Kanamara Matsuri Japan Festival

16
PR EVENT & MANAGEMENT “Kanamara Matsuri Japan Festival” Nama Kelompok :Deasy Febrianti 14120233 Maribeth Jenita 14120253 Oxtrieani Immanuel 14120246 Widyati 14120049 Kelas : 5 PIK 5 Jurusan : Ilmu Komunikasi Dosen : Virgitta Septyana, S.Ikom., M.Si Universitas Bunda Mulia

Transcript of Kanamara Matsuri Japan Festival

PR EVENT & MANAGEMENT

“Kanamara Matsuri Japan Festival”

Nama Kelompok :Deasy Febrianti 14120233

Maribeth Jenita 14120253

Oxtrieani Immanuel 14120246

Widyati 14120049

Kelas : 5 PIK 5

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Dosen : Virgitta Septyana, S.Ikom.,

M.Si

Universitas Bunda Mulia

Jakarta

2014

Sejarah Kanamara Matsuri Festival

Menurut legenda di Jepang, dahulu kala ada seorang gadis

yang merupakan anak dari penjaga penginapan. Sang gadis

tersebut dengan segala pesonanya menarik perhatian setan

bergigi tajam. Setanpun berkeinginan untuk memiliki gadis

tersebut. Namun karena niatnya tidak tersampaikan, akhirnya

sang setan memutuskan untuk masuk dan mendiami vagina si gadis

dan mengebiri laki-laki yang menjadi pasangannya.

Si gadis akhirnya menyadari keberadaan si setan dan

berusaha untuk mengusirnya. Gadis tersebut kemudian meminta

bantuan kepada seorang pandai besi untuk mengusirnya.

Pandai besi itu kemudian membuat penis dari besi untuk

mengusir setan yang bersemayam di alat kelamin si gadis dengan

cara mematahkan giginya, dan pada akhirnya setan pun bisa

diusir. Untuk menghormati jasa dari pandai besi itu, seorang

pemimpin Shinto dimasa itu memerintahkan membangun sebuah kuil

penis raksasa sebagai tanda penghormatan.

Pada periode Edo, kuil ini populer dikalangan para pelaku

prostitusi yang sengaja datang untuk memohon kelancaran bisnis

dan perlindungan dari penyakit menular. Permohonan tersebut

kemudian diwujudkan dalam bentuk matsuri yang diberi nama

Kanamara Matsuri. Kanamara Matsuri ini diadakan untuk memohon

agar dilindungi dari penyakit menular. Untuk memperingati

kesuburan lelaki, kuil tersebut diberi nama Kanayama.

Secara harafiah, Kanamara Matsuri memiliki arti “Festival

Dewa Penis Besi” dan festival ini telah berlangsung sejak

tahun 1600-an.

Dewa ajaran Shinto pada Kanamuri Matsuri

Kami merupakan para dewa yang ada dalam ajaran Shinto. Kami

memiliki tiga kriteria :

1. Kami tidak memiliki wujud sendiri.

Biasanya untuk menunjukan keberadaan mereka, mereka harus

dipanggil atau dibujuk dalam bentuk yang sesuai (yorishiro).

Selain itu terdapat manusia yang digunakan sebagai medium

atau media penghubung antara kami dengan manusia, biasanya

adalah wanita yang disebut miko.

2. Kami dikatakan tidak memiliki moral

Kami adalah kekuatan yang merespon setiap tingkah laku

manusia dalam komunitas berdasarkan perlakuan yang mereka

terima. Dengan memperlakukan mereka secara baik dengan

ritual yang pantas, memberikan persembahan dan perhatian,

maka mereka akan memberikan berkat berupa panen yang

berhasil, melindungi dari bencana kebakaran, penyakit dan

kelaparan. Namun apabila menelantarkan mereka, maka mereka

akan memberikan hukuman (tatari).

3. Kami memiliki dunia sendiri

Kami memiliki dunia sendriri namun mereka dapat dipanggil

untuk datang ke dunia manusia dalam berbagai kesempatan.

