For Demonstration Purpose -

214
l;$. ;.::' :. 1,, ':' i l.jx ',,.ri; i.; lL i.' 1 ,,i ANTARA PEMAHAMAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL

Transcript of For Demonstration Purpose -

l;$.;.::'

:. 1,,

':' i

l.jx',,.ri; i.;

lL

i.'

1,,i

ANTARA PEMAHAMANTEKSTUAL

DANKONTEKSTUAL

ry

STUDI KRITIS ATAS

ffi&ffiffiffihlAffi! $AW"antara pemaharnan

tekstual dan kontekstual

Syaikh Muhammad Al-Ghazali

Pengantar: Dr. M. Ouraish ShihabPenerlemah : Muhamrnad Al-Baqir

*_lE!G!!,ll_4!q!_KHAZANAH ILMU.ILMU ISI.AM

Syoikh Muhommod Al-Ghozoli

Diterjemahkan dan buku

As-Sunnah An-Nabawiyyah: Baina Ahl At-Fiqh wa

Ahl Al-Hadils karya Syaikh Muhammad

Al-Ghazali. Penerbit Dar Asy-Svuruq, Kairo.

1ll"'*)isilffIt,;iPenerjemah; Muhammad Al-Baqir

Hak terjemahan dilindungi undang-undang

_ _!!q!:l,-{Cetakan i, Rabi'ul Awwal 1l12iOktober 1991

_- Crt4q II. Sva ban 1412/Februari 1992

Diterbitkan rfrit prn"Uit U*nAnggora IKAPI

Jl. Yodkali No. i6, telp,700931

Bandung 40124

Or**r*,plf, CrLt Sdbtiuru foto: Ramli

Pelaksana: Biro Desain Mizan

ISI BUKU

KATA PENGANTAR * 7

Oleh Dr. Muhammad Quraish Shihab

PRAKATA-13KATA PENGANTAR CETAKAN PERTAMA - 15KATA PENGANTAR CET.AKAI\.I KEENAN,i - 2I

BAB I. RA'YU DAN RIWAYAT: BEBERAPA CONTOH TE}i.TANGNYA - 25Kesahihan hadis dan persyaratannya o Apakah seotallg mayit cliezabkarena tangisan keh.larganva? c Tentang hukum qishash e ShalatTahiyat Al-Masjid o Hadis tentang Tuhan Mahaperkasa Yang nren-dekat o Pentahkikan 'Aisyah I Fatwa tak bertanggung.iawat). NabiMusa dan Malaikat maut I Tertuduh yang tak bersalah e Haramkahmembuat pcngumuman tentang kematian seseorang? c Keutarnaannegeri Syam o Nafkah wanita yang tercerai tiga I Memaksa gadismengar.+'ini seseorang yang tak disukainya o

BAB II. SEKITAR DUNIA WANIT'A - 52Antara kerudung dan cadar o Wanita, keluarga, dan profesi tHubungan wanita dengan masjid o Kesaksian wanita dalam kasus_kasus pidana dan qishash t

BAB III. PERIHAL NYANYIAN - 78Nilai hadis yang dirawikan oleh perorangan o Ibn Hazm membantahbeberapa periwayatan hadis mengenai larangan bernyanyi O Meng-hibur hati dengan hal-hal yang mubah O Beberapa contoh nyanyianyang baik I Rusaknya kebanyakan lingkungan seni o Berlebih-lebih-an dalam mengharamkan nyanyian merupakan kecenderungan non-Islami o

BAB IV. ETIKA MAKAN-MINUM, BERPAKAIAN, DAN MEM.BANGUN RUMAH _ 108

BAB V. KERASUKAN SETAN: ESENSINYA DAN CARA PENG.OBATANNYA _ 119

!1,-" t1 \ I \{liN{r\iIAN{I AL-Q[iRA}{ Sir{,,\R.\ SHRIITS - 13}lieberapa hadis yang disimpa:ngkan rrraksu<ln,va etail i{;urang ciipairamimaknanya tF Peperangan dalam Xsiam a Umat tidak berada dalamnosisi tlairwah yang sukses o Hadis-hadis tentang zuhr.ld t* Kurangnyapenget:huarr sebagian dar'; para peminat hadis di masa sekarang {l

il,\ii \tl. i-tADIS-lIAIllS 'IEI\JllANG &,IASA KEKAC;\UAN - 151Scllntas pandang tcntang lia'iis-hadis itu * Dajjal, Penrirnpin Kaurn'. irhuiii {l Kematit:.n Oajjal i:.an L.orr:uiaan tahap barrr Islsm Q Men-tiisirrrsikan hadis teniang "brtis" dt &,!endisku:ikan hal-hal yang meng-hcntik.an shala,t a

R_AB V{It. AN'I'ARA SARAhIA UAN'i'UJLi,\N - 163iang tctap dan benrbah: (11 ili lapangan jihad; {2) Di lapangan p€r-ntusl'arvar;rLan 13

BAB iX. T,lKDiR DAl{ FATAl.tSl,fE - \72

irAts .{.

I'e ngetahu;rn Allah ; rng i'r:enyelunih o Nlakna ungkapan "Kitab(tlkdir) r'ang rnenclahrl,li'" 6 h,[envangga]r riwa,vat yang meng-isvaratkar, fatalisme I Beberapa ayat \r'ang menegaskan tentan€iiirhtiar manusia, lcjitang ganjara-lr dan Keadilan liahi I &Iakna ayat"S c andairry a r'rlial-r m engirendaki, nisc aya diberi-Ny a hidal"' ah kepadakaiian semua" @ lvianilestasi lradar iKeirendak) h{ahatinggi 6 Pe-rn,i-salan kaum pendcsa pada ilari Kiamat 3 Se ki.las pandang tentangpenutup Surah Ai-Nlukminun 3 Pa:rdanqan umum atas hadis-hadistentang qadha dan qadar )

I'ENUTUP - i91Lerrrahnya kesadalan Qur'ani adalah perbuatan dosa C Rangkaianperarvi "rantai ernas" tidak nrenolong niatan yang rapuh I Perlunyakerja sama mtara alrli fiqih dan :hli hadis dalam meneliti dan me-meriksa Sunnah Nabawiyt,ah I Benarkah seorang suami tidak bolehditanya mengapa ia mernukul istrinya? 6 Pulau rernpat Al-Masih Ad-Dajjal o istri tidak menentukan jenis kelamin anak: iaki-laki atauperempuan &

{Nr)LK 2l 1

lndek Kutipan Ayat Al-Quran - 21iIndek Subjek - 2I3

Ki\TA PENGANTAROleh Dr. Muhammad Quraish Shihab*)

Muhammad Al-Ghazali, penulis buku stude Kritis atas Iladis Nabisaut.: Antarn Pemahaman 7-ekstual dan Kontekstual fiudul aslinya:As-Sunnah An-l,iabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al'Hadits'l ini,adalah salah seorang ulama jebolan Universitas Al-Azhar Mesir yang

disegani di dunia Islam, khususnya Timur Tengah, dan salah seorang

penulis Arab yang sangat produktif.Buku pertamanya, yang membahas tentang "Islam dan Kondisi

Ekonomi Umat Islam", terbit pada tahun '1947. Dalam buku pertarna-nya itu, Muhammad Al-Ghazali dengan sangat tajam menyoroti keadaart

perekonomian umat Islam dan mengkritik dengan pedas para penguasayang bergelimang kekayaan yang melimpah, serrrentara rakyat merekahidup dala.m penderitaan. Dalam buku tersebut, ia juga menggunakansatu istilah yang kemudian menimbulkan pro dan kontra, yaitu "Agamamelayani bangsa-bangsa". Istilah ini, menurutnya, untuk mengimbangiistilah kaum komunis, "Agama adalah candu bagi bangsa-bangsa".

Demikianlah, terlihat bahwa sudah sejak arval, Muhammad Al-Ghazali menulis dengan penuh semangat, dan sejak awal pula karyanyatelah menimbuikan diskusi pro dan kontra.

Sewaktu mengajar di Fakultas Ushuluddin, Universitas Al'AzharMesir, saya melihat dan mengalami betapa kuliah-kuliahnya digemarioleh banyak mahasiswa. sehingga, seringkali kursi-lcursi kami didudu.kioleh mahasiswa Fakultas lain di lingkungan Al-Azhar, Ymg seharusnya

mengikuti kuliah di tempat masing-masing.Materi ceramahnya yang selalu segar' gaya bahasanya, semangat

dan keterbukaannya, merupakan daya tarik yang sulit dihindari. Ciri-ciri tersebut masih melekat pada diri Muhamrnad Al-Ghazali, ketikapada tahun 1988, saya bertemu lagi dengannya di Aljazair, tempat iakini ber*nkim, setelah sebelumnya selama tujuh tahun ia bermukim diSaudi Arabia.

*) Penulis adqlqh dosen Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan menjabat sebagai salah seorang Ketua Majelis Ulama Indonesia (XUQ. Gelar doktornya diraih pada1982 dari Univenitas Al-Azhar Mesir ddam ilmu tafsir.

8 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

. Buku pertamanya, seperti telah saya ceritakan di atas, telah

menimbulkan pro dan kontra. Begitu pula dengan buku yang berada ditangan pembaca ini. Buku ini juga telah menimbulkan tanggapan yangberbeda, sehingga menyebabkannya menjadi salah satu buku ter-liuis dengan lima kali naik cetak dalam *ukt', anta-ra Januari-oktoberI 989.

sunnah Nabi- * yang menjadi bahasan buku ini - merupakaninduk dari sekian bryyak disiplin ilmu agama. Irmu ini pernah menjadimahkota ilmu-ilmu keislaman.

Badruddin Az-zarkasyi (r344-r391) mengklasifikasikan ilmu-ilmu keislaman menjadi tiga bagian:

Pertama: Ilmu yang telah ,'matang tetapi belum terbakar', (na-dhaja ws lam yahtariq) leperri nahwu (tatabahasa) dan ushut fiqh.Kedu,a: Ilmu yang "belum matang dan belum pula terbatai",seperti sastra dan tafsir.

, Ketiga: Ilmu yang "teiah matang dan terbakar pula,,, yaitu fiqihdan hadis.

. IImu Fiqih dan Ilmu Hadis dikatakan matang dan terbakar pulakarena kedua ilmu ini begitu banyak dibahas olih para ulama, danistilah-istilah yang digunakan begitu ramai; sehingga tiiak jarang setiapulam.a ,mempunyai pengertian yang berbeda de"[L urama lain,"warau-pun istilaLh 1.ang digunakan sama.

. -. Fiqih dapat dikarakan sebagai suatu ilmu yang lahir dari hadis-hadis Nabi saw. Karena, walaupun ulama-uramu irqi[ merujuk kepadaAl-Quran, seringkali pemahamannya dikaitk'n dengan hadis-hadis. Danmeskipun fiqih lahir dari hadis, namun pandangan dan pemahamanulama-ulama hadis terhadap hadis, tid;k juring berbeda denganpandangan ulama fiqih I us hut.

ulama hadis misalnya, karena memandang junjungan kitaMuham-mad sarv' sebagai teladan, mengarahkan perhatian -.r."ku kepada segalalp] saja yang berkaitan dengan pribadi ugrrng itu, baik berkaiian de.igrnhukum atau tidak. Bahkan meieka -..rgutrggup bahwa segara ,.r.,lt.,yang dinisbahkan kepada beliau, baik sebel'm maupun sesudah beliaudiangkat menjadi nabi, adalah sunnah. Sementara itu, ulama ushut fiqhmembatasi bahasan-bahasan mereka, yang berkenaan dengan Rarulluy:, h*ya dalarn perso.lan-persoalan yang dapat dijadikin kaidah-kaidah hukum. Sedangkan ulama fiqih memSutusi p.mbuhasan merekayang berkaitan dengan Rasul saw. hunyu pada masalah-masalah yangberhubungan dengan perincian hukum syariat, yakni apakerh ia wajib]sunnah, harim, makruh, atau mubih.

Pemahaman antara para ulama di atas juga berbeda berkaitandengan suatu teks hadis. Ada yang memahaminliu ,..*u tekstual dan3d3.

p"h. yang kontekstual. Kedui ciri ini sebinarnya telah dikenalbahkan dipraktekkan oleh para sahabat Nabi saw.

suatu lietika, Nabi saw. memerintahkan sejumlah sahabatnya

Katc. PengarLtar {,)r. If . (lu.reish. Shihu.l.; !i

untuk pergi ke perkampungan Bani Qurair-liah. Sebei'rm ber;ingliat,heliau berpesan: "La yushali-vanna ahadukurn al-ashra ilia fi Eani

Quraizhah" (fanganlah ada salsh seorang di antarn lium.u yq.n{ slmi{!ttlshar, kecuali di perkarr'pungan Bani Qura{zhah).

Perjalanan ke perkampungan tersrbut ternyata trcigitu pa.njang,sehingga sebeium mereka tiba di tempat 1'ang dituju. vvaktu.rshar iei:,rhhabis. Di sini, mer€ka merenungkan kembali apa maksud pesan Nabi diatas. Ternyata sebagian memahaminya. sebag;li perintali untuh bergci:asdalam perjalanan agar da.pat tiba di sana pada waktu masili Ashar. jaii.bukan seperti bunyi teksnya yang melarang shalat Ashar kecuali di sr.::'r.Dengan dernikian, mereka boleh shalat Ashar waiaupun beium i",i:'a tlltempat yang dituju.,

Tetapi sebagian yang lain memahaminya secara iekstual. Oleirkarena itu, mercka baru melakukan shalat Asha.r setelah rvaktr-r Asharberlalu, karena mereka baru tiba di perkampungan Bani Qriraizhah(tempat yang ditunjuk oleh teks perintah Nabi) setelah rvaktu Asharhe rlalu.

Memang benar, bahwa para uiama nlcnsena-i istilah asl:ab al-uurud, yakni sebab diucapkan atau diperankannya sebuair hadis atalidengan kata lain, "konteks sebuah hadis". Namun, tidak-.jzrr;Lng konteksdirnaksud tidak diketahui secara pasti, atau kabur bagi sebagian pencliii.sehingga menimbulkan kekeliruan pemahaman. Sebagia:n ularna ure-mahami sabda Nabi, "Man akala lahrna jazurin falyatawadltclha"' (Siapayang makan daging unta hend,ahluh berwudhu), sebagai argtrmentasi(dalil) batalnya wudhu akibat makan daging unta. Pemaha-rn;rn ini keliruakibat tidak jelasnya konteks ucapan Nabi itu baginya.

Imam Al-Qarifi dianggap sebagai orang pertama yang memilah-milah ucapan dan sikap Nabi Muhammad saw. Illlrnurutnva, Nabi sarv"

terkadang berperan sebagai Imam agung, Qadhi (penetap'hukum yangbijaksana) , atau Mufti yang amat dalam pengetahuannya.

Pendapat di atas, bagi penganut paham kontekstual dijabarkan dandikembangkan lebih jauh, sehingga setiap hadis harus dicari konteksnva,apakah ia diucapkan/diperankan oleh manusia agung itu daiam ke-dudukan beliau sebagai:

1. Rasul, dan karena itu pasti benar, sebab bersi.rmber dari AllahSWT.

2. Mufti, yang memberi fatwa berdasarkan pemzLhamal cianwewenang yang diberikan Allah SWT kgpadanya. Dan ini pun pastibenar serta berlaku umum bagi setiap Muslim.

3. Hakim, yang memutuskan. perkara. Dalarn hal ini putusantersebut walalrpun secara formal pasti trenar, namun secara materialadakalanya keliru. Hal ini diakibatkan oleh kemarnpuan salah satupihak yang bersengketa dalam menutup-nutupi kebenaran, sementaradi sisi lain keputusan ini hanya berlaku bagi pihak-pihak'yang ber-sengketa.

10 Stud; Kritis atas Hadis Nabi saw.

4 Pemirnpin suatu mas-varakar, )'ang menyesuaikan sikap,bimbingzur dan petunjukny'a sesuai dengan kondisi dan budayu -u-syarakat .vang beliau temui. Dalam hal ini, sikap dan bimbingan tersebutpasti be nar. dan sesuai dengan masyarakatnya. Namun bagi masyarakatvang lain, mercka dapat mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalampetunjuk dan bimbingan itu untuk diterapkan sesuai dengan kondisinrasing-masing masyarakat.

5. Pribadi, baik karena beliau: (a) memiliki kekhusr.lsan danhak-hak tertentu vang dianugerahkan atau dibebankan oleh Allzrh clalamranska tugas kenabiannl'a, seperti kewajiban shalat malarn atau ke-bolehan menghimpun lebih dari empat orang istri dalam satu waktu_vang bersamaan; maupun karena (b) kekhususan-kekhususan yangdiakibatkan oieh sifat manusia, yang berbeda antara seorang dengai1'ang lain. scperti perasaan suka atau tidak suka terhadap sesuatu. soal.vang terakhir ini tidak menjadi fokus perhatian utami mereka yangrnenitikberatkan pandangann-va pada ucapan atau sikap 1,ang berkaitaidenqan hukum.

sekali lagi orang dapat berbeda pendapat tentang penjabaran ini.Namun, agaknya tidak terelakkan untuk memilah-milah ucapan dansikap Nabi saw. karena hal yang semacam inilah yang dilakukan olehpara sahabat beliau sendiri. Berikut ini beberapa contohnya:

Jabir bin Abdillah bermohon kepada Nabi saw. agar beliau ber-sedia berbicara kepada sekian banyak pedagang dengan tujuanuntuk membebaskan ayah Jabir dari utans-utangnya. para pe-dagang .vang menyadari bahwa upaya Nabi tersebut hanya sekadzusal'an, rncnolak saran tersebut.

Buraidah hersikeras untuk rneminta cerai dari suaminya, walaupunia teiarh di'asihati oleh Nabi saw. IIal ini karena ia menyaiaritrah*'a nasihat Nabi tersebut bukan merupakan kewajiban agamayang harus dilaksanakan.

Ketika Nabi sar,v. memilih lokasi tempat bermzukas pasukannya

f{am Perang Badar, Al-Khubbab bin Al-Mundzir bertanya apakahlokasi ini merupakan pilihan yang didasari oleh petunjuk Ilahi,ataukah pilihan yang didasari oleh pertimbangan atal dan strategiperang? Ketika Nalai saw. menjau.ab bahwa itu adalah hasil pi_naiiuannya, Al-Khubbab rnengusulkan lokasi lain yang lebih tepat,dan usulnya itu diter:ima oleh Nabi saw.

Demikianlah, terlihat b:rhwa sejak semula pemilihan dalam sikapdan ucapan Nabi saw. telah dikenal oleh sahabat-sahabat beliau sendiri.

Melalui buku ini, Muhammad Al-Ghazali berupaya menjeiaskanperbedaan pemahaman menyangkut sekian banyak sunnah Nabi sar,v.,kemudian mendudukkan masalahnya, baik dengan menjelaskan maksudSunnah itu rnaupun dengan menolak kesahihannya.

Kata P€4gi;1t$r llr. fui. Quraish Shihab i I

Apa yang dilakukannya ini * khususriya dengan menolak As-$i"rnnah yang dinriainya bertentangan dengat: ayal-avat Al-Quran -:i.rri:rir rnenirnbulkan pro dan kontra. Eahkan ar:ia ,varrg menuciulinya,r:i.la.sai salah seoran-q )'ang mengingkari As-Sunnah.

hir"rlammaci Ai-Ghazali serrciiri beranggapatr bahwa apa y;rre tli-iakukannya rilr Justru merupakan salah satu bentuk dari ptrrrbel;ranlcihadap Stinnah Nabi sau'.

X{eniang, bentuk-b en tuk p emi,.elaan tid ak terhatas p acla- p cmbi-r li ti-'rn *tenti.sitasnya, tetapi juga dalam pernberian interpretasi-interpretasii'rr.l1! ef,sli,?i. lJan ituiah, menurut hernat saya, yang diupay;rkan oleh

';rrha.rarnari Ai-Chazaii dalam bukunya ini.Namun demikian, kita hartrs berhenti se.jenak unluk merenirnSgl',;'.n

kaidah yang dijndikan toiok ukur oleh fululiarnmad Al-Ghaza-li cia.lam

'rrenciak As-Sunnah. Dalam bukunva ini, ia menegaskan ha.irlva hadis/:.Lrflrrnh Nabi sarv. yailg bertentangan atau berbeda dengan Al-Qurerrhar"r-rs ciitolak. Sei.elah memberikan cr-rntch bagaimatia Aisvah r.a. {istrii.iabi saw.) rnenolak hadis 1,ang .Jisampaikan Abu Hurairah bahwa ldabilicrsabda, Sesungg'uhnya oreng mati disiksz. karena tqn{ise,'L keluarga-r1.,s, ,iengan aiasan bahwa kandungan iiadis ini berteniangan denganAl-Qrlran, Se seorang yan{ berdosa, tid.sk akan memikul dosa orans la|n

{QS 5 r I 64), },iuhammad Al-Gfrazali menegaskan:'nMenunrt hernat sayir, cara yang diterrpuh oleh {lmrn Al-Mttkmi-

nin iAisyah) rnerupekan dasar untuk mengukr-tr riwayat-rilvayat vang

".aiiili inelalui ayat ;yat Kirab Suci Al-Qura-n."Seian jutnya, Muhammad Al-Ghazali menulis :

"Para irnam fiqih rnenetapkan hukum'hukum sesuai dengal iitihadvang luas, yang berdasarkan kepada Al-Quran terlebih dahulu. Sehinggaapabiia mereka menernukan dalarn iumpukan riwayat (hadis) ,v;rngseialan dengan Ai-Quran, mereka mcnerimanya. Atau, kalau tidak,(mereka menolaknya karena) Al-Quran lebih utama untuk diikuti."

Pendapat di atas, tidak sepenuhnya diterapkan oleh ularna-ulamafiqilr. Yang menerapkan secaia utuh adalah Abu Hanifah dan pengikut-pengikut mazhabnya. N{ereka secara t€gas menyatakan bahwa hadis-hadis yang bertentangan dengan Al-Quran harus ditolak. Sebab,.Al-Quran diyakini secara pasti kebenarannya, dan ka.rena itu, tidakwajar ditinggalkan hanya disebabkan adanya suatu hadis yang }:crsifatahttci {yang tidak diriwayatkan atau disampaikan oleh sejumlah perawiyang meyakinkan). Menurut penganut mazhab Hanafi, jangankan rnem-batalkan kzurdungan satu ayat Al-Quran, mengecuaiikan kandungansebagian ayat pun tidak dapat dilakukan oleh hadis.

Pendapat 'ulama fiqih mazhab Hanafi yang dernikian ketat i{u,tidak disetujui oleh Imam Malik dan penganut mazhabnya. Nlerekadapat saja menerima dan mengamalkan hadis-hadis yang tidak sejalandengan ayat Al-Quran apabila ada indikator yang rnenguatkan hadistersebut. Seperti, misalnya, adanya pengamalan penduduk h{adinah

12 Studi Kritis atas Hacl,is Nabi saw.

atau adanya kesepakatan (ijma') menyangkut kandurlgannya. N'Iereka

menerima hadis yang mcnvatakan haramnya memperistrikan - dalam

saat yang bersamaan - seoranq wanita bersama bibinya, walaupun hal

ini secara iahir tidak se.ialan dengzur kandungan a\/at24 Surat An-Nisa'.lmam' Syifi'i d:rn penganut mazhabnya bukan saja menolak p*-

dangan mazhab Abu ifanifah tetapi juga pandangan mazhab N{aliki.Cukup panjang argumentasi As.v-Syafi'i, baik dari segi pembuktiankelcmairan pandangan kedua tokoh mazhab fiqih -vang disebut di atas,

mauplln dari sesi pembuktian keharusan mengakui kesahihan SunnahNabi saw. -vang keiihatannya berbeda atau bertentangan dengan ayatAl-Quran.

Sunnah, mbnurut Asy-Syafi'i, boleh saja berbeda, menambah ataumengecualikan sebagian kandungan ayat Ai-Quran. Bukankah Allahsendiri mengharuskan umat Islam untuk mengikuti perintah Nabi-Nya?

Aeaknva, ketika menerapkan pendapatnya itu. Asy-Syafi'i di-pengaruhi oleh sikap sekian banvak orang pada masanva, yang berusahamenolak As-Sunnah dan meneingkarinva, deng:rn alasan $l-Quran telahmenjelaskan segala sesuatu -- mirip dengan pandangan segelintir anggotamasvarakat Nluslim dewasa ini.

Pengantar ini bukan bermaksud untuk memasuki polemik yangterjadi di kalangzur ulama-ulama mazhab tersebut. Yzurg dimaksudhanyzriah ingin menggarisbau'ahi bahwa tidak semua ulama fiqih sejalanden{an pandangan 1'ang dikemukakan oleh Nluhammad Al-Ghazalidalam buku ini. Di sisi lain, jika ada -vang tidak sependapat dengan,\sr'-Syafi'i atau mendukung paham Abu IIanifah, maka harus disadaribahlva penolakan mereka bukan terhadap As-Sunnah secara keselurtrh-an, tetapi han;.a terhadap hadis/sunnah tertentu yang mereka nilai ber-tentansan atau tidak sejalan dengan Al-Quran. Semua itu mereka laku-kan densan sangat cermat dan hati-hati, setelah menganalisis, mengoiahdan membalik-balik segaia segi permasalahan. Karena siapa tahu per-tentangan -vang diduga itu dapat dikompromikan, apalagi jika sanad(rangkaian perarvin-va) terdiri dari orang-orang yang jujur, kuat hafalan-n1'a lagi memahami pcrsoalan.

Demikianlah pengantar ini, selamat menikmati suguhan N{uham-niad Al-Ghazali.

PRAKATA

Antara saya dan Lembaga Pemikiran Islan (Ma'had Al-Fikr Al-Islamiy) di Amerika Serikat terjalin hubungan yang akrab. Cukup seringsaya ikut dalam pelbagai pertemuan dan riset yang diselenggarakan olehlembaga tersebut. Lembaga ini membawa misi intelektual dan ke-

budayaan yang penting. Ia berusaha menghubungkan kembali alurpemikiran Islam yang telah sempat terputus, setelah - terlebih dahulu -membersihkan sumbernya dari pencemaran dan meluruskan arah per-jalanannya. Ia juga memandang kepada ilmu pengetahuan kontemporerdengan pandangan yang adil dan jujur. Apa saja darinya yang merupa-kan produk dari fitrah yang sehat, diterimanya dengan senang hati.Karena Islam sendiri adalah agama fitrah, dan mustahil ia akan meng-ingkari sifat aslinya yang pertama dan paling utama. Adapun yangmerupakan hasil dari pelampiasan hawa nafsu yang menyimpang, pastiditolaknya tanpa keraguan dan keengganan. Karena sesuatu yang barupun tidak ada harganya apabila bertentangan dengan akal sehat danajaran agama yang otentik.

Para anggota lembaga ini telah meminta dengan sangat agar sayamenulis sebuah buku yang berupaya meletakkan as-sunnah an-naba-wiyyah secara proporsional dan membelanya agar tidak menjadi korbandari keberanian orang-orang dungu dan berwawasan amat sempit.

Harus diakui bahwa saya menyambut dengan gembira permintaanini, bahkan hal ini memang bersesuaian dengan keinginan yang sudahada sebelumnya dalam diri saya. Karena itu saya pun segera melaksana-kannya.

Berkenaan dengan hal ini,. harus saya tegaskan bahwa betapapuneratnya persahabatan yang mengikat antra saya dan beberapa ketuaLembaga Pemikiran Islam, yaitu Dr. Abdul-Hamid Abu Sulaiman danDr. Thiha Jdbir Al-'Ulwaniy, demikian pula hubungan kekerabatanintelektual yang menyatukan kita, namun saya sendirilah yang harusmemikul tanggung jawab sepenuhnya atas semua uraian dan pendirianyang saya tuangkan dalam buku ini, dan juga dalam menghadapi segalakritik dan sanggahan yang mungkin ditujukan kepadanya.

Dengan maksud itu saya serahkan cetakan pertarna buku ini

t3

14 .\tudi Kritis ,ztas Hadis lJttbz scu:.

k^epada Penerbit Dar As;r-Syurllq, sambil berharap semoga saya dap:;iirncnjaga agama kita vang lu,:us agar tidak menjadi korbai ,J"ri ku;;;"kan'an yang kurang berpe'getahuan. I)an agar menjadi jeras bagi ser,,rlrorans' hetapa luasnya rahmat l'ar:.g ciengannya Aliah sitrr reia,h rne*s.utus Nabi &{uhammatl saw., sang Jrembiwa'risiiiah 1,ang rerakhir. f_.;;,,;sesunggulznya Karni (Allah) ti*da mengtdusntu ket:uah"seltagsi ralrrfti,::bagi i.clunth alant serri,e std . . .

NI uharnmad Al- {iha":,r.ii

KATA PENGANTAR CETAKAN PERTAMA

Simpati saya selalu bersama kaum muda Muslim yang telah banyak

berjasa aatu* era kebangkitan dan kesadaran Islami ini' Dan masih

ban;rak lagi yang dapat diharapkan dari mereka. Mereka berjuang di

tfghanistan meliwan tentara Soviet dan berhasil menimbulkan amat

baiyak kerugian di pihak musuh. Bahkan men-iaksa mereka keluar dan

lari secara tergesa-gesa.Kini meieka masih bertempur melawan sisa-sisa kaum murtad dan

para pengkhianat di negara mereka itu. Tarnpaknya, pertarungan itutelum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat ini.Namun perjuangan mereka tak pernah mengendur'

Sebelum itu, kaurn rnuda Nlusiim telah terlibat dalam pertemPuran

melawan penjajahan Prancis di Aljazair. Pengorbanan meleka pun tak

kepalang iungg.rng. I)arah para syuhada mernbanjir dan tuiang-tulang

mereka "berserakan.

sampai akhirnya, Allah swT melirnpahkan ke-

menangan-Nya. Suara takbir menggema kembali dari masjid-masjid yang

tadinya telah sempat ditutuP.Siopohoh g"iongon yang lebih zalim d,aripada orang,yang melarang

nama A'llah diibut di dolo*rya, bahkan berupaya menghancurhanny(1.2

Mereka itulah yang sepatutnya tak diperhenanhan memasukinya hecuali

d.alam head,aan ,i*it. Bag:i mereka hehinaan di dunia, dan kelak diakhirat akan merasakan izab yang amat pedih. (Al-Baqarah: 114).

Pada saat perjuangan melawan kaum Zionis di Palestina berada di

bawah kepemimpinan dan strategi Islami, sungguh amat besar kerugiSn

yang didirita ol.h ku,tm Zionis. Cita-cita mereka selalu terbenturdengan pagar-pagar besi yang amat kukuh kuat. Dan seandainya per-

juarigan i.is.but-*asih tetap berjalan di atas landasan Islam dan dengan

r.-ungut Islam, untuk waktu yang lebih lama lagi, niscaya ofang-orang

Yahud"i itu pun telah pergi untuk selama-lamanya, dan kembali ke

Eropa Timur atau Barat, tempat asal mereka.Namun persekongkolan-persekongkolan internasional telah ber-

hasil menarih lslam keluar dari arena perjuangan, lalu menjadikanorang-orang Arab bertempur tanpa berpegang pada Agama. Dan tegak-

lah negara Israel dengan segala keangkuhan dan kesombongannya!

i5

16 SttLtIi Kritis atas Hadis llabi saw.

. Akan terapi, akhir-akhir ini, Isram data'g sekali lagi ke medan per-.iuangar:, dan tercetusr'alt int,ifacrhah yang*.,.uuluku', up"i p.rlu*urran. Iaincr,gingatkan lau'an dan kawan bahlL hanya rrtu-ltuf, saru-satunyajalan keselarnatan.

Pikira' dan perasaan saya seraiu bersaLrna gerakan kebangkitan-kcrnbaii Islarn yang terus-menerus hendak dihan"curkan oreh perbagaiko*;pirasi internasionar. Dan-para pahlawan pun tut rrerrti-trentinyahiu'us berhagaparl dcn-gan kezariman yang bersinarnbungan dan kepedih-an )'ang selalu datang berulang.

Saya ingin mengatakan kepada para pemuda pejuang, trahwa pem-bebasan tanah air kita dari o.u.g_o.urrg urirrg yu.,g "i.";u]ufr"y a ad,alah

sn-suatu yang merupakan cita-cita agung- Akan tetipi ituhanya sebagiansaja dari apa yang harus kita laksani'kanl

Kauni sikh di benua India berjuang untuk mendirikan suatunegara sikh. Apa seber-rarnya negara sit<tr itui Apa nilai k.munr.riuarr-nva cli masa lalu dan yang akan datang? Tak "a" upu_up*yutBisa sa-ia berdiri suatu negara untuk bangsa it"u, terlepas dariAguT3, Tetapi, apa nilainya dan ieberapa jauh p."rrgurrrh;yufKira ini sesungguhnya aclalal.r pur11u" fstam ji guri;i"ra.pan yang

ilgin mengumandangkan wahyu Ilahi, *.-b.rlu-k.rku1 k._,rrrriu'fitrah manusia dan membim-bing peradabar, -*,.rru "g;t -""gitat diridengair ajaran 'ruhannya dan *berjala"

di bawJ ;;;;;" petunjuk-i{ya.warisan generasi-generasi kita terdahulu,-yang untuk waktu cukuplama telah berhasil memimpin dunia, t -"rur, ;&i.l; kembali darikejatuhannya" ra harus memulai lagi misinya au" ,".'*L.rsihkan bumidari segala macam kotoran yurrg *.Lkut.Karena itulah saya senantiasa memandang dengan perhatian amatbesar, kepada kecenderungan pemikiran yang mewarnai kebangkitanini. Saya ikuti, dengan haiap iu, ..-ur, ,.tiip p"ru"g-r"r"tnya, baikdan buruknya serra benar dan sarahnya. saya 6.rur-i..r* meyakinibahwa keberkahan langit dan kesejahteraan bumi akan seralu men-duku'g kebangkitan ini sejalan din sekada. k;.[;l;nya kepadaKebenaran.

. sering pula saya mendiskusikan kecenderungan pemikiran inidengan beberapa kawan yang term asuk urur-arbit6. Kami pun ber-sepakat tentang keharusan beiinteraksi a."gu""yu ;."g;;' cara halus,dan membimbingnya ke arah jaran lurus "(asft-

shiratE il-mustaqirn)dengan lemah-lembut.

Kami melihat, bahwa konsep_konsep Islami tidak cukup me_nempati y*q pemikiran yang seharusnya diperuntukt an baginya. HaI.s;perti ini pula yang telah t.duai pada perjala"u; ;;J*; ii," - kaumMuslim - terutama pada abad-abad terukhii.

sekiranya sistem-sistep pemerintahan kita lebih bijaksana, danunsur-unsur kemerdekaan dan keadilan kita lebih.t"ut,-ruaur, barang

Kata Pengantar Cetakan Pertama 17

tentu kita tak akan terjerembab di bawah cengkeraman penjajahan yangmelanda kita selama ini dan hampir-hampir menghapus sama sekalieksistensi serta misi kita dari muka bumi.

Apa guna suatu kebangkitan yang tidak mengenali pelbagaip enyebab kek alahan-kekalahan di m asa-m asa lalu ?

Para penguasa yang otoriter, di masa lalu maupun sekara--rrg, amatsenang dengan adanya pertengkaran-pertengkaran {khilafiyah) yangtidak menyinggung dan tidak membahayakan kekuasaan mereka. Misal-nya, tentang hukum keragu-raguan yang melintas dalam benak se-

seorang: apakah ia masih berwudhu atau tidak. Apakah keraguanseperti itu benar-benar membatalkan wudhunya atau tidak? Apakahmelihat Allah (secara inderawi) di akhirat merupakan sesuatu yangmungkin terjadi atau tidak? Apakah bacaan Imam dalam shalat cukupmewakili bacaan makmum atau tidak?

Para penguasa yang zalim sangat mengharapkan agar massa rakyattenggelam dalam masalah-masalah seperti itu, sedemikian sehingga tidakmampu lagi bangkit dan menyelarnatkan diri' Sebaliknya, mereka akanmerasa sangat terancam dengan Pertanyaan'pertanyaan seperti ini:Apakah negara kita dikendalikan demi kepentingan pribadi seseorang

ataukah demi suatu ideologi? Mengapa harta kekayaan negara hanyaberedar di antara beberapa gelintir manusia saja? Apakah manusia hidup

- seperti ketika dilahirkan - sebagai makhluk merdeka ataukah merekaadakalanya diperbudak oleh lecutan kaum tiran dan di waktu lain olehdesakan kebutuhan akan sesuap nasi?

Pada permulaan masa-masa Islam, ketika berlangsung perluasanwilayah-wilayah Muslim, si Arab Badui yang berhadapan dengan tentaraParsi, dengan lantangnya berkata kepada mereka: "Kami datang untukmenyelamatkan manusia dari perhambaan diri kepada sesama manusia,agar mereka kemudian tidak melakukannya kecuali kepada Allah,Tuhan Yang Satu."

Badui yang lugu ini, dengan fitrahnya yang murni, benar-benarmengetahui tentang prinsip-prinsip dasar dan konsep-konsep agung

dalam sistem Islami. Ia dengan mudahnya membuka mata merekakepadanya.

Tetapi, apa lacur? Sungguh sangat menyakitkan hati menyaksikansikap sebagian dari para pemuda kita kini. Yaitu mereka yang hanyamencurahkan perhatian terbesarnya kepada masalah seperti: Apakahperbuatan menyentuh wanita membatalkan wudhu atau tidak?I Perhatiannya terhadap masalah seperti ini iauh lebih besar danlebih ketat dibandingkan dengan perhatiannya mengenai masalah

pemilihan umum, apakah ia berlangsung secara bebas ataukah terjadimanipulasi di dalamnya?!

Tidak adanya kesadaran akan hakikat-hakikat Islam yang agungdalam benak kita, tak selayaknya dibiarkan begitu saja.

Ada lagi yang perlu kita bicarakan. Bagaimana kiranya kita me'

l8 Stud,i Kritis atas !{odis Nai.,i .;ozrr.

mecal-ikail probierii-protrlem seklinrler kita dalarn bermacam-rnacarntradisi yang telah nrenguasiu kehidupan kita sekarang?

Peibagai pcndapai i dlrg l.marr serra panrlangan eksrrein i angmenyuiitkan tr;lah mengalahkan p:i.ndarrgiur-paudangarl yang iurus' daimemudahkan di masa-rrasa senraraknya peradaban Islani, pid" krrrrrr.-kurun waktu yarrg telair lzilu. seriernikian rupa sehingga biriyak orangmemperkirakan, bahkan berkeyai<inan banwa apabila Islam i<ernbaimenguasai kehidupan, maka yang akan dijumpai orang ialah kckoiotandan kejumudan di segala bidangi

Pernah seseo'ang berkata kepadaku: ,,Apa kiranya yang akanAnda lakukan seandainya meqiurnpai sebuah keiompok penyanyi dik.ta As-','uth ,vp1-1g hencak menghabiskan ma].am panjang <lengan acsra-acara yang tak sopan?"

Jalvabku: "saya aka' nienernui pcnrir'pi* kcluinpc,k itu danmengatakan kepadanya:'Kami ingin mcnderigar. .lagu-ligu ter.tenrlr.N'Iaukah A'da mernenuhi permintaan irami?' rriah, Jika ia berranyatentang lagu-lagu yang dimaksucl, saya akan berkata kepadanya:'Tolong nyanyikan bait syair ini:

I I . lrJ r g-J :Q-J-r ;; .g:lt j-.tt)l i j,.'+ diSaudaraku, kaum tiran telah melewati batasKini wajiblah berjikad, aajiblah l;skorban!

"Atau, lagu yang berjudul: 'lVahai orang zalint, tunggulah saatkehancuranmu ya?-Lg segera 'kan tiba!'

"Namun jika Anda menyanyikan lagu yang mengagungkan rnalam-malam khamr dan perempLlan . . . , kami akan m"nutirp inulut Andaatau mengisinya dengan tanahl',

saudara-saudara kita dibantai di peltragai tempat; berita-beritatentang kesyahidan mereka terdengar di mana-mana.;bagaimana kitadapat menerima nyanyian-iryanyian cengeng yang mendendangkantentang mabuk dan teler serta hal-hal yutrg sejenis dengan itu?l

Kita membenci "seni" yang rendah seperti itrl. Dan kita akanmengejar-ngejar mereka yang menyebarluaskan pikiran-pikiran gila,yang hanya mendorong manusia ke arah kebancian ian kelemahur .". . i

Bagaimana kiranya, seandainya kita jelaskan tentang sikap Islamdengan cara seperti ini?!

Ada "seniman-seniman" tertentu yang bergelimang dalam lumpurkehinaan. Namun mereka telah berhasil membiat diri"mereka sebagaiidola yang disanjung-sanjung, semata-mata atas dasar asumsi yang saiahbahwa Islam "memerangi seni".

Kita sendirilah.yang sebenarnya telah memungkinkan terjadinyakomedi memalukan ini memperoleh tempat dalam m"asyarakat. padahal

,kiata Pengantar Cetahan Pertama l9

,r.r).ang-orarlg ilu - clcngan "scni'n mereka yang murah dan rendah * takser'kit P*'berirarga'

*,i.*

i ang mcnamb;rh ker.uriyaman lagi, adalah adanya ucapan-ucapantertcntu yang ditqukan kepacia i<aum rnuda yang belum mcngerti apa-apa, seperti: "Kita rak perlu pendapat-pendapat dari para tokoh atau-pun nrazhab-nazhab pai'a imarn. Kita ingin menimba langsung dari Al-Quran cialt As-Sunnair ! "

fuIerniurg benar, saya sendiri tidak menyukai fanatisme kemazhab-an. Saya rncngane,gapnva sebagai suatu kebodohar:r. Atau bahkan suatubentnk kekuralgajaran. Atau mungkin hal itu trersumller pada perilakuyarrrg buruk. Akan tetapi, berapa pun juga, taklid kepada mazhab, lebihkecil rnuciaratnya riibanding rjtihad yang kekanak-kanakan dalammemahami dalil.

Sudah pasti akan timbul problem-protriem sosial dan kebudayaan1'ang gawat akibat cara-cara seperti itu. Anda akan mendengar seorangpernuda ya:rg masih hijau dengan lantangnya berkata: "Imam Maliktidak tahu tentang hadis mengenai doa istit'itth ataupun mengenai di-sunnahkannya membaca te'au)t-ultdz. la juga tidak mengerti tentangkewajiban membaca basmalah. Ia mengakhiri shalat tanpa menyempur-nakan dua kaii salam. "iadi, ia (Imam Melik) adalah seorang yang bodohtentang sunnah Nabi sarv !"

Seorang lagi dari mereka berkata: "Abu Hanifah tidak mengangkatkedua ta-ngan sebelum rukuk ataupun sesudahnya. Ia juga menganjur-kan para pengikutnya agar tidak membaca satu huruf pun di belakangimam. Mungkin saja ia melakukan shaiat setelah menyentuh seorangwanita. Jadi, dengan demikian ia shalat tanpa wudhu!"

Sudah barang tentu, si pernbicara itu sendiri adalah seorang yangbodoh tentang Islami

Banyak orang dari kalangan kaum Muslim merryaksikan ulah parapemuda seperti itu lalu serta-merta menujukan kecaman keras kepadamereka, bahkan meiaknat mereka.

Di masa-masa lalu, ulama Al-Azhar adalah orang-orang yang palingpiawai dan bijaksana dalam mengatasi kekacauan-kekacauan sepertiini. Mereka mempelajari dan mengajarkan Islam yang berwawasan luas,meliputi pandangan-pandangan para salaf dan khalaf (yakni ulama ter-dahulu dan terkemudian). Demikian pula pendapat-pendapat pa.ra imamdari keempat mazhab. Mereka juga mengajarkan berbagai macarnmetode tafsir dan hadis beserta hukum-hukum yang dapat disimpulkandarinya dan perbedaan pendapat tentangnya.

Akan tetapi, sejak tigapuluh tahun lalu atau lebih, Al-Azhar telahmulai merosot mutunya, baik dalam segi pengajaran ataupun pengarah-an. Hal ini memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk berbicarasemaunya. Dan mulailah orang-orang yang "setengah atau seperempat

20 Studi Kritis atas lladis Nabi saw.

ulama" memimpin kafilah kaum Muslim seraya mengobarkan pelbagaimacam kontroversi dan perdebatan berlarut-larut, bukannya meredimsemua itu.

Maka tersiarlah "fiqih Badui" serta konsep-konsep kekanak-kanak-an di bidang akidah maupun syalri'ah.

Dalam buku Dersf ilr Al-Wahdah Ats-Tsaqhfiyyah, saya telah ber-usaha menghentikan kemerosotan intelektual ini. Namun masalah inimemerlukan upaya-upaya yang saling menunjang serta kebijaksanaanilmiah yang mapan dan mantap.

Dalam buku saya ini pun terdapat ',obat minuman" yang mungkinterasa pahit bagi sebagian orang. Yakni kaum muda yang getol -.--baca kitab-kitab hadis, lalu menganggap dirinya telah menguasai semuailmu keislaman, baik setelah membacanya secara serius ataupun sambillalu.

Mungkin juga di dalamnya terdapat pelajaran bagi kaum tua vangmemerangi fiqih-fiqih mazhab, dengan dalih "kembali kepada parasalaf' atau "salafiah" yang dipalsukan, yang hanya memperhatikankulitnya Islam dan melupakan akar serta isinya.

Sesuatu yang perlu saya tegaskan dari sejak awal sampai akhir,!-ahwa saya tetap terikat kepada kafilah agung Islam. Kafilah yangdiparrdu oleh para Khulafa Rasyidun serta para imam yang diikuti danpara r'.lama yang dipercayai. Baik yang terdahulu ataupun yang datangkemudian. Mereka yang dengan tulusnya berdoa selalu:

wahai Tuhan hami, ampunilah kami serta saudara-saudara kamiyang telah mendahului kami dalam beriman. Dan janganlah Enghaubiarkan hedengkian dalam hati hami terhadap orang-ororg yang ber-iman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau-lah yang Maha peiyantin tagiMaha Pengasih . .. ! (Al-Hasyr: 10).

Muhammad Al-Ghazali

KATA PENGANTAR CETAKAN KEENAM

Saya dikejutkan oleh terbitnya cetak ulang kelima dari buku inihanya dalam waktu lima bulan sajal Hal ini jelas menunjukkan betapahausnya para pembaca Muslim kepada ilmu yang bermanfaat dan

penelitian yang tulus.Atas pertirnbangan itu, saya telah bersepakat dengal pihak

penerbit agar cetakan keenamjni disertai beberapa tambahan dan catat-in penting sebagai hasil penjelasan dan koreksi dari beberapa ahli Al-

Quran yang saya ajak berdiskusi, atau melalui surat-surat yang saya

terima dari mereka, ataupun dari suara-suara mereka yang saya dengar

dari kejauhan.x)Di samping itu, beberapa orang telah menujukan cercaannya ter-

hadap diri saya, yang lebih baik saya biarkan saja tanpa jawabatt. Siapa-

kah, di antara para nabi, yang tidak terkena cercaan? Oleh sebab itu,sebaiknya para pengikut mereka meneladan mereka dengan bersikap

sabar dan memaafkan!

I J;-t rt J-")t l-JL,

t ui +i , as)t oU -/Mereha berkata: Tuhan berPutraMereka menuduh Rasul: Seorang dukun peramal

Jika Allah dan Rasul bersama'samaTak terhindar dari lidah manusiaBetapakahPulaaku...?

Namun cercaan yang paling menyakitkan hati saya ialah tuduhan

dari sebagian orang bahwa ruyi *.-.,,suhi as-sutznah an-nabawiyyahlKini perlu safa umumkan bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih saya

cintai daripada siapa pun juga, dan bahwa keikhlasam saya terhadap

-tl;; .diri l"d.*sia ini, tambahan dan catatan tersebut : yTC diselipkan di sana-sini

oleh penulisnya di beberapa bab dalam buku ini - kami beri tanda panah (r)., Khusus Bab

X. "i.nutrrp';, yang juga merupakan tambahan pcnulisnya untuk edisi.ce.takannya yang

keenam, tidal larnl iJ; t""au karena keseluruhan tulisan dalam bab itu merupakan

tambahan - Penerbit Mizan.

I l: P -J)l : lrtjt--. J-*-)t: .!l 4 l-'

2l

22 Studi Kritis atas I{adis Nabi saut.

Islam makin tegar dan kuat, bukannya makin menyusut dair brrklirarir.Karena itu, mereka yang menujukan tuduhan itu, scbaiknya me:nbat;rsidiri dengan berpegang pada iimu cian sopan-santun.

Tujuan saya hanyaiah membersihkan sunnail (haais) i"iab. rarr.dari segala suatu yang mencemarinya. Dan tujuan saya pui<:,riilir Ltlrl.;rrrmenjaga ajaran dan kebudayaan Isiam dari rongrongan seiicic,irip.li.rmanusia yang ker.lanya - sebagaimana disampaikan kepada savaialah: menuntut ilmu pada hali Sabtu, mengajarkanrrya pacia hari ;liiar_i,dan menjadi mahaguru di bidang itu pada harr Senirr! Aciapun pada irar.iSelasa, mereka telah berani menyejajarkan diri, bahkan rnerasa leirii:pintar daripada imam-imam yang besar, seraya berkata dengan congkak-nya: "Mereka itu laki-laki dan kita pun lakilakii"

Demikianlah, hanya dalam tenggang waktu yang amat singkzrt,antara pagi dan soren kendali intelektual kaum Mtrslirn telah beracia ciitangan sekelornpok orang yang mengaku-aku berkompeten, sem€ntaraulul-albab (para ulama dan pemikir vang sebenarnya) memandang kearah mereka densan rasa muak dan terkejut.

Dan jika orang-orang seperti itu tidak beruntung mempero.tehpendidikan dan kesempatan belajar di bawah pengawasan para kiai danustad, maka hanya peredaran waktu sia.ng dan malarn sajaiah yrrng ahanmenunjukkan siapa mereka sebenarnya. Dan alangkah banl'aknyakeajaiban yang akan tampak di hari-hari mendatangl

Kini telah saya putuskan untuk menyisipkan tambahan-rambahanbaru tersebut di sela-sela buku saya ini, sebagai sanggahan atas bei:erhpakritikan ataupun jaw'aban bagi beberapa pertarlyaan.

Perlu sava tegaskan bahwa saya senantiasa seir-ing sejalair denganmayoritas para fuqahit' dan pembicara tentang Islarn. Saya juga bukanpencetus suatu mazhab yang aneh atau ganjil. Bahkan, sebaliknya, sayatetap menganggap diri saya sebaeai bagian tak terpisahkan dari jamh'ahkaum Muslim serta para penjaganya yang gigih" Dan tentunya parailmuwan mengetahui apa yang saya maksudkan.

Bahaya selalu datang dari arah kaurn terpelajar 1'ang setengah-setengah, atau para penganut agama yang setengah-setengah pula, yangkini bersuara lantang, memecahkan kesunyian malam yang sedang me-naungi dunia Islam. Kedangkalan pikiran mereka ini. - oleh musuh-musuh Islam di Amerika dan Eropa -- kini dijadikan alat untukmemadamkan gejolak api kebangkitan-kembali agama kita, yang sedangberjuang mati-matian, dengan tubuh 1'ang penuh luka.

Peradaban yang kini mendominasi dunia, sarat dengan dosa dankesalahan. Meskipun dernikian ia akan tetap dominan selama tak adaalternatif yang lebih baik.

Apakah alternatif yang lebih baik itu berupa baju gamis pendekdan janggut yang lebat? Ataukah akal yang lebih cerdas, hati yang lebihtulus, akhlak yang lebih bersih, fitrah yang lebih sehat dan perilakuyang lebih bijaksana?

l."nta !)enga,"'ttsr Cetakan Kttenam 23

Harus diakui bahwa sebagian kaum muda - yang berwawasan

sempit - telah berhasil rnernbaiikkan pohon ajaran-ajaran Islam, dengan

mengubah ranting-ranting kecil menjadi batang atau pokok, dan

mengubah prinsip-prinsip yang amat penting menjadi daun-daun ;'angberguguran bersama tiupan anqin!

Kempliaan Islzrp'l ialah dalam kenvataen bah'.va ia membangunjir.va atas dasar - . ses1.trr.{guhnva heruntunglah orang t'sng mensucikan-jiwanyo.,

clan sesung{khn}tn n.erugilrth Qv'!?1q \c"np m?ncg\vT\i,nta ' '-(A-rv-gi,36s' 9-10) Dan bahr,va ia menqattkan kekhalifahan dan

kekuasaan cli a'ras bumi dengan prinsip . ' . orang-ora'ng ya\"Lg jika Kami(Allah) tegtthkan kedudukan mercka di muha bumi, niscaruu merekantcnrJirih.s.n shalct, menunoikan zakat, mr:n,-trt'uth berbuat vz'ng ma'rufulrin menccgrLh dari berbuqtan lang rnunk-a-r"' (Al"Iiriij: 41)'

oleii sellab itu, saya lnri:ruiukan irnba-uan slYa l<ei;ada ilara pe-

rnirrrpin l:elompok-kel<;mpok agama l-ing terhorrlet-,,dan para ularna

bcsai o p engernban am anar peninggalar: oran g-orang bai k'baik terdahulu,agar selair-t mawas diri dan memperhafikan dua hal:

Pertama, menambah ketekunan dalarn merenungi dan menggali

makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran Al-Karim.Kedua, mempererat kaitan a\t^ra hadis-hadis mulia dengan

petunjuk-petunjuk yang dapat disimpulkan dari Ai-Quran, baik yang

langsung maupun yang tidak langsung. Hal ini mengingat bahwa tiadapenelitian Islarni yang sempurna dan bermanfaat, kecuali dengan keduahal tersebut.

Keangkuhan yang inenl'ertai ilmu mennpakan perilaku yang hina.Apalagi jika kcangkuhan menyertai kelemahan Can kebodohan!

tsuku ini merupakan buair dari banyak pengalaman saira di lapang-arr dakwah, .varig dengannya saya berharap dapat ikut meluruskan jalan-nya kebangkitan kesadaran Islami, serta dukungan yang kuat bagi parapekerjanya yang ikhlas.

Sungguh, tiada suatu yang kuitzgirtkan, selaivL perbaikan sepanjangkemantpuan.ku, dan ticda taufik bugiku sclain Cari Allah. Kepada"Nyaaku bertawakal dan kepada-l{1'u ahu kembqli . . .

Muharnmad Al-Ghazali

BAB T

B E u E Rl$ f H,i#'ff H##* cN Y A

Kesahih{tn hadis dan persyaratannya a Apakah seorang rnayit diazsbharena tangisan keluareanya? a Tentang hukum qishash o Shalat Tahi-yat Al-Llasjid t Had.is tentang: Tuhan Mahaperkasa Yang mendekat .Pentahkikan 'Aisyah o Fatwa tak bertanggung jawab . Musa danMalaikat maut o Tertuduh yang tak bersalah o Harsmkah membuatpengumuman terttang kematian sesearang? ) Keutamaan negeri Syamc Nafkah wanita yang tercerai tiga o Memaksa gadis mengawini sese-

orang yang tak disukainya o

Meneliti kebenaran suatu berita, merupakan bagian dari upal'amembenarkan yang benar dan rnembatalkan yang batil. Kaum Muslimsangat besar perhatiannya dalam segi ini, baik untuk penetapan suatupengetahuan atau pengambilan suatu dalil. Apalagi jika hal itu berkait-an dengan riwayat hidup Nabi mereka, atau ucapan dan perbuatan yangdinisbahkan kepada beliau.

Dalam pada itu, hanya ada satu jalan saja untuk mencapai ke-ridhaan Allah SWT dan mendapatkan kecintaan-Nya. Yaitu mengikutijejak Muhammad saw., dan berjalan di atas sunnah beliau. Sebagaimanadifirmankan oleh Allah SWT: Katakanlah, jika kalian benar-benar men-cintai Allah, ikutilah aku (Muhammad). Niscaya Allah mencintai kaliandan mengampuni dosa-dosa halian . . . (Ali imran: 3 1)

Sejak masa-masa yang lama sekali, umat kita memelihara pe-ninggalan Nabi saw., menjaganya dari segala persangkaan negatif danmenganggap kebohongan yang dilakukan oleh siapa saja berkaitandengan beliau sebagai jalan menuju azab kekal di neraka. Hal ini meng-ingat bahwa yang demikian itu adalah bagian dari pemalsuan terhadapagama serta pendustaan keji terhadap Allah dan Rasul-Nya. Sabda Nabisaw.: Kebohongan yang dilakukan berhaitan dengan aku (yakni tentangucapan dan perbuatan beliau) tidaklah sama dengan hebohongan yangberkaitan dengan siapa pun selain aku. Barangsiapa berbohong tentangaku secara sengaja, hendaknya ia bersiap-siap menduduki tempatnya dineraka.

Para ulama ahli hadis telah menetapkan lima persyaratan untuk

25

25 Studi Kritis atas l{arlis Nabi sab.

menerima-baik haclis-hadis Nabi saw.: tiga berkenaan dengan sanadimala rantai para p€ralvi) dar dua berkenaan dengan matn (mateihadrs):

1. Sertiap perawi dalam sanaci suatu hadis haruslah seorang yangdikenal sebasai penghaial yanu cerdas dan teliti dan benar-benar me-mahami apa yang didengarnya. Kemudian ia meriwayatkamva setelah;tu. tepat scperli aslinva.

2. f)i sarnping kecerclasan vang ctimilikinva, ia juga harus se-olang vang mantap kepribadiannva dan bertakwa kepada Allah, sertamenolak dengan tegas setiap pemalsuan atau penyimpangan.

3. Kedua sifat tersebut di atas (butir I dan 2) harus dimilikir:leh masing-masing perarvi dalam seluruh rangkaian para perawi suatuhadis. _[ika iral itu tak terpenuhi pada diri seseorang saja dari mereka,rnaka hadis tersebut tidak dianggap mencapai derajat shahik.

4. $zlengenai matan (materi) hariis itu sendiri, ia harus tidak bersilat syddz (yakni salah seorang perawinya bertentangan dalam pe-rirvavatannya dengan perarvi lainnya yang dianggap lebih akurat danlebih dapat dipercaya).

5. Hadis tersebur harus bersih dari 'illah qadihah (yakni cacat-vang diketahui oleh para ahii hadis, sedemikian sehingga merekamenolaknya).

Persyaratan-persyaratan rersebut cukup menjamin ketelitian dalampenukiian serta penerimaan suatu berita tentang Nabi saw. Kita beranimenyatakan bahwa dalam sejarah peradaban manusia tak pernah'di.junrpai contoh ketelitian dan kehati-hatian yang menyamainya. Namun,yang lebih penting lagi adalah kemampuan yang cukup untuk mem-praktekkan persyarata.n-persyaratan tersebut.

Amat banyak ularna yang bertakwa dan bertanggung jawab dansansat teliti dalam memelihara sunnah Muhammad saw. Cara-caramereka untuk menyaring sanad-sanad hadis sungguh merupakan halyang sangat terpuji dan layak dikagumi oleh siapa saja. Dan di sampingmeteka, banyak pula para ahli yang meneliti matan-matan hadiskemudian memisahkan mana yang dinilai sy6,dz atau bercacat.

Jelas bahwa untuk menetapkan sahihnya suatu hadis dalam segimatanny_a diperlukan ilmu yang mendalam tentang Al-euran sertakesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari ayat-ayitnya, baiksecara langsung ataupun tidak. Juga ilmu tentang berbagai riwayat lain-nya' agar dengan itu semua dapat dilakukan perbandingan antara yangsatu. dengan lainnya, ditinjau dari segi kuat atau lemahnya -uri.rglmaslng.

Dalam kenyataannya, upaya para faqlh (fuqahh')*) telah menyem-

*) Yang dimaksud dengan para faqth ([uqaha') di sini dan di kebanyakan tempat dalam bukuini ialah orang yang memiliki sif.at faqdhal4 yakni ilmu yang mendalam tentang sesuatu.Faqih jrya berarti ahli fiqft, yakni ilmu tcntang hutum-hukum syariat - penerjematr.

Bab L Ra'1-u dan Riwayat 27

pl.lrrrakan apa yang rel:rir ciiiakui<an olelr pera mulxaddifs (ueneumpul.larr perar,vi hadis). Para faqih juga menjadi pr:njaga kebenaran danke,{rientil:an hadis dari kekelruan atau keteiecioran yang mungkin telah

'jiJ ,k,r<.rn oieh pal'a pc arvi.

l]i antala hadis l\abi saw., ada l'ang bersifat mutawAtf# yangkarenanva disamakan hukumnya dengan ayat-ayat Al-Quran. .f uga ter-r.ia,r,tl ,tt anta.ranya yang skahih dz,n mas\hur {dikenal dengan baik)

1'a.i1s meilafsirkan atau mengkhususkan hal-hal vanq bersifat umumria-larii Al-Qulan. l)i antaranya juqa banvak sekali yang mengandungh.i-rkr-im-hukvm .{urti'iyalt. yang dijadikan sanclaran utarna oleh mazhab-i-razhaL' liqih yang ada.

Adakalanya setruah haclis yang sahih sanadnya tetapi lemah matan-irl'a. Yaitu setelah para fcqilt menjumpai cacat tersemhunyi padanya'

lienemukan 'illaii, dan kegarrjiian dalam susunan Lalimat {rnatn}:irlatu iradiri tidak rncrupakal irnonopuli. para aliii iiadis. Uiama di bidang'Vufsrr, {ishil. Kal{tm tlan f iqh, setnr.ranya juga bertarlggung jawab;bairkan mtriigkin tanggung jawab m€reka lebiir besar dali setrain mereka.

Lihatlalt Ibn ilajar, pengaiang ki'"ab Iat'hui Biiri Syurlt' Shshih ''1iBu.kkari. triarya besatnla itu, oleh para ulama, detlgan tepat sekali,*liscbut sei-,agai masttrftiece yang liada tara di bidangrrya. Narnun tragis-riya, dan sebagai $eorarrg ter-keniuka dalam ilmu-iknu i'Iadis, Ibn Ilajartelah rne ngrraikan "hadis Ai-Gharsnig ". *) Diberinya lttttp" hijau sehingga

liaCis itu berjalan dengan mulus di antara Inanusia, dan mampu merlrsakagama dan ciunia rnereka" Sr:dangkan "hadis" tersebut adalah hasil buat-an (pemalsuan) kaun"r zind.iq, para pengingkeu agama. Hal itu diketahuidengan pasti cleh'etlanzi rasikhun (xnereka yang kuat pijakannya dalamilmu).

S.vaikh Muhammad bin Atrdul-Wahhtb telah ikut terkecoh oleh"hadis" tersebur, schingga memasukkannl'a dalam Sirolz Nabi saw. yang

ditulisnya. Padahai ia diker:al sebagai tokoh yang begitu ketat sikapnyadalam usaha membela dan rnempertahankan kemurnian akidah tauhid.

Kemudian, datanglzfi Saiman Rushdie, penulis yang hina dan ber-jiwa budak. Ia jadikan hadis palsu itu sebagai landasan bagi judul nov€l-nya, Ayat-Ayat Setant,

Tidakkah menjadi kervajiban para ahli ilmu-ilmu Kalam, Fiqh danT'aisir untuk menyikat-bersih kotoran yang mernedihkan mata umatini? Tak pelak lagi, para penjaga kemurnian hadis-hadis shahih menolakhadis ini yang tak berhar"ga sedikit pun.

Akhir-akhir ini, telah muncul pernyataan Syaikh Al-Albnni yangmensahihkan hadis: Daging sapi adalah penyakit. Padahal setiap pemer-hati Al-Quran pasti menyadari bahwa hadis tersebut tak berharga,betapapun keadaan sanadnya.

f)alam dua tempat dari Kitab-Nya, Allah SWT menghalaikan

*) Tentang 'tradis Al-Gharaniq" ini lihat hal. 196 - penerjemah.

w28 Studi Kritis atas IIadis Nabi saw.

daging sapi dan menyebut hal itu sebagai karunia-Nya bagi manusia"Bagaimana mungkin ia adalah sumber penyakit?

Dalam Surah Al-An'am ayat 142, Allah berfirman: Dan di ontarabinatang ternak itu ado ),ang dijadikan untuk pengangkutan Can adayang untuk disembelih. Makanlah dari rizhi yang diberikan Allahkepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.Sesungguhnya syaitan itu ntusuh 1,ang nyata bagimu.

Kemudian Allah merinci apa yarrg dihalalkan untuk dimakan:... yaitu deiapan binatang yang berpasa?xg-pasangarr; sepasang daridontba dan sepasang dari hantbing . . . I)an setelah itu: . . . dan sepasangdari unta dan sepasang dari sapi ... (Al-An'arn: 143 dan 144). Dimanakah le tak penyakit dalarn daging-daging yang dihalalkan ini?

Dan dalam Surah Al-Hajj ayat 36, Allah berfirman: Dan telahKami jadikan untuk k(tmu, hewan al-budn sebagian dari syiar Allah;kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya. Maka sebutlqh oleh-mu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiridan terikat. Kemudian apabila telah roboh (mati) makanlah sebagian-nya dan beri makanlah orang yang membutuhkan, baik yang tidakmeminta otaupun yang meminta-minta. Demihianlah Kami telah me-nundukhan hezpan-hewan al-budn itu untuhmu; mudah-mudahan kamubersyukur.

Adapun yang dimaksud dengan hewan-hewan al-budn dalam ayatdi atas ialah unta, sapi dan kerbau. Lalu, di manakah penyakit yang ter-kandung padanya? !

Cacat yang menyertai orang-orang yang hanya menyibukkandiri dengan hadis saja, adalah kurangnya minat dan pengetahuan merekauntuk menekuni Al-Quran dan mempelajari, dengan saksama, hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Karena itu, mengapa bertinggihati padahal kemampuan terbatas? Mengapa tak mau berlapang dadadengan membiarkan orang-orang selain mereka, yang kebetulan ter-golong para pemikir Muslim yang berwawasan luas, untuk menemukanadanya 'illah atau keganjilan dalam beberapa hadis yang dikenal?

Kerja sama dalam memeriksa dan menguji peninggalan Nabi saw.sangat diperlukan. Materi sebuah hadis adakalanya berkenaan denganaqidnh, 'ibadah dan mu'dmalah yang meliputi pengetahuan dan profesipara ahli 'aql dan naql (yang berdasarkan pemikiran dan penukilan)bersama-sama. Mungkin juga sebuah hadis berkaitan dengan urusandakwah, perang dan damai. Oleh sebab itu, mengapa para ahli dipelbagai bidang yang penting ini dijauhkan dari pengujian matn(redaksi) yang dirawikan? Apa gunanya sebuah hadis yang sanadnyasehat namun matannya cacat?

Bagaimanapun juga, masih ada ribuan hadis yang tidak bercacatdan tidak bersifat syadz (ganjil), telah selesai dicatat dalam ensiklopedi-ensiklopedi hadis. Kalaupun masih ada beberapa di antara hadis-hadisitu, yang dapat dan perlu diperiksa dan diuji bersama-sama oleh para

Bab I. Ra'yu dan Riwayat ?9

fuqaha' dan ahli hadis, sudah barangtentu hal itu lebih baik dan lebihutama.

Sungguh disayangkan, bahwa pada masa sekarang, ada beberapakelompok kaum muda yang berperangai buruk, tak segan-segannya

berusaha menjatuhkan kredibilitas para imam ahli fiqih, dengan dalih"demi membela hadis Nabi saw." Padahal para ahli fiqih tidak me-

nyimpang dari sunnah beliau, dan tidak pula pernah meremehkan suatuhadis yang dipercayai kesahihannya serta penisbahannya kepada beliau,yakni dalam segi sanad dan matannya. Memang adakalanya merekamenolak sebagian hadis disebabkan meleka mendapati beberapa cacatdalam periwayatannya. Hal yang demikian itu, trersesuaian denganmetode ilmiah yang dipelajari dan dipertanggungiawabkan. Dan merekapun menunjukkan kepada umat tentang apa yang mereka anggap lebihotehtik dan lebih benar.

Dengan mengikuti me tode tnr, mereka meneladani para sahabat dan

ftbi'in. N4isalnya, sikap Aisyah r.a. ketika mendengar hadis yang me-

nyatakan bahwa orang mati diazab karena tangisan keluarganya ter-hadapnya. tra menolaknva, bahkan kemudiai bersumpah bahwa Nabisaw. tidak pernah mengucapkan "hadis" tersebut. Bahkan ia kemudianrnenjelaskan alasan penolakannya dengan berkata: "Adakah kalian lupaakan firman Allah SWT, Tideklah seseorang tnenanggung dosa aranglain . .. (Al-An'im: 164).

Demikianlah, Aisyah dengan tegas dan berani telah menolakperiwayatan suatu "hadis" yang bertentangan dengan Al-Quran. Walau-pun begitu, "hadis" yang tertolak ini masih saja tercantum dalam kitab-kitab "Shahih". Bahkan Ibn Sa'd, dalam bukunya Ath-ThabaqAt ALKubra, mengularrg-ulangnya dengan beberapa sanad yang berbeda!

Ia menulis: "Telah disampaikan kepadaku oleh Tsibit dari Anasbin Mnlik bahrva ketika Umar bin Khaththib ditikam oleh pembunuh-nya, Hafshah (putri Umar) menjerit dan meratap. Maka berkatalahUmar: 'Hai Hafshah, tidakkah engkau dengar Rasulullah saw' pernahbersabda bahwa orang yang diratapi akan tersiksa karena ratapankeluarganya itu?"

Kata Ibn Sa'd lagi: "Shuhaib juga meratapinya, lalu Umar trer-kata: 'Hai Shuhaib, tidakkah engkau mendengar sabda Rasulullahbahwa orang yang diratapi akan beroleh siksa?"'

Katanya lagi: "Telah disampaikan kepada kami oleh Ibn 'Aundari Muhammad, katanya: 'Ketika Umar terluka, ia digotong dan

dibawa masuk ke rumahnya. Melihat itu, Shuhaib berteriak: "Aduhaisaudaraku!' Maka Umar berkata kepadanya: 'Diamlah wahai Shuhaib,tidakkah engkau mengetahui bahwa orang yang diratapi akan berolehsiksa?"'

Katanya lagi: "Telah disampaikan kepada kami oleh Abu 'AqiJ,

30 Studi Kritis atas "fadis

Nabi s;tiu,.

ia berkata: 'Telah disampaikan kepada karni oieh lv{uhammad bin S-irin"katanya: 'Ketika Umar ditikam, seseorailg memberinva minunrln,namun nrinuman itu langsung keluar iagi melalui iui<,iinya" MakaShuhaib meratapinya dengan berkata: 'Aduhai Llmar, saudarakui Siapakah gerangan yang mampu menggantikanmu?' N1aka Llmar be.rkatakepadanl'a: 'Diamlah, wahai Saudarairu, tidakkah engkau sadari bairwaorang yang diratapi akan beroieh siksa?"'

Katanya lagi: "Telah clisampaikan kepada kami oleh ubaiclulr;rirbin 'Amr dari Abdul-N{aiik bin Umar dari Abu Burdah dari ayahnva.katanva: 'Ketika Umar tertikam, Shuhaib meratap dengan .suara kera$,sehingga umar bertanya:'Ariakah engkau menangisiku?' Jarvabn,.,.:,'Ya!' Maka umar berkata: 'Tidakkah engkau ketahui bahwa Rasuluil',hsaw. pernah bersabda: 'Baranqsiapa ditangisi, akan beroieh sikla,..'

Betkata Abdui N{aiik (si perawi): "Telah disampaikan ktpaciakr:setelah itu, oleh Musa bin Thalib bahwa Aisyah r.a. mengom€riia!I'Orang-orang yang beroleh siksa disebabkan tangisan keluarganva iaiaj.:orarlg-orang kafir."'

Yang hendak ditegaskan oleh Aisyah ialah bahwa sabda F.asululJa!:saw. ialah: "sesungguhnya orang l<afir akan beroleh (tambahani siksaa:rdisebabkan tangis keluarganya terhadapnya."

Berkenaan dengan ini, Ibnu Abi Nlulaikah merawikan: ',Salah .qe:

orang putri Utsman meninggal dunia di N'takkah. Kami datang untrrkmelavat dan menshalatkan .jenazahnya. Dernikian puia Ibnu umar danAbduliah bin Abbas yane masing-masinq duduk di sarnpingku" {-aluAbduilah bin Umar berkata kepada ,Amr, putra Utsman: ,'I'idakkahAnda mencegah wanita-wanita yang menansis itu'r Bukankah Ras,-rlullahsaw. pernah bersabda bahwa orang mati yang ditangisi oleh keluargan";,aakan beroleh siksa?l' Maka berkatalah Abdullah bin Abbas: 'h{c'mangumar pernah mengatakan hal seperti itu. Tetapi setelah umar wafat,aku menyebutkan hal itu kepada Aisyah, lalu ia berkata: 'semosa Aliahmerahmati umarl Demi Allah, Rasululiah saw. tidak pernah m..tyatu-kan bahwa orang mati akan beroleh siksa disebabkan tangisan keiuarga-nya. Tetapi yang beliau sabdakan ialah: '{esungguhnya AlLhmenambah azab atas diri orang kafir dengan a va tangisan keluarga-nya."' I(emudian Aisyah menambahkan: "Cu, .) afal Al-euran bigikalian: Tidaklah seseorang menonggung dosa seotang lainnya.

Abduilah bin Abbas menjelaskan tentang hal itu: ,'Allah-lah yarrgmembuat orang tertawa atau menangis (yakni bahwa tangisan orangyang kematian seorang anggota keluarganya adalah wajar dan r.r.ruidengan watak nranusia. Karena itu ia tidak berdosa apabila melakukan-nya)."

Ibnu Abi Mulaikah menambahkan: "Demi Allah,'Ibnu Umar tidakmemberi komentar apa-apa atas keterangan Ibnu Abbas tersebut!',(Maksud perkataannya itu ialah bahwa seorang perawi, betapa pun ber-kedudukan tinggi seperti lJmar, tidaklah mustahil membuat kesaiahan).

Bab I. Ra'yu dan Rituayat 3i

Pada hemat saya, sikap Ummui-N'Iukminin (Aisyah) tersebut dapatdijadikan dasar untuk mengu-ii validitas sebuah hadis yan-e teiah ber-

preclikat shahih, dengan nash-nash Al-Quran, kitab suci yang tiada ter-

sentuh oleh kebatilan dari arah mana pun juga'Dan karena ituiah, para imarn fiqih menetapkan hukum-hukum

berdasarkan ijtihad yang luwes, dengan mengandalkan Al-Quransebelum segalanya yang lain. Apabiia di antara riwayat-riwayat hadis

ada yang mereka dapati sejalan dengan Al-Quran, maka mereka punmenerimanya. Atau, jika tidak, Al-Quran-lah yang lebih patut diikuti"

Beberapa orang dari kalangan pembaca men,vanggah semua inidengan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ungkapa.tl "crangmati disiksa karena tangisan keluarganya" ialah bahlva ia "merasa ter-

siksa" atall "merasa sakit", dan bukannya "disiksa oleh Ailah".Penafsiran seperti itu adalah suatu penakrvilan yang cukup haltts.

Dan jika kita terima penafsiran tersebut, dapatlah dikatakan bahlvahadis itu tidak bertentangan dengan Al-Quran Ai-Karim. I{amun untuhmenerimanya, tidaklah mudah. Banyak kesulitan yang kita hadapi. Diantaranya ialah bahwa Aisyah bersumpah bahwa Nabi saw. bersabda:

Seswtgguhnya Attah akan menamb{thkan siksaan atas orang kafirriengan adanya tangisan keluarganya. .jelas, dalam sabda beliau ittr tidakdisebutkan tentang orang mukmin. Tetapi, rnungkin a.ria orang yang

lalu bertanya, mengapa si kafir disiksa atas sesuat!-i yang tidak diper-

buatnya? Bukankah yang demikian itci termasuk perbuatan aniaya?

Jawabnya dapat dibaca dalam firman Allah: .,. agar mereka mem,ihul.

1osa-dosa mereka dengan sepen'uhn;"ta' pada Hari Kiamat' dan sebagian

d,osa-closa orang yang mereka sesathan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka telah disesatkan). Sungguh, Qmat buruklah ciosa'yang'mereka pikul itu (An-Nahl: 25i. Tambahan siksaan atas diri orang

Lafii iaiatr disebabkan ia merupakan penyebab kesesatan orang lain.

Mengatakan bahwa orang Mukmin merasa sakit (atau merasa ter-

siksa) setelah kematiannya, disebabkan tangisan keluarganya, jelas ber-

tentangan dengan ayat Al-Quran lainnyaI sesungguhnya arang-arangyang menyatakan: "Tuhan kami ialah Aliah", kemudian mereka ber'istiqamah (tetap teguh daiam pendirian mereka), maha malaikat akan

turin kepada mereha (dan mengatakan) : "Janganlah kamu Tnerasa

takut dan janganlah kqmu bersedih hati; bergembiralak dengan surga

yang telak d,ijanjihan Altah kepad&m\|" (Fushshiiat' q0). Ibn Katslrmeiwikan bahwa hal itu akan berlangsung saat menjelang kematian.

Dan ia juga merawikan dari zaidbin Aslam: "Mereka (rnalaikat) akan

menggembirakannya saat kematiannya, di dalam kuburann.va dan

keti[i ia dibangkitkan kembali." Selanjutnya Ibn Katsir mengomentari

bahwa pendapat seperti ini, menghimpun semua pendapat lainnyadalam masalah ini.

32 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

Memang, itulah yang sebaiknya. Dan memang begitulah kenyata_:rnnya. Lalu, bagaimana mungkin ia "rnerasa tersiksa" sedangkan iaberada dalam keadaan seperti itu? Allah swr telah mernberinya ke-tenangan atas apa yang ditinggalkannya, dan apa yang akan dihadapinva.

Dan Allah swT juga telah menggembirakan para syuhada bahwaorang-orans (keluarga) yang mereka tinggalkan pun akar diikutkandengarr mereka dalam kebaikan: " .. mereka bergentbira atas ora,tzg-orang yang masih tinggal di belakang, yang belum bergabung denginmereka, bahwa tidak ada kekhawatiran atqs rnereka ttan tidak putcmereka bersedih hati , .. (Ali 'Irnran; 170)

Sekalikali kami tidak hendak melemahkan sratu hadis yang masihbisa disahihkan. Tetapi kami benar-benar berkeinginan agar seti+ hadisdipahami di dalam kerangka makna-maknu yulg ditinjukkan olehAl-Quran, baik secara langsung ataupun tidak.

Hadis-hadis AhAd - walaupun sanadnya sahih - kehilangan validitasnya (kesahihannya) apabila terdapat padanya cacat-cacat rertentuyang diistilahkan dengan syhdz atau 'illah qadihah (sebagaimana telahdijelaskan sebelum ini).

Contohnya, Abu Hanifah berpendapat bahwa apabila seseoransdari kaum kafir memerangi kita, maka kita berhak memeranginva. Danjika ia terbunuh, maka tak ada hukuman apa pun atas pembunuhan itu.Lain halnya dengan seorans ahl adz-dzimmah (yakni orang kafir yangterikat perjanjian keamanan dengan kaum Muslim). Apabiia t"orun[(Muslim atau bukan) membunuhnya, maka ia dijatuhi hukuman qishash.

Karena alasan itulah ia menolak hadis yang menyatakan bahwaseorang Muslim tidak baleh dibunuh sebagai hukuman atas perbuatan-nya membunuh seorang kafir, walaupun hadis ini sahih sanadnya. Halini mengingat bahwa materi (matan) hadis tersebut dianggap bercacatkarena bertentangan dengan nash Al-Quran. Yakni ayat 4b surah Ai-Maidah yang menyatakan "jiwa dibayar dengan jiwa" yang diteruskandengan firman-Nyai ". .. maka berhukumlah di antara mereka d,enganapa yang diturunkan Allah" (Al-[,{nidah: 48) dan ditutup dengan per-tanyaan: ". " . Apakah mereka menghendaki hukum jahiliyah?" (Al-Maidah: 50).

Dengan sedikit perenungan, kita akan mendapati bahwa fiqihHanafi, dalam masalah ini, lebih dekat dengan rasa keadilan danprotokol tentang hak asasi manusia serta penghargaan terhadap jiwamanusia, t?npa membedakan apakah ia seorang berkulit putih itauhitam, merdeka atau budak, kafii atau mukmin.

. seandainya seorang filosof membunuh seorang penyapu jalanan,maka ia harus dihukum mati karenanya, mengingat buh*u ;1i*a h-.,sdibayar dengan jiwa" !

Di antara kaidah kemasyarakatan dan pergaulan dengan orang-

Bub {. }iu'v'u rli;,t llit:tt'it, :i'i

orans non-fuIuslirn yang hidup di tr;ngah-1.el-is?h kartnr ,tultt-::11 i t , r:

"bagi mereka hak \ang sonl& dan stas nte'r'-'k;J ht:u,aiitt,ttt::t't|';.q t;|7i.i:'puia." Oleh sebab itu, bagaimalta rnutlgkitt mt:tigali;rikan ti:r,',,i: ,i-"i.rvang terbunuh di antara mercka?l

Saya pernah mendcngar peristi""va" .\{:lorang IJadui iAratr Irr-:?r.lr!irriir-an) \'ang rnernhunuh seorang insiny'ur berkebangsaan Amcrika <ii sei;ih

laiu negaJa Teluk. N'faka para ahli hadis m*nYatakan l"irJak 1,,-tri;rl',';

nya lrukurn qishash. Seclanehan aparat pcrrlerintailan riir:r.i;rtli :'- ' '

hingr-inean. Na.mr-tn akhirnr':i rnereka mend;rpatkan .iai;rn kch.ial". \'l'li,rdcnqan menghukum mati si pembunuh hersandark;lrr hilkunr .ti'lrir.r;r'

s"\, a?''iy j' ah (kebij ak sanaan poiitik i:erdasarkan svari a t )'Qishash adalah bagian dari sya.riat Allah" Begilrriai-r \-'r,.- (1,1r,','

dipahami dar: ;\l-Qr-rran. Atas dasar itu, para pr:;rgiklrt ml,ilial] il;ul;iilnr€ngutamrlkannya di atas ha'lis per,rrangan {ahi;,tl\. Scdangl:ari parepengikut mazhab MAliki mengutamakan praktek 1;i:ndridLrii kota Sia,lli-

nah di atas hadis hh&d sepcrti itr-i, <lengan alils'in irail*'apraktck tnt':r:!l.rmernberikan petunjuk yang lebih dekat keiraci:t sunllah rrabarviiri,ketimbang apa vanli }lanya ciirarvikan riieh ;rcroratir3an.

Imam Melik memlatlvakan pula kr:r'vajihaii qa.i/ii.r/l r"i;is s{'';l:tiliiayah yang membunult anakn.,,a. Yajtu dalam kearlaan si a1 ah mriskr-i*kanny'a secara scngaja da:r direncanakan sebelurnnya. I-ialan: hal ir'iImam i'lalik meninggalkan hadis yang melarang ;rel;rksan?ran ri;siiitsitdal;rm kasus seperti ini vralaupulr iailadn],a tiianggap sahihr.

