Business Case competiton

15
Latar Belakang Permasalahan Berdasarkan kasus trie’s cheese menghadapi masalah sebagai berikut : Bagaimana memaksimalkan sumber daya manusia yang terbatas untuk melakukan strategi marketing karena masih bergantung pada pemilik yang juga harus melakukan fungsi produksi dan pengembangan produk? Bagaimana strategi marketing yang komprehensif dengan terbatasnya dana yang tersedia dari Trie’s Cheese? Bagaimana mengembangkan merk keju yang kalah bersaing dengan rasa keju dari merk yang sudah lebih dahulu terkenal? Bagaimana mengatasi keterbatasan penjualan karena belum didapatkannya sertifikasi BPOM yang membuat trie’s cheese belum bisa masuk ke modern retailer? Bagaimana cara untuk memaksimalkan sumber daya dari lahan 1800m dari Trie’s cheese? Kerangka Analisis Perumusan Masalah sAnalisis Eksternal sAnalisis Internal Peluang & Kekuatan & Formulasi Strategi & Bisnis model Strategi Terpilih Marketing Mix Strategy Implemention plan ation

Transcript of Business Case competiton

Latar Belakang Permasalahan

Berdasarkan kasus trie’s cheese menghadapi masalah sebagai berikut :

Bagaimana memaksimalkan sumber daya manusia yang terbatas untuk melakukan strategi

marketing karena masih bergantung pada pemilik yang juga harus melakukan fungsi produksi

dan pengembangan produk?

Bagaimana strategi marketing yang komprehensif dengan terbatasnya dana yang tersedia dari

Trie’s Cheese?

Bagaimana mengembangkan merk keju yang kalah bersaing dengan rasa keju dari merk yang

sudah lebih dahulu terkenal?

Bagaimana mengatasi keterbatasan penjualan karena belum didapatkannya sertifikasi BPOM

yang membuat trie’s cheese belum bisa masuk ke modern retailer?

Bagaimana cara untuk memaksimalkan sumber daya dari lahan 1800m dari Trie’s cheese?

Kerangka Analisis

Perumusan Masalah

AsAnalisis Eksternal AsAnalisis Internal

Peluang &

Ancaman

Kekuatan &

Kelemahan

Formulasi Strategi & Bisnis model

Strategi Terpilih

Marketing Mix Strategy

Implemention plan

ation

Plan

TAHAP PENYESUAIAN DAN FORMULASI

Peluang dan ancaman kemudian dirangkum dan dipilih berdasarkan tingkat urgensi:

Threat Dampak

Tingginya persaingan dengan produsen keju

local yang lebih dulu masuk

Trie’s cheese harus mempunyai diferensiasi dan

cara yang unik dalam memasarkan

Kuatnya penetrasi dari keju bermerk yang

sudah dikenal luas di masyarakat

Menyasar market yang berbeda dengan keju

bermerk

Pengecer modern hanya menerima produk

dengan sertifikasi BPOM yang belum

didapatkan

Distribusi tidak bisa dilakukan secara missal

dengan melalui retailer modern

Peluang

Tingginya konsumsi dari keju Masih besar pasar yang dapat disasar dari produk

keju

Mayoritas keju yang tersedia merupakan keju Segmen yang sensitif terhadap harga menjadi

Threat of new entrants High. Kecilnya biaya untuk membuat produk

serupa dan mudah didapatkannya cara untuk membuat keju.

Consumer bargaining position

High. Konsumen dapat memilih dengan mudah produk mana yg diinginkan dan tertuma lebih memilih keju yang bermerk.

Supplier bargaining position Peluang yang didapatkan dari supply bahan baku yang mudah didapat, n Dengan banyaknya alternatif dari sumber bahan baku untuk keju mulai dari susu sampai ressen. Tenaga kerja yang mudah didapat

dikarenakan dalam proses produksinya tidak diperlukan tenaga kerja bersertifikasi tingkat tinggi.

Threat of substitute product Low. Keju merupakan bahan yang

masih belum tergantikan untuk bahan pembuatan kue dan makanan lainnya.

