KAJIAN ILMU TAJWID DAN MUROTTAL DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN ORIENTASI GURU TPQ KABUPATEN SUMBAWA BARAT...

28
KAJIAN ILMU TAJWID DAN MUROTTAL DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN ORIENTASI GURU TPQ KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN 2013 Oleh H.Abdul Hamid MUQODDIMAH Membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang paling utama bagi umat islam. Nabi Muhammad saw bersabda, : “ibadah yang paling utama bagi umatku adalah memmbaca Al-Qur’an”. (HR Baihaqi).Dalam sebuah hadits Qudsi Allah SWtT berfirman , “ Barang siapa lebih disibukkan oleh Al-Qur’an daripada aktifitas zikir dan do’a kepada-KU, maka aku bakal memberinya anugerah paling istimewa yang pernah didamba oleh orang-orang yang bermohon kepada-KU. Keutamaan kalamullah dibanding seluruh kalam, seperti keutamaan Allah SWT dibanding seluruh makhluk. “ Al-Qur’an adalah kalamullah yang menjadi satu-satunya pedoman hidup bagi manusia untuk meraaih kesuksesan di dunia dan di akhirat. Allah SWT berfirman. ر ي ب خ م ي ك خ لدن ن م ت ل ص ف م ث ه ت ي ءا ت م ك خ# ا$ ت ت ك“ (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayat Nya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu,” Dalam membaca Al-Qur’an, umat islam dituntut menguasai ilmu tajwid agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam membaca Al Qur’an yang berpotensi menimbulkan penyimpangan makna. Oleh karena itu, mempelajarinya adalah suatu keharusan bagi umat islam.

Transcript of KAJIAN ILMU TAJWID DAN MUROTTAL DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN ORIENTASI GURU TPQ KABUPATEN SUMBAWA BARAT...

KAJIAN ILMU TAJWID DAN MUROTTAL DISAMPAIKAN PADA KEGIATANORIENTASI GURU TPQ

KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN 2013

Oleh H.Abdul Hamid

MUQODDIMAH

Membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang paling utama bagi umatislam. Nabi Muhammad saw bersabda, : “ibadah yang paling utamabagi umatku adalah memmbaca Al-Qur’an”. (HR Baihaqi).Dalam sebuahhadits Qudsi Allah SWtT berfirman , “ Barang siapa lebihdisibukkan oleh Al-Qur’an daripada aktifitas zikir dan do’akepada-KU, maka aku bakal memberinya anugerah paling istimewayang pernah didamba oleh orang-orang yang bermohon kepada-KU.Keutamaan kalamullah dibanding seluruh kalam, seperti keutamaanAllah SWT dibanding seluruh makhluk. “

Al-Qur’an adalah kalamullah yang menjadi satu-satunyapedoman hidup bagi manusia untuk meraaih kesuksesan di dunia dandi akhirat. Allah SWT berfirman.

ي�ر ب� م خ�� صلت� م�ن ل�دن خ�كي� م ف�� ه ث�� ت� ��خ�كمت� ءاي ك�ت�ت$ ا#“ (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayat Nya disusun dengan rapi sertadijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang MahaBijaksana lagi Maha tahu,”

Dalam membaca Al-Qur’an, umat islam dituntut menguasai ilmutajwid agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam membaca AlQur’an yang berpotensi menimbulkan penyimpangan makna. Olehkarena itu, mempelajarinya adalah suatu keharusan bagi umatislam.

Makalah ini kami persembahkan guna memudahkan para pembacauntuk mempelajarinya. Namun, perlu diingat bahwa makalah inisejatinya hanya sebagai pelengkap saja karena mempelajari tajwiddan makhorijul huruf harus dengan bimbingan seorang guru yangbenar-benar menguasai.

Harapan kami, semoga makalah ini bermamfaat dan dapat memberi semangat kepada pembaca sekalian untuk mengkaji ilmu Al-qur’an.

ILMU TAJWID

1. Pengertian Secara etimologi, Tajwid berasal dari kata “jawwada-

yujawwidu-tajwidan” yang artinya membaguskan atau membuatjadi bagus. Dalam pengertian menurut lughoh (bahasa), tajwiddapat juga diartikan:

د ي' ال�ج$ َان ب�$ ي� ��ي لإ0 َاَ “ segala sesuatu yang mendatangkan kebajikan”

Sedangkan secara terminologi tajwid adalah :

ي�ر ات� وال�مدود وغ� ه> م�ن ال�صف� حق� ه> وم�ست? ع�طاء ك�ل ح�رف� ح�ق� ه ا0 عرف� ب�$ ع�لم ي��

حوه�ما م ون�� هي� ف� ق� وال�ت� ي� ال�كZ ك�الي�رق�� د�

“ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baikhak-hak huruf (haqqul huruf) maupun hukum-hukum baru yangtimbul setelah hak-hak huruf (mustahaqqul huruf) dipenuhi,yang terdiri atas sifat-sifat huruf, hukum-hukum madd, dansebagainya. Sebagai contoh adalah tarqiq, tafkhim, dansemisalnya”.

Dalam matan al-jazariyah, halaman 14 dijelaskan bahwa ilmutajwid adalah :

ها حف� ه� ل�ها وم�ست? ه م�ن ص�ق� ع�طاء ال�حروف� ح�ق� وه�و ا0“ ilmu yang memberikan pengertian tentang hak-hak darisifath huruf dan mustahaqqul huruf.“

Imam jalaluddin as-suyuthi (rahimahullah) memberikanpengertian tentang tajwid sbb:

ص�له ه وا# لى م�ح�رج$ ها و رد ال�حرف� ا0 ب$ ي' رت�� ها و ت�� وق�� ع�طاء ال�حروف� ح�ق� ه�و ا0�راط ف� عسف� ولإ ا0 سراف� ولإ ي�� ر ا0 ي� ه م�ن غ� ت� wي ه ع�لى ك�مال ه�ي� طق� ب�$ ف� ال�ن� لطت� و ب��

كلف� ولإ ت��“ memberikan huruf akan hak-haknya dan tertibnya.Mengembalikan huruf kepada makhroj dan asalnya ( sifatnya)serta menghaluskan pengucapan dengan cara yang sempurnatanpa berlebih-lebihan, serampangan, tergesa-gesa dandipaksakan.

