Gardu Distribusi

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Penulisan Paper Dalam era globalisasi ini banyak masalah yang timbul di berbagai kalangan, dan semua masalah muncul karena perbedaan pendapat antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dari sekian banyak masalah yang paling sering dihadapi oleh setiap masyarakat adalah sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Kita sebagai manusia yang memiliki visi dan wawasan kedepan hendaknya tidak melupakan akan perkembangan teknologi yang mempunyai arti penting dalam suatu pekerjaan, karena hal tersebut menuntut kita untuk mengikuti perkembangan zaman agar tidak ketinggalan dengan informasi yang ada. Saat ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang dengan pesat serta dukungan dari media informasi yang sedemikian rupa sehingga mengakibatkan perubahan pola hidup di berbagai kalangan masyarakat. Pembuatan Paper ini memiliki tujuan untuk di ajukan guna memenuhi kriteria kelulusan Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik. Dan pembuatan paper ini sangat menguntungkan mahasiswa karena dapat menambah pengetahuan khususnya dalam 1 | Page

Transcript of Gardu Distribusi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Penulisan Paper

Dalam era globalisasi ini banyak masalah yang timbul di

berbagai kalangan, dan semua masalah muncul karena perbedaan

pendapat antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dari

sekian banyak masalah yang paling sering dihadapi oleh setiap

masyarakat adalah sulitnya mencari lapangan pekerjaan.

Kita sebagai manusia yang memiliki visi dan wawasan

kedepan hendaknya tidak melupakan akan perkembangan teknologi

yang mempunyai arti penting dalam suatu pekerjaan, karena hal

tersebut menuntut kita untuk mengikuti perkembangan zaman agar

tidak ketinggalan dengan informasi yang ada. Saat ini Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi berkembang dengan pesat serta

dukungan dari media informasi yang sedemikian rupa sehingga

mengakibatkan perubahan pola hidup di berbagai kalangan

masyarakat.

Pembuatan Paper ini memiliki tujuan untuk di ajukan guna

memenuhi kriteria kelulusan Mata Kuliah Pengukuran Besaran

Listrik. Dan pembuatan paper ini sangat menguntungkan

mahasiswa karena dapat menambah pengetahuan khususnya dalam

1 | P a g e

bidang Teknologi, pengalaman serta keprofesionalan dalam

melakukan suatu bidang pekerjaan.

1.2 Alasan Pemilihan Judul

Judul merupakan bagian terpenting dalam menyusun sebuah

Paper Ilmiah karena judul dapat menggambarkan isi dari suatu

tulisan. Judul juga merupakan Topik Pembahasan yang ditulis

oleh penulis. Sebagaimana yang diketahui oleh kebanyakan

orang, judul mempunyai keterkaitan dengan isi daripada karya

tulis.

Sesuai dengan survey dan keputusan yang diambil secara

bersama oleh tim penulis 4 bulan terhitung sejak tugas di

berikan, Akhirnya penulis dapat memilih judul yang sesuai

dengan mata kuliah yang penulis ambil yaitu :

“GARDU DISTRIBUSI”

Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah penulis

ingin lebih memahami dan mengetahui tentang : “GARDU

DISTRIBUSI”.

1.3 Teknik Pengambilan Data

2 | P a g e

Data-data yang diperlukan untuk membuat paper ini telah

didapat berdasarkan beberapa dokumen dari “LAPORAN PRAKTIKUM

GARDU DISTRIBUSI OLEH ANGGA A.H GULTOM”. Dan telah mendapatkan

revisi beberapa saat lalu. Revisi dilakukan dengan melakukan

BROWSING INTERNET.

1.4 Metode penyusunan Paper

Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode

Deskriptif mengargumentasikan dan memaparkan permasalahan

secara terperinci sesuai dengan data dan fakta yang ada.

1.5 Sistematika Pembahasan

Laporan Ini disusun berdasarkan pedoman penulisan

laporan yaitu 3 BAB, Masing-masing Bab tersebut adalah sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi Tentang dasar pepembuatan paper, tujuan pembuatan

paper sampai dengan alasan pemilihan judul.

3 | P a g e

BAB II : PENJELASAN TENTANG GARDU DISTRIBUSI

Bab ini menjelaskan tentang GARDU DISTRIBUSI dan PRINSIP

KERJA GARDU DISTRIBUSI di lingkungan masyarakat.