Rivalry among the players Ancaman Tinggi. Persaingan dengan produsen

local sejenis dimana dengan harga yang bersaing dan tipe rasa yang bervariasi.

impor dengan harga yang lebih mahal

dibandingkan keju yang diproduksi lokal

sasaran dalam memasarkan produk

Meningkatnya konsumsi bahan makanan

yang menggunakan keju sebagai salah satu

bahan baku

Produk olahan keju dapat menjadi jalan untuk

meningkatkan penetrasi pembelian produk keju.

Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai

240 juta merupakan pasar yang besar

Dengan penduduk yang besar jumlah konsumsi

masyarakat juga tinggi

Jaringan distribusi dengan pengecer

tradisional yang masih luas

Kerjasama dengan pengecer tradisional untuk

membantu pemasaran

Kekuatan

Keju dengan bahan baku yang terbuat dari nabati sehingga mengandung gizi yang tinggi.

Proses kualitas yang terjaga karena pembuatan masih skala kecil

Kelemahan

Trie’s cheese merupakan keju baru

yang merknya belum dikenal

masyarakat

Masyarakat membutuhkan waktu untuk menerima produk

Tri’s cheese

Rasa dari kejunya tidak segurih keju

impor karen menggunakan rennet

nabati

Akan lebih sulit untuk menghadapai keju bermerk secara

head to head dengan target market yang sama.

Proses produksi masih dikejarkan

sendiri oleh pemilik sehingga jumlah

produksi tidak bisa terlalu banyak

Pemilik mempunyai keterbatasan tinggi dalam jumlah

produksi dan

Alokasi dana untuk pemasaran yang

masih terbatas pada beberapa media

online

Pemasaran berjalan secara terbatas dan hanya pada

kalangan tertentu

Jaringan distribusi yang belum

memiliki sertifikasi BPOM

Belum bisa didistribusikan melalui pengecer modern.

Sumber daya manusia yang sangat

terbatas dimana semua kegiatan

masih dikerjakan langsung oleh

pemilik

Fokus yang terbagi antara produksi dan pemasaran.

Dari analisa SWOT diatas dapat dibuat formulasi strategi

Formulasi strategi dengan TOWS matrix

Kekuatan Kelemahan

Keju dengan bahan baku

yang terbuat dari nabati

sehingga mengandung gizi

yang tinggi.

Trie’s cheese merupakan keju

baru yang merknya belum dikenal

masyarakat

Mayoritas keju yang tersedia

merupakan keju impor

dengan harga yang lebih

mahal dibandingkan keju

yang diproduksi lokal

Rasa dari kejunya tidak segurih

keju impor karen menggunakan

rennet nabati

Meningkatnya konsumsi

bahan makanan yang

menggunakan keju sebagai

salah satu bahan baku

Proses produksi masih dikejarkan

sendiri oleh pemilik sehingga

jumlah produksi tidak bisa terlalu

banyak

Jumlah penduduk Indonesia

yang mencapai 240 juta

merupakan pasar yang besar

Alokasi dana untuk pemasaran

yang masih terbatas pada

beberapa media online

Jaringan distribusi dengan

pengecer tradisional yang

luas

Jaringan distribusi yang belum

memiliki sertifikasi BPOM

Sumber daya manusia yang sangat

terbatas dimana semua kegiatan

masih dikerjakan langsung oleh

pemilik

Threat S-T Strategies W-T Strategies

Tingginya persaingan

dengan produsen keju

local yang lebih dulu

masuk

vegetarian cheese dengan

kandungan gizi lebih tinggi

dibanding keju bahan baku

hewani

Kuatnya penetrasi dari

keju bermerk yang sudah

dikenal luas di

masyarakat

Pengecer modern hanya

menerima produk

dengan sertifikasi

BPOM yang belum

didapatkan

Peluang S-O Strategies W-O Strategies

Tingginya konsumsi dari

keju

Mayoritas keju yang

tersedia merupakan keju

impor dengan harga

yang lebih mahal

dibandingkan keju yang

diproduksi lokal

Proses pemesanan produk yang

dapat dikirimkan dengan delivery

ke konsumen

Meningkatnya konsumsi

bahan makanan yang

menggunakan keju

sebagai salah satu bahan

baku

pembuatan franchise cheese

factory yang berisi menu2

trie's cheese dengan standar

mutu yang sama

Jumlah penduduk

Indonesia yang

mencapai 240 juta

merupakan pasar yang

besar

Menjual lisensi produk dengan

franchise outlet trie's cheese.

Jaringan distribusi

dengan pengecer

tradisional yang luas

fokus pada distribusi pada

pengecer tradisional , para

pengolah kue berbahan keju

rumahan

Market Penetration Market Development

Menawarkan konsep vegetarian cheese

dengan kandungan gizi lebih tinggi

dibanding keju bahan baku hewani

Menjual lisensi produk dengan franchise

outlet trie's cheese.

Proses pemesanan produk yang dapat

dikirimkan dengan delivery ke konsumen

pembuatan franchise cheese factory yang

berisi menu2 trie's cheese dengan standar

mutu yang sama

Menjual melalui website yang interaktif

untuk menawarkan berbagai macam varian

keju dengan harga grosir.

Produk Development

Menambah tipe varian keju yang dijual mulai

dari edam, mozzarella, cream cheese, paneer,

cheddar, camembert, parmesan, feta, gouda

dan mendistribusikan melalui website

Membuat makanan olahan keju seperti cake

tape keju, cake durian keju, cake pisang keju,

cake selai-kaya keju, pizza, spaghetti,

macarono schotel, mozzarella goreng tepung,

rasmalai, paneer sashlik, paneer curry with

chicken/mutton/beef/fish,

Dari tiga pilihan strategi besar tersebut, yang kami sarankan untuk diimplementasikan adalah

mulai dari Product Development, diikuti market penetration dan market development dengan

alasan sebagai berikut:,

Banyaknya tipe varian keju yang pemilik dapat buat karena masih dilakukan secara

tradisional dan dalam jumlah tidak secara massal. Varian keju yang dapat dibuat

edam, mozzarella, cream cheese, paneer, cheddar, camembert, parmesan, feta, gouda

Ini memungkinkan untuk dilakukan penjualan dengan online dimana penjual dapat

membeli dalam jumlah sedikit bahkan jumlah satuan karena variasi tipe keju yang

cukup banyak.

Memperluas jaringan distribusi dari produk keju Trie’s cheese ke seluruh Indonesia

Menambah channel dari trie’s cheese yang masih belum bisa masuk di pengecer

modern.

Dengan kemampuan pemilik untuk membuat produk olahan keju, seperti cake tape

keju, cake durian keju, cake pisang keju, cake selai-kaya keju, pizza, spaghetti,

macarono schotel, mozzarella goreng tepung, rasmalai, paneer sashlik, paneer curry

with chicken/mutton/beef/fish,

Penjualan melalui outlet franchise yang menjual produk olahan keju siap saji menjadi

cara untuk mengatasi keterbatasan dana pemilik dalam memasarkan produknya.

Business Model Canvass untuk Trie’s Cheese

Customer segments

Segment dari pembeli yang disasar adalah dari pembeli eceran (retail), pembeli grosir

(reseller) dan pembeli lisensi franchise dari cheese outlet yang mana akan menjual makanan

siap saji hasil olahan bahan keju.

Customer Relationship

Hubungan dengan pelanggan akan dilakukan melalui website dimana varian produk

keju yang tersedia, proses pembayaran dan konfirmasi pembayaran yang dilakukan

secara otomatis, sehingga pemilih cukup mengirimkan produk keju ke alamat

konsumen yang dituju.

Informasi melalui Social Network facebook, twitter, blog akan tetap dilanjutkan

dengan untuk mengupdate varian tipe keju terbaru dan menginformasikan jasa

layanan penjualan lisensi franchise “cheese outlet”

Account executive akan membantu dalam proses hubungan dengan franchisee yang

berminat untuk bekerja sama dalam mengembangkan “cheese outlet”

Channel

Channel disini menjadi jalur bagi trie’s cheese untuk menjual produk nya ke konsumen,

dimana akan melalui :

Website akan menjadi tempat transaksi bagi pelanggan yang memesan varian dari

trie’s cheese dimana semua jenis keju dapat dipesan meskipun dalam jumlah satuan.

Penjualan juga akan dilakukan di franchise outlet yang mana selain digunakan untuk

produk makanan siap saji olahan keju juga menjual beberapa varian keju trie’s

Cheese.

Value Proposition

Tipe Varian keju yang banyak mulai dari edam, mozzarella, cream cheese, paneer,

cheddar, camembert, parmesan, feta, gouda dimana pembeli dapat memesan langsung

keju tersebut bahkan dengan jumlah satuan.

Kandungan nutrisi keju yang tinggi dimana menggunakan rennet nabati.

Penjualan Trie’s Cheese akan dilakukan salah satunya melalui “cheese outlet” yang

berisi makanan siap saji berbahan keju seperti cake tape keju, cake durian keju, cake

pisang keju, cake selai-kaya keju, pizza, spaghetti, macarono schotel, mozzarella

goreng tepung

Pemesanan yang dilakukan melalui website Trie’s Cheese melayani berapapun jumlah

keju yang dipesan dimana dari semua varian yang tersedia. Produksi yang masih

dilakukan secara skala kecil memungkinkan dibuatnya varian tipe keju dalam jumlah

kecil.

Key Activities

Untuk memberikan value proposition kepada konsumen, Trie’s cheese akan melakukan

aktivitas kunci sebagai berikut :

Pengiriman produk melalui kurir.

Sebagai bagian dari product development, penambahan produk varian keju yang

tersedia menjadi bagian penting selain itu juga mempersiapkan produk olahan

makanan siap saji yang akan dijual melalui outlet franchise.

Penjualan lisensi franchise juga akan dilakukan untuk mempercepat distribusi dan

meningkatkan brand Trie’s cheese secara cepat.

Key Resource

Resep kombinasi yang merupakan komposisi bahan dari varian keju menjadi sumber

daya penting untuk memberikan rasa keju yang berbeda

Website yang mampu menampung tipe varian keju dan produk olahannya menjadi

alat penting dalam membantu transaksi

Lisensi BPOM & lisensi untuk menjadi waralaba juga menjadi sumber daya penting

dalam membantu meningkatkan penjualan.

Peternakan seluas 800 hektar juga menjadi sumber daya utama yang bisa

dioptimalkan

Key Partner

Untuk membantu pengiriman produk, kerjasama dengan jasa pengirimana barang

menjadi sangat penting

Kerjasama yang erat dengan pemegang lisensi waralaba untuk membentu dalam

system yang dijalankan.

Revenue Stream

Penjualan varian keju dan produk makanan olahannya baik secara retail melalui

online ataupun melalui waralaba “cheese outlet”

Pembayaran lisensi dari waralaba “cheese outlet”

Gambar 1. 7 P Marketing Mix

7P Marketing Mix yang dapat dikembangkan ke dalam usaha Trie’s Cheese dapat dijelaskan di

bawah ini satu persatu:

1. People

Strategi people adalah dengan memenuhi kekurangan tenaga Trie’s Cheese;

Employees

“People” adalah orang yang melakukan kontak dengan kustomer yang berdampak

terhadap kepuasan pelanggan. Apakah itu sebagian dari bagian proses produk

dan pelayanan dari produk atau terlibat secara total di dalam pelayanan.

“People” adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan

proses pelayanan terhadap pelanggan. Sebagai tuntutan dari ini semua adalah

semua orang yang terlibat harus mempunyai kemampuan yang tepat, motivasi

yang tepat. Misalnya Trie’s Cheese harus merekrut karyawan yang memiliki

keahlian khusus membaca termometer dan pH serta menimbang/menakar bahan-

bahan.

Management

Trie’s Cheese harus memiliki standard operation procedure yang jelas mengenai

proses pembuatan produk dan pelayanan terhadap pelanggan. Diharapkan

kedepannya Trie’s Cheese memiliki standar proses yang diakui kualitasnya oleh

Badan yang bersertifikasi seperti BPOM.

Customer service

Dengan memajang produknya secara online di portal-portal maka dengan

menambahkan pelayanan hotline number yang dapat dikontak kapan saja dalam

waktu 24 jam untuk melayani kebutuhan pelanggan, dengan nomor yang

fixedline. Contohnya nomor telepon kabel (PSTN), karena untuk meyakinkan

calon pembeli bahwa, calon penjual barangnya bener2 ada, bukan hanya website

palsu.

Culture

Trie’s Cheese dapat melakukan perekrutan karyawan yang berkinerja tinggi dengan

kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi

dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting

lainnnya dalam people adalah sikap tingkah laku dan motivasi dari karyawan

dalam industri. Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara

karyawan dan konsumen. TIngkah laku sangat penting, dapat diaplikasikan

dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan yang direkrut, suara dalam

berbicara, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi

karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang

ditawarkan pada level yang diekspetasikan.

2. Product/Service

Strategi product dengan cara pengembangan pelayanan bagi konsumen yang memberikan

manfaat dan memuaskan kebutuhan konsumen;

Varian produk keju : edam, mozzarella, cream cheese, paneer, cheddar,

camembert, parmesan, feta, gouda

Makanan olahan berbahan keju : seperti cake tape keju, cake durian keju, cake

pisang keju, cake selai-kaya keju, pizza, spaghetti, macarono schotel, mozzarella

goreng tepung, rasmalai, paneer sashlik, paneer curry

Waralaba ( Franchise) : Waralaba ini akan menjual makanan siap saji berbahan

keju

Agrowisata : Jasa wisata agrowisata dengan lahan 1800 m di daerah ungaran,

Jawa tengah

Aspek “Product” berhubungan dengan spesifikasi aktual dari barang atau jasa yang akan

dijual. Skope dari aspek produk termasuk elemen-elemen penunjangnya, seperti

garansi, layanan purna jual dan dukungan teknis. Diharapkan kedepannya Trie’s Cheese

dapat mengembangkan seperti adanya garansi, layanan purna jual ke konsumen dan

dukungan teknis didalamnya.

Aspek produk keju Trie’s Cheese secara umum dikatakan diuntungkan dengan adanya

pemasaran melalui internet, karena melalui internet, aspek spesifikasi produk secara

langsung dapat dijabarkan melalui halaman web, disertai dengan foto aktual dari

produk-produk Trie’s Cheese itu sendiri. Juga dapat dijelaskan mengenai garansi,

layanan purna jual dan dukungan teknisnya. Meskipun tidak dapat dilihat secara fisik,

tetapi calon pembeli dapat melihat barangnya melalui foto/gambar aktual dariproduk itu

sendiri.

3. Price.

Strategi price dengan penyesuaian tarif harga dan tarif khusus untuk langganan;

Aspek “price” atau harga berhubungan dengan proses penentuan harga dari produk,

termasuk discount dan biaya lain-lain yang diperhitungkan saat penentuan harga (biaya

produksi, biaya distribusi dan biaya pemasaran). Aspek “price” ini diuntungkan dengan

pemasaran melalui internet, karena calon penjual tidak perlu mempunyai toko secara

fisik atau tempat penyimpanan barang/gudang fisik, biaya pemasaran konvensional

yang dapat memakan biaya tambahan yang pada akhirnya akan berdampak pada

mahalnya harga produk yang harus ditanggung oleh pembeli. Dengan meniadakan biaya

penyimpanan, biaya pemasaran konvensional dan biaya pemeliharaan/perawatan / sewa

gedung / toko, maka harga akhir dari produk atau jasa akan menjadi lebih murah. Dan

hal ini tentu saja menguntungkan bagi calon pembeli.

Trie’s cheese dapat menerapkan strategi harga khusus untuk konsumen yang sudah

berlangganan. Dengan melakukan administrasi database yang baik, maka dapat

diketahui konsumen-konsumen yang sudah berlangganan dan dapat diberikan discount

dibandingkan konsumen yang belum berlangganan.

4. Promotion

Strategi promotion dengan meningkatkan frekuensi promosi;

Aspek “promosi” berhubungan dengan proses promosi, publikasi dan penjualan, branding

dan berbagai metode penjualan produk/merk. Promosi secara konvensional tentu saja

berbeda dengan promosi di internet, semuanya tergantung dari jumlah konsumen atau

segment market yang ingin dituju. Trie’s Cheese yang selama ini yang selama ini

melakukan promosi produknya satu kali dalam seminggu hendaknya dapat

meningkatkan frekuensi promosinya menjadi 3 kali seminggu.

a. ATL (Above the Line)

Promosi secara ATL bagi Trie’s Cheese dijelaskan berikut ini:

Tema iklannya adalah yang sesuai dengan hati dan gaya hidup anak muda : Belajar,

Persahabatan, Keceriaan, Kesegaran, Sport,

Membuat iklan dan Banner di website-website yang dikunjungi oleh anak muda

(Kafegaul, Detik, Kaskus, maupun website-website game community seperti Gilagame,

Rajagame,

Indogamers, Indowebster, Emporiumgamers, Ligagame, dan lain-lain)

Membuat iklan dan Banner di Friendster, Facebook, Twitter, dan situs-situs game

b. BTL (Below the Line)

Membuat franchise “cheese outlet”, yaitu stand yang berfungsi sebagai nongkrong

anak muda seperti pentas seni dan event music

Menawarkan makanan olahan keju di sekolah-sekolah, universitas-universitas, dan

perkantoran.

5. Process

Strategi process dengan melengkapi semua protap;

Aspek “process” berhubungan dengan proses penyediaan jasa dan perilaku orang (dalam

hal ini Trie’s Cheese) yang dapat berdampak sangat krusial terhadap kepuasan

pelanggan.

Aspek proses dikatakan diuntungkan oleh penggunaan internet. Jika proses yang ada dibuat

semudah mungkin bagi calon pembelinya Trie’s Cheese. Dengan penggunaan internet,

proses jual beli seharusnya dijadikan lebih mudah, karena secara logis, calon pembeli

tidak perlu beranjak dari kursinya untuk pergi ke toko, memilih, membayar, dan

membawa pulang barang tersebut. Oleh karena itu proses transaksi yang simple

sederhana, beserta cara pembayaran yang mudah, akan sangat disukai oleh calon

pembeli di internet.

6. Place

Strategi place ialah menambah outlet;

Aspek “place” adalah bagaimana produk tersebut bisa sampai kepada pembeli, sebagai

contoh tempat penjualan produk-produk Trie’s Cheese.

Secara umum, dengan penggunaan internet, aspek ini menguntungkan bagi kedua belah

pihak. Bagi pembeli, dia tidak perlu jauh-jauh mendatangi toko Trie’s Cheese dari

barang yang diinginkan, cukup dengan order secara online dari meja komputer atau dari

layar laptopnya sendiri. Sedangkan dari sisi penjual, dia tidakperlu menyediakan

tempat/toko untuk berjualan, dan tempat untuk bertemu dengan pelanggannya. Cukup

menyediakan website Trie’s Cheese yang ada dapat diakses kapan saja dan dari mana

saja, maka proses transaksi dapat dilakukan.

UntukDalam usaha memasarkan franchise “cheese outlet”, maka harus meletakkan booth-

booth makanan olahan keju di tempat-tempat yang menjadi lokasi anak muda berkumpul.

Dari observasi dan studi literatur yang menggunakan berbagai sumber, diperoleh kesimpulan

bahwa tempat nongkrong yang cukup potensial di Indonesia adalah sebagai berikut

Mall dan Pusat Perbelanjaan

Acara seni (Pentas Seni Sekolah dan Universitas)

Kampus dan lokasi sekitarnya

Sekolah dan lokasi sekitarnya

Event-event Musik

Event-event Olahraga

Taman Kota

Alun-alun

Kafe

Diskotik

Game Station (warnet)

Pusat Kebugaran (Lapangan Olahraga, Fitness Center)

Bengkel

7. Physical Evidence

Strategi provision of customer service dengan meningkatkan orientasi konsumen dan

pesaing.

Tidak seperti aspek “produk”, aspek pelayanan tidak dapat dirasakan sebelum dilihat dan

dicoba langsung. Ini berarti calon pembeli menghadapi resiko yang lebih besar

berkaitan dengan kepercayaan dari niat baik si penjual yang ditemuinya di internet.

Secara logis, dia tidak akan mudah percaya begitu saja kepada Trie’s Cheese.

Website

Stand “Cheese Outlet”

Testimonial

Untuk menimbulkan rasa percaya di sisi calon pembeli, penjual harus memberikan jaminan

bahwa dia benar-benar ada, contohnya itu melalui testimonial dari orang lain yang

pernah bertransaksi jual beli dengan Trie’s Cheese dan merasakan manfaat dari produk-

produk yang dibelinya. Tapi hal ini tidak dapat dilaksanakan begitu saja dengan mudah.

Secara umum, aspek “phisical evidence” ini dirugikan dengan adanya penggunaan

internet, karena secara logis para calon pembeli mengharapkan sesuatu yang tangible

yang dapat dilihat, dirasa secara nyata.

Rencana Implementasi

Tahapan Tahun

1 2 3 4

Mendesain ulang website

Pengembangan varian keju

Kerjasama dengan kurir

Mendapat sertifikasi BPOM

Penjualan berbagai varian keju melalui website

Pengembangan makanan olahan berbahan keju

Rekrutment staff kedai "cheese outlet"

Pengajuan pinjaman Bank

Pembukaan kedai "cheese outlet" 1

Pembukaan kedai "cheese outlet" 2

Pembukaan kedai "cheese outlet"3

Pengajuan lisensi waralaba

Penjualan lisensi waralaba

Pengembangan cabang "cheese outlet" melalui waralaba di pulau Jawa

Pengembangan cabang "cheese outlet" melalui waralaba di luar pulau Jawa

Pembangunan Lahan agrowisata bekerja sama dengan pemda

Pembukaan agrowisata di Ungaran, malang

Kesimpulan

Simpulan merupakan rangkuman pembahasan dari keseluruhan isi kasus bisnis yang telah

dijelaskan sebelumnya, yang berupa jawaban-jawaban dari permasalahan yang telah berhasil

diselesaikan dengan kasus bisnis yang telah disusun. Simpulan yang diperoleh setelah

merancang Kasus bisnis ini adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Bagaimana memaksimalkan sumber daya manusia yang terbatas untuk melakukan strategi

marketing karena masih bergantung pada pemilik yang juga harus melakukan fungsi produksi

dan pengembangan produk?

Dengan kelemahan dari Trie’s cheese yang tidak mempunyai pendanaan cukup kuat namun

pemilik mempunyai rencana untuk membuat cukup banyak varian keju yang dipelajari secara

otodidak, maka penjualan secara online menjadi solusinya dimana tipe produksi yang masi

dilakukan tidak secara missal memungkinkan untuk pembuatan pesanan keju meskipun dalam

jumlah sangat kecil.

Bagaimana strategi marketing yang komprehensif dengan terbatasnya dana yang tersedia dari

Trie’s Cheese?

Strategi marketing yang digunakan adalah dengan menggunakan strategi long tail dimana

menjual varian keju yang banyak dengan fleksibilitas jumlah pesanan. Selain itu penjualan

lisensi waralaba “cheese outlet” juga menjadi cara marketing yang efektif.

Bagaimana mengembangkan merk keju yang kalah bersaing dengan rasa keju dari merk yang

sudah lebih dahulu terkenal?

Pengembangan merk keju pada tahap awal lebih berfokus melalui below the line dengan

memaksimalkan internet. Selanjutnya melalui above the line yang didukung bersama dengan

system pemasaran waralaba.

Bagaimana mengatasi keterbatasan penjualan karena belum didapatkannya sertifikasi BPOM

yang membuat trie’s cheese belum bisa masuk ke modern retailer?

Selama sertifikasi BPOM belum didapatkan penjualan akan dilakukan ke pengecer tradisional

dengan menambah varian keju yang tersedia selain itu juga bekerja sama dengan pembuat kue

rumahan untuk menjual bahan keju.

Bagaimana cara untuk memaksimalkan sumber daya dari lahan 1800m dari Trie’s cheese?

Bekerja sama dengan pemda dengan pola bagi hasil untuk membangun daerah wisata agro

yang dapat menjadi pemasukan daerah.