Demikianlah beberapa pengertian tajwid, baik menurutbahasa maupun istilah yang dikemukakan oleh para ahli tajwidmelalui kitab-kitabnya, semoga memberi kepahaman pada kitasemua. Amiin

2. Pokok bahasan

Dari beberapa pengertian tajwid diatas, maka secara garisbesar pokok bahasan (ruang lingkup) ilmu tajwid dapatdibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Haqqul huruf yaitu segala sesuatu yang lazimat (wajib ada)pada setiap huruf. Hak huruf ini meliputi sifat-sifat huruf(sifatul huruf) dan tempat-tempat keluarnya huruf (makorijulhuruf). Apabila hak huruf ditiadakan, maka semua suara yangdiucapkan tidak mungkin mengandung makna karena bunyinyamenjadi tidak jelas.

b. Mustahaqqul huruf yaitu hukum-hukum baru (aridlah) yangtimbul oleh sebab-sebab tertentu setelah hak-hak hurufmelekat pada setiap huruf. Mustahaqqul huruf meliputi hukum-hukum seperti izhar, ikhfa’, iqlab, idghom, qolqolah,gunnah, tafkhim, mad, waqaf, dll.Selain pembagian diatas, ada juga yang membagi pokok bahasanilmu tajwid kedalam enam cakupan masalah, yaitu:1. Makhorijul huruf, membahas tentang tempat-tempat

keluarnya huruf.2. Sifatul huruf, membahas tentang sifat-sifat huruf. 3. Ahkamul huruf, membahas tentang hukum-hukum yang lahir

dari hubungan antar huruf.4. Ahkamul madd wal qasr, membahas tentang hukum-hukum

memanjangkan dan memendekkan bacaaan. 5. Ahkamul waqfi wal ibtida’, membahas tentang hukum-hukum

menghentikan dan memulai bacaan.

6. Al-khotthul ustmaniy membahas tentang bentuk tulisanmush-haf ustmaniy.

3. Tujuan mempelajari ilmu tajwidUntuk memahami tujuan mempelajari ilmu tajwid, baiklah

kita membaca apa yang diterangkan oleh syekh Muhammad al-mahmud sebagai berikut :

ه>� ص>>جت� ف�� �ه� الإ وب>>�� ي$ رة� ال�ي� ى� م�ن ال�حض>>� لق� ا ب�� ران م>>� ظ� ال�ق>>� ان ل�ف>>� ف>>� ي�� ى� ا0 ه� ف� هاب>>�� لوغ� ال�ب� ه ب�� ت� ��ي ا ع��عالى ات$ ال�له ي�� ى� ك�ي� طاء ف� ه ص�ون ال�لسان ع�ن ال�ح� ت� ��ي ا ل ع�� ي� وق��

“ tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah agar dapat membacaayat-ayat al_Qur’an secara betul (fasih) sesuai dengan yangdijarkan oleh Rasuallah saw, juga agar dapat memeliharalisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca kitab Allahta’ala (Al-Qur’an).”

4. Dasar hukum wajibnya membaca Al-Qur’an dengan tajwidAda dua dasar hukum mengenai wajibnya membaca al-Qur’an

dengan tajwid, yaitu:a. Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :

م�ل : لإ )ال�مز� ي� ري�� ل ال�ق�ران ت�� (4ورت��... Dan bacalah Al Qur’an dengan tartil (QS. Al

Muzzammil)

Ayat ini memerintahkan kita agar membaca Al-Qur’andengan perlahan-lahan sehingga membantu pemahamanterhadap Al-Qur’an. Demikianlah cara yang nabi pergunakandalam membaca Al-Qur’an sebagaimana yang dijelaskanAisyah ra bahwa Rasulallah saw membaca Al-Qur’an dengantartil sehingga membaca panjang setiap lafadz yangseharusnya dibaca panjang (dan sebalikya).

Senada dengan maksud ayat diatas adalah ayat berikut ;

سراء> : اس ع�لى م�كت� ....)الإ0 ة ع�لى ال�ي� ق�را# ه> ل�ت� ت� �رق�� ا ف� �راب�� (106وف�“Dan Al Qur’an itu telah kami turunkan dengan

berangsur-angsur agar kamu membacanya perlahan-lahankepada manusia....”(QS. Al Isra’: 106)

ا مه� : ي� ه> )ال�ق� �راب�� معه وف� ا ج�$ ي� ن ع�لي� ه ا0 ل ب�$ عج$ كZ ل�ت� ه ل�سات�� حرك�Z ب�$ 16-)17لإ ن��“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al

Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai). Atastanggungan kamilah mengumpulkannya (si dadamu) dan(membuatmu) pandai membacanya (QS. Al Qiyamah : 16-17)

b. Hadits

ن ي� و مرت�� ل مرة� ا# ى ال�لي� ق�رءون ال�ق�ران ف� اس ي�� ن ال�ي� ك�ر ل�ها ا# ه د� ب�� ه� ا# ش� ع�ن ع�ائ�#ه وس�لم ى� ص�لى ال�له ع�لت� ب$ وم م�ع ال�ي� ق� ق�رءوا ك�ت�ت>� ا# �رءوا ول�م ي�� كZ ف� ول�ي# ال�ت� ا# ف� ف��

