LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SISTEM PENGAMAN PADA TRACTION ELEVATOR Disusun oleh : Fery...
Transcript of LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SISTEM PENGAMAN PADA TRACTION ELEVATOR Disusun oleh : Fery...
LAPORAN KEGIATANPRAKTEK KERJA LAPANGAN
SISTEM PENGAMAN PADA TRACTION ELEVATOR
Disusun oleh :
Fery Anggriawan Sutejo NRM : 5315077577
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESINJURUSAN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTADESEMBER 2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN (1)
Laporan PKL ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing Industri/Instruktur
Johny SSite Manager
Mengetahui,Pimpinan Perusahaan
Amirruddin SolinGeneral Manager HR/GA
iii
LEMBAR PENGESAHAN (2)
Judul : Sistem Pengaman Pada Traction Elevator
Nama : Fery Anggriawan Sutejo
NRM : 5315077577
Dosen Pembimbing
Dosen Penguji
Nama
Ferry Budhi Susetyo, M.T., M.Si.NIP. 198202022010121002
Tanda Tangan
……………………
Tanggal
……………………
Penguji 1
Drs. Dan Susatia AdiNIP. 196511202002121003
Penguji 2
Drs. Syaripuddin, M.Pd.NIP. 196703211999031001
Tanda Tangan
……………….….
Tanggal
……………………
…………………… ……………………
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis ucapkan dan sampaikan kehadirat Allah subhanahu
wata’ala, karena dengan kehendak dan rahmat-Nya penulis dapat melakukan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) sekaligus menyelesaikan penulisan laporan PKL
ini. Pada penulisan laporan PKL ini, penulis mengambil pembahasan mengenai
sistem pengaman / safety device elevator type traction dengan sistem penggerak
gearless.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
kelulusan pada mata kuliah wajib yang harus ditempuh setiap mahasiswa yaitu
Praktek Kerja Lapangan di jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Negeri Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari merencanakan PKL,
melakukan kegiatan PKL dan penyusunan laporan PKL ini, yang tidak penulis
sebutkan namanya satu per satu.
Dengan selesainya penulisan laporan ini, penulis berharap laporan ini
dapat menjadi ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan
rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin FT-UNJ pada umumnya serta tidak
terbatas untuk siapapun yang ingin mengetahui dan mempelajari tentang sistem
pengaman / saferty device elevator.
Dalam penulisan laporan PKL ini masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan, baik dari segi penyusunan maupun dalam segi materi. Segala kritik
dan saran yang bersifat membangun akan selalu penulis harapkan untuk
kesempurnaan penulisan dan menambah pengetahuan penulis dalam penulisan
laporan berikutnya.
Jakarta, Desember 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN (1) ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN (2) ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan .............................................................. 1
1.2 Lingkup Pekerjaan PKL .................................................. 4
1.3 Jadwal Pelaksanaan PKL ................................................. 4
BAB II PELAKSANAAN PKL
2.1 Perencanaan Pekerjaan .................................................... 5
2.2 Pelaksanaan Pekerjaan ..................................................... 5
BAB III ANALISIS PEKERJAAN
3.1 Analisis Pekerjaan ............................................................. 7
3.2 Hambatan dan Solusi Pekerjaan ..................................... 26
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................... 29
4.2 Saran .................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Logo Perusahaan ........................................................................ 1
Gambar 3.1 Sket Hydraulic Elevator .............................................................. 9
Gambar 3.2 Sket Traction Elevator ................................................................. 10
Gambar 3.3 Komponen Elevator .................................................................... 13
Gambar 3.4 Puli ............................................................................................... 14
Gambar 3.5 Guide Rail .................................................................................... 15
Gambar 3.6 Door Contact ................................................................................ 16
Gambar 3.7 Wire Rope ..................................................................................... 16
Gambar 3.8 Sensor Kedekatan (Proximity) ................................................... 17
Gambar 3.9 Counter Weight ............................................................................ 17
Gambar 3.10 Elektro Motor Brake .................................................................. 20
Gambar 3.11 Speed Governor .......................................................................... 21
Gambar 3.12 Limit Switch ............................................................................... 22
Gambar 3.13 Door Lock ................................................................................... 22
Gambar 3.14 Buffer ......................................................................................... 23
Gambar 3.15 Safety Gear ................................................................................. 25
Gambar 3.16 Safety Link ................................................................................. 25
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana Kegiatan PKL .................................................................. 5
Tabel 2.2 Pelaksanaan Kegiatan PKL ............................................................ 5
Tabel 3.1 Keuntungan dan Kerugian Sistem Penggerak Elevator .............. 11
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin PKL dari UNJ
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin PKL dari Jurusan
Lampiran 3 Surat Penerimaan PKL
Lampiran 4 Kegiatan PKL
Lampiran 5 Penilaian PKL oleh Instruktur
Lampiran 6 Sertifikat PKL
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
1.1.1 Filosofi Pendirian
Pillar Multi Sarana Utama atau yang biasa disebut dengan PT.PMSU.
PT.PMSU begitu menjaga kepercayaan dalam jangka waktu yang panjang
sehingga menjalin kemitraan dengan seluruh pelanggan (clients). Hal ini
dimungkinkan dengan menyediakan biaya yang paling efektif dan memberikan
solusi untuk semua produk yang bergerak secara vertical (elevator, escalator dan
moving walk). Menyelesaikan dan menghilangkan kesalahan teknis sehingga
seluruh pelanggan PT. PMSU memiliki ketenangan pikiran dan tetap fokus pada
bisnisnya. Penerapan ISO dalam prosedur pemasangan dan pemeliharaan secara
ketat diterapkan untuk memastikan keselamatan hasil pekerjaan dengan tidak
adanya tingkat kecelakaan (zero accident policy). Hal yang paling utama untuk
seluruh pelanggan (clients), PT.PMSU mempersembahkan produk dan jasa
dengan slogan “Taking You to Next Level.”
1.1.2 Tentang PT.PMSU
1. Logo: “Three Steps Towards a Better World”
Gambar 1.1 Logo Perusahaan
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
1.1.1 Filosofi Pendirian
Pillar Multi Sarana Utama atau yang biasa disebut dengan PT.PMSU.
PT.PMSU begitu menjaga kepercayaan dalam jangka waktu yang panjang
sehingga menjalin kemitraan dengan seluruh pelanggan (clients). Hal ini
dimungkinkan dengan menyediakan biaya yang paling efektif dan memberikan
solusi untuk semua produk yang bergerak secara vertical (elevator, escalator dan
moving walk). Menyelesaikan dan menghilangkan kesalahan teknis sehingga
seluruh pelanggan PT. PMSU memiliki ketenangan pikiran dan tetap fokus pada
bisnisnya. Penerapan ISO dalam prosedur pemasangan dan pemeliharaan secara
ketat diterapkan untuk memastikan keselamatan hasil pekerjaan dengan tidak
adanya tingkat kecelakaan (zero accident policy). Hal yang paling utama untuk
seluruh pelanggan (clients), PT.PMSU mempersembahkan produk dan jasa
dengan slogan “Taking You to Next Level.”
1.1.2 Tentang PT.PMSU
1. Logo: “Three Steps Towards a Better World”
Gambar 1.1 Logo Perusahaan
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
1.1.1 Filosofi Pendirian
Pillar Multi Sarana Utama atau yang biasa disebut dengan PT.PMSU.
PT.PMSU begitu menjaga kepercayaan dalam jangka waktu yang panjang
sehingga menjalin kemitraan dengan seluruh pelanggan (clients). Hal ini
dimungkinkan dengan menyediakan biaya yang paling efektif dan memberikan
solusi untuk semua produk yang bergerak secara vertical (elevator, escalator dan
moving walk). Menyelesaikan dan menghilangkan kesalahan teknis sehingga
seluruh pelanggan PT. PMSU memiliki ketenangan pikiran dan tetap fokus pada
bisnisnya. Penerapan ISO dalam prosedur pemasangan dan pemeliharaan secara
ketat diterapkan untuk memastikan keselamatan hasil pekerjaan dengan tidak
adanya tingkat kecelakaan (zero accident policy). Hal yang paling utama untuk
seluruh pelanggan (clients), PT.PMSU mempersembahkan produk dan jasa
dengan slogan “Taking You to Next Level.”
