Fine Art Photography

13
Fine Art Photography by ENCHE TJIN on DESEMBER 25, 2014 Di acara sharing dan gathering Infofotografi akhir tahun 2014, kita kedatangan fotografer muda, Tandika Cendrawan yang memberi kita wawasan tentang fine art photography (atau dikenal juga dengan conceptual photography). Fotografi terbagi menjadi beberapa aliran besar, antara lain dokumenter (merekam apa yang nyata baik benda/orang atau peristiwa). Komersial (foto dengan tujuan untuk tujuan membantu untuk menjual sesuatu seperti untuk iklan, brosur, fashion, dan produk lainnya dan tentunya Fine Art photography. Dari ketiganya, aliran fine art ini lebih sedikit praktisinya. Mungkin karena tingkat kesulitannya yang cukup tinggi, membutuhkan waktu yang cukup banyak dan lebih sulit menghasilkan uang secara langsung. Fine Art Photographer biasanya mendapatkan uang dari menjual karya foto cetak secara langsung lewat pameran/galeri seni.

Transcript of Fine Art Photography

Fine Art Photographyby ENCHE TJIN on DESEMBER 25, 2014Di acara sharing dan gathering Infofotografi akhir tahun 2014, kita kedatangan fotografer muda, Tandika Cendrawan yang memberi kita wawasan tentang fine art photography (atau dikenal juga dengan conceptual photography).Fotografi terbagi menjadi beberapa aliran besar, antaralain dokumenter (merekam apa yang nyata baik benda/orang atau peristiwa). Komersial (foto dengan tujuan untuk tujuan membantu untuk menjual sesuatu seperti untuk iklan, brosur, fashion, dan produk lainnya dan tentunya Fine Art photography.

Dari ketiganya, aliran fine art ini lebih sedikit praktisinya. Mungkin karena tingkat kesulitannya yang cukup tinggi, membutuhkan waktu yang cukup banyak dan lebih sulit menghasilkan uang secara langsung. Fine ArtPhotographer biasanya mendapatkan uang dari menjual karya foto cetak secara langsung lewat pameran/galeri seni.

Karya Oleg OpriscoLalu, foto apa yang termasuk seni (art), yang mana yangmerupakan craft (ketrampilan). Fotografi sebenarnya termasuk keduanya, art and craft. Fotografer yang cenderung mementingkan teknik foto, peralatan (kamera, lensa), komposisi desain, berarti lebih kuat di craft-nya. Sedangkan fotografer yang cenderung art, biasanya lebih peduli dengan makna (meaning), concept (ide) dan mood dan emosi.

Bukan berarti fotografer fine art tidak peduli teknik, tapi sebaliknya perlu menguasai teknik foto dan editingsupaya pesan / konsep foto tertuang dengan sempurna di hasil akhirnya. Biasanya, yang termasuk fine art photography biasanya adalah:

1. Sesuatu yang abstrak dan simbolis/konsep

Yang dipentingkan oleh fotografer Fine Art adalah maknadi balik apa yang didalam foto. Contoh: Payung sebagai simbol pelindung. Angsa sebagai lambang romantis. Kursisebagai lambang santai, rileks. Lonely tree melambangkan kesendirian/isolasi.

2. Mengunakan efek khusus, properti dan editingMembangkitkan perasaan tertentu merupakan tujuan dari fotografer Fine Art, maka itu tidak sedikit efek khususseperti lighting, asap, air, kostum, make-up, editing. Tujuannya adalah untuk mendramatisir suasana dan membangkitkan mood/emosi pemirsa.

Karya Brooke ShadenFine art photography bukan:

1. Dokumentasi dari kehidupan atau benda sekitar secaranyata dan akurat.Fotografer Fine Art tidak mementingkan peristiwa, tempat, dan objek foto kecuali jika memiliki makna/emosi yang tersirat. Contoh: Liputan foto keluarga saat jalan-jalan, foto produk, portrait kecantikan, fashion, human interest dan lain lain.

2. Cuplikan / detail dari benda atau lingkunganYang menarik karena bentuk, susunan, dan tekstur, tapi tidak menggugah emosi atau memiliki makna yang mendalam. Contoh: Sisi kota atau bangunan tua, desain, detail lainnya.

Cuplikan dari kios di sebuah pasar tidak termasuk Fine Art Photography, tapi hanya sebuah desain. – foto Enche TjinUntuk membuat foto fine art, perlu ada hubungan emosi yang kuat antara fotografer dengan objek fotonya. Maka itu, biasanya fotografer fine art memilih objek/lingkungan yang disukainya. Contohnya ada yang suka alam bebas, ada yang suka tempat tertutup. Ada yang suka motret makro karena memang suka dan memahami prilaku serangga, dan sebagainya.