ها> ب� ه>� ق�� اب�� مز ب�$ لإ ي�� ساء ف�� ق�رة� وال ع�مزان وال�ن� ق�رء س�ورة� ال�ت$ كان ي�� له� ال�ت�مام ف�� ل�ي�ت$ لإ دع�ا ال�له ورع�� ار ا0 س� ن� ي� ش�� ها ا0 ب� ه� ق�� ا ب�� مز ب�$ عاد� ولإ ي�� لإ دع�ا ال�له واش�ت� وف� ا0 ح� ن��

ه ل�ت� ا0”Dari Aisyah RA pernah disampaikan kepadanya bahwa adaorang yang dapat membaca Al Qur’an dalam satu malamsekali atau dua kali khatam, Aisyah berkata mereka merasamembaca tapi sebenarnya tidak. Aku pernah bersamaRasulullah Saw satu malam penuh. Rasulullah hanya sempatmembaca surah Al Baqarah, Ali Imran dan An Nisa’. Bilabertemu dengan ayat azab Rasulullah meneruskan bacaannyahingga beliau berdo’a memohon perlindungan . Begitu pulabeliau tidak meneruskan bacaan bila bertemu dengan ayatyang menggembirakan sehingga beliau berdoa danmengharapkannya.”

ى� �رء ال�ق�ران ف� ف� �ى� ا# �ن ع ال�ق�راءة� وا0 �Ãي �ى� سر �ن اس ا0 ن ع�ي$ $�ب لت� لإ0 ال ف�� ة� ف�� ى� ه�مز� $�ن ع�ن ا#ول ق� �رء ك�ما ي�� ف� لى� م�ن ا# ح�ت$ ا0 لها> ا# رب�� دت�$ره�ا وا# ا# له� ف�� ى� ل�ي� ق�رة� ف� �را# ال�ت$ ف� ن ا# ال لإ# ف� لإت� ف�� ب��

“ dari abi hamzah ia berkata: aku pernah berkta kepada ibnuAbbas, bahwa aku membaca dengan cepat dan dapat menamatkan Al-Qur’an dala tiga har. Ibnu Abbas menjawab: membaca surat Al-baqarah semlam dengan memperhatikan isinya dan tartil lebih baik dan lebih aku senangi daripada yang engkau katakan.”

Beberap ayat dan hadits diatas memerintahkan kita agar membaca Al-Qur’an dengan tartil. Ini artinya, secara tidak langsung kitapun dituntut untuk mempelajari ilmu tentang tata cara membaca Al-Qur’an denga tartil. Ilmu yang dimaksud tidak lain adalah ilmu tajwid.

5. Hukum mempelajari ilmu tajwidHukum mempelajari ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu

adalah fardlu kifayah atau merupakan kewajiban kolektif. Artinya, mempelajari ilmu tajwid secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup diakili oleh beberapa orang saja. Namun, jika dalam suatu kaum tidak ada seorangpun yang mempelajari ilmu tajwid, maka berdosalah kaum itu.

Adapun hukum membaca Al-Qur’an dengan menggunakan aturan tajwid adala fardlu ‘ain atau merupakan kewajiban pribadi, karenanyaapabila seseorang membaca A-Qur’an dengan tidak menggunakan ilmu tajwid, hukumnya berdosa.

Dalam kitab hidaytul mustafid fi hkamit tajwid dijelaskan :

“tidak ada perbedaan pendapat bahwa (mempelajari) ilmu tajwid hukumnya fardlu kifayah, sementara mengamalkannnya (ketika memmbaca Al-Qur’an hukumnya fardlu ‘ain bagi setiapmuslim dan muslimat yag telah mukallaf.”

Syekh ibnu jazariy dalam syairnya mengatakan :

م ود ال�ق�ران اث�� ح$ م – م�ن ل�م ن�� م لإر� د ح�ي� وب�� ح$ ال�ت? د� ب�$ خ�� �والإ

ا وص�لإ ي� ل�ي� ه ا0 ا م�ت� لإ وه�كد� ر� ت�� له> ا# ه الإ0 ه ب�$ ب�� �_لإ

“ membaca Al-Qur’an dengan tajwid hukumnya wajib. Siapa sajayang membaca al-Qur’an tanpa memakai tajwid, hukumnya dosa. Karena sesungguhnya Allah menurunk Al-Qur’an berikut tajwidnya. Demikianlah yang sampai kepada kita dari-NYA.”

6. Kesalahan-kesalahan dalam membaca Al-Qur’anPara ulama qiraat telah sepakat bahwa membaca Al-

Qur’an tanpa tajwid sebagai suatu lahn. Imam jalaluddin as-suythi menjelaskan bahwa ada dua lahn yang mungkin terjadi pada orang yang membaca Al-Qur’an tanpa tajwid, yaitu:

a. Lahn jaliy, yaitu kesalahn yang nyata pada lafadz sehingga kesalahan tersebut dapat diketahui baik oleh ulama qiraat maupun kebanyakan. Lahn jaliy ini ada yang dapat mengubah makna dan ada yang tidak mengubah makna. Lahn jaliy yang dapat mengubah makna ialah

1. Bergantinya suatu huruf dengan huruf lain ( دا ل اب�$حرف� ( ح�رف� ن�$

Contoh : كرون س� ول�علكم ئ�� “ dan mudah-mudahan kamu bersyukur.”

Apabila lafadz “ كرون س� كرون “ dibaca " ئ�� س� huruf syin “ ئ��berubah menjadi sin, maka artinya menjadi... “dan mudah-mudahan kamu mabuk.”

2. Bergantinya suatu kharakat dengan harakat lain ( احرك�ه� دال ح�رك�ه� ن�$ (ب�$Contoh :

“ yaitu jalan orang-orang yang telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka.”