1.1.2 Tentang PT.PMSU
1. Logo: “Three Steps Towards a Better World”
Gambar 1.1 Logo Perusahaan
2
2. Slogan: “Taking You to The Next Level”
3. Garis besar perusahaan:
• Berdiri sejak tahun 1998 dengan nama vertical moving professionals
dan kemudian berganti nama menjadi PT. Pillar Multi Sarana Utama di
tahun 2000. Sejak awal berdirinya, PT. PMSU secara konsisten
melayani industri elevator dan escalator di Indonesia.
• Dengan keahlian teknisi yang handal, Engineering Department
PT.PMSU berhasil menyelesaikan pengembangan elevator controller
PM1 dengan tujuan untuk melayani peningkatan performa elevator.
• Pada tahun 2002, PT. PMSU menjalin kerjasama strategis dengan
Guangzhou Guangri Elevator Industry Co. Ltd
• Pendirian Automation Department di tahun 2003 untuk fokus pada
Building Automation solutions dengan SCADA Software.
• Sejak tahun 2004 PT. PMSU diberikan kepercayaan sebagai distributor
resmi tunggal untuk penjualan, pemasangan dan pemeliharaan seluruh
produk Guangri di Indonesia.
• Di tahun 2008, PT. PMSU diberikan penghargaan Guangri Worldwide
Distinguished atau penghargaan terhormat sebagai distributor resmi
dari Guangri.
4. Kantor
PT. PMSU memiliki sebuah gedung berlantai 4 (empat) dengan luas
1.000 m2. Gedung tersebut dilengkapi dengan kantor dan gudang untuk
3
suku cadang dan alat-alat. Yang beralamat di Kompleks Ruko Buaran
Indah Jl. Raden Inten Blok CC.2 Taman Buaran Indah Jakarta 13470.
1.1.3 Sekilas Tentang Guangri Elevator Industry
• Guangri Elevator Industry berdiri pada tahun 1956 dan menjadi salah
satu perusahaan elevator pertama di China dan memproduksi unit
pertamanya di tahun 1973.
• Guangri Elevator Industry dan Hitachi Elevator bergabung dan
bekerjasama menjalankan perusahaan pada Desember1995.
• Guangri Elevator Industry Group memiliki area perusahaan yang
terbesar kurang lebih 300.000 m2 lengkap dengan menara pengujian
elevator untuk memberikan sertifikat produk Guangri dan semua merk
Internasional serta merk Domestik China lainnya.
1.1.4 Prinsip Kerjasama Tim
• PT. PMSU menyadari sepenuhnya bahwa selain dari bahan terbaik
untuk design vertical moving (elevator, escalator dan moving walk),
kunci untuk mencapai keamanan dan kenyamanannya adalah kerjasama
tim yang kokoh.
• Sumber daya manusia adalah komitmen prioritas untuk memastikan
keberadaan teknisi bersertifikat, insinyur dan pengawas yang memenuhi
syarat bekerja di usaha yang telah disepakati bersama untuk
mengerjakan hal-hal yang terjadi pada moving vertical (elevator,
escalator dan moving walk).
4
• PT. PMSU selalu berkoordinasi dengan pelanggan, konsultan,
Mechanical and Electrical (M&E) dan tim manajemen konstruksi.
1.2 Lingkup Pekerjaan PKL
Ruang lingkup pekerjaan PKL adalah pada pemasangan elevator type
passenger dan service dengan motor penggerak gearless. Adapun maksud dan
tujuan PKL ini, antara lain adalah untuk:
1. Mempelajari dan menganalisa teknologi yang digunakan di bidang
industri.
2. Memahami prosedur pemasangan dan perawatan elevator dengan baik
serta memahami sistem pengaman pada elevator dengan rinci.
3. Menambah wawasan mahasiswa mengenai komponen-komponen
elevator, khususnya type passenger.
4. Menerapkan atau mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh
diperkuliahan melalui praktek kerja lapangan (PKL).
1.3 Jadwal Pelaksanaan PKL
Sesuai surat balasan tanggal 24 Januari 2011 No : 001/PKL/PMSU/I/2011
perihal : PKL. PKL dilakukan selama satu bulan, terhitung sejak tanggal 31
Januari 2011 sampai dengan tanggal 28 Februari 2011, setiap hari Senin sampai
dengan Jum’at mulai pukul 08.00-16.00 WIB di PT.Pillar Multi Sarana Utama
(PT. PMSU). Adapun kegiatan PKL bertempat di Apartement East Casablanca
Residence Project Jl. Cipinang Muara Jakarta Timur.
5
BAB IIPELAKSANAAN PKL
2.1 Perencanaan Pekerjaan
Rencana kegiatan PKL yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Rencana Kegiatan PKL
2.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan PKL dilakukan setiap hari kerja mulai pukul 08.00 – 16.00
WIB, terhitung sejak tanggal 31 Januari 2011 sampai dengan tanggal 28 Februari
2011, bertempat di Apartement East Casablanca Residence Project Jl. Cipinang
Muara Jakarta Timur. Adapun pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Pelaksanaan Kegiatan PKLTanggal Uraian Kegiatan PKL
31 Jan 111. Pengenalan lapangan
2. Penjelasan mengenai K3 pada lokasi kerja
1 Feb 111. Instalasi kelistrikan lift di ruang mesin
2. Pemasangan tali baja (wire rope)
No Rencana Kegiatan PKLFebruari
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu VI
1Mengumpulkan data mengenaikomponen-komponen elevator
2Mengumpulkan data mengenaiprinsip dan cara kerja elevator
3Mengumpulkan data mengenaikomponen sistem pengamanelevator
4Mengumpulkan data mengenaicara kerja dan fungsi sistempengaman elevator
6
2 Feb 11
1. Instalasi kelistrikan untuk komunikasi
2. Instalasi limit switch
3. Cleaning hoist way
4 Feb 11
1. Pemasangan door hanger
2. Pemasangan pintu luar lift
3. Tes beban
7 Feb 11 1. Instalasi kabel traveling LP 01.
9 Feb 111. Tes beban LS 01 tower A
2. Set race way ruang mesin LS 02.
11 Feb 11
1. Pemasangan cover counter weight LP 01
2. Pemasangan on cage atas kereta
3. Set race way LS 02.
14 Feb 111. Wiring atas kereta dan pit LS 02
2. Instalasi tombol HOP LP 01, LP02 & LS 01 tower A
18 Feb 11 1. Pemasangan buffer LP 01
21 Feb 11 1. Pemasangan flag (bendera) per lantai LP 02
22 Feb 11 1. Instalasi kabel traveling LP 02
23 Feb 11
1. Tes beban LS tower B
2. Trouble LP tower B
3. Check balance & tambah bandul 50% kapasitas ke frame CW
24 Feb 11 1. Tes beban ulang LS tower B
25 Feb 111. Set guide shoe car
2. Pemasangan & check gripper LP 01
28 Feb 111. Pemasangan EWD + micro scan LS 03
2. Pemasangan header case dan landing floor.
7
BAB IIIANALISIS PEKERJAAN
3.1 Analisis Pekerjaan
3.1.1 Elevator
PT.PMSU (2011) menjelaskan bahwa elevator dan escalator adalah alat
transportasi yang di design untuk vertical transport. Dengan kata lain alat
transportasi yang berjalan atau pergerakannya secara vertikal. Pada
perkembangannya elevator dan escalator kini tidak hanya melayani transportasi
vertikal, namun juga transportasi horizontal. Pada kenyataannya untuk escalator
tidak berjalan secara vertikal melainkan secara horizontal dan diagonal, hal ini
kita lihat pada escalator yang ada di lapangan.
