BAB I - Repository UIN Raden Fatah Palembang

83
1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini , perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat menjadikan jarak antara daerah yang satu dengan yang lain bukan lagi sebagai suatu hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain bahasa Inggris juga menjadi sangat penting yang dapat dijadikan sebagai bahasa komunikasi. Dengan demikian semakin jelas bahwa penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini adalah bahasa Arab, merupakan hal yang sangat mendesak dan sangat penting untuk dikuasai dalam menggali berbagai macam ilmu pengetahuan. Sebab banyak informasi ilmu pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Arab. Selain itu bahasa Arab merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia pariwisata dan bisnis. Melalui pembelajaran bahasa Arab dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan demikian mata pelajaran bahasa Arab diperlukan untuk pengembangan diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi awal (dasar) berbahasa

Transcript of BAB I - Repository UIN Raden Fatah Palembang

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini , perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi yang sangat cepat menjadikan jarak antara daerah yang satu dengan yang lain

bukan lagi sebagai suatu hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai penjuru

dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain bahasa Inggris juga menjadi sangat penting

yang dapat dijadikan sebagai bahasa komunikasi. Dengan demikian semakin jelas

bahwa penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini adalah bahasa

Arab, merupakan hal yang sangat mendesak dan sangat penting untuk dikuasai dalam

menggali berbagai macam ilmu pengetahuan. Sebab banyak informasi ilmu

pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi maupun seni

bersumber dari buku-buku berbahasa Arab. Selain itu bahasa Arab merupakan sarana

komunikasi dalam pengembangan dunia pariwisata dan bisnis.

Melalui pembelajaran bahasa Arab dapat dikembangkan keterampilan peserta

didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan menyampaikan

informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan demikian mata pelajaran bahasa Arab

diperlukan untuk pengembangan diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan

berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia,

dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap mengambil

bagian dalam pembangunan nasional.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka standar kompetensi dan

kompetensi dasar ini dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi awal (dasar) berbahasa

2

Arab, yang mencakup empat aspek keterampilan bahasa yang saling terkait, yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Alokasi waktu yang disediakan

adalah 2 jam per minggu. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi).

Dalam kelas bahasa Arab peserta didik dimotivasi untuk secara aktif terlibat

dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam mendalami sejumlah bahan bacaan, baik

berupa media cetak maupun media elektronik. Dengan bekal sejumlah pengetahuan

tersebut, mereka dapat mempelajari budaya lain dan lebih mengenal budayanya sendiri,

sehingga mereka dapat mempelajari suatu konsep dan berpikir secara kritis. Pelajaran

bahasa Arab pada tingkat SMA diberikan mulai dari kelas X, XI dan kelas XII

merupakan mata pelajaran pilihan bahasa asing selain bahasa Inggris. Artinya setiap

Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Indonesia boleh memilih pelajaran bahasa

Arab atau bahasa asing lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah atau

sekolah masing-masing. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun

2006, bahwa pembelajaran bahasa Arab di Indonesia bertujuan agar para peserta didik

memiliki kemampuan dasar dalam keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca

dan menulis untuk berkomunikasi secara sederhana. (Permendiknas Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi).

Mata Pelajaran Bahasa Arab terdiri atas bahan yang berupa wacana lisan dan

tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan

sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, dan wisata untuk melatih

keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan

menulis. Selain itu, termasuk juga pengenalan huruf hijaiyah.

Selain itu mata pelajaran bahasa Arab sebagai salah satu mata pelajaran di

Sekolah Umum mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam

pembentukan moral, ahlak dan etika peserta didik serta prestasi belajar yang sekarang

ini sedang berada pada titik terendah dalam perkembangan masyarakat Indonesia.

3

Kegagalan peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Arab untuk membuat dan

menciptakan peserta didik yang menguasai keterampilan mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis untuk berkomunikasi secara sederhana dalam berbahasa Arab,

berkarakter atau berkepribadian Islami tidak lepas dari kelemahan aktor utama dalam

proses pembelajaran bahasa Arab di kelas, yakni kelemahan guru bahasa Arab dalam

mengemas dan mendesain serta membawakan mata pelajaran .

. Apabila masih ada satu atau beberapa guru bahasa Arab yang dianggap kurang

memiliki kompetensi yang disyaratkan, maka sebaiknya guru tersebut harus diberikan

upgrading on profession berupa pendidikan dan pelatihan atau semacam ‘teacher

training’ (Islamic teacher training). Hal ini nampaknya sebagian sudah dilaksanakan

baik oleh diri individu bahasa Arab, pihak sekolah, dinas atau instansi yang terkait

mupun oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan serta Pemerintah pusat hingga daerah.

(Depag 2001.Hlm.26).

Kunci utama dalam peningkatan kualitas pendidikan mata pelajaran bahasa Arab

ialah mutu para gurunya. Dalam kaitan ini bukan hanya diperlukan suatu reformasi

mendasar dari pendidikan guru kita, tetapi juga sejalan dengan penghargaan yang wajar

terhadap profesi guru sebagaimana di negara-begara industri maju lainnya. Hanya

dengan peningkatan mutu serta penghargaan yang layak terhadap profesi guru dapat

dibangun suatu sistem pendidikan yang menunjang lahirnya masyarakat demokrasi,

masyarakat yang berdisiplin, masyarakat yang bersatu penuh toleransi dan pengertian,

serta yang dapat bekerja sama.(Tilaar 2004. hlm.14-15).

Penambahan pelajaran bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya ini dengan tujuan

utama adalah untuk mewujudkan pencapaian tujuan mata pelajaran bahasa Arab yang

lebih baik dan dapat menanggulangi buta huruf Al Qur’an khusus bagi siswa SMA

PGRI Indralaya. Penambahan pelajaran bahasa Arab ini langsung diberikan kepada

seluruh siswa baik kelas X, XI maupun XII yang disesuaikan dengan Kurikulum

4

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang telah diberlakukan oleh pemerintah.

