implementasi undang-undang no 12 tahun 2003 tentang

107
i HALAMAN JUDUL IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2003 TENTANG CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PERIODE TAHUN 2014-2019 (STUDI DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Untuk Memperoleh Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Oleh : SITI HARTINAH SIP.152078 Pembimbing : H. HERMANTO HARUN, Lc, M.HI.,Ph.D TRI ENDAH KARYA L, S.IP, M.IP KONSENTRASI MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of implementasi undang-undang no 12 tahun 2003 tentang

i

HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2003 TENTANG

CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

(DPRD) PERIODE TAHUN 2014-2019

(STUDI DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Untuk Memperoleh Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Oleh :

SITI HARTINAH

SIP.152078

Pembimbing :

H. HERMANTO HARUN, Lc, M.HI.,Ph.D

TRI ENDAH KARYA L, S.IP, M.IP

KONSENTRASI MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

ii

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003

Tentang calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Periode

2014-2019 (Studi Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi) bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pemenuhan kuota 30% keterwakilan perempuan dalam

calon anggota DPRD Kabupaten Merangin. Keterwakilan perempuan di DPRD

Kabupaten Merangin periode 2014-2019 tidak satupun yang menjadi wakil rakyat

ini merupakan terjadi penurunan sangat rendah di bandingkan tahun sebelumnya.

Teknik pengumpulan data menggunakan metode kualitatif, yaitu pendekatan

penelitian lapangan secara langsung oleh peneliti sendiri. Menurut Soerjono

Soekanto penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

memberikan data yang teliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala

lainnya.

Hasil penelitian menunjukan: 1) pemenuhan kuota 30% keterwakilan perempuan

dalam calon anggota dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten merangin belum

terpenuhi secara komfrehensif, 2) banyak partai yang memiliki kendala-kendala

dalam pemenuhan 30% ini terutama pada partai-partai kecil. 3) untuk kaum

perempuan yang terjun ke dunia politik dan sudah menjadi calon tetap DPRD

kabupaten merangin merasa kesulitan dan persaingan terlalu berat dalam

pemilihan. Saran untuk kedepannya kuota keterwakilan perempuan harus sesuai

yang di ingin kan dan keterwakilan perempuan yang duduk di legislatif untuk

periode selanjutnya harus meningkat dan rasa kepedulian perempuan terhadap

politik semkain meningkat

Kata kunci : Undang Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Keterwakilan

Perempuan di Dewan perwakilan Rakyat Daerah.

iii

iv

Pembimbing I : H.Hermanto Harun, Lc, M.HI.,Ph.D

Pembimbing II : Tri Endah Karya L, S.IP, M.IP

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren

Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

Jambi, 25 Maret 2019

Kepada Yth.

Bapak Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di-

JAMBI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikum wr wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi

saudari Siti Hartinah, SIP. 152078 yang berjudul:

Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Calon Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Periode 2014-2019 (Studi Di Kabupaten

Merangin provinsi Jambi).

Telah Disetujui Dan Dapat Diajukan Untuk Dimunaqasahkan Guna

Melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam

jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamualikum wr wb.

v

.

vi

MOTTO

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisaa: 58)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah segala puji Allah semesta alam, salawat dan

salam atas junjungan alam Rasulullah Saw.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kepada kedua orang

tuaku,yaitu bapak syarkawi dan ibu siti aisyah yang dalam

doa dan keringatnya tak henti-henti mengharapkan

kesuksesan anak-anaknya.

Kepada Abang dan kakak iparku, Abangku samsul hardi,

hatta, muklis,sh, , M. Pitur dan adx tercinta dan tersayang

zaleha dan selanjutnya kakak ipar qu mbok herpa dn rukiah

serta keponakanku liana, Muhammad thorik, Muhammad

ramadhan, dan Muhammad daffa ariki dan kepada pitom

alim sekelurga dan sepupuku ajrina, dhabi adik najwa ,

bunga imah dan ayuk baya serta keponaan tercinta suntet

(zia) saya ucapkan terima kasih telah mendoakan dan

memberi semangat yang luar biasa dan Mahasiswa Jurusan

ilmu pemerintahan Angkatan 2015. Keluargaku MPD D dan

E dan kelurga Posko 29 Gel.III Th 2018.

Terima kasih kepada kawan-kawan di kosan, nova noviana,

wulandari, antohiroh, salma, dan adik tohiroh yang selalu

memberikan support serta semangat kepadaku. Terima kasih

untuk teman-teman di kampus yang telah banyak

membantu.

Kepada almamaterku Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini yang berjudul: Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003

Tentang Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Periode

2014-2019. (Studi Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi).

Kemudian tidak luput pula sholawat Beriring salam kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, yang telah memberi kita petunjuk dari alam kebodohan

menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat sekarang

ini, terang bukan karna lampu yang menyinari dan bukan pula karna bulan dan

matahari akan tetapi terangnya karna ilmu pengetahuan serta iman dan Islam.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan

Ilmu pemerintahan dan memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S.I) pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari‟ah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Pada kesempatan kali

ini dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan hasil penelitian yang penulis

upayakan secara maksimal dengan segenap keterbatasan dan kekurangan yang

penulis miliki sebagai manusia biasa namun berbekal pengetahuan yang ada serta

arahan dan bimbingan,juga petunjuk dari bapak H. Hermanto Harun, Lc, MHI.

Ph.D, selaku pembimbing I Ibu Tri Endah Karya L, S.IP, M.IP selaku

pembimbing II yang selalu meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau yang

luar biasa untuk memberi bimbingan dengan sabar, saran, dan kritik yang

membangun, menebarkan keceriaan serta optimisme kepada penulis dan akan

ix

selalu penulis ingat. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya.

Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan

semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan

ilmu pengetahuan dan pengalaman penulis, sehingga masih terdapat kejanggalan

dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA. Rektor UIN STS Jambi

2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak H.Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D Wakil Dekan 1 Fakultas

Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI, Wakil Dekan ll Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI Wakil Dekan lll dan Kerjasama Fakultas

Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Ibu Mustiah, RH, S.Ag., M.Sy Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Ibu Tri Endah Karya, S.IP.,M Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Bapak Hermanto Harun, Lc, MHI. Ph. D, Pembimbing l

9. Ibu Tri Endah Karya L, S.IP, M.IP pembimbing II

x

10. Bapak / Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Fakultas Syari‟ah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Kepada teman-teman seperjuangan Ilmu Pemerintahan 2015 semua

pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun materil sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Sepenuhnya hanya dapat memanjatkan do‟a yang sebanyak-banyaknya

kepada kehadirat Allah SWT, semoga jasa-jasa itu menjadi „amal Jariyah bagi

mereka semuanya dan mendapakan ridho Allah SWT.

Demikian semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah-Nya kepada

kita semua. Amiin Yarobbal „alamiiin.

xi

DAFTAR ISI

Table of Contents HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........ Error! Bookmark not defined.

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.

MOTTO.................................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .............................................................. 8

1. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

D. Batasan Masalah ..................................................................................... 9

E. Kerangka Teori ..................................................................................... 10

xii

1. Implementasi ................................ Error! Bookmark not defined.

2. Keterwakilan Perempuan ............................................................ 12

3. Pemilihan Umum ........................................................................ 14

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.............................................. 15

F. Tinjauan Pustaka................................................................................... 16

BAB II METODE PENELITIAN DAN SISTEMATIKA PENULISAN ............ 21

A. Metode Penelitian ................................................................................. 21

1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 21

2. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 22

3. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 24

4. Uni Analisis ................................................................................. 26

5. Teknik Analisis Data ................................................................... 27

B. Sistematika Penulisan ........................................................................... 28

C. Jadwal Penelitian .................................................................................. 29

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................... 31

A. Aspek Geogerafis Kabupaten Merangin............................................... 31

B. Kondisi Topografis di Kabupaten Merangin ........................................ 32

C. Sejarah Kabupaten Merangin ............................................................... 33

1. Kabupaten Merangin Periode 1949-1965. .................................. 37

xiii

2. KDH DATI II Sarolangun Bangko (SARKO) Periode 1965-1999

..................................................................................................... 37

3. Kabupaten Merangin Periode 1999 – sekarang .......................... 37

D. Keadaan Penduduk Kabupaten Merangin ............................................ 38

E. Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Merangin .............................. 39

F. Keadaan Agama di Kabupaten Merangin ............................................. 40

G. Keadaan Pendidikan di Kabupaten Merangin ...................................... 41

H. Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Merangin ..................... 42

1. Visi Dan Misi Kabupaten Merangin ........................................... 43

2. pemilihan umum anggota DPRD kabupaten merangin tahun

periode 2014-2019 ...................................................................... 43

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ...................................... 46

A. Pelaksanaan Pemilihan Umum di Kabupaten Merangin ...................... 46

B. Kendala Dalam Memenuhi Kuota Keterwakilan Perempuan Pada Ke

Anggotaan DPRD Kabupaten Merangin Periode 2014-2019............... 60

C. Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Ketentuan

30% Keterwakilan Perempuan (DPRD) di Kabupaten Merangin. ....... 63

BAB V PENUTUP ............................................. Error! Bookmark not defined.68

A. Kesimpulan ........................................ Error! Bookmark not defined.68

B. Saran ..................................................................................................... 63

xiv

C. Kata Penutup......................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 76

GAMBAR-GAMBAR .......................................................................................... 91

CURCULUM VITAE ........................................................................................... 92

xv

DAFTAR TABEL

Table 1: Jumlah Kursi di DPRD Kabupaten Merangin .......................................... 6

Table 2: Jadwal Penelitian .................................................................................... 30

Table 3: Kecamatan di Daerah Kabupaten Merangin ........................................... 32

Table 4: Keadaan Penduduk Menurut Usia .......................................................... 38

Table 5: Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Merangin ................................ 39

Table 6: Keadaan Sarana Peribadatan Kabupaten Merangin ................................ 41

Table 7: Saran Pendidikan di Kabupaten Merangin ............................................. 42

Table 8: Nama Partai Yang Ikut Mencalonkan DPRD ......................................... 44

Table 9: Data Pemilihan Tetap DPRD Kabupaten Merangin ............................... 51

Table 10: Data Penetapan Pemilihan Umum dan Jumlah Kursi DPRD Kabupaten

Merangin Tahun 2014 ........................................................................................... 54

Table 11: Keterwakilan Perempuan di DPRD ...................................................... 57

Table 12: Nama Anggota DPRD di Kabupaten Merangin Periode 2014-2019 .... 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam sistem Pemerintahan Demokrasi, lembaga perwakilan

merupakan unsur yang paling penting di samping unsur-unsur lainnya seperti,

sistem pemilihan, persamaan di depan hukum, kebebasan dalam mengeluarkan

pendapat, kebebasan berserikat dan lain sebagainya. Setiap sistem demokrasi

adalah ide bahwa warga negara seharusnya terlibat dalam hal tertentu di bidang

pembuatan keputusan-keputusan politik, baik secara langsung maupun melalui

wakil pilihan mereka di lembaga perwakilan.

Di masa Orde lama dan Orde baru (1955-1997), upaya Negara untuk

meningkatkan keterwakilan perempuan secara khusus di dalam parlemen masih di

lakukan. Tindakan terhadap keterwakilan perempuan baru di lahirkan di masa

reformasi, tepatnya ketika pemilu 2004 di langsungkan. Hal ini menjadi sangat

rasional bila melihat pada pemilu tahun 2004 , sudah di berlakukan kebijakan

penguatan afirmatif kuota 30% di Parlemen yang di atur undang-undang no 12

tahun 2003 tentang pemilu. Kebijakan ini mewajibkan partai politik mencalonkan

sekurang-kurangnya 30% berjenis kelamin perempuan dari total calon legislatif di

tingkat pusat, provinsi, maupun tingkat kabupaten/kota.

Fungsi yang penting dari lembaga perwakilan harus di sadari benar-benar

oleh setiap anggota lembaga perwakilan tersebut selaku wakil-wakil rakyat.

Kesadaran bahwa setiap keputusan lembaga perwakilan ini akan membawa akibat

langsung atau tidak terhadap keuntungan atau kerugian bagi rakyatnya .

2

Peluang perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional

sesungguhnya telah terakomodasikan oleh berbagai kebijakan dan peraturan per

Undang-Undangan. Apabila di telusuri dengan sistem hirarki ketatanegaraan di

Indonesia yang merujuk pada landasan hukum keberlakuan sistem hirarki tersebut

yakni melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan menegaskan bahwa urutan Perundang-Undangan

yang tertinggi adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Pasal 27 ayat (1) UUD RI 1945 menegaskan bahwa segala warga negara

bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung

hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Di negara Indonesia jumlah perempuan yang duduk sebagai anggota DPR

hanya beberapa persen baik itu ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Keterlibatan perempuan dalam dunia politik di Indonesia di atur melalui beberapa

peraturan di antaranya : UU No 12 Tahun 2003 tentang pemilihan umum (Pemilu)

dan UU No 2 tahun 2011 tentang partai politik.1

Kuota 30% bagi perempuan sebenarnya telah di akomodasikan melalui

UU Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu, yang secara khusus termasuk di pasal

65 ayat 1 yang menyebutkan :

1. Setiap partai politik beserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR,

DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah pemilihan

dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangmya 30%.

1 Feybe.wuisan. “perempuan dan politik”,(Jakarta: women research intiture, 2009), hlm

3

2. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon sebanyak-

banyaknya 100% jumlah kursi yang di tetapkan pada setiap daerah pemilihan.

Dalam Undang-Undang No 12 tahun 2003 tentang Pemilihan umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Daerah, Dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (UU Pemilu Legislatif) Dan Undang-Undang No 2

tahun 2008 tentang partai politk (UU parpol) kuota keterlibatan perempuan dalam

dunia politik adalah sebesar 30%, terutama untuk duduk di dalam parlemen.

Bahkan dalam pasal 8 butir d UU pemilu legislative di sebutkan penyertaan

sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada pengurusan parpol

tingkat pusat sebagai salah satu persyaratan parpol menjadi peserta pemilu.

Dan pasal 53 UU pemilu legislatif mengatakan bahwa daftar bakal calon

peserta pemilu juga harus memuat paling sedikit 30% keterwakilan perempuan.

Dari ketentuan di atas terlihat jelas, bahwa negara sudah mengakui kesetaraan

gender antara perempuan dan laki-laki dalam dunia politik dan juga sesuai dengan

konsep demokrasi.2 Meskipun demikian, ketentuan kuota 30% tetap saja menuai

kontroversi.

Secara umum ada dua persoalan yang menyebabkan pemberdayaan

perempuan dalam berpolitik menjadi lemah. Pertama, kultur dan kesalahan

pemahaman agama, yang merupakam fakor klasik keterbelakangan perempuan

dalam segala kehidupan. Apalagi secara spesifik di khususkan dalam kancah

politik kenegaraan, perempuan hampir tidak ada yang secara dominan memegang

tampuk kekuasaan selama dekade Indonesia merdeka, baik yang berada di

2. Munir Fuady, konsep negara demokrasi,(Ratika aditama, 2009), hlm 2.

4

legislatif maupun yudikatif. Kedua perempuan seakan Indonesia enggan untuk

merebut jabatan-jabatan politik yang dalam presedurnya harus bersaing secara

elegan dengan laki-laki masalahnya belum opimal kesadaran dan keadilan

parisipasi perempuan di bidang politik, dapat di baca realita.

Hambatan-hambatan psikologis yang menyingkirkan perempuan dalam

ajang politik adalah budaya patriarki, suberdinasi perempuan dan persepsi

terdalam bahwa public domain (wilayah publik) di peruntukan bagi laki-laki.

bahwa kontrak social adalah mengenai hubungan antara laki-laki dan pemerintah

dan bukan antara warga Negara dengan pemerintah walaupun hak-hak perempuan

dijamin oleh hukum, teorika politik pemerintah yang baik dan demokrasi

partisippatioris.3

Menurut hirarki dari UU Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Perundangan pemberlakuan urutan pelaksanaan setelah

UUD 1945 adalah UU. Terkat dengan pemilu caleg tahun 2014 terdapat 3 (tiga)

bentuk per Undang-Undangan, pertama, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003

Tentang Penyelenggaraan pemilu, kedua, Undang-undang nomor 2 tahun 2008

Tentang Partai politik (selanjutnya disebut dengan parpol), ketiga, UU Nomor 10

Tahun 2008 Tentang Pemilu anggoa DPR, DPD, dan DPRD, Parpol dan UU

pemilu.

Sejenak disahkannya UU Nomor 12 tahun 2003 sebagai penyempurnaan

UU Nomor 31 Tahun 2002 dan sebagai penyempurnaan UU Nomor 12 Tahun

2003 tentang pemilu, maka secara yuridis formal kepeningan perempuan dalam

3 Tusiardi,”kiprah perempuan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di DPRD

Provinsi Kalimantan Timur” (Samarinda: ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id.2014), hlm.2-3.

5

dunia berpolitikan nasional telah terakomodasikan walaupun hanya dalam teks

yang terdiri atas beberapa kalimat saja dan itu pun tidak disertai dengan

penjelasan yang sangat memadai layaknya sebuah UU yang seharusnya dapat

dipahami, lugas bahasanya dan meminalisir terjadinya multi tafsir, sehingga objek

dari Undang-Undang itu yakni masyarakat dapat dengan lugas bila menerima UU

sebagai produk hukum yang makna tetapi sederhana dalam aplikasi.

Sebuah Negara yang berbentuk Republik4 memiliki sistem pemerintahan

5

yang tidak pernah lepas dari pengawasan rakyatnya. Demokrasi adalah sebuah

bentuk pemerintahan yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyatnya.

