integrasi antara pendidikan informal dan formal dalam membentuk masyarakat gemar belajar

25
MAKALAH PENDIDIKAN INTEGRASI PENDIDIKAN INFORMAL DAN FORMAL DALAM RANGKA MEMBANGUN MASYARAKAT GEMAR BELAJAR Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Landasan Kependidikan Dosen Pengampu : Prof. Dr. Joko Sutarto, M.Pd Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd Oleh: Arum Ratnaningsih (0103513110) 1

Transcript of integrasi antara pendidikan informal dan formal dalam membentuk masyarakat gemar belajar

MAKALAH PENDIDIKAN

INTEGRASI PENDIDIKAN INFORMAL DAN FORMAL DALAM

RANGKA MEMBANGUN MASYARAKAT

GEMAR BELAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Joko Sutarto, M.Pd Dr. KhomsunNurhalim, M.Pd

Oleh:

Arum Ratnaningsih

(0103513110)

1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013ABSTRAK

Makalah ini membahas tentang peran penting antarapendidikan informal dan pendidikan formal dalammenciptakan masyarakat gemar belajar (learning society).Pada makalah ini bertujuan Mengetahui peran pendidikaninformal, pendidikan formal dan integrasi keduanya danpengaruh pendidikan informal dan formal terhadappembentukan masyarakat gemar belajar (learning society).Tri pusat pendidikan membagi lingkungan menjadi tigayaitu keluarga atau pendidikan informal, sekolah ataupendidikan formal, dan masyarakat. Learning societyberkembang dengan cara bertahap, pertama yang harusdilakukan adalah memberi peluang pada masyarakat untukmengembangkan proses belajar melalui pendidikan. Kedua,kesadaran masyarakat terhadap makna pendidikan,sehingga perwujudan masyarakat belajar akan lebih mudahtercapai. Integrasi pendidikan keluarga dan pendidikansekolah dalam rangka membangun masyarakat gemar belajar(learning society), diharapkan dapat mewujudkan masyarakatberencana (planning society). Sehingga dapat memperbaikikualitas masyarakat bangsa Indonesia dalam segala aspekkehidupan dan menjawab tantangan-tantangan persoalanNegara di masa mendatang.

Kata kunci: pendidikan informal, pendidikan formal, dan

masyarkat gemar belajar

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat

dikembangkan melalui pengalaman di lingkungan.

Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi

manusia, karena lingkungan merupakan tempat seorang

memperoleh pendidikan secara langsung dan tidak

3

langsung. Oleh karena itu diperlukan usaha sadar

untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan agar

berorientasi pada tujuan pendidikan yang benar.

Tri pusat pendidikan membagi lingkungan

menjadi tiga yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Ketiga ranah tersebut mempunyai bagian

sendiri dalam memajukan pendidikan. Namun masyarakat

merupakan komunitas yang khas dalam peran

mencerdaskan generasi muda. Sehingga perlunya ada

kontrol dari tri pusat pendidikan, agar menghasilkan

pendidikan seperti yang kita harapkan bersama.

Pemahaman yang sekarang berkembang adalah

menekankan pendidikan formal pada lingkungan

sekolah, sehingga sekolah mendapat perhatian yang

cukup besar. Sebagai konsekuensinya, apabila terjadi

suatu ketidakselarasan atau penyimpangan pendidikan

yang berlangsung dengan tujuan yang ditetapkan, maka

sekolah akan mendapatkan sorotan yang paling tajam.

Sementara pendidikan keluarga dan lingkungan

masyarakat kurang mendapatkan perhatian, atau bahkan

4

cenderung terabaikan. Inilah yang kemudian membuat

situasi pendidikan terlihat pincang, sebab

pertumbuhan setiap manusia atau setiap masyarakat

tidak hanya ditentukan oleh pengalaman pendidikan

formal. Tetpi juga dipengaruhi oleh lingkungan

keluarga dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pendidikan informal, formal dan

masyarakat?

2. Bagaimana integrasi antara pendidikan informal

dan formal?

3. Apa pengaruh hubungan pendidikan informal dan

formal terhadap masyarakat gemar belajar?