Apabila lafadz “ عمت� “ dibaca “ اي�� عمت� maka ,“ اي��dlomirnya berubah ا menjadi (aku), sehingga artinya اب��menjadi :”orang –orang yang telah aku anugerahkan nikmat kepada mereka”.

3. Bertambah atau berkurangnya huruf ( صا ال�حرف� ف� ا دة� ا ي�� ��ب ( ر�Contoh: عمت� عمت� dibaca اي�� اي��

عمت� اي�� dibaca عمت� اي��Adapun lahn jaliy yang tidak mengubah makna contohnya

ialah lafadz “َال�لحمد ل�له” yang dibaca “ال�حمدل ل�له”. Walaupuntidak mengubah makna, keduanya tergolong lahn jaliy yang haram hukumnya dilakukan.

b. Lahn khofiy yaitu kesalahan yang tersembunyi pada lafadz, kesalahan ini hanya dapat diketahui oleh para ulama qiraat atau kalangan tertentu yang mendalami qiraat.Para ulama (pengajar Al-Qur’an) ini secara talaqqiy (langsung dari ulama lain).

Diantara kesalahan yang tergolong sebagai lahn khofiy adalah:

1. Membaca dlommah dengan suara antara dlommah dan fathah., seperti membaca dlommahnya lafadz “

م ي� ��كم “ dan “ اي dengan suara antara dlommah dan “ ع�لي�fathah.

2. Membaca kasroh dengan suara antara kasroh dan fathah, seperti membaca kasrohnya pada lafadz”

ه .dengan suara antara kasroh dan fathah “ب�$3. Menghilangkan dengung lafadz yang seharusnya

dibaca dengung atau sebaliknya, termasuk juga menambah atau mengurangi ukuran dengung suatu bacaan.

4. Menghilangkan gunnah lafadaz yang seharusnya dibaca gunnah, menambah atau mengurangi ukuran ghunnah suatu bacaan.

5. Menggetarkan (taqrir) huruf ra’ secara berlebihan atau sebaliknya.

6. Menebalkan (taghliz) suatu huruf lam tidak pada tempatnya.

7. Menambah atau mengurangi ukuran mad suatu bacaan.

7. Tingkat-tingkat (tempo) bacaan Al-Qur’anDalam seni suara (nyanyian dikenal istilah tempo untuk

menunjukkan apakah suatu lagu dibawakan dengan cepat dan semangat seperti lagu-lagu mars atau dengan lambat dan khidmat seperti lagu hymne. Membaca Al-Qur’an juga tidak terlepas hubunganya dengan masalah tempo.

Ada empat tingkatan (tempo) yang telah disepakati oleh ahli tajwid, yaitu:

a. At-tartil ( ل ي� ��(الي�ري

ح�كام ى� ال�ق�راءة� م�ع مراع�ات� الإ# سراغ ف� وه�والإ0“ yaitu : membaca dengan pelan dan tenang mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya,baik asli maupun baru datang (hukum-hukumnya) serta memperhatikan makna”.

Membaca dengan pelan dan tenang maksudnya tidak tergopoh-gopoh namun tidak pula terseret-seret. Huruf diucapkan satu persatu dengan jelas dan tepat menurut makhroj dan sifatnya. Ukuran panjang pendeknya terpelihara dengan baik serta berusaha mengerti kandunganmaknanya.

b. Al-hadr ( ال�جدر)ل وال�جدر ي� ��ي'ن الي�ري وس�طة� ت�$ ه� م�ي� ت$ ��وه�و مري

“yaitu, membca dengan cepat tetapi masih menjaga hukum-hukumnya.”

Perlu diingat yang dimaksud cepat disini adalah dengan menggunakan ukuran terpendek dalam batas peraturan tajwid, jadi, bukannya keluar dari peraturan sebagimana yang banyak kita jumpai pada acara tahlilan, yasinan, atau shalat tarawih. Karena bacaan cepat yang keluar dariperaturan ini cenderung merusak ketentuan membaca A-

Qur’an sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulallah saw.

c. At-tadwir ( ر��دوت (ال�ي�ل وال�جدر ي� ��ي'ن الي�ري وس�طة� ت�$ ه� م�ي� ت$ ��وه�و مري

“yaitu, tingkat pertengahan antara tartil dan hadr”

Bacaan tadwir ini lebih dikenal dengan bacaan sedang tidak terlalu cepat juga tidak terlalu pelan, tetapi pertengahan antara keduanya.

d. At-tahqiq ( ق� ي� حق� (ال�ت?ا> اب�� ��ب ه ط�ما# كÃي�ر م�ت� ه ا# ب�� لإ ا# ل ا0 ي� ��ل الي�ري وه�و م�ي�

“yaitu, membaca seperti halnya tartil tetapi lebih tenang dan perlahan-lahan.”

Tempo ini hanya boleh dipakai untuk belajar (latihan) dan mengajar. Dan tidak boleh dipakai waktu shalat atau menjadi imam.