Kusuma (2010) mengatakan elevator adalah salah satu alat bantu dalam
kehidupan manusia yang berfungsi untuk mempermudah aktifitas manusia yang
rutinitasnya lebih sering berada di dalam gedung-gedung bertingkat. Keberadaan
dari elevator ini merupakan sebagai pengganti fungsi dari pada tangga dalam
mencapai tiap-tiap lantai pada suatu gedung bertingkat, dengan demikian
keberadaan elevator tidak dikesampingkan karena dapat mengefisienkan energi
dan waktu.
Badan Standar Nasional (BSN) dalam SNI 05-2189-1999 mendefinisikan
elevator sebagai pesawat pengangkat atau pengangkut manusia yang digerakkan
dengan tenaga listrik baik melalui transmisi tarikan langsung (tanpa atau dengan
roda gigi) maupun transmisi sistem hidrolik dengan gerakan vertikal naik dan
turun. Sedangkan N. Rudenko (1996) mengakatan bahwa elevator (yang biasa
8
disebut lift) ditujukan khusus untuk mengangkat penumpang (manusia) atau
barang secara vertikal di dalam kereta yang bergerak pada rel penuntun tetap.
Dari pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa elevator
merupakan tansportasi manusia yang berada di dalam bangunan bertingkat
(gedung) yang bergerak secara vertikal (naik turun) pada rel penuntun, yang
berfungsi untuk memudahkan aktivitas manusia.
Seperti transportasi lainnya yang berjalan atau bergerak dengan sebuah
sistem mesin atau penggerak, maka elevator pun mempunyai sistem penggerak
tersendiri. Dilihat dari sistem penggeraknya, elevator terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu :
1. Sistem penggerak hidrolik (Hydraulic Elevator)
Sistem penggerak hidrolik ini bekerja dengan mengangkat kereta penumpang
dengan menggunakan silinder piston. Silinder tersebut dihubungkan dengan
sistem pompa oli atau cairan lainnya yang bersifat incompressible. Secara jelas
cara kerjanya sebagai berikut : Pompa akan menekan oli yang berada dalam
reservoir melalui pipa bertekanan ke dalam silinder. Jika valve terbuka maka oli
yang bertekanan di dalam silinder akan kembali ke reservoir. Namun jika valve
tersebut tertutup maka oli tersebut tidak memiliki jalan lain kecuali masuk ke
silinder dan menekan piston ke atas dan mengangkat kereta. Jika kereta telah
mencapai lantai yang dituju, kontrol sistem akan mematikan pompa. Pada saat
pompa tersebut dalam kondisi mati, oli tidak bisa kembali ke reservoir sehingga
kereta tetap berada di lantai yang dituju.
9
Adapun komponen utama dari Hydraulic elevator, ialah : tangki atau
reservoir oil, electric pump dan solenoid valve antara silinder dan reservoir.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.1 di bawah ini. Adapun keuntungan dan
kerugian dari sistem penggerak hidrolik dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Sumber: http://science.howstuffworks.com/transport/engines-equipment/elevator1.htm
Gambar 3.1. Sket Hydraulic Elevator
2. Sistem penggerak dengan motor listrik (Traction Elevator)
Sistem penggerak dengan motor listrik (Traction Elevator) bekerja dengan
mengangkat kereta dengan menggunakan tali baja atau wire rope yang
dihubungkan pada puli yang berada di motor listrik dan juga yang berada di atas
kereta penumpang. Gambar 3.2 di bawah ini memperlihatkan secara umum
traction elevator. Untuk mengetahui lebih detail cara kerjanya akan dijelaskan
selanjutnya.
9
Adapun komponen utama dari Hydraulic elevator, ialah : tangki atau
reservoir oil, electric pump dan solenoid valve antara silinder dan reservoir.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.1 di bawah ini. Adapun keuntungan dan
kerugian dari sistem penggerak hidrolik dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Sumber: http://science.howstuffworks.com/transport/engines-equipment/elevator1.htm
Gambar 3.1. Sket Hydraulic Elevator
2. Sistem penggerak dengan motor listrik (Traction Elevator)
Sistem penggerak dengan motor listrik (Traction Elevator) bekerja dengan
mengangkat kereta dengan menggunakan tali baja atau wire rope yang
dihubungkan pada puli yang berada di motor listrik dan juga yang berada di atas
kereta penumpang. Gambar 3.2 di bawah ini memperlihatkan secara umum
traction elevator. Untuk mengetahui lebih detail cara kerjanya akan dijelaskan
selanjutnya.
9
Adapun komponen utama dari Hydraulic elevator, ialah : tangki atau
reservoir oil, electric pump dan solenoid valve antara silinder dan reservoir.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.1 di bawah ini. Adapun keuntungan dan
kerugian dari sistem penggerak hidrolik dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Sumber: http://science.howstuffworks.com/transport/engines-equipment/elevator1.htm
Gambar 3.1. Sket Hydraulic Elevator
2. Sistem penggerak dengan motor listrik (Traction Elevator)
Sistem penggerak dengan motor listrik (Traction Elevator) bekerja dengan
mengangkat kereta dengan menggunakan tali baja atau wire rope yang
dihubungkan pada puli yang berada di motor listrik dan juga yang berada di atas
kereta penumpang. Gambar 3.2 di bawah ini memperlihatkan secara umum
traction elevator. Untuk mengetahui lebih detail cara kerjanya akan dijelaskan
selanjutnya.
10
Sumber: http://science.howstuffworks.com/transport/engines-equipment/elevator3.htm
Gambar 3.2 Sket Traction Elevator
Perlu diketahui ciri khas dari Traction elevator ialah:
• Menggunakan susunan wire rope
• Menggunakan puli traksi sebagai penggerak wire rope
• Mempunyai counter weight
• Mempunyai ruang mesin, dan
• Mengandalkan gaya gesek antara puli dan wire rope sebagai
pengangkat dan penurun kereta.
Keterangan:1. Control Panel2. Motor Listrik3. Puli4. Counter weight5. Rel penuntun
10
Sumber: http://science.howstuffworks.com/transport/engines-equipment/elevator3.htm
Gambar 3.2 Sket Traction Elevator
Perlu diketahui ciri khas dari Traction elevator ialah:
• Menggunakan susunan wire rope
• Menggunakan puli traksi sebagai penggerak wire rope
• Mempunyai counter weight
• Mempunyai ruang mesin, dan
• Mengandalkan gaya gesek antara puli dan wire rope sebagai
pengangkat dan penurun kereta.
Keterangan:1. Control Panel2. Motor Listrik3. Puli4. Counter weight5. Rel penuntun
10
Sumber: http://science.howstuffworks.com/transport/engines-equipment/elevator3.htm
Gambar 3.2 Sket Traction Elevator
Perlu diketahui ciri khas dari Traction elevator ialah:
• Menggunakan susunan wire rope
• Menggunakan puli traksi sebagai penggerak wire rope
• Mempunyai counter weight
• Mempunyai ruang mesin, dan
• Mengandalkan gaya gesek antara puli dan wire rope sebagai
pengangkat dan penurun kereta.
Keterangan:1. Control Panel2. Motor Listrik3. Puli4. Counter weight5. Rel penuntun
11
Dari kedua jenis penggerak tersebut memiliki keuntungan dan kerugian
satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Keuntungan dan Kerugian Sistem Penggerak Elevator
Sistem Penggerak Keuntungan Kerugian
Hydraulic Elevator
Flexibilitas yang tinggiantara perbandingankekuatan pompa danbeban yang diangkat.
Flexibiltas dari posisiruang mesin.
