MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG SOSIAL. TENTANG PENANGANAN KONFLIK
implementasi undang-undang no 12 tahun 2003 tentang
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of implementasi undang-undang no 12 tahun 2003 tentang
i
HALAMAN JUDUL
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2003 TENTANG
CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
(DPRD) PERIODE TAHUN 2014-2019
(STUDI DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Untuk Memperoleh Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh :
SITI HARTINAH
SIP.152078
Pembimbing :
H. HERMANTO HARUN, Lc, M.HI.,Ph.D
TRI ENDAH KARYA L, S.IP, M.IP
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003
Tentang calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Periode
2014-2019 (Studi Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi) bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pemenuhan kuota 30% keterwakilan perempuan dalam
calon anggota DPRD Kabupaten Merangin. Keterwakilan perempuan di DPRD
Kabupaten Merangin periode 2014-2019 tidak satupun yang menjadi wakil rakyat
ini merupakan terjadi penurunan sangat rendah di bandingkan tahun sebelumnya.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode kualitatif, yaitu pendekatan
penelitian lapangan secara langsung oleh peneliti sendiri. Menurut Soerjono
Soekanto penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
memberikan data yang teliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala
lainnya.
Hasil penelitian menunjukan: 1) pemenuhan kuota 30% keterwakilan perempuan
dalam calon anggota dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten merangin belum
terpenuhi secara komfrehensif, 2) banyak partai yang memiliki kendala-kendala
dalam pemenuhan 30% ini terutama pada partai-partai kecil. 3) untuk kaum
perempuan yang terjun ke dunia politik dan sudah menjadi calon tetap DPRD
kabupaten merangin merasa kesulitan dan persaingan terlalu berat dalam
pemilihan. Saran untuk kedepannya kuota keterwakilan perempuan harus sesuai
yang di ingin kan dan keterwakilan perempuan yang duduk di legislatif untuk
periode selanjutnya harus meningkat dan rasa kepedulian perempuan terhadap
politik semkain meningkat
Kata kunci : Undang Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Keterwakilan
Perempuan di Dewan perwakilan Rakyat Daerah.
iv
Pembimbing I : H.Hermanto Harun, Lc, M.HI.,Ph.D
Pembimbing II : Tri Endah Karya L, S.IP, M.IP
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, 25 Maret 2019
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
JAMBI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum wr wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudari Siti Hartinah, SIP. 152078 yang berjudul:
Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Calon Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Periode 2014-2019 (Studi Di Kabupaten
Merangin provinsi Jambi).
Telah Disetujui Dan Dapat Diajukan Untuk Dimunaqasahkan Guna
Melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam
jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualikum wr wb.
vi
MOTTO
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisaa: 58)
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji Allah semesta alam, salawat dan
salam atas junjungan alam Rasulullah Saw.
Skripsi ini saya persembahkan kepada kepada kedua orang
tuaku,yaitu bapak syarkawi dan ibu siti aisyah yang dalam
doa dan keringatnya tak henti-henti mengharapkan
kesuksesan anak-anaknya.
Kepada Abang dan kakak iparku, Abangku samsul hardi,
hatta, muklis,sh, , M. Pitur dan adx tercinta dan tersayang
zaleha dan selanjutnya kakak ipar qu mbok herpa dn rukiah
serta keponakanku liana, Muhammad thorik, Muhammad
ramadhan, dan Muhammad daffa ariki dan kepada pitom
alim sekelurga dan sepupuku ajrina, dhabi adik najwa ,
bunga imah dan ayuk baya serta keponaan tercinta suntet
(zia) saya ucapkan terima kasih telah mendoakan dan
memberi semangat yang luar biasa dan Mahasiswa Jurusan
ilmu pemerintahan Angkatan 2015. Keluargaku MPD D dan
E dan kelurga Posko 29 Gel.III Th 2018.
Terima kasih kepada kawan-kawan di kosan, nova noviana,
wulandari, antohiroh, salma, dan adik tohiroh yang selalu
memberikan support serta semangat kepadaku. Terima kasih
untuk teman-teman di kampus yang telah banyak
membantu.
Kepada almamaterku Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang berjudul: Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003
Tentang Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Periode
2014-2019. (Studi Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi).
Kemudian tidak luput pula sholawat Beriring salam kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah memberi kita petunjuk dari alam kebodohan
menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat sekarang
ini, terang bukan karna lampu yang menyinari dan bukan pula karna bulan dan
matahari akan tetapi terangnya karna ilmu pengetahuan serta iman dan Islam.
Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan
Ilmu pemerintahan dan memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S.I) pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari‟ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Pada kesempatan kali
ini dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan hasil penelitian yang penulis
upayakan secara maksimal dengan segenap keterbatasan dan kekurangan yang
penulis miliki sebagai manusia biasa namun berbekal pengetahuan yang ada serta
arahan dan bimbingan,juga petunjuk dari bapak H. Hermanto Harun, Lc, MHI.
Ph.D, selaku pembimbing I Ibu Tri Endah Karya L, S.IP, M.IP selaku
pembimbing II yang selalu meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau yang
luar biasa untuk memberi bimbingan dengan sabar, saran, dan kritik yang
membangun, menebarkan keceriaan serta optimisme kepada penulis dan akan
ix
selalu penulis ingat. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan
semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan
ilmu pengetahuan dan pengalaman penulis, sehingga masih terdapat kejanggalan
dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA. Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak H.Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D Wakil Dekan 1 Fakultas
Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI, Wakil Dekan ll Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI Wakil Dekan lll dan Kerjasama Fakultas
Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Ibu Mustiah, RH, S.Ag., M.Sy Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Ibu Tri Endah Karya, S.IP.,M Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Hermanto Harun, Lc, MHI. Ph. D, Pembimbing l
9. Ibu Tri Endah Karya L, S.IP, M.IP pembimbing II
x
10. Bapak / Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Fakultas Syari‟ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
11. Kepada teman-teman seperjuangan Ilmu Pemerintahan 2015 semua
pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun materil sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Sepenuhnya hanya dapat memanjatkan do‟a yang sebanyak-banyaknya
kepada kehadirat Allah SWT, semoga jasa-jasa itu menjadi „amal Jariyah bagi
mereka semuanya dan mendapakan ridho Allah SWT.
Demikian semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah-Nya kepada
kita semua. Amiin Yarobbal „alamiiin.
xi
DAFTAR ISI
Table of Contents HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........ Error! Bookmark not defined.
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.
MOTTO.................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 8
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .............................................................. 8
1. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
D. Batasan Masalah ..................................................................................... 9
E. Kerangka Teori ..................................................................................... 10
xii
1. Implementasi ................................ Error! Bookmark not defined.
2. Keterwakilan Perempuan ............................................................ 12
3. Pemilihan Umum ........................................................................ 14
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.............................................. 15
F. Tinjauan Pustaka................................................................................... 16
BAB II METODE PENELITIAN DAN SISTEMATIKA PENULISAN ............ 21
A. Metode Penelitian ................................................................................. 21
1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 21
2. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 22
3. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 24
4. Uni Analisis ................................................................................. 26
5. Teknik Analisis Data ................................................................... 27
B. Sistematika Penulisan ........................................................................... 28
C. Jadwal Penelitian .................................................................................. 29
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................... 31
A. Aspek Geogerafis Kabupaten Merangin............................................... 31
B. Kondisi Topografis di Kabupaten Merangin ........................................ 32
C. Sejarah Kabupaten Merangin ............................................................... 33
1. Kabupaten Merangin Periode 1949-1965. .................................. 37
xiii
2. KDH DATI II Sarolangun Bangko (SARKO) Periode 1965-1999
..................................................................................................... 37
3. Kabupaten Merangin Periode 1999 – sekarang .......................... 37
D. Keadaan Penduduk Kabupaten Merangin ............................................ 38
E. Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Merangin .............................. 39
F. Keadaan Agama di Kabupaten Merangin ............................................. 40
G. Keadaan Pendidikan di Kabupaten Merangin ...................................... 41
H. Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Merangin ..................... 42
1. Visi Dan Misi Kabupaten Merangin ........................................... 43
2. pemilihan umum anggota DPRD kabupaten merangin tahun
periode 2014-2019 ...................................................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ...................................... 46
A. Pelaksanaan Pemilihan Umum di Kabupaten Merangin ...................... 46
B. Kendala Dalam Memenuhi Kuota Keterwakilan Perempuan Pada Ke
Anggotaan DPRD Kabupaten Merangin Periode 2014-2019............... 60
C. Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Ketentuan
30% Keterwakilan Perempuan (DPRD) di Kabupaten Merangin. ....... 63
BAB V PENUTUP ............................................. Error! Bookmark not defined.68
A. Kesimpulan ........................................ Error! Bookmark not defined.68
B. Saran ..................................................................................................... 63
xiv
C. Kata Penutup......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 76
GAMBAR-GAMBAR .......................................................................................... 91
CURCULUM VITAE ........................................................................................... 92
xv
DAFTAR TABEL
Table 1: Jumlah Kursi di DPRD Kabupaten Merangin .......................................... 6
Table 2: Jadwal Penelitian .................................................................................... 30
Table 3: Kecamatan di Daerah Kabupaten Merangin ........................................... 32
Table 4: Keadaan Penduduk Menurut Usia .......................................................... 38
Table 5: Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Merangin ................................ 39
Table 6: Keadaan Sarana Peribadatan Kabupaten Merangin ................................ 41
Table 7: Saran Pendidikan di Kabupaten Merangin ............................................. 42
Table 8: Nama Partai Yang Ikut Mencalonkan DPRD ......................................... 44
Table 9: Data Pemilihan Tetap DPRD Kabupaten Merangin ............................... 51
Table 10: Data Penetapan Pemilihan Umum dan Jumlah Kursi DPRD Kabupaten
Merangin Tahun 2014 ........................................................................................... 54
Table 11: Keterwakilan Perempuan di DPRD ...................................................... 57
Table 12: Nama Anggota DPRD di Kabupaten Merangin Periode 2014-2019 .... 58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam sistem Pemerintahan Demokrasi, lembaga perwakilan
merupakan unsur yang paling penting di samping unsur-unsur lainnya seperti,
sistem pemilihan, persamaan di depan hukum, kebebasan dalam mengeluarkan
pendapat, kebebasan berserikat dan lain sebagainya. Setiap sistem demokrasi
adalah ide bahwa warga negara seharusnya terlibat dalam hal tertentu di bidang
pembuatan keputusan-keputusan politik, baik secara langsung maupun melalui
wakil pilihan mereka di lembaga perwakilan.
Di masa Orde lama dan Orde baru (1955-1997), upaya Negara untuk
meningkatkan keterwakilan perempuan secara khusus di dalam parlemen masih di
lakukan. Tindakan terhadap keterwakilan perempuan baru di lahirkan di masa
reformasi, tepatnya ketika pemilu 2004 di langsungkan. Hal ini menjadi sangat
rasional bila melihat pada pemilu tahun 2004 , sudah di berlakukan kebijakan
penguatan afirmatif kuota 30% di Parlemen yang di atur undang-undang no 12
tahun 2003 tentang pemilu. Kebijakan ini mewajibkan partai politik mencalonkan
sekurang-kurangnya 30% berjenis kelamin perempuan dari total calon legislatif di
tingkat pusat, provinsi, maupun tingkat kabupaten/kota.
Fungsi yang penting dari lembaga perwakilan harus di sadari benar-benar
oleh setiap anggota lembaga perwakilan tersebut selaku wakil-wakil rakyat.
Kesadaran bahwa setiap keputusan lembaga perwakilan ini akan membawa akibat
langsung atau tidak terhadap keuntungan atau kerugian bagi rakyatnya .
2
Peluang perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional
sesungguhnya telah terakomodasikan oleh berbagai kebijakan dan peraturan per
Undang-Undangan. Apabila di telusuri dengan sistem hirarki ketatanegaraan di
Indonesia yang merujuk pada landasan hukum keberlakuan sistem hirarki tersebut
yakni melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan menegaskan bahwa urutan Perundang-Undangan
yang tertinggi adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Pasal 27 ayat (1) UUD RI 1945 menegaskan bahwa segala warga negara
bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Di negara Indonesia jumlah perempuan yang duduk sebagai anggota DPR
hanya beberapa persen baik itu ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Keterlibatan perempuan dalam dunia politik di Indonesia di atur melalui beberapa
peraturan di antaranya : UU No 12 Tahun 2003 tentang pemilihan umum (Pemilu)
dan UU No 2 tahun 2011 tentang partai politik.1
Kuota 30% bagi perempuan sebenarnya telah di akomodasikan melalui
UU Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu, yang secara khusus termasuk di pasal
65 ayat 1 yang menyebutkan :
1. Setiap partai politik beserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah pemilihan
dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangmya 30%.
1 Feybe.wuisan. “perempuan dan politik”,(Jakarta: women research intiture, 2009), hlm
3
2. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon sebanyak-
banyaknya 100% jumlah kursi yang di tetapkan pada setiap daerah pemilihan.
Dalam Undang-Undang No 12 tahun 2003 tentang Pemilihan umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Daerah, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (UU Pemilu Legislatif) Dan Undang-Undang No 2
tahun 2008 tentang partai politk (UU parpol) kuota keterlibatan perempuan dalam
dunia politik adalah sebesar 30%, terutama untuk duduk di dalam parlemen.
Bahkan dalam pasal 8 butir d UU pemilu legislative di sebutkan penyertaan
sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada pengurusan parpol
tingkat pusat sebagai salah satu persyaratan parpol menjadi peserta pemilu.
Dan pasal 53 UU pemilu legislatif mengatakan bahwa daftar bakal calon
peserta pemilu juga harus memuat paling sedikit 30% keterwakilan perempuan.
Dari ketentuan di atas terlihat jelas, bahwa negara sudah mengakui kesetaraan
gender antara perempuan dan laki-laki dalam dunia politik dan juga sesuai dengan
konsep demokrasi.2 Meskipun demikian, ketentuan kuota 30% tetap saja menuai
kontroversi.
Secara umum ada dua persoalan yang menyebabkan pemberdayaan
perempuan dalam berpolitik menjadi lemah. Pertama, kultur dan kesalahan
pemahaman agama, yang merupakam fakor klasik keterbelakangan perempuan
dalam segala kehidupan. Apalagi secara spesifik di khususkan dalam kancah
politik kenegaraan, perempuan hampir tidak ada yang secara dominan memegang
tampuk kekuasaan selama dekade Indonesia merdeka, baik yang berada di
2. Munir Fuady, konsep negara demokrasi,(Ratika aditama, 2009), hlm 2.
4
legislatif maupun yudikatif. Kedua perempuan seakan Indonesia enggan untuk
merebut jabatan-jabatan politik yang dalam presedurnya harus bersaing secara
elegan dengan laki-laki masalahnya belum opimal kesadaran dan keadilan
parisipasi perempuan di bidang politik, dapat di baca realita.
Hambatan-hambatan psikologis yang menyingkirkan perempuan dalam
ajang politik adalah budaya patriarki, suberdinasi perempuan dan persepsi
terdalam bahwa public domain (wilayah publik) di peruntukan bagi laki-laki.
bahwa kontrak social adalah mengenai hubungan antara laki-laki dan pemerintah
dan bukan antara warga Negara dengan pemerintah walaupun hak-hak perempuan
dijamin oleh hukum, teorika politik pemerintah yang baik dan demokrasi
partisippatioris.3
Menurut hirarki dari UU Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Perundangan pemberlakuan urutan pelaksanaan setelah
UUD 1945 adalah UU. Terkat dengan pemilu caleg tahun 2014 terdapat 3 (tiga)
bentuk per Undang-Undangan, pertama, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003
Tentang Penyelenggaraan pemilu, kedua, Undang-undang nomor 2 tahun 2008
Tentang Partai politik (selanjutnya disebut dengan parpol), ketiga, UU Nomor 10
Tahun 2008 Tentang Pemilu anggoa DPR, DPD, dan DPRD, Parpol dan UU
pemilu.
Sejenak disahkannya UU Nomor 12 tahun 2003 sebagai penyempurnaan
UU Nomor 31 Tahun 2002 dan sebagai penyempurnaan UU Nomor 12 Tahun
2003 tentang pemilu, maka secara yuridis formal kepeningan perempuan dalam
3 Tusiardi,”kiprah perempuan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di DPRD
Provinsi Kalimantan Timur” (Samarinda: ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id.2014), hlm.2-3.
5
dunia berpolitikan nasional telah terakomodasikan walaupun hanya dalam teks
yang terdiri atas beberapa kalimat saja dan itu pun tidak disertai dengan
penjelasan yang sangat memadai layaknya sebuah UU yang seharusnya dapat
dipahami, lugas bahasanya dan meminalisir terjadinya multi tafsir, sehingga objek
dari Undang-Undang itu yakni masyarakat dapat dengan lugas bila menerima UU
sebagai produk hukum yang makna tetapi sederhana dalam aplikasi.
Sebuah Negara yang berbentuk Republik4 memiliki sistem pemerintahan
5
yang tidak pernah lepas dari pengawasan rakyatnya. Demokrasi adalah sebuah
bentuk pemerintahan yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyatnya.
Negara Republik Indonesia merupakan sebuah Negara Kesatuan yang berbentuk
republik dan menjalankan pemerintahan dalam bentuk demokrasi.
Memasuki tahapan pengajuan bakal calon anggota legislatif baik di tingkat
DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Partai Politik serta pemilu di
wajibkan mengikut sertakan keterwakilan perempuan minimal 30% calon
legislatif (caleg) perempuan dalam daftar yang akan di ajukan ke KPU pada
tingkatannya.