Kesuksesan dari fine art photographer tergantung dari apakah maksud/perasaan fotografer yang ingin

dikomunikasikan sampai ke pemirsa, dan tentunya merupakan hal yang tidak mudah.

Saat ini, banyak juga pengaruh fine art ke fotografi jenis lainnya, misalnya fine Art wedding photography, fine art portrait, fine art fashion bahkan fine art photojournalism.

Beberapa referensi fotografer terkenal di bidang fine artBrooke ShadenOleg OpriscoAlex StoddardAndreas GurskyFotografer bidang lain tapi sangat dipengaruhi oleh Fine Art:Ansel Adam (landscape)Henri Cartier Bresson (photojournalism dan street photography)Sebastiao Salgado (Documentary photography)Steve McCurry (portrait and travel photography)Peter Lik (landscape)Jose Villa (wedding)Jeff Ascough (wedding & portrait)Zhang Jingna (fashion & portrait)——————Jadwal kursus kilat dan workshop fotografi bisa dibaca disini.

(22) FINE ART OF PHOTOGRAPHY = PHOTOGRAPHIC ART = PHOTO ART = FOTO SENI12/01/2013 · by indrawidi8xpresif · in fotografi, photography. ·Baca: Fine Art, adalah Seni Murni, yang datang dari: Fotografi, atau, Seni ini (yang dibicarakan) adalah ‘sebuah: subyek’ yangmuncul dari dalam Fotografi itu sendiri. Dan sesuai dengan urutan penyebutan bahasanya, saya lebih menegaskan kepada pemakaian kata: ‘Fotografi’ terlebih dulu, dan kemudian kata ‘Seni’ akan mengikutinya. Dan saya akan menuliskannya: ‘Fotografi Seni’ (Photographic Art), terlebih dulu -lengkap, tanpaharus menguranginya menjadi: ‘Foto Seni’, karena pada beberapapemahamannya, akan berbeda, antara Fotografi dan Foto itu sendiri, -walau dipergunakan untuk pengertian yang saling mewakili. Penulisan menjadi: Foto Seni, akan menjadi peringkatkedua dalam penggunaannya, -untuk pemahaman yang sudah melampaui definisi fotografi itu sendiri. Fine Art (of) Photography, merupakan pencapaian ‘Realitas Murni’ yang obyektif. Bahkan, ke-obyektifitas-an dalam fotografi dari awal kelahirannnya, hanya dipahami secara obyektifitas dari keteknisan proyeksinyasaja.

MetamorphotonsPemakaian kata ‘Foto’, pada dasarnya lebih identik dengan: hasil fotografi (photograph) -dalam kajian bahasa Indonesia, sedangkan Fotografi, adalah keilmuan dan studi secara keseluruhan. Fotografi merupakan keilmuan teknis proyeksi optik yang sangat ketat. Sejak dari awal dan dasar dari penemuan Fotografi, bahkan tidak mengenal dengan apa yang disebut: Seni. Apalagi ketika dikaitkan dengan apa yang didefinisikan sebagai Seni Rupa. Itu terjadi setelahnya dan nanti, ketika kita menguasai dasar fotografinya terlebih dulu,dan jangan coba-coba mencari jalan pintasnya, karena penggalansistem dalam fotografi akan banyak yang hilang dan menjadi kabur. Fotografi, identik dengan teknologi yang terkait dengan optik dan energi, -sesuatu yang nyata dan ke-benda-an (dalam konsepsi:visible light). Namun, dalam proses perkembangan dan hasilvisualnya, fotografi mempunyai pengaruh yang luar biasa, mencakup hal eksistensi kepada hasilnya. Ketika pada tahap ini, yang kemudian dibicarakan adalah tentang subyektifitas

