KULIAH KERJA LAPANGAN BDTBT SAWAHLUNTO
Transcript of KULIAH KERJA LAPANGAN BDTBT SAWAHLUNTO
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPertambangan dapat didefinisikan sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan yang bertujuan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan, pengangkutan,
penjualan, serta kegiatan pascatambang. Pertambangan ini
dapat dibedakan berdasarkan metode penambangan yang
digunakan seperti metode penambangan bawah tanah (Underground
Mining), dan Tambang Terbuka (Open Pit). Dari setiap metode yang
digunakan memiliki sisi positif dan negatif, seperti dari
segi ekonomis, teknik yang digunakan serta peralatan yang
digunakan.
Sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik pertambangan sangat
diwajibkan untuk mengetahui secara detail mengenai metode-
metode yang digunakan dalam sistem penambangan, baik itu
Tambang Bawah Tanah ataupun Tambang Terbuka. Maka dari itu
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang dilakukan di Balai
Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Kota Sawahlunto Provinsi
Sumatera Barat merupakan suatu kesempatan yang sangat baik
dalam mendapatkan ilmu yang dibutuhkan dalam dunia kerja,
terutama dalam Tambang Bawah Tanah (Underground Mining).
2
Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Sawahlunto
merupakan tempat yang menyediakan pendidikan dan pelatihan
bagi pegawai tambang baik itu pelatihan secara teoritis
maupun lapangan. Balai Diklat Tambang Bawah Tanah ini
memiliki berbagai macam perlengkapan yang sangat lengkap
seperti pelatihan pengeboran, pelatihan penyanggaan,
pelatihan mine rescue. yang dirasa sangat memungkinkan
digunakan sebagai tempat untuk kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan.
3
1.2. Maksud dan Tujuan1.2.1. Maksud
Adapun maksud dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini
adalah Untuk melihat langsung keadaan sebenarnya di dunia
kerja serta mengikuti kegiatan pelatihan di Balai Diklat
Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Kota Sawahlunto Provinsi
Sumatera Barat.
1.2.2. Tujuan
Adapun Tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini
adalah:
a. Mendapatkan pelatihan simulasi mengenai Tambah
Bawah Tanah.
b. Melakukan Kunjungan ke Perusahaan Tambang.
4
BAB II
KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Mine Rescue2.1.1 P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Dalam menangani kecelakaan yang terjadi dalam
pertambangan sangat diperlukan ahli khusus yang mengetahui
teknik dan langkah yang dilakukan ketika kejadian yang tidak
diinginkan terjadi. Oleh sebab itu dibutuhkan pelatihan
khusus untuk bisa menangani kecelakaan yang terjadi, sebelum
para medis datang. Pengertian dari P3K itu sendiri dapat
didefinisikan sebagai mengkondisikan keadaan diarea vital
korban. Dalam pelatihan tersebut dilatih bagaimana cara
menolong korban di berbagai situasi dan kondisi, bagaimana
menolong korban di tempat yang sempit ataupun di lorong yang
secara tempat sangat sulit untuk melakukan pertolongan
pertama. Dalam memberikan pertolongan pertama terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya,
diantaranya adalah:
D : Danger, yaitu memberikan jeda waktu selama
beberapa menit dengan
tujuan untuk melihat keadaan sekeliling korban.
R : Respon, yaitu mendekati dan merespon korban dengan
cara
mengecek dengyut jantung, cek pernafasan, dan
suhu tubuh.
5
S : Send for help, Meminta bantuan kepada pihak yang
dapat dihubungi
dengan tujuan agar segera mengirimkan bantuan
kelokasi kejadian.
A : Airway, yaitu melakukan pengecekan pada pada luka
dengan
menjaga pernafasannya agar tidak terganggu.
B : Breaking, yaitu keadaan korban yang hanya pingsan
dan dapat
langsung dilakukan evakuasi
C : CVR, yaitu menghembuskan udara atau memberikan
pernafasan
buatan kepada korban.
D : Defibliration, yaitu memberi kejutan listrik
dengan tujuan untuk
membuat jantung memompa darah dan mengalirkan
darah keseluruh
tubuh korban.
