Identifikasi dan Analisis Persoalan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Mojokerto
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Identifikasi dan Analisis Persoalan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Mojokerto
Identifikasi dan Analisis Persoalan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Mojokerto
i
Cindy Nur A. R (3612100009)
Prisca Putri (3612100012)
Ulul Hidayah (3612100016)
Yuliastika M (3612100030)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penyusunan makalah penelitian kecil ini dapat diselesaikan
tepat waktu. Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada:
1.Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg. Dan ibu Vely
Kukinul Siswanto, ST, MT, MSc. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Ekonomi Wilayah.
2.Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dorongan
semangat.
3.Teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini.
Makalah dengan judul ”Identifikasi dan Analisis Persoalan
Ekonomi Wilayah di Kabupaten Mojokerto” ini disusun sebagai
tugas mata kuliah Ekonomi Wilayah dalam Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Dengan melakukan analisis persoalan dan kemudian menyusun
upaya dan rekomendasi untuk menangani persoalan ekonomi
wilayah yang telah di pelajari dalam perkuliahan.
Dalam proses penyelesaian makalah penelitian kecil ini
tentunya banyak kekurangan, baik dari pengambilan referensi
data maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah
ini.
ii
Demikianlah makalah ini disusun, semoga bermanfaat bagi
berbagai pihak dan dapat memberikan kontribusi pada
peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah Ekonomi Wilayah.
Surabaya, 7 April
2015
Penulis
iii
Daftar Isi
Cover........................................................iKata Pengantar..............................................iiDaftar Isi.................................................iiiDaftar Gambar..............................................iiiDaftar Tabel...............................................iiiBAB I PENDAHULUAN............................................41.1 Latar Belakang..........................................41.2 Tujuan Penulisan........................................41.3 Rumusan masalah.........................................51.4 Sistematika Penulisan...................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................62.1 Identifikasi Persoalan Ekonomi Wilayah..................62.2 Gambaran Umum..........................................62.3 Review Literatur......................................132.3.1 Tinjauan Kebijakan................................132.3.2 Ekonomi Wilayah....................................162.3.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah..................172.3.4 Faktor – Faktor Pertumbuhan Ekonomi Wilayah........182.3.5 Analisis Ekonomi Wilayah...........................202.3.6 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kabupaten Mojokerto................................................25
2.4 Analisis Persoalan Ekonomi Wilayah....................262.5 Konsep Penanganan Persoalan Ekonomi Wilayah...........41
iv
2.6 Lesson Learned........................................42BAB III KESIMPULAN..........................................43DAFTAR PUSTAKA..............................................44
v
Daftar Tabel
Tabel 1. Jumlah Desa dan Kelurahan tiap Kecamatan Tahun 2013. 8Tabel 2. Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan............9Tabel 3. Jumlah Penduduk Tahun 2011 – 2013..................10Tabel 4.Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2013............................11Tabel 5. Analisis LQ........................................27Tabel 6. Analisis LQ sektor basis...........................28Tabel 7. Analisis KPN.......................................30Tabel 8. Analisis Sektor KPP................................31Tabel 9. Analisis sub sektor KPP............................32Tabel 10. Analisis KPPW.....................................33Tabel 11. Analisis pertumbuhan ekonomi......................35Tabel 12. Analisis pergeseran bersih........................37Tabel 13. Analisis Tipologi Klausse.........................38Tabel 14. Analisis matriks..................................41
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya pembangunan wilayah tidak bisa
dilepaskan kaitannya dengan pembangunan nasional, salah
satu sasaran pembangunan nasional Indonesia adalah
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil
pembangunan, termasuk di dalamnya pemerataan pendapatan
antar wilayah. Untuk mencapai sasaran di atas bukanlah
pekerjaan ringan karena pada umumnya pembangunan ekonomi
suatu wilayah berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan
karakteristik yang dimiliki wilayah tersebut.
Pelaksanaan kepemerintahan daerah berdasarkan prinsip
otonomi yang luassebagaimana yang diatur dalam UU No.22
tahun 1999 tentang Pemerintah Daerahmemberikan konsekuensi
terhadap kewenangan pemerintah daerah
Kabupaten/Kotakhususnya di bidang pembuatan perencanaan
pembangunan. Kedudukan rumusanperencanaan pembangunan bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota sangat urgen danstrategis, karena
pada dasarnya suatu perencanaan berfungsi sebagai pedoman
danarah serta sebagai tolok ukur untuk menilai suatu
keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
Pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
yaitu meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk
masyarakat lokal. Demi mencapai tujuan tersebut, pemerintah
daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif membangun daerahnya. Oleh karena itu
7
pemerintah daerah harus mengetahui apa saja persoalan
ekonomi dan potensi yang dapat dikembangkan di wilayahnya.
Sehingga dari persoalan dan potensi yang ada dapat
dirumuskan konsep penanganan persoalan dengan
mengeksplorasi potensi di wilayah.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Identifikasi persoalan ekonomi wilayah di Kabupaten
Mojokerto
b. Analisa persoalan ekonomi wilayah di Kabupaten
Mojokerto
c. Merumuskan arahan pengembangan ekonomi wilayah di
Kabupaten Mojokerto
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penulisan
makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten
Mojokerto memiliki beragampersoalan ekonomi wilayah.
Sehingga rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah
identifikasi dan analisis persoalan ekonomi wilayah di
Kabupaten Mojokerto untuk merumuskan konsep penanganan
persoalan tersebut.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I menjelaskan tentang latar belakang dari persoalan
ekonomi wilayah di Kabupaten Mojokerto dan rumusan masalah
serta Sistematika Penulisan Makalah.
BAB II menjelaskan tentang pembahasan terkait persoalan
ekonomi wilayah di Kabupaten Mojokerto terkait identifikasi
8
persoalan ekonomi, gambaran umum persoalan ekonomi, review
literatur, analisisis persoalan ekonomi wilayah, konsep
penanganan persoalan, dan lesson learned.
BAB IIIberisi kesimpulan dari seluruh bab yang sudah
dijelaskan di bab I dan II
9
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi Persoalan Ekonomi Wilayah
a. Pendekatan pembangunan yang dilakukan pemerintah
Kabupaten Mojokerto selama ini masih menekankan pada
pendekatan pemecahan masalah secara multisektor. Sehingga
dalam pemilihan sektor kurang memperhatikan keunggulan
komparatif dan belum mendasarkan pada sektor potensial.
b. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mojokerto sendiri tidak
terlalu besar, keadaan ini berpengaruh sekali pada
penetapan program-program pembangunan. Hal ini
mengakibatkan perkembangan perekonomian di Kabupaten
Mojokerto kurang menggembirakan.
c. Adanya ketimpangan yang terjadi antar kecamatan yang ada
pada wilayah tersebut.
2.2 Gambaran Umum
Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Jawa Timur, dimana luas wilayah seluruhnya adalah
969.360 Km2 atau sekitar 2,09% dari luas Provinsi Jawa
Timur, dengan rincian penggunaan/pemanfaatan areal sebagai
berikut :
Pemukiman : 132,440 Km2
Pertanian : 371,010 Km2
Hutan : 289,480 Km2
Perkebunan : 170,000 Km2
Rawa-rawa/waduk : 0,490 Km2
Lahan kritis : 0,200 Km2
Padang rumput : 1,590 Km2
10
Semak-semak/alang-alang : 0,720 Km2
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Mojokerto ini
dari tahun ke tahun mengalami peralihan fungsi, misalnya
lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi lahan pemukiman,
pekarangan, bangunan dan lahan industri serta sebagian lagi
dialihkan menjadi jalan.
Kabupaten Mojokerto memiliki batas-batas administratif
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik
Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten
Pasuruan
Sebelah Selatan : Kota Batu
Sebelah Barat : Kabupaten Jombang
Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Mojokerto terletak
antara 111°20’13” s/d 111°40’47” Bujur Timur dan antara
7°18’35” s/d 7°47” Lintang Selatan. Secara administratif
Kabupaten Mojokerto masuk Wilayah Kerja Badan Koordinasi
Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Bojonegoro, sedangkan
secara spatial Tata Ruang Jawa Timur adalah masuk dalam
kawasan pengembangan “Gerbang Kertosusila”. Kabupaten
Mojokerto terdiri atas 18 Kecamatan, 299 Desa dan 5
Kelurahan dengan perincian berikut ini:
Tabel 1. Jumlah Desa dan Kelurahan tiap Kecamatan Tahun 2013
No
.Kecamatan
JumlahKelurahan Desa
1 Trowulan 162 Sooko 15
11
3 Puri 164 Bangsal 175 Mojoanyar 126 Gedeg 147 Kemlagi 208 Dawarblandong 189 Jetis 1610 Mojosari 5 1411 Ngoro 1912 Pungging 1913 Kutorejo 1714 Dlanggu 1615 Jatirejo 1916 Gondang 1817 Pacet 2018 Trawas 13Sumber data : Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten
Mojokerto Tahun 2013
Topografi
Berdasarkan struktur tanahnya, wilayah Kabupaten
Mojokerto cenderung cekung ditengah-tengah dan tinggi di
bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah
pegunungan dengan kondisi tanah yang subur, yaitu meliputi
Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian
tengah merupakan wilayah dataran sedang, sedangkan bagian
utara merupakan daerah perbukitan kapur yang cenderung
kurang subur.
Tabel 2. Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan
No Kecamatan Rata-rata dari Luas daerah
12
permukaaan laut
(m)
(Km2)
1 Jatirejo 140 107,622 Gondang 240 98,623 Pacet 470 107,984 Trawas 600 58,005 Ngoro 120 70,506 Pungging 100 45,007 Kutorejo 170 43,508 Mojosari 100 28,859 Bangsal 60 25,8410 Mojoanyar 54 23,3711 Dlangu 120 35,8212 Puri 70 34,6513 Trowulan 60 45,9314 Sooko 64 19,3015 Gedeg 36 26,1816 Kemlangi 52 42,3517 Jetis 60 53,0518 Dawarblandong 75 102,80Kab. Mojokerto 64 939,36
Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2013
Sekitar 30% dari keseluruhan wilayah Kabupaten
Mojokerto, tingkat kemiringan tanahnya lebih dari 15
derajat, sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran sedang
dengan tingkat kemiringan kurang dari 15 derajat. Pada
umumnya tingkat ketinggian wilayah di Kabupaten Mojokerto
rata-rata berada kurang dari 500 meter diatas permukaan
laut, dan hanya Kecamatan Pacet dan Trawas yang merupakan
13
daerah terluas yang memiliki daerah dengan ketinggian lebih
dari 700 meter di atas permukaan laut.
