Ekstraksi Buas Buas dengan Metode Maserasi

10
LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI “PEMBUATAN EKSTRAK DAUN KECIPIR DAN DAUN BUAS- BUAS MELALUI METODE MASERASI” OLEH: NAMA : IRWIN SEPTIAN NIM : F05110003 KELOMPOK : II PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Transcript of Ekstraksi Buas Buas dengan Metode Maserasi

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

“PEMBUATAN EKSTRAK DAUN KECIPIR DAN DAUN BUAS-BUAS MELALUI METODE MASERASI”

OLEH:

NAMA : IRWIN SEPTIAN

NIM : F05110003

KELOMPOK : II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAUN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosespembuatan ekstrak daun kecipir dan buas-buas denganmetode maserasi.

B. DASAR TEORIEkstraksi

Simplisia dapat digunakan secara langsung ataudiolah menjadi suatu bentuk sediaan herbal. Untukmemudahkan dalam proses produksi sediaan herbal dilakukansuatu proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan prosespemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakanpelarut. Dengan melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang adadalam simplisia akan terlepas.

Terdapat beberapa istilah yang perlu dietahuiberkaitan dengan proses ekstraksi antara lain: Ekstraktan/menstrum: pelarut/campuran pelarut yang

digunakan dalam proses ekstraksi Rafinat: sisa/residu dari proses ekstraksi

Dalam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Jumlah simplisia yang akan diesktrak Derajat kehalusan simplisia Jenis pelarut yang digunakan Lama waktu ekstraksi Proses Ekstraksi Metode ekstraksi (Pramastya, 2011).

MaserasiMaserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisiadalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembusdinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandungzat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanyaperbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalamsel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekatakan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga

terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luarsel dan di dalam sel.

Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air,etanol, air-etanol atau pelarut lain. Bila cairan yangdigunakan adalah air maka untuk mencegah timbulnya kapangdapat ditambahkan bahan pengawet yang diberikan diawalpenyarian. 

Keuntungan metode ini adalah cara pengerjaan danperalatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan.Kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyariaannyakurang sempurna (dapat terjadi kejenuhan cairan penyarisehingga kandungan kimia yang tersari terbatas). Padametode maserasi ini, perlu dilakukan pengadukan untukmeratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuksimplisia sehingga tetap terjaga adanya derajatkonsentrasi yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalamsel dengan larutan di luar sel (Anonim, 2011).

SimplisiaSimplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan

sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun jugadan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telahdikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral).

Berikut beberapa jenis simplisia:1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman

utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yangdimaksud eksudat tanaman ialah isi sel yang secaraspontan keluar dari tanaman atau yang dengan caratertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabatilainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan daritanamannya.

2. Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewanutuh, bagian dari hewan atau zat-zat berguna yangdihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3. Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yangberupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolahatau telah diolah dengan cara sederhana dan belumberupa zat kimia murni (Anonim, 2011).

Ekstrak punya 3 bentuk fisik, yaitu cairan, setengahpadat/ kental dan serbuk kering. Untuk ekstrak cair bisadibuat dengan menyari simplisia dengan pelarut tanpapelarutnya diaupkan, atau menambahkan sjumlah pelarut kedalam ekstrak kental sehingga ekstrak tersebut jadi cair.Yang pertama biasanya dinamakan tingtur, yang keduadisebut ekstrak cair.

Berdasarkan komposisi :

1. Ekstrak alami, ekstrak murni, sediaan obat herbal alami(Native Herbal Drugs Preparation) : kering (sicca),berminyak (oleoresin).Tidak mengandung solvent (air, etanol), eksipien(maltodekstrin, laktosa, sakarosa).

2. Ekstrak non alami, sediaan ekstrak herbal, sediaanekstrak (Non native Herbal Drugs Preparation). Ekstraknon alami dapat berbentuk :extracta spissa (campurangliserin, propilenglikol); extracta sicca(maltodekstrin, laktosa); extracta fluida, tingtur

(tinctura), (air, etanol); sediaan cair non alkohol(gliserin, air) ; dan maserat berminyak.

Ekstrak juga berdasarkan komposisi yang ada didalamnya dibagi menjadi ekstrak murni dan sediaanekstrak. Disebut ekstrak murni kalo ekstraknya tidakmengandung pelarut maupun bahan tambahan lainnya. Ekstrakseperti ini biasanya merupakan produk antara, bersifathigroskopis dan memerlukan proses selanjutnya untukmenjadi sediaan ekstrak.

Ekstrak non alami atau sediaan ekstrak herbalmerupakan pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni,untuk dibuat sediaan ekstrak, baik kental maupun serbukkering untuk selanjutnya dibuat sediaan obat sepertikapsul, tablet, cairan dan lain-lainnya (Halim, 2013).

