CRITICAL REVIEW PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM PENENTUAN LOKASI PERUMAHAN DI...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of CRITICAL REVIEW PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM PENENTUAN LOKASI PERUMAHAN DI...
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” i
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
CRITICAL REVIEW
“PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM PENENTUAN LOKASI PERUMAHAN DI KOTA DEPOK
2015
NAMA : ALI WIJAYA NRP : 3613100032
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan dan rahmadnya
kami dapat menyelesaikan tugas menyusun critical review mata kuliah Analisis Lokasi dan
Keruangan yang mana membahas mengenai jurnal penelitian yang berjudul “Pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di Kota Depok”.
Jurnal tersebut berisi tentang penentuan lokasi untuk perumahan dengan memanfaatkan
Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam critical review ini akan dibahas mengenai isi dari
jurnal tersebut yang telah di ringkas kemudian juga ada ide dan pendapat terhadap topik
yang telah direview.
Ucapan terima kasih tak lupa kami berikan kepada bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso,
Lic.rer.reg sebagai salah satu dosen dari mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan yang
turut membimbing dalam penyelesaian tugas ini. Juga kepada rekan – rekan mahasiswa
yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan kepada kami dalam
menyelesaikan tugas. Tugas ini merupakan ulasan mengenai apa yang sudah kami baca
dengan disertai pemberian kritik dan saran terkait pembahasan yang diangkat dalam jurnal
yang di review. Kami menyadari bahwa critical review ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan tulisan ini.
Surabaya, 20 Maret 2015
Penulis
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 1
1.3 Metode Penelitian ........................................................................................................ 1
BAB II KONSEP DASAR TEORI LOKASI ............................................................................. 3
BAB III REVIEW JURNAL ..................................................................................................... 5
3.1 Alasan Pemilihan Lokasi .............................................................................................. 5
3.2 Faktor-faktor Lokasi ..................................................................................................... 5
3.3 Implikasi Teori Terhadap Lokasi yang Dipilih ............................................................... 6
BAB IV CRITICAL REVIEW .................................................................................................. 8
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 9
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 9
5.2 Lesson Learned ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10
DAFTAR ISI
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak adanya Universitas Indonesia pada tahun 1987 di Kota Depok, pertumbuhan
dan perkembangan Kota Depok semakin terlihat. Kota Depok ditetapkan sebagai kotamadya
tingkat II dengan UU No.15 Tahun 1999 dengan harapan Kota Depok bisa menjadi kota
penyangga bagi Jakarta dengan fungsi daerah konservasi dan resapan air. Untuk menjaga
status daerah resapan air, Pemerintah Kota Depok menetapkan ketentuan membangun
gedung (termasuk rumah) yakni building coverage ratio atau koefisien dasar bangunan dan
koefisien daerah hijau. Yang terjadi sampai saat ini adalah pembangunan yang tidak pernah
berhenti. Saat ini Kota Depok lebih mengarah menjadi sebuah kota jasa perdagangan dan
pendidikan. Maka tidak mengherankan apabila pembangunan perumahan sama pesatnya
dengan pembangunan fasilitas perdagangan dan pendidikan.
Kesalahan yang terjadi pada pembangunan perumahan di Kota Depok disebabkan
karena tidak adanya penataan kota yang terencana. Pembangunan perumahan di sana
belumlah melebihi ketentuan yang digariskan oleh pemerintah. Kelemahan yang jelas
tampak adalah tidak ada integrasi kawasan perumahan. Setiap kawasan perumahan
cenderung terpencar-pencar dan berdiri sendiri. Terlepas dari kelemahan yang tampak,
dapat dilihat bahwa permintaan akan pembangunan perumahan akan masih sangat tinggi,
khususnya permintaan rumah utamanya untuk kelas menengah atas. Ini karena tidak
adanya penambahan signifikan perumahan di kota Jakarta, menyebabkan orang memilih
rumah di Kota Depok.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pembahasan analisis penentuan lokasi perumahan yang sesuai
dengan tata ruang Kota Depok dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis
(SIG).
2. Untuk mengkritisi isi jurnal tentang penentuan lokasi perumahan dan pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis (SIG).