Ketinggian Lahan
Berdasarkan ketinggian lahan, wilayah Kabupaten
Mojokerto terletak antara 15 sampai dengan di atas 600 meter
dari permukaan laut. Ketinggian lahan dari permukaan laut
merupakan salah satu faktor yang menentukan jenis
peruntukannya, oleh karena itu ketinggian lahan merupakan
salah satu penentu dalam menetapkan wilayah tanah usaha.
Luas daerah berdasarkan ketinggian tempat adalah ketinggian
0-500 m dengan luas 849,98 ha mencapai 87,69 %. Dan
ketinggian 500-1000 m engan luas 119,28 mencapai 12,31 %.
Iklim
Seperti wilayah lainnya di Indonesia, di Kabupaten
Mojokerto hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Selama tahun 2012 jumlah curah hujan lebih
tinggi dibanding jumlah curah hujan selama tahun 2011.
Selama tahun 2012 total curah hujan setahun dari 18 stasiun
pengamat yang terdapat di Kabupaten Mojokerto mencapai
1.928 mm, sedangkan tahun sebelumnya hanya sebesar 1.398
mm. Jumlah hari hujan selama tahun 2012 mencapai 92 hari
dan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang
mencapai 66 hari.
Jumlah curah hujan maupun hari hujan pada bulan Januari
sampai dengan Mei 2012 di sebagian besar stasiun pengamat
bulan Juni menurun dan pada bulan Agustus sampai buln
September tidak terdapat hujan sama sekali yang berarti
waktunya musim kemarau. Pada bulan Oktober mulai meningkat
14
lagi sampai akhir tahun. Hal ini disebabkan karena perubahan
iklim yang tidak menentu.
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 sebanyak
1.162.630 jiwa. Dari data yang ada, pertumbuhan penduduk
rata-rata dalam 3 tahun terakhir mencapai 4,00%. Jumlah
penduduk dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Penduduk Tahun 2011 – 2013
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013Jumlah Pnduduk 1.112.821 1.143.747 1.162.630
Laki-laki 559.793 575.435 585.135Perempuan 553.028 568.312 577.495
Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2013
Berdasarkan jenis kelamin maka jumlah penduduk laki-
laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Dalam Tahun 2013 jumlah penduduk laki-laki Kabupaten
Mojokerto sebesar 585.135 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebesar 577.495 jiwa. Berikut data jumlah penduduk Kabupaten
Mojokerto menurut jenis kelamin untuk tiap kecamatan.
Tabel 4.Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto Menurut JenisKelamin Per Kecamatan Tahun 2013
No KecamatanJenis Kelamin Jumlah
PendudukLaki-laki perempuan1 Jatirejo 22.751 22.915 44.9462 Gondang 22.650 22.436 45.0863 Pacet 30.158 29.979 60.1374 Trawas 15.798 15.869 31.6675 Ngoro 41.704 41.778 83.4826 Pungging 39.580 39.157 78.737
15
7 Kutorejo 33.640 32.816 66.4568 Mojosari 41.182 40.228 81.4109 Dlangu 29.528 29.366 58.89410 Bangsal 27.027 26.370 53.39711 Puri 39.984 39.411 79.39512 Trowulan 40.158 39.303 79.46113 Sooko 39.878 39.168 79.04614 Gedeg 31.237 30.859 62.09615 Kemlangi 31.421 31.374 62.79516 Jetis 44.913 43.855 88.76817 Dawarblandong 27.115 27.545 54.66018 Mojoanyar 26.411 25.786 52.197Jumlah 585.135 577.495 1.162.630Sumber data : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Mojokerto Tahun 2013
Luas lahan untuk usaha pertanian seluruhnya 97.790
Ha, terdiri dari lahan sawah seluas 36.777 Ha dan lahan
bukan sawah 61.013 Ha. Dari luas lahan sawah tersebut
terdapat 36.574 Ha (67,1%) berpengairan teknis. Sisanya
adalah lahan sawah berpengairan setengan teknis,
sederhana, desa/non PU dan tadah hujan. Lahan sawah yang
dapat ditanami padi sebanyak dua kali luasnya tidak
bertambah. Sebaliknya untuk luas lahan sawah yang hanya
dapat ditanami pasi satu kali (24,33%).
Luas Tanam, Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Jagung
2013
16
Pengadaan Gabah di Kabupaten Mojokerto mengalami
kenaikan. Selama tahun 2012 realisasi pengadaan gabah untuk
Kabupaten Mojokerto 828,69 ton. Sementara pada tahun 2011
sebesar 633 ton. Kebijaksanaan harga dasar gabah yang
ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2012 sebesar Rp.4.200
per kg dan berarti meningkat dari Rp.3.345 per kg pada
tahun 2011. Harga pembelian gabah oleh KUD mengalami
kenaikan sebesar menjadi Rp.4.200,- per kg.Begitu juga
dengan harga pembelian beras oleh KUD menjadi Rp.6.200,-
per kg.
Untuk industry sebanyak 233 unit usaha, terdiri dari
61 perusahaan industry besar dan 162 perusahaan industry
sedang. Yang paling banyak pada sub sector industry pupuk
kimia dan barang dari bahan kimia, barang dari karet dan
plastic yaitu 42 perusahaan. Sedangkan sub sector industry
pengolahan lainnya mampu menyerap tenaga kerja terbesar
hingga 9.376 orang.Begitu juga untuk usaha industry
mikro,kecil dan menengah bahwa yang paling banyak pada sub
sector makanan,minuman, dan tembakau yaitu 902 unit usaha
dan mampu menyerap tenaga kerja sampai dengan 1.804 orang.
Banyaknya Perusahaan Industri Menurut Kategori
18
Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto
2.3 Review Literatur
2.3.1 Tinjauan KebijakanDalam RPJMD Kabupaten Mojokerto periode 2011-2015
pada misi no 4 disebutkan bahwa mewujudkan ekonomi daerah
yang mandiri, berdaya saing, berkeadilan, dan berbasis
pada ekonomi kerakyatan. Pada Perda Kabupaten Mojokerto
Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Mojokerto tahun 2012–2032 bagian Ketiga tujuan
penataan ruang Pasal 10 ayat 9 strategi penentuan kawasan
strategis yang mendukung pengembangan sektor ekonomi
potensial, pengembangan wilayah Utara, dan daya dukung
19
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf
i meliputi:
a. Mendorong pengembangan sentra ekonomi agropolitan di
wilayah selatan serta perdagangan dan jasa di wilayah
tengah;
b. Mendorong pengembangan kawasan industri dan permukiman
di wilayah utara;
c. Mendorong pengembangan pariwisata terpadu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan kawasan bersejarah dan
potensi alam;
d. Mendorong pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar
masyarakat di daerah sulit air dan kekeringan
e. Mengendalikan kegiatan pertambangan batuan; dan
f. Mengendalikan kualitas lingkungan hidup yang
disesuaikan dengan kajian lingkungan hidup strategis
sesuai lampiran vii.
Dalam RTRW Kabupaten Mojokerto tahun 2012-2013
rencana pengembangan kawasan strategis ketahanan ekonomi
meliputi :
A. Kawasan industri
1. Kawasan industri ngoro (desa ngoro, kutogirang kec
ngoro)
2. Kawasan industri mojoanyar (desa desa
kepuhanyar,sadartengah,dan lengkong kec mojoanyar)
3. Kawasan industri jetis (desa mojolebak,parengan
dan perning kecamatan jetis)
4. Telah berkembang secara individual di desa
mojolebak,parengan dan perning kecamatan jetis.
20
Dengan jenis aneka industri, luas lahan yang
berpotensial 500 ha.
5. Perluasan diarahkan di desa sidorejo dan lakardowo
kec jetis.
6. Peningkatan infrastruktur jalan kupang – perning-
wringinrejo kabupaten gresik. Serta ruas jalan
canggu-jetis-perning-lakardowo-madureso kec
dawarblandong.
B. Industri Terbatas
Untuk mendukung kawasan industri terbatas
tersebut maka rencana pengembangan yang dapat
dilakukan yaitu ;
1. Arahan lokasi pengembangan industri terbatas
dibatasi dengan interval 350 sampai 500 meter dari
bahu jalan.
2. Pengembangan buffer zone (kawasan penyangga) untuk
memisahkan antara permukiman dan kawasan industri
terbatas tersebut.
3. Industri yang dikembangkan merupakan industri non
polutan.
4. Untuk setiap pengembangan kawasan industri
(perluasan) perlu dilengkapi dokumen pengendalian
lingkungan (amdal,ukl/upl sesuai ketentuan yang
berlaku).
C. Kawasan cepat tumbuh
1. Gedeg, sebagai pusat koleksi hasil pertanian
perkebunan dan kehutanan, industri dengan wilayah
pendukung adalah jetis, dawarblandong dan kemlagi
21
2. Sooko, sebagai pusat koleksi dan distribusi hasil
pertanian perkebunan dan kehutanan dengan wilayah
pendukung puri, trowulan jatirejo, mojanyar
3. Pacet dengan kegiatan utama adalah pusat pertanian
tanaman pangan dan komoditas perkebunan dengan
wilayah pendukung adalah gondang, trawas.
4. Mojosari, sebagai pusat kegiatan pelayanan
perdagangan dan distribusi industri dan pertanian
dengan wilayah pendukungnya kecamatan ngoro,
plungging, bangsal, dlanggu
5. Pusat pelayanan antar desa (desa pusat
pertumbuhan/dpp) merupakan pusat permukiman
perkotaan di masing-masing kecamatan.
6. Pusat pengembangan agribisnis mengikuti struktur
pengembangan kegiatan utama maupun kegiatan
pendukung.
7. Kegiatan pendukung pengembangan kawasan perdesaan
adalah pengembangan kegiatan industri dan
pergudangan produk pertanian, prasarana transportasi
seperti terminal, dan prasarana pendukung seperti
balai penelitian dan pelatihan pengembangan
pertanian.