.Adapun cara-cara yang bisa dilakukan untuk
mengevakuasi korban khususnya pada pertambangan bawah tanah
biasanya korban diangkut terlebih dahulu ketempat yang lebih
aman, cara pengangkutannya sebagai berikut :
A. Cara mengangkut sendiri
Cara menarik dari belakang
Bermanfaat saat menjauhkan korban yang pingsan dari
tempat berbahaya untuk sementara, langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut
- Naikan sebelah kaki korban diatas kaki yang satunya
6
- Masukan kedua tangan dibawah pundak dari bagian atas
lalu angkat badan korban
- Masukan tangan dari bawah kedua ketiak, dada korban
didekap
- Tarik hingga bagian pantat korban terangkat dari
lantai.
Cara mendorong korban yang tertidur
- Terlentaglah sejajar dengan korban lalu angkat tangan
korban yang terdekat keatas
- Masukkan kaki sipenolong ke bawah kaki bagia luar
korban lalupegang pergelangan tangan luar.
- Berbalik arah bertelungkup sambil menarik pergelangan
tangan korban
- Kedua lutut korban ditarik
- Kedua tangan menahan, kemudian berlutut
- Satu persatu kaki dinaikkan
- Kedua tangan korban disilangkan, berdiri sambil
menekandari bawah
- Kedua lutut ditarik dan didekap lalu pergelangan
tangan dipegang
- Jika lokasi sudah aman, langkah awan untuk menurunkan
korban adalah dengan cara, si penolong berlutut dan
kemudian kedua tangan ditempelkan
- Terlungkup, putar tangan bagian yang diturunkan
kebagian kepala belakang korban
- Pegang pergelangan tangan korban dengan tangan sisi
berlawanan, sambil menahan menghadap atas
Cara menolong dengan merangkak
7
Hal ini dilakukan saat menolong dalam posisi rendah
- Ikat dengan kuat pergelangan tangan korban
- Sipenolong masukkan kepalanya ke antara lengan korban,
kemudian menariknya
Cara menggendong dengan pinggang
Dilakukan apabila korban tidak bisa berjalan dan saat harus
memindahkan orang yang sakit ke atas tempat ttidur
dengan cepat
- Satu bagian engan ditaruh diatas pundak, kemudian
putar tangan yang lain ke pinggang, dalam keadaaan
korban ditarik masukkan pinggang kedepan korban
- Geser tangan yang ada di pinggang korban ke dagu dan
tahan kepala, lalu putar tangan yang memegang
pergelangan tangan kebelakang lutut, lalu naikkan
korban keatas pinggang sendiri.
- Angkat sambil menahan bagian kepala
- Cara mnurunkannya, sipenolong menurunkan kaki sisi
bagian kepala korban kedepan kaki dari sisi korban ,
lalu membuka kaki depan belakang
- Sambil menggoyangkan lengan korban yang terurai depan
belakang, saat kedepan langsung berlutut dan letakkan
tangan korban dilantai.
- Selanjutnya kaki yang satunya berlutut duduk
- Lepaskan tangan yang mendekap lutut lalu menghadap
setengah kebelakang, peluk leher korban dari depan.
Pegang dengan tangan satunya , setelah itu korban
ditidurkan menghadap keatas dengan hati-hati.
B. Cara mengangkut korban berdua
8
Cara mengangkut di depan, belakang korban
- Tidak bisa digunakan apabila korban luka dibagian
kepala dan patah tulang
- Lengan diangkat dari kedua sisi lalu badan bagian atas
diangkat satu orang berputar kepunggung korban, dan
masukkan tangan kebawah ketiak dan pegang tangan
korban, sedangkan satu orang lagi menumpukkan dan
memegang kaki korban.
- Lalu angkat dari dari bagian sebelah atas.
Cara mengangkut dengan saling memegang tangan
- Digunakan untuk mengangkut koran yang masih bisa
memegang dua leher penolong dan bukan kora=ban cedera
berat.
- Tangan yang satu menahan punggung korban, tangan yang
satunya dimasukkan dibelakang lutut penderita, korban
diangkat dengan saling memegang pergelangan tangan.
C. Cara mengangkut korban bertiga
- Dua orang di satu sisi dan satu orang disisi
berlawanan berdiri mendekan ke korban
- Ketika penolong berlutut saling memasukkan masing-
masing tangan kebawah bdan korban dengan saling
berkoordinasi antara tiga penolong naikkan korban ke
lutut, saling memegang pergelangan tangan
- Berdiri dengan saling memberi aba-aba
- Maju kearah kaki korban dengan saling memberi aba-aba.