Negara Republik Indonesia merupakan sebuah Negara Kesatuan yang berbentuk

republik dan menjalankan pemerintahan dalam bentuk demokrasi.

Memasuki tahapan pengajuan bakal calon anggota legislatif baik di tingkat

DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Partai Politik serta pemilu di

wajibkan mengikut sertakan keterwakilan perempuan minimal 30% calon

legislatif (caleg) perempuan dalam daftar yang akan di ajukan ke KPU pada

tingkatannya.

Keterwakilan perempuan di parlemen masih sangat memperhatinkan, tidak

seimbang dengan jumlah partisipasi pemilih perempuan dan populasi penduduk

perempuan di Indonesia. Dalam undang-undang no 10 tahun 2008 tentang

pemilihan umum anggota DPR, DPD, DPRD di sebutkan dalam pasal 20 tentang

kepengurusan partai bahwa “kepengurusan partai politik tingkat provinsi dan

kabupaten/kota sebagaimana di maksud dalam pasal 19 ayat 2 dan ayat 3 di

4 Rizki Argama, pemilihan umum di Indonesia Sebagai Penerapan Konsep Kedaulatan

Rakyat,Hlm.1.

5Ibid hal 1.

6

susun dengan memperhatinkan keterwakilan perempuan paling rendah 30% yang

diatur dalam AD dan RT partai politik masing-masing.

Dalam hal ini menunjukan keterwakilan perempuan di parlemen masih

sangat rendah. Implementasi ketentuan 30 % keterwakilan perempuan pada saat

pemilu pada tahun 2014 di Kabupaten Merangin yaitu pemilihan anggota DPRD

belum bisa memenuhi kepengurusan keterwakilan perempuan. Kondisi

keterwakilan perempuan anggota DPRD Kabupten Merangin pada tahun 2009

mencapai 1 orang dan tahun 2014 tidak satu pun keterwakilan perempuan yang

duduk di parlemen. Sebagaimana di lihat dari tabel berikut.6

Table 1: Jumlah Kursi di DPRD Kabupaten Merangin

NO Periode Jumlah Kursi

Jenis Kelamin dan Persen

LK % PR %

1 2009-2014 30 29 95% 1 5%

2 2014-2019 35 35 - - -

Pemlihan umum di Kabupaten Merangin 2014, jumlah caleg di Kabupaten

Merangin hampir rata-rata tidak memenuhi keterwakilan perempuan, padahal

penduduk pada saat itu sebanyak 124.721 orang adalah pemilih perempuan atau

48.81% dari jumlah DPT (data pemilih tetap) sebanyak 255.515 pemilih waktu

itu. sementara calon legislatif perempuan lebih kurang sekitar 154 orang dan caleg

6. Wawancara di kantor komisi pemilihan umum di Kabupaten Merangin. Tanggal 26

Desember 2018

7

laki laki 263 orang dari 417 calon anggota DPRD Kabupaten Merangin periode

2014-2019. 7

Pada pemilihan umum legislatif pada tahun 2014 di Kabupaten Merangin

telah terpilih 35 anggota DPRD. Dari komposisi 35 anggota DPRD Kabupaten

Merangin terpilih 35 orang laki-laki dan semua menjadi anggota DPRD.

Sedangkan untuk perempuan tidak ada satupun yang menduduki sebagai anggota

DPRD dan disinilah bahwa perempuan hanya sebagai syarat untuk memenuhi

syarat wajib tersebut meskipun sudah tertera dalam Undang-Undang.

Berdasarkan data yang penulis dapat ada beberapa hal yang menjadi

permasalahan yakni tentang kedudukan perempuan yang diatur dalam undang-

undang mengenai ketentuan calon 30% seharusnya dapat lebih meningkatkan

jumlah keterwakilan perempuan dalam kursi parlemen. Oleh karena itulah penulis

merasa tertarik mengangkat permasalahan ini kedalam sebuah karya tulis skripsi

sebagai tugas akhir. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik

mengkaji dengan mengangkat judul: Implementasi Udang-Undang No 12

Tahun 2003 Tentang Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Periode Tahun 2014-2019. (Studi di Kabupaten Merangin Provinsi

Jambi).

7. Wawancara dan dokumentasi di kantor komisi pemilihan umum di Kabupaten

Merangin. Tanggal 26 Desember 2018.

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka

dapat di tegaskan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pemilihan legislatif di Kabupaten Merangin pada

pemilihan umum tahun 2014 ?

2. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan pemenuhan kuota 30 %

keterwakilan perempuan dalam calon anggota DPRD Kabupaten

Merangin ?

3. Bagaimana implementasi Undang-Undang nomor 12 tahun 2003 dalam

pelaksanaan pemilihan legislatif di kabupaten merangin ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas

maka tujuan penelitian ini di lakukan adalah sebagai berikut:

a. Ingin mengetahui implementasi dan juga menambah wawasan dan

pengetahuan tentang pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah di Kabupaten Merangin dapat memenuhi kuota 30%

perempuan.

b. Untuk mengetahui kendala dan upaya pelaksanaan tentang calon

angggota DPRD Kabupaten Merangin.

9

2. Manfaat Penelitian

a. Bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menuliskan karya

ilmiah dalam menganalisis permasalahan di lapangan dan juga sebagai

masukan pengetahuan tentang implementasi Undang-Undang no 12

tahun 2003 tentang ketentuan 30% Keterwakilan Perempuan dalam

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Merangin.

b. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pemilihan

anggota DPRD itu sangat penting karena merupakan aspek perubahan

yang lebih baik untuk kedepannya.

c. Sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Di

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Fakultas

Syariah Jurusan Ilmu Pemerintahan.

D. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas agar tidak

memperluas masalah yang di bahas yang menyebabkan pembahasan menjadi

tidak konstisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat

sebelumnya, maka penulis memberikan batasan ini mengenai Implementasi

Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Ketentuan Keterwakilan

Perempuan dalam calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Periode

2014-2018. Agar peneliti terarah dan fokus pada permasalahan yang di teliti

dan penelitian sampai pada tahun 2019.

10

E. Kerangka Teori

Teori teori yang digunakan dalam argumentasi hendaknya dikuasai

sepenuhnya serta mengikuti perkembangan teori yang mitakhir.8 Agar penulis

ini lebih terarah dan tepat sasaran, maka penulis perlu menggunakan kerangka

teori sebagai landasan utama guna untuk mendapatkan konsep yang tepat dan

benar dalam penyusunan ilmiah ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan teori dalam menjawab pertanyaan penelitian9.

1. Implementasi

Menurut Teori Donald s. van Meter dan Carl E Van Horn implementasi

yaitu standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga terealisasi.

Sumber daya yaitu perlu sumber daya manusia dan sumberdaya alam.

Hubungan antar organisasi yaitu implementasi harus ada dukungan dan

koordinasi dengan instansi lain. Karakteristik pelaksana dimana mencakup

struktur birokrasi, norma-norma, dan pola hubungan yang terjadi dalam

birorasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.

Kemudian kondisi sosial, politik, dan ekonomi yaitu mencakup sumberdaya

ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi

kebijakan yang juga akan mempengaruhi pelaksanaan kebijakan tersebut.10

8. Khusaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta :

Bumi Aksara, 2008 hlm. 24. 9. Tim Penyusunan, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Cet. Ke-2 (Jambi: Syariah

Press,2014.Hlm 25). 10

Harianto, belajar dan pembelajaran sebuah teori dan konsep dasar, PT.

remajanrosdakarya, Bandung, 2000 , hlm 183

11

Implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.11

Implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya

dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Secara umum

dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu

kegiatan yang terencana dan di lakukan secara bersungguh-sungguh

berdasarkan dengan tujuan mencapai kegiatan tertentu.

Menurut solihin abdul wahab (1997) implementasi ialah berbagai

tindakan yang dilakukan oleh individu, pejabat, kelompok pemerintah, atau

swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang sudah dipastikan

dalam keputusan kebijakan. Jadi implementasi intinya adalah kegiatan untuk

mendistribusikan keluaran kebijakannya yang di laksanakan oleh para

implementor kepada kelompok sasaran sebagai upaya untuk mewujudkan

tujuan kebijakan.12

Implementasi kebijakan juga dapat digunakan mengukur kepatuhan

sasaran kebijakan. Baik itu perorang, kelompok, maupun secara organisasi. Di

lihat dari perspektif perilaku, kepatuhan orang perorang, kelompok, maupun

organisasi sasaran merupakan factor penting yang menentukan keberhasilan

implementasi kebijakan.13

11

. “kamus besar Bahasa Indonesia,” KBBI. 12

Erman agus purwoto dan dyah ratih sulistiawati, implementasi kebijakan public konsep

dan aplikasinya di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media,2012), hlm 20 13

Hedar akib, “ implementasi kebijakan, “ jurnal administrasi public, (2010) hlm 3

12

2. Keterwakilan Perempuan

Indonesia sebagai Negara yang berdaulat dan merdeka telah

bekomitmen dan secara tegas memberikan pengakuan yang sama bagi setiap

warganya, baik perempuan maupun laki-laki akan berbagai hak dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa terkecuali. Hak-hak politik

perempuan di tetapkan melalui instrumen hukum maupun dengan

meratifikasikan berbagai kovensi yang menjamin hak-hak politik tersebut.

Undang-Undang RI No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia

pasal 46 menyebutkan sistem pemilihan umum, kepartaian, pemilihan

anggota badan legislatif dan sistem pengangkatan di bidang eksekutif dan

yudikatif harus menjadi keterwakilan perempuan sesuai dengan persyaratan

yang di tentukan.

Keterwakilan perempuan sebenarnya merupakan isu politik yang

masih membutuhkan perhatian untuk memperjuangkan oleh kaum

perempuan. Perempuan bukan hanya di maknai dengan pertarungan ide atau

gagasan tapi harus juga diartikan dalam kehadiran yang memberi makna.

Ketika politik juga harus di maknai sebagai kehadiran aktor politik konsep

keterwakilan menjadi penting untuk di diskusikan. Prinsip keterwakilan,

tidak hanya bermakna status sebagai mewakili kelompok dan kepentingan

tertentu tapi gagasan keterwakilan di dalamnya menyangkut masalah.14

14

Soetjipto, anni. 2001. Politik harapan : perjalanan politik perempuan indonessia pasca

reformasi, Jakarta: marjin kiri.

13

Penegasan hak-hak politik perempuan di buktikan dengan telah di

ratifikasinya. Koferensi hak-hak politik perempuan , ketentetuan dalam

konvensi PBB tersebut menjelaskan beberapa hal seperti berikut:

a. Perempuan berhak memberikan hak suara dalam pemilihan dengan

syarat-syarat yang sama dengan laki-laki, tanpa suatu diskriminasi.

b. Perempuan berhak untuk di pilih bagi semua badan yang di pilih secara

umum, di atur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama

dengan laki-laki tanpa diskriminasi.

c. Perempuan berhak memegang jabatan publik dan menjalankan semua

fungsi publik, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-Syarat Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2003 merupakan sebuah terobosan bangsa

untuk mewujudkan Negara yang berkeadilan.

Lahirnya kuota perempuan melalui Undang-undang tersebut sebenarnya

menjadi berita baik bagi kaum perempuan. Secara tekstual undang-undang

tersebut memang baru mengakui adanya kebutuhan untuk melibatkan

perempuan dalam partai politik sebagai upaya agar perempuan dapat

memperoleh akses yang lebih luas dalam pengambilan keputusan.

Partisipasi politik perempuan di Negara-negara berkembang cenderung

rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini di sebabkan karena perempuan lebih

banyak terlibat dengan urusan rumah tangga dari pada urusan politik,

sementara sosialisasi perempuan secara politis cenderung mengiring wanita

mendapatkan status tertentu tanpa usahanya sendiri. Partisipasi perempuan

14

dalam dunia politik dan erat kaitannya dengan mempunyai akses besar,

perempuan dapat mencapai jabatan-jabatab dalam politik dan pemerintahan.15

3. Pemilihan Umum

Pemilihan umum (pemilu) adalah satu cara dalam sistem demokrasi

untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan

rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang

politik. Pemilu di laksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab

rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung. Karena itu di perlukan

secara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu Negara selama

jangka waktu tertentu. Pemilu di laksanakan dengan menganut asas langsung,

umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.16

Pemilu di artikan sebagai mekanisme penyeleksian dan pendelegasian

atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang di percaya. Dan

sebagai saluran aspirasi politik rakyat, sebagai wakil-wakil rakyat untuk

membuat undang-undang menjadi landasan kepastian bagi semua pihak di

lembaga pemerintahan. Pasal 65 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang

Pemilu DPR, DPD, dan DPRD menyatakan bahwa: “setiap Partai politik

peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan

DPRD Kabupaten. Kota untuk setiap daerah Pemilihan dengan memperhatikan

keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%.”

Pada kelembagaan partai politik pun dilakukan dengan mengharuskan

partai politik menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam

15

Muawanah, elvi .2009. pendidikan gender dan hak asasi manusia. Yogyakarta:

Penerbit Teras. 16

. Suprihatini,Amin. 2009. Pemilu Dari Masa Ke Masa. Kalaten: Cempaka Putih

15

pendirian maupun kepengurusan di tingkat pusat. Pada pasal 2 UU No 2 Tahun

2008 tentang Partai Politik menyatakan bahwa:

“Pendirian dan pembentukan partai politik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menyertakan 30% (tiga puluh persen) keterwakilan

perempuan “ pada ayat sebelumya dinyatakan bahwa partai politik

didirikan dan di bentuk oleh paling sedikit 50 orang warga negara

Indonesia yang telah berusia 21 tahun dengan akta notaril”.

Kemudian tindakan afirmatif juga dilakukan pada tingkatan

kepengurusan partai politik, yang mana pada pasal 20 UU No 2 Tahun 2008

tentang Partai Politik dinyatakan bahwa: “kepengurusan partai politik tingkat

provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2)

dan ayat (3) disusun dengan memperhatikan keterwakilan perempuan paling

rendah 30% (tiga puluh persen) yang diatur dala AD dan ART Partai Politik

masing-masing.”

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Suatu Negara yang menyatakan demokrasi harus mempunyai lembaga

ini dalam struktur ketatanegaraannya karena selain berfungsi sebagai

penyalur aspirasi rakyat, parlemen juga berfungsi sebgai fungsi pengawasan

bagi lembaga lainnya terutama eksekutif. DPRD (dewan perwakilan rakyat

daerah) adalah lembaga legislatif atau membuat peraturan, peraturan

perundang-undangan yang di buat untuk mencerminkan kebijaksanaan-

kebijaksanaan itu. Dapat dikatakan bahwa ia merupakan badan yang

16

membuat keputusan yang menyangkut kepentingan umum dan

mensejahterakan rakyat.17

Dalam UUD 1945 sebelum di ubah, di kenal adanya majelis

permusyawaratan rakyat (MPR) dan dewan pwerwakilan rakyat (DPR).

Keduanya sering dianggap sebagai lembaga legislative berdasarkan UUD

1945. Kedua lembaga DPR dan MPR berdasarkan UUD 1945 memang

diakui sebagai parlemen Indonesia. Sementara itu, Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR), menurut latar belakang pemikiran pembuatan UUD,

merupakan wadah wakil-wakil partai politik hasil pemilu.

Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan

daerah menyebutkan bahwa pengertian Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah yang selanjutnya di sebut DPRD adalah lembaga perwakilan

rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.18

F. Tinjauan Pustaka

Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui

referensi buku-buku atau literature studi kependudukan ini dilakukan untuk

memenuhi atau mempelajari serta mengutif pendapat-pendapat dari pada ahli

yang ada hubungannya dengan permasalahan yang di teliti.

Sepanjang penelitian peneliti mengambil buku-buku, skripsi, tesis dan

artikel yang berkaitan dengan implementasi UU No 12 tahun 2003 tentang

30% keterwakilan perempuan dalam calon anggota DPRD kabupaten

merangin 2014. Dari berbagai penelitian yang telah penulis telusuri yaitu:

17

Baskoro , 2005. Pengelolaan Pimpinan Dan Anggota DPRD .halm 30. 18

. Undang-undang no 32 tahun 2004 tentang dewan perwakilan rakyat daerah.pasal 1

ayat 4

17

1. Penelitian yang berjudul” Implementasi ketentuan 30% kuota

keterwakilan perempuan dalam daftar calon anggota dewan perwakilan

rakyat daerah Provinsi Sulawesi selatan dan Makasar. Oleh A.oriza rania

putri tahun 2013.19

Keterwakilan perempuan dalam daftar calon Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Dan

Makssar belum terpenuhi secara komprehensif, banyak partai yang

memiliki kendala dalam pemenuhan kuota tersebut terutama pada partai-

partai kecil.

2. Selanjutnya penelitian yang berjudul “ Implementasi ketentuan kuota

30% keterwakilan perempuan di DPRD Kota Salatiga. Oleh ukti raqim20

tahun 2016 fakultas ilmu sosial jurusan politik dan kewarganegaraan

Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini membahas tentang

keterwakilan perempuan yang ada di kota salatiga sudah mengalami

peningkatan dari tahun 2004, 2009, dan 2014 sudah cukup bagus. Hal ini

hampir di ketahui 12 partai politik mengikuti pemilu legislatif tahun 2014

dan sudah tercapainya kuota 30% untuk keterwakilan perempuan dalam

pencalonan.