D. Kawasan agropolitan
Beberapa wilayah di kabupaten mojokerto
diarahkan sebagai kawasan agropolitan dengan konsep
ekopolitan, karena memiliki potensi pertanian dan
perkebunan yang baik. Pengembangan kawasan
ekopolitan di kabupaten mojokerto diarahkan pada
22
kecamatan pacet,dlanggu dan gondang. Kawasan
ekopolitan dapat menjadi objek agrowisata yang ada
di kabupaten mojokerto. Adapun pengembangan kawasan
ekopolitan di kabupaten mojokerto adalah :
1. Kawasan ekopolitan menjadi satu kesatauan dengan
kegiatan perdesaan sebagai pemasuk komoditi agro
terutama komoditi holtikultura.
2. Pengembangan agro industri, merupakan industri
rumah tangga non polutif yang mengolah komoditi
hasil pertanian yang ada.
3. Pengembangan sistem kegiatan dan pengembangan
sarana dan prasarana pendukung seperti terminal
agribis, bank. Balai penelitian dan pengembangan,
sekolah kejuruan pertanian dsb.
4. Pengembangan agroindustri sebagai pilihan model
modernisasi pedesaan haruslah dapat meningkatkan
kesempatan kerja dan pendapatan petani. Untuk itu
perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu
disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan
ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga
alokasi sumberdaya dan dana yang terbatas, dapat
menghasilkan output yang optimal, yang pada
gilirannya akan berdampak positif terhadap
kesejahteraan masyarakat. Agar model pembangunan
pedesaan yang berkelanjutan dapat terwujud
diperlukan pedoman pengelolaan sumberdaya melalui
pemahaman wawasan agroekosistem secara bijak,
yaitu pemanfaatan aset-aset untuk kegiatan ekonomi
23
tanpa mengesampingkan aspek-aspek pelestarian
lingkungan.
E. Kawasan pengembangan perkotaan baru
Kawasan perkotaan baru yang direncanakan
untuk dikembangkan dalam upaya untuk
mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun
akibat dari semakin tingginya tingkat aksesbilitas
kabupaten mojokerto adalah meliputi ;
1. Kawasan perkotaan interchange milirip/kota mandiri
canggu, kecamatan jetis
2. Kawasan perkotaan interchange pagerluyung
kecamatan gedeg
3. Kawasan perkotaan dawarblandong sebagai pendukung
kawasan industri jetis, kecamatan dawarblandong.
4. Kawasan perkotan airlangga city, kecamatan ngoro.
2.3.2 Ekonomi Wilayah Pergerakan pertumbuhan ekonomi secara riil dari
tahun ke tahun dapat dijelaskan melalui penyajian Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan
berkala.Sektor-sektor ekonomi yang utama yang memiliki
peranan dominan sangat berpengaruh terhadap gerak laju
pertumbuhan ekonomi lainnya.PDRB atas harga konstan di
Kabupaten Mojokerto dapat digunakan sebagai analisis
keberhasilan dan kekurangan tentang langkah-langkah
kebijaksanaan yang telah diambil atau dilakukan oleh
pemerintah daerah.Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel-tabel di bawah mengenai PDRB atas harga berlaku dan
mengenai PDRB atas harga konstan.
24
Hasil perhitungan PDRB atas harga berlaku dan atas
harga konstan yang tidak dipengaruhi harga atau faktor
harga yang sudah dieliminir yang dihasilkan dapat
memberikan gambaran tingkat kemampuan dalam mengelola
faktor-faktor produksi dan sumberdaya alam yang ada.Oleh
karena itu keberadaan PDRB merupakan salah satu bahan
pengkajian dan evaluasi terhadap kebijakan dan
pelaksanaan pembangunan ekonomi di Kabupaten Mojokerto.
2.3.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi WilayahMenurut Imelia (2006), teori pertumbuhan wilayah
didasarkan atas berbagi pendapat para ahli diantara
adalah sebagai berikut.
A. Export Base Models (Douglas C. North)
Kelompok ini berpendapatan bahwa pertumbuhan
ekonomi suatu region akan lebih banyak ditentukan oleh
jenis keuntungan lokasi (comperative advantage)dan dapat
digunakan oleh daerah tersebut sebagai kekuatan
ekspor. Keuntungan lokasi umumnya berbeda setiap
region.Hal ini tergantung pada keadaan geografi daerah
setempat.Export Base Models berorientasi pada prinsip
Comperative advantage dan Comperative Competitive.
B. Model Neo Klassik
Penekanan analisanya pada peralatan fungsi
produksi.Unsur-unsur yang menentukan pertumbuhan
ekonomi regional adalah modal, tenaga kerja dan
tehnologi.Selain itu dibahas secara mendalam
perpindahan penduduk (migrasi) dan lalu lintas modal
terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
25
Model Neo Klassik mengatakan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat pertumbuhan suatu negara
dengan perbedaan kemakmuran daerah (regional disparity) pada
negara yang bersangkutan. Pada saat proses pembangunan
baru dimulai (NSB) tingkat perbedaan kemakmuran antar
wilayah cenderung menjadi tinggi (Divergence) sedangkan
bila proses proses pembangunan telah berjalan dalam
waktu lama (Negara maju) maka perbedaan tingkat
kemakmuran antar wilayah cenderung menurun (Convergenc)
&Teori Simon Kuznet Alasan pada NSB) adalah sebagai
berikit :
1. Lalu lintas orang dan modal masih belum lancar
2. Belum lancarnya fasilitas perhubungan dan
komunikasi
3. Masih kuatnya tradisi yang menghalangi mobilitas
penduduk yang mengakibatkan belum lancarnya arus
perpindahan orang dan modal antar wilayah.
C. Model Cumulative Causation (Keynes)
Menurut Dixon dan Thirwall (1974) Setiap negara
akan mengalami “Verdoorn Effect“ tidak terjadi
Convergence dalam perbedaan tingkat kemakmuran antar
wilayah walaupun negar tsb tergolong maju. Daerah maju
tetap berkembang secara pesat karena adanya hubungan
positif antara kemajuan tehnologi dengan tingkat
keuntungan perusahaan (usaha).Sedangkan daerah yang
kurang berkembang akanm tetap berkembang secara lambat
karena tingkat keuntungan yang diperoleh usahawan pada
daerah ini rendah.Peningkatan pemerataan pembangunan
26
tidak dapat hanya diserahkan pada mekanisme pasar.Tapi
dapat dilakukan melalui campur tangan aktif dari
pemerintah dalam bentuk program-program pembangunan
wilayah.
D. Model Core Periphery (John Friedman)
Menekankan analisanya pada hubungan yang erat dan
saling mempengaruhi antara pembangunan kota(core) dan
desa (periphery). Menurut teori ini gerak langkah
pembangunan daerah perkotaan. Akan lebih banyak
ditentukan oleh keadaan desa –desa sekitarnya.
Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan sangat
ditentukan oleh arah pembangunan daerah
perkotaan.Aspek interaksi antar daerah (spatial interaction).
Menurut John Friedman hubungan Core Periphery dapat
terjadi disebabkan karena (1) Perluasan pasar (2)
Penemuan sumber-sumber baru (3) Perbaikan prasarana
perhubungan (4) Penyebaran tehnologi antar daerah.
2.3.4 Faktor – Faktor Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Dalam buku Tarrigan, pertumbuhan wilayah adalah
pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang
terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh
nilai tambah (added value) yang terjadi. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
27
Terjadinya pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari
peranan sektor-sektor yang ada dalam suatu
perekonomian.Untuk melihat sektor-sektor yang memberikan
peran utama bagi perkembangan perekonomian wilayah.
Menurut Richardson (2001) dan Glasson (1997), salah satu
cara atau pendekatan model ekonomi regional adalah
analisis basis ekonomi (economic base), model ini dapat
menjelaskan struktur ekonomi daerah atas dua sektor,
yaitu sektor basis dan non basis. Model economic base
menekankan pada ekspansi ekspor sebagai sumber utama
pertumbuhan ekonomi daerah.
Simon Kuznets dalam Sukirno, mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan kemampuan suatu
negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi
penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh
kemajuan teknologi, kelembagaan serta penyesuaian
ideologi yang dibutuhkan (Sukirno, 1995). Perekonomian
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa
riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada
tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat
Pertumbuhan Ekonomi
- Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
- Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang
lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya
melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
28
bersangkutan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi wilayah adalah sebagai berikut:
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun
demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam
mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya
alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan,
pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas
serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan
dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
29
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat
berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur,
ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat
proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois,
boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA
dan meningkatkan kualitas IPTEK.Sumber daya modal berupa
barang-barang modal yang sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
2.3.5 Analisis Ekonomi WilayahAdapun dalam melakukan analisis dalam mengetahui
pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Mojokerto digunakan
dua pendekatan analisis yakni Analisis Location Quotient
(LQ) dan Analisis Shif-Share.
A. Analisis Location Quotient (LQ)
Menurut Hood (1998) dalam Hendayana (2003), LQ
merupakan suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih
sederhana dengan segala kelebihan dan keterbatasannya
serta metode ini merupakan metode yang umum digunakan
dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk
memahami sektor kegiatan yang menjadi pemicu
30
Vik/VkVip/Vp
pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau
derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui
pendekatan perbandingan.
Perbandingan relatif Model Location Quotient (LQ)
ini dapat dinyatakan melalui persamaan matematis
berikut : LQ =
Dimana :
Vik = Nilai output (PDRB) sektor i daerah studi
k (kabupaten/kota misalnya) dalam pembentukkan
Produk Domestik Regional Riil (PDRB) daerah studi k
Vk = PDRB total semua sektor di daerah k
Vip = Nilai output (PDRB) sektor i daerah
referensi p (propinsi misalnya) dalam pembentukkan
PDRB daerah referensi p
Vp = PDRB total disemua sektor daerah referensi
p
Asumsi utama dalam analisis LQ adalah bahwa
semua penduduk di setiap daerah mempunyai pola
permintaan yang sama dengan pola permintaan pada
tingkat daerah referensi (pola pengeluaran secara
geografis adalah sama), produktivitas tenaga kerja
adalah sama dan setiap industri menghasilkan barang
yang sama (homogen) pada setiap sektor (Widodo,
2006).