(Drs. Mutsanni Ahmad /Kepala SMA PGRI Indralaya)

Pelajaran bahasa Arab pada SMA PGRI Indralaya sudah diberlakukan sejak

tahun pelajaran 2006/2007 hingga sekarang yang tentunya diharapkan terutama

kemampuan membaca Al Qur’an jauh lebih meningkat dibandingkan sebelum

diajarkannya pelajaran bahasa Arab yang belum lagi diajarkannya pelajaran muatan

lokal Baca Tulis Al Qur’an.

Tetapi kenyataan yang ada dengan penambahan pelajaran bahasa Arab yang

dalam satu minggu diberikan 2 jam pelajaran, masih banyak siswa kelas XII yang masih

belum lancar membaca Al Qur’an bahkan bisa membaca Al Qur’an lebih-lebih lagi

yang sangat memprihatinkan adalah masih ada sebagian kecil siswa yang belum tahu

huruf dan harokat dalam Al Qur’an tersebut. Hal diketahui ketika pelaksanaan Ujian

Praktek akhir kelas XII tahun pelajaran 2012-2013 pada bulan April 2013 yang lalu.

(penjelasan ibu Dra. Fri Dewi Usman penguji Praktek membaca Al Qur’an pada SMA

PGRI Indralaya wawancara pada tanggal 2 Agustus 2013). Hal ini bila dibandingkan

dengan SMA Negeri 1 Indralaya Utara, pelajaran bahasa Arab hanya diberikan waktu 1

jam pelajaran dalam satu minggu (Dokumen I Kurikulum SMAN 1 Indralaya Utara

tahun pelajaran 2012/2013). Namun hasilnya jauh lebih baik dari pada siswa SMA

PGRI Indralaya yang diberikan 2 jam pelajaran dalam satu minggunya. Sementara

gurunya memiliki latar belakang pendidikan yang sama yakni lulusan sarjana Fakultas

Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam. Hal dapat dilihat terakhir juga dari nilai

rapor siswa pada akhir tahun pelajaran 2012/2013. Siswa SMA PGRI Indralaya rata-rata

nilai kognitif kelas X = 67 dengan KKM 65, kelas XI = 66 dengan KKM 68, kelas XII =

71 dengan KKM 70. Sedangkan nilai praktek siswa rata-rata kelas X = 61 dengan

KKM 65, kelas XI = 66 dengan KKM 68 dan kelas XII = 72 dengan KKM 70.

5

( Dokumen daftar pengolahan nilai rapor semester genap SMA PGRI Indralaya tahun

pelajaran 2012/2013). Sementera pada SMAN 1 Indralaya Utara dengan jumlah dalam

satu minggu hanya 1 jam pelajaran hasil salah satu kelas X adalah nilai kognitif rapor

rata-rata 81 dengan KKM 75 dan nilai praktek rata-rata 82 dengan KKM 75.(Dokumen

daftar pengolahan nilai rapor siswa kelas X.c SMAN 1 Indralaya Utara tahun pelajaran

2012/2013).

Selain kenyataan di atas, juga adanya keluhan dari guru pelajaran bahasa Arab

pada SMA PGRI Indralaya itu sendiri terutama yang mengajar di kelas X dan XI.

Mereka ketika penulis tanya tentang bagaimana situasi siswa dalam mengajar bahasa

Arab, mereka hampir sama jawabannya bahwa mereka sangat kesusahan menyampaikan

pelajaran bahasa Arab bila materinya disesuaikan dengan silabus yang ada dalam

kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah Menteri

Pendidikan Nasional. Sebab masih banyak siswa yang belum bisa membaca Al Qur’an

bahkan ada yang belum tahu dan belum hafal huruf hijaiyah dalam Al Qur’an. Sehingga

mereka harus mengulang dari dasarnya lagi dengan berulang kali. Ketika diadakan

ulangan harian masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar yakni 65

untuk kelas X, 68 untuk kelas XI dan 70 untuk kelas XII pada Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) pelajaran bahasa Arab yang sudah ditentukan oleh gurunya sendiri.

Melihat kondisi yang demikian apakah gurunya yang kurang mengusai bahan

pelajaran ataukah memang siswanya yang memang kemampuannya di bawah standar.

Padahal kalau ditinjau dari kondisi gurunya mereka semuanya adalah sudah sarjana

bahkan lulusan fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan observasi, wawancara dan dokumen sekolah ada beberapa temuan,

diantaranya; 1) Semua guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Arab tersebut lulusan

sarjana Pendidikan Agama Islam, bukan jurusan bahasa Arab. 2) Guru yang mengajara

6

mata pelajaran bahasa Arab tersebut kurang berminat untuk mengajar mata pelajaran

bahasa Arab, namun karena terpaksa disuruh mengajar mata pelajaran bahasa Arab.

3) Semua guru yang mengajar pelajaran bahasa Arab tersebut belum menguasai bahan

ajar dan bahkan belum punya buku paket mata pelajaran bahasa Arab yang sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran bahasa Arab untuk SMA,

mereka ada yang menggunakan buku bahasa Arab untuk MTs dan ada yang

menggunakan buku bahasa Arab untuk Madrasah aliyah. 4) Guru bahasa Arab tersebut

belum ada pengalaman mengjar di sekolah lain kecuali di SMA PGRI Indralaya.