▬ Semakin tinggi lantaimengakibatkan semakinpanjang piston.
▬ Pemasangan yang sulit.▬ Membutuhkan
konsumsi daya yangbesar, dan
▬ Kecepatan jalan keretalambat.
Traction Elevator
Mampu melayani lantaiyang tinggi.
Mempunyai kecepatanlebih tinggi.
Konsumsi daya lebihekonomis, dan
Biaya pemeliharaanyang murah.
▬ Ada ruang untuk mesin.▬ Pengaturan posisi mesin
penggerak yang kurangflexibe.
Konsep dasar dari sistem penggerak dengan motor listrik (traction
elevator) dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : tarikan langsung (drum type)
dan tarikan gesek (traction drive). Penggunaan penggerak motor listrik tarikan
langsung (drum type) dipakai pada crane dan alat pengangkat lainnya yang tidak
membutuhkan kecepatan tinggi. Sedangkan penggerak motor listrik tarikan gesek
(traction drive) dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: geared elevator dan
gearless elevator.
12
Dari kedua jenis traction drive tersebut memiliki perbedaan pada jenis
penggeraknya (motor listrik) dan kecepatan penggunaannya. Pada penggerak
geared elevator memakai transmisi gear box, di mana putaran yang dihasilkan
oleh motor listrik ditransmisikan terlebih dahulu ke gear box sebelum memutar
puli. Penggerak ini digunakan pada awal perkembangan elevator dan sekarang
penggunaan penggerak ini sudah mulai ditinggalkan karena perawatannya yang
sulit. Sedangkan gearless elevator tanpa memakai transmisi gear box, di mana
putaran motor listrik langsung untuk memutar puli. Penggunaan gearless elevator
ini yang sekarang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan pembuat elevator,
karena jenis ini memiliki kecepatan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
penggunaanya dan perawatannya yang lebih mudah. Dalam hal ini penggunaanya
pada bangunan bertingkat (gedung) atau lebih khususnya yang dipakai pada
Apartement East Casablanca Residene.
Oleh karena itu dilihat dari fungsi atau kegunaan elevator tersebut, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Passenger Elevator (lift penumpang)
2. Observation Elevator (panoramic and capsul elevator)
3. Service Elevator (passenger-freight elevator).
Untuk memfokuskan pembahasan, maka pembahasan selanjutnya fokus
pada traction elevator dengan tarikan gesek (traction drive) menggunakan jenis
motor penggerak gearless untuk passenger elevator. Dengan kata lain lift
penumpang dengan motor penggerak gearless.
13
3.1.2 Komponen Utama Elevator
Sebelum menjelaskan cara kerja dari elevator perlu diketahui komponen-
komponen apa saja yang terdapat dalam sebuah design atau sebuah sistem
elevator tersebut. Komponen utama elevator terdiri dari dua bagian, yaitu: ruang
mesin (machine room) dan ruang luncur (hoistway). Secara umum terdapat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.3 Komponen Elevator
13
3.1.2 Komponen Utama Elevator
Sebelum menjelaskan cara kerja dari elevator perlu diketahui komponen-
komponen apa saja yang terdapat dalam sebuah design atau sebuah sistem
elevator tersebut. Komponen utama elevator terdiri dari dua bagian, yaitu: ruang
mesin (machine room) dan ruang luncur (hoistway). Secara umum terdapat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.3 Komponen Elevator
13
3.1.2 Komponen Utama Elevator
Sebelum menjelaskan cara kerja dari elevator perlu diketahui komponen-
komponen apa saja yang terdapat dalam sebuah design atau sebuah sistem
elevator tersebut. Komponen utama elevator terdiri dari dua bagian, yaitu: ruang
mesin (machine room) dan ruang luncur (hoistway). Secara umum terdapat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.3 Komponen Elevator
14
1. Komponen ruang mesin (machine room)
a. Panel-panel kontrol
Panel distribusi adalah panel penerima daya listrik dari panel sumber listrik
utama dalam bangunan dan diteruskan ke control panel.
Control panel adalah control elevator secara otomatis, panel ini terdapat
inverter motor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur
geraknya elevator.
ARD (Automatic Rescue Device) adalah komponen tambahan yang bekerja
pada saat listrik padam. Berisi Accu (DC) dan berubah menjadi AC saat
masuk ke control panel.
Interphone. Berfungsi sebagai alat komunikasi antar mekanik. Terletak
pada control panel, kereta dan pit.
b. Motor penggerak dan puli, dalam hal ini jenis gearless yang dipakai.
Berfungsi sebagai penggerak kereta untuk naik maupun turun.
Gambar 3.4 Puli
c. Speed Governor. Sebagai alat proteksi terhadap kecepatan lebih yang
bekerja secara mekanis dengan gaya sentrifugal.
14
1. Komponen ruang mesin (machine room)
a. Panel-panel kontrol
Panel distribusi adalah panel penerima daya listrik dari panel sumber listrik
utama dalam bangunan dan diteruskan ke control panel.
Control panel adalah control elevator secara otomatis, panel ini terdapat
inverter motor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur
geraknya elevator.
ARD (Automatic Rescue Device) adalah komponen tambahan yang bekerja
pada saat listrik padam. Berisi Accu (DC) dan berubah menjadi AC saat
masuk ke control panel.
Interphone. Berfungsi sebagai alat komunikasi antar mekanik. Terletak
pada control panel, kereta dan pit.
b. Motor penggerak dan puli, dalam hal ini jenis gearless yang dipakai.
Berfungsi sebagai penggerak kereta untuk naik maupun turun.
Gambar 3.4 Puli
c. Speed Governor. Sebagai alat proteksi terhadap kecepatan lebih yang
bekerja secara mekanis dengan gaya sentrifugal.
14
1. Komponen ruang mesin (machine room)
a. Panel-panel kontrol
Panel distribusi adalah panel penerima daya listrik dari panel sumber listrik
utama dalam bangunan dan diteruskan ke control panel.
Control panel adalah control elevator secara otomatis, panel ini terdapat
inverter motor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur
geraknya elevator.
ARD (Automatic Rescue Device) adalah komponen tambahan yang bekerja
pada saat listrik padam. Berisi Accu (DC) dan berubah menjadi AC saat
masuk ke control panel.
Interphone. Berfungsi sebagai alat komunikasi antar mekanik. Terletak
pada control panel, kereta dan pit.
b. Motor penggerak dan puli, dalam hal ini jenis gearless yang dipakai.
Berfungsi sebagai penggerak kereta untuk naik maupun turun.
Gambar 3.4 Puli
c. Speed Governor. Sebagai alat proteksi terhadap kecepatan lebih yang
bekerja secara mekanis dengan gaya sentrifugal.
15
d. Pendingin ruangan (Air Conditioning). Untuk menjaga kebersihan dan
kelembaban ruangan. Hal ini merupakan upaya dari pemeliharaan
komponen yang berada di ruang mesin.
2. Komponen ruang luncur (hoistway)
a. Guide Rail (rel pemandu), berfungsi untuk memandu jalannya kereta dan
bobot imbang (counter weight) sehingga kereta dan bobot imbang tidak
bertabrakan.
Gambar 3.5 Guide Rail
b. Limit Switch, berfungsi untuk menjaga agar kereta tidak melebihi pit dan
lantai ruang mesin. Ada dua jenis Limit Switch yaitu untuk pembalik arah
(direction switch) dan final switch, terletak pada rel pemandu yang berada
sebelum lantai ruang mesin dan sebelum pit.
15
d. Pendingin ruangan (Air Conditioning). Untuk menjaga kebersihan dan
kelembaban ruangan. Hal ini merupakan upaya dari pemeliharaan
komponen yang berada di ruang mesin.
2. Komponen ruang luncur (hoistway)
a. Guide Rail (rel pemandu), berfungsi untuk memandu jalannya kereta dan
bobot imbang (counter weight) sehingga kereta dan bobot imbang tidak
bertabrakan.