Untuk menurunkan korban dilakukan dengan urutan
kebalikannya
D. Pengangkutan dengan tandu
9
- Tiga orang berjejer disebelah korban, satu orang
disisi berlawanan
- Naikkan korban diatas lutut tiga orang
- Satu orang mengambil tandu, setelah itu korban
diturunkan ketandu oleh empat orang
- Ambil posisi saling berhadapan, masing-masing siap
untuk mengangkat
E. Pembuatan tandu
Tandu menggunakan batang bambu, atau batang kayu
dengan selimut
- Letakkan bambu ditengah-tengah selimut
- Tumpukkan selimut, sehingga posisi kayu berada
ditengah-tengah selimut
- Sesuaikan dengan lebar bahu korban, letakkan bambu
yang ke dua
- Lipat lagi selimut, seperti langkah yang sebelumnya
Sekiranya korban sudah berada ditempat yang aman,
tetapi korban dalam keadaan tidak sadar maka, hal yang harus
dilakukan adalah memberi pijatan jantung terhadap korban
sebanya 30 kali, dan memberi nafas buatan sebanyak 2 kali.
Langkah-langkah untuk melakukan pemijatan jantung adalah
sebagai berikut :
- Letakkan korban di permukaan yang keras, dengan posisi
korban telentang
- Penolong berada disebelah korban dan posisi lutut
dekan dada korban
- Penolong meletakkan telapak tangan diatas tulang dada
- Letakkan tangan sebelah satunya diatas tangan korban
10
- Luruskan kedua siku dan tekan dengan badan dengan
ssecara tegak lurus kearah kolom tulang belakang
- Pemijatan jjantung dilakukan denagn kecepatan 100 kali
permenit
Jika pemijatan sudah dilakukan sebnayak 30 kali, maka
penolong harus memberikan nafas buatan sebanyak 2 kali.
Posisi kepala korban harus tenggakkan keatas, guna untuk
melancarkan saluran udara, kemudian tiupkan nafas perlahan-
lahan selama 2 detik, tiupkan hingga dada mengembang
sedikit. Lakuakan pemijatan jantung dan pemberian nafas
buatan ini sampai korban sadar, atau setidaknya sampai
datangnya pertolongan medis.
Jika korban mengalami luka, maka penolong harus
menutup luka korban tersebut, dengan menggunakan perban.
Kalau perban tidak ada maka menggunakan kain, biasanya kain
yang digunakan berbentuk segitiga. Cara melipat kain harus
benar agar kain terikat kencang.
Sumber:Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.2
Kegiatan Mine Rescue
11
2.2. Oxygen Breathing Apparathus (OBA)
Oxigen Breathing Apparathus (OBA) merupakan suatu sistem
alat yang digunakan untuk membantu pernapasan pada satu
keadaan darurat ketika terjadi kebocoran gas atau kekurangan
oksigen seperti di trowongan tambang bawah tanah. Alat ini
terdiri dari kantung pernapasan yang berfungsi sebagai
peyimpan udara, tabung pembersih udara yang didalamnya
terdapat Ca(OH)2 yang bekerja layakanya paru-paru, tabung
es sebagai penstabil suhu udara, tabung oksigen sebagai
penyimpan oksigen dan masker yang berfungsi sebagai saluran
pernapasan.
Prosedur pemasangan Oxigen Breathing Apparathus
(OBA) :
- Pasang kantung pernapasan
- Pasang spring tekanan tekanan positif
- Periksa dan pasang tabung pembersih
- Periksa katub hisap dan katub buang
- Pasang selang pernapasan
- Periksa dan pasang tabung oksigen
- Buka katup suplai oksigen
- Sebutkan nilai tekanan oksigen
- Tekan katub bypas
- Periksa kantung pernapasan
- Periksa katub buang otomatis
- Tutup katub suplai oksigen
- Chek alarm
- Buka katup oksigen
- Pasang tutup pengamanan
12
- Balikkan OBA dan periksa tabung es
- Isi tabung es dengan es batu
- Pasang ikat dada dan ikat pinggang
- Pakai masker
- Periksa kerapatan masker
- Sambungkan masker
Setelah semua perlengkapan terpasang dengan baik dan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, kemudian alat
digunakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan suhu
ketika digunakan. Setelah beberapa menit dilakukan percobaan
dapat disimpulkan bahwa peningkatan suhu dapat terjadi
dikarenakan adanya pengaruh suhu pada udara bebas, dan
pengaruh suhu yang disebabkan oleh pergerakan tubuh manusia,
maka dari itu digunakan es sebagai media untuk meminimalisir
suhu panas pada alat yang diakibatkan oleh kedua hal
tersebut.