3. Untuk mengetahui beberapa landasan teori dalam analisis lokasi.
1.3 Metode Penelitian
Penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang relevan
dengan pencarian lokasi untuk pengembangan kawasan perumahan di Kota Depok.
Penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui
BAB I PENDAHULUAN
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 2
survey, pengamatan dan studi dokumentasi. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
memberikan gambaran secara sistematis, cermat dan akurat mengenai kondisi data yang
ada di Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung,
studi dokumentasi, dan wawancara. Jenis data yang dibutuhkan adalah data primer dan
data sekunder. Untuk metode analisis data, penelitian dalam jurnal ini menerapkan analisis
deskriptif dalam pengelolaan data dengan memuat analisis non fisik sarana prasarana dan
unsur fisik sarana prasarana. Pengelompokkan data menurut fotmatnya adalah data grafis
seperti peta dan data tekstural seperti tabel data. Analisis data dilakukan berdasarkan 2
(dua) bentuk analisis yaitu analisis deskriptif data non fisik sarana prasarana (sosial
ekonomi) dan analis deskriptif fisik sarana prasarana secara spasial dilakukan dengan
menggunakan teknologi piranti lunak Sistim Informasi Geografis (GIS) meliputi pengolahan
data vektor dan raster terutama dengan menggunakan aplikasi ArcView versi 3.3 untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 3
BAB II
KONSEP DASAR TEORI LOKASI
Pengertian Perumahan
Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman, pengertian perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
perumahan baik perkotaan maupun pedesaan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana,
dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemerintah rumah layak huni. Rumah secara fisik
bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana
pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknya. Sedangkan perumahan adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas
lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan pedesaan.
Pembangunan dan pengembangan kawasan lingkungan perumahan pada dasarnya
memiliki dua fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu fungsi pasif dalam
artian penyediaan sarana dan prasarana fisik serta fungsi aktif yakni penciptaan lingkungan
yang sesuai dengan kehidupan penghuni (Budiharjo, 1991).
Teori Lokasi Perumahan
Teori pemilihan lokasi tempat tinggal dicetuskan oleh banyak pakar, baik pakar
ekonomi, perencana, dan pakar lainnya. Model pemilihan tempat tinggal yang populer
adalah model yang dicetuskan oleh William Alonso, Richard Muth, dan Von Thunen. Mereka
menjelaskan bahwa pertimbangan rumah tangga dalam memilih lokasi tempat tinggal yang
optimal dipengaruhi oleh income, land rent, dan transportation cost.
Teori Lokasi Richard Muth
Muth menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan utilitasnya, urban resident akan
memilih lokasi tempat tinggal dimana biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli atau
menyewa lahan seimbang dengan biaya commuting. Ketika high income urban resident
memiliki biaya marginal commuting yang sama tetapi harga lahan tinggi, maka ia akan
memilih lokasi tempat tinggal yang cukup jauh dari lokasi aktivitasnya. Sebaliknya, jika harga
lahan tetap tetapi biaya commuting tinggi, maka ia akan memilih lokasi tempat tinggal yang
dekat dengan pusat aktivitasnya.
Teori Lokasi William Alonso
Menurut Alonso, individu dengan income dan taste tertentu akan menyeimbangkan
biaya commutingnya dan keuntungan yang diperoleh dari lahan yang murah seiring dengan
BAB II KONSEP DASAR TEORI
LOKASI
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 4
meningkatnya jarak dari pusat kota dan ketersediaan ruang yang lebih besar. Pada bid rent
curve, consumer akan merasa sama-sama puas pada tiap lokasi di sepanjang kurva itu.
Pada sepanjang kurva tersebut, harga yang akan ditawar oleh consumer akan menurun
seiring dengan meningkatnya jarak lokasi tersebut dari pusat dimana consumer akan
menyeimbangkan pula dengan income, commuting cost dan the length of the trip. Pada
mekanisme pasar, pemilik lahan yang bersifat monopoli akan memberikan lahannya kepada
penawar tertinggi. Dengan demikian, urban resident yang memberikan penawaran yang
terbaik akan mendapatkan lahan tersebut.
