DDriving commmerce and prosperity through our unique ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of DDriving commmerce and prosperity through our unique ...
Selamat datang pada Laporan Tahunan 2019 Standard Chartered Bank Indonesia. Dalam laporan ini, Bank menyampaikan secara khusus perihal pertumbuhan dan perkembangan usaha Standard Chartered Bank di Indonesia. Laporan Tahunan ini menjadi media keterbukaan informasi kepada Pemegang Saham dan pemangku kepentingan, serta menjadi wujud dan bukti kepatuhan Bank terhadap peraturan dan ketentuan perbankan yang berlaku di Indonesia.
Laporan Tahunan ini disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, baik dalam bentuk dokumen cetak ataupun elektronik. Laporan Tahunan ini juga dapat diunduh di website resmi Bank, yaitu www.sc.com/id.
Kami berharap agar komitmen dan transparansi Bank ini dapat meningkatkan kepercayaan seluruh pemangku kepentingan serta meningkatkan keberlanjutan usaha jangka panjang Bank. Hal ini seiring dengan tujuan kami untuk menjadi bank internasional terbaik di dunia, termasuk di Indonesia.
Laporan tahunan ini memuat pernyataan operasional, keuangan, proyeksi dan rencana, penerapan strategi dan kebijakan, serta tujuan Standard Chartered Bank Indonesia, yang digolongkan sebagai pernyataan ke depan dalam pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kecuali hal-hal yang bersifat historis. Pernyataan-pernyataan tersebut bersifat prospektif, memiliki ketidakpastian, serta dapat mengakibatkan perkembangan aktual secara material berbeda dari yang dilaporkan.
Pernyataan-pernyataan prospektif tersebut dibuat berdasarkan berbagai asumsi mengenai kondisi terkini dan kondisi yang akan datang di lingkungan bisnis di mana Perusahaan menjalankan kegiatan usaha. Standard Chartered Bank Indonesia tidak menjamin bahwa dokumen-dokumen yang telah dipastikan keabsahannya akan membawa hasil-hasil tertentu sesuai harapan.
Standard Chartered Bank Indonesia menyusun Laporan Tahunan 2019 dengan merujuk pada ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai penyajian keterbukaan informasi yang harus disampaikan. Laporan Tahunan ini terdiri dari beberapa bab, sebagai berikut:
Ikhtisar UtamaMenyajikan informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku.
Laporan Manajemen Menyajikan informasi mengenai pengawasan dan penerapan kebijakan strategis, pencapaian tahun buku serta implementasi tata kelola perusahaan dari sudut pandang manajemen.
Menyajikan informasi umum tentang Standard Chartered Bank Indonesia, jejak langkah, visi dan misi, serta informasi lainnya yang berkaitan dengan Bank.
Menyajikan analisis atas kinerja Standard Chartered Bank Indonesia sepanjang tahun buku yang meliputi tinjauan makro ekonomi dan perbankan, pencapaian per segmen usaha, analisis atas kinerja keuangan, serta informasi mengenai transaksi material.
Menyajikan informasi mengenai aspek pendukung kinerja Bank yang meliputi sumber daya manusia, teknologi informasi, serta pengungkapan permodalan dan manajemen risiko.
Menyajikan informasi mengenai penerapan tata kelola perusahaan di lingkungan Bank secara lengkap dan menyeluruh sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang berlaku.
Menyajikan kebijakan dan komitmen Bank dalam implementasi keuangan berkelanjutan yang mencakup program dan kegiatan Bank pada bidang lingkungan; ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja; pengembangan sosial kemasyarakatan; serta tanggung jawab kepada nasabah.
Welcome to the 2019 Standard Chartered Bank Indonesia Annual Report, in which we outline the growth of Standard Chartered Bank’s business in Indonesia. This Annual Report serves as a medium for information disclosure to Shareholders and stakeholders, aswell as proof of the Bank’s compliance with the banking regulations and provisions in Indonesia.
This Annual Report is presented in Bahasa Indonesia and English, both in printed and electronic formats. This Annual Report can also be
We sinecerly hope that the Bank’s commitment and transparency fosters the trust of all our stakeholders, increasing the long-term sustainability of the Bank’s business. This is in line with our goal of becoming the top international bank in the world, including in Indonesia.
projections and plans; the application of strategies and policies; as well as the objectives of Standard Chartered Bank Indonesia. These statements are forward-looking in the implementation of applicable laws and regulations, except for historical matters. The statements are prospective,
These prospective statements are based on various assumptions regarding current and future business conditions. Standard Chartered Bank Indonesia does not guarantee that documents that have been
Standard Chartered Bank Indonesia has prepared the 2019 Annual Report with due regard to the applicable provisions regarding disclosure of information. This Annual Report consists of several chapters, as follows:
Management Report Provides information about the implementation of the Bank’s strategic
corporate governance from the perspective of the Management.
Provides general information about Standard Chartered Bank Indonesia, including milestones, and vision and mission.
Provides analysis of the performance of Bank Indonesia’s Standard
performance, and information about material transactions.
Provides information about the supporting aspects of the Bank’s performance, including human resources, information technology, as well as capital disclosure and risk management.
Corporate Governance Provides information about the implementation of corporate governance in the Bank’s environment in accordance with the applicable provisions and criteria.
Provides information about the Bank’s policies and commitments to the
safety; social development; and responsibility to customers.
Tentang Laporan Tahunan 2019 Standard Chartered Bank IndonesiaAbout the 2019 Standard Chartered Bank Indonesia Annual Report
Disclaimer and Limitation of Liability
Metode Penyampaian Laporan TahunanAnnual Report Preparation Method
1
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Standard Chartered Bank senantiasa mendukung
Di samping itu, Standard Chartered Bank juga mendukung
community engagement)
sustainability programme
Standard Chartered Bank has always been supportive of the sustainable growth and welfare through our active role in the community, by providing superior banking services and product innovations as well as other initiatives that promote economic development and growth of the nation. Additionally, Standard Chartered Bank also promotes equal welfare through our active participation in community engagement with our sustainability programme.
MMendorong perddaganngan dan
kkeunikan kami DDriving commercee and pprosperitythhrough our unique diveersity
2 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Standard Chartered Bank merupakan bank internasional terkemuka yang telah hadir selama lebih dari 165 tahun. Dengan dukungan lebih dari 86.000 karyawan dari 125 negara berbeda, kami hadir untuk menyediakan layanan perbankan bagi lebih dari 1.000 kantor cabang yang tersebar di seluruh dunia.
Standard Chartered Bank is a leading international bank that has been in existence for more than 165 years. Supported by over
across the world.
Layanan perbankan kami meliputi segmen:1. Corporate and Institutional
Banking (CIB);2. Commercial Banking (CB); dan3. Retail Banking (RB).
Our banking services include the following segments:1. Corporate and Institutional
Banking (CIB);2. Commercial Banking (CB); and3. Retail Banking (RB).
Standard Chartered Bank merupakan bank berskala internasional yang memimpin dalam hal mendorong perdagangan dan kemakmuran dengan memanfaatkan keragaman kami yang unik.
Standard Chartered Bank is an international-scale bank that leads the way in terms of promoting trade and prosperity through diversity.
3
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kami menawarkan pelayanan perbankan yang membantu perusahaan dan orang-orang dalam mencapai kesuksesan, membangun kekayaan, dan pertumbuhan melalui akses pasar global kami. Kami memiliki warisan dan nilai-nilai yang dinyatakan dalam janji merek kami, yaitu Here for good.
Menempatkan fokus secara khusus untuk mendukung nasabah kami dalam berdagang, beroperasi, dan berinvestasi, serta memanfaatkan setiap kesempatan/peluang yang melekat pada jejak unik kami. Melalui keragaman yang kami miliki (orang-orang kami, budaya kami dan jaringan kami), kami memanfaatkannya untuk memberikan pengalaman yang terbaik bagi nasabah kami, baik individu yang hendak mencari layanan perbankan yang mudah, cepat, dan nyaman, maupun perusahaan multinasional dengan kebutuhan pembiayaan yang sangat kompleks, kami hadir untuk memenuhi kebutuhan mereka.
people achieve success, build wealth, and grow through access to our global markets. Our legacy and values are encapsulated in our brand promise, Here for good.
We focus on supporting our customers in trading and investing, as well as seizing every opportunity inherent in our unique footprint. Through our diversity (people, culture and network), we provide the best experience for our customers, whether individuals who seek easy, prompt and convenient banking services, or multinational companies
a variety of needs.
DDriving Commmercee and ProssperityMendorong Perdagangan dan Kemakmuran
SSuccesss Througgh DiverssityyMemanfaatkan Keragaman Kami yang Unik
4 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kami beroperasi dengan tujuan untuk membangun ekonomi dan kehidupan sosial yang berkelanjutan yang kami lakukan melalui bisnis inti kami di bidang perbankan. Untuk memastikan kerangka kerja perilaku yang kuat, kami berinvestasi pada karyawan kami dan bekerja sama dengan mitra kami untuk memberikan dan mendukung program bagi masyarakat.
Our operations aim to build the economy and social sustainability through our core banking business. To ensure a strong framework, we invest in our employees and work with our partners to provide supporting programmes for the community.
Mendukung Pertumbuhan yang Baik
5
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kami berkomitmen untuk menciptakan dan mempromosikan kesetaraan di tempat kerja kami, serta mendukung budaya yang inklusif
yang mana setiap orang dapat merealisasikan potensi yang mereka miliki dalam rangka memberikan kontribusi yang positif terhadap organisasi kami, yang pada akhirnya juga dapat membantu kami untuk memberikan dukungan yang lebih baik lagi bagi basis nasabah kami yang luas.
We are committed to promoting equality in the
culture where everyone can realise their potential and make positive contribution to our organisation, which in turn can help us to provide even better support for our broad customer base.
Mempromosikan Budaya Inklusif
6 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Highlight Kinerja Performance Highlights
Highlight PencapaianAchievement Highlights
Against the backdrop of various macroeconomic and banking industry
This success is the result of continuous improvements in all aspects of the
growth in the Bank’s business segment.
Pada tahun 2019, di tengah berbagai tantangan makroekonomi dan industri perbankan, kami tetap mencatatkan laba bersih sebesar
merupakan hasil dari perbaikan kinerja yang berkelanjutan di seluruh
(dalam miliar Rupiah)Net Income (in billions of Rupiah)
201920182017
276
536
114111111
Loans were down by 11.80% from the previous year. As for asset quality,
from 2.22% in 2018.
Kredit yang diberikan turun 11,80% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan kualitas aset yang tercermin dari rasio Non Performing
Loan
tahun 2018.
(dalam miliar Rupiah)Loans (in billions of Rupiah)
201920182017
28.0
53
31.8
07
26.7
13
(%)(dalam miliar Rupiah)MSME Credit including Non Oil and Gas Export Based Loans (%)(in billions of Rupiah)
The Bank’s commitment to participating in Indonesia’s economic growth is realised through lending to MSME businesses including non-oil export-based loans. In 2019, these reached 21.02% of the total lending, an decrease from 23.02% in 2018.
Komitmen Bank untuk senantiasa berpartisipasi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia diwujudkan dengan penyaluran kredit kepada bisnis UMKM termasuk kredit yang diberikan berbasis ekspor non migas yang mencapai 21,02% dari total penyaluran kredit, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 23,02%.
201920182017
6.07
97.42
2
3.70
6
7
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
internal processes in order to become simpler, better and faster. As a result
from 65.50% in 2018.
Pada tahun 2019, Bank berupaya meningkatkan digitalisasi dan
cepat. Upaya ini menghasilkan penurunan Cost to Income Ratio (CIR) di tahun 2019 ke level 60,30% dari 65,50% di tahun 2018.
Cost to Income RatioCost to Income Ratio (%)
201920182017
60,3
065,5
0
68,2
1
Liquidity management was adequate in 2019, with Net Interest Margin (NIM) maintained at the level of 4.32% in 2019, slightly down from 4.38% in 2018.
Pengelolaan manajemen likuiditas yang relatif baik dengan capaian rasio Net Interest Margin (NIM) yang terjaga pada level 4,32% pada tahun 2019, dari tahun 2018 sebesar 4,38%.
Net Interest Margin (%)Net Interest Margin (%)
201920182017
4,32
4,38
4,26
8 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Daftar IsiContents
DDriving Commerce and Prrosperityythhrough Our Unique Diverrsity 1
Performance Review 201910
28
58
126
172
LLaporan ManajjemeenManagement Report
22 Kinerja | 66
Tinjauan Makroekonomi dan Industri Perbankan 2019 Overview of The Macroeconomic and Banking Industry in 2019 128Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha Operational Review Per Business Segment 136Analisis Kinerja Keuangan Analysis of Financial Performance 138Informasi Material Lainnya Other Material Information 147
Tingkat Kesehatan Bank Bank’s Soundness Level 160Aspek Pemasaran Marketing Aspects 161Prospek Usaha Business Prospects 166Informasi Kelangsungan Usaha Business Sustainability 171
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris Supervisory Function of President Commissioners Report 30Laporan Direksi (Country Management Team) Board of Directors’ Report (Country Management Team) 40
Tanggung Jawab Laporan Tahunan Annual Report Responsibility 56
Sumber Daya Manusia Human Capital 174
Teknologi Informasi Information Technology 188
Ikhtisar Data Keuangan Penting Financial Highlights 12Ikhtisar Operasional Bisnis Overview of Business Operations 16Informasi Saham, Obligasi dan Efek Lainnya Stocks, Bonds and Other Securities 17
Peristiwa Penting 2019 Event Highlights 2019 18
26
Sejarah dan Informasi Umum History and General Information 60Tujuan Kami Our Purpose 61Nilai-nilai Utama Our Values 61Sekilas Standard Chartered Bank Indonesia Standard Chartered Bank Indonesia at a Glance 62Jejak Langkah Milestones 64Identitas dan Makna Logo Identity and Meaning of Logo 68Brand Promise Brand Promise 69Bidang Usaha Lines of Business 70Produk dan Jasa Products and Services 72Misi dan Nilai-Nilai Bank Bank’s Mission and Values 86Komitmen terhadap Pemangku Kepentingan Commitment to Stakeholders 88Struktur Organisasi Organisational Structure 89
90
91
Informasi Perubahan Manajemen setelah Tahun Buku Berakhir Change in Management after end of the Fiscal Year 98
100
Data Jumlah Karyawan dan Pengembangan Kompetensi Number of Employees and Competency Development 110Data Pengembangan Kompetensi Karyawan Tahun 2019 Data on Employee Competency Development in 2019 112Biaya Pengembangan Kompetensi Karyawan Tahun 2019 Cost of employee development in 2019 113Struktur Grup Perusahaan Company Group Structure 114Tentang Standard Chartered About Standard Chartered 115Wilayah Operasional Operational Area 117Nama dan Alamat Kantor Pusat dan Kantor Cabang
117Komposisi Pemegang Saham Shareholder Composition 118Daftar Entitas Anak, Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama List of Subsidiaries, Associated Entities and Joint Ventures 118Kronologi Penerbitan Saham dan Efek Lainnya Chronology of Issuance of Shares and Other Securities 118Lembaga Profesi dan Penunjang Bank The Bank’s Professional and Supporting Institutions 119Jasa Berkala Lembaga Profesi dan Penunjang Periodical Services from Professional and Supporting Institutions 119Pendidikan dan Pelatihan Fungsi Pengawasan, Direksi, Komite-Komite, Sekretaris Perusahaan, dan Satuan Pengawasan Internal Education and Training for Oversight Functions, Board of Directors, Committees, Corporate Secretary, and Internal Oversight Unit 120Akses dan Data Informasi Bank The Bank’s Information and Data Access 124Informasi pada Website Perusahaan Information on the Company’s Website 125
Management Discussion & Analysis
Functional Overview
9
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan Implementation of the Principles of GCG 196Struktur Tata Kelola Perusahaan GCG Structure 198Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris Supervisory Function of President Commissioners 200Direksi (Country Management Team) Board of Directors (Country Management Team) 204Kebijakan serta Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Fungsi Pengawasan, Rapat Direksi (Country Management Team), dan Rapat Gabungan Fungsi Pengawasan dengan Direksi (Country Management Team) Policy, Frequency and Attendance Level of Supervisory Function Meetings, BoD Meetings (Country Management Team), and Joint Meetings of The Supervisory Function and BoD (Country Management Team) 212Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola yang Baik Assessment of GCG Implementation 216Penilaian Kinerja Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris dan Direksi (Country Management Team) Performance Assessment of the Country Management Team 218Kebijakan Remunerasi Remuneration Policy 218
232
Pemegang Saham Utama dan Pengendali Ultimate and Controlling Shareholders 233Kebijakan Keberagaman Komposisi Anggota Manajemen Policy of Diversity in Management Composition 234Komite-Komite Di Bawah Direksi (Country Management Team) Committees Under The Board of Directors (Country Management Team) 239Fungsi Audit Internal Internal Audit Function 251Fungsi Sekretaris Perusahaan The Corporate Secretary Function 254
Fungsi Kepatuhan Compliance Function 258Akuntan Publik Public Accountant 260Manajemen Risiko Risk Management 261Sistem Pengendalian Internal Internal Control System 266Perkara Penting 2019 Important Cases in 2019 269Sanksi Administratif dari Otoritas Terkait Administrative Sanctions 270Akses Informasi dan Data Perusahaan Access to Information and Company Data 270Kode Etik Perusahaan Code of Conduct 271Pengungkapan Adanya Budaya Bank Corporate Culture 273Sistem Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System 273Penyediaan Dana untuk Pihak-Pihak Terkait dan Nasabah Besar Funding for Related Parties and Provision of Large Funds 275Penyediaan Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik Funding for Social and Political Activities 276Kebijakan Anti Korupsi Anti-Corruption Policy 276Kebijakan Perlindungan kepada Nasabah Customer Protection Policy 277Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Transparency of Financial and Non-Financial Conditions 277Risiko Kejahatan Keuangan Financial Crime Risk 278Pernyataan Praktik Bad Corporate Governance Statement of Bad Corporate Governance Practices 280
194Corporate Govermance
Laporan Keberlanjutan Sustainability Report 370
Ikhtisar Kinerja Aspek Keberlanjutan Sustainability Performance Highlights 371
Misi Keberlanjutan Sustainability Mission 374
Ringkasan Eksekutif Executive Summary 375
Aksi Keuangan Berkelanjutan Sustainable Finance 381
Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Governance 384
Kinerja Keberlanjutan Sustainable Performance 387
368Sustainability Report
Pengungkapan Permodalandan Manajemen Risiko Disclosure of Capital and Risk Management 284Manajemen Risiko Risk Management 286Pengungkapan Eksposur Risiko Disclosure of Risk Exposures 310
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Financial Position Report (Balance Sheet) 312Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Income Statement and Statement of Other Comprehensive Income 315Laporan Komitmen dan Kontinjensi Commitments and Contingencies Reports 317
Laporan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Kantor Cabang dari Bank yang Berkedudukan di Luar Negeri Report on the Calculation of the Minimum Capital Requirement
318Laporan Kualitas Aset Produktif dan Informasi Lainnya Table Quality of Productive Assets Report and Other Information 320Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Penyisihan Penghapusan Aset Allowance for impairment losses and allowance for possible losses 324Laporan Transaksi Spot dan Derivatif Spot and Derivative Transaction Reports 326Laporan Rasio Keuangan Financial Ratio Reports 327
282Disclosure of Capital and Risk Management
415503515
Combined Financial Statement
Cross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
Feedback Form
10 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Performance Review 2019
Bank Indonesia tetap menjaga kinerja
Pencapaian tahun 2019 ini diharapkan
untuk menghadapi tantangan di tahun yang
Through the consistent implementation of transformation strategies, Standard Chartered Bank Indonesia maintained
to serve the Bank well in dealing with further challenges in the coming year.
11
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
12 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Ikhtisar Data Keuangan PentingFinancial Highlights
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Uraian 2019 2018 2017 2016 2015 Description
Aset Assets
Kas 288.934 231.407 135.055 178.601 194.022 Cash
Giro pada Bank Indonesia 2.183.353 2.790.328 3.340.990 3.831.524 3.680.065Current accounts
with Bank Indonesia
Giro pada Bank-bank Lain – bersih
449.427 557.605 563.095 1.159.466 839.460Current accounts
with other banks – net
Tagihan dari Cabang-cabang Lain 606.504 257.989 381.604 450.571 499.134 Due from other Branches
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain – bersih
6.808.247 4.547.608 4.854.449 6.044.885 3.181.061Placements with Bank Indonesia
and Other Banks - net
Efek-efek – bersih 12.024.150 9.783.769 13.070.407 12.241.590 12.084.958 Securities - net
Aset Derivatif – bersih 3.706.503 3.500.110 1.192.115 2.864.211 5.149.790 Derivative Assets - net
Tagihan Akseptasi – bersih 2.314.123 4.501.390 4.085.553 3.791.481 3.177.436 Acceptance Receivables - net
Kredit yang Diberikan – bersih 28.052.523 31.807.177 26.713.395 24.518.769 26.278.098 Loans - net
Tagihan atas Pinjaman yang Dijamin – bersih
1.587.523 3.090.531 6.609.825 7.325.106 6.942.277Receivables under Secured
Borrowings - net
Pembayaran Dimuka 25.283 49.797 74.327 73.157 67.534 Prepayments
Aset Tetap – bersih 419.421 81.596 101.768 89.446 111.774
Aset Pajak Tangguhan – bersih 749.396 798.892 655.177 575.719 774.652
Aset Lain-lain – bersih 2.013.245 973.491 912.680 1.315.909 648.678 Other Assets - net
Klaim Pengembalian Pajak 538.068 484.132 445.558 225.566 176.481
Simpanan oleh Nasabah Bukan Bank
32.321.244 29.922.503 29.778.464 28.961.551 25.391.058Deposits by Non-Bank
Customers
Simpanan oleh Bank-bank Lain 3.779.211 2.758.090 2.041.512 2.289.383 4.234.370 Deposits by Other Banks
Liabilitas Derivatif 3.380.250 3.866.496 1.329.476 2.800.400 5.761.272 Derivative Liabilities
Utang Akseptasi 2.348.968 4.506.119 4.094.218 3.802.826 3.239.777 Acceptance Payables
Liabilitas untuk Mengembalikan Surat-surat Berharga yang Diterima atas Pinjaman yang Dijamin
1.621.892 3.096.639 6.447.608 6.888.446 4.043.439Obligation to Return Securities
Received under Secured Borrowings
Utang Pajak Penghasilan 42.647 169.851 84.333 - 31.758
Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja 12.895 51.855 48.613 82.383 74.239Post-Employment
Utang kepada Kantor Pusat dan Cabang-cabang Lain
10.813.251 13.171.714 13.476.174 14.675.903 16.791.058and Other Branches
Beban Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-lain
2.846.897 1.764.317 1.832.557 2.242.129 1.496.137and Other Liabilities
13
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kilas KinerjaPerformance Highlights
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise))
Uraian 2019 2018 2017 2016 2015 Description
Rekening Kantor Pusat
Penyertaan Kantor Pusat 3.282.163 3.282.163 3.282.163 2.343.367 2.343.367
Penghasilan Komprehensif Lain - Bersih
83.074 (91.815) 70.697 (42.061) (67.891)Other Comprehensive Income
- Net
Laba yang Belum Dipindahkan Ke Kantor Pusat
1.234.208 957.890 650.183 641.676 466.836
Kantor Pusat Accounts
Other Comprehensive Income
Pendapatan Bunga – bersih 2.170.289 2.329.772 2.243.355 2.492.336 2.475.650 Net Interest Income
Pendapatan Provisi dan Komisi – bersih
722.696 770.526 847.288 818.763 854.538Provision Income and Commission
- net
Pendapatan Operasional Lainnya 972.277 293.469 358.831 444.653 517.354 Other Operating Income
Kerugian Penurunan Nilai (1.108.007) (349.776) (896.906) (1.060.030) (1.456.912) Impairment Losses
Beban Operasional Lainnya (2.330.843) (2.223.074) (2.352.991) (2.334.298) (2.776.124)
Laba Sebelum Pajak 426.412 820.917 199.577 361.424 (385.494)
Beban Pajak (150.094) (284.651) (85.780) (189.101) 99.857
Laba Bersih 276.318 536.266 113.797 172.323 (285.637)
Penghasilan Komprehensif Lain 174.889 (166.474) 102.317 28.345 (54.012) Other Comprehensive Income
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 5.329.127 (4.250.611) (2.993.740) 4.753.636 (755.125) Net Cash from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (3.479.680) 3.228.187 (200.681) (1.286.232) 3.150.814 Net Cash from Investing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (41.387) - 843.949 - (439.355) Net Cash from Financing Activities
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
17,14 16,60 19,51 16,59 16,06 Capital Adequacy Ratio
Aset Produktif Productive Assets
Aset Produktif dan Non Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Non Produktif
0,78 0,51 0,81 1,19 1,50
Productive and Non-Productive Assets to Total Productive and
Non-ProductiveAssets
Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif
1,76 1,08 1,61 2,00 1,80Productive and Non-Productive Assets to Total Productive and
Non-Productive Assets
CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif
2,16 1,53 2,19 2,18 1,77Allowance for Impairment Losses
of Financial Assets to Productive Assets
NPL Bruto 3,74 2,22 3,90 5,41 4,78 Gross NPL
NPL Neto 0,98 0,49 1,11 1,44 1,91 Net NPL
Ikhtisar Data Keuangan PentingFinancial Highlights
14 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kilas KinerjaPerformance Highlights
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise))
Uraian 2019 2018 2017 2016 2015 Description
ROA 0,70 1,26 0,32 0,58 (0,55) ROA
ROE 3,02 6,15 1,53 2,45 (5,27) ROE
NIM 4,32 4,38 4,26 4,87 4,47 NIM
BOPO 96,89 95,76 99,53 98,70 101,14 BOPO
Likuiditas Liquidity
Loan to Funding Ratio (LFR) 76,43 96,36 81,91 76,37 85,25 Loan to Funding Ratio (LFR)
Nilai Net Stable Funding Ratio (NSFR) - Individu
114,63 112,01 N/A N/A N/AValue of Net Stable Funding Ratio
(NSFR) - Individual
Liquidity Coverage Ratio (LCR) - individu
152,98 161,07 - - -Liquidity Coverage Ratio (LCR) –
individual
Kepatuhan
Persentase Pelanggaran BMPK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 LLL Violation Percentage
- Pihak Terkait 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Related Party
- Pihak Tidak Terkait 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Non-Related Party
Persentase Pelampauan BMPK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
- Pihak Terkait 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Related Party
- Pihak Tidak Terkait 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Non-Related Party
GWM Utama Rupiah 6,09 6,96 6,89 8,03 7,59 Main MRR in Rupiah
GWM Utama Valuta Asing 8,46 8,19 9,89 8,64 8,93 Main MRR in Foreign Currencies
Posisi Devisa Neto 9,66 9,88 9,79 1,60 4,70 Net Open Position
Ikhtisar Data Keuangan PentingFinancial Highlights
15
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Pendapatan Bunga BersihNet Interest Income(dalam jutaan Rupiah | in million Rupiah)
20192018201720162015
2.17
0.28
9
2.32
9.77
2
2.24
3.35
5
2.49
2.33
6
2.47
5.65
0
20192018201720162015
61.7
66.7
00
63.4
55.8
22
63.1
35.9
98
64.6
86.0
01
63.8
05.4
20
Total Assets(dalam jutaan Rupiah | in million Rupiah)
20192018201720162015
17,1
4
16,6
019,5
1
16,5
9
16,0
6
Capital Adequacy Ratio(dalam persentase | in percentage)
20192018201720162015
57.1
67.2
55
59.3
07.5
84
59.1
32.9
55
61.7
43.0
21
61.0
63.1
08
Total Liabilities(dalam jutaan Rupiah | in million Rupiah)
20192018201720162015
76,4
3
96,3
6
81,9
1
76,3
7
85,2
5
Loan to Funding RatioLoan to Funding Ratio(dalam persentase | in percentage)
Net Income(dalam jutaan Rupiah | in million Rupiah)
20192018201720162015
536.
266
113.
797
172.
323
(285
.637
)
276.
318
Ikhtisar Data Keuangan PentingFinancial Highlights
16 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Overview of Business Operations
Corporate and Institutional Banking (CIB)
Commercial Banking (CB)
Loans(dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
Loans (dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
2019
2019
2018
2018
2017
2017
20.6
167.
772
14.7
657.
640
yang dihimpun Current Accounts and Savings (CASA) collected (dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
201920182017
16.9
41
13.7
03
15.4
89
yang dihimpun Current Accounts and Savings (CASA) collected(dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
201920182017
2.84
3
2.87
6
1.88
5dihimpun Deposits (Total DPK) collected(in billions of Rupiah)(dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
201920182017
21.4
79
17.2
31
18.4
19
dihimpun Deposits (Total DPK) collected
(dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
201920182017
3.16
1
4.08
4
2.95
4
19.4
186.
442
17
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Retail Banking (RB)
Ikhtisar Operasional BisnisOverview of Business Operations
Loans (dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
201920182017
3.85
6
5.14
5
yang dihimpun Current Accounts and Savings (CASA) collected(dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
201920182017
4.30
6
3.57
9
5.06
0
dihimpun Deposits (Total DPK) collected
(dalam miliar Rupiah | in billion Rupiah)
201920182017
7.64
58.55
7
8.36
1
dan Efek LainnyaStocks, Bonds and Other Securities
or other securities.
Standard Chartered Bank Indonesia merupakan kantor cabang bank asing yang tidak menerbitkan saham ataupun efek lainnya.
3.06
7
18 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Event Highlights 2019
Lebih dari 200 orang klien menghadiri peluncuran laporan acara tahunan yang diadakan oleh Standard Chartered Bank di Jakarta pada 24 Januari 2019. Pada tahun ke-10 pelaksanaannya,
mengambil tema “Fighting the Current”, untuk mencerminkan upaya dari pemerintah di seluruh dunia untuk menghadapi proyeksi pelambatan ekonomi global tahun ini. Melalui acara tersebut, Bank kembali menegaskan optimisme bahwa ekonomi Indonesia akan terus bertumbuh di tengah perlambatan ekonomi global.
More than 200 clients attended the the annual Global
in Jakarta on January 24, 2019. In its 10th year, the
across the world to deal with the projected slowdown in the global economy this year. Through this event,
economy will continue to grow amid the global economic slowdown.
24 Januari January 24
February 19 and February 25
and Jakarta Kegiatan tahunan Wealth on Wealth kembali bergulir dan penyelenggaraannya telah memasuki tahun ke 15. Tahun ini Bank memilih topik “Indonesia 2019: Unlocking Opportunities amid Global Uncertainties” yang mengangkat optimisme Bank terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara lain di dunia.
Penyelenggaraan ke-15 WOW diadakan di empat kota yaitu Bandung, Jakarta, Surabaya dan Medan, menunjukkan komitmen Standard Chartered Bank untuk menjadi bank yang konsisten berbagi pandangan bagi nasabah untuk memandu mereka dalam berinvestasi seiring dinamika pasar nasional dan internasional. Sebagai bank tertua di Indonesia, Standard Chartered kembali menegaskan komitmen untuk bersama dengan nasabah melihat peluang dan mencari solusi kebutuhan investasi dan wealth management mereka.
Bandung and JakartaThe annual event, Wealth on Wealth, entered its 15th year in 2019 with the topic “Indonesia 2019: Unlocking Opportunities amid Global Uncertainties” to raise optimism about Indonesia’s economic growth amid slowing economic growth in other countries around the world.
The 15th WOW was held in four cities namely Bandung, Jakarta, Surabaya and Medan, demonstrating Standard Chartered Bank’s commitment to sharing its views with customers and guiding them on how to invest to make the most of the dynamics of the national and international markets. As the oldest bank in Indonesia, Standard
stand by its customers, and seizing all opportunities and solutions for their investment and wealth management needs.
Rangkaian kegiatan Wealth-on-Wealth terus berlangung di Surabaya (19 Februari) dan Medan (25 Februari), dihadiri oleh ratusan nasabah Priority Banking di kedua kota. Di kedua kota, acara mengusung pembicara yaitu Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif, Charta Politika Indonesia, Aldian Taloputra, Chief Economist, Standard Chartered Bank Indonesia, Lilis Setiadi, President Director PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Damhuri Nasution, Head of Economic Research, Danareksa Research Institute, dan Budi Hikmat, Investment Strategy Director dan Chief Economist, Bahana TCW Investment Management.
The Wealth-on-Wealth activities, which took place in Surabaya (February 19) and Medan (February 25), were attended by hundreds of Priority Banking customers. In both cities, the events were attended by speakers, namely: Mr,Yunarto Wijaya, Executive Director of Charta Politika Indonesia, Mr. Aldian Taloputra, Chief Economist of Standard Chartered Bank Indonesia, Ms. Lilis Setiadi, President Director of PT Batavia Prosperindo Asset Management, Mr. Damhuri Nasution, Head of Economic Research of Danareksa Research Institute, and Mr. Budi Hikmat, Director of Investment Strategy and Chief Economist at Bahana TCW Investment Management.
19
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Opening Ceremony of the Standard Chartered
Selamat atas pembukaan cabang Pantai Indah Kapuk pada 1 Maret 2019. Acara pembukaan dihadiri oleh CEO Indonesia Rino Donosepoetro, Head of Retail Banking Bambang Simarno, serta sekitar 150 nasabah. Cabang PIK merupakan cabang pertama di Indonesia dengan konsep Next Generation design, yang mengedepankan future retail experience bagi nasabah Priority, kami bisa lebih meningkatkan layanan dan fokus pada kepentingan nasabah Priority, dari sisi service experience, customer journey dan juga didukung dengan teknologi yang memadai.
Opening Ceremony of the Standard Chartered
The Pantai Indah Kapuk branch opened on March 1, 2019. The opening ceremony was attended by CEO Indonesia, Mr. Rino Donosepoetro, Head of Retail Banking, Mr. Bambang Simarno, and around
in Indonesia with a Next Generation design that showcases the future retail experience for Priority customers. The branch will further improve services and focus on the interests of Priority customers, in terms of service experience, customer journey and technology.
1 Maret March 1 4 Maret March 4Standard Chartered Bank Indonesia
Standard Chartered Bank Indonesia mengumumkan hasil kinerja
YoY atau mencapai Rp536 miliar yang merepresentasikan perbaikan
Pengumuman ini dilakukan dalam sebuah konferensi pers oleh CEO Indonesia Rino Donosepoetro beserta jajaran Country Management Team. Keberhasilan strategi transformasi
mendorong kemajuan-kemajuan yang
potensi yang ada demi pengembangan Standard Chartered Bank Indonesia secara eksponensial. Pencapaian Laba Bersih tertinggi sejak 2014 di tahun 2018 ini merupakan salah satu milestones penting dalam upaya kita mencapai aspirasi sebagai Bank internasional terbaik di Indonesia.
Standard Chartered juga meraih pencapaian lainya seperti peraihan berbagai penghargaan dari industri dan peningkatan fungsi Bank sebagai intermediary dalam mendukung program pemerintah menumbuhkan sektor ekspor dan mendukung investasi asing ke Indonesia.
Standard Chartered Bank Indonesia
Announces its 2018 ResultsStandard Chartered Bank Indonesia
performance for 2018, namely a net
in the Bank’s performance. This announcement was made through a press conference given by CEO Indonesia, Mr. Rino Donosepoetro, and the Country Management Team. Our transformation strategy, which
the existing potential for the exponential development of Standard Chartered Bank Indonesia. In 2018, the Company recorded its highest
representing one of the milestones
the aspirations of becoming the top international bank in Indonesia. In
Standard Chartered also posted other achievements, such as various awards from industry, and the increase in the Bank’s function as an intermediary in supporting government programmes to grow the export sector and increase foreign investment in Indonesia.
Peristiwa Penting 2019Event Highlights 2019
20 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kilas KinerjaPerformance Highlights
FutureMakers Launch in IndonesiaIndonesia menyambut Belt & Road Relay sebagai negara ke 13 yang didatangi oleh Belt & Road Athletes. Kegiatan Belt and Road Relay ini telah dimulai di
di Tiongkok pada 11 Mei 2019 setelah acara Belt and Road Forum. Kegiatan ini digelar untuk menunjukkan komitmen Bank dalam mendukung Inisiatif Belt and Road (Inisiatif Satu Sabuk dan Satu Jalan/OBOR), serta mewujudkan dampak positif dari inisiatif tersebut kepada dunia usaha dan masyarakat global.
FutureMakers Launch in IndonesiaIndonesia was the 13th country to welcome the arrival of the Belt & Road Relay. The Belt and Road Relay
in China on May 11, 2019, after the Belt and Road Forum. This activity was held to demonstrate the Bank’s commitment to supporting the One Belt and One Road Initiative (OBOR), and contributing to the global business community.
10 Maret March 10 18 Maret March 18
July 11
Pada 18 Maret 2019, tim Financial Markets menghadirkan program Global Economic Update: Brexit, US & Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh 28 orang klien Korporasi dan Non Banks Financial Institutions.
On 18 March 2019, the Financial Markets team presented the Global Economic Update programme: Brexit, US & Indonesia. The event was attended by 28 Corporate clients and Non-Bank Financial Institutions.
Forum 2019Pada 11 Juli, Standard Chartered hadir dalam acara Indonesia Wealth Management Forum 2019 yang diadakan oleh Border & Cie. Dalam kegiatan tersebut, 18 perwakilan dari industri perbankan dan manajemen investasi, berdiskusi mengenai: pendorong pertumbuhan industri Wealth Management di Indonesia, tantangan yang dihadapi, penggunaan teknologi dalam pengembangan produk dan layanan serta ancaman kompetitor yang perlu dihadapi. Diskusi panel tersebut turut dihadiri oleh perwakilan Standard Chartered Meru Arumdalu, Head of Managed Investment, Standard Chartered Bank.
Forum 2019On July 11, Standard Chartered attended the 2019 Indonesia Wealth Management Forum held by Border & Cie. During the forum, 18 representatives from the banking industry and investment management discussed the growth of the Wealth Management industry in Indonesia and the potential challenges, the use of technology in product and service development, as well as threats from the competitors. The panel discussion was attended by a representative of Standard Chartered, Ms. Meru Arumdalu, Head of Managed Investment, Standard Chartered Bank.
Peristiwa Penting 2019Event Highlights 2019
21
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Perusahaan-perusahaan di ASEAN, termasuk Indonesia, perlu merancang strategi-strategi baru seperti digitalisasi, kemitraan, dan ekspansi ke luar negeri, untuk mendorong pertumbuhan menghadapi perubahan di sektor usaha mereka masing-masing, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Standard Chartered (“Bank”) bermitra dengan konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC), berjudul ASEAN – a region facing disruption; positioning mid-corporates for growth in Southeast Asia. Sehubungan dengan peluncuran laporan tersebut, Standard Chartered juga mengadakan acara diskusi yang bertajuk CEO Connect – Exploring ASEAN’s Opportunities yang berlangsung di Hotel Mulia Senayan, dan dihadiri oleh pejabat pemerintahan, pelaku usaha dari berbagai latar belakang industri, serta perwakilan dari berbagai organisasi internasional.
Companies in ASEAN, including Indonesia, need to design new strategies, such as digitalisation, partnerships and overseas expansion to encourage growth amid the changes in the respective business sectors, according to a report issued by Standard Chartered (“Bank”) in partnership with the PricewaterhouseCoopers (PwC), entitled “ASEAN - a region facing disruption; positioning mid-corporates for growth in Southeast Asia.” In connection with the launch of the report, Standard Chartered also held a discussion entitled “CEO Connect - Exploring ASEAN’s Opportunities,” which took place at the Mulia Senayan
business people with various industry backgrounds, as well as representatives from various international organisations.
20 Agustus August 20 August 20-21
Standard Chartered mengambil bagian dalam Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue yang berlangsung di Bali pada tanggal 20-21 Agustus 2019, forum prestisius yang dihadiri oleh
dan perwakilan dari negara-negara Afrika. Acara ini diadakan sebagai lanjutan dari kesuksesan Indonesia Africa Forum yang berlangsung pada April 2018 dan bertujuan menjajaki kerjasama lebih jauh antara kedua pihak di bidang pembangunan infrastruktur di Afrika.
Standard Chartered took part in the Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue in Bali on August 20-21, 2019, a prestigious forum attended
Indonesia and Africa. This event was held as a continuation of the success of the Indonesia Africa Forum, which took place in April 2018, and aimed at exploring further collaboration
infrastructure development in Africa.
Peristiwa Penting 2019Event Highlights 2019
22 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (“LPEI”) dan Standard Chartered Bank Indonesia (“SCBI”) pada Rabu, 21 Agustus 2019 menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk kerja sama pembangunan kapasitas dan transfer pengetahuan di bidang ECA Financing, kepatuhan dan manajemen risiko. MoU tersebut ditandatangani oleh Direktur Eksekutif LPEI,
Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, di sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 di Nusa Dua, Bali.
On Wednesday, August 21, 2019, the Indonesia Eximbank / Indonesian Export Financing Agency (“LPEI”) and Standard Chartered Bank Indonesia (“SCBI”) signed a memorandum of understanding (MoU) in relation to cooperation on capacity building
compliance and risk management. The MoU was signed by the LPEI Executive Director, Ms. Sinthya Roesly, and Standard Chartered Bank Indonesia Chief
2019 Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) in Nusa Dua, Bali.
21 Agustus August 21 September 19
Untuk membantu industri perbankan dalam menghadapi risiko kejahatan
kepada perdagangan dan investasi, Standard Chartered Bank Indonesia menggelar Correspondent Banking Academy (CBA) di Jakarta pada 19 September 2019 yang dihadiri oleh lebih dari 100 orang dari 30 institusi meliputi regulator, pejabat bidang kepatuhan bank, pemimpin perusahaan/CEO, dan petugas lini depan dari sejumlah klien correspondent banking. Inisiatif ini dirancang untuk memperkuat sistem kontrol para klien, dalam hal ini bank responden, untuk mencegah
memampukan mereka mencapai standar internasional yang diharapkan
internasional, serta dapat terus mendorong perdagangan dan investasi. Khusus untuk Indonesia, kegiatan ini juga bermanfaat bagi industri perbankan untuk mempersiapkan diri dalam mendukung Indonesia menghadapi Mutual Engagement Review yang akan berlangsung pada kuartal 1 2020 untuk menjadi anggota Financial Action Task Force (FATF).
To assist the banking industry in
which negatively impacts trade and investment, Standard Chartered Bank Indonesia held a Correspondent Banking Academy (CBA) in Jakarta on September 19, 2019, which was attended by more than 100 people from 30 institutions, including regulators,
of a number of correspondent banking clients. This initiative is designed to strengthen the client’s control system, in this case the respondent bank, to prevent
meet international standards, as a part
and continue to drive trade and
the banking industry, preparing Indonesia to participate in the Mutual Engagement Review that will take place in the 1st quarter of 2020, and become a member of the Financial Action Task Force (FATF).
Peristiwa Penting 2019Event Highlights 2019
23
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Pada 4 Oktober 2019, CEO Indonesia Rino Donosepoetro ikut serta sebagai salah satu pembicara dalam Festival Literasi 2019 bertajuk “Investasi ala Milenial” yang diadakan oleh Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan. Donny membagikan kepada peserta usia millenial pentingnya berinvestasi, tipe instrumen investasi yang tersedia, risiko investasi serta tip berinvestasi lainnya.
On October 4, 2019, CEO Indonesia Rino Donosepoetro was one of the speakers in the 2019 Literacy Festival entitled “Millennial Investment” held by the Directorate General of Funding and Risk Management of the Ministry of Finance. Addressing millennial participants, Donny talked about the importance of investing, the types of investment instruments available, investment risks and investment tips.
October 4 October 30
November 21
Indonesia and Rino Donosepoetro as President Commissioner,
Setelah mengunjungi Malaysia dan Singapura, Group Chief Executive Standard Chartered, Bill Winters, berkunjung di Jakarta sebagai bagian dari perjalanannya mengunjungi Asia. Selama kunjungan dua hari (12-13 November 2019) di Jakarta, Bill bertemu sejumlah klien, regulator dan perwakilan pemerintah, country management team dan Indonesia Leadership Team.
Bersama dengan CEO Indonesia, Andrew Chia, dan ASEAN Vice Chairman & President Commissioner Indonesia, Rino Donosepoetro, Bill juga hadir dalam acara makan malam eksklusif dengan klien di mana ia memiliki kesempatan bertemu secara pribadi dengan klien utama di seluruh segmen CCIB dan Retail.
Indonesia and Rino Donosepoetro as President Commissioner,
After visiting Malaysia and Singapore, the Chief Executive of Standard Chartered Group, Mr. Bill Winters, visited Jakarta as a part of his trip to Asia. During his two-day visit (12-13 November 2019) in Jakarta, Bill met with a number of clients, regulators and government representatives, as well as the country management team and the Indonesia Leadership Team.
Together with CEO Indonesia, Mr. Andrew Chia and ASEAN Vice Chairman & President Commissioner of Indonesia, Rino Donosepoetro, Bill also attended an exclusive dinner where he met with key clients in the CCIB and Retail segments.
President Commissioner SC Indonesia & Vice Chairman ASEAN Rino Donosepoetro menghadiri acara makan malam yang diadakan oleh Thai Business Club Indonesia bertajuk “Business Opportunities and Challenges in Indonesia 2020-2024” pada 21 November 2019. Diskusi panel tersebut merupakan bagian dari tukar pikiran antar para pelaku bisnis, perbankan dan regulator dalam menghadapi dinamika ekonomi ASEAN dan dunia untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
President Commissioner of SC Indonesia & ASEAN Vice Chairman, Rino Donosepoetro, attended a dinner party held by Thai Business Club Indonesia entitled “Business Opportunities and Challenges in Indonesia 2020-2024” on November 21, 2019. The panel discussion was a part of the exchange of thoughts between businesspeople, banks and regulators about the dynamics of the ASEAN economy and the world, as well as driving sustainable growth.
Peristiwa Penting 2019Event Highlights 2019
24 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kilas KinerjaPerformance Highlights
Employee Town Hall 2019 mengajak karyawan untuk menjadi inovatif dan membangkitkan semangat kepahlawanan di dalam diri kita mereka. Karyawan Standard Chartered Jakarta menunjukkan semangat ini pada hari Jumat, 22 November 2019.
Acara tersebut menampilkan serangkaian kegiatan menarik, seperti kompetisi open mic, peragaan busana dan kegiatan fundraising. Kreasi dan inovasi mengambil panggung utama sepanjang malam, melalui pertunjukan yang disajikan oleh berbagai anggota tim di Bank.
Employee Town Hall 2019 encouraged employees to be innovative and aimed to ignite their heroic spirit. Standard Chartered Jakarta employees showed their spirit on Friday, November 22, 2019.
The event featured a series of interesting activities, such as open mic competitions, fashion shows and fundraising activities. Creation and innovation took center stage all night with performances by the Bank’s various team members.
November 22 November 26
InitiativePresiden Komisaris Standard Chartered Indonesia and Vice Chairman ASEAN Rino Donosepoetro menghadiri konferensi Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) mengenai gerakan sektor keuangan menuju ekonomi yang tahan iklim pada 26 November 2019. ISFI adalah platform pertama yang membiarkan pasar mengenai keuangan berkelanjutan untuk perbankan dan non-pemerintah, industri keuangan perbankan, emiten perusahaan dan sektor industri terkait lainnya di Indonesia.
InitiativeStandard Chartered Indonesia President Commissioner and ASEAN Vice Chairman, Rino Donosepoetro, attended the Indonesian Sustainable Financial Initiative (IKBI) conference
sector towards a climate-resilient economy on November 26, 2019. ISFI
industry, corporate issuers and other related industrial sectors in Indonesia.
Peristiwa Penting 2019Event Highlights 2019
25
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kilas KinerjaPerformance Highlights
December 13Supporting Bogor city’s economic
Terletak 55 km dari Jakarta, dengan populasi sekitar 1 juta, Bogor adalah kota relatif kecil yang memiliki banyak peluang pertumbuhan ekonomi. Walikota Bogor, Bima Arya bercita-cita menumbuhkan kota dan menarik investor untuk lebih mengembangkan potensi daerahnya. Untuk mendukung rencana ini, ia mengatur pertemuan jajaran pemerintah kota pada tanggal 13 Desember, mengundang perwakilan Bank untuk berpartisipasi.
Supporting Bogor city’s economic
Located 55 km from Jakarta, with a population of around 1 million, Bogor is a relatively small city with a potential for economic growth. The Mayor of Bogor, Mr. Bima Arya, aspires to develop the city and attract investors to further develop the potential of the region. To support this plan, he arranged a meeting of the municipal government on December 13, inviting the Bank’s representatives.
Peristiwa Penting 2019Event Highlights 2019
26 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kilas KinerjaPerformance Highlights
4
NoTanggal Penerimaan
Date of AwardingNama Penghargaan
Award NameKategoriCategory
Acara dan Nama Pemberi PenghargaanEvent and Award Name
1. 8 April 2019 April 8, 2019
The Asset’s Triple A Treasury, Trade, Supply Chain & Risk Management Awards 2019
Best Liquidity and Investments Solution The Asset
2. 8 April 2019 April 8, 2019
The Asset’s Triple A Treasury, Trade, Supply Chain & Risk Management Awards 2019
Best Trade Finance Solution The Asset
3. 8 April 2019 April 8, 2019
The Asset’s Triple A Treasury, Trade, Supply Chain & Risk Management Awards 2019
Best Supply Chain Solution The Asset
4. Juli 2019 July 2019
2019 World’s Best Consumer Digital Banks Awards in Asia-
Global Finance
5. Juli 2019 July 2019
2019 World’s Best Sub Custodian
Regional Winner Global Finance
6. Juli 2019 July 2019
2019 World’s Best Domestic Sub Custodian
Country Winner - Indonesia Global Finance
7. 28 Agustus 2019 August 28, 2019
Top Bank 2019 Good Corporate Governance & Risk Management
Top Business and Asia Business Research Centre
8. 28 Agustus 2019 August 28, 2019
TOP CEO Bank 2019 CEO: Rino Donosepoetro Top Business and Asia Business Research Centre
9. 28 Agustus 2019 August 28, 2019
TOP International Bank 2019 International Bank Top Business and Asia Business Research Centre
8
3
5
1
7
2
6
27
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kilas KinerjaPerformance Highlights
NoTanggal Penerimaan
Date of AwardingNama Penghargaan
Award NameKategoriCategory
Acara dan Nama Pemberi PenghargaanEvent and Award Name
10. 29 Agustus 2019 August 29, 2019
2018 Bank Financial Performance: “VERY GOOD”
- Infobank
11. 29 Oktober 2019 October 29, 2019
Indonesia Future Business Leader 2019
CFO: Anwar Harsono SWA Magazine
12. 11 November 2019 November 11, 2019
TOP DIGITAL Implementation 2019
Bank Sector # Level Star 4 IT Works Magazine
13. 18 Desenber 2019 December 18, 2019
Asia Capital Market Awards 2019
Best High Yield Corporate Bond Global Capital Asia Awards
14. 2019 2019
Special Discretionary Award Community program to support green environment
British Chamber of Commerce
15. 2019 2019
TOP DIGITAL Awards 2019 TOP Digital Transformation Readiness 2019 IT Works Magazine
11
13 14
12
15
9 10
28 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan ManajemenManagement Report
uang asing yang kompetitif, kami tetap
competitive foreign currency-denominated funding sources,
in 2019.
29
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
30 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
Apresiasi terhadap kinerja
Services pada tahun 2019
reksa dana pertama dengan
multi-share class
platform online,
terus mendorong CMT untuk
RINO DONOSEPOETROPresiden KomisarisPresident Commissioner
31
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
The CMT deserves appreciation for the successful
in Securities Services in 2019, namely the introduction
banking platform. We continue to encourage the CMT to innovate more in support of business growth and value creation for customers and other stakeholders.
Dear Stakeholders,
The year 2019 was a dynamic and challenging one for Indonesia, as the nation held a general election and saw the formation of a new cabinet. Amid these challenges, Indonesia’s economy showed resilience as well as market optimism with a steady growth of 5.02%.
During 2019, we carried out a variety of initiatives as a part of the implementation of the President Commissioner’s oversight function. These were in accordance with the Bank’s Articles of Association, and aimed to supervise the management of the Bank and provide advice to the Country Management Team. This included the supervision of the implementation of the Bank’s Business Plan. In the Annual Report, we present a report on our Supervisory Function in 2019, the Country Management Team’s performance evaluation, supervision of the implementation of the Bank’s strategy and business prospects, and the implementation of Corporate Governance.
Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Tahun 2019 merupakan tahun yang penuh dinamika dan tantangan bagi Indonesia dengan terselenggaranya pemilihan umum dan penunjukan kabinet baru. Menghadapi berbagai tantangan yang ada, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan keoptimisan dengan pencapaian pertumbuhan yang tetap relatif terjaga sebesar 5,02%.
Sepanjang tahun 2019, terdapat berbagai hal yang telah kami laksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris. Sesuai Anggaran Dasar Bank, serta dalam rangka untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan/atau jalannya pengurusan Bank serta memberikan nasehat kepada Country Management Team, termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank. Melalui Laporan Tahunan ini, kami akan memaparkan laporan Fungsi Pengawasan Bank pada tahun 2019, penilaian kinerja Country Management Team, pengawasan terhadap implementasi strategi Bank, prospek usaha Bank serta penerapan Tata Kelola perusahaan.
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
32 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Makroekonomi 2019Pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi dunia tercatat melambat. Kebijakan ekonomi di banyak negara dominan berorientasi domestik yang mempengaruhi dinamika perekonomian global. Ketegangan hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-Tiongkok 2019 menjadi pemicu kondisi ini. Selain itu, perundingan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang terjadi secara berlarut-larut serta isu politik dan reformasi ekonomi di Meksiko, meningkatkan risiko geopolitik dan berpengaruh kepada kondisi ekonomi global. Aksi protes dan kerusuhan yang berkepanjangan di beberapa negara turut mengganggu upaya pemulihan ekonomi 2019 di berbagai wilayah negara berkembang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga ditopang konsumsi
terkini menunjukkan keyakinan konsumen meningkat bersamaan dengan pola musiman jelang akhir tahun sehingga dapat menopang konsumsi rumah tangga tetap baik. Perkembangan positif ini diperkuat
makin mendorong pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019.
Macroeconomy in 2019In 2019, the global economic growth experienced a slowdown. Economic policies in many countries become increasingly domestic-
triggered by the trade tensions between the United States (US) and China. In addition, the protracted negotiations over Brexit, as well as political issues and economic reforms in Mexico, increased geopolitical
and riots in several countries also disrupted economic recovery in 2019 in many regions of developing countries.
Indonesia’s economy continued to grow on the strength of domestic
along with the seasonal pattern towards the end of the year, sustaining household consumption. This positive development was strengthened
economic growth in the fourth quarter of 2019.
20192018201720162015
61.7
66.7
00
63.4
55.8
22
63.1
35.9
98
64.6
86.0
01
63.8
05.4
20
Total Assets(dalam jutaan Rupiah | in million Rupiah)
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
33
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
level tahun sebelumnya sebesar 3,13% (yoy). Di sisi lain, transmisi pelonggaran kebijakan moneter tetap berjalan dengan kecukupan likuiditas perbankan yang terjaga. Likuiditas di pasar uang dan perbankan tetap memadai, tercermin pada rerata harian volume PUAB yang tetap tinggi sebesar Rp19,0 triliun serta rasio alat likuid bank terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) mencapai 20,86%.
Kemudian, stabilitas sistem keuangan juga tetap terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan terus menjadi perhatian. Stabilitas sistem keuangan terjaga tercermin dari rasio kecukupan modal, capital adequacy ratio (CAR), terjaga di level 23,31% pada Desember 2019, jauh di atas persyaratan prudensial. Risiko kredit bermasalah, nonperforming loans (NPL), juga berada dalam batas aman, yakni 2,53% (NPL gross) dan 1,18% (NPL net).
Ke depan, pasca merebaknya Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tiongkok, tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada jangka pendek tidak dapat dihindarkan. Dengan risiko tersebut, Bank Indonesia memprediksikan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 sebesar 4,2-4,6%.
Country Management Team)Kami menilai kinerja Direksi (Country Management
Team-CMT) atas pengelolaan Bank sepanjang tahun 2019, secara umum secara umum adalah tetap positif. Penilaian ini didasarkan pada beberapa hal yang berkaitan dengan faktor permodalan (capital), rentabilitas (earnings), dan
likuiditas. Dari sisi keuangan lainnya, CMT juga berhasil mencatatkan pertumbuhan yang baik pada pencapaian laba dan pertumbuhan penyaluran kredit Bank.
Penerapan strategi transformasi yang dimulai sejak awal
hal pencapaian laba bersih yang terjaga stabil. Dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif, Bank mampu menawarkan produk dan jaringan internasional Bank
3.13% (yoy). The transmission of monetary policy easing
in the average daily volume of the interbank money market, which remained high at Rp19.0 trillion, and the ratio of bank liquid assets to third party funds (AL / DPK) at 20.86%.
Financial system stability was also maintained, although the banking intermediary function continued to be a
capital adequacy ratio, which stood at the level of 23.31% in December 2019, far above prudential requirements. The risk of non-performing loans (NPL) was also within the safe limits of 2.53% (gross) and 1.18% (net).
After the outbreak of Coronavirus in 2019 (COVID-19) in China, the short-term pressure on Indonesia’s economic growth became inevitable. As such, Bank Indonesia has predicted that Indonesia’s economic growth in 2020 will reach 4.2-4.6%.
Country Management Team In our opinion, the performance of the Board of Directors (Country Management team/CMT) in managing the Bank throughout 2019 was positive. This assessment is based on a number of criteria including capital, earnings, and
in leading the Bank in posting respectable growth in
The implementation of the transformation strategy that
extensive range of international products and networks,
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
34 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
yang luas, serta pendanaan dalam mata uang asing yang kompetitif. Pada penghujung akhir tahun 2019, kami
melihat hal ini sebagai sebuah pencapaian yang baik. Pencapaian ini mewakili pertumbuhan keuangan Bank
oleh pertumbuhan dari segmen Corporate and Institutional
Banking, terutama dari Financial Markets dan Transaction
Banking.
Dari sisi neraca, kinerja penyaluran kredit tercatat sebesar Rp31,81 triliun, turun 11,80% dari tahun sebelumnya
CMT juga ditunjukan melalui perbaikan kualitas aset yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL)
sebelumnya pada tahun 2018 sebesar 2,22%. Bank juga tetap menyalurkan kredit ini guna berkontribusi dalam perekonomian Indonesia melalui penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis ekspor yang mencapai 21,02% dari total penyaluran kredit. Jumlah ini turun dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 23,02%.
Di samping itu, dengan fokus obsesi ke nasabah, kami mendorong CMT untuk terus berusaha untuk menghadirkan terobosan layanan untuk mendisrupsi pasar dengan inovasi-inovasi kami. Kami mengapresiasi kinerja CMT yang telah sukses meluncurkan dua produk “pertama di Indonesia” dalam bidang Securities Services pada tahun 2019. Bank meluncurkan reksa dana pertama
multi-share class pertama. Kami mengapresiasi kinerja CMT yang berhasil
platform perbankan online, yaitu “SmartGoals” dan “Online Mutual Funds”. Kami terus mendorong CMT untuk berinovasi dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis dan kemakmuran bagi nasabah serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Kami juga melihat kepemimpinan CMT di Standard Chartered Bank Indonesia memegang peranan penting dalam menentukan dan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam menghadapi tantangan lini bisnis yang meliputi manajemen risiko yang baik, manajemen
as well as funding in competitive foreign currencies. At the
We see this as a positive achievement that represents
Corporate and Institutional Banking segment, particularly in terms of Financial Markets and Transaction Banking.
In terms of the balance sheets, loan disbursement in 2019
trillion in 2018. We also appreciate the good performance
in 2019, a 2.22% increase from 2018. The Bank also continued to disburse loans to contribute to economic development in Indonesia, especially loans to export-oriented Micro-, Small- and Medium-sized businesses. These loans accounted for 21.02% of the total loans disbursed in 2019, a decrease from 23.02% in 2018.
In terms of customer service, we encourage the CMT to keep developing breakthrough products and services in order to contribute to the market with our innovations. In this regard, our appreciation goes to the CMT for the
in Indonesia in Securities Services in 2019, with the
also recognized the CMT for adding features to our online banking platforms, the “SmartGoals” and “Online Mutual Funds”. We continue to encourage the CMT to innovate to support business growth and prosperity for our customers and other stakeholders.
We also saw ample evidence of CMT’s leadership at Standard Chartered Bank Indonesia. The CMT took the necessary initiatives to deal with any challenges in our business lines, as well as in terms of risk management,
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
35
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
keuangan, manajemen nasabah dan kantor cabang, tata kelola perusahaan, serta optimalisasi sumber daya manusia dan kapasitasnya. Ditambah dengan upaya keras Bank untuk memperbaiki diri baik didasarkan pada pemeriksaan regulator, internal, maupun inisiatif sendiri, kami optimis Bank akan terus bergerak maju dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Kami senantiasa melakukan pengawasan atas kebijakan strategis Bank yang diterapkan oleh CMT secara aktif. Sepanjang tahun 2019, kami telah melakukan review secara berkala terhadap kesesuaian strategi yang mencerminkan pemahaman yang mendalam atas strategi Bank terkait. Berdasarkan hasil review yang telah kami lakukan secara berkala, kami menilai Bank telah melakukan beberapa penyesuaian strategi di Commercial Banking dan Retail Banking. Beberapa penyesuaian ini bersifat fundamental dan memiliki risiko eksekusi yang cukup besar. Meski demikian, penyesuaian tersebut dilakukan dengan harapan dan optimisme ke depan dapat memperbaiki kinerja dua segmen tersebut.
Kami terus mengingatkan Direksi agar tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam proses dan penyaluran kredit, menjunjung tinggi integritas untuk mengeliminasi fraud, mempraktikan kerja keras dan cerdas dalam menghadapi tantangan digital, disiplin dalam pengelolaan biaya, menjaga kecukupan modal dan likuiditas, serta saran-saran lainnya terkait peningkatan pertumbuhan bsinis dan pendapatan Bank melalui pengembangan layanan berkualitas pada seluruh segmen bisnis.
Pandangan atas Prospek UsahaProspek usaha yang telah disusun dan akan dilaksanakan oleh CMT sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Bisnis Bank, secara garis besar, kami berpandangan bahwa prospek usaha tersebut sudah baik dan sangat menjanjikan, selaras dengan arah dan tujuan Bank. Hal ini didukung kondisi perekonomian nasional dan perkembangan bisnis industri perbankan yang tetap terjaga di tengah dinamika dan tantangan makroekonomi.
management, corporate governance, and optimization of our human resources and capacity. Alongside the Bank’s
develop its business in Indonesia.
We continue to actively supervise the implementation of CMT’s strategic policies. Throughout 2019, we conducted periodic reviews of the suitability of such strategies to
respective Bank strategies. The periodic reviews reveal that the Bank has undertaken a number of strategy alignments in the Commercial Banking and Retail Banking segments. These alignments carry a considerable amount of risk in their execution. However, we are optimistic that they will eventually result in a performance improvement in the two segments.
We continue to remind the CMT to abide by the prudent principle in loan processing and disbursement. This is done to maintain integrity, eliminate fraud, work hard and smart in the face of digital challenge, maintain strict cost discipline, maintain capital and liquidity adequacy, and improve the Bank’s business and revenue growth through the provision of quality services in all business segments.
Business Prospects The CMT has outlined the Bank’s business prospects as stated in the Bank Business Plan. In our opinion, the business prospects are quite promising, as well as in alignment with the Bank’s business direction and
in the continuing performance of the national economy and the banking sector amid the macroeconomic dynamics and challenges.
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
36 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Dalam rangka menghadapi berbagai tantangan yang ada, Bank telah menetapkan strategi pengembangan bisnis yang berkelanjutan. Strategi yang diluncurkan sebelumnya secara global pada awal tahun 2019 telah diterapkan di Indonesia dan mengikuti strategi
pada percepatan di area-area di mana Bank memiliki keunggulan kompetitif, mempertahankan disiplin dalam biaya, meningkatkan produktivitas, mengganggu secara digital dan menghilangkan hambatan residu. Implementasi strategi tersebut diharapkan dapat memberikan modal yang kuat, pertumbuhan menguntungkan yang meningkat dan distribusi yang substansial kepada para pemegang saham.
Pandangan atas Penerapan GCGKami senantiasa melakukan pengawasan atas implementasi Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan Bank. Kami menyakini bahwa pencapaian kinerja yang baik dapat terus dipertahankan secara sustainable dalam jangka panjang dan berbagai prospek binsis yang hendak diraih dapat terwujud, jika Bank dapat melaksanakan prinsip-prinsip GCG secara konsisten. Oleh karena itu, bagi kami, implementasi GCG bukan hanya sekadar pemenuhan terhadap regulasi yang ada, namun, sudah merupakan suatu kebutuhan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingan. Meskipun Bank berstatus sebagai kantor cabang bank asing di Indonesia.
Secara umum, kami berpandangan bahwa penerapan GCG di tahun 2019 sudah diterapkan sesuai dengan kebijakan dan prosedur Group, serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kami menilai CMT telah menjalankan Tata Kelola guna melindungi hak-hak Group, melibatkan peran para pemangku kepentingan, pengungkapan informasi, lengkap, akurat, tepat waktu, serta pelaksanaan tugas Presiden Komisaris dan CMT secara bertanggung jawab.
Amid various challenges, the Bank has established a strategy for sustainable business development. The global strategy launched in early 2019 has been implemented in Indonesia, following the Bank’s transformation strategy in
in areas where the Bank has a competitive advantage, can maintain discipline in costs and increase productivity, and disrupts digitally and eliminates residual resistance. The implementation of this strategy is expected to provide
substantial dividend distribution to the shareholders.
We continually monitor the Bank’s implementation of Good Corporate Governance (GCG). We believe that the achievement of long-term performance can be maintained in a sustainable manner and that we can realize the Bank’s business prospects, if the Bank can implement the principles of GCG. Therefore, for us, the implementation
but it is a necessity to maintaining transparency and accountability when it comes to all stakeholders, despite
Indonesia.
We are of the view that the application of GCG in 2019 was in accordance with the Group’s policies and procedures, as well as the provisions of the applicable laws. We believe that the CMT implements GCG to protect the rights of the Group, involve the stakeholders, ensure the complete, accurate, and timely disclosure of information, and discharge the respective duties of CMT’s President Commissioner.
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
37
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Di samping itu, selama tahun 2019 dapat kami sampaikan juga bahwa terdapat beberapa perbaikan di bidang Tata Kelola. Perbaikan tersebut di antaranya adalah penyempurnaan fungsi pengawasan oleh Komisaris, perbaikan struktur organisasi kantor cabang pembantu dan kantor kas, serta penunjukan beberapa anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif yang sebelumnya kosong.
Dibantu komite-komite yang ada di bawah Presiden Komisaris meliputi Komite Audit Internal, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi, kami senantiasa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan GCG, manajemen risiko serta sistem pengendalian internal Bank sebagai upaya memitigasi faktor-faktor risiko utama serta memastikan keberlanjutan bisnis Bank.
Country Management Team)Pada tahun 2019, kami telah memberikan arahan dan saran yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab Presiden Komisaris termasuk di antaranya rekomendasi atas penerapan kebijakan strategis Bank. Pemberian rekomendasi dan saran atau nasihat dilakukan melalui berbagai forum antara lain Rapat bersama Komite-Komite di bawah Presiden Komisaris; serta Rapat gabungan Presiden Komisaris bersama CMT.
Whistleblowing SystemWhistleblowing System (WBS) merupakan bagian dari sistem pengendalian internal Bank yang bertujuan untuk mendeteksi dini dan mencegah terhadap terjadinya penyimpangan ataupun pelanggaran pada seluruh aspek kegiatan bisnisnya. Implementasi WBS dapat menciptakan iklim kerja yang terbuka, tulus, jujur dan bertanggung jawab di lingkungan Bank. Kami telah mendorong CMT untuk mengelola laporan whistleblowing serta mendorong
Furthermore, we would like to report on a number of improvements in corporate governance undertaken in 2019. These include the enhancement of the supervisory function by the commissioners, improvement in the organisational structure of the sub-branch and cash
With the assistance of the committees under the President Commissioner, namely the Internal Audit Committee, the Risk Monitoring Committee, and the Remuneration and Nomination Committee, we continue to supervise the implementation of GCG, as well as risk management
the main risk factors and ensure the Bank’s business sustainability.
Frequency and Method of Providing Advice to the Country Management Team
In 2019, we provided direction and suggestions within the purview of the duties and responsibilities of the President Commissioner, including recommendations related to the Bank’s strategic policies. These recommendations, suggestions and advice have been communicated through a variety of forums including meetings of the committees under the President Commissioner and joint meetings of the President Commissioner with the CMT.
The Whistleblowing System (WBS) is a part of the Bank’s internal control mechanism designed for the early detection and prevention of irregularities or violations of various aspects of the Bank’s business activities. The implementation of the WBS is expected to result in a transparent, sincere, honest and accountable working condition at the Bank. We have directed the CMT to manage the whistleblowing reports and to encourage
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
38 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
setiap pihak agar berani dalam melaporkan jika terdapat pelanggaran atau indikasi fraud. Presiden Komisaris dibantu oleh Komite Audit Internal untuk melakukan pengawasan guna memastikan terselenggaranya WBS. Presiden Komisaris bersama dengan Komite Audit Internal dan unit-unit lainnya akan terus melakukan evaluasi dan melakukan tindak lanjut atas laporan yang diterima.
Sejak tanggal 28 Oktober 2019, Rino Donosepoetro telah ditunjuk sebagai Presiden Komisaris Bank untuk melaksanakan Fungsi Pengawasan yang juga dibantu oleh komite-komite di bawah Komisaris yaitu Komite Audit Internal, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi.
reporting by all concerned parties of any indications of violations or fraud. In supervising the management of the WBS, the President Commissioner is assisted by the Internal Audit Committee. The President Commissioner, along with the Internal Audit Committee and other units, will continue to evaluate and follow up all received reports.
Appointment of the President Commissioner On October 28, 2019, Rino Donosepoetro was appointed as the President Commissioner of the Bank and tasked with the supervisory function. The President Commissioner is assisted by the Internal Audit Committee, the Risk Monitoring Committee, and the Remuneration and Nomination Committee.
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
39
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Apresiasi dan PenutupAkhir kata, kami berterima kasih kepada para nasabah, klien dan mitra bisnis kami atas kepercayaannya serta kerja sama yang telah terjalin dengan sangat baik bersama Standard Chartered Bank Indonesia. Kami juga ingin berterima kasih kepada CMT beserta seluruh karyawan Bank kami atas kerja keras dan dedikasinya dalam mendukung kesuksesan Bank sepanjang tahun 2019.
In closing, we wish to thank our customers, clients and business partners for their continuing cooperation and trust in Standard Chartered Bank Indonesia. We also want to thank the CMT and all Bank employees for their hard work and dedication, which supported the Bank’s success throughout 2019.
Rino DonosepoetroPresiden Komisaris
President Commissioner
Laporan Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners Report
40 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan ManajemenManagement Report
Laporan DireksiCountry Management Team)
Board of Directors’ Report (Country Management Team)
untuk mempromosikan
dengan tujuan kami serta tiga Never
settle Better together’ dan Do the right thing
menjadi perusahaan yang
41
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan ManajemenManagement Report
Dear Stakeholders,
On behalf of the Country Management Team (CMT), I am pleased to report that Standard Chartered Bank Indonesia was able to sustain its growth and post improved performance amid volatile macroeconomics and a challenging banking industry environment.
We remain committed to building strong long-term relationships with our customers by delivering the
customer’s lifecycle. This is in line with our brand promise of ‘Here for Good’, which describes our existence and position in the past, present and future.
As the overseas branch of an international bank in Indonesia, Standard Chartered Bank Indonesia is proud of its 156 year history in the country, and will continue to support the Government of Indonesia in improving trade and welfare. The Bank continues to play an active role in supporting the country’s economic growth by utilizing our
Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Mewakili jajaran Direksi, selanjutnya disebut (Country
Management Team), dengan senang hati kami melaporkan bahwa Standard Chartered Bank Indonesia tetap mampu menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Di tengah dinamika makroekonomi serta industri perbankan yang penuh tantangan, Bank tetap berhasil mencatatkan peningkatan kinerja yang baik.
Kami berkomitmen untuk terus menjalin hubungan yang semakin kuat dan berkesinambungan dengan nasabah
setiap aspek kehidupan, selaras dengan brand promise
Bank “Here for good”. Brand promise ini menggambarkan bagaimana keberadaan kami di masa lampau, masa kini, dan di masa yang akan datang.
Sebagai bank yang berstatus kantor cabang bank asing di Indonesia, Standard Chartered Bank Indonesia bangga akan sejarahnya di negeri ini dengan kehadiran lebih dari 156 tahun dan akan terus mendukung pemerintah dalam mendorong perdagangan dan kemakmuran di Indonesia. Kami senantiasa memainkan peran aktif dalam
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
We are committed to promoting economic and social development in the markets that we serve, and to do it in a sustainable and equitable manner in line with our purpose and the three core values of ‘Never settle’, ‘Better together’ and ‘Do the right thing’.
Accordingly, we focused on the three main aspects of contributing to sustainable economic growth, becoming a responsible corporate citizen, and investing in the society.
42 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan ManajemenManagement Report
mendukung pertumbuhan ekonomi Negara, salah satunya dengan memanfaatkan jaringan global kami untuk menarik investasi asing ke Indonesia dan mempromosikan potensi Indonesia melalui partisipasi kami di acara kelas dunia seperti Indonesia-Africa Infrastructure
Dialogue 2019.
Kondisi ketidakpastian perekonomian global masih berlanjut di tahun 2019 yang ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan di kisaran 3,1% yang merupakan pertumbuhan terendah sejak krisis tahun 2008. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun 2019 turut berdampak kepada melemahnya permintaan komoditas global terutama di sektor batu bara dan minyak kelapa sawit yang merupakan andalan bagi aktivitas ekonomi Indonesia.
Di sisi lain, kondisi ekonomi global yang melambat ini menyebabkan bank sentral-bank sentral di berbagai belahan dunia, terutama bank sentral negara Amerika Serikat (The Fed) menghasilkan tren penurunan suku bunga kebijakan. The Fed sepanjang tahun 2019, menurunkan suku bunga kebijakan Federal Funds Rate (FFR) sebanyak 3 (tiga) kali
basis points (bps) sehingga menjadi 1,50-
global network to attract foreign investment to Indonesia and promote Indonesia’s potential through our participation in world-class events such as the Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019.
Global economic uncertainty continued in 2019 as indicated by a growth rate of around 3.1%, which was the lowest since the 2008 crisis. The global economic slowdown in 2019 also contributed to the weakening demand for global commodities, especially coal and crude palm oil, which are the mainstays of Indonesia’s economic activities.
The global economic slowdown caused central banks in various parts of the world, including the US central bank (The Fed), to revise their policy rates. During 2019, The Fed reduced its Federal Funds Rate
economic slowdown on the US economy. A similar story took place in
Pendapatan Bunga BersihNet Interest Income(dalam jutaan Rupiah | in million Rupiah)
20192018201720162015
2.17
0.28
9
2.32
9.77
2
2.24
3.35
5
2.49
2.33
6
2.47
5.65
0Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
43
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan ManajemenManagement Report
dampak dari perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS). Demikian pula yang terjadi di Indonesia, dimana Bank Indonesia (BI) juga memangkas suku bunganya (BI 7 days rate) sebanyak 100 bps di tahun 2019 dari 6,00% menjadi 5,00% sebagai langkah antisipasi. Di tengah kondisi perekonomian dunia yang belum kondusif, perekonomian Indonesia di 2019 relatif baik dengan angka pertumbuhan sebesar 5,02%
Perekonomian Indonesia yang cukup stabil tersebut tidak terlepas dari kebijakan moneter serta upaya Pemerintah Republik Indonesia dalam mendorong permintaan
Selain itu, membaiknya perkembangan perang dagang antara AS dan Tiongkok berdampak pada penurunan risiko pasar keuangan global dan berdampak positif terhadap perekonomian negara berkembang yang salah satu indikatornya adalah masuknya aliran dana asing dan berdampak pada penurunan risiko di pasar keuangan global. Stabilitas sistem keuangan Indonesia juga ditopang oleh industri perbankan yang memiliki struktur permodalan yang kuat, likuiditas yang cukup dan masih terkendalinya risiko kredit.
Dari sisi permodalan perbankan, rasio kecukupan modal, capital adequacy ratio (CAR), terjaga di level 23,31% pada Desember 2019, jauh di atas persyaratan prudensial. Risiko kredit bermasalah, nonperforming loans (NPL), juga berada dalam batas aman, yakni 2,53% (NPL gross) dan 1,18% (NPL net). Sementara dari sisi likuiditas, perbankan mampu memelihara kecukupan likuiditas dengan baik dengan rasio alat likuid bank terhadap dana pihak ketiga (AL/ DPK) mencapai 20,86%. Keberhasilan perbankan dalam mempertahankan kinerja positif di tengah ketidakpastian global, disertai dengan upaya menjaga
terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan indikator return on assets (ROA), yang terjaga di
Indonesia, where Bank Indonesia (BI) reduced its policy
in 2019, from 6.0% to 5.0%, as an anticipatory measure. Amid the unfavorable world economic conditions, the Indonesian economy in 2019 remained relatively stable with a growth rate of 5.02% (yoy), only slightly down from
is inseparable from the Government of the Republic of
In addition, positive developments in the US - China trade tensions have reduced risks in the global money markets, resulting in a positive impact on developing economies,
banking industry, which has a strong capital structure,
In terms of banking capital, as at December 2019, the capital adequacy ratio (CAR) of banks was successfully maintained at 23.31%, far in excess of the prudential requirement. The non-performing loan (NPL) ratio was also within acceptable limits at 2.53% (gross NPL) and 1.18% (net NPL). The banking sector was also able to maintain adequate liquidity with the ratio of liquid instruments to third-party funds (AL / DPK) of 20.86%. In addition to maintaining positive performance amid global uncertainties, the Banks also successfully sustained
namely the ratio of operating expenses to operating
the return on assets (ROA), which have been maintained
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
44 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Dalam menghadapi perubahan dan dinamika bisnis perbankan yang cepat, kami membuka lembar demi lembar tahun 2019 dengan melaksanakan berbagai kebijakan strategis. Terlepas dari kondisi makroekonomi global dan nasional yang penuh tantangan di sepanjang tahun 2019, Bank telah menunjukkan kemajuan yang sangat baik sejak mulai diimplementasikannya strategi transformasi pada beberapa tahun sebelumnya.
Fokus ke nasabah yang menjadi salah satu kebijakan strategis yang kami utamakan di tahun 2019, dimana kami terus berusaha untuk menghadirkan terobosan layanan untuk mendisrupsi pasar dengan inovasi-inovasi yang kami lakukan. Di tahun 2019, kami telah sukses meluncurkan dua produk “pertama di Indonesia” dalam bidang Securities Services. Bersama dengan mitra-mitra kami, Standard Chartered meluncurkan reksa dana
multi-share class pertama. Di bidang Retail, kami meluncurkan
platform perbankan online, yaitu “SmartGoals” dan “Online Mutual Funds”. Kami bangga akan pencapaian-pencapaian tersebut dan kami akan selalu membawa inovasi lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan kemakmuran bagi nasabah kami.
Selain itu, berpartisipasi aktif dalam mendukung nasabah korporasi Indonesia untuk mengembangkan usahanya melalui pemanfaatan jaringan Bank kami yang luas dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendatangkan penanaman modal asing sebagai bagian dari kontribusi Standard Chartered Bank terhadap perekonomian Indonesia dan mempromosikan potensi Indonesia melalui partisipasi aktif kami di acara kelas dunia seperti Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019.
serta mampu meningkatkan peran sebagai lembaga perantara yang mendukung agenda pertumbuhan Pemerintah dan mempromosikan investasi asing ke
To deal with the rapid changes in the banking industry, we implemented various strategic policies in 2019. Despite the challenging global and national macroeconomic conditions throughout 2019, the Bank has shown very good progress since the transformation strategy was implemented a few years ago.
One of the more important of the Bank’s strategic policies in 2019 was customer focus, in line with which we continued to strive to corner the market with our product and service innovations. In 2019, we successfully launched two Securities Service products that were the
class mutual fund product. In the Retail Banking segment, we added new features, the ‘SmartGoals’ and the ‘Online Mutual Funds’, to our online banking platform. We are proud of these achievements and we will continue to develop new innovations to support business growth and prosperity for our customers.
We actively support our Indonesian corporate clients who wish to expand their businesses by taking advantage of the Bank’s extensive global network. We are also a strategic partner to the government and contribute to the national economic development by helping bring foreign capital to the country and promoting Indonesia’s potential through our active participation in world-class events such as the 2019 Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue.
support of the Government of Indonesia’s growth agenda while promoting investment opportunities in the country
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
45
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Indonesia. Kami juga telah berhasil menanamkan budaya Tata Kelola yang kuat di seluruh lini Bank, sejalan dengan salah satu nilai inti Bank yaitu “Do the right thing”. Semangat untuk terus melakukan perbaikan dan perubahan yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan bisnis menjadikan kami mencapai nilai “Never Settle”. Nilai “Better together” Bank juga telah tertanam dalam dan membawa kami untuk mencapai berbagai penghargaan dan pengakuan yang sangat membanggakan.
dengan TargetMelalui berbagai penetapan dan penerapan berbagai kebijakan strategis tersebut, secara umum, dapat kami sampaikan bahwa hingga akhir periode 2019, kinerja Bank terus bertumbuh dan meningkat secara sustainable. Dari sisi kinerja keuangan, implementasi strategi transformasi terus membawa perolehan yang cukup baik di tahun 2019. Dalam hal pencapaian laba bersih, kami menawarkan produk dan jaringan internasional Bank yang luas serta pendanaan dalam mata uang asing yang kompetitif. Bank mampu mencatatkan laba bersih yang positif sebesar
Dari sisi neraca, kinerja penyaluran kredit mencapai Rp28,05 triliun. Bank juga berupaya untuk menekan biaya operasional guna mendukung pertumbuhan yang kuat dari lini bawah, melalui pengembangan digitalisasi
sederhana, lebih baik, dan lebih cepat. Selain itu, kami juga berhasil kembali mencatatkan kualitas permodalan dan likuiditas Bank yang tetap kuat dan optimal. Hal ini ditunjukkan dari rasio Kewajiban Penyediaan Modal
sesuai dengan rencana Bank yang menargetkan rasio
rasio Net Interest Margin (NIM) sebesar 4,32% dari 4,38% di tahun sebelumnya.
for overseas capital. A strong governance culture has taken roots at all levels of the organisation in line with one of our core values, ‘Do the Right Thing’. Our value of ‘Never Settle’ has been the driving force behind our
while the value of ‘Better Together’ has been instrumental in enabling the Bank to obtain various awards and recognition.
2019Thanks to the successful implementation of our strategic policies, the Bank was able to, for the most part, deliver a sustainable and improved performance in 2019. The consistent implementation of our transformation strategies has brought the expected result in 2019 in terms of
international networks, as well as access to competitive funding in foreign currency. As a result, the Bank was able
On the balance sheet side, our loan book has grown to Rp28.05 trillion. To safeguard our bottom line, the Bank continued to strive to keep operating expenses under
made our internal processes simpler, better, and faster. In addition, we also successfully maintained the Bank’s capital and liquidity at robust and optimum levels. This is demonstrated by the Capital Adequacy Ratio (CAR)
Bank’s plan to achieve a CAR in the range of 16.00%
was 4.32%, slightly down from 4.38% in 2018.
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
46 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Kinerja tahun 2019 kurang lebih sejalan dengan target-target yang telah ditetapkan terutama seperti Kualitas Aset (NPL gross), Rasio Kredit Terhadap Simpanan Nasabah, Pertumbuhan Simpanan Nasabah, serta rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
Sementara, Kualitas Aset (NPL gross), tercatat mencapai
telah ditetapkan yakni 3,50%-4,00%, sedangkan Rasio
Kemudian, Pertumbuhan Simpanan Nasabah pada tahun 2019 sebesar 8,02% berada di atas target sebesar 4,00%-6,00%. Secara umum, jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun 2019, Bank telah berhasil mencapai peningkatan kinerja yang baik di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan.
Tantangan dan AntisipasinyaKami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat tantangan baik eksternal maupun internal yang harus dihadapi oleh Bank. Dari sisi eksternal, Bank terus dihadapkan pada persaingan industri perbankan yang semakin kompetitif. Di samping itu, secara garis besar, tren pemotongan suku bunga acuan, margin/NIM industri perbankan yang ditekan hingga menimbulkan efek penurunan, penyelenggaraan pemilihan umum di tahun 2019, ketatnya persaingan, dampak dari nilai tukar mata uang dolar AS terhadap Rupiah, serta terbatasnya likuiditas mata uang Rupiah di pasar menjadikan hal-hal tersebut sebagai kendala sekaligus tantangan yang dihadapi oleh Bank dalam upayanya untuk mencapai pertumbuhan kinerja yang positif di tahun 2019.
Dari sisi internal, tantangan lainnya dari lini bisnis yang meliputi manajemen risiko, manajemen keuangan, manajemen nasabah dan kantor cabang, tata kelola perusahaan, serta optimalisasi sumber daya manusia dan kapasitasnya yang kami hadapi sepanjang tahun 2019. Terkait langkah penyelesaian, kepemimpinan Direksi
Our performance in 2019 was in line with our initial targets, including the Bank’s asset quality (gross NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), growth in customer deposits, and Capital Adequacy Ratio (CAR).
target range of 3.5%%-4.0%. The Loan to Deposit Ratio,
2019 stood at 8.02%, exceeding the target set at 4.0%-6.0%. Thus, compared with the targets established at the beginning of 2019, the Bank managed to achieve a satisfactory performance against a backdrop of challenging economic conditions.
We are aware of the external and internal challenges faced by the Bank. Externally, the Bank continues to face competition from an increasingly competitive banking industry. In general, these external challenges include factors such as the trend of declining benchmark policy rates, pressure on margins in the banking sector leading to declining NIM, the general elections of 2019, tight market competition, the Rupiah exchange rate to the US Dollar, and tight liquidity of Rupiah funds in the market. The Bank has successfully dealt with these challenges, managing to achieve a positive performance growth in 2019.
We also had to contend with internal challenges in our line of business throughout 2019, such as risk management,
management, corporate governance, and optimization of the capacity of our human capital. The leadership of the Board of Directors (CMT) plays an important role in
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
47
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
(CMT) memegang peranan penting dalam menentukan dan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi tantangan tersebut serta memitigasi risiko yang ada, ditambah dengan upaya keras Bank untuk memperbaiki diri baik didasarkan pada pemeriksaan regulator, internal, maupun inisiatif sendiri, kami optimis Bank akan terus bergerak maju dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Bank juga mengupayakan pencapaian kinerja melalui kerja sama strategis dengan berbagai pemangku kepentingan sebagai salah satu tindakan antisipatif yang dilakukan Bank menghadapi tantangan yang ada. Selain itu, agar aksi keberlanjutan terukur dan terarah dari waktu ke waktu, maka di tahun 2019, Bank telah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan. Penyusunan rencana aksi ini juga sejalan dengan pemenuhan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan terkait penerapan keuangan berkelanjutan.
Dari sisi manajemen risiko, Bank dihadapkan pada beberapa risiko usaha terutama risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas. Ketiga risiko tersebut merupakan risiko utama yang kami hadapi di tahun 2019. Untuk tindakan mitigasi, secara tata-kelola Direksi (CMT) melaksanakan fungsi pengendalian internal melalui pertemuan komite-komite sesuai jenis-jenis risikonya secara berkala. Secara umum Bank menerapkan kerangka manajemen risiko pertahanan tiga lini di seluruh aktivitas operasional Bank. Enterprise Risk Management
Framework (ERMF) yang merupakan penyempurnaan dari kerangka manajemen risiko sebelumnya adalah pedoman bagi Bank dalam memitigasi risiko-risiko yang dihadapi. ERMF memperkuat fungsi pertahanan tiga lini melalui pemilikan dan pengelolaan risiko oleh lini pertama, pengawasan dan tantangan oleh lini kedua, serta pengujian secara independen oleh lini ketiga.
Perbaikan dan perubahan kondisi lingkungan internal dalam rangka perbaikan berkelanjutan tersebut senantiasa kami lakukan untuk meningkatkan kinerja Bank dari berbagai aspek telah berada pada jalur yang tepat. Dengan demikian, tidak berlebihan apabila kami
determining and directing the measures needed to face these challenges and mitigate existing risks. Along with
of internal audits or audits performed by the regulators, we are optimistic that the Bank will continue to successfully develop its business in Indonesia.
The Bank also strives to achieve successful performance through strategic cooperation with various stakeholders. In addition, in 2019, the Bank prepared a Sustainable Financial Action Plan to ensure that its sustainability actions are measurable and on track. The preparation of this action plan is in line with the requirement of the Financial Services Authority regarding the application of
In the risk management area, the Bank faced three major risk factors in 2019, namely credit risk, market risk and liquidity risk. To mitigation these risks, the CMT conducts regular meetings of the various committees under the CMT, each with its own respective risk areas. The Bank has established a risk management framework with three lines of defense throughout the entire operational activities of the Bank. The Enterprise Risk Management Framework (ERMF), an update of the Bank’s previous risk management framework, serves as a guide for the Bank on how to mitigate risks. The ERMF strengthens the respective functions of the three lines of defense, which
defense, supervision and challenge (?) by the second line of defense, and independent evaluation by the third line of defense.
We continue to improve our internal environment in order to ensure better performance. Thus, we are very optimistic about the Bank’s future business prospects. We believe that the Bank will improve its performance and growth, and seize available opportunities while adapting
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
48 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
sangat optimis bahwa prospek bisnis Bank pada masa mendatang akan semakin baik, pencapaian kinerja yang semakin bertumbuhan serta mampu meraih berbagai peluang dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis industri perbankan yang semakin kompleks pada masa mendatang.
Prospek UsahaDi samping penerapan kebijakan strategis dan pencapaian kinerja pada tahun 2019, perlu kami sampaikan pula sikap optimis kami bahwa prospek usaha Bank pada masa-masa mendatang akan semakin baik. Secara garis besar, sikap optimis terhadap prospek usaha Bank pada masa mendatang dapat dilihat dari beberapa faktor, yakni perkembangan ekonomi dan industri perbankan serta kinerja internal Bank.
Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 diperkirakan akan lebih lambat dibandingkan dengan tahun 2019. Berbagai perkembangan serta indikator ekonomi global dan domestik sampai akhir tahun 2019 sempat mendorong optimisme prospek perbaikan perekonomian domestik pada 2020. proses pemulihan ekonomi global tertahan setelah Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) merebak di Tiongkok sejak akhir Januari 2020.
Penyebaran COVID-19 yang meluas berisiko menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi lebih rendah dari pertumbuhan 2019 melalui beberapa jalur ekonomi seperti pariwisata, ekspor, dan investasi. Merebaknya COVID-19 di Tiongkok dan dunia, Bank Indonesia memprediksikan COVID-19 akan memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada jangka pendek, kemudian pulih secara bertingkat. Dengan risiko tersebut, Bank Indonesia merevisi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi 4,2-4,6%. Prospek ini dipengaruhi oleh dampak langsung dan tidak langsung penurunan ekonomi Tiongkok.
Kondisi ini sedikit banyak akan memberikan dampak terhadap kegiatan bisnis Bank. Dalam rangka menghadapi berbagai tantangan yang ada pada masa mendatang, kami akan menerapkan beberapa kebijakan strategis
to changes in the banking industry’s increasingly complex business environment.
Business Prospects Aside reporting on the implementation of strategic policies and performance achievements in 2019, we would also like to convey our optimism regarding the Bank’s bright business prospects. This optimism is based on the ongoing developments in the economy and the national banking sector, as well as the Bank’s internal performance.
The global economic growth in 2020 is expected to be slower than in 2019. Various developments and indicators of the global and domestic economy until the end of 2019 had fueled early optimism for the prospects of an improving domestic economy in 2020. The global economic recovery process grounded to a halt following the spread of the Coronavirus (COVID- 19) in China that started at the end of January 2020 and spread globally.
The widespread outbreak of COVID-19 may reduce the global economic growth to a lower level than it was in 2019 through its impact on a number of economic ares such as tourism, export and investment. Bank Indonesia predicts that COVID-19 will place short-term pressure on Indonesia’s economic growth, before a gradual recovery. In view of this risk, Bank Indonesia revised the growth outlook for Indonesia’s economy in 2020 to 4.2-4.6%. This
This situation will have an impact on the Bank’s business activities. In anticipation of these future challenges, we intend to implement a number of strategic policies with the aim of optimizing sustainable business performance.
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
49
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
dengan tujuan mengoptimalkan kinerja bisnis yang berkelanjutan. Kami telah menyusun strategi yang diluncurkan secara global pada awal tahun 2019 telah diterapkan di Indonesia dan mengikuti strategi
Strategi yang diperbarui berfokus pada percepatan di area-area di mana Bank memiliki keunggulan kompetitif, mempertahankan disiplin dalam biaya, meningkatkan produktivitas, mengganggu secara digital dan menghilangkan hambatan residu. Prioritas strategis tersebut kami harapkan memberikan modal yang kuat, pertumbuhan menguntungkan yang meningkat dan distribusi yang substansial kepada para pemegang saham.
Strategi yang berfokus kepada nasabah ini kemudian dijabarkan ke dalam 5 prioritas utama yaitu:1. Mengoptimalkan keunggulan jaringan internasional
Bank dalam upaya mendukung nasabah berekspansi ke luar negeri/lintas negara, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendatangkan penanaman modal asing sebagai bagian dari kontribusi Standard Chartered Bank terhadap perekonomian Indonesia dan mempromosikan potensi pasar Indonesia ke luar negeri.
2. Secara konsisten menerapkan dan mendorong pemikiran smart spending di dalam setiap kegiatan operasional Bank, dalam rangka meningkatkan dan
3. Mengelola modal Bank secara efektif untuk mendapatkan return yang optimal
4. Inovasi yang disruptif dalam rangka peluncuran produk dan kegiatan promosi dalam pasar perbankan
5. Transformasi bisnis ke segmen dan emerging
dalam rangka peningkatan fokus bagi nasabah priority banking dan proposisi priority private.
The global strategies launched in early 2019 have been implemented in Indonesia on the back of our
These strategies focus on accelerating growth in the
maintaining cost discipline, improving productivity, cornering the market through digital innovations, and eliminating residual constraints. These strategies are expected to lead to a robust capital structure, as well
shareholders.
Our customer-focused strategy has been extended to
1. Optimizing the Bank’s international networks in
corporate customers overseas / cross-border. As the government’s strategic partner, we bring in foreign investment as a part of Standard Chartered Bank’s contribution to the Indonesian economy and promoting the potential of the Indonesian market abroad.
2. Encouraging and implementing ‘smart spending’ in the Bank’s operational activities to maintain and improve
optimal returns. 4. Innovating in the context of product launches and
promotional activities in the banking sector. 5. Fostering a business transformation to serve the
increase focus on priority banking customers and a unique priority private.
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
50 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Bagi kami, penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) menjadi landasan utama dalam setiap aktivitas bisnis yang dapat memaksimalkan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan, serta menjaga keberlanjutan bisnis. Pengembangan GCG di lingkungan Bank senantiasa diselaraskan dengan praktik terbaik untuk memaksimalkan nilai Bank, melindungi pemegang saham, dan memberikan perlakuan yang adil kepada setiap pemangku kepentingan.
Kami berkomitmen untuk mengimplementasikan standar yang tinggi dan relevan dengan kebutuhan Bank dalam penerapan prinsip-prinsip GCG.
Prinsip-prinsip tersebut menjadi referensi bagi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab,
dan peningkatan akuntabilitas. Dalam praktiknya di lingkungan Bank, GCG diimplementasikan melalui Tata Kelola pelaksanaan tugas yang bertanggung jawab oleh Presiden Komisaris dan CMT serta organ-organ Tata Kelola pendukung lainnya. Dapat kami sampaikan bahwa sepanjang tahun 2019, wujud implementasi GCG yang telah dilakukan Bank, antara lain, dengan mengimplementasikan Tata Kelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur Group, serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Selama tahun 2019 terdapat beberapa perbaikan, antara lain penyempurnaan fungsi pengawasan komisaris melalui penunjukan Rino Donosepoetro sebagai Presiden Komisaris bagi Standard Chartered Bank Indonesia, perbaikan struktur organisasi kantor cabang pembantu dan kantor kas, serta penunjukan beberapa anggota CMT dan Pejabat Eksekutif yang sebelumnya kosong.
Direksi dibantu oleh komite-komite di bawah Direksi (CMT) dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya meliputi Asset and Liability Committee, Country Risk
Committee, Country Non Financial Risk Committee, Credit
Issuance Committee, Group Special Asset Management
Governance We believe in the application of Good Corporate Governance (GCG) as the main foundation of the Bank’s every business activities, which can maximize added value for the stakeholders and maintain business sustainability. The development of GCG within the Bank is aligned with the best practices to maximize the Bank’s value, protect the interests of its shareholders, and ensure fair treatment of all stakeholders.
When applying the principles of GCG, we are committed to implementing high standards that are relevant to the needs of the Bank.
These principles become a reference point for responsible
performance, and increasing accountability. The principles of GCG are implemented through the governance of responsible execution of tasks by the President Commissioner, the CMT, and other governance support bodies. In 2019, the implementation of the Bank’s GCG involved implementing governance in accordance with Group policies and procedures, as well as complying with the provisions of the applicable laws and regulations.
During 2019, the Bank made a number of improvements including appointing Rino Donosepoetro as the President Commissioner of Standard Chartered Bank Indonesia,
a number of positions.
In discharging its duties and responsibilities, the CMT is assisted by several committees, namely the Asset and Liability Committee, the Country Risk Committee, the Country Non-Financial Risk Committee, the Credit Issuance Committee, the Group Special Asset
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
51
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Committee, Business Non Financial Risk Forum, dan Information and Technology Steering Committee. Sepanjang tahun 2019, komite-komite tersebut telah menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawab dengan baik yang tercermin dari pelaksanaan seluruh program/rencana kerja masing-masing yang telah ditetapkan pada awal tahun. Pelaksanaan Program/Rencana kerja komite-komite tersebut dilakukan melalui mekanisme rapat komite termasuk dengan mengundang Direktorat atau divisi-divisi/satuan kerja terkait serta penelaahan/evaluasi/review secara mendalam oleh masing-masing komite di luar forum rapat yang hasilnya disampaikan secara tertulis kepada CMT dan Presiden Komisaris.
Berkaitan dengan pelaksanaan POJK No. 51/
untuk Lembaga Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik, Bank telah menyiapkan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (Laporan Keuangan Berkelanjutan). Laporan Keuangan Berkelanjutan tersebut telah dievaluasi dan disetujui oleh Direksi dan Dewan Komisaris, serta disampaikan kepada OJK. Dalam laporan ini, Bank memaparkan secara rinci beberapa program berkelanjutan termasuk pengembangan produk dan layanan keuangan berkelanjutan, pengembangan kapasitas internal, penyesuaian organisasi, serta program berkelanjutan. Di samping itu, Bank juga menyusun Laporan Kerbelanjutan secara terintegrasi dalam laporan tahunan ini. Kami berkomitmen untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial di pasar yang kami layani, melakukannya secara berkelanjutan dan adil sesuai dengan tujuan kami serta tiga nilai-nilai utama Bank: ‘Never settle’, ‘Better together’ dan ‘Do the right thing. Terkait dengan hal ini, kami fokus pada tiga bidang utama yang meliputi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, menjadi perusahaan yang bertanggung jawab dan berinvestasi di masyarakat.
Management Committee, the Business Non-Financial Risk Forum, and the Information and Technology Steering Committee. Throughout 2019, these committees carried out their functions, duties and responsibilities well, as
plans established at the beginning of the year. The implementation of the committee work programs/plans is carried out through the mechanism of committee meetings, with the relevant Directorates or divisions / work units, as well as in-depth reviews / evaluations by each committee outside the meeting forum, with the results submitted in writing to the CMT and the President Commissioner.
Regarding the implementation of OJK Regulation No.
Finance for Financial Services Institutions, Issuers and Publicly Listed Companies, the Bank has prepared the Sustainable Finance Action Plan (Sustainable Financial Statements). The Sustainable Financial Statements have been evaluated and approved by the CMT and the Commissioners, and submitted to the OJK. The document contains detailed information about the Bank’s sustainable
organisational alignment, and sustainable Sustainability Programmes. The Bank has also begun to prepare a Sustainability Report, which will be integrated with the publication of this annual report.
We are committed to promoting economic and social development in the markets we serve. We do this in accordance with our goals and the three core values of the Bank: ‘Never settle’, ‘Better together’ and ‘Do the right thing.’ In this regard, we focus on three main areas that include contributing to sustainable economic growth, being a responsible company, and investing in the society.
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
52 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
KomunitasKomitmen kami terhadap keberlanjutan tidak hanya terbatas pada aktivitas bisnis yang kami biayai, melainkan juga tentang bagaimana kami menjalankan bisnis kami. Kita mengelola perusahaan kita secara bertanggung jawab dengan mempromosikan nilai-nilai dan perilaku yang tepat, berinvestasi pada orang, mengelola dampak lingkungan kita, dan mendukung perang melawan
Melalui program komunitas, kami bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk memahami tantangan yang dihadapi komunitas kami dan di mana kami dapat membuat dampak terbesar. Sebagai bagian dari perjalanan keberlanjutan Bank, kami akan terus melibatkan para pemangku kepentingan kami untuk memastikan kami belajar dan mengembangkan pendekatan kami dan memenuhi janji kami untuk ‘Here for good’.
Inisiatif program dan kegiatan Program Keberlanjutan Bank meliputi Seeing is Believing, Edukasi, Environment, serta Emergency Response. Seluruh program dan kegiatan tersebut secara rinci dapat dilihat pada pembahasan Laporan Keberlanjutan yang menjadi bagian yang tidak teripisahakan dalam Laporan Tahunan ini.
Country Management Team)Pada tahun 2019, terdapat perubahan komposisi anggota Country Management Team. Sehingga susunan anggota Country Management Team pada 31 Desember 2019, sebagai berikut:
NamaName
JabatanPosition
Tanggal PengangkatanPertama
First Appointment Date
Uji Kemampuan dan KepatutanFit and Proper Test
Passing Date Organizers
Andrew Chia OJK
Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources 4 April 2013 4 April 2013 BI
Adhi Sulistyo Country Head of Financial Markets OJK
Anwar Harsono 22 June 2015 12 May 2015 OJK
Anand Mahadevan 10 April 2019 23 July 2019 BI
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance 26 July 2019 18 July 2019 OJK
Haryanto Suganda Head, Global Banking 21 February 2019 OJK
and Activities Our commitment to sustainability goes beyond the
we conduct our business. We manage our company responsibly by promoting appropriate values and behavior, investing in people, managing our environmental footprint,
Through our community programs, we work with stakeholders to understand the challenges facing our communities and determine where we can make the biggest impact. As a part of the Bank’s sustainability journey, we will continue to engage our stakeholders to ensure that we continue to learn and develop our
The Bank’s Sustainability Programmes and activities consist of Seeing is Believing, Education, Environment, and Emergency Response. Detailed information about all these programs and activities can be found in our Sustainability Report, which is an integral part of this Annual Report.
Changes in the Composition of the Board of
During 2019, there were changes in the composition of the Country Management Team. The membership composition of the Country Management Team as at December 31, 2019, was:
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
53
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Apresiasi dan PenutupSebagai rangkaian kata penutup, kami atas nama seluruh jajaran Country Management Team mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Presiden Komisaris atas segala saran dan nasihat yang diberikan kepada kami. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada Standard Chartered Group, nasabah, klien dan mitra usaha, atas dukungan, kepercayaan dan kerja samanya yang telah terjalin dengan sangat baik selama ini. Kami juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh karyawan yang telah berkarya dengan penuh dedikasi dan kecintaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing serta mendukung upaya untuk mewujudkan Visi, Misi dan Target Bank secara bahu membahu tanpa mengenal lelah.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan beserta segenap pihak lainnya yang tidak mungkin dapat kami sebutkan satu persatu, yang senantiasa telah menjalin kerjasama terbaik sehingga Standard Chartered Bank Indonesia dapat mencapai berbagai target peningkatan usaha dan pertumbuhan kinerja secara berkelanjutan.
In closing, please allow me on behalf of the Country Management Team to express our gratitude and appreciation to the President Commissioner for his guidance and advice. Our appreciation also goes to the Standard Chartered Group, and our customers, clients and business partners, for their support, trust and cooperation. We also express our sincere gratitude and appreciation to all employees who have worked with dedication and passion to carry out their respective duties and responsibilities to support the Bank’s vision, mission and objectives.
We would also like to thank all our stakeholders, and others who are too numerous to mention one by one, for their cooperation, which has enabled Standard Chartered Bank Indonesia to achieve various business improvement and sustainable performance growth targets.
Laporan Direksi (Country Management Team)Board of Directors’ Report (Country Management Team)
54 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan ManajemenManagement Report
DireksiThe Board of Directors
Anand Mahadevan
Haryanto SugandaHead of Global Banking
55
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan ManajemenManagement Report
DireksiThe Board of Directors
Head of Financial Markets
Country Head of Human Resources Country Head Conduct Financial Crime &
Compliance
56 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan ManajemenManagement Report
Annual Report Responsibility
Surat Pernyataan Komisaris tentang Tanggung
Chartered Bank Indonesia
Kami, yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan Standard Chartered Bank Indonesia tahun 2019 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Bank.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, Juli 2020Jakarta, July 2020
Chartered Bank Indonesia
We, the undersigned, hereby declare that the 2019 AnnualReport of Standard Chartered Bank Indonesia has alreadycontained a complete information and we shall be fullyresponsible for the correctness of the Bank’s Annual Report content.
This statement is hereby made in all truthfulness.
Rino DonosepoetroPresiden Komisaris
President Commissioner
57
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan ManajemenManagement Report
Tanggung Jawab Laporan TahunanAnnual Report Responsibility
Surat Pernyataan Anggota Direksi tentang
Standard Chartered Bank Indonesia
Kami, yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan Standard Chartered Bank Indonesia tahun 2019 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Bank.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, Juli 2020Jakarta, July 2020
Chartered Bank Indonesia
We, the undersigned, hereby declare that the 2019 AnnualReport of Standard Chartered Bank Indonesia has alreadycontained a complete information and we shall be fullyresponsible for the correctness of the Bank’s Annual Report content.
This statement is hereby made in all truthfulness.
Anand Mahadevan Haryanto SugandaHead of Global BankingHead of Global Banking
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance
Country Head of Human ResourcesCountry Head of Human Resources
Head of Financial MarketsHead of Financial Markets
58 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Standard Chartered Bank Indonesia,
meningkatkan investasi, perdagangan dan
As part of the Standard Chartered Group, Standard Chartered Bank Indonesia has become the partner for individuals and businesses endeavoring to increase investment and trade and to accumulate wealth.
59
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
60 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Sejarah dan Informasi UmumHistory and General Information
Informasi UmumGeneral Information
Nama Perusahaan Standard Chartered Bank Indonesia Name of the Company
Kegiatan Usaha Usaha bank umum | Commercial Bank Line of Business
Segmen Usaha Bank mengoperasikan tiga segmen nasabah yaitu Corporate and Institutional Banking (CIB), Commercial Banking (CB) dan Retail Banking (RB)The Bank’s operations are geared toward three customer segment groups including: Corporate and Institutional Banking (CIB), Commercial Banking (CB) and Retail Banking (RB)
Business Segment
Tanggal Pendirian 1 Oktober 1968 | 1 October 1968 Date of Establishment
Perubahan Nama Tidak terdapat perubahan nama BankThere has never been a change in the Bank’s name
Change of Name
Dasar Hukum Pendirian Keputusan Menteri Keuangan No.D.15.6.1.6.15 tanggal 1 Oktober 1968 dan Keputusan Direksi BNI (Bank Sentral - Bank Nasional Indonesia) No. 4/22/KEP.DIR tanggal 2 Oktober 1968, untuk melakukan kegiatan devisa dan perbankan komersialDecree of the Minister of Finance No.D.15.6.1.6.15 dated 1 October 1968 and Decision of the Board of Directors of BNI (Central Bank - Bank Nasional Indonesia) No. 4/22 / KEP.
commercial banking activities
Legal Basis for Establishment
Kepemilikan Saham 100% oleh Standard Chartered Holdings Limited, Inggris Raya100% owned by Standard Chartered Holdings Limited, United Kingdom
Share Ownership
Alamat Perusahaan Menara SC, Ground Floor Jl. Prof DR Satrio No.164 Jakarta 12930 Menara SC, Ground Floor Jl. Prof DR Satrio No.164 Jakarta 12930
Company Address
Akses Informasi Call Center: (021) 579 999 88 Information Access
Website: www.sc.com/id Website:
Jaringan Kantor 2019 Kantor-kantor cabang pembantu tersebar di 6 kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, dan Makassar.
Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar and Makassar
Jumlah Karyawan 2019 1.772 Karyawan | Employees Number of Employees in 2019
Jumlah Aset 2019 Rp61.766,70 miliar | billion Asset Worth
61
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tujuan KamiOur Purpose
Our Values
Driving commerce and prosperity through our unique diversity
Better togetherDo the right thing
62 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Standard Chartered Bank Indonesia
Standard Chartered Bank Indonesia is one of the
region. The Bank is owned entirely (100%) by Standard Chartered Holdings Limited, United Kingdom.
Sebagai kantor cabang bank asing di Indonesia, perjalanan dan pengelolaan usaha Bank dikendalikan oleh dan dilakukan secara terintegrasi dengan Dewan Standard Chartered Bank yang berkantor pusat di London.
Perjalanan usaha Bank di Indonesia telah melalui sejarah panjang. Hal ini dimulai ketika The Chartered Bank (sekarang disebut Standard Chartered Bank) menjalankan usaha di bidang bank umum melalui Borneo Company di Batavia (sekarang disebut Jakarta) pada tahun 1859. Pada bulan Mei 1863, The Chartered Bank kemudian menjalankan usaha tersebut secara independen. Upaya ini menjadikan The Chartered Bank sebagai bank devisa Inggris pertama yang membuka badan usaha di Hindia Belanda (sekarang disebut Indonesia).
Bank’s business journey and management has been conducted in an integrated manner in cooperation with the Board of Standard Chartered Bank headquartered in London.
The Bank has a long history of business in Indonesia, which started when The Chartered Bank (currently referred to as Standard Chartered Bank) entered into commercial banking business through the Borneo Company in Batavia (currently referred to as Jakarta) in 1859. In May 1863, Chartered Bank ran its business independently,
up a business in the West Indies (currently referred to as Indonesia).
IndonesiaStandard Chartered Bank Indonesia at a Glance
63
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Selanjutnya, pada tahun 1965, kantor cabang di Jakarta ditutup pada masa percobaan kudeta. Namun, kegiatan usaha dimulai kembali pada tahun 1968 setelah Standard Chartered Bank Indonesia mendapat izin usaha melalui Surat Menteri Keuangan No. D.15.6.1.6.15 tanggal 1 Oktober 1968 dan Surat Keputusan Direksi Bank Negara Indonesia (dahulu merupakan bank sentral Indonesia) No. 4/22/KEP.DIR tanggal 2 Oktober 1968 untuk melakukan kegiatan devisa dan aktivitas perbankan.
Saat ini, Bank memiliki kantor cabang utama di Menara Standard Chartered Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164, Jakarta, 12930. Pada tahun 2019, Bank juga didukung
kantor-kantor cabang pembantu yang tersebar di 6 kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, dan Makassar.
due to a coup attempt. Nevertheless, the business started again in 1968 after Standard Chartered Bank Indonesia
the Minister of Finance No. D.15.6.1.6.15 dated 1 October 1968 and the Decision Letter of the Board of Directors of Bank Negara Indonesia (Indonesia’s central bank at the time) No. 4/22/KEP.DIR dated 2 October 1968 to conduct foreign exchange activities and banking services.
Standard Chartered Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164, Jakarta,
Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, and Makassar.
Tentang Standart CharteredAbout Standard Chartered
64 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Jejak LangkahMilestones
1863
2003
1921
2005
1968
2008
Kantor cabang pertama di Batavia dibuka.
Peluncuran global program Seeing is Believing.
Global launch of the Seeing is Believing programme.
Peletakkan batu pertama kantor perwakilan The Chartered Bank di
Ground breaking ceremony of The
Pembukaan kantor cabang di Bali
Pemberian lisensi dari Pemerintah Republik Indonesia Orde Baru untuk kantor cabang Chartered Bank di Jakarta.
Granted license from the Government of the Republic of Indonesia for the
Jakarta.
Peresmian kantor pusat Standard Chartered Bank Indonesia.
Inauguration of Standard Chartered
65
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
1969
2010
1976 1991
Di tingkat global terjadi merger antara The Standard Bank dan The Chartered Bank menjadi Standard Chartered.
Standard Bank merges with Chartered Bank to became Standard Chartered.
Meraih penghargaan rekor MURI dalam program “Kesehatan Mata Pelajar”
Wins MURI record award in the “Student Eye Health” programme.
Di tingkat global, secara resmi menjadi sponsor utama dari Liverpool Football Club.
Bank becomes the main sponsor of the Liverpool Football Club.
Menempati lokasi kantor cabang yang baru di Gedung Kosgoro.
in the Kosgoro Building.
Peluncuran secara global untuk brand promise Standard Chartered yaitu “Here for good”.
Global launch of Standard Chartered brand promise, “Here for good.”
Pembukaan kantor cabang di kota-kota besar lain di Indonesia meliputi Bandung, Medan, Surabaya dan Semarang.
cities in Indonesia including Bandung, Medan, Surabaya and Semarang.
Pembukaan kantor cabang baru di Makassar.
Makassar.
Jejak LangkahMilestones
66 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
2012
2019
20182013
Pada tanggal 15 Maret 2012 meluncurkan “Talking ATM”, yang pertama di Indonesia, dikhususkan bagi masyarakat dengan gangguan penglihatan.
Launch of the “Talking ATM” for people
Indonesia, on March 15, 2012.
Pada tanggal 10-11 April 2018, Standard Chartered dengan bangga berpartisipasi di event Indonesia-Africa Forum 2018 (IAF 2018) yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri di Nusa Dua, Bali. Event ini adalah acara pertama yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka mendorong dan memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
On 10-11 April 2018, Standard Chartered is proud to participate in the 2018 Indonesia-Africa Forum (IAF 2018), an event organised by the Ministry of Foreign
Indonesia to encourage and strengthen trade and investment relations between Indonesia and African countries.
Merayakan genap 150 tahun melayani Indonesia.
Celebration of 150 years of serving Indonesia.
Pembukaan kantor cabang Pantai Indah Kapuk.
Pantai Indah Kapuk branch Launch of new SC Mobile features, namely SmartGoals and Online Mutual Fund.
Jejak LangkahMilestones
67
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Peluncuran produk PremiumFIRST, yaitu sebuah produk solusi keuangan terintegrasi yang terdiri dari produk tabungan PremiumFIRST Saver, Premium Credit Card dan serangkaian produk investasi/bancassurance.
Launch of the PremiumFIRST product, an
of PremiumFIRST Saver savings products, Premium Credit Cards and a series of investment/bancassurance products.
Pada tanggal 8-14 Oktober 2018, Standard Chartered bangga dapat mendukung Pemerintah Indonesia dalam rangka penyelenggaraan International Monetary Fund - World Bank Group
dihadiri oleh delegasi dari 189 negara dengan jumlah 36.000 peserta (meliputi Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral, anggota parlemen dan pejabat).
On 8-14 October 2018, Standard Chartered proudly supported the Government of Indonesia
Group (IMF - WBG Annual Meetings 2018) in Nusa Dua, Bali. This event, attended by delegations of 36,000 participants from 189 countries, included the Minister of Finance, the Governor of the Central Bank, and the members of parliament.
Peluncuran secara global program “Standard Chartered Foundation” dan “Futuremakers”
Global launch of the “Standard Chartered Foundation” and the “Futuremakers” programmes.
Pada tanggal 20-21 Agustus 2019, Standard Chartered bangga dapat kembali melanjutkan dukungannya kepada Pemerintah Indonesian dengan turut mengambil bagian dalam acara Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue, yang berlangsung di Bali. Acara ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan Indonesia Africa Forum
On 20-21 August 2019, Standard Chartered proudly continued its support for the Indonesian Government by taking part in the Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue in Bali. This event was a continuation of the
African countries.
Jejak LangkahMilestones
68 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Identitas dan Makna LogoIdentity and Meaning of Logo
Wordmark Trustmark
Logo
Logo resmi Standard Chartered terdiri dari 2 elemen utama yaitu wordmark dan trustmark dimana kedua elemen ini adalah sebuah kesatuan logo yang tidak dapat dipisahkan.
Logo Standard Chartered didesain secara khusus dan unik untuk merepresentasikan identitas dan nilai-nilai yang kami miliki.
Dua elemen ini memiliki arti sebagai berikut:
Wordmark
Kami telah beroperasi secara internasional selama lebih dari 150 tahun. Merek kami mewakili nama, reputasi, budaya kami dan semua yang telah kami bangun selama ini. Dikombinasikan dengan identitas visual kami, merek kami menciptakan keunggulan kompetitif yang unik, yang akan kami manfaatkan terus membangun ke arah yang lebih baik. Merek kami adalah sumber keuntungan kompetitif yang unik. Nama kami adalah Standard Chartered.
Trustmark
Trustmark adalah komponen kunci dari logo kami, yang melambangkan keterkaitan dan kemitraan dengan klien, staf dan mitra bisnis.
to represent our identity and values.
These two elements have the following meanings:
We’ve been operating internationally for more than 150 years. Our brand represents our name, reputation, culture and all that we stand for. Combined with our visual identity, this creates a unique competitive advantage, which we will continue to build. Our brand is a unique source of competitive advantage. Our name is Standard Chartered.
The Trustmark is a key component of our logo. It symbolises
business partners.
69
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Brand PromiseBrand Promise
Here for good adalah janji merek kami. Itu juga yang menjadi keyakinan kami selama ini. Janji merek kami adalah apa yang telah kami lakukan selama lebih dari 150 tahun, dan akan terus dilakukan di masa yang akan datang.
Here for good mewakili ciri khas kami untuk tetap menjadi yang terbaik dan apa yang membedakan kami dari yang lain. Janji merek kami menjadi tolak ukur kami terhadap diri sendiri di setiap waktu, baik dalam setiap keputusan dan tindakan kami.
Here for good harus selalu menjadi prioritas kami, baik dalam setiap kegiatan internal, maupun ketika melayani nasabah kami.
Here for good is our brand promise. It also happens to be our oldest belief. It is what we have been doing for over 150 years, and will continue to do in the future.
Here for good represents who we are at our very best and what sets us apart. It is what we measure ourselves against everyday, in both our decisions and actions.
Here for good must be at the forefront of our minds, both internally and when serving our clients.
Our purpose and actions build our brand promise.
70 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
In accordance with the Decision Letter of the Minister of Finance No. D.15.6.1.6.15, the Bank has a license to conducts activities of a commercial bank. The Bank’s business activities are carried out in the following 3 (three) segments:
This segment provides banking transaction services,
Corporate Finance for Corporate and Institutional customers. The services are globally operated with the support of a local team that focuses on developing local content so that it is in line with customer needs and existing regulations.
This segment serves middle scale companies and local corporations. The service provides banking solutions for customers with minimum sales of USD10 million. The Bank also provides Transaction Banking, Financial Markets, Capital Markets, Loans and Corporate Finance services through this segment.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. D.15.6.1.6.15, Bank memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha bank umum. Kegiatan usaha ini dijalankan dalam 3 segmen, yaitu:
Segmen ini menyediakan layanan Transaction
Banking, Financial Markets, Capital Markets, Pinjaman dan Corporate Finance bagi nasabah Korporat dan Institusi. Layanan ini dijalankan secara global dengan dukungan tim produk lokal yang fokus mengembangkan konten lokal agar sesuai dengan kebutuhan nasabah dan peraturan yang berlaku.
Segmen ini melayani nasabah perusahaan skala menengah dan korporasi lokal. Layanan ini menyediakan solusi perbankan kepada nasabah dengan penjualan minimum 10 juta USD. Bank juga menyediakan layanan Transaction Banking, Financial
Markets, Capital Markets, Pinjaman dan Corporate
Finance melalui segmen ini.
Bidang UsahaLines of Business
71
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
This segment serves individual and priority customers, as well as business actors, using the life cycle approach. The provided services include time deposit and savings accounts, individual loans, various choices of credit card products that suit the needs and lifestyles of customers, as well as international standard Wealth Management products.
Segmen ini melayani nasabah personal, prioritas, dan pelaku bisnis melalui pendekatan siklus hidup. Layanan yang disediakan termasuk deposito dan tabungan, pinjaman individu, berbagai pilihan produk kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup nasabah, serta produk Wealth Management bertaraf internasional.
Bidang UsahaLines of Business
72 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Produk dan JasaProducts and Services
Bank menyediakan berbagai produk dan layanan bagi nasabah individu dan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan akan datang melalui:
Produk Simpanan
nasabah dalam bertransaksi perbankan di mana saja dan kapan saja melalui cabang, ATM, Online Banking, SC Mobile, Phone Banking, dan SMS Banking dengan bebas biaya.
2. Premium Saving
Premium Saving adalah produk yang memberikan suku bunga menarik setara deposito ber-jangka.
3. eSaver
eSaver adalah tabungan online yang memberikan suku bunga optimal, berapa pun saldo yang dimiliki nasabah.
4. TabunganKu
TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. PremiumFIRST Saver
Tabungan yang memberikan bonus bunga kepada nasabah apabila nasabah melakukan transaksi pembelanjaan dengan kartu kredit premium. Tabungan ini juga memberikan gratis bertransaksi di ATM Bersama dan Prima.
6. Foreign Currency Account
Foreign Currency Account memberikan ketenangan dan kemudahan bagi nasabah yang membu-tuhkan keleluasaan untuk melakukan transaksi kapan saja dalam berbagai valuta asing.
The Bank provides various products and services for individual and corporate customers that meet their current and future needs, including:
Deposits Products
Savings
customers by allowing them to perform free banking transactions anywhere and anytime through branches, ATMs, Online Banking, SC Mobile, Phone Banking, and SMS Banking.
2. Premium Saving
deposit.
3. eSaver
eSaver is an online account that gives optimum interest rate, regardless of the account balance.
4. TabunganKu
TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. PremiumFIRST Saver
TabunganKu is a savings product for individuals with simple requirements issued jointly by banks in Indonesia in order to foster a savings culture and improve people’s welfare.
6. Foreign Currency Account
Foreign Currency Account that provides assurance and convenience for customers who need the freedom to make transactions in various foreign currencies.
73
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Giro 1. Giro dalam Mata Uang Rupiah
Merupakan rekening giro yang dilengkapi dengan fasilitas buku cek (cheque book) dan cerukan (overdraft) yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan bisnis nasabah.
2. Giro dalam Mata Uang Asing
asing utama, yaitu Australian Dollar (AUD), Euro (EUR), British Pound Sterling (GBP), New Zealand Dollar (NZD), US Dollar (USD), Hongkong Dollar (HKD), dan Singapore Dollar (SGD).
Deposito 1. Deposito Berjangka (Fixed Deposit)
Produk deposito yang tersedia dalam mata uang lokal Rupiah dan mata uang asing, yaitu USD, GBP, AUD, SGD, HKD, JPY, CAD, NZD, dan EUR.
Produk Pinjaman
Pinjaman tanpa jaminan dengan bunga rendah, mulai dari 0,69%, serta dengan cicilan tetap bulanan dan jangka waktu hingga 5 tahun.
Home Suite hadir dengan pilihan produk yang memberikan solusi untuk kebutuhan kredit kepemilikan rumah idaman dan berbagai keperluan dengan mengutamakan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah. Produk Home Suite mencakup pembelian rumah/apartemen/ruko baru atau bekas, pengalihan KPR/KPA dari bank lain.
Produk Investasi Bank menyediakan beragam instrumen investasi untuk
demi masa depan. Produk-produk yang kami sediakan diuraikan sebagai berikut:
Giro 1. Demand Deposits in Rupiah
A checking account with a check book and overdraft facilities to support customers’ business activities.
2. Demand Deposits in Foreign Currency
currencies, namely: Australian Dollar (AUD), Euro (EUR), British Pound Sterling (GBP), New Zealand Dollar (NZD), US Dollar (USD), Hongkong Dollar (HKD), and Singapore Dollar (SGD).
Time Deposits
Time deposit products are available in Rupiah and foreign currencies such as USD, GBP, AUD, SGD, HKD, JPY, CAD, NZD, and EUR.
Loan Products
Non-collateral loans for up to 5 years with a low interest
Home Suite comes with a range of products that provide solutions to enable customers to own their dream homes by prioritising ease and comfort. Home Suite products includes new or pre-loved houses/apartments/shop-houses, transfers of House Loans/Apartment Loans from other banks, and multi-purpose credit.
Investment Products
position. These include:
Produk dan JasaProducts and Services
74 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Reksadana Jenis reksadana yang kami sediakan adalah:1. Reksadana Terproteksi (Closed ended Fund);2. Reksadana Umum Konvensional (Open ended Fund);3. Reksadana Umum Berbasis Syariah (aset global
maupun lokal); dan 4. Reksadana Umum dengan strategi pasif yang
mengikuti indeks acuan.
Kami menyediakan instrumen Obligasi Pemerintah dan Korporasi, seperti: 1. Obligasi Pemerintah Indonesia, baik konvensional
maupun berbasis syariah; dan 2. Obligasi Korporasi.
Transaksi valuta asing dan structured products yang kami sediakan untuk nasabah korporasi adalah:1. Foreign Exchange Spot, Forward, Swap dan Options;2. Interest Rate Derivatives;
1. Closed-end Fund;2. Open-end Fund;3. Sharia-Based Fund (global or local assets); and4. Mutual Fund with a passive strategy that follows a
reference index.
Bonds We provide the following Government and Corporate Bonds: 1. Government of Indonesia’s Bonds, either conventional
or sharia-based; and2. Corporate Bonds.
transactions for corporate customers, including:1. Foreign Exchange Spot, Forward, Swap, and Options;2. Interest Rate Derivatives;
Produk dan JasaProducts and Services
75
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
3. Cross Currency Swaps;4. Domestic Non-Deliverable Forward;5. Call Spread Options;6. Premium Currency Investment.
Transaksi valuta asing dan structured products yang kami sediakan untuk nasabah retail adalah:1. Premium Currency Investment (PCI);2. Foreign Exchange TOD; 3. Foreign Exchange TOM; dan 4. Foreign Exchange SPOT.
Tipe fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) yang kami sediakan adalah: 1. Fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) Deposito
Berjangka;2. Fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) Reksa Dana;3. Fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) Obligasi; dan 4. Fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) Asuransi Jiwa.
Merupakan suatu portal baru melalui fasilitas Online
Banking dan SC Mobile yang memberikan kemudahan untuk nasabah berinvestasi secara online bersama Standard Chartered Bank kapan saja dan di mana saja.
Online Mutual Funds adalah sebagai berikut:1. Menawarkan berbagai pilihan reksa dana yang
2. Navigasi yang mudah dengan tampilan yang sederhana dan mudah dimengerti (user friendly), sehingga dapat memberikan pengalaman nasabah (user experience) yang unik dan meningkatkan kenyamanan dalam bertransaksi dan berinvestasi;
3. Fitur akses dan memantau portofolio reksa dana nasabah secara online dan dapat dilakukan setiap saat;
berinvestasi bagi nasabah untuk dapat bertransaksi kapan pun dan di mana pun.
3. Cross Currency Swaps;4. Domestic Non-Deliverable Forward;5. Call Spread Options;6. Premium Currency Investments.
transactions for retail customers, including:1. Premium Currency Investments (PCI);2. Foreign Exchange TOD;3. Foreign Exchange TOM; and4. Foreign Exchange SPOT.
1. Time Deposit Overdraft Facility;
2. Mutual Fund Overdraft Facility;3. Bond Overdraft Facility; and4. Life Insurance Overdraft Facility.
A new portal that gives customers the convenience of investing with Standard Chartered Bank online anytime and anywhere through the Online Banking and SC Mobile
include:
1. Wide selection of diverse mutual funds that can match
2. Easy navigation with a simple and easy to understand (user-friendly) display, to provide a unique user experience, and increase the convenience of making transactions and investments;
3. Features to access and monitor each customer’s mutual fund portfolio online;
opportunities for customers anytime and from anywhere.
Produk dan JasaProducts and Services
76 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Fitur terbaru di aplikasi SC Mobile yang berfungsi untuk menginvestasikan dana nasabah dengan menggunakan perencanaan berbasis tujuan (Goal-based Investing) seperti berinvestasi untuk rumah impian, pendidikan anak, usaha bisnis atau bahkan tujuan yang bersifat pribadi bagi nasabah.
Melalui SmartGoals nasabah dapat melakukan aktivitas beli dan jual reksa dana dengan langkah-langkah sederhana. Selain itu nasabah juga dapat melakukan
dengan menentukan seberapa tinggi tingkat risiko yang dapat ditoleransi dan jenis reksa dana apa yang ingin diinvestasikan oleh nasabah. Selanjutnya dengan investasi dana yang dilakukan secara berkala, nasabah dapat memantau kemajuan portofolio keuangannya dan mendapatkan ringkasan tentang portofolio keuangan secara bulanan, mingguan dan bahkan harian.
Produk Asuransi Bank menyediakan beragam produk asuransi dari perusahaan-perusahaan asuransi terkemuka untuk nasabah, sebagaimana diuraikan berikut:
1. Asuransi Jiwa Unit Link;2. Asuransi Jiwa Dwiguna;3. Asuransi Jiwa Seumur Hidup; dan 4. Asuransi Jiwa Kredit.
Asuransi Umum 1. Asuransi Kebakaran; dan 2. Asuransi Perjalanan.
Produk Kartu Kredit
eksklusif bagi nasabah Standard Chartered Priority Banking dengan berbagai manfaat, seperti pengumpulan rewards points lebih cepat untuk berbagai transaksi ritel, fasilitas cashback untuk transaksi di taman rekreasi
application let customers invest funds using Goal-based Investing. These include investments for dream homes, children’s education, business ventures and other personal goals.
Through SmartGoals, customers can buy and sell mutual fund activities by taking a number of simple steps. In
by determining their preferred risk tolerance level and types of funds. Furthermore, by investing funds regularly,
portfolios and get monthly, weekly and even daily basis summaries.
Insurance Products
reputable insurance companies, including.
Life Insurance 1. Unit Link Life Insurance;2. Endowment Life Insurance;3. Lifetime Life Insurance; and4. Credit Life Insurance.
1. Fire Insurance; and2. Travel Insurance.
Credit Card Products
privileges to the customers of StandardChartered Priority Banking with a number
point accumulation for various retail
Produk dan JasaProducts and Services
77
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
keluarga, fasilitas cashback saat ulang tahun di semua restoran di seluruh dunia selama 1 bulan berulang tahun, fasilitas beli 1 dapat 2 tiket nonton di The Premiere XXI, serta fasilitas layanan akses airport lounge dan Priority
Pass secara gratis.
Kartu Kredit Visa Platinum memberikan keistimewaan dan berbagai keuntungan, seperti pengumpulan rewards points lebih cepat untuk setiap transaksi di kategori merchant restoran, department store, apparel, home furnishing, fasilitas beli 1 dapat 2 tiket nonton di The Premiere XXI, serta kemudahan cicilan 0% untuk transaksi di rumah sakit.
Kartu Kredit Mastercard WorldMiles merupakan kartu kredit yang dikhususkan sebagai kartu kredit travelling. Kartu Kredit Mastercard WorldMiles menawarkan pengumpulan mileage lebih cepat dan penukaran mileage
menggunakan Kartu Kredit Mastercard WorldMiles.
Mileage yang dikumpulkan dari Kartu Kredit Mastercard WorldMiles dapat ditukarkan dengan keanggotaan Frequent Flyer dari maskapai penerbangan yang bekerja sama untuk terbang gratis atau upgrade kelas penerbangan. Selain itu, Kartu Kredit Mastercard WorldMiles juga memberikan fasilitas akses airport lounge dan keanggotaan Priority Pass secara gratis.
transactions, cashback for transactions at family recreational parks, cashback on the customer’s birthday in all restaurants around the world for 1 (one) month, buy 1 get 2 movie tickets at The Premiere XXI, and access to airport lounges and free Priority Passes.
for every transaction in the categories of restaurant merchants, department stores, apparel, and home furnishings; buy 1 get 2 movie tickets at The Premiere XXI;and 0% installments for transactions made at hospitals.
The Mastercard WorldMiles Credit Card has been
all transactions.
The Mileage earned by using the Mastercard WorldMiles Credit Card can be redeemed with Frequent Flyer memberships from airlines that cooperate
upgrades. Additionally, it also provides access to airport lounges and free Priority Pass memberships.
Produk dan JasaProducts and Services
78 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Mastercard Premium Kartu Kredit Mastercard Premium adalah kartu kredit yang memberikan bonus bunga ke tabungan yang dimiliki nasabah dengan melakukan transaksi belanja menggunakan Kartu Kredit Standard Chartered Premium.
Mastercard Titanium Kartu Kredit Mastercard Titanium memberikan cashback tanpa batas untuk setiap transaksi ritel yang dilakukan nasabah kapan saja dan di mana saja. Selain itu, nasabah juga dapat menikmati ekstra cashback untuk transaksi- transaksi ritel yang dilakukan di berbagai merchant pilihan.
Layanan Lainnya
Straight2Bank Merupakan platform elektronik terintegrasi penuh yang menjamin kemampuan transaksi dan pelaporan yang komprehensif di seluruh manajemen kas, valuta asing, dan
. Straight2Bank dirancang untuk memberikan
sistem ERP utama dan opsi untuk memilih konektivitas perbankan yang tepat, meliputi: 1. Straight2Bank Web: merupakan titik temu utama
Bank terhadap klien melalui platform internet banking yang terintegrasi secara penuh dan aman untuk menyediakan akses bagi seluruh layanan tunai, perdagangan dan sekuritas;
Mastercard Premium
credited to customers’ saving accounts when they use the Standard Chartered Premium Credit Card to make purchases.
Mastercard Titanium
cashbacks for every retail transaction made by the customer. Additionally, customers can also enjoy extra cashbacks for retail transactions completed at preferred merchants.
Other Services
Straight2Bank Straight2Bank is a fully integrated electronic platform that guarantees comprehensive transaction and reporting capabilities across cash management, foreign exchange
and the option to choose the right banking connectivity, which cover:1. Straight2Bank Web: our primary touch point for clients
through a secure and fully integrated internet banking platform that provides access to cash, trade and securities services;
Produk dan JasaProducts and Services
79
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
2. Straight2Bank Access: saluran utama bagi klien menemukan integrasi layanan tanpa batas dengan sistem ERP mereka. Layanan ini mendukung integrasi terhadap SAP, Oracle, JD Edwards dan sistem ERP utama lainnya; dan
3. Straight2Bank Mobile: aplikasi mobile terkait persetujuan transaksi dan informasi akun yang dapat digunakan saat bepergian.
Straight2Bank eXchange dan Straight2Bank Money MarketStraight2Bank eXchange (S2BX) dan Straight2Bank Money Market (S2BX MM) merupakan platform elektronik yang ditawarkan kepada nasabah untuk dapat mengakses produk-produk Financial Markets terutama transaksi mata uang asing dan transaksi deposito money market. S2BX dan S2BX MM yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melihat kurs mata uang dan melakukan transaksi mata uang asing secara langsung.
SCALESCALE (Standard Chartered Bank’s Aggregated Liquidity Engine) adalah platform Multi-Currency Pricing (MCP) yang disediakan untuk nasabah dengan kemampuan untuk mengukur harga produk dan jasa yang ditawarkan oleh nasabah dalam berbagai mata uang tanpa terekspos
2. Straight2Bank Access: the primary channel for clients seeking a seamless integration with their ERP systems. It supports integration with SAP, Oracle, JD Edwards and other major ERP systems; and
3. Straight2Bank Mobile: mobile application for transaction approvals and account information on the go.
Straight2Bank eXchange and Straight2Bank Money MarketStraight2Bank eXchange (S2BX) and Straight2Bank Money Market (S2BX MM) are electronic platforms that allow customers to access Financial Market products, especially foreign currency transactions and money market deposit transactions. S2BX and S2BX MM provide facilities for customers to view currency exchange rates and conduct foreign currency transactions.
SCALESCALE (Standard Chartered Bank’s Aggregated Liquidity Engine) is a Multi-Currency Pricing (MCP) platform that lets customers measure the prices of products and
Produk dan JasaProducts and Services
80 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Mesin Setor Tunai Bank telah meluncurkan layanan penyetoran uang tunai yang terintegrasi dengan menggunakan mesin setoran tunai melalui kemitraan dengan G4S, perusahaan keamanan terbesar di dunia. Solusi ini akan meningkatkan
berbagai industri, seperti ritel, logistik dan Fast Moving Consumer Goods
1. Penyaringan terhadap uang palsu secara langsung;
3. Visibilitas waktu dan pelaporan pada rekening bank secara real time.
Bank sedang memperluas kemampuan akun virtual, tidak hanya terkait penghimpunan dana tetapi juga untuk pembayaran. Akun virtual untuk pembayaran
dan memisahkan kebutuhan pembayaran mereka untuk unit bisnis yang berbeda, tanpa menambahkan lebih
korporasi akan dapat merasionalisasi struktur akun,
dan mengendalikan kepentingan operasional.
Straight2Bank Direct Debit melalui sistem kliring nasional merupakan salah satu inisiatif dari Bank Indonesia untuk mengakomodasi transaksi debit dengan berbagai bank di tingkat nasional secara langsung. Standard Chartered Bank merupakan salah satu dari 15 bank yang disetujui dalam kelompok kerja untuk melakukan proyek percontohan Debit Langsung SKN ini. Inisiatif ini memungkinkan klien untuk mengirim instruksi ke rekening pihak pembayar di bank lain dan menerima pembayarannya pada hari yang sama. Layanan ini memberikan informasi status penghimpunan dana berstandar nasional sebagai umpan balik dan rekonsiliasi
The Bank has launched an integrated cash collection service that utilises cash deposit machines (CDM) by partnering with G4S, the world’s largest security company.
for company clients in various industries, such as retail, logistics and Fast Moving Consumer Goods (FMCG), through its key features: 1. Filtering Counterfeit Notes;
3. Real-time visibility and reporting on bank account statements.
The Bank is expanding the capabilities of its Virtual Accounts, not only for collections but also for payments. Virtual accounts for payments will allow corporate clients to identify and segregate their payment needs
accounts. By using this solution, corporate clients will be able to simplify their account structure, increasing cost
Straight2Bank Direct Debit through the national clearing system is one of Bank Indonesia’s initiatives to accommodate multibank direct debit transactions nationwide. Standard Chartered Bank is one of the 15 approved banks in the working group to be involved in the SKN Direct Debit pilot project. This initiative will enable clients to send instructions to debit payer accounts in other banks and receive the amounts on the same day. This service provides a national standard of collection status response to ensure easy reconciliation for corporation client. This service only requires a one time process to register payer mandate in payer banks.