BAB III : PENUTUP

Berisi Tentang kesimpulan yang diperoleh oleh penulis

dalam penulisan paper tentang GARDU DISTRIBUSI beserta saran

untuk Pihak industry maupun Masyarakat.

4 | P a g e

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gardu Distribusi

Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu

system distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan

ke konsumen atau membagikan/mendistribusikan tenaga lisrik

pada beban/konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun

konsumen tegangan rendah.

Konstruksi Gardu distribusi Transformator Distribusi

digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan

distribusi tegangan tinggi menjadi tegangan terpakai pada

jaringan pada jaringan distribusi tegangan rendah (Step Down

Transformer) misalkan : Tegangan 20 kV menjadi tegangan 380

volt atau 220 volt

Sedang Transformator yang digunakan untuk menaikan

tegangan listrik (Step Up Transformer). Hanya digunakan pada

pusat pembangkit tenaga listrik agar tenaga yang di

distribusikan pada suatu jaringan panjang (Long Line) tidak

mengalami penurunan tegangan (voltage drop) yang berarti :

tidak melebihi ketentuan Voltage Drop yang diperkenankan 5%

5 | P a g e

dari ketegangan semula. Adapun alur proses arus listrik dari

sumber pembangkit ke konsumen adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Alur Proses dari Pembangkit ke Konsumen

Pada gambar di atas, secara sederhana dapat dielaskan

bahwa listrik duhasilkan di pusat listrik yang menggunakan

potensi mekanik (Air, Uap, Panas Bumi, Nuklir, dll.) untuk

menggerakan turbin yang porosnya (As-nya) dikopel/digandeng

dengan Generator. Dari Generator yang berputar pada kecepatan

tertentu inilah energy listrik arus bolak balik tiga phase

dihasilkan. Energi listrik tersebut lalu melalui melalui

saluran Distribusi ke Gardu Induk. Pada Gardu Induk, tegangan

yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik tersebut disesuaikan

dengan tegangan yang akan dihantarkan. Misalnya, Pembangkit

mengeluarkan tegangan sebesar 20kV, Namun Karen listrik

tersebut harus dihantarkan konsumen melalui jarak jauh, maka

tegangan listrik terlebih dahulu dinaikan menggunakan Trafo

Step Up di Gardu Induk. Setelah itu, melalui jaringan

6 | P a g e

distribusi, aliran listrik tersebut pun dialirkan ke konsumen,

baik konsumen industry maupun perumahan. Tampak pada gambar

diatas bahwa sebelum dialirkan ke konsumen, tegangan listrik

kembali diturunkan dengan Trafo Step Down sampai 220 V pada

Jaringan Distribusi.

2.2 Komponen-komponen Gardu Distribusi

2.2.1 Kubikel 20 kV

Gambar 2.2 Kubikel 20 kV

Kubikel sering disebut juga dengan nama Lemari TM yang

berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20

kV. Pemutus beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban

dan terpasang pada kabel masuk atau keluar Gardu Distribusi.

Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian yang bekerja

secara interlock dengan LBS. Untuk Pengoperasian jarak jauh

( Menggunakan Remote Control), Remote Terminal Unit (RTU)

7 | P a g e

harus dilengkapi catu daya penggerak. Adapun jenis-jenis

Kubikel yaitu :

1. Kubikel Pemutus Beban – Load Break Switch (LBS).

2. Kubikel Pengaman Transformator – Transformer Protection

(TP) Dengan sakelar Load Break Switch (LBS) dan Proteksi

Arus Lebih jenis pengaman lebur.

3. Kubikel Sambungan Pelanggan.

Pilihan penggunaan LBS, TP tergantung pada kebutuhan

kelengkapan Gardu Distribusi tersebut. Sebagai peralatan

proteksi dan Switching Gardu Distribusi yang dicatu dari loop

sistem SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah), lazimnya harus

dilengkapi dengan PHB-TM dengan susunan rangkaian sebagai

berikut :

1. LBS – LBS – TP1.

2. LBS – TP2.

2.2.2 Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat

mengubah dan menyalurkan energy listrik dari satu atau lebih

rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu

gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

elektromagnetik. Transformator digunakan secara luas baik

dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan

8 | P a g e

transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya

tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan

misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya

jarak jauh.