Teori Lokasi Von Thunen
Von Thunen sebagai pelopor teori lokasi menyebutkan bahwa kegiatan-kegiatan
yang paling produktif akan saling berkompetisi untuk saling berdekatan, di lokasi pasar
(inti/pusat kota), sehingga kondisi ini diikuti dengan temuan bahwa biaya sewa lahan
tertinggi adalah wilayah yang dekat dengan pasar atau berada pada pusat kota. Menurut
Thunen, dasar pengembangan dari model analisis lokasi untuk wilayah konsentrik adalah
hubungan antara pasar, produksi, dan jarak. Lokasi yang tidak menimbulkan efek
transportasi yang tinggi dan memiliki jangkauan yang mudah dengan areal lain.
Secara mum, ketiga pakar di atas berpendapat bahwa ketika urban resident pindah
ke lokasi yang berjarak cukup jauh dari pusat aktivitas kerja mereka, maka besarnya biaya
komuting akan imbang dengan semakin menurunnya pengeluaran untuk lahan. Urban
resident yang memiliki income lebih tinggi memiliki lahan yang cukup luas. Akibatnya, urban
resident berpenghasilan tinggi akan memberikan penawaran yang lebih tinggi untuk daerah
pinggiran ketimbang urban resident berpenghasilan rendah. Oleh karena lahan harus
diberikan kepada penawar tertinggi, maka pola lokasi terjadi adalah tingkat penghasilan
urban resident semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jarak ke tempat kerja.
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk menangkap, mengumpulkan, menyimpan, mengambil, mengubah,
menganalisis, dan menampilkan data geospasial dari dunia nyata untuk tujuan tertentu
(Chang, 2008; Burrough et.al, 1998). Beberapa software SIG yang tersedia di pasar yaitu
ArcGIS, GeoMedia, MapInfo, ERDAS, IDRISI dan Autocad Map. Dari sekian banyak
software, ArcGIS dari Enviromental Systems Research Institute (ESRI) adalah yang paling
populer (Dong, 2008). Sistem Informasi Geografis digunakan sebagai platform untuk
membantu perencana mencapai tujuan mereka. GIS dapat menyediakan platform
perencanaan yang diperlukan untuk visualisasi, pemodelan, analisis, dan kolaborasi.
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 5
BAB III
REVIEW JURNAL
3.1 Alasan Pemilihan Lokasi
Menurut Undang-Undang No.15 Tahun 1999, Kota Depok merupakan kotamadya
daerah tingkat II yang membuat Kota Depok menjadi kota penyangga bagi Jakarta. Kota
Depok Semakin berkembang sejak adanya Universitas Indonesia di daerah tersebut. Yang
terjadi di Kota Depok sampai saat ini adalah pembangunan yang tak pernah berhenti.
Pembangunan perumahan sangat pesat dikarenakan Kota Depok saat ini lebih mengarah
menjadi sebuah kota perdagangan jasa dan pendidikan. Dalam pembangunannya terutama
pembangunan perumahan, tidak ada penataan kota yang terencana di daerah tersebut.
Pembangunan perumahan cenderung tidak merata karena tidak ada perencanaan yang
menggunakan metode analisis lokasi. Di Kota Depok tidak ada integrasi antar kawasan
perumahan. Setiap kawasan perumahan cenderung berpencar-pencar dan berdiri sendiri.
Apalagi saat ini di Kota permintaan akan perumahan terbilang sangat tinggi. Agar
pembangunan perumahan di Kota Depok bisa terencana dan tertata dengan baik, maka
perlu diketahui di mana saja lokasi-lokasi yang tepat untuk menjadi lokasi perumahan di
Kota Depok.
3.2 Faktor-faktor Lokasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi atau perlu diperhitungkan dalam menentukan
lokasi perumahan disebut faktor lokasi. Faktor lokasi menurut Catanese (1996) sebagai
berikut:
Hukum dan lingkungan, akankah hukum yang berlaku mengijinkan didirikannya
gedung dengan ukuran tertentu, persyaratan tempat parkir, tinggi maksimum
gedung, batasan-batasan kemunduran dan berbagai kendala lain yang berkaitan.