3. Hasil penelitian dari saudari Rosalina Muri yang berjudul” Evaluasi

respon partai politik terhadap pemenuhan kuota 30% keterwakilan

perempuan dalam pencalonan anggota legislative pada pemilu 2009 di

19

A.oriza rania putri, implementasi ketentuntuan 30% keterwakilan perempuan dalam

daftar calon anggota dewan perwakilan rakkyat daerah provins Sulawesi selatan dan makasar

berbasis we,Jakarta: 20

Ukti raqim, implementasi ketentuan kuota 30% keterwakilan perempuan di DPRD

Kota Salatiga.berbasis web semarang.

18

Surakarta.21

Menjelaskan tentang partai politik memberikan respon

positif Di setiap partai politik memberikan respon yang baik terhadap

pemenuhan kuota keterwakilan perempuan sesuai dengan Undang-

Undang No 10 Tahun 2008. Disini lah partai politik mengalami kesulitan

mencari caleg perempuan sehingga tidak bisa memenuhi kuota 30%

keterwakilan perempuan. Dikarenakan partisipasi perempuan yang terjun

ke dunia politik masih sangat rendah.

4. Pelaksanaan pemenuhahan kuota 30% perempuan dalam pemilihan

umum dewan perwakilan rakyat daerah kota surakarta.22

Keterwakilan

perempuan dan adanya undang-undang No 10 tahun 2008 yaitu tentang

pemilihan umum anggota dewan perwakilan rakyat daerah (undang-

undang pemilu legislatif) dan Undang-Undang No 2 Tahun 2008 tentang

partai politik dari ketentuan tersebut jelas bahwa negara sudah mengakui

kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki dan dunia politik.

Meskipun demikian ketentuan kuota 30% tetap saja menuai kontraversi.

Dan jumlah keseluruhan 40 orang dan menduduki kursi jabatan di

anggota DPRD untuk perempuan hanya mencapai 25% dari ketentuan

yang telah berlaku yaitu 30%.

5. Selanjutnya judul tentang peran partai demokrat Kota Jambi dalam

memperjuangkan keterwakilan perempuan dilegislatif. (Studi terhadap

Pemilu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jambi Tahun 2009).

21

Rosalina muri, evaluasi respon partai politik terhadap pemenuhan kuota 30%

keterwakilan perempuan dalam pencalona anggota legislative pada pmilu 2009 di

Surakarta,(jurnal academia). 22

Endah prabasini.pelaksanaan pemenuhuhan kuota 30% perempuan dalam pemilihan

umum dewan perwakilan rakyar daerah kota Surakarta.2010(jurnal academia).

19

Oleh M. habibi dari Fakultas Syariah Jurusan Ilmu Pemerintahan

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Hasil nya yaitu

partai demokrat kota jambi selalu bersifat terbuka dalam rekrutmen

politik, tidak membeda-bedakan antara kader perempuan dan laki-laki,

namun dalam pengambilan keputusan terhadap pengusungan calon

anggota legislatif tetap mempunyai kebijakan kedalam terhadap para

kadernya sehingga terciptanya kader-kadernya potensial, dan mempunyai

komitmen yang inggi terhadap partai.23

Berdasarkan penelitian terdahulu sebagaimana di sebutkan di atas,

terlihat jelas penelitian yang di lakukan peneliti ada kesamaan dengan salah

satu judul peneliti dengan ukhti raqim dan oriza rania putri yang sama-sama

meneliti tentang implementasi 30% keterwakilan perempuan di DPRD.

Tetapi perbedaannya tempat penelitian dan hasil yang di teliti.

Hasil penelitian yang di lakukan peneliti tentang implementasi

undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang calon Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah periode 2014-2019 di Kabupaten Merangin

Provinsi Jambi. Menurut Teori Donald s. van Meter dan Carl E Van Horn

implementasi yaitu standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur

sehingga terealisasi. Sumber daya yaitu perlu sumber daya manusia dan

sumberdaya alam. Hubungan antar organisasi yaitu implementasi harus ada

dukungan dan koordinasi dengan instansi lain.

23

M.habibi.peren parti demokrat kota jambi dalam memperjungkan keterwakiln

perempuan dilegislatif. 2009 (skripsi jurusan ilmu pemerintahan fakutas syriah UIN STS JAMBI).

20

Karakteristik pelaksana dimana mencakup struktur birokrasi, norma-

norma, dan pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu

akan mempengaruhi implementasi suatu program. Kemudian kondisi sosial,

politik, dan ekonomi yaitu mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang

dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan yang juga akan

mempengaruhi pelaksanaan kebijakan tersebut. penerapan undang-undang

nomor 12 tahun 2003 tentang pemilihan umum DPR, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten/Kota di mana undang-undang tersebut sudah di terapkan

dan di laksankan di Kabupaten Merangin. Keterwakilan perempuan di

lembaga DPRD kabupaten merangin terdapat beberapa kendala yang di

hadapi oleh calon DPRD tersebut. Sehingga terjadi penurunan keterwakilan

perempuan dalam anggota dewan perwakilan rakyat daerah periode 2014-

2019 di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

BAB II

METODE PENELITIAN DAN SISTEMATIKA PENULISAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman

yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial

dan masalah manusia.24

Penelitian ini merupakan sebuah karya ilmiah,

tentunya merupakan sebuah penelitian yang di pertanggung jawabkan dengan

baik, maka dari itu penulis lebih mengarahkan dalam karya ilmiah tentang

undang-undang No 12 tahun 2003 tentang calon Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat di Kabupaten Merangin. Dan penulis langsung ke lapangan yaitu

bertempat di Kabupaten Merangin, ke kantor KPU (komisi pemilihan umum)

Kabupaten Merangin. Maka dalam penulisan menggunakan metodologi

sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu pendekatan

penelitian lapangan secara langsung oleh peneliti sendiri. Menurut soerjono

soekanto penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

memberikan data yang teliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-

gejala lainnya.25

Metode penelitian deskriptif juga di artikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, di gunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

24

Iskandar, metode penelitian kualitatif, (Jakarta: gaung Persada, 2009) hlm 32 25

. Sayuti Una, pedoman penulisan skripsi, (jambi: fakultas syariah, 2012), hlm.42

22

eksperimen) di mana penelitian adalah instrument kunci, teknik

pengumpulan data di lakukan secara triagulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menentukan

makna dari pada generalisasi.26

Penelitian di laksanakan untuk memperoleh data dan mengamati

secara langsung tentang calon perempuan di Kabupaten Merangin dan

mengambil datanya di kantor KPU (komisi pemilihan umum) di Kabupaten

Merangin, kepada para anggota DPRD Kabupaten Merangin, dan para calon

khusus pihak perempuan yang mencalonkan sebagai anggota DPRD

kabupaten merangin dan selanjutnya masyarakat.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Adapun jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian

yaitu data primer dan data sekunder.

1) Data Primer

Data primer adalah data pokok yang di perlukan dalam penelitian,

diperoleh secara langsung dari sumbernya atau pun dari lokasi yang

objeknya penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang di peroleh

di lapangan.27

Yaitu sumber data yang di peroleh secara langsung dari sumber

aslinya. Data primer dalam penelitian ini di peroleh melalui wawancara

dengan para informan di Kabupaten Merangin, yaitu:

26

. Sugiyono, motode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2011), hlm 09 27

Tim penyusun, pedeman penulian skripsi, cet ke -2 (jambi: syariah press, 2014)

23

a) Kantor KPU Kabupaten Merangin,

b) Para anggota DPRD Kabupaten Merangin

c) Para calon yang tidak lulus dalam peilihan anggota DPRD Kabupaten

Merangin dan khusus untuk para perempuan yang sudah pernah

mencalonkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Merangin tahun

2014 yang merupakan pemenuhan kuota 30% keterwakilan

perempuan dalam anggota DPRD .dan selain itu data yang

berdasarkan dokumentasi yang berlaku.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang di

peroleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini di

peroleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat

authebtic, karena sudah di peroleh dari tangan kedua, ketiga dan

seterusnya.28

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang di

peroleh secara tidak langsung dan data ini di peroleh dengan cara

mengutip dari sumber lain seperti:

a) Undang-undang No 12 tahun 2003 tentang pemilihan umum

anggota DPR,DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

b) Buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi.

c) Internet.

28

Sayuti Una , (Pedoman Penulisan Skripsi(Edisi Revisi), Cet Ke 2 (Jambi : Syariah

Press Dan Fakultas Syariah UIN STS Jambi,2014), Hlm 34

24

b. Sumber Data

Sumber data adalah dimana data tersebut di peroleh.29

Sumber/

subjek data dalam penelitian ini meliputi:

1) Kantor KPU (komisi pemilihan umum) Kabupaten Merangin.

2) Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten

Merangin. Para calon yang tidak lulus dalam pemilihan anggota DPRD

Kabupaten Merangin 2014.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut sugiono instrument pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Instrument pengumpulan data adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dan fakta penelitian.30

a. Dokumentasi

Menurut guba dan Lincoln mendifinisikan pengertian dokumentasi

yaitu setiap bahan yang tertulis atau pun film. Dan pengumpulan data di

lakukan dengan meneliti catatan-catatan tertulis, seperti dokumen, buku,

dan catatan-catatan yang berkaitan dengan 30% keterwakilan perempuan

dalam anggota DPRD kabupaten merangin, data yang ada di kantor KPU

(komisi pemilihan umum), baik berita dalam media cetak maupun media

sosial. Cara ini dilakukan terutama pada studi awal penelitian yang

memperjelas masalah yang akan di teliti.

29

Amirul Hadi dan Haryono, metodologi penelitian pendidikan, (Bandung, Pustaka

Setia, 1998), hlm 122 30

Tim penyusun, pedoman penulisan skripsi, (edisi revisi cet ke-2 (jambi: syariah press,

2014). hlm 37.

25

b. Wawancara

Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpul data

atau keterangan lisan dari seseorang yang di sebut responden melalui

suatu atau keterangan lisan yang di sebut responden melalui suatu

percakapan sistematis dan terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti

sebagai pewawancara dengan sejumlah orang disebut sebagai responden

atau yang di wawancarai untuk mendapatkan sejumlah informasi yang

berhubungan masalah yang di teliti. Adapun wawancara yang di lakukan

sebagai berikut:

1) Kantor KPU (komisi pemilihan umum) Kabupaten Merangin.

2) Kantor DPRD Kabupaten Merangin dan anggotanya.

3) Para calon yang tidak lulus dalam pemilihan anggota DPRD Kabupaten

Merangin khususnya bagi perempuan yang tidak dapat memenuhi 30%

keterwakilan perempuan dalam pemilihan DPRD Kabupaten Merangin

Tahun 2014.

c. Observasi

Pengamatan observasi dalam penelitian ini adalah instrument untuk

mendapatkan data utama. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik observasi non partisipasi. Kedudukan penelitian hanya

pengamat dan selama proses observasi akan di buat catatan-catatan untuk

keperluan analisis dan pengecekan data kembali.31

Peneliti mengamati

tentang implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 tentang calon

31. Sayuti una ,pedoman penulisan skripsi , (jambi: fakultas syariah: 2012), hlm. 51

26

anggota DPRD Kabupaten Merangin. Selain itu penulis juga mencatat

dan mengamati dan penulis juga mengabadikan momen tersebut dalam

bentuk foto-foto.

4. Uni Analisis

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu di cantumkan apabila

penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan

populasi dan sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu

pemerintah maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.32

Dalam

penelitian ini unit analisis yaitu dengan waktu penelitian di lakukan pada

tahun 2018.

Pemilihan di Kabupaten Merangin sebagai unut analisis penelitian

ini didasari dengan beberapa pertimbangan pokok yaitu: pertama,

penelitian ini tidak menggunakan populasi tetapi menggunakan dokumen-

dokumen yang berasal dari kantor Kabupaten Merangin dan informasi-

informasi yang berasal dari aparat-aparat atau instansi Pemerintah. Kedua,

unit analisis penelitian merupakan tidak jauh dari kampung halaman

sehingga mempermudahkan peneliti untuk dapat melakukan penelitian

secara lebih intensif dan menggali informasi sebanyak mungkin.

32

Ibid, hlm 48

27

5. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk memahami hubungan dan konsep

dalam data sehingga dapat di kembangkan dan di implementasikan.

Berdasarkan hal di atas dapat di kemukakan bahwa Analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat

dengan mudah dipahami dan semuannya dapat di informasikan kepada

orang lain.33

Di dalam analisis data penelitian ini yang di laksanakan

menggunakan beberapa teknik yaitu :

a. Mereduksi data

Mereduksi data ialah aktifitas peneliti dalam memilih dan memilah

data yang dianggap relavan untuk disajikan. mereduksi data yang di

peroleh dari hasil wawancara, data wawancara ini yang telah di rekam

kemudian di transkipkan dengan tujuan memudahkan peneliti memilah

data-data yang sesuai untuk dianalisis. Mereduksi data yaitu data yang di

ambil merupakan data yang penting tentang keterwakilan perempuan

dalam anggota DPRD Kabupaten Merangin tahun 2014.

b. Penyajian data.

Data di sajikan secara sistematis agar lebih mudah memahami

tentang karya ilmiah tentang calon anggotaketerwakilan perempuan DPRD

Kabupaten Merangin.

33

. Sugiyono, Metode Kualitatif Dan RNB (bandung: alfabeta, 2013), hlm. 137.

28

c. Penarikan kesimpulan

Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data-data

yang terkumpul, sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk

penelitian lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang di

peroleh.34

Kesimpulan ini merupakan data yang mengenai dengan

data yang bersangkutan ketentuan keterwakilan perempuan dalam

anggota DPRD Kabupaten Merangin.

B. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtun, pemahaman dalam

penulisan skripsi ini akan di sistematisasi sebagai berikut :35

Bab I. Pendahuluan, Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

kerangka teori, dan tinjauan pustaka. Bab ini merupakan permasalahan yang

merupakan berfikir bagi bab-bab selanjutnya.

Bab II. Metode peneilitian. Dalam bab ini membahas mengenai

pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, pengumpulan, serta analisis

data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.

Bab III. Gambaran umum. Membahas tentang tentang kondisi 30%

keterwakilan perempuan dalam anggota DPRD di Kabupaten Merangin.

34

. Sayuti Una, pedoman penulisan skripsi edisi revisi, (Jambi: Syari‟ah press IAIN STS

2014), hlm 69 35

. Tim penyun, pedoman penulisan skripsi (edisi revisi), cet. Ke-2 (jambi:syariah

press,2014) ,hlm 54

29

Bab IV. Pembahasan . Dalam bab ini membahas tentang

“Implementasi UU No 12 Tahun 2003 tentang calon anggota DPRD

Kabupaten Merangin ”

Bab V. Penutup. Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan hasil

penelitian serta saran-saran terkait dengan evaluasi UU No 12 Tahun 2003

tentang calon anggota DPRD Kabupaten Merangin.

C. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan,

maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel

jadwal penelitian sebagai berikut:

30

Table 2: Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2018/2019

Desember Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul x x

x x

2 Pembuatan

proposal x x x

x x x x

,

3

Perbaikan

proposal dan

seminar

x x

4 Surat izin riset

x x

5 Pengumpulan

data x x

6 Pengolahan data

dan analisis data x X

7 Pembuatan

laporan x x

8 Bimbingan dan

perbaikan x x x

9 Agenda dan

ujian skripsi x X

10 Perbaikan dan

penjilidan x X x X

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Aspek Geogerafis Kabupaten Merangin

Kabupaten Merangin merupakan salah satu Kabupaten dari 11

(sebelas) Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Jambi. Wilayah Kabupaten

Merangin berada di bagian barat Provinsi Jambi dan secara geografis terletak

antara 101, 32, 11 - 102, 50, 00 bujur timur dan 1, 28, 23 - 1, 52, 00 bujur

selatan. Kabupaten Merangin memiliki luas wilayah7.679 km2 atau 745,130

Ha yang terdiri dari 4.607 km2 berupa dataran rendah dan 3.027 km2 berupa

dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar 46-1.206 m dari permukaan air laut

dengan batas wilayah meliputi:36

1. Sebelah Timur : Kabupaten Sarolangun.

2. Sebelah Barat : Kabupaten Kerinci.

3. Sebelah Utara : Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo.

4. Sebelah Selatan : Kabupaten Rejang Lebong (Provinsi Bengkulu).

Kabupaten Merangin adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi,

Indonesia. Kabupaten Merangin terbentuk dari pemekaran Kabupaten

Sarolangun Bangko menjadi wilayah Kabupaten Merangin dan Kabupaten

Sarolangun. Terbentuk Kabupaten Merangin berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 54 Tahun 1999 tanggal 04 Oktober 1999 tentang

pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro

Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dalam hal ini Kabupaten

Merangin sebagai Kabupaten induk tetap dengan ibukota pemerintahan di

36

Dokumentasi dan sejarah Kabupaten Merangin. 29 november 2018

32

Kota Bangko, yang dulunya juga merupakan ibukota Kabupaten Sarolangun

Bangko sebelum dimekarkan.