Oleh sebab itu berdasarkan fakta dan kondisi di atas, nampaknya perlu adanya

penelitian yang dilakukan secara ilmiah dan obyektif untuk mengetahui dan

mempelajari bagaimana sesungguhnya kondisi SMA PGRI Indralaya saat ini terutama

dari segi kompetensi guru pelajaran bahasa Arab dalam melaksanakan usahanya untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan hubungannya terhadap prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran bahasa Arab yang telah dicapai berdasarkan prinsip, proses dan prosedur

yang berlaku dalam dunia pendidikan. Diharapkan hasil penelitian semacam ini paling

tidak akan dapat memberikan klarifikasi tentang kebenaran penilaian masyarakat

terhadap rendahnya prestasi belajar siswa SMA PGRI Indralaya khususnya melalui mata

pelajaran bahasa Arab yang telah dan sedang diselenggarakan saat ini.

Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan ini difokuskan tentang kompetensi Guru Pelajaran

Bahasa Arab dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya Kabupaten Ogan Ilir .”

Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini

dirumuskanpermasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh Guru pelajaran bahasa Arab pada SMA

7

PGRI Indralaya ?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa mata pelajaran bahasa Arab pada SMA PGRI

Indralaya ?

3. Adakah hubungan antara kompetensi Guru pelajaran bahasa Arab dengan prestasi

belajar siswa mata pelajaran bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya ?

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui hal- hal yang berkenaan

dengan kompetensi profesional guru Bahasa Arab dan hubungannya terhadap prestasi

siswa, yaitu :

1. Untuk mengetahui kompetensi kependidikan yang dimiliki oleh guru pelajaran

bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab di

SMA PGRI Indralaya.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kompetensi Guru pelajaran

bahasa Arab dengan prestasi belajar siswa mata pelajaran bahasa Arab di SMA

PGRI Indralaya

Kegunaan Penelitian

Kegunaan dan manfaat dari penelitian ini secara teoritis sebagai bahan kajian ilmiah

terhadap kompetensi yang telah dimiliki oleh Guru bahasa Arab dan hubungannya

dengan prestasi belajar siswa terutama yang terjadi di SMA PGRI Indralaya dan di

lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya sekaligus sebagai bahan pengembangan

akademis. Selain itu juga secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan informasi bagi para praktisi pendidikan terutama kepala sekolah dan Guru

pelajaran bahasa Arab khususnya serta seluruh guru SMA PGRI Indralaya Kabupaten

8

Ogan Ilir dalam rangka peningkatan mutu dan perbaikan serta peningkatan proses

pembelajaran guna menghasilkan output pejaran bahasa Arab yang lebih baik dan

berkualitas.

Namun secara rinci kegunaan atau manfaat dari penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut :

1. Untuk kepentingan pengembangan ilmu dan kajian-kajian kependidikan, khususnya

kajian yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran pelajaran bahasa

Arab yang dilaksanakan pada SMA PGRI Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak yang berwewenang dalam

perumusan kebijakan sebagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu

penyelenggaraan pelajaran bahasa Arab dan diharapkan hasilnya lebih baik, lebih

efektif dan lebih efisien.

3. Dapat diketahui bagaimana kompetensi kependidikan yang dimiliki oleh Guru

pelajarn bahasa Arab terhadap prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

bahasa Arab pada SMA PGRI Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.

Tinjauan Pustaka

Untuk sementara sepengetahuan penulis berdasarkan tinjauan kepustakaan yang ada di

perpustakaan Pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang sampai saat ini (20 Nopember

2013) penulis baru menemukan 2 tesis yang ada hubungannya dengan tesis yang akan

penulis teliti, yakni : Pertama, tesis yang ditulis oleh Chiriyah tahun 2013 dengan judul

:”Pengaruh Program Bahasa Arab Minggu Dalam Peningkatan Kemampuan Bahasa

Arab Santri Pondok Pesantren Raudatul Ulum (PPRU) Sakatiga Palembang”. Pada

tesis tersebut disimpulkan ; bahwa pengajaran bahasa Arab di Pndok Pesantren Raudatul

Ulum Sakatiga merupakan mata pelajaran yang mengembangkan ketrampilan

berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan membina kemampuan berbahasa

9

Arab Tushah serta mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan

ilmu pengetahuan agama, pengetahuan umum dan sosial budaya. Kedua, tesis yang

ditulis Warisin tahun 2010 dengan judul :”Hubunngan Antara Kemampuan Mengajar

Guru dan Minat Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran

Bahasa Arab MTs di Belitang II”.

Sementara penelitian yang penulis lakukan pada tesis ini membahas tentang ”

Kompetensi Guru pelajaran bahasa Arab dan hubungannya dengan Prestasi Belajar

Siswa mata pelajaran bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya Kabupaten Ogan Ilir”.

Kompetensi Guru di sini tentunya tidak berdasarkan salah satu pendapat ahli, tetapi

berdasarkan pada aturan pokok, yakni Undang Undang RI Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, Peraturan Meneteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru serta Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru

dalam Jabatan.

Kerangka Teori

Imam Makruf mendefinikan bahwa Bahasa Arab adalah alat komunikasi yang

digunakan oleh setiap kelompok masyarakat, sedangkan bahasa pada dasarnya adalah

alat komunikasi antara individu dengan lingkungannya. (Makruf, Imam 2009, hlm.1)

Bahasa Arab bukan saja sebagai bahasa komunikasi bagi masyarakat yang berada di

negara- negara Arab. Namun bahasa Arab memiliki kedudukan yang sangat penting

khusunya bagi umat Islam di seluruh dunia. Menurut Imam Makruf dalam bukunya

menjelaskan, “kedudukan bahasa Arab adalah sebagai bahasa Agama, bahasa ilmu

pengetahuan dan bahasa Internasional”. (Makruf, Imam 2009, hlm.7-12). Selain itu

bahwa bahasa Arab bila dibandingkan dengan bahasa yang lain yang ada didunia ini,

bahasa Arab memiliki karakteristik tersendiri. Masih menurut Imam Makruf,” bahwa

10

bahasa arab memiliki 5 karakteristik yaitu; pertama bahasa isytiqaqiyah (proses

morfologis), kedua struktur kalimatnya paling banyak, ketiga adanya fiil dengan wazan-

wazannya, keempat struktur kalimatnya tidak membutuhkan to-be, dan kelima cara

membaca dan menulisnya dari kanan ke kiri’. (Makruf, Imam 2009, hlm.13-17).