Sumber:Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.2
Kegiatan Oxygen Breathing Apparathus
2.3. PT. Bukit Asam UPO
13
PT. Bukit Asam UPO merupakan perusahaan tambang bawah
tanah yang bahan galiannya batubara. Metode penambangan yang
dilakukan PT. Bukit Asam UPO ini yaitu penambangan bawah
tanah / Underground Mining. Sistem penyangga menggunakan pilar
- pilar yang panjangnya 20 m dan lebar antara 4,2 - 3,3 m
serta jarak antar penyangganya 1,2 m. Di dalam terowongan
ini juga terdapat deck yaitu kayu - kayu yang dipasang
secara berselingan dan di tumpuk membentuk kotakan yang
berfungsi sebagai antisipasi bila terjadi ambrukan/ runtuhan
di terowongan
Terowongan bawah tanah PT. Bukit Asam dilengkapi
dengan pipa yang dipasang dengan fungsi untuk mengontrol gas
- gas yang berada di bawah tanah seperti misalnya gas CO2,
CH4 dan gas CO. Di dalam terowongan tersebut juga terdapat
ventilasi yang menggunakan sistem hisap untuk menghisap
udara kotor dan juga terdapat pintu angin sebagai pembatas
antara udara yang bersih dan juga udara yang kotor. Alat -
alat yang terdapat di dalam terowongan bawah tanah ini
dilindungi oleh gettin box dan juga dilengkapi dengan sistem
clock out yaitu sistem untuk mematikan alat secara otomatis
apabila ada masalah.
14
Sumber:Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto 2.3
Alat - Alat Tambang Bawah Tanah
Selain memakai sistem penyangga, terowongan ini juga
menggunakan logbor yang memakai sistem paku/ baut yang
dipasang setiap jarak 20 m. Tebal batubara yang berada di
terowongan ini adalah 30 m dengan kalori 7000 kal dan
produksi rata - ratanya 90 ton/ hari. Batubara yang telah di
tambang kemudian di angkut menuju tempat penyimpanan
menggunakan belt conveyor.
2.4. PengeboranDalam kegiatan pengeboran yang dilakukan di Balai
Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) digunakan dua jenis alat
yaitu jackleg drill dan jack hammer. Perbedaannya terletak
pada sistem kerja alat tersebut, yang dimana jackleg drill
memiliki sistem rotary dan percussi, sedangkan jack hammer
hanya percussi atau memukul.
Adapun tujuan dari dilakukannya pelatihan pemboran di
pusdiklat tambang bawah tanah yaitu:
15
Mengetahui cara kerja dari alat tersebut.
Mencoba menggunakan alat pemboran dengan baik, benar
dan aman.
Mengetahui fungsi dan kegunaan dari alat tersebut.
Alat-alat tersebut banyak digunakan karena
disesuaikan dengan keadaan didalam tambang bawah tanah yang
berbeda-beda dan faktor dari ruang yang terbatas sehingga
tidak memungkinkannya alat bor besar masuk kedalam, dalam
pertambangan bawah tanah alat bor sangat berperan penting
dalam proses penambangan, alat bor dapat dijadikan sebagai
alat yang digunakan untuk membuat terowongan dengan diameter
beberapa meter, membuat lubang tembak, penyaliran/penirisan
tambang, serta pembuatan shaft.
Alat pertama yang di gunakan dalam pelatihan adalah
jackleg drill, alat ini memiliki kaki hidraulik yang dapat
diatur menyesuaikan dengan arah pemboran. alat ini umumnya
digunakan untuk mengebor batuan keras. Kaki hidraulik
memudahkan operator melakukan pemboran dalam berbagai sudut.
Panjang batang bor (drill steel) sekitar 1 meter. Mata bor
(drill bit) yang dipasang diujung batang bor dibuat dari
baja dengan kualitas tinggi. Mata bor ini perlu diganti
secara berkala akibat aus setelah digunakan melubangi batuan
keras. Alat ini mampu memutar secepat 1500 rpm dan memukul
secepat 1850 rpm. Berat bor dengan kakinya dapat mencapai
bobot 50 kg. Tapi untuk ukuran orang asia terutama orang
Indonesia bor yang digunakan seberat 26,9 kg, hal ini
dikarenakan karena orang asia memiliki bentuk tubuh yang
lebih kecil dari pada orang barat. Bor jackleg paling banyak
16
digunakan di tambang bawah tanah, penggunaan paling sering
adalah untuk membuat lubang tembak dan lubang untuk
menyisipkan rockbolt. Rockbolt adalah baut batuan atau
kabel batuan yang berfungsi sebagai penyangga atap
terowongan agar tidak runtuh. Lubang tembak adalah lubang
bor yang kemudian akan diisi bahan peledak untuk membuka
terowongan. Ketika bor berputar maka secara bersamaan akan
keluar air dari mata bor berfungsi untuk melunakan batuan
yang akan dibor, setelah itu akan dilakukan flashing atau
pembersihan lubang yang dibor dengan angin agar tidak
menyebabkan terganggunya bahan peledak ketika dimasukkan.