B. Kondisi Topografis di Kabupaten Merangin

Kondisi topografis wilayah Kabupaten Merangin secara umum dibagi

dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : dataran rendah, dataran sedang, dan dataran

tinggi. ketinggian berkisar antara 10 - 1.206 m dpl dengan bentang alam rata

rata bergelombang. Pada dataran rendah terletak pada ketinggian 0 - 100 m

dpl dengan luasan 42,77 % luas Kabupaten. Wilayah dataran sedang yang

terletak antara 100 - 500 m dpl seluas 32,52 % luas Kabupaten. Sedangkan

dataran tinggi yang terletak lebih dari 500 m dpl seluas 14,5 % dari luas

Kabupaten meliputi Kecamatan Jangkat, Muara Siau, Lembah Masurai,

Sungai Manau dan sebagian Tabir Ulu. Dataran rendah meliputi Kecamatan

Bangko, Pamenang, Tabir, Tabir Selatan dan sebagian Tabir Ulu.37

Wilayah Kabupaten Merangin pada saat ini terdiri atas 24 Kecamatan,

203 Desa dan 10 Kelurahan.38

Table 3: Kecamatan di Daerah Kabupaten Merangin

No Nama Kecamatan Kelurahan Desa Keterangan

1 Kecamatan Jangkat 12 Baik

2 Kecamatan Sungai Tenang 12 Baik

3 Kecamatan Muara Siau Terdiri 17 Baik

4 Kecamatan Lembah Masurai 15 Baik

5 Kecamatan Tiang Pungpung 6 Baik

6 Kecamatan Pamenang 1 13 Baik

7 Kecamatan Pamenang Barat 8 Baik

37

ibid 38

. kantor kpu(komisi pemilihan umum) kabupaten merangin. 26 november 2018

33

8 Kecamatan Renah Pamenang 4 Baik

9 Kecamatan Pamenang Selatan 4 Baik

10 Kecamatan Bangko 4 4 Baik

11 Kecamatan Bangko Barat 6 Baik

12 Kecamatan Nalo Tantan 7 Baik

13 Kecamatan Batang Mesumai 10 Baik

14 Kecamatan Sungai Manau 10 Baik

15 Kecamatan Renah Pembarap 12 Baik

16 Kecamatan Pangkalan Jambu 8 Baik

17 Kecamatan Tabir 5 6 Baik

18 Kecamatan Tabir Ulu 6 Baik

19 Kecamatan Tabir Selatan 7 Baik

20 Kecamatan Tabir Ilir 7 Baik

21 Kecamatan Tabir Timur 4 Baik

22 Kecamatan Tabir Lintas 5 Baik

23 Kecamatan Margo Tabir 6 Baik

24 Kecamatan Tabir Barat 14 Baik

Jumlah 10 203 Baik

C. Sejarah Kabupaten Merangin

Kabupaten Merangin merupakan Salah satu Kabupaten tertua di

Propinsi Jambi bahkan lebih tua dari Propinsi Jambi sendiri. Kabupaten

Merangin ini memiliki luas wilayah 7679 km². Kabupaten Merangin yang

berseloko adat “Bumi Tali Undang Tambang Teliti “, merupakan salah satu

Kabupaten Strategis yang berada ditengah-tengah Propinsi Jambi.39

Pada zaman Penjajahan Belanda yang dimulai pada saat Sultan Thaha

Gugur Tahun 1906, semenjak itu Pemerintahan Kolonial Belanda

39

. Wawancara di kantor komisi pemilihan umum di Kabupaten Merangin. Tanggal 26

Desember 2018

34

menggunakan Pemerintahan Lokal untuk menjalankan kekuasaannya,

Pemerintahan Hindia Belanda membentuk dan membagi Wilayah

Kewedanaan Bangko dalam beberapa Marga, Penetapan Marga-Marga

tersebut dimulai pada tahun 1916 dengan membagi Wilayah kewedanaan

Bangko dalam 14 (empat belas) Marga, dan setiap Marga diperintah oleh

Pasirah selaku Kepala Marga, secara Administratif Pemerintah Hindia

Belanda menetapkan Wilayah Merangin merupakan Subdivisi Bangko

dibawah Devisi Jambi yang masuk Kedalam Keresidenan Palembang dan

terakhir ketika dibentuk Keresidenan Jambi, Pemerintah Hindia Belanda

menjadikan Wilayah Kewedanaan Bangko menjadi Bagian dari Keresidenan

Jambi.

Pada saat terjadinya Agresi Belanda I dan Agresi Belanda II,

Pemerintahan Kewedanaan Jambi berada dalam Wilayah Gubernur Militer

Sumatera Selatan dan dengan Keputusan Gubernur Militer Sumatera Selatan

Nomor 252/1949 tanggal 22 Desember 1949 ditetapkanlah M. Kamil sebagai

Bupati Kepala Pemerintahan Bangko di Bangko.

Namun oleh karena Kewedanaan Bangko merupakan bagian dari

Pemerintah Sumatera Tengah, dan ketika Belanda melakukan Penyerahan

Kedaulatan kepada Republik Indonesia maka Menteri Dalam Negeri

menetapkan Muhammad Kamil sebagai Bupati Merangin terhitung Sejak

tanggal 1 Januari 1950 dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

32/30/1952.

35

Kemudian berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1956 tentang

pembentukan daerah otonom kabupaten dalam lingkungan daerah provinsi

sumatera tengah, maka dibentuklah beberapa kabupaten di provinsi sumatera

tengah, dan salah satunya adalah kabupaten merangin yang berkedudukan di

Muara Bungo. Namun dikarenakan sarana dan prasarana pemerintahan di

Muara Bungo belum lengkap, maka kegiatan pemerintahan (Kantor Bupati)

Kabupaten Merangin tetap dilaksanakan di Bangko, dan pada tahun 1958

sewaktu terjadi pemberontakan PRRI Kantor Bupati Merangin di Bangko

Dibakar, maka pemerintahan Kabupaten Merangin Dipindahkan ke Muara

Bungo.

Dibakarnya, Kantor Bupati waktu itu, selanjutnya dibangun, kembali

pada Tahun 1965. Seiring dengan kejadian Pemberontakan tersebut,

dilakukan pemekaran Kabupaten Merangin menjadi dua, yaitu Kabupaten

Sarolangun Bangko dan kabupaten Bungo Tebo. Setelah berdirinya

Kabupaten Sarolangun Bangko melalui UU No. 7 tahun 1965, maka pusat

pemerintahan kabupaten sarolangun Bangko ditempatkan di Kota Bangko,

tepatnya di pasar Bawah kawasan Ujung Tanjung. Sebagai akibat dirasakan

kurang memenuhi persyarakat untuk pemberian pelayanan sekaligus

pengembangan pemerintahan, kemudian dari kantor tersebut dipindahkan ke

Kantor yang baru di jalan Jendral Sudirman Km 2 Bangko, sedangkan kantor

lama saat ini menjadi anjungan Biduk Amo dan Museum Geopark.

Dengan adanya pemekaran wilayah sesuai dengan UU No. 54 tahun

1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,

36

Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka

wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko dimekarkan menjadi dua kabupaten

yaitu Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin. Kabupaten

Sarolangun beribukota di Sarolangun dan Kabupaten Sarolangun Bangko

dirubah namanya kembali ke nama asal yakni Kabupaten Merangin

beribukota di Bangko. Sebagai dasar pembentukan wilayah Kabupaten

Merangin Undang-Undang Nomor 7 tahun 1965 tentang Pembentukan

Daerah Tingkat II Sarolangun-Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung

( LN tahun 1965 Nomor 50, TLN Nomor 2755).

Sebagai landasan yuridis pembentukan Kabupaten

Sarolangun Daerah Tingkat II Sarolangun. Namun demikian, dalam rangka

mengenang tonggak sejarah Pemerintah Kabupaten Merangin melakukan

penelitian atas serangkaian fakta-fakta sejarah. Dari hasil penelusuran

tersebut, pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Merangin dan DPRD

Kabupaten Merangin sepakat bahwa hari jadi Pemerintah Kabupaten

Merangin yang semula jatuh pada tanggal 5 Agustus 1965 dirubah menjadi

22 Desember 1949 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4

Tahun 2016 tentang Penetapan Hari Lahir Kabupaten Merangin. Dengan

demikian, Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Merangin pada Tahun 2019

merupakan hari jadi yang ke-70.

37

Dalam sejarah pemerintahan, sampai saat ini Kabupaten Merangin

telah dipimpin beberapa Kepala Daerah (Bupati) dan Wakil Kepala

Daerah (Wakil Bupati ), yaitu40

:

1. Kabupaten Merangin Periode 1949-1965.

a. H. Muhammad Kamil, Masa Jabatan Tahun 1950-1952 (1 Januari

1950 - 1 November 1952);

b. Khusus Periode 1952 – 1959 Terdapat 3 (tiga) orang pejabat Bupati

yang dimulai dari Jarjis, kemudian A. Manaf, dan dilanjutkan A.

Laman;

c. H. Alisyudin, Masa Jabatan 1959-1965

2. KDH DATI II Sarolangun Bangko (SARKO) Periode 1965-1999

a. Alamsyah Braksan, Masa Jabatan Tahun 1965-1968

b. H. Syamsudin Uban,Masa Jabatan Tahun 1968-1971

c. Maam Datuk Majo Indo, Masa Jabatan Tahun 1971-1971

d. H. Mohammad Syukur, Masa Jabatan Tahun 1971-1983

e. H. A. Rahman Syukur, Masa Jabatan Tahun 1983-1987

f. Drs. H. Hasan, Masa Jabatan Tahun 1987 – 1988

g. Bambang Suko Winarno, Masa Jabatan Tahun 1988 – 1993

h. Drs. H. Zainul Imron, Masa Jabatan Tahun 1993 – 1998

i. H. Rotani Yutaka, SH, Masa Jabatan Tahun 1998 – 1999

3. Kabupaten Merangin Periode 1999 – sekarang

a. Rotani Yutaka, SH, Masa Jabatan Tahun 1999 – 2003

40

. ibid

38

b. H. Rotani Yutaka, SH dan Drs. H. Ubay Ali, Masa Jabatan Tahun

2003 – 2008

c. Drs. H. Nalim, SH, MM dan Drs. H. Hasan Basri Harun, Masa

Jabatan Tahun 2008 – 2013.

d. H. Al Haris, S.Sos, MH dan Drs. H. A. Khafid Moein, MM, Masa

Jabatan Tahun 2013-2018.

e. Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH dan H. Mashuri S.Pd, MM

D. Keadaan Penduduk Kabupaten Merangin

Penduduk merupakan satu syarat untuk mendirikan suatu negara, desa

atau kampung tanpa adanya penduduk maka Negara, desa atau kampung tidak

akan bisa berdiri. Berdasarkan data statistik Kabupaten Merangin keadaan

penduduk berjumlah 372.205 jiwa yang terdiri laki-laki 193.468 jiwa dan

perempuan sebanyak 184.437 jiwa. Untuk lebih jelas lagi bisa di lihat dari

table berikut ini:

Table 4: Keadaan Penduduk Menurut Usia

No Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-9 36,303 35,177 71,480

2 10-19 34,995 34,533 69,528

3 20-29 33,490 33,094 66,584

4 30-39 32,236 30,074 62,310

5 40-49 26,070 24,115 50,185

6 50-keatas 30,374 27,444 57818

Jumlah 193,468 184,437 377,905

39

E. Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Merangin

Mata pencarian merupakan sarana mutlak bagi manusia untuk

mendapatkan sesuatu yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidupnya,

untuk itu manuasia harus berusaha sekuat tenaga agar mendapatkan hasil

yang diperlukan semaksimal mungkin. Masyarakat kabupaten merangin

mempunyai pengetahuan dan profesi yang berbeda antara satu individu

dengan lainnya, hal inilah yang menyebabkan berbedanya dengan lapangan

pekerjaan yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari

disamping itu pula pengaruh kondisi alam, juga mewarnai pekerjaan

penduduk setempat. Kondisi desa meliputi padang rumput, perkebunan karet,

lahan pertanian dan hutan-hutan memaksa penduduknya hidup dari hasil

pertanian dan perkebunan, sehingga penduduk kabupaten merangin hidup

dari mata pencarian.

Sebagai petani, peternak, buruh, perdagangan, pertukangan, dan

bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Untuk lebih jelasnya mengenai mata

pencarian penduduk dapat dilihat dari table dibawah ini:

Table 5: Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Merangin

No Mata Pencarian Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Petani 75.551 26.315 101,866

2 Pengawai

negri,buruh, dan

karyawan

29.759 15.672 45,672

3 Peternak dan

berkebun

21.897 15.569 37,466

4 Jasa angkutan 9150 753 9,903

5 Pertukangan dan

pertanian

5832 1758 7590

40

6 Pedangang 34.698 8500 43,198

7 Pengangguran 5298 4722 10,020

Jumlah 182,426 73,289 255,715

Berdasarkan tabel diatas dapat dipahami bahwa orang penduduk

Kabupaten Merangin hidup dari hasil petani dan perkebunan, mereka bekerja

sebagai petani yang giat dan rajin, dengan menanam padi, karet, sayur-sayur

dan lain sebagainya, untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

F. Keadaan Agama di Kabupaten Merangin

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari hubungan

sesama manusia dan hubungan kepada sang pencipta. Oleh karna itu harus

ada keserasian antara keduanya dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Manusia sebagai makhluk tuhan yang mempunyai kedudukan dan martabat

yang sama dihadapan sang khalik dan semua manusia mempunyai hak dan

menentukan jalan hidupnya sendiri, diantaranya adalah hak untuk memeluk

agama yang sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan.

Dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Merangin ini, rata-rata

memeluk agama islam. Para penduduk agama islam sekitar 90% semua nya

islam dan sebagian nya memeluk agama Kristen Karen di Kabupaten

Merangin masyarakatnya sangat mempunyai sifat toleransi antar

masyarakatnya. Dengan ini dapat penulis mengemukakan, bahwa mulai dari

cara berpakaian, cara mereka bergaul selalu menampakkan nilai-nilai ajaran

agama islam meskipun yang menganut agama lain juga ada . Dalam

menjalankan kewajiban terhadap tuhan seperti kewajiban shalat, setiap lima

41

waktu sholat mereka datang menunaikan sholat berjamaah atau sendirian

baik di masjid atau pun di rumah masing-masing. Dan yang memiliki

kepercayaan lain mereka juga melaukan kewajibannya yaitu dengan

menunaikan ibadah di tempat peribadatanya masing-masing. Setelah selesai

beribadah mereka pergi bekerja atau berdagang, kesawah maupun kekebun

dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan agama dan tempat-

tempat ibadah bagi masyarakat kabupaten merangin dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Table 6: Keadaan Sarana Peribadatan Kabupaten Merangin

G. Keadaan Pendidikan di Kabupaten Merangin

Setelah penulis uraikan tentang masyarakat Kabupaten Merangin di

mana penduduknya mayoritas menganut agama islam dan masih tetap

berpegang teguh kepada norma-norma ajaran agama dan perhatian mereka

mengenai pendidikan pada prinsipnya memadai. Hampir keseluruhan

penduduk Kabupaten Merangin ini sudah mengecap pendidikan, rata-rata

mereka menamatkan pendidikan dasar (sederajat). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada table dibawah ini tentang pendidikan masyarakat Kabupaten

Merangin.

No Nama Sarana

Peribadatan

Jumlah Keterangan

1 Masjid 372 ADA

2 Langgar 352 ADA

3 Musholla 310 ADA

4 Gereja 23 ADA

Jumlah 1,057

42

Table 7: Saran Pendidikan di Kabupaten Merangin

No Jenis Sarana Pendid

ikan

Jumlah Keterangan

1 TK/PAUD 183 Baik

2 SD 303 Baik

3 SMP 87 Baik

4 SLTA 22 Baik

5 PONDOK PASANTREN 38 Baik

6 PERGURUAN TINGGI 7 Baik

Jumlah 640 Baik

Dari tabel diatas dapat dipahami bahwa perkembangan sarana

pendidikan pada saat ini cukup berkembang pesat sekali, hal ini disebabkan

akibat proses perkembangan pemerataan pembangunan yang dilaksanakan

pemerintah telah menyentuh lapisan masyarakat desa dan semakin pesatnya

perkembangan penduduk sehingga menuntut keseimbangan dari segi sarana

pendidikan, sehingga masyarakat merasakan bahwa pendidikan adalah salah

satu kebutuhan yang sangat mendesak yang harus dipenuhi saat ini.

H. Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Merangin

Organisasinya suatu pemerintahan merupakan salah satu faktor

berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu pemerintahan dan

kepemimpinan sebagai mana yang diharapkan. Selain merupakan suatu

peraturan pemerintahan bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus

secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.

Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dan keberhasilan

pembangunan.

43

Suatu wilayah kelurahan biasanya mempunyai tiga persyaratan unsur

penting yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah. Maka demikian juga halnya

dengan desa. Kabupaten merangin dipimpin oleh seorang bupati. Berjalan

atau tidaknya suatu pemerintahan kabupaten merangin provinsi jambi

bergantung pada kemampuan, kemauan dan kecakapan dari pemimpinnya.

1. Visi Dan Misi Kabupaten Merangin

Visi Kabupaten Merangin Provinsi Jambi :

a. Bangun Ekonomi Rakyat, Bersih Dan Amanah Menuju Merangin.

b. Yang Ekonomi Maju, Aman, Adil Dan Sejahtera

c. Di Singkat” Berbenah Menuju Merangin Emas 2018

Misi Kabuapaten Merangin Adalah :

a. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Birokrasi Kepada Masyarakat

Dengan Mengedepankan Transparansi, Efesiensi, Efektif, Dan

Akuntabilitas.

b. Meningkatkan kualitas insfrastruktur pelayanan dasar.

c. Meningkat sumberdaya manusia melalui pendidikan dan kesehatan.

d. Meningkatkan pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis usaha

kecil dan agrobisnis pertanian.

2. pemilihan umum anggota DPRD kabupaten merangin tahun

periode 2014-2019

Dewan perwakilan rakyat daerah adalah lembaga perwakilan

rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan

pemerintah daerah Kabupaten/Kota. DPRD Kabupaten/Kota terdiri atas

44

anggota partai politik peserta pemilihan umum yang di pilih melalui

pemilihan umum.

Pemilihan DPRD Kabupaten Merangin pada tahun 2014 yaitu

pemilu legislatif yang di selenggarakan pada tanggal 9 april tahun 2014

untuk memilih 560 orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132

anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.yang di laksanakan se-

Indonesia secara serentak periode 2014-2019.

DPRD di Kabupaten Merangin pada tahun 2014 terpilih 35 kursi

yang terdiri dari laki-laki. Dan ini merupakan dikatagori menurun dari

tahun sebelumnya. Berikut penetapan daerah pemilihan dan jumlah kursi

anggota dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Merangin tahun

periode 2014-2019.

Table 8: Nama Partai Yang Ikut Mencalonkan DPRD

No Nama-Nama Partai Jumlah

Terpilih

Laki-

Laki

Perempuan

1 Partai Demorasi Indonesia

Perjuangan (PDIP)

4 4 0

2 Partai Gerakan Indonesia

Raya(GERINDRA

4 4 0

3 Partai Nasional Demokrat

(NASDEM)

4 4 0

4 Partai Hati Nurani Rakyat

(HANURA)

4 4 0

5 Partai Golongan Karya (GOLKAR) 3 3 0

6 Partai Persatuan Pembangunan

(PPP)

3 3 0

7 Partai Bulan Bintang (PBB) 3 3 0

45

8 Partai Amanat Nasional (PAN) 3 3 0

9 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2 2 0

10 Partai Demokrat (DEMOKRAT) 2 2 0

11 Partai Keadilan Dan Persatuan

Indonesia (PKPI)

2 2 0

12 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1 1 0

Jumlah 35 35 0

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Pemilihan Umum di Kabupaten Merangin

Pemilihan umum di Indonesia, sebelum tahun 2002 Pemilu hanya

ditujukan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga

legislatif pusat dan daerah. Setelah Amandemen UUD 1945, Pemilu mulai

ditujukan untuk memilih langsung kepala-kepala eksekutif baik di tingkat

pusat maupun daerah. Hingga saat ini, Indonesia telah melaksanakan sepuluh

kali proses pemilihan umum, yakni tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987,

1992, 1997, 1999, 2004, dan 2009. Tahun 2014 adalah Pemilu kesebelas yang

akan dilaksanakan.

Secara umum, Pemilu di Indonesia menganut asas Luber Jurdil:

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil. Asas Luber telah ada sejak masa

Orde Baru, sedangkan asas Jurdil merupakan penambahan pada masa

reformasi. Asas langsung berarti pemungutan suara tidak dapat diwakilkan,

umum berarti Pemilu dapat diikuti oleh setiap Warga Negara Indonesia

(WNI) yang memiliki hak pilih, bebas berarti tidak boleh ada paksaan dalam

menentukan pilihan. Asas rahasia berarti suara yang diberikan hanya

diketahui oleh pemilih, asas jujur ialah pelaksanaan Pemilu sesuai dengan

ketentuan peraturan yang berlaku dan asas adil artinya memberikan

perlakukan yang sama kepada peserta dan pemilih.

Pemilihan umum (pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang yang

mengisi jabatan-jabatan politik baik di legislative. Pelaksanaan pemilihan

umum dinegara Indonesia di laksanakan 5 tahun sekali. Di Indonesia

47

pemilihan umum dilaksanakan untuk memilih lembaga perwakilan yaitu

DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan pemilu presiden dan wakil

presiden.

Pemilu merupakan ke ikutsertaan rakyat dalam pemerintahan. Rakyat

memiliki hak untuk memilih dengan bebas wakil-wakilnya yang akan ikut

menyelenggarakan kegiatan pemerintahan. Pemilu bukan semata-mata alat

untuk merebut kekuasaan, tetapi sarana demokrasi guna mencapai

kesepakatan tentang siapa yang berhak menduduki tempat di parlemen.

Partai politik merupakan actor utama pemilu legislative karena partai

merupakan peserta dalam kompetensi. Partai politik memiliki kekuasaan yang

besar dalam mendapatkan wakil rakyat yang berkualitas, sebab hal tersebut

berkaitan dengan salah satu fungsi partai politik yaitu sarana rekrutmen

politik. Melalui proses rekrutmen sekaligus proses seleksi ditingkat partai

inilah nantinya akan di perbolehkan calon-calon legislatif berkualitas.

Pemilihan umum berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur, dan adil hanya dapat terwujud apabila penyelenggara pemilu

mempunyai integritas yang tinggi serta memahami dan menghormati hak hak

sipil dan politik dari warga Negara. Penyelenggara pemilu yang lemah akan

berpotensi menghambat terwujudnya pemilu yang berkualitas. Salah satu

faktor penting bagi keberhasilan penyelenggara pemilu itu sendiri, yaitu

48

komisi pemlihan umum, badan pengawas pemilu, dan dewan kehormatan

penyelenggaraan pemilu sebagai satu kesatuan penyelenggaraan pemilu.41

Pemilu 2014 dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No 12 tahun

2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Ada beberapa hal

yang secara prinsip sangat berbeda antara Pemilu 2009 dengan Pemilu 2014,

yaitu meliputi sistem pendaftaran pemilih, peserta pemilu, pembentukan

daerah pemilihan, sistem pemungutan suara dan sistem penghitungan suara.

Masyarakat Indonesia telah selesai menyelenggaraan pesta rakyat

yaitu Pemilu (Pemilihan Umum) pada tanggal 9 April 2014. Pemilu yang

diselenggarakan 9 April 2014 merupakan pemilihan para anggota dewan

legislatif dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih

Presiden dan Wakil Presiden. Pengertian Pemilu dimuat pada Pasal 1 butir (1)

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum, dengan

bunyinya yaitu:

Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah. Untuk dapat sebuah kursi jabatan tentu saja para calon

legislatif (caleg) haruslah memiliki dukungan dan suara pada saat Pemilu agar

41

. Jimly Asshiddiqie, Menegakkan Etika Penyelenggara Pemilu, raja grafindo,

Jakarta,2013 hlm 22,

49

calon bisa menduduki kursi legislatif yang katanya bahwa mereka itu

mengatasnamakan kepentingan rakyat.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2012, setiap lima tahun sekali mesti diselenggarakan Pemilihan Umum

(Pemilu) legislatif. Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/kota.

Pemilu legislative dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur, dan adil.

Menjelang pemilu 2014, masing-masing daerah mempersiapkan

pelaksanaan proses penyiapan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu.

Aktivitas ini juga dilakukan di daerah Kabupaten merangin Provinsi Jambi.

Sebagai daerah otonom, Kabupaten Merangin melaksanakan pemilu legislatif

untuk memilih calon-calon dari berbagai partai politik untuk mengisi kursi

legislatif ditingkat Kabupaten/kota sebagai anggota DPRD (Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah). DPRD ini memiliki peran atau fungsi legislasi,

controling, dan budgeting.

Sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah, DPRD mempunyai

peran yang sangat besar dalam mewarnai jalannya pemerintahan daerah

otonom. Aspek responsibilitas dalam pelaksanaan tugas atau peran menjadi

salah satu faktor penentu dalam memaknai dan memberikan manfaat terhadap

jalannya pemerintahan di daerah guna mewujudkan masyarakat yang

sejahtera.

50

Di dalam UU Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu, yang secara

khusus termasuk di pasal 65 ayat 1 yang menyebutkan :

1. Setiap partai politik beserta pemilu dapat mengajukan calon anggota

DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah

pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-

kurangmya 30%.

2. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon sebanyak-

banyaknya 100% jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap daerah

pemilihan.

Ada dua hal tataran yang perlu di perhitungkan untuk menjadi peluang

agar kaum wanita perempuan dapat Pemenuhan kuota 30% keterwakilan

perempuan memang sudah diatur dalam undang-undang, tetapi masih terdapat

beberapa kelemahan kuota untuk pencalegan yang di target di partai. Dalam

undang-undang no 10 tahun 2008 partai politik untuk bisa menjadi peserta

pemilu harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan pasal 8 ayat (1),

salah satunya adalah poin (d) yaitu:

“menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus)

keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat”.

Pasal 53 uu pemilu legislative tersebut juga menyatakan:

“daftar bakal calon sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 memuat

palimg sedikit 30% keterwakilan perempuan”.

51

Keterwakilan perempuan menurut undang-undang nomor 27 tahun

2009 tentang majelis permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat,

dewan perwakilan daerah, dan dewan perwakilan rakyat daerah.

Sesuai program, tahapan dan jadwal pemilu 2014, KPU Kabupaten

Merangin akhirnya menetapkan nama-nama calon anggota legislatif (Caleg)

DPRD Kabupaten Merangin yang akan berlaga dalam Pemilu legislatif 9

April 2014 mendatang. Para Caleg yang akan bertarung dalam Pemilu 2014

tersebut sebagaimana yang terdapat dalam daftar calon tetap (DCT) yang

ditetapkan KPU Kabupaten Merangin melalui rapat pleno yang digelar pada

22 Agustus 2013 di Aula Sekretarian KPU Kabupaten Merangin.42

Table 9: Data Pemilihan Tetap DPRD Kabupaten Merangin

No Partai No

urut

Daftar calon tetap Laki

-laki

pr Jum

lah

Prmp

%% Dp 1 Dp

II

Dp

III

DP

IV

1 Nasdem 1 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

2 PKB 2 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

3 PKS 3 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

4 PDIP 4 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

5 Golkar 5 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

6 Grindra 6 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

7 Democrat 7 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

8 PAN 8 10 12 7 5 22 12 34 0,35%

9 PPP 9 11 12 6 5 22 12 34 0,35%

42

. Dokumentasi dan Wawancara di ruangan administrasi di kantor komisi pemilihan

umum di Kabupaten Merangin.

52

10 HANURA 10 11 12 6 5 21 13 34 0.38%

11 PBB 11 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

12 PKPI 12 11 12 7 5 22 13 35 0,37%

Jumlah 131 156 82 60 263 154 417

Dari data di atas menunjukkan calon-calon legislatif yang diusulkan

oleh masing masing partai politik tidak hanya laki-laki, namun juga dari

kalangan perempuan karena sesuai pasal 65 ayat (1) Undang-Undang No. 12

Tahun 2003 tentang pemilhan umum dinyatakan bahwa “Setiap partai politik

peserta pemilihan umum dapat mengajukan calon anggota dewan perwakilan

rakyat (DPR), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) provinsi dan dewan

perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten/kota untuk setiap daerah

pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang

kurangnya 30% “.

Data diatas menunjukkan pemilihan calon anggota DPRD di

Kabupaten Merangin dibagi ke dalam IV daerah pemilihan. Data di atas juga

menunjukkan bahwa total jumlah calon anggota DPRD berdasarkan

akumulasi dari berbagai partai pada dapil 1 sebanyak 131 caleg. Jumlah calon

anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 2

sebanyak 156 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi

dari 6 berbagai partai pada dapil 3 sebanyak 82 caleg. Jumlah calon anggota

DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 4 sebanyak 60

caleg. Dari total 417 caleg tersebut, terjadi persaingan yang ketat baik

53

dengan caleg lain dari partai sendiri maupun dari partai lain guna

memperoleh salah satu kursi dari total 35 kursi.

Pada tiap-tiap daerah pemilihan, masing-masing partai politik

mengirimkan anggotanya yang diajukan sebagai calon anggota DPRD.

Tentunya masing-masing dari caleg DPRD tersebut memiliki program-

program yang dijanjikan kepada masyarakat melalui kampanye. Kampanye

itu sendiri adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan dukungan dengan lama masa kampanye dilaksanakan sejak 3

hari setelah calon peserta pemilu ditetapkan sebagai peserta pemilu sampai

dimulainya masa tenang (3 hari sebelum/tanggal pemungutan suara). Menurut

Undang-undang No. 10 tahun 2008 pasal 76 dijelaskan bahwa kampanye

pemilu dilakukan dengan prinsip bertanggung jawab dan merupakan bagian

dari pendidikan politik masyarakat. Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-

undang No. 10 tahun 2008 pasal 81, kampanye pemilu sebagaimana

dimaksud dalm pasal 76 dapat dilakukan melalui:

1. Pertemuan terbatas.

2. Pertemuan tatap muka.

3. Media massa cetak dan media massa elektronik.

4. Penyebaran bahan kampanye kapada umum.

5. Pemasangan alat peraga di tempat umum.

6. Rapat umum.

7. Kegiatan yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan

perundang-undangan.

54

Kampanye ini dimaksudkan bagi para peserta pemilu untuk

menyampaikan visi, misi, dan program mereka kepada masyarakat. Program-

progam yang dicanangkan para caleg ditujukan agar memperoleh citra politik

sehingga menciptakan kepercayaan dari masyarakat.

Table 10: Data Penetapan Pemilihan Umum dan Jumlah Kursi DPRD Kabupaten

Merangin Tahun 2014

No Daerah Pemilihan Jumlah

Penduduk

Jumlah

Kursi

1 Dapil merangin meliputi kecamatan: 11

Bangko 48.033

Sungai manau 10.975

Bangko barat 10.482

Nalo tantan 13.040

Batang masumai 10.008

Renah pembarap 12.552

Pangklan jambu 6.808

2 Dapil merangin 2 meliputi kecamatan: 12

Tabir 30.044

Tabir ulu 8.418

Tabir selatan 25.251

Tabir ilir 9.548

Tabir timur 7.185

Margo tabir 13.902

Tabir lintas 7.492

Tabir barat 10.083

3 Dapil merangin 3 meliputi kecamatan: 7

Pamennag 31.372

55

Pamenang barat 15.230

Renah pamenang 13.349

Pamenang selatan 9.248

4 Dapil merangin 4 meliputi kecamatan: 5

Jangkat 9.365

Muaro siau 10.095

Lembah masurai 11.731

Sungai tenang 9.093

Tiang pumping 4.843

Jumlah 338.147 35

Dari jumlah keseluruhan caleg, KPU menentukan daerah pemilihan

dari masing-masing caleg. Di Kabupaten Merangin, KPU telah menentukan

IV daerah pemilihan dengan jumlah akumulasi 35 kursi yang akan

diperebutkan oleh calon-calon legislatif di tahun 2014. IV daerah pemilihan

di Merangin tersebut yaitu dapil 1 meliputi beberapa jumlah kursi tiap-tiap

daerah. Dapil merangin meliputi kecamatan: Bangko Sungai manau, Bangko

barat, Nalo tantan, Batang masumai, Renah pembarap, Pangklan jambu. Dapil

merangin 2 meliputi kecamatan: Tabir, Tabir ulu, Tabir selatan, Tabir ilir,

Tabir timur, Margo tabir, Tabir lintas, Tabir barat. Dapil merangin 3 meliputi

kecamatan: Pamenang, Pamenang barat, Renah pamenang, Pamenang selatan.

Dapil merangin 4 meliputi kecamatan: Jangkat, Muaro siau, Lembah masurai,

Sungai tenang, Tiang pumping.

Sejumlah persoalan tentang perempuan di Indonesia yang mengemuka

yaitu pertama, soal tenaga kerja perempuan baik di Indonesia maupun di

56

Negara lain yang belum mendapatkan perlindungan yang baik dari Negara.

Kedua, pendidikan yang belum berpihak pada masyarakat miskin. Ketiga,

masih banyaknya persoalan terkait dengan kesehatan perempuan. Keempat,

masih minimnya jumlah perempuan yang duduk di parlemen dan

pemerintahan.43

Di dalam undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi

manusia dalam penjelasannya pasal 46 penjelasan keterwakilan perempuan.

Diartikan bahwa keterwakilan perempuan adalah pemberian kesempatan dan

kedudukan yang sama bagi wanita utuk melaksanakan peranannya dalam

bidang eksekutif, legislative, dan yudikatif. Menuju keadilan dan kestaraan

gender. Dan di lihat penjelasan tersebut tidak ada perbedaan dari kedudukan

social, politik, eksekutuf, legislative, Menuju keadilan dan kestaraan gender.

Dan di lihat penjelasan tersebut tidak ada perbedaan dari kedudukan social,

politik, eksekutif, legislative, yudikatif, kepartaian dan pemilihan umum

menuju kesetaraan dan keadilan.

Dalam mewujudkankan kuota keterwakilan perempuan sebanyak 30%

pada pemilu 2014, DPRD telah menghasilkan produk legislasif baru

mengenai pemilu yaitu UU No 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota DPR,

DPD, DPRD. Dalam UU ini memberikan dukungan untuk meningkatkan

peranan perempuan dalam partai politik. Dalam pemilihan anggota DPRD

kabupaten merangin pada tahun 2014 dalam daftar pemilihan tetap terdapat

419 orang yang mencalonkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Merangin

43

Hemas Ghr, Dr. (Hc) Martha Tilaar Dkk,2013.Perempuan Parlemen Dalam Cakrawala

Politik Indonesia. Dian Rakyat-Jakarta . Hlm 33.

57

yang terdiri dari laki-laki sebanyak 287 orang sedangkan untuk para calon

tetap perempuan lebih kurang 132 orang. Serta 12 partai yang ikut terlibat

dalam partisipasi dalam pemilihan.

Keterwakilan perempuan di periode 2014-2019 dengan periode

sebelumnya yaitu 2009-2014 yang hanya satu orang saja yang duduk di kursi

dan sebagai anggota DPRD kabupaten merangin. Dan di periode tahun 2014-

2019 tidak satu pun keterwakilan perempuan duduk di kursi DPRD kabupaten

merangin dan ini mengalami penurunan dimana kesadaran politik bagi

wanita-wanita di kabupaten merangin tidak ada peningkatan dalam hal

berpolitik. Jika di lihat dari ke anggotaan DPRD Kabupaten Merangin yang

terdiri dari 35 orang anggota legislatif tidak satupun keterwakilan perempuan

yang menjadi anggota DPRD di kabupaten merangin.

Table 11: Keterwakilan Perempuan di DPRD

No Periode Jumlah kursi Jenis kelamin dan %

Laki-laki % perempuan %

1 2004-2009 30 29 95% 1 5%

2 2009-2014 35 35 - - -

Dari data di atas keterwakilan perempuan yang duduk di DPRD

Kabupaten Merangin terjadi Penurunan karena periode 2014-2019 tidak ada

yang mewakili perempuan duduk di parlemen beda dengan periode

sebelumnya tahun 2009-2014 Dalam pelaksanaan pemenuhan kuota 30%

perempuan dan pemilihan umum anggota DPRD kabupaten merangin secara

58

umum dalam pelaksanaannya ada yang menjadi keterwakilan perempuan

meskipun hanya beberapa persen.

Adapun kendala terjadi pada kurangnya atau sedikit perempuan yang

mendaftar sebagai calon anggota DPRD kabupaten merangin pada pemilu

tahun 2014. Hal ini terjadi di karenakan kurangnya partisipasi atau minat

perempuan dalam mencalonkan dirinya sebagai anggota partai politik. Hal ini

di sebabkan karena kurang percaya dirinya kaum perempuan dalam

melakukan organisasi politik serta mempunyai rasa keminderan yang ada

dalam diri kaum perempuan yang merasa tidak dapat bersaing dengan kaum

laki-laki.44

Berikut nama-nama anggota DPRD Kabupaten Merangin 2014-

2019.

Table 12: Nama Anggota DPRD di Kabupaten Merangin Periode 2014-2019

No Nama Anggota

Jenis Partai Politik

L P

1 Badri Husin, Sp L _ Nasdem

2 Zainal Amri L _ PKS

3 Hery S Mohza L _ Golkar

4 Syaprudin L _ Gerindra

5 Adnan L _ Demokrat

6 Sumardi L _ PDIP

7 Ahmad Kausari, ST L _ PAN

8 Nilwan Yahya, SE L _ PPP

9 H.Zamzami Rahman,

S.Pd, MM

L _ Hanura

10 Madi L _ PBB

11 Erlambang,SE L _ PKPI

12 Drs. H. Pauzi Yusuf L _ Nasdem

13 Idham Kholik L _ PKB

44

Wawancara di kantor komisi pemilihan umum. Pada tanggal 26 november 2018

jam.10.00 wib

59

14 Lilik Gunawan L _ PKS

15 H.Zaidan, S.HI L _ PDIP

16 H.lukman Aima,SE L _ Golkar

17 As‟ari Elwakas L _ Democrat

18 Sudirman, S.HI L _ PAN

19 Naswan L _ Gerindra

20 Subhan, SE L _ PPP

21 H.Mustapa L _ Hanura

22 H.Safrudin L _ PBB

23 H.Samad, S.Pd L _ PKPI

24 Mustakim, A.md L _ Nasdem

25 Darmadi L _ PDIP

26 Syaiful Hadi L _ Golkar

27 Rozali L _ PAN

28 Zainuri L _ Hanura

29 Usman safarudin L _ PBB

30 Bastian L _ Gerindra

31 Afrizal, SE L _ Nasdem

32 Jerjani L _ PDIP

33 Husri L _ PPP

34 Tarmadi L _ Hanura

35 Isnedi, S.Kom L _ Gerindra

Berdasarkan tabel diatas anggota dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Merangin pada pemilihan yng dilaksanakan pada tahun 2014

terdapat 35 yang duduk di parlemen dan menjadi wakil rakyat dan tabel diatas

sudah jelas bahwa keterwakilan perempuan yang duduk di anggota DPRD

Kabupaten Merangin tidak satu pun yang menjadi wakil rakyat, dan ini

memiliki perbedaan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 ada satu

60

orang keterwakilan perempuan yang duduk di lembaga DPRD Kabupaten

Merangin dan ini menunjukan penurunan yang sangat rendah.45

B. Kendala Dalam Memenuhi Kuota Keterwakilan Perempuan Pada Ke

Anggotaan DPRD Kabupaten Merangin Periode 2014-2019.

Masyarakat di kabupaten merangin merupakan masyarakat dengan

adat melayu seringkali beranggapan bahwa dunia politik adalah ranahnya

laki-laki. Permasalahan ini seringkali menjadi masalah pula bagi partai politik

dalam merekrut kader-kader perempuan yang berkualitas. Ini juga

menunjukan bahwa pendidikan politik masyarakat khususnya kaum

perempuan masih sangat kurang atau terlalu rendah. Dengan kondisi ini

menunjukan bahwa sesunggunya partai politik sendiri telah gagal dalam

menjalankan fungsinya yang sudah jelas dalam undang-undang nomor 12

tahun 2003 tetang pemilihan umum.

Ada banyak kendala dalam memenuhi kuota keterwakilan perempuan

pada keanggotaan DPRD Kabupaten Merangin periode 2014-2019. Berikut

adalah penelitian yang di lakukan penulis melalui wawancara dengan ibu

sadoriah selaku calon tetap dalam pemilihan anggota DPRD Kabupaten

Merangin periode 2014-2019.

“pelaksananan pemilihan anggoa DPRD Kabupaten Merangin yang

menjadi kendala waktu itu terlalu banyak yang menjadi saingan dan sulitnya

masyarakat percaya sorang perempuan menjadi pemimpin. Dan kendala

45

. Dokumentasi dan wawancara dengan dengan bapak aka juaidi SH selaku bidang teknis

di kantor komisi pemilihan umum (KPU), tanggal 26 november 2018.

61

selanjutnya sebagai untuk pemenuhan partai politik dan partai politik pun

tidak sepenuhnya memberikan wewenang dalam pemilihan waktu itu”.46

Selanjutnya wawancara dengan salah satu masyarakat dengan bapak

pahru:

“Menanggapi tentang pemilihan anggota DPRD kabupaten merangin

yang keterwakilan perempuan merupakan kurangnya tekad dan niat

dalam terjun ke dunia politik. Kompotensi perempuan duduk di

bangku politik sangat rendah karena kurang mampu dalam bersaing

dengan caleg laki-laki dalam memperebutkan kursi di anggota DPRD,

kemudian masyarakat beranggapan terhadapa calon perempuan untuk

menjadi seorang pemimpin takutnya tidak bisa menjalan wewenang

dan tugas dengan baik. Selanjutnya caleg perempuan juga kurang

meyakinkan masyarakat sehingga masyarakat tidak yakin terhadap

caleg perempuan tersebut”.47

Menjelaskan bahwa Kendala yang mengakibatkan kurangnya

keterwakilan perempuan dalam politik baik di lembaga legislative, eksekutif

maupun yudikatif yaitu di pengaruhi faktor internal dan eksternal. Factor

internal meliputi kesiapan memasuki dunia politik , belum menonjolnya para

perempuan, sikap mental yang lemah akibat diposisikan sebagai orang kedua,

persaingan dalam partai dan persaingan antar perempuan itu sendiri.

Sementara mengenai factor eksternal yaitu budaya patriarkhi yang

menjinakkan perempuan dan masih ada anggapan bahwa dunia politik itu

keras, dan hanya untuk kaum laki-laki saja , dan msih banyak lagi partai

politik lainnya.

46

. Wawancara dengan salah satu calon keterwakilan perempuan dengan ibu sadoriah dari

partai Pan pada tanggal 05 desember 2018. 47

. Wawacara dengan salah satu tokoh masyarakat bapak pahru dari kecamatan tabir.

pada tanggal 09 desember 2018

62

Selanjutnya kendala yang di hadapi keterwakilan perempuan penulis

mewawancarai seoerang salah satu calon anggota DPRD Kabupaten

Merangin yaitu H. Samad:

“Kaum perempuan khususnya di usia produktif, merupakan peran

seorang ibu dan pengurus rumah tangga, kesulitan dalam mengurusi

organisasi dan melaksanakan tugas, sehingga kesulitan dan terhambat

kaum perempuan terjun ke dunia politik. Dan partai politik juga

mempunyai kebijakan-kebijakan dalam memberikan kesempatan.

Kemudian para masyarakat juga beranggapan dalam pemilihan

peremuan tidak percaya sepenuhnya dan calon perempuan juga tidak

terkenal di kalangan masyarakat sehingga inilah hambatan yang

terjadi dan kemungkinan untuk di pilih oleh masyarakat sangat kecil

kemungkinannya.”48

Menjelaskan bahwa keterwakilan perempuan merupakan sulit untuk

bersaing dalam dunia politik. Pada periode sebelumnya keterwakilan

perempuan yang duduk di kursi hanya satu orang sedangkan pada periode

tahun ini tidak satu pun yang duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten

Merangin. Kendala yang di hadapi oleh perempuan-perempuan pada saat itu

yaitu partai politik tidak mendukung secara keseluruhan dalam pemilihan ini,

kebijakan dari partai dan memberikan kesempatan kepada perempuan.

Kemudian masyarakat sendiri beranggapan bahwa sorang pemimpin itu,

bahwa perempuan itu tidak mampu dalam memimpin karena sudah terbiasa

laki-laki dalam berpolitik.

Disini persaingan perempuan caleg akan berat menghadapi sesama

perempuan caleg dari partai lain dengan laki-laki dalam memperebutkan

sedikitnya kursi yang tersedia. Perubahan wilayah pemilihan dan

48

. Wawancara dengan anggota DPRD Kabupaten Merangin dengan bapak H. samad S.Pd

, senin 10 desember 2018 .

63

penenempatannya calon jadi di partai adalah hal lain yang harus di

perhatikan karena tidak ada gunamya kalau perempuan calon legislative

berada di urutan bawah calon, jadi sementara kursi yang di perebutkan di

suatu daerah hanya beberapa.

Kompetensi untuk memperebutkan kursi yang di lakukan dengan cara

berkampanye pasti merupakan persaingan yang sangat keras antar perempuan

sendiri mengingat hanya 30% , lalu dengan caleg laki-laki dalam pemilihan

terbuka yang mana para laki-laki tidak asing di dunia politik bagi masyarakat.

Disinilah kepiawaian caleg perempuan di uji, apalagi banyak daerah-daerah

yang masih beranggapan dalam menentukan pemimipin itu harus laki-laki

sementara untuk perempuan merasa di asingkan dalam berbagia hal karena

daerah-daerah tersebut sulit untuk menerima perempuan yang berkiprah di

dunia politik.

C. Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Ketentuan

30% Keterwakilan Perempuan (DPRD) di Kabupaten Merangin.

Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik.

Tajhan mengemukakan bahwa: implementasi yaitu standar dan sasaran kebijakan

harus jelas dan terukur sehingga terealisasi. Sumber daya yaitu perlu sumber daya

manusia dan sumberdaya alam. Hubungan antar organisasi yaitu implementasi

harus ada dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Karakteristik pelaksana

dimana mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola hubungan yang

64

terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi

suatu program.49

Dalam penjelasan undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang pemilihan

legislatif, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dijelaskan bahwa undang-

undang ini mengakomodasikan beberapa paradigma baru seiring dengan

menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia, melalui sejumlah pembaharuan

yang mengarah pada penguatan sistem pemilihan legislatif.

Sejumlah persoalan tentang perempuan di Indonesia yang mengemukan

yaitu pertama, soal tenaga kerja perempuan baik di Indonesia maupun di Negara

lain yang belum mendapatkan perlindungan yang baik dari Negara. Kedua,

pendidikan yang belum berpihak pada masyarakat miskin. Ketiga, masih

banyaknya persoalan terkait dengan kesehatan perempuan. Keempat, masih

minimnya jumlah perempuan yang duduk di parlemen dan pemerintahan.50

Kesempatan dan peluang bagi calon anggota legislatif perempuan untuk

menduduki kursi legislatif sangatlah besar baik bagi kader politik maupun bukan

dari kader partai politik. Ada dua hal tataran yang perlu di perhitungkan untuk

menjadi peluang agar kaum wanita perempuan dapat Pemenuhan kuota 30%

keterwakilan perempuan memang sudah diatur dalam undang-undang, tetapi

masih terdapat beberapa kelemahan kuota untuk pencalegan yang di target di

partai. Dalam Undang-Undang No 12 tahun 2003 pemilihan legislatif untuk bisa

menjadi peserta harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan pasal 65 yaitu:

49. Arifin tahir, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,

(Bandung: Cv, Alfabeta, 2005), Hlm 53. 50

Hemas Ghr, Dr. (Hc) Martha Tilaar Dkk,2013.Perempuan Parlemen Dalam Cakrawala Politik

Indonesia. Dian Rakyat-Jakarta . Hlm 33.

65

1. Setiap partai politik beserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR,

DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah pemilihan

dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangmya 30%.

2. Setiap partai plitik dan pemilu dapat mengajukan calon sebanyak-

banyaknyan120% jumlah kursi yang di tetapkan pada setiap daerah

pemilihan.

3. Pengajuan calon DPRD kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat 1

dan 2 di lakukan dengan ketentuan: untuk anggota DPRD kabupaten/Kota

terdapat dalam butir c yaitu calon anggota DPRD Kabupaten/kota

disampaikan kepada KPU Kabupaten/kota yang bersangkutan.

Pelaksanakan penerapan undang-undang nomor 12 tahun 2003 di

Kabupaten Merangin sudah terlaksanakan. Pada saat pemilihan legislatif yaitu

meliputi sistem pendaftaran pemilih, peserta pemilu, pembentukan daerah

pemilihan, sistem pemungutan suara dan sistem penghitungan suara. Dan pada

tahun 2014 yaitu pemulihan DPRD Kabupaten Merangin yang di laksanakan

tanggal 9 april 2014 penerapan undang-undang untuk keterwakilan perempuan

dalam pasal 65 ayat 1 sudah di laksanakan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Merangin yaitu dengan menentapkan calon legislatif untuk pemilihan

periode 2014-2019 yang bertujuan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan.

Penerapan undang-undang nomor 12 tahun 2003 pada pasal 65 ayat 1

untuk melakukannya memiliki pertimbangan dan kondisi dimana dalam pasal 65

ayat 1 ini untuk keterwakilan perempuan bukanlah hal yang mudah. Karena bagi

perempuan yang ingin mencalonkan kebadan legislatif masih sangat asing untuk

66

berkiprah. Meskipun begitu badan pemlihan umum di Kabupaten Merangin akan

berupaya agar undang-undang tersebut bisa di laksanakan dengan baik. Dengan

adanya undang-undang tersebut mempermudahkan keterwakilan perempuan

dalam mencalonkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merangin.

Berikut hasil implementasi undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang

pemilihan legislatif yaitu terdapat 12 partai yang lulus dalam pencalonan dan

untuk melaksanakan pemilihan legislatif di Kabupaten Merangin periode 2014-

2019.51

No Partai Laki-laki perempuan Jumlah Persen %%

1 Nasdem 22 13 35 0,37%

2 PKB 22 13 35 0,37%

3 PKS 22 13 35 0,37%

4 PDIP 22 13 35 0,37%

5 Golkar 22 13 35 0,37%

6 Grindra 22 13 35 0,37%

7 Demokrat 22 13 35 0,37%

8 PAN 22 12 34 0,35%

9 PPP 22 12 34 0,35%

10 HANURA 21 13 34 0.38%

11 PBB 22 13 35 0,37%

12 PKPI 22 13 35 0,37%

Jumlah 263 154 417

51

. Hasil wawancara di kantor komisi peilihan umum dengan bapak aka juaidi SH di

Kabupaten merangin.pada tanggal 26 november 2018.

67

Pelaksanaan pemilihan legislatif pada tanggal 09 april 2014 di Kabupaten

Merangin, dari 12 partai politik sudah menjalankan dan menerapkan 30%

keterwakilan perempuan dalam partai politik sudah diberlakukannya UU No 12

Tahun 2003 tentang Pemilihan legislatif. Kebijakan ini mewajibkan mencalonkan

sekurang-kurangnya 30% perempuan dari total calon legislatif di Kabupaten

Merangin. Terdapat 263 calon legislatif laki-laki dan 154 calon legislatif

perempuan dan berjumlah 417 calon legislatif yang sudah mewakili partainya

masing-masing di kabupaten merangin. 52

Undang-undang nomor 12 tahun 2003 yaitu tentang pelaksanaan pemilihan

legislatif baik itu pencalonan, masa kampanye, pemilihan/pemungutan suara

hingga perhitungan suara yang terdapat dalam pasal 71 tentang berkampanye dan

terdapat pada ayat 1 dan 3 yaitu :

Dalam penyelenggaraan pemilu, dapat diadakan kampanye pemilu yang

dilakukan oleh peserta pemilu. dan ayat 3 yaitu kegiatan kampanye

dilakukan oleh peserta pemilu selama 3 minggu dan berakhir 3 hari

sebelum pemungutan suara.

Pasal 81 yaitu tentang pemungutan suara terdapat dalam ayat 1 dan 2 yaitu:

Pemungutan suara pemilihan legislatif anggota DPR,DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten/Kota di selenggarakan serentak. Ayat 2 hari, tanggal,

dan waktu pemungutan suara bagi pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabuparen/kota untuk semua daerah pemilihan di tetapkan oleh

komisi pemilihan umum (KPU).

52

. Hasil wawancara di kantor komisi peilihan umum dengan bapak aka juaidi SH di

Kabupaten merangin.pada tanggal 26 november 2018.

68

Pemilihan di Kabupaten Merangin pada saat pemilihan 9 april 2014

meskipun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya tetapi berjalan sesuai

di dalam peraturan perundang-undangan. Hasil dari penerapan undang-undang

pemilihan legislatif yaitu terdapat 35 anggota DPRD Kabupaten Merangin dari 12

partai yang mewakili dan lulus dalam pemilihan dan berhak menduduki 35 kursi

di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merangin.53

Dengan terpilihnya anggota DPRD Kabupaten Merangin tahun 2014 yang

terpilih sebanyak 35 kursi yang mewakili masyarakat Kabupaten Merangin, ini

merupakan kaum laki-laki yang duduk di lembaga dewan perwakilan rakyat

daerah meskipun pada periode tahun 2014-2019 tidak ada perwakilan perempuan

yang duduk dan ini mengalami penurunan dari periode sebelumnya.

53

. Hasil wawancara di kantor komisi peilihan umum dengan bapak aka juaidi SH di

Kabupaten merangin.pada tanggal 26 november 2018.

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tentang penenlitain dan pembahasan tentang implementasi

undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang calon anggota DPRD Kabupaten

Merangin periode 2014-2019 dapat dilihat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemilihan legislatif di Kabupaten Merangin yang dilaksanaan pemilihan

umum dinegara Indonesia di laksanakan 5 tahun sekali. Pemilihan calon

anggota DPRD di Kabupaten Merangin dibagi ke dalam IV daerah

pemilihan. berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 1 sebanyak

131 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai

partai pada dapil 2 sebanyak 156 caleg. Jumlah calon anggota DPRD

berdasarkan akumulasi dari 6 berbagai partai pada dapil 3 sebanyak 82 caleg.

Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai

pada dapil 4 sebanyak 60 caleg. Dari total 417 caleg tersebut, terjadi

persaingan yang ketat baik dengan caleg lain dari partai sendiri maupun dari

partai lain guna memperoleh salah satu kursi dari total 35 kursi.

2. Kendala-kendala dalam pemenuhan kuota keterwakilan perempuan pada

calon anggota DPRD Kabupaten Merangin periode 2014-2019 yaitu partai

politik tidak sepenuhnya memberikan wewenang terhadap calon perempuan,

persaingan antar bakal calon sangat tinggi apalagi dengan bakal calon laki-

laki untuk mendapatkan perhatian dan hak suara dalam pemilihan, kemudian

para masyarakat pun kurang percaya terhadap bakal calon perempuan dimana

70

perempuan itu kurang paham tentang mengurusi organisasi dan tidak dapat

menjalankan tugasnya dengan baik .

3. Implementasi Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang pemilihan umum

anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Kesempatan dan

peluang bagi calon anggota legislative perempuan untuk menduduki kursi

legislatif sangatlah besar. Undang-undang nomor 12 tahun 2003 yaitu tentang

pelaksanaan pemilihan legislatif baik itu pencalonan, masa kampanye,

pemilihan/pemungutan suara hingga perhitungan suara yang terdapat dalam

pasal 71 dan pasal 81 sudah berjalan di Kabupaten Merangin pada saat

pemilihan 2014 meskipun terdapat beberapa kendala untuk

melaksanakannya. Hasil dari penerapan undang-undang pemilihan legislatif

yaitu terdapat 35 anggota DPRD Kabupaten Merangin dari 12 partai yang

mewakili dan lulus dalam pemilihan dan berhak menduduki 35 kursi di

lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merangin.

71

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dari partai-partai politik peserta pemilu terutama di bidang

legislative memperhatikan keterwakilan perempuan, sesuai yang di

tetapkan dalam undang-undang nomor 12 tahun 2003, tentang pemilihan

umum bahwa pendirian dan pembentukan keterwakilan perempuan, guna

untuk meningkatkan keterwakilan perempuan itu sendiri di legislatif.

2. Hendaknya melakukan penyuluhan pemberdayaan perempuan terutama

berpartisipasi dalam dunia politik di kabupaten merangin agar lebih

optimal dalam berpartisipasi pelaksanaan di berbagi bidang dan bersedia

terjun kedua politik.

3. Para perempuan terjun kedunia politik harus mempersiapkan diri agar

mampu bersaing dengan laki-laki, untuk itu kaum perempuan harus aktif

di dalam kepengurusan partai politik, dan membekali diri dengan

memenuhi kapasitas, kompetensi, dan

4. Perlu ditingkatkan kesadaran dan kepedulian bagi kaum wanita di

kabupaten merangin terhadap penting berorganisasi dalam rangka

meningkatkan hubungan social dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di lingkungannya.

B. Kata Penutup

Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah tuhan

semesta alam, yang telah senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan

72

karunia-Nya kepada penulis dan kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi sebagai

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana starata satu (S.I) pada

prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah, UIN STS Jambi. Shalawat serta

salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta

keluarga, sahabat, dan kita para pengikut sunnahnya sampai akhir zaman.

Setelah sekian lama penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini

dengan semaksimal mungkin mengeluarkan tenaga dan pikiran yang

dikemukakan dalam tugas akhir ini. Meskipun demikian penulis menyadari

dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan, karena penulis menyadari masih kurangnya pengetahuan

mengenai masalah ini serta keterbatasan kadar dan kemampuan dan

kelemahan penulis.

Maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika pada

penulisan, penjelasan, pemahaman, serta dalam analisis data yang diperoleh

penulis dan lain sebagainya terdapat kekeliruan dan kekhilafan yang tidak

sesuai dengan pembaca sekali lagi penulis mohon maaf. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang kontruktif atau membangun dari semua

pihak, khususnya para pembaca demi untuk penyempurnaan skripsi ini

dimasa yang akan datang.

Akhir kata tidak lupa juga penulis mengucapkan ribuan terima kasih

kepada yang terhormat Bapak Hermanto Harun, Lc, MHI. Ph. D. selaku

dosen pembimbing satu, dan Ibu Tri Endah Karya L, S.IP, M.IP . selaku

73

dosen pembimbing dua, yang tidak pernah lelah memotivasi, membantu, dan

membimbing demi penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir, semoga

Allah membalas kebaikan dan menjadi amal jariyah untuk Bapak dan Ibu.

Aamiin.

Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan mamfaat bagi

penulis khususnya, pembaca umunya dan menjadi bahan tambahan rujukan

khazanah keilmuan untuk penelitian dimasa yang akan datang. Kepada Allah

saya mohon ampun. Ihdinash-shiroothol-mustaqim. Aamiin.

74

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Bumi Aksara, Jakarta,2004

Baskoro . Pengelolaan Pimpinan Dan AnggotaDprd. 2005

Dr. Aziz Asmaeny.2013.Dilema Keterwakilan Perempun Dalam

Parlemen.Rangkang Education, Yogyakarta.

Dr. Muhadam Labolo,2011, Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian, Teori,

Konsep, Dan Pengembangannya,Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada.

Feybe.Wuisan.2009. “Perempuan Dan Politik”,Jakrta: Women Research Intiture.

Hemas Ghr, Dr. (Hc) Martha Tilaar Dkk,2013.Perempuan Parlemen Dalam

Cakrawala Politik Indonesia. Dian Rakyat-Jakarta.

Miriam Budiharjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Uatam, Jakarta,

2002.

Sayuti Una,Mh (Ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi:

SyariahPress, 2014).

Sugiono, 2013,Metode Penelitian Kualitatif Dan Rnb Bandung: AlfabetaRizki

Sanafiah Faisal,1990. Penelitian Kualitatif Dasar Dan Aflikasinya,Malang:YA3.

Tusiardi,2014”Kiprah Perempuan Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan

DiDprd Provinsi Kalimantan Timur” ,Samarinda: Pt Asdi Mahasatya

Argama,2006

Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum

Undang-Undang No.12 Tahun 2003 Tentang Partai Politik.

75

Undang-Undang No 10 Tahun 2008 Tentang Pemilu LegislatiUndang-Undng No

15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu

Peraturan KPU No 18 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis Pencalonan Aggota

DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota.

Keputusan Mentri Dalam Negri Ni 132 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum

Pelaksnaan Pengurustamaan Gender Dalam Pembangunan Daerah.

Oriza Rania Putri.”Implementasi Ketentuan 30% Kuota Keterwakilan Perempuan

Dalam Daftar Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan Dan Kota Makasar” 2013.

Ukti Raqim .”Implementasi Ketentuan Kuota 30% Keterwakilan Perempuan

DPRDKota Salatiga.

Kantor komisi pemilihan umum (KPU) kabupaten merangin, 26 november 2018.

Jam 09.25 WIB.

Kantor komisi pemilihan umum (KPU) Kabupaten Merangin dengan bapak endo

selau kepala administrasi pada tanggal 26 november 2018

Wawancara salah satu calon keterwakilan perempuan yaitu ibu sadoriah dari

partai PAN pada tnggal 05 desember 2018.

Wawancara dengan tokoh adat masyarakat kabupaten merangin dengan bapak

pahru pada tanggal 09 desember 2018

Wawancara dengan anggota DPRD Kabupaten Merangin peride 2014-2019 yaitu

bapak H. Samad S.Pd dari partai PKPI dari dapil 2.

tribunjambi.com/22/04/2014/caleg-terpilih-untuk-DPRD Merangin. Di akses

tanggal 17 juli 2018. Jam 21.00 WIB.

76

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN

Daftar calon tetap anggota DPRD kabupaten merangin pemilu 2014-2019

1. PARTAI NASDEM

N

o

Nama calon Jenis kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Tempat Tinggal Calon

Daerah pemilihan ; Merangin 1

1 Isman L Kec. Nalo tantan

2 Badrihusin L Kec. Bangko

3 Idayani P Kec. bangko

4 Hendridunan. Sh L Kec. bangko

5 Azharudin L Kec. nalo tantan

6 Ridhaayu maharani P Kec. sungai manau

7 Muhammad yani,

a.md

L Kec. batang masumai

8 Darul khotni L Kec. bangko

9 Hj. Dewirahmawati P Kec. bangko

10 Agussaman, bsc L Kec. nalo tantan

11 Donna

harriyanovinda

P Kec.bangko

36,36% keterwakilanperempuandanmemenuhipenempatan

Daerah Pemilihan : Merangin 2

1 Ir. Edi suratno L Kec.bangko

2 Drs.H. fauzi L Kec.bangko

3 Elpisariani P Kec.tabir lintas

4 Rokhidin, A.Md L Kec.Tabir Selatan

5 Mahyudin, H, Sp L Kec.Bangko

6 Ernawati,Skm P Kec.Margo Tabir

7 Musfi L Kec.Pamenang Barat

8 Herisusanto L Kec.Tabir

9 Suratmi P Kec.Margo Tabir

10 Ayumni,Sst P Kec.Tabir Ulu

11 Abdul Rahman L Kec.Tabir Ulu

77

12 Santinah P Kec. Tabir Barat

41,66% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan: Merangin 3

1 Martonis L Kec. Pamenang

2 Mustakim, A.Md L Kec. Pamenang

3 Septiiranasti P Kec. Pamenang

4 M. Khalik

alnemeri, Sh

L Kec. Pamenang

5 Aswan L Kec. Pamenang

6 Gustiana P Kec. Pamenang

7 Nurma P Kec. Nalo Tantan

42,85% Keterwakilan Perempuan dan Memenuhi Penempatannya

Daerah pemilihan : merangin 4

1 Aprizal P Kec. Jangkat

2 Edian sastera L Kec. Lembah masurai

3 Ida warna P Kec. Nalo tantan

4 Guntur amir putra L Kec. Renah pembarat

5 Hermalina P Kec. Lembah masurai

40,00% Keterwakilan Perempuan dan Memenuhi Penempatannya

Jumlah bakal calon untuk daerah pemilihan sebanyak 35 orang

2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

Daerah Pemilihan : Merangin 1

1 Hermansyah L Kec. Batang Masumai

2 Saleh L Kec. Nalo Tantan

3 Nova Pujita P Kec. Bangko

4 Isropi L Kec. Bangko

5 Ahmad Ubaidillah,

Se

L Kec. Bangko

6 Surya Arnita P Kec. Bangko

7 Asy syahrul L Kec. Bangko

8 Al Jupri L Kec. Bangko

9 Pronika P Kec. Bangko

10 Sitiayumisra P Kec. Bangko

78

11 Abu Hakim L Kec. Bangko

36,36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 2

1 Idkhamkhalikhairi L Kec. Tabir ilir

2 Ahmad sobran L Kec. .Tabir ilir

3 Eka kusuma P Kec. Tabir timur

4 Sukmataufik L Kec. Tabir barat

5 m.zaki L Kec. Tabir

6 Nurmis P Kec. Tabir

7 Firdaus L Kec. Tabir

8 Lestari ekaputri P Kec. Tabir

9 Bustami L Kec. Tabir ulu

10 Almaidah P Kec. Tabir

11 Kholidanwar L Kec. Tabir selatan

12 Muktar L Kec. Tabir

33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 3

1 Sannijo L Kec. Pamenang

2 Wahyudanil L Kec. Renah pembarat

3 Warisriwayati P Kec. Pamenang barat

4 Mat sarbini L Kec. Pamenang

5 Dewisrisalasatun P Kec. pamenang selatan

6 Ida riyani P Kec. pamenang

7 m. aris, a.md L Kec. pamenang selatan

42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan ; Merangin 4

1 M. Alhadi L Kec. Jangkat

2 Ady khairul fahmi L Kec. Muaro Siau

3 Fitriya dewi P Kec. Muaro Siau

4 Leli heryani P Kec. Jangkat

5 Asmawi L Kec. Tiang Pumpung

40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Berjumlah 35 orang calon anggota DPRD kabupaten merangin

3. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

Daerah Pemilihan : Merangin 1

1 Rustam Effendi L Kec.Bangko

2 Munawir, St L Kec.Bangko

3 Husnulanggraini, P Kec.Batang Masumai

79

S.Si

4 Muslimin, S.Pd.I,

M. Pd.I

L Kec.Renah Pembarap

5 Zainal Amri L Kec.Pangkalan Jambu

6 Sri Hidamayanti P Kec.Bangko

7 Suryani P Kec.Bangko Barat

8 Abdul Kholik L Kec.Nalo Tantan

9 Desiyanti P Kec.Bangko

10 Zainudir, S. Pd L Kec.Bangko Barat

11 Ratnawati, S. Pd P Kec.Sungai Manau

36,36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 2

1 Lilik gunawan L Kec.Tabir Selatan

2 Muhammad Zen L Kec.Tabir

3 Sri Wahyuni P Kec.Tabir Selatan

4 Muhammad

Effendi, S. Pd.I

L Kec.Tabir Barat

5 Sumarwoto L Kec.Margo Tabir

6 Inaeni soleha, Sp P Kec.Tabir Selatan

7 Amri, S. Pd.I L Kec.Tabir

8 Suswoto L Kec.Tabir Lintas

9 Nikisasmita, S. Pd P Kec.Tabir Lintas

10 Muhammad Saat L Kec.Tabir Ulu

11 Tri Jayantiputri P Kec.Tabir Selatan

12 Parwoto L Kec.Tabir Selatan

33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 3

1 Joko Suyitni, Sh L Kec.Pamenang Barat

2 Setio Harsono, Sp L Kec.Bangko

3 Holisnis Fiana P Kec.Bangko

4 Mohd Iqbal Iraqi L Kec.Pamenang

5 Nur Evi Sofyani, P Kec.Pamenang Selatan

6 Ahmad Zubaidi L Kec.Pamennag Barat

7 Andri Handayani, L Kec.Pamenang Barat

42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah pemilihan : merangin 4

1 Syabarudin L Kec.Bangko

2 Ishak L Kec.Jangkat

3 Nursalamiah P Kec.Jangkat

4 Solihin, S.Pd.I L Kec.Muaro Siau

5 Mita Lianah, S.Pd p Kec.Bangko

40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

80

Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang

4. PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

Daerah Pemilihan : Merangin 1

1 Titin marlena P Kec.bangko barat

2 Suli handoko L Kec.bangko

3 Debi fermasari, se P Kec.bangko

4 Yuzerman L Kec.bangko

5 Sumardi L Kec.bangko barat

6 Diana purba, a.md P Kec.bangko

7 Supardi L Kec.bangko

8 Alek juniardi, se L Kec.pangkalan jambu

9 Salawati s. pd.i P Kec.renah pembarat

10 Siska Amelia, a.md P Kec.bangko

11 Mohd. Sidik L Kec.Nalo tantan

36,36% eterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah pemilihan : merangin 1

1 H. zaidan,s.hi L Kec. tabir

2 Rusmiati P Kec. Margo tabir

3 Abdullah L Kec. Tabir

4 Wirawan haryanto L Kec. Tabir selatan

5 Desi ariani P Kec. Tabir

6 Sayuti L Kec. Tabir ilir

7 Waspo anggianti P Kec. Tabir selatan

8 Taslim L Kec. Margo tabir

9 Subandi, s.ip L Kec. Tabir selatan

10 Gusni warni P Kec. Tabir

11 Abdul halim, sp L Kec. Tabir ulu

12 Amri saham L Kec. Tabir barat

33.33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah pemilihan : merangin 3

1 Sutarko L Kec. Ranah Pamenang

2 Eti suwarni P Kec. Pamenang

3 Agus purnomo L Kec. Pamenang

4 Darmadi L Kec. Pamenang

5 Widiyaningsih P Kec. Pamenang

6 Suwandi L Kec. Pamenang

7 Rini istina, s.ip P Kec. Pamenang

81

42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah pemilihan : merangin 4

1 Jerjani L Kec. Lembah masurai

2 Maya nita sari,s.pd P Kec. Bangko

3 Aceng saeputaman,

s.hi, s.pd.i

L Kec. Jangkat

4 Basrul hasan L Kec. Sungai tenang

5 Saturyah. Hmg, hg P Kec. Telanai pura kota jambi

40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang

5. PARTAI GOLONGAN KARYA

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

Daerah Pemilihan : Merangin 1

1 Heri S Mohza L Kec. Bangko

2 Fakhrudin L Kec. Sungai Manau

3 Sri Hartati P Kec. Bangko

4 Drs. H. Sobirin L Kec. Bangko

5 Budi Darma L Kec. Batang Masumai

6 Leni Karlina P Kec. Batang Masumai

7 Abdullah. Mn, Ba L Kec. Bangko

8 Syamsul Huda, Sh L Kec. Renah Pembarat

9 Evi Liani, Spd.I P Kec. Nalo Tantan

10 Tuti Marleni P Kec. Pamenang Barat

11 Masduq, Se, Mm L Kec. Bangko

36,36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah pemilihan : merangin

1 H. Lukman L Kec. Bangko

2 Azwar, My L Kec. Tabir Ulu

3 Hj. Faizah, Se P Kec. Nalo Tantan

4 H. Warimin, Se L Kec. Tabir Selatan

5 Drs. Tarmuzi L Kec. Tabir

6 Martin, S.Pd L Kec. Margo Tabir

7 Muhammad Sidi N. L Kec. Tabir

8 H. Saman, Kn L Kec. Tabir

9 Jumini P Kec. Tabir Selatan

10 M.Yamin, S.Sos L Kec. Tabir

11 Rusdi Saham, Se L Kec. Tabir Barat

12 Maryati P Kec. Tabir Ilir

33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

82

Daerah pemilihan : merangin 3

1 Syaiful hadi L Kec. Pamenang selatan

2 Yulkhaidir L Kec. Pamenang

3 Mayang sari P Kec. Pamenang

4 Ahmad L Kec. Pamenang barat

5 Narsih P Kec. Pamenang barat

6 Sukar L Kec. Pamenang

7 Ina royani P Kec. Pamenang barat

42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Darah pemilihan; merangin 4

1 Radius suhanda L Kec. Bangko

2 Elpia lispita, s.pd P Kec. Lembah masurai

3 Tri fitri yantini P Kec. Tiang pumpung

4 Hasyim, s.pd L Kec. Bangko

5 Syamsun L Kec. Tiang pumpung

40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang.