Produk dan JasaProducts and Services
81
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
yang mudah bagi klien korporasi. Layanan ini hanya membutuhkan satu proses waktu untuk mendaftarkan kuasa pihak pembayar di bank yang didaftarkannya. Setelah itu, klien korporasi dapat melakukan instruksi pembayaran aktif melalui Straight2Bank kami.
Manajemen Likuiditas Proposisi nilai manajemen likuiditas Bank mencakup sweeping, pooling nosional domestik, dan optimalisasi bunga. Kemampuan yang telah dimutakhirkan ini disediakan melalui sarana Straight2Bank Liquidity yang menawarkan berbagai manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan klien terhadap pengelolaan uang tunai serta
perusahaan. Manfaat yang ditawarkan meliputi: 1. Mencapai visibilitas kas secara penuh;
3. Akses ke uang tunai yang terdesentralisasi dan terperangkap;
4. Merasionalisasi sejumlah bank dan rekening; serta5. Menyebarkan kelebihan kas secara lebih efektif. Trade Finance Banking the ecosystem adalah tentang memberikan solusi terintegrasi yang membantu menumbuhkan bisnis klien melalui pemenuhan kebutuhan keuangan, transaksional, dan informasi tentang klien serta pemasok, saluran penjualan, dan pelanggan mereka. 1. membantu memberikan solusi
pembiayaan alternatif kepada pembeli/distributor dari nasabah Bank. Standard Chartered Bank memelopori penggunaan Internet of Things (IoT) untuk membawa perubahan revolusioner dalam skema keuangan distributor. Peluncurannya dilakukan dengan cepat dan berpotensi menghasilkan penghematan jutaan dolar untuk industri otomotif, manufaktur, dan ritel, seiring dengan berkurangnya risiko yang terkait
2. Program-program dirancang untuk memanfaatkan kemampuan pembiayaan perdagangan kelas dunia dan platform digital Bank untuk memberikan peluang pembiayaan pasca-pengiriman kepada para pemasok dari nasabah Bank.
After that, the corporate clients can give active collection instructions through Straight2Bank.
Liquidity Management The Bank’s liquidity management value proposition includes sweeping, domestic notional pooling, and interest
various functions to match each client’s cash management
1. Attaining full cash visibility;
3. Accessing decentralised and trapped cash;
4. Rationalise number of banks and accounts; and
Trade Finance The banking ecosystem is about delivering integrated solutions that help grow our clients’ businesses by
needs of our clients and their suppliers, sales channels, and customers.
large corporate clients. Standard Chartered Bank pioneered the use of internet of things (IoT) to bring
schemes. Its roll-out is imminent and will potentially lead to multi-million dollar savings for the automotive, manufacturing and retail industries, along with a
businesses.
platforms to provide post-shipment and post-
large corporate clients.
Produk dan JasaProducts and Services
82 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
3. Melampaui pembiayaan hutang, Bank menawarkan solusi terintegrasi dari fase pra-pengiriman hingga pasca-pengiriman. Bank memahami bahwa pemasok memiliki kebutuhan pembiayaan bahkan sebelum mereka mengirimkan barang, sehingga dengan menggabungkan kedua program ini, Bank memungkinkan klien untuk mendukung pemasok untuk mendapatkan akses terhadap pendanaan di muka.
Dengan memanfaatkan platform internet banking
pemeriksaan dan negosiasi dokumen ekspor kepada klien pilihan.
Securities Services Standard Chartered Bank Indonesia telah menyediakan layanan sekuritas selama 30 tahun. Ini menunjukkan komitmen dan rekam jejak Bank yang telah terbukti di industri ini. Sebagai pemain global dalam industri pasar modal lokal, Bank telah membawa pengalaman dan keahlian global dalam membentuk dan mempercepat pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia. Sebagai salah satu penyedia layanan sekuritas terkemuka di Indonesia, Bank terus melanjutkan kerja sama dengan otoritas pasar modal lokal dan regulator, termasuk
shipment to the post-shipment phases. The Bank
even before they deliver goods, thus by combining these two programmes, the Bank enables its clients to support the suppliers by giving them access to funding at an early stage.
Leveraging our internet banking platform Straight2Bank
and negotiation of export documents to selected clients.
Securities Services Standard Chartered Bank Indonesia has been providing Securities Services for 29 years. This shows the Bank’s commitment and proven track record in the industry. As a global player in the local capital market industry, the Bank’s global experience and expertise have helped to shape and accelerate the development of Indonesia’s capital market infrastructure. As one of the leading Securities Services providers in Indonesia, the Bank has continued working closely with local market authorities and regulatory bodies, including Indonesia
Produk dan JasaProducts and Services
83
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia, Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia. Bank telah berpartisipasi aktif dalam berbagai kelompok kerja, kelompok fokus dan asosiasi pasar yang mendukung pengembangan pasar modal Indonesia.
Selama tahun 2019, Standard Chartered Bank Indonesia telah menerima beberapa penghargaan termasuk Best Sub-Custodian Banks in Indonesia dari the Global Finance, the World’s Best Subcustodian Bank 2019 dari
Custodian Agent Banks in Emerging Markets Survey.
Kami juga terus berinovasi untuk memberikan produk dan layanan bank kustodian yang terbaik bagi nasabah kami. Berikut adalah beberapa contoh pencapaian kami selama tahun 2019:
Diluncurkan pertama kali di Indonesia pada Oktober 2019 oleh Standard Chartered Bank Indonesia, Reksa Dana Multi-share Class merupakan jenis reksa dana dengan lebih dari satu kelas unit penyertaan yang
(seperti besaran biaya atau pola distribusi hasil investasi) dengan strategi investasi yang sama. Keunggulan utama jenis reksa dana ini terletak pada
tidak perlu mengelola beberapa reksa dana dengan strategi yang sama untuk dipasarkan ke beberapa jenis investor, namun dapat disatukan dalam satu reksa dana yang terdiri dari beberapa kelas.
Financial Services Authority, Indonesia Securities Central Depository (Kustodian Sentral Efek Indonesia), Central Clearing Guarantee Corporation (Kliring Penjaminan Efek Indonesia), and Indonesia Stock Exchange. The Bank has actively participated in various working groups, focus groups and market associations that support the development of Indonesia’s capital market. During 2019, Standard Chartered Bank Indonesia received several awards, including Best Sub-Custodian Bank in Indonesia from Global Finance, the World’s Best Sub-custodian Bank 2019 from the Assets, and Category
the Emerging Markets Survey.
We also continue to innovate to provide the best custodian bank products and services for our customers. Here are a few examples of our achievements in 2019:
Launched in Indonesia in October 2019 by Standard Chartered Bank Indonesia, Multi-share Class Mutual
that can accommodate various types of administrative features (such as the costs or the distribution of investment returns) using the same investment strategy. The main advantage of this type of mutual
Managers do not have to manage multiple mutual funds using the same strategy to market them to several types of investors, but instead can be put together in one mutual fund consisting of several classes.
Produk dan JasaProducts and Services
84 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Merupakan reksa dana pertama yang diluncurkan oleh Standard Chartered Bank Indonesia yang menawarkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi, yaitu pencairan dana di hari yang sama dengan saat order penjualan kembali dilakukan investor, atau disebut
modal Indonesia di mana pada umumnya dana dari hasil pencairan unit reksa dana baru dapat diterima
tiga hari setelah order penjualan kembali dilakukan. Dengan demikian, reksa dana jenis ini merupakan salah satu aspek yang sangat menarik bagi investor dan para pengguna jasa layanan keuangan berbasis teknologi yang membutuhkan pencairan dana lebih cepat.
Adapun jasa layanan lainnya yang diberikan Bank meliputi: 1. Safe Deposit Box;2. Pembayaran tagihan rutin;3. Pembayaran gaji (fasilitas payroll); 4. Penerbitan dan pencairan cek/giro dan bank draft;
5. Rekening mata uang asing; 6. Transfer, remittance dan OTT Rupiah dan mata uang
asing;
8. Akses partisipasi lelang Obligasi Pemerintah Indonesia, baik konvensional maupun berbasis Syariah;
9. Akses jual beli produk obligasi dengan harga kompetitif yang tersedia dengan real time;
10. Layanan langsung untuk bertransaksi produk reksa dana (pembelian, pengalihan, dan penjualan kembali)
11. Layanan berinvestasi dalam produk yang memiliki strategi aktif maupun pasif untuk memberikan kinerja yang baik dan biaya pengelolaan yang rendah;
namely the disbursement of funds on the same day as the resale order. Money Market Mutual Funds
Indonesian capital market industry where funds from the disbursement of new mutual fund units can be
days after the order resale. This type of mutual fund is very attractive to investors and users of technology-
of funds.
The other services provided by the Bank include: 1. Safe Deposit Boxes;2. Payment of routine bills;3. Payroll facilities;4. Cheque/demand deposits and bank draft issuance
and payments;5. Foreign currency accounts;6. Transfers, remittance, and OTT of Rupiah and foreign
currencies;
transaction processes;8. Participation in conventional and Sharia-based
Government of Indonesia auctions;
9. Buying and selling bond products at competitive prices in real time;
10. Transactions involving Mutual Fund products (buying, transferring, and reselling) that can be adjusted to the
11. Investment services in products with active and passive strategies to deliver positive performance and maintain low management costs;
Produk dan JasaProducts and Services
85
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
12. Layanan berinvestasi dengan mengikuti prinsip manajemen investasi yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah;
13. Layanan transaksi valuta asing reguler atau melalui telepon (TOD, TOM, SPOT) dengan Relationship
Manager; 14. Layanan transaksi valuta asing Overnight Leave
Order (OLO) reguler atau melalui telepon dengan Relationship Manager; dan
15. Layanan transaksi valuta asing secara langsung dengan Wealth Management Product and Sales
(WMPS) melalui Treasury Direct.
12. Investment services that adhering to the principles of sharia-based investment;
13. Foreign exchange transactions conducted in a regular manner or via telephone (TOD, TOM, SPOT) contact with Relationship Managers;
14. Foreign exchange transactions of Overnight Leave Order (OLO) conducted in a regular manner or via telephone contact with Relationship Managers; and
15. Foreign exchange transactions with Wealth Management Products and Sales (WMPS) through Treasury Direct.
Produk dan JasaProducts and Services
86 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Bank’s Mission and Values
Grup memiliki komitmen untuk meningkatkan kehadirannya dan untuk memberikan kinerja unggul yang berkelanjutan di Indonesia melalui kantor cabangnya. Bank menyediakan layanan perbankan untuk mendukung keberhasilan masyarakat dan perusahaan, menciptakan kemakmuran dan pertumbuhan di seluruh wilayah jangkauan kami.
Misi Bank adalah untuk mendorong perdagangan dan kesejahteraan melalui keragaman unik yang kami miliki. Pencapaian kemajuan kami di Indonesia digambarkan dalam seluruh laporan tahunan ini.
Khusus di Indonesia, Bank memiliki ambisi “untuk menjadi Bank Internasional Terbaik di Indonesia” dengan mengoptimalkan ekosistem dan jaringan kami dalam membangun waralaba yang berkembang dan berkelanjutan untuk diakui memiliki reputasi sebagai:
layanan perbankan berkualitas, dan keberadaan di berbagai lokasi di Indonesia;
memberikan tindakan nyata bagi masyarakat;
internasional;
nilai-nilai perusahaan.
Kajian Kesesuaian MisiMisi Bank menjadi prinsip panduan Bank dalam mengembangkan dan melaksanakan strategi bisnis yang dikembangkan dan ditinjau, per semester, melalui tinjauan Rencana Perusahaan oleh Direksi Bank. Strategi Bank
dinamika pasar dan kinerja Bank, serta kebutuhan klien yang terus berkembang. Dengan melakukan pendekatan tersebut, Bank berupaya untuk sigap dalam menjalankan rencana aksi yang senantiasa selaras dengan misi Bank.
The Group is committed to delivering a sustainable
Bank provides banking services to support the success of the community and the company, creating prosperity and growth in all our coverage areas
The Bank’s mission is to encourage trade and prosperity through our diverse approach. Our progress and success in Indonesia is illustrated in this annual report.
The Bank has an ambition “to become the Top International Bank in Indonesia” by optimising our ecosystem and network to build a growing and sustainable franchise, and be recognised as:
banking services, and presence in various locations across Indonesia;
governance standards;
values.
The Bank’s mission becomes the guiding principle in developing and executing business strategy that is developed and reviewed regularly, at least on a semi-annual basis, through the Corporate Plan review by the Bank’s Board of Directors. The Bank’s strategy is
market dynamics and the Bank’s performance and the ever evolving client needs. By doing so, the Bank ensures itself to be nimble in carrying out action plans that are continuously aligned with our mission.
87
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Bank memiliki brand promise yang dikenal sebagai “Here for good”. Brand promise ini menggambarkan bagaimana Standard Chartered di masa lampau, masa kini, dan di masa yang akan datang.
Bank percaya untuk mencapai titik yang ingin dituju, kami harus benar-benar hidup berdasarkan nilai-nilai perilaku Bank.
The Bank’s brand promise is, “Here for good,” which describes the past, present, and future of Standard Chartered.
The Bank believes that in order to achieve its intended destination, it has to live up to its set values.
Do the right thing
Better together
Do the right thing, artinya:
, artinya:
Better together, artinya:
kerja; dan
jaringan jangka panjang.
Do the right thing, means:
, means:
Better together, means:
colleagues;
networks.
Misi dan Nilai-Nilai BankBank’s Mission and Values
88 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Komitmen terhadap Pemangku KepentinganCommitment to Stakeholders
Paying attention to the success of the customers by providing quality services.
Helping employees to improve and develop individual capabilities, as well as helping teams to achieve success.
Communities
the Bank’s operates.
Investors
and outstanding performance.
Becoming a role model when it comes to governance and acting in line with high ethical standards.
Menaruh perhatian pada keberhasilan nasabah, dengan memberikan pelayanan yang berkualitas.
Membantu karyawan untuk berkembang, mengembangkan kemampuan individu serta tim untuk mencapai keberhasilan bersama.
KomunitasDapat dipercaya dan peduli untuk melakukan hal yang luar biasa bagi komunitas sekitar tempat Bank beroperasi.
InvestorMemberikan pengembalian yang tinggi dan kinerja yang luar biasa.
Memberikan panutan dalam menjalankan tata kelola dan senantiasa bertindak dengan etika di mana pun berada.
89
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Struktur OrganisasiOrganisational Structure
Andrew Chia Rino Santodiono Donosepoetro
Andrew Chia
Chief Operating
Slamet Riyoso
Haryanto Suganda BankingDonald Sianipar
MarketsAdhi Sulistyo
ManagementMeru Arumdalu
Eka Yulia Sriyani
Head of Cororate
Diana Mudadalam
Country Head ofHuman Resources
Suryantoro Waluyo
Chief Information
Sidharta Yoga Prasetya
Anwar Harsono
CountryHead of Transaction
BankingRolly Angetula Lahagu
Country Head Conduct Country Head
of AuditVacant
Head of Brandand MarketingRosalinda Hoesin
Country Chief
Anand Mahadevan
Country Management Team
* Efektif sesuai persetujuan OJK sejak Oktober 2019 ** Efektif sejak Oktober 2019 *** Efektif sejak Juli 2019 **** Efektif sejak Januari 2019
90 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Rino Santodiono DonosepoetroPresident Commissioner
Warga Negara Indonesia, 46 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 46 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 28 Oktober 2019 - sekarang 28 October 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. SR- 182/D.03/2016 tanggal 14 September 2016.
Letter of Approval from the Financial Services Authority No. SR-182/D.03/2016 dated September 14, 2016.
PendidikanEducation
Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1998.
Bachelor’s Degree in International Relations from Parahyangan Catholic University in 1998.
KeahlianExpertise
Bisnis, operasional dan audit. Business, operational and audit.
KeanggotaanMembership
Executive Committee of Perbina (Perhimpunan Bank-Bank Internasional Indonesia).
Executive Committee of Perbina (Indonesia Association of International Banks).
Pengalaman KerjaWork Experience Chartered Bank di Indonesia (2016-2019);
Chartered Bank di Brunei (2014-2016);
wilayah ASEAN, SA, Tiongkok, dan NEA (2010-2014); dan
cabang Standard Chartered Bank di Pulau Falkland (2007-2010).
Regional ASEAN, SA, Cina, and NEA (2010-2014); and
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Vice Chairman, ASEAN Vice Chairman, ASEAN
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
91
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Warga Negara Singapura, 49 tahun Domisili di JakartaSingaporean citizen, 49 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 28 Oktober 2019 - sekarang 28 October 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. 178/D.03/2019 tanggal 27 September 2019.
Letter of Approval from the Financial Services Authority No. 178/D.03/2019 dated September 27, 2016.
PendidikanEducation Leeds pada tahun 1999.
University pada tahun 1994.
University of Leeds in 1999.
University in 1994.
KeahlianExpertise
Bisnis, operasional dan manajemen Business, operational and management
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience Singapore (2015-2019);
Chartered Bank (2015);
Taiwan (2013-2015);
Chartered Bank di Singapore & Southeast Asia (2010-2013);
Citibank di Singapore (2006-2010);
(2003-2006);
di Singapore (1998-2003);
di Singapore (1997-1998);
Singapore (1994-1996);
Singapore (2015-2019);
Chartered Bank (2015);
Taiwan (2013-2015);
Chartered Bank di Singapore & Southeast Asia (2010-2013);
in Singapore (2006-2010);
(2003-2006);
Singapore (1998-2003);
Singapore (1997-1998);
Singapore (1994-1996);
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Pejabat Sementara Head of Retail Banking. Acting Head of Retail Banking.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
92 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Country Head of Human Resources
Warga Negara Indonesia, 52 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 52 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 4 April 2013 - sekarang 4 April 2013 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 4 April 2013 dan Surat Persetujuan Bank Indonesia No. 15/69/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 4 April 2013.
Decree dated 4 April 2013 and Letter of Approval from Bank Indonesia No. 15/69/GBI/DPIP/Rahasia dated 4 April 2013.
PendidikanEducation University, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1995;
Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1992.
University, Pennsylvania, Amerika Serikat in 1995;
University of Gajah Mada, Yogyakarta in 1992.
KeahlianExpertise
Sumber daya manusia dan manajemen. Human resource and management.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience
PT Nestle Indonesia (2004-2006);
PT Siemens Indonesia (2002-2004);
(2000-2002); dan
PT Semen Cibinong Tbk (1998-2000).
Indonesia (2004-2006);
Indonesia (2002-2004);
(2000-2002); and
PT Semen Cibinong Tbk (1998-2000).
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Head, Learning (sejak 2015). Head, Learning (since 2015).
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
93
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Periode Jabatan 1 Agustus 2019 - sekarang 1 August 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Otoritas Jasa Keuangan No. 124/D.03/2019. Financial Service Authority No. 124/D.03/2019.
PendidikanEducation USA tahun 1999.
Indonesia, Depok tahun 1996.
USA in 1999.
Indonesia, Depok in 1996.
KeahlianExpertise
Pengawasan internal dan kepatuhan Internal supervisory and compliance
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience Bank, Jakarta (2015-2019);
Chartered Bank, Jakarta (2014-2015);
Bank, Jakarta (2012-2014);
(2010-2012);
(2006-2010);
(2000-2005).
Bank, Jakarta (2015-2019);
Chartered Bank, Jakarta (2014-2015);
Bank, Jakarta (2012-2014);
(2010-2012);
(2006-2010);
(2000-2005).
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance
Warga Negara Indonesia, 48 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 48 years old. Domiciled in Jakarta
94 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Anand Mahadevan
Warga Negara India, 45 tahun Domisili di JakartaIndian citizen, 45 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 11 April 2019 - sekarang 11 April 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. 13/D.03/2019 tanggal 23 Januari 2019.
Letter of Approval from Financial Services Authority No. 13/D.03/2019 dated 23 January 2019.
PendidikanEducation tahun 2000
in 2000
KeahlianExpertise
Manajemen risiko, operasional dan bisnis Risk Management, operational and business.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience Malaysia, Brunei & Labuan (2015-2019);
Commodities Risk, Standard Chartered Bank, Afrika (2013-2015);
Standard Chartered Bank (2011-2013);
Appetite, Standard Chartered Bank (2007-2011);
Operations, MENA, ABN AMRO Bank NV, UAE (2004-2007);
India & US (2001-2004);
Malaysia, Brunei & Labuan (2015-2019);
Commodities Risk, Standard Chartered Bank, Africa (2013-2015);
Standard Chartered Bank (2011-2013);
Appetite, Standard Chartered Bank (2007-2011);
Operations, MENA, ABN AMRO Bank NV, UAE (2004-2007);
India & US (2001-2004);
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions inthe Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
95
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Head of Financial Markets
Warga Negara Indonesia, 45 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 45 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 20 April 2017 - sekarang 20 April 2017 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 20 April 2017 dan Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. Kep-73/D.03/2017 tanggal 20 April 2017.
Decree dated 20 April, 2017 and Letter of Approval from Financial Services Authority No. Kep-73/D.03/2017 dated 20 April 2017.
PendidikanEducation Wollongong, Australia pada tahun 2000;
tahun 1997.
Wollongong, Australia in 2000;
of Technology Bandung in 1997.
KeahlianExpertise
Manajemen, operasional dan bisnis. Management, operational and business.
KeanggotaanMembership
(IFEMC); dan (IFEMC); and
(HIM-DASUN).
Pengalaman KerjaWork Experience (2009-2017);
(2006-2009);
Indonesia (2003-2004);
(2002-2003); dan
(2009-2017);
(2006-2009);
Indonesia (2003-2004);
(2002-2003); and
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Head of Financial Markets dan Head of Financial Markets Sales (sejak 2017).
Head of Financial Markets dan Head of Financial Markets Sales (since 2017).
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
96 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Warga Negara Indonesia, 47 tahun Domisili di Jakarta
Periode Jabatan 13 Desember 2017 - sekarang 13 December 2017 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 13 Desember 2017 dan Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. Kep 220/D. 03/2017 tanggal 7 Desember 2017.
Decision dated 13 December 2017 and Decision Letter of Financial Services Authority No. Kep 220/D. 03/2017 dated 7 December 2017.
PendidikanEducation Cleveland State University, Amerika Serikat pada tahun
2003;
Jakarta pada tahun 1997.
Cleveland State University, United States of America in 2003;
University, Jakarta in 1997.
KeahlianExpertise
Keuangan dan manajemen strategi. Finance and strategy management.
KeanggotaanMembership
Pengalaman KerjaWork Experience 2017);
Niaga Tbk (2013-2017);
VP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010-2013);
Division Head-Senior AVP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2008-2010); dan
Manager PT Bank CIMB Niaga Tbk (2004- 2008).
(2015-2017);
Niaga Tbk (2013-2017);
Head-VP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010-2013);
Division Head-Senior AVP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2008-2010); and
Manager PT Bank CIMB Niaga Tbk (2004-2008).
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
97
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Haryanto SugandaHead of Commercial Banking
Warga Negara Indonesia, 49 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 49 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 5 Agustus 2019 - sekarang 5 Agustus 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 5 Agustus 2019 dan Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. Kep 32/D. 03/2019 tanggal 21 Februari 2019.
Decree dated 5 August, 2017 and Letter of Approval from Financial Services Authority No. Kep-32/D. 03/2019 dated 21 February 2019.
PendidikanEducation Management dari Portland University, Amerika Serikat pada
tahun 1995;
Portland University, Amerika Serikat pada tahun 1994.
Management from Portland University, United States of America in 1995;
Portland University
KeahlianExpertise
Manajemen, operasional dan bisnis. Management, operations and business.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience Indonesia (2018-2019);
(2013-2015);
Commercial Banking, HSBC, Indonesia (2011-2013);
(2007-2011);
(2004-2007);
Express Bank, Indonesia (2003-2004);
Indonesia (2000-2002);
(1995-2000).
Indonesia (2018-2019);
(2013-2015);
Commercial Banking, HSBC, Indonesia (2011-2013);
(2007-2011);
(2004-2007);
Express Bank, Indonesia (2003-2004);
Indonesia (2000-2002);
(1995-2000).
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
98 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Hingga laporan tahunan ini selesai disusun dan dilaporkan kepada otoritas terkait, tidak terdapat perubahan informasi mengenai susunan komposisi anggota manajemen setelah tahun buku berakhir.
Up to the time of the submission of this annual report to the authorities, there had been no changes in the information regarding the composition of the Bank’s management after
Change in Management after end of the Fiscal Year
99
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
100 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Head of Global Banking
Warga Negara Indonesia, 63 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 63 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 5 Agustus 2019 - sekarang 5 Agustus 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 5 Agustus 2019 (Standard Chartered Decree dated 5 August 2019 (Standard Chartered Indonesia
PendidikanEducation Management dari Wagner College, USA pada tahun 1985;
and Management, dari Ball State University, USA pada tahun 1983.
Management from Wagner College, USA in1985;
Management, from Ball State University, USA in 1983.
KeahlianExpertise
Manajemen, operasional dan bisnis. Management, operational and business.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience 2016);
1990).
2016);
1990).
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions inthe Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
101
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Head of Wealth Management
Warga Negara Indonesia, 39 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 39 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 8 Oktober 2019 - sekarang 8 October 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 8 Oktober 2019 (Standard Chartered Decree dated 8 October 2019 (Standard Chartered Indonesia
PendidikanEducation UK (2004); UK (2004);
KeahlianExpertise
Manajemen, operasional dan bisnis. Management, operational and business.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience (2014);
Treasury Head, Citibank, Jakarta (2013-2014);
Citibank, Jakarta (2012-2013);
Jakarta (2009-2012).
2009).
(2014);
Treasury Head, Citibank, Jakarta (2013-2014);
Citibank, Jakarta (2012-2013);
Jakarta (2009-2012).
2009).
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions inthe Bank
Tidak ada None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
102 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
*
Warga Negara Indonesia, 46 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 46 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 5 Maret 2019 - 31 Desember 2019 5 March 2019 - 31 December 2019
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
ASA Operations Appointment: Country COO tanggal 5 Maret 2019
ASA Operations Appointment: Country COO on 5 March 2019
PendidikanEducation Yogyakarta pada tahun 1991-1996. Yogyakarta in 1991-1996.
KeahlianExpertise
Manajemen dan operasional. Management and operational.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience Bank, Jakarta (2010-2015);
Bank, Jakarta (2006-2009);
Jakarta (2006);
(2004-2005);
(1997-1998);
Bank, Jakarta (2010-2015);
Bank, Jakarta (2006-2009);
Jakarta (2006);
(2004-2005);
(1997-1998);
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
103
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Warga Negara Indonesia, 43 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 43 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 5 Agustus 2019 - sekarang 5 August 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 5 Agustus 2019 (Standard Chartered Decree dated 5 August 2019 (Standard Chartered Indonesia
PendidikanEducation Management (2006);
dari Portland State University, Oregon, Amerika Serikat (1999-2001);
(1993-1999).
Management (2006);
from Portland State University, Oregon, USA (1999-2001);
Gajah Mada, Yogyakarta (1993-1999).
KeahlianExpertise
Manajemen, operasional dan bisnis. Management, operational and business.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience Banking, Transaction Banking Standard Chartered Bank
(2017-2018);
Banking Standard Chartered Bank (2015-2016);
Banking Standard Chartered Bank (2014-2015);
Standard Chartered Bank (2013-2014);
Niaga Tbk (2011-2013);
2009);
Banking, Transaction Banking Standard Chartered Bank (2017-2018);
Banking Standard Chartered Bank (2015-2016);
Banking Standard Chartered Bank (2014-2015);
Standard Chartered Bank (2013-2014);
Niaga Tbk (2011-2013);
2009);
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Tidak ada None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
104 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Head of Legal
Warga Negara Indonesia, 43 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 43 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 11 Mei 2018 - sekarang 11 May 2018 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 11 Mei 2018 (Standard Chartered Indonesia Decree dated 11 May 2018 (Standard Chartered Indonesia
PendidikanEducation 1999). (1993-1999).
KeahlianExpertise
Bidang hukum. Legal Affairs.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience (2014-2018);
(2008-2017);
(2014-2018);
(2008-2017);
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions inthe Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
105
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Warga Negara Indonesia, 43 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 43 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 31 Mei 2018 - sekarang 31 May 2018 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 31 Mei 2018 (Standard Chartered Indonesia Decree dated 31 May 2018 (Standard Chartered Indonesia
PendidikanEducation of Technology, Perth-Australia pada tahun 1996-1997. University of Technology, Perth-Australia in 1996-1997.
KeahlianExpertise
Manajemen, operasional dan bisnis. Management, operational and business.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience Jakarta (2013-2018);
Jakarta (2009-2012);
Jakarta (2007-2009);
Chartered Bank, Jakarta (2004-2007);
Bank, Jakarta (2001-2004);
Jakarta (2000-2001);
(1999-2000);
(1998-1999).
Jakarta (2013-2018);
Jakarta (2009-2012);
Jakarta (2007-2009);
Chartered Bank, Jakarta (2004-2007);
Bank, Jakarta (2001-2004);
Jakarta (2000-2001);
(1999-2000);
(1998-1999).
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions inthe Bank
Head of Strategic Initiative and Governance (sejak 2018). Head of Strategic Initiative and Governance (since 2018).
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
106 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Head of Brand and Marketing
Warga Negara Indonesia, 43 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 43 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 30 Mei 2017- sekarang 30 May 2017 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Surat Penunjukan No. HRD/128/V/2017 tanggal 30 Mei 2017. Appointment Letter No. HRD/128/V/2017 dated 30 May 2017.
PendidikanEducation 1998). (1994-1998).
KeahlianExpertise
Operasional dan marketing. Operational and marketing.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience PT Nutricia Indonesia Sejahtera (2012-2016);
Communication Head Citibank (2007-2012);
PT Nutricia Indonesia Sejahtera (2012-2016);
Communication Head Citibank (2007-2012);
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
107
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Warga Negara Indonesia, 43 tahun Domisili di JakartaIndonesian citizen, 43 years old. Domiciled in Jakarta
Periode Jabatan 11 Juli 2019 - sekarang 11 July 2019 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 11 Juli 2019 (Standard Chartered Indonesia Decree dated 11 July 2019 (Standard Chartered Indonesia
PendidikanEducation Universitas Indonesia (1994-1998). University of Indonesia (1994-1998).
KeahlianExpertise
Teknologi informasi. Technology of information.
KeanggotaanMembership
Tidak ada. None.
Pengalaman KerjaWork Experience Bank (2012-2019);
(2006-2008);
Chartered Bank (2005-2006);
2005);
2003);
Bank (2012-2019);
(2006-2008);
Chartered Bank (2005-2006);
2005);
2003);
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank
Tidak ada. None.
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
108 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Head of Transaction Banking
Warga Negara Indonesia, 44 tahun Domisili di JakartaIndonesian Citizen, 44 years old; Domicile in Jakarta
Periode Jabatan 1 Januari 2020 - sekarang 1 January 2020 - present
Dasar PenunjukanBasis of Appointment
Keputusan tanggal 13 Desember 2019 (Standard Chartered Decree dated 13 December 2019 (Standard Chartered Indonesia
PendidikanEducation Jakarta Jakarta
KeahlianExpertise
Transaction Banking. Transaction Banking.
KeanggotaanMembership
Sebagai Secretary di ABKI (Asosiasi Bank Kustodian Indonesia) Secretary at ABKI (Indonesian Custodian Bank Association)
Pengalaman KerjaWork Experience
Feb 2013 - Now Standard Chartered Bank
Executive Director Head of Securities Services
Executive Director Head of Implementation and Client Management
Royal Bank of Scotland (ABN AMRO)
Banking Services Vice President Area Manager Client Service and Implementation (Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, Australia, Korea,
Japan)
Royal Bank of Scotland (ABN AMRO) Global Transaction Services
Vice President
Assistant Vice President Head of Product Management\
Standard Chartered Bank
Executive Director Head of Securities Services
Executive Director Head of Implementation and Client Management
Royal Bank of Scotland (ABN AMRO)
Banking Services Vice President Area Manager Client Service and Implementation (Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, Australia, Korea,
Japan)
Royal Bank of Scotland (ABN AMRO) Global Transaction Services
Vice President
Assistant Vice President Head of Product Management
109
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Standard Chartered Bank
Assistant Vice President Cash Management and Securities Services Sales
ABN AMRO Bank N.V.
Head of Client Support and Administration
Implementation Manager
Bank NISP
Bank Tiara Asia
Trade and International
On the Job Assignment: Export Import Operation
Standard Chartered Bank
Assistant Vice President Cash Management and Securities Services Sales
ABN AMRO Bank N.V.
Head of Client Support and Administration
Implementation Manager
Bank NISP
Bank Tiara Asia
Trade and International
On the Job Assignment: Export Import Operation
Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions inthe Bank
Head of Security Services, Indonesia Head of Security Services, Indonesia
Pendidikan dan PelatihanEducation and Training
Appointed as Head of Transaction Banking as of January 1, 2020
110 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Number of Employees and Competency Development
organisasi
Level Jabatan
2019 2018
Position LevelPriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
Direksi 7 1 8 6 2 8 Board of Directors
Manajemen 269 315 584 319 329 648 Management
Pelaksana 506 674 1180 546 665 1211
782 990 1772 871 996
pendidikan
Pendidikan
2019 2018
Educational PriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
Pasca Sarjana 76 78 154 99 89 188 Post Graduate
Sarjana 625 800 1425 649 786 1435 Bachelor
Diploma 64 98 162 91 107 198 Diploma
< SMA 17 14 31 32 14 46 < High School
782 990 871 996
Status Kepegawaian
2019 2018
Employment StatusPriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
Pegawai Tetap 618 881 1499 676 849 1525 Permanent Employees
Pegawai Tidak Tetap 18 14 32 45 29 74 Non-Permanent Employees
Outsourcing 146 95 241 150 118 268 Outsourcing
782 990 871 996
Usia
2019 2018
AgePriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
> 60 Tahun 1 0 1 1 0 1 > 60 Years old
51-60 Tahun 28 24 52 29 22 51 51-60 Years old
41-50 Tahun 170 181 351 176 161 337 41-50 Years old
31-40 Tahun 404 515 919 430 504 934 31-40 Years old
21-30 Tahun 179 270 449 235 309 544 21-30 Years old
0 0 0
782 990 871 996
111
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Masa Kerja
2019 2018
Masa Kerja PriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
> 20 Tahun 23 26 49 28 29 57 > 20 Years
16–20 Tahun 14 13 27 16 12 28 16–20 Years
11–15 Tahun 67 113 180 64 108 172 11–15 Years
6–10 Tahun 193 217 410 211 254 465 6–10 Years
0–5 Tahun 485 621 1.106 552 593 1.145 0–5 Years
782 990 871 996
Data turn over
Masa Kerja
2019 2018
Years of ServicesOrangPeople
OrangPeople
380 558
Berakhirnya Kontrak Kerja 37 234 End of Employment Contract
Mengundurkan Diri 333 318 Resigned
Pensiun 7 2 Pension
Meninggal 3 4 Passed Away
Lain-lain 0 0 Others
Data Jumlah Karyawan dan Pengembangan KompetensiNumber of Employees and Competency Development
112 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Data on Employee Competency Development in 2019
Type of Training Training ObjectivesTotal Participants
Position Level2019 2018
Pelatihan Internal oleh Business Country
Internal Training by Business Country
keterampilan pegawai terkait dengan produk dan prosedur sehingga dapat memberikan layanan dan pengalaman yang memuaskan bagi nasabah.
and skills with regard to products and procedures, in order to deliver the best in service quality and
304 685
Pelatihan Internal oleh Country Learning
Internal Training by Country Learning
keterampilan untuk pegawai baru, terutama untuk para sales (D1R Program).
leadership untuk para leader terkait dengan proses dan program coaching.
pegawai terkait dengan berbagai topic yang berhubungan dengan Conduct/Kepatuhan.
skills of new employees and especially for sales personnel (D1R Program).
conduct of coaching program and process.
related to various code of conduct/compliance-related topics.
1.982 4.268
Pelatihan Internal oleh Group Learning
Internal Training by Group Learning
dengan berbagai product knowledge, dengan beberapa metode penilaian di antaranya menggunakan metode e-assessment.
awareness dari pegawai mengenai pentingnya perilaku/behaviours yang sesuai dengan Group Code of Conduct.
awareness dari para people leader mengenai pentingnya menciptakan lingkungan yang inklusif.
leadership dari para people leader yang baru.
product knowledge, using a number of assessment methods including an e-assessment method.
importance of behaviors that are aligned with the Group Code of Conduct.
importance of creating an inclusive environment.
leaders.
3.728 480
Pelatihan Eksternal mandatory seperti
Risk Management, AAJI, WAPERD, dll
469 686
113
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Cost of employee development in 2019
Type of Training Training ObjectivesTotal Participants
Position Level2019 2018
Pembelajaran Digital oleh Group Learning
Digital Learning by Group Learning
melalui metode digital e-learning mengenai berbagai topik penting dari Group, terutama yang berkaitan dengan topik Conduct dan Risk seperti: Anti Money Laundering, Group Code of Conduct, Rejecting Bribery and Corruption, Client Due Diligence, Cyber Security Awareness, dan sebagainya.
through digital e-learning on various relevant topics from the Group, especially those related to Code of Conduct and Risk such as Anti Money Laundering, Group Code of Conduct, Rejecting Bribery and Corruption, Client Due Diligence, Cyber Security Awareness, and others.
22.641 27.442 Semua level jabatan All Position Levels
Pada tahun 2019, total biaya yang telah dikeluarkan untuk
pengembangan kompetensi karyawan pada tahun 2019
In 2019, the total cost of employee development reached
total cost of developing employee competencies in 2019 is
TahunYear Total Manpower Costs
(Rp million)
Anggaran Pelatihan(Rp Juta)
Total Manpower Costs(Rp million)
Training Costs(Rp million)
Training Cost Ratio (%)
2019 878.925 43.693 43.665 4,96
2018 812.838 40.642 40.805 5,02
Data Pengembangan Kompetensi Karyawan Tahun 2019Data on Employee Competency Development in 2019
114 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Struktur Grup PerusahaanCompany Group Structure
Standard Chartered PLC
Standard Chartered Bank
Standard Chartered BankIndonesia
Others
Branch
115
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Standard Chartered PLC (yang selanjutnya disebut Grup Standard Chartered) merupakan salah satu grup perbankan internasional terkemuka di wilayah Asia, Afrika, dan Timur Tengah yang berkantor pusat di London. Selama lebih dari 165 tahun berkiprah di industri perbankan internasional, Grup Standard Chartered telah menjadi mitra bagi individu maupun perusahaan untuk meningkatkan inves-tasi, perdagangan, dan membangun kekayaan.
Dengan dukungan lebih dari 86.000 karyawan dari 125 negara berbeda, Grup Standard Chartered hadir untuk menyediakan layanan perbankan bagi 1.026 kantor cabang yang tersebar di seluruh dunia. Layanan perbankan ini dibagi dalam segmen: 1. Layanan Global:
a. Corporate and Institutional Banking (CIB); danb. Private Banking (PB);
2. Layanan Regional:a. Commercial Banking (CB); dan b. Retail Banking (RB).
Saat ini, Standard Chartered Grup merupakan 100 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar yang tercatat di Bursa Saham London. Selain itu, saham Grup juga telah tercatat di Bursa Saham Hongkong Stock Exchange, serta Bursa Saham Nasional di India dan Mumbai.
Dalam rangka menjaga keberlangsungan usaha jangka panjang dan untuk menjamin Grup Standard Chartered tetap memimpin di industri perbankan internasional, struktur organisasi telah disederhanakan. Penyederhanaan ini memungkinkan Dewan Grup dapat menjalankan pengelolaan secara efektif sehingga tanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan dapat terpenuhi.
Saat ini, Grup Standard Chartered dipimpin oleh seorang Ketua Grup, 2 orang Direktur Eksekutif, dan 10 (sepuluh) orang Direktur Non Eksekutif.
Masing-masing anggota Dewan bertanggung jawab secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri untuk mencapai tujuan Grup. Masing-masing anggota Dewan juga tunduk kepada Kebijakan Keberagaman Dewan serta Kebijakan Kesetaraan, Keberagaman, Inklusi, dan Martabat Kelompok Kerja yang Sama untuk menjaga hubungan kerja yang harmonis dan solid dalam keberagaman budaya dan etnis.
Standard Chartered PLC (hereinafter referred to as the Standard Chartered Group) is one of the leading international banking groups in Asia, Africa and the Middle East with
has been helping individuals and companies to increase investment, trade, and create wealth since its start in the international banking industry over 165 years ago.
countries, the Standard Chartered Group provides banking
banking services are divided into the following segments:1. Global Services:
a. Corporate and Institutional Banking (CIB); andb. Private Banking (PB);
2. Regional Services:a. Commercial Banking (CB); andb. Retail Banking (RB).
Currently, the Standard Chartered Group has 100 companies with the largest market capitalisation listed on the London Stock Exchange. In addition, the Group’s shares have also been listed on the Hong Kong Stock Exchange, as well as the National Stock Exchanges in India and Mumbai.
Governance Strategy In order to maintain long-term business sustainability, and to ensure that the Standard Chartered Group holds its position as a leader in the international banking industry,
responsibility to the stakeholders.
The Standard Chartered Group is led by a Group Leader, 2 (two) Executive Directors, and 10 (ten) Non-Executive Directors.
Each of the Board Members is responsible collectively and individually for attaining the Group’s goals. Each of the Board Members is also bound by the Board Diversity Policy, and Policies of Equality, Diversity, Inclusiveness, and Dignity to ensure harmonious and solid working relationships in a culture of ethnic diversity.
Tentang Standard CharteredAbout Standard Chartered
116 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Untuk menjamin kualitas tata kelola dan meningkatkan pengawasan yang lebih efektif, Dewan Grup didukung oleh: 1. Komite Audit Berfungsi untuk mengawasi dan memeriksa kondisi
keuangan, aktivitas pengendalian kontrol (audit), dan penanganan masalah pengendalian internal.
2. Komite Dewan Risiko Berfungsi untuk mengawasi dan mengamati risiko-risiko
terkait kegiatan usaha, antara lain risiko kredit, risiko pasar, risiko modal, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko lintas batas negara, dan risiko pensiun.
3. Komite Brand and Values Berfungsi untuk mengawasi dan mengamati kedudukan
Grup di mata konsumen, melayani nasabah dengan adil, mengendalikan risiko reputasi, etika, dan masalah-masalah yang berkesinambungan.
4. Komite Remunerasi Berfungsi untuk mengawasi dan mengamati remunerasi,
rencana pembagian saham, dan insentif lainnya.
Standard Chartered Grup berkomitmen untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial dalam setiap bisnis yang dijalankan. Pembangunan yang berkelanjutan dan adil ini sejalan dengan tujuan Grup dan nilai-nilai perilaku yang dijunjung, yaitu Do the right thing, Never settle dan Better together.
dilaksanakan secara terintegrasi dalam setiap pengambilan keputusan dalam organisasi. Strategi keberlanjutan dijalankan dalam 3 area kunci, yaitu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjadi perusahaan yang bertanggung jawab (terhadap karyawan dan nasabah), serta berinvestasi dalam komunitas.
Aspirasi strategi keberlanjutan dalam 3 pilar ini dituangkan dalam uraian tindakan dan target yang jelas dan terukur. Hal ini ditujukan agar aksi keberlanjutan dijalankan secara benar dan tepat sasaran, serta dapat diukur hasil keberlanjutannya dalam seluruh bisnis Grup.
supervision, the Group’s Board is supported by:1. Audit Committee
controlling activities (audit), and problem-solving of internal control issues.
2. Risk Board Committee With the functions of supervising risks related to business
activities, such as credit risk, market risk, capital risk, liquidity risk, operational risk, cross-border risk, and pension risk.
3. Brand and Values Committee With the functions of supervising the Group’s position
in the eyes of consumers, providing fair service for customers, and controlling reputation risk, ethics, and persistent problems.
4. Remuneration Committee With the function of supervising remuneration, share
allotment plans, and other incentives.
The Standard Chartered Group is committed to promoting economic and social development in all of its business lines. This sustainable and fair development is in line with the Group’s goals and values, namely Do the right thing, Never settle and Better together.
The Group’s sustainability strategy is carried out in an integrated manner and is a part of all decision-making within the organisation. The sustainability strategy is carried out in 3 key areas, namely: contributing to sustainable economic growth, becoming a responsible company (towards employees and customers), and investing in the community.
The sustainability strategy in these 3 pillars is embedded in clear and measurable actions and targets. This intends to ensure that sustainability measures are carried out in the appropriate manner, and that sustainability results can be measured throughout the Group’s business.
Tentang Standard CharteredTentang Standard Chartered
117
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Satrio Menara Standard Chartered Jl. Prof. DR Satrio No. 164 Jakarta, 12930
Kelapa Gading Jl. Raya Bulevar Barat Blok LC 6 No. 24 Jakarta, 1424 T: (021) 4585 3385
Kebon Jeruk Graha Multi Building Jl. Panjang No. 55 Jakarta, 11530
Pondok Indah
Ground FloorJl. Sultan Iskandar Muda Kav. V. TA Jakarta, 12310T : (021) 293 28023
Pantai Indah KapukArcade Business Centre G-02 Jl. Pantai Indah Utara II Jakarta Utara, 14460T : (021) 668 3925
Cengkareng Wisma Soewarna Suite 1F Soewarna Business Park Lot 1 - 2
Surabaya Basuki Rahmat Menara Standard Chartered Bank Jl. Basuki Rahmat No. 63-65 Surabaya,
Surabaya Darmo Jl. Bukit Darmo Boulevard 2-2A Surabaya 60226
Bandung Dago Jl. Ir. H Juanda No. 16 Bandung, 40115T : (022) 424 1944
Medan
20151
SemarangJl. A Yani No. 155A Semarang, 50011T : (024) 845 0188
Makassar
90113
Operational Area
118 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Komposisi Pemegang Saham Shareholder Composition
Daftar Entitas Anak, Entitas Asosiasi
List of Subsidiaries, Associated Entities and Joint Ventures
dan Efek Lainnya Chronology of Issuance of Shares and Other Securities
Standard Chartered Bank Indonesia merupakan salah satu kantor cabang Standard Chartered Bank di wilayah Asia. Bank dimiliki sepenuhnya (100% saham) oleh Standard Chartered Holdings Limited, Inggris Raya.
Hingga periode yang berakhir pada tahun buku 2019, Standard Chartered Bank Indonesia tidak memiliki entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama.
Standard Chartered Bank Indonesia tidak mencatatkan saham serta efek lainnya di bursa manapun.
Standard Chartered Bank Indonesia is one of the Standard Chartered Bank branches in Asia. The bank is fully owned (100%) by Standard Chartered Holdings Limited, United Kingdom.
Bank Indonesia had no subsidiaries, associates, or joint ventures.
Standard Chartered Bank Indonesia has never listed its shares and other securities on any exchange.
119
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Kantor Akuntan PublikPublic Accounting Firm
Lembaga Profesi dan Penunjang BankThe Bank’s Professional and Supporting Institutions
Kantor Akuntan PublikPublic Accounting Firm
Jasa yang diberikanServices provided
Mengaudit Laporan Keuangan untuk Tahun Buku 2019Auditing the Financial Statements for the 2019 Fiscal Year
BiayaCost
Rp2.528.400.000
Periode PenugasanPeriode Penugasan
Tahunan Buku 20192019 Fiscal Year
The Bank’s Professional and Supporting Institutions
dan PenunjangPeriodical Services from Professional and Supporting Institutions
120 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Sekretaris Perusahaan, dan Satuan
Education and Training for Oversight Functions, Board of Directors, Committees, Corporate Secretary, and Internal Oversight Unit
Sepanjang tahun 2019, Komisaris telah mengikuti berbagai program peningkatan kompetensi berupa pelatihan, workshop, konferensi maupun seminar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut ini:
NamaName
Position
Kompetensi Type of Training/Topics of Competency
DevelopmentTime and Venue Organizer
Rino Santodiono Donosepoetro
President CommissionerFramework
Covered Funds and Proprietary Trading, Plus The Enhanced Compliance Programme
Terrorist Financing
Everyone (CyberSAFE)
In 2019, the Commissioners participated in various competency improvement programmes in the form of training sessions, workshops, conferences and seminars, as shown in the following table:
121
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Sepanjang tahun 2019, anggota Direksi Bank (CMT) telah mengikuti berbagai program pening-katan kompetensi berupa pelatihan, workshop, konferensi maupun seminar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut ini:
NamaName
Position Kompetensi
Type of Training/Topics of Competency Development Time and Venue Organizer
Andrew Chia
Advanced
and Internet Search
Reviews
Persons (PEP)
of Income and Source of Funds
CDD
Counter (OTC) Branch Transactions
5 (Country Local Programme)
(OTC) Branch Transactions
Financing
(CyberSAFE)
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance
Advanced
and Proprietary Trading, Plus The En-hanced Compliance Programme
Financing
(CyberSAFE)
Throughout 2019, the members of the Bank’s Board of Directors (CMT) participated in various competency improvement programmes in the form of training sessions, workshops, conferences and seminars, as shown in the following table:
Pendidikan dan Pelatihan Fungsi Pengawasan, Direksi, Komite-Komite, Sekretaris Perusahaan, dan Satuan Pengawasan Internal
Education and Training for Oversight Functions, Board of Directors, Committees, Corporate Secretary, and Internal Oversight Unit
122 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
NamaName
Position Kompetensi
Type of Training/Topics of Competency Development Time and Venue Organizer
Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources
Intermediaries
Financing
(CyberSAFE)
Anand Mahadevan
and Proprietary Trading, Plus The Enhanced Compliance Programme
Financing
(CyberSAFE)
Adhi Sulistyo Head of Financial Markets
Attestation (Awareness and Travel)
Trading and The Enhanced Compliance Programme
Attestation
Attestation (Awareness and Travel)
Delivery Functions)
Financing
(CyberSAFE)
Anwar Harsono
Financing
(CyberSAFE)
Pendidikan dan Pelatihan Fungsi Pengawasan, Direksi, Komite-Komite, Sekretaris Perusahaan, dan Satuan Pengawasan InternalEducation and Training for Oversight Functions, Board of Directors, Committees, Corporate Secretary, and Internal Oversight Unit
123
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
NamaName
Position Kompetensi
Type of Training/Topics of Competency Development Time and Venue Organizer
Haryanto Suganda Head of Commercial Banking
Attestation (Awareness and Travel)
and Proprietary Trading, Plus The Enhanced Compliance Programme
Relationships (CCIB RMs)
Attestation (Awareness and Travel)
Financing
(CyberSAFE)
Pendidikan dan Pelatihan Fungsi Pengawasan, Direksi, Komite-Komite, Sekretaris Perusahaan, dan Satuan Pengawasan Internal
Education and Training for Oversight Functions, Board of Directors, Committees, Corporate Secretary, and Internal Oversight Unit
Perusahaan
Sepanjang tahun 2019, Fungsi Sekretaris Perusahaan telah mengikuti berbagai program peningkatan kompetensi berupa pelatihan, workshop, konferensi maupun seminar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut ini:
NamaName
Position Kompetensi
Type of Training/Topics of Competency Development Time and Venue Organizer
Diana Mudadalam
Financing
Intermediaries
(CyberSAFE)
Corporate Secretary Competency
Throughout 2019, the Corporate Secretary participated in various competency improvement programmes in the form of training sessions, workshops, conferences and seminars, as shown in the following table:
124 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pendidikan dan Pelatihan Fungsi Pengawasan, Direksi, Komite-Komite, Sekretaris Perusahaan, dan Satuan Pengawasan InternalEducation and Training for Oversight Functions, Board of Directors, Committees, Corporate Secretary, and Internal Oversight Unit
Audit
Sepanjang tahun 2019, Fungsi Internal Audit telah mengikuti berbagai program peningkatan kompetensi berupa pelatihan, workshop, konferensi maupun seminar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut ini:
NamaName
Position
Kompetensi Type of Training/Topics of Competency
DevelopmentTime and Venue Organizer
Wiwien Widyantari *
Framework
Terrorist Financing
Throughout 2019, the Internal Audit participated in various competency improvement programmes in the form of training sessions, workshops, conferences and seminars, as shown in the following table:
*) Mengundurkan diri sebagai Country Head of Audit efektif tanggal 15 November 2019
Bank berkomitmen keterbukaan kepada pemangku kepentingan untuk terus menyediakan akses informasi dan data Bank yang berkaitan antara lain dengan kinerja Bank,
Menara Standard Chartered Jl. Prof. DR Satrio No. 164 Jakarta, 12930
Website : www.sc.com/id
The Bank is committed to being open with its stakeholders, and providing access to Bank information and data relating
relevant information through:
Jl. Prof. DR Satrio No. 164 Jakarta, 12930
Website : www.sc.com/id
Akses dan Data Informasi BankThe Bank’s Information and Data Access
125
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Standard Chartered Bank Indonesia memiliki website Perusahaan yakni https://www.sc.com/id yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat luas. Website tersebut dibuat dengan mem-perhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku serta menyediakan dengan jelas informasi tentang produk dan layanan Bank, syarat dan ketentuan, serta informasi lainnya yang berguna bagi pemangku kepentingan. Website tersebut juga dapat ditampilkan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Standard Chartered Bank Indonesia has a Company website at https://www.sc.com/id, which can be accessed by the community. The website is in line with all applicable rules and regulations, and provides clear information about the Bank’s products and services, terms and conditions, as well as other useful information. The website can be displayed in Indonesian or English.
Information on the Company’s Website
126 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Pada tahun 2019, Standard Chartered Bank Indonesia mencatatkan total simpanan oleh nasabah bukan bank tercatat sebesar Rp32,32 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 8,02% atau sebesar Rp2,39 triliun dari sebelumnya sebesar Rp29,92 triliun.
In 2019, Standard Chartered Bank Indonesia recorded total non-bank third party deposit of Rp32.32 trillion, up by 8.02%, or Rp2.39 trillion, from the previous year at Rp29.92 trillion.
127
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
128 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
increase the contribution from fee-based income, and to build its digital banking capability in order to develop new market segments in line with technological developments.
TINJAUAN MAKROEKONOMI DAN INDUSTRI PERBANKAN 2019
MAKROEKONOMI GLOBALKebijakan ekonomi berorientasi domestik yang berlanjut di banyak negara dominan memengaruhidinamika perekonomian global 2019. Ketegangan hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-Tiongkok 2019 menjadi pemicu kondisi ini. Ketegangan hubungan dagang juga meluas antara AS dengan Jepang, Perancis, Jerman, Meksiko, Australia, India, Brazil, dan Argentina, kemudian diikuti retaliasi dari masing-masing negara. Selain itu, risiko geopolitik juga silih berganti makin menambah tidak kondusifnya ekonomi global. Perundingan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang terjadi secara berlarut-larut serta isu politik dan reformasi ekonomi di Meksiko, Brazil, Lebanon, dan Aljazair meningkatkan risiko geopolitik
OVERVIEW OF THE MACROECONOMIC AND BANKING INDUSTRY IN 2019
GLOBAL MACROECONOMICS Domestic-oriented economic policies that continued to
on the dynamics of the global economy in 2019. These policies were triggered by the tension in trade relations between the United States (US) and China in 2019. Such tension was also visible between the US and Japan, France, Germany, Mexico, Australia, India, Brazil and Argentina, later followed by retaliation from each country. In addition, these geopolitical risks also resulted in an increasingly unfavorable global economy. The prolonged exit of the UK from the European Union (Brexit), and political issues and economic reforms in Mexico, Brazil, Lebanon and Algeria increased geopolitical risks and
Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk meningkatkan pendapatan di luar bunga serta mengembangkan perbankan digital untuk mengembangkan segmen pasar baru sejalan dengan perkembangan teknologi.
129
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
dan berpengaruh kepada kondisi ekonomi global. Aksi protes dan kerusuhan yang berkepanjangan di Hong Kong, Iran, Chili, dan Irak turut mengganggu upaya pemulihan ekonomi 2019 di berbagai wilayah negara berkembang. Kondisi global yang kurang kondusif tersebut menurunkan pertumbuhan ekonomi global.
protests and riots in Hong Kong, Iran, Chile and Iraq also contributed to
of developing countries. Such unfavorable global conditions also contributed to the decreasing global economic growth.
Cost to Income Ratio (%)Cost to Income Ratio (%)
201920182017
60,3
065,5
0
68,2
1
130 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Kondisi global yang kurang kondusif tersebut menurunkan pertumbuhan ekonomi global. Ketidakpastian terhadap prospek perdagangan dunia meningkat dan mengakibatkan keyakinan pelaku ekonomi menurun di banyak negara. Kondisi ini kemudian mengakibatkan volume perdagangan dunia pada 2019 terkontraksi
Perkembangan yang kurang menguntungkan tersebut selanjutnya mengakibatkan pertumbuhan ekonomi global melambat secara merata, baik di negara maju maupun negara berkembang. Pada 2019, ekonomi global hanya tumbuh 2,9%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 2018 sebesar 3,6%, terendah
negara berkembang tumbuh 1,7% dan 3,7% pada 2019, melambat dibandingkan dengan kinerja 2018 masing-masing sebesar 2,2% dan 4,5%.
The rising uncertainties concerning world trade have
in many countries. This, in turn, resulted in a contraction in the volume of world trade by 0.2% in 2019, the lowest
These unfavorable developments subsequently resulted in a global economic growth slowdown, both in developed and developing countries. In 2019, the global economy only grew by 2.9%, slowing down from 3.6% in 2018, the
economies of developed and developing countries grew by 1.7% and 3.7% respectively, decreasing from 2.2% and 4.5% in 2018.
Rp2,76Laba BersihNet Income
MiliarBillion
Tinjauan Makroekonomi dan Industri Perbankan 2019Overview of the Macroeconomic and Banking Industry in 2019
131
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Perang dagang berdampak meluas bahkan ke sektor jasa dan tenaga kerja. Ketegangan perdagangan tidak hanya memicu pelemahan perdagangan barang dunia, namun juga sudah berdampak pada aktivitas ekonomi lainnya, yakni sektor jasa dan pasar tenaga kerja. Kondisi
meluas ke negara yang tidak hanya ditopang oleh sektor industri, namun juga ke negara yang ditopang oleh sektor jasa. Selain itu, sentimen bisnis yang memburuk dan pelemahan ekonomi mulai berdampak ke pembukaan lapangan tenaga kerja dan upah yang menurun di beberapa negara.
Akibat ketegangan perdagangan, kinerja ekonomi AS dan Tiongkok memburuk sepanjang 2019 dan diikuti
ketegangan hubungan perdagangan menekan ekonomi AS dan Tiongkok sehingga berada pada lintasan melambat. Perlambatan AS juga terjadi akibat dari
2018. Sementara itu, Tiongkok tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan kondisi satu dekade lalu sebagai konsekuensi dari kebijakan rebalancing ekonomi dan deleveraging
pada akhirnya memukul aktivitas perdagangan serta investasi kedua negara.
Dalam perkembangannya, proses pemulihan ekonomi global tertahan setelah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merebak di Tiongkok sejak akhir Januari 2020 dan meluas dengan cepat ke banyak negara di luar Tiongkok. Penyebaran COVID-19 yang meluas berisiko menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi lebih rendah dari pertumbuhan 2019. Ke depan, dampak COVID-19 berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi global lebih dalam, termasuk potensi dampaknya ke perekonomian Indonesia.
The trade wars had an even wider impact on the service and labor sector. Trade tensions have not only triggered the weakening of world trade in terms of goods, but have also impacted other economic activities, including the service sector and the labor market. This extended the economic slowdown to countries that are not only supported by the industrial sector, but also to countries that are supported by the service sector. In addition, deteriorating business sentiment and weakening economy have begun to impact employment opportunities and wages in several countries.
As a result of the trade tension, US and China’s economic performance worsened throughout 2019, and was
trade tension put pressure on the economies of the US and China. The US slowdown was also a result of the
China’s economy was growing slower than it was a decade ago due to economic rebalancing policies and
of these two countries.
In subsequent developments, the global economic recovery process was put on hold following the outbreak of the coronavirus disease 2019 (COVID-19) in China in late January 2020 and its rapid spread to other countries. The widespread outbreak of COVID-19 may reduce world economic growth level to lower than the growth in 2019. Going forward, the impact of COVID-19 may result in further depressing the global economic growth, including the Indonesian economy.
Tinjauan Makroekonomi dan Industri Perbankan 2019Overview of the Macroeconomic and Banking Industry in 2019
132 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
PEREKONOMIAN INDONESIAPertumbuhan ekonomi global yang menurun berdampak pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi dalam negeri sebesar 5,02%, sedikit turun dibandingkan pada tahun 2018 sebesar 5,17%. Kinerja ekspor tercatat melemah, tekanan terhadap ekspor sedikit berkurang pada semester kedua 2019 ditopang oleh peningkatan permintaan beberapa produk ekspor.
Di tengah kinerja ekspor yang menurun, konsumsi swasta, khususnya konsumsi rumah tangga, tetap tumbuh baik. Konsumsi swasta 2019 tumbuh 5,16%, sedikit meningkat dibandingkan dengan kinerja 2018. Perkembangan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,04%, tidak banyak berbeda dibandingkan dengan kinerja 2018. Perkembangan ekonomi digital yang pesat turut berkontribusi pada stabilnya konsumsi rumah tangga. Beberapa kegiatan ekonomi digital, seperti e-commerce, memberikan alternatif barang yang lebih
konsumsi rumah tangga dapat terus dipertahankan.
Stabilitas nilai tukar Rupiah juga didukung oleh struktur
transaksi valas, baik di pasar spot maupun derivatif, tumbuh 4,4% per tahun secara rerata dalam 5 (lima) tahun terakhir. Pada 2019, volume rerata harian transaksi derivatif meningkat sebesar 5% dari 2018 sejalan kebutuhan lindung nilai pelaku pasar, termasuk untuk memenuhi ketentuan Kegiatan Penerapan Prinsip Kehati-hatian (KPPK). Dari total pelapor KPPK ULN, pada triwulan II 2019 sebanyak 89% sudah memenuhi hedging untuk 0-3 bulan ke depan dan 93% telah memenuhi hedging
tergambar pada rerata bid-ask spread 2019 yang tidak banyak berubah sekitar Rp8,8 per dolar AS dibandingkan dengan rerata spread pada 2018 sebesar 7,6 Rupiah per dolar AS. Selain itu, implied yield juga menunjukkan penurunan sepanjang 2019 mencapai level 5,1% dari 6,5% pada 2018.
INDONESIAN ECONOMY The declining global economic growth has had an impact on domestic economic growth. The Central Statistics Agency (BPS) recorded domestic economic growth of 5.02% in 2019, slightly down from 5.17% in 2018. Export performance also weakened, with the pressure on exports slightly easing in the second half of 2019 supported by an increasing demand for some export products.
Amid the declining export performance, private consumption, particularly household consumption, continued to grow. Private consumption in 2019 grew by 5.16%, a slight increase from 2018. This, in turn, was supported by household consumption, which grew by 5.04%, a similar level to 2018. The rapid development of the digital economy also contributed to the stable household consumption. A number of digital economic activities, such as e-commerce, provided alternative
consumption patterns.
The stability of the exchange rate of the Rupiah was also
structure. The volume of foreign exchange transactions, both on the spot and derivative market transactions,
years. In 2019, the daily average volume of derivative transactions increased by 5% from 2018 in line with the hedging requirements of market players, and the requirements of the Prudent Principles Implementation (KPPK). Of the total KPPK ULN reports in the second quarter of 2019, 89% had met the hedging requirements for the next 0-3 months and 93% for the next 3-6 months.
Rp8.8 per US dollar from 7.6 Rupiah per US dollar in 2018. In addition, implied yield also showed a decline in 2019 from 6.5% in 2018 to 5.1% in 2019.
Tinjauan Makroekonomi dan Industri Perbankan 2019Overview of the Macroeconomic and Banking Industry in 2019
133
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Konsumen (IHK) pada 2019 tercatat 2,72%, menurun dibandingkan dengan capaian 2018 yang mencapai
berada dalam kisaran target 3,5±1%, melanjutkan pencapaian 4 tahun terakhir yang juga konsisten berada dalam kisaran target.
The macroeconomic stability was also supported by low
the target range of 3.5 ± 1%, continuing the achievement of the past 4 years, which was also within the target range.
Tinjauan Makroekonomi dan Industri Perbankan 2019Overview of the Macroeconomic and Banking Industry in 2019
134 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
INDUSTRI PERBANKANBank Indonesia recorded its capital adequacy ratio (CAR) at the level of 23.31% in December 2019, far above the prudent principle requirements. The risk of non-performing loans (NPLs) was also within the safe limits of 2.53% (gross NPL) and 1.18% (NPL net). Banks were able to
assets to third party funds (AL/DPK) of 20.86%. The success of banks in maintaining positive performance
indicator, which is the ratio of return on assets (ROA), which were maintained at the levels of 79.58% and 2.44% respectively.
Banking credit growth in 2019 was recorded at 6.08%, far lower than 11.75% in 2018. Credit development was
The deeper decline in credit could be resisted by the
7.6%, which was mainly in the agricultural sector and the domestic-oriented manufacturing industry. In line with the development of bank credit, third party funds (DPK), as the main source of bank funds, also grew at a slower pace of 6.54%.
INDUSTRI PERBANKANDari sisi permodalan perbankan, Bank Indonesia mencatat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR), terjaga di level 23,31% pada Desember 2019, jauh di atas persyaratan prudensial. Risiko kredit bermasalah, non-
performing loans (NPL), juga berada dalam batas aman, yakni 2,53% (NPL gross) dan 1,18% (NPL net). Sementara dari sisi likuiditas, perbankan mampu memelihara kecukupan likuiditas dengan baik dengan rasio alat likuid bank terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) mencapai 20,86%. Keberhasilan perbankan dalam mempertahankan kinerja positif di tengah ketidakpastian global, disertai
biaya operasional terhadap pendapatan operasional return on assets
(ROA), yang terjaga di level 79,58% dan 2,44%.
Pertumbuhan kredit perbankan 2019 tercatat sebesar 6,08%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 2018 sebesar 11,75%. Beberapa faktor dari sisi permintaan dan penawaran memengaruhi perkembangan kredit. Penurunan kredit lebih dalam dapat ditahan oleh pembiayaan perbankan ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tercatat tumbuh 7,6%, terutama ke sektor pertanian dan industri pengolahan yang berorientasi domestik. Sejalan dengan perkembangan kredit perbankan tersebut, dana pihak ketiga (DPK) sebagai sumber dana utama bank juga tumbuh melambat sebesar 6,54%.
Tinjauan Makroekonomi dan Industri Perbankan 2019Overview of the Macroeconomic and Banking Industry in 2019
135
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
POSITION OF STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA IN THE BANKING INDUSTRY Standard Chartered Bank Indonesia is one of the ten foreign bank branches operating in Indonesia. The Bank
group (peer group). To respond to the challenges of various macroeconomic conditions, Standard Chartered Bank Indonesia has always adopted selective and prudent principles in providing its credit to avoid non-performing loans. In line with this, Standard Chartered Bank Indonesia also seeks to increase non-interest income and to develop digital banking to expand new market segments in line with technological developments. Information regarding the Bank’s market share in 2019 is available in the Management Discussion and Analysis section of this Annual Report.
POSISI STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA DI INDUSTRI PERBANKANStandard Chartered Bank Indonesia merupakan satu dari sepuluh kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia. Bank mengalami persaingan secara khusus dengan kelompok usaha tersebut (peer group). Dalam merespons tantangan berbagai kondisi makroekonomi, Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa selektif dan berhati-hati (prudent) dalam pemberian kredit agar tidak terjadi kemacetan kredit. Sejalan dengan hal tersebut, Standard Chartered Bank Indonesia juga berupaya untuk meningkatkan pendapatan di luar bunga serta mengembangkan perbankan digital untuk mengembangkan segmen pasar baru sejalan dengan perkembangan teknologi. Secara rinci, informasi mengenai pangsa pasar Bank di tahun 2019 telah tercantum dalam pembahasan Pangsa Pasar dalam bab Analisis dan Pembahasan Manajemen dalam Laporan Tahunan ini.
Tinjauan Makroekonomi dan Industri Perbankan 2019Overview of the Macroeconomic and Banking Industry in 2019
136 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Tinjauan Operasi Per Segmen UsahaOperational Review Per Business Segment
SAVINGS PERFORMANCE BY NON-BANK CUSTOMERS In 2019, Standard Chartered Bank Indonesia recorded total deposits by non-bank customers amounting to Rp32.32 trillion, a 8.02%, or Rp2.39 trillion, increase from Rp29.92 trillion in 2018. Total deposits by non-bank customers were dominated by demand deposits (62.04%), followed by time deposits (25.45%) and savings (12.51%). Based on customer deposits, current accounts and savings displayed growth in 2019, increasing by 18.64% and 24.02% respectively. Meanwhile, deposits decreased by 15.72% from the prior year.
DISBURSED LOANS In 2019, Standard Chartered Bank Indonesia recorded disbursed loans amounting to Rp28.05 trillion, a 11.80%, or Rp3.75 trillion, decrease from Rp31.81 trillion in 2018. By type, the loans were dominated by working capital at 65.52%, loans for investments at 23.94% and loans for consumers and credit cards at 10.54%.
KINERJA SIMPANAN OLEH NASABAH BUKAN BANKPada tahun 2019, Standard Chartered Bank Indonesia mencatatkan total simpanan oleh nasabah bukan bank tercatat sebesar Rp32,32 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 8,02% atau sebesar Rp2,39 triliun dari sebelumnya sebesar Rp29,92 triliun. Total simpanan oleh nasabah bukan bank ini didominasi oleh giro sebesar 62,04%, diikuti deposito berjangka dan tabungan masing-masing sebesar 25,45% dan 12,51%. Dari komponen simpanan nasabah tersebut, giro dan tabungan menunjukkan pertumbuhan kinerja dibandingkan tahun sebelumnya, masing-masing naik sebesar 18,64% dan 24,02%, sedangkan deposito berjangka mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 15,72%.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Giro 20.051.880 16.901.957 3.149.923 18,64% Current Accounts
Tabungan 4.043.323 3.260.348 782.975 24,02% Savings
Deposito Berjangka 8.226.041 9.760.198 (1.534.157) (15,72%) Time Deposit
Total 32.321.244 29.922.503 2.398.741 8,02% Total
KREDIT YANG DIBERIKANStandard Chartered Bank Indonesia berhasil mencatatkan kredit yang diberikan pada tahun 2019 sebesar Rp28,05 triliun turun 11,80% atau sebesar Rp3,75 triliun dibandingkan pada tahun 2018 sebesar Rp31,81 triliun. Menurut jenisnya, kredit yang diberikan didominasi oleh kredit untuk modal kerja sebesar 65,52%, diikuti kredit untuk investasi sebesar 23,94% serta kredit untuk konsumen dan kartu kredit sebesar 10,54%.
137
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Tinjauan Operasi Per Segmen UsahaOperational Review Per Business Segment
Based on economic sectors, 46.71% of the loans were in the manufacturing sector. The second largest sector
21.54%. This sector recorded a growth of 13.55%, or Rp751.80 billion. Another sector that recorded growth was the construction sector. Although the loans to this sector only accounted for 4.03%, this represented a 10.08%, or Rp99.27 billion, increase from the previous year.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian
2019 2018
Description Rupiah
Mata Uang Asing
Foreign Currency
Total Rupiah
Mata Uang Asing
Foreign Currency
Total
Modal Kerja 10.358.277 8.806.679 19.164.956 13.777.618 8.120.503 21.898.121 Working Capital
Investasi 2.073.309 4.928.823 7.002.132 2.625.283 4.357.218 6.982.501 Investments
Konsumen dan Kartu Kredit 2.618.227 464.275 3.082.502 3.331.183 536.721 3.867.904 Consumer and Credit Cards
Total 15.049.813 14.199.777 29.249.590 19.734.084 13.014.442 32.748.526 Total
Sedangkan berdasarkan sektor ekonomi, kredit yang diberikan didominasi oleh sektor manufaktur sebesar 46,71%. Sektor terbesar kedua yang mendominasi kredit yang diberikan adalah sektor jasa keuangan, dengan porsi sebesar 21,54%. Sektor ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,55% atau Rp751,80 miliar. Adapun sektor lainnya yang mencatatkan pertumbuhan adalah sektor konstruksi. Meskipun proporsi kredit untuk sektor ini hanya sebesar 4,03%, namun pertumbuhan dari tahun sebelumnya mencapai 10,08% atau Rp99,27 miliar.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian
2019 2018
DescriptionRupiah
Mata Uang Asing
Foreign Currency
Total Rupiah
Mata Uang Asing
Foreign Currency
Total
Perorangan 2.618.227 464.275 3.082.502 3.331.184 536.721 3.867.905 Individual
Perdagangan 3.199.785 630.818 3.830.603 3.591.547 603.537 4.195.084 Trading
Manufaktur 6.124.790 7.537.515 13.662.305 7.627.992 7.273.115 14.901.107 Manufacturing
Konstruksi 1.076.169 8.362 1.084.531 976.604 8.659 985.263 Construction
Jasa Keuangan 861.345 5.437.761 6.299.106 1.390.783 4.156.521 5.547.304 Financial Services
Perumahan Real Estate 171.062 - 171.062 596.712 - 596.712 Residential Real Estate
Pertanian - 46.563 46.563 - 144.685 144.685 Agriculture
Pertambangan dan Penggalian 346.894 14.415 361.309 1.047.704 7.852 1.055.556 Mining and Excavation
Lainnya 651.541 60.068 711.609 1.171.558 283.352 1.454.910 Other
Total 15.049.813 14.199.777 29.249.590 19.734.084 13.014.442 32.748.526 Total
138 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
performance, Standard Chartered Bank Indonesia used the audited Financial Statements as of December 31, 2019 and 2018 and for the years ended December 31, 2019 and 2018. The Financial Statements have been audited by Siddharta Widjaja & Partners (KPMG) Public Accountants under the partner in charge Susanto, SE, CPA, with an
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
AssetsStandard Chartered Bank Indonesia acquired assets of Rp61.77 trillion in 2019, a slight 2.66%, or Rp1.69 trillion, decrease from Rp63.46 trillion. The decrease in total assets was mainly due to a decrease in credit and acceptance receivables.
a. Financial Assets Throughout 2019, Standard Chartered Bank Indonesia
continued to implement various strategic policies to improve the quality of assets, particularly in terms of
Standard Chartered Bank Indonesia dalam memaparkan analisis kinerja keuangan berikut berdasarkan Laporan Keuangan audit pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2019 dan 2018. Laporan Keuangan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) dengan rekan penanggung jawab adalah Susanto,S.E.,
LAPORAN POSISI KEUANGAN
AsetStandard Chartered Bank Indonesia pada tahun 2019 mencatatkan perolehan aset sebesar Rp61,77 triliun. Jumlah tersebut sedikit turun 2,66% atau sebesar Rp1,69 triliun dibandingkan pada tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp63,46 triliun. Penurunan total aset terutama disebabkan oleh penurunan kredit dan tagihan akseptasi.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Kas 288.934 288.934 57.527 24,86% Cash
Giro pada Bank Indonesia 2.183.353 2.790.328 (606.975) (21,75%) Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain 449.427 557.605 (108.178) (19,40%) Current Accounts with Other Banks
Tagihan dari cabang-cabang lain 606.504 257.989 348.515 135,09% Due from other Branches
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
6.808.247 4.547.608 2.260.639 49,71% Placement with Bank Indonesia and Other Banks
Efek-efek 12.024.150 9.783.769 2.240.381 22,90% Securities
Aset derivatif 3.706.503 3.500.110 206.393 5,90% Derivative Assets
Tagihan akseptasi 2.314.123 4.501.390 (2.187.267) (48,59%) Acceptance Receivables
Kredit yang diberikan 28.052.523 31.807.177 (3.754.654) (11,80%) Loans
Tagihan atas pinjaman yang dijamin 1.587.523 3.090.531 (1.503.008) (48,63%) Receivables under Secured Borrowings
Pembayaran dimuka 25.283 49.797 (24.514) (49,23%) Advance Payment
Aset tetap, neto 419.421 81.596 337.825 414,02% Fixed Assets, net
Aset pajak tangguhan - bersih 749.396 798.892 (49.496) (6,20%) Deferred tax assets – net
Aset lain-lain - bersih 2.013.245 973.491 1.039.754 106,81% Other assets – net
Klaim pengembalian pajak 538.068 484.132 53.936 11,14% Claims for Tax Refund
Jumlah Aset 61.766.700 63.455.822 (1.689.122) (2,66%) Total Assets
a. Aset Keuangan Sepanjang tahun 2019, Standard Chartered Bank
Indonesia terus menjalankan berbagai kebijakan strategis yang dibutuhkan dalam rangka perbaikan kualitas aset terutama di sisi kredit. Dari sisi aset
139
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
a 2.99% decline from 2018. Nevertheless, the Bank continued to record growth in placements with Bank Indonesia and other banks, securities, derivative assets, and receivables from other branches with growth of 49.71%, 22.90%, 5.90, and 135.09% from 2018, respectively.
b. Non-Financial Assets Standard Chartered Bank Indonesia recorded
Rp150 billion, to Rp1.99 trillion from Rp1.84 trillion in
Rp337,83 billion.
keuangan, Bank mencatatkan penurunan 2,99% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Meski demikian, Bank tetap mencatatkan pertumbuhan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek, aset derivatif, serta tagihan dari cabang-cabang lain dengan capaian pertumbuhan masing-masing sebesar 49,71%, 22,90%, 5,90%, serta 135,09% dibandingkan pada tahun sebelumnya.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Kas 288.934 231.407 57.527 24,86% Cash
Giro pada Bank Indonesia 2.183.353 2.790.328 (606.975) (21,75%) Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank-bank Lain 449.427 557.605 (108.178) (19,40%) Current Accounts with Other Banks
Tagihan dari Cabang-cabang Lain 606.504 257.989 348.515 135,09% Due from Other Branches
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain
6.808.247 4.547.608 2.260.639 49,71% Placement in Bank Indonesia and Other Banks
Efek-efek 12.024.150 9.783.769 2.240.381 22,90% Securities
Aset Derivatif 3.706.503 3.500.110 206.393 5,90% Derivative Assets
Tagihan Akseptasi 2.314.123 4.501.390 (2.187.267) (48,59%) Acceptance Payables
Kredit yang Diberikan 28.052.523 31.807.177 (3.754.654) (11,80%) Loans
Tagihan Atas Pinjaman yang Dijamin 1.587.523 3.090.531 (1.503.008) (48,63%) Receivables under Secured Borrow-ings
Aset lain-lain - bersih 1.756.465 549.682 1.206.783 219,54% Others Assets - net
Total Aset Keuangan 59.777.752 61.617.596 (1.839.844) (2,99%) Total Financial Assets
b. Aset Non Keuangan Di sisi lain, Standard Chartered Bank Indonesia
mencatatkan pertumbuhan total aset non keuangan mencapai 8,20% atau sebesar Rp150,72 miliar menjadi Rp1,99 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,84 triliun. Pertumbuhan aset non keuangan khususnya disebabkan oleh meningkatnya aset tetap sebesar Rp337,83 miliar.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Pembayaran Dimuka 25.283 49.797 (24.514) (49,23%) Advance Payment
Aset Tetap 419.421 81.596 337.825 414,02% Fixed Assets
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 749.396 798.892 (49.496) (6,20%) Deferred Tax Assets – Net
Aset Lain-lain - Bersih 256.780 423.809 (167.029) (39,41%) Other Assets – Net
Klaim Pengembalian Pajak 538.068 484.132 53.936 11,14% Tax Claim Refund
Total Aset Non Keuangan 1.988.948 1.838.226 150.722 8,20% Total Non-Financial Assets
140 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
LiabilitasPada tahun 2019, Bank mencatatkan total liabilitas turun 3,61% atau Rp2,14 triliun menjadi Rp57,17 triliun dibandingkan pada tahun 2018 sebesar Rp59,31 triliun. Dari sisi keuangan, penurunan total liabilitas mencapai 3,30% atau Rp1,8 triliun menjadi Rp57,11 triliun dari sebelumnya sebesar Rp53,33 triliun.
Penurunan liabilitas keuangan terutama dikontribusikan oleh utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain sebesar 28,86% atau Rp2,16 triliun menjadi sebesar Rp5,33 triliun dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar Rp7,49 triliun. Sedangkan utang akseptasi turun 47,87% atau sebesar Rp2,16 triliun menjadi Rp2,35 triliun dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar Rp4,51 triliun. Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin tercatat turun 47,62% atau sebesar Rp1,47 triliun menjadi Rp1,62 triliun dari Rp3,10 triliun pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, simpanan oleh nasabah bukan bank dan simpanan oleh bank-bank lain masing-masing tercatat sebesar Rp32,32 triliun dan Rp3,78 triliun tumbuh 8,02% dan 37,02% atau Rp2,40 triliun dan Rp1,02 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp29,92 triliun dan Rp2,76 triliun.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Simpanan oleh nasabah bukan bank 32.321.244 29.922.503 2.398.741 8,02% Deposits by Non-Bank Customers
Simpanan oleh bank-bank lain 3.779.211 2.758.090 1.021.121 37,02% Deposits by Other Banks
Liabilitas derivatif 3.380.250 3.866.496 (486.246) (12,58%) Derivative Liabilities
Utang akseptasi 2.348.968 4.506.119 (2.157.151) (47,87%) Acceptance Payables
Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin
1.621.892 3.096.639 (1.474.747) (47,62%) Liabilities to Return Securities Received under Secured Borrowings
Utang kepada Kantor Pusat dan Cabang-cabang Lain
5.329.663 7.491.614 (2.161.951) (28,86%)
Beban Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-lain
2.786.802 1.688.676 1.098.126 65,03% Accrued Expenses and Other Liabilities
Total Liabilitas Keuangan 51.568.030 51.330.137 (1.762.107) (3,30%) Total Financial Liabilities
Liabilities In 2019, the Bank’s total liabilities decreasing by 3.61%, or Rp2.14 trillion, to Rp57.17 trillion from Rp59.31 trillion
reached 3.30%, or Rp1.8 trillion, to Rp57.11 trillion from Rp53.33 trillion.
28.86%, or Rp2.16 trillion, to Rp5.33 trillion, as compared to Rp7.49 trillion in 2018. Meanwhile, the acceptance payables decreased by 47.87%, or Rp2.16 trillion, to Rp2.35 trillion from Rp4.51 trillion in 2018. The obligation to return securities received under secured borrowings decreasing by 47.62%, or Rp1.47 trillion, to Rp1.62 trillion from Rp3.10 trillion in 2018. Meanwhile, deposits by non-bank customers and deposits by other banks were recorded at Rp32.32 trillion and Rp3.78 trillion, growing by 8.02% and 37.02%, or Rp2.40 trillion and Rp1.02 trillion, respectively, from Rp29.92 trillion and Rp2.76 trillion in 2018.
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
141
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Selain liabilitas keuangan, total liabilitas non keuangan turun sebesar 6,33% atau Rp378,22 miliar menjadi Rp5,60 miliar dari sebelumnya sebesar Rp5,98 miliar. Penurunan liabilitas non keuangan ini terutama dikontribusikan oleh penurunan utang kepada kantor pusat dan cabang-cabang lain sebesar 3,46% atau Rp196,51 miliar menjadi Rp5,48 triliun dari sebelumnya sebesar Rp5,68 triliun. Kemudian, utang pajak penghasilan yang berasal dari pajak penghasilan pasal 29 turun 74,89% atau sebesar Rp127,20 miliar, sejalan dengan peningkatan laba sebelum pajak Bank pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Utang Pajak Penghasilan 42.647 169.851 (127.204) (74,89%) Income Tax Payable
Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja 12.895 51.855 (38.960) (75,13%)
Utang kepada Kantor Pusat dancabang-cabang lain
5.483.588 5.680.100 (196.512) (3,46%)
Beban masih harus dibayar danliabilitas lain-lain
60.095 75.641 (15.546) (20,55%) Accrued Expenses and Other Liabilities
Total Liabilitas Non Keuangan 5.599.225 15.157.737 (378.222) (6,33%) Total Non-Financial Liabilities
Rekening Kantor Pusat (Ekuitas)Hingga periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, rekening kantor pusat meningkat 10,88% atau sebesar Rp451,21 miliar menjadi Rp4,60 triliun dibandingkan pada tahun 2018 sebesar Rp4,15 triliun. Peningkatan rekening kantor pusat terutama berasal dari peningkatan laba yang belum dipindahkan ke kantor pusat sebesar 28,85% atau Rp276,32 miliar menjadi Rp1,23 triliun dari sebelumnya sebesar Rp957,89 miliar.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Penyertaan Kantor Pusat 3.282.163 3.282.163 0 0%
Bersih: Net :
Cadangan Nilai Wajar - Bersih 68.290 (104.122) 172.412 165,59% Fair Value Reserve – Net
Keuntungan Aktuarial - Bersih 14.784 12.307 2.477 20,13% Actuarial Gain – Net
Laba yang Belum Dipindahkan keKantor Pusat
1.234.208 957.890 276.318 28,85%
Total Rekening Kantor Pusat
4.599.445 4.148.238 451.207 10,88%
liabilities decreased by 6.33%, or Rp378.22 billion, to Rp5.60 billion from Rp5.98 billion. The decrease in
or Rp196.51 billion, to Rp5.48 trillion from Rp5.68 trillion in 2018. Furthermore, income tax payables arising from income tax article 29 decreased by 74.89%, or Rp127.20 billion, in line with the increase in income before income tax in 2019 from 2018.
accounts increased by 10.88%, or Rp451.21 billion, to Rp4.60 trillion from Rp4.15 trillion in 2018. This increase was mainly due to a 28.85%, or Rp276.32 billion, increase
from Rp957.89 billion in 2018.
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
142 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
LAPORAN LABA RUGI(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Pendapatan dan Beban Operasional Operating Income and Expense
Pendapatan Bunga 3.467.067 3.628.606 (161.539) (4,45%) Interest Income
Beban Bunga (1.293.778) (1.298.834) 5.056 (0.39%) Interest Expense
Pendapatan Bunga Bersih 2.170.289 2.329.772 (159.483) (6,85%) Net Interest Income
Pendapatan Provisi dan Komisi, Bersih 722.696 770.526 (47.830) (6,21%) Fees and Commission Income, Net
Laba Selisih Kurs, Bersih 285.157 562.491 (277.334) (49,30%) Forex Exchange Gain, Net
Laba atas Penjualan Efek-efek, Bersih 287.002 15.652 271.350 1.733,64% Gain on Sale of Securities, Net
Laba (rugi) atas Instrumen Derivatif, Bersih (270.607) 208.163 (478.770) (230%) Gain (loss) on Derivative Instruments, Net
Laba (rugi) Belum Direalisasi dari Perubahan Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan, Bersih
670.725 (492.837) 1.163.562 236,09% Unrealized Gain (loss) from Changes in Fair Value of Financial Instrument, Net
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 1.694.973 1.063.995 630.978 59,30% Total Other Operating Income
Kerugian Penurunan Nilai, Bersih (1.108.007) (349.776) (758.231) 216,78% Impairment Losses, Net
Beban Umum dan Administrasi (1.390.737) (1.348.555) (42.182) 3,13% General and Administrative Expenses
Beban Karyawan (940.106) (874.519) (65.587) 7,50% Personnel Expenses
Jumlah Beban Operasional Lainnya (2.330.843) (2.223.074) (107.769) 4,85% Total Other Operating Expenses
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 426.412 820.917 (394.505) (48,06%) Income before Tax
Beban Pajak Penghasilan (150.094) (284.651) 134.557 (47,27%) Income Tax Expenses
Laba Bersih 276.318 536.266 (259.948) (48,47%) Net Income
Penghasilan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income
Laba Rugi172.412 (167.528) 339.940 165,59%
or Loss
Cadangan Nilai Wajar: Fair Value Reserve:
Perubahan Bersih Nilai Wajar 324.515 (245.712) 570.227 (232,07%) Net Change in Fair Value
Laba yang Direalisasi pada Saat Penjualan, Bersih
(69.090) (570) (68.520) 12021,05%
Pajak Penghasilan (83.013) 78.754 (161.767) (205,41%) Income Tax
Pos-Pos yang Tidak Akan 2.477 1.054 1.423 135,01%
Pengukuran Kembali atas Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja
3.670 1.562 2.108 134,96% Remeasurements of Obligation for Post-
Pajak Penghasilan (1.193) (508) (685) 134,84% Income Tax
Penghasilan Komprehensif Lain, Setelah Pajak Penghasilan
174.889 (166.474) 341.363 (205,05%) Other Comprehensive Income, Net of Income Tax
Jumlah Laba Komprehensif 451.207 369.792 81.415 22,02% Total Comprehensive Income
Pendapatan Bunga BersihSejalan dengan berbagai penerapan kebijakan strategis, Bank mencapai perolehan pendapatan bunga bersih pada tahun 2019 sebesar Rp2,17 triliun. Jumlah tersebut tercatat sedikit turun 6,85% atau sebesar Rp159,48 miliar dibandingkan dengan pencapaian sebelumnya sebesar Rp2,33 triliun. Penurunan pendapatan bunga bersih terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga yang berasal dari mata uang Rupiah serta meningkatnya beban bunga.
STATEMENT OF PROFIT OR LOSS
Net Interest Income In line with the implementation of various strategic policies, the Bank achieved net interest income of Rp2.17 trillion in 2019, a slight 6.85%, or Rp159.48 billion, decrease from Rp2.33 trillion in 2018. The decrease in net interest income was mainly due to a decrease in interest income from the Rupiah and an increase in interest expenses.
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
143
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Pendapatan Bunga 3.464.067 3.628.606 (164.539) (4,53%) Interest Income
Kredit yang Diberikan 2.447.049 2.495.984 (48.935) (1,96%) Loans
Efek - Efek 937.248 1.048.612 (111.364) (10,62%) Securities
Penempatan Pada Bank-bank Lain 68.977 77.945 (8.968) (11,51%) Placements with Other Banks
Lainnya 10.793 6.065 4.728 77,96% Others
Beban Bunga 1.293.778 1.298.834 (5.056) (0,39%) Interest Expenses
Deposito Berjangka/Deposito on Call 445.753 404.819 40.934 10,11% Time Deposit/Deposit on Call
Liabilitas untuk Mengembalikan Suratsurat Berharga yang Diterima atas Pinjaman yang Dijamin
174.776 310.018 (135.242) (43,62%) Obligation to Return Securities Received under Secured Borrowings
Giro 429.608 299.453 130.155 43,46% Current Accounts
Utang Kepada Kantor Pusat danCabang-cabang Lain
95.308 176.997 (81.689) (46,15)
Tabungan 60,934 87.157 (26.223) (30,09%) Savings
Interbank Call Money 67.333 176.997 (109.664) (61,96%) Interbank Call Money
Liabilitas Sewa 16.946 - 16.946 - Lease Liability
Lainnya 3.120 5.693 (2.573) (45,20%) Other
Pendapatan Bunga Bersih 2.170.289 2.329.772 (159.483) (6,85%) Net Interest Income
Jumlah Pendapatan Operasional LainnyaPada tahun 2019, Bank mencatatkan jumlah pendapatan operasional lainnya mengalami kenaikan sebesar 59,30% atau Rp630,98 miliar menjadi Rp1,69 triliun dari tahun 2018 sebesar Rp1,06 triliun. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kenaikan belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas instrumen keuangan bersih sebesar 236,09% atau Rp1,16 triliun menjadi Rp670,73 miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi sebesar Rp492,84 miliar.
Kerugian Penurunan Nilai, BersihKerugian penurunan nilai bersih pada tahun 2019 mencapai Rp1,11 triliun naik 216,78% atau sebesar Rp758,23 miliar dari sebelumnya sebesar Rp349,78 miliar. Penurunan kerugian ini antara lain disebabkan peningkatan pengelolaan kredit yang diberikan Bank.
Jumlah Beban Operasional LainnyaPada tahun 2019, Bank mencatatkan jumlah beban operasional lainnya sebesar Rp2,33 triliun naik 4,85% atau sebesar Rp107,77 miliar dari jumlah beban operasional lainnya di tahun 2018 sebesar Rp2,22 triliun. Kenaikan ini dipengaruhi oleh naiknya beban karyawan sebesar Rp940,11 miliar.
Total Other Operating Income In 2019, the Bank recorded an increase in other operating income of 59.30%, or Rp630.98 billion, to Rp1.69 trillion from Rp1.06 trillion in 2018. Such growth was due to a 236.09%, or Rp1.16 trillion, unrealized increase in the fair
a loss of Rp492.84 billion in 2018.
Impairment Losses, Net The net impairment losses in 2019 reached Rp1.11 trillion, increasing by 216.78% or Rp758.23 billion from Rp349.78 billion in 2018. This decrease was partly due to an increase in the Bank’s credit management.
Total Other Operating Expenses In 2019, the Bank recorded other operating expenses of Rp2.33 trillion, a 4.85%, or Rp107.77 billion, an increase from total other operating expenses of Rp2.22 trillion in 2018. This increase was due to an increase in employee expenses of Rp940.11 billion.
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
144 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Laba Sebelum Pajak PenghasilanPencapaian kinerja yang baik turut berpengaruh pada perolehan laba sebelum pajak penghasilan Bank yang di tahun 2019 tercatat sebesar Rp426,41 miliar turun 48,06% atau Rp394,50 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp820,92 miliar.
Beban Pajak PenghasilanBeban pajak penghasilan turun sebesar 47,27% atau Rp134,56 miliar menjadi Rp150,09 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp284,65 miliar. Penurunan beban pajak terjadi pada beban pajak kini maupun beban pajak tangguhan.
Laba BersihLaba bersih Bank per 31 Desember 2019 tercatat sebesar Rp276,32 miliar. Pencapaian ini turun 48,47% dibandingkan pada tahun 2018 sebesar Rp536,27 miliar.
Penghasilan Komprehensif Lain, Setelah Pajak PenghasilanPada tahun 2019, Bank mencatat penghasilan komprehensif lain setelah pajak penghasilan sebesar Rp174,89 miliar, sedangkan pada tahun 2018 Bank mencatatkan kerugian sebesar Rp166,47 miliar. Pencapaian penghasilan komprehensif ini terutama disebabkan perolehan keuntungan dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Jumlah Laba KomprehensifBank membukukan jumlah laba komprehensif di tahun 2019 sebesar Rp451,21 miliar tumbuh 22,02% dibandingkan pada tahun 2018 sebesar Rp369,79 miliar. Kenaikan jumlah laba komprehensif ini sejalan dengan pertumbuhan penghasilan komprehensif lain.
Income before Income Tax
income tax, which in 2019 was recorded at Rp426.41 billion, decreasing by 48.06%, or Rp394.50 billion, from Rp820.92 billion in 2018.
Income Tax Expense Income tax expense decreased by 47.27%, or Rp134.56 billion, to Rp150.09 billion from Rp284.65 billion in 2018. The decrease in tax expense was noted in current tax expense and deferred tax expense.
Net IncomeThe Bank’s net income as at December 31, 2019 was Rp276.32 billion, a 48.47% decrease from Rp536.27 billion in 2018.
Other Comprehensive Income, Net of Income Tax
In 2019, the Bank recorded other comprehensive income after income tax of Rp174.89 billion, an increase from a loss of Rp166.47 billion in 2018. This was mainly due to a
Total Comprehensive Income The Bank recorded a comprehensive income of Rp451.21 billion in 2019, a 22.02% increase from Rp369.79 billion in 2018. This increase aligned with the growth in the Bank’s other comprehensive income.
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
145
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in millions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian 2019 2018
PertumbuhanGrowth Description
Rp %
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 5.329.127 (4.250.611) 9.579.738 (225,37%) Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (3.479.680) 3.228.187 (6.707.867) (207,79%) Cash Flows from Investing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (41.387) - (41.387) - Cash Flows from Financing Activities
Efek Perubahan Kurs terhadap Kas dan Setara Kas
(205.047) 255.783 (460.830) (180,16%)Cash and Cash Equivalents
Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas 1.603.013 (766.641) 2.369.654 (309.10%) Net Decrease in Cash and Cash Equivalents
Kas dan Setara Kas, Awal Tahun 8.126.948 8.893.589 (766.641) (8.62%)of the Year
Kas dan Setara Kas, Akhir Tahun 9.729.961 8.126.948 1.603.013 19,72% Cash and Cash Equivalents, End of the Year
Arus Kas dari Aktivitas OperasiPada tahun 2019, Bank mencatat peningkatan arus kas untuk aktivitas operasi sebesar Rp9,58 triliun naik 225,37% dibandingkan pada tahun 2018 sebesar minus Rp4,25 triliun. Peningkatan arus kas untuk aktivitas operasi ini terutama didorong oleh perubahan pada aset dan liabilitas.
Arus Kas dari Aktivitas InvestasiBank mencatat perolehan arus kas dari aktivitas investasi di tahun 2019 sebesar minus Rp3,48 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan 207,79% atau Rp6,71 miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,23 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pembelian efek-efek untuk investasi serta penurunan atas penerimaan dari penjualan efek-efek dan efek-efek yang jatuh tempo.
Arus Kas dari Aktivitas PendanaanPada tahun 2019, Bank mencatat adanya arus kas terkait aktivitas pendanaan sebesar Rp41,39 miliar sedangkan pada tahun 2018 Bank tidak mencatatkan arus kas terkait aktivitas pendanaan.
COMBINED STATEMENT OF CASH FLOW
Cash Flow from Operating Activities
from operating activities, a 225.37% increase from Rp4.25 trillion in 2018. This increase was mainly driven by changes in assets and liabilities.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
activities of minus Rp3.48 trillion, decrease 207,79% or Rp6,71 billion from Rp3.23 trillion in 2018. This decrease was mainly due to the purchase of securities for investment, as well as a decrease in gains from the sale of securities and maturing securities.
Cash Flow from Financing Activities
activities of Rp41.39 billion. In 2018, the Bank did not
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
146 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
RASIO KEUANGAN
(dalam %) (in %)
Uraian 2019 2018 Description
Permodalan Capital
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 17,14 16,60 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Aset Produktif Productive Assets
Aset Produktif dan Non Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Non Produktif
0,78 0,51 Non-Performing Productive and Non-Productive Assets to Total Productive and Non-Productive Assets
Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif 1,76 1,08 Non-Performing Productive Assets to Total Productive Assets
CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif 2,16 1,53 Allowance for Impairment Losses of Financial Assets to Productive Assets
Non Performing Loan (NPL) Bruto 3,74 2,22 Non-Performing Loan (NPL) Gross
Non Performing Loan (NPL) Neto 0,98 0,49 Non-Performing Loan (NPL) Net
Return on Assets (ROA) 0,70 1,26 Return on Assets (ROA)
Return on Equity (ROE) 3,02 6,15 Return on Equity (ROE)
Net Interest Margin (NIM) 4,32 4,38 Net Interest Margin (NIM)
Beban Operasional terhadap PendapatanOperasional (BOPO)
96,89 95,76 Operating Expense to Operating Income (BOPO)
Likuiditas
Loan to Funding Ratio (LFR) 76,43 96,36 Loan to Funding Ratio (LFR)
Nilai Net Stable Funding Ratio (NSFR) - Individu 114,63 112,01 Value of Net Stable Funding Ratio (NSFR) – Individual
Liquidity Coverage Ratio (LCR) - individu 152,98 161,07 Liquidity Coverage Ratio (LCR) – individual
Catatan/Note:*) Pengungkapan NSFR sejalan dengan penerapan POJK No. 50/POJK.03/2017 tanggal 13 Juli 2017 tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio Pendanaan Stabil Bersih (Net Stable Funding Ratio) bagi
Bank Umum dimana kewajiban penyampaian dan publikasi laporan pertama kali dilakukan untuk posisi laporan akhir bulan Maret 2018.*) NSFR disclosure is in line with the implementation of POJK No. 50/POJK.03/2017 dated July 13, 2017 concerning the Requirements to Meet Net Stable Funding Ratio for Commercial Banks, in
FINANCIAL RATIOS
Analisis Kinerja KeuanganAnalysis of Financial Performance
147
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Informasi Material LainnyaOther Material Information
KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG DAN TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG
PermodalanRasio permodalan merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam mengukur rasio solvabilitas. Pada tahun 2019, rasio permodalan Bank yang ditunjukkan dengan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) mencapai 17,14% dibandingkan dari sebelumnya sebesar 16,60% pada tahun 2018. Hal ini sejalan dengan peningkatan aset serta dampak penerapan Credit Valuation Adjustment (CVA) dan Standardised Approach Counterparty Credit Risk (SACCR) di tahun 2019.
Sedangkan CAR yang dimiliki Bank secara konsisten tetap melebihi ketentuan regulator perbankan Indonesia, yaitu sebesar 9,00% - 11,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Hal ini menunjukkan struktur permodalan Bank memiliki kapabilitas untuk dapat mengimbangi risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional di mana rasio tersebut lebih tinggi dari rasio kecukupan modal minimum yang ditetapkan oleh regulator. Masih terkendalinya CAR juga menunjukkan masih baiknya kemampuan Bank untuk membayar utang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Aset ProduktifDi tahun 2019, Bank mencatatkan kinerja aset produktif Bank yang mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Rasio aset produktif dan non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan non produktif sebesar 0,78%, rasio aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif sebesar 1,76%, serta rasio CKPN aset keuangan terhadap aset produktif sebesar 2,16%. Demikian pula dengan Non Performing Loans (NPL) rasio bruto dan rasio NPL neto di tahun 2019 masing-masing tercatat sebesar 3,74% dan 0,98%.
Pada tahun 2019, Bank mencatatkan rasio return on asset (ROA) mencapai 0,70%, return on equity (ROE) mencapai 3,02%, dan net interest margin (NIM) mencapai 4,32%. Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga tercatat relatif sedikit naik dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 96,89%.
DEBT SERVICING ABILITY AND COLLECTABILITY OF REVENUE
CapitalThe capital ratio is one of the parameters used in assessing the solvency ratio. In 2019, the Bank’s capital ratio, as indicated by the minimum capital requirement (KPMM), reached 17.14%, up from 16.60% in 2018. This was in line with the increase in assets and the impact of the implementation of Credit Valuation Adjustments (CVA) and Standardized Approach Counterparty Credit Risk (SACCR) in 2019.
The Bank’s CAR consistently exceeds the requirements made by the Indonesian banking regulator, which is 9.00% - 11.25% of the Risk Weighted Assets (ATMR). This represents the capability of the Bank’s capital structure
whereby the ratio is higher than the minimum capital adequacy ratio set by the regulator. The Bank’s CAR also represents its ability to meet its short- and long-term liabilities.
Productive Assets In 2019, the performance of the Bank’s productive assets improved from the previous year. The ratio of non-performing productive assets and non-productive assets to total productive and non-productive assets was 0.78%, the ratio of non-performing productive assets to total productive assets was 1.76%, and the CKPN ratio of
the gross non-performing loans (NPL) ratio and the net NPL ratio in 2019 were recorded at 3.74% and 0.98% respectively.
In 2019, the Bank recorded a return on assets (ROA) ratio of 0.70%, a return on equity (ROE) of 3.02%, and a net interest margin (NIM) of 4.32%. Operating expenses against operating income (BOPO) also recorded a slight increase to 96.89% from the previous year.
148 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
LikuiditasPada tahun 2019, rasio likuiditas Bank berdasarkan loan to funding ratio (LFR) menurun dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 76,43%. Sedangkan kualitas kredit yang diberikan Bank sangat baik. Dalam rangka pengelolaan likuiditas untuk jangka waktu yang lebih panjang (1 tahun), Bank menjaga Net Stable Funding Ratio (NFSR) dengan meningkatkan stabilitas pendanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan Bank. NSFR merupakan rasio perbandingan jumlah dana stabil yang tersedia (Available Stable Funding) dengan jumlah dana stabil yang dibutuhkan (Required Stable Funding). Pada tahun 2019, nilai net stable funding ratio (NSFR) – individu tercatat sebesar 114,63%, berada di atas kewajiban minimum sebesar 100,00%.
Kemudian, Bank juga mencatatkan Liquidity Coverage Ratio (LCR) - individu di tahun 2019 sebesar 152,98%. Regulator menetapkan pemenuhan LCR paling rendah 100% sebagaimana diatur dalam POJK No. 42/POJK.03/2015 tentang LCR. Dengan demikian, Bank telah memenuhi kriteria batasan untuk LCR di tahun 2019.
Tingkat Kolektibilitas Piutang/Pinjaman yang DiberikanStandard Chartered Bank Indonesia melakukan upaya pengelolaan kualitas aset yang berupa kredit, dilakukan melalui pengelolaan secara ketat eksposur kredit yang berpotensi bermasalah sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perbaikan rasio Non Performing Loan (NPL) Bank. Standard Chartered Bank Indonesia menghadapi tantangan pengelolaan kredit ditengah tantangan ekonomi yang kurang menguntungkan di tahun 2019 dengan rasio NPL gross sebesar 3,74% dan rasio NPL net sebesar 0,98%. Di tahun 2018, kedua rasio tersebut masing-masing sebesar 2,22% dan 0,49%.
Standard Chartered Bank Indonesia juga
pinjaman yang diberikan kepada nasabah berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang kualitas aset produktif. Analisis dan penjelasan kredit yang diberikan – kotor berdasarkan tingkat kolektibilitas untuk tahun 2018-2019 sebagai berikut:
In 2019, the Bank’s liquidity ratio based on a loan to funding ratio (LFR) decreased to 76.43% from the previous year. The credit quality provided by the Bank was also very good. In the context of managing liquidity for a longer period (1 year), the Bank maintains a Net Stable Funding Ratio (NFSR) by increasing the stability of funding tailored to the needs of the Bank. NSFR is a ratio of Available Stable Funding to the amount of Required Stable Funding. In 2019, the value of the net stable funding ratio (NSFR) – individual - was recorded at 114.63%, and above the minimum liability of 100%.
Furthermore, the Bank also recorded a Liquidity Coverage Ratio (LCR) – individual - of 152.98% in 2019. This was above the required minimum 100% of LCR set by the regulators in POJK No. 42/POJK.03/2015 concerning LCR.
Collectability of Revenue/Loans
Standard Chartered Bank Indonesia has undertaken
managing potentially non-performing credit exposures, so as to improve the Bank’s Non Performing Loan (NPL) ratio. Standard Chartered Bank Indonesia encountered credit management challenges amid unfavorable economic conditions in 2019, with a gross NPL ratio of 3.74% and a net NPL ratio of 0.98%. In 2018, the two ratios were 2.22% and 0.49%, respectively.
Standard Chartered Bank Indonesia has also categorized the level of collectability of credit or loans disbursed to customers based on the Financial Services Authority Regulation (POJK) regarding the quality of productive assets. The following table outlines the gross disbursed loans based on the level of collectability for 2018-2019:
Informasi Material LainnyaOther Material Information
149
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Tingkat kolektibilitas (Rp juta) 2019 2018 Collectability (in millions of Rp)
Lancar 27.157.575 30.645.857 Current
Dalam perhatian khusus 1.135.408 1.416.821 Special mention
Kurang lancar 29.077 50.085 Substandard
Diragukan 717.058 144.363 Doubtful
Macet 210.472 491.400 Loss
Jumlah 29.249.590 32.748.526 Total
STRUKTUR MODAL
Rincian Struktur ModalStruktur permodalan Bank per 31 Desember 2019 sebagai berikut:
(dalam Jutaan Rupiah) (in millions of Rupiah)
Uraian 2019 2018 Description
Komponen modal: Capital Components:
Penyertaan Kantor Pusat 867 867
Dana Usaha 8.562.912 8.961.396 Operating Funds
Laba yang Belum Dipindahkan ke Kantor Pusat 1.235.493 959.175
Kekurangan Cadangan Kerugian/Penurunan Nilai Aset terhadap Penyisihan Penghapusan Aset Sesuai Ketentuan Bank Indonesia
- (257.939) Shortage of Allowance for Impairment Losses on Assets against Provision for Asset Losses
according to Bank Indonesia Provisions
Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (Maksimum 1,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko)
466.041 477.647 General Reserves for Allowance for Productive Assets (Maximum 1.25% of Risk Weighted Assets)
Penghasilan Komprehensif Lain 101.166 (154.259) Other Comprehensive Income
Perhitungan Pajak Tangguhan (749.396) (798.892) Deferred Tax Calculation
Aset Tak Berwujud Lainnya (194.271) (35.300) Other Intangible Assets
Total Modal 9.422.812 9.152.695 Total Modal
ATMR untuk Risiko Kredit 46.007.436 46.042.362 RWA for Credit Risk
ATMR untuk Risiko Pasar 2.433.347 2.281.060 RWA for Market Risk
ATMR untuk Risiko Operasional 6.539.955 6.801.109 RWA for Operational Risk
Rasio KPMM Risiko Kredit dan Risiko Pasar 19,45% 18,94% CAR Ratio Credit Risk and Market Risk
Rasio KPMM Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Risiko Operasional
17,14% 16,60% CAR Ratio Credit Risk, Market Risk, and Operation-al Risk
Rasio KPMM Yang Diwajibkan 9,00% - <11,25%
9,00% - <11,25%
Mandatory CAR Ratio
CAPITAL STRUCTURE
Policy on Capital Structure The Bank’s capital structure as at December 31, 2019, was as follows:
Informasi Material LainnyaOther Material Information
150 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Kebijakan Manajemen atas Struktur Modal dan Dasar Pemilihan KebijakanBank telah menyusun rencana serta melakukan pengawasan permodalan guna memastikan kecukupannya dalam mendukung strategi bisnis, kepatuhan terhadap peraturan perbankan, serta memperhatikan perkembangan ekonomi terkini. Rencana penambahan modal Bank wajib disampaikan dalam Rencana Bisnis Bank yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan, dan harus mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered Group maupun Otoritas Jasa Keuangan.
Sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 9% - 11,25% dari ATMR. Untuk mengantisipasi potensi kerugian
mewajibkan Bank untuk menyediakan modal minimum lebih besar dari ketentuan mengenai modal minimum tersebut.
Adapun potensi kerugian Bank dapat bersumber dari:1. Risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional yang
belum dapat sepenuhnya diukur secara akurat dalam melakukan perhitungan ATMR;
2. Risiko lainnya yang bersifat material antara lain risiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas, dan risiko konsentrasi;
3. Dampak penerapan stress testing terhadap kecukupan modal Bank, dan/atau;
4. Berbagai faktor terkait lainnya.
Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku. Terkait hal tersebut, Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang periode pelaporan.
Management Policy on Capital Structure and its Underlying Basis The Bank has a capital strategy to ensure that it can support its business strategy and comply with banking regulations. The plan to increase the Bank’s capital must be outlined in the Bank’s Business Plan, which is submitted to the Financial Services Authority, and must obtain approval from the Standard Chartered Group and the Financial Services Authority.
In accordance with the applicable banking regulations, Banks are required to provide a minimum capital of 9% - 11.25% of RWA. To anticipate potential losses that are
Authority can require the Bank to provide amounts greater than the provisions regarding the minimum capital.
The Bank’s potential losses might arise from:
1. Credit risk, market risk, and operational risk that cannot be fully measured during the calculation of RWA;
2. Other material risks including interest rate risk in the banking book, liquidity risk, and concentration risk;
3. Impact of the application of stress testing on the Bank’s capital adequacy, and/ or;
4. Various other related factors.
The calculation of capital and RWA for credit risk, market risk and operational risk is carried out in accordance with the applicable banking regulations. In this regard, the Bank has complied with all the capital requirements throughout the reporting period.
Informasi Material LainnyaOther Material Information
151
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
IKATAN YANG MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODALPada tahun 2019, Bank tidak melakukan investasi terhadap barang modal sehingga tidak ada ikatan material yang timbul atas kegiatan investasi tersebut.
INVESTASI BARANG MODAL TAHUN BUKU TERAKHIR
Investasi Barang ModalDi tahun 2019, Bank berinvestasi pada berbagai barang modal sebagai berikut:
(dalam Jutaan Rupiah) (in millions of Rupiah)
Uraian 2019 2018 Type of Capital Goods
Bangunan, termasuk Renovasi - 7.373 Buildings, including Renovations
Peralatan Kantor 39.179 5.936
Total 39.179 13.309 Total
Tujuan Investasi Barang ModalInvestasi barang modal yang dilakukan Bank bertujuan mendukung kegiatan operasional Bank di sepanjang tahun 2019.
Nilai Investasi Barang ModalBank melakukan investasi barang modal senilai Rp39,18 miliar di tahun 2019 atau menurun dibandingkan dengan Rp13,31 miliar pada tahun 2018.
KOMITMEN DAN KONTINJENSIIkhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak diungkapkan sebagai berikut:
(dalam Jutaan Rupiah) (in millions of Rupiah)
Uraian 2019 2018 Description
Komitmen Commitment
Kewajiban KomitmenFasilitas Kredit yang Belum Digunakan -Committed
(964.701) (649.300) Commitment LiabilitiesUnused Loan Facilities - Committed
Fasilitas Letters of Credit yang Tidak Dapat Dibatalkan yang Diberikan ke Nasabah
(569.839) (1.923.857) Irrevocable Letters of Credit Facilities Provided to Customers
Jumlah Kewajiban Komitmen (1.534.540) (2.573.157) Total Commitment Liabilities
MATERIAL COMMITMENTS IN RELATION TO CAPITAL GOODS INVESTMENT In 2019, the Bank made no investments in capital goods that resulted in any material commitments.
CAPITAL GOODS INVESTMENTS DURING CURRENT YEAR
Capital Goods Investments In 2019, the Bank made investments in various capital goods, as follows:
Capital Goods Investment Purpose Capital goods investments made by the Bank in 2019 aimed to support the Bank’s operational activities throughout the year.
Capital Goods Investment Value The Bank made capital goods investments amounting to Rp39.18 billion in 2019, a decrease from Rp13.31 billion in 2018.
COMMITMENTS AND CONTINGENCIESThe summary of the Bank’s commitments and contingencies as set forth in the contract value are as follows:
Informasi Material LainnyaOther Material Information
152 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
(dalam Jutaan Rupiah) (in millions of Rupiah)
Uraian 2019 2018 Description
Kontinjensi Contingency
Tagihan Kontinjensi Contingency Receivables
Garansi yang Diterima dari Bank-bank Lain 4.917.288 5.109.304 Guarantees Received from Other Banks Lain
Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian 57.439 47.685 Interest Income in Settlement
Jumlah Tagihan Kontinjensi 4.974.727 5.156.989 Total Contingent Receivables
Kewajiban Kontinjensi Contingent Liabilities
Bank Garansi yang Diterbitkan kepada Nasabah (10.454.230) (9.974.124) Bank Guarantees Issued to Customers
Jumlah Kewajiban Kontinjensi, Bersih 5.479.503 (4.817.135) Total Contingency Liabilities, Net
SUKU BUNGA DASAR KREDITDalam menjalankan kegiatan usaha, seluruh Bank Umum memiliki kewajiban untuk melaporkan dan mempublikasikan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dalam mata uang Rupiah sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 32/POJK.03/2016 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. Ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah kemudian diatur secara lebih rinci pada Surat Edaran OJK Nomor 34/SEOJK.03/2017 seiring dengan beralihnya fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan.
SBDK digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan oleh Bank kepada nasabah. SBDK belum memperhitungkan komponen estimasi premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian Bank terhadap risiko masing-masing debitur atau kelompok debitur. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK. Dalam kredit konsumsi non KPR tidak termasuk penyaluran dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA).
PRIME LENDING RATE All Commercial Banks are required to report and publish the Prime Lending Rate in Rupiah as stipulated in the Financial Services Authority Regulation No. 32/POJK.03/2016 concerning Transparency and Publication of Bank Reports. The provisions of the legislation regarding transparency of bank product information and the use of customers’ personal data, along with the transfer of functions, and the duties, authority and
the Financial Services Authority are governed by the OJK Circular No. 34/SEOJK.03/2017
The prime lending rate is used as the basis for determining loan interest rates charged by banks. The prime lending rate does not take into account the estimated risk premium, which depends on the Bank’s assessment of the risks associated with each debtor or group of debtors. Accordingly, the credit interest rates for debtors are not necessarily similar to the prime lending rate. Non-mortgage consumption loans do not include the disbursement of loans through credit cards and unsecured loans (KTA).
Informasi Material LainnyaOther Material Information
153
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Laporan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Standard Chartered Bank Indonesia selama periode pelaporan triwulanan 2019 adalah sebagai berikut:
Suku Bunga Dasar Kredit (Prime Lending Rate) Berdasarkan Segmen BisnisPrime Lending Rate By Business Segment
Uraian Description
Kredit KorporasiCorporate
Kredit RitelRetail
Kredit MikroMicro
Kredit KonsumsiConsumer
KPRMortgage
Non KPR Non-Mortgage
Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)Prime Lending Rate
8,86% NA NA 9,10% NA
INFORMASI KEUANGAN YANG MENGANDUNG KEJADIAN YANG SIFATNYA LUAR BIASA DAN JARANG TERJADIDi tahun 2019, tidak terdapat informasi keuangan yang mengandung kejadian yang bersifat luar biasa dan jarang terjadi di Bank.
INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTANBank telah mengadopsi PSAK 71 dan menerapkan perhitungan cadangan kerugian kredit ekspektasian yang forward-looking (ECL) atas aset keuangannya. Karena kejadian luar biasa terkait Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), di bulan Maret 2020, World Health Organisation telah menyatakan pandemi, dan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian atas COVID-19 telah berlangsung di Indonesia. Situasi ini telah mengganggu aktivitas usaha dan ekonomi global, termasuk Indonesia. Bank terus memantau situasi terkait COVID-19 tersebut, menilai dan merespons secara aktif atas dampaknya ke posisi keuangan dan hasil operasi. Sampai dengan tanggal laporan keuangan gabungan ini, penilaian tersebut masih berlangsung. Bank akan mempertimbangkan dampak dan tingkat probabilitas skenario ekonomi yang memburuk akibat situasi terkait COVID-19 tersebut ketika mengestimasi ECL pada tahun 2020.
The Standard Chartered Bank Indonesia Prime Lending Rate (SBDK) during the 2019 quarterly reporting period was as follows:
EXTRAORDINARY EVENTS
concerning extraordinary events.
SUBSEQUENT EVENTS
The Bank has adopted PSAK 71 and has implemented forward-looking (ECL) credit loss expectation calculations
Organisation declared the outbreak of the coronavirus (COVID-19) pandemic. Preventative and control measures have subsequently been taken in Indonesia, disrupting business activities, as well as the global and Indonesian economy. The Bank continues to monitor the situation related to COVID-19 to be able to respond to its impact
assessment is still in progress. The Bank will consider the impact and probability of a worsening economic scenario due to COVID-19 after estimating its ECL in 2020.
Informasi Material LainnyaOther Material Information
154 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Perbandingan Target dan Realisasi 2019
(dalam Jutaan Rupiah) (in millions of Rupiah)
Target KeuanganRealisasi 2019
Realization 2019Target 2019 Target 2019
Financial Target
Pertumbuhan Kredit (11,80%) 4,00%-6,00% Loan Growth
Kualitas Aset (NPL gross) 3,74% 3,50%-4,00% Asset Quality (NPL gross)
Rasio Kredit Terhadap Simpanan Nasabah 76.43% 75,00%-85,00% Credit to Customer Deposits Ratio
Pertumbuhan Simpanan Nasabah 8.02% 4,00%-6,00% Growth of Customer Deposits
Rasio Kecukupan Modal 17,14% 16,00%-17,00% Capital Adequacy Ratio
Standard Chartered Bank Indonesia berhasil menutup tahun 2019 dengan pencapaian kinerja kunci sebagai berikut:1. Penyaluran kredit sebesar Rp28,05 triliun;2. Kualitas aset membaik yang ditunjukkan dengan rasio
NPL gross sebesar 3,74% dan rasio NPL net sebesar 0,98%;
3. Posisi modal dan likuiditas yang kuat dan optimal, di atas ketentuan regulator dengan rasio Kecukupan Modal sebesar 17,14%, termasuk setelah penerapan IFRS 9/PSAK 71 di tahun 2018.
PROYEKSI 2020Standard Chartered Bank Indonesia menyongsong tahun 2020 dengan tetap optimis bahwa momentum perbaikan ekonomi di Indonesia akan berlanjut. Proyeksi rasio keuangan utama dan pos-pos tertentu berdasarkan angka historis, dan proyeksi lainnya yang disesuaikan dengan perkiraan kondisi makro serta strategi Standard Chartered Bank Indonesia di tahun 2020 ditunjukkan sebagai berikut:(dalam Jutaan Rupiah) (in millions of Rupiah)
Proyeksi KeuanganTarget 20192019 Target Financial Projection
Pertumbuhan Kredit 4,00%-6,00% Loan Growth
Kualitas Kredit (NPL) 3,00%-3,50% Loan Quality (NPL)
Pertumbuhan Simpanan Nasabah 4,00%-6,00% Growth in Customer Deposits
Komposisi CASA terhadap Total Simpanan Nasabah
70,00%-75,00% CASA Composition to Total Customer Deposits
Rasio Kecukupan Modal 16,00%-17,00% Capital Adequacy Ratio
Comparison of 2019 Targets and Realizations
Standard Chartered Bank Indonesia successfully closed 2019 with the following major performance achievements:
1. Disbursed loans amounted to Rp28.05 trillion;2. Better asset quality as indicated by a gross NPL ratio
of 3.74% and a net NPL ratio of 0.98%;
3. Strong and optimal capital and liquidity positions that were above regulatory requirements with a Capital Adequacy Ratio of 17.14%, including after the adoption of IFRS 9/PSAK 71 in 2018.
PROJECTIONS FOR 2020Standard Chartered Bank Indonesia remains optimistic that the momentum for economic recovery in Indonesia
to the estimated macro conditions and Bank Indonesia’s Standard Charter strategy in 2020, are outlined below:
Informasi Material LainnyaOther Material Information
155
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
KEBIJAKAN DIVIDENStandard Chartered Bank Indonesia merupakan kantor cabang bank asing di Indonesia sehingga tidak melaksanakan pembagian dividen secara langsung.
REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUMHingga akhir tahun 2019, Bank tidak melakukan penerbitan saham maupun obligasi.
PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH MANAJEMEN DAN/ATAU PEGAWAIHingga akhir tahun 2019, Bank telah melaksanakan program penghargaan jangka panjang yang diberikan dalam bentuk saham, sesuai dengan hasil pengukuran kinerja jangka panjang. Secara rinci, informasi mengenai program tersebut sebagai berikut:
Kategori Category
Jumlah sahamNumber of shares¹
Jumlah Saham OpsiNumber of Shares Option Harga opsi
Option Price4Periode WaktuTime Period5
Awarded² exercised³
2018
Direksi Board of Directors
26.150 10.023 7.020 Antara £7,1120 sampai £7,8242 Ranging from £7.1120 to £7.8242
Antara 1 – 10 tahun setelah tanggal diberikan Between 1 – 10 years after shares have been awarded
2019
Direksi Board of Directors
141.310 71.333 43.828 Antara £6,1114 sampai £6,9100Ranging from £6.1114 to £6,.9100
Antara 1 – 10 tahun setelah tanggal diberikan Between 1 – 10 years after shares have been awarded
DIVIDEND POLICY Since Standard Chartered Bank Indonesia is a branch of a foreign bank in Indonesia, the Bank conducts no direct dividend distribution.
USE OF PROCEEDS OF PUBLIC OFFERING As at the end of 2019, the Bank made no issuance of either shares nor bonds.
EMPLOYEES AND/OR MANAGEMENT SHARE OWNERSHIP PROGRAM As of the end of 2019, the Bank has implemented a long-term rewards program in the form of shares. This was done in accordance with the results of the Bank’s long-term performance measurements. The following table presents more information about the program:
Informasi Material LainnyaOther Material Information
156 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
INFORMASI MATERIAL MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI, PENGGABUNGAN/PELEBURAN USAHA, AKUISISI, DAN RESTRUKTURISASI UTANG/MODALSepanjang tahun 2019, aktivitas investasi Bank meliputi pembelian efek-efek untuk investasi sebesar Rp1,79 triliun. Efek-efek tersebut meliputi obligasi pemerintah, sukuk, surat perbendaharaan negara syariah, dan surat perbendaharaan negara. Selain aktivitas investasi tersebut, Bank tidak melakukan aktivitas ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi, dan restrukturisasi utang/modal.
INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN/ATAU TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI PIHAK BERELASI
Sifat Berelasi
dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2019 diuraikan sebagai berikut:
Sifat HubunganNature of Relationship
Jenis TransaksiType of Transaction
Kantor Pusat Derivatif, akseptasi, bank garansi, pinjaman, pendapatan bunga, beban bunga, beban komisi, pendatapan komisi, alokasi beban teknologi dan kantor pusat, beban operasional dan beban karyawanDerivative, acceptance, bank guarantees, borrowing, interest income, interest expense, commission
Anak Perusahaan dan Perusahaan terkait Entitas Induk dan Kantor PusatSubsidiary and Related Entities of the Ultimate Shareholder and
Penempatan giro, derivatif, akseptasi, bank garansi, pemberian pinjaman, beban operasional, pendapatan bunga, beban bunga, pendapatan provisi dan komisi, beban provisi dan komisi beban karyawan dan alokasi beban teknologiPlacement in current accounts, derivatives, acceptance, bank guarantees, loans, operational expenses, interest income, interest expense, fee and commission income, fee and commission expense, personnel expense and technology
Kantor Cabang Lain di Luar Negeri yang dimiliki oleh Entitas Induk/Kantor Pusat
by the Ultimate Shareholder/
Penempatan giro dan call money, derivatif, akseptasi, pemberian pinjaman, bank garansi, beban bunga, pendapatan bunga, beban komisi, pendapatan provisi dan komisi, beban operasional, beban teknologi, jasa manajemen, beban karyawan dan alokasi beban kantor pusatPlacement in current accounts and call money, derivatives, acceptance, loans, bank guarantees, interest expense, interest income, commission expense, provision and commission fees, operational expense,
Personel Manajemen Kunci (Manajemen dan Pejabat Eksekutif Bank)Key management personnel (Bank’s management and executives)
Penempatan giro dan deposito, dan pemberian pinjamanPlacement of demand deposits, deposits, and lending
MATERIAL INFORMATION ON INVESTMENTS, EXPANSION, DIVESTMENTS, BUSINESS MERGERS/CONSOLIDATIONS, ACQUISITIONS, AND DEBT/CAPITAL RESTRUCTURING Throughout 2019, the Bank’s investment activities included the purchase of securities for investment amounting to Rp1.79 trillion. These securities included government bonds, sukuk, sharia treasury bills, and state treasury bills. The Bank conducted no expansion, divestment, business merger/liquidation, acquisition, and debt/capital restructuring activities in 2019.
INFORMATION ON MATERIAL TRANSACTIONS WITH CONFLICTS OF INTEREST AND/OR TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Related PartiesThe details of the nature of the relationships and types
December 2019 are described below:
Informasi Material LainnyaOther Material Information
157
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Saldo dan Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi
komitmen dan kontinjensi) dengan pihak berelasi diuraikan sebagai berikut:
(dalam Jutaan Rupiah) (in millions of Rupiah)
Uraian 2019 2018 Description
Giro pada Bank - Bank Lain 89.447 73.329 Current Accounts with Other Banks
Tagihan dari Cabang - Cabang Lain 606.504 257.989 Due from Other Branches
Aset Derivatif 984.498 2.003.011 Derivative Assets
Kredit yang Diberikan 1.082.530 1.146.878 Loans
Aset Lain-Lain, Bersih 110.877 232.602 Other Assets, Net
Simpanan oleh Nasabah Bukan Bank 400.996 228.873 Deposits by Non-Bank Customers
Simpanan oleh Bank - Bank Lain 20.153 20.516 Deposits by Other Banks
Liabilitas Derivatif 1.607.609 422.655 Derivative Liabilities
Utang Akseptasi 1.386.696 1.629.602 Acceptance Payables
Utang kepada Kantor Pusat dan Cabang-cabang Lain
10.813.251 13.171.714
Beban Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain - Lain
695.210 750.229 Accrued Expenses and Other Liabilities
Pendapatan Bunga 98.901 87.876 Interest Income
Beban Bunga 96.809 176.549 Interest Expense
Beban Provisi dan Komisi, Bersih 53.043 5.105 Fees and Commission Expenses, Net
Beban Umum dan Administrasi 822.265 730.015 General and Administrative Expenses
Beban Karyawan 87.908 82.880 Personnel Expense
Garansi yang Diterima dari Bank-bank Lain (Tagihan Kontinjensi)
4.688.268 5.101.423 Guarantees Received from Other Banks (Contingent Bills)
Bank Garansi yang Diterbitkan kepada Nasabah (Kewajiban Kontinjensi)
738.168 1.070.081 Bank Guarantees Issued to Customers (Contingent Liabilities)
Transaksi dan Kompensasi dengan Manajemen UtamaKompensasi yang diberikan kepada personil manajemen utama terdiri dari:(dalam Jutaan Rupiah) (in millions of Rupiah)
Uraian 2019 2018 Description
Imbalan Kerja Jangka Pendek 76.006 62.461
Pembayaran Berbasis Saham 1.940 4.584 Share-based Payments
Imbalan Pasca Kerja 9.962 15.835
Total 87.908 82.880 Total
Balances and Transactions with Related Parties
(including commitments and contingencies) with related parties are described below:
Transactions and Compensation with Key Management Compensation provided to key management:
Informasi Material LainnyaOther Material Information
158 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Kewajaran Transaksi Pihak BerelasiKewajaran seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihakpihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, telah diungkapkan pada laporan keuangan.
PERUBAHAN PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PERUSAHAANStandard Chartered Bank Indonesia melakukan kajian terhadap peraturan baru maupun amendemen dari peraturan yang telah ada sebelumnya untuk
dari perubahan ketentuan tersebut dan kepatuhan Bank terhadap peraturan tersebut. Sepanjang tahun 2019, tidak terdapat perubahan peraturan dan perundang-undangan
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan keuangan Bank disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia. Beberapa kebijakan akuntansi yang mengalami perubahan di tahun 2019 dan dampaknya terhadap Standard Chartered Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
2019: Amandemen Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK”) No. 24 ”Amandemen, Kurtailmen atau Penyelesaian Program”.
Penghasilan”.
No. 34 “Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan”.
Fairness of Related Party Transactions The fairness of all transactions conducted with related parties, whether with or without terms and conditions, has
REGULATORY CHANGES WITH SIGNIFICANT IMPACT ON THE BANK
Standard Chartered Bank Indonesia conducts a review of new regulations and amendments to existing regulations to identify the impact of such changes and the Bank’s compliance with corresponding regulations. During 2019,
impact on the Bank.
CHANGES IN ACCOUNTING STANDARDS
presented in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards (SAK) issued by the Indonesian Financial Accounting Standard Board. The changes in accounting standards made in 2019 and their impact on Standard Chartered Bank Indonesia are as follows:
Standards (“PSAK”) No. 24 “Amendments, Curtailment or Program Completion.”
(“ISAK”) No. 34 “Uncertainties in the Treatment of Income Taxes.”
Informasi Material LainnyaOther Material Information
159
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Standar akuntansi tersebut di atas tidak memiliki pengaruh
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020:- PSAK 73: Sewa Tidak ada pengaruh signikan yang timbul dari
penerapan standar baru dan revisi atas kebijakan akuntansi yang telah disebutkan di atas. Bank juga telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 71 (PSAK 71) tentang “Instrumen Keuangan” sejak tanggal 1 Januari 2018.
The accounting standards mentioned above have had no
- PSAK 73: Rent
of new standards and revisions to the accounting policies mentioned above. The Bank has also adopted the Statement of Financial Accounting Standards No. 71 (PSAK 71) concerning “Financial Instruments” on January 1, 2018.
Informasi Material LainnyaOther Material Information
160 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Secara berkalan, Standard Chartered Bank Indonesia melakukan penilaian tingkat kesehatan Bank dalam menjaga kondisi Bank terkait risiko dan kinerja, berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian menggunakan pendekatan risiko (risk based bank
rating) yang mencakup 4 faktor yaitu:
2. Good Corporate Governance (GCG;3. Rentabilitas (Earnings); dan4. Permodalan (Capital).
Pada tahun 2019, tingkat kesehatan Standard Charetered Bank Indonesia berada pada peringkat 2. Hasil penilaian ini mencerminkan kondisi Bank dalam kategori “Baik/Memuaskan”, sehingga Bank dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang
eksternal lainnya. Secara rinci, informasi mengenai tingkat kesehatan Bank di tahun 2019 sebagai berikut:
Uraian 2019 2018 Description
2 2
Tata Kelola Perusahaan 2 2 Corporate Governance
Rentabilitas 3 3 Earnings
Permodalan 2 2 Capital
Peringkat Tingkat Kesehatan Bank 2 2 Rating of the Bank’s Soundness Level
Kategori 2 Baik/Memuaskan
Good/Satisfactory
Category
Standard Chartered Bank Indonesia performs regular soundness assessments related to risk and performance, based on the Financial Services Authority Regulation No. 4/POJK.03/2016 concerning Commercial Banks Soundness Rating. The assessments adopt a risk-based bank rating that includes 4 factors:
2. Good Corporate Governance (GCG);3. Earnings; and4. Capital.
In 2019, the soundness of Standard Chartered Bank Indonesia was ranked at the second level. The result of this assessment have placed the Bank in the “Good/Satisfactory” category, which means
impacts of changes in business conditions and other external factors. The following table presents more information about the Bank’s soundness in 2019:
Tingkat Kesehatan BankBank’s Soundness Level
161
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Aspek PemasaranMarketing Aspects
STRATEGI PEMASARANDalam rangka meraih pangsa pasar serta mengoptimalkan kinerja produk dan layanan kepada nasabah dan calon nasabah, Standard Chartered Bank Indonesia mengimplementasikan strategi pemasaran. Bank melalui Direktorat Brand and Marketing senantiasa melakukan inovasi dan inisiatif strategi pemasaran sebagai berikut:
1. Mengaplikasikan brand promise “Here for good” dan semangat “Do the right thing”, “Never settle” dan “Better together” pada seluruh aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh bank secara selaras.
2. Senantiasa memberikan wawasan dan informasi terkait posisi Bank kepada para klien/nasabah ataupun calon klien/nasabah melalui platform Thought Leadership, seperti dalam paparan Economic
Outlook yang memberikan pandangan Bank maupun pandangan pihak eksternal yang ahli dan terpercaya di bidang mereka masing-masing.
3. Sebagai sponsor dari Liverpool Football Club (FC) sejak 2010, Standard Chartered dan Liverpool FC memiliki persamaan nilai-nilai dan berkeinginan untuk selalu menjadi “Here for good”. Bersama Liverpool FC, Standard Chartered telah membangun brand recognition di seluruh dunia, mempererat hubungan dengan klien dan membuka kesempatan untuk dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas di seluruh penjuru dunia tempat Standard Chartered berada.
4. Mengoptimalisasi dan memfokuskan kanal strategi pemasaran pada kanal digital, termasuk media sosial sebagai upaya pemasaran yang lebih efektif, kreatif dan inovatif.
MARKETING STRATEGIES In order to gain market share, and optimize product and service performance for its customers and prospective customers, Standard Chartered Bank Indonesia has implemented a number of marketing strategies. The Bank, through the Directorate of Brand and Marketing, performs the following innovations and marketing strategy initiatives:
1. Applying the brand promise “Here for good” and the spirit of “Do the right thing”, “Never settle” and “Better together” in all marketing activities carried out by the Bank in harmony.
2. Always providing insight and information regarding the Bank’s position to clients or prospective clients
through the Thought Leadership platform, which includes Economic Outlook views from the Bank’s insight, as well as views by trusted external experts in
3. As a sponsor of Liverpool Football Club (FC) since 2010, Standard Chartered and Liverpool FC have the same values and desire to always be “Here for good”. Together with Liverpool FC, Standard Chartered
has built brand recognition throughout the world, strengthened relationships with clients and opened opportunities to reach wider market segments throughout the world wherever Standard Chartered is located.
4. Optimizing and focusing marketing channel strategies on digital channels, including social media for more
162 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Di samping itu, Bank juga menjalankan aktivitas promosinya secara eksternal dengan menerapkan strategi komunikasi yang terintegrasi sehingga nasabah dan masyarakat bisa mendapatkan informasi yang sesuai dan relevan mengenai produk dan layanan Bank. Standard Chartered Bank Indonesia strategi komunikasi yang disampaikan melalui media konvensional seperti radio, koran, pemanfaatan media luar ruang, maupun melalui media digital sebagai sarana komunikasi yang lebih mengenai sasaran dan terukur seperti website dan akun media sosial perusahaan, email, ATM, maupun melalui pemasangan iklan berbayar di media digital eksternal, termasuk media sosial, serta berbagai platform digital lainnya.
Lebih lanjut, strategi marketing communication juga dilakukan Bank dari sisi internal kepada seluruh staf melalui edukasi produk dan layanan yang dipromosikan, melalui distribusi email ke seluruh staf, news gallery melalui kanal internal Bank, yaitu Indonesia Update, serta melalui desktop wallpaper, dan LED TV yang dipasang di area kantor.
In addition, the Bank also carries out external promotional activities by implementing an integrated communication strategy, so as to allow customers and the public to obtain relevant information concerning the Bank’s products and services. Standard Chartered Bank Indonesia’s communication strategies are delivered through conventional media such as radio, newspapers, outdoor media, as well as through digital media, to implement more targeted and measurable communication activities through websites and corporate social media accounts, email, ATMs, and paid advertisements in external digital media, including social media, as well as various other digital platforms.
Furthermore, the Bank’s marketing communication
services through emails, news galleries on the Bank’s internal channels, such as Indonesia Update, desktop
Aspek PemasaranMarketing Aspects
163
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Secara berkelanjutan, Bank juga senantiasa berupaya untuk terus memberikan nilai tambah dalam pengembangan produk melalui berbagai inovasi dan layanan perbankan dengan tujuan memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah dan melakukan inovasi yang berkesinambungan untuk produk serta layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah di pasar yang terus berubah. Pemenuhan terhadap kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan yang semakin cepat serta clients experience yang semakin baik dapat diwujudkan.
Standard Chartered Bank Indonesia juga memanfaatkan jaringan yang dimiliki dengan terus meningkatkan kerja sama di tingkat grup dalam rangka mengoptimalkan keterkaitan antar produk dan sinergi secara regional sebagai akses ke pasar yang baru untuk menjaring calon nasabah baru bagi Bank.
PANGSA PASARPada tahun 2019, penguasaan persaingan pasar Bank dari sisi aset Bank Asing relatif sedikit turun menjadi 13,54% dari 14,05% di tahun sebelumnya. Kemudian, di tahun 2019, Standard Chartered Bank Indonesia berhasil mencatat pangsa pasar penyaluran kredit sebesar 11,98%, yang tercatat turun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 12,65%. Meski demikian, perolehan dana pihak ketiga Bank tahun 2019 tercatat sebesar Rp32,28 triliun dengan capaian pangsa pasar Bank Asing mencapai 17,73% naik dibandingkan pada tahun 2018 dengan pangsa pasar sebesar 16,98%.
The Bank also strives to continue to provide added value through various banking innovations and services with the aim of providing the best possible customer service and making continuous product and service innovations to ensure that they are tailored to the needs of the customers in a continuously evolving market. By doing so, the Bank can achieve its goals of conducting banking transactions
Standard Chartered Bank Indonesia also utilizes its network to enhance group cooperation and optimize product linkages and regional synergy. This ensures access to new markets and enables the Bank to attract new customers.