Para ahii hadis rnenetapka;r diualt (uanu pa"mpasani )(-,-rrarrs ]l{'lr{:llnpuan yiutg terbunuh seiranyak sepaluh datr fl4,ah seorarlq i:iki-iaLl.Tentunya ini adalah suatu kcnaifan ditinjall secara rasir-lnal rral.iilrrrimoral. Karenanya pendapal- seperti ini ditolak aleh fzi,qalti;.' i:arlg pirrvaidan bijak.

Diyah menurut Al-Quran, adalah sama bagi st'orans laki-iaki atau-pun seorang perempuan. C)ieh k;rrena itu, peruyataan Lrallr';il i-la.rah

fiiwa) seorang perempuan adalah lebih rntuah dan haknva lebih rinilanketimbang laki-laki, rnerupakan kebohongan keji da;r.ielas ber:tr:nlant"rndengan prinsip Al-Quran.

Seorang laki-laki akan dijatuhi hul<un:a.ll maLi atas pemliilnuh;r.11terhadap seorang perempuan, sama seperti seorarls perempulrn jugaakan dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan terhadap seorang iaki-iaki. Darah (nyawa) kedua-duanyasama saja, sesua.l dengan kesepakatanulama. Jadi, apa kiranya yang membedakan arltara diyah |u*tg pa-rn-

pasan) yang satu dengan yang lainn-va?!Namun saya pernah duduk bersama Al-Ustadz [4ustafa Az-7'arr1a'.

Ia berkata kepada saya: "Diual"' aaalah pengganti itagi sesuatu yanghiiang. l)alam pengganti itu haruslah diperhatikan acianf ir kestpadanan.Pada umumnya, kernatian seorang iaki-laki merunakan kerugian l,ragi

34 Studi Kritis atas Ilatlis Nabi sau.

keluarga, dan iebih parah daripada kematian seorang perempuan. Jadi,para juqaha' sekali-kali tidak berpikir untuk menghinakan perempuan,baik secara moral ataupun material. N{ereka tranya memandang kepadanilai pengganti vang diperlukan."

Ia berkata lagi: "Undang-undang di negara-negara Barat pun tidakmenvamakan antara laki-laki dan perempuan dalaln r-rpal. pekerjaan,dan juga claiarn berbagai transaksi keuangan. Mereka hanya menyama-kan antara kcdua-duanya dalam kesempatan untuk melampiaskan han'anafsu, vanq haram maupun yang haial!"

N'Ienurut Ai-Ustadz \{a'rul Ad-Dawalibi, ketika ikut serta sebagaiancgota panitia penvusun Undang-undang Pakistan yang berdasaikansyariat Islam, ra telah menvamakan antara. diyah bagi laki-laki clanperempuan. Hal itu ciiiakukan demi mengutamakan pendapat {parafuqaha ') )'rrg seperti itu dan juga karena merasa cocok dengan tinda.kanUtsman bin 'Affan .vang tciah menyempurnakan diyah bagi seolangclzimmi (orang kafir yang terikat perjanjian rlarnai densan kaum\{uslinr). Sebelurn itu, cliyah-nya adalah setensiih dari di1,qh seorangN{uslim.

Katanl'a selanjutnt'a: "Kami berpikir tentang perlun,va menutuppeluang bagi orane-orang )'anc menuduh bahwa agama Isiam teiahmcrendahkan kedudukan perempuan. "

Tindakan Khalifah ,vang ketiga menunjukkan adanl,a kemungkin-an perubahan hukum dengan adanya perubahan kondisi. fampaknl'a,oranD:-orang cl:tmmi waktu itu telah benar-benar berasimilasi dalarnmasyarakat Islarn dengan tulus dan ikhlas. Karenanya, Utsman inginmembuar mereka merasa aman, e-ltra lain dengan meningkatkanjrrmlah tlittah. unt.uk mereka.

I?eriu .juga diketahui, bahwa fiqih kaum Flanafi menyamakanantala semua orang, dalam hal pembunuhan ataupun diyah.

Sa1'a pernah berpikir tentang mengapa kaum Hanafi dan X,Ialikimernakruhkan shalat tahiyvat al-ntasjid pada saat Imam sedang khutbahJumat. Padahal ada hadis yang menganjurkan shalat tersebut dalamkeadaan seperti itu.

Se te lah merenungkan sebentar, saya berkesimpulan bahrvakhutbah Jumat mulai disyariatkan setelah hijrah ke N,Iadinah. Dalamprakteknya, kaurn Nluslirn melaksanakan shalat.]urnat t1i belakang Nabisaw. selama sepuluh taliunl Dengan kata lain, selama masa tersebut, takkurang dari limaratus khutbah telah disampaikan oleh beliau. Di mzurasernLla itu sekarang?

Para ahli hadis telah bersusah payah untuk tidak mengabaikanucapan apa pun dari beliau, ataupun fatwa serta jawaban beliau ataspertanyaan para penanya. Bagaimana mungkin mereka telah melupakarrsemua khr: tbali tersebut? I

Bab L Ra'yu dan RiuLayat 35

Yang ada kini dari catatan rnereka hanyalah Lreberapa khutbahyang tidak melebihi jumlah jari seseorang!

Pada kenyataannya, Nabi sarv. biasa meiaksanakan khutbah beliaudengan membacakan ayat-ayat Al-Quran AI-Karim. Pada saat i:elia-,-rberada di atas mimbarnya atau rnihrabny'a, beliau selalu membacakanAl-Quran. Oleh sebab itu, wajib atas s€mua orang mendengarkan dengansaksama dan tidak mengucapkan sLiatu apa pun.

Mustahil ada orang yang rnenyibukkan dirinya, pada saat-saatt seperti itu, dengan shalat ataupun bacaan.

Demikian pulalah ajaran Al-Quran yang ditujukan kepadri kaunrNlrrslim: "Apabila Al-Quran dibacakan, dengarlah baik-baik rian ber-diarllah kaiiaft agar kalian berolch rahmat Allah_..." (Al A'raf: 204i.

Di samping itu, Allah SWT pun mendengarkan bacaan Nabi-N,vasebagaimana dijelaskan dalarn saiah satu hadis: "Allah SIUT tidak me-nujukan pendengaran kepada sesuatu seperti kainya izka Ia n',enden{ar-kan bacaan seorang Nabi yang membaca Ai-Qttrar' de'ngan iranra yangmerd'u."

Jika demikian, bagaimana mungki;r manuria ditroichkan rnenl,i-bukkan d.irinya dengan sesuatu selain dengan mendengarka:r '\i-Quransecara saksamal

Jelaslah bagi kita bahwa mendengarkan khr-itbah dengan saksarna

merupakan sunnah yang berlaku umum. Adapun hadis ya:rg mcnvei;tit-kan tentang perintah Nabi saw. kepada s€orang laki-laki agar rnenger.ja-kan shalat tahiyyat al-masjid (ketika beliau se<iang berkhutbah) adaiahsesuatu yang bersifat k-husus untuk oranq tersebut.

Dalam prakteknya kemudian, omongan atau shaiat apa pun tetapterlarang pada saat khutbah sedang berlangsung. Bahkan Imam l'Itiikmenganggap shalat seperti itu adalah batall Walaupun demikian, sayakira tak seorang pun berani menudr:hkan bahwa Malik, pengarang kiterbtll-Muwattha' telah menentang suatu Sunnah yang pasti.

Baiklah, kita tinggalkan saja masalah sepefti itu yang mungkindianggap ringan. Mari kita membahas suatu masaiah ilmiah penting vangcukup berbobot, walaupun kita tak ingin menjadikannya sebagai masa-

lah akidah.

Siapa gerangan yang telah menyampaikan a-vat-ayat Al-Qurankepada Muhammad bin Abdullah, Nabi pembawa risalah vang terbesar?

Setiap Muslim, apakah ia termasuk golongzur ularna ataupun awaln'pasti mehgatakan bahwa ia adalah Malaikat Jibrll. Hal ini sama sekalibukan berdasarkan suatu desas-desus yang tak diketahui surnbernya.Tetapi berdasarkan keterangan yang pasti d,an rnutatuittir, halk dari Al-

Quran maupun As-Sunnah. Di bawah ini saya seLrutkan lima keterailgantentang hal itu dari Al-Quran:

36 Studi Kritis atas llaciis Nubi ,;ttu.

1. Kataltanl*h: "Barangsiapu m<,njadi musuh Jibrjl, maka librltitttiaiz yattt tclah rl.snurunhen Al-Qurun he claiam hatirnzt clengart sciziit,.Lllalt; nternbenurkan hitab-kitab yaltg sebeiu,n.t,ttya dan meniudilte tuitjuli serta L)erita gcrubira bagi orang-orang bcrimart. " (Ai-Baqararr:e7).

2. Kst{tk0.illale: "Ruh l4,\-Qwds rnenurunkan Al-euran itu duriTu.ltan.mtt dtngart bcnar, agar mcneguhkan hati orang-oralxg berz'nz$n,dart irzenjadi peturtjuh sertq kubar gembira bagi orang-orang )tattg tser,scralt diri he'1tadc

'11[alr. " (An,NIahl: 102).

(Yang ilimaksud dcngan "Ruh Ai-Quds" ralah Jibrii. Dan ia acla,iah hamba Alia,h, bukannva Tuhan sebagaimana dikira secara keliru olehsebaqia-ii ora.n i).

3. br.Ln sesungguhnya Al-Qwran ini benur-bcnar diturunkan ale lt7-ultatz setnesto alaffi. Dibaira turun oleh ,,lr-F"iLh ,,,tr!-,1rnirz, ke dalamhati'rntt (rvaluli h{urharnmad) agar kcnzu mettjudi salalt seorang d,i antara,rditg-orurlt 'yur.g ntembcri peri'tryatan, dengan baltasa .lrab yang jelus.l)att scsurtgguhtt,ua Al-Quran itu benar-bencir odu t!alum liitab-kiiabota?l7-oraitg tertlahuli;. (As1,-Syu'ara': i92 1 96).

Jcias hahlva ,val1g nternbarva turun wahvr,r adalah Ar-Huh Al-Arnin,dan balnva Rasul 1'ang rnuli;r tetrah rnulai mengajari manusia dan ber-ciaklvah kei:a,ela rnereka seteiah beiiau menerima wahyu yang diberkatiini" l)an bahr'r'a risaiehnl'a arialah pembenaran serta perpanjangan daririsah.ir-iisaiai piua nabi terdahuiu, baik dalam soal-soal akidah ataup.inakhlak. 1"' :lng ]uirur"

il. Allah S\{I juga teiah bersumpah demi kcagungan .,\l-eur:anini, r1a.i;rrn firman-)i,va . . . SesungguhnT,a :|\-Quran itw benat,ttenarf-irnzi'tt ('iang ciibawa oleh) utusan yang mu,lia (Jibril). Yang rciun-fitt':;r'tti itr'kuattizi d.an rnentp,uruyai keduduhan tinggi di sisi -4iiah SantI'e;2,"ilil: ','l.rs:'. )'a,r,g ditaati di sana (di alarn malaikat) lagi dipercaya . . .

{ i t-f akrvir: 1 9-2 1 ).Dalarn avai-avat ini kita menjumpai beberapa sifat Jibrii, si pem-

b:lrva lt'ahr/Ll Varig tepercaya. Ia adalah seorang utusan yang mulia. Iamenriliki kei'uat*n dan rnemilrti kedudukan tinggi di sisi Allair Sangirci--'riijk 'arsr'. Ilan ia sangat clitaari dalam kedr-rdukannya itu dan di-nerca\,a..

Pada si1'at-si1'at tersebut clan ,vang -juga drjumpai dalam Surah An-Najrn rcrdapat ban_vak kemir:ipan. Maka henciaknl'alah kita memper-hatikannva.

5. {Jcapunny* iiu ("vair-ni ,vang disampaikan oleh },4uharnrnadsaw.) tiada lain han'yaltth walt,r-u yang diwahyukan kepadanya. Diajar-kan keisadanya aleh (Jibril) ya,ng sungli kuat. Yang memfiurzyai akaiyang cerrlas dan io menampakkan rliri dengan rupq yLtng asli ketikastdung berada di ufuk yang tinggi. Kemudian ia tnendehat laiurnelayartg. Maka jadilah ia sejarak dua ujung busur ltanah atsw tebihrlekai la(. Ls.lu

'a rni:nyampuikan kepada hamba-|,{ya (yakni N{uham-

tsa,b I. Ra'yu dan Riu,ayat 37

nnad) ap6. yang telah Allah uahyukan .. . (An-Najm: 4-f 0).T'ak syak lagi, ciia yang dilukiskan sebagai . " . "J'uttg sangaL kitat

dan mengajari fuIuhammad waltyu yang dibaw(ulya turun !rc dunia,menerobos uluk bumi yang tinggi, lalu menriekat heparla Resb! "tlaifi'

berasal dari kaLangan bangsa Arab itu. . ." ia -- tak iain - adalahJibril!Konteks ayat-ayat itu tak dapat membalva pengertizur selain i'ri. Denri-kian pula ayat-ayat Al-Quran iainnya y-ang berkenaa.n dengan masaiahini.

'lValaupun demikian, terdapat bcberapa hariis yang ciirrwava'ikaitsecara ahad (perorangan), mengandung pengertian yang aneh dan garljii,yakni bahwa . . . j-ang mendehat lalu rnelayarug " . . adalah Allah Sltl'i

Riwayat seperti itu jelas bertentangan dengarr rir+'ayat-rir+'ayatyang mutawatir dan qath'iy dalam Al-Quran dan As-Sunrrah. Ilankarenan-va, riwayat 1'ang ganjrl itu tak dihiraukan oleh para peneliti

.vang ahii. lvlereka ini membekukannya di ternpatrtva (yakni dalamkitab-kitab yang menukilkannya). Scdemikian itu keadaaenya sampaisaat mlrnculnya orang-orang yarg lernah daiam .fiqk (ilmlt yarrg nien-daliun tentang) as-sunnah, yang menghidupkannya kembzLii iaripa saclar.

Sungguh sava merasa sedih dan sumpek ciengan adanya orang-orang yang sedikit sekali pengetahuannya tentang A-l-Quran sementarainereka sangat getol membaca hadis-hadis, kemudian dengan rnuciahnyamengeluarkan fatwa-fatwa di bidang hukum s.variat, setringga me-nambah kebingungan dan kegelisairan di kalangzur utnat.

Amat sering saya in€mperingatkan umat dali ulah c'rang-orangseperti itu, -vanq pemahamannya tentang Al-Quran sangal dangkal se-

mentara mereka amat berani berbicara tentang Islam. Andalan rnerekasepenuhnya ialah riwayat-dwayat {hadis) yang tidak mtreka ketahuibenar-benar akan kedudukannya dalam bangunan Islarn yang men-cakup segala aspek kehidr,rpan manusia.

Imam Muslim (rahimahullah\ telah rnengomentari riwaryat yangdikemukakan oleh gurunya, Imam Bukhari (rahimahuLlafo), berkenaandengan hadis tersebut. Ia menjelaskan tentang kelemahan-kelemahanyang menyertainya dengan mengatakan bahwa hal it"u Lrersumber dariSyuraik dari Anas bin Malik yang telah menambah, mengurangi, men-dahulukan dan mengundurkan beberapa dari susunan kalimatnya.

Muslim telah bertindak sesuai dengan metodologi para ahli hadisketika mendiskusikan perbuatan Syuraik, si perawi yutg merawikandari Anas, lalu - tanpa ragu - ia menolak keabsahan matannya.

Sungguh tepat apa yang dilakukan oleh Muslim dalam hal ini.Penafsiran ayat dari Surah An-Najm tersebut dengan menyatakan

- secara keliru - bahwa "yatg mendekat dan melayang" adalah AllahSWT . . . ,'pernah disangkal dengan keras oleh Aisyah r.a. Seorang ber-nama Masruq pernah bertanya kepadanya: "Wa{rai ibunda, adakahMuhammad saw. benar-benar telah melihat Tuhannya?" Maka Aisyahr.a. menjawab: "Sungguh bulu kudukku menegang disebabkan ucapan-

38 Stu.iii Kritis atas IJad,is Nabi sau,.

rnu ;.iul lietaiiuilah, ada tiga hai y:rng siapa saja mengatakannya kepada-mu maka ia teiah berdusta" \'aitu (p€rtarna) siapa saja,vang mengaiakankepa<iamu bahwa &{uhammad saw. teiah rnelihat

-Tuhannya i.l.r,gu'mata kepalanya) maka sesungguhnya ia telah bercrusta." Kemudlan

Aisvah inembaca firman Allah: Dia (Allah) tak dapat dicapai oleh!:englihatan Tnata, sedanskan Dia clapat melihat segula penglihitan, danDia-iah yang &lahblernbut lag'i .bfaha lllengetahue. (Al-An,am: 103). Danticlak mutzgltin bagi seorGng manusia pun balzwa Atlah berkq.ta-katarltn.qun rlia. hecuali perantut'aan wahyu atau cli belakang tabir atautle iiga;t mcng'utus seorsng utusam (rnalaikat) lalu diwahyikan kepacla-n7'a dengatt seizin-liya apa yang Dia kehendaki" Sesungguhnya DiaFlalzatirtggi lagi h'trahabijaksana (Asy-syura: br)" (Kedua) slipa ruju yungmenyatakan kepadamu birhwa N'Iuhammad mengetahui apa yang akanterjadi es.k maka sesungguhnya ia telah berdusta." Kemudian Aisyahmernbaca: ". . Deri, tiada seora*g pu?t mengetahui (dengan pastl) apa\ang akan tli'-t,sahakcnnya besok, dan tiada seorang pun mengetahui dibunt'i, rnana ia akun mati .. . (Luqman: 34). (Ketiga) Siapa saja yangmengatakan kepadamu bahwa N,Iuharnmad saw. pernah menyembunyi-karr sesuatu itentang wahyu) nraka sesungguhnya ia telah berdusta."Kemudian Aisyah membacakan firman Allah: "Wahai Rasul, sampai-kaiiah apa saja yang diturunkan kepadamu dari Tuhanm,u! Dan'jikatidak kamu kerjaitan, maka kamu sesungguhnya tidak menyampaihanrisa!.ah-I{1,a." (Al-Mdidah: 67). Berkata'Aisyah selanjutnya, I'Akuntetapi Rasuiuliah 52ll'. pernah dua kali melihat Jibril dalam bentuknyarang asli. . ."

Adapr"rn Ummul-N4ukminin Aisyah r.a. teiah dikenal sebagai se-<;rang rvanita ahli Fiqih, Hadis dan sastra. Ia senantiasa berhentl padanash-nash Ai-Quran, tidak rnau melewatinya walaupun hanya sedikit.Pernah dibcritakan tentangnya, bahwa ketika ia mendengar riwayatyang menvebutkan bahwa Nabi saw. berdiri di bibir parit tempat kaummusyrik dikuburkan dan bahwa beliau mernanggil-manggil nama-namamereka, maka Aisyah mengomentari riwayat tersebut dengan kata-katayang patut diperhatikan oleh kita sekarang.

- Dalerm rirvayar itu disebutkan bahwa Nabi saw. pernah berjalandengan diikuti para sahabat, sampai tiba di bibir parii tersebutj danbeliau mgmanggil narna-nama rnereka serta narna-nama ayah_ayahmereka: "Hai, tidakkalt kalian lebih senang seandainya kalian,'sebeiumiti, menaati Allah dan.Rasul-Nya? sungguh kami te[ah mendapati janji;lilah kepada kami sebagai suatu yang haq. Actakah kalian juga mei-dapati .janji-Nya kepada halian sebagai siatu yang haq?" Kelika ituUT- bertanva: "Ya.Rasu-l Allah, bagaimana And; be;bicara kepadaruh-ruh yans sudah tidak lagi trerjasad?" Jawab beliau: "Demi Allahyang jiwa Muhammad berada di tangan-Nyi, sungguh kalian tictah tebihmampu claripada mereka dalam mendengar op-a yong hukatakan!"

Aisyah menolak bagian dari riwayat tersebut y*g b.t,rpa jawaban

Bab I. Ra'tu dan Riuar.ss 39

Nabi saw. | . . . Sungguh halian tidalr le bih mampu claripada mcrekadalam m(.ndengar tLcapanlru! Alasan penolakan Aisyah ialah ayat A1-

Quran, ),ang menyatakan: . . . Sungguh engkau taltkan sanggup men'jadikan orang-arang dalam kuburart dapat mendengar. (Fathir: 22).'Ientang riwayat itu, Aisyah menvatakan bahwa vang benar ialah bahwaNabi saw. bersabda: Sungguh kalian tidak lebih mengetahzti daripadamereha tentanq apa yang kukatakan!

Walaupun demikian, Qatidah membela riwayat yang pertamaseraya menjelaskan maksudnl'a: "Allah menghidupkan kembali merekasehingga mereka mampu mendengar ucapan beliau, demi mencela danmeremehkan mereka!"

Nlenurut hemat saya, riivayat pertarna tersebut tidak perlu dibelaseperti itu. Sebab, orang-orang mati itu tidaklah punah sama sekaii'Mereka tnasih rnampu mendengar suara Nabi saw. pada saat t-rtereka

sudah berada di neraka Sijjin.Namun Aisyah r.a. tidak mau menerima sesuatu yang bertentangan

dengan zhithir lafal Al-Quran. Sesuai kebiasaannya, orang-orang yang

sudah mati tidak lagi diajak berbicara dan tidak mampu mendengar.Namun 'Allah SWT memberitahu mereka dengan cara )-ang sesuai

dengan kehendak-Nya. Karena itu, apabila fnereka telah dapat mengerti,maka seolah-olah mereka itu mendengar. Susunan kalimat tersebut'dengan demikian dapat diterima secara majiiz (metafora).

Pada hakikatn.va, apa yang sangat kami inginkan ialzLle menarikperhatian kepada lafal-lafal serta makna-makna yang dikandung oleh

Al-Quran. Hal ini mengingat bahwa banyak di antara ahli hadis yangterhalangi dari pemahamannya yang benar. Mereka biasanya tenggelam

dalam pelbagai urusan lain yang membuat mereka tidak mampumenyerap apa yang dikehendaki oleh wahyu Allahl

Para ulama (fuqAha') y*g mendalam ilmunya tentang Al-Quran.setiap kali hendak membahas suatu masalah, mereka himpun semuayang berkaitan dengann-va yang tercantum dalam Al-Quran dan As-

Sunnah. Lalu mereka kembalikan sesuatrt yang hanya berupa dugaan

(zhanniy) kepada yang telah bersifat pasti (qath'iy), Dati situ merekadapat membuat keismpulan yang benar dari pelbagai dalil yang ada.

Adapun tindakan mencomot suatu peraturan hukum dari sebuah

hadis secara sepintas lalu, seraya mengabaikan sumber-sumber laintentangnya, bukanlah termasuk kebiasaan para ulama yang sebenarnya'

Sipanjang sejarah ilmu pengetahuan agama Islam, para ahli fiqih

-.*pukuo pemimpin-pemimpin umat yang dapat dipercaya. Kenadamerelalah diserahkan kendali kepemimpinan dengan segala kerelaandan kepasrahan. sedangkan para ahli hadis cukup merasa puas dengan

menyajikan berita-berita dan riwayat-riwayat yang mereka kumpulkansecara bersinambungan. Sama halnya seperti para pedagang bahan-

bahan bangunan yang menyediakan dan mengantarkannya kepada si

arsitek yang membangun gedung dan merencanakan ruangan-ruangan-

+ i.) .\ I l rlt { rr1 r.! ti tos Il utltt ,\jab i ;;az,;.

I \ .,

i);rianr 1(-cr)\'.itaar!r) a, i;.cdua pihak salins membu.tuhkan. tr'ak;r'liryqkirr atia iitiih rallpa iradis, cian iak munskin ada hadis tanpa fiqih.i'-r'a,iu^lr-'ur lsiam hanya akan scmpurna dengan kerja sama seperti ini.

9cbaiil;nl'a, br:ncanaloh y"t-tg akan menirnpa bila salah satu rli:r':ii.i,i'.i Lrrlrra Lclonrpok merasil pt-ras drn bangga dengan apa yang cli-,r;ili]'rirrra scndiri. Dan berc.na i'i akatr rnakin pa:.aii rlcnga' adanyai;t;rnlLiiiilili vang tak hr:nti-hentinva serta kesenrpitutr pandingan yang: l' r)., :lrr.ti lttl.tsi;tg.tnasint.

.lle lunr larna ini, c]r negeri At.iazair telah muncul sebuah latrva dari!' :,!:.ri ang .. a;r:i i;,:ias.tl ciari kala,rrgaii ahli hadis, yang segera kamii{-11r,'l'rig rictiean !'eras, scbelurtt menrbahavakan Islatn cian kaurn N,Iuslinl.'l'ti"rh iIikrf irur balrrva liaunr peclagan.u, berkeu'ajiban mengeh-121.-i ,.rir z:rkat rr.as iralang r-;erdagangan mereka. llensan itu merek_o'daparr,r;'!.rrlt kl'.fl<.r,n dii:i i"epacie "l,ll;rh StrVT. L)a.r-r mereka itu dalam kenvata-:i tlr).i r:ii;llai; r:rja-r:lja harrr dan kckarraan. Bangsa Inggris telah berhasilil;rir;rLli,iLll;'rn n*ger!-:rleecri sei{iiar Laut Iiindia melJui Serikai-serikat!],'l,,trri rrrcri:ka. sarn;:ai st--karar:g pun penjajahan ekononli masihr;;.rIiqr,r;rs.t.i l..r:merrjr:liaan

i;eit-ragai bangsa rneiaiui pengr!asaan ektiyitasi)N!rl:iiiirl".li:,r:. I{a.ila sungruir a:reir jika dalam keadaal seperti ini, masih.,'r:iiii aria'r'alis )'anli rneiryatakan b;rhrva trarang-Lrararlg perclaganeanliri.ni<. ivlj iLr rii;rakari?i

iie rna.nagerangar: al<a* kita bau'a firman-firman Allah swr:iiai t;rans-oran{ br:riman, belanj,k*nlar-, - cti jatan .4ttah - sebagi-

art ittri ri:ui "',ann icltth. liami kanmiakatt kepadamu, sebelum ttataigit,tri y*tig pailunt,a tid{tk Gda iegi inal-bt:!i clan ticluk eda lagi persahabai_iiTi \rLiii(: :ih'''ui' ,lart tit!at adu lagi syafa'at? (Al-Baqarah:2b\.

' t)'.st1't{'arong yang tteriman kepada ttang gaih, mendirikan .shalat,,iitti

,mt'tts..i-iraklt.utt. se baglart ri.z/tt" yarLg Kami anugerahkart keltatl,atiLL' rL' k$.. (Al-ltaria-rail : .? ).

ilai ctr{tng-qrang !,ttrirnan, nafkahkanlah ,- di jatan Attah - sebagi-*n :lari hasi! itsa!'rotftru, 'te./?{ baik-baik dan dari apa yang Kami tumbiih_kitn dari bu.rni untuk krtrnw .. . (Ai-Baqarah: 267).

Namun, si pemuda yanu seluruh kesibr_rkan dan perhatiannyaira.,r' a dituj ukan kep ada haciis-hadis, dengan lantangny a mengumumkanb.rlriva tak ada zakat aras barang-barang dagangan! sebab - katarya -rirl.il, arta Llasitrn\'4 dalarn Iircratur vung p"r"uh'ia baca!

Ditarnbahkalrnl,ri pula bahrva zakat pertanian tidak wajib dikeiuar-ka' kccuali atas hasil pa'en gandum, sya'ir (sejenis gandlm), kurma.ian kismis. seoiah-.lah burni ini hanyalah meliputi daeraii Nejed,'fihamah, dan F{ijazl

Begitulah, seorarls n'ru.fti (pemberi ket€tapan hukum agama) yangsempit wawasan daq. pengetahuannya, akan menyebabkan turunnyajurnlah zakat y'd.'g dikeluarkan menjadi hanya sepersepuluhnya saja"sebab, dengan fatwa seperti itu, kebanyakan dari para pedagung d*

Bab I. Ra'yu dtn Riwayat 41

petani akan terbebas dari kewajiban zakat. I)engan kata lain, mcrel,ietidak wajib melaksanakan salah satu rukun Islam, ,vakrri zakat.

Tragisnya, hal seperti ini terjadi, pa<la masa-rnasa seka.rang, ketikagereja menggalang segala kemampuannya untuk mengurnpulkan kekava-an-kckayaan para pedagang dan petani guna melaksanakan I{ristenisasidi dunia Islam, terutama yang terkena akan musibah kekeringan tanaltdi samping kekeringan akal.

\4engapa kita tidak mau mendalami ayat-a.vat Al-Quran, sebelumsesala sesuatu selainn,va, agar pengetahuan kita menjangkau semuaclimensi kewajiban -vang dibebankan oleh asama Islam <li atas Jrunclakkita? Demikian pula semua.jcnis harta .vang wajih kita keluarkan zakat-nya?

Nlengapa pula kita tidak mampu mengcnali rvarak duni,r t.mparkita menjalani keiridupan? Demikian pula cara-cara yang ditempuh oleirlawan-la'"van kita guna memenangkan perjuangan rnereka terhaciap kita?

Tak acia keraguan sedikit pun bahrva kita akan kehilangan sesaia-n-va selama kita tidak mampu memaharni Kitab sr-rci kita, dan seiamakira tidak mamplr memahami kehid.upan kita sendii-i

Sebagian dari oranq-orang vanq seiaiu menyibukkan diri denganhadis. merasa kesulitan dalam rnemahami ,\i-Quran. Sulit baginl'auntuk mernpelajari isvarat-isyaratnya yang dekat dan va-ng-iaruh. Namrrnia merasa amaf mudah mendengar suatu hadis yang mana pun. Ke-mudian, secepatnva puia ia mencomot suatu ketentiran hukum darinva,menumt pemahamannya tentu. Dan dengan itu pula ia teiah menyebab-kan kesengsaraan bagi negara dan bangsa.

Telah kami nyatakan sebelum ini, ticlak ada perbedaan pendapatdi kalangan kaum Muslim tentang pengamaian segala sesuatu lan,-tbenar-benar bersumber dari Rasuiullah saw. Yakni yang rirval"atn\'.]sampai kepada kita secara sahih, sesuai dasar-dasar periwayatarl yanstelah disusun oleh para imam, dzur diterirna oieh umat.

Timbulnya perbedaan pendapat, pada umumnya, disebzLbkan r:lehpenilaian sekitar sebuah riwayat, apakah ia benar-benar bersumber claribeliau atau tidak. Perbedaan seperti ini sudah selayaknya dapat diatasidengan wajar, tanpa emosi atau fanatisme.

Apabila sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi sarv. telah mencukupipersyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh para ahli, rnaka tidaksepatutnya ia ditolak. Dan sekiranya timbul perbedaan pendapat yangsewajarnya mengenai terpenuhinya syaret-syarat ini, seharusnya hai ituditanggapi dengan lapang dada, tanpa mengaitkannya dengan kekr-rfuranatau keimanan seseorang. Ataupun dengan ketaatan rian kemaksiatan-nya.

Ketika saya sedang berada di Aljazair, seorang rnahasisrt'a me-nanyakan kepadaku: "Sahihkah hadis vang menyebutkan bahwa NabiMrtsa a.s. pernah menonjok mata rnalaikat mant sehingga menyebabkan-nya buta sebelah. Yaitu ketika malaikat itu datang untuk mencabut

42 Studi Kritis atas Hadis Nabi sazu.

nyawanya?" Dengan perasaan sumpek saya balik bertanya kepadanya:"Apa gunanya hadis ini bagimu? Hadis ini tidak berkaitan dengan suatuakidah dan tidak pula dengan suatu kervajiban amaliah. Sekarang iniumat lsiam sedang mengalami peibagai kesulitan, sementa-ra musuh-musuhnya berambisi untuk mencekiknya sampai matil Karena itu,sebaiknya Anda menyibukkan diri dengan sesuatu yang itbih pentingdan lebih bermanfaat." N{ahasiswa itu rnendesak lagi: "Tapi aki-l ingirrtahu, apakah hadis ini sahili atau tidak?" Dengan trersungut aku kata-kan kepacialya: "Ifadis ini dirarvikan oleh Abu Hurairah. Sebagiatorailg meragukan kesahihannya. "

Setelah itu saya berpikir: Hadis itu sanadnya sahih. Tetapi matan-nya (isinya) menimbulkan keraguan. Ia mengisyaratkan bahwa fr,Iusa a.s.membenci kematian" Ia tidak mengingir:kan perjurapilan dengan Allahsetelah terpenuhi ajalnya. Sudah barangtentu pengerlian seperti initidak dapat diterima apabiia dikaitkan dengan hami;a-hami;a Aliah l'angsaleh, sebagairnana tersebut dalan-r srratu hadis lainnva: "Barangsicpamenginginkan perjumpaan dengan Allah, maku .lllali pu"n rnenginginhanp e rjum p aan de n qq,nrl,y u. "

Ilagaimana kiranya dengan nabi-nabi Aliah? Apaiagi sese<.rrang darimereka yang tergol ong ulul-' azmi?

Penolakannya terhadap maut setelah datang kepadanl'a malaikatyang ditugasi untuk itu, sungguh rnerupakan hai yang a:reh. Di sampingitu, adakah para malaikat juga dapai mengalami cacat-cacat fisik sepertikebu.taan kedua mata atau sebelahnya, sebagirimana yang diaiami .rlehmanusia? Tentunya hal itu sulit diterimal

La.lu saya berkata kepada diri sendiri: "Barangkali rnatan hatiis itr-r

mengandung 'iilah (cacat)?1" Bagairnanapun juga, tidak ada perlunyasaya rnenyibukkan diri ei.rl:::ri rnemikirkan masalah ini lebih jauh.

Ketika - seteiah itu * saya berkesempatan membaca kernbailihadrs tersebut pada salah satu kitab sumbernya, saya rrlcrasa kecewakarena si peng;irang kitab menulis bahwa orang yang berani ment-ilaknvaadalah seorarlg rnulhid (yakrd tidak percaya kepada agama)l Ia men-cdba untuk menya$ggah sernua surcber keraguan sekitar liadis tersel-ruidengan beberapa argumentasi yang, sayangnya, justru rnenambahkerasuan terhadapnya. Hadis itu berbun,vi sebagai berikut:

I)irarvikan oleh Abu l{urairah ba}rwa Nabi saw. bersabcla:"Malaikat maut mendatangi Musa a.s. lalu berkata kepadanya:'Penuhilah panggilan Tuhanmu.' Nlendangar itu, Nfusa rneninjumata malirikat maut sehingga rnenyebatrkannya buta sebelah" Lalusi malaikat kembali kepacia Allah Ta'ala dati berkata: 'Enskau

- ya Tuhan - telah mengutus aku menetnui seorang liamira-h{uyang membenci kematian. Dan ia telzrh membutakan mar-aku.'hlaka Allah mengembalikan mata tersebut kepada malaikat, serayaberfirman: 'Kembalilah kepada hamba-tr{u dan katakaniah kepada-ni'a; "Adakah engkau masih ingin hidup lebih iama? Jika derniki-

Bab I, Ra'yu dan Riwayat 43

an, letakkanlah tanganmu di atas punggLtng seekor kerbau. Untuksetiap helai bulunya yang tertutupi oleh tanganmu itu. engkauakan mendapatkan tambahan hidup setahun lebih lama."' Ketikahal tersebut disampaikan kepada N{usa, ia bertanya: 'Setelah iru,apa yang akan terjadi (yakni" hidup terus atau mati)i,' Jau'ahmalaikat: 'Setelah itu, engkau akan mati.'Mendengar itu, Nlusaberkata: 'Kalau begitu, lebih baik sekarang juga. Tuhankrr, ynari.kanlah aku di tempat vang dekat dengan Tanah Suci sebataslemparan batu."'

Rasululiah saw. selai'ijutnya bersabia; "Demi Allah, senndainya aku berada di tempat itu, akan kutunjukkan ket-rada kalianletak kuburannva di tepi jalan, pacla gundukan pasir herwalnamerah."

Telah berkata Al-MAziriy: "Bebe rapa ciari kaiangan orarg-oransmulhid, telah mengingkari liadis ini. Mereka menyangkalrrya scraya. i:er-kata: 'Bagairnana mungkin Musa dapat rriembutairan tnata rnalaikatmaut?"'

Selanjutnya ia berkata: "Par;r u]ama telali men-lLerikan ja..r;nban

atas keraguan ini dengan beberapa jawaban:

Pertama:'Iidak mustahil bahwa Allah SW'I telah mernberikan izinkepada Musa untuk perbuatannya meninju mata. rnalarkat itu. Jikademikian, maka perbuatannya itu merupakan ujian bagi si penderita.Sedangkan Aiiah SW'I' berirak melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya atas makirluk-Nya" Dan ia berhak rnenguji mereka dengan apa sajayang diinginkan oieh-N1'al

Kedua: Rirvayat ini harus dipahami secara majaz (kiasan)" Yangdimaksud ialah bahwa Nlusa mendebat si malaikat maut dengan pelbagaiargumentasi, sedemikian sehingga ia. berhasil mernenangkan perdebatan-nya itu. Daiam bahasa Arab ada idiom: "Si I'ulan membutakan mata-nya" yang memberi arti seperti itu.

Tcntang jawaban kedua ini, Al-Maziriy memberi komentar:Jawaban ini mengandung kelemahan, mengingat ucapan Rasululiahsaw.: 'Maka Allah SWT mengembalikan matanya . . .'

Ketiga: Mungkin Musa pada mulanya tidak mengetahr.ri bahu'ayang datang kepadanya itu adalah malaikat vang diutus oieh Aliah.Karena itu, Musa mengiranya seorang manusia lriasa 1'amg datang unlukmembunuhnya. Maka terjadilah-perkelahian artara keduanya yangmengakibatkan si malaikat menjadi buta sebelah. Dengan kata lain,Musa sama sekali tidak sengaja melakukan hal itu. (Demikianlah jawab-an yang berasal dari Abu Bakal bin Khuzairnah dan beberapa uiama ter-dahulu. Dan jawaban inilah yang paling dapat diterima oleh Ai-Maziriyserta Al-Qidhiy'Iyidh).

Mereka berkata: "Dalam hadis tersebut tidak ada pernyataanterang-terangan barhwa Musa memang dengan sengaja heirdak mem-

44 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

butakan mata si malaikat. Dan sekiranya ada orang )'ang menyanggahketerangan ini dengan menanyakan bagaimana Nlusa baru mengenali-nva sebagai maiaikat maut pada kedatangannya yang kedua kali, makajawabn,va ialah: Pada kali yang kedua, malaikat itu datalg dengansebuah tanda yang membuat Musa mengenalinya sebagai malaikat maut.Oleir sebab itu ia pun menverah. Tidak demikian halnya ketikakedatangannya yang pertama kali."

Menurut hemat saya, pembelaan seperti ini amat lemah. Sarnasekali tidak berarti dan tidak dapat diterima. Lebih dari itu, siapa sajayang menuduh pengingkar hadis ini sebagai seorang mulhid (ateis) makaia sesungguhn.va telah berani melanggar kehormatan kaum ilrluslim"Yang benar ialah bahwa matan hadis ini rnenganduag 'illah qadihah(cacat yang menghilangkan nilainya dan menurunkan derajatnyasehingga di balyah derajat shahih).

Berdasarkan hal iersebut, sikap menolak atau menerima hadisseperti itu, tak lebih dari, suatu pertredaan pendapat yang biasa, dansama sekali br-rkan merupakan perbedaan dalam hal akidah.

Cacat yang terkandung dalam matan suatu hadis hanya dapatdimengerti oleh para ahli yang teliti dan kuat ilmunya. Sebaliknva, iapasti tcrtutup bagi orang-orang yang berpikiran dangkal.

saya telah mendengar kata-kata y'ang pedas dari sebagian orangyang berpendapat bahwa Nabi N{usa telah benar-benar membutakanmata malaikat ul-maut Hal ini tidaklah mengherankan.

Tetapi sebelum menyebutkan argumen yang ada pacia sava, disini saya akan meirgutip hadis rirvayat Ahmad dari Anai, bahwa Nabisavi'. teiah bersabda: Barangsiapa menyukai perjumpaan dengan Allait,maka -tllall" pun m.enyukai perjumpaan dengannyq,. Dan barangsiapatidah menvukai perjumpaan dengan Allah, maka la juga tidak meiyrtioiperjwmpaan dengannya. Kami berkata: Ya Rasuluilah, kami t"*.,utidak menyukai kernatianl Dari beliau berkata: Bukan itu makswd,nt,a.Tetapi seorang Mukmin, ababila mengh.adapi ajalnya, datangrah keparta-n)ta Pembawa berita.gembira dari Atlah sI{T yarc menunjukkan timpatyang o.kan c{idatanginya atau keadaan yang ukai diataminya. Maka'takada suatu pun yang lebih dtsukainya deripada saat ia berjumpa denganAllah swT. Karenamya, is akan sangat -menginginkan lterjump'aandengan'|{ya. Adapun s€orang fajir atau kafir, opabila menghaclapi ajat-ny a, datan,qlah pembazt! ancarnan yang nnenunju,kkan kepacl,anya' ke-burukan t.empat yang.a.kan didatanginya ntaw hiburttka, ieadoan yangalan dialaminya. oleh karenanya, is iidak merr,yukai perjumpaa"ndengan Allak, sehingga Allah pun tak menyultainya.

Fladis tersebut di atas tak ada kaitannya dengan upaya menjagakesehatan sehari-hari atau kesibukan dalam mencari nafkah

""t"thidup, deng.;11 rRenanam, bertukang dan berdagang.

Bab L Ra'yu dan Rizuayat 45

Kiprah manusia dalam kehidupan adalah hal yang wajar-wajar saja.

Dalam kaitannya dengan semua ini, datangnya kematian boleh saja

disebut sebagai suatu musibah. Adapun kehidupan dunia takkan ber-jalan dengan iancar dan tak akan ada pembt"angunan di dalamnyaseandainya tak ada perasaan seperti ini atau kecintaan kepada dunia.

Bagaimanapun juga, seorang mukmin adakalanya memtruang jauh-jauh kecintaannya kepada dunia, pada saat-saat ia harus berkorbandemi membela agamanya, dan dengan itu ia menghadap Tuhannya. Danmeskipun kadang-kadang ia tenggelam dalam urusan-urusan dunia, iatakkan melupakan agamanya sama sekali; dan tidak pula akan meng-hindari perjumpaan dengan Tuhannva.

Hadis di atas, yang dirawikan oleh Ahmad, melampaui semua ke-

adaan tersebut dan semata-mata hendak menggambarkan detik-detikterakhir dalam usia seseorang yang berada di ambang kematiannya, atauketika lrerada di depan pintu-pintu akhirat, saat malaikat al-maut mulaimencabut ruhnva untuk dibawa kembali ke hadapan Sang Pencipta.

Pada saat-saat yang amat ga\vat inilah, akan datang kepadanya si

pembawa berita gembira yang akan membawa seorang mukmin terbangdalam kebahagiaan, atau - sebaliknya - akan datang si pembawaancarnan, yang akan membuat si kafir sesak nafasnya karena kesedihandan ketakutan.

Nah, dengan pengertian seperti inilah, hendaknya kita memahamihadis yang menyebutkan tentang N{usa yang menonjok mata malaikatal-maut. Malaikat itu telah berkata kepada Musa: "Penuhi'lah panggilanTuhanmui" Yakni, usiamu telah habis. Bersiap-siaplah untuk menyerah-kan ruh-mu dan kembali pulang kepada Tuhanmu.

Adakah hal seperti ini akan menggelisahkan Nlusa?

Orang-orang yang mempertahankan hadis ini berkata: "Sepertimanusia-manusia lainnya, Musa juga membenci kematian."

Memang, perasaan tidak menyukai mati adalah sesuatu yang dapatdimengerti, dalam keadaan-keadaan biasa dan bagi orang-orang biasa.

Tetapi, apa artinya perasaan seperti itu setelah habisnya usia (ajal)seseorang dan setelah kedatangan malaikat untuk mengambil kembaliapa yang dititipkan padanya.

Apa kiranya yang dibenci oleh Musa dalam perjumpaan yang

sudah pasti itu? Apalagi kebenciannya itu telah berubah menjadi ke-

marahan yang memuncak, sedemikian sehingga mendorongnya me-

nonjok mata malaikat sehingga membutakannya, seperti yang dikatakanoleh sebagian orang!

Sebagian orang yang membela hadis ini berkata, bahwa yang ditonjok oleh Musa ialah "rupa" yang digunakan oleh malaikat ketikamenampakkan dirinya. Sebab ia datang dalam rupa manusia.

Alasan seperti ini tertolak oleh keterangan dalam hadis tersebutbahwa Allah telah mengembalikan mata malaikat itu. Apakah ia tidakmampu memperbaiki sendiri kebutaannya dalam bentuk yang telah

46 Studi Kritis at:as Haclis Nabi sau.

dii-rilihnt'a?Nlusa juga telah merrrohon agar dikubur di suatu tempat ,'sejauh

lemp-a1an batu dari perbatasan Paiestina", negeri yang kaum Musa tidakl-re'ani memasukinya. N{ungkinkah "permohonan" ini dapat menjelas-ii"rn mengapa kaum Yahudi kini begitu menggebu-gebu dalam me-minclairkan .jasad-jasad dari orang-orang mati mereka ke dalam wilayahtanah suci?

Ada .juga yang mengatakan bahwa hadis tersebut termasuk ujiankcimanan kepada hal-hal yang bersifat gaib.

Ivlernang benar, keimanan kepada yang gaib adaiah haq, dengans,varat Lrahi,va sumbernya diyakirri ketrenarannya. Adapun yang sumber-n1.a samar'-sarnar cian susunan kata-katanya membingungkan, maka yangdemikian itu seharusnya menjadi bahan penelitian bagi para fuqahd'rintuk rncnyingkap kebenarannya. Apalagi ia termasuk khabar ah.ad:'ang h;uus diseiidiki dengan saksama, sanatinya maupun rnatannya.

Yang terakhir, hadis ini dan yang serupa dengannva, tidak ber-kaitan dcngan akidah ataupun perilaku. Selama ini ia tetap di tempat-nya, terlamJraui oleh mata yang sibuk memandang ke arah ajaran-ajaranIslam yang bersifat praktis dan yang kedudukannya lebih penting.Namun siapa gerangan yang memunculkannya kini ke permukaan, lalurnenl,ibukkan masyarakat dengannya? Bahkan lebih dari itr:, menuduhsiapa saja yang meragukannya sebagai seorang mulhid (ateis)l Pastimusuh-musuh kebangkitan Islam-luh ya"g berdiri di balik gerakan yangiiar dan tak terarah inil

sehuhu'gan dengan ini, para imam telah menolak beberapa hadisyang walaupun sanadnya sahih namun matannya mengandung,illah(cacat). Dengan adanya cacat tersebut, tidak terpenuhilah pers)/aratankesahihannva.

Deugan alasan itu pula, saya meragukan sebuah hadis yang dirawikan oleh Tsibit bin Anas, tentang seorang laki-laki yang pernahdictrrigai telah berbuat serong terhadap seorang umrnu watad*) millkRasulullah saw. Maka Rasulullah saw. berkata kepada Ali r.a.: "pergi-lah kepadanya dan bunuhlah ia!" Lalu Ali mendapati orang itu sedangmandi di sebuah kolam.air dan segera memerintahkan kepadanya agarkeluar dari kolam tersebut. Dengan dibantu oleh Ali ..u., oruttg itukeluar (dalam keadaan tanpa busana) dan ternyata ia adalah seorangyang teiah terpotong alat kelaminnya! Menyaksikan hal itu, Ali me-lepaskannya dan segera melapor kepada Rasulullah saw. Katanya: ',yaRasulullah, orang itu ternyata tidak memiliki alat kelamin."

*) Ummu walad ialah budak perempuan yang mela.hirkan seorang anak dari laki-laki yangmemilikinya - penerjemah.

Bab I, Ra'yu dan RiutaYat 47

Sungguit mu'stahil menjatuhkan hukumarr mati teriradaP seseorang

clengan ,ilt, tr.l.rhun yang belum diselidiki kebenarannya, belum dia.jukan kepada si tertuduh dan beium pula diber:ikan kesempatan ke-

p"adanya rintuk mengajukan pembelaannl'a" Bahkan ternyata kemudian

tahwa tuduhan tersebut bohong belaka!Dalam hubungannya dengan kisah di atas, An-Nawawi'i' pernah

menccba *"rrg.*rr'kakan rlalih pembenaran terhadap hukuman mati

vang clijatuhkan atas orang tersebut. Katanya: "lv{ungkin saja orang ter-

,.lrit o-autuh seorang *,rtrufik yang layak dibunuh karena suatu sebab

lainnya."'srrrgg.,h aneh, kami ingin bertanya: Bilakah Rasulullah saw. me-

merintahf,in pembunuhan ierhadap kaum rnunafik? I{al seperti itubelum p"r.ruh terjadi. Bahkan beliau melarang tindakan seperti ittr.

Jefas bahwu trutg tersebut terhindar dari kematian setelah di-

ketahui bahwa ia melngand'-tng cacat fisik yang memustahilkan ia

;;;p; berbuat kejahalan yitg ditu<luhkan kepadanya' Apakah

,.urrduirryu ia tidak bercacat seperti itu, dengan serta merta ia berhak

aiil.,r.,rr, begitu saja? Sungguh ini adalah bertentangan dengan prinsip-

prinsip Islam; ushul-nya maupun fur'u-'-nya!Hadis di atas mlngandlng ,illah qadihah (cacat yang menyebab-

f*"iu t.ttolak). Hal iiu cukup untuk mengeluark?lLyu dari derajat

kesahihan.Mengenairiwayat.riwayatSepertiini,ahlifiqih-danbukan-nya ahli hadis - yang biasa menolaknya'

salah seorang pembela "hadis" ini berkata: "Mungkin saja initermasuk ta,z,ir (tuku*un ymg, berat atau ringannya, diserahkan

kepada kebijaksanaan Hakim - penerj.)."' Pikiran seperti ini tidak dipat diterima. Adakah Islam memberi-

kan sedemikian besar wew€nang kepada Penguasa sehingga boleh men-

jatuhkan hukuman mati berdasarkan desas-desus atau berita yang

t.rugukun? Apakah nyawa manusia boleh dihilangkan begitu saja ber-

dasat"kan hak tc'zir, tanpa buktibukti yang kuat? Sungguh kita sedang

membunuh agama kita sendiri dengan pemahamal seperti ini, di

samping -.*biutkutt slrah Nabi kita terbuka untuk setiap kecaman

atau pelecehan.

Di antara hal-hal yang memerlulian pengetahua" (ftqh) yang sehat,

ialah yang berkaitan dengan pengharaman na'iy (yakni pengumuman

tentang k-ematian seseorang). Termasuk dalam hal ini, iklan-iklan di

surat liabar yang biasa dilakukan orang sekarang, tentang kematian si

Fulan atau si Fulanah.Beberapa pemuda mendatangi saya dan mengatakan bahwa mereka

membaca Ueberapa hadis yang menunjukkan hal itu. Oleh sebab itu,

48 Sludi Kriti.s atas I!adis Nabi satu.

mereka mengecarn dengan keras kebiasaan pemberitahuan tentangkemat ian se seL)rang.

saya katakan kepada mereka, bahwa na'iy yang dilarang iaiahti'daka' memamerkan atau menyebut-nyebui i..,tl.rg perbluatan,perbr'rata' fiasa-jasa) yang pernah dilakukan oleh ,i *uyii, yang cri-maksudkan untuk menimbuikan kebanggaan baginya ata.,pun "bagikeluarganya yang ditinggalkan. A<1apun yang selain dari itu, tuU udu-vang perlu dicegah. Bahkan jika ha'ya berupa pemberitahuan saja,maka hal itu perlu.

'llereka kemudia. menyebutkan tentang haclis 1,'a'g clirawikanoieh 'i'irmidzi dan Ibn N{ajah, yang * kara mereka - beriawinan denganketerangan saya. Yaitu, ketika menjelang ajalnya, Fludzaifah r.a" ber-p.esarl: "Apahila aku mati,"ja'gan ada yung *.*beritahukannya kepadasiapa pun. Aku kharvatir hal itu termasui perbuatan tm'ty. sedangkanaku perna.h mendengar Rasulullah saw. melarangnya.". Begit'lah yang dirawikan oleh Tirmicizi. Ibn Majah juga menegas-ka'.tentang riwal'at tersebr-lt, nalnun ia nenambahkan: "i.'iuh *..rj"oaikcbiasaan Hudzaifah, apabila acla seorang di antara sanak kerabatnyamati, ia berkata: .Jangan memberitahukin siapa pun tentang kemaiiannya' Aku khawatir yang dernikian itu terrnasukia'iy. sedan*gkan akupernah mende'gar - dengan kedua telingaku ini - Rasulul-iah salv.melalang perbuatan ne'i1, .,,

Dirawikan pula" dari Abduilah bin N{as'ud, bahwa Rasulullah saw.melarang perbuatan ,a'zy. Beliau bersakrda: Jangan sekali-kali kamumelakukan na'iy, sebab itu adalah kebiasaan Sinifyan.,' Abdullah ber-kata: "Arti kata na'iy

-iaiah pengumuman tentang kematian seseorang.,,

ingin- saya tekankan di sini bahwa na'iy yang terlarang itu iaiahyang disertai riya' atau membangkitkan ashabiyai (fanatisme kesuku,an). Actapun pember:itahuan yang'biasa. tidak mungki,, t.r*ur.rk yurgdiiarang.

sungguh, betapa banyaknya hadis yang saat ini tersiar di kalzurg-an para pemuda, r'ang darinya mereka menyimpulkan ketentua-i-ketentuan hukum yang tidak bijaksana. Hadis-iradis seperti iru, kalau-pun dapat kita terima-baik sanadnya, r,valaupun sambil memicingkanillata, namun matannya (materinya) sulit diterima.

_ saya pernah membaca kitab At-Targeib wa At-Tarhjb karanganN-N{undziri. Di dalamnya saya dapati pji"g sedikit enambelas hadisyang menyebutkan tentang keutamaan daerah syim serta keutamaantinggal di sana.

Di antaranya ada vang dirawikan oleh zaid bin Tsabit: "Telahbersabda Rasulullah saw. pada suatu hari: 'Berbahagialah daerah syam.Malaikat Allah Ar-Rahm-an membuka sayap-sayapnya untuk menaungi-n) a.'"

Hampir semua keenambelas hadis tersebut berkisar sekitar maknaini. Kebanyakannya melalui riwayat At-Tirmidzi, AI-Hakim, At-Tha-

Bab L Ra'yu dan Riwayat 49

brani, Ibn Hibban, Abu Daud dan AhmadTentunya kita sernua mencintai semua daerah Islam secara ke-

seiuruhan, dan menganggap penduduknya sebagai saudara-saudara kitasendiri. Membela mereka adalah bagian dari agama sedangkan me-nelantarkan mereka adalah sama dengan kekufuran. Namun haruslahdimengerti bahwa adanya beberapa riwayat hadis yang mengutamakansuatu daerah di atas daerah lainnya, atau menganjurkan kita mendiami-nya, atau menjaga garis depannya, ialah pada saat-saat agama Islam ter-ancam keseiamatannya melalui daerah-daerah tersebut. Sedemikiansehingga memerlukan adanya kelompok-kelompok pejuang Muslimyang menjaga perbatasannva guna menolak serbuan musuh.

Sama halnya seperti berkumpulnya sel-sel darah putih secaraspontan dan otomatis untuk menjaga keselamatan tubuh dari bakteri-bakteri yang menyerbu. Yaitu di kala salah satu bagian tubuh sedang

lerluka atau berbisul. Adanya kekuatan-kekuatan pertahanan yangdengan cepat rnenuju ke sana, sudah barangtentu dapat dimengerti dandianggap sangat tepat.

Tetapi, pada saat semua bagian tubuh kita dalam keadaan sehat,maka sikap sel-sel darah putih itu terhadap seiuruh tragian tubuh adalahsaraa saja, secara merata.

Nlimang, dalam kenyataannya, daerah-daerah N{uslim sekarangini sedang terancam dari pelbagai arah. Para penyerbu berioncatansekitarnya dari segala penjuru.

Sehubungan dengan itu, dan mengingat bahwa negeri Palestinaadalah bagian dari daerah Syim, maka saya berpendapat bahwa meiarikan diri dari sana adalah suatu pembangkangan terhadap agam4.Sebaliknya, tetap tinggal di sana adalah bagian dari jihad. Demikianpula, setiap orang yang berusaha mempertahankan Islam di Afghanis-tan, Filipina dan daerah-daerah Muslim lainnya. Semua mereka itumempunyai hak yang sama dengan bangsa Arab Palestina, atau Syam,sebagai yang disebutkan dalam keenambelas hadis tersebut di atas!

Umar r.a. menyibukkan dirinya sendiri dan menyibukkan orangbanvak bersamanya, agar selalu dekat.kepada Al-Quran Al-Karim. Iaberpesan kepada semua anggota tentaranya agar rnereka terus-menerusmembacanya dan mempelajarinya. Di antara. keputusan hukum yangdiambilnva, yang hanya bersandarkan Al-Quran semata-mata, ialahsebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Ishaq. Katanya: Aku pernah <iudukdi Masjid Agung bersama Al-Aswad bin Yazid. Di sebelah kami adaAsy-Sya'biy yang kemudian merawikan sebuah hadis dari Fathimahbinti Qais yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw. tidak mewajibkanbaginva tempat kediaman dan nafkah, ketika ia (Fathimah) dicerai-tigaoleh suaminya. Mendengar itu, Al-Aswad marah dan mengambilsegenggam kerikil lalu melemparkannya ke arah Asy-Sya'bi. Ia berkata:"Celaka engkaul Bagaimana engkau dapat mengucapkan omonganseperti ini?! Padahal Umar telah berkata berkenaan dengan ucaPan

50 Studi Kritis atqs !Ia,!!;:v*cbr -ccr.,.

Fathimah ini: 'Kiia takkan meninggalkarr Kitab AJlah dan Sunnah Nabikita, semata-mata karena mendenqar uctl)all se()rang wirnita 1'ane tidakkita ketahui, apakah ia benar-i:enar insat :itati lupal Sedangkan ,,\llahSWT t€lah berfirman: tanganlah kalion mt'ngeluarlian wani.t.a-u)anita(yang tercerur) itu clari rumah,-rumafr. tnr:rch{i, tiait .iansanlah merekakeluar kecuali apabila me reka melahukan 7erbuotan keit ttartg nyata . . ."

Hadis yang dirawikan oleh Fathimah itu rn.:niadi bairan perdebat-an di kalangan ulama fiqih. Kaum H:ura{i menolaknva sementara kaumHambali menerimanya. Sedangkan kaum l\,IaHki dan Syifi'i berpendapar.bahwa seorang perempuan .vang dicerai-tiga r:leh -sua-minva, tetapberha.k mendiami rumahnva tetapi tanpa hak nafkah.

Alasan kaum Hambaii dala-m menerima haciis iiathimah tersebutialah bahwa konteks ayat )rang disebutkan oleh ljn:ar. Lrerka.itan dengantalak raj'iy, bukann.rra talak ba-in.. x) Bagaimanal-ruR.iuga, rraqi vang inginpenjelasan selanjutnya, dapat menekajinva dalam kitab-kitab vang men-jadi sumber pengambilan para pembahas. I-3agi sava senclilr, vanupenting adalah bahwa Umar hanva rnenjadikan teks Al-Qr.rran semata-mata sebagai sttnnah (tradisi atau dasal hukum) 1'ang diikuti.

Dan jika da,lam contoh-contoh vang ka,mi kemukakan tadi, kamimengutamakan hasil penalaran yang mantap di atas periwal'atan

"vangmeragukan, maka yang sangat menghergnkan ialah adar'ya orang-orang,vang meninggalkan kedua metode itu sekaligr.'s (yakni periwayatan danpenalzuan) daiam beberapa k€tetapan liukum.

Para ahli hadis menyepakati sabda Rasr-rlrrilah saw.: Seorrrng jandatak boleh dinikahkan sebelum ia diajak bermusyawarah, dan seoranggadis tak boleh dinihahkan sehelum dimir"tai,izinny*. Para Sahabat ber-tanya: "Bagaimana diketahui persetujuannva?" Nabi sarv. rnenjawab:" D iamny a m e nunj uk kan p ers e t uju anny a.."

Dalam riwayat lain beliau bersabda: "Seorang janda lebih berhakatas d.irinya sendiri daripada walinya, dan seorang gadis dimintai per-setujuannya. Adapun persetujuannya d"apat diketahui dari diamnya."

Dirawikan dari Abdullah bin Abbas bahwa seorang anak gadismenghadap Rasulullah saw. dan mengatakan kepada beliau bahwa ayaJr-nya hendak menikahkannya, sedangkan ia sendiri tidak ingin menikah.Maka Rasululiah saw. menyerahkan kepadanya agar ia memilih (antaramenerima keinginan si ayah atau menolaknya).

Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa s€orang gadis men-datangi Aisyah, istri Nabi iaw., dan berkata kepadanya: "Ayahku inginmengawinkan aku dengan kemenakannya agar dengan itu ia meningkat-kan derajatnya (dalam masyarakat atau dalam hal keuangan) sedangkanaku sebenarnya tak menyukainya." Aisyah berkata kepadanya:

*) Talak raj'iy ialah yang masih membolehkan terjadinya perujukan kembali antara ruami-istri tanpa akad nikah baru Adapun t"lak bhin ialah yang tidak memungkinkan lagi po.rujukan kec r.li dengan akad nikah baru - penerjcmalr-

Bab I. Ra'yu dan Riwayat 51

"T'unggu sampai Rasulullah saw. datangl" Maka ketika beliau datang,

Aisyah meny;mpaikan kepada Rasulullah tentang. keluhan gadis ter-

sebut. Beliau s.g.ru mengutus orang untuk memanggii ayah si gadis,

dan setelah itu ia menverahkan urusall tersebut kepada si gadis. Namun

segera setelah menyadari bahwa pilihan itu kini berada di tangannya,

guiit it,t berkata: "Ya Rasuluilah, kini aku menyetujui apa yang diLehendaki oleh ayahku. Aku hanya ingin menyampaikan kepada kaum

perempuan, bahwa ayah-ayah mereka tidak memiliki hak apa pundalam urusan seperti inil"

walaupun demikian, kaum sy?rfi'i dan Hambali memberikan hak

penuh kepida para ayah untuk memaksa anak perempuan. mereka yang

ielah dewasa, liawin dengan pilihan sang ayah meskipun si anak perem-

puan tidak menyukainyal Sungguh kami tidak melihat alasan bagi pen-

iupot seperti ini, selain mengikuti tradisi menghinakan perempuan dan

rneremehkan kepribadiannYa.Sebaliknya, kaum Hanafi memberikan hak sepenuhnya kepada

perempuan untuk menikahkan dirinya sendiri, sebagai pelaksanaan apa

yang ditunjukkan oleh teks-teks Al-Quran yang dipahami secara

langsung; Sungguh benar firman Allah;- Bogi setiap orang arah pandangan yang dihadapiny.a. oleh sebab

itu, beilomba-lombatah kamu sekalian dalam melahukan hebajihan.

Di mana pun kamu berada, niscaya Allah akan mengurnpulkan hamu

sehalian (pada Hari Kiamat). Sungguh Allah Mahakuasa atas segala se-

suatu. (Al-Baqarah: 148).r

BAts IISEKITAR DUNIA WANIT,d

Antara kerudung dan cadar a Wtanita, keluarga d,an l:rofesi * ffwbu.ng-anwanita dengan ntasjid a Kesaksian wanita dqlam kttsus-hasus pirlana tlanqishish o

Ada dua hal y'ang sangar kita harapkan bagi kebangkitan Islammasa kini. Pertama, menjauhkan diri dali kesaiahan-kesalahan masa laiuyang telah menyelewengkan umat sehnrgga mendatangkan keiemahanpadanya dan menimbulkan keberanian musuh-musuh terhadapnya. Danhedua, memberikan citra Islam yang praktis dan rnenyenangkan bagisiapa yang memandangnl'a, di samping menghapus beberapa penimbulkeraguan di sekitarnya dan menampakkan kebenaru.r wuiry.r sebagai-mana adahya.

Sungguh disesalkan bahwa sebagian dari orang-orang yang rii-golongkan dalam gerak kebangkitan ini teiah gagal dalam *rnur*pkuttkedua hal di atas. Bahkan sebaliknya, mereka telah berhasil menimbul-kan ketakutan terhadap Islam dalam diri banyak orang! dan sekaligusmemberi kesempatan kepada musuh-musuh islam untuk menjeiek-jelekkannya.

Di sini akan disebutkan beberapa dari keributan yang m€rekabangkitkan, atau prinsip-prinsip yang mereka jadikan titik ttlak bagigerakan mereka. Dan kita mulai dengan pertengkaran sekitar masalahcadar (yakni penutup wajah).

Pertengkaran Sekitar Hijab bagi Wanita MuslimahDi sebuah negaxa Teluk, saya pernah membaca sebuah buku kecil

yang pengarangnya menyebutkan bahwa Islam mengharamkan per_zinaan. sedangkan membiarkan wajah wanita tetap terbuka adalah jalanmenuju perzinaan. Karena itu - katanya - membiarkan wajah rvinitadalam keadaan terbuka adalah haram pula. sebab, yang demikian itumerupakan sumber kemaksiatan !

Saya pernah memberikan komentar mengenai pendapatnya itu.Yaitu, bahwa Islam mewajibkan wanita yang sedang menjiankanibadah haji agar membuka wajahnya. Demikian pula di waktu shalat,

52

Bab II. Sekitar Dunia Wanita 53

agama membiarkan wanita rnemlruka lt'ajahnyet. Apakah hal sepertiini, yang dilakukan dalam dua di antara rukun-rukun lslam, merupakanpembangkit nafsu birahi atau pembuka jalan bagi terjadinya kejahatan?Sungguh sesat kesirnpulan yang diambilnva itu.

Rasulullirh sa-r','. scndiri telah men-vaksikan lt'ajah-wajah wanitaterbuka, dalarn pertemuai:l-perternuatt umum, di rnasjid dan di pasar.

Namun tak pertlah dibcritakai"r berhwa beliau memerintahkan agar

wajah-rvajah rnereka itu clitutup. Apakah kalian merasa lebih membelakehormatan a€tama daripada Allah dan Rasul-Nya?

Niari krta nreneliti Kiiab Allah dan Rasul-Nya agar segala sisi masa-

lah ini menjadi jelas 'bagi kita"1. Seandainya senrua wajah rvanita (di. masa hidup Nabi saw.)

tertutup, mcngapa kaum fuIuslim diperintahkan agar "menahan" pan-dangan rnereka? Sebagarmana tersebut dalam .a)'at suci: Katakanlahke pada ors?ig laki-laki berimtnz ttgar ?fierel?s "menahurt" pan'ciartgannyqdan rneroelihara kemaluannya; yang demikian atlulah lebih suci bagimereka . . . 1An-Nur: 30). Adakah rnereka diharuskan menahann,va darimelihat plinggung dan bahuP jeias bahw'a "menahan pandangan" yuttgdiperintahkan ialair pada saat melihat langsung ke arah lvajah wanita'Adakalanya src)r'ar"rg lai;i-laki tertauik hatlnva ketika melihat wajah se-

orang wanita. Nlaka seilarusnya ia tidak mengulangi pandangannya itu,sebagaj.rrana tcrsebut dalam salah satu hadis, bahwa Rasuiuilah saw.

pernah bersabcia kepada Ali r"a": Jangan mengikuti pandangan (per-tama) dertgan pandangan lainnytt, (Iialal) bagimu pandan,gan yGng per'tatnu, ictapi tidah cicmikian ltalnva tlengan pandangan lainnya.

2. Adakalanya Rasuiullah saw. mendapati seorang yang tiba-tibatimbul birahinya apabila melihat seorang wanita yallg mengagumkan-nya. llagi seiirang lakr-laki seperti itu, jika ia telah kalvin, sebaiknyarnencukupka:r diri dengan istri yang dimilikinya" Sebagaimana dirawikan oleh Jabir dari Nabi saw.: Altabila seseorzn{ dari kamu melihatseara,ng wanitu yang mensagumkann'ya, henrlaknya ia pergi ntenemuiistrinya sendiri. Yang ciemikia'n itu mampu menghilangh'an perasaan

yang acia dalam hatittya.I)an sekiranya laki-laki itu tidak mempunyai istri, hendaknya ia.

rnengikuti firman Allah SWT: . . . Dan orang-orang yang tidak nxo,mpu

katu'in hendsklah menjaga kesucian dirinya sampai Allalt. ment'berinyakemarnpuan dengan karunia-Nya . . . (An-Nur: 33).

Al-Qadhiy 'iyAdh menuturkan pernyataan dari para ulama di masa-

nya; sebagaimana diriwayatkan oieh Asy-Syaukani, bahwa seorangr'r'anita tidak wajib menutup wajahnya ketika ia berjalan di jalanan

umuni. Sebaliknya, menjadi kewajiban kaum laki-laki untuk metlahartpandangan mereka, sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT.

3. Pada sebuah hari raya, Rasulullah saw' menujukan khutbah-nya kepada kaurn u'anita. (Pacia waktu itu, lapangan tempat berlang-

sungnya shalat hari raya, digunakan bersarna oleh kaum pria dan

54 Stud,i Kritis atas Hadis Nabi saw.

wanita). Beliau berkata kepada kaum wanita: Bersedekahlah, sebabbanyak dari kalian adalah kayu bakar api neraka. Mendengar itu,seorang perempuan yang wajahnya berwarna cokelat (karena terbakaroleh sinar matahari) dan sedang duduk di tengah-tengah perempuan-perempuan lainnya, bertanya: :'Apa sebab kami seperti yang Andalukiskan, ya Rasulullah?" Beliau rnenjawab: Kareia kaiian terlalubanyak mengeluh dan melupakan jasa dan kebaikan suami-suami kalian"

- Berkata perawi hadis itu: "Kaum wanita itu langsung bersedekahdengan perhiasan mereka, dengan melemparkan anting-anting clancincin-cincin mereka ke arah baju yang dikelilingkan di antar-a merekaoleh Billl."

terlanyaannya kini: Dari mana si perawi hadis tersebut menge_tahui bahwa perempuan yang bertanya kepada Nabi saw. itu wajahnyacokelat terbakar oleh sinar matahari? Tentunya karena wajahnya tidaktertutup I

Dalam riwayat lainnya dikatakan oleh si perawi: ',Aku menyaksi-kan wanita-wanita itu ketika tangan-tangan mereka melemparkan per-hiasan-perhiasan mereka ke arah baju yang dibawa oleh Bilai."

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa rvajah perempuan dantangannya tidak termasuk aurat.

4. Sebagian orang mengatakan bahwa perintah untuk membiar-kan wajah terbuka di waktu ibadah haji, ataupun pada waktu shalat,mengisyaratkan bahwa kedua-duanva harus ditutup pada waktu-waktulainnya. Dan bahwa wanita harus mengenakan cadar yang menutupiwajah serta berkaus tangan!

Kami ingin bertanya: Allah SWT memerintahkan kaum lakilakiyang sedang melaksanakan ibadah haji agar membiarkan kepala-kepalamereka terbuka. Apakah yang demikian itu berarti bahwa kepala-kepalamereka wajib ditutupi di luar waktu-waktu itu?! siapa kiranya yangpernah berpendapat seperti itu? Tidak! Tentunya hal itu terserahkepada siapa saja untuk membiarkan kepalanya terbuka ataupun ter-tutup.

5. Dirawikan dari Sahl bin Sa'd bahwa seorang wanita meng-hadap Rasulullah saw. dan berkata kepada beliau: "Aku datang untuk'menyerahkan' diriku untukmu." Rasulullah memandang kepadanyadari atas sampai ke barvah, kemudian menundukkan kepaianya, Lanpamemberinya jawaban. Maka wanita itu pun duduk liernbali setelah tidakberoleh putusan apa pun dari beliau. Dalam sebuah riwayat disebutkanbahwa salah searang dari kalangan sahabat yang hadir pada waktu itu,segera menunjukkan keinginannya untuk mengawini wanita itu. Tetapisahabat itu tidak memiiiki maskawin apa pun yang dapat diberikannya.Rasulullah saw. berkata kepadanya: carilah walau sebentuk cincin daribesi!

Kisah itu berakhir dengan berlangsungnya perkawinan antara silakilaki dengan wanita tersebut.

Bub I!. Sehitar bunia Wanita 5b

Yang mcn;adi pcrianvaan ialaho mungklnkah Nabi saw. meman-ciangi v,'anita i',u rlari atas sainpai kc balvah, seandainya seluruh tubuh-nv a t c rrn as ui<" n,a-i ahnl' a tel'ti-r tt-lp s em uan-v a i)

ii. Dirarvikan clari rrbciuiiah bin .ibbas r.a. bahwa pada suatuhari, Ai-ii'adhi iauik r\bduiiali l-'rn A"ui;asi sedang niembonceng untal{asuluiiair, keiika seor;ulg wanila riari suku Khats'ani men:rjukan be-

berapa p€ri3rryaar) keparia iriabi saw. Saat itu Al-Fadhl memandangrvaj:ilr rranila itrr, cleinikian pul;r srv!anita rrctnandangi Al-Fadhlsehingga i\abi sarv. i.rtruianu, kait r-nerrgaliirkan wajah A1-Fadhl ke arahiain, agar tidak memanriang kepadanya. 'nantta itu l:ertanya: "YaRasulullah, Lctcteparl Aila.h teritang kewa.iiban ibadah haji telah turunketika a,vallku sucia.h berr,tsia ianlut. Ia ric:ak lagi dap;tt duduk mantapdi atas kendaraan. I3oiehka-h aku rrieiakuh.annva atas namanya?" Beliau:neniaw'ab: "Yai"

Peristir,r'a itu "criarii paria u,aktrthaii utad[t'. Dan tidak ada ketentu-an ag-flma seteiah iirr iaii.q rnernbaraikan kebolehan membuka wajahbagi se<-rrang n'auita"

"i . IJira'";ikan riari 'tis.,--aii. katarrva: "T'elah rnenjadi kebiasaansejunrlah ivanit;r musit:uar untuk tneian€sungkan sl-:alat Subuh bersamai{abi sarr'. icii mas.lid beirauj, ft,{ereka itu mernbungkus tubuh-tubuhmereLa dengan kain murtli tsemacam mantel) dan pulang ke rumah-rumah mereka sctciah seicsar shiliat tiaiam keremzurgan fajar.vang mem-buat mereka tidak rrapat dlkenaii."

Ucap;u-l Ais,vah ini berarlr bairiva seandainya bukan kalena ke-lcnrailgan ia.1ar. nisca!'a mereka dapar dikcnali, mengingat lvajah-wajahmcrekd trnak tertutup.

E. !-irman Allali . " . dan i'rentiaknya mereka (kaum rvanita)merr,uiitpken ke rutiung-kerttduri,g mereka ke dada-dada rnereka. . . (A.t-Nur: 3l ), periu kita renur'gkan. Sel,ab, seanciainla vang dimaksud ialahmeniulurkan kerudunu-irerrrdung agar menul"upi wajah, niscaya Allahberfrrrrran: ". . clan henclaknl"a mereka rnenutupkan kerudung-keru-dung mereka i<.e waj;rJr-wajah mereka." Yang demikian itu seanda-inyapelbuatan menutupi wa;air wanita memang rr:erupakan lambangmasyarakat N'iuslim, dan seandainya persoalan cadar p€nutup wajahm€mang memiiihi kepentingan yang begitu besarl

Itulah selrai;n,va. keti!,a pemairarnan kelirr-r seperti ini hendak dipraktekkan, kaum wanita terpaksa mengenakan burqu', cadar yangharrva menutupi bagian bau'ah dari wajah-wajah mereka, agar merekatetap rrlainpu berjalan dengannya. Tentunya, menutupkan kerudungdari atas sehingga mencakup wajah, akan menyulitkan palciangan.Atas dasar itu, kami berpcndapat bahwa ayat tersebut sama sekali tidakmengandung nash (ketetapan) yang mengharuskan penutupan wajahl

Walaupurr begitr,r. rak dirag'ukan pula, bahwa ada sebagian wanitadi zaman jahiliyah ataupun pada masa Islam, yang kadang-kadangmenutupi wajah-wajah mereka seraya membiarkan mata mereka tanpa

56 Studi Kritis atas l:Iadis Nabi saw.

penutup. Perbuatan seperti itu, jelas termasuk adar-istiadat dan samasekali tidak termasuk ibadat. Tentunya tidak ada ibadat tanpa nashyang jelas.

9. Diriwayatkan pula bahwa seorang wanita bernama ummuKhallad, datang menemui Nabi saw. dengan mengenakan niqhb.*). Iumenanyakan tentang putranya yang gugur dalam salah satu peperang_an. Beberapa orang dari para sahabat berkata kepadanya: "Anda"data_rigmenanyakan tentang putra Anda sedangkan Anda dalam keadaan berlniqdb?" wanita itu menjawab: "Kalaupun aku mengalami musibahkematian putraku, janganlah sampai aku mengalami musibah kehilang-an rasa rna]u. tt

Keheranan para sahabat berkenaan dengan cadar (niqitb) yangmenutupi wajahnya, menunjukkan bahwa bercadar seperti ii.r, ir.tiurliah termasuk bagian dari kewajiban ibadat.

10. Mungkin luju ada yang mengatakan bahwa ucapan vangdirilvayatkan clari Aisyah rnenegaskan bahwa menutupi lvajah wanitimerupakan suatu tradisi islami. Ia pernah berkata: "Aclakalanya paramusafir melewati kami - kaum wanita -- sedangkan kami dalam kel<ta-an ihram haji. Pada saat mereka dalam keadaan sejajar dengan kami,maka masing-masing

_kami menutupkan jilbabnya dari-kepala iarnpai keyajahlva. Dan apabila mereka telah melewati kami, kami pun mern-buka kembali wajah-wajah kami.',

Menurut hasil penelitian kami, hadis tersebut sanadnya lemah danmatannya pun'syddz (berlawanan dengan riwayat lain yang iebih kuat).Karena itu, hadis tersebut dengan sendirinya tertoiak.

Anehnya, hadis yang tertolak ini justru dipopulerkan oleh parapenganjur niqdb (cadar penutup wajah). padahai mereka menolaksebuah hadis lainnya yang tingkaiannya lebih baik. yaitu hadis Aisyahtentarrg Asml'binti Abu Bakar yang menemui Nabi sarv. dalam keadaanmengenakal pakaian yang tipis. Nabi saw. memalingkan wajah serayaberkata: "Hai Asml', seorang wanita apabila telih me.,.iapai usiadewasa, tidaklah boleh tampal', dari tubuhnya selain ,ini'l'o Beliau ber-kata demikian seraya menunj'rir waja'r dan kedua tangan beliau.

Kami menyadari bahwa hadis ini mursal, trumrm ia dikuatkan olehbeberapa riwayat lainnya. BagaimzLnapun juga, ia lebih kuat dari hadissebelumnya.

11. Yang lebih menunjukkan tentang kebolehan membiarkanwajah terbuka ialah sebagaimana dirawikan oleh Muslim bahwaSubai'ah binti Al-Ilarits ditinggal mati oleh suaminya sedangkan iadalam keadaan hamil. Beberapa hari kemudian ia meiahirkan anaknya.Nlerasa bahwa dengan iru ia telah bebas dari masa 'id,dah-nya, ia merias

*) Niqab ialah cadar yang menutupi seluruh wajah kecua.li mata. Menurut tradisi sebagianbangsa Arab dahulu, kaum.wanita yang sedang berkabung biasanya *.rrrui*tu' wajahnyaterbuka agar tampak kesedihann-rra - penerjemalu

Bab {L Sthitar Dunia Wanita 57

<liu dan menlpercantik wajahnya seraya bersiap-siap mener.ilna parapelamar (vang berminat mengawtninya sepeninggal suaminya yang Per-tama). Seorang dan kaiangan Saitabat bernama Abu As-Sanabil me-

nuunjun.qinya laiu berkata kepacianya: "Iiulihat engkau berhias!Ailakah enskau sudah ingin karvin iagi? Demi Aliah, ettgkau tak boiehkawin iagi sebeium lewat empat oulan sepuluh hati." Berkata Subai'ahselanjutnya: "Ketika mendengar ucapannya itu, aku pun pergl mengun-jungi Rasulullah salv. di sore hari itu. Laiu aku tanyakan tentang hal itukepada beliau. Dan beliau rnenegaskan kepadaku bahwa sesungguhnyaaku telah bebas (dari masa 'iddah\ seteiah melahirkan kandunganku.fleliau pun mempersilakan aku melangsungkan pelkawinan apabila akuingin."

Nah, perernpuan itu telah menghias dirinya, menghitamkan pe-

lupuk matan):a dengan celak dan memerahkan kuku dan telapaktangannva dengan pacal Sedangkart Abu As-sanibil adalah seolanglaki-laki asing baginya. Ia tidak termasuk nzahram (sanak kelabat ter-iiekat) dari wanita itu yang karena kekerabatannya dapat melihatwanita dalam make-up-nya. Jeias, bahrva semua inciikasi menunjukkan'oahwa lingkungan masa itu adalah lingkungan yar-rg tidak berkeberatanapabila wanita membiarkan wajahnya terbuka di rnuka umum.

Peristiwa itu terjadi setelah l:raji wada'. Karena itu, tidak ada

kemungkinan tentang naskh (penghapusan) suatu hukum yang beriakupada u'aktu itu.

Saya menvadari adanya orang-orang yang tidak menyetujui apa

yang saya katakan mengenai ini. Memang, banyak dari kaiangan ahlihadis yang lebih pesimis dari Ibn Ar-Rirmiyl Mereka ini hanya menilaikebajikan dunia dan akhirat meialui penambahan rintangan dan penge-

tatan belenggu pengekang terhadap segala yang berkaitan dengan perilaku seksuall

Demi Allah, meskipun saya cukup merniliki kepercavaan akankebenaran pendapat saya dalam hal ini, namun saya sangat tidakmenyukai pertengkaran ataupun penyimpangan dari kelompok mayori-tas. Saya selaiu ingin berjalan bersama jami'ah kaum Muslim. Untukitu, saya tak segan'segarn meninggalkan pendapat saya yang saya yakini,demi menjaga kesatuan dan persatuan umat.

Adakah yang saya katakan itu merupakan suatu pendapat ganjilyang berasal dari diri saya sendiri?