Dari keempat maratib (tempo) tersebut, manakah yang terbaik digunakan bila ditinjau dari segi ibadah?? Dalam hal ini tidak terdapat kesepakatan ulama, diantara pendapat yang pernah dikemukakn oleh ulama antara lain :a. Sebagian ulama berpendapat bahwa membaca dengan cepat

dan hasil yang baik lebih utana daripada dengan tartil

tetapi dengan hasil sedikit. Pendapat ini bersandar pada hadits yang berbunyi :

له عالى ف�� ات$ ال�له ي�� ا م�ن ك�ي� �را# ح�رف�� ال م�ن ف� ه ف�� ب�� ى� صم ا# ب$ ن م�سعود رغ ع�ن ال�ي� ع�ن اب�$ال�ها.> م�ي� ر ا# عش� ة� ي�$ ة� وال�جست� ح�ست�

“Dari Abdullah bin mas’ud dari nabi saw bahwa beliau bersabda : barang siapa membaca Al-Qur’an, maka tiap huruf yang dibacanya akan mendapat satu kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat.”

b. Jumhur ulama berpendapat sebaliknya, yaitu membaca dengantartil walaupun sedikit lebih baik daripada jumlah yang banyak tetapi dengan cepat. Jumhur ulama berargumen bahwatujuan membaca Al-Qur’an selain sebagai ibadah juga untuk dimengerti untuk kemudian diimplementasikan dalam amal perbuatan sebagaimana yang dituntut Al-Qur’an, sedang membac Al-Qur’an dengan pelan dan tenang adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Imam Malik berpendapat bahwa tiap orang kemampuannya tidak sama. Ada yang baik bila membaca Al-Qur’an dengan pelan dan banyak salahnya bila membaca Al-Qur’an dengan cepat. Adapula sebaliknya, baik bacaannya bila membaca Al-Qur’an dengan cepat dan rusak bacaannya bila membaca Al-Qur’an dengan pelan. Oleh karena itu, yang lebih utamaadalah yang lebih mudah bagi yang bersangkutan.

d. Imam Abu Hamid Al-Ghozaliy mengatakan bahwa membaca Al-Qur’an dengan tartil sunnah hukumnya, baik si pembaca mengerti artinya atau tidak. Bacaan tartil selain memang diperintahkan oleh Allah juga akan terasa lebih hormat dan meresap kedalam hati.

Terlepas dari perbedaan pendapat tentang mana yang lebih utama dalam qiraat, terlihat bahwa imam hamzah,asim, warsyiselalumenggunakan ukuran yang terpanjang. Ibnu katsir, abu amr, dan qolun memilih bacaan hadr denga memakai ukuran terpendek. Dan imam al-kisa’iy terkenal dengan qiroatnya yang prtengahan.

MAKHARIJUL HURUF

1. Pengertian makharijul hurufMakhroj ditinjau dari morfologi berasal dari fi’il madi

“ رج “ yang bberarti keluar. Kemudian diikuti dengan wazan ”ح��عل yang bersighot isim makan, maka menjadi “م�ق�“ yang berarti tempat keluar. Bentuk jama’nya ialah “ م�ح�رج

makhorijul huruf yang berarti tempat-tempat keluar. Jadi, makharijul huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf.

Secara bahasa makhroj artinya tempat keluar. Sedangkan menurut istilah adalah suatu nama tempat, yang padanya hurufdibentuk (diucapkan). Jadi, makhorijul huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf-huruf itu dibunyikan.

2. Pembagian makharijul huruf

Para ulama berbeda pendapat tentang pembagian makhorijul huruf. Imam sybawaih dan asy-syathibiy berpendapat bahwa makhroj huruf terbagi atas 16 makhroj, sementara menurut imam al-fara’terbagi atas 14 makhroj. Namun pendapat yang paling mashur dalam masalah ini adalah

yang menyatakan bahwa makhorijul huruf terbagi atas 17 makhroj. Imam Kholil bin Ahmad menjelaskan bahwa pendapat inlah yang paling banyk diprgang oleh qori’ termasuk imam ibnu jazariy serta para ahli nahwu.

Selanjutnya, ketujuhbelas makhroj ini klasifikasikan kedalam lima tempat. Lima tempat inilah yang merupakan letak makhroj dari setiap huruf.

1. Al-jauf Adalah rongga mulut dan kerongkongan. Jauf dari segi

bahasa berarti khala’ yaitu ruang/tempat yang kosong. Sedangkan menurut istilah berarti ruang yang kosong dalam mulut atau rongga mulut. Al-jauf sebagai makhraj tiga huruf mad, yaitu:a.Huruf alif yang didahului oleh huruf yang berbaris fathah

b.Huruf ya’ yang didahului oleh didahului oleh huruf yangberbaris kasrahc.Huruf wawu yang didahului oleh huruf yang berbaris dhammah

2. Al-halqAdalah kerongkongan, dari kerongkongan keluar tiga

makhroj untuk enam huruf, yaitu :1.Pangkal kerongkongan keluar dua huruf yaitu hamzah dan ha’ (dada)2.Tengah kerongkogan keluar dua huruf yaitu ‘ain dan ha (pedas)3.Ujung kerongkongan keluar dua huruf yatitu kha’ dan ghoin.

3.Al-lisanAl lisan artinya lidah. Maksudnya tempat keluarnya

huruf yang terletak pada lidah jumlah huruf hijaiyyah yang

keluar dari tempat makhroj ini berjumlah 18 huruf dan terbagi atas 10 makhroj. Kesepuluh makhroj itu adalah :1.Pangkal lidah dekat anak lidah dengan langit-langit

yang lurus diatasnya. Hurufnya ialah ( ق�)QOF.

2.Pangkal lidah tepatnya sebelah bawah sedikit dari

makhrojnya QOF. Hurufnya adalah ( Zك� )KAF. 3.Pertengahan lidah bertemu dengan langit-langit atas. Pertengahan lidah tersebut dimantapkan pada langit-

langit atas. Hurufnya adalah JIM ( ) SYIN ,( ج dan ,( س�YA’ ( .( ي�

4.Salah satu tepi lidah atau keduanya dengan gigi grahanmyang atas ada jg yang mengatakan tepi pangkal lidah denan graham atas kanan atau kiri memanjang sampai

kedepan. Hurufnya adalah DLOD ( ض�).

5.Kedua tepi lidah secara bersama-sama sesudah makhroj dlod hingga ujung lidah dengan gusi gigi yang atas.