C. TUJUAN

Mengetahui peran pendidikan informal, pendidikan

formal dan integrasi keduanya dan pengaruh

pendidikan informal dan formal terhadap pembentukan

masyarakat gemar belajar (learning society).

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Informal dan Formal

1.Pengertian Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah kegiatan

pendidikan yang tidak diorganisasikan secara

struktural dan tidak mengenal tingkatan umum

maupun keterampilan atau pengetahuan (Kadir,

2012). Tim pengembang ilmu pendidikan (2007),

6

Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung

sepanjang usia sehingga hasilnya setiap individu

memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup

sehari-hari. Sedangkan pengaruh lingkungan

termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan

keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan

pekerjaan, permainan, pasar, perpustakaan dan

media masa.

Danim (2010) mengatakan, pendidikan informal

atau pendidikan kemasyarakatan yang umumnya

merupakan jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan. Sedangkan menurut (Undang Undang No 20

tahun 2003 Pasal 1 Ayat (11) dan Ayat (13),

pendidikan informal adalah jalur pendidikan

keluarga dan lingkungan. Pendidikan

diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas

peserta didik dalam proses pembelajaran.

7

Keluarga mengambil peran penting dalam

pendidikan. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan

lingkungan pertama dan utama bagi anak dalam

berinteraksi dan sebagai tempat pembentukan

kepribadian yang meliputi akhlak, nilai-nilai atau

norma, kebiasaan atau etika. Lingkungan keluarga

berpengaruh kepada anak dari sisi yang meliputi

perlakuan, kedudukan, keadaan ekonomi, keadaan

pendidikan, dan pekerjaan orang tua. Untuk sukses

membina dan mendidik anak di dalam keluarga

melalui dua cara yaitu keluarga harus dibina

secara harmonis dan mengikuti perubahan zaman

secara selektif.

Jadi pendidikan informal ialah proses

pendidikan yang mulai sejak lahir hingga akhir

hayatnya yang terjadi di dalam keluarga tanpa

mengenal tingkatan. Pendidikan informal juga dapat

diartikan sebagai pendidikan yang ditempuh manusia

di lembaga-lembaga keterampilan atau kegiatan

8

belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar

dan bertanggung jawab.

2.Pengertian Pendidikan Formal

Kadir (2012), Pendidikan formal adalah

kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat,

berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai

dengan perguruan tinggi. Misalnya: kegiatan studi

yang berorientasi akademis dan umum, program

spesialisasi, dan latihan profesional, yang

dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Danim

(2010), mengatakan pendidikan formal atau sekolah

merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan formal menurut Undang Undang No 20

tahun 2003 adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi.

9

Jadi pendidikan formal yaitu pendidikan

yang diselenggarakan di sekolah dan mempunyai

jalur yang berjenjang jelas mulai dari dasar

sampai perguruan tinggi. Pendidikan  formal

merupakan bagian dari pendidikan nasional yang

bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya sesuai dengan fitrahnya, yaitu pribadi

yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, demokratis, menjunjung

tinggi hak asasi manusia, menguasai ilmu

pengetahuan, tekhnologi dan seni, memiliki

kesehatan jasmani dan rohani, memiliki

keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat,

memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan

kreatif, serta memiliki tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu

mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas dan

berdaya saing di era global.

Fungsi sekolah menurut Sudarwan, sebagai

pusat pendidikan formal, terlihat pada tujuan

10

institusional yaitu tujuan kelembagaan pada

masing-masing jenis dari tingkatan sekolah. Selain

itu menurut Inglis merinci enam fungsi dasar

sekolah antara lain: fungsi penyesuaian (adjustive

function), pengintegrasian (integrating function),

diagnotik dan direktif (diagnostic and directive

function), diferensiasi (deferentiation function),

selektif (selective function), hubungan pembantuan dan

referral (helping and referral function). Dalam konteks

pendidikan anak, fungsi sekolah antara lain:

mewadahi anak untuk meniru atau mengikuti,

tanggungjawab, pelestarian budaya, latihan dan

pengembangan tenaga kerja, dan fungsi kecerdasan.

Tujuan pengadaan lembaga pendidikan formal menurut

Andika yaitu tempat sumber ilmu pengetahuan,

tempat untuk mengembangkan bangsa, dan tempat

untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu

penting guna bekal kehidupan di masyarakat

sehingga siap pakai.

