 78, 104, 109, 111, 121, 122,

123, 131, 143Pelatihan 25, 58, 62, 67, 69, 106, 107, 113, 128,

129, 130, 132, 136, 161, 166, 210, 215pelatihan dan pengembangan 25, 62Pelatihan Dewan Komisaris 107Pelatihan Direksi 113

Pembahasan & Analisis Manajemen 84Pembiayaan 1, 44, 50, 87, 208Pembiayaan UMKM 1, 87Pemegang Saham Pengendali 23, 55, 97, 104,

115, 123, 210Pendapatan 2, 3, 15, 22, 92, 96, 169, 197, 212

Pendapatan/Beban Non Operasional - Bersih 2

Pendapatan Bunga Bersih 2, 3, 92Pendapatan Operasional 2, 15, 22, 92, 212Pendapatan Operasional Lainnya 2

Penempatan di Bank Indonesia 93Penerapan Tata Kelola Perusahaan 25Pengawasan dan Rekomendasi 106Penghargaan 1, 4, 7Penghimpunan Dana 14, 23, 86, 87, 209Pengungkapan 1, 149, 150, 152, 155, 157, 158,

159, 160, 161, 163, 168, 169, 170, 172, 174, 176, 178, 180, 181, 182, 183, 184, 186, 188, 190, 192, 194, 196, 197, 198

Pengungkapan Mengenai Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank Secara Khusus 155

Pengungkapan Mengenai Penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum 152

Penyaluran Dana Kredit 93Peran UMKM di Indonesia 1, 85Perekonomian 1, 12, 18, 84, 90, 214

Perekonomian Global 1, 84Perekonomian Indonesia 1, 12, 84, 90, 214

Performance Appraisal 60Peristiwa Penting 1, 4Perkembangan Modal Disetor 57Permasalahan Hukum 148, 149Pernyataan Tata Kelola Perusahaan 1, 100Phone Banking 14, 24, 65, 87Pinjaman 13, 21, 22, 69, 85, 88, 90, 94, 96

Pinjaman Investasi 48Pinjaman Konsumtif 48Pinjaman Modal Kerja 48

PIN Pad 68, 69Probability of Default 157Produk dan Layanan 24, 33, 47, 112, 137, 146Produk dan Program yang Diluncurkan Tahun

2014 50Produk Tabungan Hasil Tinggi 51Profil 120, 123, 141, 156

Profil Anggota Komite Pembantu Dewan Komisaris 74

Profil Bank Sampoerna 1, 32Profil Dewan Komisaris 1, 70

Profil Risiko 120, 123, 141, 156Publikasi 140, 141, 142, 147

Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2014 142Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit 142

QQuality Assurance 63

RRangkap Jabatan 104, 105, 111

Rangkap Jabatan Dewan Komisaris 104Rangkap Jabatan Direksi 111

Rapat 1, 16, 34, 35, 44, 57, 100, 102, 104, 107, 109, 112, 113, 115, 118, 120, 122

Rapat Dewan Komisaris 107, 115Rapat Dewan Komisaris dan Direksi 115Rapat Direksi 112, 113

Rapat Umum Pemegang Saham 1, 16, 35, 57, 100, 102, 104, 109, 122

Rasio 14, 15, 22, 23, 62, 85, 88, 90, 91, 96, 132, 133, 135, 143, 162, 165

Rasio Aset Produktif bermasalah Terhadap Total Aset Produktir 2

Rasio CKPN Keuangan terhadap Aset Produktif 2

Rasio Gaji 144Rasio Kecukupan Modal 23, 91Rasio Keuangan Penting 1, 95Rasio Kredit Bermasalah 15, 88Rasio Pinjaman Terhadap Dana Pihak

Ketiga 90Rasio Total Pinjaman Terhadap Total

Simpanan 96Rating Penilaian Tata Kelola Perusahaan 1, 101Rekrutmen & Komposisi SDM 58Remunerasi 1, 15, 16, 61, 75, 105, 116, 121, 122

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi 116

Rencana 16, 64, 66, 67, 97, 101, 111, 112, 119, 126, 127, 138, 164, 208, 209

Rencana Audit Internal 119Rencana Bisnis Bank 135, 164, 165Rencana Kerja Audit Internal 129Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

(RKAT) 112Rencana Pendanaan 209Rencana Penerbitan Produk dan Pelaksanaan

Aktivitas Baru 209Rencana Pengembangan Jaringan Kantor

210Rencana Pengembangan Organisasi &

Sumber Daya Manusia 210Rencana Penyaluran Dana 209Rencana Permodalan 210Rencana Strategis 126, 209Rencana Strategis & Proyeksi ke Depan 1,

207Rentabilitas 106, 141Resegmentasi 14, 22Reverse Repo 158, 183Risiko 1, 15, 21, 26, 28, 73, 74, 75, 100, 101, 102,

105, 109, 110, 111, 112, 113, 115, 116, 119, 120, 123, 124, 125, 126, 127, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 141, 144, 150, 152, 153, 154, 155, 156, 159, 160, 162, 163, 164, 165, 166, 182, 183, 184, 185, 186, 187, 188, 189, 190, 192, 194, 196, 197, 217

Risiko Hukum 134, 163Risiko Kepatuhan 136, 138, 165Risiko Kredit 2, 85, 120, 132, 152, 155, 156,

159, 160, 166Risiko Likuiditas 120, 125, 133, 152, 162, 163Risiko Operasional 65, 89, 120, 134, 152,

160, 161Risiko Pasar 120, 152Risiko Reputasi 137, 166Risiko Stratejik 120, 152, 164

Risk Assessment 215Risk-Based 214, 215Risk Based Bank Rating (RBBR) 15, 120, 211Risk-Based Pricing 14, 88Roadmap 106RTGS 51, 65, 69

SSafe Deposit Box 49, 69Sahabat Financial Institute 25Sahabat Siaga Bencana 204Saham 1, 2, 12, 16, 17, 23, 26, 32, 34, 35, 40, 41, 54,

55, 56, 57, 91, 97, 100, 102, 104, 107, 108, 109, 110, 113, 114, 115, 116, 122, 123, 127, 138, 140, 143, 144, 208, 210

Samko Timber 36Sampoerna Agro, PT 36, 70, 105Sampoerna Financial Group 25, 39, 204Sampoerna Investama, PT 16, 17, 32, 35, 36, 40,

54, 55, 56, 57, 94, 97Sampoerna Land, PT 36Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT 36Sampoerna Way 1, 24, 30, 38, 39, 202Satuan Kerja 1, 15, 26, 29, 76, 78, 100, 101, 105,

106, 112, 117, 118, 120, 124, 126, 127, 130, 131, 132, 136, 137, 138, 152, 165

Satuan Kerja Audit Internal 1, 15, 26, 29, 76, 78, 100, 101, 105, 106, 117, 118, 127, 131, 132, 138

Satuan Kerja Kepatuhan 100, 101, 124, 126, 130, 132, 136, 137, 152, 165

Satuan Kerja Manajemen Risiko 100, 101, 120, 124, 126, 130, 131, 132, 152

Sekilas 1, 34, 36Sekilas tentang Bank Sampoerna 1, 34Sekilas tentang Grup Sampoerna Strategic

36Self Assessment GCG 101Sertifikasi 63, 107, 127, 131, 136, 166, 210Sertifikasi Manajemen Risiko 127, 131, 136, 166Serving Day 147, 205Shareholders 1, 6, 12, 15, 16, 17, 20, 23, 26, 32, 34,

35, 41, 54, 55, 57, 91, 94, 95, 97, 100, 102, 104, 109, 116, 122, 123, 127, 133, 135, 138, 140, 147, 162, 165, 208, 210, 215

Siaran Pers 146Simbol identitas 33Sistem Pengendalian Internal 1, 102, 127, 129Spirit Satu Sampoerna 39Stakeholders 12, 20, 110, 140Standar Akuntansi Keuangan 92Struktur 23, 25, 61, 91, 125, 127, 130, 133, 136,

140, 143, 153, 163, 164, 166Struktur & Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

1, 102Struktur Permodalan & Kebijakan Manajemen

atas Struktur Permodalan 97Suku Bunga 13, 16, 21, 22, 23, 51, 85, 88, 90, 92,

125, 133, 145, 156, 160, 214Suku Bunga Dasar Kredit 142, 147Sumber Daya Manusia 1, 58, 64, 65, 66, 121, 122,

208, 210Super Micro 22, 26, 90, 208, 209, 214Supplier Financing 22, 65, 66System Development Lifecycle 67

TTabungan 2, 5, 47, 51, 79, 80, 81, 87Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 217Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1, 145Target Jangka Pendek & Menengah Proyeksi 2015

- 2017 1, 211Tata Kelola Perusahaan 1, 25, 62, 100, 101, 102,

141, 147, 148Teknologi Informasi 15, 35, 64, 65, 67, 68, 214Temenos 24, 66, 68, 89Tentang Simbol Identitas 1, 33Tingkat Kesehatan Bank 141Tingkat Suku Bunga Penyediaan Dana 2Tinjauan 1, 86, 92

Tinjauan Keuangan 1, 92Tinjauan Operasional 1, 86

Total Aset 2, 3, 93, 199Total Kewajiban 2, 199Total Liabilitas 93Transaksi Derivatif 132, 159Transaksi Yang Mengandung Benturan

Kepentingan 145Transparansi Informasi Produk dan Layanan 146Transparansi Kondisi Keuangan Bank 1, 62, 140,

141Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non

Keuangan 140Tresuri & Lembaga Keuangan 89

UUji Kelayakan dan Kepatutan 103Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 208,

213

VVisi Dan Misi 17, 41, 114, 164, 205, 208

WWebsite 142, 147, 167

YYield 22, 26, 51, 89, 135

ZZona 12

Bank Sampoerna 219

Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan

Responsibility For Annual Report

PERIODE 1 JANUARI 2014 - 31 DESEMBER 2014

Sesuai dengan masa jabatan untuk periode di atas, yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah Buku Laporan Tahunan Perseroan tahun 2014 terlampir, yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2014

PERIOD OF 1 JANUARY 2014 - 31 DECEMBER 2014

In accordance with the term of office for the above period, the undersigned have read and duly examined and approved the content of the Annual Report of the Company for the year 2014, which includes the Financial Statements for the year 2014.

Dewan Komisaris / Board of Commissioners

Budi Setiawan HalimKomisaris Utama / President Commissioner

Arsono PutrantoKomisaris / Commissioner

Adiwarman Azwar KarimKomisaris Independen / Independent Commissioner

Roy Sugihardja WiradharmaKomisaris Independen / Independent Commissioner

Direksi / Directors

Ali RukmijahDirektur Utama / President Director

Setyo DwitantoDirektur Kepatuhan & Manajemen Risiko/Compliance & Risk Management Director

Agresius Robajanto KadiamanDirektur / Director

Ganda Rahaja RusliDirektur / Director

Bank Sampoerna 221

Laporan Keuangan Financial Statement

2014 Laporan Tahunan Annual Report

2014 Annual Report / Laporan Tahunan

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally left blank

Draft/April 13, 2015

paraf:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA

Financial Statements For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA PT BANK SAHABAT SAMPOERNA

Daftar Isi Halaman/ Table of Contents Page

Surat Pernyataan Direksi Directors’ Statement Letter Laporan Auditor Independen Independent Auditor’s Report Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

Financial Statements For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013

Laporan Posisi Keuangan 1 Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 Statements of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas 4 Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas 5 Statements of Cash Flows Catatan Atas Laporan Keuangan 7 Notes to the Financial Statements

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements

Final Draft After QA Review 1 paraf:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

As of December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

ASET Catatan/ ASSETS

Notes 2014 2013

Kas 2.h, 4 18,672,278,950 15,013,699,350 Cash

Giro pada Bank Indonesia 2.c, 2.i, 3.b, 5 208,646,104,423 152,902,246,012 Current Accounts with Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain 2.c, 2.i, 3.b, 6 4,050,923,621 2,916,104,719 Current Accounts with Other Bank

Penempatan pada Bank Indonesia 2.c, 2.j, 3.b, 7 Placements with Bank Indonesia

dan Bank Lain 325,351,236,478 568,210,855,684 and Other Banks

Efek-efek 2.c, 2.k, 3.b, 8 298,676,136,237 124,047,383,177 Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli dengan Securties Purchased under

Janji Dijual Kembali 2.c, 2.l, 3.b, 9 14,725,290,000 29,363,880,000 Resale Agreement

Kredit yang Diberikan 2.c, 2.m, 3.a, 3.b Loans

Pihak Berelasi 2.g, 10, 31 46,187,837,712 1,187,268,637 Related Parties

Pihak Ketiga 10 2,493,717,235,091 1,730,448,346,000 Third Parties

2,539,905,072,803 1,731,635,614,637

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for

Penurunan Nilai 2.c, 3.a (11,883,912,880) (8,321,381,234) Impairment Losses

2,528,021,159,923 1,723,314,233,403

Aset Tetap 2.n, 11 47,312,477,448 38,928,669,624 Fixed Assets

Dikurangi: Akumulasi Penyusutan (24,366,127,657) (18,087,783,185) Less: Accumulated Depreciation

22,946,349,791 20,840,886,439

Aset Takberwujud 2.o, 12 11,838,788,320 8,976,387,206 Intangible Assets

Dikurangi: Akumulasi Amortisasi (5,685,901,199) (3,380,635,941) Less: Accumulated Amortization

6,152,887,121 5,595,751,265

Aset Lain-lain 2.c, 2.p, 13 44,706,421,275 27,493,214,879 Other Assets

JUMLAH ASET 3,471,948,787,819 2,669,698,254,928 TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements

Final Draft After QA Review 2 paraf:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) Per 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

(Continued) As of December 31, 2014 and 2013

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) LIABILITAS Catatan/ LIABILITIES

DAN EKUITAS Notes 2014 2013 AND EQUITY

LIABILITAS LIABILITIES

Liabilitas Segera 2.c, 2.q, 14 6,431,140,654 3,858,939,991 Obligations Due Immediately

Simpanan dari Nasabah 2.c, 2.g, 2.r Deposits from Customers

Pihak Berelasi 15, 31 378,874,905,963 411,454,373,133 Related Parties

Pihak Ketiga 15 2,336,343,320,905 1,688,690,881,527 Third Parties

Simpanan dari Bank Lain 2.c, 2.r, 16 13,802,514,720 13,506,340,990 Deposits from Other Banks

Pinjaman yang Diterima 2.c, 2.s. 17 50,000,000,000 50,000,000,000 Borrowings

Utang Pajak 2.v, 18.a 5,551,644,551 3,784,269,145 Taxes Payable

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 2.w, 29, 3.c 5,202,546,000 3,472,033,000 Employee Benefit Obligation

Liabilitas Pajak Tangguhan 2.v, 18.d 9,326,466,588 4,470,334,345 Deferred Tax Liabilities

Liabilitas Lain-lain 2.c, 19 29,151,618,285 10,530,850,122 Other Liabilities

JUMLAH LIABILITAS 2,834,684,157,666 2,189,768,022,253 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY

Modal Saham Share Capital

Nilai Nominal Rp 1.000 per saham Par Value Rp 1,000 per share

per 31 Desember 2014 dan 2013 as of December 31, 2014 and 2013

Modal Dasar - 1.660.000.000 saham Authorized Capital - 1,660,000,000 shares

per 31 Desember 2014 dan as of December 31, 2014 and

400.000.000 saham per 400,000,000 shares as of

31 Desember 2013 December 31, 2013

Modal Ditempatkan dan Disetor Issued and Fully Paid in Capital

Penuh - 420.000.000 saham 420,000,000 shares as of

per 31 Desember 2014 dan December 31, 2014 and

335.802.469 saham per 335,802,469 shares as of

31 Desember 2013 20.a 420,000,000,000 335,802,469,000 December 31, 2013

Dana Setoran Modal 20.b 130,000,000,000 84,197,531,000 Capital Paid in Advance

Cadangan Umum 21 7,000,000,000 6,500,000,000 General Reserves

Saldo Laba 80,264,630,153 53,430,232,675 Retained Earnings

JUMLAH EKUITAS 637,264,630,153 479,930,232,675 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES

DAN EKUITAS 3,471,948,787,819 2,669,698,254,928 AND EQUITY

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements

Final Draft After QA Review 3 paraf:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME

For the Years Ended December 31, 2014 and 2013

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/

Notes 2014 2013

OPERASIONAL

Pendapatan Bunga 2.g, 2.t, 2.u, 22, 31 356,398,513,963 229,065,612,414 Interest Income

Beban Bunga 2.g, 2.t, 23, 31 (229,564,037,875) (128,737,192,138) Interest Expenses

PENDAPATAN BUNGA - BERSIH 126,834,476,088 100,328,420,276 INTEREST INCOME - NET

LAINNYA INCOME

Provisi dan Komisi Lainnya 2.u -- 100,000 Other Fees and Commission

Lain-lain 24 26,936,845,963 11,026,405,016 Others

Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 26,936,845,963 11,026,505,016 Total Other Operating Income

PEMULIHAN (PEMBENTUKAN) CADANGAN

KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS

ASET KEUANGAN 2.e, 25 (8,723,379,365) 4,916,532,511

Tenaga Kerja 2.w, 26, 29 (66,017,413,701) (54,965,267,194) Personnel

Umum dan Administrasi 27 (42,317,251,302) (34,201,943,052) General and Administrative

Jumlah Beban Operasional Lainnya (108,334,665,003) (89,167,210,246)

36,713,277,683 27,104,247,557

PENDAPATAN (BEBAN)

NON OPERASIONAL - BERSIH 28 1,885,538 (702,818,791)

INCOME BEFORE INCOME

PAJAK PENGHASILAN 36,715,163,221 26,401,428,766

2.v, 18.b, 18.c (9,380,765,743) (7,616,003,678)

LABA TAHUN BERJALAN 27,334,397,478 18,785,425,088

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -- --

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

TAHUN BERJALAN 27,334,397,478 18,785,425,088

RECOVERY (PROVISION) FOR

EXPENSES

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERATING INCOME AND

PENDAPATAN OPERASIONAL OTHER OPERATING

FOR THE YEAR

NON OPERATING

INCOME (EXPENSES) - NET

TAX EXPENSES

OTHER COMPREHENSIVE INCOME

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

IMPAIRMENT LOSSES ON

BEBAN PAJAK PENGHASILAN INCOME TAX EXPENSES

TOTAL INCOME FOR THE YEAR

LABA SEBELUM BEBAN

LABA OPERASIONAL OPERATING INCOME

FINANCIAL ASSETS

BEBAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING EXPENSES

Total Other Operating Expenses

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements

Final Draft After QA Review

4 paraf:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Years Ended December 31, 2014 and 2013

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Modal Ditempatkan Dana Setoran Cadangan Saldo Laba/ Jumlah Ekuitas/

Notes dan Disetor Penuh/ Modal/ Umum/ Retained Total Equity

Issued and Fully Capital Paid General Earnings

Paid in Capital in Advance Reserve

220,000,000,000 85,000,000,000 6,000,000,000 35,144,807,587 346,144,807,587 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012

Setoran Modal 20.a, 20.b 115,802,469,000 (85,000,000,000) -- -- 30,802,469,000 Paid in Capital

Tambahan Setoran Modal 20.a, 20.b -- 84,197,531,000 -- -- 84,197,531,000 Capital Paid in Advance

Cadangan Umum 21 -- -- 500,000,000 (500,000,000) -- General Reserve

Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- 18,785,425,088 18,785,425,088 Total Comprehensive Income for the Year

335,802,469,000 84,197,531,000 6,500,000,000 53,430,232,675 479,930,232,675 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013

Setoran Modal 20.a, 20.b 84,197,531,000 (84,197,531,000) -- -- -- Paid in Capital

Tambahan Setoran Modal 20.a, 20.b -- 130,000,000,000 -- -- 130,000,000,000 Capital Paid in Advance

Cadangan Umum 21 -- -- 500,000,000 (500,000,000) -- General Reserve

Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- 27,334,397,478 27,334,397,478 Total Comprehensive Income for the Year

420,000,000,000 130,000,000,000 7,000,000,000 80,264,630,153 637,264,630,153 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014SALDO PER 31 DESEMBER 2014

SALDO PER 31 DESEMBER 2013

SALDO PER 31 DESEMBER 2012

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements

Final Draft After QA Review

d2/April 13, 2015

5

paraf:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF CASH FLOWS

For the Years Ended December 31, 2014 and 2013

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/

Notes 2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITES

Penerimaan Bunga, Provisi, dan Komisi 349,736,573,045 208,983,771,747 Interest, Fees, and Commissions Received

Pembayaran Beban Bunga (219,063,769,421) (120,097,089,859) Payment of Interest Expense

Pembayaran Beban Tenaga Kerja (62,873,753,049) (52,127,072,103) Payment of Personnel Expenses

Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (33,457,317,457) (27,288,909,621) Payment of General and Administrative Expenses

Penerimaan dari Pendapatan Operasional Lainnya 26,936,845,963 11,026,405,016 Other Operating Income Received

Pembayaran Pajak Penghasilan (3,084,028,500) (1,833,723,241) Income Tax Paid

Penerimaan Pajak Penghasilan -- 2,231,591,941 Income Tax Received

(Pembayaran Beban) Penerimaan Pendapatan Other Non Operating Income Received

Non Operasional Lainnya 1,885,538 (702,818,791) (Expenses Payment)

Penerimaan Kas sebelum Perubahan dalam Cash Receive before Changes in

Aset dan Liabilitas Operasi 58,196,436,119 20,192,155,089 Operating Assets and Liabilities

Aset dan Liabilitas yang Digunakan Changes in Assets and Liabilities

untuk Perubahan Operasi: Used for Operating:

Efek-efek (173,739,000,000) (63,000,000,000) Marketable Securities

Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli Securties Purchased under

dengan Janji Dijual Kembali 14,638,590,000 (29,363,880,000) Resale Agreement

Kredit yang Diberikan (808,269,458,166) (665,654,539,305) Loans

Aset Lain-lain (6,613,077,873) 3,297,791,683 Other Assets

Liabilitas Segera 2,572,200,663 1,352,013,128 Obligation due Immediately

Simpanan Nasabah: Deposits from Customers:

Giro (88,446,642,119) (137,420,746,564) Current Accounts

Tabungan 77,435,041,586 2,145,437,351 Savings

Deposito Berjangka 616,560,105,541 904,418,622,115 Time Deposits

Simpanan dari Bank Lain 296,173,730 13,506,340,990 Deposits from Other Banks

Liabilitas Lain-lain 6,480,805,049 (283,066,750) Other Liabilities

Kas Bersih yang Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by

(Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (300,888,825,470) 49,190,127,737 (Used in) Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES

Pembelian Aset Tetap 11 (8,895,210,709) (6,575,118,822) Acquisitions of Fixed Assets

Hasil Penjualan Aset Tetap 11 324,075,000 378,015,021 Proceeds from Sale of Fixed Assets

Pembelian Aset Takberwujud 12 (2,862,401,114) (2,149,402,734) Acquisitions of Intangible Assets

Kas Bersih yang Digunakan untuk Net Cash Flows Used in

Aktivitas Investasi (11,433,536,823) (8,346,506,535) Investing Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES

Uang Muka Setoran Modal 20.b 130,000,000,000 84,197,531,000 Capital Paid in Advance

Pinjaman yang Diterima 17 -- 50,000,000,000 Borrowings

Modal Disetor 20.a -- 30,802,469,000 Paid in Capital

Kas Bersih yang Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by

Aktivitas Pendanaan 130,000,000,000 165,000,000,000 Financing Activities

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) IN

KAS DAN SETARA KAS (182,322,362,293) 205,843,621,202 CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT

AWAL TAHUN 739,042,905,765 533,199,284,563 THE BEGINNING OF THE YEAR

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT

AKHIR TAHUN 556,720,543,472 739,042,905,765 THE END OF THE YEAR

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements

Final Draft After QA Review

d2/April 13, 2015

6

paraf:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF CASH FLOWS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/

Notes 2014 2013

Kas dan Setara Kas terdiri dari : Cash and Cash Equivalents consist of:

Kas 4 18,672,278,950 15,013,699,350 Cash

Giro pada Bank Indonesia 5 208,646,104,423 152,902,246,012 Current Accounts with Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain 6 4,050,923,621 2,916,104,719 Current Accounts with Other Bank

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Placement with Bank Indonesia and Other Bank

jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan mature in 3 (three) months

atau kurang sejak tanggal perolehan 7 325,351,236,478 568,210,855,684 or less since the acquisition date

Jumlah 556,720,543,472 739,042,905,765 Total

Tambahan informasi aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas disajikan pada Catatan 40.

Additional information of non cash activities is presented in Note 40.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

For the Years Ended December 31, 2014 and 2013

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Final Draft After QA Review

7

Paraf:

1. Umum 1. General

1.a. Pendirian Bank 1.a. Establishment of the Bank

PT Bank Sahabat Sampoerna (dahulu PT Bank Dipo Internasional) (“Bank”) didirikan pada tanggal 27 September 1990 berdasarkan Akta Notaris No. 95 dari Notaris Ny. Susana Zakaria, S.H. Anggaran Dasar Bank telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 17 Desember 1990 melalui Surat Keputusan No. C2-6534.HT.01.01.Th.90 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 439 Tambahan No. 13 tanggal 13 Februari 1991.

PT Bank Sahabat Sampoerna (formely PT Bank Dipo Internasional) (“the Bank”) was established based on Notarial Deed No. 95 dated September 27, 1990 by Notary Ny. Susana Zakaria, S.H. The deeds of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. C2-6534.HT.01.01.Th.90 dated December 17, 1990 and was published in State Gazette of the Republic Indonesia No. 439 Supplement No. 13 dated February 13, 1991.