Gambar 3.5 Guide Rail
b. Limit Switch, berfungsi untuk menjaga agar kereta tidak melebihi pit dan
lantai ruang mesin. Ada dua jenis Limit Switch yaitu untuk pembalik arah
(direction switch) dan final switch, terletak pada rel pemandu yang berada
sebelum lantai ruang mesin dan sebelum pit.
15
d. Pendingin ruangan (Air Conditioning). Untuk menjaga kebersihan dan
kelembaban ruangan. Hal ini merupakan upaya dari pemeliharaan
komponen yang berada di ruang mesin.
2. Komponen ruang luncur (hoistway)
a. Guide Rail (rel pemandu), berfungsi untuk memandu jalannya kereta dan
bobot imbang (counter weight) sehingga kereta dan bobot imbang tidak
bertabrakan.
Gambar 3.5 Guide Rail
b. Limit Switch, berfungsi untuk menjaga agar kereta tidak melebihi pit dan
lantai ruang mesin. Ada dua jenis Limit Switch yaitu untuk pembalik arah
(direction switch) dan final switch, terletak pada rel pemandu yang berada
sebelum lantai ruang mesin dan sebelum pit.
16
c. Pintu (Door), terdiri dari beberapa bagian, antara lain : door hanger, door
sill dan door panel serta door contact.
Gambar 3.6 Door Contact
d. Wire rope atau tali baja, berfungsi untuk menggantung kereta dan bobot
imbang (counter weight). Ukuran diameternya 10, 12, 14, 16 mm atau
lebih.
Gambar 3.7 Wire Rope
e. Sensor kedekatan (Proximity) dan plat bendera, sensor ini berfungsi untuk
level perlantai dan pendeteksi yang dipasang pada atas kereta. Sedangkan
plat bendera untuk memutuskan sinyal sensor yang dipasang pada rel
penuntun yang sejajar dengan tiap lantai.
16
c. Pintu (Door), terdiri dari beberapa bagian, antara lain : door hanger, door
sill dan door panel serta door contact.
Gambar 3.6 Door Contact
d. Wire rope atau tali baja, berfungsi untuk menggantung kereta dan bobot
imbang (counter weight). Ukuran diameternya 10, 12, 14, 16 mm atau
lebih.
Gambar 3.7 Wire Rope
e. Sensor kedekatan (Proximity) dan plat bendera, sensor ini berfungsi untuk
level perlantai dan pendeteksi yang dipasang pada atas kereta. Sedangkan
plat bendera untuk memutuskan sinyal sensor yang dipasang pada rel
penuntun yang sejajar dengan tiap lantai.
16
c. Pintu (Door), terdiri dari beberapa bagian, antara lain : door hanger, door
sill dan door panel serta door contact.
Gambar 3.6 Door Contact
d. Wire rope atau tali baja, berfungsi untuk menggantung kereta dan bobot
imbang (counter weight). Ukuran diameternya 10, 12, 14, 16 mm atau
lebih.
Gambar 3.7 Wire Rope
e. Sensor kedekatan (Proximity) dan plat bendera, sensor ini berfungsi untuk
level perlantai dan pendeteksi yang dipasang pada atas kereta. Sedangkan
plat bendera untuk memutuskan sinyal sensor yang dipasang pada rel
penuntun yang sejajar dengan tiap lantai.
17
Gambar 3.8 Sensor Kedekatan (Proximity)
f. Bobot imbang (counter weight), berfungsi untuk mengimbangi berat
kereta, sehingga pada puli motor akan terjadi gaya gesek yang cukup besar
untuk menahan kereta slip dari puli utamanya.
Gambar 3.9 Counter Weight
Komponen-komponen selanjutnya yang terkait dengan pengaman elevator
akan dijelaskan pada pembahasan sistem pengaman elevator.
3.1.3 Cara Kerja Elevator
Setelah kita mengetahui komponen-komponen elevator, sekarang saatnya
untuk mengetahui bagaimana cara kerja elevator tersebut. Secara garis besar cara
kerja pada elevator yang dijelaskan merupakan pemahaman penulis selama
melakukan kegiatan PKL di Apartement East Casablanca Residence Project.
Adapun cara kerja sebagai berikut.
17
Gambar 3.8 Sensor Kedekatan (Proximity)
f. Bobot imbang (counter weight), berfungsi untuk mengimbangi berat
kereta, sehingga pada puli motor akan terjadi gaya gesek yang cukup besar
untuk menahan kereta slip dari puli utamanya.
Gambar 3.9 Counter Weight
Komponen-komponen selanjutnya yang terkait dengan pengaman elevator
akan dijelaskan pada pembahasan sistem pengaman elevator.
3.1.3 Cara Kerja Elevator
Setelah kita mengetahui komponen-komponen elevator, sekarang saatnya
untuk mengetahui bagaimana cara kerja elevator tersebut. Secara garis besar cara
kerja pada elevator yang dijelaskan merupakan pemahaman penulis selama
melakukan kegiatan PKL di Apartement East Casablanca Residence Project.
Adapun cara kerja sebagai berikut.
17
Gambar 3.8 Sensor Kedekatan (Proximity)
f. Bobot imbang (counter weight), berfungsi untuk mengimbangi berat
kereta, sehingga pada puli motor akan terjadi gaya gesek yang cukup besar
untuk menahan kereta slip dari puli utamanya.
Gambar 3.9 Counter Weight
Komponen-komponen selanjutnya yang terkait dengan pengaman elevator
akan dijelaskan pada pembahasan sistem pengaman elevator.
3.1.3 Cara Kerja Elevator
Setelah kita mengetahui komponen-komponen elevator, sekarang saatnya
untuk mengetahui bagaimana cara kerja elevator tersebut. Secara garis besar cara
kerja pada elevator yang dijelaskan merupakan pemahaman penulis selama
melakukan kegiatan PKL di Apartement East Casablanca Residence Project.
Adapun cara kerja sebagai berikut.
18
Kontruksinya berupa kereta yang di naik turunkan oleh motor penggerak
(gearless elevator), dengan mengunakan tali baja, melalui ruang luncur (hoistway)
di dalam bangunan yang di design khusus untuk elevator. Agar kereta berjalan
secara vertikal digunakan rel pemandu setinggi ruang luncur (hoistway) yang di
pasang pada dinding ruang luncur. Untuk mengimbangi berat kereta dan
bebannya digunakan counter weight, beratnya sama dengan berat kereta di tambah
dengan setengah berat beban maksimum yang diizinkan. Hal ini untuk
memperingan kerja motor penggerak, karena pada saat kereta dipenuhi dengan
beban maksimum, motor penggerak hanya berupaya mengangkat atau menaikkan
setengah dari beban maksimumnya. Sebaliknya pada saat kereta kosong, mesin
traksi hanya perlu mengangkat atau menaikan setengah dari beban maksimum
yang berlebih pada counter weight.
3.1.4 Sistem Pengaman Elevator
Dari uraian di atas, dengan jelas kita dapat mengetahui bahwa elevator
adalah satu-satunya alat transportasi manusia yang pada saat operasinya tidak
dikendalikan atau dioperasikan oleh manusia secara langsung, sehingga semua
penumpang elevator bergantung kepada kehandalan teknologi dari tiap-tiap
produsen elevator. Oleh karena itu, hal paling utama yang sangat berpengaruh
pada saat elevator beroperasi adalah berfungsinya sistem pengaman dari elevator
itu sendiri.
Komponen sistem pengaman pada elevator sebagian besar dipasang secara
seri yang semuanya dihubungkan ke control panel. Artinya apabila salah satu
komponen berfungsi tidak sebagaimana mestinya semua sistem akan mati (tidak
19
bekerja) dan tidak bisa dioperasikan sampai komponen tersebut difungsikan
kembali. Adapun sistem pengaman elevator dilihat pada saat operasinya memiliki
dua karakteristik, yaitu: bekerja secara elektrik dan mekanik.
