Business Case competiton
-
Upload
ppm-manajemen -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of Business Case competiton
Latar Belakang Permasalahan
Berdasarkan kasus trie’s cheese menghadapi masalah sebagai berikut :
Bagaimana memaksimalkan sumber daya manusia yang terbatas untuk melakukan strategi
marketing karena masih bergantung pada pemilik yang juga harus melakukan fungsi produksi
dan pengembangan produk?
Bagaimana strategi marketing yang komprehensif dengan terbatasnya dana yang tersedia dari
Trie’s Cheese?
Bagaimana mengembangkan merk keju yang kalah bersaing dengan rasa keju dari merk yang
sudah lebih dahulu terkenal?
Bagaimana mengatasi keterbatasan penjualan karena belum didapatkannya sertifikasi BPOM
yang membuat trie’s cheese belum bisa masuk ke modern retailer?
Bagaimana cara untuk memaksimalkan sumber daya dari lahan 1800m dari Trie’s cheese?
Kerangka Analisis
Perumusan Masalah
AsAnalisis Eksternal AsAnalisis Internal
Peluang &
Ancaman
Kekuatan &
Kelemahan
Formulasi Strategi & Bisnis model
Strategi Terpilih
Marketing Mix Strategy
Implemention plan
ation
Plan
TAHAP PENYESUAIAN DAN FORMULASI
Peluang dan ancaman kemudian dirangkum dan dipilih berdasarkan tingkat urgensi:
Threat Dampak
Tingginya persaingan dengan produsen keju
local yang lebih dulu masuk
Trie’s cheese harus mempunyai diferensiasi dan
cara yang unik dalam memasarkan
Kuatnya penetrasi dari keju bermerk yang
sudah dikenal luas di masyarakat
Menyasar market yang berbeda dengan keju
bermerk
Pengecer modern hanya menerima produk
dengan sertifikasi BPOM yang belum
didapatkan
Distribusi tidak bisa dilakukan secara missal
dengan melalui retailer modern
Peluang
Tingginya konsumsi dari keju Masih besar pasar yang dapat disasar dari produk
keju
Mayoritas keju yang tersedia merupakan keju Segmen yang sensitif terhadap harga menjadi
Threat of new entrants High. Kecilnya biaya untuk membuat produk
serupa dan mudah didapatkannya cara untuk membuat keju.
Consumer bargaining position
High. Konsumen dapat memilih dengan mudah produk mana yg diinginkan dan tertuma lebih memilih keju yang bermerk.
Supplier bargaining position Peluang yang didapatkan dari supply bahan baku yang mudah didapat, n Dengan banyaknya alternatif dari sumber bahan baku untuk keju mulai dari susu sampai ressen. Tenaga kerja yang mudah didapat
dikarenakan dalam proses produksinya tidak diperlukan tenaga kerja bersertifikasi tingkat tinggi.
Threat of substitute product Low. Keju merupakan bahan yang
masih belum tergantikan untuk bahan pembuatan kue dan makanan lainnya.
Rivalry among the players Ancaman Tinggi. Persaingan dengan produsen
local sejenis dimana dengan harga yang bersaing dan tipe rasa yang bervariasi.
impor dengan harga yang lebih mahal
dibandingkan keju yang diproduksi lokal
sasaran dalam memasarkan produk
Meningkatnya konsumsi bahan makanan
yang menggunakan keju sebagai salah satu
bahan baku
Produk olahan keju dapat menjadi jalan untuk
meningkatkan penetrasi pembelian produk keju.
Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai
240 juta merupakan pasar yang besar
Dengan penduduk yang besar jumlah konsumsi
masyarakat juga tinggi
Jaringan distribusi dengan pengecer
tradisional yang masih luas
Kerjasama dengan pengecer tradisional untuk
membantu pemasaran
Kekuatan
Keju dengan bahan baku yang terbuat dari nabati sehingga mengandung gizi yang tinggi.