3.Pengertian Masyarakat Gemar Belajar

11

Masyarakat gemar belajar mengandung

pengertian perubahan dari situasi kehidupan semu

(dreaming society) ke arah masyarakat berencana

(planning society). Kehidupan yang semu digambarkan

sebagai suasana kehidupan yang merasa tertekan,

masa bodoh, tercekam dalam derita kehidupan, dan

fatal. Dalam masyarakat ini penduduk tidak dapat

berinteraksi positif dengan lingkungannya. Mereka

senantiasa menjadi objek dan bukan subjek

pengembangan masyarakat yang ditandai rendahnya

tingkat pendidikan, pendapatan, kesehatan,

kesempatan kerja dan kesadaran terhadap

lingkungan.

Manurut Kamil (2005), munculnya konsep

masyarakat gemar belajar sebagai master concept

yang mendorong individu, lembaga, asosiasi,

masyarakat peduli pendidikan atau badan usaha lain

untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan cara

berpikir baru serta merespon tantangan kebutuhan

baru masyarakat tentang pendidikan dan belajar

12

(learning). Masyarakat gemar belajar disebut juga

masyarakat berencana (planning society), adalah

masyarakat yang amat tanggap terhadap perubahan-

perubahan yang sedang terjadi dan kemungkinan

perubahan yang akan terjadi di masa depan.

Masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap

lingkungan dan pembangunan masyarakat, bangsa dan

negara. Sikap ilmiah dan terbuka, pikiran dan

tindakan rasional, toleransi terhadap perbedaan

pandangan dan latar belakang kehidupan, serta

menitik beratkan segi kemanusiaan mewarnai tingkah

laku mereka. Jadi masyarakat gemar belajar ialah

masyarakat yang mau menata dalam kehidupan nyata

untuk mandiri belajar dan mengkondisikan

lingkungan untuk mau merubah dengan kebiasaan yang

baik.

Strategi yang digunakan dalam membangun

masyarakat gemar belajar antara lain dengan

membuka peluang keterampilan dan kecakapan sesuai

dengan potensi. Strategi dasar yang digunakan

13

melalui pendekatan kemanusiaan, pendekatan

partisipatif, pendekatan kolaboratif, pendekatan

berkelanjutan, dan pendekatan budaya.

Beberapa harapan yang ingin dicapai melalui

learning society, khususnya jika dikaitkan dengan

perwujudan masyarakat madani, menurut Pudji

Muljono (2007) adalah sebagai berikut:

a. Terciptanya masyarakat yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Terciptanya masyarakat yang demokratis dan

beradab yang menghargai adanya perbedaan

pendapat.

c. Masyarakat yang mengakui hak-hak asasi manusia.

d. Masyarakat yang tertib dan sadar hukum, budaya

malu apabila melanggar hukum yang melekat dalam

semua lapisan kehidupan kenegaraan dan

kemasyarakatan.

e. Masyarakat yang percaya pada diri sendiri,

memiliki kemandirian dan kreatif terhadap

pemecahan masalah yng dihadapi, masyarakat

14

memiliki orientasi yang kuat pada penguasaan

ilmu dan teknologi.

f. Sebagai bagian dari masyarakat global, yang

memiliki semangat kompetitif dalam suasana

kooperatif, penuh persaudaraan dengan bangsa-

bangsa lain dengan semangat kemanusiaan yang

universal.

g. Terwujudnya tatanan masyarakat yang beradab

yang menjunjung tinggi.

h. Mewujudkan masyarakat belajar yang tumbuh dari

masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat.

B. Integrasi antara Pendidikan Informal dan Pendidikan

Formal

Pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah

dapat berjalan secara integrasi, maka akan

mengefektifan pengokohan nilai-nilai moral yang

baik. Akan tetapi, pada kenyataannya pendidikan

keluarga dan pendidikan sekolah belum dapat

bersinergis dalam membangun masyarakat gemar belajar

15

(learning society).  Orang tua dan pendidik seringkali

masih memiliki pandangan yang kurang tepat dan

sempit tentang proses membangun masyarakat gemar

belajar (learning society), yakni terbatas pada kegiatan

akademik saja, seperti: membaca, menulis,

menghitung, dan mendengar. Oleh karena itu

diperlukan suatu langkah nyata dalam membangun

masyarakat gemar belajar (learning society) yaitu dengan

adanya Integrasi Pendidikan Keluarga dan Pendidikan

Sekolah dalam Rangka membangun masyarakat gemar

belajar (learning society). 