31
Struktur perumusan LQ memberikan beberapa nilai
sebagai berikut (Bendavid-Val, 1997 dalam Widodo,
2006) :
•LQ > 1 : berarti laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi k adalah lebih besar bila
dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang
sama dalam perekonomian daerah referensi p. Dengan
demikian, sektor i merupakan sektor unggulan
daerah studi k sekaligus merupakan basis ekonomi
untuk dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi
k
•LQ < 1 : berarti laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi k adalah lebih kecil dibandingkan
dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam
perekonomian daerah referensi p. Dengan demikian,
sektor i bukan merupakan sektor unggulan daerah
studi k dan bukan merupakan basis ekonomi serta
tidak prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut
oleh daerah studi k
•LQ = 1 : berarti laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi k adalah sama dengan laju pertumbuhan
sektor yang sama dalam perekonomian daerah
referensi p.
B. Analisis Shift-Share (SS)
Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan
metode yang sederhana dan sering dilakukan oleh
praktisi dan pembuat keputusan baik lokal maupun
regional di seluruh dunia untuk menetapkan target
32
industri/sektor dan menganalisis dampak ekonomi.
Analisis Shiftshare memungkinkan pelaku analisis untuk
dapat mengidentifikasi keunggulan daerahnya dan
menganalisis industri/sektor yang menjadi dasar
perekonomian daerah. Analisis Shift-share juga merupakan
suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada
perekonomian regional maupun lokal. Analisis Shift-share
menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu wilayah
dibandingkan dengan perekonomian nasional. Bila suatu
daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya
dalam perekonomian nasional, maka akan dapat ditemukan
adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian
daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektorsektor di
suatu wilayah akan dibandingkan dengan laju
pertumbuhan perekonomian nasional beserta sektor-
sektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap
penyimpangan yang terjadi sebagai hasil dari
perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif,
hal itu disebut keunggulan kompetitif dari suatu
sektor dalam wilayah tersebut (Soepono, 1993:44)
Analisis Shift-share dikembangkan oleh Daniel B.
Creamer (1943). Analisis ini digunakan untuk
menganalisis perubahan ekonomi (misalnya pertumbuhan
atau perlambatan pertumbuhan) suatu variabel regional
sektor/industri dalam suatu daerah. Variabel atau data
yang dapat digunakan dalam analisis adalah tenaga
kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan,
33
Pendapatan Regional Domestik Bruto (PDRB), jumlah
penduduk, dan variabel lain dalam kurun waktu
tertentu.
Dalam analisis Shift-share, perubahan ekonomi
ditentukan oleh tiga komponen sebagai berikut.
1.Komponen pertumbuhan nasional (National Share)
2.Komponen pertumbuhan proporsional (Proportional Share)
3. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah (Differential Share)
PE = KPN + KPP + KPPW
Dimana:
PE: Pertumbuhan Ekonomi
KPN : Komponen Pertumbuhan Nasional
KPP : Komponen Pertumbuhan Proporsional
KPPW : Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah
a. KPN (Komponen Pertumbuhan Nasional)
KPN=YtYo
−1
Dimana:
Yt : indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun
analisis
Yo : indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun
analisis
b. KPP (Komponen Pertumbuhan Proporsional)
KPP=YitYio
−YtYo
Dimana:
Yit : indikator ekonomi wilayah nasional sektor i,
akhir tahun analisis
34
Yio : indikator ekonomi wilayah nasional sektor i,
awal tahun analisis
Yt : indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun
analisis
Yo : indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun
analisis
c. KPPW (Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah)KPP=
yityio
−YitYio
Dimana:
Yit : indikator ekonomi wilayah nasional sektor i,
akhir tahun analisis
Yio : indikator ekonomi wilayah nasional sektor i,
awal tahun analisis
yit : indikator ekonomi wilayah nasional tingkat 2
sektor i, akhir tahun analisis
yio : indikator ekonomi wilayah nasional tingkat 2
sektor i , awal tahun analisis
C. Analisis MSA
Metode Multi-Sector Analysis (MSA) diperkenalkanpada tahun 1998 oleh Robert dan Stimson. MSA digunakansebagai alat analisis kualitatif dalam mengukurtingkat kompetitif dari faktor-faktor terkaitperanannya dalam perkembangan wilayah. Analisis inidigunakan untuk melengkapi bukti pendukung strategipengembangan perekonomian pada daerah tersebut padapertengahan tahun 90-an. Seiring perkembangannya,Washington DC, AS, turut mengaplikasikan MSA gunamenentukan dasar dari perkembangan wilayah kedepannyaserta strategi pengembangan perekonomiannya (Stough,2001 dalam Regional Economic Development Analysis andPlanning Strategy). Selain itu, MSA juga digunakan
35
untuk menganalisis kebutuhan infrastruktur di Ho ChiMinh, Vietnam (Roberts dan Lindfield,2000 dalamRegional Economic Development Analysis and PlanningStrategy). Melaksanakan MSA ekonomi daerah membutuhkanwaktu dan sumber daya. Langkah-langkah yang terlibatdalam proses dibahas di bawah ini:
1. Mengidentifikasi Faktor dan MengembangkanPertanyaan. Tahap pertama dalam melakukan analisismulti-sektor latihan adalah untuk mengidentifikasifaktor-faktor dan pertanyaan untuk dimasukkan dalamkuesioner survei atau untuk dipertimbangkan olehpanel ahli. Faktor tercantum di atas memberikandasar yang berguna untuk mengembangkan pertanyaanuntuk analisis. Ini Faktor-faktor yang panduan, danorganisasi yang menggunakan MSA mungkin inginmengembangkan spesifik Kriteria untuk tujuanmelakukan analisis daerah mereka sendiri. Ukuransampel kemudian harus dikembangkan untuk pekerjaansurvei, atau dalam kasus panel, ahli perludiidentifikasi dan pendekatan untuk mencarikesediaan mereka untuk berpartisipasi pada panel.
2. Mengembangkan Kerangka Sampel Survei atau Panel.Jumlah kuesioner diperlukan untuk jenis analisisakan tergantung pada jumlah industry sektor untukdiselidiki. Untuk analisis komparatif hal iniberguna untuk mengadopsi deskripsi sektor industriyang sama yang digunakan untuk mempersiapkan tabelinput-output regional jika ini tersedia. Jika tidak,penerapan klasifikasi standar industri nasionaldisarankan. Dalam mengembangkan kerangka sampeluntuk pendekatan kuesioner, sampel 5 sampai 10 untuksetiap sektor industri mungkin cukup, meskipun lebihdapat digunakan. Dalam beberapa sektor itudiinginkan untuk melakukan yang lebih besar jumlahsurvei karena sifat beragam sektor industri. Ketikamenyelidiki sektor industri, mencapai antara 10 dan
36
25 kuesioner untuk masing-masing yang diinginkan.Untuk analisis statistik yang lebih rinci, lebihdari 30 kuesioner per sektor industri akandiperlukan. Dalam besar metropolitan daerah,sebanyak 200 hingga 500 industri, organisasi danasosiasi harus disurvei. Dalam keadaan seperti itu,mungkin dianjurkan untuk menggunakan sampling desainuntuk setiap sektor industri. Mail dan surveielektronik mode dapat digunakan untuk mengumpulkanevaluasi MSA dari perusahaan-perusahaan di sektorindustri.
3. Melakukan Survei atau Evaluasi Panel. Setelah desainkuesioner telah selesai, hal ini berguna untukmenjalankan survei percontohan kecil sekitar sepuluhorganisasi untuk menghapus bug dari survei dananalisis data proses. ini akan biasanyamengakibatkan modifikasi kecil untuk pertanyaan, dandimasukkannya faktor baru dan pertanyaan. Kuesionerbiasanya didistribusikan ke bisnis, pemerintahterkemuka, profesional dan organisasi pendidikan danlainnya para ahli berdasarkan tingkat sampling yangdisarankan di atas. Langkah-langkah berikut inidiambil untuk melakukan survei setelah kuesionertelah diselesaikan:a. bisnis Advise, organisasi profesi danmasyarakat survei dan melibatkan mereka dalamperkembangannya. Jika organisasi menyadarikeberadaan survei dan tujuannya, tingkat responbiasanya akan tinggi.
b. Mengidentifikasi dan pilih perusahaan danorganisasi yang akan disurvei dan nama kontak.
c. Hubungi ini untuk mendapatkan kesediaan merekauntuk berpartisipasi dalam survei.
d. Memberikan instruksi yang jelas, termasukcontoh-contoh dalam kuesioner, tanggapan untuk
37
pertanyaan dan peluang bagi organisasi untukmenambahkan komentar atau klarifikasi jawaban.
2.3.6 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kabupaten Mojokerto
Faktor pertumbuhan ekonomi wilayah pada Kabupaten
Mojokerto terdiri dari faktor ekternal dan internal
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi wilayah dari luar wilayah Kabupaten
Mojokerto. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupetn Bekasi adalah
sebagai berikut:
a. Keuntungan Lokasional dari Kedekatan dengan Sidoarjo,
Gresik, Surabaya
Keuntungan lokasional ini karena Kabupaten Mojokerto
masuk kedalam Kawasan Gerbangkertosusilo sehingga
sangat berpengaruh kepada Kabupaten Mojokerto terutama
pada sektor industri dan perdagangan dan jasa. Misal
pada sub sektor kehutanan, Kabupaten mengekpor hasil
olahan ke daerah – daerah sekitarnya.
b. Arahan Kebijakan
Dari arahan kebijakan RTRW Kabupaten Mojokerto
diarahkan kepada sektor industri pengolahan dan
pertanian. Sektor ini di dorong hingga memberikan
kontribusi yang besar pada pertumbuhan ekonomi wilayah
Kabupaten Mojokerto.
Faktor Internal
38
Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi wilayah dari dalam wilayah Kabupaten
Mojokerto. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupetn Bekasi adalah
sebagai berikut:
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja sangat mempengaruhi pada pertumbuhan
wilayah Kabupaten Mojokerto. Tenaga kerja murah dan
mudah di dapatkan pada Kabupaten.
b. Bahan baku
Kabupaten Mojokerto juga diarahkan pada sektor
agribisnis. Sektor ini juga berperan dalam memberikan
kontribusi bahan baku pada industri pengolahan.
c. Teknologi
Pada Kabupaten Mojokerto terdapat kawasan industri
Muaragembong. Dimana peranan teknologi sangat penting.