Proses kualitas yang terjaga karena pembuatan masih skala kecil
Kelemahan
Trie’s cheese merupakan keju baru
yang merknya belum dikenal
masyarakat
Masyarakat membutuhkan waktu untuk menerima produk
Tri’s cheese
Rasa dari kejunya tidak segurih keju
impor karen menggunakan rennet
nabati
Akan lebih sulit untuk menghadapai keju bermerk secara
head to head dengan target market yang sama.
Proses produksi masih dikejarkan
sendiri oleh pemilik sehingga jumlah
produksi tidak bisa terlalu banyak
Pemilik mempunyai keterbatasan tinggi dalam jumlah
produksi dan
Alokasi dana untuk pemasaran yang
masih terbatas pada beberapa media
online
Pemasaran berjalan secara terbatas dan hanya pada
kalangan tertentu
Jaringan distribusi yang belum
memiliki sertifikasi BPOM
Belum bisa didistribusikan melalui pengecer modern.
Sumber daya manusia yang sangat
terbatas dimana semua kegiatan
masih dikerjakan langsung oleh
pemilik
Fokus yang terbagi antara produksi dan pemasaran.
Dari analisa SWOT diatas dapat dibuat formulasi strategi
Formulasi strategi dengan TOWS matrix
Kekuatan Kelemahan
Keju dengan bahan baku
yang terbuat dari nabati
sehingga mengandung gizi
yang tinggi.
Trie’s cheese merupakan keju
baru yang merknya belum dikenal
masyarakat
Mayoritas keju yang tersedia
merupakan keju impor
dengan harga yang lebih
mahal dibandingkan keju
yang diproduksi lokal
Rasa dari kejunya tidak segurih
keju impor karen menggunakan
rennet nabati
Meningkatnya konsumsi
bahan makanan yang
menggunakan keju sebagai
salah satu bahan baku
Proses produksi masih dikejarkan
sendiri oleh pemilik sehingga
jumlah produksi tidak bisa terlalu
banyak
Jumlah penduduk Indonesia
yang mencapai 240 juta
merupakan pasar yang besar
Alokasi dana untuk pemasaran
yang masih terbatas pada
beberapa media online
Jaringan distribusi dengan
pengecer tradisional yang
luas
Jaringan distribusi yang belum
memiliki sertifikasi BPOM
Sumber daya manusia yang sangat
terbatas dimana semua kegiatan
masih dikerjakan langsung oleh
pemilik
Threat S-T Strategies W-T Strategies
Tingginya persaingan
dengan produsen keju
local yang lebih dulu
masuk
vegetarian cheese dengan
kandungan gizi lebih tinggi
dibanding keju bahan baku
hewani
Kuatnya penetrasi dari
keju bermerk yang sudah
dikenal luas di
masyarakat
Pengecer modern hanya
menerima produk
dengan sertifikasi
BPOM yang belum
didapatkan
Peluang S-O Strategies W-O Strategies
Tingginya konsumsi dari
keju
Mayoritas keju yang
tersedia merupakan keju
impor dengan harga
yang lebih mahal
dibandingkan keju yang
diproduksi lokal
Proses pemesanan produk yang
dapat dikirimkan dengan delivery
ke konsumen
Meningkatnya konsumsi
bahan makanan yang
menggunakan keju
sebagai salah satu bahan
baku
pembuatan franchise cheese
factory yang berisi menu2
trie's cheese dengan standar
mutu yang sama
Jumlah penduduk
Indonesia yang
mencapai 240 juta
merupakan pasar yang
besar
Menjual lisensi produk dengan
franchise outlet trie's cheese.
Jaringan distribusi
dengan pengecer
tradisional yang luas
fokus pada distribusi pada
pengecer tradisional , para
pengolah kue berbahan keju
rumahan
Market Penetration Market Development
Menawarkan konsep vegetarian cheese
dengan kandungan gizi lebih tinggi
dibanding keju bahan baku hewani
Menjual lisensi produk dengan franchise
outlet trie's cheese.
