Instrumentasi Entomology

18
BORANG No. Dokumen Berlaku Sejak LAPORAN PRAKTIKUM Revisi LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ENTOMOLOGI PENGENALAN ALAT DAN CARA PENGGUNAANNYA OLEH INDRA FAUZI SABBAN FAKULTAS BIOLOGI

Transcript of Instrumentasi Entomology

BORANG

No. Dokumen

Berlaku

Sejak

LAPORAN PRAKTIKUM Revisi

LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ENTOMOLOGI

PENGENALAN ALAT DAN CARA PENGGUNAANNYA

OLEH

INDRA FAUZI SABBAN

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

LAPORAN PRATIKUM INSTRUMENTASI ENTOMOLOGI

A. TOPIK PRATIKUM :

Pengenalan laboratorium Entomologi, pengenalan alat-alat

laboratorium dan prinsip kerja alat.

B. TUJUAN :

1. Memperkenalkan beberapa alat yang biasa digunakan pada

laboratorium entomologi.

2. Menjelaskan prinsip kerja alat-alat secara umum, kegunaanya

untuk penelitian dan spesifikasinya.

C. DESKRIPSI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN :

Laboratorium Entomologi merupakan salah satu unit

pendukung Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang

memiliki tugas melaksanakan pembelajaran, penelitian, dan

pengabdian dalam bidang keanekaragaman fauna khususnya pada

serangga.

Kepala laboratorium : Dr. R.C. Hidayat Soesilohadi, M.S.

Nama StaffJabatan

Akademik

Dr. R.C. Hidayat

Soesilohadi, M.S.Lektor Kepala

Dra. Siti Sumarmi, Ph.D. Lektor

Drs. Hari Purwanto, M.P. Lektor

Drs. Ign. Sudaryadi,

M.Kes.Asisten Ahli

Sukirno, S.Si., M.Sc. Dosen CPNS

Pelayanan

1. Pelatihan, kurusu, dan magang:

Biosistematik Serangga,

Patologi Serangga/Eksplorasi Entomopatogenik Fungi,

Bakteria dan Virus,

Berbagai aspek budidaya ulat sutera (murbei ataupun

sutera liar),

Pengendalian lalat buah, Bactrocera spp.,

Rearing serangga,

Pembuatan preparat serangga,

Penangkaran kupu-kupu,

Opset kupu-kupu, kumbang, dll.,

Pengenalan serangga-serangga hama dan parasitoid,

Pembuatan suvenir dari bahan serangga

2. Produk:

Biakan murni : Beberapa varietas Bacillus thuringiensis, fungi

dan virus;

Spesimen serangga kering dan basah;

Cocon sutra;

Peralatan standar untuk sampling serangga;

Petunjuk praktikum patologi serangga;

Buku: Daftar serangga-serangga hama tanaman

3. Konsultasi:

Konsultan berbagai aspek persuteraan (sutera Bombyx mori

dan sutera liar),

Pengendalian hama pertanian/gudang,

Pengendalian lalat buah, Bactocera spp. (Diptera:

Tephritidae),

Perancangan/pembuatan laboratorium,

Konservasi/pengelolaan lingkungan,

Penangkaran kupu-kupu

D. Intrumentasi Alat

1. Teknik Koleksi Serangga

Gambar 1. Alat yang dipergunakan untuk koleksi serangga

Serangga merupakan organisme yang sangat melimpah

keberadaannya dan mampu hidup dimana saja, baik di darat

maupun di air. Habitat serangga sangat bervariasi, masing-

masing spesies mempunyai kekhasan tempat hidup oleh karena

itu perlu dipikirkan metode penangkapan dan koleksi yang

tepat untuk mendapatkan spesies serangga yang diinginkan.

Masing-masing metode dikembangkan untuk menangkap serangga

yang khas yang didasarkan pada perilaku dan habitatnya.

Koleksi serangga memerlukan peralatan tertentu yang telah

disiapkan di dalam tas cangklong yang sewaktu-waktu siap

untuk dikeluarkan. Peralatan tersebut adalah:

(a) Aspirator

Aspirator digunakan untuk menangkap serangga yang kecil dan

pergerakannya sangat cepat, seperti: parasitoid ordo

Hymenoptera, lalat Agromyzidae, trip, dan afid. Aspirator

ini bisa digunakan langsung untuk menyedot serangga pada

tanaman atau serangga-serangga kecil yang berada di dalam

jaring serangga [kombinasi]. Semua serangga yang telah

ditangkap kemudian dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam

botol pembunuh.

(b) Jaring serangga

Ada tiga jenis jaring yang umum dipakai untuk menangkap

serangga, yaitu:

(1) Aerial nets adalah jaring yang digunakan dengan bantuan

tangan untuk menangkap serangga yang aktif terbang, seperti:

kupu-kupu, capung, lebah, dan tawon. Sebaiknya gagang jaring

dibuat dari bahan yang sangat ringan dan jaringnya terbuat

dari kain kasa yang lembut. Biasanya kain kasa yang dipakai

berwarna putih, tetapi beberapa ahli lebih suka menggunakan

kain kasa yang berwarna hitam untuk menghindari terjadinya

pantulan cahaya yang membuat takut serangga sebelum

terjaring. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian

dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh.

(2) Sweep nets adalah jaring yang digunakan dengan bantuan

tangan untuk menangkap serangga-serangga kecil yang gesit

dan berada di rerumputan atau pada pucuk-pucuk tanaman,

seperti: kumbang Coccinellidae, wereng Cicadellidae dan

Delphacidae. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian

dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh.

(3) Aquatic nets adalah jaring yang digunakan dengan bantuan

tangan untuk menangkap serangga-serangga yang hidup didalam

air [serangga air], seperti: larva Trichoptera dan

Lepidotera.

(c) Pinset

Cara penangkapan ini efektif untuk serangga yang relatif

besar dan pergerakannya relatif tidak begitu gesit, seperti:

ulat daun, belalang sembah, kumbang, dan semut. Penangkapan

dengan menggunakan tangan perlu suatu pengalaman dan

keterampilan khusus. Hal yang perlu diperhatikan adalah

ketika hendak menangkap serangga-serangga yang beracun atau

bersengat, seperti ulat api famili Limacodidae dan semut

subfamili Ponerine maka perlu alat bantu berupa pinset.

Sedangkan kuas juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk

menangkap serangga-serangga kecil yang lunak, seperti: nimfa

Ephemeroptera dan Plecoptera.

(d) Botol pembunuh

Botol pembunuh merupakan botol yang digunakkan untuk

membunuh serangga yang sudah ditangkap. Botol ini berisi

alkohol 75% yang berfungsi untuk membunuh serangga.

(e) Kertas HVS dibentuk segitiga

Kertas HVS yang dibentuk segitiga ini merupakan teknik untuk

membuat serangga tetap dalam bentuk yang semula dan

mempertahankan bentuk serangga.

(f) Buku catatan

Buku catatan merupakan alat yang berfungsi untuk mencatat

semua yang didapatkan di lapangan seperti habitat serangga

yang ditangkap atau kondisi saat ditangkap.

(g) Kertas label

Serangga-serangga yang telah diawetkan harus diberi label

agar mempunyai arti ilmiah. Label berisi informasi dasar

mengenai tempat serangga ditemukan, tanggal serangga

ditemukan, dan nama kolektornya. Selain itu juga perlu

dituliskan nama spesies dan pendeterminasinya (dalam hal ini

hanya sampai Ordo).

Nama lokasi serangga itu ditemukan perlu dicatat sedemikian

rupa sehingga tempat itu dapat ditemukan pada peta dengan

baik. Nama kota atau desa tidak boleh disingkat untuk

mencegah diartikan keliru dengan tempat lain oleh seseorang

yang kurang mengenal daerah tersebut. Dengan meningkatnya

penggunaan koleksi data-base dan kebutuhan yang berkaitan

dengan standarisasi data secara internasional maka label-

label di museum spesimen perlu mencantumkan pula garis

lintang utara dan selatan seperti contoh sebagai berikut:

36002’S 142038’E.

Tanggal koleksi akan memberi data tentang musim saat

koleksi. Tulis hari/tanggal, bulan, dan tahun. Pergunakan

sesuai perjanjian internasional dalam menulis hari dan tahun

merujuk angka Arab dan bulan dengan angka Roman; sebagai

alternative bulan dapat disingkat seperti 03.viii.1993 atau

03 Aug. 1993. jangan ditulis seperti ini: 03.08.1993 sebab

dapat diartikan di beberapa Negara sebagai bulan Maret

tanggal 8, 1993. Jangan menyingkat tahun 1993 dengan ’93.

apabila beberapa hari berturut-turut dipergunakan untuk

koleksi di sebuah lokasi, maka hari-hari tersebut dapat

ditulis sebagai berikut: 03-06.xi.1994.

Nama kolektor memungkinkan untuk berhubungannya kolektor

dari suatu tempat (dalam/luar negeri) untuk saling

bekerjasama dalam mencari informasi lebih lanjut atau

menimbang kebenaran dari label yang tercantum. Tulis ejaan

nama akhir kolektor atau nama depan disingkat.

Data lain: banyak informasi yang penting, tetapi tidak ada

relevansinya atau tidak tersedia untuk semua serangga.

Biasanya ditulis dalam label tersendiri sebagai tambahan

data-data primer, misalnya:

• Catatan tentang inang serangga parasitik dan tanaman inang

dari serangga fitopagus (apabila informasi tersebut dapat

diketahui).

• Macam habitat secara rinci yang meliputi ketinggian

tempat, tipe ekologi, dan kondisi cuaca saat koleksi.

Label untuk spesimen yang dipin dan atau dikarding harus

dicetak rapi dengan tinta hitam yang tidak luntur dan

berkualitas baik. Ukuran label tidak boleh lebih besar dari

18 mm x 8 mm dan apabila label pertama terlalu kecil untuk

data, beberapa data harus ditulis lagi pada label kedua yang

dideretkan di bawah label pertama di bawah pin spesimen

tersebut. Label harus berjarak dari spesimen agar mudah

dibaca dari atas. Label untuk spesimen di dalam alkohol

harus ditulis dengan tinta hitam yang tidak luntur dengan

kertas yang baik. Ukuran label tidak boleh lebih dari 5 x 2

cm; klasifikasi spesimen dan data koleksi harus ditulis pada

label tersebut. Label harus dimasukkan ke dalam botol

bersama-sama dengan spesimen tidak ditempel dengan lem

diluar botol.

2. Metode Pengawetan Serangga

Pengawetan serangga yang benar membutuhkan suatu pengetahuan

dan keterampilan yang cukup. Serangga awetan [Spesimen] sangat

penting untuk keperluan penelitian terutama yang berkaitan

dengan biodiversitas serangga. Pengawetan serangga yang salah

dapat berakibat fatal bagi spesimen yang disimpan. Pengawetan

serangga diperlukan peralatan-peralatan khusus seperti:

- Relaxing dish

- Pinset

- Span block

- Pinning block

- Jarum serangga

- Jarum penthol

- Lem PVAC

- Kertas karding

- Botol koleksi

- Alkohol 80%

- Kertas label

- Pensil atau tinta tahan luntur

Pengawetan serangga dan artropoda lain dilakukan dengan cara

yang berbeda-beda pada setiap spesies dan fase tumbuhnya. Ada

dua cara pengawetan yang umum dilakukan, yaitu pengawetan

kering dan pengawetan basah.

Pengawetan kering dilakukan untuk serangga-serangga yang

bertubuh keras [umumya fase imago] dengan cara di pin [ditusuk

dengan jarum preparat atau di karding]. Jarum yang digunakan

untuk menusuk spesimen serangga harus jarum anti karat

atau stainless steel (bukan dari baja hitam atau dari kuningan)

sebab jarum non-stainless akan cepat berkarat apabila terkena

cairan tubuh serangga. Ukuran diameter dan panjang jarum

bervariasi mulai dari nomor 00 sampai 9. Apabila jarum

ditusukkan secara tidak langsung ke tubuh serangga, seperti

halnya karding, jarum stainless steel tidak perlu

dipergunakan, cukup dengan jarum dari baja. Beberapa serangga

besar akan berubah warna atau kotor apabila diawetkan kering,

oleh sebab itu perlu dilakukan proses pengeluaran isi perut

atau ‘gutting’ sebelum serangga di pin. Buat belahan sedikit

di salah satu sisi pleural membrane diantara sternal dan

tergal plates. Pergunakan pinset untuk mengeluarkan alimentary

canal, alat pencernaan makanan perlu hati-hati jangan sampai

sambungan anterior dan posterior patah. Bagian perut kemudian

dibersihkan dengan cermat dengan kapas dan tissue. Perutnya

kemudian dibentuk kembali dengan diisi kapas agar bentuk

abdomen kembali seperti sebelumnya. Belahan pada ujung pleural

membrane kemudian dirapatkan kembali dan harus tertutup

kembali sebelum serangga kering.

Pengawetan basah dilakukan untuk serangga-serangga yang

bertubuh lunak [umumnya fase larva] dilakukan dengan cara

menyimpan serangga didalam botol yang telah diisi dengan

alkohol 80%, dengan ketentuan bahwa spesimen yang diawetkan

dalam alkohol harus disimpan dalam botol gelas dengan tutup

yang rapat. Menggunakan botol plastik tidak baik untuk tempat

spesimen karena mudah retak apabila diisi dengan alkohol.

Pilih botol yang cukup besarnya agar spesimen tidak tertekuk

dan hancur, selain itu juga akan memudahkan pengambilan pada

saat akan diteliti/diamati.

Setiap spesies serangga dan artropoda lain mempunyai kekhasan

cara pengawetan, secara umum dapat dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

LABA-LABA

Matikan dan awetkan dalam 80% ethanol. Sedikit ditambah

glycerol pada ethanol akan membuat spesimen lemas (fleksibel).

COLLEMBOLA

Matikan dalam 80% ethanol. Jernihkan dalam KOH dan slide mount

di euparal dengan spesimen diletakkan pada sisi kanan.

Peletakan gelas obyektif dan de glass dengan menggunakan kutek

tak berwarna.

PROTURA

Matikan dalam 80% ethanol. Jernihkan dalam KOH dan slide mount

di euparal dengan spesimen diletakkan pada sisi ventral.

Peletakan gelas obyektif dan de glass dengan menggunakan kutek

tak berwarna.

DIPLURA

Matikan dalam 80% ethanol, jernihkan dalam KOH dan slide mount

dalam euparal. Peletakan gelas obyektif dan de glass dengan

menggunakan kutek tak berwarna.

THYSANURA

Matikan dan awetkan dalam 80% ethanol.

ODONATA

Matikan dalam botol pembunuh, sebaiknya capung dewasa

dibiarkan hidup selama satu atau dua hari di dalam kertas

amplop agar isi perutnya terserap tubuh. Serangga yang mati

akan mengalami pembusukan isi perutnya sehingga akan

mempengaruhi warna kulit perutnya atau bahkan putus karena

busuk. Setelah capung dewasa mati, tusuklah dengan jarum

serangga pada bagian tengah mesothorax (jarum harus keluar

dari bagian bawah tubuh diantara pasangan kaki pertama dan

kaki kedua). Kembangkan kedua pasang sayapnya dengan ketentuan

letak anterior pinggir sayap belakang tegak lurus dengan tubuh

dan letak sayap depan simetris.

ORTHOPTERA

Matikan belalang dewasa dalam botol pembunuh. Tusuklah dengan

jarum serangga pada bagian kanan mesothorax (biasanya pada

dasar sayap depan bagian kanan) belalang dewasa; bentangkan

sayap bagian kiri dengan pinggir anterior sayap belakang

membentuk garis tegak lurus  dengan tubuh; atur kaki dengan

sempurna dan antena yang panjang diatur menjulur ke belakang

di atas tubuh.

MANTODEA

Matikan dalam botol pembunuh, untuk nimfa awetkan dalam 80%

ethanol. Belalang sembah dewasa diawetkan dengan cara ditusuk

dengan jarum serangga pada garis tengah mesothorax bagian

kanan dan kembangkan sayap depan dan belakang sebelah kiri

dengan pinggir anterior sayap belakang membentuk garis tegak

lurus dengan tubuh. Isi perut belalang sembah betina yang

besar harus dibersihkan dan diisi dengan kapas.

HEMIPTERA

Matikan dalam botol pembunuh. Tusuklah dengan menggunakan

jarum pada bagian skutelum bagian kanan. Serangga yang kecil

harus dikarding dengan cara menempelkan bagian tengah thorax

(antara sepasang kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada

ujung kertas segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri.

THYSANOPTERA

Matikan dalam 80% ethanol. Awetkan dalam lembaran kertas

persegi panjang dengan bagian ventral menghadap ke atas,

bentangkan sayap-sayapnya, kaki-kaki dan luruskan antenanya.

NEUROPTERA

Matikan dalam botol pembunuh. Awetkan dalam lembaran kertas

karding dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara

sepasang kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung

kertas segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri. Larvanya

awetkan dalam 80% ethanol.

COLEOPTERA

Tusuklah serangga dewasa tepat pada anterior elytron sebelah

kanan sehingga jarum keluar diantara coxa tengah dan belakang;

atur kaki-kakinya sehingga ruas-ruas tarsi dapat terlihat

dengan jelas. Spesies dengan ukuran sangat kecil dikarding

dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang

kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas

segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri. Larva diawetkan

dalam 80% ethanol.

DIPTERA

Tusuklah serangga dewasa pada bagian tengah mesothorax sebelah

kanan. Atur sayap-sayapnya untuk spesies yang besar sehingga

sayap mengembang pada sisi anterior membentuk posisi tegak

lurus. Serangga yang ukuran tubuhnya kecil dikarding dengan

cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang kaki

depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas

segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri, sayapnya

dinaikkan ke atas dan kaki-kakinya diatur ke arah bawah.

Serangga dewasa famili Tipulidae diawetkan dalam 80% ethanol

atau dilem dibagian thorax pada kartu segiempat sehingga kaki-

kakinya menempel pada kartu dengan setetes lem pada setiap

tibia. Larva diawetkan dalam 80% ethanol.

LEPIDOPTERA

Tusuklah dengan jarum pada bagian garis tengah mosthorax untuk

serangga dewasa; atur kedua sayapnya dengan ketentuan sayap

depan bagian posterior tegak lurus dengan badan, sayap kedua

menyesuaikan. Pengaturan posisi sayap dilakukan pada span

block. Larvanya diawetkan dalam 80% ethanol.

HYMENOPTERA

Tusuklah serangga dewasa pada bagian kanan garis tengah

mesothorax; atur sayapnya agar terlihat jelas venasinya.

Spesies yang kecil dan atau semua jenis semut perlu dikarding

dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang

kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas

segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri. Larvanya

diawetkan dalam 80% ethanol.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. ___. Entomologi.http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab-14%20KOLEKSI%20DAN%20PENGAWETAN%20SERANGGA%20edited%20fin.htm (Diakses 9 Februari 2014).

Qolamul Hanna. 2013. Entomologi Serangga Cara Koleksi.http://planthospital.blogspot.com/2013/10/entomologi-serangga-cara-koleksi.html (Diakses 9 Februari 2014).

Wikipedia.2013. Aspirator.http://en.wikipedia.org/wiki/Aspirator_(pump) (Diakses9 Februari 2014).