Tidakl Yang demikian itu adalah pendapat keempatterbesar dan para ahli tafsir terkemuka.

tokoh fiqih

Pada hakikatnya, orang-orang yang meributkan soal kebolehanmembuka wajah wanita hanya mendukung suatu pendaPat yang lemah.Mereka ingin menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan wanitadengan cara-cara yang menggoyahkan eksistensi spiritual, kultural dansosial suatu umat yang telah digerogoti oleh kebodohan dan penye-lewengan. Antara lain, dengan menjatuhkan hukuman mati terhadap

58 Studi Kritis atas Hudis Nabi saw.

kehidupan intelektual dan kultural rvanira Nluslimah.Beberapa dari ulama keempat mazhab berpendapat bahwa wajah

wanita bukaniah au'at yang harus ditutup" Di bar,r'ah ini sa;va kutipianbeberapa di antaranl'a yang berasal rla'i tokoh-tokoh besar para ahiitafsir pengikut mazhab-mazhab itu.

Berkata Abu Bakar Al-Jashshish, seorane pengikut mazhab Flanafi,ketika menafsirkan firman Allah SWT';

Dan katakanlah kepada wanita-wanita Mukm,ino-h osat. menahanpandangan mereka, menjaga kehormatan mereke tlan tirtai menampak-kan perhia.san rnereka kecuali yang biasa tampak darinya... (An-ilu.,31).

- (Komentar Al-.)as,hshash): T'eJah berkata rekan-rekan kami (yakniulama mazhab Flanafij : "Yang dimaksud ialah rvajah clan keduatangan.*) seb.ab, celak adaiah perhiasan mata. dan puo,o (,l,.,r.r pernerahkuku.dan tzLngan) serta cincin adalah perhiasan tangan. n,laka iita di-bolehkan memandang perhiasa. wajah da. tarrgan, iudah barangtentudibolehkan pula mema'dans rvajah dan keciua totrg"tr yang menyondurrgperhiasan tersebut."

. 1l-9"rthubi (se orang penganur mzuhab Meiiki) berkata: "Nfeng-ingat bahwa wajah dan tangan, menurut kebiasaan, senantiasa tampaidalam kegiatan sehari-hari ataupun dalam iba<lat seperti dalam shi.latf_an haji' maka pengecualian dalam ayat di atas (-valni .vang boleh di-lihat) ialah berkaitan dengan rvajah dan tangan . . .i;

Berkata Al-Khazin (seorang pengikui mazhab synfi,i) kerika me-nafsirkan tentang pengecualian dalam avat tersebut: ',.'. . rnenlirutsa'id bin Jubair, Adh-Dhahhak dan Al-Auza-iy, yang dikecualikanialah rvajah dan kedua tansan."

Berkata Ibn Katsjr (sec-rrang salafi): "... dapatlah disimpuikanbahwa Ibn Abbas dan para pengikutnlla, menafsiikan kalimai: '. . .

kec-uali yang tampak darinya. . .' dalam ayat di atas densan: wajah ciankedua tangan. Dan seperti itu puia pendapat jumitLr (mayoritasulama)."

Berkata Ibn Quddmatl (tokoh rujukan maz."hab l{ambali) dalamkitabnya, Al-Mughni: "Tubuh wanita seluruhnya aurat kecuali wajah-nya' Adapun tentang kedua tangan, terdapat dua pendapat (yakni adayang menganggapnya aurat dan ada pula yang tidak)."_ Kami ingin menutup pelbagai pendapit ini dengan pendapat IbnJarir dalam kitabnya_, At-Tafsir A"t-Kabir: "Adapu*n p"ndupat varrgpaling dekat dengan kebenaran, berkenaan dengan p"ittiut* wanitiyang boleh terlihat,. ialah yang ada di wajah dan iedua tangannya. Ter-masuk dalam hal ini: celak-mata, cincin, gelang dan inai (p"a.arj. ramimengatakan bahwa ini adalah pendapat yang tirkuat karena telah men-

*) Yang dimaksud dengan."tangan" dalam pernbahasan ini iarah antara ujungjari dan per-gelangan tzrng.rn - penerjemah.

Bab II. Sehitar Dunin Wanita 59

jadi kesepakatan (ijma') bahwa setiap orang yang sedang shalat harusmenutup auratnya. Dan bahrva wanita dibolehkan membuka wajah dankedua tangannya (sampai pergeiangan) di rvaktu shalat, sementara iawajib menutup selain itu dari seluruh tubuhnya. Dan sesuatu yang tidaktermasuk aurat, maka tidak haram menampakkannya."

Adapun rrrazhab Hanafi menambahkan pula kedua kaki (sampaipergelangan) di samping r,vajah dan tangan, yang boleh dibiarkan ter-buka. Hal ini demi tidak menyulitkan.

Perlu ditekankan di sini, setelah kutipan-kutipan di atas, bahwakomunitas Islami, dengan segala ketentuan Allah yang berkenaandengan pakaian serta, perilaku umum yang harus diikuti, tidaklah samadengan komunitas negara-n€garaBarat (baik yang Kristen atar.rpun yangkomunis) yang lebih de kat kepada konsep-konsep materialistis dan jugakepada keserbabolehan yang menjurus kepada kebinatangan yang liar.

Pakaian di sana, dibentuk guna merangsang, bukannya untukrnenutup aurat. Ivlenghias diri ditujukan untuk pandangan orang-oran€ldi jalan umum, bukan untuk keluarga di rumah. Pergaulan antara priadan rvanita tidak nengenal kehormatan dili ataupun ketakwaan kepadaAllah. Duduk berduaan secara sembunyi-sembunyi amat mudah dilaku-kan di mana saja dan bagi siapa saja yang ingin. Undang-undang tidakmenganggap perzinaan sebagai suatu kejahatan selama hal itu dilakukandengan kerelaan antara yang bersanskutan. Dan kesucian hubungansuami,istri tak lebih dari tulisan di atas kertas.

Jelas, bahwa Islam sama sekali berlawanan dengan konsep ke-hidupan tak tahu malu serta ingkar kepada Tuhan, seperti itu. Meskipun demikian, adakah kita telah berhasil membina masyarakat yangber.jalan dalam batasan-batasan Allah?

Kita, kaum N,Iuslim, selama ini menyajikan Islam dalam bentukyang membuat orang kehilangan simpati terhadapnya. Seorang jurudakwah yang terkenal pernah mengatakan dalam sebuah pidatonya:"Wanita hanya boleh keluar dari rumahnya untuk menuju rumah suami-nya atau ke . . . kuburannyal" Kemudian ia membacakan sebuah hadis:"seorang wanita diberitahu bahwa ayahnya sedang sakit menjelangakhir hayatnya. Ia minta izin dari suaminya untuk mengunjungi sang

ayah, namun si suami melarangnya. Ketika si ayah meninggal duniasetelah itu, sekali lagi wanita tadi memintaizin untuk melayat dan ber-kumpul dengan keluarganya ketika jenazah ayahnya diantar ke tempatpemakaman. Namun suaminya tetap menolak memberinya izin." Jttrudakwah itu melanjutkan pidatonya: "Wanita tersebut mengadukan hal-nya kepada Nabi saw.; rrarnun beliau berkata kepadanya: 'SungguhAllah telah mengampuni ayahmu disebabkan engkau mematuhi perin-tah suarnimu!"'*)

*) Teks hadis tersebut dirawikan oleh Abdullah bin Humaid dari Tsibit bin Anas;. , . "bahwaseorang wanita yang ayahnya sedang satdt, menghadap Rasulullah saw. dan berkata: 'YaRasulullah, ayahku sedang sakit, namun suarniku melarang aku merawatnya.' Beliau ber-

60 Studi Kritis atas Hadi: Nabi saw.

Dengan cara seperti irukah agarna disaiikan kepada manusia? Bijak-sanakah memerintahkan wanita memutuskan tali kekerabatan yang oiehAllah diwajibkan agar dihubungkan?

, Saya juga pernah menerima surat dari seorang gadis yang ,lilzu.angoleh ayahnya untuk meneruskan pelajaran cii perguruan tinggi. Kata-nya: "Ayah kami berkata kepada saya dan kepada saudara-sarrdara saya_vang perempuan: 'Sesungguhnya Allah telah menguburkan kaliansementara kalian masih hidup. Patutkah aku membiarkan kalian ke-luar?"

Begitulah pemahaman sang ayah yang dungu terhadap firmanAllah: ". . . d'an tinggallah kalian (istriistri Nabi) di rumah-rum-ah kaliandan janganlah halian berhias dan bertinghah laku seperti layaknya kaumjahiliyah. . "" (Al-Ahzab 33).

l,Vanita, Keluarga dan Profesi

saya tidak menyukai rumah-rumah yang koso'g dari ibu-iburumah tangga. Seorang ibu rumah targga adalah angin sejuk yang me-niupkan kenyamanan dan kasih sayang ke seluruh penjuru .,r*uh. Iulangat berpengaruh dalam membentuk manusia y-tg Luit dan sehatlahir-batin. oleh sebab itu, segala sesuatu yang' daf,at mengalihkanwlnita dari tugas ini, haruslah dibahas dan dipertimbangkai secarateliti dan hati-hati.

retapi, di samping hal di atas, saya juga tidak menyukai perbuatanmengubur hidup-hidup seorang anak perempuan ketika masih tiny,i,

"tu'menguburnya ketika ia telah mencapai usia dewasa dengan bakat-bakat-nya yang mulai berkembang, dan ketika diharapkan timbulnya kebaik-an dari dirinya untuk keluarga dan umatnya.

Jadi, bagaimana kiranya memadukan antara kedua hal di atas?Pertama-tama, hendaknya kita bersepakat terrebih dahulu bahwa

perbuatan menghinakan perempuan adalah suatu kejahatan. Demikianpula perbuatan mendorongnya ke lorong-lorong lepas dan bebas untukmemenuhi selera rendah yang bersemayam dalam darah dan tubuhsebagian laki-laki.

sabdaz 'Patuhihh saamimul' Tak lama kemudian, si ayah meninggal dunia, dan wanita itumeminta izin dari suarninya untuk menshalati jenazahnya- Tetapi suaminya tetap me-larangnya, sehingga wanita itu mengadukan halnya kepada Nabi saw. Namun beliau ber-kata kepadanyzt ?atuhihh suamimul'wanita itu,pun taat kepada straminya dan tidakmenshalati jenazah ayahnya. Maka Nabi saw. bersabda kepadanya: 'sungguh Att4h tetahmel;mpahhdn ampunarvNya atas diri ayahmu, disebabkan kepatuhanmu tethadap ntani-mut"'

Hadis tersebut tidak dikenal di kalangan para perawi hadis-hadis yang dianggap sahituIa memutuskan hubungan kekerabatan yarqg diwajibkan oleh Allah agar senantiasa di-hubungkan Ia juga meremehkan kesetiaan terhadap hak.kedua orangtua- Tujuannya semata-mata agar wanita tidak keluar rumah untuk selama-lamanya sudah barangtentuyang demikian itu bertentangan dengan tujuan agama Islem. Sedangkan dalarn suatu hadissahih disebutkart: . . . Alhh telah mengizinkan halian, haum wanita, hehtar untuh keperlu-athepnluan halianl

Bab II. Sekitar Dunia Wanita 61

Ajaran agama yang benar pasti menolak tradisi ba.ngsa-bangsa yang

mernenjarakan kaum wanita, rnencekik kebebasannya dan menolakrnemberikan kepadanya pelbagai hak dan ke',,rajibannya. Sebaliknya,agama juga menolak tradisi bangsa-bangsa lainnya yang menjadikankehormatan u'anita bagaikan rumput tak bertuan, Yan,9 boleh diiniak-injak oleh siapa pun. Sikap seperti itu, jelas mengabaikan ketentuan-ketentuan -semua s;-ariat agama, dengan membiarkan dorongan nafsurendah merajalela sekehendaknya.

Seorang r,r,anita boleh saja bekerja di dalam ataupun di i',rar rumah-r1ya, namun diperlukan adanya jaminan-jaminan 1'ang menjaga masa

riepan keluarga dan rumah tangganya. Diperlukan juga suasana yang

bersih dan diliputi ketakr,r'aan agar wanita dapat melaksanakan pekerja-an virng dilimpahkan kepadanya dengatr aman.

Jika daiarn suatu rnasyarakat terdapat seratus ribu dokter atau

seratus ribu pengajar, rnisalnl'a, maka tak ada salahnl'a apabila se-

teugali dari .iumlah ini terdiri atas kaum wanita. Yang penting dalam

suatrr mas\zarakat Muslim ialah berlakunVa norma-nolma kesopanan

)'ang diajarkan oleh syariat, selta teriagar:1'a sernua batasan ;-angditetapkan oleh Allah SWT. T'idak ada peluang bagi perilaku jahiliyahyang mesum dan tak tahu malu. Tak ada tempat untuk pergaulan bebas

artara pria-wanita yang gila-gilaan, dan tak ada tempat untuk dudukbercluaan antala seorang wanita dengan seolang laki-laki asing (yakniyang bukam mahram). Itulah batasan-batqsan Allah, dan barangsiapa

melinggttr batasan-batasan tlllah, maka merekalah orang-orang zalim.(Al-Baqarah: 229).

Betapapun juga, prinsip dasar yang kita harus terikat padanya atau

kita upayakan agal selalu dekat padanya, ialah "rumah". Sungguh, saya

*".uri gelisah dihadapkan kepada kebiasaan meninggalkan anak-anak

bersama par-a pembantu rumah tangga ataupun di tempat penitipan anak.

Nirfas seoriurg ibri memiliki pengaruh yang amat besar dalam me-nr-rmbuhkan dan memelihara periiaku kebajikan dalam diri anak-anak-

Fya'Kita harus mencari seribu satu cara untuk mendekatkan para ibu

kepada tugas utama mereka. Dan hal ini sungguh mudah seandainyakita rnemahami agama kita dengan sebaik-baiknya, seraya menjauhkandiri dari setiap penyeler.vengan maupun ekstremitas.

Saya rnengenal beberapa wanita yang, di samping berperan sebagaiibu-ibu yang berakhlak mulia, juga memegang jabatan sebagai direktrissekolah yang berhasil. Juga beberapa dokter wanita yang ahli, dan yangtelah mendatangkan kemuliaan bagi keluarga serta profesi mereka. Dandi balik semuanya itu, mereka adalah wanita-wanita yang sangat kuatlnemegang agamanya.

Saya pun tak dapat melupakan bahwa kaum wanita Yahudi telahikut berperan dalam menimpakan kekalahan yang amat memalukan ter-hadap kita, yaitu kekalahan pahit yang menyebabkan berdirinya negara

62 Stud,i Kritis etas Had,is Nabi saw.

Israel di atas tulang-belulang kita. Sungguh, kaum wanita yahudi telahberjasa besar di bidang pengabdian sosial dan militer demi agarhamereka.

, Dan seorang wanita Yahudilah (Golda Meir) yang telah memimpinbangsanya sehingga berhasil menghinakan beberapa tokoh dari kalang-an politisi Arab yang berjenggot dan berkumis, pada waktu berke-camuknya "perang enam hari" dan beberapa pertempuran setelah itu.

Saya juga melihat di Afrika Utara dan beberapa negara lainnyasejumlah besar biarawati dan wanita-wanita lainnyi, yang bersuamiataupun yang tidak, melaksanakan Kristenisasi dengan penuh semangat,dedikasi, dan keberanian !

Barangkali kita tidak lupa akan dokter wanita yang tetap berada dikemah-kemah para pengungsi Palestina sementara pengepungan danpemboman terjadi di sekitar mereka. Bahkan dokter tersibut t;lah ber-sabar dalam penderitaan, sedemikian sehingga terpaksa makan bangkaihewan. Dan setelah itu, ketika pengepungan berakhir, ia masih senipatmembawa keluar beberapa bayi Arab untuk meneruskan pengot,atanmereka di Inggris.

Amat bairyak kegiatan internasional yang dilakukan oleh kaumwanita di pelbagai lapangan yang mulia dan terhormat. Kita sama sekzriitidak boleh mengabaikannya semata-mata karena di lapangan lainnyaberlangsung perbuatan kaum wanita yang rendah dan tak bermoral.

Perjuangan keagamaan dan sosial yang dilakukan oleh kaumwanita non-Muslim di negara kita ataupun di negara lainnya telah meng-ingatkan saya kepada perjuangan agung yang telah dilakukan oleh kaumwanita Muslimah terdahulu, demi membela Islam pada masa awal per-kembangannya.

Mereka ini telah menanggung beban penderitaan dan keterasingandengan hati yang tabah. Mereka ikut berhijrah ataupun rrr*neri-uorang-orang yang berhijrah, ketika hal itu diperlukan. Mereka ikutmenegakkan shalat berjamaah dengan pergi ke Masjid Nabawi selamabertahun-tahun. Dan pada saat tenaga mereka dibutuhkan untuk pe-perangan, mereka pun ikut berperangl

Dan sebelum itu, mereka memberikan pelayanan medis dan mem-bantu menyiapkan perlengkapan bagi para pejuang.

Sayang bahwa peran kaum wanita Muslimah di abad-abad mu_takhir telah sangat merosot. Bahkan telah dipaksakan kepada merekaagar tetap terkebelakang dan buta huruf.

Yang lebih menvedihkan lagi ialah bahwa beberapa peraturan Al-Quran yang pasti telah diabaikan sama sekali, semata-mata karenamenguntungkan posisi dan kepentingan wanita. Di antaranya ialah

Pulryu wanita j-uttg mener-ima (secara penuh) harta warisan yang men-jadi bagiannya. wanita juga j-urg diajak musyawarah datam perlawin-annya sendiri-

Di antara seratus ribu kasus perceraian, mungkin hanya dalam satu

Bab II. Sehitar Dunia Wanita 63

kasus saja seorang wanita yang diceraikan mendapat ganti rugi yang

clalam istiizrh hukum agama disebut mit'ah. Adapun firman Allah:

. . . rlan wanita-wartita'fing d'iceraikan berhah n'te'nerima mit'ah dengan

sepatutnj'a, scbagai suit, k'*ojiban atas orang'oran' bertakwa ' ' ' (Al-

nuqur"h, 241), maka ayat tersetlut hiuryalair untuk dibaca, bukannya

diiaksanakan l* )

"Nlembuang" seorang isiri demi mengikuti hawa nafsu yang datang

melintas, adalakr'hai yang "biasa". sedangkan firman Allah: . . .'Qpa'

ilto t otio, ft1€ngkllatuatirhan teriadinya perpecahan antara heduanya

(suami-istri) ,noia kidmluh seorang penengah dari keluarga suami d'an

)rorono lai*nya clari keiuarga istri . . . , maka yang ciemikian itu hanya-

Iah t,.ilisan di atas kertas, tidal< untuk dipraktekkan'ser:rang warrita <lilnggap tiemikial remeh sehingga tak patut di-

selenggarakan suatu perternuirl perdeunaian yang mem!ahas kepenting-

n,r.,y.ii Keinginan uniuk mengusirnya saina sekali tidak boleh ditentang!

Pada ,.l1.fu. k.r*rr.patan iain, saya pernah mengecaJn dengan keras

kebiasaan untrik mema:rikarl kesalahan (dosa) 1'ang dilakr.rkan oleh pria,

serncntara kesalahan (closa) ya.ng bcrasat dari seorans wanita haruslah

dii,eb r,is ciengan j ir'i'an-va I

Fr:nyimpa,'gur. ir"*uirrkiln repelti ini telah dirnanfaatkan oleh

kolorri;riiirne- internasional daiarn $erbuan kuitr-iralnya yang terakhir,

untuk menrqukan serailsan-sel'anga]1 Varlg keras datr .ganas terhadap

a.laran-a.jararl lsiarn" Sec,lih-oiah lslarrr yang teranial'a iniltrh yang ber-

tarrggune iarvalr atas kekacai-lbalauarr yang ciilakukan oleh para pe-

neikutnya..rJamrtr., yang iebiir menimbulkan keheranan ialah bahu'a seke-

lompok or&rig ,{ang menganggap dirinya sebagai "pembela Islam" atau

,vang mengatasnamakatt ]ulum,-justru melakukan pembelaan terhadap

L.ki.uubaiauan ;-ang Cirvariskan secara turun-tr''nurun ini! N{ereka

mengira, clengan ,.go1u keclunguan yang sangat, bahwa Islam mernang

rne.[ajarka.r',,vo. Sirgguh kegilaan clan kedungr:an senantiasa tampil

clalam berbagai czua dan bentukiPilar-piiar yang menyangga hubungan antara, pria dan wanita

tampak jeias clalam' {irman eitun SiVf : Sesunggnhnya Aku (Allah)

tida| akin rnenyia-nyiakan amalan orang-orang yang. beramal cli antars

karnuo laki-taki- atoi prrrnrpuan, seb-agian kam'u adakth .dari sgbagian

yang'lain. . . iAfi tmian: tdf l. nan firman-Nya: Barangsiapa mengerja-'kai'amat satri,' baih taki-laki atau per€mpua'n, sementara ia beriman,

\ K"" ^"{"h ",."" mit,ah ddratn bahasa Arab berarti sesuatu yang diberikan kepada orang

lain untuk dinikmati, Dalam istilah ilmu fiqih, ia adalah uang atau barang yang diberikan

olehsuamisebaga.igantirugi'kepadaistliyangdiceraikanselainitu,dalanrkitab.kita!:fiqitr ada puta lsiitair "nikitimutiah" yang clihararnkan oleh Ahlus Sunnah tetapidihalal'

kan oleh iut"rrgrn Syi'ah. Untuk menghindari kerancuan dalam terjemahan ayat di atas,

dan membedakinnya dengan "nikah mut'ah", saya menggunakan kata mit'ah (dengaa i)sebagai ganti mut'ah (dengan u) yang iazim digunakan dalam terjemahan Indonesia untukKitab Suci Al-Quran -- penerjemah-

64 Studi Kritis atas lladis Nabi saui.

maka sesungguhnya akqn Kami berikan kepadanya kehicrupan tangbaik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada merekq d.enqa.ipahala tang lebih utarno. daripada ya'ng telah mereka herjakan. ('ir--Nahl: 97).

Demikian prrla sabda Nabi 1,ang mulia:Kaum uanita adalah sisi yang seimbang denss.n kaum pria.Ada pula hal-hal vang dalam agama tidak ada laranean ataupun

perintah tentangnva. Yang demikian itu termasuk di antara hal-haiyang dibiarkan dan didiamkan oieh syariat, agar memberi kepa.da krrakebebasan, baik untuk melakukannya atau meninegaikannva.

f)alam hal ini, tidaklah dapat dibenarkan siapa saja menja.dika*pendapatnva sendiri sebagai bagian tak terpisahkan dari agama" H.:iseperti itu hanyalah pendapat pribadi, tak lebih dari itu"

Itulah liarangkali rahasia di balik ucapan Ibn Hazm; bahu'a tidatada larangan dalam Islam bagi seorang perempuan untuk rnenchrc,.ri.ijabatan apa pun. kecuali sebagai Khal$ah (pemimpin tertinugi selun-rl,dunia Islam)!

saya pernah mendengar ucapan seseorang yang m€rlolak cialrmenyanggah pendapat Ibn Hazm tersebut, dengan dalih bahwa hal itiibertentangan dengan firman Allah SWT: Kaum taki-taki adalah perniri.t-pin bagi kaum wanita, disebabkan Allah telah melebihkan sebagio.n darz'mereha atas sebagian yeng lain, dan juea karena kaum laki,laki tetalxmenaJkahkan sebagian dari harta mereka. . . (An-Nish': 34).

Ayat tersebut, menurut pemahamannya, memberikan pengertiairbahwa perempuan tidak boleh menjadi pemimpin atas raki-iaki dalampekerjaan apa punl

sanggahan seperti itu, sudah barangtentu tidak dapat diterima"Siapa saja vang membaca kelanjutan aysl tersebut akan menserti bahwakepemimpinan yang dimaksud di dalamnya ialah kepemirnpinanseorang laki-laki di dalam rurnahnya dan di antara keiuarganya.

Ketika LImar r.a. mengangkat As,v-Syaff6,, (seorang i,vanita) sebagaipengawas keuangan di pasar kota Madinah, kekuasaannya itu meliputisemua orang yang beraktivitas di sana, laki-laki ataupun perempuan.Dialah yang - di tempat itu ,- menshalalkan apa \rang halal, dan meng-haramkan apa yal:g haram, menegakkan keadilan dan mcncegah pe-langgaran.

Seandainya seorang laki-laki beristrikan seorang dokter yangbekerja di sebuah rumah sakit, maka ia tidak dibenarkan *".r.*p.lriurusan istrinva i:u di bidang medis, dan tidaklah ia memiliki kekuaiaanatas jabatan si istri di dalam rumah sakit tersebut.

Mungkin saja ada orang berkata bahlva ucapan Ibn Flazm itu tidakdapat dibenarkan, mengingat ad,anya hadis: "Pastilah gagal swatu kaurn\*arrg menyerahkan urusan mereka kepada seorang perempuan,, Atasdasar itu, dan jika penyerahan urusan kaum N{uslim kepada seorangperempuan akan menyebabkan kegagalan dan kekecewaan mereka,

Bab II. Sekitar Dunia f{s"nita 55

maka tidaklah dibenarkan menyerahkan kepada kaum perernpilarr._iabatan apa pun, yang besar maupun yang kecil.

Adapun Ibn Hazm berpendapat bahwa hadis tersebut ha'va L-rr:r-kenaan dgngan jabatan kepemin'rpinan tertinggi negara. sedangkan 1.angdi bawah itu, tidak ada hubungannya ciengan hadis tersebut.

, _Kami ingin menyoroti hadis itu secara lebih mendalam. (lvalauirunsebeiumnya harus ditegaskan, brahwa karni tidak terrnas,-rk meieke.yang memang senang mengangkat rvanita setragai kepala neFara atriiikepala pemerintahan). Kani ha'ya menginginkan saru h;j, vajii:hendaknya orang yang akan ditunjuk sebagai kepala negara atau penr,r: -

rintahano adalah yang paling memiliki kernampua:r untuk itu cft ir:-,araumat.

Saya pun telah mengamati hadis yang diriwayatkan rtu. Walaupunia tergolong hadis sahih, sanadnya rnaupun maranny^a, narrjlln apa liira,kira artinya?

sejarah menyebutkan bahwa icetika negeri Persia sedang beracr;r r-j.i

ambang kehancuran menghadapi hantan'ran bertubi-tubi pasukan Isiarn,pada waktu itu ia diperintah oleh. suatu sistem monarki yang bobrokdan totaliter.

Agama rnereka. adaiah watsaniyah {penyembah berha.la). Keluargakerajaan tidak mengenai sistem permusya$'aratan dan tidak meng-h.rmati pendapat apa pun yang berlawanan dengan pendapat mereki.IJubungan antar-mereka dan rakyat sangat buruk. Adal..ilanya se:ie-orang dari mereka membunuh ayahnya atau saudaranya sendiri clemimerrcag"rai idama-nn1'a. Dan rakyat pun teryraksa tunduk patuh rlengansegala kehinaa4"

Dalam pada itu, ketika pasukan-pasukan Persia telah rlipaksamundur,dan luas wilayahnya makin menyernpit, sebenarnya masih adakemungkinan untuk menyslahkan kepernimpinan negara kepa<la se-orang Jenderal yang piawai .i,nng mungkin dapat menghentikan ke-kalahan demi kekalahan. Namun, paganisme politik telah menjadikanrakyat dan negara sebagai harta warisan yang diterirnakan kepada se-orang perempuan muda yang tidak tahu apa-apa. Hal itulah yangmenandakan bahwa negeri Persia sedang menujri kehancuran total.

Dalam mengomentari keadaan itulah, Nabi saw" yang bijak, rneilg-ucapkan hadis tersebut, yang benar-benar melukiskan keadaan se-sungguhnya waktu itu.

Seandainya sistem pemerintahan di Persia berdasar.kan musyawa-rah, dan seandainya wanita yang. rnenduduki singgasana kepemimpinanmereka se"perti Golda Meir yang rnemerintah negeri lsrael; dan seandai-nya orang-orang Persia itu tetap membiarkan kendali urusan militer ditangan para jenderalnya, niscaya kornentar Nabi saw. berbeda denganyang ada sekarang.

Mungkin Anda mengajukan pertanyaan: "Apa yang sebenarnyaAnda maksud?" Jawabnya: "Nabi saw. telah membacakan Surah An-

66 Studi Kritis atas Haclis Nabi saw.

Nahl di depan umum ketika beliau masih berada di N{akkah. Tentunl'abeliau telah menceritakan kepada mereka tentanq BdqiS, ratu negeri

Saba' Vang teiah memimpin rakvatnVa menuju keimanan dan kesukses-

an. dengan kecerdasan dan kearifannya. Sungguh mustahil bahwa Nabisaw. akan membuat suatu keputusan dalam sebuah hadis beliau, yansjelas-jelas be rtentangan dengan isi rvahyu vang diturunkan kepadabeliau !"

Kerajaan ratu Balqls meliputi daerah amat luas, sebagaimana di-lukiskan oleh burung Hud-hud Aku telah menjumpai seorang wanitoyang memerintah mereka dan dia dianueerahi segala sesuatu serta me-

miliki singgasana j'ang besar. . . (An-Naml: 23).Nabi Sulaiman menveru ratu Balqls agar memeluk agama Islam,

serta melarangn-va bersikap angkuh dan keras kepala. N{aka ketikaBaiqis menerima surat Sulaiman, ia tak segera menjawabnya. la ber-

[rusva\{,arah dengan para pembesar negara. Nlereka segera mendukung-n-va dalam keputusan apa pun yang akan diambilnya. Kata mereka:Kita adalah orang-orang tang memiliki kekuatan dart juga heheranian

)iang besar. |,iamun keputusan berada di tangan Anda, maka pertim'banekanlah apa yatlg akan Anda perintahkarz. (An-Naml: 3ii).

Wanita -vang bijak itu tidaklah terkelabui oleh kekuatan ataupunkepatuhan bangsan.va kepadanya. Ia berkata: "Sebaiknya kita uji Suiai-man ini terlebih dahulu. Agar kita mengetahui apakah ia seoratrg

diktator yang selalu mengejar kekuasaan dan kekayaan ataukah iaseorang Nabi vang menveru kepada keitnanan dan misi yang dibawa-nya?"

Pada saat ia berjumpa dengan Sulaima4, Balqis tetap menunjukkankecerdasan serta kearifannya dalam menyelidiki segala segi kehidupanSulaiman, apa yang dikehenciakinya dan apa yarlg akan dilakukannya.Sehingga jelas baginya bahwa Sulaiman memang benar-benar seorangNabi yang saleh.

Ia pun teringat akan surat Sulaiman yang dikirimkan kepadanl'a:Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya ia (dituiis)denqan nama Allah Yang fuIaha Pemurah lasi fuIaha Penyayang. Jangan-lah kamu sekalian berlsku sctnt.bong terhadapku dandatanglah kepadakusebagai orang-orang yang ber-Islam (berserah diri) .. ' (An-Nami: 30-31)'

Kemudian, Balqis memutuskan untuk menanggalkan kemusyrik-annya dan memeluk a[ama Allah seraya berkata: . . . Ya 'fuhanku,

sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan kini akuberserah diri bersama Sulaiman, kepacia Allah, Tuh'an sernesta alam.(An-Naml: 44).

Akan gagalkah suatu kaum yang menyerahkan urusan negara

mereka kepada seorang wanita yang bijaksana sePerti itu? ltlanitaseperti itu jauh lebih mulia daripada laki-laki yang pernah ditugasi olehsuku Tsamud untuk membunuh unta Nabi mereka, Itiabi Saleh, serta

melakukan makar terhadapnya. Sebagaimana diterangkan dalam tirman

Bab II. Sekitar Duni': l{anita 6V

Allah: . " . Julaka mereka memq,n{gil kqwan mcreka \:rang seger& rt€-iangkap (unta itu) dsn mernbur'.uhnys. Stmeguh betrpa da.h-s',*ctnyaazab-Ku dan ancaman-ancaman,Kr (sebagai hukurnan atas perhuatanitu). Kami kirimhan kepada mereka suara {trnat keras mengguntur,sehingga iarlilah mereka seperti. rumput-rumput kerins {irang clikrrmpul-kan <rleh) pemilih kondang binatans. . . (Al-Qamar: 29-31)

Sekali lagi sava ingin menegaskan hahwa sava tidaklah termasukorang ya.ng qemar memlrerikan labatan-jabatan tinggi itu kepada kaurnwanita. Sebab sedikit sekali jumlah rvanita vans sempurna. Itrzurr,a

faktor "kebetulan" saja vang menemukan merek-r. Adapr',n yanq men-jadi tu,iuan sava hanya menafsirkan suatu hadis yang tercanturn dalcmpelbagai kitab dan clemi menghilangkan kontradiksi antara ayat Al-Quran dan beberapa riwavat hadis yang disebrr:tkan orang. -]uga demimenghilangkan kontradjksi antara hadis dan fakta historis.

Negeri Inggris mencapai zaman keema-sann.va pada masa R.atuVictoria. Dan sekarang ini berada di bat'ah kepemimpinan seorang ratudan perdana menteri. wanita, dan tergolong di antara negeri-negeli rrrtQmencapai puncak k,eberhasilan ekonornis serta kestabiian politis. Dimana gerangan kegagalan yang dracrkirakan bagi rnereka yang rnemilihwanita-wanita itu?

Ili temirat lain, saya pernah menyebutkan bahwa akibat siasat

perdana menteri Indira Gandhi, kaum Mtrslim di benua India telahsangat menderita akibat pukulan-pukulan keras yang menimpa mepeka.

Dan siasat itu akhirnya berhasii memecah-belah eksistensi kaum N{uslimdi sana sehingga menjadi dua bangsa dengan dua negara. I)engan ituwanita tersebut mampu memenuhi cita-cita dari kaumnva sendiril*)Sementara itu, Jenderal Yahya Khan terpaksa menelan pil pahit ke-

kalahanlBegitu pula bencana-bencana yang menimpa bangsa Arab pada

waktu Golda Meir memimpin bangsanya, sungguh tak terperikan!Barangkali kita memerlukan trerlalunya satu generasi lagi untuk dapatmelupakannya. Kisah tentang skandal ini tidak ada hubungannyadengin kelaki-lakian ataupun keperernpuanan, tetapi ia adalah kisah

tentang akhlak dan bakat yang prima.lndira Gzriclhi pernah menyelenggarakan pemilihan umum untuk

mengetahui apakah bangsanya masih mau memilihnya untuk memimpinmereka. Dan ia ternyata kalah daiam pemilihan yang diselenggarakan-nya sendiri. Namun tidak lama kemudian, rakyat India memilihnyakembali, atas kemauan mereka sendiri, tanpa sedikit pun paksaanl

Sedangkan kaum Muslim telah .menunjukkal seolah-olah merekamemang ahli . di. bidang kecurangan dan pemalsuan hasil pemilihanumum. Semata,mata demi meraih jabatan kepemimpinan dengan segala

*) Yang dinuksud ialalr terpirahnya Bangladerh dari P.t'btrn - prncricnrh"

68 Stucli Kritis atas Hadis Nabi saw.

keuntungannya, walaupun hal itu terjadi dengan penindasan terhadaprakyat mereka!

Siapakah di antara kedua kelompok (yang Muslim dan non-Muslim) lebih patut menerima perlindungal Aliah, dukungan-N_va scrtakekuasaan di bumi-Nya? Nlengapa kita tidak mengingat ucapan lbnTaimiyah, bahrva adakalan_va Allah SWT memenangkan neseri kafiryang meiaksanakan keadilan atas negeri Nilusiim yang di dalamnva ber-iangsung berbagai kezalirnan?

Apu kaitannya semua itu dengan jenis kelamin lakilaki atauperempuan? Seorang wanita yang memegang teguh agamanya pastilebih baik daripada seorang laki-laki berjenggot .vang menginckarinikmat Allah.l

Jumlah kaum Muslim kini mencapai seperlima dari jumlah pen-duduk dunia secara keseluruhan. Bagaimanakah seharusnya merekamenyajikan agama mereka di hadapan orang-ora:re iain?

Sebelum" segala sesuatu, kita harus benar-trenar nenujuka:r per-iratian kepada prinsip-prinsip Islam, ajaran-ajarannva dan tujuan-tujuanutamanya. Adapun dalam hal kebiasaan-kebiasaarr yang didiamkanoleh agama, ridak sepatutnyalah kita .memaksakannl,a atas mereka.Biarkanlah mereka dengan kebiasaan-kebiasaan mereka sendiri, seiamahai itu tidak terlarang dalam agama.

Kita sama sekali tidak diperintah untuk memindahkan peibagaitradisi suku-suku Arab kuno, seperti 'Abs dan Dzuby6.n, ke benuaAmerika atau Australia! Kita hanya diperintali untuk menyampaikanajaran Islam saja, tidak lebih dari itu.

Bangsa-bangsa yang berbeda, seharusnya bertemu pacla hal-halp€nting saja. Jika bangsa Inggris mengharuskan para peiintas jalananumllm agar mengzrmbri sisi jaian sebelah kiri, misalnya, berlawana.ndengan bangsa-bangsa Eropa iainnya, maka yang demikian itu tidak adapengaruhnya dalam Pakta Atlantik ataupun dalam PersekutuanMasyarakat Ert-rpa.

Dan jika para ahli fiqih di kalangarr kaum Muslim telah banyakberbeda pendapat cialam menetapkan suatu hukum tertentu, maka se-

ha-rusnya kita memilih bagi setiap bangsa, hukum-hukum yang lebihdekat kepada tradisi-traclisi yang berlaku di kalangan mereka masing-masing.

Wanita di Barat telah biasa menangani sendiri urusan perkawinan-nya. Ia pun memiliki kepribadiannya sendiri yang ticlak ingin diiepas-kannya. Maka dalam hal ini, tiCaklah seharusnva memaksakan pendapattrmam Melik atau Ahmad bin Hanbai atas bangsa-bangsa Barat, selamapendapat Abr.r I-Ianifah terasa lebih dekat kepada kecenderungan dankebiasaan mereka.*) Sikap yang berlawanan dengan ini, sudah barang-

*) Para pengikut mazhab Hanafi menyatakan bahwa Al-Qruan telah memberikan hak kepada'.,'anita turtuk melakukan akad nikahnya sendiri. Yaitu dalam firman Allah: . . . iika si

Bab II. Sekitar DurLia Wanita 69

tentu hanya menunjukkan ketegaran yang tak rerpuji atau bahkan men-jadi penghambat di jalan dakrvah fi sabilillah.

Jika mereka dengan segala senang hati menerirna adanya wanita]'ang menjadi hakim, menteri ataupun duta, biarkanlah merekarnenuruti kehendak mereka. Banyak pendapat fiqhiyah dari ulama-ularna kita )'anFj membolehkan berlangsungnya hai-hal seperti itu.Nlengapa kita hendak memaksa mereka berpegang pada pendapatmazhab-mazhab tertentu saja? !

Orang-orang yang tidak cukup luas pengetahuannya, sebaiknyamerlurup mulut mereka senCiri. Agar mereka tidak merusak citra Islamdengan menyebutkan suatu hadis yang tidak mereka pahami benar-benar, ataupun yang mereka pahami, sementara pengertian-pengertianl:rliiriah Al-Qur:rn b ertentangan denganny a.

Shalat jamaah termasuk di antara syi'ar-syi'ar Islam. Sejak ter-bentuknya masyarakat Muslim yang pertarna, masjid merupakan pusatkegiatannya dan tempat pertemuan bagi para anggotanya. Di sanarnereka bertemu muka dan berjabatan tangan. Jiwa-jiwa mereka punbertemu atas dasar kasih sayang dan tolong-menoiong.

Kaum mukmin berdiri dalam shaf-shgf yang rapi di hadapan Allah.Kaki bertaut dengan kaki, bahu dengan bahu, seraya hati merekakhusyuk mendengarkan bacaan Al-Quran di samping tasbih dan tahmidketika rukuk dan sujud.

Shalat juga meninggalkan bekasnya yzrng mendalam, rlalam pikirandan perilaku. Ayat-ayat Al-Ouran yang dibacakan mampu meningkat-kan taraf kesadaran mereka dan menumbuhkan ketakwaan. Pertemuandi antara mereka yang berulang-ulang setiap harinya, menjaga hubung-an baik antar-mereka, baik secara khusus maupun umum. Dan rneniacii

ruami menahknya (sesudah talak kedua) rnaka perempuan itu tidah halal lagt baginyasampai ia menikah dengan seorang suami tang lain (Al-Baqarah: 230). Dan dalam firmanAllah: . . . kemudiaq apabila (isti-istri yang ditinggal mati suaminya) telah hab;s rnasa

'idd,ah-nya; tiada salah bagi kamu membiarkan mereka melnkukan apa-apa yang ma'ruf(baik menurut kebiasaan) bagi dii mereka (yakni berhias, bepergian atau menikahkembali). Sungguh Allah mengetahui apa saja yang kamu perbuot (Al-Baqarah: 234).Atas dasar itu, akad nikah yang dilakukannya adalah sah. Dan jika walinya berkeberatan,maka pengadilanlah yang memutuskan perkara perselisihan tersebut. Kaum Flanafimenolnk hadis, Sdapa soia perempuan yang menikahkan dirinya sendii, maka nikahnya itutidak sah, tidak sah, tidak sahl Karena, menurut mereka, hadis tersebut beitentangandengan susunan kalimat Al-Quran secara lahiriatr.

Seorang pembaca menolak pendapat mazhab Abu Flanifal5 dan berkata: "Kalimat(sampai si wanita menikah dengan seorang nami sehinnya) dalam ayat tersebut, maksud-nya ialah (sampai si wanita melakukan hubungan seksual dengan seorang suami selairurya)l

Sungguh ini adalah sanggahan yang sang:at buruk dan mengherankan. Apakah nikah(dalam arti hubungan seksual) yang dimaksudkan itu berlangsung melalui perzinaan atauperkawinan? Saya pikir, tak seorang pun berakal seha't akan menyatakan bahwa perbuatanzina mengh"lelkan seorang perempuan untuk dikawini lagi oleh suaminya yang pertama.N{aka tak ada kemungkinan selain bahwa kata "menikah" dalam ayat tersebut menunjukkepada akad nikah dan hubungan seksual bersama-sama. Sungguh, fanatisme mazhabkadang-kadang menarik para peng'anutnya ke arah hal-hal yang ajaibl

7C Siudi Krir.is atas Hctlis Nai;i sau,.

kan anggcta ffIasvaJakat menghar-lapi h;xi ini dan esot, daiam kea.daansaiirig rnengerrai saiu sarrra la;n.

.\cia lagi hal iain. Orang-e,.rang ,.ang tidak percaya kepada agamateiah rnenjadikan cluriia meleka diliputi oieh suasana yang uraterialistisdan ;irnbisiu.s. Keinginan-keirrgirr:ln yrng tak berhalga nre llguasaitcmpai-teirrf)at perterrruan rnercka, nlerut€nuhi jaian-jalar rt.lcreka, rnern-i:cr-rruk tradisi-tradisi rnereka serta nlernpsrkuat keterjauhan merekadari ,{llah cian ayat-ayat-Nya. Oleh sebab itu, kaum mukmin harusmemiliki suasarra yang iebih l-iersih, yang di dalamnl'a mereka meng-ingat Allah dan mcngumanciangiian suara kebenaran. Keimanan kepadayang gaib dapat ciirasakan sebagai hakii<.at-hakikat yang menyejukkanhati, bukannl'a sek-adar kirayalan-khayalan yang mencemaskan !

Karena itulah, shaiat janiaah merupai<an salah satu syi'ar agama.Sedemikian sehingga sebagi;ur iwqahh' berpendapar bahrva ia adaiahfardl"ru 'r.rlr?? padar kclima rvaktu shaiat, titlai< boleh mcninggalkannvakecuali <icngatr alasa:r 1'ang dapat dilienarkan. \,lialaupun demikian,pendapa'; mayoritas fu q ah.d' menetapkannya scbagai sunnalz muakkadah(yang sangat dianjurkarr).

Yang ciipcrtanyakan kini izLlah, apakah siraiat .jamaah terseburmenjadi .sunrtalt muakkadah baik untuk laki-laki maupun wanita, arau-kah lranya urrtuk laki-laki saja? lvlcnurut mazhab Zbhhiri, untuk li.edua-duanl'ai Niarnun hal itu periu pencamatan lebih lanjut.

Telah disebutkan dalam sebuah haclis yang disahihkan, bahwerseor&n€ wanita adalait, penggembalrz (perninpinj dalam rumah tangga-nya, dan ia bertanggutry jawab atss apa yang digembalakannyu. Takdiragukan lagi -bahwa

urusan anak-anai< teruiama yang masih menyusudan upava nrenyiapkan rumah untuk rnenyambut sang suami yangpulang dari tempat kcrjanya, semua itu dapar rrrcnghalangi seorangwanita dari keikritsertaanrrya dalam shaiat-shalat jamaah lima waktu,di masjid.

Karenanya, kami berpendapat bainva keikutsertaannya dalamjarnaah seperti itu, han'"'a dianjurkan baginya setelah ia menyelesaikantugas-tugasnya di rurnah" Jika ia tel:rh melakukanny,'a, maka suaminyatidak berhak nielarangnya pergi ke masjid. Tentang hal ini, ada sebuahhadis yarrg berbunyi: Janganlah kalian melarang sahaya-sahaya Allahdari m e ngunj ungi m as j id- m as jid A llah.

Kam.i pun tak meragukan bahwa Nabi saw. telah mengkhususkansalah satu pintu masjid beiiau untuk kaum wanita. Dan bahwa beliautelah menempatkan mereka di shal--sfts| terbelakang di masjid, meng-ingat yang demikian itu lebih aman bagi mereka (agar tidak tampakauratnya) terutama ketika rukuk dan sujud. Dan bahwa beliau melarangkaunr laki-laki mendekati shaf-shaf wanita, sebagaimana beliau jugamelarang kaum wanita berdiri dekatdengan shaf laki-laki.

Shaf-shaf kaum' wanita itu mariih terus diisi oleh mereka sepanjanghidup Nabi saw. s€rta m:ula Al-Khulafa Ar-Rhsyidun, mulai subuh

Bab II. Sehitar Dunia Wanita 71

sampai 'isya; tak ada yang meributkannya'' Adakalanyu ctisele.r[garakan pula jarnaah shaiat T'arawih di bulan

I{amadhan, khusus .,.,rrkiu.r* wanita.-l)an telah dike ta6ui juga bahwa

kaum wanita ikut serta dalam kegiatan shalat 'id d'an mendengarkan

khutbah hari raya itu. l-ran ha1 itu termasuk di antara syi,ar Islam,...vi Suyu,'gnya, bahwa kesemarakan dalanr dunia lvanita -vang direstui

oleh Isian] ta*Uut-toun mulai menghilang' sehingga pada aktrirn'va'

riisusunlah "hadis-haclis" yang m"laring untuk mengajarkan menulis

clan membaca kepada wanita, agar mereka tetap buta-huruf dan ber-

pikiran primitif I

' n"*i kepentingan siapakah upaya meiestarikan kondisi jahitri,vah

i'i? f)an ketika setJngah jumlah urnat ini 6ipaksa untuk tetap dalam

keadaan bodoh dan fruta-huruf, bagaimana'kira-kira generasi-generasi

mendatang akan memperoieh pendidikannya?lSetelah itu, tersiar pula sebuah "haclis" lainnya' yang melarang

kaum wanita menghadiri shalat-shalat iarnaah cii rnasjid. Bahkan dianjur-

kan bagi wanita apabila ia melaksanikuu shalat di rumahnya, agar ia

memiiih tempat yang paling sepi dan 9al11S ltlpt:+ .sedemikian se-

ili";" shalatnya ,ii t.rowon'gan-rum-alt iebih afdhal daripada shalatnya

dikamar.Danshalatnyadidalamkegelapanlebihafdhaldaripadaditempat Yang terangl

Pcrawi "hadis" ini secara terang-terargan melempar jauh-jauh

semua sunnah ama-liah dari Nabi saw' sang pembawa risaiah' yang

sampai kepada kita secara mutawatir'^ Waniia yang sedang shalat dianggap sebagai pemandangan yang

-.rrgfurlggu,'clari kur..,utyu harus difurung dalam ruang..yang paling

;;;fi cia"n paling jauh. ivlari kita baca "hadis" ya'g ganjil ini sebagai-

mana diseb.likutt Lrcn tUtt Khuzarma.h dan lainnya:

Diriwayatkan oleh Ummu Humaid, istri Abu lfumaid As-Sa'idi,bahwa ia pernah menghadap Nabi saw. dan berkata kepada beliau:"Ya Rasulullah, saya senang melakukan shalat bersamamu'"Beliau menjawab: "Aku tahu engkau menyukai shalat bersamaku.

Tetapi shalatmu d,i rumahmu lebih baik daripada shalatmu di

^ot1id. Dan shalatmu di dalam kamar tidurmu lebih baik daripada

shaiatmu di ruang d.uduk rumahmu. Dan shalatmu di masjid ke-

luargamu lebih baik daripada shalatmu di masjidhu. " (Perawi hadis

itu melanjutkan): sejak itu, wanita tersebut minta agar dibangun-

kan baginya sebuah tempat shalat (mushalla) di bagian yang ter-jauh dan tergelap dari rumahnya. Di tempat itulah.ia kemudianmelaksanakan shalatnya sehari-hari sampai ia meninggal dunia.

Begitulah, makin sempit, makin terpencil dan makin sepi suatu

trrutgu.t, maka shalat di dalamnya menjadi lebih afdhal!ketika menyebutkan semua ini, Ibn Khuzaimah membuat judul

bagi bab tersebut dalam bukunya: "Bab Shalat Seorang Wanita di

,"r .itucii .Kritts atas llcdis Nabi saut.

]du;..ahnva Lehih Afdhal daripaira Shalatnya di Masjid .R.asulullah,,.irrrr;n& itu, ketika Nabi saw. bersabda: Shalat cti misjidku ini tebih::i{hel tlaripada seribu slakt di rnasjid rainnya, maka yang dimaksudiai;r.h siralat kaum iaki-laki, bukannyu,hulut kaum ivanitai

Pertani'aan yang segera muncul - seandainya keterangan ini[]eii:'ir -- ralah: h4engapa Nabi saw. membiarkan para wanita -.rigt uairj-qiralat jamaah bersama beliau selarna sepuruh tihun, dari fajar Jampai'is1'uit ou",rgapa b'eliau mengkhususkan sajah sebuah pintu masjidnl,abagi mereka? Dan mengapa beliau tidak menasihati meret u ugat i"iritbaik shalat di rumahnva masing-masing, daripada bersusah payih dalamr3sri?{u yarig baril/. !{engapa pula beiiau pernah memendekkan shalat sutuh -cienganhariya memi:aca d11 suran pendek ketika beliau mendengar tangisreorang baf i, agar si ihu tidak menjadi gelisah dalam shalatnya?

mengapa beliau bersabda: langan melarang sa'haya_sahaya.,4 I ia h m e * d at angi m asj id -m cts jid A ltah ?

- IJarr mengapa Al-Khuiafa Ar-Rasyitlurz membiarkan skaf_shaJk;rum wanita di masjid-masjid seterah wafatnya Rasul vang muiia itu"?

Ibn Hazm telah membeba.skan dirinya dan diri orurig selainnyad;:'ri kehringungan ketika ia dengan tegas tidak mempercayai hadis-hadisr ans meiarairg kaum w-anita shalat di masjid-rnurJid. Iu menganggap|radis,haCis seperti itu scbagai tratil belakal

uiama ilm.' musthalah al-hadits telah meneiapkan bahwa sebuahhaois dianggap sy-adz (ganjil) apabila perarvinya ying tsiqah (yang di_P.e1ggva1) be'tentangan tentangnya dengan perawi yang'lebil; tiqah{icbi}r dipercaya). ff.atagi jika yang min.r,iangnya'ittiseorang yangdianggap "lemah"n bukal :::l*g 1{qa.h, *uku iujis rersebut dft;ga;"m un kur " atau "rn atraA " (ditinggalkan).

fJalarn kenyataannya, tidak ada dijurnpai dalam salah satu diantara kedua kitab shahih - yakni shahih Bikhari dan shahih Muslim- r."!"* hadis pun yang mengandung larangan bagi kaum wanita unrukmelaksanakan shalat di masjid-masjid.

Fladis-hadis seperti ini tertolak semuanya.

- Bagaimana pula jika hadis yang dha'if bertentangan dengan sunnah

amaliah dan yang keterangannya sampai kepada kita secara mutawd.tird'anmasyhur? Hadis seperti ini harus dijauhkin dari sejak semula.

sejak berabad-abad yang lalu, kaum Muslim telah kehilangansunnah (tradisi Nabi) yang benar. Anehnya, bencana ini terus dirasakln,nlmun dipertahankan secara fanatik oleh lingkungan masyarakat yangticl ak m engenal selain riwayat-riw ay at y ang m in k ai dan teriolak.- Memang, adakalanya-_ pelarangan terhadap wanita menghadiri

shalat di rnasjid dapat dibenarkan, daram keidaan wanita tersebutkeluar dari rumahnya dengan dandanan yang tidak layak. pergi kemasjid tidak boleh dijadikan sebagai kesempatan memamerkankecantikan ataupun pakaian, bukan pula uniuk membangkitkan

Bab II" Sekitar Dunia \{anita i3l'angsanqan atau menvehabkan kerusakan moral. Perci ke masjici lranva-lah demi mencari kendhaan Allah serava rnenanamkan takwa cli cialamhati.

N,Ienghalangi kar-lm wanita dari tingkah iakr.r vang bumk adalahbersesuaian r:lengan pesan Nabi salv. Vakni agar mereka kelu;u (kemasjid) dengzur i:crpa.kaian seclerirana dan tidak dibuat-buzrr, r:fnpawangi-rvangian dan tanpa gerak-uerik \/ans menank perhatian kaumpria.

:\ciapuu merrgeluarkan suatu peraturan yans mengandung lar.artganmcndatangi masjid bagi wanna, secara umum. iral itu tidak bcrsesuaianciengan ajaran isiam yang scbcrrarnya.

Para ahli fiqih yane mencerti, seringkaii terkejut clengal berba,4airiwayat ''haciis" yang jeias sekali bertentarigan dengan nwar at-rirt,ai-atyang iebiir dapaL dit"erima oich rlereka.

Perhatikanlah kererangan Al-&iundziri di bawah.judul: "Anr:aman,vang Ditujukan kepaCa Urauq vang rlengan Senga.ia MerrinEcalkanIlasmalah Ketika [{emulai lVr.rdhu". Ia i:erkata: "'leiah clirir,vayatkandari Al-lrnarn Abu lSakar bin Syaibah {.rahintahulla&), ucapannva vangmenyatakan: 'feiah Ciketahui dengarr'pasti oleh kalangan kita bahwaNabi sarv. pernair bersabda: T'iada wutJhu bagi stapa yung tidak rnenc-ucapkan basmaLah. Dernikian pula dirawikan oieh Abu I'Iurairah L.iahrvaRasuluilah saw, telah i:ersabda: fidak sah shalat seseorang ,var.r{ tia,rJii,berwudlru. i.turt ticiak sah uudllu seseorang yang iidak mengu,capkartbasmaiah se beiurnn'ya. "'

Padahai, pala ahli fiqih dari berbagai mazhab menyatakan bahwamengueapkan basmalah pad,a waktu lvutlhu, hukumnya adaiah sunnaii.brukan wa1ib. ivlereka berdaiil dengalr riwayat Ad-Dhruquthni clan Al-Baiiraqiy dari lbn Umar, secala marfu': Ilarangsiapa berwucihu danmenyebu"t nama Aiiah sebelu.mnya, maka wudhunya itu menyu,cikanseluruh tubtthnya. I)cn barangsiapet beruudhu tanpa menyebut rzama

"|llah. sebelumnya, maka u;udhunya ztu hanya ntenyucikart anggotntubuhnya yang tersentuh air wudhunya itu.

Sebaiknya kita rnengetahui bahlva sesuatu yang hukumny-at'ardhu(wajib) tidak merrjadi furdhu kecuali dengan adanya daiii yang pasti(qath'iy). Demikian pula penghararnan sesuatu harus disertai dengandaiii yang quih'iy. Sedangkan daiil-dalil yang hanya bersifat zlratirn")(dugaan) tentunya rnemiliki kekuatan di bawah yutg qath'iy.

Siapa saja yang memasuki arena kegiatan lieagamaan, senentarapengetahuannya tentang hadis masih diragukan, sama saja denqan se-orang pedagang yang memasuki pasar dengan uang palsu. Oranu s€pel'riitu, janganlah menyesali selain ciirinya sendiri apabila ia ditangt<appolisi dan dibawa dengan tangan terbeienggu.

Kami mengirnbau kelompok-kelompok serta organisasi-organisasivang bekerja untuk Islam agar selaiu waspada, sehingga titlak mudahtertipu oleh hadis-hadis palsu atau riwayat-riwayar yang lemarh. Di

74 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau;.

sarnping itu, hendaknya mereka berusaha sungguh-sungguh mengkajimakna-makna yang benar ciari iradis-hadis vang sahih.

f)an para tokoh ahli fiqih-tah yang memiliki kenrampuan untukmelakukannl'a.

Sckitar Kesaksian t\'anrta

Kesaksian seoranq wanita - seperti vang diketahui - dianguapsetenga.h dari kesaksian seorang laki-laki. Al-Quran menerangkan alas-

annva, yaitu karena wanita seringkali lupa. bingung atau kurang dapatmemastikan mana yang benar dalam suatu urusan. Dan manakala adaseorang wanita lainnya di sampingnya, maka kedua-duanva dapat salingmembantu dalam menjelaskan tentang sesuatu secara sempurna.

Sa-va pernah mengadakan penelitian menqenai hal ini, dan men-dapati bahr,va wanita, pada masa menstrttasi, hampir-hampir menyerupaiseorang -vang sedang menderita sakit. Perubahan-perubahan yang di-alaminva, dalam perasaan maupun pada sebagian organ cubuhnyamenvebabkannya mudah dilanda kebingungan dan keraguan dalam ber-pikir atau bertindak, Sedangkan kemantapan dalam memberikankesaksian merupakan suatu keharrrsan"

Itulah. barangkali, rahasia yang terkandung dalam firman Allah:" . . dan persaksikanlah dengan d,ua orang saksi laki-laht di antara-

mu. Jiha tak q.da dua orang laki-lakt, bolehlah seoranq lakilaki dan duaorang fterempuan, dari orqnq-oran-q yang k,amu ridhai. Supaya jika se-

orang (dari kedua wanita itu) lupa. makn van-q seorang lagi mengingat-kann\o. (Al-Baqarah : 282).

Seharusnl'a, dalam urusan ini kita berhenti oada hatas ini. Tetapi,sayanqnva! telah timbul nenvimpangan dalam pemikiran N{uslim yangsama sekali menjauhkan kaum wanita dari kesempatan memberikankesaksiannya dalam pelbagai bidang peradilan yang amat penting. Yaknidalam qishash dan tindak pidana, bidang-bidang yang bersangkutandengan nyawa dan kehormatan manusia.

Apabila Fara. pencuri dapat memasuki rumah-rumah di sians hariatauplln rli malam hari, apa artinva menoiak kesaksian wanita dalamulusan hukuman atas pencurian? Dan jika nelanggaran terhadap jiwaatau anggota tubuh seseorang seringkali terjadi di depan mata kaumwanita, apa artinya menolak kesaksian mereka .vang seringkali melihatdengan mata kepala sendiri bagaimana seorang dari keluarganya, atauorang yang terdekat dengannya, dibunuh atau dilukai?

Mengapa kita tidak berpegang pada Ai-Quranyang telah menetap-kan jumiah orang yang dapat diterima kesaksiannya, baik laki-laki atau-pun perernpuan?

Ibn Hazm - setelah meneliti hadis-hadis yang berkaitan * me-negaskan bahw'a penolakan terhadap kesaksian wanita dalam masalahpelanggaran pidana dan qishdsh, sama sekali tidak mempunyai dasaLr

dalam sunnah nabawiah.

Bab II. Sekitar Dunia Wanito 75

Sekalikaii saya tidak inein melema.hkan ag^ma saya di hadapanhukum-hukum internasionai dengan sr.latu sikap -.vang tidak berlandas-kan nasft'nash yang kuat. L)an apabila jumlah kaurn Muslim di seluruhdunia kini mencapai iebih dari satu milyar manusia, patutkah kita.melemparkan kehormatan diri limaratus juta wanita fulr.rslirn, hanyademi mengrkuti pandangan seseorang?

Bencana yang merilmpa hita, ka.um N{ushm. ialah karena kitabegitr-r p;emar mencralnpuradr.rkkan antara adat-istiadat cian akidah Isla.mselta syariatnya, sehingga rnenjaclikannya sebagai agama di sa.mpingagaffia ,v-.ang sebenarnya, atau petunjuk yang berasal dart luhan semestaalam. I)an dengan sikap yang demikian itu, kita telah menghalan,tijalan rnenuju Allah SWT.

Sava teringat akan cerita tentang seekor unra yans ditawarkanoielr pemiiiknya dengan harga sepuli-rh dirham. Tetapi ia mempersyarar-karr agar dibeii bersama-sama kaiungnya vang diberinya harga seribudirharrr. Orang pun berkata: "Alangkah murahnva harga unta ituseandainya tidak disertai kalunq terkirtuk ini!"

Demikianlah kita juga berkata; "Aiangkah mudahn.va Islam danalangkah ringannya peiaksanaan rukun-rukunnva! Dan aliurgkahsempurnanya semua akidah dan syariatnva, kalau saia tida.k disertaidengan apa }:ang ditambah-tarnbahkan oleh para penqikutnya vangkernudian mempersyaratkan sernua itu kepada orang-orang -l'angmemeluk agarna Islam setclah mereka."

Di bawah rni akan sa.va kutipk;in ucapan Ibn Hazm dalanr krtab-ny a, A l- Mu h al ld, tent,ane " Ke saksiffr ", seb agai berikut :

"Kesaksian yzLng bcrkaitan dengan perbuatan perzlnaan, tiriakdapat diterima kecuali apabila diberikan oleh paling sedrkit empat oranglakilaki Muslim yang dikenal bcrsifat adil. Atau, dua orang wanitaMuslim yang adil sebagai pengganti satu orang lakiiaki. Jadi, tiga ora4glaki-laki dan dua orang wanita, atau dua orang lakiiaki dan ernpat orangwanita, atau satu laki-laki dan enam orang wanita, atau wanita sajasebanyak delapan orang.

"Dan tidaklah dapat diterima dalam kesaksian yang berkaitandengan perbuatan-perbuatan hukum seperti daiam urusan pelanggaran,pernbunuhan, qishdsh, nikah, talak, rujuk dan iransaksi-tra:rsaksi ke-uangan, kecudi apabila diiakukzur oleh dua orarlg lakilaki Mr.rslim i"angadil, atau satu orang laki-iaki dan dua orang wanila, atau empat or-ang

wanita. sekaligus."Kata Ibn Hazm selanjuinya: Acia rirvayat shuhin ya:]g rflenyaia-

kan bahwa Syuraih (seorang Hakim terkenal - pcnerj.) telah nrengesah-kan kesaksian &ua orang wanita di sarrnping seorang lakilakr dalarnsuatu urusan pembebasan butiak.

Demikian pula Asy-Sya'biy pernah menerima kesaksian seorarlglaki-laki dan dua orang wanita dalam urusan percerzLian dan perbuatanmelukai orang lain secara tidak sengaja. I'etapi ia tidak rnembolehkan

7 6 Snrdi Kritis atcs Hadis Nabi saut.

liesaksian kaum waniia dalam perbuatan rnelukai secara sengaja, tidakpula dalam pelanggarirn pidana lainny'a.

Juga Iyls bin ivlu'awiyah ciiberitakan teiah 'renerima

kesaksra'dua orang rvanita ciaLam suatu ut"usan perceiaian.

fuIuhammad bin slri-n meriwayatkan bahwa syuraiir inengesalik.rnkesaksian empat orang wanita terhadap seorairg i.iii"laki daiam suatuurtisan berkairan ciengan maskawin seorang wanita.

Ilirawikan oleh Zubair brrr Khirrit dai l-abie<.1, bahwa seoranglaki-taki yang sedang rnabuk inerrjatuhkan talak iiga kali (seiiaiigus)atas diri istrinya. Pelbuatannya itu disampaikan kcpada Khali{ah Unia.bin Kliaththab clengan kesaksiiur €mpar orair.g rvanita. Kharifah me-ngesahkan kesaksian mcreka dan rnemutuskan perceraian anta,ra keciuasuarni-istri tersebut.

I)an cjirarvikan dari Sufyan bin 'Uyainah, da.ri Abi Thaiq, dariseoraflg wanita, bairu'a seurang n,anita mengajak seorang anak iaki-lakiberzina dengannya ]alu anak itu clibunuhnya setciah itu. L,mpat orangwanita bersaksi atas perbuatan iersebut deur Aii bin ,qbi rhalib irrerrge-sahkan kesaksian mereka.

Dirawikan pula deui Atha' bairwa Umar bin Khaihthab reiahmengesahkan kesaksian kaum ',varrita bersama-sarna kaum p;ia .laiamurusan pcrceraian dan pernikahan. l)an dalarn riwayat iairurva ciariAtha' bin Rabih, katarrya: "I-)iboichkan kesaksia.n rvanita bersanr- priadaiam semu.a urusan."

Ib' Hazm merirvayatkan dali Abcluilair bi' Uinar bahwa Rasuiui-lah sarv. pernah menyatakan dalam suatu hadis : . . . ntslt(t kesuksiat, iouacrang llerempuan qdalah seimbartg dengan kesui;siait seo;.dng laki-iaki.

id,apun keterangan yang p€rnah dirawikan dari Az-Z,thri - yangmenl,a'..ikan bahrva telah ,;"-,ijadi kebiasaan (trad,rsi) duri tyabi saw.,Abu Bakar dan umar, bahwa kesaksian perempu&7t dalatn urusurt tairik,n|kuir scrtq tindak p'idana tidak ,7apat diterima - jeias amat diragukan.Sebab ia adal;rh liadis nzunqatlzi' (terpuius riwayatnya) rnelaiui Isrla,iibin ',,\f i'asy, :,alg dikcnai sei.,agai perarvi yang dhc'if (icmah) danrrreiaiui HaXaj Lxii Arta-air yarig;uga tidak dihiraukan ri*'ayatnla.

seda'gkaii riwayar yang mc*yataka' bahr'a umar per'air bcrk.irta:"Apabiia kita me:nbuka pintu ini (yakni merrerima kesaksian kaumrvarrita) , niscaya setiap pt'rempuan yang ingin mcmperceraikan attaraseorang suami clengan istrinya, cierlgan i:rudali. dapat melakukannya",maka riwayat tersebut karena melalul scolang znajkul (cak rtrikenal tiikaiangan ahli haclis) l;enrama .{i-Flarits

'\1-Ghar:av;i-1 , an:ai iliragukirn.Tamb,ha' iagi - menurut hemat karni -- urnar ridali r'u'gkin

mengatakan hai seperti ini.

atas telah saya kuijp dari brt,eiai;acliKe teran gan-keterangan

Bab II. Sehitar Dztnia l0'anita 77

halarnan yang rnemua1 berbagai pendapat, di antaran-Va ada yang benar

tapi acla pula i'ang salah,,yang dapat ditcrima maliplln yang harus dit.rlak. Cieh sebab'-itu, sal'3 berpendirian - derni menvelamatkan dirisencliri dan jr-rga banyak orang, darj keadaan tidak rvajar ini * sebaiknya

kita hanya L.""p.g*g kepada ayat-ayet A-l-Quran 1,ang jelas dan tegas

sert-a Suwtah ltiobcrui-tyoh yu^g benar-benar dikenal oleh para ahli. r\tas

rlasar itu, saya dapat menyatakan dengan tegas tentang dibenarkannva

penerimaan kesaksian wanita dalam segala urusan, sesuai dengan

tatasan jumiahnya yang ditetapkan dengan tegas daiarn agarna kita'Dan memang merupakan hak bagi setiap Muslim untuk meninggal-

kan apa saja vang herada di luar ketentuan-keientuan kedua-duan.va

(1,akni Al-Qulan dan As-sunnah); dan untuk itu ia tictrak boleh ditud'.rhateupun clicurigai.

Boleh puia saya bertarlva-tanya: "Adakah termasuk mas{ahat ke-

amanan urnum ui-ituk m€nggugurkan kesaksian kaum wanita dalamurusan yang alnat sering l.,erlangsung justru di depan rnata mereka? Darr

adakah terrnasuk maslaliot Fiqih dan Sunnah untuk ;nengutamakanperidapai suatu mazhab yang lehih L,airyak merugikan agama Islam daripada rnenguntungkannya? l "

Saya ingin mengakhiri bab ini dengan ucapan Ibn lIazm: "Dibc'leh-kan bagi wanita menjaba'i sebagai Ftrakim. Demikian itulah pendapatAbu Hanifah. Dan telah d,iriwavatkan bahwa Umar irin Khaththabpern;ih mcngangkat scorang wanita (dari suku Umar scndiri) bernama

Sl affa, menjadi pengelola pasar kota Niadinali"N{ungkin ada orang yang tidak menyetujur hal itu dan bsrdalih

balrwa ltrabi saw. pernah bersabda: Tidak akan berjaya suatu kaunt yangntenyerahkan urltsan (negara) ;nereka kepada seoriitlg percilxltuan.

jawabnya ialah. bahwa Nabi saw. meilgucapkarrnya dalain kaitan-nya dengan urusan kepemimpinan umurn tertinggi, yakni jabatansebagai Khatifah. Hal ini dapat dibr-rktikan dengan a,dan.va hadis treliau:Wanita adalah pemeliharn harta suaminva dan ia bertanggung iawabatas apa yang dipeliharanya.

Para pengikut mazhab Maliki membenarkan lvanita rnenja.di was[y(pelaksana wasiat) dan wakll (penerima kuasa dari orang lain). Sedang-

kan para pengikut mazhab Hanafi juga membenarkannya menerimakuasa sebagai pengacara hukum.

Memang, tak ada nash yang melarangnya memegang jabatan-jabatan tertentu. IUa billahittaufiq wal-hidayah.o

tsAB ITIFERIHAtr, I,{YANYIAN

l{ilai hatlrc yunp dirqwikan cleh /)erorangan a Ibn Hazrn rnembantahbeberapa periwayatan hadis mengenui larangan bernyanyi a Menghiburhat'i tlen,qan hal-hal yang mubah a lleberapa contoh iyanyian yaig baikt RusuA'.nya kebanvakan lingkungan seni . Berrebilt-iebihan dalammenghuram lt.an nyanyian merupak an ke cenderungan non-Isiami t

lltrhammad saw.,pernbaw.a risitlalt penutlrp (agama Isiam) adalahmanusia yang paling kita cintai dan paling banyaf jasanya rerhacrapkita.

IJan apabila ketinggia,n derajar manusia clinilai sesuai dengan per-juangan mereka demi membenarkan vang haqa dan membatalk"an yangbathi'I, rnaka Muha'rmad saw. aclalah yu"g piti"g benar ucapannya diantara mereka sernua, paiing lurus jalannya dan-paling berhasil - de-ngan akhlak yang agung dan kesabaran yang purju"g _* da-lam me_no*jolkan kcbenaran dan menjagarya, serta membuka mata yang ter-tutup sehinega rrrampu memandang cahayanya.

Muhammad saw. teiah memperrakukan denean adir semua wahvudari Allah swT dan membersihkannya dari segali yang mencemarinya,sepaunjang kurun-kurun waktu terdahulu. Ia menginailan kita t .puauAllah, T'uhan Yang Mahaela, yang kepada-Nya beigantung segala suatu.Dan ia mengga.riskan

_bagi kita jalan menuju keridhaanlNl;a, denganmenentarrg kekuasaan-kekuasaan,vang bengis, kependetaan yang rupirh,dan massa rakvat yang rnewarisi berbagai kerusakan jiwa dan akal.

Dengan tabah ia mengiradapi peristilva-peristir,va sepanjang waktuyang lama dan melawan para tiran, sampai alhirnl,a u.rtturit ,ri.rryu--paikan misinya vang penuh dengan hidayah dan kebaikan. oleh sebabitu, jasa-jasa kebaikannya melingkungi kita semua dan sekali-kali -takmungkin kita lupakan, betapapun juga diingkari oreh orang-orang jahil.

Pada masa sekarang, kerasulan Muhammad saw. keinbali ineng-hadapi tantangan tak bermoral yang ditujukan secara bersama-samaoleh zionisme, salibisme da:r' komunisme. Ketiga-tiganya berusahamenutup-nutupi kebesarannya dan melecehkan peninggaiannya. Tetapi,78

Bab IIL Perihal NYanYicn 79

kita juga melihat betapa banyak keburukan dan keserongan yang

.1ibawa"c,leh ketiga icle<riogi ini, clan - <li lain pihak -- hetapa balV1k

kebaikan dan kelurus* yuig dibar,r,a oleh N{uhamrnad saw. tlntrtk dunia

lr-,i, alu* Kitab dan Sunnaf,n.va. Kita pun meyakini 6ahw'a ma-sa depan

adalahmilikkitadanbahr'vaharilslampastidatang'Adapunbttih,akuni;i";g sebagai lattaknya sesuattt yang tak ada harganta; sedangkan apa

yorrg" *e*"buri monfiat kapada' *nnu"'o, maka ia tetap rJi bumi " ' '

(Ar-Ra'd: l7)'' yu.rg penting ialah bahwa kita mengenali misi-kita,dengan benar

dan m.nJrupkurrryo atas diri kita sendiri dengan tulus. Kemudian me-

,r1=-puitonr-ryu kepuda seluruh manusia sebagai ajar-an samarvi (dari

ijifi'iWr) l*"g tidai< dicemari oleh k.toran-kotorar-r bumi lrang clapat

"*"V.U.ftfian menjauhnya orang-orang yang rnasih memiliki fitrah yang

sehat.- Kita mengetahui bahwa para nabi semuanya men]'amPaikan pe-

rintah_perintah Allah. Dan kaiena itu, kita tidak merasa heran ketika

membaca firman-Nya; Barangsiapa m'cnoati Rasul' maha ia telalt

menaati Attak .. . Dan juga fir;an-N1'a: Kalckanlah, jika hamu benar-

benar nzencintai Allah,'iiutitah ahu (y;'^m N4uhamrnad saw.), niscava

Allah ahatz mcncintai kamu dan nxengampuni closa-dosa kamu ' ' '

Rasul memiliki hak untuk ditiati oieh kita. Dan oleh sehab itu,

kita mempelajari sirah (rrtvayat hidup)-nya agar kita m-empraktekkan

cara-caranya,mengikuti'jejaknyadanmeneladaninyadala:napasajayang ia kerjakan atau yang ia tinggalkan'

Tak ada perbedaan-pendapat di kalangan ksurn N{uslim bah$'a

N{uhammaC saw" adalah teladan utama (usutah hcsanah) meteka' Imam

pertama serta personifikasi yang inddh dari hidayah dan cahaya yang

terkandung dalam Al-Quran.Setiai kali kita

-menetapkan sumber-surnber hukum, pasti kita

bersepakai bahwa dua sumbei utama dan pertaman)'a adalah A1-Quran

dan Sunnah Rasulullah saw.

TentangAl.Qurarr,iaadaiahKitabsuciyangtakpernahtersentuholeh keraguir, du-t telah sampai kepacla kita secara rnutawa.t;r, huruf

demi huruf. Karenanya, kita-beriman kepadanya secara keseluruhan

ataupun secara terinci.Demikian pula tentang Sunnah Nabi saw. Segala suatu darinya,

yang sampai kepada kita se&a meyakinkan' maka nilainya adalah sama

,.p."rti 41-Quran Al-Karim. Dan tat akan menyimpang darinya kecuali

,.^o.urrg yaig binasa. Siapa saja yang mengetahui t-t:-i yakin bahwa

Rasuluilah siw. telah m.ngelui.kan suatu perintah, lalu ia menolaknya,

maka ia telah terlepas daii agzma Islam; tak ada perbedaan pendapat

mengenai hal ini.kuluup.,n timbul persoalan sekitar suatu hadis, maka yang diper-

tanyakan ialah: Apakah memang benar Rasulullah mengatakannya,

alau tidak. Jadi, peisoalannya hanya meliputi keabsahan penisbahannya

ii0 iitutli iiriti:; ata.s Jiudis Nabi saut.

kepraria beliau serta pelbagai jaminan keabsarran tersebutl dan bukan.y.rleiitan*- dibolehkar-rnla menetapkal sesuaru yang berrawa'an de'ganapr yang dikehendaki olcir Aiiah dan Itrasul-Nya] araupun rne'cambilapa yarlg kit;r sui<.ai da'r'eiri'ggalkan apa yang ticlak kita sukai!

sa1 :i telzi-h n-rembaca pembahasan yang <iitulis t_,reir ,{i-ustacz Asy-S1'aikn lusui Ai-earcrhawi're'gerrai baga'irnarra kita nremperlakukansu'ir.rh Nabi sa*'.'i) Dair ouvo ir"rrsanggapnya reiah berirasii daiamuraiannya ini serta -nre*ghrrnpun beinagai penclapat yang paiing ber-harga sekiteu' masalal te'scbui. 'I'ak peiai tagi, sydrt,'irrrf termasuktli anrara uiarna iresar yirng ia.'gka .rzrlam se.iir"ah'kita, 1,a'g kuat pijak-ennva ciaiam ilinu riqih dan haciis, serta rnemiliki kezuifan claiarn rne_n-vcsuaika'r anta'a rt.ash-nas/L ilairi cia' ke'yataa' lriclup. Bahkan ia

-..dalain i,idangnl'a itu adararr seora'g lrnam di a'tara orang-oransadil vairg tcpcrcaya dan.juga cli airtara p*irjA,i vang tulus.

sala pt'r sa'[Jat bcrkei'gina' u'tuk *.nr.orlrurrkan beberapa haldairir' ripai'an-va itr, bukan iebagai sanegahan rerhaciap'va, na'lunscmata-inat;r seirasai tamba.han 1'ang melengkapi. \"aitu rang menl.elas_kan. ii.rbagai sikap rnayorit:rs ulama r,Iusiim'terhadap's.,rrruh yurrgnruiia, kctika mereka adakaianva merrinsgalkan suatu haclis demi suatukcpcntingari -Vang berl;.aitan clcirgan s1,ai.iat, ).ang llenurut mereka lebihpatut didahr.rluka:r aiau di tarjih-kart.

Tetapi. sebeium meneuraikan hal itu, saya ingin menjeraskanbalrrva sa'a senantiasa bersama kelornp ok (ianta,ohi yung terbesar,bernaung di bawah panjinya dan bergabung''daram iulirunnyu. suyube'ci. kepada segala tinciakan dan si"kap y"u.,g u,r.h-;;;; dan saiarnenolak rnengeiuarkan diri dari li'gkungan yang diridhai oleh mayori_tas umat.

Sa.1 a menserti terltang adanya -r1kup saiing bermusuhan vangmengerikan r':rng seciang meia:rcia umat kita ddam Lhun-tahun paceklik

akhir-akhir ini. Da' sa,va sargar me'gharap agar front kita te tap utuhd'n bersatu, demi memelihara keku"atan -kita

dan mencegah ambisirnusuh-musuh kita.

sava telah lul.s dari Al-Azhar sejak setengah abad yang lalu.selama liela.san tahun dalam studi, saya tidak pernah mensetahuikecuali bahrva hadis-hadis aintr h,amt amendatangkan pengetahrri,' yu'gbersifat d,gaan \zhanniy)" D.n bahwa iu me.upikan'dalil untuk suatul"i<.y* s1ta,r'iy1 sepanjAng tidak adanya dalil yang lebih kuat darinva.Dali! vang le bih kuat itu acakalanya rliambil jari -kesimprtu.,

p.t,r.,j'"t _

petunjuk Al'Quran, yangdekat ataupun yang jauh. eta.r aa.i iracris yangbersilat mutawatir, atau dari praktek pend,rJuk kota N{adinah.Pernyataa. bahwa hadis dh6d mendatangkan keyakinan seperti

haln-va hadis ntutawatir merupakan pernyataan yang berlebih-lebihan

*) Buku ini akan segera d-iterbitkan oreh Ai-rVta,had et-.fui til-l.ikr Al-Isramiy,

Bab III. Perihal Nyanyian 81

dan ditolak secara akal matipun naqal (yakni hasil pemikiran ataupunpenukilan dari dalil-dalil syar'iy). Atas dasar itu, kita sudah terbiasamenerima berbagai ketentuan hukum yang berlawanan dengan apa yanglangsung dipahami -- secara harfiah - <iari L'reberapa riwayat vang di-anggap shahih.

Pada waktu itu, ketika masih mempelajari fiqh berdasarkanmazhab IIanafi, saya mendengar para pengikut mazhab Meliki berkata,bahwa "barangsiapa berbuka di bulan Ramadhan karena lupa, makaia harus meng-qadha' puasarlya itu". Atau kata mereka: "Keraguan(s;vak) membatalkarr rvudhri. " Padah.al kedua pendapat mereka ini, jelasberlawanan dengan ketetapan-ketetapan hukum yang berlaku di kalang-an kami, yans didasarkan a-tas hadis-hadis sahih.

Waktu iti-r. kani biasanya tidak meynbaca apa pun di belakangIman ketika melaksanakan shalat-shalat lima waktu. Atau adakalanyakami meninggalkan bacaan basmalah, atas dasar adanya beberaparirvayat yang kami anggap kuat. Sementara itu, para peneikut mazhabSyafi'i tetap berkeras mernbaca Al-Fatihah seraya herpendirian bahrvahasmalah iermasuk bagian darinva.

Fiamun karni sama sekali tidak rnerasa terganggu dengan adanyaperbedaan pendapat ini. Setiap kali timbul suatu perdebatan ilmiah,pasti, tidak lama kemudian, suasana mereda kembali tanpa meninggal-kan rasa marah ataupun sedih.

lvlazhab Hanafi mendefinisikan istilah "fardhu" dengan; sesuatuyang ditetapkan berdasarkan dalll qath'iy. Adapun "wajib" (yu.tgtingkatannya di barvah farrihu) ialah sesuatu yang ditetapkan berdasar-kan dalil zhanniy. Ini berarti bahwa hadis hhhd tidak dapat dijadikandasar untuk menetapkan sesuatu yang bersifat "fardhu". Juga tidakmerrgakibatkan pengharatnan sesuatu. Ia hanya menunjukkan makruh(tidak disukai)-nya sesuatu.

Kemudian, setelah lebih mendaiami pelajaran tentang Al-Quran,kami dapati para ahli tafsir vang ulung, cenderung kepada metode itu.Pengarang tafsir Al-Marzdr menulis: "Adalah sangat penting untuk mem-bedakan antara hukum-hukum yang ditetapkan berdasarkan nash Al-Quran dan yang ditetapkan berdasarkan hadis-hadis hhad atau qiyas(analogi) para fuqaha'. Sebabnya ialah bahwa seseorang yang meng-ingkari apa yang ditetapkan oleh Al-Quran, maka ia langsung dianggapkafir. Sedangkan yang mengingkari selain itu, akan dilihat dulu alasan-nya. T'ak ada seorang Imam mujtahid kecuali ia ada mempunyai pen-dapat-pbndapat yang tidak sejalan dengan beberapa hadis sahih. Halitu disebabkan oleh pelbagai alasan yang dapat diterima, sehinggabanyak orang bersedia mengikutinya.