Sarana, suatu proyek membutuhkan pemasangan air, gas, listrik, telepon, tanda
bahaya (alarm), jaringan drainase.
Faktor teknis, artinya bagaimana keadaan tanah, topografi dan drainase yang
mempengaruhi desain tempat atau desain bangunan.
Lokasi, yang dipertimbangkan adalah pemasarannya, aksesibilitas, dilewati
kendaraan umum dan dilewati banyak pejalan kaki.
Estetika, yang dipertimbangkan adalah view yang menarik.
Masyarakat, yang dipertimbangkan adalah dampak pembangunan real estate
tersebut terhadap masyarakat sekitar, kemacetan lalu lintas dan kebisingan.
BAB III REVIEW JURNAL
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 6
Fasilitas pelayanan, yang dipertimbangkan adalah aparat kepolisian, pemadam
kebakaran, pembuangan sampah, dan sekolah.
Biaya, yang dimaksud dengan biaya adalah harga tanah yang murah.
Sedangkan berikut adalah beberapa faktor penentuan lokasi perumahan yang yang
dimasukkan dalam penelitian di jurnal ini antara lain:
Luas lahan bagi pembangunan rumah lengkap dengan prasarana, utilitas umum dan
fasilitas sosial, serta kemungkinan penggabungan dengan lingkungan lain yang
sudah teratur.
Pencemaran air, pencemaran udara dan kebisingan.
Ancaman bahaya, antara lain tanah labil, tanah longsor, gunung berapi,
banjir,gempa, polusi udara, tegangan tinggi dan lintasan pesawat.
Bukan daerah pertanian produktif.
Bukan daerah konservasi.
Kemiringan tanah rata-rata.
Batas daerah bantaran sungai dan jalan kereta api.
3.3 Implikasi Teori Terhadap Lokasi yang Dipilih
Dalam menentukan suatu perumahan, diperlukan landasan teori sebagai dasar
dalam pelaksanaannya. Implikasi/keterlibatan teori terhadap lokasi yang telah ditentukan
memang diperlukan. Teori yang ada akan membantu peneliti dalam menyelesaikan masalah
yang diangkat. Berikut adalah beberapa implikasi teori terhadap lokasi yang dipilih:
Kota Depok Berbatasan dengan Pusat Aktivitas
Letak Kota Depok yang lumayan dekat dengan Jakarta sebagai pusat aktivitas
menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Menurut William Alonso, Richard Muth, dan Von
Thunen, ketika urban resident pindah ke lokasi yang berjarak cukup jauh dari pusat aktivitas
kerja mereka, maka besarnya biaya komuting akan imbang dengan semakin menurunnya
pengeluaran untuk lahan. Jadi disini bisa dijelaskan kenapa seseorang lebih memilih
mempunyai rumah di Kota Depok daripada di Jakarta. Selain biaya land rentnya lebih
murah, akses dari Kota Depok ke Jakarta juga mudah. Oleh karena itu banyak permintaan
perumahan di Kota Depok yang mana hal tersebut bisa meningkatkan perekonomian di Kota
Depok. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah tidak ada perencanaan dalam penentuan
lokasi perumahan di Kota Depok. Dan hal tersebut berdampak pada ketidakmerataan
pembangunan dan tidak adanya integrasi antar perumahan. Itulah yang menyebabkan
kenapa Kota Depok sangat membutuhkan analisis lokasi terkait penentuan lokasi untuk
perumahan. Dengan adanya permintaan perumahan yang disebabkan oleh lokasi Kota
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 7
Depok sendiri, penentuan lokasi menjadi suatu hal yang sangat penting agar kota tersebut
bisa terencana penataan kotanya dengan baik.