Sebagai contoh, dengan adanya musik dan juga tarian matsuri,

serta kata-kata magis, mereka meninggalkan dunia mereka

untuk datang ke jinja setempat. Mereka diterima, dihibur,

dimintai berkat, terkadang diberi pertanyaan sebelum kembali

kedunia mereka. Bahkan terkadang kami juga merasuki tubuh

manusia kemudian mempergunakan tubuh tersebut sekehendak

hati kami.\

Apa itu Matsuri ?

Matsuri ( 祭 ) pada dasarnya merupakan tindakan simbolik

dimana seseorang atau sekelompok orang berada dalam keadaan

komunikasi aktif dengan dewa (Kami) atau yang didewakannya.

Tindakan berkomunikasi aktif ini disertai juga dengan hubungan

erat dengan peserta Matsuri dalam bentuk pesta dan perayaan. Di

Jepang setiap daerahnya mengadakan matsuri dalam bentuk dan

skala yang berbeda-beda, meskipun demikian makna diadakannya

matsuri tetap sama yaitu ungkapan terima kasih kepada dewa dan

harapan keselamatan dari Dewa. Matsuri tidak sepenuhnya

dilkakukan dengan khidmat tetapi dilakukan dengan suasana

riang. Disebutkan bahwa kami gayokobebahitobitomoyorokob, “bila dewa

senang maka kami pun itu senang”, oleh karena itu dalam matsuri

disuguhkan makanan dan ditampilkan berbagai macam hiburan.

Matsuri memiliki tiga kategori yaitu tsukagirei (upacara yang

berhubungan dengan lingkaran hidup seseorang, dari kelahiran

hingga menjadi arwah), ninigirei (upacara yang diadakan untuk

tujuan dan kesempatan tertentu untuk memohon bantuan dan rasa

terima kasih kepada dewa-dewa) dan nenchuugyouji (diadakan

setiap tahun dan waktunya sudah ditetapkan berdasarkan

kalender penanggalan).

Didalam matsuri terdapat empat unsur dasar yaitu:

1. Oharai (penyucian), menghilangkan ketidakbenaran,

kejahatan, penyakit, kematian, kecelakaan,

2. shinsen (persembahan),

3. norito (doa),

4. naori (pesta suci).

Dengan demikian matsuri dapat dikatakan mengandung suatu unsur

yang sakral/suci yang berkaitan erat dengan dewa-dewa Shinto.

Shinsen adalah persembahan kepada Kami. Hal yang biasanya

terdapat pada shinsen adalah uang, makanan dan benda-benda

simbolis lainnya. Persembahan uang berarti melemparkan koin ke

dalam kotak suci yang disediakan di dalam kuil. Minuman

biasanya disajikan ke dalam bentuk sake sedangkan makanannya

terdiri dari mochi, nasi, rumput laut, sayur-sayuran dan buah-

buahan. Benda-benda lain yang dipersembahkan dapat berupa

macamnya mulai dari kain sutra, perhiasan. Berbagai

pertunjukan drama, sumo dan tarian merupakan persembahan

simbolis yang ditunjukan kepada dewa.

Norito yang dibacakan oleh pendeta pada matsuri adalah

mantera-mantera dalam bahasa Jepang kuno. Mantera-mantera ini

berisi pujian terhadap Kami dan juga permohonan peserta matsuri.

Biasanya dipimpin oleh kepala pendeta Shinto. Dalam

mengucapkan doa terdapat beberapa aturan yaitu: doa dibuka

dengan kata-kata pujian kepada Kami, membuat keterangan secara

spesifik mengenai ritual, menunjukan rasa bersyukur kepada

dewa, menyebutkan satu persatu persembahan yang diberikan,

lalu menyebutkan nama dan status dari pimpinan doa tersebut

dan terakhir menambahkan kata-kata yang menunjukan rasa hormat

serta hutang budi kepada Kami.

Naorai adalah minum bersama. Para peserta biasanya minum

sake bersama-sama secara gembira. Sake lebih banyak dikonsumsi

dibandingkan dengan makanan yang disajikan. Sake sebagai

simbol naori, simbol perwujudan makan bersama-sama dengan para

dewa.