"Tidak seorang pun menganggap yang demikian itu sebagai tindak-an keluar dari agama, bahkan bagi mereka yang tidak mempunyai alasanuntuk ber-taqlid."

Kemudian, pengarang Al-Manar itu mengutip pendapat Ibn Al-

82 Studi Kritis atas Hadis Nabi saut.

Q_ayyim dalam kitabnva I'lam .,11-Muwaqqi'in: "Riba itu ada duarnacam; jaliy (jeias) dan khafiy (tersembunyi). Adapun rtba ialiy,diharamkan karena m€ngandung rnudarat amat besar. Sedangkan ribakha.fiy diharamkan karena ia membuka jalan (dzari-'ah) bagi riba ialiy."

Ibn Al-Qayyim berpendapat bahwa rlba fadhl (tukar-menukarbarang sejenis dengan tambahan pada salah satunya) dalain keenamjenis barang vang disebut dalam hadis terkenal mengenai itu, maka ke-semuanya diharamkan demi menutup jalan (dzarg'ah). I)alam kenyata-annya, rlbafadhl hampir-hampir tidak ada dalam prakteknya. Apa guna-nya menjual satu gram emas dengan emas seberat itu, vang samajenis-nya dan dilakukan secara langsune pula?

. Yang dimaksudkan ialah menutup pintu.jauh-jauh sebelum teriadiriba nasi-ah. Dan sesungguhnya, hadis yang disepakatt (muttaiaq 'alaih)itu, tentang diharamkann,va tukar-tambah dengan tempo (tidak secarakontan) dalam keenam jenis barang tertentu, tidak akan ciapat dipahamidengan benar kecuali seperti dalam keterangan lbn Al-Qayyim.

Prinsip-prinsip akidah dan rukun-rukun terpenting dalam agamakita, ditetapkan berdasarkan apa yang dirawikan secara mutawittiratau telah terkenal kesahihannya secara meluas.

Adapun hukum-hukum furu'iyyah, tak ada salahnya menjadikanhadis-hadis ithad sebagai dasar penetapannya. Ulama kita telah cukupbersusah-pavah dalam mengontrol dan menyeleksi hadis-hadis sepertiitu. Mereka mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada apa yang dinukilkan dari setiap perawi yang dianggap adil dan teliti, dan tidaksekali-kali akan membuangn-va begitu saja.

Walaupun demikian. kita harus lebih berhati-hati. Di bidang per-saksian, misalnya, kita tidak akan dapat menjaga nyawa manusia,kehormatan dan harta mereka kalau hanya dengan berdasarkan kesaksian satu orang saja, siapa pun ia dan bagaimanapun terhormatnya. Kitameminta paling sedikit dua orang atau empat orang dalam menetapkansesuatunya" Dan tentunya agama Allah jauh lebih penting daripadadunia manusial

Selain .itu, masih ada banyak persoalan yang sama sekali tidakboleh dianggap enteng, mengingat konsekuensinya yang berat. Sungguhsaya merasa geraJn dan sesak napas, ketika membaca hadis yang me-nvebutkan bahwa seorang Yahudi telah berhasil melakukan sihir ter-hadap Nabi saw.; sehingga membuatnya tidak mampu melakukanhubungan intim dengan istri-istrinya, selama jangka waktu - yangdiperkirakan oleh Ibn Hajar - mencapai enam bulan lamanya!

Sedemikian itukah cara menjatuhkan mereka yang telah beradadi puncak?

Sebagian orang berdalih: "Sebagaimana seorang berbudi rendahdapat melemparinya dengan batu, atau sebagaimana seorang penjahatdapat melukainya, demikian pula sihir dapat menguasai kehendak danpikiran seseorang."

Bab III. Perihal Nyanyian 83

Hal ini mustahil. Apalagi dengan cara menggunakan perantaraanruh-ruh .jairat atau jin untuk menguasai sistem saraf seseorang. sehinggameirjerumuskannya daiam keraguan dan kebingungan.

Sungguh saya aerasa senang bahu'a Syaikh Ntluhammad Abduhteiair menolak hadis irri. 'I'etapi saya pun merasa sedih karena tokohoesar ini oleh sebagian orang telah diragukan keimanannya, justru di-sebabkan sikapnya vans hendak rnenlaea kehormatan pribadi Rasulsaw.l

Sa,va mendcngar Syaikh NXuhammad Ahmad Utsman, seorangansgota pengurus ,4|-Jam'iyyah Asy-$y(ff';ryah di Mesir, mengatakanbahwa <lalam

.sanad hadis tentang sihir di atas ada hal-hal yang meragu-

kan. Maka sava f:erkata kepadanva: "Saya bukan seorang ahli di bidangini. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah kenyataan bahwa dalamperrwayatan hadis ini disebutkan bahwa turunnya kedua Surah, yaituAl-Falaq dan An-Nas, terjadi di X,Iadinah. Sedanekan yang tercantumdaiam 'fllilm ,4|-Quran dan demikian puia menurut pzua penulis mush-hcf-m u s h h af , ke dua-duan.v a t urun di NIak kah. "

Cukup larna saya mengkaji kitab-kitab hadis. Saya berkeyakinanbahwa di dalamnya tersimpan amat banyak peninggalan berharga dariNabi saw. Dengan petunjuk fitrah dalam diri saya, saya menjauhiriwayat-rirvayat yang lemah dan mensambil yang shahih. Tak berlebih-an kiranya jika saya katakan bahwa fitrah saya telah diasah dan diper-tajam oleh pernbacaan Al-Quran yang terus-menerus serta kecintaansaya yang tulus kepada wahyu yang diberkati ini. Ditambah lagi denganpengkajian vang cukup mernadai terhadap metode-metode keempattokoh besal para imam fiqh dan selain mereka dari pakar-pakar Al-Quran dan para pemikir vang ulung.

Karena itulah saya menjauhkan diri dari beberapa hadis yangsebelumnya telah ditinggalkan oleh Abu Hanifah, Malik, dan selainnya,meskipun dirawikan oleh para pengumpul hadis.

Para imam itu telah meninggalkannya dengan cara yang halus dansoparr. Di depan saya sekarang, tersaji penafsiran Al-Manar atas firmanAllah SWT: . . . Sesungguhnya, para wali Allah, tiada ketakutan atas dirimereka dan tiada pula mereha bersedih hati.

Berkata Syaikh Rasyid Ridha: "Kami tidak melihat di antarahadis-hadis sahih, ada yang tampak lebih dekat kepada ucapan kaumsufi ketimbang kepada firman Allah SWT, seperti hadis qudsi yang didalamnya disebutkan: Barangsiapa memusuhi saluh seorang dari wali-Ku, maka Ahu menguntumkan perang terhadapnya . . .

Hanya Bukhari sendiri yang telah merawikan hadis ini. Dalamsanadnya, sebagaimana juga dalam matannya, terdapat gharabah atauketidakjeiasan. Menurut Al-Hafizft Ibn Rajab, hadis ini hanya Bukharisendiri yang merawikannya. Tidak ada dalam kitab-kitab para pengum-pul hadis selainnya.

Selanjutnya Ibn Rajab berkata: Hadis ini termasuk di antara hadis-

84 Studi Kritis ttas Iladi.s l\iahi sa.il

hadis dalam shnhilz (RukhrLri\ \ anrl lerlr{? s*k qhar.ik. per-au,i t,rlr'galn_ve"ialah Ibn Karimah dari l(haliri hin \'iuklrallarl. \iarnr:r],a (Khalid) ricrkada dalam Xlusnacl Ahmad Bair.!ca.n Imarr-; \hma_<j r.iat scir.inn!.a rrien(le-cam pribadinva. Mereka herkata": "Ia mer?*,ikan bcherapa har.lis ',,anqmungkarl" Kernudia.n katanya la.qi: "iladis rersebut riir-a',vikan trrliameialui beberapa jaian lajn. tetani serrirrailva riciak tcrhindar clari keiam-an." Dalam buku T-al'tcizth ,lt'T'ahc:tb^ Al-llott;zl: menvehutka-n be-herapa perbedaan q,a1a eirll larlt u.,i fo,,lil (:lwrl \. ane ,.rrcnilai pa,rperawi) menqenai diri Khalid. ci.lkup ban'ak \.ans menvebutkann'asebagai Ferar,r'i hadis-hadis rnunskar. Dalarn [rrrku ,4i-,4liziyt, Adz-r]).a-habi menyebutkan: 'oHac]is riw;iyat Khalid. clitr.rliskan tetarri riclak d.i_jadikan hu.i-iah." I)an seterusn\.a- . . .

Berkata Sva-ikh Rasvicl sclanjtrrnva:'"Adlr>un ki.kahur:an rl.nla"u,matan hadis qudsi ini, ialat-,' cialam bagian firman-Nva: .,. Ad.attunhamba-Ku berutrt&ya, terus-nte nerus mencieltol.ks.n, diri kt:patla-Ku. denqonmengerjnkan shalat-sJ'taiat sLtnneh sed,e,mt,kt,in sclingqa .1ku. mencintoi-n.;ua. l\'Iaka iika Aku reluh ruencirttttinre, la,ciluh .'L.ktt bettc!t:ngarann.uavanq denqan ilu ta m(tL(l/nqar. pcrtol2tialttttnt,q y,6rtq tlettqon tltt iumelihat . . . dan seteru_snya" N{ereka {vakni selragian kaurn sufi) men-jadikannya sebagai dalil tcrrtang l.er.jaclinva 'hulul' dan 'ittihhd'iyaknimeluluhnya pribadi seseorans dalam T'uhannr,,a dan manunqgarnvahamba densan Dia - penerj.\ Para ulama telah menaklvilkan hadisini. Dan saya p'n telah menielaskar.r penakr.viran ,vang pa-iing patr.ittentangnya, dalam pe mhahasan sa)/a nrensenai kecintaan kepa,ia,Allah. " ."

Demi keadilan dan kejujuran, saya hartrs menegaskan rentaris. ke_dudukan kitab shahih Rukhnri. 'fak dirasukan, bahwa ia arlalah kitalrhadis yang paling teliti.

Dan demi keadilarr dan keju.juran pula, ha'us ditegaskan hrahwa.kitab-kitab hadis yang ada sekarang, memuat ribuan harlis yang baikdan representatif. Para ulama terdahulu telah amat bersusah pavahdalam pencatatannva. Namun tak akan sempurna pemanfaatannyakecuali dengan kerja sama vang baik antara para ahli fiqih dan ahli hadisbersama-sama, untuk meneliti dan memilih makna-makna serta maksud-maksudnya yang tepat"

Tragedi yang menimpa kita. dan yanq kita khawatirkan akibatburuknva terhadap era Kebangkitan Islam ini, datang dari arah se-kelompok orang yang menamakan dirinya "persaudaraan Ahli Hadis".Ada tiga cacat mereka yang kami perhatikan: Pertama, besarnya per-hatian mereka yang ditujukan kepada riwavat-riwayat lemah, lalu men-jadikannya dasar bagi penetapan berbagai urusan yang amat penting.Kedua, kurang tepatnya pemahaman mereka terhadap hadis-hadis, jisamping kefanatikan dalam mempertahankan kesalahan-ke salahan

9d* pemahaman itu. Ketiga, ketidakmampuan mereka menceraphikmah-hikmah yang terkandung dalam ayat:ayat Al-euran, sehingga

Bab IIt. Perihal Nyanyian 85

incmbuai- .jarak 'vang L'ukr.rj,, .lauh antara n:ereka dan tujuan-tu.juan Al-Quran iru scnr-ltri.

&'lungkin pula i:alni metamba.hkan keluhan-i<eluhan lain iagitentanq mereka.. Yaitu" balrrva di a.nta"ra rnereka ada yang memper-tontonkar-r perilaLu hurukrn'a. denqan menuiukan cercaan kepacla pararma.m llesirr. .{d;i pr:ia ri;rri r:rereka, i"'a-ng berupa\:a men-/€rrbunf i[snlicrendaiia.n butlint'a di balik sikap l<eras kepalanya. Antara lain, daialnmembesar-lle !:arkan pe lbaeai tliikum yal:is terb:rtas atau menonjol-nr,rniolka.n pcrbe rlaan peridapai yang tidak pentrng"

i\ai';, :rbarkl-Irf,a sa.va iebrh ilrrterus terru-ig daiam men3elaskan apa

)'an!l sava kharv;rtir:katt. iit:iri:r'apa rva.ktr: :r:u1.s lalu" di hadapan seke-l3ippok orans vang n:enarnal<a.n dinnva "Al-lslamiyvun" di Aljazair',scscciranq l;r:rtcriak rlengan Iantarrgn\,a: "\,/anlta. menurllt Islam, diciptauntuk rrrclal.rirkat-, laki-laki! Iirlak arl.a tugasn)"a seiarn inil"

'l'e'riakan seperti in1 aneiinva -'- berkumandanq pada saat serbu-an inteickts3l va11g oersriat keaqamaan a,tau ko"nunistis yanq menjanji-k;rn kepaeia kaum w';rnita peil,'rareai ibnu da-n peningkatan kernuliaan diri,serta penvemplri"naan lqeirri'badia.n dan partlsina.si clalarn memhranqun diata:; bumi clan mcirakiui..;<an rrl&{ip, anskasal

Sa1'a rrerkata kepacia merei<a, sementara nati sava penuh rasaduka: "lientrkanlerh kecriaan inr" sebeium Aljazair rnenjadi murtad dancirialalr kcn: baii uieh f'ranc is : "

Pcnr'uicara varrg pertu crrkasihani inr, tlan )'ang rnengatasnamakantrsianr, Li,-iak nen.qerahui kecr-u.li saru iraciis s4ja - varrg sebetulnyapaisi,i - bairiva pererrpuari rrdak ooieh meiihai seorarls laki-iaki da:ri,idali seorang takr-lakl pun boien meiiiiatnya. lJan bahwa ia semata-rnata dicipta untuk ditiduri r:lcir seorang pejanran, tioak lebih dzuipadaitLrl

,\cia lagi seorarlg pernbieara iainrrya, clar-i ketornpc",k tersebur, yangberpettdapat i-ra-irvva keber:ut.qi,aial iiasuiLliiai si.lv. ke iladar, nenun-jukkarr [-ra]rwa lsiarn meruboiehk;.ir diiakukairnya scrbuai] petang tanpaalasan atau pembcritanuarr telieLriir danuirr. ijahkan nai ini membuktikan bahr,va lslarrr tc-iair legak denuan kekuatair peciangl

Petnairarnan rieiir u sLi)€rLi irrr terjarii, semental'a rrapas kaumNduslim terserrcai-sengai akibat kera.sriya serbuan asing terhadap mereka.I'id;lk manr!iLr lnembuat tomirah cian ridak pula inemenangkanargumciiiasi . . .

Narnrrn, sebailinya saya tidak rnerreruskan daftal keluiran ini;sebab ia akan rnenjaoi pa.rgang sekali . . .

Adalair kewajiban. orang-orang yang menujukan perhatrannyakepada hadis-hadis dhc'ti Ltntuli rncnjauhkannya dali iingkungan akidahdan hukum syariai. t{al ini mengingat bahwa urlisan jiw"a, harta dankehormatan diri rnanusia tidak sepatutnya ditentukan oieh berita-berita

86 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

yang belum pasti dan masih diragukan.

- nemikian pula prinsip-prinsip pendidikan, tradisi-tradisimasyara-kat dan upacara-upacara keagamaan yang diselengearakan dan diiraciirroleh masyarakat luas dan yang dapat dianggap sebagai aktualisasi dariprinsip-prinsip dasar Islam serta tujuan yang ingin dicapainya daiarnlridup ini.

Boleh saja menggunakan hadis-hadis ctha,if daiam neibagai naiyang tidak penting, atau demi menambah perhafian orang kepada apayang relah ditetapkan oleh daiil-dalil kuat dalam Kitab Ailah d;nsunnah itasul-l{ya. Dernikian itulah prinsip yang digunakan oieh parauiama kita sejak dahulu.

Tetapi, berbaeai kelompok dari kalangan awam, atau mereka vanEm:mpunyai kepentingan tertentu, telah menyimpang clari priusip ini.sebagai akibatnya, tidak sedikir permasaiahan yang memtangkirkanemosi masyarakat umuTr, sedangkan hai seperti itu tidak pernahdihiraukan oleh para salaf kita di masa dahuiu.

Tragisnya, semua itu berlangsung derrgan mengorbankan prinsip_ylr,nsip utama agama Islam di bidang aqidah dan syari'ah, di sampingbidang-bidang lainnya termasuk administrasi pemeriniahan, ekonomidan politik.

Bahkan tidak beriebihan jika dikatakan bahwa hal tersebur Jugatelah menirnbulkan pengorbanan di bidang akhrak dan tazai,yaa ip."nyucian jiwa) yang teiah dicanangkan oleh Rasul muiia pembaw:a risaiahnan agung.

Di antara kaum awam itu, sebagai contoh. ada vang sangat me-nyibukkan diri dalam masaiah "mengangkat kedua tangan sebelurn atausesudah rukuk." Perhatiannya pada hal itu jauh lebih besar daripadaperhatiannya kepada cara mendatangkan khusyuk di haaapan Aiiahswr, misainva. sedangkan perbedaan pendapat ulama. daram hai itucukup diketahui.

Penyirnpangan dari prinsip para salaf ini timbui dari perhatianorang yang terlalu besar kepada peibagai riwayat hadis dha'ifdi sampingtersiarnya suatu ungkapan yang tidak dikenal di kalangan para

-ahli

agama di masa-masa lalu, yang menyatakan bahwa nadis-t-riais anaa(-vakni yang dirawikan- oleh orang per orang) harus pula dianggap men-datangkan keyakinan ilmiah, sama seperti hadis-hadii mutawaiiil'

Setiap hadis sahih memiliki nilainya tersendiri. Menjadikannyasebagai landasan p engam alarr sesuatu dalam bidang furu', mem ang d ap atditerima dan dibenarkdn. sebaliknya, meninggaikan hadis seperti itr"rpada saat ia dihadapkan kspada dalil lainnya yang lebih kuat, jugarnerupakan hal yang biasa dilakukan oleh para ahli fiqih kita. reiap*i,menganggapnya sebagai hai yang "mendatangkan keyakinan ya"gpasti", seperti halnya hadis-hadis mutawdtir, sudah barangtentumerupakan sikap ekstrem yang harus ditolak.

seorang dari mereka yang berpegang pada pendapat bahwa hadis

Bab III. Perihal Nyanyian 87

perorangan mendatangkan keyakinan pasti, pernah berkata kepada

,u1ru, ,'seorang guru - walaupun seorang diri - dipercaya dalam

mengajar muridnya. Dan seorang duta - walaupun seorang diri - di-

p.r."yu sebagai sumber berita bagi negaranya. Demikian pula seorang

wartawan. dipercayai dalam membawa berita yang disiarkannya. Dan

begitulah seterusnya. ""Benar," kataku, "tetapi cara menyampa:kan riwa,vat-riwayat

(hadis), dari nama yang satu ke nama lainnya. tidak dapat disamakan

dengan contoh-contoh yang Anda sebutkan-"Kalarrpun kita bersedia rnenganggapnya sama dari semua segi,

namun haf tersebut tetap tidak menimbuikan keyakinan yang pasti.

Seorang guru adakalanya tersalah dalam pengajarannya, kemudian iasendiri-mimperbaiki kesalahannva itu, atau mungkin 3uga seorang lain-

nya. Seorang d,rtu selalu berada dalarn pengawasan negalanya, dan ada-

kalan-va keterangannya itu disangkal. Demikian pula berita-berita pers.

Bermacam-macam faktor yang meliputinya, yang berkaitan dengan

kelayakannya untuk disiarkan, diterima ataupun ditolak, semua itumenjadikannya lebih dapat dipercaya'

Di bidang persaksian, walaupun kita telah berusaha sungguh-

sungguh untuk memilih saksi yang adil, namun krta tidak mencukupkancliri dengan hanya seolang saksi saja. Bahkan aciakalanya krta menuntut

ac)anyaempat orang saksi sekaitgus, seirinega dapat menenteramkan hati

terhadap kebenaran suatu berita.Rdanya dua orang atau bahran empat orang saksi sekarrgus hanya

menimbulkan dugaan yang paling kuat, namun tetap tidak menimbui-kan keyakinan yang pasti. walaupun demikian, uPaya menjaga ke-

amanan masyarakat tidak akan sempurna kecuali ciengan cara seperti

ini. Yakni dengan menerima dugaan yang paling kuat. Atas landasan

itulah semua hukum syariat dan perunciang-undangan dapat ditegakkandi antara manusia.

Hal itu tidak sama dengan upaya membangun akidah di dalam hatiyang pada gilirannya akan merupakan landasan bagi tegaknya suatu

Lu"[ti. Akidah haruslah berlandaskan kevakinan murni yang tidak tcr-

campur oleh sedikit pun keraguan'Bagaimanapun juga, akidah-akrdah trsiam bersumber dari bertta

yang diiampaikan secara mutawdtir serta dibenarkan oleh akat. I'rdakada"akidah yang hanya berdasarkan riwayat perorangan atau rekaan

pikiran.Seianjutnya, hukum-hukum syariat berperan daiam menentukan

perjalanan-umat secara umum, juga yang berkaitan dengan perilaku per-

Irurg* secara khusus. Untuk itu, kita memiliki nash-nash yang di

antar:anya bersifat jelas dan pasti, baik dari segi sumbernya maupun dari

segi rnakna yang dikandungnya (qath'iy ats-tsubut wa ad-dalttlah).

AJa juga yang hanya berdasarkan dugaan, walaupun kuat, dari sumber-

nyu Lunpnn isi yang dikandungnya (zhanniy ats-t;subilt wa acl-daidlah).

88 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

Atau yang sumbernya bersifat qath'iy tetapi maknanya zhanniy, atausebaiiknya: sumbernya zhanniy dan maknanya qath,iy.

Menyimpulkan dan memanfaatkan hukum-hulum dari sumber-nya, haruslah berdasarkan ilmu yang khusus untuk itu, dan harus pulamelewati_,periwayatan orang-orang tepercaya yang dapat diketahuimelalui disiplin iimu tertentu. Semuanya hany'a alketalui ol.h pu.oahlinya dan karena itu pula diha..rskan kepada orang-orang awam agarmau mendengar dan menaatinya.

Dalam hubunqannya dengan apa yang disebutkan di atas, akhir-akhir ini sava melihat- adanyi oturg vang menamakan dirinya AmirJoma'ah (pemimpin kelompok). usaha matl-matian yang dilakukan'vadengan penuh semangat ialah memopulerkan niqhb atau"c"d"r, ;;;,;t;;muka bagi wanita,.atau gamis prrtih yurrg panjangnya sampai rnata-kaki bagi kaum pria, atau

''".rghuru*t "" p.rtiuru,''.*ur, bagi laki-fa\i -m33f

un perempuan, atau membiarkan janggut terus tumbuh. tidakboleh dikurangi sedikit oun sampai datangnya ajii s.seorangl

Apakah hal-hal seperti ini lavak dijadikan dasar dan tujuan bagiterbentuknya kelompok-kelompok?

Yang tak kurang anehnya ialah bahwa beberapa hadis lemah atar.lrnasalah-masalah khilafiyah dalam furu' mengaiami kebe^rntunganataupun kesialan, yang menyebabkan sebagiannya terus disebu, ,.rr"r,sementara yang ld"ll_u dilupakan. Anda tak mungkin mengerti.mengapa yang ini terus_hidup, dan yang iiu mati begitu sija?

Kaum awam di Mesir mempunvai kebiasaal me,:ayakan malamNisfu sya'ban dengan cara yang meriah. padahal malam ini tidak mem-peroleh penghormatan vans sama di beberapa negeri Muslim lainnva.Italam salah satu percakapan dengan seorang kaivan yang termasukulama di kawasan Teluk, ia berkata: "Rupa-rupanyu rruair-*rradis parsumendapatkan pasaran yang lumal,an di negeri Anda.,, Saya menja-wab;"Sayang, di negeri Anda pun demikian juga!',. -"'fetapi karni memilih dengan cermat hadis-hadis ,',ang kanri jacii-kan landasan untuk penetapan hukum-h,kum yang b".luk'., <1i negcrikami," kilahnya.

Mendengar itu, saya tertawa sambil dengan cepat menjawab:"Saya kira, hadis-hadis yang berkenaan dengan

",nutu,,' Nisfu sya,bin

masih lebih kuat daripada vrng menyebutlian tentang pengharamannyanyian!"

"Ini tidak benar!" protesnya, "pengharaman nyanyian seita alat-4a! yang digunakan untuk keperluan iti, ielas ada di dulu* sunnahI\'abawtyyah."

"Mari kita sama-sama memb aca apa yang ditulis oleh Ibn Hazm.tentang rnasalah ini, kemudian bandirigkanlah dengan ucapan Andatadi," kataku.Telah berkata Ibn Hazm: ',Menjual alat catur, seruling, gambus,

ketipung dan sebagainya, aclalah halar. Dan barangsiapa meng"hai.urkan

Bab III. Perihal Nyanyian 89

sesuatu dari alat-alat itu; diharuskan membayar sebesar kerugiannya"Kecuali yang dihancurkan itu berupa patung yang berbentuk. Dalamhai ini ia tidak harus mcmbayar ganti rugi. Adapun rnengharuskan pem-bal,'aran ganti rugi atas diri orang-yang menghancurkan alat-alat tersebutsebelumny'a, hukumnya wajib. Sebab, itu semua termasuk harta bagiperniliknya."

Kata Itrn Hazm lagi: "Demikian pula, dihalalkan menjualbelikzLrrbudak-budak perempuan yang berprofesi sebagai penyanyi. Hal itu ber-ciasarkan firman Allah: Dia-lah yang telah nnenciptakan bagimu segala

1;ang di bumi (N-Baqarah: 29). Juga firman-Nva: Allah menghalalkanju*i-beli (Al-Baqarah: 275). Dan firman-Nya: Dan sesungguhnya Ia{Al!*h} telah merinci apa saja yang diharamhan-Nya atas kamu (Al-A:ii'im: 119). Itu semua menunjukkan bahwa hukum asal segala suatuadaiah mubah (tidak terlarang)" T'idak ada pengharaman sesuatu kecualidengan ruasft. Sedangkan Allah SWT teiah merinci apa yang diharamkan,dalarn Kitab-Nya rnelalui Nabi-Nya. Dan tidak ada nash yang meng-haramkan apa yang telah kami sebutkan di atas, di antara barang-barangvang diperjualbelikan.t' '

Kemudian, Ibn Hazm menyebutkan bahwa Abu Hanifah jugarnewajibkan pembayaran ganti rugi atas orang yang memusnahkan{rnenghancurkan) alat-alat nyanyian yang disebutkan di atas.

Katanya iagi: "Adapun orang-orang yang tidak setuju dengan pen-dapat ini, mengemukakan pelbagat atsar (hadis) yang tidak sah. Atauada sebagiannya yang sahih namun tidak ada kaitannya dengan masalahini. Di antaranya adalah yang dirawikan oleh Aisyah r.a. bahwa Nabisaw. bersabda: Sesungguhnya Allah SWT telah mengharamkan perbuat-an menjual budak perernpuan yang herjanya sebagai penyanyi,menerima harganya, mengajarinya menyanyi dan mendengarkan ia ber-nyanyi.

Ketika mendiskusikan hadis ini, Ibn Hazm berkata: "Dalamrangkaian sanadnya terdapat nama seorang perawi: Laits. Ia adalahdha'if. Juga Sa'id Abu Rizin, seorang tak dikenal; siapa ia sebenarnya?Dan seorang lagi yang disebut sebagai "saudaranya". Sedangkan AbuRdzin yang disebut namanya, tidak dikenal kepribadiannya, apalagisaudaranya yang tidak disebutkan namanya?!,

Dari Ali bin Abi Thalib diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. ber-sabda: Apabila umatku melakukan lima belas perkara tertentu, niscayamereha ditimpa bencana . . . Di antaranya: . . , apabila mereka telahmemelihara para biduanita serta alat-alat musih, hendaknya merekamenanti datangnya angin merah, perusakan dan penghancuran . . .

Berkata Ibn Hazm tentang para perawi hadis ini: "Lahiq binHusain dan Dhirir bin Ali serta Al-Himshiy adalah orang-orang majhul(yang tidak dikenal kepribadiannya). Sedangkan Faraj bin Fudhnlahadaiah matruk (tidak diambil riwayatnya).

Dirawikan dari Mu'awiyah, katanya: "Rasulullah melarang sembi-

90 Studi Krths atas i'iaas l\'aat saa.,

lan macam perbualall, {-iillr d.r\11 Kriti rrrciai.nig (illiiu ,^rerakukartir'ya."Kemudian ia menycbut di <1r1ialir-iiya: ii) dti) itua tlair ^atapBil.

Berkata I'un liazm: nt <i1rLila par* pen<rr!iiri'a turdapai lviuiram-rnaci bin foIuira.1ir. la scural;g cittt"'t1 licnirii ''ir,a)-c'-i1iy'a)" icii,rrrgi':liI{aisin adaiah seol.ajrg majlrt+i itiuaii {tri,iiiiti i.'ti;riijalirai. r}'al.

Abu Daud merawikaii cicngan sli;*\rri,\* s.rl,;pr- i..epadii reol;tirg"syaikh" dari ibn hias"ud, katarryn: .!Ki,t litl;raii fl;cildLt:ga: E-osui:lllatrSaw. bersabcia, jcslirgguitrtiu, t!)(/rL.\rut. l,it,tr-tllttui'kut, itr;l,a;tu1 ii<uti

dulam hati."Ibn Flazrn berkata: ''Rirvalar v.rtig ucrasai dai'r seorang 'syaii<it'

ini, sungguh anehl Siapakair gerilJi5lan syarkir irtii!''Dari Abr.r i\,ialik Ai-Asy'ariy; ia urenclcngal iuabi saw. bcrsabda:

Akart ada sekeiontpoh ureng tiarz urnatku yl:;tg i;Lc;'iii,ii,u'i7t kiranrsementara mereku metLarndkdnnya de ilg&rL iki?i7a iatlL. i\ltrcl';.a rll€lak'u-kannya sambxl mett(iengurhai't srtara rrlas;i7 y{ing d;ni,,urr)t*tt' di iiatiuparLmereka serta tlyutlyian S;art,g cltriyurtytLatL aicn Para utLti;Ltttita. ;)tirsga'takibatnya, bumt ahan climusnahkan oLe rL ALLuh.

Berkata ibn Hazrn seraya rnerrci.iskusilian sa;iad hadi; iiii: "N{u'a'uvi-yah bin Shbleh adalair seorang dir,u'tj'. Selain iiu, ;rucarttan daiam i,at-iirr

tersebut beium tentu ditujukan te rhadapr pcrmairran niusik ataupemilikan budak perempuari yzrng berprofcsi sebagal iren)anyi" Lebihbesar kemungkiriannya ditu.;ukan terhadap pelbuatan Iriereka cialan:menghalalkau kh,an"Lr. Aciapun pelletapan suatu hukum agarna tidakboleh ciilakukan berdasarkan dugaari sernata-mata."

Anas bin lvlelik merawikan bahwa Rasululiair saw. pernah Lrcr-

sabda: Barangsiapa duduk di tempat seorallgbiduanitu cian mendengar-han nyanyiannya, maka Allah Sll'7' akan Tnenuanglzan timuh yantsedang meleleh ke telhLganya, kelak pada llari Kiamat.

Ibn Hazm mengorneritari hadis terscbut: "Ini adalah hadis paisusecara terang-terangan. Tidak pernah dikenal (di kaiangan para ahlihadis) sebagai riwayat meialui Anas."

Dirawikan dari Mak-hul bahwa Aisyali pernah berkata: "Telahbersabda Rasulullah saw., Barangsiapa meningga! dunia sedanghan iamemiliki seorang budak perernpu(tn penyanyi, maka janganlah kamume ns halat i j e naz ahny a."

Berkata Ibn Hazm: "Mak-hul tidak pernah berjumpa denganAisyah. Di dalam sanadnya terdapat dua nama: Hasyim dan Umar yangtidak dikenal (majhul)."

Ada lagi sebuah hadis yang tidak diketahui sanadnya, sebagai ber-ikut: rRasulullah melarang dua suara yang terkutuk: suara seorangperetnpuan yang meratapi orang mati dengan suara keras dan suarapenyanyi perempuan.

Dari Abu Umimah, katanya: "Aku pernah mendengar Rasulullahbersabda: Tidak dihalalkan menjual budak perernpuan penyanyi,atau membelinya. Uang harganya adalah haram, Sabda beliau itu sejaian

Bab III. Perihal NYanYian 91

rlerrgan firman Allah dalam Kitab-Nya: " . . dan di antara manusia ada

yang membeli ucapan yang sia-sia untuk menyesathan dari jalan Allahtanlu iln'ru yang d,imitihi,, serta merliad'ikannya bahan oloh-olok. (Luq'man: 6). Demi Tuhan ltang jiwaku di tatt'gatt'Nya, tidak seorang punmengan'gkat suaranya dalam suatu nyanyian, kecuali ia disertai dtta

setan yang ierus-menerus memuhuli dada dan punggungny!: sampai ia

diarn."Ibn Hazm relah meneliti hadis ini dan mendapati semua perawi-

nya dha'if , majhul atau matntk.Barangkali hadis yang terpenting mengenai hal ini, adalah yang

tlirawikan oleh Al-Bukhari (secara mu'allaq) dari Abu Mafik Al-Asy'ariyang mendengar Rasuluiiah saw. bersabda: Akan ada di antara umatkuorang-orang yang rnenghalalkan sutera (untuk kaum pria) , khamr dan

permainan musih,Menurut kebiasaan, hadis-hadis yang dirawikan oleh Bukhari se-

cara rnu'allaq dapat diterima, sebab pada galibnya sanadnya bersam-

bung. Tetapi ttl.). Hazm berkata tentang hadis ini: "sanadnya di sini

terputus, tidak bersambung antara Bukhari dan Shadaqah bin Khelid,perawi hadis ini."

Kami beroendapat, mungkin yang dimaksud oleh Bukhari ialahgambaran yang menyeluruh dari sebuah pesta yang diisi dengan acara'

icara minuman khamr serta nyanyian-nyanyian yang diiringi dengan

perbuatan kefasikan. Pesta seperti ini, jelas haram sesuai ijma' kaumiVIuslim.

Mengenai pengharaman nyanyian itu sendiri' Ibn Hazm berkata:

"Tidak ada sebuah hadis sahih pun mengenai hal ini. Semua yang

dirawikan tentang pelarangan tersebut adalah maudhu' (dipalsukan)'Demi Allah, seandainya semua itu atau bahkan satu saja darinya me-

miliki sanad yang dirawikan oleh orang-orang tsiqah (tepercaya) niscaya

kami tidak ragu sedikit pun untuk menerimanya.Kemudiin Ibn Hazm memperhatikan ayat Al-Quran yang mulia:

. . . d.an di antara manusia ada yang membeli ucapan-ucapan yang sia-

sia agar d.engan itu menyesatkan (manusia) dari jalan Allah .. . KataIbn ilazm: ';Itu tidak ada hubungannya dengan nyanyian. Nash ayaLitusendiri menjelaskan apa yang dimaksud olehnya. Yakni bahwa orang

yang hendak menyesatkan (manusia) dari jalan Allah dan menjadikanuyui el-qrrran sebagai bahan olok-olok, ia adalah kafir dengan ke-

sepakatan kaum Muslim."Katanya lagi: "Seandainya seseorang membeli sebuah mush-haf

Al-Quran untuk tujuan menyesatkan dari jalan Allah, niscaya ia kafir."Dalam kenyataannya, Allah SWT tidak pernah mencela seseorang

yang menghibur dirinya dengan suatu jenis hiburan agar dapat mem-

|utrinnya - setelah itu - dalam mengerjakan kewajibannya secara

serius dan bersungguh-sungguh. Sedangkan semua pekerjaan dinilaisesuai dengan niat yang menyertainya. Oleh sebab itu, tak ada salah.

92 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw"

nya seorang fuIuslim berjalan-jalan menikmati taman yanu diniilikinvaatau bepergian dan berpindah-pindah dari srraru ternpat lie tempat lain-nya, semata-mata untuk rnenshibur diri dari menehilan,gkan kelelahanvang dirasakannya.

Pada hakikatnya. nyanvian adalah sama saja riengan omongan.Yang baik darinya adaiah baik, dan yang buruk darinya aclalair br-irukpula. N{emans banvak terdapat nyanvian yang sarat dengan rlosa, di-nyanyikan pada malam-malam yang penuh cieng^an kezaiiman clan ke-geiapan hati walaupun di tempar itu terdapat cur<rip ban.vak caha,vaiampu. Yang terdengar hanyalah jeritan hawa nafsu rencrah ataudesahan yang{"timbul dari keinginan yane haram.

Te tapi, tidak sedikit puia nyanyian vang dinyanyikan dengan carayang sehat. kata-katan-va pun mengandung makna-rnakr:a yar-ig mulia.Kadang-kadang menggambarkan tentang perasaan.perasaan yang haiusatau bersifat ieligius ataupun menimbulkan semangat perjuangan, yangditerima dengan senang hari oleh para pendengarnya ciarr membalvimereka bersama iramanya ke arah cita-cita yang tinggi.

Fernah saya bersama beberapa orang kawan makan sianq di suarupenginapan 1.ang sederhana dan konservatif, di Jalan piramida. Sayup-sayup terdengar suara penyanvi yang menarik perhatian kami. saya punmendengarkan dengan saksama. seolah-olah itu adaiah suara seorangpenasihat yang sedih, yang berusaha menentang arus kegila-giiaan dankecengengan.

saya berusaha memahami'kata-katanya ya^g kelua:' da'i sebuahalat perekam (tape-recorder) yang telletak di sebuah sudut ruangan.Ternyata itu adalah bagian dari syair karangan Ai-Btshiri yang meng-gabungkan antara syair asli berjudui Al-Burdah dengan gubahanny:asendiri. Kedua-duanya (pengarang Al-Burdah dan Al-Bush_iri sendiri)mengisi bait-bait syairnya yang amat masyhur dengan puji-pujian bagipribadi Rasul yang mulia; antara lain:

lft 0s oLi.b ,r.'- .fu d dy- U :s .&) .iitDengan kartsmanya yang agungIa tampak selalu dikelilingi para pengawalDari sepasukan tentara dan pengikutWalau kaujumpai ia hanya seorang diri

Demikianlah, ketika itu tidak ada lagu-lagu yang membangkitkannafsu. Benar-benar suara si penyanyi yu"g -..ty.tr*-dungkan dta danmunajat, merupakan gabungan antzua iman dan cinta, meribuatku teng-gelam dalam suasana ratusan tahun lalu. seolah-olah aku sedang dudu-i<.berhadapan langsung dengan Rasul yang mulia, saat beliau sedanlg dalammajelis ruhaninya, membimbing ddn mendidik, membina g.n..iri yurrgakan menegakkan suatu peradaban yang tinggi dan beitakwa, serti

Ba.b III. Periha! NYanYian 93

menanamkan br:nih-betrih kemanusiaan vang baru' yang kelak akan

**roprrmenYelamatkancluniadaritiranikaumltomawidanPersiamasa itu.

Memang behau amat sederhana clalam hidupnya' Duduk seperti

duduln_va u".,rur.g iramba sahava dan makan seperti seorang hamba

sahal'a. Namun cahava-caha1-a karismatis yar-lg memancal dari seiuruh

anEgota tubuhn-va, menyiiaukan mata yang memandangn,va dan mampu

*Ji",t rru, par'a raja dan kaisar bersirnpuh di kaki beliau ' ' ' I

Nyanvianlembutclarrbersahajayangkudengarwaktuitumasiir*uju m.*t ekas di hati setiap kali iku me'gi'gatnya' rvalaupun telah

menjadi iieuaugan masa lalu. I

Telah berkata Asy-svithibi. dalam jilid pertama dari bukunya,

,71-l'ti.sltam: Sekelompok orang mendatangi umar bin Khathab r.a.

cian berkata kepadanya: "trVahai Amir Al-hiukminin, kami mempunyai

s€orang 1nam, ietia' kali selesai rnelakukan shaiat. ia bernyanyi." Utnal

lrqrtur"rla' "Siapa dia?" h'lereka pun menyetrut nama orang itu' Iaiu

Umai Lerkara kepada orang-orang di sekitarnya: "N1ari kita pergi ke-

fuaury.u. Kalau kitu *.ny',",ruh orang lain menghadirkannya, nanti ia

menyangka kita telah memata-mrtainrrr3""'seg.era tjrnar pergi bersama sejumial"r sahabat Nabi saw. Dan

mereko'-rn.njurnpai'otu,rg iru serJang tluduk di masjid. Ketika melihat

Umar bersama rombongan, ia bangkit menyambut kedatangan mereka

seraya berkata: "wahai Amir Al-Mukrninin, apa keperluanmu, dan apa

yang menl'ebabkan kedatanganmu? Jika kami yang memerlukan se-

u.rutu a-i*u, kamilah yzrng seharusnya datang' Ol jika ;\nda yang

-"*p""yui keperiuan, rnaka Anda, Khatifah Rasulullah, yang paling

layak kami hort'irati I o'

''Aktl telah men{lengaf Sesuatu yil'tg tidak baik tentang dirimu,''

kata Umar."Apa itu' rvahai Amil Al-Mukminin?" tanva orang itu'".{pakah engkau bermain-meLin dalam ibadatmu?"',T,idak, ya Amir Al-Nlukminin. Saya hanya menyanyikan syair

sebagai nasihat yang kutujukan kepada diriku'""Biarkan kami mendengarnya. Jika itu ucapan yang baik' aku pun

ikut mengucapkernnya" tetapi jika itu buruk, aku akan melarangmu'"

Maki orang itu membacakan syair sambil melagukannya:

a{}

d^&l>.

LC..{

.-#. il,.1.J! ("'{."

rii r r-,rt*j

,-l-,;Lo t-*-I.f ilts:(-..Y Y1 ,--.r-Jr ,t.ri )

! ,--Jl i r.rs- ;-Jr -e t Fl l-rA t 'Pt GIL',-,;i .s. 'r;\ Ji c,# ',e,.'' E lL-1 J'#"

94 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

tl ' I rrr '-'€t-h- ,:* 1=-..\ e-7p t:; lr

Yri d' Yr ) e ,L---- J t-L=iY.

! d*rb , iL-r , Jjll c/l-, t ,srl

Hati ini tah mau menriektttbe tapopun aku meruy uny ase o lalz s engaj a m e m b uat kulelah tak berdaya

Sepanjang waktu tak hulihat iaselain bermain. . .

dan lcrus bermaintak huasa aku menanggungnya

Iil a hai p endamping ku y ang buru k- lakusampai kapan kau sadarkan diri?telah hilang seluruh ustamudalam senda-gurau tak menentu

Keremajaanku t'lah hilangpergi meninggalkan dakusebelum sempatkugapai cita-citaku

Apa yang 'kan hualami setelah iniselain kefanaan yang menimpa?uban kini telah datangm e ng halangi ku dari s e g alany a

Celakalah diriku,tak pernah kulihat iadalam kebaikan . . . tah pernah!sopan-santun pun ia tak tahu

Wahai diriku, adalah lebih bsikseandainya kau tak pernah adadorongan hawa nafsu pun tiada.s e lamat kan dirim'u, takutilah Tuhanmu !

Mendengar itu, Umar mengulang-ulang beberapa bait terakhirseraya berkata: "Begitulah hendaknya siapa yang ingin bernyanyi!',

Nah, kini saya ingin menambahkan bahwa dalam tindakan AmirAl-Mukminin ini, terdapat teladan yang baik bagi kita. Setiap lagu yangmendorong ke arah kemuliaan, ketekunan dan istiqdmah, maka ia ada-lah nyanyian yang baik.

L*- Ll Y ,.s-j*j

dKYr +f Y

,\--j t

e

Bab III. Feriha! Nyanyian 95

Rasa-rasan1,i\, t.ak srcrans pun akan mrlihat Cirin-va lebih hertaku'adariparJzr llrnar. r\.tau hertinsqi hati terha.rlan apa vang diset'r.!ui oleh'n','a. bahkan Ci anitr.k annva.

Adakaianya aru rnendeilgar - ciaiani sebuair llyanyian - syairr ang ctiut apnan ,tleit S I aucJl.r :

L .*J: ,.JvJ

Cuhupkah. sekaii ita.tt bagt seorsng hambaPenthap ws do sa' do sa ke saiahan')"anq berlatlgstLnq;(l)4tttat\q ust(t. . . !Akr"r terinsat karunia Allah vang telah meniadikan ibadah haii

scbagai sarana tobat dan pen.qamnunan hagr nelakunva" lt{amun suara si

Lridua.nita yang beriba-iha. nlnr.rh Cenga.n cemas dan harap, telah mern-

be.nlkirkan kembali nenvr-salan rnendala.n'r akihat dosa-dosa rnasa lalu,sebagaimana '- dj '"n'aklu van,q sam? -- menimhr.rlkan harapan-harapanakan ampunan Allah. Tak svak Iagi. sem.ua ini adalah seienis pengabdian('ubucliyah\ kepada Allah vang senautiasa ehaniurkan,

lJan sehagaimana seseoranq men<iamhakan nenvelamatan dan pem-

bebirsan dir"i r-1ari akibat mara lalrr vang melelahkain, demikian pulas,vair dan n,vanyian da.par mendorong dicarinva upaya penyelamatanclan pembebasan Islam dati masa kini yang menyedihkan. Seperti dalam

suatu muna.ia-t vang tr-rlus kepa-da Rasul vans mulia saw.:

IJmatmu tang betebaran di Ttmur dan' ch Barativlasih tidur n1'cttyak bagaikan ash-hib al-kahfiDi tangan mereha dua cahaya: Qu,ran dan Sunnahl,lamun mengapakah mereha masih juga dalam gelap gulita ' . . ?

Dr. Ubidah berkata - seperti halnva Imam Syafi'i - Al-Ghazaliberi:endapat bahr,va untaian s,vair sama saja kedudukannya dengani.rcaparr biasa. Yang baik darinya adalah baik, sedangkan yang burukadalah buruk pula. Demikian pula mendengarkan nyanyian, ada yangmubah, yane dianjurkan, vang wajib, yang makruh dan yang haram!Kemudiax ia mernbagi nyanyian dalam tujuh bagian:

l. Membangkitkan kerinduan untuk berziarah ke tempat-tempatsuci, dan rnengajak kaum N{uslim dari seluruh penjuru bumi agar ber-gegas menuju al-haramain aslt-syarifain (Makkah dan Nladinah) sepertidalarn syair-svair 51'auqi1' :

i. J\jf Li ,t iY- 3Ut

, tt... :. \, :., a t&4a t. : L, !'. ) a.l

: -:.!,-.:.s1 t-- 13

llabbt,

I u?' tf *, )}|i i; -\ J-Lt*

! ! r*-, tf", ;'l-; f:q!. i"r. ira t."i

.l')t t, f\ ^!t iV-* Jl

96 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

Mari kc Arafah, wahai peziarah yang baikSalam Allah atas dirimu di Arafah . . . !

2. h{embakar semangat untuk berperang grina membela aki,lalrdan negara. Kebanyakan bangsa-bangsa memiliki lagu-lagu nasionaiyntuk dinyanyikan bersama dari jenis ini. contoh terbaik yang ari;r padakita ialah kumpulan syair-syair Abu 'Iammim dalam Diwdn ,:L$a-mhsah. Betapa beruntungnya umat kita seandainya mereka dapat me-nyanyikan makna-makna kekuatan yang tersebar dalam banyak s"yair-nya.

3. Menggambarkan sengitnya pertempuran, kegagahan da"iiarnperang tanding serta ketabahan para pemberani di saat-saat yimg gcntinq.

4. Mengenang jasa orang yang telah wafat. Untuk membangklt.kan kesedihan yang terpuji atau yang mengingatkan kembali kepa.riapemahaman yang benar akan watak asli kehiduparr dunia. Adakalall.vasyair seperti itu hanya berisi ratapan bagi yang teiah meninggal dr-ini:;.,tetapi ada pula yang penuh dengan pujian kepada yang rnari, rxenge-nang jasa-jasanya ataupun menjadikannya sebagai perlambang hagisuatu perjuangan yang harus diteruskan.

5. Melukiskan saat-saat yang penuh kegembiraan dan kepuaia:rhati, baik untuk dikenang ataupun diharapkan kelanggengannya.

6. Melukiskan cinta yang suci, mengungkap perasaan para prn-cinta dan mengharapkan perternuan kembali setelah berpisah. Ilangsa-bangsa maupun perorangan mempunyai kebiasaan di bidang ini; adayang berselera tinggi dan ada pula yang rendah. l{arnun ta}r dapat di-bantah bahwa terdapat pula syair-syair yang bermutu di sekitar makna-makna ini yang patut dibanggakan.

7. N{elukiskan kebesaran Ilahi dengan menyebutkan sifat-sifat-Nya dengan segerla keagungan yang memang layak bagi-Nya.

Walaupun demikian, kemarnpuan para penyanyi untuk mengha,'-atiungkapan-ungkapan indah yang mereka senaridungkan, seringkali amatmengecewakan. Padahal, keberhasilan suatu lagu, selain bergantungpada ketinggian mutu makna-makna yang dikandungnya, juga tak dapatdilepaskan dari keindahan melodinya serta kemampuan si pembawalagu dalam menonjolkan pesan-pesan t€rtentu, sehingga mampumenyentuh jiwa para pendengarnya.

Saya pernah mendengar sebuah bait syair gubahan Syauqiy:

l"ri!;. ;"; r, &C l-,t* .bJt eJ--RllSetiap kemerdekaan yang "nlerah"Selalu menTpunyai sebuah pintuYang harus teru.s-menerus diged,orDengan tangan-tangan yeng bersimbah darah . . . !

Ketika itu, saya merasakan bahwa si penyanyi telah gagal total

-Sai, JiT. ,r:'erihul Nl,anyiatt ,jl

ti;r.ixn rncrubal"rakan iasriiria. Sclialrr;niii, ii;i-tl iagi-i maupun ceu'a lrrt;lt-,-;,rvraikaiiiiYa, hilluslair nran;F,u rirc,'i;llult,iir suaia tjeittuntan alat',rlati rn.q r.lliiantainLaii scLarit br: ru'li-i.uLl ke ;ii'ait i;irilrl-pirrtu yaiig ter-.': r:irrl rai.1at. Lcmikiirir puia gegair .5enrpitatrya ieiiakan p:ua FrJudilg,' .:r.:j.; saai rll€ie|!; n-1rii1'erLrL penj.1,r.1-pciij.,rr }arrg Ji balik dindrrrgr},,:a,iliir ur cia.iair;nya iii,:.'rlgkuk ;t;uiiiiaii bcs;"1 iakyai" yaIIg tertindas. iugal''i"u-d para si.u.l;;;, ktilii; lr:.-li:l'; ^'^jrrB.l;ilLi!iri:rr ii!aw3" mel'cka d.frrli'lrallperia-ti.r1i1(aii ]-ci,,crrild1. ijaji.':.r;r.i,r.r,r uirii,f{.urd.rrg }'dllg tet'iuiitlr'::::; r.rl;.ai: 'rcr;s kepalia 1:ua iiia.li yalg atgkuir. juga pelbasai sr.rai;.i

!. r-rrg inciiqgcr.luruii d"ari pa-*uk:'n-past^haii r-.ng salirig b:rterripur.i:,e:nila:r1'a:r:i sellarusriya ta:npil iriet,gil;r'rgi irama pembacahi-i syairti:r;geiiLitr i€r'ui-iima ke tika. iiieii"\:iliivi;i;-n bart-bait tii atas, idantr.in'sayarrg-ii!'a, sI pcngii-raflg iagc b"rLafl1ah secrarig )ang rnenjiwai pe4uangan

'i:1ig1L sijpefii inil:',I,,'riiang, liiigir.ung;ur paia si.:'nir:i;,n, sebagaimana )rang beriianya

:,r.iirai kepada k-ita, pada umumnla mer;g;liuti pola hidup yang nrcin-irr:rturutkan halva ;rafsu, mahir cialarn ;nernukul gendarrg dan ineniup,,o,riuiing, selirrgkair L.rlluL *retgirirrg.t gljciial, rraiuriah )'attg rcrldalt, dan;luitg sekali derri tulua"l1 yalg mutria.

5{ungkinkah keadaart sepct"ti itu 1"a-ng rnenyebabkan sebugiz.rr pa.r.'a

rl,;'i l'i:engiri:.:'alnl,ari nyaryian? -llungllin laja, rvalauputl kanil tak rncn-

:l.xinpai rLasit yar"g trieiarai:gtrva. Bany'ak elali mereka yang meras.l bcr-i*11gguiib laivair Jias p*i-keinbangait niaslitrakat, menganiati ceriia-i;r'ita 1'arig bcrkaiial; Cengan par'i' s€nima-n i'alg lieherja di bidangrlrusik ian n"y.triviaii. Atas dasiit itu, para.J,;'i Lcrsel,rut menc,iak Ealai:iliup pai'a serlinian. i)ali hersariiaan deng;ut itu pula, mereka lrieilyaia-k;'rn kcticlaksenanga:rny.r tcrhadap saraila tian peraiatan yartg merekarf ilakan, tcrlcbih lagi terhadap si-ias;ilra sckitar rnercka yang iidak meng-in rizihkan norl'na-nonna agariia.

Tetapi, apabila kita rnau bersikap atiil, sei:arusnya kita lebih Le:-:"r r:i-irati.

Di alltara p;ua penulis dan ',varta\&'an, terdapat orsng-$rang lrang

hiflup sebagai p"ttg"Lot pa-ra peng!.r.asa tiran. \4ereka melayani tuan-

rrrannya dengan u"t1t.g bertnkar lvarna 6agaikan !ungl-o1.-Di setiap ke

s€mpatan, mereka menipq rakyat dengan cai a. seolah-oiah henclak mem-

hela hak dan kebebasan mereka.Apakah adanya pelacuran jurnalistik.seperti ini, meniatlikan ke-

wartar&?nan sebagai profesi yang terkutuk? Tentu tidak!Bahkan di intara para ahli agarrla, aCa orang-cran-q yeng hi{up

tanpa agama! I-ebih dari itu, mereka ini rnenjadi penghalang di ja1an

ugu*o,'seperti yang disebutkan dalam Al-Qurap rnengenai seba.qian

pirra.iu, Srsungguhnya banyah dari para hat:'t {pendeta Yahudi} dan

,aVrtA lltt"aeto"fuasrini), benar-bennar n're?nakan karta arang dengan

jalan yang batil, dan mereka menghulang-halangi tnanusl.a d'art laLanAllsh .. . (At-Taubah: 34).

98 Studi Kritis atas IIadis Nabi saza.

Apakah keadaan seperti itu menjadikan agama sebagai suatu yangbatii? 'fentu tidakl

Nlemang ada senirnan-seninran yang tak berharga sepeser pun.Namurr ada pula di antara mereiia yang mengerjakan shalat bersamasay'a dalani pertemuan-perternuan urnum. Saya juga meliirat merekaikut dzLlam kafiiah-k.r'iiali liaji <ian umrah, mengcijakari mai:asik denganaci.rb daii i.kwa.

Saya teringat ketika menjadi tenaga peiigajar di kota lv{akkah At-itlukarrarnah. Fada suatu hari, saya sedang duciuk-duciuk di rumah<,iaiam keadaan agak geiisair dan sumpek karena menghadapi beberapaproblem. Kata saya daiam hati: "Sebaiknya rnenghibur diri dengansesuatu." Saya nyaiakan pesawat raciio clan kebetulan ada iagu ya.ngsaya sukai. Belurn seberapa lama mengikuti irama iagu da-n bait-baitsyair 1'ang dinyanyikan, tiba-tiba pinru kamar diketuk dan masukiahscorang maliasiswa yang akarn menyeiesaika.rr skripsinya.

Iadinya saya kira dapat t.erus nrendengarkan lagu itu bersama simairasiswa. T-crapi ia bcrsumpah rnemohon kcpada saya agar saya me-matikan raclio.

De mi menghormatrnl'a, sa) a segera memenuhi permintaannya.Lalu saya teruskan sendiri beberapa kalimat dari lagu iiu:

t ui ,Ltlr ;;,! otri u tjo,

Di manakah, yang bernama kegelapan,tr$ ahai kawan malamku, rii mana?Iiur Allah dalam hatikuI{antta itulah vang kini kulihat!

h'iairasrsrva itu berteriak: "Apa ini?!" Jawabku: "setiap orangb.rrnyanyi nicngenang kekasihnva. Dan saya mernaksudkan sesuatuyang iarrr."

Katanya iagi: "Tidakkah Anda ketahui bahwa nyanyian ituiralarn?"

"Tidak," kataku, "Aku trdak tahul"tr{ernudian, dcngal rrada serius saya katai<an kepadanya: "Islam

bukanlah suatu agarna regional yang hanya dikirususkan bagi kaiian!Memang kalian mempuni'ai fiqih (pemairarran keagamaan) berwawas-an sempit ya.ng ha'rya sesuai untuk orang-orang Eadui. *) Dan jika kalianmeletakkan pernahaman kalian ini dalarn s;tu neraca u€tsiun?-silrrra-[siam, la]u kalian menyaiakarr bahwa kedua-duanya tak boieh ber-pisah, i.ang satu riengan iein.uya, maka Islanl akan diringgalkan oleh

t t.)U .rr;.t;1i!*fidr! ,dl

*) Badui alala"h bangsa pengembara di Jazirah Arab - penerjemah.

Bab trIL Perihal llltst"tyiail 99

banyak orang! Dan jika hal ini terjadi. sungguh ini merupakan kezalirn-an amat besar terhadap risalarh dan hidavah ,{llah SWlll

"B a.g: irnar": a? "t'Kalian dapat sa.j:r. r.qen:akllr.rnkan perang hes,r-brsar:n prsl.s,^72p

regalr. -n1'anyian vang rrndah rnut..!n),,a, darr killiar, pasti akar: nenc},:.pei

pendukung-pendukung "ii rnaqr-l:::ana. Teta.pi, menCaky,,rka.l: i;rl:.,",eIslam mernerangi kesenian lec,.ra keseliirrrhari. vaJr:j l,a-il: i-r.r-r: tar:g,buru.k cla:inya, sirdah bar?.i.:1gt(:ntu tidak d.a-p"r.t cliterima!

"\,angsa-bang;a,di n:an;r saja rnr:niliki !.agr-r-l1qr1 trrtrntir y1ng mer,::k: ,-r),Lr,r,lik,,,n lir,r-i;rraa. I'{:lka sehai"lsnya kali:l"n :'nemilah"rnilahk-an i1ntal-a yi:.ng blil- ;;gi':r:-,g b':ri:l;" b,lr.r r:em'1,,is1'h:n nerrka nrern!lil: sri,cliri ,'l1ri or,"g L-i:.1q-L;sukai. "

},4;:ry'ar:: .Ia:r:l:rlt. ;u'jtanq rva.nita keturuni:n yah*Ji vang hid,_i1:dalam iingl.,'.rn':"11 K-ristep. Jl .Ameri.ka 3er:1:;a.t dar-r teJ.:ir :r."ast,li Iljt:a,rnr:nulis i.r-:riting I:la*r de-r kc;enian da!..:n iruku::1a", Islant d,clt;r:z Tt,_,ridan Frak!ch" Ia ne'r,veb'-li.l;a:i i:ahv,,a oirrg-urang B:trat sanga: nre-naruh penghowatan ker'aCa Rt-r:rh.,'ven dan Bach cii bic!ar.* :::,rsik,v*rdi rlal' I'\ragner di bic;rrrg fpe:ia, shakespe;-r,r ci l'id;,,n;l 1ca1 ci ..<lan s*bagai:;v:1., 'r,,:ng yner.:l'.a irlrui sebaga.i para pahlar,,ari bq:s:r. ila;,i:lerel."a rnrnganggap -sr:ti:rr pengerahl,n dai'a'.rpaya <]i l-riiiayig-!:i.laugkesenian, seh;rgai sa.la.h satr: tujuan paiing mulia rlan paling patu: diiuirr--kan perhatian keparlalw2!

Kata l\4ar,'am jamilah selanjutn)'a: "Apabila seseorang riikenalsebagai memiliki bakat vang istime'wa d.i saiah satu liiclang senl rnaka iarnenda.pat kehormatan amat tinggi. dan biasanya, beherapa waktu se-tela-h wafatnya, ia dimasr.lkk-an ke clalam keiompok putu pihlu*an yansdikenang selarna-lamanl,a. I{ama para penuiis diama darnovel diabarji-kan dalam kar;ra-karya besar mereki yang dicetak berkali-kali, clanmemperoleh penghargaan sebagai karya seni yang tinggi rnutunva,sehinsga para siswa di sekolah-sekol,h diwajibkan mernpelrjari'vadengan saksama,

"Demikian pula para pengarang mu-sik simfoni elan opcra diabadi-kan namanya dengan memainkan hasil karva mereka secara berul;urg-r:lang, di pelbagai gedung pertemllan di kota-kota besar ,ri selunJrdunia. Juga para artis penvanyi dan nemain hiola vang terkrnal men-dapat kehormatan besar dengan merekam karya-kar;'f rnerrka daiarnpita dan piringan hitam . . ,"

Saya berkata kepada diri sendiri: Bagaima.na. kira,-kira rnetr:de

fsllmi yang dapat saya ketengahkan di kalangan masyarakat seperiiini? Dapatkah iaya meminta mereka m.engh.apirs semua hasil senimereka yang halus, sekaligus ataupun secara hertahap? Dan ata,s da,sarapa saya mengajukan permintaan ini? Apakah atas dasar beber"apa hadislemah dan maud,hu' yang tak marnpu bertahan di hadapan penelitianilmiah?

Kalaupun saya melakukan hal seperti itu, sava akan rnenjadi

100 Sturli Kritis atas lIad,is Nabi saw'

seperti Abu'l 'Ala' Al-Ma'arri, si penyair yang trerkata kepada setiapolang:

!i\^.Jl -r:,!t ,U'i irJ Lfr*tJ,|,iJr., jtt ft csiIlarus lah m e nj adi s a hitDalam agama, akal dan pikiranUntuk nr, engetaltui h.e b enaranYung tersembunyi di segalanya

Nyatanya, ketika orang menemui Abu'l 'Ala' cian menciengarkanLlcapannya, mereka mendapatinya sebagai seoi:ang vegetarian. Dankarenanya ia berpendapat bahrva inti kebenaran iaiah meninggaikanmakan dagingl

Yang saya minta dari orattg-orang Barat ialah agar meninggalkanpaham tajsim dan trinitas demi memperbaiki akidah mereka. Apakahsaya harus rneletakkan hambatan di hadapan perbaikan akidah yangamat penting ini, dengan berseru kepada mereka agar meninggaikanmusik clan nyanyian? Lalu, bagaimana sikap saya terhadap firmanAllah S\,VT: Katakanlah: "Terangkan kepadaku tentang rizki yang AlLaltturunlian kepadamu, lalu hamu jdclikan sebagiannya hararn dan se"bugi-

a?Lnya halal.'" Katakanlah: "Apakah Ailah ielah memberimu izin(tentang lial ini) ataukah kamu mengada-ada saja terhudap ALlah.r" Dartapakah yang diperkirakan oleh orang-orang yang mengada-adakan ke-bol'rongan terhadap AHah, pada Hari Kiamat? Sesungguhnya ,lllahbenqr-benar m€mpunyai karunia atas manusia, tetapi kebanyahanmereka tidak bersyukur. (Yunus: 59-60).

Saya dapar saja menghararilkan pembuatan patung-patung. Dansaya dapat juga mengharamkan setiap gambar perempuan teianjang.l)ari saya juga dapat mengharamkari dansa, yang dilakukan secara ber-pasangan ataupuil sendiri. Itu semua termasuk seni yang buruk, bukanseni yang haius.

Saya dapat menonjolkau baga,imana bentuk batasan-batasarr Islanrbagi perilaku setiap orang, termasuk para tokoh yang jenius. tsahkanpara tokoh besar dalarn ilmu atau seni apa pun, seharusnya lebihmerasakan karunia Allah atas clirinya, dan karena itu, menjadi lebihtakwa dan lebih menjaga hak-hak dan batasan-batasan Allah daripadaorang-orang selainnya.

Sumber-surnber yarg paling ciapat ciipercaya untuk rnenentukanapa yang boleh kita lakukan da-n apa yang harus kita tinggalkan, yangkita perintahkan dan yang kita larang, adalair Kitab Ailah dan SunnahNabi-Nya, bukannya desas-desus yang betebaran di iapangan ilnrukeagamaan.

Dalam buku karya Maryam Jamilah tersebut di atas, saya mem-baca tretapa besarnya perhatian orang-orang Barat terhadap seni yang

Bab IIL Perihal NYanYian 101

halus. Tetapi saya juga jacli a.mat terheran-heran ketika membaca bagai-

mana jiwajirva-mereka- telah dikuasai oleh kesesatan yang nyata. Dibawah ini, kutipan dari buku Ats-Tsaqdfah Al-Isl,imiyyah (Peradaban

Islam) karangan Muhamrnad Marmaduke Picktall:;'T"rrtrr.ryu sebagian dari para pembaca rnasih ingat tentang angket

yang pernah dimuat beberapa tahun lalu cleh beberapa surat-kabar

i"ggilr" pertanyaan yang diajuka' ialah: 'Seandainya kita umpamakan

,.[l"ft patung seni antlk dari Yunani, yang sangat indah dan unik,sedeniikian rula sehingga tidak ada yang meny'a-mainya atau mengganti-

kannya. Patqng itu beracia cli sebuah kamar [ersama seorang bairi yang

l:ernyaiva. Kemudian kamar itu terbakar dan tidak mungkin dapat

diselamatkan kecuali salah satu dari keduanya: patlrng itu atau si

bayi(l) Manakah dari kedr.ranya yang harus diselamatkan?"''Ternyata

kebanyakan dari orang-orang ]/ang mengirimkan jawab-

annva ,- dan di antara mereka tercatat banyak tokoh vang berpen-

diciilan dan berkedudukan tinggi - rnenyatakan bah*'a patung itulahyang harus diselarnatkan meskipun dengan membiarkan bayi itu ter-

bakarlAlasan mereka iala-h bahwa bcrjuta-juta bayi dilahirkan setiap hari,

sedangkan patung itu tidak dapat digantikan. Ia adalah karya seni yang

sangat tinggi mutunya, peninggalan orang-orang Yunani kunol" Nuh, iernahkah ,{ndu lihat kekufuran lebih keji daripada kekufur-

an ini? Afau penghinaan terhadap kemanusiaan lebih jahat daripada

penghinaan ini?Batu malah diselamatkan, sementaJa seorang anak bayi yang mapis

dan lucu dibiarkan dimakan aPi?

Yang mengherankan dalam peristiwa ini ialah bahlva seorang

manusia idukul*yu meiukis pemandangan terbit atau terbenarnnya

matahari <lengan kepandaian luar biasa, sehingga mirip dengan aslinya,

lalu ia dianggap sebagai senirnan besar yang patut memperoleh peng-

hargaan aan puiian' Sedangkan Dia Yang Mencipta.aslinya, Yang me-

nyiigsingkan-pigi dan menjadikan malam untuk istirahat, serta mata-

hari dan-bulan untut perhitungan vraktu, Dia yang rnencipta itu semua,

justru dilupakan dan diingtcari, tidak pula ditujukan ungkapan pujian

kepada-Nya!' Manakala seorang seniman mengambil sebongkah batu lalu me-

mahatnya dalam beniuk seperti manusia, ia menjadi seorang tokohbesar. Makin mirip pahatannya itu dengan raut wajah manusia yang

sebenarnya, makin-tinggi pula nilainya. Sedangkan Sang Pencipta manu-

sia itu sendiri, Yang menghembuskan kehidupan dalam sel-selnya, Yang

mengalirkan darah dalam urat-uratnya, Yang menanamkan perasaan

dalam saraf-sarafnya, Yang menyimpankan kecerdasan dalam otaknya,

dan Yang melepaskan mat trl.,k ajaib ini sehingga memenuhi dunia

dengan dinamiki dan buah tangannya; Dia Sang Pencipta nan Mulia inijustiu tak ada kalimat apa pun yang bersifat penghargaan atauPun

102 Stud,i Kritis atas Ilatiis Nabi sau.

pemuliaail, yang ditujui<an kepada-Nya olei-r peraciaban yang sesat ini!Aspek-aspek ke berhalaan Y'unai)l dan l{,omawi relah berpindah ke

clalam peradaban Sarat, menjaciikan agama h,lasrani tak iebih dari se-potong kulit 1'ang telah dirusak ialu dijadikan topeng di atas wajah-wajah yang rngkar, ymg menolaknya dan ya.r:rg bertrsaha menjauh dari-rya. . .

Aciapr:n peradaban islam acjalah sesuatu yang lain sarna sekaii. Iamernandang kepada keagungan Ailah di atas segala-galanya. Cobadengarkan bacaimana Imam Ai-Ghazaii berbicara t€ntang keindaharrdan seni:

"Seni adaiah peniruan keindahan yang <iicipta Allah di seluruhi:akrawaia aiarn senresta. Ia adalah hasil keterarnpilarr manusia vangberusaha henciak rnenycrupai cipraan Tuhran. Tar< suatu pun yan-q dapatdicapai oieh oaya upaya para ahli keterampiiarr, kecuali pasti adacoritoirnya daiam ciptaan Sarrg Pencipta Yang Nlaha Tinggi. Dari-I,iyapara scnimarr beiajar dan dengan-Nya berteladan . . ."

Di sinr saya kutipkan sehuah perran!,:itan da:r jav,"ebann1,a, Lr*r-ral1an dengan topik pembahasan kita., Agar ticlak ada lagi keraguansedikit pun vang masih tinqgal.

Pertanyaan: Bagairnana sikap Islam teriradap geiala atau p:.odukciari peradahan modern. scperti bioskop, teat€r, rnusik dan birbagaihasil seni lainnya, sererti seni lukis, seni pahat dan fotografi?

Jawahannya: Pera,daban modern aclalah hasil dari kemajuan ilmupeneetahuan yang ger-nilang, yang telah dicapai oleh manusia setelahper-,elitian yang tekun dan eksperimen yang mahal, yang dilakukannyaselama berabaci-abad. nan tidaklah mengherankan jika manusia meng-gunakan p€nefir uan-p enem uann-va itu dalam m enyingk ap rahasia- rahasiaalam serta kekuatan-kekuatannya vang tersembunyi, guna meiringkat-kan dirinya dan taraf hidupnya. sudah barangtenru, hal itu lebih bijak-sana daripada menugnnakan penemuan-penemuan itu guna menghantur-kan peradaban itu. sendiri atau memudahkan bagi manusii untukrnelakukan trnd:rkan bunuh diri secara massai.

Saya meiihat kemajuan teknoiogi, secara umum telah memberikanamat l-:anyak kenikmatan dan kernr-rdahan bagi rakvat jelata, dengancara vang tak pernah didapat bahkan oleh para raja dahulu kala.

h{akanan lebih nikmat, minuman beraneka-ragam, pakaian terbuatdari bahan-baha' yang lebih baik daripada sutera; tenunannya, warna-nya dan kehaiusannya. sarana-sarana angkutan menggantikan kuda,bagal dan keledai. Para biduan dan biduanita yang dahulu hanya ber-nyanyi di istana-istana para raja, kini suara mereka pun telah sampai kegubuk-gubuk. Para pekerja dan petani, tidur sambil menikmati suaramerdu mereka. Seorang di Timur dapat berbicara dengan kawannya diBarat dengan biaya ringan. Dan tampaknya, manusia di masa depan

Bab IIL Perihal Nyanyiat'r 103

akan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi, dan memperoleh

bagian kemudahan yang lebih ban.vak.walaupun demikian, kita juga melihat bagaimana saraf manusia

kini selalu meregang, kerakusan merajalcla, Iatapan atas sedikit harapan

yang tak tercapai, merusak kebahagiaan atas hasil yang banvak ,vang

telah diperoleh. Perasaan saling iri di arrtara pelorangan dan jugzL antal'a

bangsa menyalakan api kebencian di rial1a-ma-nalKata orang, dunia s€karang ini, otot-ototnya lebrih besar daripada

otaknya. Yang lebih tepat ialah bahwa kebzrnyakan marlusia di Cunia

kini, hanya rningingat diri sendiri, lupa kepada Tuhannya, mengingkarihak-l{ya'dan beiupaya lari dari perjumpaan dengan-Nya. Ia mengira

bah',va dunia ini adalah segalanya, tak ada kela:rjutannya yztng berupa

wujud selainnya, dan tak ada kehidupan kecuali di sini!Saya seorang Muslim. saya mencintai hiilup dan ingin menikmati

kebaikan-kebaikannya. Allah SWT telah menjarnu diri sava di dalam

alam ciptaan-Nya dan mernberi sa.va makan dari karunia-Nya. N'Iaka

bodohlah saya ini apabila menolak kemLrrahan yang diberikan oleh-

Nya. Dan bodohlah sava ini apabila enggan rnensyukuri sang Pelimpah

karunia!Allah - Mahasuci Dia - memberi anugerah dan tidak meminta

sesuatu selain pengakuan atas kebaikan-Nya. Apakah ini rnerupakan

harga amat mahal?Tetapi tampaknya memang ada banyak ma-nusia yang mel.asa berat

membayar harga int. Sungguh. sedikit dari hamba-harnba-Ku yang selalu

bersyuhur. . . (Saba': 13).Atas dasar itu, saya memandang kepada apa yang disajikan oleh

berbagai peradaban, yang lama ataupun yang baru. Semr.ra itu, sebagai-

mana diajarkan oleh Islam, adalah untuk kita. bukan untuk selain kita.Bukankah Allah SWT telah berfirman: Dia-lah yang telah menciptahatzbagi kamu segala apa yang di bumi " . . (Al-Baqarah: 29).

Karena itu, menurut hukum asalnya' scgala sesuatu adalah ntubdh.

Tidak ada yang hukumnya haram kecuali dengan suatu nash yang tegas

dan pasti.Namun, ada sekelompok manusia pemurung yang amat gemar

mengharamkan sesuatu. Cara mereka dalam menetapkan hukum se-

suatu, jelas bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi agama

Islam (Shalawat dan salam Allah atas dirinya). Beliau ini, tidak pernahdisuruh memilih antara dua hal, kecuali beliau pasti memilih yang lebihringan di antara keduanya, selama ia tidak mendatangkan dosa. Tetapijika hal itu berdosa, maka beliau adalah manusia yang paling menjauhdari dosa. Anas bin Malik merawikan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

langan sehali-kali mempersulit atas diri karnu sendiri, nanti Allah mem-

periulit atas kamu. Memang ada suatu kaum yang telah mempersulitatas diri mereka sendiri, maka Allah mempersulit atas diri mereka.

Lihattah sisa-siss peninggalan mereka di gere ja'gereja dan sinagog-

104 Stttdi Kritis tttas.HarJls \lqhi.rt:;:

sinogrte: . . ^ kep,::ndetaatt (tahbanrah) tt{tnq tlllah t,iriah menetefikanrt: _

aiesmcreka..-i)eradaban ntodern memas\ri?.rakatkan ra.dio, teievisj dan alat-aj;::

lainrtl'a vanq mengantalikan keburiariaa5 flan pendjdrka-n sr':)agat.111 :ijr:jrr.ea aneka hiburan hagi setian oral-tg. 'Ientr,rn_va, aiat.-aiat rtrr senr_:ri,,tidak bcrtangsung jarvab atas apa saia vans dipancarkannva. 'I'er;iljbeban tanqgrjns .jarval;r-,..'a berail.'r di atas nundak Dan'a pensarang, ij;rr1'z311,1ri, slrtradara. dalr pengarair 1i:u'a. i;.{ereka itr-llah vane rlapat r:,c,nvajikan aua saja vang bernrantaat dan menghaianqi yane mucizu,,L.

-{,dalah wajzu sek.aii apabiia kita memanfa,atkan alat-alat ini unru.rnenr,'eba.riuaskan balrasa vane baik dan benar. rnenunrbuhkan cita- ra,i:,valq halus vang clapat mensharcai irasil. kesusastraan vang trerr:-rrru.rnenjar';a akhlak yang mnlia <ian memperkuat berbagai traciisi yang ba:'1.,Kita juga dapat menggunakanrrya untuk rneiatih rihuan orang ai;:ilmenguasai keterampilan di pelbagai bidang industri vane kita butuhf.;r,.,.Atatr meningkatkan kernampuan dalam pelbagai oekerjaan tangan rr-r,..sebagainva. Sebab. kita semua menyadari bahwa penqan.qgrlran va;i;n]'ata atallpun )'ang terseiubune, nrrnqhalliskan waktu dan r-lsia manu .1;"

secara sia-sia.I)engan aiat-alat itu pula kita rlapat memeransi berbaeai tratir:rr

buruk yang diu'arisi secala turuli-ten.]urun ataupurl yang cliimoor ;-ii ,

negeri-neueri asing. dan yanq menghambat jalannva kafilah kebarrqll:an kita.

Demikian pula pelbagai media infc-,rmasi vang kita miliki, dapatberbuat amat banvak. seandainya kita menggunakannya dengan baikdan tepat. Tetapi. itu semua hanya dapat dilakukan oleh umat ,vangmerasa mempunyai misi dalam kehidr,rpan ini. Sebaliknya, umat vangselalu mengekor, tidaklah dapat dibebani sesuatu, sebab rr,rnat-un:..:"litin telalr rnenilikatnva erat-erat sehinqsa tak mampu bergerak.

N{ungkin saia ada yans berkesimpuian bahu'a saya memus*.rin1,'anvian, mnsik dan hiburan. 'fidakl Tetapi saya melihat bang:;-bangsa Arab dan fuIusiim hanya ingin seciikii bekerja dan banyak menr-anyi. Padahaf, menghibur diri adalah haknya orang-orang yang k;-lelahan akibat kerja keras, br:kannva hak bagi para pemalas!

'I'entarig nyanyian itu sendiri. ia sama saja dengan ucapan" ailavang baik dan ada pula yang buruk. Siapa saja yang bernvanvi at;rr-lmendengarkan n.vanyizin yang mengandung makna yang mulia danmelodi .vang baik, maka hal itu bolch-boleh saja. yang ingin kamiperangi han,valah lagu-lagu yang syair dan iramanya mendorong kepadanilai-nilai yang rendah.

Tidak ada diriwayatkan hadis sahih yang mengharamkan nyanyiansecara mutlak" Beberapa orang ber-hujjah dengan firman Allah: . . . iliantara manusia ada yang membeli ucapan yang sia-sia ogar menyesatkandari jalan Allah, tanpa ilmu, dan meijadiioriyo bahai otok-o'lok" Bagimereka itu azab yang menghinakan. Dan jika dibacakan hepadanya

Bab III. Perihal Nyanyian 105

ayat-ayat Kami, ia berpaling dengan sombang seolah-olah tidak men-dengarnya. . . (Luqman: 6-7).

Memang sepatutnya, siapa saja yang membeii suatu ucapan, yangserius ataupun vang sia-sia, untuk maksud-maksud tersebut dalam ayatdi atas, maka wajarlah bila ia mendapat hukuman yang buruk. Adapunorang yang hanya ingin mengendurkan sarafnya yang tegang karenakelelahan, dengan mendengarkan suara yang mcrdu dan lagu yangindah, rnaka tidak ada hubungannya dengan ayat tersebut. Dzul sepertidikatakan oleh Ibn Hazrn: "Seandainlra seseorang menbeli. ntushhafAl-Quran untuk penyesatan, maka ia adalah seorang penjahat."

Tampaknya. kebiasaan bercampurnva nyanyiarr dengan hai-halyang diharamkan, seperti kharnr dan perb'-ratan keji lainnya, demikianpula tersiarny'a berita-berita tentang kerusakan akhlak yang menyebardi kalangan para seniman, semua itu telah mendorong sejumladr ulamamengharamkan nyanyian. Berbagai perbuatan buruk inilah yang di-isyaratkan dalam hadis Bukhari, tentang orang-orans yang menghaial-kan pakaian sutera, khamr, dan alat-alat musik.

Walaupun demikian, berkumpulnya semua aspek keburukan inipada saat mendengarkan suatu lagu, tidaklah merupakan suatu keharus-an yang pasti tenvujud. Bagaimanapun juga, jika nvanyian disertai hal-hal yang diharamkan. rnaka ia tidak dapat diterima. Tetapi, jika tidakacla yang demikian itu, maka tak ada keberatan padanya.

'Ientang hukum musik, maka ia sama saja dengan nyanyian. Dalamsebuah hadis disebutkan bahwa Nabi saw. memuji suara merdu AbuN{usa Al-Asy'ari. Beliau mendengarnya ketika sedang membaca Al-Quran seraya melagukannya, dan treliau bersabda kepadanya: Telahdiharuniakan kepadamu suara seruling seperti seruling keluarga DaudlTentunya, seandainya seruling termasuk alat yang tak disukai, beliautidak akan mengatakan hal itu kepadanya.

Rasulullah saw. juga pemah mendengarkan suara rebana danseruling (mizmar) tanpa perasaan enggan. Karena itu, saya tidak tahu,apa sebabnya sebagian orang mengharamkan musik secara mutlak, danenggan mendengarkannya.

Di samping itu, lagu-lagu dapat menimbulkan gema dan pengaruhpsikologis yang berbeda-beda. Oleh karenanva, kalaupun ada keberatanyang akan diajukan, sudah barangtentu hal itu ditujukan kepada gayanyanyian yang kebanci-bancian atau lagu-lagu yang cengeng.

Kini kita kembali kepada permulaan pembahasan kita di atas.Yaitu, bahwa umat kita sekarang sangat memerlukan sikap serius yangbanyak tapi dengan hiburan sedikit saja. Dan seandainya kita dikaruniaiseniman-seniman yang berjiwa mulia dan memiliki kemampuan yangmemadai, tentunya kita dapat mengarahkan berbagai jenis cabang seni,agar menjadi faktor pendorong semangat untuk membangun, bukanuntuk menghancurkan. Dan hal itu untuk menanamkan perasaan-pera^saan halus, bukan untuk membangkitkan naluri-naluri rendah.

106 Studi Kritis atas lJadis Nabi sazu.

N4engenai gambar, haruslah kita bedakan antara yang berwujudtiga dimensi, seperti yang dibuat oleh para pemahat sekarang untukberbagai tujuan, dan yang hanya berupa lukisan di atas permukaankertas, kanvas, dan sebagainya.

lvlernbuat gambar, baik yang berupa foto atau lukisan, adalahbagian tak terpisahkan dari dan untuk keperluan kedokteran, keamanannegara, iimu-iimu {isika, biologi, sejarah, sosial, dan sebagainya. Hukumasalnya ialah mubaA (boleh atau netral), sesuai dengan hadis rirvayatMuslirn: . . . hecuali lukisan di atas bah.an pakaian . . . Dan juga hadisRazin, bahrva Abdullah bin Abbas pernah ditanya tentang menerimaupah menuhs mush.haf Al-Quran, lalu ia menjawab: "Tidak apa-apa.