MARKET SHARE In 2019, the Bank’s dominance over market competition in terms of assets within Foreign Banks decreased slightly to 13.54% from 14.05% in 2018. In 2019, Standard Chartered Bank Indonesia managed to record a lending market share of 11.98%, a decrease from 12.65% in 2018. Nevertheless, third party funds in 2019 were recorded at Rp32.28 trillion, with a foreign bank market share of 17.73%, an increase from 16.98% in 2018.
Aspek PemasaranMarketing Aspects
164 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
(dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in billions of Rupiah, unless stated otherwise)
Uraian
2019 2018
DescriptionSCB
Indonesia2
BankAsing1
ForeignBanks1
PangsaPasarMarketShare
SCB Indonesia2
BankAsing1
ForeignBanks1
PangsaPasarMarketShare
Aset 61.130 451.514 13,54% 63.456 451.661 14,05% Assets
Kredit yangdiberikan
28.927 241.450 11,98% 32.701 258.593 12,65% Loans
Dana Pihak Ketiga3 32.284 182.088 17,73% 29.923 176.261 16,98% Third Party Funds3
Catatan/Notes:1. Statistik Perbankan Indonesia Desember 20192. Laporan Keuangan yang telah diaudit3. Dana pihak ketiga adalah simpanan oleh nasabah bukan bank1. Indonesian Banking Statistics December 20192. Audited Financial Statements3. Third party funds represented by deposits from non-bank customers
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHAStandard Chartered Bank Indonesia senantiasa menjalankan strategi pengembangan usaha untuk terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Bank telah mengimplementasikan strategi pengembangan usaha dalam rangka mengupayakan pertumbuhan yang berkelanjutan sebagai berikut:
1. Melaksanakan pendekatan bijak (sejak tahun 2016) terkait dengan penerimaan nasabah dan persetujuan kredit yang diberikan, antara lain melalui prosedur penerimaan nasabah baru yang lebih selektif, penurunan pagu kredit untuk nasabah yang berpotensi bermasalah, dan inisiatif bertahap untuk penyelesaian kredit bermasalah;
2. Mempercepat transformasi bisnis dari segmen mass market menjadi segmen dan , terutama untuk produk kartu kredit dan fasilitas kredit tanpa agunan, memberikan layanan pada segmen karyawan pada Employee Banking, serta peningkatan fokus terhadap layanan nasabah prima dan Wealth Management;
3. Memperluas dan memperdalam layanan nasabah bagi nasabah dengan bisnis lintas negara, terutama melalui program Banking the Ecosystem, serta mengembangkan kapabilitas di bidang layanan Cash Management dan Supply Chain Financing. Perluasan untuk sub segmen Medium Enterprise juga dilakukan dengan pendanaan berbasis properti sebagai pembuka jalan untuk nasabah baru;
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGIES Standard Chartered Bank Indonesia continues to adopt its business development strategies to enhance sustainable growth, as follows:
1. Implemented prudent approach (since 2016) related to client’s acceptance and loans approval, among others, through more selective new client acceptance
procedures, reduction of credit limits for potentially non-performing clients, and gradual initiatives to resolve non-performing loans;
2. Accelerated the business transformation from the
and unsecured loan facilities, providing services to the employee segment through Employee Banking, as well as increasing the focus on prime client services and Wealth Management;
3. Expanded and extended client service for clients with cross-country businesses, especially through the
Banking the Ecosystem programme, and developed capabilities in Cash Management and Supply Chain Financing services. Expanded the Medium Enterprise sub-segment through property-based funding as an opening for new client;
Aspek PemasaranMarketing Aspects
165
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
4. Fokus dalam produk tradisional perbankan (business), yakni Transaction Banking dan Financial Market, melalui pendalaman akun operasional (operating accounts), peningkatan pemakaian (utilitas) dari limit produk trade
Financial Market (produk valas dan derivatif) guna menjaga posisi sebagai market maker;
untuk mendukung pertumbuhan kredit dan simpanan nasabah secara berkesinambungan, meningkatkan
digital banking untuk memperluas layanan nasabah;
6. Memperdalam dan mengembangkan hubungan dengan nasabah secara optimal di dalam jaringan kantor yang ada saat ini, serta terus meningkatkan pengalaman nasabah dengan memberikan layanan yang mudah dan nyaman;
7. Berinvestasi pada teknologi, serta melakukan sentralisasi dan standardisasi platform yang lebih baik di seluruh jaringan untuk mengoptimalkan jaringan kantor dan meningkatkan pengalaman nasabah;
8. Fokus untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkesinambungan melalui perbaikan infrastruktur, kejelasan target pasar, penawaran produk yang efektif, tim manajemen yang baik, dan kepatuhan terhadap peraturan yang lebih kuat.
business), namely Transaction Banking and Financial Market, through operating account deepening, increasing the utilization of trade product limits, and diversifying Financial Market products (foreign exchange and derivative products) to maintain the position as market maker;
support the continuous growth of clients’ loans and
utilizing digital banking to expand client services;
6. Enhanced and developed relationships with clients
improving the client experience by providing easy and convenient services;
7. Invested in technology, and centralizing and standardizing better platforms across the network
experience; 8. Focused on maintaining sustainable growth through infrastructure improvements, with clear target markets,
and stronger compliance with regulations.
Aspek PemasaranMarketing Aspects
166 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Prospek UsahaBusiness Prospects
Faktor yang mempengaruhi prospek usaha Standard Chartered Bank Indonesia dalam menjalankan kegiatan usaha meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa kemampuan Standard Chartered Bank Indonesia dalam mengerahkan dan mengalokasikan sumber daya serta mempertahankan dan mengembangkan kapabilitas yang dimiliki Bank, merupakan elemen penting dalam mengantisipasi dan mengambil peluang bisnis dari kondisi eksternal yang ada. Dalam menghadapi kondisi persaingan dalam industri perbankan yang semakin kompetitif, manajemen dan sumber daya manusia Standard Chartered Bank Indonesia berkomitmen untuk mempertahankan dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan memperhatikan posisi Bank di industri perbankan Indonesia.
Adapun faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prospek usaha Bank adalah perkembangan makroekonomi dan industri perbankan, serta kondisi sosial politik yang dapat mendukung pertumbuhan Bank. Dari sisi global, berbagai perkembangan serta indikator ekonomi dunia sampai akhir tahun 2019 sempat mendorong optimisme prospek perbaikan perekonomian domestik pada tahun 2020.
Prospek perbaikan tersebut ditopang oleh efektivitas kebijakan makroekonomi yang telah ditempuh banyak negara pada 2019. Selain itu, kemajuan kesepakatan dagang tahap pertama AS-Tiongkok pada akhir tahun 2019 juga memberikan optimisme perbaikan kondisi ekonomi global pada 2020. Optimisme perbaikan ekonomi global pada akhir 2019 sempat menurunkan ketidakpastian pasar keuangan global dan meningkatkan aliran modal asing ke negara berkembang.
Dalam perkembangannya, proses pemulihan ekonomi global tertahan setelah COVID-19 merebak di Tiongkok sejak akhir Januari 2020. Dalam perkembangan selanjutnya, COVID-19 meluas dengan cepat ke banyak negara di luar Tiongkok. Penyebaran COVID-19 yang meluas berisiko menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi lebih rendah dari pertumbuhan 2019 melalui beberapa jalur. Dampak pandemik COVID-19
Standard Chartered Bank Indonesia’s business prospects
internal factors, such as the ability of Standard Chartered Bank Indonesia to mobilize and allocate resources and maintain and develop the Bank’s capabilities, serve as an important elements in anticipating and making the most of external business opportunities. To address competition in an increasingly competitive banking industry, the management and human resources of Standard Chartered Bank Indonesia are committed to maintaining and developing its competitive advantages by taking into account the Bank’s position in the national banking industry.
prospects include the development of the macroeconomic and banking industry, as well as socio-political conditions that can support the Bank’s growth. In terms of global perspective, various developments and indicators of the world economy up to the end of 2019 encouraged optimism about the prospective improvements of the domestic economy in 2020.
Such prospective improvements were supported by the
a number of countries in 2019. In addition, the progress
the end of 2019 also provided optimism about improving global economic conditions in 2020. The optimism at the
developing countries.
The global economic recovery was halted by the breakout of COVID-19 in China at the end of January 2020 and its rapid expansion to other countries. COVID-19 has the potential to decrease the world economic growth in 2020. The impact of the COVID-19 pandemic has severely hampered global economic activities in several sectors, including tourism, trade and investment. The slowdown in economic activity was also due to the implementation of
167
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
menghambat aktivitas ekonomi global tersebut terutama terjadi melalui beberapa sektor, yakni jalur pariwisata, perdagangan dan investasi. Perlambatan aktivitas ekonomi juga disebabkan oleh strategi penanganan COVID-19 di berbagai negara yang terdampak berupa penutupan akses beberapa kota atau bahkan seluruh negara (lockdown).
Perkembangan yang kurang menguntungkan ini pada akhirnya diprediksi akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia melalui permintaan, penawaran, dan juga keyakinan pelaku ekonomi. Dengan dinamika yang berubah cepat ini, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi dunia 2020 dapat menjadi lebih rendah lagi menjadi 2,5% disertai dengan risiko ke bawah yang tetap besar. Prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah tersebut meningkatkan kembali ketidakpastian pasar keuangan global. Penyebaran COVID-19 terus berlangsung sehingga berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi global lebih dalam, termasuk potensi dampaknya ke perekonomian Indonesia.
Pasca merebaknya COVID-19 di Tiongkok, pada Februari 2020, Bank Indonesia memprakirakan prospek pertumbuhan ekonomi domestik sedikit menurun menjadi 5,0-5,5% pada 2020. Meningkatnya ketidakpastian menyebabkan investor melakukan penyesuaian portofolio dan menyebabkan aliran dana keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia, dan memberikan tekanan pada Rupiah. Bank Indonesia memprakirakan COVID-19 akan memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada jangka pendek, untuk kemudian pulih dalam lintasan meningkat. Dengan risiko tersebut, Bank Indonesia merevisi kembali prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi 4,2-4,6%.
adanya gangguan cuaca dan terbatasnya distribusi makanan akibat pembatasan mobilitas dalam rangka pencegahan COVID-19.
through measures such as the closure of cities or even entire countries (lockdown).
world economic growth through the demand, supply,
rapidly changing dynamics, Bank Indonesia predicts that global economic growth in 2020 could be even lower than 2.5% accompanied by a downward risk which remains at
As the spread of COVID-19 continues, the potential reduction in global economic growth seems more and more serious, including its potential impact on Indonesian economy.
Following the outbreak of COVID-19 in China, in February 2020, Bank Indonesia predicted that the domestic economic growth would decline slightly to 5.0-5.5% in 2020. Increasing uncertainties have prompted investors
away from developing countries, including Indonesia, placing pressure on the Rupiah. Bank Indonesia predicts
economic growth. As such, Bank Indonesia has revised its outlook on Indonesia’s economic growth in 2020 to 4.2-4.6%.
and the lack of strong demand are likely to result in a
in line with weather disturbances and limited food distribution due to mobility restrictions associated with COVID-19 prevention.
Prospek UsahaBusiness Prospects
168 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Intermediasi perbankan menghadapi tantangan akibat dampak COVID-19. Pertumbuhan kredit diprakirakan berada pada kisaran 6,0-8,0% pada 2020, sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan diprakirakan mencapai 6,0-8,0% dengan kecukupan likuiditas yang terjaga. Proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih rendah dari prakiraan semula sejalan dengan tertahannya aktivitas perekonomian domestik dan kondisi pertumbuhan global yang tidak mendukung. Sementara itu, pembiayaan dari pasar keuangan diprakirakan tertahan akibat terjadinya penyesuaian portofolio oleh para investor dalam menghadapi kondisi ketidakpastian akibat COVID-19.
Banking intermediation encountered challenges due to the impact of COVID-19. Credit growth is projected to be within the range of 6.0-8.0% in 2020, while growth in third party funds (DPK) is projected to reach 6.0-8% with adequate liquidity. The projected credit growth is lower than the originally estimated level in line with the restrained domestic economic activities and the
to portfolio adjustments by investors associate with the uncertainties due to COVID-19.
Prospek UsahaBusiness Prospects
169
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Prospek UsahaBusiness Prospects
To address such challenges, Standard Chartered Bank Indonesia will implemented the following policies and strategies in 2020:
serving their needs, as well as introducing them to the Bank’s digital services and simplifying our sale and service processes.
various needs of our customers.
possible products for our customers and the Indonesian banking industry.
Menghadapi tantangan yang demikian, Standard Chartered Bank Indonesia akan menjalankan kebijakan dan strategi di tahun 2020 sebagai berikut:
serta memperkenalkan nasabah dengan layanan digital Bank dan membuat proses penjualan dan pelayanan kami menjadi lebih sederhana atau beralih ke digital.
kami dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah kami yang bervariasi.
berkesinambungan, seperti transaction banking,
dan supply chain
.
produk yang terbaik bagi nasabah dan industri perbankan Indonesia.
170 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
Informasi Kelangsungan UsahaBusiness Sustainability
HAL-HAL YANG BERPOTENSI BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KELANGSUNGAN USAHASecara berkala, dalam penyusunan rencana strategis, Standard Chartered Bank Indonesia melakukan evaluasi dan penilaian atas kemampuan Bank dalam mencapai target dan terus melanjutkan kelangsungan usaha. Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa melakukan assessment terhadap kelangsungan usaha dan terus melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan yang maksimal apabila ditemukan hal-hal yang dinilai berpotensi mengganggu kelangsungan usaha Bank.
Hingga laporan tahunan 2019 ini diterbitkan, Standard Chartered Bank Indonesia tidak mendapatkan temuan atas ketidakpastian material yang dapat menimbulkan
untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Berbagai upaya telah dilakukan Bank dalam mengelola potensi
dengan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan konsolidasian berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan terkini dan berkelanjutan. Berdasarkan pencapaian kinerja selama tahun 2019 dan histori Bank, Manajemen menilai bahwa kelangsungan usaha Standard Chartered Bank Indonesia masih sangat bagus.
MATTERS WITH A POTENTIAL SIGNIFICANT IMPACT ON BUSINESS SUSTAINABILITY During the preparation of its strategic plans, Standard Chartered Bank Indonesia performs regular assessments and evaluations of its ability to achieve targets. Standard Chartered Bank Indonesia conducts regular assessments of its business sustainability, and continues to make improvements to neutralize matters that might potentially disrupt its business sustainability.
As of the publication of this 2019 annual report, Standard Chartered Bank Indonesia has noted no material
concerning the Bank’s ability to continue as a going concern entity. The Bank has taken various measures to
on business sustainability by preparing and publishing
recent and sustainable Financial Accounting Standards. Based on the Bank’s performance in 2019 and the history of the Bank itself, the Management is of the opinion that the business sustainability of Standard Chartered Bank Indonesia remains very good.
171
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pembahasan dan Analisa ManajemenManagement Discussion & Analysis
PENILAIAN MANAJEMEN ATAS HAL-HAL YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KELANGSUNGAN USAHAManajemen Bank yakin bahwa Standard Chartered Bank Indonesia tidak terdapat ketidakpastian material yang
kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan kegiatan usaha. Penilaian terkait kemampuan dan pencapaian kinerja Bank yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank, secara rutin dilakukan oleh manajemen.
indikator-indikator utama yang tertuang dalam Key Performance Indikator (KPI) unit kerja. Berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi yang rutin dilakukan secara berkala, manajemen meyakini bahwa Bank memiliki sumber daya yang memadai untuk melakukan kegiatan usaha di masa mendatang.
ASUMSI YANG DIGUNAKAN MANAJEMEN DALAM MELAKUKAN KAJIANBeberapa faktor yang menjadi pertimbangan manajemen dalam melakukan assessment terhadap kelangsungan usaha meliputi kondisi makroekonomi dan industri perbankan, kinerja segmen usaha, kinerja keuangan, serta informasi material lainya yang berkaitan dengan
lain-lain.
MANAGEMENT ASSESSMENT OF MATTERS WITH A SIGNIFICANT IMPACT ON BUSINESS SUSTAINABILITY The Bank’s management believes that there are no
doubts concerning the Bank’s ability to continue as a going concern entity. The management conducts regular assessments related to the Bank’s ability and performance
Performance Indicators (KPI) of each business unit. Based on the results of regular assessments and evaluations, the management believes that the Bank has adequate resources to continue carrying out its business activities.
BUSINESS SUSTAINABILITY ASSESSMENTS BY THE MANAGEMENT There are a number of factors that are considered by the management when conducting business sustainability assessments, including macroeconomic and banking industry conditions, business segment performance,
Informasi Kelangsungan UsahaBusiness Sustainability
172 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
Standard Chartered Bank Indonesia secara berkelanjutan mengembangkan kompetensi dan keahlian Human Capital (HC) yang selaras dengan perubahan zaman serta menerapkan Teknologi Informasi (TI) terkini untuk menunjang kebutuhan layanan Bank.
Standard Chartered Bank Indonesia continue to equip its Human Capital with competences and skills to cope with the changing era, while implementing the latest in Information Technology in support of Bank’s internal services.
173
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
174 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
Perkembangan dalam industri keuangan yang berubah dengan cepat telah mendorong perubahan yang fundamental dalam cara hidup, bekerja, dan berinteraksi di masyarakat. Perubahan ini menuntut pengembangan produk atau layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus dan cepat berubah. Oleh karena itu, Standard Chartered Bank Indonesia secara berkelanjutan mengembangkan kompetensi dan keahlian Human
Capital (HC) yang selaras dengan perubahan zaman serta menerapkan Teknologi Informasi (TI) terkini untuk menunjang kebutuhan layanan Bank.
Pada tahun 2019, Standard Chartered Bank Indonesia kembali melanjutkan “Indonesia Accelerator Programme” guna mendukung pengembangan keahlian individu dan profesional karyawan. Standard Chartered Bank Indonesia juga secara berkesinambungan mengimplementasikan platform TI yang dapat memudahkan nasabah dalam bertransaksi.
have resulted in fundamental changes in the way people live, work, and interact. These changes require the development of products and services to meet the rapidly-changing needs of customers. Standard Chartered Bank Indonesia develops its Human Capital (HC) expertise to stay abreast of the changing times, and applies the latest Information Technology (IT) to support the Bank’s service needs.
In 2019, Standard Chartered Bank Indonesia resumed the “Indonesia Accelerator Programme” to support the development of individual and professional employee skills. Standard Chartered Bank Indonesia also implements IT platforms that can facilitate customer transactions.
Standard Chartered Bank Indonesia strives for optimum HC management that is integrated in all aspects of the Bank’s operational activities and aligned with the Bank’s annual and long-term strategies.
Standard Chartered Bank Indonesia menjalankan pengelolaan HC secara optimal, terintegrasi dengan seluruh aspek kegiatan Bank, serta sejalan dengan strategi usaha tahunan maupun jangka panjang.
175
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
SUMBER DAYA MANUSIAStandard Chartered Bank Indonesia senantiasa memastikan HC Bank memiliki kompetensi, keahlian dan komitmen serta responsif terhadap perubahan dengan tetap menjalankan nilai-nilai perilaku yang sesuai dengan brand promise Bank. Oleh karena itu, Standard Chartered Bank Indonesia menjalankan pengelolaan HC secara optimal, terintegrasi dengan seluruh aspek kegiatan Bank, serta sejalan dengan strategi usaha tahunan maupun jangka panjang. Bank secara serius mengerahkan sumber daya yang dimiliki dan menterjemahkan kebutuhan serta tantangan industri perbankan ke dalam materi pendidikan dan pelatihan. Tujuan agar pengembangan potensi HC tepat sasaran dan sesuai dengan target yang diharapkan.
HUMAN CAPITALStandard Chartered Bank Indonesia ensures that the Bank’s HC has the competence, expertise and commitment to be responsive to changes while continuing to follow the values of the Bank’s brand. To do this, Standard Chartered Bank Indonesia integrates its HC management with all aspects of the Bank’s activities, and its annual and long-term business strategies. The Bank mobilises its resources, and translates the needs and challenges of the banking industry into education and training materials. The Bank’s objective is to develop HC potential in line with the set targets.
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
176 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
Strategi dalam menciptakan HC yang turut meningkatkan daya saing dan akselerasi kinerja Bank adalah proses perekrutan, serta pelatihan dan pengembangan talenta yang terarah, terukur, dan berkelanjutan. Serangkaian proses dimulai dari memberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia, mengadakan seleksi calon karyawan sesuai standar dan
kepada karyawan sesuai dengan karakter dan kompetensi masing-masing.
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Human CapitalStandard Chartered Bank Indonesia fokus dalam menjalankan kebijakan pengelolaan HC melalui petunjuk-petunjuk pelaksanaan mengenai pengelolaan human
resources. Pengelolaan HC tersebut yang antara lain meliputi rekrutmen, pengembangan kompetensi, penilaian prestasi, proses penggajian, hingga pengelolaan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja.
Struktur Pengelola Human CapitalStandard Chartered Bank Indonesia melalui Divisi Sumber Daya Manusia yang dipimpin oleh Suryantoro Waluyo selaku Country Head of Human Resources, berfokus untuk melakukan pengelolaan HC yang menyeluruh. Pelaksanaan tugas tersebut dipertanggungjawabkan secara langsung kepada .Berikut adalah struktur organisasi pengelola HC:
Personal AssistantLita Katharina
Head, HR - Retail & ITO
Afriani Sinaulan
Head, HR - CIB & CB
Marthanya Attya
Head, HR - Support & Risk
Novita Erly Susilawati
Head, Talent Acquisition
Efelia Kuntiastuti
Employee Relations Manager
Suryantoro Waluyo
Head, LearningSuryantoro
Waluyo
Head, Performance,
Reward &
Okto Suryadi Lie
Country Head, Human Resources
Suryantoro Waluyo
The strategy behind the development of HC that increases the competitiveness of the Bank’s performance is talent recruitment, as well as a focused, measurable and sustainable training and development programme. The process starts with providing complete and clear information about available job vacancies, organising prospective employees’ selection process in line with
employee training in line with their respective skills and experience.
Human Capital Management Strategy and PolicyStandard Chartered Bank Indonesia uses guidelines on human resource management to carry out its HC management policies. HC management includes recruitment, competency development, performance assessment, payroll processes, industrial relations management and termination of employment.
Human Capital Management StructureStandard Chartered Bank Indonesia‘s Human Resources Division, led by Suryantoro Waluyo as Country Head of Human Resources, focuses on conducting comprehensive HC management. The Division is directly accountable to
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
177
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
Strategi Pengelolaan Human CapitalSepanjang tahun 2019, Divisi Sumber Daya Manusia mengimplementasikan strategi pengelolaan HC secara berkelanjutan dari tahun sebelumnya, yang meliputi:1. Bermitra dengan pimpinan unit kerja dalam
mengembangkan kompetensi HC dengan mengutamakan implementasi budaya organisasi untuk mencapai target usaha;
2. Bermitra dengan pimpinan unit kerja dalam memastikan proses suksesi kepemimpinan berjalan sesuai dengan rencana;
3. Mempersiapkan pimpinan unit kerja agar dapat lebih berperan dalam mengembangkan anggota tim serta meningkatkan kerja sama kelompok;
4. Mengimplementasikan sistem dan proses human
resources dengan teknologi terintegrasi untuk dapat memberikan elayanan sumber daya manusia dengan
5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kebersamaan untuk memastikan eratnya hubungan baik dan keterikatan di antara HC dengan bank.
Human CapitalStandard Chartered Bank Indonesia terus berupaya
Pada tahun 2019, jumlah karyawan Bank mencapai 1.772 orang sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 1.867 orang. Jumlah tersebut sejalan dengan kebutuhan bisnis operasional dan strategi Bank baik dari sisi kuantitas
sebagai berikut:
Human Capital Management StructureThroughout 2019, the Human Resources Division implemented a sustainable HC management strategy, which included:1. Partnering with work unit leaders to develop HC
competencies by prioritising the implementation of an organisational culture that prioritises the achievement of business targets;
2. Partnering with work unit leaders to ensure that the leadership succession process goes according to plan;
3. Preparing work unit leaders to take a more active role in developing the competency of team members and improving group cooperation;
4. Implementing human resource systems and processes
and accurate human resource services; and
5. Organising activities to ensure close relationships between HC and the Bank.
Standard Chartered Bank Indonesia strives to build
employees in 2019 stood at 1,772 while in 2018 the Bank had 1,867 employees. This was in line with the Bank’s operational business needs and strategy in terms of both
below:
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
178 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
Komposisi HC Berdasarkan Status Kepegawaian
Status Kepegawaian
2019 2018
Employment StatusPriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
Pegawai Tetap 618 881 1.499 676 849 1.525 Permanent Employees
Pegawai Tidak Tetap 18 14 32 45 29 74 Non-Permanent Employees
Outsourcing 146 95 241 150 118 268 Outsourced Employees
Total 782 990 1.772 871 996 1.867 Total
Komposisi HC Berdasarkan Level Jabatan
Level Jabatan
2019 2018
Position LevelPriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
Direksi 7 1 8 6 2 8 Board of Directors
Manajemen 269 315 584 319 329 648 Management
Pelaksana 506 674 1.180 546 665 1.211 Executors
Total 782 990 1.772 871 996 1.867 Total
Komposisi HC Berdasarkan Usia
Usia
2019 2018
AgePriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
> 60 Tahun 1 0 1 1 0 1 > 60 years old
51-60 Tahun 28 24 52 29 22 51 51-60 years old
41-50 Tahun 170 181 351 176 161 337 41-50 years old
31-40 Tahun 404 515 919 430 504 934 31-40 years old
21-30 Tahun 179 270 449 235 309 544 21-30 years old
0 0 0 0 0 0
Total 782 990 1.772 871 996 1.867 Total
Komposisi HC Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan
2019 2018
EducationPriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
Pasca Sarjana 76 78 154 99 89 188 Post Graduate
Sarjana 625 800 1.425 649 786 1.435 Bachelor
Diploma 64 98 162 91 107 198 Diploma
< SMA 17 14 31 32 14 46 < High School
Total 782 990 1.772 871 996 1.867 Total
HC Composition by Employment Status
HC Composition by Position Level
HC Composition by Age
HC Composition by Educational Level
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
179
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
Komposisi HC Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
2019 2018
Years of ServicesPriaMale
WanitaFemale
TotalPriaMale
WanitaFemale
Total
> 20 Tahun 23 26 49 28 29 57 > 20 years
16–20 Tahun 14 13 27 16 12 28 16–20 years
11–15 Tahun 67 113 180 64 108 172 11–15 years
6–10 Tahun 193 217 410 211 254 465 6–10 years
0–5 Tahun 485 621 1.106 552 593 1.145 0–5 years
Total 782 990 1.772 871 996 1.867 Total
Rekrutmen Human CapitalSelaras dengan perkembangan industri dan kebutuhan organisasi yang dinamis, Standard Chartered Bank Indonesia memerlukan HC yang berkualitas, berintegritas tinggi, mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada perubahan dan memiliki kompetensi yang unggul. Bank terus melakukan proses rekrutmen dalam rangka memenuhi kebutuhan HC, baik yang sudah berpengalaman maupun fresh graduate. Di samping pemenuhan secara kuantitatif, Bank juga memperhatikan aspek kompetensi yang dimiliki.
Sejak awal, Standard Chartered Bank Indonesia merekrut calon HC dengan mengedepankan kriteria yang telah dipersyaratkan. Perekrutan dilakukan dengan membuka seluas-luasnya kesempatan kepada seluruh kandidat, tanpa diskriminasi terhadap perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan politik. Selain itu, perekrutan juga mengutamakan tenaga kerja lokal (dalam negeri) sebagai bentuk pemberian kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat tempat Bank berada.
Sepanjang tahun 2019, Bank telah merekrut banyak kandidat untuk mengisi posisi di bidang klerikal, manajerial dan manajemen. Adapun tahapan-tahapan dalam perekrutan Bank diuraikan sebagai berikut:1. Pengumpulan data suksesor internal/kandidat
eksternal;2. Membuka lowongan pekerjaan pada “Job Watch”
yang dapat diakses dan dibaca oleh karyawan dan publik;
3. Pemilihan kandidat untuk dilakukan wawancara;
HC Composition by Years of Services
Human Capital RecruitmentIn line with industry developments and the Bank’s changing organisational needs, Standard Chartered Bank Indonesia looks for competent HC who have integrity and are adaptive to changes. The Bank continues to conduct its recruitment process to meet its HC needs, both for experienced professionals and fresh graduates. In addition
competency of potential candidates.
From its inception, Standard Chartered Bank Indonesia only recruited HC candidates that met the required criteria. Recruitment is conducted by providing the widest opportunities to all candidates, without any discrimination on the basis of ethnicity, religion, race, and political orientation. In addition, recruitment also prioritises local (domestic) workers as a way of providing employment opportunities for the community where the Bank is located.
Throughout 2019, the Bank recruited many candidates to
Bank’s recruitment stages include:
1. Collecting internal/external successor candidate data;
2. Opening job vacancies on “Job Watch,” which is accessible to both employees and the public;
3. Selecting candidates for the interview process;
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
180 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
4. Tes tertulis–online (untuk jenis pekerjaan dan tingkat tertentu);
5. Wawancara dengan human resources/line manager/ manajemen;
6. Pemeriksaan latar belakang perusahaan sebelumnya, pendidikan, kriminalitas, alamat, keuangan, serta detil dir lainnya; dan
7. Pemeriksaan kesehatan.
Penilaian Kinerja Human CapitalPelaksanaan penilaian kinerja HC yang baik merupakan salah satu kunci strategi untuk untuk mencapai keunggulan kompetitif, sasaran strategis dan kebutuhan bisnis baik pada masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Bank mengimplementasikan penilaian kinerja yang terstruktur, terintegrasi dan komprehensif, sebagai strategi untuk mempertahankan talenta terbaik.
Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa melakukan kajian secara berkala kepada HC dalam rangka melakukan penggalian potensi dan talenta karyawan. Kajian tersebut meliputi penilaian kemampuan kerja HC, tingkat displin, hubungan kerja, kepemimpinan, serta halhal khusus yang disesuaikan pada bidang dan level pekerjaan yang dijabatnya. Seluruh hasil penilaian kinerja HC akan digunakan sebagai acuan untuk pertimbangan atas remunerasi serta bonus tahunan bagi HC yang bersangkutan.
Pengembangan Karier Human CapitalDalam mengembangkan karier HC, Standard Chartered Bank Indonesia menjalankan program yang dapat mendorong peningkatan kinerja HC dan mempertahankan orang-orang yang berkualitas. Pengembangan karir karyawan dilakukan berdasarkan hasil proses kajian atas kompetensi yang sudah ditentukan untuk setiap posisi yang dituju.
4. Online test (for certain types and levels of work);
5. Interview with human resources/line managers/management;
6. Check of previous employment, education, criminal record, address, and other personal details; and
7. Health checkup.
Human Capital Performance AssessmentImplementation of HC performance assessments is one of the key strategies to achieving a competitive advantage, as well as strategic objectives and business goals. Therefore, the Bank implements structured, integrated, and comprehensive performance assessments, as a strategy to retain the best talent.
Standard Chartered Bank Indonesia conducts periodic reviews of its HC to make the most of the potential of its employees. The study includes an assessment of HC work abilities, their level of discipline, leadership, and other
of their employment. All HC performance assessment results are used as a reference point when determining the remuneration and annual bonuses of each employee.
Career DevelopmentIn regard to career development, Standard Chartered Bank Indonesia runs programmes to improve HC
career development is based on the results of the review
position.
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
181
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
Adapun tahapan pengembangan karir adalah sebagai berikut:1. Pimpinan unit kerja dengan masukan HRBP
menentukan potensi HC berdasarkan prestasi kerja dan potensi pengembangan masa yang akan datang (9 Grid Box);
2. HC menentukan aspirasi pengembangan karirnya sendiri;
3. Dialog dilakukan di antara pimpinan unit kerja dengan HC minimal 2 kali dalam setahun;
4. Dengan masukan learning coordinator, pimpinan unit kerja menentukan intervensi pengembangan masing-masing individu; dan
5. Pimpinan unit kerja menentukan langkah tindak lanjut pengembangan karir (pelatihan/accelerator program/
project/promosi/rotasi/penugasan ke luar negeri).
The career development stages include:
1. The work unit leader, with input from HRBP, makes a decision about the potential of the HC based on their work achievements (9 Grid Box);
2. The HC makes a decision about their own career development aspirations;
3. Dialog is carried out between the work unit leader and the HC at least twice a year;
4. With input from the learning coordinator, the work unit leader determines the development approach for each employee; and
5. The work unit leader makes a decision about career development measures (training/accelerator programme/project/promotion/transfer/overseas assignment).
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
182 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
Standard Chartered Bank Indonesia juga menyelenggarakan pertemuan People Forum di tingkat departemen maupun jajaran manajemen puncak. Forum tersebut merupakan sarana untuk membahas rencana suksesi jabatan HC lokal maupun asing, serta membahas HC berkinerja baik, berikut rencana pengembangannya.
Pengembangan Kompetensi Human CapitalPendidikan dan pelatihan merupakan program strategis Bank yang dilaksanakan secara berkesinambungan dengan memperhatikan strategi HC dalam jangka pendek dan jangka panjang. Bagi Bank, pelatihan HC merupakan kegiatan yang penting dalam organisasi untuk menghasilkan tenaga kerja berkemampuan tinggi dalam melaksanakan tiap tugas yang diberikan. Karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas HC serta menunjang pengembangan bisnis, Standard Chartered Bank Indonesia fokus pada pelaksanaan pengembangan kompetensi HC melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pihak internal ataupun eksternal.
Bank mengembangkan kompetensi HC melalui Unit
Learning & Talent Development dengan menerapkan pendekatan 70:20:10, yakni 70% on the job training, 20% belajar dari karyawan lain, dan 10% belajar di dalam kelas maupun melalui media elektronik (e-learning). Sepanjang tahun 2019, Bank telah menyelenggarakan beberapa program pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh 27.442 peserta.
Secara rinci, pelatihan yang dilaksanakan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan sepanjang tahun 2019 sebagai berikut:
Jenis Pelatihan | Type of TrainingJumlah Peserta
Total Participants Level Jabatan | Position Level
Pelatihan Internal oleh Business Country | Internal Training by Business Country
685
Pelatihan Internal oleh Country Learning | Internal Training by Country Learning
4.268
Pelatihan Internal oleh Group Learning | Internal Group Training 480
Pelatihan Eksternal | External Training 686
Pembelajaran Digital oleh Group Learning | Digital Group Learning 27.442 Semua level jabatan
Standard Chartered Bank Indonesia also holds People Forum meetings at the departmental and top management levels. The forums are an opportunity to discuss succession plans for local and foreign HC positions, as well as HC performance and development plans.
Human Capital Competence DevelopmentThe Bank’s ongoing training and development programmes are aligned with its short- and long-term HC strategy. For the Bank, HC training is an important part of producing a highly capable workforce. Therefore, in order to improve the quality of HC and support business development, Standard Chartered Bank Indonesia focuses on building HC competency development through various internal and external training and development activities.
The Bank develops HC competency through the Learning & Talent Development Unit by applying the 70:20:10 approach, which is made up of 70% on the job training, 20% learning from other employees, and 10% classroom or electronic media (e-learning) learning. Throughout 2019, the Bank’s training and development programmes were attended by 27,442 participants.
The employee competence training carried out in 2019 included:
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
183
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
Total biaya yang telah dikeluarkan untuk pengembangan kompetensi tahun 2019 mencapai Rp43,7 miliar atau mencapai 4,97% dari total biaya tenaga kerja tahun 2019 yang mencapai Rp878,93 miliar.
TahunYear
Total BiayaTenaga Kerja
(Rp juta)Total Manpower Cost
(Rp million)
Anggaran Training(Rp juta)
Training Budget (Rp million)
Biaya Training(Rp juta)
Training Cost(Rp million)
Rasio Biaya Training(%)
Training Cost Ratio (%)
2019 878.925 43.693 43.665 4,96
2018 812.838 40.642 40.805 5,02
2017 854.536 42.727 26.626 3,12
Human Capital EngagementMenyadari pentingnya kompetisi HC yang berkualitas di pasar yang sangat tinggi, kebutuhan untuk membangun dan mempertahankan talenta dari internal menjadi sangat kritikal. Maka dari itu diperlukan program keterikatan yang secara khusus dan efektif diberikan bagi karyawan berprestasi. Bank memandang HC sebagai mitra utama dalam menggerakkan bisnisnya. Kebergantungan pada kinerja dan keberhasilan setiap HC dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mendorong Bank untuk senantiasa menciptakan strategi dan program yang dapat meningkatkan hubungan baik dan kinerja HC secara bersamaan.
Selama tahun 2019, Standard Chartered Bank Indonesia telah melakukan upaya peningkatan hubungan yang harmonis dan berkualitas dengan seluruh HC melalui beberapa program, seperti Employee gathering; Diskusi dengan manajemen; Pertandingan olahraga; Kegiatan kerja relawan oleh karyawan; Kegiatan keagamaan; Fasilitas penitipan anak karyawan; Penghargaan masa kerja dan prestasi pendidikan anak karyawan; Pembekalan masa pensiun; dan Diskusi rutin atau makan bersama dengan Serikat Pekerja.
The total cost of competence development in 2019 was Rp43.7billion, or 4.96% of the total labor costs of Rp878.93 billion in 2019.
Human Capital Engagement
build and maintain internal talent is critical. Therefore, the
sees its HC as a major business partner. Dependence on the performance and success of each employee in carrying out their duties and responsibilities encourages the Bank to create programmes that can improve both HC performance and good relations between the Bank and the employees.
During 2019, Standard Chartered Bank Indonesia made
HC through several programmes, such as Employee gatherings; Discussions with the Management; Sports competitions; Employee voluteering activities; Religious activities; Provision of Day care facilities for employees’ children; Long service rewards and educational achievement rewards for employees’ children; Retirement
the Labor Union.
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
184 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
Remunerasi Human CapitalRemunerasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam menarik, memotivasi, dan mempertahankan karyawan-karyawan terbaik dalam rangka penyediaan SDM yang berkualitas. Penetapan standar remunerasi menjadi tugas dan tanggung jawab Divisi Sumber Daya Manusia bersama para Business Head. Penghargaan utama yang diberikan kepada HC atas partisipasinya dalam menumbuhkan usaha Bank adalah melalui remunerasi yang layak, pemenuhan peraturan terkait ketenagakerjaan, dan kesesuaian dengan tingkatan di industri sejenis.
Standar penggajian yang diberlakukan Standard Chartered Bank Indonesia adalah dengan menggunakan nilai tengah dari seluruh kompensasi atau total pembayaran yang berlaku di pasar untuk posisi tertentu. Data pasar dari sumber yang sah dan profesional digunakan untuk menentukan jumlah pembayaran gaji tahunan yang kompetitif. Selain itu, Bank juga mempertimbangkan hasil evaluasi kinerja untuk memberikan bonus kepada setiap HC.
Tingkat Turnover Human CapitalPada tahun 2019, tingkat turnover HC Bank tercatat sebesar 21,4%, menurun dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 29,9%. Standard Chartered Bank Indonesia mengendalikan turnover HC dalam rangka menjaga efektivitas dan produktivitas kerja HC secara keseluruhan tetap terjaga, melalui implementasi strategi-strategi pengelolaan HC yang terpadu.
Uraian2019
(orang) (people)
2018(orang)(people)
Descriptions
Total Human Capital 1.772 1.772 Total Human Capital
Pelatihan Internal oleh Business Country 380 558 Current Total Human Capital
Berakhirnya Kontrak Kerja 37 234 Work Contract Termination
Mengundurkan Diri 333 318 Resigned
Pensiun 7 2 Retired
Meninggal 3 4 Deceased
Lain-lain 0 0 Other
Tingkat Turnover 21,4% 29,9% Turnover Rate
Human Capital RemunerationRemuneration is one of the most important aspects when it comes to attracting, motivating, and retaining talented employees. Determining the remuneration standards is the duty of the Human Resources Division and the Business Heads. The primary reward given to HC for participating in growing the Bank’s business is remuneration that complies with labor regulations and the remuneration standards set by similar industries.
The salary standard applied at the Bank uses the middle value of all market compensation, or the total payment,
legitimate and professional sources is used to determine the total annual salary payment. In addition, the Bank also considers performance assessment results when giving bonuses to each employee.
Human Capital Turnover RateIn 2019, the Bank’s HC turnover rate was 21.4%, a decrease from 29.9% in 2018. Standard Chartered Bank Indonesia manages HC turnover through integrated HC management strategies in order to maintain work
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
185
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
Rencana dan Strategi Pengelolaan HC 2020HC merupakan salah satu faktor utama guna mendukung tercapainya kebijakan strategis Bank. Dalam rangka menghadapi tantangan yang semakin kompleks, terutama akibat disrupsi yang terjadi baik di industri perbankan maupun di industri lainnya, untuk itu, pada tahun 2020 Divisi Sumber Daya Manusia telah menetapkan rencana dan strategi yang menitikberatkan pada beberapa hal sebagai berikut:
Human Resources Business Partner (HRBP) terus ditingkatkan pada tahun 2020. HRBP memainkan peranan penting sebagai mitra bisnis dalam berbagai inisiatif strategi bisnis. HRBP bekerja sama dengan
Country Management Team (CMT) merumuskan strategi manajemen sumber daya manusia. Sebagai bagian dari transformasi fungsi sumber daya manusia secara global, dibentuk gugus kerja Human Resources
Business Advisor (HRBA) untuk mengimplementasikan formulasi strategi sumber daya manusia yang telah dirumuskan HRBP dan CMT. Bersama HRBP, CMT dan People Leader, HRBA memastikan implementasi berjalan sebagaimana yang direncanakan, antara lain, mulai dari pemenuhan kebutuhan jumlah tenaga kerja, pengembangan karir dan potensi, rencana suksesi pada posisi senior, hingga memastikan lingkungan kerja yang kondusif guna menunjang kemudahan dan
berpotensi, serta memastikan berjalannya proses pengembangan serta pencapaian karir karyawan.
untuk memastikan berjalannya rencana suksesi, terutama posisi-posisi strategis.
merupakan salah satu prioritas utama dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi soft-skill People Leader dalam menjalankan kegiatan memimpin organisasi. Perilaku pemimpin yang tepat adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki dan diimplementasikan di seluruh lini organisasi. Beberapa seri pengembangan
HC Management Plan and Strategy in 2020HC supports the achievement of the Bank’s strategic policies. Dealing with increasingly complex challenges, especially as a result of the disruptions both in the banking industry and other industries, the Human Resources Division has set plans and strategies for 2020, which focus on the followings:
(HRBP) will continue to evolve in 2020. HRBP plays an important role as a business partner in various business strategy initiatives. HRBP works closely with the Country Management Team (CMT) to formulate human resource management strategies. As a part of the global transformation of the function of human resources, a Human Resources Business Advisor (HRBA) working group has been formed to implement the human resources strategy formulated by HRBP and CMT. Together with HRBP, CMT and People Leaders, HRBA ensures that the implementation goes as planned, from meeting the needs of the workforce and career development to succession plans. This, in turn, ensures a favorable work environment that supports productivity.
appropriate employee development process and career paths. The process of identifying potential employees is important to ensuring successful succession, especially for strategic positions.
of the top organisational priorities. The aim is to improve the skills of the Bank’s leaders at all levels of the organisation. Several leadership development programmes will continue to be implemented in 2020 for People Leaders based on their respective positions, for example: Great Manager Programme, Leadership Essentials, Leading for Performance,
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
186 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
kepemimpinan dalam bentuk pelatihan akan tetap dan terus dilaksanakan pada tahun 2020 terhadap People
Leader berdasarkan grade masing-masing, misalnya; Great Manager Program, Leadership Essential, Leading
for Performance, Indonesia Accelerator, mentoring
internal dan program coaching eksternal.
karyawan menggunakan kemampuan dan keahlian. Kompensasi setiap karyawan didasarkan pada pencapaian prestasinya
sehingga secara selektif dapat diterapkan terhadap Unit/Departemen/Divisi untuk pengembangan karyawan, baik secara individu maupun organisasi
Diversity and Inclusion untuk memastikan pemberian kesempatan yang sama kepada karyawan tanpa diskriminasi atas dasar gender, suku, dan lain-lain dalam bekerja
and Indonesian Accelerator. Internal mentoring and external coaching programmes will also be implemented.
that encourages employees to utilise their skills and expertise. Each employee’s compensation is based on his or her achievements
can be selectively applied to each Unit/Department/Division to improve employee development, both individually and organisationally.
ensure equal opportunity for all employees without discrimination based on gender, ethnicity, etc.
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
187
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
di masa mendatang, Bank telah menjalankan program
International Graduate (IG). Program ini memberi kesempatan mengenal dunia perbankan secara langsung, sekaligus memberikan kesempatan bagi tenaga kerja muda untuk menjadi calon pemimpin Bank di masa depan. Program ini mengasah kepemimpinan dan kemampuan mereka, serta meliputi serangkaian pelatihan dan rotasi kerja di berbagai divisi selama 18 bulan.
Bank’s International Graduate (IG) programme. This programme provides graduates with an opportunity
as to become prospective bank leaders of the future. The programme is designed to sharpen leadership skills and includes a series of job rotations in various divisions for 18 months.
Sumber Daya ManusiaHuman Capital
188 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
Teknologi InformasiInformation Technology
TEKNOLOGI INFORMASI
Di tengah lingkungan bisnis yang semakin dinamis, pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) semakin berperan untuk meningkatkan daya saing Bank. Dalam mendukung proses bisnis maupun pengembangan produk dan layanan baru bagi nasabah digitalisasi perbankan, TI menjadi kebutuhan dan keharusan dalam kemudahan layanan transaksi perbankan serta menghadapi perubahan industri yang dinamis. Pada era digitalisasi perbankan saat ini, teknologi informasi (TI) menjadi suatu kebutuhan dan keharusan dalam menghadapi perubahan yang dinamis. Kebutuhan terhadap sumber daya telah beralih dari padat karya menjadi padat teknologi. Hal ini menjadikan industri perbankan, termasuk Bank, senantiasa memperhatikan kebutuhan dan pengembangan TI yang dimiliki untuk mendukung kegiatan usaha Bank.
INFORMATION TECHNOLOGY
Amid an ever-changing business environment, the use
increasing the Bank’s competitiveness. IT is a necessity for facilitating banking transaction services and tackling dynamic industry changes. It also supports the Bank’s business processes, and the development of new products and services for digital banking customers. In the current era of digital banking, IT is becoming important in dealing with change. The need for resources has shifted from labor intensive to technology intensive. This makes the banking industry pay attention to the needs and development of IT.
The Bank always pays attention to the need and development of IT to support the Bank’s business activities.
Bank, senantiasa memperhatikan kebutuhan dan pengembangan TI yang dimiliki untuk mendukung kegiatan usaha Bank.
189
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
Kebijakan dan Strategi Teknologi InformasiDalam melaksanakan kegiatan pengelolaan Teknologi Informasi, Bank berpedoman pada peraturan OJK tentang penerapan manajemen risiko teknologi informasi, kerangka kerja manajemen risiko internal yaitu Enterprise Risk Management Framework (ERMF) dan juga prosedur dan kebijakan internal Bank. Kebijakan ini meliputi seluruh aspek teknologi yang digunakan oleh Bank.
Information Technology Strategy and PolicyIn carrying out Information Technology management activities, the Bank is guided by OJK regulations regarding the application of information technology risk management, the internal risk management framework, namely the Enterprise Risk Management Framework (ERMF), as well as the Bank’s internal procedures and policies.
Teknologi InformasiInformation Technology
190 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
Pengelola Teknologi InformasiPengelolaan TI Bank dilaksanakan oleh Divisi Teknologi
(CIO) dan bertanggung jawab pada Chief Executive
terbagi atas Tim IT Operations, Tim Technical Project Management, dan Tim Service Management, dan Tim IT Risk & Governance.
Strategi Pengelolaan Teknologi InformasiPengelolaan TI dilakukan secara terintegrasi dengan semua unit kerja yang ada di Bank sehingga pelaksanaan sistem TI dapat memenuhi kebutuhan masing-masing unit kerja tersebut dan pada akhirnya dapat mendukung tercapainya tujuan kegiatan usaha Bank. Dalam mencapai hal tersebut, Bank telah menetapkan dan melaksanakan strategi pengelolaan TI untuk tahun 2019 yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Manajemen Risiko TI Mengikuti standar pengelolaan risiko TI yang telah
ditetapkan oleh ketentuan lokal dan ketentuan grup.2. Operasional TI Tata laksana domain IT Operations yang mengikuti
ketentuan regulasi lokal dan standar grup. Hal ini mencakup pelaksanaan sistem/aplikasi, data center, server, desktop/laptop dan jaringan.
3. Information Cyber Security
Menerapkan standar pengamanan informasi berupa standar umum yang berlaku untuk pengguna maupun standar fungsional yang bersifat teknis pada seluruh aspek kegiatan usaha Bank.
4. Technical Project Management
Pelaksanaan dan pengelolaan proyek TI yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tentunya mengikuti prioritas bisnis yang sudah ditetapkan.
Standar-standar tersebut di atas terus akan diperbaharui sesuai dengan perkembangan pasar dan kebutuhan SCB untuk menyesuaikannya.
Information Technology ManagementThe Bank’s IT is managed by the Technology and Innovation Division, which is headed by the Chief
people who are divided into the IT Operations Team, the Technical Project Management Team, the Service Management Team, and the IT Risk & Governance Team.
Information Technology Management StrategyIT management is conducted in an integrated manner across all existing business units to ensure that the implementation of the Bank’s IT systems can meet the requirements of each work unit, and ultimately can support the achievement of the Bank’s business goals. As such, the Bank’s IT management strategy for 2019, included:
1. IT Risk Management Follow global risk management standards, including
group and local provisions;2. IT Operations Implement standards for application domains,
data centers, networks, and desktops, as well as determined procedure standards for IT operations management;
3. Information Cyber Security Apply information security standards, both general
standards and/or functional standards.
4. Technical Project Management Implement and manage IT projects in accordance with
the applicable regulations and set business priorities.
The standards mentioned above will continue to be updated in accordance with market developments and SCB needs.
Teknologi InformasiInformation Technology
191
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
Penerapan Sistem Teknologi InformasiSistem TI Pada tahun 2019 diterapkan dengan mengacu kepada rencana kegiatan usaha milik Bank dan juga ketentuan yang berlaku. Bank telah mengimplementasikan beberapa inisiatif penting selama 2019, di antaranya adalah:1. On-shoring sistem RCMS dan Seccure
2. Euronet Settlement System – Euronet3. Pengkinian Core Banking eBBS Release 4 20194. Pengkinian sistem kartu kredit (CCMS Mass
Release 7.7)5. Sistem laporan International Fund Transfer Instruction
(IFTI)
Perlindungan Informasi NasabahDalam rangka pemenuhan standar perlindungan informasi nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Bank telah memilki dan menerapkan standar & kebijakan tentang Information Cyber Security.
Penerapan ini mencakup segala aspek keamanan yang dibutuhkan, khususnya hal-hal yang terkait dengan dengan perlindungan Informasi Nasabah.
Contoh penerapan perlindungan informasi nasabah yang telah dilakukan oleh IT adalah sebagai berikut:Aspek Keamanan Fisik/Infrastruktur, di antaranya:1. Pengamanan Jaringan dengan pihak ketiga2. Pengamanan Jaringan akses Internet3. Pengamanan Cloud Web 4. Pengamanan kontrol akses jaringan LAN5. Network Intrusion Detection System
6. Pengamanan Server, 7. Pengamanan PC/Laptop terhadap kemungkinan
terjadinya kebocoran data, dsb.
mengantisipasi aspek Keamanan Logis, di antaranya adalah sebagai berikut:1. Pengendalian akses terhadap sistem/aplikasi sesuai
dengan peran & tanggung jawab
The Information Technology System In 2019, the IT System was implemented with reference to the Bank’s planned business activities and all applicable regulations. The Bank implemented several important initiatives during 2019, including:
1. On-shoring of RCMS and Seccure system2. Euronet Settlement System – Euronet3. Updating Core Banking eBBS Release 4 20194. Updating the Credit Card System (CCMS Mass
Release 7.7)5. International Fund Transfer Instruction (IFTI) Reporting
System
Client Information ProtectionTo meet client information protection standards that are in line with all applicable regulations, the Bank applies set Information Cyber Security standards and guidelines.
This includes all security aspects, including matters related to the protection of client information.
The Bank’s IT applies several forms of client information protection:Physical/Infrastructure Security Aspects:1. Third party connectivity network security2. Internet access network security3. Cloud Web security4. LAN network access control security5. Network Intrusion Detection System6. Server Security7. PC/Laptop security against possible data leakage, etc.
In addition to physical security, IT also has logical security controls, including the following:
1. Access control to systems/applications according to roles and responsibilities.
Teknologi InformasiInformation Technology
192 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tinjauan FungsionalFunctional Overview
2. Pengendalian yang lebih ketat terhadap pengguna sistem dengan akses yang kritikal
3. Pemisahan data produksi dan data pengambangan/pengujian, dsb
Implementasi Tata Kelola Teknologi InformasiTata kelola TI (IT Governance) merupakan pengelolaan organisasi TI selaras dengan strategi dan tujuan bisnis organisasi. Dalam rangka memenuhi standar perlindungan informasi nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku menerapkan Tata Kelola TI sebagai pedoman yang mengarah pada pemenuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku, dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan dalam mencapai rencana bisnis Bank. Penerapan Tata Kelola TI senantiasa ditingkatkan dan dievaluasi secara berkala dengan mengadopsi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia, Peraturan Pemerintah International Best Practice serta memitigasi adanya risiko dan ancaman baru berdasarkan perkembangan teknologi.
Assessment Teknologi InformasiPelaksanaan assessment terhadap TI pada 2019 meliputi self-assessment dan juga assessment yang dilakukan oleh pihak lain (Audit).
Self assessment secara berkala telah dilakukan antara lain sebagai berikut:· Pemeriksaan Data Center Operations
· Pemeriksaan Clean Desk, desktop/laptop login
· Validasi akses pengguna & pengendalian ganda terhadap sistem kritikal, dsb.
2. Double control on system user with critical access.
3. Separation of production data and development or testing data, etc.
Information Technology GovernanceIT Governance is the management of IT in line with the strategy and business objectives of the organisation. To meet customer information protection standards that are in line with all applicable regulations, the Bank implements IT Governance as a guideline to ensure compliance with the applicable rules and regulations. The implementation of IT Governance is regularly monitored, improved and evaluated in accordance with the Financial Services Authority (OJK) and Bank Indonesia Regulations, International Best Practices, and Government Regulations. The Bank also mitigates new risks and threats associated with technological developments.
Information Technology AssessmentsIn 2019, IT assessments were carried out independently (self-assessments) and through other parties (audits).
Periodic self-assessments include the following:
· Center Operation examination· Clean Desk, desktop/laptop login examination· User access validation and double control in relation
to critical systems
Teknologi InformasiInformation Technology
193
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Aspek OperasionalOperational Aspect
Assessment yang dilakukan oleh pihak lain (Audit) yaitu review terhadap hal-hal berikut:· Code Security Review
· Foreign (FX) · Group and Country Application
· Core Network Infrastructure Resiliency
· Physical Asset Decommissioning, Global
· System Change Release Lifecycle
· Pemeriksaan DC & DRC West oleh OJK
· Audit Tahunan oleh OJK
Rencana dan Strategi Pengembangan TI 2020Kebutuhan akan dukungan TI untuk menunjang pertumbuhan bisnis Bank akan semakin meningkat. Standard Chartered Bank Indonesia melalui Divisi Teknologi telah menerapkan kebijakan serta program kerja tahun 2020 sebagai berikut:
center, jaringan dan desktop, serta penetapan standar prosedur untuk tata laksana operasional TI
standar umum maupun standar fungsional
yang telah ditetapkan dan berlaku secara global, yaitu mencakup kesesuaian dengan ketentuan grup dan juga ketentuan lokal.
Assessments performed by other parties (audits) covered reviews of the following: · Code Security Review
· Group and Country Application· Core Network Infrastructure Resilience· Physical Asset Decommissioning, Global· System Change Release Lifecycle· DC & DRC West Audit by OJK (Financial Service
Authority)· Annual Audit by OJK
IT Development Plan and Strategy for 2020IT support will remain crucial to sustaining the Bank’s business growth. Standard Chartered Bank Indonesia, through the Technology Division, has the following policies and work programmes for 2020:
centers, networks and desktops, as well as standard setting procedures for operational governance in IT.
and functional standards.
compliance with group and local conditions.
Teknologi InformasiInformation Technology
194 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance
Standard Chartered Bank Indonesia merupakan kantor cabang bank asing di Indonesia. Meski demikian Bank senatiasa memaksimalkan efektivitas penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) sebagai bagian dari pengawasan dan pengelolaan Bank serta disesuaikan dengan best practices yang diterapkan pada bank sejenis.
Standard Chartered Bank Indonesia is a foreign
195
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
196 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola PerusahaanImplementation of the Principles of GCG
Landasan Penerapan Tata KelolaBank meyakini bahwa penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dapat mencapai pertumbuhan kinerja dan menciptakan daya saing tinggi secara berkelanjutan, serta memberikan nilai lebih kepada para pemangku kepentingan. Karena itu, bagi Bank, implementasi GCG tidak hanya menjadi sekedar kepatuhan terhadap standar dan peraturan perundang-undangan semata, lebih dari itu, GCG telah menjadi fondasi utama bagi Bank dalam menjalankan usaha untuk memaksimalkan manfaat dan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
Bank mengembangkan GCG yang selaras dengan best
practices secara berkesinambungan untuk memberikan perlindungan yang memadai dan perlakuan yang adil kepada seluruh pemangku kepentingan lainnya. Sebagai landasan utama dalam setiap kegiatan usaha, Bank senantiasa menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas serta menerapkan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kesetaraan, dan independensi. Penerapan GCG oleh Bank mengacu pada standar dan pedoman GCG sebagai berikut:
Basis of GCG ImplementationThe Bank believes that the application of the principles of Good Corporate Governance can spur performance growth and make the Bank more competitive, as well as provide more value to stakeholders. Therefore, the implementation of GCG is not merely a part of compliance with standards and regulations, it is more than that. GCG has become the main foundation of the Bank’s
for stakeholders.
The Bank develops GCG that is in line with the best practices to provide adequate protection and fair treatment to all stakeholders. The Bank applies the principles of GCG as the main foundation of all its business activities, namely: transparency, accountability, responsibility, equality, and independence. The Bank’s application of GCG references the following GCG standards and guidelines:
197
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bagi Bank Umum; dan
2. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017 tanggal 17 Maret 2017 tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bagi Bank Umum.
Tujuan dan Manfaat Implementasi Tata Kelola
Tujuan Implmenetasi GCG1. Mencapai tujuan Standard Chartered Bank, yaitu
Leading the Way in Asia, Africa and the Middle East;2. Menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka panjang; 3. Menjadi organisasi yang kompetitif dan terpercaya;4. Meningkatkan nilai-nilai integritas, profesionalisme,
dan kepemimpinan dalam diri setiap mitra (SDM) Bank.
Manfaat Implementasi GCG 1. Menjadi salah satu bank internasional terdepan di
Indonesia selama lebih dari 50 tahun;2. Memiliki daya saing dan dipercaya oleh nasabah;3. Meningkatkan kemandirian, tanggung jawab, dan
kualitas mitra (SDM) dalam menjalankan fungsinya.
Fokus Penerapan Tata Kelola 2019Bank berkomitmen untuk mengimplementasikan standar yang tinggi dalam penerapan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip tersebut menjadi referensi bagi pengambilan keputusan
optimalisasi kinerja, dan peningkatan akuntabilitas. Lebih lanjut, komitmen atas penerapan GCG juga bertujuan untuk melindungi pemangku kepentingan serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka mencapai Visi dan Misi, Bank secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik untuk menciptakan nilai tambah dan menjaga tingkat kepercayaan para pemangku kepentingan.
1. Financial Services Authority Regulation No. 55/POJK.03/2016 dated 7 December 2016 on the Implementation of Corporate Governance for Commercial Banks; and
2. Financial Services Authority Circular Letter No. 13/SEOJK.03/2017 dated 17 March 2017 on the Implementation of Corporate Governance for Commercial Banks
of GCGGCG Implementation Objectives1. Achieve the objectives of Standard Chartered Bank:
Leading the Way in Asia, Africa and the Middle East;2. Maintain long-term business sustainability;3. Become a competitive and reliable organisation;4. Enhance the values of integrity, professionalism, and
leadership in every Banks partner (HR).
1. Become one of the leading international banks in Indonesia for more than 50 years;
2. Increase the Bank’s competitive edge and client trust;3. Improved the independence and responsibility of the
Bank’s partners (HR).
Focus of GCG Implementation in 2019The Bank is committed to carrying out high standards of GCG. The principles of GCG have become a reference point for
optimising performance, and increasing accountability. Furthermore, the commitment to implementing GCG also aims to protect stakeholders, and improve compliance with laws and regulations.
In order to achieve its Vision and Mission, the Bank applies the principles of Good Corporate Governance to create added value and maintain stakeholder trust.
Corporate Governance Implementation
198 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Struktur Tata Kelola PerusahaanGCG Structure
Struktur Tata Kelola yang ada di Bank disusun dengan tujuan untuk menetapkan kejelasan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab, mekanisme dan alur pelaksanaan pengambilan keputusan, serta pelaporan dalam organ-organ yang ada di dalam Bank. Pelaksanaan Tata Kelola dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan sehingga prinsip-prinsip GCG menjadi acuan dalam kegiatan usaha di Bank. Penerapan Tata Kelola perusahaan terwujud dari interaksi seluruh organ Bank, di mana dalam struktur Tata Kelola organ utama terdiri dari Country Management Team, sesuai dengan status Bank sebagai kantor cabang bank asing di Indonesia. Untuk memaksimalkan fungsi organ utama dalam struktur tata kelola, maka dalam pelaksanaannya akan dibantu oleh organ pendukung yang terdiri dari Komite-Komite di bawah Direksi, serta Country Internal Audit dan Country
Compliance.
Secara rinci, berikut struktur tata kelola perusahaan di Bank yang terdiri dari:1. Direksi (Country Management Team);2. Komite di bawah Direksi, meliputi:
a. Asset and Liability Committee;b. Country Risk Committee;c. Country Operational Risk Committee;d. Early Alert Committee;e. Group Special Asset Management Committee;f. Information and Technology Steering Committee;g. Data Quality Management Committee and
Regulatory Reporting Committee;h. Business Operational Risk Forum;
3. Country Internal Audit.4. Country Compliance.
The Bank’s GCG structure has been constructed with the objective of clarifying the distribution of tasks and
making, and reporting within the Bank’s organs. The implementation of GCG is conducted systematically and continuously to ensure that the principles of GCG become a reference point for the Bank’ business activities. The implementation of GCG is manifested in the interaction between the Bank’s organs, in which the main organ of the GCG structure consists of the Country Management Team, in accordance with the Bank’s status as a foreign
of the main organ in the GCG structure, it is assisted by supporting organs consisting of Committees under the Board of Directors, as well as Country Internal Audit and Country Compliance.
The Bank’s governance body consists of:
1. Board of Directors (Country Management Team);2. Committees under the Board of Directors, which
include:a. Asset and Liability Committee;b. Country Risk Committee;c. Country Operational Risk Committee;d. Early Alert Committee;e. Group Special Asset Management Committee;f. Information and Technology Steering Committee;g. Data Quality Management Committee and
Regulatory Reporting Committee;h. Business Operational Risk Forum;
3. Country Internal Audit4. Country Compliance.
199
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Adapun bagan struktur dan hubungan Tata Kelola di Bank digambarkan sebagai berikut:
COUNTRY MANAGEMENT TEAM
Country Operational Risk Committee
Credit Issues Committee
* Termasuk sub-komite yang ditunjuk oleh CORC (Oversight Committee (OC), Country Data Governance Committee (CDGC) dan Country Financial Crime Risk Committee (CFCRC)).
Includes sub-committees appointed by CORC (Oversight Committee (OC), Country Data Governance Committee (CDGC) and Country Financial Crime Risk Committee (CFCRC)).
Asset & Liability Committee Country Risk Committee
as follows:
Struktur Tata Kelola Perusahaan
200 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Standard Chartered Bank Indonesia memiliki status sebagai kantor cabang bank asing di Indonesia. Karena itu, Bank tidak memiliki Dewan Komisaris serta Komisaris Independen. Namun, Entitas Utama telah menunjuk Pejabat Kantor Regional dalam jajaran Group Executive
Directors (selanjutnya disebut The Board) Standard Chartered Bank di London sebagai Presiden Komisaris untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat atas jalannya kepengurusan Bank oleh Country
Management Team.
Jalur PengawasanStandard Chartered Bank memberlakukan struktur organisasi matrix di setiap unit usaha, secara global.
fungsi pengawasan Grup atas segala keputusan yang diambil Country Management Team di seluruh kantor cabang yang dimiliki, termasuk di Standard Chartered Bank Indonesia.
Secara umum, pelaksanaan tugas anggota Country
Management Team dipertanggungjawabkan kepada Chief
tugas yang dijalankan oleh masing-masing anggota Country Management Team merupakan penjabaran dari tugas Kantor Regional, maka masing-masing anggota juga bertanggung jawab kepada Pejabat Kantor Regional masing-masing, sesuai dengan bidangnya.
Jalur pertanggungjawaban kepada Kantor Regional juga berlaku bagi beberapa pejabat tertentu yang bukan merupakan anggota Country Management Team, namun memiliki tugas yang terkait dengan Kantor Regional. Mekanisme ini dilakukan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil telah dikonsultasikan dan senantiasa dilaporkan perkembangannya kepada Pejabat Kantor Regional terkait.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan ini, Pejabat Kantor Regional mengadakan kunjungan secara berkala kepada unit-unit yang terkait. Hal ini untuk memastikan bahwa
Standard Chartered Bank Indonesia has the status of a
the Group Executive Directors (hereinafter referred to as The Board) of Standard Chartered Bank in London as President Commissioners to oversee and advise the management of the Bank through the Country Management Team.
Supervision Standard Chartered Bank has enforced the set organisational structure in every business unit. This
supervisory function and the decisions made by the
at Standard Chartered Bank Indonesia.
In general, the implementation of the duties of the Country Management Team members is the responsibility of the
carried out by each member of the Country Management
Management Team but are given assignments related
decisions taken are a result of consultation and that any
conduct regular visits to the related units. This is to ensure that the check and balance function has been carried out
Fungsi Pengawasan Presiden KomisarisSupervisory Function of President Commissioners
201
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
fungsi check and balance telah dilaksanakan secara tepat dan benar, serta untuk memantau tindak lanjut arahan Pejabat Kantor Regional dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Susunan dan KomposisiSejak tanggal 28 Oktober 2019, Sdr. Rino Donosepoetro telah ditunjuk sebagai Presiden Komisaris Bank untuk melaksanakan Fungsi Pengawasan yang juga dibantu oleh komite-komite di bawah Komisaris yaitu Komite Audit Internal, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
Penilaian Kemampuan dan KepatutanPengangkatan Presiden Komisaris telah memperhatikan kriteria utama, yaitu memiliki integritas, kompetensi, profesionalisme, dan reputasi keuangan yang memadai, sesuai dengan persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan ( yang telah ditetapkan oleh regulator.
IndependensiDalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Presiden Komisaris memastikan bahwa tidak tedapat potensi benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan Presiden Komisaris untuk melaksanakan tugas secara profesional dan obyektif. Karena itu, pengangkatan Presiden Komisaris memperhatikan
terlihat dari tidak adanya hubungan keluarga, keuangan, dan kepengurusan Presiden Komisaris dengan anggota manajemen lainnya sehingga pemenuhan tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan secara independen, semata-mata untuk kepentingan Bank.
Presiden Komisaris senantiasa mengedepankan serta menjunjung tinggi prinsip independensi dalam melaksanakan tugasnya, mengutamakan kepentingan Bank di atas kepentingan sendiri dan tetap menjaga agar dalam pelaksanaan tugasnya tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun.
correctly, and to monitor the follow-up directions of the
Structure and CompositionOn October 28, 2019, Mr. Rino Donosepoetro was appointed as the Bank’s President Commissioner to carry out the Supervisory Function. He is assisted by the committees under the Board of Commissioners, namely the Internal Audit Committee, the Risk Monitoring Committee, and the Remuneration and Nomination Committee.
Assessment of Capability and ComplianceThe appointment of the President Commissioner took into account the following criteria: integrity, competence,
by the regulator.
IndependenceIn performing his duties and responsibilities, the President
of interest that could interfere with his ability to carry out his duties in a professional and objective manner. Therefore, the appointment of a President Commissioner
relationships. This can be seen from the absence of
President Commissioner and other management, so that
Bank.
The President Commissioner prioritises and upholds the principle of independence when performing his duties, prioritising the interests of the Bank above his own and ensuring that the implementation of his duties cannot be
Supervisory Function of President Commissioners
202 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Rangkap JabatanSesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan bagi Bank Umum, Presiden Komisaris Bank tidak merangkap jabatan sebagai anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pejabat eksekutif pada Bank, perusahaan dan atau lembaga lain.
Informasi terkait rangkap jabatan Country Management
Team
Chartered Bank Indonesia dalam Laporan Tahunan ini.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Terkait Fungsi PengawasanSesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Standard Chartered Bank Indonesia sebagai kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri dapat menyesuaikan pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris dan pembentukan komite sesuai dengan struktur organisasi yang berlaku pada Bank. Dalam kaitannya dengan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, beberapa pejabat kantor regional telah ditunjuk melakukan fungsi pengawasan tersebut.
Regional CEO ASEAN & South Asia serta Regional COO
ASEAN & South Asia telah ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan Komisaris yang meliputi, namun tidak terbatas, terhadap penerapan rencana bisnis Bank, efektivitas fungsi kepatuhan, efektivitas penerapan manajemen risiko, serta tugas dan tanggung jawab terkait pengawasan Komisaris lainnya, sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Fungsi pengawasan Komisaris tersebut dilakukan oleh pejabat-pejabat yang ditunjuk melalui pelaporan dan pertemuan berkala, baik yang dilakukan melalui media elektronik maupun pertemuan langsung di kantor Standard Chartered Bank Indonesia.
Concurrent PositionsIn accordance with Financial Services Authority Regulation No. 55/POJK.03/2016 on Implementation of Governance for Commercial Bank, the President Commissioner of the Bank does not hold concurrent positions as a member of the Board of Directors, a member of the Board of
company or institution.
Information relating to the concurrent positions of the Country Management Team have been disclosed in the
this Annual Report.
Job Description and Responsibilities Related to the Supervisory FunctionIn accordance with Financial Services Authority Regulation No. 55/POJK.03/2016 on the Implementation of Governance for Commercial Banks, Standard
domiciled overseas, can set the functions of the Board of Commissioners and establish committees in line with the
have been appointed to carry out the supervisory function of the Board of Commissioners.
The regional CEO of ASEAN & South Asia and the Regional COO of ASEAN & South Asia have been appointed to carry out the supervisory function of the Commissioners including the implementation of the Bank’s
implementation, and the duties and responsibilities related to the supervisory of other Commissioners, as stipulated in the laws and regulations. The Board of Commissioners’ supervisory function is carried out by the appointed
conducted through electronic media or direct meetings at
Supervisory Function of President Commissioners
203
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Penilaian terhadap Komite-Komite di bawah Presiden KomisarisPenilaian kinerja Komite di bawah Presiden Komisaris dilakukan setiap tahun (minimum satu kali setahun). Evaluasi akhir penilaian secara kolegial dan individu penilaian kinerja Ketua Komite dibahas dalam Komite Nominasi dan Remunerasi. Hasil pembahasan akan ditindak lanjuti dalam bentuk perbaikan maupun action
plan (jika diperlukan). Kriteria penilaian kinerja Komite di bawah Presiden Komisaris antara lain meliputi efektivitas rapat Komite serta efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
Presiden Komisaris menilai, komite-komite yang berada di bawah Presiden Komisaris meliputi Komite Audit Internal, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari efektivitas pelaksanaan rapat serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing komite.
Komite-komite di bawah Presiden Komisaris telah membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Presiden Komisaris untuk melakukan Fungsi Pengawasan jalannya pengelolaan Bank oleh Country Management
Team.
Pelaksanaan Tugas 2019Presiden Komisaris telah menyusun fokus pengawasan dan rencana kerja sebagai panduan yang disepakati bersama dan menjadi dasar penyusunan agenda rapat Presiden Komisaris bersama Country Management Team. Sepanjang tahun 2019, rapat Presiden Komisaris telah menghasilkan rekomendasi dan masukan mengenai berbagai aspek bisnis dan pendukung bisnis Bank. Perhatian utama tetap diberikan pada pencapaian target bisnis dengan memperhatikan pengelolaan risiko dengan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan atas semua ketentuan yang berlaku.
Assessment of the Committees under the President CommissionerThe performance assessments of the Committees under the President Commissioner are carried out annually
and individual performance assessments of the Chairman of the Committees are discussed by the Nomination and Remuneration Committee. The results of the discussion are followed by improvements and action plans (if needed). The criteria for evaluating the performance of the Committees under the President Commissioner
duties and responsibilities.
The President Commissioner has assessed that the Internal Audit Committee, the Risk Monitoring Committee, and the Remuneration and Nomination Committee have carried out their duties and responsibilities very well. This
implementation of the duties and responsibilities of each committee.
The Committees have assisted in conducting the duties and responsibilities of the President Commissioner to complete the supervisory function of the Bank’s management by the Country Management Team.
Implementation of Duties in 2019The President Commissioner set the focus of the supervision and work plans as an agreed guideline that formed the basis of the agenda of the President Commissioner’s meetings with the Country Management Team. Throughout 2019, President Commissioner meetings produced recommendations and input on various aspects of the Bank’s business, as well as its supporting businesses. The main focus is still the achievement of the Bank’s business targets whilst managing risk through the prudence principle and compliance with all applicable regulations.
Supervisory Function of President Commissioners
204 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Direksi (yang selanjutnya disebut sebagai Country
Management Team) merupakan organ tata kelola utama pada Bank yang bertanggung jawab penuh, baik secara kolegial maupun individu, atas pengurusan Bank untuk kepentingan dan tujuan Bank, serta mewakili Bank, baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pedoman dan Tata Tertib Country Management Team memiliki pedoman dan tata tertib yang menjadi panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sebagaimana diatur dalam Terms of Reference. Pedoman ini mengatur hal-hal terkait struktur dan komposisi, tugas dan tanggung jawab, pelaksanaan rapat, serta hal-hal lainnya yang terkait.
Susunan dan KomposisiPer 31 Desember 2019, Country Management Team berjumlah 7 orang, sebagaimana diuraikan berikut ini:
NamaName
JabatanPosition
Tanggal Pengangkatan
PertamaFirst Appointment
Date
Uji Kemampuan dan KepatutanFit and Proper Test
Tanggal LulusPassing Date
PenyelenggaraOrganizers
Andrew Chia 27 October 2019 27 September 2019 OJK
Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources 4 April 2013 4 April 2013 BI
Adhi Sulistyo Country Head of Financial Markets 2 May 2017 20 April 2017 OJK
Anwar Harsono 22 June 2015 12 May 2015 OJK
Anand Mahadevan 10 April 2019 23 July 2019 BI
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance 26 July 2019 18 July 2019 OJK
Haryanto Suganda *) Head, Global Banking 27 February 2019 21 February 2019 OJK
Country
Management Team
Chartered Bank Indonesia dalam Laporan Tahunan ini.
The Board of Directors (hereinafter referred to as the Country Management Team) is the main governing body responsible, both collegially and individually, for managing the Bank’s interests and achieving its objectives. The Country Management Team also represents the Bank, both inside and outside court, in accordance with the prevailing laws and regulations.
Guidelines and Code of Conduct The Country Management Team has guidelines and a code of conduct that guide the implementation of its duties and responsibilities, as stipulated in the Terms of Reference. These guidelines regulate matters relating to the team’s structure and composition, duties and responsibilities, and meetings.
Structure and CompositionAs at December 31, 2019, the Country Management Team consisted of 7 people, as described below:
Standard Chartered Bank Indonesia of this Annual Report.
Direksi (Country Management Team)Board of Directors (Country Management Team)
205
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Seluruh pengangkatan anggota Country Management
Team telah memperhatikan kriteria utama, yaitu memiliki integritas, kompetensi, profesionalisme, dan reputasi keuangan yang memadai, sesuai dengan persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan (test) yang telah ditetapkan oleh regulator. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji kemampuan dan kepatutan yang telah dilalui oleh seluruh anggota Country Management Team, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di atas.
IndependensiAgar tidak terdapat potensi benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan Country Management
Team untuk melaksanakan tugas secara profesional dan obyektif, maka penunjukan masing-masing anggota memperhatikan independensi dan hubungan
ountry
Management Team. Hal ini terlihat dari tidak adanya hubungan keluarga, keuangan, dan kepengurusan di antara anggota Country Management Team sehingga pemenuhan tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan secara independen, semata-mata untuk kepentingan Bank.
Rangkap Jabatan Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan bagi Bank Umum, anggota Country Management Team tidak merangkap jabatan sebagai anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pejabat eksekutif pada Bank, perusahaan dan atau lembaga lain.
Informasi terkait rangkap jabatan Country Management
Team
Chartered Bank Indonesia dalam Laporan Tahunan ini.
Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab Country Management Team meliputi:
Assessment of Capabilities and Compliance All member appointments of the Country Management Team have taken into account a number of criteria in
set by the regulator, namely: integrity, competence,
members of the Country Management Team have passed
Independence
the Country Management Team’s ability to perform its tasks professionally and objectively, the appointment of each member takes into account their independence
Management Team members. This can be seen in the
among members of the Country Management Team, so
Bank.
Concurrent PositionsIn accordance with the Financial Services Authority Regulation No. 55/POJK.03/2016 dated 7 December 2016 on the Implementation of Corporate Governance at Commercial Banks, members of the Country Management Team do not hold concurrent positions as members of the Board of Directors, the Board of Commissioners,
institutions.
The information regarding concurrent positions of the
section of Standard Chartered Bank Indonesia in this Annual Report.
Duties and Responsibilities The duties and responsibilities of the Country Management Team include:
Country Management TeamBoard of Directors (Country Management Team)
206 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
1. Country Management Team akan memberikan kepemimpinan secara terpadu untuk memastikan tata kelola yang kuat dari segala proses end-to-end di level Country;
2. Country Management Team terus mempromosikan dan mendorong kolaborasi dalam segala hal ketika melaksanakan agenda bisnis dan tata kelola di segala lini/fungsi Bank dengan tujuan untuk memaksimalkan dan melindungi nilai (value) dari kegiatan operasi Grup di level Country;
3. Country Management Team mengharuskan CEO dan anggota lainnya untuk memenuhi tanggung jawab yang telah ditentukan dalam uraian tugas mereka;
4. Sebagai badan manajemen paling senior di Indonesia, Country Management Team diberikan wewenang penuh untuk menjalankan kepemimpinan dan pengawasan sehubungan dengan aktivitas manajemen harian, kegiatan operasional dan fungsi kendali pada tiap lini bisnis sesuai dengan aturan, kebijakan, prosedur dan wewenang dari Grup Standard Chartered.
Ruang Lingkup Pekerjaan dan Tanggung Jawab Masing-Masing Anggota Direksi Tugas dan tanggung jawab tersebut dijalankan secara kolegial maupun individu, sesuai dengan pembidangan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota, sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
to-end governance process at the Country level;
2. Promoting collaboration on all matters when executing the Bank’s business and governance agenda in all of the Bank’s lines/functions to protect the values of the Group’s operations at the Country level;
3. The Country Management Team requires the Country
responsibilities outlined in their job descriptions;4. As the most senior management body in Indonesia,
the Country Management Team is fully empowered to provide leadership and oversight in relation to the day to day management, operations, and control of each business line in accordance with the manuals, policies, procedures, and authority of the Standard Chartered Group.
Job Scope and Responsibility of Each Member of the Board of Directors The duties and responsibilities of the members of the board of directors are carried out collegially and individually in line with the assignment of duties and responsibilities to each of the board’s member, as described below:
Country Management TeamBoard of Directors (Country Management Team)
207
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
Bidang Tugas BisnisTasks Field
Andrew ChiaSuryantoro Waluyo
Adhi Sulistyo
Anwar Harsono Anand Mahadevan
Haryanto Suganda
Country Head of Human Resources
Country Head of Financial Markets
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance
Head, Global Banking
1. Menentukan agenda bisnis Bank yang diselaraskan dengan kegiatan bisnis dan fungsi;
2. Menentukan dan meninjau kinerja keuangan bisnis terhadap anggaran
segmen dan/atau produk bisnis sehingga target terpenuhi;3. Mengelola dan menyampaikan:
a. Agenda pengalaman klien di semua segmen klien;b. Agenda perilaku di segmen klien dan kelompok produk;c. Proses sinergi dan standardisasi sesuai dengan standar Grup;
kebutuhan klien
menyetujui:a. Anggaran tahunan;b. Proyeksi dan laporan keuangan;c. Pembayaran dividen atau remis;d. Akuisisi dan disposal;e. Pembangunan area bisnis baru.
1. Drive the Bank’s business agenda, which is aligned with the business activities and functions;
budget and forecasts, and identify action plans to support business segments and/or products to ensure that targets are met;
3. Drive and deliver:a. The client experience agenda across all client segments;b. The conduct agenda in client segments and product groups;c. Synergy and standardisation process in accordance with Group
standards;
client needs;
a. Annual budget;b. Financial forecasts and statements;c. Dividend payments or remittances;d. Acquisitions and disposals;e. Entry into new business areas.
Country Management TeamBoard of Directors (Country Management Team)
208 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
Bidang Tugas BisnisTasks Field
Strategi1. Mengembangkan strategi konsolidsi sesuai dengan wilayah
dan Grup, yang akan disahkan oleh Regional Management Team dan disetujui CEO Regional. Country Management Team harus mempertimbangkan semua risiko terkait kode etik dalam pengembangan strategi untuk memastikan rencana strategis berada dalam toleransi risiko Grup dan sejalan dengan brand promise “Here for Good”:
2. Melaksanakan strategi yang disepakati, meninjau posisi kompetitif, memastikan kapasitas yang memadai untuk melaksanakan strategi dan meminimalkan risiko;
3. Meninjau dan mendukung dokumen strategi sebelum dipresentasikan kepada Regional Management Team;
4. Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana Bank yang efektif untuk mendukung ketahanan operasional dan strategi yang telah ditentukan. Hal tesebut dilakukan dengan mempertimbangkan masalah terkait dengan orang, tempat, teknologi, dan perilaku. Rencana ini harus sesuai dengan rencana Bank untuk jangka pendek, menengah, dan panjang;
memanfaatkan jaringan Grup;6. Menilai tren kompetitif;7. Menunjukkan praktik terbaik dan memaksimalkan peluang cross-
selling antara segmen bisnis dan produk.
Strategy1. Develop a consolidated strategy that is aligned with the Region and
the Group, which will be endorsed by Regional Management Team and approved by Regional CEO. The Country Management Team shall consider all relevant conduct-related risks in the development of strategy to ensure that any strategic plans remain within the Group’s risk tolerance and in line with the Group’s brand promise “Here for good”;
2. Implement the agreed strategy, review competitive positioning, ensure adequate capacity to execute the strategy and minimise risks;
3. Review and endorse strategy documents prior to presentation to the Regional Management Team;
operational resilience and the delivery of the pre-determined strategy. This includes consideration of all issues related to people, premises, technology, and behaviours. Ensure that the Bank plan is aligned with the Bank’s short, medium, and long-term aspirations;
5. Identify business development opportunities by leveraging the Group network;
6. Assess competitive trends;7. Migrate best practices and maximisese cross-selling opportunities
between business segments and products.
Country Management TeamBoard of Directors (Country Management Team)
209
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
Bidang Tugas BisnisTasks Field
Tata Kelola Perusahaan:1. Menetapkan dan memelihara tata kelola perusahaan yang sehat
sesuai dengan Group Governance Manual dan Governance Guidelines, serta peraturan yang berlaku di Indonesia dari waktu ke waktu;
2. Memastikan dan mempertahankan hubungan yang efektif dan proaktif dengan pemerintah dan regulator yang ditetapkan dalam Country Government and Regulatory Relationship Plan sehingga kepentingan Bank terwakili;
3. Mengelola implementasi kebijakan Grup agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Corporate Governance1. Establish and maintain a sound corporate governance, aligned with
the Group Governance Manual and Governance Guidelines, and the regulations applicable in Indonesia from time to time;
and Regulatory Relationship Plan to ensure that the Bank’s interests are represented;
3. Manage the implementation of Group policies in order to comply with the applicable regulations.
Manajemen Risiko
mempengaruhi Bank. Jika diperlukan, proses ini dapat disampaikan kepada Group Committees, sesuai dengan kerangka kerja manajemen risiko;
ditetapkan;3. Meninjau efektivitas kesehatan dan keselamatan lingkungan, serta
meninjau dan mendukung Country H&S Action Plan di Bank.
Risk Management1. Identify, monitor, and manage all material risks. If necessary, this
process can be reported to the Group Committees in accordance with the risk management framework;
approved strategy;
review and endorse the Country H&S Action Plan;
Country Management TeamBoard of Directors (Country Management Team)
210 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
Bidang Tugas BisnisTasks Field
People and Talent1. Membangun kepemimpinan untuk menanamkan budaya kinerja yang
tinggi;2. Meningkatkan dan mempromosikan pegawai Bank;3. Memastikan pendekatan yang konsisten untuk manajemen people
and talent di seluruh business and functions;4. Meninjau dan mendukung pegawai yang berprestasi sebelum
dilaporkan kepada Group Head, Pensions & ; 5. Menyosialisasikan dan membangun perilaku, kode etik, dan nilai-nilai
yang sesuai di antara semua pegawai.
People and Talent1. Build leadership to ensure a high-performance culture;2. Improve competence of Bank employees;3. Ensure a consistent approach to people and talent management
across the business and functions;4. Review and support outstanding employees before reporting to the
5. Promote and reinforce appropriate behaviours, conduct, and values among all employees.
Lainnya1. Menanamkan brand promise “Here for Good” dan nilai-nilai Bank;2. Mendukung agenda Environmental and Social Risk Management
milik Grup;3. Meninjau dan mendukung dan meninjau
lingkungan sesuai target Bank.
Other1. Promote the “Here for good” brand promise and the Bank’s values;2. Support the Group’s Environmental and Social Risk Management
agenda;
environment according to the Bank’s targets.
Country Management TeamBoard of Directors (Country Management Team)
211
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Pelaksanaan Tugas 2019Sepanjang tahun 2019, Country Management Team telah tugas dan tanggung jawab dalam melakukan pengelolaan Bank antara lain sebagai berikut:
Program Kerja 20192019 Work Programme
Realisasi Program Kerja 2019The Realisation of the 2019 Work Programme
KreditLoans
Penyaluran kredit Bank telah mencapai Rp28,93 triliun. Banks loan distribution reached Rp28.93 trillion.
Dana Pihak KetigaThird Party Funds
Penghimpunan dana pihak ketiga telah mencapai Rp32,29 triliun. The collection of third party funds reached Rp32.29 trillion.
Pendapatan Bunga BersihInterest Income - Net
Pendapatan bunga bersih telah dibukukan sebesar Rp2,19 triliun. Interest income – net amounted to Rp2.19 trillion.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)Adequacy Ratio (CAR)
KPMM tetap terjaga pada tingkat 17,32%.CAR was maintained at 17.32%
Non Performing Loan (NPL) Kotor Non Performing Loans (NPL) Gross
NPL kotor telah dikendalikan sampai pada tingkat 3,74%.Gross NPL were maintained at 3.74%
Implementation of Duties in 2019Below is the Country Management Team’s work programme and its realisation in 2019:
Country Management TeamBoard of Directors (Country Management Team)
212 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Rapat Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris
Hingga akhir tahun 2019, Bank belum memiliki kebijakan dan pelaksanaan Rapat Fungsi Pengawasan terkait Presiden Komisaris.
Rapat Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris dilaksanakan secara gabungan mengundang Country
Management Team. Dengan demikian, informasi detail mengenai rapat Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris ditampilkan pada pembahasan rapat gabungan Presiden Komisaris dan Country Management Team di pembahasan selanjutnya.
Rapat Direksi (Country Management Team)
Kebijakan terkait rapat Country Management Team mewajibkan diadakannya pertemuan sekali dalam sebulan untuk mendiskusikan perkembangan penerapan strategi usaha, pencapaian kinerja, pengendalian internal dan pemantauan risiko, serta langkah-langkah strategis ke depan. Setiap pertemuan akan didokumentasikan dalam Minutes of Meeting agar setiap pembahasan dan keputusan dapat dipantau melalui dokumentasi rapat. Pertemuan hanya dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi kuorum, yakni dihadiri oleh 2/3 anggota Country Management Team.
Selama tahun 2019, Country Management Team telah menyelenggarakan rapat sebanyak 9 kali dengan frekuensi kehadiran masing-masing anggota diuraikan sebagai berikut:
President Commissioner Supervisory Function MeetingsUp to the end of 2019, the Bank did not have a policy regarding President Commissioner Supervisory Function Meetings.
The supervisory function of the President Commissioner is discharged through joint meetings with the Country Management Team. Thus, detailed information regarding the Supervisory Function Meeting of the President Commissioner is presented at the next joint meeting of the President Commissioner and Country Management Team.
Meetings of the Board of Directors (Country Management Team)According to the Bank’s policy, Country Management Team meetings need to be held once a month to discuss business strategy implementation, performance achievements, internal control and risk monitoring, as well as strategic measures for the future. Each meeting is documented in the Minutes of Meeting so that every discussion and decision can be monitored. The meetings can only be held if they meet the quorum of 2/3 members of the Country Management Team.
During 2019, the Country Management Team held 9 meetings with the following attendance frequency:
Kebijakan serta Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Fungsi Pengawasan, Rapat Direksi (Country Management Team), dan Rapat Gabungan Fungsi Pengawasan dengan Direksi (Country Management Team)Policy, Frequency and Attendance Level of Supervisory Function Meetings, BoD Meetings (Country Management Team), and Joint Meetings of The Supervisory Function and BoD (Country Management Team)
213
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
Jumlah RapatNumber of Meetings
Jumlah KehadiranAttendance
PersentaseTingkat Kehadiran
Attendance Percentage
Andrew Chia 9 9 100,00%Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources 9 9 100,00%Adhi Sulistyo Country Head of Financial Markets 9 8 88,89%Anwar Harsono 9 9 100,00%Anand Mahadevan 9 9 100,00%
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance 9 8 88,89%Haryanto Suganda Head, Global Banking 5 5 100,00%
** Bergabung pada 25 Juni 2018 dan saat ini sedang menjalani proses uji kelayakan dan kepatutan.
Informasi mengenai agenda, dan peserta rapat Country
Management Team pada tahun 2019 secara bulanan dan kuartalan, diuraikan sebagai berikut:
Agenda RapatMeeting Agenda
Peserta RapatMeeting Participants
Frekuensi AgendaDipresentasikan
pada Rapat Country Management TeamFrequency of AgendaPresented at Country
Team MeetingsManagement
Notulen/tindakan dari rapat CMT sebelumnya Agenda
PresenterMinutes of meeting/action
from the previous CMT meeting Presenter Agenda
Notulen/tindakan dari rapat CMT sebelumnya.Minutes/actions from previous CMT Meeting
Country Management Team Board & Non Board Member
Bulanan Monthly
Administrator
Pembaharuan Informasi CEO:1. Pesan utama;2. Prioritas;3. Tinjauan KPI yang utama.CEO Updates:1. Key messages;2. Priorities;3. Review of key KPIs.
Country Management Team Board & Non Board Member
Bulanan Monthly
Kondisi Pasar:
2. Ancaman/peluang.Market Conditions:
2. Threats and opportunities.
Country Management Team Board & Non Board Member
Bulanan Monthly
Economist
Manajemen Kinerja:1. P&L negara dan tinjauan kinerja;2. Pandangan kompetitif.Performance Management:1. Country P&L and performance review;2. Competitive landscape.
Country Management Team Board & Non Board Member
Bulanan Monthly
Tinjauan Bisnis:1. Tren bisnis;2. Penyelarasan strategis;3. Peluang lintas bisnis dan fungsional;4. Inisiatif kunci;5. Peluang dan risiko negara;6. Perkiraan peluang jaringan dan risiko.Business Review:1. Business trends;2. Strategic alignments;3. Cross-business and functional opportunities;4. Key initiatives;5. Country opportunities and risks;6. Network opportunity and risk forecasts.
Country Management Team Board & Non Board Member
Bulanan Monthly
Business Heads
Masalah bisnis lainnya.Other business matters.
Country Management Team Board & Non Board Member
Bulanan Monthly Business Heads
Country Management TeamCountry Management Team
Policy, Frequency and Attendance Level of Supervisory Function Meetings, BoD Meetings (Country Management Team), and Joint Meetings of The Supervisory
Function and BoD (Country Management Team)
Information regarding the agenda and participants of the monthly and quarterly Country Management Team’s meetings during 2019 is presented below:
214 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Agenda RapatMeeting Agenda
Peserta RapatMeeting Participants
Frekuensi AgendaDipresentasikan
pada Rapat Country Management TeamFrequency of AgendaPresented at Country
Team MeetingsManagement
Notulen/tindakan dari rapat CMT sebelumnya Agenda
PresenterMinutes of meeting/action
from the previous CMT meeting Presenter Agenda
People: 1. Metrik dan wawasan sumber daya manusia;2. Hubungan karyawan;3. Risiko dan persyaratan peraturan pengelolaan sumber daya manusia.People: 1. Human capital metrics and insights;2. Employee relations;3. People risks and regulatory requirements.
Country Management Team Board & Non Board Member
KuartalanQuarterly
Head of Human Resources
Operasi Teknologi Informasi:1. Inisiatif kunci;2. Kesesuaian terhadap tujuan dan kapasitas;3. Perubahan manajemen.Information Technology Operations:1. Key initiatives;2. Fit and purpose for capacity;3. Change management.
Country Management Team Board & Non Board Member
KuartalanQuarterly
Pembahasan Mendalam:1. Segmen/produksi/fungsi (berdasarkan rotasi);2. Sesuai topik (seperti digitalisasi).Deep Dives:1. Segment/product/function (on rotational basis);2. As per topic (e.g.: digitisation).
Country Management Team Board & Non Board Member
Kuartalan/sesuai keperluanQuarterly/as required
Relevent Business/Functional Head
Pengalaman Klien:1. Review agenda pengalaman klien;2. Eskalasi masalah materi;3. Peninjauan masalah material.Client Experience:1. Review of client experience;2. Escalation of material issues;3. Review of material issues.
Country Management Team Board & Non Board Member
KuartalanQuarterly
Business Heads
Kepatuhan:1. Masalah pengawasan atau kepatuhan secara tematik atau strategis (tren
analisis/tindakan, dan lainnya)2. Perilaku dan kejahatan keuangan (sesuai kebutuhan).Compliance:1. Thematic or strategic concerns regarding supervison of compliance (trend
analysis/actions etc)2. Financial crime (as requested).
Country Management Team Board & Non Board Member
KuartalanQuarterly
Head of Compliance
Urusan Perusahaan:1. Country Communications Plan (internal/eksternal);2. Keberlanjutan and sumbangan;3. Proyek Seeing is Believing (pertengahan tahunan);
1. Country Communication Plan (internal/external);2. Sustainability and donations;3. Seeing is Believing projects (semi-annual);
Country Management Team Board & Non Board Member
KuartalanQuarterly
should include Property &
Merek dan Pemasaran:1. Aktivitas merek dan pemasaran;2. Sponsor.Brand and Marketing:1. Brand and marketing activities;2. Sponsorships.
Country Management Team Board & Non Board Member
KuartalanQuarterly
Head of Brand & Marketing
Peninjauan Properti:1. Pembaruan tempat;2. Akuisisi/pelepasan/sewa (sesuai kebutuhan);3. Kesehatan, keamanan dan keselamatan & BCM.Property Review:1. Premises update;2. Acquisitions/disposals/leases (as required)3. Health, safety, and security, & Business Continuity Management (BCU)
Country Management Team Board & Non Board Member
KuartalanQuarterly
Country Head, Property
Priotritas Bank.Bank Priorities.
Country Management Team Board & Non Board Member
Pertengahan tahunSemi-annually
Tinjauan keuangan pertengahan tahun. Country Management Team Board & Non Board Member
Pertengahan tahunSemi-annually
Risiko:
mitigasi yang berlaku.Risk:
plans.
Country Management Team Board & Non Board Member
Pertengahan tahunSemi-annually
Country Management TeamCountry Management Team
Policy, Frequency and Attendance Level of Supervisory Function Meetings, BoD Meetings (Country Management Team), and Joint Meetings of The Supervisory Function and BoD (Country Management Team)
215
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Agenda RapatMeeting Agenda
Peserta RapatMeeting Participants
Frekuensi AgendaDipresentasikan
pada Rapat Country Management TeamFrequency of AgendaPresented at Country
Team MeetingsManagement
Notulen/tindakan dari rapat CMT sebelumnya Agenda
PresenterMinutes of meeting/action
from the previous CMT meeting Presenter Agenda
Government Relations and Regulatory Plan.Government Relations and Regulatory Plan
Country Management Team Board & Non Board Member
Pertengahan tahunSemi-annually Head of Compliance
OutsourcingOutsourcing
Country Management Team Board & Non Board Member
Pertengahan tahunSemi-annually
People:1. Kinerja & P3;2. Pembahasan mendalam terkait produk/segmen/fungsi (sesuai
kebutuhan).People:1. Performance & P3;2. Product/segment/function deep dives (as required).
Country Management Team Board & Non Board Member
Pertengahan tahunSemi-annually
Head of Human Resources
Hukum:Litigasi yang material.Legal:Material litigations.
Country Management Team Board & Non Board Member
Pertengahan tahunSemi-annually
Head of Legal
Laporan :1. Tinjauan anggaran;2. Pendalaman pembahasan tentang kompetitor;3. Proyeksi keuangan 5 tahun.
1. Budget review;2. Competitor deep-dive;
Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
Strategi Bank atau tinjauan kemajuan terhadap strategi yang disetujui.Bank strategy or review of progress against approved strategy.
Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
Orang-orang:1. Rencana pengembangan bakat;2. Peran penting Bank (negara tier 2-3).People:1. Talent plan;2. Essential country roles (tier 2-3 countries).
Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
Head of Human Resources
Manfaat bagi karyawan. Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
Head of Human Resources
Kesehatan dan Keamanan:Country H&S Action Plan.Health and Safety:Country H&S Action Plan.
Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
Country Head of Property
.Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
CA & CRES & Chief
Small Country Governance Tools, termasuk peringkat VI.Small Country Governance Tools, including VI rating.
Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
Country Meeting Design:Review of designCountry Meeting Design:Review of design
Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
Pemeringkatan Regulasi NegaraTinjauan tentang peringkat peraturan dan rencana tindakan.Country Regulatory RatingReview of Regulatory Rating & Action Plan
Country Management Team Board & Non Board Member
TahunanAnnually
L&C
Rapat Gabungan Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris dan Country Management Team
Hingga akhir tahun 2019, Bank belum memiliki kebijakan dan pelaksanaan rapat gabungan Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris dan Country Management Team.
Country Management TeamCountry Management Team
Policy, Frequency and Attendance Level of Supervisory Function Meetings, BoD Meetings (Country Management Team), and Joint Meetings of The Supervisory
Function and BoD (Country Management Team)
Joint Meetings of the Supervisory Function of the President Commissioner and the Country Management Team
Up to the end of 2019, the Bank did not have a policy regarding joint meetings of the Supervisory Function of the President Commissioner and the Country Management Team.
216 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan terkait pelaksanaan tata kelola perusahaan bagi bank umum, Bank melakukan penilaian sendiri (self-assessment) atas pelaksanaan GCG. Penilaian tersebut secara khusus dilaksanakan oleh Unit Kepatuhan melalui pengukuran 3 aspek penilaian, yaitu:1. Governance Structure;2. Governance Process; dan3. Governance Outcome.
Hasil penilaian sendiri pelaksanaan tata kelola perusahaan selama satu tahun buku periode 31 Desember 2019 diuraikan sebagai berikut:
Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan |Self Assessment Result on the Company’s Governance Implementation
Aspek Nilai Ranking | Value
Aspect2019 2018
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
Skor 2 2 Score
Kategori BaikGood
BaikGood
Category
In accordance with Bank Indonesia regulations and the Financial Services Authority (OJK) regulations regarding the implementation of GCG at commercial banks, the Bank conducts self-assessments of the implementation of GCG. In 2019, the assessment was carried out by the Compliance Unit and measured 3 aspects, namely:1. Governance Structure;2. Governance Processes; and3. Governance Outcomes.
The results of the self-assessment of the implementation
December 2019 are described below:
Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola yang BaikAssessment of GCG Implementation
217
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Laporan Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan |Report on the Results of the Self-Assessment of the Company’s Governance Implementation
Peringkat | RatingJuni 2019 Desember 2019
2 2 good corporate governance
good corporate governancegood corporate governance
Analisis |
Country Management Team
good corporate governance
dan
Management
Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan | Self-Assessment Results of the Company’s Governance ImplementationTemuan | Findings Tindak Lanjut | Follow up
Assessment of GCG Implementation
218 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Penilaian Kinerja Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris dan Direksi (Country Management Team)Performance Assessment of the Country Management Team
Kebijakan RemunerasiRemuneration Policy
Penilaian Kinerja Fungsi Pengawasan Presiden Komisaris dan Country Management Team dilakukan sesuai dengan prinsip P3 yang diberlakukan oleh Grup SCB. Kriteria penilaian di antaranya adalah sasaran kerja yang dicapai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Aspek kuantitatif adalah target penjualan/pemenuhan pembelanjaan atau anggaran unit. Aspek kualitatif adalah sinergi antar unit kerja/prestasi kerja tim/rasa keterikatan di antara anggota tim. Parameter lainnya yaitu perhitungan atas formula P3 yang dilakukan oleh Grup untuk Standard Chartered Bank Indonesia dan masing-masing unit kerja.
Dasar dan Kebijakan RemunerasiRemunerasi merupakan salah satu bentuk apresiasi atas upaya Country Management Team dalam menjalankan Bank, sekaligus menjadi salah satu mekanisme pengelolaan risiko. Standard Chartered Bank Indonesia menetapkan kebijakan remunerasi bagi Country
Management Team juga disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di masing-masing wilayah regional, dalam hal ini termasuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum.
Standard Chartered Bank Indonesia menjalankan pendekatan remunerasi dengan pendekatan Standard Chartered PLC (“grup”) yang berlaku secara global di seluruh anak perusahaan dan cabang grup dan sejalan dengan peraturan remunerasi di Inggris tempat kami Berkantor pusat. Persyaratan tambahan berlaku pada anak perusahaan dengan peraturan negara yang berbeda.
Performance Assessment of the Country Management Team Performance assessments are carried out in accordance with the principles of P3 imposed by the SCB Group. The evaluation criteria include the achievement of work objectives, both quantitatively and qualitatively. The quantitative aspect takes int account the sales
qualitative aspect takes into account the synergy between work units/teamwork performance/sense of engagement among team members. Another parameter is the P3 formula calculation carried out by the Group for StandardChartered Bank Indonesia and each work unit.
Basis of Remuneration and Policies Remuneration is a form of appreciation for the
Bank and its risk management mechanism. Standard Chartered Bank Indonesia has a remuneration policy for the Country Management Team that is aligned with regional regulations, in this case the Financial Services Authority Regulation No. 45/POJK.03/2015 about the Implementation of Remuneration Governance at Commercial Banks.
Standard Chartered Bank Indonesia’s remuneration approach uses the Standard Chartered PLC (“group”) approach that applies globally to all subsidiaries and group branches and is in line with remuneration regulations in the UK where we are headquartered. Additional requirements apply to subsidiaries in line with
219
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Kerangka Penetapan Kebijakan Remunerasi
Pendekatan remunerasi dirancang untuk memberikan imbalan kepada rekan kerja atas kemajuan yang dibuat atas pelaksanaan strategi kami serta memberikan insentif kepada rekan kerja agar mencapai kinerja yang maksimal dalam jangka panjang dan menghindari pengambilan risiko berlebihan yang tidak perlu, serta mempromosikan manajemen risiko yang sehat dan efektif melalui struktur remunerasi Bank.
Kerangka regulasi remunerasi yang ditetapkan Bank sebagai berikut:
G20G20
Uni EropaEuropean Union
United Kingdom United Kingdom
Pendekatan BankBank Approach
Dewan Stabilitas Keuangan (FSB)Financial Stability Board (FSB)
Otoritas Perbankan Eropa (EBA)European Banking Authority (EBA)
Prudential Regulation Authority (PRA)Prudential Regulation Authority (PRA)
Standard Chartered Tbk dan Cabang-cabangnyaStandard Chartered Tbk. and branches
Tujuan FSB adalah untuk memastikan agar risiko dikelola secara bijaksana, praktik tata kelola yang tepat, serta pengawasan yang efektif oleh regulator.FSB ensures that risks are managed wisely, that governance practices are carried out in the appropriate manner, and that the regulators conduct
EBA telah mewujudkan Prinsip FSB ke dalam peraturan yang wajib dipatuhi oleh negara-negara anggota.EBA has encapsulated FSB principles in regulations that must be adhered to by the member countries.
Financial Conduct Authority (FCA)Financial Conduct Authority (FCA)
Anak PerusahaanSubsidiaries
Prinsip FSB untuk Praktik Kompensasi Suara dan standar penerapannya telah diadopsi oleh negara-negara G20.FSB principles for VoiceCompensation Practices and the implementation standards have been adopted by G20 countries.
Peraturan dikeluarkan oleh EBA termasuk Instruksi Persyaratan Modal IV.Regulations issued by EBAinclude Instructions for Capital Requirements IV.
Sebagai organisasi yang berkantor pusat di Inggris, PRA dan FCA adalah regulator utama Grup.As an organisation headquartered in United Kingdom, PRA and FCAare the Group’s main regulators.
Kami memastikan bahwa kebijakan, prosedur, dan praktik remunerasi kami selaras dengan aturan remunerasi di United Kingdom.The Bank ensures that its remuneration policies, procedures, and practices are in line with the remuneration regulations in the United Kingdom.
Peraturan remunerasi di United Kingdom didasarkan pada prinsip FSB serta ketetapan yang terdapat dalam regulasi dan instruksi dari Uni Eropa.Peraturan remunerasi di United Kingdom didasarkan pada prinsip FSB serta ketetapan yang terdapat dalam regulasi dan instruksi dari Uni Eropa.The remuneration regulations in the United Kingdom are based on the FSB principles, and the provisions stipulated in the European Union regulations and instructions.
Pendekatan remunerasi Grup berlaku secara global, di semua anak perusahaan dan cabang-cabangnya.The Group’s remuneration policy applies globally at all the entities of the subsidiaries and branches.
Framework for the Implementation of Remuneration Policy Remuneration is designed to reward colleagues for the Bank’s progress, and provide incentives to achieve optimal long-term employee performance and avoid unnecessary excessive risk taking. The Bank’s remuneration structure also promotes a healthy and
The Bank’s regulatory framework in relation to remuneration is as follows:
Remuneration Policy
220 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
G20G20
Uni EropaEuropean Union
United Kingdom United Kingdom
Pendekatan BankBank Approach
Jika diperlukan oleh anak perusahaan tertentu, maka ketentuan remunerasi Negara terkait dapat ditambahkan menjadi bagian dari pendekatan remunerasi GrupIf necessary, the remuneration regulations of a subsidiary’s country can be added to the Group remunerationpolicy.
FSB memastikan agar risiko dikelola secara bijaksana, serta dilaksanakannya praktik tata kelola yang tepat dan pengawasan yang efektif oleh regulator. Prinsip FSB untuk Praktik Kompensasi Suara dan standar penerapannya telah diadopsi oleh negara-negara G20. EBA mewujudkan prinsip FSB ke dalam peraturan yang wajib dipatuhi oleh negara-negara anggota. Peraturan yang dikeluarkan oleh EBA termasuk Instruksi Persyaratan Modal IV.
Sebagai organisasi yang berkantor pusat di Inggris, PRA dan FCA merupakan regulator utama Grup. Peraturan remunerasi di United Kingdom didasarkan pada prinsip FSB serta ketetapan yang terdapat dalam regulasi.
Bank memastikan bahwa kebijakan, prosedur, dan praktik remunerasi telah selaras dengan aturan remunerasi di United Kingdom. Pendekatan remunerasi Grup berlaku secara global, di semua entitas anak dan cabang-cabangnya. Jika diperlukan oleh entitas anak tertentu, maka ketentuan remunerasi negara terkait dapat ditambahkan menjadi bagian dari pendekatan remunerasi Grup.
Pendekatan remunerasi Bank ditujukan untuk memastikan bahwa imbalan kepada rekan kerja diberikan atas progres pelaksanaan strategi serta pencapaian kinerja yang yang maksimal dalam jangka panjang, sambil menghindari pengambilan risiko yang berlebihan serta tidak perlu.
The FSB ensures prudent risk managements, as well as the implementation of appropriate governance
FSB Principles for Sound Compensation Practices and their application standards have been adopted by the G20 countries. The EBA embodies the FSB principle in regulations that must be obeyed by member countries. The regulations issued by EBA include Capital Requirements Instruction IV.
The PRA and FCA are the main regulators of the Group, since it is headquartered in the United Kingdom. The remuneration rules in the United Kingdom are based on the FSB principles and the provisions stipulated in the regulations.
The Bank ensures that its remuneration policies, procedures and practices are in line with the remuneration rules in the United Kingdom. The Group’s remuneration policies apply globally at all its subsidiaries and branches. If required by certain subsidiary entities, the relevant state remuneration provisions can be added to the Group’s remuneration approach.
The Bank’s remuneration approach ensures that colleagues are rewarded for their strategy execution and strong long-term performance, as well as avoiding excessive and unnecessary risk-taking.
Remuneration Policy
221
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Pendekatan remunerasi juga memperhatikan:1. Promosi terhadap manajemen risiko yang sehat dan
efektif melalui struktur renumerasi;2. Pengaturan secara tepat, termasuk pengawasan dari
Komite Remunerasi Standard Chartered PLC (Komite); dan
3. Cakupan kebijakan yang tunduk pada tinjauan peraturan secara umum.
Komite Remunerasi Standard Chartered PLC bertanggung jawab untuk mengawasi remunerasi semua rekan kerja. Ini termasuk menetapkan kerangka tata kelola untuk keputusan remunerasi. Ulasan Komite, dan bertanggung jawab untuk menetapkan prinsip, parameter dan kerangka tata kelola kebijakan grup dan anak perusahaan. Secara khusus, Komite Remunerasi Standard Chartered PLC:
menyangkut kerangka kerja serta kebijakan remunerasi dari Group Chairman, Group Chief Executive (CEO),
senior lain yang yang telah ditetapkan.
Group Head of Audit sebagai pejabat senior dalam fungsi pengendalian.
remunerasi yang tinggi kepada staf/karyawan baru.
memandu keputusan pemberian penghargaan kepada semua rekan kerja.
situs web grup. Informasi lebih lanjut tentang kegiatan Komite dapat ditemukan dalam laporan tahunan grup.
Prosedur Penetapan RemunerasiStandard Chartered berkomitmen untuk menghargai kinerja dan kesesuaian nilai perilaku yang telah ditetapkan. Bank telah mengoperasikan rencana Target Total Variable
Compensation untuk meningkatkan transparansi antara remunerasi dengan kinerja. Rencana ini berlanjut pada
The remuneration approach also:
through remuneration structures;2. Is overseen by the Standard Chartered PLC
Remuneration Committee (The Committee); and
3. Is subject to regular reviews.
The Standard Chartered PLC Remuneration Committee oversees remuneration for all employees. It is responsible for setting the principles and governance framework for remuneration decisions. The role and focus of the Standard Chartered PLC Remuneration Committee include:
and policy for the remuneration of the Group Chairman, Group Chief Executive (CEO), Group Chief
executives.
controlling positions.
new recruits.
(Group MRTs).
guide reward decisions for all employees.
found on the group’s website. Further information about the Committee’s activities can be found in the group’s annual report.
Remuneration Implementation ProcedureStandard Chartered is committed to rewarding performance, including the demonstration of our values. The Bank has the Total Variable Compensation plan to increase transparency between remuneration and
Remuneration Policy
222 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
tahun 2019 melalui penyempurnaan pada Business Area scorecard agar sesuai dengan rencana yang telah
sebagai pembeda pemeringkatan kinerja.
Hasil Jumlah Kompensasi Variabel dihitung sebagai fungsi dari target individual pada Jumlah Kompensasi Variabel, pembeda kinerja Grup, pembeda Business
Area scorecard, dan pembeda kinerja individu. Kebijakan manajemen terus diberlakukan sesuai dengan tinjauan keyakinan dan keterjangkauan.
Jenis dan Indikator Penetapan RemunerasiRemunerasi yang diberikan kepada Country Management Team terdiri dari:1. Remunerasi Tetap Jenis remunerasi yang tidak terkait dengan kinerja dan
risiko yang dihadapi Bank ini diberikan secara berkala dalam bentuk tunai ataupun dalam bentuk non tunai. Remunerasi ini meliputi gaji pokok serta manfaat, meliputi tunjangan perumahan, tunjangan pendidikan, tunjangan pajak, asuransi, dana pensiun, dan bentuk manfaat lainnya.
Besarnya remunerasi ini khususnya disesuaikan dengan tingkat remunerasi peer group, kondisi dan
berlaku.
2. Remunerasi Variabel Jenis remunerasi ini terkait dengan kinerja dan risiko
yang dihadapi Bank dan dapat diberikan dalam bentuk tunai ataupun non tunai.
Remunerasi ini dapat meliputi bonus, insentif jangka panjang, dan bentuk lainnya.
Besarnya remunerasi ini disesuaikan dengan kinerja Bank dan masing-masing anggota Country Management Team pada tahun terkait maupun sepanjang karirnya di Bank.
in the Business Area scorecard weighing to better align with the way the Bank’s roles are structured. The plan accommodates changes to individual performance
The Total Variable Compensation is calculated as a function of the individual Target Total Variable
Determining RemunerationThe remuneration provided to the Country Management Team consists of:1. Fixed Remuneration This type of remuneration does not relate to the
performance and risks faced by the Bank, and is provided periodically in cash or non-cash. This
such as housing allowance, education allowance, tax allowance, insurance allowance and pension fund.
the level of remuneration of the members’ peer group,
2. Variable Remuneration This type of remuneration does not relate to the
performance and risks faced by the Bank, and can be given in cash or non-cash.
This remuneration includes bonuses and long-term incentives.
The amount of remuneration is adjusted to the performance of the Bank and each member of the Country Management Team in the relevant year, as well as throughout his or her career at the Bank.
Remuneration Policy
223
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Remunerasi ini juga dipengaruhi dengan risiko yang dihadapi Bank, dimana anggota Country Management Team berperan sebagai material risk taker.
Uraian lebih lanjut terkait jenis dan indikator penetapan remunerasi Bank dijelaskan sebagai berikut:
Gaji Salary
1. Gaji mencerminkan keterampilan dan pengalaman individu yang dievaluasi setiap tahun berdasarkan informasi pasar dan dilaksanakan dalam rangka penilaian kinerja tahunan dengan mempertimbangkan kemampuan membayar Bank.
2. Penyesuaian gaji dapat dilakukan apabila terdapat perubahan peran, penambahan tanggung jawab, atau untuk memastikan remunerasi yang kompetitif di pasar.
2. Increases may occur where there is a role change, increased responsibility or to ensure market competitiveness.
Pensiun dan Tunjangan 1. Tunjangan/manfaat diberikan dengan komponen yang mengacu pada praktik pasar di tingkat lokal. Karyawan dapat memperoleh manfaat khusus yang didanai Bank, seperti program pensiun, asuransi kesehatan pribadi, asuransi kesehatan permanen, asuransi jiwa, dan tunjangan tunai. Besarnya tunjangan telah ditentukan dan penggunaannya akan dipantau.
2. Program pensiun dan tunjangan bervariasi secara global, tergantung pada daya saing pasar yang berbeda di berbagai negara, sehingga tidak ada ketentuan pensiun yang berlaku sama di seluruh Grup.
3. Karyawan yang direlokasi atau ditugaskan ke lebih dari satu negara untuk jangka waktu yang lama berhak atas tunjangan mobilitas. Jika karyawan dikenakan biaya pajak saat bepergian ke luar negeri dalam pelaksanaan tugasnya, maka biaya ini dapat dibebankan kepada Grup.
4. Sharesave adalah program yang diperuntukkan bagi seluruh karyawan, dimana peserta dapat membuka kontrak tabungan untuk mendanai partisipasi dalam kepemilikan saham. Harga saham ditetapkan dengan diskon hingga 20 persen dari harga saham pada saat diterbitkan (atau diskon lainnya yang mungkin ditentukan oleh Komite). Dana tunai atau rancangan saham yang setara disediakan di negara-negara dimana Shareave tidak tersedia (biasanya karena masalah pajak, peraturan atau undang-undang sekuritas).
is no single pension level across the Group.3. Employees who are relocated or spend a substantial portion of their time in more than one
charges when travelling overseas as a part of the performance of their duties, these costs may be met by the Group.
4. Sharesave is an all employee plan where participants are able to open a savings contract to fund the exercise of an option over shares. The option price is set at a discount of up to 20 per cent of the share price at the date of invitation (or such other discount as may be determined by the
faced by the Bank, where members of the Country Management Team act as material risk takers.
Further details regarding the types and indicators related to determining the Bank’s remuneration are explained below:
Remuneration Policy
224 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Remunerasi VariabelDiskresioner DiscretionaryVariable Remuneration
1. Pada umumnya, karyawan berhak dipertimbangkan untuk mendapatkan remunerasi variabel (berdasarkan kinerja Grup, bisnis, dan individu).
2. Insentif individu dikaitkan dengan Group Scorecard, scorecard dari masing-masing area bisnis, dan kinerja individual.
3. Remunerasi variabel diskresioner diberikan dalam bentuk insentif tahunan dan/atau penghargaan jangka panjang, tergantung pada kategori karyawan.
4. Insentif tahunan diberikan dalam bentuk uang tunai, saham dan/atau saham yang ditangguhkan dan uang tunai yang ditangguhkan, sesuai dengan mekanisme penangguhan Grup. Penghargaan jangka panjang diberikan dalam bentuk saham dan bergantung pada hasil pengukuran kinerja jangka panjang.
5. Remunerasi variabel karyawan terkait fungsi risiko dan kepatuhan diatur secara independen sesuai bisnis yang mereka kelola.
6. Sejak tahun 2016, Bank menerapkan perubahan pada pelaksanaan insentif diskresioner. Perubahan tersebut telah meningkatkan transparansi dan keterkaitan antara pencapaian dan aplikasi nilai dan perilaku yang diharapkan, termasuk tingkat insentif.
1. Employees are usually eligible to be considered for variable remuneration (based on Group,
business, and individual performance).2. Individual incentives are linked to the Group scorecard, the individual’s business area scorecard
and individual performance.3. Discretionary variable remuneration is delivered in the form of annual incentives and/or a long-term
incentive plan (LTIP) award, depending on the employee.4. Annual incentives are delivered in the form of cash, shares, and/or deferred shares and deferred
cash according to the Group’s deferral mechanism. LTIP awards are delivered in shares and subject to long-term performance measures.
5. The variable remuneration of employees in the Risk and Compliance functions is set independently of the business they oversee.
6. Since 2016, we have implemented changes to the operation of discretionary incentives. The changes have increased transparency and the link between achievement and demonstration of expected values and behaviours, and the level of incentives.
Remunerasi VariabelDiskresioner untuk MRT Grup Discretionary Variable Remuneration for Group MRTs
1. Remunerasi variabel dibatasi maksimum sebesar dua kali gaji tetap.2. Penangguhan remunerasi variabel sekurang-kurangnya 40%. Peningkatan sampai dengan 60%
dapat dilakukan apabila remunerasi variabel mencapai GBP500.000.3. Sekurang-kurangnya 50% dari remunerasi variabel (dibayar dimuka dan ditangguhkan) dibayar
dalam bentuk saham.4. Ketentuan terkait saham di muka tunduk pada periode retensi pasca-vestasi, yaitu minimal 12
bulan.5. Terdapat 3 kategori MRT Grup, yaitu Manajer Senior, Manajer Risiko dan MRT Lainnya. Manajer
Senior tunduk pada ketentuan periode penundaan tujuh tahun, tanpa hak kepemilikan (vestasi) sebelum tahun ketiga. Manajer Risiko tunduk pada ketentuan periode penundaan lima tahun, tanpa tanpa hak kepemilikan sebelum tahun pertama, dan MRT Lainnya tunduk pada ketentuan periode penangguhan tiga tahun, tanpa tanpa hak kepemilikan sebelum tahun pertama.
6. Saham yang ditangguhkan tunduk pada ketentuan periode retensi pasca-kepemilikan minimum 12 bulan untuk Manajer Senior dan MRT Lainnya, serta periode retensi enam bulan pasca-kepemilikan minimum untuk Manajer Risiko.
7. Remunerasi variabel tunduk pada Grup Ex-Post Penyesuaian Risiko dari Kebijakan Remunerasi, yang memungkinkan Bank untuk menangguhkan pembayaran atau hak kepemilikan dari penghargaan, menerapkan penyesuaian tahunan, menerapkan malus menjadi penghargaan yang belum diinvestasikan, serta menerapkan clawback menjadi remunerasi variable vested, pada waktu yang tepat.
2. At least 40 per cent of variable remuneration is deferred. This increases to 60 per cent if the variable remuneration is over GBP500,000.
3. At least 50% of variable remuneration (upfront and deferred) is paid in shares.4. Upfront shares are subject to a minimum 12-month post-vest retention period. 5. There are 3 categories of Group MRTs, including Senior Managers, Risk Managers and Other
MRTs. Senior Managers are subject to a seven-year deferral period, with no vesting prior to the
year.6. Deferred shares are subject to a minimum 12-month post-vest retention period for Senior
Managers and Other MRTs, and a minimum six-month post-vest retention period for Risk Managers.
7. Variable remuneration is subject to the Group Ex-Post Risk Adjustment of Remuneration policy, which enables us to suspend payment or vesting of awards, apply in-year adjustments and apply clawbacks to vested variable remuneration.
Remuneration Policy
225
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Kesesuaian Remunerasi dengan RisikoPendekatan remunerasi Bank dirancang untuk mempromosikan manajemen risiko yang baik melalui penyelarasan insentif karyawan dengan kepentingan jangka panjang Grup, dengan mempertimbangkan jangka waktu dimana risiko keuangan telah memiliki bentuk yang jelas. Perilaku yang baik serta dilaksanakannya perilaku yang pantas diberikan penghargaan.
Untuk memastikan bahwa keputusan remunerasi variabel memperhitungkan risiko saat ini dan di kemudian hari serta biaya dan kuantitas modal dan likuiditas:
update kepada Komite Remunerasi Standard Chartered PLC terkait risiko serta masalah keuangan pada setiap pertemuan.
perwakilan senior di bidang Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Risiko memberikan rekomendasi kepada Komite Remunerasi Standard Chartered PLC mengenai insentif diskresioner yang mencakup pertimbangan risiko pada saat ini dan di kemudian hari.
mempertimbangkan berbagai peristiwa serta isu yang konkrit, yang mencakup masukan dari Grup Audit Internal, Kepatuhan, Hukum dan Risiko.
Balanced Scorecards Balanced Scorecards
1. Pada tingkat Grup dan unit bisnis, balanced scorecards memainkan peran integral dalam penentuan remunerasi variabel diskresioner Grup. Balanced scorecards mempertimbangkan target keuangan dan non-keuangan, termasuk yang terkait dengan perilaku dan program remediasi. Hal ini mendorong peningkatan imbal hasil (return) Pemegang Saham sekaligus memastikan bahwa imbal hasil bukan merupakan akibat pengambilan keputusan dengan risiko yang berlebihan
2. Pengukuran dalam scorecard Grup ditentukan sesuai dengan strategi Grup. Komite bertanggung jawab untuk menetapkan ukuran, bobot, dan target individu.
1. At a Group and business unit level, balanced scorecards play an integral role in the determination of Group
targets, including those related to conduct and remediation programmes. These incentives improve shareholder returns whilst ensuring that they are not generated by excessive risk-taking.
2. Measures in the Group scorecard in line with the Group’s strategy. The Committee is responsible for setting individual measures, weights, and targets.
Remuneration and RiskThe Bank’s remuneration approach is designed to promote risk management through alignment of employee incentives with the Group’s long-term interests, by
form. Demonstration of appropriate behaviour is rewarded.
To ensure that variable remuneration decisions take into account current and future risks and costs, and quantities of capital and liquidity:
Remuneration Committee at each meeting.
Finance, Human Resources and Risk, provides recommendations to the Standard Chartered PLC Remuneration Committee regarding discretionary incentives that take into account present and future risk.
into account real events and issues, including input from the Internal Audit, Compliance, Legal and Risk Groups.
Remuneration Policy
226 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Perilaku Risiko dalam Penentuan Bonus Risk Minimization inDetermining Bonuses
1. Remunerasi variabel diskretioner Grup harus disetujui oleh Komite, berdasarkan rekomendasi dari Komite. Ketika menentukan remunerasi variabel Grup dan alokasinya antara unit bisnis, Komite antara lain berperan untuk:a. Mempertimbangkan risiko, kontrol dan perilaku lingkungan;b. Mempertimbangkan risiko tertentu, serta mengendalikan dan melaksanakan kegiatan; danc. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi Grup tidak menganjurkan pengambilan risiko yang melebihi
risk appetite Grup;2. Untuk memperhitungkan risiko saat ini dan di kemudian hari, Bank mempertimbangkan apakah diperlukan
penyesuaian penggajian. Penyesuaian dapat dilakukan terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan bisnis kami (ex-ante) atau dalam kaitannya dengan kejadian dan masalah yang telah mengkristal (ex-post). Proses Bank termasuk penyesuaian yang otomatis dan diskresioner. Penyesuaian berlaku di tingkat kolektif (misal pada semua Grup dan/atau unit bisnis).
3. Penyesuaian risiko ex-ante dan ex-post secara otomatis diterapkan pada tingkat kolektif yang terkait dengan risiko, kejadian dan masalah yang berdampak pada keuangan Grup sehingga berdampak langsung terhadap pendanaan insentif Grup. Bank juga dapat menerapkan penyesuaian tambahan atas risiko ex-ante dan ex-post pada tingkat kolektif apabila dianggap perlu.
1. The Group’s discretionary variable remuneration is subject to the approval of the Committee, based on a
recommendation by the Group Reward Plan Committee GRPC. When determining the Group’s variable remuneration and its allocation between business units, the committee has to consider the following:a. Consider the risk, control, and conduct environment;
c. Ensure that the Group’s remuneration policies do not encourage risk-taking that exceeds the Group’s risk appetite.
2. To account for current and future risks, the Bank decides whether any remuneration adjustments are required. Adjustments can be made in relation to risks that are inherent in our business activities (ex-ante) or in relation to events and issues that have come to light (ex-post). Our process includes automatic and discretionary adjustments. Adjustments apply at a collective level (i.e. Group and/or business unit wide).
3. Automatic ex-ante and ex-post risk adjustments are applied at a collective level in relation to risks, events
We may also apply additional incremental discretionary ex-ante and ex-post risk adjustments at a collective level where deemed necessary.
variabelnya ditangguhkan dalam jangka waktu yang lebih lama, dibandingkan dengan karyawan lain.
line with the MRTs Policy and Procedures. A higher proportion of such employees’ variable remuneration is deferred over a longer period compared to that of other employees.
Penilaian Kinerja Individu Individual Performance Assessments
1. Pada tingkat individu, Bank memiliki kerangka manajemen kinerja yang jelas. Karyawan memiliki tujuan yang sejalan dengan strategi kami dan menerima umpan balik yang berkelanjutan.
2. Karyawan harus menetapkan Nilai Perilaku dan sasaran pencapaian dengan mengacu pada tujuan global manajemen risiko dan kepatuhan yang meneguhkan harapan bahwa karyawan harus secara tepat mengelola risiko dan patuh dalam menjalankan peran mereka.
3. Karyawan melaksanakan evaluasi kinerja setiap tahun terkait dengan pencapaian terhadap target yang ditetapkan, termasuk bagaimana mereka mencapainya, berdasarkan Nilai Perilaku yang telah mereka aplikasikan. Hasil remunerasi terkait dengan kinerja individu, unit bisnis tempat mereka bekerja dan Grup. Ini memastikan bahwa setiap orang terhubung dalam memberikan kontribusi untuk pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang dalam kepentingan Pemegang Saham dan bahwa remunerasi variabel mengakui adanya pencapaian, perilaku, dan nilai-nilai karyawan.
objectives that are aligned with the Bank’s strategy and receive ongoing feedback.2. Employees must set Valued Behaviour and achievement objectives and are subject to a global risk and
compliance objectives, which reinforce the expectation that employees must appropriately manage risk and compliance.
3. Employee achievements are assessed annually against their objectives (and how they achieve them) based on the Bank’s Valued Behaviours. Remuneration outcomes relate to individual performance, the business unit they work in and the Group. This ensures that everyone is prepared to deliver sustainable long-term growth in the best interest of the shareholders and that variable remuneration takes into account each employee’s achievements, conduct, behaviours and values.
Remuneration Policy
227
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Mekanisme Penangguhan Deferral Mechanism
1. Bergantung pada kuantum remunerasi variabel individu, maka bagian yang ditangguhkan menjadi saham dan/atau instrumen lain dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penangguhan keseluruhan Grup. Hal ini sesuai dengan periode pembayaran untuk remunerasi dengan siklus bisnis Grup sambil mempertimbangkan jangka waktu pada saat terjadi kesulitan keuangan.
2. Proporsi yang ditangguhkan meningkat sesuai dengan kuantum remunerasi variabel yang diberikan. 1. Depending on the quantum of an individual’s variable remuneration, a portion of it is deferred into shares
and/or other instruments in line with the Group-wide deferral mechanism. This aligns the pay-out period of remuneration with the business cycle of the Group whilst taking into account the timeframe over which
2. The deferred proportion increases with the quantum of variable remuneration awarded.
Penyesuaian Risiko Individu Individual Risk Adjustments
1. Dasar pertimbangan meliputi remunerasi variabel harus disesuaikan ketika ada perilaku yang telah
gagal memenuhi standar nilai dan perilaku yang tepat. Dalam menentukan hasil yang masuk akal, maka faktor-faktor yang menjadi pertimbangan meliputi dampak kegiatan, tujuan dari individu, pentingnya kegiatan, kecepatan remediasi serta frekuensi masalah.
2. Penyesuaian terhadap remunerasi variabel dapat berupa penyesuaian tahunan, malus atau clawback.3. Jika dimungkinkan secara hukum, maka remunerasi variabel tunduk pada clawback untuk jangka waktu
setidaknya tujuh tahun dari tanggal saat diberikan. 1. Consideration is given to whether variable remuneration should be adjusted in cases of conduct that
has failed to meet appropriate standards of values and behaviour. A number of factors are considered to
individual, and the speed of remediation and the frequency of issues.2. Adjustments to variable remuneration can take the form of an in-year adjustment, malus or clawback.3. Where legally possible, variable remuneration is subject to clawback for a period of at least seven years
from the date on which it was awarded.
Mendorong Perilaku Positif Reinforcing Positive Conduct
Penghargaan “Going the Extra Mile” digunakan untuk mengenali perilaku yang patut dicontoh, seperti perbaikan besar dalam hal pengendalian risiko dan lingkungan, upaya luar biasa dalam mendukung karyawan dan perbaikan lingkungan kerja, secara kreatif memecahkan masalah atau membuat perbaikan proses. “Going the Extra Mile” awards recognise exemplary behaviour, such as material improvements in the risk and
improving the working environment, creatively solving problems and making process improvements.
Penetapan Material Risk TakerBank telah menetapkan pihak yang menjadi material risk taker berdasarkan pendekatan berikut:1. Pendekatan Kualitatif Merupakan Country Management Team atau pejabat
setingkat dibawahnya yang karena tugas dan tanggung jawabnya mengambil keputusan yang
2. Pendekatan Kuantitatif Merupakan Country Management Team atau pejabat
setingkat dibawahnya yang memperoleh remunerasi yang bersifat variabel dengan nilai yang besar.
Determination of Material Risk TakersThe Bank determines material risk takers based on the following approach:1. Qualitative Approach The party is a member of the Country Management
and responsibilities in making decisions that have a
2. Quantitative Approach The party is a member of the Country Management
variable remuneration.
Remuneration Policy
228 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Penangguhan atau Penarikan Kembali RemunerasiBank dapat menangguhkan atau menarik kembali remunerasi yang bersifat variabel apabila mengalami kerugian. Penangguhan atau penarikan kembali juga dapat dilakukan apabila terjadi risiko yang berdampak negatif terhadap keuangan Bank, terjadi fraud yang dilakukan oleh pihak yang menjadi material risk taker, atau kondisi lainnya.
Struktur dan Besaran RemunerasiStruktur dan besaran remunerasi yang diterima Country
Management Team di sepanjang tahun 2019 ditunjukkan sebagai berikut:
Remunerasi dan Fasilitas Lain yang Diterima oleh DireksiRemuneration and Other Facilities Received by the Board of Directors
KategoriCategory
2019 2018
Jumlah KaryawanNumber of Employees
Juta RpMillion Rp
Jumlah KaryawanNumber of Employees
Juta RpMillion Rp
Gaji, Bonus, TunjanganReguler dan Fasilitas Tidak Berwujud LainnyaSalary, Bonus, Regular Allowance And Other Intangible Facilities
5 27.142 6 33.615
Fasilitas dalam Bentuk Lain (Perumahan, Transportasi,Asuransi Kesehatan, dll):Other in Kind Facilities (Housing, Transportation,Health Insurance, etc):
- - - -
a. Dapat Dimiliki | May be Owned; 6 139 6 1.857b. Tidak Dapat Dimiliki | May Not Be Owned; - - - -Total 27.280 35.472
Pengelompokan Remunerasi Berdasarkan Tingkat Penghasilan Direksi Board of Directors Remuneration Grouped by Level of Income by Board of Directors
Total Remunerasi per Orang dalam 1 TahunTotal Remunerasi per Person in 1 Year
Jumlah DireksiNumber of Board of Directors
2019 2018
Di Atas Rp2 MiliarAbove Rp2 Billion
5 6
Di Atas Rp1 Miliar hingga Rp2 MiliarRp1 Billion to Rp2 Billion
0 0
Di Atas Rp500 Juta hingga Rp1 MiliarRp500 Million to Rp1 Billion
0 0
Rp500 Juta ke BawahRp500 Million and Below
0 0
Suspension or Retraction of Remuneration
The Bank can suspend or retract variable remuneration if the Bank experiences losses. The suspension or retraction can also be done if there is a risk that has a negative
material risk taker, or another condition.
Remuneration Structure and AmountStructure and amount of remuneration of the Country Management Team in 2019 is as follows:
Remuneration Policy
229
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Remuneration in Shares Held by Board of DirectorsKategoriCategory
Jumlah SahamBeredar*)Number of
Outstanding Shares*)
Jumlah Opsi SahamNumber of Share Options
Harga Opsi****)Option Price****)
Jangka Waktu*****)Time Period*****)
Diberikan**) Awarded**)
Exercised***) Exercised***)
2019
DireksiBoard of Directors
141.310 71.333 43.828 Antara £6,1114 sampai£6,9100
Range £6.1114 to£6.9100
Antara 1 – 10 tahun setelah tanggal diberikan
Between 1 to 10 years after date of grant
2018
DireksiBoard of Directors
26.150 10.023 7.020 Antara £7,1120 sampai£7,8242
Range £7.1120 to£7.8242
Antara 1 sampai 10 tahun setelah tanggal
pemberianBetween 1 to 10 years
after date of grantCatatan:*) Jumlah Saham Beredar per tanggal 31 Desember tahun terkait;**) Jumlah Opsi Saham yang diberikan/dilaksanakan sepanjang tahun;***) Harga Opsi mengacu pada harga jual/jual;****) Jangka Waktu mengacu pada durasi ketika individu dapat melakukan opsi.
Notes:*) Number of Outstanding Shares as at 31st of December;**) Number of Share Options granted/exercised during the year;***) Option Price refers to the dealing/sale price;****) Time Period refers to the time frame when the individual can exercise the option.
UraianDescription
2019 2018
Gaji Direksi Tertinggi dan TerendahBoard of Directors’ Highest and Lowest Salary
2,1 : 1 2,10 : 1,00
Gaji Direksi Tertinggi dan Karyawan TertinggiBoard of Directors’ Highest Salary and Employee’s Highest Salary
1,2 : 1 1,20 : 1,00
Gaji Karyawan Tertinggi dan TerendahEmployee’s Highest and Lowest Salary
58,2 : 1 63,60 : 1,00
Informasi lain tentang remunerasi pihak material risk
taker dan karyawan di sepanjang tahun 2019 ditunjukkan sebagai berikut:
Jumlah Karyawan yang Terdampak oleh PHK serta Total Nominal Uang Pesangon yang Dibayarkan
Jumlah Nominal Uang Pesangon yang Dibayar per Orang dalam 1 TahunNominal Amount of Severance Paid per Person in 1 Year 2019 2018
Jumlah OrangNumber of People
2019 2018
Di Atas Rp1 MiliarAbove Rp1 Billion
5 12
Di Atas Rp500 Juta hingga Rp1 MiliarRp500 Million to Rp1 Billion
8 8
Rp500 Juta ke BawahUnder Rp500 Million
60 88
Other information about the remuneration of material risk takers and employees throughout 2019 is shown below:
Remuneration Policy
230 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Bonus yang Dijamin dan Penghargaan yang DiterimaGuaranteed Bonuses and Sign-on Awards
KategoriCategory
Material Risk TakersMaterial Risk Takers
DireksiBoard of Directors
2019 2018 2019 2018
Jumlah Penghargaan Bonus yang DijaminNumber of Guaranteed Bonus Awards
- - - -
Jumlah Penghargaan yang DiterimaNumber of Sign-on Awards
- - - -
TotalTotal
- - - -
Jumlah Remunerasi Variabel yang Diterima dalam 1 Tahun Amount of Variable Remuneration Received in 1 Year
TahunYear
Material Risk TakersMaterial Risk Takers
DireksiBoard of Directors
KaryawanEmployees
2019 2018 2019 2018 2019 2018
2019 3 18.029 5 9.070 1.317 123.616
2018 2 5.099 6 10.868 1.472 113.702
Tipe Remunerasi Remuneration Type
MRT Direksi/Board of Directors
Tidak terbatasUnlimited
DitangguhkanDeferred
Tidak terbatasUnlimited
Ditangguhkan Deferred
2018
- Juta (Rp)
- Million Rp
Berbasis TunaiCash-Based
9.082 - 22.747 -
Saham serta instrumen terkait dengan sahamShares and Share-Linked Instruments
- - - -
Bentuk-bentuk lain remunerasiOther Forms of Remuneration
- - - -
- Juta (Rp)
- Million Rp
Berbasis TunaiCash-Based
2.252 813 9.341 763
Saham serta instrumen terkait dengan sahamShares and Share-Linked Instruments
1.220 813 - 763
Bentuk-bentuk lain remunerasiOther Forms of Remuneration
- -
Total 14.181 33.615
2019
- Juta (Rp)
- Million Rp
Berbasis TunaiCash-Based
18.338 - 18.072 -
Saham serta instrumen terkait dengan sahamShares and Share-Linked Instruments
- - - -
Bentuk-bentuk lain remunerasiOther Forms of Remuneration
- - - -
Remuneration Policy
231
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Tipe Remunerasi Remuneration Type
MRT Direksi/Board of Directors
Tidak terbatasUnlimited
DitangguhkanDeferred
Tidak terbatasUnlimited
Ditangguhkan Deferred
- Juta (Rp)
- Million Rp
Berbasis TunaiCash-Based
5.025 4.638 7.355 858
Saham serta instrumen terkait dengan sahamShares and Share-Linked Instruments
3.728 4.638 - 858
Bentuk-bentuk lain remunerasi *Other Forms of Remuneration 1)
- - - -
Total 36.367 27.142
Remunerasi VariabelVariable Remuneration
Remunerasi2
outstanding yang ditangguhkan
(Juta – Rp)Outstanding
Deferred Remuneration2
(million Rp)
Pengurangan dalam tahun iniReduction in 1 Year
Akibat dari penyesuaian
ex-post³ (eksplisit)Due to Ex-Post Adjustments³
(Explicit)
Akibat dariPenyesuaian
Expost4
(Implisit)Due to Ex-Post Adjustments4
(Implicit)
Total
2018Berbasis TunaiCash-Based 952 - - -
Saham serta instrumen terkait dengan saham¹Shares and Share-Linked Instruments 1.070 - 239 239
2019Berbasis TunaiCash-Based 9.019 - - -
Saham serta instrumen terkait dengan sahamShares and Share-Linked Instruments 15.809 - 2.659 2.659
Catatan1 Saham dan instrumen terkait-saham terdiri dari pemberian saham terbatas yang diberikan terkait dengan kinerja tahun 2018. Pemberian saham terbatas termasuk pemberian saham di muka dengan
jangka waktu kepemilikan selama12 bulan.2 Nilai remunerasi yang ditangguhkan (pemberian saham terbatas serta uang tunai tertangguh) berdasarkan jumlah karyawan pada tahun-tahun yang bersangkutan. Nilai remunerasi tertangguh yang belum
dibayar didasarkan pada harga saham pada tanggal 31 Desember tahun-tahun yang bersangkutan.3 Contoh penyesuaian ex-post eksplisit mencakup denda (malus), clawbacks atau nilai pembayaran yang ditangguhkan yang telah berakhir karena kondisi kinerja tidak terpenuhi.4 Contoh penyesuaian ex-post
Notes1 Shares and share-linked instruments comprise restricted share awards granted for performance in 2019. Restricted share awards include upfront share awards that have a holding period of 12 months.2 Value of deferred remuneration (restricted share awards and deferred cash) based on headcount during respective year. Value of outstanding deferred remuneration is based on the share price as at 31
December of the respective year.3 Examples of explicit ex-post adjustments include malus, clawbacks or the value of deferred remuneration that has lapsed as a result of performance conditions that are below the expected level.
