classification of nursing theory developed by nursing - OSF

49
Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49 1 CLASSIFICATION OF NURSING THEORY DEVELOPED BY NURSING EXPERTS: A LITERATURE REVIEW KLASIFIKASI TEORI KEPERAWATAN YANG DIKEMBANGKAN OLEH AHLI KEPERAWATAN: SEBUAH TINJAUAN LITERATUR Yunus Adi Wijaya 1 , Ni Luh Putu Suardini Yudhawati 2 , Kiki Rizki Fista Andriana 3 , Shofi Khaqul Ilmy 4 1 Bali Provincial Health Office, Denpasar, Bali, 2 College of Health Sciences Kesdam IX Udayana, Denpasar, Bali, 3 College of Health Sciences Wira Medika, Denpasar, Bali, 4 Ganesha University of Education, Singaraja, Bali Email: [email protected] Abstract Nursing research has produced a number of nursing theories that can be used as a starting point for implementing nursing practice. Nursing theory is a description of various aspects of nursing reality with the aim of describing phenomena, explaining relationships between phenomena, predicting risks, and determining nursing actions. Nursing theory is used to build a model of nursing concepts that requires the application of the nursing structure itself, allowing nurses to use their knowledge in the corridor of nursing care. Nursing science theory is divided into several categories or levels, which are introduced and developed by nursing specialists. Nursing theory can be classified into four levels of theory, namely: philosophy theory, grand theory, middle range theory, and practice theory. The characteristics of the theory that can distinguish the four levels of theory are the level of abstraction and complexity, how detailed and concrete the concepts and prepositions are, the possibility that the theory can be tested empirically, sources of theoretical derivatives, and the level of application of the theory in the areas of service, education, and research. Nurses must be able to recognize these groups or levels of theory because so many nursing theories are defined by nursing professionals, which are then developed about these groups and levels of theory. Keyword: Classification, Nursing, Theory BACKGROUND Ilmu keperawatan adalah kumpulan ide dan praktik klinis yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yaitu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif kepada klien. Perawat harus selalu memperkaya khazanah keilmuannya dengan membekali diri dengan dorongan untuk terus menerus mempelajari dan menganalisis informasi keperawatan yang ada. Akibatnya, kemampuan perawat untuk menilai, membuktikan, dan meningkatkan pengetahuan ini dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu kesehatan universal, serta ilmuwan di bidang keperawatan, akan terpengaruh. Keterampilan dasar ini akan membantu perawat dalam menerapkan pengetahuan keperawatan yang sesuai untuk praktik keperawatan klinis di masa depan (Alligood, 2014). Penelitian keperawatan telah menghasilkan sejumlah teori keperawatan yang dapat dimanfaatkan sebagai titik tolak pelaksanaan praktik keperawatan. Teori keperawatan adalah deskripsi berbagai aspek realitas keperawatan dengan tujuan menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan antara fenomena, memprediksi risiko, dan menentukan tindakan keperawatan. Teori keperawatan

Transcript of classification of nursing theory developed by nursing - OSF

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

1

CLASSIFICATION OF NURSING THEORY DEVELOPED BY NURSING EXPERTS: A LITERATURE REVIEW

KLASIFIKASI TEORI KEPERAWATAN YANG DIKEMBANGKAN OLEH AHLI KEPERAWATAN: SEBUAH TINJAUAN LITERATUR

Yunus Adi Wijaya1, Ni Luh Putu Suardini Yudhawati2, Kiki Rizki Fista

Andriana3, Shofi Khaqul Ilmy4

1Bali Provincial Health Office, Denpasar, Bali, 2College of Health Sciences Kesdam IX

Udayana, Denpasar, Bali, 3 College of Health Sciences Wira Medika, Denpasar, Bali, 4Ganesha

University of Education, Singaraja, Bali

Email: [email protected]

Abstract

Nursing research has produced a number of nursing theories that can be used as a starting point for implementing nursing practice. Nursing theory is a description of various aspects of nursing reality with the aim of describing phenomena, explaining relationships between phenomena, predicting risks, and determining nursing actions. Nursing theory is used to build a model of nursing concepts that requires the application of the nursing structure itself, allowing nurses to use their knowledge in the corridor of nursing care. Nursing science theory is divided into several categories or levels, which are introduced and developed by nursing specialists. Nursing theory can be classified into four levels of theory, namely: philosophy theory, grand theory, middle range theory, and practice theory. The characteristics of the theory that can distinguish the four levels of theory are the level of abstraction and complexity, how detailed and concrete the concepts and prepositions are, the possibility that the theory can be tested empirically, sources of theoretical derivatives, and the level of application of the theory in the areas of service, education, and research. Nurses must be able to recognize these groups or levels of theory because so many nursing theories are defined by nursing professionals, which are then developed about these groups and levels of theory. Keyword: Classification, Nursing, Theory

BACKGROUND Ilmu keperawatan adalah

kumpulan ide dan praktik klinis yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yaitu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif kepada klien. Perawat harus selalu memperkaya khazanah keilmuannya dengan membekali diri dengan dorongan untuk terus menerus mempelajari dan menganalisis informasi keperawatan yang ada. Akibatnya, kemampuan perawat untuk menilai, membuktikan, dan meningkatkan pengetahuan ini dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu kesehatan universal, serta ilmuwan di bidang keperawatan, akan

terpengaruh. Keterampilan dasar ini akan membantu perawat dalam menerapkan pengetahuan keperawatan yang sesuai untuk praktik keperawatan klinis di masa depan (Alligood, 2014).

Penelitian keperawatan telah menghasilkan sejumlah teori keperawatan yang dapat dimanfaatkan sebagai titik tolak pelaksanaan praktik keperawatan. Teori keperawatan adalah deskripsi berbagai aspek realitas keperawatan dengan tujuan menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan antara fenomena, memprediksi risiko, dan menentukan tindakan keperawatan. Teori keperawatan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

2

digunakan untuk membangun model konsep keperawatan, yang memerlukan penerapan struktur keperawatan itu sendiri, memungkinkan perawat untuk menggunakan pengetahuan mereka dalam koridor asuhan keperawatan (Elon et al., 2021).

Perawat memainkan berbagai tugas dalam memberikan asuhan keperawatan, termasuk penyedia perawatan, perawat utama, pembuat keputusan klinis, advokat, peneliti, dan pendidik, dan mereka sering harus memenuhi beberapa fungsi sekaligus. Karena luasnya cakupan spesialisasi keperawatan, perawat harus memiliki kesadaran dan penguasaan teori praktik keperawatan yang menyeluruh agar dapat berkontribusi pada arah pengembangan profesional di masa depan (Potter, 2006). Pertumbuhan ilmu keperawatan tidak dapat dipisahkan dari pengaruh tokoh keperawatan yang mengeluarkan teori keperawatan yang berbeda dan memberikan kontribusi penting untuk mempengaruhi arah masa depan keperawatan (Wijaya et al., 2022b).

Menurut Gobet and Chassy (2008), teori keperawatan dapat membantu anggota profesi keperawatan dalam memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam memecahkan masalah keperawatan, pelayanan keperawatan, baik dalam bentuk tindakan maupun dalam bentuk model praktik keperawatan, sehingga berbagai masalah dapat teratasi. Perspektif model ide dan teori ini merupakan indikasi dari jenis pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam menangani kebutuhan dasar manusia, berdasarkan tindakan dan ruang lingkup pekerjaan dengan arahan keperawatan yang jelas

(Wijaya et al., 2022a). Dalam keperawatan, ada banyak model konsep keperawatan berdasarkan perspektif spesialis di bidangnya, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, serta tujuan yang ingin dicapai dan pengetahuan serta keterampilan yang sudah ada.

Teori ilmu keperawatan dibagi menjadi beberapa kategori atau tingkatan, yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh spesialis keperawatan. Menurut Alligood (2014), teori keperawatan dibagi dan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: Teori Meta/Teori Filsafat, Teori Besar & Model Konseptual, dan Teori Jangka Menengah, yang dievaluasi berdasarkan tingkat Kejelasan (clarity), Kesederhanaan (simplicity), Generality (lingkup), Accessibility (aksesibilitas), dan Importance (tingkat kepentingan). Sedangkan Menurut McEwan and Wills (2021) teori keperawatan diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori, termasuk teori filosofis, teori besar, teori rentang menengah (yang selanjutnya dibagi menjadi tiga kelompok: high middle range, middle-middle range, dan low middle range, serta nursing practice teori. Kedua, teori keperawatan diklasifikasikan ke dalam teori deskriptif, eksplanatori, prediktif, dan preskriptif, tergantung pada tujuannya.

Perawat harus mampu mengenali kelompok atau tingkatan teori tersebut karena begitu banyak teori keperawatan yang ditetapkan oleh para profesional keperawatan yang kemudian dikembangkan tentang kelompok dan tingkatan teori tersebut. Perawat juga harus dapat membedakan antara level teori yang berbeda sehingga akan lebih mudah untuk menempatkan teori yang tepat pada sasaran dalam praktik keperawatan nantinya. Kami tertarik

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

3

untuk memperdebatkan dan meneliti lebih lanjut klasifikasi teori keperawatan sebagai akibat dari ini. LITERATURE REVIEW Sejarah Perkembangan Teori Keperawatan Teori keperawatan tidak lepas dari peran Florence Nightingale sebagai pionir, referensi, dan motivasi bagi para ahli lain untuk mengembangkan teori keperawatan. Florence Nightingale meletakkan dasar konsep keperawatan dari aspek lingkungan, yang kemudian menjadi pionir, referensi, dan motivasi bagi para ahli lain untuk mengembangkan teori keperawatan. Periode sejarah, era kurikulum, penelitian dan pendidikan sarjana, era teori, dan era pemanfaatan teori keperawatan adalah lima era perkembangan yang dapat ditemukan dalam sejarah teori keperawatan. Berikut rincian penjelasan peristiwa tiap era: 1. Era sejarah (1800-1900-an)

Pada 1800-an, Florence Nightingale mengatakan bahwa keperawatan memiliki fokus khusus dan bahwa pengetahuan keperawatan berbeda dari pengetahuan medis. Tugas perawat yang tepat adalah menempatkan pasien dalam kondisi terbaik dengan kemungkinan pengaturan terbesar untuk memberikan asuhan keperawatan. Nightingale juga menggarisbawahi bahwa perawatan orang sakit didasarkan pada pengetahuan orang dan lingkungan mereka, yang membedakan dasar pengetahuan dari yang digunakan oleh dokter dalam praktik klinis. Praktik keperawatan terutama didasarkan pada nilai dan tradisi yang dusung melalui model pendidikan pemagangan dan aturan proses yang ada di rumah sakit, yang diperkenalkan pada tahun 1950. Setelah itu, menjelang akhir era

sejarah, terjadi transisi dari vokasional untuk keperawatan profesional, ketika perawat mulai membangun tubuh pengetahuan unik yang mendasari praktik keperawatan, dan era sejarah memberi jalan ke era kurikuler. 2. Era Kurikulum (1900-1940-an)

Pertanyaan tentang konten apa yang harus dipelajari perawat dan bagaimana menjadi perawat yang memenuhi syarat adalah topik hangat akhir-akhir ini. Standar kurikulum pendidikan keperawatan telah ditetapkan pada pertengahan tahun 1930-an, dan banyak sekolah diploma keperawatan telah mengadopsi atau mengimplementasikannya. Selanjutnya, selama periode ini, gagasan untuk mentransfer pendidikan keperawatan dari program diploma berbasis rumah sakit ke program diploma berbasis perguruan tinggi atau universitas. Program diploma mulai ditutup pada paruh kedua abad kedua puluh, dan sejumlah besar program pendidikan keperawatan didirikan di perguruan tinggi dan universitas. Lebih fokus ditempatkan pada pilihan konten kursus untuk sekolah perawat selama usia kurikulum ini, yang mengarah ke awal era penelitian. 3. Era Penelitian & Pendidikan

Pascasarjana (1950-1970-an) Ketika semakin banyak perawat

mencari gelar pendidikan tinggi, periode penelitian mulai muncul. Zaman ini dimulai pada pertengahan abad kesembilan belas, ketika banyak pemimpin keperawatan memperoleh pendidikan lebih lanjut dan mencapai pemahaman bersama tentang zaman ilmiah. Padahal pada saat itu, penelitian dianggap sebagai jalan menuju karir keperawatan baru. Perawat mulai berpartisipasi dalam penelitian, dan program penelitian dimasukkan ke dalam kurikulum

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

4

pendidikan keperawatan, serta program magister keperawatan.

Pada 1970-an, tinjauan 25 tahun penerbitan jurnal keperawatan dengan istilah Jurnal Penelitian dilakukan. Temuan menunjukkan bahwa banyak studi keperawatan kekurangan hubungan antara kerangka konseptual dan teoritis, menyoroti pentingnya kerangka konseptual dan teoritis dalam pengembangan pengetahuan keperawatan khusus. Pada periode ini, pendidikan pascasarjana berkembang seiring dengan penelitian, sehingga keduanya mengalami kemajuan dalam waktu yang bersamaan. Akibatnya, program magister muncul di seluruh negeri selama periode ini untuk mengakomodasi permintaan masyarakat akan perawat yang dapat melakukan keperawatan klinis khusus. Selanjutnya, program magister keperawatan mulai memasukkan mata kuliah tentang pengembangan konsep dan model keperawatan, serta memperkenalkan mahasiswa pada teori keperawatan dan penciptaan informasi yang relevan dengan ilmu keperawatan selama periode ini. Keputusan ahli teori keperawatan, berdasarkan hasil diskusi dan perdebatan mereka, telah didokumentasikan dalam sejarah, menunjukkan bahwa praktik keperawatan harus didasarkan pada sains. 4. Era Teori (1980-1990-an)

Era teoretis muncul secara alami dari pengembangan dan kemajuan alami era penelitian dan pendidikan pascasarjana. Karya ilmuwan keperawatan telah mulai diakui sebagai teori dan telah dibuat sebagai kerangka acuan untuk kurikulum dan praktik keperawatan yang berkembang di era ini, yang telah mengantarkan perkembangan pesat ilmu keperawatan. Ahli keperawatan

diakui sebagai ahli teori keperawatan pada tahun 1970 di Konferensi Pendidik Keperawatan di New York, dan pekerjaan mereka dianggap sebagai contoh konsep dan teori di bidang keperawatan.

Perpindahan dari periode pra-paradigma ke periode paradigma tercatat pada tahun 1980-an, yang merupakan fase penting dalam perkembangan teori keperawatan. Fawcett and Desanto-Madeya (2012) menyarankan empat konsep keperawatan global sebagai metaparadigma keperawatan pada saat itu, yang memberikan gambaran struktur organisasi untuk kerangka keperawatan yang relevan dan memperkenalkan metode pengorganisasian kerja teoritis individu dalam struktur pengetahuan yang bermakna.

Model keperawatan telah dikategorikan sebagai paradigma dalam metaparadigma manusia, lingkungan, kesehatan, dan prinsip-prinsip keperawatan yang secara sistematis menyatukan kerja teoritis keperawatan untuk disiplin keperawatan di era ini. Para pemimpin, administrator, pendidik, dan praktisi keperawatan yang menempuh pendidikan tinggi dengan selalu menggunakan teori keperawatan sebagai acuan tindakan praktik keperawatan mereka tumbuh dalam mendukung penciptaan teori sebagai proses dan hasil studi profesional. Ini mengantarkan perkembangan teori keperawatan dan usia penerapan teori keperawatan. 5. Era Penggunaan Teori

Kperawatan (abad ke-20- Sekarang)

Penerapan langsung teori keperawatan dalam praktik keperawatan, administrasi, dan penelitian mulai muncul selama periode ini. Teori keperawatan,

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

5

terutama rentang menengah, dan pemahaman tentang kerangka kerja keperawatan untuk berpikir dan bertindak dalam praktik keperawatan menjadi lebih umum di abad ini. Untuk keperawatan berbasis teori, praktik berbasis bukti, dan pengembangan teori masa depan, langkah menuju penerapan teori keperawatan ini sangat penting. Untuk pertumbuhan pengetahuan dalam disiplin keperawatan, era penerapan teori ini telah berhasil mengembalikan keseimbangan antara penelitian dan praktik (Alligood, 2014).

Seperti yang telah dirinci dan dibahas sebelumnya, evolusi teori keperawatan di setiap usia adalah proses membimbing ilmuwan keperawatan ke teori yang dapat memandu penelitian, pendidikan, administrasi, dan praktik profesional. Pentingnya teori keperawatan sebagai cabang pendidikan (disiplin) dan bidang praktik khusus ditunjukkan oleh sejarah keperawatan (profesi). Memahami kerja teoritis dalam bidang keperawatan membutuhkan pengetahuan tentang proses pengembangan teori (Hamid and Ibrahim, 2017). Konsep Dasar Level Teori Keperawatan

Keperawatan memperoleh perspektif yang berbeda sebagai akibat dari perubahan ide, peristiwa sejarah, dan spektrum praktik keperawatan yang terus berkembang. Pengetahuan ilmiah dalam keperawatan terdiri dari prinsip, ide, dan model konseptual, serta temuan penelitian dari bidang keperawatan dan yang terkait (Parker, 2005). Perawat harus memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konseptual dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan, karena model konseptual keperawatan

dimaksudkan untuk menawarkan kerangka berpikir perawat. Penciptaan teori keperawatan merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan dalam rangka peningkatan bidang ilmu keperawatan.

