KULIAH KERJA LAPANGAN BDTBT SAWAHLUNTO

36
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan dapat didefinisikan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan yang bertujuan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan, pengangkutan, penjualan, serta kegiatan pascatambang. Pertambangan ini dapat dibedakan berdasarkan metode penambangan yang digunakan seperti metode penambangan bawah tanah (Underground Mining), dan Tambang Terbuka (Open Pit). Dari setiap metode yang digunakan memiliki sisi positif dan negatif, seperti dari segi ekonomis, teknik yang digunakan serta peralatan yang digunakan. Sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik pertambangan sangat diwajibkan untuk mengetahui secara detail mengenai metode- metode yang digunakan dalam sistem penambangan, baik itu Tambang Bawah Tanah ataupun Tambang Terbuka. Maka dari itu kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang dilakukan di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat merupakan suatu kesempatan yang sangat baik dalam mendapatkan ilmu yang dibutuhkan dalam dunia kerja, terutama dalam Tambang Bawah Tanah (Underground Mining).

Transcript of KULIAH KERJA LAPANGAN BDTBT SAWAHLUNTO

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPertambangan dapat didefinisikan sebagian atau seluruh

tahapan kegiatan yang bertujuan dalam rangka penelitian,

pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,

konstruksi, penambangan, pengolahan, pengangkutan,

penjualan, serta kegiatan pascatambang. Pertambangan ini

dapat dibedakan berdasarkan metode penambangan yang

digunakan seperti metode penambangan bawah tanah (Underground

Mining), dan Tambang Terbuka (Open Pit). Dari setiap metode yang

digunakan memiliki sisi positif dan negatif, seperti dari

segi ekonomis, teknik yang digunakan serta peralatan yang

digunakan.

Sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik pertambangan sangat

diwajibkan untuk mengetahui secara detail mengenai metode-

metode yang digunakan dalam sistem penambangan, baik itu

Tambang Bawah Tanah ataupun Tambang Terbuka. Maka dari itu

kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang dilakukan di Balai

Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Kota Sawahlunto Provinsi

Sumatera Barat merupakan suatu kesempatan yang sangat baik

dalam mendapatkan ilmu yang dibutuhkan dalam dunia kerja,

terutama dalam Tambang Bawah Tanah (Underground Mining).

2

Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Sawahlunto

merupakan tempat yang menyediakan pendidikan dan pelatihan

bagi pegawai tambang baik itu pelatihan secara teoritis

maupun lapangan. Balai Diklat Tambang Bawah Tanah ini

memiliki berbagai macam perlengkapan yang sangat lengkap

seperti pelatihan pengeboran, pelatihan penyanggaan,

pelatihan mine rescue. yang dirasa sangat memungkinkan

digunakan sebagai tempat untuk kegiatan Kuliah Kerja

Lapangan.

3

1.2. Maksud dan Tujuan1.2.1. Maksud

Adapun maksud dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini

adalah Untuk melihat langsung keadaan sebenarnya di dunia

kerja serta mengikuti kegiatan pelatihan di Balai Diklat

Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Kota Sawahlunto Provinsi

Sumatera Barat.

1.2.2. Tujuan

Adapun Tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini

adalah:

a. Mendapatkan pelatihan simulasi mengenai Tambah

Bawah Tanah.

b. Melakukan Kunjungan ke Perusahaan Tambang.

4

BAB II

KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Mine Rescue2.1.1 P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Dalam menangani kecelakaan yang terjadi dalam

pertambangan sangat diperlukan ahli khusus yang mengetahui

teknik dan langkah yang dilakukan ketika kejadian yang tidak

diinginkan terjadi. Oleh sebab itu dibutuhkan pelatihan

khusus untuk bisa menangani kecelakaan yang terjadi, sebelum

para medis datang. Pengertian dari P3K itu sendiri dapat

didefinisikan sebagai mengkondisikan keadaan diarea vital

korban. Dalam pelatihan tersebut dilatih bagaimana cara

menolong korban di berbagai situasi dan kondisi, bagaimana

menolong korban di tempat yang sempit ataupun di lorong yang

secara tempat sangat sulit untuk melakukan pertolongan

pertama. Dalam memberikan pertolongan pertama terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya,

diantaranya adalah:

D : Danger, yaitu memberikan jeda waktu selama

beberapa menit dengan

tujuan untuk melihat keadaan sekeliling korban.

R : Respon, yaitu mendekati dan merespon korban dengan

cara

mengecek dengyut jantung, cek pernafasan, dan

suhu tubuh.

5

S : Send for help, Meminta bantuan kepada pihak yang

dapat dihubungi

dengan tujuan agar segera mengirimkan bantuan

kelokasi kejadian.