Gambar 2.3 Transformator

Transformator juga memiliki bagian bagian yaitu :

1. Tangki Trafo

2. Sirip pendingin trafo

3. Konservator

4. Gelas kaca penduga

5. Breather

6. Buching trafo

7. Terminal tegangan rendah

8. Taft canger

9. Termometer

9 | P a g e

10. Name plate

11. Ventil

12. Roda penggerak

13. Kran pembuangan

14. Kuping pengangkat

2.2.3 Rak TR

Sering juga disebut PHB TR. PHB TR adalah kependekan

dari Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah, atau istilah

lainnya papan bagi. Fungsinya untuk membagi tegangan

rendah ke saluran rumah tangga, istilah mudahnya PHB TR

adalah terminal pembagi dari trafo pada gardu listrik ke

jaringan rumah tangga.

Gambar 2.4 Rak TR (PHB-TR)

10 | P a g e

Pada Rak TR juga memiliki bagian-bagian tertentu

yaitu :

1. Saklar Utama (Disconnecting Switch)

Berfungsi sebagai saklar pemutus hubungan

listrik dari trafo ( keluaran 220 / 380

V ) keperalatan listrik di dalam lemari

PHB dan kepelanggan.

2. Saluran Pembagi

Berfungsi sebagai hantaran listrik yang

terdiri dari 3 atau lebih rel busbar yang

nantinya sebagai susunan cabang keluaran

dari saklar utama ke pembagian beban yang

dihubung secara terpisah.

3. Fuse Holder

Berfungsi sebagai tempat dudukan pengaman

lebur ( NH/Patron Fuse ) dan sebagai titik

kontak penghubung antara busbar dan

saluran pembagi.

4. Fuse ( Pelebur)

Berfungsi sebagai pengaman arus lebih pada

jaringan tegangan rendah

11 | P a g e

5. Pentanahan (Grounding)

Pentanahan Berfungsi untuk mengamankan

rangkaian atau instalasi dari tegangan

atau arus lebih.

2.3 Klasifikasi Gardu Distribusi

2.3.1 Gardu Portal

Gambar 2.4 Gardu Portal

Gardu Portal merupakan salah satu dari Jenis

Konrtuksi Gardu Tiang, Yaitu Gardu Distribusi Tenaga

Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai

kontruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan

Transformator sekurang kurangya 3 meter di atas permukaan

tanah. Dengan sistem proteksi di bagian atas dan Papan

12 | P a g e

Hubung Bagi Tegangan di bagian bawah untuk memudahkan

kerja teknis dan pemeliharaan.

Berikut merupakan Bagian-bagian dari Gardu Portal :

1. Lightning Arrester ( LA )

Berfungsi sebagai alat Proteksi atau

pengaman Trafo distribusi dari tegangan

lebih akibat Surja Petir, khususnya pada

gardu pasangan luar.

Gambar 2.5 Bagian-Bagian Gardu Portal

2. Fused Cut Out ( FCO atau CO )

13 | P a g e

Gambar 2.6 Fused Cut Out

Berfungsi sebagai proteksi atau pegaman

lebur, Pada gardu distribusi khususnya,

FCO ini berfungsi sebagai alat pelindung

Trafo dari Arus hubungan Singkat dan

sebagai alat untuk membebeskan sumber

tegangan jika dilakukan pemeliharaan.

Proteksi pada FCO ini dipasang dalam

bentuk Fuse Link yang dapat disesuaikan

dengan Arus Nominal Trafo distribusi yang

terpasang.

3. Wiring Gardu atau Pengawatan Gardu.

Yaitu Berupa Pengawatan atau kawat

Penghubung untuk menghubungkan tegangan

dari Jaringan SUTM, Lightning Arrester

14 | P a g e

( LA ), dan Fused Cut Out ( FCO )ke Trafo

Distribusi.

4. Tiang

Tiang yang dipergunakan untuk Gardu

distribusi jenis ini bisa berupa Tiang

Beton maupun Tiang Besi, yang memiliki

kekuatan kerja sekurang kurangnya 500 dAn

dengan panjang 11 atau 12 meter.

5. Trafo Distribusi

Yaitu Komponen Utama dari gardu distribusi

untuk menurunkan tegangan dari Sisi

Tegangan Menengah ( SUTM ) menjadi

tegangan yang siap di pakai oleh

pelanggan. Trafo yang di pergunakan mulai

dari 50 kVa - 400 kVa sesuai dengan

kebutuhan pembangunan gardu

6. Rangka Gardu

Pada dasarnya berfungsi untuk menempatkan

Trafo distribusi dan komponen lainya pada

Tiang. Rangka Gardu ini biasanya sudah

berupa satu Set lengkap.