Menurut tingkat abstraksi, struktur hierarki ilmu keperawatan dibagi menjadi empat komponen. Hirarki terdiri dari komponen yang komprehensif. Komponen-komponen tersebut dikelompokkan dalam urutan sebagai berikut, dari yang paling abstrak hingga yang paling konkret: paradigma, filsafat, model konseptual, dan teori (Fawcett and Desanto-Madeya, 2012). Teori keperawatan, menurut Alligood (2014), adalah gagasan ilmiah yang mendasari ilmu keperawatan dan terdiri dari struktur yang beragam dan komposisi teoritis. Teori Meta/Teori Filsafat, Teori Besar & Model Konseptual, dan Teori Jangka Menengah adalah empat tahap teori keperawatan. (McEwan and Wills, 2021) juga mengklasifikasikan teori keperawatan menjadi beberapa tingkatan yaitu: Philosophi theory , Grand teori, Middle range teori yang dibagi lagi menjadi tiga golongan yakni: high middle range, middle-middle range, dan low middle range, serta nursing practice theory. Hal ini kemudian dipertegas lagi oleh Potter (2006) yang menjelaskan teori keperawatan mengalami perkembangan dari masa ke masa yang ditujukan untuk penerapan teori yang sesuai dengan kondisi praktik, yang meliputi : Philosophical theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.

Pada dasarnya semua ilmuan tersebut memiliki pandangan yang sama tenta ng klasifikasi teori atau level teori keperawatan yang terdiri dari empet level teori dengan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

6

penjelasan yang lebih rinci sebagai berikut: 1. Metatheory/ Philosopy theory

Filosofi keperawatan menetapkan makna fenomena keperawatan melaui analisis, penalaran, dan argumentasi logis. Dengan filosofi maka pengetahuan keperawatan menjadi tearah (disiplin), membentuk dasar untuk akademik, professional dan mengarahkan kepada pemahaman teoritis yang baru (Hamid and Ibrahim, 2017).

Meta theory adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta” yang berarti perubahan pada posisi, yakni pada level tertinggi atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran. Metatheory memberikan panduan bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan menguji teori, tapi tidak bisa diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 2006). Melalui studi, penalaran, dan argumentasi logis, filsafat keperawatan menetapkan makna fenomena keperawatan. Pengetahuan keperawatan menjadi berorientasi (disiplin) dengan filosofi, yang berfungsi sebagai landasan pemahaman akademik, profesional, dan teoritis (Hamid and Ibrahim, 2017).

Kata "meta" mengacu pada pergeseran posisi yang berada pada tingkat tertinggi atau "melebihi", dan itu terkait dengan tubuh pengetahuan atau bidang pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh awalan "meta", yang berarti "pada titik". level tertinggi." level" atau "melebihi" adalah istilah yang mengacu pada kumpulan informasi atau bidang studi. Metateori dapat membantu dalam generalisasi, penerapan, dan pengujian teori, tetapi tidak dapat

digunakan untuk menguji teori itu sendiri (McKenna, 2006).

Penilaian metateori adalah konsep yang sangat kompleks dan sulit untuk diverifikasi yang memberikan makna, frasa, situasi struktural keterkaitan, dan bahkan pengamatan keperawatan dalam skala global. Teori meta keperawatan merupakan teori keperawatan yang masih cukup luas dalam penafsirannya tentang keperawatan dengan menggunakan berbagai metodologi yang tidak spesifik. Teori meta telah diserang karena membatasi, abstrak, dan sulit diimplementasikan dalam praktik (Alligood, 2014). 2. Grand Theory

Satu atau lebih konsep berbeda yang dikembangkan dari model konseptual dikenal sebagai teori besar. Grand theory lebih konkrit dan spesifik daripada model konseptual dan meta theory, tetapi tidak sekonkret middle range theory (Fawcett and Desanto-Madeya, 2012). Grand theory menurut Tomey and Alligood (2006) adalah teori yang luas dan kompleks yang terdiri dari kerangka konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktik keperawatan dan mencakup berbagai cara untuk melihat fenomena keperawatan, serta konsep yang menggabungkan teori dengan lingkup yang lebih luas. Terakhir, (Hamid and Ibrahim, 2017) menegaskan kembali bahwa grand theory dapat diartikan sebagai konsep dan hubungan antar konsep yang menunjukkan pandangan khusus dan menghasilkan bukti antara fenomena tertentu, hampir sama abstraknya dengan model dari mana teori itu berasal, tetapi masih dianggap teori. . karena mereka menghasilkan hasil yang dapat diuji meskipun sulit untuk diuji.

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

7

Sebuah teori besar, juga dikenal sebagai teori makro, adalah teori yang terlalu abstrak untuk digunakan sebagai hipotesis empiris atau untuk menentukan aktivitas dan proses dalam praktik keperawatan (McKenna, 2006). Meskipun sulit untuk menggunakan teori besar secara eksperimental karena masih sangat abstrak dan normatif, lebih mudah untuk menggunakan teori besar sebagai landasan untuk penciptaan teori kisaran menengah dan teori praktis yang lebih khusus. 3. Middle Range Theory

Middle Range Theory adalah subset dari grand theory yang memiliki ruang lingkup lebih sempit, lebih abstrak, dan mengandung lebih sedikit konsep. Middle range theory adalah metode untuk memecahkan masalah yang mungkin diuji secara objektif. Teori rentang menengah membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman tentang perilaku klien, menyarankan solusi, dan menjelaskan efektivitas intervensi (Peterson and Bredow, 2019). Menurut (Wijaya et al., 2022c) kerangka disiplin termasuk teori kisaran middle range. Mereka memperluas dan menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan proses penyembuhan perhatian, membahas pemahaman substantif dari disiplin tersebut. setiap teori rentang menengah mengacu dan menggambarkan fenomena yang lebih rinci dan konkret yang mendefinisikan apa itu fenomena, menjelaskan mengapa itu terjadi, atau meramalkan bagaimana hal itu terjadi (Fawcett and Desanto-Madeya, 2012). Sedangkan (Hamid and Ibrahim, 2017) memaparkan bahwa teori keperawatan middle-range adalah teori yang paling tidak abstrak dan berisi aplikasi praktek secara terinci. Teori middle-range mengembangkan

bukti hasil praktek keperawatan dan atau situasi keperawatan.

Akibatnya, dibandingkan dengan teori meta, teori keperawatan besar, atau kerangka model konseptual, teori rentang menengah adalah teori yang lebih terbatas, lebih spesifik, dan berisi lebih sedikit konsep, tetapi kurang abstrak. Selain itu, sementara teori rentang menengah adalah teori konkret, itu tidak sekonkret teori praktik. Middle Range Theory merupakan level teori yang lebih nyata jika dibandingkan dengan Grand Theory. Alligood (2014), menyatakan Merton seorang kontributor pembentukan Middle Range Theory, menggambarkannya sebagai "sesuatu yang sederhana namun penting dalam studi dan pengembangan teori." Beberapa penulis keperawatan sependapat dengan Merton bahwa ada perbedaan antara middle range theory dan grand theory diantaranya: a. Fenomena yang disajikan lebih

spesifik dan kurang abstract b. Terdiri dari konsep dan proposisi

yang konkrit dan realitas c. Merepresentasikan bidang

keperawatan yang lebih spesifik /nyata

d. Lebih dapat diuji secara empiris e. Lebih dapat diaplikasikan secara

langsung dalam tatanan klinik (Fawcett and Desanto-Madeya, 2012)

4. Practice Theory Teori preskriptif, teori situasi-

spesifik, dan teori mikro adalah semua istilah yang digunakan untuk menggambarkan teori praktik, yang lebih khusus dan eksplisit dalam ruang lingkup daripada teori rentang menengah. Teori praktik mengidentifikasi aktivitas atau intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai tujuan spesifik, berfokus pada fenomena keperawatan spesifik dengan menawarkan arahan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

8

praktik keperawatan langsung, dan memberikan pernyataan dan hipotesis teoretis yang jelas dengan menjelaskan kejelasan fenomena. Teori praktik keperawatan menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi hasil dan dampak (Peterson and Bredow, 2019).

Teori praktik, menurut McKenna (2006), berkembang dari teori rentang menengah, pengalaman praktik keperawatan, dan hasil uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama pengembangan teori praktik keperawatan. Pemahaman mendalam tentang fenomena keperawatan dan hubungan antara bagian-bagian dari situasi keperawatan digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan (Peterson and Bredow, 2019).

Microtheory, sering dikenal sebagai teori praktik, adalah teori

keperawatan yang diterapkan pada perawatan pasien yang sebenarnya. Karakteristik berikut membedakannya dari level teori lainnya: 1) digunakan saat melakukan intervensi keperawatan yang melibatkan keterampilan psikomotorik (seperti mengganti pakaian dan mengelola obat) atau komunikasi (seperti pendidikan dan konseling kesehatan); 2) bersumber dari grand theory atau middle range theory, praktik klinis, dan penelitian, serta kajian literatur yang menjelaskan secara spesifik terkait praktik keperawatan tertentu; dan 3) dapat diterapkan pada semua tingkat teori keperawatan (McEwan and Wills, 2021).

Berdasarkan penjelasan level teori diatas maka secara ringkas, level atau tingkatan pengembangan teori keperawatan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1 Nursing Theory Development Levels (Alligood, 2014) Philosophical theory/ Metatheory

a. Merupakan karya awal yang mendahului era teori b. Sifat teori yang sangat abstrak dengan ruang lingkup yang sangat luas. c. Berkontribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan arahan

untuk disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan professional, yang mengarah kepada pemahaman teoritis baru.

d. Preposisi dan konsep yang disajikan sangat tidak konkrit, tidadak rinci, dan sangat global.

e. Dapat digunakan untuk menguji teori lain akan tetapi teori ini tidak dapat di uji oleh teori manapun.

Grandtheory /Makrotheory

a. Sifat teori masih bersifat abstrak dan cakupannya yang luas akan tetapi tidak seabstrak dan seluas cakupan teori filosofi.

b. Konsep dan preposi yang disajikan masi kurang kongkrit dan kurang rinci dalam memaknai suatu fenomena.

c. Membutuhkan penelitian yang spesifik sebelum dapat sepenuhnya di ujicobakan.

d. Tidak memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang spesifik, namun memberikan kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak.

e. Diturunkan dari teori filosofi. Middle range theory

a. Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak. b. Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep dan mencerminkan praktek

keperawatan. c. Lebih mudah diaplikasikan dalam praktek. d. Dapat diturunkan dari Grand theory e. Dapat diuji secara empiris.

PracticeTheory /Microtheory

a. Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya lebih sempit di bandingkan dengan middle range theory.

b. Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk tujuan yang spesifik.

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

9

c. Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik yang mencerminkan praktek klinis dan hanya terbatas kepada populasi atau bagian dari situasi pada teori.

d. Sangat mudah untuk di aplikasikan dalam praktik keperawatan. e. Dapat diuji secara empiris. f. Dapat diturunkan dari grand dan middle theory.

Teori Keperawatan Menurut Para Ahli 1. Florence Nightingale’s (Modern

Theory)

Figure 1 Florence Nightingale’s

(Commons, 2020)

Lingkungan adalah pusat dari teori Florence Nightingales. Dimana lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor eksternal yang berdampak pada kelangsungan hidup dan perkembangan semua makhluk, serta kemampuan untuk mencegah, menekan, atau berkontribusi terhadap penyakit, kecelakaan, dan kematian.

Lingkungan, menurut Nightingale, adalah sumber utama penyakit pada pasien, dan penyakit adalah reaksi alami yang bertentangan dengan lingkungan di mana kita berada. Dia juga menegaskan bahwa ada lingkungan yang berpotensi berbahaya, setelah itu dia menyoroti pentingnya selalu memanfaatkan lingkungan yang menguntungkan untuk menghindari penyakit.

Adapun paradigma keperawatan menurut Florence Nigtingale’s yaitu sebagai berikut : a. Keperawatan Nightingale percaya bahwa

keperawatan adalah panggilan spiritual. Perawat mengatur lingkungan untuk kesembuhan pasien. Nightingale melihat keperawatan sebagai “science of enviromental management”

b. Manusia Menurut Nightingale manusia

adalah yang menerima asuhan keperawatan yang mempunyai sifat yang kompleks dan dinamis.

c. Kesehatan Nightingale menulis “sehat tidak

hanya dalam kondisi baik-baik saja, tapi sehat berarti dapat juga menggunakan semua kekuatan yang dimiliki”. Dari tulisan ini Nightingale berkesimpulan bahwa pencegahan dan promosi kesehatan dalam keperawatan dapat meningkatkan keadaan pasien dari sakit menuju sehat,

d. Lingkungan Dapat didefiniskan sebagai

sesuatu yang dapat dimodifikasi untuk menempatkan pasien dalam kondisi sebaik mungkin secara fisik maupun psikologi. Hal ini mencakup ventilasi, kehangatan, pencahayanan, nutrisi, obat, stimulasi, temperatur ruangan, dan aktivitas (Alligood, 2014).

2. Jean Watson (Philosphy and Science of Caring)

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

10

Figure 2 Jean Watson (Bruner,

2017)

Jean Watson terkenal dengan teorinya tentang pengetahuan manusia dan perawatan manusia, yang membantunya memahami konsep keperawatan. Kriteria Watson didasarkan pada unsur-unsur dari teori kemanusiaan. Menurut interpretasi teori Jean Watson ini, manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan: kebutuhan dasar biofisik (kebutuhan untuk bertahan hidup) seperti makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, dan kebutuhan ventilasi, dan kebutuhan psikofisik (kebutuhan fungsional) seperti aktivitas dan kebutuhan fisik. Istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikologis (kebutuhan untuk integrasi) seperti prestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan pengembangan) seperti aktualisasi diri.

Jean Watson percaya bahwa manusia adalah makhluk yang lengkap dengan berbagai macam perbedaannya, dan bahwa untuk memperoleh kesehatan, manusia harus berada dalam kondisi sejahtera baik jasmani, mental, maupun spiritual, karena sejahtera adalah keadaan harmoni antara pikiran, tubuh, dan jiwa. Keperawatan harus

berperan dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah penyakit, mengobati berbagai penyakit, dan memperbaiki kesehatan, serta berfokus pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, untuk mencapai keadaan ini.

Filosofi keperawatan Caring adalah ilmu yang menggabungkan hal yang manusiawi, orientasi pengetahuan manusia dengan aktivitas merawat manusia, peristiwa, dan pengalaman, menurut Jean Watson. Seni dan kemanusiaan, serta sains, semuanya merupakan bagian dari ilmu kepedulian. Mendengarkan dengan penuh perhatian, kenyamanan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, dan menyajikan informasi sehingga pasien dapat membuat keputusan yang tepat adalah contoh dari perilaku peduli.

Paradigma Keperawatan menurut Jean Watson, yaitu: a. Keperawatan

Keperawatan sebagai ilmu perawatan manusia didasarkan pada premis bahwa ilmu manusia dan perawatan manusia adalah dua disiplin dasar yang menghubungkan tujuan keperawatan. Keperawatan, sebagai ilmu manusia, bertujuan untuk menggabungkan pengetahuan faktual dengan estetika, humaniora, dan seni (Watson, 1985). Sejauh pengetahuan perawatan manusia berjalan, penekanannya adalah pada penciptaan pengetahuan yang merupakan pusat keperawatan, seperti yang dikatakan Watson (1985): "perawatan manusia adalah jantung dari keperawatan."

Fokus keperawatan adalah pada mempromosikan kesehatan dan penyembuhan penyakit, dan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

11

didasarkan pada 10 komponen kunci, termasuk: membangun sistem nilai humanistik altruistik, membangun kepercayaan dan harapan, dan membangun sistem nilai humanistik altruistik. Menciptakan hubungan yang memenuhi kebutuhan pasien/ "membangun kepercayaan" Mengembangkan intuisi dan menjadi lebih peka terhadap ekspresi emosi positif dan negatif untuk membuat keputusan, para ilmuwan menggunakan metode ilmiah "penyelesaian masalah" yang metodis. "Mengajar-belajar" untuk meningkatkan hubungan interpersonal mendukung, membela, dan membantu dalam peningkatan situasi mental, fisik, sosial budaya, dan spiritual Bantuan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan manusia. Kenali aset pasien.

b. Kemanusiaan (Human Being) Manusia, menurut perspektif Jean Watson tentang keperawatan, adalah manusia secara keseluruhan, sebagai diri terintegrasi yang berfungsi penuh. Orang yang memberikan pelayanan keperawatan dan dihargai untuk diri sendiri atau orang lain harus mampu merawat, menghormati, merawat, memahami, dan membantu orang sakit. Manusia memiliki fungsi rumit yang terjalin di dalam dirinya, menurut filosofi umum. Manusia juga dianggap sempurna karena bagian tubuh mereka bekerja dengan sempurna; namun demikian, dalam fungsi perkembangannya, mereka harus selalu menyesuaikan diri dengan konteks sosialnya. Jika adaptasi gagal, akan muncul konflik (khususnya konflik psikososial),

yang akan berdampak pada timbulnya krisis sepanjang hidup mereka.

c. Konsep Sehat Menurut Organisasi

Kesehatan Dunia, itu mencakup karakteristik positif dari kesehatan fisik, mental, dan sosial yang sehat. Namun, Watson merasa bahwa banyak kriteria lain yang harus ditambahkan dalam definisi kesehatan ini, termasuk fungsi manusia secara keseluruhan (fungsi fisik, mental, dan sosial yang seimbang/harmonis), adaptasi umum terhadap pertahanan diri sehari-hari dengan lingkungan, dan tidak adanya penyakit.

