Book Review Manage in School

15
Book Review Managing Change in School Tugas Individu Dibuat memenuhi tugas UAS pada mata kuliah Supervisi Pendidikan Agama Islam Dosen : Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D Dr. Jejen Musfah, M.A Disusun oleh Yudhi Fachrudin 2112011000010 PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of Book Review Manage in School

Book Review

Managing Change in School

Tugas Individu

Dibuat memenuhi tugas UAS pada mata kuliah Supervisi Pendidikan Agama Islam

Dosen : Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D

Dr. Jejen Musfah, M.A

Disusun oleh

Yudhi Fachrudin 2112011000010

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Judul Buku : Managing Change in School

Tema bab : Evaluating and Monitoring Change,

(Evaluasi dan Monitoring Perubahan)

Bagian : 9

Penulis : Colin Newton & Tony Tarrant

Pendahuluan

Perubahan bagian dari dinamika kehidupan. Saat perubahan terjadi akan mempengaruhi

perkembangan pola dan strategi yang selama ini telah terjadi. Perubahan menuntut evaluasi dari

program yang ada. Sekolah sebagai institusi sosial, perubahan yang ada sedikit banyaknya akan

menuntut dan mempengaruhi pengembangan sekolah ke depannya. Supervisi pendidikan dapat

diselenggarakan seiring perkembangan dinamika yang terjadi. Supervisi yang dilakukan dapat

mempertimbangkan perubahan-perubahan yang ada.

Sekilas book review ini membahas bagaimana mengevaluasi dan monitoring perubahan di

lingkungan sekolah. Pembahasan ini penting terkait perubahan bukan sekadar memunculkan

inovasi-inovasi baru, tetapi proses evaluasi dan monitoring pencapaian dari setiap perencaanan

yang sudah dirumuskan menjadi hal yang lebih penting, sehingga berdampak sekolah melakukan

supervisi dengan baik. Sekolah mampu merumuskan perencaanan yang dibuat dengan

mempertimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi.

Pembahasan

a. Pengertian Manajemen Perubahan di Sekolah

Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan penggunaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif

dan efisien. Sedangkan perubahan adalah berpindahnya sesuatu dari kondisi asalnya menjadi

sebuah kondisi yang lain. Manajemen perubahan adalah proses terus-menerus memperbaharui

organisasi berkenaan dengan arah, struktur, dan kemampuan untuk melayani kebutuhan yang

selalu berubah dari pasar, pelanggan dan para pekerja itu sendiri. Kegiatan manajemen

perubahan harus berlangsung pada tingkat tinggi mengingat laju perubahan yang dihadapi

akan lebih besar dari masa sebelumnya.1

Dari pemahaman tersebut diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa manajemen

perubahan yang terjadi di sekolah itu melibatkan sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan penggunaan sumber daya dalam rangka menhadapi berpindahnya

kondisi dan situasi asal yang dihadapi sekolah menjadi sebuah kondisi yang baru guna

tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Keberhasilan manajemen perubahan di

sekolah perlu menggunakan perangkat supervisi dan monitoring untuk menentukan perubahan

yang dilakukannya.

b. Sebab-sebab Perubahan

Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu: faktor eksternal dan internal.

1. Faktor Eksternal, ialah penyebab perubahan yang berasal dari luar sekolah atau sering

disebut lingkungan. Sekolah sebagai organisasi modern menganut asas sistem terbuka.

Konsekuensinya, sekolah harus responsif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di

lingkungannya. Dalam kenyataannya, banyak sekali penyebab perubahan yang termasuk

faktor eksternal, antara lain: teknologi, pemerintah, tuntutan pasar, dan arus globalisasi.

1 Faisal Afif, Manajemen Perubahan, sumber http://sbm.binus.ac.id/2013/08/12/manajemen-perubahan-bagian-15-

selesai/, diakses pada 21 Desember 2013

2. Faktor Internal, adalah penyebab dilakukannya perubahan yang berasal dari dalam

sekolah yang bersangkutan, antara lain: Persoalan hubungan antar komponen sekolah.