Setelah perubahan-perubahan, anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, dimana perubahan terakhir dengan akta No. 49 tanggal 27 Agustus 2013 yang dibuat di hadapan Notaris Ariyanti Artisari, S.H., M.Kn., khususnya perubahan Pasal 4 ayat 4.2, berkenaan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp305.000.000.000 menjadi Rp335.802.469.000. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui suratnya No. AHU-AH.01.10-36362 tertanggal 2 September 2013.

After such above mentioned amendments, the Bank’s articles of association have been amended from several times, the latest is amended by notarial deed No. 49 dated August 27, 2013 made by Notary Ariyanti Artisari, S.H., M.Kn., regarding the changes of Article 4 paragraph 4.2 regarding the change of issued and paid in capital from Rp305,000,000,000 to Rp335,802,469,000. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its letter No. AHU-AH.01.10-36362 dated September 2, 2013.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 11 tanggal 17 Januari 2014 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp335.802.469.000 menjadi Rp420.000.000.000 dimana Rp340.200.000.000 diambil bagian oleh PT Sampoerna Investama, Rp75.600.000.000 diambil bagian oleh PT Cakrawala Mulia Prima dan Rp4.200.000.000 diambil bagian oleh Tuan Ekadharmajanto Kasih.

Based on notarial deed of the Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No. 11 dated January 17, 2014 of Notary Ashoya Ratam, S.H., the shareholders approved an increase in the issued and paid-up from Rp335,802,469,000 to Rp420,000,000,000 whereby Rp340,200,000,000 was taken by PT Sampoerna Investama, Rp75,600,000,000 was taken by PT Cakrawala Mulia Prima and Rp4,200,000,000 was taken by Mr. Ekadharmajanto Kasih.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-16553 tanggal 24 April 2014 dan telah mendapat persetujuan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 28 Mei 2014.

The amendment of the Bank’s Article of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-16553 dated April 24, 2014 and received an effective notice from Financial Services Authority dated May 28, 2014.

Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Bank, maksud dan tujuan Bank adalah berusaha di bidang perbankan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, ruang lingkup kegiatan Bank adalah sebagai berikut: - Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

- Memberikan kredit; - Menerbitkan surat pengakuan hutang; - Membeli, menjual atau menjaminkan atas risiko

sendiri maupun untuk kepentingan dan atas permintaan nasabahnya;

Based on the Article 3 of the Bank's articles of association, the Bank's objective is to engage in banking business. To achieve this objective, the scope of the Bank's activities is mainly the following: - Raising third party funds in current accounts, time

deposits, certificates of deposits, savings and/or other similar forms;

- Granting loans; - Issuing promissory notes; - Buying, selling or providing guarantee for the

customers;

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

8

Paraf:

- Memindahkan dana untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;

- Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

- Melakukan kegiatan perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Transfering fund it self and for of the customers; - Placing funds in, obtaining borrowings from, or

providing financing to other banks, either by letter, telecommunication facilities, sight letter of credit, cheque or other facilities;

- Engaging in other general banking activities in accordance with the prevailing laws and regulations.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 668/KMK.013/1991 tanggal 1 Juli 1991, Bank memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum.

Based on the Decree of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 668/KMK.013/1991 dated July 1, 1991, the Bank started operation as a commercial bank.

Kantor pusat Bank berlokasi di Gedung Sampoerna Strategic Square, North Tower, Lantai Mezzanine, Jalan Jendral Sudirman Kavling 45, Jakarta Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah jaringan kantor pusat operasional, kantor cabang dan kantor cabang pembantu adalah sebagai berikut:

The Bank head office is located at Sampoerna Strategic Square Building, North Tower, Mezzanine Floor, Jalan Jendral Sudirman Kavling 45, Jakarta Selatan. As at December 31, 2014 and 2013, the number of the Bank’s operational head office, branch, and sub branch are as follows:

2014 2013

Kantor Pusat Operasional 1 1 Head Operational Office

Kantor Cabang 8 6 Branch Offices

Kantor Cabang Pembantu 4 5 Sub Branch Offices

1.b. Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan 1.b. Board of Commissioners, Directors, and Employee

Berdasarkan keputusan sirkuler para pemegang saham sebagai pengganti rapat umum pemegang saham luar (RUPSLB) biasa tanggal 3 Juni 2013, susunan Dewan Komisaris pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Based on the circular decision of the shareholders' in lien extraordinary general shareholders’ meeting (EGM) on June 3, 2013, composition of the Board Of Commissioners as of December 31, 2014 and 2013 is as follows:

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Komisaris Utama Budi Setiawan Halim President Commissioner

Komisaris Arsono Putranto Commissioner

Komisaris Independen Adiwarman Azwar Karim Independent Commissioner

Komisaris Independen Roy Sugihardja Wiradharma Independent Commissioner

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar RUPSLB No. 19 tanggal 9 Juni 2014 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., susunan Dewan Direksi pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Based on the Deed of Decision Statement Outside EGM No. 19 dated on June 9, 2014 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., composition of the Board of Directors as of December 31, 2014 is as follows:

Dewan Direksi Board of Directors

Direktur Utama Ali Rukmijah President Director

Direktur Agresius Robajanto Kadiaman Director

Direktur Ganda Rahaja Rusli Director

Direktur Kepatuhan Setyo Dwitanto Compliance Director

Ali Rukmijah sebagai Direktur Utama setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan No. SR-67/D.03/2014 tanggal 19 Mei 2014.

Ali Rukmijah effective as President Director after obtaining approval from Financial Services Authority No. SR-67/D.03/2014 dated May 19, 2014.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

9

Paraf:

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar RUPSLB No. 57 tanggal 24 Desember 2013 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., susunan Dewan Direksi pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Based on the Deed of Decision Statement Outside EGM No. 57 dated on December 24, 2013 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., composition of Board of Directors on December 31, 2013 is as follows:

Dewan Direksi Board of Directors

Direktur Utama Indra Wijaya Supriadi President Director

Direktur Agresius Robajanto Kadiaman Director

Direktur Ganda Rahaja Rusli Director

Direktur Kepatuhan Setyo Dwitanto Compliance Director

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 503 dan 395 karyawan (tidak diaudit).

As of December 31, 2014 and 2013, the Bank had 503 and 395 employees (unaudited), respectively.

1.c. Komite-komite Bank 1.c. Bank Committees Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/14/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan No. 8/4/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum, Bank telah membentuk beberapa komite.

Based on Bank Indonesia Regulation (PBI) No. 8/14/PBI/2006 dated January 30, 2006 and No. 8/4/PBI/2006 dated October 5, 2006, regarding the implementation of Good Corporate Governance for commercial bank, the Bank established several committees.

Susunan Komite Bank per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The composition of the Bank’s Committees as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Komite Audit Audit Committee

Ketua Adiwarman Azwar Karim Adiwarman Azwar Karim Chairman

Anggota Bambang Kuswijayanto Bambang Kuswijayanto Member

Anggota Bambang Trihananto Bambang Trihananto Member

Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee

Ketua Roy Sugihardja Wiradharma Boediarto Soetrisno Judo Chairman

Anggota Arsono Putranto Arsono Putranto Member

Anggota Bambang Kuswijayanto Bambang Kuswijayanto Member

Anggota Bambang Trihananto Bambang Trihananto Member

Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee

Ketua Adiwarman Azwar Karim Adiwarman Azwar Karim Chairman

Anggota Budi Setiawan Halim Budi Setiawan Halim Member

Anggota Freddy Robiantoro Lila Damanitya Anandari Member

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan 2. Summary of Significant Accounting Policies

2.a. Pernyataan Kepatuhan 2.a. Statements of Compliance Laporan keuangan Bank telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

The Bank’s financial statements were prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, which include the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) and Interpretation of Financial Accounting Standards (IFAS) issued by the Financial Accounting Standards Board-Indonesian Institute of Accountants (IIA).

2.b. Dasar Pengukuran dan Penyajian Laporan Keuangan 2.b. Basis of Measurement and Preparation of Financial Statements

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi

The basis used in preparing the financial statements is historical cost, except for certain accounts which are measured based on another basis described in the related accounting policies for those accounts. The financial

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

10

Paraf:

masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan asumsi kelangsungan usaha dan atas dasar akrual kecuali laporan arus kas.

statements are prepared under the going concern assumption and accrual basis except for the statement of cash flows.

Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas menjadi kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.

The statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into the operating, investing and financing activities. For the statements of cash flows presentation, cash and cash equivalents consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks and short term highly liquid investments with original maturities of three months or less from the acquisition date which are not collateralized or not limited in use.

Mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah, yang juga merupakan mata uang fungsional Bank.

The presentation currency used in the preparation of the financial statements is Indonesian Rupiah, which is functional currency of the Bank.

2.c. Aset dan Liabilitas Keuangan 2.c. Financial Assets and Liabilities (i) Aset Keuangan (i) Financial Assets Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam

kategori (A) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (B) pinjaman yang diberikan dan piutang, (C) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (D) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

The Bank classifies its financial assets in the following categories: (A) financial assets at fair value through profit or loss, (B) loans and receivables, (C) held to maturity financial assets, and (D) available for sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.

(A) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi

(A) Financial Assets at Fair Value Through Profit or Loss

Kategori ini terdiri dari dua sub kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

The category comprises two sub categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.

Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini.

A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.

Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi (jika ada) diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai “keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “pendapatan bunga”.

Financial instruments included in this category are recognized initially at fair value; transaction costs (if any) are recognized directly in the statement of comprehensive income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instruments are included directly in the statement of comprehensive income and are reported respectively as “unrealized gain/(losses) from changes in fair value of financial instrument” and “gains/ (losses) on sale of financial instrument”. Interest income on financial instruments held for trading is included in “interest income”.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

11

Paraf:

Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui sebagai “keuntungan (kerugian) atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasi pada nilai wajar melalui laba rugi.

Fair value changes relating to financial assets designated at fair value through profit or loss are recognized in “gain (losses) from changes in fair value of financial instrument”. The Bank does not have financial assets classified as at fair value through profit or loss.

(B) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (B) Loans and Receivables Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

Loans and receivables are non derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:

a) yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;

b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

c) dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

a) those that the Bank intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as fair value through profit or loss;

b) those that the Bank upon initial recognition designates as available for sale; or

c) those for which the Bank may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat sebagai laba/rugi dan dilaporkan sebagai “pendapatan bunga”.

Loans and receivables are initially recognised at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortised costs using the effective interest rate method less allowance for impairment losses. Income on financials assets classified as loans and receviables is recorded as profit/loss and is reported as “interest income”.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “cadangan kerugian penurunan nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.

In the case of impairment, the impairment loss is recognized “allowance for impairment losses” as a component of deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables, and recognized in the statement of comprehensive income as “provision for impairment losses on financial assets”.

(C) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (C) Held to Maturity Financial Assets Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

Held to maturity investments are non derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that the Bank has the positive intention and ability to hold to maturity, other than:

a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;

a) those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

12

Paraf:

b) Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan

c) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

b) those that the Bank designates as available for sale; and

c) those that meet the definition of loans and receivables.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi (jika ada) dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

These financial assets are initially recognized at fair value including transaction costs (if any) and subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method.

Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif dan diakui sebagai “pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “cadangan kerugian penurunan nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan”.

Interest income on held to maturity investments is included in the statement of comprehensive income and reported as ”interest income”. In the case of impairment, the impairment loss is recognized as “allowance for impairment losses” as a component of deduction from the carrying value of the investment, and recognized in the statement of comprehensive income as “provision for impairment losses on financial assets”.

(D) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (D) Available for Sale Financial Assets Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga atau aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Available for sale investments are financial assets that are intended to be held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates or that are not classified as loans and receivables, held to maturity investments or financial assets at fair value through profit or loss.

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi (jika ada) dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada pendapatan komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif lain, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.

Available for sale financial assets are initially recognized at fair value plus transaction costs (if any), and measured subsequently at fair value with gains and losses recognized in the other comprehensive income, except for impairment losses until the financial assets is derecognized. If an available for sale financial asset is determined to be impaired, the cummulative gain or loss previously recognized in the other comprehensive income is recognized in the statement of comprehensive income. Interest income is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available for sale are recognized in the statement of comprehensive income. The Bank has no financial assets classified as available for sale financial asset.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

13

Paraf:

(E) Pengakuan (E) Recognition Bank menggunakan akuntansi tanggal transaksi untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan (jika ada) disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai "Aset yang dijaminkan", jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.

The Bank uses trade date accounting for regular way contracts when recording financial asset transactions. Financial assets that are transferred to a third party but not qualify for derecognition (if any) are presented in the consolidated statement of financial position as “Pledged assets”, if the transferee has the right to sell or repledge them.

(ii) Liabilitas Keuangan (ii) Financial Liabilities Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam

kategori (A) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (B) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

The Bank classified its financial liabilities in the category of (A) financial liabilities at fair value through profit or loss and (B) financial liabilities measured at amortized cost.

(A) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai

Wajar melalui Laba Rugi (A) Financial Liabilities at Fair Value Through

Profit or Loss Kategori ini terdiri dari dua sub kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

This category comprises two sub categories: financial liabilities classified as held for trading, and financial liabilities designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.

A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat sebagai “beban bunga”.

Gains and losses arising from changes in fair value of financial liabilities classified held for trading are included in the statement of comprehensive income and are reported as “gain/(losses) from changes in fair value of financial instrument”. Interest expenses on financial liabilities held for trading are recorded as “interest expenses”.

Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui di dalam “keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Fair value changes relating to financial liabilities designated at fair value through profit or loss are recognised in “gain/(losses) from the changes in the fair value of financial instruments”. The Bank has no financial liabilities classified at fair value through profit or loss.

(B) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan

Biaya Perolehan Diamortisasi (B) Financial Liabilities at Amortized Cost

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this category and are measured as amortized cost.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

14

Paraf:

Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method.

Penentuan Nilai Wajar Determination of Fair Value Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang

diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin.

The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on quoted market prices at the reporting date using published price on a regular basis.

Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency, and those prices represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bid-offer spread or significant increase in the bid-offer spread or there are few recent transactions.

Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan.

For all other financial instruments, fair value is determined using valuation techniques. In these techniques, fair values are estimated from observable data in respect of similar financial instruments, using models to estimate the present value of expected future cash flows or other valuation techniques, using inputs existing at the reporting date.

Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.

For financial instruments with no quoted market price, a reasonable estimate of the fair value is determined by reference to the current market value of another instrument which substantially have the same characteristic or calculated based on the expected cash flows to net asset of the marketable securities.

Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya

perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit secara diskonto atau premium. Dalam menentukan suku bunga pasar, Bank menggunakan suku bunga acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang berbeda dan target

In connection with the loans which are recorded on the basis of amortized cost, their carrying values at the time of initial recognition may difference with the value to be obtained at the maturity date, if the Bank receive the income or the transaction cost that are directly attributable to provide/purchase such loans, giving loans with the interest rate below market rates, provide/purchase discount or premium credit. In determining the market rate, the Bank uses interest rate prevailing in the Bank. In principle, the market interest rate cannot be equated with the averaged for all types of loans, where each type of loans has a different risk premium and profit margin targets, thereby the Bank classifying credit type to commercial loans (including cash collateral) and

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

15

Paraf:

profit margin, dengan demikian Bank mengklasifikasikan jenis kredit tersebut menjadi kredit komersial (termasuk dengan jaminan deposito/cash collateral), dan kredit konsumsi dengan agunan. Dengan demikian suku bunga acuan adalah biaya dana secara menyeluruh, ditambahkan dengan risk premium dan profit margin untuk kredit sesuai dengan jenis kreditnya.

consumer loans with collateral. Thus the benchmark rate is the cost of funds as a whole, added to the risk premium and profit margin for credit in accordance with the type of loans.

Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal

adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali nilai wajar dari instrumen tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang sama di pasar terkini yang dapat diobservasi (yang tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan teknik penilaian dimana variabelnya termasuk hanya data dari pasar yang dapat diobservasi.

The best evidence of fair value at initial recognition is the transaction price (that is, the fair value of payment submitted or accepted), unless the fair value of the instrument can be proved by a comparison with other observable current market transactions in the same instrument (that is, without modification or re-packaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.

Penghentian Pengakuan Derecognition Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan

ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).

Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have expire or the assets transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (that is, if substantially all the risks and rewards have not been transferred, the Bank do evaluation to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition).

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika

liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Financial liabilities are derecognized when they are discharged or cancelled or expire.

2.d. Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan 2.d. Classification and Reclassification of Financial Assets Klasifikasi Aset Keuangan Classificiation of Financial Assets Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam

klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

The Bank classifies the financial instruments into certain classification to reflects the nature of information and consider the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:

Jenis Instrumen Keuangan/ Type of Financial Instrument

Klasifikasi saat Pengukuran Awal/ Classification of Initial Measurement

Aset Keuangan/ Financial Assets

Giro pada Bank Indonesia/ Current Account with Bank Indonesia

Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables

Giro pada Bank Lain/ Current Account with other banks Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain/ Placements with Bank Indonesia and Other Banks

Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables

Efek-efek/ Marketable Securities Dimiliki hingga jatuh tempo/ Held to Maturity

Tagihan atas Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali/ Securities Purchased under Resale agreements

Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loan and Receivable

Kredit yang Diberikan/ Loans Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

16

Paraf:

Jenis Instrumen Keuangan/ Type of Financial Instrument

Klasifikasi saat Pengukuran Awal/ Classification of Initial Measurement

Aset Lainnya - Piutang Bunga/ Other Assets – Interest Receivables

Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables

Liabilitas Keuangan/ Financial Liabilities

Liabilitas Segera/ Current Liabilities Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost

Simpanan Nasabah/ Deposits from Customers

Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost

Simpanan dari Bank Lain/ Deposits from Other Banks

Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost

Pinjaman yang Diterima/ Borrowings Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost

Liabilitas Lainnya/ Other Liabilities – Accrued Interest Expenses

Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost

Rekening Administratif/ Off Balance Sheet Financial Instruments

Fasilitas Kredit yang Diberikan yang Belum Digunakan/ Unused Loan Facilities Granted Garansi yang Diberikan/ Guarantees Issued

Reklasifikasi Aset Keuangan Reclassification of Financial Assets Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen

keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.

Bank shall not reclassify any financial instrument out of or into the fair value through profit or loss category while it is held or issued.

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

The Bank shall not classify any financial assets as held-to-maturity if the Bank has, during the current financial year or during the two preceding financial years, sold or reclassified more than an insignificant amount of held to maturity investments before maturity (more than insignificant in relation to the total amount of held to maturity investments) other than sales or reclassifications that:

a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.

a. are so close to maturity or the financial asset’s repurchase date where changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the financial asset’s fair value;

b. occur after the Bank has collected substantially all of the financial asset’s original principal through scheduled payments or prepayments; or

c. are attributable to an isolated event that is beyond the

bank’s control, is non recurring and could not have been reasonably anticipated by the Bank .

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Reclassification of financial assets from held to maturity to available for sales are recorded at fair value. The unrealized gains or losses are recorded as part of equity section until the financial assets are derecognized, at which time the cumulative gain or loss previously recognized in the equity shall be recognised in statement of comprehensive income.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

17

Paraf:

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.

Reclassification of financial assets from available for sale to held to maturity are recorded at carrying amount. The unrealized gains or losses are amortized using effective interest rate up to the maturity date of those instruments.

2.e. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan 2.e. Impairment of Financial Assets

(i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi

(i) Financial Assets Carried at Amortized Cost

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

The Bank assesses at each reporting date whether there is an objective evidences that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred if and only if, there is an objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a loss event) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.

Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut:

The Bank’s criteria used to determine the objective evidence of impairment loss includes:

a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam;

b. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok bunga;

c. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan;

d. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.

a. significant financial difficulty of the issuer or obligor;

b. a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments;

c. observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows;

d. the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties.

Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.

The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by management for each identified portfolio.

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual mengalami penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.

Initially the Bank assesses whether objective evidence of impairment of financial assets. Individual assessment is performed for financial assets that are individually significant impaired, using the discounted cash flow method. Significant financial assets that are not yet impaired and financial assets that are not impaired included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

18

Paraf:

Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

If the Bank determines that no objective evidence of impairment exists for financial assets that are individually assessed for both significant and insignificant amount, the asset will be included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and impairment of financial assets collectively assesses them. Financial assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.

Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi tiga kategori, sebagai berikut:

In evaluating the impairment of credits, the Bank set three categories credit’s portofolio, as follows:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan, yaitu kredit dengan nilai plafon Rp300.000.000 atau lebih dan memiliki jadwal angsuran yang jelas.

1. Loan which individually significant and if impaired will affect the financial statements, which is loan with the value of Rp300,000,000 or more and have a payment schedule.

2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu kredit kolektibilitas Non Performing Loan (NPL) dengan nominal nilai tercatat sebesar Rp100.000.000 atau lebih dan memiliki jadwal angsuran yang jelas.

2. Loan which individually not significant, which is collectibillity loan Non Performing Loan (NPL) amounting to Rp100,000,000 or more and have a payment schedule.

3. Kredit yang direstrukturisasi 3. Restructured Loans

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

The Bank sets loans must be evaluated individually for impairment, if it meets one of the criteria below:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau

1. Loans which individually significant and have objective evidenceof impairment; or

2. Kredit yang direstrukturisasi secara individual memiliki nilai signifikan.

2. Restructured loans are individually significant.

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

The Banks sets loans must be evaluated collectively for impairment, if it meets one of the criteria below:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau

1. Loans which individually significant and but do not have an objective evidence of impairment; or

2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

2. Restrucutured loans which individually are not significant.

Perhitungan Penurunan Nilai Secara Individu Individually Impairment Calculation Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi sebesar cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi

The impairment loss is measured as the difference between the carrying amount of financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted using the original effective interest rate of the financial asset. The carrying amount of the asset is reduced by reserves and the amount of impairment losses are recognized in the statement of comprehensive income. If a loan or held to maturity

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

19

Paraf:

komprehensif. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan di dalam kontrak.

investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

The calculation of the present value of estimated future cash flows of collateralized financial assets reflects the cash flows that may result from the foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, regardless of whether the foreclosure is likely to occur or not.

Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:

The Bank uses the fair value of collateral method as the future cash flows if meets one of the following conditions:

1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; atau

1. Loans are collateral dependent, which is if the loans repayment only from the collateral; or

2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legal pengikatan agunan.

2. Foreclosure most likely to occur and be supported by legal binding aspect.

Perhitungan Penurunan Nilai Secara Kolektif Collectively Impairment Calculation Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.

For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped based on common characteristics such as credit risk and loans segmentation considering the status of arrears. The characteristics chosen are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets that indicates the ability of a debtor or counterparty to pay all liabilities with maturities corresponding contractual terms of the assets being evaluated.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows from a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment, estimated based on contractual cash flows and historical loss experienced for assets that have similar characteristics of credit risk with credit risk characteristics of the group. Historical loss experience is adjusted based on the latest observable data to reflect current conditions do not affect the period on which the historical loss, and to remove the effects of the historical conditions that no longer exist.

Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal tiga tahun.

The Bank uses statistical model analysis method, namely the migration analysis method for the assessment of impairment of financial assets is collectively using historical data of at least three years.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

20

Paraf:

Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu tiga bulan.

In the migration analysis method, management determines the estimated period between the occurrence of events and identification of loss for each identified portfolio, which is three months.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized (such as increasing the debtor's credit rating), the impairment loss previously recognized can be recovered, either directly, or by adjusting allowance. Total recovery of impairment loss is recognized in the statement of comprehensive income.

Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam “pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.

When uncollected loans, written off loans by turning the journal allowance for impairment losses. The loans can be written off after all the necessary procedures have been performed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges related to loans and securities (in held to maturity and loans and receivables) are classified into the allowance for impairment losses".

(ii) Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual (ii) Financial Assets Classified as Available for Sale

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

The Bank assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.

Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada pendapatan komprehensif lain, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

A significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is an objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any of such evidence exists for available for sale financial assets, the cummulative loss, measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognized in other comprehensive income, is removed from equity and recognized in the statement of comprehensive income.

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.

If in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available for sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the statement of comprehensive income, the impairment loss is reversed through the statement of comprehensive income.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

21

Paraf:

(iii) Kontrak Jaminan Keuangan dan Komitmen (iii) Financial Guarantee Contracts and Commitment

Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas perbankan lainnya.

Financial guarantee contracts are contracts that require the issuer to make specified payments to reimburse the holder for a loss incurred because a specified debtor defaulted to make payments when due, in accordance with the terms of a debt instrument. Such financial guarantees are given to banks, financial institutions and other institutons on behalf of customer to secure loans and other banking facilities.

Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal.

Financial guarantees are initially recognised in the financial statements at fair value on the date the guarantee was given. The fair value of a financial guarantee at inception is likely to equal the premium received because all guarantees are agreed on arm’s length terms.

Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan dicatat pada nilai yang lebih tinggi antara nilai amortisasi dengan present value atas pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan menjadi probable) dan selisihnya dibebankan sebagai biaya operasional lain-lain.

Subsequently they are measured at the higher of amortised amount and the present value of any expected payment (when a payment under the guarantee has become probable) and the difference charged to other operating expense.

Cadangan kerugian penurunan nilai atas kontrak jaminan keuangan dan tagihan komitmen lainnya yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan kerugian historis.

Allowances for impairment on financial guarantee contracts and other commitment receivables with credit risk are calculated based on historical experience.

(iv) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset yang

Diambil Alih (iv) Allowance for Impairment Losses on Foreclosed

Assets

Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai aset yang diambil alih dihitung dengan prinsip penurunan nilai sesuai standar akuntansi yang berlaku.

The calculation of allowance for impairment losses of foreclosed assets was calculated using impairment principles according to applicable accounting standard.

2.f. Saling Hapus Instrumen Keuangan 2.f. Offsetting Financial Assets and Liabilities

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut, dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Financial assets and financial liabilities are offset and net amount presented in the statement of financial position, if and only the Bank has a legally enforceable right to set off the recognized amounts, and intends either to settle on a net basis or to realize the assets and settle the liability simultaneously.