Jean Watson menggambarkan kesehatan sebagai keadaan yang lengkap dan harmonis dari pikiran, tubuh, dan jiwa, yang mengacu pada tingkat keselarasan antara diri yang dirasakan dan diri yang dimanifestasikan.

d. Lingkungan sosial Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat saat ini. Nilai-nilai ditetapkan oleh masyarakat dan menentukan bagaimana seseorang harus bertindak dan tujuan apa yang harus dikejar. Lingkungan sosial, budaya, dan spiritual berdampak pada cita-cita tersebut. Setiap lingkungan sosial yang memiliki beberapa orang yang saling peduli, menurut Watson, membutuhkan kepedulian dan keperawatan. Sikap peduli diturunkan melalui budaya profesional sebagai cara khas menghadapi lingkungan, bukan diturunkan melalui keturunan (Alligood, 2014)

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

12

3. Katie Eriksson (Theory of Creative Caring)

Figure 3 Katie Eriksson (Petiprin,

2020 )

Teori pada pemberian perawatan kesehatan yang berorientasi pada pemecahan masalah. Fokus ide Katie Eriksson, yang meliputi 'caritas' dan ' caring communion’', adalah 'caritative caring.' Caritas, yang berarti "cinta dan kemurahan hati," adalah dasar dari ilmu kepedulian, di mana keyakinan, harapan, dan cinta diwujudkan melalui tindakan pengasuhan, implementasi, dan pembelajaran. Caring Communion, di sisi lain, mengandung makna peduli dan menjadi struktur yang mendikte realitas kepedulian, yang dicirikan oleh intensitas dan energi, terutama kehangatan, keintiman, ketenangan, daya tanggap, kejujuran, dan toleransi. Dalam arti tertentu, persekutuan yang peduli adalah yang menghubungkan dan mengikat individu/manusia ini agar kepedulian menjadi bermakna.

Pandangan Kattie Erickson tentang teori cariative caring dari perspektif paradigma keperawatan yaitu sebagai berikut : 1. Keperawatan

Menurut Kattie Erickson teorinya dapat digunakan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan

pada klien karena lebih mengacu pada penyelesaian masalah klien dan keluarga yaitu caring bertujuan mengurangi penderitaan dalam kemurahan hati, cinta, kejujuran,dan harapan. Dasar dari caring diekspresikan melalui pembelajaran dalam hubungan antara manusia.

2. Manusia Manusia pada dasarnya merupakan suatu entitas yang terdiri dari tubuh, jiwa dan spirit. Manusia pada dasarnya memiliki sisi religi. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang mulia. Kemuliaan manusia ini diwujudkan dengan melayaninya dengan cinta dan menghormati kepentingan orang lain.

3. Kesehatan Sehat dan sakit merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Kesehatan lebih dari ketidakadaan penyakit. Sehat meliputi segala hal dan menyeluruh. Sehat berarti pergerakan menuju kesempurnaan dengan daya tahan tahan yang kompetibel.

4. Lingkungan Manusia pada dasarnya saling berhubungan baik secara abstrak maupun nyata dengan komunitas lainnya. Manusia hidup dalam realitas yang identik dengan misteri, ketidak terbatasan dan kompleks.

4. Marlyn Anne Ray (Bureaucratic CaringTheory)

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

13

Figure 4 Marlyn Anne Ray

(Chinn, 2014) Premis penting dari teori Caring

Birokrasi adalah bahwa tesis, antitesis, dan sintesis terkait erat. Ide Ray menggabungkan aspek kemanusiaan, spiritual, dan etika kepedulian dengan lawan birokrasi (teknologi, ekonomi, politik, dan hukum) untuk menciptakan kepedulian birokrasi. Sebuah sistem yang kompleks, seperti sebuah organisasi, memiliki banyak saling ketergantungan. Akibatnya, sistem ini dinamis dan terus berubah. Pemikiran yang awalnya muncul di benak sebelum mengembangkan teori ini adalah bahwa setiap input dari sistem saling berhubungan satu sama lain, termasuk kepedulian seperti yang ditunjukkan dalam budaya umum organisasi.

Keperawatan sebagai ilmu perawatan manusia didasarkan pada premis bahwa ilmu manusia dan perawatan manusia adalah dua disiplin dasar yang menghubungkan tujuan keperawatan. Keperawatan, sebagai ilmu manusia, bertujuan untuk menggabungkan pengetahuan faktual dengan estetika, humaniora, dan seni Watson, 1985 dalam (Alligood, 2014). Sejauh pengetahuan perawatan manusia berjalan,

penekanannya adalah pada penciptaan pengetahuan yang merupakan pusat keperawatan, seperti yang dikatakan Watson (1985): "perawatan manusia adalah jantung dari keperawatan."

Keperawatan difokuskan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit, dan didasarkan pada sepuluh faktor kunci, termasuk: membangun sistem nilai humanistik altruistik, membangun sistem nilai humanistik altruistik, membangun sistem nilai humanistik altruistik, membangun sistem nilai humanistik altruistik, membangun sistem nilai humanistik altruistik, membangun dan menciptakan rasa harapan dan kepercayaan, menciptakan hubungan yang memenuhi kebutuhan pasien / "membangun kepercayaan" Mengembangkan intuisi dan menjadi lebih peka terhadap ekspresi emosi baik positif maupun negatif untuk membuat keputusan, para ilmuwan menggunakan metode ilmiah "penyelesaian masalah" metodis. "Mengajar-belajar" untuk meningkatkan hubungan interpersonal, mendukung, membela, dan membantu dalam peningkatan situasi mental, fisik, sosial budaya, dan spiritual. Bantuan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan manusia. Kenali aset pasien.

Paradigma Keperawatan melalui pendekatan teori Bureucratic caring Ray adalah: a. Keperawatan Keperawatan adalah profesi

perawatan holistik, saling berhubungan, spiritual, dan etis yang mencari kebaikan dalam diri sendiri dan orang lain dalam komunitas, organisasi, dan budaya birokrasi. "Cinta" adalah dasar dari welas asih spiritual. Cinta membuat seseorang

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

14

terpanggil untuk memberikan pelayanan yang baik dalam kehidupan seorang perawat dengan mengetahui misteri kehidupan. Peduli adalah fenomena sosial dan budaya. Perawatan transkultural didasarkan pada keyakinan dan nilai-nilai cinta, keadilan, dan kejujuran. Hal ini paling jelas terlihat dalam ranah sosial, di mana suatu hubungan dibuat, menjelma, dan dimodifikasi. Kepedulian transkultural adalah prisma satu-satunya di mana pengambilan keputusan dan pemahaman manusia tentang kesehatan dan penyembuhan dapat terjadi. Keperawatan bercita-cita untuk memberikan perawatan penuh kasih yang paling mungkin dan dinamis dalam hubungan, organisasi, dan komunitas yang kompleks dan konten melalui cinta dan keadilan.

b. Manusia Manusia merupakan makluk

beragama dan berbudaya (spiritual and cultural being). Manusia diciptakan oleh Tuhan, misteri dari sebuah keberadaan (being) yang menggunakan kreativitas dalam organisasi kemanusiaan dan hubungan transkultural untuk menemukan arti dan nilai.

c. Kesehatan Kesehatan adalah pola yang

meliputi keberadaan manusia, keluarga, dan masyarakat. Kebiasaan percaya dan peduli tentang penyakit dan kesehatan adalah jantung dari budaya dalam kehidupan manusia. Dampak dari kondisi fisik tidak sama dengan kesehatan. Kesehatan manusia meliputi sejahtera fisik, mental, dan emosi,

serta ciri-ciri hubungan fisik, mental, dan spiritual, suku, dan struktur keluarga, serta struktur sosial dan masyarakat (politik, ekonomi, hukum, dan teknologi) dan pengalaman memberikan layanan perawatan yang memberi makna pada kehidupan yang kompleks. Cara seseorang dinyatakan sehat atau sakit ditentukan oleh organisasi sosial di masyarakat, ahli kesehatan memperkenalkan cara seseorang menjadi sehat atau sakit, dan individu mengartikan cara sehat atau sakit. Cara seseorang dalam organisasi (termasuk perawat) atau sistem birokrasi membentuk kenyataan dan membantu orang menemukan nilai atau makna disebut sebagai kesehatan.

d. Lingkungan Lingkungan terdiri dari berbagai

faktor spiritual, etika, ekologi, dan budaya. Keindahan sistem bentuk dan simbol kehidupan, atau pola makna, dibentuk oleh konsep lingkungan. Menurut sejarah, pola ini diturunkan dari generasi ke generasi, dan dipertahankan atau diubah menjadi nilai-nilai kepedulian, perilaku, dan komunikasi. Struktur ini digunakan untuk menunjuk struktur birokrasi (seperti politik, hukum, teknologi, dan ekonomi) yang mengasumsikan fungsi kasih sayang, kolaborasi, dan konflik dalam kelompok budaya manusia dan lingkungan organisasi dan mengakui arti dari konsep-konsep ini. Kerangka sosial, spiritual, dan makna dari pola etik caring dibentuk melalui praktik keperawatan di lingkungan (Tomey and Alligood, 2006)

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

15

5. Patricia Benner (From Novice To Expert )

Figure 5 Patricia Benner (Benner,

2015)

Teori Patricia “From Novice To Expert”(1984) yang dikembangkan oleh Patricia Benner diadaptasi dari model Dreyfus yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori “From Novice to Expert” ini dijelaskan oleh Benner¸Taner & Chesla (1996) dalam buku yang berjudul Expertise in Nursing Practice menjadi 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: Novice/pemula, Advance Beginner/lanjutan pemula, competent/ kompeten, proficient/ mahir, dan expert/ ahli.

Pespektif paradigma keperawatan dilihat dengan pendekatan teori Benner yaitu sebagai berikut : a. Manusia

Manusia tidak dievaluasi ketika mereka dilahirkan, tetapi ketika mereka menjalani hidup mereka, menurut Banner. Pengalaman hidup, menurut Benner, akan memungkinkan manusia memperoleh keuntungan dan berguna bagi orang lain.

b. Kesehatan

Patricia Banner berfokus pada pengalaman hidup menjadi sehat dan sakit. Kesehatan didefenisikan sebagai apa yang dapat dinilai, sedangkan kesejahteraan adalah pengalaman manusia tentang kesehatan. Kesehatan digambarkan sebagai bukan hanya tidak adanya penyakit dan tidak mengalami sakit, tetapi saat manusia tidak merasa kehilangan misalnya orang-orang yang dicintainya atau merasa berguna bagi orang lain sedangkan penyakit adalah sesuatu yang dapat dirasakan secara fisik.

c. Lingkungan Karena skenario menggambarkan lingkungan sosial, spanduk menggunakannya alih-alih lingkungan. Patricia Banner menekankan bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan seseorang berdampak pada keadaannya saat ini. Bagi seseorang yang dipengaruhi oleh masa lalu di masa sekarang, itu adalah pengalaman. Sementara masa depan adalah ambisi seseorang, hal itu dapat berdampak pada masa kini.

d. Keperawatan Keperawatan dapat didefinisikan sebagai hubungan cinta yang memungkinkan orang untuk terhubung dan diperhatikan. Benner mengakui bahwa keperawatan adalah perjalanan kesehatan, penyakit, dan perawatan seumur hidup (Alligood, 2014)

6. Kari Marie Martinsen (Philosophical Of Caring)

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

16

Figure 6 Kari Marie Martinsen

(Sygeplejeforening, 2019) The philosophical theory of

nursing according to Kari Marie Martinsen focuses on Caring, which adopts three philosophers in particular, including: German philosophers, politicians and socialists. Philosophical nursing theory of caring with the basic assumption that caring is included in nursing practice where nurses provide nursing care, care and support. care about other people. Things that must be considered when caring for patients are: caring is related to relationships, practices, and morals.

Perspektif paradigma keperawatan dalam teori Martinsen yaitu : a. Keperawatan Praktik perawat dalam

memberikan asuhan dan perawatan kepada orang lain merupakan salah satu asumsi filosofis utama caring. Saat merawat pasien, penting untuk diingat bahwa koneksi, praktik, dan moralitas semuanya berperan. Kepedulian dapat ditunjukkan dalam situasi kehidupan nyata yang melibatkan setidaknya dua orang atau lebih. Kepedulian moral dapat diartikan sebagai keadaan

di mana tujuan dicapai berdasarkan penilaian tindakan.

b. Manusia Manusia, menurut Martinsen (1975), terkait erat dengan lingkungan sosial dan komunitasnya. Menurut Martinsen, manusia dan tubuhnya memiliki hubungan paralel. Manusia berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain, dan dunia sebagai tubuh, sedangkan manusia adalah tubuh itu sendiri, dengan persepsi dan pemahaman. Tubuh terdiri dari dua bagian: tubuh fisik dan tubuh spiritual.

c. Kesehatan Kesehatan adalah cerminan dari kesejahteraan fisik seseorang, tetapi juga merupakan cerminan dari tingkat pengetahuan medis seseorang. Martinsen harus menilai kembali pandangan konservatifnya tentang kesehatan optimal setelah menyaksikan dampak negatif dari perawatan dan bantuan yang tidak memadai bagi orang-orang yang menderita penyakit kronis.

d. Lingkungan Manusia selalu berada dalam berbagai skenario saat mereka pergi dari satu lokasi ke lokasi lain dan dari satu area ke area lain (berada di tempat dan ruang khusus). Ada waktu, suasana, dan kekuatan jika dilihat dari perspektif ruang. Menurut Martinsen, waktu, arsitektur, dan pengetahuan dapat mempengaruhi suasana dimensi spasial. Arsitektur, interaksi interpersonal, penggunaan barang, kata-kata, informasi, dan kehadiran kita di dalam ruangan semuanya diatur dalam ruang dan konteks. Manusia mengakses ruang global, ruang alam, tetapi

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

17

hanya melalui produksi ruang budaya. Kami membangun tempat tinggal dengan kamar, dan kamar yang berbeda digunakan untuk tugas perawatan kesehatan yang berbeda (Tomey and Alligood, 2006)

7. Mira Estrin Levine ( The Conservation Model)

Figure 7 Mira E. Levine (Gonzalo,

2021)

Teori Levine didasarkan pada prinsip konservasi. Ketika seseorang dalam kondisi konservasi, itu menandakan bahwa dia telah mampu menyesuaikan diri dengan masalah kesehatan secara efektif dan dengan sedikit usaha. Konservasi terutama berkaitan dengan menjaga semua aspek manusia / individu bersama-sama. Terlepas dari kenyataan bahwa intervensi keperawatan mungkin berkaitan dengan satu aspek dari prinsip konservasi, perawat juga harus mempertimbangkan dampak dari prinsip konservasi lainnya (Levine, 1990). Keseimbangan antara pasokan dan permintaan energi dalam realitas biologis yang unik untuk setiap individu adalah fokus konservasi.

Individu mampu menahan rintangan, beradaptasi, dan menjaga kekhasan mereka sebagai hasil dari konservasi ini, dengan perhatian

utama adalah integritas individu. Model konservasi "Levine" menekankan individu sebagai pribadi yang utuh, dan prioritas utama perawat adalah perawatan individu secara keseluruhan.

Myra Levine menekankan proses interaksi dan asuhan keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dan mempertahankan keutuhan itu, yang melibatkan empat prinsip: konservasi energi, konservasi integritas pribadi, konservasi integritas struktural, dan konservasi integritas sosial.