7. Pipa Jurusan

15 | P a g e

Berfungsi untuk menempatkan kabel naik

atau kabel jurusan dari PHB-TR ke jaringan

SUTR di bagian atas.

16 | P a g e

2.3.2 Gardu Beton

Definisi Gardu Beton atau Gardu Tembok

merupakan Gardu yang seluruh komponen utama instalasinya

seperti Transformator dan Peralatan Proteksi terangkai di

dalam sebuah bangunan sipil yang di rancang di bangun dan

di fungsikan dengan kontruksi pasangan Batu Dan Beton.

Kontuksi Bangunan Gardu ini bertujuan untuk memenuhi

persyaratan terbaik bagi sistem keamanan

Ketenagalistrikan.

Gambar 2.6 Gardu Beton

Instalasi hubung yang terpasang harus sesuai

dengan kebutuhan rangkaian yang di perlukan.pada

perlengkapan hubung tegangan menengah 20 kv gardu

distribusi pasangan dalam terdiri dari bebrapa jenis

Kubikel :

17 | P a g e

1. Kubikel pemutus beban - Load Break Switch

( LBS )

2. Kubikel Pemisah - Dissconnecting Switch

( DS )

3. Kibikel Pengaman Transformator -

Transformator Protection ( TP ) Dengan

Saklar ( LBS ) dan proteksi arus lebih

dengan jenis pengaman lebur.

4. Kubikel Sambungan Pelanggan.

Pilihan penggunaan LBS, TP tergantung pada

kebutuhan kelengkapan gardu distribusi tersebut, Sebagai

peralatan proteksi dan switching gardu distribusi yang di

catu dari loop system Saluran Kabel Tegangan Menengah

( SKTM ) lazimya harus dilengkapi dengan PHB-TM yang

susunanya sebagai berikut :

1. LBS-LBS-TP

2. LBD-TP

3. LBS-LBS-PMT-SP

4. TP-LBS-LBS-PMT-SP

2.4 Perhitungan Susut Daya Pada Sistem

Distribusi.

18 | P a g e

Sistem kelistrikan secara keseluruhan meliputi

bagian pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Sistem

distribusi yang berfungsi menyalurkan dan

mendistribusikan energi listrik ke konsumen perlu

kualitas yang memadai. Berdasarkan informasi dari PT. PLN

(Persero) Jawa Barat, sebagian besar susut energi listrik

terdapat pada jaringan distribusi. Oleh karena itu susut

pada sistem jaringan tersebut perlu diperhitungkan lebih

teliti.

Untuk memperluas sistem jaringan distribusi, salah

satu kriteria yang perlu dipenuhi adalah efisiensi yang

besar, tanpa mengabaikan aspek ekonomi. Efisiensi yang

baik akan dicapai bila susut energi dapat ditekan sekecil

mungkin. Susut pada sistem jaringan distribusi menjadi

salah satu pertimbangan, baik dalam perencanaan maupun

pengoperasian, karena mempengaruhi biaya investasi. Pada

umumnya, susut daya pada jaringan distribusi berkisar 10%

(APEI, 2003). Biasanya perhitungan susut energi pada

sistem jaringan distribusi dilakukan dengan menggunakan

selisih energi terjual dengan yang diterima pada setiap

penyulang.

2.4.1 Metode Perhitungan

19 | P a g e

Pada sistem jaringan distribusi, susut daya

terjadi pada saluran udara atau kabel dan pada

transformator. Susut saluran disebabkan karena

adanya resistansi dari saluran itu sendiri,

sedangkan susut transformator disebabkan oleh

resistansi dari belitan transformator dan susut

inti.

Susut pada jaringan ini tergantung pada kondisi

beban yang selalu berubah, sehingga untuk

perhitungannya perlu dilakukan pada setiap kondisi

beban, Karena pada Paper ini di bahas tentang

jaringan distribusi sehingga ditulis sebagai.

Pdis

P

sal

P

tran (1)

dimana, Pdis : susut daya total pada jaringan

distribusi, Psal: susut daya pada saluran tegangan

menengah dan Ptran: susut daya pada transformator

distribusi.