Hurufnya adlah LAM (ل ). 6.Ujung lidah dengan gusi dua buah gigi seri yang atas agak kedepan sedikit dari makhroj lam. Hurufnyaadalah NUN (idzhar), bukan nun yang dibaca idghom atau ikhfa’.Karena nunu yang dibaca idghom atau ikhfa’ adalah khoisyum.

7.Ujung lidah bagian atas dengan gusi dua buah gigi seri

yang atas. Hurufnya adalah RO’ (ر ). 8.Bagian atas dari ujung lidah dengan pangkal dua buah

gigi seri yang atas. Hurufnya adalah TA’ ( ,( د) DAL ,( ت�dan THO’ ( ط).

9.Antara ujung lidah dengan ujung dua buah gigi seri.

Hurufnya adalah ZA’ ( .( ض) dan SHOD ( س) ,SIN ,( ر�10. Bagian atas dari ujung lidah dengan dua buah gigi seri yang atas beurutan mulai dari ujng, tengah gigi, dan persambungan gusi dengan dua buah gigi seri yang

atas. Hurufnya adalah TSA’ ( ) ’DZAL ( ), dan ZHO ,( ت� ط�).

4. As-syafatainAdalah dua bibir, keluar dua makhroj untuk empat huruf,

satu huruf keluar dari makhroj pertama dan tiga huruf dari makhroj kedua, seperti penjelasan berikut ini :- Dari bibir bawah bagian dalam dan ujung gigi seri atas keluar huruf

FA’ ( .( ف�- Antara dua bibir keluar tiga huruf yaitu WAWU ( و), BA’ ( $ت), dan MIM (م ), dengan posisi mengatubkan dua bibir keluar mim dan ba’. Sedangkan dengan posisidua bibir sedikit terbuka atau mencucu, keluar huruf wawu. Dua bibir tersebut terkatup secara lebih kuat dikala keluar huruf mim.

5. Al-khoisyumKhaisyum menurut sebagian ulama yaitu lubang hidung

yang bersambung dengan rongga mulut. Ada yang mengatakan khasyum adalah pangkal hidung. Di tempat ini terdapat satu makhroj yaitu makhroj suara ghunnah (semua huruf hijaiyyah yang bergunnah).

Makhorijul huruf menurut Imam Kholil bin Ahmad ada 17 yaitu :

1. Rongga mulut dan tenggorokan, menjadi makhroj huruf mad(berbaris fathah setelahnya ada alif, berbaris kasroh setelahnya ada ya’sukun, berbaris dommah setelahnya ada wausukun).

2. Pangkal tenggorokan. Hurufnya hamzah dan ha’ (dada).

3. Tengah tenggorokan. Hurufnya ‘ain dan ha’ (pedas).4. Puncak tenggorokan. Hurufnya kho’ dan ghoin. 5. Pangkal lidah mengenai langit-langit yang atas. Hurufnya qof.

6. Pangkal lidah agak ke depan mengenai langit-langit. Hurufnya kaf.

7. Tengah lidah mengenai langit-langit. Hurufnya jim,syin, dan ya’.

8. Sisi kanan kiri lidah mengenai sisi graham atas sebelah dalam. Atau salah satu tepi lidah mengenai salah satu graham atas. Hurufnya dod.

9. Sisi lidah bagian depan mengenai gusi gigi seri pertama yang atas. Hurufnya lam.

10. Ujung lidah mengenai gusi gigi seri yang atas. Hurufnya nun.

11. Ujung lidah agak kedalam mengenai gusi gigi seri pertama. Hurufnya ro’.

12. Punggung ujung lidah mengenai pangkal gigi seri pertama yang atas sampai mengenai gusinya. Hurufnya tho’, dal, dan ta’.

13. Ujung lidah menghadap dan mendekat diantara gigi seri atas dan bawah. Hurufnya sa’, zai, dan sod.

14. Ujung lidah dan ujung dua gigi seri pertama atas. Hurufnya tsa’, dzal da zo’.

15. Bibir bawah dalam mengenai ujung gigi seri atas. Hurufnya fa’.

16. Kedua bibir atas dan bawah. Hurufnya mim, ba’ dan wawu.

17. Rongga pangkal hidung. Yakni semua huruf yng bergunnah.

SIFATUL HURUF

1. Pengertian sifatul huruf

Kata sifat adalah jamak dari kata sifah ( ه Ditinjau .(ص�ق�dari ilmu bahasa sifat berarti suatu nilai suau nilai yang terdapat pada sesuatu.

Sedangkan sifat menurut istilah adalah tata cara pengucapanatau perilaku bunyi, seperti keluarnya nafas atau suara desis disaat mengucapkan huruf yang bersifat hams dan tanpa keluarnya nafas atau suara desis disaat mengucapkan huruf yangbersifat jahr dan demikian seterusnya seperti yang akan dipaparkan secara rinci pada pembahasan selanjutnya.

2. Pembagian sifatul huruf Sifat huruf terbagi menjadi dua bagian :1.Sifat-sifat asliyyah (karakter dasar) atau lazimah (tetap)

Adalah sifat dasr yang harus ada pada suatu huruf sehingga dalam kondisi apapun sifat dasar tersebut tidak bisa berubah, seperti sifat jahr, isti’la’, ithbaq, dan qolqolah.

2. Sifat-sifat ‘Aradhiyyah (karakter tidak tetap) Adalah sifat yang datang kemudian pada suatu huruf karna

kondisi tertentu dan hilang karna kondisi tertentu lainnya disebabkan karena beberapa sebab yang terjadi seperti tafkhim, tarqiqi, idgham, mad dan qashr.

Sifat asliyyah terbagi menjadi dua bagian, yaitu a.Sifat yang mempunyai lawan Sifat ini berjumlah sepuluh bagian, yakni :

1.Jahr lawannya hams

Hams menurut ilmu bahasa adalah samar. Menurut istilah adalah pembunyian huruf secara lemah karena bingkai sandaran makhrojnya lemah sehingga nafas (desis) keluar bersamanya. Hurufnya berjumlah sepuluh

huruf yaitu : ( ص س�كت� ح� ه ش�� âجت (ف��Jahr adalah lawannya hams. Jahr menurut bahasa

adalah nampak dan jelas. Sedangkan menurut istIilah adalah pembunyian huruf secara kuat karena bingkai sandran makhrojnya kuat, bersamaan dengan itu tertahan desiran nafas. Hurufnya berjumlah sembilan belas yaitu sisa huruf dari sepuluh hams tsb.

2.Rakhwun lawannya syiddah dan atau tawassuth

Syiddah menurut bahasa adalah kuat. Menurut istilah adalah bunyi huruf tertahan pad tempatnya karena bingkai sandaran makhrojnya yang sedemikian kuat, sehingga bunyi suara menjadi tertahan. Hurufnya

berjumlah delapan huruf yakni ( كت� ظ ب�$ د ف�� (اخ�$

Tawassuth menurut bahasa adalah tegak (i’tidal). Sedangkan menurut istilah adalah keadaan pelafalan atau pengucapan huruf antara dua sifat (syiddah dan rakhwun) keadaan pengucapannya dengan suara tidak tertahan sepenuhnya seperti sifat siddah dan tidak pula bunyi keluar seperti sifat rakhwun. Inilah sebabnya dinamakan sifat mtawassitah (pertengahan),

hurufnya ada ada lima yaitu ( ع�مز (لنRakhwun adalah lawan dari syiddah dan tawasuth.

Rakhwun menurut bahasa adalah lunak. Sedangkan

menurut istilah adalah lemahnya bunyi keluar bersama huruf karena bingkai sandaran makhrojnya lemah, menyebabkan bunyi huruf keluar bersama pelafalan. Hurufnya berjumlah enam belas yaitu sisa dari delapanhuruf syiddah, dan lima huruf tawassuth.

3.Istifal lawannya isti’la’Isti’la’ menurut bahasa adalah terangkat. Menurut

istilah ialah lidah terangkat ke langit-langit atas ketika ketika membunyikan huruf, sekaligus bunyinya pun terasa terangkat atau keluar dari atas lidah bersama dengan terangkatnya lidah. Hurufnya berjumlahtujuh yaitu

ظ� ) طف� غ� ص ص�� ( خ��Diantara unsur yang harus ada pada isti’la’ adalah

tafkhim (tebal). Sedangkan lawan dari tafkhim adalah tarqiq (tipis). Tafkhim atau bunyi tebal yang terdengar pada huruf isti’la’ dibagi menjadi lima tingkatan sebagai berikut :- Huruf isti’la’ berbaris atas diikuti alif. - Huruf isti’la’ berbaris atas tidak diikuti alif. - Huruf isti’la’ berbaris dhammah. - Huruf isti’la’ berbaris sukun. - Huruf isti’la’ berbaris bawah.

Sebagian ulama membagi tafkhim (bunyi tebal) menjadi tiga tingkatan, yaitu :

- Huruf isti’la’ berbaris atas.- Huruf isti’la’ berbaris dhammah.- Huruf isti’la’ berbaris bawah.

Sedangkan yang berbaris sukun dimasukkan ke tingkat baris huruf yang mendahuluinya, didahului baris atas menjadi ke tingkat pertama, didahului baris dhammah mennjadi ke tingkat kedua, dan

didahului baris bawah ketebalannya menjadi berada pada tingkat ketiga.

Istifal adalah lawan dari isti’la’. Istifal menurut bahasa adalah condong mengarah ke bawah. Menurut istilah adalah condongnya pangkal lidah ke arah bawah ( renggang) dari langit-langit atas takkala membunyikan huruf, sehingga bunipun terasa turun menyebar ke permukan bawah mukut. Hurufnya berjumlah dua puluh dua, sisa dari tujuh hruf isti’la’.

4.Infitah lawannya ithbaqIthbaq menurut bahasa adalah menempel. Sedagkan

menurut istilah adalah mengatupkan lidah ke langit-langit atas takkala membunyikan huruf dan suara berkumpul diantara keduanya, hurunya bejumlah empat

huruf yaitu ( ض ط ض� ر� ). Diantara empat huruf tersebutyang paling uat keithbaqannya adalah huruf tha’, karena ada umsur sifat jahr dan syiddah. Sedangkan yang paling lemah adalah zha’, karena ada unsur sifatnya rakhwun.

Infitah menurut bahasa ialah terpisah. Menurut istilah adalah terbukanya ruang antara lidah dan langit-langit atas takkala membunyikan huruf, hurufnya berjumlah dua puluh lima huruf, yaitu sisa dari huruf itbaq.

5.Ishmat lawannya idzlaq (dzalaqah)Dzalaqah menurut bahasa adalah lancar dan ringan.

Sedangkan menurut istilah adalah bunyi huruf yang bergulir dari ujung lidah dan bibir. Hurufnya

berjumlah enam huruf yaitu ( $ل�ت �ر م�ن (ف�

Dinamakan dzalaqah karena hurufnya ringan dan cepat diucapkan. Karena sebagian huruf-hurufnya keluar dari ujung lidah yaitu ra’, lam, dan nun dan sebagian yang lain keluar dari ujung bibir yaitu fa’,ba’, dan mim.