Kagura merupakan pertunjukan yang berisi tarian dan

nyanyian yang dilakukan oleh matsuri untuk menghibur para dewa.

Masyarakat Jepang meyakini bahwa ketika matsuri para dewa turun

lalu menari dan menyanyi dengan meminjam tubuh manusia.

Dalam mengadakan matsuri terdapat pihak terkait dalam

pelaksanaannya :

Shinshoku, terdiri dari kannushi (pendeta) dan toya (pimpinan

pelaksaan matsuri)

Ujiko, anggota kuil Shinto

Sebelum matsuri diadakan, terlebih dahulu diadakan ritual-

ritual untuk membersihkan diri. Pihak pelaksana tidak boleh

dalam keadaan kotor. Terdapat beberapa pantangan yang harus

dilakukan diantaranya: tidak boleh berhubungan seks, tidak

boleh menyelenggarakan keselamatan kelahiran dan tidak boleh

dalam keadaan berkabung.

Festival Kanamara Matsuri

Kanamara Matsuri setiap tahunnya diadakan pada bulan

April (minggu awal) pada saat musim semi di Jepang, pada tahun

ini (2014) Kanamara Matsuri diadakan pada 6 April 2014.

Kanamara Matsuri diadakan di kuil Kanayama di Kawasaki,

Jepang.

Pada saat Kanamara Matsuri berlangsung, sama seperti

halnya dalam matsuri-matsuri lainnya. Banyak orang berjualan

makanan, minuman, ataupun mainan anak-anak. Dalam festival

ini, penis dijadikan sebagai ikon utama. Barang-barang yang

dijual dalam festival ini semuanya berbentuk penis, baik itu

makanan seperti permen, maupun cinderamata seperti gantungan

kunci yang juga berbentuk penis.

Meskipun penis merupakan ikon utama dalam festival ini

namun simbol penis yang digunakan sebenarnya adalah sebagai

objek pemujaan dan persembahan kepada kami. Simbol patung penis

sebagai salah satu bentuk pemujaan kepada bumi yang merupakan

sumber pemberi kehidupan kepada manusia. Lambang pemberi

kesuburan dan pembaharuan disimbolkan melalui alat kelamin

pria. Patung penis digunakan sebagai simbol perwujudan dari

kehadiran kami.

Rangkaian Acara

Berikut merupakan rangkaian acara dalam festival ini :

1. Penyucian

Penyucian dilakukan sebelum festival dilaksanakan. Penyucian

dilakukan oleh pihak pelaksana yang terlibat dari festival ini

baik itu pendeta, pemimpin kuil maupun anggota kuil. Penyucian

dilakukan agar pihak pelaksana terbesar dari segala sesuatu

yang tidak suci. Bukan saja orang yang disucikan, namun mikoshi

juga harus disucikan. Haraigushi merupakan alat yang digunakan

untuk penyucian tersebut. Untuk dapat kembali bersih/suci ada

beberapa pantangan yang harus diikuti oleh pihak pelaksana.

Tujuannya adalah ketika festival ini berlangsung, mereka dalam

keadaan suci ketika menganggka tmikoshi sehingga kami berkenan

hadir dalam perayaan tersebut.

2. Pemujaan

Pendeta memimpin doa sebagai ucapan terima kasih kepada kami.

Doa diucapkan dengan menggunakan mantra-mantra dalam bahasa

Jepang kuno. Doa tersebut berisi ucapan terima kasih kepada

kami dan permohonan kepada kami. Peserta juga memberikan

penghormatan didepan altar. Beberapa Miko sebagai media

penghubung antara kami dengan manusia menari sebagai simbol

untuk mengundang kami dalam festival tersebut.

3. Arak-arakan

Patung penis sebagai persembahan kepada dewa diarak dengan

menggunkanmikoshi (kuil portabel) oleh anggota kuil yang

sebelumnya telah melakukan proses pemurnian. Terdapat tiga

penis yang diarak dalam parade ini :

Penis yang dibentuk dari kayu ini juga mewakili/identik dengan

musim semi, dimana musim semi adalah musim dimana festival ini

diadakan. Unsur kayu yang digunakan dalam membuat penis ini

sering dihubungkan dengan sifat : perasaan yang meluap-luap,

riang dan juga sering dikaitkan dengan kekuatan dan kemudahan

serta pertumbuhan dan perkembangan.