Integrasi antara pendidikan informal dengan

pendidikan formal ini bertujuan untuk mensinergikan

peran komponen-komponen aktif pembangun masyarakat

pada masing-masing lingkungan keluarga dan

lingkungan sekolah sehingga gemar belajar (learning

society) yang akan dimiliki oleh seorang anak

berkualitas baik dan kokoh. Pada integrasi antara

pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah dapat

dioptimalisasikan dalam bentuk forum diskusi antar

16

orang tua seorang siswa serta pendidik. Jadi dengan

adanya forum tersebut orang tua siswa dapat

mengutarakan berbagai persoalan  mengenai

perkembangan anaknya kepada para pendidik, sehingga

pendidik dapat mengetahui kebutuhan pendidikan

setiap siswanya. Selain itu, antara orang tua dan

pendidik harus saling menghargai potensi anak,

memberi rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala

aspek perkembangan anak, baik secara kognitif,

afektif, sosial emosional, moral, agama, dan

psikomotorik.

Usaha yang dapat dilakukan guna mewujudkan

masyarakat belajar adalah dengan memberdayakan

keluarga agar menjadi keluarga yang gemar belajar.

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat

sangat menentukan karakteristik sosial ekonomi dan

budaya masyarakat. Pengaruh keluarga dalam hal ini

adalah mengarahkan proses tumbuh kembang generasi

muda dalam masyarakat.

17

Dengan terlaksananya integrasi pendidikan

keluarga dan pendidikan sekolah dalam rangka

membangun masyarakat gemar belajar (learning society),

diharapkan dapat mewujudkan masyarakat berencana

(planning society). Sehingga dapat memperbaiki kualitas

masyarakat bangsa Indonesia dalam segala aspek

kehidupan dan menjawab tantangan-tantangan persoalan

Negara di masa mendatang.

C. Pengaruh Pendidikan Informal dan Pendidikan Formal

terhadap Masyarakat Gemar Belajar

Menurut Tatang, manusia adalah makhluk yang

perlu didik dan perlu mendidik. Adapun asumsi bahwa

manusia perlu mendidik melalui berbagai prinsip

antara lain prinsip historisitas, prinsip idealitas,

dan prinsip posibilitas/aktualitas. Sedangkan asumsi

bahwa manusia perlu didik melalui prinsip yang

melandasinya antara lain prinsip potensialitas,

prinsip dinamika, prinsip sosialitas, prinsip

individualitas, dan prinsip moralitas. Keluarga

merupakan bagian dari pendidikan informal dan bagian

18

terkecil dari sebuah masyarakat. Keluarga juga

merupakan lingkungan pendidik yang pertama dan

utama. Sehingga peran keluarga memiliki pengaruh

yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian

dan potensi anak. Sedangkan pendidikan pada dasarnya

mencegah atau mengendalikan kemungkinan-kemungkinan

terjadinya perubahan yang mengarah kejelekan.

Menurut Andika, peran keluarga terhadap anak sangat

penting hal ini dikarenakan anak meniru norma-norma

pada keluarga.

Sedangkan sekolah sebagai bagian dari

pendidikan formal yang memegang peranan penting

dalam pembentukan sifat masyarakat dan memberikan

pengaruh yang sangat besar terhadap jiwa anak.

Meskipun demikian, sekolah tidak dapat berdiri

sendiri tanpa adanya dukungan dari lingkungan

masyarakat sekitar. Selain itu, menurut Rakhmat W.

dalam Syaripudin terdapat komponen kegiatan

pembelajaran yang meliputi masukan mentah (raw input)

19

meliputi siswa, masukan sarana (instrumental input)

meliputi sumber belajar, tempat serta peralatan

belajar, media pembelajaran dan sebagainya, masukan

lingkungan (environmental input) meliputi faktor sosial

budaya, keamanan lingkungan, dan lain-lain, masukan

lain (other input) meliputi kebijakan-kebijakan atau

peraturan yang berhubungan langsung dengan kegiatan

pembelajaran, dan pengaruh (impact) meliputi

kurikulum, pemerintahan, aktivitas kelompok sosial

dan lain-lain.