A : Airway, yaitu melakukan pengecekan pada pada luka

dengan

menjaga pernafasannya agar tidak terganggu.

B : Breaking, yaitu keadaan korban yang hanya pingsan

dan dapat

langsung dilakukan evakuasi

C : CVR, yaitu menghembuskan udara atau memberikan

pernafasan

buatan kepada korban.

D : Defibliration, yaitu memberi kejutan listrik

dengan tujuan untuk

membuat jantung memompa darah dan mengalirkan

darah keseluruh

tubuh korban.

.Adapun cara-cara yang bisa dilakukan untuk

mengevakuasi korban khususnya pada pertambangan bawah tanah

biasanya korban diangkut terlebih dahulu ketempat yang lebih

aman, cara pengangkutannya sebagai berikut :

A. Cara mengangkut sendiri

Cara menarik dari belakang

Bermanfaat saat menjauhkan korban yang pingsan dari

tempat berbahaya untuk sementara, langkah-langkah yang

dilakukan sebagai berikut

- Naikan sebelah kaki korban diatas kaki yang satunya

6

- Masukan kedua tangan dibawah pundak dari bagian atas

lalu angkat badan korban

- Masukan tangan dari bawah kedua ketiak, dada korban

didekap

- Tarik hingga bagian pantat korban terangkat dari

lantai.

Cara mendorong korban yang tertidur

- Terlentaglah sejajar dengan korban lalu angkat tangan

korban yang terdekat keatas

- Masukkan kaki sipenolong ke bawah kaki bagia luar

korban lalupegang pergelangan tangan luar.

- Berbalik arah bertelungkup sambil menarik pergelangan

tangan korban

- Kedua lutut korban ditarik

- Kedua tangan menahan, kemudian berlutut

- Satu persatu kaki dinaikkan

- Kedua tangan korban disilangkan, berdiri sambil

menekandari bawah

- Kedua lutut ditarik dan didekap lalu pergelangan

tangan dipegang

- Jika lokasi sudah aman, langkah awan untuk menurunkan

korban adalah dengan cara, si penolong berlutut dan

kemudian kedua tangan ditempelkan

- Terlungkup, putar tangan bagian yang diturunkan

kebagian kepala belakang korban

- Pegang pergelangan tangan korban dengan tangan sisi

berlawanan, sambil menahan menghadap atas

Cara menolong dengan merangkak

7

Hal ini dilakukan saat menolong dalam posisi rendah

- Ikat dengan kuat pergelangan tangan korban

- Sipenolong masukkan kepalanya ke antara lengan korban,

kemudian menariknya

Cara menggendong dengan pinggang

Dilakukan apabila korban tidak bisa berjalan dan saat harus

memindahkan orang yang sakit ke atas tempat ttidur

dengan cepat

- Satu bagian engan ditaruh diatas pundak, kemudian

putar tangan yang lain ke pinggang, dalam keadaaan

korban ditarik masukkan pinggang kedepan korban

- Geser tangan yang ada di pinggang korban ke dagu dan

tahan kepala, lalu putar tangan yang memegang

pergelangan tangan kebelakang lutut, lalu naikkan

korban keatas pinggang sendiri.

- Angkat sambil menahan bagian kepala

- Cara mnurunkannya, sipenolong menurunkan kaki sisi

bagian kepala korban kedepan kaki dari sisi korban ,

lalu membuka kaki depan belakang

- Sambil menggoyangkan lengan korban yang terurai depan

belakang, saat kedepan langsung berlutut dan letakkan

tangan korban dilantai.

- Selanjutnya kaki yang satunya berlutut duduk

- Lepaskan tangan yang mendekap lutut lalu menghadap

setengah kebelakang, peluk leher korban dari depan.

Pegang dengan tangan satunya , setelah itu korban

ditidurkan menghadap keatas dengan hati-hati.

B. Cara mengangkut korban berdua

8

Cara mengangkut di depan, belakang korban

- Tidak bisa digunakan apabila korban luka dibagian

kepala dan patah tulang

- Lengan diangkat dari kedua sisi lalu badan bagian atas

diangkat satu orang berputar kepunggung korban, dan

masukkan tangan kebawah ketiak dan pegang tangan

korban, sedangkan satu orang lagi menumpukkan dan

memegang kaki korban.

- Lalu angkat dari dari bagian sebelah atas.

Cara mengangkut dengan saling memegang tangan

- Digunakan untuk mengangkut koran yang masih bisa

memegang dua leher penolong dan bukan kora=ban cedera

berat.