Mereka hanl'a pelukis. f)an mereka makan dari buah tangannyasencliri. "

Tidak ada orartg mengatakan bahwa gambar wajah ,vang tampakdalam cermin adalah haram. Dan tidak ada pula yang mengatakanbahwa mernindahkan atau mengabadikan gambar seperti itu dengancara tertcntu, akan mengubah hukumnya, yaitu dari mubih menjadiharam.

Jcnis-jenis seni seperti ini tidaklah haram kecuali yang mengan-ciung ciri khas pelbagai kepercaya;rn (akiclah) yang ditolak oleh Islam.Seperti, misalnya, gambar tsudha atau Brahma. Atau salib kaumNaslani, atau lambang keagamaan yang bertentangan dengan tauirid'

Demikian pula gambar-gambar ,vang bertentangan dengan moral,serta menggerakkan instink manusia ke arah tindakan maksiat.

Atlapun patung-patung yang berbentuk, maka semua itu ditolakoielr berbagan, nash -vang saling menguatkan. Kecuali boneka-boneka per-mainan kanak-kanak, atau 1''ang berbentuk karikatur dan yang terbuatdari bahan manisan (gula, tepung, dan sebagainya) untuk berbagaikeperluan tertentu. Benda-benda seperti itu tidak dilarang karena takseorang pun berpikir untuk mengagungkannya atau menyembahnya.

Saya telah melihat dengan mata kepala sendiri, orang-orang yangmenl-embah patung-patung tertentu, di Asia bagian Selatan. Dan sayajrrgu melihat di Mesir, orang-orang yang memberi salam dengankhusyuknya kepada sebuah patung Jam-al Abdul Nasser! Yaitu pada

saat ia dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.Saya tahu bahwa ada sebagian ahli fatwa yang mengharamkan

semua gambar, baik yang berbentuk ataupun yang hanya bersifat lukis-an (atau foto) di atas kertas. Sayakhawatirbahwamenghadirka\nash-nash tertentu secara terpisah dari konteksnya, akan menyebabkanhilangnya agama dan dunia bersama-sama!

Kata Imam Al-Ghazali lagi: "Setiap keindahan di alam semestayang dapat riicelap oleh akal, mata, telinga dan indera-indera lainnya,

#

sejak bcrmulan,va alam.sampai saat kepuna"hanni.a, daribintang sarnpai perrnukaar tanah . . . ; ,..rrrr*ri\,li itr.tr

!1arryh -vang bcrasal clari kbaz;urah t"lnuoroorr_}'ioTa'alalr

Bab II1. Iiarih.a.l N1,,ii: i lrzi 107

pun{,:;rli biriiang-!ran1'alah scbLrl.ir

S u,{t hutahu. ,1.t}e

BAB IVETIKA MAKAN.MINUM, BERPAKAIAN, DAN

MEMBANGUN RUMAH

Ada beberapa adat-kebiasaan yang berlaku di kalangan tertentuyang sulit ditinggalkan oleh mereka. Ada pula ibadat yang diwajibkanmengerjakannya sebagai bagian dari agama yang tidak boleh diabaikansedikit pun. Bedanya ialah bahwa adat-istiadat adalah buatan manusia,sedangkan ibadat berasal dari Allah SWT.

Adab Memakan Makanan

Saya pernah membaca sebuah tulisan dari seorang ulama berasaldari India, tentang etika yang berkenaan dengan makan-minum dalamIslam. Ternyata ia mencampuradukkan antara adat dan agama. Ia ber-usaha memerangi beberapa kebiasaan Barat dan menggantikannyadengan kebiasaan Arab. Perang seperti itu tentunya tidak ada hubung-annya dengan Islam.

Ia berkata, antara lain: "Makanan harus diletakkan di atas tanah,bukan rii atas meja."

Kata.nya lagi: "Seorang yang sedang makan, harus duduk bersilaatau duduk di atas satu kaki saja atau kedua kakinya, tetapi sama sekalitidak diperbolehkan makan sambil bersandar di atas kursi. Sebelummakan, harus pula didahului oleh niat * yakni ia bermaksud bahwadengan makannya itu ia dapat memperoleh kekuatan untuk melaksana-kan ketaatan kepada Allah - bukannya demi memuaskan selera makan-nyal l,lakanan dari satu nampan harus dimakan bersama-sama, buka,n-rrya oleh satu orang saja. Dan wa.jib membaca basmalah sebelummakan . . ,"

Sebagian besar dari apa yang dikatakannya tidak benar. Boleh sajamakan makanan yang diletakkan di atas tanah ataupun di atas mejamakan. Boleh pula duduk di atas kursi ketika makan. Walaupun demi-kian, hendaknya ia rnencari keridhaan Allah berkenaan dengan makan-an yang dirnakannya untuk memuaskan seleranya. Juga dibolehkanbaginya makan sendiri dari piring yang hanya dikhususkan baginya,atau - kalau mau - boleh juga bersama-sama orang lain.

Adapun yang memang wajib dilakukannya ialah mengucapkanbasmniah sebelum memulai makan, sebagaimana tersebut dalam sabda

r08

Bab IV. Etika Makan'hlinum 109

Rasulullah saw.: (Jcaphanlah nama Allah (sebelum makan). Makaniahdengan tangan kananmu, dan ambillah makanan yang dehat letaknyadenganmul

Memang terdapat beberapa hadis yang berkaitan dengan adab

makan-minum; sebagiannya sahih, sebagiannya lagi tertolak, dan ada

pula yang berkaitan secara khusus dengan adat-istiadat bangsa Arab.Oleh sebab itu, pernyataan bahwa menggunakan pisau - keiika

makan - adalah haram, sama sekali tidak berdasar. Memang telah diriwayatkan oleh Abu Daud sebuah hadis melalui Aisi'ah, yang ber-bunyi, antara latn: Janganlah kamu memotong daging dengan pisau,

sebab yang demikian itu adalah kebiasaan bangsa-bangsa 'ajam (yaknibukan bangsa Arab). Potonglah dengan gigi'gigimu, agar lebih lezat tl,an

lehih enaktHadis tersebut adalah batil. Yang benar ialah - seperti dalam

sebuah hadis sahih * bahrva Nabi saw. adakalanya menggunakan pisauuntuk memotong-motong daging ketika sedang makan. Sedangkan hadissebelumnya, sanadnya tertolak.

Dan tidak ada perintah untuk makan sambil duduk di atas tanah,atau larangan memakan makanan yang ada di atas meja. Sedangkansegala suatu yang didiamkan oleh syariat, termasuk hal yang mubah,atau boleh-boleh saja, tidak terkena keharusan atauPun larangan.

Adalah kebiasaan Nabi saw. selalu hidup amat sederhana, tidakpernah bermewah-mewah. Walaupun dernikian, beliau tidak pernahmengharamkan sesuatu yang halal, dan tidak pula menyempitkanhukum sesuatu yang luas. Dirawikan oleh Abu Hazim, katanya: Saya

pernah bertanya kepada Sahl bin Sa'd: "Adakah Nabi saw. pemahmakan naqiy (yzitu roti yang bersih sama sekali dari sisa-sisa kulitgandumnya)?" "Tidak," jawab Sahl, "Beliau tidak pernah melihat rotiseperti itu, sejak beliau diutus setragai Rasul sarnpai wafatnya." Akub€rtanya lagi: "Apakah kalian - di masa itu - tidak memiliki ayakan?"Ia menjawab: "Nabi saw" tidak pernah menggunakan ayakan sejakbeliau diutus sebagai Rasul sampai wafatnya!"

Aku bertanya lagi "Bagaimana kalian makan dari gandum yang

tidak diayak?" Jawabnya: "Kami biasa menumbuknya kemudian me-

niupnya sehingga kulitnya terpisah sedangkan yang masih tertinggalkami masak untuk dimakan,"

Begitulah cara hidup mereka. Dan sedemikian itulah kebiasaan

mereka. Baru setelah berlalunya masa itu, sebagian orang mulai me-

ningkatkan cara hidup mereka ddam hal membuat roti yang murni,tanpa merasa risi atau sungkan.

Allah SWT berfirman: Wahai manusia', makanlah dari apa yang

ditumbuhkan oleh bumi, sebagai suatu yang halal lagi baik .. . (Al-

naqaran: f OA).Dan firman Allah: Wahai orang-orang beriman, makanlah dari

makatun yang baih-baik yang tehh Kami rizkikan untuk kamu dan

1i0 Sra'if iiritrs' atas Iladis Nabi saw.

bersy*kurlah kepeda Allah .. . (Al-Baqarah: J,72)Abu Da.rrd merawikan dari wahsyi bin Harb bahwa para sahabat

berkata; "Ya Rarululiah. karni nrakan tetapi tidak merasa kenyang.'nBeliau haiik bertanya: "Baramgkaii kalian rnakan sendiri-send;r;?rr't;y-u,ttjawab r:rcreka. Kata beliau sela-njutnya: "Berhimpunlah ketika kal,ianmskan davz sebutlah namu Allah" nisca'ya Ia melimpahkan berkah.',

Saya rnelihat - dalarn hadis ini - adanya anjuran untuk bermurahhati, menjamu para fakir-miskin demi menanggulangi saat-saat manusiadalam k*sempitan hidup. Dan tentunya tidak dibenarkan rnembiarkanora!19-{x'r.i1g tak berpunya menderita karena lapar..i)engan

kata lain, hadis ini tidak boleh dipahami seolah-olah iamengi:araml;an semu,a cara makaiir selain makan bersarna dari satunampar] atau piring. Betagra mungkin, sedangkan Allah swr berfirman:'fidah ada salahnva jika karnu rnakan bersama-sama atau sendiri-sendiri.. , iAn-Nrrr: 6i)

tr)an seandai'ya diberikan makanan, masing-masing satu piringuntuk setiap orangi miskin, hal itu boleh-boleh saja.

Dan di antara persyaratan kebersihan ialah henriaknya setiaporang makan ciengan menggunakan tangan kanannya. sebab, Islam men-jadikan tangan kiri ur:iuk rnenghilanglcan kekotoran. Hal ini merupakanperubagian fungsion;ri yang hai-us ditekankan. Tentunya tidaklah ter-masuk perbnatan terpuji apabila seseorang meletakkan tangannya diatas arlggcrta kemaluannya lalu setelah itu, memasukkannya ke dalammulurnya!

- setiap urang boleh saja makan dengan tangan kanannya secaralangsung ataupun menggunakarr sendok. semua itu tak dilarang.Adapun irangsa Arab dahulu, selalu makan dengan tangan mereka. Halitu merupakan arlat-istiadat mereka. Karena itu, tidaklah aneh apabilaseseorang dari mereka, apabila selesai makan, langsung menjilJti jaritangannya. Namun menjadikan kebiasaan seperti ini, sebagai bagiandari agama, adalah tidak berdasar sama sekali. Sedangkan i*"gterrnasuk ajaran agarna ialah, apabila seorang Muslim makan, hendaknyitidak meninggaikan. sisa makanan di piringnya, baik banyak ataupunsedikit, yang kernudian dibuang di tempat sampah. Hal seperti ini ida-lah perilaku yang buruk.

Anehnya, orang-orang Barat tidak meninggalkan sisa di piring-piring mereka, sehingga hampir-harnpir bersih. sedangkan orang-orangArab (pada masa sekarang) tidak segan-segan membiarkan sisa.cukufbanyak makanan di piring-piring mereka, ymg akhirnya rnemenuliitempat-tempat sampah, dan dengan demikian memuaskan hati setanderrgan kemubaziran seperti itu.

Pada masa sekarang, cukup banyak kaum Muslim yang pergi keAmerika dan Eropa. Mereka sesungguhnya dapat menunjukkan identi-tirs khusus dalam tata-c^ta makan. Yakni dengan menolak makanmakanan yang diharamkan dalam agama dan dengan memulai maLan

Bab IV. Etika Makan-Minum 111

dengan membaca basmalah, misalnya.Adapun memaksakan kebiasaan duduk di atas tanah, melarang

penggtrnaan sendok dalam rnemakan sesuatu, dan mengharuskan men-jlatila.i tangan, maka sikap seperti itu merupakan bentuk ekstremitasyang pasti akan merugikan agama Islam dan misinya, di samping mem-

buka pintu untuk isu-isu buruk yang dilancarkan terhadr.p kalmMuslim.

Adakah dakwah ke arah tauhid kili telah berubah menjadi dakn'ahuntuk menirukan kebiasaan-kebiasaan bangsa Arab dahulu kala, sarnpai-

sampai pada masa jahiliyah mereka? Sungguh sikap primitif seperti inimerupakan penghalang di hadapan 'Jalan Allah"'

Adab Berpakaian

N{ari kita beralih dari soal memakan malianan ke soal berpakaian.

Saya membaca selanjutnya tulisan uiama India yang telah di-

sebutkan sebelum ini. Ia mengutip sebuah hadis riwa.vat Al-Baihaqi:Hendaknya kalian mengenakan.surban, sebab surban adalah tanda pe'ngenal para malaihat. Dan biarkanlah uiungnva menjulur di belakangptmggung kalian.

Masih ada lagi beberapa "hadis" tentang keutamaan surban yang

dirawikan oleh Tirmidzi dan Abu Daud. Semuanya tidak berharga.

seperti dijelaskan oleh Syaikh l\4uhammad Ilamid Al-Hanafi: "Tak ada

satu pun hadis sahih tentang surban."surban adalah pakaian bangsa Arab, bukan lambang keislaman.

Begitu pulaigal (tali pengikat kerudung kepala)' Dalam kenyataan-nya, iklim yittg umut panas menghamskan penutupan kepala dan pung-

gung, serta lebih cocok dengan pakaian serba putih dan longgar.

S"Uutit.tyu di negeri-negeri yang dingin, orang cenderung memilih bajuyang ketat dan berwarna gelap agar lebih hangat.

Berkenaan dengan ini, ada sebuah hadis yang menyatakan: Makan-

lah apa yang kau ingini dan kenakanlah pakaian yang kau ingini, selama

kau menghind,ar dari dua hal: pemborosan dan kesombongan.Yang menarik perhatian kita ialah bahwa pemborosan dan ke-

sombongan berada di balik pelbagai kebiasaan bangsa Arab maupun

Barat, sedemikian sehingga seolah-olah nilai seseorang ditentukan oleh

pakaiannya. Sedangkan orang-orang yang berakhlak mulia dan meng-

utamakan keseriusan dalam hidupnya pasti enggan berlebih-lebihandalam memilih pakaian mereka.

Kehidupan modern, disebabkan tidak dibimbing oleh agama dan

karena terdorong oleh hawa nafsu, telah menyebabkan rumitnya mode

pakaian dan upaya menghias diri. Ada pakaian mewah dan serba ter-

tuka untuk pCsta. Ada pakaian untuk dalam kota dan ada pula yang

khusus ,.trt,rl bepergian ke luar kota. Ada pakaian khusus untukmakan, untuk olahraga, untuk musirn semi, musim Panas dan seterus-

nya. . .

112 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau:.

Adapun seorang Nluslim dapat mengenakan pakaian apa saja asal-ka' tidak menjurus kepada pemborosar'r utuupun kesombongan.

Mayoritas ulama mengharamka' sutera dan emas ,rntuk pria da'membolehkannya untuk u,anita. Demikiem pula pakaian untuk wanitatidaklah sama dengan yan-g untuk pria. pakaian wanita seharusnya me-nutupi seluruh tubuhnya. \talaupun demikian, ia tidak clila.rang unt'kmenjadi seorang yang cantik asalkan tidak merangsang. Adapun pakaianpria disesuaikan ciengan pekerjaan mereka. oan tiaa{ ada salahnya jikapakaian mereka itu tampak bagus. Tentang hal rni, Abdullah bin Abbaspernah berkata: "Telah kulihat Rasuluilah saw. mengenakan pakaianyang bagus-bagus."

, _Betapa saya ingin seandai'ya semua kaum laki-laki mengenakanpakaian yimg sama, begitu pula ka'm wanita. I(esarnaan seperti iniukl" .*:-"ghilangkan persaingan vang berharga amat mahal dan yangseringhali menyebabkan kerusakan akhlak.

Adakah lslam mempunyai bentuk pakaiarr tertentu? sestr'gguhnyatidal:1 Namun sebagian- di antara para pe.muda mengira (secarii<eliru)i{y" i"lih (kemeja longgar yang panjangnya sailpoi'cli atas matakaki) adalah pakaian atau seraga* Isla*. Dan bahwa setelan baju clanceiana adalah pakaian orallg kafir! pendapat seperti ini keliru.

Jika kita benar'-benar ingin menjaga identitas kita, hai itu dapatterwujud dengan ketuiusan akidah, kemuliaan akhlak, keluasan ilmudan keramairan perilaku.

Di pelbagai ibukota internasional, jubah Arab kini justru menjadiperlarnba'g keborosan yang dungu, peiampiasan syah*at hawa nafsuyang liar dan gila-gilaan.

Dengan cara seperti itukah kita berkhidmat kepada Islarn danmenyebarkan dakwahnya?

Adab Mernbangun RumahKini kira bera-lih ke tempat-tempat kediaman serta ca"ra hidup di

cialarnnya.

- Allah SWT berulang-.kali menvebutkan tentang karunia-Nyakepada manusia dengan dijadikan-Nya rumah-rumah bagi *.r.(u,tempat- mereka tinggal dan beristirahat di dalamnya. ni"rman-Nya,. lllah meniadikan lltqimu rumah-rumakmu sebagai tenxpat tinggar

dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumc& (kemahikemah) aar; iihtbinatang ternak yang kamu merss& ringan membawanya pada waktuhamu berjalan dan waktu kamu bermuk;m. Dan d,ari bifu aomba, untadan.kambing dijadikan-Nya pula bagi kamu arat-alat rumah-tangga danperhiasan yang kamu pakgi sanrpai iaktu tertentu. (An-Nahl: g0f

Jelas dari konteks dan susunan kata-katanya, Allah swr menyata-kan bahwa rumah-rumah adalah suatu nikmat yang harus diikuti dengansyukur. Dan bahwa upaya membanguntrya aa&h termasuk kebiasln

Bab IV. Etika Maka,n-Minum 113

dan ibadah sekaligus. Bukankah manusia tak dapat terlepas dari rumah'rumah tempat tinggal mereka?

Atas dasar itu, saya merasa' heran membaca sebuah hadis yangdirawikan oleh Bukhari dan Xlusiim dari Khabbib bin Aratt, bahwa"kawan-kawan kita terdahulu dan yang kini telah wafat, tidak ter-kurangi rlerajat mereka oleh dunia. Sedangkan kita sekarang telah mem-belaniakan sesuatu yang tak ada tempat baginya kecuali tanah." KataKhabbib selanjutnya: "setiap NXuslim akan beroleh pahala dalam apa

saja yang dinafk;ihkannya kecuali sesuatu yang clibelanjakannva di atas

tanah (yakni pembangunan rumah)!"Dari ucapan Khabbab r.a. di atas, jelas tercium perasaan pesimistis

.{ang mungkin menghinggapinya disebabkan penyakit menahun yangdicieritanya. Karena itu, kita tidak boleh ikut-ikutan menganggap pem-i.rangunan sebuah rurnah tempat tinggal sebagai perbuatan yang buruk.Bahkan adakalanya hal itu dapat menjadi wajib hukumnya'

Adapun landasan yang di atasnya kita tegakkan segala tindakankita, ia.iah niat yang baik yang menyertai perbuatan, atau niat yang baikyang membangkitkan suatu perbruatan. Jika niatnya baik, perbuatanpun menjadi amai saleh. Dan dengan itu puia, perbuatan yang tadinyabersifat suatu adat kebiasaan, akan menjadi bagian dari ibadat.

Me skipun demikian, rupa-rupanya banyak orang rnenjadikanbangunan rurnah-rumah mereka sebagai alat memamerkan ketinggiankedudukan dan kekavaan. Agar dengannya mereka dapat menyombong-kan diri di hadapan orang lain, bukannya menjadikan rurnah-rumahitu sebagai tempat berteduh dan beristirahat serta menyiapkan diriuntuk berkiprah kembali dalarn kehidupan sehari-hari. Kenyataanseperti ini pernah dikisahkan Ailah SWT berkenaan dengan kaumTsamud:

Dan ingatlah oleh kamu di waktu Tuhan menjadikan kamu pe-

nguasa-penguasa setelalz kaun't 'Ad, dan membertkan kamu tempattinggal di muka bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnyayang datar dan hamu pahat gunung-g1t?lungnya untuh d'ijadikan rumah.Oleh sebab itu, ingatlah nikmat'nikmat Allah dan ianganlah kamumerajalela di muka bumi membuat kerusakan. (Al'A'r6J.: 7 4)

Maka seandainya kita membangun gedung pencakar langit danmemenuhi ruangan-ruangannya dengan membaca tasbih dan tahmid,niscaya Allah SWT akan menerima-baik perbuatan kita itu. Sebaliknya,membangun sebuah rumah kecil pun, jika digunakan untuk menyom-bongkan diri dan berfoya-foya, niscaya takkan membawa kebaikan apapirn. Dengan cara seperti inilah kita dapat menafsirkan hadis riwayatAnas bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Semua penafkahan hartaadalah di jalan Allah kecuali untuk bangunan; tiada hebaikan apa pun didalamnya.

Pada kenyataannya, betapa banyak peradaban yang punah, dan

betapa banyak kota yang musnah, semata-mata disebabkan oleh suaa-

ll4 Studi Kritis atas l-Iadis Nabi saw.

suara hiruk-pikuk di dalamnya yang tak ada kaitannya sama sekalidengan syukur kepada Allah ataupun takwa kepada-Nya.

Kepada bangsa-bangsa yang melalaikan kewajiban bersyukur inilahditujukan firman Allah: . . . Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagimereka, betapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kqmi binasa-kan sedangkan mereka sendiri berjalan d,i tempat-tempct (bekas)kediarnan mereka itu. Sesungguhnya pada yang demihian itu terdapattanda-tanda (kekuasaan) Tuhan. Maka apakah mereka tidak mendengar-kan (peringatan ini)? (As-Sajdah: 26).

Demikian pula firman-Nya: Dan kamu telah berdiam ditempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri merekasendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat ter-hadap mereka dan telah Kami berikan beberapa perumparnaan untuk-mu . ..?! (Ibrahim: 45).

Memang benar, ada beberapa hadis sahih yang pernah saya baca,yang hampir-hampir menjadikan pendirian bangunan sebagai kejahatan.Sudah barangtentu yang demikian itu harus dipahami dengan cara yangbenar, dalam kerangka yang telah digambarkan sebelum ini. Karena itu,tidak perlu rasanya menyebutkan hadis-hadis tersebut.

Saya telah mendapat kecaman keras sehubungan dengan tulisansaya tentang etika pembangunan rumah-rumah tinggal. Hal ini me-maksa saya untuk menukilkan hadis-hadis yang telah dicatat olehpengarang Taisjr Al-Wushul ila Jami' Al-Ushul di bawah judul Bab"Bangunan".

Saya menganggap kini sudah saatnya untuk membahasnya.Karenanya, di bawah ini saya mengutipnya secara lengkap, dan rnem-biarkan para pembaca merenungkannya sendiri. Kemudian saya akanmengomentarinya.

Bab "Bangunan":Dari Itrn Umar r.a., katanya: "Pernah saya alami ketika bersama

Rasulullah saw., saya membangun sebuah rumah dengan kedua tangan-ku, yang menaungiku dari hujan dan panas matahari, tak seorang punmahusia membantuku." (Diriwayatkan oleh Bukhari). Dalam riwayatlainnya: ". . . tak pernah aku meletakkan bata di atas bata sejak Rasul-ullah saw. wafat."

Dari Qais bin Abi Hazim r.a., katanya: "Kami mendatangi rumahKhabbnb bin Al-Aratt r.a., untuk menjenguknya. Ketika itu, ia barusaja mengalami pengobatan dengan koyy (besi yang dipanaskan)sebanyak tujuh kali di perutnya. Lalu ia berkata: 'Sahabat-sahabat kitayang terdahulu telah pergr. Mereka itu tidak sampai terkurangi (derajat-nya) oleh dunia. Sedangkan kita sekarang memiliki apa-apa yang tidakada tempat baginya selain tanah. Dan sekiranya Nabi saw. tidakmelarang kita berdoa memohon kematian, niscaya saya kini berdoa

Bab IV. Etika Makan'Minum 115

seperti itu.' Beberapa waktu kemudian, kami mendatangi Khabbab lagi,

dan mendapatinya sedang membangun pagar kebun miliknya. Ia ber-

kata: 'Seorang Muslirn akan mendapat upah (ganjaran) atas apa saja

vang dinafkahkannya, kecuali sesuatu yang diperuntukkannya bagi

ianah (yukni bangunan)."' (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)'Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda: Semuu yang di-

nafhahko.n aclalah fi sabilillah, hecuali bangunan. Tidak ada kebaihan

padany a. (Dirawikan oleh Tirmidzi).' Iiari Anas pula, katanya: "Pada suatu hari, Rasulullah saw' pergi

bersama kami sampai lce suatu tempat, dan beliau melihat sebuah

qubbalt. (bangunan seperti kubah yang tinggi). Maka bertanyalah beliau:lO^pa inil' Se-seorang dari kami berkata: 'Bangunan ini milik si Fulan,

,"o.ung dar:i kalangan Anshar.' Beliau merasa tidak senang, namun tidakberkati apa-apa. Setelah itu, si pemilik bangunan datang di tempat

Rasulullah saw. dan mengucapkan salam di hadapan orang banyak.

Namun Rasulullah saw. berpaling darinya. Orang itu lalu mengulangi

salamnya, secara beruiang-ulang, sehingga ia mengetahui, dari rona

wajah i{asulullah, bahwa beliau sedang marah dan karena itu berpaling

daiinva. Ia p.un mengeluhkan apa yang dilihatnya itu kepada para

Sahabat, t.ti1'u berkata: 'Demi Allah, aku mencemaskan pandangan

Rasulullah kepadaku. Apa gerangan yang telah terjadi mengenai diri-

ku?, Mereku terkata kepadanya: 'Beliau melihat bangunan milikmu,lalu menanyakan milik siipa itu. Dan karni memberitahu kepada beliau.

bahwa itu adalah milikmu.' Segera orang itu pergi dan menghanculkan'

bangunan qubbah-nya itu sehingga rata dengan tanah.-Beberapa wahtu

k.niudian,'Rasulullah saw. melewati lagi t€mpat itu, dan tidak melihat

ada bangunan di sana. Beliau bertanya; 'Apa yang terjadi atas qubbah

itu?' Dan para sahabat memberitahukan padanya, tentang apa yang

dilakukan ot.ft ti pemilik. Saat itu beliau bersabda: Ketahuilah, setiap

bangunan akan mimbawa kerugian bagi pemiliknya,_kecuali sesuatu

yang memang sangat diperluhan." (Hadis riwayat Abu Daud)'

Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, katanya: "Pernah Rasulullah

melihatku sedang menembok pagar kebun milikku yang terbuat dari

serar bambu. Kata beliau: 'Apa ini, wahai Abdullah?' Aku sedang mem-

perbaiki pagar, ya Rasulullah, jawabku. Lalu beliau berkata: 'Sesung-

grrhryu hatltu tidak perlu!"' (Dirawikan oleh Abu Daud dan Tirmidziseraya mensahihkannYa).

Dari Dukain bin sa,id Al-Muzani r.a., katanya: "Pernah kami

menghadap Rasulullah saw. untuk meminta makanan. Beliau pun ber-

kata, 'Pergilah, wahai lJmar, dan beri mereka makanan.' umar segela

mengajak Lami bersamanya ke suatu ruangan yang tinggi, dan ia menge-

luarkan kunci kamarnya lalu membukanya'(Hadis ini menunjukkan tentang adanya kamar di tingkat atas.

Dengan demikian tak ada salahnya membangun kamar seperti -itu!)lelas bahwa siapa yang membaca kebanyakan dari hadis-hadis di

116 Studi Kritis atas Hadis Nabi saza.

atas, tak akan berencana mernbangun sebuah rumah kediaman yangindah atau bangunan yang tinggi. Ia bahkan akan mengira bahwa hidupdi antara kuburan menjadikan seseorang lebih bertakwa.

Yang benar ialah, bahwa ada hadis-hadis yang berkaitan dengankonteksnya, yang tidak dapat dipahami dengan benar kecuali denganmempertimbangkan suasana atau latar belakang ketika Ciucapkan.Dalam hidup kita sendiri pufl, adakalanya seseorang memikirkantentang keinginan untuk menikah, namun ia mengundurkan pelaksana-annya mengingat kondisi tertentu yang menghalanginya. Atau adakala-nya ia berniat membangun sebuah rumah, namun mengundurkan pelak-sanaannya disebabkan timbulnya kekacauan di ternpat tinggalnya itu.

Logika saat-saat aman dan tenteram tentunya tidaklah samadengan logika saat-saat kacau dan gelisah. Kota Madinah pada saat itusedang menderita akibat beban dakwah, jihad, pengepungan dan per-tahanan. Mayoritas para Sahabat ikut dalam pasukan-pasukan yangberperang. Demikianlah suasdna waktu itu,. antara perang dan bersiap-siap untuk perang.

Menurut hemat saya, adanya larangan atau ketidaksenangan ter-hadap pembangunan gedung-gedung serta upaya memperindahnyadengan pelbagai dekorasi, tidak boleh dilepaskan dari konteks dankondisi masa itu. Jelas bahrva hukum asalnya ialah diboiehkannyasegala yang baik, dalam hal makanan, tempat kediaman, dan pem-bentukan keluarga. Dan sekiranya kita memahami hadis-hadis ituseperti apa adanya, niscaya takkan ada kota yang dibangun atau per-adaban yang tegak.

Saya mengenal beberapa dari ulama yang beraliran salafiah, dimasa sekarmg, ymg telah membangun gedung-gedung yang tinggi lalumenyewakannya kepada para penghuninya dengan harga yang ditetap-kannya.

Memang mereka boleh saja melakukan hal itu. Tetapi mereka tidakboleh melarang orang lain membangun gedung atau memperindahnya!

Saya juga berpikir bahwa pengharaman penggunaan bel ataulonceng, pada mulanya hanyalah demi menjaga syi'ar azan di sampingmenjauhkan umat dari pelbagai ciri agama Nasrani. Namun setelahmantapnya kebiasaan azan dan menjulangnya menara-menara di setiaptempat, saya rasa tak ada salahnya menggunakan bel atau lonceng danmendengarkan suaranya, terutama di persimpangan-persimpangan relkereta api, atau ketika meminta izin memasuki rumah-rumah, untukmembangunkan orang dari tidurnya, untuk memanggil melalui pesawattelepon . . . dan sebagainya.

Rumah bagi seorang Muslim memiliki berbagai fungsi dan adabtcdentu yang telah diketahui. Maka sebaiknya kita perhatikan semuaitu ketika merencanakan dan melaksanakan pembangun:rnnya.

@.|}{}W

Bab IV. Etika Makan-Minum 117

Orang-orang Arab dahulu kala tidak mewariskan bentuk arsitekturyang sejalan dengan ajaran-ajaran Islam yang baru. Bahkan yang terjadiialah bahwa kebanyakan rumah tidak dilengkapi dengan WC. Karenaitu, orang-orang dewasa dan kanak-kanak, laki-laki ataupun peremPuan,selalu pergi ke tempat-tempat di padang pasir, untuk kada-hajat (buangair besar) mereka.

Walaupun demikian, kondisi yang amat melelahkan ini telahberubah dan menghilang dengan mantapnya situasi Islami di kalanganmereka yang dengan sendirinya mendominasi cara hidup mereka didalam ataupun di luar rumah.

Ada pelbagai adab untuk tidur, yang memisahkan antara tempattidur anak-anak (lakilaki dan perempuan), sehingga bagi masing-masing

disediakan tempat khusus.Ada pula berbagai adab untuk meminta izin dan untuk bertamu,

yang dimaksudkan guna menjaga kesopanan dan kehormatan keluarga.

Selain itu, terdapat beberapa aturan terinci yang merupakan lan-

das;ur bagi dipeliharanya kebersihan pribadi di samping wudhu danmandi.

Tak diragukan sedikit pun, bahwa kaum Muslim - terutama padakurun-kurun semaraknya peradaban mereka - adalah yang paling sucidan bersih tubuh dan pakaiannya, dibandingkan dengan seluruh peng-huni bumi selain mereka. Banyaknya penggunaan air oleh mereka untukberbagai keperluan mandi dan cuci, jelas telah menjadikan merekasebagai kelompok manusia yang paling berbudaya, sementara orang-orang Barat berada di bawah mereka.

Manusia zmnarr sekarang memang sangat mementingkan sarana-

sarana kebersihan. Namun di sini kita tidak hendak membanding-bandingkan antara adat-istiadat suatu bangsa dengan lainnya. Kitahanya ingin mempelajari tuntutan-tuntutan agama kita agar dapatmencip takan kebiasaan-kebiasaan yang sej alan denga;rnya.

Saya pernah membaca sebuah uraian yang menyatakan bahwaruang mandi ala Barat tidak cukup baik, karena di sana tempat buangair diletakkan di tempat yang sama dengan tempat mandi. Dan jugakarena bentuk klosetnya memaksa orang untuk kencing sambil berdiri,sesuatu yang tidak disukai oleh Islam.

Pada hakik atnya, Islam tidak dengan tegas mengharamkan per-

buatan kencing sambil berdiri. Dan boleh saja seseorang membersihkandiri pertama-tama dengan kertas (tissue) dan setelah itu ditambah lagidengan air.

Cara seperti ini tentunya sudah cukup untuk menggantikan ke-

biasaan lama, yang menggunakan benda-benda keras yang dii\utidengan air, ataupun mencukupkan diri dengan air saja.

Islam adalah agama fitrah yang sehat. Apa saja yang lebih baikguna meningkatkan kualitas hidup dan menambah keindahan dan ke-

bersihan tubuh, pasti diterimanya.

118 Studi Kritts atas Hadis Nabi saw.

Dalam hal ini, selarna kita membangun suatu peradaban manusiayang menghormati eksistensinya secara lahiriah dan batiniah, makapada hakikatnya, kita telah memasyarakatkan ajaran-ajaran agama kitadi antara manusia semuanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:Barangsia'pa mengerjakan amalan saleh, baik dqri kalangan lakilakimaupurr perempuan, sedangkan ia seorang muhmin, nisctya Kami(Allah) akan memberinya kehidupan yang baik. Dan akan Kami berikanmereka balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(An-Nahl: 97).o

BAB VKERASUKAN SETAN:

ESENSINYA DAN CARA PENGOBATANNYA

Seorang pria mengetuk pintu rumah saya, lalu berkata bahwa iamemerlukan pertolongan. Saya segera menemuinya sedangkan waktuitu saya dalam keadaan lelah. Dan betapa tertegunnya saya ketikamelihat postur tubuhnya yang besar dan kekar. Tak ada sedikit puntanda kemiskinan padanYa'

Ia langsung memulai pembicaraannya tanpa basa-basi, dengan

menyatakan bahwa dirinya kerasukan setan atau jit ' . . ! Dengan agak

ragu saya memintanya mengulangi perkataannya. Dan ia pun m€ng-

ulingi keluhannya bahwa dirinya telah "dihuni". Saya tanyakankepadanya: "Siapa gerangan yang menghuni dirimu?"

"Saya dikuasai oleh jin yang bandel"' jawabnya'Sambil tertawa saya berkata kepadanya: "Mengapa bukan Anda

saja yang rnenghuninya? Anda seorang yang bertubuh begitu kekar?!"Orang itu tampak kebingungan dan tidak menjawab pertanyaan

saya. Sejenak saya amati wajahnya serta keadaa.nnya secala umum, lalukukatakan kepadanya: "Apakah Anda memang menderita penyakitsemacarn ayan yang kadang-kadang mendatangi Anda?"

Namun ia tetap pada ucapannya semula bahwa dirinya "dihuni"'Cukup banyak kaum wanita dan sebagian pria yang datang kepada

saya dengan keluhan seperti itu. Dan setiap kali saya terpaksa berusaha

dengan susah payah untuk menenangkan mereka yang jiwanya ter-

ombang-ambing oleh kecemasan dan kebingungan.Saya pun merasa yakin bahwa berbagai problem kejiwaan dan

kelainan saraf selalu melatarbelakangi keluhan adanya jin yang meng-

huni tubuh seseorang dan mengganggunya. Adakalanya saya membaca-

kan beberapa doa atzLr ruqyaft*) untuk mereka agar kembali tenang.

Atau adakalanya cukup dengan menasihati mereka, walaupun diperlu-kan cukup banyak waktu guna menghilangkan keguncangan jiwa yang

mereka alami.Beberapa orang yang cukup menguasai bidang pengetahuan agama'

*) Ruqyah adalah doa atau ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan untuk pendedta sakit -Penerjemah'

l r g

120 Studi Kritis atas Had.is Nabi saw.

rupa-rupanya kurang-setuju dengan sikap saya terhadap para penderitatersebut. Mereka berkata kepada saya; ';Mengapa Anda menolak untukmembenarkan kenyataan kerasuka' setan ,vang mereka aiami?"

Dengan tegas saya jawab: "Al-euran telah menjelaskan bahr,vapermusuhan Iblis dan anak cucunya terhadap Adam dan anak cucunya,tak lebih ,daripada menimbulkan keraguan (waswas) dan penipuarr"Seperti dalam firman-Nya: Dan hasunglah siapa yang kamu saiggupidi antara mereka d.engan ajakanmu dan kerahkailah"terhad,ap m\\ekcpasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki d,an berserikatlahdgngan mereha pada harta d,an a*ak-aiak dan beri janjilah mereha. Dant,i?(! y1"q {fanjikan oleh setan kepad,a merekq *rtoirkon tipu belaka.(Al-Isra': 64)."

Dalam serbuannya ini, setan tidak mempunyai suatu kekuatanyang dapat memaksa..Ia hanyamempunyai kemampuan untuk menge-labui orang gturq !o{oh saja. Seperii yang disebutkan pula dalam ,fu,Quran: . . . sekali-kali tiada hekuq,saan bagiku terhadafmu melainhansekadar aku (setan) menyeru kamu raru kamr, *t*itrhi seruanku.ole.h sebab- itu janganlah kamu menyalahkan ahu, tetapi salallkanlahdirimu sendiri. (Ibrahim; 22).

Makna seperti,ini terulang kembali dalam Al_euran: ... Dansesttngguhnyalah lblis telah d.apat membuktikan kebeiaran sangkaan-nya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya kecuali sebagiin d,arikaum mukmin. Dan tiadalah kekuasain lblis terhqdap merekq. . . .(Saba': 20-2I).

Setan tidak mampu membuat rintangan nyata di hadapan oransyang akan pergi ke masjid. Ia juga tidak mendorong_dorong seseorangagar minum minuman keras di sebuah kedai min'm. yu"g ia rnilik]hanyalah cara-cara untuk menipu dan mengelabui, tak lebif, dari itu.

Salah seorang dari mereka berkata: "Mernang benar, tetapi ayat-ayat itu tidak menafikan bahwa sebagian dari setan adal almtyamerasuki jiwa seorang manusia sehingga mencelakakannya."

Dengan perasaan kesal s4ya berkata kepadanya: ,,Apakah setan_

setan itu memiliki kekhususan untuk 'menungganei' orang-orangMrls-lim saja? Apa sebab seorang bangsa Jerman atiu Jepang, rni"salny{tidak merasa waswas tentang adanya jin yang menghuni-tuuurr dan jiwamereka?"

sungguh, citra agama telah rusak akibat tersebarnya'khayaian-khayalan seperti ini di kalarlgan o_rang-orang beragama pada khususnya.

Kalian semua mengetahui bahwailmu-ilmu fisik'ki.i makin meluaslingkupnya dan makin kuat akar-akarnya. Maka jika hal-hal yang ber-sifat metafisik terus-menerLls berputar t.kit- lingkaran ,.p.rii in], takpelak lagi, masa depan keimanan pasti berada dalam bahaya.

sebaiknya kita teliti, dengan kepala dingin, penyakit-penyakityang diderita oleh mereka yang jiwanyi selaru a*u- kegelisahan. Dansebaiknya kita berusaha menenangkan saraf mereka yaniselalu tegang,

Bab V. Kerasuhan Setan 721

i-r.-nna perlu men'-rdrrh atau rnengk^amhinghitamkan jin dengan se$u3tur'..n,r';.l-1L,{;l.L"t-"*,'lohnyar' '

Sei'rarrg ka''van berkaia k.epa.daku: "I"4enurut hemat sa-va, sebaik-n'ja. -.nda rr.endr:ngrrkarr nqlldenet naJi? ulama dalarn kasus-kasus.e^e.'fi ini "

"f\h ter.1, " je'.":bk" "Apr k:"rn..'a pendapat mereka, menurur4n<!.a?"

Kar,nranku. selanjut.n.va berkata: "Fenyakit kerasukan setan adalah,sesuatu )'ang dihena-rkan cileh Al-Qural dan As-Sunnah. Firman Allah:()ra.ng-ornng \)c?lg *ternakgn riba tidak dapat berdiri melainkan sepertiberdirin"is aran.e kerasukan ^lang dikacauhalaukan oleh setan. (Al-Baqarah: 2?i). Serlangkan dala.n: As-Sunnah disebutkan ucapan Nabi:-,rr,4,'.: Sesttri,gquh.nyq. s€tan itu, nLer.galir dalnm diri msnusio sepe rtirnengalirn,',-e ,Jar$h. J':ua sabda beliau: Ba.n\ak kematian umatkzt karenatt€Pet'an{an dan !enttukit .sarnpar, okibat tileamsn mustt,h-musuh kcliandari kalangan jin. Sern,"tanya itu terrnasuk syahddah (yakni mati syahid).Atla lagi sabda treliau: Tiada seorung ba3,i dilahirkan melainksn setattte!{}h ffienusukny,a, seking*{a menyebcbkan iii rnenangis ketiha d.ilahr'kan, keewali putra .M.aryam (Nabi .irsa) serta ibunya (alaihima as-sal.am).

51'aikh L{anshur Nashif t raltimah.ullcft ) menulis: "Peristiwa-peris-ti.wa 1'ang berkaitan dengan hai ini banyak sekali terjadi dan disaksikanerang" Sarnpai-sampai Abdullah p*.ira Irnem Ahmad _bin Hanbal ber'tanya kepada ayahnya, seperti tersebut dalam kitab Akanx Al-Ma.rjttn:"Ayah, sebagian orang rnenyatakan bahwa jin tidak benar-benar masukke dalam tubuh rnanusia yang sedang kerasukan." Imam Ahmad men-jawab: "Mereka telah berbohong. Bagaimana tidakl Lihatlah betapa jinmenguca,pkan liata"katarrya dengan peranta.raan lidah si penderita!"

Kemudian Syaikh N4anshur rnelanjutkan: "Dari keterangan inimenjadi jelaslah pendaBat siapa yang henar. Maka barangsiapa ingin,bolehlah ia beriman, dat barangsiapa ingin bolehlah ia berkufurl"

Menurut hemat saya, mendesakkan keimanan dan kekufurandalam masalah ini sama sekali tidak relevan. Ini hanya termasuk sikapekstrem dari sebagian orang beragama, dalam membuat keputusantentang hal-hal yang bukan prinsip. Adapun mereka yang memangtrenar-benar luas ilmunya, tidak akan bersikap seperti itu.

Seorang ahli ilmu faiak tidak akan peduli apakah sungai-sungaidi kota Iskandariah mengalirkan airnva ke laut atau ke padang pasir.Ia juga tidak peduli apakah kapal-kapal dagang melewati Kanal Suezatau mengitari Tanjung Harapan di Afrika. Demikian pula saya. Yangsaya pedulikan hanyalah prinsip-prinsip akidah Islamiyah serta bimbing-an wahyu Ilahi, untuk waktu sekarang dan di masa depan.

Pada suatu ketika, surat-surat kabar menyiarkan berita bahwaSyaikh Abdul-'Aziz bin Baz (ketua Lembaga Fatwa di Saudi Arabia -penerj.) telah berhasil mengeluarkan "seorang" jin beragama Budha daritubuh seorang Arab Badui, dan bahwa jin tersebut kemudian masuk

122 Stu.di Kritis atas Hadit Nabi saut.

Islam(l). Ketika itu dibacakan, saya m.engarnati wajah-wajah para pem-baca dan pendengar Lrerita itrr, srrngguh waktu itu sa_va dapat merasa-ka.n betana jauhn;ra jarak antara. ilmu pengetahuan dan kepercavaanagama yanq ada dalam diri orang-orang itu. Betapapun juga, nilaikemuliaan Al-Quran herada jauh di atas soal-soal seperii ini!

Baikla.h kita kernbali pada. dalil-dalil Al-euran dan As-S,,"nnah yangdikemuka.kan kawan kita tadi. vakni bahwa. setan mampu *rrgir,rrrltubuh seorang manrrsia da-n mem.penga:u.hinva dengan ipu suju"ourgdiineinkan olehnya.

- Ir4engenai ayat yang mulia', . . mereka (para pemakan riba\ tirta.kdapat berdiri melainkan seperti berdirinl,a nri.ng-oiong kerasuk:tn yangdikacaubalauhan oleh setan " (Al-Baqarah i7h), maka keba.tvuruipara ahli tafsir menyatakan hahwa keadaan seperti itu berlakunva. kelakpada Hari Kiamat. Hal ini mengingat bahwa - eli ,Jrrnia ini - tak:e-oranq pun melihat para pemakan ritra itu jatuh bergelimpangan rlijalan-jalan disebahkan penvakit "kerasukan ietan", sedemilian rupasehingga mereka nvaris dir*jak-injak atau dilanggar oleh para pemakaijalanan!

oleh sebab itulah. para ahli iafsir rnenyatakei bahwa hal itu baruakan terjadi kelak, ketiha mereka rnenghadap Allah sltrr yang aka'menghisab mereka akibat kerakusan dan kezaliman yang mereki laku-kan di dunia.

Asy-Syaikh Rasyid Ridha, dalam rafsirnya, mengutip pendapat Al-B-aidhlwiy mengenai ql"Iumu_* orang"orang itu aengan merrka ;rurrg"kerasukan setan"" Hal ini, kata'ya, untuk mengik"uti kepercayaaisebagian orang bahwa setan menyerang manusia tertentu secara acakdan memukulinya secara bertubitubi, sehingga rnenyebabkannva men-derita kejang dan tak sadar diri, gejala p..r,rrut it yang disebut kerasuk-ii. (At-_qaran menggunakan kata yatihhabbath t Ut- ] dari katakhabth It+ ] yang berarti gerakan-gerakan tak beratui*i*g dilaku-kan oleh urita yang truta).

. Pengarang Tafsir Al-Manar itu selanjutnya berkata: ,'Atas dasaritu, ayat tersebut tidak rnembenarkan ataupun menolak pendapatyang menyatakan bahwa penyakit seperti itu, yang dikenal oleh sebagian orang sebagai 'kerasukan setan', memang berasal dari setan yangmenyerang manusia tertentu. Dalam hal ini ada perbedaan pendapaiantara kaum Mu'tazilah- dan sebagian Ahlus-sunnuh -.rrg.rrai apakahsetan memiliki pelbagai kemampuan terhadap manusia selain rn"rri-brrl-kan waswas (kebingungan) dan kegelisahan dalam jiwanya."

sebagian orang menyatakan bahwa penyebaL penyakit seperti itumemang berasal dari "sentuhan', setan, sebagaimana yang dapat dipahami dari susunan kalimat dalam ayat tersebut secara-harliah, walau-pun tidak berupa nash yangpasti.

Namun para ahli kedokteran masa kini menyebutkan bahwa pe-nyakit yang dikenal sebagai "kerasukan setan" itu pada hakikatnya

Bab V. Kerasukan Setan 123

r"e.i:rnasuk di antara penyakit-penyakit saraf yang dapat diatasi dengan*bat-nbatan tertentu ataupun dengan cara-cara pengobatan modernia"rnnya. Walaupun kaciang-kadang diobati pula dengan semacam sugesti,.lan sebagainya.

Mengenai hadis yang menyebutkan bahwa setan mengalir dalamtiiri manusia se'berti mengalimya darah, maka hal itu dapat dijelaskan*ieh kisah )'ang menvertainva. sebagai berikut:

Tel:rh berkata Shafiyyah (istri Nabi sarv.): "Pernah Rasulul-lah dalam keadaan ber-i'tikaf di rnasjid, ketika aku mengunjungin),a di m,alam hari" Setelah berbini:ang-bincang dengan beliau, akuhangkit dan berjalan menuju rumahku. Pada waktu itu Rasulullahikut rnengantarkan aku sampai di pintu masjid. (Shafiyyah tinggaldi nrrnah Usimah bin Zaid). Ketika itu lewat dua orang darikaLang;an Anshar dai] rnelihat beliau bersamaku, lalu mereka cepat-cepat pergi rnenjauh. N4elihat itu, R.asulullah mernanggil merekadan berkata 'Jangan buru-buru! Wanitq ini adalah Shafiyyah bintiHuyay I' Kedua orang ilu terkejut dan berkata: 'Subhdnallah, yaRasulullah!' Dan beliau rnelanjutkan: 'Sesungguhnya setan itumengalir dalarn diri manusia seperti mengalirnya darah' Karena itrtaku hhawatir ia menghunjamkan suat'a kejahatan dalam hatikaliam!"'

Begitulah, Rasulullah saw. - dalam sabda beliau tersebut - inginmencegah adanya waswas (keraguan) yang mungkin ditimbulkan olehsetan ketika menyaksikan pemandangan itu (yakni keadaan Nabi saw.

bersama seorang wanita di tempat itu).Oleh sebab itun meskipun kedua orang Sahabat itu memustahilkan

timbulnya persangkaan buruk di hati mereka terhadap Nabi saw';{lamun beliau tetap ingin menghilangkan kemungkinan timbulnya haltersebut.

Jelas, tidak ada hubungan antara hadis ini dengan kemungkinanadanya setan yang "menghuni" tubuh seorang manusia.

Adapun hadis lainnya, yakni bahwa penyakit sampar adalah akibat"tusukan" jin yang merupakan musuh-musuh manusia, maka cukuplahkirarrya penjelasan yang diberikan oleh pengarang Al-Manhr mengenaihal ini, dalam kitab Tafsir-nya, sebagai berikut:

"Para ahli ilmu Kalam berpendapat bahwa jin itu adaiah makhlukhidup yang halus dan tak dapat dilihat. Kami sendiri telah beberapa kalimenyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang halus yang dikenalorang masa kini dengan perantaraan mikroskop dan diberi namamikroba, ada kemungkinan itulah sejenis jin yang merupakan penyebabdari banyak macam penyakit. Pendapat seperti itu kami kemukakandalam rangka menakwilkan berita (hadis) yang menyebutkan bahwapenyakit sampar berasal dari 'tusukan' jin. Betapapun juga, kita

- kaum Muslim - tidak perlu mempertengkarkan sesuatu yang telah

124 Studi Kriti.t atas ll.tdit !.t.:t:tt ,,

dibuktikar-i oleir ilmr: penqetahuan dan riii'r'r'ataka.n kebenarannva oir'iipara dokter. Kita iuea tidak nerir-r menambah-nambahkan sesua.tu vaLr:-:tidak mempunyai dasa.r ;lmiah. analagr iika vane demrkian iru semal.i-mata demi mensahihkan beberana riw:rtat van'J bersiiat. 1)had idirar., i.kan oieh peroranqan, bukan s€cara m.utawdtr':"

I)an kita semua br:rsvukur bahwa ai,Uuran iauh sekaji darl nr,munqkinan untuk dapat disangkal cileh rirnu penserahuan.

Dan kini tibalah saatnva kita membahas h:dis rentans ''tus..rk;,.a'setan, sebaqairnana yanl disebutkarr cleh ilara r: -l.ar,\,1.

Terbaltang di khavalarl sav?. bah."va setan sei::-lu riudr-ik m€nllre, rl

di bawah rahim seoranq perrmpuan hamii untrik mer:vamhut kedata::i:'an setiap bayi yane dilahlrkan. [.ter-nikian r]engkinva ia sehingga seol:rr:olah berkata kerrada si havi ' "Ki,qahku hersarna ayahmu yanir Dertair:,,,(Adam) masih belrrm selesai Akr: a.kan trerusaha membrratmu kenavlrl,r-an seperti vans telah krrlakukan terhadap ay'alrml itrr."

.Setelah iiu ia pun menusrrk ha,,i itrr densan cukup kuat sehini,;:;,membuatnva menansis dengan slrara yans keras. Barr.: setelah itu r,menjalani kehidrrpann_ya'an? rv4.1'ar di luar rahjm si ibrr.

Para penvair nun serinnkali menqingatkan kita kenada makna 1'ar.,.dekat dengan ini" Salah seorang dari nrereka herkata;

! -u; -cL" i)4hJi .',i iJ^r- Vs.f ;r

B g nc ana -b t ?ic an c. t! t rtitty ttrzg dif:"is ik kat t lie l' *,i.*rt i' *.mem,bu*t sttial' l;;1 i rr;c:i;:ig'issaat ;.a dilslr.irkan , . .

Memang trenar bahwa ibunda Siti Maryam a.s. sedang meras&gelisah ketika ia memohon dari Allah SW'l' agar menjaganya ciarr

menjaga ke turunannya, sebagaimana disebutkan dzulam Ai-Quran:. . . dan aku menamakannya Maryam dan melindungkannya besertaketurunannvo kepada-Mu dart gangguan setan terkutuk . .. lAir "Imran:36). Bagaimanapun juga, Maryam dan putranya termasuk di antalahamba-hamba Allah yang saleh. Sedangkan setan - berdasarkan ke-terangan Al-Quran - tidak memiliki kekuasaan apa pun atas diri hamba-hamba Allah yang sedemikian itu!

Namun marilah kita membahas masalah ini melalui beberapa pen-dapat para ulama peneliti. Pengarang Tafsir Al-Manar berkata: "Dalamsalah satu hadis riwayat Abu Hurairah yang tercatat dalam ShahihBuhhari dan Muslim disebutkan sabda Nabi saw. (sesuai dengan susunankalimat menurut Muslim): Setiap anak Adam pasti 'disentuh' oleh setanpada saat ia dilahirkan oleh ibunya, hecuali Maryam dan putranya.

$Gb V. Kerasukan Setan 1'2b

.r:i"lJaiciharvi menalslrkan kai.a 'dlsellttlll' dengan kerngrrran yang Sangat

ri:rri setari untuk ilrelrtrrurrvii. ,'vle liienar ntt tli-L".;titclz At-tmam (yakni

i,,, ctr!ir }iuliarnn',;,-el ;\tir.liiir - l:fii;c1'1.I i)cli{ai.n: ]ri<a iradis ini sahih,

;t.:r.ka keteriinlIan tfirsebllI terfiolong nen{Ier1.iaI kiasan dan trUkann-Va

':r'rertiei.n. hakii<i. N{r.ta{rkrn itirlah vanq dirnaksud oleh AI-Baidhiu'i'"

Belit:r1l r't,l? S','rtl'l' D-i"i'l r)lrrll' "'H"i:r ier"eh:li te:go'cni,,. ,.r'i1.. sa.i:a.Cn.1': ltr:t3 :l'l- l.ttr::-l:olcl,:1'n','r F{rlrl.ir rJr. nersa::--t3ann\'?

.lingtit lrr.dis "'lrr 1ii;yr'^fr.:1i':r:: 'tn1:n'- h"T !'rlah."!-, ,4.t4L:\,rnbi saL,'.

,:,i,1q f,.q14ttrl.igr1 .11;11;t'hg.,;i!' tclth!. rl-':lt':lu.r:rhannvo. !:tti':'' sttan d.eri-

r'..:r. tlzrl re15r-]-,11 lehih- i.lao nertrmr-raln3lt1llt'3, )'Ii,ngkin v::nsI dimaksudjengan it,r. iala.h h3l1ro,2 rclan lldah 1:eh,r.l-,:':cn h;rgirnttva dalam hatil' ,lltr pntlrL rnen':flangqr!11':'3. 1t'213.r''"n h:n'.'' 'l':nqa.n rnernhangkifka'nn'r';!gr-lqn itv?".^.,a":\. $qhi123ip''1n3 11,1n?1 d;sirllrrl-krn dar:i sahfla belial"r

'.:inn.,'a lterkepaan dcngai:" 'gql:.11! r.,tt',^g rr an\rertaj. |J'a-bl sr'.t'.: . . narn?]n

. {ririli Sl!t7' 7si.uh. 7v!ar:tclortqht:. d{,!lam berh.a.dabsr.' r!erc(anttva sehin,gqc ta

:| ).,.?n": e?,ah..*) I)airnr yiv.'s1'31 1,11,;slim : . .

i:rv.. sesuetv te l.ain htbaikrt.r.tohin{(fl ie tidqk ln3merintah-

Pengarang Tstsir "4I-NIrtnTtr n1tl:niutkan: "Yanfl danat djnastikan-, menllrltt karni - ialah i-.ah',,.'a setall tir'1ak memiliki kektlatan untukrri{,1rg?ng3g harrl-.le-hernl-ra All:lh 1'a.n. saje}' den ferpilih. Sedanqka.n

vtnE iralinfl utarna di antara rnereke adalah Dar2 nahi tlan r"asr.tll Adapun

vanc rrrseirr_rt dahm s,;a1u hr<Jis trahrva setan tidak dapat menl/entllh

i,,{oro,uo dan rla, elernikian '-lla 4alam hadis tentanc menverahn'a (atau

,.i,/aun-nva) sfta.n yens men'\/eltt.i Nahi saw, rlan iuea hadis tentane di-

l_,uangn,:.-3 bagian setan clari hati Nahi sal{,.iln?kA semlla itu termasuk

lrlrabar"-irhahar t,:rnfl zknnnit,, melalui 1irsa-rraf ithitd" Dzn mengingat

L,rl,rwa topik yang disehuiL?n ,-Ji dalamnva telmasuk atram gaib - se-

dans.lia.n ieirnanr"r., kepacla 1'.ng g?ib t"tt1-r2s',-k Calam hagian Akidah -rnaka hal itr-r tidak deLat Citerim.. berdasa'kan ri'.r'ayat '{an,q han-va ber-

sifa.t ;/rcrtnrv ll"rkili brrkrn rt'ttlr.Lt-titir: F-irrnan A"llah herkenae'n dengta

irlr . . . t"u'" .srt,rtsstthn.:'i t!'trttttt (rllr3aan\ tir!:k!c'h c"tku'l" ztntuk meng

tuhtti l<rber.a?.un. ... {An-i\:rjn:: ?S). {}1eh srhrh it'-r' kitatidak dirvajib-

kan I.nengir,.rrani lsi hr.,li,*-hadi: ini dainm k.cell:r|h;n a.kldeh kita.g.,r-i.rupu itrai:i kalangan ,:1ama, her"i<ar:: "l.lralarn hal-hal senfrti

i-ru. boleh juga burpega.ng pa.da 5u4i$-Jrarlir -ohltd, ba.gi mereka yang rneng-

*ggo1r*1'u J^nln.' S"rl.angitan rnazh'ab parz talaf tent?-ng hadis-hadis

.-riltii i'-'i, ialah meng-embalikan pengetahr'r3-n tenta.ngnya kepada

.\llah."I)an meskipltn mazhab 'rn/crr' ls6i1-t sat'' suk'a" namlln upaya untuk

men:./anggah muruh"musrih trslam mengharu.skan kita Llntuk lebih ber-

tinclak iiati-hati clan lehih *'aspada. Letrih dari itu, saya sama sekali

tidak ingin membuka pintu-pintu sihir, sulap dan kebohongan' atas

*) Sebagian orang mengartikan hadis ini:mengartikan: ". . sehingga aku seLamat

. . . sehingga ra (setan) masuk Isl'ant. Ada pula yang

dari gangpyannla - penerjemah.

126 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau.

nama pengakuan bahwa setan dapat menghunr diri manusia!Belum lama ini, polisi terah. menangkap seorang raki-laki vanirmemukuli seorang penderita sakit dengin ttngkatnya sehingga'me.

nyebabkannya meninggar dunia. Menurui keterJngannya, si duirgu irlimengira bahwa ia memukuli se.tan agar keiuar dari tubuh ri p.r.i.r;ru.waktu itu ia memukui sambil beiieriak: ,'Keluarrah. wariai ,r,rrr,.,iAllahl" Tragedi itu berakhir dengan kematian si penderita ,"d,."g;:;itu.

Adapun cerita-cerita yang dikisahkan oleh pengarang kitab tiki*;.Al-Marjhn ii A_kham ALldnn (Bukit-bukit Marjan tentang Flukuni.hukum bangsaJin), maka kebanl'akannya adalah khurafht din knayal.an. walaupun kitab itu disebutkan oleh Ahmad brn Ha"r,J" i*,rIaimiyyah dan lain-iainnya . . . I

s!.rR.rrl;')'i.

r:'' Kita semua mengetahui bahwa bumr yang kita diami ini tak lelul:dari sebutir debu di alam semesta yang amat besar darr megah, dan ya.nepenuh dengan kehidupan dan makhluk hidup. Memane,'mungkin"sa3abumi kita ini. adalah sebutir pasir di atas pantai w,rjui'rr**!,u

"uigamat sangat luas, yang batas-batasnya tak ter.langka* oleh khayalankita!

Kita lebih lagi merasakan luasnya kerajaan langit apabila kita iku.tihasil penelitian para ahli ilmu falak atau tetesan-tetesin pengetahuanyang mereka peroleh sebagai hasil dari pengamatan yurrg tiL herrti-hentinya terhadap ruang angkasa.

Kita akan menjadi orang_orang dungu apabila mengira bahrv:_hanya kitalah satu-satunya makhluk-hidup-dalam wujud ,.ir.r,* uungmahaluas ini.. Seseorang yang membangun gedung pencakar laneiitakkan membiarkan angin menerpa bagian-terbesar diri'sisi-risirya f aigdibiarkannya kosong, seraya *itusa

-cukup dengan penghunian 'satii

kamar saja di antara lorong-lorongnya!Alam ini penuh sesak dengan makhluk hidup yang dicipta oleh

Allah, yang menunjuk kepad" *.t;.,d-Nya dan bersaksi teitang kebesar-an-Nya. Maka. jika manusia mengira bahwa mereka adalah ,uti-rutrrrrlru'yang meliputi kehidupan, sungguh mereka telah terkelabui oleh dirisendiri.

- Dengan memperhatikan Al-euran, kita akan mengetahui har itr:.Allah swT berfirman: Da.n kepunyaan-Nyalah siapa ,i1o yong berad.adi langit dan bumi dan.siapa saja yang dt sisi-l{y'a, mereka tidak ber_takabur untuh beribadat kepada-Nyi dan tidik pula merasa letihkarenanya. Mereha selalu bertasbih pada waktu *oi* dan siang tiadahenti-hentin)g (Al-Anbiyn': 1g-20). Dan firman-Nya: Dan d,i antaratanda-tanda-Nya ialah menciptahan rangit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pad.a heduanya. Dan Dia Maha-huasa mengumpulkan semuanya apabila dihehendaii-Nya (Asy-Syura:2e).

Bab V. Kerasuhan Setan 127

Ayat-ayar seperti itu, banyaL sekaii. Dari situ kita mengetahuibahwa anai<-cucu Adam h.ariyaiah satu jenis makhiuk di antaramakhluk-makhiuk iainnya, bukan satu-satunya makhiuk. i)i sana adamalaikat yang bukan tempatnya dr sini untuk membicarakarr tentangrugas masing-masing dari mereka. Dan mungkin saja rnasih adamakhiuk-makhluk lainrrya yang tidak kita retahui sedikrt prrn tentangriwayat pern'rulaan hidupnya ataupun kesudahannya. Dan di sana adaalam jin yang akan kita sebutkan di sini sebagian dari ciri-cirinya.

Al-Quran Ai-Karlm teiah berbicara kepacia krta tentang setan ter-bcsar: iblis, musuh Adirni dan anak-cucun.ya. Juga tenrang jin yangdisebut sebagai makhluk yang makan-ininum, berketurunair cian

dibebarri beberapa kewajiban keagamaari. t;rn bahwa di antara rnerekaacia yang mukmin dan ada puia yang ralir; yaurg baik oan yalg jahat.

Kita mengetahui bahwa jin rriernpunyai hebiasaeur lriclup yangkhusus bagi mereka. Dan bairwa rnereka niemiiiki keiruatan lebih daripada kita, manusia. Dan bairlva rnereka meiihat kita sementara kitatidak melihar mereka. lVaiaupun <iemii'ia:r, add Inanusia-mauusia ter-renru yang diberi keistitnewaan oicit Aliair sehingga maropu mengen-dalikan serta menguasai jin. Seperti Suiaiman yang ciriukiskam dalamAl-Qlrrarr: ... dan di ati,tura jiri, utia yurrg bei<erja d'i buwalt kehuasaan-nyd (yakrri Suiainran) dengait izrn 7'uharcnyu. Dan, oa?"ungsiapa ine-nyhnpang tli anyura mereka ciari perintah i{unr.'r,,, uhcn, Kami rusakankepadanyrt azab rterahd ya?tg apirzya rrtettyaia-nyula. iin-jin itu mem-buat untuk Sulaintan apa yung,l,tkelrcntiuknt ya: gedwtg-gedung' yangtinggi, patung-patung dait pirir6-7titirry sebesur koiarn serta pe?"iuh-periuh yuir.g berd.iri mantap (di zrras tuirgk.r-tungk') ... (Saba': 12-13).

Dalarn hubungannya ciengan iral irri, Ai-Q.i'an rnenyingkapkanl..epada kita bahwa jin itu tidak merrgctairui haii"ral gaib. Dan bahwah,:bi mereka nelakukan penyesatzul terhadap manusia, tidak iebiir dari-pada tipu daya yang jahat atau upaya irierrjerurnuskan tnaiiusia-marrusiayang mudah dikelabui. Oleh sebab itu, Al-Quran meiukiskan inanusia-nrarrusia peiaku maksiat dalanr firman Ailah: Datr' sesuti.gguhnya lblistelah dapaf, mentbuktikan kebenaran sangi"uannya terhadap merekalalu mereka mengikutinya, hecuali sebagian dari orang-orur'g yang ber-iman. Dar, sesungguhnya tidak ada kekuasaan lbiis terhadup rnereka,melsinka'n hanyalah agar Kami dapat nt,enzbedahan siapu 'yang irnanhepada adanya kehidupan akhirat dati siapa yang ragu'ragu tentang halitu...(Saba':20-ZI).

Perhatikan sungguh-sungguh l"alirriat ini: . . dan sesu'tiggulinyatid,ak adq heliuasaan lblis terhadap mereka . . . ; agar Anda mengetahuisejauh mana ia memiliki kemampuan untuk mengganggu!

Adakah virus-r'irus yang tidak terlihat itu termasuk ;ilarr: jin?Pengarang Tafsir Al-Manhr tidak memustahilkan hal itu. Scbagai bukti,ia mengingatkan kepada hadis mengenai penyebab wabah samPar

(tha'un). Ada kemungkinan pendapatnya itu benar. Dan ada kemung-

128 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau.

kinan puia bahwa sebagian para jrn yangmempunyai pengetahuan yang mendalanrmemiliki kemampuan untuk me;rjangkrrrt'ang niernbawa penyakit iru.

kebetulan ccrdik dan jair:ir,tentang alam virus, dan jugamatrusia de nqarr vlr ur-\/tr us

. Anjurari kepada kaum trerirrian untuk ber-ia'awutudz (melindu'gkan diri kepada Allah) dari gangguan ji., pada ",vaktu-".vakru dantempat-tempat tertentu, menguirikan hai ini. Ketiita pergi mc;r,-r1utempat air, seorang Muslim diperintankan agar rnembaca:

Ahu berlindung kepada-Mu d,eri segala nxacam kotoran dan gangsu-an.

Dan ketika melakukan hubungan intirn dengan sang istri, disuru-irberdoa:

Ya Allah, jauhkanlah kami dsri setan dan jauhkanlah setan rrqririzki yang Kau karuniakan kepada kami.

Kini saya tidak ingin lebih lama lagi berjalan <li atas jaran yanutidak .jelas rambu-rambunya, atau menyibukkan kaum Muslim denganhal-hal yang remeh-temeh, sementara neqeri mereka terbuka bagi setiappenyerang dan perbatasan-perbatasan mereka d.ilangear oleh setiappenyerbu !

- -.- Adl banyak pendeta di gereja-gereja.vang mengaku da-pat mengen_dalikan jin. Dan ada pula orang-orang tertentu dari kalangan kita sencliriyang juga menyuarakan pengakuan seperti itu.

Kesempatan bagi para penvebar khurafdt tetap terbuka untukbertelur dan beranak-pianak. sementara itu, tidak selayaknya kiramelupakan firman Allah vang ditujukan kepada setiap [4uslim: . . . daztjanganlah kamu mengikuti apa ltqng tidak kamu punttai pengetahuartt€ntangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, sernua-nya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (Al-Isra': 36).

seorang yang benar-benar Muslim akan selalu memusuhi segalawaham (persangkaan dan khayalan palsu). Sebaliknva, ia akan her_sahabat dengan kevakinan dan tak akan terpengaruhi oleh ocehan danigauan para penderita sakit,,

Saya pernah memhaca sebuah hadis yang membuat saya m€renungtentangnya. Dari 'Athi' bin Abi Ratrih, katanva: Abdullah bin Abbaiberkata kepadaku: "Inginkah Anda kutunjuki seorang wanita peng-huni surga?" Jawabku: 'Ya!" Maka ia berkata: ,'perempuan negro iiipernah datang menghadap l,trabi saw. dan berkata: 'Saya menderitapenyakit ayan dan adakalanva pada saat penyakit itu datang, aurat sayaterbuka tanpa sadar. Doakanlah untukku agar Allah menyembuhkan-kul' Maka Nabi saw. berkata'kepadanya: 'lika kau ingin, bersabarrahdan kau akan mendapat surga sebagai balasannya. Oai fiA,a kau ingin,aku akan berdoa memohon ketrtada Allah agar membe,imu kesemiuh-an.'wanita itu berkata: 'saya ahan bersabar. Tetapi doakanlah aga-r takterbuka auratku.'Maka Nabi sawl, mendoakan baginya.,'

Coba renungkan! Wanita ini menderita ayan. Tapi ia lebih suka

Bab V. Kerasukan Setan 129

membawa penyakitnya itu sampai mati dengan rnemperoleh jaminansurga sebagai gantinya, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah saw.

Ia hanya memohon agar auratnya tidak sampai terbuka pada saatia tak sadar-diri, setiap kali penyakitnya itu kambuh. Dan Nabi saw.menjanjikan hal itu untuknya.

Nah, seandainya penyakit yang dideritanya itu berasal Cari setanyang "menghuniDyo", akankah Nabi saw. membiarkannya sebagaikorban si terkutuk itu? Saya kira, tidak!

Apa kiranya yang akan terjadi seandainya ia wanita za.man seka-rang? Mungkin ia akan dobati dengan kejutan-kejutan listrik agar bisasembuh. Tetapi mungkin pula ada sebagian orang yang berkata: "Iaseelang 'dihuni' oleh setan." Dan sebagai akibatnya, ia akan dipukuliterus-menerus sampai setan yang dipersangkakan itu keluar dari tubuh-nya. Dan mungkin saja si penderita itu akan mati akibat pukulan-pukulan yang bertubi-tubi!

Saya sama sekali tidak berkeberatan untuk mendiskusikan topikini dengan pikiran yang moderat dan terbuka. Namun saya akanrnenolak dengan tegas apabila soal-soal keimanan dan kekafiran dipaksa-kan ke dalamnya. Seolah-olah agama adalah perilaku orang-ora.ng yangkerjanya hanya main-rnain tak pernah serius atau hanya merupakankecenderungan orang-orang gilal

Benar atau salah dalam masalah ini, semata-rnata adalah hatryadalam qara mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini, saya mungkintidak mempercayai apa yang dipercayai oleh sebagian orang. Sekali-kali saya tak merasa sungkan, karena saya ingin mencegah dan menjagaumat kita ini dari kepercayaan terhadap sulap, jimat, permainan angka-

angka, kode-kode mistik, perarnalan nasib, persahabatan dengan hantuataLr pengendalian atas jin, . . . dan sebagainya.

Penyakit yang sebenarnya bersumber pada sebagian orang yang

dengan mudahnya menuduh seseorang telah mengingkari eksistensi jindan alam gaib, semata-mata karena ia menolak khayalan-khayalanmereka yang tak ada dasarnya. Mereka itulah bala' (bencana) terbesaryang rnenimpa Islam!

Di zamankita sekarang, banyak orang mengeluh karena hidupnyadiliputi kegelisahan dan ketegangan (sfres). Beberapa dari kaum remaja,putra dan putri, mengunjungi saya seraya mengeluh. Mereka merasatidak sehat karena terkena "sentuhan setan" ataupun disebabkan ke-tegangan saraf. Sungguh, mereka ini sangat memerlukar para pendidikyang penuh kasih sayang.

Di negara-negara Eropa dan Amerika, para dokter ahli penyakitsaraf memegang peran amat penting dalam mengobati penderitaan-penderitaan seperti ini. Sayangnya, kebanyakan diui para dokter ituterpengaruh oleh aliran Freud. Sedangkan Freud sendiri adalah seorang

,,:':,':

130 Studi Kritis atas lladis Nabi sazu.

yang pikirannya tidak sehat dan dikuasai oleh syahwat seksual yangluar biasa. Ajaran-ajaran pokok aliran ini mendorong manusia agarmembebaskan diri dari segala upaya penekanan nafsu seksual dansebaliknya melepaskan segala kendali yang mengekang.

Memang, penekanan yang t€rus-menerus dapat menjadi penyebabbencana (berupa penyakit kejiwaan). Namun, penekanan t'ang bersifatsementara (temporal) merupakan landasan pendidikan dan peningkatandiri (sublimasi). Perbedaan antara keduanya tidak dapat dimengertioleh mereka yang tidak beriman, yang menjadi budak syahwatnya.

Ada sesuatu yang selayaknya disadari oleh orang-orang beragai::radan selayaknya pula disampaikan kepada masyarakat umum. Yaitubahwa setan-setan manusia dan jin bertebaran di mana-mana, berusahauntuk menjerumrrskan setiap orang ke dalam .jurang kebobrokan" Oiehkarenanya, melindungkan diri di bawah naungan Allah dari ganqguans€tar-setan itu merupakan hal ya.ng rvajib dan sangat bermanfaat.

Demikian itulah yang diperintahkan Allali SWT kepada Nabi-Nya: Katakanlah, wahai Tuhanku, aku berlindune' kepada-Mu daribisikan setan-setan, dan aku berlindung heltada-Xfu, ya Tuhanktt, darihehadiran mereka di hadapanAa. (N-lvlu'minun: 9i-98).

Rasulullah saw. sering men6yrcapkan:Aku berlindung kepada Allah Yang lllaha Mendengar dan Maha

Mengetahui, dari godaan setan terlzutuh, dari bisikartnya kepadakemaksiatan, tiupannya ke arah kesambangan serta hembusannya hearah kegelisahan.

Juga di antara doa-doa beliau ialah:Allahumma, aku berlindung kepada-lvlu dari kelemahan usia tua,

bencanq kejatuhan bangunan dan dari tenggelam di dalarn air. Ahu ber-lindung pula hepad.a-Mu dari headaan terkacaubalaukan cleh, setan paclasaq,t-saat menje lang kematian ku.

Demikianlah, sikap seperti ini lebih baik daripada me:ryebar-luaskan pikiran renrang adanya setan-setan yang menghuni jiu'a manusiaataupun upaya-upa)/a untuk mengusirnya dengan berbagai cara yangtak masuk akal.c

BAB VIMENTAHAMI AL.QURAN SECARA SERIUS

Beberapa hadis yang disimpanghan dari maksudnya atatt hurangdipah,ami maknamt)a o Peperangan dalam Islam . Urnat tidak beradadalam posisi dakzoak yang sulzsesa Hadis-hadis tentang zuhud. Kurang-nya pengetahuan sebagian dari para peminat hadis di mgsa sekarang .

Kebiasaan membaca Ai-Quran sedikit-sedikil serava lebih banyakmembaca hadis, tidak mungkin dapat memberikan gamfraran yang tepatdan mendalam tentang Islam. Bahkan tidak berlebihan apabila dikata-kan hahwa yang demikian itu sama dengan malnutrisia (saiah gizi).Yaitu akibat tidak memperhatikan keseimbangarr dalarn semua unsurgizi yang mernbentuk tubuh dan otak secara bersamaan.

Mari kita berikan beberapa contoh, dari yang ringan-ringan sampaiyang cukup berat.

Ash-Shan'ini berpendapat bahwa nadzr (nazar atau nadar) adalahharam. Ia berdalil dengan sebuah haclis ,vang dirawikan oleh Ibn Umarbahwa Nabi saw. telah melaralg perbuatan naziar. Katanya: Ia tak men-datangkan suatu kebaikan. Ia tak lebih dari suatu cara untuk mengeluar-kan harta orang bakhil.

Sebetulnya, nazar yang tidak mendatangkan suatu kebaikan, ialzrhnazar yang berkaitan dengan persyaratan tertentu yang mirip dengautransaksi perdagangan. Contohnya, seorang berkata: Saya wajibkan atasdiri saya, lillahi ta'd,la, rnenyedekahkan sekiare dari harta saya, apabiiasaya sembuh dari penvakit saya ini. Atau jika putra saya lulus sekolah-nya. Dan sebagainya.

Adapun jenis-jenis nazar lainnya, dalam ketaatan kepada AllahSWT; sudah tentu, boleh-boleh saja. Selama memenuhi persyaratankeabsahannya menurut hukum Islam (ftqh).

Yang dipertanyakan kini ialah, bagaimana ia (Ash-Shan'ani) meng-haramkan sernua jenis nazar sedangkan Allah SWT berfirman (dalamrangka menyebutkan sifat-sifat dari orang-orang yang baik-baik):. . . mereha menunaihan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnyamerata di rnana-mana. (Al-Insin: 7).

Dan firman-Nya mengenai orang-orang yang melaksanakan ibadat

131

132 Stud; Krit;s atas Hatlis Nabi suut.

haji: . . . kemudian, h,enclaknya Tnereka rnenghilangkan kotoran yangada di badan mereka clan hendaklah mereka ?nenye?npurnakan nazar-nazlr mereka . . . (Al-Hajj: 29).

Saya.juga melihat ketidaktahuan tentang Al-Quran yang keterlalu-an pada pembahasan hadis yang dirawikan oleh N{uslirn: Setiap binatangbtLas yang be rtaring, diharamkan tnemakannya.

Si pemberi syarah (uraian) atas hadis itu mendakwakan bahr,va iadiucapkan oleh Nabi sarv. di Madinah. I)an dengan begitu, hadis ter-sebut me-??osakh-kan (nenghapus hukum) ayat Al-Quran yang diturun-kan di h{akkah. Yaitu firman Allah: Katakanlah, tiada kujumpai dalantapa yang cliwahyukan kepadaku, sesuatu (makanan) yang diharamkanbagi orang yang hendak memahannya, hecuali kalau makansn itubangkui, at{tu daralz yang mengalir qtau daging babi - harena semua itukator - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah . . . (Al-An'im: 145)

Nfendak'ivakan bahwa hadrs ahhd dapat me-rmsakk-kan ayat Al-Quran adalah sesuatu vang amat naif. Di samping itu, ayat yang dikata-kan teiah mengalami nasakh itu, isinya telah berulang dalam Al-Quransebanyak empat kali. Dua kali dalam Surah Al-An'dm dan An-Nahl yangturun di Makkah, dan dua kali dalam Surah Al-Baqarah dan Al-Mlidahyang turun di N{adinah! Bahkan ayat dari Surah Al-Maidah termasukdi antara rvahvu yang terakhir dittirunkan!

f)leh sebab itu, bagaimana mungkin seorang berakal sempat me-rnikirkan tentang adanya nasakh dalam ayat itu?

Selain itu, sejumlah tokoh Sahabat telah menolak hadis yangdirau'ikan oleh Muslim itu. Di antara mereka ialah Ibn Abbas, dan jugabeberapa dari kalangan Tdbi'in seperti Asy-Sya'biy dan Sa'id bin Jubair.Jadi hagairriana rrrungkin kita meninggalkan sebuah ayat untukmenerima setruah hadis yang diperselisihkan?!

N{ari kita tinggalkan saja hal itu, untuk rnemasuki lingkup "HukumInternasional", seperti yang biasa disebut dalam bahasa sekarang.

Abduliah bin 'Aun berkata: "Aku menulis surat kepada N6fi'(rahimahullalr) untuk menan.vakan apakah memang wajib menyerukepada agama Islarn terlebih dahulu, sebelum melakukan penyerbuanke daerah musuh. Nlaka Nifi' menjawab suratku itu sebagai berikut:'Keharusan seperti itu hanya berlaku pada pennulaan diserukannyaagama Islam. l{abi saw" sendiri telah mcnyerbu ke perkampungan BaniMustalaq tanpa pemberitahuan terlebih dahulu."'

Nafi' (semoga Allah mengampuninya) telah berbr.rat kekeliruandalam hal ini. Sebab, kew"ajiban menyeru manusia ke dalam Islam ter-lebih dahulun tetap berlaku, sejak awal masa Islam, dan diulang-ulangsetelah itu. Dalam kenyataannva, Bani Mustalaq tidak dipera:rgi kecualisetelah sampainya daklvah Islam kepada mereka, laiu mereka menolak-nya dan memutuskan untuk berperang.

Ke kel;ruan Nafi' ini, trukanlah kekeliruan pertama yang

Bab I'1. Memahami Al-Qurart ser:ara Serius 133

menyebabkan ia terjerumus ke dalamnya. Ia bahkan pernah mera'"vikan

yang lebih buruk dari itu.Katanya: "Pernah aku menyim ak rnush-haf Ai-Quran samLil men-

dengr.rkan bacaan Ibn umar. Ketika ia sarnpai kepada firmari Allah:Istriistrimu adalah ladang tempat kamu bercocok-tanam, maka d'atangi-

lah lad.ang-ladang kamu bagaimana saja kamu kehendrtki(Al-Baqarah: 223). Ibn Umar bertanya: 'Tahukah kamu, dalam kaitanapa ay;t ini diturunkan?' Aku menjawab: 'Tidakl' lvlaka ia menjelas-

kin: 'Ayat ini turun berkenaan dengatl seorang laki-iaki yang "men-datangi" istrinya pada duburnya, kemudian perbuatan itu disesalinya

sendiri. Maka turunlah ayat tersebut."'Abdullah bin Hasan bercerita bahwa ia menjumpai Salirn bip

Abdullah bin Umar, dan bertanya kepadanya: "lVahai paman, henarkahapa yang dikatakan oleh Nafi' bahwa Abdullah bin Umar berpcndapattidak ada salahnya mendatangi istri pada duburnya?" "Tidaki" jawab

Abduilah bin Hasan, "Budak itu (yakni Nafi') teiah berbohong, dan hal

itu adalah salah. Adapun yang dikatakan oleh Ibn Umar ialah tentangdibolehkannya mendatangi istri pada farj^nya walaupun dilakukan dari

arah belakang."Nah, kembali kepada periwayatan Nifi' tentang tidak rvajibnya

menyerukan dakwah sebelum memulai peperangan, karni ingin me-

nambahkan bahwa betapapun tidak mantapnya hadis tersebut, namun

Ahtul-Had,ifs - disebabkan kurang mendalamnya ilmu mereka - telah

menyebarluaskannya sehingga Ash-Shan'ini rnenuliskan pasal mengenai

itu di bawah judul: "Penyerbuan Tanpa Pemberitahuan TerlebihDahulu. . !"