Penentuan Variable Penelitian dari SNI
Dalam SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan
di Perkotaan dan dalam SNI 03-6981-2004 tentang Perencanaan Lingkungan Perumahan
Sederhana Tidak Bersusun di Daerah Perkotaan menyebutkan dan mengatur tentang faktor-
faktor dalam pemilihan lokasi untuk perumahan dan persyaratan dalam membangun
perumahan di suatu perkotaan. Dalam penelitian ini, variable yang digunakan mengambil
dari SNI tersebut dan juga menyesuaikan dengan teori lokasi yang ada. Variabel ini dipilih
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan SNI, dan ketersediaan data
spasial yang dimiliki pada peta Kota Depok. Dalam jurnal penelitian ini, disebutkan beberapa
acuan dari SNI, dan kemudian yang dijadikan variable adalah unsur yang bisa dimasukkan
dan diproses oleh Sistem Informasi Geografis (SIG).
Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk menangkap, mengumpulkan, menyimpan, mengambil, mengubah,
menganalisis, dan menampilkan data geospasial dari dunia nyata untuk tujuan tertentu
(Chang, 2008;Burrough et.al, 1998). Dalam jurnal penelitian ini sudah menggunakan Sistem
Informasi Geografis sebagai media bantuan untuk menganalisa. Para perencana di dunia
sudah memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam menyusun penelitian atau
pun rencana. Dengan penggunaan SIG, penentuan lokasi untuk perumahan yang sesuai di
Kota Depok bisa ditampilkan dengan baik. Dengan memasukkan data variable yang
dibutuhkan kemudian akan mendapatkan hasil berupa analisa. Hasil analisa biasanya
ditampilkan dalam bentuk peta, jadi sudah dalam bentuk visualisasi rencana dan dengan
begitu akan mempermudah pemahaman peneliti ataupun orang lain dalam memahami isi
dari analisa yang sudah dihasillkan. Data variabel penelitian dalam jurnal ini yang
dimasukkan dalam SIG meliputi landuse Kota Depok, Jalan Utama, Saluran, dan
Kemiringan Tanah. Kemudian variable-variabel tersebut akan diolah di SIG.
Gambar 1. Flowchart Penentuan Lokasi Perumahan di Kota Depok dengan SIG
Sumber: Hasil analisa peneliti
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 8
BAB IV
CRITICAL REVIEW
Dari jurnal Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi
Perumahan di Kota Depok yang ditulis oleh Rehulina Apriyanti dan Rully Firman, ada
beberapa poin penting seperti penentuan lokasi untuk perumahan dan pemanfaatan Sistem
Informasi Geografis yaitu bagaimana menganalisa suatu kota untuk menemukan bagian
yang paling sesuai untuk perumahan dengan mengunakan SIG. Jurnal ini mengangkat
masalah tentang analisis lokasi di Kota Depok. Isu yang dibahas cukup menarik saat ini
mengingat pembangunan perumahan berkembang dengan pesat. Diperlukan suatu
perencanaan untuk mengatasi perkembangan perumahan tersebut.
Pembahasan masalah dalam jurnal lebih ke pemanfaatan SIG dalam analisa lokasi
perumahan. Tidak disebutkan secara rinci bagaimana menentukan suatu lokasi perumahan
dengan teori-teori yang ada, akan tetapi lebih ke bagaimana memanfaatkan SIG dalam
prosesnya dan data apa saja yang bisa dimasukkan dalam SIG. Dalam metode penelitian,
tidak dibahas mengenai data apa saja yang sudah didapatkan, hanya disebutkan
variabelnya tanpa ada argument lebih lanjut. Dalam jurnal lain yang berjudul “Preferensi
Penghuni Perumahan di Kota Pekanbaru dalam Menentukan Lokasi Perumahan” yang
ditulis oleh Febby Asteriani, faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi perumahan adalah
aksesibilitas, kelengkapan sarana dan prasarana, kondisi lingkungan, kondisi sosial
masyarakat, kondisi fisik wilayah, dan legalitas perumahan. Dari faktor-faktor tersebut di
breakdown lagi secara rinci dan diberikan argumen tentang faktor tersebut serta
penjelasannya agar pembaca lebih bisa memahami maksud dan tujuan penelitian.
Secara umum penyampaian jurnal ini sudah bagus dan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Akan tetapi ada sedikit yang terkesan menganjal, di bagian hasil dan
pembahasan tidak disebutkan daerah mana di Kota Depok yang sesuai untuk perumahan.