Pembahasan selanjutnya akan fokus pada sistem pengaman yang bekerja
secara mekanik saja, sebab semua sistem yang bekerja secara elektrik terletak
pada control panel dan harus memiliki kemampuan dan kemahiran khusus untuk
mengecek dan mengoperasikannya.
Untuk memudahkan penjelasan mengenai sistem pengaman elevator,
maka komponen pengaman dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu :
1. Pengaman di ruang mesin
2. Pengaman di ruang luncur
3. Pengaman di kereta
1. Pengaman di ruang mesin
Komponen sistem pengaman yang ada di ruang mesin yaitu:
a. Elektro motor brake
Rem yang dipakai pada motor penggerak adalah jenis rem luar (break
drum). Rem pada motor penggerak mempunyai default aktif mengerem. Jadi
apabila tidak ada listrik atau ada masalah maka rem motor akan selalu mengerem
(aktif). Rem hanya akan lepas atau bekerja apabila ada perintah dari control panel
(secara elektrik).
Adapun cara kerjanya (secara mekanik) yaitu bekerja berdasarkan pegas
yang dipasang pada dudukan sepatu yang cara pembukaannya digerakan oleh
20
selenoid. Semua peralatan pengaman dihubungkan dengan elektro motor brake.
Agar pada saat motor penggerak bekerja maka rem ini bekerja (tidak mengerem).
Gambar 3.10 Elektro Motor Brake
b. Speed Governor
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa speed governor sebagai alat proteksi
terhadap kecepatan lebih (ketika kereta turun) yang bekerja secara mekanis
dengan gaya sentrifugal. Adapun cara kerja komponen ini memiliki dua tahapan,
yaitu:
1. Tahap 1, saklar governor akan mematikan atau memberhentikan motor
penggerak dengan melakukan pengereman.
2. Tahap 2, jika kereta masih berjalan maka grip akan menjepit wire rope
governor sehingga menarik safety link (di atas kereta) dan diteruskan
untuk menarik safety block (di bawah kereta) untuk memberhentikan
kereta.
20
selenoid. Semua peralatan pengaman dihubungkan dengan elektro motor brake.
Agar pada saat motor penggerak bekerja maka rem ini bekerja (tidak mengerem).
Gambar 3.10 Elektro Motor Brake
b. Speed Governor
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa speed governor sebagai alat proteksi
terhadap kecepatan lebih (ketika kereta turun) yang bekerja secara mekanis
dengan gaya sentrifugal. Adapun cara kerja komponen ini memiliki dua tahapan,
yaitu:
1. Tahap 1, saklar governor akan mematikan atau memberhentikan motor
penggerak dengan melakukan pengereman.
2. Tahap 2, jika kereta masih berjalan maka grip akan menjepit wire rope
governor sehingga menarik safety link (di atas kereta) dan diteruskan
untuk menarik safety block (di bawah kereta) untuk memberhentikan
kereta.
20
selenoid. Semua peralatan pengaman dihubungkan dengan elektro motor brake.
Agar pada saat motor penggerak bekerja maka rem ini bekerja (tidak mengerem).
Gambar 3.10 Elektro Motor Brake
b. Speed Governor
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa speed governor sebagai alat proteksi
terhadap kecepatan lebih (ketika kereta turun) yang bekerja secara mekanis
dengan gaya sentrifugal. Adapun cara kerja komponen ini memiliki dua tahapan,
yaitu:
1. Tahap 1, saklar governor akan mematikan atau memberhentikan motor
penggerak dengan melakukan pengereman.
2. Tahap 2, jika kereta masih berjalan maka grip akan menjepit wire rope
governor sehingga menarik safety link (di atas kereta) dan diteruskan
untuk menarik safety block (di bawah kereta) untuk memberhentikan
kereta.
21
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.11 Speed Governor
2. Pengaman di ruang luncur
Komponen sistem pengaman yang terdapat pada ruang luncur, meliputi:
a. Limit Switch
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa limit switch berfungsi untuk
menjaga agar kereta tidak melebihi pit dan lantai ruang mesin. Dengan kata lain
untuk menjaga agar kereta tidak melewati batas lintasan yang diizinkan pada arah
ke atas maupun pada arah ke bawah. Alat ini memiliki dua karakteristik yaitu
untuk pembalik arah (direction switch) dan final limit switch. Dimana final limit
switch bekerja ketika direction switch belum bisa menghentikan laju dari kereta.
Alat ini merupakan sebuah saklar listrik yang mempunyai kontak-kontak
dan roller. Bekerja ketika roller tersentuh atau tertekan oleh batang pengungkit
yang dipasang di atas kereta, yang secara otomatis menghubungkan kontak-
kontak yang ada.
21
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.11 Speed Governor
2. Pengaman di ruang luncur
Komponen sistem pengaman yang terdapat pada ruang luncur, meliputi:
a. Limit Switch
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa limit switch berfungsi untuk
menjaga agar kereta tidak melebihi pit dan lantai ruang mesin. Dengan kata lain
untuk menjaga agar kereta tidak melewati batas lintasan yang diizinkan pada arah
ke atas maupun pada arah ke bawah. Alat ini memiliki dua karakteristik yaitu
untuk pembalik arah (direction switch) dan final limit switch. Dimana final limit
switch bekerja ketika direction switch belum bisa menghentikan laju dari kereta.
Alat ini merupakan sebuah saklar listrik yang mempunyai kontak-kontak
dan roller. Bekerja ketika roller tersentuh atau tertekan oleh batang pengungkit
yang dipasang di atas kereta, yang secara otomatis menghubungkan kontak-
kontak yang ada.
21
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.11 Speed Governor
2. Pengaman di ruang luncur
Komponen sistem pengaman yang terdapat pada ruang luncur, meliputi:
a. Limit Switch
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa limit switch berfungsi untuk
menjaga agar kereta tidak melebihi pit dan lantai ruang mesin. Dengan kata lain
untuk menjaga agar kereta tidak melewati batas lintasan yang diizinkan pada arah
ke atas maupun pada arah ke bawah. Alat ini memiliki dua karakteristik yaitu
untuk pembalik arah (direction switch) dan final limit switch. Dimana final limit
switch bekerja ketika direction switch belum bisa menghentikan laju dari kereta.
Alat ini merupakan sebuah saklar listrik yang mempunyai kontak-kontak
dan roller. Bekerja ketika roller tersentuh atau tertekan oleh batang pengungkit
yang dipasang di atas kereta, yang secara otomatis menghubungkan kontak-
kontak yang ada.
22
Gambar 3.12 Limit Switch
b. Door Lock
Dari namanya sudah dapat kita ketahui, bahwa alat tersebut berfungsi
sebagai pengunci pintu luar dari kereta atau pintu lantai. Cara kerja alat ini bekerja
berdasarkan pegas dan pengait yang berada di kereta (door hanger). Padanya
dipasang kontak listrik yang dihubungkan dengan sistem pengaman secara seri,
kontak tersebut akan selalu pada posisi tertutup apabila dalam keadaan tertutup
dan sebaliknya. Maka pada saat kereta berjalan pintu ini tidak dapat dibuka
samapi kereta berhenti.
Gambar 3.13 Door Lock
22
Gambar 3.12 Limit Switch
b. Door Lock
Dari namanya sudah dapat kita ketahui, bahwa alat tersebut berfungsi
sebagai pengunci pintu luar dari kereta atau pintu lantai. Cara kerja alat ini bekerja
berdasarkan pegas dan pengait yang berada di kereta (door hanger). Padanya
dipasang kontak listrik yang dihubungkan dengan sistem pengaman secara seri,
kontak tersebut akan selalu pada posisi tertutup apabila dalam keadaan tertutup
dan sebaliknya. Maka pada saat kereta berjalan pintu ini tidak dapat dibuka
samapi kereta berhenti.