Bagaimana dapat dibenarkan tindakan penyerbuan tanpa pem-

beritahuan terlebih dah.tlull Apakah hal ini sesuai dengan firman Allah:Dan jika kamu mengkhawatirkan akan adanya penghhianatan dari suatu

kaui, maka kemb"alikanlah (sampaikanlah pembatalan) perjanjiun ituhepada mereka d.engan cara yang iujur. Sungguh Allah tidah menyuhaiorang-orang yang berkhianat. (/,J'Anfil: 58).

"Oan j-ugu iirman-Nya: lika rnereka berpaling, mska katakanlah:

"Aku telah menyampaikan kepada kamu dengan sebenarnya, dan ahu

tid,ak tahu apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau

masih jauh?" (Al-AnbiYi: 109)yang mengherankan ialah bahwa Syaikh Nishir Al-Albeni - dan ia

termasuk di antara paxa pakal hadis masa kini - telah menujukan pe-

nyesalan kepada say; karena saya telah menolak riwayat Nifi' dan lebih

mengutamakan riwayat-riwayat selainnya ketika saya menjelaskan

tentang watak peperangan dalam Islam.Oalam n"tu t utangan saya, I;hAd Ad-Da'wah Baina 'Ajz Ad-

DAkhit wa Kaid, At-Kharij, saya telah menghitung lebih dari seratus ayat

Al-Quran yang mencakup kebebasan beragama, menegakkan bangunan

keirianan di itas landasan kesukarelaan dan kepuasan hati serta men'

134 Studi Kritis atas lfadis Nabi sau,.

jauhkan, diri dari pemaksaan s€bagai ganti penyampaian yang bijaksana.Dalam sejarah peradaban manusia, iraat udu sebuali kiiab pun

yan-g dirpat menyamai Al-Quran dalam membangun akal manusia yangberiman. Untuk itu, ia rr.renunjuk kepada ayat-ayat (tanda-tan.lul iff"frswT dalam diri manusia sendiri ataupun- dalam keluasan cakiawala,y'ang dapat menjadi surnber makrifat menuju Allah serta oenyerahandiri sepenuhnya di bawah naungan keagungan-Nya.

- lvalaupun demikian, di antara kita, ku.r*-iv{usrim, ada yang lupaakan hal-hal ini sernuanya, lalu brerpegang pada periwayatan seorangperawi ;-ang sedang kebingungutr, yurg *"nduktuukan bahwa kewajibaim€nyeru kepada Islam sebelum melakukan penyerangzu-r, hanyalah ber-iaku pada masa permulaan Isiam, kemudian ainapust Jn.

'

Siapa gerangan yang telah menghapuskan kitentuan itu!,Pastilah untuk tujuan terte ntu, ayat-ayat penutup surah At-

Taubah * yan.g tur-un pada tah,n kesembilan Hijri-- berbicara tentangorang-orang kafir: . . . jiha mereka betpaling dari keimanan, katahanlah:"Cukuplah Alialt bagiku; tiada Tuhan selain Dia. IIanya kepada-Nyaaku bertawakai. Dan dia adalah Tukan yang memilihi'arsy yang egung"..(At-Taubah:129).

Adakah tercium bau pemaksaan dalam ayat penutup ini?Keimananlah yang merupakan dasar utama. sedangkan jihad ada-

lah penjaganya. Karena itu penjagaan merupakan kewajiban yang ber-laku selama di dunia ini masih ada orang yang m€ngancam keamananmasyarakat atau menentang keimanan dengan kekerasan.

Dengan kata lain, jihad hanya berupa suatu ca'a dan sama sekalibukan merupakan tujuan. Dan pada saat kebebasan manusia telahmerata dalam kehidupan, batang-batang tauhid telah tumbuh subur,1anp3 ada yang berusaha mematahkan atau membakarnya, maka padasaat itu tidak perlu lagi terjadi pcperangan.

Tidak ada lagi perang ketika tirani telah menghiiang dan keadilanmerata bagi setiap orang.

Itulah agama kita sebagaimana dijelaskanyang mulia, dan sebagaimana tampak nyataRasul yang diberkati.

Tugas risalah terakhir ini'jeias tercantumhampir sarna:

oleh ayat-ayat Ai-Qurandalam perjalanan hidup

pada empat tempat yang

J. Pembacaan wahyu Ilahi. Yaitu penyampaiarl cara hidup yangdengannya kaum lvfuslim menjalani kehidupannya. Atau penentuankerangka yang mencakup tugas yang harus meieka kerjakan.

2. Pendidikan bagi umat dengan mengembangkan bakat-bakatmereka yang baik dan mengekang dorongan nafsunya yang liar.

3. Penetapan hukum-hukum yang terinci sebigaimana ter-cantum dalam Al-Quran, sebagai aturan yang berlaku bagi individu,masyarakat dan negara. Semua peraturan tersebut didasari oleh hikmahdan kebenaran"

Bab VI. Memahami Al-Quran secara Serius 135

Ketiga ha-l tersebut di atas merupakan unsur-unsur terpenting yang

telah dilaksanakan oleh Rasulullah, Pemimpin para nabi. Dengan itubeliau menghidupkan ker'nbali warisan yang merupakan peninggalanpara nabi sebelumnya, dan dengan itu pula rnasyarakat urnum tidak lagimembutuhkan berbagai filsafat duniawi ataupun aliran-aliran yang ber-dasarkan kecenderungan-kecenderungan hawa nafsu manusia.

Ketiga-tiganl'a disebutkan dalam doa Ibrahim dan Isma'il ketikamereka memohon diutusnya Muhammad saw.:

Ya T-uhan kami, u"tuslah untuh mereh.a searang Rasu! dari kalang-

an mereka sendiri, yang akan membacakart kepada mereka ayat-ayatEngkau, dan mengajarhan hepada mereka Al-Quran dan hikmuh serta

mensucikan mereha. Sesungguhnya Erzghaulah yang Mahaperkasa lagiMahabijaksana. (Al-Baqarah: 1 29).

Dan disebutkan untuk kedua kalinya ketika Allah menjadikanAl-Masjid Al-Harim sebagai kiblat bagi semua manusia di barat dan ditimur: . , . Sebagaimana Kami telak mengutus kepaciamw Rasul darihalanganmu, yang membacaksn ayat-syat Kami kepadamzt, mensucikankami dan *ingaljorkon kepaclamu Al-Kita,b dan Hikmah serta mengajar-

kan kepada kamu apa yang belunn kamu ketahui. Karena itu, ingatlahkamu hepada-Ku niscaya Ahu juga ingat kepadarnu, dan bersyukurlahkepad.a-Ku dan janganlah kamu berhufur (mengingkari nikmat-Ku).(Al-Baqarah: 15 1-152).

Jelas bahwa menghadannya semua manusia ke arah Ka'bah me-

rupakan nikmat lainnya bagi bangsa Arab setelah nikmat pengutusanNibi saw. dari kalangan mereka. Dengan demikian hal itu merupakanpengkaruniaan kemuliaan bagi tanah mereka setelah kemuliaan bagi

bangsa mereka.Ketiga unsur terpenting dari risalah Muhammad saw. disebutkan

lagi untuk ketiga kalinya setelah peristir+'a kekalahan liaum N{uslim

dalarn perang Uhud. Ketika hati mereka terasa hancur karena kesedih-

an, dan di saat mereka amat memerlukan sesuatu yang mampu meng-

hibur dan mengembalikan kepercayaarr diri mereka. Hal itu tercantumdalam Surah Ali 'Imr-an, YmB menghibrrr pa-ra pejuang yang kalahperang, seraya mengingatkan mereka akan tugas dan misi mereka:

, . . Sesungguhnya Allah telah memberikan harunia kepada orang-orangberiman, ketika Ia mengutus di antara mereka, seorang Rasul darigolongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatAtlah, membersihkan jiua merehn dan rnengajarkan kepada mereka

Al-Kitab dan Hikmah. Sungguh, n't,ere'ka, sebelum kedatangan Nabi itu,

bmar-benar d.alam kesesatan yang nyata. . . (Ali 'Imr6n: 164)'

Kemudian disebutkan iagi-untuk keernpat kalinya, ketika Allah

SWT menyingkapkan sebab irengapa kaum Yahudi dijauhkan dari

lapangan p.n"yuluhat agama dan peran sebagai pengemban risalah

nifrft. Kemudian Allah menggantikan mereka dengan bangsa Arab

setelah gagalnya Bani Israil ai-liaang tersebut. Tentang hal itu AUah

136 Stucli Kritis atas Hadis Nabi saw.

swr berfirman: . . . Dia-lah yang nl€ngutus kepad.a kaum yang ummiy,seorang Rasul di antara mereka, yong membacakan iyat-ayat-I{yakepada ntereka, mensucikan rnereha dai ntengajarkan kepacla- mere'kaAl-Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya, sebelum itu mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan juga kepada orang-orang laindari mere.ka lqns \{r.tz,b/ym menyertai meieka. sungguh, Ilia-tart'r'angItlahaperkasa lagi Mahabijaksana. Itulah kantnia lltit , diberikan-liy"nkepady siapT yqng dikehendaki-Nya. Dan Alruh mempunyai karuiiayang besar. (Al-Jumu,ah: 2-Z-4).

Itulah misi kita di bawali judui-judulnya yang utama. Tak pelaklagi, jihad adalah upaya yang haq demi mengamankan dakwah cranmenghukum orang-orang r.ang membuat kekacauanl

Adapun menggambarkan Islam sebagai agarna yang gemar meng_ganggu orang-orang lain dan haus akan darah mereka, sungguh yangdemikian it' adalah suatu kebohongan yang diucapkan atas namaAllah dan par-a rasul.

Dan meskipun kami telah amat sering membahas topik ini dalambuku-buku kami sebelum ini, namun kebuiuhan untuk membicarakan-nya,-masih tetap terasa, mengingat bahwa isu-isu negatif seperti itumasih tetap ada dan tidak berhenti.

Pada hari-ha'i yang sial i'i, pertengkaran-pertengkaran senantiasaberkobar di kalangar kelompok-kelompok ,r^ui kitu d] seluruh penjurudunia. Pembunuhan di antara mereka terus berianjut. tsahkan"lumtatyang terbunuh dalam kekacauan-kekacauan di dalam negeri (yaknianta-ra sesama Muslim) iebih bzuryak jumlahnya dibandingkan dinganjumlah korban yang jatuh dalam p"priu.rgun melarvan kau]* kolonialissalibis, yang datang kembali dalam persekutuannya dengan kaumYahudi bersama orang-orang yang memendam kebencian tertiadap kita.

Dalam kenyataannya, kuaJitas pemerintah-pemerintah di negerinegeri Muslim - pada umumnya - berada di bawah kualitas p.*Jrirr-tahan-pemerintahan lainnya di bagian iain dari dunia ini, terutama dibidang keadilan dan kejujuran.

.- Rakyat-rakyat kita pun ketinggalan dari mereka dalarn bidangilmu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan mengatasi segallproblem kehidupan.

Tradisi-tradisi yang berlaku di kala'gan kita makin menjauh dariajaran Islam, dalarn tientuk lahiriahnya ataupun dalam semangatnya.

Secara singkat, umat kita - dibanding yang lain _ adalah yangpaling miskin dalam bidang pengajaran, pendidikan dan kesadaran aka-ijati dirinya sendiri.

Pada masa seperti ini, ada sebagian dari kita menonjolkan hadis:,thu -diutus dengan .?"!o"g menjelang kedatangan Hari Kiamat, dandijadikan rizkihu di bawah noungoi tombafku. Dan dijadikantshhehinaan bagi siapa yang menyalahi perintahku.

Kepada mereka ini saya ingin mengatakan: "Alangkah baiknya

Bab VI. Memahami Al-Quran secara Serius 137

seandainva kalian benar-benar memiliki pedang yang mampu memper-tahankan kebenaran dan mengusir para penentangnya. Dalam kenyata-annva, kebenaran telah tenggelarn tanpa dapat mengeluarkan suara ataujeritan. ,\langkah baiknya, seandainya kalian memiliki tombak vansdi bawah naungann)/a kalian memperoleh rizki kalian' Namun kalianhanl'3 mampu mengemis rizki kalian dari apa yar-rg ditanam ole|' mtrstrh-

musuh kahan. Vlerekalah pula yang membuat senjata-senjata kalianyang kalian beli dengan apa saja yang kalian miliki, dan dengan tujuan

)'ang hanya Allah-lah yang mengetahuinya.Apa hubungan kalian dengan hadis ini?Seorang anak muda yang berlagak sok pintar menjawab: "Hadis

ini menyanggah semua y:Lng Anda katakanl"Jawabku: "Saya akan membiarkan saja kelemahan hadis ini dari

segi sanadnya dan tidak akan melancarkan keraguan tentang kesahihan-nya, meskipun - pada hakikatnya - ia patut dicurigai' Tetapi yang kinisa.va pertanyakan ialah: Mengapa kalian tidak bersungguh-sungguhmr:mpciajari agama kalian schingga rnengetahui seluk-beiuknya secara

rnentlalam kemudian mengamalkannya dan rnendaku'ahkannya secara

benar? Kctika seseorang melihat kalian memiliki kadar ilmu vang lebihrenclah clariparla yang dimilikinl'a sendiri, sudah barangtentu ia tidakakan mcndengarkan omonsan kalian dan tidak akan rela menjadikankalian sebagai imamn1,a. Bukankah seorang imam tidak boleh menjadiletrih bodoh dari n-rakmumnya?!"

Apa guna pcdang di tangan kalian sementara kalian saling ber-

tindak zalim, menyimpang dari jalan kebenaran?

Say'a teringat akan Lenin, pemimpin pertama kaum komunis dan

yang memindahkan komunisme tlari suatu aliran yang bersifat teoretiske lapangan politik 1'ang praktis.

Ia menulis sebuah buku kr:cil tentang "paham kirikanakan" atau "kgkanak-kanakan 1'ang kiri". Di situdengan pcdas sekelompok manusia yang menyuarakankomunisme tapi tidak becus dalam menanganinl'a.

yang kekanak-ia mengecamslogan-slogan

Katanya: "Ini adalah perbuatan kekanak-kanakan.menonjol dari masa kekanak-kanakan ialah lemah dalam

Sifat yangpengetahuan

namun lebih sering berkeras kepaIa."Karena itu, tanpa ragu-ragu ia mengusir kelompok seperti itu dari

lapangan perjuangan, agar komunisme dapat meluncur dengan mulustanpa rintangan.

Sungguh, alangkah baiknya seandainya kendali mereka tetap ber-

ada di tangan kanak-kanak itulJika demikian, niscaya komunisme telahhilang lenyap sejak masa-masa lalu yang jauh, berkat bantuan "kawan-kawan yang dungu" itu.

Di rrrasa sekarang, terdapat pula sifat kekanak-kanakan di kalang-

an sebagian kaum lvluslim yang hendak memonopoli kendali kepemim-

pinan .,-ut. Siapa saja - dari kalangan orang-orang yang hrerpikiran

138 Studi Kritis atas Iladis Nabi sauL.

waras - mendengar pernyataan-p€rnyataan kelompok itu, pasti akanmerunduk sedih.

Yang lebih menyedihkan ialah barhwa pikiran yang kekanak-kanakan ini juga mencakup kaum tua yang berjanggut serta pemegangjabatan dan kedudukan tinggi. Mereka menjumpai beberapa hadis yangtidak mereka pa-hami benar-benar, lalu memberikan gamblran tentangIslam yang menimbulkan rasa takut dan gelisah.

Nabi kita sarv. telah cukup banyak berbicara, dan pembicaraan-nya itu kita terima dengan penuh penghormatari dan ketaatan: . . . dantidaklah Kami mengutus seorang Rasul melainkan agar ia ditaati , . .

Dan tentunya tujuan serta hakikat pembicaraannya itu benar-benardapat kita ketahrri apabila dipelajari konteks dan latar belakang ketikahal itu diucapkan oieh beliau.

Bagaimanapun juga, Al-Quran AI-Karim merupakan petunjuk yangjelas dan pasti untuk dapat memahami ucapan-ucapan beliau apabilatidak mungkin mengetahui konteksnya.

Al-Quran -- seperti 1'ang dapat kita amati - telah cukup banyakberdialog dengan para penentangnya. Caranya menguraikan buktibuktitentang kebenaran akidah yang diajarkannya, sangat indah dan amatbermutu. Demikian pula tentang kemuliaan cara-cara beribadatnyaserta manfaat yang berkaitan dengan anjuran-ar:jurannya kepada amalsaleh dan perbuatan-perbuatan yang mulia.

Daiam pelbagai Surah-nya yang panjang maupun yang pendek,banyak terdapat himbauan yang hangat kepada manusia agar bertobatdan kembali ke jalan Tuhannya.

Adapun kebijaksanaannya yang berupa "tongkat penghukum"(yakni perintah berperang) maka yang demikian itu baru diperintah-kannya ketika toltgkat-tongl,at musuh telah cukup lama menderapunggung-punggung kaum mukmin dan mematahkan tular-rg-tulangmereka. Ketika itulah tu-run firman Allah: . . . Telah diizinkan ber-perang bagi mereka yang diperangi, karenc sesungguhnya mereka telaltdianiaya. Dan sesungguhnya ,lllah benar-benar Mahskuasa menolongmereha iru. (At-Hajj: 39).

Demikianlah, dalam beberapa peristiwa, para nabi tak segan-seganrnemasuki kancah peperangan, dalam perjuangan yang teramat muliayang mungkin berlangsung di muka bumi.

Yang penting ialah bahwa para pejuang di jalan Allah, pertama-tama harus bertindak bijaksana daiam berdakwah, membuka lebar-lebar pintu perdamaian dan pandai menilai kesalahan-kesalahan yangtimbul dari watak manusia. Setelah itu, apabila mereka terpaksa ber-perang, maka sudah sewajarnya jika mereka melakukannya secarajantan dan ksatria.

Sedemikian itulah yang dilakukan oleh Muhammad saw.; sebagai-mana dapat diketahui dengan jelas dari riwayat hidupnya. Dalam baitsyairnya, ya,ng ditujukzin kepada beliau, Syauqiy tclah melukiskan hal

Bab VI. Memahami Al-Quran secara Serius 139

ini dengan baik:

! ! "b, ;'dul i_*\ ,_rs | ;-;Perrntg demi mernbela kebenaranbagimu adalah bagian dari syariatS e b agaim a"'la ra c u n -ra.c un b er b is a

adakalanya menjadi obat penawar

Oieh sel;air itu, apabila seorang Mu.slim yang sempit wawasannyaberanggapan bahrva yans pertama kali harus ditujukan kepada lar,van-larvan Islam adalah apa yang disehutkan dalam sabda Nabi yang mulia *Aku c!,iperintahkan untuk memerangi manusia sarnpai mereka nl,eng-ucapkan La il?ha illa Allah -- maka ia adalah-searang yang iergolong"mengubah-ubah perkataan dari rnaksud sebenarnya" serta memper-iakukzur peninggalan Nabi saw. dengan sejeleknya perlakuan.

Dalarn buku karangan saya yang lain, telah saya jelaskan bahrvasabda ltrabi tersebut diucapkan pada saat-saat turunrlya Surah Bara-ah(At-Taubah) kira-kira setahun sebelum beliau rvafat, .dan setelah masa-masa jihad 1,ang hebat melar.r'an kaum penvembah berhala. Yaknimereka yang oleh lslam diberinl'x iluk untuk hidup, sementara merekatidak hendak memberinya selain kematian! Untuk waktu yang cukuplama, Islam memperlakukan mereka dengan doktrin bagimu agamamuclan bagiku agamaku^ Namun makar jahar dan pengkhianatanlah yangseialu mereka berikan sebagai imbaiannya.

Di antara upaya-upaya mereka untuk mengembalikan masa ke-gelapan ke jazirah Arab, ialah munculn.va seorang pembohong bernamafuIusailirnah dengan sebuah gerakan kemurtadan yang gigih. Gerakan itutidak berhasil ditumpas kecudii dengan pengorbanan nyawa tidaksedikit drui kalangan kaum Qurrd' (yakni para penghafal Al-Quran).Mereka ituiah yang dengan mati-matian berjuang untuk memadamkanpemberontahan tensebut. Demikian banyaknya korban yang jatuh darikalangan ()urr1t' ini sampai-sampai dikhawatirkan mereka akan punahseca.ra keseluruhan.

Pangkal Sufah Bari-ah ini rnemberikan gambaran lengkap tenta-ngkaum penyembah berhala dalam pengkhianatan mereka yang nekad.Dan dalam suasana inilah Nabi saw. mengucapkan hadis: Aku diperin-tah untuk memerangi m,anusia sampai mereka, mengucapkan La ilahailla Allah. Karena itu siapa saji yang kurang mengerti tentang situasiini, sebaiknya ia berhenti dan tidak melampaui tempatnya.

Adakah hadis itu diucapkan ketika Rasul saw. mendaki bukitShafl, segera setelah beliau mendapat tugas kerasulan, dan karenanyabeliau mernperingatkan kaum yang tidak mengerti, akan adanya HariKebangkitan seraya menyem mereka kepada Tauhid?

Adakah hadis itu diucapkan ketika beliau pulang dari kota Thi-ifdengan hati yang hancur karena sedih, lalu memasuki kota Makkah

J"!rJ ;- J ,lr*l

140 Studi Kritis atas Hatli.r Nabi sau:.

dengan jaminan kcamanan dari seorang laki-laki musyrik?Adakah ia cliucapkan pada hari beliau bersembunyi di gua demi

menveiamatkan diri dari kejaran para pengejarnya agar kelak setelahitu, mcmperoleh kesempatan meny:sb.t1an dakr'vah ke seluruh penjuruJazirah Arab?

Aclakah ia diucapkan ketika beliau - di kota \{adin;rh - memberi-kan kesempatan kepada siapa yang ingin bergabung dengan kaummusyrik N'lakkah clengan meninggalkan agarna lslarn jika hal itu memangciianggapnya dapat mcringankan beban?

Alhamclulillalt, tak seorang pun menjadi murtaC kala itu. Tidakseorang pun, iaki-laki atau perempuan, yang insin bersabung dengankaum musl'rik lvlakkah! lJahkan yang terjadi adzLlah kebaiikannya.

I)an adakah haclis itu diucapkan pada peristir,va 'Llmralr ,ll-QadhA'seiairun sebelum penaklukan koter \lakkah, kctika beliar"r melakukanth.tiw|J' rnencitari Ka'l-.ah scmentara di sekelilingnl'a terdapat ratusanpatung bcrhaia, namun tidak satu pun patung yang beliau hancurkan?Dan tidak pula satu pun perjanjiatr dcnean kaum musyrik yang beliaubatalkan?

I)emikianlah, han',,a orang-orang )ang mengerti, atau ahl al-liqhsa-ial:rh ).'ang se.vogianya berbicara 'ientang Islam. Atau menjeiaskante ntang be rita-berita yang dirawikan, yang jumlahnya memenuhi kitab-kitab tertentu, dan 1,ang dikelumuni oleh kaum awam, seperti lalatnlengerurnuni madu.

I)i rvaktu-n'aktu dahulu, hanva mereka 1'ang benar-benar mengertisaja )'ang be rbicara tentang Islam, karena rnerekalah yang palingmengcrti ientang penineealan Nabi yang suci.

Sciama ini, saya dan orans-orang .vang mcnyibukkan diri dalarndak.,vah Islamil'ah, mengamati densan saksama, berbagai keadaanbangsa-bangsa di sebera's daerah-daerah NIuslim. Kami mensamati ber-bagai arus pemikiran yang sedang berkembang di sana, aliran-aliranmoral clan kcagamaan \:ans mempengaruhi mereka, kemajuan peradab-an )'ang rnereka cay;ai, jumlah produksi yang mereka ekspor ke seluruhdlrnia, rian Iain sebagainya.

Iletapa rnunekin kita akan berirasil daiam dakwah kepada mcreka.jika kita tidak rncngetahui itu semua?

Pernah saya membaca tuiisan Ahmad Bahaucldin yang membahasscbagian dari'masalah tersebut, dan vang inuin saya kutip di sini:

"Sebasian pembaca mungkin merasa bahrva sa,va sangat terkesandensan rnasytuakat-masvarakat Eropa dan Amerika ketika saya ber-biciua tentang hal itu dalam kisah-kisah perjalanan sa.va ke sana.IMemar.rg demikianlah keadaannya. Tetapi banyak pula keadaan yangtidak sava sukai. Namun, apa kiranya yang sebaiknya sava sampaikankepada para pembaca di negeri saya?

"Sebagian orang lebih menyukai saya menyebutkan tentang pel-bagai titik iernah daiam kehidupan masyarakat luar negeri. Bagi sa1'2-131

Bab VL Memahami Al-Quratt secara Serius 141

seperti itu adalah perbuatan menipu diri sendiri, di samping pemuasan

diii dengan kebanggaan palsu. Ini juga akan meninabobokkan kitadengan p.ruruu. u.oluh-olih kita adalah lebih baik daripada orang lain.

Dari sikap seperti ini pasti aka' memaksa kita untuk memba,varnya

dengan harga yang amat mahal."Kita di sini lebih senang menutup-nutupi segala kekurangan dan

penyakit yang ada pada diri kita sendiri. sebaliknya di sana, mereka

i..biuru r.g.ri mendiskusikan segala'penyakit sosial yang berjangkit di

kalangan mereka secara terang-terangan tanpa tedeng aling-aling. Karena

Itutat mereka secala cepat sembuh kernbali. Sedangkan penyakit-

penyakit kita akan terus tinggal secara tersembunyi'"Apu saja yang,tidak kita lihat atau tidak kita siarkan, dianggap

seolah-oiah tidak adi. Begitulah bencana yang diderita oleh masvarakat

yang tertutup. Terus-menerus dalam keadaan kemunalikan sampai

akhirnya binasa tanPa disadari."orang-orang di luar kita telah melampaui tahapan seperti ini.

Dengan tegis mereka mendiskusikan kesalahan-kesalahan mereka' Obat-

obat" bius (narkotika) dan minuman keras menjadi problem nasional

yang resmi. Berita-berita tentang penyakit AIDS meledak segera setelah

dikJtahui, seperti meledaknya sebuah bom. Sementara kita menamakan

wabah kolera yang menjaiar cli negeri kita sebagai "pen1'akit musim

panas". Dengan itu, semuanya seolah-olah berjalan dengan tenangi

"Ada trrutu hul lain lagi. Orang-orang Inggris menganggap kita se-

bagai bangsa yang malas, clisebabkan mereka bekerja sepanjang hari,

daii pagi sumpai sore' Sedangkan orang-orang Amerika menganggap

bangra inggris^sebagai pemalat kur.tu mereka sendiri (orang Amerika)

beklrja ,iiu*u dua fali lipat waktunya dibanding dengan bangsa

i"ggrit. Mereka bahkan tidik pernah mengurangi jam-jam kerjanya

untuk minum segelas bir."DemikianLh, ,iupu saja yang melihat bagaimana orang Amerika

bekerja, baik laki-laki itaupun Perempuan, pasti akan-mengira mereka

sebagai bangsa miskin yattg seding membangun masa depannya dengan

beke"rja keras tanpa kenal lelah. Padahal mereka adalah bangsa terkaya

di antara bangsa-bangsa lain."Dan kini muniul orang-orang Jtputg yang menuduh orang-orang

Amerika sebagai pemalas! Sebaliknya, orang-orang Amerika sangat

cemas melihai ,pinyakit' kerja keras yang melanda bangsa J.putg.Memang, mereka menganggap bangsa Jepang sebagai penderita sakit'

karena "tiadunyu

saat-siat kesenangan yang menghibur mereka. Karena

itu pula, orang-orang Amerika mengdnggap persaingan antara kedua

bangsa be sar itu'tidak adil.''Begitulahkeadaanduniayangsedangmaju,disekitarkita."Di antara yang menarik perhatian saya dengan kuat ialah per-

kembangan nilai-nilai hidup yang tidak memerlukan devisa, namun

m.ndatingkan buah yang arnat menguntungkan dan penghasilan amat

142 Studi Kritis atas lIadis Nabi saw.

besar. Masvarakatnya berdisiplin tinggi. Nfenghormati peraturan dankaidah-kaidah yang berlaku dalam kehidupan umum. Menjaga kebersih-an sehingga tak seorang pun membuang kotoran di sebuang tempat . . .,'

Kemudian Ahmad Bahauddin meianjutkan: "Ketika kami beradadi Roma, seorang turis Amerika mengeluh kepada saya tenrang kejorok-an orang-orang Itaii. Mereka itu, katan.va, turun dari bus-bus umum lalumembuang karcisnya langsung di jalanan."

Begitulah berita-berita yang sampai kepada kita tentang per-lombaan peradaban yang berlangsung di antara negeri-negeri industii diEropa, Amerika dan Asia Timur. Bagaimana kiranva berita-beritatentang bangsa Arab dan kaum Muslim di lapangan ini? Semuanya me-nunjukkan dengan pasti, bahwa kita ini adalah bangsa-bdngsa vang kon-sumtif, bukannya produktif, dan bahwa kita mengambil tebih banyakdaripada yang kita berikan.

Sebuah misi yang agung, mustahil akan berhasil manakala parapembawanya berada dalam tingkatan mutu seperti ini.

Menguasai kehidupan dunia dengan kemampuan dan pengalamanmatang adalah satu-satunya pembarva keberhasilan daiam menegakkansuatu doktrin atau ajaran.

Di masa lalu, ketika terlibat dalam peperangan melawan duanegara besar - Pel'sia dan Romawi - kaum Muslim memang lebih layahmemperoleh kemenangan. I{al itu disebabkan mereka berhadapandengan lawan-lawan mereka di medan pertempuran konvensional, dandengan persenjataan yang sarna. Namun kaum Muslim mengunggulimereka dengan keimanan yang benar di samping pertolo.rga.r-dartdukungan dari Allah SWT.

Kemudian, pada abad-abad kemunduran setelah itu, kaum Muslimmengzrlami kelalahan yang memalukan dan dengan sendirinya hilangdari panggurrg kehidupan dunia. Mereka dikuasai oleh pikiran-pikiranyang aneh yang beranggapan bahwa ketahanan mental terhadap rang-sangan kenikmatan hidup duniawi identik dengan meninggalkan duniaitu sendiri. Dan bahwa keberhasilan dalam ujian ialah dengan caramelarikan diri, bukannya dengan memasukinya seraya melawan segalarintangan dan kesulitan yang dihadapi.

IVlasyarakat Muslim lupa akan ajaran-ajaran Al-euran yang me-negaskan bahwa bumi .diciptakan untuk manusia. Dan bahwa me-nguasainya merupakan bagian dari misi kehidupan di dunia sekarangmaupun di akhirat kelak. Tragisnya, yang menggantikan kedudukanajaran Al-Quran ini ialah pelbagai "hadis" yang membuat orang cen-derung kepada hidup dalam kemiskinan dan melarikan diri dari segalabentuk kenikmatan duniawi.

Hadis-hadis seperti ini, ketika diamati dengan saksama, jelas ber-lawanan dengan hadis-hadis lainnya yang sanad dan matannya lebihsahih, dan juga berlawanan dengan logika AI-Quran yang menjadikanjihad sebagai rukun penting guna mengawal iman dan segala bagian serta

Bab VL Memahami Al'Quran secara Serius 143

peraturannya. Walaupun demikian, "hadis-hadis" di atas telah men-

dapat peluang untuk diterima secara meluas dan berhasil mempenga-

ruhi jalan pikiran rakyat banyak.Saya telah membaca limapuluh buah hadis yang membuat orang

cenderung kepada kemiskinan, atau yang menonjolkan keutamaankaum fuqara', masakin dan mustadh'afin, kecintaan kepada mereka dan

keutamaar duduk bersama mereka. Saya juga membaca sebanyak tujuhpuluh tujuh hadis yang menganjurkan orang agar berzuhud di dunia dan

mencukupkan diri dengan sedikit harta saja, di samping menakut-

nakutinyi dari kecintaan kepadanya, mengumpulkan harta yang banyakdan bersaing di dalamnYa.

Saya juga membaca tujuh puluh tujuh hadis lainnya yang rnelukis-

kan tentang kehidupan para tokoh terdahulu serta cala hidup merekayang pas-pasan saja.

Semua itu disebutkan oleh Al-Mundziri dalam bukunya, ,4f-

Targhib wa At-Tarhib, yang termasuk kitab terpenting di anta.ra kitab-kitab tentang Sunnah Nabi saw. Semoga Ailah mengampuni si

pengarang yang juga adalah seorang hafizh (penghafal hadis) dan

iemogu Allah mengampuni kita juga, bersamanya. Niatnya memallg

baik, untuk menasihati umat dengan tulus ikhlas. Namun pemahamanyang benar memerlukan metode yang lain dan sikap yang lebih bijak-sana.

Saya menyadari, dan orang lain pun juga rnenyadari, bahwa meng-

hambakan diri pada dunia telah membinasakan orang-orang terdahgludan yrurg datang kemudian. Dan bahwa kehidupan seperti itu selalu

merupakan latai belakang terjadinya dosa dan skandal-skandal yang

mengerikan, ymg dilakukan oleh kaum elit maupun yang awam' para

pemimpin maupun yang dipimpin dan orang-orang cerdas maupun yang

i,r.rg.r.- Namun pengobltan yang jitu bagi penanggulangan penyakityuttf paruh itu seharusnya justru dengan menguasai dunia'dan memper-

loui *.trtut agar dapat beisikap tinggi-hati di hadapan segala keburuk-

annyaMilikilah lebih banyak harta daripada yang dimiliki Qirun. Raihlah

kekuasaan yang lebih luas daripada yang diraih oleh sulaiman. Pegang-

lah itu semua erat-erat di tanganmu, agar dengannya Anda mampu

memperkuat kebenaran ketika ia memerlukan dukungan. Kemudian,And; dapat meninggalkannya dalam amal kebaikan, sebagai penebus

diri Anda saat maut menjelang.Adapun memilih hidup sebagai seorang. miskin -y?"9 sengsara'

seraya mengkhayal bahwa liehidupan seperti itu adalah jalan menuju

surga, maka ini adalah suatu jenis kegilaan dan kenaifan!- Jiku ateisme memaksakan kekuasaannya dengan memperkokoh

keduiukannya di atas bumi, maka kelalaian Anda untuk berkuasa di

bumi ini meiupakan dosa amat keji, lebih keji daripada perbuatan zina

atau riba.

144 Studi Kr;tis atas IIadis Nabi sattt.

Mari kita diskusikan beberapa hadis yang dirawikan di bidang iniagar kita dapat mengetahui maksud sebenarnya.

Anas bin Malik merawikan bahwa Sa'ad bin Abi Waqqnsh pernahmenjenguk Salman Al-Farisi ketika ia sakit menjeiang akhir hayatnya.Dilihatnya Salman menangis, lalu Sa'ad bertanya: "N,,Iengapa Anda me-nangis, wahai kawanku? Bukankah Anda telah bersahabat ciengan Nabisaw. Bukankah . . . ? Bukankah . . . ?" (Ia menyebutkan tentang ke-utamaan-keutamaan Salman r.a.). Salman menjawab: "Aku tidak me-nangis karena cinta kepada dunia ataupun benci kepada akhirat. Akantetapi Rasuluilah saw. pernah berpesan kepada kami, dan kini akumerasa bahwa aku telah melanggar pesannva itu."

"Apa yang dipesankan kepadamu?" tanya Sa'ad."Beliau berpesan agar kami mencukupkan diri dengan sekadar

bekal orang yang dalarn perjalanan! Dan aku merasa telah melampauihal itu. Dan kini aku pun berpesan kepadamu, wahai Sa'ad" 'I'akutlahkepada Allah setiap kali Anda menjatuhkan keputusan hukum, ketikaAnda mernbagi dan ketika Anda bertekad melakukan sesuatu!"

Al-Mundziri menambahkan: "I)alam kitab Slmhih lbtt Hi.bbandisebutkan bahwa ketika Salmdn rneninggal dunia, seluruh hartanyadikumpulkan dan ternyata hanya berjumlah limabelas dirham."

Memang, Salmin termasuk di antara tokoh besar para Sahabatyang tetap memelihara kejujuran dan keikhlasan. Kisah di atas me-nunjukkan betapa ia rnerasa cemas ketika akan rnenghadap Allah Str{Tdengan meninggalkan harta sejumlah limabelas dirham.

Sungguh hal tersebut mempakan gambaran yang menimbulkanrasa cemas dan khusyuk yang mendalam. Seorang pejuang besar yangamat berjasa dalam jihad Islami, menghadap Tuhannya dalam keadaankemiskinan dan kepapaan seperti ini! Padahal - di waktu yang sama -kita dapat melihat betapa banyak tokoh pemimpin vang tak segan-seganmengumpulkan kekayaan dunia secara tak terbatas.

Namun, untuk pemahaman yang lebih mendalam, kita dihadapkankepada suatu pertanyaan; yaitu bahwa Sa'ad bin Abi Waqqash yangsempat berdialog dengan Salman, adalah juga pernah memperolehbimbingan dari Rasulullah saw., yang bersabda sebagai berikut: "Ada-lah lebih baik bagimu membuat para rvarismu kaya daripada engkaumeninggalkan mereka dalam keadaan miskin sehingga terpaksa meng-harapkan p emberian manrf sia. "

Jelas dari sabda beliau ini, bahwa meninggalkan harta warisan yangbesar tidaklah termasuk dosa.

Sedangkan Sa'ad bin Abi Waqqash - seperti yang disebutkandalam kitab-kitab hadis - adalah termasuk salah satu dari sepuluh orangyang memperoleh jaminan masuk surga. Bahkan kesepuluh orang ter-sebut semuanya adalah tergolong cukup kaya. Tidak seorang pun darimereka seorang fakirl

Bab I1I. Memahami Al'Quran secara Serius 145

Para perawi bahkan menyebutkan bahrva seorang dari mereka

itu telah mewariskan sejumlah besar emas yang hanya dapat dipotong-potong dengan karnpak!

Problem yang sesungguhnya tidaklah terletak pada pemilikan harta

,vang besar jumlahnya. tetapi, dengan cara bagaimana Anda memilikinya dan cara bagaimana Anda membelanjakannya?l

Kita serinf menyaksikan orang-orang kaya yang membangun se-

kolah-sekolah slbagai benteng ilmu dan penelitian. Ada pula orang-

oranq kaya yang mLmerangi penyakit dan kemiskinan dengan kekuatan

besar. Dan orans-orang kaya yang membal'ar sejumlah besar pajak bagi

negara agar dapat menutup anggaran belanja guna pembangunan sarana-

sarana kepentingan umum.Kita juga metnbaca be tapa Utsm-an bin Affan r.a. memberikan

sumbangarr yang begitu besar dalam mempersiapkan pasukan perang di

masa paceklik. sedemikian besarnya, sehingga Rasul bersabda: "Ya,lllul'r, ridlruitah (.Itsmdn, sebagaimana aku ridha terhadapnya."

Pada hakikatnya, hadis Salmin hanya merupakan pengungkapantcrltang suasana kejiwailn yang khusus, dan sama sekali tidak memberikan penge-rtian tentang suatu hukum syariat )'ang umum.-nemikiar

pula pandangan kita tentang apa yang dirawikan oleh

Ahmad dari Abi 'Usaib, katanya: "Pada suatu malam, Rasulullah saw.

mendatangi rumahku dan beliau memanggilku. Aku pun pergi bersama

beliau rnenjumpai Abu Bakar dan mengajaknya pergi bersama. Setelah

itu kami pergi -menemui

umar dan mengajaknya pergi. Kami berjalansampai ke sebuah kebun miiik seorang dari kalangan Anshar. LaluRasulullah salv. berkata kepada si pemilik kebun: 'Berilah kami makan"Segera ia membawa setandan kurma dan menghidangkannya untukkami. Setelah memakannya bersama-sama, Rasulullah saw. meminta air

dingin clan meminumnya, lalu bersabda: 'Kalian pasti akan ditanyai(dimintai pertanggungjawaban) tentang (kenikmatan) -inil'

Mendengar

itu, Umar mengambil tandan tersebut dan menghempaskannya ke tanah

sehingga buah kurmanya bertebaran di atas tanah di hadapan Rasulul-

lah. Ia berkata: 'Ya Rasulullah, adakah kita benar-benar akan ditanya

tentang hal-hal seperti ini pada Hari Kiamat?' Rasulullah saw. men-

jawab: 'Ya, kecuali tiga hal: sepotong baju yang menutupi aurat se-'r.orung,

sekerat roti yang menghilangkan laparnya dan sebuah luangan

yang melindunginya dari udara panas dan dingin'"'Dalam riwayat lainnya - dari utsmdn - disebutkan: "Tiada hak

bagi anak-cucu Adam kecuali dalam tiga hal: sebuah 1.,*uh yang me-

.ralnginya, sepotong baju yang menutupi auratnya' dan sekerat rotiserta air."

Menurut Al-Baihaqi, hadis tersebut berbunyi: ' . ' Segala suatu

yang lebih clari naungqi sebuah rumah, sepotong roti da.n sehelai baju

yoig ^rnutupi aurai seseorang, maka ia tidak memiliki hak padanya.

Kepada si perawi hadis ini, yang gemar mengenakan segala yang

146 Shtdi Kritis atas Hadis Nabi saut.

bagus, Hasan Al-Bashri berkata: "Apa kiranya yang mengharangi Andamengamalkan hadis ini?" orang itu menjawab: "Hai Abu sa'iJ, duniaini tidak membantuku untuk itu!"

Menurut hematku, orang tersebut seharusnya dapat memberijawaban lebih baik. Yakni sebuah jawaban yang berasal dari KitabAllah. Sebagai ganti ia mengembalikan sikapnya itu kepada iiecintaanfitrinya akan dunia, ia dapat menyebut firman Allah swr: Katakanlah,siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Attah yang d,ikeluarkan-Nya bagi hamba-hamba-Nya dan siapa pzrlakah yang mengharamkanrizhi yang baik-baik? Katakanlah: "semuanya itu cJisediakan-bagi orang-orang beriman dalam kehidupan dunia, dan terutama dikhususkan bigimereka saja di Hart Kiamat. Demikiartlah Kami menjelaskan ayat-ayatitu bagi orang-orang yang mengetahui. " (Al-A,raf: 3Z).

Mgmang, seandainya kita jadikan riwayat-riwayat ini sebagaiporos dari kehidupan umum, niscaya kehancuranlah yang akan dialamidi seluruh penjuru dunia.

Kalau begitu, apakah riwayat-riwayat tersebut dianggap tidak sah?Mungkin saja sebagian orang akan mengira saya berpendapai seperti itu.

Namun, pada hakikatnya, riwayat-riwayat seperti itu disebutkandalam ko.ndisi tertentu dan untuk tujuan terbatas. Itu semua tak ubah-nya seperti beberapa teguk obat pahit yang adakalanya harus diminumoleh_ses_eorang agar ia tidak terlalu rakus akan dunia, atau merasa seng-sara ketika sebagian kekurangan menimpanya!

Betapa banyak manusia yang tidak berhasil memperoleh walaupunhal-hal yang sangat esensial saja dalam kehidupannya? Meskipun demikian, ia tidak mati.

, Betapa banyak manusia, dalam masa-masa perang dan paceklik,hidup dalam lingkungan seperti itu? Meskipun demikian ia tidak mati.

Betapa banyak manusia yang memperoleh berbagai macam rizkiyang melimpah ruah, beribu-ribu kali lebih banyak daripada yang diper-oleh kebanyakan manusia lainnya. Meskipun demikian ia tidak me-nyadari nikrnat itu dan tidak pula bersyukur.

Dalam kenyataannya, Utsmin bin Affdn, perawi hadis-hadis ter-sebut, tergolong orang yang kaya-raya. Dengan itu ia beroleh manfaat,yakni kesadaran akan kehidupan akhirat yang mendorongnya untukmeninggalkan kebakhilan dan kerakusan di dunia.

Pengetahuan yang mendalam amat diperlukan untuk benar-benarmemahami makna yang terkandung dalam berbagai hadis yang di-riwayatkan.

Namun orang-orang yang hanya mau memahaminya sec:ua harfiahtelah berhenti pada susunan lahiriahnya. Dengan sikap seperti itu,mereka telah menyebabkan terhentinya gerakan dunia Islam. Seperti.halnya keledai yang renta di hadapan bukit, tetap berhenti di tempat,tidak maju dan tidak pula mundur! Bahkan adakalanya ia bergerakmundur ke zaman batu dalam pelbagai seginya!

Bab VI. lr'Iemaham'i Al-Quran secara Seriu.s 147

Tampaknya. kedunguan dalarn memahami rirvayat-riwayat sepertiitu serta penilaian yang buruk terhadapnya, telah merupakan penyakityang amat mencemaskan da.ri sejak waktu vans lama. Hal ini dibuktikandengan apa yang dirarvikan oleh Tirmidzi dari Al-Harits Al-A'war, kata-nya: "Aku iewat di depan masjid dan kudapati banyak orang sedangmembicarakan berbagai hadis. Laiu aku menemui Ali r.a. di rumahnyadan mernberitahukan kepadanya tentang apa yang kusaksikan. Ia ber-kata: "Benarkah mereka telah melakukannya?" 'oYa," jawabku. Iamelanjutkan: "Sungguh aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda:'Sungguh akan terjadi suatu fitnah (bencana dan kekacauan)!'Aku lalubertan-va kepada beliau:'Kalau begitu, apa kiranya yang dapat me-nyelamatkan?' N1aka beliau bersabda: 'Kitab Allah, di dalamnya ter,dapat berita tentang orang-orang sebelum kamu dan berita tentangorang-orang sesudah kamu. Di dalamnya terdapat pula pemutus per-selisihan di antara kamu. Semua yang di dalamnya adalah serius, bwkanmain-main. Siapa saja yang bersikap angkuh dan sewenang-wenang, lalumeninggalkanltye, niscaya Allah akan menghancurkannya. Dan siapasaja yang mencari petunjuk dari sesuatu selainnya, niscaya Allah akanmenyesatkannya. Itulah tali Allah yang amat kuat, zikir yang penulthikmat dan jalan yang lurus. Itulah neraQa yang takkan terombang-ambing oleh hawa nafsu. Lidah-lidah yang mengucapkannya takksn ter-jerumus tlalam hebingungan. Fara ahli ilmu takkan trternah merasshenyang membacanya. Takkan lekang walaupun banyak diulang-ulang.Takkan habis keajaibannya dalam pemahaman. Dia-lah yang membuatgolongan jin yang mendengar ayat-ayatnya, berkata: "Sungguh hamitelah mendengar Al-Quran yang menakjubkan, yang membimbing kearah .kebenaran, maka kami pun beriman kepadanya." Barangsiapamengucapkannya, niscaya ucapannya itu benar. Barangsiapa mengamal-kannya, niscciya akan mendapat pahala. Barangsiapa memutuskanhukum dengannya, niscaya ia berbuat adil. Dan barangsiapa menyerukepadanya, niscaya akan dibimbing ke arah jalan yang lurus. . . ! Cam-kanlah itu, wahai A'warl"'*)

*) sebagian orang menilai Al-Harits Al-A'war sebagat dha'if (riwayatnya lemah). sebab, ia

dituduh sebagai seorang yang ber-fasyayyu' (yaknt penganut mazhab syi'ah). Namun,

setelah melakukan penelitian, saya dapat menyatakan - tanpa ragu - bahwa ia adalah

seorang tsiqah {yang dipercaya riwayatnya). Memang, ia termasuk para perawi yang dihebohkan, karena dituduh sebagai pengikut mazhab Syi'ah" Yang menyebarkan tuduhanini terhadapnya ialah Al-A.masy. FIal ini disebabkan karena Al-A'masy mempunyaihubungan yang mengikatnya dengan Bani umayyah. Mengenai dirinya ini, baru-baru inisaya membaca sebuah pembah:tsan yzrng ditulis oleh tokoh-tokoh Al-Ghimariyyun Mereka

mendalami ilmu at-jarh ua at-ta'dil (ilmu yang menilai pribadi para perawi hadis) dan

menulis banyak buku tentang hadis. Saya mengetahui bahwa Al-tlirits Al-A'war adalah

seorang tsiqaft. Bahkan mungkin keadaannya lebih baik daripada sebagian perawi dalamkitab-kitab hadis sahih.

Adapnn matan hadis yang kami nukilkan di atas, tampak jelas sinar-sinar nubuwwahpaaanya ... dan tidak mungLn akan tetkurangi niiainya olel kecaman para PcngccrrD..*:s

148 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau.

Suatu hukum yang berdasarkan agama iidak boleh diambil hanyadari sebuah hadis yang terpisah dari 1,ang lainnya. Tetapi setiap hadisharus digabungkan dengan hadis lainnya. Kemudian hadis-hadis yangtergabung itu diperbandingkan dengan apa yang ditunjukkan oleh Al-Quran Al-Karim.

Al-Quran adalah kerangka yang hanya dengan berada di daiambatasannya saja kita dapat mempraktekkan hadis, bukan melampauinya.Dan siapa saja yang berani menyatakan bahwa hadis (atau sunnah) lebihberwenang dari Al-Quran, atau dapat menghapus hukum-hukum didalamnya, maka ia adalah seorang yang tepedaya oleh hawa nafsunyasendiri.

Keterangan kami di ltas, dijelaskan oleh riwayat yang disebutkanoleh Ibn Katsir dalam Tafsir-nya, bahwa Imam Svafi'i (rahimahullah)menyatakan: "Apa saja yang dihukumkan oleh Rasulullah saw', makayang demikian itu adalah sesuai pemahaman beliau yang bersumber dariAl-Quran. Firman Allah tentang hal ini: Sesungguhnyalah Kami me-nurunkan Al-Quro, kepadamu (wahai Muhammad) dengan membawahebenaran, supaya kamu mengadili antare manusia dengan apa yangtelah Allah wahyukan kepadamu. Maka janganlah kamu menjadi pem-bela bagi. orang-orang yang khianat. (An-Nisi: I05). Demikian pulafirman Allah: . . . Dan Kami turunkan Al-Quran kepadamu agar hamumenerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepadamereka, dan agar mereka mau berpikrz. (An-Nahl: 44). Karena itulahRasulullah saw. bersabda: Sungguh, telah diberihan hepadaku'Al-Quran dan yang sebanyak itu bersamanya (yakni As-Sunnah)."

Memang benar! Kehidupan Muhammad saw. adalah penerapansepenuhnya bagi tuntunan-tuntunan Al-Quran. Riwayat hidupnyadalam hal ibadah, akhlak, jihad dan pergaulannya dengan manusiasekitarnya adalah perwujudan Al-Quran yang hidup. Dengan itu, iamengubah dunia dan membangun peradaban yang baru. Dan seandainyatidak ada sunnah beliau yang berupa perbuatan dan ucapan, niscayaAl-Quran akan mirip dengan pelbagai filsafat murni yang hanya adadalam alam khayal.

Sunnah Muhammad saw. dalam berbagai bidang sosial, sipil danmiliter, seperti halnya aturan-aturan ibadat dan prinsip-prinsip akidah,semuanya itu adalah bagian tak terpisahkan dari sebuah misi yangabadi. Maka dapatlah dikatakan bahwa Islam terdiri atas Al-Quran danAs-Sunnah, sebagaimana air terdiri atas kedua unsurnya yang telahdikenal.

Dalam hal ini, tugas kita ada-lah menjauhkan riwayat-riwayat(hadis-hadis) yurg lemah dan yang diragukan keabsahannya, sebagai-mana kita menjauhkan Al-Quran itu sendiri dari penafsiran-penafsiranyang menyimpang serta pikiran-pikiran yang bertentangan. Agar dengandemikian, wahyu ilahi dapat terpelihara kemurniannya.

Bab tr/I. X[emahami Al-Quran secara Serius 149

Bertumpuk-tumpuk hadis yang lemah telah memenuhi udzua ilmu-

ilmu keislaman dengin awan gelap. Demikian pula bertumpuk-tumpukhaclis ,vang walaupun termasuk sahih, namun telah diselewengkan

makrrarya,' semua ltr., t.luh membuatnya jauh dari petunjuk-petunjukAl-Quran yang dapat dipahami secara langsung ataupun tidak langsung'

Bahkan iaya- telah-berusaha mencegah sebagian orang r-eriwayat-

kan haclis yang sahih sekaiipun, kecuali jika maknanya yang kadang-

kadane terseluLung, clisingkapkan dengan jelas. Sebagai contoh, hadis

yu.rg -..ryatakan: Tak seorang pun dapat masuk surga karena amaL

n,'a . .. , dan seterusnya.' Sckelompok kaum pemaias dan orang-orang yang gagal dalam

hiclupnl'a, berpegang parla susunan harfiah hadis tersebut, dan mengira

bahwa'surga dapat dimasuki tanpa amal apa pun. \,Iereka iupa atau

sengaja meiupakan bahwa ada puiuhan ayat yang mengaitkan masuk

surga-dengan pelaksanaan amalan yang dirvajibkan''- Untut iiu, saya sering menjelaskan kepada mereka, bahwa hadis

tersebut hanya ingin mengingatkan manusia agar tidak terkelabui atau

merasa bangga dengan amalnya. Hadis itu menolak anggapan bahw.a

surga adalan irutgu pengganti amal yang dikerjakan sebelumnya. N{eski-

puri demikian iu tidak menafikan bahwa amal seseoranglah yang

inenjadi penyebab masuk surga baginya, sebagaimana tersebut dalam

firman fltah, ... maka diserukan kepada rnereku: "Itulah surga ya?Lg

cliwariskan kepad,a kamu, disebabhan apa yang dahulu kamu kerjahanl"(Al-A'ral: *3).

Nlemang banyak dari kalangarl para da'i alau, pembawa kisah-kisah

keagamaan j,urg k.,.at-rg memiliki kesadaran dan kecerdasan untukmemahami Ai-Quran, atau kurang memiliki semangat pendekatan diriyang khusyuk kepada maksud dan tujrrannya. Pada waktu yans sama,

-.r""ku memiliki cukup banyak perbendaharaan hadis-hadis ithhd ;-angmemerlukan penataan serta pemahaman yang benar'

Adakalairya seseorang dari mereka membuat sesaknya dada saya

karena getol menyebut-nyebut hadis: Ayahku dan ayahmu di neraka,

di setiap majelis. Seolah-olah ia sedang mengantarkan berita gembira

kepada iu"* N{usiim, ketika menjelaskan kepada mereka betapa kedua

c\rangtua Nabi saw. berada di neraka!

Dalam mengomentari hadis, Ayahku clan ayahmu d.i neraka, "t'

Syaikh Yusuf 41-gardhawi mengatakan bahwa kata ab (uy1h)- dalam

bahasa Arab adakilanyajuga dimaksudkan untuk menunjuk kepada

paman. Jadi, mungkin saja yang dimaksud dengan "ayah" dalam ucapan

irtabi teisebut ialah Abu Thalib, paman beliau. Hal itu mengingat bahwa

sebelum wafatnya, Abu Thalib telah diajak mengucapkan kalimat

tauhid namun ia menolak mengucapkannya.Kami pun dapat menerima penakwilan ini demi menghindari

150 Studi Kritis atas lIadis Nabi saut.

kontradiksi antara Sunnah dan Al-Quran.x)Tetapi, saya juga pernah mendengar seseorang mengatakan bahwa

haclis tersebut termasuk sahih. Ia - katanya -- mengkhususkan (mem-batasi) apa yang disebutkan secara umum oleh ayat Al-Quran. Sebab,ahl al-fatralr (yakni orang-orang yang hidup di suatu masa yang tidakada seorang nabi padanya) semua mereka diselamatkan dari azab.Namun Abdullah bin Abdul-Muththalib (ayah Nabi saw.) dikecuaiikandari mereka itul

Dengan heran saya bertanya kepadanya: "Apa gerangan salahnya,sehingga hanya ia sendiri *- di antara yang iainnya - berhak mendapatsiksa neraka? Bukankah Abduliah dikenal sebagai seorang pemuda yangterhormat dan selalu menjaga diri dari segala yang tidak baik? Bukan-kah sejarah tak ada menyebutnya kecuali dengan baik saja, tak pernahdengan sesuatu yang menjelekkannya? Jelas bahwa ayat tersebut tidakmemberi kemungkinan untuk dikecualikan. Karena itu, apa sebabnyakalian begitu bersemangat dalam masalah penyiksaan terhadap Abdui-lah? Apa sebabnya kalian ke sana ke rnari dengan membesar-bcsarkanberita tak menentu ini? Dan apa kiranya latar belakang penegasilnkalian tentang dimasukkannya kedua orangtua Rasul saw. ke dalamneraka?l Sungguh saya mencium bau hasrat hend;rk menvinggungkehormatan beliau, di balik semangat buta yang berapi-api inii

"Celakalah Anda sebagai da'i yang hatinya buta,', kataku, ,'Andatidak memiliki sedikit pun ilmu tentang Islam, dan tidak pula mengertiadab tentang dakwahl orang seperti r\nda hanl'a menam-Lrah keclungu-an umat, dengan mengatasnamakan Sunnah, sedangkan Sunnah yangsebenarnya amat jauh dari Andal"o

*) Menunjuk kepada firman Allah SWT: . . . dan Kami (Allah) tidak ahun m,engazab sebelurnKami mengutus seorang Rasul . .. (.A,l-Isra': l5). Berdasarkan ayat ini, sebagian ulama rne.ngatakan bahwa ayah Nabi saw, tidah akan masuk neraka karena ia wafat sebelum adanyaseorang Rasul. Oleh sebab itu, hadis tersebut harus ditakwilkan sehingga ditujukan kepadaAbu Thalib, paman Nabi saw. Di lain pihak, sejarah mencatat betapa gigihnya Abu Thalibmembela Nabi saw" sampai akhir hayatnya, setringga tidak sedikit dari kalangari parapeneliti yang menyatakan dengan tegas bahwa ia adalah seorang Muslim yang menyem-bunyikan keislamannya. Hal itu dilakukannyai agar ia tetap dengan leluasa dapat menjagakeamanan diri Nabi saw. dari gangguan kaum kafir Quraisy. Yang agak mengherankan ialahmengapa Syaikh Muhammad Al-Ghazali, penulis buku ini, ikut bersusah payah menyim-pangkan arti kata "ayah" dalam hadis di atas? Bukankah seharusnya ia menolak "hadis"tersebut berdasarkan metodologi yang ditawarkannya mengenai hadis-hadis yang matan-nya patut dicurigai, walaupun sanadnya dianggap sahih? - penerjemah.

BAB VIIHADIS.HADIS TENTANG MASA KEKACAUAN

Selintas pandang tentang had,is-had,is iss o Dajjal, Pemimpin KaumYahudi . Kematian.Dajjal dan permulaan tahap baru Islam o Men-diskusikan hadis tentang "betis" o Mendiskusikan hal-hal yang meng-hentikan shalat .

Saya telah membaca banyak hadis tentang masa kekacauan yangakan datang serta tanda-tanda Hari Kiamat (ahhdits al-fitart wa'alhmZttAs-Stt'alr). Selesai membacanya, pandangan saya rnenerawang di antaragumpalan kejadian-kejadian gaib yang tak dapat saya selami hakikatnya.

Saya tentunya - bersama kaurn Muslim semuanya -- berimankepada datangnya Hari Kiamat. Keimanan kepada Hari Akhir adalahsesuatu yang haq, takkan meragukannya kecuali seorang kafir. Namunsaya juga tidak begitu antusias untuk mengetahui hakikat hisab (peng-hitungan) yang berkaitan dengan pahala dan hukuman. Pengetahuantentang rincian sekecil-kecilnya mengenai hal itu adalah di luar ke-mampuan akal manusia.

Meskipun demikian, saya dapat merasakan bahwa di akhir-akhirusianya ini, dunia akan menghadapi bencana-bencana yang berlipatganda, dan akan menuai hal-hal amat buruk akibat dosa-dosa danpenyelewengan-penyelewengan yang ditanamnya di sepanjang sejarah-nya.

Selama ini, masyarakat dunia telah melupakan Tuhannya, me-ngabaikan wahyu-Nya dan hanya mau mengikuti hawa nafsunya sendiri.Maka tidaklah aneh, manakala Allah SWT berfirman: Tak suatu negeripun (yang penduduknya durhaka) melainkan Kami akan membinasa-hannya sebelum Hari Kiamat atau Kami azab dengan azab yang amatkeras. Demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) (Al-Isri': 58). Demikian pula firman-Nya: . . . Negeri-negeri itu telah Kamibinasakan, ketika (penduduknya) berbuat zalim, dan telah Kami tetap-kan waktu tertentu bagi kebinasaan merekc. (Al-Kahfi: 59).

Tidaklah perlu diherankan munculnya banyak dajjAl (penipu danpembohong) yu"g berupaya menipu kaum awam. Mereka senantiasamengerahkan segala kelebihan pengetahuan yang mereka miliki untuk

151

152 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

menvesatkan manusia dari jalan kebenaran serta mengacaukan pikiranmereka dengan berbagai cara. Beberapa hadis menyebutkan tentangakan bermunculannya para dajjal itu. Dan bahwa seorang dari merekayang teramat jahat, akan melampaui karvan-kawannya dalam hal ilmupenipuan dan kebohongan, dan bahu'a puluhan ribu orang Yahudi akanmenjadi pengikut dajjal terakhir ini!

Sebelum memberikan beberapa contoh tentans hadis-hadis menqe-nai hal di atas, saya ingin menegaskan bahwa kita, kaum Nluslim, ber-iman kepada Allah, Tuhan yang riada batas bagi kemuliaan-Nya dantiada kesudahan bagi kesempurnaan serta sifat-sifat-Nya yang .terpuji.Tiada suatu apa pun menyerupai-Nya dan Dia-lah yang MahaVlendengar dan Maha Melihat.

Dia telah mencipta kita, mernberi kita pakaian dan tempat ber-tecluh, mengajari; mendidik dan rnemelihara kita serta melimpahkankepada kita karunia-karunia-Nya yang tak terbatas banyaknya. I)anbahwa kita akan senantiasa mengingat-Nya dan menujukan ibadahkepada-Nya selama kita masih berada di muka bumi, seraya menyiap-kan diri untuk menghadap-Nya setelah kematian kita. Agar setelah itu,memulai kehidupan yang baru di sisi-Nya. Kehidupan yans penuhdengan pujipuiian kepada-Nya dan syukur atas segala karunia-Nya.

Itulah shirdth mustaqim fialan lurus) yuttg deneannya kita akanmampu mengalahkan para pembuat kekacauan. Dengannl'a pula kiramampu menolak gangguan setan-setan, dan menundukkan setiap daijalyang berusaha menyesatkan kita atau membelokkan kita dari tujuankita yang agung.

Hadis teni.ang Dajjal

Setelah mukadirnah ini, saya akan menyebut - dengan singkat -beberapa hadis yang telah saya baca mengenai si Dajjal. Ilalam sebuahhadis, ia dinyatakan sebagai terbelenggu di sebuah pulau, di Larit Arabatau Samudera Hindia. I)iselrutkan pula dalam hadis itu, bahwa T'amlmAd-Diriy, seorang yang tadinya beragama Nasrani kemudian masukIslam, pernah bertemu dengannya. Kemudian ia (1akni famim) ber-jumpa dengan Rasulullah saw. dan memberitahukan kepada beliaubahwa ia telah bertemu dengan si Dajjal, dalam belenggunya yang meng-halaneinya dari berkeliaran di muka bumi. Dan bahwa ia sudah hampirberhasil membebaskan diri dari beleng5{unya, untuk mulai mcmbuatkekacauan di akhir zaman.

I)alam hadis lain, disebutkan tentang keluarga Dajinl. Di sanadisebutkan bahwa kedua oranF{tuanya tidak mempunyai anak selamatigapuluh tahun dan baru setelah itu mereka memperoleh anak yangmatanva buta sebelah, dan yang paling ban,vak mudaratnva dan palingsedikit manfaatnya.

Berkata Abu Bakar r.a.: "Beberapa waktu kemudian, kami men-

T

Bab VII" Ilad'is-hadis tentang Masa Kehacauar, 153

rlengar bahrva di kaiangan kaum Yahudi Madinah telah lahir seorangbayi yang sifat-sifatnya seperti itu. Aku pun pergi bersama Zubair bin'Awrvlm mengunjungi rumah kedua orangtuanya. Kami dapati merekaseperti ,vang digambarkan oleh Rasulullah saw. Kemudian kami me-mandang bayi mereka yang tergeletak di bawah sinar matahari dan ter-bungkus dalam kain yapg tebal. Dari mulutnya terdengar sua:a gumamyane tak jelas . . , dan seterusnya."

Penulis syarah atas kitab itu berkomentar: "Mungkin saja si Dajjal

- )'ang lahir dari kedua orangtua Yahudi Madinah - telah pindahsetelah itu ke suatu pulau, tempat ia dilihat oleh Tamim Ad-Dariy!!"

Seorang perawi bernama Nuwls bin Sam'in juga menyebutkansebuah hadis panjang tentang Dajjal. Dalam hadis itu disebutkan sebagi-an dari kekuatan fisik yang dimilikinya, atau tentang keresahan yangditirnbulkannya di kalangan masyarakat. Katanya selanjutnya: ". . . Iamendatangi kaumnya lalu rnenyeru mereka agar menyembahnya.Mereka pun percaya kepadanya dan menaati seruannya. Lalu ia menge-luarkan perintahnva kepada langit yang segera menurunkan hujan, jugakepada bumi ),ang segera menumbuhkan tanaman. Maka hewangembalaan mereka pun paling panjang bulunya, paling penuh airsusun)'a dan paling gemuk perutnya . . !"

Adapun terhadap orang-orang yang tidak mempercayainya, iasegera berpaling dari mereka dan jaditah mereka orang-orang yangmiskin, kehilangan seluruh harta mereka . . . I

Setelah itu, Nabi Isa akan turun kembali ke bumi. Ia akanmengejar Dajjal itu ke mana Dun ia pergi, sampai akhirnya berhasilmenangkapnya di kota Lod (di Palestina - penerj.) kemudian mem-bunuhnya dan membebaskan manusia dari kejahatan-kejahatannya.

Iladis-hadis yang kami kutip sebagian isinya itu, termasuk hadistthdd. Sebauiannya tercan-tum dalam kitab-kitab hadis sahih.

Riwayat-riwayat mengenai hal itu, banyak sekali. Dalam salah satuhadis di antaranya disebutkan: Tertulis di antara kedua mata Dajjalh,uruf-huruf h-f-r. (yakni kafir). Tulisan itu dapat dibaca oleh settaporang Muslim!

Dalam sebuah riwayat dari Ummu Syuraik, Nabi saw. bersabda:"Di waktu itu, banyak orang akan rnelarikan diri dari si Dajjal danmereha akan berlindung di bukit-buhit." IJmmu Syuraik bertanya:"LaJu, di mana bangsa Arab waktu itu?" Jawab beliau: "tumlah.merekahanyasedikit..."

Terbayang di benak saya bahwa Dajjal itu adaial-r seorang di antarapara pemimpin kaum Yahudi. Mungkin termasuk di antara para ahliilmu kaum mereka yang terbesar. Dalam dirinya termanifestasi jiwakaum Yahudi yang terputus hubungannya dengan Allah, bahkan yangmemusuhi-Nya.

Kisah tentangnya, yang berlangsung dalam waktu singkat sebelumHari Kiamat, menggambarkan akhir dari permusuhan sengit antara para

154 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau.

pengikut ketiga agama (yakni Islam, Nasrani dan Yahudi).Kaum Yahudi * di bawah pimpinan Al-Masih (yang palsu) dari

kalangan mereka berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkankekuasaan atas dunia. Kaum Nasrani tetap berpegang pada ketigaoknum trinitas, salib dan pelbagai tradisi sosial dan keagamaan rnereka.Dan mereka ini membantu kaum Yahudi dalam pertikaian merekadengan bangsa Arab.

Kaum Muslim terdiri atas beberapa kelompok. Di antara merekaada orang-orang baik yang mempertahankan diri secara mati-matian.Dan ada pula yang kebingungan tak tahu apa yang harus diiakukan-nya.

Pada waktu memuncaknya perjuangan keagamaan, akan ber-l:rngsung serbuan tentara "merah" yang mengirimkan pasukan demipasukan dan kelompok demi kelompok, tak sesuatu pun yang dapatmenghalangi mereka.

Dan di tengah-tengah kekacauan yang memuncak ini, Nabi Isaakan turun kembali ke bumi untuk memperkuat akidah tauhid, mem.benarkan kenabian yang terakhir dan membinasakan tuhan (sembah-an) kaum Yahudi. Kaum Muslim akan menghadapi serbuan tentara"merah", yakni serbuan Ya'juj wa Ma'juj, sedemikian sampai berhasilmemusnahkan mereka, dengan kuasa Allah SWT.

Itulah yang dapat saya pahami dari segudang hadis yang susunankalimatnya saling berbeda, yang berasal dari para peralvi. Dan mungkinpula telah disisipi oleh berbagai khayalan mereka.

Dalam Al-Quran memang terdapat beberapa isyarat singkat bagisebagian pemahaman saya di atas.

Perihal "Betis"Baiklah, mari kita beralih dari peristiwa-peristiwa besar yang akan

terjadi sesaat sebelum datangnya Hari Kiamat, ke beberapa pemandang-arr Hari Kiamat, serta saat-saat berlangsungnya hisab (penghitungan nilaiamal manusia) di hadapan Allah, Rabb Al-'Izzah'

Tak sedikit pun diragukan, bahwa hari hisdb adalah hari yang amatmencemaskan. Orang-orang durhaka dan yang sering bermaksiat akanmenghadapi suasana gawat yang tidak pernah melintas dalam pikiranmereka. Firman Allah mengenai hal ini: 'Pada hari ketika "betis di-singkaphan" dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tahberkuasa. Pandangan mereka tunduk ke bawah diliputi kehinaan. Fada-

hal mereka dahulu (di dunia) telah diseru untuk bersuiud, sedanghanmereka fulam keadaan sejahtera. . . ' (Al-Qularrt: 42-43\.

Ayat-ayat tersebut di atas, maknanya ialah bahwa or:mg-orangyang biasa melakukan maksiat dan pembangkangan terhadap Allah SWTketika berada di dunia, kelak akan dikumpulkan di padang Mahsyardengan kebiasan-kebiasaan seperti ketika masih di dunia. Maka tiada

Bab lrII. Hadis-hadis tentang Masa Kehacauan 155

kebengkokan mereka yang diluruskan dan tiada kesalahan mereka yangdiperbaiki. Keadaan mereka tetap seperti itu di saat mereka digiringmenuju tempat azab dan di sanalah mereka dijatuhi hukuman setimpal.

Ketika di dunia, mereka telah reia menjadi orang-orang jahat,maka kini sudah selayaknya mereka merasakan akibat apa yang merekarelakan bagi diri rnereka sendiri.

Kalimat dalam ayat tersebut: . . . Pada hari ketika "betis dising-hapkan" . . . adalah sebuah ungkapan asii bahasa Arab. Menurut IbnAbbas: "Orang Arab biasa mengatakan kepada seseorang yang ter-jerumus dalam persoalan yang amat gawat, yang memerlukan ketabahandan kekuatarr tekaci: 'Singkapkan betismu!"'

Karena itu, ketika ditanya tentang makna ayat ini, ia berkata:"Apabila tersembunyi bagi kamu makna sesuatu da-lam Al-Quran, cari-lah keterangannya daiam syair'syair Arab. Misalnya mengenai kalimatini:

! iL ,y ti y+t .iu-r iulr 1ri ,*J U

Kaummu membuat tradisi pemenggalan leherKini perang pun tegak di atas betisl

Juga dalam syair Abu Ubaidah:

yb llt Vv ,f .;.--: tit jjt Jt j. -tJajl .;.t' *-,.-1Yi

Walau ia bermata kusam luyuDari suku Md.zin,Bila perang menyingkapkan betisIa pun tak ragu menyingsinghan lengan baju!

Atas dasar inilah Ibn Abbas - yang ahli dalam menafsirkan Al-Quran - memahami ayat-ayat tersebut. Dan ia diikuti pula oleh ulamadari kalangan para Sahabat dan Tabi'in. Kami pun tidak mengetahuikecuali penafsiran seperti ini untuk wahyu yang mulia' itu. Demikianitulah keadaannya, sampai muncul sekelompok orang yang gemar men-cari-cari hadis-hadis yang musykil serta riwayat-riwayat yang aneh-aneh.Mereka menyebutkan omongan yang lain, yang menjadi kewajiban kitauntuk menyingkapkan hakikatnya. Omongan mereka itu amatberbahaya dan mengandung keganjilan-keganjilan yang tak pernah diketahui oleh ulama kaum Muslim, sehingga tak dapat dibiarkan.

Kata mereka, "betis" - dalam ayat tersebut - adalah tanda yangdengannya orang-orang beriman akan mengenali Tuhan mereka, dalamrangka suatu ujian amat serius, ymg berlangsung kelak pada HariKiamat.

156 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

Ceritanva, seperti yang mereka sebutkanipada saat kaum musyriktelah dilempar ke dalam azab, maka hanya orang-orang Muslim yangmasih tinggal.

". . . Maka ketika tidak ada lagi yang tertinggal selain orang-orangyang dahulunya menyembah Allah, baik yang senantiasa berbakti mau-pun _yang adakalanya melakukan perbuatan dosa, akan datarglah RabbAl-'Alamin (Tuhan semesta alam) menemui mereka, dalam bentuk yangpa-ling sederhana yang pernah mereka melihat-Nya. I-alu la pun berkata:'Apa yang kalian tunggu? Masing-masing umat hendaknya mengikutiapa yang dahulu mereka sembah!' Mereka akan berkata: 'Wahai Tuhankami, kami telah berpisah dari manusia di dunia, ketika kami sangat

membutuhkan mereka, dan kami tidak berkawan dengan mereka!'Maka Ia akan berkata: 'Aku-lah Tuhan kalian!' Dan mereka pun ber-kata: 'Kami berlindung kepada Allah darimu. Kami takkan menyekutu-kan Allah dengan sesuatu!' (Mereka mengatakannya dua atau tiga kali,sampai-sampai sebagian dari mereka hampir jatuh terpelanting).

"Maka Ia akan berkata: 'Adakah suatu tanda pengenal antarakalian dengan Dia, sehingga kalian dapat mengenalinya?' Mereka men-jawab: 'Ya!' Ketika itu, Dia menyingkap betis-Nya, sehingga takseorang pun pernah bersujud kepada Allah atas kehendaknya sendiri,melainkan mendapat izin Allah untuk bersujud. Dan tidak seorang punyang dahuiu bersujud semata-mata karena riyh' dan berpura-pura,melainkan Allah menjadikan punggungnya keras bagaikan lempengan.Setiap kali hendak bersujud, ia jatuh terlentang.

"setelah itu, mereka mengangkat kembali kepala-kepala mereka(dari sujud mereka) dan menyaksikan Allah SWT telah berganti bentuk-nya seperti yarg pernah mereka lihat pertama kali. Lalu Ia berkata:'Apakah Aku Tuhan kalian?' Maka mereka menjawab: 'Ya, Engkau-lahTuhankami...!"'

Begitulah susunan kalimat hadis itu yang amat misterius dan me-nimbulkan kebimbangan. Mayoritas ualma menolaknya, sementara Al-

Qe.dhi 'Iyadh berusaha menakwilkan bahwa yang mendatangi kaummukmin dalam bentuk yang diingkari oleh mereka pertama kali, adalahsalah satu malaikat. Hal itu merupakan ujian bagi mereka dari AllahSWT, dan merupakan ujian terakhir yang dihadapi oleh orang-orangmukmin!

Upaya Al-Qadhi 'Iyadh tersebut tidak berharga, mengingat bahwaakhirat bukanlah tempat untuk menguji. Ujian telah selesai di dunia,sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari: Hari ini adalah saatuntuk amal, bukannya untuft (menerima) ganjaran. Dan esok adalahsaat untuk (menerima) ganjaran, bukannya untuk beramal.

Selain itu, mengapa malaikat harus memerankan sandiwara yangmengerikan seperti itu? Dengan izin siapa? Dan apa gunanya?

Apabila kita tinggalkan pendapat 'Iyidh lalu merenungkan peris-tiwa-peristiwa yang disebutkan itu, pasti akan kita simpulkan bahwa

Bab VII. Hadis-hadis tentang hlasa Kehacauan 757

semuanya itu tidak dapat diterima, karena mustahii rnenulut akal sehat,

selain tidak berdasarkan riwayat yang benar.Allah SWT tentunya tidak akan datang dalarn bentuk yang akan

mengurangi kebesaran dan keagungan-Nya, kemudian - setelah itu -menampakkan diri lagi dalam hakikat yang sebenarnya. lvleskipunseandainya kita mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bentuk di

sini ialah sifat-Nya.Hadis itu secara keseluruhan mengandung'illah (cacat)" Nlengait-

kannya dengan ayat tersebut di atas pun merupakan suatu kesalahan.

Hanya orang-orang yang menderita penyakit tajsim*) sajalah yangmenyebarkan riwayat-riwayat seperti ini' 'Sebaliknya' seorang yangbenar-benar Muslim akan merasa malu menisbahkan berita-berita sepertiini kepada Rasulnya.

Tokoh-tokoh umat, baik yalg terdahulu maupun yang datangkemudian, bersepakat dalam mensucikan Allah SWT dari segala yangtak patut bagi-N.va, dan bahwa Ia ada-lah Zat yang paling berhak dipuji,disyukuri dan dimuliakan.

Mereka semuanya mengingkari dan mengecam dengan amat keras,keterangan-keterangan yang termuat dalam kitab-kitab kaum Yahudidan Nasrani, yang membawa pengertian tajsid (yakni bahrva Tuhan ber-jasad) atau yang menisbahkan kepada Zat Allah yang tersuci' hal-halyang tak patut bagi keagungan dan keindahan-Nya. (Sungguh nama-nama-Nya selalu penuh dengan kebaikan dan keberkahan!)'

Sebaliknya, kebanyakan ahli Kalarn kita mengecam kaum I\tlu'ta-zilah, karena mereka sangat terpengaruh oleh filsafat Yunani. Dan jugakarena konsep mereka tentang Tuhan Yang Mahaesa, yang sangat

mengandung pengertian abstrak - disebabkan sikap ekstrem hendakmensucikan-Nya dari segala atribut yang dapat mengurangi kemaha-esaan-Nya - sedemikian sehingga hampir-hampir menjadikan-Nya bagaimaya (hanya ada dalam angan-angan belaka tetapi sebenarnya tidakada).

Kini saya tidak hendak menghidupkan kembali perdebatan masa

lalu, atau terjun ke dalamnya, ataupun mengomentarinya. Fitrah saya

sejak dahulu tidak menyukai hal seperti itu. Sa/a hanya ingin bersandarpada Al-Quran, di kala saya berusaha membangun akidah dalam dirisaya sendiri maupun di antara masyarakat tempat saya hidup.

Mungkin saya mendapat faedah dari guru saya, Al-Ustadz HasanAl-Banna, dalam kecenderungan saya ini. Sebagaimana saya juga men-dapat faedah dari Syaikh Muhammad Abduh yang berusaha memberi-kan alasan pembenaran bagi orang-orang terdahulu yang terlibat dalam

*I Aliran yang menyatakan bahwa Tuhan berjisim (bertubuh) - penerjemah.

158 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

'$$r Pertengkaran sengit sekitar masalah tersebut di atas. Nlenurutnya, per-bedaan pendapat di antara mereka tentang masalah-masalah itu, hanya-lah terbatas pada susunzrn kata-kata, dan bukan dalam hakikat (yakniberkenam dengan kulit, bukan inti masalah).

Meskipun demikian, ada juga beberapa ungkapan yang munculdalam perdebatan-perdebatan masa lalu itu, yang perlu dikcreksi dandiberi penjelasan, atau dipahami dalam pelbagai konteks tertentu saja.Atau, kalau tidak, maka ia harus ditolak.

Di antara hal-hal seperti itu, ialah apa yang dinukilkan dari sebagi-an ulama salaf, bahwa mereka tidak menafikan maupun membenarkinkonsep jismiyyah (ke-jisim-an) pada Zat Allah swr! ucapan seperti ini,jelas tidak dapat diterima karena bertentangan dengan ayat suii: Tiaclasesuatu apa pun yang menyerupai-Nya. secara spontan dan dengantegas kita menafikan adanya jismiyyah. Di masa kita sekarang, kitumeyakini bahwa jisim (tubuh) adalah materi. sedangkan materi mem-punyai khasiat-khasiat (sifat-sifat khas) yang dapat dipelajari dalamilmu fisika. Adalah mustahil Allah swT aapai aitukiskin dengansesuatu dari khasiat-khasiat itu.

Saya kira, sikap keterlaluan dalam berpegang pada riwayat-riwayatyang dinukilkan mengenai masalah tersebut, melaiarbelakangi muncul-nya ungkapan-ungkapan yang menimbulkan kebingungan dan kecuriga-an itu.

orang-orang .sekarang (khalafi cenderung menakwiikan apa sajayang dapat mengisyaratkan adanya kaitan zat ,\llah dengan -ut.ii.sedangkan orang-orang dahuiu (salafl lebih rnenyukai untuk tidaklgmperbincangkan makna terinci dari kandungan hadis-hadis tentanghal ini, seraya men-tafw[dh-kan (menyerahkan bulat-bulat) maksujsebenarnya kepada Nlah. Mereka beriman kepada petunjuklpetunjukyang disimpulkan darinya seraya menetapkan pensucian"*.riluk bagiAllah, Tuhan semesta alam.

Masalahnya sebetulnya tidak serumit ya'g diduga, sebagaimanatelah kami katakan sebelum ini. Tetapi kalaupui kita Jeiuju *lrrb.rkupi"ty,. tafwidh ini, kita pasli tidak *ur, -irerima hadii-hadis yangber-'i.llah (bercacat). fkal yang musrim (yang telah sepenuhnya b.rrerafrdiri kepada Allah swT) tidak akan dipaiteperdaya oreh'ungkapan-

.dp ungkapan seperti inil

Meragukan Hadis

Keragu-raguan yang menyertai suatu berita tidak hanya yang ber-kaitan dengan hal-hal gaib, tetapi juga dalam hal-hal yang berliaitandengan tugas-tugas keagamaan yang harus dikerjakan. Adanya keraguanatau kebingungan yang dialami oleh seorang perawi tidaklah teilalu

B'ab VII. Hatiis-hadis tentang Masa Kekacauan 159

merugikan Islam. Kitab Allah ma'shil'm (terjaga dari kekeliruan,penambahan atau pengurangan). Demikian pula Sunnah Nabi saw.' padaumumnya, tetap utuh dan sehat. Kekeliruan seorang perawi sebenarnyaadalah wajar dan tidak mengherankan. 'letapi, yang mengherankan ada-

iah adanya usaha pembenaran terhadap kekeliruan ini, yang kemudianditambah lagi dengan pembelaan secara fanatik terhadapnya. Sikap

seperti itu tidak pernah ada pada diri para imam dan tidak pula menjadikebiasaan para tokoh salaf maupun khalaf.

Muslim meriwayatkan dengan sanadnya, bahwa Nabi saw. pernahbersabda: Apabila nuthfah (benih manusia) telah melewati masa empet-puluh dua malam, maka Allah aksn mengirim kepad.anya malaikat yangment.bentuknya. Lalu diciptakan baginya telinga, mata, kulit, duging,dan tulang-tulangnya. Setelah itu, malaikat akan bertanya: "Ya Tuhan,laki-laki atau perempuan?" Maka Tuhanmu menetapkan baginya sesuqidengan kehendak-liya, dan malaikat pun mencatat.

Kemudian malaikat bertanya lagi: "Ya Tuhan, bagaimana ajalnya?"Ilaka Tuhanrlu mengl.takan apa yang dikehendaki oleh-Nya, dan

m alaikat nte nc atatny a.

Dan malaikat bertan)ta lagi: "Ya Tuhan, bagaimana rizkinya?"Maka 'fuhanmu men'v*atakan apa yang dikehendaki oleh-Nya, dan

malaikat mencatatnya.Se telah itu, malaikat membawa lembaran catatannya, dan tidak-

lah ia akan. menambah atau mengurangi sesuatu.Adapun Bukhari merawikan dari Ibn lVlas'ud, katanya: "Telah di-

sum(taikan kepadaku oleh Nabi saw., yang selalu benar dan dibenarkanu(apannya; bahrua setiap orang dari hamu disimpankan dalam perutibunl,s selama empatpuluh hari sebagar nuthfah. Setelah itu ia menjadi'alaqah (segumpal darah) selama masa seperti itu. Setelah itu menjadimudgah (segumpal daging) selama masa seperti ttu. Kemudian AllahSWT mengutus malaikat untuk mencatat baginya eftIpat hal: rizkinya,ajalnya dan a'pakah ia akan menjadi manusia yang sengsara atau bahagia.

Setelah itu ditiupkan ruh kepad.anya .. . , dan seterusnya."Dalam kedua riwayat hadis tersebut di atas terdapat perbedaan

yang nyata. Hadis terakhir menyatakan bahwa pencatatan malaikat di-lakukan setelah empat bulan pertama (atau seratus duapuluh hari)sedangkan hadis pertama menyebutkan bahwa pencatatan itu dilakukansetelah empatpuluh dua hari.

Namun, sebaiknya kita serahkan saja urusan tarjih, penolakan danpenerimaan di antara kedua hadis tersebut, kepada orang-orang yangmemang berwenang dan kompeten untuk itu. Sebab, orang Muslimmana pun yang menuju Allah SWT dengan iman yang jelas dan benardan dengan amal yang saleh, maka tidak ada kerugian baginya, apakahia tiCak mengetahui salah sbru atau kedua hadis tersebut.

Kaidah-kaidah keimanan dan dasar-dasar kesalehan telah cukupdijelaskan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Adapun pengetahuan yang

160 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau.

mencakup tentang permulaan penciptaan manusia atau masa yangdiperlukan untuk penciptaan itu sendiri, sernua itu tidak termasukdalam kaidah-kaidah dan dasar-dasar tersebut di atas. Cukuplah bagikita apa yang telah ditegaskan oleh Al-Quran di bidang itu. Kemudian.hendaknya semua tekad dan kemampuan kita ditujukan ke arahmemenangkan perjuangan dan segala sesuatu yang dapat meningkatkanderajat kita di sisi Allah SWT.

Sebagian dari para ahli hadis yang kurang luas pengetahualnya,ada kalanya menjumpai sebuah hadis yang tidak mereka ketahuihakikatnya serta pelbagai dimensinya. Namun mereka menjadikannya

- tanpa ilmu dan pemahaman mendalam - se bagai prinsip agama yanstak dapat ditawar-tawar.

Hadis tentang Shalat

Misalnya, mengenai hal )'ang dianggap membatalkan shalat.Sebagian orang berpegang erat-erat dengan sebuah hadis yang menva,ta-kan bahwa shalat seseorang rnenjadi batal apabila ada wanita, keleciaiatau anjing hitam di depan orang yang sedang shalat itu.

Mayoritas kalangan fuqahh'menolak hadis ini, dengan dalil adanyahadis-hadis lainnya yang mengandung pengertian bahwa shalat tidakbatal karena adanya ketiga hal tersebut. Rasulullzrh saw. sendiri, seringmelakukan shalat sementara Aisyah, istri beliau, tidur di depan beliau.Demikian pula Ibn Abbas pernah menLrnggang seekor keledai dan le*'atdi depan sekelompok orang yang sedang shalat, dan shalat mereka tidakmenjadi batal karenanya. Adapun tentang anjing, tak ada perbedaanantara yang hitam ataupun yang putihl

syaikh Ahmad Sydkir - s€orang tokoh ulama beraliran sala.f -mempunyai pendapat yang patut dicatat dan dapat menjelaskanmasalah ini. Hal itu disebutkannya dalam beberapa ko-.rrtar.rya ataskitab Al'Muhalld, karangan Ibn Hazm, dalam kaitan sebuah riwavar,yang antara lain berbunyi sebagai berikut: "... Sava mendengarumarbin Abdul-Aziz menceritakan dari 'Ayyasy bin Abi Rab!,ah,'i.urur,yu,Pada suatu hari, ketika Rastrlullah sar.r'. sedang mengimami shalat ber-sama para sahabatnya, tiba-tiba ada seekor keledai lewat di antara kami,lalu 'Ayy-asy berkata: subhanallalzl Maka setelah menyelesaikan shalat,Rasulullah saw. bertanya: siapa di antara halian yang mengucapkansubhinallah? Berkata 'Ayyasy: saya, ya Rasulullah! saya dengar bahwakeledai menghentikan shalat. Maka beliau bersabda: rtdak aia sesuatuyang menghentikan shalat.

. "Dalam syarh (uraian) saya bagi pentahkikan Ibn Al-Jauzi, setelahmeriwayatkan hadis ini, saya katakan bahwa sanad hadis ini shahih.,'

Kemudian Syaikh Ahmad Syikir menguraikan beberapa hal yang

Bab VII. Hadis-had,is tentang Masa Kekacauan. l6tmemerlukan penjelasan, Setelah itu ia menambahkan: "Hadis tersebut .*rdi atas, memberikan pe tunjuk y'ang jelas tentang telah di-nasahh-kannyahadis-hadis yang menyatakan bahwa shalat terhenti dengan lewatnyaperempuan, keledai, dan anjing.

_ "'A,yyasy pernah mendengar bahwa keledai menghentikan shalat.Ia tergolong orang-orang yang terdahulu memeluk aguma Islam, danikut dalam kedua hijrah. Kemudian ia tertahan di Makkah, dan Rasul-ullah saw. berdoa baginya dalam qunut beliau, sebagaimaaa disebutkandalam shahih Bukhari dan shahih Muslim. Dengan Jeffrikian, ia menge-tahui hukum yang pertama diucapkan (oleh Na-bi saw.) dan tidak mJn-dengar tentang penghapusan (naskh)-nva. Karena itu, Rasulullah saw.memberitahukannya kemudian, bahwa shalat tidak terhenti olehsesuatu. "

Berkata syaikh syikir (rahimahullaA) selanjutnya: "Ini adalahpentahkikan yang teliti dan penyimpulan dalil yang unik, dan barang-kali tak seorang pun telah mendahului saya tentangnya.',

Saya sendiri tidak termasuk orang-orang yang menganggap penting3dryVa perbedaan pendapat dalam hal-hal furu'iyah dalam fiqitr. Vanglebih saya pentingkan ialah terganggunya citra Islam ketika r.orurgyang fanatik dalam pendapatnya pergi ke Eropa atau Amerika, lalumenyatakan di hadapan or:rng banirak bahwa seorang perempuan samasaja dengan seekor anjing dan keledai dalam hal meiusak shalat orangyang kebetulan dilcwati oleh ketiga-tiganyal

Adalah lebih baik baginya mengikuti saja pendapat mayorirasfuqaha' atau memilih berdiam diri igar tidak menimiulkan 'fitnah(kekacauan) dan menyebarkan keraguan sekitar citra Islam.

';'*:r.:[email protected],@

Ketika saya menulis dalam salah satu buku karangan saya blhwatak ada gunanya sunnah (hadis) tanpa fiqih (pengetahrian mindalam),say'a hanya ingin mencegah sebagian orang yang membeli sebuah kitabhadis, kemudian membaca .beberapa di- antaia yang disebutkan didalamnya, tanpa mengetahui apa yang sebelumnya d'an apa yang se_sudahnya. Kemudian rnereka minyebarluaskannya untuk menimbulkankekacauan yang kadang-kadang memuncak sehingga menyebabkan per-tumpahan darah.

Membatalkan bay'at, dalam sejarah lama kita, adarah suatuungkapan

-yang berarti melakukan pemberontakan bersenjata melawanpemerintah* I*g sah. Namun hal itu telah berubah dau- pikiransebagian pemuda yang menggunakan istilah tersebut untuk menudingsrapa saJa yang menyatakan diri keluar dari keanggotaan sebuah organilsasi

.atau kelompok (iama'ah) yang bergerak di bliang keislaman. jugaditujukan kepada anggota yang menolak memberikir dukungan-dinketaatan bagi seorang pemuda lainnya yang telah ditetapkan sebagai

162 Studi Rritis atas l:ladis Nabi sau.

pemimpin kelompt-ik tersebut I

Sungguh sangat disayangkan bahwa banyak hukum fiqih yang

tidak tepat kini tersebar luas sebagai akibat pengetahuan dangkal dan

liar seperti itu.o

BAB VIIISARANA DAN TUJUAN

Yang tetap dan berubah: (lj Di Lapangan Jihad; (2) Di Lapangan Per-mUS1t6171Sg7tS* S

Dalarn beherapa tulis;rn, saya mengutip hadis Nabi yang mulia,Kamu lebih mengerti tentang urusan-urusan duniamu. DaJam mengo-mentarinya, saya menuiis, antara lain:

Umsan-urusan duniarvi berkaitan erat dengan kerja keras dan upa-ya sungguh-sunggr,rh manusia. y'anq mukmin maupun vang kafir. Paranabi memang tidak diutus untuk mengaiari manusia tentang kerajin-an tangan. keterampilan clalam pertukanga.n ataupun pertanian. Merekajuga tidak diutr.rs sebagai arsitek ltanguna.n, jalan atau jembatan. Atausebagai dokter-dokter spesialis mata atau perut. Tugas pokr:k dari misim€reka ial;rh menjelaskan tentang prinsip-prinsip akidah, ibadat, akhlakdan tazkiyalr (pensucian jirva) baik untuk diri pribadi ataupun untukmas)/arakat. Juga menyebarkan ajaran-ajaran yang rnempererat hubung-an manrisia dengan 'luhan rn._ereka, atau antara sesama mereka sendiri,di samping mernpersiapkan jir,va mereka untuk menghadapi saat kembalimenghadap Allah SWI sebagai manusia-manusia yang saleh dan ber-takwa.

lvlasih ada lagi lapangan-lapangan lainnya yang mirip denganlapangan duniawi yang memerlukan kebebasan bergerak, upaya pe-nemllan hal-hal baru serta persaingan yang ketat. Lapangan-lapanganseperti itu harus terwujud demi mencapai tujuan-tujuan tertentu yangberkaitan dengan agama. Namun untuk mencapainya, agama tidakmenetapkan hukum-hukum tert€ntu, bahkan menyerahkan sepenuhnyakepada kaum beriman sendiri.

Shalat adalah ibadat yang hukumnya wajib. Untuk melaksanakan-nya, agama menetapkan beberapa persyaratan tertentu, seperti mem-bersihkan tubuh, wudhu dan mandi, yang cara-caranya telah dirincidengan saksama. Semua persyaratan ini harus dilaksanakan tanpa me-nambah atau mengurangi.

Demikian pula jihad adalah sesuatu yang wajib. Namun alat-alatuntuk jihad ataupun cara-cara pelaksanaannya tidak memiliki acuanyang tetap dan permanen.

Ketika alat-alat persenjataan telah berubah dari pedang dantombak, menjadi meriam dan peluru kendali, maka hukurn-hukum lama

t63

164 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

mengenai jihad pun berubah. Dari kewajiban ribhth al-hhail (meme-Iihara dan rnelatih kuda-kuda untuk perang) menjadi kewajiban mem-bangun lapangan-lapangan pesawat terbang, benteng-benteng modern,mendirikan lembaga-lembaga untuk ilmu kimia, nuklir, dan sebagainya.

Di zaman dahulu, seorang pejuang membeli senjatanya denganuang pribadinya. Ia sendiri pula yang memelihara, memlrersihkannyadan berlatih untuk menggunakannya. Maka apabila terdengar panggilanuntuk berperang, ia keluar berjalan kaki atau dengan menunggang kuda-nya yang telah disiapkannya untuk perjuangan fi sabilillAh. Dan jikagugur sebagai syahid, ia meninggalkan janda dan anak-anak yatim dibelakangnya! Atau jika ia terluka, ia harus menanggung sendiri biayapengobatannyal

Dalam keadaan seperti ini, sistem pembagian harta rampasanperang merupakan suatu keharusan. Hanya dengan itulah tercapaikeadilan yang diwajibkan. Untuk itu, banyak nash (Al-Quran dan As-Sunnah) yang mengatur dan menetapkan bagian yang harus diterimamasing-masing orang.

'fetapi di masa sekarang, kondisi telah berubah secara radikal.Negara-negara di seluruh dunia memiliki organisasi militer yang berlakuuntuk umum. Setiap pemuda yang bersedia menggabungkan diri, makanegara memberinya makan dan pakaian serta m€nyediakan senjata yangdibeli dengan uang negara itu. Ia akan dilatih dan dipersiapkan secaraserius. Jika terluka, ia diobati, dan jika gugur, ia dihormati sebagaipahlawan dan keluarganya diberi jaminan tunjangan untuk hidup.

Dalam pada'itu, setiap bulan - sepanjang hidupnya - ia menerimagaji yang cukup dan yang secara berkala dinaikkan jumlahnya sesuaipangkat yang dicapainya.

Sistem seperti ini teiah merupakan keharusan yang tak dapatdihindari. Tidak mungkin membiarkan urusan pertahanan negara meng-ikuti kepentingan masing-masing pribadi atau bergantung pada keingin-annya untuk berjuang seca-ra suka-rela. Tanpa peraturan seperti itu,bangsa-bangsa akan terinjak-injak di bawah telapak kaki kaum penjajahdan kezaiiman bzrngsa-bangsa yang lebih kuat.

Adalah wajar, bahwa dengan adanya sistem-sistem yang baru,maka sistem pembagian rampasan perang pun mengalami perubahantotal. Negara membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan parapenjahat perang ataupun para pahlawan yang berjasa.

Atas dasar itu pula, kita dapat memahami apa yang dirawikan olehBukhari bahwa "Rasulullah ior. membagiiagi' rimpasan perangKhaibar, dua bagian u,ntuk tiap ekor kuda dan satu bagian untukpejuang yang berjalan kaki."*)

*) Sebagian besar kalangan fuqaha'menetapkan tiga bagian untuk penunggang kuda, yaitusatu untuk dirinya sendiri dan dua bagian untuk kudanya- Tetapi Abu tlanifah tidak dapat

Bab l'III. Antara Saraua dan Tujuan 165

Meskipun para pengikut mazhab Abu Hanifah menolak hadis ter-sebut, dan mengutamakan sebuah hadis lainnya, yaitu bahwa "Nabisaw. memberikan dua bagian kepada pejuang yang menunggang kudadan satu bagian bagi pejalan kaki," namun saya sendiri menganggapbahwa masalah tersebut telah selesai secara tuntas. Sekarang ini, peranpara pejuang yang menunggang kuda dan yang berjalan kaki telah lewat.Kemenangan dalam perang dewasa ini, lebih banyak bergantung padaperalatan perang yang lebih canggih, termasuk di dalamnya kendaraanberlapis baja, pesawat terbang, dan sebagainya.

Demikian pula kini sudah tak berlaku lagi prinsip: "Barangsiapamembunuh seorang musuh, maka ia berhak mengambil perlengkapanperang yang dimilikinya."

Sebagai gantinya, boleh saja negara rnemberikan hadiah-hadiahkhusus bagi para pejuang yang sangat berjasa.

Kini kami ingin menarik perhatian Anda kepada firman Allah:Ketahuilah, harta apa saja yang kamu peroleh sebagai rampasan perang,maka sesungguhnya seperlima (khumus) darinya untuk Allah, Rasul,kerabqt Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan 1bn as-sabil,jika kamu beriman kepada Allah dan kepada A!-Quran yang Kamiturunkan kepada hamba Kami (yakni Muhammad) di hari Furqan;hari berternunya dua pasukan. Dan Allah Mq,hakuasa atas segala suatu.(Al-Anfil: 41).

Namun sebelum segala suatu, kami ingin menegaskan bahwa Al-

Quran Al-Karim adalah Kitab yang takkan tersentuh oleh kebatilan dariarah mana pun juga. Dan bahwa nash-nash-nya akan tetap berlakusecara abadi, tak suatu pun yang mampu menghapusnya.

Kami hanya bertanya-tanya: Apa kiranya'makna ayat ini? Adakahdelapan puluh persen dari semua harta rampasan perang harus dibagikepada anggota pasukan, lalu sisanya, yang seperlima, disalurkankepada mereka yang disebutkan dalam ayat tersebut?

Memang demikian itulah seperti yang dipahami oleh kebanyakanimam fiqih.

Tetapi, saya lebih cenderung menguatkan. pendapat Imam Melikr.a. yang menganggap bahwa "pembagian harta tersebut menjadi limabagian, hanya merupakan salah satu cara yang dilaksanakan olehn€gara." Namun hal itu tidak merupakan kewajiban yang ticak bolehditawar-tawar. Seandainya negara melihat adanya maslahat lebih besardalirm suatu cara lainnya, maka boleh saja memilih cara manakah yangdipandang lebih utama.

Dalam hal ini, Imam Malik menyandarkan pendapat\ya itu padakenyataan bahwa Nabi saw. -- pada peristiwa lainnya, yaitu pada Perang

menerima pembagian seperti itu, yang menetapkan untuk kuda, seekor binatang,,dua kalilipat bagian untuk pejuang yang berjalan kaki!

166 Studi Kritis ata-r Hadis Nabi saw.

Hunain - telah membagi,bagi harta rampasan waktu itu clengan carayang lairi. Beliau berikan kepada kaum tlrulaga' (yakni orang-orangyang traru masuk Islam dari penduduk Nlakkah yang telah ditaklukkan),sejumlah besar pemberian yang tidak diperkirak:rr oleh siapa punsebelumnya. Sarnpai-sampai hati kaum Ansliar (y".ng ridak memperolehbagian) , nyaris merasakan kesedihan yang sangat. Namun Nabi saw.segera menjelaskan kepada mereka hikrnah di balik kebijaksanaannyaitu, sehingga mereka pun akhirnl a rela sepenuhnya.

Kami ingin menambahkan dalii lainnya selain yang dijadikan pe-gangan Irnam N{alik. Yaitu kebijaksanaan Umar bin Khaththab r.a. ber-kaitan dengan tanah-tanah yang ditaklukkan pada masa kckhalifahan-nya. Ia menolak membaginya kepada anggota pasukan yang ikut ber-perang. Sebagai gantinya, ia hanya memberikan kepada mereka peng-hasilan khusns dari hasil pajak-pajak yang dipungut atas penduduknegeri itu.

Kebanyakan para ulama mernasukkan masal.ah tersebut dalampasal yang -- dalam kitab-kitab fiqih - disebut al-mashdlih al-mursalah.Tak pelak iagi, tindakan Umar itu adatah lebih tepat dan lebih ber-manfaat bagi agama Islam dan umatnya.

Jelas bahwa wudhu, misalnya, adalah persya,ratan yang har-usdipenuhi demi keabsahan shalat. Tak ada peluang bagi pikiran rnanusiatentangnya, karena syariat telah menetapkannya dengan nasit yangtegas dan pasti. Tidak demikian halnya tentang jenis peralatan perangdan sarana-sarannnya. Syariat tidak menentukannya s€cara terinci dantidak pula menetapkan jumlahnya. Oleh karenanya, akal manusiamerupakan rujukan pertama mengenai hal itu.

Tak ada salahnya apabila kita mendatangkan senjata-senjata ter-baru dari T'imur ataupun dari Barat. Dan tak ada saiahnya jika untukmenggunakannya kita memperoleh pelatihan dari orang-orang yangmemang ahlinya, tak soal apa warna mereka dan dari bangsa apa merekaberasal. Yang penting ialah bahwa kita menggunakannya r.r..ai dengankaidah-kaidah kehormatan yang telah digariskan oleh lslam!

Demikian pula tentang syura (permusyawaratan). Itu adalahprinsip Islam yang agung. Tetapi sarana-sarana untuk mempraktekkansyurd itu sendiri, demikian pula penetapan pelbagai perangkatnya,belumlah tersedia pada kita. Tampaknya, semua ini harus memper-hitungkan perbedaan lingkungan dan disesuaikan dengan tahap peradab-an masing-masing bangsa.

Bahkan yang menarik perhatian kita ialah adanya bangsa yangcukup tinggi peradaban dan kebudayaannya telah beberapa kali meng-ubah sarana-sarana permusyawaratan mereka, sesuai dengan pengalam-an, dan demi memperoleh manfaat sebesar-besarnya.

Apa yang terjadi di negeri Prancis, dalam kurun waktu kurangdari limapuluh tahun, merupakan contoh perubahan tersebut.

Demikian pula dalam masa-masa kekhalifahan. Prinsip permusya-

Bab VIII. Antara Sarana dan Tujuan 167

waratan (syura) telah dipraktekkan dengan berbagai cara. Yang pentingbukanlah syurA macam apa yang harus kita jadikan pegangan. Tetapibagaimana kita mempersiapkan jaminan-jaminan serta metode-metodeyang mampu menjadikan syurd itu sebagai suatu kenyataan yang benar-benar dipelihara. Sehingga tidak ada lagi seorang manusia diktator,dan tidak ada lagi politik keberhalaan, yaitu yang berdasariian peng-kultusan seorang penguasa. Sekragai gantinya, setiap pikiran yang sehatakan didengar tanpa rintangan, dan setiap warganegara yang memcnuhipersyaratan kelavakan dan kemampuan, dapat maju tanpa dihambatoleh sisa-sisa kedengkian dan kebencian.

Apakah suasana.seperti itu dapat terwujud tanPa kehadiran akidahdan akhlak? Mustahill Negara-negara Timur yang Muslim telah meng-impor sistem-sistem demokrasi Barat justru ketika mereka sedang ber-ada pada tahapan yang rendah dalam sejarah mereka. Yaitu ketikarnereka sedang dikuasai oleh pelbagai warisan jahiliyah dan ditipu olehpelbagai tradisi buruk kaum penjajah.

Lalu, apa yang terjadi?Pemilihan-pemilihan umum telah berlangsung dengan cara-cara

yang sangat mencengangkan. Politik keberhalaan memenangkan per-

saingan di tengah-tengah lingkaran karismatis yang berlandaskandukungan palsu rakyat.

Dan seandainya ada delegasi dari kalangan Pengamat yang kritismengunjungi tempat sampah sejarah, pastilah mereka akan menjumpaidi sana, sejumlah pemimpin bangsa Arab dan kaum Muslim. Merekayang tak segan-segan membunuh ribuan orang dalam upaya mem*

bangun kebesaran palsu bagi diri-diri mereka, dan agar nama-nalnamereka disanjung-sanjung di seantero negeri.

Sungguh disayangkan bahwa prinsip syurh telah dapat dipetikbuahnya justru di pelbagai negara di luar lingkungan ntgara-negaraMuslim.

Memang kita menuntut dilaksanakannya syurd' Dan kita ber-

anggapan bahwa sarana-sarana yfirg mengantarkan ke sana adalah halyung let*usuk fardhu 'ayn, mengingat bunyi salah satu kaidah fiqih:Segala suatu yang tidah akan sempurna sesuatu yang wajib kecualidengannya, maka ia adalah wajib pula.- Untuk itu kita dituntut agar menyusun Penafsiran-penafsiranyang tepat bagi sejumlah hadis tentang amr bil-ma'ruf dan nahiy 'anil'*uikor, serta cara-cara melawan tindakan-tindakan yang menjuruskepada kekafiran yang nyata. Kita juga harus menjelaskan tentang Per-bedaan-perbedaan yang halus antara oposisi yang sah dan revolusi yutgmenghancurkan bangunan masyarakat. Atau antara kritik yang wajibdilakukan dan pemberontakan bersenjata.

Di antara ciri-ciri khas demokrasi modern ialah pandangan bahwaoposisi merupakan bagian dari sistem pemerintahan umum. Dan bahwapihak oposisi mempunyai seorang pemimpin yang diakui dan selalu

168 St'ud; Kritis atas Hadis Nabi satu.

diajak ikut serta dalam pertukaran pandangan, dalam keadaan yangwajar tanpa keberatan atau keengganan. Hal itu mengingat bahwipemegang kekuasaan adalah manusia biasa yang dikelilingi oleh orang-orang yang mendukungnya maupun yang mengkritiknya, yang masing,masing tidak lebih berhak mendapatkan penghorffiaran daripada yanglainnva.

Pada hakikatnya, pandangan seperti ini sungguh amat dekatdengan ajaran-ajaran pada masa Al-Khulafa Ar-Rasyidnn. Sebagaicontoh, Khalifah Ali bin Abi Thalib tidak berusaha menghabisi nyawaorang-orang yang menentangnya dan tidak pula mengumpulkan massauntuk menghantam mereka. Bahkan ia berkata kepada mereka: "Tetap-lah pada pendirian kalian, jika kalian ingin dernikian. Tetapi denginsyarat kalian tidak menimbulkan kekacauan atau rnenumpahkandarah."

Dengan kata lain, tokoh besar ini menghendaki adanya oposisiyang membangun, bukannya yang menghancurkan. Ia tidak meng-anggap penentangan terhadap pribadinya sebagai suatu kemungkaranyang tidak boleh dibiarkan.

Ucapan Ali r.a. yang ditujukan kepada kaum Khawarij ialah:"Tetaplah seperti yang kalian kehendaki!Janji antara kami dan karianialah jangan sekali-kali menumpahkan darah yang haram (yang di-lindungi oleh syariat); jangan memotong jalan orang (yakni janganmerampok atau menyamun), dan jangan rnenzalimi orang! Namun, jikakalian melakukannya juga, pasti akan kuumumkan perang terhJdapkalian!"

Berkata Abdullah bin Syaddad: "Demi Allah, Ali tidak memerangimereka sampai mereka benar-benar melakukan penyamunan dan pe-numpahan darah yang ha.ram."

Dan berkata Ash-Shan'ani: "Sikap Ali itu menunjukkan bahwaadanya pen€nt:rngan (hhilAfi terhadap Imam, tidaklah cukup menjadialasan untuk memerangi seseorang. Dengan pemikiran lurus seperti-ini,ia telah menafsirkan, dengan tepat, hadis mulia yang berbunyi: Barang-s-iapa menanggalkan ketaatan hepada Imom dan meninggalkan jamaihh,aum Muslim, lalu ia mati, maka itu adalah kematian fah).tt;yon. yakniia mati-seperti seseorang dari kaum jahiliyah, tidak mempunyai seorangImam."

Tentunya, selama penentangannya itu tidak diteruskan denganpemberontakan bersenjata. Namun, jika ia melakukan juga yang aemiki-an itu, maka hukumnya pun menjadi lain. seperti yang dirawikan olehAbdulldh bin umar bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: "Barang-siapa mengangkat senjata terhadap kami, maha ia tidak termasttk d.alamgolongan kami."

Memang terdapat beberapa cacat atau objek kecaman terhadapdemokrasi modi:rn yang kita saksikan kini. Yaitu bahwa ia memberikankebebasan bagi ketaatan (kepada Allah) maupun kefasikan, bagi ke-

Bab VIII. Antara Sarana dan Tujuan 169

imanan maupun kekafiran. Namun cacat-cacat seperti ini akan meng-hilang apabila telah ditetapkan dalam batang tubuh perundang-undang-an bahwa Islam adalah agama negara dan bahwa syariat adalah sumbersatu-satunya bagi semua undang-undang. Dan bahwa hukum apa sajayang bertentangan dengan syariat akan gugur secara otomatis.

Harus pula diingat, seandainya bukan karena adanya fanatismeyang ekstrem dari sebagian penganut berbagai aliran, serta kezalimanyang mereka lakukan terhadap orang-orang yang berbeda pendapatdengan mereka, niscaya kerangka kebebasan tidak akan menjadi se-

demikian meluasnya, sampai-sampai dapat menerima hai-hal yangkontradiktif, bzrhkan mentoleransi perbuatan-pe rbuatan keji sertapelampiasan syahwat hawa nafsu.

Betapapun juga, ada sebuah pertanyaan yang harus kita jawabtanpa ragu. Yaitu, apakah tindakan memerangi Islam itu sendiri dibarvah judul "memerangi ekstremitas keagamaan" jugu termasuk bagiandari demokrasi?

Dewasa ini, terdapat banyak penguasa di dunia Arab dan Muslimyang memang sangat membenci apa yang diwahyukan oleh Allah.Kebencian mereka bergejolak setiap kaii melihat seorang gadis yangkepala dan kedua tangannya tertutup iilbab. Ivlereka .juga menolakdengan keras, setiap seruan untuk membatalkan berbagai hukum yangdibawa oleh kaum kolonialis internasional pada waktu kita dijajah olehmereka.

Adakah ini yang disebut demokrasi? Ataukah ini merupakan ke-lanjutan dari penghinaan masa lalu ketika dunia Islam diserbu olehtentara salib?

Ada sebagian orang yang memang hendak memusnahkan rakyat,dengan nama rakyat, atau yang ingin menguburkan hidup-hidup setiapkebebasan, dengan nama kebebasan!

Tak syak lagi, seperti yang telah kami kemukakan sebelum ini,dalam sampah sejarah terdapat banyak "pemimpin" dari kelompokyang hina ini. Mereka itulah yang telah melakukan segala macamskandal yang keji terhadap kaum Muslim! Namun yang lebih menyedih-kan lagi ialah kenyataan adanya sekelompok "ahli agama" yang taks€gan-segan berjalan dalam kafilah para "pemimpin" seperti itu, serayamendambakan kenikmatan dunia dan menjauh dari keselamatanakhirat. Pastilah mereka akan terlf ena kutukan Allah!

Untuk mencapai tujuan yang agung, haruslah melalui cara-carayang agung dan terhormat pula. Tanpa itu, pasti sulit menegakkansistem syurit yang benar atau melaksanakan perjuangan yang bersih danberhasil.

Adalah tugas ulul-albab untuk membedakan antara tujuan-tujuanyang tetap dan cara-cara yang boleh berubah, demi mencapai tujuanyang agung. Dan sudah barangtentu, para pakar yang benar-benar ahlidi bidang Al-Quran dan As-Sunnah, merekalah yang paling mampu

170 Sndi Kritis atas IIadis |{abi saw.

menanganinya.Namun, sebelum mengakhiri perbincangan kita tentang "urusan-

urusarl yang beisifat dunian'i dan pcntingnl'a pembaruan cara untukmcncapai suatu tujuan", ada sesuatu yang patut kita perhatikan.

Memang benar bahwa "manusia lebih mengerti tentang urusan-urusan dunia mereka", juga tentang cara yang mendekatkan merekakepada tujuan agung yang didambakan. 'fe iapi, untuk itu jelas diperiu-kan keterampilan dan , kepanciaian yang memadai. Juga pengalamanadministratif vang luas.

Karenanya, ketika orang-orans tak beriman merupakan kelompokahli yang pandai, cerdas dan berpengalaman, sedangkan orang-orangberiman justru rnerupakan kelompok yang lugu clan mudah dikelabui,maka sudah dapat dipastikan bahwa masa depan keimanan akan hilanglenyap dari muka bumi ini.

Sebagian orang 1'ang "bertakwa" terlalu banvak memaksakan dirirrntuk membaca dan mengltaf.aJ. nasli-rtasA yang bersifat kea{amaan,sementara ia kosong sama sekaii dari pengetahuan tentang urusan-urusan dunia. Keuntunsarl apa gerangan \:ang clapat diperoieh agamadari orang seperti ini?

Tidak sedikit doktrin r.,anE berisi khurafar tlan khavalan belaka,namun berhasil diterima oleh riasyarakat,masyaiakat tertentu, berkatadany a orang-orang pancir:i rllii l-.erpengalarrriln vtng rmernpromosikan-nya. Semcntara itu, banl":-rk i:, r'::i,r agama '\ild: ;rembeku dan sering-kali dicurigai, justru karena p:",:i u,rr]gikutnya al:iliih orang-orang yangbekerjanya setengah-setengair ii s;.mping keccr,r.rsa-nnya pun setengah-sctcrrgah"

Kiranya tak perlu memperpanjang hal ini, L.u'ena telah sering kitabica;:allan" '1'etapi secara singkat sa,va ingin nenarik perhatian kitasemua, bahrva kaum beragama telah gagal dalarn mempromosikan pikir-a.n-pikira:r kcasamaan mereka atau menjadikiutnya sebagai sesuatu yangmampu riemikat hati. Bahkan, lebih dari itu, penerangan tentang agamab.rleh dibilang telah benar-benar dikalahkan dalam persaingan di mediafr13SSa.

Kita sebenarnya tidak perlu mendatangkan bahan-bahan dari luar.Yang perlu kita iakukan ialah menghidupkan kembali bakat-bakat yangtelah membeku di hati orang-orang beriman. Yakni bakat-bakat yan;lambat laun telah membeku akibat terlalu mempedulikan lahir (kulit)dan melupakan batin (isi).

Saya sering berjumpa dengan orang-orarlg yang mengaku dirinyasebagai pakar 1'ang jenius. Padahal mereka adalah yang paling miskinakan prinsip-prinsip dasal pengekangan jiwa, ketulusan hati, darn peng-ikhlasan diri di hadapan Allah SWT.

Namur.r saya sama sekali tidak hendak mernbebaskan diri sendiridari kesalairan. Saya senantiasa mohon aJnpunarl Allah dari segalakelalaian.

Bab VIII. Anta'ra Sarana dan I-ujucn 17I

Satu hal yang pasti. Apabila kita telah benar-benar bersikap tulus,niscaya kita akan berhasil berkhidmat kepada kebenaran, dcnganpenemuan-penemuan yang kini mungkin tak terbayangkan. Kita akandapat mengarungi cakrawala luas yang tidak pernah diketahui olehorang-orang terdahulu, dan kita akan meraih kemenanean dalam per-juangan yang sudah sangat sering kita alami kekalahan di dalamnya.o

BAB IXTAKDIR DAN IATALISME

Pengetahuan Allah yang menyeluruh . Makna unghapan "Kitab (takdir)y an g m e ndahulu i" e M e ny an ggah riw ay a t y an g m e ngisy ar at kan fat alism e

o Beberapa ayat yang menegaskan tentang ikhtiar manusia, tentangganjaran dan Keadilan llahi . Makna ayat "seandainya Allah meng-hendaki, niscaya diberi-Nya hidayah kepada halian semua" o Manifes-tasi lradat (Kehendah) Mahatinggi o Penyesalan kaum pendosa padaHari Kiamat o Sekilas pandang tentang penutup Surah Al-Mukminun.Pandangan umum atas hadis-hadis tentang qadha dan qadar c

Ilmu Ilahi tertulis dalam sebuah "Kitab" yang mencatat dengansegala kecermatan dan meliputi segala suatu. Dalam Surah ,Al-Hajj: 70,Allah berfirman: Apahah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnyaAllah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Sesungguh-nya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (yakni LauhMahfuzh). Dan yang demikian itu amat mudah bagi Allah.

Kitab ini memuat catatan 'alam al-ghayb wa asy-syahhd,ah (alamgaib dan alam kasat-mata). Ia meliputi segala yang lebih kecil maupunyang lebih besar dari sebutir zarrah (atom). Oleh sebab itu, tak adasesuatu pun yang tersembunyi dari Allah. Dia-lah Yang mengetahutyang gaib. Tsk ada yang tersembunyi dari-Nya seberat zarrahpunyangada di langit dan yang ada di bumi, dan tidak pula yang lebih kecilmaupun yang lebih besar daripada itu, melainkan tersebut dalam Kitabyang nyata. (Saba': 3).

Dalam keterangan yang lebih rinci tentang Kitab ini, Allah ber-firman: . . . dan Dia mengetahui apa yang di daratan d.an apa yang dilautan. Tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahui-nya. Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam hegelapan lapisan bumi,dan tidak ada sesuatu yang basah atau yang kering, melainkansemuanya tertulis dalam sebuah Kitab yang nyata. (Al-An'im: 59).

Dan sudah barangtentu, bahwa usia dan rizki kita serta liku-likuhidup kita dan detik-detik kematian kita, semua itu termasuk sebagiandari kandungan Kitab ini. Tidaklah masuk akal, bahwa Tuhan kita tidakmengetahui urusan-urusan yang berkaitan dengan 4pa dan siapa yang

t72

Bab IX. Takdir dan Fatalisme 173

dicipta oleh-Nya. Atau tidak m€ngetahui khiththah yang ditetapkan-Nya bagi perjalanan alam semesta ini beserta para penghuninya. Atautidak mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaannya, sementara Ia telahmenyiapkan segala sarana dan peralatan untuk itul .. . Maka rahasia-kanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Menge'tahui segala isi hati. Apahah Dia yang menciptakan itu tidak mampumengetahui, sedangkan Ia adalah Yang Mahahalus lagi Maha Menge'tahui?! (Al-Mulk: 13-14).

Semua manusia, yang kafir dan yang mukmin, yang masih kanak-kanak dan yang telah berusia lanjut, semuanya akan mengalami apa

yang telah tercatat dalam Kitab ini tentang mereka. Bahkan ciptaan-Nya yang berupa binatang dan benda mati pun, senantiasa bergerakdalam lingkaran ilmu-Nya ini yang selalu tepat dan cepat. Seperti dalamfirman Allah: Tiada suatu bencana pun yang terjadi di bumi atau padadirimu sendiri, melainhan telah tertulis dalarn Kitab sebelum Kami men-jadikannya. Sungguh yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al'Hadid:22)

Karena itu, Allah telah memerintahkan kaum yang beriman agar

hati mereka menerima sepenuhnya ilmu Allah yang qadim (azali) ini.Dan agar mereka merasakan ketenangan di hadapan hakikat ini. Kata'kanlah: Sehati-kati takhan menimpa kami melainkan apa yang telahditutiskan Altah bagi kqmi. Dia-lah Pelindung kami, dan hanya kepada

Atlah-tah orang-orang yang beriman harus bertawakal. (At-Taubah: 51).Ilmu yang tinggi dan canggih ini berkaitan dengan malakir't (keraja'

an) yang kita - umat manusia - hanya mendiami bagian amat sempitdarinya. Sungguh kita tak mengetahui batas-batas malahilt inil Apakiranya yang kita ketahui tentang Mars dan Sirius, atau alam-alam lain-nya?l

Ilmu yang tinggi dan canggih ini tentunya juga berf"aitan dengan

dua jenis perbuatan yang kita atami dalam hidup kita di dunia. Salah

satu dari keduanya, tak kita ketahui bagaimana ia bermula, ke mana ia

menuju dan kapan ia akan berhenti. Jenis yang ini, meskipun me'

nyentuh hidup kita - secara langsung atau tidak langsung - namun

kita tidak dimintai pertanggungjawaban tentangnya dan tidak akan

dituntut dengan adanya akibat baik atau buruknya.

Qadha dan qadar di sekeliling kita berkaitan dengan banyak hal,

yang kita ketahui- dan yang tidak kita ketahui. Semua ini berubah men-jadi pertanyaan-pertanyaan yang kita berikan jawabannya dengan sikap

dan lindakan kita. Apakah kita bersikap sabar dalam kesusahan dan

penderitaan yang menimpa kita? Apakah kita bersyukur dalam ke-

ienangan dan kebahagiaan yang kita alami?Manusia adalah jenis makhluk yang terpaksa dan bebas dalam

waktu yang bersamaan. Ia terpaksa oleh kemarnpuan-kemampuan ter-batas yang"ada pada dirinya serta kondisi yang berada di lingkuirgan'ttya. I.irmun ia Juga memiliki kebebasan untuk menentukan sikap ter-

174 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau.

hadap yang ini atau yang itu.Saya ingin menegaskan secara terus terang dan pasti, bahwa kita

sama sekali tidak akan ditanya tentang sesuatu yang tidak kita milikikuasa atau kemauan terhadapnya. Tetapi kita pasti akan ditanyatgntang apa yang kita diberi "kebebasan untuk memilih" (huniyat al-ikhtiyar, free choice) dalam hal melakukannya atau tidak.

Sebagian orang adakalanya gemar mencampuradukkan antarakedua hal tersebut. ucapan seperti ini adalah sejenis perbantahan yangtak berharga dan merupakan penentangan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Dan barangkali kita memerlukan waktu yang cukup panjang untukmenghadapi orang-orang scoerti itu.

Demi suatu hikmah yang tidak kita ketahui, Allah SWT telah ber-kehendak mencipta kita lalu membebani kita dengantakljf (pembeban-an tugas yang harus dikerjakan). Dengan susunan kata-kata yang jelas,Allah berfirman: D?a (Allah) telah menciptakan kematinn dan niniaup-an agar Ia menguji kamu, siapa d,i antara kamu yang lebih baik amalan-nya. Sungguh Ia adalah MahaperkasadanMahaPengampun. (Al-Mulk: 2)

Sungguh aneh, bahwa ad.a orang yang kemudian menyatakanbahwa hidup ini adalah sebuah kisah dalam sandiwara yang menipu.Dan bahwa taklif (pembebanan tugas dari Allah) adalah main-main,bukan sungguhan! Dan bahwa manusia digiring kepada nasib merekayang telah ditentukan sejak azali, secara sukarela atau paksa. Danbahwa para rasul tidakkrh diutus untuk menyanggah alasan ketidak-tahuan yang mungkin akan dikemukakan oleh sebagian manusia.

lahkan para rasul itu sendiri adalah bagian dari penipuan yang diatur,dalam kerangka penyempurnaan adegan-adegan dalim sandiwara ter-sebut, atau adegan-adegan dalam drama kehidupan yang penuh ke-sengsaraan.

Yang lebih aneh lagi, sejumlah besar kaum Muslim cenderungmembenarkan kebohongan seperti itu. Bahkan mayoritas kaum Muslim:ecara sembunyi-sembunyi mempercayai akidah tentang jabr ( fatalisme)it11.- YTI. saja, karena malu kepada Allah, maka mireka'menutupiakidah jabr tersebut dengan ikhtiar yang lemah dan diiringi keraguan.

Beberapa riwayat "hadis" memang telah ikut berperan dalammembentuk kerancuan berpikir seperti itu, bahkan memperkuatnya.Atau dengan kata lain, telah ikut menjadi penyebab rusaknya alurpemikiran dalam dunia Islam serta runtuhnya peradaban dan masyarakat.

Ilmu Ilahi yang telah kami sebutkan tentang sifatnya yang me-nyeluruh dan meliputi segalanya, adalah ilmu yang melukiskan apa yangtelah terjadi dan menyingkap apa yang akan terjadi. Adapun ritib yan[menunjukkan hal itu, hanyalah sebagai pencatat kenyataan semata-mala. Ia tidak mengubah langit menjadi bumi atau benda mati menjadi1n1\ntgt hidup. Ia hanyalah sebuah lukisan yang menyerupai aslinya,tidak lebih dan tidak kulang, dan juga tidak ada p.trg"t,rhnya dalammengubah sesuatu menjadi positif atau negatif.

IJab IX. Tahdir dan Fotalisme 77'j

Dan ketika Allah S1\'T' mengingat,kan kita tentang hal itu, makayang demikian itu hanl'alah demi menvingkapkan sebagian dari kcbesar-an-Nya kepada kita. ag;rr kita menilai-N,va secara proporsional.

Dan manakala kita belajar dzui-N.va bahrva masa depan yang tidakkita ketahui adalah sesuatu \-ang tcrsingkap nyata bagi-Nya, maka halitu tidak berarti bahwa ujian sehari-hari vang kita hadapi hanl'alalr fiktifbelaka dan bahwa - pacla hakikatnya - kita ini digiring secara paksamenuju masa depan vang telah ditentukan.

Gambaran palsr,r seperti ini adalah suatu bentuk pendustaan ter-hadap Al-Quran dan ,\s-Sunnah. Yang benar ialah bahwa kita akanselamat atau binasa semata-mata dengan tindakan dan usaha keras kitasendiri. Pernyataan sclra{ian ()trans tentang adanya suatu kitalr (vaknitakdir vang memaksa - penerj.) yanu menclahului dan memaksakannasib kita, dan bahwa kiia sama sekali tak berdava menghindar dari apa

yang telah tertulis sejak azali, semua itu adalah penyesatan dan ke-bohongan terhadap firmiln Aiiah: Scsut'Lgguhnya telah datang dariTuhanmtt bukti-buhti t,arzq terang; nahtt barangsiapa melihat kepada-nya, rnanfaatnya kembali kepada dirin;va sendiri. Dan barangsiapa butaterkadapnya, maka k,:rugiannya kembali kepadanya sendiri . . . (AlAn'am: 104). .juga firman Allah: Katakanlah: "Kebenaran itu dariTuhanmu; mqka barancsialla ingin, silahrin ia beriman. Dan barangsiapainEin, silakan ia kafir . . . (Al-Kahf : 29).

Pa.da kenvataanr.r':r, akidah jabr identik dengan membuang jauh-jauh semua ajaran rvahvu dan mempakan penggelapan terhadap segaiaaktivitas manusia, sejak permulaan penciptaan sampai saat datangnyaHari Kiamal. Bahkan itu adalah pembohongan terhadap Allah SIVTserta sekalian para rasul.

Dan mengingat bahrva sebagian dari berita-berita yang diriwayat-kan ikut bertanggung jarvab atas terjadinva bencana ini, saya ingin men-jelaskannya dengan membuat Ieberapa permisalan.

Adakalanya seorans gun-r, setelah benar-benar mengenal murid-muridnya di ruanga"n kelas. berkata kepada Anda: "Saya yakin bahrvasi Fulan itu akan lulus <lan yang ini. akan gagal dalam ujian akhirnya."

Kemudian, pada akhir tahun ajaran, diselenggarakanlah ujian danpendapat si guru tadi benar-benar menjadi kenyataan. Mungkin ia akanberkata dengan bangga: "Ucapanku tidak akan hilang berlalu begitusaja. Pasti ia menjadi keni'ataanl"

Apakah h.al itr-r berarti bahrva pendapat si guru itulah yang telahmenyebabkan lulusnva yang itu dan gagalnya yang ini? Tentu tidak.Yang ;;., ber-,asil discbal-.kan usaha kerasnya, dan yang ini gagal di-sebabkar i'l rnenvi;r"-ny'ia-l;.a:r rn'aktunya. Jadi, ucapan si guru itu tak lainadalah gambaran l-entang kel-''enaran dan ketepatan pengetahuann,va.

Namrin, bagi Aila-h perumparnaan yang tertinggi. Pengetahuan-Nya tentang segaia suatu adaiiah pasti. Tetapi pengetahuan-Nya yangmendahului itu bukarriah ,vang menjadi penyebab keselamatan sese-

176 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

orang ataupun kebinasaannya. Pengetahuan itu tak mungkin gagal atautertinggal karena ia adalah ilmu Allah yang sama saja bagi-Nyur *asalalu, masa sekarang, dan masa depan. Oleh sebab itu, persangkaanbahwa keselamatan orang yang selamat dan kebinasaan ora'g yangbinasa adalah akibat pemaksaan dari Allah terhadap yang ini dan yan[itu, adalah termasuk su'azh-zhan (persangkaan buruk). nahkan sayitidak melihatnya kecuali sebagai bagian dari kekufuran!

Karena itulah, saya berusaha memperlakukan, dengan sangat hati-hati dan penuh waspada, hadis yang dirawikan oleh Muilim: . . . Makademi Allah yang tiada tuhan selain-Nya, adakalanya seseorang darikamu mengerjakan suatu amalan ahli surga, sehingga jarak antira d,iadan surga hanya tinggal sehasta, namltn suratan takdir mendahuluinyasehingga ia pun mengerjakan amalan ahli neraka, d.an masukrah ia'kedalamnya. Dan adekalanya seseorang dari kamu mengerjakan suatuamalan ahli neraka. . , , dan seterusnya.

seandainya hadis tersebut hanya untuk menjelaskan bahwa ilmuIlahi itu menyeluruh dan meliputi segalanya, dan bahwa masa-masa per-mulaan sebagian manusia adakalanya berlawanan dengan masa-masaakhir dalam kehidupan mereka, maka tak ada keberatan untukmenerimanya, walaupun setelah diberi keterangan yang menghilangkankesalahpahaman dan yang menjauhkannya da;ri paham jabr.

Adapun makna harfiah hadis tersebut, pasti tak dapat diterima.sebab yang demikian itu bertentangan dengan Al-euran dan As-sunnah,atau dengan 'aql wa naql (hasil pikiran akal dan nukilan dari berbagairiwayat keagamaan).

Dalam kaitannya dengan hal ini, saya teringat bahwa Imam MaIk,dalam Al-Muwaththa', merawikan sebuah hadis dari Aisyah, dan dinukiloleh Muslim: Di antara yang tadinya termasuh kandungan Ar-euranialah bahwa sepuluh kali susuan menimbulkan hubungan ie-mahrarn-an.Kemudian hal itu df-nasakh (diganti) dengan lima hali susuan. Demi-kiy]ah keadaannya ketika Rasulullah wafat, hal itu termasuk ayatAl-Quran y ang dibaca(!).

Mengenai ucapan Aisyah ini, Imam Malik berkata: "Dalampraktek, pendapat itu tidak dapat dijadikan pedoman." Dan ia punmenolak hadis itu.

Memang, ia berhak menolaknya. Karena itu, dalam mazhab Maliki,seperti halnya dalam mazhab Hanafi, berapa pun kadar susuan, iadianggap menimbulkan hubungan ke-mahram-an.

Dalam hubungan ini, sekali lagi dan untuk seterusnya, saya inginmenegaskan bahwa riwayat-riw^yat AhAd seharusnya tidak boleh menga-caukan kandungan Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya yang terpelihara.Dengan kata lain, janganlah kepastian-kepastian ag:rma dibiarkan men-jadi sasaran berbagai tuduhan dan keraguan.

Saya telah membaca apa yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dariUmar bin Khaththab r.a. bahwa ia pernah ditanya tentang makna

Bab IX. Takdir dan Fatalisme 177

firman Allah SWT, . . . Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkanketuruna,n anak-anah Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambilhesahsian terhad,ap diri-diri mereka sendiri: "Bukanhah Aku ini Tuhan-mut?" Mereka menjawab: "Yc (Engkau Tuhan kami) dan kami ber-saksL" Yang demthian itu, agar di Hari Kiamat, hamu tidak akanrnensatakan: "Sesun{guhnya kami lengah (tidak tahu\ akan hal ini."(Al-A'raf:172).

Kata Umar bin Khaththab selanjutnya: "Telah kudengar Rasulul-lah saw. - ketika ditanya tentangnya - bersabda: Sesungguhnya Allahmencipta Adam lalu mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya,dan mengeluarkan sejumlah dzurriyah (anak keturunan) darinya, serayaberkata: 'Mereka ini Kucipta untuh surga, dan (karenanya) mereka akanmengerjakan amalan ahli surga.' Kemudian Allah, sekali lagi, mengusappunggung Adam dan mengeluarkan sejumlah dzurriyah darinya, serayaberkata: 'Mereka ini Kucipta untuk neraka, dan mereka akan mengerja'han amalan ahli neraka. Mendengar keterangan Nabi saw. itu, seoranglaki-laki berkata: 'Kalau begitu, ya Rasulullah, untuk apa kita ber-amal?' Jawab beliau: Sesungguhnya, iiha ,4llah mencipta hamba-Nyauntuk surga, Ia akan menjadikannya mengerjahan amalan ahli surga

sampai ia meninggal dunia dalam headaan mengerjakan suatu amalanahli surga, maka Allah akan memasukkarynya ke dalam surga' Dan jikaIa mencipta hamba-Nya untuh neraka, maka Ia akan menjadikannyamengerjakan amalan ahli neraka sampai ia meninggal dunia dalamkeadaan mengerjakan suatu amalan ahli neraka, dan Allah ahanmemasukkannya ke dalam neraka."

Susunan kata-kata dalam hadis di atas, nyaris merupakan nash

yang jelas yang mendukung paham jabr. Karenanya kami menolaknyadan melihatnya sebagai bagian dari pemahaman keliru para perawinya.Bahkan kami berpendapat baliwa hal ini termasuk kedunguan dalammemahami makna kandungan Al-Quran Al-Karim'

Tak pelak lagi, penafsiran yang dinisbahkan kepada Umar ini, ber-

tolak belakang dengan penafsiran spontan yang dapat dipahami dengan

mudah dari ayat-ayat Al-Quran yang terang seterang-terangnya. Ayat-ayat tersebut hendak mengatakan kepada kaum musyrik: Kalian tidakmemiliki kedudukan istimewa di sisi-Ku. Kalian tidak pula memilikialasan atau argumentasi yang dapat diterima. Aku telah memberimuakal untuk berpikir di samping fitrah yang mendorong ke arah tauhiddan akidah yang lurus. Dan telah Kuturunkan kepadamu apa yang

menghindarkan kamu dari melakukan taqlid buta kepada nenekmoyang yang jahil. Mengapa kamu mengabaikan semua tanda ini? Danmengapa kamu melepaskan kendali diri kamu sendiri dalam jalan

kejahaian dan kesesatan . . . ? Apakah, setelah semua perincian dan

penjelasan ini, kalian menjauh dari-Ku dan tidak mau kembali kepada-

Ku?Begitulah penafsiran ayat'ayat tersebut sebagaimana yang segera

178 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

terlintas dalam pikiran setiap orang yang berakal sehat, dan sebagai-mana yang dapat dipahami secara langsung oleh pembaca biasa.

Marilah kita baca ayat-ayat tersebut dalam konteksnva seca-ra

r""t*"nut tn n*un* Tuthtazntmu ntengeluarkan keturunan anak-anak

Adam dari sulbi mereka dan Al,lah mengambil kesaksian terliadap diri-diri rnereha sendiri: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab:"Ya, (Engkau Tuhan kami) dan kami bersahsi!" Yang demikian itu,agar di Hari Kiamat kelah, kamu tidak ahan mengatakan: "Sesungguh-nya hami lengah (tidak tahu) akan hal ini." Atatt kamu akan mengata'kan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersehutukanTuhan sejak dahulu, sedangkan kami ini adalah anah-anak keturunanyang datang sesudah mereka. Oleh karena itu, apakah Enghau akanmembinasakan kami disebabkan perbuatan orang-orang rong sesat

dahulu ... ?" Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu, agar merekakembali kepada Kami) . . . (Al-A'rdt: 172-174)

Kini, wahai orang-orang yang mau berpikir, tunjukkanlah di manaterdapat pengertian tentang jabr (fatalisme) dalam ayat-ayat tersebut?

Di mana kiranya ada pengertian bahwa Allah mencipta sejumlahmanusia untuk neraka, lalu mereka digiring ke sana secara terpaksa?Dan bahwa Ia mencipta sejumlah manusia untuk surga, lalu merekadigiring ke sana dengan segala keberuntungan?

Sikap yang selalu bergantung pada riwayat-riwayat yang memilikicacat ('illah) tertentu, merupakan perbuatan yang sangat merusak citraIslam. Seharusnya kita tak usah melampaui Kitab Tuhan kita sertaSunnah Nabi kita. Itulah jalan yang ditempuh oleh para pendahulu kitayang baik-baik.

Harus disadari bahwa setiap kali seseorang menjadikan doktrintentang qadha dan qadar cenderung kepada fatalisme, maka padahakikatnya ia telah ikut, dengan sengaja, dalam upaya menghancurkanagama Allah, dan sekaligus juga, dunia manusia.

Saya memang melihat beberapa orang penulis yang berusahameremehkan kemampuan manusia serta pengaruhnya dalam mem-bentuk masa kini dan masa depannya. Seolah-olah mereka berkata:"Anda semua telah terikat erat dengan takdir yang mendahului, tak adalagi peluang untuk membebaskan diri darinya. Anda semua digiring kearah nasib yang telah ditentukan sepenuhnya atas diri kalian. Silakanbekerja keras sekerasnya, narnun kalian tak mungkin berhasil keluardari garis yang telah tersurat; apa punjuga usaha kalian!"

Omongan buruk seperti ini bukanlah pencerminan dari suatu caramembaca Al-Quran dengan benar dan sadar, bukan pula cara mengikutiSunnah Nabi kita dengan tepat dan bertanggung jawab. Sungguh itumerupakan penyimpangan yang membuahkan hasil amat pahit bagikita semua.

Allah SWT telah berfirman kepada semua manusia penghuni bumi:

. Bab IX. Takdir dan Fatalisme 779

. . . Nlaka hadapkanlah wajahmu kepada agama (Islarn) yang lurus,sebelum. datang dari Allah suatw hari yang tak dapat ditolak kedatang-

annya; pada hari itu manusia akan terpisah'pisah. Barangsiapa yangkafir, ntaka ia sendirilah yang menanggung akibat kekafirannya itu; dan

berangsiapa yang beramal saleh, maka untuh diri mereka sendirilahmereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). (Ar-Rurn: 43-44\

Apakah Allah SWT rnengaitkan ganjaran dengan amal, dalam ayat-ayat itu, semata-mata untuk bermain-main atau untuk menipu?

Dan manakala Tuhan kita melukiskan balasan bagi mereka yangselalu trerdusta dan mendustakan, dan membuat mereka merasakan

akibat apa yang mereka lakukan, seperti dalam firman-Nya: Maka,"rurgguhrya Kami akan merasakan azab yang heras kepada orang-

orang kafir. Dan Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan

seburuk-buruk pembalasan, bagi apa yang telah mereha kerjakan.Demikianlah balasan terhadap musuh'musuh Allah;neraka yang merekakekat di dalamnya. Itulah pembalasan atas keingkaran mereka terhadapayat-ayat Kami. (Fusshilat: 27 -28j.

Apakah pengaitan yang berulang-ulang, dalam ayat-ayat ter-sebut - antari perbuatan dan balasan, demikian pula azab pedih yangdiancamkan kepada para pelaku dosa-dosa itu - semaunya itu meng-isyaratkan, baik secara langsung atau tidak, bahwa orang-orang tersebuttadinya termasuk ahli kebajikan, namun takdir yang mendahuluimerekalah yang telah memasukkan mereka ke dalam azab?t. Aiangkahburuknya pemahaman seperti itu!

Pada Hari Perhitungan, manusia menuai apa yang dahulu merekatanam bagi diri mereka sendiri. Al-Quran dengan sangat jelas men-

canangkan hakikat ini: yaitu bahwa Anda pasti akan mendapat hasildari apa yang pernah Anda kerjakan. Dan Anda takkan pernah dihukum karena sesuatu yang tidak Anda lakukan. Jika pada suatuketika, Anda benar-benar dipaksa melakukan sesuatu berlawanandengan kehendak Anda sendiri, maka perbuatan itu tidak akan dicatatatas diri Anda, selama Anda sendiri tidak menghendakinya. Demikianpula seorang yang telah kehilangan kemampuan akalnya atau sama

iekali tak berdaya, tidak akan dimintai pertanggungjawaban. Bahkan iadibebaskan dari takuf (tugas-tugas keagamaan yang dibebankan atas

manusia).Perhatikanlah firman Allah: . . . Lemparkanlah olehmu berdua ke

dalam neraka, semua orqng yang sangat inghar dan keras kepala. Yang

sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu. Ygng

meiyembah sembahan yang lain beserta Allah; maka lemparkanlah ia

he d,alam siksaan yang sangat. Maka berkatalah yang rnenyertainya:"Ya Tuhan kami, sungguh aku tidak menyesatkannya, tetapi ialah yang

berad.a dalam hesesatan yang jauh." Allah berfirman: "tanganlah kamu

bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Allah dahulu telahmemberikan ancaman kepadamu. Keputusan di sisi'Ku tak dapat

180 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

diubah dan Aku sekali-kali tidak nTenganiaya hamba-hamba-Ku."(Q^L 24-2e).

Tuhan kita SWT menafikan kezaliman dari diri-Nya dan berkatabahwa Ia tidak mengazab kecuali siapa yang melanggar batas dan ber-buat kejahatan. Walaupun telah demikian jelasnya, masih saja adaorang-orang tertentu yang mendakwakan bahwa Allah SWT inelemparmanusia ke dalam neraka setelah Ia memaksa mereka berjalan di jalanneraka. Dan bahwa Allah tidak boleh ditanya tentang apa yang Ialakukan, dan Ia sekali-kali tidak bertindak zalim walaupun apa yangdilakukan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya seperti itu I

Itulah pemikiran yang buta. tidak berhubungan dengan fitrahAllah maupun wahyu-Nya. Karenanya, pemikiran seperti itu harus dijauhkan dari lingkungan masyarakat.

Adapun penyebab penyimpangan yang jauh ini ialah kurangnyapemahaman yang benar terhadap ayat-ayat Al-Quran dan kurangnyakewaspadaan dan sikap hati-hati dalam menukilkan hadis-hadis Nabisaw.

Mari kita sebutkan beberapa contoh berkaitan dengan keterangandi atas. Yaitu bahwa Kebenaran ditawarkan kepada semua manusia.Siapa pun yang menerimanya, maka dengannya Allah SWT melapang-kan dada orang itu dan menerangi akalnya. Sebaliknya, barangsiapamenolaknya, maka Allah SWT akan menambahkan kegelapan dalamhatinya dan kebingungan dalam tindakan dan perilakunya.

Dan apabila Allah telah menyesatkan seorang pendurhaka,'takseorang pun mampu menyelamatkannya dan tak seorang pun akan men-jadi penolong atau pembelanya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:Barangsiapa yang Allah sesotkan, maka tak seorang pun akan memberipetunjuk baginya. Dan Allah membiarkqn mereka terombang-ambingdalam kesesatan. (Al-A'rif : 186).

Pangkal ayat tersebut menerangkan bahwa siapa saja yang di-hukum oleh Allah dengan penyesatan, tak seorang pun akan mampumemberikan manfaat baginya. Sedangkan penghujung ayat itumenerangkan bahwa Allah menyesatkan orang itu semata-mata disebabkan kedurhakaan dan kebutaan hatinya.

Tetapi, sebagian orang berhenti pada pangkal ayat itu serayamelupakan penghujungnya. Atau memahaminya secara keliru denganmenyatakan bahwa kedurhakaannya itu adalah akibat dari penyesatanAllah terhadapnya. Sungguh ini satu kekeliruan besar. Yang benar ialahbahwa penyesatan Allah justru adalah sebagai akibat kedurhakaannya.Dengan kata lain, penyesatan dari Allah adalah akibat, bukannya sebab.

Firman Allah pada bagian lain Al-Qurzrn mcnegaskan hal ini:Katakanlah: "Barangsiapa berada dalam kesesatan, biarlah Tuhan MahaPemurah mentperpanjang tnasa hidup baginya, sehingga apabila merekatelah melihat apa yang diancamkan kepada mereka, baik siksa rnaupunkiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang leb;h jelek keduduk-

Bab IX. Takdir dan Fatalisme 181

annya serta lebih lemah penolong-penolongnya. Dan sungguh Allahakan menambah petunjuk hepada mereha yang telah (bersedia) me-

nerima petunjuk . .'. (Maryam: 75).Adakaianya seseorang yang pikirannya kurang tajam sampai

kepada suatu ayat yang menyebabkan pikirannya itu berhenti di sana,lalu memahaminya secara terbalik. Misalnya, firman Allah: Kqtakanlah:"Milik Allah-lah hujjah yang jelas lagi huqt. Maka seandainya Dia rneng-hendaki, pasti diberi-Nya hidayah bagi kamu semua!" Atau firmanAllah; Dan seandainya Kami (Allah) menghendaki, niscaya Kami beripetunjuk bagi tiap-tiap jiwa. IVamun telah tetaplah, titah-Ku." Sungguhakan Kupenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia bersama'sama. " (As-sajdah: I 3).

Ayat-ayat di atas dipahami secara keliru oleh sebagian orang,sehingga menyatakan bahwa Allah - secara sewenang-wenang - telahmenciptakan sejumlah manusia untuk menjadi penghuni neraka, danjuga menciptakan sejumlah lainnya untuk menjadi penghuni surga.Kemudian Allah mendorong dengan kuat kelompok yang itu sehinggamasuk neraka, dan mendorong dengan kuat yang ini, sehingga masuksurga. Semua itu disebabkan Kitab (takdir)-Nya yang mendahului!

Sungguh ini adalah suatu kedunguan. Sebab, ayat'ayat itu me-

ngandung arti bahwa sesungguhnya Allah itu Mahakuasa untuk menjadikan manusia semuanya seperti malaikat, yang takkan pernah men-durhakai Allah dalam segala perintah-Nya dan yang senantiasa me-

ngerjakan apa saja yang diperintahkan kepada mereka. Namun Ia

- Tuhan yang Maha Memiliki Kehendak yang Bebas - telah menciptamanusia sesuai dengan acuan yang lain. Yaitu acuan yang padanya ter-dapat kemampuan untuk menjadi bengkok ataupun lurus. Lalu Iamemasukkan mereka semuanya dalam suatu perlombaan umum, atauujian yang bebas. Maka - setelah itu - neraka akan dipenuhi olehorang-orang yang gagal, sementara surga akan dipenuhi oleh orang-

orang yang berhasil lulus.Memang tak diragukan bahwa, sejak mula pertama makhluk di

ciptakan, Allah SWT telah mengetahui apa yang akan terjadi kemudian.Namun pengetahuan-Nya itu tak ada hubungannya dengan keselamatan

mereka yang selamat atau kebinasaan mereka yang binasa'Mungkin ada orang berlagak Pintar dan dengan berkeras kepala

ingin tetap mempertahankan pendapatnya, berkata: "Betppapun juga,

tak suatu pun terjadi kecuali seizin-Nya!"Untuk menjawab perkataannya ini, ingin kami jelaskan sebagai

berikut:Seorang penjahat pergi ke sebuah ladang gandum yang telah masak

dan bulir-bulirnya penuh berisi, lalu ia nyalakan api di tengah-tengah-nya dan membakar semuanya. Kemudian, setelah ditangkap oleh yangberwajib, ia mengelak dan berkata: "sesungguhnya api tidak akan

menyala sekiranya tidak ada oksigen yang diciptakan Allah dalam

182 Studi Kriti.t atas Hadis Nabi ;aztt.

udara. Dan seandainya tak ada unsur irri dalam udara, ladang itu takakan terbakar. Jadi, Allah-iah yang bertanggung jawab aras dosa yangsaya lakukan. Karena, hanya dengan seizin-Nya saja kejadian itu ber-langsung !"' Memang. kehendak Allah tersebar merata di segala suatu. Dansekiranya kehendak-Nya. itulah yang telah memaksa kita melakukansesuatu, niscaya kita takkan dimintai pertanggungjawaban. Kita hanyaakan ditanya tentang apa yang dikerjakan oleh kedua tangan kita ataskehendak kita sendiri. Bagaimanapun juga, kita takkan mampu men-jelaskan hubungan yang sebenarnya antara kehendak Allah yangmeliputi segalanya dengan kebebasan yang diberikan kepada kita untukmengambil jalan ke arah kanan atau kiri.

Yang jelas, mencari-cari pembenaran fustifikasi) dalam hal-halyang masih diliputi misteri demi menghindar dari tanggung jawab, adalahperbuatan sia-sia.

Oleh karenanya, setiap riwayat hadis yang mengacaukan pikiranatau menafikan kehendak bebas manusia dalam membentuk masadepan ukhrawi, haruslah kita berpaling darinya. Prinsip-prinsip dasaragama yang telah dikuatkan oleh akal dan naql (yakni ayat Al-Qurandan hadis sahih) tidak boleh digoyahkan hanya oleh sebuah hadis yangsanadnya lemah atau matn (redaksi)-nya bercacat.

Tetapi, betapapun kami menekankan teniang pengaruh keirendakmanulsia, kami takkan lupa bahwa kita - umat manusia - berada dalamba.htera yang diombang-ambingkan oleh samudera kehidupan, pasangdan surutnya, serta naik dan tumnnya. Sebab, bahteralah yang dikuasaioleh gelombang, bukan sebaliknya.

Kenyataan ini menuntut agar kita mempertahankan sikap tertentudi hadapan pelbagai kondisi berubah-ubuh yung kita a-lami.

Kita sendirilah yang membentuk sikap seperti itu, dan atas dasaritulah kita akan dimintai pertanggungjawaban. Adapun kondisi ekster-nal yang melingkungi, jelas berhwa itu bukan bentukan kita. Melaluiitulah kita menjalani ujian yang akan menentukan nasib kita.

Virus-virus penyakit memenuhi udara yang kita hirup. Dan se-andainya setiap pencemaran, dengan serta-merta menularkan penyakit,niscaya telah musnahlah manusia. Kalau tidak demikian hainya, apalahartinya unsur kekebalan yang tersembunyi di dalam tubuh kita? Bagai-mana ia menjaga tubuh kita? Dan bagaimana ia kadang-kadang gagal?

Demikian pula ciri-ciri khas (dalam gen-gen) yang diwariskan, yangmewarnai sifat-sifat material, spiritual, dan intelektual pada manusia"Seberapa besarkah yang menjadi bagian kita? Semua itu tidak ber-gantung pada kita sendiri, walaupun ia membatasi bidang ujian yangharus kita hadapi.

Petani melemparkan segenggam benih di atas tanah. Adakalanyabenih itu kemudian menghasilkan panen yang berlipatJipat ganda. Danadakalanya hasilnya hanya sekadarnya saja. Namun adakalanya semua-

Bab IX- Takdir dan Fatalisme 183

nya tak membalva hasil apa punl Demikian pulalah usaha manusia didunia, mengikuti pola seperti itu.

Kadang-kadang kita bertekad melakukan sesuatu, namun segera

setelah itu, tekad itu melemah bahkan hilang sama sekali karena di-hadang oleh berbagai rintangan kuat yang kita tak kuasa menghadapinya.

Dan adakalanya kita mengikuti dorongan nafsu yang melintasIaIu kita mencapai puncak, ataupun terhempas ke dasar jurang.

Manusia adaiah hamba Allah, bukannya tuhan di permukaan bumi'Allah telah berkehendak menciptanya dalam bentuk tertentu. Ia bukanbenda mati, bukan pula hewan ataupun malaikat.

Dengan kemauannya sendiri, manusia beribadat kepada Tuhannya.Ia dapat berhasil dalam melaksanakan ibadatnya itu jika ia mampu.rr.ngituri kecenderungan nafsunya sendiri yang adakalanya menjadipe nghambat. Jika berhasil mengatasi hal itu, ia akan selamat. Atau jikatidak, maka kejatuhanlah yang akan menimpanya.

Tak ada gunanya ia berkata: "Aku ini hanya 'benda mati', takmemiliki kehendak." Atal . . . "Aku ini sehelai daun yang diterbangkanangin laiu turun dengan sendirinya." Tidak! Engkau adalah manusiayang memiliki kehendak penuh dalam mengerjakan apa yang mensuci-

kan- jiwamu ataupun yang mencemarinya. Omongan-omongan takkaruan, takkan berguna. Seperti dijelaskan oleh Allah SWT dalamfirman-Nya: Dqn di arLtara manusia ada orang-orang yang berbantahan

tentang Allah tartpa tlmu, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu)yang bersinar terang. Sementara ia memalingkan lambungnya (yaknimeriyombongkan dfti) demi menyesatkan manusia dari jalan Allah.Pastilalt, ia akan mendapat hchinaan di dunia, dan di Hari Kitmat akan

Kami rasakan kepadanya azab neraka yang membakar. (Pada hari ituakan dikatakan kepadanya): "Yang demihian itu, disebabkan perbuatan

yong rtikerjakan ked'ua tanganmu dahulu, dan sesungguhnya Allah'tt

A.it;- t oU L, t l: anlah p enganiiy a t erhadap ham ba' ham ba-liy a." (At-Hajj :

8-r 0).setelah berakhir masa hidup manusia, ruhnya akan kembali

kepada Tuhan Yang menciptarrya. Di sini kita akan berhadapan dengan

dua keaclaal yang saling berlawanan. Ada orang yang melewati mas.a

hidupnya dengan sela-lu bekerja keras menuju Allah SWT dan berjuang

di jjan-Nya. Namun ada pula yang hidupnya dilaluinya dalam keadaan

lengah, tak pernah menunaikan tugas demi Allah.Bagi yang pertama, malaikat akan menyambutnya dengan segaia

kerarnaJian dan kasih sayang, seraya berkata kepadanya: . , , langanlahkamu merasa takut, dan janganlah karnu bersedih hati; dan bergembira-

lah d.engan surga yang telah dijaniikan Allah kepadamu. (Fushshilat:

30)Sedangkan yang kedua akan disambut dengan muka masarn, dalam

suasana penuh asap dan anczunan. Ketika itulah ia akan berhadapan

184 Studi Kritis atas Hadis Nabi sau.t-

dengan segala yang tak disukainya. Dan ketika itu pula ia akanmenyadari sedalam-dalamnya bahwa ia dahulu berada datam kesesatanyang senyata-nyatanya. Kala itu ia akan mengharapkan sesuatu yangmustahil. Seandainya ia dapat kembali lagi ke dunia, agar dapaimemulai kehidupan yang lebih lurus . . . !

Demikianlah keadaan orang-orang seperti itu . . . sehingga apabitadatang hematian kepada seseoro.ng dari mereka, ia berkata, ;la iuhan-'ku, kembalikanlah ahu! Agar ahu berbuat amar sareh terhadap apayangtel.ah aku tinggalkan!" Tidak! Itu hanyalah perhataan yang'diucapnais.aia. pan cti iidapan mereka acla dinding (barzakh) ,okp,o'i mereha cli-bangkitkan kelak. (Al-Mu'minun: 99-100)

Mari kita renungkan dialog ini, antara Allah, Tuhan Maha per-kasa, dan orang-orang jahat yang dipenjarakan di Jahannarn BerkatalahAllah swr: Bukankah ayat-ayat=Ku telah dibacakan kepadamu sekali-an, tetapi kamu selalu mendustakannya?l (Al-Mu'minun: 10b)

Bagaimana kiranya jawaban mereka? Mereka akan memohon agardiberi kesempatan lagi, agar dapat memperbaiki diri dan berhasil lulirs,setelah kesempatan yang lzLlu mereka sia-siakan. Mereka berhata: ,'yaTuhsn kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, clan hami ad,alahorang-orang yang sesat. Ya T'uhan kami, heluarkanlah kami darinya(dan kembalikanlah kami he dunia). Maha jiha hami hembali tigi11.p"9" fej{ra1an) sungguh kami 'adalah

ororg-orang zatim.,, (.dl-Mu'minun: 106-107).

Allah Nlahaperkasa mendengarka' permintaan mereka, lalu me-nyatakan kepada mereka (yang maknanya kira-kira): Bahwasanya duniaitu adalah tempat beramal, bukan. tempat perhitungan. Adapun di sinisekarang, adalah tempat perhitungan, bukan tempat beramal. Hanyaada satu kesempatan saja. Dan para rasul yang berdatangan secara silihberganti, senantiasa mendesakkan kepada manusia "g* -.t ggunakankesempatan itu sebaik-baiknya. Namun orang-orang yang berbuatkejahatan itu selalu mendustakan seraya bersikap ansk;.'

oleh sebab itu Allah berfirman kepada mereka: . . . Tinggaltahdengan hina di dalamnya, dan janganlah'hamu berbicara d.engai- Aku.sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku bercloa (Ji dunia):"Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maha ampunilah kam| clan beri-lah hami rahmat. sungguh, Engkaulah pembeii rahmat yang palingBaih." Namun kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehing"ga kamimenjadi lupa mengingat ,{hu, dan kamu selalu menertawakan mereha.(Al-Mu'minun: 1 08-1 10).

Ayat-ayat itu mengjngatkan kepada hari_hari yang lalu yang penuhdengan perbuatan kedurhakaan. Betapa seringnya ku; tiran ying ber-kuasa memperlakukan orang-orang beriman l".gu, sewenang-wenangdan merasakan azab kehinaan atis mereku, ,.ruyu memperorok-olokmereka.

I

Bab IX. Tahdir dan Fataltsme 185

Kini suasana telah berubah. Kebenaran dan kebaikan berada diatas. Dan orang-orang yang dahulu selalu bersabar, kini memetik hasilkesabaran mereka. l'entang hal ini, Allah berfirman: Sesungguhnya Akuntemberi balasan kepada nzereka di hari ini, karena kesabaran mereka;sungguh mereka itulah orang-orang yang menangl (Al-l,Iu'minun: 111)

Adakah Anda merasakan - dalam dialog ini - adanya kezaliman

),ang menimpa mereka yang diazab? Adakah seseorang berani melontar-kan kebohongan terhadap Allah, ialu berkata: "Engkau ya Allah, telahmenetapkan (menakdirkan) atas diriku apa yang E,ngkau tetapkan. Dankini Engkau menghukum diriku atas perbuatan yang aku tak mampumenghindar darinya?!"

Menggambarkan takdir dengan cara seperti yuttg tersebut dalamberbagai riwayat "hadis" tertentu, tidaklah tepat. 'Iidak sepatutnya kitameninggalkan Kitab Tuhan kita, untuk menggantikannya dengankhayaian-khayalan para perawi atau berita-berita yang tak bertanggungjawab, vang tak dapat diterima oleh semangat Al-Quran maupun rzcsA-

nash-nya.Secara tegas dan pasti, Al-Quran menyatakan bahwa perbuatan-

perbuatan orang-orang kafir itulah yang telah menjerumuskan mereka:Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukahan uzur (dalih)pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan sesuai apa yangkamu kerjakan. (At-Tahrim: 7).

Dengan pasti pula, Al-Quran menegaskan bahwa amalan-amalanorang-orang saleh itulah yang telah menyelamatkan mereka: . . . Makadiserukan hepada mereka (orang-orang beriman) : "Itulah surga yangdiwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu herjakan."(Al-A'raf: 43).

Jelas, tak ada protes yang diajukan karena qadha dan qadar, dankarena itu pula, tak ada tempat bagi jabr (determinisme takdir ataufatalisme).

Biarlah orang-orang yang hanya gemar mengutip atau memahamisecara keliru tidak mengeruhkan kejernihan Islam,

Kebetulan, ketika sedang menulis ini, saya membaca sebuah uraianyang bagus dari Al-Ustadz Ahmad Bahjat, berjudul "Orang-orangDungu." Saya merasa perlu mengutipnya di sini demi sesuatu yangsebentar lagi akan saya jelaskan:

"Ada orang-orang yang mencintai Allah. Dan ada orang-orangyang tidak menyukai Kebenaran.

"Ada orang-orang yang hati mereka merunduk khusyuk setiapkali nama Allah disebutkan. Dan ada orang-orang yang merasa risiketika berhadapan dengan sesuatu yang ada kaitannya dengan Kebenar-an.

"Ada orang-orang yang mencintai agama. Mereka merasa senangapabila akhlak dan nilai-nilai luhur menyebar di kalangan manusia.Tetapi ada juga orang-orang yang membenci agama seperti kebencian

186 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

mereka terhadap kebutaan. Mereka ini merasa senang apabila perbuatankeji tersebar di antara anggota masyarakat. Mereka juga senang melihatkebiasaan sebagian wanita berpakaian minim atau bahkan bertelanjangdi muka umum, agar pandangan mata yang iapar hinggap di sana sepertilalat hinggap di atas sepotong daging yang tidak ditutupi.

"Karena itulah, pergulatan antara orang-orang mukmicr dan kafirmerupakan bagian dari sunnah (hukum) kehidupan.

"Allah SWT telah mencipta sejumlah rrianusia yang kelak akanmenjadi ahli surga. Dan Ia telah mencipta sejumlah lainny;a yang kelakakan menjadi ahli neraka. Mereka yang ahli surga akan rnr*utuki.ryudengan rahmat dan ampunan Allah. r)an merek a yar.g ahli neraka akanmemasukinya disebabkan sikap keras kepala mereka dan atas dasarikhtiar dan kebebasan mereka yang mutlak. Karenanya, tak seorang punmempunyai hujjah atau hak untuk mengajukan protes kepada AilahSWT.

'Justru hujjah Allah telah ditegakkan atas manusia, dalam fitrahmereka sendiri dan dalam ayat-ayat (tanda-tanda ketuhanan) yang ber-tebaran di alam semesta. sedangkan Allah swr sama sekali tidak butuhkepada makhluk, sementara semua makhluk butuh kepada-Nya. Hal ini'drjelaskan'dalam firman-Nya Hai manusia, kamulai para iakir yanglutyh kepada Allah, sedangkan Allah, Dia-lah yang Maiakaya' la{iMaha Terpuje. (Fathir: 15).

"Kita semua meyakini bahwa ibadat yang dilakukan oleh manusiatak sedikit pun menambah sesuatu dalam kerajaan Ailah. Agama adalahfaedah bagi manusia, bukannya faedah bagi Allah.

"Mengikuti agama membawa kebaikan bagi manusia, tidak untuksiapa pun selain mereka. Namun yang kita saksikan ialah adanya orang-orang dungu yang biasanya berdiri di kubu yang memusuhi agami.

"Dalam Al-Quran telah dilukiskan betapa orang-orang dungu mem-punyai mata, tetapi tidak melihat dengannya, mempunyii telinga tapitidak mendengar dengannya dan mempunyai hati tapi tidak untukmemahami ayat-ayat Allah dengannya (lihat surah Al-A'raf, ayat 179).

"Mereka juga disamakan dengan binatang. Bahkan Al-euran me-negaskan bahwa binatang ternak lebih beroleh petunjuk daripadamereka: Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat tosi(Al-A'rif: 179).