Kompetensi berasal dari kata dasar “potensi” yang artinya kemampuan yang

mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. (Depdiknas 2001, hlm 890).

Sedangkan kata kompetensi adalah seperangkan pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas kepropesionalan. (UU RI No.14 Tahun 2005 pasal 1) Kompetensi

yang harus dimiliki oleh guru meliputi empat macam kompetensi dalam melaksanakan

tugasnya, yakni komptensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. (UU RI No.14

Tahun 2005 pasal 10)

Keempat kompetensi tersebut dapat diuraikan lagi secara rinci sebagai berikut:

Pertama, Kompetensi Pedagogik , yang meliputi : a. Mengusai karakteristik peserta

didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b.

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c.

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. d.

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. f. Memfasilitasi pengembangan

potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g.

Berkomunikasi secara efektif , empatik, dan santun dengan peserta didik. h.

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil relajar. i. Memanfaatkan

hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. j. Melakukan tindakan

reflektif untuk peningkatan koalitas pembelajaran. Kedua, Kompetensi Kepribadian,

yang meliputi : a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

11

kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,

berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c.Menampilkan diri

sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. d.Menunjukkan etos

kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. e.

Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Ketiga, Kompetensi Sosial, yang meliputi :

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan

jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial

ekonomi. b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. c. Beradaptasi di tempat

bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial

budaya. d.Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan

dan tulisan atau bentuk lain. Keempat, Kompetensi Profesional, yang meliputi : a.

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu. c.Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri. (Permendiknas No.16 Tahun 2007).

Menurut kamus bahasa Indonesia, prestasi belajar ialah penguasaan pengetahuan

atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditujukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru melalui evaluasi .(Depdiknas

2001, hlm 895). Pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh gambaran

berapa angka dan tingkatan ciri yang dimiliki individu. (Ramayulis 2005, hlm.332).

Sementara menurut Dr. Oemar Hamalik mendefinisikan bahwa pengukuran adalah suatu

upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah oleh siswa dari hal-hal yang

telah diajarkan oleh guru. (Hamalik 2007, hlm.156). Penilaian merupakan suatu proses

12

mengumpulkan, menganalisis dan menginterprestasikan informasi guna menetapkan

keluasan pencapaian tujuan oleh individu. (Ramayulis 2005, hlm.332). Dr. Oemar

Hamalik mendefinisikan bahwa penilaian adalah suatu program untuk memberikan

pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman. Dan yang dimaksud dengan

pengalaman adalah pengalaman yang diperoleh berkat proses pendidikan. (Hamalik

2007, hlm.157).

Definisi Operasional Variabel

Kompetensi yang dimaksud disini adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas kepropesionalan sesuai dengan pedoman baik dalam Undang-

Undang, Peraturan pemerintah maupun Peraturan Menteri dalam hal ini adalah Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia, dan kompetensi di sini meliputi 4 (empat)

macam, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional.

Guru Pelajaran Bahasa Arab adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran

bahasa Arab pada sekolah umum. Prestasi belajar siswa yang dimaksud di sini adalah

nilai yang berupa skor atau angka-angka yang didapatkan oleh siswa dari aspek kognitif

dan psikomotor baik melalui hasil ulangan harian maupun ujian semester.

Yang dimaksud siswa di sini adalah siswa SMA PGRI Indralaya Kabupaten

Ogan Ilir pada tahun pelajaran 2008/2009 baik kelas X, XI maupun XII.

Pelajaran bahasa Arab ialah pelajaran pilihan bahasa Asing, pada sekolah

umum yang diajarkan oleh guru mata pelajaran sesuai dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang juga merupakan bidang pendidikan agama Islam

yang bersumber pada ajaran agama Islamyaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

13

menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam terutama dalam memahami dan

menghayati serta mengkaji isi kandungan Al Qur’an yang telah diyakininya secara

menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pendangan hidup

demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akherat kelak. (Daradjat

2004, hlm.86). Namun yang dimaksud pelajaran bahasa Arab di sini ialah nama salah

satu bidang studi atau mata pelajaran yang diberikan pada peserta didik di sekolah

dalam hal ini adalah SMA PGRI Indralaya baik kelas X, kelas XI, maupun XII.

Prestasi belajar bahasa Arab adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan

bahasa Arab yang dikembangkan melalui mata pelajaran bahasa Arab yang ditujukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru melalui ulangan harian dan

ujian semester.

Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian , sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto. 2006, hlm.71). Jadi

untuk menguji ada atau tidaknya hubungan variabel X (kompetensi guru) dengan

variabel Y (prestasi belajar siswa), maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut :

Ha : Ada hubungan positif antara kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Arab dengan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab di SMA PGRI

Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.

Ho : Tidak ada hubungan positif antara kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Arab

dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab di SMA

PGRI Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.

Dari hipotesa di atas, penulis memiliki dugaan sementara bahwa terdapat

hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa mata pelajaran

bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Untuk itu penulis sepakat

14

dengan pernyataan Ha di atas. Untuk kebenaran terhadap dugaan di atas, maka akan

dibuktikan melalui hasil penelitian yang akan dilakukan di sekolah yang bersangkutan.

Metodologi Penelitian.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

korelatif, yaitu untuk mendeskripsikan kompetensi guru dan mencari hubungannya

dengan prestasi belajar pelajaran bahasa Arab siswa tersebut.

Selain itu dalam penelitian ini menggunakan penelitian korelasional, yaitu

penelitian yang berusaha untuk menghubungkan antara dua variabel atau lebih

berdasarkan data yang terkumpul.

Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai

cuantiítas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono 2006, hlm.55-56).

Pendapat lain mengemukakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan unit

analisis yakni objek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah suatu bagian dari

populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan pupolasinya.

(Soehartono 2005, hlm.57).

Oleh sebab itu penelitian ini dalam pengambilan sampel menggunakan random

sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak. (Soehartono 2005, hlm.57).

Penggunaan random sampling di sini menurut peneliti lebih praktis dalam

melaksanakannya dan hasilnyapun akan lebih valid sesuai yang diinginkan.

15

Jadi populasi survey pada penelitian ini adalah dengan melibatkan beberapa

orang Pimpinan sekolah, guru dan siswa yakni kepala sekolah SMA PGRI Indralaya, 3

orang guru pelajaran bahasa Arab dan siswa SMA PGRI Indralaya Utara baik kelas X,

XI mupun kelas XII sebanyak 191 Siswa diambil 45 % dari setiap tingkatan kelas

dengan jumlah responden 86 siswa dengan perincian 31 siswa kelas XII, 29 siswa kelas

XI dan 26 siswa kelas X.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diambil pada penelitian ini meliputi : data tentang kompetensi guru, data

tentang prestasi belajar, dan data tentang korelasi kompetensi guru dengan prestasi

belajar. Sedangkan sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan metode pengumpulan data yang

bersumber dari hasil angket, observasi dan wawancara di lapangan . Sedangkan data

sekunder adalah data yang dipeoleh dari penelaahan dokumen-dokumen atau arsip

respoden yang memang dibutuhkan dan menunjang kelengkapan data .Yang menjadi

sumber data dalam penelitian ini adalah pemerintah dan masyarakat kabupaten Ogan Ilir

dalam hal ini adalah masyarakat Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI Indralaya

terutama kepala sekolah, guru pelajaran bahasa Arab dan siswa serta sumber lainnya

yang berkaitan dengan penelitian di atas.

Teknik Pengumpulan Data

Data primer yang didapatkan melalui : Pertama, teknik angket (kuesioner), adalah

teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan

untuk diisi sendiri oleh responden. (Soehartono 2002, hlm. 65 – 66). Pertanyaan yang

dipergunakan dalam angket ini adalah pertanyaan tertutup, yakni pertanyaan yang

jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal mimilih salah satu jawaban

yang telah disediakan cukup dengan memberikan tanda lingkaran atau silang pada huruf

depannya. Koesioner ini dituujukan kepada Kepala sekolah tentang kompetensi guru.

16

Kedua, teknik observasi (pengamatan), adalah alat untuk pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala

yang diselidiki.dengan menggunakan indera penglihatan .(Narbuko 2008, hlm. 70).

Data ini dipergunakan sebagai data pelengkap.

Selain itu observasi adalah pengamatan langsung kepada obyek yang akan

diteliti. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai

obyek penelitian sehingga dapat menyusun suatu desain penelitian. Observasi yang

dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipatif. Maksudnya bahwa peneliti hanya

mengamati masyarakat sekolah yakni SMA PGRI Indralaya dengan ikut kegiatan di

dalamnya.

Ketiga, teknik wawancara (interview), teknik pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul

data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan

alat perekam. (Soehartono 2002 hlm. 67 – 68).

Dari wawancara diharapkan dapat terkumpul data mengenai sikap, pengalaman,

cita- cita dan harapan yang dikemukakan oleh respoden atau informan atas pertanyaan

peneliti, sebab kerja sama dengan informan sangat penting karena akan dapat menggali

berbagai macam informasi yang dibutuhkan yang sesuai dengan pandangan dan kondisi

informan yang sesungguhnya.

Keempat, teknik tes , yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Khusus untuk tes prestasi belajar yang

biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tes buatan guru

adalah tes yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji

coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya, dan (2) tes

terstandar (standardized test) yaitu tes yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing,

yang sudah terjamin keampuhannya, sudah mengalami uji coba berkali-kali dan direvisi

17

berkali-kali sehingga sudah dapat dikatakan cukup baik. (Arikunto. 2006, hlm.223-224).

Namun tes yang akan dipergunakan pada penelitian ini adalah jenis tes buatan guru,

yakni soal tes yang dipergunakan dibuat oleh guru pelajaran bahasa Arab masing-

masing. Tes di sini digunakan untuk tes kompetensi guru dan prestasi belajar siswa.

Kelima, teknik dokumentasi , yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

penelitian yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, leger, agenda dan sebagainya. (Arikunto.2006, hlm.231). Maka teknik

dokumentasi dipergunakan dalam penelitian ini adalah untuk mencari data yang

berkaitan dengan sejarah berdirinya SMA PGRI Indralaya, Profil dan lainnya serta nilai

hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, tugas maupun ujian semester melalui guru

pelajaran bahasa Arab atau melalui wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

Teknik Analisis Data.

Setelah data yang dikumpulkan telah diedit, dikode dan telah diikhtisarkan dalam tabel,

maka langkah selanjutnya adalah analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh.

Adapun alat analisis yang dipergunakan adalah teknik kualitatif dan kuantitatif, dengan

menggunakan analisis korelasi Produck Moment. Teknik kualitatif dipergunakan

terutama untuk mengetahui tingkat prestasi siswa dari aspek afektif, sedangkan teknik

kuantitatif dipergunakan terutama untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa dari

aspek kognitif dan psikomotornya.

Analisis korelasi product moment yaitu suatu teknik yang digunakan untuk

mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau lebih.