Pespektif paradigma keperawatan dilihat dengan pendekatan teori conservasi Levine yaitu sebagai berikut : a. Manusia

Individu, menurut Levine, adalah seluruh makhluk yang memiliki kemampuan untuk berperilaku organisme dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia adalah makhluk holistik yang mencoba mempertahankan keutuhan dan integritas dan merupakan "makhluk hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan sadar masa lalu". keutuhan (integrity) dari tuntutan individu yang hidup “individu memiliki nilai hanya dalam konteks keberadaan sosial” Levine, 1973. Individu yang unik dalam kesatuan dan kesatuan, perasaan, kepercayaan, pemikiran, dan keseluruhan sistem sistem juga diklasifikasikan sebagai orang.

b. Lingkungan Keutuhan individu dilengkapi

oleh lingkungan. Lingkungan internal dan eksternal seseorang saling terkait. Lingkungan eksternal terus menerus menantang lingkungan internal,

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

18

yang menggabungkan komponen fisiologis dan patologis individu. Lingkungan internal juga terdiri dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorrhesis daripada homeostasis dan ditantang oleh lingkungan eksternal, yang selalu berupa energi. Konteks perseptual, operasional, dan konseptual membentuk lingkungan eksternal.

Cahaya, suara, sentuhan, suhu, perubahan kimia yang berbau atau rasa, dan perasaan posisi dan keseimbangan membentuk lingkungan persepsi, yang terdiri dari cahaya, suara, sentuhan, suhu, perubahan kimia yang berbau atau rasa, dan rasa posisi. dan keseimbangan.

Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan.

Lingkungan konseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup.

c. Kesehatan Kesehatan dan penyakit

adalah pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan. Levine, 1991, menjelaskan apa yang dimaksud

dengan kesehatan sebagai: "yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri. Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ".

d. Keperawatan Menurut pandangannya,

intervensi keperawatan adalah bantuan terhadap klien secara holistic merupakan pusat kegiatan keperawatan, mempercepat proses adaptasi yang turut berperan dalam proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia"Levine, 1973. "Perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien"Levine, 1977. Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan) (Tomey and Alligood, 2006).

8. Marta Elisabeth Rogers (Unitary Human Being)

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

19

Figure 8 Marta Elisabeth Rogers

(Thpanorama, 2022) Marta E. Rogers paling dikenal

karena mengembangkan teori kesatuan manusia, yang menyatakan bahwa manusia adalah jenis energi yang mengalir secara dinamis dan terintegrasi dengan lingkungannya. Baik manusia maupun lingkungan dijelaskan di alam semesta sebagai susunan atau pola sistem terbuka.

Paradigma ini, menurut Rogers, memiliki empat wilayah yang menggambarkan energi lingkungan, sistem terbuka alam semesta, dan pola atau pengelompokan.

Pespektif paradigma keperawatan dalam teori unitary human being Rogers yaitu sebagai berikut : a. Keperawatan

Sesuai dengan esensi asuhan keperawatan yang melibatkan manusia dan sekitarnya, Rogers menekankan keperawatan pada subjek manusia dan kosmos sebagai tempat tinggal. Integritas orang dan lingkungannya, seperti yang terlihat melalui lensa sistem terbuka pendimensional, memberikan paradigma baru dan menandai awal dari identitas ilmiah keperawatan. Misi keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan setiap orang. Seni keperawatan adalah penggunaan

artistik ilmu keperawatan untuk perbaikan kehidupan masyarakat. Keperawatan adalah profesi yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara orang dan lingkungan mereka sehingga mereka dapat mencapai potensi kesehatan mereka sepenuhnya. Keperawatan hadir untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada semua orang dan untuk menjaga agar proses kehidupan manusia tetap berjalan.

b. Manusia Menurut Rogers, manusia adalah suatu sistem terbuka dengan proses interaksi yang berkesinambungan di dalamnya, terutama dengan lingkungan (integritas). Rogers juga mendefinisikan manusia sebagai gagasan yang lengkap, tidak dapat dibagi, tidak dapat dibagi, dan medan energi pandimensional yang dapat dilihat oleh polanya, yang berkisar dari kualitas khusus hingga kualitas keseluruhan. Manusia bukanlah entitas yang berbeda atau makhluk mekanis. Manusia adalah keseluruhan yang utuh dengan kualitas-kualitasnya sendiri yang berbeda yang bermanifestasi lebih dari dan berbeda dari jumlah komponen-komponennya. Manusia dan lingkungan dipandang sebagai medan energi yang terintegrasi satu sama lain, tidak dapat dikurangi, dan memiliki berbagai kemungkinan untuk berkembang dalam model konseptual keperawatan.

c. Kesehatan Rogers menciptakan frasa

"kesehatan pasif" untuk menggambarkan keadaan sejahtera di mana seseorang

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

20

tidak menderita penyakit serius atau ketidaknyamanan. Advokasi kesehatan yang baik Rogers memiliki konotasi membantu orang lain dengan memungkinkan mereka stabilitas dan ketertiban. Rogers melanjutkan dengan mengatakan bahwa frasa "kesejahteraan" lebih disukai karena "kesehatan" masih kabur.

Kesehatan, menurut Rogers, merupakan suatu konsep yang ditentukan oleh budaya atau individu. Kesehatan dan penyakit adalah ekspresi dari pola yang digunakan untuk menggambarkan tindakan bernilai tinggi dan bernilai rendah, masing-masing.

Peristiwa yang dimanifestasikan dalam kehidupan melibatkan usaha manusia mencapai kesehatan maksimal berdasarkan beberapa sistem nilai. Ilmu menurut aliran Rogers adalah sentral fenomena pada sisten konseptual keperawatan yaitu proses kehidupan manusia. Proses kehidupan bersifat dinamis dan utuh yang kreatif dan tidak terpisahkan dari lingkungannya dan dikarakteristikan oleh keutuhannya.

d. Lingkunga Lingkungan menurut Rogers adalah sesuatu yang tidak dapat direduksi dan merupakan medan energi yang tidak terikat oleh ruang atau waktu (pandimensional), diidentifikasikan sebagai suatu pola, dan mempunyai manifestasi yang berbeda dari unsur-unsur penyusunnya. Setiap wilayah manusia memiliki lahan lingkungannya sendiri. Keduanya terus berubah dan berinovasi

dalam berbagai cara. Lahan lingkungan tidak terbatas, dengan perubahan yang selalu diperbarui, tidak terduga, dan berbeda sifatnya. Perubahan timbal balik yang terus menerus membedakan tanah manusia dan lingkungan, yang direpresentasikan dalam pola bergelombang (Alligood, 2014).

9. Dorothea Elisabeth Orem (Self Care Deficit Theory)

Figure 9 Dorothea Elisabeth Orem

(Antok, 2011) Model konseptual Dorothea E.

Orem dikenal dengan Karena konsep perawatan diri, model konseptual Dorothea E. Orem dikenal sebagai teori defisit perawatan diri. Teori perawatan diri ini terdiri dari konsep perawatan diri dan konsep yang berhubungan erat dengan defisit perawatan diri. Perawatan diri, menurut Orem, adalah proses manusia yang dipengaruhi oleh aspek-aspek seperti usia, jenis kelamin, kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan, konteks sosial/budaya, sistem perawatan kesehatan, keluarga, dan gaya hidup. Orem meletakkan dasar untuk teori sistem 2000, teori defisit perawatan diri, dan teori perawatan diri dengan menyatakan dasar dan proposisi.

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

21

SCDNT terdiri dari tiga komponen teori ini, dilihat dari gabungan hubungan. Teori sistem keperawatan adalah kerangka kerja terpadu yang mencakup semua komponen penting. Teori kekurangan perawatan diri menjelaskan mengapa seseorang mungkin mendapat manfaat dari asuhan keperawatan. Sedangkan teori perawatan diri, yang berfungsi sebagai landasan bagi orang lain, menunjukkan tujuan, teknik, dan hasil perawatan diri (Alligood, 2014).

Pespektif paradigma keperawatan dilihat dengan pendekatan teori konservasi Levine yaitu sebagai berikut : a. Manusia

Model Orem berfokus pada orang dan menekankan konsep diri dan perawatan diri. Meskipun demikian, dalam pengaturan ini, orang tersebut dianggap sebagai yang paling eksklusif, sedangkan kompleksitas keperawatan dan perilaku manusia diabaikan. Dalam skenario ini, model milik seluruh paradigma, di mana manusia dipandang sebagai kumpulan persyaratan perawatan diri.

b. Lingkungan Lingkungan juga dibahas dengan jelas dalam model ini. Namun, hal ini terutama dianggap sebagai situasi tempat terjadinya perawatan diri atau kurangnya perawatan diri.

c. Sehat dan sakit Konsep ini muncul dalam model juga, namun diperlakukan dalam hal perawatan diri. Penjelasan untuk ini adalah bahwa orang yang sehat dapat dan memang memuaskan defisit perawatan diri mereka sendiri. Jika mereka sakit atau terluka, status orang tersebut berubah dari agen perawatan diri menjadi pasien

atau penerima perawatan. Dalam skenario ini, menyamakan kesehatan dengan perawatan diri berarti bahwa kesehatan dan penyakit tidak dibahas secara terpisah. Jika seseorang yang sehat tidak atau tidak dapat melakukan perawatan diri, atau jika seseorang sakit tetapi dapat merawat dirinya sendiri, akan ada masalah.

d. Keperawatan Sifat keperawatan dan kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan dibahas secara jelas dan sistematis dalam paradigma ini. Hal ini antara lain ditawarkan dalam bentuk pendekatan mekanis yang didasarkan pada pendekatan edukatif yang mendukung, kompensasi parsial, dan kompensasi total. Ini adalah strategi sederhana yang bisa diterapkan. Akibatnya, praktisi yang percaya bahwa model yang lebih canggih sulit untuk diterapkan mendukung pendekatan ini (Basford and Slevin, 2006).

10. Imogene King (Goal Attainment Theory )

Figure 10 Imogene King (Petiprin,

2020a) Imogene King datang dengan

Teori Pencapaian Tujuan. Teori Pencapaian Tujuan menggambarkan proses interaksi manusia sebagai

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

22

individu, organisasi, dan komunitas dengan lingkungannya sebagai sistem terbuka yang diarahkan untuk mencapai tujuan, termasuk: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stres, waktu, ruang, dan tumbuh kembang.

Manusia memiliki tiga kebutuhan dasar, menurut King: kebutuhan akan informasi kesehatan yang tidak tersedia saat dibutuhkan dan dapat digunakan, kebutuhan akan pengobatan pencegahan penyakit, dan kebutuhan akan perawatan ketika manusia tidak mampu membantu atau merawat dirinya sendiri. . Untuk mengatasi tuntutan ini, King mengusulkan kerangka teoretis yang mencakup unsur-unsur berikut: Reaksi individu adalah jenis tindakan yang terjadi sebagai akibat dari tindakan mereka. Interaksi adalah jenis dampak timbal balik antara perawat dan pelanggan yang berbentuk percakapan. Transaksi adalah suatu keadaan dimana perawat dan klien menyepakati rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

Pespektif paradigma keperawatan dilihat dengan pendekatan teori King yaitu sebagai berikut : a. Keperawatan

Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan dalam system perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan keperawatan adalah menolong individu mempertahankam kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran-peran mereka. Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal aksi, reaksi, interaksi dan transaksi sehingga model keperawatan King dikenal sebagai “ An Interaction Model”.

b. Individu

Individu sebagai makhluk sosial, individu sebagai makhluk yang cerdas, individu sebagai makhluk rasional, individu sebagai makhluk perasaan, individu sebagai makhluk pengendali, individu sebagai makhluk yang memiliki tujuan, individu sebagai makhluk yang berorientasi pada tindakan , dan individu sebagai makhluk yang berorientasi waktu adalah di antara asumsi spesifik King tentang individu. Individu memiliki hak untuk mengetahui informasi tentang diri mereka sendiri, untuk berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka, dan untuk menerima atau menolak perawatan kesehatan, menurut King.

c. Kesehatan Kesehatan dipandang sebagai bagian dinamis dalam lingkaran kehidupan, sedangkan penyakit merupakan bagian dalam lingkaran kehidupan tersebut. Kesehatan memengaruhi upaya adaptasi yang terus-menerus terhadap kondisi stress, baik internal maupun eksternal, melalui pemanfaatan optimum sumber daya manusia guna meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian.

d. Lingkungan King menyatakan, “Pemahaman

mengenai tata cara manusia berinteraksi dengan lingkungannya guna mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi perawat”. Sistem terbuka berimplikasi pada terciptanya interaksi antara system dan lingkungan yang memengaruhi perubahan lingkungan secara konstan (Tomey and Alligood, 2006).

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

23

11. Betty Neuman ( Systems Model Theory)

Figure 11 Betty Neuman (Freese and

Lawson, 2017) Teori sistem model Neuman

adalah pandangan unik dari sistem terbuka ketika menggunakan pendekatan terpadu untuk hal-hal, sistem yang bekerja dengan lingkup klien, kelompok, dan tantangan sosial yang berkembang pada saat itu.

Model sistem mengidentifikasi lima konsep utama: pendekatan holistik, sistem terbuka (mencakup fungsi, input dan output, umpan balik, negentropi dan stabilitas), Lingkungan (lingkungan yang dibuat), sistem klien (mencakup lima variabel: baseline struktur, garis tengah, garis tengah normal , dan garis tengah fleksibel), Lingkungan (lingkungan yang dibuat), dan sistem Klien (mencakup lima variabel: baseline struktur, garis tengah, garis tengah normal, dan garis tengah fleksibel) (Alligood, 2014)

Pespektif paradigma keperawatan dilihat dengan pendekatan teori sistim model Neuman yaitu sebagai berikut : a. Manusia

Betty Neuman melihat manusia sebagai suatu sistem terbuka yang mengupayakan keseimbangan dan sebagai suatu

kesatuan yang utuh dari unsur-unsur fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Elemen-elemen ini terkait erat dan tidak dapat dipisahkan. Perspektif Neuman tentang kemanusiaan adalah sebagai berikut: Struktur dan fungsi tubuh adalah variabel fisiologis, sedangkan proses dan interaksi mental adalah faktor psikologis. Fungsi sistem yang menghubungkan harapan dan aktivasi sosial dan budaya adalah contoh faktor sosial budaya. Faktor spiritual mengacu pada pengaruh ide-ide spiritual, sedangkan elemen perkembangan mengacu pada proses yang terkait dengan perkembangan sepanjang hidup.

Klien juga dianggap memiliki penyakit yang berbeda tergantung pada seberapa banyak stres yang mereka alami. Ketika stresor terjadi, orang membutuhkan banyak bantuan acara pengetahuan untuk mengelola. Rencana tindakan perawat untuk membantu perkembangan klien adalah dengan memberikan insentif. Struktur dasar dan lingkaran konsentris yang saling berhubungan mendefinisikan sistem klien. Struktur dasar menggabungkan variabel kelangsungan hidup yang lebih umum daripada karakter kesehatan dan penyakit sistem klien, yang merupakan properti unik. Neuman menggambarkan kisaran suhu biasa, struktur genetik, pola reaksi, kekuatan dan kelemahan organ, struktur ego, dan pengetahuan atau kebiasaan sebagai contoh individualitas sistem klien.

b. Lingkungan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

24

Lingkungan, menurut Neuman, terdiri dari semua aspek internal dan eksternal yang mengelilingi pelanggan. Menurut Neuman, lingkungan internal dan eksternal seseorang memiliki interaksi yang harmonis dan keduanya memiliki keseimbangan yang bervariasi, dimana lingkungan internal dan eksternal dijaga keseimbangannya. Dampak lingkungan terhadap klien, atau sebaliknya, dapat menguntungkan atau merugikan. Ada tiga jenis stresor yang muncul dari lingkungan: intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal. Lingkungan dibagi menjadi tiga kategori oleh Neuman: lingkungan internal (lingkungan intrapersonal yang ada di dalam sistem klien), lingkungan eksternal (lingkungan yang ada di luar sistem klien), dan lingkungan eksternal (lingkungan yang ada di luar sistem klien). sistem klien). Interaksi yang terjadi di luar sistem klien) tekanan dan pengaruh.

Stresor adalah pengaruh eksternal yang menghasilkan kualitas dan berpotensi membuat sistem tidak stabil. Berikut adalah cara Neuman mengkategorikan stresor: Stres intrapersonal adalah stres yang terjadi dalam diri individu atau keluarga dan berkaitan dengan lingkungan internal individu atau keluarga. Pertimbangkan reaksi autoimun. Stres interpersonal adalah mereka yang mempengaruhi satu atau lebih orang / keluarga yang berdampak pada sistem. Pertimbangkan pentingnya harapan. Stres ekstrapersonal

juga terjadi di luar sistem, meskipun lebih jauh daripada stresor interpersonal. Pertimbangkan istilah sosial-politik (Alligood, 2014)

c. Kesehatan Kesehatan didefinisikan

sebagai keadaan di mana semua komponen dan sub-bagian/variabel yang disebutkan di atas sinkron dengan seluruh klien. Dari sehat ke sakit, kesehatan dipandang sebagai suatu kontinum. Kesehatan juga dinamis dalam arti berfluktuasi dengan waktu dan dalam kisaran khas sistem klien. Rekonstitusi terjadi ketika sistem klien telah beradaptasi dengan stressor dengan kembali ke pemeliharaan kesehatan dan stabilitas.