Keterwakilan perempuan di parlemen masih sangat memperhatinkan, tidak
seimbang dengan jumlah partisipasi pemilih perempuan dan populasi penduduk
perempuan di Indonesia. Dalam undang-undang no 10 tahun 2008 tentang
pemilihan umum anggota DPR, DPD, DPRD di sebutkan dalam pasal 20 tentang
kepengurusan partai bahwa “kepengurusan partai politik tingkat provinsi dan
kabupaten/kota sebagaimana di maksud dalam pasal 19 ayat 2 dan ayat 3 di
4 Rizki Argama, pemilihan umum di Indonesia Sebagai Penerapan Konsep Kedaulatan
Rakyat,Hlm.1.
5Ibid hal 1.
6
susun dengan memperhatinkan keterwakilan perempuan paling rendah 30% yang
diatur dalam AD dan RT partai politik masing-masing.
Dalam hal ini menunjukan keterwakilan perempuan di parlemen masih
sangat rendah. Implementasi ketentuan 30 % keterwakilan perempuan pada saat
pemilu pada tahun 2014 di Kabupaten Merangin yaitu pemilihan anggota DPRD
belum bisa memenuhi kepengurusan keterwakilan perempuan. Kondisi
keterwakilan perempuan anggota DPRD Kabupten Merangin pada tahun 2009
mencapai 1 orang dan tahun 2014 tidak satu pun keterwakilan perempuan yang
duduk di parlemen. Sebagaimana di lihat dari tabel berikut.6
Table 1: Jumlah Kursi di DPRD Kabupaten Merangin
NO Periode Jumlah Kursi
Jenis Kelamin dan Persen
LK % PR %
1 2009-2014 30 29 95% 1 5%
2 2014-2019 35 35 - - -
Pemlihan umum di Kabupaten Merangin 2014, jumlah caleg di Kabupaten
Merangin hampir rata-rata tidak memenuhi keterwakilan perempuan, padahal
penduduk pada saat itu sebanyak 124.721 orang adalah pemilih perempuan atau
48.81% dari jumlah DPT (data pemilih tetap) sebanyak 255.515 pemilih waktu
itu. sementara calon legislatif perempuan lebih kurang sekitar 154 orang dan caleg
6. Wawancara di kantor komisi pemilihan umum di Kabupaten Merangin. Tanggal 26
Desember 2018
7
laki laki 263 orang dari 417 calon anggota DPRD Kabupaten Merangin periode
2014-2019. 7
Pada pemilihan umum legislatif pada tahun 2014 di Kabupaten Merangin
telah terpilih 35 anggota DPRD. Dari komposisi 35 anggota DPRD Kabupaten
Merangin terpilih 35 orang laki-laki dan semua menjadi anggota DPRD.
Sedangkan untuk perempuan tidak ada satupun yang menduduki sebagai anggota
DPRD dan disinilah bahwa perempuan hanya sebagai syarat untuk memenuhi
syarat wajib tersebut meskipun sudah tertera dalam Undang-Undang.
Berdasarkan data yang penulis dapat ada beberapa hal yang menjadi
permasalahan yakni tentang kedudukan perempuan yang diatur dalam undang-
undang mengenai ketentuan calon 30% seharusnya dapat lebih meningkatkan
jumlah keterwakilan perempuan dalam kursi parlemen. Oleh karena itulah penulis
merasa tertarik mengangkat permasalahan ini kedalam sebuah karya tulis skripsi
sebagai tugas akhir. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik
mengkaji dengan mengangkat judul: Implementasi Udang-Undang No 12
Tahun 2003 Tentang Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Periode Tahun 2014-2019. (Studi di Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi).
7. Wawancara dan dokumentasi di kantor komisi pemilihan umum di Kabupaten
Merangin. Tanggal 26 Desember 2018.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka
dapat di tegaskan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pemilihan legislatif di Kabupaten Merangin pada
pemilihan umum tahun 2014 ?
2. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan pemenuhan kuota 30 %
keterwakilan perempuan dalam calon anggota DPRD Kabupaten
Merangin ?
3. Bagaimana implementasi Undang-Undang nomor 12 tahun 2003 dalam
pelaksanaan pemilihan legislatif di kabupaten merangin ?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas
maka tujuan penelitian ini di lakukan adalah sebagai berikut:
a. Ingin mengetahui implementasi dan juga menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah di Kabupaten Merangin dapat memenuhi kuota 30%
perempuan.
b. Untuk mengetahui kendala dan upaya pelaksanaan tentang calon
angggota DPRD Kabupaten Merangin.
9
2. Manfaat Penelitian
a. Bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menuliskan karya
ilmiah dalam menganalisis permasalahan di lapangan dan juga sebagai
masukan pengetahuan tentang implementasi Undang-Undang no 12
tahun 2003 tentang ketentuan 30% Keterwakilan Perempuan dalam
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Merangin.
b. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pemilihan
anggota DPRD itu sangat penting karena merupakan aspek perubahan
yang lebih baik untuk kedepannya.
c. Sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Di
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Fakultas
Syariah Jurusan Ilmu Pemerintahan.
D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas agar tidak
memperluas masalah yang di bahas yang menyebabkan pembahasan menjadi
tidak konstisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat
sebelumnya, maka penulis memberikan batasan ini mengenai Implementasi
Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Ketentuan Keterwakilan
Perempuan dalam calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Periode
2014-2018. Agar peneliti terarah dan fokus pada permasalahan yang di teliti
dan penelitian sampai pada tahun 2019.
10
E. Kerangka Teori
Teori teori yang digunakan dalam argumentasi hendaknya dikuasai
sepenuhnya serta mengikuti perkembangan teori yang mitakhir.8 Agar penulis
ini lebih terarah dan tepat sasaran, maka penulis perlu menggunakan kerangka
teori sebagai landasan utama guna untuk mendapatkan konsep yang tepat dan
benar dalam penyusunan ilmiah ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan teori dalam menjawab pertanyaan penelitian9.
1. Implementasi
Menurut Teori Donald s. van Meter dan Carl E Van Horn implementasi
yaitu standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga terealisasi.
Sumber daya yaitu perlu sumber daya manusia dan sumberdaya alam.
Hubungan antar organisasi yaitu implementasi harus ada dukungan dan
koordinasi dengan instansi lain. Karakteristik pelaksana dimana mencakup
struktur birokrasi, norma-norma, dan pola hubungan yang terjadi dalam
birorasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.
Kemudian kondisi sosial, politik, dan ekonomi yaitu mencakup sumberdaya
ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi
kebijakan yang juga akan mempengaruhi pelaksanaan kebijakan tersebut.10
8. Khusaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta :
Bumi Aksara, 2008 hlm. 24. 9. Tim Penyusunan, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Cet. Ke-2 (Jambi: Syariah
Press,2014.Hlm 25). 10
Harianto, belajar dan pembelajaran sebuah teori dan konsep dasar, PT.
remajanrosdakarya, Bandung, 2000 , hlm 183
11
Implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.11
Implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Secara umum
dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan di lakukan secara bersungguh-sungguh
berdasarkan dengan tujuan mencapai kegiatan tertentu.
Menurut solihin abdul wahab (1997) implementasi ialah berbagai
tindakan yang dilakukan oleh individu, pejabat, kelompok pemerintah, atau
swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang sudah dipastikan
dalam keputusan kebijakan. Jadi implementasi intinya adalah kegiatan untuk
mendistribusikan keluaran kebijakannya yang di laksanakan oleh para
implementor kepada kelompok sasaran sebagai upaya untuk mewujudkan
tujuan kebijakan.12
Implementasi kebijakan juga dapat digunakan mengukur kepatuhan
sasaran kebijakan. Baik itu perorang, kelompok, maupun secara organisasi. Di
lihat dari perspektif perilaku, kepatuhan orang perorang, kelompok, maupun
organisasi sasaran merupakan factor penting yang menentukan keberhasilan
implementasi kebijakan.13
11
. “kamus besar Bahasa Indonesia,” KBBI. 12
Erman agus purwoto dan dyah ratih sulistiawati, implementasi kebijakan public konsep
dan aplikasinya di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media,2012), hlm 20 13
Hedar akib, “ implementasi kebijakan, “ jurnal administrasi public, (2010) hlm 3
12
2. Keterwakilan Perempuan
Indonesia sebagai Negara yang berdaulat dan merdeka telah
bekomitmen dan secara tegas memberikan pengakuan yang sama bagi setiap
warganya, baik perempuan maupun laki-laki akan berbagai hak dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa terkecuali. Hak-hak politik
perempuan di tetapkan melalui instrumen hukum maupun dengan
meratifikasikan berbagai kovensi yang menjamin hak-hak politik tersebut.
Undang-Undang RI No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia
pasal 46 menyebutkan sistem pemilihan umum, kepartaian, pemilihan
anggota badan legislatif dan sistem pengangkatan di bidang eksekutif dan
yudikatif harus menjadi keterwakilan perempuan sesuai dengan persyaratan
yang di tentukan.
Keterwakilan perempuan sebenarnya merupakan isu politik yang
masih membutuhkan perhatian untuk memperjuangkan oleh kaum
perempuan. Perempuan bukan hanya di maknai dengan pertarungan ide atau
gagasan tapi harus juga diartikan dalam kehadiran yang memberi makna.
Ketika politik juga harus di maknai sebagai kehadiran aktor politik konsep
keterwakilan menjadi penting untuk di diskusikan. Prinsip keterwakilan,
tidak hanya bermakna status sebagai mewakili kelompok dan kepentingan
tertentu tapi gagasan keterwakilan di dalamnya menyangkut masalah.14
14
Soetjipto, anni. 2001. Politik harapan : perjalanan politik perempuan indonessia pasca
reformasi, Jakarta: marjin kiri.
13
Penegasan hak-hak politik perempuan di buktikan dengan telah di
ratifikasinya. Koferensi hak-hak politik perempuan , ketentetuan dalam
konvensi PBB tersebut menjelaskan beberapa hal seperti berikut:
a. Perempuan berhak memberikan hak suara dalam pemilihan dengan
syarat-syarat yang sama dengan laki-laki, tanpa suatu diskriminasi.
b. Perempuan berhak untuk di pilih bagi semua badan yang di pilih secara
umum, di atur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama
dengan laki-laki tanpa diskriminasi.
c. Perempuan berhak memegang jabatan publik dan menjalankan semua
fungsi publik, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-Syarat Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2003 merupakan sebuah terobosan bangsa
untuk mewujudkan Negara yang berkeadilan.
Lahirnya kuota perempuan melalui Undang-undang tersebut sebenarnya
menjadi berita baik bagi kaum perempuan. Secara tekstual undang-undang
tersebut memang baru mengakui adanya kebutuhan untuk melibatkan
perempuan dalam partai politik sebagai upaya agar perempuan dapat
memperoleh akses yang lebih luas dalam pengambilan keputusan.
Partisipasi politik perempuan di Negara-negara berkembang cenderung
rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini di sebabkan karena perempuan lebih
banyak terlibat dengan urusan rumah tangga dari pada urusan politik,
sementara sosialisasi perempuan secara politis cenderung mengiring wanita
mendapatkan status tertentu tanpa usahanya sendiri. Partisipasi perempuan
14
dalam dunia politik dan erat kaitannya dengan mempunyai akses besar,
perempuan dapat mencapai jabatan-jabatab dalam politik dan pemerintahan.15
3. Pemilihan Umum
Pemilihan umum (pemilu) adalah satu cara dalam sistem demokrasi
untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan
rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang
politik. Pemilu di laksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab
rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung. Karena itu di perlukan
secara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu Negara selama
jangka waktu tertentu. Pemilu di laksanakan dengan menganut asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.16
Pemilu di artikan sebagai mekanisme penyeleksian dan pendelegasian
atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang di percaya. Dan
sebagai saluran aspirasi politik rakyat, sebagai wakil-wakil rakyat untuk
membuat undang-undang menjadi landasan kepastian bagi semua pihak di
lembaga pemerintahan. Pasal 65 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pemilu DPR, DPD, dan DPRD menyatakan bahwa: “setiap Partai politik
peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten. Kota untuk setiap daerah Pemilihan dengan memperhatikan
keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%.”
Pada kelembagaan partai politik pun dilakukan dengan mengharuskan
partai politik menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam
15
Muawanah, elvi .2009. pendidikan gender dan hak asasi manusia. Yogyakarta:
Penerbit Teras. 16
. Suprihatini,Amin. 2009. Pemilu Dari Masa Ke Masa. Kalaten: Cempaka Putih
15
pendirian maupun kepengurusan di tingkat pusat. Pada pasal 2 UU No 2 Tahun
2008 tentang Partai Politik menyatakan bahwa:
“Pendirian dan pembentukan partai politik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menyertakan 30% (tiga puluh persen) keterwakilan
perempuan “ pada ayat sebelumya dinyatakan bahwa partai politik
didirikan dan di bentuk oleh paling sedikit 50 orang warga negara
Indonesia yang telah berusia 21 tahun dengan akta notaril”.
Kemudian tindakan afirmatif juga dilakukan pada tingkatan
kepengurusan partai politik, yang mana pada pasal 20 UU No 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik dinyatakan bahwa: “kepengurusan partai politik tingkat
provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2)
dan ayat (3) disusun dengan memperhatikan keterwakilan perempuan paling
rendah 30% (tiga puluh persen) yang diatur dala AD dan ART Partai Politik
masing-masing.”
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Suatu Negara yang menyatakan demokrasi harus mempunyai lembaga
ini dalam struktur ketatanegaraannya karena selain berfungsi sebagai
penyalur aspirasi rakyat, parlemen juga berfungsi sebgai fungsi pengawasan
bagi lembaga lainnya terutama eksekutif. DPRD (dewan perwakilan rakyat
daerah) adalah lembaga legislatif atau membuat peraturan, peraturan
perundang-undangan yang di buat untuk mencerminkan kebijaksanaan-
kebijaksanaan itu. Dapat dikatakan bahwa ia merupakan badan yang
16
membuat keputusan yang menyangkut kepentingan umum dan
mensejahterakan rakyat.17
Dalam UUD 1945 sebelum di ubah, di kenal adanya majelis
permusyawaratan rakyat (MPR) dan dewan pwerwakilan rakyat (DPR).
Keduanya sering dianggap sebagai lembaga legislative berdasarkan UUD
1945. Kedua lembaga DPR dan MPR berdasarkan UUD 1945 memang
diakui sebagai parlemen Indonesia. Sementara itu, Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), menurut latar belakang pemikiran pembuatan UUD,
merupakan wadah wakil-wakil partai politik hasil pemilu.
Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan
daerah menyebutkan bahwa pengertian Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang selanjutnya di sebut DPRD adalah lembaga perwakilan
rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.18
F. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui
referensi buku-buku atau literature studi kependudukan ini dilakukan untuk
memenuhi atau mempelajari serta mengutif pendapat-pendapat dari pada ahli
yang ada hubungannya dengan permasalahan yang di teliti.
Sepanjang penelitian peneliti mengambil buku-buku, skripsi, tesis dan
artikel yang berkaitan dengan implementasi UU No 12 tahun 2003 tentang
30% keterwakilan perempuan dalam calon anggota DPRD kabupaten
merangin 2014. Dari berbagai penelitian yang telah penulis telusuri yaitu:
17
Baskoro , 2005. Pengelolaan Pimpinan Dan Anggota DPRD .halm 30. 18
. Undang-undang no 32 tahun 2004 tentang dewan perwakilan rakyat daerah.pasal 1
ayat 4
17
1. Penelitian yang berjudul” Implementasi ketentuan 30% kuota
keterwakilan perempuan dalam daftar calon anggota dewan perwakilan
rakyat daerah Provinsi Sulawesi selatan dan Makasar. Oleh A.oriza rania
putri tahun 2013.19
Keterwakilan perempuan dalam daftar calon Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Dan
Makssar belum terpenuhi secara komprehensif, banyak partai yang
memiliki kendala dalam pemenuhan kuota tersebut terutama pada partai-
partai kecil.
2. Selanjutnya penelitian yang berjudul “ Implementasi ketentuan kuota
30% keterwakilan perempuan di DPRD Kota Salatiga. Oleh ukti raqim20
tahun 2016 fakultas ilmu sosial jurusan politik dan kewarganegaraan
Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini membahas tentang
keterwakilan perempuan yang ada di kota salatiga sudah mengalami
peningkatan dari tahun 2004, 2009, dan 2014 sudah cukup bagus. Hal ini
hampir di ketahui 12 partai politik mengikuti pemilu legislatif tahun 2014
dan sudah tercapainya kuota 30% untuk keterwakilan perempuan dalam
pencalonan.
3. Hasil penelitian dari saudari Rosalina Muri yang berjudul” Evaluasi
respon partai politik terhadap pemenuhan kuota 30% keterwakilan
perempuan dalam pencalonan anggota legislative pada pemilu 2009 di
19
A.oriza rania putri, implementasi ketentuntuan 30% keterwakilan perempuan dalam
daftar calon anggota dewan perwakilan rakkyat daerah provins Sulawesi selatan dan makasar
berbasis we,Jakarta: 20
Ukti raqim, implementasi ketentuan kuota 30% keterwakilan perempuan di DPRD
Kota Salatiga.berbasis web semarang.
18
Surakarta.21
Menjelaskan tentang partai politik memberikan respon
positif Di setiap partai politik memberikan respon yang baik terhadap
pemenuhan kuota keterwakilan perempuan sesuai dengan Undang-
Undang No 10 Tahun 2008. Disini lah partai politik mengalami kesulitan
mencari caleg perempuan sehingga tidak bisa memenuhi kuota 30%
keterwakilan perempuan. Dikarenakan partisipasi perempuan yang terjun
ke dunia politik masih sangat rendah.
4. Pelaksanaan pemenuhahan kuota 30% perempuan dalam pemilihan
umum dewan perwakilan rakyat daerah kota surakarta.22
Keterwakilan
perempuan dan adanya undang-undang No 10 tahun 2008 yaitu tentang
pemilihan umum anggota dewan perwakilan rakyat daerah (undang-
undang pemilu legislatif) dan Undang-Undang No 2 Tahun 2008 tentang
partai politik dari ketentuan tersebut jelas bahwa negara sudah mengakui
kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki dan dunia politik.
Meskipun demikian ketentuan kuota 30% tetap saja menuai kontraversi.
Dan jumlah keseluruhan 40 orang dan menduduki kursi jabatan di
anggota DPRD untuk perempuan hanya mencapai 25% dari ketentuan
yang telah berlaku yaitu 30%.
5. Selanjutnya judul tentang peran partai demokrat Kota Jambi dalam
memperjuangkan keterwakilan perempuan dilegislatif. (Studi terhadap
Pemilu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jambi Tahun 2009).
21
Rosalina muri, evaluasi respon partai politik terhadap pemenuhan kuota 30%
keterwakilan perempuan dalam pencalona anggota legislative pada pmilu 2009 di
Surakarta,(jurnal academia). 22
Endah prabasini.pelaksanaan pemenuhuhan kuota 30% perempuan dalam pemilihan
umum dewan perwakilan rakyar daerah kota Surakarta.2010(jurnal academia).
19
Oleh M. habibi dari Fakultas Syariah Jurusan Ilmu Pemerintahan
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Hasil nya yaitu
partai demokrat kota jambi selalu bersifat terbuka dalam rekrutmen
politik, tidak membeda-bedakan antara kader perempuan dan laki-laki,
namun dalam pengambilan keputusan terhadap pengusungan calon
anggota legislatif tetap mempunyai kebijakan kedalam terhadap para
kadernya sehingga terciptanya kader-kadernya potensial, dan mempunyai
komitmen yang inggi terhadap partai.23
Berdasarkan penelitian terdahulu sebagaimana di sebutkan di atas,
terlihat jelas penelitian yang di lakukan peneliti ada kesamaan dengan salah
satu judul peneliti dengan ukhti raqim dan oriza rania putri yang sama-sama
meneliti tentang implementasi 30% keterwakilan perempuan di DPRD.
Tetapi perbedaannya tempat penelitian dan hasil yang di teliti.
Hasil penelitian yang di lakukan peneliti tentang implementasi
undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang calon Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah periode 2014-2019 di Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi. Menurut Teori Donald s. van Meter dan Carl E Van Horn
implementasi yaitu standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur
sehingga terealisasi. Sumber daya yaitu perlu sumber daya manusia dan
sumberdaya alam. Hubungan antar organisasi yaitu implementasi harus ada
dukungan dan koordinasi dengan instansi lain.
23
M.habibi.peren parti demokrat kota jambi dalam memperjungkan keterwakiln
perempuan dilegislatif. 2009 (skripsi jurusan ilmu pemerintahan fakutas syriah UIN STS JAMBI).
20
Karakteristik pelaksana dimana mencakup struktur birokrasi, norma-
norma, dan pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu
akan mempengaruhi implementasi suatu program. Kemudian kondisi sosial,
politik, dan ekonomi yaitu mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang
dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan yang juga akan
mempengaruhi pelaksanaan kebijakan tersebut. penerapan undang-undang
nomor 12 tahun 2003 tentang pemilihan umum DPR, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota di mana undang-undang tersebut sudah di terapkan
dan di laksankan di Kabupaten Merangin. Keterwakilan perempuan di
lembaga DPRD kabupaten merangin terdapat beberapa kendala yang di
hadapi oleh calon DPRD tersebut. Sehingga terjadi penurunan keterwakilan
perempuan dalam anggota dewan perwakilan rakyat daerah periode 2014-
2019 di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
BAB II
METODE PENELITIAN DAN SISTEMATIKA PENULISAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia.24
Penelitian ini merupakan sebuah karya ilmiah,
tentunya merupakan sebuah penelitian yang di pertanggung jawabkan dengan
baik, maka dari itu penulis lebih mengarahkan dalam karya ilmiah tentang
undang-undang No 12 tahun 2003 tentang calon Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat di Kabupaten Merangin. Dan penulis langsung ke lapangan yaitu
bertempat di Kabupaten Merangin, ke kantor KPU (komisi pemilihan umum)
Kabupaten Merangin. Maka dalam penulisan menggunakan metodologi
sebagai berikut:
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu pendekatan
penelitian lapangan secara langsung oleh peneliti sendiri. Menurut soerjono
soekanto penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
memberikan data yang teliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-
gejala lainnya.25
Metode penelitian deskriptif juga di artikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, di gunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
24
Iskandar, metode penelitian kualitatif, (Jakarta: gaung Persada, 2009) hlm 32 25
. Sayuti Una, pedoman penulisan skripsi, (jambi: fakultas syariah, 2012), hlm.42
22
eksperimen) di mana penelitian adalah instrument kunci, teknik
pengumpulan data di lakukan secara triagulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menentukan
makna dari pada generalisasi.26
Penelitian di laksanakan untuk memperoleh data dan mengamati
secara langsung tentang calon perempuan di Kabupaten Merangin dan
mengambil datanya di kantor KPU (komisi pemilihan umum) di Kabupaten
Merangin, kepada para anggota DPRD Kabupaten Merangin, dan para calon
khusus pihak perempuan yang mencalonkan sebagai anggota DPRD
kabupaten merangin dan selanjutnya masyarakat.
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Adapun jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian
yaitu data primer dan data sekunder.
1) Data Primer
Data primer adalah data pokok yang di perlukan dalam penelitian,
diperoleh secara langsung dari sumbernya atau pun dari lokasi yang
objeknya penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang di peroleh
di lapangan.27
Yaitu sumber data yang di peroleh secara langsung dari sumber
aslinya. Data primer dalam penelitian ini di peroleh melalui wawancara
dengan para informan di Kabupaten Merangin, yaitu:
26
. Sugiyono, motode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2011), hlm 09 27
Tim penyusun, pedeman penulian skripsi, cet ke -2 (jambi: syariah press, 2014)
23
a) Kantor KPU Kabupaten Merangin,
b) Para anggota DPRD Kabupaten Merangin
c) Para calon yang tidak lulus dalam peilihan anggota DPRD Kabupaten
Merangin dan khusus untuk para perempuan yang sudah pernah
mencalonkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Merangin tahun
2014 yang merupakan pemenuhan kuota 30% keterwakilan
perempuan dalam anggota DPRD .dan selain itu data yang
berdasarkan dokumentasi yang berlaku.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang di
peroleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini di
peroleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat
authebtic, karena sudah di peroleh dari tangan kedua, ketiga dan
seterusnya.28
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang di
peroleh secara tidak langsung dan data ini di peroleh dengan cara
mengutip dari sumber lain seperti:
a) Undang-undang No 12 tahun 2003 tentang pemilihan umum
anggota DPR,DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
b) Buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi.
c) Internet.
28
Sayuti Una , (Pedoman Penulisan Skripsi(Edisi Revisi), Cet Ke 2 (Jambi : Syariah
Press Dan Fakultas Syariah UIN STS Jambi,2014), Hlm 34
24
b. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data tersebut di peroleh.29
Sumber/
subjek data dalam penelitian ini meliputi:
1) Kantor KPU (komisi pemilihan umum) Kabupaten Merangin.
2) Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Merangin. Para calon yang tidak lulus dalam pemilihan anggota DPRD
Kabupaten Merangin 2014.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut sugiono instrument pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Instrument pengumpulan data adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dan fakta penelitian.30
a. Dokumentasi
Menurut guba dan Lincoln mendifinisikan pengertian dokumentasi
yaitu setiap bahan yang tertulis atau pun film. Dan pengumpulan data di
lakukan dengan meneliti catatan-catatan tertulis, seperti dokumen, buku,
dan catatan-catatan yang berkaitan dengan 30% keterwakilan perempuan
dalam anggota DPRD kabupaten merangin, data yang ada di kantor KPU
(komisi pemilihan umum), baik berita dalam media cetak maupun media
sosial. Cara ini dilakukan terutama pada studi awal penelitian yang
memperjelas masalah yang akan di teliti.
29
Amirul Hadi dan Haryono, metodologi penelitian pendidikan, (Bandung, Pustaka
Setia, 1998), hlm 122 30
Tim penyusun, pedoman penulisan skripsi, (edisi revisi cet ke-2 (jambi: syariah press,
2014). hlm 37.
25
b. Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpul data
atau keterangan lisan dari seseorang yang di sebut responden melalui
suatu atau keterangan lisan yang di sebut responden melalui suatu
percakapan sistematis dan terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti
sebagai pewawancara dengan sejumlah orang disebut sebagai responden
atau yang di wawancarai untuk mendapatkan sejumlah informasi yang
berhubungan masalah yang di teliti. Adapun wawancara yang di lakukan
sebagai berikut:
1) Kantor KPU (komisi pemilihan umum) Kabupaten Merangin.
2) Kantor DPRD Kabupaten Merangin dan anggotanya.
3) Para calon yang tidak lulus dalam pemilihan anggota DPRD Kabupaten
Merangin khususnya bagi perempuan yang tidak dapat memenuhi 30%
keterwakilan perempuan dalam pemilihan DPRD Kabupaten Merangin
Tahun 2014.
c. Observasi
Pengamatan observasi dalam penelitian ini adalah instrument untuk
mendapatkan data utama. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik observasi non partisipasi. Kedudukan penelitian hanya
pengamat dan selama proses observasi akan di buat catatan-catatan untuk
keperluan analisis dan pengecekan data kembali.31
Peneliti mengamati
tentang implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 tentang calon
31. Sayuti una ,pedoman penulisan skripsi , (jambi: fakultas syariah: 2012), hlm. 51
26
anggota DPRD Kabupaten Merangin. Selain itu penulis juga mencatat
dan mengamati dan penulis juga mengabadikan momen tersebut dalam
bentuk foto-foto.
4. Uni Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu di cantumkan apabila
penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan
populasi dan sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu
pemerintah maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.32
Dalam
penelitian ini unit analisis yaitu dengan waktu penelitian di lakukan pada
tahun 2018.
Pemilihan di Kabupaten Merangin sebagai unut analisis penelitian
ini didasari dengan beberapa pertimbangan pokok yaitu: pertama,
penelitian ini tidak menggunakan populasi tetapi menggunakan dokumen-
dokumen yang berasal dari kantor Kabupaten Merangin dan informasi-
informasi yang berasal dari aparat-aparat atau instansi Pemerintah. Kedua,
unit analisis penelitian merupakan tidak jauh dari kampung halaman
sehingga mempermudahkan peneliti untuk dapat melakukan penelitian
secara lebih intensif dan menggali informasi sebanyak mungkin.
32
Ibid, hlm 48
27
5. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk memahami hubungan dan konsep
dalam data sehingga dapat di kembangkan dan di implementasikan.
Berdasarkan hal di atas dapat di kemukakan bahwa Analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat
dengan mudah dipahami dan semuannya dapat di informasikan kepada
orang lain.33
Di dalam analisis data penelitian ini yang di laksanakan
menggunakan beberapa teknik yaitu :
a. Mereduksi data
Mereduksi data ialah aktifitas peneliti dalam memilih dan memilah
data yang dianggap relavan untuk disajikan. mereduksi data yang di
peroleh dari hasil wawancara, data wawancara ini yang telah di rekam
kemudian di transkipkan dengan tujuan memudahkan peneliti memilah
data-data yang sesuai untuk dianalisis. Mereduksi data yaitu data yang di
ambil merupakan data yang penting tentang keterwakilan perempuan
dalam anggota DPRD Kabupaten Merangin tahun 2014.
b. Penyajian data.
Data di sajikan secara sistematis agar lebih mudah memahami
tentang karya ilmiah tentang calon anggotaketerwakilan perempuan DPRD
Kabupaten Merangin.
33
. Sugiyono, Metode Kualitatif Dan RNB (bandung: alfabeta, 2013), hlm. 137.
28
c. Penarikan kesimpulan
Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data-data
yang terkumpul, sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk
penelitian lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang di
peroleh.34
Kesimpulan ini merupakan data yang mengenai dengan
data yang bersangkutan ketentuan keterwakilan perempuan dalam
anggota DPRD Kabupaten Merangin.
B. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtun, pemahaman dalam
penulisan skripsi ini akan di sistematisasi sebagai berikut :35
Bab I. Pendahuluan, Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, dan tinjauan pustaka. Bab ini merupakan permasalahan yang
merupakan berfikir bagi bab-bab selanjutnya.
Bab II. Metode peneilitian. Dalam bab ini membahas mengenai
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, pengumpulan, serta analisis
data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
Bab III. Gambaran umum. Membahas tentang tentang kondisi 30%
keterwakilan perempuan dalam anggota DPRD di Kabupaten Merangin.
34
. Sayuti Una, pedoman penulisan skripsi edisi revisi, (Jambi: Syari‟ah press IAIN STS
2014), hlm 69 35
. Tim penyun, pedoman penulisan skripsi (edisi revisi), cet. Ke-2 (jambi:syariah
press,2014) ,hlm 54
29
Bab IV. Pembahasan . Dalam bab ini membahas tentang
“Implementasi UU No 12 Tahun 2003 tentang calon anggota DPRD
Kabupaten Merangin ”
Bab V. Penutup. Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan hasil
penelitian serta saran-saran terkait dengan evaluasi UU No 12 Tahun 2003
tentang calon anggota DPRD Kabupaten Merangin.
C. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel
jadwal penelitian sebagai berikut:
30
Table 2: Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2018/2019
Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul x x
x x
2 Pembuatan
proposal x x x
x x x x
,
3
Perbaikan
proposal dan
seminar
x x
4 Surat izin riset
x x
5 Pengumpulan
data x x
6 Pengolahan data
dan analisis data x X
7 Pembuatan
laporan x x
8 Bimbingan dan
perbaikan x x x
9 Agenda dan
ujian skripsi x X
10 Perbaikan dan
penjilidan x X x X
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Aspek Geogerafis Kabupaten Merangin
Kabupaten Merangin merupakan salah satu Kabupaten dari 11
(sebelas) Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Jambi. Wilayah Kabupaten
Merangin berada di bagian barat Provinsi Jambi dan secara geografis terletak
antara 101, 32, 11 - 102, 50, 00 bujur timur dan 1, 28, 23 - 1, 52, 00 bujur
selatan. Kabupaten Merangin memiliki luas wilayah7.679 km2 atau 745,130
Ha yang terdiri dari 4.607 km2 berupa dataran rendah dan 3.027 km2 berupa
dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar 46-1.206 m dari permukaan air laut
dengan batas wilayah meliputi:36
1. Sebelah Timur : Kabupaten Sarolangun.
2. Sebelah Barat : Kabupaten Kerinci.
3. Sebelah Utara : Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo.
4. Sebelah Selatan : Kabupaten Rejang Lebong (Provinsi Bengkulu).
Kabupaten Merangin adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi,
Indonesia. Kabupaten Merangin terbentuk dari pemekaran Kabupaten
Sarolangun Bangko menjadi wilayah Kabupaten Merangin dan Kabupaten
Sarolangun. Terbentuk Kabupaten Merangin berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 54 Tahun 1999 tanggal 04 Oktober 1999 tentang
pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro
Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dalam hal ini Kabupaten
Merangin sebagai Kabupaten induk tetap dengan ibukota pemerintahan di
36
Dokumentasi dan sejarah Kabupaten Merangin. 29 november 2018
32
Kota Bangko, yang dulunya juga merupakan ibukota Kabupaten Sarolangun
Bangko sebelum dimekarkan.
B. Kondisi Topografis di Kabupaten Merangin
Kondisi topografis wilayah Kabupaten Merangin secara umum dibagi
dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : dataran rendah, dataran sedang, dan dataran
tinggi. ketinggian berkisar antara 10 - 1.206 m dpl dengan bentang alam rata
rata bergelombang. Pada dataran rendah terletak pada ketinggian 0 - 100 m
dpl dengan luasan 42,77 % luas Kabupaten. Wilayah dataran sedang yang
terletak antara 100 - 500 m dpl seluas 32,52 % luas Kabupaten. Sedangkan
dataran tinggi yang terletak lebih dari 500 m dpl seluas 14,5 % dari luas
Kabupaten meliputi Kecamatan Jangkat, Muara Siau, Lembah Masurai,
Sungai Manau dan sebagian Tabir Ulu. Dataran rendah meliputi Kecamatan
Bangko, Pamenang, Tabir, Tabir Selatan dan sebagian Tabir Ulu.37
Wilayah Kabupaten Merangin pada saat ini terdiri atas 24 Kecamatan,
203 Desa dan 10 Kelurahan.38
Table 3: Kecamatan di Daerah Kabupaten Merangin
No Nama Kecamatan Kelurahan Desa Keterangan
1 Kecamatan Jangkat 12 Baik
2 Kecamatan Sungai Tenang 12 Baik
3 Kecamatan Muara Siau Terdiri 17 Baik
4 Kecamatan Lembah Masurai 15 Baik
5 Kecamatan Tiang Pungpung 6 Baik
6 Kecamatan Pamenang 1 13 Baik
7 Kecamatan Pamenang Barat 8 Baik
37
ibid 38
. kantor kpu(komisi pemilihan umum) kabupaten merangin. 26 november 2018
33
8 Kecamatan Renah Pamenang 4 Baik
9 Kecamatan Pamenang Selatan 4 Baik
10 Kecamatan Bangko 4 4 Baik
11 Kecamatan Bangko Barat 6 Baik
12 Kecamatan Nalo Tantan 7 Baik
13 Kecamatan Batang Mesumai 10 Baik
14 Kecamatan Sungai Manau 10 Baik
15 Kecamatan Renah Pembarap 12 Baik
16 Kecamatan Pangkalan Jambu 8 Baik
17 Kecamatan Tabir 5 6 Baik
18 Kecamatan Tabir Ulu 6 Baik
19 Kecamatan Tabir Selatan 7 Baik
20 Kecamatan Tabir Ilir 7 Baik
21 Kecamatan Tabir Timur 4 Baik
22 Kecamatan Tabir Lintas 5 Baik
23 Kecamatan Margo Tabir 6 Baik
24 Kecamatan Tabir Barat 14 Baik
Jumlah 10 203 Baik
C. Sejarah Kabupaten Merangin
Kabupaten Merangin merupakan Salah satu Kabupaten tertua di
Propinsi Jambi bahkan lebih tua dari Propinsi Jambi sendiri. Kabupaten
Merangin ini memiliki luas wilayah 7679 km². Kabupaten Merangin yang
berseloko adat “Bumi Tali Undang Tambang Teliti “, merupakan salah satu
Kabupaten Strategis yang berada ditengah-tengah Propinsi Jambi.39
Pada zaman Penjajahan Belanda yang dimulai pada saat Sultan Thaha
Gugur Tahun 1906, semenjak itu Pemerintahan Kolonial Belanda
39
. Wawancara di kantor komisi pemilihan umum di Kabupaten Merangin. Tanggal 26
Desember 2018
34
menggunakan Pemerintahan Lokal untuk menjalankan kekuasaannya,
Pemerintahan Hindia Belanda membentuk dan membagi Wilayah
Kewedanaan Bangko dalam beberapa Marga, Penetapan Marga-Marga
tersebut dimulai pada tahun 1916 dengan membagi Wilayah kewedanaan
Bangko dalam 14 (empat belas) Marga, dan setiap Marga diperintah oleh
Pasirah selaku Kepala Marga, secara Administratif Pemerintah Hindia
Belanda menetapkan Wilayah Merangin merupakan Subdivisi Bangko
dibawah Devisi Jambi yang masuk Kedalam Keresidenan Palembang dan
terakhir ketika dibentuk Keresidenan Jambi, Pemerintah Hindia Belanda
menjadikan Wilayah Kewedanaan Bangko menjadi Bagian dari Keresidenan
Jambi.
Pada saat terjadinya Agresi Belanda I dan Agresi Belanda II,
Pemerintahan Kewedanaan Jambi berada dalam Wilayah Gubernur Militer
Sumatera Selatan dan dengan Keputusan Gubernur Militer Sumatera Selatan
Nomor 252/1949 tanggal 22 Desember 1949 ditetapkanlah M. Kamil sebagai
Bupati Kepala Pemerintahan Bangko di Bangko.
Namun oleh karena Kewedanaan Bangko merupakan bagian dari
Pemerintah Sumatera Tengah, dan ketika Belanda melakukan Penyerahan
Kedaulatan kepada Republik Indonesia maka Menteri Dalam Negeri
menetapkan Muhammad Kamil sebagai Bupati Merangin terhitung Sejak
tanggal 1 Januari 1950 dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
32/30/1952.
35
Kemudian berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1956 tentang
pembentukan daerah otonom kabupaten dalam lingkungan daerah provinsi
sumatera tengah, maka dibentuklah beberapa kabupaten di provinsi sumatera
tengah, dan salah satunya adalah kabupaten merangin yang berkedudukan di
Muara Bungo. Namun dikarenakan sarana dan prasarana pemerintahan di
Muara Bungo belum lengkap, maka kegiatan pemerintahan (Kantor Bupati)
Kabupaten Merangin tetap dilaksanakan di Bangko, dan pada tahun 1958
sewaktu terjadi pemberontakan PRRI Kantor Bupati Merangin di Bangko
Dibakar, maka pemerintahan Kabupaten Merangin Dipindahkan ke Muara
Bungo.
Dibakarnya, Kantor Bupati waktu itu, selanjutnya dibangun, kembali
pada Tahun 1965. Seiring dengan kejadian Pemberontakan tersebut,
dilakukan pemekaran Kabupaten Merangin menjadi dua, yaitu Kabupaten
Sarolangun Bangko dan kabupaten Bungo Tebo. Setelah berdirinya
Kabupaten Sarolangun Bangko melalui UU No. 7 tahun 1965, maka pusat
pemerintahan kabupaten sarolangun Bangko ditempatkan di Kota Bangko,
tepatnya di pasar Bawah kawasan Ujung Tanjung. Sebagai akibat dirasakan
kurang memenuhi persyarakat untuk pemberian pelayanan sekaligus
pengembangan pemerintahan, kemudian dari kantor tersebut dipindahkan ke
Kantor yang baru di jalan Jendral Sudirman Km 2 Bangko, sedangkan kantor
lama saat ini menjadi anjungan Biduk Amo dan Museum Geopark.
Dengan adanya pemekaran wilayah sesuai dengan UU No. 54 tahun
1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
36
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka
wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko dimekarkan menjadi dua kabupaten
yaitu Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin. Kabupaten
Sarolangun beribukota di Sarolangun dan Kabupaten Sarolangun Bangko
dirubah namanya kembali ke nama asal yakni Kabupaten Merangin
beribukota di Bangko. Sebagai dasar pembentukan wilayah Kabupaten
Merangin Undang-Undang Nomor 7 tahun 1965 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II Sarolangun-Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung
( LN tahun 1965 Nomor 50, TLN Nomor 2755).
Sebagai landasan yuridis pembentukan Kabupaten
Sarolangun Daerah Tingkat II Sarolangun. Namun demikian, dalam rangka
mengenang tonggak sejarah Pemerintah Kabupaten Merangin melakukan
penelitian atas serangkaian fakta-fakta sejarah. Dari hasil penelusuran
tersebut, pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Merangin dan DPRD
Kabupaten Merangin sepakat bahwa hari jadi Pemerintah Kabupaten
Merangin yang semula jatuh pada tanggal 5 Agustus 1965 dirubah menjadi
22 Desember 1949 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2016 tentang Penetapan Hari Lahir Kabupaten Merangin. Dengan
demikian, Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Merangin pada Tahun 2019
merupakan hari jadi yang ke-70.
37
Dalam sejarah pemerintahan, sampai saat ini Kabupaten Merangin
telah dipimpin beberapa Kepala Daerah (Bupati) dan Wakil Kepala
Daerah (Wakil Bupati ), yaitu40
:
1. Kabupaten Merangin Periode 1949-1965.
a. H. Muhammad Kamil, Masa Jabatan Tahun 1950-1952 (1 Januari
1950 - 1 November 1952);
b. Khusus Periode 1952 – 1959 Terdapat 3 (tiga) orang pejabat Bupati
yang dimulai dari Jarjis, kemudian A. Manaf, dan dilanjutkan A.
Laman;
c. H. Alisyudin, Masa Jabatan 1959-1965
2. KDH DATI II Sarolangun Bangko (SARKO) Periode 1965-1999
a. Alamsyah Braksan, Masa Jabatan Tahun 1965-1968
b. H. Syamsudin Uban,Masa Jabatan Tahun 1968-1971
c. Maam Datuk Majo Indo, Masa Jabatan Tahun 1971-1971
d. H. Mohammad Syukur, Masa Jabatan Tahun 1971-1983
e. H. A. Rahman Syukur, Masa Jabatan Tahun 1983-1987
f. Drs. H. Hasan, Masa Jabatan Tahun 1987 – 1988
g. Bambang Suko Winarno, Masa Jabatan Tahun 1988 – 1993
h. Drs. H. Zainul Imron, Masa Jabatan Tahun 1993 – 1998
i. H. Rotani Yutaka, SH, Masa Jabatan Tahun 1998 – 1999
3. Kabupaten Merangin Periode 1999 – sekarang
a. Rotani Yutaka, SH, Masa Jabatan Tahun 1999 – 2003
40
. ibid
38
b. H. Rotani Yutaka, SH dan Drs. H. Ubay Ali, Masa Jabatan Tahun
2003 – 2008
c. Drs. H. Nalim, SH, MM dan Drs. H. Hasan Basri Harun, Masa
Jabatan Tahun 2008 – 2013.
d. H. Al Haris, S.Sos, MH dan Drs. H. A. Khafid Moein, MM, Masa
Jabatan Tahun 2013-2018.
e. Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH dan H. Mashuri S.Pd, MM
D. Keadaan Penduduk Kabupaten Merangin
Penduduk merupakan satu syarat untuk mendirikan suatu negara, desa
atau kampung tanpa adanya penduduk maka Negara, desa atau kampung tidak
akan bisa berdiri. Berdasarkan data statistik Kabupaten Merangin keadaan
penduduk berjumlah 372.205 jiwa yang terdiri laki-laki 193.468 jiwa dan
perempuan sebanyak 184.437 jiwa. Untuk lebih jelas lagi bisa di lihat dari
table berikut ini:
Table 4: Keadaan Penduduk Menurut Usia
No Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-9 36,303 35,177 71,480
2 10-19 34,995 34,533 69,528
3 20-29 33,490 33,094 66,584
4 30-39 32,236 30,074 62,310
5 40-49 26,070 24,115 50,185
6 50-keatas 30,374 27,444 57818
Jumlah 193,468 184,437 377,905
39
E. Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Merangin
Mata pencarian merupakan sarana mutlak bagi manusia untuk
mendapatkan sesuatu yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidupnya,
untuk itu manuasia harus berusaha sekuat tenaga agar mendapatkan hasil
yang diperlukan semaksimal mungkin. Masyarakat kabupaten merangin
mempunyai pengetahuan dan profesi yang berbeda antara satu individu
dengan lainnya, hal inilah yang menyebabkan berbedanya dengan lapangan
pekerjaan yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari
disamping itu pula pengaruh kondisi alam, juga mewarnai pekerjaan
penduduk setempat. Kondisi desa meliputi padang rumput, perkebunan karet,
lahan pertanian dan hutan-hutan memaksa penduduknya hidup dari hasil
pertanian dan perkebunan, sehingga penduduk kabupaten merangin hidup
dari mata pencarian.
Sebagai petani, peternak, buruh, perdagangan, pertukangan, dan
bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Untuk lebih jelasnya mengenai mata
pencarian penduduk dapat dilihat dari table dibawah ini:
Table 5: Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Merangin
No Mata Pencarian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Petani 75.551 26.315 101,866
2 Pengawai
negri,buruh, dan
karyawan
29.759 15.672 45,672
3 Peternak dan
berkebun
21.897 15.569 37,466
4 Jasa angkutan 9150 753 9,903
5 Pertukangan dan
pertanian
5832 1758 7590
40
6 Pedangang 34.698 8500 43,198
7 Pengangguran 5298 4722 10,020
Jumlah 182,426 73,289 255,715
Berdasarkan tabel diatas dapat dipahami bahwa orang penduduk
Kabupaten Merangin hidup dari hasil petani dan perkebunan, mereka bekerja
sebagai petani yang giat dan rajin, dengan menanam padi, karet, sayur-sayur
dan lain sebagainya, untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.
F. Keadaan Agama di Kabupaten Merangin
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari hubungan
sesama manusia dan hubungan kepada sang pencipta. Oleh karna itu harus
ada keserasian antara keduanya dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Manusia sebagai makhluk tuhan yang mempunyai kedudukan dan martabat
yang sama dihadapan sang khalik dan semua manusia mempunyai hak dan
menentukan jalan hidupnya sendiri, diantaranya adalah hak untuk memeluk
agama yang sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan.
Dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Merangin ini, rata-rata
memeluk agama islam. Para penduduk agama islam sekitar 90% semua nya
islam dan sebagian nya memeluk agama Kristen Karen di Kabupaten
Merangin masyarakatnya sangat mempunyai sifat toleransi antar
masyarakatnya. Dengan ini dapat penulis mengemukakan, bahwa mulai dari
cara berpakaian, cara mereka bergaul selalu menampakkan nilai-nilai ajaran
agama islam meskipun yang menganut agama lain juga ada . Dalam
menjalankan kewajiban terhadap tuhan seperti kewajiban shalat, setiap lima
41
waktu sholat mereka datang menunaikan sholat berjamaah atau sendirian
baik di masjid atau pun di rumah masing-masing. Dan yang memiliki
kepercayaan lain mereka juga melaukan kewajibannya yaitu dengan
menunaikan ibadah di tempat peribadatanya masing-masing. Setelah selesai
beribadah mereka pergi bekerja atau berdagang, kesawah maupun kekebun
dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan agama dan tempat-
tempat ibadah bagi masyarakat kabupaten merangin dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Table 6: Keadaan Sarana Peribadatan Kabupaten Merangin
G. Keadaan Pendidikan di Kabupaten Merangin
Setelah penulis uraikan tentang masyarakat Kabupaten Merangin di
mana penduduknya mayoritas menganut agama islam dan masih tetap
berpegang teguh kepada norma-norma ajaran agama dan perhatian mereka
mengenai pendidikan pada prinsipnya memadai. Hampir keseluruhan
penduduk Kabupaten Merangin ini sudah mengecap pendidikan, rata-rata
mereka menamatkan pendidikan dasar (sederajat). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table dibawah ini tentang pendidikan masyarakat Kabupaten
Merangin.
No Nama Sarana
Peribadatan
Jumlah Keterangan
1 Masjid 372 ADA
2 Langgar 352 ADA
3 Musholla 310 ADA
4 Gereja 23 ADA
Jumlah 1,057
42
Table 7: Saran Pendidikan di Kabupaten Merangin
No Jenis Sarana Pendid
ikan
Jumlah Keterangan
1 TK/PAUD 183 Baik
2 SD 303 Baik
3 SMP 87 Baik
4 SLTA 22 Baik
5 PONDOK PASANTREN 38 Baik
6 PERGURUAN TINGGI 7 Baik
Jumlah 640 Baik
Dari tabel diatas dapat dipahami bahwa perkembangan sarana
pendidikan pada saat ini cukup berkembang pesat sekali, hal ini disebabkan
akibat proses perkembangan pemerataan pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah telah menyentuh lapisan masyarakat desa dan semakin pesatnya
perkembangan penduduk sehingga menuntut keseimbangan dari segi sarana
pendidikan, sehingga masyarakat merasakan bahwa pendidikan adalah salah
satu kebutuhan yang sangat mendesak yang harus dipenuhi saat ini.
H. Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Merangin
Organisasinya suatu pemerintahan merupakan salah satu faktor
berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu pemerintahan dan
kepemimpinan sebagai mana yang diharapkan. Selain merupakan suatu
peraturan pemerintahan bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus
secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.
Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dan keberhasilan
pembangunan.
43
Suatu wilayah kelurahan biasanya mempunyai tiga persyaratan unsur
penting yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah. Maka demikian juga halnya
dengan desa. Kabupaten merangin dipimpin oleh seorang bupati. Berjalan
atau tidaknya suatu pemerintahan kabupaten merangin provinsi jambi
bergantung pada kemampuan, kemauan dan kecakapan dari pemimpinnya.
1. Visi Dan Misi Kabupaten Merangin
Visi Kabupaten Merangin Provinsi Jambi :
a. Bangun Ekonomi Rakyat, Bersih Dan Amanah Menuju Merangin.
b. Yang Ekonomi Maju, Aman, Adil Dan Sejahtera
c. Di Singkat” Berbenah Menuju Merangin Emas 2018
Misi Kabuapaten Merangin Adalah :
a. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Birokrasi Kepada Masyarakat
Dengan Mengedepankan Transparansi, Efesiensi, Efektif, Dan
Akuntabilitas.
b. Meningkatkan kualitas insfrastruktur pelayanan dasar.
c. Meningkat sumberdaya manusia melalui pendidikan dan kesehatan.
d. Meningkatkan pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis usaha
kecil dan agrobisnis pertanian.
2. pemilihan umum anggota DPRD kabupaten merangin tahun
periode 2014-2019
Dewan perwakilan rakyat daerah adalah lembaga perwakilan
rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintah daerah Kabupaten/Kota. DPRD Kabupaten/Kota terdiri atas
44
anggota partai politik peserta pemilihan umum yang di pilih melalui
pemilihan umum.
Pemilihan DPRD Kabupaten Merangin pada tahun 2014 yaitu
pemilu legislatif yang di selenggarakan pada tanggal 9 april tahun 2014
untuk memilih 560 orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.yang di laksanakan se-
Indonesia secara serentak periode 2014-2019.
DPRD di Kabupaten Merangin pada tahun 2014 terpilih 35 kursi
yang terdiri dari laki-laki. Dan ini merupakan dikatagori menurun dari
tahun sebelumnya. Berikut penetapan daerah pemilihan dan jumlah kursi
anggota dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Merangin tahun
periode 2014-2019.
Table 8: Nama Partai Yang Ikut Mencalonkan DPRD
No Nama-Nama Partai Jumlah
Terpilih
Laki-
Laki
Perempuan
1 Partai Demorasi Indonesia
Perjuangan (PDIP)
4 4 0
2 Partai Gerakan Indonesia
Raya(GERINDRA
4 4 0
3 Partai Nasional Demokrat
(NASDEM)
4 4 0
4 Partai Hati Nurani Rakyat
(HANURA)
4 4 0
5 Partai Golongan Karya (GOLKAR) 3 3 0
6 Partai Persatuan Pembangunan
(PPP)
3 3 0
7 Partai Bulan Bintang (PBB) 3 3 0
45
8 Partai Amanat Nasional (PAN) 3 3 0
9 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2 2 0
10 Partai Demokrat (DEMOKRAT) 2 2 0
11 Partai Keadilan Dan Persatuan
Indonesia (PKPI)
2 2 0
12 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1 1 0
Jumlah 35 35 0
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Pemilihan Umum di Kabupaten Merangin
Pemilihan umum di Indonesia, sebelum tahun 2002 Pemilu hanya
ditujukan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga
legislatif pusat dan daerah. Setelah Amandemen UUD 1945, Pemilu mulai
ditujukan untuk memilih langsung kepala-kepala eksekutif baik di tingkat
pusat maupun daerah. Hingga saat ini, Indonesia telah melaksanakan sepuluh
kali proses pemilihan umum, yakni tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987,
1992, 1997, 1999, 2004, dan 2009. Tahun 2014 adalah Pemilu kesebelas yang
akan dilaksanakan.
Secara umum, Pemilu di Indonesia menganut asas Luber Jurdil:
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil. Asas Luber telah ada sejak masa
Orde Baru, sedangkan asas Jurdil merupakan penambahan pada masa
reformasi. Asas langsung berarti pemungutan suara tidak dapat diwakilkan,
umum berarti Pemilu dapat diikuti oleh setiap Warga Negara Indonesia
(WNI) yang memiliki hak pilih, bebas berarti tidak boleh ada paksaan dalam
menentukan pilihan. Asas rahasia berarti suara yang diberikan hanya
diketahui oleh pemilih, asas jujur ialah pelaksanaan Pemilu sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku dan asas adil artinya memberikan
perlakukan yang sama kepada peserta dan pemilih.
Pemilihan umum (pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang yang
mengisi jabatan-jabatan politik baik di legislative. Pelaksanaan pemilihan
umum dinegara Indonesia di laksanakan 5 tahun sekali. Di Indonesia
47
pemilihan umum dilaksanakan untuk memilih lembaga perwakilan yaitu
DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan pemilu presiden dan wakil
presiden.
Pemilu merupakan ke ikutsertaan rakyat dalam pemerintahan. Rakyat
memiliki hak untuk memilih dengan bebas wakil-wakilnya yang akan ikut
menyelenggarakan kegiatan pemerintahan. Pemilu bukan semata-mata alat
untuk merebut kekuasaan, tetapi sarana demokrasi guna mencapai
kesepakatan tentang siapa yang berhak menduduki tempat di parlemen.
Partai politik merupakan actor utama pemilu legislative karena partai
merupakan peserta dalam kompetensi. Partai politik memiliki kekuasaan yang
besar dalam mendapatkan wakil rakyat yang berkualitas, sebab hal tersebut
berkaitan dengan salah satu fungsi partai politik yaitu sarana rekrutmen
politik. Melalui proses rekrutmen sekaligus proses seleksi ditingkat partai
inilah nantinya akan di perbolehkan calon-calon legislatif berkualitas.
Pemilihan umum berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil hanya dapat terwujud apabila penyelenggara pemilu
mempunyai integritas yang tinggi serta memahami dan menghormati hak hak
sipil dan politik dari warga Negara. Penyelenggara pemilu yang lemah akan
berpotensi menghambat terwujudnya pemilu yang berkualitas. Salah satu
faktor penting bagi keberhasilan penyelenggara pemilu itu sendiri, yaitu
48
komisi pemlihan umum, badan pengawas pemilu, dan dewan kehormatan
penyelenggaraan pemilu sebagai satu kesatuan penyelenggaraan pemilu.41
Pemilu 2014 dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No 12 tahun
2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Ada beberapa hal
yang secara prinsip sangat berbeda antara Pemilu 2009 dengan Pemilu 2014,
yaitu meliputi sistem pendaftaran pemilih, peserta pemilu, pembentukan
daerah pemilihan, sistem pemungutan suara dan sistem penghitungan suara.
Masyarakat Indonesia telah selesai menyelenggaraan pesta rakyat
yaitu Pemilu (Pemilihan Umum) pada tanggal 9 April 2014. Pemilu yang
diselenggarakan 9 April 2014 merupakan pemilihan para anggota dewan
legislatif dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih
Presiden dan Wakil Presiden. Pengertian Pemilu dimuat pada Pasal 1 butir (1)
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum, dengan
bunyinya yaitu:
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Untuk dapat sebuah kursi jabatan tentu saja para calon
legislatif (caleg) haruslah memiliki dukungan dan suara pada saat Pemilu agar
41
. Jimly Asshiddiqie, Menegakkan Etika Penyelenggara Pemilu, raja grafindo,
Jakarta,2013 hlm 22,
49
calon bisa menduduki kursi legislatif yang katanya bahwa mereka itu
mengatasnamakan kepentingan rakyat.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2012, setiap lima tahun sekali mesti diselenggarakan Pemilihan Umum
(Pemilu) legislatif. Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/kota.
Pemilu legislative dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil.
Menjelang pemilu 2014, masing-masing daerah mempersiapkan
pelaksanaan proses penyiapan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu.
Aktivitas ini juga dilakukan di daerah Kabupaten merangin Provinsi Jambi.
Sebagai daerah otonom, Kabupaten Merangin melaksanakan pemilu legislatif
untuk memilih calon-calon dari berbagai partai politik untuk mengisi kursi
legislatif ditingkat Kabupaten/kota sebagai anggota DPRD (Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah). DPRD ini memiliki peran atau fungsi legislasi,
controling, dan budgeting.
Sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah, DPRD mempunyai
peran yang sangat besar dalam mewarnai jalannya pemerintahan daerah
otonom. Aspek responsibilitas dalam pelaksanaan tugas atau peran menjadi
salah satu faktor penentu dalam memaknai dan memberikan manfaat terhadap
jalannya pemerintahan di daerah guna mewujudkan masyarakat yang
sejahtera.
50
Di dalam UU Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu, yang secara
khusus termasuk di pasal 65 ayat 1 yang menyebutkan :
1. Setiap partai politik beserta pemilu dapat mengajukan calon anggota
DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah
pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-
kurangmya 30%.
2. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon sebanyak-
banyaknya 100% jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap daerah
pemilihan.
Ada dua hal tataran yang perlu di perhitungkan untuk menjadi peluang
agar kaum wanita perempuan dapat Pemenuhan kuota 30% keterwakilan
perempuan memang sudah diatur dalam undang-undang, tetapi masih terdapat
beberapa kelemahan kuota untuk pencalegan yang di target di partai. Dalam
undang-undang no 10 tahun 2008 partai politik untuk bisa menjadi peserta
pemilu harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan pasal 8 ayat (1),
salah satunya adalah poin (d) yaitu:
“menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus)
keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat”.
Pasal 53 uu pemilu legislative tersebut juga menyatakan:
“daftar bakal calon sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 memuat
palimg sedikit 30% keterwakilan perempuan”.
51
Keterwakilan perempuan menurut undang-undang nomor 27 tahun
2009 tentang majelis permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat,
dewan perwakilan daerah, dan dewan perwakilan rakyat daerah.
Sesuai program, tahapan dan jadwal pemilu 2014, KPU Kabupaten
Merangin akhirnya menetapkan nama-nama calon anggota legislatif (Caleg)
DPRD Kabupaten Merangin yang akan berlaga dalam Pemilu legislatif 9
April 2014 mendatang. Para Caleg yang akan bertarung dalam Pemilu 2014
tersebut sebagaimana yang terdapat dalam daftar calon tetap (DCT) yang
ditetapkan KPU Kabupaten Merangin melalui rapat pleno yang digelar pada
22 Agustus 2013 di Aula Sekretarian KPU Kabupaten Merangin.42
Table 9: Data Pemilihan Tetap DPRD Kabupaten Merangin
No Partai No
urut
Daftar calon tetap Laki
-laki
pr Jum
lah
Prmp
%% Dp 1 Dp
II
Dp
III
DP
IV
1 Nasdem 1 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
2 PKB 2 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
3 PKS 3 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
4 PDIP 4 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
5 Golkar 5 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
6 Grindra 6 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
7 Democrat 7 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
8 PAN 8 10 12 7 5 22 12 34 0,35%
9 PPP 9 11 12 6 5 22 12 34 0,35%
42
. Dokumentasi dan Wawancara di ruangan administrasi di kantor komisi pemilihan
umum di Kabupaten Merangin.
52
10 HANURA 10 11 12 6 5 21 13 34 0.38%
11 PBB 11 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
12 PKPI 12 11 12 7 5 22 13 35 0,37%
Jumlah 131 156 82 60 263 154 417
Dari data di atas menunjukkan calon-calon legislatif yang diusulkan
oleh masing masing partai politik tidak hanya laki-laki, namun juga dari
kalangan perempuan karena sesuai pasal 65 ayat (1) Undang-Undang No. 12
Tahun 2003 tentang pemilhan umum dinyatakan bahwa “Setiap partai politik
peserta pemilihan umum dapat mengajukan calon anggota dewan perwakilan
rakyat (DPR), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) provinsi dan dewan
perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten/kota untuk setiap daerah
pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang
kurangnya 30% “.
Data diatas menunjukkan pemilihan calon anggota DPRD di
Kabupaten Merangin dibagi ke dalam IV daerah pemilihan. Data di atas juga
menunjukkan bahwa total jumlah calon anggota DPRD berdasarkan
akumulasi dari berbagai partai pada dapil 1 sebanyak 131 caleg. Jumlah calon
anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 2
sebanyak 156 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi
dari 6 berbagai partai pada dapil 3 sebanyak 82 caleg. Jumlah calon anggota
DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 4 sebanyak 60
caleg. Dari total 417 caleg tersebut, terjadi persaingan yang ketat baik
53
dengan caleg lain dari partai sendiri maupun dari partai lain guna
memperoleh salah satu kursi dari total 35 kursi.
Pada tiap-tiap daerah pemilihan, masing-masing partai politik
mengirimkan anggotanya yang diajukan sebagai calon anggota DPRD.
Tentunya masing-masing dari caleg DPRD tersebut memiliki program-
program yang dijanjikan kepada masyarakat melalui kampanye. Kampanye
itu sendiri adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan dukungan dengan lama masa kampanye dilaksanakan sejak 3
hari setelah calon peserta pemilu ditetapkan sebagai peserta pemilu sampai
dimulainya masa tenang (3 hari sebelum/tanggal pemungutan suara). Menurut
Undang-undang No. 10 tahun 2008 pasal 76 dijelaskan bahwa kampanye
pemilu dilakukan dengan prinsip bertanggung jawab dan merupakan bagian
dari pendidikan politik masyarakat. Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-
undang No. 10 tahun 2008 pasal 81, kampanye pemilu sebagaimana
dimaksud dalm pasal 76 dapat dilakukan melalui:
1. Pertemuan terbatas.
2. Pertemuan tatap muka.
3. Media massa cetak dan media massa elektronik.
4. Penyebaran bahan kampanye kapada umum.
5. Pemasangan alat peraga di tempat umum.
6. Rapat umum.
7. Kegiatan yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan
perundang-undangan.
54
Kampanye ini dimaksudkan bagi para peserta pemilu untuk
menyampaikan visi, misi, dan program mereka kepada masyarakat. Program-
progam yang dicanangkan para caleg ditujukan agar memperoleh citra politik
sehingga menciptakan kepercayaan dari masyarakat.
Table 10: Data Penetapan Pemilihan Umum dan Jumlah Kursi DPRD Kabupaten
Merangin Tahun 2014
No Daerah Pemilihan Jumlah
Penduduk
Jumlah
Kursi
1 Dapil merangin meliputi kecamatan: 11
Bangko 48.033
Sungai manau 10.975
Bangko barat 10.482
Nalo tantan 13.040
Batang masumai 10.008
Renah pembarap 12.552
Pangklan jambu 6.808
2 Dapil merangin 2 meliputi kecamatan: 12
Tabir 30.044
Tabir ulu 8.418
Tabir selatan 25.251
Tabir ilir 9.548
Tabir timur 7.185
Margo tabir 13.902
Tabir lintas 7.492
Tabir barat 10.083
3 Dapil merangin 3 meliputi kecamatan: 7
Pamennag 31.372
55
Pamenang barat 15.230
Renah pamenang 13.349
Pamenang selatan 9.248
4 Dapil merangin 4 meliputi kecamatan: 5
Jangkat 9.365
Muaro siau 10.095
Lembah masurai 11.731
Sungai tenang 9.093
Tiang pumping 4.843
Jumlah 338.147 35
Dari jumlah keseluruhan caleg, KPU menentukan daerah pemilihan
dari masing-masing caleg. Di Kabupaten Merangin, KPU telah menentukan
IV daerah pemilihan dengan jumlah akumulasi 35 kursi yang akan
diperebutkan oleh calon-calon legislatif di tahun 2014. IV daerah pemilihan
di Merangin tersebut yaitu dapil 1 meliputi beberapa jumlah kursi tiap-tiap
daerah. Dapil merangin meliputi kecamatan: Bangko Sungai manau, Bangko
barat, Nalo tantan, Batang masumai, Renah pembarap, Pangklan jambu. Dapil
merangin 2 meliputi kecamatan: Tabir, Tabir ulu, Tabir selatan, Tabir ilir,
Tabir timur, Margo tabir, Tabir lintas, Tabir barat. Dapil merangin 3 meliputi
kecamatan: Pamenang, Pamenang barat, Renah pamenang, Pamenang selatan.
Dapil merangin 4 meliputi kecamatan: Jangkat, Muaro siau, Lembah masurai,
Sungai tenang, Tiang pumping.
Sejumlah persoalan tentang perempuan di Indonesia yang mengemuka
yaitu pertama, soal tenaga kerja perempuan baik di Indonesia maupun di
56
Negara lain yang belum mendapatkan perlindungan yang baik dari Negara.
Kedua, pendidikan yang belum berpihak pada masyarakat miskin. Ketiga,
masih banyaknya persoalan terkait dengan kesehatan perempuan. Keempat,
masih minimnya jumlah perempuan yang duduk di parlemen dan
pemerintahan.43
Di dalam undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi
manusia dalam penjelasannya pasal 46 penjelasan keterwakilan perempuan.
Diartikan bahwa keterwakilan perempuan adalah pemberian kesempatan dan
kedudukan yang sama bagi wanita utuk melaksanakan peranannya dalam
bidang eksekutif, legislative, dan yudikatif. Menuju keadilan dan kestaraan
gender. Dan di lihat penjelasan tersebut tidak ada perbedaan dari kedudukan
social, politik, eksekutuf, legislative, Menuju keadilan dan kestaraan gender.
Dan di lihat penjelasan tersebut tidak ada perbedaan dari kedudukan social,
politik, eksekutif, legislative, yudikatif, kepartaian dan pemilihan umum
menuju kesetaraan dan keadilan.
Dalam mewujudkankan kuota keterwakilan perempuan sebanyak 30%
pada pemilu 2014, DPRD telah menghasilkan produk legislasif baru
mengenai pemilu yaitu UU No 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota DPR,
DPD, DPRD. Dalam UU ini memberikan dukungan untuk meningkatkan
peranan perempuan dalam partai politik. Dalam pemilihan anggota DPRD
kabupaten merangin pada tahun 2014 dalam daftar pemilihan tetap terdapat
419 orang yang mencalonkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Merangin
43
Hemas Ghr, Dr. (Hc) Martha Tilaar Dkk,2013.Perempuan Parlemen Dalam Cakrawala
Politik Indonesia. Dian Rakyat-Jakarta . Hlm 33.
57
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 287 orang sedangkan untuk para calon
tetap perempuan lebih kurang 132 orang. Serta 12 partai yang ikut terlibat
dalam partisipasi dalam pemilihan.
Keterwakilan perempuan di periode 2014-2019 dengan periode
sebelumnya yaitu 2009-2014 yang hanya satu orang saja yang duduk di kursi
dan sebagai anggota DPRD kabupaten merangin. Dan di periode tahun 2014-
2019 tidak satu pun keterwakilan perempuan duduk di kursi DPRD kabupaten
merangin dan ini mengalami penurunan dimana kesadaran politik bagi
wanita-wanita di kabupaten merangin tidak ada peningkatan dalam hal
berpolitik. Jika di lihat dari ke anggotaan DPRD Kabupaten Merangin yang
terdiri dari 35 orang anggota legislatif tidak satupun keterwakilan perempuan
yang menjadi anggota DPRD di kabupaten merangin.
Table 11: Keterwakilan Perempuan di DPRD
No Periode Jumlah kursi Jenis kelamin dan %
Laki-laki % perempuan %
1 2004-2009 30 29 95% 1 5%
2 2009-2014 35 35 - - -
Dari data di atas keterwakilan perempuan yang duduk di DPRD
Kabupaten Merangin terjadi Penurunan karena periode 2014-2019 tidak ada
yang mewakili perempuan duduk di parlemen beda dengan periode
sebelumnya tahun 2009-2014 Dalam pelaksanaan pemenuhan kuota 30%
perempuan dan pemilihan umum anggota DPRD kabupaten merangin secara
58
umum dalam pelaksanaannya ada yang menjadi keterwakilan perempuan
meskipun hanya beberapa persen.
Adapun kendala terjadi pada kurangnya atau sedikit perempuan yang
mendaftar sebagai calon anggota DPRD kabupaten merangin pada pemilu
tahun 2014. Hal ini terjadi di karenakan kurangnya partisipasi atau minat
perempuan dalam mencalonkan dirinya sebagai anggota partai politik. Hal ini
di sebabkan karena kurang percaya dirinya kaum perempuan dalam
melakukan organisasi politik serta mempunyai rasa keminderan yang ada
dalam diri kaum perempuan yang merasa tidak dapat bersaing dengan kaum
laki-laki.44
Berikut nama-nama anggota DPRD Kabupaten Merangin 2014-
2019.
Table 12: Nama Anggota DPRD di Kabupaten Merangin Periode 2014-2019
No Nama Anggota
Jenis Partai Politik
L P
1 Badri Husin, Sp L _ Nasdem
2 Zainal Amri L _ PKS
3 Hery S Mohza L _ Golkar
4 Syaprudin L _ Gerindra
5 Adnan L _ Demokrat
6 Sumardi L _ PDIP
7 Ahmad Kausari, ST L _ PAN
8 Nilwan Yahya, SE L _ PPP
9 H.Zamzami Rahman,
S.Pd, MM
L _ Hanura
10 Madi L _ PBB
11 Erlambang,SE L _ PKPI
12 Drs. H. Pauzi Yusuf L _ Nasdem
13 Idham Kholik L _ PKB
44
Wawancara di kantor komisi pemilihan umum. Pada tanggal 26 november 2018
jam.10.00 wib
59
14 Lilik Gunawan L _ PKS
15 H.Zaidan, S.HI L _ PDIP
16 H.lukman Aima,SE L _ Golkar
17 As‟ari Elwakas L _ Democrat
18 Sudirman, S.HI L _ PAN
19 Naswan L _ Gerindra
20 Subhan, SE L _ PPP
21 H.Mustapa L _ Hanura
22 H.Safrudin L _ PBB
23 H.Samad, S.Pd L _ PKPI
24 Mustakim, A.md L _ Nasdem
25 Darmadi L _ PDIP
26 Syaiful Hadi L _ Golkar
27 Rozali L _ PAN
28 Zainuri L _ Hanura
29 Usman safarudin L _ PBB
30 Bastian L _ Gerindra
31 Afrizal, SE L _ Nasdem
32 Jerjani L _ PDIP
33 Husri L _ PPP
34 Tarmadi L _ Hanura
35 Isnedi, S.Kom L _ Gerindra
Berdasarkan tabel diatas anggota dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Merangin pada pemilihan yng dilaksanakan pada tahun 2014
terdapat 35 yang duduk di parlemen dan menjadi wakil rakyat dan tabel diatas
sudah jelas bahwa keterwakilan perempuan yang duduk di anggota DPRD
Kabupaten Merangin tidak satu pun yang menjadi wakil rakyat, dan ini
memiliki perbedaan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 ada satu
60
orang keterwakilan perempuan yang duduk di lembaga DPRD Kabupaten
Merangin dan ini menunjukan penurunan yang sangat rendah.45
B. Kendala Dalam Memenuhi Kuota Keterwakilan Perempuan Pada Ke
Anggotaan DPRD Kabupaten Merangin Periode 2014-2019.
Masyarakat di kabupaten merangin merupakan masyarakat dengan
adat melayu seringkali beranggapan bahwa dunia politik adalah ranahnya
laki-laki. Permasalahan ini seringkali menjadi masalah pula bagi partai politik
dalam merekrut kader-kader perempuan yang berkualitas. Ini juga
menunjukan bahwa pendidikan politik masyarakat khususnya kaum
perempuan masih sangat kurang atau terlalu rendah. Dengan kondisi ini
menunjukan bahwa sesunggunya partai politik sendiri telah gagal dalam
menjalankan fungsinya yang sudah jelas dalam undang-undang nomor 12
tahun 2003 tetang pemilihan umum.
Ada banyak kendala dalam memenuhi kuota keterwakilan perempuan
pada keanggotaan DPRD Kabupaten Merangin periode 2014-2019. Berikut
adalah penelitian yang di lakukan penulis melalui wawancara dengan ibu
sadoriah selaku calon tetap dalam pemilihan anggota DPRD Kabupaten
Merangin periode 2014-2019.
“pelaksananan pemilihan anggoa DPRD Kabupaten Merangin yang
menjadi kendala waktu itu terlalu banyak yang menjadi saingan dan sulitnya
masyarakat percaya sorang perempuan menjadi pemimpin. Dan kendala
45
. Dokumentasi dan wawancara dengan dengan bapak aka juaidi SH selaku bidang teknis
di kantor komisi pemilihan umum (KPU), tanggal 26 november 2018.
61
selanjutnya sebagai untuk pemenuhan partai politik dan partai politik pun
tidak sepenuhnya memberikan wewenang dalam pemilihan waktu itu”.46
Selanjutnya wawancara dengan salah satu masyarakat dengan bapak
pahru:
“Menanggapi tentang pemilihan anggota DPRD kabupaten merangin
yang keterwakilan perempuan merupakan kurangnya tekad dan niat
dalam terjun ke dunia politik. Kompotensi perempuan duduk di
bangku politik sangat rendah karena kurang mampu dalam bersaing
dengan caleg laki-laki dalam memperebutkan kursi di anggota DPRD,
kemudian masyarakat beranggapan terhadapa calon perempuan untuk
menjadi seorang pemimpin takutnya tidak bisa menjalan wewenang
dan tugas dengan baik. Selanjutnya caleg perempuan juga kurang
meyakinkan masyarakat sehingga masyarakat tidak yakin terhadap
caleg perempuan tersebut”.47
Menjelaskan bahwa Kendala yang mengakibatkan kurangnya
keterwakilan perempuan dalam politik baik di lembaga legislative, eksekutif
maupun yudikatif yaitu di pengaruhi faktor internal dan eksternal. Factor
internal meliputi kesiapan memasuki dunia politik , belum menonjolnya para
perempuan, sikap mental yang lemah akibat diposisikan sebagai orang kedua,
persaingan dalam partai dan persaingan antar perempuan itu sendiri.
Sementara mengenai factor eksternal yaitu budaya patriarkhi yang
menjinakkan perempuan dan masih ada anggapan bahwa dunia politik itu
keras, dan hanya untuk kaum laki-laki saja , dan msih banyak lagi partai
politik lainnya.
46
. Wawancara dengan salah satu calon keterwakilan perempuan dengan ibu sadoriah dari
partai Pan pada tanggal 05 desember 2018. 47
. Wawacara dengan salah satu tokoh masyarakat bapak pahru dari kecamatan tabir.
pada tanggal 09 desember 2018
62
Selanjutnya kendala yang di hadapi keterwakilan perempuan penulis
mewawancarai seoerang salah satu calon anggota DPRD Kabupaten
Merangin yaitu H. Samad:
“Kaum perempuan khususnya di usia produktif, merupakan peran
seorang ibu dan pengurus rumah tangga, kesulitan dalam mengurusi
organisasi dan melaksanakan tugas, sehingga kesulitan dan terhambat
kaum perempuan terjun ke dunia politik. Dan partai politik juga
mempunyai kebijakan-kebijakan dalam memberikan kesempatan.
Kemudian para masyarakat juga beranggapan dalam pemilihan
peremuan tidak percaya sepenuhnya dan calon perempuan juga tidak
terkenal di kalangan masyarakat sehingga inilah hambatan yang
terjadi dan kemungkinan untuk di pilih oleh masyarakat sangat kecil
kemungkinannya.”48
Menjelaskan bahwa keterwakilan perempuan merupakan sulit untuk
bersaing dalam dunia politik. Pada periode sebelumnya keterwakilan
perempuan yang duduk di kursi hanya satu orang sedangkan pada periode
tahun ini tidak satu pun yang duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten
Merangin. Kendala yang di hadapi oleh perempuan-perempuan pada saat itu
yaitu partai politik tidak mendukung secara keseluruhan dalam pemilihan ini,
kebijakan dari partai dan memberikan kesempatan kepada perempuan.
Kemudian masyarakat sendiri beranggapan bahwa sorang pemimpin itu,
bahwa perempuan itu tidak mampu dalam memimpin karena sudah terbiasa
laki-laki dalam berpolitik.
Disini persaingan perempuan caleg akan berat menghadapi sesama
perempuan caleg dari partai lain dengan laki-laki dalam memperebutkan
sedikitnya kursi yang tersedia. Perubahan wilayah pemilihan dan
48
. Wawancara dengan anggota DPRD Kabupaten Merangin dengan bapak H. samad S.Pd
, senin 10 desember 2018 .
63
penenempatannya calon jadi di partai adalah hal lain yang harus di
perhatikan karena tidak ada gunamya kalau perempuan calon legislative
berada di urutan bawah calon, jadi sementara kursi yang di perebutkan di
suatu daerah hanya beberapa.
Kompetensi untuk memperebutkan kursi yang di lakukan dengan cara
berkampanye pasti merupakan persaingan yang sangat keras antar perempuan
sendiri mengingat hanya 30% , lalu dengan caleg laki-laki dalam pemilihan
terbuka yang mana para laki-laki tidak asing di dunia politik bagi masyarakat.
Disinilah kepiawaian caleg perempuan di uji, apalagi banyak daerah-daerah
yang masih beranggapan dalam menentukan pemimipin itu harus laki-laki
sementara untuk perempuan merasa di asingkan dalam berbagia hal karena
daerah-daerah tersebut sulit untuk menerima perempuan yang berkiprah di
dunia politik.
C. Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Ketentuan
30% Keterwakilan Perempuan (DPRD) di Kabupaten Merangin.
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik.
Tajhan mengemukakan bahwa: implementasi yaitu standar dan sasaran kebijakan
harus jelas dan terukur sehingga terealisasi. Sumber daya yaitu perlu sumber daya
manusia dan sumberdaya alam. Hubungan antar organisasi yaitu implementasi
harus ada dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Karakteristik pelaksana
dimana mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola hubungan yang
64
terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi
suatu program.49
Dalam penjelasan undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang pemilihan
legislatif, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dijelaskan bahwa undang-
undang ini mengakomodasikan beberapa paradigma baru seiring dengan
menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia, melalui sejumlah pembaharuan
yang mengarah pada penguatan sistem pemilihan legislatif.
Sejumlah persoalan tentang perempuan di Indonesia yang mengemukan
yaitu pertama, soal tenaga kerja perempuan baik di Indonesia maupun di Negara
lain yang belum mendapatkan perlindungan yang baik dari Negara. Kedua,
pendidikan yang belum berpihak pada masyarakat miskin. Ketiga, masih
banyaknya persoalan terkait dengan kesehatan perempuan. Keempat, masih
minimnya jumlah perempuan yang duduk di parlemen dan pemerintahan.50
Kesempatan dan peluang bagi calon anggota legislatif perempuan untuk
menduduki kursi legislatif sangatlah besar baik bagi kader politik maupun bukan
dari kader partai politik. Ada dua hal tataran yang perlu di perhitungkan untuk
menjadi peluang agar kaum wanita perempuan dapat Pemenuhan kuota 30%
keterwakilan perempuan memang sudah diatur dalam undang-undang, tetapi
masih terdapat beberapa kelemahan kuota untuk pencalegan yang di target di
partai. Dalam Undang-Undang No 12 tahun 2003 pemilihan legislatif untuk bisa
menjadi peserta harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan pasal 65 yaitu:
49. Arifin tahir, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
(Bandung: Cv, Alfabeta, 2005), Hlm 53. 50
Hemas Ghr, Dr. (Hc) Martha Tilaar Dkk,2013.Perempuan Parlemen Dalam Cakrawala Politik
Indonesia. Dian Rakyat-Jakarta . Hlm 33.
65
1. Setiap partai politik beserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah pemilihan
dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangmya 30%.
2. Setiap partai plitik dan pemilu dapat mengajukan calon sebanyak-
banyaknyan120% jumlah kursi yang di tetapkan pada setiap daerah
pemilihan.
3. Pengajuan calon DPRD kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dan 2 di lakukan dengan ketentuan: untuk anggota DPRD kabupaten/Kota
terdapat dalam butir c yaitu calon anggota DPRD Kabupaten/kota
disampaikan kepada KPU Kabupaten/kota yang bersangkutan.
Pelaksanakan penerapan undang-undang nomor 12 tahun 2003 di
Kabupaten Merangin sudah terlaksanakan. Pada saat pemilihan legislatif yaitu
meliputi sistem pendaftaran pemilih, peserta pemilu, pembentukan daerah
pemilihan, sistem pemungutan suara dan sistem penghitungan suara. Dan pada
tahun 2014 yaitu pemulihan DPRD Kabupaten Merangin yang di laksanakan
tanggal 9 april 2014 penerapan undang-undang untuk keterwakilan perempuan
dalam pasal 65 ayat 1 sudah di laksanakan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Merangin yaitu dengan menentapkan calon legislatif untuk pemilihan
periode 2014-2019 yang bertujuan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan.
Penerapan undang-undang nomor 12 tahun 2003 pada pasal 65 ayat 1
untuk melakukannya memiliki pertimbangan dan kondisi dimana dalam pasal 65
ayat 1 ini untuk keterwakilan perempuan bukanlah hal yang mudah. Karena bagi
perempuan yang ingin mencalonkan kebadan legislatif masih sangat asing untuk
66
berkiprah. Meskipun begitu badan pemlihan umum di Kabupaten Merangin akan
berupaya agar undang-undang tersebut bisa di laksanakan dengan baik. Dengan
adanya undang-undang tersebut mempermudahkan keterwakilan perempuan
dalam mencalonkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merangin.
Berikut hasil implementasi undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang
pemilihan legislatif yaitu terdapat 12 partai yang lulus dalam pencalonan dan
untuk melaksanakan pemilihan legislatif di Kabupaten Merangin periode 2014-
2019.51
No Partai Laki-laki perempuan Jumlah Persen %%
1 Nasdem 22 13 35 0,37%
2 PKB 22 13 35 0,37%
3 PKS 22 13 35 0,37%
4 PDIP 22 13 35 0,37%
5 Golkar 22 13 35 0,37%
6 Grindra 22 13 35 0,37%
7 Demokrat 22 13 35 0,37%
8 PAN 22 12 34 0,35%
9 PPP 22 12 34 0,35%
10 HANURA 21 13 34 0.38%
11 PBB 22 13 35 0,37%
12 PKPI 22 13 35 0,37%
Jumlah 263 154 417
51
. Hasil wawancara di kantor komisi peilihan umum dengan bapak aka juaidi SH di
Kabupaten merangin.pada tanggal 26 november 2018.
67
Pelaksanaan pemilihan legislatif pada tanggal 09 april 2014 di Kabupaten
Merangin, dari 12 partai politik sudah menjalankan dan menerapkan 30%
keterwakilan perempuan dalam partai politik sudah diberlakukannya UU No 12
Tahun 2003 tentang Pemilihan legislatif. Kebijakan ini mewajibkan mencalonkan
sekurang-kurangnya 30% perempuan dari total calon legislatif di Kabupaten
Merangin. Terdapat 263 calon legislatif laki-laki dan 154 calon legislatif
perempuan dan berjumlah 417 calon legislatif yang sudah mewakili partainya
masing-masing di kabupaten merangin. 52
Undang-undang nomor 12 tahun 2003 yaitu tentang pelaksanaan pemilihan
legislatif baik itu pencalonan, masa kampanye, pemilihan/pemungutan suara
hingga perhitungan suara yang terdapat dalam pasal 71 tentang berkampanye dan
terdapat pada ayat 1 dan 3 yaitu :
Dalam penyelenggaraan pemilu, dapat diadakan kampanye pemilu yang
dilakukan oleh peserta pemilu. dan ayat 3 yaitu kegiatan kampanye
dilakukan oleh peserta pemilu selama 3 minggu dan berakhir 3 hari
sebelum pemungutan suara.
Pasal 81 yaitu tentang pemungutan suara terdapat dalam ayat 1 dan 2 yaitu:
Pemungutan suara pemilihan legislatif anggota DPR,DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota di selenggarakan serentak. Ayat 2 hari, tanggal,
dan waktu pemungutan suara bagi pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabuparen/kota untuk semua daerah pemilihan di tetapkan oleh
komisi pemilihan umum (KPU).
52
. Hasil wawancara di kantor komisi peilihan umum dengan bapak aka juaidi SH di
Kabupaten merangin.pada tanggal 26 november 2018.
68
Pemilihan di Kabupaten Merangin pada saat pemilihan 9 april 2014
meskipun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya tetapi berjalan sesuai
di dalam peraturan perundang-undangan. Hasil dari penerapan undang-undang
pemilihan legislatif yaitu terdapat 35 anggota DPRD Kabupaten Merangin dari 12
partai yang mewakili dan lulus dalam pemilihan dan berhak menduduki 35 kursi
di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merangin.53
Dengan terpilihnya anggota DPRD Kabupaten Merangin tahun 2014 yang
terpilih sebanyak 35 kursi yang mewakili masyarakat Kabupaten Merangin, ini
merupakan kaum laki-laki yang duduk di lembaga dewan perwakilan rakyat
daerah meskipun pada periode tahun 2014-2019 tidak ada perwakilan perempuan
yang duduk dan ini mengalami penurunan dari periode sebelumnya.
53
. Hasil wawancara di kantor komisi peilihan umum dengan bapak aka juaidi SH di
Kabupaten merangin.pada tanggal 26 november 2018.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tentang penenlitain dan pembahasan tentang implementasi
undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang calon anggota DPRD Kabupaten
Merangin periode 2014-2019 dapat dilihat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemilihan legislatif di Kabupaten Merangin yang dilaksanaan pemilihan
umum dinegara Indonesia di laksanakan 5 tahun sekali. Pemilihan calon
anggota DPRD di Kabupaten Merangin dibagi ke dalam IV daerah
pemilihan. berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 1 sebanyak
131 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai
partai pada dapil 2 sebanyak 156 caleg. Jumlah calon anggota DPRD
berdasarkan akumulasi dari 6 berbagai partai pada dapil 3 sebanyak 82 caleg.
Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai
pada dapil 4 sebanyak 60 caleg. Dari total 417 caleg tersebut, terjadi
persaingan yang ketat baik dengan caleg lain dari partai sendiri maupun dari
partai lain guna memperoleh salah satu kursi dari total 35 kursi.
2. Kendala-kendala dalam pemenuhan kuota keterwakilan perempuan pada
calon anggota DPRD Kabupaten Merangin periode 2014-2019 yaitu partai
politik tidak sepenuhnya memberikan wewenang terhadap calon perempuan,
persaingan antar bakal calon sangat tinggi apalagi dengan bakal calon laki-
laki untuk mendapatkan perhatian dan hak suara dalam pemilihan, kemudian
para masyarakat pun kurang percaya terhadap bakal calon perempuan dimana
70
perempuan itu kurang paham tentang mengurusi organisasi dan tidak dapat
menjalankan tugasnya dengan baik .
3. Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang pemilihan umum
anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Kesempatan dan
peluang bagi calon anggota legislative perempuan untuk menduduki kursi
legislatif sangatlah besar. Undang-undang nomor 12 tahun 2003 yaitu tentang
pelaksanaan pemilihan legislatif baik itu pencalonan, masa kampanye,
pemilihan/pemungutan suara hingga perhitungan suara yang terdapat dalam
pasal 71 dan pasal 81 sudah berjalan di Kabupaten Merangin pada saat
pemilihan 2014 meskipun terdapat beberapa kendala untuk
melaksanakannya. Hasil dari penerapan undang-undang pemilihan legislatif
yaitu terdapat 35 anggota DPRD Kabupaten Merangin dari 12 partai yang
mewakili dan lulus dalam pemilihan dan berhak menduduki 35 kursi di
lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merangin.
71
A. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan dari partai-partai politik peserta pemilu terutama di bidang
legislative memperhatikan keterwakilan perempuan, sesuai yang di
tetapkan dalam undang-undang nomor 12 tahun 2003, tentang pemilihan
umum bahwa pendirian dan pembentukan keterwakilan perempuan, guna
untuk meningkatkan keterwakilan perempuan itu sendiri di legislatif.
2. Hendaknya melakukan penyuluhan pemberdayaan perempuan terutama
berpartisipasi dalam dunia politik di kabupaten merangin agar lebih
optimal dalam berpartisipasi pelaksanaan di berbagi bidang dan bersedia
terjun kedua politik.
3. Para perempuan terjun kedunia politik harus mempersiapkan diri agar
mampu bersaing dengan laki-laki, untuk itu kaum perempuan harus aktif
di dalam kepengurusan partai politik, dan membekali diri dengan
memenuhi kapasitas, kompetensi, dan
4. Perlu ditingkatkan kesadaran dan kepedulian bagi kaum wanita di
kabupaten merangin terhadap penting berorganisasi dalam rangka
meningkatkan hubungan social dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di lingkungannya.
B. Kata Penutup
Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah tuhan
semesta alam, yang telah senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan
72
karunia-Nya kepada penulis dan kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana starata satu (S.I) pada
prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah, UIN STS Jambi. Shalawat serta
salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga, sahabat, dan kita para pengikut sunnahnya sampai akhir zaman.
Setelah sekian lama penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini
dengan semaksimal mungkin mengeluarkan tenaga dan pikiran yang
dikemukakan dalam tugas akhir ini. Meskipun demikian penulis menyadari
dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, karena penulis menyadari masih kurangnya pengetahuan
mengenai masalah ini serta keterbatasan kadar dan kemampuan dan
kelemahan penulis.
Maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika pada
penulisan, penjelasan, pemahaman, serta dalam analisis data yang diperoleh
penulis dan lain sebagainya terdapat kekeliruan dan kekhilafan yang tidak
sesuai dengan pembaca sekali lagi penulis mohon maaf. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang kontruktif atau membangun dari semua
pihak, khususnya para pembaca demi untuk penyempurnaan skripsi ini
dimasa yang akan datang.
Akhir kata tidak lupa juga penulis mengucapkan ribuan terima kasih
kepada yang terhormat Bapak Hermanto Harun, Lc, MHI. Ph. D. selaku
dosen pembimbing satu, dan Ibu Tri Endah Karya L, S.IP, M.IP . selaku
73
dosen pembimbing dua, yang tidak pernah lelah memotivasi, membantu, dan
membimbing demi penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir, semoga
Allah membalas kebaikan dan menjadi amal jariyah untuk Bapak dan Ibu.
Aamiin.
Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan mamfaat bagi
penulis khususnya, pembaca umunya dan menjadi bahan tambahan rujukan
khazanah keilmuan untuk penelitian dimasa yang akan datang. Kepada Allah
saya mohon ampun. Ihdinash-shiroothol-mustaqim. Aamiin.
74
DAFTAR PUSTAKA
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Bumi Aksara, Jakarta,2004
Baskoro . Pengelolaan Pimpinan Dan AnggotaDprd. 2005
Dr. Aziz Asmaeny.2013.Dilema Keterwakilan Perempun Dalam
Parlemen.Rangkang Education, Yogyakarta.
Dr. Muhadam Labolo,2011, Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian, Teori,
Konsep, Dan Pengembangannya,Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada.
Feybe.Wuisan.2009. “Perempuan Dan Politik”,Jakrta: Women Research Intiture.
Hemas Ghr, Dr. (Hc) Martha Tilaar Dkk,2013.Perempuan Parlemen Dalam
Cakrawala Politik Indonesia. Dian Rakyat-Jakarta.
Miriam Budiharjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Uatam, Jakarta,
2002.
Sayuti Una,Mh (Ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi:
SyariahPress, 2014).
Sugiono, 2013,Metode Penelitian Kualitatif Dan Rnb Bandung: AlfabetaRizki
Sanafiah Faisal,1990. Penelitian Kualitatif Dasar Dan Aflikasinya,Malang:YA3.
Tusiardi,2014”Kiprah Perempuan Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan
DiDprd Provinsi Kalimantan Timur” ,Samarinda: Pt Asdi Mahasatya
Argama,2006
Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum
Undang-Undang No.12 Tahun 2003 Tentang Partai Politik.
75
Undang-Undang No 10 Tahun 2008 Tentang Pemilu LegislatiUndang-Undng No
15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu
Peraturan KPU No 18 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis Pencalonan Aggota
DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota.
Keputusan Mentri Dalam Negri Ni 132 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum
Pelaksnaan Pengurustamaan Gender Dalam Pembangunan Daerah.
Oriza Rania Putri.”Implementasi Ketentuan 30% Kuota Keterwakilan Perempuan
Dalam Daftar Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Dan Kota Makasar” 2013.
Ukti Raqim .”Implementasi Ketentuan Kuota 30% Keterwakilan Perempuan
DPRDKota Salatiga.
Kantor komisi pemilihan umum (KPU) kabupaten merangin, 26 november 2018.
Jam 09.25 WIB.
Kantor komisi pemilihan umum (KPU) Kabupaten Merangin dengan bapak endo
selau kepala administrasi pada tanggal 26 november 2018
Wawancara salah satu calon keterwakilan perempuan yaitu ibu sadoriah dari
partai PAN pada tnggal 05 desember 2018.
Wawancara dengan tokoh adat masyarakat kabupaten merangin dengan bapak
pahru pada tanggal 09 desember 2018
Wawancara dengan anggota DPRD Kabupaten Merangin peride 2014-2019 yaitu
bapak H. Samad S.Pd dari partai PKPI dari dapil 2.
tribunjambi.com/22/04/2014/caleg-terpilih-untuk-DPRD Merangin. Di akses
tanggal 17 juli 2018. Jam 21.00 WIB.
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN
Daftar calon tetap anggota DPRD kabupaten merangin pemilu 2014-2019
1. PARTAI NASDEM
N
o
Nama calon Jenis kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Tempat Tinggal Calon
Daerah pemilihan ; Merangin 1
1 Isman L Kec. Nalo tantan
2 Badrihusin L Kec. Bangko
3 Idayani P Kec. bangko
4 Hendridunan. Sh L Kec. bangko
5 Azharudin L Kec. nalo tantan
6 Ridhaayu maharani P Kec. sungai manau
7 Muhammad yani,
a.md
L Kec. batang masumai
8 Darul khotni L Kec. bangko
9 Hj. Dewirahmawati P Kec. bangko
10 Agussaman, bsc L Kec. nalo tantan
11 Donna
harriyanovinda
P Kec.bangko
36,36% keterwakilanperempuandanmemenuhipenempatan
Daerah Pemilihan : Merangin 2
1 Ir. Edi suratno L Kec.bangko
2 Drs.H. fauzi L Kec.bangko
3 Elpisariani P Kec.tabir lintas
4 Rokhidin, A.Md L Kec.Tabir Selatan
5 Mahyudin, H, Sp L Kec.Bangko
6 Ernawati,Skm P Kec.Margo Tabir
7 Musfi L Kec.Pamenang Barat
8 Herisusanto L Kec.Tabir
9 Suratmi P Kec.Margo Tabir
10 Ayumni,Sst P Kec.Tabir Ulu
11 Abdul Rahman L Kec.Tabir Ulu
77
12 Santinah P Kec. Tabir Barat
41,66% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan: Merangin 3
1 Martonis L Kec. Pamenang
2 Mustakim, A.Md L Kec. Pamenang
3 Septiiranasti P Kec. Pamenang
4 M. Khalik
alnemeri, Sh
L Kec. Pamenang
5 Aswan L Kec. Pamenang
6 Gustiana P Kec. Pamenang
7 Nurma P Kec. Nalo Tantan
42,85% Keterwakilan Perempuan dan Memenuhi Penempatannya
Daerah pemilihan : merangin 4
1 Aprizal P Kec. Jangkat
2 Edian sastera L Kec. Lembah masurai
3 Ida warna P Kec. Nalo tantan
4 Guntur amir putra L Kec. Renah pembarat
5 Hermalina P Kec. Lembah masurai
40,00% Keterwakilan Perempuan dan Memenuhi Penempatannya
Jumlah bakal calon untuk daerah pemilihan sebanyak 35 orang
2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
Daerah Pemilihan : Merangin 1
1 Hermansyah L Kec. Batang Masumai
2 Saleh L Kec. Nalo Tantan
3 Nova Pujita P Kec. Bangko
4 Isropi L Kec. Bangko
5 Ahmad Ubaidillah,
Se
L Kec. Bangko
6 Surya Arnita P Kec. Bangko
7 Asy syahrul L Kec. Bangko
8 Al Jupri L Kec. Bangko
9 Pronika P Kec. Bangko
10 Sitiayumisra P Kec. Bangko
78
11 Abu Hakim L Kec. Bangko
36,36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 2
1 Idkhamkhalikhairi L Kec. Tabir ilir
2 Ahmad sobran L Kec. .Tabir ilir
3 Eka kusuma P Kec. Tabir timur
4 Sukmataufik L Kec. Tabir barat
5 m.zaki L Kec. Tabir
6 Nurmis P Kec. Tabir
7 Firdaus L Kec. Tabir
8 Lestari ekaputri P Kec. Tabir
9 Bustami L Kec. Tabir ulu
10 Almaidah P Kec. Tabir
11 Kholidanwar L Kec. Tabir selatan
12 Muktar L Kec. Tabir
33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 3
1 Sannijo L Kec. Pamenang
2 Wahyudanil L Kec. Renah pembarat
3 Warisriwayati P Kec. Pamenang barat
4 Mat sarbini L Kec. Pamenang
5 Dewisrisalasatun P Kec. pamenang selatan
6 Ida riyani P Kec. pamenang
7 m. aris, a.md L Kec. pamenang selatan
42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan ; Merangin 4
1 M. Alhadi L Kec. Jangkat
2 Ady khairul fahmi L Kec. Muaro Siau
3 Fitriya dewi P Kec. Muaro Siau
4 Leli heryani P Kec. Jangkat
5 Asmawi L Kec. Tiang Pumpung
40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Berjumlah 35 orang calon anggota DPRD kabupaten merangin
3. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
Daerah Pemilihan : Merangin 1
1 Rustam Effendi L Kec.Bangko
2 Munawir, St L Kec.Bangko
3 Husnulanggraini, P Kec.Batang Masumai
79
S.Si
4 Muslimin, S.Pd.I,
M. Pd.I
L Kec.Renah Pembarap
5 Zainal Amri L Kec.Pangkalan Jambu
6 Sri Hidamayanti P Kec.Bangko
7 Suryani P Kec.Bangko Barat
8 Abdul Kholik L Kec.Nalo Tantan
9 Desiyanti P Kec.Bangko
10 Zainudir, S. Pd L Kec.Bangko Barat
11 Ratnawati, S. Pd P Kec.Sungai Manau
36,36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 2
1 Lilik gunawan L Kec.Tabir Selatan
2 Muhammad Zen L Kec.Tabir
3 Sri Wahyuni P Kec.Tabir Selatan
4 Muhammad
Effendi, S. Pd.I
L Kec.Tabir Barat
5 Sumarwoto L Kec.Margo Tabir
6 Inaeni soleha, Sp P Kec.Tabir Selatan
7 Amri, S. Pd.I L Kec.Tabir
8 Suswoto L Kec.Tabir Lintas
9 Nikisasmita, S. Pd P Kec.Tabir Lintas
10 Muhammad Saat L Kec.Tabir Ulu
11 Tri Jayantiputri P Kec.Tabir Selatan
12 Parwoto L Kec.Tabir Selatan
33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 3
1 Joko Suyitni, Sh L Kec.Pamenang Barat
2 Setio Harsono, Sp L Kec.Bangko
3 Holisnis Fiana P Kec.Bangko
4 Mohd Iqbal Iraqi L Kec.Pamenang
5 Nur Evi Sofyani, P Kec.Pamenang Selatan
6 Ahmad Zubaidi L Kec.Pamennag Barat
7 Andri Handayani, L Kec.Pamenang Barat
42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah pemilihan : merangin 4
1 Syabarudin L Kec.Bangko
2 Ishak L Kec.Jangkat
3 Nursalamiah P Kec.Jangkat
4 Solihin, S.Pd.I L Kec.Muaro Siau
5 Mita Lianah, S.Pd p Kec.Bangko
40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
80
Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang
4. PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
Daerah Pemilihan : Merangin 1
1 Titin marlena P Kec.bangko barat
2 Suli handoko L Kec.bangko
3 Debi fermasari, se P Kec.bangko
4 Yuzerman L Kec.bangko
5 Sumardi L Kec.bangko barat
6 Diana purba, a.md P Kec.bangko
7 Supardi L Kec.bangko
8 Alek juniardi, se L Kec.pangkalan jambu
9 Salawati s. pd.i P Kec.renah pembarat
10 Siska Amelia, a.md P Kec.bangko
11 Mohd. Sidik L Kec.Nalo tantan
36,36% eterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah pemilihan : merangin 1
1 H. zaidan,s.hi L Kec. tabir
2 Rusmiati P Kec. Margo tabir
3 Abdullah L Kec. Tabir
4 Wirawan haryanto L Kec. Tabir selatan
5 Desi ariani P Kec. Tabir
6 Sayuti L Kec. Tabir ilir
7 Waspo anggianti P Kec. Tabir selatan
8 Taslim L Kec. Margo tabir
9 Subandi, s.ip L Kec. Tabir selatan
10 Gusni warni P Kec. Tabir
11 Abdul halim, sp L Kec. Tabir ulu
12 Amri saham L Kec. Tabir barat
33.33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah pemilihan : merangin 3
1 Sutarko L Kec. Ranah Pamenang
2 Eti suwarni P Kec. Pamenang
3 Agus purnomo L Kec. Pamenang
4 Darmadi L Kec. Pamenang
5 Widiyaningsih P Kec. Pamenang
6 Suwandi L Kec. Pamenang
7 Rini istina, s.ip P Kec. Pamenang
81
42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah pemilihan : merangin 4
1 Jerjani L Kec. Lembah masurai
2 Maya nita sari,s.pd P Kec. Bangko
3 Aceng saeputaman,
s.hi, s.pd.i
L Kec. Jangkat
4 Basrul hasan L Kec. Sungai tenang
5 Saturyah. Hmg, hg P Kec. Telanai pura kota jambi
40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang
5. PARTAI GOLONGAN KARYA
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
Daerah Pemilihan : Merangin 1
1 Heri S Mohza L Kec. Bangko
2 Fakhrudin L Kec. Sungai Manau
3 Sri Hartati P Kec. Bangko
4 Drs. H. Sobirin L Kec. Bangko
5 Budi Darma L Kec. Batang Masumai
6 Leni Karlina P Kec. Batang Masumai
7 Abdullah. Mn, Ba L Kec. Bangko
8 Syamsul Huda, Sh L Kec. Renah Pembarat
9 Evi Liani, Spd.I P Kec. Nalo Tantan
10 Tuti Marleni P Kec. Pamenang Barat
11 Masduq, Se, Mm L Kec. Bangko
36,36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah pemilihan : merangin
1 H. Lukman L Kec. Bangko
2 Azwar, My L Kec. Tabir Ulu
3 Hj. Faizah, Se P Kec. Nalo Tantan
4 H. Warimin, Se L Kec. Tabir Selatan
5 Drs. Tarmuzi L Kec. Tabir
6 Martin, S.Pd L Kec. Margo Tabir
7 Muhammad Sidi N. L Kec. Tabir
8 H. Saman, Kn L Kec. Tabir
9 Jumini P Kec. Tabir Selatan
10 M.Yamin, S.Sos L Kec. Tabir
11 Rusdi Saham, Se L Kec. Tabir Barat
12 Maryati P Kec. Tabir Ilir
33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
82
Daerah pemilihan : merangin 3
1 Syaiful hadi L Kec. Pamenang selatan
2 Yulkhaidir L Kec. Pamenang
3 Mayang sari P Kec. Pamenang
4 Ahmad L Kec. Pamenang barat
5 Narsih P Kec. Pamenang barat
6 Sukar L Kec. Pamenang
7 Ina royani P Kec. Pamenang barat
42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Darah pemilihan; merangin 4
1 Radius suhanda L Kec. Bangko
2 Elpia lispita, s.pd P Kec. Lembah masurai
3 Tri fitri yantini P Kec. Tiang pumpung
4 Hasyim, s.pd L Kec. Bangko
5 Syamsun L Kec. Tiang pumpung
40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang.