(Sugiyono 2006, hlm.213). Untuk menguji hipotesis tersebut penulis gunakan rumus

berikut ini:rxy = ∑xy

( ∑x² y² )

18

Rencana Susunan Bab

Tesis ini terdiri dari 5 (lima) bab, dan masing-masing bab memuat pokok bahasan

sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukakan secara garis besar

seluruh isi tesis yang meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, definisi

operasional, hipotesis, metode penelitian dan rencana susunan bab.

Bab II Landasan Teori, pada bab ini membahas tentang definisi dan aspek-aspek

kompetensi guru mata pelajaran bahasa Arab, definisi dan aspek-aspek prestasi belajar,

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, aspek-aspek prestasi belajar bahasa

Arab, dan hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa .

Bab III Kondisi obyektif wilayah penelitian, pada bab ini menjelaskan kondisi

obyektif atau profil tempat penelitian dan kondisi / gambaran SMA PGRI Indralaya.

Bab IV Pembahasan hasil penelitian, pada bab ini akan dibahas dan dijelaskan

tentang jawaban rumusan masalah yang telah ditetapkan sekaligus mengolah data serta

menguji hipotesis.

Bab V Penutup, pada bab penutup terdiri dari kesimpulan hasil penelitian dan

saran- saran serta usulan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang berkaitan

dengan upaya peningkatan mutu pendidikan.

19

BAB 2

KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR

Kompetensi Guru Bahasa Arab

Menurut kamus Bahasa Indonesia, kompetensi berasal dari kata dasar “potensi” yang

artinya kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. (Depdiknas

2001, hlm 890). Sedangkan kata kompetensi adalah seperangkan pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau

dosen

dalam melaksanakan tugas kepropesionalan. (UU RI No.14 Tahun 2005 pasal 1)

Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan

pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh

tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. (Sarimaya

2008. hlm.17). Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi empat macam

kompetensi dalam melaksanakan tugasnya, yakni komptensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi. (UU RI No.14 Tahun 2005 pasal 10). Kompetensi pedagogik yaitu

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Kompetensi kepribadian yaitu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

guru yang merupakan kemampuan perseonal

20

yang mencerminkan kepribadian seorang guru yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial

yaitu segenap potensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang merupakan

kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar. Kompetensi profesional yaitu segenap potensi yang harus dimiliki oleh seorang

guru yang merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang

mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi

keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi

keilmuannya. (Sarimaya 2008. hlm.18 - 21)

Keempat kompetensi tersebut dapat diuraikan lagi secara rinci sebagai berikut:

Pertama, Kompetensi Pedagogik , yang meliputi : a. Mengusai karakteristik peserta

didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b.

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c.

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. d.

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. f. Memfasilitasi pengembangan

potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g.

Berkomunikasi secara efektif , empatik, dan santun dengan peserta didik. h.

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil relajar. i. Memanfaatkan

hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. j. Melakukan tindakan

reflektif untuk peningkatan koalitas pembelajaran. Kedua, Kompetensi Kepribadian,

yang meliputi : a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,

berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c.Menampilkan diri

21

sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. d.Menunjukkan etos

kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. e.

Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Ketiga, Kompetensi Sosial, yang meliputi :

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan

jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial

ekonomi. b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. c. Beradaptasi di tempat

bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial

budaya. d.Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan

dan tulisan atau bentuk lain. Keempat, Kompetensi Profesional, yang meliputi : a.

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu. c.Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri. (Permendiknas No.16 Tahun 2007).

Sebagaimana yang dikatakan oleh Riyanto, bahwa setelah pengesahan UU

Nomor 20 Tahun 2003 justru yang menjadi tuntutan yang harus dipenuhi kalangan guru

adalah memformulasikan guru sebagai agen pembelajaran. Mengutip sambutan Menteri

Pendidikan Nasional pada Peringatan Hari Guru Nasional 25 November 2005

menyebutkan, guru sebagai agen pembelajaran diharapkan memiliki empat kompetensi

yakni kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan

kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi para guru dalam mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

22

perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh

guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing

peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kompetensi sosial adalah

kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

( http://www.suaramerdeka. com/harian/0512/26/opi4.htm)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru,

dinyatakan bahwasanya salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru adalah

kompetensi professional. Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal ini

merupakan kemampuan Guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan

mendalam. Yang dimaksud dengan penguasaan materi secara luas dan mendalam dalam

hal ini termasuk penguasaan kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai

pendukung profesionalisme Guru. Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki

kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai.

Menurut pendapat Prof. DR. H. Mohamad Surya (dalam bukunya yang berjudul,

Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, 2004) disebutkan bahwa kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang guru meliputi lima macam kompetensi, yakni kompetensi

personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi intelektual dan

kompetensi spiritual. Kompetensi personal, ialah kualitas kemampuan pribadi seorang

23

guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini di

antaranya meliputi kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri,

penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Kompetensi profesional, ialah

berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru

profesional. Kompetensi profesional ini antara lain meliputi aspek kepakaran atau

keahlian dalam bidangnya, yaitu penguasaan bahan atau materi pelajaran yang harus

diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya, dan rasa

kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

Kompetensi sosial, ialah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar

berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini, termasuk

keterampilan dalam berinteraksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

Kompetensi intelektual, ialah penguasaan berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan tugasnya sebagai guru. Kompetensi spiritual, ialah kualitas keimanan dan

ketaqwaan sebagai orang yang beragama.

Yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berahlak mulai.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat

untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

24

tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. http://www.

suaramerdeka.com/harian/0602/06/opi04.htm)

Oleh sebab itu semua guru harus memiliki keempat macam kompetensi tersebut,

begitu juga termasuk guru Bahasa Arab harus memiliki semua kompetensi tersebut.