Pada periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat bonus yang dijamin ataupun mendapat sign-on awards, baik bagi Country Management
Team maupun material risk taker lainnya.
In the periods ending December 31, 2019 and December 31, 2018, there were no bonus guarantees nor sign-on awards, either for the Country Management Team or other material risk takers.
Remuneration Policy
232 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Presiden Komisaris dan Country Management Team
maupun keuangan dengan Presiden Komisaris, sesama anggota Country Management Team dan Pemegang Saham Pengendali. Presiden Komisaris dan Country Management Team mempunyai integritas dan independensi serta tidak memiliki benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara profesional dan obyektif.
Komisaris, Country Management Team, dan Pemegang Saham Pengendali meliputi:
Country
Management Team dengan anggota Country
Management Team lainnya.
Management Team dan anggota Presiden Komisaris.
Management Team dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.
dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.
NamaName
JabatanPosition
Hubungan Keluarga denganFamily Relationship with
Hubungan Keuangan denganFinancial Relationship with
Presiden KomisarisPresident
Commissioner
Country Management Team
Country Management Team
Pemegang Saham Utama dan PengendaliUltimate and Controlling
Shareholders
Presiden KomisarisPresident
Commissioner
Country Management Team
Country Management Team
Pemegang Saham Utama dan PengendaliUltimate and Controlling
Shareholders
YaYes
TidakNo
YaYes
TidakNo
YaYes
TidakNo
YaYes
TidakNo
YaYes
TidakNo
YaYes
TidakNo
Rino Donosepoetro Presiden Komisaris President Commissioner
Andrew Chia
Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources
Adhi Sulistyo Country Head of Financial Markets
Anwar Harsono Chief Financial
Anand Mahadevan
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance
Haryanto Suganda *) Head, Global Banking
*) Dalam proses persetujuan regulator | Pending regulatory approval
The President Commissioner and the Country
with fellow Country Management Team members and Controlling Shareholders. The President Commissioner and the Country Management Team have integrity and
can interfere with their ability to carry out their duties in a professional and objective manner.
Commissioner, the Country Management Team, the and Controlling Shareholders include:
Team members.
Country Management Team and the President Commissioner.
Team members and Ultimate and/or Controlling Shareholders.
Commissioner and Ultimate and/or Controlling Shareholders.
233
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Sebagai kantor cabang di Indonesia, Bank dikendalikan oleh Standard Chartered Bank yang berkantor pusat di London. Sedangkan, Pemegang Saham Utama dan Ultimate Standard Chartered Bank adalah Standard Chartered PLC dan Pemegang Saham Pengendalinya adalah Standard Chartered Holdings Limited.
Temasek Holdings(Private) Limited
BlackRock Inc Others
Standard Chartered Holding Limited
(United Kingdom Entity)
Standard Chartered Bank(United Kingdom Entity)
Standard Chartered Bank Indonesia
5,55% 15,68%
100,00%
100,00%
Branch
78,77%
Standard Chartered PLC(United Kingdom Entity)
Standard Chartered Bank, headquartered in London. The Main and Ultimate Shareholder of Standard Chartered Bank is Standard Chartered PLC and the Controlling Shareholder is Standard Chartered Holdings Limited.
Pemegang Saham Utama dan PengendaliUltimate and Controlling Shareholders
234 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Komposisi Country Management Team ditentukan berdasarkan penunjukan oleh The Board dengan mempertimbangkan misi dan rencana strategis, serta pembidangan tugas yang berlaku. Selain itu, penunjukan Country Management Team juga memperhatikan keberagaman keahlian, jenis kelamin, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, dan usia. Hal ini ditujukan agar Country Management Team dapat mengakomodir pengambilan keputusan yang lebih efektif, akurat, cepat, serta bebas dari benturan kepentingan.
Per 31 Desember 2019, Country Management Team berjumlah 7 orang, dengan keberagaman komposisi masing-masing anggota sebagaimana diuraikan berikut ini:
NamaName
JabatanPosition
KeahlianExpertise
Jenis KelaminGender
Pengalaman KerjaWork Experience
Latar Belakang Pendidikan Educational Background
UsiaAge
Rino Donosepoetro Presiden Komisaris
President Commissioner
Bisnis, operasional, dan audit
Business, operations, and audits
Laki-laki
Male
untuk kantor cabang Standard Chartered Bank di Brunei (2014-2016).
untuk Standard Chartered Bank wilayah ASEAN, SA, Tiongkok, dan NEA (2010-2014)
Head of Consumer untuk kantor cabang Standard Chartered Bank di Pulau Falkland (2007-2010).
Standard Chartered Bank
(2014-2016);
for Standard Chartered Bank regions of ASEAN, SA, China, and NEA (2010-2014); and
Head of Consumer Services at Standard Chartered Bank
Island (2007-2010).
Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas KatolikParahyangan pada tahun 1998.
Bachelor of International Relations from Parahyangan Catholic University in 1998
46 tahun
46 years old
The composition of the Country Management Team is based on the appointments made by the Board in line with the Bank’s mission and strategic plan, as well as the applicable duties. In addition, the appointment of the Country Management Team also takes into account the diversity of expertise, gender, work experience, educational background, and age of the team’s members. This is to ensure that the decisions made by the Country
As of December 31, 2019, the Country Management Team
described below:
Kebijakan Keberagaman Komposisi Anggota ManajemenPolicy of Diversity in Management Composition
235
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
KeahlianExpertise
Jenis KelaminGender
Pengalaman KerjaWork Experience
Latar Belakang Pendidikan Educational Background
UsiaAge
Andrew Chia Chief Executive
Chief Executive
Bisnis, operasional dan manajemen
Business, operations, and management
Laki-laki
Male
untuk Standard Chartered Bank di Singapore (2015-2019).
Investments untuk Standard Chartered Bank (2015).
untuk Standard Chartered Bank di Taiwan (2013-2015).
Standard Chartered Bank branch in Singapore (2015-2019);
Investments at Standard Chartered Bank (2015);
Standard Chartered Bank in Taiwan (2013-2015).
in Business Administration dari University of Leeds pada tahun 1999.
in Business dari Nanyang Technological University pada tahun 1994.
Administration from University of Leeds 1999.
in Business from Nanyang Technological University 1994.
49 tahun
49 years old
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance
Country Head Conduct Financial Crime & Compliance
Pengawasan internal dan kepatuhan
Internal Control and Compliance
Perempuan
Female
& Inst Client, Standard Chartered Bank, Jakarta (2015-2019).
of Compliance, Standard Chartered Bank, Jakarta (2014-2015).
Compliance, Standard Chartered Bank, Jakarta (2012-2014).
Corporate & Institutional Clients at Standard Chartered Bank, Jakarta (2015-2019);
of Compliance at Standard Chartered Bank, Jakarta (2014-2015);
Compliance at Standard Chartered Bank, Jakarta (2012-2014).
Administration, University of Kentucky, USA tahun 1999.
in Civil Engineering, Universitas Indonesia, Depok tahun 1996.
Administration from University of Kentucky, USA 1999.
in Civil Engineering from University of Indonesia, Depok 1996.
48 tahun
48 years old
Policy of Diversity in Management Composition
236 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
KeahlianExpertise
Jenis KelaminGender
Pengalaman KerjaWork Experience
Latar Belakang Pendidikan Educational Background
UsiaAge
Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources
Country Head of Human Resources
Sumber daya manusia dan manajemen
Human Resources and Management
Laki-laki
Male
Outsourcing Manager PT Nestle Indonesia (2004-2006).
Administration Manager PT Siemens Indonesia (2002–2004).
Andersen Business Consulting (2000–2002).
Outsourcing Manager at PT Nestle Indonesia (2004-
2006);
Administration Manager at PT Siemens Indonesia (2002–2004);
Andersen Business Consulting (2000–2002).
Management dari Carnegie Mellon University, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1995;
(bidang Hukum Komersial) dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1992
Management from Carnegie Mellon University, Pennsylvania, USA 1995;
Law (majoring in Commercial Law) from Gajah Mada University, Yogyakarta, Indonesia 1992
52 tahun
52 years old
Anand Mahadevan Country Chief Risk
Country Chief Risk
Manajemen risiko, operasional dan bisnis
Risk management, operations and business
Laki-laki
Male
GB & CB Risk, Standard Chartered Bank, Malaysia, Brunei & Labuan (2015-2019).
Africa & Senior Credit
Standard Chartered Bank, Afrika (2013-2015).
Management Wholesale Banking Risk, Standard Chartered Bank (2011-2013).
& CB Risk at Standard Chartered Bank, Malaysia, Brunei & Labuan (2015-2019);
Africa & Senior Credit
at Standard Chartered Bank, Africa (2013-2015);
Management Wholesale Banking Risk at Standard Chartered Bank (2011-2013).
Degree of Master of Commerce, University of Madras pada tahun 2000
Master of Commerce from University of Madras, 2000
45 tahun
45 years old
Policy of Diversity in Management Composition
237
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
KeahlianExpertise
Jenis KelaminGender
Pengalaman KerjaWork Experience
Latar Belakang Pendidikan Educational Background
UsiaAge
Adhi Sulistyo Country Head of Financial Markets
Country Head of Financial Markets
Manajemen, operasional dan bisnis
Management, operations and business
Laki-laki
Male
Sales Standard Chartered Bank (2009-2017).
Sales Standard Chartered Bank (2006-2009).
Chartered Bank (2004-2006).
Sales at Standard Chartered Bank (2009-2017);
Sales at Standard Chartered Bank (2006-2009);
Chartered Bank (2004-2006).
& Administration dari Universitas Wollongong, Australia pada tahun 2000.
Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1997.
& Administration from University of Wollongong, Australia , 2000;
Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1997.
45 tahun
Anwar Harsono
Chief Financial
Chief Financial
Keuangan dan manajemen strategi
Finance and strategic management
Laki-laki
Male
PT Bank CIMB Niaga Tbk (2015-2017).
Strategy-Executive VP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2013-2017).
Financial Account Group Head-VP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010-2013).
Pensiun PT Bank CIMB Niaga Tbk (2015-2017);
Strategy-Executive VP at PT Bank CIMB Niaga Tbk (2013-2017);
Financial Account Group Head-VP at PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010-2013).
Administration in Finance dari Cleveland State University, Amerika Serikat pada tahun 2003.
bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti, Jakarta pada tahun 1997.
Administration in Finance from Cleveland State University, USA 2003;
Accounting from Trisakti University, Jakarta, 1997.
47 tahun
47 years old
Policy of Diversity in Management Composition
238 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
NamaName
JabatanPosition
KeahlianExpertise
Jenis KelaminGender
Pengalaman KerjaWork Experience
Latar Belakang Pendidikan Educational Background
UsiaAge
Haryanto Suganda *)
Head, Global Banking
Head, Global Banking
Manajemen, operasional dan bisnis
Head, Global Banking
Laki-lakiBanking, Standard Chartered Bank, Indonesia (2018-2019);
HSBC, Indonesia (2015-2017);
Hongkong (2013-2015).
Banking at Standard Chartered Bank, Indonesia (2018-2019);
at HSBC, Indonesia (2015-2017);
Hongkong (2013-2015).
Administration in Business Management dari Portland University, Amerika Serikat pada tahun 1995;
Business Administration in Marketing dari Portland University, Amerika Serikat pada tahun 1994
Administration in Business Management from Portland University, USA, 1995;
Business Administration in Marketing from Portland University, USA, 1994
49 tahun
49 years old
*) Dalam proses persetujuan regulator | Pending regulatory approval
Country
Management Team
Chartered Bank Indonesia dalam Laporan Tahunan ini. Bank Indonesia in this Annual Report.
Policy of Diversity in Management Composition
239
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Komite-Komite Di Bawah Direksi (Country Management Team)
Committees Under The Board of Directors (Country Management Team)
Pelaksanaan tugas pengelolaan Bank oleh Country
Management Team didukung oleh komite-komite khusus yang memiliki fungsi dan peran masing-masing, sebagaimana diuraikan berikut ini:
Asset and Liability Committee
Tugas dan Tanggung JawabAsset and Liability Committee (ALCO) bertanggung jawab untuk mengelola risiko terkait suku bunga, likuiditas, permodalan, dan eksposur valuta asing. Terkait hal ini, ALCO berfungsi untuk:1. Menetapkan kebijakan internal transfer pricing;2. Memantau dan menetapkan suku bunga aktiva
produktif dan pasiva; 3. Menetapkan strategi pendanaan dan penyaluran dana,
serta jangka waktu penyalurannya;4. Mengelola portofolio investasi; serta5. Memantau eksposur nilai mata uang asing.
Komposisi Keanggotaan1. ALCO beranggotakan:
2. Peserta tetap:a. Country Head of Corporate and Institutional
Banking;b. Country Head of Commercial Banking;c. Country Head of Retail Customers;d. Country Head of Financial Markets;e. Country Head of TM; danf. Treasury representative.
Pelaksanaan TugasSepanjang tahun 2019, ALCO telah melaksanakan tugas terkait:1. Mengawasi Framework untuk Tipe Risiko Modal dan
Likuiditas dan efektivitas dari implementasinya
2. Pemantauan dan pengendalian posisi neraca dan arahnya, termasuk di dalamnya pemantauan performa terhadap limit internal/regulator, forecast, permodalan,
The implementation of the Bank’s management duties by the Country Management Team is supported by special committees with the following functions and roles:
Asset and Liability Committee
Duties and ResponsibilitiesThe Asset and Liability Committee (ALCO) is responsible for managing risks related to interest rates, liquidity, capital, and foreign exchange exposure. ALCO is a function that:1. Establishes internal fund transfer pricing policies;2. Monitors and determines the interest rates on earning
assets and liabilities;3. Establishes funding and loan distribution strategies, as
well as distribution periods;4. Manages the investment portfolio: and5. Monitors exposure to foreign values
Membership Composition1. ALCO consists of:
2. Permanent participants:a. Country Head of Corporate and Institutional
Banking;b. Country Head of Commercial Banking;c. Country Head of Retail Customers;d. Country Head of Financial Markets;e. Country Head of TM; andf. Treasury representative.
Implementation of DutiesThroughout 2019, ALCO carried out the following tasks:
1. Oversaw the Framework for Types of Capital and
implementation;2. Monitored and controlled the position of the
balance sheet and its direction, including monitoring performance against internal/regulator limits,
240 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
likuiditas, penetapan harga dan tren, serta risiko yang terkait dengan neraca keuangan;
3. Menyetujui anggaran untuk neraca keuangan dan memonitor pencapaiannya;
perkembangan regulator yang dapat mempengaruhi likuiditas, kecukupan modal, dan risiko pendapatan;
5. Melakukan penyesuaian terhadap kebijakan Grup dan target, jika memungkinkan;
6. Memastikan sumber daya neraca tersalurkan dengan
7. Mengimplementasikan strategi dan inisiatif dari Group ALCO dan mendorong penggunaan neraca keuangan yang optimal dari likuiditas dan permodalan;
8. Memastikan Bank memenuhi kebutuhan recovery and
resolution planning, termasuk melakukan peninjauan and persetujuan atas Country Recovery Plan;
9. Menyetujui internal capital adequacy assessment
process (ICAAP) yang telah dilakukan Bank;10. Melakukan peninjauan dan pemantauan terhadap
kerangka fund transfer pricing, cost of liquidity, dan incentive premium.
Pelaksanaan tugas akan dilaporkan kepada Group Asset and Liability Committee sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sarana pemantauan kondisi Bank.
RapatRapat ALCO dilaksanakan minimal 10 kali dalam 1 tahun dan dihadiri oleh anggota ALCO. Agenda rapat ALCO adalah mengevaluasi pengelolaan posisi neraca keuangan dan likuiditas Bank, serta strategi pengelolaan dan implementasinya. Rata-rata tingkat kehadiran anggota ALCO dalam rapat di sepanjang tahun 2019 sebesar 90%.
Country Risk Committee
Tugas dan Tanggung JawabCountry Risk Committee (CRC) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa implementasi manajemen riisiko dalam mendukung penerapan strategi Bank. Terkait hal ini, CRC antara lain bertugas untuk:
forecasts, capital, liquidity, pricing and trends, and risks associated with the balance sheet;
3. Approved budget for the balance sheet and monitored its achievement;
developments associated with regulators that could
5. Made adjustments to Group policies and targets;
6. Ensured that balance sheet resources were channeled
7. Implemented ALCO Group ‘s strategies and initiatives, and encouraged optimal utilisation of the balance sheet in liquidity and capital;
8. Ensured that the Bank met the recovery and resolution planning needs, including conducting reviews and approvals of Country Recovery Plans;
9. Approved the Bank’s internal capital adequacy assessment process (ICAAP);
10. Conducted reviews and monitoring of the fund transfer pricing framework, cost of liquidity, and premium incentives.
The execution of the duties is reported to the Asset and Liability Committee Group as a means of monitoring the condition of the Bank.
Meetings meetings are held at least 10 times a year and are attended by ALCO members. The agenda of ALCO meetings includes the evaluation of the management of the Bank’s balance sheet position and liquidity, as well as its management and implementation strategies. The average meeting attendance rate of ALCO members in 2019 was 90%.
Country Risk Committee
Duties and ResponsibilityThe Country Risk Committee (CRC) is responsible for ensuring that the Bank’s risk management system has
the following duties:
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
241
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
1. Mengawasi efektivitas implementasi dari Enterprise
Risk Management Framework (ERMF) dan kerangka kerja dari tipe-tipe risiko yang ada di SCB Indonesia.
2. Memprioritaskan risiko untuk perhatian senior manajer dan memberi arahan untuk langkah-langkah yang tepat dalam kaitan dengan risiko yang materil.
3. Melakukan intervensi dan pembatasan Bisnis apabila
atau Risk Appetite yang telah disetujui.
Komposisi KeanggotaanCRC beranggotakan:1. Ketua:
2. Anggota:
b. Country Head of Corporate and Institutional Banking;
c. Country Head of Commercial Banking;d. Country Head of Retail Banking;e. Country Head of Compliance;
h. Country Head of Legal;i. Country Head of Human Resources; danj. Manajemen senior lainnya yang ditunjuk oleh
Ketua.
Pelaksanaan TugasSepanjang tahun 2019, CRC telah melaksanakan tugas-tugas antara lain:
risiko-risiko yang baru maupun yang telah ada – yang kepentingannya secara relatif telah berubah – dari sisi strategi dan eksekusinya; (ii) risiko-risiko yang baru muncul (emerging), dan (iii) ketidakpastian, berdasarkan kondisi internal dan eksternal.
2. Melakukan kaji ulang dan menantang/menegur (men-
challenge) eksposur risiko, melakukan monitoring terhadap risk appetite untuk semua tipe risiko.
the Enterprise Risk Management Framework (ERMF) and other risk frameworks.
2. Prioritising risks that require the attention of the senior managers and providing direction about the appropriate steps that need to be taken in relation to material risks.
3. Conducting business interventions and restrictions if
the approved Risk Appetite.
Membership CompositionCRC consists of:1. Chairman:
2. Members:
b. Country Head of Corporate and Institutional Banking;
c. Country Head of Commercial Banking;d. Country Head of Retail Banking;e. Country Head of Compliance;
h. Country Head of Legal;i. Country Head of Human Resources; andj. Other senior management appointed by the
Chairman.
Implementation of DutiesThroughout 2019, the CRC carried out the following tasks:
whose interests have changed - in terms of strategy and execution; (ii) emerging risks, and (iii) uncertainty based on internal and external conditions.
2. Reviewed the risk exposure and monitored the Bank’s risk appetite.
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
242 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
risiko telah dikelola sesuai dengan batasan risk
appetite dan/atau kebijakan yang telah disetujui;4. Memastikan seluruh risk authorities telah didelegasikan
secara efektif kepada komite-komite yang ditunjuk di bawah level CRC atau pejabat berwenang terkait;
5. Meninjau temuan-temuan dan memberikan tanggapan terhadap eskalasi yang berasal dari sub-komite, kegiatan pengawasan dan tantangan dari lini kedua, Internal Audit serta regulator terkait isu-isu risiko yang material;
6. Melakukan pengawasan terhadap laporan pertanggungjawaban dari pemilik (owners) proses, kebijakan, dan kerangka risiko di Bank telah sesuai dengan Enterprise Risk Management Framework (ERMF);
RapatPelaksanaan tugas CRC dilakukan dengan rapat yang wajib diadakan minimal enam kali dalam setahun. Kewajiban ini telah diimplementasikan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dengan rata-rata tingkat kehadiran anggota CRC sebesar 99%.
Country non Financial Risk Committee (CNFRC)
Tugas dan Tanggung JawabCountry non Financial Risk Committee (CNFRC) bertanggung jawab untuk memastikan efektivitas manajemen risiko terkait dengan risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko Informasi dan keamanan siber, risiko Reputasi secara menyeluruh di Bank sejalan dengan pendekatan risk appetite dan memenuhi standar dari kerangka kerja masing-masing tipe risiko. Terkait hal ini, tanggung jawab utama dari CNFRC adalah:1. Memastikan kerangka kerja masing-masing tipe
risiko telah tertanam dan digunakan dengan efektif di seluruh Bank;
2. Memastikan tanggung jawab para pemilik proses, pemilik kebijakan dan pemilik kerangka tipe risiko masing-masing sudah sesuai dengan Enterprise Risk
Management Framework (ERMF)
the approved risk appetite and/or policies;
committees below CRC or the authorised individuals;
overseeing and challenge activities, Internal Audit, and regulatory authorities on material risk issues;
6. Oversaw that the responsibilities of the process owners, policy owners, and risk framework owners at SCB Indonesia were discharged in line with the Enterprise Risk Management Framework (ERMF);
MeetingsThe CRC conducts meetings at least six times a year. This obligation has been implemented in accordance with the applicable policies with an average attendance rate of CRC members of 99%.
Country Non-Financial Risk Committee (CNFRC)
Duties and ResponsibilitiesThe Country non-Financial Risk Committee (CNFRC)
management related to operational risk, compliance risk, information risk and cyber security, as well as the Bank’s overall reputational risk in line with its risk appetite and the standards of the frameworks associated with each type risk. The main responsibilities of CNFRC include:
1. Ensuring that the framework for each type of risk is
2. Ensuring that the responsibilities of the process owners, policy owners and owners of their respective risk type frameworks are in accordance with the Enterprise Risk Management Framework (ERMF);
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
243
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
sesuai dengan kebijakan atau Risk Appetite Bank.
ketidakpastian berdasarkan pengenalan akan risiko berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal.
5. Memastikan seluruh risk authorities telah didelegasikan secara efektif kepada komite-komite yang ditunjuk di bawah level CNFRC atau pejabat berwenang terkait;
Komposisi KeanggotaanCNFRC beranggotakan:1. Ketua:
2. Anggota: Semua kepala Business dan Functions, serta Fungsi Risiko Operasional sebagai Secretary.
c. Country Head of Corporate and Institutional Banking;
d. Country Head of Commercial Banking;e. Country Head of Retail Banking;f. Head of Financial Markets;g. Head of Transaction Banking;h. Head of Wealth Management;i. Head of Operational Risk;j. Head of Compliance;
m. Head of Legal;n. Head of Property;o. Head of Human Resources;p. Manajemen senior lainnya yang ditunjuk oleh
Ketua Komite; danq. Head of Audit (sebagai permanent invitees).
Pelaksanaan TugasPelaksanaan tugas dan tanggung jawab CNFRC di sepanjang tahun 2019 meliputi:1. Melakukan kaji ulang dan mempertanyakan (men-
challenge) penilaian, pengawasan dan acceptance dari risiko dan kecukupan pengendalian internal.
managed in accordance with the Bank’s policy or its Risk Appetite.
4. Identifying emerging risks relating to the internal and external environment.
5. Ensuring that all tasks associated with risk
committees below the CNFRC level or other relevant authorities.
Membership CompositionCNFRC consists of:1. Chairman:
2. Members: All Business and Function Heads, as well as Operational Risk Functions as the Secretary of CNFRC
c. Country Head of Corporate and Institutional Banking;
d. Country Head of Commercial Banking;e. Country Head of Retail Banking;f. Head of Financial Markets;g. Head of Transaction Banking;h. Head of Wealth Management;i. Head of Operational Risk;j. Head of Compliance ;
m. Head of Legal;n. Head of Property;o. Head of Human Resources;p. Other senior management appointed by the
Chairman of the Committee; andq. Head of Audit (as a permanent invitee).
Implementation of DutiesThe implementation of the CNFRC’s duties and responsibilities throughout 2019 included:1. Reviewing the assessment, supervision and
acceptance of risks and the adequacy of internal control.
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
244 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
2. Melakukan kaji ulang terhadap insiden-insiden, akar masalah dari insiden tersebut, serta pembelajaran dan rencana-rencana perbaikan.
3. Memastikan infrastruktur yang sesuai untuk sistem, proses dan sumber daya tersedia untukmendukung strategi Bisnis.
4. Melakukan kaji ulang terhadap temuan dan eskalasi dari sub komite, kajian lini pertahanan ke dua, Internal Audit dan Regulator untuk isu-isu yang material.
5. Melakukan peninjauaan atas eskalasi-eskalasi risiko dan kejadian-kejadian risiko operasional (operational
risk events) ataupun tindak lanjut yang tercantum dalam risalah rapat;
6. Memberikan gambaran atas pelaporan informasi risiko setiap bulannya, meliputi residual risk rating untuk proses-proses yang ada, kejadian risiko operasional, serta kekurangan dalam penilaian pengendalian yang dilakukan secara berkala;
7. Memberikan gambaran atas hasil pemeriksaan Internal Audit, serta mengawasi pelaksanaan tindak lanjutnya;
8. Memberikan persetujuan ataupun tanggapan atas eskalasi-eskalasi yang disampaikan oleh kepala Business Head atau Functions Head terkait;
9. Memberikan tanggapan maupun pengawasan atas implementasi dari peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh regulator terkait;
RapatGuna mendukung pelaksanaan tugasnya, CNFRC melaksanakan rapat secara berkala untuk membahas
setiap unit bisnis dan fungsi pendukung. Rata-rata tingkat kehadiran anggota CORC dalam rapat tersebut sebesar 90%.
Credit Issuance Committee
Tugas dan Tanggung JawabCredit Issuance Committee (CIC) merupakan forum untuk memonitor, memantau dan menegakkan penerapan kebijakan kredit yang berlaku terhadap debitur yang menunjukkan gejala awal kredit bermasalah. Terkait hal ini, CIC bertugas untuk:
2. Reviewing any incidents, the root causes of such incidents, and corrective plans.
3. Ensuring that the appropriate infrastructure for systems, processes and resources are available to support the Bank’s Business strategy.
second line of defence study, Internal Audit and Regulator for material issues.
5. Reviewing operational risk events or any follow-ups outlined in the minutes of meetings.
6. Providing monthly overviews of the reporting of risk information, including residual risk rating for existing processes, operational risk events, and shortcomings in the assessments of controls.
7. Providing an overview of the results of the Internal Audit examination and overseeing the implementation of the follow-ups.
8. Approving and responding to information submitted by the related Business Head or Function Head.
9. Supervising and responding to the implementation of relevant regulations.
MeetingsTo support the implementation of its duties, CNFRC
support function. The average attendance rate of CNFRC members at the meetings in 2019 was 90%.
Credit Issuance Committee
Duties and ResponsibilitiesThe Credit Issuance Committee (CIC) monitors debtors who show signs that their loan may be non-performing. With regards to this, CIC has the duty to:
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
245
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
1. Mengelola dan memonitor dengan efektif setiap debitur yang masuk ke dalam Peringatan dini (EA) portfolio, termasuk perpindahan dan potensi penyelesaian kredit bermasalah
2. Menentukan rencana kerja yang akan dilakukan dan menindaklanjuti rencana kerja tersebut setiap bulan secara lebih mendalam untuk mengetahui kondisi terkini debitur yang sedang berada dalam proses pemantauan di dalam forum early alert
3. Menjaga pengawasan yang efektif terhadap portofolio peringatan dini (EA) yang ada, termasuk gerakan masuk dan keluar EA, meninjau tindakan yang diusulkan dan dilaporkan dengan semestinya.
Komposisi Keanggotaan CIC beranggotakan:1. Ketua:
2. Anggota:
b. Head of Corporate & Institutional Clients;c. Head of Commercial Banking Clients;
e. Country Head of GSAM; danf. Manajemen senior lainnya.
Pelaksanaan TugasDalam melaksanakan fungsinya, CIC telah melaksanakan tugas dalam bentuk:1. Meninjau ulang secara berkala setiap laporan bulanan
debitur yang ada di dalam early alert dan menyetujui penilaian peringkat risiko debitur yang masuk dalam laporan early alert tersebut;
2. Meninjau ulang dan menilai kebutuhan untuk melakukan pemeriksaan secara lebih mendalam terhadap satu debitur, jika dianggap perlu, dan memberikan keputusan setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan mendalam terhadap debitur tersebut;
3. Memonitor perkembangan terkini setiap debitur dan atau keseluruhan debitur yang masuk ke dalam early
alert list;
goes into the Early Alert (EAs) portfolio, including transfers and potential settlements of non-performing loans.
2. Determine work plans that are followed up on a
of debtors who are being monitored at the early alert forums.
portfolios (EAs), including movements in and out of EAs, proposed reviews and reported actions.
Membership CompositionCIC consists of:1. Chairman:
2. Members:
b. Head of Corporate & Institutional Clients;c. Head of Commercial Banking Clients;
e. Country Head of GSAM; andf. Other senior management.
Implementation of Duties In performing its functions, CIC has carried out tasks in the form of:1. Periodically reviewing each monthly debtor report that
is at the early alert status and approving each debtor risk rating, included in the early alert reports;
2. Reviewing and assessing the need to conduct more in depth examinations of certain debtors, and making decisions on the basis of such reviews and assessments;
3. Monitoring the latest developments in relation to each debtor and/or all debtors who enter the early alert list;
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
246 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
4. Menyusun rekomendasi yang sesuai untuk memperkuat pengelolaan debitur yang masuk ke dalam early alert;
5. Meninjau laporan bulanan debitur yang masuk ke dalam review tambahan (ASTAR) dikarenakan dokumen yang telah kadaluarsa dan memberikan persetujuan terhadap rencana yang dilaksanakan sesuai dengan target waktu penyelesaian untuk memastikan akun yang terkena review tambahan tersebut ditinjau secara efektif.
6. Meninjau laporan pembaharuan dan atau perpanjangan Pengajuan Kredit (BCA) yang telah jatuh tempo agar tidak melebihi batasan yang telah ditetapkan
7. Meninjau transaksi yang telah gagal bayar setelah jatuh tempo (past due) dan failed trade untuk dipertimbangkan apakah akan dimasukkan ke dalam debitur early alert; dan
8. Meninjau laporan bulanan list debitur yang dikecualikan untuk masuk ke dalam early alert
yang sudah diberikan persetujuannya, termasuk pengecualian untuk persetujuan penurunan rating debitur.
RapatPelaksanaan tugas CIC disertai dengan pertemuan-pertemuan credit issue yang dilaksanakan setiap bulan atau minimum 10 kali pertemuan dalam setahun. Pertemuan ini antara lain membahas debitur yang masuk dalam kategori early alert, menetapkan tindakan pengelolaan debitur terkait, serta pelaporannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Rata-rata tingkat kehadiran anggota EAC dalam rapat tersebut mencapai 95%.
Group Special Asset Management Committee
Tugas dan Tanggung JawabGroup Special Asset Management Committee (GSAM) merupakan komite yang bertanggung jawab untuk menangani akun-akun yang bermasalah di Bank. Terkait hal ini, GSAM bertugas untuk:
4. Preparing recommendations to strengthen the management of debtors who appear in the early alert report;
5. Review monthly reports of debtors that fall into ASTAR due to expired documents and give approval of the plans implemented in accordance with the time targets
6. Review renewal reports and/or extension of Credit Applications (BCA) that are past their due dates, so as
7. Review the overdue transactions and failed trade to consider whether they will be included in the early alert debtor list; and
8. Review monthly reports on the list of excluded debtors to include into the early alerts report that have been given their approval, including exceptions to approve the downgrade of the debtor rating.
MeetingsThe CIC holds credit issue meetings every month or at least at the rate of 10 meetings a year. These meetings include discussions about debtors in the early alert category, establishing actions to manage related debtors, as well as reporting them to concerned parties. The average attendance rate of EAC meetings in 2019 reached 95%.
Group Special Asset Management Committee
Duties and ResponsibilitiesThe Group Special Asset Management Committee (GSAM) is responsible for managing the Bank’s non-performing accounts. Related to this, the GSAM has the duties to:
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
247
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
1. Melakukan evaluasi terhadap status akun-akun yang terdapat dalam portofolio GSAM;
2. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tindakan-tindakan yang akan dilakukan terhadap akun-akun dalam portofolio GSAM;
3. Memastikan bahwa tindakan-tindakan yang telah
diambil atau dilaksanakan;4. Membuat rekomendasi tentang perubahan pada
manajemen akun GSAM dan proses pelaporan berdasarkan pengalaman;
5. Meninjau penempatan dan pengembalian pencadangan penurunan nilai yang dibuat pada periode tersebut, yang saat ini sedang diusulkan, dan perkiraan pencadangan penurunan nilai untuk sisa tahun berjalan.
Komposisi KeanggotaanGSAM Committee beranggotakan:1. Ketua:
2. Anggota:a. Country Head, GSAM
c. Country Head, Corporate & Institutional Clients d. Country Head, Commercial Banking Clients e. Country Head, Corporate Finance
Pelaksanaan TugasPelaksanaan tugas GSAM di sepanjang tahun 2019 meliputi:1. Melakukan evaluasi atas strategi untuk akun-akun
untuk penyelesaian akun tersebut, baik melalui
likuidasi jaminan, atau melakukan proses litigasi/PKPU;
2. Melakukan evaluasi kecukupan pencadangan penurunan nilai; dan
3. Melakukan pengawasan akun-akun secara periodik.
1. Evaluate the status of the accounts that fall into the GSAM portfolio;
2. Evaluate and provide recommendations about actions in relation to the accounts in the GSAM portfolio;
3. Ensure that actions that have been proposed or
4. Provide recommendations about changes to GSAM account management and reporting processes;
5. Review the placement and reversal of allowance for impairment losses made in that period, currently being proposed, and estimation allowance for impairment losses for the remainder of the year.
Membership CompositionGSAM Committee consists of:1. Chairman:
2. Members:a. Country Head, GSAM
c. Country Head, Corporate & Institutional Clients d. Country Head, Commercial Banking Clients e. Country Head, Corporate Finance
Implementation of Duties The implementation of GSAM duties throughout 2019 included:1. Evaluating strategies for accounts in the GSAM
portfolio, identifying solutions for settlement of these accounts, either through restructuring, receipt of
conducting litigation/PKPU processes;
2. Evaluating the adequacy of the allowance for impairment losses; and
3. Periodically supervising the accounts.
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
248 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
RapatRapat diadakan paling kurang setiap tiga bulan sekali untuk memberikan status terkini dari akun-akun dalam
solusi untuk penyelesaian akun tersebut, serta mendiskusikan kecukupan pencadangan penurunan nilai. Rata-rata tingkat kehadiran anggota GSAM dalam rapat sebesar 90%.
Business-Non-Financial Risk Forum
Tugas dan Tanggung JawabBusiness - Non-Financial Risk Forum (BNFR) merupakan komite yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk:1. Memastikan manajemen risiko operasional
dilaksanakan dengan efektif oleh masing-masing unit terkait bisnis dan unit pendukung;
2. Memastikan fungsi-fungsi pendukung sejalan dengan strategi bisnis masing-masing;
3. Memastikan kesesuaian operasional bisnis dengan Risk Management Framework, kebijakan dan prosedur risiko operasional, serta arahan lain yang terkait.
Komposisi KeanggotaanKeanggotaan BNFR meliputi:1. Ketua: Masing-masing Business Head dan Functions Head
terkait;2. Anggota: Sesuai yang ditetapkan dalam fungsi unit masing-
masing bisnis dan unit pendukung terkait.
Pelaksanaan TugasSepanjang tahun 2019, BNFR telah menjalankan fungsi dan perannya, yaitu melakukan pengawasan kesesuaian kegiatan operasional Bank terhadap risk management
framework pada masing-masing unit terkait.
RapatBNFR melaksanakan rapat secara berkala atau sewaktu-waktu, tergantung dari masing-masing lini business dan functions terkait, apabila dipandang perlu. Pelaksanaan rapat tersebut antara lain membahas tentang
MeetingsMeetings are held at least every three months to provide updates about the accounts in the GSAM portfolio,
settlement, and discuss the adequacy of the allowance for impairment. The average attendance rate of GSAM members at the meetings in 2019 was 90%.
Business - Non-Financial Risk Committee
Duties and ResponsibilitiesThe Business - Non-Financial Risk Forum (BNFR) committee has the following duties and responsibilities:1. Ensuring that operational risk management is carried
2. Ensuring that the supporting functions are in line with their respective business strategies;
3. Ensuring the suitability of business operations within the Risk Management Framework, appropriate operational risk policies and procedures, and other related directions.
Membership CompositionThe BNFR consists of:1. Chairman: Each related Business Head and Function Head.
2. Members: As stated in the functions of each business unit and
the related support units.
Implementation of DutiesThroughout 2019, the BNFR supervised the suitability of the Bank’s operational activities in relation to the risk management framework of each related unit.
MeetingsBNFR conducts regular meetings depending on the related business lines and functions, or if deemed necessary. The meetings include discussions about any problems in business operations, settlement
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
249
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
masalah-masalah dalam operasional bisnis yang telah
lanjut penerapan rekomendasi. Pelaksanaan rapat di sepanjang tahun 2019, rata-rata telah dihadiri oleh 2/3 dari jumlah anggota BNFR yang ditetapkan pada masing-masing unit.
Information and Technology Steering Committee
Tugas dan Tanggung JawabInformation and Technology Steering Committee (ITSC) bertanggung jawab untuk memantau pengembangan teknologi informasi (TI), serta memastikan rencana strategis Bank dapat dicapai dengan dukungan TI yang memadai. Terkait hal ini, ITSC bertugas untuk:1. Memastikan rencana strategis TI sejalan dengan
country business plan dan group collective agenda;
2. Memastikan pengkinian dan efektivitas kebijakan dan prosedur TI yang utama, seperti kebijakan keamanan dan manajemen risiko terkait dengan penggunaan TI di Bank;
3. Memastikan status proyek TI yang disetujui sesuai dengan rencana strategis TI dan rencana bisnis, menentukan prioritas berdasarkan pada tingkat kritis
bisnis), serta memberikan rekomendasi kepada Direksi berdasarkan analisa pengkinian proyek;
4. Memastikan efektivitas dari kegiatan untuk meminimalisir risiko investasi TI dan untuk memastikan bahwa investasi akan berkontribusi untuk pencapaian tujuan bisnis;
5. Memantau kinerja TI, layanan dan upaya peningkatan/perbaikan, seperti IT Obsolescence, efektivitas implementasi keamanan TI dan kompetensi dari sumber daya manusia yang terlibat;
6. Menyelesaikan masalah terkait TI yang membutuhkan eskalasi lebih lanjut; dan
7. Memastikan kecukupan sumber daya TI dan layanan jasa pihak lain, serta membahas dan mengatasi masalah yang terjadi di forum.
recommendations, and follow-ups of such recommendations. The meetings in 2019 were attended by an average of 2/3 of the total BNFR members assigned to each unit.
Information and Technology Steering Committee
Duties and ResponsibilitiesThe Information and Technology Steering Committee (ITSC) is responsible for monitoring the development of information technology (IT) and ensuring that the Bank’s strategic plans can be achieved with adequate IT support. The ITSC has the following duties:1. Ensuring that the IT strategic plans are in line with
the country business plan and the group collective agenda;
procedures, such as security policies and risk management policies related to the utilisation of IT;
3. Ensuring that the status of the approved IT projects is in accordance with the IT strategic plan and business plan, determining priorities based on the critical levels
and providing recommendations to the Board of Directors based on analysis of project updates;
risk associated with IT investments and ensuring that the investments will contribute to achieving business goals;
5. Monitoring IT performance, services and
security implementation and the competencies of the human resources involved;
6 Resolving any issues related to IT; and
7. Ensuring the adequacy of IT resources and services of other parties, as well as resolving any problems that occur in the forum.
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
250 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Komposisi KeanggotaanITSC beranggotakan:1. Ketua: ;2. Anggota:
a. ;b. ;c. Country Head of Compliance;d. Country Head of Technology Management;e. Country Head of Corporate & Institutional Banking/
Commercial Banking Operations;f. Country Head of Retail Banking & Wealth
Operations;g. Country Head of Global Banking;h. Country Head of Financial Markets;i. Country Head of Transaction Banking;j. Country Head of Retail Banking & Wealth
Management;k. Country Head of Commercial Banking; l. Country Head of Compliance.
Pelaksanaan TugasPelaksanaan fungsi pemantauan TI oleh ITSC di sepanjang tahun 2019 ditunjukkan melalui:
ITSC term of reference yang telah diselenggarakan dua kali dalam setahun, termasuk hal-hal yang telah menjadi tindak lanjut dari hasil pertemuan sebelumnya;
2. Memberikan masukan, saran, diskusi, dan arahan yang terbuka terhadap materi yang disajikan; dan
3. Menanggapi permasahalan terkini dan memberikan umpan balik terhadap masalah tersebut.
RapatITSC melaksanakan rapat dua kali dalam setahun atau ada tambahan rapat sewaktu-waktu apabila diperlukan. Rapat ini khususnya membahas tentang tata laksana dan kepatuhan TI, risiko yang berhubungan dengan TI, operasional TI, manajemen proyek TI, manajemen layanan TI (termasuk stabilitas layanan sistem TI), digital banking, dan hal-hal lain yang terkait dengan TI. Rata-rata tingkat kehadiran anggota ITSC dalam rapat yang dilaksanakan di sepanjang tahun 2019 sebesar 95%.
Membership CompositionITSC consists of:1. Chairman:
2. Members:
c. Country Head of Compliance;d. Country Head of Technology Management;e. Country Head of Corporate & Institutional Banking/
Commercial Banking Operations;f. Country Head of Retail Banking & Wealth
Operations;g. Country Head of Global Banking;h. Country Head of Financial Markets;i. Country Head of Transaction Banking;j. Country Head of Retail Banking & Wealth
Management;k. Country Head of Commercial Banking; l. Country Head of Compliance.
Implementation of DutiesITSC’s IT monitoring function in 2019 included:
reference twice a year, including matters that have been followed up since previous meetings;
2. Providing input, suggestions, and directives that are open to the material presented; and
3. Addressing to any problems.
MeetingsThe ITSC conducts meetings twice a year or at any time, if needed. These meetings discuss IT compliance, IT risks, IT operations, IT project management, IT service management, digital banking, and other IT related matters. The average attendance rate at ITSC meetings held in 2019 was 95%.
Country Management TeamCommittees Under The Board of Directors (Country Management Team)
251
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Fungsi Audit InternalInternal Audit Function
Pengawasan dan pengendalian internal Bank dilakukan oleh Unit Country Internal Audit yang merupakan bagian dari Group Internal Audit Standard Chartered Bank. Unit ini berperan untuk menjaga agar setiap aspek operasional Bank sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Country Internal Audit juga bertanggung jawab memastikan kecukupan dan proses pengendalian internal telah berjalan sebagaimana mestinya.
Audit
Nama | Name Wiwien Widyantari *)Usia | Age 46 tahun | 46 years oldDomisili | Domicile Jakarta Riwayat Pendidikan Educational Background
Riwayat Penglaman KerjaWork Experience (2015-2017);
Nepal (2015-2017);
*) Mengundurkan diri sebagai Country Head of Audit efektif tanggal 15 November 2019
Pedoman dan Tata Tertib Country Internal Audit telah memiliki pedoman kerja yang berguna untuk memberi keleluasaan dan batasan yang jelas terkait pelaksanaan tugas-tugas serta tanggung jawabnya sehingga dapat menghindari berbagai benturan kepentingan. Pedoman kerja ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pedoman kerja Group Internal Audit Standard Chartered Bank.
The Bank’s internal supervision is carried out by the Country Internal Audit Unit, which is a part of the Standard Chartered Bank’s Group Internal Audit. This unit oversees every aspect of the Bank’s operations in accordance with the applicable rules and regulations. The Country Internal Audit Unit is also responsible for ensuring the adequacy and appropriate operations of the internal control processes.
Guidelines and Code of Conduct The Country Internal Audit Unit has work guidelines that provide clear discretion and limitations regarding the implementation of its duties and responsibilities. This
an integral part of the work guidelines of the Standard Chartered Bank’s Group Internal Audit.
252 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Pihak yang Mengangkat dan Memberhentikan Ketua Unit Country Internal AuditCountry Head of Internal Audit bertanggung jawab kepada Regional Head of Audit ASEAN and South Asia di Singapura, serta kepada di Indonesia. Adapun pihak yang mengangkat dan memberhentikan Ketua Unit Country Internal Audit yakni CEO Standard Chartered Bank Indonesia.
Jumlah Pegawai dan Kedudukan Unit Country Internal Audit dalam Struktur BankAudit Bank dilaksanakan oleh tim audit di Indonesia yang berkolaborasi dengan tim spesialis audit di kantor regional ataupun kantor pusat. Terdapat 5 anggota tim audit di Indonesia yang melapor kepada Country Head of Internal Audit. Hasil audit dilaporkan kepada Direktur Risiko dan Direktur Kepatuhan Bank, serta disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.
Tugas dan Tanggung JawabUnit Country Internal Audit yang merupakan bagian dari Group Internal Audit (GIA) Standard Chartered Bank. GIA adalah unit independen yang mendapat mandat dari Komite Audit untuk membantu manajemen melindungi aset, reputasi dan keberlangsungan bisnis Bank. GIA menjalankan mandat tersebut dengan mengorganisasikan unitnya agar berfokus pada risiko, melakukan kerja sama antar tim dan menjalankan perkerjaan secara efektif sehingga tercapai rencana tindak lanjut yang diimplementasikan secara efektif dan tepat waktu oleh manajemen.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Country Internal Audit berpedoman pada metodologi audit untuk memastikan hasil audit yang bermutu tinggi sesuai dengan mandat, memberikan pedoman dan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh tim audit selama siklus audit berlangsung, Implementasi pedoman ini dapat memberikan konsistensi kualitas pekerjaan serta pemenuhan standar industri yang diterapkan oleh Institute of Internal Auditors dan ketentuan regulator.
The Party that Appoints and Dismisses the Country Internal Audit Unit HeadThe Country Head of Audit is responsible to the Regional Head of Audit ASEAN and South Asia in Singapore,
for the party who appoints and dismisses the Head of the Country Internal Audit Unit CEO Standard Chartered Bank Indonesia.
Position of Country Internal Audit Unit in the Bank Structure and Number of Employees The Bank’s audits are carried out by an audit team in Indonesia that collaborates with a team of audit specialists
members of the audit team in Indonesia who report to the Country Head of Audit. The audit results are reported to the Bank’s Risk Director and Compliance Director and submitted to the Financial Services Authority (OJK) and Bank Indonesia in accordance with the applicable regulations.
Duties and ResponsibilitiesThe Country Internal Audit Unit is a part of the Standard Chartered Bank’s Group Internal Audit (GIA). GIA is an independent unit with a mandate from the Audit Committee to help the management protect the Bank’s assets, reputation, and business continuity. GIA carries out this mandate by directing its units to focus on risks,
plans.
In performing its duties and responsibilities, the Country Internal Audit Unit is guided by the audit methodology to ensure high quality audit results, while providing minimum guidelines and requirements that must be met by the audit team during the audit cycle. The implementation of these guidelines ensures a consistent work quality and
Internal Auditors and outlined in the regulatory provisions.
Fungsi Audit Internal
253
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
AuditDalam menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian internal yang efektif, personil Country Internal Audit
memiliki pengetahuan dan kapabilitas yang mumpuni,
diikutsertakan dalam program pengembangan kompetensi yang diselenggarakan secara internal oleh Bank dan GIA,
Pelaksanaan Tugas 2019Pada tahun 2019, Country Internal Audit telah melaksanakan rencana audit secara baik dan sesuai metodologi audit. Dari keseluruhan rencana audit 2019, seluruh laporan audit telah diterbitkan sebelum tanggal 31 Desember 2019. Audit memberikan peringkat atas pengendalian internal (control environment/CE) dan pendekatan pengendalian manajemen (management
control approach/MCA).
Dari seluruh laporan audit yang diterbitkan di tahun 2018, sebesar 73% memiliki peringkat CE Well Controlled
and Acceptable dan 90% memiliki peringkat MCA Advanced and Established. Sisanya memiliki peringkat CE Improvement Required dan MCA Developing. Tidak terdapat hasil audit yang memiliki peringkat CE Failed atau MCA Weak.
Country Internal Audit juga menerbitkan temuan di luar audit sebagai bagian dari pengawasan yang terus menerus. Semua temuan telah mendapatkan tindak lanjut yang sesuai dari manajemen.
Di tahun 2019, Country Internal Audit juga melakukan penilaian risiko atas semua tipe risiko penting di unit bisnis dan unit pendukung. Berdasarkan hasil penilaian risiko dan untuk memenuhi audit yang disyaratkan oleh regulator, Country Internal Audit merencanakan audit tahun 2020. Rencana audit ini telah disetujui oleh GIA Management Team dan Komite Audit di kantor pusat Bank. Rencana audit 2020 juga telah didiskusikan dengan Otoritas Jasa Keuangan.
Competency Development and Audit
functions, each Country Internal Audit Unit employee has the appropriate knowledge and capabilities, including
in the competency development programme held internally by the Bank and the GIA, as well as through
Implementation of Duties in 2019In 2019, the Country Internal Audit Unit carried out the audit plan in accordance with the audit methodology. All of the audit reports were issued before 31 December 2019. The audit rates the control environment (CE) and the management control approach (MCA).
Of all audit reports published in 2019, 78% have a CE Well Controlled and Acceptable rating and 75% have an MCA Advanced and Established rating. The rest have a CE Improvement Required and a MCA Developing rating. There are no audit results that have a CE Failed or MCA Weak rating.
related to the audit process as a part of its supervisory
management.
In 2019, the Country Internal Audit Unit also conducted risk assessments in the business units and supporting units. The Country Internal Audit Unit has prepared an audit plan for 2020, which is based on the results of the
regulator. This audit plan has been approved by the GIA Management Team and the Audit Committee at the Bank’s
with the OJK.
Fungsi Audit Internal
254 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Fungsi Sekretaris Perusahaan di lingkungan Bank dijalankan oleh . Pembentukan
s berawal dari kesadaran pentingnya menjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara Bank dengan pihak regulator dan pemangku kepentingan, serta pemenuhan peraturan dan ketentuan yang berlaku sebagai bagian dari implementasi tata kelola perusahaan yang baik. Karena itu, Bank membentuk dan menunjuk yang bertanggung jawab atas pengungkapan informasi yang akurat, wajar, dan tepat waktu bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Nama | Name Diana MudadalamUsia | Age 43 tahun | 43 years oldDomisili | Domicile JakartaRiwayat Pendidikan Educational Background
Double Majoring in Banking & Finance dari Curtin University of Technology, Perth-Australia pada tahun 1996-1997.Double Major in Banking & Finance from Curtin University of Technology, Perth-Australia 1996-1997.
Riwayat Penglaman KerjaWork Experience
Pedoman dan Tata Tertib
terkait keterbukaan informasi dan pelaksanaan tata kelola perusahaan mengacu pada standar dan prosedur Bank.
Struktur Pelaksanadiketuai oleh Diana Mudadalam sebagai
. Divisi ini terdiri dari:
The function of the Corporate Secretary within the Bank
relationship between the Bank, the regulators and the stakeholders, as well as compliance with applicable rules and regulations as a part of the implementation of GCG.
and accurate disclosure of information.
Guidelines and Code of Conduct The implementation of the duties and responsibilities of
implementation of corporate governance references the Bank’s standards and procedures.
Organisational Structure
responsible for:
Fungsi Sekretaris Perusahaan The Corporate Secretary Function
255
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
1. External Communication
Tanggung jawab: merancang strategi komunikasi eksternal dan mengimplementasikan program-program untuk memastikan dan mendukung liputan media Bank yang konsisten dan berkualitas, mencakup berbagai format, seperti liputan media, client event, crisis management, serta menjaga reputasi Bank agar tetap baik dan profesional.
2. Internal Communication
Tanggung jawab: merancang strategi komunikasi internal untuk menyampaikan key messages, inisiatif Bank, serta berita-berita internal dan aktivitas lainnya, seperti untuk mendukung ke seluruh kantor cabang Bank melalui berbagai saluran komunikasi yang ada.
3. Sustainability and Community Engagement
Tanggung jawab: mengembangkan dan menjalankan program-program berkelanjutan dan program komunitas (community engagement) Bank, serta merancang strategi komunikasi dan sosialisasi dari program-program tersebut secara internal dan eksternal. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya program-program employee volunteering dengan tingkat partisipasi maksimal.
Tugas dan Tanggung Jawab Secara umum, tugas dan tanggung jawab Corporate
terkait keterbukaan informasi dan hubungan industrial dengan pemangku kepentingan diuraikan sebagai berikut:1. Menjalin komunikasi yang baik dengan internal dan
eksternal Bank;2. Mewakili Bank melaksanakan keterbukaan informasi
kepada publik, media massa, dan pihak eksternal lainnya;
3. Membangun citra Bank dan kredibilitas Grup.
Pelaksanaan Tugas Pada tahun 2019, Pelaksanaan tugas terkait keterbukaan informasi dan hubungan industrial diungkapkan sebagai berikut:
1. External Communication Responsibilities: designs external communication
strategies and implements programmes to ensure and support consistent and quality media coverage about the Bank. This also covers client events, issue & crisis management, and the Bank’s reputational issues.
2. Internal Communication Responsibilities: designs internal communication
strategies to deliver key messages, Bank’s initiatives, as well as internal news and information about other
through various communication channels.
3. Sustainability and Community Engagement Responsibilities: develops and carries out the
Bank’s sustainability programmes and community engagements, as well as designs communication strategies and disseminates information about these programmes both internally and externally. Implements employee volunteering programmes with a maximum level of participation. Responsible for the implementation of employee volunteering programs with a maximum level of participation.
Duties and Responsibilities
to information disclosure and industrial relations with stakeholders are as follows:
1. Establishing good communication with internal and external parties;
2. Disclosing information to the public, mass media, and other external parties;
3. Building the Bank’s image and the Group’s credibility.
Implementation of Duties
to information disclosure and industrial relations with stakeholders in 2019 were as follows:
Fungsi Sekretaris PerusahaanThe Corporate Secretary Function
256 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Program Kerja 20192019 Work Programme
Realisasi Program Kerja 2019The Realisation of 2019 Work Programme
Publikasi di media massa atas produk-produk Bank yang baru dan kegiatan lainnya
Publication in mass media on Bank’snew products and other activities
Keberlanjutan dan kegiatanberhubungan dengan komunitas Pemeriksaan mata, pemberian kacamata, pelatihan dan pendidikan bagi tenaga kesehatan mata/guru/
kader masyarakat, termasuk di antaranya program yang dilaksanakan melalui employee volunteering. Di tahun 2019, kami meluncurkan prakarsa baru screening untuk pencegahan kebutaan akibat retinopati prematuritas. Bank mendonasikan satu retina camera yang selanjutnya ditempatkan di RS Universitas Hasanuddin.
: Mengusung program Global kami yang baru yaitu Futuremakers, terdapat 3 project yang di implementasikan di Indonesia yaitu:
Goal” - Pelatihan keterampilan hidup bagi remaja puteri. Terdapat 4 Goal modul yang diberikan, terdiri dari: Be Healthy, Be Money Savvy, Be Yourself dan Be Empowered. Penyampaian modul Goal ini dilakukan secara interaktif melalui permainan bola. Selama 2019, Goal Games diikuti oleh 778 remaja puteri dan 60 guru. Penerima program ini kami sebut sebagai Goal Champion, karena diharapkan dapat menyebarluaskan informasi kepada masyarakat sekitarnya.Financial Literacy” - Penyelenggaraan literasi keuangan untuk membangun awareness pengelolaan
dan perencanaan keuangan. Selama 2019, lebih dari 1.109 anak mulai dari sekolah SD - SMA, serta 58 KADER PKK dan perempuan pengusaha kecil menengah mendapatkan sesi literasi keuanganEmployability - Youth To Work “Career Talk and Career Walk” - Melalui pendanaan yang disalurkan
ke Yayasan Mitra Mandiri Indonesia (NGO) sebesar Rp269.824.500, kami targetkan untuk menjangkau 180 siswa dari 5 Sekolah Menengah Kejuruan, mendapatkan tambahan kurikulum dengan fokus kepada Digital Literacy, English Literacy dan Financial Literacy. Selain juga siswa terpilih akan mendapatkan pelatihan kerja lapangan. Implementasi proyek ini akan dimulai di kwartal ke-2 tahun 2020.
:Menyebarluaskan informasi/awareness untuk kesadaran cinta lingkungan kepada internal yaitu karyawan Bank dan keluarganya, serta untuk eksternal (masyarakat termasuk pelajar) disekitar Bank. Bentuk aktivitas yang dilakukan bermacam-macam seperti : kegiatan gotong royong, bertanam tambulampot untuk lahan terbatas, himbauan hemat energi, dan masih banyak lagi.
Bank bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia Prov. DKI Jakarta untuk pemulihan masyarakat yang terdampak bencana alam di wilayah Sulawesi Tengah (Donggala, Palu dan Sigi) melalui program psikososial dan edukasi. Selama 2019, sebanyak lebih dari 1.200 orang penyintas (dari kelompok anak, remaja, dewasa, termasuk disabilitas) mendapatkan dukungan psikososial dan edukasi. Dampak nyata dari program ini adalah kembali normalnya semangat masyarakat dalam menjalankan aktivitas mereka.
Selain itu, melalui kerja sama tersebut Bank juga memberikan dukungan perbaikan fasilitas sekolah dengan membangun kembali ruang kelas di MTs Alkhairaat – Pulu, Kec. Dolo Selatan - Sulawesi Pusat yang hancur karena bencana. Rencana serah terima ruang belajar ini akan dilakukan pada kwartal ke-2 2020.
Fungsi Sekretaris PerusahaanThe Corporate Secretary Function
257
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Program Kerja 20192019 Work Programme
Realisasi Program Kerja 2019The Realisation of 2019 Work Programme
Sustainability and community activitiesEye examinations, providing glasses, providing training, and education for eye health workers/teachers/community cadres, including employee volunteering programmes. In 2019, we launched a new screening initiative to prevent blindness due to premature retinopathy. The Bank donated one retina camera, which has been placed at the Hasanudin University Hospital.
: There are three project in Indonesia that support our new Global programme called Futuremakers:
Money Savvy, Be Yourself and Be Empowered. The Goal project takes the form of soccer games. During 2019, the Goal Games were attended by 778 teenage girls and 60 teachers. We call this programme the recipient of the Goal Champion because it disseminates information to the surrounding community.
planning awareness. During 2019, more than 1,109 children ranging from the elementary to the high school level, as well as 58 PKK KADER, and women, and small- and medium-sized business
the Mitra Mandiri Indonesia Foundation (NGO) in the amount of Rp269,824,500,. The programme targets 180 students from 5 Vocational High Schools, and setting up an additional curriculum with a focus on Digital Literacy, English Literacy and Financial Literacy. In addition, selected students will
nd quarter of 2020.
:Disseminating internal information about the importance of environmental conservation to the Bank’s employees and their families, as well as to external community, including students, in the vicinity of the Bank’s operations. The activities that were carried out included: mutual cooperation activities, planting tambulampot for limited land, and energy-saving appeals.
The Bank collaborates with the Indonesian Red Cross of the DKI Jakarta Provincial Government to
(Donggala, Palu and Sigi) through psychosocial and educational programmes. During 2019, more than 1,200 survivors (including children, adolescents, adults, and people with disabilities) received psychosocial support and education.
In addition, through this collaboration the Bank also supported the improvement of school facilities by rebuilding classrooms at MTs Alkhairaat - Pulu, Kec. South Dolo - Central Sulawesi, which was destroyed by the disaster. The handover of this study room is planned for Q2 2020.
Fungsi Sekretaris PerusahaanThe Corporate Secretary Function
258 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Fungsi kepatuhan di Bank memegang peranan penting dalam:1. Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada
semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. Memastikan kepatuhan terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain yang berwenang.
Penanggung Jawab Fungsi KepatuhanBank secara khusus telah menunjuk Director
of Compliance yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan di Bank. Pelaksanaan fungsi kepatuhan ini didukung oleh tim yang terdiri dari Regulatory Compliance, Retail Banking Compliance,
Corporate Institutional Banking and Commercial Banking
Compliance, Compliance Monitoring, dan Financial Crime
Risk.
Tugas dan tanggung jawab yang diemban khususnya dalam hal menerapkan prinsip kehati-hatian. Berdasarkan tanggung jawab tersebut, tim fungsi kepatuhan menjalankan tugas untuk:
menyebarkan, dan menyosialisasikan ketentuan terkait keuangan;
2. Menangani audit yang dilakukan oleh regulator dengan mengacu kepada Group Policy on Regulatory Visit Guide;
3. Memberikan pemahaman kepatuhan kepada karyawan baru dalam bentuk pelatihan, dimana materi pelatihan
Induction;4. Memantau implementasi kesesuaian sistem dan
prosedur internal dan peraturan yang berlaku dalam aktivitas bisnis.
The compliance function at the Bank plays an important role in:1. Accomplishing the implementation of a compliance
culture at all levels of the organisation;2. Managing compliance risks faced by the Bank;3. Ensuring that the policies, provisions, systems, and
procedures, as well as business activities carried out by the Bank are in accordance with the provisions of the Financial Services Authority, as well as the prevailing laws and regulations;
4. Ensuring compliance with the commitments made by the Bank to the Financial Services Authority and/or other authorities.
Person in Charge of the Compliance FunctionThe Bank has appointed a Director of Compliance who is responsible for implementing the compliance function at the Bank. The compliance function is supported by a team consisting of Regulatory Compliance, Retail Banking Compliance, Corporate Institutional Banking and Commercial Banking Compliance, Compliance Monitoring, and Financial Crime Compliance.
The duties and responsibilities carried out by the compliance function are associated with the application of the prudence principle. The compliance function team carries out the following tasks:1. Managing new regulations, including identifying,
2. Dealing with audits conducted by the regulators in reference with the Group Policy on Regulatory Visit Guide;
3. Providing understanding of compliance to new employees in the form of training, where the training materials refer to the Group Template on Compliance
4. Monitoring to ensure that the implementation of compliance is in line with the internal systems and procedures, as well as business activity regulations.
Fungsi Kepatuhan Compliance Function
259
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Pelaksanaan Tugas 2019Pada tahun 2019, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab terkait fungsi kepatuhan diuraikan sebagai berikut:
Program Kerja 20192019 Work Programme
Realisasi Program Kerja 2019Realisation of 2019 Work Programme
dan atau peraturan perbankan yang diterbitkan oleh regulator dan otoritas terkait, termasuk perubahannya kepada unit-unit kerja terkait, dengan mengacu kepada Country Guideline on Local Regulations Dissemination Procedures termasuk memastikan berjalannya proses gap analisis yang memadai.Identify, submit, and disseminate every banking law and/or regulation issued by regulators and related authorities, including changes to related work units, with reference to the Country Guideline on Local Regulation Dissemination Procedures including ensuring an adequate analysis gap process.
Selama tahun 2019, Unit Kepatuhan telah mengadakan beberapa program pelatihan yang dihadiri pegawai Bank dari berbagai departemen. Tujuan pemberian pelatihan ini adalah dalam rangka sosialisasi kebijakan internal dan sosialisasi peraturan yang berlaku.During 2019, the Compliance Unit held several training programmes, which were attended by the Bank’s employees from various departments. The purpose of this training was to disseminate information about internal policies and applicable regulations.
Menangani dan memastikan jalannya pemeriksaan dengan baik oleh regulator dan otoritas terkait terhadap Bank dengan mengacu kepada Group Policy on Regulatory Visit Guide. Manage and ensure appropriate inspection processes by regulators and relevant authorities of the Bank by referring to the Group Policy on Regulatory Visit Guide.
Dalam memastikan dan memantau kepatuhan atas pelaksanaan dan penerapan peraturan-peraturan lokal maupun kebijakan dari Grup, Unit Kepatuhan Bank terlibat dalam beberapa komite pengambilan keputusan maupun komite pemantauan risiko yang ada di Bank.To ensure compliance with the local regulations and Group policies, the Bank’s Compliance Unit was involved in several decision-making committees and risk monitoring committees at the Bank.
Melaksanakan fungsi konsultatif dan memastikan penerapan peraturan dan ketentuan yang berlaku pada lini satuan kerja bisnis maupun fungsi pendukung di Bank. Carry out consultative functions and ensure the implementation of the rules and regulations that apply to the business work unit line and support functions at the Bank.
Pelaksanaan program APU/PPT bagi Bank berada di bawah pengawasan bagian Financial Crime Compliance (FCC) yang merupakan bagian dari Unit Kepatuhan.The implementation of the AML/CFT programme for Banks was under the supervision of the Financial Crime Compliance (FCC) section, which is part of the Compliance Unit.
Memberikan pemahaman mengenai budaya kepatuhan kepada karyawan baru dalam bentuk pelatihan.Training of new employees about the Bank’s compliance culture.
Unit Kepatuhan melakukan Compliance Monitoring Review atas penerapan peraturan Bank Indonesia dan/atau perundang-undangan lain yang berlaku.The Compliance Unit conducted a Compliance Monitoring Review on the application of Bank Indonesia regulations and/or other applicable legislation.
Melaksanakan program pelatihan berkelanjutan sesuai dengan perubahan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku yang berdampak pada bisnis dan operasional Bank. Pelatihan sesuai dengan kebutuhan Bank maupun program yang ditetapkan oleh Bank dalam mengembangkan budaya kepatuhan bagi seluruh karyawan Bank.Conduct ongoing training programmes in accordance with the changes in the applicable laws and regulations that have an impact on the business and operations of the Bank. The training is in accordance with the Bank’s needs and the Bank’s programmes to develop a compliance culture among the Bank’s employees.
Selama tahun 2019, Bank mendapat Kunjungan pemeriksaan dari regulator sebanyak 5 kali. Seluruh kunjungan pemeriksaan telah selesai
During 2019, the Bank received 4 inspection visits from the regulators.
Implementation of Duties in 2019The implementation of the duties and responsibilities related to the compliance function during 2019 included:
Compliance Function
260 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Bank menggunakan jasa akuntan publik sebagai auditor eksternal yang independen untuk memastikan kebenaran dan kredibilitas laporan keuangan yang dihasilkan Bank. Penunjukan akuntan publik dilakukan melalui proses yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penunjukan tersebut telah ditelaah dan diawasi oleh Group Audit Committee, termasuk dalam hal penetapan biaya audit atas dasar kewajaran.
Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik 2019 Informasi terkait Kantor Akuntan Publik dan akuntan publik yang melakukan audit atas laporan keuangan Bank dalam kurun waktu 5 tahun terakhir diuraikan sebagai berikut:
Periode/Tahun Penunjukan
Period/Year of Appointment
Kantor Akuntan Publik Public Accounting Firm
Akuntan Publik Public Accountant
Biaya(Rp)Fee(Rp)
2019 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja
Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant
Susanto, SE, CPA 2.528.400.000
2018 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja &
Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant
Susanto, SE, CPA 2.450.000.000
2017 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja &
Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant
Susanto, SE, CPA 2.295.000.000
2016 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja &
Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant
Elisabeth Imelda, SE, MAk, CPA 2.250.000.000
2015 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja &
Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant
Kusumaningsih Angkawijaya, CPA 2.205.918.000
Jasa Lain yang Diberikan Akuntan Publik
Pada periode 2019, tidak terdapat jasa lain yang diberikan Akuntan Publik selain jasa audit atas Laporan Keuangan Bank.
The Bank uses the services of a public accountant as an independent external auditor to ensure the credibility
appointment of a public accountant is carried out in accordance with applicable provisions. This appointment is reviewed and monitored by the Group Audit Committee, which also determines the audit fees.
Public Accounting Firm and Public Accountant in 2019Information about the Public Accounting Firm and the
statements in the last 5 years is outlined in the following table:
Other Services Provided by Public AccountantsIn 2019, there were no other services provided by the Public Accountant than the auditing of the Bank’s Financial Statements.
Akuntan Publik Public Accountant
261
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Sistem Manajemen Risiko yang Diterapkan BankBank menerapkan manajemen risiko yang bersifat proaktif dan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai tambah serta mengelola modal secara komprehensif,
yang berkelanjutan. Manajemen risiko di lingkungan Bank meliputi keseluruhan aktivitas yang berkaitan dengan keputusan pengambilan risiko usaha yang akan diterima, yang mana Bank mengawasi, mengontrol
risk-return. Implementasi ini berpedoman pada kerangka kerja manajemen risiko, yaitu Standard Chartered Bank Risk Management Framework.
Penerapan manajemen risiko dalam aktivitas Bank secara menyeluruh, dimulai dari lini terdepan, yakni seluruh karyawan sebagai ujung tombak pengendalian risiko, sampai pada manajemen senior dan jajaran manajemen puncak Bank. Namun, secara khusus, pelaksanaan dan pengawasaan manajemen risiko di Bank menjadi tanggung jawab Business and Function Heads yang berada di bawah koordinasi
Pembahasan mengenai upaya pengelolaan risiko lebih mendalam terdapat pada bagian bab Manajemen Risiko pada Laporan Tahunan ini.
Hasil Review yang Dilakukan atas Sistem Manajemen Risiko pada Tahun 2019Evaluasi terhadap proses manajemen risiko Bank pada tahun 2019 telah berjalan efektif. Seluruh keputusan yang dihasilkan oleh komite-komite tersebut didokumentasi dengan baik. Selain itu, evaluasi pelaksanaan strategi manajemen risiko dilakukan juga oleh Fungsi Pengawasan.
Jenis Risiko dan Upaya untuk Mengelola Risiko yang Dihadapi BankRisiko-risiko yang dihadapi Bank sepanjang tahun 2019 serta upaya yang dilakukan Bank untuk mengelola risiko-risiko tersebut sebagai berikut:
The Bank’s Risk Management System
The Bank implements proactive risk management and aims to maximise added value and manage capital to
Bank’s risk management includes all activities related to business risk, including monitoring, controlling and
guided by the Standard Chartered Bank Risk Management Framework.
The implementation of risk management in the Bank’s overall activities starts from the front line, namely the Bank’s employees as the forefront of risk control, and ends with the senior management of the Bank. However, the implementation and oversight of the Bank’s risk management is the responsibility of the Business and
More information about the Bank’s risk management
this Annual Report.
Results of the Review of the Risk Management System in 2019An evaluation of the Bank’s risk management process
made by the committees have been well documented. Moreover, an evaluation of the implementation of the risk management strategy has also been carried out by the Supervisory Function.
by the Bank to manage them:
Manajemen RisikoRisk Management
262 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Risiko KreditRisiko ini timbul akibat kegagalan pihak ketiga dalam memenuhi kewajiban pembayaran kepada Bank, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Eksposur kredit mungkin timbul dari aktivitas perbankan maupun perdagangan.
Bank mengelola risiko kredit melalui kerangka kerja yang menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pengukuran dan pengelolaan risiko kredit. Terdapat pemisahan tugas antara pelaksana transaksi pada bisnis dan pemberi persetujuan dalam fungsi risiko. Semua batas eksposur kredit disetujui dalam kerangka kewenangan memutus kredit yang ditetapkan.
Risiko PasarRisiko pasar timbul akibat terjadinya perubahan nilai tukar mata uang dan tingkat bunga di pasar.Bank menganggap risiko pasar sebagai potensi hilangnya pendapatan atau nilai ekonomi karena perubahan yang merugikan pada tingkat atau harga pasar keuangan. Bank terpapar risiko pasar yang timbul terutama dari transaksi yang dilakukan oleh klien. Tujuan dari kebijakan dan proses risiko pasar Bank adalah untuk menciptakan keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian yang memenuhi persyaratan klien.
Kategori utama risiko pasar untuk Bank adalah risiko suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang. Bank memiliki serangkaian kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko pasar. Kebijakan tersebut mencakup trading books dan non-trading books. Otoritas yang didelegasikan untuk penetapan batas risiko pasar dicatat dalam limit
management system (LMS), demikian pula halnya dengan persetujuan limit.
Risiko LikuiditasRisiko likuiditas timbul akibat ketidakcukupan sumber likuiditas keuangan yang ada untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo atau akibat sumber dana Bank memiliki biaya yang sangat tinggi.
Credit RiskCredit risk is related to third party failure to meet payment obligations to the Bank. Credit exposure may arise from banking or trading activities.
The Bank manages credit risk through policies and procedures on measuring and managing credit risk. There is a division of duties between the executor of the business transactions and the person who approves such transactions in the risk function. All credit exposure limits are approved within the framework of authority to decide the determined credit.
Market RiskMarket risk is related to changes in currency exchange rates and interest rates.The Bank recognises market risk as a potential loss of earnings or economic value due to adverse changes in
market risks arising from client driven transactions. The objective of the Bank’s market risk policies and processes is to create a balance between risk and return while meeting client requirements.
The main categories of market risk for Banks are interest rate risk and currency exchange rate risk. The Bank has policies and procedures for managing market risk that cover both trading and non-trading books. Delegated authority for market risk limit setting is recorded in the Limit Management System (LMS). Limit approvals are also recorded in the LMS.
Liquidity Risk
cost of the Bank’s funding sources.
Risk Management
263
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Bank mempunyai seperangkat organisasi, kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko likuiditas. Penerapan manajemen risiko likuiditas bertujuan
mengendalikan posisi neraca Bank yang mempunyai risiko likuiditas. Asset Liability Committee menjadi komite yang
termasuk kepatuhannya terhadap limit risiko yang telah disepakati. Sedangkan, Country Treasury Risk sebagai unit kontrol yang independen akan melaksanakan fungsi pengukuran, pemantauan dan pengendalian terhadap eksposur risiko likuiditas jangka pendek.
Risiko OperasionalRisiko operasional berasal dari semua aktivitas Bank. Bank menghadapi risiko operasional dalam setiap proses yang ada. Sebagai contoh, setiap kali melakukan transaksi-transaksi, memiliki klien baru, memperkenalkan produk baru, memasuki pasar yang baru, merekrut karyawan, dan sebagainya. Risiko operasional juga dapat timbul dari beragam perubahan yang dilakukan pada proses, karyawan, sistem dan akibat dari kejadian eksternal.
Untuk mengurangi tantangan dan untuk meningkatkan
mengontrol risiko operasional secara tepat, dilakukan pembagian segmen dari aktivitas Bank secara sistematis sesuai process universe yang dimiliki oleh pemilik process
universe. Proses-proses dalam tiap process universe selanjutnya dimiliki oleh process owner. Selanjutnya, berdasarkan daftar aktivitas/proses yang dimiliki, Bank
menyebabkan kegagalan proses.
Risiko HukumRisiko hukum timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Aspek yuridis ini disebabkan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau adanya kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna.
The Bank has a set of organisations, policies, and procedures to manage liquidity risk. The application of liquidity risk management is intended to identify, measure, monitor, and control the Bank’s balance sheet position, as it is prone to liquidity risk. The Asset Liability Committee is responsible for reviewing the liquidity risk
Country Treasury Risk Unit, as an independent control unit, performs measurements, monitoring, and control functions in relation to short-term liquidity risk exposures.
Operational RiskOperational risk is related to all of the Bank’s activities. The Bank faces operational risks in every existing process, including each time the Bank performs a transaction, has new clients or introduces new products, enters new markets, or recruits new employees. Operational risk can also arise from changes to processes, employees, systems, and as a result of external events.
identifying, measuring, and controlling operational risks, the Bank’s activities are categorised into segments according to process universe owned by the process universe owner. The processes in each process universe are subsequently owned by the process owner. Based on the list of processes/activities, the Bank can identify potential errors that may cause a process failure.
Legal RiskLegal risk is related to lawsuits and/or weakness in the juridical system caused by the absence of supporting laws and regulations, or weaknesses in agreements associated
incomplete binding documents.
Risk Management
264 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Pengendalian risiko hukum diawali dengan penyusunan kebijakan dan/atau prosedur oleh Divisi Hukum Grup. Apabila diperlukan, country addendum atas kebijakan
hukum dilakukan, yang meliputi faktor-faktor litigasi, kelemahan perikatan dan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mengacu pada risk appetite dan risk
tolerance untuk risiko hukum. Pengukuran risk appetite dan risk tolerance, termasuk namun tidak terbatas pada indikator risiko hukum, mengacu pada Matriks Penilaian Risiko Operasional yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit untuk risiko hukum.
Risiko StratejikRisiko stratejik timbul akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik, serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Pengelolaan risiko stratejik menjadi tanggung jawab setiap unit bisnis dan unit pendukung melalui pengujian dan pengimplementasian perencanaan risiko stratejik secara efektif, serta melaporkannya kepada Country Management Team. Pendelegasian tanggung jawab kepada setiap unit kerja ini mengacu kepada Group
Delegated Authorities Policy.
Risiko KepatuhanRisiko kepatuhan timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak dapat melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan risiko kepatuhan merupakan tanggung jawab Directorate
of Compliance yang terdiri dari Regulatory Compliance,
Retail Banking Compliance, Corporate Institutional
Banking and Commercial Banking Compliance,
Compliance Monitoring, dan Financial Crime Risk. Satuan kerja fungsi kepatuhan ini berperan dalam melaksanakan
manajemen risiko kepatuhan sebagaimana diatur dalam pedoman Regulatory Risk Management Information. Satuan ini juga melakukan review terhadap penerapan peraturan perbankan yang berlaku dengan mengacu kepada Group Guidance on Regulatory Compliance
Monitoring dan Compliance Monitoring Methodology.
Mitigating legal risk starts with drafting policies and/or procedures by the Group’s Legal Division. If necessary, a country addendum on the policy can also be prepared.
procedures, which includes litigation factors, contract weaknesses, and non-existence of laws and regulations that refer to legal risk appetite and tolerance. Risk appetite and risk tolerance measurements include legal risk indicators. Such measurements refer to the Operational Risk Assessment Matrix as the reference point for implementing policy, procedures, and determining legal risk limits.
Strategic RiskStrategic risk is related to inaccuracies in making and/or implementing strategic decisions, as well as failure to anticipate changes in the business environment. Strategic risk management is the responsibility of each business unit and the supporting units, which test and implement strategic risk plans and make reports to the Country Management Team. The delegation of responsibility to each work unit is done with reference to the Group Delegated Authorities Policy.
Compliance RiskCompliance risk is related to non-compliance with and/or not implement the applicable laws, regulations and provisions. Compliance risk management is the responsibility of the Directorate of Compliance, which consists of the Regulatory Compliance, Retail Banking Compliance, Corporate Institutional Banking and Commercial Banking Compliance, Compliance Monitoring, and Financial Crime Risk. The compliance function work unit plays a role in conducting the processes
management, as stipulated in the Regulatory Risk Management Information guidelines. This unit also reviews the application of the prevailing banking regulations with reference to the Group Guidance on Regulatory Compliance Monitoring and Compliance Monitoring Methodology.
Risk Management
265
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Risiko ReputasiRisiko reputasi timbul akibat adanya penurunan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang berasal dari persepsi negatif terhadap Bank. Pengelolaan risiko reputasi dilaksanakan oleh sesuai
yang mengatur tentang manajemen risiko reputasi (Reputational Risk
Management). Pengelolaan risiko ini juga dikendalikan bersama Country Risk Committee dan dikoordinasikan dengan Country Risk Committee serta tim terkait.
Risiko Domestik dan Batas Lintas NegaraRisiko ini timbul akibat ketidakmampuan menerima pembayaran dari klien/pihak ketiga, sesuai kewajiban kontrak, akibat tindakan yang diambil oleh otoritas asing, terutama yang berkaitan dengan konversi dan pengiriman mata uang asing. Pelaksanaan pengelolaan risiko domestik dan batas lintas negara menjadi tanggung jawab dari . Saat ini, fokus kuantitatif untuk risiko domestik dikelola dengan limit dari risiko batas lintas negara.
Risiko PensiunRisiko pensiun timbul akibat kekurangan dalam memenuhi kewajiban aktuaria dalam skema pensiun Bank. Pelaksanaan pengelolaan risiko pensiun menjadi tanggung jawab dari Country Pensions Committee. Country Pensions Committee diketuai oleh CEO dan anggota lainnya, termasuk CFO, CRO, Senior Economist dan Country Head of Human Resources yang bertanggung jawab atas risiko pensiun di tingkat lokal.
Risiko ModalRisiko modal timbul akibat tidak optimalnya struktur permodalan. Pelaksanaan pengelolaan risiko modal menjadi tanggung jawab dari Asset Liability Committee yang bertugas untuk memastikan bahwa risiko modal berada dalam keseluruhan risk appetite, serta didukung oleh regional treasury-markets desk untuk memastikan Bank beroperasi pada batas likuiditas yang telah ditetapkan dan tetap sesuai dengan kebijakan dan praktik likuiditas yang disetujui.
Reputation RiskReputation risk is related to a decreased level of stakeholder trust caused by negative perceptions of the
Reputation risk management is also controlled by the Country Risk Committee.
Country Risk and Country Cross Border RiskThis risk is related to the inability to accept payments from client/third parties according to the contractual obligations due to actions taken by foreign authorities, mainly related to foreign currency conversion and transfer. Country Risk and Country Cross Border Risk is the responsibility of
focus for country risk is managed under the country cross border risk limits.
Pension Risk
obligations in the Bank’s pension scheme. Pension risk management is the responsibility of the Country Pension Committee. The Country Pension Committee is chaired by the CEO and other members including the CFO, CRO, Senior Economist, and the Country Heads of Human Resources who are responsible for the pension risk at local levels.
Capital RiskCapital risk is related to inadequate capital structure. Capital risk management is the responsibility of the Asset Liability Committee whose duty it is to ensure that capital risk is within the Bank’s overall risk appetite, and is supported by the regional treasury markets desk to ensure that the Bank operates within the determined liquidity limits, and remains in line with the approved liquidity policies and practices.
Risk Management
266 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Sistem Pengendalian InternalInternal Control System
Pengendalian intern merupakan mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan. Sistem pengendalian internal dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan Bank yaitu, mengurangi risiko terjadinya kerugian, menjaga aset yang dimiliki, penyediaan pelaporan keuangan yang akurat, dan meningkatkan kepatuhan Bank terhadap peraturan yang berlaku. Bank menerapkan sistem pengendalian internal sebagai komponen pengawasan yang penting dalam pengelolaan Bank dan menjadi acuan kegiatan operasional Bank yang sehat dan terkendali.
Sistem Pengendalian Keuangan dan Operasional serta Kesesuaiannya dengan Kerangka COSOBank menerapkan sistem pengendalian internal dengan pendekatan Three Lines of Defence dalam Enterprise
Risk Management (ERM). Selain itu, Pengendalian internal Bank diterapkan atas dua aspek yaitu pengendalian operasional dan pengendalian keuangan. Pengendalian intern atas operasional dan pelaporan keuangan Bank dijalankan dengan mengacu pada acuan internasional COSO – Internal Control Integrated Framework. Dalam COSO disebutkan bahwa pengendalian internal merupakan sistem atau proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Direksi, Manajemen serta karyawan dalam sebuah perusahaan, untuk menyediakan jaminan yang memadai demi tercapainya tujuan pengendalian.
Model yang dikembangkan sesuai kerangka kerja COSO (Committee of the Sponsoring Organisations of the
Treadway Commission). Penerapan Sistem Pengendalian Intern Bank yang mengacu pada kerangka COSO, memastikan kecukupan pengendalian operasional
dan peraturan yang berlaku.
The internal control system has been established to meet several of the Bank’s objectives, namely, reducing the risk of loss, safeguarding owned assets, providing accurate
with applicable regulations. The Bank’s internal control system is an important monitoring component, as well as a reference point for healthy and well-managed Bank operations.
Financial and Operational Control System and Its Compliance with the COSO Framework
The Bank’s internal control system uses the Three Lines of Defence approach in Enterprise Risk Management (ERM). In addition, the Bank’s internal control is based on two
references the Internal Control Integrated Framework (COSO). In COSO, the internal control is a system or process run by the Board of Commissioners, the Directors, the Management, and the employees to provide adequate guarantees for the achievement of supervisory objectives.
This model is in line with the framework of the Committee of the Sponsoring Organisations of the Treadway Commission (COSO). The implementation of the Bank’s Internal Control System that is in line with the COSO framework, ensures the adequacy of operational and
the applicable laws and regulations.
267
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Adapung sistem pengendalian internal Bank yang mengacu pada kerangka COSO diuraikan sebagai berikut:
1. First Line of Defence
Seluruh karyawan harus memastikan manajemen yang efektif atas semua risiko dalam ruang lingkup tanggung jawab mereka secara langsung dalam organisasi.
2. Second Line of Defence
Terdiri dari Risk Control Owner yang didukung oleh masing-masing fungsi kontrol. Risk Control Owners bertanggung jawab untuk memastikan bahwa residual risks dalam area tanggung jawabnya, tetap berada dalam batasan risk tolerance. Terdapat 3 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan
yang materiil, perancangan dan pemeliharaan kontrol standar yang efektif; serta pemahaman dan penerimaan level risiko residual. Lini pertahanan kedua memiliki otoritas untuk mempertanyakan dan bahkan menghentikan suatu aktivitas dari lini pertahanan pertama (yang ada dalam kewenangan yang bersangkutan), apabila risiko-risiko yang mungkin timbul tidak sejalan dengan kontrol atau risk appetite.
3. Third Line of Defence
Merupakan jaminan independen oleh fungsi Country
Internal Audit yang memastikan efektivitas dari lini pertahanan pertama dan kedua. Sebagai hasilnya, Country Internal Audit memberikan jaminan bahwa seluruh sistem kontrol telah bekerja sebagaimana digariskan dalam Kerangka Manajemen Risiko.
Adapun komponen pengendalian yang dilakukan Bank berdasarkan kerangka kerja COSO meliputi sebagai berikut:1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)2. Penilaian risiko (Risk Assessment)3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)4. Informasi dan Komunikasi (Information and
Communication)5. Pemantauan (Monitoring)
The model developed in accordance with the Committee of the Sponsoring Organisations of the Treadway Commission (COSO) framework includes:1. First Line of Defence
within the scope of their responsibilities.
2. Second Line of Defence Consists of a Risk Control Owner supported by each
control function. Risk Control Owners are responsible for ensuring that residual risks in their area of responsibility remain within the limits of risk tolerance. There are 3 important aspects that need to be considered when carrying out these responsibilities,
the understanding and acceptance of the residual risk. Individuals involved in the second defence line have the authority to question and even stop an activity
may arise are not in line with the Bank’s risk appetite.
3. Third Line of Defence An independent guarantee from the Country Internal
Country Internal Audit provides assurance that all control systems have worked as outlined in the Risk Management Framework.
The Bank’s controlling components based on the COSO framework include the following:
1. Control Environment2. Risk Assessment3. Control Activities4. Information and Communication
5. Monitoring
Internal Control System
268 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Evaluasi Efektivitas Pengendalian Internal
Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal di Bank dilakukan secara berkala oleh Regional Head of Audit ASEAN and South Asia di Singapura untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal. Pada tahun 2019, Bank telah melaksanakan sistem pengendalian internal sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian dan secara keseluruhan kualitas sistem pengendalian internal telah berjalan dengan baik. Permasalahan yang terkait dengan kecukupan pengendalian internal telah dilaporkan kepada Regional Head of Audit ASEAN and South Asia dan langkah-langkah tindak lanjut telah dilakukan untuk meminimalisasi risiko.
Control Monitoring and evaluation of the implementation of the Bank’s internal control system is carried out by the Regional Head of Audit ASEAN and South Asia in Singapore. In 2019, the Bank implemented an internal control system in accordance with the principles of control and the overall quality of the internal control system had been running well. Problems related to the adequacy of internal control have been reported to the Regional Head of Audit of ASEAN and South Asia and follow-up steps have been taken to minimise any risks.
Internal Control System
269
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Permasalahan HukumPermasalahan hukum yang dihadapi Bank di sepanjang tahun 2019 terdiri dari kasus perdata dan pidana, diungkapkan sebagai berikut:
Perkara Hukum Legal Case
PerdataCivil
Pidana Criminal
Selesai (telah memiliki kekuatan hukum) Completed (has permanent legal force)
1 0
Dalam proses penyelesaian In the process of settlement
5 0
Total Total
6 0
Perkara Penting yang Dihadapi Fungsi Pengawas dan Country Management Team
Sepanjang tahun 2019, seluruh anggota Fungsi Pengawas dan Country Management Team tidak pernah tersangkut atau terlibat dalam suatu perkara dan/atau perselisihan perdata dan/atau pidana.
Legal ProblemsIn 2019, the Bank was involved in the following criminal and civil cases:
Important Cases Encountered by the Supervisory Function and the Country Management TeamDuring 2019, no members of the Supervisory Function and the Country Management Team were involved in any civil and/or criminal cases and/or disputes.
Perkara Penting 2019 Important Cases in 2019
270 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Bank menyediakan beberapa sarana yang berfungsi sebagai akses informasi mengenai Bank, melalui berbagai media seperti situs web dalam dua bahasa (www.sc.com/id), media massa, majalah/buletin dan sebagainya. Pada website Bank, terdapat akses informasi pada Laporan Tahunan.
Bank juga senantiasa memberikan kemudahan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mengakses informasi mengenai kinerja Bank baik, melalui jalur-jalur komunikasi seperti siaran pers, paparan publik, dan penayangan informasi dalam website ataupun media sosial yang dimiliki oleh Bank. Bank secara aktif juga menyebarkan informasi ke media cetak dan elektronik. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, nasabah ataupun calon nasabah dapat menghubungi akses sebagai berikut:
Menara Standard CharteredJl. Prof. DR Satrio No. 164Jakarta, 12930T : (021) 579 999 88W : www.sc.com/id
The Bank provides access to information through various media, such as websites in two languages (www.sc.com/id), mass media, and magazines/bulletins. In addition, the Annual Report can be found on the Bank’s website.
The Bank makes it easy for all stakeholders to access information about the Bank’s performance through communication channels such as press releases, public exposes, and information on the Bank’s website or social media. The Bank also actively disseminates information in
customers or prospective customers can contact:
Menara Standard CharteredJl. Prof. DR Satrio No. 164Jakarta, 12930T : (021) 579 999 88W : www.sc.com/id
Sanksi Administratif dari Otoritas Terkait Administrative Sanctions
Akses Informasi dan Data Perusahaan Access to Information and Company Data
Pada tahun 2019, tidak terdapat sanksi administratif yang material yang mempengaruhi kelangsungan usaha maupun sanksi administratif yang dikenakan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dari otoritas terkait.
In 2019, there were no material administrative sanctions
administrative sanctions imposed on the members of the Board of Directors and the members of the Board of Commissioners.
271
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Kode Etik PerusahaanCode of Conduct
Kode Etik atau (Code of Conduct) Bank disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur, dan mengendalikan kesesuaian tingkah laku insan Bank agar sejalan dengan budaya Bank dalam mencapai misi. Code of Conduct menjadi pedoman dalam berperilaku secara profesional, bertanggung jawab, wajar, patut, dan dipercaya dalam hubungannya dengan rekan kerja, rekan usaha, regulator, maupun nasabah Bank.
Pokok-pokok Code of ConductPokok-pokok Code of Conduct Bank telah disesuaikan dengan perkembangan terkini di bidang tata kelola dengan muatan pokok-pokok isi sebagai berikut:1. Melakukan hal yang benar;2. Bertindak secara bertanggung jawab dan sesuai
wewenang;3. Menggunakan penilaian yang baik;4. Melaporkan pelanggaran;5. Mematuhi hukum, peraturan, dan standar Grup;
7. Menolak suap dan korupsi;8. Memperlakukan nasabah dan klien dengan adil;9. Mengelola benturan kepentingan;10. Jangan ambil bagian dalam transaksi orang dalam;11. Melindungi informasi rahasia;12. Bersaing secara adil di pasar;13. Memperlakukan rekan kerja secara adil dan hormat;14. Bersikap terbuka dan bekerja sama dengan regulator;
dan15. Menghormati komunitas kita dan lingkungan.
Pengungkapan bahwa Code of Conduct Berlaku bagi Seluruh OrganisasiCode of Conduct merupakan dasar sikap dan tindakan karyawan agar bekerja secara profesional dan beretika dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar yang mengacu kepada visi, misi, dan nilai-nilai utama Bank serta regulasi internal dan eksternal yang berlaku. Code
of Conduct Bank berlaku bagi seluruh level organisasi meliputi manajemen dan seluruh karyawan dalam melakukan hubungan bisnis dengan para nasabah, rekanan maupun rekan kerja. Penerapan Code of
Conduct menjadi salah satu komitmen Bank terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan,serta upaya dalam mencapai Visi dan Misi Bank.
regulates, and controls the Bank’s employee behavior to ensure that it is in line with the Bank’s culture .The Code of Conduct serves as a guideline to ensure that the employees behave professionally, responsibly, fairly, and appropriately in relation to their colleagues, business partners, regulators, and the Bank’s clients.
Code of ConductThe main points of the Bank’s Code of Conduct are in line
and include:1. Do the right thing;2. Act responsibly and within authority;
3. Use good judgement;4. Speak up;5. Comply with laws, regulations, and Group standards;
7. Reject bribery and corruption;8. Treat clients fairly;
10. Do not take part in insider trading;
12. Compete fairly in the marketplace;13. Treat colleagues fairly and with respect;14. Be open and cooperative with regulators; and
15. Respect our community and environment.
The Code of Conduct Applies to All Employees
The dissemination of the Code of Conduct is carried out through employee induction programmes and the Bank’s internal website so that it can be easily accessed, studied, and understood by all Bank employees. Sanctions for violations of the Code of Conduct are also imposed based on the type of violation committed, and include warning
employment.
272 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Penyebarluasan/Sosialisasi dan Penegakan Code of ConductSosialisasi Code of Conduct dilakukan sejak karyawan mulai bergabung di Bank melalui program induksi karyawan. Sosialisasi juga dilaksanakan melalui penyebaran Code of Conduct dalam internal website Bank sehingga dengan mudah dapat diakses, dipelajari, dan dipahami oleh seluruh insan Bank. Sanksi atas pelanggaran Code of Conduct juga diberlakukan berdasarkan jenis pelanggaran yang dilakukan. Sanksi tersebut mulai dari surat peringatan, skors, ganti rugi, ataupun pemutusan hubungan kerja.
Jumlah Pelanggaran Beserta Sanksi yang DiberikanBank mencatat telah terjadi 4 kasus pelanggaran Code
of Conduct sepanjang tahun 2019. Adapun informasi mengenai tren pelanggaran Code of Conduct dalam dua tahun terakhir diungkapkan dalam tabel sebagai berikut.
2019 2018
Jenis Pelanggaran Type of Violation
Jumlah Amount
SanksiSanction
Jenis Pelanggaran
Type of Violation
Jumlah Amount
SanksiSanction
Tidak melindungi informasi rahasia
information
1 Tindakan pendisiplinanDisciplinary Measures
Penyalahgunaan wewenangAbuse of Authority
1 Tindakan pendisiplinanDisciplinary Measures
Tidak mematuhi standar GrupNon-compliance with Group standards
2 Tindakan pendisiplinanDisciplinary Measures
Pembocoran data rahasia bankUnauthorised disclosure of the Bank’s data
2 Tindakan pendisiplinanDisciplinary Measures
Tidak bertanggung-jawab dan bertindak di luar wewenangIrresponsible or unauthorised actions
1 Tindakan pendisiplinanDisciplinary Measures
Total 43
(telah diselesaikan seluruhnya)(resolved completely)
Seluruh pelanggaran Code of Conduct dalam dua tahun terakhir telah diselesaikan dan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Penyebarluasan/Sosialisasi dan Penegakan Code of ConductThe socialization of the Code of Conduct is conducted since the employees joined the Bank, namely through the employee induction program. The socialization is also carried out through the dissemination of the Code of Conduct on the Bank’s internal website, so that it can be easily accessed, studied and understood by all Bank employees. Sanctions violations of the Code of Conduct are also applied based on the type of violation committed. The sanctions start with a warning, suspension, compensation or termination of employment
Number of Violations and Sanctions
The Bank recorded 4 violations of the Code of Conduct in 2019. Information regarding the violations of the Code of Conduct in the last two years is disclosed in the following table.
All violations of the Code of Conduct in the last two years have been settled in accordance with the applicable regulations
Kode Etik Perusahaan
273
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Nilai-nilai Bank, yaitu Do The Right Thing, Never Settle, dan Better Together, menjadi budaya yang wajib dijunjung tinggi dan melekat dalam diri seluruh insan Bank. Nilai-
Chartered Bank Indonesia.
Sebagai wujud nyata upaya pengendalian internal, Bank memiliki serta mengimplementasikan kebijakan dan prosedur pelaporan pelanggaran (whistleblowing
system). Bank melaksanakan kebijakan mengenai sistem pelaporan pelanggaran secara menyeluruh dalam setiap aspek kegiatan bisnis. Kebijakan mengenai pelaporan pelanggaran tersebut mengacu pada PBI No.5/8/PBI/2003 yang diubah dengan PBI Nomor 11/23/PBI/2009 dan SEBI Nomor 13/28/DPNP mengenai Kebijakan Anti Fraud.
Bank menyusun kebijakan dan prosedur pelaporan pelanggaran untuk mendorong dan mewadahi pihak internal maupun eksternal agar dapat melaporkan pelanggaran atau potensi pelanggaran terhadap hukum, peraturan, kebijakan Bank, atau pedoman perilaku dan kode etik. Hal ini menjadi salah satu bentuk komitmen Bank untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Mekanisme dan Media Komunikasi Penyampaian Pengaduan serta Pihak yang Mengelola PengaduanSetiap pengaduan pelanggaran dapat disampaikan kepada Unit Shared Investigation Services (SIS), baik secara langsung ataupun dalam bentuk surat elektronik, atau melalui speaking up website. Unit SIS bertanggung
dan melaporkan kepada pihak yang berwenang atas setiap pengaduan yang diterimanya. Sedangkan, keputusan atas sanksi yang diberikan apabila pengaduan terbukti, akan ditetapkan oleh bagian Human Resources.
The Bank’s values -Do The Right Thing, Never Settle, and Better Together- are a part of its culture, and must be upheld by all of the Bank’s employees. These values can be found in the Standard Chartered Bank Indonesia’s
The Bank has a violation reporting policy and procedures (whistleblowing system), which is a form of its internal
references PBI No.5/8/PBI/2003 amended by PBI Number 11/23/PBI/2009 and SEBI Number 13/28/DPNP about Anti-Fraud Policy.
The Bank’s violation reporting policy and procedures encourage internal and external parties to report violations or potential violations of laws, regulations, Bank policies, or the code of conduct. This is a form of the Bank’s commitment to implementing good corporate governance.
Complaint Submission and Complaint Management
Each complaint can be submitted to the Shared Investigation Services (SIS) Unit, either directly or in the form of e-mail, or through speaking up website. This unit is responsible for receiving, identifying, investigating, and reporting any complaints to the competent authorities. Meanwhile, the decisions about sanctions if a complaint is proven are made by the Human Resources department.
Pengungkapan Adanya Budaya BankCorporate Culture
Sistem Pelaporan PelanggaranWhistleblowing System
274 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Perlindungan bagi PelaporSetiap pelapor diwajibkan untuk memiliki alasan kuat dalam menyampaikan laporan pelanggaran atau potensi pelanggaran, serta wajib memiliki itikad yang baik. Meskipun setiap pelapor diwajibkan untuk mencantumkan identitas dengan jelas pada laporan pelanggaran yang dibuat untuk memudahkan tindak lanjut, namun identitas pelapor akan dirahasiakan oleh tim pengelola pengaduan sebagai bagian dari upaya untuk melindungi pelapor. Bank juga menetapkan jaminan perlindungan bagi pelapor terhadap kemungkinan tindakan pembalasan dan keamanan dalam bekerja.
Prosedur Penanganan PengaduanSetiap pengaduan yang diterima akan dikelola sesuai mekanisme berikut:1. Jalur penyampaian: Direct Line Manager terkait,
Country Management Team, speaking up website atau melalui surat elektronik (e-mail);
2. Pengaduan diterima oleh SIS;3. SIS akan melakukan investigasi;4. SIS akan merekomendasikan tindakan pernyelesaian
pengaduan;5. Penyampaian hasil investigasi kepada pelapor/
pengadu; dan6. Pengaduan ditutup setelah rekomendasi diselesaikan.
Pengungkapan Laporan Pelanggaran dan Tindak Lanjut Tahun 2019 dan 2018Informasi terkait laporan pelanggaran yang diterima sepanjang tahun 2019 dan 2018 serta tindak lanjutnya diuraikan sebagai berikut:
Internal FraudJumlah Kasus
Number of Cases Internal Fraud
2019 2018Jumlah Total Pengaduan Internal Fraud 4 4 Total Number of Internal Fraud CasesTelah Diselesaikan 4 4 ResolvedDalam Proses Penyelesaian di Internal Bank 0 0 Currently being resolved by the BankBelum Diupayakan Penyelesaiannya 0 0 The resolution process has not yet begun
Setiap laporan pelanggaran yang diterima Bank senantiasa ditindaklanjuti dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Protection of the WhistleblowersEach whistleblower is required to have strong reasons for submitting reports of violations or potential violations. Such reports must also be made in good faith. Although each whistleblower is required to clearly state their identity on the violation report to facilitate follow-up actions,
them. The Bank also guarantees protection for the whistleblowers against possible retaliation.
Complaint Management ProcedureEach received complaint is managed according to the following mechanism:1. Submission channels: related Direct Line Manager,
Country Management Team, speaking up website, or via e-mail;
2. Complaint received by SIS;3. SIS conducts an investigation;4. SIS recommend complaint completion actions;5. Submission of results of the investigation to the
whistleblower/complainant; and6. Complaint is closed after the recommendation is
completed.
Violation Reports and Follow Ups in 2019 and 2018Information regarding reports of violations received in 2019 and 2018 and the follow-up:
Every violation report received by the Bank is followed up and subject to sanctions in line with the applicable regulations.
Sistem Pelaporan Pelanggaran
275
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Penyediaan Dana untuk Pihak-Pihak Terkait dan Nasabah Besar
Funding for Related Parties and Provision of Large Funds
Bank menyediakan dana kepada beberapa pihak terkait dengan merujuk pada ketetapan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK). Penyediaan dana dilakukan secara wajar dengan kebijakan harga dan syarat normal. Selama tahun 2019, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan BMPK dalam penyediaan dana kepada pihak terkait.
Penyediaan DanaJumlah Debitur
Number of DebtorsJumlah Nilai (Rp)
Amount (Rp) Provision of Funds
2019Pihak Terkait 50 2.212.008 Related PartiesDebitur Inti Core Debtors
a. Individual 7 11.283.538 a. Individualsb. Grup 35 8.826.469 b. GroupTotal 92 22.322.015 Total
The Bank provides funding to several related parties with reference to the provisions of Bank Indonesia concerning the Legal Lending Limit (LLL). Provision of funds is carried out fairly, and in line with standard pricing policies and conditions. During 2019, there were no violations of the LLL in relation to the provision of funds to related parties.
276 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Penyediaan Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik Funding for Social and Political Activities
Kebijakan Anti Korupsi Anti-Corruption Policy
Bank tidak diperkenankan untuk terlibat dalam kegiatan politik, termasuk sumbangan dalam bentuk apapun untuk tujuan politis. Dengan kata lain, tidak ada penyediaan dana untuk kegiatan yang berhubungan dengan politik pada tahun 2019.
Sebagai upaya dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang bebas korupsi, Bank berkomitmen untuk menjalankan bisnis secara jujur dan adil, tanpa melakukan tindakan yang mengarah kepada segala bentuk kecurangan (fraud) dan tindakan korupsi. Seluruh Country Management Team, manajemen senior, dan seluruh karyawan tidak diperbolehkan menerima atau memberi hadiah atau hiburan dalam bentuk apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana telah diatur dalam Code of Conduct. Setiap tindakan yang berindikasi atau terbukti melakukan pelanggaran tersebut, wajib disampaikan kepada manajemen (kebijakan Speak
Up).
Banks are not permitted to engage in political activities. This includes the provision of donations of any kind for political purposes. In other words, the Bank did no provide funding for political activities in 2019.
of corruption, the Bank is committed to conducting trustworthy and fair business, without taking any actions that may lead to fraud and acts of corruption. The Country Management Team, senior management, and all employees are not permitted to accept or provide gifts or entertainment of any kind, either directly or indirectly, as stipulated in the Code of Conduct. The management must be made aware of any action that may have violated this policy (Speak Up policy).
277
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Meski berstatus sebagai bank Kantor Cabang di Indonesia, Bank tetap terus berupaya melindungi kepentingan seluruh nasabah dan memberikan yang terbaik pada pemenuhan POJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, POJK No. 18/POJK.07/2018 tentang Layanan Pengaduan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan, serta SEOJK No. 17/SEOJK.07/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Layanan Pengaduan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan. Bank senantiasa menempatkan nasabah sebagai salah satu pemangku kepentingan yang memiliki peran penting bagi peningkatan kinerja dan keberlanjutan usaha Bank. Oleh karena itu, komitmen untuk memberikan pelayanan prima dan perlindungan bagi para nasabah merupakan prioritas utama.
Bank melaksanakan keterbukaan informasi keuangan dan non keuangan dengan menyajikan laporan keuangan interim dan laporan keuangan tahunan, serta laporan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan informasi yang relevan lainnya bagi pemangku kepentingan pada website Bank. Laporan dan informasi tersebut disajikan secara tepat waktu, akurat, mutakhir, dan terpercaya sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Despite its status as a branch bank in Indonesia, the Bank continues to strive to protect the interests of all customers in accordance with POJK No. 1/POJK.07/2013 about Consumer Protection in the Financial Services Sector, POJK No. 18 /POJK.07/2018 on Consumer Complaints Services in the Financial Services Sector, as well as SEOJK No. 17/SEOJK.07/2018 regarding Guidelines for the Implementation of Consumer Complaints Services in the Financial Services Sector. The Bank views its customers as stakeholders who have an important role in improving the performance and sustainability of the Bank’s business. Therefore, the Bank is committed to providing excellent services and protection for its customers.
information disclosure by preparing interim and annual
implementation of corporate governance and other relevant information for the stakeholders on the Bank’s website. The reports and information are accurate and presented in a timely fashion.
Kebijakan Perlindungankepada Nasabah
Customer Protection Policy
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Transparency of Financial and Non-Financial Conditions
278 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Kejahatan keuangan menghambat kemajuan ekonomi dan berbahaya bagi masyarakat, dan sebagai bank, Standard Chartered Bank Indonesia berkomitmen untuk memeranginya. Tujuan kami adalah “bermitra untuk memimpin pemberantasan kejahatan keuangan”, melindungi bisnis kami, klien, dan komunitas yang lebih luas dari dampak yang merusak. Kami memiliki sistem yang kuat dalam memerangi pencucian uang, pendanaan teroris, pelanggaran kepatuhan, penyuapan dan bentuk korupsi lainnya untuk membantu menjadikan sistem keuangan sebagai sistem yang tidak bersahabat bagi para penjahat, sembari mendukung pembangunan ekonomi di Indonesia.
Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur berbasis risiko untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan Indonesia dan Inggris/AS, kebijakan dan prosedur Grup Standard Chartered dan praktik terbaik internasional, seperti rekomendasi yang dibuat oleh Financial Action Task Force (FATF). Di Bank, implementasi kebijakan dan prosedur tersebut diawasi oleh Country
Financial Crime Risk Committees (CFCRCs) yang dipimpin oleh CEO. Informasi lebih detil terkait CFCRC dapat dilihat pada bagian GCG dalam Laporan Tahunan ini.
Pada Bank, Tim Financial Crime Compliance (FCC) yang merupakan bagian dari fungsi Kepatuhan, bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko FCC, termasuk kepatuhan terhadap kebijakan anti pencucian uang dan Sanctions, dan menerapkan core controls, seperti penyaringan dan pemantauan uji tuntas klien.
Tim FCC juga bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan dan prosedur ABC untuk mencegah kolega, atau pihak ketiga yang bekerja atas nama Bank, untuk berpartisipasi dalam suap atau korupsi aktif atau pasif, termasuk melakukan pembayaran uang pelicin. Tim FCC terdiri dari 15 orang karyawan yang memiliki keahlian dan pengalaman yang kuat dalam pengelolaan risiko FCC yang semunya telah lulus dari FCC Academy yang diselenggarakn oleh Grup Standard Chartered Bank.
Financial crime hinders economic progress and harms communities. As such, Standard Chartered Bank
protecting our business, clients, and wider communities
compliance breaches, and bribery and
system a hostile environment for criminals, while supporting economic development in Indonesia.
The Bank has risk-based policy and procedures to ensure compliance with both Indonesia and UK/US laws and regulations, Group Standard Chartered policy and procedures, and international best practices such as recommendations made by Financial Action Task Force (FATF). The implementation of such policy and procedures at the Bank is supervised by the Country Financial Crime Risk Committees (CFCRCs), which is chaired by the CEO. For further details about CFCRC, please refer to the GCG section of this Annual Report.
A dedicated Financial Crime Compliance (FCC) team, a part of the compliance function, leads the Bank’s FCC risk management activities, which include adhering to anti-money laundering and sanctions policies, and applying core controls such as client due-diligence screening and monitoring.
The FCC Team is also responsible for the implementation of anti-bribery and anti-corruption (ABC) policiesand procedures to prevent colleagues, or third parties working on our behalf, from participating in active or passive bribery or corruption, or from making facilitation payments. The FCC team consists of 15 employees who have strong expertise and experience in managing
Academy held by the Standard Chartered Bank Group.
Risiko Kejahatan KeuanganFinancial Crime Risk
279
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Tim FCC didukung oleh sistem pemantauan dan penyaringan transaksi berbasis risiko untuk
memberikan laporan kepada regulator berdasarkan peraturan yang berlaku. Selain itu, Bank memiliki program pelatihan yang umumnya berfokus pada pengetahuan dan perilaku yang yang diperlukan karyawan untuk mendemonstrasikan kemampuan mereka terkait risiko FCC yang dihadapi dalam area bisnis masing-masing, atau yang dipersyaratkan oleh hukum dan peraturan terkait. Pada akhir tahun 2018, semua karyawan Bank berhasil menyelesaikan pelatihan AML/CFT, sanctions dan ABC dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Selain itu, sebagai bagian dari upaya Bank dalam memerangi kejahatan keuangan, Bank telah bermitra dengan nasabah kami yang berbentuk bank untuk membantu mereka membangun kontrol yang kuat dalam mengelola risiko kejahatan keuangan melalui program Correspondent
Banking Academy sehingga mereka juga dapat mengerti dan memperkuat kontorl terkait anti pencucian uang dan risiko FCC lainnya. Selama tahun 2018, Bank berhasil menyampaikan laporan terkait FCC ke regulator secara tepat waktu dan tidak ditemukan adanya pelanggaran terhadap ketentuan regulator lainnya terkait FCC.
Untuk memantau kepatuhan terhadap Kebijakan dan Prosedur FCC, Bank memiliki program assurance pada
. Group Internal Audit (GIA) melakukan pengujian assurance yang bersifat independen terhadap aktivitas implementasi program FCC pada untuk melaporkan jika terdapat kelemahan dalam implementasi untuk dapat dilakukan remediasi yang akan dimonitor oleh GIA.
The dedicated FCC Team is supported by a risk-based system of transaction monitoring and screening to identify suspicious transactions and to provide reports to the regulator based on the prevailing regulations. The Bank also has a training programme that focuses on ensuring
they encounter in their operational area. As of the end
sanctions and ABC training. On top of this, as a part of our
with our client banks to help them build robust controls for
Banking Academy programme. This programme helps our client banks to improve their anti-money laundering and other FCC controls. During 2019, the Bank submitted FCC related reports to the regulators in a timely manner and there were no violations of other FCC-related regulatory requirements.
In order to monitor compliance with its Policy & Procedures, the Bank has an assurance programme across the three lines of defence. The Group Internal Audit (GIA) Unit performs independent assurance testing of
management, highlighting any performance weaknesses through issues for resolution that are tracked to closure.
Financial Crime Risk
280 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Bank menyadari bahwa pengaruh negatif atas praktik-praktik Bad Corporate Governance dapat mengganggu penerapan GCG. Sepanjang tahun 2019, Bank berkomitmen untuk tidak melakukan tindakan serta kebijakan yang berkaitan dengan praktik hal tersebut yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
KeteranganDescription
PraktikPractice
Adanya laporan sebagai perusahaan yang mencemari lingkunganReports that stated that the Company has polluted the environment
Nihil None
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Perusahaan, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat tidak diungkapkan dalam Laporan TahunanImportant cases encountered by the Company, current members of the Board of Directors and/or Board of Commissioners are not disclosed in the Annual Report
Nihil None
Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Nihil None
Ketidaksesuaian penyajian Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan dengan peraturan yang berlaku dan Standar Akuntansi KeuanganIncompatibility of the Annual Report and the Financial Report with the applicable regulations and Financial Accounting Standards
Nihil None
Kasus terkait buruh dan karyawanCases related to employees
Nihil None
Tidak terdapat pengungkapan segmen operasi pada perusahaan listedNon-disclosure of operating segments in listed companies
Nihil None
Terdapat ketidaksesuaian antara Laporan Tahunan hardcopy dengan Laporan Tahunan softcopy Terdapat Discrepancy between the hard copy and the soft copy of the Annual Report
Nihil None
Corporate Governance practices can interfere with the implementation of GCG. Throughout 2019, the Bank was not involved in the following actions:
Pernyataan Praktik Bad Corporate GovernanceStatement of Bad Corporate Governance Practices
281
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Seluruh manajemen dan karyawan Bank menyatakan bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya telah menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan tidak terdapat pelanggaran yang material terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Manajemen dan karyawan juga berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan praktik-praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara transparan, akuntabel, bertanggungjawab, independen, memperhatikan kesetaraan dan kewajaran yang adil serta berkesinambungan guna mencapai tujuan usaha Bank dalam jangka pendek serta jangka panjang.
The Bank’s management and all employees state that they have carried out the practices of GCG when carrying out their business activities, and that there have been no material violations of the applicable laws and regulations. The management and the employees are also committed to improving the practices of GCG in a transparent, accountable, responsible, and independent manner that takes into account equality, and commitment to achieving the Bank’s short- and long-term business objectives.
Statement of Bad Corporate Governance Practices
282 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Secara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan permodalan untuk memastikan kecukupan permodalan dalam rangka mendukung strategi bisnis dan kepatuhan kepada peraturan perbankan. Bank juga menjalankan pengelolaan manajemen risiko yang efektif dalam upaya menghasilkan laba secara konsisten dan berkesinambungan.
The Bank regularly carries out capital planning and supervision to ensure capital adequacy in order to support business strategies and compliance with banking regulations. The Bank also carries out
283
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
284 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Pengungkapan Permodalandan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Aspek utama lainnya yang juga penting dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan Bank adalah kecukupan permodalan dan manajemen risiko yang andal. Oleh karenanya, kedua aspek ini dipantau penerapannya agar senantiasa memenuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tingkat kesehatan Bank.
Pengungkapan PermodalanSecara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan permodalan untuk memastikan kecukupan permodalan dalam rangka mendukung strategi bisnis dan kepatuhan kepada peraturan perbankan, serta kesesuaiannya dengan perkembangan ekonomi makro. Rencana penambahan modal wajib disampaikan dalam Rencana Bisnis Bank yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, setelah mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered Group maupun Otoritas Jasa Keuangan.
Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
peringkat 2, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 9-10% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Namun, untuk mengantisipasi potensi kerugian
mewajibkan Bank untuk menyediakan modal minimum lebih besar dari ketentuan tersebut.
Metode pengukuran yang digunakan Bank untuk mengukur ATMR adalah: 1. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit yang terkait dengan
permodalan dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 42/SEOJK.03/2016 tentang Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit dengan menggunakan pendekatan standar (standardized
approach). Berdasarkan pendekatan standar yang digunakan, perhitungan ATMR secara umum dilakukan dengan mengacu kepada bobot risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia dan hasil peringkat yang
When it comes to maintaining the Bank’s sustainability, other key aspects are capital adequacy and reliable risk management. Therefore, both are monitored to ensure that the Bank complies with all with applicable rules and regulations, particularly those that govern the Bank’s soundness.
Capital DisclosureThe Bank makes periodic plans for, and oversees, capital
remain compliant with banking regulations, while keeping in line with macroeconomic developments. Any plans for additional capital must be disclosed in the Bank’s Business Plan, and reported to the Financial Services Authority, after approval from the Standard Chartered Group and the Financial Services Authority.
Pursuant to the Financial Services Authority Regulation No.11/POJK.03/2016 on the Minimum Capital Requirement for Commercial Banks, Banks with a risk rating of 2 are required to provide a minimum capital of 9-10% of their Risk Weighted Assets (RWA). However, to anticipate potential losses, as outlined in the Bank’s risk
to provide a larger amount of minimum capital.
The Bank measures its RWA in the following ways:1. Credit Risk Capital-related credit risk management is implemented
in compliance with Financial Services Authority Circular Letter No 42/SEOJK.03/2016 on the Guidelines for the Calculation of Risk Weighted Assets (RWA) for Credit Risk using a standardized approach. Based on this approach, RWA is generally calculated by referring to the risk weight in accordance with Bank Indonesia regulations and the ratings issued by an external rating agency determined by the Financial Services Authority. Currently, the Bank uses ratings issued by a number of external rating agencies,
285
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
diterbitkan oleh lembaga pemeringkat eksternal yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Saat ini, Bank menggunakan peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat eksternal, antara lain
Indonesia, Fitch Ratings, Moody’s Indonesia, Moody’s dan Standard & Poor’s.
2. Risiko Pasar Implementasi pengelolaan modal atas risiko pasar
dilakukan dengan menggunakan pendekatan standar (standardized approach) yang meliputi perhitungan atas risiko suku bunga dan risiko nilai tukar.
3. Risiko Operasional Pengukuran kecukupan modal risiko operasional
Bank menggunakan metode pendekatan indikator dasar (basic indicator approach). Berdasarkan metode tersebut, Bank mengalokasikan modal minimum untuk risiko operasional berdasarkan data historis, yaitu sebesar rata-rata dari penjumlahan pendapatan bruto (gross income) tahunan yang positif selama 3 tahun terakhir dikalikan konstanta yang berlaku, yaitu 15%. Bank juga mengalokasikan operational risk reserve
atau pencadangan atas kerugian operasional.
Kecukupan PermodalanBank telah memenuhi ketentuan kecukupan permodalan di tahun 2019. KPMM Bank mencapai 17,14%, berada di atas persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Pencapaian ini berasal dari kinerja struktur permodalan yang solid, sebagaimana ditunjukkan berikut ini:(dalam Jutaan Rupiah) (in million Rp)
Jenis Modal 2019 2018 Type of Capital
Dana Usaha 8.562.912 8.961.396 Operating Funds
Tambahan Modal Lainnya, termasuk Komponen Akumulasi Laba
859.900 191.299 Other Additional Capital, including
Total 9.422.812 9.152.695 Total
including the Indonesian Securities Rating Agency
Moody’s Indonesia, Moody’s and Standard & Poor’s.
2. Market Risk The capital management of market risk is implemented
using a standardized approach, which includes the calculation of interest rate risk and exchange rate risk.
3. Operational Risk To measure its capital adequacy for operational risk,
the Bank uses the basic indicator approach. Based on this method, the Bank allocates a minimum capital for operational risk based on historical data, which is the average of the positive annual gross income in the last 3 years multiplied by the current constant, which is 15%. The Bank also sets aside operational risk reserves for potential operational losses.
Capital AdequacyIn 2019, the Bank met the capital adequacy provisions. The Bank’s KPMM was 17.14%, higher than the Bank Indonesia requirement. This achievement is the result of the Bank’s solid capital structure, as shown below:
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
286 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Manajemen risiko yang efektif merupakan hal utama dan fundamental dalam manajemen keuangan dan operasional, dalam upaya menghasilkan laba secara konsisten dan berkesinambungan dengan tujuan untuk memaksimalkan kepentingan dari Pemegang Saham dan pihak-pihak yang terkait lainnya.
Kerangka Penerapan
Penerapan manajemen risiko di Standard Chartered Bank mengacu kepada Enterprise Risk Management Framework yang sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Kerangka manajemen risiko ini mengatur prinsip-prinsip dan standar-standar untuk melakukan manajemen risiko. Terkait dengan peraturan POJK mengenai manajemen risiko, pengelolaan manajemen risiko di Standard Chareted Bank dilakukan melalui pemenuhan aspek berikut:
Pengawasan Aktif Country Management Team
Pengendalian dan pengawasan manajemen risiko menjadi tanggung jawab dan Country
Risk Type Framework Owner yang lain dengan pembagian tugas yang jelas. Hal ini juga melibatkan peran komite-komite lain yang terkait dengan setiap risiko yang dimiliki Bank, sebagaimana diuraikan pada bagian Tata Kelola Risiko.
Kecukupan Kebijakan dan Prosedur Manajemen
Risiko, serta Penetapan Limit Risiko
Penerapan manajemen risiko Bank telah dilengkapi dengan berbagai kerangka, kebijakan dan standar untuk setiap tipe risiko. Kebijakan dan standar tersebut – yang memuat proses dan tindakan yang diperlukan bagi masing-masing tipe risiko–wajib diterapkan oleh seluruh karyawan Bank.
Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta Sistem
Informasi Manajemen Risiko
adalah langkah yang sangat penting dalam melakukan manajemen risiko dalam setiap Bisnis atau aktivitas.
with the ultimate objective of meeting the interests of the Shareholders and other stakeholders.
Implementation Framework
The implementation of risk management at Standard Chartered Bank is in line with the Enterprise Risk Management Framework pursuant to FSA Regulation No.18/POJK.03/2016 on the Implementation of Risk Management for Commercial Banks. This framework regulates the principles and standards of risk management implementation. Risk management implementation at Standard Chartered Bank meets the following criteria:
Oversight by the Country Management Team
Risk management control and oversight is the
other Country Risk Type Framework Owners with a clear division of tasks. Oversight also involves other risk-related committees as described in the Risk Management section.
Adequacy of Risk Management Policies and
Procedures, and Determination of Risk Limits
The Bank’s risk management implementation includes frameworks, policies and standards for each type of risk. The policies and standards - which include the processes and actions required for each type of risk - must be implemented by all of the Bank’s employees.
Monitoring and Control, and Risk Management
Information System
important step in managing risk in every business activity.
Manajemen RisikoRisk Management
287
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Untuk memastikan konsistensi dalam komunikasi, Bank menggunakan Tipe-tipe Risiko Utama (Principal Risk
Types
Sistem Pengendalian Internal yang Menyeluruh
Bank melaksanakan sistem pengendalian internal yang menyeluruh dengan menggunakan pendekatan tiga lini pertahanan (three lines of defence dalam Enterprise Risk
Management). Tiga lini pertahanan ini sejalan dengan peran dan tanggung jawab dalam manajemen risiko, di mana setiap lini pertahanan memiliki tanggung jawab sebagai mana diuraikan di bawah ini:
1. Lini pertahanan pertama Bisnis atau fungsi yang melakukan kegiatan men-support kegiatan yang menghasilkan pendapatan (revenue), yang memiliki dan melakukan manajemen risiko. Tanggung jawab utama lini pertahanan pertama adalah:
menjalankan kegiatan yang menghasilakn pendapatan,
monitoring dan eskalasi risiko dan masalah kepada Lini pertahanan ke dua.
Risk Appetite, menetapkan dan menjalankan upaya perbaikan, dan memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
2. Lini pertahanan kedua melibatkan fungsi kontrol yang indipenden dari lini pertahanan pertama yang melakukan pengawasan dan tantangan/teguran (challenge) terhadap manajemen risiko. Pelaksanaan tanggung jawab ini melibatkan beberapa aspek penting, sebagai berikut:
monitoring dan eskalasi risiko dan masalah kepada dan Country Management team, dan memajukan budaya risiko dan conduct yang sehat.
challenge) kegiatan yang menghasilkan revenue yang dilakukan oleh lini pertahanan pertama dan melakukan kaji ulang terhadap permohonan/usulan dari lini pertahana pertama.
To ensure consistency in communication, the Bank uses Principal Risk Types to classify risk exposure.
Comprehensive Internal Control System
The Bank runs a comprehensive internal control system that uses the three lines of defense approach to Enterprise Risk Management. These three lines of defense are in line with the roles and responsibilities in risk management, where each line of defense has responsibilities as described in the following:
carries out activities or supports income-generating activities designed to manage risk. The main
are:
income-generating activities.
issues to the second line of defense.
limits, undertake corrective measures, and ensure compliance with the applicable laws and regulations.
2. The second line of defense is independent of the
to challenges in risk management. The main responsibilities associated with the second line of defense are:
escalating risks and issues to the Chief Risk
promoting a healthy culture of risk management.
Manajemen RisikoRisk Management
288 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Risk Appetite Bank, memonitor dan melaporkan kepatuhan terhadap Risk Appetite tersebut. Selanjutnya melakukan intervensi dengan membatasi Bisnis apabila tidak sejalan dengan Risk Appetite.
dan kualitas data.
3. Lini pertahanan ketiga merupakan kepastian independen yang diberikan oleh fungsi SKAI (Audit Internal), yang memastikan efektivitas kontrol berkaitan dengan manajemen risiko terhadap kegiatan Bisnis di lini pertahanan pertama, dan proses-proses yang dilakukan oleh lini pertahanan kedua. Adapun tanggung jawab lini pertahanan ketiga adalah:
terhadap manajemen dalam melakukan
kegiatan bisnisnya dan apakah risiko-risiko ini dilaporkan dan dikelola sesuai dengan proses manajemen risiko.
kecukupan dari kontrol disain dan efektivitas dari pelaksanaannya.
Fungsi Risiko
Fungsi Risiko bertanggung jawab untuk kesinambungan usaha Bank melalui manajemen risiko yang baik, dan untuk memastikan bahwasanya usaha dilakukan sejalan dengan peraturan pemerintah.
(CRO) adalah kepala dari Fungsi Risiko, yang merupakan fungsi terpisah dari fungsi origination, trading dan sales di Bank. Fungsi Risiko bertanggung jawab untuk:
dengan aktivitas usaha, dikomunikasikan secara efektif dan diaplikasikan si semua bagian Bank.
monitoring and reporting compliance with said Risk Appetite. Limiting Business activities if they go against the agreed Risk Appetite.
and data quality.
3. The third line of defense is an independent certainty delegated by the Internal Audit Unit’s Internal Audit function, which ensures the
line of defense, and the processes run by the second line of defense. The responsibilities of the third line of defense are::
management in identifying risks inherent in business activities to ensure that the risks have been reported and managed in accordance with the risk management process.
Risk Function
The Risk Function is responsible for the sustainability of the Bank’s business through sound risk management, and for ensuring that the Bank’s business is run in compliance with government regulations.
the Risk Function, which is a separate function from the Bank’s origination, trading and sales functions. The Risk function is responsible for:
communicated and applied throughout the Bank.
Manajemen RisikoRisk Management
289
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
pelaporan risiko.
risk and return untuk memastikan bahwa risiko-risiko tersebut dinilai dengan benar dan keputusan-keputusan yang diambil transparam dan risiko dikontrol sesuai dengan standar dari Risk Appetite Bank.
Budaya Risiko
Budaya Risiko Bank merupakan prinsip-prinsip yang memberi arahan untuk perilaku karyawan dalam melakukan menajemen risiko. Pernyataan Budaya Risiko ini akan mendorong perilaku dan hasil sebagai berikut:
menilai risiko-risiko yang ada saat ini maupun saat mendatang, mendiskusikannya dengan terbuka dan segera mengambil langkah yang diperlukan.
transparan dan proaktif melaporkan dan melakukan manajemen terhadap semua jenis risiko yang ada.
dalam memberikan gambaran dan tantangan, dan mengambil keputusan secara tepat waktu.
keputusan yang diambil, dan merasa aman menggunakan pertimbangan masing-masing dalam mengambil keputusan.
Bank menyadari bahwa industri perbankan secara inheren mengambillangkah-langkah yang memiliki risiko, dan hasil-hasil yang tak diharapkan akan muncul dari waktu ke waktu, namun Bank dapat mempergunakan kesempatan untuk belajar dari pengalaman sebelumnya dan melakukan langkah-langkah perbaikan.
processes.
decisions to ensure that these risks are appropriately assessed, any decisions taken are transparent, and all risks are controlled in accordance with the standards of the Bank’s Risk Appetite.
Risk Culture
The Bank’s Risk Culture consists of a guiding set of principles that direct employee behavior in relation to managing risks. The Bank’s Risk Culture Statement encourages the following behaviors:
and future risks, discuss them openly and immediately take any necessary steps.
as proactively reporting and managing all types of risks.
providing overviews of challenges, and making timely decisions.
safe in using their respective considerations in making decisions.
The Bank realizes that the banking industry has to mitigate risks, and be ready for any unexpected results. However, the Bank also uses all opportunities to learn from experience and take corrective steps if such are required in the future.
Manajemen RisikoRisk Management
290 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Tata Kelola Risiko
Untuk memastikan tata kelola yang baik dan kuat, Bank menetapkan beberapa komite yang bertanggung jawab untuk memastikan efektivitas dari manajemen risiko dalam men-support strategi Bank.
Komite Pelaksana Tata Kelola | Governance Implementor Committee
Kredit | Credit Credit Initiation Committee (CIC)Country Risk Committee (CRC)
Pasar | Market Asset and Liability Committee (ALCO)Country Risk Committee (CRC)
Likuiditas & Modal | Liquidity & Capital Asset and Liability Committee
Operasional | Operations Country non Financial Risk Committee (CNFRC)Country Risk Committee (CRC)
Legal | Legal Country non Financial Risk Committee (CNFRC) Country Risk Committee (CRC)
Reputasi | Reputation Country non Financial Risk Committee Country Risk Committee (CRC)
Stratejik | Strategic Country Management Team
Kepatuhan | Compliance Country non Financial Risk Committee (CNFRC)Country Risk Committee (CRC)
Batas Lintas Negara | Country Cross Border Country Risk Committee
Conduct Country non Financial Risk Committee (CNFRC)
Information and Cyber Security Country non Financial Risk Committee (CNFRC)
Financial Crime Country Financial Risk Committee (CFCRC)
Risk Appetite
Risk Appetite adalah jumlah maksimum dan tipe risiko yang bersedia diambil dalam menjalankan strategi Bank. Bank tidak akan berkompromi terhadap Risk Appetite dalam upaya mendapatkan pertumbuhan revenue atau pendapatan yang lebih tinggi.
Pada tahun 2019, Bank mengimplementasikan Enterprise
Risk Management Framework yang menetapkan prinsip-prinsip dan standar yang baru untuk manajemen risiko di Bank secara keseluruhan. Bank memastikan bahwa strategi bisnis sejalan dengan kerangka kerja ini. Melalui implementasi Enterprise Risk Management Framework, Bank telah menambahkan satu tipe risiko, yaitu risiko conduct, sementara risiko pensiun tidak lagi dianggap
Risk Management
its risk management.
Risk Appetite is the maximum amount and type of risk that the Bank is willing to take when executing its business strategy. The Bank does not compromise its Risk Appetite to generate higher revenue growth.
In 2019, the Bank implemented the Enterprise Risk Management Framework, which sets new principles and standards of risk management. The Bank ensures that its business strategy remains consistent with this framework. Through the implementation of the Enterprise Risk Management Framework, the Bank has started taking into account a new type of risk, namely conduct risk, while pension risk is no longer considered as one of the Bank’s
Manajemen RisikoRisk Management
291
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
sebagai risiko utama di Bank. Risiko Information
and Cyber Security serta Financial Crime Risk yang sebelumnya menjadi sub tipe dari risiko Operasional,
kerangka Enterprise Management Framework.
mitigasinya setiap jenis risiko disampaikan sebagai berikut:
Risiko Kredit
Credit Risk
Penyebab:Timbul akibat kegagalan pihak ketiga dalam memenuhi kewajiban pembayaran ke-pada Bank, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Eksposur kredit mungkin timbul dari aktivitas perbankan maupun perdagangan.
Cause:
Credit risk exposure may arise from banking and trading activities.
Strategi pengelolaan:Risiko kredit dikelola melalui kerangka kerja yang menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pengukuran dan pengelolaan risiko kredit. Terdapat pemisahan tugas antara pelaksana transaksi pada bisnis dan pemberi persetujuan dalam fungsi risiko. Semua batas eksposur kredit disetujui dalam kerangka kewenangan memutus kredit yang ditetapkan.
Kebijakan KreditKebijakan kredit di seluruh Grup dipertimbangkan dan disetujui oleh Group Risk Committee, yang juga membawahi delegasi persetujuan kredit dan wewenang penurunan nilai pemberian pinjaman. Di tingkat lokal, Standard Chartered Bank Indonesia memiliki hak untuk mempertimbangkan kebijakan kredit. Sedangkan,
negara ditetapkan oleh Group Risk Committee yang berwenang untuk memutuskan bagi Retail Banking dan Corporate Institutional Clients. Kebijakan ini konsisten dengan kebijakan kredit di seluruh Grup, namun telah diperinci dan disesuaikan dengan situasi risiko yang berbeda-beda, peraturan bank sentral di setiap negara, dan karakteristik portofolio.
major risks. Information and Cyber Security Risk and Financial Crime Risk, which were previously sub-types of
right in the Enterprise Management Framework.
each type of risk are as follows:
Management Strategy:Credit risk is managed through policies and procedures that cover credit risk measurement and management. There is a separation of duties between employees who execute business transactions and approvers in the risk function. All credit exposure limits are set out within the framework of agreed credit authority.
Credit PolicyCredit policies across the Group are approved by the Group Risk Committee, who also oversees credit approval delegations and the authority to lower credit amounts. At the local level, Standard Chartered Bank Indonesia reserves the right to set its own credit policies. Meanwhile,
country are determined by the Group Risk Committee who is authorized to make decisions about Retail Banking and Corporate Institutional Clients. This policy is consistent with credit policies adopted across the Group, but
central bank regulations in each country, and portfolio characteristics.
Manajemen RisikoRisk Management
292 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Wewenang KreditGrup terkait dengan eksposur kredit besar untuk individu pihak ketiga, dimana portofolio eksposur ritelnya akan ditinjau dan direkomendasikan oleh Group Credit
Committee. Wewenang yang dimiliki oleh Group Credit
Committee didelegasikan dari Group Risk Committee. Wewenang kredit ini didasarkan pada credit risk grade (kemungkinan tunggakan nasabah) dan expected loss (kerugian yang diperkirakan).
Sedangkan, semua wewenang persetujuan kredit lain yang didelegasikan oleh Group Risk Committee kepada staf analisis kredit perorangan berdasarkan pada pertimbangan, pengalaman dan skala risiko yang disesuaikan dan memperhitungkan estimasi potensi kerugian maksimal dari nasabah atau portofolio. Originasi kredit dan peran persetujuan dipisahkan dalam semua pemberian kredit, kecuali beberapa aplikasi yang disetujui sebelumnya. Dalam beberapa pengecualian tersebut, analisis kredit yang telah ditetapkan hanya dapat digunakan dalam persetujuan eksposur terbatas dalam parameter risiko yang ditetapkan.
Adapun beberapa persyaratan kemampuan penilaian untuk Pemberi Persetujuan Kredit adalah telah lulus
(CCRMC).
Pengawasan KreditBank secara rutin memantau eksposur kredit, kinerja portofolio, dan kecenderungan eksternal yang dapat mempengaruhi hasil pengelolaan risiko. Laporan manajemen risiko internal disajikan kepada Komite Risiko yang berisikan informasi utama mengenai lingkungan, kecenderungan kondisi politik dan ekonomi terhadap portofolio utama dan negara, serta tunggakan portofolio dan penurunan kualitas kredit.
Pengawasan kredit ini melibatkan The Regional Credit
Issues Forum yang merupakan sub-komite yang memperoleh otoritasnya dari Group Risk Committee. The
Regional Credit Issues Forum mengadakan pertemuan secara teratur untuk menilai dampak dari kejadian eksternal dan kecenderungan pada portofolio risiko kredit
Credit AuthorityThe Group has large credit exposures for third party individuals, whose portfolio of retail exposures is reviewed by the Group Credit Committee. The authority of the Group Credit Committee is delegated by the Group Risk Committee. The credit authority is based on credit risk grade and estimated loss.