Persoalan terkait dengan mekanisme kerja. Persoalan keuangan.2

c. Manfaat dan tujuan manajemen perubahan di sekolah

Colin menekankan pentingnya memanage setiap perubahan yang dapat berpengaruh pada

dunia pendidikan (sekolah). Perubahan ini akan mempengaruhi pola dan arah pengembangan

sekolah ke depannya. Bagi sekolah sendiri dalam setiap menghadapi perubahan bukanlah sesuatu

yanag perlu ditakutkan ataupun dihindari. Perubahan menuntut kemampuan sekolah melakukan

langkah-langkah yang memudahkan perubahan itu terealisasi dengan baik.

Secara sederhana, tahapan (langkah-langkah) yang harus ditempuh dalam mengadakan

perubahan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Menyadarkan seluruh warga sekolah bahwa perubahan tertentu perlu dilakukan

(unfreezing).

b. Melaksanakan perubahan/menerapkan sesuatu yang baru (changing).

c. Menstabilkan situasi setelah perubahan dilaksanakan (refreezing).

Bagi Colin perubahan menuntut evaluasi yang mendasar tentang organisasi atau lembaga

sekolah. Perubahan harus dilakukan sekolah mengingat anak didiknya belajar di mana ada proses

perkembangan dan pertumbuhan potensi-potensi yang dimiliki terus menerus. Begitu juga

dengan sekolah harus terus tumbuh bersama perkembangan anak didiknya. Perkembangan yang

terjadi pada anak didik dari mulai pemahaman, pola pikir, pengalaman belajar serta melihat

lingkungan disekitarnya terlebih penggunaan media elektronik yang semakin canggih. Begitu

juga tuntutan-tuntutan dari orang tua kepada anaknya bagi masa depan anak-anaknya. Hal ini

menuntut sekolah mampu mengimbangi perubahan perkembangan anak didiknya di sekolah.

Perubahan menjadi bagian dari masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis,

selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu menuntut

2 Muhyadi, Manajemen Perubahan, Workshop Strategi Pengembangan Mutu Sekolah’ tanggal 7 Agustus 2010, di

Program Pascasarjana, UNY

organisasi untuk juga memiliki sifat dinamis. Tanpa dinamika yang sejalan dengan dinamika

masyarakat, organisasi tidak akan survive apalagi berkembang. Ini berarti bahwa perubahan

dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus menerus

organisasi harus menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di

lingkungannya. Proses penyesuaian dengan lingkungan merupakan salah satu permasalahan

besar yang dihadapi organisasi modern.

Manfaat perubahan yang dapat mempengaruhi sekolah;

1. Perubahan akan memantapkan visi sekolah

2. Perubahan akan mempengaruhi kecendrungan kebijakan yang diambil sekolah

3. Perubahan melahirkan pengembangan sebuah kebijakan dan memiliki tujuan yang lebih

jelas.

Faktor penentu keberhasilan perubahan;

1. Perubahan dikonsultasikan dan negosiasikan terlebih dahulu dalam mengambil pilihan

yang ada.

2. Proses perubahan perlu dilakukan in-service training yang berkelanjutan seiring

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan.

3. Perubahan dilakukan berdasarkan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan.

4. Perubahan yang diterjadi perlu dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap perubahan

tersebut, mengingat perubahan yang ada tidak selamanya mendatangkan dampak positif,

begitu juga ketercapaian visi dan tujuan yang ditetapkan apakah sudah tercapai.

5. Perubahan menekankan faktor manusia sebagai subjek dan objek perubahan itu sendiri

serta mampu survive di tengah-tengah perubahan yang akan terus terjadi.