Namun secara spesifik, guru bahasa Arab harus memiliki kompetensi : Pertama,

Kompetensi Pedagogik , yang meliputi : a. Mengusai karakteristik peserta didik dari

aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b. Menguasai

teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c. Mengembangkan

kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. d. Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran. f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g. Berkomunikasi secara

efektif , empatik, dan santun dengan peserta didik. h. Menyelenggarakan penilaian dan

evaluasi proses dan hasil relajar. i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran. j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan koalitas

pembelajaran. Kedua, Kompetensi Kepribadian, yang meliputi : a. Bertindak sesuai

dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b.

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta

didik dan masyarakat. c.Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa. d.Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. e. Menjunjung tinggi kode etik profesi

guru. Ketiga, Kompetensi Sosial, yang meliputi : a. Bersikap inklusif, bertindak

objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,

kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi. b. Berkomunikasi

secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua, dan masyarakat. c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik

25

Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. d.Berkomunikasi dengan komunitas

profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Keempat,

Kompetensi Profesional, yang meliputi : a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.b. Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. c.Mengembangkan

materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. e. Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri (Permendiknas No.16 Tahun

2007).

Secara rinci keempat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam hal ini

terutama guru bahasa Arab, sebagaimana tabel 1 berikut ini :

Tabel 1.Kompetensi Guru dan Indikatornya

NO KOMPETENSI INTI GURU

INDIKATOR

Kompetensi Pedagogik

1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial –budaya.

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.

1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu

1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, Metode, dan teknik pembelajaran yang Mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

26

Lanjutan tabel 1.

NO KOMPETENSI INTI GURU

INDIKATOR

3 Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum.3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang Diampu.3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu Yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang Lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas , laboratorium, maupun lapangan. 4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik , di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.

4.5 Menggunakan media pembelajaran dan Sumber belajar yang relevan dengan Karakteristik peserta didik dan mata Pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam Pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.

5 Memanfaatkan informasi teknologi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.

27

lanjutan tabel 1.NO KOMPETENSI

INTI GURUINDIKATOR

6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreatifitasnya.

7 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. 7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan seterusnya.

8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil relajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instruyen.8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil relajar untuk berbagai tujuan.8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil relajar.

lanjutan tabel 1.

28

NO KOMPETENSI INTI GURU

INDIKATOR

9 Memanfaatkan hasil penilaiandan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembalejaran.

10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kulitas pembelajaran.

10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

Kompetensi Kepribadian11 Bertindak sesuai dengan norma

agama, hukum, sosial, dan kebuadayaan nasional Indonesia.

11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut , hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

12 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pesertadidik dan masyarakat.

12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.12.3 Berperilaku yang dapat diteladan oleh Peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

13 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang Mantap dan stabil.13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.

14 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

14.1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

lanjutan tabel 1.NO KOMPETENSI INDIKATOR

29

INTI GURU15 Menjunjung tinggi kode etik

profesi guru.15.1 Memahami kode etik profesi guru.15.2 Menerapkan kode etik progesi guru.15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.

Kompetensi Sosial16 Bersikap inklusif, bertindak

objektif, serta tidak diskriminatifkarena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.

17 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitas belajar peserta didik.

18 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.18.2 Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.

19 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.

lanjutan tabel 1.NO KOMPETENSI INDIKATOR

30

INTI GURUKompetensi Profesional.20 Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.1 Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam bahasa Arab (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).20.2 Menguasai bahasa Arab lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).

21 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

21.1 Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.21.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

22 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

23 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukantindakan reflektif

23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.23.2 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.23.3 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

24 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

Sumber : Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Berdasarkan tabel di atas, secara khusus guru bahasa Arab harus memiliki

kompetensi profesional yang tidak harus dimiliki oleh guru mata pelajaran pada

umumnya. Kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh setiap guru bahasa Arab

antara lain : pertama, memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam

31

bahasa Arab baik dalam bidang linguistik, wacana, sosiolinguistik, maupun strategis.

Kedua, menguasai bahasa Arab lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam segala

aspek komunikatifnya dalam bidang linguistik, wacana, sosiolinguistik, maupun

strategisnya.

Sementara itu menurut Emilia Siahaan, bahwa kompetensi yang harus dimiliki

oleh guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Arab antara lain : kemampuan

menguasai bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, kemampuan mengelola

program belajar mengajar, kemampuan mengelola kelas, kemampuan menggunakan

sumber/ media, menguasai landasan pendidikan, kemamapuan mengelola interaksi

belajar mengajar, dan kemampuan menilai prestasi belajar siswa.

Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai

bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam

mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang

disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

Prestasi Belajar

Pengertian Belajar

Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan

apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian

yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada

prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami

suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah “suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Selanjutnya Hintzman yang dikutip oleh Muhibbin Syah (2013:65)

” Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau

hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme

32

tersebut”. Sementara Hamalik (2007:36) mendefinisikan belajar adalah “suatu proses

perubahan individu melalui interaksi dengan lingkungan.” Salain itu dalam bukunya

yang lain, Hamalik (1990: 21) mengemukakan, bahwa belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perobahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara

bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Begitu juga Sudjana (1996:5)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Henry E Garret yang dikutip oleh Sagala (2008:13)

berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu

lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan

perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sementara itu menurut

penulis, bahwa belajar yang dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang

dapat dilakukan melalui pembelajaran.

Menurut Surya (2004:7) dalam bukunya Psikologi Pembelajaran & Pengajaran

mengatakan bahwa pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar

maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang

diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun prestasi dapat

diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan.

Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah

mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa

belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam

33

tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang

mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar

secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu

para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan

yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) ,memberikan

pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar

sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162)

mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot

yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi

belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan

psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum

mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan

menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi

belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi

pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah

mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah

diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau

rendahnya prestasi belajar siswa.