- Tangan yang satu menahan punggung korban, tangan yang

satunya dimasukkan dibelakang lutut penderita, korban

diangkat dengan saling memegang pergelangan tangan.

C. Cara mengangkut korban bertiga

- Dua orang di satu sisi dan satu orang disisi

berlawanan berdiri mendekan ke korban

- Ketika penolong berlutut saling memasukkan masing-

masing tangan kebawah bdan korban dengan saling

berkoordinasi antara tiga penolong naikkan korban ke

lutut, saling memegang pergelangan tangan

- Berdiri dengan saling memberi aba-aba

- Maju kearah kaki korban dengan saling memberi aba-aba.

Untuk menurunkan korban dilakukan dengan urutan

kebalikannya

D. Pengangkutan dengan tandu

9

- Tiga orang berjejer disebelah korban, satu orang

disisi berlawanan

- Naikkan korban diatas lutut tiga orang

- Satu orang mengambil tandu, setelah itu korban

diturunkan ketandu oleh empat orang

- Ambil posisi saling berhadapan, masing-masing siap

untuk mengangkat

E. Pembuatan tandu

Tandu menggunakan batang bambu, atau batang kayu

dengan selimut

- Letakkan bambu ditengah-tengah selimut

- Tumpukkan selimut, sehingga posisi kayu berada

ditengah-tengah selimut

- Sesuaikan dengan lebar bahu korban, letakkan bambu

yang ke dua

- Lipat lagi selimut, seperti langkah yang sebelumnya

Sekiranya korban sudah berada ditempat yang aman,

tetapi korban dalam keadaan tidak sadar maka, hal yang harus

dilakukan adalah memberi pijatan jantung terhadap korban

sebanya 30 kali, dan memberi nafas buatan sebanyak 2 kali.

Langkah-langkah untuk melakukan pemijatan jantung adalah

sebagai berikut :

- Letakkan korban di permukaan yang keras, dengan posisi

korban telentang

- Penolong berada disebelah korban dan posisi lutut

dekan dada korban

- Penolong meletakkan telapak tangan diatas tulang dada

- Letakkan tangan sebelah satunya diatas tangan korban

10

- Luruskan kedua siku dan tekan dengan badan dengan

ssecara tegak lurus kearah kolom tulang belakang

- Pemijatan jjantung dilakukan denagn kecepatan 100 kali

permenit

Jika pemijatan sudah dilakukan sebnayak 30 kali, maka

penolong harus memberikan nafas buatan sebanyak 2 kali.

Posisi kepala korban harus tenggakkan keatas, guna untuk

melancarkan saluran udara, kemudian tiupkan nafas perlahan-

lahan selama 2 detik, tiupkan hingga dada mengembang

sedikit. Lakuakan pemijatan jantung dan pemberian nafas

buatan ini sampai korban sadar, atau setidaknya sampai

datangnya pertolongan medis.

Jika korban mengalami luka, maka penolong harus

menutup luka korban tersebut, dengan menggunakan perban.

Kalau perban tidak ada maka menggunakan kain, biasanya kain

yang digunakan berbentuk segitiga. Cara melipat kain harus

benar agar kain terikat kencang.

Sumber:Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.2

Kegiatan Mine Rescue

11

2.2. Oxygen Breathing Apparathus (OBA)

Oxigen Breathing Apparathus (OBA) merupakan suatu sistem

alat yang digunakan untuk membantu pernapasan pada satu

keadaan darurat ketika terjadi kebocoran gas atau kekurangan

oksigen seperti di trowongan tambang bawah tanah. Alat ini

terdiri dari kantung pernapasan yang berfungsi sebagai

peyimpan udara, tabung pembersih udara yang didalamnya

terdapat Ca(OH)2 yang bekerja layakanya paru-paru, tabung

es sebagai penstabil suhu udara, tabung oksigen sebagai

penyimpan oksigen dan masker yang berfungsi sebagai saluran

pernapasan.

Prosedur pemasangan Oxigen Breathing Apparathus

(OBA) :

- Pasang kantung pernapasan

- Pasang spring tekanan tekanan positif

- Periksa dan pasang tabung pembersih

- Periksa katub hisap dan katub buang

- Pasang selang pernapasan

- Periksa dan pasang tabung oksigen

- Buka katup suplai oksigen

- Sebutkan nilai tekanan oksigen

- Tekan katub bypas

- Periksa kantung pernapasan

- Periksa katub buang otomatis

- Tutup katub suplai oksigen

- Chek alarm

- Buka katup oksigen

- Pasang tutup pengamanan

12

- Balikkan OBA dan periksa tabung es

- Isi tabung es dengan es batu

- Pasang ikat dada dan ikat pinggang

- Pakai masker

- Periksa kerapatan masker

- Sambungkan masker

Setelah semua perlengkapan terpasang dengan baik dan

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, kemudian alat

digunakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan suhu

ketika digunakan. Setelah beberapa menit dilakukan percobaan

dapat disimpulkan bahwa peningkatan suhu dapat terjadi

dikarenakan adanya pengaruh suhu pada udara bebas, dan

pengaruh suhu yang disebabkan oleh pergerakan tubuh manusia,

maka dari itu digunakan es sebagai media untuk meminimalisir

suhu panas pada alat yang diakibatkan oleh kedua hal

tersebut.