Dampak aktual atau yang diantisipasi dari stresor yang masuk pada tingkat energi sistem klien dapat digunakan untuk menentukan kesehatan. Jika lebih banyak energi yang dibutuhkan daripada yang tersedia, seluruh sistem akan condong ke arah sihir dan kematian (Entrofi), tetapi jika lebih banyak energi yang dapat diakses atau dapat diangkut, ia akan berjalan dengan cara yang sehat (Negentropi).

d. Keperawatan Keperawatan, menurut Neuman, merawat seluruh orang dan merupakan profesi unik karena melacak semua elemen yang memengaruhi respons stres klien. Individu, keluarga, dan kelompok dapat mencapai dan mempertahankan tingkat kesejahteraan holistik tertinggi dengan memanfaatkan model keperawatan. Kekhasan keperawatan berasal dari kemampuannya untuk mengintegrasikasemua variabel

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

25

yang dianggapnya. Konsep tersebut, menurut Neuman (1981), bermanfaat bagi semua profesional kesehatan yang memiliki pemahaman bahasa yang sama dengan keperawatan. Neuman juga merasa bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dapat dan harus membantu pasien mengatur perawatan kesehatan mereka, menghindari fragmentasi (Alligood, 2014).

12. Sister Callista Roy (Adaptation Model Theory)

Figure 12 Sister Callista Roy (Tech,

2013 ) Model Adaptasi Roy didasarkan

pada filosofi interaksi sosial. Pada tahun 1964, Suster Callista Roy mengadopsi hipotesis adaptasinya, yang didasarkan pada gagasan Helson. Reaksi adaptif, menurut Helson, adalah fungsi dari stimulus yang datang sampai tingkat adaptasi yang diperlukan oleh individu tercapai. Lingkungan internal dan eksternal, yang didorong oleh tiga kategori rangsangan, yaitu rangsangan fokal, rangsangan kontekstual, dan rangsangan residual, menentukan tingkat adaptasi. Calista Roy menggabungkan ide dengan definisi Rapoport tentang sistem dan

gagasan manusia sebagai sistem adaptif dalam teori adaptasi ini, yang dikenal dalam keperawatan sebagai konsep diri. Roy juga menggunakan teori konsistensi diri Coombs dan Snyg dan pengaruh utama pada konsep diri.

Selain ide-ide ini, Roy menciptakan "nilai humanisme", yang didasarkan pada konsep Maslow untuk mengeksplorasi keyakinan dan nilai-nilai manusia. Humanisme dalam keperawatan, menurut Roy, adalah keyakinan pada kualitas koping manusia yang dapat membantu orang meningkatkan kesehatannya. Landasan "Humanisme" adalah pendekatan holistik untuk keperawatan”.

Pespektif paradigma keperawatan dilihat dengan pendekatan teori sistim model Neuman yaitu sebagai berikut : a. Manusia

Manusia, menurut Roy (1999), sebagaimana dikutip oleh Tomey (2006), adalah sistem yang dapat beradaptasi. Manusia dapat dianggap sebagai unit holistik dengan sistem adaptif input, kontrol, output, dan umpan balik. Kontrol proses adalah teknik koping berbasis adaptasi. Manusia lebih tepat didefinisikan sebagai sistem yang dapat beradaptasi yang memiliki mekanisme kognitif dan regulasi yang memungkinkan adaptasi dalam empat cara: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan.

Dalam paradigma adaptasi keperawatan, manusia dicirikan sebagai sistem yang hidup, terbuka, dan adaptif yang dapat mengalami stres dan substansi saat lingkungannya berubah. Manusia dapat diklasifikasikan sebagai sistem adaptif dalam hal

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

26

karakteristik sistem, oleh karena itu mereka dipandang sebagai satu kesatuan yang terintegrasi yang terdiri dari banyak unit fungsional yang bekerja bersama untuk tujuan tertentu. Sistem manusia dapat didefinisikan oleh input, kontrol proses, umpan balik, dan output.

Manusia, sebagai sistem adaptif, mengambil informasi dari dunia luar dan lingkungan mereka sendiri. Input atau stimulus mengandung variabel standar yang berlawanan, yang tanggapannya dapat dibandingkan. Stimulus internal ini adalah variabel standar berbasis derajat. Stimulus internal ini memiliki tingkat kemampuan beradaptasi dan menunjukkan kisaran rangsangan manusia yang dapat ditoleransi dengan upaya normal.

Subsistem regulator dan subsistem kognator telah dikenal sebagai mekanisme koping dalam proses pengendalian manusia sebagai sistem adaptif. Fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan adalah empat efektor adaptasi, sedangkan regulator dan kognator adalah tindakan yang berhubungan dengannya.

b. Lingkungan Roy mendefinisikan

lingkungan sebagai "semua variabel internal dan eksternal yang berdampak dan menghasilkan evolusi perilaku individu dan kelompok." Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimia, atau psikologis, dan diterima dan dianggap sebagai ancaman oleh individu. Lingkungan internal merupakan kombinasi dari proses mental dalam tubuh

individu (seperti pengalaman, kemampuan emosional, dan kepribadian) dan proses stresor biologis (sel dan molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu. Perilaku individu akan menunjukkan manifestasi yang terlihat sebagai respon. Perawat akan lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan mengurangi kemungkinan hasil negatif sebagai akibat dari lingkungan mereka jika mereka memiliki kesadaran yang menyeluruh terhadap lingkungan.

Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum.

c. Sehat Menurut Roy (1999)

mendefinisikan sehat sebagai suatu continuum dari meninggal sampai tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasi secara keseluruhan, fisik, mental dan social. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi.

Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradapatasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

27

sehat dan sakit sangat individual dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) tergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya dan lain-lain.

d. Keperawatan Keperawatan menurut Roy (1999) adalah proses interpersonal yang diawali karena maladaptasi terhadap perubahan dalam lingkungan. Tindakan keperawatan diarahkan untuk mengurangi atau menghilangkan maladaptive dan meningkatkan kemampuan adaptasi manusia. Maka keperawatan menurut teori Roy adalah disiplin/bidang humanistik yang memberikan penekanan pada kemampuan seseorang untuk mengatasi masalahnya. Peran perawat adalah memfasilitasi potensi klien untuk mengadakan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan respon adaptasi yagn meliputi 4 mode adaptasi, yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi (Alligood, 2014).

13. Dorothy E.Jhonson (Behavioral System Model Theory)

Figure 13 Dorothy E.Jhonson (Peters,

2020) Dorothy E. Jhonson

Memperkenalkan dan mengembang suatu teori keperawatan yang dikenal dengan teori model sistem prilaku yang menekankan keprihatinannya untuk standar etika dalam teori keperawatan. Johnson menyatakan bahwa penggunaan model perilaku harus dalam keselarasan dengan nilai-nilai profesi keperawatan serta nilai-nilai individu perawat. Johnson juga menekankan bahwa intervensi dan pengobatan pasien harus dinegosiasikan antara perawat dan pasien.

Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan situasi dengan lingkunganya . biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai system perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa tingkatan untuk efisiensi

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

28

dan efektifitas suatu fungsi. System biasanya cukup fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan. Jhonson juga menekankan bahwa ada tuju subsitem didalam suatu sistem prilaku dalam teori yang ia kembangkan yaitu sebagai :attachment-affiliative (Subsistem Kterikatan-Afiliasi), dependency (subsistem ketergantungan), ingestive (subsistem ingesitif, eliminative (subsistem eliminatif), sexual (subsistem seksual),achievement (subsistem pencapaian), dan aggressive (Subsistem agresif-protektif).

Pespektif paradigma keperawatan dilihat dengan pendekatan teori model sistem prilaku Jhonson yaitu sebagai berikut : a. Manusia

Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola, pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan.

Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah mengganggu keseimbangan sistemt perilaku , integritas manusia terancam. Usaha-usaha mausia untuk menbangun kembali keseimbangan membutuhkan pengeluaran energi yang luar

biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.

b. Lingkungan Johnson tidak memberikan definisi yang jelas untuk konsep sistem lingkungan. Dia mengacu pada lingkungan internal dan lingkungan eksternal, serta interaksi antara manusia dan lingkungannya.

c. Kesehatan Johnson menyebutkan

tentang kesehatan fisik dan sosial, tapi ia tidak secara eksplisit mendefinisikan sehat. Bahkan, dia tidak mendefinisikan penyakit, meskipun disebutkan psikologis dan krisis sosial, penyakit fisik, dan orang yang sakit. Ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan adalah Sistem Keseimbangan dan Stabilitas Perilaku dalam bentuk perilaku terarah, tertib, dan dapat diprediksi yang mendukung efisien dan efektif fungsi perilaku, dan sebaliknya, bahwa penyakit adalah Sistem Ketidakseimbangan dan Instabilitas Perilaku.

Individu dikatakan untuk mencapai fungsi perilaku efisien dan efektif ketika perilaku mereka sepadan dengan tuntutan sosial, ketika mereka mampu memodifikasi perilaku mereka dalam cara yang mendukung imperatif biologis, ketika mereka dapat manfaat sepenuhnya selama sakit dari pengetahuan dan keterampilan dokter, dan ketika perilaku mereka tidak mengungkapkan trauma yang tidak perlu sebagai konsekuensinya penyakit.

d. Keperawatan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

29

Johnson membedakan keperawatan dengan ilmu kedokteran dengan menyatakan bahwa keperawatan memandang klien sebagai sistem perilaku dan ilmu keperawatan memandang klien sebagai sistem biologi. Dia memandang keperawatan sebagai "layanan yang komplementer dari ilmu kedokteran dan profesi kesehatan lainnya, tetapi membuat kontribusi tersendiri untuk kesehatan dan kesejahteraan rakyat"(Fawcett and Desanto-Madeya, 2012).

14. Afaf Ibrahim Meleis (Transisi Theory)

Figure 14 Afaf Ibrahim Meleis

(Alchetron, 2021)

Afaf Ibrahim Meleis memperkenalkan dan mengembangkan teori transisi dengan lima konsep utama yaitu: jenis dan pola transisi, sifat pengalaman transisi, kondisi transisi (fasilitator & inhibator), pola respon atau indikator proses dan indikator luaran, dan teraputik keperawatan.

Jenis transisi yang dimaksud oleh meleis diantaranya transisi perkembangan, transisi sehat dan sakit, transisi situasional, dan transisi organisational. Kemudian Meleis menyatakan sifat pengalaman transisi

terbagi menjadi lima subitem yaitu: Kesadaran, keterlibatan, perubahan, perbedaan, rentang waktu, serta poin dan peristiwa penting.

Kondisi transisi adalah keadan yang memepengaruhi cara seseorang bergerak dalam suatu transisi, dan keadaan yang memfasilitasi atau menghambat kemajuan untuk menuju transisi yang sehat. Kondisi transisi meliputi faktor pribadi, komunitas, atau sosial yang dapat mempercepat atau mempengaruhi proses dan hasil transisi yang sehat.

Pola respon dikonseptualisasikan oleh Meleis segai indikator proses dan indikator luaran yang mencirikan respon yang sehat. Sedangakan teraputik keperawatan yang dimaksudkan oleh Meleis adalah Salah satu konsep utama dalam teori transisi yang mendefinisikan teraputik keperawatan sebagai suatu cara keperawatan yang dapat diterapkan secara luas yang tebagi menjadi tiga cara yaitu: Pertama, Pengkajian kesiapan sebagai teraputik keperawatan; kedua, Persiapan untuk transisi juga diajukan sebagai terapeutik keperawatan; dan ketiga, implementasi peran.

Pespektif paradigma keperawatan dilihat dengan pendekatan teori transisi Meleis yaitu sebagai berikut: a. Keperawatan

Meleis berpendapat bahwa perawat adalah pemberi asuhan utama pada klien dan keluarganya yang sedang mengalami masa transisi. Diman transisi dapat mengakibatkan perubahan dan dapat pula menjadi akibat dari perubahan.

b. Manusia Transisi melibatkan proses pergerakan dan perubahan dalam pola hidup fundamental,

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

30

yang terwujud dalam semua individu. Transisi juga menyebabkan perubahan identiras, peran, hubungan, kemampuan, dan pola perilaku. Kehidupan sehari-hari klien, lingkungan, dan interaksinya dibentuk oleh alam, kondisi, makna, dan proses dari pengalaman transisinya

c. Kesehatan Transisi bersifat kompleks dan multidimensi, yang memiliki pola keragaman dan kompleksitas. Semua transisi tersebut mengalir dan bergerak sepanjang waktu. Sehungga perubahan dan perbedaan bukan merupakan sinonim atau istilah yang dapat menggantikan kata transisi.

d. Lingkungan Kerentanan berhubungan dengan pengalaman transisi dan kondisi lingkungan yang memaparkan individu pada suatu potensi budaya, pemulihan yang bermasalah atau memanjang, atau mekanisme koping yang terlambat atau tidak sehat (Alligood, 2014).

15. Nola J. Pender (Healt Promotion Model Theory)

Figure 15 Nola J. Pender (Michigan,

2011)

Nola J. Pender terkenal dengan konsep teori model promosi

kesehatan yang ia kembangkan yang diawali dengan pembagian karakter individu dan pengalaman yang mempengaruhi tindakan kesehatan setelahnya yaitu: Perilaku yang berkaitan dengan masa lalu, faktor personal (faktor bioligis personal, faktor psikologis personal, dan faktor sosiokultural), keuntungan yang dirasa atas suatu tindakan, halangan yang dirasa untuk melakukan suatu tindakan, keyakinan diri yang dipersepsikan, efek yang berkaitan dengan aktivitas, pengaruh intepersonal, pengaruh situasional, komitmen terhadap rencana tindakan, pilihan atau tututan bersaing segera, dan perilaku yang mempromosikan kesehatan.

Adapun asumsi asumsi utama dari teori ini yang membahas manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan menurut Pender adalah sebagai berikut : a. Manusia berusaha membuat

kondisi hidup mereka agar bisa mengemukakan potensi kesehatan yang yang mereka miliki dan masing-masing sifatnya yang unik.

b. Manusia atau individu memiliki kemauan untuk bercermin melalui kesadaran diri, termasuk menilai kemampuan diri sendiri.

c. Manusia menghargai perubahan yang dianggap mengarah pada hal yan positif dan melakukan usaha untuk mencapai keseimbangan antar perubahan dan kestabilan yang menurut dirinya sendiri dapat diterima.

d. Masing-masing individu berusaha secara aktif untuk mengatur perilaku mereka sendiri.

e. Masing-masing individu dengan segala kerumitan biopsikososialnya berinteraksi dengan lingkungan sekitar, yang

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

31

secara progresif memberikan perubahan pada lingkungan:

a) Para pekerja kesehatan berperan dalam lingkungan interpersonal, yang memberikan pengaruh kepada orang-orang sepanjang hidup mereka.

b) Pantauan ulang yang dimualai dari diri sendiri pada pola-pola interaksi antara manusia dengan lingkungan adalah hal yang esnsial bagi perubahan perilaku (Alligood, 2014)

16. Madeleine Leininger (Transcultural nursing Theory atau Culture Care Theory)

Figure 16 Madeleine Leininger

(Petiprin, 2020b)

Transcultural nursing (TCN) atau keperawatan transkultural adalah studi dan praktek keperawatan yang berfokus pada persamaan dan perbedaan nilai budaya, kepercayaan dan tindakan individu maupun kelompok, dengan tujuan memberikan tindakan keperawatan berdasarkan budaya universal dan budaya spesifik, baik dalam promosi kesehatan maupun menolong pasien dalam menghadapi kondisi yang kurang menyenangkan, kondisi sakit maupun kematian yang secara budaya memiliki nilai yang berarti.

Menurut Leininger suatu kompetensi budaya adalah sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan keperawatan pada populasi masyarakat yang beraneka ragam dan menurunkan kesenjangan bagi kelompok minoritas. Kompetensi budaya melibatkan kemampuan individu untuk memahami perbedaan budaya sehingga dapat menyediakan pelayanan keperawatan kepada masyarakat yang beraneka ragam.

Transcultural nursing menjadi salah satu kompetensi dasar bagi perawat yaitu kompetensi budaya dimana perawat dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan didasari persamaan dan perbedaan nilai budaya yang dimiliki oleh perawat dan pasien.

Leininger mengembangkan Sunrise Model pada tahun 1970 sebagai dasar pengkajian dan penelitian dalam keperawatan. model ini kemudian dikenal sebagai standar Teori Transcultural nursing yang menunjukkan tujuh faktor yang mempengaruhi individu, keluarga, kelompok dalam sehat dan sakit, sebagai berikut : 1. Faktor teknologi 2. Agama dan filosofi 3. Faktor kekerabatan sosial 4. Faktor nilai budaya, kepercayaan

dan pola hidup 5. Faktor politik dan legalitas 6. Faktor ekonomi 7. Faktor pendidikan.

Leininger juga mengemukakan tiga pendekatan pada perencanaan, tindakan dan pengambilan keputusan dalam proses keperawatan yaitu: 1. Pemeliharaan budaya, dimana

perawat dapat mempertahankan dan memelihara praktek budaya dari individu maupun keluarga sambil menerima perawatan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

32

secara menyeluruh dalam sistem kesehatan.

2. Akomodasi Budaya/Negosiasi, perawat dapat mengakomodasi dan bernegosiasi dalam suasana pelayanan kesehatan sehingga perawatan secara menyeluruh dalam sistem kesehatan.

3. Mengubah pola atau struktur, perawat perlu mengubah pola atau struktur pola hidup dari pasien dan keluarga sehingga dapat mempromosikan pengobatan dan penyembuhan, dan menjadi sadar akan pengaruh budaya yang mempengaruhi mengapa mereka melakukan sesuatu yang memberikan pengalaman hidup bagi mereka (Alligood, 2014)

17. Ramona T. Mercer (Maternal Role Attaiment-Beccoming a Mother Theory)

Figure 17 Ramona Mercer (Funeral,

2014)

Mercer memperkenalkan dan mengembangkan teori pencapaian maternal yang merupakan interaksi dan proses perkembangan yang terjadi selama seorang ibu melakukan kontak dengan bayinya, membutuhkan kompetensi dalam melaksanakan berbagai tugas dalam merawat ana, dan mengekspresikan kepuasan dan kesenangannya selama menjalankan peranan tersebut. Perabuhan status personal yaitu

seorang perempuan merasakan harmonisasi, kepercayaan diri, dan kompetensi dalam menjalankan peranannya sebagai seorang ibu yang menunjukan identitas maternal.

Adapum asumsi utama dalam pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer adalah sebagai berikut : 1. Sebuah inti diri relatif stabil yang

diperoleh melalui proses sosialisasisepanjang hayat, kemudian menetapkan bagaimana sseorang ibu mendefinisikan dan mempersepsikan suatu peristiwadalam kehidupannya ; persepsi seorang ibu terhadap bayinya dan respon orang lain terhadap perubahan peransebagai ibu, dengan situasi kehidupannya, merupakan merupakan dunia sesungguhnya dari seorang ibu.

2. Selain Sosialisai ibu, tingkat perkembangan ibu dan karakteristik asli personal juga mempengaruhi respon sikap dan prilaku dirinya.

3. Peran pasangan ibu, bayinya, merefleksikan kompetensi, seorang ibu sepanjang masa pertumbuhan dan perkembangan

4. Bayi dianggap sebagai mitra aktif dalam proses pencapaian peran sebagai ibu, memeberikan pengaruh dan dipengaruhi oleh pelaksanaan perannya.

5. Kontribusi sebagai ayah dan ibu sebagai pasangan dalam pencapaian sebuah peran tidak dapat diduplikasikan oleh dukungan orang lain.

6. Identitas maternal berkembang secara bersamaan dengan keterikatan maternal sebagai ibu, dan saling tergantung satu sama lainnya.

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

33

Menurut Mercer peranan sebagai ibu membutuhkan perubahan mendalam pada kehidupan seorang perempuan di masa perkembangan hidupnya.Mercer juga menyatakan bahwa menjadi ibu lebih dari sekedar persepsi suatu peran saja, melainkan suatu hal yang tidak akan selesai dan terus berlanjut. Oleh karena itu, setelah melakukan berbagai penelitian untuk memperbaharui teorinya yakni pencapaian peran maternal, Mercer merekomendasikan untuk meninggalkan istilah tersebut dan mulai mengembangakan teori dengan istilah menjadi seorang ibu. Yang kemudian pada perubahannya Mercer mengusulkan tahapan tahapan yang mengarah ke identitas peran maternal yaitu: Komitmen dan persiapkan (Kehamilan); Pemanasan, praktik, dan pemulihan fisik (2 minggu pertama); Mendekati normalisasi (minggu kedua sampai 4 bulan); dan integrasi identitas maternal (sekitar 4 bulan).

Model terbaru yang dikembangkan oleh Mercer menunjukan linkungan yang saling berinteraksi mempengaruhi proses menjadi seorang ibu. Model ini dikembangkan pada tahun 2006 berdasarkan sebuah telaah dari penelitian keperawatan tentang efektifitas atau intervensi yang vertujuan untuk membina proses menjadi seorang ibu. Model ini menggambarkan isu yang kompleks bepotensi baik memfasilitasi maupun menghambat proses menjadi seorang ibu. Menurut Mercer dan Walker (2006), model tersebut menyediakan variabel lingkungan dan karakteristik ibu-bayi yang merupakan pertimbangan penting baik bagi praktik keperawatan maupun penelitian dimasa depan (Alligood, 2014)

18. Merle H. Mishel (Disease Uncertainty Theory)

Figure 18 Merle H. Mishel (Courant,

2020)

Teori ketidakpastian dalam kesakitan yang ciptakan dan dikembangkan oleh Merle H. Mishel merupakan teori keperawatan yang berfokus pada manusia. Dua asumsi utama yang pertama kali di konsepkan dalam model psikologi proses informasi, adalah sebagai berikut: 1) Ketidakpastian merupakan kondisi kognigtif, menunjukan tidak adekuatnya skema kognitif yang ada untuk mendukung interpretasi dari kejadian kejadian yang berhubungan dengan penyakit; 2) Ketidakpastian merupakan pengalaman yang netral, tidak diinginkan dan tidak dihindari sampai dinilai sebagai pengalaman. Dua asumsi lain yang mencerminkan akar teori ketidakpastian dalam model tradisional stres dan koping yang mengajukan hubungan linier antara stres, koping, dan adaptasi adalah sebagai berikut: a. Adaptasi mencerminkan

keberlanjutan perilaku biopsikososial seorang individu pada normalnya dan merupakan hasil yang diharapkan dari usaha koping untuk mengurangi ketidakpastian yang dinilai

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

34

sebagai bahaya atau mempertahankan ketidakpastian yang dinilai sebagai kesempatan.

b. Kejadian penyakit, ketidakpastian, penilaian, koping, dan adaptasi memiliki hubungan yang linier dan satu arah, bergerak dari situasi-situasi yang mempromosikan ketidakpastian menuju adaptasi.

Rekonseptualisasi yang dilakukan oleh Mishel merupakan dampak dari adanya dari adanya temuan yang kontradiktif ketika teori tersebut diterapkan pada orang-orang dengan penyakit kronis.setelah teori tersebut di rekonseptualisasi oleh mishel maka menghasilkan pernyatan teoritis terkait teori ketidapastian penyakit ini, yang menyatakn bahwa: 1. Ketidakpastian terjadi ketika

seseorang tidak dapat menyusun atau mengkategorikan peristiwa yang berhubungan dengan penyakit secara adekuat karena kurangnya tanda atau petunjuk yang memadai.

2. Ketidakpastian dapat bersifat ambiguitas, kompleksitas, kurangnya atau informasi yang tidak konsisten, atau sulit/tidak dapat diprediksi.

3. Sebagai pola gejala, semakin familiarnya suatu kejadian dan semakin kongruen suatu kejadian (kerangka stimuli), ketidakpastian menurun.

4. Penyedia struktur (otoritas yang kredibel, dukungan sosial, dan pendidikan) menurunkan ketidakpastian secara langsung dengan mempromosikan penafsiran peristiwa, dan secara tidak langsung dengan memperkuat kerangka stimulus.

5. Ketidakpastian yang dilihat sebagai bahaya memicu upaya yang diarahkan untuk

mengurangi ketidakpastian dan mengelola rangsangan emosional yang disebabkannya.

6. Ketidakpastian yang dinilai sebagai kesempatan memicu upaya yang diarahkan untuk mempertahankan ketidakpastian tersebut.

7. Pengaruh ketidakpastian pada hasil psikologis dimediasi oleh efektifitas upaya koping untuk mengurangi ketidakpastian yang dinilai sebagai bahaya atau untuk mempertahankan ketidakpastian dinilai sebagai peluang.

8. Ketidakpastian yang dinilai sebagai bahaya tidak dapat dikurangi secara efektif, strategi koping dapat digunakan untuk mengelola respon emosional

9. Semakin lama ketidakpastian berlanjut dalam konteks penyakit, mode fungsional individu yang diterima sebelumnya menjadi semakin tidak stabil.

10. Dalam kondisi menghadapi ketidakpastian, individu dapat mengembangkan perspektif kehidupan baru yang bersifat probabilistik, yang menerima ketidakpastian sebagai bagian alami dari kehidupan.

11. Proses mengintegrasikan kehidupan yang terus menerus menjadi pandangan hidup yang baru dapat terhalang atau diperpanjang oleh penyedia struktur yang tidak mendukung pemikiran probabilistik.

12. Kontak dengan ketidakpastian yang berlangsung lama yang dinilai sebagai bahaya dapat menyebabkan pikiran/ide yang mengganggu, penghindaran, dan tekanan emosional yang parah (Alligood, 2014)

19. Pamela G. Reed (Self Transcendence Theory)

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

35

Figure 19 Pamela G Reed (Reed,

2018) Transendensi diri berarti suatu

gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.

Menurut Pamela G Reed, dalam teori Self Transcendence dapat didefinisikan atau diartikan sebagai pengembangan konsep diri yang dibatasi secara multidimensi yaitu: Inwardly (batiniah): Melakukan refleksi introspeksi diri terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dialami, Outwardly (lahiriah): Diartikan pentingnya berinteraksi dengan lingkungannya, dan Temporally (duniawi): Menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk mencapai tujuan masa depan.

Self-trancendence pada awalnya didefinisikan oleh Reed (1991) sebagai pengembangan batasan konsep diri multidimensi: inward/kedalam (terhadap wawasan yang lebih luas ke dalam kepercayaan, nilai dan mimpi seseorang) contoh melalui pengalaman introspeksi, outward/keluar (terhadap kesadaran akan hal lain dan lingkungan),dan temporal (masa lampau dan masa datang yang terintegrasi saat ini).

Reed mendefinisikan secara menyeluruh, sebagai berikut : Self-transcendence mengarah pada fluktuasi batasan-batasan keluar dari seseorang (atau diri sendiri) dengan segera dan pandangan-pandangan sempit dari diri sendiri dan dunia. Fluktuasi ini adalah pandimensional, inward (terhadap kesadaran yang lebih besar dari kepercayaan/keyakinan seseorang, nilai, dan cita-cita), outward (terhadap orang lain dan lingkungan), dan temporal (terhadap pengintegrasian masa lampau dan masa depan dengan cara meningkatkan masa kini yang relatif).Tahun 2003, pola lain dari perluasan batas disatukan sehingga self-transcendence adalah kapasitas itu memperluas batasan-batasan" transpersonally (untuk berhubungan dengan dimensi di luar dirinya)"diri sendiri. Karena self-transcendence adalah pandimensional, ini memungkinkan dimensi-dimensi lain bisa ditambahkan untuk menguraikan kapasitas perluasan batas.

Di dalam teorinya Reed, mengusulkan suatu model untuk membangun kerangka-kerangka konseptual bahwa pendidikan keperawatan merupakan keahlian khusus klinis. di model tersebut, kesehatan diusulkan sebagai konsep utama, di sekitar yang aktivitas ilmu perawatan pengambilalihan model adalah bahwa fokus dari disiplin ilmu perawatan di bangunan dan melibatkan pengetahuan untuk mempromosikan proses-proses kesehatan. a. Kesehatan

Kesehatan, didefinisikan secara implisit sebagai proses kehidupan yang terdiri dari pengalaman positif dan negatif yang digunakan oleh manusia

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

36

secara kreatif dan unik untuk mencapai rasa sejahtera.

b. Keperawatan Peran aktivitas perawat dalam merawat seseorang melalui proses interpersonal dan manajemen teraupetik terhadap lingkungan, dengan keterampilan untuk promosi kesehatan an kesejahteraan.

c. Manusia Manusia adalah seseorang yang harus dipahami sebagai individu yang sedang berkembang sepanjang hayat mereka dalam berinteraksi dengan orang lain dan dengan lingkungan dalam perubahan yang kompleks dan vital dimana hal tersebut bisa berkontribusi positif atau negative dalam mencapai kesehatan dan rasa sejahtera

d. Lingkungan Keluarga, kontak social,lingkungan fisik, dan sumber komunitas adalah lingkungan yang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh keperawatan melalui manajemen interaksi terapeutik antara manusia, objek, dan aktivitas keperawatan (Tomey and Alligood, 2006).

20. Carolyn L. Winer & Marlyn J. Dodd (Theory of Illnes Trajektory)

Figure 20 Carolyn L.

Winer & Marlyn J. Dodd

Teori Trajektori Sakit dari Winer & Dood tidak hanya meliputi komponen fisik dari penyakit, tetapi meliputi total organisasi kerja yang dilakukan selam perjalanan penyakit . Trajektori sakit secara teoritis berbeda dari perjalanan suatu penyakit. Dalam teori ini, trajektori sakit yang dimaksudkan tidak terbatas pada orang yang menderita penyakit saja. Akan tetapi sebaliknya, yakni pada suatu organisasi keseluruhan yang melibatkan orang sakit, keluarga, dan profesional keperawatan kesehatan yang memberikan perawatan.

Teori Trajektori Sakit menyediakan kerangka kerja bagi perawat untuk memahami bagaimana pasien kanker mentoleransi ketidakpastian yang diwujudkan sebagai hilangnya kontrol. Identifikasi jenis ketidakpastian ini sangat berguna karena mengungkapkan strategi yang biasa digunakan oleh pasien onkologi dalam usaha mereka untuk mengelola kehidupan mereka senormal munkin dalam keadaan bangun dari ketidakpastian yang diciptakan oleh diagnosa kanker. Kesadaran tentang tema-tema ketidakpastian dan strategi menejemen terkait yang dihadapi oleh pasien yang menjalani kemoterapi dan ketahanan hidup serta anggota keluarga mereka memiliki dampak yang signifikan pada bagaimana perawat kemudian melakukan intervensi dengan sistem pasien yang berkompromi dalam mengelola atau menghadapi penyakit mereka untuk memfasilitasi suatu perjalanan trajektori yang tidak

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

37

menimbulkan banyak masalah untuk pasien dan keluarganya (Alligood, 2014). 21. Georgene Gaskil Eakes, Mary

Lerman Burke, & Margaret A. Hainswort (Chronic Sorrow Theory)

Figure

21 Georgene Gaskil Eakes, Mary

Lerman Burke, & Margaret A.

Hainswort (Petiprin, 2020 )

Cronic Sorrow Theory adalah

teori keperawatan yang

dikembangkan oleh tiga orang ahli

keperawatan yaitu Eakes, Burke, &

Haniswort menyatakan bahwa duka

cita kronis terjadi dalam situasi

ketika adanya fase kehilangan yang

belum terselesaikan. Mereka juga

menyatakan beberapa penegasan

teoritis yaitu : 1. Duka cita kronis adalah respon

manusia normal yang terkait dengan kesenjangan yang sedang berlangsung dihasilkan oleh situasi kehilangan.

2. Duka Cita kronis merupakan suatu isu

3. Pemicu internal dan eksternal dapat diprediksi untuk kemudian dikategorikan serta diantisipasi

4. Manusia pada dasarnya sudah memiliki dan mempelajari strategi koping yang efektif atau mungkin tidak efektif untuk mempertahankan dan mengembalikan keseimbangan yang normal ketika seseorang mengalami kesedihan kronis.

5. Intervensi kesehatan profesional yang mungkin efektif atau tidak efektif dalam membentu individu untuk mendapatkan kembali keseimbangan normal

6. Seorang manusia yang mengalami suatu kehilangan tunggal atau terus menerus akan mengalami kesenjangan antara ideal dan realitas.

7. Perbedaan antara yang ideal dengan kenyataan bisa mengarahkan seseorang untuk mengalami perasaan sedih yang mendalam.

Adapun paradigma keperawatan menurut Eakes, Burke, & Haniswort yaitu sebagai berikut: 1. Keperawatan

Mendiagnosis dukacita kronis dan memberikan intervensi merupakan lingkup praktek keperawatan. Perawat dapat dapat memberikan bimbingan antisipatif untuk individu yang beresiko. Peran utama dari perawat termasuk didalamnya adalah kehadiran dengan berempati, pengasuh yang caring dan berkompeten.

2. Manusia Manusia memiliki persepsi yang ideal tentang proses kehidupan dan kesehatan. Orang kemudian membandingkan pengalaman mereka dengan kondisi ideal dan dengan orang lain disekitar mereka. Meskipun pengalaman setiap orang yang mengalami kehilangan adalah unik, namun ada fitur umum dan bisa diprediksi terkait dengan perasaan akibat kehilangan pada diri manusia.

3. Kesehatan Adalah suatu normalitas fungsi kesehatan. Dalam teori ini menyatakan bahwa kondisi kesehatan seseorang tergantung

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

38

pada adaptasi terhadap kesenjangan yang dikaitkan dengan peristiwa kehilangannya. Koping yang efektif dapat terjadi sebagai respon yang normal terhadap suatu kehilangan dalam hidup.

4. Linkungan Interaksi terjadi dalam suatu konteks sosial, yang meliputi lingkungan keluarga, sosial, pekerjaan, dan perawatan kesehatan. Individu memberikan tanggapan terhadap penilaian mereka sendiri dalam kaitannya dengan norma norma sosial (Alligood, 2014).

22. Phil Barker (Tidal Model of Mental Healt Reccovery Theory)

Figure 22 Phil Barker (Petiprin, 2020

) Tidal Model adalah sebuah

model pemulihan untuk promosi kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker, Poppy Buchanan – Barker dan rekan – rekan mereka. Tidal model berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri

bukannya diarahkan oleh para profesional.

Model tidal beranggapan bahwa saat manusia terperangkap dalam masalah psikis, ini diumpamakan mereka beresiko tenggelam dalam tekanan. Semua orang yang berada dalam keadaan ini membutuhkan suatu perlindungan yang aman dimana mereka bisa beristirahat untuk menata kembali kehudupannya. Sampai mereka memperoleh kembali kekuatan dan kepercayaan diri untuk mengarungi hidup.

Adapun paradigma keperawatan menurut Phil Barker adalah sebagai berikut : 1. Keperawatan

Keperawatan terus-menerus mengalami perubahan, secara internal dan dalam relasinya dengan persepsi lainnya, sebagai respon atas perubahan struktur dan kebutuhan. Sifat alami dari hubungan Barker dengan pengguna jasa mengkonfirmasikan apresiasinya terhadap keperawatan sebagai konstruksi sosial dibandingkan professional “Jika ada orang yang menggambarkan keperawatan, secara garis besar, itu adalah kostruksi sosial dari aturan keperawatan”. Keperawatan sebagai pemeliharaan, hanya akan nyata apabila kondisi-kondisi yang penting untuk peningkatan pertumbuhan dan perkembangan, berada pada tempat yang tepat. Keperawatan adalah aktivitas berdaya tahan dalam hubungan interpersonal manusia dan meliputi sesuatu yang focus pada peningkatan pertumbuhan dan perkembangan.

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

39

Keperawatan adalah jasa pelayanan kemanusiaan yang ditawarkan oleh sekelompok orang kepada orang lain. Ada kekuatan yang dinamis dalam hal pemberian pelayanan keperawatan dimana seseorang bertugas untuk peduli pada sesama. Fokus penting dalam keperawatan adalah bahwa kebutuhan diekspresikan dengan merawat seseorang yang hanya dapat diartikan sebagai fungsi hubungan antara manusia dengan kebutuhannya akan perawatan dan manusia yang memenuhi kebutuhan tersebut. Fokus ini berada pada respon manusia terhadap masalah kesehatan yang nyata ataupun yang potensial akan terjadi dan mungkin berbeda berdasarkan hubungan manusia dengan lingkungan, tingkah laku, emosi, kepercayaan, identitas kemampuan, dan spiritualitas.

Berada bersama dan merawat orang-orang adalah proses yang mendasari semua keperawatan kesehatan mental dan kejiwaan, dan proses ini yang membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu kesehatan lain dan kepedulian social lainnya. Keperawatan melengkapi pelayanan lain dan sejajar dengan peran dan fungsi dari disiplin ilmu lainnya dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia.

2. Manusia Dalam Model Tidal, perhatian diarahkan langsung kepada pandangan fenomenologis dari pengalaman hidup manusia atau dari kisah manusia. Perawat mampu melihat dan mengapresiasi dunia dari perspektif seseorang dan

membaginya dengan orang lain. Manusia adalah kisah mereka. “Rasa seseorang terhadap diri dan dunia yang sarat pengalaman mencakup pengalaman orang lain pada kisah hidup mereka dan berbagai arti yang mereka hasilkan. Manusia berada pada titik konstan akan perubahan, menyatu dengan proses lahiriah. Mereka hidup dalam dunia pengalaman diwakili dalam tiga dimensi dunia yaitu dunia, diri sendiri dan orang lain. Model Tidal “memegang beberapa asumsi tentang kebenaran dari hidup sesorang. Manusia didefinisikan dalam hubungan, sebagi contoh ibu, ayah, putri, putra, saudara perempuan, saudara laki-laki. Mereka juga berhubungan dengan perawat.

3. Kesehatan Barker memberi pengertian

yang provokatif tentang kesehatan sebagai berikut: reaksi yang dipertajam secara cultural kepada realitas yang tercipta secara social. Itu membentuk kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, untuk tumbuh dewasa untuk memulihkan bila rusak, untuk menderita dan merasakan kematian yang damai. Kesehatan masa depan mencakup sumber daya di dalam diri.

Kesehatan adalah suatu tugas personal dimana sukses adalah “dalam bagian besar dari mawas diri, disiplin diri, dan sumber daya dalam diri yang dengannya setiap orang mengatur irama dan kegiatan harian mereka sendiri, diet dan seksualitas mereka. Perawat menyatu dengan orang-orang untuk mempelajari kisah mereka dan pemahaman mereka

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

40

terhadap situasi mereka yang terkini, termasuk hubungan sehat dan sakit dalam pandangan mereka. Mengapresiasi pemahaman seseorang akan keseahatan memampukan perawat untuk tetap focus pada pemahaman pasien akan hasil yang diharapkan. Perspektif terpusat dari seseorang yang holistic dan fenomenologis ini mengarah pada banyak kemungkinan.

Sakit atau penyakit hampir selalu melibatkan krisis spiritual dan rasa hilang diri. Suatu keadaan sakit adalah masalah manusia dengan hubungan sosial, psikologis, dan medis (suatu krisis hidup menyeluruh). Keperawatan dalam Model Tidal bersifat pragmatis dan berfokus pada kekuatan seseorang, sumber daya dan kemungkinan-kemungkinan, mempertahankan orientasi sehat, suatu teori kesehatan.

4. Lingkungan Lingkungan adalah kehidupan sosial yang luas dalam alam semesta, konteks dimana orang-orang melakukan perjalanan mengarungi lautan pengalaman. Perawat menciptakan ruang untuk bertumbuh dan berkembang. Hubungan terapeutik digunakan dalam cara-cara untuk meningkatkan hubungan manusia dengan lingkungannya. Masalah-masalah manusia dapat berasal dari interaksi personal-lingkungan yang kompleks dalam kekacauan yang terorganisisr dari dunia sehari-hari. Di antara lingkungan terdapat daerah-daerah vital dari kehidupan sehari-hari mencakup perumahan, keuangan, pekerjaan,

kebahagiaan, dan rasa memiliki (Tomey and Alligood, 2006).

23. Katharine Kolcaba (Comfort Theory)

Figure 23 Katharine Kolcaba

(Petiprin, 2020 ) Katherine Kolcaba (1992),

mengungkapkan kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinnya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transcendent (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kolcaba memandang bahwa kenyamanan merupakan kebutuhan dasar seorang individu yang bersifat holistik, meliputi kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, lingkungan.

Kolcaba menggunakan idenya dari tiga teori keperawatan sebelumnya untuk mensistesis atau mengidentifikasi jenis kenyamanan menurut analisis konsep teori Comfort yang ia kembangkan yaitu sebagai berikut: 1. Relief (kelegaan)

Merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian Orlando (1961), yang mengemukakan bahwa perawat meringankan kebutuhan rasa nyaman yang diperlikan oleh

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

41

pasien. Relief juga dapat diartikan sebagai kondisi resipien yang membutuhkan penanganan spesifik dan segera

2. Ease (ketentraman) Merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian Handerson (1966) dimana mengambarkan 13 fungsi dasar dari manusia harus dipertahankan selama perawatan.

3. Transcendence Diperoleh dari teori Patterson & Zderad (1975) dimana pasien atau individu mampu mengatasi masalah dengan bantuan perawat.

Pandangan Kathrine kolcaba dilihat dari perpektif paradigma keperawatan terdidi dari empat aspek yaitu sebagai berikut : 1. Keperawatan

Keperawatan merupakan salah satu pengkajian kebutuhan kenyamanan yang intensif, intervensi yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan, dan evaliasi tingkat kenyamanan setelah implementasi diberikan kemudian dibandingkan dengan tujuan hasil yang telah dilaksanakan. Pengkajian dan evaluasi dapat berupa intusis atau subjektif atau keduanya, seperti ketika perawata menanyakan apakah pasien merasa nyaman, atau secara objektif, seperti observasi proses penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan sikap dan prilaku. Pengkajian diperoleh melalui skala tingkatan verbal (klinis) atau kuesioner mengenai tingkat kenyamanan (penelitian) yang menggunakan instrumen dari studi kolcaba.

2. Pasien

Penerimaan asuhan mungkin dapat berupa individu, keluarga, institusi atau komunitas yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat dapat berperan sebagai penerima intervensi terkait kenyamanan dilingkungan tempar bekerja ketika adanya inisiatif untuk meningkatkan kondisi kerja dibawah tekanan, seperti untuk meningkatkan magnet status.

3. Lingkungan Lingkungan adalah segala aspek

eksternal dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh tenaga perawat, orang yang dicintai, atau institusi untuk memenuhi dan meningkatkan kenyamanan.

4. Kesehatan Kesehatan adalah status fungsi optimal seorang pasien, keluarga, pemberi asuhan keperawatan, dan komunitas dalam konteks individu atau kelompok. Atau output dari pemberian asuhan keperawatan dalam hal ini dengan penerapan teoi kenyamanan (Alligood, 2014).

24. Cheryl Tatano Beck (Postpartum Depression Theory)

Figure 24 Cheryl Tatano Beck

(Petiprin, 2020 )

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

42

Depresi Postpartum menurut Beck merupakan gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum. Beck menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.

Beck memperkenalkan “Nurse program” untuk menangani depresi postpartum. “Nurse program” ini meliputi lima aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu: Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain), Understanding (pemahaman), Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi), Spirituality (spiritualitas), dan Exercise (latihan).

Konsep utama dari Cheryl tatano beck yaitu: Ada dua konsep utama yang dikemukakan Beck dalam penelitiannya yaitu: Gangguan mood postpartum (Depresi postpartum, Maternity blues, Postpartum psychosis, Postpartum obsessive-Compulsive Disorder, dan Postpartum-Onset panic Disorder) dan kehilangan kontrol (yang terdiri dari empat tahap yaitu: menghadapi teror, perasaan hampir

mati, dan berjuang untuk bertahkan hidup).

Kemudian Beck menambahkan 13 konsep lainnya (kensep ke-2 sampai konsep ke-15) yaitu: deprsesi prenatal, stres merawat anak, stres kehidupan, dukungan sosial, ansietas prenatal, kepuasan pernikahan, riwayat depresi, tempramen bayi, maternity blues, harga diri, status sosioekonomi, status pernikahan, kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diharapkan, gangguan tidur dan makan, ansietas dan perasaan tidak aman, keadaan emosi yang labil, kebingungan mental, kehilangan diri, rasa bersalah dan rasa malu, serta pikiran untuk bunuh diri (Alligood, 2014).

METHODE

Pendekatan tinjauan pustaka digunakan, yang meliputi pengumpulan bahan dalam bentuk buku, artikel, makalah, jurnal, dokumentasi, dan perpustakaan tergantung pada perhatian atau topik yang disebutkan secara tertulis, serta pengumpulan data perpustakaan, membaca dan mencatat, dan mengolah bahan tertulis. Untuk penyelidikan lebih lanjut, artikel atau publikasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih. Tinjauan literatur ini didasarkan pada data dari tahun 2006 hingga 2022. Mesin pencari seperti Google digunakan untuk mengumpulkan artikel dan jurnal.

DISCUSSION Analisis Klasifikasi Teori Keperawatan 1. Philosophical Theory

Filosofi teori merupakan level teori tertinggi dari sebuah ilmu keperawatan, yang memberikan panduan bagaimana cara menggenarilasi, menggunakan dan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

43

menguji teori tetapi tidak diberlakukan terhadap dirinya sendiri. Sedangkan menurut Tomey and Alligood (2006), menyebutkan bahwa filosofi keperawatan merupakan teori keperawatan yang sangat luas dalam menafsirkan keperawatan itu sendiri dengan menggunakan berbagai pendekatan yang belum begitu spesifik.

Florence nightingale terkenal dengan teori lingkungannya, dimana lingkungan diartikan sebagai semua kondisi eksternal dan yang berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan dari semua organisme dan kemampuan untuk mencegah, menekan atau yang berperan terhadap kejadian penyakit, kecelakaan dan kematian. Jean Watson terkenal dengan teori caring dengan pengetahuan manusia dan merawat manusia dan mayakini bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yaitu biofisikal, psikofisikal, psikososial dan intra personal. Katie Eriksson berfokus pada pemberian askep pada pasien dengan mengacu pada penyelesaian masalah. Fokus teori Katie Eriksson, dikenal dengan ‘caritative caring’, yang meliputi ‘caritas’ dan ‘caring communion’. Dalam teori Ray, tesis dari caring (kemanusiaan, spiritual dan etikal) dan antithesis dari birokrasi (teknologi, ekonomi, politik dan legal) disintesiskan menjadi Bureucratic caring. Tokoh filosofi selanjutnya adalah Patricia Benner, bahwa teori “From Novice to Expert” ini dijelaskan oleh dalam buku yang berjudul Expertise in Nursing Practice menjadi lima tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: Novice/ pemula, Advance Beginner/ lanjutan pemula, competent/ kompeten, proficient/ mahir, dan expert/ ahli (Potter, 2006). Tokoh

selanjutnya adalah Kari Marie Martinsen dimana berfokus pada Caring, yang mengadopsi pada tiga filsuf secara khusus, antara lain: filsuf jerman, politisi dan sosialis teori keperawatan philosophical of caring dengan asumsi dasar bahwa caring termasuk dalam praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan, merawat dan peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring kepada pasien yaitu: caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral (Wijaya et al., 2022c).

Semua pemaparan teori diatas memiliki karakteristik yang sangat luas, abstrak, dengan preposisi dan konsep yang tidak kongkrit sehingga sangat sulit untuk di uji akan tetapi bisa digunakan untuk memfalidasi teori yang lain, sehingga teori teori tersebut digolongkan dalam level Metatheory atau philosophy theory Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh McKenna (1997) yang mengatakan bahwa philosophy theory adalah suatu teori yang memiliki karakteristik yang sangat luas dan abstrak dalam memaknai dan menjelkaskan sustu fenomena yang daoat digunakan untuk menguji teori lain akan tetapi tidak berlaku pada teori ini sendiri atau teori ini tidak adapat di uji secara empiris (Alligood, 2014).

Kemudian pernyataan tersebut diperkuat dengan telaah teori dalam artikel yang berjudul the legacy of Florence Nigtingale’s Environmental Theory: Nursing Research Focusing on the Impact of Healthcare Environment yang membahas penelitian-penelitian yang menggunakan teori lingkungan yang dikembangkan oleh Florence Nitengale, dimana dalam kesimpulan artikel ini sebagai perawat harus mengerti dan tahu akan cara memodifikasi lingkungan, dan

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

44

memaparkan bahwa salah satu contoh philosophy theory adalah teory Florence Nitengale karena teori ini disajikan secara global, abstrak, dan sangat susah untuk dibuktikan secara empiris (Zborowsky, 2014).

Dari analisis diatas dan berdasarkan paparan tinjauan teori maka dapat disimpulkan bahwa yang termasuk level Philosophy Theory adalah Florence Nightingale (Modern Theory), Jean Watson (Caring), Kattie Erikson (theory of caritative caring), Marlyn Anne Ray (Theory of bureaucratic caring), Patricia Benner ( From novice to expert and power in clinical nursing practice), & Kari Marie Martinsen (philosopy of cering) (Alligood, 2014). 2. Grand Theory dan Konseptual model

Grand theory merupakan merupakan teori yang cakupannya lebih luas dan kompleks, dari pada filosofi yang terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey and Alligood, 2006). Tokoh-tokoh dengan teori keperawatan yang masuk ke dalam grand teori adalah Mira E. Levine yang berfokus pada teori konservasinya dimana beliau memfokuskan untuk menjaga bersama-sama seluruh aspek yang ada didalam manusia. Tokoh yang ke dua adalah Marta E. Rogers (Unitary Human Being) yang terkenal dengan teori human being dimana beliau menyatakan bahwa manusia adalah suatu bentuk energy yang bergerak dan dinamis dan terintegrasi dengan lingkungan dengan pola system terbuka. Tokoh yang ketiga yaitu Dorothea E. Orem dengan teori

terkenalnya yaitu self care deficit. Tokoh selanjutnya adalah Imogene King, dimana King menjabarkan teori pencapaian tujuan yang merupakan teori yang melihat sistem interaksi yang dinamis dan digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan, meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang. Tokoh grand teori selanjutnya yaitu Betty Neuman yang terkenal dengan teori garis pertahanannya yang membagi menjadi beberapa variabel yaitu struktur dasar, garis pertengahan, garis pertengahan normal, dan garis pertengahan fleksibel. Tokoh selanjutnya yaitu Calysta Roy yang terkenal dengan teori model adaptasinya. Nola J. Pender dengan konsep teori model promosi kesehatan adalah seorang ahli teori keperawatan yang tergolong level Middle range theory yang selalu menekankan pentingnya promosi kesehatan bagi individu, keluarga, maupun comunitas dalam mempertahankan kesehatannya atau mencehag terjadinya suatu gangguan kesehatan. Afaf Ibrahim Meleis adalah tokoh keperawatan dengan teori transisi yang merupakan level Grand theory yang berpendapat bahwa Kondisi transisi meliputi faktor pribadi, komunitas, atau sosial yang dapat mempercepat atau mempengaruhi proses dan hasil transisi yang sehat. Selanjutnya Medelyn Leininger yang terkenal dengan teori trancultural nursing atau culture create theory dengan asumsi utama bahwa faktor budaya sangat mempengaruhi proses mempertahankan kesehatan atau prose memperoleh kesehatan yang

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

45

ruanglingkupnya masi luas. Tokoh terakhir yang masuk ke dalam grand teori adalah Dorothy E.Jhonson yang terkenal mengembangkan teori model system perilaku yang menekankan ada etika keperawatan (Alligood, 2014).