Meanwhile, the Group Risk Committee delegates the authority to approve credit to individual credit analysis employees, taking into account their experience and the risk scale associated with the estimated maximum potential loss caused by the customer or portfolio. Credit origination and approvals are separated in all credit provisions, except for some previously approved credit applications. In some of these exceptions, previous credit analysis can only be used in a limited exposure agreement
Parties responsible for granting credit approvals have to obtain the Corporate Credit Risk Management
Credit Oversight The Bank regularly monitors credit exposures, portfolio
management. The internal risk management reports - which contain key information about the business environment, political and social trends of the main portfolio and country, as well as portfolio arrears and deteriorating credit quality - are presented to the Risk Committee.
Credit oversight involves the Regional Credit Issues Forum, which is a sub-committee whose authority comes from the Group Risk Committee. The Regional Credit Issues Forum meetings are held regularly to assess the impact of external events and trends in relation to credit risk portfolios associated with Global Banking and
Manajemen RisikoRisk Management
293
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
di Global Banking dan Commercial Banking Clients untuk
dengan struktur portofolio, portofolio dan standar proses penilaian, serta kebijakan risiko dan prosedur.
Klien atau portofolio ditempatkan pada peringatan awal ketika mereka menampilkan tanda-tanda kelemahan aktual atau potensial. Beberapa contohnya adalah saat terdapat penurunan posisi klien dalam industri, penurunan keuangan, pelanggaran perjanjian, tidak dipenuhinya kewajiban dalam periode yang ditetapkan, atau terdapat kekhawatiran berkaitan dengan kepemilikan atau manajemen.
Rekening dan portofolio tersebut dikenakan proses khusus yang diawasi oleh Credit Issue Committee di masing-masing negara. Kemudian, rencana rekening klien dan nilai kredit dievaluasi kembali. Hal ini diikuti dengan tindakan perbaikan yang disetujui dan dipantau penerapannya. Tindakan perbaikan tambahan dapat diambil dengan mengeluarkan akun atau memindahkan akun segera ke dalam pengawasan Group Special Assets
Management, grup khusus unit recovery.
Untuk Retail banking, kecenderungan tunggakan portofolio dipantau terus menerus pada level terperinci. Perilaku pelanggan individu juga dilacak dan dipertimbangkan pada saat keputusan pemberian kredit. Akun yang telah lewat jatuh tempo akan dikenakan proses koleksi dan dikelola secara mandiri oleh fungsi risiko. akun juga akan diatur oleh unit khusus recovery.
Bisnis usaha kecil dan menengah dikelola dalam Retail banking. Sedangkan untuk eksposur yang lebih besar dikelola melalui pendekatan discretionary lending, yaitu medium enterprise dan middle market yang dikelola dan menjadi bagian Commercial Banking. Hal ini sejalan dengan prosedur Global Banking, dimana proses kredit lebih lanjut didasarkan pada paparan risiko. Akun discretionary lending dan private banking yang jatuh tempo akan dikelola oleh Group Special Assets
Management.
and take actions that are consistent with its portfolio structure, assessment process and standards, and risk policies and procedures.
Clients or portfolios are given early warnings when they show signs of actual or potential weakness. These signs include a decline in performance of a client in the industry,
concerns over ownership or management.
These accounts and portfolios are subject to certain processes overseen by the Credit Issue Committee in each country. Furthermore, each client’s account plan and credit score is re-evaluated. This is followed by agreed-upon corrective actions, which are continually monitored. Extra corrective actions can also be used by issuing an account or placing an account under the supervision of the Group Special Assets Management that specialized for recovery units.
In retail banking, a portfolio that tends to fall into arrears is closely monitored. The behavior of each customer is taken into account before credit is granted. Overdue accounts are subjects to a collection process and managed
are also managed by a special recovery unit.
Small- and medium-sized businesses are managed by Retail Banking. Meanwhile, larger exposures are managed through a discretionary lending approach, which is a medium enterprise and middle market that is managed under the Commercial Banking Segment. This is in line with Global Banking procedures, where further credit process should be based on risk exposure. Overdue discretionary lending and private banking accounts are managed by the Group’s Special Assets Management.
Manajemen RisikoRisk Management
294 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Di tingkat lokal, pengawasan kredit dilakukan melalui forum governance, seperti Country Risk Committee,
Credit Issues Committee dan working committee lainnya, seperti Country Non-Financial Risk Committee. Nilai risiko kredit dikelola dalam kapasitas konsentrasi yang ditetapkan oleh pihak ketiga atau Grup yang terkait pihak ketiga, berdasarkan negara dan industri dalam Global
Banking dan Commercial Banking Clients, dan dipantau oleh produk dan negara dalam Retail Clients. Target tambahan ditetapkan dan dimonitor konsentrasinya dengan peringkat kredit. Demikian pula nilai kredit akan dimonitor oleh Komite Risiko yang bertanggung jawab di setiap bisnis.
Peringkat Kredit dan PengukurannyaPengukuran risiko memegang peran penting, bersamaan dengan penilaian dan pengalaman dalam menginformasikan pengambilan risiko dan keputusan manajemen portofolio. Proses ini adalah daerah utama untuk investasi berkelanjutan dan menjadi perhatian manajemen senior.
Sejak 1 Januari 2008, Standard Chartered Group telah menggunakan penilaian berdasarkan peringkat pendekatan Internal Ratings Based dalam kerangka peraturan Basel II untuk menghitung modal risiko kredit. Untuk portofolio Internal Ratings Based, digunakan sistem standar peringkat kredit alfanumerik, baik di Retail
banking, Global Banking dan Commercial Banking Clients. Peringkat ini didasarkan pada penilaian internal Grup terhadap kemungkinan kegagalan dalam jangka waktu satu tahun, dengan penilaian nasabah atau portofolio yang dinilai terhadap berbagai faktor kuantitatif dan kualitatif. Peringkat numerik terdiri dari 1 sampai 14, dimana
atau C. Peringkat kredit yang lebih rendah adalah indikasi dari kemungkinan kegagalan yang lebih rendah. Peringkat kredit 1A sampai 12C diberikan kepada nasabah atau akun lancar, sedangkan peringkat kredit 13 dan 14 diberikan kepada nasabah atau akun tidak lancar atau kredit macet.
At the local level, credit is overseen through governance forums, which engage the Country Risk Committee, the Credit Issues Committee and other working committees, such as the Country Non-Financial Risk Committee. Credit risk values are managed in a concentrated capacity determined by third parties or third party-related groups, depending on the country and industry of the Global Banking and Commercial Banking Clients, and monitored by products and countries under Retail Clients. Additional targets are set with their concentration monitored with credit ratings. Similarly, the credit score is monitored by the Risk Committee responsible for each business.
Credit Rating and MeasurementRisk measurement, paired with assessment and past experience, plays a key role in informing portfolio management decisions. This process plays a key role in sustainable investment and is of great concern to senior management.
Since 1 January 2008, the Standard Chartered Group has used a rating system based on the Internal Ratings Based approach in the Basel II regulatory framework to calculate credit risk capital. For the Internal Ratings Based portfolio, the alphanumeric credit rating standard system is used for Retail banking, Global Banking and Commercial Banking Clients. The rating is based on the Group’s internal assessment of possible failures within a one year period, with customer or portfolio assessments made against various quantitative and qualitative factors. Numerical rating is made on a scale of 1 to 14, with more advanced
credit rating is an indicator of a lower likelihood of failure. Credit ratings 1A to 12C are given to current accounts or customers, while credit ratings 13 and 14 are given to non-current or non-performing accounts.
Manajemen RisikoRisk Management
295
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Manajemen Kredit dan ProvisiKredit tidak lancar meliputi setiap pinjaman yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari atau dinyatakan terganggu, dan tidak termasuk:
90 hari, dimana diharapkan tidak terdapat kegagalan bunga pembayaran atau kerugian sisa pinjaman; serta
90 hari jatuh tempo, tetapi tidak terdapat kegagalan bunga pembayaran untuk lebih dari 180 hari sejak negosiasi dan tidak ada kerugian pokok.
Ketentuan kerugian kredit Bank telah dibentuk untuk mengenali provisi kerugian, baik pada modal pinjaman khusus atau pada portofolio utang dan piutang. Ketentuan ini juga berlaku bagi individually impaired loans, dimana cadangan kerugian kredit ini dihitung berdasarkan individu kredit masing-masing.
Di retail banking, terdapat sejumlah besar pinjaman bernilai kecil yang menjadi indikator utama potensi kerugian, yaitu tunggakan. Pinjaman A dianggap tunggakan (jatuh tempo) ketika peminjam telah gagal untuk melakukan pembayaran pokok atau bunga saat kontrak jatuh tempo. Namun, tidak semua kredit bermasalah (terutama di tahap awal penunggakan) akan menyebabkan kerugian. Untuk tujuan pelaporan, pengukuran tunggakan mengikuti standar pada 1, 30, 60, 90, 120 dan 150 hari lewat jatuh tempo. Akun yang terlambat lebih dari 30 hari akan dipantau lebih ketat dan akan dikenakan proses penagihan lebih lanjut.
Ketentuan di retail banking mencerminkan fakta bahwa portofolio produk (tidak termasuk usaha kecil dan menengah antara pelanggan UKM dan nasabah perbankan swasta) terdiri dari sejumlah besar eksposur yang relatif kecil. Hipotek akan dinilai untuk provisi nilai individual atas dasar akun per akun. Namun, untuk produk lain yang tidak praktis untuk memantau setiap pinjaman tunggakan individual, provisi individunya dinilai secara kolektif.
Credit Management and ProvisionsNon-current loans include all loans that have been
and do not include:
date of 90 days, and show no potential default on interest payments or the remaining loss of the loan; and
overdue for 90 days, and show no failure of interest payments or principal loss for further 180 days.
The Bank’s credit loss provisions are set to recognize impairment losses, both in special loan capital or in the portfolio of debts and receivables. This provision also applies to individually impaired loans, where the allowance for credit losses is calculated based on each individual credit.
In retail banking, there are many small loans that have become the key indicators of potential losses or arrears. A credit is considered to be in arrears (due) when the borrower fails to make payments of the principal or interest when it is due. However, not all non-performing credits (especially in the early stages of arrears) will incur loss. For reporting purposes, arrears are measured by looking at how long accounts have been overdue - 1, 30, 60, 90, 120 or 150 days. All accounts that are overdue more than 30 days are monitored more closely and subject to a further collection process.
The stipulations in retail banking show that product portfolios (except SME, and between SME and private banking customers) consist of a large number of relatively small exposures. For mortgages, the provisions of individual values are assessed on an account-by-account basis. However, for any other products, where it is impractical to use the same method, the individual provisions are assessed collectively.
Manajemen RisikoRisk Management
296 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Untuk produk tanpa jaminan utama, seluruh jumlah utang umumnya dihapuskan pada 150 hari setelah lewat jatuh tempo. Untuk pinjaman terikat jaminan, ketentuan provisi individu (IIPs) umumnya ditingkatkan pada 150 hari (KPR) atau 90 hari (wealth management) dari masa jatuh tempo.
Ketentuan tersebut didasarkan pada nilai sekarang estimasi arus kas, khususnya yang dihasilkan dari realisasi keamanan. Setelah realisasi tersebut, setiap pinjaman yang tersisa akan dihapuskan. Hari-hari terakhir yang digunakan untuk memicu dan IIPs secara luas, didasarkan oleh pengalaman masa lalu yang umumnya menunjukkan bahwa ketika akun mencapai batas hari jatuh tempo tertentu, kemungkinan recovery menjadi rendah. Oleh karena itu, pada semua produk, terdapat situasi tertentu dimana pembentukan provisi atau proses
dipercepat, seperti dalam kasus yang melibatkan kebangkrutan, pelanggan penipuan ataupun kematian.
dan IIPs dipercepat untuk semua akun yang direstrukturisasi sampai 90 hari jatuh tempo (tanpa jaminan atau ) dan 120 hari jatuh tempo (dengan jaminan).
Pinjaman individual bermasalah dikhususkan untuk retail
banking sehingga non-performing loan yang dilaporkan dalam Laporan Tahunan Bank tidak akan sama, karena kredit bermasalah mencakup semua kredit yang telah jatuh tempo 90 hari. Perbedaan ini mencerminkan fakta bahwa pengalaman sementara menunjukkan sulitnya
menimbulkan tunggakan sebelum kerugian muncul. Sesuai pengalaman Grup, pinjaman bermasalah di retail
banking umumnya ditetapkan pada 150 hari. Sampai saat itu, poin yang menunjukkan permasalahan baru akan dideteksi dengan portfolio impairment provisions.
Metodologi portfolio impairment provisions digunakan untuk akun yang telah menimbulkan provisi nilai aset, baik secara individual maupun kolektif. Portfolio impairment
provisions digunakan pada portofolio semua produk dan ditetapkan berdasarkan tarif kerugian yang diperkirakan. Perkiraan ini didasarkan pada pengalaman masa lalu serta penilaian faktor tertentu yang mempengaruhi portofolio
For major unsecured products, the total credit amounts
collateral-backed credit, individual provisions (IIPs) are generally increased at 150 days (KPR) or 90 days (wealth management) after the due date.
This provision is based on the present value of estimated
of security. After the realization, any remaining credit is
and IIPs are broadly, past experience generally suggests that when an account reaches a certain due date, it has a low probability of recovery. Therefore, on all products,
accelerated, as in cases that involve bankruptcy, customer
accounts that are restructured to 90 days due (without
collateral).
banking, so non-performing loans reported in the Bank’s
performing loans that will cause arrears before losses arise. Based on the Group’s experience, non-performing loans in retail banking are generally set at 150 days. Until then, problems are detected with portfolio impairment provisions.
The portfolio impairment provision methodology is used in cases of accounts that have created provision for asset value, both individually and collectively. Portfolio impairment provisions are used for all product portfolios and are based on estimated loss rates. These estimates, in turn, are based on past experience and assessments
Manajemen RisikoRisk Management
297
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
yang relevan. Penilaian ini termasuk penilaian terhadap dampak dari kondisi ekonomi, perubahan peraturan dan karakteristik portofolio, seperti kecenderungan penunggakan dan kecenderungan early alert. Metodologi ini memberlakukan ketentuan yang lebih besar terhadap akun yang telah menunggak tetapi belum dianggap merugikan.
Prosedur untuk mengelola kredit masalah bagi bank swasta dan perusahaan sektor menengah di segmen UKM Retail Banking serupa dengan yang digunakan dalam Global Banking dan Commercial Banking Clients. Dalam Global Banking dan Commercial Banking, pinjaman
hasil analisa dan tinjauan yang menunjukkan bahwa pembayaran penuh dari bunga maupun pokok pinjaman dipertanyakan atau dilakukan segera setelah pembayaran dari bunga atau pokok pinjaman mencapai jatuh tempo 90 hari. Akun tidak lancar akan dikelola oleh unit recovery khusus, yaitu Group Special Asset Management, yang terpisah dari unit bisnis utama Bank. Pada saat jumlah dinilai tidak dapat menutup pinjaman, maka provisi nilai aset perorangan akan timbul. Provisi ini merupakan selisih antara nilai tercatat pinjaman dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan.
Kondisi masing-masing nasabah akan diperhitungkan ketika Group Special Asset Management memperkirakan arus kas di masa depan. Semua sumber yang tersedia akan dipertimbangkan, seperti arus kas yang timbul dari operasi, penjualan aset atau anak perusahaan, serta pemberian jaminan. Terhadap setiap keputusan yang berkaitan dengan timbulnya provisi, Grup akan mencoba untuk menyeimbangkan pertimbangan berdasarkan kondisi ekonomi, pengetahuan dan pengalaman lokal, serta hasil tinjauan aset independen.
Jika dinilai tidak ada kemungkinan untuk memperbaiki penurunan nilai provisi yang timbul, maka jumlah provisi tersebut akan dihapuskan. Sebagai contoh, pada Retail
Banking, portfolio impairment provisions digunakan untuk menutupi potensi kerugian, yang meskipun tidak
assessments include the impact of economic conditions, regulatory changes and portfolio characteristics, such as arrears and early alerts. This methodology applies larger provisions to accounts that have gone into arrears but are still not considered loss-incurring.
The procedure for managing troubled loans made by private banks and medium sector companies in the Retail Banking SME segment is similar to that used for Global Banking and Commercial Banking Clients. In Global
and assessed as losses based on the results of analysis and reviews that show that the full payment of the interest or principal of the loan is questioned or made immediately after the due date for the payment of the interest or principal reaches 90 days. Non-current accounts are managed by a special recovery unit, the Group Special Asset Management, which is a separate entity to the Bank’s main business units. When the amount assessed cannot cover the loan, a provision for the value of
between the amount the loan and the present value of the
account when the Special Asset Management Group
sales of assets or subsidiaries, and the provision of collateral. With respect to any decision, the Group tries to balance economy-based considerations, local knowledge and experience, and the results of independent asset reviews.
If the assessment of a troubled loan suggests that it is impossible to revise the impairment in the provision, the
Retail Banking, portfolio impairment provisions are used to
Manajemen RisikoRisk Management
298 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
timbul pada semua portofolio. Pada Global Banking dan Commercial Banking Clients, penetapan ini mengacu kepada sejarah peringkat kerugian dan faktor subjektif, seperti kondisi keuangan dan kecenderungan pada indikator utama portofolio. Metodologi ini memberlakukan ketentuan yang lebih besar terhadap akun yang telah menunggak tetapi belum dianggap merugikan.
Pendekatan Basel terhadap Risiko Kredit Grup Standard Charetered Bank menggunakan pendekatan internal ratings based untuk mengelola risiko kredit bagi mayoritas portofolionya. Hal ini memungkinkan Grup untuk menggunakan perhitungan internal probability
of default, loss given default, exposure at default, dan credit conversion factor untuk menentukan bobot risiko aset.
Probability of default adalah kecenderungan bahwa semua nasabah akan memenuhi kewajibannya. Terkait hal ini, semua bank yang menggunakan pendekatan internal
ratings based harus menetapkan intern probability of
default untuk semua peminjam di setiap tingkat pinjaman. Loss given default adalah persentase penurunan exposure
at default yang diharapkan pemberi pinjaman didapat dari peminjam. Exposure at default adalah jumlah yang diharapkan dari peminjam pada titik standar. Sedangkan, credit conversion factor adalah model parameter internal berdasarkan pengalaman masa lalu untuk menentukan jumlah yang akan dapat ditarik sesuai porsi fasilitas yang diberikan.
Semua aset yang menggunakan pendekatan internal
ratings based mempunyai model probability of default,
loss given default, exposure at default dan credit
conversion factor yang dikembangkan untuk mendukung pengambilan keputusan proses kredit. Risk-weighted
assets (RWA) dengan pendekatan internal ratings based
ditentukan sesuai kebijakan dari Grup mengenai formula khusus perhitungan dari probability of default, loss given
default, exposure at default dan credit conversion factor.
Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia, maka Standard Chartered Bank Indonesia menerapkan pendekatan standar untuk pengukuran risiko kredit sesuai dengan
When it comes to Global Banking and Commercial Banking Clients, this determination refers to the history of loss ratings and various subjective factors, such as
This methodology applies larger provisions to accounts that have gone into arrears but are still not considered loss-incurring.
Basel Approach to Credit Risk The Standard Chartered Bank Group uses an internal ratings-based approach to manage credit risk in most of its portfolios. This method enables the Group to use internal default probability, loss given default, exposure at default, and credit conversion factor calculations to determine asset risk.
Probability of default is the likelihood that the customers
an internal ratings-based approach must set an internal probability of default for all borrowers at each loan level. Loss given default is the percentage of reduction in exposure at default expected by the lender to be obtained from the borrower. Exposure at default is the amount expected from the borrower at a standard point. Meanwhile, the credit conversion factor is an internal parameter model based on past experience used to determine the amount that can be collected according to the portion of the facility.
All assets that use an internal rating-based approach have a probability of default, loss given default, exposure at default, as well as credit conversion factor models developed to support decision-making about the credit process. Risk-weighted assets (RWA) with an internal rating-based approach are determined in accordance with the Group’s policy on the formula for calculating the probability of default, loss given default, exposure at default and credit conversion factors.
Pursuant to Bank Indonesia regulations, Standard Chartered Bank Indonesia applies a standardized
Manajemen RisikoRisk Management
299
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
bobot risiko tetap. Bobot risiko yang diterapkan dengan pendekatan standardisasi ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan didasarkan pada kelas aset yang diberikan eksposur.
Untuk sovereigns, korporasi dan institusi, penilaian eksternal digunakan untuk menetapkan bobot risiko. Peringkat eksternal ini berasal dari agensi pemeringkat yang disetujui Otoritas Jasa Keuangan. Pemeringkatan eksternal dilakukan oleh lembaga penilai kredit eksternal, yaitu Moody, Standard & Poor’s, serta Fitch. Grup menggunakan peringkat dari lembaga ini sebagai bagian dari proses bisnis harian. Peringkat eksternal untuk pihak rekanan ditentukan segera setelah hubungan dimulai, dan peringkat ini terus dipantau serta diperbaharui. Penilaian yang diberikan lembaga penilai kredit eksternal terpilih akan dimasukkan dalam langkah kualitas kredit, sebagaimana disarankan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
JaminanJaminan diberikan untuk mengurangi eksposur risiko kredit dan jenis agunannya disesuaikan dengan kebijakan mitigasi risiko. Jenis agunan yang memenuhi syarat untuk mitigasi risiko meliputi kas; tempat tinggal; properti komersial dan industri; aset tetap, seperti kendaraan bermotor, pesawat terbang, pabrik dan mesin; surat berharga, komoditas, serta bank garansi dan letter of
credit.
Untuk beberapa jenis pinjaman, umumnya hipotek terkait pembiayaan aset, maka hak untuk mengambil alih aset
harga dan kemampuan yang sesuai. Jaminan dilaporkan sesuai dengan kebijakan mitigasi risiko Grup yang mengatur frekuensi penilaian untuk berbagai jenis jaminan yang berbeda, berdasarkan tingkat volatilitas harga setiap jenis jaminan dan sifat dasar dari produk atau eksposur risiko. Apabila diperlukan, nilai jaminan dapat disesuaikan untuk menunjukkan kondisi pasar saat ini, serta kemungkinan perbaikan dan periode waktu yang menunjukkan kepemilikan jaminan. Nilai agunan yang dilaporkan juga disesuaikan dengan dampak dari over-
collateralisation.
risk weights. The risk weight applied to the standardization approach is determined by the Financial Services Authority and is based on the asset class of the exposure.
For sovereigns, corporations and institutions, external assessments are used to determine risk weight. These external ratings are made by rating agencies that have been approved by the Financial Services Authority. External ratings are made by external credit assessment institutions, namely Moody’s, Standard & Poor’s, and Fitch. The group uses the ratings from these institutions as a part of daily business processes. External ratings for counterparties are determined soon after the start of a relationship, and the ratings are monitored and updated on a regular basis. Appraisals provided by selected external credit assessment institutions are taken into account in measuring credit quality, as recommended by the Financial Services Authority.
CollateralCollateral reduces credit risk exposure, with collateral type adjusted to the risk mitigation policy. The types of collateral that meet the requirements for risk mitigation include cash; real estate; commercial and industrial
factories and machinery; securities, commodities, bank guarantees and letters of credit.
the right to take over physical assets becomes important with the aim of determining the appropriate price and capability. Collateral is reported in accordance with the Group’s risk mitigation policy, which regulates the
on price volatility, and the nature of the product or risk exposure. If necessary, the value of the collateral can
as the possibility of improvement and the period that indicates ownership of the collateral. Collateral value is also adjusted to the impact of over-collateralization.
Manajemen RisikoRisk Management
300 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Persyaratan agunan bukanlah pengganti kemampuan untuk membayar, yang merupakan pertimbangan utama untuk setiap keputusan pemberian kredit. Dalam menentukan dampak keuangan dari agunan terhadap pinjaman tidak jatuh tempo atau yang mengalami penurunan nilai, Grup telah menilai pentingnya agunan dalam kaitannya dengan jenis pinjaman.
Ketika jaminan atau derivatif kredit digunakan sebagai mitigasi risiko kredit, maka kelayakan kredit dari penjamin akan dinilai dan ditetapkan menggunakan proses persetujuan kredit. Jenis utama dari penjamin meliputi bank garansi, perusahaan asuransi, perusahaan induk, pemegang saham dan lembaga kredit ekspor. Mengingat dampak potensialnya terhadap volatilitas pendapatan, maka derivatif kredit digunakan secara terkendali dengan mempertimbangkan tingkat volatilitas yang diharapkan.
Untuk Global Banking dan Commercial Banking, proses pengelolaan dan pengakuan mitigasi risiko kredit diatur oleh kebijakan yang menetapkan kriteria kelayakan yang harus dipenuhi. Agar kebijakan mitigasi risiko kredit efektif, perlu ditetapkan kriteria yang jelas dalam proses mitigasi, yaitu:
pengendalian risiko tertentu atau terhadap mitra harus dihindari. Mitigasi standar pada konsentrasi agunan dikelola, baik terhadap portofolio maupun mitra;
underlying asset, seperti yang terkait dengan penurunan dari forced sale value atau nilai jual paksa agunan;
discount harus diterapkan untuk melindungi dari
ketidaksesuain antara jaminan dan eksposur.
Collateral shall not be interpreted as the ability to pay, which is the key consideration for any decision to grant
a loan that is not overdue or impaired, the Group assesses the importance of collateral in relation to the type of loan.
When collateral or credit derivatives are used to mitigate risk, the credit worth of the guarantor will be assessed and determined using a credit approval process. The main types of guarantors include banks, insurance companies, holding companies, shareholders and export credit institutions. Given its potential impact on revenue volatility, credit derivatives are strictly controlled with due consideration of the expected level of volatility.
For Global Banking and Commercial Banking, the process of managing credit risk mitigation is governed by criteria
mitigation policy, it is necessary to clearly set such criteria in the mitigation process, which include:
or partner must be avoided. Standard mitigation of collateral concentration is managed, both for portfolios and partners;
underlying assets, such as those related to a decrease in forced sale value or the forced sale value of collateral;
discount must be applied to protect it from currency
and followed; and
the event of a discrepancy between collateral and exposure.
Manajemen RisikoRisk Management
301
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Dalam mengupayakan pengendalian risiko kredit yang memenuhi kriteria kebijakan, prosedur yang jelas diterapkan untuk memastikan bahwa nilai agunan yang mendasari dicatat secara tepat dan diperbarui secara teratur.
Untuk Retail Banking, penggunaan agunan yang efektif adalah kunci dari mitigasi risiko. Semua agunan yang diterima oleh Retail Banking telah dipenuhi dalam proposal produk yang disetujui oleh senior staf kredit dengan wewenang terkait. Semua jenis jaminan baru harus diperiksa melalui proses persetujuan bisnis baru yang ketat dan disetujui oleh Komite Risiko untuk Retail Clients
sebagai jaminan untuk pinjaman, semua item harus mempunyai harga dan aktif di pasar sekunder.
Dokumentasi diperlukan untuk memudahkan Retail
Banking merilis proposal sesuai kebutuhan, tanpa melibatkan keterlibatan dari pemilik. Valuasi reguler agunan diperlukan sesuai dengan kebijakan mitigasi risiko Grup yang mengatur proses penilaian dan frekuensi penilaian untuk berbagai jenis jaminan yang berbeda. Frekuensi penilaian dipengaruhi oleh tingkat volatilitas harga setiap jenis jaminan dan sifat produk yang mendasari atau eksposur risiko. Stress
test juga dilakukan terhadap perubahan nilai jaminan atas portofolio utama untuk membantu manajemen senior mengelola risiko dalam portofolionya. Agunan
prosedur pengelolaan risiko agunan harus dijalankan pada setiap bisnis di setiap negara.
To run credit risk control that meets policy requirements, clear procedures are implemented to ensure that the value of the underlying collateral is appropriately recorded and regularly updated.
key to risk mitigation. All collateral received by Retail
authority. All new types of collateral must go through a rigorous new business approval process and must be approved by the Risk Committee for Retail Clients. To
all items must be priced and active in the secondary market.
Documentation is needed to facilitate Retail Banking to release proposals, without involving the owner. Regular collateral evaluations are required in line with the Group’s risk mitigation policies. The frequency
the price of each type of collateral, and the nature of the underlying product or risk exposure. Stress tests are also conducted on changes in collateral value for the main portfolio to help senior management manage portfolio risk. Physical collateral needs to be insured at all times, and all collateral risk management procedures must be followed in every line of business in each country.
Manajemen RisikoRisk Management
302 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Risiko Pasar
Market Risk
Penyebab:Timbul akibat terjadinya perubahan nilai tukar mata uang dan tingkat bunga di pasar.
Cause:May arise due to changes in the currency exchange rates and interest rates.
Strategi pengelolaan:Bank menganggap risiko pasar sebagai potensi hilangnya pendapatan atau nilai ekonomi karena perubahan yang merugikan pada tingkat atau harga pasar keuangan. Bank terpapar risiko pasar yang timbul terutama dari transaksi yang dilakukan oleh klien. Tujuan dari kebijakan dan proses risiko pasar Bank adalah untuk menciptakan keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian yang memenuhi persyaratan klien. Kategori utama risiko pasar untuk Bank adalah risiko suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang. Bank memiliki serangkaian kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko pasar. Kebijakan tersebut mencakup trading books dan non-trading books. Otoritas yang didelegasikan untuk penetapan batas risiko pasar dicatat dalam limit management system (LMS), demikian pula halnya dengan persetujuan limit.
Country Risk Committeediperlukan, metode sensitivitas akan digunakan, selain VaR, sebagai alat pengelolaan risiko. Sebagai contoh, sensitivitas tingkat bunga diukur terhadap kenaikan satu basis poin dalam hasil, sedangkan untuk valuta asing, sensitivitas diukur dari nilai atau jumlah dasar. Bank mengukur risiko kerugian yang timbul dari potensi pergerakan yang merugikan dalam tingkat pasar di masa depan, harga dan volatilitas dengan menggunakan metodologi VaR. Metode VaR mengukur potensi kerugian maksimum pada interval kepercayaan 97,5% selama periode holding 1 hari dengan menggunakan metodologi simulasi historis berdasarkan 260 hari yang berlangsung. Grup secara teratur menguji model VaR ini.
Untuk perhitungan modal risiko pasar, Bank menggunakan pendekatan terstandardisasi dengan mengikuti format laporan dari Bank Indonesia yang hanya terkait dengan portofolio trading book dan posisi FX NOP. Pengukuran VaR dilengkapi dengan pengujian stres eksposur risiko pasar secara berkala untuk memantau potensi risiko yang mungkin timbul dari peristiwa pasar yang ekstrim.
Stress testing merupakan bagian integral dari kerangka kerja manajemen risiko pasar yang mempertimbangkan peristiwa pasar historis dan skenario ke depan. Metodologi stress testing yang konsisten diterapkan pada trading books dan non-trading books. Metodologi stress testing mengasumsikan bahwa ruang lingkup untuk tindakan manajemen akan terbatas selama peristiwa stres, yang mencerminkan penurunan likuiditas pasar yang sering terjadi. Skenario stres diperbarui secara
Risiko tingkat bunga dari portofolio non-trading books ditransfer ke Treasury Markets (TM) di bawah pengawasan ALCO. Risiko ini timbul terutama dari ketidaksesuaian penetapan harga ulang antara aset komersial dan liabilitas. TM juga terkait dengan instrumen keuangan yang disetujui di pasar untuk mengelola risiko suku bunga bersih, tergantung pada VaR yang dan batas risiko disetujui. VaR dan stress test diterapkan pada eksposur non-trading books dengan cara yang sama seperti untuk trading books, sehingga dengan demikian alat pengukuran risiko utama adalah VaR untuk non-trading books. TM juga mengelola portofolio sekuritas yang dapat dipasarkan, terutama untuk tujuan memenuhi persyaratan terkait cadangan.
Management Strategy:
arise from transactions made by clients. The purpose of the Bank’s market risk policies and processes is to create a balance between risk and return that meets client requirements. The main categories of market risk for banks are interest rate risk and currency exchange risk. The Bank has a set of policies and procedures to manage market risk, which cover trading books and non-trading books. Market risk limits are administered in the limit management system (LMS), as is the case with limit approval.
other than VaR, is used as another risk management tool. For example, the sensitivity of the interest rate is measured against an increase of one basis point in the yield, while for foreign exchange, sensitivity is measured by the value or basic amount. The Bank measures the risk of loss that may arise from potential adverse
over a 1 day holding period by using a historical simulation of 260 days. The Group regularly tests its VaR model.
To calculate market risk capital, the Bank uses a standardized approach of a report format provided by Bank Indonesia that is related to trading book portfolios and FX NOP positions. VaR measurements are put through periodic stress testing of market risk exposures to monitor potential risks that may arise due to extreme market events.
Stress testing is an integral part of the market risk management framework that takes into account historical market events and future scenarios. A consistent stress testing methodology is applied to trading books and non-trading books. The stress testing methodology presumes that the scope of management actions will be
economic events.
Interest rate risk from the portfolio of non-trading books is transferred to the Treasury Market (TM) under the supervision of ALCO. This risk arises primarily due to a
on the VaR and agreed risk limits. VaR and stress tests are applied to non-trading books exposure in the same way they are applied to trading books, so the main risk measurement tool is VaR for non-trading books. The TM also manages a marketable securities portfolio, primarily for the purpose of meeting reserve-related requirements.
Manajemen RisikoRisk Management
303
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Penyebab:Timbul akibat ketidakcukupan sumber likuiditas keuangan yang ada untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo atau akibat sumber dana Bank memiliki biaya yang sangat tinggi.
Cause:
result of a very high cost of funds.
Strategi pengelolaan:Bank mempunyai seperangkat organisasi, kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko likuiditas. Penerapan manajemen risiko likuiditas bertujuan untuk
Asset Liability Committee menjadi komite yang Country Treasury Risk
sebagai unit kontrol yang independen akan melaksanakan fungsi pengukuran, pemantauan dan pengendalian terhadap eksposur risiko likuiditas jangka pendek.
Pengukuran terhadap eksposur risiko likuiditas jangka pendek terutama mengacu pada maximum dan stress test. adalah pengukuran arus kas dalam kondisi normal, dengan asumsi yang tepat mengenai kebiasan nasabah. dihitung dan dikenakan limit pada rentang waktu overnight, satu minggu, dan horison 1 bulan.
Risiko stres likuiditas juga diukur untuk tujuan internal dalam horison waktu 90 hari, dimana aliran kas keluar diasumsikan meningkat secara relatif terhadap kondisi normal. Terkait hal ini, Bank memiliki aset likuid yang dapat dijual untuk menghadapi kondisi likuiditas yang ketat. Bank diharuskan untuk memiliki aset likuid yang siap jual untuk mengantisipasi arus kas keluar dalam setiap eksekusi stress testkemampuan untuk menghadapi kondisi tekanan jual.
Assets and Liabilities Committees (ALCO) memiliki kewenangan pengawasan sepenuhnya terhadap risiko likuiditas sesuai dengan kerangka kerja manajemen risiko. Limit-limit yang disetujui dan pihak-pihak yang mempunyai kewenangan terhadap persetujuan limit dicatat dalam Limit Management System.
Management Strategy:The Bank has a set of policies and procedures for managing liquidity risk. Liquidity risk management aims to identify, measure, monitor and control the position of
Country Treasury Risk, as an independent control unit, measures, monitors and controls short-term liquidity risk exposure.
limits in the range of overnight, one week and 1 month.
conditions. As such, the Bank has liquid assets that can be sold to anticipate tight liquidity conditions. Banks are required to have liquid assets that are ready for
pressures.
The Assets and Liabilities Committees (ALCO) are fully authorized to oversee liquidity risk in accordance with the risk management framework. The approved credit limits are recorded in the Limit Management System.
Manajemen RisikoRisk Management
304 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Risiko Operasional
Operational Risk
Penyebab:Risiko operasional timbul sebagai akibat dari tidak memadai atau gagalnya proses internal, manusia, dan sistem atau akibat dari dari kejadian eksternal, termasuk kejadian yang berhubungan dengan
Operasional.
Cause:Operational risk may arise as a result of inadequate internal processes, human resources, and systems, or as a result of external events, including those related to the law. All risks other than those
Strategi pengelolaan:
mengacu kepada Tiga Lini Pertahanan yang telah diuraikan di bagian Manajemen Risiko di atas. Organisasi manajemen risiko operasional di Bank sejalan dengan struktur organisasi di masing-masing bisnis atau fungsi pendukung. Konsistensi dengan struktur organisasi ini memberikan keyakinan bahwa risiko operasional
menetapkan pendekatan menyeluruh terhadap risiko Operasional. Hal ini dilakukan dengan menggunakan Control Assesment Standard monitoring terhadap semua jenis risiko.
CAS digunakan untuk menentukan disain, kekuatan dan reliabilitas dari setiap proses, dengan ketentuan sebagai berikut:
Process Universe.
monitoring dari kontrol-kontrol, untuk memitigasi risiko-risiko yang diprioritaskan.
Kejadian-Kejadian Risiko OperasionalSelain hal yang diuraikan di atas, kejadian risiko operasional juga timbul akibat dari ketidakcukupan atau kegagalan proses-proses internal, manusia dan sistem atau akibat dari kejadian-kejadian eksternal. Kejadian risiko operasional merupakan indikasi bahwa kontrol belum didisain dengan tepat untuk memitigasi sebab daripada sebuah risiko atau kontrol tidak dioperasikan secara efektif. Kejadian risiko Operasional ini harus segera ditangani secara tepat waktu dan dikaji ulang untuk
Management Strategy:
The roles and responsibilities of operational risk management refer to the Three Lines of Defense described in the Risk Management section above. The Bank’s operational risk management is in line with the organisational structure of each business line or supporting function. Consistency with this organisational structure
policies.
The Operational Risk Type Framework takes a holistic approach to operational risk. This is done through the use of the Control Assessment Standards (CAS), which
CAS is used to determine the design, strength and reliability of each process, with the following conditions:
Operational Risk EventsIn addition to the matters described above, operational risk may also arise due to an inadequacy in the internal processes, human resources and systems, or as a result of external events. An operational risk event is an indication that control has not been designed to mitigate the cause rather than a risk, or control has not been
Manajemen RisikoRisk Management
305
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Risiko Hukum
Legal Risk
Penyebab:Timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Aspek yuridis ini disebabkan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau adanya kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna.
Cause:The Bank faces the risk of lawsuits and/or weak jurisdiction caused by a lack of legislation that can support weaknesses in agreements, i.e. when legal requirements of a contract are not met or when documents are not completely binding.
Strategi pengelolaan:Risiko hukum Bank dikelola oleh Divisi Hukum, sebagai bagian dari Divisi Hukum Regional ASEAN dan Asia Selatan, bersama dengan Regional General Counsel dan Divisi Hukum Bisnis Regional. Divisi Hukum Bank, melalui Country Risk Committee, memberikan nasihat dan arahan strategis terkait hukum kepada Chief Executive
serta kepala dan fungsi bisnis agar dapat mengimplementasikan manajemen risiko hukum.
Pengendalian risiko hukum diawali dengan penyusunan kebijakan dan/atau prosedur oleh Divisi Hukum Grup. Apabila diperlukan, country addendum atas kebijakan
perundang-undangan yang mengacu pada risk appetite dan risk tolerance untuk risiko hukum. Pengukuran risk appetite dan risk tolerance, termasuk namun tidak terbatas pada indikator risiko hukum, mengacu pada Matriks Penilaian Risiko Operasional yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit untuk risiko hukum. Pengendalian risiko hukum kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan berkala untuk memastikan efektivitas hak dalam kontrak dan perjanjian terkait masing-masing produk/aktivitas Bank. berkala ini dilakukan dalam setiap atau Country Product Addenda ataupun melalui opini hukum atas transaksi-transaksi tertentu. Setiap events, termasuk proses litigasi yang terkait dengan risiko hukum beserta jumlah potensi kerugian, dicatat dalam Legal Risk Management Information yang dipantau langsung oleh Divisi Hukum Regional Standard Chartered Bank guna memproyeksikan potensi kerugian yang dihadapi Bank.
Management Strategy:The Bank’s legal risk is managed by the Legal Division, a part of the ASEAN and South Asia Regional Law Division, along with the Regional General Counsel and the Regional Business Law Division. The Legal Division of the Bank, through the Country Risk Committee, provides legal advice and strategic directions to the Chief
Legal risk control begins with the preparation of policies and/or procedures by the Group’s Legal Division. If necessary, a country policy addendum may also be
risk appetite and tolerance. The measurement of risk appetite and risk tolerance, including but not limited to legal risk indicators, refers to the Operational Risk Assessment Matrix used as a reference point when implementing policies, procedures, and setting limits in relation to legal risk.
activities. These periodic reviews are made as a part of Product Program Guidelines or Country Product Addenda reviews or through obtaining a legal opinion about certain transactions. Each event, including litigation processes related to legal risk and the amount of potential losses, is administered in the Legal Risk Management Information, which is monitored directly by the Regional Legal Division of the Standard Chartered Bank to anticipate any losses that the Bank may face in the future.
Risiko Stratejik
Strategic Risk
Penyebab:Timbul akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik, serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Cause:May arise due to inaccuracies in the making and/or implementing of strategic decisions, and failure to anticipate changes in the business environment.
Strategi pengelolaan:Pengelolaan risiko stratejik menjadi tanggung jawab setiap unit bisnis dan unit pendukung melalui pengujian dan pengimplementasian perencanaan risiko stratejik secara efektif, serta melaporkannya kepada Country Management Team. Pendelegasian tanggung jawab kepada setiap unit kerja ini mengacu kepada Group Delegated Authorities Policy.
Setiap unit kerja ini memiliki kebijakan dan prosedur yang mendukung implementasi rencana stratejik. Namun, khusus terkait keputusan investasi stratejik, Bank memiliki kebijakan dan prosedur yang dituangkan dalam Group Policy for Operational Management of Strategic Investments dan Group Policy on Subsidiary Governance.
Management Strategy:Strategic risk management is the responsibility of each business unit and supporting units, which do this by testing and implementing strategic risk planning, and reporting to the Country Management Team. The delegation of responsibility to each work unit is based on the Group Delegated Authorities Policy.
Each of the work units has policies and procedures that support the implementation of strategic plans. However, when it comes to strategic investment decisions, the Bank has policies and procedures, as outlined in the Group Policy for Operational Management of Strategic Investments and the Group Policy on Subsidiary Governance.
Manajemen RisikoRisk Management
306 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Risiko Kepatuhan
Compliance Risk
Risiko Conduct
Inappropriate Conduct Risk
Penyebab:Timbul akibat ketidakpatuhan Bank dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengakibatkan adanya penalti, kerugian atau dampak negatif terhadap nasabah, atau integritas pasar dimana Bank beroperasi.
Cause:May arise from non-compliance with the applicable laws and regulations that results in penalties, losses, or a negative impact on the Bank’s customers or the integrity of the markets in which the Bank operates.
Penyebab:Timbul penyedian layanan yang tidak tepat oleh Bank, termasuk kesalahan atau kelalaian yang disengaja yang merugikan nasabah, investor pemegang saham, integritas pasar, persaingan usaha, dah pihak ketiga.
Cause:May arise due to poor services provided by the Bank, including intentional scale errors or omissions that are detrimental to customers, shareholder investors, market integrity, business competition, and third parties.
Strategi pengelolaan:Pengelolaan risiko kepatuhan merupakan tanggung jawab Departemen Kepatuhan atau Conduct, Financial Crime and Compliance (CFCC) yang terdiri dari unit satuan kerja fungsi kepatuhan sebagai berikut: CFCC-Governance, CFCC-CCIB Advisory, CFCC-RB Advisory, Nexus dan FCC. Satuan kerja fungsi kepatuhan ini berperan
risiko kepatuhan sebagaimana diatur dalam pedoman pelaksanaan kerangka kerja Manajemen Risiko Kepatuhan. Satuan Kerja ini juga melakukan self-assessment yaitu Compliance Risk Assessment (CRA) atas penerapan ketentuan dan peraturan perbankan beserta dampak risiko kepada bank secara berkala. Selain itu juga diterapkan kaji ulang berbasis risiko terhadap penerapan peraturan perbankan yang berlaku dengan mengacu kepada CFCC Assurance Methodology.
Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan sesuai dengan risk appetite bank yang didukung oleh kelengkapan kebijakan, prosedur dan departemental operational instruction (DOI) serta perangkat monitoring/tools yang memadai. Hal ini sesuai dengan pedoman kerangka kerja Manajemen Risiko Kepatuhan.
Conduct Risk Type (CRTF) mengatur pendekatan terhadap risiko Conduct. Risiko Conduct adalah risiko yang merugikan nasabah, investor, pemegang saham, integritas pasar, persaingan usaha, dan pihak ketiga atas penyedian layanan yang tidak tepat dari jasa keuangan, termasuk kesalahan yang disengaja atau kelalaian. Kegagalan untuk memberikan hasil yang adil bagi nasabah dan melindungi integritas pasar dimana kami beroperasi dapat mengakibatkan sanksi otoritas, kerugian keuangan dan kerusakan reputasi. Risiko Conduct juga dapat timbul dari interaksi antar karyawan. Seluruh karyawan berhak atas lingkungan kerja yang adil dan aman yang bebas dari diskriminasi, eksplotasi, intimidasi, ancaman atau ucapan yang tidak sopan.
Prinsip pengelolaan Risiko Conduct ditangani secara konsisten oleh mekanisme Three Lines of Defence Model yang dilaksanakan melalui pendekatan berbasis risiko. Lini bisnis dan fungsi pendukung harus mempertimbangkan risiko Conduct yang inheren dari segi aktivitas bisnis, produk, nasabah, lokasi geography dan manusia saat membuat pilihan-piliahan atau keputusan-keputusan strategis.
Management Strategy:Compliance risk management is the responsibility of the Compliance Department, Financial Crime and Compliance (CFCC), which consists of the following compliance work units: CFCC-Governance, CFCC-CCIB Advisory, CFCC-RB Advisory, Nexus and FCC. This compliance function unit manages compliance risk and PPT APU by identifying, measuring, and monitoring processes that are supported by the compliance risk management information system as stipulated in the guidelines for implementing the Compliance Risk Management framework. The Work Unit also makes regular self-assessments, namely Compliance Risk Assessments (CRA), on the
banking regulations is also applied with reference to the CFCC Assurance Methodology.
Compliance risk control is run in accordance with the Bank’s risk appetite, and is supported by adequate policies, procedures and departmental operational instructions (DOI), as well as adequate monitoring/tools. This is consistent with the guidelines on the Compliance Risk Management framework.
can also arise from interactions among employees. All employees are entitled to have a fair and safe work environment that is free from discrimination, exploitation,
The principles of Conduct Risk are managed by the Three Lines of Defense Model. Business lines and their support functions must keep in mind the inherent conduct risk in business activities, products, customers and geographic and human locations when making strategic choices or decisions.
Manajemen RisikoRisk Management
307
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Risiko Reputasi
Reputation Risk
Penyebab:Timbul akibat adanya penurunan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang berasal dari persepsi negatif terhadap Bank.
Cause:
of the Bank.
Strategi pengelolaan:
Organisasi Manajemen Risiko ReputasiPeran dan tanggung jawab dari manajemen risiko operasional mengacu kepada Tiga Lini Pertahanan yang telah diuraikan di bagian Manajemen Risiko di atas. CEO, Kepala bagian Bisnis dan Produk, merupakan lini pertahanan pertama sementara mengemban tanggung jawab sebagai lini pertahanan kedua dalam manajemen risiko reputasi.
Bank membagi risiko reputasi menjadi 2 bagian:1. Risiko Reputasi Primer, yaitu risiko reputasi yang timbul sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh Bank berkaitan dengan Klien, Produk, Transaksi dan
Strategi Bank, sementara2. Risiko Reputasi Sekunder, yaitu risiko reputasi yang timbul sebagai akibat dari risiko kegagalan dari tipe risiko yang lain.
dan eskalasi risiko reputasi primer dan sekunder. Kebijakan tersebut juga mengatur standar kontrol dan pengawasan untuk melakukan manajemen risiko Reputasi secara efektif. Bank menggunakan pendekatan yang sistematis untuk melakukan penilaian terhadap bagaimana risiko reputasi yang berhubungan dengan klien, transaksi, produk dan strategi Bank dapat mempengaruhi kegiatan dan persepsi terhadap Bank.
Bank juga melakukan media monitoringmemiliki mekanisme untuk mengatasi keluhan nasabah. Semua keluhan nasabah yang masuk diinput ke sistem, dan segera ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Management Strategy:
Reputation Risk Management OrganisationThe roles and responsibilities of operational risk management refer to the Three Lines of Defense described in the Risk Management section above. The CEO, Head of
The bank divides reputation risk into 2 categories:1. Primary Reputation Risk may arise due to decisions taken by the Bank that relate to Clients, Products, Transactions and Bank Strategies.2. Secondary Reputation Risk may arise as a result of the risk of failure of other types of risk.
The Reputation Risk framework and policy outlines the causes of reputation risk, as well as the responsibilities and procedures for identifying, assessing and dealing
perceived.
The Bank conducts periodic media monitoring to identify customer and other stakeholder concerns. The Bank also has a mechanism to deal with customer complaints. All incoming customer complaints are entered into the system, and immediately followed up in accordance with the applicable regulations.
Manajemen RisikoRisk Management
308 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Risiko Antar Negara /Country Risk
Interstate Risk /Country Risk
Penyebab:Timbul akibat situasi politik atau ekonomi di suatu dan pengiriman mata uang asing
Cause:May arise due to the political or economic situation in a foreign country or due to foreign currency transfers.
Strategi pengelolaan:Peran dan tanggung jawab dalam manajemen risiko ini konsisten dengan pembagian Tiga Lini Pertahanan yang diuraikan di bagian Manajemen Risiko di atas, di mana CEO, sebagai lini pertahanan pertama bertanggung jawab untuk implementasi dari manajemen risiko ini dan bertanggung jawab untuk mengalokasi limit risiko Antar
Negara dilaporkan oleh Lini pertahanan pertama kepada Lini pertahanan ke dua.
Mitigasi dan MonitoringBank memiliki standar sebagai landasan dari implementasi kontrol-kontrol yang harus dipatuhi dalam upaya manajemen risiko Lintas Negara secara efektif. Standar tersebut memuat tentang penetapan limit risiko Antar Negara, pemantauan dan pelaporan eksposur. Apabila terdapat kekuatiran mengenai outlook dari risiko Antar Negara pada suatu Negara, sovereign rating dan juga limit Antar Negara akan diturunkan.
Pelaporan dan pemantauan dari eksposur risiko Antar Negara dilakukan terhadap limit dan threshold Risk Appetitedilaporkan kepada Komite terkait.
Management Strategy:
Mitigation and MonitoringThe Bank has set standards as the basis for exercising control, which must be adhered to in cross-border risk management implementation. The standards include setting risk limits, as well as monitoring and reporting exposures. If the outlook of cross-border risk in a Country becomes a concern, the Bank will lower its sovereign rating and cross-border limit.
Risiko Modal
Capital Risk
Penyebab:Timbul akibat tidak optimalnya struktur permodalan.
Causes:May arise due to a capital structure that in not optimal.
Strategi pengelolaan:Pelaksanaan pengelolaan risiko modal menjadi tanggung jawab dari Asset Liability Committee yang bertugas untuk memastikan bahwa risiko modal berada dalam keseluruhan risk appetite, serta memastikan bank memiliki rencana modal untuk menopang pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan ke depannya, sesuai dengan risk appetite yang berlaku.
Pada tahun 2019, Bank mengimplementasikan yang menetapkan prinsip-prinsip dan standar yang baru untuk manajemen risiko di Bank secara keseluruhan. Bank memastikan bahwa strategi bisnis sejalan dengan kerangka kerja ini. Melalui implementasi Enterprise Risk Management
, Bank telah menambahkan satu tipe risiko, yaitu risiko conduct, sementara risiko pensiun tidak lagi dianggap sebagai risiko utama di Bank. Risiko Information and Cyber Security serta Financial Crime Risk tipe risiko yang sebelumnya menjadi sub tipe dari risiko Operasional. Saat ini, Bank sedang berada pada masa transisi untuk mengimplementasikan secara utuh.
Management Strategy:The implementation of capital risk management is the responsibility of the Asset Liability Committee, which is tasked with ensuring that capital risk stays within the Bank’s overall risk appetite, and that the Bank has a capital plan to sustain business growth in accordance with the agreed risk appetite.
In 2019, the Bank implemented the Enterprise Risk Management Framework, which set new principles and standards for risk management at the Bank. The Bank ensures that its business strategy is consistent with this framework. Through the implementation of the Enterprise Risk Management Framework, the Bank has added one type of risk, namely conduct risk, while pension risk is no longer considered to be one of the Bank’s major risks. Information and Cyber Security Risk and Financial
Management Framework.
Manajemen RisikoRisk Management
309
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Penilaian Risiko
Dalam melaksanakan pengelolaan risiko serta pemenuhan peraturan regulator tentang manajemen risiko, Bank
dimiliki, sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut:
Jenis RisikoType of Risks
Kuartal IV - 2019 Kuartal IV - 2018
RisikoInherenInherent
Risk
Kualitas PenerapanManajemen
RisikoQuality of RiskManagement
Implementation
Net RiskNet Risk
RisikoInherenInherent
Risk
Kualitas PenerapanManajemen
RisikoQuality of RiskManagement
Implementation
Net RiskNet Risk
Kredit | Credit 3 2 3 3 2 2Pasar | Market 2 1 1 2 1 1Likuiditas | Liquidity 2 1 1 2 1 1Operasional | Operational 3 2 2 3 2 2Hukum | Legal 3 2 2 3 2 2Stratejik | Strategic 3 2 2 2 2 2Kepatuhan | Compliance 3 2 2 3 2 2
Reputasi | Reputation 3 1 1 3 1 1
3 2 2 3 2 2
Berdasarkan hasil penilaian risiko, secara umum,
karakteristik: 1. Dalam aktivitas bisnis yang dilakukan Bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inheren komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu pada masa datang.
2. Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit memadai. Dalam hal terdapat kelemahan minor, kelemahan tersebut telah mendapatkan perhatian manajemen.
Khusus untuk Kredit, nilai risiko bersih pada tahun 2019 ini berada pada peringkat 3. Hal ini disebabkan karena beberapa masalah ideosinkratik baru-baru ini yang dialami seluruh pasar dengan potensi kenaikan rasio NPL dan LI.
Risk Assessment
In implementing risk management that complies with the relevant regulations, the Bank makes risk assessments in
Based on the results of the risk assessment, the Bank’s
characteristics:1. In its business activities, the Bank has composite
inherent risk that is considered low for certain period in the future.
2. The quality of composite risk management implementation is adequate. Even when there are minor weaknesses, they are addressed by the management.
For Credit, the Bank’s net risk value in 2019 was rated in the 3 category. This was due to a number of recent idiosyncratic issues experienced by all markets, and the subsequent potential increase in the ratios of NPL and LI.
Manajemen RisikoRisk Management
310 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
Bank mengungkapkan eksposur risiko kuantitatif yang dimiliki dalam dua tahun terakhir dalam bagian lampiran dalam Laporan Tahunan ini. Eksposur risiko kuantitatif yang diungkapkan meliputi:
yang Berkedudukan di Luar Negeri
Penghapusan Aset
Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual
Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual
(Counterparty Credit Risk): Transaksi Derivatif
Lawan (Counterparty Credit Risk): Transaksi Repo - Bank secara Individual
Lawan (Counterparty Credit Risk): Transaksi Reverse
Repo - Bank secara Individual
Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual;
The Bank’s quantitative risk exposure for the past two years can be found in the appendix section of this Annual Report. The Bank’s disclosed quantitative risk exposures include:
Comprehensive Income
possible losses
Banks individually
Remaining Contract Periods - Banks individually
Sector - Banks individually
Region - Banks individually
by Economic Sector - Banks individually
Impairment Losses - Banks individually
Category and Rating Scale - Banks individually
Derivative Transactions
Repo Transactions – Banks Individually
Reverse Repo Transactions - Banks individually
Weight after Calculating the Impact of Credit Risk Mitigation - Banks individually
311
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
Bank secara Individual
Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara Individual
Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar - Bank secara Individual
Metode Standar
Model Internal (Value at Risk) - Bank secara Individual
secara Individual
Maturitas Rupiah
Maturitas ValasLiquidity Coverage
Ratio (LCR)
1. Dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Bank, potensi kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inheren komposit rendah selama periode waktu tertentu di masa mendatang.
2. Kualitas penerapan manajemen risiko komposit memadai. Dalam hal terjadi kelemahan kecil, kelemahan ini telah mendapatkan perhatian manajemen.
Khusus untuk Kredit, risiko bersih 2019 berada di 3, karena beberapa masalah istimewa yang berlaku di pasar dengan potensi kenaikan rasio NPL dan LI.
Mitigation Techniques - Banks individually
Banks individually
Banks in Consolidation with Subsidiaries
Securitization Transaction Activities when Banks Act as Originators - Banks Individually
Securitization Transaction Activities in the event that the Bank Acts as an Originator - Bank Consolidated with Subsidiaries
Using the Standardized Approach - Banks Individually
Standard Methods
Internal Model (Value at Risk) - Banks individually
individually
Value.
Based on the risk assessment results, the Bank’s
characteristics:1. In business activities conducted by the Bank, the
potential loss faced by the Bank from the composite inherent risks is low during certain periods of time in the future
2. The quality of composite risk management implementation is adequate. In the event of minor weakness, this weakness has gained management attention.
Particularly for Credit, the 2019 net risk is at 3, due to some idiosyncratic problems prevailing at the markets with potential hike in NPL and LI ratio.
312 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31 Desember 2019/31 December 2019
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS - POS
BANK
ACCOUNTS No.31 Desember
201931 December
2019
31 Desember2018
31 December2018
ASET ASSET
1. Kas 288.934 231.407 Cash 1.
2. Penempatan pada Bank Indonesia 5.604.270 6.018.936 Placements with Bank Indonesia 2.
3. Penempatan pada bank lain 3.846.680 1.883.981 Placements with other banks 3.
4. Tagihan spot dan derivatif 2.735.325 1.510.269 Spot and derivatives receivables 4.
5. Surat berharga Securities 5.
a. Diukur pada nilai wajar melalui laba/rugi 768.961 1.958.833 a.
b. Diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain
9.155.212 6.564.208 b. Fair Value through Other
Comprehensive Income
c. Diukur pada biaya perolehan diamortisasi 2.195.662 1.508.165 c. Amortised cost
6. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)
- - Securities sold under repurchase
agreements (Repo)) 6.
7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)
1.587.523 3.090.531 Receivables on securities purchased with
agreement to resell (Reverse Repo) 7.
8. Tagihan akseptasi 2.348.968 4.506.119 Acceptance Receivables 8.
9. Kredit Loans 9.
a. Diukur pada nilai wajar melalui laba/rugi 2.325.319 2.884.096 a.
b. Diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain
- - b. Fair Value through Other
Comprehensive Income
c. Diukur pada biaya perolehan diamortisasi 26.602.159 29.359.757 c. Loans and receivables
10. Pembiayaan syariah - - Sharia Financing 10.
11. Penyertaan - - Investment 11.
12. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/- Allowance for Impairment Losses on
Financial Assets -/- 12.
a. Surat berharga (2.728) (768) a. Securities
b. Kredit (1.138.543) (893.414) b. Loans
c. Lainnya (92.441) (12.395) c. Others
13. Aset tidak berwujud 385.976 167.967 Intangible 13.
Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/- (191.705) (132.667)Accumulated amortization of intangible
assets -/-
14. Aset tetap dan inventaris 413.197 187.241 Fixed Assets and Inventory 14.
Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/- (188.047) (140.945) Accumulated depreciation -/-
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)Financial Position Report (Balance Sheet)
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
313
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS - POS
BANK
ACCOUNTS No.31 Desember
201931 December
2019
31 Desember2018
31 December2018
15. Aset non produktif Non productive assets 15.
a. Properti terbengkalai - - a. Abandoned Properties
b. Aset yang diambil alih - - b. Foreclosed Assets
c. Rekening tunda - - c. Suspense account
d. Aset antar kantor d. Interbranch assets
i. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia - - i. Conducting operational activities
in Indonesia
ii. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 1.728.793 2.448.671 ii. Conducting operational activities
outside Indonesia
16. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non keuangan -/-
- - Allowance for Impairment Losses for Non
Financial Assets -/- 16.
17. Sewa pembiayaan - - Finance Leases 17.
18. Aset pajak tangguhan 749.396 798.892 Deferred Tax Assets 18.
19. Aset lainnya 2.007.494 1.531.618 Other assets 19.
TOTAL ASET 61.130.405 63.470.502 TOTAL ASSETS
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUTY
LIABILITAS LIABILITIES
1. Giro 20.046.677 16.897.143 Current accounts 1.
2. Tabungan 4.043.323 3.260.348 Saving accounts 2.
3. Simpanan berjangka 8.194.631 9.714.755 Time Deposits 3.
4. Dana investasi revenue sharing - - Revenue sharing investment funds 4.
5. Pinjaman dari Bank Indonesia - - Borrowings from Bank Indonesia 5.
6. Pinjaman dari bank lain 5.397.987 5.850.993 Borrowings from other banks 6.
7. Liabilitas spot dan derivatif 1.774.135 3.434.480 Spot and derivative payables 7.
8. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)
- - Liabilities on securities sold under
repurchase agreement 8.
9. Utang akseptasi 962.272 2.876.517 Acceptance Payables 9.
10. Surat berharga yang diterbitkan - - Securities issued 10.
11. Pinjaman yang diterima - - Borrowings 11.
12. Setoran jaminan - - Guarantee 12.
13. Liabilitas antar kantor 1) - - Interbranch liabilities 1) 13.
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia - - a. Conducting operational activities in
Indonesia
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 17.703.886 19.252.473 b. Conducting operational activities
outside Indonesia
14. Liabilitas pajak tangguhan - - Deferred Tax Liability 14.
15. Liabilitas lainnya 1.689.345 1.316.851 Other Liabilities 15.
16. - - 16.
TOTAL LIABILITAS 59.812.256 62.603.560 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY
17. Modal disetor Paid In Capital 17.
a. Modal dasar 867 867 a. Authorized Capital
b. Modal yang belum disetor -/- - - b. Unpaid up capital -/-
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/- - - c. Treasury shares -/-
18. Tambahan modal disetor Additional Paid-In Capital 18.
a. Agio - - a. Share premium
b. Disagio -/- - - b. Share discount -/-
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
314 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS - POS
BANK
ACCOUNTS No.31 Desember
201931 December
2019
31 Desember2018
31 December2018
c. Modal sumbangan - - c. Donated capital
d. Dana setoran modal - - d. Fund for paid up capital
e. Lainnya - - e. Others
19. Penghasilan komprehensif lain Other Comprehensive Income 19.
a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
- - a.
statements in foreign currencies
b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain
101.166 (154.259)b. Gain/(loss) on value changes of
through other comprehensive income
c. Bagian efektif lindung nilai arus kas - - c.
d. Keuntungan revaluasi aset tetap - - d.
e. Bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi
- - e. Portion of other comprehensive
income from associates
f. Pengukuran kembali atas program imbalan pasti 21.905 18.235 f.
actuarial program
g. Pajak penghasilan terkait dengan penghasilan komprehensif lain
(39.997) 44.209 g. Income tax of other comprehensive
income
h. Lainnya - - h. Others
20. Selisih kuasi reorganisasi - - 20.
21. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali - - common control
21.
22. Ekuitas lainnya - - Other Equities 22.
23. Cadangan Reserves 23.
a. Cadangan umum - - a. General reserves
b. Cadangan tujuan - - b. Appropriated reserves
24. Laba/rugi 24.
a. Tahun-tahun lalu 957.890 421.624 a. Previous years
b. Tahun berjalan 276.318 536.266 b. Current year
TOTAL EKUITAS 1.318.149 866.942 TOTAL EQUITY
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 61.130.405 63.470.502 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Keterangan:1): Aset antarkantor dan Liabilitas antarkantor disajikan secara bersih dalam Neraca.
Description:1)
315
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif LainIncome Statement and Statement of Other Comprehensive Income
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS
BANK
ACCOUNTS No.1 Januari - 31 Desember 20191 January - 31
December 2019
1 Januari - 31 Desember 20181 January - 31
December 2018
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL OPERATING INCOME AND EXPENSES
A. Pendapatan dan Beban Bunga A. Interest Income and Expense
1. Pendapatan Bunga 1. Interest income
a. Rupiah 2.777.264 3.049.468 a. Rupiah
b. Valuta asing 708.597 596.032 b. Foreign Currencies
2. Beban Bunga 2. Intererst Expense
a. Rupiah 1.107.735 1.062.940 a. Rupiah
b. Valuta asing 190.891 252.788 b. Foreign Currencies
Pendapatan (Beban) Bunga bersih 2.187.235 2.329.772 Net interest income
B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga B. Operating Income and Expenses other than interest
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga 1. Operating Income other than interest
a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan
i. Surat berharga - 28.475 i. Securities
ii. Kredit - 10.936 ii. Loans
iii. Spot dan derivatif 2.805.607 4.674.121 iii. Spot and Derivative
iv. Aset keuangan lainnya - - iv. Other Financial Assets
b. Penurunan nilai wajar liabilitas keuangan - -
c. Keuntungan penjualan aset keuangan
i. Surat berharga 287.002 15.652 i. Securities
ii Kredit - - ii. Loans
iii. Aset keuangan lainnya - - iii. Other Financial Assets
d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) 5.797.987 8.979.247 d. Gain on spot and derivatives (realised)
e. Dividen - - e. Dividend
f. Keuntungan dari penyertaan dengan equity method - - f. Gain on investment under equity method
g. Komisi/provisi/fee dan administrasi 1.124.288 1.308.549 g. Commissions/Provision/Fee and Administration
h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai 219.095 706.222 h. Recovery of allowance for impairment losses
i. Pendapatan lainnya 1.124 1.455 i. Other Income
2. Beban Operasional Selain Bunga 2. Operating Expenses other than interest
a. Penurunan nilai wajar aset keuangan
i. Surat berharga 33.618 - i. Securities
ii. Kredit 7.713 - ii. Loans
iii. Spot dan derivatif 2.069.028 4.844.855 iii. Spot and Derivative
iv. Aset keuangan lainnya 8.854 173.061 iv. Other Financial Assets
b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan - -
c. Kerugian penjualan aset keuangan
i. Surat berharga - - i. Securities
ii. Kredit - - ii. Loans
iii. Aset keuangan lainnya - - iii. Other Financial Assets
d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) 5.793.611 8.392.492 d. Loss on spot and derivative transactions (realised))
316 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS
BANK
ACCOUNTS No.1 Januari - 31 Desember 20191 January - 31
December 2019
1 Januari - 31 Desember 20181 January - 31
December 2018
e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)
i. Surat berharga 4.973 530 i. Securities
ii. Kredit 1.268.026 1.046.031 ii. Loans
iii. Pembiayaan syariah - - iii. Sharia Financing
iv. Aset keuangan lainnya 53.953 9.437 iv. Other Financial Assets
f. Kerugian terkait risiko operasional 989 452 f. Losses related to operational risk
g. Kerugian dari penyertaan dengan equity method - - g. on investment under equity method
h. komisi/provisi/fee dan administrasi 408.207 543.542 h. Commissions/Provisions/Fee and Administration
i. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) 149 -
j. Beban tenaga kerja 878.925 799.106 j. Personnel expenses
k. Beban promosi 28.522 23.314 k. Promotion Expenses
l. Beban lainnya 1.439.486 1.400.999 l. Other Expenses
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih (1.760.951) (1.509.162) Net operating Income and Expenses other than interest
LABA (RUGI) OPERASIONAL 426.284 820.610 OPERATING INCOME (LOSS)
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL NON-OPERATING INCOME (EXPENSES)
1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris 321 396
2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing - - 2. Gain (loss) on foreign exchange translation
3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya (193) (89) 3. Non-operational income (expenses) others
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL 128 307 NON OPERATING INCOME (LOSS)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK 426.412 820.917 CURRENT YEAR INCOME (LOSS) BEFORE INCOME TAXES
Pajak Penghasilan Income Taxes
a. Taksiran pajak tahun berjalan (184.804) (241.968) a. Estimated current year tax
b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan 34.710 (42.683) b. Deferred tax income (expenses)
LABA (RUGI) BERSIH 276.318 536.266 NET INCOME (LOSS)
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOME
a. Keuntungan revaluasi aset tetap - -
b. Pengukuran kembali atas program imbalan pasti 3.670 1.562
c. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi - - c. Portion of other comprehensive income from associates
d. Lainnya - - d. Others
e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan (1.193) (508) e. Income tax related to items that will
a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
- - statements in foreign currencies
b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual
255.425 (246.282)as available for sale
c. Bagian efektif dari lindung nilai arus kas - -
d. Lainnya - - d. Others
ke laba rugi (83.013) 78.754 e. Income tax related to items that will be
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - SETELAH PAJAK
174.889 (166.474) OTHER COMPREHENSIVE INCOME FORTHE CURRENT YEAR - NET OF TAX
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 451.207 369.792 TOTAL COMPREHENSIVE INCOME (LOSS) FOR THE YEAR
TRANSFER LABA (RUGI) KE KANTOR PUSAT - - TRANSFER PROFIT (LOSS) TO HEAD OFFICE
*) Diisi untuk kerugian yang sudah terjadi maupun pasti akan terjadi loss dalam jumlah tertentu**) Diisi hanya untuk kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri, apabila ada
*) Filled in for losses that already occurred or inevitably certain losses will occur
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
317
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS
BANK
ACCOUNTS31 Desember
201931 December
2019
31 Desember 2018
31 December 2018
I TAGIHAN KOMITMEN Commitment Receivables
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik Unused Loan Facilities Granted
a. Rupiah - - a. Rupiah
b. Valuta asing - - b. Foreign Currencies
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 110.345.378 68.458.000 Outstanding Purchase position of spot and derivative
3. Lainnya - - Others
II KEWAJIBAN KOMITMEN LIABILITIES COMMITMENTS
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik Unused loan facilities granted
a. BUMN a. State Owned Government-Linked
i. Committed i. Committed
- Rupiah - - - Rupiah
- Valuta asing - - - Foreign Currencies
ii. Uncommitted Uncommitted
- Rupiah 428.250 181.007 - Rupiah
- Valuta asing 1.427.195 86.958 - Foreign Currencies
b. Lainnya Others
i. Committed 964.701 649.300 i. Committed
ii. Uncommitted 58.024.766 54.043.628 ii. Uncommitted
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik Unused loans facilities to other banks
a. Committed a. Committed
i. Rupiah - - i. Rupiah
ii. Valuta asing - - ii. Foreign Currencies
b. Uncommitted b. Uncommitted
i. Rupiah - - i. Rupiah
ii. Valuta asing - - ii. Foreign Currencies
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan Outstanding Irrevocable L/C
a. L/C luar negeri 484.884 871.217 a. Foreign L/C
b. L/C dalam negeri 84.955 1.052.640 b. Domestic L/C
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 116.941.860 68.570.114 Outstanding sales position of spot and derivative
5. Lainnya - - Others
III. TAGIHAN KONTINJENSI CONTINGENT RECEIVABLES
1. Garansi yang diterima Guarantees received
a. Rupiah 860.000 860.000 a. Rupiah
b. Valuta asing 4.057.288 4.249.304 b. Foreign Currencies
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian Interest receivables
a. Bunga kredit yang diberikan 57.439 47.685 a. Loans Interest disbursed
b. Bunga lainnya - - b. Other Interest
3. Lainnya - - Others
Laporan Komitmen dan KontinjensiCommitments and Contingencies Reports
Bank: Standard CharteredTanggal/ Date: 31 Desember 2019/31 December 2019
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
318 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS
31 Desember 2019
31 December 2019
31 Desember 2018
31 December 2018
ACCOUNTS
1. Dana Usaha Operating Funds
1.1 Dana usaha 8.562.912 8.961.396 1.1 Operating fund
1.2 Modal disetor 867 867 1.2 Paid-Up Capital
2. Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan 959.175 422.909
3. Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan 276.318 536.266 Current Year Net Income
4. Cadangan umum - - General reserve
5. Saldo surplus revaluasi aset tetap - -
6. Pendapatan komprehensif lainnya: potensi keuntungan dari peningkatan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia utk dijual
101.166 - Other Comprehensive Income: Potential Gain onIncrease in Fair Value of Available for Sale
Investment
7. Cadangan umum Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset produktif yang wajib dibentuk (paling tinggi 1,25% ATMR Risiko Kredit)
466.041 477.647 PPA general reserves on productive assetswhich are mandatory calculated by the highest
amount of 1.25% of Risk Weighted Assets(RWA) for credit risk
8. Faktor pengurang modal Impairment Factor
8.1 Pendapatan komprehensif lainnya: - - 8.1 Other Comprehensive Income
8.1.1 Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan
- - Statements Translation
8.1.2. Potensi kerugian dari penurunan nilai wajar aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain
- (154.259) 8.1.2 Potential loss from decreasing the
fair value through other comprehensiveincome
8.2 Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
- (257.939)provision and impairment of earning assets
8.3 Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book
- -
book
Laporan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Kantor Cabang dari Bank yang Berkedudukan di Luar Negeri
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS
BANK
ACCOUNTS31 Desember
201931 December
2019
31 Desember 2018
31 December 2018
IV. KEWAJIBAN KONTINJENSI LIABILITIES CONTINGENCIES
1. Garansi yang diberikan Guarantees issued
a. Rupiah 2.064.255 2.140.695 a. Rupiah
b. Valuta asing 8.389.975 7.833.429 b. Foreign Currencies
2. Lainnya - - Others
Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31 Desember 2019/31 December 2019
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
319
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS
31 Desember 2019
31 December 2019
31 Desember 2018
31 December 2018
ACCOUNTS
8.4 PPA atas aset non produktif yang wajib dibentuk - - 8.4 Allowance for Loss on NonProductive Assets Compulsory
to be Established
8.5 Perhitungan pajak tangguhan (749.396) (798.892) 8.5 Deferred Tax Calculation
8.6 Goodwill - - 8.6 Goodwill
8.7 Seluruh aset tidak berwujud lainnya (194.271) (35.300) 8.7 Other Intangibles Assets
8.8 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi - - 8.8 Shortfall on the capital of insurance subsidiary
8.9 Eksposur sekuritisasi - - 8.9 Securitisation Exposure
8.10 Penempatan dana pada instrumen AT 1 dan /atau Tier 2 yang diterbitkan oleh bank lain
- - 810 Fund placement on AT 1 and/or Tier 2instruments in other bank
8.11 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat
- - 8.11 Cross ownership in other entities obtainedbased on the transition due to law, grant, or
will
8.12 Lainnya - - 8.12 Others
TOTAL MODAL 9.422.812 9.152.695 TOTAL CAPITAL
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO RISK WEIGHTED ASSETS (RWA)
ATMR RISIKO KREDIT 46.007.436 46.042.362 RWA FOR CREDIT
ATMR RISIKO PASAR 2.433.347 2.281.060 RWA FOR MARKET RISK
ATMR RISIKO OPERASIONAL 6.539.955 6.801.109 RWA FOR OPERATIONAL RISK
TOTAL ATMR 54.980.738 55.124.531 TOTAL OF RISK WEIGHTED ASSETS
RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO (%) 9% 9% CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) INACCORDANCE WITH RISK PROFILE
RASIO KPMM (%) 17,14% 16,60% CAR
DANA USAHA UNTUK BUFFER (%) 9,24% 10,34% OPERATING FUND FOR BUFFER
PERSENTASE BUFFER YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BANK BUFFER WHICH MUST BE FULFILLED BY THE BANK
2,500% 1,875%
0,000% 0,000%
Capital Surcharge untuk Bank Sistemik (%) 0,000% 0,000% Capital Surcharge untuk Bank Sistemik (%)
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
320 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS | ACCOUNTS
BANK
31 Desember 2019 | 31 December 2019 31 Desember 2018 | 31 December 2018
LancarCurrent
DalamPerhatianKhususSpecialMention
KurangLancar
Substand-ard
DiragukanDoubtful
MacetLoss
JumlahTotal
LancarCurrent
DalamPerhatianKhususSpecialMention
KurangLancar
Substand-ard
DiragukanDoubtful
MacetLoss
JumlahTotal
I. PIHAK TERKAIT | RELATED PARTIES
1. Penempatan pada bank lain | Placement with other banks
a. Rupiah | Rupiah 24.563 - - - - 24.563 28.775 - - - - 28.775
b. Valuta asing | Foreign currencies
64.884 - - - - 64.884 44.554 - - - - 44.554
2. Tagihan spot dan derivatif | Spot and derivative
receivables
a. Rupiah | Rupiah - - - - - - 9.890 - - - - 9.890
b. Valuta asing | Foreign currencies
13.320 - - - - 13.320 6.572 - - - - 6.572
3. Surat berharga | Securities
a. Rupiah | Rupiah - - - - - - 23.149 - - - - 23.149
b. Valuta asing | Foreign currencies
- - - - - - - - - - - -
4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) | Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
a. Rupiah | Rupiah - - - - - - - - - - - -
b. Valuta asing | Foreign currencies
- - - - - - - - - - - -
5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) | Securities sold under repurchase agreements (Repo)
a. Rupiah | Rupiah - - - - - - - - - - - -
b. Valuta asing | Foreign currencies
- - - - - - - - - - - -
6. Tagihan Akseptasi | Acceptance Receivables
- - - - - - - - - - - -
7. Kredit | Credit
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) | SME Debtors
i. Rupiah | Rupiah - - - - - - - - - - - -
ii. Valuta asing | Foreign currencies
- - - - - - - - - - - -
b. Bukan debitur UMKM | Non SME debtors
i. Rupiah | Rupiah 1.082.530 - - - - 1.082.530 1.863.422 446 - - 119.834 1.983.702
ii. Valuta asing | Foreign currencies
- - - - - - - - - - 38.184 38.184
c. Kredit yang direstrukturisasi | Restructured loans
i. Rupiah | Rupiah - - - - - - - - - - 119.211 119.211
ii. Valuta asing | Foreign currencies
- - - - - - - - - - - -
Laporan Kualitas Aset Produktif dan Informasi LainnyaTable Quality of Productive Assets Report and Other Information
Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31 Desember 2019/31 December 2019
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
321
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS | ACCOUNTS
BANK
31 Desember 2019 | 31 December 2019 31 Desember 2018 | 31 December 2018
LancarCurrent
DalamPerhatianKhususSpecialMention
KurangLancar
Substand-ard
DiragukanDoubtful
MacetLoss
JumlahTotal
LancarCurrent
DalamPerhatianKhususSpecialMention
KurangLancar
Substand-ard
DiragukanDoubtful
MacetLoss
JumlahTotal
d. Kredit properti | Property loans
1.078.283 - - - - 1.078.283 969.554 387 - - - 969.941
8. Penyertaan | Restructured loans
- - - - - - - - - - - -
9. Penyertaan modal sementara | Temporary investment in equity
- - - - - - - - - - - -
10. Tagihan lainnya | Other receivables
- - - - - - 20.775 - - - - 20.775
11. Komitmen dan kontinjensi | Commitments and
contingencies
a. Rupiah | Rupiah 303.087 - - - - 303.087 1.103.589 111 - - - 1.103.700
b. Valuta asing | Foreign Currencies
439.776 - - - - 439.776 668.726 - - - - 668.726
12. Aset yang diambil alih | Foreclosed assets
- - - - - - - - - - - -
II. PIHAK TIDAK TERKAIT | NON-RELATED PARTIES
1. Penempatan pada bank lain | Placement with other banks
a. Rupiah | Rupiah 147.689 - - - - 147.689 768.686 - - - - 768.686
b. Valuta asing | Foreign Currencies
3.609.544 - - - - 3.609.544 1.041.966 - - - - 1.041.966
2. Tagihan spot dan derivatif | Spot and derivative
receivables
a. Rupiah | Rupiah 1.022.752 - - - - 1.022.752 142.814 - - - - 142.814
b. Valuta asing | Foreign Currencies
1.699.253 - - - - 1.699.253 1.350.993 - - - - 1.350.993
3. Surat berharga | Securities
a. Rupiah | Rupiah 10.025.294 - - - - 10.025.294 8.697.312 - - - - 8.697.312
b. Valuta asing | Foreign Currencies
2.094.541 - - - - 2.094.541 1.310.745 - - - - 1.310.745
4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) | Securities sold under repurchase agreements (Repo)
a. Rupiah | Rupiah - - - - - - - - - - - -
b. Valuta asing | Foreign Currencies
- - - - - - - - - - - -
5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) | Receivables on securities purchased with agreements do resell (Reverse Repo)
a. Rupiah | Rupiah 1.587.523 - - - - 1.587.523 3.090.531 - - - - 3.090.531
b. Valuta asing | Foreign Currencies
- - - - - - - - - - - -
6. Tagihan Akseptasi | Acceptance Receivables
2.321.376 - - 27.592 - 2.348.968 4.504.502 1.617 - - - 4.506.119
7. Kredit | Loans
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) | SME Debtors
i. Rupiah | Rupiah 2.507.530 162.600 - - 77.994 2.748.124 2.846.208 404.301 - 9.789 492 3.260.790
ii. Valuta asing | Foreign Currencies
3.101.681 200.741 - - 28.723 3.331.145 3.826.520 243.022 - 92.061 - 4.161.603
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
322 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS | ACCOUNTS
BANK
31 Desember 2019 | 31 December 2019 31 Desember 2018 | 31 December 2018
LancarCurrent
DalamPerhatianKhususSpecialMention
KurangLancar
Substand-ard
DiragukanDoubtful
MacetLoss
JumlahTotal
LancarCurrent
DalamPerhatianKhususSpecialMention
KurangLancar
Substand-ard
DiragukanDoubtful
MacetLoss
JumlahTotal
b. Bukan debitur UMKM | Non SME debtors
i. Rupiah | Rupiah 10.584.466 272.936 28.832 25.162 89.752 11.001.148 13.131.235 683.069 44.954 42.173 195.990 14.097.421
ii. Valuta asing | Foreign Currencies
9.617.623 466.728 - 679.490 690 10.764.531 8.527.239 80.476 - - 94.438 8.702.153
c. Kredit yang direstrukturisasi | Restructured loans
i. Rupiah | Rupiah 5.581 1.288 1.054 329 34.371 42.623 12.357 6.969 1.823 716 35.047 56.912
ii. Valuta asing | Foreign Currencies
- - - - - - - - - - - -
d. Kredit properti | Property loans
786.885 59.738 2.574 288 23.021 872.506 990.082 66.093 - 3.643 14.771 1.074.589
8. Penyertaan | Investment - - - - - - - - - - - -
9. Penyertaan modal sementara | Temporary investment in
equity
- - - - - - - - - - - -
10. Tagihan lainnya | Other receivables
320.785 - - 46.310 - 367.095 364.434 - - - - 364.434
11. Komitmen dan kontinjensi | Commitment and
contingencies
a. Rupiah | Rupiah 16.156.927 445.190 12 137 270 16.602.536 16.528.861 385.846 47 2 1.569 16.916.325
b. Valuta asing | Foreign Currencies
53.651.102 872.482 - - - 54.523.584 46.261.646 1.905.357 - - 3.119 48.170.122
12. Aset yang diambil alih | Foreclosed assets
- - - - - - - - - - - -
III. INFORMASI LAIN | OTHER INFORMATION
1. Total aset bank yang dijaminkan: | Total Asset guaranteed:
a. Pada Bank Indonesia | In Bank Indonesia
- -
b. Pada pihak lain | In other Parties
- -
2. Total CKPN aset keuangan atas aset produktif | Allowance for impairment losses of
assets
1.233.712 906.577
3. Total PPA yang wajib dibentuk atas aset produktif | Total Allowance to productive assets
1.026.885 1.164.516
4. Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kredit | SME Loans to total loans
21,02% 23,02%
5. Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total kredit | Micro loans to total loans
- -
6. Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debitur |
Number of SME debtors to total debtors
0,04% 0,04%
7. Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total debitur | Number of micro debtors to total debtors
- -
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
323
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. POS-POS | ACCOUNTS
BANK
31 Desember 2019 | 31 December 2019 31 Desember 2018 | 31 December 2018
LancarCurrent
DalamPerhatianKhususSpecialMention
KurangLancar
Substand-ard
DiragukanDoubtful
MacetLoss
JumlahTotal
LancarCurrent
DalamPerhatianKhususSpecialMention
KurangLancar
Substand-ard
DiragukanDoubtful
MacetLoss
JumlahTotal
8. Lainnya | Other
a. Penerusan kredit | Two step loans
- -
b. Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah | Financing Mudharabah Muqayyadah
- -
c. Aset produktif yang dihapus buku | Productive
4.495.404 3.977.144
d. Aset produktif dihapusbuku yang dipulihkan/berhasil ditagih | Recovery of previous productive assets written
- -
e. Aset produktif yang dihapus tagih | Productive Assets permanently
2.805.729 2.600.840
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
324 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. POS-POS
31-Dec-19
CKPNImpairment Losses
Allowance
PPA Wajib DibentukPPA that Should be
Maintained
IndividualIndividual
KolektifCollectives
UmumGeneral
Khusus
1. Penempatan pada bank lain - 9.923 38.467 -
2. Tagihan spot dan derivatif - - 26.628 -
3. Surat berharga - 2.728 1.264 -
4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) - - - -
5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
- - 7.095 -
6. Tagihan akseptasi 25.526 9.318 22.924 12.839
7. Kredit 894.021 244.522 259.765 458.707
8. Penyertaan - - - -
9. Penyertaan modal sementara - - - -
10. Tagihan lainnya 46.310 1.364 2.793 23.155
11. Komitmen dan kontinjensi - - 107.105 66.143
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Penyisihan Penghapusan AsetAllowance for impairment losses and allowance for possible losses
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
325
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31-Dec-18
ACCOUNTS
CKPNImpairment Losses
Allowance
PPA Wajib DibentukPPA that Should be
Maintained
IndividualIndividual
KolektifCollectives
UmumGeneral
Khusus
- 7.376 18.840 - Placement with other banks
- - 14.880 - Spot receivable and derivatives
- 768 2.573 - Securities
- - - - Securities sold under repurchase agreements (Repo)
- - 13.905 - Receivables on securities purchased with agreement to resell(Reverse Repo)
1.432 3.297 44.198 81 Acceptance Receivables
530.496 362.918 264.050 567.606 Loans
- - - - Restructured loans
- - - - Temporary investment in equity
- 290 3.536 - Other receivables
- - 115.666 119.181 Commitment and contingencies
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
326 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
NO.TRANSAKSI
TRANSACTION
BANK
Nilai Notional Notional
Value
TujuanPurpose
Tagihan dan Liabilitas DerivatifDerivatives Receivable and
Payable
TradingTrading
HedgingHedging
TagihanReceivables
LiabilitasLiabilities
A. Terkait dengan Nilai Tukar | Related to Foreign Exchange
1 Spot | Spot 1.727.204 1.727.204 - 3.319 3.439
2 Forward | Forward 11.398.063 11.398.063 - 263.778 87.454
3 Option | Option
a. Jual | Sell 7.712.707 7.712.707 - - 99.259
b. Beli | Buy 16.044.567 16.044.567 - 314.124 198.296
4 Future | Future - - - - -
5 Swap | Swap 216.901.557 216.901.557 - 2.793.987 2.660.842
6 Lainnya | Other - - - - -
B. Terkait dengan Suku Bunga | Related to Interest Rate
1 Forward | Forward - - - - -
2 Option | Option
a. Jual | Sell - - - - -
b. Beli | Buy - - - - -
3 Future | Future - - - - -
4 Swap | Swap 27.793.283 27.793.283 - 356.902 336.922
5 Lainnya | Others - - - - -
C. Lainnya | Others
JUMLAH | TOTAL 281.577.381 281.577.381 - 3.732.110 3.386.212
Laporan Transaksi Spot dan DerivatifSpot and Derivative Transaction Reports
Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31 Desember 2019/31 December 2019
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
327
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Per 31 Desember 2019 dan 2018 | Per 31 December 2019 and 2018
Rasio 2019 2018 Ratios
Rasio Kinerja Performance Ratio
1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 17,14% 16,60% Minimum Capital Adequacy Ratio (CAR)
2. Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif
0,78% 0,51% Non-performing productive and non productiveassets to total productive assets and non-productive
assets
3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 1,76% 1,08% Non-performing earning assets to total earning assets
4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif
2,16% 1,53%
5. NPL gross 3,74% 2,22% NPL gross
6. NPL net 0,98% 0,49% NPL net
7. Return on Asset (ROA) 0,70% 1,26% Return on Asset (ROA)
8. Return on Equity (ROE) 3,02% 6,15% Return on Equity (ROE)
9. Net Interest Margin (NIM) 4,32% 4,38% Net Interest Margin (NIM)
10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
96,89% 95,76% Operating Expenses to Operating Income (BOPO)
11. Loan to Funding Ratio (LFR) 76,43% 96,36% Loan to Funding Ratio (LFR)
12. Nilai Net Stable Funding Ratio (NSFR) - Individu 114,63% 112,01% Net Stable Funding Ratio (NSFR) - Individual
13. Liquidity Coverage Ratio (LCR) - Individu 152,98% 161,07% Liquidity Coverage Ratio (LCR) - Individual
Kepatuhan Compliance
1. a. Persentase pelanggaran BMPK Percentage violation of LLL
i. Pihak terkait 0,00% 0,00% Related parties
ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00% Non-related parties
b. Persentase pelampauan BMPK Percentage excess of LLL
i. Pihak terkait 0,00% 0,00% Related parties
ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00% Non-related parties
2. Giro Wajib Minimum (GWM) Statutory Reserves
a. GWM Utama Rupiah 6,09% 6,96% Primary Statutory Reserve – Rupiah
b. GWM Valuta Asing 8,46% 8,19% Primary Statutory Reserve – Foreign Currency
3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan 9,66% 9,88% Net Open Position
Laporan Rasio KeuanganFinancial Ratio Reports
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
328 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Kategori Portofolio
31 Desember 201931 December 2019
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Net Receivables by Region
002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 009-Makassar010-
Pondok Indah030-Jakarta Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
- - - - - - 18.149.548 18.149.548
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
1.184.452 - - - - - 490.986 1.675.438
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - - 124.953 124.953
4 Tagihan Kepada Bank
- 10 - - - - 18.500.214 18.500.224
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
- - - - - - 704.573 704.573
6 Kredit Beragun Properti Komersial
- - - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
- - - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
91.754.00 5.214.00 1.197.00 1.425.00 290.00 10.194.00 1.667.926.00 1.778.000
9 Tagihan kepada Korporasi
2.150.339 37.119 68.657 12.211 9.533 166.921 27.704.237 30.149.017
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
3.851.00 293.00 - 1.00 - - 246.441.00 250.586
11 Aset Lainnya 68.181 9.077 26.185 22.550 31.266 32.400 3.713.809 3.903.468
Total 3.498.577 51.713 96.039 36.187 41.089 209.515 71.302.687 75.235.807
Tabel 2.1.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
329
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
Portfolio CategoryTagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Net Receivables by Region
002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 006-Bali 009-Makassar 030-Jakarta Total
(11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (2)
- - - - - - 15.406.220 15.406.220 Receivables from government
1.718.627 - - - - - 1.704.367 3.422.994 Receivables from public sector entities
- - - - - - 34.196 34.196 Receivables from multilateral development
banks andinternational institutions
- 1.490 - - - - 17.561.304 17.562.794 Receivables from banks
- - - - - - 543.055 543.055 Residential property collateralized loans
- - - - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - - - Employee/retirement loans
158.308 17.414 2.369 2.512 843 37 2.324.766 2.506.249 Receivables from microbusiness, small
business, and retailportfolio
2.754.045 33.833 151.854 72.257 - 2.862 30.420.907 33.435.758 Receivables from corporations
5.535 602 1.647 1 - - 143.264 151.049 Due receivables
53.692 12.511 23.825 5.254 15.114 15.844 1.473.387 1.599.627 Other assets
4.690.207 65.850 179.695 80.024 15.957 18.743 69.611.466 74.661.942 Total
Table 2.1.a: Disclosure of Net Claims by Region - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
330 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Kategori Portofolio
31 Desember 201931 December 2019
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrakNet Receivables by Remaining Contract Period
< 1 tahun< 1 year
> 1 thn s.d.3 thn
>1 to 3years
> 3 thn s.d.5 thn
s>3 to 5years
> 5 thn> 5 years
NonKontraktual
Non-Contractual
Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 5.610.190 2.399.052 6.069.355 1.887.598 2.183.353 18.149.548
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1.675.438 - - - - 1.675.438
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
1 32.470 - 92.482 - 124.953
4 Tagihan Kepada Bank 12.069.827 4.145.008 1.636.676 189.363 459.350 18.500.224
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 1.414 34.326 71.979 596.854 - 704.573
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
298.363 925.796 505.229 48.512 100 1.778.000
9 Tagihan kepada Korporasi 22.805.959 5.550.163 1.444.668 228.593 119.634 30.149.017
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 176.977 30.386 11.545 31.678 - 250.586
11 Aset Lainnya - - - - 3.903.468 3.903.468
Total 42.638.169 13.117.201 9.739.452 3.075.080 6.665.905 75.235.807
Tabel 2.2.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
331
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
Portfolio Category
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrakNet Receivables by Remaining Contract Period
< 1 tahun< 1 year
> 1 thn s.d.3 thn
>1 to 3years
> 3 thn s.d.5 thn
>3 to 5years
> 5 thn> 5 years
NonKontraktual
Non-Contractual
Total
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (2)
8.208.943 1.292.164 2.577.329 576.176 2.751.608 15.406.220 Receivables from government
3.137.943 285.051 - - - 3.422.994 Receivables from public sector entities
34.196 - - - - 34.196 Receivables from multilateral development banks and international institutions
10.823.625 4.378.695 1.702.966 99.488 558.020 17.562.794 Receivables from banks
871 26.233 76.905 439.046 - 543.055 Residential property collateralized loans
- - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - Employee/retirement loans
494.543 1.183.654 735.778 92.181 93 2.506.249 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
28.440.461 3.271.773 1.443.950 191.730 87.844 33.435.758 Receivables from corporations
38.753 78.323 16.819 17.154 - 151.049 Due receivables
- - - - 1.599.627 1.599.627 Other assets
51.179.335 10.515.893 6.553.747 1.415.775 4.997.192 74.661.942 Total
Table 2.2.a: Disclosure of Net Claims Based on Remaining Contract Periods - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
332 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Sektor Ekonomi
TagihanKepada
PemerintahReceivables
fromGovernment
TagihanKepadaEntitas
Sektor PublikReceivablesfrom Public
SectorEntities
TagihanKepada BankPembangunan
Multilateraldan LembagaInternasionalReceivables
fromMultilateral
DevelopmentBanks and
InternationalInstitutions
TagihanKepada
BankReceivablesfrom Banks
KreditBeragunRumahTinggal
ResidentialProperty
CollateralizedLoans
KreditBeragunProperti
KomersialCommercial
PropertyCollateralized
Loans
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 Desember 2019
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan - 46.563 - - - -
2 Perikanan - - - - - -
3 Pertambangan dan Penggalian - - - - - -
4 Industri pengolahan - 1.302.235 - - - -
5 Listrik, Gas dan Air - - - - - -
6 Konstruksi - - - - - -
7 Perdagangan besar dan eceran - - - - - -
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
- - - - - -
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi - 175.660 - - - -
10 Perantara keuangan 17.942.698 - 1 18.500.224 - -
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
- 150.980 - - - -
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
- - - - - -
13 Jasa pendidikan - - - - - -
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial - - - - - -
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
- - - - - -
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
- - - - - -
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
206.850 - 124.952 - - -
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya - - - - - -
19 Bukan Lapangan Usaha - - - - 704.573 -
20 Lainnya - - - - - -
Total 18.149.548 1.675.438 124.953 18.500.224 704.573 -
Tabel 2.3.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
333
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
KreditPegawai/PensiunanEmployee/Retirement
Loans
TagihanKepada UsahaMikro, Usaha
Kecil danPortofolio Ritel
Receivablesfrom
Microbusiness,Small
Business,and Retail
Tagihankepada
KorporasiReceivables
fromCorporations
Tagihan yangTelah Jatuh
TempoDue
Receivables
Aset LainnyaOtherAssets
Economi Sector
(9) (10) (11) (12) (13) (2)
31 December 2019
- - 24.610 - - Agriculture, hunting and forestry
- - - - - Fishery
- - 1.461.634 - - Mining and excavation
- - 14.713.832 145.803 - Processing industry
- - 49.356 - - Power, gas and water
- - 1.217.103 - - Construction
- - 5.063.624 17.415 - Wholesale and retail trading
- - - - - Provision of accomodation and foods & beverages
- - 616.124 - - Transportation, warehousing and communications
- - 4.576.405 - 757.615 FInancial agency
- - 233.132 - - Real estate, leasing and corporate services
- - - - - Government administration, land business and mandatory social service
- - - - - Educational services
- - 81.561 - - Health and social services
- - 666.415 - - Societal, sociocultural, entertainment and other individual services
- - - - - Individual household-related services
- - - - - International and other extrainternational agencies
- 1.185 616.968 - -
- 1.776.815 828.253 87.368 - Non-business
- - - - 3.145.853 Others
- 1.778.000 30.149.017 250.586 3.903.468 Total
Table 2.3.a: Disclosure of Net Claims by Economic Sector - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
334 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Sektor Ekonomi
TagihanKepada
PemerintahReceivables
fromGovernment
TagihanKepadaEntitas
Sektor PublikReceivablesfrom Public
SectorEntities
TagihanKepada BankPembangunan
Multilateraldan LembagaInternasionalReceivables
fromMultilateral
DevelopmentBanks and
InternationalInstitutions
TagihanKepada
BankReceivablesfrom Banks
KreditBeragunRumahTinggal
ResidentialProperty
CollateralizedLoans
KreditBeragunProperti
KomersialCommercial
PropertyCollateralized
Loans
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 Desember 2018
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan - 144.685 - - - -
2 Perikanan - - - - - -
3 Pertambangan dan Penggalian - - - - - -
4 Industri pengolahan - 1.966.527 - - - -
5 Listrik, Gas dan Air - - - - - -
6 Konstruksi - - - - - -
7 Perdagangan besar dan eceran - - - - - -
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
- - - - - -
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi - 1.211.512 - - - -
10 Perantara keuangan 15.223.150 - - 17.562.794 - -
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
- 100.270 - - - -
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
- - - - - -
13 Jasa pendidikan - - - - - -
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial - - - - - -
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
- - - - - -
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
- - - - - -
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
183.070 - 34.196 - - -
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya - - - - - -
19 Bukan Lapangan Usaha Lainnya - - - - 543.055 -
20 Lainnya - - - - - -
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
335
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
KreditPegawai/PensiunanEmployee/Retirement
Loans
TagihanKepada UsahaMikro, Usaha
Kecil danPortofolio Ritel
Receivablesfrom
Microbusiness,Small
Business,and Retail
Tagihankepada
KorporasiReceivables
fromCorporations
Tagihan yangTelah Jatuh
TempoDue
Receivables
Aset LainnyaOtherAssets
Economi Sector
(9) (10) (11) (12) (13) (2)
31 December 2018
- - 27.952 - - Agriculture, hunting and forestry
- - - - - Fishery
- - 1.990.739 - - Mining and excavation
- 3.845 18.078.330 - - Processing industry
- - 306.139 38.175 - Power, gas and water
- - 1.103.566 - - Construction
- - 5.520.296 492 - Wholesale and retail trading
- - - - - Provision of accomodation and foods & beverages
- - 460.361 - - Transportation, warehousing and communications
- - 2.570.817 - - FInancial agency
- - 685.707 - - Real estate, leasing and corporate services
- - - - - Government administration, land business and mandatory social service
- - - - - Educational services
- - - - - Health and social services
- - 871.190 - - Societal, sociocultural, entertainment and other individual services
- - - - - Individual household-related services
- - - - - International and other extrainternational agencies
- 836 729.303 - -
- 2.501.568 1.091.358 112.382 1.599.627 Non-business
- - - - - Others
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
336 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Sektor EkonomiTagihan
Receivables
Tagihan yang Mengalami Penurunan NilaiImpaired Receivables
Belum Jatuh TempoNot Due
Telah jatuh tempoDue
(1) (2) (3) (4) (5)
31 Desember 2019
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 71.173 - -
2 Perikanan - - -
3 Pertambangan dan Penggalian 367.747 - -
4 Industri pengolahan 15.422.970 456.718 629.431
5 Listrik, Gas dan Air 15.659 - -
6 Konstruksi 1.087.783 - -
7 Perdagangan besar dan eceran 4.419.787 179.833 238.827
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum - - -
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 290.760 - -
10 Perantara keuangan 33.410.532 - -
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 228.593 - -
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib - - -
13 Jasa pendidikan - - -
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 81.561 - -
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 408.680 -
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga - - -
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya 95.528 - -
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 203.230 - -
19 Bukan Lapangan Usaha 3.440.840 7.361 136.707
20 Lainnya 2.819.274 - -
Total 62.364.117 643.912 1.004.965
Tabel 2.5.a: Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
No. Keterangan
31 Desember 201931 December 2019
Tagihan Berdasarkan Wilayah Receivables by Region
002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 009-Makassar010-Pondok
Indah030-Jakarta Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan 3.209.961 51.760 96.039 36.198 41.088 209.515 58.719.556 62.364.117
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired)
a. Belum jatuh tempo 261 294 2 73 - - 643.282 643.912
b. Telah jatuh tempo 3.851 293 - 1 - - 1.000.820 1.004.965
3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
53 43 - 11 - - 965.750 965.857
4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
21.617 284 384 15 10 179 245.366 267.855
5 Tagihan yang dihapus buku 6.530 4.508 12 370 - - 466.946 478.367
Tabel 2.4.a: Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
337
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
Cadangan kerugianpenurunan nilai (CKPN)
- IndividualIndividual Impairment
Losses Allowance (ILA)
Cadangan kerugianpenurunan nilai (CKPN)
- KolektifCollective Impairment
Losses Allowance (ILA)
Tagihan yangdihapus bukuReceivables
Economic Sector
(6) (7) (8) (2)
31 Desember 2019
- 7 - Agriculture, hunting and forestry
- - - Fishery
- 2.229 - Mining and excavation
661.686 26.808 23.998 Processing industry
- - 6 Power, gas and water
- 35 Construction
227.953 7.499 128.930 Wholesale and retail trading
- - Provision of accomodation and foods & beverages
- 238 Transportation, warehousing and communications
- 13.946 FInancial agency
- 526 Real estate, leasing and corporate services
- - Government administration, land business and mandatory social service
- - Educational services
- 3 Health and social services
- 13 Societal, sociocultural, entertainment and other individual services
- - Individual household-related services
- - International and other extrainternational agencies
- 1
76.218 216.550 325.432 Non-business
- - - Others
965.857 267.855 478.367 Total
Table 2.5.a: Disclosure of Receivables and Allowances by Economic Sector - Banks individuallyIndividual
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
DescriptionTagihan Berdasarkan Wilayah
Receivables by Region
002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 006-Bali 009-Makassar 030-Jakarta Total
(11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (2)
4.450.230 66.107 179.684 80.059 15.945 18.726 59.566.328 64.377.079 Receivables
Impaired Receivables
1.378 703 51 215 - 60.915 - 63.262 a. Not past due
5.701 712 1.647 2 - - 629.854 637.916 b. Past due
726 253 5 40 - - 530.904 531.928 Individual Impairment Losses Allowance (ILA)
24.543 1.361 140 69 1 3 348.532 374.649 Collective Impairment Losses Allowance (ILA)
54.477 9.631 111 630 - - 769.496 834.344
Table 2.4.a: Claims and Allowance Disclosures by Region - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
338 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No.Keterangan Description
31 Desember 2019 31 December 2019
30 Desember 2018 31 December 2018
CKPN IndividualIndividual
ILA
CKPN Kolektif
CollectiveILA
CKPN IndividualIndividual
ILA
CKPN Kolektif
CollectiveILA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Saldo awal CKPN | ILA - Starting Balance 531.928 374.649 1.000.739 290.327
2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) | Establishment (Recovery) of ILA in current period (Net)
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan | 2.a. Establishment of ILA in current period 1.169.576 - 416.237 323.488
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan | 2.b. Recovery of ILA in current period - (106.794) - (238.579)
3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan | ILA (693.149) - (834.344) -
4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan | Other Establishment (Recovery) in current period
(42.498) - (50.704) (587)
Saldo akhir CKPN | Ending Balance of Impairment Provision 965.857 267.855 531.928 374.649
Tabel 2.6.a: Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual Table 2.6.a: Disclosure of Breakdown of Reserves for Impairment Losses - Banks individually
No. Sektor EkonomiTagihan
Receivables
Tagihan yang Mengalami Penurunan NilaiImpaired Receivables
Belum Jatuh TempoNot Due
Telah jatuh tempoDue
(1) (2) (3) (4) (5)
31 Desember 2018
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 172.637 - -
2 Perikanan - - -
3 Pertambangan dan Penggalian 1.107.896 - -
4 Industri pengolahan 18.268.919 38.669 23.998
5 Listrik, Gas dan Air 130.975 - 130.975
6 Konstruksi 981.593 - -
7 Perdagangan besar dan eceran 5.390.035 3.092 325.148
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum - - -
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 598.220 - 41.223
10 Perantara keuangan 30.255.118 - -
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 632.198 - -
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib - - -
13 Jasa pendidikan - - -
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial - - -
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 330.094 - -
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga - - -
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya 94.332 - -
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 545.947 - -
19 Bukan Lapangan Usaha 5.869.115 21.501 116.572
20 Lainnya - - -
Total 64.377.079 63.262 637.916
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
339
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
Cadangan kerugianpenurunan nilai (CKPN)
- IndividualIndividual Impairment
Losses Allowance (ILA)
Cadangan kerugianpenurunan nilai (CKPN)
- KolektifCollective Impairment
Losses Allowance (ILA)
Tagihan yangdihapus bukuReceivables
Economic Sector
(6) (7) (8) (2)
31 December 2018
- 32 - Agriculture, hunting and forestry
- - - Fishery
- 893 - Mining and excavation
58.308 22.763 361.979 Processing industry
92.800 - - Power, gas and water
- 143 - Construction
325.852 4.771 107.210 Wholesale and retail trading
- - - Provision of accomodation and foods & beverages
41.223 343 - Transportation, warehousing and communications
- 9.218 - Financial agency
- 202 63.118 Real estate, leasing and corporate services
- - - Government administration, land business and mandatory social service
- - - Educational services
- - - Health and social services
- 49 - Societal, sociocultural, entertainment and other individual services
- - - Individual household-related services
- - - International and other extrainternational agencies
- 183 -
13.745 336.052 302.037 Non-business
- - - Others
531.928 374.649 834.344 Total
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
340 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
Lembaga Pemeringkat | Rating AgencyStandard and
Poor’s Fitch Rating
Moody’sPT. Fitch Ratings
Indonesia PT ICRA
IndonesiaPT Pemeringkat Efek Indonesia
Peringkat Jangka panjang | Long Term Rating
AAAAAAAaa
AAA (idn)[idr]AAAidAAA
AA+ s.d AA-AA+ s.d AA-Aa1 s.d Aa3AA+(idn) s.d
AA-(idn)[idr]AA+ s.d [Idr]
AA-idAA+ s.d idAA-
A+ s.d A-A+ s.d A-A1 s.d A3
A+(idn) s.d. A-(idn)
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
idA+ s.d id A-
BBB+ s.d BBB-BBB+ s.d BBB-Baa1 s.d Baa3BBB+(idn) s.d
BBB-(idn)[Idr]BBB+ s.d
[Idr]BBB-id BBB+ s.d id
BBB-
BB+ s.d BB-BB+ s.d BB-Ba1 s.d Ba3BB+(idn) s.d
BB-(idn)[Idr]BB+ s.d [Idr]
BB-id BB+ s.d id
BB-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 Desember 2019
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - 184.136 -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 1.144.595 477.327 1.163.290 7.748.251 -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - -
9 Tagihan kepada Korporasi 16.120 420.614 232.715 501.104 66.783
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - -
11 Aset Lainnya - - - - -
TOTAL 1.160.715 897.941 1.396.005 8.433.491 66.783
31 Desember 2018
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - 207.644 -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 509.704 - - - 2.511
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 2.692.351 2.150.347 30.188 881.034 4.538.434
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - -
9 Tagihan kepada Korporasi 47.969 614.997.00 790.088.00 536.978.00 249.897.00
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - -
11 Aset Lainnya - - - - -
TOTAL 3.250.024 2.765.344 820.276 1.625.656 4.790.842
Tabel 3.1.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
341
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
Net Receivables
Portfolio Category
Peringkat Jangka Pendek | Short Term Rating
Tanpa PeringkatNot Rated
Total
B+ s.d B-B+ s.d B-B1 s.d B3B+(idn) s.d
B-(idn)[Idr]B+ s.d
[Idr]B-id B+ s.d id B-
Kurang dari | Lower
than B-Kurang dari |
Lowerthan B-
Kurang dari B3Kurang dari |
Lowerthan B-(idn)Kurang dari |
Lowerthan [Idr]B-
Kurang dari | Lower
than idB-
A-1F1+ s.d F1
P-1F1+(idn) s.d
F1(idn)[Idr]A1+ s.d
[Idr]A1idA1
A-2F2P-2
F2(idn)[Idr]A2+ s.d
[Idr]A2idA2
A-3F3P-3
F3(idn)[Idr]A3+ s.d
[Idr] A3idA3 s.d id A4
Kurang dari | Lower
than A-3Kurang dari |
Lowerthan F3
Kurang dari | Lower
than P-3Kurang dari |
Lowerthan F3 (idn)Kurang dari |
Lowerthan [Idr] A3Kurang dari |
Lowerthan idA4
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (2)
31 December 2019
- - - - - - 17.965.412 18,149,548 Receivables from government
- - - - - - 1.675.438 1,675,438 Receivables from public sector entities
- - - - - - 124.953 124,953 Receivables from multilateral development banks and international
institutions
- - - - - - 7.966.761 18,500,224 Receivables from banks
- - - - - - 704.573 704,573 Residential property collateralized loans
- - - - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - - - Employee/retirement loans
- - - - - - 1.778.000 1,778,000 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
588.140 - - - - - 28.323.541 30,149,017 Receivables from corporations
- - - - - - 250.586 250,586 Due receivables
- - - - - - 3.903.468 3,903,468 Other Aset
588.140 - - - - - 62.692.732 75,235,807 TOTAL
31 December 2018
- - - - - - 15.198.576 15,406,220 Receivables from government
- - - - - - 2.910.779 3,422,994 Receivables from public sector entities
- - - - - - 34.196 34,196 Receivables from multilateral development banks andinternational institutions
- - - - - - 7.270.440 17,562,794 Receivables from banks
- - - - - - 543.055 543,055 Residential property collateralized loans
- - - - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - - - Employee/retirement loans
- - - - - - 2.506.249 2,506,249 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
606.985.00 - - - - - 30.588.844 33,435,758 Receivables from corporations
- - - - - - 151.049 151,049 Due receivables
- - - - - - 1.599.627 1,599,627 Other Aset
606.985 - - - - - 60.802.815 74,661,942 TOTAL
Table 3.1.a: Disclosure of Net Claims by Portfolio Category and Rating Scale - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
342 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No Variabel yang Mendasari
31 Desember 2019 31 December 2019
Notional AmountNotional Value
TagihanDerivatif
DerivativeReceivables
KewajibanDerivatif
DerivativeLiabilities
Tagihan Bersih
sebelumMRK
Net Claimsbefore Credit
Risk Mitigation
MRKMRK
Tagihan BersihsetelahMRK
Net Claimsafter Credit
Risk Mitigation
< 1 Tahun< 1 year
> 1 Tahun -< 5 Tahun
>1 to 5years
> 5 Tahun> 5 years
BANK SECARA INDIVIDUAL
1 Suku Bunga 2.825.723 23.559.310 1.388.250 356.902 336.922 879.431 - 879.431
2 Nilai Tukar 194.930.113 56.869.393 2.004.592 3.375.208 3.049.290 10.314.398 - 10.314.398
3 Lainnya - - - - - - - -
TOTAL 197.755.836 80.428.703 3.392.842 3.732.110 3.386.212 11.193.830 - 11.193.830
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2019 31 December 2019
Nilai Wajar SSB Repo
Fair Value of SSBRepo
Kewajiban RepoRepo Liabilities
Tagihan BersihNet Claims
ATMRRWA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - 0 -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - -
4 Tagihan Kepada Bank - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
6 Tagihan kepada Korporasi - - - -
Total - - - -
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2019 31 December 2019
Tagihan BersihNet Claims
Nilai MRKCredit RiskMitigation
Value
Tagihan Bersihsetelah MRKNet Claimsafter Credit
Risk Mitigation
ATMR setelahMRK
Past-MRKRWA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Interna-sional
- - - -
4 Tagihan Kepada Bank 1.587.524 1.587.524 - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
6 Tagihan kepada Korporasi - - - -
Total 1.587.524 1.587.524 - -
Tabel 3.2.a: Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk): Transaksi Derivatif
Tabel 3.2.b.1: Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk): Transaksi Repo - Bank secara Individual
Tabel 3.2.c.1: Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk):Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
343
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
Underlying Variable
Notional AmountNotional Value
TagihanDerivatif
DerivativeReceivables
KewajibanDerivatif
DerivativeLiabilities
Tagihan Bersih
sebelumMRK
Net Claimsbefore Credit
Risk Mitigation
MRKMRK
Tagihan BersihsetelahMRK
Net Claimsafter Credit
Risk Mitigation
< 1 Tahun< 1 year
> 1 Tahun -< 5 Tahun
>1 to 5years
> 5 Tahun> 5 years
INDIVIDUAL BANK
8.475.429 32.081.920 153.246 182.466 149.128 1.119.124 - 1.119.124 Interest Rate
112.614.151 45.080.140 591.549 3.317.449 3.707.860 9.119.265 - 9.119.265 Exchange Rate
- - - - - - - - Other
121.089.580 77.162.060 744.795 3.499.915 3.856.988 10.238.389 - 10.238.389 TOTAL
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
Portfolio CategoryNilai Wajar SSB Repo
Fair Value of SSBRepo
Kewajiban RepoRepo Liabilities
Tagihan BersihNet Claims
ATMRRWA
(7) (8) (9) (10) (2)
- - - - Receivables from government
- - - - Receivables from public sector entities
- - - - Receivables from multilateral development banks andinternational institutions
- - - - Receivables from banks
- - - - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
- - - - Receivables from corporations
- - - - Total
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
Portfolio CategoryTagihan Bersih
Net Claims
Nilai MRKCredit RiskMitigation
Value
Tagihan Bersihsetelah MRKNet Claimsafter Credit
Risk Mitigation
ATMR setelahMRK
Past-MRKRWA
(3) (4) (5) (6) (2)
- - - - Receivables from government
- - - - Receivables from public sector entities
- - - - Receivables from multilateral development banks andinternational institutions
3.090.531 3.090.531 - - Receivables from banks
- - - - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
- - - - Receivables from corporations
3.090.531 3.090.531 - - Total
Table 3.2.a: Disclosure of Counterparty Credit Risk: Derivative Transactions
Table 3.2.b.1: Disclosure of Counterparty Credit Risk: Repo Transactions – Banks Individually
Table 3.2.c.1: Disclosure of Counterparty Credit Risk: Reverse Repo Transactions - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
344 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2019 31 December 2019
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko KreditNet Receivables Accounting Credit Risk Mitigation Impact
0% 20% 25% 35% 40% 45%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 16.964.269 - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - 4.602.284 - - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - 353.043 181.375 170.155 - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - -
9 Tagihan kepada Korporasi - 245.888 - - - -
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - -
11 Aset Lainnya 288.934 - - - -
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur Neraca 17.253.203 5.201.215 181.375 170.155 - -
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - 2.152 - - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - -
9 Tagihan kepada Korporasi - - - - - -
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - -
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur TRA - 2.152 - - - -
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 184.136 - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - 1.377.294 - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - -
6 Tagihan kepada Korporasi - 190.846 - - - -
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur Counterparty Credit Risk 184.136 1.568.140 - - - -
Tabel 4.1.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
345
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 2019 31 December 2019
ATMR Beban Modal Portfolio CategoryTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko KreditNet Receivables Accounting Credit Risk Mitigation Impact
50% 75% 100% 150% Lainnya
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (2)
Balance Sheet Exposure
- - - - - - - Receivables from government
1.367.848 - - - 683.925 61.553 Receivables from public sector entities
- - - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions
3.324.272 - - - - 2.327.153 209.444 Receivables from banks
- - - - - 175.507 15.796 Residential property collateralized loans
- - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - - Employee/retirement loans
- 1.777.975 - - - 1.333.481 120.013 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
60.841 - 22.372.540 87.308 - 22.066.096 1.985.949 Receivables from corporations
- - 25.644 224.942 - 363.056 32.675 Due receivables
- - 3.614.534 - - 4.193.500 377.415 Other assets
- - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
4.752.961 1.777.975 26.012.718 312.250 - 31.142.718 2.802.845 Total Balance Sheet Exposure
Commitment Liability Exposure/ Contingencies on Administrative Account Transactions
- - - - - - - Receivables from government
307.590 - - - - 153.795 13.842 Receivables from public sector entities
- - - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions
2.886.415 - - - - 1.443.638 129.927 Receivables from banks
- - - - - - - Residential property collateralized loans
- - - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - - Employee/retirement loans
- 25 - - - 19 2 Retail Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
75.000 - 3.020.588 500.832 - 3.702.754 333.248 Claims on Corporate
- - - - - - - Past Due Claims
- - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
3.269.005 25 3.020.588 500.832 - 5.300.206 477.019
Counterparty Credit Risk Exposure
- - 1.001.143 - - 1.001.143 90.103 Receivables from government
- - - - - - - Receivables from public sector entities
124.953 - - - - 62.476 5.623 Receivables from multilateral development banks and international institutions
6.307.807 - - - - 2.635.602 237.204 Receivables from banks
- - - - - - - Receivables from microbusiness,small business, and retail portfolio
96.874 - 3.498.300 - - 3.584.906 322.642 Receivables from corporations
- - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
6.529.634 - 4.499.443 - - 7.284.127 655.572 Total Counterparty Credit Risk Exposure
Table 4.1.a: Disclosure of Net Claims Based on Risk Weight after Calculating the Impact of Credit Risk Mitigation - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
346 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Kategori Portofolio
31 Desember 201831 December 2018
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko KreditNet Receivables Accounting Credit Risk Mitigation Impact
0% 20% 25% 35% 40% 45%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 14.598.389 - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - 305.132 - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - 1.899.279 - - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - 381.814 161.241 - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - -
9 Tagihan kepada Korporasi - 305.331 - - - -
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya 231.407 - - - - -
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur Neraca 14.829.796 2.891.556 161.241 - - -
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah 10.261 - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - 204.572 - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - 3.939 - - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - -
9 Tagihan kepada Korporasi - - - - - -
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur TRA 10.261 208.511 - - - -
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 197.383 - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - 4.337.154 - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - -
6 Tagihan kepada Korporasi - 162.459 - - - -
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur Counterparty Credit Risk 197.383 4.499.613 - - - -
Tabel 4.1.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
347
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
ATMRRWA
Beban ModalCapital
ExpensesPortfolio Category
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko KreditNet Receivables Accounting Credit Risk Mitigation Impact
Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation
Impact
75% 100% 150%LainnyaOthers
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (2)
Balance Sheet Exposure
- - - - - - - Receivables from government
2.073.308 - - - - 1.097.680 98.791 Receivables from public sector entities
- - - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions
593.407 - 2.892.702 - - 1.228.135 110.532 Receivables from banks
- - - - - 116.673 10.501 Residential property collateralized loans
- - - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - - Employee/retirement loans
- 2.502.173 - - - 1.876.629 168.897 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
451.818 - 26.458.929 99.207 - 26.173.019 2.355.572 Receivables from corporations
- - 18.205 132.844 - 217.471 19.572 Due receivables
- - 1.368.220 - - 1.368.219 123.140 Other assets
- - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
3.118.533 2.502.173 30.738.056 232.051 - 32.077.826 2.887.005 Total Balance Sheet Exposure
Commitment Liability Exposure/ Contingencies on Administrative Account Transactions
- - - - - - - Receivables from government
837.313 - 2.511 - - 462.082 41.587 Receivables from public sector entities
- - - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions
772.158 - 1.088.873 - - 1.475.740 132.817 Receivables from banks
- - - - - - - Residential property collateralized loans
- - - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - - Employee/retirement loans
- 134 - - - 101 9 Retail Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
14.552 - 3.510.552 414.751 - 4.022.956 362.066 Receivables from corporations
- - - - - - - Past Due Claims
- - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
1.624.023 134 4.601.936 414.751 - 5.960.879 536.479
Counterparty Credit Risk Exposure
- - 600.187 - - 600.187 54.017 Receivables from government
158 - - - - 79 7 Receivables from public sector entities
34.196 - - - - 17.098 1.539 Receivables from multilateral development banks and international institutions
4.296.018 - 1.679.265 - - 3.149.439 283.450 Receivables from banks
- 3.942 - - - 2.957 266 Receivables from microbusiness,small business, and retail portfolio
537.439 - 1.480.720 - - 1.781.930 160.374 Receivables from corporations
- - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
4.867.811 3.942 3.760.172 - - 5.551.690 499.653 Total Counterparty Credit Risk Exposure
Table 4.1.a: Disclosure of Net Claims Based on Risk Weight after Calculating the Impact of Credit Risk Mitigation - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
348 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2019 31 December 2019
TagihanBersih
NetReceivables
Bagian yang Dijamin DenganPart Guaranteed by Bagian
yang TidakDijaminPart not
GuaranteedAgunan
CollateralGaransi
Guarantee
AsuransiKreditLoan
Insurance
LainnyaOther
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 16.964.269 - - - - 16.964.269
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1.367.848 - - - - 1.367.848
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 7.926.555 510.876 - - - 7.415.679
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 704.573 - - - - 704.573
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
1.777.975 - - - - 1.777.975
9 Tagihan kepada Korporasi 22.766.577 348.226 209.280 - - 22.209.071
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 250.586 - - - - 250.586
11 Aset Lainnya 3.903.468 288.934 - - - 3.614.534
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur Neraca 55.661.851 1.148.036 209.280 - - 54.304.535
B Eksposur Rekening Adminsitratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 307.590 - - - - 307.590
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 2.888.567 - - - - 2.888.567
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
25 - - - - 25
9 Tagihan kepada Korporasi 3.596.420 106.582 - - - 3.489.838
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur Rekening Administratif 6.792.602 106.582 - - - 6.686.020
C Eksposur Counterparty Credit Risk
1 Tagihan Kepada Pemerintah 1.185.279 - - - - 1.185.279
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 0 - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
124.953 - - - - 124.953
4 Tagihan Kepada Bank 7.685.102 - - - - 7.685.102
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
0 - - - - -
6 Tagihan kepada Korporasi 3.786.020 - - - - 3.786.020
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposure Counterparty Credit Risk 12.781.354 - - - - 12.781.354
Total (A+B+C) 75.235.807 1.254.618 209.280 - - 73.771.909
Tabel 4.2.a: Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
349
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
Portfolio CategoryTagihanBersih
NetReceivables
Bagian yang Dijamin DenganPart Guaranteed by Bagian
yang TidakDijaminPart not
GuaranteedAgunan
CollateralGaransi
Guarantee
AsuransiKreditLoan
Insurance
LainnyaOther
(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]
(2)
Balance Sheet Exposure
14.598.389 - - - - 14.598.389 Receivables from government
2.378.440 - - - - 2.378.440 Receivables from public sector entities
- - - - - - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions
5.385.388 2.605.718 - - - 2.779.670 Receivables from banks
543.055 - - - - 543.055 Residential property collateralized loans
- - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - Employee/retirement loans
2.502.173 - - - - 2.502.173 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
27.315.285 659.889 92.710 - - 26.562.686 Receivables from corporations
151.049 - - - - 151.049 Due receivables
1.599.627 231.407 - - - 1.368.220 Other assets
- - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
54.473.406 3.497.014 92.710 0 - 50.883.682 Total Balance Sheet Exposure
Administrative Account Exposure
10.261 - - - - 10.261.00 Receivables from government
1.044.396 - - - - 1.044.396 Receivables from public sector entities
- - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions
1.864.970 - - - - 1.864.970 Receivables from banks
- - - - - - Residential property collateralized loans
- - - - - - Commercial property collateralized loans
- - - - - - Employee/retirement loans
134 - - - - 134 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
3.939.855 126.301 - - - 3.813.554 Receivables from corporations
- - - - - - Due receivables
- - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
6.859.616 126.301 - - - 6.733.315 Total Administrative Account Exposure
Eksposur Counterparty Credit Risk
797.570 - - - - 797.570 Receivables from government
158 - - - - 158 Receivables from public sector entities
34.196 - - - - 34.196 Receivables from multilateral development banks and international institutions
10.312.436 - - - - 10.312.436 Receivables from banks
3.942 - - - - 3.942 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
2.180.618 - - - - 2.180.618 Receivables from corporations
- - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
13.328.920 0 - - - 13.328.920 Total Counterparty Credit Risk Exposure
74.661.942 3.623.315 92.710 - - 70.945.917 Total (A+B+C)
Table 4.2.a: Disclosure of Net Claims and Credit Risk Mitigation Techniques - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
350 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Eksposur Sekuritisasi
31 Desember 2019 31 December 2019
Nilai aset ygdisekuritisasiSecuritisationAssets Value
Nilai aset yang disekuritisasiyang mengalami penurunan nilai
Impairment SecuritisationAssets Value
Laba/Rugidari aktivitassekuritisasi
Loss fromSecuritisation
Activities
ATMRRWA
PengurangModalCapital
DeductionTelah jatuh tempo
Belum JatuhTempo
Not Due
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Bank bertindak sebagai Kreditur Asal - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
2 Bank bertindak sebagai Penyedia Kredit Pendukung - - - - - -
a. Fasilitas penanggung risiko pertama - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
b. Fasilitas penanggung risiko kedua - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
3 Bank bertindak sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
4 Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
5 Bank bertindak sebagai Bank Kostudian - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
6 Bank bertindak sebagai Pemodal - - - - - -
a. Senior tranche - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
b. Junior tranche - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
Tabel 5.1.a: Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
351
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
Eksposur SekuritisasiNilai aset yg disekuritisasi
Nilai aset yang disekuritisasiyang mengalami penurunan nilai
Impairment SecuritisationAssets Value
Laba/Rugidari aktivitassekuritisasi
Loss fromSecuritisation
Activities
ATMRRWA
PengurangModalCapital
DeductionTelah jatuhtempoDue
Belum JatuhTempo
Not Due
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (2)
- - - - - - Bank act as original creditor
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Bank act as supporting credit provide
- - - - - - a. First risk insurer facility
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - b. Second risk insurer facility
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Banks act as liquidity facility provider
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Banks act as services provider
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Banks act as custodian bank
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Banks act as capital provider
- - - - - - a. Senior tranche
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - b. Junior tranche
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collaterals)
Table 5.1.a: Disclosure of Securitization Transactions - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
352 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Tabel 5.1.b: Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
No. Eksposur Sekuritisasi
Posisi Tanggal Laporan
Nilai aset yg disekuritisasiSecuritisationAssets Value
Nilai aset yang disekuritisasiyang mengalami penurunan nilai
Impairment Securitisation Assets Value
Laba/Rugidari aktivitassekuritisasi
Loss fromSecuritisation
Activities
ATMRRWA
PengurangModalCapital
DeductionTelah jatuh tempoDue
Belum JatuhTempo
Not Due
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Bank bertindak sebagai Kreditur Asal - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
2 Bank bertindak sebagai Penyedia Kredit Pendukung - - - - - -
a. Fasilitas penanggung risiko pertama - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
b. Fasilitas penanggung risiko kedua - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
3 Bank bertindak sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
4 Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
5 Bank bertindak sebagai Bank Kostudian - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
6 Bank bertindak sebagai Pemodal - - - - - -
a. Senior tranche - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
b. Junior tranche - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
- - - - - -
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
353
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Table 5.1.b: Disclosure of Securitization Transactions - Banks in Consolidation with Subsidiaries
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Eksposur SekuritisasiNilai aset yg disekuritisasiSecuritisationAssets Value
Nilai aset yang disekuritisasiyang mengalami penurunan nilai
Impairment Securitisation AssetsValue
Laba/Rugidari aktivitassekuritisasi
Loss fromSecuritisation
Activities
ATMRRWA
PengurangModalCapital
DeductionTelah jatuh tempoDue
Belum JatuhTempo
Not Due
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (2)
- - - - - - Bank act as original creditor
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Bank act as supporting credit provide
- - - - - - a. First risk insurer facility
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - b. Second risk insurer facility
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Banks act as liquidity facility provider
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Banks act as services provider
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Banks act as custodian bank
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - Banks act as capital provider
- - - - - - a. Senior tranche
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
- - - - - - b. Junior tranche
- - - - - - - Exposure type (example: loan with house as collateral)
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
354 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. Underlying Asset
31 Desember 2019 31 December 2019
31 Desember 201831 December 2018
Underlying AssetNilai Aset Yang DisekuritisasiSecuritisation Assets Value
Keuntungan (Kerugian) Penjualan
Sales
Nilai Aset Yang DisekuritisasiSecuritisation Assets Value
Keuntungan (Kerugian) Penjualan
Sales
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (2)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - Receivables from government
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - Receivables from public sector entities
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - Receivables from multilateral development banks
and international institutions
4 Tagihan Kepada Bank - - - - Receivables from banks
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - Residential property collateralized loans
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - Commercial property collateralized loans
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - Employee/retirement loans
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
9 Tagihan kepada Korporasi - - - - Receivables from corporations
10 Aset Lainnya - - - - Other Assets
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
- - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
Total - - - - Total
Tabel 5.2.a: Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara IndividualTable 5.2.a: Disclosure of Summary of Asset Securitization Transaction Activities when Banks Act as Originators - Banks Individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
355
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. Underlying Asset
31 Desember 2019 31 December 2019
31 Desember 201831 December 2018
Underlying AssetNilai Aset Yang DisekuritisasiSecuritisation Assets Value
Keuntungan (Kerugian) Penjualan
Sales
Nilai Aset Yang DisekuritisasiSecuritisation Assets Value
Keuntungan (Kerugian) Penjualan
Sales
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (2)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - Receivables from government
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - Receivables from public sector entities
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - Receivables from multilateral development banks
and international institutions
4 Tagihan Kepada Bank - - - - Receivables from banks
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - Residential property collateralized loans
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - Commercial property collateralized loans
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - Employee/retirement loans
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
9 Tagihan kepada Korporasi - - - - Receivables from corporations
10 Aset Lainnya - - - - Other Assets
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
- - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)
Total - - - - Total
Tabel 5.2.b: Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara Konsolidasi dengan
Perusahaan AnakTable 5.2.b: Disclosure Summary of Asset Securitization Transaction Activities in the
event that the Bank Acts as an Originator - Bank Consolidated with Subsidiaries
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
356 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
1. Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam SE BI No. 13/6/DPNP, kecuali eksposur sekuritisasi
No Kategori Portofolio
31 Desember 2019 | 31 December 2019
Tagihan BersihNet Claims
ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA
ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 16.964.269 - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1.367.848 683.925 683.925
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - -
4. Tagihan Kepada Bank 7.926.554 2.582.591 2.327.153
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 704.573 175.507 175.507
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - -
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 1.777.975 1.333.481 1.333.481
9. Tagihan Kepada Korporasi 22.766.577 22.583.100 22.066.096
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 250.586 363.057 363.056
11. Aset Lainnya 3.852.616 - 3.563.680
TOTAL 55.610.998 27.721.661 30.512.898
2. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam SE BI No. 13/6/DPNP kecuali eksposur sekuritisasi.
No Kategori Portofolio
31 Desember 2019 | 31 December 2019
Tagihan BersihNet Claims
ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA
ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Tagihan Kepada Pemerintah - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 307.590 153.795 153.795
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - -
4. Tagihan Kepada Bank 2.888.568 1.443.638 1.443.638
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - -
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 25 18 19
9. Tagihan Kepada Korporasi 3.596.419 3.809.336 3.702.754
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -
TOTAL 6.792.602 5.406.787 5.300.206
3. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.2 dalam SE BI No. 13/6/DPNP
No Kategori Portofolio
31 Desember 2019 | 31 December 2019
Tagihan BersihNet Claims
ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA
ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 1.185.279 1.001.143 1.001.143
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
124.953 62.476 62.476
4. Tagihan Kepada Bank 7.685.102 3.429.364 2.635.602
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - -
6. Tagihan Kepada Korporasi 3.786.021 3.584.906 3.584.906
7 Eksposur Tertimbang dari Credit Valuation Adjustment (CVA) 2.280.385
TOTAL 12.781.355 8.077.889 9.564.512
Tabel 6. 1: Pengungkapan Perhitungan ATMR Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar - Bank secara Individual
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
357
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
1. Asset Exposures in the Balance Sheet as referred to in point II.A.1 in SE BI No. 13/6/DPNP, except exposuresecuritization
31 Desember 2018 | 31 December 2018
Portfolio CategoryTagihan BersihNet Claims
ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA
ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA
(6) (7) (8) (2)
14.598.389 - - Receivables from government
2.378.440 1.097.680 1.097.680 Receivables from public sector entities
- - - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions
5.385.388 3.569.262 1.228.135 Receivables from banks
543.055 116.673 116.673 Residential property collateralized loans
- - - Kredit Beragun Properti Komersial
- - - Kredit Pegawai/Pensiunan
2.502.173 1.876.630 1.876.629 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
27.315.285 26.894.715 26.173.019 Receivables from corporations
151.049 217.471 217.471 Due receivables
1.599.436 - 1.368.028 Other Assets
74.456.992 37.341.692 33.305.770 TOTAL
2. Commitment Liability Exposures / Contingencies in Administrative Account Transactions as referred to in pointII.A.1 in SE BI No. 13/6/DPNP except for securitization exposure.
31 Desember 2018 | 31 December 2018
Portfolio CategoryTagihan BersihNet Claims
ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA
ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA
(6) (7) (8) (2)
10.261 - - Receivables from government
1.044.396 462.082 462.082 Receivables from public sector entities
- - - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions
1.864.970 1.475.740 1.475.740 Receivables from banks
- - - Residential property collateralized loans
- - - Kredit Beragun Properti Komersial
- - - Kredit Pegawai/Pensiunan
134 100 101 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
3.939.855 4.139.955 4.022.956 Receivables from corporations
- - - Due receivables
6.859.616 6.077.877 5.960.879 TOTAL
3. Credit Risk Exposures due to the failure of the Counterparty Credit Risk referred to in point II.A.2 in SE BI No. 13/6/DPNP
31 Desember 2018 | 31 December 2018
Portfolio CategoryTagihan BersihNet Claims
ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA
ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA
(6) (7) (8) (2)
797.570 600.187 600.187 Receivables from government
158 79 79 Receivables from public sector entities
34.196 17.098 17.098 Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions
10.312.436 3.149.439 3.149.439 Receivables from banks
3.942 2.957 2.957 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio
2.180.618 1.781.930 1.781.930 Receivables from corporations
2.451.967 Weighted exposure from credit valuation adjustment (CVA)
13.328.920 5.551.690 8.003.657 TOTAL
Table 6.1: Disclosure of RWA Credit Risk Calculations Using the Standardized Approach - Banks Individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
358 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
4. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.3 dalam SE BI No. 13/6/DPNP
No Kategori Portofolio
31 Desember 2019 | 31 December 2019
Nilai EksposurExposure Value
Faktor Pengurang ModalImpairment Factor
ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Delivery versus payment 50.852 629.820
a. Beban Modal 8% (5-15 hari) 507 507
b. Beban Modal 50% (16-30 hari) - -
c. Beban Modal 75% (31-45 hari) - -
d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari) 50.345 629.313
2. Non-delivery versus payment
TOTAL 50.852 629.820
5. Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada butir II.E.11.c dalam SE BI No. 13/6/DPNP
No Kategori Portofolio
31 Desember 2019 | 31 December 2019
Faktor Pengurang ModalImpairment Factor
ATMRRWA
(1) (2) (3) (4)
1. Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan - -
2. Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan - -
3. Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan - -
4. Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan - -
5. Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan - -
6. Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan - -
7. Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
- -
TOTAL - -
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
6. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
No Kategori Portofolio
31 Desember 2019 | 31 December 2019
Faktor Pengurang ModalImpairment Factor
ATMRRWA
(1) (2) (3) (4)
1. Total Eksposur - -
7. Total Pengukuran Risiko Kredit
No Kategori Portofolio 31 Desember 2019 | 31 December 2019
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT 46.007.436
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
359
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
4. Exposure Causing Credit Risk due to Settlement as well referred to in point II.A.3 in SE BI No. 13/6/DPNP
31 Desember 2018 | 31 December 2018
Portfolio CategoryNilai EksposurExposure Value
Faktor Pengurang ModalImpairment Factor
ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA
(6) (7) (8) (2)
191 191 Delivery versus payment
191 191 a. Capital Expenses 8% (5-15 days)
0 0 b. Capital Expenses 50% (16-30 days)
0 0 c. Capital Expenses 75% (31-45 days)
0 0 d. Capital Expenses 100% (more than 45 days)
0 0 Non-delivery versus payment
191 0 191 TOTAL
5. Securitization Exposures as referred to in point II.E.11.c in SE BI No. 13/6/DPNP
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 2018 | 31 December 2018
Portfolio CategoryFaktor Pengurang ModalImpairment Factor
ATMRRWA
(5) (6) (2)
- - Eligible supporting credit facility
- - Ineligible supporting credit facility
- - Eligible liquidity facility
- - Ineligible liquidity facility
- - Eligible purchase of assets
- - Collateralized securities ineligible purchase of assets collateralized securities
- - Exposure to securitizations not included in bank indonesia regulations concerning the principle of prudence in asset securitization activities for public banks.