"Adalah Rasulullah sal /. yang sering merasa sedih karena sikapsebagian manusia yang mendustakannya. Beliau merasa heran melihitketerlaluan mereka dalam memusuhinya dan sikap keras kepala rnerekadalam melakukan perbantahan terhadapnya. Dan Allah swr memberi-tahu kepadanya bahwa sesungguhhya mereka itu tidak menganggapnyaberdusta, namun mereka adalah orang-orang zaJim, yang m.ngir,gt-iayat-ayat Allah. Tak pelak lagi, seorang yang berlaku zalim adalah se-orang dungu yang keterlaluan. Ia membeli neraka dengan kemauan danpilihannya sendiri. sungguh tak ada kedunguan yang lebih besar

Bab IX. Takdir dan Fatalisme 187

daripada kedunguan seperti ini."seorang zalim rnungkin mendapat dunia, namun ia kehilangan

akhirat. Ini pun merupakan suatu jenis kedunguan besar! Sebab, apabiladunia diukur dengan akhirat, maka dunia adalah lebih remeh daripadasebuah sayap nyamukl

"sungguh kami memohon keselamatan dari Allah."Demikianlah apa yang dikatakan oleh Al-Ustadz Ahmad Bahjat.

Kata-katanya itu memang benar. Dapat diterima dengan baik dan pastibcrmanfaat. Saya mengutipnya di sini untuk diperbandingkan dengansebuah pendapat lain yang hanya akan menambahkan penyakit padaumat kita. Pendapat ini diucapkan oleh salah seorang wa'izh (ahlipidato yang menasihati) dengan tujuan mempertakuti manusia dariAllah SWT, agar mereka meninggalkan perbuatan-perbuatan yangburuk.

Perhatikan bagaimana ia mempertakuti mereka dari Allah! Kata-nva: "Betapapun kita mengerjakan 'amal hhayr, namun kita tak akan

mengetahui ke mana kita akan terbawa. Ada kemungkinan kita menjadiahli neraka, sementara kita tak menyadari!"

Setelah itu, ia menyebutkan beberapa hadis yang berkaitan dengan

takdir, sedemikian rupa sehingga tak menguhtungkan bagi sesuatu selain

bagi konsep tentang fatalisme. Bahkan akan mendorong para pen-

durhaka terus mengikuti jalan hidup yang menurun sampai akhir per-jalanan mereka, karena mereka merasa telah kehilangan kemampuanuntuk mengendalikan segala suatunya.

Kebanyakan kaum Muslim kini, memang diliputi pelbagai ke-

bingungan yang gila ini, disebabkan mereka memahami bahwa peroleh-an pahala dan hukuman hanya ditimbulkan oleh keberuntungan dan

kesialan yang buta, atau kebetulan-kebetulan yang tak beraturan.Padahal kita membaca firman Allah SWT: Katakanlah, siapa

geransan yang dapat menghalang-halangi hehendak Allah, seandainyaDia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam itu beserta ibunyarJan seluruh orang-oreng yang ada di bumi semuanya? ! (Al-Maidah: 17)

Tetapi, Allah Yang Mahakuasa, Mahabijaksana lagi Mahaadil yang

telah menetapkan atas diri-Nya sifat kasih sayang, tidaklah akan men-

cipta sejumlah manusia untuk neraka semata-mata karena Dia meng-

hendaki azab bagi mereka.Mari kita sebutkan sebagian dari hadis-hadis seperti ini.Telah diriwayatkan cukup banyak hadis mengenai takdir, Ymg

perlu penelitian kembali secara serius, sehingga kaum Muslim dapat ter-

i.pat duri kekalahan-kekalahan kejiwaan dan sosial yang telah menimpa

mereka di masa-masa lalu mauPun sekarang.

Abu Daud merawikan dari 'Ubadah bin shamith r.a. bahwa ia

berpesan kepada putranya, menjelang saat wafatnya: "wahai anak-

ku, engkau takkin merasakan iman yang hakiki sampai engkau

188 Studi Krit;s atas Hadis Nabi saw.

meyakini bahwa apa saja yang telah menimpamu tak mungkin ter-luput darimu. Dan apa saja yang telah terluput darimu takmungkin menimpamu. Aku pernah mendengar Rasulullah saw.bersabda: Yang pertama kali diciptakan oteh Allah adarah pena(qalam). Maka Allah berkata kepadanya: 'Tulislah!, pena itu ber_tanya: 'l'a Tuhanku, apa yang harus kutulis?' Lalu ,Illah me_merintahhan kepadanya: 'Tulislah takdir segala suatu sampai HariKiamat!' selanjutnya wahai anakku, aku mendengar Risuluilahsaw. bersabda: Barangsiapa meninggat dunia dengan kepercayaanselain ini, maha ia tidak termasuh golonganhu!,,

Ada riwayat lain, menurut Tirmidzi, yang juga menegaskan halseperti ini. Berkenaan dengan hadis ini, Syaikh Muhammad tra*ia ,tt-Fiqqi memberikan komentar bahwa di antara para perawinya ada yangdituduh sebagai pemalsu, atau diabaikan periwayatannya dan tidakdiakui keterangannya.

, Walaupun demikian, saya melihat bahwa dalam matn (redaksi)hadis tersebut terdapat hal-hal yang dapat diterima karena bersesuaiandengan pelbagai isyarat Al-Quran, baik secara langsung ataupun tidaklangsung. Juga bersesuaian dengan akidah yang benar. viitu bjhwa ilmuAllah meliputi segala suatu, dan bahwa tak suatu pun menimpa kitakecuali.telah

".d,a (tersurat) dalam Kitab-Nya (atau Liuh Mahfuzh-Nya).Menjadi kewajiban kita, setelah itu, untuk senantiasa bekerja kerasdalam menentukan kedudukan irita di akhirat kelak, tanpa berlengah-lengah atau bermalas-malasan.

Namun problem sesungguhnya yang kita hadapi ialah clalambeberapa hadis yang rangkaian sanadnya termasuk sahih, namun matan-nya membuat pikiran kita diliputi oleh kebingungan, dan oleh karena-nya mengharuskan kita mencari penakwilan atau jalan keluarnya.

Sebagai contoh, perhatikanlah hadis dari Aisyah r.a. berikut ini:Rasulullah saw. pernah diundang untuk menyembahyangk"anjenazah seorang remaja dari kalangan Anshar. Maka aku pun-ber-kata kepada beliau: "Ya Rasulullah, aiangkah bahagianya anak itu!Bagaikan seekor burung di antara burung-burung surga. Ia belummengetahui tentang kejahatan dan belum terlibat dengan sesuatupunl" Mendengar itu, beliau berkata: "Atau mungkin tidak se_demikian itu, hai Aisyah? Sesungguhnya Altah telah mencipta,bagi -surga, sejumlah orang yang akan menjadi penghuninya.Mereka diciptakan untuknya sejak mereha masih d.alam rutbi ay-ah-ay'ah mereka! Allah juga mencipta, bagi neraka, sejumlah orongyang akan menjadi penghuninya. Ia menciptakan mereka untui-nya sejak mereka masih dalam sulbi ayah-ayah mereka!',

contoh lainnya lagi, hadis dari sahl bin sa'd yang merawikanbahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Adakalanya tttro:rong rnenger-

Bab IX. Takdir dan Fatalisme 189

jahan amalan ahli neraha padahal ia termasuh ahli surga. Dan adakala-

nya seseorang mengerjahan amalan ahli surga padahal ia termasuh ahlineraka!

Ada lagi hadis lainnya, dirawikan oleh Abdullah bin 'Amr bahwaRasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah SWT men-

cipta makhluk-Nya dalam kegelapan. Lalu Ia melimpahhan nur-Nyaaias mereka. Maka barangsiapa terkena nur-l{ya itu, iadilah ia orang

yang rnemperoleh hidayah-Nya. Dan barangsiapa terluput darinya, jadi-

lahia seorang ya?tg sesat. Karena itu aku berhata: "Telah keringlah pena

atas ilmu Allah SWTI"Masih banyak lagi hadis yang seirama dengan itu' yang menyata-

kan bahwa manusia itu tidak memiliki kehendak apa pun, dan bahwa

ia terkuasai sepenuhnya oleh takdir y.ang mendahului. Dan bahwa

usahanya t;1- ada gunanya sama sekali, tak mungkin mengubah apa punyang telah tersurat sejak azali.

Benarkah usaha manusia itu tak ada gunanya? Kalau memang

begitu, mengapa Allah swT berkata tentang Hari Perhitungan: se-

suigguhnya Hiri Kiamat itu pasti datang. Aku merahasiakan waktunya

agir supaya tiap-tiap diri itu dibalas sesuai dengan apa yang ia kerjakan.

(Thaha: 15).Dan mengapa pula Ailah berfirman: ' , , dan bahwasanya manusia

tiada ahan memperoleh sesuatu selain apa yeng telah dtusahahannya,

dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya.

(An-Najm: 39-40)' Alah SWf meminta dari manusia agar bertindak jujur untuk diri-nya sendiri. Dan agar ia mau mengakui bahwa adakalanya ia tersalah di

saat ia seharusnya bertindak benar. Atau melakukan kejahatan di saat

ia dapat melakukan kebaikan. Untuk itu Allah berfirman: Bacalah

catatin dirimu. Cuhuplah dirimu sendiri, pada waktu itu, sebagai peng-

hisab terhadaPmw. (Al-Isrd': 14)Mungkinkah dikatakan seperti itu kepadanya, sedangkan ia majbur

(terpaksa melakukannya) dan tak berdaya untuk menolaknya? Ataukahseharusnya dikatakan hal itu kepadanya karena ia seorang yang

merdeka dan bebas dalam memiiih (antara mengerjakan sesuatu atau

tidak)?!il4akna-makna fatalistik dalam susunan harfiah hadis-hadis seperti

di atas, semuanya tertolak di kalangan ulama Muslim. Di hadapan'kitahanya ada dua pilihan, tak ada ketiganya: Mengalihkan makna-makna

fatalistik itu kepada penafsiran yang dapat diterima, atau menganggap

hadis-hadis tersebut mengandung 'illah qhdihah (cacat yang menggugur-

kan) sehingga menurunkannya dari derajatnya sebagai hadis sahih. Jikademikian hilnya, tidaklah dapat dibenarkan untuk membawakannya

sebagai bahan pengajaran dan pendidikan.Dengan agak rusah payah, saya telah mencoba mengalihkan pel-

bagai keraguan dari hadis-hadis yang mengandung - secara samar-

190 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

samar - makna fatalistik. Namun saya tak berhasil memperbaiki alurpikiran sebagian orang yang hendak menggiring Islam secara keseluruh-an menu.ju hadis-hadis yang kurang jelas, yang disertai pelbagai cacat('illah) yang nyata.

Ketika menyebutkan tentarg umat-umat di masa-masa lalu yangmengalami kehancuran, Allah SWT berfirman dalam Al-euran: . . . dantelah datang lzepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa b.ukti-bukti yang nyq,ta. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepadamereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.Kemudian dari itu, akibat yang menimpa orang-orang yang mengerjakankejahatan adalah azab yang lebih buruk. . . (Ar-Rum: 9-I0).

Ilemikianlah, Allah SWT menghukum orang-orang yang melaku-kan kejahatan-kejahatan'dengan azab yang pedih. Dan itu adalah sesuaidengan keadilan-Nya. Meskipun begitu, jika ingin, Allah akan rn€ng-ampuni juga, dan itu merupakan hak-Nya. .

Bagaimanapun juga, Allah SWT takkan beriaku zalim walaupunhanya seberat zarrah. Karenanya sungguh aneh apabila kita menis6ah-kan kepada-Nya suatu paham pemaksaan (jabr) atas manusia, lalu kitakatakan bahwa Dia tidak ditanyai tentang apa saja yang Ia iakukanl

Orang-orang yang pemahamannya keliru dan penilaiannya me-nyirnpang dari kebenaran, janganlah hendaknya membebankan kesalah-an mercka itu kepada agama Allah . . .

Dari Allah jua kami memoiron taufik-Nya, dan cukuplah Allahbagi kita sebagai Penolons..

BAB XPENUTUP

Lemulzn\;a kesadaran Qur'ani adalah perbuatan dosa a Rangkaianperau:i "ran.tai emas" tid.ak menolong matan yang rapuh o Perlunyakeria satna antara Ahli Fiqih d,an Ahli Hadis dalam meneliti dan me-meriksa Sunnah habawiyyah . Benarkah seorang suami tidah bolehditattya memgapo ia memukul istrinya? o Pulau tempat AI-Masih Ad-DajjAl o Istri tidak menentttkan jenis kelamin anah: laki-laki atauparempuall a

I\'Ietodologi yang telah dihidayahkan Allah kepada saya - danbagi-Nya segala pr-rji - adalah bagaimana saya mengenali orang-orangbeser rnelalui Kebenaran, bukannya mengenali Kebenaran melalui"orang-orang besar"! Dan juga bagaimana saya seharusnyamernandangdengan penuh perhatian kepada apa yang dikatakan oleh seseorang,dan tidak memandang dengan takut-takut kepada orang yane mengata-kan!*)

Untuk sampai kepada Kebenarano diperlukan adanya kecerdasan,sebagaimana diperlukan juga adanya keikhlasan. Karena itulah, AllahSWT memberikan dua kali lipat pahala untuk siapa yang berhasil men-capai Kebenaran, dan memberikan satu pahala bagi siapa yang tidakberhasil mencapainya sementara ia telah cukup bersusah-payah (ber-rjtihad) untuk itu.

Sebagian orang mengira bahwa satu kali kekeliruan dari seorangmujtahid akan menjatuhkan kedudukannya dan menghancurkan ke-pribadiannya. Ini sama sekali tidak benar. Dalam kenyataannya, tidaksedikit kekeliruan dalam menyimpulkan hukum yang pernah dilakukan

*) Kedua ungkapan di atas berasal dari ucapan Imam Ati bin Abi Thalib a-s. Maksudnya ialahagar kita berusaha mengenali Kebenaran itu sendiri terlebih dahulu Dengan demikian, kitadaPat mengukur kebesaran seseolang dengan ada atau tidak adanya Kebenaran dalamsikap dan tindakannya, dan bukannya mengukur Kebenaran dengan sikap dan tindakanorang-orang yang dianggap sebagai tokoh-tokoh besar. Di samping itu, hendaknya kitabersedia menerima dan meniru segala sesuatu yang baik, tak soal dari mana ia berasal.Demikian pula dalam kaitannya dengan sesuatu yang tidak baik, kita harus menolaknyatanpa ragu, dari mana pun datangnya - penerjemah.

191

192 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

oleh para mujtahid dari kalangan Imam-imam besar.Bangunan ilmu mereka amat tinggi. Kebaikan yang memancar

dari mereka amat deras. Karena itu, sedikit kelilip takkan mengganggumereka. Dan sekali tergelincir takkan menjatuhkan derajat .*r.-r.-u.Namun masyarakat umum di kalangan kita, cenderung menganggaporang-orang besar mereka sebagai ma'shum (yakni selalu benar,-iulmungkin salah). Padahal kita tidak pernah mengenar seorang ma,s'hum,sepanjang sejarah kita, kecuali satu orans saja; yaitu Muhammarl binAbdullah, sang pembawa risalah terakhir (saw.)l

saya sendiri telah mengkritik beberapa hadis yang diriwayatkandalam pelbagai kitab Hadis Sahih. Hal -itu disebabkan ,Iyu .rr.rriluirryudapat mencemari kehormatan agama kita dan memb.,ka celah-celahyang dapat dimanfaatkan oleh musuh-musuh kita. Sekalikali saya tidakhendak mencela seorang tokoh atau menjatuhkan derajatnya. saya puntak bermaksud dengan itu untuk menaikkan gengsi say,"a r"rrdtrt. Karenasaya sungguh takut akan suatu hari ketiki tikhan lagi bermanfaatharta dan anak keturunan, kecuari siapa yang datang meTghadap tiilah(engy ha.ti yang bersih . . . Saya tenar-bina. *".luk*rfunnya demiketulusan kepada Allah dan Rasur-Nya serta maslah at agamayang telahmembuat saya merasa mulia karena menjadi bagian daiinya dan selalubersedia membelanya.

- Di antaranya ialah penyangkalan saya terhadap riwayat atau pen_dapat yang berasal dari Ndfi', maulh (bekas budak) Abduilah bin Umar,tentang dua masalah yang cukup peka - salah satunya berkaitan derrgar,masalah kekeluargaan dan yang lainnya dengan seruan (dakwah) t epidaIslam atau urusan kenegaraan. Menurut hemat saya, tokoh besar darikalangan Thbi'ln ini, telah terjerumus dalam kekeliruan amat mengeri-kan, dan tidak boleh didiamkan begitu saja.

Kita semua membaca firman Allah swT: Istri-istri kamu adalahharts kamu, maka datangilah harts kamu betapapun kqmu kelhendahi. . .

(Al-Baqarah: 223). Harts iaJah tanah tempat menanamkan benih. setiaporang yang mengerti.bahasa Al-Quran, pasti mengetahuinya dan tidalakan mengatakan selain itu.

Tetapi, ada pemahaman yang janggal mengenai hal itu telah dimasukkan ke dalam kitab-kitab uiais sanlh o"leh orang-orang yangtidak memperhatikan maJan dengan teliti. Mereka berpen?"putiun*Iseorang suami boleh melampaui 'tempat ia menanamkan tenihnya"ketika melakukan hubungan seksual dengan istrinya.

Saya melihat - tanpa prasangka apa pun _ kepada pengutipanyang buruk ini, sebagai.su-1,tu p.nghirruin kepada ka.,m JarriL VLgseharusnya dihormati. sebaliknya, ia akan memuaskan bagi kaum iakillaki yang mengalami kelainan seksuar atau gangguan kejlwaan, dapatmemutarbalikkan neraca-neraca fitrah *-tusia JL uuirt"" membukapintu bagi penyakit AIDS. oleh sebab itu, tak seait it fr, ,uyu ,ug,,dalam menolak penafsiran yang berasal dari Nifi'tersebut!

Bab X. Penutup l9g

Dengan pendapatnya atau periwayatannya itu, Nifi' (semoga Allahmengampuninya dan mengampuni kita semua) jelas telah bertentangandengan berbagai petunjuk Al-Quran serta hadis-hadis lain yang telahdikuatkan oleh para perawi, sebagaimana ia juga bertentangan denganwatak dan tabiat fitri makhluk-makhluk hidup, baik manusia, binatangbuas ataupun hewan ternak.

Namun, ada sekelompok orang di zaman kita sekarang ini, yangbegitu membaca tulisan saya tentang hai ini, mereka segera tampiluntuk menyerang saya dan menujukan umpatan dan cercaan terhadappribadi saya.

Hal itu sebetulnya tidak merugikan saya. Tetapi yang menarikperhatian saya adalah bahwa masalah ilmiah tersebut telah diliputioleh kehebohan yang dibuat-buat oleh orang-orang tertentu. N4asalahitu tidak dibahas secara mendalam, dan tidak pula disebutkan ketetapanNlah tentangnya. Sedemikian rupa sehingga terlintas dalam pikiransaya bahwa tujuan utamanya adalah semata-mata demi mengelabui danmembodohkan masyarakat urnum dari ketentuan hukurn agama yangsebenarnya mengenai hal itu.

'leriakan-teriakan yang ditujukan kepada saya tak lain hanyalah:"Anda berani menyanggah Nafi', wahai .. . ? Anda membuat keragu-raguan sekitar 'rantai emas' periwayatan hadis, wahai . . . ? Anda men-dustakan sunnah nabawiyyah, wahai . . , ?" dan seterusnya.

Protes-protes itu kemudian berubah menjadi gonggongan yangterdengar gemanya dari dekat maupun dari jauh, sehingga mengingatkansaya kepada ucapan si penyair:

!*^-r. ,f t;b ;- t\ P .rS yu; !:rt-al F -l. lv

Begitulah ia yang berhati ntuliateraniaya oleh sekawanan serigalatak tahu ia dari mana mereha berdatangantib a- t ib a m e ng e lilin giny a dari s e gala p e ni uruKepada diri sendiri saya berkata: "Tidak boleh tidak, suara ke-

benaran ilmu yang nyaris terbungkam oleh gonggongan ini, haruslahdikumandangkan terus:m€n€Rls. Agar semua orang, lakilaki maupunperempuan, mengetahui bahwa apa yang dikemukakan Nifi' adalahbatil. Dan bahwa citra Agama tak boleh dibiarkan tercemar oleh teriak-an sebagian kaum fanatik buta, para pemuja nama-nama."

Kita, kaum Muslim, berpendapat bahwa syahwat seksual manusiabukanlah sesuatu yang kotor yang berasal dari perbuatan setan, tentu-nya selama iA berlangsung dalam kerangka yang telah digariskan.Kerangka ini adalah pernikahan. Dan hal itu tidak dapat berlangsungsecara sah, baik menurut akal maupun ketentuan agarna, kecuali antaraseorang iakilaki dan seorang perempuan. Adapun yang berada di luaritu, maka ia adalah suatu perbuatan yang kotor dan keji, dan dengansendirinya tidak dapat diterima.

194 Studi Kritis atas trIarJis Nabi sau.

Namun, berbagai komunitas penyembah berhala atau pengingkarasama, telah memperluas bidang syahrvat ini, sehingga tidak berhentipada batas tertentu. Hai seperti itu telah berlangsung,baik dalam erajahilivah yang klasik maupun yang modern seperti sekarang.

Telah berkemirang hubungan-huhrungan seksual yang tidak wajarvang tak memungkinkan berlanjutnya jenis manusia. Kalaupun masihdapat berlzrnjut, ia akan menjadi generasi yang buruk dan jahat, sebagai-nrana dilukiskan dalam firman Allah S\'VT: Adapun ianah yang baik,tnnarnan-tana?71"ann.ya tumbuh subur atas izin Allah, sedang tanah yangburuk, tanantan-tanatnann"la tumbuh merana (Ai-A'raf : 58).

Kaum musl'rik 'bangsa

Arab dahulu kala, mempunyai aneka ragamcara untuk memuaskan kehausan seksual mereka. Hal itu mirip sekalidengan orang-orang Amerika dan Eropa masa kini, yang melanggarbatas-batas yang halal dan wajar, sehingga meliputi cara-cra yang men-jijikkan dan merupakan surnber berbagai peny'akit.

Itetika berbicara tcntang kaum Luth, ,,\l-Quran menyebutkanbe berapa sifat tertentu, seperti pemborosan, pelanggaran batas, kejahil-&o, tindakan kejahatan, perusakan dan lain-lainnya yang berkaitan<icngan aspek-aspek gelap ini.

Tciah saya perhatikan bahwa kebanyakan sebutan mengenai halitu, termuat dalirm ayat-a,vat Al-Quran yang turun di N{akkah, sebagaisuatu cala untuk mengekang kebinalan harva nafsu yang rendah sertauntuk mempelingatkan mereka kepada kesudahan umat-umat yangbinasa: Adakah kalian mendatangi jenis laki-laki di antara manusia,dan rr'rninggalkan istri-istri yang dijadikan olch Tuhan kalian untukkepentin';an halian? Sungguh kalian adalah orang-orang yang melam-paui batas. (,\sy-Syu'ara': 165-166).

Kemudian, di kota Madinah, syariat mulai memberlakukan aturan-aluran 1,ang berkaitan dengan pembinaan keluarga, sebagai dasar suatumzrsl-arakat yarrg terirolmat dan berbudi. Al-Quran Al-Karim menjelas-kan bahn'a wanita adalah penimbul rasa aman dan damai bagi suaminyacian sebagai mata air vang memancarkan cinta dan kasih sayang. Danbahwa hubungan antara keduanya sedemikian eratnya sehingga seolah,oiirlr bersaiu-paclu, atau seperti,vong dilukiskan firman-Nya, ... istri-istrimu adalah pakaian basiftLu dan hamu adalahpakaianbagimereka.. .

Di samping itu ddelaskan bahrva yang menjadi tujuan bukanlahsemata-mata nrenciptakan keturunan yang akan meniaga keberlangsung-an jenis makhluk manusia an sich, tetapi menciptakan keturunan yangsaleh, vang akan meningkatkan kehidupan rnanusia secara kualitas dankuantitas. Karena itu, tak ada tempat bagi segala macarn keganjilan(dalam hubungan seksual) pelanggaran kehormatan dan peiusakanmartabat manusia.

Adalah terlarang sama sekali bagi seorang suami bertindak se-wenang-wenang terhadap istrinya lalu rnemaksanya agar melal<ukancara-cara i ang tidak patut dan tidak wajar, bersamanya. Telah dirawi

Bab X. PenutuP 195

kan dari Abdullah bin 'Amr bahwa Nabi salv. pernah bersabda: . - - Per-

buatan sernacam itu nyaris seperti perbuatan kaum Luth (yakni seorang

suami mendatangi istrinya dari duburnya). Dirar,r'ikan pula dari Urnar

bin Khaththab bahwa Nabi saw. pernah bersabda: Bermalulah. I)an

sesungguhnya Attah tidak segan untuk menyatakatt sesuatu tung haq.

1o"gi;on irruorong d.ari hamu mendatangi perempuan dari :i,ttburny^

buli auti Jabir biriAbdullah, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:

Bermalulih d.ari Altahl Sungguh Attah tidak segan unttth menyatakun

sesuatu yang haq. Tid.aklah ,Iiholothon seseorang dari kamu menciatangi

istrinya di luar "tempat penanaman".Seorang teman yang layak dipercaya bercerita kepada saya, bahwa

ia pernah iidatangi' ,.orung mahasiswi yang telah terceraikan dari

,,,u-irryu, clan meirrohon agar ia mau mendengarkan keluhan'ya di

suatu tempat yang tak terdengal oleh teman-temannya' para mahasisrvi

lainnya. Kata teman saya itu: Ia tampak sangat emosional, dan sedang

dalam puncak kemarahan ketika berkata kepadanya: "papatkah Anda

menambahkan dalam teks akad pernikahan, sualu persyalatan yang

menj amin terpeliharanya kehormatan pribadi seorang istri? "T'emankubertanya, "Persyaratan yang bagaimana?" Tiba-tiba rona wajah *fr1-siswi iiu berubah dan dengan suara terputus-putus, sambil menahan isak

tangisnya, ia berkata: "Kami ini adalah manusia. bukan hervan . . !"Sua"ranya makin parau dan melemah dan tampaknya ia malu rnenerus-

kan ucapanrryu. itl*tn teman saya itu dapat mengerti bahwa suami

yang menceraikannya, (atau mungkin si r,vanita itu sendiri -vang men-

..ruit * suaminya) adaiah seorang lakilaki yang mempunvai kelainan

dalam perilaku seksualn-va.Dl dunia hewan, betina yang sedang bunting tidak suka dihubungi

oleh seekor jantan. sebab, tujuannya telah tercapai, yaitu bunting!

Tetapi, dunia manusia berbeda. Hubungan antala laki-laki dan

p"r.*prral} iebih luhur dan lebih suci. Hubungan antara satu sama lain

iut"*^ lingkungan kekeluargaan adalah termasuk upaya memelihara

kelangsungat tnut*u aman dan damai yang didambakan, serta memper-

erat j;linan kasih sayang antara suami-istri.Saya ingin agar kium Muslim benar-benar mengetahui hikmah ter-

tinggi di balik perkawinan. Sehingga masing-masing suami-istri merupa-

ka_i-bagian tak terpisahkan dari kebahagiaan teman hidupnya. Tapi

semua ltu hut,t berlangsung melalui cala yang dibenzrrkan syariat.

Saya memohon dari setiap istri yang suaminya menunjukkan gejala

kelainan seksual, agar menasihatinya atau memalahinya dan menujukanprotes kepadanya. Bahkan Ibn Taimiyah telah menjadikan hal itusebagai salah satu alasan bagi Hakim untuk memutuskan terjadinya

perceraian antar a suami-istri.Mengingat semua yang telah dikemukakan, kami dengan tegas

menolak ipu'yung dirawikan oleh Nifi' (semoga Allah mengpmpuninya

dan mengampuni-kita) meskipun ia dibela secala fanatik oleh sebagian

196 Studi Kritis atas ltadis Nabi saw.

orang yang tidak memiliki cukup faqtthah.Islam telah cukup banyak menderita akibat ulah musuh-musuhnya

dari luar yang hendak melecehkannya, sebagaimana ia juga menderitaakibat ulah musuh-musuhnya dari dalam, yang terus-menerus merusakprinsip-prinsip utamanya. Bahkan tak berlebihanlah apabila dikatakanbahwa musuh dari dalam lebih berbahaya dan lebih mengharcurkanclaripada musuh yang dari luarl

Saya membaca amat banyak riwayat hadis yang sebenarnya takpatut mendapatkan hak untuk I'ridup. Namun tragisnya, riwayat-riwayatseperti itu justru ditonjol-tonjolkan oleh orang-orang tertentu sehinggamenempati barisan terdepan. Penyebab kekacaubalauan ini adalahkelalaian dari kaum beriman sendiri yang adakalanya terhanyut bersamap ersangkaan-p ersangkaan tak berd asar.

Kepalsuan kisah dalam "hadis Al-Ghariniq"*) tidak disusun olehkaum orientalis, tetapi oleh sebagian dari kita sendiri yang telah ke-hilangan kesadaran dan ketakwaan. Demikian pula kisah palsu yangmenyatakan bahwa Rasul jatuh cinta kepada putri pamannya, Zainabbinti Jahsv, setelah beliau mengawinkannya dengan zaidbin Haritsah!Suatu kebohongan yang mencapai puncak kenaifan dan tak masuk akal.Walaupun demikian, ada juga orang-orang yang merawikannyal

Dari seiak dahulu, para kritikus dari kalangan ulama menjagakebenaran tentang peristiwa-peristiwa yang diberitakan. clemi menjauh-kannya dari para ahli khurafat atau orang-orang yang mengutamkankecenderungan hawa nafsunya sendiri.

. Tanpa keraguan sedikit pun, saya telah menolak pemahaman se-bagian orang yang menyatakan bahwa Rasul saw. adakaianya menye-rang negeri orang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu yang berisiseruan kepada Islam. Kata mereka, beliau adakalanya menyerbu secaratjba-tiba sehingga orang yang terbunuh tidak tahu mengapa ia dibunuh,dan yang terluka tidak tahu mengapa ia dilukai.

Islam, menurut wataknya, adalah agama dakwah. Ia berkatakepada Anda: Belajarlah dan ajarilah! Puaskan diri Anda dengan semuasegi argumentasinya dan puaskanlah orang-orang selain Anda. Siarkan-lah Kebenaran dan pertinggilah mercusuarnya sehingga rnereka dapatberjalan di bawah sinarnya! Dan henddknya hamu menjadi uTnat yangrnenyeru kepada kebaihan , . .

*) "Hadis Al-Ghariniq" adalah.sebuah hadis yang disahihkan sanadnya oleh beberapa ahlihadis termasuk Ibn Hajar. Yaitu bahwa kctika masih di Makkah, Nuli r"*.--.-baca SurahAn-Najmdanketikasampaikeayatlgdan20:...AdakahkaiianmelihatLdtadan,IJzz-qserta Manht (berhala) yang hetiga. . . , maka setan * menurut riwayat itu - menambahkanmelalui lidah Nabi saw.: ,. , itutah (berhala-berhala) Ghar'aniq yang rnuria dan syafaatmereka sungguh diharapkon Tambahan kalimat dari octan itu didengar pula, meialuibacaan Nabi saw., oleh kaum musyrik. Maka merekaipun\berteriak g";rt", ';sqngg'h|Iuhammad tidak pernah menyebut tuhan-tuhan kita dtngan sebutan"yang baik sebelumhari ini!" ralu ketika Nabi saw. sujud, mereka pun ikut r...y'nd b".rr."rryJ r"t bma ke-mudian, Jibril datang-dan berkata kcpada'beiiau: "Aku tak pernah membawa wahyuscperti itu. Itu hanyalah dari setan " - pencrjemah

Bab X. Penutup 197

, , Penylmpaian dakwah haruslah secara jeias dan nyata, sehinggakejelasan itu berpindah dari hatimu ke hati para pendengarmu, dinmenempatkan mereka dalam tingkatan yang sama semuanya dalampengetahuan dan kesadaran.

Itulah yang dimaksudkan oleh ayat-ayat ini: Katahanlah, se-sungguhnya yang diwahyuhan hepadaku hanyalah bahwa Tuhan karnuadalah Tuhan Yang Satu. Maka apakah kamu bersedia menjadi Muslim(yakni orang.yang bersereh diri sepenuhnya kepada Allah)? Setelah itu,apabila mereha berpaling, katakanlah: Aku telah memberitahu kamuajaran yang sarna (antara kita). Dan kini aku pun tidak mengetahuidekat atau jauhkah apa yang diancamkan hepada hamu .. . (Al-Anbiyd,,:108-1 0e).

Di masa lalu - dan sampai sekarang pun - ajaran tauhid terpaksaharus menembus banyak kesulitan untuk dapat meneruskan perjalan-annya. Mulut-mulut yang menyuarakannya senantiasa diusahakan agardapat dibungkam. Karena itulah, sering tercetus peperangan demi mem-perebutkan hak Islam untuk hidup. Adapun kaum Muslim, kepadamereka telah diperintahkan agar, sebelum terlibat dalam pertempuran,melakukan segala upaya damai untuk menyeru kepada agama Islamsehingga tak ada lagi alasan untuk nenolaknya.

Mereka m€nyeru dengan cara yang baik, namun para pembangkangsenantiasa menghalang-halangi dengan berbagai bentuk perlawanan.Demikian itulah kebiasaan kaurrr Muslim, agar seruan mereka diterimaoleh orang-orang yang mengutamakan kebenaran dan kedamaian. Olehsebab itu, kalaupun tercetus peperangan, maka akibatnya haruslah di-pikul oleh para penyembah berhala. Dan tiada hukuman kecuali atasdiri orang-orang zalim, begitulah yang disabdakan Rasul yang mulia.

Jadi, benarkah anggapan bahwa didahulukannya seiuan kepadaIslam sebelum memulai suatu peperangan, hanya berlakrr pada masa-masa pertama, kemudian hal itu telah di-nasakh-kan, sebagaimana dipahami oleh Nafi', maulit (bekas budak) Abdullah bin Umar?

Pemahaman seperti itu jelas bertentangan dengan Al-Quran,Sunnah dan fakta historis.

Mari kita baca hadis yang dirawikan oleh Muslim dan lainnya:Dari Buraidah r.a., katanya: "Telah menjadi kebiasaan Rasul-

ullah saw., apabila mengangkat seorang panglima pasukan atauekspedisi, beliau selalu memesankan kepadanya agar ia, secarakhusus, benar-benar bertakwa kepada Allah, dan kepada kaumMuslim yang bersamanya, secara'umum, agar selalu berbuat baik.Setelah itu beliau bersabda: Berperanglnh kalian dengan namaAllah dan di jalan Allah. Perangilah oleh kalian orang-orang yangkafir kepada Allah. Betperanglah dan jangan mengambil sesuatuyang bukan menjadi hak kalian, jangan berkhiarwt, jangan men-cincang dan jangan membunuh anak-arwk. Maha jika telah ber-hadapan dengan rnusuhmu dai kalangan kaum Musyih, serulah

198 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

mereka kepada tiga hal; jika mereka bersedia rnemenuhinya,terimalah itu dari mereka dan jangan memerangi mereka.

Serulah mereka kepada agama Islam. Jika mereka memenuhiseruanmu itu, terimalah dari mereka dan jangan memerangimereka. Setelah itu, ajaklah merekq agar bersedia pindah dari per-kampungan mereka ke perkampungon kaum LIu|rajirin. Sumpai-hanlah kepada mereka, apabila mereka melakukannya, makakedudukan mereka menjadi sama dengan kaum Muhajirin dalamsemua hak dan kewajiban. Tetapi, apabila mereka menolak untukpindah, sampaikanlah kepada rnereka, bahwa mereku disamakandengan kaum Muslim dari kalangan A'rab (bangsa Arab pengem-bara, penghuni padang pasir) dan berlaku atas mereka huhum-hukum Allah yang berlaku atus kaum hlukmin secara keseluruh{rn.

Demikianlah seterusnya sabda Nabi saw., sampai pada akhir-nya beliau berkata: . . . maha apabila mereka menolak (untukmemeluk agama Islam) tetapkanlah jizyah atas mereka. Jihamereka menyetujuinya, terimalah d,ari mereka dsn jagalah ke-amanan mereha. Tetapi apabila mereka menolaknya juga, minta-lah pertolongan Allah lalu perangilah mereka . . .

Yang ingin kami mintakan perhatian, sebelum segala suatu, adalahkenyataan bahwa hadis ini disabdakan pada akhir masa hidup Nabi saw.Karena di dalamnya ada sebutan tentang jizyah. Sedanekan hal itubelum dikenal dalam syariat kecuali setelah turunnya Surah At-Taubah.Sebagaimana diketahui, Surah ini turun pada akhir tahun kesembilanHijri. Yakni, kira-kira satu tahun sebelum wafatnya Rasul saw.

Pentahkikan historis ini menunjukkan bahwa seruan kepada Islam(sebelum tercetusnya suatu peperangan) tetap berlaku sejak awal masahidup Nabi saw. sampai wafatnya. Dan bahwa anggapan tenrang telahdi-nasakh-kannya ketentuan tersebut, sama sekali tak beralasan. Jelas,bahwa Nifi' (semoga Allah mengampuninya dan mengampuni kita)telah tersalah dalam pemahamannya mengenai hal tersebut.

Bahkan perrLyataan ibn Hisydm dalam Sirah-nya, lebih tepatuntuk dipegangi, ketika menyebutkan bahwa seruan kepada Islam telahsampai kepada Bani Mustalaq dan bahwa mereka memutuskan untukmenolaknya. Dan mereka kemudian menyingkir ke suatu tempat demimempersiapkan diri untuk berperang. Namun mereka dikejutkan olehserbuan kaum N{uslim yarlg menghancurkan persiapan mereka danmemorakporandakan p asukan rnereka.

Mungkin masalah tersebut secara keseluruhan masih memerlukanpenjelasan tambahan. Yaitu bahwa kaum Muslim, setelah sembilanbelas tahun sejak dimuiainya dakwah, tetap dianggap sebagai kaumpemberontak yang melawan hukum. Kaum musyrik masilr saja merasajijik terhadap akidah tauhid dan karena itu tak hentihentinya ber-keinginan untuk memberantas dan menghabisi siapa saja yang menyeru

Bab X. Penutup 199

kepadanya, seandainya mereka mempunyai peluang untuk itu.Dan meskipun Perjanjian Hudaibiyah telah memberikan pengaku-

an kepada eksistensi mereka, baik secara moril maupun materiil, narnunPerjanjian ini pun, tak lama kemudian, telah dilanggar oleh orang-orang

Quraisy. Dan sejak itu, seiuruhJazirah Arab kembali lagi pada sikapnyayang fanatik dalam keberhalaan.

Tawaran yang kita ajukan kepada orang-orang musyrik bahwa"bagimu agamamu dan bagiku agamaku" telah mereka singkirkan danpura-pura dilupakan. Dengan demikian, kaum Muslim waktu itu - diantara seluruh penduduk dunia - merupakan kelompok yang palingmemerlukan kekuatan untuk membela diri, membentuk sebuahpemerintahan yang mampu mempertahankan aqidah dan syari'ahmereka dan memaksa kaum penyembah berhala agar menghormatiprinsip kebebasan beragama.

Kini kita harus menyatakan bahwa peristiwa masa lalu telah ber-ulang kembali. Sebab, kita sekarang ini pun, dilarang untuk hidupdalam Islam seperti yang kita inginkan.

Tetapi, sebaiknya saya tinggalkan saja pengalaman pahit ini, untukmengemukakan setruah hadis iainnya yang dapat menggambarkan salah

satu segi akhlak Rasulullah saw. Yaitu yang menunjukkan betapa beiiausangat tidak menyukai pertumpahan darah dan betapa beliau menolakmelakukan "penyerbuan tanpa pemberitahuan sebelumnya" sepertiyang diperkirakan secara keliru oleh sebagian perarvi.

Abu Daud merawikan dari Al-Hirits bin Muslim, dari ayah-nya, katanya: Rasulullah saw. menugaskan kami dalam suatusariyyah (ekspedisi). Dan ketika sampai di tempat yang dituju,aku mernpercepat kudaku sehingga mendahului kawan-kawankuyang lain. Dan aku pun disambut oleh penduduk dengan suarariuh. Lalu aku katakan kepada mereka, "Ucapkanlah lb ilaha illaAllah agat kalian selamat!" Mereka pun segera mengucapkannya.Ketika menyaksikan hal itu, kawan-kawanku menyesali tindakan-ku itu dan berkata: "Engkau telah menghilangkan kesempatankita untuk memperoleh harta rampasan perang'"*)

"Sepulang kami ke kota Madinah, Rasulullah saw. diberitahumengenai apa yang aku lakukan. Dan beliau memanggilku Canmemuji perbuatanku itu, lalu bersabda: Ketahuilah bahwa Allahtelah mencatatkan untukritu pahala amat besar, sebagai imbalanbagi keislaman setiap orang dari mereka.

*) Para pengejar harta rampasan selalu ada di setiap masa. Kepada merekalah ditujutanfirman Allah SWT: //ai orang-ordng beriman, apabila kamu pergi berperang di jalan Allalt,tetitilah dan janganlah kamu mengatahan kepada orang yong mengucqkan "salim"hepadamu: r'Kamu bulun seomng mukmin!" (lalu kamu membunuhnyal dengan mahsudmencai hatta dunia... (AD-Nid': 94).

200 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

"Selanjutnl,a beliau bersabcla Tagi: A/<u ukan menuliskansebuah pesan agar enghau mendapat'lterlakuan baik sepeninggatkunanti. Segera beliau menuliskan pesannya itu, menyegelnya lalumenyerahkannya kepadaku. "

Demikian itulah, Muhammad saw. terlalu amat mulia untuk me-lakukan penyeranga' terhadap siapa pun seca'a tiba-tiba, tanpa pe-ringatan teriebih dahulu. oleh sebab itu, para pembaca haaii-haaishendaknya menyertai pembacaan mereka dengan faqhhah dan telaahyang mendalam. Dan hendaknya mereka mempelajari semua konteksdarr latar belakang dari semua yang mereka baca. Dan sekali lagi - danuntuk seterusnya - saya akan menyatakan, "takkan sernpurna sunnahtanpa.fiqh"t.

Dengan mendalarni ayar-ayar Al-euran, kita akan mengetahuidengan tepat, bagaimana seharusnya cara pelaksanaan dakwah, yaknidalam hal menawarkan dan meyakinkan ora{lg kepada Islam.-Dandengan mempelajari sejarah di masa Nabi saw., kita akan mengetahuibahwa orang-orang musyrik, dengan sikap yang congkak, terah me-nentang Kebenaran sampai detik-detik terakhir. Dan bahwa kaum pe-nyembah berhala, sampai pemimpinnya yang terakhir, Musailimah,telah melecehkan segala bukti Kebenaran din merintangi jalannya.Maka tak -ada

jaian lain kecuali menggunakan pedang. karena iiu,bukannya kita yang telah menyebabkan tercetusnya kelacauan duniaatau berlangsungnya penurnpahan darah manusia.

Para ahli slrah, Tarlhh dan Akhli)q rnengetahui bahwa menyerukanIslam dengan car-a yang bijaksana, adaiah sesuatu yung *uiib, tukseorang pun dapat membatalkannya. Dan bahwa kervajiban ini bersifaturnum, tidak dibatasi oleh wakiu atau tempat. Dan bahwa ia lebih di-pentingkan, seca.ra khusus, pada saat-saat sebelurn terce tusnyapeperangan (anlara kaurn Muslim dan para penentangnya).

Dalam buku-buku saya-)'ang lain, telah saya jelaikan tentang ber-!?gd alasan yang membolehkan dicetuskannyi pep.rarrgan jalamIslam. Dan bahwa perang, sebagaimana ia dilakut<an aeml memper-tahankan keL,enaran atau membela hak-hak manusia, dapat juga dilaku-kan demi mengama:rkan perjalanan dakwah ctari ulah para pe"gnambatserta pembuat keonaran.

Dengan lain perkataan, sa\/a akan menawarkan apa yang ada padasaya dengan cara halus dan penuh sopan-santun. Jika udu orurrg yurrgkem'dian berkata kepada saya -- "N{enyingkirlah. Sa.va tiaa[ ingiimendengar.lpa yang Anda katakan. saya bukan musuh ataupun temanfdl. Pergilah kepada orang lain. saya tidak peduri apa yang Andalakukan terhadapnya atau yang ia lakukan terrradap Anda!" - makadalam keadaan seperti ini, sudah b:rrangtentu tuyu ukun membiarkan-nya tanpa sedikit pun berpikir untuk mengganggunya dengan sesuatu.sikap seperti ini adalah pelaksanaan dari firman Rliah: . .". maka apa-

Bab X. Penutztp 201

bila mereka membiarkan kamu dan tidak memerangi kamu, seraramengemukakan perdamaian hepadarnu, rnaka Allah tidak memberihanjalan bagimu (untuk melakukan pembunuhan atau penawanan) atasmereha. (An-Nisa': 90).

Apakah orang-orang Romawi yang menduduki Mesir dan Syd:mlalu menggiring pasukan-pasukan mereka ke negeri Hijiz dapat disama-kan dengan orang-orang yang tersebut di atas? Tentu tidakl N{ereka inimemasuki negeri-negeri kita sebagai penyerbu dan tinggal sebagaipenjajah.

Ucapan-ucapan mereka, tindakan-tindakan mereka, serta semuagerak-gerik mereka adalah sumber kekacauan dan ketidakadilan. T'akada jalan lain kecuali membebaskan seluruh negeri ci;rri mereka sertamemaksa mereka kembali ke tempat asal mereka. Setelah itu, semuapenduduk akan dibiarkan bebas untuk memiiih antara memeluk agamaIslam, kalau memang ingin, atau tetap seperti keadaan mereka semulqdengan ketentuan harus ikut berpartisipasi dalam beban pertahanannegara yang tadinya terjajah lalu dimerdekakan oleh Islam.

Dan apakah orang-orang Persia lebih baik keadaannya daripadaorang-orang Romawi?

Tidak! Kisri (raja Persia) mengeluarkan perintah penangkapanterhadap Muhammad (saw.) setelah, sebelum itu, merobek surat yangditujukan kepadanya. Dan waktu itu, tentaranya rnasih mendudukinegeri Irak.

Penolakannya begitu kasar dan keras terhadap dakwah maupunpara da'i Karena itu, ia tidak boleh dibiarkan. Dan itulah awal muladari peperangan-peperangan 1,ang kemudian tercetus Secala meluas.

Selanjutnya, para khalifah dan panglima pasukan Nluslimsenantiasa menjaga sikap untuk tidak terlibat dalam pertempurankecuali setelah menujukan dakwah secara bijaksana, jelas dan terinci.Silakan membaca rincian peristiwa-peristiwa tersebut dalam buku HayittAsh-Shahdbah yang, sayangnya, tidak diketahui oleh sebagian orangyang mengaku dirinva sebagai penganut aliran Salafiyy,alx. Yaknimereka yang mempercayai bahwa Rasul saw. melakukan penyerangan-secara tiba-tiba dan tanpa pengumuman terlebih dahulu, atau bahwaketentuan tentang seruan terlebih dahulu, memang ada pada permulaanmasa Islam, tetapi kemudian dihapuskan (atau di-nasakh-kan\ sepertiyang dipahami secara keliru oleh Nifi', maulit Abdullah bin Umar.

Disebutkan dalam buku Hayltt Ash-Shahabah, di bawah judul"Seruan kepada Allah dan Rasul-Nya oleh Para Sahabat pada Masa AbuBakar, serta Pesan Abu Bakar kepada Para Panglima".

Dirawikan oleh Al-Baihaqiy fiuz IX: halaman 85) dan Ibn'Asikir dari Sa'!d bin Musayyab, bahwa Abu Bakar r.a., ketikamengirim pasukan-pasukan ke Syam, telah menunjuk Yazld binAbu Sufyin, 'Amr bin 'Ash dan Syurahbil bin Hasanah sebagaipanglima-panglimanya. Pada waktu pasukan-pasukan itu mulai

242 Stzrdi Kritis atas Hadis Nabi saw"

diberangkatkan, Abu Bakar ikut mengantar dengan berjalan kaki,sampai suatu tempat bernama Tsaniyyat Al-liladh'. Para panglimaitu berkata kepadanya, "Wahai Khalifah, bagaimana Anda ber-jalan kaki sedangkan kami menunggang kuda!" Abu Bakar men-jawab, "Saya mengharapkan langkah-langkah saya ini diterimaoleh Allah sebagai bagian dari perjuangan di jalan-Nya.''

Setelah itu, Abu Bakar menr.rjukan p€sannya kepada paraanggota pasukan:

"Saya berpesan agar kamu bertakwa kepada Allah. Berperang-lah di jalan Allah. Perangilah orang-orang yang kafir (ingkar)kepada Allah. Dan Allah niscaya akan memenangkan agama-Nya.Janganlah kamu mengambil sesuatu yang bukan menjadi hakkamu. Jangan berkhianat dan jangan memisahkan diri" Janganmelakukan kekejian dan jangan meianggar apa yang diperintahkankepadamu.

"Dan apabila kamu - insya Ailah - telah berhadapan denganmusuh-nrusuh karnu, orang-orang musyrik, maka seruiah merekakepada tiga hal. Jika rnereka bersedia memenuhinya, terimalahdari mereka dan jangan memerangi mereka.

"Serulah mereka kepada agama Islam. IVIaka jika mereka me-nerimanya, janganlah memerangi mereka. Kemudian, serulahmereka agar pindah dari perkampungan mereka ke perkampunganorang-orang Muhajirin. Maka jika mereka melakukannya, beri-tahukan kepada mereka bahwa bagi mereka hak yang sama denganhak orang-crrang Muhajirin dan atas mereka kewajiban yang samaseperti kewajiban atas orang-orang Muhajirin.

"Dan apabila mereka masuk dalarn agama Islam, namun lebihsenang tinggal di perkampungan mereka sendiri daripada di per-kampungan kaum Muhajirin, maka beritahukan kepada merekabahwa mereka akan dipersarnakan dengan kaum Muslim darikalangan A'ritb (bangsa Arab pegunungan atau pengembara dipadang pasir) dan berlaku atas mereka hukum-hukum Allah yangdiwajibkan atas kaurn Muslim secara umum. Dan bahwa merekatidak akan memperoleh bagian dari harta/ai 'dan ghanimah (yakniyang diperoleh dengan jalan perjanjian darnai atau dengan perang)sampai mereka ikut berjihad bersama kaum Muslim lainnya.

"Dan apabila merbka menolak masuk ke dalam agamalslam,sampaikanlah kepada mereka agar membayar jizyah. Jika merekamau melakukannya, terimalah dari mereka dan jangan memerangimereka. Tetapi jika mereka menolak juga, mintalah pertolonganAllah atas mereka. Dan berperanglah jika memang hal itu yangdikehendaki oleh Allah.

'Janganlah kamu mencabut pohon kurma atau membakar-nya. Jangan membunuhi hewan atau menebang pohon yang ber-buah. Jargan pula menghancurkan Di'dt (rumah ibadat Yahudi

atau Nasrani) dandan perempuan.

Bab X. PenutuP 203

jangan membunuh anak-anak, orang-orang tua

"Dan akan kamu jumPai orang-orang yang memenjarakan

diri mereka sendiri di dalammereka, dan jangan menghaiangimereka harapkan dari pemenjaraan

gereja-gereja, maka biarkanlahanta,ra mereka dan aPa Yang

diri mereka itu . . ."

Disetrutkan pula tentang peristiwa penaklukan negeri ?ersia, pada

masa kekhalifahin Umar bin Khaththab, di bawah judul "SeruanSalmd.n Al-Firisi Selama Tiga Hari pada Peristiwa Istana Putih", sebagai

berikut:

Dirawikan' oleh Abu Nu'aim dalam buku Al-Ililyah $uz l,halaman 189) dari Abu Al-Bukhturi, bahwa pasukan kaum Muslimdi bawah pimpinari Salmin Al-Farisi r.a. mengepung sebuahbenteng kepunyaan orang-orang Persia. Beberapa orang dari ang-gota pasukan berkata kepada Salmin r.a., "Tidakkah sebaiknyakita menyerang mereka, wahai Abu Abdiltah?" Salrnin menjawab,"Biarlah aku menyeru kepada mereka seperti yang kulihat Rasulul-lah saw. melakukannya."

Maka Salman berseru kepada orang-orang Persia itu, "Aku iniseorang Persia seperti kalian juga. Tidakkah kalian lihat bagaimanaorang-or:mg Arab itu mengikuti perintahku? Jika kalian masukIslam maka hak kalian sama sePerti hak kami, dan kewajibs.Il, &ttskalian sama pula seperti kewajiban atas kami. Tetapi jika kaliantidak menghendaki selain agama kalian, maka kami akan mem'biarkan kalian mempertahankannya. Tetapi kalian akan dipaksamembayar jizyah kepada kami." Lalu Salmin rnelanjutkan pem-bicaraannya kepada mereka dengan bahasa Persia, yang artinya"dan kalian akan terpaksa membayarnya tanpa mendapat ucaPanpujian." Kemudian ia berkata lagi, "Dan jika kalian rnenolaknya,maka kami akan menantang kalian berperang!"

Orang-orang Persia itu menjawab, "Kami tidak mau berimandan tidak pula mau membayar jizyahl Tetapi kami siap bertempurmelawan kalian!"

Mendengar jawaban itu, beberapa orang dari pasukan Muslimberkata kepada Salmi,n, "Tidakkah sebaiknya kita menggemPurmereka?" Salmin berkata, 'Jangan dulu!" Kemudian ia menerus.kan seruannya kepada pasukan Persia selama tiga hari berturut'turut. Baru setelah itu, ia memerintahkan kepada pasukannya,"Kini silakan kalian menyerang mereka." Maka mulailah kaumMuslim mbnggempur mereka seperti yang diperintahkan olehSalmin, dan tak lama kemudian, berhasil menaklukkan bentengtersebut.

Kisah itu dirawikan pula oleh Ahmad dalam Musnad-nya, juga

2A4 Studi Kritis atas Hadis Nabi saut.

oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrart, seperti dikutip dalam Nashb Ar-Rityah, fiuz III, halaman 378) dengan susunan kata yang hampir samamaksudnya.

Di dalamnya disebutkani ,,... maka pada hari keempat, diperin_tahkannya pasukannya untuk berangkat ke benteng itu, dan merekapun berhasil menaklukkannya. "

Ibn Abi syaibah juga merawikannya, seperti dicantumkan dalamKa_nz,AL'Ummal (1:uz IV, halaman Zg7). Demikian pula Ibn Jarir fiuzlv, ha.laman 173), merawikannya dari Abu Al-nlkhtur;, "tul"]ru,

l'. .. Il{am peristiwa itu, Salman Al-Firisi adalah panglima pasukankaum Muslim. Dan ia pula yang menjadi juru bicara *"rlku daiam ber-dakwah kepada penduduk Persia."

'Athiyyah berkata: "Salrnan terah ditunjuk sebagai pemirnpinpasukan, dan berdakwah kepada penduduk Bahurasibur, d.*ikiur. p,rlupada peristiwa pengepungan benteng Istana putih. Ia menyeru meiekaselama tiga hari berturut-turut . . . ," dan seterusnya, seperti dalamriwayat lainnya tentang dakwah Salmin r.a.

Demikianlah, riwayat-riwayat tentang "dakwah Islam setrelummemulai peperangan" amat banyak dan diketahui secara meluas, baikyang- dilakukan pada masa Rasulullah saw. maupun pada masa paraSahabat r"a.

Kealpaan Nifi' r.a" (semoga Allah mengampuninya dan juga kita)dalam masalah tersebut, barangkali hanyi seperti dalam-pipatah:Sepandaipandai tupai meloncat, suatu kali terjatuh j,rgu.*)

oleh sebab itu, kecaman seharusnya dit,rjuian kepada orang-orang yang berusaha membela kekeliruannya itu secara ianatik, laiumenentang kebenaran setelah menjadi nyata.

saya tidak tahu, untuk kepentingan siapakah gerangan, orang-grang jahil tertentu menyiarkan cerita yang menyataian b"ahwa pen!-hulu para juru dakwah (saw.) berkebiasaan menyerang manusia secaratiba-tiba, tanpa seruan atau pemberitahuan terlebih datiulu? Dan bahwakebiasaan "berdakwah sebelum menyerang" hanya berlangsung padamasa awal perkembangan Islarn, kemudian hilang setelah it,ii s"nggul,tepat ucapan si penyair:

1,,^ 3: € $*t t"tt" U rl.r.cYl iLt

Musuh-musuh takhan mafiLpu merugikan si jahitseperti ia merugikan dtrinya sendiri

UcaPaT-u:lpal yang tulus dan tarnpak bercahaya, hanya akanmemanca.r dari hati nurani yang tenang dai suci bersih. Du' y-rg p*r-

'|) Dalam- naskah aslinya yang b^erbahasa-Arab, pepatah itu berbrmyi: ,,sebaik-baik kuda,ruatu lali clan tcrgdincir jWa" - p6nr.rj6nrh.'

Bab X. Penuhtp 205

tama dan paling utama darinya, tentunya dapat dicari dalam pusakapeninggalan para nabi. Namun tak ada lagi yang tertinggal dan dapatdipercaya dari pusaka amat berharga ini, kecuali yang ditinggalkan olehNluhammad saw" dalam Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.

Adapun Al-Quran ini. ia telah membuat tak berdavanya semuamanusia dan jin untuk membuat sesuatu yang sama dengannl'a. Sejakia diturunkan sampai rnasa sekarang, bahkan sampai kapan saja, ketikabumi dan iangit berubah sedemikian rupa sehingga tidak laei menyeru-pai yang sekarans, maka Al-Quran akan tetap terpelihara denganpemeliharaan Allah SWT', takkan ada keraguan sedikit pun yang dapatmenyentuhnya, ataupun perusakan dan pemalsuan dalam bentuk apapun yang dapat diperkirakan padanva. Dan tak seorang pun pencariKebenaran kecuali ia pasti rnemerlukan penelaahan ayat-ayatnva yangjelas sejclasnya.

Adapun tentang As-Sun,nah, maka dengan singkat dapat dikatakantentangnya, bahwa "ia adalah wahyu dari wahvu atau seberkas cahayayang bersumber dari cahaya Al-Quran Ai-Ilakim". Muhammad saw.telah dikaruniai tutur kata yang paling fasih, paling indah susunannyadan paling padat isinya. Bimbingan dan petuah-petuahnya mengalirlancar dari mata air yang jernih, penuh kehaikan dan kebajikan.Sungguh Mahasuci Dia yang telah mencipta N{uhammad! Ia adalahmanusia yang unik, tak ada bandingannya, yang menjaga keimanansempurna kepada Allah, pada esensi dan substansinya. Ia hidup dengan-nya dalam periiaku dan dakwahnva. Ia bangun masyarakat dan negaradi atas pilar-pilarnya. Ia tegakkan dengannya peradaban yang didamba-kan oleh Timur dan Barat, dan ditakuti kekuatan dan keperkasaannyaoleh para pelanggar aturan dan para pelaku hidup serba liar.

Peradaban Islam tegak di atas landasan. Al-Quran dan Sunnah ber-sama-sama. Setan-setan jahat telah merasa putus asa untuk dapatmerusak atau memalsukan Al-Quran, lalu mencoba untuk menjatuhkanderajat Sunnah Nabi sau,, Tetapi para ulama yang tanggap dan kritistelah menghadang upaya mereka itu, dan berhasil mengawal kafilahIslam, sehingea terus melaju dengan tegap dan kuatnya, sementara pel-bagai misi lainnya teiah gagal dan berhenti di tengah jalan.

Dan sampai sekarang, dengan karunia Allah, kita masih tetap men-jaga Islam. Bumi ini tak sekalikali akan pernah kosong dari seorangQh-im lillAh bi hujjah (Petugas Allah pembawa hujah-Nya).

Tak seorang pun dari ulama Islam yang saya ketahui, meremehkankedudukan sunnah nabawiyyah. Tak seorang pun dari mereka dapatmembenarkan sikap seseorang yang mengetahui bahwa Rasulullah saw.telah mengatakan sesuatu, lalu ia - dengan sengaja - melakukan halyang berlawanan dengan kata-kata beliau. Perbuatan seperti itu - takpelak lagi - adalah jalan menuju kekufuran.

Adapun perdebatan yang seringkali beriangsung anta.ra para ulamadalam masalah-masalah furu'iyyah, maka dasarnya adalah: apakah

206 Studi Kritis atas Hadis Nabi saza.

Itasululliih memang benar-benar mengucapkan hadis ini, atau tidak?Anda mungkin akan mengatakan bahwa illmu Musl'r,thalah Al-

Hadits sekarang sudah mantap. Dengan itu telah menjadi jelas dasar-dasar untuk menerima ataupun menoiak suatu hadis yang diriwayatkan.

h{emang benar apa yang Anda katakan. Dan itulah yang Justruingin kami terapkan, ticlak iain dari itul

Karni akan tetap berpegzrng pada kaidah-kaidah yang teiah digaris-kan oleh para imam terdahuiu, dan sama sekali tidak berpikir untukrnenjauh darinya. Apa yang ingin kami ingatkan hanyalah bahwa ada-nya pelbagai cacat atau kejanggalan daiam matan suatu hadis, haruslahditangani pula oleh pata fuqahc', di samping para penghafal hadis. f)anmemang dalarn ken.v-ataann.va, di masa lalu para fuqahtt' telah banyakikut campur dalam penilaian. Apalagi di zaman kita sekarang, setelahmuncul beberapa hal 1,ang baru, yang mengharuskan kita iebih banvakmeneliti dan mempertimbangkan kembali.

Saya tahu bahwa sebagian orang akan merasa cemas ketika rnerr-dengar pendapat seperti ini, namun pengalaman-pengalaman saya dibidang dakwah mcndorong saya untuk lebih merinci permasalahannya.

Pada saat peibagai kemunduran dan kekalahan berlntun sedangmenimpa kita, kaum Muslim, seperti yang terjadi akhir-akhir ini, dan

.vang oleh musuh-musuh Isiam dijadikan kesempatan untuk menisbah-kan kepadanya segala keburukan, saya rnendeng:u seorang khatibmerawikan hadis ini: Seorang suami tidak boleh ditanya tentang apasebabnya ia memukul istrinya.

Saya berkata kepadanya: Islam kini sedang dituduh sebagai agamayang anti hak-hak asasi manusia, dan secara khusus, tidak menghargaikehormatan pribadi kaurn r.l'anita. Karena itu, apa kiranya yang telahmendorong Anda membawakan hadis yang membenarkan seorangsuami memukul istrinya sekehendak hatinya, dan bahwa ia tidak bolehditanyai tentang perbuatannya itu? Sedangkan Anda tentunya menge-tahui bahwa hal seperti itu ditolak oleh Al-Quran rnaupun As-Sunnah?

"Saya hanya membawakan sebuah hadis sahih," jawabnya."Tidakkah Anda hafal hadis yang dirawikan oleh Muslim di dalam

Shahih-nya yang berbunyi, Sungguh settap hak akan dikembalihan padayang berh.ak, kelak pada Hari K'iamat, sampai-sampai seekor dombayang tak bertanduk akan diberi kesempatan untuk membalas kezalimandornba yang bertanduk terhadapnya. Adakah seorang istri yangdipukuli oleh suaminya, lebih tak berharga dalam pandangan Allah,daripada seekor domba yang ditanduk secara zaJim?"

"Kaum per€mpuan," jawabnya lagi, "sejak Siti Hawwa' sampaihari ini, memang seharusnya dicurigai dan diajar. Karena mereka,seperti yang disebutkan dalam hadis: Seand,ainya bukan karenaHawwa', tak seorang pun perernpuan akan menghhianati suaminya,sepanjang rnasa."

"Hawwii' tidak mengkhianati Adam," kataku. "Dan tidak p'rla

Bab X. PenutuP 2O7

mengeiabuinya sehingga ia makan dari pohon yang terlalang. Tuduhzul

sepe;ti itu, hanya berasiil dari kebohongan-keboliongan yang dilekatkanorang kepada Kitab Taurat!"-o'PJria

hakikatnya, Al-Quran seca-ra tegas telah menandaskan

bahwa Adam-]ah ,vang telah melarrggar larangan Tuhannva. Tetapikalian memang berada jauh dari tingkatan Al-Quran. Kerja kalianhanyalah mengutip pelbagai riwayat tertentu yang menjadi perintangjalan bagi seruan kepada lslam.-

Mengapu ..oting suami tidak boleh ditanyai tentang sebabnya ia

memukuli istrinya? Apakah kita ini mendidik anak-anak perempuan

kita, agar pada akhirnya diserahkan kepacia seorang pejantan, yang

boleh *ju *"nu*par mereka atau mengganggu mereka, tanpa dimintaipertanggungiawaban, Ci dunia dan di akhirat?^ o."ga" logika apakah kalian berbicara? sesungeultnltalah Alkthtid,ak berbuat zalim walaupun hap,Ta seberat zanah, Dan . . . barang-

siapa berbuat kejahatan. pastilah ia akan menerima Ltalasannya, dan

tiida ia akan mend,apatkan seorang penolang pun, terhadap Allah . . .

Hal itu pasti akan berlangsung kelak di akhirat. Adapun di dunia,

maka menjadi hak wanita untuk mengeluhkan segala penderitaannya

kepada keiuarganya, atau seorang penengah yang mewakiii kepentingan-

nya, ataupun seorang Hakim yang akan menginterogasi suaminya.f)an setelah itu, si istri boleh meminta haknya untuk melakukan

hhulu' (pembatalan perkarvinan dengan pembavaran tertentu dari pihakistri) atiupun rnenunnrt agal diceraikan oieh suaminya dengan alasan

penderitaan yang dialaminya"Anda vang berbicara atas nama trslam, Pasti akan menggoyahkan

keimanan orang pada Islam, dengan hadis-hadis seperti tersebut di atas

yang Anda bawakan!lvlasih ada lagi contoh lainnya, dari seorang penceraJnah yang getol

kepada kisah-kisah, ymg lebih tepat disebut sebagai dongeng-dongeng

yang penuh dengan keajaiban, dan yang amat menarik bagi pendengaran

orang awam.ia berkata bahwa sekarang i'i, Dajjni menghuni sebuah pulau di

antara pulau-pulau yang bertebaran di lautan sekitar Syam atau Yaman.

Dan ia, dalam keadaan terikat dengan belenggu, pernah dilihat oieh

Tamlm Ad-Diriy ketika kapal yang ditumpanginya bersama kawan-

kawannya tenggelam di salla" Mereka berhasil berbincang-bincang

dengan ,i Ouliaiyiurg, katanya, sudah hampir saatnya melepaskan diridari pulau itu!jKutu

si penceramah lagi, bahwa Fithimah binti Qais telah naerawi

kan "hadis" tersebut dalam suatu kisah yang panjang!

seorang mahasiswa yang iktrt mendengar kisah itu, bertanya

kepada ,uy"i "Dupatkah kita pergi berdarmawisata ke pulau itu untuk*.litr^t Dajjdl?" Saya berkatakepadanya: "Apa_-yang akan Anda laku-

kan dengai melihatnya? Sungguh banyak dajiAl $enipu dan pem-

208 Stucli Kritis atas Hadis Nabi saw.

bohong) di antara kita. Jika Anda membentengi diri dengan Kebenar-an, niscaya Anda akan selamat dari mereka dan dari pemimpin merekapada saat ia muncul!"

- T*y-rya lagi: "Tidak adakah orang yang pernah mengunjungipulau itu setelah Tamjm Ad-Diriy?"

Saya pun merasa lebih baik berdiam diri, lalu dengan cara yanghalus saya alihkan perhatian mahasiswa itu ke sebuah topik lainnyal

Armada-armada bangsa Romawi, Arab, Turki serta kaum Salibtelah sering mengarungi Laut Tengah dan Laut Merah sejak beberapabelas abad, namun mereka tidak menjumpai pulau ini.

Dan di zaman kita sekarang, setiap jengkal daratan dan lautantelah diobservasi. satelit-satelit pengintai mengambil gambar-gambar dikedalaman berbagai samudera. Di mana gerangan letak pulau iersebut?!

Akhirnya saya teringat kepada ucapan Umar bin Khaththab,ketika ia menolak hadis yang dirawikan oleh Fithimah binti eais,mengenai pemberian nafkah kepada seorang mantan istri yang tilahdicerai tiga kali. Kata Umar: "Kita tidak akan meninggalkan KitabTuhan kita serta sunnah Nabi kita, hanya karena riwayat seorangperempuan yang kita tidak tahu, adakah ia hafal dengan baik ataukahterlupa!"

. Menurut saya, kita pun seyogianya tidak membuka peluang bagisiapa pun untuk mendustakan Kitab Tuhan kita serta sunnih Nabi kit;,hanya karena hendak mempertahankan rilvayat wanita tersebut di atas,berkenaan dengan masalah lainnya.

Kafilah Al-Quran dan As-sunnah harus jalan terus tanpa hambat-4n...

Masih ada lagi satu masalah terakhir. yaitu bahwa ilmu pengetahu-an telah meyakini bahwa janin terbentuk dari sebuah sel mani yangmenembus dan membuahi telur seorang perempuan. Sel yang satu in-imelampaui ratusan juta sel lainnya yang berenang dalam cairan sperma.Dan pada saat ia mencapai tujuannya, mulailah tahapan pertama darikehidup an seorang manusia.

Apakah jenis kelamin ,janin itu laki-laki atau p€rempuan, ber_gantung pada sel mani itu, bukan pada cairan (atau telur) si wanita.Bahkan para sarjana menyatakan bahwa kelembaban yang melicinkansaluran rahim pada saat berlangsungnya hubungan setsual, tidakdinamakan "air mani" kecuali secaJa majdz, dan tak ada kaitannyadengan pembentukan jenis kelamin pada janin.

P.ara sarjana juga telah mengambil gambar-gambar sel mani yangberjenis kelamin lakilaki, dan yang lainnya yang berjenis kelaminperempuan. sebagaimana mereka juga telah berhasil mempertemukanantara' sel mani <iengan telur wanita dalam tabung-tabung tertentu.

Bahkarr, jika diperhatikan dengan saksama, sesungguhnya Al-Quran telah terlebih dahulu menunjukkan kepada kenyataan teisebut.Yaitu dalam firman Allah: . . . dnn bahwasanya D;o-tah yang mencipta-

Bab X. Penutup 209

kan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabiladipancarkan . . . (An-Najm: 45-46).

Demikianlah, keyakinan pasti yang ditimbulkan oleh wahyu danilmu tidak boleh dikalahkan oleh pengetahuan berdasarkan dugaan(zhann) yang diriwayatkan dalam sebuah hadis hhitd, dan yang oleh siperawi dinyatakan, secara keliru, bahu'a jenis kelamin pere.rrrpuan ter-jadi karena dominasi atau lebih cepatnya "air" si wanita daripada "air"si laki-laki!

Hadis-hadis ahttd harus dimundurkan apabila berhadapan dengannash Qur'?tni atau kebenaran ilmiah ataupun fakta historis. Atau, se-

bagaimana dinyatakan oleh para pengikut mazhab Maliki, harus mundurdi hadapan praktek amalan penduduk Madinah. Atau, di hadapan qiyasqath'ty, sebagaimana dinyatakan oleh para pengikut mazhab Hanafi.

Demikian itulah yang telah dihidayahkan kepada saya. Jika itubenar, maka ia adalah berasal dari Allah. Dan jika itu salah, maka ituberasal dari saya sendiri. Dan saya beristighfir kepada Allah, dari awalsampai akhir.o

INDEK KUTIPAN AYAT AL-QURAN

Surah Ayat Hal

e

(Ali Imran)

2(Al-Baqarah)

4(An-Nia')

5(Al-Ma'idsh)

6(Al-An'am)

7(Al-A'raf)

34029 89,103

172 lto9T 36

ll4 16148 5l

r5l-152 135168 10922' 192229 61230 69234 69241 6E

2b4 4026V 4027b 89,121282 74

3l 2536 t2459 r72

104 175164 135170 S2195 63

t746485067

103119142

r43-t44145164

32 146,13 149, 18558 19474 ilg

r72 t77t72-t74 178,186179 186186 180204 36

349094

105

64201199148

r8782328238

s8892828

13229

93497(At-Taubahi 5l 173

129 134

10 59-60 100(Yunus)

l3 17 19(tu-Ra'd)

Surah Ayat Hal

t65133

14 22(Ibrahim) 46

r20114

16(An-NahI)

t7(At-lcra')

841{Al-Anfal) 58

l8 29(Al-Kahfi) 59

l9 7b(Maryam)

20 l5(Thaha)

44 14880 r1297 64, ll8rcz 36

14 189l5 15035 12858 15164 r20

175l5l

181

r89

2r 19-21 126(Al'Anbiya') 108'109 197

109 153

22 8-10 183(Al-Haii) 29 132

36 2E

59 13841 2370 r72

23 97-98 130(Al-Mu'minun) 99-:.00 l8'i

103 184l0el07 184108-110 184

lll lE5

2lr

212 Studi Kritis atas Hadis Nabi saw.

Surah Ayat Hal.

24(An-Nur)

26(Ary-Syu'ara')

27(An-Narrl)

30(Ar-Rum)

3l(Luqman)

E2(ArSajadah)

5E(Al.Ahzab

94(Saba')

35(Pathir)

4l(Furhrhilet)

42(Ary-Syura)

E0 533l 55,5E353

6l lr0

165-166 '194

192-196 36

2330-3r

s944

l326

33

9-104t-44

66734

100r79

66666666

9l105

3E

181ll4

60

I 172l2-lg 127

lE 10920-21 120, r27

15 18622 39

27-2830

179lE8

1268E

295l

Surah Ayat Hal.

50(Qar)

53(An-Nqim)

54(Al-Qarnar)

57(AtHadid)

59(AI-Haryri

62(At-Jum'ah)

66(At-Tahrim)

o/(Al-Mulk)

6E(Al-Qaiam)

76(Al-Iruan)

E1(At-Takwir)

9l(Ary-Syarru)

2*29 rto

4.10 3728 r25

39-40 1894e46 209

2$31 67

2A

22

l0

24

J

Il3-14

42-48

7

t85

t74l7t

t5+

l3t

19-21 36

slo 23

INDEK

'Abdul-'Aziz bin Baz, 727Abu Bakar AlJashshash, 58Abu Bakar'r. a., 152, 202Abu Hanifah, Imam, ll, 12,68, 7 7, 89Abu Hurairah, 11, 42,724:\bu Musa Al-Asy'ari, 105Abu Nu'aim, 203Abu Thalib, 149, 150(c)ithad, badis, 1 1 , 33, 86, 124, 158ahl adz-dzimmah, 32Ahmad Bahauddin, 140Ahmad Bahjat. 185Ahmad Syakir, 160Ahmad ibn Hanbal, Imam, 126ArDS, 141, 192Aisyah r.a., 10, 11, 31, 37, 38Ak am A l-llI arj an (bukw), 126Al-Albani,27Ali bin Abi Thalib r.a.,46,53, 76, 89,

168,191asbab al-uurud, 9Ay at-Ayat Sefan (buku), 27

Badar, 85; perang-, 10Badruddin Az -Z arkasy i, 8

Al-Baihaqi, 145Balqis, Ratu, 66basmalah, tentang ucapan, 73, 81bay'at,761bi'at, 702Bukhari, 37, 83, 113Buraidah, 10Al-Burdah,92Al-Bushiri,92

dajjal, 151 ,152,207demokrasi modern, 167, 168diyah, 33,34dzimmi,34

SUBJEK

fa'i,202faqih, 26Fathul Bari, 27Freud,129

ghanimah,2O2gharabah, 83Al-Gharaniq, hadis, 27, 196Al-Ghazali, Imam, 95; tentang keindah-

an dan seni, 102, 106Golda Meir, 62, 65, 67

hadis, pemahanan tekstual dan kon-tekstual atas, 8,9

Al-Harits Al-A'war, 147harts, 192llasan A1-Banna, 157Hayat 4sh-Shahabah, 2OlAl-Hilyah,203hisab, 151;754hulul, 84

Al-I'tisham,93Ibn Al-Jauzi, 160Ibn Al-Qayyim, 82Ibn Ar-Rumiy,'57Ibn Hajar, 27, 82Ibn Hazm, 64, 6b, 7 4, 7 5 ,7 7 , 88Ibn Ishaq, 49IbnJarir, S8Ibn Katsir, 31, 58Ibn Khuzaimah, 7lIbn Mas'ud, 90Ibn Qudamah, 58Ibn Rajab, Al Hafizh, 83Ibn Sa'd, 29Ibn Taimiyah, 68, 126, 195iima', 12ijtihad, 791

213

214 Sndi Kritis atas Hadis Nabi sau.

'illah qadihah, 26,32,44,67 ,189Indira Gandhi, 67ittihad, 84

Jabir bin Abdullah, l0jabr (fatalisme), 17 4, 1 77, 1 85, 190Jamal Abdul Nasser, 106al-jarh wa at-ta'dil, 147 (c)

Jibril, 35-38Jihad Ad-Da'ruaft (buku), 133jizyah, 203

Kanz Al-Ummal,204khamr, tentang,90Al-Khubbab' bin Al-Mundzir, I 0

Lenin, 137

Ma'ruf Ad-Dawalibi, 34ma'shum, 192majhul, 7 6,89Milik, Imam, l1Al-Manar, 83,123,727Maryam Jamilah, 99, 100a l-m as halih al-m ur salah, 1 66rnatruk, 89Al-Maziriy,43mit'ah,63Mu'awiyah,89Mu'tazilah, 122,157Al-Mughni,58Al-Muhalla, 75, 160Muhammad Abduh, 83, 15?Muhammad Ahmad Utsman, 83Muhammad Al-Ghazali, 7, 10, l1Muhammad Hamid Al-Fiqqi, 188Muhammad bin Abdul-W ahhab, 27Muhammad saw., Nabi: perannya se-

bagai manusia agung, 9; dan perang,138; tentang melihat Allah, 38

mulhid, 44,46Al-Mundziri,48, 73Musa a.s., Nabi, 41, 42, 44Musailimah, 139Muslim, 37,113Musnad Ahmad,84,203Al-Mustadrah, 204Mustafa Az-Zarqa',33Mustalaq, Bani, 132, 198musthalah hadits, 72mut'ah, 63(c)Al-Muuaththa', 35, 17 6

n a' iy, p enghatarmarl, 47Nafi', 132, 192, 193Nashb Ar-Rayah,204naskh, 57An-Nawawiy,47niqab,56,88Nisfu Sya'ban, perayaan malam, 88

Picktall, Muhammad Marmaduke, 101

Al-Qadhiy lyadh, 43, 156Al-Qarafi, Imam,9Qardhawi, 149Al-Qardhawi, Yusuf, 80, 149qishash, 32, 33, 7 4qiyas, SlQuraizhah, Bani, 9Al-Qurthubiy, 58

Rasyid Ridha, 83, 84, 122Riba, tentang , 82, 122ruqyah, ll9

Sa'ad bin Abi Waqqash, 144Saleh a.s., Nabi, 66Salman Al-Farisi, 144Salman Rushdie, 27Shafiyyah, 123Shahih Bukhari, 72,84, 156Shahih lbn Hibban, L44Shahih Muslim, 72shalat: hadis tentang, 160, l6l;

tahiyyat al-masjid, 34; tarawih, 71Sirah Ibn Hisyam, 198siyasah syar'iyyah, 33Sulaiman a.s., Nabi, 66,727sunnah muahkadah, TO

Asy-Syafi'i, Imam, l2Asy-Syathibi, 93Syauqiy,95,96, 158Syi'ah, 63(c), 147(c)syzra, tentang, 166At-Tafsir Al-Kabir, 58Tahdzib At-Tahd,zib, 84Tafsir Al-l[us&z/ (buku), 114tajsid,lSTtajsim, 157; paham, 100talak, tentang, 50Tamim Ad-Dariy, 152taqlid, 81 , l7 7

Targhib wa At-Tarhib, 48,143tasyayyu', 147At h-Thabaq at Al- Kubra, 29Tha-if, 139

thulaqa', 766trinitas, paham, 100Tsamud,66, ll5

Uhud, perang, 135Umar bin Khaththab r.a., 29'Umrah Al-Qadha', peristiwa, 140

Indek

uswah hasanah, 79Utsman bin Affan r,a.,?4, 145

Zaid bin Haritsah, 196ZainabbintiJahsY, 196zakat, tentang, 40Zhahiri, rr'azhab, 7 0

215

Buku yang dalam edisi bahasa Arabnya telah mendapat sam-butan luar biasa hingga mengalami lima kali cetak ulang selamalima bulan berturut-turut (Januari- Mei 1989) ini, adalah buku yangmencoba mempertanyakan hadis-hadis Nabi saw. yang termuatdalam kitab-kitab Hadis Sahih. Benarkah Nabisaw. mengucapkanhadis-hadis berikut "Orang mati diazab karena ratapan keluarga-hVo", "Pastilah gagal suatu kaum yang menyerahkan urusan me-reka kepada seorang perempuan", "seandainya bukan karenaHawwa, tidak seorang pun perempuan akan mengkhianatisuami-tryd", "Daging sapi adalah penyakit", "Musa a.s. menonjok matamalaikat maut ketika hendak mencabut nyawanya hingga menja-dikannya buta sebe.lah", dan "Rasutullah saw. menderita setamaenam bulan karena sihir yang ditujukan kepada beliau oleh se-orang Yahudi".

Dengan mendasarkan kajiannya atas pendapat paraahlihadis (yangseringkali memahami hadis secara tekstual saja) dan para tuqaha'(yang berusaha memahami hadis secara kontekstual), Syaikh Muham-mad Al-Ghazali berupaya meletakkan hadis-hadis Nabi saw. secaraproporsional. la mengajak para ulama agar melakukan penelitian ulangguna membersihkan hadis-hadis tersebut dari cacat-cacat perawian-nya dan menghindarkannya dari pemahaman yang keliru. Ia bahkan"menggugat" beberapa hadis yang digolongkan sebagai "sahih" namunmatn (redaksi)-nya patut dicurigai karena mengandung cacat atau ke-janggalan tertentu. Buku inisemakin lengkap dan penting dengan ada-nya pengantar Dr. Muhammad Quraish Shihab yang memberikan wa-wasan luas tentang hal-halyang berkaitan dengan ilmu hadis, ilmu fi-qih, dan ushul fiqh.

. Syaikh Muhammad Al-Ghazali adalah seorang da'i terkenal, penulis produktif(tidak kurang dari empat puluh buku telah ditulisnya), dan mantan aktivis Al-lkhwan Al-Muslimun, di samping seorang ulama beraliran Salafi. Dua karyanyayang pemah diterbitkan oleh Mizan adalah Keprihatinan Seorang Juru Dalcwah(19&4) dan Al-Ghazali Menjawab 40 Soal Islam Abad N (1989).

^atualPEf,EBBIT ITIZTI|

XHAZANAH ILMU.ILMU ISLAM