Salah sektor unggulan pada industri pengolahan yaitu
non migas yang membutuhkan teknologi canggih.
d. Aksesibilitas
Keuntungan lokasi juga didukung aksesibilitas yang
memadai
2.4 Analisis Persoalan Ekonomi Wilayah
1. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk
mengetahui sektor-sektor ekonomi manakah yang termasuk
sektor basis atau berpotensi ekspor dan manakah yang
termasuk bukan merupakan sektor basis. Hal tersebut dapat
terlihat jika LQ menunjukkan angka lebih dari satu (LQ >
39
1) berarti sektor tersebut merupakan sektor basis.
Kemudian jika hasil menunjukkan angka kurang dari satu
(LQ<1) berarti sektor tersebut bukan merupakan sektor
basis. Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten
Mojokerto selama 5 tahun (2009-2013) selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Analisis LQ
N
o
Sektor/Sub Sektor LQ Rata
" LQ
Ket
.
Pering
kat200
9
201
0
201
1
201
2
201
31 PERTANIAN 1,2
0
1,2
4
1,2
3
1,2
2
1,2
1
1,22 Bas
is
3
2 PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
6,6
6
6,8
8
7,0
2
7,0
7
7,3
7
7,00 Bas
is
1
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 5,2
5
5,3
9
5,6
0
5,8
1
5,9
0
5,59 Bas
is
2
4 LISTRIK, GAS DAN AIR
BERSIH
0,6
3
0,6
4
0,6
5
0,6
6
0,6
7
0,65 Non
Bas
is
6
5 BANGUNAN 0,7
8
0,7
3
0,7
2
0,7
2
0,7
1
0,73 Non
Bas
is
5
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
0,5
2
0,5
2
0,5
2
0,5
2
0,5
2
0,52 Non
Bas
is
7
7 PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI
0,9
1
0,9
6
1,0
3
1,0
9
1,1
5
1,03 Bas
is
4
8 KEU, PERSEWAAN DAN 0,3 0,4 0,4 0,4 0,4 0,41 Non 9
40
N
o
Sektor/Sub Sektor LQ Rata
" LQ
Ket
.
Pering
kat200
9
201
0
201
1
201
2
201
3PERUSAHAAN 9 0 1 2 2 Bas
is9 JASA-JASA 0,4
7
0,4
7
0,4
6
0,4
6
0,4
7
0,47 Non
Bas
is
8
Total 1,0
0
1,0
0
1,0
0
1,0
0
1,0
0
1,00
Berdasarkan hasil analisis Location Quotient yang
terdapat dalam tabel diatas maka sektor-sektor ekonomi
yang menjadi sektor basis dalam perekonomian regional
Kabupaten Mojokerto adalah sektor Pertanian,
Pertambangan dan penggalian, Industri Pengolahan,
Pengangkutan dan Komunikasi. Sedangkan sektor yang tidak
basis dan tidak terlalu diprioritaskan dalam pengambangan
ekonomi adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih,
Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Keuangan,
Persewaan san Perusahaan. Jika dilihat dari setiap sub
sektor yang ada di masing masing sektor basis akan
terlihat subsektor yang menjadi unggulan dalam
pengembangan ekonomi Kabutapen Mojokerto, adapun
subsektor yang menjadi unggulan untuk dikembangkan adalah
:
Tabel 6. Analisis LQ sektor basis
41
No Sektor/Sub Sektor LQ Rata
" LQ200
9
201
0
201
1
201
2
201
31 PERTANIAN 1,2
0
1,2
4
1,2
3
1,2
2
1,2
1
1,22
a. Tanaman Bahan Pangan 0,7
2
0,7
4
0,7
2
0,7
0
0,6
8
0,71
b. Tanaman Perkebunan 53,
61
55,
19
55,
97
57,
93
57,
75
56,0
9c. Peternakan 2,4
9
2,6
1
2,6
7
2,8
3
2,8
8
2,70
d. Kehutanan 5,4
7
5,5
7
5,6
2
5,5
9
5,5
0
5,55
e. Perikanan 3,7
5
4,0
0
4,1
5
4,3
0
4,3
4
4,11
2 PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
6,6
6
6,8
8
7,0
2
7,0
7
7,3
7
7,00
a. Minyak dan Gas
negara
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
b. Pertambangan tanpa
Migas
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
c. Penggalian 6,6
6
6,8
8
7,0
2
7,0
7
7,3
7
7,00
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 5,2
5
5,3
9
5,6
0
5,8
1
5,9
0
5,59
a. Industri Migas 0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
42
No Sektor/Sub Sektor LQ Rata
" LQ200
9
201
0
201
1
201
2
201
3 1. Pengilangan
Minyak Bumi
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
2. Gas Alam Cair 0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
b. Industri Tanpa Migas 5,2
5
5,3
9
5,6
0
5,8
1
5,9
0
5,59
1. Makanan, Minuman,
dan Tembakau
5,0
1
5,0
8
5,2
5
5,3
6
5,3
9
5,22
2. Tekstil, Pakaian
jadi
4,5
8
4,5
9
4,7
1
4,7
8
4,8
2
4,70
3. Barang kayu, dan
Hasil Hutan lainnya
2,6
0
2,6
5
2,7
7
2,9
6
3,0
3
2,80
4. Kertas dan
Percetakan
34,
28
35,
55
37,
00
36,
25
36,
78
35,9
7 5. Pupuk Kimia dan
Barang dari Karet
4,0
0
4,3
5
4,5
3
4,8
8
5,0
7
4,57
6. Semen dan barang
galian Non Logam
1,1
3
1,2
2
1,2
9
1,4
0
1,4
4
1,30
7. Logam Dasar Besi
dan Baja
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
8. Alat Angk. ,
Mesin dan Peralatannya
0,0
8
0,0
8
0,0
9
0,1
0
0,1
0
0,09
9. Barang Lainnya 1,4
0
1,4
0
1,4
7
1,5
1
1,5
5
1,46
43
No Sektor/Sub Sektor LQ Rata
" LQ200
9
201
0
201
1
201
2
201
34 PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI
0,9
1
0,9
6
1,0
3
1,0
9
1,1
5 1,03
a. Pengangkutan
0,7
5
0,7
8
0,8
1
0,8
4
0,8
8 0,81 1. Angkutan Kereta
Api
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0 0,00 2. Angkutan Jalan
Raya
0,7
7
0,8
0
0,8
3
0,8
6
0,9
0 0,83
3. Angkutan Laut
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0 0,00 4. Angkutan Sungai,
Danau dan Penyebrangan
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0 0,00
5. Angkutan Udara
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0 0,00 6. Jasa Penunjang
Angkutan
0,2
5
0,2
7
0,2
9
0,3
1
0,3
3 0,29
b. Komunikasi
1,0
6
1,1
2
1,2
2
1,3
0
1,3
6 1,21Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat bahwa
perkembangan sektor pertanian di dominasi oleh sub sektor
tanaman perkebunan. Pada sektor Pertambangan dan
penggalian laju pertumbuhan di dominasi oleh perkembangan
di sub sektor penggalian. Sektor Industri pengolahan
perkembangan ekonomi di dominasi oleh sub sektor industri
kertas dan percetakan. Sedangkan untuk sektor
44
pengangkutan dan Komunikasi perkembangan di dominasi oleh
perkembangan di sub sektor Komunikasi.
2. Analisis Shift Share (SS)
Analisis shift share merupakan teknik yang sangat
berguna dalammenganalisis perubahan struktutur ekonomi
daerah dibandingkan dengan perekonomian yanglebih tinggi
(provinsi atau nasional). Tujuan analisis ini ialah untuk
menentukan kinerja atauproduktivitas kerja perekonomian
daerah dengan membandingkannya dengan daerah yanglebih
besar (provinsi atau nasional).
a. KPN (Komponen Pertumbuhan Nasional)
KPN adalah perubahan produksi atau kesempatan
kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan
produksi, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan
lain yang mampu mempengaruhi sector perekonomian
dalam suatu wilayah. Kebijakan dimaksud ialah
seperti kebijakan kurs, pengendalian inflasi dan
masalah pengangguran serta kebijakan dalam
perpajakan. Adapun untuk nilai KPN pada sektor
ekonomi di Kabupaten Mojokerto adalah sebagai
berikut :
Tabel 7. Analisis KPN
No Sektor/Sub Sektor KPN (%)1 PERTANIAN 69,502 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 69,503 INDUSTRI PENGOLAHAN 69,504 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 69,50
45
5 BANGUNAN 69,506 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 69,507 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 69,508 KEU, PERSEWAAN DAN PERUSAHAAN 69,509 JASA-JASA 69,50Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa semua
komoditas industri memiliki nilai KPN >0 yang
berarti bahwa pertumbuhan semua sektor ekonomi
Kabupaten Mojokerto memberikan kontribusi positif
dalam penyerapan tenaga kerja di propinsi Jawa
Timur.
b. KPP (Komponen Pertumbuhan Proposional)
KPP adalah perubahan produksi atau kesempatan
kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh komposisi
sektor–sektor industri di wilayah tsb, perbedaan
sektor dalam permintaan produk akhir, serta
perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. Dan
untuk nilai KPP pada Kabupaten Mojokerto dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 8. Analisis Sektor KPP
No Sektor/Sub Sektor KPP(%) Ket.1 PERTANIAN -12,08 Spesialisasi dalam sektor
yang secara nasional tumbuh
lambat2 PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
-17,09 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
3 INDUSTRI PENGOLAHAN -20,16 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
46
4 LISTRIK, GAS DAN AIR
BERSIH
-16,47 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
5 BANGUNAN 48,43 Spesialisasi dalam sektor
yang secara nasional tumbuh
cepat6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
8,28 Spesialisasi dalam sektor
yang secara nasional tumbuh
cepat7 PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI
-15,24 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
8 KEU, PERSEWAAN DAN
PERUSAHAAN
-0,57 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
9 JASA-JASA -1,80 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa sektor
yang memiliki nilai KPP + adalah sektor yang
spesialisasi dalam sektor yang secara nasional
tumbuh cepat, sedangkan sektor yang memiliki yang
nilai KPP – adalah sektor yang spesialisasi dalam
sektor yang secara nasional tumbuh lambat. Adapun
sektor yang memiliki spesialisasi dalam sektor yang
secara nasional tumbuh cepat adalah sektor bangunan,
perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sektor
pertanian, sektor pertambangan dan penggalian,
sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan
air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi,
sektor keuangan, persewaan, dan perusahaan, serta
sektor jasa-jasa memiliki spesialisasi dalam sektor
47
yang secara nasional tumbuh lambat. dan jika dilihat
dari spesialisasi subsektor yang ada di Kabupaten
Mojokerto secara nasional banyak sub sektor yang
masih tergolong tumbuh lambat. namun ada beberapa
sub sektor yang memiliki spesialisasi tumbuh cepat
secara nasional selain pada sektor bangunan dan
sektor perdagangan, hotel dan restouran, seperti sub
sektor bank, sub sektor sewa bangunan, sub sektor
jasa pemerintahan umum, dan sub sektor hiburan dan
kebudayaan.