Sumber:Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.2

Kegiatan Oxygen Breathing Apparathus

2.3. PT. Bukit Asam UPO

13

PT. Bukit Asam UPO merupakan perusahaan tambang bawah

tanah yang bahan galiannya batubara. Metode penambangan yang

dilakukan PT. Bukit Asam UPO ini yaitu penambangan bawah

tanah / Underground Mining. Sistem penyangga menggunakan pilar

- pilar yang panjangnya 20 m dan lebar antara 4,2 - 3,3 m

serta jarak antar penyangganya 1,2 m. Di dalam terowongan

ini juga terdapat deck yaitu kayu - kayu yang dipasang

secara berselingan dan di tumpuk membentuk kotakan yang

berfungsi sebagai antisipasi bila terjadi ambrukan/ runtuhan

di terowongan

Terowongan bawah tanah PT. Bukit Asam dilengkapi

dengan pipa yang dipasang dengan fungsi untuk mengontrol gas

- gas yang berada di bawah tanah seperti misalnya gas CO2,

CH4 dan gas CO. Di dalam terowongan tersebut juga terdapat

ventilasi yang menggunakan sistem hisap untuk menghisap

udara kotor dan juga terdapat pintu angin sebagai pembatas

antara udara yang bersih dan juga udara yang kotor. Alat -

alat yang terdapat di dalam terowongan bawah tanah ini

dilindungi oleh gettin box dan juga dilengkapi dengan sistem

clock out yaitu sistem untuk mematikan alat secara otomatis

apabila ada masalah.

14

Sumber:Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto 2.3

Alat - Alat Tambang Bawah Tanah

Selain memakai sistem penyangga, terowongan ini juga

menggunakan logbor yang memakai sistem paku/ baut yang

dipasang setiap jarak 20 m. Tebal batubara yang berada di

terowongan ini adalah 30 m dengan kalori 7000 kal dan

produksi rata - ratanya 90 ton/ hari. Batubara yang telah di

tambang kemudian di angkut menuju tempat penyimpanan

menggunakan belt conveyor.

2.4. PengeboranDalam kegiatan pengeboran yang dilakukan di Balai

Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) digunakan dua jenis alat

yaitu jackleg drill dan jack hammer. Perbedaannya terletak

pada sistem kerja alat tersebut, yang dimana jackleg drill

memiliki sistem rotary dan percussi, sedangkan jack hammer

hanya percussi atau memukul.

Adapun tujuan dari dilakukannya pelatihan pemboran di

pusdiklat tambang bawah tanah yaitu:

15

Mengetahui cara kerja dari alat tersebut.

Mencoba menggunakan alat pemboran dengan baik, benar

dan aman.

Mengetahui fungsi dan kegunaan dari alat tersebut.

Alat-alat tersebut banyak digunakan karena

disesuaikan dengan keadaan didalam tambang bawah tanah yang

berbeda-beda dan faktor dari ruang yang terbatas sehingga

tidak memungkinkannya alat bor besar masuk kedalam, dalam

pertambangan bawah tanah alat bor sangat berperan penting

dalam proses penambangan, alat bor dapat dijadikan sebagai

alat yang digunakan untuk membuat terowongan dengan diameter

beberapa meter, membuat lubang tembak, penyaliran/penirisan

tambang, serta pembuatan shaft.

Alat pertama yang di gunakan dalam pelatihan adalah

jackleg drill, alat ini memiliki kaki hidraulik yang dapat

diatur menyesuaikan dengan arah pemboran. alat ini umumnya

digunakan untuk mengebor batuan keras. Kaki hidraulik

memudahkan operator melakukan pemboran dalam berbagai sudut.