- - TOTAL
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
6. Exposure in Sharia Business Unit (if any)
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 2018 | 31 December 2018
Portfolio CategoryFaktor Pengurang ModalImpairment Factor
ATMRRWA
(5) (6) (2)
- - Total Eksposur
7. Total Credit Risk
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 2018 | 31 December 2018 Portfolio Category
47.270.497 TOTAL RWA FOR CREDIT RISK
TOTAL CAPITAL DEDUCATION FACTOR
360 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. Jenis Risiko
31 Desember 2019 31 December 2019
31 Desember 201831 December 2018
Type of RiskBank Bank
Beban ModalCapital Expenses
ATMRRWA
Beban ModalCapital Expenses
ATMRRWA
(1) (2) (3) (4) (7) (8) (2)
1 Risiko Suku Bunga Interest Rate Risk
- - - -
b. Risiko Umum 118.813 1.485.168 108.185 1.352.318 b. General risk
2 Risiko Nilai Tukar 75.854 948.179 74.299 928.742 Exchange Rate Risk
3 Risiko Ekuitas - - - - Equity Risk
4 Risiko Komoditas - - - - Commodity Risk
5 Risiko Option - - - - Option Risk
Total 194.668 2.433.347 182.485 2.281.060 Total
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. Jenis Risiko
31 Desember 2019 31 December 2019
31 Desember 201831 December 2018
Type of RiskVaR Rata-Rata
Average VaR
VaR MaksimumMaximum
VaR
VaR MinimumMinimum
VaR
VaR Akhir Periode
VaR End of Period
VaR Rata-Rata
Average VaR
VaR MaksimumMaximum
VaR
VaR MinimumMinimum
VaR
VaR Akhir Periode
VaR End of Period
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (2)
1 Risiko Suku Bunga - - - - - - - - Interest Rate Risk
2 Risiko Nilai Tukar - - - - - - - - Exchange Rate Risk
3 Risiko Option - - - - - - - - Option Risk
Total - - - - - - - - Total
Tabel 7.1: Pengungkapan Risiko Pasar Menggunakan Metode StandarTable 7.1: Disclosure of Market Increases Using Standard Methods
Tabel 7.2.a: Pengungkapan Risiko Pasar dengan Model Internal (Value at Risk) - Bank secara IndividualTable 7.2.a: Disclosure of Market Increases with the Internal Model (Value at Risk) - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
361
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
No. Pendekatan Yang Digunakan
Adopted Approach
31 Desember 2019 | 31 December 2019 31 Desember 2018 | 31 December 2018
Pendapatan Bruto (Rata-rata3 tahun terakhir)
Gross Income (Last 3 years
average)
Beban ModalCapital Charges
ATMRRWA
Pendapatan Bruto (Rata-rata3 tahun terakhir)
Gross Income (Last 3 years
average)
Beban ModalCapital Charges
ATMRRWA
(1) (2) (3) (4) (5) (3) (4) (5)
1 Pendekatan Indikator DasarBasic Indicator Approach
3.487.976 523.196 6.539.955 3.627.258 544.089 6.801.109
Total 3.487.976 523.196 6.539.955 3.627.258 544.089 6.801.109
Tabel 8.1.a: Pengungkapan Risiko Operasional - Bank secara IndividualTable 8.1.a: Disclosure of Operational Risk - Banks individually
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
362 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Pos-pos
31 Desember 2019 31 December 2019
SaldoBalance
Jatuh Tempo | Maturity
< 1 bulan<1 month
> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln
>6 to 12 months> 12 bulan>12 months
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I NERACA
A. Aset
1. Kas 259.831 259.831 - - - -
2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.203.057 2.203.057 - - - -
3. Penempatan pada bank lain 172.252 172.252 - - - -
4. Surat Berharga 10.025.293 37.385 779.168 6.030 282.844 8.919.866
5. Kredit yang diberikan 14.831.801 5.855.070 3.400.228 1.034.749 293.870 4.247.884
6. Tagihan lainnya 2.086.567 96.814 263.675 83.402 452.707 1.189.969
7. Lain-lain 1.250.436 5.603 18.973 86.945 111.508 1.027.407
Total Aset 30.829.237 8.630.012 4.462.044 1.211.126 1.140.929 15.385.126
B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga 19.578.898 7.487.121 1.762.752 1.465.727 1.927.290 6.936.008
2. Kewajiban pada Bank Indonesia - - - - - -
3. Kewajiban pada bank lain 5.069.636 2.710.500 - 150.000 499.298 1.709.838
4. Surat Berharga yang Diterbitkan - - - - - -
5. Pinjaman yang Diterima - - - - - -
6. Kewajiban lainnya 353.253 73.282 212.133 67.838 - -
7. Lain-lain 6.250.993 1.879.966 17.821 47.562 89.042 4.216.602
Total Kewajiban 31.252.780 12.150.869 1.992.706 1.731.127 2.515.630 12.862.448
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
(423.543) (3.520.857) 2.469.338 (520.001) (1.374.701) 2.522.678
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen - - - - - -
2. Kontinjensi 860.000 860.000 - - - -
Total Tagihan Rekening Administratif 860.000 860.000 - - - -
B. Kewajiban Rekening Administratif
1. Komitmen 14.841.370 9.013.094 1.713.734 1.352.450 354.522 2.407.570
2. Kontinjensi 2.064.255 145.511 262.297 552.729 424.224 679.494
Total Kewajiban Rekening Administratif 16.905.625 9.158.605 1.976.031 1.905.179 778.746 3.087.064
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(16.045.625) (8.298.605) (1.976.031) (1.905.179) (778.746) (3.087.064)
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] (16.469.168) (11.819.462) 493.307 (2.425.180) (2.153.447) (564.386)
Selisih Kumulatif (16.469.168) (11.819.462) 493.307 (2.425.180) (2.153.447) (564.386)
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
363
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
AccountsSaldo
Balance
Jatuh Tempo | Maturity
< 1 bulan<1 month
> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln
>6 to 12 months> 12 bulan>12 months
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (2)
ON BALANCE SHEET
A. Assets
204.862 204.862 - - - - 1. Cash
2.208.237 2.208.237 - - - - 2. Placements with Bank Indonesia
797.460 497.460 300.000 - - - 3. Placements with other banks
8.720.461 136.921 1.270.057 2.242.767 26.758 5.043.958 4. Securities
19.341.914 7.851.626 4.372.120 1.530.113 447.569 5.140.486 5. Loans disbursed
3.584.050 133.845 443.751 1.659.790 11.971 1.334.693 6. Other receivables
499.324 8.348 503 156 84.266 406.051 7. Others
35.356.308 11.041.299 6.386.431 5.432.826 570.564 11.925.188 Total Assets
B. Liabilities
17.340.445 5.226.107 2.722.338 1.648.027 1.618.425 6.125.548 1. Third-party Funds
- - - - - - 2. Liabilities to Bank Indonesia
5.583.487 1.873.900 - 1.512.024 612.948 1.584.615 3. Liabilities to other banks
- - - - - - 4. Securities issued
- - - - - - 5. Loans received
493.519 97.598 299.838 96.083 - - 6. Other liabilities
5.916.330 2.400.911 1.939 2.066 68.317 3.443.097 7. Others
29.333.781 9.598.516 3.024.115 3.258.200 2.299.690 11.153.260 Total Liabilities
6.022.527 1.442.783 3.362.316 2.174.626 (1.729.126) 771.928 Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
OFF BALANCE SHEET
A. Administr tive Account Receivables
- - - - - - 1. Commitment
860.000 860.000 - - - - 2. Contingencies
860.000 860.000 - - - - Total Administrative Account Receivables
B. Administrative Account Liabilities
15.879.331 6.891.423 3.966.358 637.936 1.442.469 2.941.145 1. Commitment
2.140.695 203.367 302.593 402.187 617.294 615.254 2. Contingencies
18.020.026 7.094.790 4.268.951 1.040.123 2.059.763 3.556.399 Total Administrative Account Receivables
(17.160.026) (6.234.790) (4.268.951) (1.040.123) (2.059.763) (3.556.399)in the Administrative Account
(11.137.499) (4.792.007) (906.635) 1.134.503 (3.788.889) (2.784.471) Amount of [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
(11.137.499) (4.792.007) (906.635) 1.134.503 (3.788.889) (2.784.471) Cumulative Amount
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
364 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
No. Pos-pos
31 Desember 2019 31 December 2019
SaldoBalance
Jatuh Tempo | Maturity
< 1 bulan<1 month
> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln
>6 to 12 months> 12 bulan>12 months
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I NERACA
A. Aset
1. Kas 29.103 29.103
2. Penempatan pada Bank Indonesia 3.401.213 3.401.213
3. Penempatan pada bank lain 3.674.428 3.674.428
4. Surat Berharga 2.094.541 6.571 11.606 7.122 - 2.069.242
5. Kredit yang diberikan 14.095.676 2.744.108 4.158.683 3.480.301 1.211.345 2.501.238
6. Tagihan lainnya 2.217.019 986.738 860.326 364.194 5.761 -
7. Lain-lain 3.091.096 1.473.433 550.150 245.665 125.609 696.240
Total Aset 28.603.076 12.315.594 5.580.765 4.097.281 1.342.715 5.266.720
B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga 12.705.733 3.732.391 1.036.120 977.675 1.648.658 5.310.889
2. Kewajiban pada Bank Indonesia -
3. Kewajiban pada bank lain 328.351 328.351 - - -
4. Surat Berharga yang Diterbitkan -
5. Pinjaman yang Diterima -
6. Kewajiban lainnya 609.018 221.752 269.084 112.420 5.761
7. Lain-lain 14.225.795 6.231.493 1.043.450 409.034 2.858.559 3.683.258
Total Kewajiban 27.868.897 10.513.987 2.348.655 1.499.130 4.512.979 8.994.147
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
734.179 1.801.607 3.232.110 2.598.152 (3.170.263) (3.727.427)
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen 21.336.722 5.034.780 4.267.911 1.017.823 324.087 10.692.121
2. Kontinjensi 4.057.288 4.057.288
Total Tagihan Rekening Administratif 25.394.010 9.092.068 4.267.911 1.017.823 324.087 10.692.121
B. Kewajiban Rekening Administratif
1. Komitmen 62.119.204 49.345.818 5.373.555 3.444.401 1.560.726 2.394.703
2. Kontinjensi 8.389.975 427.959 753.959 1.838.182 3.112.859 2.257.017
Total Kewajiban Rekening Administratif 70.509.179 49.773.777 6.127.513 5.282.583 4.673.585 4.651.720
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(45.115.169) (40.681.709) (1.859.603) (4.264.760) (4.349.498) 6.040.401
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] (44.380.990) (38.880.102) 1.372.507 (1.666.608) (7.519.762) 2.312.974
Selisih Kumulatif (44.380.990) (38.880.102) 1.372.507 (1.666.608) (7.519.762) 2.312.974
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
365
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
(dalam jutaan rupiah | in million Rupiah)
31 Desember 201831 December 2018
AccountsSaldo
Balance
Jatuh Tempo | Maturity
< 1 bulan<1 month
> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln
>6 to 12 months> 12 bulan>12 months
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (2)
ON BALANCE SHEET
A. Assets
26.545 26.545 - - - - 1. Cash
3.810.699 3.810.699 - - - - 2. Placements with Bank Indonesia
1.086.521 1.086.521 - - - - 3. Placements with other banks
1.310.745 24.066 23.252 12.525 - 1.250.902 4. Securities
12.901.939 3.569.869 3.397.217 1.320.573 4.017.168 597.111 5. Loans disbursed
4.012.600 1.114.498 1.771.774 1.087.344 18.219 20.765 6. Other receivables
3.844.826 840.612 414.374 304.410 438.029 1.847.400 7. Others
26.993.875 10.472.810 5.606.618 2.724.852 4.473.417 3.716.178 Total Assets
B. Liabilities
12.531.801 4.207.075 1.261.112 1.003.336 955.148 5.105.130 1. Third-party Funds
- - - - - - 2. Liabilities to Bank Indonesia
267.506 267.492 - 14 - - 3. Liabilities to other banks
- - - - - - 4. Securities issued
- - - - - - 5. Loans received
2.382.997 757.281 783.523 826.462 15.732 - 6. Other liabilities
16.770.623 3.304.242 1.285.788 2.154.886 4.206.725 5.818.982 7. Others
31.952.928 8.536.090 3.330.422 3.984.698 5.177.605 10.924.112 Total Liabilities
(4.959.052) 1.936.720 2.276.196 (1.259.846) (704.189) (7.207.934)Balance Sheet
OFF BALANCE SHEET
A. Administrative Account Receivables
11.488.268 2.172.243 1.251.865 487.022 1.058.224 6.518.914 1. Commitment
4.249.303 4.249.303 - - - - 2. Contingencies
15.737.572 6.421.546 1.251.865 487.022 1.058.224 6.518.914 Total Administrative Account Receivables
B. Administrative Account Liabilities
109.575.532 101.700.354 2.347.477 1.153.377 1.512.503 2.861.821 1. Commitment
7.833.429 459.854 615.737 937.907 3.680.992 2.138.939 2. Contingencies
117.408.962 102.160.209 2.963.215 2.091.283 5.193.495 5.000.760 Total Administrative Account Liabilities
(101.671.390) (95.738.662) (1.711.349) (1.604.262) (4.135.271) 1.518.154 in the Administrative Account
(106.630.443) (93.801.942) 564.846 (2.864.108) (4.839.460) (5.689.780) Amount of [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
(106.630.443) (93.801.942) 564.846 (2.864.108) (4.839.460) (5.689.780) Cumulative Amount
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
366 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
31 Desember 2019 31 December 2019
Nilai LCR (%) | LCR Value (%)Triwulan IQuarter I
Triwulan IIQuarter II
Triwulan IIIQuarter III
Triwulan IVQuarter Iv
(1) (2) (3) (4)Bank secara individu 172,43% 124,76% 178,00% 152,98% Individual bank
Tabel 9.3: Pengungkapan Nilai Liquidity Coverage Ratio (LCR)Table 9.3: Disclosure of Liquidity Coverage Ratio (LCR) Value
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
367
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management
Dalam juta Rupiah In million Rupiah
Periode 31 Desember 2019
31 December 2019
31 September 2019
31 September 2019
31 Desember 2019
31 December 2019
31 September 2019
31 September 2019
Period
Parallel Up -917.945 -990.187 -11.603 -30.978 Parallel Up
Parallel Down 1.123.693 1.196.040 121.450 128.029 Parallel Down
Steepener -197.929 -167.312 Steepener
Flattener -32.790 -75.772 Flattener
Short Rate Up -428.673 -494.349 Short Rate Up
Short Rate down 476.360 544.780 Short Rate down
Nilai Maksimum Negatif (absolut) 917.945 990.187 11.603 30.978 Negative Maximum Value (absolute)
Modal Tier 1 9.352.664 9.382.491 Modal Tier 1
Projected Income 2.194.942 2.201.942 Projected Income
Nilai Maksimum dibagi Modal Tier 1 9,81% 10,55% Maximum Value divided by Tier 1 Capital
Nilai Maksimum dibagi Projected Income 0,53% 1,41% Maximum Value divided by Projected Income
AnalisisPada triwulan keempat tahun 2019, tingkat risiko inheren untuk IRRBB masih dalam lingkup “Low”. Struktur aset dan liabilitas bank tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga. Ini terlihat dari perhitungan EVE ditingkat 9.81% dimana sangat minimal dampaknya terhadap modal. Manajemen bank secara aktif menerapkan manajemen risiko untuk IRRBB sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum.
Analysis
EVE at 9.81% that has very minimal impact on capital. The Bank’s management actively implements risk management for IRRBB as governed by the provisions of the Financial Services Authority on implementation of risk management for commercial banks.
Laporan Penerapan Manajemen Risiko Untuk Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk in the Banking Book)
Report of Risk Management Implementation for InterestRate Risk in the Banking Book/IRRBB.
Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposures
368 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Kehadiran Standard Chartered Bank Indonesia sebagai entitas usaha tidak hanya bertujuan untuk mencapai. keuntungan, tetapi juga untuk memberikan manfaat nyata bagi pembangunan sosial dan ekonomi nasional.
As a business entity, Standard Chartered Bank
development in the country.
369
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
370 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Kami berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat dan lingkungan melalui bisnis inti Bank dalam industri perbankan. Kami melakukan hal ini secara berkelanjutan dan adil sesuai dengan misi dan nilai-nilai utama kami yakni ‘Do the right thing’, ‘Never settle’, dan ‘Better
together’. Di samping itu, kami juga melaksanakan komitmen ini dengan menjunjung tinggi 3 pilar utama, yaitu: Sustainable Finance, Responsible Company, dan
Inclusive Community.
Kehadiran Standard Chartered Bank Indonesia sebagai entitas usaha tidak hanya bertujuan untuk mencapai keuntungan, tetapi juga untuk memberikan manfaat nyata bagi pembangunan sosial dan ekonomi nasional. Kami mewujudkan hal ini melalui pelaksanaan usaha secara bertanggung jawab serta kontribusi berkelanjutan kepada pemangku kepentingan. Upaya ini sekaligus menjadi bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta strategi yang dirancang Bank secara terstruktur untuk menjaga keberlanjutan usaha Bank dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi.
We are committed to making a contribution to people’s social and economic development, as well as to environmental conservation through the Bank’s core business. Our sustainability programs are in line with our mission and core values, namely: ‘Do the right thing’, ‘Never settle’, and ‘Better together’. Aside from this, we also carry out our commitment by upholding our three main pillars of: Sustainable Finance,Responsible Company and Inclusive Communities.
Standard Chartered Bank Indonesia’s presence as a
development. We achieve this through responsible business conduct, as well as making sustainable
of our social and environmental responsibility, which complements the Bank’s strategy to maintain long-term business sustainability.
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
371
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Aspek EkonomiEconomic Aspects
triliuntrillion
triliuntrillion
Penyaluran kredit Penyaluran kredit dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan.
Pendapatan bunga bersih Perolehan pendapatan bunga bersih yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan Bank.
Loan distribution Loan distribution to support Indonesia’s economic growth.
Net interest income Net interest income that supports the Bank’s sustainable growth.
Ikhtisar Kinerja Aspek KeberlanjutanSustainability Performance Highlights
372 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
kwh/sqmkwh/sqm
kwh/tahunkwh/year
kgkg
m3/sqmm3/sqm
triliuntrillion
Aspek Lingkungan HidupEnvironmental Aspects
Total konsumsi energi Total energy consumption
Total rata-rata persentase pengurangan kertas Paper reduction as a percentage
Total konsumsi airTotal water consumption
Total Penyaluran kredit ramah lingkunganTotal value of environmentally-friendly loans
Total penghematan listrikTotal electricity savings
Total pengurangan limbah yang dihasilkanTotal waste reduction
Fokus Kegiatan lingkungan hidup Pelaksanaan program “Recycle Practice” dengan melakukan kampanye kepada karyawan dan menyediakan recycle station di beberapa lokasi serta melibatkan vendor pengolahan sampah untuk membantu memilah sampah dan membuat pelaporan sampah setiap bulannya di beberapa lokasi SCB. Bank juga melaksanakan beberapa kegiatan lingkungan lainnya bersama komunitas.
Environmentally-Friendly Activities Implementation of the “Recycle Practice” program involves educating employees and providing recycling stations, as well as involving waste processing vendors to assist in the sorting of waste and the provision of monthly waste reports. The Bank also conducts other environmentally-friendly activities with the community.
Ikhtisar Kinerja Aspek KeberlanjutanSustainability Performance Highlights
373
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Karyawan PerempuanFemale Employees
Karyawan Laki-LakiMale Employees
miliarbillion
Aspek SosialSocial Aspects
Kesetaraan gender Gender equality
Investasi dalam rangka mengembangan kompetensi karyawan Investment in employee competency development
Ikhtisar Kinerja Aspek KeberlanjutanSustainability Performance Highlights
Mendukung komunitas Perusahaan mengalokasikan dana sebesar USD5 juta untuk program Seeing is Believing, yang ditujukan untuk pencegahan kebutaan pada anak di tahun 2015 – 2020
Sebesar USD20.000 untuk program Goal, yang ditujukan untuk pembekalan keterampilan hidup kepada remaja putri di tahun 2019 – 2020
Sebesar Rp794 juta telah disalurkan kepada Palang Merah Indonesia untuk program recovery pasca
healing, psikososial dan pembangunan kelas di salah satu sekolah yang terdapat di Sulawesi Tengah.
Program Literasi Keuangan Bank memiliki 2 program utama di bidang pendidikan, yaitu program “Goal” dan literasi keuangan bagi remaja dan pengusaha mikro.
Supporting our Communities The Company allocated USD5 million for the Seeing is Believing program, which seeks to prevent blindness in children in 2015 – 2020
The Company allocated USD20,000 for the Goal program, which aims to provide life skills for young women in 2019 – 2020
The Company chanelled Rp794 million to the Indonesian Red Cross for post earth quake and liquefaction recovery in the form of trauma healing program and the building of a classroom at a school in Central Sulawesi.
Financial Literacy Program
education, namely the “Goal” program and the
program.
374 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Misi KeberlanjutanSustainability Mission
Tujuan kami adalah mewujudkan perdagangan dan kemakmuran melalui keberagaman kami yang unik. Dengan menitik beratkan pada tiga pilar keberlanjutan – keuangan yang berkelanjutan, menjadi perusahaan yang bertanggung jawab serta komunitas yang inklusif – kami yakin untuk mencapai tujuan kami, sejalan dengan perilaku yang dimiliki, dan memenuhi janji kami yaitu Here for good. Pilar-pilar tersebut didukung oleh Aspirasi Keberlanjutan kami, yang memberikan target terukur yang menunjukkan cara mencapai hasil yang berkelanjutan di seluruh bisnis kami.
Our goal is to achieve trade and prosperity through our diversity. By focusing on the three sustainable pillars
These pillars represent our Sustainability Aspirations, which provide a measurable target that portrays ways for achieving sustainable results in all of our businesses.
375
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
STRATEGI DAN KEBIJAKAN KEBERLANJUTANOtoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemangku kepentingan Industri Jasa Keuangan (IJK) telah menginisiasi keuangan berkelanjutan di Indonesia dan pada tahun 2017 OJK telah menerbitkan peraturan pelaksananya dalam Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. Peraturan ini menjadi dasar bagi seluruh IJK untuk menginisiasi program keuangan berkelanjutan di perusahaan masing-masing.
Merespons peraturan tersebut, Standard Chartered Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi nasional melalui fokus bisnis yang dijalankan Bank di sektor perbankan. Komitmen ini dilaksanakan dengan menjunjung tinggi 3 pilar utama, yaitu Sustainable Finance, Responsible Company, dan Inclusive Community yang diimplementasikan Bank dengan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; menjadi perusahaan yang beretika dan profesional; serta bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan.
1. Sustainable Finance
Sebagai lembaga keuangan terkemuka, Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa mempromosikan keuangan berkelanjutan di industri perbankan. Bank berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, memperluas pembiayaan energi terbarukan dan berinvestasi dalam infrastruktur berkelanjutan di tempat yang paling dibutuhkan. Komitmen ini merupakan bentuk keinginan Standard Chartered Bank Indonesia untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik, lebih bersih, dan lebih aman serta meminimalkan dampak negatif dari pembiayaan yang diberikan. Dengan demikian, Bank telah berupaya melakukan lebih banyak kebaikan serta lebih meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.
SUSTAINABILITY STRATEGY AND POLICY
The Indonesian Financial Services Authority (OJK) and the Financial Service Industry (IJK) have initiated
implementing regulation Number 51/POJK.03/2017 on the Application of Sustainable Finance For Financial Service Institutions, Issuers, and Publicly-listed Companies in 2017. This regulation serves as the basis for IJK’s
In line with this regulation, Standard Chartered Bank Indonesia is committed to supporting Indonesia’s social and economic development. This commitment is carried out by upholding the Bank’s 3 main pillars - sustainable
- that contribute to sustainable economic growth; and ensure that the Bank is an ethical company that is responsible to the community and the environment.
1. Sustainable Finance
banking industry. The Bank is committed to supporting sustainable economic growth, expanding renewable
infrastructure in locations that need it the most. This commitment represents Standard Chartered Bank Indonesia’s desire to make the world a better, cleaner, and safer place, as well as minimize any negative
Ringkasan EksekutifExecutive Summary
376 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
2. Responsible Company
Standard Chartered Bank Indonesia terus mempertahankan kerangka perilaku yang kuat disertai dengan peningkatan kompetensi karyawan untuk memberikan hasil yang adil bagi seluruh pemangku kepentingan. Bank juga senantiasa berusaha untuk menjadi bank yang lebih bertanggung jawab, didukung dengan proses bisnis yang kuat di seluruh organisasi. Di sisi lain, Bank bertekad untuk memerangi , untuk meminimalkan dampak lingkungan, berinvestasi pada peningkatan kompetensi karyawan serta menanamkan nilai-nilai Bank di seluruh wilayah operasional Bank.
3. Inclusive Communities
Standard Chartered Bank Indonesia menjalin kerja sama dengan mitra lokal dan sukarelawan dalam menjalankan program yang berfokus pada kesehatan dan pendidikan. Kami mempromosikan economic
inclusion di wilayah market Bank, serta menjalankan program komunitas yang bertujuan untuk menjunjung tinggi asas kesetaraan. Bank juga mendukung kaum muda untuk mempelajari keterampilan baru, kesiapan dalam bekerja serta memulai berbisnis.
Ketiga komitmen Bank tersebut didasari tujuan dan misi Bank untuk membantu keuangan masyarakat dan perusahaan-perusahaan guna mendorong perdagangan dan investasi sehingga tercapai kemakmuran. Hal ini diwujudkan melalui keberagaman layanan jasa keuangan yang disediakan untuk nasabah individu, korporasi, dan institusi global, serta rangkaian program yang dapat memperbaiki kehidupan dan menciptakan kesempatan baru bagi masyarakat.
2. Responsible Company
Standard Chartered Bank Indonesia maintains a strong behavior framework and improves employee competency to provide fair outcomes for all stakeholders. The Bank also strives to be a responsible bank that is supported by strong business processes throughout the Organisation. The Bank is determined to
environmental impact, invest in improving employee competency, as well as instill the Bank’s values throughout all of the Bank’s operational areas.
3. Community Involvement
Standard Chartered Bank Indonesia collaborates with local partners and volunteers to implement its health and education program. We promote economic inclusion in the Bank’s market areas, as well as implement a community program that seeks to uphold the principles of equality. The Bank also supports youth when it comes to learning new skills, preparing for work, as well as starting a business.
These three commitments are based on the Bank’s goal to
and investment. This goal can be achieved through the
corporations, and global institutions, as well as through a series of programs that can improve the lives of ordinary people.
Executive Summary
377
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Komitmen Bank telah diwujudkan melalui serangkaian program yang diimplementasikan mulai tahun 2019. Bank telah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) Standard Chartered Bank Indonesia 2019-2023 yang implementasinya telah dilaksanakan di mulai ditahun 2019 dengan melibatkan berbagai departemen dan unit kerja, sumber daya, serta pemangku kepentingan. Standard Chartered Bank Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan keuangan berkelanjutan serta menjalin kerja sama dan kemitraan dengan pemangku kepentingan yang terkait untuk mengembangkan portofolio dan integrasi pengelolaan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environment, Social and Governance/ESG) yang tepat dan sesuai dengan sifat bisnis Bank.
RESPONS DAN KOMITMEN PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTANKehadiran Standard Chartered Bank Indonesia sebagai entitas usaha tidak hanya ditujukan untuk mencapai keuntungan, tetapi juga untuk memberikan manfaat nyata bagi pembangunan sosial dan ekonomi nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui pelaksanaan usaha secara bertanggung jawab serta kontribusi berkelanjutan kepada pemangku kepentingan. Upaya ini menjadi bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta strategi yang dirancang Bank secara terstruktur untuk menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi. Bank mengimplementasikan pengelolaan aspek keberlanjutan dengan melaksanakan berbagai program dan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dikelola secara berkelanjutan.
PENCAPAIAN KINERJA PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN Dalam mencapai kinerja penerapan keuangan berkelanjutan, Standard Chartered Bank Indonesia fokus pada bisnis Bank di sektor perbankan yang menjunjung tinggi tiga pilar utama. Ketiga pilar ini selaras dengan pilar keberlanjutan Standard Chartered Group, Standard Chartered Bank Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi nasional dengan mengimplementasikan setiap inisiatif dari masing-masing pilar tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik sebagai mitra pelaksana maupun
programs that have been implemented since 2019. The Bank has formulated the Standard Chartered Bank Indonesia 2019-2023 Sustainable Finance Action Plan (RAKB) that involves various departments and work units, resources, as well as stakeholders. Standard Chartered Bank Indonesia is committed to developing
and partnerships with related stakeholders to develop its portfolio, and integrate the appropriate Environmental, Social and Governance (ESG) management that is in line with the Bank’s business.
RESPONSE AND COMMITMENT TO IMPLEMENTING SUSTAINABLE FINANCEStandard Chartered Bank Indonesia’s presence as a business entity is not merely aimed at achieving
social and economic development. This commitment
business activities, as well as sustainable contribution to our stakeholders. It is a form of social and environmental responsibility, as well as a strategy that is structurally designed to maintain the Bank’s long-term business sustainability. The Bank ensures sustainability by implementing various social and environmental responsibility programs and activities.
SUSTAINABLE FINANCE IMPLEMENTATION AND PERFORMANCE ACHIEVEMENTS
Chartered Bank Indonesia focuses the Bank’s business on the banking sector that supports the three main pillars. These three pillars are in line with the Standard Chartered Group’s sustainability pillars. Standard Chartered Bank Indonesia is also committed to supporting Indonesia’s social and economic development by implementing initiatives that support each respective pillar and involve various stakeholders, both as implementing partners as well as the Bank’s desired targets. The main partners of
Executive Summary
378 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
target sasaran yang dituju oleh Bank. Mitra utama aksi keberlanjutan ini adalah karyawan Bank yang bergerak untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Selain itu, Bank juga bermitra dengan kementerian dan lembaga swadaya masyarakat agar implementasi inisatif-inisiatif dalam aksi keberlanjutan berdampak positif, efektif, dan tepat sasaran.
Dalam meningkatkan portofolio keuangan berkelanjutan, melalui fokus utama Standard Chartered Bank Indonesia adalah melanjutkan strategi yang telah diterapkan pada tahun sebelumnya. Standard Chartered Bank Indonesia terus berupaya menumbuhkan kinerja Bank melalui penerapan berbagai kebijakan strategis. Kinerja penyaluran kredit meningkat hingga mencapai Rp28,93 triliun. Dari total tersebut, sebesar Rp6,23 triliun atau 21,54% disalurkan bagi kelompok kreditur tertentu yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan sehingga wajib memenuhi ketentuan AMDAL (kredit ramah lingkungan). Kerja sama yang baik dengan pemangku kepentingan berdampak positif terhadap pencapaian aksi keberlanjutan di tahun 2019.
Sementara kontribusi Bank dalam perekonomian Indonesia melalui penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis ekspor yang mencapai 21,02% dari total penyaluran kredit.
Bank juga memperhatikan isu-isu kelestarian lingkungan dalam penyaluran kredit sehingga kegiatan usaha yang dilakukan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk membantu kami menjaga standar lingkungan dan sosial kami, Bank mengikuti berbagai pernyataan posisi yang dikeluarkan di tingkat Grup untuk mengevaluasi kesediaan kami untuk memberikan layanan keuangan kepada klien yang beroperasi di sektor bisnis yang sensitif seperti industri minyak dan ekstraktif, pembangkit listrik, industri pertanian, infrastruktur dan banyak lagi lainnya. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di https://www.sc.com/en/sustainability/position-statements/
these sustainability actions are the Bank’s employees who operate to provide the best possible services to the public. Moreover, the Bank also partners with the ministries and non-governmental Organisations to ensure that its sustainability initiatives have a positive impact.
Chartered Bank Indonesia’s main focus is to continue its strategy from the previous year. Standard Chartered Bank Indonesia strives to continually improve the Bank’s performance through a variety of strategic policies.
Loan disbursement performance reached Rp28.93 trillion. From this total, Rp6.23 trillion, or 21.54%, was
(environmentally-friendly loan) provisions. The Bank’s collaboration with its stakeholders had a positive impact on the Bank’s sustainable achievements in 2019.
The Bank contributed to Indonesia’s economy through the disbursement of export-based Micro-, Small-, and Medium-Sized Enterprise (MSME) loans, which accounted for 21.02% of the total loans disbursed.
The Bank also takes into account environmental conservation issues in loan disbursals to ensure that its actions do not have a negative impact the environment, both directly and indirectly.
To help us maintain our environmental and social standards, the Bank follows various position statements issued at Group level to assess whether to provide
sectors such as oil and extractive industries, power generation, agri industries, infrastructure and many others. Please visit https://www.sc.com/en/sustainability/position-statements/ for further information
Executive Summary
379
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Di samping kinerja keuangan, Standard Chartered Bank Indonesia juga telah melaksanakan pengelolaan SDM secara bertanggung jawab dan dengan memperhatikan pemenuhan hak-hak asasi manusia serta kesetaraan. Hal ini dilakukan juga dalam rangka mewujudkan perusahaan yang beretika dan profesional. Pengelolaan SDM yang bertanggung jawab ini telah mengeliminasi isu-isu diskriminasi dalam internal Bank.
Keberagaman budaya, kesempatan kerja yang setara dalam perbedaan gender maupun terhadap karyawan disabilitas menjadi kekuatan Bank untuk terus meningkatkan nilai-nilai “Better Together” yang dijunjung oleh seluruh insan Grup Standard Chartered. Bank terus mementingkan dan berupaya meningkatkan jumlah perempuan dalam posisi senior untuk lebih mempromosikan kesetaraan gender.
Secara konsisten dan berkelanjutan, Standard Chartered Bank Indonesia juga melaksanakan beberapa program tanggung jawab sosial perusahaan dengan melaksanakan beberapa program komunitas, dengan fokus pilar program adalah Kesehatan dan Pendidikan.
Bank Indonesia is also committed to responsible HR management that takes into account human rights, equality and is both ethical and professional. This responsible HR management has eliminated discrimination within the Bank.
cultural diversity and equal employment opportunities, where the Bank does not discriminate on the basis of gender or disability. Infact, the Bank continues to place
females in senior roles to further promote gender equality.
Standard Chartered Bank Indonesia also consistently implements various sustainability programmes with a focus on Health and Education.
Executive Summary
380 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENCAPAIAN KINERJA PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTANTantangan dalam penerapan keuangan berkelanjutan di antaranya adalah kebutuhan pemahaman literasi keuangan yang lebih mendalam di masyarakat. Untuk itu, Standard Chartered Bank Indonesia fokus untuk melakukan pengembangan kapasitas internal melalui konsolidasi perangkat kebijakan untuk mendukung pelaksanaan rencana bisnis Bank dan program literasi keuangan yang dilaksanakan Bank.
Lebih lanjut, pelaksanaan aksi keberlanjutan ini, Bank juga dihadapkan pada tantangan perubahan kebijakan pemerintah dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pencapaian target aksi keberlanjutan. Meskipun demikian, Bank tetap mengupayakan pencapaiannya melalui kerja sama strategis dengan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu, agar aksi keberlanjutan terukur dan terarah dari waktu ke waktu, maka di tahun 2019, Bank telah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan. Penyusunan rencana aksi ini juga sejalan dengan pemenuhan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan terkait penerapan keuangan berkelanjutan.
Standard Chartered Bank Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan setiap rencana aksi yang telah ditetapkan dan meningkatkan kualitas implementasinya secara bertahap. Melalui aksi keuangan berkelanjutan ini, Bank akan terus mewujudkan janji “Here for good” yang telah dilaksanakan sejak masa lampau dan masa kini ke masa-masa yang akan datang.
ISSUES AND CHALLENGES ASSOCIATED WITH ACHIEVING SUSTAINABLE FINANCE PERFORMANCE
among the public. To achieve this, Standard Chartered Bank Indonesia has focused on developing internal capacity by consolidating policy tools to support the
literacy program.
Furthermore, the Bank has also faces other challenges such as changes in government policy. These factors can
targets. Nevertheless, the Bank constantly strives to
stakeholders. In 2019, the Bank prepared a Sustainable
the Financial Services Authority provisions pertaining to
Standard Chartered Bank Indonesia is committed to carrying out the Sustainable Finance Action Plan to continue delivering on the promise of “Here for good,” which has been carried out in the past, the present, and the future.
Executive Summary
381
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Aksi Keuangan BerkelanjutanSustainable Finance
PROSEDUR AKSI KEUANGAN BERKELANJUTANStandard Chartered Bank Indonesia juga telah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) Standard Chartered Bank Indonesia 2019-2023.
Prosedur penerapan RAKB dimulai dari proses penyusunan, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut yang diuraikan sebagai berikut:
1. Proses Penyusunan RAKB
Dalam proses penyusunan RAKB, Bank merujuk pada RAKB (Sustainability Program) Standard Chartered Bank secara global. Proses penyusunan tersebut melibatkan jajaran Direksi Bank (Country Management Team) dan beberapa staf ahli.
2. Implementasi RAKB dan Keterlibatan Pemangku
Kepentingan
Mengingat luasnya cakupan RAKB Bank, maka implementasinya membutuhkan kerja sama dari seluruh lini Bank untuk memastikan bahwa RAKB akan terlaksana dengan baik. Pelaksanaan RAKB Bank juga akan melibatkan mitra kerja yang telah ditunjuk, yaitu:a. Helen Keler International Indonesia (HKI
Indonesia), CBM, Fred Hollows, dan ORBIS yang merupakan mitra non government Organisation (NGO) internasional yang fokus utamanya pada pencegahan dan pengentasan kebutaan;
b. Yayasan Mitra Mandiri Indonesia (YMMI) yang merupakan mitra NGO lokal yang fokus utamanya pada pendidikan dan pengembangan kapasitas diri remaja.
3. Sistem Evaluasi Pelaksanaan Program
Progres realisasi program RAKB akan dimonitor secara periodik melalui rapat Country Non Financial Risk Committee yang dipimpin oleh CEO Standard Chartered Bank Indonesia.
SUSTAINABLE FINANCE ACTION PROCEDURES STANDARD Chartered Bank Indonesia has also prepared the Standard Chartered Bank Indonesia 2019-2023 Sustainable Finance Action Plan (RAKB).
The RAKB process includes preparation, implementation and evaluation, as follows:
1. RAKB Preparation Process
When formulating the RAKB, the Bank refers to the global Standard Chartered Bank Sustainability Program. The formulation process involved the Bank’s Country Management Team, as well as employees with the appropriate expertise.
2. RAKB Implementation and Stakeholder Involvement
In view of the broad scope of the Bank’s RAKB, its
implementation requires the cooperation of the entire Bank. The implementation of the Bank’s RAKB also involves the appointed business partners, namely:
a. Helen Keler International Indonesia (HKI Indonesia), CBM, Fred Hollows, and ORBIS, which are international non-government organisation (NGO) partners and focus on the prevention and eradication of blindness;
b. Yayasan Mitra Mandiri Indonesia (YMMI), which is a local NGO that is primarily focused on education and youth self-capacity development.
3. Program Evaluation System
The actual progress of the RAKB program will be periodically monitored through the Country Non Financial Risk Committee meetings led by the CEO of Standard Chartered Bank Indonesia.
382 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
4. Tantangan yang Dihadapi
Beberapa tantangan yang dihadapi Standard Chartered Bank Indonesia dalam penerapan RAKB ini di antaranya sebagai berikut:a. Tantangan Eksternal Berbagai tantangan eksternal yang dapat
mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian RAKB Bank, antara lain:i) Persaingan bisnis dalam menarik klien
baru yang memenuhi kriteria Keuangan Berkelanjutan
ii) Keterbatasan informasi tentang pedoman dan kriteria proyek “Keuangan Berkelanjutan” di Indonesia
iii) Tidak ada banyak proyek di pasar yang dapat
Berkelanjutan.
b. Tantangan Internal Terdapat tantangan internal yang harus dihadapi
Bank dalam menerapkan Keuangan Berkelanjutan, seperti terbatasnya sumber daya dan ketersediaan sistem pemantauan dan pelaporan terpadu untuk melacak progres.
Standard Chartered Bank Indonesia menjalankan beberapa upaya dalam rangka meningkatkan pemahaman Keuangan Berkelanjutan, di antaranya:1. Melakukan pelatihan internal untuk meningkatkan
pemahaman Keuangan Berkelanjutan di seluruh jenjang organisasi.
2. Melakukan sosialisasi mengenai Keuangan Berkelanjutan kepada nasabah dan rekanan.
3. Melakukan pelatihan internal mengenai implementasi Keuangan Berkelanjutan pada sektor-sektor industri yang menjadi fokus Bank.
4. Melakukan sosialisasi mengenai digitalisasi platform di internal Bank.
5. Melakukan edukasi kepada nasabah mengenai transaksi elektronik.
4. Challenges
The challenges encountered by Standard Chartered Bank Indonesia include:
a. External Challenges Various external challenges that may result in the
delays of the accomplishment of the Bank’s RAKB, such as:i) Business competition to attract new clients
which meet the Sustainable Finance criteria
ii) Limited information on the guidance and criteria of a “Sustainable Finance” project in Indonesia
iii) Limited availability of projects in the market which classify as a Sustainable Finance project
b. Internal Challenges The Bank may face internal challenges in
implementing Sustainable Finance such as limited resources and limited availability of an integrated monitoring and reporting system to track progress.
to enhance the understanding of Sustainable Finance, including:1. Conducting internal training to enhance the
understanding of Sustainable Finance throughout the organisation.
2. Disseminating Sustainable Finance information to customers and partners.
3. Conducting internal training regarding the implementation of Sustainable Finance to industrial sectors.
4. Disseminating information regarding digitized platforms within the Bank.
5. Educating customers about electronic transactions.
Aksi Keuangan BerkelanjutanSustainable Finance
383
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Aksi Keuangan BerkelanjutanSustainable Finance
TARGET KEGIATAN PRIORITAS RAKB STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA 2020-2024
TahunYear
Target Kegiatan PrioritasPriority Activity Target
2020
2021
2022
2023
“sustainability plan” yang dimiliki Group secara global
global sustainability plan
2024
“sustainability plan” yang dimiliki Group secara global
global sustainability plan
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA 2020-2024 RAKB PRIORITY ACTIVITY TARGETS
384 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Tata Kelola KeberlanjutanSustainable Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KEBERLANJUTANIndonesia berkomitmen terhadap penerapan tata kelola yang baik dan menjadikannya sebagai fondasi utama dalam menjalankan usaha. Dalam rangka mengimplementasikan tata kelola keberlanjutan, Standard Chartered Bank Indonesia melibatkan berbagai divisi/unit kerja yang terkait. Khusus implementasi inisiatif yang terkait program komunitas (masyarakat), telah dikelola
Keterlibatan berbagai divisi/unit kerja ini ditujukan untuk memaksimalkan partisipasi internal, menjamin kesesuaiannya dengan tujuan Standard Chartered Bank dan ketepatan sasaran yang ditetapkan. Selain itu, keterlibatan divisi/unit kerja yang terkait dipandang dapat menjaga kesesuaian perencanaan dan implementasi masing-masing inisiatif dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, dimana Bank beroperasi. Melalui penetapan
Bank berharap implementasi RAKB di tahun 2019 dan
TATA KELOLA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANStandard Chartered Bank Indonesia senantiasa memastikan bahwa operasional Bank senantiasa ramah terhadap Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (LST) yang baik. Bank sebagai entitas bisnis memiliki komitmen untuk Indonesia yang lebih baik. Oleh karena itu, Bank mengembangkan kegiatan usaha berdasarkan prinsip keuangan berkelanjutan dan berkontribusi dalam memajukan perekonomian dalam negeri. Standard Chartered Bank Indonesia juga senantiasa melayani seluruh pemangku kepentingan dengan penuh integritas, mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta menjunjung tinggi etika bisnis.
Standard Chartered Bank Indonesia juga secara mendalam melakukan due diligence atas dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari aktivitas bisnis Bank yang telah dilakukan, dengan tujuan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder. Dalam due diligence
SUSTAINABLE GOVERNANCE STRUCTURE Standard Chartered Bank Indonesia is committed to the application of good corporate governance and ensuring that it is its main foundation of conducting business. In order to implement sustainable governance, Standard Chartered Bank Indonesia involves various work divisions/
related to the implementation of community program initiatives.
The involvement of these work divisions/units is aimed at maximizing internal participation, ensuring compliance with Standard Chartered Bank’s objectives and achieving set targets. Moreover, the related work divisions/units are tasked with ensuring that the planning and implementation of the respective initiatives is in line with the prevailing regulations in Indonesia, wherein the Bank operates. By clearly determining a sustainable governance structure, the Bank hopes that the implementation of the RAKB
accurate.
SUSTAINABILITY PROGRAMME GOVERNANCE Standard Chartered Bank Indonesia ensures that the Bank’s operations follow its Environmental, Social, and Governance (ESG) policy. As a business entity, the Bank is committed to building a better Indonesia. Therefore, the Bank develops business activities that are based on
developing the domestic economy. Standard Chartered Bank Indonesia also serves all of its stakeholders with integrity, complies with the prevailing laws and regulations, and upholds business ethics.
Standard Chartered Bank Indonesia conducts an in-depth due diligence on the social, economic, and environmental impacts of its business activities to provide added value for its stakeholders. Through this due diligence, the Bank sees the social impact of the Bank’s activities, including
385
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
tersebut, Bank melihat dampak sosial dari aktivitas Bank terdapat dalam beberapa dimensi di antaranya terhadap karyawan dan nasabah. Dampak sosial terhadap karawan dilakukan dengan melaksanakan kebijakan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Sedangkan dampak sosial terhadap nasabah, Bank telah menyusun dan menerapkan pedoman yang komprehensif terkait pengelolaan pengaduan nasabah yang dikelola oleh Customer Service untuk nasabah retail di kantor-kantor cabang dan Client Services Group untuk nasabah korporasi dikantor pusat.
Dalam hal lingkup program dan kegiatan Program Berkelanjutan, Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa mematuhi Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 sebagai peraturan pelaksana dari Pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Di samping itu, Standard Chartered Bank Indonesia juga mengimplementasikan dan memenuhi ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 51/POJK.03/2017 tentang Implementasi Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. Kemudian, terdapat beberapa peraturan lainnya yang senantiasa dipatuhi dan dijalankan Bank yakni Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (BPA); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; serta Perlindungan Konsumen Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Seluruh peraturan tersebut menjadi dasar pelaksanaan Program berkelanjutan Standard Chartered Bank Indonesia, meskipun belum terdapat penjelasan khusus mengenai ruang lingkup kegiatan Program berkelanjutan minimum dan kegiatan yang merupakan kewajiban bagi Bank.
PENDEKATAN DAN KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
melalui pendekatan kedekatan dan besarnya kepentingan yang dapat saling mempengaruhi dan dipengaruhi pada Bank. Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa
how they impact its employees and customers. In terms of its employees, the Bank’s activities focus on employee occupational health and safety. Meanwhile, in terms of the social impact on customers, the Bank has comprehensive guidelines on customer complaints that is used by the Customer Service when dealing with corporate customers
In terms of the scope of the Sustainability Programme and activities, Standard Chartered Bank Indonesia complies with Government Regulation No. 47 of 2012 as the implementing regulation of Article 74 of the Limited Liability Company Law No. 40 of 2007. This Government Regulation explains the implementation of social and environmental responsibility. Moreover, Standard Chartered Bank Indonesia also implements the provisions of the Financial Service Authority Regulation No. 51/POJK.03/2017 on Sustainable Finance Implementation for Financial Service Institutions, Issuers, and Publicly-Listed Companies. There are also other provisions that the Bank must comply with, namely: the Republic of Indonesia Law Number 8 of 1999 on Consumer Protection (BPA); the Republic of Indonesia Law Number 13 of 2003 on Manpower; as well as the Indonesian Financial Service Authority Regulation on Consumer Protection No.1/POJK.07/2013 on the Financial Service Sector’s Consumer Protection. All of these regulations serve as the basis for the implementation of Standard Chartered Bank Indonesia’s Sustainability Programme, although
of Sustainability Programme activities that the Bank is obliged to carry out.
STAKEHOLDER APPROACH AND INVOLVEMENT
and their potential impact on the Bank. Standard Chartered Bank Indonesia maintains good relationships with its stakeholders, as the fundamental basis for the
Tata Kelola KeberlanjutanSustainable Governance
386 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan sebagai landasan pokok bagi keberhasilan jangka panjang Bank. Pembinaan hubungan ini berdasarkan sikap saling menghormati nilai, norma dan budaya masyarakat di sekitar lingkungan Bank, serta mewujudkan hubungan yang harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan.
Bank melakukan assessment terhadap Pemangku Kepentingan berdasarkan kriteria yang berkaitan erat dengan keberlanjutan Bank meliputi: keabsahan (legitimacy proximity) dan urgensi (urgency). Pemangku kepentingan prioritas dan metode pelibatannya dalam pelaksanaan keuangan berkelanjutan meliputi nasabah, pemegang saham, regulator, karyawan, dan komunitas lokal.
Pemangku KepentinganStakeholder
Metode Pelibatan Method of Involvement
Approach Frequency Frekuensi Pendekatan
NasabahCustomer
Layanan Call Center, kantor cabang, phonebanking, website, media sosial (Facebook,Instagram, dan TwitterCall Center, branch, phonebanking, website, social media (Facebook,Instagram, and Twitter) services
Setiap saatAny time
Survei kepuasan pelangganCustomer satisfaction survey
Setahun sekaliOnce a year
Pemegang saham/investorShareholder/investor
Pelaporan kinerjaPerformance reporting Setiap kuartal
QuarterlyAnalyst MeetingsAnalyst Meetings
Public ExposePublic Expose
Minimal 1 kali setahunAt least once a year
RegulatorRegulator
Penyampaian Rencana Bisnis Bank (RBB) Submission of the Bank’s Business Plan (RBB)
Setahun dua kali
Penyampaian Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) pada OJKSubmission of the Sustainable Finance Action Plan (RAKB) to OJK
Sesuai denganketentuan OJKIn accordance with OJK regulationsPelaporan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku kepada regulator
Other reporting to the regulator in line with applicable provisions
KaryawanEmployee
Media internalInternal Media
Setiap terdapat perubahan kebijakanAny time there are policy changes
Survei Kepuasan KaryawanEmployee Satisfaction Survey
Dua tahun sekaliOnce every two years
Komunitas LokalLocal Community
Dilakukan pada saatinisiasi, implementasi dan pengawasan programCarried out at program’s initiation, implementation and supervision
Bank’s long-term success. These relationships are based on mutual respect of the values and culture of the communities in the vicinity of the Bank’s operations, as well as the need for creating harmonious relationships with all stakeholders.
The Bank assesses the Stakeholders on criteria closely tied with its continuity, namely: legitimacy, proximity, and urgency. The Bank’s priority stakeholders include customers, shareholders, regulators, and the local community.
Tata Kelola KeberlanjutanSustainable Governance
387
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
Pilar 1: Berkontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
ObjektifStandard Chartered Bank Indonesia menjalankan bisnis inti untuk mempromosikan keberlanjutan pengembangan di industri perbankan.
StrategiStrategy
Rencana AksiAction Plan
Infrastruktur
tangguh.
Support the government’s program of infrastructure development in Indonesia with sustainable and responsible products. Develop infrastructure in line with the SDG program.
debt structuring
NiagaPerdagangan menciptakan pekerjaan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan memungkinkan masyarakat untuk terhubung lintas batas.(Sesuai dengan program SDG untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan).
TradeTrade creates jobs and contributes to economic growth by allowing communities to connect across borders.(Promote inclusive and sustainable economic growth in line with the SDG program).
melakukan on board terhadap 100 pemasok dan pembeli per tahun.
Pillar 1: Contributing to Sustainable Economic Growth
ObjectiveStandard Chartered Bank Indonesia’s core business promotes the sustainable development of the banking industry.
Kinerja EkonomiEconomic Performance
388 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Pelaksanaan InisiatifDalam rangka memberikan pelayanan konsultasi dan pembiayaan terkait infrastruktur, Standard Chartered Bank Indonesia menjalankan inisiatif pelaksanaan program pembiayaan yang secara efektif telah berlangsung sepanjang tahun 2019. Program tersebut memerlukan waktu 3-6 bulan sejak proses perencanaan sampai dengan pencairan kredit. Program pembiayaan ini juga termasuk memberikan layanan dalam bentuk konsultasi/saran kepada klien korporasi yang membangun infrastruktur, baik terkait pelaksanaan penggabungan usaha (merger), akuisisi, dan divestasi, serta pembiayaan utang dan ekuitas.
Pada tahun 2019, portofolio kredit pada program ini disalurkan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur. Sedangkan, aspirasi terkait perniagaan dilakukan melalui program banking the ecosystem, dimana Bank menyediakan solusi perbankan terintegrasi bagi klien korporasi sampai pada tingkat pembeli dan pemasoknya (distributor dan ). Informasi tentang layanan ini telah diuraikan pada pembahasan tentang
Informasi lainnya terkait dengan kinerja ekonomi yang meliputi perbandingan target dan kinerja, target pembiayaan, atau investasi, pendapatan dan laba rugi telah tertuang dalam bab Analisis dan Pembahasan Manajemen dalam laporan tahunan ini.
Implementation of Initiative
related to infrastructure, Standard Chartered Bank
This program takes 2-6 months from the planning stage to
services in the form of consultations/suggestions for corporate clients wishing to develop infrastructure, both related to mergers, acquisitions, and divestments, as well
development disbursed as a part of this program. Meanwhile, the Bank’s trade strategy is carried out through the ‘banking the ecosystem’ program, wherein the Bank provides integrated banking solutions for corporate
Information pertaining to this service can be found in the
Other information relating to economic performance, including comparisons of targets and performance, can be found in the Management Discussion and Analysis section of this annual report.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
389
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
Pilar 2: Menjadi Perusahaan yang Beretika dan Profesional
ObjektifStandard Chartered Bank Indonesia mengelola usaha secara bertanggung jawab dengan mempromosikan nilai-nilai dan perilaku yang baik, berinvestasi pada sumber daya manusia (SDM), serta mengelola dampak lingkungan usaha dan melawan kejahatan keuangan.
Strategi Strategy
Rencana AksiAction Plan
Tenaga Kerja Manusia
(Sesuai dengan program SDG untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan).
Manpower
SDG program).
diversity and inclusion
psikologis gratis.
psychological consultations.
EtikaPerilaku baik dan standar etika yang tinggi sangat esensial dalam memberikan pelayanan yang adil dan andal kepada nasabah.
EthicsFinancial crime has serious social and economic consequences that can harm individuals and the community.
Senantiasa menanamkan budaya kinerja yang tinggi di dalam
dilaksanakan
appropriate behavior standards.
Pillar 2: Being an Ethical and Responsible Company
ObjectiveStandard Chartered Bank Indonesia promotes good values and behaviour, invests in human resources (HR), manages the environmental impact of its business and
Kinerja SosialSocial Performance
390 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
Strategi Strategy
Rencana AksiAction Plan
Financial Crime ComplianceKejahatan keuangan memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang serius yang dapat merugikan individu dan komunitas.
Financial Crime ComplianceFinancial crime has serious social and economic consequences that can harm individuals and the community.
menyelesaikan pelatihan anti bribery and corruption (ABC), anti money laundry (
focus group discussion
crime compliance (FCC) training kepada bank lokal terkait sanction regulation
correspondent banking academy setiap tahun.
d. Conduct an annual banking academy correspondence class.
Pelaksanaan InisiatifKetenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Standard Chartered Bank Indonesia menempatkan seluruh karyawan sebagai mitra strategis sekaligus aset berharga yang hak-hak ketenagakerjaan serta kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan adalah hal yang wajib dipenuhi. Oleh karena itu, Bank melaksanakan pengelolaan SDM secara adil dan bertanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan memperhatikan pemenuhan hak-hak asasi manusia.
Kami memiliki semangat untuk mencapai keseimbangan gender yang lebih baik di organisasi dan di industri keuangan secara keseluruhan. Itulah sebabnya kami berjanji untuk membantu menjadikan industri perbankan sebagai industri tempat wanita yang ingin bekerja dengan menandatangani Women in Finance Charter. Kami berkomitmen untuk membuat wanita menduduki 30% dari empat level teratas jabatan senior di Bank dan pada tahun 2020 secara global, naik dari 28% hingga saat ini.
Kami ingin bekerja bersama untuk memastikan bahwa kami memiliki industri di mana wanita merasa dilibatkan dan dapat berkontribusi yang terbaik. Dengan membangun tenaga kerja yang lebih seimbang, terutama di tingkat yang lebih senior, kami percaya industri akan dapat membuka inovasi dan mengelola risiko dengan lebih baik.
Implementation Initiative Manpower, Occupational Health and Safety Standard Chartered Bank Indonesia views all of its employees as strategic partners and valuable assets who have labour rights, as well as the right to occupational health and safety. Therefore, the Bank conducts HR management in a fair and responsible manner, and in accordance with the prevailing provisions.
We are passionate about achieving a better gender
industry as a whole. That is why we have pledged to help make our industry one where women want to work by signing the Women in Finance Charter. This means that we are committed to having women occupy 30% of the top four levels of our senior roles by 2020 globally, up from 28% today.
We want to work together to ensure that we have an industry where women feel included. By building a more balanced workforce, especially at more senior levels, the industry will be able to unlock innovation and implement better risk management.
391
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
Standard Chartered Bank Indonesia operates a recruitment system that upholds the principles of gender equality and fair employment opportunities that do not take into account ethnicity, religion, political views, or social level. The Bank’s fair
of male and female workers. In 2019, 59% of the Bank’s employees were female. Moreover, 38% of the members of the Country Management Team were women.
The Bank’s recruitment process prioritizes local workers to provide the broadest possible employment opportunities for Indonesians. However, as a part of an international-scale business unit, the Bank respects, and does not limit, employee diversity as long as it complies with the approval of the regulator.
2. Kesempatan Kerja yang Adil
Standard Chartered Bank Indonesia menjalankan sistem rekrutmen dengan menjunjung tinggi asas kesetaraan gender dan kesempatan kerja yang adil, tanpa membedakan latar belakang identitas, khususnya jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan politik, maupun tingkatan sosial. Kesempatan kerja yang setara ini antara lain dapat dilihat dari komposisi tenaga kerja pria dan wanita. Pada tahun 2019, Bank memiliki sebanyak 59% merupakan karyawan wanita. Selain itu, sebanyak 38% anggota Country Management Team juga merupakan wanita.
Dalam proses rekrutmen, Bank mengutamakan tenaga kerja lokal sebagai bentuk pemberian kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia. Namun demikian, sebagai bagian dari unit bisnis berskala internasional, Bank menghargai dan tidak membatasi keberanekaragaman karyawan dari berbagai negara, berdasarkan persetujuan regulator.
392 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Bank juga membuka lapangan kerja bagi SDM disabilitas. Perekrutan karyawan disabilitas
Diversity & Inclusion yang ada di Bank, dimana Bank memberikan kesempatan yang sama untuk setiap orang untuk berada di tim. Saat ini, karyawan disabilitas yang telah bergabung dengan Bank meliputi karyawan dengan gangguan penglihatan (visually impaired) dan kursi roda.
3. Kesetaraan dalam Program Pendidikan dan
Pelatihan
Prinsip kesetaraan dan kesempatan yang sama juga diberikan oleh Standard Chartered Bank Indonesia kepada setiap karyawan untuk mengembangkan potensi dan kompetensinya melalui program pendidikan dan pelatihan. Dalam pelaksanaannya, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan Bank dalam mengembangkan usaha dan kebutuhan karyawan dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya.
Pada tahun 2019, implementasi pengembangan potensi dan kompetensi karyawan menghabiskan biaya investasi sebesar Rp43.665.325.095, tumbuh 4,96% dibandingkan pada tahun 2018 sebesar Rp40.804.679.965,-.
Standard Chartered Bank Indonesia memiliki kebijakan agar seluruh karyawan pada tiap tingkat jabatan mendapat besaran remunerasi, fasilitas, serta tunjangan yang memadai. Perincian remunerasi serta fasilitas pada program kesejahteraan yang dijalankan oleh Bank sebagai berikut:a. Gaji;b. Bonus;c. Tunjangan kepemilikan kendaraan bermotor;d. Pinjaman kepemilikan perumahan;e. Pinjaman kepemilikan kendaraan bermotor;f. Pinjaman personal;g. Asuransi kesehatan;h. Asuransi kematian.
The Bank has also opened employment opportunities
principles of Diversity & Inclusion within the Bank. The disabled employees who are currently a part of the Bank’s team include the visually impaired and people in wheelchairs.
3. Equality in Training and Education Programs
Standard Chartered Bank Indonesia gives its
employees an equal opportunity to develop their potential and competencies through educational and training programs. The Bank’s training programs are tailored to developing its business needs, and the
roles and responsibilities.
The Bank spent Rp43,665,325,095 on employee competency development in 2019, 4.96% higher from Rp40,804,679,965 in 2018.
Standard Chartered Bank Indonesia has a policy whereby all employees receive adequate remuneration and allowances. The Bank’s employee remuneration and allowances include:
a. Salary;b. Bonuses;c. Car ownership programs;d. House Loans;e. Motor vehicle loans;f. Personal loans;g. Health Insurance;h. Life insurance.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
393
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Di tahun 2019, tingkat keadilan dalam remunerasi dapat dilihat dari rasio gaji tertinggi dan terendah yang ada di Standard Chartered Bank Indonesia sebagai berikut:
Kategori Category
2019 2018
RasioRatio
RasioRatio
Gaji karyawan tertinggi dan terendah Highest and lowest salary of the employees 58,2 : 1 63,6 : 1
Gaji Direksi tertinggi dan terendah Highest and lowest salary of the Board of Directors 1,9 : 1 2,1 : 1
Gaji tertinggi Direksi dan gaji Tertinggi karyawan Highest salary of the Board of Directors and Highest salary of the employees 1,2 : 1 1,2 : 1
Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana dan prasarana kesehatan kerja, mengikutsertakan karyawan dalam asuransi kesehatan, serta menyediakan pengecekan kesehatan berkala bagi seluruh karyawan. Dalam menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan, Bank menerapkan standar disain tempat kerja yang aman, nyaman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan di seluruh unit usaha, termasuk menyediakan fasilitas yang aman dan nyaman bagi pegawai disabilitas untuk bekerja.
6. Kesehatan dan Pendidikan
Standard Chartered Bank Indonesia memiliki 2 fokus utama program komunitas yang dilakukan dalam rangka menjawab permasalahan/isu yang masih tinggi di masyarakat sekitar Bank beroperasi, yaitu kesehatan dan pendidikan. Kebijakan program komunitas ini dijalankan berdasarkan brand promise “Here for good
program komunitas ini adalah anak perempuan dan generasi muda. Bank menggabungkan kegiatan kerja relawan yang dilakukan oleh para karyawan Bank ke dalam program komunitas yang ada. Keikutsertaan dalam kegiatan ini disesuaikan dengan ketertarikan masing-masing karyawan.
The following table shows the ratio of the highest and lowest salaries at Standard Chartered Bank Indonesia in 2018 and 2019:
Standard Chartered Bank Indonesia prioritize occupational health and safety by providing occupational health facilities and infrastructure, as well as health insurance and periodic health checks for all employees. To maintain employee health and safety, the Bank applies workplace design standards that are safe, comfortable and free of environmental pollution at all business units. The Bank also provides its disabled employees with a safe and comfortable work environment.
Standard Chartered Bank Indonesia’s community program has 2 main focal points that address problems/issues in the communities where the Bank operates, namely health and education. This community program follows the Bank’s “Here for good” brand promise. The demographic targets of this community program’s 2 main focal points are girls and youth. The volunteer work activities that are carried out by the Bank’s employees have been merged with the Bank’s existing work program. Participation in these activities are made in accordance with each employee’s interests.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
394 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
7. Tingkat Kecelakaan Kerja
Bank terus memastikan bahwa ketersediaan tempat kerja yang aman bagi karyawannya. Pertemuan secara berkala dilaksanakan oleh Occupational Health and Safety Committee untuk mengatasi masalah yang relevan, jika ada. Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah juga dibahas dalam pertemuan tersebut.
Sepanjang tahun 2019, tidak terdapat kecelakaan kecil yang terjadi di wilayah kantor Bank. Untuk meminimalkan risiko tersebut, Bank melakukan kampanye/awareness keselamatan dan keamanan dalam berkendara dan bekerja kepada seluruh karyawan. Bentuk kegiatan ini adalah melalui saluran media internal, seperti: TV broadcast dan E-mail
Broadcast.
Standard Chartered Bank Indonesia telah menyediakan sarana pengaduan masalah ketenagakerjaan melalui beberapa saluran komunikasi Speak Up. Pengaduan dapat disampaikan secara verbal ataupun tulisan (e-mail) kepada Manager karyawan terkait atau Serikat Pekerja atau Human Resources Business Partner dari masing masing unit kerja.
Sepanjang tahun 2019, tercatat 4 pengaduan masalah ketenagakerjaan telah diterima. Status kasus tersebut telah selesai ditindaklanjuti di tahun 2019.
EtikaStandard Chartered Bank Indonesia menjalankan kegiatan usaha dalam industri perbankan dengan memperhatikan etika usaha dan etika yang berlaku, baik di tingkat internasional maupun lokal. Perilaku baik dan standar etika yang tinggi sangat esensial dalam memberikan pelayanan yang adil dan andal kepada nasabah. Pemenuhan etika menjadi tanggung jawab Bank sebagai kantor cabang sebuah entitas usaha maupun seluruh karyawan Bank yang menjadi representasi dari Standard Chartered Bank Indonesia.
The Bank ensures the availability of a safe work environment for its employees. Periodic meetings are carried out by the Occupational Health and Safety Committee to address any issues and actions that may need to be taken to address them.
Throughout 2019, there were not minor accidents that
accidents, the Bank has carried out a safety campaign for all employees. This activity was conducted through the internal communication channels, namely: TV broadcasts and E-mail Broadcasts.
8. Complaint Channel
Standard Chartered Bank Indonesia has an employee complaints facility that utilizes various Speak Up communication means. The complaints can be submitted verbally as well as in writing to the employee’s Manager, Labour Union or the Human Resources Business Partner of each work unit.
Throughout 2019, the Bank received 4 employee complaints. All of the cases were followed up in 2019.
EthicsStandard Chartered Bank Indonesia conducts its business activities in line with the prevailing ethics, both internationally and locally. Appropriate behavior and high ethical standards are essential to providing fair and dependable customer service. Ethical behavior is the responsibility of all the Bank’s employees who serve as representatives of Standard Chartered Bank Indonesia.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
395
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Seluruh karyawan Standard Chartered Bank Indonesia pada berbagai level jabatan wajib memahami dan menerapkan nilai-nilai Bank dan Group Code of Conduct dalam berinteraksi dengan sesama karyawan Bank dan Standard Chartered Group, nasabah, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya. Kerangka kerja manajemen perilaku dalam Code of Conduct tersebut mengatur pendekatan Bank untuk
terkait perilaku. Pada tahun 2019, sebanyak 98% dari seluruh karyawan telah memperbaharui komitmen terhadap Group Code of Conduct. Implementasi Code of Conduct tersebut antara lain telah meminimalkan tingkat pelanggaran terkait etika perilaku di tahun 2019.
Standard Chartered Bank Indonesia berkomitmen untuk menghormati hak asasi manusia dan berupaya memastikan seluruh pihak tidak terkena dampak negatif dalam peran Bank sebagai pemberi kerja maupun sebagai penyedia produk dan layanan keuangan. Komitmen terkait hak asasi manusia ini dicerminkan dalam bentuk pemenuhan Undang-
1. Behavioral Practices
All of Standard Chartered Bank Indonesia’s employees are required to understand and apply the Bank’s values and Group Code of Conduct when interacting with the Bank’s and the Standard Chartered Group’s employees, customers, regulators, and other stakeholders. The behavioral management framework contained within the Code of Conduct regulates the Bank’s approach to identifying, controlling, and managing risky behaviour. In 2019, 98% of the Banks’ employees updated their commitment to the Group Code of Conduct. The implementation of this Code of Conduct minimized the level of violations relating to behavioural ethics in 2019.
All of Standard Chartered Bank Indonesia’s employees are required to understand and apply the Bank’s values and Group Code of Conduct when interacting with the Bank’s and the Standard Chartered Group’s employees, customers, regulators, and other stakeholders. The behavioral management framework contained within the Code of Conduct regulates
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
396 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Undang terkait hak asasi manusia, baik secara internasional maupun nasional, Prinsip-Prinsip Panduan PBB dan Undang-Undang Perbudakan Modern Inggris. Peraturan dan kebijakan tersebut telah diadopsi dalam berbagai kebijakan internal dan kerangka kerja manajemen risiko, termasuk Group Code of Conduct dan Supplier Charter.
Financial Crime ComplianceSelama tahun 2019, Unit Kepatuhan telah mengadakan beberapa program pelatihan dalam rangka meningkatkan kepatuhan insan Bank, khususnya dalam memitigasi kejahatan keuangan. Program pelatihan tersebut dihadiri pegawai Standard Chartered Bank Indonesia dari berbagai departemen dengan tingkat kehadiran rata-rata sebesar 98% untuk AML/CFT, Sanctions dan ABC training.
Unit Kepatuhan juga telah melaksanakan compliance monitoring review untuk memastikan penerapan peraturan Bank Indonesia dan peraturan lain yang berlaku. Dampak dari konsistensi implementasi fungsi kepatuhan ini adalah rendahnya internal fraud yang terjadi di tahun 2019, serta kepastian penerapan kepatuhan.
Tanggung Jawab kepada NasabahKebijakan terkait pelayanan kepada nasabah mengacu kepada Surat Keputusan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.07/2018 tentang Layanan Pengaduan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 17/SEOJK.07/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Layanan Pengaduan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan.
Berkaitan dengan peraturan tersebut, Standard Chartered Bank Indonesia senantiasa memperhatikan pemenuhan standar pelayanan terhadap nasabah guna mewujudkan perusahaan yang beretika dan profesional. Nasabah merupakan salah satu pemangku kepentingan yang berperan besar dalam menjamin keberlangsungan usaha jangka panjang. Oleh sebab itu, kepercayaan serta kepuasan nasabah merupakan elemen penting yang harus
the Bank’s approach to identifying, controlling, and managing risky behaviour. In 2019, 98% of the Banks’ employees updated their commitment to the Group Code of Conduct. The implementation of this Code of Conduct minimized the level of violations relating to behavioural ethics in 2019.
Financial Crime Compliance In 2019, the Compliance Unit carried out a number of training programs to improve employee compliance,
programs were attended by Standard Chartered Bank Indonesia’s employees from various departments, with a 98% average level of attendance for AML/CFT, Sanctions and ABC training.
The Compliance Unit also conducted a compliance monitoring review to ensure the application of Bank Indonesia’s regulations and other prevailing regulations.
fraud that occurred in 2019, as well as certainty of the compliance application.
Responsibility to CustomersThe Bank’s customer service policy is based on the Financial Service Authority’s Decree No. 18/POJK.07/2018 on Consumer Complaints Services in the Financial Services Sector and No. 17/SEOJK.07/2018 on Consumer Complaint Services Implementation Guidelines in the Financial Services Sector.
In relation to this regulation, Standard Chartered Bank
service standards. The customers are one of the Bank’s
term business sustainability. Therefore, customer trust and satisfaction is an important element that must be maintained and protected. As such, the Bank continually
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
397
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
dikelola dan dijaga dengan baik. Peningkatan pelayanan kepada nasabah dilakukan secara konsisten, disertai penyampaian informasi produk dan layanan, serta hal lainnya yang dianggap relevan bagi nasabah.
a. Program Peningkatan Kualitas Produk dan Layanan
Bank berkonsentrasi dalam menjalin hubungan baik dengan nasabah melalui peningkatan kualitas produk dan layanan. Produk-produk yang ditawarkan Bank merupakan produk perbankan unggul yang mampu bersaing dengan bank lain dalam menjaring nasabah individu maupun korporat. Sedangkan, peningkatan kualitas layanan antara lain dilakukan melalui:1. Nomor kontak dan e-mail khusus;2. Website Bank; dan3. Sosial media.
b. Program Engagement Nasabah
Dalam rangka mempererat hubungan yang telah terjalin dengan nasabah, Bank mengadakan berbagai program bagi nasabah, seperti program kepemimpinan, proyeksi ekonomi, serta seminar dan program lainnya sebagaimana dijelaskan dalam bagian awal Laporan Tahunan ini.
Sebagai penyedia jasa keuangan, Bank senantiasa berupaya memelihara kepercayaan nasabah melalui kepastian hukum dalam pengaturan dan pengawasan Bank. Selain itu, Bank juga memberikan jaminan perlindungan simpanan nasabah melalui Lembaga Penjamin Simpanan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
strives to improve its customer service, along with the delivery of product and service information.
a. Product and Service Quality Improvement Program
The Bank is focused on maintaining good relationships with its customer by improving its product and service
banking products that are able to compete with other banks in capturing individual as well as corporate customers. The Bank improves its service quality through the following:1 Contact number and e-mail;2. Bank’s Website; and3. Social media.
b. Customer Engagement Program
In order to strengthen its relationships with customers, the Bank conducted various customer programs, such as leadership programs, economic projection programs, as well as seminars and other programs as described in the initial part of this Annual Report.
c. Depositor insurance
certainty of the Bank’s regulations. Moreover, the Bank also provides depositor insurance through the Indonesian Depositor Insurance Corporation (LPS) in accordance with Law No. 24 of 2004 on Depositor Insurance Corporations (LPS).
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
398 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
d. Pusat Pengaduan Nasabah
Untuk memonitor dan mengelola pengaduan nasabah, Bank telah membentuk Divisi Client Experience (untuk nasabah retail) dan Divisi Client Services Group (untuk nasabah korporasi) sebagai penanggung jawab penanganan dan penyelesaian pengaduan. Langkah-langkah penanganan dimulai dari analisa mendalam untuk menemukan sumber permasalahan. Kemudian, permasalahan tersebut ditindaklanjuti dengan solusi serta tindakan pencegahan agar permasalahan yang sama tidak terulang lagi.
Apabila hasil dari upaya penyelesaian pengaduan melalui Bank belum sesuai harapan nasabah, maka upaya penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pengadilan atau di luar pengadilan, yakni melalui Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia (LAPSPI). Tata cara pengaduan secara lengkap dapat dilihat pada informasi yang terdapat di www.sc.com/id milik Standar Chartered Bank Indonesia.
Nasabah dapat menghubungi Bank dan menyampaikan pengaduannya melalui media atau kanal-kanal berikut:
d. Customer Complaints Centre
To monitor and manage customer complaints, the Bank has established the Client Experience Division (for retail customers) and the Client Services Group Division (for corporate customers), both of which are in charge of handling and settling complaints. The process begins with a thorough analysis of the problem and its potential solutions. Once each problem is solved, preventative actions are also taken so it does not occur again.
through the Bank are not in accordance with the Bank’s expectations, the dispute settlement process is moved to the courts, or to Bank Indonesia (BI), Financial Services Authority (FSA) or the Indonesian Banking Alternative Dispute Resolution Agency (LAPSPI). Detailed information about the complaint resolution procedure can be found on www.sc.com/id.
Customers can contact the Bank and submit their complaints through the following media or channels:
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
399
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
1. Layanan nasabah 24 jam Standard Chartered Bank Indonesia untuk nasabah retail melalui panggilan (021) 57 9999 88. Pengaduan dapat juga disampaikan melalui [email protected]. Client Services Group untuk nasabah korporasi yang beroperasi pada hari Senin – Jumat (tidak termasuk libur nasional) melalui panggilan (021) 57 999 888.
2. Customer Service untuk nasabah retail di kantor-kantor cabang dan Client Services Group untuk nasabah korporasi dikantor pusat.
3. Fasilitas online banking untuk nasabah retail dapat diakses melalui situs web www.sc.com/id.
4. Online form yang terdapat pada menu Contact Us di situs web www.sc.com/id.
Adapun pengaduan yang diterima dan diselesaikan oleh Bank selama periode tahun 2019 ditunjukkan sebagai berikut:
No. Jenis Transaksi KuanganSelesai | Done Dalam Proses |
In ProcessTidak Selesai
Not SettledJumlah
Pengaduan Number of Complaints
Types of Financial Transaction
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Giro 10 100% - - - - 10 Current Account
2 Tabungan 862 100% - - - - 862 Savings
3 Deposito 42 100% - - - - 42 Deposits
4 Penghimpunan Dana Lainnya
3 100% - - - - 3 Other Funds Collection
5 Kartu Kredit 4.230 100% - - - - 4.230 Credit Card
6 RTGS 1 100% - - - - 1 RTGS
7 Electronic Banking 10 100% - - - - 10 Electronic Banking
8 Remittance 3 100% - - - - 3 Remittance
9 Kredit Tanpa Agunan 381 100% - - - - 381 Unsecured Loan
10 Bancassurance 184 100% - - - - 184 Bancassurance
11 Reksa Dana 22 100% - - - - 22 Mutual Funds
12 Produk Kerja samaLainnya
20 100% - - - - 20 Other Cooperation Products
13 Bank Garansi 3 100% - - - - 3 Bank Guarantee
14 13 100% - - - - 13
15 Derivatif 5 100% - - - - 5 Derivative
16 Produk Lainnya 12 100% - - - - 12 Other Products
17 Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah/Apartemen
5 100% - - - - 5 Apartment/Home Loan/Financing
18 Kredit/pembiayaan modal kerja
3 100% - - - - 3 Working Capital Loan/ Financing
19 Sistem pembayaran lainnya 7 100% - - - - 7 Other payment systems
20 Penyaluran dana lainnya 2 100% - - - - 2 Other fund disbursals
21 Kliring 1 100% - - - - 1 Clearing
TOTAL 5.819 100% 0 0 0 0 5.819 TOTAL
1. Client Services Group for corporate customers, which can be contacted Monday-Friday (excluding national holidays) on (021) 57 999 888. Standard Chartered Bank Indonesia’s 24 hour customer services for retail customers on (021) 57 9999 88. Complaints can also be submitted through [email protected].
2. Customer Service for retail customers at the branches and the Client Services Group for
3. Online banking facility for retail customers can be accessed through the website www.sc.com/id.
4. Online Form in the Contact Us menu on the website: www.sc.com/id.
In 2019, the Bank received and settled the following complaints:
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
400 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Kinerja Lingkungan HidupEnvironmental Performance
Pilar 3: Bertanggung Jawab terhadap Masyarakat Sekitar dan Lingkungan
ObjektifStandard Chartered Bank Indonesia berupaya mempromosikan pembangunan ekonomi dan social yang berkelanjutan pada komunitas masyarakat dan lingkungan.
StrategiStrategy
Rencana AksiAction Plan
Community Involvement
(Sesuai dengan program SDG untuk menjamin kehidupan yang sehat
Community InvolvementProvide a program related to community health and education.
Entrepreneurship dan Employability
Seeing is Believing sampai dengan tahun 2020,
tuna netra atau penglihatan rendah
Education, Entrepreneurship and Employment.
Implement the Seeing is Believing program up to 2020 to prevent
Pillar 3: Responsibility to the Community and the Environment in the Vicinity of the Bank’s Operations
ObjectiveStandard Chartered Bank Indonesia strives to promote environmental conservation, and sustainable social and economic development in the areas of its operations.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
401
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
StrategiStrategy
Rencana AksiAction Plan
Peduli LingkunganBank senantiasa berupaya untuk mengimplementasikan green living dengan meluncurkan berbagai inisiatif, seperti mengurangi penggunaan kertas, listrik, dan sebagainya.
(Sesuai dengan program SDG untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya).
Environmental ConservationThe Bank strives to implement green living through various initiatives, such as reducing the use of paper and electricity. (Take swift action to tackle climate change and its impact in line with the SDG program).
mengelola dampak lingkungan dan sosial secara bertanggung
Environmental and Social Risko Management
Rountable Sustainable Palm Oil
Tidak mendukung pembiayaan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
402 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Implementation of InitiativesIn 2019, Standard Chartered Bank Indonesia conducted activities in the areas of community development and environmental preservation though several initiatives, including:
The Bank’s health program seeks to prevent and eradicate blindness though the funding of eye examinations. This program, which is known as “Seeing is Believing,” is an initiative that is carried out in several countries including Indonesia. This program has been selected due to its importance in Indonesia, which is ranked in the top ten countries with a highest levels of blindness.
The Bank has allocated a budget of USD5 million for the “Seeing is Believing” program in Indonesia over a 5 year period (2015-2020), which is conducted in cooperation with the International Agency of Preventable Blindness (IAPB). In implementing the program, Standard Chartered works together with
Pelaksanaan InisiatifPada tahun 2019, Standard Chartered Bank Indonesia telah melaksanakan kegiatan di bidang lingkungan hidup melalui beberapa inisiatif meliputi:
1. Program Kesehatan
Program kesehatan Bank dilakukan melalui pendanaan untuk pemeriksaan mata yang ditujukan untuk mencegah dan mengentaskan kebutaan. Program yang dikenal sebagai “Seeing is Believing” ini menjadi sebuah inisiatif yang dijalankan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Pemilihan program ini didasari tingginya isu kebutaan di Indonesia, bahkan masuk dalam sepuluh besar tingkat kebutaan di dunia.
Bank telah menganggarkan pendanaan program “Seeing is Believing” di Indonesia sebesar USD5 juta untuk masa proyek selama 5 tahun (2015-2020), melalui kerja sama dengan International Agency of Preventable Blindness (IAPB). Dalam implementasinya, Standard Chartered bekerja sama dengan beberapa
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
403
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
mitra yang ahli dalam hal ini, seperti Helen Keller Internasional, Fred Hollows, CBM dan ORBIS. Fokus utama proyek ini adalah pencegahan kebutaan pada anak (mulai usia 0-18 tahun) dengan cakupan wilayah meliputi Jakarta, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
Pada tahun 2019, informasi mengenai program “Seeing is Believing” di antaranya terlihat melalui perayaan World Sight Day (WSD) 2019. Bank berpartisipasi dalam WSD 2019 yang diadakan di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 5 Oktober 2019. Kegiatan ini diselenggarakan bersama Kementerian Kesehatan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Rumah Sakit Kesehatan Mata Cicendo. Acara tersebut menampilkan hasil implementasi proyek dari program Seeing is Believing (SiB) dan Vision for Indonesia People (VIP).
2. Program Pendidikan
Bank memiliki 2 program utama di bidang pendidikan, yaitu program “Goal” dan literasi keuangan.
Helen Keller International, Fred Hollows, CBM and ORBIS. The main focus of this project is to prevent blindness in children (ranging from the ages of 0-18 years) in areas such as Jakarta, South Sulawesi and West Nusa Tenggara.
In 2019, information regarding the “Seeing is Believing” program is evident, among others through the commemoration of World Sight Day (WSD) 2019. The Bank participated in WSD 2019, which was held in Bandung, West Java, on October 5, 2019. This activity was organized by the Ministry of Health along with the
Eye Hospital. This event showcased the results of the Seeing is Believing (SiB) and the Vision for Indonesia People (VIP) programs.
2. Education Program
The Bank has 2 main programs in the area of education, namely the “Goal” program and the
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
404 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
a. Program Goal
Program “Goal” ditujukan untuk memberikan pembekalan keterampilan hidup kepada remaja putri usia 11-20 tahun. Program ini mendidik anak perempuan dan memberi mereka modal untuk membentuk masa depan melalui rangkaian kurikulum yang dibuat semenarik mungkin dan interaktif. Pelaksanaan program ini diharapkan dapat mendorong tercapainya kesetaraan gender di pasar tenaga kerja, mengingat besarnya persaingan yang dihadapi perempuan akibat kurangnya pendidikan, penyakit, bias budaya, kemiskinan, ataupun kekerasan berbasis gender.
Melalui pendanaan secara langsung dari Grup sebesar USD20.000 kepada mitra Goal di Indonesia (Yayasan Mitra Mandiri Indonesia), kurikulum Goal diimplementasikan selama 1 tahun (1 Juni 2018 - 31 Mei 2019).
Kegiatan yang telah dilakukan selama periode 2019 sebagai berikut:
DAY/DATE TIME SCHOOLBENEFICIARIES
Girls Teacher
9 Januari 2019 | 9 January 2019 09.00-11.00 SMPN 89 63 210 Januari 2019 | 10 January 2019 09.00-12.00 SMKN 47 67 417 Januari 2019 | 17 January 2019 09.00-11.00 SMPN 5 60 27 Februari 2019 | 7 January 2019 09.00-11.00 SMKN 6 60 214 Februari 2019 | 14 January 2019 09.00-11.00 SMPN 12 60 24 Maret 2019 | 4 March 2019 09.00-11.00 SMKN 15 40 110 Maret 2019 | 10 March 2019 09.00-10.00 SMPN 5 Jkt 37 2
SMKN 27 Jkt 35 32 April 2019 | 2 April 2019 09.00-14.00 TOT di PMI 2029 April 2019 | 29 April 2019 09.00-14.30 TOT siswi di SMPN 12 30 158 Oktober 2019 | 8 October 2019 09.00-11.00 SMKN 38 61 122 Oktober 2019 | 22 October 2019 09.00-11.00 SMKN 8 50 131 Oktober 2019 | 31 October 2019 09.00-11.00 SMKN 16 50 1
a. Goal Program The “Goal” program is aimed at providing life skills training to girls aged between 11-20 years. It helps girls to shape their futures through an attractive and interactive curriculum. This program aims to promote gender equality in the labour market, given the large amount of competition faced by women due to lack of education, disease, cultural bias, poverty, or gender-based violence.
Goal’s curriculum was implemented for 1 year (1 June 2018 - 31 May 2019) thanks to direct funding of USD20,000 to Goal’s partner in Indonesia (Yayasan Mitra Mandiri Indonesia).
The activities that were carried out in 2019 included:
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
405
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
DAY/DATE TIME SCHOOLBENEFICIARIES
Girls Teacher
13 November 2019 | 13 November 2019 09.00-11.00 SMKN 1 60 116 Desember 2019 | 16 November 2019 09.00-11.00 SMKN 2 55 117 Desember 2019 | 13 December 2019 09.00-11.00 SMKN 13 50 2
778 60
b. Literasi Keuangan
perbankan. Oleh karena itu, Bank memberikan lebih dari pengetahuan tentang keuangan ke dalam kurikulum literasi keuangan. Bank mengerahkan SDM yang ada dan memaksimalkan keahliannya untuk melipatgandakan potensi manfaat yang dapat diberikan. Dengan memanfaatkan keahlian SDM yang ada, Bank dapat membangun pendidikan keuangan dan kemampuan di antara populasi yang rentan, seperti pemuda, wanita, dan usaha mikro, yang memiliki pengetahuan dan akses terbatas ke layanan keuangan.
Program dan kegiatan literasi keuangan yang dilakukan Bank sepanjang tahun 2019 meliputi:
Financial Literacy for Youth
From date(DD-MM-YY)
To date(DD-MM-YY) School/Institution
Total Youth reached
Number of girls
reached
7 Februari 2019 | 7 February 2019 7 Februari 2019 | 7 February 2019 SMK Negeri 6 Jakarta 62.0011 April 2019 | 11 April 2019 11 April 2019 | 11 April 2019 SDN 04 Karet jakarta 32.00 16.0025 Mei 2019 | 25 May 2019 25 Mei 2019 | 25 May 2019 SMP Azkia Islamic
School47.00
20 Juli 2019 | 20 July 2019 20 Juli 2019 | 20 July 2019 SOS Children’s Village 52.0014 Agustus 2019 | 14 August 2019 14 Agustus 2019 | 14 August 2019 SMP Negeri 61 Jakarta 232.00 138.0029 Agustus 2019 | 29 August 2019 29 Agustus 2019 | 29 August 2019 SMP Negeri 106 Jakarta 290.00 162.0018 September 2019 | 18 September 2019 18 September 2019 | 18 September 2019 SMP Negeri 70 Jakarta 196.00 110.0022 Oktober 2019 | 22 October 2019 22 Oktober 2019 | 22 October 2019 SMK Negeri 8 Jakarta 29.00 13.0031 Oktober 2019 | 31 October 2019 31 Oktober 2019 | 31 October 2019 SMK Negeri 16 Jakarta 169.00 116.00
Total 1,109.00 555.00
Financial Literacy for Women Micro Entrepreneurs
CountryFrom date
(DD-MM-YY)To date
(DD-MM-YY)Partner Organisation
Total entrepreneurs
reached
Indonesia 13 April 2019 | 13 April 2019 13 April 2019 | 13 April 2019 Universitas Prasetya Mulya 28Indonesia 3 Agustus 2019 | 3 August 2019 3 Agustus 2019 | 3 August 2019 Rusunawa Bantargebang 30
b. Financial Literacy
Financial education is a part of the banking business. Therefore, the Bank provides more than
curriculum. The Bank mobilizes its existing human resources and maximizes its expertise to multiply
utilizing its existing HR expertise, the Bank has
vulnerable members of the population, such as youth, and women micro business owners who
services.
Financial literacy activities and programs carried out by the Bank throughout 2019 comprised of:
Financial Literacy for Youth
Financial Literacy for Women Micro Entrepreneurs
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
406 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
c. Inklusi Keuangan – Akuisisi Nasabah Prima
Dalam rangka mendukung peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi Konsumen dan/atau Masyarakat, Bank juga menyelaraskan salah satu aktivitas kunci pada bisnis Retail Banking yang focus terhadap layanan nasabah prima. Aktivitas yang dimaksud adalah saluran distribusi Akusisi
Bank telah meluncurkan model baru tersebut sejak semester kedua tahun 2015 dan secara berlanjut menginvestasikan pertumbuhan jumlah karyawan yang terlibat dan lokasi penempatanmya.
Model distribusi ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat segmen nasabah prima. Karyawan Bank akan melakukan kunjungan langsung untuk bertemu dengan nasabah di luar kantor cabang Bank untuk memberikan solusi dan penjelasan tentang produk dan layanan nasabah prima, termasuk berbagai produk yang lebih beragam, seperti bancassurance dan investasi. Dengan ini diharapkan frekuensi penggunaan dan kualitas penggunaan produk pada segmen ini dapat berkembang dan dapat mengenalkan produk di luar tabungan dan deposito tradisional, seperti ORI, yang dapat juga berkontribusi terhadap pertumbuhan negara.
Pada tahun 2019, sebanyak 2,496 nasabah prima telah bergabung sebagai nasabah baru Bank. Pertumbuhan tersebut sesuai dengan kenaikan jumlah tim akuisisi sebanyak 46 karyawan.
3. Kepedulian terhadap Lingkungan
Standard Chartered Bank Indonesia bersama seluruh mitra usaha membangun kesadaran terhadap lingkungan hidup secara konsisten. Kepedulian terhadap lingkungan hidup secara langsung
kertas, serta energi listrik dan air. Selain itu, komitmen ini juga ditunjukkan melalui kebijakan pemberian kredit kepada nasabah dengan memperhatikan hasil
c. Inklusi Keuangan – Akuisisi Nasabah Prima
In order to support the Financial Service Authority’s regulation on Financial Literacy and Inclusion in the Financial Services Sector for Consumers and/or the Public, the Bank also aligns one of the key activities in the Retail Banking business that focuses on prime customer services. These activities pertain to Prime Customer Acquisition distribution channels through the Priority
model in the second half of 2015 and continuously invests in the growth of the number of the involved employees and their placement locations.
This distribution model is tailored to the needs of the prime customer segment. The Bank’s employees meet customers outside of the Bank’s
prime customer products and services, including more diverse products such as bancassurance and investments. As a result, the quality of the products and the frequency of their use in this segment has increased, with better awareness of the products other than the traditional savings and deposit products, such as ORI, which can also contribute to the nation’s growth.
In 2019, the Bank welcomed 2,496 new prime customers. This growth corresponds with the increase in the acquisition team to 46 employees.
Standard Chartered Bank Indonesia, along with all business partners, strives to build environmental awareness. The Bank shows its concern for the environment by reducing its paper, electricity and water usage. Moreover, this commitment is also
which takes into account Environmental Impact Assessments (AMDAL) and Environmental and Social
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
407
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan penilaian Environmental and Social Risk Management
(ESRM). Beberapa kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan Bank dalam menjalankan kegiatan usaha di
dalam berbagai upaya pelestarian lingkungan, serta penyaluran kredit yang ramah lingkungan. a. Transaksi Paperless
Bank mengurangi penggunaan kertas dalam seluruh kegiatan operasional dengan mengurangi cetakan dokumen dan meningkatkan dokumen elektronik, baik untuk kepentingan internal maupun nasabah. Terhadap nasabah, Bank mendorong peningkatan e-statement dan aktivitas penggunaan internet/electronic banking.
Standard Chartered menjalankan peran penting dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, baik di dalam kegiatan operasional sendiri maupun dalam membantu nasabah mengurangi emisi mereka. Langkah ini didasari kepercayaan Bank terkait pentingnya untuk memimpin dengan memberi contoh yang baik. Karena alasan ini, Bank memiliki serangkaian kegiatan untuk membantu mengurangi dampak terhadap lingkungan.
energi, pengurangan limbah sampah, menghilangkan karbon konsumsi listrik, penghematan air, serta secara berkelanjutan melakukan penghematan penggunaan kertas. Perbandingan total penghematan energi Bank ditunjukkan sebagai berikut:
Deskripsi Description
TargetTarget
PencapaianAchievement
Pembatasan Energi | Energy Reduction
Penghematan Listrik | Electricity Reduction
Pengurangan sampah | Waste Reduction 37.428 kg
Pengurangan kertas | Paper Reduction IT dept to provide the data IT dept to provide the data
Pembatasan penggunaan air | Water Reduction 3 3
Risk Management (ESRM) assessments. Some of the environmentally-friendly activities that have been carried out by the Bank include paperless
environmental-friendly loans.
a. Paperless Transactions
The Bank has reduced its paper usage in all operational activities by printing fewer documents and increasing the use of electronic documents, both for internal as well as customer-related purposes. The Bank encourages its customers to use e-statements and internet/electronic banking..
Standard Chartered plays an important role in supporting the transition to a low carbon economy, both in its own operational activities as well as by encouraging its customers to reduce their emissions. The Bank believes that it is important to lead by example, and as such it has a range of activities to help reduce the impact of its activities on the environment.
waste reduction, carbon eradication, electricity consumption, water conservation, as well as reducing paper usage. More information about these activities can be found in the following table:
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
408 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Bank menjalin kerja sama dengan pihak ketiga yang kompeten dalam hal pengoperasian genset, Bank melakukan pengujian emisi gas yang dihasilkan dari penggunaan genset. Hasil dari pengecekan parameter CO (Karbon monoksida), CO2 (Karbon dioksida), NO2 (Nitrogen oksida), O2 (Oksigen) dan SO2 (Sulfur dioksida) yang dihasilkan di beberapa cabang SCB masih dibawah Nilai ambang Batas (<540 mg/Nm³).
Bank menjalankan kegiatan pengurangan pemakaian listrik di antaranya dengan mematikan lampu pada saat istirahat serta menggunakan motion sensor untuk lampu di ruangan rapat dan ruang kerja tertentu. Target pengurangan sekaligus pencapaian adalah 10,5%.
Bank melakukan pemilahan sampah seperti kertas, botol plastik, general waste dan sampah B3, di beberapa cabang yang ada. Bank juga membangun awareness bagi karyawan untuk memilah sampah tersebut.
The Bank cooperates with competent third parties to perform gas emission tests produced by the use of gensets. The results from the examination of the CO (Carbon Monoxide), CO2 (Carbon Dioxide), NO2 (Nitrogen Oxide), O2 (Oxygen) and SO2 (Sulphur Dioxide) parameters produced by a number of SCB branches is still below the Threshold Value (<540 mg/Nm³).
The Bank carries out activities to reduce
during breaks, as well as using light motion sensors in the meeting rooms and some work spaces. The target reduction and achievement is 10.5%.
The Bank sorts waste, including paper, plastic bottles, general waste as well as toxic and hazardous waste, at a number of branches. The Bank also promotes employee awareness about the importance of sorting waste.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
Non-
Confidential
Disposables
Used paper
towels
empty
METAL/ GLASS
409
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Upaya Bank dalam menjaga kelestarian
penggunaan kertas.- Kampanye dan edukasi digitaliasi produk
dan proses kepada nasabah:
mengeluarkan print-out bukti transaksi dan/atau rincian transaksi karena informasi tersebut dapat dilihat pada layar ATM, internet banking atau mobile
banking. Namun demikian nasabah masih dapat menggunakan pilihan pencetakan bukti transaksi pada mesin ATM. Rincian transaksi juga sudah menggunakan e-statement yang dikirimkan ke e-mail nasabah.
transaksi secara digital melalui layanan channel yang ada seperti internet
banking, mobile banking, ATM, dan IVR. Sebelumnya nasabah harus melakukan transaksi dengan mendatangi cabang dan mengisi instruksi transaksi pada secarik kertas.
The Bank employs the policy of reducing its paper usage.
- Product and process digitization campaign, and educating the customers:
of transaction print-outs and/or transaction details by default, as this information can be viewed on the ATM’s monitors, internet banking or mobile banking. However, the customers can choose to print out proofs of their transactions through ATM machines. The bank also utilizes e-statements that are sent to customers’ e-mail accounts.
digital transactions through existing channels such as internet banking, mobile banking, ATMs, and IVRs. Prior to this, customers had to perform transactions by visiting branches and
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
410 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
- Internal education [for employees] on the Use of recycled paper for operational activities, and appeals to limit the printing of documents.
- Use of laptops during meetings/training/presentations, with the distribution of materials via e-mail without the need for printing.
successfully reduced paper usage by 15% from the same period in 2018.
The Bank has conducted various environmental preservation activities throughout 2019, as follows:
- Edukasi internal [kepada karyawan] Penggunaan kertas daur ulang untuk kegiatan operasional, dan himbauan untuk pencetakan/print dokumen secara bijak.
- Menghimbau para staf untuk membawa laptop pada saat menghadiri atau mengadakan meeting/training/presentasi, dimana materi dapat disebarkan melalui e-mail tanpa harus di cetak.
Sepanjang semester 1 2019, Bank secara rata-rata berhasil mengurangi penggunaan kertas sebesar 15% dibandingkan dengan periode yang sama di 2018.
Sepanjang tahun 2019, Bank turut serta aktif dalam berbagai kegiatan pelestarian lingkungan secara langsung, sebagaimana diuraikan berikut:
ProgramProgram
TanggalDate
LokasiLocation
Pelaksanaan mematikan signage Bank di beberapa lokasi pada saat
Kampanye internal untuk pemakaian air secara bijak
“Leaving no one behind”
one behind”
Internal Bank
internal broadcastmemberikan awarenessmengenai pentingnya pengurangan pemakaian plastik dan kertas.
plastics and paper through an internal broadcast page.
Internal Bank
awareness mengenai lingkungan yang sehat kepada lebih dari 100 pelajar SD Negeri 04 Karet Tengah. Kegiatan ini diadakan sebagai rangkaian dari
about environmental conservation that involved over 100
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
411
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Beberapa program Bank lainnya di bidang lingkungan hidup di antaranya sebagai berikut:
27-31 Mei 2019 dan 10 - 14 Juni 2019:
Melalui program Day Care bagi anak-anak karyawan, Bank merayakan World Environment Day dengan melakukan berbagai kegiatan edukasi menarik mengenai cara melindungi lingkungan. Mengajarkan kesadaran untuk melakukan perubahan bagi lingkungan dimulai sejak dini, dan tidak terkecuali kepada anak-anak karyawan.
The Bank’s other programs in the area of the environment include:
27-31 May 2019 and 10 - 14 June 2019:
The Bank celebrated World Environment Day by conducting various education activities on ways to protect the environment through the Day Care program for the children of the Bank’s employees. The program involved teaching the children about environmental awareness.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
412 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
In line with the Bank’s commitment to applying
disbursement worthiness analysis from businesses that are at risk of having a negative impact on the environment. As a responsible company, the Bank applies a stringent selection criteria for customers before it disburses loans. All borrowers must pass the Bank’s Environmental Social Risk Analysis (ESRA) to ensure that their operations are environmentally-friendly and do not violate social ethics.
criteria of the Environmental Impact Analysis, as well as other criteria in relation to environmentally-friendly loan disbursements, amounted to Rp6.23 trillion.
Sejalan dengan kesungguhan Bank untuk menerapkan keuangan berkelanjutan, Bank mewajibkan analisis kelayakan pemberian kredit kepada usaha yang berisiko memiliki dampak lingkungan. Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, Bank menerapkan kriteria seleksi yang ketat bagi nasabah sebelum kredit diberikan. Semua nasabah peminjam harus lulus Penilaian Risiko Lingkungan dan Sosial Bank (ESRA) untuk memastikan bahwa kegiatan operasi nasabah ramah lingkungan dan tidak melanggar etika sosial.
Di tahun 2019, pemberian kredit kepada kelompok kreditur tertentu yang telah memenuhi ketentuan
penyaluran kredit ramah lingkungan mencapai Rp6,23 triliun.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
413
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Pemberian kredit ini dilakukan bagi kreditur yang bergerak di sektor ekonomi pada tahun 2019 berikut:
Sektor Ekonomi
Realisasi PenyaluranKredit Ramah Lingkungan (jutaan Rp)
Environmentally-Friendly Loan Disbursements
(Rp million)
Economic Sector
Manufaktur 5.544.284 Manufacturing
Perdagangan 501.755 Trade
Perumahan real estate 45.891 Housing
Pertanian 57.340 Agriculture
Pertambangan dan penggalian 80.500 Mining and excavation
Konstruksi 6.229.770 Construction
Lainnya 5.544.284 Other
Total 501.755 Total
Segmen
Total Penyaluran Kredit (jutaan Rp)
Total Loans Disbursed(Rp million)
Realisasi Penyaluran Kredit
Ramah Lingkungan(jutaan Rp)
Environmentally-Friendly Loans
Disbursed(Rp million)
Segment
Corporate and Institutional Banking 19,418,006 6,091,930 Corporate and Institutional BankingCommercial Banking 6,442,004 137,840 Commercial BankingRetail Banking 3,067,208 - Retail BankingTotal 28,927,218 6,229,770 Total
The provision of this loan is carried out by the lender that operate in the economic sector in 2019 as follows:
:
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
414 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Report
6. Bantuan Kemanusiaan Lainnya dan Bantuan
Bencana Alam
Melalui kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk program pemulihan pasca bencana alam di Sulawesi Tengah, telah dilakukan beberapa kegiatan di tahun 2019 di antaranya: memberikan dukungan psikososial bagi 1.068 penyintas, yang terdiri dari 574 anak-anak, 60 disabilitas, 281 dewasa, 9 orang lansia, 41 remaja dan 159 kelompok relawan. Selain juga dalam kerja sama tersebut, akan dibangun kembali 3 kelas di salah satu sekolah yang berada di wilayah Palu-Sulawesi Tengah. Dimana pembangunan akan baru selesai di 2020.
Assistance
The Bank cooperated with the Indonesian Red Cross (PMI) to assist in the natural disaster relief program in Central Sulawesi in 2019, which involved the following activities: providing psychosocial support for 1,068 survivors, including 574 children, 60 people with disabilities, 281 adults, 9 seniors, 41 youth and 159 volunteers. In addition, 3 classrooms at the schools located in the Palu-Central Sulawesi were rebuilt.
Kinerja KeberlanjutanSustainable Performance
415
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Laporan Keuangan Gabungan
Combined Financial Statements
416 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
ISIHAL/PAGE CONTENTS
SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN THE MANAGEMENT’S STATEMENT
LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019:
COMBINED FINANCIAL STATEMENTSYEAR ENDED 31 DECEMBER 2019:
LAPORAN POSISI KEUANGANGABUNGAN ---------------------------------------- 1 - 2
COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL ---------------------------------------------- POSITION
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN GABUNGAN ------- 3
COMBINED STATEMENT OF PROFIT OR LOSSAND OTHER COMPREHENSIVE
------------------------------------------------ INCOME
LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN ---------------- 4
COMBINED STATEMENT OF CHANGES IN---------------------- HEAD OFFICE ACCOUNTS
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN ------------- 5 - 6 ---- COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN ---------------------------------------- 7 - 83
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL---------------------------------------- STATEMENTS
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
417
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
418 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Report
419
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
420 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Report
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN31 DESEMBER 2019
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION31 DECEMBER 2019
(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/31 Desember/
December31 Desember/
DecemberNotes 2019 2018
ASET ASSETS
Kas 17 288.934) 231.407) Cash
Giro pada Bank Indonesia 5,17 2.183.353) 2.790.328) Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain 17,29 449.427) 557.605) Current accounts with other banks
Tagihan dari cabang-cabang lain 17,25,29 606.504) 257.989) Due from other branches
Penempatan pada Bank Indonesiadan bank-bank lain 6,17 6.808.247) 4.547.608)
Placements with Bank Indonesiaand other banks
Efek-efek 7,17 12.024.150) 9.783.769) Securities
Aset derivatif 8,17,29 3.706.503) 3.500.110) Derivative assets
Tagihan akseptasi 9,17 2.314.123) 4.501.390) Acceptance receivables
Kredit yang diberikan 10,17,29 28.052.523) 31.807.177) Loans
Tagihan atas pinjaman yang dijamin 11,17 1.587.523) 3.090.531) Receivables under secured borrowings
Pembayaran dimuka 25.283) 49.797) Prepayments
Aset tetap, neto 419.421) 81.596) Fixed assets - net
Aset pajak tangguhan - bersih 13 749.396) 798.892) Deferred tax assets - net
Aset lain-lain - bersih 17,29 2.013.245) 973.491) Other assets - net
Klaim pengembalian pajak 13 538.068) 484.132) Claims for tax refund
JUMLAH ASET 61.766.700) 63.455.822) TOTAL ASSETS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangangabungan.
See Notes to the Combined Financial FF Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
420 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan
Laporan KeuanganFinancial Statement
421
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN (Lanjutan)
31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION(Continued)
31 DECEMBER 2019 9(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/31 Desember/
December31 Desember/
DecemberNotes 2019 2018
LIABILITAS DAN REKENINGKANTOR PUSAT
LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS
LIABILITAS LIABILITIES
Simpanan oleh nasabah bukan bank 12,17,29 32.321.244) 29.922.503) Deposits by non-bank customers
Simpanan oleh bank-bank lain 12,17,29 3.779.211) 2.758.090) Deposits by other banks
Liabilitas derivatif 8,17,29 3.380.250) 3.866.496) Derivative liabilities
Utang akseptasi 9,17,29 2.348.968) 4.506.119) Acceptance payables
Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima ataspinjaman yang dijamin 11,17 1.621.892) 3.096.639)
Obligation to return securities received under secured borrowings
Utang pajak penghasilan 13 42.647) 169.851) Income tax payables
Liabilitas imbalan pasca-kerja 14 12.895) 51.855) Obligation for post-tt employment benefits
Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain 15,29 10.813.251) 13.171.714)
Due to Head Office and otherbranches
Beban masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain 17,29 2.846.897) 1.764.317)
Accrued expenses and otherliabilities
JUMLAH LIABILITAS 57.167.255) 59.307.584) TOTAL LIABILITIES
REKENING KANTOR PUSAT HEAD OFFICE ACCOUNTSPenyertaan Kantor Pusat 18 3.282.163) 3.282.163) Head Office InvestmentPenghasilan komprehensif lain - bersih: Other comprehensive income - net:
Cadangan nilai wajar - bersih 68.290) (104.122) Fair value reserve - netKeuntungan aktuarial - bersih 14.784) 12.307) Actuarial gain - net
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat 1.234.208) 957.890) Unremitted profit to Head Office
JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT 4.599.445) 4.148.238) TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS
JUMLAH LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES ANDREKENING KANTOR PUSAT 61.766.700) 63.455.822) HEAD OFFICE ACCOUNTS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangangabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
422 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILANKOMPREHENSIF LAIN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
COMBINED STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOMEEE
YEAR ENDED 31 DEE ECEMBER 20199(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/Notes 2019 2018
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERATING INCOME AND)DOPERASIONAL EXPENSES
Pendapatan bunga 19,29 3.464.067) 3.628.606) Interest incomeBeban bunga 20,29 (1.293.778) (1.298.834) Interest expenses
Pendapatan bunga bersih 2.170.289) 2.329.772) Net interest income
Pendapatan operasional lainnya Other operating incomePendapatan provisi dan komisi, bersih 21 722.696) 770.526) Fees and commission income, netLaba selisih kurs, bersih 285.157) 562.491) Foreignrr exchange gain, netLaba atas penjualan efek-efek, bersih 287.002) 15.652) Gain on sale of securities, netLaba (rugi) atas instrumen derivatif,
bersih (270.607) 208.163)Gain (loss) on derivative
instruments, netLaba (rugi) belum direalisasi dari
perubahan nilai wajar atas instrumen keuangan, bersih 670.725) (492.837)
Unrealisii ed gain (loss(( )s from changes infair value of financial
instruments, net
Jumlah pendapatan operasional lainnya 1.694.973) 1.063.995) Total other operating income
Kerugian penurunan nilai, bersih 22 (1.108.007) (349.776) Impairment losses, net
Beban operasional lainnya Other operating expensesBeban umum dan administrasi 23,29 (1.390.737) (1.348.555) General and administrative expensesBeban karyawan 24,29 (940.106) (874.519) Personnel expensesxx
Jumlah beban operasional lainnya (2.330.843) (2.223.074) Total other operating expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 426.412) 820.917) INCOME BEFORE TAX BEBAN PAJAK PENGHASILAN 13 (150.094) (284.651) INCOME TAX EXPENSEE ELABA BERSIH 276.318) 536.266) NET INCOME
PENGHASILAN KOMPREHENSIFLAIN
OTHER COMPREHENSIVEINCOME
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Items that will be reclassified to profit or loss
Cadangan nilai wajar: Fair value reserve:Perubahan bersih nilai wajar 324.515) (245.712) Net change in fair value Laba yang direalisasi pada saat
penjualan, bersih (69.090) (570) Profit realisii ed upon disposal, netl
Pajak penghasilan (83.013) 78.754) Income tax172.412) (167.528)
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Items that will not be reclassifiedto profit or loss
Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan pasca-kerja 14 3.670) 1.562)
Remeasurements of obligation forpost-employment benefits
Pajak penghasilan (1.193) (508) Income tax2.477) 1.054)
Penghasilan komprehensif lain, setelahpajak penghasilan 174.889) (166.474)
Other comprehensive income,net of income tax
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 451.207) 369.792) TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
See Notes to the Combined Financii ial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
423
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
COMBINED STATEMENT OF CHANGES INHEAD OFFICE ACCOUNTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Penghasilan komprehensif lain- bersih/Other comprehensive
income - net
PenyertaanKantor Pusat/Head Office
Cadangan nilaiwajar/
Fair value
Keuntunganaktuarial/ Actuarial
Laba yangbelum
dipindahkan keKantor Pusat/
Unremitted
Jumlahrekening
Kantor Pusat/Total
Head Officeinvestment reserve gain profit accounts
Saldo 1 Januari 2018 3.282.163) 59.444) 11.253) 650.183) 4.003.043) Balance as of 1 January 2018Dampak penerapan PSAK 71, bersih -) 3.962) -) (228.559) (224.597) Impact of PSAK 71 implementation, netSaldo 1 Januari 2018 setelah dampak
penerapan PSAK 71 3.282.163) 63.406) 11.253) 421.624) 3.778.446)Balance as of 1 January 2018 after
impact of PSAK 71 implementationLaba bersih tahun berjalan -) -) -) 536.266) 536.266) Net income for the yearPenghasilan komprehensif lain, setelah
pajak:Other comprehensive income,
net of tax:Cadangan nilai wajar (aset keuangan
dengan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain): )
Fair value reserve (financial assets ((with fair value through other
comprehensive income):ePerubahan bersih nilai wajar -) (167.143) -) -) (167.143) Net change in fair valueLaba yang direalisasi pada saat
penjualan, bersih -) (385) -) -) (385) Gain realisii ed upon disposal,ll net
Keuntungan aktuarial liabilitas imbalanpascakerja, bersih -) -) 1.054) -) 1.054)
Actuarial gains of obligationfor post-employmentt
benefits, net
Saldo 31 Desember 2018 3.282.163) (104.122) 12.307) 957.890) 4.148.238) Balance as of 31 December 2018
Saldo 1 Januari 2019 3.282.163) (104.122) 12.307) 957.890) 4.148.238) Balance as of 1 January 2019
Laba bersih tahun berjalan -) -) -) 276.318) 276.318) Net income for the yearPenghasilan komprehensif lain, setelah
pajak:Other comprehensive incomevv ,
net of tax:ttCadangan nilai wajar (aset keuangan
dengan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain):
Fair value reserve (financial assets ((with fair value through other
comprehensive income):ePerubahan bersih nilai wajar -) 219.048) -) -) 219.048) Net change in fair valuevvLaba yang direalisasi pada saat
penjualan, bersih -) (46.636) -) -) (46.636) Gain realisi ed upon disposal, netl
Keuntungan aktuarial liabilitas imbalanpascakerja, bersih -) -) 2.477) -) 2.477)
Actuarial gains of obligation ttfor post-employmentt
benefits, net
Saldo 31 Desember 2019 3.282.163) 68.290) 14.784) 1.234.208) 4.599.445) Balance as of 31 December 2019
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form anintegral part of these combined financial statements.
424 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS GABUNGANTAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWSYEAR ENDED 31 DECEMBER 2019
(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/Notes 2019 2018
ARUS KAKK S DARI AKTIVITAS OPERASI: CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIESLaba bersih 276.318) 536.266) Net income
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum pajak ke kas bersih yangdigunakan untuk aktivitas operasi:
Adjustments to reconcile incomett before taxto net cash used for operating activities:
Penyusutan aset tetap 23 118.464) 40.501) Depreciation of fixed assetsLaba atas penjualan aset tetap (15.652) (392) Gain on sale of fixed assetstt(Laba) rugi belum direalisasi dari
perubahan nilai wajar atas instrumenkeuangan, bersih (670.725) 492.837)
Unrealisii ed (gain) loss from changes infair value of financial instruments, net t
Penambahan cadangan kerugianpenurunan nilai 22 1.108.007) 349.776)
Addition of allowance for impairment losses
Beban imbalan pasca-kerja 14 23.760) 15.572) Post-employment benefit expensesRugi (laba) selisih kurs, bersih 93.796) (253.165) Foreignrr exchange loss (gai(( nii )n , netPendapatan bunga 19 (3.464.067) (3.628.606) Interest incomeBeban bunga 20 1.293.778) 1.298.834) Interest expenseBeban pajak 13 150.094) 284.651) Income tax expensePerubahan pada aset dan liabilitas: Changes in assets and liabilities:ll
Tagihan dari cabang-cabang lain (363.845) 138.192) Due from other branchesEfek-efek 1.148.541) (99.520) SecuritiesAset derivatif 426.750) (2.555.344) Derivative assetsKredit yang diberikan 2.195.985) (5.031.833) Loans
Tagihan atas pinjaman yang dijamin 1.494.154) 3.346.233)Receivables under secured
borrowingsPembayaran dimuka 24.514) 24.530) PrepaymentsAset lain-lain (1.162.011) 375.005) Other assets
Simpanan oleh nasabah bukan bank 2.843.282) (472.870)Deposits by non-bank
customers Simpanan oleh bank-bank lain 1.031.632) 703.390) Deposits by other banksLiabilitas derivatif (404.077) 2.408.613) Derivative liabilitiesLiabilitas untuk mengembalikan surat-
surat berharga yang diterima ataspinjaman yang dijamin (1.474.747) (3.350.969))
Obligation to return securitiesreceived under secured
borrowingsUtang kepada Kantor Pusat dan cabang-
cabang lain (2.038.073) (914.580)Due to Head Office and other tt
branches Beban masih harus dibayar dan liabilitas
lain-lain 995.775) (87.615)) Accrued expenses and other liabilities
Pembayaran bunga (1.318.292) (1.322.287) Payments of interestPenerimaan bunga 3.440.759) 3.665.116) Receiptstt of interest Pembayaran imbalan pasca-kerja 14 (59.050) (11.358) Payments of post-tt employment benefitsPembayaran pajak penghasilan (376.396) (235.965) Payments of income taxPenerimaan klaim pengembalian pajak 13 10.453) 34.377) Receipt of claims for tax refund
Kas bersih yang diperoleh dari(digunakan untuk) aktivitas operasi 5.329.127) (4.250.611)
Net cash provided by (used for(( )rroperating activities
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangangabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which forman integral part of these combined financial statements.
425
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN(Lanjutan)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWS (Continued)
YEAR ENDED 31 DECEMBER EE 2019 9(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/Notes 2019 2018
ARUS KAS DARI AKTIVITAS KK INVESTASI: CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES:TTPerolehan aset tetap (246.920) (20.599) Acquisition of ftt ixed assetsffPenerimaan dari penjualan aset tetap 353) 661) Proceeds from sale of fixeddd assetsPenerimaan dari penjualan efek-efek dan
efek-efek yang jatuh tempo 4.023.131) 8.710.561)Proceeds from sale of securities and
securities maturedPembelian efek-efek untuk investasi (7.256.244) (5.462.436) Purchase of investment securitrr iestt
Kas bersih yang (digunakan untuk)diperoleh dari aktivitas investasi (3.479.680) 3.228.187)
Net cash (used for) provided byinvesting activities
ARUS KAS DARI AKTIVITASKK PENDANAAN: CASH FLOWS FROM FINANCINGFF ACTIVITIES:
Pembayaran atas pokok dari liabilitas sewa (41.387) -)Payments for principal portion of lease
liabilities
Efek perubahan kurs terhadap kas dansetara kas (205.047) 255.783)
Effect of exchange rate changes on cashand cash equivalents.
Penambahan (penurunan) bersih kas dansetara kas 1.603.013) (766.641)
Net increase (decrease(( )e in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas, awal tahun 8.126.948) 8.893.589)Cash and cash equivalents, beginning of
yeary .rrKas dan setara kas, akhir tahun 9.729.961) 8.126.948) Cash and cash equivalents, end of year
Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:Kas 288.934) 231.407) CashGiro pada Bank Indonesia 5 2.183.353) 2.790.328) Current accounts with Bank IndonesiaGiro pada bank-bank lain 449.427) 557.605) Current accounts with other banksPenempatan pada Bank Indonesia dan bank-
bank lain - jatuh tempo dalam waktu 3(tiga) bulan sejak tanggal perolehan 6 6.808.247) 4.547.608)
Placements with Bank Indonesia andother banks - mature within 3 (three)
months from the date of acquisition9.729.961) ) 8.126.948)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangangabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which forman integral part of these combined financial statements.tt
426 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
1. UMUM 1. GENERAL
a. Standard Chartered Bank Indonesia ("Bank") merupakan kantor cabang Standard CharteredBank, UK yang berkantor pusat di London,berdomisili di Menara Standard Chartered, Jl. Prof.DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. Pada tanggal1 Oktober 1968, Bank memperoleh izin melakukanusaha bank umum dari Menteri Keuangan melaluiSurat Keputusan No. D.15.6.5.19.
a. Standard Chartered Bank Indonesia (“the Bank”),an unincorporated component of Standard Chartered Bank, UK with head office in London, isdomiciled at Menara Standard Chartered, Jl. Prof.DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. On 1 October 1968, the Bank received its business license as acommercial bank through the Decree of Minister of Finance No. D.15.6.5.19.
Kantor pusat Bank adalah Standard Chartered PLC,yang memiliki banyak anak perusahaan dan cabangdi seluruh dunia. Operasi Bank dilakukan di kantorcabang utama di Jakarta dan kantor-kantor cabangpembantu di Surabaya, Bandung, Medan,Semarang, dan Makassar.
The Bank is ultimately part of Standard Chartered PLC, which has subsidiaries and branches throughout the world. The Bank's operations are conducted through the Jakarta main branch and its sub-branches in Surabaya, Bandung, Medan,Semarang, and Makassar.
Bank mengoperasikan tiga segmen nasabah yaituCorporate and Institutional Banking tt (CIB),Commercial Banking (CB) dan Retail Banking (RB).
The Bank operates three customer segment TTgroups of Corporate and Institutional Banking tt(CIB), Commercial Banking (CB) and Retail BBanking (RB).
b. Chief Executive Officer Bank pada tanggal31 Desember 2019 adalah Andrew Chia, sedangkanpada tanggal 31 Desember 2018 adalah RinoDonosepoetro.
b. The Bank’s TT Chief Executive Officer was Andrew Chia as of 31 December 2019 and RinoDonosepoetro as of 31 December 2018.
c. Jumlah karyawan tetap Bank pada akhir tahun 2019dan 2018 masing-masing 1.389 dan 1.510 orang.
c. The Bank employed 1,389 and 1,510 permanent employees at year end 2019 and 2018,respectively.
d. Laporan keuangan gabungan disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 27 Maret2020.
d. The combined financial statements wereauthorised for issue by the management on27 March 2020.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan olehBank pada laporan keuangan gabungan adalah sama dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Bankpada laporan keuangan gabungan tahun 2018, kecuali atas pengakuan dan pengukuran kontrak sewa yangditentukan berdasarkan Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan (PSAK) 73. Sebagaimana dijelaskan padaCatatan 2t, Bank telah melakukan penerapan awal atas PSAK 73 pada tanggal penerapan awal 1 Januari 2019.
The accounting policies applied by the Bank in the combined financial statements are the same as those applied by the Bank in the 2018 combined financial statements, except that the recognition and measurement of lease contracts are accounted for under Statement of Financial Accounting Standard (PSAK(( )KK 73. As explained in Note 2t, the Bank has early adopted PSAK 73 on the initial application date of 1 January 2019.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang signifikan yangditerapkan dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini adalah sebagai berikut:
The significant accounting policies applied in thepreparation of these combined financial statements areas follows:
a. Pernyataan kepatuhan a. Statement of compliance
Laporan keuangan gabungan Bank disusun dandisajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia.
The Bank’s combined financial statements wereprepared and presented in accordance withIndonesian Financial Accounting Standardsd (SAK)issued by the Standards Board of IndonesianInstitute of Accountants.
427
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
b. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan b. Basis for preparation of combined financial statements
Laporan keuangan Bank merupakan gabungan dari akun-akun kantor cabang utama dan seluruh kantor cabang pembantu. Saldo antar cabang telahdieliminasi.
The Bank's financial statements are combined from the accounts of the main office and all thesub-branches. Inter-rr branch balances have beeneliminated.
Laporan keuangan gabungan disusun dengan basisakrual menggunakan konsep nilai historis, kecualistandar akuntansi mengharuskan pengukurandengan nilai wajar.
The combined financial statements are prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except where the accounting standardsrequire fair value measurement.
Laporan keuangan gabungan disajikan dalam matauang Rupiah yang merupakan mata uang fungsionalBank. Seluruh angka dalam laporan keuangangabungan ini dibulatkan menjadi jutaan Rupiah terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.
The combined financial statements are presented in Rupiah, which is the Bank’s functional currency.Figures in these combined financial statements arerounded to and stated in nearest millions of Rupiah, unless otherwise specified.
Laporan arus kas gabungan menyajikan perubahandalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kasgabungan disusun dengan metode tidak langsung. Untuk tujuan laporan arus kas gabungan, kas dansetara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang jatuh tempodalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan,sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan ataspinjaman yang diterima.
The combined statement of cash flows presentsttthe changes in cash and cash equivalents fromoperating, investing and financing activities. Thecombined statement of cash flows is prepared using the indirect method. For the purpose of thecombined statement of cash flows, cash and cashequivalents consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, and placements with Bank Indonesia and other banks that mature within three months fromthe date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings.
c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uangasing
c. Foreign currency transactions and balances ctranslation
Transaksi-transaksi dalam mata uang asingdijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing at the transactiondate.
Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitasmoneter dalam mata uang asing dijabarkan dalamRupiah dengan kurs tengah Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan pukul 16:00 WIB.
Year-rr end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreigncurrencies are translated into Rupiah using theReuters middle rates on statement of financial rrposition date at 16:00 WIB.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan daripenjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi.
The exchange gains and losses arising fromtransactions in foreign currencies and from thetranslation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in profit or loss.
428 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uangasing (Lanjutan)
c. Foreign currency transactions and balancesctranslation (Continued)
Keuntungan atau kerugian kurs mata uang asingatas aset dan liabilitas moneter merupakan selisihantara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bungaefektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uangasing, yang dijabarkan ke dalam Rupiah denganmenggunakan kurs pada tanggal pelaporan.
The foreign currency gain or loss on monetary assets and liabilities is the difference between amortisi ed cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortised cost measured tin foreign currency, asyy translated into Rupiah at theexchange rate at the reporting date.
Kurs mata uang asing utama pada tanggal31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut(dalam Rupiah penuh):
The major rates of exchange used as of 31 December 2019 and 2018 were as follows (in full amount of Rupiah):
2019 2018Jenis mata uang asing Foreign currencies
USD 1 13.882,50 14.380,00 USD 1AUD 1 9.725,39 10.162,35 AUD 1SGD 1 10.314,60 10.554,91 SGD 1HKD 1 1.782,75 1.836,28 HKD 1GBP 1 18.238,14 18.311,50 GBP 1JPY 100 12.781,00 13.062,00 JPY 100EUR 1 15.570,61 16.440,66 EUR 1
d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi d. TransactionTT s with related parties
Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak-pihak berelasi digunakan sesuai dengan PernyataanStandar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7mengenai “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”.
In these combined financial statements, the term related parties are used as defined in the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK(( ) No.KK 7 regarding “Related Party Disclosures”.
e. Pendapatan dan beban bunga e. Interest income and expenses
Pendapatan bunga atas aset keuangan baik yang diukur dengan nilai wajar melalui penghasilankomprehensif lain atau biaya perolehan diamortisasi,dan beban bunga atas seluruh liabilitas keuangan yangdiukur dengan biaya perolehan diamortisasi, diakui pada laba rugi berdasarkan suku bunga efektif.
Interest income for financial assets held at either fair value through other comprehensive income or amortised cost, and interest expense on all financial liabilities held at amortised cost are recognised inprofit or loss using the effective interest method.
Pendapatan dan beban bunga atas aset keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi diakuisebagai bagian pendapatan bunga bersih.
Interest income and expense on financial instruments held at fair value through profit or loss are recognised as part of net interest income.
429
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
e. Pendapatan dan beban bunga (Lanjutan) e. Interest income and expenses (Continued)
Metode suku bunga efektif adalah metode dalammenghitung biaya perolehan diamortisasi atas aset atau liabilitas keuangan dan alokasi atas pendapatan atau beban bunga pada periode yang relevan. Sukubunga efektif adalah tingkat bunga yangmendiskontokan estimasi pembayaran ataupenerimaan kas masa depan sepanjang umur yangdiekspektasi atas instrumen keuangan, atau periode yang lebih pendek, atas nilai tercatat bruto dari aset keuangan (ketika aset tidak mengalami penurunan nilai) atau pada biaya perolehan diamortisasi untukliabilitas keuangan. Saat menghitung suku bunga efektif, Bank melakukan estimasi arus kas denganmempertimbangkan seluruh perjanjian kontraktualkk atasinstrumen keuangan (antara lain opsi pelunasandipercepat) tapi tidak mempertimbangkan kerugiankredit masa depan. Perhitungan ini termasuk seluruh provisi yang dibayar atau diterima atas kontrak yangmerupakan bagian kesatuan dengan suku bungaefektif, biaya transaksi dan seluruh premium atau diskonto.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period.The effective interest rate is the rate that discounts estimated future cash payments or receipts throughthe expected life of the financial instrument or, whenappropriate, a shorter period, to the gross carrying amount of the financial asset (when the asset is not credit impaired) or to the amortised cost of thefinancial liability. When calculating the effectiveinterest rate, the Bank estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument (for example prepayment options) but does not consider future credit losses. This calculation includes all fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costrr sttand all other premiums or discounts.
Saat estimasi arus kas telah direvisi, nilai tercatat atas aset atau liabilitas keuangan disesuaikan untuk merefleksikan arus kas yang aktual dan direvisi,didiskontokan pada suku bunga efektif original.Penyesuaian ini diakui sebagai pendapatan atau beban bunga pada periode dilakukannya revisi.
Where the estimates of cash flows have beenrevised, the carrying amount of the financial asset or liability is adjusted to reflect the actual and revised icash flows, discounted at the instruments original effective interest rate. The adjustment is recognised as interest income or expense in the period in whichthe revision is made.
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain atau biaya diamortisasi yang mengalami penurunannilai setelah pengakuan awal (Stage 3) diakuiberdasarkan suku bunga efektif kredit yang disesuaikan. Tingkat bunga ini dihitung dengan cara yang sama dalam perhitungan suku bunga efektif kecuali bahwa cadangan kerugian kredit ekspektasiandimasukkan dalam arus kas ekspektasian. Oleh karenanya, pendapatan bunga diakui atas aset keuangan dalam klasifikasi biaya perolehan diamortisasi termasuk kerugian kredit ekspektasian. Dalam kondisi risiko kredit atas aset keuangan Stage 3mengalami perbaikan sehingga aset keuangan tidak lagi dipertimbangkan mengalami penurunan nilai, pengakuan pendapatan bunga dihitung berdasarkan nilai tercatat bruto aset keuangan.
Interest income for financial assets that are either held at fair value through other comprehensiveincome or amortised cost that have become credit impaired subsequent to initial recognition (Stage 3)is recognised using the credit adjusted effective interest rate. This rate is calculated in the samemanner as the effective interest rate except that expected credit losses are included in the expected cash flows. Interest income is therefore recognised on the amortised cost of the financial asset including expected credit losses. Should the credit risk on a Stage 3 financial asset improve such that the financial asset is no longer considered credit impaired, interest income recognition reverts to acomputation based on the rehabilitated gross dcarrying value of the financial asset.
f. Provisi dan komisi f. Fees and commissions
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang signifikan dan merupakan bagian integral dari sukubunga efektif atas aset keuangan atau liabilitas keuangan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif.
Significant fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are amortised onan effective interest method.
430 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
f. Provisi dan komisi (Lanjutan) f. ff Fees and commissions (Continued)Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasukprovisi yang terkait kegiatan ekspor impor, provisiatas manajemen kas, dan provisi atas jasa diakuipada saat jasa diberikan. Dalam hal tanggalmaupun jumlah pencairan kredit atas komitmenkredit tidak dapat ditentukan, pendapatan provisidari komitmen kredit tersebut diakui denganmetode garis lurus selama jangka waktu komitmenkredit.
Other commission and commitment fees, including export import related fees, cash management fees,and service fees are recognised as the related services are performed. When drawdown dates or amounts of loan commitment are not readily determinable, loan commitment fees are recognised on a straight-tt line -basis over the loan commitment period.
Beban provisi dan komisi lainnya sebagian besar berhubungan dengan imbalan transaksi dan jasa,yang diakui sebagai beban pada saat jasa tersebutditerima.
Other fee and commission expenses relate mainly to transaction and service fees, which are expensed as the services are received.
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan g. Financial assets and financial liabilities Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro padaBank Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan dari cabang-cabang lain, penempatan pada BankIndonesia dan bank-bank lain, efek-efek, aset derivatif, tagihan akseptasi, kredit yang diberikan,tagihan atas pinjaman yang dijamin dan tagihanlainnya (yang disajikan sebagai bagian dari asetlain-lain).
The Bank’s financial assets consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, due from other branches, placements withBank Indonesia and other banks, securities, derivative assets, acceptance receivables, loans, receivables under secured borrowingsrr and other receivables (which are presented as part of other assets).
Liabilitas keuangan Bank terdiri dari simpanan olehnasabah bukan bank, simpanan oleh bank-banklain, liabilitas derivatif, utang akseptasi, liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yangditerima atas pinjaman yang dijamin, utang kepadaKantor Pusat dan cabang-cabang lain, bebanmasih harus dibayar dan liabilitas lain-lain.
The Bank’s financial liabilities consist of deposits by non-bank customers, deposits by other banks,derivative liabilities, acceptance payables, obligation to return securities received under secured borrowings, due to Head office and other branches, accrued expenses and other liabilities.
g.1. Klasifikasi g.1. Classification
Aset keuangan Financial assets
Terdapat tiga klasifikasi pengukuran aset keuangan: biaya perolehan diamortisasi,diukur pada nilai wajar melalui laba rugi(FVTPL), dan diukur pada nilai wajar melaluipenghasilan komprehensif lain (FVOCI).
There are three measurement classifications for financial assets: amortised cost, fair value through profit or loss (FVTPL) and fair valuethrough other comprehensive income(FVOCI).
Aset keuangan diklasifikasikan menjadikategori tersebut di atas berdasarkan model bisnis dimana aset keuangan tersebutdimiliki, dan karakteristik arus kaskontraktualnya. Model bisnis merefleksikanbagaimana kelompok aset keuangandikelola untuk mencapai tujuan bisnistertentu.
Financial assets are classified into thesecategories based on the business model within which they are held, and their contractual cash flow characteristics. Thebusiness model reflects how groups of financial assets are managed to achieve aparticular business objective.
431
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan(Lanjutan)
g. Financial assets and financial liabilities(Continued)
g.1. Klasifikasi (Lanjutan) g.1. Classification (Continued)
Aset keuangan (Lanjutan) Financial assets (C(( ontinued)Aset keuangan hanya dapat dikategorikansebagai biaya perolehan diamortisasi jikainstrumen dimiliki dalam rangka mendapatkanarus kas kontraktual (“hold to collect”), dandimana arus kas kontraktual tersebut sematadari pembayaran pokok dan bunga (SPPI).Pokok merupakan nilai wajar dari instrumenpada saat pengakuan awal. Bunga dalam halini merupakan kompensasi untuk nilai waktuuang dan risiko kredit terkait beserta kompensasi untuk risiko lain dan biaya yangkonsisten dengan persyaratan dalampeminjaman standar dan marjin laba. Kategoriaset ini membutuhkan penilaian persyaratan kontraktual pada saat pengakuan awal untukmenentukan apakah kontrak mengandungpersyaratan yang dapat mengubah waktu ataujumlah dari arus kas yang tidak konsistendengan persyaratan SPPI.
Financial assets can only be held at amortised cost if the instruments are held in order to collect the contractual cash flows (“hold to collect”), and where those contractual cashflows are solely payments of principal and interest (SPPI). Principal represents the fair value of the instrument at the time of initial recognition. Interest in this context represents compensation for the time value of money and associated credit risks together withcompensation for other risks and costs consistent with a basic lending arrangement and a profit margin. This requires an assessment at initial recognition of the contractual terms to determine whether it contains a term that could change the timing or amount of cash flows in a way that is inconsistent with the SPPI criteria.
Dalam menilai apakah arus kas kontraktualmemiliki karakteristik SPPI, Bankmempertimbangkan persyaratan kontraktualatas instrumen tersebut. Hal ini termasukdalam hal menilai apakah aset keuanganmengandung ketentuan kontraktual yangdapat mengubah waktu atau jumlah arus kaskontraktual sehingga tidak dapat memenuhikondisi SPPI. Dalam melakukan penilaian,Bank mempertimbangkan:
In assessing whether the contractual cash flows have SPPI characteristics, the Bank considers the contractual terms of theinstrument. This includes assessing whether the financial asset contains a contractual termthat could change the timing or amount of contractual cash flows such that it would not meet this condition. In making theassessment, the Bank considers:
Kejadian kontinjensi yang akan mengubah jumlah dan waktu arus kas;
Contingent events that would change theamount and timing of cash flows;
Fitur leverage; dan Leverage features; and Persyaratan pelunasan dipercepat atauperpanjangan fasilitas.
Prepayment and extension terms.
Aset dapat dijual dari portofolio hold to collectketika terdapat peningkatan risiko kredit.Penghentian untuk alasan lain diperbolehkannamun jumlah penjualan tersebut harus tidak signifikan jumlahnya atau tidak sering.
Assets may be sold out of hold to collect portfolios where there is an increase in credit risk. Disposals for other reasons are permitted but such sales should be insignificant in valueor infrequent in nature.
Aset keuangan berupa instrumen utangdimana tujuan model bisnis dicapai denganmendapatkan arus kas kontraktual dan menjualaset (“hold to collect and sell”) dan memiliki arus kas SPPI, diklasifikasikan sebagai FVOCI,dengan laba rugi yang belum direalisasiditangguhkan di pendapatan komprehensif lainsampai aset tersebut dihentikan.
Financial asset debt instruments where the business model objectives are achieved by collecting the contractual cash flows and by selling the assets (“hold to collect and sell”)and that have SPPI cash flows are held at FVOCI, with unrealisi ed gains or losses deferred in other comprehensive income until the asset is derecognised.
432 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan(Lanjutan)
g. Financial assets and financial liabilities(Continued)
g.1. Klasifikasi (Lanjutan) g.1. Classification (Continued)
Aset keuangan (Lanjutan) Financial assets (C(( ontinued)
Seluruh aset keuangan lainnya akanditetapkan untuk diklasifikasikan sebagaiFVTPL. Aset keuangan dapat ditetapkan sebagai FVTPL hanya jika ini dapatmengeliminasi atau mengurangi accounting mismatch.
All other financial assets will mandatorily beheld at FVTPL. Financial assets may be designated at FVTPL only if doing soeliminates or reduces an accounting mismatch.
Liabilitas Keuangan Financial Liabilities
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalamkategori berikut pada saat pengakuan awal:
Financial liabilities are classified into the following categories on initial recognition:
i. Liabilitas keuangan yang diukur nilai wajar melalui laba rugi baik yang ditetapkanuntuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau ditetapkan pada nilai wajar padasaat pengakuan awal; dan
i. Financial liabilities held at fair valuethrough profit or loss are either mandatorily classified fair value through profit or loss or irrevocably designated at fair valuethrough profit or loss at initial recognition;and
ii. Liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, akandiklasifikasikan sebagai liabilitas denganbiaya perolehan diamortisasi.
ii. Financial liabilities that are not classified as financial liabilities held at fair value throughprofit or loss are classified as financial liabilities held at amortised cost.
g.2. Pengakuan g.2. Recognition
Kredit yang diberikan serta simpanan diakuipada tanggal perolehan.
Loans and deposits are recognised on the dateof origination.
Pembelian dan penjualan aset keuangan yanglazim (regular) diakui pada tanggalrrperdagangan dimana Bank memiliki komitmenuntuk membeli atau menjual aset tersebut.
Regular way purchases and sales of financial assets are recognised on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell those assets.
Semua aset dan liabilitas keuangan lainnyadiakui pada tanggal perdagangan dimana Bankmenjadi suatu pihak dalam ketentuankontraktual instrumen tersebut.
All other financial assets and liabilities arerecognised on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument.
Pada saat pengakuan awal, aset keuanganatau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarditambah (untuk instrumen keuangan yangtidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugisetelah pengakuan awal) biaya transaksi yangdapat diatribusikan secara langsung atasperolehan aset keuangan atau penerbitanliabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangandan liabilitas keuangan setelah pengakuanawal bergantung pada klasifikasi asetkeuangan dan liabilitas keuangan tersebut.
A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for a financial instrument not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs ffthat are directly attributable to the acquisition of financial assets or issuance of financial liability.The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
433
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities (Continued)
g.2. Pengakuan (Lanjutan) g.2. Recognition (Continued)
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biayayang dapat diatribusikan secara langsunguntuk perolehan suatu aset keuangan ataupenerbitan suatu liabilitas keuangan danmerupakan biaya tambahan yang tidak akanterjadi apabila instrumen keuangan tersebuttidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk asetkeuangan, biaya transaksi ditambahkan padajumlah yang diakui pada awal pengakuan aset,sedangkan untuk liabilitas keuangan,biaya transaksi dikurangkan dari jumlahutang yang diakui pada awal pengakuanliabilitas.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issuance of a financial liability and are incremental costs that would not havebeen incurred if the instrument had not beenacquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognised initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted fromthe amount of debt initially recognised.
Biaya transaksi tersebut diamortisasi selamaumur instrumen berdasarkan metode sukubunga efektif dan dicatat sebagai bagian daripendapatan bunga untuk biaya transaksisehubungan dengan aset keuangan atausebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
Such transaction costs are amortised over theterms of the instruments based on the effectiveinterest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related tofinancial assets or interest expense for transaction costs related to financial liabilities.
g.3. Saling hapus g.3.Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikandalam laporan posisi keuangan gabungan jikaBank memiliki hak yang dapat dipaksakansecara hukum untuk melakukan saling hapusatas jumlah yang telah diakui tersebut danberniat untuk menyelesaikan secara neto atau ketika aset direalisasi dan liabilitasdiselesaikan secara simultan.
Financial assets and financial liabilities arettoffset and the net amount is presented in thecombined statement of financial position whenthe Bank has a legally enforceablell right to set off the amounts and intends to settle on a net basis, or when the asset is realised and theliability is settled simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalamjumlah neto hanya jika diperkenankan olehstandar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
g.4. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi g.4.Amortisii ed cost measurement
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalahjumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal,dikurangi pembayaran pokok, ditambah ataudikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif,yang dihitung dari selisih antara nilai awal dannilai jatuh temponya, dan untuk asetkeuangan, disesuaikan dengan cadangan kerugian kredit ekspektasian.