6. PARTAI GOLONGAN KARYA

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

1 Henri putra L Kec. Bangko

2 Rabiah P Kec.batang masumai

3 Sumarni, u, a.md P Kec.bangko

4 Abu bakar L Kec.nalo tantan

5 Ichwan nevis, s.pd L Kec.bangko

6 Kusmawati, s.pt P Kec.bangko

7 Helmi zulthohar L Kec. Bangko

8 Syafarudin L Kec.sungai manau

9 reni permata sari P Kec.bangko

10 Amris, s.pd.i L Kec.pangkalan jambu

11 Muntiah P Kec.bangko

36.36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah pemilihan : merangin 2

1 eko pastyo L Kec. Margo tabir

2 Roziah P Kec. Tabir

3 siti halimah P Kec. Tabir barat

4 Syamsul khamar L Kec. Tabir selatan

5 Rasul, s.sos L Kec. Margo Tabir

6 Naswan L Kec. Tabir barat

7 Niko wati P Kec. Tabir selatan

8 Sri jumianto P Kec. Tabir lintas

83

9 Hamdani a.thalib L Kec. Tabir lintas

10 Rai nurliantin, sp P Kec. ilir

11 a.thalib L Kec tabir

12 Siti halimah P Kc. Margo tabir

33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah pemilihan : merangin 3

1 Bastian L Kec. Pemenang

2 Sarjono L Kec. Pemenang selatan

3 Anita Wijayanti P Kec. Bangko

4 Firdaus h sianturi L Kec. Pemenang

5 Siti nurazimah P Kec. Pemenang

6 Mahani L Kec. Pemenang Barat

7 Pebrika siska P Kec. Pemenang

42,85% keterwakillan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah pemilihan : merangin 4

1 Isnedi,S.Kom L Kec. Lembah mesurai

2 Mulyadi,A.Md L Kec. Muara siau

3 Ria franshicha P Kec. Tiang Pumpung

4 Saprondono,SH.I L Kec. Sungai Tenang

5 Nora sri hartati P Kec. Jangkat

40% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35orang

7. PARTAI DEMOKKRAT

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

Daerah Pemilihan : Merangin 1

1 Adnan L Ke. Bangko

2 Hadari L Kec. Batang Masurai

3 Ayuli yettrisnalisa P Kec. Bangko

4 Hermaini L Kec. Bangko

5 Taswin, S.Sos L Kec. Bangko

6 Elvina Meriza P Kec. Bangko

7 Adi Putra L Kec. Bangko Barat

8 Naini Yulad P Kec. NAlo tantan

9 Muh.Saf‟i L Kec. NAlo tantan

10 Suryati. S P Kec. Bangko

11 Mujiburrahman L Kec. Sungai manau

36,36% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya.

Daerah pemilihan : merangin 2

84

1 As‟Ari el wakas L Kec. Tabir

2 Abdul Gani L Kec. Tabir Lintas

3 Titin sumarni P Kec. Bangko

4 Saipan Amru L Kec. Tabir ilir

5 Umar. Hy , S.Pd L Kec. Tabir

6 Ria Elbriana S.Pd P Kec. Bangko

7 Israbudianto L Kec. Telanai Pura Kota Jambi

8 Umi kalsum P Kec. Tabir Ilir

9 Toni Liswoyo L Kec. Tabir

10 Jamaludin L Kec. Tabir

11 Renis P Kec. Tabir Barat

12 Hairi L Kec. Tabir Ulu

33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah pemilihan : merangin 3

1 Tarmun,SE L Kec. Pemenang b arat

2 Toha, S,Kom.i L Kec. Pemenang

3 Hj.Tetti Nurlena P Kec. Bangko

4 Ahmad Taufik L Kec. Pemenang selatan

5 Lisa Iska Putri P Kec. Bangko

6 Sutrisno L Kec. Pemenang

7 Ira Lumainas,

S.Kom

P Kec. Bangko

42,82% keterwakilan perempuan dan memenuhi penenmpatannya

Daerah pemilihan : merangin 4

1 Darman, S.Pt L Kec. Bangko

2 Kodri Ahmad L Kec. Bangko

3 Sarinah P Kec. Bangko

4 Muhamad Hefni L Kec. Tiang Pumpung

5 Rohmawati P Kec. Bangko

40 % Keterwakilan Perempuan dan memenuhi penempatannya

Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang

8. PARTAI PAN

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

1 Hj. Umi Salamah P Kec. Batang Masumai

2 Ahmad Kausari,ST L Kec. Bangko

3 Budi Sampurno L Kec. Bangko

4 Gustina, BA P Kec. Bangko

5 Gulo Brasul, SH L Kec. Bangko

6 MuhammadAlfhasi L Kec. Renah Pembarap

7 Rachmawaty P Kec. Bangko

85

8 Rudi Harianto L Kec. Nalo Tantan

9 H.Haris, SH L Kec. Bangko

10 Sudirman,S.HI L Kec. Bangko

30 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah pemilihan : merangin 2

1 Drs. Sudirman L Kec. Nalo Tantan

2 Rahman L Kec. Tabir

3 Sunik Listiari P Kec. Margo Tabir

4 Burhan S.Pd,.MM L Kec. Margo Tabir

5 Samdianto L Kec.Tabir barat

6 Rabiathul Adawiah P Kec. Tabir lintas

7 Khoirul Da‟in L Kec. tabir ilir

8 Abdulah Rizal L Kec. renah pembarap

9 Nurhayati, A.Md P Kec. Tabir

10 Zainuddi L Kec. tabir barat

11 Sadariah,S.Pd P Kec. Tabir

12 Mukhlis,s.sy L Kec. tabir

33,33 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 3

1 Abdul khalim L Kec. Renah pemenang

2 Razaki L Kec. pemenang Barat

3 Rosmidah P Kec. renah pemenang

4 Yulianti,S.Gz P Kec. pemenang

5 Nanang fahrurozi L Kec. pemenang selatan

6 Idah mulyadi P Kec. pemenang barat

7 Baitullah L Kec. Pemenang

48,25% Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 4

1 Muhammad Hafiz L Kec. muaro siau

2 Suhardi L Kec. Tiang pumpung

3 Misriah P Kec. Jangkat

4 Vopi irianti P Kec. Muaro siau

5 Wahidin, s.sos L Kec. bangko

40 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Jumlah bakal calon untuk semua daerah pemilihan sebanyak 35 orang

9. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

1 Nilwan Yahya, SE L Kec. Renah pembarap

2 M. Husni Mubaroq L Kec. Bangko

86

3 Indri yani,S.Pd P Kec.Bangko

4 H. sarodjudin L Kec. Bangko

5 Dessy Sadriana, P Kec. Nalo Tantan

6 Thamrun L Kec. Bangko

7 Fatmi P Kec. bangko

8 H. Kastiar L Kec. Bangko barat

9 Lukman L Kec. Renah Pembarap

10 Irianti P Kec. bangko Barat

11 Syamsuddin L Kec. Nalo tantan

36,36 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 2

1 Subhan, SE L Kec. Margo Tabir

2 Abu Bakar L Kec. Tabir Ilir

3 Yunita P Kec. Margo Tabir

4 Suryadi L Kec. Tabir

5 Solman L Kec Tabir Lintas

6 Sri mula devi P Kec. Tabir

7 Rasadar P Kec. Tabir Ulu

8 Suryatmi P Kec. Tabir Lintas

9 Adam Malik L Kec. Tabir

10 Rossida P Kec. Margo Tabir

11 Jasman L Kec. Tabir

12 Teguh Wahyudi L Kec. Tabir Ulu

33.33 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah pemlihan :merangin 3

1 Hendri L Kec. Pemenang

2 Sunar L Kec. Pemenang Pemenang

3 Siti Zulaeha P Kec. Pemenang Pemenang

4 Supriyanto L Kec. Pemenang Pemenang

5 Nurul Latifah P Kec. Pemenang Pemenang

6 Rustam Efendi L Kec. Pemenang

33.33 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah pemilihan : merangin 4

1 Rahmat L Kec. Lembah Masurai

2 Hj.Tismiyawati P Kec. Jangkat

3 Husri L Kec. Lembah Masurai

4 Irpa Yani L Kec. Muara siau

5 Zaidun P Kec. Muara siau

40 % Keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Jumlah bakal calon untuk se,ua daerah pemilihan sebanyak 34 orang

10. HANURA

87

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

Daerah Pemilihan : Merangin 1

1 Drs. H. Abdul L Kec.Batang Masumai

2 Muhammad Amin L Kec.Batang Masumai

3 Mariska Handayani P Kec.Bangko

4 M. Fauzan Budi L Kec.Bangko

5 H. Zamzami L Kec.Bangko

6 Nurmayani P Kec.Bangko

7 Mansyur, A.Md L Kec.Bangko

8 Muhammad David L Kec.Sungai Manau

9 Nur Hidayati, S.Pd P Kec.Batang Masumai

10 Mardinis L Kec.Bangko

11 Asmiati, Sh P Kec.Batang Masumai

36,36% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penenmpatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 2

1 Sutrisno L Kec.Tabir Selatan

2 H.Azmi Asyari L Kec.Tabir Timur

3 Sriyani P Kec.Tabir

4 Muhammad Sayuti L Kec.Bangko

5 A.Kadir, M L Kec.Bangko

6 Evi Susanti P Kec.Tabir Barat

7 M. Solihin L Kec.Tabir

8 Tutik Handayani P Kec.Batang Masumai

9 H. Mustapa L Kec.Tabir

10 Husaimah P Kec.Tabir Barat

11 Adi Kumala L Kec.Tabir

12 Adnan, S.Pd.I L Kec.Margo Tabir

33,33% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penenmpatannya

Daerah Pemilihan ; Merangin 3

1 Zainuri L Kec.Pamenang

2 Urianti Putri P Kec.Pamenang

3 Rajinem P Kec.Renah Pamenang

4 Yahya Sampena L Kec.Nalo Tantan

5 Alip L Kec.Pamenang

6 Mar‟atus P Kec.Renah Pembarat

50% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya.

Daerah Pemilihan : Merangin 4

1 Parhan L Kec.Tiang Pumpung

2 Tarmadi L Kec. Ilir

3 Rivni Risnita P Kec.Tisng Pumping

4 Wahidin L Kec. Jangkat

88

5 Aprina Yunita P Kec.Kota Baru Jambi

40% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya

Jumlah Bakal Calon Untuk Semua Daerah Pemilihan Sebanyak 34 Orang

11. Partai Bulan Bintang

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

Daerah Pemilihan: Merangin 1

1 Syarifuddin L Kec.Bangko

2 Armin L Kec.Bangko Barat

3 Sriyanah P Kec.Bangko

4 Syamsul Bahari L Kec.Bangko

5 Madi L Kec.Sungai Manau

6 Jariah P Kec.Nalo Tantan

7 Usman Syafruddin L Kec.Bangko

8 Erma Junita P Kec.Bangko

9 Sudirman Abdullah L Kec.Bangko

10 Emita Sari P Kec.Bangko

11 Ridwan L Kec.Batang Masumai

36,36% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penenmpatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 2

1 Syafruddin L Kec.Tabir

2 Muhammad Fuadi L Kec.Tabir

3 Rita P Kec.Tabir

4 Zainal Abidin L Kec.Tabir

5 Amerudin L Kec.Margo Tabir

6 Rina Suryani P Kec.Tabir

7 Ahmad Afandi L Kec.Tabir Barat

8 Marwan L Kec.Tabir

9 Jen Afriani L Kec.Tabir

10 Bunyamin L Kec.Tabir Ilir

11 Lizarti P Kec.Batang Masumai

12 M.Tobrani L Kec.Tabir

33,33% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 3

1 Syaparudin L Kec. Pamenang

2 Khairudin, S.Psi.I L Kec. Pamennag Barat

3 Butsi Asyuara P Kec.Pamennag

4 Syaiful Bahri L Kec.Bangko

5 Masruroh P Kec.Renah Pembarat

6 Rasuli L Kec.Pamennag Barat

7 Suniah P Kec.Pamenang

89

42,85% keterwakilan perempuan dan memenuhi penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 4

1 M.Janis L Kec. Sungai Tenang

2 Gusdarto L Kec.Jangkat

3 Putri P Kec.Sembah Masurai

4 Farmisyani P Kec.Sungai Tenang

5 Tajiri L Kec.Lembah Masurai

40% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya

Jumlah bakal calon untuk semua daerah peilihan sebanyak 35 orang

12. PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA

N

o

Nama Calon Jenis Kelamin Kabupaten/Kota/Kecamatan

Temat Tinggal Calon

Daerah Pemilihan : Merangin 1

1 Erlambang, Se L Kec. Bangko

2 Muhammad Nuh L Kec. Bangko

3 Windu Panca P Kec. Jambi Selatan

4 Abu Hasan, Se L Kec. Bangko Barat

5 Hendri L Kec. Batang Masumai

6 Nursimah P Kec. Nalo Tantan

7 Bambang Kasandra L Kec. Nalo Tantan

8 Ardison L Kec. Pamennag

9 Wirda Ningsih P Kec. Bangko

10 Dewi Efriani P Kec.Bangko

11 Abdul Gafar, Se L Kec. Batang Masumai

36,36% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 2

1 Samad L Kec.Tabir

2 Muhammad Jani L Kec.Tabir

3 Karniati P Kec.Tabir Barat

4 Sudirman L Kec.Tabir

5 Lazuardi, S.Kom L Kec.Tabir

6 Fatmawati P Kec.Tabir Lintas

7 Hamdani L Kec.Tabir Barat

8 Antoni, S.Pd L Kec.Tabir

9 Nuraini P Kec. Tabir Selatan

10 Sopian L Kec. Margo Tabr

11 Tri Yudaning R P Kec.Tabir Selatan

12 Ibrahim. K L Kec.Tabir Barat

33,33% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 3

90

1 Junaidi L Kec. Bangko

2 Deni Bambang Sunaryo L Kec. Bangko

3 Santi Novitasari,S.Kom P Kec. Renah Pembarat

4 Rakhmad Budiman, Ap L Kec. Pamenang

5 Yuliana P Kec. Pamennag

6 Agustina, A.M.Keb P Kec. Pamenang

7 Adrianus, Se L Kec. Bangko

42.85% Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penenmpatannya

Daerah Pemilihan : Merangin 4

1 Harmanadi L Kec. Sungai Tenang

2 Muhammad Zubir L Kec. Muaro Siau

3 Nur Israwati,S.Pd P Kec. Jangkat

4 Novi Susila Ningsih, A. Ma P Kec. Muara Siau

5 Siyaruddin L Kec. Jangkat

40 % Keterwakilan Perempuan Dan Memenuhi Penempatannya

Jumlah Bakal Calon Untuk Semua Daerah Pemilihan Sebanyak 35 Orang.

91

GAMBAR-GAMBAR

92

CURCULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Siti Hartinah

Nim : Sip.152078

Tempat/ Tanggal Lahir : Rantau Panjang, 27 Agustus 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln Pembangunan, Sebahau Kel.

Dusun Baru, Kec.Tabir

Kab. Merangin Prov. Jambi

Pekerjaan : Mahasiswi

Email : [email protected]

Nama Ayah : Syarkawi

Nama Ibu : Siti Aisyah

DATA PENDIDIKAN

No. Pendidikan Tempat Tahun Tamat

1

2

3

4

SD N rantau panjang

MTsN Rantau panjang

MAN Tabir

S.1 UIN STS Jambi

Tabir

Tabir

Tabir

Simp. Sei Duren

2009

2012

2015

2019