Jika dilihat dari definisinya dapat disimpulkan bahwa grand teori merupakan turunan dari filosofi teori. Salah satu contoh yang dapat dianalisa yaitu teori dari Martha E. Rogers. Beliau menyatakan bahwa manusia merupakan suatu bentuk energy yang bergerak dan terintegrasi dengan lingkungan. Hal tersebut jika ditelaah lebih lanjut merupakan hasil penjabaran dari teori Florence Nightingale. Florence menjelaskan dalam teorinya bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan semua organisme yang dapat berpengaruh juga pada kemampuan mencegah, menekan terjadinya penyakit atau kematian. Florence yang menjelaskan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan, oleh Martha E. Rogers diturunkan dengan menjabarkan bahwa manusia terintegrasi dengan lingkungan yang artinya manusia juga berpengaruh terhadap lingkungan (Zborowsky, 2014). 3. Middle Range Theory

Middle range theory merupakan teori yang diturunkan dari grand theory. Midle range theory memiliki cakupan yang lebih terbatas dan kurang abstrak jika dibandingkan dengan filosofi dan grand teori. Teori ini juga menjelaskan fenomena secara lebih spesifik dan mencerminkan praktik keperawatan dan juga teori ini mudah diaplikasikan ke dalam praktik keperawatan. Ada beberapa tokoh dengan teori keperwatan dengan teori mereka yang masuk ke dalam middle range teori, yaitu diantaranya Madeleine Leininger

(Transcultural nursing Theory atau Culture Care Theory). Tokoh selanjutnya adalah Ramona T. Mercer telah memperkenalkan dan mengembangkan teori pencapaian maternal yang merupakan interaksi dan proses perkembangan yang terjadi selama ibu kontak dengan anaknya. Pamela G. Reed merupakan seprang tokoh dengan teori yang berada dalam level middle range theory yang terkenal dengan teori tendensi diri yang berarti suatu gerak yang melampaui apa yang telah dicapai begitu juga sebaliknya. Tendensi yang di maksudkan dalam teori ini mengarah pada sebuah fluktuasi, dimana fluktuasi sendiri adalah suatu pandimensional, inward (terhadap kesadaran yang lebih besar dari kepercayaan/keyakinan seseorang, nilai, dan cita-cita), outward (terhadap orang lain dan lingkungan), dan temporal (terhadap pengintegrasian masa lampau dan masa depan dengan cara meningkatkan masa kini yang relatif). Tokoh middle range teori selanjutnya adalah Georgene Gaskil Eakes, Mary Lerman Burke, & Margaret A. Hainswort yang membahas terkait duka cita kronis dimana duka cita tersebut terjadi dalam sebuh situasi ketika adanya fase kehilangan yang belum terselesaikan. Tokoh selanjutnya yaitu Phil Barker yang menciptakan sebuah model terkait dengan promosi kesehatan di bidang mental yang berfokus pada semua orang. Katharine kolcaba yang terkenal dengan teori kenyamanannya, juga merupakan teori yang tergolong dalam level middle range theory. Kolcaba mengungkapkan rasa nyaman merupakan suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar manusianya. Merle H. Mishel memperkenalkan teori

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

46

ketidakpastian penyakit, yang preposis dan konsepnya sudah sempit dan konkrit akan tetapi masi memiliki tingkat abstraksi sehingga teori mishel ini tergolong dalam level middle range theory, hal ini juga terjadi pada theory of illnes trajektori yang dikemukakan oleh Carolyn L. Winer & Marlyn J.Dodd. Tokoh yang terakhir yaitu Cherly Tatano Beck yang terkenal dengan teori depresi postpartum yang masih memiliki tingkata abstraksi dalam teorinya. Beck memperkenalkan program yang disebut Nurse program yang meliputi lima aspek perawatan yaitu Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain), Understanding (pemahaman), Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi), Spirituality (spiritualitas), dan Exercise (latihan) (Alligood, 2014).

Middle Range Theory juga merupakan turunan dari grand theory atau teori-teory lain diluar disiplin ilmu keperawatan. Contohnya adalah teori yang dikembangkan oleh Ramona T. Mercer, yang mengembangkan teori tentang pencapaian maternal yang merupakan interaksi antara ibu dan anaknya. Hal tersebut lebih condong kearah perilaku yang merupakan turunan atau perkembangan dari salah teori dari tokoh grand teory yaitu Dorothy E. Jhonson yang mengembangkan model system perilaku, meskipun dengan memodifikasinya dengan dengan teory dari disiplin ilmu lain seperti teori psikologi (teori perkembangan dan teori peran). Disampingitu Merecer juga mengadaptasi dari teori psikologi (teori peran & teori perkembangan) (Alligood, 2014). 4. Practice Theory

Wald dan Leonard (1964) merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan dan

mengemukakan practice theories sebagai teori yang memandu tindakan keperawatan. Mereka mengatakan bahwa teori harus berasal dari praktik, digunakan dan ditujikan didalam praktik, serta memiliki causal hypotheses. Artinya, melalui practice theory, perawat memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi atas tindakan yang dilakukan, sehingga perawat akan lebih jauh dari tindakan yang hanya mampu menjelaskan atau memprediksi fenomena. Oleh sebab itu, practice theory merupakan teori yang mengatur intervensi klinik dari praktik keperawatan (McKenna, 2006).

Hal tersebut di atas selaras dengan pendapat McEwan and Wills (2021) yang menyatakan bahwa sumber utama practice theory berasal dari pengalaman praktik keperawatan, yang didapatkan melalui wawancara maupun melalui hasil penelitian terkait masalah keperawatan. Akan tetapi level teori ini biasanya terbatas pada populasi maupun area praktik keperawatan tertentu dan sering memakai pengetahuan dari disiplin lainnya.

Teori Doering and Durfor (2011) yaitu “perserving toward normalcy after childbirth theory” tentang strategi yang dapat digunakan untuk mengembalikan energi dan mengoptimalkan tidur setelah melahirkan merupakan salah satu contoh teori keperawatan pada level micro theory atau practice theory, dimana teori ini berbersumber dari nursing literature. Salah satu practice theory lannya yang berbersumber dari nursing literature adalah Teori Law (2009) yaitu “bridging worlds theory”, tentang mekanisme yang dapat digunakan oleh perawat untuk

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

47

memastikan terpenuhinya kebutuhan fisik emosional pada pasien kritis. Selanjutnya Teori Hannon-Engel (2008) tentang kerangka kerja yang dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan kepada pasien dengan “bulimia nervosa” merupakan golongan practice theory, yang dikembangkan dari Grand theory sebelunnya yakni model adaptasi Roy. Selain itu teori Mefford & Alligood (2011) tentang “promosi kesehatan bayi premature” yang dikembangkan dari teori conservation Levine juga merupakan practice theory dalam teori keperawatan. practice theory lainnya adalah Teori yang dikembangkan oleh Chung (2011) mengenai penggunaaan instrumen pelaporan shift untuk meningkatkan komunikasi antar perawat (McEwan and Wills, 2021)

Pada prinsipnya Practice teori adalah level teori yang diturunkan darik ketiga level teori sebelumnnya, nursing literature, praktek klinik, maupun teori disiplin ilmu yang lain menjadi teori yang sangat sederhana, sempit, aplikatif, konkrit, jelas dalam perincian preoposisinya serta dapat diuji secara empiris. Seperti yang dikatan oleh (McEwan and Wills, 2021), bahwa practice theory merupakan suatu level teori yang yang tidak abstrak dan dapat dibuktukan secara empiris, sehingga dapat memepermudah praktisi dalam menerapkannya baik itu dibidang pendidikan, pelayanan, maupun penelitian.

CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS Conclusions

Teori keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi empat level teori yaitu Philosopy theory, Grand theory, Middle range theory, dan Practice Theory. Karakteristik teori

yang dapat membedakan keempat level teori tersebut adalah tingkat abstraksi & kompleksitas, seberapa rinci dan konkrit konsep & preposisi yang disajikan, kemungkinan teori dapat diuji secara empiris, sumber turunan teori, serta tingkat aplikatif teori tersebut baik di area pelayanan, pendidikan, maupun penelitian.

Teori keperawatan yang termasuk level philosopy theory adalah sebagai berikut: teori yang diperkenalkan oleh Florence Nightingale (Modern Theory), Jean Watson (Caring), Kattie Erikson (theory of caritative caring), Marlyn Anne Ray (Theory of bureaucratic caring), Patricia Benner ( From novice to expert and power in clinical nursing practice), & Kari Marie Martinsen (philosopy of cering).

Teori keperawatan yang termasuk level Grand theory adalah sebagai berikut: Mira E. Levine, Marta E. Rogers (Unitary Human Being), Dorothea E. Orem (self care deficit), Imogene King dengan teori pencapaian tujuan, Betty Neuman (teori garis pertahanannya), Calysta Roy (teori model adaptasinya), Afaf Ibrahim Meleis (Transisi Theory), Nola J. Pender (teori model promosi kesehatan), Dorothy E.Jhonson (teori model system perilaku), dan Medelyn Leininger (Transcultural nursing theory or Culture create theory).

Teori keperawatan yang termasuk level Middle range theory adalah sebagai berikut: Madeleine Leininger (Transcultural nursing Theory atau Culture Care Theory), Ramona T. Mercer (Materna role Attaiment-Beccoming a Mother Theory), Pamela G. Reed (Transendence theory), Georgene Gaskil Eakes, Mary Lerman Burke, & Margaret A (Chronic sorrow). Hainswort (teori duka cita kronis), Phil Barker (Tidal Model of Mental

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

48

Healt Reccovery Theory), Merle.H.Meleis (Teori ketidakpastian penyakit), Carolin L. Winer & Marlyn J.Dodd ( Theory of illnes trajektori), Katharine kolcaba ( Comfort Theory), dan Cherly Tatano Beck (teori depresi post partum).

Teori keperawatan yang termasuk level Practice theory adalah sebagai berikut: Teori Doering & Durfor (perserving toward normalcy after childbirth), Teori Law (bridging worlds theory), Teori Hannon-Engel tentang kerangka kerja pemberian asuhan kepada kasus bulimia nervosa, Teori Mefford & Alligood (teori promosi kesehatan bayi premature), Teori Chung (teori penggunaaan instrumen pelaporan shift). Recommendations

Setiap pelaksanaan kegiatan keperawatan hendaknya selalu di dasari oleh teori keperawatan yang ada. Perawat juga seharusnya memahami perbedaan disetiap level teori keperawatan sehingga dapat memudahkan perawat itu sendiri dalam menentukan teori apa yang cocok untuk diaplikasikan dilingkup kerja dalam menghadapi suatu fenomena. Dibidang penelitian diharapkan para perawat profesional selalu mengembangkan teori teori keperawatan baik yang bersumber dari tiga level teori yakni filosofi, gran, dan middle teori yang ada sehingga dapat menghasilkan beberap praktik teori yang dapat di gunakan pada proses pemberiana asuhan keperawatan (Basford and Slevin, 2006). REFERENCES Alchetron 2021. Afaf Meleis. Alchetron. Alligood, M. R. 2014. Nursing Theorist

And Their Work, Eight Edition. Missouri: Elsevier.

Antok 2011. Analisa Grand Teori Dorothea Elisabeth Orem (Part 2). Rumah Perawat.

Basford, L. & Slevin, O. 2006. Teori Dan Praktik Keperawatan: Pendekatan Integral Pada Asuhan Pasien. Jakarta: Egc.

Benner, P. 2015. Biography Of Patricia Benner. Educating Nurses, Llc.

Bruner, K. 2017. At The Heart Of Healing. Colorado: University Of Colorado Boulder; School Of Education.

Chinn, P. L. 2014. Caring As Emancipatory Nursing Praxis. Lippincott, Williams & Wilkins.

Commons, P. D. W. 2020. Florence Nightingale. Wikimedia.

Courant, H. 2020. Merle H. Mishel Hartford Courant.

Doering, J. & Durfor, S. L. 2011. The Process Of" Persevering Toward Normalcy" After Childbirth. Mcn: The American Journal Of Maternal/Child Nursing, 36, 258-265.

Elon, Y., Malinti, E., Sihombing, R. M., Rukmi, D. K., Tandilangi, A. A., Rahmi, U., Damayanti, D., Manalu, N. V., Koerniawan, D. & Winahyu, K. M. 2021. Teori Dan Model Keperawatan, Yayasan Kita Menulis.

Fawcett, J. & Desanto-Madeya, S. 2012. Contemporary Nursing Knowledge: Analysis And Evaluation Of Nursing Models And Theories, Fa Davis.

Freese, B. T. & Lawson, T. G. 2017. Systems Model. Nurse Key.

Funeral, M.-B. 2014. Ramona Mercer. Savannah Morning News.

Gobet, F. & Chassy, P. 2008. Towards An Alternative To Benner's Theory Of Expert Intuition In Nursing: A Discussion Paper. International Journal Of Nursing Studies, 45, 129-139.

Nursing Sains_Classification Of Nursing Theory Developed By Nursing Experts/Issued 23/March/2022/1-49

49

Gonzalo, A. 2021. Myra Estrin Levine: The Conservation Model Of Nursing. Nurseslabs.

Hamid, A. Y. & Ibrahim, K. 2017. Pakar Teori Keperawatan Dan Karya Mereka Edisi Indonesia Ke-8 Volume 1, Singapore, Elsevier.

Hannon-Engel, S. L. 2008. Knowledge Development: The Roy Adaptation Model And Bulimia Nervosa. Nursing Science Quarterly, 21, 126-132.

Law, R. 2009. ‘Bridging Worlds’: Meeting The Emotional Needs Of Dying Patients. Journal Of Advanced Nursing, 65, 2630-2641.

Mcewan, M. & Wills, E. M. 2021. Theoretical Basis For Nursing, Lippincott Williams & Wilkins.

Mckenna, H. 2006. Nursing Theories And Models, Routledge.

Michigan, U. O. 2011. Nola J. Pender. University Of Michigan School Of Nursing

Peters, T. 2020. Dorothy Johnson. Wayne Daily News.

Peterson, S. & Bredow, T. S. 2019. Middle Range Theories: Application To Nursing Research And Practice, Lippincott Williams & Wilkins.

Petiprin, A. 2020a. Imogene King - Nursing Theorist. Nursing-Theory.Org.

Petiprin, A. 2020b. Madeleine Leininger - Nursing Theorist. Nursing-Theory.Org.

Petiprin, A. 2020 Katie Eriksso; Biography And Career Of Katie Eriksson. Nursing-Theory.Org.

Potter, P. A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik, Vol. 2. 2006. Egc.

Reed, P. G. 2018. Self-Transcendence Theory. Nursology.

Sygeplejeforening, D. K. 2019. Kari Martinsen 2. Af Webmaster.

Tech, G. 2013 Teori Adaptasi Callista Roy. Nursing Corner

Thpanorama 2022. Martha Rogers Biografi, Teori, Dan Kontribusi Lainnya. Thpanorama.

Tomey, A. M. & Alligood, M. R. 2006. Nursing Theories And Their Work. St. Louis.

Wijaya, Y. A., Yudhawati, N. L. P. S. & Andriana, K. R. F. 2022a. The Role Of Ethics In Professional Nursing Practice.

Wijaya, Y. A., Yudhawati, N. L. P. S., Andriana, K. R. F. & Ilmy, S. K. 2022b. Middle Range Theory: Understanding Perspective Theory Of Chronic Sorrow Nursing Presented By Georgene Gaskill Eakes.

Wijaya, Y. A., Yudhawati, N. L. P. S. & Ilmy, S. K. 2022c. Development Of Nursing Concept And Theory Model: Differences And Identification Of Nursing Theory Group Between Theory, Grand Theories, Middle Range Theory And Nursing Practice Theory.

Zborowsky, T. 2014. The Legacy Of Florence Nightingale's Environmental Theory: Nursing Research Focusing On The Impact Of Healthcare Environments. Herd: Health Environments Research & Design Journal, 7, 19-34.