Tabel 9. Analisis sub sektor KPP
No Sektor/Sub Sektor KPP(%)
1
PERTANIAN -12,08a. Tanaman Bahan Pangan -10,69b. Tanaman Perkebunan -22,17c. Peternakan -20,77d. Kehutanan -20,84e. Perikanan -12,31
2
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -17,09a. Minyak dan Gas negara 0,00b. Pertambangan tanpa Migas 0,00c. Penggalian -17,09
3 INDUSTRI PENGOLAHAN -20,16a. Industri Migas 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00b. Industri Tanpa Migas -20,16 1. Makanan, Minuman, dan Tembakau -12,55 2. Tekstil, Pakaian jadi -17,10 3. Barang kayu, dan Hasil Hutan lainnya -29,82 4. Kertas dan Percetakan -14,56 5. Pupuk Kimia dan Barang dari -33,43
48
No
Sektor/Sub Sektor KPP(%)Karet 6. Semen dan barang galian Non Logam -32,24 7. Logam Dasar Besi dan Baja 0,00 8. Alat Angk. , Mesin dan Peralatannya -20,23 9. Barang Lainnya -13,42
4
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH -16,47a. Listrik -15,72b. Gas 0,00c. Air Bersih -22,15
5 BANGUNAN 48,43
6
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 8,28a. Perdagangan 4,96b. Hotel 17,13c. Restoran 10,72
7
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -15,24a. Pengangkutan -27,49 1. Angkutan Kereta Api 0,00 2. Angkutan Jalan Raya -27,55 3. Angkutan Laut 0,00 4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan -25,81b. Komunikasi -3,74
8
KEU, PERSEWAAN DAN PERUSAHAAN -0,57a. Bank 6,92b. Lembaga Keuangan Bukan Bank -5,13c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00d. Sewa Bangunan 2,89e. Jasa Perusahaan -16,17
9
JASA-JASA -1,80a. Pemerintahan Umum 3,53b. Swasta -8,461. Sosial Kemasyarakatan -9,602. Hiburan dan Kebudayaan 8,413. Perorangan dan Rumah tangga -15,12
49
c. KPPW (Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah)
KPPW adalah perubahan produksi atau kesempatan
kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh keunggulan
komparatif wilayah tsb, dukungan kelembagaan,
prasarana sosial ekonomiserta kebijakan lokal di
wilayah tsb. Dan untuk nilai KPPW pada Kabupaten
Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10. Analisis KPPW
No Sektor/Sub Sektor KPPW(%)
Keterangan
1
PERTANIAN-
35,09Tidak mempunyai daya
saing
a. Tanaman Bahan Pangan-
42,10Tidak mempunyai daya
saing
b. Tanaman Perkebunan-
24,67Tidak mempunyai daya
saing
c. Peternakan-
15,89Tidak mempunyai daya
saing
d. Kehutanan-
33,06Tidak mempunyai daya
saing
e. Perikanan-
16,51Tidak mempunyai daya
saing
2
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
-22,06
Tidak mempunyai dayasaing
a. Minyak dan Gas negara 0,00
Tidak mempunyai dayasaing
b. Pertambangan tanpa Migas 0,00
Tidak mempunyai dayasaing
c. Penggalian-
22,06Tidak mempunyai daya
saing3
INDUSTRI PENGOLAHAN-
19,82Tidak mempunyai daya
saing
a. Industri Migas 0,00Tidak mempunyai daya
saing 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00
Tidak mempunyai dayasaing
2. Gas Alam Cair 0,00 Tidak mempunyai daya
50
No Sektor/Sub Sektor KPPW(%)
Keterangan
saing
b. Industri Tanpa Migas-
19,82Tidak mempunyai daya
saing 1. Makanan, Minuman,dan Tembakau
-26,64
Tidak mempunyai dayasaing
2. Tekstil, Pakaian jadi
-28,56
Tidak mempunyai dayasaing
3. Barang kayu, dan Hasil Hutan lainnya
-13,90
Tidak mempunyai dayasaing
4. Kertas dan Percetakan
-26,45
Tidak mempunyai dayasaing
5. Pupuk Kimia dan Barang dari Karet -2,60
Tidak mempunyai dayasaing
6. Semen dan barang galian Non Logam -2,27
Tidak mempunyai dayasaing
7. Logam Dasar Besi dan Baja 0,00
Tidak mempunyai dayasaing
8. Alat Angk. , Mesin dan Peralatannya -7,27
Tidak mempunyai dayasaing
9. Barang Lainnya-
22,31Tidak mempunyai daya
saing
4
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
-26,14
Tidak mempunyai dayasaing
a. Listrik-
26,49Tidak mempunyai daya
saing
b. Gas 0,00Tidak mempunyai daya
saing
c. Air Bersih-
36,13Tidak mempunyai daya
saing
5 BANGUNAN-
65,22Tidak mempunyai daya
saing
6
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
-40,25
Tidak mempunyai dayasaing
a. Perdagangan-
37,27Tidak mempunyai daya
saing
b. Hotel-
20,27Tidak mempunyai daya
saing
c. Restoran-
36,67Tidak mempunyai daya
saing
51
No Sektor/Sub Sektor KPPW(%)
Keterangan
7
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -4,21
Tidak mempunyai dayasaing
a. Pengangkutan-
13,84Tidak mempunyai daya
saing 1. Angkutan Kereta Api 0,00
Tidak mempunyai dayasaing
2. Angkutan Jalan Raya
-14,03
Tidak mempunyai dayasaing
3. Angkutan Laut 0,00Tidak mempunyai daya
saing 4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan 0,00
Tidak mempunyai dayasaing
5. Angkutan Udara 0,00Tidak mempunyai daya
saing 6. Jasa Penunjang Angkutan 5,34
Mempunyai daya saing
b. Komunikasi -1,20Tidak mempunyai daya
saing
8
KEU, PERSEWAAN DAN PERUSAHAAN
-26,28
Tidak mempunyai dayasaing
a. Bank-
34,94Tidak mempunyai daya
saingb. Lembaga Keuangan Bukan Bank
-22,07
Tidak mempunyai dayasaing
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00
Tidak mempunyai dayasaing
d. Sewa Bangunan-
29,11Tidak mempunyai daya
saing
e. Jasa Perusahaan-
17,88Tidak mempunyai daya
saing9
JASA-JASA-
39,43Tidak mempunyai daya
saing
a. Pemerintahan Umum-
51,68Tidak mempunyai daya
saing
b. Swasta-
25,63Tidak mempunyai daya
saing1. Sosial Kemasyarakatan
-33,67
Tidak mempunyai dayasaing
2. Hiburan dan Kebudayaan
-20,68
Tidak mempunyai dayasaing
52
No Sektor/Sub Sektor KPPW(%)
Keterangan
3. Perorangan dan Rumahtangga
-16,36
Tidak mempunyai dayasaing
Dari hasil tabel analisis menunjukkan bahwa semua
sektor dan subsektor ekonomi yang ada di Kabupaten
Mojokerto tergolong tidak memiliki daya saing, hanya
ada satu sub sektor yang memiliki daya saing yaitu sub
sektor jasa penunjang angkutan.
d. Analisis Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 11. Analisis pertumbuhan ekonomi
No Sektor/Sub Sektor KPN(%) KPP(%) KPPW
(%) PE
1
PERTANIAN 69,50 -12,08-
35,09 22,34
a. Tanaman Bahan Pangan 69,50 -10,69-
42,10 16,71
b. Tanaman Perkebunan 69,50 -22,17-
24,67 22,66
c. Peternakan 69,50 -20,77-
15,89 32,85
d. Kehutanan 69,50 -20,84-
33,06 15,60
e. Perikanan 69,50 -12,31-
16,51 40,68
2
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 69,50 -17,09-
22,06 30,35a. Minyak dan Gas negara 69,50 0,00 0,00 69,50b. Pertambangan tanpa Migas 69,50 0,00 0,00 69,50
c. Penggalian 69,50 -17,09-
22,06 30,353
INDUSTRI PENGOLAHAN 69,50 -20,16-
19,82 29,52a. Industri Migas 69,50 0,00 0,00 69,50 1. Pengilangan Minyak Bumi
69,50 0,00 0,00 69,50
53
No Sektor/Sub Sektor KPN(%)
KPP(%) KPPW(%)
PE 2. Gas Alam Cair 69,50 0,00 0,00 69,50
b. Industri Tanpa Migas 69,50 -20,16-
19,82 29,52 1. Makanan, Minuman, dan Tembakau 69,50 -12,55
-26,64 30,31
2. Tekstil, Pakaian jadi 69,50 -17,10-
28,56 23,84 3. Barang kayu, dan HasilHutan lainnya 69,50 -29,82
-13,90 25,78
4. Kertas dan Percetakan 69,50 -14,56-
26,45 28,50 5. Pupuk Kimia dan Barangdari Karet 69,50 -33,43 -2,60 33,48 6. Semen dan barang galian Non Logam 69,50 -32,24 -2,27 34,99 7. Logam Dasar Besi dan Baja 69,50 0,00 0,00 69,50 8. Alat Angk. , Mesin danPeralatannya 69,50 -20,23 -7,27 42,00
9. Barang Lainnya 69,50 -13,42-
22,31 33,76
4
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 69,50 -16,47-
26,14 26,89
a. Listrik 69,50 -15,72-
26,49 27,29b. Gas 69,50 0,00 0,00 69,50
c. Air Bersih 69,50 -22,15-
36,13 11,22
5 BANGUNAN 69,50 48,43-
65,22 52,70
6
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 69,50 8,28
-40,25 37,53
a. Perdagangan 69,50 4,96-
37,27 37,19
b. Hotel 69,50 17,13-
20,27 66,36
c. Restoran 69,50 10,72-
36,67 43,567 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 69,50 -15,24 -4,21 50,05
a. Pengangkutan 69,50 -27,49 - 28,17
54
No Sektor/Sub Sektor KPN(%)
KPP(%) KPPW(%)
PE13,84
1. Angkutan Kereta Api 69,50 0,00 0,00 69,50
2. Angkutan Jalan Raya 69,50 -27,55-
14,03 27,93 3. Angkutan Laut 69,50 0,00 0,00 69,50 4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan 69,50 0,00 0,00 69,50 5. Angkutan Udara 69,50 0,00 0,00 69,50 6. Jasa Penunjang Angkutan 69,50 -25,81 5,34 49,03b. Komunikasi 69,50 -3,74 -1,20 64,56
8
KEU, PERSEWAAN DAN PERUSAHAAN 69,50 -0,57
-26,28 42,64
a. Bank 69,50 6,92-
34,94 41,48b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 69,50 -5,13
-22,07 42,30
c. Jasa Penunjang Keuangan 69,50 0,00 0,00 69,50
d. Sewa Bangunan 69,50 2,89-
29,11 43,27
e. Jasa Perusahaan 69,50 -16,17-
17,88 35,45
9
JASA-JASA 69,50 -1,80-
39,43 28,27
a. Pemerintahan Umum 69,50 3,53-
51,68 21,35
b. Swasta 69,50 -8,46-
25,63 35,41
1. Sosial Kemasyarakatan 69,50 -9,60-
33,67 26,23
2. Hiburan dan Kebudayaan 69,50 8,41-
20,68 57,233. Perorangan dan Rumah tangga 69,50 -15,12
-16,36 38,02
e. Pergeseran Bersih (PB)
Tabel 12. Analisis pergeseran bersih
55
No Sektor/Sub Sektor KPP(%) KPPW(%) PB Ket.