Panjang batang bor (drill steel) sekitar 1 meter. Mata bor

(drill bit) yang dipasang diujung batang bor dibuat dari

baja dengan kualitas tinggi. Mata bor ini perlu diganti

secara berkala akibat aus setelah digunakan melubangi batuan

keras. Alat ini mampu memutar secepat 1500 rpm dan memukul

secepat 1850 rpm. Berat bor dengan kakinya dapat mencapai

bobot 50 kg. Tapi untuk ukuran orang asia terutama orang

Indonesia bor yang digunakan seberat 26,9 kg, hal ini

dikarenakan karena orang asia memiliki bentuk tubuh yang

lebih kecil dari pada orang barat. Bor jackleg paling banyak

16

digunakan di tambang bawah tanah, penggunaan paling sering

adalah untuk membuat lubang tembak dan lubang untuk

menyisipkan rockbolt. Rockbolt adalah baut batuan atau

kabel batuan yang berfungsi sebagai penyangga atap

terowongan agar tidak runtuh. Lubang tembak adalah lubang

bor yang kemudian akan diisi bahan peledak untuk membuka

terowongan. Ketika bor berputar maka secara bersamaan akan

keluar air dari mata bor berfungsi untuk melunakan batuan

yang akan dibor, setelah itu akan dilakukan flashing atau

pembersihan lubang yang dibor dengan angin agar tidak

menyebabkan terganggunya bahan peledak ketika dimasukkan.

Bagian-bagian pada jackleg drill yaitu:

1. Hammer drill (piston) berfungsi sebagai mesin pada bor.

2. Bit yaitu mata bor

3. Drill rod yaitu batang bor

4. Air leg merupakan kaki hidrolik yang berfungsi sebagai

penyangga hammer drill dan bisa disesuaikan tinggi

rendahnya

5. Air hose merupakan saluran yang menghubungkan udara dari

kompresor ke hammer juga ke air leg

6. Water hose merupakan saluran yang menghubungkan air dari

kompresor ke hammer drill

7. Oiler merupakan tempat oli untuk pelumasan pada piston

8. Water separator berfungsi untuk mengambil air dari

kompresor

9. Gas, berfungsi untuk mengatur kecepatan bor

Jackleg drill memiliki sistem kerja memutar dan menumbuk.

17

Sumber: www.google.comGambar 2.4Jackleg Drill

Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.5

Kegiatan Pengeboran

Setelah menggunakan jackleg drill, alat kedua adalah

jack hammer. Alat ini tidak menggunakan bantuan dari air dan

angin. Sistem kerja alat ini adalah memukul. Jack Hammer

digunakan untuk meruntuhkan lapisan batubara. Lapisan

batubara yang rapuh memudahkan untuk diruntuhkan dengan cara

hanya menggerakan alat tersebut. Menggunakan alat ini juga

harus hati – hati karena tekanannya yang besar ketika

memukul lapisan batuan sehingga diperlukan buat operator

juga tetap waspada.

18

Bagian-bagian pada jack hammer:

1. Drill bod, yaitu batang bor

2. Piston, merupakan mesin pada bor

3. Hidrolik, membantu mata bor ketika menumbuk

Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.6

Penggunaan alat Jack Hammer

2.5. PenyanggaanPenyanggaan adalah tahapan kerja dalam membuat suatu

lubang bukaaan baru dimana tahapan tersebut merupakan

tahapan awal setelah tunel dibuka .

Tujuan dari penyanggaan tambang bawah tanah adalah : 

a) Untuk menyangga suatu lubang yang ada pada sekeliling

tunel dari tekanan yang di berikan yang berasal dari

atap atau dari sekeliling tunel supaya dengan adanya

sanggaan tersebut orang-orang masuk untuk menambang

b) Mengetahui teknik pemasangan penyanggaan tambang bawah

tanah.

c) Dan untuk mengetahui teknik dalam membuat suatu

penyangga

Manfaat penyanggaan tambang bawah tanah adalah :

19

a) Dapat membuat simulasi perancangan tambang bawah tanah

secara baik dan benar

b) Teknik pemasangan penyanggaan dapat diterapkan pada

tambang bawah tanah yang telah dipelajari di tempat

diklat.

c) Didapat pengetahuan, bagaimana pembuatan penyanggaan

agar dapat bertahan dalam waktu yang lama dan dapat

tertopang secara baik.

d) Dapat mengetahui penyangga yang cocok dalam setiap

material yang akan disangga.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum penyanggaan

adalah sebagai berikut :

a) Palu

b) Gergaji

c) Rantai

d) Meteran

e) Tangga A

f) Safety Tools : safety shoes, gloves, helmet, mask,

glasses

Adapun bahan yang digunakan dalam simulasi penyanggaan

adalah besi dan kayu.

20

Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.7

Peralatan Penyanggaan

Prosedur kerja pada praktikum penyanggaan adalah

sebagai berikut :

a) Merancang pola penyanggaan yang ada.

b) Mengukur dimensi lokasi yang akan dilakukan proses

penyanggaan.

c) Memotong kayu untuk menyangga sesuai dengan pengukuran

dimensi yang telah diukur.

d) Dilakukan pemasangan cap terlebih dahulu dan

dilanjutkan dengan pemasangan post (pemakaian baji

jika diperlukan).

e) Setelah dilakukan pemasangan cap dan post, dilanjutkan

dengan pemasangan spasi / waddge.

f) Setelah semua dipasang, terakhir dilakukan pemasangan

crabbing sebagai penahan terakhir di bagian paling

atas.

g) Mengecek tahan atau tidak penyanggaan yang telah

dibangun.

21

Pada simulasi penyanggaan ini dilakukan proses

perancangan terlebih dahulu dalam pembuatan penyangga

tambang bawah tanah yang akan dibangun. Semua perancangan

harus melihat keadaan wilayah yang akan dilakukan proses

penyanggaan nantinya. Penyanggaan yang kuat adalah yang

diharapkan pada simulasi kali ini.

Proses kegiatan simulasi ini harus sesuai SOP dan

tentunya diperlukan peralatan safety untuk mencegah masalah

yang mungkin saja dapat terjadi dalam proses pemasangan

penyanggaan ini. Proses penyanggaan yang telah dilakukan

perancangan lalu dilanjutkan dengan proses kegiatan dengan

mengawali pengukuran pada dimensi ruangan yang akan

dilakukan penyanggaan. Pengukuran dimensi lokasi ini

dilakukan untuk nantinya pengukuran terhadap media penyangga

yang diperlukan.Dalam hal ini media penyangga ini adalah

kayu.

Pada penyanggaan terdapat beberapa jenis penyanggaan

seperti aibim dan arcis, Arcis merupakan penyanggaan yang

berbentuk lengkungan, dapat berupa tiga batangan yang

disebut triarcis,empat batang, ataupun lima batang.

Sedangkan penyanggan aibim berbentuk kotak, yang terdiri

dari tiga atau lebih batang penyusun.

22

Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto 2.8

Simulasi Penyanggaan

Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh

unsur geologi endapan batu bara. Saat ini, tambang bawah

tanah menghasilkan sekitar 60% dari produksi batu bara

dunia, walaupun beberapa negara penghasil batu bara yang

besar lebih menggunakan tambang permukaan. Tambang terbuka

menghasilkan sekitar 80% produksi batu bara di Australia,

sementara di AS, hasil dari tambang permukaan sekitar 67%.

Dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan, kami juga

mendapat banyak pelajaran mengenai penyanggaan tambang bawah

tanah. Baik dari pelatihan di BDTBT (Balai Diklat Tambang

Bawah Tanah) yang mengajarkan bagaimana cara mulai dari

jenis-jenis penyangaan yang biasa digunakan sampai cara

pesangannya. Untuk cara pesangan sendiri kami di berikan

pelatihan dengan jenis Penyanggaan Pasif yang menggunakan

besi. Penyanggaan pasif dibagi atas 2 jenis yaitu

penyanggaan dengan menggunakan kayu dan besi. Dilakukannya

penyanggaan di tambang bawah tanah ini sangatlah penting,

yang bertujuan untuk menopang (menahan) batuan atau beban

yang ada dipermukaan untuk tidak terjadi keruntuhan yang

23

berdampak buruk pada proses penambangan bawah tanah. Baik

itu untuk pembuatan terowongan sebagai jalan masuk tambang

ataupun pada proses produksi. Pemilihan jenis penyanggan ini

sangat diperhitungkan dari target suatu perusahaan tambang

itu sendiri. Penyanggaan pasif dibagi atas 2 jenis yaitu

penyanggaan dengan menggunakan kayu dan besi. Penyangga

pasif ini bersifat mendukung / menahan batuan yang akan

runtuh dan tidak melakukan reaksi langsung terhadap beban

yang diterima (rigid). 

Penyangga Kayu

Sejak lama dikenal sebagai bahan penyanggaan di

berbagai operasi penambangan bawah tanah. Penyanggaan

menggunakan kayu sendiri mempunyai keuntungan dan kerugian,

diantaranya sebagai berikut:

Keuntungan dari penggunaan penyangga kayu ini antara

lain :

a. Ringan, mudah dibawa, dibentuk, dan dipasang.

b. Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah

dideteksi.

c. Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai

pasak, material isian, dan sebagainya. 

Kerugian dari penggunaan penyangga kayu ini antara

lain :

a. Kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan

cacat alami.

b. Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya.

c. Mudah lapuk.

d. Mudah terbakar.