apresiasi di banyak arah dan komunikasi (Vision). Fotografi adalah teknis pencapain visual (yang obyektif) dan proyeksi selanjutnya akan meliputi ke-subyektif-an visual itu sendiri. Dalam rumus matematika-fisika, proyeksi fotografi akan mencapai kepada satu titik pembahasan tentang ‘energi’ dari ‘invible light‘. Rumus berkesinambungan bolak-balik, dari visible lighthingga kepada invisible light (electromagnetic). Apresiasi atau punEkpresi, adalah energi dari invisible light itu sendiri. Bila Fotografi adalah Fotografi, definisi keilmuannya lebih lanjut akan lebih mudah dipahami. Bahkan ‘penambahan’ kata ‘Art‘ atau ‘Fine Art‘ juga tidak terlalu banyak dibicarakan, karena disitu sudah berisi akan ‘kepentingan’ – yang lain. Fotografi adalah visual dari rumus energi dan optik, dan hal yang jarang dibicarakan adalah: energi verbal (teori: Vision). Verbal adalah proyeksi energi visi dalam perhitungan ‘cahaya hitam’ (invisibe light), dan Visual adalah proyeksi energi optik dari ‘cahaya putih’ (visible light). (Lihat dalam penulisan sebelumnya)Bila berbicara ‘seni’ dalam definisi ‘fine-art‘ di fotografi, mungkin sejuta apresiasi bisa dimunculkan, secara subyektif, dan tidak akan pernah selesai. Namun, bila dikaji bahwa fine-art dalam fotografi adalah ‘seni’, yang muncul dari dalam (isi), dan dasar dari hasil fotografi secara obyektif, akan lebih mudah dipahami. Bahkan seni yang muncul dari dalam fotografi, tidaklah rumit. Seni dalam fotografi sangat terukurdan bisa didefinisikan. Tidak ada yang perlu ‘disembunyikan’, namun keunikan isi dalam fotografi menjadi sebuah ‘teka-teki’ yang harus dimunculkan dan diulas lebih dalam. Apresiasi dan Ekspresi menjadi urutan kedua, ketiga, dan seterusnya, bahkan menjadi tidak penting pada proses awal. Apresiasi dan Ekspresi, yang subyektif, tidak muncul dari luar isi dan hasilfotografi itu sendiri, karena fotografi adalah studi dan hasilyang realitis dalam teknis yang ketat. “Apa yang dilihat dan apa yang akan dihasilkan” -dalam sebuah proses fotografi, ini adalah benar-benar definisi kunci. Bahkan, kita bisa membuat banyak definisi lanjutan tanpa harus‘meminjam’ definisi kata seni yang lain (yang sudah terlebih dulu eksis). Demikian juga nantinya, fotografi akan mempunyai semakin banyak definisi seni miliknya sendiri. Fotografi berbicara tentang realitas yang terjadi, dan kemudian

terproyeksi secara alami, hingga mampu mengeluarkan ke-obyektifitas-annya sendiri, bahkan lebih kuat dari realitas itu sendiri, inilah yang akan mempengaruhi visi kita. Bahkan bisa saja terjadi, kuatnya realitas fotografi, bisa hingga lebih kuat dari realitasnya sendiri, menjadi sesuatu yang seakan tidak bisa dijelaskan dan diartikan, -ini yang rancu dan keliru. Fotografi terletak dalam wadah realitas, bukan wadah imajinatif.

Stranger UnpredictableLebih gamblang lagi, yang dimaksud ‘fine art‘ dalam fotografi tersebut, sebaiknya jangan didefinisikan sebagai Seni Rupa (Seni Lukis), namun, pemahamannya lebih tepat kepada: Seni Murni (Orisinalitas yang muncul dari: Fotografi) -saja, yang berarti membicarakan kemurnian dan ke-orisinalitas-an dari keilmuan fotografi itu sendiri. Namun, hingga kini, pemakaian ‘fine art photography‘ dalam kajian ‘imbas’ seni rupa masih dipergunakan. Mungkin masih available, namun perlu dipahami sajabahwa definisinya tidak sama bila Fotografi Seni, diterjemahkan dalam definis keilmuan Seni Rupa. Fine Art dalam fotografi, berarti dasar pencapaian kemurnian akan penguasaan teknis, dan kemudian mendefinisikan serta menyampaikannya secara detil, tentang apa yang ada dalam isi hasil fotografi tersebut. Realitas Murni (Photography) tersebut, adalah proyeksi visual optik, merupakan definisi dari ‘cara melihat’, sedangkan proyeksi selanjutnya adalah terletak pada pemahaman ‘cara memandang’ yang didefiniskan sebagai Realitas Alternatif. Dan ‘keterlibatan’ atas Ekspresi, Apresiasi, dan Interpretasi, merupakan imbas dari proyeksi Realitas Murni. Kedua faktor