Dalam review tulisan ini memfokuskan pada manajemen evaluasi dan monitoring terhadap

perubahan yang terjadi di sekolah. Bagian ini penting karena informasi perubahan yang ada,

menuntut setiap pelaku pendidikan perlu memperhatikan informasi dasar. Informasi ini sebagai

bukti mengenai taraf perubahan yang terjadi serta mendapatkan umpan balik yang positif bagi

pemenuhan kebutuhan proses pengelolaan sekolah yang sedang berjalan.

d. Manfaat evaluasi dan monitoring perubahan bagi sekolah

Menurut Colin melihat kembali apa-apa yang telah dicapai merupakan tindakan penting,

namun perbuatan sederhana ini sering ditinggalkan. Para manajer, kepala sekolah, atau pengawas

cenderung bersikap reaktif terhadap perubahan yang ada serta mengambil strategi tindakan yang

lain guna menekan dampak negative perubahan yang terjadi. Sebenarnya tindakan tersebut tidak

perlu dilakukan, sekiranya perubahan yang akan terjadi sudah terbaca dalam perumusan

penyelenggaraan pendidikan. Sarannya, setiap gejala-gejala perubahan yang akan terjadi

sekalipun kecil sudah terantisipasi dengan baik tidak menyepelekannya.

Analisis Colin bahwa setiap evaluasi perlu mempertimbangkan perubahan, nampaknya

pendapat ini tidak begitu familiar juga dikajian evaluasi. Evaluasi dan monitoring biasa diadakan

untuk melihat seberapa persen ketercapaian yang telah terwujud sesuai perencanaan yang telah

dibuat, kemudian dari sini di analisis dan dikaji faktor-faktor penyebab dan kendala yang

dihadapi di lapangan. Setelah diketahui permasalahannya, maka diadakanlah tindakan cara

mengatasinya dengan harapan perencaan yang telah dibuat dapat terwujud dengan baik. Tentu

pola seperti ini hal yang biasa. Colin berasumsi bahwa faktor perubahan yang penting dalam

setiap evaluasi dan monitoring yang dijalankan. Pendapat ini masih umum, perubahan seperti apa

yang bisa berdampak besar bagi sekolah itu sendiri. Serta antisipasi langkah-langkah yang perlu

dijalankan. Sementara bagi perubahan yang kecil dampaknya bagi sekolah, sekolah memiliki

agenda-agenda yang lebih besar yang lebih penting untuk mewujudkannya. Artinya perubahan-

perubahan yang berdampak signifikan bagi sekolah perlu menjadi perhatian dalam perumusan

evaluasi. Untuk itu perlu penganalisisan diawal dalam merumuskan sebuah perencaan sekolah

dengan melihat kecendrungan perubahan-perubahan yang dapat berdampak besar bagi sekolah.

Kepala sekolah perlu memberikan waktu untuk evaluasi, refleksi dan konsolidasi daripada

tindakan inovatif. Kualitas yang pikirkan dan lakukan akan memberi variasi pilihan yang diambil

lebih baik. Perubahan melahirkan kemajuan di sekolah, bukan menjadi masalah sebaliknya. Hal

ini menjadi dukungan dan diskusi bersama. Kemampuan evaluasi salah satu kemampuan yang

perlu dimiliki kepala sekolah sebagaimana yang telah diatur dalam kebijakan pendidikan

nasional. Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16 tahun 2007 tentang standar guru

menyaratkan guru kualifikasi akademik guru yang meliputi kualifikasi akademik guru melalui

pendidikan formal yang disesuaikan jenjang tugasnya masing-masing. Kualifikasi akademik guru

melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Guru diharapkan memiliki kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi sosial.3

Manfaat lainnya, melihat apa yang telah dicapai dengan menempatkan kekhawatiran dan

kecemasan menjadi perspektif positif untuk memperkuat sekolah. Perspektif yang objektif

mengenai apa yang telah terjadi selama periode waktu yang selanjutnya membuat tindakan yang

lebih efektif.

Informasi yang diperoleh dari kegiatan perencanaan dan evaluationg terhadap perubahan di

sekolah berguna digunakan untuk bahan informasi dalam pengambilan keputusan yang tepat.

Manfaat evaluasi dan monitoring perubahan di sekolah pada akhirnya akan dirasakan oleh

anak-anak didik. Semua insan yang terlibat di sekolah baik kepala sekolah, guru, staff bekerja

tidak hanya bekerja keras di bagiannya masing-masing, tetapi melakukan perbaikan, pembangkit

dan pembaharuan yang terus dilakukan di dunia pendidikan.