24

Sesuai dengan bentuk susunan dalam pemasangannya,

penyangga kayu dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1. Cribbing 

Dengan bentuk penampang yang lebar umumnya digunakan

di daerah yang memerlukan pemerkuatan tinggi, seperti di

lubang produksi dan perempatan (junction).  Pada pemasangan

di lubang produksi, susunan cribbing tersebut dikombinasikan

dengan batang besi yang dilepas yang disebut chock release. 

Sumber: en.wikipedia.orgSketsa 2.9Cribbing

25

Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto 2.10

Penerapan Cribbing

2. Three Piece Set / Five Piece Set 

Untuk penyangga three piece set digunakan pada lubang

bukaan yang berbentuk persegi panjang dan terdiri dari tiga

bagian utama, yaitu bagian atas (cap), dan bagian samping /

tiang (post). Untuk five piece set sama seperti three piece

set, hanya saja terdiri dari 5 bagian utama. 

Sumber: www.google.comGambar 2.11

Three Piece Set

26

Sumber: www.google.comGambar 2.12

Five Piece Set

3. Square Set 

Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang vertikal

(raise / winze). 

Sumber: www.google.comGambar 2.13

Square Set Penyangga Besi Baja

Kualitas yang baik dari penyangga besi baja dibanding

penyangga kayu menyebabkan penyangga kayu diganti dengan

penyangga besi baja, terutama pada lubang-lubang utama.

Keuntungan dari penggunaan penyangga besi baja ini

antara lain :

a. Homogen dan mempunyai sifat elastisitas yang tinggi.

b. Tidak dipengaruhi oleh kelembaban.

27

c. Lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu.

d. Kerugian dari penggunaan penyangga besi baja ini yaitu

harganya yang cukup mahal.

Berikut macam-macam dari penyangga besi baja, yaitu :

1. Two Piece Arch dan Three Piece Arch

Penyangga ini bentuknya seperti busur dan pada umumnya

digunakan di daerah lubang-lubang utama.

2. I-Beam

Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang

bentuknya empat persegi panjang dan umumnya digunakan di

daerah lubang-lubang produksi. Penyangga tersebut kadang-

kadang dikombinasikan dengan kayu atau dinding beton.

Sumber: www.google.comFoto 2.14

I-Beam3. H-Beam

H-Beam merupakan suatu balok baja "Hot Rolled" dengan

penampang berbentuk H. Terutama digunakan pada tiang,

pancang dan struktur penahan, balok struktur baja

atau composite beton.

28

Perbedaan antara H-Beam dengan I-Beam adalah H-

Beam memiliki luas flense yang lebih panjang dari I-Beam,

profil baja yang melengkung pada

bagian flanges beam. Flanges tersebut lebih tebal

dibandingkan dengan bagian cross section dan lebih tipis

pada bagian ujungnya, ketebalannya 3 sampai 24 inch. 

Penyagaan dengan menggunakan besi umumnya lebih kuat

dibandingkan dengan kayu. Penyanggan dengan besi ini

biasanya digunakan untuk jalan masuk tambang yang bersifat

permanen dengan jangka waktu yang lama, sedangkan penyanggan

yang menggunakan kayu biasa digunakan untuk jangka waktu

sementara, sementara dalam arti hanya untuk proses produksi.

Setelah di ambil bahan galiannya lansung dibiarkan dan

ambruk dengan sendirinya.

2.6 PT. Semen Padang2.6.1. PT. Sejarah Semen Padang

PT Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal

18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement

Maatschappij (NV NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di

Indonesia. Kemudian pada tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan

dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dari

Pemerintah Belanda. Selama periode ini, Perusahaan mengalami

proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan

pengembangan kapasitas pabrik Indarung I menjadi 330.000

ton/ tahun. Selanjutnya pabrik melakukan transformasi

pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses basah

29

menjadi proses kering dengan dibangunnya pabrik Indarung II,

III, dan IV.

Pada tahun 1995, Pemerintah mengalihkan kepemilikan

sahamnya di PT Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero)Tbk

bersamaan dengan pengembangan pabrik Indarung V. Pada saat

ini, pemegang saham Perusahaan adalah PT Semen Gresik

(Persero)Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan

Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar

0,01 %. PT Semen Gresik (Persero) Tbk sendiri sahamnya

dimiliki mayoritas oleh Pemerintah Republik Indonesia

sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya sebesar 48,09%

dimiliki publik. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan

perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Sejak 7 Januari 2013, PT Semen Gresik (Persero) Tbk

berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

di Jakarta pada 20 Desember 2012.

PT. Semen Padang merupakan salah satu perusahaan

semen terbesar dan tertua di Asia Tenggara dan mulai dikaji

pada tahun 1910 yang merupakan pabrik semen pertama di

Indonesia. PT. Semen Padang ini tergabung dalam organisasi

Holding Semen Indonesia pada bulan Januari di Indonesia. PT.