1 PERTANIAN -12,08-
35,09-
47,17Mundur
a. Tanaman Bahan Pangan -10,69-
42,10-
52,79Mundur
b. Tanaman Perkebunan -22,17-
24,67-
46,84Mundur
c. Peternakan -20,77-
15,89-
36,66Mundur
d. Kehutanan -20,84-
33,06-
53,90Mundur
e. Perikanan -12,31-
16,51-
28,82Mundur
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -17,09-
22,06-
39,15Mundur
a. Minyak dan Gas negara 0,00 0,00 0,00Mundur
b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00Mundur
c. Penggalian -17,09-
22,06-
39,15Mundur
3 INDUSTRI PENGOLAHAN -20,16-
19,82-
39,98Mundur
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00Mundur
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00
Mundur
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00Mundur
b. Industri Tanpa Migas -20,16-
19,82-
39,98Mundur
1. Makanan, Minuman, dan Tembakau -12,55
-26,64
-39,19
Mundur
2. Tekstil, Pakaian jadi -17,10-
28,56-
45,66Mundur
3. Barang kayu, dan HasilHutan lainnya -29,82
-13,90
-43,72
Mundur
4. Kertas dan Percetakan -14,56-
26,45-
41,00Mundur
5. Pupuk Kimia dan Barangdari Karet -33,43 -2,60
-36,02
Mundur56
No Sektor/Sub Sektor KPP(%) KPPW(%)
PB Ket. 6. Semen dan barang galian Non Logam -32,24 -2,27
-34,51
Mundur
7. Logam Dasar Besi dan Baja 0,00 0,00 0,00
Mundur
8. Alat Angk. , Mesin danPeralatannya -20,23 -7,27
-27,50
Mundur
9. Barang Lainnya -13,42-
22,31-
35,74Mundur
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH -16,47-
26,14-
42,61Mundur
a. Listrik -15,72-
26,49-
42,21Mundur
b. Gas 0,00 0,00 0,00Mundur
c. Air Bersih -22,15-
36,13-
58,28Mundur
5 BANGUNAN 48,43-
65,22-
16,80Mundur
6PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 8,28
-40,25
-31,97
Mundur
a. Perdagangan 4,96-
37,27-
32,31Mundur
b. Hotel 17,13-
20,27 -3,14Mundur
c. Restoran 10,72-
36,67-
25,94Mundur
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -15,24 -4,21-
19,45Mundur
a. Pengangkutan -27,49-
13,84-
41,33Mundur
1. Angkutan Kereta Api 0,00 0,00 0,00Mundur
2. Angkutan Jalan Raya -27,55-
14,03-
41,57Mundur
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00Mundur
4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan 0,00 0,00 0,00
Mundur
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00Mundur
57
No Sektor/Sub Sektor KPP(%) KPPW(%)
PB Ket.
6. Jasa Penunjang Angkutan -25,81 5,34-
20,47Mundur
b. Komunikasi -3,74 -1,20 -4,94Mundur
8KEU, PERSEWAAN DAN PERUSAHAAN -0,57
-26,28
-26,86
Mundur
a. Bank 6,92-
34,94-
28,02Mundur
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank -5,13
-22,07
-27,20
Mundur
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00Mundur
d. Sewa Bangunan 2,89-
29,11-
26,23Mundur
e. Jasa Perusahaan -16,17-
17,88-
34,05Mundur
9 JASA-JASA -1,80-
39,43-
41,23Mundur
a. Pemerintahan Umum 3,53-
51,68-
48,15Mundur
b. Swasta -8,46-
25,63-
34,09Mundur
1. Sosial Kemasyarakatan -9,60-
33,67-
43,27Mundur
2. Hiburan dan Kebudayaan 8,41-
20,68-
12,27Mundur
3. Perorangan dan Rumah tangga -15,12
-16,36
-31,48
Mundur
Semua sektor dan sub sektor mengalami kemunduran
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa semua
sektor pada kabupaten Mojokerto mengalami kemunduran
dikarenakan memiliki nilai PB < 0. Untuk mengetahui
sektor unggulan maka perlu dillakukan analisis dari
gabungan nilai LQ dan Pergeseran Bersih (PB) pada
Kabupaten Mojokerto yang dapat analisis selanjutnya.
f. Sektor Unggulan
58
Tabel 13. Analisis Tipologi Klausse
No Sektor/Sub Sektor Rata"LQ PB Ket.
1 PERTANIAN LQ>1 PB<0Potensial
a. Tanaman Bahan Pangan LQ<1 PB<0Terbelakang
b. Tanaman Perkebunan LQ>1 PB<0Potensial
c. Peternakan LQ>1 PB<0Potensial
d. Kehutanan LQ>1 PB<0Potensial
e. Perikanan LQ>1 PB<0Potensial
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN LQ>1 PB<0Potensial
a. Minyak dan Gas negara LQ<1 PB<0Terbelakang
b. Pertambangan tanpa Migas LQ<1 PB<0Terbelakang
c. Penggalian LQ>1 PB<0Potensial
3 INDUSTRI PENGOLAHAN LQ>1 PB<0Potensial
a. Industri Migas LQ<1 PB<0Terbelakang
1. Pengilangan Minyak Bumi LQ<1 PB<0
Terbelakang
2. Gas Alam Cair LQ<1 PB<0Terbelakang
b. Industri Tanpa Migas LQ>1 PB<0Potensial
1. Makanan, Minuman, danTembakau LQ>1 PB<0
Potensial
2. Tekstil, Pakaian jadi LQ>1 PB<0Potensial
3. Barang kayu, dan Hasil Hutan lainnya LQ>1 PB<0
Potensial
4. Kertas dan Percetakan LQ>1 PB<0Potensial
59
No Sektor/Sub Sektor Rata"LQ
PB Ket. 5. Pupuk Kimia dan Barang dari Karet LQ>1 PB<0
Potensial
6. Semen dan barang galian Non Logam LQ>1 PB<0
Potensial
7. Logam Dasar Besi dan Baja LQ<1 PB<0
Terbelakang
8. Alat Angk. , Mesin dan Peralatannya LQ<1 PB<0
Terbelakang
9. Barang Lainnya LQ>1 PB<0Potensial
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH LQ<1 PB<0Terbelakang
a. Listrik LQ<1 PB<0Terbelakang
b. Gas LQ<1 PB<0Terbelakang
c. Air Bersih LQ<1 PB<0Terbelakang
5 BANGUNAN LQ<1 PB<0Terbelakang
6PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN LQ<1 PB<0
Terbelakang
a. Perdagangan LQ<1 PB<0Terbelakang
b. Hotel LQ<1 PB<0Terbelakang
c. Restoran LQ<1 PB<0Terbelakang
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI LQ>1 PB<0Potensial
a. Pengangkutan LQ<1 PB<0Terbelakang
1. Angkutan Kereta Api LQ<1 PB<0Terbelakang
2. Angkutan Jalan Raya LQ<1 PB<0Terbelakang
3. Angkutan Laut LQ<1 PB<0Terbelakang
4. Angkutan Sungai, Danaudan Penyebrangan LQ<1 PB<0
Terbelakang
60
No Sektor/Sub Sektor Rata"LQ
PB Ket.
5. Angkutan Udara LQ<1 PB<0Terbelakang
6. Jasa Penunjang Angkutan LQ<1 PB<0
Terbelakang
b. Komunikasi LQ>1 PB<0Potensial
8KEU, PERSEWAAN DAN PERUSAHAAN LQ<1 PB<0
Terbelakang
a. Bank LQ<1 PB<0Terbelakang
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank LQ<1 PB<0
Terbelakang
c. Jasa Penunjang Keuangan LQ<1 PB<0Terbelakang
d. Sewa Bangunan LQ<1 PB<0Terbelakang
e. Jasa Perusahaan LQ<1 PB<0Terbelakang
9 JASA-JASA LQ<1 PB<0Terbelakang
a. Pemerintahan Umum LQ<1 PB<0Terbelakang
b. Swasta LQ<1 PB<0Terbelakang
1. Sosial Kemasyarakatan LQ<1 PB<0Terbelakang
2. Hiburan dan Kebudayaan LQ<1 PB<0Terbelakang
3. Perorangan dan Rumah tangga LQ<1 PB<0
Terbelakang
Berdasarkan data diatas, maka dengan
menggunakan teori dari tipologi klasen dalam
menentukan prioritas pengembangan sektor pada
Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
PB>0
61
LQ<1
Sektor Berkembang Sektor Unggulan
LQ>1
Sektor Terbelakang
Sektor Pertanian (sub
sektor tanaman bahan
pangan)
Sektor Pertambangan dan
Penggalian (sub sektor
minyak dan gas negara;
pertambangan tanpa migas)
Sektor Industri Pengolahan
(sub sektor penggilingan
minyak bumi; gas alam cair;
logam dasar besi dan baja;
alat angkut, mesin dan
peralatannya)
Sektor Listrik, Gas dan Air
Bersih
Sektor Bangunan
Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran
Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi (sub sektor
pengangkutan)
Sektor Keu, Persewaan, dan
Perusahaan
Sektor Jasa-jasa
Sektor Potensial
Sektor Pertanian(sub sektor tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan)
Sektor Pertambangan (sub sektor penggalian)
Sektor Industri Pengolahan (sub sektor makanan, minuman dan tembakau; tekstil, pakaianjadi; barang kayu, dan hasil hutan; kertas dan percetakan; pupuk kiia dan barang dari karet; semen danbarang galian non lgam; baranglainnya)
Sektor Pengangkutan danKomunikasi (sub sektor komunikasi)
PB<0
62
Kriteria PB > 0 PB < 0
LQ < 1 Merupakan sektor non basis dengan pertumbuhan cepat.
Merupakan komoditas non basis dengan pertumbuhan lambat.
LQ ≥1 Merupakan sektor basis dengan dan pertumbuhan cepat.
Merupakan sektor basis dengan dan pertumbuhan lambat.
Meskipun semua sektor pada Kabupaten Mojokerto dalam
kategori sektor lamban namun nilai LQ > 1 (merupakan
sektor basis) sehingga masih berpotensi untuk
mengembangkan ekonomi wilayah dan menjadi prioritas.
Namun karena dalam kategori sektor lamban, maka semua
sektor tersebut perlu lebih didorong lagi sehingga dapat
menjadi sektor unggulan.
3. Analisis Multi Sektor (Strategi Infrastruktur)
Tabel 14. Analisis matriks
Kelembagaan
Teknologi
Transpotrasi
Ketersediaan
pr
asarana
Manajeman
lingkungan
Keberadaan
Pasar
Total
Nilai
maksimal
Nilai indeks
a
Peringkat
Tanaman pangan
5 3 5 3 4 5 25 30 0,83
2
Tanaman perkebunan
3 5 5 5 4 5 27 30 0,9
1
Peternakan 1 4 5 5 4 5 24 30 0,8
3
Kehutanan 3 3 3 5 4 5 23 30 0,77
4
Perikanan 1 3 5 3 4 5 21 30 0,7
5
63
Total 13 19 23 21 20 25Nilai maksimal
25 25 25 25 25 25
Nilai indeks 0,52 0,76
0,92
0,84 0,8
1
Peringkat 6 5 2 3 4 1Proses akumulasi penilaian dalam mengevaluasi strategi
prioritas infrastruktur untuk sektor pertanian dari
Kabupaten Mojokerto, dengan 2 indikasi utama, yaitu “indeks
prioritas sektor pertanian” dan “indeks strategi prioritas
infrastruktur.” baris menjelaskan angka indeks prioritas
sektor pertanian, dan kolom menggambarkan angka indeks
strategi prioritas infrastruktur. Keberadaan pasar,
transportasi, dan ketersediaan prasarana adalah prioritas
utama peningkatan infrastruktur yang senantiasa membutuhkan
perbaikan/peningkatan berkala. Sektor pertanian yang
teridentifikasi membutuhkan dukungan terbesar dalam strategi
infrastruktur, adalah: sektor tanaman perkebunan, tanaman
pangan, dan perternakan.
2.5 Konsep Penanganan Persoalan Ekonomi Wilayah
Konsep pengembangan yang di tawarkan adalah pengembanganekonomi sesuai dengan hasil analisa dan kebijakan yangberlaku. Dalam RPJMD Kabupaten Mojokerto periode 2011-2015pada misi no 4 disebutkan bahwa mewujudkan ekonomi daerahyang mandiri, berdaya saing, berkeadilan, dan berbasis padaekonomi kerakyatan, maka konsep pengembangan lebih ditekankanpada :
Pengembangan program penataan sektor basic ekonomi berupakawasan industri.
Pengembangan program pada kawasan pertanian yang memilikiandalan untuk dikembangkan secara terintegrasi dalambentuk kawasan agropolitan.
64
Pengembangan industri
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan(Strengths)1. Kualitas SDM2. Adanya StrukturOrganisasi3. Alokasi DanaAPBD Kab4. Sarana Informasi
Kelemahan(Weakness)1. Kurangnya sistemmanageman daninformasi2. Kurangnyabimbingan danpenyuluhan2.Motivasi Kerjayang belum Optimal3. Sarana Prasaranayang kurang memadai4.Pelaksanaanpengawasan danmonitoring belumefektif
Peluang(opportunities)1.Besarnya jumlahindustry danperdagangan2.Tingginyakebutuhanmasyarakat akanproduk industi danperdagangan3.Luasnya wilayahpenyebaran industryperdagangan4.Luasnya pangsapasar5.Kontribusiterhadap PAD
Strategi S-O1. Meningkatkan SDMmelalui pelatihan,penyuluhan, magangdan studi banding2.Memanfaatkanprogram kerja yangada3.Memanfaatkan danaAPBD yang tersedia4.Meningkatkannilai tambah bahanbaku local5. MemaksimalkanPAD
Strategi W – O1.Meningkatkanpengetahuanmanagemen daninformasi2. Menggiatkanbimbingan danpenyuluhan3.Mengoptimalkanmotivasi kerja4.Meningkatkanpengawasan danmonitoringpelaksanaanretribusi (PAD)5.Memanfaatkansarana danprasarana yang ada
Ancaman (Threats)1. Pertumbuhanindustry danperdagangandipengaruhi olehekonomi makro2.Rendahnya
Strategi S - T1. Meningkatkankualitas SDM2.Memanfaatkanprogram kerja3.Penerapanteknologi tepat
Strategi W – T1. Meningkatkanmotivasi dankinerja pegawaiberdasarkan tupoksidan uraian tugas2.Meningkatkan
65
kualitas produkbarang dan jasa3.Pemenuhaninfrastruktur4. Tuntutanperbaikan iklimusaha yang kondusif5.Tuntutan systempromosi industrydan perdaganganyang proporsional
guna4.Meningkatkanefisiensi danproduktifitas
sarana danprasarana untukmenunjang kinerja3.Meningkatkanfungsi pengawasandan monitoring4.Meningkatkanpenyuluhan danbimbingan industrydan perdagangan
Pertanian
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan(Strengths)
1. Kehutanan,Perkebunan,Perikanan,Perternakanyangberpotensidikembangkan
2. Alokasi DanaAPBD Kabupaten
Kelemahan(Weakness)
1. Dijual dalambentuk bahanmentah
2. Belum adanyaimplementasiagropolitan
3. Sarana danprasara
4. Teknologi5. SDM
Peluang(opportunities)
1. Produkpertanianmojokerrtomasih menjadiketahananpangan di Jawatimur
Strategi S-O1. Pengembangan
sub sektor yangberpotensimelaluipenyuluhan danpelatihan
2. Peningkatankualitas produk
Strategi W – O1. Pelatihan
pengolahanhasilpertaniankepada parapetani
2. Mengembangkansub sektorbasisperkebunan
3. Menyediakanfasilitaspenunjang
4. Mengadakanpelatihan
Ancaman (Threats) Strategi S - T Strategi W – T
66
1. Persainganpasar
2. Adanyakecuranganoleh pihak takbertanggungjawab
1. Adanya inovasiproduk olahan
2. Lebihmeningkatkanpengawasan danmonitoringterhadapkinerja danmempertegassanksi
1. Meningkatkanpenyuluhan danbimbingankepada petani
2. Meningkatkanmotivasi dankinerjapegawai
2.6 Lesson Learned
Yang dapat di pelajari dalam tugas ini adalah
menganalisis pertumbuhan ekonomi daerah dilihat dari
analisis komparatif dan kompetitif. Untuk menganalisisi
komparatif dapat menggunakan LQ dan Shift Share, sedangkan
untuk analisis kompetitif dapat menggunakan analisis MSA.
Selain itu dalam pengambangan ekonomi wilayah juga harus
melihat kebijakan yang berlaku.
67
BAB III KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi wilayah dapat dilihat dan dihitungmelalui dua pendekatan analisis, analsis ekonomi kompetitifdan analisis komparatif. Analisis komparatif melaluiperhitungan LQ dan Shift Share. Berdasarkan hasil perhitungananalisis Location Quotient (LQ) didapat bahwa sektor basisdalam ekonomi wilayah Kabupaten Mojokerto adalah pada sektorpertambangan dan galian, industri pengolahan, pertanian, danpenngangkutan dan komunikasi. Selain itu sektor tersebut jugamenjadi sektor potensial untuk dikembangkan di KabupatenMojokerto. Sedangkan dari analisis Shift share dapat diperolehhasil bahwa KPP yang memiliki spesialisasi dalam sektor yangsecara nasional tumbuh cepat adalah sektor bangunan,perdagang, hotel dan restouran, nilai KPN 69,50 %, berdasarkannilai KPPW sektor yang memiliki daya saing hanyalah sektorjasa pengangkutan. Untuk pertumbuhan ekonomi di kabupatenMojokerto dari tahun 2009-2013 cukup bagus, namun pergeseranbersinya mengalami kemunduran.jika melihat kebijakan yang adapengambangan ekonomi di wilayah studi dilebih di kembangkanpada sektor pertanian dan sektor industri. dan jika dilihatdari analisis kompetitif dengan menggunakan MSA melaluipendekatan strategi inftarstruktur, keberadaan pasar,transportasi, dan ketersediaan prasarana adalah prioritasutama peningkatan infrastruktur yang senantiasa membutuhkanperbaikan/peningkatan berkala. Sektor pertanian yangteridentifikasi membutuhkan dukungan terbesar dalam strategiinfrastruktur, adalah: sektor tanaman perkebunan, tanamanpangan, dan perternakan. Kebijakan dan strategi ekonomiwilayah Kabupaten Mojokerto diarahkan sesuai dengan Kebijakanberdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto secara umum yaitu“Menciptakan kemakmuran dan meningkatkan agribisnis danindustri berkelanjutan di Kabupaten Mojokerto”
68
DAFTAR PUSTAKAStimson, Robert J., Stough, Roger., Brian H. (2006), RegionalEconomic Development : Analysis And Planning Strategy,Spinger-Verlag, Berlin. Chapter 7
Tarigan, R. (2014). Ekonomi Regional. Jakarta: Bumi aksara.
69