2.4.2 Susut Daya Pada Distribusi Primer.

Saluran distribusi primer merupakan penyulang

untuk menyalurkan daya listrik dari gardu induk (GI)

20 | P a g e

ke gardu distribusi (GD). Secara sederhana saluran

distribusi primer diilustrasikan sebagai berikut

Gambar 2.7 Saluran Distribusi Primer

Dimana I1 : arus antara GI dengan titik a, (I2

+ Ia), I2 : arus antara titik a dengan titik b,

(I3 + Ib), I3 : arus antara titik b dengan

titik c, (I4 + Ic), Ia: arus antara titik a dengan

GD-1, Ib: arus antara titik b dengan GD-2, Ic: arus

antara titik c dengan GD-3, In :arus antara titik n

dengan GD-n, r: resistansi penghantar (Ω/km), l:

panjang penghantar (km), GD-1, GD-2, GD-3, …., GD-n:

gardu distribusi, dan L1, L2, L3, …., Ln: beban.

Arus mengalir pada penghantar dengan resistansi

yang menyebabkan terjadinya susut pada penghantar

tersebut, sehingga daya yang dikirim dari gardu

induk ke konsumen akan berkurang. Besarnya susut

akibat resistansi penghantar untuk setiap fasanya

dinyatakan sebagai (Kurt, 1990)21 | P a g e

2.4.3 Susut Daya Pada Transformator

Susut daya pada transformator distribusi

terdiri dari 2 macam, yaitu, susut tembaga dan susut

inti besi. Susut tembaga disebabkan oleh arus beban

yang mengalir pada belitan transformator. Karena

arus beban berubah-ubah, maka susut tembaga juga

tidak konstan bergantung pada beban. Susut tembaga

dinyatakan sebagai

PCu I 2 RCu (3)

dimana PCu: susut tembagatransformator, I : arus beban, dan RCu : tahanan

kawat belitan.

Sedangkan susut besi atau sust inti terdiri 2

macam, yaitu susut hysteresis dan arus eddy. Susut

hysteresis (Ph) disebabkan oleh fluks bolak-balik pada

inti besi. Sementara susut arus eddy (Pe) disebabkan

oleh arus pusar pada inti besi.

Dengan demikian susut besi atau inti

22 | P a g e

P I 2 rl (2)saluran

transformator merupakan gabungan kedua susut

tersebut (Soenarjo, 2001; Zuhal, 2000). Susut inti

besi tersebut dianggap konstan, karena frekuensi dan

tegangan diasumsikan konstan.

2.5 Pemeliharaan Gardu Distribusi.

2.5.1. Pengertian

Pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang

dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem

atau peralatan akan berfungsi secara optimal, umur

teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil maupun

bagi masyarakan umum. Kegiatan pokok pemeliharaan rutin

ini ditentukan berdasarkan periode atau waktu

pemeliharaan: bulanan,triwulan, semesteran atau tahunan.

2.5.2. Tujuan Pemeliharaan

a. Mendapatkan jaminan bahwa sistem atau peralatan

dapat dioperasikan secara optimal.

b. Mendapat jaminan bahwa keandalan dan mutu tenaga

listrik akan mempunyai nilai tingi.23 | P a g e

c. Mendapat jaminan bahwa umur teknis sistem atau

peralatan dapat dipertahankan

d. Mendapat jaminan bahwa sistem atau peralatan aman

bagi personil maupun bagi masyarakat umum.

2.5.3. Jenis Pemeliharaan

a) Pemeliharaan rutin ( preventif maintenance).

Pemeliharaan yang direncanakan terselenggara

terus menerus secara periodik, merupakan

pemeliharaan rutin dan ini suatu usaha atau kegiatan

yang dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi sistem

dalam keadaan baik dengan keandalan dan daya guna

yang optimal.

Contoh : - Pengecatan kembali kerangka PHB – TR dan

Busbar.

- Perbaikan instalasi PHB – TR.

b) Pemeliharaan khusus (Corrective Maintenance)

Merupakan pemeliharaan yang dmaksudkan untuk

memperbaiki kerusakan atau untuk mengadakan

perubahan atau penyempurnaan. Bertujuan untuk

mempertahankan atau mengembalikan kondisi sistem

atau peralatan yang mengalami gangguan atau

24 | P a g e

kerusakan sampai kembali pada keadaan semula dengan

kapasitas yang sama.

Contoh : - Penggantian peralatan – peralatan PHB –

TR yang terbakar.

- Penggantian PHB – TR.

c) Pemeliharaan Darurat (Emergency maintenance).

Pemeliharaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki

kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam seperti

gempa bumi, banjir,angin,badai,longsor dan

sebagainya, yang sifatnya mendadak dan perlu segera

dilaksanakan dan pekerjaannya tidak direncanakan.