2.g. Transaksi dengan Pihak Berelasi 2.g. Transactions with Related Parties Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor yang meliputi:

The Bank enters into transactions with related parties. A related parties represents person or entity who is related to the reporting entity as follows:

a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai

relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: a) A person or a close member of that person’s family

is related to a reporting entity if that person: 1. memiliki pengendalian atau pengendalian

bersama atas entitas pelapor; 1. has control or joint control over the reporting

entity;

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

22

Paraf:

2. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

2. has significant influence over the reporting entity; or

3. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

3. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.

b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika

memenuhi salah satu hal berikut: b) An entity is related to the reporting entity if meets on

of the following; 1. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari

kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lainnya);

1. The entity and the reporting entity are numbers of the same group (which means that each parent, subsidiary, and fellow subsidiary is related to each other);

2. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);

2. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an assosicate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member;

3. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;

3. Both parties are joint ventures of the same third party;

4. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain dalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;

4. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third party.

5. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;

5. The entity is a post-employment benfit plan for the benfit of employees of either the reporting entity, or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity in itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity;

6. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); dan

6. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a); and

7. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).(1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

7. A person identified in (a).(1) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity).

2.h. Kas 2.h. Cash

Kas meliputi kas kecil, kas besar, dan kas di dalam Anjungan Tunai Mandiri.

Cash includes petty cash, cash, and cash in Automatic Teller Machines.

2.i. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2.i. Current Accounts with Bank Indonesia and Other

Bank Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Current accounts with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Notes 2.c for the accounting policy of loans and receivables.

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.

Current accounts with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, less any impairment loss reserves, if needed.

Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 13/10/PBI/2011, dimana ditetapkan bahwa GWM Utama dan Sekunder dalam Rupiah ditetapkan masing-masing sebesar 8% dan 2,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah, sedangkan GWM

On February 9, 2011, Bank Indonesia issued a regulation No. 13/10/PBI/2011 whereas the minimum ratio of Primary and Secondary Statutory Reserves is 8% of third party fund in rupiah and 2.50% of third party fund in foreign currency, respectively. LDR Minimum Staturory Reserves

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

23

Paraf:

dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif.

in rupiah is determined in the amount of computation between Parameters Lower Disincentive and Upper Disincentive for the difference between the Bank’s LDR and LDR target by taking into account the difference between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR Incentive.

Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 15/15/PBI/2013, dimana ditetapkan bahwa GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah sebesar 4% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.

On December 24, 2013, Bank Indonesia issued a regulation No. 15/15/PBI/2013 whereas the minimum ratio of Primary and Secondary Statutory Reserves is 8% of third party fund in rupiah and 4% of third party fund in rupiah, respectively.

GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga.

Primary Statutory Reserve is the minimum deposit that should be maintained by the Bank in current account with Bank Indonesia in certain percentage of third party funds which is determined by Bank Indonesia.

GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifkat Deposito Bank Indonesia (SDBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau excess reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu.

Secondary Statutory Reserve is the minimum reserve that should be maintained by the Bank in the form of Bank Indonesia Certificates (SBI), Deposit Certificates of Bank Indonesia (SDBI), Government Debenture Debt (SUN) and/or excess reserve, in certain percentage determined by Bank Indonesia.

2.j. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2.j. Placement with Bank Indonesia and Other Bank Penempatan pada Bank Indonesia merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI).

Placement with Bank Indonesia is the investment of funds in the form of Bank Indonesia Deposit Facility (FASBI).

Penempatan pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk call money.

Placement with other banks is the investment of funds in call money.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Placements with Bank Indonesia and other bank are classified as loans and receivables. Refer to Note 2.c for the accounting policy of loans and receivables.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.

Placement with Bank Indonesia and other bank are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs less any impairment loss reserves, if any.

2.k. Efek-efek 2.k. Marketable Securities Efek-efek yang dimiliki terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI).

Marketable securities consist of Certificate of Bank Indonesia (SBI) and Deposit Certificate of Bank Indonesia (SDBI).

Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.

Marketable securities are classified as financial assets held to maturity. Refer to Note 2.c for the accounting policy of financial assets held to maturity.

Pada pengukuran awal, efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang diatribusikan secara langsung.

At the beginning of the measurement, the effects are presented at fair value plus directly attributable transaction costs.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

24

Paraf:

2.l. Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali 2.l. Securities Purchased under Resale Agreement Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali terdiri dari Surat Utang Negara.

Securities purchased under resale agreement consists of Government Securities.

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.

Securities purchased under resale agreements are classified as financial assets classified as loans and receivables. See Note 2.c for the accounting policy for financial assets classified as loans and receivables.

Pada pengukuran awal, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Securities purchased under resale agreements are initially presented at fair value plus directly attributable transaction costs.

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi keuangan sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi), dan diakui sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Securities purchased under resale agreements are presented as assets in the statement of financial position amounting toresale price reduced by unamortized interest income and allowance for impairment losses. The difference between the purchase price and resale price is treated as deferred interest income (unamortized), and its recognized as unearned interest income (unamortized) and recognized as revenue over the period since the securities were purchased to be resold by using the effective interest method.

2.m. Kredit yang Diberikan 2.m. Loans Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan peminjam, mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.

Loans represent provision of cash or cash equivalent based on agreements with borrowers, where borrowers required repaying their debts with interest after specified periods.

Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c. untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 2.c. for the accounting policy of loans and receivables.

Pengukuran Awal Initial Recognition Pada saat pengukuran awal, kredit yang diberikan diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah/dikurangi biaya dan pendapatan transaksi.

Loans are initially recognised at fair value plus/minus transaction costs and income.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Subsequent Measurement Nilai wajar kredit setelah pengukuran awal dicatat sebesar

biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

After initial recognition, loans are carried at amortized cost using the effective interest method less allowance for impairment losses.

Restrukturisasi Kredit Bermasalah Non Performing Loans Restructuring Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan

kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.

Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loans, conversion of loans into equity or other financial instruments and/or a combination of both.

Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang

lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa

Restructured loans are stated at the lower of carrying value of the loan at the time of restructuring or net present value of the total future cash receipts after restructuring.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

25

Paraf:

depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan penghasilan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.

Losses arising from any excess of the carrying value of the loan at the time of restructuring over the net present value of the total future cash receipts after restructuring are recognized in the statements of comprehensive income. Thereafter, all cash receipts under the new terms shall be accounted for as the recovery of principal and interest revenue, in accordance with the restructuring scheme.

Kerugian yang mungkin timbul dari restrukturisasi kredit merupakan bagian dari cadangan kerugian penurunan nilai.

The possible losses from loan restructuring are part of the allowance for impairment losses.

Penghapusbukuan Kredit Macet Non Performing Loan Write Off Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.

When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment loss. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined.

Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan meliputi: a. Fasilitas kredit telah mengalami penurunan nilai; b. Fasilitas kredit telah memiliki cadangan kerugian

penurunan nilai sebesar 100% dari pokok kredit; c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan

pemulihan, namun tidak berhasil; d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau

kinerja debitur buruk atau tidak ada kemampuan membayar;

e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, termasuk yang berasal dari non cash loan, sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write off); dan

f. Diumumkan secara terbuka.

The criteria for loan write offs are as follows: a. Loan facility is classified as impaired; b. Loan facility has been provided with 100% provision

of the loan principal; c. Collection and recovery efforts have been made, but

the results are unsuccessful; d. The debtor has no business prospect or its

performance is poor or has no ability to pay;

e. The write offs are performed for entire loan liabilities, including non cash loan, therefore write offs should not be done partially (partial write off); and

f. Announced publicly.

2.n. Aset Tetap 2.n. Fixed Asset Tanah diakui sebesar harga perolehan dan tidak

disusutkan. Land is recognized at cost and not depreciated.

Aset tetap diakui sebesar biaya perolehan setelah

dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Fixed assets are recognized at cost less accumulated

depreciation.

Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan estimasi masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Depreciation on fixed assets are calculated on the straight-line method with estimated useful lives as follows:

Tahun/ Years

Bangunan 20 Buildings

Perlengkapan dan Peralatan Kantor 4 - 7 Office Equipment

Renovasi Gedung dan Instalasi 4 Building Renovation and Installation

Kendaraan Bermotor 5 Vehicles

Sejak 1 Januari 2012, telah diberlakukan PSAK 16 “Aset Tetap” dan ISAK 25 “Hak atas Tanah”. Biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk hak guna bangunan dan hak

Since January 1, 2012, has applied IAS 16 "Property and Equipment" and ISAK 25, "Land Rights". The cost of acquisition of land in the form of building rights and use

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

26

Paraf:

pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan tersebut merupakan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali.

rights are recognized as fixed assets. The acquisition costs are costs directly attributable to obtain land rights, including the cost of legal processing on land when the land was first acquired.

Estimasi masa manfaat ekonomis, metode penyusutan dan nilai residu dikaji ulang pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan secara prospektif.

Estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each reporting date and adjusted prospectively.

2.o. Aset Takberwujud 2.o. Intangible Assets Piranti lunak komputer yang diperoleh dikapitalisasi sebesar biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan membuat peranti lunak tersebut sampai dengan siap untuk digunakan. Peranti lunak komputer diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) selama 4 - 7 tahun.

Acquisition of the software is capitalized at cost incurred to acquired and make the software ready for use. The software is amortized using the straight line method over 4 - 7 years.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset dikapitalisasi dan diamortisasi.

Maintenance and repair cost are charged as expenses when incurred. Expenditure that extends the useful life of assets is capitalised and amortised.

2.p. Aset Lain-lain 2.p. Other Assets Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah

AYDA, beban dibayar di muka, setoran jaminan, dan beban yang ditangguhkan.

Included in other assets are foreclosed assets, prepaid expenses, security deposits and deferred expenses.

Aset yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan.

Foreclosed assets represent assets acquired by the Bank, both from auction and non auction based on voluntary transfer by the debtors or based on debtor’s approval to sell the collateral where the debtor could not fulfill their obligations to the Bank. Foreclosed assets represent loan collateral acquired in settlement of loans.

AYDA diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value), yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Penilaian nilai wajar agunan AYDA dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan

Foreclosed assets are presented at their net realizable value. Net realizable value is the fair value of the foreclosed assets less estimated cost to sell of foreclosed assets. Foreclosed assets are appraised based on Bank Indonesia regulation. Any excess of the loan balance over the value of the foreclosed assets, which is not recoverable from the borrower, is charged to the allowance for impairment losses.

Biaya pemeliharaan atas AYDA yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.

Expenses for maintaining foreclosed assets subsequently charged to the current statements of comprehensive income as incurred. Gains or losses from sale of foreclosed assets are credited or charged to the current period statements of comprehensive income as incurred.

Beban dibayar di muka adalah beban yang telah dikeluarkan tetapi belum diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Beban dibayar di muka akan digunakan untuk aktivitas Bank di masa mendatang. Beban dibayar di muka akan diakui sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif pada saat diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya.

Prepaid expenses are expenses which have been incurred but have not been recognised as expense in the related period. Prepaid expenses will be used for the Bank’s activities in the future. Prepaid expenses are recognised as expenses in the statement of comprehensive income during the amortisation in accordance with the expected period of benefit.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

27

Paraf:

Termasuk dalam beban dibayar di muka adalah biaya sewa dan biaya asuransi. Beban sewa merupakan pembayaran di muka terkait sewa gedung kantor yang diamortisasi selama masa sewa dan dimulai sejak gedung digunakan. Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).

Included in prepaid expenses are rental expenses and insurance expense. Rent expenses is advance payment for rent of office building which will be amortised for rental period when building is in use. Prepaid expenses are amortized over the useful life of each prepayment by using straight line method.

2.q. Liabilitas Segera 2.q. Obligations Due Immediately Liabilitas segera adalah liabilitas Bank kepada pihak lain

yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.

Obligations due immediately is a liability of the Bank to other parties who are required to be paid out according to previously established agreements.

Liabilitas segera disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Obligations due immediately are carried at amortized costs. See Note 2.c for the accounting policy for financial liabilities that are measured at amortized costs.

2.r. Simpanan Nasabah dan Simpanan dari Bank Lain 2.r. Deposits from Customers and Deposits from Other Banks

Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu.

Deposits from customers are the funds placed by customers (excluding banks) with the Bank based on fund deposit agreements. Included in this account are current accounts, saving deposits, time deposits, certificates of deposits, and other similar instruments.

Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik di dalam maupun luar negeri, dalam bentuk giro, interbank call money, deposito berjangka, dan sertifikat deposito.

Deposits from other banks represent liabilities to domestic and overseas banks, in the form of current accounts, inter-bank call money, time deposits, and certificates of deposit.

Simpanan dari nasabah dan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Deposits from customers and other banks are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2.c for the accounting policy for financial liabilties at amortised cost.

Pada pengukuran awal, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Deposits from customer and deposits from other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.

2.s. Pinjaman yang Diterima

2.s. Borrowing

Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.

Borrowings represent funds received from other banks, Bank Indonesia or other parties with a repayment obligation in accordance with the terms of the loan agreement.

Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/ penerbitan pinjaman yang diterima.

At the initial measurement loans received are stated at fair value less transaction costs directly attributable to the acquisition/issuance of loans received.

Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Borrowings are classified as financial liabilities measured at amortized cost. See Note 2.c for the accounting policy for financial liabilities measured at amortized cost.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

28

Paraf:

2.t. Pendapatan dan Beban Bunga

2.t. Interest Income and Expense

Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan yang dikenakan suku bunga diakui sebagai “pendapatan bunga” dan “beban bunga” di dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif.

Interest income and expense for all interest bearing financial instruments are recognized as “interest income” and “interest expense” in the statement of comprehensive income using the effective interest method.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup komisi, provisi yang material, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif dan biaya transaksi.

The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument (for example prepayment options), but does not consider future credit losses. The calculation includes significant fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are integral part of the effective interest rate and transaction costs.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.

Once a financial asset or a group of a similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment losses.

Pada saat aset keuangan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih akan dibatalkan pengakuannya dalam laporan laba rugi komprehensif. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.

When financial asset was classified as non performing, accrued interest but not yet paid will be canceled in the statement of comprehensive income. Reversed interest income is recognized as a contingent receivable.

2.u. Pendapatan Provisi dan Komisi 2.u. Fees and Commissions Income Provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.

Fees and commissions income directly related to significant lending activities, are recognized as a part/(deduction) of lending cost and will be recognized as interest income by amortizing the carrying value of loan with effective interest rate method.

Untuk kredit yang diberikan yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang belum diamortisasi, diakui pada saat kredit yang diberikan dilunasi.

For loans were repaid prior to maturity, the balance of fees and/or commissions and transaction costs that are directly attributable to the unamortized, is recognized when the loans repaid.

Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu jangka waktu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi sebagai pendapatan operasional lainnya.

Fees and commissions income which are not related to lending activities or a specific period are recognized as revenues on the transaction date as other operating income.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

29

Paraf:

2.v. Perpajakan 2.v. Taxation Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode liabilitas. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara aset dan liabilitas menurut ketentuan-ketentuan pajak dengan nilai tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan.

Deferred income tax is provided, using the balance sheet liability method. Deferred income tax is the temporary differences arising between the tax base of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif.

Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at the reporting date. Deferred tax is charged or credited in the statement of comprehensive income.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.

Adjustments to tax obligations are recognized when an assessment letter is received or, if an objection of appeal is filed when the result of an objection or appeal is determined.

Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Current tax is calculated based on taxable income for the year, which determined in accordance with current tax regulations.

Bank melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, Bank: a) Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum

untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan

b) Bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

The Bank offset current tax assets and current tax liabilities if, and only if the Bank: a) has a legally enforceable right to set off the

recognized amounts; and

b) intends either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.

2.w. Imbalan Kerja 2.w. Employee Benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Bank dalam suatu periode akuntansi.

Short term employee benefits are recognized when the undiscounted amount of employee have provided services to the Bank in an accounting period.

Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang kompensasi dan hak-hak lainnya dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

Long term employee benefits and post employment benefits, such as retirement, severance pay, compensation and other entitlements are calculated based on the Company Regulation and Labour Law No. 13/2003.

Bank menetapkan program imbalan pasca kerja karyawan manfaat pasti yang bersifat non iuran (non contributory). Sesuai dengan UU No. 13/2003, Bank harus menyediakan program dengan imbalan yang minimal sama dengan imbalan pensiun yang diatur dalam Undang-Undang No. 13/2003. Imbalan pensiun sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2003 adalah program imbalan pasti.

Banks establish non contributory defined benefit post employment. In accordance with the Law No. 13/2003, the Bank shall provide the program with a compensation pension benefits at least equal to the provisions in Law No. 13/2003. A pension benefit in accordance with the Law No. 13/2003 is a defined benefit plan.

Liabilitas imbalan pensiun merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi dengan nilai wajar aset program dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu yang tidak diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit.

Pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service cost. Defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

30

Paraf:

Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Bank berkomitmen untuk:

Termination benefits are recognized when, and only if, the Bank is committee to:

a) memberhentikan seorang untuk sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau

a) terminate an employee or group of employees before the normal retirement date; or

b) menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.

b) provide termination benefits as a result of an offer made in order to encourage voluntary redudancy.

2.x. Informasi Segmen Operasi 2.x. Operating Segment Information Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

An operating segment is a component of the Bank which:

a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b. hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh kepala operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

a. that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transactions with other components of the same entity);

b. whose operating results are regularly reviewed by chief operating decision maker to make decisions regarding the resources to be allocated and assess its performance; and

c. for which discrete financial information is available.

Karena pada saat ini manajemen Bank menelaah alokasi aset keuangan tertentu di antara nasabah ritel, nasabah usaha kecil dan menengah (UKM) serta nasabah middle rate, tetapi tidak untuk hasil operasi lainnya serta informasi keuangan yang dapat dipisahkan juga tidak tersedia di Bank, maka manajemen berkeyakinan Bank pada saat ini dikelola sebagai segmen operasi tunggal.

Since the management of the Bank examine certain financial asset allocation among retail customers, small and medium business customers (UKM) as well as middle rate customers, but not for other operating results, and financial information that can be separated is also not available in the Bank, the management Bank believes the time is managed as a single operating segment.

3. Sumber Ketidakpastian Estimasi dan

Pertimbangan Akuntansi 3. Source of Estimation Uncertainty and

Accounting Judgment

Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.

Certain estimates and assumption are made in the presentation of the financial statements. These often require management judgement in determining the appropriate methodology for valuation of assets and liabilities.

Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.

Management makes estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities within the next financial year. All estimates and assumptions required in conformity with SFAS are best estimates undertaken in accordance with the applicable standard. Estimates and judgments are evaluated on a continuous basis, and are based on past experience and other factors, including expectations with regard to future events.

Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.

Although these estimates and assumption are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual result may differ from those estimates and assumptions.

a. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan a. Allowance for Impairment Losses of Financial Assets

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya sesuai dengan Catatan 2.e.

Financial assets accounted at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2.e.

Kondisi spesifik counterparty penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan

The specific counterparty component of the total allowance for impairment applies to financial assets

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

31

Paraf:

dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Manajemen Risiko.

evaluated individually for impairment and based on management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimated cash flows considered recoverable are independently approved by the Risk Management.

Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi.

Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is an objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified.

Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.

In order to estimate the required reserve, management makes assumptions for determining the inherent loss, and to determine the required input parameters, based on past experience and current economic conditions. The accuracy of the allowance depends on how well the estimated future cash flows for specific counterparty reserves and model assumptions and parameters used in determining collective reserves.

Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif (Catatan 10).

The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances (Note 10).

b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan b. Fair Values of Financial Instruments

Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar, Bank menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2.c untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.

In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank uses the valuation techniques as described in Note 2.c for financial instruments that are traded infrequently and a lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.

c. Imbalan Pasca Kerja c. Post Employment Benefits

Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain (lihat Catatan 2.w dan 29). Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi nilai liabilitas pensiun.

Actuarial calculations using assumptions such as discount rates, investment returns, salary increase rate, death rate, rate of resignation and others (see Notes 2.w and 29). Changes in these assumptions will affect the value of the pension liabilities.

Bank menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan

Bank determines the appropriate discount rate at the end of the reporting period, the interest rate that should be used to determine the present value of future cash flows expected estimasian to resolve pension liabilities. In determining the appropriate level of interest rates, the

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

32

Paraf:

tingkat suku bunga yang sesuai, Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas pensiun yang terkait. Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.

Bank considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency of the consideration will be paid and that have terms to maturity similar to the period of the related pension liability. Other key assumptions pension liabilities are determined based in part on current market conditions.

4. Kas 4. Cash

2014 2013

Rupiah 18,672,278,950 15,013,699,350 Rupiah

Jumlah 18,672,278,950 15,013,699,350 Total

Per 31 Desember 2014 dan 2013, saldo kas termasuk kas pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM) masing-masing sebesar Rp675.200.000 dan Rp342.800.000.

As of December 31, 2014 dan 2013, cash balance includes cash in Automatic Teller Machines (ATM) amounting to Rp675,200,000 and Rp342,800,000, respectively.

5. Giro pada Bank Indonesia 5. Current Accounts with Bank Indonesia

2014 2013

Rupiah 208,646,104,423 152,902,246,012 Rupiah

Jumlah 208,646,104,423 152,902,246,012 Total

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun mata uang asing.

According to the regulation of Bank Indonesia, each bank in Indonesia is required to maintain a minimum liquidity reserve in certain percentage of third party funds both in Rupiah and foreign currencies.

Giro Wajib Minimum (GWM) Bank umum Konvensional ditentukan berdasarkan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah sebesar:

The Bank’s Minimum Ratio Statutory Reserves based on PBI No. 15/15/PBI/2013 dated December 24, 2013, Minimum Ratio of Statutory Reserves for Commercial Banks with Bank Indonesia in Rupiah are as follows:

2014 2013

(%) (%)

Rupiah Rupiah

GWM Utama 8.00 8.00 Primary Statutory Reserves

GWM Sekunder 4.00 4.00 Secondary Statutory Reserves

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, GWM Bank telah sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, dimana rasio GWM untuk rekening Rupiah pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar:

As at December 31, 2014 and 2013, the reserve bank in accordance with the above provisions, where the GWM ratio for Rupiah accounts as at December 31, 2014 and 2013 respectively are as follows:

2014 2013

(%) (%)

Rupiah Rupiah

GWM Utama 8.02 8.02 Primary Statutory Reserves

GWM Sekunder 7.59 7.97 Secondary Statutory Reserves

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

33

Paraf:

6. Giro pada Bank Lain 6. Current Accounts with Other Bank Rincian giro pada bank lain adalah sebagai berikut: Details of current accounts with other bank are as follows:

2014 2013

Pihak Ketiga - Rupiah Third Party - Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 4,050,923,621 2,916,104,719 PT Bank Central Asia Tbk

Jumlah 4,050,923,621 2,916,104,719 Total

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, giro pada bank lain digolongkan sebagai lancar.

As at December 31, 2014 and 2013, current account with other bank were classified as current.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas giro pada bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.

Management believes that there is no impairment for current account with other banks therefore no allowance for impairment losses is needed.

7. Penempatan pada Bank Indonesia 7. Placements with Bank Indonesia dan Bank Lain and Other Bank

Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan pada bank lain adalah sebagai berikut:

Details of placement with Bank Indonesia and other bank are as follows:

2014 2013

Rupiah Rupiah

Bank Indonesia Bank Indonesia

Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia 305,351,236,478 558,210,855,684 Bank Indonesia Deposit Facility

PT Bank Victoria International PT Bank Victoria International

Call Money 20,000,000,000 -- Call Money

PT Bank Ganesha PT Bank Ganesha

Call Money -- 10,000,000,000 Call Money

Jumlah 325,351,236,478 568,210,855,684 Total

Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jangka waktu dan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Placements with Bank Indonesia and other bank by periods and remaining periods to maturity as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

Jenis Penempatan ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Placement Type

≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total

Rupiah Rupiah

Bank Indonesia Bank Indonesia

Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia

Bank Indonesia 305,351,236,478 -- -- -- 305,351,236,478 Deposit Facility

PT Bank Victoria International PT Bank Victoria International

Call Money 20,000,000,000 -- -- -- 20,000,000,000 Call Money

Jumlah 325,351,236,478 -- -- -- 325,351,236,478 Total

2014

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

34

Paraf:

Jenis Penempatan ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Placement Type

≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total

Rupiah Rupiah

Bank Indonesia Bank Indonesia

Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia

Bank Indonesia 558,210,855,684 -- -- -- 558,210,855,684 Deposit Facility

PT Bank Ganesha PT Bank Ganesha

Call Money 10,000,000,000 -- -- -- 10,000,000,000 Call Money

Jumlah 568,210,855,684 -- -- -- 568,210,855,684 Total

2013

Tingkat suku bunga rata-rata per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar 3,78% dan 3,81%.

The average interest rate as of December 31, 2014 and 2013 is 3.78% and 3.81%, respectively.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.

Management believes that there is no impairment for placements with Bank Indonesia and other banks therefore no allowance for impairment losses are needed.