Data variable penelitian sudah dimasukkan akan tetapi tidak ada pembahasan hasil akhir
berupa lokasi mana saja di Kota Depok yang bisa digunakan sebagai perumahan. Output
dari jurnal ini hanya terpaku pada pemanfaatan SIG dan tidak begitu mempersoalkan
tentang hasil analisa. Dalam jurnal lain yang ditulis oleh Andy Mizwar berjudul “Penentuan
Lokasi Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah Kota Banjarbaru Menggunakan Sistem
Informasi Geografis (SIG)”, disebutkan bagaimana menganalisa di SIG yang kemudian
sampai ditemukan lokasi rekomendasi yang bisa digunakan sebagai TPA. Akan nampak
jelas daerah mana yang menjadi tujuan pencaharian analisa penelitian yang akan disajikan
dalam format peta pada SIG. Jurnal ini bisa bermanfat bagi berbagai pihak dalam bidang
perumahan dan perencanaan di Kota Depok.
BAB IV CRITICAL REVIEW
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari penelitian dalam jurnal ini maka beberapa poin
kesimpulan yang dapat diambil antara lain adalah perlunya penentuan lokasi perumahan di
Kota Depok. Perencanaan pengembangan perumahan di Kota Depok masih banyak
ditemukan lokasi perumahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Akibat dari
ketidaksesuaian lokasi perumahan, mengakibatkan perumahan tidak terhubung satu sama
lainnya. Yang berakibat pula pembangunan perumahan tidak memiliki kelengkapan sarana
dan prasarana yang harus disediakan oleh Pengembang. Dalam penentuan lokasi
perumahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) sangatlah tepat dan
sesuai. Penentuan lokasi dengan menggunakan SIG dapat menghemat waktu pencarian
lokasi, dan lokasi yang ditemukan untuk perencanaan pembangunan perumahan lebih
akurat.
5.2 Lesson Learned
Dari pemaparan di atas didapatkan beberapa pembelajaran antara lain adalah
mengenai pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Nampak bahwa SIG bisa
digunakan untuk membantu suatu penelitian yang berhubungan dengan analisis lokasi dan
keruangan. Variabel yang digunakan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan
berdasarkan SNI, dan ketersediaan data spasial yang dimiliki pada peta. Mengingat semakin
berkembangnya teknologi dan informasi, maka pemanfaatan SIG akan semakin diperlukan.
Di dalam menentukan suatu lokasi perumahan harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Teori lokasi menjadi penting dalam hal ini. Ada suatu keterkaitan
penentuan lokasi perumahan dengan teori Von Thunen, teori tersebut menyebutkan tentang
land rent dan nilai lahan di suatu perkotaan. Adanya kecenderungan urban resident
berpenghasilan tinggi akan memberikan penawaran yang lebih tinggi untuk daerah pinggiran
ketimbang urban resident berpenghasilan rendah. Dengan adanya permintaan perumahan
yang tinggi, diperlukan suatu perencanaan untuk mengatur penempatan lokasi perumahan
agar lebih tertata tengan baik.
Dengan pemanfaatan SIG, kita bisa tahu lokasi mana yang cocok untuk digunakan
sebagai perumahan dan lokasi mana yang tidak cocok. Hasil dalam SIG berupa suatu peta
yang telah menvisualisasikan hasil analisis berdasarkan variabel yang telah dimasukkan.
Variabel yang bisa dimasukkan berupa data spasial.
BAB V PENUTUP
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2015
“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Penentuan Lokasi Perumahan di
Kota Depok” 10
DAFTAR PUSTAKA
Asteriani, Febby. (2011). Preferensi Penghuni Perumahan di Kota Pekanbaru dalam
Menentukan Lokasi Perumahan. Riau: Jurnal Ekonomi Pembangunan
Mizwar, Andy. (2010). Penentuan Lokasi Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah Kota
Banjarbaru Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Banjarmasin: Unlam
Santoso, Eko Budi. (2012). Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan. Surabaya: ITS
Shinta, Dewi. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Perumahan di
Kabupaten Sleman. Yogyakarta: UGM.
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
SNI 03-6981-2004 tentang Perencanaan Lingkungan Perumahan Sederhana Tidak
Bersusun di Daerah Perkotaan
UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman