busines plan

32
Tugas Akhir Bahasa Indonesia Rancangan Usaha Ternakan Burung Puyuh Oleh Budiono E1C012052 JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU

Transcript of busines plan

Tugas Akhir Bahasa IndonesiaRancangan Usaha Ternakan Burung Puyuh

OlehBudionoE1C012052

JURUSAN PETERNAKANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2014

Kata pengantar

Puji syukur atas berkat dan rahmat Allah S.W.T sehinggapenulis dapat menyelesaikan tugas busines plan pada peternakan puyuhdengan tepat waktu. Business plan ini dibuat untuk memenuhi tugasmata kuliah ekonomi peternakan, penulis memilih usaha ini karenadurasa usaha ini memiliki peluang bisnis yang menjanjikan, sehinggakedepannya dapat merencanakan usaha berkaitan didaerah bengkulu.Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu penyelesaian penulisan tugas ini.

            Dalam penulisan busines plan ini, penulis menyadaribahwa masih banyak sekali kekurangan maupun kesalahan dalampenulisan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dansaran yang bersifat membangun, guna perbaikan dalam penulisan papermaupun karya ilmiah yang akan datang. Semoga tugas ini dapatbermanfaat terutama bagi pembaca yang ingin memulai usaha dibidangpenetasan.

                                                                                                            Bengkulu, desember 2014

                                                                                                                        Penulis

Daftar isi

Cover........................................................1Kata pengantar...............................................2Daftar isi...................................................3BAB I PENDAHULUAN............................................4BAB II ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL.........................101.1   Asumsi dasar pola peternakan puyuh....................101.2  Aspek pasar dan pemasaran..............................111.3  Aspek teknis...........................................12

1.3.1   Lokasi usaha.....................................121.3.2    Skala Usaha.....................................13

1.4    Lay Out..............................................131.5    Perkandangan.........................................131.6    Teknologi............................................141.7    Kebutuhan pakan puyuh................................14BAB III ANALISIS ASPEK FINANSIAL............................173.1    Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Puyuh Petelur danPembibit dengan Populasi 20000 Ekor.........................173.2    Arus Penerimaan (Inflow)...............................17

3.2.1   Produksi telur...................................173.3    Arus pengeluaran.....................................18

3.3.2 Biaya operasional..................................19BAB IV KESIMPULAN...........................................22DAFTAR PUSTAKA..............................................23LAMPIRAN....................................................24

BAB I PENDAHULUAN

Sektor usaha peternakan pada era kemajuan zaman sekarang ini,mempunyai prospek yang  besar. Tantangan untuk sarjana mudapeternakan untuk menjadi wirausahawan merupakan cikal bakalberkembanganya kegiatan perekonomian dibidang peternakan. Begitujuga dengan perkembangan jumlah penduduk yang begitu cepat danberkurangnya lahan pertanian harus mampu mengalihkan perhatian parapetani untuk menjalankan usaha dibidang peternakan sebagaialternatif penghasil Uang. Sektor peternakan merupakan salah satubidang pada sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalampembentukan nilai Produk Domestik Bruto (PDB).

Distribusi PDB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010-2015**menurut lapangan usaha dari sembilan sektor yang memberikankontribusi terbesar adalah sektor industri pengolahan yang menempatiurutan pertama sedangkan sektor pertanian, peternakan kehutanan danperikanan menempati urutan kedua. Nilai PDB pertanian pada tahun2014**) atas dasar harga konstan meningkat sebesar Rp. 304,4 triliundari tahun 2010 yang hanya sekitar Rp. 295,9 triliun. Sedangkannilai PDB sub sektor peternakan pada tahun 2010 juga meningkatsebesar 38,16 triliun dari tahun 2010*) yang hanya sekitar 36,6triliun.(angka sementara) (BPS Peternakan, 2014).

Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto tahun 2010-2015 atas dasar hargakonstan Rp 2000 (Milyar)

No.

JenisLahan

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014*) 2015**1

1 BahanMakanan

129,548.6

133,888.5

142,000.4

149,057.

8

151,749.

584,580.3

2 Perkebunan

41,318.0

43,199.2

44,783.9

45,608.3

46,750.9 21,938.3

3 Peternakan

33,430.2

34,220.7

35,425.3

36,648.9

38,135.2 19,384.4

4 Kehutana 16,686. 16,548. 16,543. 1 1 8,199.6

n 9 1 3 6,843.6 7,192.5

5 Perikanan

41,419.1

43,652.8

45,866.2

47,775.1

50,578.1 26,161.7

6Jumlah

Pertanian

262,402.8

211,308.4

222,209.6

231,315.0

236,635.

6

125,903.0

7 PDBNasional

1,847,126.7

1,964,327.3

2,082,456.1

2,177,741.7

2 ,310,689.8

1,205,212.9

Sumber : Statistik peternakan dan kesehatan hewan 2013

*) angka sementara.

**) angka sangat sementara.

Dari segi investasi, usaha mikro, kecil, menengah dan besaratas dasar harga berlaku menurut sub sektor peternakan meningkatbertururt turut dari tahun 2012 yang sidah angka tetap sampai tahun2013* dan 2014** yang masih angka sementara sebesar Rp. 1,815trilyun, Rp. 2,386 trilyun,dan Rp. 2, 484 trilyun. Apabiladibandingkan dengan sub sektor lainnya pada sektor pertanian,peternakan kehutanan dan perikanan maka sub sektor peternakanmemiliki kontribusi ke -4 pada tahun 2012-2014** untuk infestasiusaha mikro kecuil menengah dan besar atas dasar harga dasar berlakusesudah sub sektor perikanan, tanaman  perkebunan, tanaman bahanpakan dan kehutanan.

Pengaruh subsektor peternakan yang besar terhadap kehidupanmasyarakat Indonesia tidak terlepas dari fungsi dasar subsektorpeternakan sendiri dalam pemenuhan pangan dan gizi masyarakatIndonesia, terutama pemenuhan kebutuhan protein hewani. Peningkatanjumlah penduduk, pendapatan dan kadar gizi masyarakat menyebabkanpermintaan terhadap hasil subsektor peternakan sebagai sumberprotein hewani semakin meningkat pula.

Siklus hidup puyuh relatif pendek. Produksi telurnya 130-300butir per tahun dengan bobot rata-rata 10-15 g per butir. Bobottelur merupakan sifat kuantitatif yang dapat diturunkan. Jadi jenis

pakan, jumlah pakan, lingkungan kandang, serta besar tubuh induksangat mempengaruhi bobot telur. Selain itu, sedikitnya proteinransum menyebabkan kecilnya kuning telur yang terbentuk sehinggamenyebabkan kecilnya telur dan rendahnya daya tetas telur. Bobottelur juga sangat dipengaruhi oleh masa bertelur. Telur padaproduksi pertama pada suatu siklus berbobot lebih rendah daripadatelur berikutnya pada siklus yang sama. Dengan kata lain, bobottelur semakin bertambah dengan bertambahnya umur induk. (Yd.Pangestuti,2009)

Selain telurnya produk yang dapat dimanfaatkan dari puyuhyaitu daging, kotoran, dan bulu. Daging puyuh sekarang ini tidakkalah dengan daging ternak lainnya. Daging puyuh sekarang ini tidakkalah dengan daging ternak lainnya. Daging puyuh mengandung 21,1persen protein dan lemak hanya 7,7 persen saja. Daging puyuh umumnyadiambil dari puyuh yang sudah afkir yaitu puyuh betina yangkemampuan bertelurnya sudah menurun atau puyuh jantan yang tidakterpilih sebagai pejantan. Kotoran puyuh baunya lebih menyengatdibandingkan kotoran ayam atau unggas lainnya, apalagi bila puyuhdiberi pakan berkadar protein tinggi. Akan tetapi kotorannya itumasih dapat dimanfaatkan untuk dibuat pupuk. Pupuk dari kotoranpuyuh sangat baik untuk tanaman sayur maupun tanaman hias dan jugadapat digunakan dalam campuran bahan pakan (konsentrat) untuk ternakbesar. Pemanfaatan bulu burung puyuh biasanya untuk campuran bahanpakan ternak besar, karena bulu memiliki potensi sebagai sumberprotein hewani dan mineral serta kaya akan asam amino esensial.Energi metabolismenya mencapai 3.047 kkkl/kg, sedangkan proteinkasarnya mencapai 86,5 persen, tetapi pemanfaatan bulu sebagai pakanternak harus melalui suatu pengolahan terlebih dahulu, tidak hanyadikeringkan dan digiling saja, bulu harus dihidrolisa atau dimasakterlebih dahulu. Kelebihan lain dari beternak burung puyuh secaraekonomis yaitu ukuran tubuh burung puyuh yang relatif kecil,sehingga menguntungkan peternak karena dapat memelihara puyuh dalamjumlah yang besar pada lahan yang tidak terlalu luas (Listiyowatidan Roospitasari, 2005) dalam (Pangestuti, 2009).

Konsumsi hasil ternak berupa daging, telur dan susu pada tahun2013 perkapita /tahun untuk daging sebanyak 6.953 kg/kapita /tahunatau mengalami peningkatan sebesar 10.42% dari tahun sebelumnya(2009) yaitu 6.297 kg/kapita/tahun. Untuk telur sebanyak 7.227kg/kapita /tahun, atau mengalami kenaikan sebesar 13.24% dari tahun

2012 yang hanya sebesar 6.382 kg/kapita/tahun. Sedangkan sususebanyak 16.421 kg/kapita/tahun. Atau mengalami penurunan biladibandingkan tahun sebelumnya (2009) dari sebesar 18.472kg/kapita /tahun (11.10%). Demikian juga dengan konsumsi protein(telur, daging dan susu) pada tahun 2012 sebesar 31.151kg/kapita/tahun dan pada tahun 2013 menurun menjadi 30.602kg/kapita/tahun (1.77%).

Tabel 4. Konsumsi hasil ternak per kapita per tahun produkpeternakan  2012 – 2013

No Komoditi

Tahun

2012 2013

I  DAGING/ MEAT (KG) 6.297 6.953

A  DAGING SEGAR / FRESH MEAT (KG)

4.199 4.816

1  Sapi/ Beef Cattle 0.334  0.367

2  Kerbau/ Buffalo 0.014  0.017

3  Kambing/ Goat 0.025  0.024

4  Babi/ Pork 0.188  0.211

5  Ayam ras / Chicken 3.050 3.514

6  Ayam Kampung/ Chicken 0.501  0.602

B  Daging diawetkan/ Canned (KG)

0.150  0.082

1  Dendeng/ Spicy Dried Meat

0.002  0.001

2  Abon/ Spicy Shreded Meat 0.097  0.010

3  Daging dalam kaleng/ 0.003  0.012

C  Lainnya / Others (KG) 0.184 4 0.203

1  Hati/ Liver 0.055  0.063

2  Jeroan selain 0.040  0.050

hati/ Offal exclude liver

3  Daging tetelan/Tetelan Meat

0.012  0.013

4  Tulang/ Bone  0.001  0.002

D  Daging dari makanan jadi

1.765 1.860

1  Soto/gule/sop/rawon 1.053 1.077

2  Sate/tongseng  0.085  0.091

3  Ayam/daging (goreng,dll)

 0.626  0.689

II

TELUR/ EGG (KG) 6.382 7.230

1  Telur ayam ras / Layer egg

5.827 6.709

2  Telur ayam buras/ Local chicken egg

 0.165  0.186

3  Telur Itik/ Duck egg  0.221  0.173

4 Telur puyuh/ Quail egg  0.059  0.045

6  Telur asin / Salted egg  0.106  0.107

III

 SUSU / MILK (KG) 18.472 16.421

1  Susu Segar/ Fresh Milk 0.119  0.087

2  Susu cair pabrik/ Preserved milk 6

0.214  0.196

3  Susu kental manis/ Sweet canned liquidmilk

0.603  0.662

4  Susu bubuk/ Canned 8.116 6.065

powder milk

5  Susu bubuk bayi/ Babypowder milk

9.380 9.371

6  Keju/ Cheese 0.007  0.007

TOTAL 31.151 30.601

Ternak puyuh merupakan salah satu komoditas unggas sebagaipenghasil telur dan daging. Keberadaannya dapat sebagai pendukungketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Usahabudidaya puyuh merupakan salah satu jenis usaha yang banyak diminatidan dikembangkan, karena ternak puyuh ini merupakan salah satuternak yang dapat berproduksi dalam waktu cepat (umur 40 hari sudahbertelur) disamping usaha budidaya puyuh dapat dilakukan denganmodal yang relatif kecil dan tidak memerlukan lahan yang luas.(Pedoman penataan budaya puyuh 2012).

            Berdasarkan jenisnya, burung puyuh termasuk kedalamgolongan aneka ternak termasuk kelinci dan burung merpati. Untukpopulasi ketiga jenis aneka ternak tersebut pada tahun 2013mengalami penurunan apabila dibandingkan tahun 2012 kecuali padamerpati yaitu bururng puyuh sebesar 5,25 juta ekor (penurunan31,01%), kelinci 0,56 juta ekor (penurunan 32,54%) dan burungmerpati 2,09 juta ekor (peningkatan 15,56%). Sementara untuk ternakunggas secara nasional juga mengalami variasi peningkatan danpenurunan jumlah populasi bila dibandingkan tahun sebelumnya, yaituayam buras 257,5 juta ekor (peningkatan 3,03%), ayam ras petelur105,2 juta ekor (penurunan -5,57%) dan ayam ras pedaging 986,87 jutaekor (penurunan 3,85 %) serta itik 44,30 juta ekor (peningkatan8,91%).

Tabel 5. Populasi Ternak Unggas Tahun 2010 - 2014 (Indonesia) Dalam000 Ekor

No Jenis Unggas 2010 2011 2013 2013 2014*)

1 Ayam Buras/ NativeChicken

272.251

243.423

249.963 257.544

274.893

2  Ayam Ras 111.48 107.95 111.418 105.21 110,3

Petelur/ Layer 9 5 0

3  Ayam RasPedaging/ Broiler

891.659

902.052

1.026.379

986.872

1.041.968

4  Itik/ Duck 35.867 39,84 40,676 44.302 49.392

5  Puyuh/ Quail 6.640,10

6.683,30

7.542,00

7.053,60

7.055,50

6 Merpati/ Pigion 162.5 1.499,00

1.814,80

490,14

19.5

*) angka sementara.

Pemanfaatan ternak burung puyuh tidak hanya untuk menghasilkantelur konsumsi saja. Bibit, daging, kotoran, atau bulu puyuh punbisa dimanfaatkan dan dijual. Peternakan puyuh yang mulai banyakdiusahakan membutuhkan bibit puyuh sebagai input. Daging puyuh yangberasal dari puyuh jantan yang tidak lolos seleksi sebagai pembibitatau puyuh betina afkir yang sudah tidak produktif lagi dapat dijualuntuk konsumsi. Kotoran puyuh dapat dimanfaatkan sebagai pupukkandang serta bulu burung puyuh dapat dimanfaatkan sebagai campuranbahan pakan ternak besar. (IPB).

Pendirian usaha Peternakan burung puyuh merupakan suatu upayayang dilakukan untuk membantu mencukupi kebutuhan protein hewanimasyarakat khususnya didaerah dimana usaha tersebut akan dilaksanakan. Pada saat saat tertentu produk peternakan berupa telursulit untuk didapatkan bahkan menghilang dari pasaran terutamamenjelang perayaan hari hari besar keagamaan, kebutuhan produk berupa telur akan meningkat drastis.

Burung puyuh dipilih sebagai ternak yang akan diusahakan padapeternakan ini karena lebih cepat menghasilkan keuntungandibandingkan unggas besar seperti ayam petelur. Bururng puyuh dapatmemulai berproduksi telur pada saat berumur 35 hari, sedangkan ayammulai bertelur pada umur 42 minggu.

Jika dilihat dari kandungan nutrisinya telur puyuh juga tidakjauh berbeda dengan nutrisi telur dari berbagai jenis unggaslainnya. Perbandingan dengan telur ayam, telur puyuh memiliki ratarata kandungan nutrisi lebih besar. Berikut disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Kandungan nutrisi telur puyuh dan telur ayam.

No Jenis nutrisi Telur puyuh Telur ayam

1 Vitamin A (ug) 350 140

2 Vitamin B1 (mg) 0,14 0,06

3 Vitamin B2 (mg) 0,72 0,48

4 Vitamin B6 (mg) 0,7 8

5 Vitamin B12 (ug) 4,7 9

6 Asam folat (ug) 91 43

7 Kalium (mg) 150 130

8 Fosfor (mg) 220 180

9 Besi (mg) 3,1 1,8

10 Metionin (mg) 1189 413

11 Glycine (mg) 463 413

12 DHA (mg) 330 150

Studi ini di buat untuk menganalisa  secara jelas dan detailmengenai kelayakan usaha pada peternakan puyuh yang akan dilksanakandi bengkulu sebagai penyedia  dan penyalur pasokan bibit DOQ maupuntelur konsumsi khususnya di daerah tersebut. Tujuan business planini juga berkaitan dengan analisis investasi dan berbagai aspekteknis dan produksi maupun keuntungan dari rusahaan tersebut.

BAB II ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL

1.1. Asumsi dasar pola peternakan puyuh

Pada awal beroperasinya peternakan puyuh , pola budidayayang diterapkan adalah budidaya puyuh petelur dan pembibit. Untukmendapatkan bibit puyuh pertama kali, perusahaan mendatangkanpembibit dari perusahaan lain yang berada di pulau jawa. Tahunpertama berdirinya usaha,  pemilik perusahaan membeli bibit puyuhpetelur dan pembibit  sebanyak 20.000 ekor, yang terdiri dari 15ribu ekor puyuh petelur dan 5 ribu ekor pembibit. Untuk puyuhpetelur, perbandingan antara jantan dan betina yaitu 1: 9sedangkan untuk puyuh pembibit perbandingannya 1: 4 ekor. Jadijumlah puyuh pejantan yang didatangkan pada tahun pertama adalah2500 ekor dan puyuh betina sebanyak 17500 ekor.

Dalam melakukan usahanya peternakan puyuh  menggunakanbeberapa asumsi dasar yaitu :

1. Umur proyek didasarkan pada umur ekonomis bangunan kandangyaitu selama tujuh tahun.

2. Pengusaha menggunakan modal sendiri.3. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga

rata-rata per bulan deposito Bank Indonesia (BI Rate) tahun2013, yaitu 15 persen.

4. Keadaan ekonomi selama proyek berlangsung diasumsikan tetap.5. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1 dan  invesi

tambahan pada tahun besikutnya.  biaya reinvestasi dikeluarkanuntuk peralatan yang telah habis umur ekonomisnya.

6. Harga untuk seluruh  input yang digunakan dalam analisis iniadalah riil. Harga input yang digunakan adalah harga yangberlaku di pasar.

7. Masing-masing puyuh petelur mampu bertelur sebanyak satu butirper hari dengan peluang keberhasilan pemerolehan telur layakjual setelah dilakukan sortasi pasca panen yaitu sebesar 98persen.

8. Tingkat kematian puyuh tidak lebih dari 5 persen.9. Satu orang tenaga kerja pada bagian pemeliharaan puyuh mampu

menangani 5.000 ekor puyuh.10. Harga jual telur puyuh selama tujuh tahun diasumsikan

tetap yaitu Rp 270 per butir.

11. Harga jual puyuh pembibit selama tujuh tahun diasumsikantetap yaitu  Rp 13.500,- per ekor

12. Pola usaha yang diusahakan yaitu yaitu penggabunganantara usaha puyuh petelur merangkap usaha puyuh pembibit.Pola ini terdiri dari 15.000 ekor puyuh petelur dan 5.000 ekorpuyuh pembibit .

13. Telur puyuh fertil yang dihasilkan puyuh pembibit yaitu85 persen dengan persentase keberhasilan penetasan 70 persendan 60 persen dari telur yang menetas adalah puyuh betina.

14. Mesin tetas, berjumlah 200 masing masing mempunyaikapasitas 1000 butir. Mesin tetas terbuat dari papan kayu yangdi dalamnya telah dilengkapi dengan bohlam-bohlam lampu untuksumber pemanas. Pada masin tetas dibutuhkan bohlam lampusebanyak 6 buah, Masing-masing mesin tetas digunakan selamamasa penetasan 17 hari, dan terus menerus dinyalakan selama 24jam, sehingga dalam setahun bohlam lampu diganti sebanyak 4kali.

15. Analisis data menggunakan data pajak penghasilan yangdikenakan berdasarkan tarif pajak menurut UU RepublikIndonesia No. 17 tahun 2000 tentang Tarif umum PPH wajib pajakbadan dalam negeri dan bentuk usaha tetap, yaitu :

o Jika pendapatan < Rp 50.000.000,00 maka pajak yang dibayarkanadalah 10% x pendapatan.

o Jika Rp 50.000.000,00 < pendapatan < Rp 100.000.000,00 makapajak yang dibayarkan adalah (10% x Rp 50.000.000,00)+(15% x( pendapatan – Rp 50.000.000,00))

o Jika pendapatan > Rp 100.000.000 maka pajak yang dibayarkanadalah (10% x Rp 50.000.000,00)+ (15% x Rp 50.000.000,00) +(30% x (pendapatan – Rp 100.000.000,00)).

1.2  Aspek pasar dan pemasaran

Produk yang dihasilkan peternakan puyuh terdiri daritelur konsumsi, puyuh pembibit, puyuh afkir dan pupuk kandang.Daerah pemasaran produk terutama telur dan puyuh pembibitterdiri dari beberapa tempat antara lain di . kota bengkulusendiri, bengkulu tengah, bengkulu utara dan kepahyang..Ditafsirkan, beberapa lokasi pemasaran tersebut mampu menampungproduksi dari peternakan puyuh yang ada di kota bengkulu karenapermintaan akan telur selalu meningkat, selain itu perusahaan

juga membangun kemitraan dengan beberapa peternak yang tersebardi beberapa lokasi di provinsi bengkulu agar pemasaran dapatberjalan dengan lancar.

Berdasarkan hasil pengamatan, permintaan terhadap produkpeternakan khususnya yang berasal dari unggas di rejang lebongterus mengalami peningkatan. Keadaan tersebut merupakan peluangyang sangat menjanjikan untuk terjun ke dunia bisnisperunggasan.  Tingginya permintaan berbagai produk seperti telurdan daging untuk dikonsumsi harus didatangkan dari luar daerahkarena belum adanya perusahaan peternakan yang mampu menyediakankomoditas tersebut.

 Jika dilihat dari populasi ternak unggas yang ada dibengkulu, dari tahun 2008 hingga 2010 (Tabel 1) mengalamipeningkatan tetapi tidak begitu besar, sementara permintaan dimasyarakat terus mengalami peningkatan.

Tabel 1. Jumlah populasi ternak unggas di kota bengkulu Tahun2011 – 2013.

Jenisunggas

Tahun (Ekor)

2011 2012 2013

Ayam raspetelur 234 7.000 7.590

Ayam raspedaging

107.021 433.098 707.591

Ayam buras 70.993 70.993 76.493

Selain konsumen rumah tangga, tingginya permintaanterhadap produk dari peternakan unggas juga berasal dariindustri makanan cepat siap saji yang saat ini mengalamiperkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut ditunjukan denganangka pemotongan ternak unggas yang mengalami peningkatan yangsangat tajam (Tabel 2). Peningkatan angka pemotongan unggasmenyebabkan  harga daging meningkat. Oleh karena itu, pendirianusaha dibidang perunggasan merupakan langkah awal untuk memenuhitingginya permintaan konsumen. Dengan membangun kemitraan kepada

para peternak kecil yang tersebar diberbagai tempat, diharapkan  perusahaan tersebut akan cepat berkembang.

Tabel 2. Jumlah Pemotongan Ternak Unggas Di Kota bengkulu Tahun2011 – 2013.

Jenispemotongan

Jumlah pemotongan (ekor)

2011 2012 2013

Ayam buras 75.452 7. 843 98.522

Ayam raspedaging

3 .194 - -

Ayam raspetelur

4 .427 186 9.322

1.3  Aspek teknis

1.3.1   Lokasi usaha

Pendirian usaha peternakan puyuh berlokasi di KelurahanBeringin Raya, Kecamatan Muara Bangka, Hulu Kabupaten KotaBengkulu, Provinsi Bengkulu. Lokasi tersebut dipilih karenaberada di areal yang cukup luas, udaranya segar dan keadaansekelilingnya tenang, dekat dengan sumber pakan ternak,memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman dan sumber airpenduduk (minimal 5 kilometer), relatif dekat dari pusatpemasaran dan pakan ternak dan memiliki strategi dan fasilitasyang baik untuk transportasi.

Penjelasan beberapa alasan pemilihan lokasi usaha sebagaiberikut :

1.     Iklim dan temperatur

Kondisi iklim dan temperatur di lokasi peternakan puyuhini cukup sesuai dengan kebutuhan temperatur ideal bagipengusahaan puyuh. Temperatur di lokasi adalah sekitar 28o-32o C, sedangkan temperatur ideal untuk produksi puyuh yaitu

antara 20o C hingga 25o C. Perbedaan temperatur tersebut dapatdiatasi dengan pengaturan temperatur pada ruang kandang.Kandang dibuat lebih sejuk dengan sistem ventilasi yang baikserta penggunaan bahan atap yang tidak memancarkan panasmatahari.

2.     Letak pasar yang dituju

Telur puyuh tergolong produk yang memiliki resikokerusakan lebih besar dari telur unggas yang lain. Ini terjadikarena karakteristik fisik dari telur puyuh yang memilikikerabang telur lebih tipis dari telur-telur unggas kebanyakan.Alasan utama dari pemilihan lokasi usaha puyuh ini yaitukedekatan dengan pasar tujuan. Kedekatan pasar dipilih pemilikuntuk lokasi dengan maksud mengurangi resiko kerusakan teluryang terjadi dalam perjalanan ke pasar tujuan. Salah satulokasi pemasaran yang paling dekat dengan lokasi yaitu Pasarbaru koto.

3.     Tenaga listrik dan air

Kelurahan beringin raya yang belum tergolong padatpenduduk namun karena terletak dijalan lintas kota antarkabupaten, jadi dalam hal perolehan tenaga listrik tidakmengalami kendala yang berarti. Selain listrik, pemerolehanair juga mudah didapatkan. Air diperlukan dalam prosespengusahaan puyuh. Penggunaan air diperlukan untuk memberiasupan minum puyuh, membersihkan peralatan makan dan minum,serta untuk membersihkan kandang. Pada penerapannya,peternakan tidak melakukan pembedaan dalam menggunakan air.Air bersih diperoleh dari sumber mata air. Air inidimanfaatkan untuk memberi minum puyuh, membersihkan peralatanmakan dan minum puyuh, serta untuk membersihkan kandang.Penggunaan air yang bersih bertujuan agar puyuh tidak mudahterkena penyakit yang berasal dari bakteri pada air yangkotor.

4.     Fasilitas transportasi

Lokasi usaha terletak di gang yang telah memilikifasilitas jalan aspal dengan kondisi sangat baik. Untuk alattransportasi yang digunakan dalam membantu proses produksi,baik untuk pendistribusian produk maupun akses untuk menuju

sumber bahan baku, pemilik menggunakan motorinventaris perusahaan. Tidak ada kesulitan untuk menuju lokasiproyek karena fasilitas jalan yang telah memadai sehinggadapat diakses dengan menggunakan kendaraan beroda dua maupunberoda empat.

1.3.2    Skala Usaha

Pada peternakan puyuh ini jumlah puyuh yang diusahakancukup banyak yaitu pada tahun pertama bibit puyuh yangdidatangkan sejumlah 20000 ekor yang terdiri dari puyuhpetelur dan puyuh pembibit. Pemilik perusahaan memutuskanuntuk badan usaha untuk semetara berbentuk CV karena pada saatberdirinya, Peternakan puyuh didanai oleh beberapa oranginvestor lokal yang berniat menanamkan modalnya sehingga sahmperusahaan dimiliki bersama dan persentase keuntungan dibagisesuai dengan perjanjian besar kecilnya angka investasi.

1.4    Lay Out

Lay out tempat usaha merupakan salah satu hal yang perludipertimbangkan dalam pendirian suatu proyek usaha. Lay out adalahpengaturan tata letak fisik dan peralatan secara keseluruhanmengikuti aliran proses produksi. Beberapa hal yang perludiperhatikan dalam pembuatan lay out adalah efisiensi penggunaanalat, ketersediaan ruangan, dimensi alat, aliran proses produksi,tenaga kerja, dan keamanan. Bangunan yang digunakan untukkegiatan pengusahaan puyuh bujang keme farm yaitu terdiri dari 3bangunan kandang besar untuk puyuh grower dan layer, 1 kandang untukpuyuh starter dan 1 ruang penetasan.

Ke empat unit kandang puyuh tersebut didirikan diatas lahanseluas 3000 m2. Bangunan kandang besar untuk puyuh jepang petelurdibuat setengah permanen dengan ukuran 20 m x 10 m untukmenampung 15000 ekor.

1.5    Perkandangan

Dalam mempersipkan kandang burung puyuh ini, kita mempunyai2 alternatif yang biasa diterapkan peternak puyuh, yaitu sistemlitter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Sedangkanukuran kandang yang digunakanumumnya untuk 1 m2 dapat diisi 90-

100 ekor anak puyuh, selanjutnya menjadi 60 ekor untuk umur 10hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampaimasa bertelur.

Ada beberapa tahapan dalam budidaya burung puyuh. Masing-masing tahapan idealnya memerlukan persiapan kandang yang sesuai,yaitu :

Kandang untuk induk pembibitanKandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan

kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukurankandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yangakan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luaskandang 200 m2. Kandang untuk induk petelur

Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit.Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatanyang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa jugasama.Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)

Jenis kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh padaumur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampaitiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuhyang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapatpanas yang sesuai dengan kebutuhan. Sebaiknya kandang ini perludilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakanadalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggikaki 50 cm. (ukuran ini cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).

1.6    Teknologi

Pada peternakan pengusahaan puyuh dalakukan dengan cara yangsederhana dan tidak memerlukan teknologi yang canggih dan modern.Peralatan yang digunakan sama seperti pada pengusahaan peternakanlain terutama pada peternakan ayam petelur. Peralatan berupamesin hanya diperlukan pada proses penetasan. Untuk kegiatanpemeliharaan puyuh sendiri hanya dibutuhkan peralatan sertateknologi yang sederhana sehingga dapat diusahakan oleh parapenduduk di wilayah Kelurahan Beringin Raya.

1.7    Kebutuhan pakan puyuh

Pada masa pertumbuhan (umur 2 hari sampai 5 minggu) puyuhmemelukan makanan yang mengandung protein 24% dan pertukaran zat(energi metabolis) 2.800 Kg kalori. Sedang pada masa bertelurdiperlukan makanan yang mengandung protein metabolis 2.600 KgKalori. Satu penelitian menunjukkan bahwa untuk mendapatkankesuburan telur daya tetas dan produktivitas yang tinggidiperlukan makanan yang mengandung protein tidak lebih dari 20%.

Standar pakan anak puyuh (quail starter) disusun sebagai upayauntuk meningkatkan jaminan mutu (quality assurance) mengingat pakananak puyuh petelur (quail starter) merupakan pakan yang dapatdiperdagangkan dan mutunya sangat mempengaruhi kinerja anakpuyuh.

Sumber : Pakan anak puyuh (quail starter) Badan StandardisasiNasional, SNI 01-3905-2006.

Anak puyuh berumur 0-3 minggu membutuhkan protein 25 % danenergi metabolis sebesar 2.900 Kkal/kg. Pada umur 3-5 minggu,kadar pakannya dikurangi menjadi 20 % protein dan 2.600 Kkal/ kgenergi metabolis. Namun, untuk pertumbuhan optimal, pemberianprotein yang dianjurkan sebanyak 25 %.

Kebutuhan protein dan energi puyuh dewasa berumur lebihdari 5 minggu sama dengan puyuh berumur 3-5 minggu. Sementarakebutuhan protein puyuh untuk pembibitan (sedang bertelur ataudewasa kelamin) sebesar 18-20 %. Kandungan protein dalam pakanpuyuh petelur direkomendasikan 20 %, sedangkan kandungan protein25 % membuat puyuh mengalami dewasa kelamin.

Kebutuhan makanan tiap ekor burung puyuh /hari disetiapperiode berbeda beda, dibawah ini adalah kebutuhan konsumsiburung puyuh dari periode starter hingga peride kayer :

1.   Umur 2 s/d 7 hari (minggu pertama) : 3,6 gram

2.   Umur 8 s/d 14 hari (minggu kedua) : 6,8 gram

3.   Umur 15 s/d 21 hari (minggu ketiga) : 8,9 gram

4.   Umur 22 s/d 28 hari (minggu keempat) : 10,8 gram

5.   Umur 29 s/d 35 hari (minggu kelima) : 15 gram

6.   Untuk umur selanjutnya rata-rata 20 gram per ekor/hari

1.8  Jenis dan Perkembangan Usaha

Jenis usaha yang menjadi focus kami  yaitu budidaya puyuhuntuk menghasilkan telur sebagai produk akhirnya. Unit usahalainnya yaitu puyuh pembibit, , puyuh afkir, dan kotoran. Namuntujuan dasar dari pengusahaan produk sampingan itu hanya untukmemenuhi kebutuhan usaha puyuh pada tahu berikutnya agar tidakmemebeli bibit dari peternak lain  dan untuk menghemat biayaproduksi, terutama DOQ dan pakan.

Pada awal pendirian  yaitu pada bulan Januari 2017,populasi puyuhnya yaitu sekitar20.000 ekor. Puyuh mulaiberproduksi pada bulan ke 2 setelah beumur 40 hari. Pada 3 bulanpertama, semua puyuh diusahakan sebagai puyuh petelur, kemudiammemasuki bulan berikutnya puyuh indukan diseleksi untukdijadikan sebagai pembibit sebanyak 5000 ekor yang terdiri darijantan dan betina, lalu puyuh yang lain diusahakan sebagai puyuhpetelur. Pengusahaan kedua jenis tersebut sampai bulan 12, lalupuyuh diafkir.

Rencana pengembangan usaha pada tahun berikutnya, kamiberencana menambah populasi puyuh dari 20000 ekor menjadi 30000ekor pada tahun ke 2 sampai tahun ke 7. Hasil penetasan bulanseptember, diambil sebanyak 6000 ekor puyuh untuk dijadikanpembibit dan hasil penetasan november diambil sebanyak 24000ekor untuk dijadikan puyuh petelur  pada bulan januari tahun ke2.

BAB III ANALISIS ASPEK FINANSIAL

3.1    Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Puyuh Petelur danPembibit dengan Populasi 20000 Ekor

Pada pola usaha budidaya puyuh petelur dan pembubit  mengusahakan  20000 ekor puyuhnya untuk dijadikan puyuh petelurdan puyuh pembibit dengan proporsi 15.000 ekor untuk puyuhpetelur dan 5.000 ekor (4000 ekor betina dan1000ekor jantan)untuk puyuh pembibit. Pemenuhan jumlah puyuh petelur diusahakandari hasil pembibitan sendiri dengan menambah investasi berupamesin tetas. Mesin tetas yang diperlukan agar mampu memenuhikebutuhan puyuh berjumlah 20 buahyaitu 8 buah mesin tetasberkapasitas 600 butir telur dan 12 buah mesin tetasberkapasitas 800 butir telur.

3.2    Arus Penerimaan (Inflow)

Arus penerimaan pada pola usaha budidaya puyuh petelur danpembibit diperoleh dari hasil penjualan telur puyuh, puyuhpembibit, puyuh jantan, puyuh afkir, kotoran puyuh, serta pakanpuyuh. Selain itu, penerimaan juga diperoleh dari nilai sisabiaya investasi proyek berupa kendaraan mobil dan mesingenerator.

3.2.1   Produksi telur

Bobot rata rata seekor burung puyuh coturnik coturnikjaponica sekitar 150 gram. Burung puyuh betina akan mulaibertelur pada umur 41 hari. Puncak produksinya terjadi pada umur5 bulan dengan persentase bertelur 76%, diatas umur 14 bulanproduktifitasnya akan menurun dengan persentase bertelur kurangdari 50%. Kemudian sama sekali berhenti bertelur pada saatberumur 2,5 tahunatau 30 bulan. (Agromedia, 2002) dalam (Jasoparson ,2009).

Menurut sugiharto, (2005) dalam Noven W.N Sijabat (2008),puyuh yang telah mencapai berat badan 90-100 gram, akan segerabertelur pada umur 35-42 hari kemampuan berproduksi mulai awalproduksi akan terus mengalami kenaikan secara drastis hingga

mencapai puncak produksi (top production 98.5%) pada umur 4-5bulan dan secara perlahan lahan akan menurun hingga 70% padaumur 9 bulan.

Pemenuhan jumlah puyuh petelur pada tahun pertama yaitudengan membeli bibit dari peternak lain sebanyak 20000 ekor.Puyuh mulai memproduksi telur pada hari ke sepuluh bulan  ke 2.Bulan pertama hingga bulan ke empat telur yang dihasilkan belumditetaskan, atau masih dijual sebagai telur konsumsi. Darijumlah puyuh betina yang produktif sebanyak 17250 ekor, mampumenghasilkan telur sebanyak 70% dari total populasi yaitusebanyak 360.150 butir, bulan kedua rata rata produksi 74%dengan jumlah telur 380.730 butir dan pada bulan ke empatproduksi mencapai 80%  dengan total  telur 411.600 butir telurpuyuh. Pendapatan dari penjualan telur selama tiga bulan pertamasebesar 230.496.000 rupiah dari penjualan seluruh telur denganharga perbutir diasumsikan tetap sebesar 200 rupiah.

Pendapatan dari hasil penetasan telur dimulai padapenjualan pertama yaitu bulan ke 5 sampai bulan 12. Bibit yangterjual pada tahun pertama sejumlah 776.250 ekor DOQ, puyuhafkir sebanyak 20000 ekor dengan nila RP 3.768.750  dan ratarata kompos yang dihasilkan pada tahun pertama sebanyak 150karung per bulan. Pemeliharaan pada tahun ke 2 bibit puyuhdiambil dari hasil penetasan sendiri sebanyak 6000 ekor. Untukpuyuh pembibit dipelihara dari puyuh yang menetas dari bulanseptember dengan tujuan agar pada bulan januari tahun ke 2 sudahdapat memproduksi puyuh petelur sedangkan puyuh petelurpengambilan bibitnya yaitu puyuh yang menetas pada bulannovember sebanyak 24000 ekor, sehingga populasi pada tahun ke 2mengalami peningkatan yaitu sebesar 30000 ekor

Puyuh mulai berproduksi pada bulan januari dengan rata rataproduksi 70% dan terus mengalami peningkatan disetiap bulannyadengan puncak produksi sebesar 97% pada bulan ke enam, dankemudian produksinya akan menurun lagi sampai bulan ke 12. Bulanpertama produksi dengan rata rata 70% dari total populasi 6000ekor mampu menghasilkan 444.528 butir telur dengan nilai totalharga jual 88.905.600  keterangan lebih lanjut tabel terlampir.Pola peternakan pada tahun ke dua  sampai tahun ke tujuh

diasumsikan sama dengan populasi 30000 ekor hasil pembibitansendiri.

3.3. Arus pengeluaran

3.3.1 Biaya investasi

Arus pengeluaran pada perusahaan puyuh di tahun pertamaterdiri dari biaya investasi dan  biaya operasional yangterdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasimerupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan barang yangmempunyai nilai penyusutan hingga bernilai nol pada tahuntertentu, antara lain pembangunan kandang grower dan layer,kandang starter, pengadaan kendaraan, kandandangkurung ,tandon air, pompa, pipa, generator, instalasi listrikdan lain lain.

Selain biaya investasi juga terdapat biaya reinvestasi yangdikeluarkan oleh perusahaan apabila biaya investasi yangdikeluarkan telah habis umur ekonomisnya. Tidak semua biayabarang investasi mengalami reinvestasi, hanya beberapa biayasaja yang umur ekonomisnya tidak selama umur proyek. Rinciandana infestasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini

3.3.2 Biaya operasionalBiaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkansetiap tahun, sedangkan biaya variabel adalah biaya habispakai yang dikeluarkan secara rutin namun jumlahnya tidaktetap. Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidakdipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan dan nilainyasama setiap tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan tiap tahunyaitu gaji karyawan, perawatan mobil, listrik dan air,  BBM,sapu lidi, perawatan kandang dan mesin pakan, pajakkendaraan,  THR karyawan, serta biaya tidak terduga yangdianggarkan sebesar 5 persen dari total biayatetap. Perawatan kandang yang dimaksud yaitu memperbaikikawat kandang maupun kurung-kurung yang rusak.  Rincian biayaoperasional pada peternakan puyuh dapat dilihat pada tabelberikut.

uraian satuan jum lah harga/unit( Rp) harga total(Rp)bibit puyuh ekor 20 13500 270000klk kg 271071 6000 1626426000vitam in gram 363000 200 72600000vaksin liter 12 42000 504000obat obatan liter 1 300000 300000desinfektana.form alin liter 30 15000 450000b.biodes liter 30 37000 1110000peti kem asan buah 120 8000 960000dus kem asan buah 120 7000 840000sekam karung 70 4000 280000karung pengem as kotoranlem bar 150 2000 300000tali rafia rol 2 50000 100000total biaya variabel 1704140000

biaya variabelbiaya oprasi tahun pertam a peternakan puyuh

Biaya operasional pada tahun pertama jumlahnya berbedadengan tahun berikutnya, hal ini dikarenakan pada tahun keduaterjadi penambahan populasi burung puyuh dari 20 ribu ekormenjadi 30 ribu ekor, sehingga ada penambahan beberapa biayatermasuk biaya infestasi yaitu penambahan bangunan kandang,dan kurung  kawat ram, dan biaya tetap dari operasionalberupa gaji  karyawan karena jumlahnya bertambah satu orangdan semua output yang berasal dari biaya variabel karenadisebabkan oleh adanya pertambahan populasi.

Berikut ini adalah rincian biaya infestasi pada tahun ke 2sampai tahun ke 7.

Pada tahun ke dua penambahan unut infestasi dilakukan untukpembuatan kandang grower sebanyak satu unit senilai30.000.000 rupiah dan kandang kurung kawat ram mengalamipenambahan jumlah sebanyak 39 unit.

uraian satuan jum lah harga/unit( Rp)harga total(Rp)bibit puyuh ekorklk kg 579252 6000 3475512000vitam in gram 544500 200 108900000vaksin liter 18 42000 756000obat obatan liter 2 300000 600000desinfektana.form alin liter 45 15000 675000b.biodes liter 45 37000 1665000peti kem asan buah 160 8000 1280000dus kem asan buah 160 7000 1120000sekam karung 150 4000 600000karung pengem as kotoran lem bar 225 2000 450000tali rafia rol 3 50000 150000total biaya variabel 3591708000

biaya oprasi tahun ke 2 hingga ke 7 peternakan puyuhbiaya variabel

Perhitungan kebutuhan beberapa kebutuhan biaya variabelseperti pakan, obat obatan dan vaksin merupakan biayaterbesar yaitu sekitar 70% dari total biaya operasional.Rincian kebutuhan pakan , harga pakan, dan kebutuhan obataobatan selama 7 tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

uraian1 2 3 4 5 6 7

I. Pakan(Kg)stater 113705 202342 202342 202342 202342 202342 202342grower 26909 153032 153032 153032 153032 153032 153032layer 130816 223908 223908 223908 223908 223908 223908total 271430 579282 579282 579282 579282 579282 579282

II. Biaya m akanstater 682230000 1214052000 1214052000 1214052000 1214052000 1214052000 1214052000grower 161454000 918192000 918192000 918192000 918192000 918192000 918192000layer 784896000 1343448000 1343448000 1343448000 1343448000 1343448000 1343448000total 1628580000 3475692000 3475692000 3475692000 3475692000 3475692000 3475692000

III. Biaya obat obatan 3000000 1482000 1482000 1482000 1482000 1482000 1482000

tahun ke

BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan analisis kelayakan non finansial, daerah kotabengkulu memenuhi kriteria untuk dijadikan tempat peternakan puyuh,karena sesuai dengan beberapa hal antara lain  sesuai dengan suhu

dan kelembapan yang dibutuhkan hidup puyuh, dekat dengan pasar yangdituju,  fasilitas listrik tersedia dan mempunyai saranatransportasi yang memadai. Berdasarkan analisis kelayakan finansial,Peternakan puyuh layak untuk diusahakan dengan populasi 30000 ekorhasil pembibitan sendiri

DAFTAR PUSTAKA

http://www.thatquailplace.com/quail/coturnix/coturn2.htm

http://puyuhjaya.wordpress.com/2011/07/13/lanjutan-analisa-usaha-perhitungan-dan kalkulasi-keuntungan-beternak-burung-puyuh-petelur-kemitraan-untuk-2000-populasi selama-12-bulan-dengan-perincian-per-minggu/#more-108 

http://www.uzura.co.jp/quail/quail02.html

Dwi Pangestuti ,  Yanuary. 2009.  Analisis kelayakan usahapeternakan puyuh  pada peternakan puyuh bintang tiga  desasitu ilir, kecamatan cibungbulang,  kabupaten bogor.Skripsi.  Departemen Agribisnis  Fakultas Ekonomi danManajemen  Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pedoman penataan budidaya puyuh. 2012. Kementerian pertanian,Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,Direktorat Budidaya Ternak.

Prihatman, Kemal. 2000. Budidaya burung puyuh ( coturnix-coturnix japonica ). Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas. Jakarta.

Statistik Peternakan dan kesehatan Hewan. 2013. Kementerian Pertanian RI, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Badan Standardisasi Nasional. 2006.  Pakan anak puyuh (quail starter). SNI01-3905-2006

LAMPIRAN

Persentase perkiraan produksi telur puyuh selama 3 tahun pemeliharaan.

Bulan 1 4 10 11 12Persentase 0 80% 80% 75% 72%Produksi telur 0 411.6 436.296 409.028             392.666Pembibit 90 84.375               81.000pendapatan dari telur 0 82.320.000 87.259.200 81.805.500        78.533.280jual bibit betina 502.031.250 502.031.250      502.031.250jual bibit jantan 67.500.000 61.481.250        60.750.000puyuh afkir          3.768.750kotoran  1.200.000 1.200.000 1.200.000          1.200.000Sub total - 83.520.000 657.990.450 646.518.000      646.283.280

Bulan 1 2 5 11 12Persentase 70% 74% 95% 72% 70%Produksi telur 444.528 469.93 603.288 933.509          1.555.848Pembibit 100.8 106.56 136.8 103.68             100.800pendapatan dari telur 88.905.600 93.985.920 120.657.600 186.701.760      311.169.600jual bibit betina 529.200.000 559.440.000 718.200.000 430.920.000      529.200.000jual bibit jantan 75.600.000 79.920.000 102.600.000 75.960.000        75.600.000puyuh afkir          7.227.600kotoran  1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000          1.800.000Sub total 693.705.600 733.345.920 941.457.600 693.581.760      923.197.200838.512.000792.806.400 842.356.800 961.277.760 951.367.680 891.907.200 764.606.400

1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000

567.000.00086.400.000 91.800.000 104.760.000 103.680.000 97.200.000 83.400.000 81.000.000604.800.000 642.600.000 733.320.000 725.760.000 680.400.000 579.600.000

108101.606.400 107.956.800 123.197.760 121.927.680 114.307.200 101.606.400 190.512.000

115.2 122.4 139.68 138.24 129.6 115.2

75%508.032 539.784 615.989 609.638 571.536 508.032 952.56

80% 85% 97% 96% 90% 80%

Produksi Tahun ke dua hingga ke tujuh (2017-2022)3 4 6 7 8 9 10

651.033.750776.25

73.230.000 77.346.000 643.672.500 660.195.000 663.499.500 661.847.2501.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

502.031.25071.718.750 80.156.250 81.843.750 81.000.000 75.037.500502.031.250 502.031.250 502.031.250 502.031.250

101.2572.030.000 76.146.000 68.722.500 76.807.500 78.424.500 77.616.000 72.765.000

95.625 106.875 109.125 108

90%360.15 380.73 343.613 384.038 392.123 388.08 363.82570% 74% 85% 95% 97% 96%

Tabel 1. Persentase produksi telur puyuh Tahun Pertama pemeliharaan (2016)2 3 5 6 7 8 9