Evaluasi sebagai proses dan tindakan yang terus berkelanjutan dimulai dari Perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), menggerakkan atau memimpin (actuating atau

leading), dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam

proses manajemen. Evaluasi berkelanjutan tidak hanya manajemen sekolah yang perlu

menjalankannya, evaluasi dibutuhkan pada pengembangan keberlanjutan profesi guru itu sendiri.

e. Siklus perubahan

Colin menganalogikan perubahan sebagai sebuah proses perkembangan. Perubahan

dipahami sebagai sebuah siklus. Semua proses tidak hanya dapat dilihat memiliki awal, tengah

dan akhir, melainkan sebagai bola salju yang bergulir menuruni bukit. Lama kelamaan bola salju

menjadi besar. Perubahan dimulai dari gerakan yang sangat kecil dan besar menjadi momentum

tergantung pada faktor kecepatan.

Pemahaman ini bermanfaat guna mengidentifikasi cara-cara baru dalam berpikir secara bulat

atau bentuk lainnya, mencari hubungan yang saling terlibat dan mulai mempertimbangkan

bagaimana ini terbentuk dan berubah serta bagaimana hal itu saling menentukan dan ditentukan.

3 Sofan Amri, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013),

cet.1, hal.254-264

Perubahan sekolah dapat mudah dipahami seiring terjadi perubahan paradigma pendidikan.

Pendidikan bukan hanya sekadar transfer of knowledge tapi lebih dari itu sebagai transfer of

value. Pendidikan tidak sebatas isi materi, metode dan strategi yang digunakan, ketersedian

pendidik, penggunaan sarana prasarana pendidikan yang layak, serta perumusan tujuan

pendidikan. Perubahan pemahaman lain tentang pendidikan, pemahaman tentang anak didik

sebagai manusia yang unik dengan keragaman potensi yang dimiliki, tuntutan-tuntutan dari stake

holder pendidikan kepada lembaga pendidikan, perkembangan dinamika sosial baik mikro

maupun makro melahirkan tantangan-tantangan baru bagi dunia pendidikan turut serta mewarnai

perkembangan pendidikan yang berdampak pada perubahan pendidikan.

Keberhasilan perubahan pendidikan membutuhkan faktor-faktor yang mendukungnya. Colin

mencontohkan, faktor sistem pendidikan itu sendiri, misalkan administrasi, lingkungan sekolah,

dan kesempatan staff untuk berpartisipasi dalam proses perubahan penting bagi keberhasilan

sekolah menghadapi perubahan.

Ketika memulai perubahan yang diinginkan, sekolah dapat memulainya dari mana saja.

Keterhubungan setiap bagian dalam pendidikan dapat saling pengaruh mempengaruhi, sehingga

satu kegiatan perbaikan di satu bidang akan berdampak pada perubahan pada bidang lainnya.

Perubahan dapat terjadi sesuai yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan.

Wallace dan Szilagyi (1982: 386) mengemukakan bahwa proses perubahan organisasi yang

direncanakan (planned change) mencakup enam tahapan, yaitu:

1. Dirasakannya kebutuhan untuk melakukan perubahan

2. Pengenalan bidang permasalahan

3. Identifikasi hambatan

4. Pemilihan strategi perubahan

5. Pelaksanaan

6. Evaluasi

f. Perubahan Evaluasi

Evaluasi adalah proses sistematis berdasarkan informasi yang ada dengan tujuan membuat

penilaian atau keputusan. Evaluasi sangat penting dalam siklus perubahan yang efektif dengan

alasan berikut;

1. Membantu untuk memahami apa yang terjadi dalam organisasi

2. Memberikan umpan balik yang efektif untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dan

perencanaan tindakan dalam kaitannya untuk perubahan masa depan

3. Proses ini menegaskan kembali tindakan yang telah berlalu selama periode waktu tertentu

4. Proses ini cocok untuk model holistik pengembangan sekolah dan merupakan cara

penting untuk mempertahankan mutu.

Evaluasi menyoroti dan mengarahkan tindakan dalam mengatasi masalah yang perlu

ditangani. Evaluasi setiap perubahan menjadi bahan dalam pemecahan masalah. Informasi yang

diperlukan mulai pada aspek yang tidak tampak nyata, termasuk perasaan, stres, pertimbangan

nilai bersama, begitu juga aspek yang terlihat pada bidang-bidang seperti peningkatan kinerja

dan kehadiran.

Evaluasi perubahan melibatkan seluruh organisasi dalam perencanaan serta hasilnya. Hal ini

memungkinkan terjadinya berbagai silang pendapat dan perdebatan. Perumusan-perumusan yang

terjadi dalam perubahan dibahas secara bersama. Evaluasi yang diambil berdasarkan

pertimbangan yang matang. Manfaat evaluasi perubahan dapat dilihat secara langsung

kemanfaatan yang dirasakan oleh stake holder sekolah.

Tujuan evaluasi sebagai berikut;

a) Untuk menilai efektivitas kebijakan yang diambil seluruh sekolah

b) Untuk melihat faktor yang telah berkontribusi dalam meningkatkan keterlibatan dalam

pembelajaran murid

c) Untuk melihat hal yang positif apa yang telah berlalu dengan mempertimbangkan

dipraktekkan pada tahun berikutnya.

Metode evaluasi yang dipilih melibatkan kegiatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik yang

digunakan dalam evaluasi mencakup hal berikut;

a) Wawancara dengan guru, orang tua, murid , gubernur dan lain-lain

b) Kuesioner: pertanyaan terbuka / tertutup dan kontribusi tertulis lainnya

c) Analisis video

d) Pengamatan murid

e) Analisis catatan tertulis dan data statistik yang ada

f) Penilaian kinerja murid/guru

g) Diskusi kelompok atau kegiatan kelompok yang terstruktur seperti brainstorming

h) Konsultasi

i) Evaluasi pribadi

Apapun bentuk evaluasi yang dilakukan, dalam mengambil keputusan perlu memfokuskan

pada aspek manusia dan dampak perubahannya. Pribadi-pribadi manusia ini sebagai subjek dan

objek dari evaluasi. Evaluasi dijalankan oleh setiap individu-individu yang terlibat di dalamnya.

Evaluasi pribadi mengacu pada pribadi yang berinteraksi dengan kinerja dan sistem sekolah.

Kinerja yang ditunjukkan sudah mendapatkan hasil positif bagi perkembangan individu. Sistem

sekolah yang ada apakah sudah menghasilkan pribadi-pribadi di dalamnya untuk terus

mengembangkan kemampuan dan ketrampilan guru-gurunya. Pribadi adalah orang yang

bersentuhan langsung dengan lingkungan sekolah, baik kultur, struktur, maupun kebijakan-

kebijakan yang ada.

g. Inti Dasar

Hasil evaluasi harus menjadi waktu dalam pemeriksaan ulang secara kritis hal yang

mendasar. Apakah yang telah terjadi sudah tepat atau akurat?. Pengalaman yang sudah

dipraktikkan dengan manfaat dan kendala yang dihadapi, itu semua menjadi Informasi-informasi

yang ada menjadi bahan yang berharga.

Sebagaimana dicontohkan, banyak guru Inggris awalnya merasa sulit untuk menerima

tuntutan orang tua yang tingkat tinggi. Orang tua menginginkan anak mereka memiliki

kemampuan dalam bidang bahasa ini, tuntutan lingkungan sekitar yang menilai kemampuan

bahasa sebagai untuk menjamin masa depan anak mereka. Keterbatasan waktu dan kemampuan

orang tua karena sekolah tidak membekali bahasa yang cukup akan merugikan bagi anak-anak

mereka.

Tantangan-tantangan seperti ini, adalam hal dasar yang diperlukan guna menjaga sebuah

organisasi up-to-date, tetapi keadaan ini bisa sulit terjadi, kecuali dengan alasan perubahan yang

ada dalam organisasi ditekankan dari awal dengan lebih detail dibandingkan pengalaman yang

biasa.

Informasi evaluasi diperlukan dalam setiap tantangan dan membantu menuju pentingnya

evaluasi diri dalam tim, individu atau seluruh organisasi. Evaluasi dapat merumuskan kembali

ide-ide dan restrukturisasi sejumlah pandangan tentang perubahan dan pengembangan ke

depannya.

h. Monitoring Perubahan

Kecenderungan biasanya berpikir bahwa evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, tetapi

sesungguhnya akan lebih efektif jika dilakukan sebagai serangkaian latihan yang sedang

berlangsung kemudian menarik bersama-sama pada titik akhirnya. Serangkaian kegiatan evaluasi

tersebut selama periode waktu tertentu adalah salah satu cara untuk memahami apa yang

dimaksud dengan monitoring.

Monitoring pada dasarnya adalah proses mengawasi situasi yang terus berkembang atau

perubahan-perubahan selama periode waktu. Ada atau tidak adanya monitoring dalam suatu

organisasi dapat menunjukkan motivasi untuk mencari atau tidak mencari perubahan yang

terjadi.

Metode monitoring bervariasi dan cenderung tumpang tindih dengan metode evaluasi tetapi

biasanya dapat mencakup hal berikut;

a) Pendekatan dipstick, pendekatan ini mirip metode evaluasi yang dilakukan secara berkala

selama interval waktu yang acak atau direncanakan sebelumnya

b) Pertemuan evaluasi melibatkan peserta untuk membahas apa yang telah terjadi, apa yang

terjadi dengan baik, masalah yang perlu penanganan dan perencanaan masa depan

c) Catatan berkelanjutan yang dibuat grafik

d) Konsultasi informal secara berkala kepada mereka yang terlibat dalam proses perubahan.

Mereka ditanya tentang bagaimana melihat dan merasakan hal-hal yang akan terjadi dan

hasilnya dicatat

e) Indikator bukti kemajuan dibuat secara teratur dan obyektif atau point-point indikator

yang disepakati sebelumnya sebagai indikasi keberhasilan.

i. Orang yang terlibat dalam monitoring

Seperti evaluasi, monitoring akan melibatkan orang-orang dalam dan orang-orang di luar

organisasi. Mencakup pihak guru, orang tua, gubernur dan murid sendiri. Mereka harus didorong

untuk aktif dalam proses monitoring dan pencatatan. Evaluasi pada akhir siklus perubahan harus

memberikan bobot besar dalam proses dan hasil yang melibatkan anak-anak sebagai klien dasar

sekolah.

Orang luar mungkin termasuk konsultan, pengawas, penasihat, psikolog, administrator dan

pengunjung sekolah lainnya. Mereka dapat terlibat dalam evaluasi eksplisit atau kegiatan

pemantauan atau hanya dapat dibutuhkan secara berkala dan diwawancarai atau hanya ingin

mendengar persepsi mereka tentang perubahan sekolah.

j. Memprediksi perubahan

Memprediksi merupakan konsep yang menarik, ketika mempertimbangkan perubahan dalam

dunia yang kompleks dan selalu berubah dalam organisasi sekolah. Prediksi ini sangat penting

untuk pemantauan yang efektif dan perencanaan masa depan.

Tujuan atau indikator dari hasil yang diharapkan dapat digunakan untuk prediksi. Prediksi

ini, jika dikaitkan ke skala waktu, sekali lagi akan berguna untuk memeriksa kelayakan ulang

sebuah prediksi. Semakin proaktif sekolah, semakin besar kemungkinan memprediksi dengan

lebih mudah.

k. Pelaporan dan Perayaan

Pada tahap tertentu melaporkan temuan kegiatan evaluasi dan monitoring adalah hal penting.

Pelaporan penelitian, pengembangan dan evaluasi organisasi sebagai catatan apa yang telah

terjadi dan untuk menguatkan presentasi. Laporan evaluasi dicatat sesingkat mungkin.

Bahan pertimbangan dalam membuat laporan;

a) Siapa yang membutuhkan hasil yang didapat?

b) Bagaimana memanfaatkan informasi ini untuk meningkatkan kinerja?

c) Siapa yang mendapatkan manfaat hasil evaluasi?

d) Apa yang diharapkan dengan hasil informasi?

e) Bagaimana tindakan yang diambil berdasarkan informasi?

f) Bagaimana memastikan implikasi laporan dapat ditindaklanjuti?

Tahap kedua diperlukan perayaan bersama-sama. Namun kebanyakan orang cenderung

berpindah dari satu momen keberhasilan kepada masalah berikutnya. Bagian dari mencapai

budaya perubahan positif, dengan melakukan perubahan yang secara simbolis tetapi sangat

definitif, yakni merayakan dengan orang-orang yang telah terlibat.

Implikasi evaluasi: apa selanjutnya yang harus dilakukan?

Evaluasi telah dilakukan, laporan tertulis dan presentasi telah dibuat. Lalu apa selanjutnya?.

Pada tahap ini, mereka yang terlibat dalam evaluasi mungkin merasa pekerjaannya yang paling

rentan.

Idealnya akan ada refleksi serius pada hasil evaluasi yang telah dirancang atau ditugaskan

itu. Evaluasi seharusnya dikonfirmasi, dipelihara dan dibantu untuk mencapai kegiatan sukses.

mungkin juga menjelaskan rencana salah tempat, tujuan dan strategi yang perlu diganti atau

diubah dalam siklus perubahan berikutnya.

Apa yang harus kita siapkan?

Dalam keyakinan bahwa perubahan dalam pendidikan sulit untuk dicapai. Perlu keyakinan

bisa lebih optimis, dengan catatan organisasi perlu untuk mengatasi masalah dengan inisiatif,

departemen, struktur atau praktek harus dihentikan dan bagaimana.

Siklus berikutnya, perubahan dilakukan mulai dari awal dengan tujuan baru dan strategis

atau modifikasi dari siklus sebelumnya yang sudah dievaluasi.

Rencana Aksi

a. Memperjelas posisi dan konteks organisasi dalam kaitannya dengan siklus perubahan

b. Menetapkan pertanyaan evaluasi dan tujuan

c. Tentukan metodologi yang paling tepat

d. Setuju metode monitoring dan membuat prediksi

e. Melakukan pemantauan dan/atau evaluasi yang sedang berlangsung

f. Melaksanakan evaluasi

g. Hasil prediksi

h. Merayakan keberhasilan

i. Melakukan langkah berikutnya dan pindah ke siklus perubahan berikutnya

Penutup

Kesimpulan dan rumusan dari bahan bacaan di atas. Perubahan sebagai dinamika sosial,

keberadaannya menjadi sesuatu yang alami. Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan

sosial, sedikit banyaknya akan mempengaruhi perkembangan lembaga pendidikan (sekolah).

Begitu juga, perubahan yang ingin dilakukan sekolah perlu memperhatikan perubahan-perubahan

sosial yang terjadi. Sekolah mampu menyeleraskan dengan perkembangan yang ada di

sekitarnya. Perubahan sekolah menuntut perubahan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya,

kepala sekolah sebagai leader mengarahkan perubahan yang diinginkan, guru terus

meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya, begitu staff-staff sekolah lainnya.

Diperlukan perubahan paradigma dari segenap pihak yang terlibat dalam pendidikan.

Evaluasi dan monitoring setiap gejala yang terjadi bahkan sudah terumuskan dengan baik dalam

rencana sekolah. Perubahan tidak perlu ditakutkan, perubahan menuntun perubahan yang

selanjutnya. Siklus perubahan yang tiada henti untuk terus melakukan perbaikan dalam

efektivitas dan efisiensi pendidikan.

Sumber Bacaan Lain

Afif, Faisal, Manajemen Perubahan, sumber

http://sbm.binus.ac.id/2013/08/12/manajemenperubahan-bagian-15-selesai/, diakses pada

21 Desember 2013

Amri, Sofan, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Prestasi

Pustakaraya, 2013), cet.1, hal.254-264

Muhyadi, Manajemen Perubahan, Workshop Strategi Pengembangan Mutu Sekolah’ tanggal 7

Agustus 2010, di Program Pascasarjana, UNY