The amortised cost of a financial asset or financial liability is the amount at which thefinancial asset or financial liability is measured at initial recognition, minus principal repayments,plus or minus the cumulative amortisation using the effective interest method, of any difference between the initial amount recognised l and the maturity amount, and for financial assets,adjusted for any expected credit loss allowance.
434 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities (Continued)
g.5. Pengukuran nilai wajar g.5. Fair value measurement
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akandibayar untuk mengalihkan suatu liabilitasdalam transaksi teratur antara pelaku pasarpada tanggal pengukuran di pasar utama atau,jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan dimana Bank memiliki akses pada tanggal tersebut. Nilai wajar liabilitas mencerminkan risiko wanprestasinya.
Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability inan orderly transaction between market participants at the measurement date in the principal market or, in its absence, the most advantageous market to which the Bank has access at that date. The fair value of a liability reflects its non-performance risk.-
Pada umumnya, nilai wajar instrumen keuangan diukur secara individual.
The fair value of financial instruments is generally measured on the basis of theindividual financial instrument.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakanharga kuotasian di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika transaksi atas aset dan liabilitas terjadi denganfrekuensi dan volume yang memadai untuk menyediakan informasi penentuan hargasecara berkelanjutan.
When available, the Bank measures the fair value of a financial instrument using the quoted price in an active market for that instrument. A market is regarded as active if transactions for the asset or liability take place with sufficient frequency and volume to provide pricing information on an ongoing basis.
Jika harga kuotasian tidak tersedia di pasar aktif, Bank menggunakan teknik penilaiandengan memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi dan relevan danmeminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Teknik penilaian yang dipilihmenggabungkan semua faktor yangdiperhitungkan oleh pelaku pasar dalampenentuan harga transaksi.
If there is no quoted price in an active market, then the Bank uses valuation techniques that maximise the use of relevant observableinputs and minimise the use of unobservable inputs. The chosen valuation technique incorporates all of the factors that market participants would take into account in pricing rra transaction.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumenkeuangan pada saat pengakuan awal adalahharga transaksi, yaitu nilai wajar daripembayaran yang diberikan atau diterima. Jika Bank menetapkan bahwa nilai wajar padapengakuan awal berbeda dengan hargatransaksi dan nilai wajar tidak dapat dibuktikandengan harga kuotasian di pasar aktif untukaset atau liabilitas yang identik atauberdasarkan teknik penilaian yang hanya menggunakan data dari pasar yang dapatdiobservasi, maka nilai wajar instrumenkeuangan pada saat pengakuan awaldisesuaikan untuk menangguhkan perbedaanantara nilai wajar pada saat pengakuan awal dan harga transaksi. Setelah pengakuan awal,perbedaan tersebut diakui dalam laba rugiberdasarkan umur dari instrumen tersebutnamun tidak lebih lambat dari saat penilaiantersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksiditutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is normally the transaction price, i.e., the fair rrvalue of the consideration given or received. If the Bank determines that the fair value at initial recognition differs from the transaction price and the fair value is evidenced neither by a quoted price in an active market for an identical asset or liability nor based on a valuation technique that uses only data from observable markets, then the financial instrument is initially measured at fair value, adjusted to defer the difference between the fair value at initial recognition and the iitransaction price. Subsequently, that difference is recognised in profit or loss on an appropriate basis over the life of the instrument but no later than when the valuation is wholly supported by observable market data or the transaction is closed out.
435
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
g. Financial assets and financial liabilities(Continued)
g.5. Pengukuran nilai wajar (Lanjutan) g.5. Fair value measurement (Continued)
Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilaiwajar memiliki harga penawaran dan hargapermintaan, maka Bank mengukur aset dan posisi long berdasarkan g harga penawaran danmengukur liabilitas dan posisi shortberdasarkan harga permintaan.
If an asset or a liability measured at fair valuehas a bid price and an ask price, then the Bank measures assets and long positions at a bid price and liabilities and short positions at an ask price.
Kelompok aset keuangan dan liabilitaskeuangan yang diukur pada nilai wajar, yangterekspos risiko pasar dan risiko kredit yangdikelola oleh Bank berdasarkan eksposur netonya baik terhadap risiko pasar ataupunrisiko kredit, diukur berdasarkan harga yangakan diterima untuk menjual posisi net long(atau dibayar untuk mengalihkan posisi net short) untuk eksposur risiko tertentu.Penyesuaian pada level kelompok tersebutdialokasikan pada aset dan liabilitas individualberdasarkan penyesuaian risiko relatif dari masing-masing instrumen individual di dalam kelompok.
Portfolios of financial assets and financial liabilities measured at fair value, that areexposed to market risk and credit risk that are managed by the Bank on the basis of the net exposure to either market or credit risk, aremeasured on the basis of a price that would bereceived to sell a net long position (or paid totransfer a net short position) for a particular risk exposure. Those portfolio-level adjustments are allocated to the individual assets and liabilities on the basis of the relative risk adjustment of each of the individual instruments in the portfolio.
g.6. Modifikasi instrumen keuangan g.6. Modification of financial instruments
Aset dan liabilitas keuangan modifikasianadalah instrumen dimana kontraktual awal telah mengalami perubahan. Modifikasi ini termasuk antara lain perubahan atas jangka waktu, aruskas dan atau tingkat bunga.
Modified financial assets and financial liabilities are whose original contractual terms havebeen modified. Modifications may includechanges to the tenor, cash flows and or interest rates among other factors.
Saat aset keuangan telah dimodifikasi,ketentuan yang dimodifikasi dinilai atas basiskualitatif dan kuantitatif untuk menentukanapakah perubahan fundamental atas sifat dari instrumen telah terjadi, dan apakah penghentian pengakuan atas instrumen yang ada danpengakuan instrumen baru tepat dilakukan.
Where financial assets have been modified,the modified terms are assessed on aqualitative and quantitative basis to determinewhether a fundamental change in the nature of the instrument has occurred, such as whether the derecognition of the pre-existing instrument and the recognition of a new instrument is appropriate.
Saat penghentian pengakuan aset keuangantepat dilakukan, nilai sisa aset yang baru akandinilai untuk menentukan apakah aset tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset keuanganyang dibeli atau yang berasal dari asetkeuangan memburuk atau purchased or originated credit-impaired assets (POCI). Jikapenghentian pengakuan tidak tepat dilakukan,nilai bruto nilai tercatat instrumen yang terkait dihitung ulang sebagai nilai kini dari hasilrenegosiasi atau modifikasi atas arus kaskontraktual yang didiskonto pada tingkat sukubunga efektif awal (atau tingkat suku bungaefektif yang disesuaikan untuk aset keuanganPOCI).
Where derecognition of financial assets is appropriate, the newly recognised residual assets are assessed to determine whether the assets should be classified as purchased or originated credit-impaired assets (POCI).Where derecognition is not appropriate, the gross carrying amount of the applicableinstruments is recalculated as the present value of the renegotiated or modified contractual cash flows discounted at theoriginal effective interest rate (or credit adjusted effective interest rate for POCI financial assets).
436 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
g. Financial assets and financial liabilities (Continued)
g.6. Modifikasi instrumen keuangan (Lanjutan) g.6. Modification of financial instruments(Continued)
Perbedaan antara nilai hasil perhitungan ulang dan nilai sebelum modifikasi atas nilai tercatatbruto dari instrumen dicatat sebagaikeuntungan atau kerugian modifikasian padalaba rugi. Keuntungan dan kerugian darimodifikasian karena alasan kredit dicatat sebagai bagian dari kerugian penurunan nilai.Keuntungan dan kerugian dari modifikasianyang bukan karena alasan kredit diakui sebagai bagian dari kerugian penurunan nilaiatau pendapatan bergantung pada apakahterdapat perubahan risiko kredit atas aset keuangan setelah modifikasian. Keuntungandan kerugian dari modifikasian liabilitaskeuangan dicatat sebagai pendapatan ataubeban yang dicatat dalam laporan laba rugi.
The difference between the recalculated values and the pre-modified gross carrying values of the instruments are recorded as a modificationgain or loss in the profit or loss. Gains and losses arising from modifications for credit reasons are recorded as part of ‘credit impairment’. Modification gains and losses iiarising for non-credit reasons are recognised either as part of “credit impairment” or within iiincome depending on whether there has been achange in the credit risk on the financial asset subsequent to the modification. Modification gains and losses arising on financial liabilities are recognised as income or expense being recognised in profit or loss.
g.7. Penghentian pengakuan g.7. Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir,atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
The Bank derecognisi es a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognised as a separate asset or liability.
Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkatkeberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In transactions in which the Bank neither retainnor transfer substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognisii es the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognised separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues torecognisii e the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
437
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
g. Financial assets and financial liabilities(Continued) ((
g.7. Penghentian pengakuan (Lanjutan) g.7. Derecognition (Continued)
Bank menghapusbukukan aset keuangan dankerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa kemungkinantertagihnya aset keuangan tersebut relatif kecil. Keputusan ini diambil setelahmempertimbangkan informasi sepertikemungkinan tertagihnya piutang dari debitur, telah terjadinya perubahan signifikan padaposisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit tidak lagidapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untukmelunasi seluruh eksposur. Jumlah hari lewat jatuh tempo yang digunakan untuk memicu penghapusan kredit tanpa jaminan dalam portofolio ritel ditentukan berdasarkan pengalaman akun masa lalu yangmenunjukkan ketika suatu akun mencapaijumlah hari lewat jatuh tempo tertentu, makaprobabilitas pengembalian dari akun tersebut mendekati nol.
The Bank writes off a financial asset and any related impairment losses, when the Bank iidetermines that the collectibility of financial assets is relatively remote. This decision is reached after considering information such as recoverability of the amount due fromborrowers, the occurrence of significantchanges in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the rrborrower/issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure.The days past due used to trigger write off of unsecured loans in retail portfolio are broadly driven by past experiences which shows that once an account reaches the certain number of days past due, the probability of recovery is almost zero.
Bank menghentikan pengakuan liabilitaskeuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkanatau kadaluwarsa.
The Bank derecognises a financial liability whenits contractual obligations are discharged or cancelled or expired.
h. Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain h. Current accounts with Bank Indonesia andother banks
Setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakanmetode suku bunga efektif.
Subsequents to initial recognition, current accounts with Bank Indonesia and other banks are measured at amortised cost using the effective interest method.
i. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank- bank lain
i. Placements with Bank Indonesia and other banks
Setelah pengakuan awal, penempatan pada BankIndonesia dan bank-bank lain diukur pada biayaperolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, placements withBank Indonesia and other banks are measured at their amortised cost using thet effective interest method.
j. Efek-efek j.jj Securities
Efek-efek, selain sukuk, pada saat pengakuanawal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.
Securities, other than sukuk, are initially measured at fair value plus transaction costs.
438 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
j. Efek-efek (Lanjutan) j.jj Securities (Continued)
Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diukurpada biaya perolehan diamortisasi denganmenggunakan suku bunga efektif. Sementara efek-efek yang diukur pada FVOCI, setelah pengakuanawal akan diukur pada nilai wajar dimanakeuntungan dan kerugian yang belum direalisasiatas perubahan nilai wajar akan diakui sebagaipenghasilan komprehensif lain dan diakumulasikanpada komponen terpisah pada rekening kantorpusat. Pada saat penghentian pengakuan,akumulasi keuntungan atau kerugian nilai wajar,bersih setelah akumulasi cadangan kerugian kreditekspektasian, ditransfer ke laba rugi. Untuk efek-efek yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajarmelalui laba rugi, setelah pengakuan awal akandiukur pada nilai wajar dimana keuntungan dankerugian yang timbul akibat perubahan nilai wajardicatat dalam pendapatan operasional lainnya.
After initial recognition, securities held atamortised cost is amortised using the effectiveinterest rate. While securities held at FVOCI aresubsequently carried at fair value with allunrealised gains and losses arising from changesin fair value recognised in other comprehensiveincome and accumulated in separate componentof head office accounts. On derecognition, thecumulative fair value gains or losses, net of thecumulative expected credit loss reserve, aretransferred to the profit or loss. For securitiesmandatorily held at FVTPL are subsequentlycarried at fair value with gains or losses arisingfrom the changes in fair value recorded in otheroperating income.
Investasi pada Sukuk Investment in Sukuk
Bank menentukan klasifikasi investasi pada sukuksebagai diukur pada biaya perolehan, diukur padanilai wajar melalui laba rugi atau diukur pada nilaiwajar melalui penghasilan komprehensif lain.
lnvestasi pada sukuk diklasifikasikan sebagaidiukur pada biaya perolehan jika:
Bank determines the classification of investment insukuk as measured at acquisition cost, measured at fair value through profit or loss or measured at fair value through other comprehensive income.
Investment in sukuk is classified as measured at acquisition cost if:
a. lnvestasi tersebut dimiliki dalam suatu modelusaha yang bertujuan utama untuk memperoleharus kas kontraktual; dan
b. Persyaratan kontraktual menentukan tanggaltertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
a. Such investment is held within a businessmodel whose objective is to collect contractualcash flows; and
b. The contractual terms give rise on specifieddates to payments of principals and/or themargin.
lnvestasi pada sukuk diklasifikasi sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika:
Investment in sukuk is classified as measured at fair value through other comprehensive income if:
a. lnvestasi tersebut dimiliki dalam suatu modelusaha yang bertujuan utama untuk memperoleharus kas kontraktual dan melakukan penjualansukuk; dan
b. Persyaratan kontraktual menentukan tanggaltertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
a. Such investment is held within a businessmodel whose objective is achieved by bothcollecting contractual cash flows and selling theSukuk; and
b. The contractual terms of the financial asset give rise on specified dates to payments of principals and/or the margin.
lnvestasi pada sukuk diklasifikasikan sebagaidiukur pad a nilai wajar melalui laba rugi kecuali jikainvestasi tersebut diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan atau diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.
Pada saat pengakuan awal, Bank mencatatinvestasi pada sukuk sebesar biaya perolehanditambah (untuk sukuk yang tidak diukur pada nilaiwajar melalui laba rugi) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehaninvestasi pada sukuk.
Investment in sukuk is classified as measured at fair value through profit or Joss unless they areclassified as measured at acquisition costs or measured at fair value through other comprehensive income.
At initial recognition, the Bank records investment insukuk at acquisition cost plus (for sukuk not subsequently measured at fair value through profit or loss) directly attributable transaction costs.
439
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
j. Efek-efek (Lanjutan) j.jj Securities (Continued)
Investasi pada Sukuk (Lanjutan) Investment in Sukuk (Continued)
Setelah pengakuan awal, untuk investasi padasukuk yang diklasifikasikan sebagai diukur padabiaya perolehan, selisih antara biaya perolehandan nilai nominal diamortisasi secara garis lurusselama jangka waktu sukuk dan diakui dalam labarugi.
Setelah pengakuan awal, investasi pada sukukyang diukur pada nilai wajar melalui penghasilankomprehensif lain dicatat sebesar nilai wajar.Seluruh perubahan nilai wajar diakui padapenghasilan komprehensif lain.
Setelah pengakuan awal, investasi pada sukukyang diukur pada nilai wajar melalui laba rugidicatat sebesar nilai wajar. Seluruh perubahan nilaiwajar diakui pada laba rugi tahun berjalan.
Subsequent to initial recognition, for investment insukuk classified at acquisition cost, the differencebetween acquisition cost and par value is amortized on a straight-line basis over the period of the sukukand recognized in profit or Joss.
Subsequent to initial recognition, investment insukuk measured at fair value through othercomprehensive income is stated at fair value. Allchanges in fair value are recognized in othercomprehensive income.
Subsequent to initial recognition, investment insukuk measured at fair value through profit or lossare stated at fair value. All changes in fair value arerecognized in the current year profit or loss.
k. Instrumen derivatif k. Derivative instruments
Instrumen derivatif diakui sebesar nilai wajarnyapada saat pengakuan awal maupun setelahpengakuan awal. Instrumen derivatif disajikansebagai aset bila nilai wajarnya adalah positif dansebagai liabilitas bila nilai wajarnya negatif.
Derivative instruments are recognised at fair valueat initial recognition and subsequentiimeasurement. Derivative instruments areclassified as assets when the fair value is positiveand as liabilities when the fair value is negative.
Akuntansi untuk perubahan nilai wajar suatuinstrumen derivatif bergantung pada apakahinstrumen derivatif tersebut ditujukan untuk danmemenuhi kriteria sebagai lindung nilai, serta jenishubungan lindung nilai. Untuk instrumen derivatifyang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindungnilai atau tidak ditetapkan untuk tujuan lindung nilai,perubahan nilai wajar atas derivatif diakui dalamlaba rugi.
The accounting for changes in the fair value of aderivative instrument depends on whether it hasbeen designated and qualifies as part of a hedgingrelationship, and further, on the type of hedgingrelationship. For derivative instruments which donot qualify for hedge accounting or which are notdesignated as hedges, changes in fair value of thederivative instruments are recognised in profit orloss.
l. Tagihan dan utang akseptasi l.ll Acceptance receivables and payables
Setelah pengakuan awal, tagihan dan utangakseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasidengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, acceptancereceivables and payables are measured atamortised cost using the effective interest method.
Bank mereklasifikasi tagihan akseptasi yang sudahjatuh tempo dan belum dibayarkan pada tanggalpelaporan menjadi kredit yang diberikan.
The Bank TT reclassifies past-tt due acceptancereceivables which are not yet paid as at reportingtdate into loans.
m. Kredit yang diberikan m. Loans
Setelah pengakuan awal, kredit yang diberikandiukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilaiwajar sesuai dengan klasifikasinya masing-masing(Catatan 2g.1). Biaya perolehan diamortisasi diukurmenggunakan metode suku bunga efektif.Keuntungan atau kerugian atas perubahan nilaiwajar dicatat pada pendapatan operasional lainnya.
Porsi partisipasi risiko yang ditanggung oleh Bankdalam kredit dalam rangka pembiayaanbersama (kredit sindikasi) diukur sebesar biayaperolehan diamortisasi. Sementara itu, sisa porsibest-effort sell-downt diukur pada nilai wajar melaluilaba rugi.
Subsequent to initial recognition, loans aremeasured at amortised cost or fair value dependingon their respective classification (Note 2g.1).Amortised cost is using the effective interestmethod. Gains or losses arising from changes infair value are recorded in other operating income.
The Bank’s determined risk participation in thesyndication loans is measured at amortised cost. Meanwhile, the remaining best-effort sell-downportion of syndicated loans is measured at fair value through profit or loss.
440 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai asetkeuangan
n. Identification and measurement of impairmentof financial assets
Bank terutama menggunakan model yang kompleksyang menggunakan matriks probability of default(PD), loss given default (LGD) dan exposure atdefault (EAD), yang didiskontokan menggunakansuku bunga efektif. Untuk portofolio di Retail Banking yang memiliki nilai lebih kecil dan tidak kompleks,Bank menggunakan model roll rate atau loss rate.
The Bank primarily uses sophisticated models thatutilisii e the probability of default (PD), loss givendefault (LGD) and exposure at default (EAD)metrics, discounted using the effective interest rate.For lower value, less complex portfolios in RetailBanking, the Bank uses roll rate or loss rate models.
a. Probability of Default (PD)Probabilitas yang timbul di suatu waktu dimanadebitur mengalami gagal bayar, dikalibrasikansampai dengan periode 12 bulan dari tanggallaporan (stage 1) atau sepanjang umur (stage 2)dan digabungkan pada dampak asumsi ekonomimasa depan yang memiliki risiko kredit. PDdiestimasikan pada point in time dimana hal iniberfluktuasi sejalan dengan siklus ekonomi.
a. Probability of Default (PD)The probability at a point in time that acounterparty will default, calibrated over up to 12 months from the reporting date (stage 1) or overthe lifetime of the product (stage 2) andincorporating the impact of forward-lookingeconomic assumptions that have an effect oncredit risk. PD is estimated at a point in time thatmeans it will fluctuate in line with the economiccycle.
b. Loss Given Default (LGD)DKerugian yang diperkirakan akan timbul daridebitur yang mengalami gagal bayar denganmenggabungkan dampak dari asumsi ekonomimasa depan yang relevan dimana hal inimewakili perbedaan antara arus kas kontraktualyang akan jatuh tempo dengan arus kas yangdiharapkan Bank untuk diterima. Bankmengestimasikan LGD berdasarkan data historisdari pemulihan tingkat suku bunga danmemperhitungkan pemulihan yang berasal darijaminan terhadap aset keuangan denganmempertimbangkan asumsi ekonomi di masadepan yang relevan.
b. Loss Given Default (LGD)The loss that is expected to arise on default,incorporating the impact of forward lookingeconomic assumptions where relevant, whichrepresents the difference between thecontractual cash flows due and those that theBank expects to receive. The Bank estimatesiiLGD based on the history of recovery rates andconsiders the recovery of any collateral that isintegral to the financial assets, taking intoaccount forward looking economic assumptionswhere relevant.
c. Exposure at Default (EAD)Perkiraan nilai eksposur neraca pada saat gagalbayar dengan mempertimbangkan bahwaperubahan ekspektasi yang diharapkan selamamasa eksposur. Hal ini menggabungkan dampakpenarikan fasilitas yang dilakukan, pembayaranpokok dan bunga, amortisasi dan pembayarandimuka, bersama dengan dampak asumsiekonomi masa depan jika relevan.
c. Exposure at Default (EAD)The expected balance sheet exposure at thetime of default, taking into account that expected change in exposure over the lifetime of theexposure. This incorporates the impact ofdrawdowns of committed facilities, repaymentsof principal and interest, amortisation andprepayments, together with the impact offorward-looking economic assumptions whererelevant.
Untuk menentukan kerugian kredit ekspektasian komponen-komponen ini akan diperhitungkan secara bersama-sama dan didiskontokan ke tanggal laporan keuangan menggunakan diskonto berdasarkan sukubunga efektif. Dasar input, asumsi dan teknikestimasi diungkapkan di Catatan 3b.
To determine the expected credit loss, thesecomponents are multiplied together and discounted to the balance sheet date using the effective interest rate as the discount rate. The basis of inputs, assumptions and the estimation techniqueare disclosed in Note 3b.
441
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai asetkeuangan (Lanjutan)
n. Identification and measurement of impairmentof financial assets (Continued)
Kerugian kredit ekspektasian atau Expected CreditLosses (ECL) diakui untuk seluruh instrumen utang((keuangan, komitmen pinjaman dan jaminankeuangan yang diklasifikasikan sebagai hold tocollect ataut hold to collect and sell dan memiliki arus kas SPPI. Kerugian kredit ekspektasian tidak diakuiuntuk instrumen ekuitas yang ditetapkan sebagaiFVOCI.
Expected Credit Losses (ECL) are recognised forall financial debt instruments, loan commitmentsand financial guarantees that are classified ashold to collect or hold to collect and sell and havecash flows that are SPPI. Expected credit lossesare not recognised for equity instrumentsdesignated at FVOCI.
Cadangan ECL diakui pada saat pengakuan awaluntuk seluruh instrumen keuangan yang masukdalam cakupan ECL sehubungan dengan adanyaperistiwa gagal bayar yang dapat timbul dalamperiode waktu 12 bulan ke depan (disebut sebagaistage 1 dengan cadangan kerugian senilai kerugiankredit ekspektasian 12 bulan). ECL akan terusdihitung berdasarkan basis ini sampai terdapat bukti peningkatan risiko kredit yang signifikan (SICR)atau aset mengalami penurunan nilai.
An ECL allowance is recognised at the time of initial recognition for all financial instruments that are in the scope of ECL in respect of default events that may occur over the next 12 months (so-called ‘stage 1 assets’ with allowances equivalent to 12-months expected credit losses). ECL continues to be determined on this basisuntil there is either a significant increase in credit risk (SICR) or the asset becomes credit impaired.
Jika aset keuangan (atau portofolio aset keuangan)mengalami SICR sejak pengakuan awal, kerugiankredit ekpektasian diakui untuk peristiwa gagalbayar yang dapat terjadi sepanjang umur dari asettersebut (disebut sebagai ‘aset stage 2’ dengancadangan kerugian sebesar kerugian kreditekspektasian selama umur aset tersebut). PenilaianSICR dilakukan dalam konteks peningkatan risikogagal bayar yang dapat terjadi sepanjang sisa umurdari instrumen keuangan ketika dibandingkandengan ekspektasi pada saat pengakuan awaluntuk periode waktu yang sama. SICR tidak dinilaidalam konteks peningkatan kerugian kreditekspektasian.
If a financial asset (or portfolio of financial assets) experiences a SICR since initial recognition, anexpected credit loss is recognised for default events that may occur over the lifetime of theasset (so-called ‘stage 2 assets’ with loss allowances equivalent to lifetime expected credit losses). SICR is assessed in the context of an increase in the risk of a default occurring over the remaining life of the financial instrument whenrrcompared to that expected at the time of initial recognition for the same period. It is not assessed in the context of an increase in the expected credit loss.
Bank menggunakan berbagai pengukuran kualitatifdan kuantitatif dalam menilai SICR seperti berikut:
The Bank uses a number of qualitative and quantitative measures in assessing SICR as Rfollows:
Corporate and Institutional Banking dan Commercial Banking
a. Kriteria kuantitatifEksposur dinilai berdasarkan perubahan absolutdan relatif atas PD dari pengakuan awal sampaidengan tanggal pelaporan.
Corporate and Institutional II Banking and Commercial Banking
a. Quantitative criteriaExposures are assessed based on both theabsolute and the relative movement in PD fromorigination to the reporting date.
b. Kriteria kualitatifSeluruh aset dari debitur yang termasuk dalamEarly Alert (untukt non-purely precautionary-reasons) dianggap memiliki kenaikan signifikanatas kredit risiko. Akun termasuk dalam non-purely precautionary Early Alert jika menunjukkanrisiko atau potensi kelemahan material yangmembutuhkan pemantauan, pengawasan atauperhatian lebih dari manajemen. Aset termasukdalam peringkat kredit CG 12 dianggap telahmengalami kenaikan signifikan atas risiko kredit.Akun-akun dengan peringkat CG 12 dikelola olehunit pemulihan kredit, Group Special AssetsManagement (GSAM).
b. Qualitative criteria
All assets of debtors that have been placed onEarly Alert (for non-purely precautionary-reasons) are deemed to have experienced asignificant increase in credit risk. An account isplaced on non-purely precautionary Early Alert-if it exhibits risk or potential weaknesses ofmaterial nature requiring closer monitoring,rrsupervision or attention by management. Allassets that have been assigned in CG 12 aredeemed to have experienced a significantincrease in credit risk. Accounts rated CG 12are managed by the recovery unit, GroupSpecial Assets Management (GSAM).t
442 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai asetkeuangan (Lanjutan)
n. Identification and measurement of impairmentof financial assets (Continued)
Retail Banking
a. Kriteria kuantitatif
Portofolio yang material yang telah memiliki suatumodel statistik dinilai berdasarkan pergerakanabsolut dan relatif dalam PD sejak pengakuan awalhingga tanggal pelaporan.
Retail Banking
a. Quantitative criteria
Material portfolio for which a statistical model has been built are assessed based on both theabsolute and relative movement in the PD fromorigination to the reporting date.
b. Kriteria Kualitatif
Akun-akun dengan 30 hari tunggakan (“30 DPD”)yang belum termasuk berdasarkan kriteriakuantitatif dianggap telah mengalami SICR. Untukportofolio yang kurang material yang modelnyaberdasarkan pendekatan roll-rate atau loss rate,SICR terutama dinilai melalui pemicu DPD 30.
b. Qualitative criteria
Accounts that are 30 days past due (DPD) thathave not been captured by the quantitativecriteria are considered to have experienced aSICR. For less material portfolios, which aremodeled based on a roll-rate or loss rateapproach, SICR is primarily assessed throughthe 30 DPD trigger.
Komponen inti dalam menentukan cadangankerugian penurunan nilai kredit ekpektasian adalahnilai bruto penghapusan kredit dan pemulihannya.Penghapusan bruto dan/atau cadangan kerugiandiakui ketika ditetapkan bahwa debitur kemungkinan besar tidak membayar melalui prosesnormal. Pemulihan penurunan nilai kredit tanpajaminan diakui berdasarkan kas yang tertagih. Pelepasan cadangan kerugian penurunan nilaikredit yang beragunan yang telah mengalamipenurunan nilai diakui jika saldo pinjaman telahdilunasi seluruhnya (pelepasan atas cadanganpenuh), atau ketika cadangan kerugian lebih tinggidari saldo pinjaman (pelepasan atas kelebihancadangan), atau jika tunggakan kredit yangdiberikan telah dibayarkan hingga posisi menjadilancar dan tetap lancar selama lebih dari 180 hari(pelepasan atas cadangan penuh).
The core components in determining creditimpaired expected credit loss provisions are thevalue of gross charge off and recoveries. Grosscharge off and/or loss provisions are recognisedwhen it is established that the debtor is unlikely topay through the normal process. Recovery ofunsecured credit is recognised based on actualcash collected. Provision release of secured loanspost-impairment is recognised if the loanoutstanding is paid in full (release of full provision),or the provision is higher than the loan outstanding (release of the excess provision), or the loan ispaid to current and remains in current for morethan 180 days (release of full provision).
Efek-efek
a. Kriteria kuantitatif
Bank menggunakan pendekatan risiko kreditrendah yang disederhanakan. Semua efek utangdengan peringkat kredit yang diklasifikasikansetara dengan tingkat investasi dialokasikan kestage 1 dan efek lainnya dialokasikan ke stage 2.
Securities
a. Quantitative criteria
The Bank is utilising the low credit risk simplifiediiapproach. All debt securities with credit ratingmapped to an investment grade equivalent areallocated to stage 1 and all other securities areallocated to stage 2.
b. Kriteria kualitatif
Efek menggunakan kriteria kualitatif yang samadengan segmen corporate and institutional banking dan commercial banking, termasukpenempatan pada Early Alert atau diklasifikasikansebagai peringkat kredit CG 12.
b. Qualitative criteria
Securities utilise the same qualitative criteria asthe corporate and institutional banking andrrcommercial banking segment, including beingplaced on Early Alert or being classified as creditgrade CG 12.
443
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilaiaset keuangan (Lanjutan)
n. Identification and measurement ofimpairment of financial assets (Continued)
Aset hanya akan dianggap mengalami penurunannilai, dan kerugian kredit ekspektasian sepanjangumurnya diakui, jika terdapat bukti obyektifpenurunan nilai yang dapat diobservasi. Faktor-faktoryang diobservasi ini termasuk antara lain aset gagalbayar atau mengalami kesulitan keuangan yangsignifikan atau mengalami forbearance atas kredityang mengalami penurunan nilai (aset stage 3).Pengukuran kerugian kredit ekspektasian untuksetiap stage harus mencerminkan jumlah yang tidakbias dan rata-rata probabilitas tertimbang yangditentukan dengan mengevaluasi serangkaiankemungkinan yang dapat terjadi menggunakaninformasi yang wajar dan dapat didukung mengenaiperistiwa di masa lampau, kondisi saat ini, danproyeksi terkait dengan kondisi ekonomi di masadepan.
An asset is only considered credit impaired, andlifetime expected credit losses recognised, if thereis observed objective evidence of impairment.These factors include, amongst other factors,iiassets in default or experiencing significantiifinancial difficulty or experiencing forbearanceover credit impaired accounts (stage 3 assets).The measurement of expected credit losses foreach stage is required to reflect an unbiased andprobability weighted amount that is determined byevaluating a range of reasonably possibleoutcomes using reasonable and supportableinformation about past events, current conditionsand forecasts of future economic conditions.
Kredit yang telah mengalami penurunan nilai dikelolaoleh unit GSAM. Ketika ada jumlah yang dianggaptidak bisa dipulihkan, cadangan kerugian penurunannilai kredit gstage 3 akan dibuat. g gCadangan kerugianaset stage 3 adalah perbedaan antara jumlahpinjaman yang tercatat dan probabilitas tertimbangnilai sekarang dari estimasi arus kas masa depanyang mencerminkan berbagai skenario (dari hasilpemulihan terbaik, terburuk dan paling mungkin). Jikaarus kas mencakup jaminan yang dapat direalisasi,nilai-nilai yang digunakan akan memasukkan dampak informasi ekonomi forward-looking. dd Keadaanindividual dari masing-masing debiturdipertimbangkan ketika GSAM memperkirakan aruskas masa depan dan waktu pemulihan masa depany gyang melibatkan pe grtimbangan y g gyang signifikan.
Credit impaired accounts are managed by GSAM unit. Where any amount is considered irrecoverable, a stage 3 credit impairment provision is raised. This stage 3 provision is thedifference between the loan-carrying amount and the probability weighted present value of estimated future cash flows, reflecting a range of scenarios (typically the best, worst and most likely recovery outcomes). Where the cash flows include realisable collateral, the values used will incorporate the impact of forward-looking economic information. The individual circumstances of each debtor are considered when GSAM estimates future cash flows and timing of future recoveries which involve significant judgement.
Untuk menangkap efek perubahan-perubahanterhadap lingkungan ekonomi di masa depan,perhitungan probability of default (PD), loss givendefault (LGD) dan juga kerugian kredit ekspektasianmemperhitungkan informasi yang bersifat perkiraanmasa depan (forward-looking); asumsi terhadap polavariabel ekonomi dan harga aset yang dapat memiliki dampak terhadap kemampuan membayar debitur,sementara untuk pendekatan yang lebih sederhana,seperti model loss rate, boleh tidak secara langsungmemperhitungkan informasi forward-looking.
To capture the effect of changes to the economic environment in the future, the computation of probability of default (PD), loss given default (LGD) and so expected credit loss incorporates forward-looking information; assumption on the path of economic variables and asset prices that are likely to have an effect on the repayment ability of the debtors, while for less sophisticated approaches, such as loss rate models, may not directly incorporate forward-looking information.
Untuk memperhitungkan potensi kerugian kredityang nonlinier, berbagai macam skenario forward-looking diperhitungkan ke dalam rentang peristiwayang mungkin dapat terjadi untuk seluruh portofolioyang material. Bank menggunakan pendekatanMonte Carlo untuk mensimulasi 50 jenis skenario disekitar proyeksi sentral untuk memperhitungkanpotensi nonlinier.
To account for the potential non-linearity in credit losses, multiple forward-looking scenarios areincorporated into the range of reasonably possible outcomes for all material portfolios. The Bank uses a Monte Carlo approach to simulate aset of 50 scenarios around the central forecast to incorporate the potential non-linearity.
444 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilaiaset keuangan (Lanjutan)
n. Identification and measurement of impairmentof financial assets (Continued)
Periode yang diperhitungkan ketika mengukurkerugian kredit ekspektasian adalah periode yanglebih pendek antara umur ekspektasian dan periode kontrak aset keuangan. Umur ekspektasian dapatdipengaruhi oleh pembayaran dimuka dan periodekontrak maksimum melalui opsi perpanjangankontrak. Untuk portofolio revolving tertentu,termasuk kartu kredit, umur ekspektasian dinilaisepanjang periode dimana Bank terekspos denganrisiko kredit (berdasarkan durasi waktu yangdibutuhkan untuk fasilitas kredit ditarik), bukansepanjang periode kontrak.
The period considered when measuring expectedcredit loss is the shorter of the expected life and the contractual term of the financial asset. Theexpected life may be impacted by prepaymentsand the maximum contractual term by extensionoptions. For certain revolving portfolios, includingiicredit cards, the expected life is assessed over theperiod that the Bank is exposed to credit risk (which is based on the length of time it takes for creditfacilities to be withdrawn) rather than thecontractual term.
Untuk aset keuangan stage 3, penentuan kerugiankredit ekspektasian selama umur aset akan serupadengan pendekatan PSAK 55. Namun, estimasiarus kas akan berdasarkan rentang kemungkinanskenario-skenario. Ketika arus kas termasukjaminan yang dapat direalisasi, nilai yangdiperhitungkan akan termasuk informasi forwardlooking.
For stage 3 financial assets, the determination of lifetime expected credit losses will be similar to the PSAK 55 approach. The estimated cash flows will, however, be based on a probability range of scenarios. Where the cash flows include realisable collateral, the values used will incorporate forward looking information.
Untuk aset yang diukur pada biaya perolehandiamortisasi, saldo di neraca mencerminkan asetbruto dikurangi kerugian kredit ekspektasian. Untukinstrumen utang dalam kategori FVOCI, saldo dineraca mencerminkan nilai wajar dari instrumen,dengan cadangan kerugian kredit ekspektasiandibukukan terpisah sebagai cadangan padapendapatan komprehensif lain. Perubahan ataskerugian kredit ekspektasian diakui pada laba rugidan terakumulasi di rekening kantor pusat.
For assets measured at amortised cost, the balance sheet amount reflects the gross asset less the expected credit losses. For debt instruments held at FVOCI, the balance sheet amount reflects the instrument’s fair value, with the expected credit loss allowance held as a separate reserve within other comprehensive income. Changes in expected credit losses are recognised in the profit or loss and are accumulated in head office accounts.
Kerugian kredit ekspektasian atas komitmen kredityang diberikan dan jaminan keuangan diakui padaliabilitas lain-lain. Jika instrumen keuanganmencakup komponen aset keuangan dan komitmen yang belum ditarik, dan tidak dapat dipisahkan ataskerugian kredit ekspektasian pada komponen ini,jumlah kerugian kredit atas komitmen tersebutdiakui bersamaan dengan kerugian kredit atas asetkeuangan. Dalam kondisi jumlah kerugian kreditekspektasian gabungan melebihi jumlah tercatatbruto dari aset keuangan, maka kerugian kreditekspektasian diakui sebagai liabilitas lain-lain.
Expected credit loss on loan commitments and financial guarantees is recognised as other liabilities. Where a financial instrument includes both financial asset and an undrawn commitment, and it is not possible to separately identify the expected credit loss on these components, expected credit loss amounts on the loan commitment are recognised together with expected credit loss amounts on the financial asset. To the extent the combined expected credit loss exceeds the gross carrying amount of the financial asset, the expected credit loss is recognised as a liability provision.
Instrumen keuangan yang belum mengalami penurunan nilai pada saat pengakuan awal adalah aset stage 1 dan kerugian kredit ekspektasian12 bulan diakui. Instrumen ini akan tetap pada stagetersebut sampai dilunasi, kecuali terdapat peningkatan risiko kredit signifikan (SICR) (stage 2) atau mengalami penurunan nilai kredit (stage 3). Instrumen akan ditransfer ke stage 2 dan cadangan kerugian kredit ekspektasian dihitung sepanjang umurnya (lifetime expected credit loss) diakui saatterdapat peningkatan signifikan atas risiko kreditdibandingkan yang diharapkan saat pengakuanawal.
Financial instruments that are not already credit-ttimpaired are originated into stage 1 and a12-month expected credit loss provision isrecognised. Instruments will remain in that stageuntil they are repaid, unless they experiencesignificant increase in credit risk (SICR) (stage 2)or they become credit impaired (stage 3).Instruments under stage 1 will transfer to stage 2and a lifetime expected credit loss provisionrecognised when there has been a significantincrease in the credit risk compared to what wasexpected at origination.
445
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai asetkeuangan (Lanjutan)
n. .Identification and measurement of impairment.of financial assets (Continued)
Kerugian kredit ekspektasian 12 bulan (stage 1) 12-month expected credit losses (s(( tage 1)Kerugian kredit ekspektasian diakui pada saatpengakuan awal instrumen keuangan danmerepresentasikan kekurangan kas sepanjangumur aset yang timbul dari kemungkinan gagalbayar di masa yang akan datang dalam kurun waktu12 bulan sejak tanggal pelaporan. Kerugian kreditekspektasian terus ditentukan oleh dasar ini sampaitimbul peningkatan risiko kredit yang signifikan padainstrumen tersebut atau instrumen tersebut telahmengalami penurunan nilai kredit. Jika suatuinstrumen tidak lagi dianggap menunjukkanpeningkatan risiko kredit yang signifikan, makakerugian kredit ekspektasian dihitung kembaliberdasarkan basis 12 bulan.
Expected credit losses are recognised at the timeof initial recognition of a financial instrument and represent the lifetime cash shortfalls arising frompossible default events up to 12 months into the future from the reporting date. Expected credit losses continue to be determined on this basis until there is either a significant increase in the credit risk of an instrument or the instrument becomes credit-impaired. If an instrument is no longer considered to exhibit a significant increase in credit risk, expected credit losses will revert to being determined on a 12-month basis.
Peningkatan risiko kredit yang signifikan(stage 2)
Significant increase in credit risk (s(( tage 2)
Jika aset keuangan mengalami peningkatan risikokredit yang signifikan (SICR) sejak pengakuan awal,kerugian kredit ekspektasian diakui atas kejadiangagal bayar yang mungkin terjadi sepanjang umuraset. Peningkatan signifikan dalam risiko kreditdinilai dengan membandingkan risiko gagal bayaratas eksposur pada tanggal pelaporan dengan risiko gagal bayar saat pengakuan awal (setelahmemperhitungkan perjalanan waktu dari akuntersebut). Signifikan tidak berarti signifikan secarastatistik, juga tidak dinilai dalam konteks perubahandalam cadangan kerugian kredit ekspektasian.Perubahan atas risiko gagal bayar dinilai signifikanatau tidak, dinilai menggunakan sejumlah faktorkuantitatif dan kualitatif, yang bobotnya bergantungpada tipe produk dan pihak lawan. Aset keuangandengan tunggakan 30 hari atau lebih dan tidakmengalami penurunan nilai akan selalu dianggaptelah mengalami peningkatan risiko kredit yangsignifikan.
If a financial asset experiences a significant increase in credit risk (SICR) since initial recognition, an expected credit loss provision is recognised for default events that may occur over the lifetime of the asset. Significant increase in credit risk is assessed by comparing the risk of default of an exposure at the reporting date to therisk of default at origination (after taking intorraccount the passage of time). Significant does not mean statistically significant nor is it assessed in the context of changes in expected credit loss. Whether a change in the risk of default is significant or not is assessed using a number of quantitativeand qualitative factors, the weight of which depends on the type of product and counterparty. Financial assets that are 30 or more days past due and not credit-impaired will always be considered to haveexperienced a significant increase in credit risk.
Eksposur yang mengalami penurunan nilai kreditatau gagal bayar (stage 3)
Credit impaired (or defaulted) exposures (s(( tage 3)
Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai (ataugagal bayar) merupakan aset yang setidaknya telahmemiliki tunggakan lebih dari 90 hari atas pokokdan/atau bunga. Aset keuangan juga dianggapmengalami penurunan nilai kredit dimana debiturkemungkinan besar tidak akan membayar denganterjadinya satu atau lebih kejadian yang teramati yangmemiliki dampak menurunkan jumlah estimasi arus kasmasa depan dari aset keuangan tersebut. Cadangankerugian penurunan nilai terhadap aset keuangan yang mengalami penurunan nilai ditentukan berdasarkanpenilaian terhadap arus kas yang dapat dipulihkanberdasarkan sejumlah skenario, termasuk realisasijaminan yang dimiliki jika memungkinkan. Cadangankerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang diperkirakan akandipulihkan, didiskontokan pada suku bunga efektifawal, dan nilai tercatat bruto instrumen sebelumpenurunan nilai kredit.
Financial assets that are credit impaired (or indefault) represent those that are at least 90 days past due in respect of principal and/or interest.Financial assets are also considered to be credit impaired where the debtors are unlikely to pay onthe occurrence of one or more observable events that have a detrimental impact on the estimated future cash flows of the financial asset. Loss provisions against credit impaired financial assets are determined based on an assessment of the recoverable cash flows under a range of scenarios, including the realisation of any collateral held where appropriate. The loss provisions held represent the difference between the present value of the cash flows expected to be recovered,discounted at the instrument’s original effective interest rate, and the gross carrying value of theinstrument prior to any credit impairment..
446 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilaiaset keuangan (Lanjutan)
n. Identification and measurement of impairmentof financial assets (Continued)
Eksposur yang mengalami penurunan nilai kreditatau gagal bayar (stage 3) (Lanjutan)
Credit impaired (or defaulted) exposures(s(( tage 3) (Continued)
Penjelasan terkait kerugian penurunan nilaidiungkapkan lebih lanjut pada Catatan 3b.
For details on impairment losses refer to Note 3b.
Bila ada pemulihan atas kredit yang diberikan dalamstage 3, setiap bunga kontraktual yang diterimaketika kredit berada di stage 3 diakui pada poskerugian penurunan nilai dalam laba rugi. Walaupunini berbeda dengan pendekatan Bank sebelumnyauntuk mengakui jumlah residual atas ini padapendapatan bunga, tidak terdapat dampak materialatas klasifikasi saldo yang dilaporkan pada laba rugidalam tahun berjalan maupun tahun lalu, dandengan demikian tidak ada penyesuaian yangdilakukan untuk informasi komparatif.
If there are any recoveries on stage 3 loans, any contractual interest earned while the loan was instage 3 is recognised in the impairment losses line in the profit or loss. Although this differs from the Bank’s previous approach of recognising a residual amount of this within interest income, there is nomaterial impact on the classification of amounts reported in the profit or lossff in the current or prior period, and accordingly no adjustments have been made to comparative information.
Lebih lanjut, nilai bruto kredit yang diberikan atasstage 3 telah dinaikkan untuk merefleksikan bungakontraktual yang terutang namun belum dibayardengan kenaikan yang sama pada cadangankerugian penurunan nilai. Perubahan-perubahan initelah diungkapkan dalam bagian risiko kredit(Catatan 3b), kredit yang diberikan (Catatan 10), dankualitas aset produktif (Catatan 27). Tidak terdapatdampak neto pada laporan posisi keuangangabungan, atau pada rekening Kantor Pusat.
Further, the gross loans balances for stage 3 havebeen increased to reflect contractual interest due but not yet paid with a corresponding increase inallowance for impairment losses. These changes have been disclosed within the credit risk (Note 3b),vvloans (Note 10), and quality of productive assets (Note 27) sections. There has been no net impact on the combined statement of financial position, or on Head Office accounts.
o. Pinjaman yang dijamin o. Secured borrowings
Efek-efek yang dibeli dengan perjanjian dijualkembali (reverse repo) namun Bank tidakmenanggung risiko dan manfaat ataskepemilikannya diperlakukan sebagai pinjamandengan agunan atau pinjaman yang dijamin, danefek-efek tersebut tidak dicatat di laporan posisikeuangan gabungan.
Securities purchased under agreements to resell (a“reverse repo”) but “ for which the Bank does notacquire the risks and rewards of ownership aretreated as collateralisii ed loans or securedborrowings, and such securities are not recorded iniithe combined statement of financial position.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang dijamindiukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Secured borrowings are initially measured at fair value through profit or loss.
Setelah pengakuan awal, pinjaman yang dijaminyang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui labarugi dinyatakan pada nilai wajar. Pinjaman yangdijamin yang diklasifikasikan pada pinjaman yangdiberikan dan piutang dinyatakan sebesar harga jualkembali efek yang disepakati dikurangi pendapatanbunga yang belum diakui. Pendapatan bunga yangbelum diakui merupakan selisih antara harga belidan harga jual kembali yang disepakati dan diakuisebagai pendapatan selama jangka waktu sejaktanggal perolehan hingga tanggal dijual kembalidengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, secured borrowing classified as fair value through profit and loss is measured at fair value. Secured borrowings categorised as loans and receivables are stated as the agreed resale price less unearned interest income. Unearned interest income which represents a differences between the purchase price and the resale price is recognised as income over the period commencing from the acquisition date to the resale date using thetteffective interest method.
447
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
o. Pinjaman yang dijamin (Lanjutan) o. Secured borrowings (Continued)
Efek-efek dari pinjaman yang dijamin, yang dijual kepihak ketiga dicatat sebagai liabilitas untukmengembalikan efek-efek yang diterima ataspinjaman yang dijamin sebesar nilai wajarnya.Perubahan nilai wajar efek-efek diakui ataudibebankan dalam laba rugi.
Securities under secured borrowings which aresold to a third party are recorded as an obligationto return the securities received under the secured borrowings at fair value. Changes in the fair valueare recognised or charged to profit or loss.
p. . Simpanan oleh nasabah bukan bank dan bank-bank lain
p. Deposits by non-bank customers and otherbanks
Setelah pengakuan awal, simpanan oleh nasabahbukan bank dan bank-bank lain dinyatakan sebesarbiaya perolehan diamortisasi denganmenggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, deposits by non-bank customers and other banks are measured atamortisi ed cost using effective interest method.
q. Pajak penghasilan q. Income taxII
Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kini danpajak tangguhan. Beban pajak penghasilan diakuipada laba rugi kecuali untuk komponen yang diakuisecara langsung di penghasilan komprehensif lain.
Income tax expense comprises current anddeferred taxes. Income tax expense is recognisedin profit or loss except to the extent that it relates toitems recognised directly in other comprehensiveincome.
Pajak kini merupakan utang pajak ataupengembalian pajak yang diharapkan atas labaatau rugi kena pajak untuk tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan, dan termasuk penyesuaian yang dibuat untuk penyisihan pajak tahun sebelumnya, baik untuk merekonsiliasi pajak penghasilan dengan pajak yang dilaporkan di surat pemberitahuantahunan, atau untuk memperhitungkan perbedaanyang timbul dari pemeriksaan pajak.
Current tax is the expected tax payable orrefundable on the taxable income or loss for theyear, using tax rates substantively enacted at thereporting daterr , and includes true-up adjustmentsmade to the previous years’ tax provision either toreconcile them with the income tax reported inannual tax returns, or to account for differencesarising from tax assessments.
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan, dan nilai yang digunakanuntuk tujuan perpajakan. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkanuntuk diterapkan atas perbedaan temporer padasaat pembalikan, berdasarkan peraturan yang telahberlaku atau secara substansial telah berlaku padatanggal pelaporan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak masa depan, seperti kompensasi rugi fiskal, apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.f
Deferred tax is recognised in respect of temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities for financial reporting purposes, and the amounts used for taxation purposes. Deferred tax is measured at the tax rates that are expected to be applied to temporary differences when they reverse based on the laws that have been enacted or substantively enacted at the reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realisation of such benefits is probable.
Aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada setiap tanggal pelaporan dan dikurangkan dengan manfaat pajak sejumlah nilai yang besar kemungkinan tidak dapat terealisasi; pengurangantersebut akan dibalik ketika kemungkinan atas laba kena pajak di masa depan meningkat.
Deferred tax assets are reviewed at each reporting date and are reduced to the extent that it is no longer probable that the related tax benefit will berealisi ed; such reductions are reversed when theprobability of future taxable profits improves.
448 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
q. Pajak penghasilan (Lanjutan) q. Income tax (Continued)
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat suratketetapan pajak diterima, atau apabila diajukankeberatan dan atau banding, maka koreksi diakuipada saat keputusan atas keberatan atau bandingtersebut diterima.
Amendments to taxation obligations are recordedwhen an assessment is received, or if objection and or appeal is filed, when the results of the objectionor the appeal has been received.
r. Liabilitas imbalan pasca-kerja r. Obligation for post-tt employment benefits
Liabilitas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilaikini dari taksiran jumlah imbalan pasca-kerja dimasa depan yang timbul dari jasa yang telahdiberikan oleh karyawan tersebut pada masa kinidan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuarisindependen dengan metode projected-unit-tt credit.
The obligation for post-employment benefits iscalculated at present value of estimated futurebenefits that the employees have earned in returnfor their services in the current and prior periods.The calculation is performed by an independentactuary using the projected-unit-tt credit method.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi imbalansehubungan dengan jasa yang telah diberikan olehkaryawan pada masa lalu, diakui segera dalam labarugi. Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasca-kerja (contohnya keuntungan/kerugian aktuarial)diakui segera sebagai penghasilan komprehensiflain.
When the benefitWW s of a plantt are changed, theddportion of the benefits that relate to past service byemployees is recognised immediately in profit orloss. Remeasurements of the obligation for post-employment benefits (for example actuarialgain/loss) are recognised immediately as othercomprehensive income.
s. Penggunaan pertimbangan, estimasi danasumsi
s. Use of judgments, estimates and assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAKdi Indonesia mengharuskan manajemen untukmembuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yangmempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi danjumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yangdilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuatberdasarkan pengetahuan terbaik manajemen ataskejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapatberbeda dari estimasi tersebut.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian SAK requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi dan asumsi yang digunakan ditinjau secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansidiakui pada periode dimana estimasi tersebutdirevisi dan periode-periode yang akan datang yangdipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognised in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.
Informasi mengenai hal-hal penting yang terkaitdengan penggunaan estimasi dan pertimbangan-pertimbangan penting dalam penerapan kebijakanakuntansi yang memiliki dampak yang signifikanterhadap jumlah yang diakui dalam laporankeuangan gabungan dijelaskan di Catatan 4.
Information about significant areas of use of estimates and critical judgments in applying rraccounting policies that have significant effect on the amount recognised in the combined financial statements are described in Note 4.
t. Perubahan kebijakan akuntansi t. Changes in accounting policies
Standar akuntansi yang berlaku efektif tanggal1 Januari 2019
Accounting standards effective on 1 January2019
Berikut ini adalah standar akuntansi yang berlakuefektif tanggal 1 Januari 2019 dan mempunyaipengaruh terhadap laporan keuangan gabunganBank:
The following accounting standards becameeffective on 1 January 2019 and are relevant to the Bank’s combined financial statements:
- Amandemen Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan (“PSAK”) No. 24 ”Amandemen,Kurtailmen atau Penyelesaian Program”
- Amendment of Statement of FinancialAccounting Standards (“PSAK”) No. 24“Plan Amendment, Curtailment orProgram Settlement”
449
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
t. Perubahan kebijakan akuntansi (Lanjutan) u. Changes in accounting policies (Continued)
Standar akuntansi yang berlaku efektif tanggal1 Januari 2019 (Lanjutan)
Accounting standards effective on 1 January2019 (Continued)
- Penyesuaian Tahunan atas PSAK No. 46“Pajak Penghasilan”
- Annual Improvement of PSAK No. 46“Income Tax”
- Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan(“ISAK”) No. 34 “Ketidakpastian dalamPerlakuan Pajak Penghasilan”
- Interpretation of Financial AccountingStandards (“ISAK”) No. 34 “Uncertainty OverIncome Tax Treatments”
Standar akuntansi tersebut di atas tidak memilikipengaruh yang signifikan terhadap laporankeuangan gabungan.
The above mentioned accounting standards donot have significant impact to the combined financial statements.
Standar akuntansi yang telah terbit tetapi belum efektif
Accounting standards issued but not yet effective
Beberapa standar akuntansi yang telah terbit tetapibelum efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, telah diterapkan didalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini.
A number of accounting standards have beenissued but not yet effective for the year ended 31 December 2019, and have been applied inpreparing these combined financial statements.
Berikut ini adalah standar akuntansi yang berlakuefektif tanggal 1 Januari 2020 tapi Bank memutuskan untuk menerapkan secara dini standar tersebut sejak tanggal 1 Januari 2019 :
The following accounting standards will becomeeffective on 1 January 2020 but the Bank decided to early adopt the standard starting from 1 January 2019:
PSAK 73, “Sewa” PSAK 73, “Leases“ ”
PSAK 73 memperkenalkan model akuntansi penyewa tunggal dan mensyaratkan penyewa untuk mengakui aset dan liabilitas untuk semua sewa dengan pengecualian sewa jangka pendek dan aset dengan nilai rendah. Penyewa diharuskan untuk mengakui aset hak-guna yang mewakili haknyauntuk menggunakan aset sewaan dan liabilitassewa yang mewakili kewajibannya untuk melakukan pembayaran sewa. PSAK 73 secara substansialmasih menggunakan persyaratan akuntansi ataspesewa (lessor) sesuai PSAK 30 Sewa. Olehkarena itu, pesewa masih akan menggunakanklasifikasi sewa dalam sewa operasi atau pembiayaan, dan perlakuan atas kedua tipe sewa tersebut. Bank memutuskan untuk menerapkan secara dini PSAK 73 sejak tanggal1 Januari 2019 agar dapat sejalan denganpelaporan Grup.
Dampak penerapan PSAK 73 adalah Bank sebagai penyewa atas kontrak sewa properti. Bank telahmemilih simplified approachii dalam melakukantransisi dan tidak melakukan penyajian kembaliuntuk informasi komparatif. Dengan demikian,informasi komparatif tetap dilaporkan sesuaidengan PSAK 30, “Sewa”.
Pada tanggal 1 Januari 2019, Bank mengakuiliabilitas sewa, sebagai pembayaran sewa yangtersisa termasuk atas opsi perpanjangan dimana perpanjangan hampir dapat dipastikan,didiskontokan menggunakan tingkat bunga pinjaman inkremental pada tanggal penerapan awal. Aset hak-guna yang diakui adalah jumlahyang sama dengan liabilitas sewa, yang disesuaikan dengan jumlah pembayaran sewa dibayar dimuka atau terutang terkait sewa tersebut.
PSAK 73 introduces a single lessee accounting model and requires a lessee to recognise assetsand liabilities for all leases with the exemptions of short-term leases and the underlying asset is of low value. A lessee is required to recognise aright-of-use asset representing its right to use the underlying leased asset and a lease liability representing its obligation to make lease payments. PSAK 73 substantially carries forward the lessor accounting requirements in PSAK 30 Leases. Accordingly, a lessor continues to classify its leases as operating leases or financeleases, and to account for those two types of leases differently. The Bank decided to early apply PSAK 73 starting from 1 January 2019 in order to align with its Group reporting.
The impact of PSAK 73 at the Bank is where theBank is a lessee in property lease contracts. TheBank has elected the simplified approach of transition and did not restate comparativeinformation. Therefore, the comparativeinformation continues to be reported under PSAK 30, “Leases”.
On 1 January 2019 the Bank recognised a lease liability, being the remaining lease paymentsincluding extensions options where renewal isreasonably certain, discounted using theincremental borrowing rate at the date of initial application. The corresponding right-of-use asset recognised was an amount equal to the lease liability,yy adjusted by the amount of prepaid or accrued lease payments relatingtt to those leases.
450 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANGSIGNIFIKAN (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (Continued)
t. Perubahan kebijakan akuntansi (Lanjutan) t. Changes in accounting policies (Continued)
PSAK 73, “Sewa” (Lanjutan) PSAK 73, “Leases” (Continued)
Pada saat transisi ke PSAK 73, Bank mengakui asethak-guna dan liabilitas sewa masing-masingsebesar Rp 198.425 dan Rp 177.121. Tidak adadampak terhadap laba yang belum dipindahkan keKantor Pusat.
On transition to PSAK 73, the Bank recognisedRp 198,425 and Rp 177,121 of right-of-useassets and lease liabilities, respectively. Noyyimpact to unremitted profit to Head Office.
Aset hak-guna dan liabilitas sewa masing-masingdisajikan sebagai bagian aset tetap dan bebanmasih harus dibayar dan liabilitas lain-lain. Bungaatas liabilitas sewa dan depresiasi atas aset hak-guna masing-masing disajikan sebagai bebanbunga dan beban umum dan administrasi.
Right-of-ff use of assets and lease liabilities are presented as part of fixed assetsff and accrued sexpenses and other liabilities, respectively. Interest on lease liabilities and depreciation on right-of-use assets are presented as part of interest expense and general and administrativeexpenses.
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENTa. Pendahuluan dan gambaran umum a. Introduction and overview
Manajemen risiko yang efektif merupakan hal yangfundamental bagi Bank untuk dapat menghasilkanlaba secara konsisten dan berkesinambungan danmerupakan hal utama dalam manajemen keuangandan operasional Bank. Melalui kerangka kerjamanajemen risiko, Bank mengelola seluruh risikousaha, dengan tujuan untuk memaksimalkan risk-adjusted returns namun tetap dalam batasan riskappetite Bank.
Effective risk management is fundamental for theBank to be able to generate profits consistentlyand sustainably and thus it is a central part of thefinancial and operational management of theBank. Through the risk management framework,the Bank manages enterprise-wide risks, with theobjective of maximising risk-kk adjusted returnswhile remaining within the Bank’s risk appetite.
Risiko yang timbul dari instrumen keuangan yangdihadapi oleh Bank termasuk risiko kredit, risikopasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional.
The key risks arising from financial instruments towhich the Bank is exposed include credit risk,market risk, liquidity risk, and operational risk.
b. Risiko kredit b. Credit riskRisiko kredit adalah kemungkinan terjadinyakerugian sebagai akibat kegagalan pihak lawandalam memenuhi kewajibannya untuk membayarkepada Bank sesuai dengan kesepakatan.Eksposur kredit dapat timbul baik pada bankingbook maupunk trading book. Risiko kredit dikelolamelalui suatu kerangka kerja yang menetapkankebijakan dan prosedur yang mencakuppengukuran dan pengelolaan risiko kredit. Terdapatpemisahan tugas yang jelas antara pihak yangmelakukan transaksi dalam bisnis dan pihak yangmenyetujui dalam masing-masing unit Risiko.Seluruh pagu kredit disetujui berdasarkan kerangkawewenang persetujuan kredit yang ditetapkan.
Credit risk is the potential for loss arising from thefailure of a counterparty to meet its obligations topay the Bank in accordance with agreed terms.Credit exposures may arise from both the banking and trading books. Credit risk is managedthrough a framework that sets out policies andprocedures covering the measurement andmanagement of credit risk. There is a clearsegregation of duties between the transactionoriginators and the approvers in the Risk function. All credit exposure limits are approved within avvdefined credit approval authority framework.
i. Pengelolaan risiko kredit i. Credit risk management
Pengukuran risiko memainkan peranan penting,seiring dengan penilaian dan pengalaman dalammenyediakan informasi yang digunakan dalamkeputusan pengambilan risiko dan pengelolaanportofolio. Mayoritas eksposur Bank yangmerupakan kredit korporasi tercakup dalammetode yang mengadopsi pendekatanAdvanced IRB (Internal Ratings Based).Scorecard yang digunakan dalam credit scoringportofolio Advanced IRB menggunakanperingkat risiko (CG) dengan kredit standaralfanumerik baik untuk segmen Corporate andInstitutional Banking dan Commercial Banking.
Risk measurement plays a central role, alongwith judgment and experience in providinginformation used in risk taking and portfoliomanagement decisions. The majority of theBank’s exposure especially for corporate loanis covered by Advanced IRB (Internal RatingsBased) compliant models. The scorecardsused to support credit scoring for AdvancedIRB portfolio translates into alphanumericcredit risk grade (CG) which is used for theCorporate and Institutional Banking andlCommercial Banking.
451
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)((
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)((
i. Pengelolaan risiko kredit (Lanjutan) i. Credit risk management (Continued)Peringkat risiko kredit ditentukan berdasarkanestimasi internal Bank mengenai kemungkinanwanprestasi dalam periode satu tahun yangterjadi pada nasabah atau portofolio yangdianalisis terhadap faktor kuantitatif dan kualitatif tertentu. Peringkat risiko kredit dimulai dari 1hingga 14 dan beberapa peringkat disub-klasifikasikan sebagai A, B, atau C. Peringkatrisiko kredit yang lebih rendah mengindikasikankemungkinan yang lebih kecil terjadiwanprestasi. Peringkat kredit 1A hingga 12Cdialokasikan untuk nasabah performingsedangkan peringkat kredit 13 dan 14dialokasikan untuk nasabah wanprestasi (non-performing). Scorecards digunakan secara luasdalam penilaian risiko kredit baik untuk nasabahsecara individual maupun tingkat portofolio,penentuan strategi dan optimalisasi keputusanimbal hasil terhadap risiko (risk-kk return) Bank.
The credit risk grading is determined based onthe Bank’s internal estimate of probability ofdefault over a one-year horizon, with customers-or portfolios assessed against a range ofquantitative and qualitative factors. The numeric grades run from 1 to 14 and some of the gradesare further sub-classified as A, B or C. Lowercredit grades are indicative of a lower likelihoodof default. Credit grades 1A to 12C are assigned to performing customers or accounts, whilecredit grades 13 and 14 are assigned to non-performing or defaulted customers. Scorecardsare widely used in assessing risks at a customer and portfolio level, setting strategy andoptimising the Bank’s risk-kk return decisions.
ii. Mitigasi risiko ii. Risk mitigationPotensi kerugian kredit dari setiap eksposur,nasabah, maupun portofolio akan dimitigasidengan berbagai cara, termasuk agunan,jaminan dan asuransi kredit. Upaya mitigasi inidinilai secara seksama dalam hal kepastianhukum dan keberhasilan pelaksanaannya,korelasi penilaian pasar dan risiko counterpartydari pemberi jaminan. Kebijakan yang berkaitandengan mitigasi risiko menentukan kelayakanjenis agunan. Jenis agunan yang memenuhisyarat untuk mitigasi risiko mencakup kas;piutang usaha; perumahan; properti komersialdan industri; aset tetap seperti kendaraanbermotor, pabrik dan mesin; surat berharga;komoditas; dan jaminan bank (standby letters ofcredit).
Potential credit losses from any given account,customer or portfolio are mitigated using arange of tools which include collaterals,guarantees and credit insurance. The reliancethat can be placed on these mitigants iscarefully assessed in light of issues such aslegal certainty and enforceability, marketvaluation correlation and counterparty risk ofthe guarantor. Risk mitigation policiesdetermine the eligibility of collateral types.Collateral types that are eligible for riskmitigation include cash; receivables;residential, commercial and industrialproperties; and fixed assets such as motorvehicles, plantstt and machineries; marketablesecurities; commodities; and bank guarantees(s(( tandby letters of credit).t
Bank secara berkala memonitor eksposur kredit, kinerja portofolio dan kecenderungan eksternalyang dapat mempengaruhi hasil pengelolaanrisiko. Laporan pengelolaan risiko internal yangdisampaikan kepada Country Risk Committee,mencakup informasi mengenai kecenderunganutama mengenai politik dan ekonomi makroyang mempengaruhi portofolio bisnis Bank;kualitas portofolio dan penurunan nilai kredit;dan matrik portofolio Advanced IRB termasukmigrasi peringkat kredit.
The Bank regularly monitors credit exposures,portfolio performance and external trends thatmay impact risk management outcomes.Internal risk management reports are presented to the Country Risk Committee, information onkey political and macro economic trends acrossthe Bank’s business portfolios; portfolio qualityand loan impairment performance; andAdvanced IRB portfolio metrics including creditgrade migration.
iii. Pengawasan portofolio kredit iii. Credit portfolio monitoring
Eksposur pada Corporate and InstitutionalBanking dang Commercial Banking dimasukkanke dalam kategori early alert ketika eksposurtersebut menunjukkan gejala penurunanmaupun kelemahan secara finansial, misalnyadalam hal terjadi penurunan posisi nasabah diindustri terkait, pelanggaran perjanjian,kegagalan pemenuhan kewajiban, atau terdapatmasalah terkait pemilikan atau manajemenperusahaan. Terhadap eksposur dan portofoliotersebut akan dilakukan proses tertentu yangdiawasi oleh Credit Issues Committee.
Exposures on Corporate and InstitutionalBanking and Commercial Banking accounts areplaced on early alert when they display signs ofweaknesses or financial deteriorations, forexample, where there is a decline in thecustomer’s position within the industry, aiibreach of covenant, non-performance of an-obligation, or there are issues relating toownership or management. Such exposuresand portfolios are subject to a dedicatedprocess overseen by the Credit IssuesCommittee.
452 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)((
iii. Pengawasan portofolio kredit (Lanjutan) iii. Credit portfolio monitoring (Continued)
Rencana khusus terhadap eksposur tersebutakan ditelaah kembali, langkah-langkahperbaikan akan disepakati dan dimonitor.Tindakan perbaikan termasuk, namun tidakterbatas pada, penurunan eksposur,penambahan jaminan, penghentian perikatankredit, atau pemindahan pengawasan debitur kedalam pengendalian khusus oleh Group SpecialAsset Management (GSAM) yang merupakanunit khusus pemulihan kredit.
Account plans are re-evaluated and remedialactions are agreed and monitored. Remedialactions include, but not limited to, exposurereduction, security enhancement, exiting therelationship or transfer the management of theaccount into the control of Group Special AssetManagement (GSAM) which is the recoveryspecialist unit.
Untuk Retail Banking, tren delinquencyportofolio dipantau secara detil danberkesinambungan. Perilaku nasabah individudiawasi dan menjadi hal yang dipertimbangkandalam pengambilan keputusan pemberiankredit. Terhadap eksposur yang mengalamitunggakan pembayaran dilakukan prosespenagihan yang dikelola secara independenoleh unit Risiko. Eksposur yang telahdihapusbukukan dikelola oleh unit khususpemulihan kredit.
In Retail Banking, portfolio delinquency trends are monitored continuously at a detailed level.Individual customer’s account behaviour is also tracked and considered for lending decisions.Accounts that are past due are subject to a collection process, managed independently by the Risk unit. Charged-off accounts are managed by specialist recovery teams.
iv. Asumsi-asumsi dan pertimbangan utamadalam menentukan kerugian kredit ekspektasian
iv. Key assumptions and judgements indetermining expected credit losses
Untuk menentukan dampak dari perubahanlingkungan ekonomi di masa yang akan datang,perhitungan PD, LGD dan kerugian kreditekspektasian memperhitungkan informasiforward looking: asumsi-asumsi jalur variabelekonomi dan harga-harga aset yangkemungkinan memiliki dampak ataskemampuan membayar debitur.
To capture the effect of changes to theeconomic environment in the future,computation of PD, LGD and so expected credit losses incorporates forward lookinginformation: assumptions on the path ofeconomic variables and asset prices that arelikely to have an effect on the repayment abilityof the debtor.
Titik awal atas proyeksi variabel ekonomididasarkan atas pandangan manajemen.Perkiraan dasar adalah pandangan manajemen atas hasil yang paling mungkin, sementarauntuk mengatasi potensi non-linearitas ataskerugian kredit ekspektasian, Bank melakukansimulasi atas skenario-skenario dari perkiraandasar untuk menghitung kerugian kreditekspektasian. Skenario-skenario ini dihasilkandari simulasi Monte Carlo yangmempertimbangkan tingkat ketidakpastian atashasil ekonomi, bagaimana hasil-hasil inimemiliki kecenderungan untuk bergerak atauberkorelasi dan bagaimana kisaran hasil yangsecara wajar akan didefinisikan.
The starting point for the projections ofeconomic variables is based on management’sview. The base forecast is a management’sview of the most likely outcome, while toaddress the potential non-linearity in expectedcredit loss, the Bank simulates a set ofscenarios around the base forecast to computeexpected credit loss. These scenarios aregenerated by a Monte Carlo simulation, whichconsiders the degree of uncertainty aroundeconomic outcomes, how these outcomes have generally tended to move together orcorrelation and how the range of reasonablypossible outcomes would be defined.
453
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)((
v. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit v. Maximum exposures to credit risk
Jumlah nilai tercatat eksposur risiko kredit terkait untuk instrumen keuangan di dalam laporanposisi keuangan gabungan dan komitmen dankontinjensi dengan risiko kredit (tanpamemperhitungkan agunan atau pendukungkredit lainnya) pada tanggal 31 Desember 2019dan 2018 sebagai berikut:
Credit risk exposures relating to financialinstruments on the combined statement offinancial position and commitments andcontingencies with credit risk at their carryingamounts (without taking into account anycollaterals held or other credit supports) as of31 December 2019 and 2018 were as follows:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Laporan posisi keuangan: Statement of financial position:Giro pada Bank Indonesia 2.183.353 2.790.328 Current accounts with Bank IndonesiaGiro pada bank-bank lain 449.427 557.605 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain 606.504 257.989 Due from other branchesPenempatan pada Bank Indonesia dan
bank-bank lain 6.808.247 4.547.608Placements with Bank Indonesia and
other banks Efek-efek 12.024.150 9.783.769 SecuritiesAset derivatif 3.706.503 3.500.110 Derivative assetsTagihan akseptasi 2.314.123 4.501.390 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 28.052.523 31.807.177 Loans Tagihan atas pinjaman yang dijamin 1.587.523 3.090.531 Receivables under secured borrowings Aset lain-lain 1.756.465 549.682 Other assets
Komitmen dan kontinjensi denganrisiko kredit:
Commitments and contingencies withcredit risk:
Bank garansi yang diterbitkan 10.454.230 9.974.124 Bank guarantees issued Fasilitas kredit yang belum digunakan-
committed 964.701 649.300 Unused loan facilities-committedFasilitas letters of credit yang tidak
dapat dibatalkan 569.839 1.923.857 Irrevocable letters of credit facilities
vi. Analisis konsentrasi risiko kredit vivv . Credit risk concentration
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlahnasabah menjalankan kegiatan atau aktivitasusaha yang serupa dalam wilayah geografisyang sama, atau ketika nasabah memilikikarakteristik sejenis yang akan menyebabkankemampuan untuk memenuhi kewajibankontraktualnya secara bersama dipengaruhioleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisilainnya.
Concentrations of credit risk arise when anumber of customers are engaged in similarbusiness activities or activities within the samegeographic region, or when they have similarcharacteristics that would cause their ability tomeet contractual obligations to be similarlyaffected by changes in economic or otherconditions.
454 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)((
vi. Analisis konsentrasi risiko kredit (Lanjutan) vivv . Credit risk concentration (Continued)
Bank mensyaratkan diversifikasi portofoliokredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit,dan sektor industri sebagai upaya untukmeminimalkan risiko kredit. Konsentrasi risikokredit berdasarkan jenis debitur:
The Bank requires diversification of its creditportfolio among a variety of type of debtorsrr ,type of loans and industries in order tominimisi e the credit risk. Credit riskconcentration by type of debtors:
31 Desember/December 2019
Korporasi/ Corporates
Pemerintah dan Bank Indonesia/
Government and Bank Indonesia
Bank/ Banks
Ritel/ Retail
Jumlah/ Total
Giro pada Bank Indonesia - 2.183.353 - - 2.183.353Current accounts with Bank
Indonesia
Giro pada bank-bank lain - - 449.427 - 449.427Current accounts with other
banksTagihan dari cabang-
cabang lain - - 606.504 - 606.504 Due from other branchesPenempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank lain - 3.420.917 3.387.330 - 6.808.247
Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek - 12.024.150 - - 12.024.150 SecuritiesAset derivatif 1.740.293 - 1.966.210 - 3.706.503 Derivative assetsTagihan akseptasi 2.314.123 - - - 2.314.123 Acceptance receivablesKredit yang diberikan 21.410.961 - 4.063.038 2.578.524 28.052.523 LoansTagihan atas pinjaman
yang dijamin - - 1.587.523 - 1.587.523Receivables under secured
borrowingsAset lain-lain 1.756.465 - - - 1.756.465 Other assets
Komitmen dan kontinjensi 6.624.223 - 5.364.547 - 11.988.770 Commitments and
contingenciesJumlah 33.846.065 17.628.420 17.424.579 2.578.524 71.477.588 Total
Persentase 47% 25% 24% 4% 100% Percentage
31 Desember/December 2018
Korporasi/ Corporates
Pemerintah dan Bank Indonesia/
Government and Bank Indonesia
Bank/ Banks
Ritel/ Retail
Jumlah/ Total
Giro pada Bank Indonesia - 2.790.328 - - 2.790.328Current accounts with Bank
Indonesia
Giro pada bank-bank lain - - 557.605 - 557.605Current accounts with other
banksTagihan dari cabang-
cabang lain - - 257.989 - 257.989 Due from other branchesPenempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank lain - 3.228.608 1.319.000 - 4.547.608
Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek - 9.783.769 - - 9.783.769 SecuritiesAset derivatif 899.693 10.785 2.589.632 - 3.500.110 Derivative assetsTagihan akseptasi 4.501.390 - - - 4.501.390 Acceptance receivablesKredit yang diberikan 24.794.820 - 4.137.121 2.875.236 31.807.177 LoansTagihan atas pinjaman
yang dijamin - - 3.090.531 - 3.090.531Receivables under secured
borrowingsAset lain-lain 549.682 - - - 549.682 Other assets
Komitmen dan kontinjensi 9.031.747 - 3.515.534 - 12.547.281 Commitments and
contingenciesJumlah 39.777.332 15.813.490 15.467.412 2.875.236 73.933.470 Total
Persentase 54% 21% 21% 4% 100% Percentage
Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkanjenis kredit dan sektor ekonomi diungkapkan pada Catatan 10.
The concentration of loans by type of loans and economic sectors are disclosed in Note 10.
455
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)((
vii. Analisis risiko kredit vivv i.ii Credit risk analysisii
Tabel berikut ini menyajikan aset keuangan(tidak termasuk tagihan dari cabang-cabanglain) berdasarkan staging dan peringkat kredit:
The following table presents thet financialassets (not include due from other branches),based on stage and credit grading:
31 Desember/December 2019Giro pada
Bank Indonesia dan
bank-banklain/ Current
accounts withBank
Indonesia and other banks
Penempatanpada Bank
Indonesia danbank-bank
lain/Placements with Bank
Indonesia and other banks
Efek-efek/ Securities
Tagihanakseptasi/
Acceptancereceivables
Kredit yangdiberikan/
Loans
Tagihan atas pinjaman
yang dijamin/Receivables
under secured
borrowings
Aset keuangan
lainnya/Otherfinancial assets*
Jumlah/ Total
Aset keuangan dengan biaya perolehandiamortisasi
Financial assets atamortisii ed cost
Stage 1 Stage 1Peringkat kredit 1-6 2.642.703) 6.808.247) 2.101.621) 1.798.498) 14.680.990) -) 1.757.829) 29.789.888) Credit grading 1-6Peringkat kredit 7-9 -) -) -) 173.648) 4.620.143) -) -) 4.793.791) Credit grading 7-9Peringkat kredit 10-12 -) -) -) 144.747) 3.918.457) -) -) 4.063.204) Credit grading 10-12
2.642.703) 6.808.247) 2.101.621) 2.116.893) 23.219.590) -) 1.757.829) 38.646.883)Stage 2 Stage 2
Peringkat kredit 1-6 -) -) -) -) 271.938) -) -) 271.938) Credit grading 1-6Peringkat kredit 7-9 -) -) -) 16.369) 908.772) -) -) 925.141) Credit grading 7-9Peringkat kredit 10-12 -) -) -) 188.114) 896.637) -) -) 1.084.751) Credit grading 10-12
-) -) -) 204.483) 2.077.347) -) -) 2.281.830)
Stage 3 -) -) -) 27.592) 1.620.197) -) 46.310) 1.694.099) Stage 32.642.703) 6.808.247) 2.101.621) 2.348.968) 26.917.134) -) 1.804.139) 42.622.812)
Aset keuangan - nilai wajar melalui penghasilankomprehensif lain
Financial assets - fairvalue through other
comprehensive income
Stage 1 -) -) 9.155.212) -) -) -) -) 9.155.212) Stage 1
Aset keuangan - nilai wajar melalui laba rugi
Financial assets - fairvalue through profit
or lossStage 1 -) -) 768.961) -) 2.332.456) 1.587.523) 3.706.503) 8.395.443) Stage 1
Jumlah aset keuangan 2.642.703) 6.808.247) 12.025.794) 2.348.968) 29.249.590) 1.587.523) 5.510.642) 60.173.467) Total financial assets
Cadangan kerugianpenurunan nilai
Allowance forimpairment losses
Stage 1 (9.923) -) (1.644) (8.449) (134.908) -) (1.364) (156.288) Stage 1Stage 2 -) -) -) (870) (78.035) -) -) (78.905) Stage 2 Stage 3 -) -) -) (25.526) (984.124) -) (46.310) (1.055.960) Stage 3
Jumlah cadangan kerugianpenurunan nilai (9.923) -) (1,644) (34.845) (1.197.067) -) (47.674) (1.291.153)
Total allowance for impairment losses
Jumlah – bersih 2.632.780) 6.808.247) 12.024.150) 2.314.123) 28.052.523 1.587.523) 5.462.968) 58.882.314 Total - net
*Aset keuangan lainnya terdiri dari aset derivatif dan aset lain-lain. Other financial assets consist of derivative assets and other assets*
456 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)
vii. Analisis risiko kredit (Lanjutan) vivv i.ii Credit risk analysis (Continued)
31 Desember/December 2018Giro pada
Bank Indonesia dan
bank-banklain/ Current
accounts with Bank
Indonesia and other banks
Penempatan pada Bank
Indonesia danbank-bank
lain/Placements with Bank
Indonesia and other banks
Efek-efek/ Securities
Tagihan akseptasi/
Acceptancereceivables
Kredit yangdiberikan/
Loans
Tagihan atas pinjaman
yang dijamin/Receivables
under secured
borrowings
Asetkeuangan
lainnya/Otherfinancial assets*
Jumlah/ Total
Aset keuangan dengan biaya perolehandiamortisasi
Financial assets atamortisii ed cost
Stage 1 Stage 1Peringkat kredit 1-6 3.355.309) 4.547.608 1.261.245) 2.249.889) 15.648.631) - 549.682 27.612.364) Credit grading 1-6Peringkat kredit 7-9 -) - - 630.653) 7.488.639) - - 8.119.292) Credit grading 7-9Peringkat kredit 10-12 -) - - 705.738) 3.380.900) - - 4.086.638) Credit grading 10-12
3.355.309) 4.547.608 1.261.245) 3.586.280) 26.518.170) - 549.682 39.818.294)Stage 2 Stage 2
Peringkat kredit 1-6 -) - -) -) 283.605) - - 283.605) Credit grading 1-6Peringkat kredit 7-9 -) - - -) 881.207) - - 881.207) Credit grading 7-9Peringkat kredit 10-12 -) - -) 918.222) 1.436.638) - - 2.354.860) Credit grading 10-12
-) - -) 918.222) 2.601.450) - - 3.519.672)
Stage 3 -) - -) 1.617) 739.543 - - 741.160) Stage 33.355.309) 4.547.608 1.261.245) 4.506.119) 29.859.163 - 549.682 44.079.126)
Aset keuangan - nilai wajar melalui penghasilankomprehensif lain
Financial assets - fairvalue through other
comprehensiveincome
Stage 1 -) - 6.564.208) -) -) - - 6.564.208) Stage 1
Aset keuangan - nilai wajar melalui laba rugi
Financial assets - fairvalue through profit
or lossStage 1 -) - 1.958.833) -) 2.889.363) 3.090.531 3.500.110 11.438.837) Stage 1
Jumlah aset keuangan 3.355.309) 4.547.608 9.784.286) 4.506.119) 32.748.526) 3.090.531 4.049.792 62.082.171 Total financial assets
Cadangan kerugianpenurunan nilai
Allowance forimpairment losses
Stage 1 (7.376) - (517) (2.605) (154.909) - - (165.407) Stage 1Stage 2 -) - -) )(692) (131.361) - - (132.053) Stage 2 Stage 3 -) - -) (1.432) (655.079) - - (656.511) Stage 3
Jumlah cadangan kerugianpenurunan nilai (7.376) - (517) (4.729) (941.349) - - (953.971)
Total allowance for impairment losses
Jumlah – bersih 3.347.933) 4.547.608 9.783.769) 4.501.390) 31.807.177) 3.090.531 4.049.792 61.128.200) Total - net
*Aset keuangan lainnya terdiri dari aset derivatif dan aset lain-lain. Other financial assets consist of derivative assets and other assets*
Dalam menentukan kualitas kredit berdasarkansegmen klien, untuk portofolio Corporate and Institutional Banking dang Commercial Banking,eksposur dianalisis berdasarkan peringkat risikokredit yang memainkan peranan utama dalam penilaian kualitas dan risiko pengawasan. Semua kredit diberikan peringkat risiko kredityang ditelaah ulang secara periodik dan diubah berdasarkan perubahan keadaan atau perilaku debitur. Peringkat risiko kredit (CG) 1 sampaidengan 12 diklasifikasikan ke akun stage 1 dan 2 sementara CG 13-14 diklasifikasikan kestage 3.
In determining credit quality by client segment,for corporate and institutional banking and commercial banking portfolios, exposures areanalysed by credit grade, which plays a central role in the quality assessment and monitoring of risi k. All loans are assigned a credit gradewhich is reviewed periodically and amended inlight of changes in the borrower’s circumstances or behavior. Credit grade (CG)1 to 12 are assigned to stage 1 and 2 accounts,while CG 13-14 are assigned to stage 3.
457
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)
vii. Analisis risiko kredit (Lanjutan) vivv i.ii Credit risk analysis (Continued)Tabel berikut adalah instrumen aset keuangan(tidak termasuk tagihan dari cabang-cabanglain) berdasarkan stage dengan jumlahcadangan kerugian penurunan nilai untuksetiap instrumen dengan klasifikasi biayaperolehan diamortisasi dan nilai wajar melaluipenghasilan komprehensif lain pada tanggal31 Desember 2019 dan 2018.
This table shows financial assets instruments(not include due from other branches) by stagewith the allowance for impairment lossesagainst each financial instruments underclassification of amortised cost and fair valuethrough other comprehensive income as of31 December 2019 and 2018.
31 Desember/December 2019Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total
Nilaitercatat/Carrying amount
Cadangankerugian
penurunannilai/
Allowance for
impairment losses
Nilaitercatat -
bersih/Net carrying amount
Nilaitercatat/Carryingamount
Cadangankerugian
penurunan nilai/
Allowance for
impairment losses
Nilaitercatat - bersih/
Net carrying amount
Nilaitercatat/Carrying amount
Cadangankerugian
penurunannilai/
Allowance for
impairment losses
Nilaitercatat -bersih/
Net carrying amount
Nilaitercatat/ Carrying amount
Cadangankerugian
penurunan nilai/
Allowance for
impairment losses
Nilaitercatat - bersih/
Net carrying amount
Giro pada BankIndonesia 2.183.353 -) 2.183.353 - -) - - -) - 2.183.353 -) 2.183.353
Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain 459.350 (9.923) 449.427 - -) - - -) - 459.350 (9.923) 449.427
Current accounts with other banks
Penempatan padaBank Indonesia danbank-bank lain 6.808.247 - 6.808.247 - -) - - -) - 6.808.247 -) 6.808.247
Placements with Bank Indonesia and
other banksEfek-efek 11.256.833 (1.644) 11.255.189 - -) - - -) - 11.256.833 (1.644) 11.255.189 Securities
Tagihan akseptasi 2.116.893 (8.449) 2.108.444 204.483 (870) 203.613 27.592 (25.526) 2.066 2.348.968 (34.845) 2.314.123Acceptance
receivablesrr
Kredit yang diberikan 23.219.590 (134.908) 23.084.682 2.077.347 (78.035) 1.999.312 1.620.197 (984.124) 636.073 26.917.134 (1.197.067) 25.720.067 Loans
Aset keuangan lainnya 1.757.829 (1.364) 1.756.465 - - - 46.310 (46.310) - 1.804.139 (47.674) 1.756.465 Other financialassets
47.802.095 (156.288) 47.645.807 2.281.830 (78.905) 2.202.925 1.694.099 (1.055.960) 638.139 51.778.024 (1.291.153) 50.486.871
31 Desember/December 2018Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total
Nilaitercatat/Carrying amount
Cadangankerugian
penurunannilai/
Allowance for
impairment losses
Nilaitercatat -
bersih/Net carrying amount
Nilaitercatat/Carryingamount
Cadangankerugian
penurunan nilai/
Allowance for
impairment losses
Nilaitercatat - bersih/
Net carrying amount
Nilaitercatat/Carrying amount
Cadangankerugian
penurunannilai/
Allowance for
impairment losses
Nilaitercatat -bersih/
Net carrying amount
Nilaitercatat/Carrying amount
Cadangankerugian
penurunan nilai/
Allowance for
impairment losses
Nilaitercatat -
bersih/Net carrying amount
Giro pada BankIndonesia 2.790.328 -) 2.790.328 - -) - - -) - 2.790.328 -) 2.790.328
Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain 564.981 (7.376) 557.605 - -) - - -) - 564.981 (7.376) 557.605
Current accounts with other banks
Penempatan padaBank Indonesia danbank-bank lain 4.547.608 -) 4.547.608 - -) - - -) - 4.547.608 -) 4.547.608
Placements with Bank Indonesia and
other banksEfek-efek 7.825.453 (517) 7.824.936 - -) - - -) - 7.825.453 (517) 7.824.936 Securities
Tagihan akseptasi 3.586.280 (2.605) 3.583.675 918.222 (692)) 917.530 1.617 (1.432) 185 4.506.119 (4.729) 4.501.390Acceptance
receivablesKredit yang diberikan 26.518.170 (154.909) 26.363.261 2.601.450 (131.361) 2.470.089 739.543 (655.079) 84.464 29.859.163 (941.349) 28.917.814 Loans
Aset keuangan lainnya 549.682 -) 549.682 - -) - - -) - 549.682 -) 549.682 Other financialassets
46.382.502 (165.407) 46.217.095 3.519.672 (132.053) 3.387.619 741.160 (656.511) 84.649 50.643.334 (953.971) 49.689.363
Dalam hal terdapat keraguan terhadapkemampuan nasabah untuk melakukan pembayaran kontraktual pada saat jatuh tempo, persyaratan kredit dapat dinegosiasikan kembali berdasarkankesepakatan antara Bank dan nasabah.
Where there is doubt on the ability of theborrowers to meet contractual payments when due, the terms of the loans might berenegotiated based on mutual agreement between the Bank and the borrowers.
Penjelasan mengenai peringkat risiko kredittelah dijelaskan pada Catatan 3b.i.
Description of credit risk rating has beenexplained in Note 3b.i.
viii. Agunan vivv iii iii . CollateralAgunan digunakan untuk memitigasi risikokredit Bank, dimana jenis agunan yang dapatditerima ditentukan oleh kebijakan kredit Bank.Jenis agunan untuk eksposur kredit RetailBanking pada umumnya terdiri dari kas, giro,tabungan, deposito berjangka, properti tempattinggal dan komersial serta standby letters ofcredit (SBLC). Sedangkan jenis agunan untukeksposur kredit Corporate and InstitutionalBanking dan g Commercial Banking umumnyagterdiri dari kas, giro, deposito berjangka, SBLC,persediaan, piutang dagang, properti komersialdan industri, serta aset tetap lainnya.Kebijakan kredit Bank mewajibkan penilaianindependen untuk agunan berupa aset tetapdan aset tidak lancar lainnya, dilakukan 6sampai 36 bulan tergantung portofoliokreditnya.
Collateral is used to mitigate the Bank’s creditrisk, whereby the type of acceptable collateralsare determined in the Bank’s credit policy. Typeof collaterals which are accepted for RetailBanking credit exposures are generally cash,current accounts, saving accounts, timedeposits, residential and commercial properties as well as standby letters of credit (SBLC).CWhile type of collaterals accepted for Corporateand Institutional Banking and CommercialBanking credit exposures are cash, currentaccounts, time deposits, SBLC, inventories,trade receivables, commercial and industryproperties, and other fixed assets. The Bank’sffcredit policy requires independent valuation oncollaterals that are in the form of fixed assetsand other non-current assets, to be performedtevery 6 until 36 months depending on the credit portfolio.
458 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)((
viii. Agunan (Lanjutan) vivv iii i.ii Collateral (Continued)Di samping jenis-jenis agunan di atas, dalam-beberapa kondisi tertentu Bank jugamensyaratkan agunan tambahan berupagaransi personal, garansi korporasi, maupundukungan induk perusahaan meskipunkemungkinan Bank dapat menggunakangaransi atau dukungan ini sebagai salah satuupaya pemulihan kredit relatif kecil.
In addition to the above types of collaterals, incertain conditions the Bank may also requireadditional collaterals in the form of personalguarantees, corporate guarantees, or parentalsupports despite the probability of the Bankrrmay utilise these guarantees or supports asloan recovery options being relatively remote.
Dukungan induk perusahaan digunakansebagai credit enhancement yang dapatmengurangi kemungkinan gagal bayar, tetapitidak mengubah atau menggantikankelayakan kredit suatu anak perusahaan.Bank menilai kesediaan dan kemampuaninduk perusahaan untuk menyediakan danmemenuhi dukungan induk perusahaandengan mempertimbangkan materialitas dansignifikansi anak perusahaan terhadap indukperusahaan sebagai kewajiban moral padasaat dukungan tersebut diberikan.
Parental support serves as a creditenhancement that could potentially reduce theprobability of default (PD) but it does notchange or replace the underlyingcreditworthiness of a subsidiary. The Bankassesses the willingness and ability of theparent in providing and honoring the parentalrrsupport in consideration of the materiality andsignificance of the subsidiary to the parent asthe best moral obligation at the time suchsupport is given.
Jenis dan nilai agunan tidak menjadi dasarpenilaian kemampuan calon debitur dalammelakukan pembayaran kembali kredit yangdiberikan. Akan tetapi pada umumnya jenisdan nilai agunan akan menentukan besarnyaLoss Given Default (t LGD), Expected Loss(EL), dan IIP dalam hal terjadi gagal bayar.Dalam perhitungan IIP, nilai kini agunan akandiperhitungkan sebagai jumlah yangdiperkirakan akan dapat diperoleh kembalidalam periode tertentu.
Typically, the type and value of collateral willtnot be used as the basis for assessing thedebtors’ loan repayment ability. However,generally it will determine the amount of LossGiven Default (LGD), Expected Loss (EL), andIIP in the event of default. In the IIPcalculation, the net present value of thecollateral will be considered as the amountwhich can be recovered within certain period.
Perhitungan Aktiva Tertimbang MenurutRisiko (ATMR) Kredit untuk tujuanperhitungan rasio modal Bank sesuai denganketentuan perbankan yang berlaku mengenaiperhitungan ATMR dengan metode Standarmengijinkan Bank untuk memperhitungkanmana yang lebih rendah antara nilai wajaratau nilai pengikatan agunan berupa uangtunai, giro, tabungan, deposito, emas, SuratUtang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga dengan peringkat tertentu yangdiperingkat oleh lembaga pemeringkat yangdiakui oleh Otoritas Jasa Keuangan danagunan dari reverse repo sebagai mitigasirisiko kredit.
The calculation of Credit Risk Weighted Assets (RWA) for the purpose of the Bank’s capital ratio in accordance with the prevailing banking regulation on the RWA calculation using Standardised method allows the Bank to take into account the fair value or the collateralised amount of the collateral, whichever is lower, in the form of cash, current accounts, saving accounts, time deposits, golds, government bonds (T-TT bills), Bank Indonesia Certificates, securities with certain credit grade rated by rating companies recognised by Otoritas JasaKeuangan and collaterals from reverse repo ascredit risk mitigants.
459
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)((
viii. Agunan (Lanjutan) vivv iii i.ii Collateral (Continued)
Estimasi atas nilai pasar agunan yang dimilikisebagai jaminan kredit yang diberikanberdasarkan penilaian nilai wajar yangterakhir dilakukan terhadap saldo kredit yangdiberikan pada tanggal 31 Desember 2019dan 2018 adalah sebagai berikut:
An estimated market value of collaterals heldagainst loans based on the latest market valueiiassessment against outstanding loan balances as of 31 December 2019 and 2018 was shownbelow:
31 Desember/December 2019
Dengan agunan penuh/
Fully secured
Dengan agunan
sebagian/ Partially secured
Tanpa agunan/Unsecured
Jumlah/Total
Saldo kredit yang diberikan Amount outstandingKorporasi dan bank 2.047.345 6.753.164 17.365.424 26.165.933 Corporate and bankRitel 905.629 33.721 2.144.307 3.083.657 Retail
Jumlah 2.952.974 6.786.885 19.509.731 29.249.590 TotalEstimasi nilai pasaragunan 2.952.974 3.408.629 - 6.361.603
Collateral estimated market value)))e
Persentase agunan terhadap saldo kredit yang diberikan 100% 50% - 22%
Percentage of collateralagainst the loan
outstanding
31 Desember/December 2018
Dengan agunan penuh/
Fully sy ecured
Dengan agunan
sebagian/ Partially secured
Tanpa agunan/Unsecured
Jumlah/Total
Saldo kredit yang diberikan Amount outstandingKorporasi dan bank 2.684.277 8.775.527 17.421.029 28.880.833 Corporate and bankRitel 972.710 85.235 2.809.748 3.867.693 Retail
Jumlah 3.656.987 8.860.762 20.230.777 32.748.526 TotalEstimasi nilai pasaragunan 3.656.987 6.135.669 - 9.792.656
Collateral estimated market value)))e
Persentase agunan terhadap saldo kredit yang diberikan 100% 69% - 30%
Percentage of collateralagainst the loan
outstanding
Dalam menghitung persentase di atas, taksiran nilai agunan yang melebihi nilai bruto kredit akan disesuaikan menjadi sama dengan nilai bruto. Hal ini sesuai dengan polapemulihan dari agunan ketika suatu kredit menjadi macet.
In calculating the above percentages, any estimated amount of collateral that is higher than the gross amount is adjusted to be equal to the gross amount. This is inline with the pattern of recovery from collateral when a loan became default.
460 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)((
viii. Agunan (Lanjutan) vivv iii iii . Collateral (Continued)
Tagihan atas pinjaman yang dijaminsepenuhnya didukung jaminan pada tanggal31 Desember 2019 dan 2018. Jaminan atasaset keuangan selain kredit yang diberikandan tagihan atas pinjaman yang dijamindievaluasi atas basis customer-rr by-yy customer.
Receivables under secured borrowings arefully collateralised as of 31 December 2019 and2018. Collateralisii ation of financial assets otherthan loans and receivables under securedborrowings are assessed on a customer-by-rrcustomer basis.
c. Risiko pasar c. Market risk
Bank mengidentifikasi risiko pasar sebagai potensikehilangan pendapatan atau nilai ekonomidikarenakan perubahan tingkat suku bunga pasarkeuangan atau harga pasar yang merugikan.Eksposur Bank untuk risiko pasar terutama timbuldari transaksi yang berasal dari nasabah. Tujuandari kebijakan dan prosedur risiko pasar adalahuntuk memperoleh keseimbangan terbaik antararisiko dan imbal hasil, selain untuk memenuhikebutuhan nasabah.
The Bank recognises market risk as the potentialloss of earnings or economic value due to adversechanges in financial markets rates or prices. TheBank’s exposure to market risk arises principallyfrom customer-rr driven transactions. The objectiveof the Bank’s market risk policies and processes isto obtain the best balance of risk and return whilstmeeting customers’ requirements.
Limit risiko pasar merupakan pengendalian utamayang digunakan untuk memastikan bahwaeksposur risiko pasar Bank sejalan dengan selerauntuk risiko pasar. Kebijakan tersebut berlakuuntuk seluruh bisnis yang memiliki risiko pasar.
Market risk limits are key controls designed to ensure that the Bank’s market risk exposure is aligned with its appetite for market risk. The policy is applicable to all businesses exposed to the market risks.
Limit atau trigger untuk masing-masing lokasi danportofolio ditentukan oleh unit bisnis sesuaidengan kebijakan yang disepakati. Unit RisikoPasar menyetujui limit atau trigger sesuai denganwewenang yang telah didelegasikan danmemonitor eksposur terhadap limit-limit tersebut.Tambahan limit diterapkan untuk instrumentertentu dan konsentrasi posisi sesuai dengankebutuhan.
Limits or triggers by location and portfolio are proposed by the businesses within the terms of agreed policy. Market Risk unit approves the limits or triggers as per the delegated authorities and monitors exposures against these limits.Additional limits are placed on specific instruments and position concentrations where appropriate.
Limit/trigger risiko pasar harus ditinjau sedikitnyasekali setiap tahun, dengan mempertimbangkanstrategi bisnis dan risk appetite Grup StandardChartered Bank (SCB). Limit/trigger risiko pasarharus ditinjau lebih sering dalam hal terdapatperubahan signifikan dalam strategi bisnis ataurisk appetite Grup SCB.
Market risk limits/triggers must be reviewed at leastonce a year, taking into consideration the business strategy and Standard Chartered Bank (SCB)Group risk appetite. They must be reviewed morefrequently when there is a significant change inbusiness strategy or the SCB Group risk appetite.
Untuk tujuan pengukuran risiko pasar, stresstesting merupakan bagian yang tak terpisahkandari kerangka kerja manajemen risiko pasar yangmempertimbangkan baik data historis peristiwapasar dan skenario forward looking. Metodologistress testing yang konsisten diaplikasikan baikuntuk transaksi trading maupung non-trading.Metodologi stress testing mengasumsikan ruanglingkup tindakan manajemen akan terbatasselama periode stress event yang mencerminkanpenurunan likuiditas di pasar yang sering terjadidalam situasi stress. Skenario stress diperbaharuissecara berkala.
For the purpose of measuring market risk, stress testing is an integral part of the market risk management framework and considers both historical market events and forward-looking scenarios. A consistent stress testing methodology is applied to trading and non-trading books. The stress testing methodology assumes that scope for management action would be limited during a stress event, reflecting the decrease in market liquidity that often occurs. Stress scenarios are regularly updated.
461
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)
Secara umum, profil risiko pasar Bank untuk tahunyang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019tidak mengalami perubahan yang signifikandibandingkan tahun sebelumnya.
In general, the Bank’s market risk profile for the year ended 31 December 2019 has not changedsignificantly compared to previous year.
Kategori-kategori utama dari risiko pasar adalah: The primary categories of market risk are:
i. Risiko mata uang i. Currency risk
Bank memiliki eksposur risiko mata uangsebagai akibat transaksi dalam mata uangasing. Bank memonitor setiap risiko konsentrasiyang berkaitan dengan masing-masing matauang sehubungan dengan penjabaran transaksimaupun aset dan liabilitas dalam mata uangasing ke dalam mata uang Rupiah.
The Bank is exposed to currency risk throughtransaction in foreign currencies. The Bankmonitors any concentration risk in relation to any individual currency with regard to the translationof foreign currency transactions and monetaryassets and liabilities into Rupiah.tt
Perhitungan posisi devisa neto (PDN) Bankuntuk masing-masing mata uang utamadilakukan setiap hari dan sesuai denganperaturan perbankan yang berlaku. Sesuaidengan peraturan tersebut, Bank diwajibkanuntuk memelihara PDN keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari modal. PDN dan modal Bankpada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 saatpenutupan transaksi pada tanggal tersebut dansebagaimana dilaporkan kepada Otoritas JasaKeuangan terlihat pada tabel berikut:
The Bank’s net foreign exchange position (NOP)by major currencies is calculated on a daily basis based on the prevailing banking regulations. As per the regulations, banks arerequired to maintain its aggregate NOP at a maximum of 20% of its capital. The Bank’s aggregate NOP and capital as of 31 December 2019 and 2018 at the close of the respectivedates and as reported to Otoritas Jasa Keuangan are shown in the following table:
31 Desember/December 2019
Posisi devisa netountuk neraca
(selisih bersih asetdan
liabilitas)/Balance sheet net foreign
exchange position(net differences between assets and liabilities)
Selisih bersihtagihan dan
liabilitas padarekening
administratif/Net differences
betweenreceivables and liabilities in off- ffbalance sheet transactions
Posisi devisaneto secara
agregat (nilaiabsolut)/
Aggregate net foreign exchange
position(absolute amount)
Dolar Amerika Serikat (5.958) (909.661) 915.619 United States DollarEuro (12.418) -) 12.418 EuroDolar Singapura (4.845) 477) 4.368 Singapore DollarYen Jepang 1.342) 294) 1.636 Japanese YenDolar Australia 1.487) -) 1.487 Australian DollarFranc Swiss (782) -) 782 Swiss FrancDolar Selandia Baru 771) -) 771 New Zealand DollarPoundsterling Inggris 317) -) 317 British PoundsterlingBaht Thailand 146) -) 146 Thailand Baht Dolar Hong Kong (105) 178) 73 Hong Kong DollarDolar Kanada (706) 733) 27 Canadian DollarLain-lain (6.767) (2.955) 9.722 Others Jumlah 947.366 Total
Jumlah modal 9.802.931 Total capital Persentase posisi
devisa neto terhadap modal 9.66%
Percentage of net foreign exchange position to capital
462 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)
i. Risiko mata uang (Lanjutan) i. Currency risk (Continued)
31 Desember/December 2018
Posisi devisa netountuk neraca
(selisih bersih asetdan
liabilitas)/Balance sheet net foreign
exchange position(net differences between assets and liabilities)
Selisih bersih tagihan dan
liabilitas padarekening
administratif/Net differences
between receivables and liabilities in off- ffbalance sheet transactions
Posisi devisaneto secara
agregat (nilai absolut)/
Aggregate net foreign exchange
position(absolute amount)
Dolar Amerika Serikat 21.174) (940.578) 919.404) United States DollarDolar Singapura (2.224) 2) 2.222) Singapore DollarFranc Swiss (2.129) -) 2.129) Swiss FrancYen Jepang 1.138) 2) 1.140) Japanese YenEuro 991) -) 991) EuroDolar Hong Kong 694) -) 694) Hong Kong DollarDolar Australia 565) -) 565) Australian DollarPoundsterling Inggris (369) -) 369) British PoundsterlingDolar Selandia Baru 177) -) 177) New Zealand DollarBaht Thailand 111) -) 111) Thailand Baht Dolar Kanada (76) -) 76) Canadian Dollar
Lain-lain 997) (133) 864) Others Jumlah 928.742) Total
Jumlah modal 9.402.350) Total capital Persentase posisi
devisa neto terhadap modal 9,88%)
Percentage of net foreign exchange position to capital
ii. Risiko suku bunga ii. Interest rate risk
Kegiatan operasional Bank terekspos oleh risikosuku bunga, yaitu risiko fluktuasi suku bungadalam hal aset yang berbunga dan liabilitasyang berbunga jatuh tempo atau dilakukanpeninjauan kembali suku bunga (reprice) padawaktu yang berbeda atau dalam jumlah yangberbeda. Aktivitas manajemen risiko bertujuanuntuk mengoptimalkan pendapatan bungabersih, dalam hal tingkat bunga pasar konsistendengan strategi bisnis Bank.
The Bank’s operation is exposed to interest raterisk, which is the risk of interest rate fluctuationsto the extent that interest earning assets andinterest bearing liabilities mature or reprice atdifferent times or amounts. Risk managementactivities aim to optimisi e net interest income,given market interest rate levels consistent withthe Bank’s business strategies.
Pengelolaan risiko aset dan liabilitas dilakukanberdasarkan tingkat sensitivitas Bank terhadapperubahan suku bunga. Dari perspektifpendapatan bunga secara umum, Bank memilikisensitivitas yang lebih tinggi dalam portofolioliabilitas karena aset berbunga memiliki durasiyang lebih panjang dan peninjauan kembalisuku bunga (repricing) kurang seringdibandingkan dengan liabilitas berbunga.Artinya, dengan kondisi suku bunga yangcenderung meningkat, marjin yang dihasilkanakan mengecil akibat adanya repricing dalamgliabilitas. Meskipun demikian, pengaruhnyasecara aktual bergantung pada banyak faktor,termasuk apakah terjadi pembayaran kembaliyang lebih cepat atau lebih lama dari tanggalkontraktualnya dan variasi dari sensitivitas sukubunga selama periode repricing dan di antaraberbagai mata uang.
Assets and liabilities risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. From earnings perspective in general, the Bank has larger interest rate sensitivity in liabilities rather than assets because its interest-earning assets have longer duration and reprice less frequently than interest bearing liabilities. This means that in rising interest rate environments, margin earned will narrow as liabilities reprice. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to whichrepayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.
463
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continu(( ed)
ii. Risiko suku bunga (Lanjutan) ii. Interest rate risk (Continued)
Analisis sensitivitas atas risiko suku bunga
Portofolio hold to collectPengelolaan risiko suku bunga terhadap interestrate gap dilengkapi dengan sensitivitas aset danliabilitas keuangan Bank dengan berbagaiskenario standar dan non-standar. Skenariostandar yang diperhitungkan secara bulananmeliputi kenaikan dan penurunan secara paralelkurva imbal hasil sebesar 100 basis point (bps).Analisis sensitivitas Bank terhadap pendapatanbunga bersih yang dihasilkan dari aset/liabilitasbersih pada tanggal posisi keuangan, sebagaiakibat kenaikan atau penurunan suku bungapasar dengan asumsi tidak terjadi pergerakanasimetris pada kurva imbal hasil dan posisikeuangan (aset/liabilitas bersih) konstan, adalah sebagai berikut:
Sensitivity analysis on interest rate risk
Hold to collect portfoliosThe management of interest rate risk gap issupplemented by the sensitivity of the Bank’sfinancial assetst and liabilities to variousstandard and non-standard scenarios. Standardscenarios that are considered on a monthlybasis include a 100 basis point (bps)s parallel fallllor rise in all yield curves. An analysis of thtt eBank’s sensitivity in net interest income earnedfrom net assets/liabilities as of financial positiondate, as a result of increase or decrease inmarket interest rates, assuming noasymmetrical movement in yield curves and aconstant financial position (net assets/liabilities),was as follows:
(Penurunan) kenaikan di pendapatan bunga bersih/(Decrease) increii ase in net interest incomeii31 Desember/
December 201931 Desember/
December 2018
KKenaikan paralel 100bps (212.476) (168.898) e100bps parallel increase
p pPPenurunan paralel 100bps 212.476 168.898) p p100bps parallel decrease
Portofolio hold to collect and sell
Tabel di bawah menjelaskan sensitivitas yangdilaporkan pada cadangan nilai wajar Bank terhadap pergerakan pada tanggal31 Desember 2019 dan 2018:
Hold to collect and sell portfolios
The table below describes the sensitivity of theBank’s reported fair value reserves to thesemovements as of 31 December 2019 and 2018:
(Penurunan) kenaikan di cadangan nilai wajar/(Decrease) increase in fair value reservesrr31 Desember/
December 201931 Desember/
December 2018
KKenaikan paralel 100bps (1.181.060) (701.995) 100bps parallel increase
p pPPenurunan paralel 100bps 1.601.509 935.879) p p100bps parallel decrease
Portofolio diperdagangkan
Untuk portofolio diperdagangkan, Bankmenggunakan faktor sensitivitas PV01 untukmengelola risiko suku bunga, yaitu perubahan nilai portofolio akibat perubahan 1 basis point(bp) kurva imbal hasil di pasar.
Trading portfolios
For trading portfolios, the Bank uses sensitivity factor of PV01 to manage interest rate risk,which is the change in portfolios due to 1 basis point (bp) change of market interest rate curve.
Dengan asumsi kurva imbal hasil bergeraksebesar 100 bps secara merata di semua tenor, nilai wajar portofolio diperdagangkan akan mengalami perubahan sebesar berikut:
Assuming yield curve moves parallel by 100 bps across the tenor, fair value of trading portfoliowill change by:
(Penurunan) kenaikan pada nilai wajar/(Decrease) increase in fair valuevv
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
KKenaikan paralel 100bps (80.831) (126.170) 100bps parallel increase
PPenurunan paralel 100bps 80.831 126.170) 100bps parallel decrease
464 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
ii. Risiko suku bunga (Lanjutan) ii. Interest rate risk (Continued)
d. Risiko likuiditas d. Liquidity riskRisiko likuiditas merupakan risiko dimana Banktidak memiliki sumber daya keuangan yangmemadai untuk memenuhi kewajiban pada saatjatuh tempo, atau dimana sumber dayakeuangan tersebut hanya dapat digunakandengan biaya yang sangat mahal. KebijakanBank adalah untuk setiap saat menjaga posisilikuiditas yang memadai untuk semua matauang, sehingga dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk that the Bank either doesnot have sufficient financial resources available tomeet its obligations as they fall due, or can onlyaccess these financial resources at excessivecost. The Bank’s policy is to maintain adequateliquidity at all times for all currencies, and hence tobe in a position to meet obligations as they fall due.
Bank mengelola risiko likuiditas dalam jangkapendek dan jangka menengah. Dalam jangkapendek, fokus Bank adalah untuk memastikanbahwa kebutuhan arus kas dapat dipenuhimelalui aset yang jatuh tempo, simpanannasabah dan pendanaan wholesale apabiladibutuhkan. Dalam jangka menengah, fokusBank adalah untuk memastikan laporan posisikeuangan tetap sehat secara struktural dansesuai dengan strategi Bank. Asset LiabilityCommittee (ALCO) bertanggung jawab untukmemastikan kebijakan manajemen likuiditasdipatuhi dan tetap dalam batas likuiditas yangtelah ditentukan.
The Bank manages liquidity risk both on a short-term and medium-term basis. In the short-term, the Bank’s focus is on ensuring that the cash flow demands can be met through asset maturities,customer deposits and wholesale funding whererequired. In the medium-term, the Bank’s focus is on ensuring the statement of financial positionremains structurally sound and aligned to theBank’s strategy. The Asset Liability Committee
y
(ALCO) is responsible for ensuring that liquidity management policies are complied with and liquidity is within the pre-defined liquidity limits.
Peristiwa pasar yang tidak biasa dapatberdampak buruk bagi Bank, sehinggamempengaruhi kemampuan Bank untukmemenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.Ketidakpastian utama untuk risiko likuiditasadalah ketika nasabah menarik simpanan lebihcepat dari yang diperkirakan, atau ketikapembayaran aset tidak diterima pada tanggaljatuh tempo. Untuk mengurangi ketidakpastianini, basis nasabah untuk simpanandidiversifikasikan berdasarkan jenis simpanandan tanggal jatuh tempo. Selain itu Bank memiliki rencana pendanaan kontinjensi termasukportofolio aset likuid yang dapat direalisasikanketika terjadi tekanan likuiditas (liquidity stress),serta akses terhadap dana wholesale dalamkondisi pasar normal.
Exceptional market events can impact the Bank adversely, thereby affecting its ability to fulfill its obligations as they fall due. The principal uncertainties for liquidity risk are that customers
y
withdraw their deposits at a substantially faster rate than expected, or that asset repayments arenot received on the intended maturity date. Tomitigate these uncertainties, the Bank’s customer deposit base is diversified by type and maturity. Inaddition, the Bank has contingency funding plans including a portfolio of liquid assets that can be
y
realised if a liquidity stress occurs, as well as ready access to wholesale funds under normal market conditions.
i. Rencana manajemen krisis likuiditas i. Liquidity crisis management planKejadian tak terduga dapat mengubahperilaku nasabah dan menyebabkan arus kaskeluar bersih secara tiba-tiba. Apabila hal initidak dikelola dengan benar, hal ini dapatmenyebabkan situasi krisis yang lebih burukdan pada akhirnya dapat menyebabkan risikokelangsungan usaha Grup SCB. KebijakanGrup SCB mengharuskan untuk membentuk
g g j
Country Liquidity Crisis Management Planyang harus disetujui setidaknya setiap tahun,sebagai pertahanan terhadap krisis likuiditas.Rencana ini harus diperbarui ketika terjadiperubahan signifikan yang terjadi, baik dalamkegiatan usaha, lingkungan pasar ataumanajemen.
Unexpected events can change customers’behavior and cause a sudden net cash outflow. If this condition is not properly managed, thecrisis can get worse and ultimately expose riskto the survival of the SCB Group. SCB Group
yy
policy requires a Country Liquidity CrisisManagement Plan to be established andapproved at least annually, as a defense to aliquidity crisis. This plan must be updatedwhen there is a significant change either in thebusiness, market environment orkkmanagement.
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)
Analisis sensitivitas atas risiko suku bunga(Lanjutan)
Sensitivity analysis on interest rate risk(Continued)
Sensitivitas yang lebih rendah pada tanggal31 Desember 2019 dibandingkan dengan31 Desember 2018 untuk portofoliodiperdagangkan disebabkan oleh nilai nominalyang lebih rendah di dalam portofolio aset.Sensitivitas yang lebih y gy
tinggi pada portofoliohold to collect dan t hold to collect and selldisebabkan oleh nilai nominal yang lebih tinggidalam portofolio liabilitas dan portofolio
y ghold to
collect and sell pada tanggal 31 Desember2019 dibandingkan dengan 31 Desember2018.
Lower sensitivity as of 31 December 2019compared to 31 December 2018 for tradingportfolios was due to lower nominal value in theasset portfolio. Higher sensitivity for hold tocollect and hold to collect and sell portfolioslwere due to higher nominal in the liabilitiesportfolio and hold to collect and sell portfoliosas of 31 December 2019 compared to31 December 2018.
465
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas ii. Exposure to liquidity riskBank menggunakan Maximum CumulativeOutflow (“MCO”) sebagai pengukuran utamadalam pengelolaan risiko likuiditas. MCOmerupakan kumulatif jumlah arus kas masuk(keluar) bersih dari seluruh komponen neracadan rekening administratif dalam kondisi normal.Bank harus menghitung arus kas per mata uanguntuk komponen utama posisi keuangan danrekening administratif dalam kondisi usahanormal setiap hari selama 30 hari ke depanberdasarkan asumsi perilaku arus kas tersebut.Jumlah positif menunjukkan arus kas masukbersih dan Bank akan mengungkapkan nilai kasmasuk bersih harian terkecil pada periodebersangkutan. Jumlah negatif menunjukkan aruskas keluar bersih dan Bank akanmengungkapkan nilai kumulatif pada periodebersangkutan. Bank menentukan limit untukmasing-masing kategori selama 30 hari kedepan untuk jumlah gabungan mata uangRupiah dan mata uang asing yang signifikan.Dasar perhitungan MCO berdasarkan harikalender (bukan berdasarkan hari kerja).
The key measurement used by the Bank formanaging liquidity risk is Maximum CumulativeOutflow (“MCO”). MCO is the cumulative netcash inflow (outflow) from all on-balance sheetand off-ff balance sheet items under normalconditions. The Bank must calculate the cashflows by currency for major on and off-ff balancesheet categories under business-as-usualconditions each day for the next 30 days basedon behavior assumptions of the particular cashflows. Positive amounts represent net cashinflow and the Bank will disclose the lowest daily net cash inflow amount during the period.Negative amounts represent net cash outflowand the Bank will disclose the cumulativeamount during the period. The Bank determined the limits for each category for the next 30 daysfor total combined Rupiah and major foreigncurrencies. The basic calculation of MCO isbased on calender days (not working days).
Berikut merupakan perhitungan MCO gabunganmata uang untuk 30 hari ke depan pada tanggal31 Desember 2019 dan 2018:
The table below summarisi es the calculation of combined currency MCO for the next 30 days as of 31 December 2019 and 2018:
Jangka waktu/Tenor
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
MCO Gabungan 1 hari/overnight 4.864.750) 1.983.495)
Combined MCO
2 - 7 hari/days 5.211.327) (67.956)8 - 30 hari/ days (1.425.809) (6.644.532)
Bank masih memiliki efek-efek yang memadai(baik yang diukur pada nilai wajar melalui labarugi dan nilai wajar melalui penghasilankomprehensif lain) sebagai bagian pengaman likuiditas.
The Bank possesses sufficient marketablesecurities (both that is measured at fair value((through profit or loss and fair value through other comprehensive income) as part of liquidity ddcushion.
Tabel berikut menunjukkan arus kas yang tidakdidiskontokan atas liabilitas keuangan Bank dankomitmen kredit yang belum direalisasi berdasarkan jatuh tempo kontraktual terdekat:
The table below shows the undiscounted cash flow of the Bank’s financial liabilities and unrecognised loan commitments on the basis of their earliest possible contractual maturity:
31 Desember/December 2019Nominal bruto
keluar/Gross
nominal outflow
Kurang dari1 bulan/
Less than1 month
1-3 bulan/1-3 months
>3-12 bulan/>3-12
months
>12-60 bulan/>12-60months
Lebih dari60 bulan/More than60 months
Liabilitas keuangannon-derivatif
Non-derivativefinancialff liabilities
Simpanan oleh nasabah bukan bank (32.336.510) (29.687.658) (1.535.560) (1.112.214) (1.078) -)
Deposits by non-bankcustomers
Simpanan oleh bank-bank lain (3.779.211) (3.779.211) -) -) -) -) Deposits by other banks
Utang akseptasi (2.348.968) (966.070) (946.546) (436.352) -) -) Acceptance payablesLiabilitas untuk
mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (1.737.770) -) -) (650.000) (1.087.770) -)
Obligation to returnsecurities received under
secured borrowingsBeban masih harus
dibayar dan liabilitas lain-lain (2.829.143) (2.570.014) (110.234) (19.911)) (93.210)) (35.774))
Accrued expenses and other liabilities
Utang kepada kantor pusat dan cabang-cabang lain (5.329.663) (2.299.814) - (2.787.784) (242.065) -)
Due to head office andother branches
(48.361.265) (39.302.767) (2.592.340) (5.006.261) (1.424.123) (35.774)
Liabilitas derivatif Derivative liabilitiesArus kas keluar (178.930.111) (91.125.329) (62.078.933) (18.373.172) (7.352.677) -) Cash outflow
Fasilitas kredit yang belum digunakan-committed (964.701) (964.701) -) -) -) -)
Unused committed loanfacilities…
Total (228.256.077) (131.392.797) (64.671.273) (23.379.433) (8.776.800) (35.774) Total
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)
466 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) ii. Exposure to liquidity risk (Continued)31 Desember/December 2018
Nominal bruto keluar/Gross
nominal outflow
Kurang dari1 bulan/
Less than1 month
1-3 bulan/1-3 months
>3-12 bulan/>3-12
months
>12-60 bulan/>12-60Months
Lebih dari60 bulan/More than60 months
Liabilitas keuangannon-derivatif
Non-derivativefinancialff liabilities
Simpanan oleh nasabahbukan bank (29.958.780) (24.739.015) (3.183.056)) (2.032.396) (4.313) -)
Deposits by non-bankcustomers
Simpanan oleh bank-bank lain (2.758.090) (2.758.090) -)) -) -) -) Deposits by other banks
Utang akseptasi (4.506.119) (1.306.972) (2.028.862)) (1.153.002) (17.283) -) Acceptance payablesLiabilitas untuk
mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (3.093.770) -) -)) (1.506.000) (1.587.770) -)
Obligation to returnsecurities received under
secured borrowingsBeban masih harus
dibayar dan liabilitas lain-lain (1.748.307) (1.224.561) -)) (523.746) -) -)
Accrued expenses and other liabilities
Utang kepada kantor pusat dan cabang-cabang lain (7.491.615) (3.885.994) -) (3.605.621) -) -)
Due to head office andother branches
(49.556.681) (33.914.632) (5.211.918)) (8.820.765) (1.609.366) -)
Liabilitas derivatif Derivative liabilitiesArus kas keluar (140.039.992) (49.076.360) (38.976.348) (35.919.569) (16.019.660) (48.055) Cash outflow
Fasilitas kredit yangbelum digunakan-committed (649.300) (649.300) -) -) -) -)
Unused committed loanfacilities…
Total (190.245.973) (83.640.292) (44.188.266) (44.740.334) (17.629.026) (48.055) Total
Jumlah nominal arus kas keluar yang diungkapkan dalam tabel di atas menunjukkan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokandari pokok dan bunga atas liabilitas keuangan dan fasilitas kredit yang belum digunakan-committed. Pengungkapan untuk liabilitas derivatif menunjukkan jumlah neto transaksi derivatif dengan penyelesaian simultan secara neto, dan jumlah bruto arus kas keluar untuk transaksi derivatif dengan penyelesaian simultan secara bruto. Arus kas liabilitas derivatif sepertiyang ditunjukkan di tabel di atas merupakan arus kas berdasarkan jatuh tempo kontraktual yang menurut Bank adalah penting untuk memahami waktu dari arus kas. Arus kas masuk dan keluar untuk aset derivatif dan arus kas masuk untukliabilitas derivatif dengan penyelesaian brutotidak diungkapkan dalam tabel di atas sehingga arus kas dari derivatif tampak lebih besar.
The nominal cash outflow disclosed in the abovetable represents the contractual undiscounted cash flow relating to the principal and interest on the financial liabilities and tt unused committed loan facilities. The disclosure for derivativeliabilities shows a net amount for derivatives that are net settled, and a gross amount of cash outflow for derivatives that have simultaneous gross settlement. The cash flow of derivative liabilities as in the above table represents the cash flow based on contractual maturities which the Bank believes is essential for an understanding the timing of the cash flow. The cash inflow and cash outflow for derivativeassets and the cash inflow for derivative liabilities which have gross settlement are not shown in the above table, therefore cashflow from rrderivatives are inflated.
Arus kas yang diharapkan atas instrumen tersebut mungkin berbeda secara signifikan dibandingkan dengan analisis ini. Sebagaicontoh, saldo simpanan nasabah diharapkan stabil atau meningkat; sedangkan komitmen kredit yang belum direalisasi tidak seluruhnya diharapkan akan dicairkan dalam waktu dekat.
The expected cash flows on these instruments may vary significantly from this analysis. For example, deposits from customers balances areexpected to be stable or increasing; whilst the unrecognised loan commitments are not all expected to be drawnww down immediately.
467
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) ii. Exposure to liquidity risk (Continued)
Untuk mengelola risiko likuiditas yang timbul dariliabilitas keuangan dan komitmen kredit yangbelum direalisasi, Bank memiliki aset likuid yangdiperdagangkan dalam pasar yang aktif danlikuid. Aset likuid tersebut dapat segera dijualuntuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Tabelberikut menunjukkan jenis dan jumlah aset likuidyang dapat digunakan oleh Bank untukmengelola risiko likuiditas, tidak termasuk girowajib minimum:
To manage liquidity risk arising from financialliabilities and unrecognised loan commitments,the Bank holds liquid assets which are traded indan active and liquid market. These liquid assetscan be readily sold to meet liquidityrequirements. Below table shows type andamount of liquid assets which may be used bythe Bank to manage liquidity risk excludingminimum reserve requirements:
Nilai tercatat/Carrying amountt31 Desember/
December 201931 Desember/
December 2018ASET LIKUID LIQUID ASSETSKas 288.934 231.407 CashGiro pada bank-bank lain 449.427 557.605 Current accounts with other banksTagihan dari cabang-cabang lain 606.504 257.989 Due from other branchesPenempatan pada Bank Placements with Bank
Indonesia dan bank-bank lain 6.808.247 4.547.608 Indonesia and other banksEfek-efek 768.961 1.958.833 SecuritiesJumlah 8.922.073 7.553.442 Total
Bank wajib menghitung dan menyampaikan laporanRasio Kecukupan Likuiditas (LCR) sesuai denganketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang berlaku. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank telah memenuhi LCRminimum yang disyaratkan sebesar 100%.
The Bank is required to compute and submitLiquidity Coverage Ratio (LCR) report inaccordance with the prevailing regulation Otoritas Jasa Keuangan (POJK). As of 31 December 2019 and 2018, the Bank fulfilled minimum LCR requirement of 100%.
e. Manajemen risiko operasional e. Operational risk management
Risiko operasional adalah potensi kerugian yangdihasilkan dari kegagalan atau tidak memadainyaproses internal, personil dan sistem-sistem atausebagai hasil atas peristiwa eksternal, termasukrisiko hukum. Pendekatan manajemen risikooperasional Bank berusaha untuk terusmeningkatkan kemampuannya untukmengantisipasi seluruh risiko yang material danterus meningkatkan kemampuan dengan tingkatkeyakinan yang tinggi untuk menunjukkan bahwaseluruh risiko yang material telah terkendali denganbaik.
Manajemen risiko operasional merupakan tanggungjawab pegawai bank, sesuai dengan KerangkaManajemen Risiko dan Risk Appetite Grup denganstruktur tata kelola sebagai berikut:
Operational risk is the potential for loss resultingiifrom inadequate or failed internal processes, peopleand systems or from the impact of external events,including legal risks. The Bank’s operational riskmanagement approach serves to continuallyimprove its ability to anticipate all material risks andto increase its ability to demonstrate, with a highdegree of confidence, that those material risks arewell controlled.
Management of operational risk is the responsibility of employee in the Bank, in accordance with theRisk Management Framework (RMF) and theGroup’s Risk Appetite with formal structure of governance as follows:
468 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan) e. Operational risk management (Continued)
1. Komisi tata kelola
Country Non Financial Risk Committee(CNFRC)C bertanggung jawab untukmemastikan efektivitas manajemen risikotermasuk risiko operasional sejalan denganpendekatan risk appetite dan memenuhistandar dari kerangka kerja tipe risiko.
1. Governance Committee
The Country Non Financial Risk Committee(CNFRC) is responsible for ensuring theeffectiveness of risk management includingoperational risk in line with the risk appetiteapproach and to meet the standards of the risk framework.
CNFRC memiliki tanggung jawab sebagai berikut: - Memastikan kerangka kerja termasuk
risiko operasional telah tertanam dandigunakan dengan efektif di seluruh Bank;
- Memastikan tanggung jawab para pemilikproses, pemilik kebijakan, dan pemilikkerangka tipe termasuk risiko operasionalsudah sesuai dengan Enterprise RiskManagement Framework (ERMF);
- Memastikan profil risiko Utama non-finansial dikelola sesuai dengan kebijakanatau Risk Appetite Bank;
- Melakukan identifikasi risiko yang barutimbul dan ketidakpastian berdasarkanpengenalan akan risiko berkaitan denganlingkungan internal dan eksternal; dan
- Memastikan seluruh risk authorities telahdidelegasikan secara efektif kepadakomite-komite yang ditunjuk di bawahlevel CNFRC atau pejabat berwenangterkait.
CNFRC has the following responsibilities:
- To ensure that risk framework includingoperational risk is embedded and usedeffectively throughout the Bank;
- To ensure that the responsibilities ofprocess owners, policy owners and riskframework owners including operationalrisks are in accordance with EnterpriseRisk Management Framework (ERMF);
- To ensure the main of non-financial riskprofile is managed in accordance with theBank’s policy or risk appetite;
- To identify emerging risks anduncertainties based on the recognition ofrisks relating to the internal and externalenvironments;
- To ensure that all risk authorities havebeen effectively delegated by committeesthat appointed under level of CNFRC orrelevant authorities.
2. Tugas dan tanggung jawab 2. Roles and responsibility
Dalam pelaksanaan sehari-hari, Bank memiliki3 lini pertahanan untuk memastikan prosesmanajemen risiko yang efektif:
In its day to day operations, the Bank maintains3 lines of defense to ensure the effectiveness of risk management processes:
1. Lini pertahanan pertama 1. First line of defenseLini pertahanan pertama adalah bisnis ataufungsi yang melakukan kegiatan ataumendukung kegiatan yang menghasilkanpendapatan, yang memiliki dan melakukanmanajemen risiko.
Tanggung jawab risiko manajemen linipertama merupakan bagian integral darisetiap tanggung jawab perorangan dansetiap peran manajemen umum. Olehkarena itu, lini pertahanan pertamamengikuti struktur organisasi Grup,termasuk bisnis, dimensi fungsi dangeografis entitas. Tanggung jawab utamadari lini pertama diantaranya adalahsebagai berikut:
The first line of defense is a business orfunction that carries out activities or supportsactivities generating income, which ownsand carries out risk management.
First line risk management responsibilitiesllare an integral part of every individualresponsibility and every generalmanagement role. The First Line of defensetherefore follows the Group’s organisationalstructure, incorporating business, functionaland geographic entity dimensions. The mainrisk management responsibilties of first linemanagers – among others – are as follows:
- Mengusulkan risiko-risiko yang timbuldalam menjalankan kegiatan yangmenghasilkan pendapatan;
- Melakukan identifikasi, monitoring daneskalasi risiko dan masalah kepada linipertahanan kedua; dan
- Mengelola risiko dan batas-batas riskappetite, menetapkan dan menjalankanupaya perbaikan, dan memastikankepatuhan terhadap hukum danperaturan yang berlaku.
- To propose risks that arise in carrying outactivities that generate income;
- To identify, monitor and escalate risksand problems to the second line ofdefense;
- To manage risk and risk appetite limits,establish and carry out remedialmeasures and also to ensure compliancewith applicable laws and regulations.
469
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan) e. Operational risk management (Continued)
2. Tugas dan tanggung jawab (Lanjutan) 2. Roles and responsibility (Continued)
2. Lini pertahanan kedua 2. Second line of defense
Lini pertahanan kedua melibatkan fungsikontrol yang independen dari lini pertahanan pertama yang melakukan pengawasan dantantangan/peringatan terhadap manajemenrisiko. Pelaksanaan tanggung jawab inimelibatkan beberapa aspek penting yaitu:
- Melakukan identifikasi, pengawasan daneskalasi risiko dan masalah kepada ChiefRisk Officer dan Country ManagementTeam, dan meningkatkan budaya risikodan conduct yang sehat;
- Mengawasi dan menelaah kegiatan yangmenghasilkan pendapatan yangdilakukan oleh lini pertahanan pertamadan melakukan kaji ulang terhadappermohonan dari lini pertahananpertama;
- Mengusulkan risk appetite Bank,mengawasi, dan melaporkan kepatuhanterhadap risk appetite tersebut.Selanjutnya melakukan intervensidengan membatasi bisnis apabila tidaksejalan dengan risk appetite; dan
- Menetapkan agregasi data, pelaporanrisiko dan kualitas data.
The second line of defense involves acontrol function that is independent of thefirst line of defense that carries outmonitoring and challenges/warnings on riskmanagement. The implementation of thisresponsibility involves several importantaspects as below:
- To identify, monitor and escalate risksand problems to the Chief Risk Officerand Country Management Team, and topromote a healthy culture of risk andconduct;
- To oversee and challenge the revenue -generating activities carried out by thefirst line of defense and to review therequests from the first line of defense;
- To propose Bank’s risk appetite, monitorand report compliance with the riskappetite. Then to intervene by limitingthe business if it is not in line with the risk appetite; and
- To establish data aggregation, riskreporting and data quality.yy
3. Lini pertahanan ketiga 3. Third line of defense
Lini pertahanan ketiga merupakan liniindependen yang dilakukan oleh fungsiSatuan Kerja Audit Internal (SKAI) yangmemastikan efektivitas kontrol berkaitandengan manajemen risiko terhadap kegiatanbisnis di lini pertahanan pertama, danproses-proses yang dilakukan oleh linipertahanan kedua. Adapun tanggung jawablini pertahanan ketiga adalah:
- Melakukan penilaian secara independenterhadap manajemen dalam melakukanidentifikasi risiko dalam menjalankankegiatan bisnisnya dan apakah risiko-risiko ini dilaporkan dan dikelola sesuaidengan proses manajemen risiko; dan
- Melakukan penilaian secara menyeluruhterhadap kecukupan dari desain kontroldan efektivitas dari pelaksanaannya.
The third line of defense is an independentline served by Internal Audit function thatensures the effectiveness of controls related to the risk management of businessactivities in the first line of defense, and theprocesses carried out by the second line ofdefense. The responsibilities of the third lineof defense are:
- To conduct an independent assessmentof management in identifying risks inbusiness activities and whether theserisks are reported and managed inaccordance with the risk managementprocess; and
- To conduct an overall assessment of theadequacy of control design andeffectiveness of its implementation.
470 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN 4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi a. Key sources of estimation uncertainty
Informasi mengenai asumsi dan ketidakpastianestimasi yang dapat mengakibatkan penyesuaianmaterial dalam tahun berikutnya termasuk dalamcatatan berikut:
Information about the assumptions and estimationuncertainties that may result in a materialadjustment within the following year is included inthe following notes:
Catatan 2g.5 - Pengukuran nilai wajar;Catatan 2n dan 10 - Identifikasi danpengukuran penurunan nilai kredit yangdiberikan;Catatan 8 - Aset dan liabilitas derivatif;Catatan 13 - Klaim pengembalian pajak danpengakuan aset pajak tangguhan; danCatatan 14 - Liabilitas imbalan pascakerja.
Note 2g.5 - Fair value measurement;tNote 2n and 10 - Identification and measurement of impairment of loans;
Note 8 - Derivative assets and liabilities;Note 13 - Claims for tax refund and recognition of deferred tax assets; andNote 14 - Obligation for post-employmentbenefits.
b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalammenerapkan kebijakan akuntansi Bank
b. Critical accounting judgments in applying theBank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi yang penting dalammenerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgments made in applyingthe Bank’s accounting policies include:
b.1. Penilaian instrumen keuangan
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2g.5.
b.1. Valuation of financial instruments
The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2g.5.
Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:
Level 1: Harga kuotasian tanpapenyesuaian di pasar aktif untukinstrumen yang identik.Level 2: Teknik penilaian berdasarkaninput yang dapat diobservasi. Termasukdalam kategori ini adalah instrumenkeuangan yang dinilai denganmenggunakan harga kuotasian di pasaraktif untuk instrumen yang sejenis; hargakuotasian untuk instrumen keuanganyang sejenis di pasar yang kurang aktif;atau teknik penilaian lainnya dimanaseluruh input signifikan yang digunakandapat diobservasi secara langsungataupun tidak langsung dari data yangtersedia di pasar.
The Bank measures fair values using the following hierarchy of methodsii :
Level 1: Unadjusted quoted market price in an active market for an identicalinstrument.Level 2: Valuation techniques based onobservable inputs. This categoryincludes instruments valued usingquoted market prices in active marketsfor similar instruments; quoted prices forsimilar instruments in market that areconsidered less than active; or othervaluation techniques where allsignificant inputs are directly or indirectly observable from market data.
Level 3: Teknik penilaian yangmenggunakan input signifikan yang tidakdapat diobservasi. Termasuk dalamkategori ini adalah semua instrumenkeuangan dimana teknik penilaiannyatidak menggunakan data yang dapatdiobservasi dan dapat memiliki dampaksignifikan terhadap penilaian instrumenkeuangan. Termasuk dalam kategori iniadalah instrumen yang dinilaiberdasarkan harga kuotasian atasinstrumen sejenis dimana dibutuhkanpenyesuaian atau asumsi-asumsi yangtidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan antara instrumen keuangan yang diperbandingkan.
Level 3: Valuation techniques usingsignificant unobservable inputs. Thiscategory includes all instruments wherethe valuation technique includes inputsnot based on observable data and theunobservable inputs could have asignificant effect on the instrument’svaluation. This category includesinstruments that are valued based onquoted prices for similar instrumentswhere significant unobservableadjustments or assumptions arerequired to reflect differences betweenthe instruments.
471
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN(Lanjutan)
4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT(Continued)((
b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalammenerapkan kebijakan akuntansi Bank(Lanjutan)
b. Critical accounting judgments in applying theBank’s accounting policies (C(( ontinued)
b.1. Penilaian instrumen keuangan (Lanjutan) b.1. Valuation of financial instruments(Continued)
Perpindahan level dalam hirarki nilai wajar dapat terjadi ketika terdapat perubahan signifikan pada kondisi pasar utama atauketersediaan informasi input yang dapat diobservasi pada teknik penilaian padatanggal pelaporan.
Transfer between levels of the fair valuehierarchy may occur when there is asignificant change in either its principal market condition or the level of observability of the inputs to the valuation technique at thereporting date.
Ketika menetapkan exit price dari instrumenkeuangan menggunakan teknik penilaian(Level 2 dan 3), Bank memperhitungkan penyesuaian terhadap harga berdasarkan model yang akan dilakukan oleh pelaku pasar ketika menentukan harga atas instrumentersebut.
When establishing the exit price of a financial xxinstrument using a valuation technique(Level 2 and 3), the Bank considers adjustments to the modeled price whichmarket participants would make whenpricing that instrument.
Bid-offer valuation adjustments: Dimanaparameter pasar dinilai dengan hargatengah (mid-market basis) pada sistempenilaian, penyesuaian dengan hargapenawaran-permintaan (bid-offer)rdiperlukan untuk menghitung biayaperkiraan menetralisasi posisi melaluitransaksi perdagangan lain di pasar. Halini akan menempatkan posisi long padagharga penawaran dan posisi short padatharga permintaan. Metodologi untukperhitungan penyesuaian penilaianpenawaran-permintaan untuk portofolioderivatif melibatkan saling hapus antaraposisi long dan posisi short, danpengelompokkan risiko berdasarkanstrike dan tenor berdasarkan strategilindung nilai.
Bid-offer valuation adjustments: Wheremarket parameters are marked on a mid-market basis in the revaluation systems,a bid-offer valuation adjustment isrequired to quantify the expected cost ofneutralising the positions through dealingaway in the market, thereby bringing long positions to bid and short positions tooffer. The methodology to calculate thebid-offer adjustment for a derivativeportfolio involves netting between longand short position and the grouping ofrisk by strike and tenor based on thehedging strategy.
Credit valuation adjustments: Bankmenghitung credit valuation adjustment(CVA) terhadap nilai wajar produk-produkderivatif. CVA adalah penyesuaianterhadap nilai wajar dari transaksi untukmencerminkan kemungkinan wanprestasipihak-pihak lawan dan Bank tidakmenerima nilai pasar penuh atas transaksitersebut. CVA dihitung untuk setiap pihaklawan dengan menerapkan probability ofdefault (PD) terhadap estimasi potensieksposur masa depan pihak lawanmenggunakan PD pasar yang tersirat.
Credit valuation adjustments: The Bankmakes a credit valuation adjustment(CVA) against the fair value of derivativeproducts. CVA is an adjustment to thefair value of the transaction to reflect thepossibility that our counterparties maydefault and the Bank may not receive thefull market value of the outstandingtransactions. CVA is calculated for eachcounterparty by applying the probabilityof default (PD) on the potential estimated future exposures of the counterpartyusing market implied PD.
472 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN(Lanjutan)
4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT (Continued)
b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalammenerapkan kebijakan akuntansi Bank (Lanjutan)
b. Critical accounting judgments in applying theBank’s accounting policies (C(( ontinued)
b.1. Penilaian instrumen keuangan (Lanjutan) b.1. Valuation of financial instruments(Continued)
Funding valuation adjustments: Bankmenghitung funding valuation adjustment(FVA) terhadap produk derivatif. FVAmencerminkan estimasi penyesuaian yangakan dibuat atas nilai wajar oleh pelakupasar untuk memperhitungkan biayapendanaan (funding cost) yang mungkindapat timbul sehubungan dengan eksposurterkait. FVA dihitung dengan menentukaneksposur bersih yang diharapkan padamasing-masing pihak lawan dan kemudiandisesuaikan dengan funding rate terhadapeksposur tersebut yang mencerminkanbiaya pendanaan yang tersedia di pasar.
Funding valuation adjustments: TheBank makes funding valuationadjustment (FVA) against derivativeproducts. FVA reflects an estimate of theadjustment to fair value that a marketparticipant would make to incorporatefunding costs that could arise in relationto the exposure. FVA is calculated bydetermining the net expected exposureat a counterparty level and then applyinga funding rate to those exposures thatreflect the market cost of funding.
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan b.2. Financial asset and liability classification
Kebijakan akuntansi Bank memberikankeleluasaan untuk menetapkan aset danliabilitas keuangan ke dalam berbagaikategori pada saat pengakuan awal sesuaidengan standar akuntansi yang berlakuberdasarkan kondisi tertentu, sesuaidengan definisi aset dan liabilitas keuangan yang dijabarkan pada Catatan 2g.
The Bank's accounting policies providescope for assets and liabilities to bedesignated on inception into differentaccounting categories in certainiicircumstances, in line with the description of financial assets and liabilities set out inNote 2g.
Dalam mengklasifikasikan investasi padasukuk sebagai “diukur pada biayaperolehan” dan “diukur pada nilai wajarmelalui penghasilan komprehensif lain”,Bank telah menetapkan bahwa investasitersebut telah memenuhi persyaratanklasifikasi sebagaimana dijabarkan dalanCatatan 2n.
In classifying investment in sukuk as“measured at acquisition cost” and“measured at fair value through othercomprehensive income”, the Bank hasdetermined that they meet therequirement of such classification as setout in Note 2n.
5. GIRO PADA BANK INDONESIA 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIAAkun ini terdiri dari: This account consists of the following:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Rupiah 1.003.340 1.208.528 Rupiah Dolar Amerika Serikat 1.180.013 1.581.800 United States DollarJumlah 2.183.353 2.790.328 Total
Saldo giro pada Bank Indonesia terutama terdiri dari giroyang disediakan untuk memenuhi persyaratan giro wajibminimum dari Bank Indonesia.
Current accounts with Bank Indonesia mostly consist of current accounts provided to fulfill Bank Indonesia requirements on minimum reserve requirements.
473
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
5. GIRO PADA BANK INDONESIA (Lanjutan) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA(Continued)
Rasio giro wajib minimum untuk mata uang Rupiahpada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 terdiri darirasio GWM (Giro Wajib Minimum) Primer dan GWMRIM (Rasio Intermediasi Makroprudensial) masing-masing sebesar 6,09% dan 6,96% denganmenggunakan saldo rekening giro Rupiah pada BankIndonesia, dan rasio GWM PLM (Penyangga LikuiditasMakroprudensial) masing-masing sebesar 35,64% dan33,25% dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia danobligasi pemerintah, sedangkan untuk mata uang DollarAmerika Serikat, rasio GWM masing-masing sebesar8,46% dan 8,19%.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank telahmemenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlakutentang giro wajib minimum Bank Umum.
The minimum reserve requirements ratio of the Bankfor Rupiah as of 31 December 2019 and 2018 consistsof primary MRR (Minimum Reserve Requirement) andRIM (Macroprudential Intermediation Ratio) MRRratios of 6.09% and 6.96%, respectively, using Rupiahcurrent account balance with Bank Indonesia andrr PLM(Macroprudential Liquidity Buffer) MRR ratio of35.64% and 33.25%, respectively, in the form ofCertificates of Bank Indonesia and government bonds,while MRR for United States Dollar ratios of the Bankwere 8.46%rr and 8.19%, respectively.
As of 31 December 2019 and 2018, the Bank had fulfilled Bank Indonesia's regulation regarding minimum reserve requirements of Commercial Banks.
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DANBANK-BANK LAIN
6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA ANDOTHER BANKS
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Call Money: Call Money:Rupiah 1.199.717 1.599.708 Rupiah Mata uang asing 5.608.530 2.947.900 Foreign currencies
6.808.247 4.547.608
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, seluruhpenempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank laintidak mengalami penurunan nilai dan memiliki jangkawaktu masing-masing kurang dari 3 bulan dan 1 bulan.
As of 31 December 2019 and 2018, all placementswith Bank Indonesia and other banks were notimpaired and had a maturity of less than three monthand one month, respectively.
7. EFEK-EFEK 7.7 SECURITIES
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Nilai wajar melalui laba rugi Fair value through profit or loss Obligasi pemerintah 709.371 1.894.618 Government bonds Sukuk 59.590 49.969 Sukuk Surat Perbendaharaan Negara Syariah - 14.246 Sharia treasury bills
768.961 1.958.833
Dimiliki hingga jatuh tempo, pada biaya perolehan diamortisasi Amortisii ed cost
Obligasi pemerintah 2.101.621 1.261.245 Government bonds
474 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
7. EFEK-EFEK (Lanjutan) 7.77 SECURITIES (Continued)
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain
Fair value through othercomprehensive income
Obligasi pemerintah 6.741.217) 4.040.216) Government bondsSukuk 2.209.980) 1.656.169) SukukSertifikat Bank Indonesia 204.015) -) Certificates of Bank IndonesiaSurat Perbendaharaan Negara -) 867.823) Government treasury note
9.155.212) 6.564.208)
12.025.794) 9.784.286)Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.644) (517) Less: allowance for impairment losses
12.024.150) 9.783.769)
Berikut adalah perubahan efek-efek dengan klasifikasi biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (semua efek-efek stage 1) untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018:
Below movement of securities with classification of amortisi ed cost and fair value through other comprehensive income (all securities are stage 1) for the year ended 31 December 2019 and 2018:
Tahun berakhir 31 Desember 2019/Year ended 31 December 2019
Tahun berakhir 31 Desember 2018/Year ended 31 December 2018
Nilai tercatatbruto/Gross
carrying amount
Cadangan kerugian
penurunannilai/Allowance //for impairment
losses*)
Nilai tercatat bersih/Net
carrying amount
Nilai tercatat bruto/Gross
carrying amount
Cadangankerugian
penurunan nilai/Allowance //for impairment
losses*)
Nilai tercatat bersih/Net carrying amount
Biaya perolehandiamortisasi Amortisii ed cost
Saldo, awal tahun 1.261.245) (517) 1.260.728)) 944.672)) (129) 944.543)) Balance, beginning of yearAset keuangan yang baru
dibeli 892.096) (1.148) 890.948 1.247.308) (378) 1.246.930)New financial assets
purchased Aset keuangan yang jatuh
tempo -) -) -) (930.204) -) (930.204) Maturedrr financial assets
Translasi mata uang asing (51.720) 21) (51.699) (531) (10) (541)Foreign exchange
translation
Saldo, akhir tahun 2.101.621) (1.644) 2.099.977) 1.261.245) (517) 1.260.728) Balance, end of year
Tahun berakhir 31 Desember 2019/Year ended 31 December 2019
Tahun berakhir 31 Desember 2018/Year ended 31 December 2018
Nilai tercatat/ Carrying amount
Cadangan kerugianpenurunan
nilai/Allowance for //impairment losses*)
Nilai tercatat/ Carrying amount
Cadangan kerugian penurunan
nilai/Allowance for //impairment losses*)
Nilai wajar melalui penghasilankomprehensif lain
Fair value through othercomprehensive income
Saldo, awal tahun 6.564.208) (3.672) 10.305.833) (5.870) Balance, beginning of yearAset keuangan yang baru dibeli 9.605.784) (3.711) 7.894.896) (2.626) New financial assets purchasedAset keuangan yang jatuh tempo
atau dijual (7.335.584) -) (11.378.063) 4.824)Maturedrr or disposed financial
assetsLaba (rugi) dari perubahan nilai
wajar 320.804) -) (243.513) -)Gain (loss)s from changes in
fair valueLainnya -) -) (14.945) -) Others
Saldo, akhir tahun 9.155.212) (7.383) 6.564.208) (3.672) Balance, end of year
*) Cadangan kerugian penurunan nilai pada efek-efek dengan klasifikasi nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dicatat pada penghasilan komprehensif lain, karena nilai tercatatnya disajikan sebesar nilai wajarnya.
*) Allowance for impairment losses for securities carried at fair value through other comprehensive income securities is recorded in the other comprehensive income, as the carrying amount ispresented at its fair value.
475
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
7. EFEK-EFEK (Lanjutan) 7. SECURITIES (Continued)Efek-efek pada biaya perolehan diamortisasi dansebagian dari efek-efek pada nilai wajar melaluipenghasilan komprehensif lain merupakan investasidalam rangka Capital Equivalency Maintained Assets(CEMA). Sesuai dengan ketentuan Peraturan BankIndonesia mengenai Kewajiban Penyediaan ModalMinimum Bank dimana Bank wajib memenuhi CEMAaminimum sebesar 8% dari jumlah liabilitas bank yangmemenuhi kriteria tertentu. Pada tanggal 31 Desember2019 dan 2018 jumlah efek-efek yang dimiliki untukmemenuhi ketentuan CEMA masing-masing adalahsebesar Rp 5.078.594 dan Rp 5.700.578.
Amortisi ed cost securities and some of fair valueffthrough other comprehensive income securitiesrepresent investment for Capital EquivalencyMaintained Assets (CEMA). In accordance with theprevailing Bank Indonesia regulation regarding theBank’s Minimum Capital Requirement, the Bank isobliged to fulfill minimum CEMA of 8% of the Bank’stotal liabilities which meet certain criteria. As of31 December 2019 and 2018 investment securitiesheld to fulfill CEMA requirement was Rp 5,078,594and Rp 5,700,578, respectively.
8. ASET DAN LIABILITAS DERIVATIF 8. DERIVATIVE ASSETS AND LIABILITIES31 Desember/
December 201931 Desember/
December 2018
Aset derivatif/ Derivative
assets
Liabilitas derivatif/
Derivative liabilities
Aset derivatif/ Derivative
assets
Liabilitas derivatif/
Derivative liabilities
Kontrak berjangka mata uang asing 265.021 (90.482) 201.777 (44.948)
Foreign currency forward contracts
Kontrak cross currency swap 2.808.739 (2.656.421) 2.704.277 (3.282.340) Cross currency swap contractsKontrak swap suku bunga 533.829 (534.188) 321.920 (267.316) Interest rate swap contractsKontrak currency option 98.914 (99.159) 272.136 (271.892) Currency option contracts
3.706.503 (3.380.250) 3.500.110 (3.866.496)
Bank juga melakukan kontrak derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan untuk tujuan lindung nilai terhadapposisi devisa neto Bank, risiko selisih tingkat bunga, risiko beda jatuh tempo, dan risiko lainnya dalam kegiatan operasional Bank sehari-hari, dan tidakmemenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Oleh karenanya, perubahan nilai wajar dari kontrak derivatif ini dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi tahun berjalan.
The Bank also entered into derivative contracts for TTtrading as well as for hedging the Bank’s net open position, interest rate gap risk, maturity gap risk, and other risks in the Bank’s daily operations, and did not qualify for hedge accounting. As such, changes in fair value of these derivative contracts are charged (credited) to the current year profit or loss.
9. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI 9. ACCEPTANCE RECEIVABLES AND PAYABLES
Rincian tagihan dan utang akseptasi adalah sebagaiberikut:
The details of acceptance receivables and payableswere as follows:
a. Menurut mata uang a. By currency
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Tagihan akseptasi/
Acceptancereceivables
Utang akseptasi/
Acceptancepayables
Tagihan akseptasi/
Acceptancereceivables
Utang akseptasi/
Acceptancepayables
Rupiah 353.253) (353.253) 493.519) (493.519) RupiahMata uang asing 1.995.715) (1.995.715) 4.012.600) (4.012.600) Foreign currencies
2.348.968)(2.348.968) 4.506.119)
(4.506.119)Dikurangi: Less:Cadangan kerugian
penurunan nilai (34.845) (4.729)Allowance for impairment
losses Nilai bersih 2.314.123) 4.501.390) Net value
476 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
57
9. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI (Lanjutan) 9. ACCEPTANCE RECEIVABLES AND PAYABLES(Continued)
b. Menurut stageBerikut adalah perubahan nilai tercatat tagihanakseptasi dengan klasifikasi biaya perolehan
p gp g
diamortisasi berdasarkanp gp g
stage tagihan akseptasiy py p
untuk tahun berakhir 31 Desember g
2019gg
dan 2018pp
:
b. By stageBelow is the movement of carrying amount ofacceptance receivables carried at amortised cost
y gy g
based on stages for the year ended pp
31 December 2019gg
and 2018:
31 Desember/December 2019
Stage 1 Stage 2 Stage 3Jumlah/
Total
Saldo, awal tahun 3.586.280) 918.222) 1.617 4.506.119 Balance, beginning of yearTransfer ke tagihan
akseptasi yang g
mengalami penurunan y gy
nilai (ggStage 2)
p(768.451) 768.451) - -)
Transferred to lifetimeexpected credit losses
acceptance receivables (Stage 2)2
Transfer ke tagihan akseptasi yang
g
mengalami penurunany gy
nilai (ggStage 3)
p-)) (925.283)) 925.283) -))
Transferred to credit impairedacceptance receivables
(Stage 3)Transfer ke kredit yang
diberikan -)( -)) (895.096) (895.096)) Transferred to loansPerubahan bersih pada
eksposur danpengukuran
pkembali (700.936)) (556.907) (4.212) (1.262.055))
Net change in exposure andremeasurement
Saldo, akhir tahun 2.116.893) 204.483) 27.592) 2.348.968) Balance, end of year
31 Desember/December 2018
Stage 1 Stage 2 Stage 3Jumlah/
Total
Saldo, awal tahun 3.796.707) 297.511) -) 4.094.218) Balance, beginning of yearTransfer ke tagihan
akseptasi yang g
mengalami penurunan y gy
nilai (ggStage 2)
pp(293.873) 293.873) -) -)
Transferred to lifetimeexpected credit losses
acceptance receivables (Stage 2)2
Transfer ke tagihanakseptasi yang
g
mengalami penurunan y gy
nilai (ggStage 3)
p-) (1.617) 1.617 -)
Transferred to credit impairedacceptance receivables
(Stage 3)Transfer ke kerugian kredit
ekspektasian 12 bulangg
(Stagep
1) 369) ) (369).) -)) -)
Transferred to 12-monthexpected credit losses
(Stage 1)Perubahan bersih pada
eksposur danpengukuran kembali
p83.077) ) 328.824)) - ) 411.901)
Net change in exposure andremeasurement
Saldo, akhir tahun 3.586.280) ) 918.222) 1.617) 4.506.119) Balance, end of year
c. Kerugian penurunan nilai c. Impairment lossesPerubahan cadangan kerugian penurunan nilai untuktahun berakhir 31
g Desember 2019g g
dan 2018 adalahsebagai berikut:
The movement of allowance impairmentlosses during the year ended 31 December2019 and 2018
gwas as follows:
y
31 Desember/December 2019Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total
Saldo, awal tahun (2.605) (692) (1.432) (4.729) Balance, beginning of yearTransfer ke tagihan akseptasi
yang mengalami penurunan gg
nilaiy gg
(Stageg
2) 508) (508) -) -)
Transferred to lifetime expectedcredit losses and acceptance
receivables (Stage pp
2)2Transfer ke tagihan akseptasi
yang mengalami penurunan gg
nilaiy gg
(Stageg
3) -)) 971) (971) -)
Transferred to credit impairedacceptance receivables
(Stage 3)Transfer ke kredit yang diberikan -)) -)) 1.446 1.446 Transferred to loansPerubahan bersih pada ekposur
dan pengukuran kembalipp
(6.352)) (641) (24.569) (31.562)Net change in exposure and
remeasurementSaldo, akhir tahun (8.449)) (870) (25.526) (34.845) Balance, end of year
31 Desember/December 2018Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total
Saldo, awal tahun (7.908) (757) -) (8.665) Balance, beginning of year
Transfer ke tagihan akseptasi yangmengalami penurunan nilai
gg p
(Stageg
2) ---)1752) (752) -) -)
Transferred to lifetimeexpected credit losses
acceptance receivables (Stage 2)2
Transfer ke tagihan akseptasi yang mengalami penurunan nilai
g pg p
(Stageg
3)
---8888888888888
88-)) 16) (16) -)
Transferred to credit impairedacceptance receivable
pps
(Stage 3)Perubahan bersih pada eksposur
dan pengukuran kembalipp
4.551) --801) (1.416) 3.936)Net change in exposure and
remeasurementSaldo, akhir tahun (2.605) (692) (1.432) (4.729) Balance, end of year
477
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN 10. LOANS
Kredit yang diberikan terdiri dari: Loans consist of the following:
a. Menurut jenis dan mata uang a. By type and currency31 Desember/
December 201931 Desember/
December 2018
Nilai wajar melalui laba rugi Fair value through profit or loss Mata uang asing Foreign currency Investasi 2.332.456) 2.889.363) Investment
Biaya perolehan diamortisasi Amortisii ed cost Rupiah RupiahModal kerja 10.358.277) 13.777.618) Working capitalInvestasi 2.073.309) 2.625.283) InvestmentKonsumen dan kartu kredit 2.618.227) 3.331.183) Consumer and credit cards
15.049.813) 19.734.084)
Mata uang asing Foreign currency Modal kerja 8.806.679) 8.120.503) Working capitalInvestasi 2.596.367) 1.467.855) InvestmentKonsumen 464.275) 536.721) Consumer
11.867.321) 10.125.079)
Jumlah biaya perolehan diamortisasi 26.917.134) 29.859.163) Total amortised cost Cadangan kerugian penurunan nilai (1.197.067) (941.349) Allowance for impairment losses
25.720.067) 28.917.814)
Jumlah - bersih 28.052.523) 31.807.177) Total - net
b. Menurut sektor ekonomi b. By type of economic sectors31 Desember/
December 201931 Desember/
December 2018
Nilai wajar melalui laba rugi Fair value through profit and lossMata uang asing Foreign currency Jasa keuangan 2.332.456) 2.889.363) Financial service
2.332.456) 2.889.363)Biaya perolehan diamortisasi Amortisii ed cost
Rupiah RupiahPerorangan 2.618.227) 3.331.184) Individual Perdagangan 3.199.785) 3.591.547) CommerceManufaktur 6.124.790) 7.627.992) Manufacturing Konstruksi 1.076.169) 976.604) ConstructionJasa keuangan 861.345) 1.390.783) Financial servicesPerumahan real estate 171.062) 596.712) Commercial real estatePertambangan dan penggalian 346.894) 1.047.704) Mining and excavationLainnya 651.541) 1.171.558) Others
15.049.813) 19.734.084)Mata uang asing Foreign currencies
Manufaktur 7.537.515) 7.273.115) Manufacturing Jasa keuangan 3.105.305) 1.267.158) Financial servicesPerdagangan 630.818) 603.537) Commerce Perorangan 464.275) 536.721) IndividualPertanian 46.563) 144.685) Agriculture Pertambangan dan penggalian 14.415) 7.852) Mining and excavationKonstruksi 8.362) 8.659) ConstructionLainnya 60.068) 283.352) Others
11.867.321) 10.125.079)
Jumlah biaya perolehan diamortisasi 26.917.134) 29.859.163) Total amortised costCadangan kerugian penurunan nilai (1.197.067) (941.349) Allowance for impairment losses
25.720.067) 28.917.814)
Jumlah - bersih 28.052.523) 31.807.177) Total - net
478 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 10. LOANS (Continued)
c. Jangka waktu c. Loan periods
Kredit yang diberikan (sebelum kerugian penurunannilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkanperjanjian kredit:
Maturity period of loans (before impairment losses)based on loan agreement:
31 Desember/December 2019 31 Desember/December 2018
Rupiah
Mata uangasing/ Foreign
currenciesJumlah/
Total Rupiah
Mata uang asing/ Foreign
currenciesJumlah/
Total
< 1 tahun 9.708.367 9.553.271 19.261.638 14.280.074 7.183.681 21.463.755 < 1 year 1 - 5 tahun 4.041.448 3.422.835 7.464.283 4.021.761 2.150.365 6.172.126 1 - 5 years > 5 tahun 1.299.998 1.223.671 2.523.669 1.432.249 3.680.396 5.112.645 > 5 years
15.049.813 14.199.777 29.249.590 19.734.084 13.014.442 32.748.526
Kredit yang diberikan (sebelum kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkanperiode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuhtempo:
Maturity period of loans (before impairment losses) based on the remaining period to the maturity date:
31 Desember/December 2019 31 Desember/December 2018
Rupiah
Mata uangasing/ Foreign
currenciesJumlah/
Total Rupiah
Mata uang asing/ Foreign
currenciesJumlah/
Total
< 1 tahun 11.659.485 11.689.819 23.349.304 15.801.924 12.303.931 28.105.855 < 1 year 1 - 5 tahun 2.713.398 2.314.334 5.027.732 3.280.138 697.676 3.977.814 1 - 5 years > 5 tahun 676.930 195.624 872.554 652.022 12.835 664.857 > 5 years
15.049.813 14.199.777 29.249.590 19.734.084 13.014.442 32.748.526
d. Menurut stage d.dd By stage
Berikut adalah perubahan nilai tercatat kredit yangdiberikan dengan klasifikasi biaya perolehandiamortisasi berdasarkan stage selama tahunberakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018:
Below is movement of loans carried at amortisedcost based on stages during the year ended31 December 2019 and 2018:
31 Desember/December 2019
Stage 1 Stage 2 Stage 3Jumlah/
Total
Saldo, awal tahun 26.518.170) 2.601.450) 739.543) 29.859.163) Balance, beginning of yearTransfer ke kerugian kredit
ekspektasian sepanjang umur (Stage 2) (7.900.934) 7.912.839) (11.905) -)
Transferred to lifetimeexpected credit losses
(Stage 2)Transfer ke kredit yang
mengalami penurunan nilai (Stage 3) (16.174) (1.009.795) 1.025.969) -)
Transferred to creditimpaired (Stage 3)
Transfer ke kerugian kreditekspektasian 12 bulan (Stage 1) 1.570.012) (1.559.969) (10.043) -)
Transferred to 12-monthexpected credit losses
(Stage 1)Transfer dari tagihan
akseptasi -) -) 895.096) 895.096)Transferred fromrr
acceptance receivablesPerubahan bersih pada
eksposur dan pengukuran kembali 3.201.226) (5.847.513) (328.949) (2.975.236)
Net change in exposureand remeasurement
Bunga jatuh tempo namunbelum dibayar -) -) 9.754) 9.754) Interest due but not yet paid
Penghapusan -) -) (693.149) (693.149) Written-offLainnya (152.710) (19.665) (6.119) (178.494) OthersSaldo, akhir tahun 23.219.590) 2.077.347) 1.620.197) 26.917.134) Balance, end of year
479
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 10. LOANS (Continued)d. Menurut stage (Lanjutan) d.dd By stage (Continued)
31 Desember/December 2018
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/
Total
Saldo, awal tahun 21.808.623) 1.799.005) 1.602.598) 25.210.226) Balance, beginning of yearTransfer ke kerugian kredit
ekspektasian sepanjangumur (Stage 2) (3.587.763) 3.596.354) (8.591) -)
Transferred to lifetimeexpected credit losses
(Stage 2)Transfer ke kredit yang
mengalami penurunan nilai (Stage 3) (34.651) (789.335) 823.986) -)
Transferred to creditimpaired (Stage 3)
Transfer ke kerugian kreditekspektasian 12 bulan (Stage 1) 1.292.838) (1.286.385) (6.453) -)
Transferred to 12-monthexpected credit losses
(Stage 1)Perubahan bersih pada
eksposur dan pengukuran kembali 6.742.174) (750.774) (735.868) 5.255.532)
Net change in exposureand remeasurement
Bunga jatuh tempo namunbelum dibayar -) -) (109.811) (109.811) Interest due but not yet paid
Penghapusan -) -) (834.344) (834.344) Written-offLainnya 296.949) 32.585) 8.026) 337.560) OthersSaldo, akhir tahun 26.518.170) 2.601.450) 739.543) 29.859.163) Balance, end of year
e. Kerugian penurunan nilai e. Impairment lossesII
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilaikredit yang diberikan untuk tahun berakhir padatanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalahsebagai berikut:
The movement of allowance for impairment lossesloans during the years ended 31 December 2019and 2018 was as follows:
31 Desember/December 2019Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total
Saldo, awal tahun (154.909) (131.361) (655.079) (941.349) Balance, beginning of yearTransfer ke kerugian kredit
ekspektasian sepanjangumurnya (Stage 2) 53.977) (66.111) 12.134) -)
Transferred to lifetimeexpected credit losses
(Stage 2)Transfer ke kredit yang mengalami
penurunan nilai (Stage 3) 3.496) 187.269) (190.765) -)
Transferred to creditimpaired (Stage 3)
Transfer ke kerugian kreditekspektasian 12 bulan (Stage 1) (140.394) 112.653) 27.741) -)
Transferred to 12-monthexpected credit losses
(Stage 1)
Transfer dari tagihan akseptasi -) -) (1.446) (1.446)Transferred from acceptance
receivablesvvPerubahan bersih pada eksposur
dan pengukuran kembali 112.714) (180.981) (854.700) (922.967)Net change in exposure and
remeasurement Bunga jatuh tempo yang belum
dibayar -) -) (9.754) (9.754) Interest due but not paidPenghapusan -) -) 693.149) 693.149) Written-off Lainnya (9.792) 496) (5.404) (14.700) Others Saldo, akhir tahun (134.908) (78.035) (984.124) (1.197.067) Balance, end of year
31 Desember/December 2018Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total
Saldo, awal tahun (340.216) (161.122) (1.137.740) (1.639.078) Balance, beginning of yearTransfer ke kerugian kredit
ekspektasian sepanjangumurnya (Stage 2) 95.248) (103.839) 8.591) -)
Transferred to lifetimeexpected credit losses
(Stage 2)Transfer ke kredit yang mengalami
penurunan nilai (Stage 3) 5.340) 287.607) (292.947) -)Transferred to creditimpaired (Stage 3)
Transfer ke kerugian kreditekspektasian 12 bulan (Stage 1) (134.874) 128.421) 6.453) -)
Transferred to 12-monthexpected credit losses
(Stage 1)Perubahan bersih pada eksposur
dan pengukuran kembali 216.855) (282.191) (160.441) (225.777)Net change in exposure and
remeasurement Bunga jatuh tempo yang namun
dibayar -) -) 109.811) 109.811) Interest due but not yet paidPenghapusan -) -) 834.344) 834.344) Written-off Lainnya 2.738) (237) (23.150) (20.649) Others Saldo, akhir tahun (154.909) (131.361) (655.079) (941.349) Balance, end of year
480 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 10. LOANS (Continued)f. Kredit sindikasi f.ff Syndicated loans
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikankepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaansindikasi dan perjanjian pemberian kredit bersamadengan bank-bank lain yang terdiri dari kreditsindikasi yang dikelola dalam model bisnis hold tocollect yang diukur pada biaya perolehandiamortisasi dan kredit sindikasi yang dikategorikansebagai porsi must sell-down yang diukur pada nilaiwajar melalui laba rugi.Jumlah partisipasi Bank dalam kredit sindikasibersama bank-bank lain yang diukur pada biayaperolehan diamortisasi pada tanggal 31 Desember2019 dan 2018 masing-masing berjumlahRp 935.135 dan Rp 384.383. Partisipasi Bank dalamkredit sindikasi tersebut pada tanggal 31 Desember2019 dan 2018 berkisar antara 1,78% - 20%.Jumlah partisipasi Bank dalam kredit sindikasibersama bank-bank lain yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada tanggal 31 Desember 2019berjumlah Rp 2.332.456.
Syndicated loans represent loans provided toborrowers under syndication agreements and clubdeal agreements with other banks which compriseof syndicated loans managed under hold to collectbusiness model measured at amortised cost andsyndicated loans which are categorised as sell-down portion measured at fair value through profitor loss.
The Bank's total participation in syndicated loanswith other banks that measured at amortised costas of 31 December 2019 and 2018 amounted toRp 935,135 and Rp 384,383, respectively. TheBank’s participation on those syndicated loans asof 31 December 2019 and 2018 ranged between1.78% - 20%.
The Bank’s total participation in syndicated loanswith other banks which is measured at fair valuethrough profit or loss as of 31 December 2019amounted to Rp 2,332,456.
g. Informasi pokok lainnya sehubungan dengankredit yang diberikan
g. Other significant information relating to loans
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidakterdapat pelanggaran maupun pelampauan BatasMaksimum Pemberian Kredit (BMPK).
Kredit non-performing- Bank (NPL, yangdiklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukandan macet sesuai dengan peraturan perbankanyang berlaku) sebagaimana dilaporkan kepadaOtoritas Jasa Keuangan pada tanggal 31 Desember2019 dan 2018 masing-masing berjumlah ekuivalenRp 930.643 dan Rp 637.916, masing-masingmeliputi 3,74% dan 2,22%. Secara neto, rasio NPLpada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing adalah sebesar 0,98% dan 0,49%.
As of 31 December 2019 and 2018, there were nobreaches nor excesses of Legal Lending Limit(LLL).
The Bank's non-performing loans (NPL, classified-as substandard, doubtful and loss in accordancewith the prevailing banking regulations) as reported to Otoritas Jasa Keuangan as of 31 December2019 and 2018 amounted to equivalent ofRp 930,643 and Rp 637,916 which represents3.74% and 2.22%, respectively. Net NPL ratio asof 31 December 2019 and 2018 was 0.98% and0.49%, respectively.
Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiridari kredit dalam mata uang Rupiah yang diberikanuntuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluanlainnya dengan berbagai jangka waktu yangpelunasannya dilakukan melalui pemotongan gajisetiap bulan. Kredit yang diberikan pada karyawanBank termasuk dalam kategori kredit konsumen.
Loans to the Bank's employees consist of carloans, housing loans and loans for other purposesdenominated in Rupiah currency with various termsof repayment which will be effected throughmonthly salary deductions. Loans to the Bank'semployees are categorised as consumer loans.
11. TAGIHAN ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN DANLIABILITAS UNTUK MENGEMBALIKAN SURAT-SURAT BERHARGA YANG DITERIMA ATASPINJAMAN YANG DIJAMIN
11. RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGSAND OBLIGATION TO RETURN SECURITIESRECEIVED UNDER SECURED BORROWINGS
Bank melakukan transaksi reverse repurchase obligasipemerintah dengan nasabah yang dicatat sebagaitagihan atas pinjaman yang dijamin:
The Bank entered into reverse repurchase ofgovernment bonds transactions with customers whichwere recorded as receivables under securedborrowings:ww
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Aset Assets Tagihan atas pinjaman yang dijamin ) Receivables under secured borrowings
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.587.523) 3.090.531) At fair value through profit or loss
Liabilitas LiabilitiesLiabilitas untuk mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima atas pinjaman yangdijamin (1.621.892) (3.096.639) Obligation to return securities received under
secured borrowings
481
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
11. TAGIHAN ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN DANLIABILITAS UNTUK MENGEMBALIKAN SURAT-SURAT BERHARGA YANG DITERIMA ATASPINJAMAN YANG DIJAMIN (Lanjutan)
11. RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGSAND OBLIGATION TO RETURN SECURITIESRECEIVED UNDER SECURED BORROWINGS(Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2019, rentang tanggal jatuhtempo transaksi-transaksi ini antara 22 Juli 2020 sampaidengan 13 Mei 2022.
As of 31 December 2019, the range of maturity dates ofthese transactions were from 22 July 2020 up to 13 May 2022.
Pada tanggal 31 Desember 2018, rentang tanggal jatuhtempo transaksi-transaksi ini antara 11 April 2019sampai dengan 13 Mei 2022.
As of 31 December 2018, the range of maturity dates ofthese transactions were from 11 April 2019 l up to13 May 2022.
12. SIMPANAN OLEH NASABAH BUKAN BANK DANSIMPANAN OLEH BANK-BANK LAIN
12. DEPOSITS BY NON-BANK CUSTOMERS ANDDEPOSITS BY OTHER BANKS
31 Desember/December 2019 31 Desember/December 2018Mata uang Mata uang
asing/ asing/Foreign Jumlah/ Foreign Jumlah/
Rupiah currencies Total Rupiah currencies TotalSimpanan oleh nasabah
bukan bankDeposits by non-bank
customers
Giro 10.978.567 9.073.313 20.051.880 9.480.186 7.421.771 16.901.957 Current accountsTabungan 2.084.507 1.958.816 4.043.323 1.947.320 1.313.028 3.260.348 Saving accountsDeposito berjangka 6.547.025 1.679.016 8.226.041 5.951.198 3.809.000 9.760.198 Time depositsJumlah simpanan oleh
nasabah bukan bank 19.610.099 12.711.145 32.321.244 17.378.704 12.543.799 29.922.503 Total deposits by non-bank customers
Simpanan oleh bank-bank lain
Deposits by other banks
Giro 2.110.860 328.342 2.439.202 1.874.225 267.457 2.141.682 Current accountsInterbank call money 602.765 - 602.765 616.358 - 616.358 Interbank call moneyDeposito berjangka 737.244 - 737.244 - 50 50 Time depositsJumlah simpanan oleh
bank-bank lain 3.450.869 328.342 3.779.211 2.490.583 267.507 2.758.090 Total deposits by other banks...
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, depositoberjangka dan giro yang dijadikan jaminan untuk fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepadanasabahnya, masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 898.275 dan Rp 1.026.286.
As of 31 December 2019 and 2018, total time deposits and current accounts pledged as collaterals to credit facilities granted by the Bank to its customers amounted to equivalent Rp 8R 98,275 and Rp 1,026,286,respectively.
13. PERPAJAKAN 13. TAXATION
a. Klaim pengembalian pajak terkait pajak penghasilandan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagaiberikut:
a. Claims for tax refund related to income tax andValue Added Tax (VAT), as follows:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Tahun Fiskal Fiscal Year2019 64.389 - 20192016 5.317 14.378 20162015 340.687 340.687 20152013 71.877 73.269 20132012 43.713 43.713 20122010 12.085 12.085 2010
538.068 484.132
b. Utang pajak penghasilan terdiri dari pajakpenghasilan pasal 29 dan utang pajak penghasilankantor cabang.
b. Income tax payables consist of income tax articles29 and branch profit tax payable.
482 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)
c. Komponen beban pajak adalah sebagai berikut: c. The components of income taxTT expense were asfollows:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Pajak kini: Current:Pajak penghasilan badan 142.157) 186.129) Corporate income taxPajak penghasilan kantor cabang 42.647) 55.839) Branch profit tax
184.804) 241.968)
Pajak tangguhan: Deferred:Pembentukan dan pemulihan
perbedaan temporer (34.710) 42.683)Origination and reversal of
temporary differences
Jumlah 150.094) 284.651) Total
d. .Rekonsiliasi antara hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak maksimum yang berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut:
d. The reconciliation between income before taxmultiplied by the maximum marginal tax rate andincome tax expense was as follows:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Laba akuntansi sebelum pajak 426.412) 820.917 Income before taxTarif pajak maksimum yang berlaku 32,5%) 32,5% Enacted maximum marginal tax rate
138.584) 266.798Perbedaan permanen dengan tarif
pajak maksimum 11.510) 17.853Permanent differences at maximum
marginal tax rateBeban pajak 150.094) 284.651 Income tax expense
e. Aset dan liabilitas pajak tangguhan pada tanggal31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagaiberikut:
e. The deferred tax assets and liabilities as of31 December 2019 and 2018 were as follows:
31 Desember/December 2019
31 Desember/Diakui pada laba rugi/ Recognisii ed
Diakui padapenghasilan
komprehensif lain/
Recognisii ed inother
comprehensive 31 Desember/December 2018 in profit or loss income December 2019
Aset tetap (2.978) 13.069) -) 10.091) Fixed assetsKontrak derivatif 111.836( (231.884) -) (120.048) Derivative contractsEfek-efek - nilai wajar melalui
laba rugi (10.124) 11.037) -) 913)
Securities - fair value through profit or loss
Kredit yang diberikan - nilai wajar melalui laba rugi (2.631) 2.631) -) -)
Loans - fair value through profit or loss
Beban masih harus dibayar 33.036( 3.449) -) 36.485) Accrued expenses
Liabilitas imbalan pascakerja 16.853( (11.469) (1.193) 4.191)
Obligation for post-employmentbenefits
Cadangan kerugian penurunannilai kredit yang diberikan 567.801( 252.041) -) 819.842)
Allowance for impairmentlosses on loans
Cadangan kerugian penurunannilai efek-efek 169) 365) -) 534)
Allowance for impairmentlosses on securities
Efek-efek - nilai wajar melaluipenghasilan komprehensif lain 50.136( (3) (83.013) (32.880)
Securities - fair value throughother comprehensive income
Lain-lain 34.794( (4.526) -) 30.268) OthersAset pajak tangguhan - bersih 798.892( 34.710) (84.206) 749.396) Deferred tax assets - net
483
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)
31 Desember/December 2018
31 Desember/
Dampak penerapan awal
PSAK 71/ Impact from
initial implementation
Diakui pada laba rugi/
Recognisii ed in
Diakui pada penghasilan
komprehensif lain/
Recognisii ed in other
comprehensive 31 Desember/rrDecember 2017 of PSAK 71 profit or loss income December 2018
Aset tetap (4.987) -) 2.009) -) (2.978) Fixed assetsKontrak derivatif 44.636) -) 67.200) -) 111.836( Derivative contractsEfek-efek - nilai wajar melalui laba
rugi (620) -) (9.504) -) (10.124)Securities - fair value through
profit or lossKredit yang diberikan - nilai wajar
melalui laba rugi -) 41.018) (43.649) -) (2.631)Loans - fair value through
profit or lossBeban masih harus dibayar 34.764) 2.097) (3.825) -) 33.036( Accrued expenses
Liabilitas imbalan pascakerja 15.799) -) 1.562) (508) 16.853(Obligation for post-employment
benefitsCadangan kerugian penurunan
nilai kredit yang diberikan 598.367) 64.995) (95.561) -) 567.801(Allowance for impairment
losses on loansCadangan kerugian penurunan
nilai efek-efek -) 42) 127) -) 169)Allowance for impairment
losses on securitiesEfek-efek - nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain (28.618) -) -) 78.754) 50.136(Securities - fair value through
other comprehensive incomeLain-lain (4.164) -) 38.958) -) 34.794( OthersAset pajak tangguhan - bersih 655.177) 108.152) (42.683) 78.246) 798.892( Deferred tax assets - net
f. Tahun fiskal 2016 f.ff Fiscal year 2016
Pada tahun fiskal 2016, Bank memiliki kelebihanpembayaran pajak penghasilan badan sebesarRp 49.085.
In fiscal year 2016, the Bank had an overpaymentof corporate income tax of Rp 49,085.
Pada bulan Juni 2018, kantor pajak menerbitkansurat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan(termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajakpertambahan nilai, pajak pertambahan nilai ataspemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajakapenghasilan untuk tahun 2016, yang menghasilkankelebihan bayar pajak sebesar Rp 34.377. Kantorpajak telah mengembalikan kelebihan tersebutkepada Bank pada bulan Juli 2018. Bank tetapmengakui sejumlah Rp 14.378 sebagai klaimpengembalian pajak tahun fiskal 2016 dan Rp 330sebagai beban operasional lainnya di dalam labarugi.
In June 2018, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s corporate income tax (including branch profit tax), valueadded tax, VAT Offshore and various withholding taxes for year 2016, which resulted in tax overpayment amounting to Rp 34,377. Tax Office has refunded this overpayment to the Bank in July 2018. The Bank retained Rp 14,378 as claims for tax refund for fiscal year 2016 and Rp 330 as other operating expenses in profit or loss.
Pada bulan Juli 2019, kantor pajak menerimasebagian keberatan sebesar Rp 9.061 atas pajakpenghasilan badan (termasuk pajak atas laba usahaBUT). Kantor pajak telah mengembalikan kelebihantersebut kepada Bank pada bulan Agustus 2019.Pada bulan Oktober 2019, Bank mengajukanbanding ke pengadilan pajak sebesar Rp 5.317.Bank mencatat ini sebagai klaim pengembalianpajak tahun fiskal 2016.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, bandingatas pajak penghasilan badan (termasuk pajak ataslaba usaha BUT), pajak penghasilan ayat 26, danpajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luarnegeri masih dalam proses.
In July 2019, the tax office accepted part of tax objection amounting to RpR 9,061 on corporateincome tax (including branch profit tax). Tax Office has refunded to the Bank in August 2019. In October 2019, the Bank appealed to the tax court in the amount of Rp 5,317. The Bank recorded this as claim for tax refund for fiscal year 2016.
Up to 31 December 2019, the tax appeal oncorporate income tax (including branch profit tax),withholding tax art. 26 and VAT Offshore are still in process.
484 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)
g. Tahun fiskal 2015 g. Fiscal year 2015
Pada tahun fiskal 2015, Bank memiliki kelebihanpembayaran pajak penghasilan badan sebesarRp 164.396.
In fiscal year 2015, the Bank had anoverpayment of corporate income tax ofRp 164,396.
Pada bulan Juni 2017, kantor pajak menerbitkansurat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan(termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajakpertambahan nilai, pajak pertambahan nilai ataspemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajakpenghasilan untuk tahun 2015, yang menghasilkankurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 176.558.Pada bulan Juli 2017, Bank telah membayarsejumlah Rp 267 dan mengakuinya sebagai bebanoperasional lainnya di dalam laba rugi.
In June 2017, the tax office issued tax7assessment letters on the Bank’s corporateincome tax (including branch profit tax), valueadded tax, VAT Offshore and various withholding taxes for year 2015, which resulted in taxunderpayments and penalties amounting toRp 176,558. In July 2017, the Bank paid7Rp 267 and recorded it as other operatingexpenses in profit or loss.
Pada bulan September 2017, Bank membayar sisakurang bayar pajak sebesar Rp 176.291 danmengajukan keberatan ke kantor pajak. Bankmencatat pembayaran sebesar Rp 176.291 dankelebihan pembayaran pajak penghasilan badansebesar Rp 164.396 sebagai klaim pengembalianpajak tahun fiskal 2015.
In September 2017, the Bank paid the7 remaining tax underpayments x of Rp 176,291, and submitted an objection to the tax office. Bank recorded the payment of Rp 176,291 and overpayment of corporate income tax of Rp 164,396 as claim for tax refund for fiscal year 2015.
Pada bulan Agustus dan September 2018, kantorpajak menolak seluruh keberatan tersebut. Padabulan November 2018, Bank mengajukan bandingke pengadilan pajak sebesar Rp 340.687.
In August and September 2018, tax officerejected all of objection amount. In November 2018, Bank appealed to the tax court in the amount of Rp 340,687.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, bandingatas pajak penghasilan badan (termasuk pajak ataslaba usaha BUT), pajak pertambahan nilai ataspemanfaatan jasa luar negeri masih dalam proses.
Up to 31 December 2019, the tax appeal oncorporate income tax (including branch profit tax), and VAT Offshore are still in process.
h. Tahun fiskal 2013 h. Fiscal year 2013
Pada bulan Januari 2018, kantor pajak menerbitkansurat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan(termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajakpertambahan nilai, pajak pertambahan nilai ataspemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajakapenghasilan untuk tahun 2013, yang menghasilkankurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 78.992.Pada bulan Februari 2018, Bank telah membayarkurang bayar pajak sejumlah Rp 5.723 danmengakuinya sebagai beban operasional lainnya didalam laba rugi.
In January 2018, the tax office issued taxassessment letters on the Bank’s corporateincome tax (including branch profit tax), valueadded tax (VAT), VAT Offshore and variouswithholding taxes for year 2013, which resulted intax underpayments and penalties amounting toRp 78,992. In February 2018, the Bank paid aportion of tax underpayments of Rp 5,723 andrecorded it as other operating expenses in profitor loss.
485
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)
h. Tahun fiskal 2013 ( j )(Lanjutan) h. Fiscal year 2013 (Continued)
Pada bulan April 2018, Bank membayar sisa kurangbayar pajak sebesar Rp 73.269 dan mengajukankeberatan ke kantor pajak. Bank mencatat inisebagai klaim pengembalian pajak tahun fiskal 2013.
Pada bulan Maret 2019, kantor pajak menerimasebagian keberatan sebesar Rp 1.392 atas pajakpenghasilan badan (termasuk pajak atas laba usahaBUT). Kantor pajak telah mengembalikan kelebihantersebut kepada Bank pada bulan April 2019. Padabulan Mei 2019, Bank mengajukan banding kepengadilan pajak sebesar Rp 71.877. Bankmencatat ini sebagai klaim pengembalian pajaktahun fiskal 2013.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, bandingatas pajak penghasilan badan (termasuk pajak ataslaba usaha BUT) masih dalam proses.
In April 2018, the Bank paid the remaining taxunderpayments of Rp 73,269, and submitted anobjection to the tax office. The Bank recorded thisas claim for tax refund for fiscal year 2013.
In March 2019, the tax office accepted part of taxobjection amounting to RpR 1,392 on corporateincome tax (including branch profit tax). TaxOffice has refunded to the Bank in April 2019. InMay 2019, the Bank appealed to the tax court inthe amount of Rp 71,877. The Bank recorded thisas claim for tax refund for fiscal year 2013.
Up to 31 December 2019, the tax appeal oncorporate income tax (including branch profit tax)is still in process.
i. Tahun fiskal 2012 i. Fiscal year 2012
Pada bulan Mei 2017, kantor pajak menerbitkansurat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan(termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajakpertambahan nilai, pajak pertambahan nilai ataspemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajakpenghasilan untuk tahun 2012, yang menghasilkankurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 44.975.Pada bulan Juni 2017, Bank telah membayar kurangrbayar pajak sejumlah Rp 1.262 dan mengakuinyasebagai beban operasional lainnya di dalam labarugi.
In May 2017, the tax office issued tax assessment 7letters on the Bank’s corporate income tax(including branch profit tax), value added tax(VAT), VAT Offshore and various withholdingtaxes for year 2012, which resulted in taxunderpayments and penalties amounting toRp 44,975. In June 2017, the Bank paid a portion7of tax underpayments of Rp 1,262 and recordedit as other operating expenses in profit or loss.
Pada bulan Agustus 2017, Bank membayar sisakurang bayar pajak sebesar Rp 43.713 danmengajukan keberatan ke kantor pajak. Bankmencatat ini sebagai klaim pengembalian pajaktahun fiskal 2012.
In August 2017,7 the Bank paid the remaining tax underpayments of Rp 43,713, and submitted an objection to the tax office. The Bank recorded this as claim for tax refund for fiscal year 2012.
Pada bulan Agustus 2018, kantor pajak menolakseluruh keberatan tersebut. Pada bulan November2019, Bank mengajukan banding ke pengadilanpajak sebesar Rp 43.713.
In August 2018, tax office rejected all of theobjection amount. In November 2019, the Bank appealed to the tax court in the amount of Rp 43,713.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, bandingatas pajak penghasilan badan (termasuk pajak ataslaba usaha BUT), pajak penghasilan ayat 26, danpajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luarnegeri masih dalam proses.
Up to 31 December 2019, the tax appeal oncorporate income tax (including branch profit tax),
Withholding tax art. 26, and VAT Offshore are still in process.
486 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)
j. Tahun fiskal 2010 j. Fiscal year 2010
Pada bulan Juni 2015, kantor pajak menerbitkansurat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan,pajak pertambahan nilai dan berbagai pajakpenghasilan untuk tahun 2010, yang menghasilkankurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 18.279.Pada bulan Juli 2015, Bank telah membayarsejumlah Rp 520 dan mengakuinya sebagai bebanoperasional lainnya di dalam laba rugi.
In June 2015, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s corporate income tax, valueadded tax and various t withholding taxes for yeart2010, which resulted in tax underpayments andpenalties amounting to Rp 18,279. In July 2015,the Bank tt paid Rp 520 and recorded it as otheroperating expenses in profit or loss.
Pada bulan September 2015, Bank membayarkurang bayar pajak penghasilan badan sebesarRp 17.759 dan mengajukan keberatan ke kantorpajak.
In September 2015, the Bank paid the corporateincome tax underpayment of Rp 17,759, and submitted an objection to the tax office.
Pada bulan Agustus 2016, kantor pajak menerimasebagian dari keberatan tersebut sebesar Rp 5.674dan telah mengembalikan kelebihan tersebutkepada Bank pada bulan September 2016. Padabulan Oktober 2016, Bank mengajukan banding kepengadilan pajak atas sisa lebih bayar pajak sebesarRp 12.085. Bank mencatat ini sebagai klaimpengembalian pajak tahun fiskal 2010.
In August 2016, tax office received part of theobjection amounting to Rp 5,674 and has refunded sthis to the Bank in September 2016. In October 2016, the Bank appealed to the tax court theremaining of the overpayment amounting toRp 12,085. The Bank recorded this as claim for tax refund for fiscal year 2010.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, bandingatas pajak penghasilan badan (termasuk pajak ataslaba usaha BUT) masih dalam proses.
Up to 31 December 2019, the tax appeal oncorporate income tax (including branch profit tax)is still in process.
k. Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bankmelaporkan atau menyetorkan pajak-pajaknyaberdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapatmenetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalamjangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
k. Under the taxation laws of Indonesia, the Banksubmits its tax returns on the basis of self-fassessment. The tax authorities may assess oramend taxes within the statute of limitations, underprevailing regulations.
Manajemen yakin bahwa provisi untuk perpajakanadalah memadai untuk semua tahun pajak terbukaberdasarkan kajian beberapa faktor, termasukinterpretasi atas undang-undang perpajakan danpengalaman masa lalu. Kajian ini didasarkan padaestimasi dan asumsi serta pertimbangan mengenaikejadian masa depan. Informasi baru mungkin sajatersedia dan dapat menyebabkan manajemen untukmengubah pertimbangannya mengenai kecukupanprovisi untuk perpajakan. Perubahan atas provisiuntuk perpajakan akan berdampak pada bebanpajak pada periode dimana keputusan tersebutdibuat.
Management believes that the accruals for taxliabilities are adequate for all open tax years basedon the assessment of various factors, includinginterpretations of tax law and prior experience. This assessment relies on estimates and assumptionsand may involve judgment about future events.New information may become available thatcauses management to change its judgmentregarding the adequacy of existing tax liabilities.Such changes to tax liabilities will impact taxexpense in the period in which such determinationis made.
14. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA 14. OBLIGATION FOR POST-TT EMPLOYMENTBENEFITS
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pastiuntuk karyawan tetap yang memenuhi syarat, yangdikelola dan diadministrasikan oleh Dana PensiunLembaga Keuangan AIA Financial (DPLK-AIAFinancial).
The Bank has a defined contribution pension plancovering its qualified permanent employees, which ismanaged and administered by Dana PensiunLembaga Keuangan AIA Financial (DPLK-KK AIA-Financial).
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, iuranyang dibayarkan oleh Bank adalah sebesar 4% - 12%dari penghasilan dasar karyawan.
As of 31 December 2019 and 2018 the Bank’scontributions are 4% - 12% of the employees’ basicsalary.yy
487
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINEDFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019 EE(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
14. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 14. OBLIGATION FOR POST-TT EMPLOYMENTBENEFITS (Continued)
Berdasarkan Undang-Undang Republik IndonesiaNo. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bankdiwajibkan untuk memberikan imbalan pasca-kerjakepada karyawan ketika pemutusan kontrak kerja atau pensiun. Imbalan kerja didasarkan pada masa kerjakaryawan dan kompensasi karyawan ketikapemutusan kontrak kerja atau pensiun. Sehinggasebagai tambahan program pensiun, Bank mencatatliabilitas tambahan yang merupakan bagian dariimbalan yang diwajibkan oleh Undang-UndangNo.13/2003 tentang Ketenagakerjaan tetapi belumseluruhnya tercakup dalam imbalan kerja yangdiberikan oleh dana pensiun.
In accordance with Law of Republic IndonesiaNo. 13/2003 concerning Labor, concerning rr the Bankis required to provide post employment benefits to itsemployees when their employments are terminated orwhen they retire. These benefits are primary based onyears of service and the employees’ compensation attermination or retirement. Therefore, in addition to thepension program, the Bank recorded an additionalliability, which represented a portion of benefitsrequired by Law No. 13/2003 concerning Labor buthave not been fully covered by the benefits providedby the pension plan.
Pada tahun 2019, Bank melakukan kontribusi untukliabilitas imbalan pasca-kerja melalui ProgramPensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) yangdikelola oleh DPLK-AIA Financial.
In 2019, the Bank contributed the funding for its post-employment benefits liability through PensionProgram For Severance Compensation (PPUKP),which is managed and administered by DPLK-KK AIA-Financial.
Tabel berikut ini menyajikan perubahan liabilitasimbalan pasca-kerja selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018:
The following table presents the movement of theobligation for post-employment benefits during theyears ended 31 December 2019 and 2018:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Movement in the obligation for post-ttPerubahan liabilitas imbalan pasca-kerja employment benefits
Liabilitas pada awal tahun 51.855) 48.613) Obligation at beginning of year
Termasuk dalam laba rugi Included in profit or loss- Beban jasa kini 12.336) 12.509) Current service cost -- Beban pemutusan hubungan kerja 7.276) -) Termination cost -- Beban bunga 4.148) 3.063) Interest cost -
23.760) 15.572)
Termasuk dalam penghasilankomprehensif lain
Included in other comprehensivevincome
Kerugian (keuntungan) aktuarial yang timbuldari: Actuarial losses/(gains) arising from:- Asumsi keuangan 6.527) (5.691) Financial assumptions -- Penyesuaian pengalaman (8.615) 2.269) Experience adjustments -- Imbal hasil atas program yang tidak
termasuk dalam bunga (1.582) 1.860)Return on plan assets greater -
than discount rate(3.670) (1.562)
Kontribusi perusahaan ke PPUKP (47.000) -) Employer contributions to PPUKPPembayaran imbalan pasca-kerja (12.050) (11.358) Post-employment benefits paidPenyesuaian lainnya -) 590) Other adjustment
Liabilitas pada akhir tahun 12.895) 51.855) Obligation at end of year
488 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
14. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 14. OBLIGATION FOR POST-TT EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Asumsi-asumsi utama yang digunakan Key assumptions used in the abovedalam perhitungan di atas calculation- Tingkat diskonto 6,75% 8,00% Discount rate -- Tingkat kenaikan gaji di masa depan 5,00% 5,00% Future salary increase rate -
Tingkat diskonto digunakan dalam menentukan nilai kiniliabilitas imbalan pasca-kerja pada tanggal penilaian. Secara umum, tingkat diskonto mengacu pada imbalhasil atas obligasi pemerintah berkualitas tinggi yang diperdagangkan di pasar modal aktif pada tanggal pelaporan.
The discount rate is used in determining the present iivalue of the benefit obligation at valuation date. Ingeneral, the discount rate correlates with the yield onhigh quality government bonds that are traded in activecapital markets at the reporting date.
Asumsi kenaikan gaji di masa depan memproyeksikanliabilitas imbalan pasca-kerja mulai dari tanggal penilaian sampai dengan usia pensiun normal. Tingkat kenaikan gaji pada umumnya ditentukan denganmenerapkan penyesuaian inflasi terhadap besarnya gaji dan dengan memperhitungkan lamanya masa kerja.
The future salary increase assumption projects thebenefit obligation starting from the valuation datethrough the normal retirement age. The salary increaserate is generally determined by applying inflationadjustments to pay scales, and by taking account of the length of service.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, durasi rata-rata tertimbang dari liabilitas imbalan pasca-kerja adalah5,49 dan 5,09 tahun.
At 31 December 2019 and 2018, the weighted-averageduration of the obligation for post-employment benefit was 5.49 and 5.09 years, respectively.
Analisis sensitivitas Sensitivity analysis
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, perubahanterhadap salah satu asumsi aktuarial, dengan anggapanasumsi yang lain konstan, akan berdampak kepada nilai kini liabilitas imbalan pasti Bank seperti pada tabel di bawah ini:
As of 31 December 2019 and 2018, changes on one of the relevant actuarial assumptions, holding other assumptions constant, would have affected the Bank’s present value of defined benefit obligation as shown onthe table below:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Kenaikan/ Penurunan/ Kenaikan/ Penurunan/Increase Decrease Increase Decrease
Tingkat diskonto (perubahan 1%) (4.733) 5.206) (4.523) 4.964) Discount rate (1% movement)Kenaikan gaji di masa depan
(perubahan 1%) 9.269) (7.497) 8.914) (7.241)Future salary increase rate
(1% movement)
15. UTANG KEPADA KANTOR PUSAT DAN CABANG-CABANG LAIN
15. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES
Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lainmerupakan dana yang ditempatkan di Indonesia olehKantor Pusat dan cabang-cabang lain. Utang kepadaKantor Pusat dapat diperpanjang secara periodik.
Due to Head Office and other branches represents therrfunds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on aperiodical basis.
489
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
15. UTANG KEPADA KANTOR PUSAT DAN CABANG-CABANG LAIN (Lanjutan)
15. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES(Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2019 and 2018, saldoutang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lainadalah sebagai berikut:
As of 31 December 2019 and 2018, the balance ofdue to Head Office and other branches was asfollows:
31 Desember/December
2019
31 Desember/December
2018
Utang kepada Kantor Pusat (Catatan 25): Due to Head Office (Note 25):5
Mata uang asing2019: jatuh tempo 2 Januari 2020,29 Januari 2020, 23 Desember 2021dan 27 Desember 2021,2018: jatuh tempo 2 Januari 2019, 23 Desember 2019, 27 Desember 2019 dan 29 Januari 2020 5.830.670 7.190.123
Foreign currencies 2019: due on 2 January 2020,
29 January 2020, 23 December 2021and 27 December 2021,
2018: due on 2 January 2019, 23 December 2019, 27 December 2019
and 29 January 2020
5.830.670 7.190.123
Utang kepada cabang-cabang lain: Due to other branches:Rupiah 1.867.835 2.373.524 RupiahMata uang asing 3.114.746 3.608.067 Foreign currencies
4.982.581 5.981.591
Jumlah 10.813.251 13.171.714 Total
Pada tanggal 31 Desember 2019 and 2018, termasuk dalam utang kepada Kantor Pusat adalah pinjaman dari Kantor Pusat yang tidak dikenakan suku bunga masing-masing sebesar Rp 5.483.588 dan Rp 5.680.100.
As of 31 December 2019 and 2018, due to Head Office includes borrowing from head office that areinterest free amounting to Rp 5,483,588 and Rp 5,680,100 y, respectively.
16. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 16. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
31 Desember/December 2019 31 Desember/December 2018
Rupiah
Mata uangasing/
Foreign currencies
Jumlah/Total Rupiah
Mata uang asing/
Foreign currencies
Jumlah/Total
Komitmen Commitments
Kewajiban komitmen Committed liabilitiesFasilitas kredit yang
belum digunakan-committed (733.483) (231.218) (964.701) (222.576) (426.724) (649.300)
Unused loanfacilities-
committedFasilitas letters of
credit yang tidak dapat dibatalkanyang diberikan ke nasabah (84.955) (484.884) (569.839) (1.039.165) (884.692) (1.923.857)
Irrevocable letters ofcredit facilities
provided to customers
Jumlah kewajibankomitmen (818.438) (716.102) (1.534.540) (1.261.741) (1.311.416) (2.573.157) Total committed
liabilities
490 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan) 16. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)
31 Desember/December 2019 31 Desember/December 2018
Rupiah
Mata uang asing/
Foreigncurrencies
Jumlah/Total Rupiah
Mata uang asing/
Foreigncurrencies
Jumlah/Total
Kontinjensi Contingencies
Tagihan kontinjensi Contingent receivablesGaransi yang diterima
dari bank-bank lain 860.000) 4.057.288) 4.917.288) 860.000) 4.249.304) 5.109.304)Guarantees received
from other banks
Pendapatan bungadalam penyelesaian (14.271) (43.168) (57.439) 36.238) 11.447) 47.685) Interest in suspense
Jumlah tagihankontinjensi 845.729) 4.014.120) 4.859.849) 896.238) 4.260.751) 5.156.989)
Total contingentreceivables
Kewajiban kontinjensi Contingent liabilitiesBank garansi yang
diterbitkan kepadanasabah (2.064.255) (8.389.975) (10.454.230) (2.140.695) (7.833.429) (9.974.124)
Bank guaranteesissued to
customers
Jumlah kewajibankontinjensi - bersih (1.218.526) (4.375.855) (5.594.381) (1.244.457) (3.572.678) (4.817.135) Total contingencies
liabilities - net
Bank menghadapi berbagai macam jenis tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan dalam kegiatan usahanya. Tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkanmasalah atau tuntutan hukum tersebut, ataudampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusanmasalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak buruk yang signifikan pada kelangsungan usaha Bank.
The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management believes that the results in any of these proceedings will not have significant adverse impacts on the Bank’s ability to operate as a going concern.
17. INSTRUMEN KEUANGAN 17.7 FINANCIAL INSTRUMENTS
a. Klasifikasi aset keuangan dan liabilitaskeuangan
Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telahdikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing. Kebijakan akuntansi yang signifikan diCatatan 2g menjelaskan bagaimana kategori asetkeuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian nilai wajar (perubahannilai wajar instrumen keuangan), diakui.
a. Classification of financial assets and financialliabilities
In the table below, financial instruments havebeen classified based on their classification. Thesignificant accounting policies in Note 2gdescribe how the categories of the financialassets and financial liabilities are measured andhow income and expenses, including fair valuegains and losses (changes in fair value offinancial instruments), are recognised.
Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, diukur pada nilai wajar melalui labarugi (FVTPL), dan diukur pada nilai wajar melaluipenghasilan komprehensif lain (FVOCI). Sama halnya dengan aset keuangan, liabilitas keuangantelah dikelompokkan ke dalam liabilitas keuanganyang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biayaperolehan diamortisasi.
Financial assetstt have been classified intoamortisii ed cost, fair value through profit or loss(FVTPL) and fair value through othercomprehensive income (FVOCI). Similarly,financial liabilities have been classified s into fairvalue through profit or loss and amortised cost.
491
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17.7 FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)
a. Klasifikasi aset keuangan dan liabilitaskeuangan (Lanjutan)
a. Classification of financial assets andfinancial liabilities (C(( ontinued)
Di bawah ini disajikan nilai tercatat semua asetkeuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal31 Desember 2019 dan 2018.
Summarisi ed below is the carrying amount of allfinancial assets and financial liabilities as of31 December 2019 and 2018.
31 Desember/December 2019
Nilai wajar melalui laba rugi/
Fair value through profit or loss
Nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain/Fair value through other
comprehensive income
Biaya perolehan diamortisasi/
Amortisii ed cost
Jumlah nilai tercatat/
Total carrying amount
Aset keuangan Financial assetsKas -) -) 288.934) 288.934) Cash
Giro pada Bank Indonesia -) -) 2.183.353) 2.183.353)Current accounts
with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain -) -) 449.427) ) 449.427) Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain -) -) 606.504) 606.504) Due from other branchesPenempatan pada Bank Indonesia
dan bank-bank lain -) -) 6.808.247) 6.808.247)Placements with Bank Indonesia
and other banksEfek-efek 768.961) 9.155.212) 2.099.977) 12.024.150) SecuritiesAset derivatif 3.706.503) -) -) 3.706.503) Derivative assetsTagihan akseptasi -) -) 2.314.123) 2.314.123) Acceptance receivablesKredit yang diberikan 2.332.456) -) 25.720.067) 28.052.523) LoansTagihan atas pinjaman yang
dijamin 1.587.523) -) -) 1.587.523)Receivables under secured
borrowingsAset lain-lain -) -) 1.756.465) 1.756.465) Other assets
8.395.443) 9.155.212) 42.227.097) 59.777.752)
Liabilitas keuangan Financial liabilities
Simpanan oleh nasabah bukanbank -) -) 32.321.244) 32.321.244) Deposits by non-bank customers
Simpanan oleh bank-bank lain -) -) 3.779.211) 3.779.211) Deposits by other banks Liabilitas derivatif 3.380.250) -) -) 3.380.250) Derivative liabilitiesUtang akseptasi -) -) 2.348.968) 2.348.968) Acceptance payablesLiabilitas untuk mengembalikan
surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yangdijamin 1.621.892) -) -) 1.621.892)
Obligation to returnsecurities received under
secured borrowingsUtang kepada Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain -) -) 5.329.663) 5.329.663)Due to Head Office
and other branchesBeban masih harus dibayar dan
liabilitas lain-lain -) -) 2.786.802) 2.786.802)Accrued expenses
and other liabilities5.002.142) -) 46.565.888) 51.568.030)
31 Desember/December 2018
Nilai wajar melalui laba rugi/
Fair value through profit or loss
Nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain/Fair value through other
comprehensive income
Biaya perolehan diamortisasi/
Amortisii ed cost
Jumlah nilai tercatat/
Total carrying amount
Aset keuangan Financial assetsKas -) -) 231.407) 231.407) Cash
Giro pada Bank Indonesia -) -) 2.790.328) 2.790.328)Current accounts
with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain -) -) 557.605) ) 557.605 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain -) -) 257.989) 257.989) Due from other branchesPenempatan pada Bank Indonesia
dan bank-bank lain -) -) 4.547.608) 4.547.608)Placements with Bank Indonesia
and other banksEfek-efek 1.958.833) 6.564.208) 1.260.728) 9.783.769) SecuritiesAset derivatif 3.500.110) -) -) 3.500.110) Derivative assetsTagihan akseptasi -) -) 4.501.390) 4.501.390) Acceptance receivablesKredit yang diberikan 2.889.363) -) 28.917.814) 31.807.177) LoansTagihan atas pinjaman yang
dijamin 3.090.531) -) -) 3.090.531)Receivables under secured
borrowingsAset lain-lain -) -) 549.682) 549.682) Other assets
11.438.837) 6.564.208) 43.614.551) 61.617.596)
492 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17.7 FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)a. Klasifikasi aset keuangan dan liabilitas
keuangan (Lanjutan)a. Classification of financial assets and
financial liabilities (C(( ontinued)
31 Desember/December 2018
Nilai wajar melalui laba rugi/
Fair value throughprofit or loss
Nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain/Fair value through other
comprehensive income
Biaya perolehan diamortisasi/
Amortisii ed cost
Jumlah nilai tercatat/
Total carrying amount
Liabilitas keuangan Financial liabilities
Simpanan oleh nasabah bukan bank - - 29.922.503 29.922.503 Deposits by non-bank customersSimpanan oleh bank-bank lain - - 2.758.090 2.758.090 Deposits by other banks Liabilitas derivatif 3.866.496 - - 3.866.496 Derivative liabilitiesUtang akseptasi - - 4.506.119 4.506.119 Acceptance payablesLiabilitas untuk mengembalikan
surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yangdijamin 3.096.639 - - 3.096.639
Obligation to returnsecurities received under
secured borrowingsUtang kepada Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain - - 7.491.614 7.491.614Due to Head Office
and other branchesBeban masih harus dibayar dan
liabilitas lain-lain - - 1.688.676 1.688.676Accrued expenses
and other liabilities6.963.135 - 46.367.002 53.330.137
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, seluruh aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah dipersyaratkan diukur pada nilai wajar.
As of 31 December 2019 and 2018, all financial assets measured at FVTPL are mandatorily bemeasured at fair value.
b. Nilai wajar instrumen keuangan b. Fair values of financial instrumentsInstrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar Financial instruments measured at fair value
Tabel berikut ini menyajikan analisis instrumenkeuangan yang diukur pada nilai wajarberdasarkan level hirarki nilai wajarnya.
The table below analyses financial instrumentsmeasured at fair value by its level in the fairvalue hierarchy.
31 Desember/December 2019
Level 1 Level 2Jumlah/
TotalAset keuangan Financial assetsEfek-efek - 9.924.173 9.924.173 SecuritiesAset derivatif 3.319 3.703.184 3.706.503 Derivative assetsKredit yang diberikan - 2.332.456 2.332.456 LoansTagihan atas pinjaman yang
dijamin - 1.587.523 1.587.523Receivables under secured
borrowings3.319 17.547.336 17.550.655
Liabilitas keuangan Financial liabilitiesLiabilitas derivatif 3.439 3.376.811 3.380.250 Derivative liabilitiesLiabilitas untuk mengembalikan
surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin - 1.621.892 1.621.892
Obligation to return securitiesreceived under secured borrowings
3.439 4.998.703 5.002.142
31 Desember/December 2018
Level 1 Level 2Jumlah/
Total
Aset keuangan Financial assetsEfek-efek - 8.523.041 8.523.041 SecuritiesAset derivatif 1.543 3.498.567 3.500.110 Derivative assetsKredit yang diberikan - 2.889.363 2.889.363 LoansTagihan atas pinjaman yang
dijamin - 3.090.531 3.090.531Receivables under secured
borrowings1.543 18.001.502 18.003.045
Liabilitas keuangan Financial liabilitiesLiabilitas derivatif 3.162 3.863.334 3.866.496 Derivative liabilitiesLiabilitas untuk mengembalikan
surat-surat berharga yangditerima atas pinjaman yangdijamin - 3.096.639 3.096.639
Obligation to return securitiesreceived under secured borrowings
3.162 6.959.973 6.963.135
493
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17.7 FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)
b. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan) b. Fair values of financial instruments(Continued)
Pengukuran nilai wajar efek-efek dan derivatif dijelaskan pada Catatan 4b.1.
Fair value measurement of securities and derivatives are described in Note 4b.1.
Pada tanggal 31 Desember 2019, nilai wajar asetderivatif dan liabilitas derivatif telah termasuk Credit Valuation Adjustment (CVA) sebesar Rp 14.977, neto dengan Funding ValuationAdjustment (FVA) sebesar Rp 1.464.
As of 31 December 2019, fair value of derivativeassets and liabilities have incorporated Credit Valuation Adjustment (CVA) amounting toRp 14,977, net with Funding Valuation Adjustment 7(FVA) amounting to Rp 1,464.
Pada tanggal 31 Desember 2018, nilai wajar asetderivatif dan liabilitas derivatif telah termasuk Credit Valuation Adjustment (CVA) sebesar Rp 18.421, neto dengan Funding ValuationAdjustment (FVA) sebesar Rp 14.891.
As of 31 December 2018, fair value of derivativeassets and liabilities have incorporated Credit Valuation Adjustment (CVA) amounting toRp 18,421, net with Funding Valuation Adjustment (FVA) amounting to Rp 14,891.
Ini mengakibatkan penambahan rugi belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas instrumen keuangan dalam laba rugi.
These resulted in an increase to unrealised loss from changes in fair value of financial instruments in the profit or loss.
Instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilaiwajar
Financial instruments not measured at fair value
Tabel di bawah ini menyajikan nilai wajar instrumenkeuangan yang tidak diukur pada nilai wajar dan analisis atas instrumen keuangan tersebut sesuaidengan masing-masing level dalam hirarki nilaiwajar.
The following table sets out the fair values of financial instruments not measured at fair value and analysis them by the level in the fair valuehierarchy.
31 Desember/December 2019 Nilai wajar/Fair value
Nilai tercatat/Carryingamount Level 1 Level 2 Level 3
Jumlah/ Total
Aset keuangan Financial assetsEfek-efek - bersih 2.099.977 - 2.187.334 - 2.187.334 Securities - netKredit yang diberikan
- bersih 25.720.067-
2.681.112 23.006.193 25.687.305 Loans - netAset lain-lain - bersih 1.756.465 - 165.415 1.591.050 1.756.465 Other assets - net
29.576.509 - 5.033.861 24.597.243 29.631.104Liabilitas keuangan Financial liabilitiesSimpanan oleh
nasabah bukanbank 32.321.244 - 32.321.244 - 32.321.244
Deposits by non-bank customers
Simpanan oleh bank-bank lain 3.779.211 - 3.779.211 - 3.779.211 Deposits by other bankskk
36.100.455 - 36.100.455 - 36.100.455
494 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17.7 FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)
b. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan) b. Fair values of financial instruments (Continued)
31 Desember/December 2018 Nilai wajar/Fair value
Nilai tercatat/Carryingamount Level 1 Level 2 Level 3
Jumlah/ Total
Aset keuangan Financial assetsEfek-efek 1.260.728) - 1.267.838 - 1.267.838 SecuritiesKredit yang diberikan 28.917.814) - 1.247.758 28.578.280 29.826.038 LoansAset lain-lain - bersih 549.682) - 19.517 530.165 549.682 Other assets - net
30.728.224) - 2.535.113 29.108.445 31.643.558Liabilitas keuangan Financial liabilitiesSimpanan oleh
nasabah bukanbank 29.922.503 - 29.922.503 - 29.922.503
Deposits by non-bankcustomers
Simpanan oleh bank-bank lain 2.758.090 - 2.758.090 - 2.758.090 Deposits by other bankskk
32.680.593 - 32.680.593 - 32.680.593
Nilai wajar kredit yang diberikan pada tanggal31 Desember 2019 dan 2018 diukur denganmenggunakan analisis arus kas yang didiskontoberdasarkan tingkat suku bunga pasar.
The fair value of loans as of 31 December 2019 and2018 were measured using discounted cash flows analysis using market interest rate.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, nilai wajar simpanan oleh nasabah bukan bank dan simpanan oleh bank-bank lain sama dengan nilaitercatatnya karena sifatnya dapat ditarik sewaktu-waktu (payable on demand).
As of 31 December 2019 and 2018, the fair value of deposits by non-bank customer and deposit by other bank are same with the carrying amounts because they are payable on demand in nature.
Sebagian besar dari instrumen keuangan yangtidak diukur pada nilai wajar, diukur pada biayaperolehan diamortisasi. Di bawah ini menyajikan daftar instrumen keuangan yang nilai tercatatnyamendekati nilai wajarnya karena instrumentersebut berjangka pendek atau yang ditinjau ulang menggunakan harga pasar secara berkala.
Majority of the financial instrument not measured at fair value are measured at amortised cost. Below lists those financial instruments for which their carrying amount are reasonable approximation of fair value because they are short term in nature or re-price to current market rates frequently.-
Aset keuangan: Financial assets:- Kas - Cash- Giro pada Bank Indonesia - Current accounts wih Bank Indonesia- Giro pada bank-bank lain - Current accounts wih other banks- Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-
bank lain- Placements with Bank Indonesia and other
banks- Tagihan akseptasi - Acceptance receivables
Liabilitas keuangan: Financial liabilities:- Utang akseptasi - Acceptance payables- Beban masih harus dibayar dan liabilitas lain-
lain- Accrued expense and other liabilities
- Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain
- Due to Head Office and other branches
Perhitungan nilai wajar dilakukan hanya untukkepentingan pengungkapan dan tidak berdampak pada pelaporan posisi atau kinerjakeuangan Bank. Nilai wajar yang dihitung olehBank mungkin berbeda dengan jumlah aktualyang akan diterima/dibayar pada saatpenyelesaian atau jatuh tempo instrumenkeuangan. Mengingat kategori tertentuinstrumen keuangan yang tidak diperdagangkan, maka terdapat pertimbanganmanajemen dalam perhitungan nilai wajar.
Fair value calculation is performed only for disclosure purpose and does not have any impact on reporting Bank’s position or its financial performance. The fair value that calculated by the Bank may be different with total actual which will be received/paid when financial instrument is settled or due. Considering that certain financial instruments are not for trading, there is management consideration in fair value calculation.
495
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
18. PENYERTAAN KANTOR PUSAT 18. HEAD OFFICE INVESTMENTBerikut adalah penyertaan yang dilakukan oleh KantorPusat di Bank sejak pendirian Bank sampai dengantanggal pelaporan:
Below are investmentst from the Head Office in theBank since the Bank’s establishment up to reportingdate:
Jumlah/Amount
Awal 867 Beginning26 dan 27 April 2010 900.350 26 and 27 April 20103 – 5 Desember 2012 1.442.150 3 – 5 December 201221 Juni 2017 938.796 21 June 2017Saldo pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 3.282.163 Balance as of 31 December 2019 and 2018
Tambahan penyertaan Kantor Pusat pada tahun2010, 2012 dan 2017 ini diperhitungkan sebagai bagian dari Dana Usaha yang dilaporkan(Catatan 25).
These additional Head Office Investments in 2010,2012 and 2017 were accounted for part of declared Operating Fund (Note 25).5
19. PENDAPATAN BUNGA 19. INTEREST INCOME
Pendapatan bunga terdiri dari: Interest income consistst of:ff
2019 2018
Kredit yang diberikan 2.447.049 2.495.984 LoansEfek-efek 937.248 1.048.612 SecuritiesPenempatan pada bank-bank lain 68.977 77.945 Placements with other banksLainnya 10.793 6.065 Others
3.464.067 3.628.606
Pendapatan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yangdilaporkan di atas, yang terkait dengan aset keuanganyang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah masing-masing sebesar Rp 3.024.493 danRp 2.997.563 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019 dan 2018.
Interest income calculated using the effectiveinterest method reported above that relates tofinancial assets not carried at fair value through profit or loss were Rp 3,024,493 and Rp 2,997,563 for the ffyears ended 31 December 2019 and 2018,respectively.
Termasuk dalam pendapatan bunga adalah bunga dari efek diskonto aset keuangan yang mengalamipenurunan nilai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp 11.401 dan Rp 5.686.
Included in interest income is the interest from effect of discounting (unwinding interest) of impaired financial assets for the yearsrr ended 31 December2019 and 2018 amounting to Rp 11,401 and RpR 5,686, respectively.y
20. BEBAN BUNGA 20. INTEREST EXPENSES
Beban bunga terdiri dari: Interest expenses consiststt of:ff2019 2018
Deposito berjangka/deposito on call 445.753) 404.819) Time/call depositsGiro 429.608) 299.453) Current accountsLiabilitas untuk mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima atas pinjamanyang dijamin 174.776) 310.018)
Obligation to return securities receivedunder secured borrowings
Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain 95.308) 176.997) Due to Head Office and other branches
Interbank call money 67.333) 14.697) Interbank call moneyTabungan 60.934) 87.157) Saving accountsLiabilitas sewa 16.946) -) Lease liabilitiesLainnya 3.120) 5.693) Others
1.293.778) 1.298.834)
496 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
21. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI, BERSIH 21. FEE AND COMMISSION INCOME,EE NET
Pendapatan (beban) provisi dan komisi, bersihberdasarkan produk/jasa adalah sebagai berikut:
Fee and commission income (expense), net byproduct/servicett is as follows:
2019 2018
Kredit ritel yang tidak dijamin 134.950) 107.906) Unsecured retail loansPendapatan bancassurance 128.632) 158.325) Bancassurance incomePendapatan unit trusts 116.393) 119.401) Unit trusts incomeJasa kustodian 102.415) 109.287) Custody servicesEkspor/impor 90.651) 140.044) Exports/importsBank garansi 57.361) 69.933) Bank guaranteesKredit yang diberikan 44.967) 105.901) Loans Pendapatan provisi dan komisi lainnya 79.834) 13.421) Other fee and commission incomeBeban provisi dan komisi (32.507) (53.692) Fee and commission expense
722.696) 770.526)
22. KERUGIAN PENURUNAN NILAI, BERSIH 22. IMPAIRMENT LOSSES, NET
2019 2018Beban selama tahun berjalan: Charges for the year:
Kredit yang diberikan 1.028.479 346.461 LoansAset keuangan lainnya 79.528 3.315 Other financial assets
1.108.007 349.776
Kerugian penurunan nilai disajikan bersih termasuk setelah dikurangi pemulihan selama tahun berjalan.
Impairment losses is disclosed netting of the recovery during the year.
23. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 23. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
2019 2018
Area reimbursements 414.054 261.638 Area reimbursementsAlokasi beban Kantor Pusat 406.768 463.724 Head Office allocation expensesPenyusutan aset tetap 118.464 40.501 Depreciation of fixed assetsGedung 73.752 177.738 PremisesAsuransi 71.850 68.561 Insurance Jasa profesional 63.245 86.068 Professional feesKomputer 47.258 38.236 ComputerTelekomunikasi 40.681 39.960 TelecommunicationIklan 32.483 25.670 AdvertisingPerjalanan dan transportasi 5.518 5.569 Travel and transportationRugi operasional 15 133 Operational loss Lainnya 116.649 140.757 Others
1.390.737 1.348.555
24. BEBAN KARYAWAN 24. PERSONNEL EXPENSES
2019 2018
Gaji 437.512 431.966 SalariesTunjangan hari raya dan bonus 223.383 157.989 Holiday allowance and bonusesTunjangan lainnya 179.215 175.943 Other allowancesPelatihan 32.254 27.543 TrainingImbalan pascakerja (Catatan 14) 23.760 15.572 Post-employment benefits (Note 14)4Biaya restrukturisasi 4.611 26.740 Restructuring costsLainnya 39.371 38.766 Others
940.106 874.519
497
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
25. DANA USAHA 25. OPERATING FUNDS
Dana usaha merupakan selisih antara dana yangditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengandana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dankantor-kantor cabang di luar Indonesia, sesuaidengan Surat Keputusan Direksi Bank IndonesiaNo. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenaiketentuan dan tata cara pembukaan kantor cabang,kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bankasing.
Operating funds represent the difference between thefunds placed in Indonesia by Head Office and thefunds placed by the Bank with its Head Office andother branches outside Indonesia, in accordancewith the decree of the Directors of Bank IndonesiaNo. 32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerningthe requirements and procedures for the opening ofbranch offices, sub-branch offices and representativeoffices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, danausaha Bank sesuai dengan peraturan yang berlaku,terdiri dari:
As of 31 December 2019 and 2018, the Bank’soperating funds in accordance with prevailingregulation comprised of:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Tagihan dari cabang-cabang lain 606.504) 257.989) Due from other branchesAset derivatif dari Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain 983.934) 1.999.349)
Derivative assets from Head Office andother branches
Aset lain-lain 256.030) 164.661) Other assetsLiabilitas derivatif kepada Kantor Pusat (964.711) (327.927) Derivative liabilities to Head OfficeTambahan penyertaan Kantor Pusat
(Catatan 18) (3.281.296) (3.281.296)Additional Head Office investment
(Note 18)8Utang kepada Kantor Pusat (Catatan 15) (5.830.670) (7.190.123) Due to Head Office (Note 15)5Beban masih harus dibayar dan liabilitas
lain-lain (332.703) (601.686)Accrued expenses & other liabilities
Dana usaha (8.562.912) (8.979.033) Operating funds
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, danausaha Bank yang dideklarasikan masing-masingsejumlah ekuivalen Rp 8.764.883 and Rp 8.961.396.Deklarasi modal untuk tahun berakhir 31 Desember 2019 dan 2018 telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku mengenai pinjaman luar negeri.
As of 31 December 2019 and 2018, the Bank’s declared operating funds amounted to equivalent Rp 8,764,883 and Rp 8,961,396, respectively. The declaration funds for the years ended 31 December 2019 and 2018 were made in accordance with theprevailing regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.
Dana usaha atau dana usaha yang dideklarasikan,mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (Catatan 26).
Operating funds or declared operating funds,Owhichever is lower, is included in the calculation of theBank’s Capital Adequacy Ratio (Note 26).6
26. MANAJEMEN MODAL 26. CAPITAL MANAGEMENT
Secara berkala, Bank melakukan perencanaan danpengawasan permodalan untuk memastikankecukupan permodalan dalam rangka mendukungstrategi bisnis, kepatuhan kepada peraturanperbankan serta memperhatikan perkembangankondisi makro ekonomi. Rencana penambahanmodal Bank wajib disampaikan dalam Rencana Bisnisyang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan(OJK), dan harus mendapatkan persetujuan dariStandard Chartered Group maupun OJK.
On a regular basis, Bank undertakes capital planningand monitoring to ensure capital adequacy to supportbusiness strategies, compliance to banking regulationas well as to take into consideration macro economicdevelopment. Capital injection plan is required to beiiincluded in the Business Plan submitted to OtoritasJasa Keuangan (OJK), and it is subject to StandardChartered Group and OJK approvals.K
498 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
26. MANAJEMEN MODAL (Lanjutan) 26. CAPITAL MANAGEMENT (Continued)
Sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku,Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 9% -11,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profilrisiko Bank, OJK dapat mewajibkan Bank untukmenyediakan modal minimum lebih besar dariketentuan mengenai modal minimum tersebut.Potensi kerugian Bank dapat bersumber dari:
In accordance with the prevailing banking regulationrr ,the Bank is required to maintain a minimum capital of9% - 11.25% of Risk Weighted Assets (RWA). In orderto anticipate potential losses in the Bank’s risk profile,OJK may require the Bank to maintain higher capitalthan the minimum capital requirement. The potentiallosses may derive from:
a. Risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasionalyang belum dapat sepenuhnya diukur secaraakurat dalam melakukan perhitungan ATMR;
a. Credit risk, market risk and operational risk whichhave not been accurately measured in the RWAcalculation;
b. Risiko lainnya yang bersifat material antara lainrisiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas,dan risiko konsentrasi;
b. Other material risks, including interest rate risk inrrbanking book, liquidity risk and concentration risk;kk
c. Dampak penerapan stress testing terhadapkecukupan modal Bank, dan/atau;
c. Impact of the application of stress test on thecapital adequacy, and/or;rr
d. Berbagai faktor terkait lainnya. d. Other relevant factors.
Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risikopasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku.
Calculation of capital and RWA for credit risk, market risk and operational risk are done in accordance withthe prevailing banking regulations.
Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang periode pelaporan.
The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the reporting period.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018,dihitung sesuai dengan peraturan yang berlakusebagai berikut:
The Bank’s Capital Adequacy Ratio (CAR) as of 31 December 2019 and 2018, computed inaccordance with the prevailing regulations was as follows:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Komponen modal: Components of capital:Penyertaan Kantor Pusat 867) 867) Head Office investmentDana usaha (Catatan 25) 8.562.912) 8.961.396) Operating funds (Note 25)5Laba yang belum dipindahkan
ke Kantor Pusat 1.235.493) 959.175) Unremitted profit to Head OfficeKekurangan cadangan kerugian
/penurunan nilai aset terhadappenyisihan penghapusan asetsesuai ketentuan Bank Indonesia -) (257.939)
Shortage of allowance for impairment losses on assets against provision for...rr
assets losses according to Bank...Indonesia guidance...
Cadangan umum penyisihanpenghapusan aset produktif(maksimum 1,25% dari asettertimbang menurut risiko) 466.041) 477.647)
General reserve for allowancefor productive assets///ss
(maximum 1.25% of risk….)weighted assets)….
Penghasilan komprehensif lain 101.166) (154.259) Other comprehensive incomePerhitungan pajak tangguhan (749.396) (798.892) Deferred tax assetsAset tak berwujud lainnya (194.271) (35.300) Other intangible assetsJumlah modal 9.422.812) 9.152.695) Total capital
Aset Tertimbang Menurut Risiko -untuk risiko kredit 46.007.436) 46.042.362) Risk Weighted Assets - credit risk
Aset Tertimbang Menurut Risiko -untuk risiko pasar 2.433.347) 2.281.060) Risk Weighted Assets - market risk
Aset Tertimbang Menurut Risiko -untuk risiko operasional 6.539.955) 6.801.109) Risk Weighted Assets - operational risk
Rasio Kewajiban PenyediaanModal Minimum - risiko kredit Capital Adequacy Ratio - credit risk anddan risiko pasar 19,45% 18,94%) market risk
Rasio Kewajiban PenyediaanModal Minimum - risiko kredit,risiko pasar dan risiko Capital Adequacy Ratio - credit risk,operasional 17,14% 16,60%) market risk and operational risk
Rasio Kewajiban PenyediaanModal Minimum Yang Diwajibkan 9% - < 10% 9% - <11,25% Required Capital Adequacy Ratio
499
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
27. KUALITAS ASET PRODUKTIF 27.77 QUALITY OF PRODUCTIVE ASSETS
Tabel di bawah ini menunjukkan kualitas aset produktifBank sesuai dengan peraturan perbankan yangberlaku, yang disajikan pada nilai tercatatnya sebelumcadangan kerugian penurunan nilai:
Table below presents the quality of productive assetsof the Bank in accordance with the prevailing bankingregulations, presented at their carrying amounts beforeallowance for impairment losses:
31 Desember/December 2019
Lancar/Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ rrSubstandard
Diragukan/Doubtful Macet/Loss Jumlah/Total
Giro pada Bank Indonesia 2.183.353 - - - - 2.183.353
Current accountswith Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain 459.350 - - - - 459.350
Current accountswith other banks
Tagihan daricabang-cabanglain 606.504 - - - - 606.504
Due from otherbranches
Penempatan pada Bank Indonesiadan bank-bank lain 6.808.247 - - - - 6.808.247
Placements with BankIndonesia and
other banksEfek-efek 12.025.794 - - - - 12.025.794 SecuritiesAset derivatif 3.706.503 - - - - 3.706.503 Derivative assetsTagihan akseptasi 2.321.377 - - 27.591 - 2.348.968 Acceptance receivablesKredit yang
diberikan 27.157.575 1.135.408 29.077 717.058 210.472 29.249.590 LoansTagihan atas
pinjaman yangdijamin 1.587.523 - - - - 1.587.523
Receivables undersecured borrowings
Aset lain-lain 320.785 - - 46.310 - 367.095 Other assetsRekening
administratif 70.586.486 1.282.077 12 137 270 71.868.982 Off-ff balance sheet
31 Desember/December 2018
Lancar/Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/Doubtful Macet/Loss Jumlah/Total
Giro pada Bank Indonesia 2.790.328 - - - - 2.790.328
Current accountswith Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain 564.981 - - - - 564.981
Current accountswith other banks
Tagihan daricabang-cabanglain 257.989 - - - - 257.989
Due from otherbranches
Penempatan pada Bank Indonesiadan bank-bank lain 4.547.608 - - - - 4.547.608
Placements with BankIndonesia and
other banksEfek-efek 9.784.286 - - - - 9.784.286 SecuritiesAset derivatif 3.500.110 - - - - 3.500.110 Derivative assetsTagihan akseptasi 4.504.502 1.617 - - - 4.506.119 Acceptance receivablesKredit yang
diberikan 30.645.857 1.416.821 50.085 144.363 491.400 32.748.526 LoansTagihan atas
pinjaman yangdijamin 3.090.531 - - - - 3.090.531
Receivables undersecured borrowings
Aset lain-lain 388.058 - - - - 388.058 Other assetsRekening
administratif 64.562.823 2.291.314 47 2 4.688 66.858.874 Off-ff balance sheet
500 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
28. JASA KUSTODIAN 28. CUSTODIAL SERVICES
Divisi Kustodian Bank memperoleh izin untukmemberikan jasa kustodian pada tanggal 26 Juni 1991dari Badan Pengawas Pasar Modal (Badan PengawasPasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas PasarModal dan Lembaga Keuangan, dan sejak tanggal31 Desember 2012 menjadi Bagian PengawasanPasar Modal Otoritas Jasa Keuangan) berdasarkanSurat Keputusan No. KEP-35/PM.WK/1991.
The Bank’s Custodial Services Division obtained alicense to conduct custodial services on 26 June 1991from the Capital Market Supervisory Board (the Capital((Market Supervisory Board changed to Capital Marketand Financial Institution Supervisory Board, whicheffective 31 December 2012 became Capital MarketSupervisory Division of Otoritas Jasa Keuangan) undernits Decision Letter No. KEP-35/PM.WK/1991.
Jasa yang ditawarkan oleh Divisi Kustodian Bankmeliputi jasa penyimpanan, penyelesaian danpenanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy,corporate action, pengelolaan kas, pelaporan danpencatatan investasi, pengembalian pajak, unit registrydan sub-registry.
The services offered by the Bank’s Custodial ServicesDivision include safekeeping, settlement andtransaction handling, income collection, proxy,corporate action, cash management, investmentaccounting/reporting, tax reclamation, unit registry andsub-registry.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, aset yangdiadministrasikan oleh Divisi Kustodian Bank terdiridari saham, instrumen utang, deposito berjangka,sertifikat deposito, waran dan instrumen pasar modaldan pasar uang lainnya, dengan jumlah masing-masing ekuivalen Rp 577.088.080 danRp 500.975.689.
As of 31 December 2019 and 2018, the assets whichwere administered by the Bank’s Custodial ServicesDivision consist of shares, debt instruments, timedeposits, certificate of deposits, warrant and othercapital market and money market instruments, withtotal amount of equivalent Rp 577,088,080 t andRp 500,975,689, respectively.
29. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI 29. .RELATED PARTY TRANSACTIONS
Perincian transaksi dan saldo signifikan (termasukkomitmen dan kontinjensi) dengan pihak berelasiadalah sebagai berikut:
The details of significant transactions and balances(including commitments and contingencies) withrelated parties were as follows:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Giro pada bank-bank lain 89.447 73.329 Current accounts with other banksTagihan dari cabang-cabang lain 606.504 257.989 Due from other branches Aset derivatif 984.498 2.003.011 Derivative assets Kredit yang diberikan 1.082.530 1.146.878 LoansAset lain-lain, bersih 110.877 232.602 Other assets, netSimpanan oleh nasabah bukan bank 400.996 228.873 Deposits by non-bank customersSimpanan oleh bank-bank lain 20.153 20.516 Deposits by other banksLiabilitas derivatif 1.607.609 422.655 Derivative liabilities Utang akseptasi 1.386.696 1.629.602 Acceptance payablesUtang kepada Kantor Pusat dan cabang-
cabang lain 10.813.251 13.171.714 Due to Head Office and other branchesBeban yang masih harus dibayar dan
liabilitas lain-lain 695.210 750.229 Accrued expenses and other liabilities
Pendapatan bunga 98.901 87.876 Interest incomeBeban bunga 96.089 176.549 Interest expenseBeban provisi dan komisi, bersih 53.043 5.105 Fees and commissions expense, netBeban umum dan administrasi 822.265 730.015 General and administrative expensesBeban karyawan 87.908 82.880 Personnel expensesGaransi yang diterima dari bank-bank
lain (tagihan kontinjensi) 4.688.268 5.101.423Guarantees received from other banks
(contingent receivables)Bank garansi yang diterbitkan kepada
nasabah (kewajiban kontinjensi) 738.168 1.070.081Bank guarantees issued to customers
(contingent liabilities)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat penurunan nilai atas saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi.
As of 31 December 2019 and 2018, no balance of related party transaction was impaired.
501
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
29. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI(Lanjutan)
29. .RELATED PARTY TRANSACTIONS (Continued)
Kompensasi yang diberikan kepada personilmanajemen kunci terdiri dari:
Key management personnel compensation for the year comprised:
31 Desember/December 2019
31 Desember/December 2018
Imbalan kerja jangka pendek 76.006 62.461 Short-tt term employee benefitsPembayaran berbasis saham 1.940 4.584 Share-based paymentsImbalan pasca-kerja 9.962 15.835 Post-employment benefits
87.908 82.880
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
The details of the relationship and type of significant transactions with related parties as of 31 December 2019 and 2018 were as follows:
Sifat hubungan/Nature of relationship Jenis transaksi/Type of transactionKantor Pusat/Head Office Derivatif, akseptasi, bank garansi, pinjaman,
pendapatan bunga, beban bunga, beban komisi,pendapatan komisi, alokasi beban teknologi dan kantor pusat, beban operasional dan bebankaryawan/Derivative, acceptance, bank guarantee,borrowing, interest income, interest expense,commission expense, commission income, technology and head office allocation, operational and personnel expenses
Anak perusahaan dan Perusahaan terkait Entitas Induk dan Kantor Pusat/Subsidiary and Related entities of Ultimate Shareholder and Head Office
Penempatan giro, derivatif, akseptasi, bank garansi, pemberian pinjaman, beban operasional, pendapatanbunga, beban bunga, pendapatan provisi dan komisi,beban provisi dan komisi beban karyawan dan alokasibeban teknologi/Placement in current account,derivative, acceptance, bank guarantee, loan, operational expenses, interest income, interest expense, fee and commission income, fee and commission expense, personnel expenses and technology
Kantor cabang lain di luar negeri dimiliki oleh Entitas Induk/Kantor Pusat/Other off-ff shore branches owned by the Ultimate Shareholder/Head Office
Penempatan giro dan call money, derivatif, akseptasi,pemberian pinjaman, bank garansi, beban bunga,pendapatan bunga, beban komisi, pendapatan provisidan komisi, beban operasional, beban teknologi, jasa manajemen, beban karyawan dan alokasi bebankantor pusat/Placement in current account and call money, derivative, acceptance, loan, bank guarantee,interest expense, interest income,commission expense, provision and commission fees,operational expenses, technology expense,management fee, personnel expenses, head officeexpenses allocation
Personel manajemen kunci (manajemen dan pejabat eksekutif Bank)/Key management personnel (management and executives of the Bank)
Penempatan giro dan deposito, dan pemberianpinjaman/Placement in current account and deposit,and loan
502 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Laporan KeuanganFinancial Statement
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan KeuanganFinancial Statement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NOTES TO THE COMBINED TTFINANCIAL STATEMENTS
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2019(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
30. REKONSILIASI AKTIVITAS PENDANAAN BERSIH 30. .NET FINANCING ACTIVITIES RECONCILIATION
Rekonsiliasi pergerakan liabilitas sewa terhadap aruskas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalahsebagai berikut:
Reconciliation of movement of lease liabilities to cashflows arising from financing activities are as follows:
Saldo awal/Beginning balance
Kontrak sewa/ New
Lease contracts
Pergerakanbunga/ Interest
movement
Arus kas keluar/ Net cash out-
flows
Saldo akhir/ Ending balance
Liabilitas sewa -) 177.121 16.946 (41.387) 152.680 Lease liabilities
31. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN 31. .SUBSEQUENT EVENT
Bank telah mengadopsi PSAK 71 dan menerapkanperhitungan cadangan kerugian kredit ekspektasianyang forward-looking (“ECL”) atas aset keuangannya.Karena kejadian luar biasa terkait Coronavirus Disease2019 (“COVID-19”), di bulan Maret 2020, World HealthOrganization telah menyatakan pandemi, dan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian atas COVID-19 telah berlangsung di Indonesia. Situasi ini telahmengganggu aktivitas usaha dan ekonomi global,termasuk Indonesia. Bank terus memantau situasiterkait COVID-19 tersebut, menilai dan meresponsecara aktif atas dampaknya ke posisi keuangan danhasil operasi. Sampai dengan tanggal laporankeuangan gabungan ini, penilaian tersebut masihberlangsung. Bank akan mempertimbangkan dampakdan tingkat probabilitas skenario ekonomi yangmemburuk akibat situasi terkait COVID-19 tersebutketika mengestimasi ECL pada tahun 2020.
The Bank has adopted PSAK 71 and applied forward-looking expected credit loss (“ECL”) in determiningimpairment losses for its financial assets. Since theoutbreak of Coronavirus Disease 2019 (“COVID-19”),in March 2020, World Health Organization hasdeclared a pandemic, and the prevention and controlof the COVID-19 have been going on in Indonesia.The situation has distracted global, includingIndonesia, business and economic activities. The Bankwill keep continuous attention on the situation of theCOVID-19, assess and respond actively to its impactson the financial position and operating results. Up tothe date of the combined financial statements, theassessment is still in progress. The Bank will considerthe impacts and likelihood of the downside economicscenarios following the situation of COVID-19 whenestimating the ECL in 2020.
503
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
I. UMUM/GENERAL
1. Laporan Tahunan disajikan dalam bentuk dokumen cetak dan salinan dokumen elektronik.
Annual Report is presented in printed documents and copies of electronic documents.
2. Laporan Tahunan yang disajikan dalam bentuk dokumen cetak, dicetak pada kertas yang berwarna terang, berkualitas baik, berukuran A4, dijilid, dan dapat diperbanyak dengan kualitas yang baik.
Annual Report is presented in printed documents, printed on light-colored paper, good quality, A4 size, bound, and can be reproduced with good quality.
3. Laporan Tahunan yang disajikan dalam bentuk salinan dokumen elektronik merupakan Laporan Tahunan yang dikonversi dalam format pdf.
Annual Report presented in the form of electronic document copies is an Annual Report that converted in pdf format.
4. Laporan Tahunan paling sedikit memuat informasi mengenai:
a) ikhtisar data keuangan penting; b) Informasi saham (jika ada);c) Laporan Direksi;d) Laporan Dewan Komisaris;
Publik;f) Analisis dan pembahasan
manajemen;
Publik;h) Tanggung jawab sosial dan
Publik;i) Laporan keuangan tahunan yang
telah diaudit; danj) Surat pernyataan anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris tentang tanggung jawab atas Laporan Tahunan;
a) Financial highlights;b) Shares information (if any);c) Board of Directors' Reports;d) Board of Commissioners' Reports;
Companies;f) Management analysis and
discussion;g) Good Corporate Governance of
Issuers or Public Companies;h) Social and environmental
responsibility of the Issuer or Public Company;
andj) Statement of members of the
Board of Directors and Board of Commissioners regarding their responsibility for Annual Report;
Annual reports shall at least contain the following information:
5. Laporan Tahunan dapat menyajikan informasi berupa
atau diagram dengan
atau keterangan yang jelas, sehingga mudah dibaca dan dipahami;
Annual Reports can present information in the form of
or diagrams by stating a
making it easy to read and understand;
II. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING/FINANCIAL HIGHLIGHTS
1. Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika
Publik tersebut menjalankan kegiatan usahanya kurang dari 3 (tiga) tahun, paling sedikit memuat:
b. laba bruto; c. laba (rugi); d. jumlah laba (rugi) yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non-pengendali;
e. total laba (rugi) komprehensif; f. jumlah laba (rugi) komprehensif
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non-pengendali;
g. laba (rugi) per saham; h. jumlah aset; i. jumlah liabilitas; j. jumlah ekuitas; k. rasio laba (rugi) terhadap jumlah
aset; l. rasio laba (rugi) terhadap ekuitas; m. rasio laba (rugi) terhadap
n. rasio lancar; o. rasio liabilitas terhadap ekuitas; p. rasio liabilitas terhadap jumlah aset;
dan q. informasi dan rasio keuangan
atau Perusahaan Publik dan jenis industrinya;
12-13 a. Revenues;
of the parent and non-controlling interests;
attributable to owners of the parent and non-controlling interests;
g. earnings (loss) per share;h. total assets;i. total liabilities;j. total equity;
n. current ratio;o. ratio of liabilities to equity;p. ratio of liabilities to total assets; and
ratios relevant to the Issuer or Public Company and type of industry;
Financial information presented in the form of comparisons for 3 (three)
since starting its business if the Issuer or Public Company is operating for less than 3 (three) years, at least containing:
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk
dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Cross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
504 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
2. Informasi harga saham Informasi saham (jika ada) paling sedikit memuat: a. saham yang telah diterbitkan
untuk setiap masa triwulan (jika ada) yang disajikan dalam bentuk perbandingan selama 2 (dua) tahun buku terakhir, paling sedikit meliputi:
dan penutupan; dan
17 Stock information (if any) shall at least contain:a. issued shares for each quarter (if
any) are presented in a comparative
years, covering at least:
of stock; and
listed
Stock price information in the tables and charts.
3. Dalam hal terjadi aksi korporasi, seperti pemecahan saham (stock split), penggabungan saham (reverse stock), dividen saham, saham bonus, dan perubahan nilai nominal saham, informasi saham sebagaimana dimaksud pada angka 2a) ditambahkan penjelasan paling sedikit mengenai:
a) tanggal pelaksanaan aksi korporasi; b) rasio pemecahan saham (stock
split), penggabungan saham (reverse stock), dividen saham, saham bonus, dan perubahan nilai nominal saham;
c) jumlah saham beredar sebelum dan sesudah aksi korporasi; dan
d) harga saham sebelum dan sesudah aksi korporasi;
N.A a) date of implementation of corporate actions;
b) stock split ratio, reverse stock, stock dividends, bonus shares, and changes in the par value of shares;
c) number of shares outstanding before and after corporate actions; and
d) share prices before and after corporate actions;
In the event of a corporate action, such as a stock split, reverse stock, share dividend, bonus shares, and changes in the nominal value of shares, stock information as referred to in number 2a) is added the
4. Dalam hal terjadi penghentian sementara perdagangan saham
penghapusan pencatatan saham (delisting) dalam
atau Perusahaan Publik menjelaskan alasan penghentian sementara perdagangan saham
penghapusan pencatatan saham (delisting) tersebut
N.A In the event of a temporary suspension of trading
year, the Issuer or Public
for the trading suspension of
shares; and
5. Dalam hal penghentian sementara perdagangan saham (suspension)
pencatatan saham (delisting) sebagaimana dimaksud pada angka 4) masih berlangsung hingga akhir periode Laporan Tahunan,
Publik menjelaskan tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan penghentian sementara perdagangan saham (suspension)
pencatatan saham (delisting) tersebut
N.A In the event of trading suspension of shares
of shares (as referred to in number 4) is still ongoing until the end of Annual Report period, the Issuer or
actions taken to resolve that trading suspension of shares
of shares;
III. LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI/REPORT OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS
1. Laporan Direksiatau Perusahaan Publik, paling sedikit meliputi:
40-53 A brief description on the performance of the Issuer or Public Company, at least includes:
Board of Directors' Report
a. strategi dan kebijakan strategis
b. perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan; dan
Perusahaan Publik; d. gambaran tentang prospek usaha;
Perusahaan Publik; dan f. perubahan komposisi anggota
Direksi dan alasan perubahannya (jika ada);
a. strategies and strategic policies of the Issuer or Public Company;
b. comparison between results achieved and targets; and
c. constraint faced by the Issuers or Public Companies;
d. overview of the business prospects;e. good governance implementation
of the Issuer or Public Company; and
f. changes in the Board of Directors’ composition and its reasons (if any).
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan PublikCross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
505
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
2. Laporan Dewan Komisaris Laporan Dewan Komisaris paling sedikit memuat:
32-39 The Board of Commissioners' report contains at least:
Board of Commissioners’ Report
a. penilaian terhadap kinerja Direksi
Perusahaan Publik; b. pengawasan terhadap implementasi
Publik; c. pandangan atas prospek usaha
disusun oleh Direksi; d. pandangan atas penerapan tata
Publik; e. perubahan komposisi anggota
Dewan Komisaris dan alasan perubahannya (jika ada); dan
f. frekuensi dan cara pemberian nasihat kepada anggota Direksi;
a. assessment on BOD's performance regarding the company management of Issuers or Public Companies;
b. supervision on the strategy implementation of the Issuer or Public Company;
c. view on the business prospects of Issuers or Public Company prepared by the Board of Directors;
d. view on the GCG implementation of Issuer or Public Company governance;
e. changes in the composition of members of the Board of Commissioners and its reasons for changes (if any); and
f. frequency and method of providing advice to members of the Board of Directors;
IV. PROFIL PERUSAHAAN/COMPANY PROFILE
1. Perusahaan Publik termasuk apabila terdapat perubahan nama, alasan perubahan, dan tanggal efektif perubahan nama pada tahun buku;
60 Name of the Issuer or Public Company including if there is a change of name, reason
date of name change in the
2.atau Perusahaan Publik termasuk kantor cabang atau kantor perwakilan yang memungkinkan masyarakat dapat memperoleh informasi
Perusahaan Publik, meliputi:
a. alamat; b. nomor telepon; c. nomor faksimile; d. alamat surat elektronik; dan e. alamat Situs Web;
60, 124 a. address;b. phone number;
d. e-mail; ande. Website;
Access to Issuer or Public Company including branch
to obtain information about Issuers or Public Companies, including:
3.Perusahaan Publik;
62-67 A brief history of the Issuer or Public Company
4.Perusahaan Publik;
86-87 Vision and mission of the Issuer or Public Company;
5. Kegiatan usaha menurut anggaran dasar terakhir, kegiatan usaha yang dijalankan pada tahun buku,
jasa yang dihasilkan;
70-85 Business activities according to the latest articles of association, business activities
or services produced;
6.atau Perusahaan Publik dalam bentuk bagan, paling sedikit sampai dengan struktur 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, disertai dengan nama dan jabatan;
89 Organizational structure of the Issuer or Public Company in the form of a chart, at least up to 1 (one) level below the Board of Directors, accompanied by name and position;
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Cross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
506 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
7.memuat:
a. nama dan jabatan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab;
b. foto terbaru; c. usia; d. kewarganegaraan; e. riwayat pendidikan; f. riwayat jabatan, meliputi informasi:
sebagai anggota Direksi pada
yang bersangkutan;
anggota Direksi, anggota Dewan
komite serta jabatan lainnya (jika ada); dan
periode waktunya baik di dalam
Perusahaan Publik;
telah diikuti anggota Direksi dalam meningkatkan kompetensi dalam tahun buku (jika ada); dan
Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, dan pemegang saham utama (jika ada) meliputi nama
91-97 a. name and position in accordance with duties and responsibilities;
b. current photo;c. age;d. citizenship;e. educational background;f. career history, including information:
as a member of the Board of Directors of the Issuer or Public Company concerned;
as members of the Board of Directors, members of the
members of the committee and other positions (if any); and
periods both inside and outside the Issuer or Public Company;
been followed by members of the Board of Directors in improving
any); and
other members of the Board of Directors, members of the Board of Commissioners, and major shareholders (if any) include names
at least contains:
8.paling sedikit memuat:
a. nama dan jabatan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab;
b. foto terbaru; c. usia; d. kewarganegaraan; e. riwayat pendidikan; f. riwayat jabatan, meliputi informasi:
anggota Dewan Komisaris yang bukan merupakan Komisaris
atau Perusahaan Publik yang bersangkutan;
pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris yang merupakan Komisaris
atau Perusahaan Publik yang bersangkutan;
anggota Dewan Komisaris,
anggota komite serta jabatan lainnya (jika ada); dan
periode waktunya baik di dalam
Perusahaan Publik;
yang telah diikuti anggota Dewan Komisaris dalam meningkatkan kompetensi dalam tahun buku (jika ada); dan
Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, dan pemegang saham utama (jika ada) meliputi nama
i. pernyataan independensi Komisaris Independen dalam hal Komisaris Independen telah menjabat lebih dari 2 (dua) periode (jika ada);
90 a. name and position in accordance with duties and responsibilities;
b. current photo;c. age;d. citizenship;e. educational background;f. career history, including information:
as a member of the Board of Commissioners who is not an Independent Commissioner of the Issuer or Public Company concerned;
as a member of the Board of Commissioners who is an Independent Commissioner of the Issuer or Public Company concerned;
as members of the Board of Commissioners, members of the
of the committee and other positions (if any); and
both inside and outside the Issuer or Public Company;
been followed by members of the Board of Directors in improving
any); and
other members of the Board of Directors, members of the Board of Commissioners, and major shareholders (if any) include names
i. independence statement of Independent Commissioner in the event that Independent Commissioner has served for more than 2 (two) periods (if any);
Commissioners, at least contains:
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan PublikCross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
507
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
9. Dalam hal terdapat perubahan susunan anggota
Dewan Komisaris yang terjadi setelah tahun buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian Laporan Tahunan, susunan yang dicantumkan dalam Laporan Tahunan adalah susunan anggota Direksi
Komisaris yang terakhir dan sebelumnya;
98 In the event of any change in the composition of the Board
the Board of Commissioners
year ends until the deadline for submitting Annual Report, then the composition included in Annual Report is the composition of the last and previous members of the
Board of Commissioners;
10.karyawan, minimal mencakup aspek:
tingkat pendidikan dan kelompok usia karyawan
110-111 education level and age group of employees
Number and demographics of employees, including as a minimum:
11. Nama pemegang saham dan persentase kepemilikan pada akhir tahun buku, yang terdiri dari:
a) pemegang saham yang memiliki 5% (lima persen) atau lebih;
b) anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang memiliki
Publik; dan c) kelompok pemegang saham
masyarakat yang masing-masing memiliki kurang dari 5% (lima persen);
114percent) or more;
b) members of the Board of Directors and members of the Board of Commissioners whose own shares of the Issuer or Public Company; and
c) groups of public shareholders who each with less than 5% ownership
Name of shareholders and percentage of ownership at
consisting of:
12. Jumlah pemegang saham dan persentase kepemilikan per akhir tahun buku
a) kepemilikan institusi lokal;b) kepemilikan institusi asing; c) kepemilikan individu lokal; dan d) kepemilikan individu asing;
114 a) ownership of local institutions;b) ownership of foreign institutions;c) local individual ownership; andd) foreign individual ownership;
Number of shareholders and percentage of ownership at
13. Informasi mengenai pemegang saham utama
Perusahaan Publik, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu
disajikan dalam bentuk skema atau bagan;
114 presented in the form of scheme or chart;
Information regarding major and controlling shareholders of Issuers or Public Companies, both directly and indirectly, up to ultimate shareholders
14. Nama entitas anak, perusahaan asosiasi, perusahaan ventura bersama
Perusahaan Publik memiliki pengendalian bersama entitas, mencakup:
a) kepemilikan sahamb) bidang usahac) total aset
Perusahaan Publik tersebut (jika ada);
e) alamat entitas anak;
188 a) share ownership
c) total assetsd) operation status of the Issuer or
Public Company (if any);e) addresses of subsidiaries;
Name of subsidiaries, associated companies, joint venture company in which the Issuer or Public Company have jointly controlled the entities, include:
15. Kronologi pencatatan saham, mencakup:
a) jumlah saham;b) nilai nominal dan harga penawaran
dari awal pencatatan hingga akhir tahun buku; dan
dicatatkan (jika ada).
188 a) number of shares;
from the beginning of listing to the
the shares of the Issuer or Public Company are listed (if any).
Share listing chronology includes:
16. Kronologis pencatatan efek lainnya, paling sedikit memuat:
b) tahun penerbitan;c) tanggal jatuh tempo;d) nilai penawaran; dan
188 a. name of the securities;b. issuance year;c. due date;
e. securities rating (if any);
Listing chronology of other securities
17. Nama dan alamat lembaga
pasar modal;
Dalam hal terdapat profesi penunjang pasar modal yang memberikan jasa
Perusahaan Publik, diungkapkan informasi mengenai:a) jasa yang diberikan;b) komisi (fee), danc) periode penugasan;
119 In the event that there is a capital market supporting profession that provides services regularly to the Issuer or Public Company, disclosed at least the following information:a) services provided;b) commission (fee); andc) assignment period;
Name and address of capital market supporting institutions and professions;
18.
Publik baik yang berskala nasional maupun internasional dalam tahun buku terakhir (jika ada), yang memuat:
b) badan atau lembaga yang
26-27b) agency or institution that gives received by the Issuer or
Public Company during last
and international (if any), which contain:
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Cross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
508 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN/MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS ON COMPANY PERFORMANCE
1. Tinjauan operasi per segmen operasi sesuai dengan
Perusahaan Publik, paling sedikit mengenai:
a) produksi, yang meliputi proses, kapasitas, dan perkembangannya;
136-137 a) production, which includes the process, capacity and development;
Overview of operations per business segment according to the type of industry of the Issuer or Public Company, at least regarding:
2. Kinerja keuangan komprehensif yang mencakup perbandingan kinerja keuangan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, penjelasan tentang penyebab adanya perubahan dan dampak perubahan tersebut, paling sedikit mengenai:
a) aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset;
b) liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas;
c) ekuitas;
(rugi), penghasilan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif; dan
e) arus kas;
138-146 a) current assets, non-current assets, and total assets;
b) short-term liabilities, long-term liabilities, and total liabilities;
c) equity;
(loss), other comprehensive income,
(loss); and
performance that includes
performance within the
of changes and the impact of these changes, at least regarding:
3. Kemampuan membayar utang dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan;
147-148 The ability to pay debts by presenting relevant ratio calculations;
4. Tingkat kolektibilitas piutang
Publik dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan;
148 Receivables collectability of the Issuer or Public Company receivables by presenting relevant ratio calculations;
5. Struktur modal (capital structure) dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure) tersebut disertai dasar penentuan kebijakan dimaksud;
149-150 Capital structure and its management policies for the capital structure as well as the basis for determining the intended policies;
6. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal dengan penjelasan paling sedikit meliputi:
a) tujuan dari ikatan tersebut;b) sumber dana yang diharapkan
untuk memenuhi ikatan tersebut; c) mata uang yang menjadi
denominasi; dan
atau Perusahaan Publik untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait;
151 a) purpose of the commitments;
the commitments;c) denominated currencies; andd) steps planned by the Issuer or
Public Company to protect the risks of relevant foreign currency positions;
A discussion of material commitments for capital goods investment with an
7. Bahasan mengenai investasi barang modal yang direalisasikan dalam tahun buku terakhir, paling sedikit meliputi:
a) jenis investasi barang modal;b) tujuan investasi barang modal; danc) nilai investasi barang modal yang
dikeluarkan;
151 a) type of investment in capital goods;b) investment objectives of capital
goods; andc) investment value of capital goods
issued;
Discussions on capital investment which realized
covering at least the following:
8. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan (jika ada);
153 Material information and facts that occur after the date of the accountant's report (if any);
9. Prospek usaha dari
Publik dikaitkan dengan kondisi industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya;
166-169 Business prospects of the Issuer or Public Company which related to the industry's condition, general economy and international market as well as quantitative supporting data from reliable data sources;
10.proyeksi pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), mengenai:
b) laba (rugi); c) struktur modal (capital structure);
atau d) hal lainnya yang dianggap penting
154
c) capital structure;d) other matters that are considered
important for the Issuer or Public Company;
projections at the beginning
results achieved (realization), regarding:
11.
Perusahaan Publik untuk 1 (satu) tahun mendatang, mengenai:
b) laba (rugi); c) struktur modal (capital structure); d) kebijakan dividen; atau e) hal lainnya yang dianggap penting
154
c) capital structure;d) dividend policy; ore) other matters that are considered
important for the Issuer or Public Company;
achieved by the Issuer or
(one) year, regarding:
12. Aspek pemasaran atas
atau Perusahaan Publik, paling sedikit mengenai strategi pemasaran dan pangsa pasar;
161-165 Marketing aspects of the
Issuer or Public Company, at least concerning marketing strategy and market share;
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan PublikCross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
509
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
13. Uraian mengenai dividen selama 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada), paling sedikit:
a) kebijakan dividen; b) tanggal pembayaran dividen kas
non kas;
atau non-kas); dan jumlah dividen per tahun yang dibayar;
155 a) dividend policy;b) date of payment of cash dividends
cash dividends;c) amount of dividends per share
amount of dividends paid per year;
A description of dividend for
(if any), at least:
14. Realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum, dengan ketentuan:
a) dalam hal selama tahun buku,
menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana, maka diungkapkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum secara kumulatif sampai dengan akhir tahun buku; dan
b) dalam hal terdapat perubahan penggunaan dana sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
menjelaskan perubahan tersebut;
155 a) in terms of during the book year, the Issuer has the obligation to submit a report on the realization of the use of funds, then the realization of the cumulative use of funds resulting
andb) in the event of changes in the
use of funds as stipulated in the Regulation of Financial Services Authority on Utilization of Proceeds
Realization of the use of proceeds from the Public
15. Informasi material (jika ada), antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi,
usaha, akuisisi, restrukturisasi
mengandung benturan kepentingan, yang terjadi pada tahun buku, antara lain memuat:
a) tanggal, nilai, dan objek transaksi; b) nama pihak yang melakukan
transaksi;
d) penjelasan mengenai kewajaran transaksi; dan
e) pemenuhan ketentuan terkait;
156 a) date, value and transaction object;b) name of the party conducting the
transaction;
(if any);
the transaction; ande) compliance with relevant provisions;
16. Perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh
atau Perusahaan Publik dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada); dan
158 Changes in the provisions of laws and regulations that
the Issuer or Public Company
statements (if any); and
17. Perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada);
158-159 Changes in accounting policies, reasons and its impact
(if any);
VI. TATA KELOLA PERUSAHAAN/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1. Direksi, mencakup antara lain:
a) tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi;
b) pernyataan bahwa Direksi memiliki pedoman atau piagam (charter) Direksi;
c) prosedur, dasar penetapan, struktur, dan besarnya remunerasi masing-masing anggota Direksi, serta hubungan antara remunerasi
Perusahaan Publik; d) kebijakan dan pelaksanaan tentang
frekuensi rapat Direksi, termasuk rapat bersama Dewan Komisaris, dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat tersebut;
e) informasi mengenai keputusan RUPS 1 (satu) tahun sebelumnya, meliputi:
direalisasikan pada tahun buku; dan
keputusan yang belum direalisasikan;
f) informasi mengenai keputusan RUPS pada tahun buku, meliputi:
direalisasikan pada tahun buku; dan
keputusan yang belum direalisasikan; dan
g) penilaian terhadap kinerja komite yang mendukung pelaksanaan tugas Direksi;
204-211, 212-215, 218-231
a) duties and responsibilities of each member of the Board of Directors;
b) statement that the Board of Directors has a Board of Directors' guidelines or charter;
c) procedure, basis for determining, structure, and amount of remuneration for each member of the Board of Directors, as well as relationship between remuneration and performance of the Issuer or Public Company;
d) policies and implementation regarding the frequency of Board of Directors' meetings, including joint meetings with the Board of Commissioners, and attendance level of members of the Board of Directors at the meeting;
e) information regarding the GMS' resolution of 1 (one) year prior decision, including:
have not yet been realized;f) information regarding the GMS'
including:
not yet been realized; andg) performance evaluation of the
committee that supports the implementation of the Board of Directors' duties;
Board of Directors, including among others:
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Cross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
510 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
2. Dewan Komisaris, mencakup antara lain:
a) tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Dewan Komisaris;
b) pernyataan bahwa Dewan Komisaris memiliki pedoman atau piagam (charter) Dewan Komisaris;
c) prosedur, dasar penetapan, struktur, dan besarnya remunerasi masing-masing anggota Dewan Komisaris;
d) kebijakan dan pelaksanaan tentang frekuensi rapat Dewan Komisaris, termasuk rapat bersama Direksi, dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat tersebut;
Publik tentang penilaian terhadap kinerja anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dan pelaksanaannya, paling sedikit meliputi:
kinerja;
f) penilaian terhadap kinerja komite yang mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris; dan
g) dalam hal Dewan Komisaris tidak membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi, dimuat informasi paling sedikit mengenai:
dan
remunerasi yang dilakukan dalam tahun buku;
200-203, 212-215, 218-231
a) duties and responsibilities of each member of the Board of Commissioners;
b) statement that the Board of Commissioners has a Board of Commissioners’ guidelines or charter;
c) procedure, basis for determining, structure, and amount of remuneration for each member of the Board of Commissioners;
d) policies and implementation regarding the frequency of Board of Commissioners’ meetings, including joint meetings with the Board of Directors, and attendance level of members of the Board of Commissioners at the meeting;
e) Issuer or Public Company policy on evaluating the performance of members of the Board of Directors and Board of Commissioners as well as its implementation, at least includes:
performance appraisals;
assessment;f) performance evaluation of
committees that support the implementation of duties of the Board of Commissioners; and
g) in the event that the Board of Commissioners does not form a Nomination and Remuneration Committee, then the least information contained about:
committee; and
procedures performed during
Board of Commissioners, including among others:
3. Dewan Pengawas Syariah,
Publik yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar, paling sedikit memuat:
a) nama; b) tugas dan tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah; dan c) frekuensi dan cara pemberian
nasihat dan saran serta pengawasan pemenuhan Prinsip Syariah di
Perusahaan Publik;
N.A a) name;b) duties and responsibilities of Sharia
Supervisory Board; andc) frequency and method of providing
advice as well as monitoring the
Capital Market toward the Issuer or Public Company;
Sharia Supervisory Board, for Issuers or Public Companies that conduct business activities based on sharia principles as stated in the articles of association, at least contains:
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan PublikCross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
511
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
4. Komite Audit, mencakup antara lain:
a) nama dan jabatannya dalam keanggotaan komite;
b) usia; c) kewarganegaraan; d) riwayat pendidikan; e) riwayat jabatan, meliputi informasi:
· dasar hukum penunjukan sebagai anggota komite;
· rangkap jabatan, baik sebagai anggota Dewan Komisaris,
anggota komite serta jabatan lainnya (jika ada); dan
· pengalaman kerja beserta periode waktunya baik di dalam
Perusahaan Publik; f) periode dan masa jabatan anggota
Komite Audit; g) pernyataan independensi Komite
Audit; h) kebijakan dan pelaksanaan tentang
frekuensi rapat Komite Audit dan tingkat kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat tersebut;
telah diikuti dalam tahun buku (jika ada); dan
j) pelaksanaan kegiatan Komite Audit pada tahun buku sesuai dengan yang dicantumkan dalam pedoman atau piagam (charter) Komite Audit;
N.A a) name and position in the committee membership;
b) age;c) citizenship;d) educational history;e) career history, including information
on:
as a committee member;
as members of the Board of Commissioners, members of
committee members and other positions (if any); and
periods both inside and outside the Issuer or Public Company;
f) period and tenure of members of Audit Committee;
g) independence statement of Audit Committee;
h) policies and implementation regarding frequency of Audit Committee's meetings and attendance level of Audit Committee members at the meetings;
year (if any); andj) implementation of Audit
Committee's activities during the
Committee guidelines or charter;
Audit Committee, including among others:
5. Komite lain yang dimiliki
Publik dalam rangka mendukung fungsi dan tugas
Komisaris, seperti Komite Nominasi dan Remunerasi, mencakup antara lain:
a) nama dan jabatannya dalam keanggotaan komite;
b) usia; c) kewarganegaraan; d) riwayat pendidikan; e) riwayat jabatan, meliputi informasi:
sebagai anggota komite;
anggota Dewan Komisaris,
anggota komite serta jabatan lainnya (jika ada); dan
periode waktunya baik di dalam
Perusahaan Publik; f) periode dan masa jabatan anggota
komite; g) uraian tugas dan tanggung jawab; h) pernyataan bahwa telah memiliki
pedoman atau piagam (charter) komite;
i) pernyataan independensi komite; j) kebijakan dan pelaksanaan tentang
frekuensi rapat komite dan tingkat kehadiran anggota komite dalam rapat tersebut;
telah diikuti dalam tahun buku (jika ada); dan
l) uraian singkat pelaksanaan kegiatan komite pada tahun buku;
N.A a) name and position in the committee membership;
b) age;c) citizenship;d) educational history;e) career history, including information
on:
as a committee member;
as members of the Board of Commissioners, members of
committee members and other positions (if any); and
periods both inside and outside the Issuer or Public Company;
f) period and tenure of members of Audit Committee;
g) description of duties and responsibilities;
h) statement that the committee has guidelines or charter (charter);
i) independence statement of Audit Committee;
j) policies and implementation regarding frequency of Committee's meetings and attendance level of Committee members at the meetings;
year (if any); andl) a brief description regarding the
implementation of committee's
Other committees owned by Issuer or Public Company in order to support the functions and duties of the Board of
Commissioners, such as Nomination and Remuneration Committee, include among others:
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Cross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
512 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
6. Sekretaris Perusahaan, mencakup antara lain:
a) nama; b) domisili; c) riwayat jabatan, meliputi informasi:
sebagai Sekretaris Perusahaan; dan
periode waktunya baik di dalam
Perusahaan Publik; d) riwayat pendidikan;
diikuti dalam tahun buku; dan f) uraian singkat pelaksanaan tugas
Sekretaris Perusahaan pada tahun buku;
254-257 a) name;b) domicile;c) position history, including
information:
as Corporate Secretary; and
periods both inside and outside the Issuer or Public Company;
d) educational history;
f) a brief description regarding the implementation of duties of Corporate Secretary during the
Corporate Secretary, including among others:
7. Unit Audit Internal, mencakup antara lain:
a) nama kepala Unit Audit Internal; b) riwayat jabatan, meliputi informasi:
sebagai kepala Unit Audit Internal; dan
periode waktunya baik di dalam
Perusahaan Publik;
profesi audit internal (jika ada);
diikuti dalam tahun buku; e) struktur dan kedudukan Unit Audit
Internal; f) uraian tugas dan tanggung jawab; g) pernyataan bahwa telah memiliki
pedoman atau piagam (charter) Unit Audit Internal; dan
h) uraian singkat pelaksanaan tugas Unit Audit Internal pada tahun buku;
251-253 a) name of head of Internal Audit Unit;b) position history, including
information:
head of Internal Audit Unit; and
both inside and outside the Issuer or Public Company;
internal audit profession (if any);
e) structure and position of Internal Audit Unit;
f) description of duties and responsibilities;
g) statement that Internal Audit Unit has a guideline or charter; and
h) a brief description on the implementation of duties of Internal
Internal Audit Unit, including among others:
8. Uraian mengenai sistem pengendalian internal (internal control) yang
Perusahaan Publik, paling sedikit mengenai:
a) pengendalian keuangan dan operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya; dan
b) tinjauan atas efektivitas sistem pengendalian internal;
266-268as well as compliance with other laws and regulations; and
internal control system;
A description of internal control system (internal control) implemented by the Issuer or Public Company, at least concerning:
9. Sistem manajemen risiko
atau Perusahaan Publik, paling sedikit mengenai:
a) gambaran umum mengenai sistem
Perusahaan Publik;b) jenis risiko dan cara pengelolaannya;
danc) tinjauan atas efektivitas sistem
Perusahaan Publik;
261-265,284-367
a) overview of risk management system of the Issuer or Public Company;
b) type of risk and mitigation risk; and
management system of the Issuer or Public Company;
Risk management system implemented by the Issuer or Public Company, at least includes:
10. Perkara penting yang
Perusahaan Publik, entitas anak, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris (jika ada), antara lain meliputi:
gugatan; dan c) pengaruhnya terhadap kondisi
269
c) its impact on the condition of the Issuer or Public Company
Litigation cases faced by the Issuer or Public Company, subsidiaries, members of the Board of Directors and members of the Board of Commissioners (if any), including but not limited to:
11. Informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan
Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas Pasar Modal dan otoritas lainnya pada tahun buku (jika ada);
270 Information on administrative sanctions imposed on the Issuer or Public Company, members of the Board of Commissioners and Board of Directors, by Capital Market authorities and other
(if any);
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan PublikCross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
513
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
12. Informasi mengenai kode
Publik meliputi:
a) pokok-pokok kode etik;b) bentuk sosialisasi kode etik dan
upaya penegakannya; dan c) pernyataan bahwa kode etik berlaku
bagi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan karyawan
271-272 a) Content of code of ethics;b) socialization of code of ethics and
c) a statement that the code of ethics applies to members of the Board of Directors, members of the Board of Commissioners, and employees of the Issuer or Public Company;
Information regarding ethical code of the Issuer or Public Company, includes:
13. Informasi mengenai budaya perusahaan (corporate culture) atau nilai-nilai perusahaan (jika ada);
273 Information on corporate culture or corporate values (if any);
14. Uraian mengenai program kepemilikan saham
atau manajemen yang
Perusahaan Publik (jika ada), antara lain mengenai:
b) jangka waktu pelaksanaan;
manajemen yang berhak; dan d) harga pelaksanaan;
155b) implementation period;c) requirements for entitled employees
A description of employee
stock ownership program implemented by the Issuer or Public Company (if any), including but not limited to:
15. Uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system)
Publik (jika ada), antara lain meliputi:
a) cara penyampaian laporan pelanggaran;
b) perlindungan bagi pelapor;c) penanganan pengaduan; d) pihak yang mengelola pengaduan;
dan e) hasil dari penanganan pengaduan,
paling sedikit meliputi:
dan diproses dalam tahun buku; dan
273-275 a) method of submitting violation report;
b) protection for the rapporteur;c) handling complaints;d) party who managing the complaint;
ande) results of handling complaints, at
least include:
and processed during the
complaints;
whistleblowing system of the Issuer or Public Company (if any), including but not limited to:
16. Penerapan atas Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Publik, meliputi:
a) pernyataan mengenai rekomendasi
b) penjelasan atas rekomendasi yang belum dilaksanakan, disertai alasan dan alternatif pelaksanaannya (jika ada);
N.A a) statement regarding recommendations that have been
recommendations that have not been implemented, along with the reasons and alternatives for their implementation (if any);
Implementation of Corporate Governance Guidelines for
Securities or Public Company, includes:
VII. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN/CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Informasi mengenai tanggung jawab sosial dan
Perusahaan Publik meliputi kebijakan, jenis program, dan biaya yang dikeluarkan, antara lain terkait aspek:
Information regarding the social and environmental responsibility of the Issuer or Public Company includes policies, types of programs, and costs incurred, including aspects related to:
1. Lingkungan hidup, antara lain:
a) penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang;
atau Perusahaan Publik; c) mekanisme pengaduan masalah
lingkungan; dan
yang dimiliki;
372, 400-414 a) use of environmentally friendly and recyclable materials and energy;
b) waste treatment system of the Issuer or Public Company;
c) mechanism for complaints of environmental problems; and
The environment, including:
2. Praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, antara lain:
a) kesetaraan gender dan kesempatan kerja;
b) sarana dan keselamatan kerja; c) tingkat perpindahan (turnover)
karyawan; d) tingkat kecelakaan kerja;
f) remunerasi; dan g) mekanisme pengaduan masalah
ketenagakerjaan;
390-394 a) gender equality and employment opportunities;
b) work facilities and safety;c) employee turnover rate;d) work accident rate;
f) remuneration; andg) mechanism for complaints of labor
problems;
Labor, health and safety practices, including:
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Cross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
514 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
No Kriteria Item Penjelasan HalamanPage Description Items Criteria
3. Pengembangan sosial dan kemasyarakatan, antara lain:
a) penggunaan tenaga kerja lokal; b) pemberdayaan masyarakat sekitar
antara lain melalui penggunaan bahan baku yang dihasilkan oleh masyarakat atau pemberian edukasi;
c) perbaikan sarana dan prasarana sosial;
d) bentuk donasi lainnya; dan e) komunikasi mengenai kebijakan dan
Perusahaan Publik, serta pelatihan mengenai anti korupsi (jika ada);
387-390 a) use of local labor;b) empowering communities around
the Issuer or Public Company, among others through the use of raw materials produced by the community or giving education;
c) improvement of social facilities and infrastructure;
d) other forms of donations; ande) communication regarding anti-
corruption policies and procedures at the Issuer or Public Company, as well as training on anti-corruption (if any);
Social and community development, including:
4. Tanggung jawab barang a) kesehatan dan keselamatan konsumen;
c) sarana, jumlah, dan penanggulangan atas pengaduan konsumen.
396-399 a) consumer health and safety;
services; andc) media, total, and countermeasures
for consumer complaints
Corporate social responsibility
including:
VIII. LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN YANG TELAH DIAUDIT/AUDITED ANNUAL FINANCIAL STATEMENT
1. Laporan keuangan tahunan yang dimuat dalam Laporan Tahunan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit oleh Akuntan.
415-502contained in the Annual Report are prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards and have been audited by an Accountant.
2. Surat Pernyataan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan
57 Statement of Members of the Board of Directors and Board of Commissioners on the Responsibility for Annual Report
Referensi Silang terhadap SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan PublikCross Reference to SE OJK No. 30/SEOJK.04/2016 concerning the Form and Content of Annual Report of the Issuer or Public Company
515
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia
Lembar Umpan BalikFeedback Form
Terima kasih atas perhatian dan apresiasi Bapak/Ibu terhadap Laporan Keberlanjutan kami ini.
Untuk meningkatkan pelayanan kami dalam mengembangkan laporan yang akan datang, maka kami mohon Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner berikut dan dapat mengirimkannya kembali kepada kami. Kami sangat mengharapkan pemikiran, saran, dan kritik dari Bapak/Ibu.
Thank you for your attention and appreciation on our Sustainability Report.
To improve our next report, please let us know what you
and return this feedback form to us. Your views, and critics are very much welcomed and appreciated.
No. Pernyataan/Statements SS/SA S/A RR/SD TS/D STS/SD Alasan/Comment
1 Laporan ini berisi/mengandung informasi yang bermanfaat mengenai komitmen Astragraphia dan kebijakannyaThis Report contains useful information on Astragraphia commitment and its policy
2 Laporan ini menyediakan suatu gambaran/summary mengenai kinerja Astragraphia yang sejalan dengan usaha pencapaian sustainable developmentThis Report provides a good overview on Astragraphia performance in its pursuit to reach sustainable development
3 Laporan ini mudah dimengerti This Report is easy to understand
4 Informasi pada Laporan ini cukup lengkap (detail)The Report provides enough detail of information
5 Laporan ini layak/dapat dipertanggungjawabkan
SS : Sangat Setuju S : Setuju RR : Ragu-ragu T S : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak SetujuSA : Strongly Agree A : Agree SD : Somewhat Disagree D : Disagree SD : Strongly Disagree
Informasi yang menarik adalahMost interested information is (are)
Informasi yang kurang menarik adalahLeast interested information is (are)
a.
b.
c.
516 Standard Chartered Bank Indonesia
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
Laporan Tahunan 2019
Saran dan/atau kritik mengenal isi, desain, layout dan lain-lain
Comments on content, design, layout, etc.
Informasi yang dapat ditambahkanAny additional comments
a.
b.
c.
PROFIL ANDAYOUR PROFILE
Nama/Name (optional) :
Umur (wajib)/Age (obligatory) :
Jenis Kelamin (wajib)/Sex (obligatory) :
Institusi/Perusahaan/Institution/Company (optional) :
Jenis Institusi/Perusahaan/Institution/Company :
Pemerintah/Government Industri/Industry Media/Media
LSM/NGO Masyarakat | Community Lain-lain/Others
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu dalam mengisi feedback form ini.Mohon agar formulir ini dapat dikirim kepada kami.
Please send this form back to us.
MENARA STANDARD CHARTEREDMenara SC, Ground FloorJl. Prof DR Satrio No.164Jakarta 12930
Lembar Umpan BalikFeedback Form
517
Driving Commerce and ProsperityThrough Our Unique Diversity
2019 Annual Report Standard Chartered Bank Indonesia