6. PARTAI GOLONGAN KARYA
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
1 Henri putra L Kec. Bangko
2 Rabiah P Kec.batang masumai
3 Sumarni, u, a.md P Kec.bangko
4 Abu bakar L Kec.nalo tantan
5 Ichwan nevis, s.pd L Kec.bangko
6 Kusmawati, s.pt P Kec.bangko
7 Helmi zulthohar L Kec. Bangko
8 Syafarudin L Kec.sungai manau
9 reni permata sari P Kec.bangko
10 Amris, s.pd.i L Kec.pangkalan jambu
11 Muntiah P Kec.bangko
36.36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah pemilihan : merangin 2
1 eko pastyo L Kec. Margo tabir
2 Roziah P Kec. Tabir
3 siti halimah P Kec. Tabir barat
4 Syamsul khamar L Kec. Tabir selatan
5 Rasul, s.sos L Kec. Margo Tabir
6 Naswan L Kec. Tabir barat
7 Niko wati P Kec. Tabir selatan
8 Sri jumianto P Kec. Tabir lintas
83
9 Hamdani a.thalib L Kec. Tabir lintas
10 Rai nurliantin, sp P Kec. ilir
11 a.thalib L Kec tabir
12 Siti halimah P Kc. Margo tabir
33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah pemilihan : merangin 3
1 Bastian L Kec. Pemenang
2 Sarjono L Kec. Pemenang selatan
3 Anita Wijayanti P Kec. Bangko
4 Firdaus h sianturi L Kec. Pemenang
5 Siti nurazimah P Kec. Pemenang
6 Mahani L Kec. Pemenang Barat
7 Pebrika siska P Kec. Pemenang
42,85% keterwakillan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah pemilihan : merangin 4
1 Isnedi,S.Kom L Kec. Lembah mesurai
2 Mulyadi,A.Md L Kec. Muara siau
3 Ria franshicha P Kec. Tiang Pumpung
4 Saprondono,SH.I L Kec. Sungai Tenang
5 Nora sri hartati P Kec. Jangkat
40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35orang
7. PARTAI DEMOKKRAT
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
Daerah Pemilihan : Merangin 1
1 Adnan L Ke. Bangko
2 Hadari L Kec. Batang Masurai
3 Ayuli yettrisnalisa P Kec. Bangko
4 Hermaini L Kec. Bangko
5 Taswin, S.Sos L Kec. Bangko
6 Elvina Meriza P Kec. Bangko
7 Adi Putra L Kec. Bangko Barat
8 Naini Yulad P Kec. NAlo tantan
9 Muh.Saf‟i L Kec. NAlo tantan
10 Suryati. S P Kec. Bangko
11 Mujiburrahman L Kec. Sungai manau
36,36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya.
Daerah pemilihan : merangin 2
84
1 As‟Ari el wakas L Kec. Tabir
2 Abdul Gani L Kec. Tabir Lintas
3 Titin sumarni P Kec. Bangko
4 Saipan Amru L Kec. Tabir ilir
5 Umar. Hy , S.Pd L Kec. Tabir
6 Ria Elbriana S.Pd P Kec. Bangko
7 Israbudianto L Kec. Telanai Pura Kota Jambi
8 Umi kalsum P Kec. Tabir Ilir
9 Toni Liswoyo L Kec. Tabir
10 Jamaludin L Kec. Tabir
11 Renis P Kec. Tabir Barat
12 Hairi L Kec. Tabir Ulu
33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah pemilihan : merangin 3
1 Tarmun,SE L Kec. Pemenang b arat
2 Toha, S,Kom.i L Kec. Pemenang
3 Hj.Tetti Nurlena P Kec. Bangko
4 Ahmad Taufik L Kec. Pemenang selatan
5 Lisa Iska Putri P Kec. Bangko
6 Sutrisno L Kec. Pemenang
7 Ira Lumainas,
S.Kom
P Kec. Bangko
42,82% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya
Daerah pemilihan : merangin 4
1 Darman, S.Pt L Kec. Bangko
2 Kodri Ahmad L Kec. Bangko
3 Sarinah P Kec. Bangko
4 Muhamad Hefni L Kec. Tiang Pumpung
5 Rohmawati P Kec. Bangko
40 % Keterwakilan Perempuan dan memenuhi penempatannya
Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang
8. PARTAI PAN
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
1 Hj. Umi Salamah P Kec. Batang Masumai
2 Ahmad Kausari,ST L Kec. Bangko
3 Budi Sampurno L Kec. Bangko
4 Gustina, BA P Kec. Bangko
5 Gulo Brasul, SH L Kec. Bangko
6 MuhammadAlfhasi L Kec. Renah Pembarap
7 Rachmawaty P Kec. Bangko
85
8 Rudi Harianto L Kec. Nalo Tantan
9 H.Haris, SH L Kec. Bangko
10 Sudirman,S.HI L Kec. Bangko
30 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah pemilihan : merangin 2
1 Drs. Sudirman L Kec. Nalo Tantan
2 Rahman L Kec. Tabir
3 Sunik Listiari P Kec. Margo Tabir
4 Burhan S.Pd,.MM L Kec. Margo Tabir
5 Samdianto L Kec.Tabir barat
6 Rabiathul Adawiah P Kec. Tabir lintas
7 Khoirul Da‟in L Kec. tabir ilir
8 Abdulah Rizal L Kec. renah pembarap
9 Nurhayati, A.Md P Kec. Tabir
10 Zainuddi L Kec. tabir barat
11 Sadariah,S.Pd P Kec. Tabir
12 Mukhlis,s.sy L Kec. tabir
33,33 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 3
1 Abdul khalim L Kec. Renah pemenang
2 Razaki L Kec. pemenang Barat
3 Rosmidah P Kec. renah pemenang
4 Yulianti,S.Gz P Kec. pemenang
5 Nanang fahrurozi L Kec. pemenang selatan
6 Idah mulyadi P Kec. pemenang barat
7 Baitullah L Kec. Pemenang
48,25% Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 4
1 Muhammad Hafiz L Kec. muaro siau
2 Suhardi L Kec. Tiang pumpung
3 Misriah P Kec. Jangkat
4 Vopi irianti P Kec. Muaro siau
5 Wahidin, s.sos L Kec. bangko
40 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang
9. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
1 Nilwan Yahya, SE L Kec. Renah pembarap
2 M. Husni Mubaroq L Kec. Bangko
86
3 Indri yani,S.Pd P Kec.Bangko
4 H. sarodjudin L Kec. Bangko
5 Dessy Sadriana, P Kec. Nalo Tantan
6 Thamrun L Kec. Bangko
7 Fatmi P Kec. bangko
8 H. Kastiar L Kec. Bangko barat
9 Lukman L Kec. Renah Pembarap
10 Irianti P Kec. bangko Barat
11 Syamsuddin L Kec. Nalo tantan
36,36 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 2
1 Subhan, SE L Kec. Margo Tabir
2 Abu Bakar L Kec. Tabir Ilir
3 Yunita P Kec. Margo Tabir
4 Suryadi L Kec. Tabir
5 Solman L Kec Tabir Lintas
6 Sri mula devi P Kec. Tabir
7 Rasadar P Kec. Tabir Ulu
8 Suryatmi P Kec. Tabir Lintas
9 Adam Malik L Kec. Tabir
10 Rossida P Kec. Margo Tabir
11 Jasman L Kec. Tabir
12 Teguh Wahyudi L Kec. Tabir Ulu
33.33 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah pemlihan :merangin 3
1 Hendri L Kec. Pemenang
2 Sunar L Kec. Pemenang Pemenang
3 Siti Zulaeha P Kec. Pemenang Pemenang
4 Supriyanto L Kec. Pemenang Pemenang
5 Nurul Latifah P Kec. Pemenang Pemenang
6 Rustam Efendi L Kec. Pemenang
33.33 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah pemilihan : merangin 4
1 Rahmat L Kec. Lembah Masurai
2 Hj.Tismiyawati P Kec. Jangkat
3 Husri L Kec. Lembah Masurai
4 Irpa Yani L Kec. Muara siau
5 Zaidun P Kec. Muara siau
40 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Jumlah bakal calon untuk se,ua daerah pemilihan sebanyak 34 orang
10. HANURA
87
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
Daerah Pemilihan : Merangin 1
1 Drs. H. Abdul L Kec.Batang Masumai
2 Muhammad Amin L Kec.Batang Masumai
3 Mariska Handayani P Kec.Bangko
4 M. Fauzan Budi L Kec.Bangko
5 H. Zamzami L Kec.Bangko
6 Nurmayani P Kec.Bangko
7 Mansyur, A.Md L Kec.Bangko
8 Muhammad David L Kec.Sungai Manau
9 Nur Hidayati, S.Pd P Kec.Batang Masumai
10 Mardinis L Kec.Bangko
11 Asmiati, Sh P Kec.Batang Masumai
36,36% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penenmpatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 2
1 Sutrisno L Kec.Tabir Selatan
2 H.Azmi Asyari L Kec.Tabir Timur
3 Sriyani P Kec.Tabir
4 Muhammad Sayuti L Kec.Bangko
5 A.Kadir, M L Kec.Bangko
6 Evi Susanti P Kec.Tabir Barat
7 M. Solihin L Kec.Tabir
8 Tutik Handayani P Kec.Batang Masumai
9 H. Mustapa L Kec.Tabir
10 Husaimah P Kec.Tabir Barat
11 Adi Kumala L Kec.Tabir
12 Adnan, S.Pd.I L Kec.Margo Tabir
33,33% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penenmpatannya
Daerah Pemilihan ; Merangin 3
1 Zainuri L Kec.Pamenang
2 Urianti Putri P Kec.Pamenang
3 Rajinem P Kec.Renah Pamenang
4 Yahya Sampena L Kec.Nalo Tantan
5 Alip L Kec.Pamenang
6 Mar‟atus P Kec.Renah Pembarat
50% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya.
Daerah Pemilihan : Merangin 4
1 Parhan L Kec.Tiang Pumpung
2 Tarmadi L Kec. Ilir
3 Rivni Risnita P Kec.Tisng Pumping
4 Wahidin L Kec. Jangkat
88
5 Aprina Yunita P Kec.Kota Baru Jambi
40% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya
Jumlah Bakal Calon Untuk Semua Daerah Pemilihan Sebanyak 34 Orang
11. Partai Bulan Bintang
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
Daerah Pemilihan: Merangin 1
1 Syarifuddin L Kec.Bangko
2 Armin L Kec.Bangko Barat
3 Sriyanah P Kec.Bangko
4 Syamsul Bahari L Kec.Bangko
5 Madi L Kec.Sungai Manau
6 Jariah P Kec.Nalo Tantan
7 Usman Syafruddin L Kec.Bangko
8 Erma Junita P Kec.Bangko
9 Sudirman Abdullah L Kec.Bangko
10 Emita Sari P Kec.Bangko
11 Ridwan L Kec.Batang Masumai
36,36% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penenmpatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 2
1 Syafruddin L Kec.Tabir
2 Muhammad Fuadi L Kec.Tabir
3 Rita P Kec.Tabir
4 Zainal Abidin L Kec.Tabir
5 Amerudin L Kec.Margo Tabir
6 Rina Suryani P Kec.Tabir
7 Ahmad Afandi L Kec.Tabir Barat
8 Marwan L Kec.Tabir
9 Jen Afriani L Kec.Tabir
10 Bunyamin L Kec.Tabir Ilir
11 Lizarti P Kec.Batang Masumai
12 M.Tobrani L Kec.Tabir
33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 3
1 Syaparudin L Kec. Pamenang
2 Khairudin, S.Psi.I L Kec. Pamennag Barat
3 Butsi Asyuara P Kec.Pamennag
4 Syaiful Bahri L Kec.Bangko
5 Masruroh P Kec.Renah Pembarat
6 Rasuli L Kec.Pamennag Barat
7 Suniah P Kec.Pamenang
89
42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 4
1 M.Janis L Kec. Sungai Tenang
2 Gusdarto L Kec.Jangkat
3 Putri P Kec.Sembah Masurai
4 Farmisyani P Kec.Sungai Tenang
5 Tajiri L Kec.Lembah Masurai
40% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya
Jumlah bakal calon untuk semua daerah peilihan sebanyak 35 orang
12. PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA
N
o
Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan
Temat Tinggal Calon
Daerah Pemilihan : Merangin 1
1 Erlambang, Se L Kec. Bangko
2 Muhammad Nuh L Kec. Bangko
3 Windu Panca P Kec. Jambi Selatan
4 Abu Hasan, Se L Kec. Bangko Barat
5 Hendri L Kec. Batang Masumai
6 Nursimah P Kec. Nalo Tantan
7 Bambang Kasandra L Kec. Nalo Tantan
8 Ardison L Kec. Pamennag
9 Wirda Ningsih P Kec. Bangko
10 Dewi Efriani P Kec.Bangko
11 Abdul Gafar, Se L Kec. Batang Masumai
36,36% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 2
1 Samad L Kec.Tabir
2 Muhammad Jani L Kec.Tabir
3 Karniati P Kec.Tabir Barat
4 Sudirman L Kec.Tabir
5 Lazuardi, S.Kom L Kec.Tabir
6 Fatmawati P Kec.Tabir Lintas
7 Hamdani L Kec.Tabir Barat
8 Antoni, S.Pd L Kec.Tabir
9 Nuraini P Kec. Tabir Selatan
10 Sopian L Kec. Margo Tabr
11 Tri Yudaning R P Kec.Tabir Selatan
12 Ibrahim. K L Kec.Tabir Barat
33,33% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 3
90
1 Junaidi L Kec. Bangko
2 Deni Bambang Sunaryo L Kec. Bangko
3 Santi Novitasari,S.Kom P Kec. Renah Pembarat
4 Rakhmad Budiman, Ap L Kec. Pamenang
5 Yuliana P Kec. Pamennag
6 Agustina, A.M.Keb P Kec. Pamenang
7 Adrianus, Se L Kec. Bangko
42.85% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penenmpatannya
Daerah Pemilihan : Merangin 4
1 Harmanadi L Kec. Sungai Tenang
2 Muhammad Zubir L Kec. Muaro Siau
3 Nur Israwati,S.Pd P Kec. Jangkat
4 Novi Susila Ningsih, A. Ma P Kec. Muara Siau
5 Siyaruddin L Kec. Jangkat
40 % Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya
Jumlah Bakal Calon Untuk Semua Daerah Pemilihan Sebanyak 35 Orang.
92
CURCULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Siti Hartinah
Nim : Sip.152078
Tempat/ Tanggal Lahir : Rantau Panjang, 27 Agustus 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln Pembangunan, Sebahau Kel.
Dusun Baru, Kec.Tabir
Kab. Merangin Prov. Jambi
Pekerjaan : Mahasiswi
Email : [email protected]
Nama Ayah : Syarkawi
Nama Ibu : Siti Aisyah
DATA PENDIDIKAN
No. Pendidikan Tempat Tahun Tamat
1
2
3
4
SD N rantau panjang
MTsN Rantau panjang
MAN Tabir
S.1 UIN STS Jambi
Tabir
Tabir
Tabir
Simp. Sei Duren
2009
2012
2015
2019