8. Efek-efek 8. Marketable Securities Jumlah tercatat efet-efek berdasarkan tujuan dan jenis pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Marketable securities by purpose and type as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah

Sertifikat Bank Indonesia 151,739,000,000 121,000,000,000 Certificates of Bank Indonesia

Diskonto yang Belum Diamortisasi (1,066,995,223) (3,765,981,327) Unamortized Discount

Nilai Bersih 150,672,004,777 117,234,018,673 Net

Seritifkat Deposito Bank Indonesia 150,000,000,000 7,000,000,000 Deposit Certificates of Bank Indonesia

Diskonto yang Belum Diamortisasi (1,995,868,540) (186,635,496) Unamortized Discount

Nilai Bersih 148,004,131,460 6,813,364,504 Net

Jumlah 298,676,136,237 124,047,383,177 Total

Jumlah tercatat efet-efek berdasarkan jangka waktu pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Marketable securities by periods as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

Jenis Efek ≤ 1 month > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Securities Type

≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah

Sertifikat Bank Indonesia -- -- -- 150,672,004,777 150,672,004,777 Certificates of Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia -- -- -- 148,004,131,460 148,004,131,460 Deposit Certificates of Bank Indonesia

Jumlah -- -- -- 298,676,136,237 298,676,136,237 Total

2014

Jenis Efek ≤ 1 month > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Securities Type

≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah

Sertifikat Bank Indonesia -- -- -- 117,234,018,673 117,234,018,673 Certificates of Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia -- -- -- 6,813,364,504 6,813,364,504 Deposit Certificates of Bank Indonesia

Jumlah -- -- -- 124,047,383,177 124,047,383,177 Total

2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

35

Paraf:

Jumlah tercatat efet-efek berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Marketable securities by remaining periods to maturity as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

Jenis Efek ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Securities Type

≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah

Sertifikat Bank Indonesia -- -- 54,541,085,688 96,130,919,089 150,672,004,777 Certificates of Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia -- -- -- 148,004,131,460 148,004,131,460 Deposit Certificates of Bank Indonesia

Jumlah -- -- 54,541,085,688 244,135,050,549 298,676,136,237 Total

2014

Jenis Efek ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Securities Type

≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah

Sertifikat Bank Indonesia 9,989,542,566 -- 45,912,463,272 61,332,012,835 117,234,018,673 Certificates of Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia -- -- 6,813,364,504 -- 6,813,364,504 Deposit Certificates of Bank Indonesia

Jumlah 9,989,542,566 -- 52,725,827,776 61,332,012,835 124,047,383,177 Total

2013

Tingkat suku bunga rata-rata per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar 6,93% dan 4,86%.

The average interest rate as of December 31, 2014 and 2013 is 6.93% and 4.86%, respectively.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas efek-efek sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.

Management believes that there is no impairment for marketable secutiries therefore no allowance for impairment losses is needed.

9. Efek-efek yang Dibeli dengan Janji 9. Securities Purchased Dijual Kembali under Resale Agreement

Jumlah tercatat efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Security purchased under resale agreement as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

Pihak Penjual/ Jenis Efek/ Nilai Nominal/ Tingkat Suku Bunga/ Tanggal Dimulai/ Tanggal Jatuh Tempo/ Nilai Tercatat/

Counterparty Type of Securitiy Nominal Account Interest Rate Commencement Date Maturity Date Carrying Amount

Bank Indonesia SUN 15,000,000,000 6.27% 24 November/November 2014 19 Januari/January 2015 14,725,290,000

Jumlah/ Total 15,000,000,000 14,725,290,00015,000,000,000

2014

Pihak Penjual/ Jenis Efek/ Nilai Nominal/ Tingkat Suku Bunga/ Tanggal Dimulai/ Tanggal Jatuh Tempo/ Nilai Tercatat/

Counterparty Type of Securitiy Nominal Account Interest Rate Commencement Date Maturity Date Carrying Amount

Bank Indonesia SUN 30,000,000,000 5.90% 31 Desember/December 2013 7 Januari/ January 2014 29,363,880,000

Jumlah/ Total 30,000,000,000 29,363,880,000

2013

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 tidak terdapat saldo efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dengan pihak berelasi.

As at December 31, 2014 and 2013, there was no security purchased under resale agreement transaction with related party.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, seluruh efek yang dibeli dengan janji dijual kembali digolongkan sebagai lancar.

As at December 31, 2014 and 2013, all securities purchased under resale agreement were classified as current.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

36

Paraf:

10. Kredit yang Diberikan 10. Loans

a. Berdasarkan Jenis dan Kualitas Kredit a. By Type and Credit Quality Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kredit yang mengalami penurunan nilai dan tidak mengalami penurunan nilai.

The quality of loans based on impaired and unimpaired loan.

Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/

Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total

dan Penilaian dan Penilaian

Secara Kolektif/ Secara Kolektif

Unimpaired dan Individual/

and Collectively Impaired and

Assessed Collectively and

Individually

Assessed

Pihak Berelasi Related Parties

Modal Kerja 45,000,000,000 -- 45,000,000,000 Working Capital

Investasi 1,145,788,423 -- 1,145,788,423 Investment

Konsumsi 42,049,289 -- 42,049,289 Consumer

Sub Jumlah 46,187,837,712 -- 46,187,837,712 Sub Total

Pihak Ketiga Third Parties

Modal Kerja 1,532,425,976,392 46,779,358,634 1,579,205,335,026 Working Capital

Investasi 898,349,530,287 11,003,837,126 909,353,367,413 Investment

Konsumsi 5,095,114,769 63,417,883 5,158,532,652 Consumer

Sub Jumlah 2,435,870,621,448 57,846,613,643 2,493,717,235,091 Sub Total

Jumlah 2,482,058,459,160 57,846,613,643 2,539,905,072,803 Total

Dikurangi: Cadangan Less: Allowance for

Kerugian Penurunan Nilai (6,992,518,664) (4,891,394,216) (11,883,912,880) Impairment Losses

Jumlah - Bersih 2,475,065,940,496 52,955,219,427 2,528,021,159,923 Total - Net

2014

Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/

Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total

dan Penilaian dan Penilaian

Secara Kolektif/ Secara Kolektif

Unimpaired dan Individual/

and Collectively Impaired and

Assessed Collectively and

Individually

Assessed

Pihak Berelasi Related Parties

Investasi 1,187,268,637 -- 1,187,268,637 Investment

Sub Jumlah 1,187,268,637 -- 1,187,268,637 Sub Total

Pihak Ketiga Third Parties

Modal Kerja 1,352,763,148,340 24,836,365,580 1,377,599,513,920 Working Capital

Investasi 342,465,056,166 2,640,016,549 345,105,072,715 Investment

Konsumsi 7,726,701,499 17,057,866 7,743,759,365 Consumer

Sub Jumlah 1,702,954,906,005 27,493,439,995 1,730,448,346,000 Sub Total

Jumlah 1,704,142,174,642 27,493,439,995 1,731,635,614,637 Total

Dikurangi: Cadangan Less: Allowance for

Kerugian Penurunan Nilai (5,363,226,730) (2,958,154,504) (8,321,381,234) Impairment Losses

Jumlah - Bersih 1,698,778,947,912 24,535,285,491 1,723,314,233,403 Total - Net

2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

37

Paraf:

Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Quality based on the collectibility of loans in accordance with the provisions of Bank Indonesia.

Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/ Jumlah/

Current Khusus/ Substandard Doubtful Loss Total

Special Mention

Pihak Berelasi Related Parties

Modal Kerja 45,000,000,000 -- -- -- -- 45,000,000,000 Working Capital

Investasi 1,145,788,423 -- -- -- -- 1,145,788,423 Investment

Konsumsi 42,049,289 -- -- -- -- 42,049,289 Consumer

Sub Jumlah 46,187,837,712 -- -- -- -- 46,187,837,712 Sub Total

Pihak Ketiga Third Parties

Modal Kerja 1,461,754,331,742 70,671,644,650 11,773,232,528 15,906,563,727 19,099,562,378 1,579,205,335,025 Working Capital

Investasi 837,279,339,442 61,070,190,845 1,836,269,151 6,927,546,782 2,240,021,193 909,353,367,413 Investment

Konsumsi 4,729,468,244 365,646,526 32,160,378 31,257,505 -- 5,158,532,653 Consumer

Sub Jumlah 2,303,763,139,428 132,107,482,021 13,641,662,057 22,865,368,014 21,339,583,571 2,493,717,235,091 Sub Total

Jumlah 2,349,950,977,140 132,107,482,021 13,641,662,057 22,865,368,014 21,339,583,571 2,539,905,072,803 Total

Dikurangi: Less:

Cadangan Kerugian Allowance for

Penurunan Nilai (4,133,067,353) (2,859,451,311) (707,186,571) (1,668,112,907) (2,516,094,738) (11,883,912,880) Impairment Losses

Jumlah - Bersih 2,345,817,909,787 129,248,030,710 12,934,475,486 21,197,255,107 18,823,488,833 2,528,021,159,923 Total - Net

2014

Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/ Jumlah/

Current Khusus/ Substandard Doubtful Loss Total

Special Mention

Pihak Berelasi Related Parties

Investasi 1,187,268,637 -- -- -- -- 1,187,268,637 Investment

Sub Jumlah 1,187,268,637 -- -- -- -- 1,187,268,637 Sub Total

Pihak Ketiga Third Parties

Modal Kerja 1,303,727,217,585 49,035,930,755 9,940,544,608 8,024,894,371 6,870,926,601 1,377,599,513,920 Working Capital

Investasi 311,663,319,126 30,801,737,040 2,189,025,788 -- 450,990,761 345,105,072,715 Investment

Konsumsi 7,004,855,061 721,846,438 17,057,866 -- -- 7,743,759,365 Consumer

Sub Jumlah 1,622,395,391,772 80,559,514,233 12,146,628,262 8,024,894,371 7,321,917,362 1,730,448,346,000 Sub Total

Jumlah 1,623,582,660,409 80,559,514,233 12,146,628,262 8,024,894,371 7,321,917,362 1,731,635,614,637 Total

Dikurangi: Less:

Cadangan Kerugian Allowance for

Penurunan Nilai (2,963,246,603) (2,399,980,127) (1,089,274,226) (812,370,430) (1,056,509,848) (8,321,381,234) Impairment Losses

Jumlah - Bersih 1,620,619,413,806 78,159,534,106 11,057,354,036 7,212,523,941 6,265,407,514 1,723,314,233,403 Total - Net

2013

b. Berdasarkan Sektor Ekonomi b. By Economic Sectors

Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kredit yang mengalami penurunan nilai dan tidak mengalami penurunan nilai.

Loans are based on sectors of the economy and the impaired and unimpaired loan.

Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/

Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total

dan Penilaian dan Penilaian

Secara Kolektif/ Secara Kolektif

Unimpaired dan Individual/

and Collectively Impaired and

Assessed Collectively and

Individually

Assessed

Pihak Berelasi Related Parties

Perantara Keuangan 46,145,788,423 -- 46,145,788,423 Financial Intermediaries

Rumah Tangga 42,049,289 -- 42,049,289 Household

Sub Jumlah 46,187,837,712 -- 46,187,837,712 Sub Total

2014

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

38

Paraf:

Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/

Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total

dan Penilaian dan Penilaian

Secara Kolektif/ Secara Kolektif

Unimpaired dan Individual/

and Collectively Impaired and

Assessed Collectively and

Individually

Assessed

2014

Pihak Ketiga Third Parties

Perdagangan Besar dan Eceran 704,457,146,657 32,843,490,216 737,300,636,873 Wholesale and Retail Trade

Perantara Keuangan 736,391,755,212 -- 736,391,755,212 Financial Intermediaries

Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 461,189,965,979 9,593,777,440 470,783,743,419 Agriculture, Hunting, and Forestry

Transportasi, Pergudangan, dan Transportation, Warehouse,and

Komunikasi 120,137,678,834 4,702,485,229 124,840,164,063 CommunicationReal Estate , Usaha Persewaan, Real Estate, Rental Business,

dan Jasa Perusahaan 91,625,912,944 4,909,507,536 96,535,420,480 and Corporate Services

Industri Pengolahan 92,435,346,373 759,399,944 93,194,746,317 Manufacturing

Kontruksi 90,426,574,191 2,370,998,376 92,797,572,567 Construction

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Social Services, Socio Cultural,

Hiburan, dan Perorangan Lainnya 35,932,476,248 565,372,587 36,497,848,835 Entertainment and Individual

Penyediaan Akomodasi dan Supplies of Accommodation and

Penyediaaan Makan Minum 35,239,386,396 513,832,465 35,753,218,861 Foods and Beverages

Pertambangan dan Penggalian 28,646,912,724 1,098,116,826 29,745,029,550 Mining and Excavation

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 23,707,615,095 357,277,532 24,064,892,627 Health Services and Social Activities

Perikanan 7,066,544,559 129,299,194 7,195,843,753 Fisheries

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 4,727,502,245 3,056,298 4,730,558,543 Household Services

Rumah Tangga 2,171,578,225 -- 2,171,578,225 Household

Jasa Pendidikan 1,714,225,766 -- 1,714,225,766 Education

Bukan Lapangan Usaha Lainnya -- -- -- Other Non Economic Activities

Sub Jumlah 2,435,870,621,448 57,846,613,643 2,493,717,235,091 Sub Total

Jumlah 2,482,058,459,160 57,846,613,643 2,539,905,072,803 TotalDikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for

Penurunan Nilai (6,992,518,664) (4,891,394,216) (11,883,912,880) Impairment LossesJumlah - Bersih 2,475,065,940,496 52,955,219,427 2,528,021,159,923 Total - Net

Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/

Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total

dan Penilaian dan Penilaian

Secara Kolektif/ Secara Kolektif

Unimpaired dan Individual/

and Collectively Impaired and

Assessed Collectively and

Individually

Assessed

Pihak Berelasi Related Parties

Perantara Keuangan 1,187,268,637 -- 1,187,268,637 Financial Intermediaries

Sub Jumlah 1,187,268,637 -- 1,187,268,637 Sub Total

Pihak Ketiga Third Parties

Perdagangan Besar dan Eceran 562,038,321,296 23,681,154,324 585,719,475,620 Wholesale and Retail Trade

Perantara Keuangan 440,063,856,952 -- 440,063,856,952 Financial Intermediaries

Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 163,559,677,716 2,404,179,541 165,963,857,257 Agriculture, Hunting, and Forestry

Transportasi, Pergudangan, dan Transportation, Warehouse,and

Komunikasi 138,470,196,997 173,091,909 138,643,288,906 CommunicationReal Estate , Usaha Persewaan, Real Estate, Rental Business,

dan Jasa Perusahaan 124,484,451,171 485,879,636 124,970,330,807 and Corporate Services

Kontruksi 93,447,285,758 50,477,486 93,497,763,244 Construction

Industri Pengolahan 91,002,460,727 147,315,280 91,149,776,007 Manufacturing

Pertambangan dan Penggalian 29,628,688,373 227,878,366 29,856,566,739 Mining and Excavation

Penyediaan Akomodasi dan Supplies of Accommodation and

Penyediaaan Makan Minum 21,683,975,523 306,405,587 21,990,381,110 Foods and Beverages

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Social Services, Socio Cultural,

Hiburan, dan Perorangan Lainnya 14,860,513,240 -- 14,860,513,240 Entertainment and Individual

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,187,681,529 -- 9,187,681,529 Health Services and Social Activities

Rumah Tangga 7,698,151,434 17,057,866 7,715,209,300 Household

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 3,785,337,534 -- 3,785,337,534 Household Services

Perikanan 1,793,874,236 -- 1,793,874,236 Fisheries

Jasa Pendidikan 1,221,883,454 -- 1,221,883,454 Education

Bukan Lapangan Usaha Lainnya 28,550,065 -- 28,550,065 Other Non Economic Activities

Sub Jumlah 1,702,954,906,005 27,493,439,995 1,730,448,346,000 Sub Total

Jumlah 1,704,142,174,642 27,493,439,995 1,731,635,614,637 TotalDikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for

Penurunan Nilai (5,363,226,730) (2,958,154,504) (8,321,381,234) Impairment LossesJumlah - Bersih 1,698,778,947,912 24,535,285,491 1,723,314,233,403 Total - Net

2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

39

Paraf:

Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Loans are based on sectors of the economy and quality based on the collectibility of loans in accordance with Bank Indonesia.

Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/ Jumlah/

Current Khusus/ Substandard Doubtful Loss Total

Special Mention

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Pihak Berelasi Related Parties

Perantara Keuangan 46,145,788,423 -- -- -- -- 46,145,788,423 Financial Intermediaries

Rumah Tangga 42,049,289 -- -- -- -- 42,049,289 Household

Sub Jumlah 46,187,837,712 -- -- -- -- 46,187,837,712 Sub Total

Pihak Ketiga Third Parties

Perdagangan Besar dan Eceran 656,237,940,935 48,219,205,722 7,352,237,979 11,997,823,345 13,493,428,892 737,300,636,873 Wholesale and Retail Trade

Perantara Keuangan 736,391,755,212 -- -- -- -- 736,391,755,212 Financial Intermediaries

Pertanian, Perburuan, Agriculture, Hunting,

dan Kehutanan 434,994,131,717 26,195,834,262 3,082,368,876 2,781,265,715 3,730,142,849 470,783,743,419 and Forestry

Transportasi, Pergudangan, dan Transportation, Warehouse and

Komunikasi 102,737,278,202 17,400,400,632 265,661,401 4,400,890,266 35,933,562 124,840,164,063 CommunicationReal Estate , Usaha Persewaan, Real Estate, Rental Business,

dan Jasa Perusahaan 80,581,756,212 11,044,156,732 1,841,738,056 2,181,257,505 886,511,975 96,535,420,480 and Corporate Services

Industri Pengolahan 87,734,955,235 4,700,391,138 557,908,320 22,080,230 179,411,394 93,194,746,317 Manufacturing

Kontruksi 77,322,216,803 13,104,357,388 -- -- 2,370,998,376 92,797,572,567 Construction

Jasa Kemasyarakatan, Social Service,

Sosial Budaya, Hiburan, Socio Cultural, Entertainment

dan Perorangan Lainnya 34,851,748,553 1,080,727,695 238,516,054 95,639,355 231,217,177 36,497,848,834 and Individual

Penyediaan Akomodasi dan Supplies of Accommodation and

Penyediaaan Makan Minum 33,255,592,768 1,983,793,628 199,998,667 221,535,109 92,298,689 35,753,218,861 Foods and Beverages

Pertambangan dan Penggalian 22,352,633,867 6,294,278,857 -- 1,098,116,826 -- 29,745,029,550 Mining and Excavation

Jasa Kesehatan dan Health Services and

Kegiatan Sosial 22,530,957,093 1,176,658,002 78,760,967 63,703,365 214,813,200 24,064,892,627 Social Activities

Perikanan 6,689,905,562 376,638,997 24,471,737 -- 104,827,457 7,195,843,753 Fisheries

Jasa Perorangan yang Melayani

Rumah Tangga 4,727,502,245 -- -- 3,056,298 -- 4,730,558,543 Household Services

Rumah Tangga 2,114,221,862 57,356,364 -- -- -- 2,171,578,226 Household

Jasa Pendidikan 1,240,543,162 473,682,604 -- -- -- 1,714,225,766 Education

Sub Jumlah 2,303,763,139,428 132,107,482,021 13,641,662,057 22,865,368,014 21,339,583,571 2,493,717,235,091 Sub Total

Jumlah 2,349,950,977,140 132,107,482,021 13,641,662,057 22,865,368,014 21,339,583,571 2,539,905,072,803 Total

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for

Penurunan Nilai (4,133,067,353) (2,859,451,311) (707,186,571) (1,668,112,907) (2,516,094,738) (11,883,912,880) Impairment Losses

Jumlah - Bersih 2,345,817,909,787 129,248,030,710 12,934,475,486 21,197,255,107 18,823,488,833 2,528,021,159,923 Total - Net

2014

Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/ Jumlah/

Current Khusus/ Substandard Doubtful Loss Total

Special Mention

Pihak Berelasi Related Parties

Perantara Keuangan 1,187,268,637 -- -- -- -- 1,187,268,637 Financial Intermediaries

Sub Jumlah 1,187,268,637 -- -- -- -- 1,187,268,637 Sub Total

Pihak Ketiga Third Parties

Perdagangan Besar dan Eceran 536,972,512,023 25,065,809,273 11,277,667,045 6,807,381,346 5,596,105,933 585,719,475,620 Wholesale and Retail Trade

Perantara Keuangan 440,063,856,952 -- -- -- -- 440,063,856,952 Financial Intermediaries

Pertanian, Perburuan, Agriculture, Hunting,

dan Kehutanan 161,205,940,778 2,353,736,938 491,083,440 739,169,655 1,173,926,446 165,963,857,257 and Forestry

Transportasi, Pergudangan, dan Transportation, Warehouse and

Komunikasi 117,940,616,872 20,529,580,125 173,091,909 -- -- 138,643,288,906 CommunicationReal Estate , Usaha Persewaan, Real Estate, Rental Business,

dan Jasa Perusahaan 117,617,201,011 6,867,250,160 -- 341,386,031 144,493,605 124,970,330,807 and Corporate Services

Kontruksi 87,340,353,134 6,106,932,624 50,477,486 -- -- 93,497,763,244 Construction

Industri Pengolahan 85,152,617,378 5,849,843,349 -- 68,696,490 78,618,790 91,149,776,007 Manufacturing

Pertambangan dan Penggalian 19,165,277,914 10,463,410,459 -- -- 227,878,366 29,856,566,739 Mining and Excavation

Penyediaan Akomodasi dan Supplies of Accommodation and

Penyediaaan Makan Minum 20,141,147,588 1,542,827,935 137,250,516 68,260,849 100,894,222 21,990,381,110 Foods and Beverages

Jasa Kemasyarakatan, Social Service,

Sosial Budaya, Hiburan, Socio Cultural, Entertainment

dan Perorangan Lainnya 14,219,203,308 641,309,932 -- -- -- 14,860,513,240 and Individual

Jasa Kesehatan dan Health Services and

Kegiatan Sosial 9,006,194,979 181,486,550 -- -- -- 9,187,681,529 Social Activities

Rumah Tangga 6,981,636,692 716,514,742 17,057,866 -- -- 7,715,209,300 Household

Jasa Perorangan yang Melayani

Rumah Tangga 3,785,337,534 -- -- -- -- 3,785,337,534 Household Services

Perikanan 1,558,393,786 235,480,450 -- -- -- 1,793,874,236 Fisheries

Jasa Pendidikan 1,221,883,454 -- -- -- -- 1,221,883,454 Education

Bukan Lapangan Usaha Lainnya 23,218,369 5,331,696 -- -- -- 28,550,065 Other Non Economic Activities

Sub Jumlah 1,622,395,391,772 80,559,514,233 12,146,628,262 8,024,894,371 7,321,917,362 1,730,448,346,000 Sub Total

Jumlah 1,623,582,660,409 80,559,514,233 12,146,628,262 8,024,894,371 7,321,917,362 1,731,635,614,637 Total

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for

Penurunan Nilai (2,963,246,603) (2,399,980,127) (1,089,274,226) (812,370,430) (1,056,509,848) (8,321,381,234) Impairment Losses

Jumlah - Bersih 1,620,619,413,806 78,159,534,106 11,057,354,036 7,212,523,941 6,265,407,514 1,723,314,233,403 Total - Net

2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

40

Paraf:

Rasio kredit bermasalah dihitung sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan sebagaimana tercantum dalam SE-BI No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana telah diubah dengan SE-BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 yang kemudian diubah melalui SE-BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 dan SE-BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.

The ratio of non performing loans shall be calculated in accordance with the guidelines calculation of financial ratios as set out in Circular Letter of Bank Indonesia No. 3/30/DPNP dated December 14, 2001 amendmend by Circular Letter of Bank Indonesia No. 7/10/DPNP dated March 31, 2005 which was amendmend by Circular Letter of Bank Indonesia No. 12/11/DPNP dated March 31, 2010 and Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/30/DPNP dated December 16, 2011.

Non Performing Loan (NPL)-Bruto yang dimiliki Bank per 31 Desember 2014 dan 2013, masing-masing sebesar Rp57.846.613.643 dan Rp27.493.439.995 atau sebesar 2,35% dan 1,59%.

Non Performing Loans (NPL)-Gross of the Bank as of December 31, 2014 and 2013, amounted to Rp57,846,613,643 and Rp27,493,439,995 or 2.35% and 1.59%, respectively.

NPL-Bersih yang dimiliki Bank per 31 Desember 2014 dan 2013, masing-masing sebesar Rp52.955.219.427 dan Rp24.535.285.491 atau sebesar 2,15% dan 1,42%.