Warna hitam dalam masyarakat Jepang juga dianggap mewakili

unsur air. Dimana dalam matsuri, air digunakan sebagai salah satu

media untuk menyucikan.

Patung penis berwarna merah muda ini disebut elizabeth mikoshi

yang merupakan ikon utama dalam festival ini. Elizabeth mikoshi

merupakan lambang dari penis baja yang merupakan asal usul

dari festival ini. Warna merah dianggap menjadi warna pembawa

keberuntungan. Selain itu warna merah juga dianggap dapat

mengusir roh jahat dan penyakit. Warna merah juga menjadi

simbol kejahatan dan kebaikan, pertengahan antara surga dan

neraka, kematian dan kehidupan, kesuburan dan kelahiran.

Karena Elizabeth mikoshi merupakan ikon utama dalam festival

ini maka untuk proses iringannya juga berbeda. Pada urutan

paling utama iringan terdapat sarutabi Ito no kami yang merupakan

pemimpin tarian dalam acara ini. Sarutabi Ito no juga merupakan

salah satu dewa shinto. Sarutabi Ito no memakai tutup kepala atau

topi berbentuk tinggi. Pedang yang dibawa oleh sarutabi Ito

nomerupakan simbol dari kekuatan dewa untuk menjaga dan

memberikan perlindungan pada manusia dan juga simbol pembawa

keadilan dan kedamaian. Selanjutnya terdapat miko sebagai

penghubungan antara kami dengan manusia. Setelah itu barulah

iring-iringan Elizabeth mikoshi

Penis yang diarak dipercaya didalamnya telah berisi dewa.

Masyarakat setempat mempercayai bahwa arak-arakan ini akan

membawa energi positif (diberikan kemudahan, dijauhkan dari

bencana, kemakmuran, bebas dari penyakit) pada setiap tempat

yang dilaluinya.

4. Perjamuan

Terakhir adalah setelah acara arak-arakan selesai maka panitia

membagikan sake secara gratis kepada para peserta. Sake yang

diberikan memiliki makna media penyucian sehingga siapapun

yang meminum dianggap telah bebas dari kejahatan, marabahaya,

kematian dan sebagainya.

Tujuan

Pada awalnya penyelenggaraan Kanamara Matsuri dimaksudkan

untuk meminta kesuburan, kemakmuran dalam menjalankan usaha,

kemudahan memperoleh jodoh, pernikahan serasi, mempermudah

kelahiran dan keluarga harmonis. Namun seiring dengan

berjalannya waktu penyelenggaraan, festival ini memiliki

tujuan yang lain yaitu menghormati kesuburan, mencegah

penyebaran penyakit – khususnya penyakit seksual, upaya

penggalangan dana untuk penelitian penyembuhan HIV/AIDS dan

kampanye tentang bahaya AIDS serta mempromosikan hubungan seks

yang aman dan untuk menarik para wisatawan.

Festival ini didanai oleh Pemerintah daerah Kawasaki.

Para peserta diharapkan memberikan sumbangan ditempat-tempat

yang telah disediakan oleh panita. Besarnya jumlah uang yang

ingin disumbangkan tidak ditentukan, tergantung pada rasa

sukarela peserta. Dalam festival ini, pemerintah Kawasaki juga

turut hadir. Setiap tahunnya festival ini memiliki tema yang

sama.

ANALISIS MENGENAI EVENT

Setelah mengetahui informasi mengenai Festival Kanamara

Matsuri secara mendalam, kelompok kami dapat menganalisis event

ini dari aspek kategori, karakteristik, dan jenis event, yaitu

sebagai berikut:

1. Kategori Event

Festival Kanamara Matsuri ini termasuk cultural event karena

mengandung unsur ceremonial, heritage, art, folklore.

Ceremonialnya adalah sebelum arak-arakan penis atau acara

puncaknya dimulai, festival ini akan diawali oleh upacara

pembukaan utama yang dilakukan di depan meja altar kuil

Kanayama.

Selain itu festival ini mengandung unsur heritage yang

merupakan sejarah atau warisan ritual dari ajaran Shinto,

ada cerita tersendiri mengapa festival ini selalu diadakan

setiap tahunnya di Jepang karena festival ini diadakan untuk

menghormati jasa pandai besi yang berhasil mengusir setan

tersebut dan juga setelah dibangunnya Kuil Penis Raksasa di

Kawasaki Jepang, banyak para pelacur dan para bisnis

prostitusi untuk kelancaran bisnis dan meminta perlindungan

dari penyakit menular.

Festival ini juga mengandung unsur art atau seni yang

cukup tinggi karena selain arak-arakan yang unik, pada

festival ini juga banyak para penjual yang menawarkan

berbagai pernak-pernik berbentuk penis seperti permen,

gantungan kunci, dan bahkan ada pameran lobak yang diukir

berbentuk penis.

Unsur yang terkandung selanjutnya adalah folklore yang

dimana asal usul festival penghormatan penis ini diawali

oleh adanya seorang gadis anak penjaga penginapan yang

disukai oleh seorang setan bergigi tajam yang kemudian setan

itu berdiam di vagina gadis tersebut dan mengkebiri penis

suaminya dan memjadikan seluruh gadis ketakutan kemudian

meminta bantuan pandai besi untuk membuat sebuah penis dari

besi untuk membuat gigi setan itu patah ketika menggigitnya.

Pandai besi berhasil mengusir setan gigi tajam tersebut dan

sebagai penghormatan dibangunlah kuil penis raksasa itu.

2. Karakteristik Event

a. Keunikan

Festival ini belum pernah ada sebelumnya dan sangat

unik, karena untuk sebuah festival pemujaan biasanya

hanya berupa persembahan dan arak-arakan sambil memuja

patung dewa atau sekedar menggotong kereta atau gerobak,

namun pada festival ini menggotong patung penis yang

sangat besar dan wanita maupun pria yang membawanya

menggunakan kimono wanita.

b. Intangibility

Festival Kanamara Matsuri ini jelas memberikan kesan

dan pengalaman baru dibenak pengunjung karena festival

yang berbeda dengan festival atau acara lainnya.

c. Suasana dan pelayanan

Event yang baik adalah memperhatikan secara detail

pelayanan dan suasana keberlangsungan acara, begitu pun

pada festival ini, para koordinator dan panitia festival

ini sangat memperhatikan detail acara secara lengkap,

mulai dari upacara pembukaan sampai dengan acara arak-

arakan. Mereka bahkan bisa meminjamkan pengunjung,

atribut-atribut seperti pedang, kimono, dan lainnya untuk

yang ingin berpartisipasi dalam parade.

d. Interaksi personal

Pada festival ini, pengunjung bukan hanya sekedar

menonton festival saja, namun mereka juga saling

berinteraksi menanggapi setiap acara yang diadakan,

selain itu terdapat interaksi juga antar pengunjung dan

penjual barang-barang berbentuk penis, para pengunjung

sangat tertarik dengan berbagai macam barang-barang yang

berbentuk penis dijual dan bahkan ada beberapa stand yang

mengadakan game seru dan banyak menarik pengunjung untuk

ikut bermain.

3. Jenis Event

Festival Kanamara Matsuri ini termasuk jenis Hallmark

Event karena identik dengan Jepang yang memang terkenal

dengan kota seks, yang menganggap penis sebagai lambang

kesuburan. Jepang sangat mendewakan penis yang dianggap

sebagai alat kesuburan yang menjadikan Jepang tidak akan

habis generasi dan keturunan. Jepang merupakan negara bebas

seks yang cukup dikenal dan cukup melekat, maka dari itu

tidak heran jika festival atau event yang diadakan di Jepang

seringkali berbau seks dan alat vital. Festival Kanamara

Matsuri bukan satu-satunya festival di Jepang yang berbau

seks, namun ada beberapa festival lainnya juga yang

berhubungan dengan seks.

DAFTAR PUSTAKA

http://japanpop.wapsite.me/