2.6 Jenis Gangguan Pada Gardu Distribusi

Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem

tenaga lsitrik yang paling dekat dengan pelanggan/

konsumen. Ditinjau dari volume fisiknya jaringan dis-

tribusi pada umumnya lebih panjang dibandingkan dengan

jaringan transmisi dan jumlah gangguannya (sekian kali

per 100 km pertahun) juga paling tinggi dibandingkan

jumlah gangguan pada saluransaluran transmisi.

Jaringan distribusi seperti diketahui terdiri dari

jaringan distribusi tegangan menengah (JTM) dan jaringan

25 | P a g e

distribusi tegangan rendah (JTR). Jaringan distribusi

tegangan menengah mempunyai tegangan antara 3 kV sampai

20 kV. Pada saat ini PLN hanya mengembangkan jaringan

distribusi tegangan menengah 20 kV. Jaringan distribusi

tegangan menengah sebagian besar berupa saluran udara

tegangan menengah dan kabel tanah.

Pada saat ini gangguan pada saluran udara tegangan

menengah ada yang mencapai angka 100 kali per 100 km per

tahun. Sebagian besar gangguan pada saluran udara

tegangan menengah tidak disebabkan oleh petir melainkan

oleh sentuhan pohon, apalagi saluran udara tegangan

menengah banyak berada di dalam kota yang memiliki

bangunan-bangunan tinggi dan pohon-pohon yang lebih

tinggi dari tiang saluran udara tegangan menengah.

Hal ini menyebabkan saluran udara tegangan menengah

yang ada di dalam kota banyak terlindung terhadap

sambaran petir tetapi banyak diganggu oleh sentuhan

pohon. Hanya untuk daerah di luar kota selain gangguan

sentuhan pohon juga sering terjadi gangguan karena petir.

Gangguan karena petir maupun karena sentuhan pohon ini

sifatnya temporer (sementara), oleh karena itu penggunaan

26 | P a g e

penutup balik otomatis (recloser) akan mengurangi waktu

pemutusan penyediaan daya (supply interupting time).

Perlindungan sistem distribusi meliputi :

1. Gangguan hubung singkat

i. Gangguan hubung singkat dapat terjadi

antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1

fase ketanah dan sifatnya bisa temporer

atau permanen.

ii. Gangguan permanen : Hubung singkat pada

kabel, belitan trafo,generator,

(tembusnya isolasi).

iii. Gangguan temporer : Flashover karena

sambaran petir, flashoverdengan pohon,

tertiup angin.

27 | P a g e

iv.

2. Gangguan beban lebih

Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan

sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem

terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan

murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus

berlangsung dapat merusak peralatan.

3. Gangguan tegangan lebih

Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang

sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan

penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat

dikelompokkan atas dua hal, yaitu :

a. Tegangan lebih power frekwensi.

Pada sistem distribusi hal ini biasanya

disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau

pengatur tap pada trafo distribusi.

b. Tegangan lebih surja

Gangguan ini biasanya disebabkan oleh

surja hubung atau surja petir. Dari ketiga

jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih

sering terjadi dan berdampak sangat besar bagi

sistem distribusi adalah gangguan hubung

28 | P a g e

singkat. Sehingga istilah gangguan pada

sistem distribusi lazim mengacu kepada

gangguan hubung singkat dan peralatan proteksi

yang dipasang cenderung mengatasi gangguan

hubung singkat ini.

BAB IIIPENUTUP

3. Kesimpulan

Dari Uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Gardu

Distribusi memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.

Alat-alat yang terdapat pada gardu pun beragam. Dimana dapat

dikatan gardu distribusi merupakan gabungan-gabungan dari

komponen-komponen listrik yang nbersama membentuk jaringan

distribusi dari gardu induk ke konsumen.

Dari perhitungan diatas pun dapat kkita simpulkan, bahwa

untuk menghitung suatau daya (susut daya) pada saat

29 | P a g e

pendistribusian dapat dilakukan menggunakan rumus sederhana.

Di mana Daya dari Transformator di gabung dengan daya pada

saluran distribusi akan menunjukan daya distribusi.

DAFTAR PUSTAKA

Stevensor,Jr,William,D. 1994, Analisa Sistem Tenaga Listrik.

Jakarta : Erlangga.

Laaporan Hasil praktikum Milik Angga Aditya Harianto Gultom

Google Image

30 | P a g e