Semen Padang ini terletak di Kabupaten Indarung Sumatera

Barat . PT. Semen Padang memproduksi semen hampir 330.000

ton/ tahun, namun mulai dibatasi pada tahun 2000 karena

menggunakan wet process sehingga hasil tidak efisien. Pada

saat ini, pemegang saham perusahaan adalah Holding Semen

30

Indonesia dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan

Koperasi Karyawan PT. Semen Padang dengan saham sebesar

0,01 %.

Sumber: www.semenpadang.comFoto. 2.15

PT. SEMEN PADANG

2.6.2 Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan semen

adalah Limestone (CaO), Silica Stone (SiO2), tanah liat dan slag.

Deposit Limestone terdapat di bukit karang putih dan

digunakan sebanyak 81%. Deposit Silica Stone berada di bukit

ngalau dan digunakan sebanyak + 9 %. Dan tanah liat

digunakan sebanyak 8 % dan selebihnya slag.

31

Sumber: Kuliah Kerja Lapangan 2014Foto 2.16

Lokasi Penambangan

2.6.3. Spesifikasi Alat yang digunakan

Dalam melakukan penambangan limestone dan sillica stone

digunakan metoda drilling dan blasting. Pada metoda drilling alat

bor yang digunakan yaitu jenis Selvik 1100 dengan panjang

rot yang digunakan untuk membor batuan sekitar 6 - 9 m dan

ukuran mata bor sebesar 5 cm.

32

Sumber: Kuliah Kerja Lapangan 2014Foto 2.5

Alat Bor Jens Selvik 1100

Adapun alat bor lain yang digunakan yaitu drill master

dengan kedalaman 9 m dengan ukuran mata bor sebesar 6,5

inch. Setelah dilakukan pemboran dilakukan blasting dengan

jarak antar lubang sejauh 3 m dengan geometri peledakan 3 x

3. Sedangkan untuk aktivitas loading digunakan alat muat

excavator jenis tipe LC 05 dengan kapasitas bucket 15 m3.

33

Sumber: Kuliah Kerja Lapangan 2014Foto 2.6

Dump Truck

34

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dapat

ditarik sebuah kesimpulan mengenai metode penambangan yang

dilakukan antara tambang terbuka dengan tambang bawah tanah.

Dalam tambang bawah tanah metode yang digunakan adalah

dengan menggunakan terowongan yang dimana difungsikan

sebagai media penghubung antara front tambang dengan mulut

terowongan, selain itu dalam tambang bawah tanah diperlukan

suplai udara agar pekerja dapat bernafas didalam terowongan

dengan cara dialirkan melalui ventilasi udara, sebab dalam

tambang bawah tanah kandungan udara sangat minim sehingga

perlu dialirkan dari luar. Dalam tambang bawah tanah

seringkali terjadi kecelakaan berupa kebocoran gas yang

dapat menyebabkan meledaknya tambang bawah tanah, hal ini

dikarenakan adanya gas yang berbahaya seperti metan yang

sangat mudah terbakar apabila bersatu dengan oksigen dan

api. Maka dari itu dilakukan suatu pelatihan keselamatan

tambang agar pekerja tambang selalu sigap, ketika terjadi

kecelakaan ataupun ketika proses jam kerja sedang

berlangsung.

Berbeda dengan tambang terbuka yang tidak membutuhkan

terowongan, ataupun ventilasi udara, sebab front tambang

terbuka berada pada permukaan bumi, sehingga berhubungan

langsung dengan udara bebas.

35

Selain itu dalam dunia tambang sangat diperlukan sikap

kehati-hatian yang sangat tinggi, dengan tujuan

meminimalisir tingkat kecelakaan. Maka dari itu diperlukan

pengetahuan khusus yang berhubungan dengan dunia

pertambangan itu sendiri. Sebab pertambangan merupakan suatu

pekerjaan yang memiliki angka kecelakaan paling besar

dibandingkan dengan pekerjaan itu, oleh karena itu seorang

pekerja tambang diharuskan memiliki skiil yang cukup agar

dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan pertambangan.

36

DAFTAR PUSTAKA

Howard L. Hartman, “Introductory Mining Engineering”, John Willey

& Sons, New York 1987.

Nedo, “Bahan Pelajaran Pelatihan Umum Teknik Pertambangan

Batubara”, Proyek Alih Teknologi Pertambangan Batubara,

Japan, 2004.

W, A, Hustrulid, “Underground Mining Method Handbook”, The

American Institute of Mining Metlurgical, and

Petroleum Engineers, Inc. New York, 1982.