BAB II

METODOLOGI

Pelaksanaan praktikum dilaksanakan di LaboratoriumPendidikan Biologi FKIP Untan mulai dari 28 Maret 2013 sampai21 Juni 2013. Peralatan yang digunakan antara lain beaker glass,drigen, hair dryer, neraca digital, batang pengaduk,corong, kipas angin,cawan petri, gunting, erlenmeyer,botol kaca, dan neraca tigalengan.Adapun bahan yang digunakna antara lain daun kecipir(Psophocorpus tetragonolobus), daun buas-buas (Premna cordyfolia), etanol96%, kapas, kertas saring, air bersih dan label.

Proses dimulai dengan pengambilan daun buas-buas dan daunkecipir masing-masing dengan berat basah 2 kg. Selanjutnyadilakukan pengeringan dengan cara diangin-anginkan, kemudiandihaluskan dengan dipotongan-potong kecil dengan ukuran ± 1cm2. Dilakukan penimbangan berat kering dan diperoleh hasilnyayaitu kecipir (P. tetragonolobus) sebanyak 428,3 gram dan (P.cordyfolia) sebanyak 496,2 gram. Selanjutnya dimaserasi denganetanol 96% sebanyak 10 liter selama 48 jam, kemudian disaring,dan residunya dimaserasi lagi. Maserasi dilakukan terus sampai14 kali dengan penambahan etanol dari 1 liter sampai 3 liter.Hasil penyaringan evaporasi dengan menggunakan kipas anginsampai terbentuk ekstrak kental, dipindahkan ke botol kaca dandihitung dihitung berat ekstrak. Dievaporasi hasil saringandaun kecipir dan daun buas-buas menggunakan kipas angin. Hasilevavorasi berupa endapan ditimbang dan disimpan dalam botolkaca yang gelap. Lalu, ekstrak ini dipanaskan diatas hotplatehingga etanol dalam ekstrak benar-benar menghilang dantertinggal ekstraknya saja.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATANTabel 1. Berat basah, berat kering dan kadar air.

No Tanaman Berat Basah

Berat Kering

Kadar air

1 Kecipir (P. tetragonolobus)

2 kg 0,4283 kg 1, 5717 kg

2 Buas-buas (P. corbifoli)

2 kg 0,4962 kg 1, 5038 kg

Tabel 2. Rendemen

No Tanaman Berat simplisia

Berat ekstrak

Rendemen

1 Kecipir (P. tetragonolobus)

428,3 gram 53,22 gram

12,43 %

2 Buas-buas (P. cordyfolia)

496,2 gram 168,43 gram

33,94 %

B. PEMBAHASANPembuatan ekstrak dilakukan dengan mengunakan metode

maserasi.Metode ini dilakukan dengan merendam simplisiadalam zat penyaring. Zat penyari yang digunakan dalampraktikum ini adalah etanol 96%. Ekstrak yang dibuatberasal dari daun kecipir dan daun buas-buas denganberat basah masing-masing 2 kg. Simplisia selanjutnyadikeringkan. Tujuan pengeringan simplisia ini agar tahanlama dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Daun yang telah kering dipotong-potong kecil sebelumakhirnya dimaserasi.Maserasi dilakukan dengan menggunakanetanol 96 sampai seluruh simplisia yang dimasukkan kedalam drigen tenggelam. Karena itu diperlukan sebanyak 10liter etanol untuk maserasi yang pertama. Setalahdimaserasi selama 2x24 jam, selanjutnya dilakukan prosespenyaringan. Penyaringan dalam proses pembuatan ekstrakbertujuan untuk memisahkan simplisia dengan ekstrak cair.

Setelah disaring, ekstrak cair diuapkan denganmenggunakan kipas angin. Penguapan dilakukan sampaiekstrak menjadi kental. Selama proses penguapan, cawanpetri tempat menyimpan ekstrak cair tidak boleh dibiarkan

benar-benar kering dan kipas angin yang digunakan harusterus menyala agar tidak ditumbuhi jamur.

Setelah terbentuk ekstrak kental pas akhir prosesevaporasi, ekstrak dimasukkan ke dalam botol kacaberwarna gelap yang telah ditimbang berat kosongnya.Ekstrak disimpan di dalam botol kaca agar ekstrak tidaklengket dan tampak melekat pada wadah botol kaca gelapdan tidak terkontaminasi oleh udara luar. Selanjutnyaberat ekstrak dihitung dengan mengurangkan berat botolyang telah berisi ekstrak kental dengan berat botolkosong.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN1. Ekstrak yang digunakan berasal dari daun buas-buas dan

daun kecipir.2. Proses pembuatan ekstrak melewati tahapan-tahapan

pengeringan daun, maserasi, penyaringan, penguapan, danpenyimpanan dalam botol kaca gelap.

B. SARAN-

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pembuatan Simplisia dan Ekstrak. http://healthcare-pharmacist.blogspot.com/2011/06/pembuatan-simplisia-dan-ekstrak.html (diakses: 15 Juni 2013).

Halim, F. 2013. Strandarisasi Ekstrak. http://farahhalim-pecintasmash.blogspot.com/2013/02/standardisasi-ekstrak.html (diakses: 15 Juni 2013).

Pramastya, H. 2011. Ekstraksi. http://hegarpramastya.files.wordpress.com/2011/07/ekstraksi.docx (diunduh: 15 Juni 2013).

Lampiran