Ishmat menurut bahasa adalah pencegahan. Sedangkanmenurut istilah pencegaha huruf-hurufnya yang secara murni membentuk suatu kata yang kata dasarnya empat atau lima huruf. Oleh karena itu, tidak bolaeh tidak suatu kata yang kata dasarnya terdiri dri empat atau lima huruf tersebut, harus ada satu atau dua huruf dari huruf-huruf yang bersifat idzlaq sebagai huruf ringan untuk mengimbangi pelafalan berat huruf ismat.Uruf ismt berjumlah dua puluh tiga yaitu sisa huruf dari enam huruf dzalaqah.

b.Sifat yang tidak mempunyai lawan Sifat-sifat yang tidak mempunyai lawan berjumlah tujuhsifat yaitu :1. Shafir

Dari segi bahasa shafir adalah ketajaman bunyi. Sedangkan menurut istilah adalah suara yang keluar dari antara dua bibir yang menyerupai suara binatang tertentu takkala membunyikannya. Hurufnya berjumlah

tiga yaitu ( ض,ر� ,س , ). 2. Qalqolah

Qalqalah menurut bahasa adalah goncngan atau pantulan. Sedangkan menurut istilah adalah pantulan atau goncangan/gerakan lidah takala membuyikan hurufnya dalam keadaan berbaris sukun, sehingga

terdengar suatu tekanan suara yang kuat. Hurufnya berjumlah lima huruf yaitu

د ) طت$ خ�$ .( ف��- Qalqalah dan tata cara pengucapannya :

Huruf qalqalah kecuali yang berbaris biasa, baik fathah, kasrah, maupun dhammah terbagi menjadi tiga bagian yakni :1.Qalqalah shagirah ( pantulan kecil )

Adalah huruf qalqalah yang sukun asli, seperti huruf qaf.

2.Qalqalah kabir ( pantulan besar )Adalah huruf qalqalah berbaris menjadi sukun

karena wakaf, seperti huruf dal. 3.Qalqalah akbar ( pantulan terbesar )

Adalah huruf qalqalah bertasydid menjadi sukun karena wakaf, seperti huruf qaf.

3. LinLin menurut bahasa adalah mudah atau lentur dan

halus, lawan dari kasar. Sedangkan menurut istilah adalah huruf yang keluar dari makhrojnya dengah mudahtanpa terasa berat pada lidah. Jumlah hurufnya ada dua huruf yaitu wawu dan ya’ sukun yang didahului oleh baris atas.

4. Inhiraf Menurut bahasa adalah miring atau menyeberang.

Sedangkan menurut istilah adalah kemiringan huruf setelah dari makhrojnya (menyebrang) sampai berhubungan dengan makhroj lain. Hurufnya adalah lam dan ra’.

5. Takrir

Takrir menurut bahasa adalah mengulangi, sekurang-kurangnya adalah satu kali. Sedangkan menurut istilahadalah bergetarnya ujung lidah takkala membunyikan huruf. Arti sifat takrir bagi huruf ra’ adalah arti sebaliknya, bukan dimaksud mengulangi getaran sepertiarrti umumnya, Melainkan yang dimaksud adalah menjauhi pengulangan getaran.

6. TafasysyiArti tafasysyi menurut bahasa adalah bertebaran.

Sedangkan menurut istilah adalah angin yang bertebaran didalam mulut takkala membunyikan satu huruf yaitu syin. Dinamakan sperti itu karena angin bertebaran didalam mulut takkala membunyikan huruf, sehinga menyentuh atau bersambung dengan huruf zha’.

7. Istithalah

Menurut bahasa adalah memperpanjang. Sedangkan menurut istilah adalah suara yang memanjang dari pangkal pinggir lidah sampai keujung. Hurufnya hanya satu yaitu dhad. Dinamakan demikian karena memanjang makhrojnya dan bunyinya, sehingga menyentuh makhroj huruf lam.

- Ahkamul huruf, yang mencakup :Hukum nun mati atau tanwin jika bertemu dengan

salah satu uruf hijaiyyah mempunyai empat hukum bacaan, antara lain :

1. Idzhar ( ها ر (الإ ظ��2. Idgham ( م (الإ دغ��3. Iqlab ( $لت (الإ ف��

4. Ikhfa’ ( اء ف� (الإ ح��AL-MAD WA AL-QASHR

Al-mad ialah bunyi panjang, baik yang terdapat pada mad asliatau mad far’i.

1. Mad asli Mad asli disebut juga dengan mad thabbi’i/mad

dzati/mad shighah yang panjangnya dua harakat tidak bolah lebih dan tidak boleh kurang.

2. Mad far’iMad far’i disebut juga mad mazidi yang pada

prinsipnya mencakup lma macam mad yaitu :1. Mad lazim baik kalimi maupun harfi, mutsaqqal maupun

mukhaffaf, panjangnya enam harakat tidak bolaeh lebihdan tidak boleh kurang.

2. Mad mutthasil, panjangnya empat atau lima harakat denga tetap menjaga terapan keserasian dalam praktek saat memilih salah satu.

3. Mad ‘aridh lissukun, panjangnya dua, empat, dan atau enam harakat denga tetap menjaga terapan keserasian dalam praktek saat memilih salah satu.

4. Mad munfashil, panjangnya empat atau lima harakat dengan tetap menjaga terapan keserasian dalam prakteksaat memilih salah satu.

5. Mad badal, baik mmad badal asli maupun syabih bil badal, panjangnya dua harakat saja.

Qashr adalah pendek. Qashr berarti dua harakat dalam konteks tsaltsatu aujuh (qashr, tawassuth, dan thul/isyba’).

Sedangkan qashr dalam konteks i’damul mad bil kulliyyah (tidak panjang sama sekali) berarti satu harakat adapun dalam konteks harful-lin qahr berarti madimma/qasrimma yakni

panjang kurang dari dua harakat namun lebih dari satu harakatatau satu setengah harakat sebagai pendekatan standar berdasarkan rasa bunyi.