Gambar 3.13 Door Lock
22
Gambar 3.12 Limit Switch
b. Door Lock
Dari namanya sudah dapat kita ketahui, bahwa alat tersebut berfungsi
sebagai pengunci pintu luar dari kereta atau pintu lantai. Cara kerja alat ini bekerja
berdasarkan pegas dan pengait yang berada di kereta (door hanger). Padanya
dipasang kontak listrik yang dihubungkan dengan sistem pengaman secara seri,
kontak tersebut akan selalu pada posisi tertutup apabila dalam keadaan tertutup
dan sebaliknya. Maka pada saat kereta berjalan pintu ini tidak dapat dibuka
samapi kereta berhenti.
Gambar 3.13 Door Lock
23
c. Apron
Berfungsi untuk mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang
luncur) pada saat penumpang mencoba keluar ketika kereta berhenti tidak level
(sejajar antara kereta dengan lantai).
d. Governor pit switch
Berfungsi untuk memutus rangkaian pengaman apabila governor rope
terjadi kelainan, maksudya apabila terjadi kecepatan lebih. Cara kerjanya
merupakan rangkaian kontak listrik yang dihubungkan dengan alat pengaman lain.
Kontak akan terputus apabila posisi bandul governor tidak memenuhi persyaratan
operasi.
e. Buffer
Berfungsi sebagai penyangga dan peredam gaya tumbuk (impact) dari kereta
atau bobot imbang yang terjatuh menimpa dan membentur buffer, jika alat
pengaman lain terlambat bekerja atau bekerja pada saat kereta telah menjelang
lantai terbawah. Cara kerja alat ini seperti shock absorber (oli dan pegas) pada
umumnya.
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.14 Buffer
23
c. Apron
Berfungsi untuk mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang
luncur) pada saat penumpang mencoba keluar ketika kereta berhenti tidak level
(sejajar antara kereta dengan lantai).
d. Governor pit switch
Berfungsi untuk memutus rangkaian pengaman apabila governor rope
terjadi kelainan, maksudya apabila terjadi kecepatan lebih. Cara kerjanya
merupakan rangkaian kontak listrik yang dihubungkan dengan alat pengaman lain.
Kontak akan terputus apabila posisi bandul governor tidak memenuhi persyaratan
operasi.
e. Buffer
Berfungsi sebagai penyangga dan peredam gaya tumbuk (impact) dari kereta
atau bobot imbang yang terjatuh menimpa dan membentur buffer, jika alat
pengaman lain terlambat bekerja atau bekerja pada saat kereta telah menjelang
lantai terbawah. Cara kerja alat ini seperti shock absorber (oli dan pegas) pada
umumnya.
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.14 Buffer
23
c. Apron
Berfungsi untuk mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang
luncur) pada saat penumpang mencoba keluar ketika kereta berhenti tidak level
(sejajar antara kereta dengan lantai).
d. Governor pit switch
Berfungsi untuk memutus rangkaian pengaman apabila governor rope
terjadi kelainan, maksudya apabila terjadi kecepatan lebih. Cara kerjanya
merupakan rangkaian kontak listrik yang dihubungkan dengan alat pengaman lain.
Kontak akan terputus apabila posisi bandul governor tidak memenuhi persyaratan
operasi.
e. Buffer
Berfungsi sebagai penyangga dan peredam gaya tumbuk (impact) dari kereta
atau bobot imbang yang terjatuh menimpa dan membentur buffer, jika alat
pengaman lain terlambat bekerja atau bekerja pada saat kereta telah menjelang
lantai terbawah. Cara kerja alat ini seperti shock absorber (oli dan pegas) pada
umumnya.
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.14 Buffer
24
3. Pengaman di kereta
Komponen sistem pengaman yang terdapat pada kereta, meliputi:
a. Door lock atau door hanger
Komponen ini sama seperti door lock di atas hanya saja letaknya yang
berbeda. Door lock ini berada pada kereta yang bekerja dengan digerakkan
(membuka dan menutup) oleh rangkaian motor penggerak (door hanger). Pada
alat ini juga dipasang rangkaian kontak listrik (door contact) yang dipasang seri
dengan alat pengaman yang lain.
Perlu diketahui juga bahwa pintu pada elevator memiliki dua jenis, yaitu
side opening (membuka atau menutup satu arah) dan center opening (membuka
atau menutup dua arah). Penggunaan side opening biasanya dipakai untuk service
elevator (lift barang) sedangkan center opening dipakai pada passenger elevator
dan yang sejenisnya atau sesuai keinginan dari owner-nya.
b. Photo Cell
Berfungsi untuk menghindarkan penumpang terjepit pintu. Cara kerja alat
ini dipasang pada pintu kereta yang mempunyai rangkaian kontak listrik yang
dipasang seri dengan alat pengaman yang lain. Rangkaian ini akan terputus
apabila sinar photo cell terputus atau terhalang oleh manusia ketika masuk atau
keluar dari dalam kereta dan saat itu pintu tidak akan menutup.
c. Safety gear
Berfungsi untuk memberhentikan kereta apabila terjadi kecepatan lebih ke
bawah. Cara kerja alat ini dipasang dua buah, masing-masing di bagian bawah kiri
dan kanan kereta. Alat ini bekerja berurutan dengan bekerjanya speed governor,
25
dimana governor rope dihubungkan ke safety link atau tuas penarik safety gear
system. Jika govenor tidak terkunci, maka governor rope bisa bergerak bebas dan
tuas penarik safety gear (safety link) berada pada posisinya. Pada saat governor
terkunci, maka governor rope akan menarik tuas safety gear yang berada di
bawah kereta, sehingga safety gear tersebut akan menjepit rel kereta dan
menyebabkan kereta berhenti. Oleh karena bentuknya yang baji semakin kereta ke
bawah maka semakin kuat safety gear menjepit rel.
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.15 Safety Gear Gambar 3.16 Safety Link
d. Overload Protection
Sebuah elevator di design agar tidak akan beroperasi atau bekerja di atas
beban yang diizinkan. Mungkin anda sering memaksakan masuk ke dalam kereta
yang sudah penuh maka buzzer akan berbunyi. Itulah overload protection yang
aktif. Alat ini berfungsi untuk menahan elevator tidak bekerja ketika beban di
dalam kereta melebihi kapasitasnya. Alat ini berada di bawah kereta penumpang.
25
dimana governor rope dihubungkan ke safety link atau tuas penarik safety gear
system. Jika govenor tidak terkunci, maka governor rope bisa bergerak bebas dan
tuas penarik safety gear (safety link) berada pada posisinya. Pada saat governor
terkunci, maka governor rope akan menarik tuas safety gear yang berada di
bawah kereta, sehingga safety gear tersebut akan menjepit rel kereta dan
menyebabkan kereta berhenti. Oleh karena bentuknya yang baji semakin kereta ke
bawah maka semakin kuat safety gear menjepit rel.
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.15 Safety Gear Gambar 3.16 Safety Link
d. Overload Protection
Sebuah elevator di design agar tidak akan beroperasi atau bekerja di atas
beban yang diizinkan. Mungkin anda sering memaksakan masuk ke dalam kereta
yang sudah penuh maka buzzer akan berbunyi. Itulah overload protection yang
aktif. Alat ini berfungsi untuk menahan elevator tidak bekerja ketika beban di
dalam kereta melebihi kapasitasnya. Alat ini berada di bawah kereta penumpang.
25
dimana governor rope dihubungkan ke safety link atau tuas penarik safety gear
system. Jika govenor tidak terkunci, maka governor rope bisa bergerak bebas dan
tuas penarik safety gear (safety link) berada pada posisinya. Pada saat governor
terkunci, maka governor rope akan menarik tuas safety gear yang berada di
bawah kereta, sehingga safety gear tersebut akan menjepit rel kereta dan
menyebabkan kereta berhenti. Oleh karena bentuknya yang baji semakin kereta ke
bawah maka semakin kuat safety gear menjepit rel.