Bagian-bagian pada jackleg drill yaitu:
1. Hammer drill (piston) berfungsi sebagai mesin pada bor.
2. Bit yaitu mata bor
3. Drill rod yaitu batang bor
4. Air leg merupakan kaki hidrolik yang berfungsi sebagai
penyangga hammer drill dan bisa disesuaikan tinggi
rendahnya
5. Air hose merupakan saluran yang menghubungkan udara dari
kompresor ke hammer juga ke air leg
6. Water hose merupakan saluran yang menghubungkan air dari
kompresor ke hammer drill
7. Oiler merupakan tempat oli untuk pelumasan pada piston
8. Water separator berfungsi untuk mengambil air dari
kompresor
9. Gas, berfungsi untuk mengatur kecepatan bor
Jackleg drill memiliki sistem kerja memutar dan menumbuk.
17
Sumber: www.google.comGambar 2.4Jackleg Drill
Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.5
Kegiatan Pengeboran
Setelah menggunakan jackleg drill, alat kedua adalah
jack hammer. Alat ini tidak menggunakan bantuan dari air dan
angin. Sistem kerja alat ini adalah memukul. Jack Hammer
digunakan untuk meruntuhkan lapisan batubara. Lapisan
batubara yang rapuh memudahkan untuk diruntuhkan dengan cara
hanya menggerakan alat tersebut. Menggunakan alat ini juga
harus hati – hati karena tekanannya yang besar ketika
memukul lapisan batuan sehingga diperlukan buat operator
juga tetap waspada.
18
Bagian-bagian pada jack hammer:
1. Drill bod, yaitu batang bor
2. Piston, merupakan mesin pada bor
3. Hidrolik, membantu mata bor ketika menumbuk
Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.6
Penggunaan alat Jack Hammer
2.5. PenyanggaanPenyanggaan adalah tahapan kerja dalam membuat suatu
lubang bukaaan baru dimana tahapan tersebut merupakan
tahapan awal setelah tunel dibuka .
Tujuan dari penyanggaan tambang bawah tanah adalah :
a) Untuk menyangga suatu lubang yang ada pada sekeliling
tunel dari tekanan yang di berikan yang berasal dari
atap atau dari sekeliling tunel supaya dengan adanya
sanggaan tersebut orang-orang masuk untuk menambang
b) Mengetahui teknik pemasangan penyanggaan tambang bawah
tanah.
c) Dan untuk mengetahui teknik dalam membuat suatu
penyangga
Manfaat penyanggaan tambang bawah tanah adalah :
19
a) Dapat membuat simulasi perancangan tambang bawah tanah
secara baik dan benar
b) Teknik pemasangan penyanggaan dapat diterapkan pada
tambang bawah tanah yang telah dipelajari di tempat
diklat.
c) Didapat pengetahuan, bagaimana pembuatan penyanggaan
agar dapat bertahan dalam waktu yang lama dan dapat
tertopang secara baik.
d) Dapat mengetahui penyangga yang cocok dalam setiap
material yang akan disangga.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum penyanggaan
adalah sebagai berikut :
a) Palu
b) Gergaji
c) Rantai
d) Meteran
e) Tangga A
f) Safety Tools : safety shoes, gloves, helmet, mask,
glasses
Adapun bahan yang digunakan dalam simulasi penyanggaan
adalah besi dan kayu.
20
Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto. 2.7
Peralatan Penyanggaan
Prosedur kerja pada praktikum penyanggaan adalah
sebagai berikut :
a) Merancang pola penyanggaan yang ada.
b) Mengukur dimensi lokasi yang akan dilakukan proses
penyanggaan.
c) Memotong kayu untuk menyangga sesuai dengan pengukuran
dimensi yang telah diukur.
d) Dilakukan pemasangan cap terlebih dahulu dan
dilanjutkan dengan pemasangan post (pemakaian baji
jika diperlukan).
e) Setelah dilakukan pemasangan cap dan post, dilanjutkan
dengan pemasangan spasi / waddge.
f) Setelah semua dipasang, terakhir dilakukan pemasangan
crabbing sebagai penahan terakhir di bagian paling
atas.
g) Mengecek tahan atau tidak penyanggaan yang telah
dibangun.