Proses pemesanan produk yang dapat
dikirimkan dengan delivery ke konsumen
pembuatan franchise cheese factory yang
berisi menu2 trie's cheese dengan standar
mutu yang sama
Menjual melalui website yang interaktif
untuk menawarkan berbagai macam varian
keju dengan harga grosir.
Produk Development
Menambah tipe varian keju yang dijual mulai
dari edam, mozzarella, cream cheese, paneer,
cheddar, camembert, parmesan, feta, gouda
dan mendistribusikan melalui website
Membuat makanan olahan keju seperti cake
tape keju, cake durian keju, cake pisang keju,
cake selai-kaya keju, pizza, spaghetti,
macarono schotel, mozzarella goreng tepung,
rasmalai, paneer sashlik, paneer curry with
chicken/mutton/beef/fish,
Dari tiga pilihan strategi besar tersebut, yang kami sarankan untuk diimplementasikan adalah
mulai dari Product Development, diikuti market penetration dan market development dengan
alasan sebagai berikut:,
Banyaknya tipe varian keju yang pemilik dapat buat karena masih dilakukan secara
tradisional dan dalam jumlah tidak secara massal. Varian keju yang dapat dibuat
edam, mozzarella, cream cheese, paneer, cheddar, camembert, parmesan, feta, gouda
Ini memungkinkan untuk dilakukan penjualan dengan online dimana penjual dapat
membeli dalam jumlah sedikit bahkan jumlah satuan karena variasi tipe keju yang
cukup banyak.
Memperluas jaringan distribusi dari produk keju Trie’s cheese ke seluruh Indonesia
Menambah channel dari trie’s cheese yang masih belum bisa masuk di pengecer
modern.
Dengan kemampuan pemilik untuk membuat produk olahan keju, seperti cake tape
keju, cake durian keju, cake pisang keju, cake selai-kaya keju, pizza, spaghetti,
macarono schotel, mozzarella goreng tepung, rasmalai, paneer sashlik, paneer curry
with chicken/mutton/beef/fish,
Penjualan melalui outlet franchise yang menjual produk olahan keju siap saji menjadi
cara untuk mengatasi keterbatasan dana pemilik dalam memasarkan produknya.
Business Model Canvass untuk Trie’s Cheese
Customer segments
Segment dari pembeli yang disasar adalah dari pembeli eceran (retail), pembeli grosir
(reseller) dan pembeli lisensi franchise dari cheese outlet yang mana akan menjual makanan
siap saji hasil olahan bahan keju.
Customer Relationship
Hubungan dengan pelanggan akan dilakukan melalui website dimana varian produk
keju yang tersedia, proses pembayaran dan konfirmasi pembayaran yang dilakukan
secara otomatis, sehingga pemilih cukup mengirimkan produk keju ke alamat
konsumen yang dituju.
Informasi melalui Social Network facebook, twitter, blog akan tetap dilanjutkan
dengan untuk mengupdate varian tipe keju terbaru dan menginformasikan jasa
layanan penjualan lisensi franchise “cheese outlet”
Account executive akan membantu dalam proses hubungan dengan franchisee yang
berminat untuk bekerja sama dalam mengembangkan “cheese outlet”
Channel
Channel disini menjadi jalur bagi trie’s cheese untuk menjual produk nya ke konsumen,
dimana akan melalui :
Website akan menjadi tempat transaksi bagi pelanggan yang memesan varian dari
trie’s cheese dimana semua jenis keju dapat dipesan meskipun dalam jumlah satuan.
Penjualan juga akan dilakukan di franchise outlet yang mana selain digunakan untuk
produk makanan siap saji olahan keju juga menjual beberapa varian keju trie’s
Cheese.
Value Proposition
Tipe Varian keju yang banyak mulai dari edam, mozzarella, cream cheese, paneer,
cheddar, camembert, parmesan, feta, gouda dimana pembeli dapat memesan langsung
keju tersebut bahkan dengan jumlah satuan.
Kandungan nutrisi keju yang tinggi dimana menggunakan rennet nabati.
Penjualan Trie’s Cheese akan dilakukan salah satunya melalui “cheese outlet” yang
berisi makanan siap saji berbahan keju seperti cake tape keju, cake durian keju, cake
pisang keju, cake selai-kaya keju, pizza, spaghetti, macarono schotel, mozzarella
goreng tepung
Pemesanan yang dilakukan melalui website Trie’s Cheese melayani berapapun jumlah
keju yang dipesan dimana dari semua varian yang tersedia. Produksi yang masih
dilakukan secara skala kecil memungkinkan dibuatnya varian tipe keju dalam jumlah
kecil.
Key Activities
Untuk memberikan value proposition kepada konsumen, Trie’s cheese akan melakukan
aktivitas kunci sebagai berikut :
Pengiriman produk melalui kurir.
Sebagai bagian dari product development, penambahan produk varian keju yang
tersedia menjadi bagian penting selain itu juga mempersiapkan produk olahan
makanan siap saji yang akan dijual melalui outlet franchise.
Penjualan lisensi franchise juga akan dilakukan untuk mempercepat distribusi dan
meningkatkan brand Trie’s cheese secara cepat.
Key Resource
Resep kombinasi yang merupakan komposisi bahan dari varian keju menjadi sumber
daya penting untuk memberikan rasa keju yang berbeda
Website yang mampu menampung tipe varian keju dan produk olahannya menjadi
alat penting dalam membantu transaksi
Lisensi BPOM & lisensi untuk menjadi waralaba juga menjadi sumber daya penting
dalam membantu meningkatkan penjualan.
Peternakan seluas 800 hektar juga menjadi sumber daya utama yang bisa
dioptimalkan
Key Partner
Untuk membantu pengiriman produk, kerjasama dengan jasa pengirimana barang
menjadi sangat penting
Kerjasama yang erat dengan pemegang lisensi waralaba untuk membentu dalam
system yang dijalankan.
Revenue Stream
Penjualan varian keju dan produk makanan olahannya baik secara retail melalui
online ataupun melalui waralaba “cheese outlet”
Pembayaran lisensi dari waralaba “cheese outlet”
Gambar 1. 7 P Marketing Mix
7P Marketing Mix yang dapat dikembangkan ke dalam usaha Trie’s Cheese dapat dijelaskan di
bawah ini satu persatu:
1. People
Strategi people adalah dengan memenuhi kekurangan tenaga Trie’s Cheese;
Employees
“People” adalah orang yang melakukan kontak dengan kustomer yang berdampak
terhadap kepuasan pelanggan. Apakah itu sebagian dari bagian proses produk
dan pelayanan dari produk atau terlibat secara total di dalam pelayanan.
“People” adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan
proses pelayanan terhadap pelanggan. Sebagai tuntutan dari ini semua adalah
semua orang yang terlibat harus mempunyai kemampuan yang tepat, motivasi
yang tepat. Misalnya Trie’s Cheese harus merekrut karyawan yang memiliki
keahlian khusus membaca termometer dan pH serta menimbang/menakar bahan-
bahan.
Management
Trie’s Cheese harus memiliki standard operation procedure yang jelas mengenai
proses pembuatan produk dan pelayanan terhadap pelanggan. Diharapkan
kedepannya Trie’s Cheese memiliki standar proses yang diakui kualitasnya oleh
Badan yang bersertifikasi seperti BPOM.
Customer service
Dengan memajang produknya secara online di portal-portal maka dengan
menambahkan pelayanan hotline number yang dapat dikontak kapan saja dalam
waktu 24 jam untuk melayani kebutuhan pelanggan, dengan nomor yang
fixedline. Contohnya nomor telepon kabel (PSTN), karena untuk meyakinkan
calon pembeli bahwa, calon penjual barangnya bener2 ada, bukan hanya website
palsu.
Culture
Trie’s Cheese dapat melakukan perekrutan karyawan yang berkinerja tinggi dengan
kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi
dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting
lainnnya dalam people adalah sikap tingkah laku dan motivasi dari karyawan
dalam industri. Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara
karyawan dan konsumen. TIngkah laku sangat penting, dapat diaplikasikan
dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan yang direkrut, suara dalam
berbicara, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi
karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang
ditawarkan pada level yang diekspetasikan.
2. Product/Service
Strategi product dengan cara pengembangan pelayanan bagi konsumen yang memberikan
manfaat dan memuaskan kebutuhan konsumen;
Varian produk keju : edam, mozzarella, cream cheese, paneer, cheddar,
camembert, parmesan, feta, gouda
Makanan olahan berbahan keju : seperti cake tape keju, cake durian keju, cake
pisang keju, cake selai-kaya keju, pizza, spaghetti, macarono schotel, mozzarella
goreng tepung, rasmalai, paneer sashlik, paneer curry
Waralaba ( Franchise) : Waralaba ini akan menjual makanan siap saji berbahan
keju
Agrowisata : Jasa wisata agrowisata dengan lahan 1800 m di daerah ungaran,
Jawa tengah
Aspek “Product” berhubungan dengan spesifikasi aktual dari barang atau jasa yang akan
dijual. Skope dari aspek produk termasuk elemen-elemen penunjangnya, seperti
garansi, layanan purna jual dan dukungan teknis. Diharapkan kedepannya Trie’s Cheese
dapat mengembangkan seperti adanya garansi, layanan purna jual ke konsumen dan
dukungan teknis didalamnya.
Aspek produk keju Trie’s Cheese secara umum dikatakan diuntungkan dengan adanya
pemasaran melalui internet, karena melalui internet, aspek spesifikasi produk secara
langsung dapat dijabarkan melalui halaman web, disertai dengan foto aktual dari
produk-produk Trie’s Cheese itu sendiri. Juga dapat dijelaskan mengenai garansi,
layanan purna jual dan dukungan teknisnya. Meskipun tidak dapat dilihat secara fisik,
tetapi calon pembeli dapat melihat barangnya melalui foto/gambar aktual dariproduk itu
sendiri.
3. Price.
Strategi price dengan penyesuaian tarif harga dan tarif khusus untuk langganan;
Aspek “price” atau harga berhubungan dengan proses penentuan harga dari produk,
termasuk discount dan biaya lain-lain yang diperhitungkan saat penentuan harga (biaya
produksi, biaya distribusi dan biaya pemasaran). Aspek “price” ini diuntungkan dengan
pemasaran melalui internet, karena calon penjual tidak perlu mempunyai toko secara
fisik atau tempat penyimpanan barang/gudang fisik, biaya pemasaran konvensional
yang dapat memakan biaya tambahan yang pada akhirnya akan berdampak pada
mahalnya harga produk yang harus ditanggung oleh pembeli. Dengan meniadakan biaya
penyimpanan, biaya pemasaran konvensional dan biaya pemeliharaan/perawatan / sewa
gedung / toko, maka harga akhir dari produk atau jasa akan menjadi lebih murah. Dan
hal ini tentu saja menguntungkan bagi calon pembeli.
Trie’s cheese dapat menerapkan strategi harga khusus untuk konsumen yang sudah
berlangganan. Dengan melakukan administrasi database yang baik, maka dapat
diketahui konsumen-konsumen yang sudah berlangganan dan dapat diberikan discount
dibandingkan konsumen yang belum berlangganan.
4. Promotion
Strategi promotion dengan meningkatkan frekuensi promosi;
Aspek “promosi” berhubungan dengan proses promosi, publikasi dan penjualan, branding
dan berbagai metode penjualan produk/merk. Promosi secara konvensional tentu saja
berbeda dengan promosi di internet, semuanya tergantung dari jumlah konsumen atau
segment market yang ingin dituju. Trie’s Cheese yang selama ini yang selama ini
melakukan promosi produknya satu kali dalam seminggu hendaknya dapat
meningkatkan frekuensi promosinya menjadi 3 kali seminggu.
a. ATL (Above the Line)
Promosi secara ATL bagi Trie’s Cheese dijelaskan berikut ini:
Tema iklannya adalah yang sesuai dengan hati dan gaya hidup anak muda : Belajar,
Persahabatan, Keceriaan, Kesegaran, Sport,
Membuat iklan dan Banner di website-website yang dikunjungi oleh anak muda
(Kafegaul, Detik, Kaskus, maupun website-website game community seperti Gilagame,
Rajagame,
Indogamers, Indowebster, Emporiumgamers, Ligagame, dan lain-lain)
Membuat iklan dan Banner di Friendster, Facebook, Twitter, dan situs-situs game
b. BTL (Below the Line)
Membuat franchise “cheese outlet”, yaitu stand yang berfungsi sebagai nongkrong
anak muda seperti pentas seni dan event music
Menawarkan makanan olahan keju di sekolah-sekolah, universitas-universitas, dan
perkantoran.
5. Process
Strategi process dengan melengkapi semua protap;
Aspek “process” berhubungan dengan proses penyediaan jasa dan perilaku orang (dalam
hal ini Trie’s Cheese) yang dapat berdampak sangat krusial terhadap kepuasan
pelanggan.
Aspek proses dikatakan diuntungkan oleh penggunaan internet. Jika proses yang ada dibuat
semudah mungkin bagi calon pembelinya Trie’s Cheese. Dengan penggunaan internet,
proses jual beli seharusnya dijadikan lebih mudah, karena secara logis, calon pembeli
tidak perlu beranjak dari kursinya untuk pergi ke toko, memilih, membayar, dan
membawa pulang barang tersebut. Oleh karena itu proses transaksi yang simple
sederhana, beserta cara pembayaran yang mudah, akan sangat disukai oleh calon
pembeli di internet.
6. Place
Strategi place ialah menambah outlet;
Aspek “place” adalah bagaimana produk tersebut bisa sampai kepada pembeli, sebagai
contoh tempat penjualan produk-produk Trie’s Cheese.
Secara umum, dengan penggunaan internet, aspek ini menguntungkan bagi kedua belah
pihak. Bagi pembeli, dia tidak perlu jauh-jauh mendatangi toko Trie’s Cheese dari
barang yang diinginkan, cukup dengan order secara online dari meja komputer atau dari
layar laptopnya sendiri. Sedangkan dari sisi penjual, dia tidakperlu menyediakan
tempat/toko untuk berjualan, dan tempat untuk bertemu dengan pelanggannya. Cukup
menyediakan website Trie’s Cheese yang ada dapat diakses kapan saja dan dari mana
saja, maka proses transaksi dapat dilakukan.
UntukDalam usaha memasarkan franchise “cheese outlet”, maka harus meletakkan booth-
booth makanan olahan keju di tempat-tempat yang menjadi lokasi anak muda berkumpul.
Dari observasi dan studi literatur yang menggunakan berbagai sumber, diperoleh kesimpulan
bahwa tempat nongkrong yang cukup potensial di Indonesia adalah sebagai berikut
Mall dan Pusat Perbelanjaan
Acara seni (Pentas Seni Sekolah dan Universitas)
Kampus dan lokasi sekitarnya
Sekolah dan lokasi sekitarnya
Event-event Musik
Event-event Olahraga
Taman Kota
Alun-alun
Kafe
Diskotik
Game Station (warnet)
Pusat Kebugaran (Lapangan Olahraga, Fitness Center)
Bengkel
7. Physical Evidence
Strategi provision of customer service dengan meningkatkan orientasi konsumen dan
pesaing.
Tidak seperti aspek “produk”, aspek pelayanan tidak dapat dirasakan sebelum dilihat dan
dicoba langsung. Ini berarti calon pembeli menghadapi resiko yang lebih besar
berkaitan dengan kepercayaan dari niat baik si penjual yang ditemuinya di internet.
Secara logis, dia tidak akan mudah percaya begitu saja kepada Trie’s Cheese.
Website
Stand “Cheese Outlet”
Testimonial
Untuk menimbulkan rasa percaya di sisi calon pembeli, penjual harus memberikan jaminan
bahwa dia benar-benar ada, contohnya itu melalui testimonial dari orang lain yang
pernah bertransaksi jual beli dengan Trie’s Cheese dan merasakan manfaat dari produk-
produk yang dibelinya. Tapi hal ini tidak dapat dilaksanakan begitu saja dengan mudah.
Secara umum, aspek “phisical evidence” ini dirugikan dengan adanya penggunaan
internet, karena secara logis para calon pembeli mengharapkan sesuatu yang tangible
yang dapat dilihat, dirasa secara nyata.
Rencana Implementasi
Tahapan Tahun
1 2 3 4
Mendesain ulang website
Pengembangan varian keju
Kerjasama dengan kurir
Mendapat sertifikasi BPOM
Penjualan berbagai varian keju melalui website
Pengembangan makanan olahan berbahan keju
Rekrutment staff kedai "cheese outlet"
Pengajuan pinjaman Bank
Pembukaan kedai "cheese outlet" 1
Pembukaan kedai "cheese outlet" 2
Pembukaan kedai "cheese outlet"3
Pengajuan lisensi waralaba
Penjualan lisensi waralaba
Pengembangan cabang "cheese outlet" melalui waralaba di pulau Jawa
Pengembangan cabang "cheese outlet" melalui waralaba di luar pulau Jawa
Pembangunan Lahan agrowisata bekerja sama dengan pemda
Pembukaan agrowisata di Ungaran, malang
Kesimpulan
Simpulan merupakan rangkuman pembahasan dari keseluruhan isi kasus bisnis yang telah
dijelaskan sebelumnya, yang berupa jawaban-jawaban dari permasalahan yang telah berhasil
diselesaikan dengan kasus bisnis yang telah disusun. Simpulan yang diperoleh setelah
merancang Kasus bisnis ini adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bagaimana memaksimalkan sumber daya manusia yang terbatas untuk melakukan strategi
marketing karena masih bergantung pada pemilik yang juga harus melakukan fungsi produksi
dan pengembangan produk?
Dengan kelemahan dari Trie’s cheese yang tidak mempunyai pendanaan cukup kuat namun
pemilik mempunyai rencana untuk membuat cukup banyak varian keju yang dipelajari secara
otodidak, maka penjualan secara online menjadi solusinya dimana tipe produksi yang masi
dilakukan tidak secara missal memungkinkan untuk pembuatan pesanan keju meskipun dalam
jumlah sangat kecil.
Bagaimana strategi marketing yang komprehensif dengan terbatasnya dana yang tersedia dari
Trie’s Cheese?
Strategi marketing yang digunakan adalah dengan menggunakan strategi long tail dimana
menjual varian keju yang banyak dengan fleksibilitas jumlah pesanan. Selain itu penjualan
lisensi waralaba “cheese outlet” juga menjadi cara marketing yang efektif.
Bagaimana mengembangkan merk keju yang kalah bersaing dengan rasa keju dari merk yang
sudah lebih dahulu terkenal?
Pengembangan merk keju pada tahap awal lebih berfokus melalui below the line dengan
memaksimalkan internet. Selanjutnya melalui above the line yang didukung bersama dengan
system pemasaran waralaba.
Bagaimana mengatasi keterbatasan penjualan karena belum didapatkannya sertifikasi BPOM
yang membuat trie’s cheese belum bisa masuk ke modern retailer?
Selama sertifikasi BPOM belum didapatkan penjualan akan dilakukan ke pengecer tradisional
dengan menambah varian keju yang tersedia selain itu juga bekerja sama dengan pembuat kue
rumahan untuk menjual bahan keju.
Bagaimana cara untuk memaksimalkan sumber daya dari lahan 1800m dari Trie’s cheese?
Bekerja sama dengan pemda dengan pola bagi hasil untuk membangun daerah wisata agro
yang dapat menjadi pemasukan daerah.