Sumber: http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator
Gambar 3.15 Safety Gear Gambar 3.16 Safety Link
d. Overload Protection
Sebuah elevator di design agar tidak akan beroperasi atau bekerja di atas
beban yang diizinkan. Mungkin anda sering memaksakan masuk ke dalam kereta
yang sudah penuh maka buzzer akan berbunyi. Itulah overload protection yang
aktif. Alat ini berfungsi untuk menahan elevator tidak bekerja ketika beban di
dalam kereta melebihi kapasitasnya. Alat ini berada di bawah kereta penumpang.
26
3.2 Hambatan dan Solusi Pekerjaan
3.2.1 Hambatan Pekerjaan
Setelah selesai semua pemasangan komponen-komponen elevator, maka
selanjutnya menguji coba elevator tersebut. Dari uji coba tersebut elevator
memiliki kendala atau hambatan yang harus diperbaiki agar ketika digunakan oleh
pengguna, pengguna merasa nyaman menggunakannya. Adapun hambatan-
hambatan yang terjadi pada saat uji coba adalah:
1. Motor penggerak tidak bekerja
Hambatan ini merupakan hambatan yang cukup besar karena apabila
motor tidak bekerja, maka kereta tidak akan bisa digunakan. Dengan kata lain
elevator tidak bisa dipakai. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan motor
penggerak tidak bekerja adalah (a). Kesalahan ketika menghubungkan kabel
(wiring), (b). Electro motor brake tidak membuka, (c). Kerusakan pada motor
penggerak itu sendiri.
2. Terdengar bunyi yang kasar atau bising
Hal ini sering terjadi pada elevator ketika di uji coba, adapun faktor
penyebabnya adalah (a). Pelumasan bantalan (bearing) tidak bagus (b).
Pengaturan kecepatan tidak sesuai.
3. Kereta bergetar saat digunakan
Faktor penyebab bergetarnya kereta adalah (a). Pemasangan wire rope
tidak rata pada alur puli, wire rope menggulung dan kekakuan wire rope rendah,
(b). pengaturan kecepatan yang tidak sesuai untuk beban.
27
4. Kereta berhenti tidak level
Maksudnya adalah lantai kereta tidak sejajar dengan lantai gedung. Hal ini
disebabkan karena pemasangan sensor dan plat bendera yang tidak sejajar.
3.2.2 Solusi Pekerjaan
Dari hambatan-hambatan di atas maka penulis memiliki beberapa solusi
untuk menyelesaikan hambatan tersebut. Adapun solusi dari hambatan di atas
yaiut:
1. Periksa koneksi kabel, tegangan pada motor dan pengaturan kecepatan
disesuaikan dengan pengontrolan komponen.
2. Periksa pelumasan dan tambahkan oli pada bearing dan bila perlu ganti
bearing yang baru.
3. periksa ulang wire rope dan rapihkan bila ada kelainan antara wire rope
yang satu dengan yang lainnya dan putuskan koneksi untuk mengatur ulang
kecepatan dan kemudian tes ulang kembali.
4. Periksa plat bendera dan pindahkan posisinya dan jalankan kereta secara
perlahan (keadaan maintenance) agar posisi lantai kereta sejajar dengan
lantai gedung dan sinyal sensor terputus terhadap plat bendera.
Terlepas dari itu ada beberapa tips perawatan dan pemeliharaan elevator
agar kiranya elevator layak digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Adapun
tips perawatan dan pemeliharaannya adalah:
28
1. Pemeliharaan ringan
Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang hanya meliputi service rutin dan
penggantian bahan atau alat pakai, meliputi penggantian oli, penggantian bola
lampu, pelumasan wire rope dan bearing, menjaga kebersihan ruang luncur dan
ruang mesin.
2. Pemeliharn keseluruhan
Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang meliputi service rutin dan penggantian
spare parts (komponen-komponen) meliputi penggantian wire rope, penggantian
kabel traveling dan pengaturan ulang seluruh komponen.
29
BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, di dapat beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Elevator merupakan transportasi yang pada saat operasinya tidak
dikendalikan secara langsung oleh penumpangnya. Oleh karenanya,
kehandalan teknologi dari produsennya menjadi faktor utama
keamanan penumpang.
2. Dilihat dari fungsi penggunaannya ternyata elevator memiliki hakikat
yang sama anatara yang satu dengan yang lainnya, namun dalam hal-
hal tertentu mempunyai sedikit perbedaan.
3. Fakta membuktikan bahwa kecelakan atau resiko jatuhnya kereta pada
elevator sangat jarang sekali atau hampir tidak ada sama sekali, ini
dikarenakan semua komponen-komponen elevator dipasang sistem
pengaman mulai dari komponen ruang mesin, ruang luncur sampai
kereta penumpang.
4. Sistem pengaman yang terdapat dalam satu sistem elevator dipasang
secara seri, dengan kata lain komponen yang satu dengan yang lainnya
sangat berhubungan. Dimana semua prosesnya berada pada control
panel yang pada intinya untuk menghentikan kerja dari motor
penggeraknya. Karenanya sistem pengaman pada elevator bekerja
dengan dua karekteristik, yaitu elekrik dan mekanik.
30
4.2 Saran
Pada kesempatan ini, penulis memberikan saran-saran yang semoga
bermanfaat untuk diri penulis sendiri, kelompok PKL, universitas/kampus dan
perusahaan yang bersangkutan. Saran-saran tersebut, yaitu :
A. Untuk Kelompok PKL
1. Disiplin waktu dan penuh tanggung jawab terhadap pekerjaan selama
PKL.
2. Lebih mandiri dalam menjalankan PKL.
B. Untuk Universitas
• Hendaknya pihak kampus menjalin kerjasama dengan industri dalam hal
PKL, agar mahasiswa yang belum mendapatkan tempat PKL bisa
mendapatkan tempat PKL dengan mudah karena adanya kerjasama ini.
4 Untuk Perusahaan
1. Perusahaan hendaknya membuatkan perencanaan terhadap mahasiswa,
agar PKL yang dikerjakan mahasiswa dapat bermanfaat dan terorganisir
dengan baik.
2. Selalu utamakan kesahatan dan keselamatan kerja (K3).
3. Jalinlah kerjasama dengan pihak kampus, agar tercipta hubungan yang
saling menguntungkan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Instruction Manual Of Gearless PMS Elevator Traction Machine WithOuter Rotor Configuration. Guangri Guangzhou Elevator. Co.Ltd
Handoyo, Santoso Sri., M.Yusro., Tri Bambang dan Titin Supiani. 2010. BukuPedoman Praktik Kerja Lapangan. Jakarta: FT UNJ Press
Kusuma, Yuriadi. 2010. Sistem Mekanikal Gedung Modul 6. Pusat PengembanganBahan Ajar Universitas Mercu Buana.
Kusuma, Yuriadi. 2010. Sistem Mekanikal Gedung Modul 7. Pusat PengembanganBahan Ajar Universitas Mercu Buana.
PT. Pillar Multi Sarana Utama. 2011. Modul Pengenalan Elevator dan Escalator.Jakarta: Engineering Departement.
Rizal, Niza. Laporan PKL PT. Jaya Kencana. Jakarta: Mei 2010
Rudenko, N. 1996. Mesin Pengangkat. Jakarta: Erlangga
http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/23/sistem-pengaman-pada-elevator/
http://elevatorescalator.wordpress.com/tag/elevator-savety/
http://elevator.0fees.net/index.php?p=1_31_Perawatan
http://science.howstuffworks.com/science-vs-myth/everyday-myths/question730.htm