21
Pada simulasi penyanggaan ini dilakukan proses
perancangan terlebih dahulu dalam pembuatan penyangga
tambang bawah tanah yang akan dibangun. Semua perancangan
harus melihat keadaan wilayah yang akan dilakukan proses
penyanggaan nantinya. Penyanggaan yang kuat adalah yang
diharapkan pada simulasi kali ini.
Proses kegiatan simulasi ini harus sesuai SOP dan
tentunya diperlukan peralatan safety untuk mencegah masalah
yang mungkin saja dapat terjadi dalam proses pemasangan
penyanggaan ini. Proses penyanggaan yang telah dilakukan
perancangan lalu dilanjutkan dengan proses kegiatan dengan
mengawali pengukuran pada dimensi ruangan yang akan
dilakukan penyanggaan. Pengukuran dimensi lokasi ini
dilakukan untuk nantinya pengukuran terhadap media penyangga
yang diperlukan.Dalam hal ini media penyangga ini adalah
kayu.
Pada penyanggaan terdapat beberapa jenis penyanggaan
seperti aibim dan arcis, Arcis merupakan penyanggaan yang
berbentuk lengkungan, dapat berupa tiga batangan yang
disebut triarcis,empat batang, ataupun lima batang.
Sedangkan penyanggan aibim berbentuk kotak, yang terdiri
dari tiga atau lebih batang penyusun.
22
Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto 2.8
Simulasi Penyanggaan
Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh
unsur geologi endapan batu bara. Saat ini, tambang bawah
tanah menghasilkan sekitar 60% dari produksi batu bara
dunia, walaupun beberapa negara penghasil batu bara yang
besar lebih menggunakan tambang permukaan. Tambang terbuka
menghasilkan sekitar 80% produksi batu bara di Australia,
sementara di AS, hasil dari tambang permukaan sekitar 67%.
Dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan, kami juga
mendapat banyak pelajaran mengenai penyanggaan tambang bawah
tanah. Baik dari pelatihan di BDTBT (Balai Diklat Tambang
Bawah Tanah) yang mengajarkan bagaimana cara mulai dari
jenis-jenis penyangaan yang biasa digunakan sampai cara
pesangannya. Untuk cara pesangan sendiri kami di berikan
pelatihan dengan jenis Penyanggaan Pasif yang menggunakan
besi. Penyanggaan pasif dibagi atas 2 jenis yaitu
penyanggaan dengan menggunakan kayu dan besi. Dilakukannya
penyanggaan di tambang bawah tanah ini sangatlah penting,
yang bertujuan untuk menopang (menahan) batuan atau beban
yang ada dipermukaan untuk tidak terjadi keruntuhan yang
23
berdampak buruk pada proses penambangan bawah tanah. Baik
itu untuk pembuatan terowongan sebagai jalan masuk tambang
ataupun pada proses produksi. Pemilihan jenis penyanggan ini
sangat diperhitungkan dari target suatu perusahaan tambang
itu sendiri. Penyanggaan pasif dibagi atas 2 jenis yaitu
penyanggaan dengan menggunakan kayu dan besi. Penyangga
pasif ini bersifat mendukung / menahan batuan yang akan
runtuh dan tidak melakukan reaksi langsung terhadap beban
yang diterima (rigid).
Penyangga Kayu
Sejak lama dikenal sebagai bahan penyanggaan di
berbagai operasi penambangan bawah tanah. Penyanggaan
menggunakan kayu sendiri mempunyai keuntungan dan kerugian,
diantaranya sebagai berikut:
Keuntungan dari penggunaan penyangga kayu ini antara
lain :
a. Ringan, mudah dibawa, dibentuk, dan dipasang.
b. Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah
dideteksi.
c. Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai
pasak, material isian, dan sebagainya.
Kerugian dari penggunaan penyangga kayu ini antara
lain :
a. Kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan
cacat alami.
b. Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya.
c. Mudah lapuk.
d. Mudah terbakar.
24
Sesuai dengan bentuk susunan dalam pemasangannya,
penyangga kayu dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Cribbing
Dengan bentuk penampang yang lebar umumnya digunakan
di daerah yang memerlukan pemerkuatan tinggi, seperti di
lubang produksi dan perempatan (junction). Pada pemasangan
di lubang produksi, susunan cribbing tersebut dikombinasikan
dengan batang besi yang dilepas yang disebut chock release.