Seluruh komponen di atas saling mempengaruhi,

oleh karena itu antara sistem pendidikan informal,

sistem pendidikan formal dan sistem yang ada dalam

masyarakat akan saling mempengaruhi. Jadi learning

society berkembang dengan cara bertahap. Pertama yang

harus dilakukan adalah memberi peluang pada

masyarakat untuk mengembangkan proses belajar

melalui pendidikan. Selama ini, pendidikan memang

telah menunjukkan perannya, akan tetapi tidak jarang

peran tersebut tidak selaras dengan gerak

20

pembangunan di sektor lainnya, sehingga terlihat

pincang. Oleh karena itu, bergulirnya gagasan

otonomi daerah, yang diikuti oleh otonomi pendidikan

perlu disambut gembira, dengan harapan peran

masyarakat dalam pendidikan dan proses belajar dapat

berlangsung secara maksimal dan optimal. Pada sisi

lain, dengan adanya otonomi pendidikan diharapkan

akan meningkatkan tanggungjawab masyarakat terhadap

keberlangsungan kehidupan, khususnya dalam

mempersiapkan generasi mudanya, guna menyongsong

masa depan yang lebih baik dengan penuh optimisme.

Kedua, kesadaran masyarakat terhadap makna

pendidikan, sehingga perwujudan masyarakat belajar

akan lebih mudah tercapai. Usaha dalam mewujudkan

masyarakat belajar ini tidak terlepas dari political will

pemerintah untuk memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam

dunia pendidikan, termasuk di dalamnya keterlibatan

masyarakat dalam memutuskan kebijakan-kebijakan di

21

bidang pendidikan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Pendidikan informal juga dapat diartikan

sebagai pendidikan yang ditempuh manusia di lembaga-

lembaga keterampilan atau kegiatan belajar secara

mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung

22

jawab. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah dan mempunyai jalur yang

berjenjang jelas mulai dari dasar sampai perguruan

tinggi. Masyarakat gemar belajar ialah masyarakat

yang mau menata dalam kehidupan nyata untuk mandiri

belajar dan mengkondisikan lingkungan untuk mau

merubah dengan kebiasaan yang baik.

Integrasi antara pendidikan informal dengan

pendidikan formal ini bertujuan untuk mensinergikan

peran komponen-komponen aktif pembangun masyarakat

pada masing-masing lingkungan keluarga dan

lingkungan sekolah sehingga gemar belajar (learning

society). Pengaruh lembaga formal yang resmi mampu

memberikan dampak yang positif seperti tumbuhnya

semangat dan motivasi untuk belajar mandiri

(independent learning), sehingga terwujud pendidikan

sepanjang hayat pada masyarakat melalui masyarakat

gemar belajar (learning society).

B. SARAN

23

Untuk mewujudkan masyarakat gemar belajar (learning

society) perlu adanya dukungan sepenuhnya dari

berbagai pihak.

Daftar Pustaka

Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung:Alfabeta.Kadir, Abdul dkk. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. Kamil, Mustofa. 2005. Pendidikan Non-Formal dalam Membangun

Masyarakat Gemar Belajar (Learning Society) AnalisisMasyarakat sebagai Sasaran. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Muljono, Pudji. 2007. Learning society, Penyuluhan danPembangunan Bangsa. Bogor: InstitutPertanian Bogor.

Syaripudin, Tatang. 2012. Landasan Pendidikan. Jakarta:DirJend. Pendidikan Islam.

Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI. 2007. ilmu &aplikasi pendidikan bagian 2 ilmu pendidikan praktis.Bandung: IMTIMA.

http://ketikaduniakuberbicara.blogspot.com/ (diaksestanggal 23/11/2013, pukul 18:41)

http://andhiecka.wordpress.com (diakses tanggal23/11/2013, pukul 18:42)

24

25