berkesinambungan tersebut, adalah rangkaian proyeksi yang normal, dan wajar. Tugas seorang seniman fotografi (fotografer) harus mampu membuat ‘benteng’ definisinya sendiri, bagaimana membuat hasil karyanya tetap berada dalam wilayah fotografi murni, yang tidak keluar dari jalur keilmuan, tidak menambahkan elemen lain selain faktor cahaya, melebih-lebihkan teknis, dan membuat manipulasinya, dengan faktor dan aspek diluar keilmuan dasar proyeksi dari fotografi.Pada satu titik pembicaraan yang jarang ditampilkan terbuka adalah:Statement atau penyampaian maksud, dari fotografer / seniman fotografi atas karyanya sendiri. Mereka jarang mengemukakan ide, maksud, dan tujuannya atas karya fotografinya sendiri. Hal sederhanayang seharusnya dilakukan adalah menuliskannya, lewat judul, isi besar, atau deskripsinya. Tanpa adanya statement fotografi tersebut, hasilnya bisa menimbulkan ‘depresi ekspresif’ / ‘depresi apresiatif’kepada dirinya sendiri atau orang lain, sehingga bisa keliru penafsirannya. Penyampaian statement itu termasuk bisa juga mempergunakan media: Suara / Sound.Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, realitas dalam fotografi, sangatlah kompleks. Realitas tersebut sangat terkait dengan energi proyeksi cahaya (photon), yang meliputi 3 elemen besar,yakni: mata >< otak >< alat perekaman, yang saling terkait berkesinambungan. Dan dengan fotografi, semua itu sangat mudah didefinisikan bila kita menyempatkan diri untuk memperdalamnya dengan lebih detil. Dan ketika semua itu sudah bisa didefiniskan dengan lebih detil, maka saya sudah bisa menyebutkan ‘Fine Art of Photography‘ itu adalah Seni-nya Fotografi sendiri, dan dituliskan dengan: ‘Photographic Art‘ atau ‘Photo Art‘ atau Fotografi Seni –Foto Seni. Ketika sampai pada penyebutan dengan ‘Foto Seni’ ini, saya bukan hanya membicarakan ‘hasil’ yang tercetak atau ditampilkan saja, namun keseluruhan imbas dan keilmuannya, baik secara Interpretasi, Apresiasi, maupun Ekspresi di dalamnya.

PENGERTIAN FINE ART PHOTOGRAPHYPosted by Malika Muchtar on Jan 16, 2014 in Articles | 0 comments

Kalau sebelumnya kita sudah membahas macam-macam genre fotografi, kali ini kita mau membahas salah satu genre dari fotografi.Genre foto tersebut adalah Fine Art Photography. Kalau dengar genre ini pasti yang pertama kali terfikirkan adalah seni fotografi. Tidak salah memang tapi tidak hanya sekadar seni yang terkandung di dalam Fine Art Photography.Fine Art Photography atau bahas lainnya adalah Art Photographyini memiliki artian Fine Art Photography adalah cabang fotografi yang lebih menitikberatkan nilai estetika dan intelektual dalam karya-karyanya. Jadi selain indah foto tersebut juga mengandung arti. Foto yang ada pada sebuah foto Fine Art dikenal sebagai salah satu foto yang sulit dimengerti. Memang benar karena tidak semua orang dapat menerjemahkan suatu foto.Fine Art Photography diciptakan oleh seorang fotografer sesuaidengan visi dari seorang fotografer itu sendiri. Fotografi iniberlawanan dengan fotografi representasional, seperti

photojournalism yang menyajikan visual documenter subjek dan peristiwa tertentu. Fine Art Photography biasanya digunakan untuk mengiklankan suatu produk atau jasa tetapi tak jarang Fine Art digunakan untuk menceritakan suatu seni murni yang ditemukan oleh seorang fotografer. Fine Art akan sering kita jumpai di museum atau gallery.Dalam membuat sebuah foto Fine Art ada 3 elemen besar yang sangat penting yaitu, mata, otak dan kamera yang saling berkaitan. Seseorang dikatakan mengerti Fine Art ketika ia sudah mengerti suatu foto seni secara ilmu pengambilan foto, baik secara intrepretasi, apresiasi dan ekspresi makna dari suatu foto Fine Art.Bagaimana sampai sini sudah mengerti kan apa maksud dari Fine Art Photography itu. Tidak gampang memang tetapi apabila kita mengerti suatu foto itu bisa menghasilkan banyak arti yang tersembunyi. Nah, kalau kamu tertarik menjadi seorang fotografer kamu bisa ikutkursus fotografi. Apabila ingin lebihmendalami lagi kamu bisa juga lho menyandang gelar sarjana di Griffith University dengan mengikuti Bachelor Program. So, ditunggu karyamu.