Sumber: en.wikipedia.orgSketsa 2.9Cribbing
25
Sumber: Kuliah Kerja Lapangan BDTBT 2014Foto 2.10
Penerapan Cribbing
2. Three Piece Set / Five Piece Set
Untuk penyangga three piece set digunakan pada lubang
bukaan yang berbentuk persegi panjang dan terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu bagian atas (cap), dan bagian samping /
tiang (post). Untuk five piece set sama seperti three piece
set, hanya saja terdiri dari 5 bagian utama.
Sumber: www.google.comGambar 2.11
Three Piece Set
26
Sumber: www.google.comGambar 2.12
Five Piece Set
3. Square Set
Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang vertikal
(raise / winze).
Sumber: www.google.comGambar 2.13
Square Set Penyangga Besi Baja
Kualitas yang baik dari penyangga besi baja dibanding
penyangga kayu menyebabkan penyangga kayu diganti dengan
penyangga besi baja, terutama pada lubang-lubang utama.
Keuntungan dari penggunaan penyangga besi baja ini
antara lain :
a. Homogen dan mempunyai sifat elastisitas yang tinggi.
b. Tidak dipengaruhi oleh kelembaban.
27
c. Lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu.
d. Kerugian dari penggunaan penyangga besi baja ini yaitu
harganya yang cukup mahal.
Berikut macam-macam dari penyangga besi baja, yaitu :
1. Two Piece Arch dan Three Piece Arch
Penyangga ini bentuknya seperti busur dan pada umumnya
digunakan di daerah lubang-lubang utama.
2. I-Beam
Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang
bentuknya empat persegi panjang dan umumnya digunakan di
daerah lubang-lubang produksi. Penyangga tersebut kadang-
kadang dikombinasikan dengan kayu atau dinding beton.
Sumber: www.google.comFoto 2.14
I-Beam3. H-Beam
H-Beam merupakan suatu balok baja "Hot Rolled" dengan
penampang berbentuk H. Terutama digunakan pada tiang,
pancang dan struktur penahan, balok struktur baja
atau composite beton.
28
Perbedaan antara H-Beam dengan I-Beam adalah H-
Beam memiliki luas flense yang lebih panjang dari I-Beam,
profil baja yang melengkung pada
bagian flanges beam. Flanges tersebut lebih tebal
dibandingkan dengan bagian cross section dan lebih tipis
pada bagian ujungnya, ketebalannya 3 sampai 24 inch.
Penyagaan dengan menggunakan besi umumnya lebih kuat
dibandingkan dengan kayu. Penyanggan dengan besi ini
biasanya digunakan untuk jalan masuk tambang yang bersifat
permanen dengan jangka waktu yang lama, sedangkan penyanggan
yang menggunakan kayu biasa digunakan untuk jangka waktu
sementara, sementara dalam arti hanya untuk proses produksi.
Setelah di ambil bahan galiannya lansung dibiarkan dan
ambruk dengan sendirinya.
2.6 PT. Semen Padang2.6.1. PT. Sejarah Semen Padang
PT Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal
18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement
Maatschappij (NV NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di
Indonesia. Kemudian pada tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan
dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dari
Pemerintah Belanda. Selama periode ini, Perusahaan mengalami
proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan
pengembangan kapasitas pabrik Indarung I menjadi 330.000
ton/ tahun. Selanjutnya pabrik melakukan transformasi
pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses basah
29
menjadi proses kering dengan dibangunnya pabrik Indarung II,
III, dan IV.
Pada tahun 1995, Pemerintah mengalihkan kepemilikan
sahamnya di PT Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero)Tbk
bersamaan dengan pengembangan pabrik Indarung V. Pada saat
ini, pemegang saham Perusahaan adalah PT Semen Gresik
(Persero)Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan
Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar
0,01 %. PT Semen Gresik (Persero) Tbk sendiri sahamnya
dimiliki mayoritas oleh Pemerintah Republik Indonesia
sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya sebesar 48,09%
dimiliki publik. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan
perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Sejak 7 Januari 2013, PT Semen Gresik (Persero) Tbk
berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
di Jakarta pada 20 Desember 2012.
PT. Semen Padang merupakan salah satu perusahaan
semen terbesar dan tertua di Asia Tenggara dan mulai dikaji
pada tahun 1910 yang merupakan pabrik semen pertama di
Indonesia. PT. Semen Padang ini tergabung dalam organisasi
Holding Semen Indonesia pada bulan Januari di Indonesia. PT.