NPL-Net of the Bank as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp52,955,219,427 and Rp24,535,285,491 or 2.15% and 1.42%, respectively.

c. Berdasarkan Jangka Waktu Perjanjian Kredit c. By Loan Periods

2014 2013

< 1 Tahun 95,784,314,695 265,906,814,411 < 1 Year

> 1 Tahun - 2 Tahun 319,206,350,505 189,165,037,511 > 1 Year - 2 Years

> 2 Tahun - 5 Tahun 1,881,501,861,678 1,230,561,142,682 > 2 Years - 5 Years

> 5 Tahun 243,412,545,925 46,002,620,033 > 5 Years

Jumlah 2,539,905,072,803 1,731,635,614,637 Total

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for

Penurunan Nilai (11,883,912,880) (8,321,381,234) Impairment Losses

Jumlah - Bersih 2,528,021,159,923 1,723,314,233,403 Total - Net

d. Berdasarkan Jatuh Tempo Kredit d. By Remaining Periods

2014 2013

< 1 Tahun 503,140,118,342 385,130,528,173 < 1 Year

> 1 Tahun - 2 Tahun 500,798,911,562 429,237,791,652 > 1 Year - 2 Years

> 2 Tahun - 5 Tahun 1,481,486,074,249 905,409,669,963 > 2 Years - 5 Years

> 5 Tahun 54,479,968,650 11,857,624,849 > 5 Years

Jumlah 2,539,905,072,803 1,731,635,614,637 Total

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for

Penurunan Nilai (11,883,912,880) (8,321,381,234) Impairment Losses

Jumlah - Bersih 2,528,021,159,923 1,723,314,233,403 Total - Net

e. Suku Bunga Rata-rata per Tahun e. Average Interest Rate per Year Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk kredit yang diberikan adalah masing-masing sebesar 15,83% dan 13,24% pada tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

The average annual interest rates of loans were 15.83%and 13.24% for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively.

f. Kredit yang Direktrukturisasi f. Restructured Loans Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank telah melakukan restrukturisasi kredit melalui perpanjangan waktu, penurunan tingkat suku bunga dan kapitalisasi bunga menjadi pokok kredit baru, dengan rincian sebagai berikut:

As of December 31, 2014 and 2013, the Bank restructured loans by time extention, reduction of interest rates and interest capitalization to new loans principal, are as follows:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

41

Paraf:

2014 2013

Kredit yang Direstrukturisasi 40,221,648,717 16,959,549,035 Loan Restructured

Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for

Penurunan Nilai (340,898,780) (719,916,611) Impairment Losses

Jumlah 39,880,749,937 16,239,632,424 Total

g. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai g. Allowance for Impairment Losses Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:

The changes in the allowance for impairment losses are as follows:

2014 2013

Saldo Awal 8,321,381,234 15,174,040,413 Beginning Balance

Pembentukan selama Tahun Berjalan 20,531,391,870 10,154,666,194 Impairment during the Year

Pemulihan selama Tahun Berjalan (11,808,012,505) (15,071,198,705) Recovery during the Year

Penghapusbukuan dalam Tahun Berjalan (5,160,847,719) (1,827,590,021) Written Off During the Year

Penjualan -- (108,536,647) Sales

Saldo Akhir 11,883,912,880 8,321,381,234 Ending Balance

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan yang dipisahkan antara penilaian secara kolektif dan individual adalah sebagai berikut:

The changes in the allowance for impairment losses of loans that are separated between collective and individual assessment are as follows:

Kolektif/ Individual/ Jumlah/

Collective Individual Total

Rp Rp Rp

Saldo Awal 4,928,945,251 3,392,435,983 8,321,381,234 Beginning Balance

Pembentukan selama Tahun Berjalan 9,086,894,322 11,444,497,548 20,531,391,870 Impairment during the Year

Pemulihan selama Tahun Berjalan (2,185,649,488) (9,622,363,017) (11,808,012,505) Recovery during the Year

Penghapusbukuan selama Written Off

Tahun Berjalan (3,595,869,198) (1,564,978,521) (5,160,847,719) during the YearSaldo Akhir 8,234,320,887 3,649,591,993 11,883,912,880 Ending Balance

2014

Kolektif/ Individual/ Jumlah/

Collective Individual Total

Saldo Awal 3,716,682,099 11,457,358,314 15,174,040,413 Beginning Balance

Pembentukan selama Tahun Berjalan 6,762,230,210 3,392,435,984 10,154,666,194 Impairment during the Year

Pemulihan selama Tahun Berjalan (5,549,967,058) (9,521,231,647) (15,071,198,705) Recovery during the Year

Penghapusbukuan selama Written Off

Tahun Berjalan -- (1,827,590,021) (1,827,590,021) during the Year

Penjualan -- (108,536,647) (108,536,647) Sales

Saldo Akhir 4,928,945,251 3,392,435,983 8,321,381,234 Ending Balance

2013

Pada tahun 2013, penjualan portofolio kredit merupakan sisa kredit atas nama Fauzi Saleh sebesar Rp5.615.616 dan Fais Nasareth sebesar Rp102.921.030 (Catatan 28).

On 2013, sales of portfolio loan is the remaining outstanding loan of Fauzi Saleh amounting to Rp5,615,616 and Fais Nasareth amounting to Rp102,921,030 (Note 28).

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, pembentukan penyisihan aset produktif yang dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia adalah Rp47.068.903.215 dan Rp25.290.303.940, sehingga pemenuhan cadangan adalah masing-masing sebesar dan 25,25% dan 32,90%.

As of December 31, 2014 and 2013, the minimum allowance for possible losses computed under the Bank Indonesia regulation amounted Rp47,068,903,215 and Rp25,290,303,940 and thus fulfilling the allowance of 25.25% and 32.90%, respectively.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

42

Paraf:

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.

Management believes that the allowances provided were adequate to cover possible losses from uncollectible loans.

h. Kredit Hapus Buku h. Written off Loans

Perubahan dalam kredit yang dihapus buku adalah sebagai berikut:

The changes in the balance of written off loans are as follows:

2014 2013

Saldo Awal 2,256,513,549 528,923,528 Beginning Balance

Penghapusbukuan selama Tahun Berjalan 5,160,847,720 1,827,590,021 Written Off during the Year

Hapus Tagih selama Tahun Berjalan (2,417,398,786) (100,000,000) Discharge of Claims during the Year

Saldo Akhir 4,999,962,483 2,256,513,549 Ending Balance

i. Informasi Pokok Lainnya Sehubungan dengan Kredit yang Diberikan

i. Other Key Information in Connection with the Loans

1. Umum 1. General Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan

agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh perbankan.

Loans are generally secured by collateral tied to the mortgage or power of attorney to sell, time deposits or other collateral acceptable to banks.

Kredit konsumsi terdiri dari kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan lainnya.

Consumer loans consist of household mortgages, automobile loans and other personal loans.

2. Deposito Berjangka yang Dijaminkan Sebagai Agunan

2. Time Deposits Pledged as Collateral

Jumlah kredit yang dijamin dengan deposito berjangka per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp44.217.316.979 dan Rp41.728.902.110.

Total loans secured by time deposits as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp44,217,316,979 and Rp41,728,902,110, respectively.

Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp22.555.591.719 dan Rp32.197.930.191 atau sebesar 0,94% dan 1,81% dari jumlah deposito berjangka (Catatan 15).

Time deposits pledged as collateral of loans as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp22,555,591,719 and Rp32,197,930,191 or represent 0.94% and 1.81% of the total time deposits respectively (Note 15).

3. Kredit Kepada Pihak Berelasi 3. Loans to Related Parties Kredit yang diberikan kepada pihak berelasi per

31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebesar 1,33% dan 0,04% dari jumlah kredit (Catatan 31).

Loans to related parties as of December 31, 2014 and 2013 are 1.33% and 0.04% of total loans, respectively (Note 31).

4. Batas Maksimum Pemberian Kredit 4. Legal Lending Limit Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak

terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.

As of December 31, 2014 and 2013, there was no breach and no violation of the Legal Lending Limit requirements both to related parties and third parties. The Bank complied with the requirement of Bank Indonesia.

5. Perjanjian Kerjasama Pembelian Aset (Asset Buying) dengan Koperasi Mitra Sejati

5. Asset Purchase Agreement (Asset Buying) with Koperasi Mitra Sejati

Bank mengambil alih pinjaman dengan cara asset buying. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013,

The Bank takes over the loan by asset buying. As of December 31, 2014 and 2013, balance of asset

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

43

Paraf:

saldo asset buying masing-masing sebesar Rp948.392.416.891 dan Rp607.430.717.313.

buying amounted to Rp948,392,416,891 and Rp607,430,717,313, respectively.

6. Kelonggaran Tarik 6. Unused Loan Facilities Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum

digunakan (kelonggaran tarik) per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp314.434.137.149 dan Rp80.977.979.099 (Catatan 30).

Unused loan facilities as of December 31, 2014, and 2013 amounted to Rp314,434,137,149 and Rp80,977,979,099 respectively (Note 30).

11. Aset Tetap 11. Fixed Assets

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/

Beginning Additions Deductions Ending

Balance Balance

Biaya Perolehan Acquisition Cost

Tanah 1,718,485,000 -- -- 1,718,485,000 Land

Bangunan 2,378,123,398 -- -- 2,378,123,398 Buildings

Perlengkapan dan

Peralatan Kantor 15,876,567,134 5,910,142,293 511,402,885 21,275,306,542 Office Equipment

Renovasi Gedung dan Buliding Renovation and

Instalasi 14,479,860,792 2,985,068,416 -- 17,464,929,208 Installation

Kendaraan Bermotor 4,475,633,300 -- -- 4,475,633,300 Vehicles

Jumlah 38,928,669,624 8,895,210,709 511,402,885 47,312,477,448 Total

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation

Bangunan 750,249,833 118,906,170 -- 869,156,003 Buildings

Perlengkapan dan

Peralatan Kantor 7,473,288,153 2,652,930,642 276,324,115 9,849,894,680 Office Equipment

Renovasi Gedung dan Buliding Renovation and

Instalasi 5,558,302,462 3,664,676,578 -- 9,222,979,040 Installation

Kendaraan Bermotor 4,305,942,737 118,155,197 -- 4,424,097,934 Vehicles

Jumlah 18,087,783,185 6,554,668,587 276,324,115 24,366,127,657 Total

Nilai Buku 20,840,886,439 22,946,349,791 Net Book Value

2014

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/

Beginning Additions Deductions Ending

Balance Additions Balance

Biaya Perolehan Acquisition Cost

Tanah 1,718,485,000 -- -- 1,718,485,000 Land

Bangunan 2,378,123,398 -- -- 2,378,123,398 Buildings

Perlengkapan dan

Peralatan Kantor 12,929,293,242 3,552,282,684 605,008,792 15,876,567,134 Office Equipment

Renovasi Gedung dan Buliding Renovation and

Instalasi 11,492,256,553 2,989,736,138 2,131,899 14,479,860,792 Installation

Kendaraan Bermotor 4,744,834,300 33,100,000 302,301,000 4,475,633,300 Vehicles

Jumlah 33,262,992,493 6,575,118,822 909,441,691 38,928,669,624 Total

2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

44

Paraf:

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/

Beginning Additions Deductions Ending

Balance Additions Balance

2013

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation

Bangunan 633,232,938 117,016,895 -- 750,249,833 Buildings

Perlengkapan dan

Peralatan Kantor 5,834,719,291 2,027,605,510 389,036,648 7,473,288,153 Office Equipment

Renovasi Gedung dan Buliding Renovation and

Instalasi 2,445,364,746 3,114,885,503 1,947,787 5,558,302,462 Installation

Kendaraan Bermotor 4,488,817,827 119,425,910 302,301,000 4,305,942,737 Vehicles

Jumlah 13,402,134,802 5,378,933,818 693,285,435 18,087,783,185 Total

Nilai Buku 19,860,857,691 20,840,886,439 Net Book Value

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank memiliki empat bidang tanah dengan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB). Sertifikat HGB berjangka waktu 20 tahun sampai dengan 30 tahun. Masa berlaku HGB berakhir antara tahun 2025 sampai dengan 2039. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai.

As of December 31, 2014 and 2013, the Bank had four plots of land with Building Use Rights (HGB) titles. The certificates have periods of 20 to 30 years. The HGB expiration period ranges from year 2025 up to 2039. Management believes that there will be no difficulty in obtaining the extension of the land rights as all of the land were acquired legally and are supported by sufficient evidence of ownership.

Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp6.554.668.587 dan Rp5.378.933.818 (Catatan 27).

Depreciation expense for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp6,554,668,587 and Rp5,378,933,818, respectively (Note 27).

Bank telah mengasuransikan aset tetap untuk menutupi kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam dengan nilai pertanggungan asuransi per 31 Desember 2014 sebesar Rp15.302.095.986 pada PT Asuransi Mitra Maparya, Rp6.771.065.526 pada PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk, Rp1.707.684.768 pada PT Asuransi Central Asia, sedangkan per 31 Desember 2013 sebesar Rp2.531.917.637 pada PT Asuransi Central Asia, Rp20.141.536.150 pada PT Asuransi Mitra Maparya dan Rp8.000.000 pada PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

The Bank has insured its fixed assets to cover possible losses due to fire, theft and natural disasters as of December 31, 2014 for a total coverage of Rp15,302,095,986 with PT Asuransi Mitra Maparya, Rp6,771,065,526 with PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk, Rp 1,707,684,768 with PT Asuransi Central Asia, while as of December 31, 2013 for a total coverage of Rp2,531,917,637 with PT Asuransi Central Asia, Rp20,141,536,150 with PT Asuransi Mitra Maparya and Rp8,000,000 with PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan.

Management believes that the insurance coverage is sufficient to cover possible losses on the insured fixed assets.

Pada tahun 2014 dan 2013, Bank menjual peralatan dan perlengkapan kantor dan kendaraan bermotor dengan rincian sebagai berikut:

In 2014 and 2013, the Bank disposal office equipments and vehicle with the details as follows:

2014 2013

Harga Jual 324,075,000 378,015,021 Selling Price

Nilai Buku 235,078,770 216,156,256 Book Value

Keuntungan Penjualan Aset Tetap 88,996,230 161,858,765 Gain on Sale of Fixed Asset

Tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

There are no fixed assets pledged as collateral by the Bank as of December 31, 2014 and 2013.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

45

Paraf:

Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank.

Management believes that there is no indication of impairment losses on fixed assets.

12. Aset Takberwujud 12. Intangible Assets

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/

Beginning Additions Deductions Reclassification Ending

Balance Balance

Piranti Lunak Komputer Computer Software

Harga Perolehan 8,976,387,206 2,862,401,114 -- -- 11,838,788,320 Cost

Akumulasi Amortisasi (3,380,635,941) (2,305,265,258) -- -- (5,685,901,199) Accumulated Amortization

Nilai Buku 5,595,751,265 6,152,887,121 Net Book Value

2014

Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/

Beginning Additions Deductions Reclassification Ending

Balance Balance

Piranti Lunak Komputer Computer Software

Harga Perolehan 6,826,984,472 2,149,402,734 -- -- 8,976,387,206 Cost

Akumulasi Amortisasi (1,846,536,328) (1,534,099,613) -- -- (3,380,635,941) Accumulated Amortization

Nilai Buku 4,980,448,144 5,595,751,265 Net Book Value

2013

Beban amortisasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp2.305.265.258 dan Rp1.534.099.613 (Catatan 27).

Amortization expense of intangible assets for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp2,305,265,258 and Rp1,534,099,613, respectively (Note 27).

Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset takberwujud yang dimiliki Bank.

Management believes there is no indication of impairment of intangible assets held by the Bank.

13. Aset Lain-lain 13. Other Assets

2014 2013

Piutang Bunga 27,923,521,491 17,323,392,968 Interest Receivable

Setoran Jaminan 3,957,747,838 3,806,745,744 Security Deposit

Beban Dibayar di Muka 4,542,275,214 1,772,333,390 Prepaid Expenses

Biaya Sebelum Operasi 3,751,273,231 1,671,974,484 Pre Operating Cost

Agunan yang Diambil Alih 1,107,320,000 1,107,320,000 Foreclosed Assets

Uang Muka 1,244,232,899 189,727,386 Cash Advance

Lain-lain 2,180,050,602 1,621,720,907 Others

Jumlah 44,706,421,275 27,493,214,879 Total

Beban dibayar di muka terutama terdiri dari sewa dibayar di muka dan asuransi dibayar di muka.

Prepaid expenses consist primarily of prepaid rent and prepaid insurance.

Pada tahun 2014, biaya sebelum operasi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bank, termasuk biaya sewa di bayar dimuka untuk pembukaan cabang baru dalam rangka persiapan pembukaan kantor cabang di Sorong, Jayapura, Rantau Prapat, dan Palopo.

In 2014, pre operating costs are costs incurred by the Bank, including prepaid rent in preparation for the opening of branch office in Sorong, Jayapura, Rantau Prapat, and Palopo.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

46

Paraf:

Pada tahun 2013, biaya sebelum operasi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bank, termasuk aset dalam penyelesaian dan renovasi ruang, dalam rangka persiapan pembukaan kantor cabang di Makasar.

In 2013, pre operating costs are costs incurred by the Bank, including construction in progress and room renovation, in preparation for the opening of branch office in Makasar.

Agunan yang diambil alih (AYDA) merupakan jaminan pinjaman yang diberikan yang telah diambil alih oleh Bank berupa tanah dan bangunan.

Foreclosed assets represents loan collateral that have been foreclosed by the Bank in the form of land and buildings.

Manajemen berpendapat bahwa nilai AYDA merupakan nilai bersih yang dapat direalisasi.

The management believes that the foreclosed assets balance represents its net realizable value.

Berdasarkan PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”, khususnya AYDA, Bank diwajibkan untuk melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki.

Based on PBI No. 14/15/PBI/2012 dated October 24, 2012, regarding the “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” and in particular on the foreclosed assets, the Bank is required to have an action plan for settlement of its foreclosed assets.

Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/iDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.

In accordance with Bank Indonesia Circular Letter No. 13/658/DPNP/iDPnP dated December 23, 2011, the Bank is not required to provide an allowance for losses from non-earning assets, but the Bank should still calculate the impairment losses in accordance with the applicable accounting standards.

Uang muka terdiri dari uang muka instalasi, uang muka pembelian software, dan uang muka perjalanan dinas karyawan.

Cash advances consist of the advance installation, advance purchase software and advance for business travel for employees.

Lain-lain terdiri dari tagihan-tagihan dalam penyelesaian, penyelesaian kliring, persediaan materai, barang cetakan, dan alat tulis kantor.

Others consist of the bills in the settlement, settlement clearing, stamp supplies, prints, and stationery.

14. Liabilitas Segera 14. Obligations Due Immediately

2014 2013

Liabilitias kepada Pihak Ketiga 5,698,686,161 3,235,437,792 Liabilities to Third Parties

Bunga Simpanan Nasabah 732,454,493 623,502,199 Interest of Deposits from Customers

Jumlah 6,431,140,654 3,858,939,991 Total

Liabilitas kepada pihak ketiga terdiri dari titipan dana nasabah, yang merupakan pengiriman dana (transfer) dari satu pihak kepada pihak lainnya melalui Bank sebagai perantara, dimana pada tanggal laporan, dana tersebut belum efektif diterima atau dikredit ke rekening penerima dana (beneficiary).

Obligations to third parties consist of deposits of customer funds, which is delivery of funds (transfer) from one part to another through the Bank as an intermediary, in which at the reporting date, the fund has not been effectively received or credited to the beneficiary account.

15. Simpanan Nasabah 15. Deposits from Customers

2014 2013

Rupiah Rupiah

Giro 201,076,523,712 289,523,165,831 Current Accounts

Tabungan 109,617,116,700 32,182,075,117 Savings

Deposito Berjangka 2,404,524,586,456 1,778,440,013,712 Time Deposits

Jumlah 2,715,218,226,868 2,100,145,254,660 Total

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

47

Paraf:

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 7 tahun 2009 tanggal 13 Januari 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008, LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.

Based on Law No. 24 concerning the Indonesia Deposit Insurance Agency (LPS) dated September 22, 2004, effective on September 22, 2005 which was amended by Law No. 7 year 2009 dated January 13, 2009 regarding the Determination of Government Regulation as Substitution of Law No. 3 year 2008, LPS was formed to guarantee certain liabilities of commercial banks under the applicable guarantee program, which the amount of guarantee can be adjusted if meet certain criterias.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp2.000.000.000 untuk per nasabah per bank. Pada tanggal 31 Desember 2014, berdasarkan Surat Edaran LPS No. SE.5/DPMR/IX/2014 tanggal 12 September 2014, simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 7,50% (2013: 7,25%) untuk simpanan dalam Rupiah

Based on Government Regulation No. 66 year 2008 dated October 13, 2008, regarding the amount of deposit guaranteed by LPS, as of December 31, 2014 and 2013, the amount of deposits covered by LPS is customer deposits up to Rp2,000,000,000 per customer per bank. As of December 31, 2014, based on Circular Letter No. SE.5/DPMR/IX/2014 dated September 12, 2014, deposit from customers are only covered if the rate of interest is equal to or below 7.50% (2013: 7.25%) for deposits denominated in Rupiah.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.

As of December 31, 2014 and 2013, the Bank is a participant of the guarantee program.

a. Giro a. Current Accounts

2014 2013

Pihak Berelasi (Catatan 31) 120,275,131,258 10,750,155,223 Related Parties (Note 31)

Pihak Ketiga 80,801,392,454 278,773,010,608 Third Parties

Jumlah 201,076,523,712 289,523,165,831 Total

Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate

Rupiah 4.02% 4.99% Rupiah

Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak ada saldo giro yang dijadikan jaminan kredit.

As of December 31, 2014 and 2013, there are no current accounts used as loan collateral.

b. Tabungan b. Savings

2014 2013

Pihak Berelasi (Catatan 31) 1,837,033,860 388,832,129 Related Parties (Note 31)

Pihak Ketiga 107,780,082,840 31,793,242,988 Third Parties

Jumlah 109,617,116,700 32,182,075,117 Total

Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate

Rupiah 4.78% 3.28% Rupiah

\Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak ada saldo tabungan yang dijadikan jaminan kredit.

As of December 31, 2014 and 2013, there are no saving accounts used as loan collateral.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

48

Paraf:

c. Deposito Berjangka c. Time Deposits

2014 2013

Pihak Berelasi (Catatan 31) 256,762,740,845 400,315,385,781 Related Parties (Note 31)

Pihak Ketiga 2,147,761,845,611 1,378,124,627,931 Third Parties

Jumlah 2,404,524,586,456 1,778,440,013,712 Total

Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate

Rupiah 10.53% 8.04% Rupiah

Saldo deposito berjangka berdasarkan jangka waktu kontrak:

The balance of deposits by term of the contract:

2014 2013

1 Bulan 1,406,555,304,063 1,124,027,164,147 1 Month

3 Bulan 816,872,309,182 495,008,078,799 3 Months

6 Bulan 169,845,808,125 137,074,453,455 6 Months

12 Bulan 11,251,165,086 22,330,317,311 12 Months

Jumlah 2,404,524,586,456 1,778,440,013,712 Total

Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:

The balance of time deposits by remaining period to their maturity:

2014 2013

< 1 Bulan 1,559,490,573,881 1,192,487,887,517 < 1 Month

> 1 Bulan - 3 Bulan 771,060,063,123 440,532,749,197 > 1 Month - 3 Months

> 3 Bulan - 6 Bulan 67,947,373,436 139,851,397,143 > 3 Months - 6 Months

> 6 Bulan - 12 Bulan 5,926,576,016 5,567,979,855 > 6 Months - 12 Months

Jumlah 2,404,424,586,456 1,778,440,013,712 Total

Jumlah deposito berjangka yang dijadikan sebagai jaminan kredit yang diberikan per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp22.555.591.719 dan Rp32.197.930.191 (Catatan 10).

The total time deposits pledged as collateral of loans as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp22,555,591,719 and Rp32,197,930,191, respectively (Note 10).

16. Simpanan dari Bank Lain 16. Deposits from Other Banks

2014 2013

Rupiah Rupiah

Deposito Berjangka 7,538,226,012 13,103,810,866 Time Deposits

Giro 6,264,288,708 402,530,124 Current Accounts

Jumlah 13,802,514,720 13,506,340,990 Total

Saldo deposito berjangka berdasarkan jangka waktu kontrak: The balance of deposits by term of the contract:

2014 2013

1 Bulan 588,226,012 11,403,810,866 1 Month

3 Bulan 6,150,000,000 900,000,000 3 Months

6 Bulan 800,000,000 800,000,000 6 Months

Jumlah 7,538,226,012 13,103,810,866 Total

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

49

Paraf:

Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:

The balance of time deposits by remaining period to maturity:

2014 2013

< 1 Bulan 2,938,226,012 11,653,810,866 < 1 Month

> 1 Bulan - 3 Bulan 3,800,000,000 650,000,000 > 1 Month - 3 Months

> 3 Bulan - 6 Bulan 800,000,000 800,000,000 > 3 Months - 6 Months

Jumlah 7,538,226,012 13,103,810,866 Total

Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk giro dan deposito berjangka adalah masing-masing sebesar 6,48% dan 9,47% pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 (2013: 3,94% dan 6,93%).

The average annual interest rates of current accounts and time deposits were 6.48% and 9.47% respectively, for the year ended December 31, 2014 (2013: 3.94% and 6.93%).

17. Pinjaman yang Diterima 17. Borrowings

2014 2013

PT Bank Central Asia Tbk 50,000,000,000 50,000,000,000 PT Bank Central Asia Tbk

Jumlah 50,000,000,000 50,000,000,000 Total Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 20 tanggal 6 Desember 2012, PT Bank Central Asia Tbk memberikan pinjaman untuk modal kerja dengan nilai maksimal sebesar Rp50.000.000.000 dan bunga pinjaman sebesar 8,5% per tahun dan akan berakhir pada tanggal 4 Februari 2015 dengan jaminan berupa comfort letter.

Based on Credit Agreement No. 20, dated December 6, 2012, PT Bank Central Asia Tbk provides loans for working capital to a maximum of Rp50,000,000,000 and bears interest of 8.5% per annum and will matured on February 4, 2015 and secured by comfort letter.

18. Perpajakan 18. Taxation

a. Utang Pajak a. Taxes Payable

2014 2013

Corporate Income Taxes

Pasal 25 300,204,971 466,660,295 Article 25

Pasal 29 1,150,024,493 9,624,464 Article 29

Pajak Penghasilan Lainnya Other Income Taxes

Pasal 21 372,361,896 673,944,016 Article 21

Pasal 4 ayat (2) dan 23 3,728,478,191 2,633,158,370 Articles 4 (2) and 23

Pajak Pertambahan Nilai 575,000 882,000 Value Added Taxes

Jumlah 5,551,644,551 3,784,269,145 Total

Pajak Penghasilan Badan

b. Beban Pajak Penghasilan b. Income Tax Expenses

2014 2013

Pajak Kini 4,524,633,500 2,310,008,000 Current Tax

Pajak Tangguhan 4,856,132,243 5,305,995,678 Deferred Tax

Jumlah 9,380,765,743 7,616,003,678 Total

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

50

Paraf:

c. Pajak Kini c. Current Tax Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran laba fiskal Bank adalah sebagai berikut:

The reconciliation between profit before income tax as presented in the statements of income and estimated fiscal profit of the Bank are as follows:

2014 2013

Laba Sebelum Pajak Penghasilan Profit Before Current Income Tax

Menurut Laporan Laba Rugi per Statements of

Komprehensif 36,715,163,221 26,401,428,766 Comprehensive Income

Perbedaan Waktu: Timing Differences

Beban Akrual (1,720,870,721) (4,148,388,264) Accrued Expenses

Beban Imbalan Pasca Kerja 1,730,513,000 1,717,729,000 Post Employee Benefits

Penyusutan Aset Tetap (4,538,321,455) (3,180,839,996) Depreciation of Fixed Assets

Penyisihan Cadangan Kerugian Provision for Impairment

Penurunan Nilai Aset (14,639,216,726) (15,943,067,428) Losses on Assets

Jumlah (19,167,895,902) (21,554,566,688) Total

Perbedaan Tetap Permanent Differences

Biaya-biaya yang Tidak Diperkenankan 551,267,086 4,393,170,533 Non Deductable Expenses

Jumlah 551,267,086 4,393,170,533 Total

Taksiran Laba Kena Pajak 18,098,534,405 9,240,032,610 Estimated Taxable Income

Dibulatkan 18,098,534,000 9,240,032,000 Rounded

Taksiran Pajak Penghasilan Estimated Income Tax

2014: 25% x Rp18.098.534.000 4,524,633,500 -- 2014: 25% x Rp18,098,534,000

2013: 25% x Rp9.240.032.000 -- 2,310,008,000 2013: 25% x Rp9,240,032,000

Jumlah Pajak Kini 4,524,633,500 2,310,008,000 Total Current Tax

Dikurangi: Kredit Pajak PPh Pasal 25 3,374,609,007 2,300,383,536 Less: Prepaid Taxes Article 25

Taksiran Utang Pajak Penghasilan 1,150,024,493 9,624,464 Estimated of Income Tax Payable

Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 merupakan perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan laporan keuangan ini dan dapat berubah pada saat Bank menyampaikan SPT pajaknya.

The corporate income tax calculation for the year ended December 31, 2014 is a preliminary estimation prepared for financial statements purposes and subject to revision when the Bank filed its annual tax returns.

Perhitungan perpajakan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dilaporkan ke kantor pajak.

The calculation of income tax for the year ended December 31, 2013 conform to the Bank’s annual tax returns.

d. Pajak Tangguhan d. Deferred Tax e.

31 Desember Dikreditkan 31 Desember Dikreditkan 31 Desember

2012/ (Dibebankan) 2013/ (Dibebankan) 2014/

December 31, ke Laporan December 31, ke Laporan December 31,

2012 Laba Rugi/ 2013 Laba Rugi/ 2014

Komprehensif/ Komprehensif/

Credit (Charged) Credit (Charged)

to Statements to Statements

of Comprehensive of Comprehensive

Income Income

Beban Akrual 1,447,244,066 (1,037,097,066) 410,147,000 (410,147,000) -- Accrued Expenses

Liablilitas Imbalan Pasca Kerja 438,576,000 429,432,250 868,008,250 432,628,250 1,300,636,500 Employee Benefits Obligation

Penyusutan Aset Tetap (1,078,967,700) (724,388,719) (1,803,356,419) (1,218,809,312) (3,022,165,731) Depreciation of Fixed Assets

Penyisihan Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai 28,808,967 (3,973,942,142) (3,945,133,175) (3,659,804,182) (7,604,937,357) Allowance for Impairment Losses

Aset/(Liabilitas) Pajak Tangguhan 835,661,333 (5,305,995,678) (4,470,334,345) (4,856,132,243) (9,326,466,588) Deferred Tax Assets/(Liabilities)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

51

Paraf:

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

A reconciliation between the total income tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to income before tax per statements of comprehensive income is as follows:

2014 2013

Laba Sebelum Pajak Penghasilan Profit Before Current Income Tax

Menurut Laporan Laba Rugi per Statements of

Komprehensif 36,715,163,221 26,401,428,766 Comprehensive Income

Beban pajak dengan tarif pajak

yang berlaku 9,178,790,805 6,600,357,191 Tax expense at effective tax rates

Perbedaan Tetap Permanent Difference

Biaya-biaya yang Tidak Diperkenankan 137,816,772 1,098,292,633 Tax Correction Permanent Difference

Jumlah 137,816,772 1,098,292,633 Tax Correction Temporary Difference

Taksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan 9,316,607,577 7,698,649,825 Estimated Taxable Income Current Year

Pengaruh Pajak atas Perbedaan Waktu The Tax Effect of Timing Differences

yang Sebelumnya Diakui 64,158,166 (82,646,147) Previously Recognized

Jumlah Beban Pajak 9,380,765,743 7,616,003,678 Total Tax Expense

e. Surat Ketetapan Pajak e. Tax Assessment Letter Selama tahun 2014, Bank menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dengan rincian sebagai berikut:

During 2014, the Bank has received Underpayment Tax Assessment Letter and Overpayment Tax Assessment Letter as follows:

Tahun Pajak/ Jenis Pajak/ Tanggal/ Kurang (Lebih) Bayar

Fiscal Year Tax Type Date Under (Over) Payment

2014 PPh Pasal 4 Ayat 2/ Income Tax Article 4 (2) 00001/540/14/038/14 24 Desember/ December 24, 2014 Nihil/ Nil

2014 PPh Pasal 23/ Income Tax Article 23 00001/203/14/038/14 24 Desember/ December 24, 2014 1,812,324

Nomor/ Number

Selama tahun 2013, Bank menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dengan rincian sebagai berikut:

During 2013, the Bank has received Underpayment Tax Assessment Letter and Overpayment Tax Assessment Letter as follows:

Tahun Pajak/ Jenis Pajak/ Tanggal/ Kurang (Lebih) Bayar

Fiscal Year Tax Type Date Under (Over) Payment

2011 PPh Pasal 4 Ayat 2/ Income Tax Article 4 (2) 00017/240/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 75,108,248

2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00019/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000

2011 PPh Pasal 4 Ayat 2/ Income Tax Article 4 (2) 00012/140/11/38/13 22 April/ April 22, 2013 16,595,926

2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00023/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000

2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00022/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000

2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00021/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000

2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00020/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000

2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00024/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000

2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00023/201/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 11,104,377

2004 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 01244/101/04/019/04 22 April/ April 22, 2013 300,000

2011 Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax 00024/207/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 41,515,555

2011 Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax 00086/107/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 6,003,264

2011 PPh Pasal 23/ Income Tax Article 23 00040/203/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 2,209,127

153,436,497

2011 PPh Pasal 25/ Income Tax Article 25 00028/406/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 (2,385,028,438)

(2,385,028,438)

Jumlah/Total (2,231,591,941)

Nomor/ Number

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

52

Paraf:

Per 31 Desember 2013, Bank telah menerima pelunasan sebesar Rp2.231.591.941 pada bulan Juni 2013.

As of December 31, 2013, the Bank has received compensation amounting to Rp2,231,591,941 on June 2013.

f. Administrasi f. Administration

Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajak pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

Under the taxation laws in Indonesia, the Bank submit/pay tax returns on the basis of self assessments. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.

19. Liabilitas Lain-lain 19. Other Liabilities

2014 2013

Akrual Bunga 21,005,944,080 8,877,855,304 Accrued Interest

Beban Akrual 8,145,674,205 1,652,994,818 Accrued Expenses

Jumlah 29,151,618,285 10,530,850,122 Total

Akrual bunga merupakan bunga simpanan nasabah yang masih harus dibayarkan kepada nasabah.

Accrued interest expense represents interest on customer which deposits have to be paid to the customers.

Beban akrual terdiri dari beban kantor dan umum kepada pihak ketiga.

Accrued expenses consists of office expenses and general expenses to third parties.

20. Modal Saham 20. Capital Stock

a. Modal Saham a. Share Capital Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, susunan pemegang saham dan kepemilikannya adalah sebagai berikut:

On December 31, 2014 and 2013, the stockholders and their ownerships are as follows:

Pemegang Saham Jumlah Saham/ Jumlah Persentase Shareholders

Number of Shares Modal disetor/ Kepemilikan/

Total Percentage of

Paid in Capital Ownership

(%)

PT Sampoerna Investama 340,200,000 340,200,000,000 81.00 PT Sampoerna Investama

PT Cakrawala Mulia Prima 75,600,000 75,600,000,000 18.00 PT Cakrawala Mulia Prima

Ekadharmajanto Kasih 4,200,000 4,200,000,000 1.00 Ekadharmajanto Kasih

Jumlah 420,000,000 420,000,000,000 100.00 Total

2014

Pemegang Saham Jumlah Saham/ Jumlah Persentase Shareholders

Number of Shares Modal disetor/ Kepemilikan/

Total Percentage of

Paid in Capital Ownership

(%)

PT Sampoerna Investama 272,000,000 272,000,000,000 81.00 PT Sampoerna Investama

PT Cakrawala Mulia Prima 60,444,444 60,444,444,000 18.00 PT Cakrawala Mulia Prima

Ekadharmajanto Kasih 3,358,025 3,358,025,000 1.00 Ekadharmajanto Kasih

Jumlah 335,802,469 335,802,469,000 100.00 Total

2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

53

Paraf:

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No 28 tanggal 14 Desember 2012 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp220.000.000.000 menjadi Rp305.000.000.000 dimana seluruhnya diambil bagian dan disetor penuh oleh PT Sampoerna Investama.

Based on notarial deed of the Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No 28 dated December 14, 2012 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders approved an increase in the issued and paid-up from Rp220,000,000,000 to Rp305,000,000,000 which entirely taken and fully paid by the PT Sampoerna Investama.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-02778 dan No. AHU-AH.01.10-02779 tanggal 1 Februari 2013.

The amendment of the Bank’s Article of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-02778 and No. AHU-AH.01.10-02779 dated February 1, 2013.

Penambahan modal diatas disetor telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia tertanggal 11 September 2013.

The above increase in share capital has obtained approval from Bank Indonesia dated September 11, 2013.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 49 tanggal 27 Agustus 2013 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 30.802.469 saham dengan nilai nominal Rp30.802.469.000, dari semula terdiri dari 305.000.000 saham dengan nilai nominal Rp305.000.000.000 menjadi 335.802.469 saham dengan nilai nominal Rp335.802.469.000 dimana sebesar Rp272.000.000.000 diambil bagian oleh PT Sampoerna Investama, Rp60.444.444.000 diambil bagian oleh PT Cakrawala Mulia Prima dan Rp3.358.025.000 diambil oleh Tuan Ekadharmajanto Kasih.

Based on notarial deed of the General Shareholders’ Meeting (EGM) No. 49 dated August 27, 2013 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders agreed and decided to increase by 30,802,469 shares with nominal value of Rp30,802,469,000 shares, originally consisted of 305,000,000 shares with a nominal value of Rp305,000,000,000 becomes 335,802,469 shares with nominal value of Rp335,802,469,000 whereby shares amounting to Rp272,000,000,000 was taken by PT Sampoerna Investama, Rp60,444,444,000 was taken by PT Cakrawala Mulia Prima and Rp3,358,025,000 was taken by Mr. Ekadharmajanto Kasih.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-36362 tanggal 2 September 2013.

The amendment of the Bank’s Article of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-36362 dated September 2, 2013.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 11 tanggal 17 Januari 2014 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar sebanyak Rp1.260.000.000.000 dari sebelumnya Rp400.000.000.000 menjadi Rp1.660.000.000.000. Selain itu para pemegang saham juga menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp335.802.469.000 menjadi Rp420.000.000.000 dimana Rp340.200.000.000 diambil bagian oleh PT Sampoerna Investama, Rp75.600.000.000 diambil bagian oleh PT Cakrawala Mulia Prima dan Rp4.200.000.000 diambil bagian oleh Tuan Ekadharmajanto Kasih.

Based on notarial deed of the Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No. 11 dated January 17, 2014 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders agreed and decided to increase authorized capital by Rp1,260,000,000,000 from the previous Rp400,000,000,000 to Rp1,660,000,000,000. In addition, the shareholders also approved an increase in the issued and paid-up from Rp335,802,469,000 to Rp420,000,000,000 whereby shares amounting to Rp340,200,000,000 was taken by PT Sampoerna Investama, Rp75,600,000,000 was taken by PT Cakrawala Mulia Prima and Rp4,200,000,000 was taken by Mr. Ekadharmajanto Kasih.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-16553 tanggal 24 April 2014 dan telah mendapat persetujuan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 28 Mei 2014.

The amendment of the Bank’s Article of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-16553 dated April 24, 2014 and has received effective notice from Financial Services Authority (OJK) dated May 28, 2014.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

54

Paraf:

b. Dana Setoran Modal b. Capital Paid in Advance Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 51 tanggal 23 Desember 2014 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal disetor dari sebelumnya Rp420.000.000.000 menjadi sejumlah Rp550.000.000.000 dengan menerbitkan 130.000.000 saham baru, masing-masing dengan nominal Rp1.000 per saham yang sepenuhnya dibayarkan pada tanggal 5 Desember 2014.

Based on notarial deed of the Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No. 51 dated December 23, 2014 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders agreed and decided to increase paid up capital from Rp420,000,000,000 to Rp550,000,000,000 by issuing 130.000.000 new shares, each each with a nominal value of Rp 1,000 per share which is fully received on December 5, 2014.

Sampai dengan tanggal laporan keuangan, persetujuan efektif peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh masih dalam proses di Otoritas Jasa Keuangan.

As of the date of this report, approval from Otoritas Jasa Keuangan regarding the increased of the issued and paid in capital is still in process.

21. Penggunaan Laba Bersih 21. Uses of Net Income

Penggunaan laba bersih untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

The use of net income for the years ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:

Penggunaan Laba Bersih Tahun 2013 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 19, tanggal 15 Juli 2014 yang dibuat di hadapan Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, penyisihan laba bersih untuk dana cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.

Use of Net Income in 2013 Based on the Deed of of Statement of Extraordinary General Shareholders’ Meeting No. 19, dated July 15, 2014, made by Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., notary in Jakarta, net of allowance for reserve fund will be provided up to of 20% (twenty percent) of the total issued and paid-up capital, and should only be used to cover losses that are not met by other reserves.

Penggunaan Laba Bersih Tahun 2012 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 49, tanggal 27 Agustus 2013 yang dibuat di hadapan Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, penyisihan laba bersih untuk dana cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.

Use of Net Income in 2012 Based on the Deed of of Statement of Extraordinary General Shareholders’ Meeting No. 49, dated August 27, 2013, made by Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., notary in Jakarta, net of allowance for reserve fund will be provided up to of 20% (twenty percent) of the total issued and paid-up capital, and should only be used to cover losses that are not met by other reserves.

Cadangan Umum Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, cadangan umum sebesar Rp7.000.000.000 dan Rp6.500.000.000. Cadangan umum ini dibentuk sehubungan dengan Undang-undang Republik Indonesia No 1/1995 yang telah digantikan dengan Undang-undang No. 40/2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan tersebut.

General Reserves On December 31, 2014 and 2013, general reserves amounted to Rp7.000,000,000 and Rp6,500,000,000, respectively. These general reserves are provided in connection with the Republic of Indonesia’s Law No. 1/1995 which was replaced by Law No. 40/2007 effective August 16, 2007 regarding Limited Liability Company, which requires companies to make provision for general reserve at least 20% of the total capital issued and fully paid. The law does not mention the time limit for the allowance.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

55

Paraf:

22. Pendapatan Bunga 22. Interest Income

2014 2013

Kredit yang Diberikan 317,079,559,948 209,857,791,596 Loans

Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia

dan Bank Lain 19,146,044,921 13,497,755,298 and Other Bank

Efek-efek 13,191,857,957 4,871,198,496 Marketable Securities

Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali 5,858,022,093 28,257,387 Reverse Repo

Lainnya 1,123,029,044 810,609,637 Others

356,398,513,963 229,065,612,414 Total Jumlah

Pendapatan bunga lainnya merupakan pendapatan bunga yang berasal dari pendapatan bunga dari giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.

Other interest income represents interest income from current accounts with Bank Indonesia and current accounts with other banks.

Pendapatan bunga yang diperoleh dari pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp7.311.534.710 dan Rp101.997.682 atau sebesar 2,05% dan 0,04% dari seluruh pendapatan bunga (Catatan 31).

Interest income earned from related parties for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp7,311,534,710 and Rp101,997,682 or at 2.05% and 0.04% of all interest income, respectively (Note 31).

23. Beban Bunga 23. Interest Expenses

2014 2013

Simpanan Nasabah Deposits from Customers

Deposito Berjangka 213,796,586,569 108,988,706,301 Time Deposits

Giro 6,713,164,158 14,388,837,644 Current Accounts

Tabungan 3,080,452,226 959,115,979 Savings

Sub Jumlah 223,590,202,953 124,336,659,924 Sub Total

Simpanan dari Bank Lain Deposits from Other Banks

Pinjaman yang Diterima 4,814,909,722 3,577,083,333 Borrowings

Call Money 618,708,367 548,436,778 Call Money

Deposito Berjangka 441,891,667 248,101,667 Time Deposits

Giro 98,325,166 26,910,436 Current Accounts

Sub Jumlah 5,973,834,922 4,400,532,214 Sub Total

Jumlah 229,564,037,875 128,737,192,138 Total

Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp31.959.987.107 dan Rp3.869.860.297 atau sebesar 13,92% dan 3,01% dari seluruh beban bunga (Catatan 31).

Interest expense paid to related parties for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp31,959,987,107 and Rp3,869,860,297 or at 13.92% and 3.01% of all interest expense, respectively (Note 31).

24. Pendapatan Operasional Lainnya – Lain-lain 24. Other Operating Income - Others

2014 2013

Administrasi 10,973,044,198 5,245,711,656 Administration

Denda-denda 13,828,381,884 4,662,708,505 Penalties

Lainnya 2,135,419,881 1,117,984,855 Others

Jumlah 26,936,845,963 11,026,405,016 Total

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

56

Paraf:

25. Pemulihan (Pembentukan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset Keuangan

25. Recovery (Provision) For Impairment Losses on Financial Assets

Pemulihan (pembentukan) cadangan kerugian penurunan nilai terdiri dari:

Recovery (allowance) for impairment losses on financial assets consists of:

2014 2013

Pembentukan Cadangan Kerugian Provision for

Penurunan Nilai Impairment Losses

Kredit yang Diberikan (Catatan 10) (20,531,391,870) (10,154,666,194) Loans (Note 10)

Pemulihan Cadangan Kerugian Recovery for

Penurunan Nilai Impairment Losses

Kredit yang Diberikan (Catatan 10) 11,808,012,505 15,071,198,705 Loans (Note 10)

Jumlah - Bersih (8,723,379,365) 4,916,532,511 Total - Net

26. Beban Tenaga Kerja 26. Personnel Expenses

2014 2013

Gaji 50,286,737,626 41,638,398,103 Salaries

Tunjangan Hari Raya 7,369,524,126 4,629,969,015 Holiday Allowance

Pendidikan dan Latihan 3,143,660,652 2,838,195,091 Education and Training

Asuransi 1,746,413,768 1,282,776,826 Insurance

Beban Imbalan Kerja (Catatan 29) 1,730,513,000 1,762,731,000 Employee Benefits Expense (Note 29)

Honorarium Komisaris 1,029,565,999 1,300,692,372 Commisioner Honorarium

Lembur 640,514,313 838,212,081 Overtime

Lain-Lain 70,484,217 674,292,706 Others

Jumlah 66,017,413,701 54,965,267,194 Total

27. Beban Umum dan Administrasi 27. General and Administrative Expenses

2014 2013

Barang dan Jasa 8,248,896,056 6,524,789,569 Goods and Services

Penyusutan Aset Tetap (Catatan 11) 6,554,668,587 5,378,933,818 Fixed Assets Depreciations (Note 11)

Sewa Gedung 5,684,815,192 5,877,297,022 Office Rental

Asuransi Penjaminan Simpanan 4,752,854,288 2,947,327,033 Guarantee Deposit Insurance

Biaya Jasa Outsourcing 4,194,204,897 4,267,228,172 Outsourcing Service Expense

Sewa Lainnya 4,029,169,740 2,858,563,215 Other Rentals

Amortisasi Aset Takberwujud (Catatan 12) 2,305,265,258 1,534,099,613 Intangible Assets Amortization (Note 12)

Perjalanan Dinas 1,552,306,175 1,173,541,964 Business Travel

Perbaikan dan Pemeliharaan 1,450,706,861 1,193,978,332 Repair and Maintenance

Biaya Tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 1,096,275,834 652,811,850 Financial Services Authority (OJK) Fee

Premi Asuransi 507,127,932 250,207,447 Insurance Premium

Keanggotaan 323,774,000 255,787,500 Membership

Iklan dan Promosi 268,437,018 346,902,485 Advertising and Promotion

Pajak 242,664,688 264,184,633 Taxes

Penyelesaian Kredit Bermasalah -- 104,281,382 Settlement of Non Performing Loan

Lain-lain 1,106,084,776 572,009,017 Others

Jumlah 42,317,251,302 34,201,943,052 Total

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

57

Paraf:

28. Pendapatan (Beban) Non Operasional 28. Non Operating Income (Expenses)

2014 2013

Pendapatan Non Operasional Non Operating Income

Laba Penjualan Aset Tetap 88,996,230 161,879,656 Gain on Sale of Fixed Assets

Lain-lain 40,783,530 201,012,171 Others

129,779,760 362,891,827

Beban Non Operasional Non Operating Expenses

Kegiatan Karyawan 40,893,986 89,303,060 Employee Activities

Sumbangan 58,138,620 22,150,750 Contribution

Kerugian Penjualan Aset Tetap -- 20,891 Loss on Sale of Fixed Assets

Lain-lain 28,861,616 954,235,917 Others

127,894,222 1,065,710,618

Jumlah - Bersih 1,885,538 (702,818,791) Total - Net

29. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 29. Employee Benefit Obligation Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan ketentuan yang diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.

The Bank calculated and recorded the employee benefits expense in accordance with the Labor Law No. 13 Year 2003 dated March 25, 2003.

Liabilitas atas imbalan kerja per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, masing-masing dengan nomor laporan No. 1461/ST-GG-PSAK24-BSS/XII/2014 tertanggal 18 Desember 2014 dan No. 1188/ST-GG-PSAK24-BSS/XII/2013 tertanggal 24 Desember 2013.

Liabilities for employment benefits as of December 31, 2014 and 2013 are recorded based on actuarial conducted by PT Dayamandiri Dharmakonsolindo, an independent actuary, with the report number No. 1461/ST-GG-PSAK24-BSS/XII/2014 dated December 18, 2014 and No. 1188/ST-GG-PSAK24-BSS/XII/2013 dated December 24, 2013.

Jumlah liabilitas berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Total liabilities based on calculation of the Independent Actuary as of December 31, 2014 and 2013 as follows:

2014 2013

Nilai Kini Liabilitas Imbalan Kerja 5,213,942,000 3,054,471,000 Present Value of Defined Beneft Obligation

(Keuntungan)/Kerugian Aktuaria yang Diakui (11,396,000) 417,562,000 Unrecognized Amount of Actuarial (Gains)/Losses

Jumlah 5,202,546,000 3,472,033,000 Total

Perubahan liabilitas atas imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, adalah sebagai berikut:

Movement in liability for post employement benefits for the years ended December 31, 2014 and 2013 is as follows:

2014 2013

Saldo Awal Tahun 3,472,033,000 1,754,304,000 Beginning Balance of the Year

Penambahan Selama Tahun Berjalan 1,730,513,000 1,762,731,000 Additional During of the Year

Pembayaran Imbalan -- (45,002,000) Actual Benefit Payment

Saldo Akhir Tahun 5,202,546,000 3,472,033,000 Ending Balance of the Year

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

58

Paraf:

Beban imbalan kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The employee benefits expenses for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Beban Jasa Kini 2,537,685,000 2,098,195,000 Current Service Cost

Beban Bunga 261,587,000 129,359,000 Interest Cost

(Keuntungan)/Kerugian Aktuaria yang Diakui (9,456,000) 18,487,000 Recognized Actuarial (Gain)/Losses

Jumlah 2,789,816,000 2,246,041,000 Total

Dampak Kurtailmen (1,059,303,000) (483,310,000) Effect of Curtailment

Jumlah 1,730,513,000 1,762,731,000 Total

Liabilitas imbalan kerja tersebut dihitung dengan menggunakan metode "Projected Unit Credit" dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:

Employee benefits liabilities is calculated using the “Projected Unit Credit” method with the following assumptions:

2014 2013

Tingkat Diskonto per Tahun 8.86% 8.70% Annual Discount Rate

Tingkat Kenaikan Gaji Per Tahun 5.00% 5.00% Annual Rate of Increase in Salary

Tabel Mortalita CSO '80 CSO '80 Table of Mortality

Tingkat Cacat 10% dari Jumlah Mortalita/ 10% dari Jumlah Mortalita/ Disabilty Rate

10 % of Total Mortality 10 % of Total Mortality

Usia Pensiun 55 Tahun/Years 55 Tahun/Years Retirement Age

Jumlah nilai kini liabilitas dan defisit program serta penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 adalah sebagai berikut:

The total amount of in the present value of liabilities, and deficits programs and experience adjustment in liability program for the years ended December 31, 2014, 2013, 2012, 2011, and 2010 are as follows:

2014 2013 2012 2011 2010

Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti 5,213,942,000 3,054,471,000 2,186,921,000 930,631,000 6,363,398,000 Present Value of the Obligation

Defisit Program 5,213,942,000 3,054,471,000 2,186,921,000 930,631,000 6,363,398,000 Deficit Program

Penyesuaian Pengalaman Experience Adjustment

pada Liabilitas Program -- -- -- -- -- in Liability Program

30. Komitmen dan Kontinjensi 30. Commitment and Contingencies

Dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan.

In the normal business of banking, the Bank has commitments and contingencies that are not presented in the statement of financial position.

Ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak setara dengan mata uang Rupiah adalah sebagai berikut:

Summary of the Bank’s commitments and contingencies set forth in the contract currency equivalent with Rupiah is as follows:

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

59

Paraf:

2014 2013

KOMITMEN COMMITMENTS

Liabilitas Komitmen Commitments Payable

Fasilitas Kredit kepada Debitur

yang Belum Digunakan Unused Loan Facilities

Pihak Berelasi (111,145,000,000) (10,677,000,000) Related Parties

Pihak Ketiga (203,289,137,149) (70,300,979,099) Third Parties

Jumlah Liabilitas Komitmen (Catatan 10) (314,434,137,149) (80,977,979,099) Total of Commitments Payable (Note 10)

Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih (314,434,137,149) (80,977,979,099) Total of Commitments Payable - Net

KONTINJENSI CONTINGENCIES

Tagihan Kontinjensi Contingencies Receivables

Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian 3,336,581,378 1,710,297,553 Interest Receivable Non Performing Assets

Jumlah Tagihan Kontinjensi 3,336,581,378 1,710,297,553 Total of Contingencies Receivables

Liabilitas Kontinjensi Contingencies Liabilities

Bank Garansi yang Diterbitkan (3,816,600,000) -- Bank Guarantees Issued

Jumlah Liabilitas Kontinjensi (3,816,600,000) -- Total of Contingencies Payable

Total of Contingencies Receivables

Jumlah Tagihan (Liabilitas) Kontinjensi - Bersih (480,018,622) 1,710,297,553 (Payable) - Net

Jumlah Komitmen dan Total of Commitments and

Kontinjensi - Bersih (314,914,155,771) (79,267,681,546) Contingencies - Net

31. Sifat Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi 31. Nature of Related Parties Transactions

Sifat Hubungan Berelasi Nature of Relationships Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank.

Related parties are companies and individuals who directly or indirectly have relationships with the Bank through ownership or management.

Pihak Berelasi/ Sifat Hubungan Berelasi/ Transaksi/

Related Parties Nature of Related Parties Transactions

Koperasi Mitra Sejati Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro, Kredit/

Under Common Control Current Account, Loan

PT Buana Anggana Mandura Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/

Under Common Control Current Account

PT Amanda Cipta Persada Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka/

Associate Time Deposit

PT Sampoerna Strategic Entitas Asosiasi/ Giro/

Associate Current Account

Yayasan Putera Sampoerna Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka, Giro/

Associate Time Deposits, Current Account

Kopkar Sampoerna Strategic Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka, Giro, Kredit/

Associate Time Deposits, Current Account, Loans

PT Sigmantara Alfindo Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka/

Associate Time Deposits

PT Sampoerna Agro Tbk Entitas Asosiasi/ Giro/

Associate Current Account

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

60

Paraf:

Pihak Berelasi/ Sifat Hubungan Berelasi/ Transaksi/

Related Parties Nature of Related Parties Transactions

PT Sampoerna Ethanol Entitas Asosiasi/ Kredit, Giro/

Associate Loan, Current Account

PT Sampoerna Investama Entitas Asosiasi/ Giro, Deposito Berjangka/

Associate Current Account, Time Deposits

PT Gunung Tua Abadi Entitas Asosiasi/ Giro/

Associate Current Account

PT Sungai Rangit Entitas Asosiasi/ Giro/

Associate Current Account

Michael Joseph Sampoerna Pemilik Pemegang Saham Mayoritas/ Giro/

Owner of Majority Shareholder Current Account

Ekadharmajanto Kasih Pemegang Saham/ Tabungan/

Shareholder Saving

Djoko Susanto Komisaris Pemegang Saham/ Deposito Berjangka/

Commossioner of Shareholder Time Deposits

Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Manajemen Bank/ Tabungan, Deposito Berjangka/

Eksekutif Bank/ Board of Commissioners, The Bank's Management Saving, Time Deposit

Directors and Executive Bank Officers Transaksi dengan Pihak Berelasi Related Parties Transactions

Dalam kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

In course of business, the Bank has transactions with related parties. These transactions are conducted in a normal terms and conditions as well as transactions with third parties. The transactions are as follows:

2014 2013

ASET ASSETS

Kredit yang Diberikan (Catatan 10) Loans (Note 10)

Entitas Asosiasi 46,145,788,423 1,187,268,637 Associates

Pejabat Eksekutif, Direksi Bank dan Executive Officers, Director, and

Keluarga Direksi Bank 42,049,289 -- Director's Family

Jumlah 46,187,837,712 1,187,268,637 Total

Persentase Terhadap Jumlah Aset 1.33% 0.04% Percentage to Total Assets

LIABILITAS LIABILITIES

Simpanan dari Nasabah (Catatan 15) Deposits from Customers (Note 15)

Giro Current Accounts

Entitas Asosiasi 116,397,831,887 5,989,583,015 Associated

Pemegang Saham 3,877,299,371 4,759,672,126 Shareholdres

Pejabat Eksekutif, Direksi dan Executive Officers, Director, and

Keluarga Direksi -- 900,082 Director's Family

120,275,131,258 10,750,155,223

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

61

Paraf:

2014 2013

Tabungan Savings

Pejabat Eksekutif, Direksi dan Executive Officers, Director, and

Keluarga Direksi 1,478,677,222 368,725,789 Director's Family

Pemegang Saham 21,021,207 20,106,340 Shareholders

Direksi Perusahaan dari

Pemegang Saham 337,335,431 -- Shareholder' Director

1,837,033,860 388,832,129

Deposito Berjangka Time Deposits

Entitas Asosiasi 196,775,781,055 353,721,398,924 Associated

Keluarga Pemegang Saham 17,500,000,000 17,000,000,000 Shareholders' Family

Pemegang Saham 37,604,190,677 28,500,000,000 Shareholders

Pejabat Eksekutif, Direksi Bank dan Executive Officers, Director, and

Keluarga Direksi Bank 4,882,769,113 1,093,986,857 Director's Family

256,762,740,845 400,315,385,781

Jumlah 378,874,905,963 411,454,373,133 Total

Persentase dari Total Liabilitas 13.37% 18.79% Percentage to Total Liabilities

Pendapatan Bunga (Catatan 22) Interest Income (Note 22)

Entitas Asosiasi 7,304,878,307 101,997,682 Associates

Pejabat Eksekutif, Direksi, Dan Executive Officers, Director, and

Keluarga Direksi Bank 6,656,402 -- Director's Family

Jumlah 7,311,534,709 101,997,682 Total

Persentase Terhadap Jumlah Pendapatan Bunga 2.05% 0.04% Percentage to Interest Income

Beban Bunga (Catatan 23) Interest Expenses (Note 23)

Keluarga Pemegang Saham 1,842,750,000 2,007,876,712 Shareholders' Family

Pihak Dibawah Pengendalian Bersama -- 1,776,454,822 Parties under Common Control

Pemegang Saham 4,116,593,527 51,591,788 Shareholders' Family

Pejabat Eksekutif, Direksi dan Executive Officers, Director, and

Keluarga Direksi 584,836,360 33,936,975 Director's Family

Direksi Perusahaan dari

Pemegang Saham 16,124,634 -- Shareholder' Director

Entitas Asosiasi 25,399,682,587 -- Associated

Jumlah 31,959,987,107 3,869,860,297 Total

Persentase Terhadap Jumlah Beban Bunga 13.92% 3.01% Percentage to Interest Expenses

Jumlah remunerasi yang telah diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

The total remunerations received by the Board of Commissioners and Board of Directors are as follows:

2014 2013

Dewan Direksi 3,999,952,889 9,761,565,580 Board of Directors

Dewan Komisaris 996,766,919 1,229,422,040 Board of Commisioners

Jumlah 4,996,719,808 10,990,987,620 Total

32. Segmen Operasi 32. Segment Operations

Seperti yang telah dijelaskan pada Catatan 2.x, Bank pada saat ini dikelola sebagai segmen operasi tunggal. Saat ini, Bank menganalisa segmen secara geografis dimana manajemen menelaah laporan internal manajemen secara bulanan untuk masing-masing area.

As described in Note 2.x, the Bank is currently managed as a single operating segment. Currently, the Bank analyzes geographically segment which examines the management of internal management reports on a monthly basis for each area.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

62

Paraf:

Informasi wilayah geografis dikelompokkan menjadi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Information geographical areas grouped into Jakarta, West Java, East Java, Sumatra, Kalimantan, and Sulawesi.

Jakarta/ Jawa Barat/ Jawa Timur/ Sumatera/ Kalimantan/ Sulawesi/ Jumlah/

Jakarta West Java East Java Sumatera Kalimantan Sulawesi Total

Pendapatan Bunga - Bersih 116,703,333,113 741,855,395 714,064,181 7,889,231,665 168,683,398 617,308,336 126,834,476,088 Interest Income - Net

Pendapatan Operasional Lainnya 24,818,948,812 160,255,932 207,015,927 1,678,499,509 11,026,758 61,099,025 26,936,845,963 Other Operating Incomes

Pembentukan Cadangan Provision for

Kerugian Penurunan Nilai (6,510,312,737) (53,034,136) (325,864,799) (1,705,848,227) (20,643,393) (107,676,073) (8,723,379,365) Impairment Losses

Beban Operasional Lain (84,874,481,136) (2,944,452,031) (4,429,946,877) (11,685,043,474) (961,785,587) (3,438,955,898) (108,334,665,003) Other Operating Expenses

Laba (Rugi) Operasional 50,137,488,052 (2,095,374,840) (3,834,731,568) (3,823,160,527) (802,718,824) (2,868,224,610) 36,713,277,683 Operating Income (Losses)

Pendapatan (Beban) Non Operasional 34,894,155 (11,751,729) (99,000) (17,195,888) (2,234,000) (1,728,000) 1,885,538 Non Operating Income (Expenses)

Laba (Rugi) Sebelum

Pajak Penghasilan 50,172,382,207 (2,107,126,569) (3,834,830,568) (3,840,356,415) (804,952,824) (2,869,952,610) 36,715,163,221 Income (Loss) Before Taxes

Beban Pajak Penghasilan (9,380,765,743) -- -- -- -- -- (9,380,765,743) Income Tax Expense

Laba Bersih 40,791,616,464 (2,107,126,569) (3,834,830,568) (3,840,356,415) (804,952,824) (2,869,952,610) 27,334,397,478 Net Income

Jumlah Aset 2,875,662,001,805 39,211,347,346 183,476,608,026 261,589,715,538 64,936,558,248 47,072,556,857 3,471,948,787,819 Total Assets

Jumlah Liabilitas 2,220,995,019,491 41,318,473,915 187,311,438,594 265,430,071,953 65,741,511,072 49,942,509,467 2,830,739,024,491 Total Liabilities

2014

Jakarta/ Jawa Barat/ Jawa Timur/ Sumatera/ Jumlah/

Jakarta West Java East Java Sumatera Total

Pendapatan (Beban) Bunga - Bersih 99,266,410,846 139,472,966 (505,479,840) 1,428,016,304 100,328,420,276 Interest Income (Expenses) - Net

Pendapatan Operasional Lainnya 9,567,687,735 35,679,059 137,731,678 1,285,406,544 11,026,505,016 Other Operating Incomes

Pemulihan (Pembentukan) Cadangan Recovery (Allowance) for

Kerugian Penurunan Nilai 6,128,940,700 (24,125,847) (33,870,192) (1,154,412,150) 4,916,532,511 Impairment Losses

Beban Operasional Lain (76,127,958,635) (901,522,670) (3,383,141,812) (8,754,587,129) (89,167,210,246) Other Operating Expenses

Laba (Rugi) Operasional 38,835,080,646 (750,496,492) (3,784,760,166) (7,195,576,431) 27,104,247,557 Operating Income (Losses)

Pendapatan (Beban) Non Operasional (1,465,803,245) (117,790,410) (161,054,302) 1,041,829,166 (702,818,791) Non Operating Income (Expenses)

Laba (Rugi) Sebelum

Pajak Penghasilan 37,369,277,401 (868,286,902) (3,945,814,468) (6,153,747,265) 26,401,428,766 Income (Loss) Before Taxes

Beban Pajak Penghasilan (7,616,003,678) -- -- -- (7,616,003,678) Income Tax Expense

Laba Bersih 29,753,273,723 (868,286,902) (3,945,814,468) (6,153,747,265) 18,785,425,088 Net Income

Jumlah Aset 2,465,808,116,155 16,874,381,467 26,087,856,372 160,927,900,934 2,669,698,254,928 Total Assets

Jumlah Liabilitas 1,897,655,786,552 29,893,270,949 52,925,564,442 209,293,400,310 2,189,768,022,253 Total Liabilities

2013

33. Risiko Kredit 33. Credit Risk

Risiko kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi liabilitas kepada Bank. Untuk mengelola risikonya, Bank mengukur risiko kredit dari portofolio yang ada baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal ini untuk memastikan kemungkinan kerugian dari tidak dibayarnya kredit yang diberikan menjadi seminimal mungkin, baik untuk debitur individual maupun secara keseluruhan.

Credit risk is the risk of loss resulting from the defaulting of the debtor and/or counterparty to meet their contractual obligations. In order to manage the risk, the Bank measures credit risk arising from the existing portfolio quantitatively and qualitatively to ensure that the potential losses from default loans are minimized, both for individual debtor and the overall portfolio.

Dalam melakukan pengelolaan risiko kredit, Bank berfokus pada beberapa unsur utama yang meliputi sumber daya risiko yang sadar risiko, kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip kehati-hatian, proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit, kriteria dan alat ukur risiko yang jelas, penyebaran risiko yang merata, administrasi dan dokumentasi yang lengkap serta pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan.

To manage credit risk, the Bank focuses on primary substance consist of risk resource, loan policy and procedure which considering to prudential banking, the loan approval process becomes more transparent and forwarded to the Loan Committee, criteria and tools for loan risk, to spread loan risk distribute, complete administration and documentation and continuously monitoring loans to maintain loans quality.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

63

Paraf:

Bank melakukan pengawasan berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin timbul sehingga dapat dilakukan langkah-langkah penyelamatan maupun penyelesaian yang efisien dan efektif.

The Bank performs continuous monitoring to early identify credit risk potential that might appear so that the Bank could take effective and efficient action and/or solving steps.

Berikut ini adalah rasio kredit bermasalah/non performing loan (NPL) dan rasio kualitas aset produktif Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:

The following are the non performing loans (NPL) ratio and the earnings asset quality ratio of the Bank as of December 31, 2014 and 2013:

2014 2013

(%) (%)

Rasio NPL - Bruto 2.35 1.59 NPL Ratio - Gross

Rasio NPL - Bersih 2.15 1.42 NPL Ratio - Net

Rasio Kualitas Aset Produktif 1.85 1.13 Earning Assets Quality Ratio

Rasio kualitas aset produktif merupakan rasio aset yang diklasifikasikan sebagai aset produktif non lancar dibandingkan dengan jumlah aset produktif.

Earnings asset quality ratio is the ratio of assets classified as earning assets which classified non current to total earning assets.

Sistem pengelolaan manajemen risiko kredit Bank telah dibakukan dalam suatu pedoman dan dikaji secara periodik.

The Bank credit risk management system has been standardized as the Bank's Guideline and is reviewed periodically.

a. Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan kredit lainnya

a. The maximum credit risk exposure without calculating the collateral and other credit

Eksposur risiko kredit terhadap aset pada laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Credit risk exposures to assets in the statement of financial position as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Giro pada Bank Indonesia 208,646,104,423 152,902,246,012 Current Accounts with Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain 4,050,923,621 2,916,104,719 Current Accounts with other banks

Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia

dan Bank Lain 325,351,236,478 568,210,855,684 and Other Bank

Efek-efek 298,676,136,237 124,047,383,177 Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli Securities Repurchased

dengan Janji Dijual Kembali 14,725,290,000 29,363,880,000 under Resale Agreements

Kredit yang Diberikan - Bersih 2,528,021,159,923 1,723,314,233,403 Loans - Net

Jumlah 3,379,470,850,682 2,600,754,702,995 Total

Eksposur Maksimum/

Maximum Exposure

Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Credit risk exposures on the off balance sheet items as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Fasilitas Kredit kepada Nasabah

yang Belum Digunakan 314,434,137,149 80,977,979,099 Unused Loans Facility

Garansi yang Diterbitkan 3,816,600,000 -- Guarantee Issued

Jumlah 318,250,737,149 80,977,979,099 Total

Eksposur Maksimum/

Maximum Exposure

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

64

Paraf:

Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset posisi keuangan, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan.

The above table shows the maximum exposure to credit risk for the Bank as of December 31, 2014 and 2013 without calculating the collateral or other credit support. For the assets in the statement of financial position, the exposure is determined based on net carrying value as disclosed in the financial statements.

Manajemen yakin akan kemampuan Bank untuk mengendalikan dan memelihara eksposur risiko kredit yang berasal dari kredit yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut: - Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai

kebijakan dan proses kredit yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit yang dilakukan. Setiap pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijakan tersebut.

- Pemantauan kredit yang disiplin.

Management believes on the Bank's ability to control and maintain its credit risk exposure arising from loans based on the following:

- The Bank has written guidelines regarding credit

policies and processes that cover all aspects of loans granted. Each granting of credit should always refer to such policy.

- Disciplined monitoring loan.

b. Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit

b. Concentration of financial asset risk with credit risk exposure.

Sektor Industri Industry Sector

Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri.

The following tables describe the details of the Bank's credit exposure at the carrying amount (without calculating the collateral or other credit support), which are categorized by industry sector.

Pemerintah Bank/ Lembaga Perusahaan Perseorangan/ Jumlah/

(Termasuk Bank Banks Keuangan Lainnya/ Individual Total

Indonesia)/ Bukan Bank/ Other

Government Non Bank Companies

(Including Bank Financial

Indonesia) Institution

Giro pada Bank Indonesia 208,646,104,423 -- -- -- -- 208,646,104,423 Current Accounts with Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain -- 4,050,923,621 -- -- -- 4,050,923,621 Current Accounts with Other Bank

Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia

dan bank lain 305,351,236,478 20,000,000,000 -- -- -- 325,351,236,478 and Other Banks

Efek-efek 298,676,136,237 -- -- -- -- 298,676,136,237 Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli dengan -- Securities Purchased under

Janji Dijual Kembali 14,725,290,000 -- -- -- -- 14,725,290,000 Resale Agreements

Kredit yang Diberikan -- 76,076,425,002 345,669,741,502 679,015,543,903 1,439,143,362,396 2,539,905,072,803 Loans

Jumlah - Bruto 827,398,767,138 100,127,348,623 345,669,741,502 679,015,543,903 1,439,143,362,396 3,391,354,763,562 Total - Gross

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (11,883,912,880) Allowance for Impairment Losses

Jumlah - Bersih 3,379,470,850,682 Total - Net

2014

Pemerintah Bank/ Lembaga Perusahaan Perseorangan/ Jumlah/

(Termasuk Bank Banks Keuangan Lainnya/ Individual Total

Indonesia)/ Bukan Bank/ Other

Government Non Bank Companies

(Including Bank Financial

Indonesia) Institution

Giro pada Bank Indonesia 152,902,246,012 -- -- -- -- 152,902,246,012 Current Accounts with Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain -- 2,916,104,719 -- -- -- 2,916,104,719 Current Accounts with Other Bank

Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia

dan bank lain 558,210,855,684 10,000,000,000 -- -- -- 568,210,855,684 and Other Banks

Efek-efek 124,047,383,177 -- -- -- -- 124,047,383,177 Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli dengan Securities Purchased under

Janji Dijual Kembali 29,363,880,000 -- -- -- -- 29,363,880,000 Resale Agreements

Kredit yang Diberikan -- 30,878,616,255 402,469,089,194 362,114,883,111 936,173,026,077 1,731,635,614,637 Loans

Jumlah - Bruto 864,524,364,873 43,794,720,974 402,469,089,194 362,114,883,111 936,173,026,077 2,609,076,084,229 Total - Gross

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (8,321,381,234) Allowance for Impairment Losses

Jumlah - Bersih 2,600,754,702,995 Total - Net\

2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

65

Paraf:

Bank/ Lembaga Perusahaan Perseorangan/ Jumlah/

Banks Keuangan Lainnya/ Individual Total

Bukan Bank/ Other

Non Bank Companies

Financial

Institution

Fasilitas Kredit kepada Debitur

yang Belum Digunakan 20,362,700,000 29,631,979,286 210,239,550,322 54,199,907,541 314,434,137,149 Unused Loans Facility

Jumlah 20,362,700,000 29,631,979,286 210,239,550,322 54,199,907,541 314,434,137,149 Total

2014

Bank/ Lembaga Perusahaan Perseorangan/ Jumlah/

Banks Keuangan Lainnya/ Individual Total

Bukan Bank/ Other

Non Bank Companies

Financial

Institution

Fasilitas Kredit kepada Debitur

yang Belum Digunakan 7,000,000,000 241,817,541 39,367,291,374 34,368,870,184 80,977,979,099 Unused Loans Facility

Jumlah 7,000,000,000 241,817,541 39,367,291,374 34,368,870,184 80,977,979,099 Total

2013

Konsentrasi risiko kredit menurut jenis kredit yang diberikan dan sektor ekonomi telah diungkapkan dalam Catatan 10.

Concentrations of credit risk of loans by type of loans and economic sectors are disclosed in Note 10.

34. Risiko Likuiditas 34. Liquidity Risk Risiko likuiditas merupakan risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

Liquidity risk are risk which arise from the Bank’s inability to fulfill the past due obligation using cash flow source of fund, and/or high quality liquid asset which can be collateralized, without disturbing the Bank’s activities and financial condition.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas juga terus ditingkatkan melalui monitoring secara harian atas posisi aset lancar terhadap Non Core Depositor maupun terhadap posisi dana pihak ketiga secara keseluruhan, menetapkan limit penyangga (buffer) likuiditas, dan memperkuat struktur dan sumber daya manusia di tim Funding.

Quality of Liquidity Risk Management also be improved through daily monitoring on current asset position of the Non Core Depositor and to the position of third-party funds as a whole, set a limit buffer liquidity, and strengthen the structure and human resources Funding team.

Disamping itu Bank juga melakukan upaya peningkatan pelayanan kepada nasabah penyimpan dalam rangka menjaga stabilitas dan kontinuitas jumlah simpanan, kebijakan penempatan dana pada instrumen yang aman dan likuid, kebijakan contingency funding plan dan evaluasi posisi likuiditas melalui rapat Asset Liability Committee (ALCO) secara rutin.

Besides, the Bank also make efforts to increase services to depositors in order to maintain the stability and continuity of deposits, policy placement of funds in safe and liquid instruments, policies and contingency funding plan evaluation meeting liquidity position through Asset Liability Committee (ALCO) meetings periodically.

Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh tempo aset dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan sisa periode jatuh tempo kontrak pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (disajikan dalam jutaan Rupiah):

The following table illustrate the maturity anaylsis of assets and liabilities of the Bank calculated based on the remaining period of the contract on December 31, 2014 and 2013 (expressed in millions of Rupiah):

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

66

Paraf:

Nilai Tidak Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 1 Tahun - > 2 Tahun - Lebih dari

Tercatat/ Mempunyai dengan 3 Bulan/ 12 Bulan/ 2 Tahun/ 5 Tahun/ 5 Tahun/

Carrying Kontrak Jatuh 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - > 1 Year - > 2 Year - More than

Value Tempo/ Up to 3 Months 12 Months 2 Years/ 5 Years/ 5 Years

No Contractual 1 Month

Maturity

Aset Assets

Kas 18,672 18,672 -- -- -- -- -- -- Cash

Giro pada Bank Indonesia 208,646 -- 208,646 -- -- -- -- -- Current Account with Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain 4,051 -- 4,051 -- -- -- -- -- Current Account with Other Bank

Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia

dan Bank Lain 325,351 -- 325,351 -- -- -- -- -- and Other Bank

Efek-efek 298,676 -- 54,918 65,955 72,803 -- 105,000 -- Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli dengan Securities Repurchased under

Janji Dijual Kembali 14,725 -- -- 14,725 -- -- -- -- Resale Agreements

Kredit yang Diberikan - Bruto 2,539,905 -- 36,087 59,783 407,270 500,799 1,481,486 54,480 Loans - Gross

Aset Tetap - Bersih 22,946 22,946 -- -- -- -- -- -- Fixed Assets - Net

Aset Takberwujud - Bersih 6,153 6,153 -- -- -- -- -- -- Intangible Assets - Net

Aset Pajak Tangguhan -- -- -- -- -- -- -- -- Deferred Tax Assets

Aset Lain-lain 44,706 44,706 -- -- -- -- -- -- Other Assets

3,483,832 73,805 416,357 140,463 480,073 500,799 1,586,486 54,480

Cadangan Kerugian Allowance for

Penurunan Nilai (11,884) Impairment Losses

Jumlah Aset - Bersih 3,471,948 Total Assets - Net

Liabilitas Liabilities

Liabilitas Segera 6,431 6,431 -- -- -- -- -- -- Current Liabilities

Simpanan dari Nasabah 2,715,218 -- 1,342,003 1,180,245 192,970 -- -- -- Deposits from Customers

Simpanan dari Bank lain 13,803 -- 6,853 6,150 800 -- -- -- Deposits from Other Banks

Pinjaman yang Diterima 50,000 -- -- -- 50,000 -- -- -- Borrowing

Utang Pajak 5,552 -- 5,552 -- -- -- -- -- Taxes Payable

Liabilitas Imbalan Kerja 5,203 -- 5,203 -- -- -- -- -- Employee Benefit Obligation

Liabilitas Pajak Tangguhan 9,326 -- 9,326 -- -- -- -- -- Deferred Tax Assets

Liabilitas Lain-lain 29,152 -- 29,152 -- -- -- -- -- Other Liabilities

Jumlah Liabilitas 2,834,684 6,431 1,398,088 1,186,395 243,770 -- -- -- Total Liabilities

Perbedaaan Jatuh Tempo 649,148 67,374 (981,731) (1,045,932) 236,303 500,799 1,586,486 54,480 Maturity Gap

Posisi Neto setelah Cadangan Net Position after Allowance for

Kerugian Penurunan Nilai 637,264 Impairment Losses

2014

Nilai Tidak Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 1 Tahun - > 2 Tahun - Lebih dari

Tercatat/ Mempunyai dengan 3 Bulan/ 12 Bulan/ 2 Tahun/ 5 Tahun/ 5 Tahun/

Carrying Kontrak Jatuh 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - > 1 Year - > 2 Year - More than

Value Tempo/ Up to 3 Months 12 Months 2 Years/ 5 Years/ 5 Years

No Contractual 1 Month

MaturityAset Assets

Kas 15,014 15,014 -- -- -- -- -- -- Cash

Giro pada Bank Indonesia 152,902 -- 152,902 -- -- -- -- -- Current Account with Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain 2,916 -- 2,916 -- -- -- -- -- Current Account with Other Bank

Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia

dan Bank Lain 568,211 -- 568,211 -- -- -- -- -- and Other Bank

Efek-efek 124,047 -- 124,047 -- -- -- -- -- Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli dengan Securities Repurchased under

Janji Dijual Kembali 29,363 -- 29,363 -- -- -- -- -- Resale Agreements

Kredit yang Diberikan - Bruto 1,731,635 -- 32,041 60,975 292,114 429,238 905,410 11,858 Loans - Gross

Aset Tetap - Bersih 20,841 20,841 -- -- -- -- -- -- Fixed Assets - Net

Aset Takberwujud - Bersih 5,596 5,596 -- -- -- -- -- -- Intangible Assets - Net

Aset Lain-lain 27,493 27,493 -- -- -- -- -- -- Other Assets

2,678,019 68,944 909,480 60,975 292,114 429,238 905,410 11,858

Cadangan Kerugian Allowance for

Penurunan Nilai (8,321) Impairment Losses

Jumlah Aset - Bersih 2,669,698 Total Assets - Net

Liabilitas Liabilities

Liabilitas Segera 3,859 3,859 -- -- -- -- -- -- Current Liabilities

Simpanan dari Nasabah 2,100,145 -- 1,514,194 440,532 145,419 -- -- -- Deposits from Customers

Simpanan dari Bank lain 13,506 -- 11,806 1,700 -- -- -- -- Deposits from Other Banks

Pinjaman yang Diterima 50,000 -- -- -- 50,000 -- -- -- Borrowing

Utang Pajak 3,784 -- 3,784 -- -- -- -- -- Taxes Payable

Liabilitas Imbalan Kerja 3,472 -- 3,472 -- -- -- -- -- Employee Benefit Obligation

Liabilitas Pajak Tangguhan 4,470 -- 4,470 -- -- -- -- -- Deferred Tax Assets

Liabilitas Lain-lain 10,531 -- 10,531 -- -- -- -- -- Other Liabilities

Jumlah Liabilitas 2,189,767 3,859 1,548,257 442,232 195,419 -- -- -- Total Liabilities

Perbedaaan Jatuh Tempo 488,252 65,085 (638,777) (381,257) 96,695 429,238 905,410 11,858 Maturity Gap

Posisi Neto setelah Cadangan Net Position after Allowance for

Kerugian Penurunan Nilai 479,931 Impairment Losses

2013

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

67

Paraf:

Bank telah memiliki model pengukuran risiko likuiditas untuk mengukur risiko likuiditas dari portofolio aset dan liabilitas Bank dan juga melakukan stress testing untuk mengetahui dampak apabila terjadi penarikan dana yang tidak terkendali dari nasabah.

The Bank has developed a liquidity risk measurement model to measure the liquidity risk of the Bank's assets and also perform stress testing to determine the impact in the event of uncontrolled withdrawal of funds from the customer.

35. Risiko Tingkat Suku Bunga 35. Interest Rate Risks

Bank melakukan pengukuran risiko suku bunga dengan menggunakan metodologi yang dapat mengidentifikasi risiko suku bunga dari portofolio aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga serta menentukan besaran risiko terhadap Bank.

The Bank performs interest rate risk measurement using methodology which could identify interest rate risk from assets and liabilities portfolio which are sensitive to interest rate changes and could determine the risk magnitude that affect the Bank.

Untuk mengendalikan risiko suku bunga tersebut, Bank menjadikan tingkat suku bunga penjaminan dari Lembaga Penjaminan Simpanan sebagai salah satu acuan dalam menetapkan tingkat suku bunga dana pihak ketiga dan tingkat suku bunga kredit. Selain itu, penghimpunan dana Bank selalu dikaitkan dengan kemampuan penyalurannya, serta diupayakan tidak terjadi negative interest gap sehingga net interest margin yang diperoleh Bank selalu dalam kondisi positif dan risiko tingkat suku bunga dapat ditekan seminimal mungkin.

To control the interest rate risk, the Bank uses interest rate from Indonesia Deposit Insurance Agency (“LPS”) as a benchmark in determining third party funds and loans interest rate. In addition, the Bank’s fund collection is always related to the lending ability and the Bank put its effort so that no negative interest gap exist and therefore net interest margin obtained by the Bank is always positive and interest rate risk could be minimized.

Tabel di bawah ini merupakan kisaran tingkat bunga per tahun untuk aset dan kewajiban yang signifikan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:

The table below summarizes the range of interest rates per annum for significant assets and liabilities for the years ended December 31, 2014 and 2013:

2014 2013

(%) (%)

Aset Asset

Giro pada Bank Lain 0.00 1.50 Current Account with Other Banks

Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia

dan Bank Lain 3.78 3.81 and Other Banks

Efek-efek 6.93 4.86 Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli dengan Securities Repurchased under

Janji Dijual Kembali 5.80 1.39 Resale Agreements

Kredit yang Diberikan 15.83 13.24 Loans

Liabilitas LiabilitiesSimpanan dari Nasabah Deposits from Customers

Giro 4.02 4.99 Current Accounts

Tabungan 4.78 3.28 Saving

Deposito Berjangka 10.53 8.04 Time Deposits

Simpanan dari Bank Lain Deposits from Other Banks

Giro 6.48 3.94 Current Accounts

Deposito Berjangka 9.47 6.93 Time Deposits

Pinjaman yang Diterima 9.45 7.02 Borrowing

Risiko tingkat suku bunga terjadi dari bermacam-macam layanan perbankan kepada nasabah meliputi penghimpunan dana (antara lain giro, tabungan dan deposito), penempatan dana (antara lain kredit yang diberikan), komitmen dan kontinjensi, serta instrumen lain yang mengandung suku bunga.

Interest rate risk arises from various banking products provided to customers including deposit taking (current accounts, saving deposits and time deposits) and lending (loan given), commitments and contingencies and other eraning instruments.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

68

Paraf:

ALCO Bank yang beranggotakan Direksi dan beberapa anggota manajemen senior, bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan risiko tingkat suku bunga di banking book serta mengawasi penerapan dan pelaksanaannya. Tujuan Utama ALCO adalah mengoptimalkan hasil usaha Bank dengan tetap memperhatikan batasan-batasan risiko yang ditetapkan.

The Bank’s ALCO, which consist of the Directors and selected members of senior management, is responsible for determining interest rate risk management policies and strategies in banking book and monitoring its implementation and execution. The main objective of ALCO is to optimize the Bank’s return within predetermined risk limits.

Eksposur Bank terhadap risiko tingkat suku bunga The Bank’s exposure to the interest risk Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur Bank terhadap risiko tingkat suku bunga pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (disajikan dalam jutaan Rupiah).

The tables below summarise the Bank’s exposure to interest rate risk as of December 31, 2014 and 2013 (expressed in millions of Rupiah).

Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - Lebih dari Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - Lebih dari

dengan 3 Bulan/ 12 Bulan 1 Tahun/ dengan 3 Bulan/ 12 Bulan 1 Tahun/

1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - Over 1 Year 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - Over 1 Year

Up to 3 Months 12 Months Up to 3 Months 12 Months

1 Month 1 Month

ASET ASSETS

Giro pada Current Account with

Bank Indonesia 208,646 -- -- -- -- -- -- -- Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain 4,051 -- -- -- -- -- -- -- Current Account with Other Bank

Penempatan pada Bank Placement with Bank

Indonesia dan Bank Lain -- -- -- -- 325,351 -- -- -- Indonesia and Other Bank

Efek-efek -- -- -- -- 54,918 65,955 72,803 105,000 Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli dengan Securities Repurchased under

Janji Dijual Kembali -- -- -- -- 14,725 -- -- -- Resale Agreements

Kredit yang Diberikan 34,742 56,639 367,532 1,824,590 1,345 3,144 39,739 212,175 Loans

Jumlah Aset Keuangan 247,439 56,639 367,532 1,824,590 396,339 69,099 112,542 317,175 Total Financial Assets

LIABILITAS LIABILITIES

Simpanan dari Nasabah Deposits from Customers

Giro 201,077 -- -- -- -- -- -- -- Current Accounts

Tabungan 109,617 -- -- -- -- -- -- -- Savings

Deposito Berjangka -- -- -- -- 1,559,591 771,060 67,947 5,927 Time Deposits

Simpanan dari Bank Lain Deposits from Customers

Giro 6,264 -- -- -- -- -- -- -- Current Accounts

Deposito Berjangka -- -- -- -- 2,938 3,800 800 -- Time Deposits

Pinjaman yang Diterima -- -- -- -- -- 50,000 -- -- Borrowings

Jumlah Liabilitas Keuangan 316,958 -- -- -- 1,562,529 824,860 68,747 5,927 Total Financial Liabilities

Jumlah Gap Repricing Total Interest

Suku Bunga (69,519) 56,639 367,532 1,824,590 (1,166,190) (755,761) 43,795 311,248 Repricing Gap

Bunga Mengambang/ Floating Rate Bunga Tetap/ Fixed Rate

2014

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

69

Paraf:

Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - Lebih dari Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - Lebih dari

dengan 3 Bulan/ 12 Bulan 1 Tahun/ dengan 3 Bulan/ 12 Bulan 1 Tahun/

1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - Over 1 Year 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - Over 1 Year

Up to 3 Months 12 Months Up to 3 Months 12 Months

1 Month 1 Month

ASET ASSETS

Giro pada Current Account with

Bank Indonesia 152,902 -- -- -- -- -- -- -- Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain 2,916 -- -- -- -- -- -- -- Current Account with Other Bank

Penempatan pada Bank Placement with Bank

Indonesia dan Bank Lain -- -- -- -- 568,211 -- -- -- Indonesia and Other Bank

Efek-efek -- -- -- -- -- -- 124,047 -- Marketable Securities

Efek-efek yang Dibeli dengan -- -- -- -- -- -- -- -- Securities Repurchased under

Janji Dijual Kembali -- -- -- -- 29,364 -- -- -- Resale Agreements

Kredit yang Diberikan 8,726 12,130 241,149 900,958 -- -- 3,901 564,772 Loans

Jumlah Aset Keuangan 164,544 12,130 241,149 900,958 597,575 -- 127,948 564,772 Total Financial Assets

LIABILITAS LIABILITIES

Simpanan dari Nasabah Deposits from Customers

Giro 289,523 -- -- -- -- -- -- -- Current Accounts

Tabungan 32,182 -- -- -- -- -- -- -- Savings

Deposito Berjangka -- -- -- -- 1,124,027 495,008 159,405 -- Time Deposits

Simpanan dari Bank Lain Deposits from Customers

Giro 403 -- -- -- -- -- -- -- Current Accounts

Deposito Berjangka -- -- -- -- 11,404 900 800 -- Time Deposits

Pinjaman yang Diterima -- -- -- -- -- -- -- 50,000 Borrowings

Jumlah Liabilitas Keuangan 322,108 -- -- -- 1,135,431 495,908 160,205 50,000 Total Financial Liabilities

Jumlah Gap Repricing Total Interest

Suku Bunga (157,564) 12,130 241,149 900,958 (537,856) (495,908) (32,257) 514,772 Repricing Gap

Bunga Mengambang/ Floating Rate Bunga Tetap/ Fixed Rate

2013

Sensitivitas terhadap Laba Bersih Sensitivity to Net Income Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas laba bersih Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 atas perubahan tingkat suku bunga yaitu:

The table below shows the sensitivity of the Bank’s net income to movement of interest rates on December 31, 2014 and 2013:

Peningkatan/ Penurunan/

Increased by Decreased by

25bps 25bps

Pengaruh Terhadap Laba Bersih 6,261,481,790 (6,261,481,790) Impact to Net Income

2014

Peningkatan/ Penurunan/

Increased by Decreased by

25bps 25bps

Pengaruh Terhadap Laba Bersih 3,896,936,038 (3,896,936,038) Impact to Net Income

2013

36. Risiko Operasional 36. Operational Risk

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Operational risk is a risk caused by inadequate and/or failure in internal processes, human errors on system or from external problems that effect the Bank operations.

Untuk meminimalisasi risiko operasional yang timbul, Bank telah meningkatkan fungsi kontrol dalam pemrosesan transaksi yang dilakukan dengan cara antara lain dengan menerapkan prosedur yang menjamin ketepatan waktu penyelesaian transaksi, melakukan penyesuaian metode akuntansi sesuai

To minimize operational risk that might arise, the Bank has enhanced control function in transaction processing which is done by implementing procedures to assure on time transaction settlement, adjusting accounting method according to the prevailing standard, maintain documents and archive

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

70

Paraf:

standar yang berlaku, memelihara dokumen dan arsip secara tertib, mengamankan akses terhadap aset dan data. Selain itu Bank juga meningkatkan fungsi dari Satuan Kerja Audit Intern yang secara reguler akan melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan operasional perbankan. Bank juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran risiko operasional melalui sosialisasi-sosialisasi dan melakukan peningkatan infrastruktur dalam proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian manajemen risiko operasional.

systematically, secure access to assets and data. Moreover, the Bank also enhances Internal Audit Working Unit function which regularly performs checking on banking operational activities. The Bank also seeks to raise awareness of operational risk through socialization-socialization and make improvements to the infrastructure in the process of identification, measurement, monitoring, and control of operational risk management.

37. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 37. Capital Adequacy Ratio

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), perhitungannya didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 dimana jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Selain itu bank dengan kriteria tertentu harus memasukkan risiko pasar dan risiko operasional dalam perhitungan KPMM dengan memasukan komponen modal pelengkap tambahan.

Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio of capital to risk weighted assets (RWA), calculations based on Bank Indonesia Regulation No. 10/15/PBI/2008 dated September 24, 2008, in which the amounts of capital to credit risk consist of core capital and supplementary capital. In addition the bank with certain criteria should include market risk and operational risk in the calculation of CAR by including additional supplementary capital.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 mengatur ketentuan pelaksanaan perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit. Ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2012.

Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/6/DPNP dated February 18, 2011 set the implementing provisions of the calculation of risk-weighted assets for credit risk. These provisions came into force on January 2, 2012.

Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Bank's capital adequacy ratio by credit risk, operational risk and market risk as at December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Aset Tertimbang Menurut Risiko Operasional 138,709 98,850 Risk Weighted Assets With Operational Risk

Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit 2,456,322 1,627,596 Risk Weighted Assets With Credit Risk

Modal Capital

Modal Inti 588,413 453,567 Core Capital

Modal Pelengkap 22,476 15,902 Supplementary Capital

Jumlah Modal 610,889 469,469 Total Capital

Rasio Kewajiban Penyediaan Capital Adequacy

Modal Minimum: Ratio

Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit dan

Operasional 23.54% 27.19% Including Credit and Operational Risk

Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit,

Operasional dan Pasar 23.54% 27.19% Including Credit, Operational and Market Risk

Rasio Modal Inti Terhadap Aset Tertimbang Ratio of Core Capital to Risk

Menurut Risiko Kredit 23.96% 27.87% Weighted Assets

Rasio Penyediaan Modal yang Diwajibkan 8% 8% Required Capital Adequacy Ratio

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

71

Paraf:

38. Manajemen Risiko 38. Risk Managament

Bank telah mengimplementasikan prosedur Manajemen risiko sesuai dengan PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP perihal “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.

The Bank has implemented Risk Management policy in accordance with BI regulation No. 5/8/PBI/2003 concerning "Application of Risk Management for Commercial Banks", which amended by PBI No. 11/25/PBI/2009 and Bank Indonesia Circular Letter No. 5/21/DPNP concerning "Application of Risk Management for Commercial Banks" which amended by Bank Indonesia Circular Letter No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011.

Penerapan manajemen risiko pada Bank merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko, yang mencakup hal-hal sebagai berikut: - Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

- Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit;

- Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan

dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; dan

- Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Application of risk management by the Bank related to identification, measuring, controlling and monitoring are as follows: - Active supervision by the Board of Commissioners and

Directors; - Adequacy of policies, procedures, and establishment of

limits; - Adequacy of processes of identification, measurement,

monitoring, and control of risks and the Risk Management information system; and

- Comprehensive internal control system. Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru.

Application of risk management by the Bank has managed risks for new products and activities.

Selain itu, manajemen telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.

Management formed Risk Management Committee and Risk Management Working Unit that are independent to Operational Working Unit and Internal Audit Working Unit. Hopefully, this can make the overall management risk be performed systematically, coordinated, and continuously increase the Bank’s working performance.

Bank telah mengelola delapan jenis risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, dan risiko stratejik.

The Bank has managed eight risks in accordance with Bank Indonesia Regulation, namely credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, compliance risk, legal risk, reputation risk, and strategic risk.

Profil Risiko Risk Profile Bank juga membuat profil risiko yang secara garis besar dapat memetakan aktivitas yang memiliki risiko maupun potensi risiko yang mengganggu kelangsungan bisnis Bank.

The Bank prepares a risk profile that those business units which carry risks as well as the potential risks that effect the Bank's ability to continue as a going concern.

Bank telah membentuk struktur organisasi manajemen risiko yang terpusat dan independen yang memiliki fungsi mengidentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola risiko-risiko dasar dan menetapkan pedoman serta kebijakan risiko.

The Bank has developed an centralized and independent organizational structure for risk management which has the function to identify, measure, monitor and maintain basic risks and to guidelines and risk policy.

Pengungkapan mengenai risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga, dan risiko operasional telah diungkapkan dalam catatan tersendiri (Catatan 33, 34, 35, dan 36).

The disclosure on credit risk, liquidity risk, interest rate risk and operational risk has been made in separate (Notes 33, 34, 35, and 36).

a. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.

a. Legal Risk Legal risk is the risk raised by legal claims and/or weaknesses in judicial aspects of the business.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

72

Paraf:

Pengelolaan risiko hukum antara lain dilakukan dengan mendokumentasi, mengelola kelengkapan dan keabsahan dokumen, meminimalisir kerugian/biaya yang terkait dengan kasus hukum dan menghindari pelanggaran terhadap regulasi perbankan dan ketentuan hukum.

Law risk management is executed by documenting, managing completeness and validity of documents, minimizing losses or expenses related to legal cases and avoiding violation of legal requirements and banking regulation.

b. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Bank akan merespon secara aktif apabila timbul publikasi negatif sehingga hal-hal yang mungkin berpotensi merugikan Bank dapat dideteksi lebih awal.

b. Reputation Risk Reputation risk is the risk related to the decreasing level of stakeholder confidence arising from the negative perception on the Bank. The Bank will actively respond to negative publication arised so that things potentially could bring losses can be detected earlier.

c. Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Pengelolaan risiko stratejik antara lain dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan melakukan pengawasan terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB), dan melakukan penyesuaian kebijakan dan prosedur terhadap perubahan eksternal.

c. Strategic Risk Strategic risk is the risk due to inaccuracy in deciding and/or implementing a strategic decision as well as the failure in anticipating the changes in the business environment. Strategic risk is performed through optimizing the Bank resources, monitoring Business Plan realization, policy amendment and the external problems changes.

d. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Risiko kepatuhan melekat pada risiko Bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), restrukturisasi kredit, Know Your Customers (KYC) dan komitmen terhadap ketentuan tertentu.

d. Compliance Risk Compliance risk is the risk that the Bank does not comply or implement internal policies and laws and regulations.

Compliance risk is embedded in the Bank which is related to the prevailing laws and regulation and other regulations, such as Legal Lending Limit (BMPK), restructured loan, Know Your Customers (KYC) and other commitment related to certain regulations.

39. Perjanjian-Perjanjian Penting 39. Significant Agreements 1. Perjanjian Penyediaan Jasa Manajemen Teknologi

Informasi dengan PT Fortress Data Services 1. Agreement with PT Fortress Data Services for

Providing of Information Technology Management Services

Pada tanggal 2 Juni 2014, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Fortress Data Services tentang penyediaan jasa manajemen tekonologi informasi, IT audit dan Core Banking System.

On June 2, 2014, the Bank signed a cooperation agreement with PT Fortress Data Services to provide of information technology management service, IT Audit and Core Banking System.

2. Perjanjian Kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk 2. Credit Agreement with PT Bank Central Asia Tbk

Pada tanggal 6 Desember 2012, Bank memperoleh Fasilitas Time Loan dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 50.000.000.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 8.5% p.a. Jangka waktu perjanjian kredit sejak tanggal 6 Desember 2012 sampai dengan 25 Februari 2015.

On December 6, 2012, the Bank obtained Time Loan Facility from PT Bank Central Asia Tbk amounting to Rp 50,000,000,000 with interest rate of 8,5% p.a The term of the credit agreement from December 6, 2012 until February 25, 2015.

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

73

Paraf:

40. Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas 40. Non Cash Activity

Informasi pendukung laporan arus kas sehubungan dengan aktivitas arus kas adalah sebagai berikut:

Supplementary information to the statements of cash flow relating to non-cash activity follows:

2014 2013

Penambahan Modal melalui Reklasifikasi Additional of Capital through Reclassification of

Dana Setoran Modal 84,197,531,000 85,000,000,000 Capital Paid in Advance

41. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 41. Events After the Reporting Period

Perjanjian Kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk Credit Agreement with PT Bank Central Asia Tbk Pada tanggal 14 Februari 2015, Bank memperoleh perpanjangan jangka waktu untuk Fasilitas Time Loan dari PT Bank Central Asia Tbk. Jangka waktu perjanjian kredit sejak tanggal 3 Februari 2015 sampai dengan 4 Februari 2016.

On February 14, 2015, the Bank obtained extension of the time period for Time Loan Facility from PT Bank Central Asia Tbk. The term of the credit agreement is from the date of February 3, 2015 until February 4, 2016.

42. Standar Akuntansi Baru yang Belum Berlaku

Tahun Buku 2014 42. New Accounting Standards not Yet

Effective for Year 2014

Pada bulan November dan Desember 2013, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi baru dan revisian yang akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015. Pada bulan April 2014, telah diterbitkan interpretasi baru yang akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015. Penerapan dini atas standar-standar tersebut tidak di perkenankan.

In November and December 2013, the Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants has issued a number of new and revised accounting standards that will become effective for the annual period beginning of January 1, 2015. In April 2014, has published a new interpretation that will be effective in the fiscal year beginning January 1, 2015. Early adoption of the above standards is not permitted.

Standar-standar dan interpretasi tersebut adalah sebagai berikut

The new standards and interpretation are:

- PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian” - PSAK 66 “Pengaturan bersama” - PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain” - PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar” - PSAK 1 (Revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan”

- PSAK 4 (Revisi 2013) “Laporan keuangan tersendiri” - PSAK 15 (Revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi

dan ventura bersama” - PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja” - PSAK 46 (Revisi 2014) “Pajak Penghasilan” - PSAK 48 (Revisi 2014)” Penurunan Nilai Aset”

- PSAK 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Penyajian” - PSAK 55 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengakuan

dan Pengukuran” - PSAK 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan:

Pengungkapan”

- ISAK 26 (Revisi 2014) “Penilaian Kembali Derivatif Melekat.

- SFAS 65 “Consolidated financial statements” - SFAS 66 “Joint Arrangements” - SFAS 67 “Disclosure of interests in other entities” - SFAS 68 “Fair value measurement” - SFAS 1 (Revised 2013) “Presentation of financial

statement” - SFAS 4 (Revised 2013) “Separate financial statements” - SFAS 15 (Revised 2013) “Investment in associates and

joint ventures” - SFAS 24 (Revised 2013) “Employee benefits’ - SFAS 46 (Revised 2014) “Accounting for income taxes” - SFAS 48 (Revised 2014) “Acconting for impairment of

assets” - SFAS 50 (Revised 2014) “Financial instruments:

Presentation” - SFAS 55 (Revised 2014) “Financial instruments:

Recognition and Measurement - SFAS 60 (Revised 2014) “Financial instruments:

Disclosure” - IFAS 26 (Revisi 2014) “Revaluation of Embedded

Derivatives

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

(Continued) For the Years Ended

December 31, 2014 and 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Draft 1

74

Paraf:

Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan ini, Bank masih melakukan evaluasi atas dampak potensial dari intepretasi standar serta PSAK baru dan revisian tersebut.

As at the authorisation date of this of financial statements, the Bank is still evaluating the potential impact of these interpretations and new and revised SFAS.

43. Tanggung Jawab dan Otorisasi Penerbitan Laporan Keuangan

43. Responsibilities and Authorize Issuance Financial Statements

Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang diotorisasi Direksi untuk terbit pada tanggal 13 Maret 2015.

Management of the Bank is responsible for the preparation and presentation of the financial statements are authorized by Directors for issuance on March 13, 2015.

Menyetujui:

(……………..……..) (……………..………) Direktur Keuangan Manager Accounting

LAP

OR

AN

TAH

UN

AN

2014 AN

NU

AL REPO

RTP

T BA

NK

SAH

AB

AT SAM

PO

ERN

A

PT BANK SAHABAT SAMPOERNA

Sampoerna Strategic SquareNorth Tower, Mezzanine Floor

jl. Jend. Sudirman Kav. 45 Jakarta 12930Telp. (021) 5795 1234 / 5795 1515 Fax (021)5795 0626

www.banksampoerna.com