Semen Padang ini terletak di Kabupaten Indarung Sumatera
Barat . PT. Semen Padang memproduksi semen hampir 330.000
ton/ tahun, namun mulai dibatasi pada tahun 2000 karena
menggunakan wet process sehingga hasil tidak efisien. Pada
saat ini, pemegang saham perusahaan adalah Holding Semen
30
Indonesia dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan
Koperasi Karyawan PT. Semen Padang dengan saham sebesar
0,01 %.
Sumber: www.semenpadang.comFoto. 2.15
PT. SEMEN PADANG
2.6.2 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan semen
adalah Limestone (CaO), Silica Stone (SiO2), tanah liat dan slag.
Deposit Limestone terdapat di bukit karang putih dan
digunakan sebanyak 81%. Deposit Silica Stone berada di bukit
ngalau dan digunakan sebanyak + 9 %. Dan tanah liat
digunakan sebanyak 8 % dan selebihnya slag.
31
Sumber: Kuliah Kerja Lapangan 2014Foto 2.16
Lokasi Penambangan
2.6.3. Spesifikasi Alat yang digunakan
Dalam melakukan penambangan limestone dan sillica stone
digunakan metoda drilling dan blasting. Pada metoda drilling alat
bor yang digunakan yaitu jenis Selvik 1100 dengan panjang
rot yang digunakan untuk membor batuan sekitar 6 - 9 m dan
ukuran mata bor sebesar 5 cm.
32
Sumber: Kuliah Kerja Lapangan 2014Foto 2.5
Alat Bor Jens Selvik 1100
Adapun alat bor lain yang digunakan yaitu drill master
dengan kedalaman 9 m dengan ukuran mata bor sebesar 6,5
inch. Setelah dilakukan pemboran dilakukan blasting dengan
jarak antar lubang sejauh 3 m dengan geometri peledakan 3 x
3. Sedangkan untuk aktivitas loading digunakan alat muat
excavator jenis tipe LC 05 dengan kapasitas bucket 15 m3.
34
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dapat
ditarik sebuah kesimpulan mengenai metode penambangan yang
dilakukan antara tambang terbuka dengan tambang bawah tanah.
Dalam tambang bawah tanah metode yang digunakan adalah
dengan menggunakan terowongan yang dimana difungsikan
sebagai media penghubung antara front tambang dengan mulut
terowongan, selain itu dalam tambang bawah tanah diperlukan
suplai udara agar pekerja dapat bernafas didalam terowongan
dengan cara dialirkan melalui ventilasi udara, sebab dalam
tambang bawah tanah kandungan udara sangat minim sehingga
perlu dialirkan dari luar. Dalam tambang bawah tanah
seringkali terjadi kecelakaan berupa kebocoran gas yang
dapat menyebabkan meledaknya tambang bawah tanah, hal ini
dikarenakan adanya gas yang berbahaya seperti metan yang
sangat mudah terbakar apabila bersatu dengan oksigen dan
api. Maka dari itu dilakukan suatu pelatihan keselamatan
tambang agar pekerja tambang selalu sigap, ketika terjadi
kecelakaan ataupun ketika proses jam kerja sedang
berlangsung.
Berbeda dengan tambang terbuka yang tidak membutuhkan
terowongan, ataupun ventilasi udara, sebab front tambang
terbuka berada pada permukaan bumi, sehingga berhubungan
langsung dengan udara bebas.
35
Selain itu dalam dunia tambang sangat diperlukan sikap
kehati-hatian yang sangat tinggi, dengan tujuan
meminimalisir tingkat kecelakaan. Maka dari itu diperlukan
pengetahuan khusus yang berhubungan dengan dunia
pertambangan itu sendiri. Sebab pertambangan merupakan suatu
pekerjaan yang memiliki angka kecelakaan paling besar
dibandingkan dengan pekerjaan itu, oleh karena itu seorang
pekerja tambang diharuskan memiliki skiil yang cukup agar
dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan pertambangan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Howard L. Hartman, “Introductory Mining Engineering”, John Willey
& Sons, New York 1987.
Nedo, “Bahan Pelajaran Pelatihan Umum Teknik Pertambangan
Batubara”, Proyek Alih Teknologi Pertambangan Batubara,
Japan, 2004.
W, A, Hustrulid, “Underground Mining Method Handbook”, The
American Institute of Mining Metlurgical, and
Petroleum Engineers, Inc. New York, 1982.