34

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu

diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor

yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa

(faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis

sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga,

sekolah, masyarakat dan sebagainya.

Faktor Internal

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang

dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat,

motivasi dan lainnya.

Pertama, kecerdasan/intelegensi. Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini

sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini

ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang

lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa

faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar

mengajar. Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan

lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.” Muhibbin

Syah (2013:148) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan

intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.

Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin

kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.”

35

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang

tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.

Kedua, bakat. Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang

sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh Ngalim Purwanto (1986:2 bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya

dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-

kesanggupan tertentu.” Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau

kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan

menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Muhibbin Syah (2013:151) mengatakan

“bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa

tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang

dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi

belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat

keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan

prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk

melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan

anak tersebut.

Ketiga, minat. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus

menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (2009:212) minat adalah

“kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal

tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto

(1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”

36

Kemudian Sardiman (2001:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi

yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar

atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan

disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang

siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan

minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang

mempunyai minat yang tinggi terhadap

sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang

diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

Keempat, motivasi. Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena

hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan

belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur

agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar

sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution (2010

:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (2001:71) mengatakan bahwa “motivasi

diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.”

Sementara menurut Winkel (2009: 1690 :” motif adalah daya penggerak di dalam diri

orang untuk melakukan setumpuk aktivitas tertentu demi demi mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan motivasi adalah motiv yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dalam

memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan.”

37

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a)

motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan

motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran

sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik

dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang

menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Hamalik (2007:112-113)

mengemukakan bahwa motivasi instrinsik,adalah motivasi yang tercakup dalam situasi

belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Menurutnya

mitivasi ini sering disebut ”motivasi murni”, atau motivasi yang sebenarnya, yang

timbul dari peserta didik, misalnya keinginan untuk mendapatkan suatu keterampilan

tertentu. Sedangkan motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-

faktor dari luar situasi belajar., seperti angka kredit, ijazah, hadiah, medali dan lain-lain.

Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan

yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya

dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni

pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan

kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. Motivasi adalah

sangat penting bagi proses belajar, sebab motivasi dapat menggerakkan organisme,

mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasakan paling berguna bagi

kehidupan individu (Soemanto, 2003:121). Berdasarkan beberapa pendapat dan paparan

tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang penting

dalam proses belajar mengajar untuk mencapai prestasi belajar siswa yang diharapkan.

Kelima, kematangan. Kematangan adalah suatu tingkatan/ fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk untuk

melaksanakan kecakapan baru (Slameto, 2003:58). Kematangan pada seseorang atau

suatu individu didapat dari proses pertumbuhan jasmaninya/ fisiologisnya. Menurut

38

Ahmadi dan Supriono (2004:144-145) mengemukakan, bahwa kematangan yang

dicapai seseorang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan kuantitatif di dalam

struktur jasmani dibarengi dengan perubahan-perubahan kualitatif terhadap tsruktur

tersebut. Kematangan maknanya sama dengan kemasakan, sebagaimana Mustaqim dan

Wahid (2003:75) bahwa untuk mempengaruhi motivasi anak dalam belajar, harus

diperhatikan kemasakan anak. Tidak bijaksana untuk merangsang aktivitas-aktivitas

sebelum individu masak secara fifik , psikis dan sosial. Karena apabila tidak

memperhatikan kemasakan ini, akan berakibat frustasi . Dan frustasi emosi dapat

mengurangi kapasitas belajar. Oleh sebab itu anak yang sudah mengalami kematangan

jasmaninya untuk belajar sudah pasti lebih tinggi tingkat prestasi belajarnya

dibandingkan dengan anak yang belum siap atau belum matang jasmaninya untuk

belajar. Hal ini membuktikan bahwa kematangan seseorang sangat mempengaruhi

prestasi belajarnya.

Keenam, kesiapan. Kesiapan adalah kondisi seseorang yang telah siap untuk

menerima sesuatu dari luar darinya. Dalam ini yakni siap untuk belajar dan menerima

pelajaran yang diberikan oleh guru. Menurut Slameto (2003:59) mengemukakan bahwa

kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.Kesediaan itu timbul

dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena

kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu

diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada

kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik dan memperoleh prestasi belajar yang

lebih baik pula jika dibandingkan dengan siswa yang belum ada kesiapan untuk belajar.

Faktor Eksternal

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan

keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada

39

umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut

Slameto (2003:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “faktor

keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.”

Pertama, faktor keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam

masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan

oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.

Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan

dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa aman

dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman

itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman

merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk

belajar. Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama

mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi

pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan

hidup keagamaan.” Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan

dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan

pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik

antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar

anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh

perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat

memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena

anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

Secara rinci bahwa faktor keluarga yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa antara lain : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga dan keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Berikut ini

40

penjelasan masing-masing faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di lingkungan

keluarga.

Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua dalam mendidik anaknya sudah dapat dipastikan akan sangat

mempengaruhi terhadap prestasi belajar anak. Orang tua yang sangat memperhatikan

dan mendidik anaknya dengan kedisiplinan, ketekunan, keuletan, ketelitian, kesabaran

dengan tegas serta tidak terlalu memanjakan anak apalagi yang sama sekali tidak atau

kurang memperhatikan pendidikan anaknya, maka anak akan mempunyai semangat

dalam belajar, rajin dan bersungguh-sungguh. Dengan demikian maka anak akan

memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.

Sebaliknya orang tua yang mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah

cara mendidik anak yang kurang baik. Orang tua yang terlalu kasihan kepada anak

sehingga tidak pernak memaksa anak untuk disiplin, untuk belajar apalagi anak

dibiarkan begitu saja tanpa dikontrol, bahkan semua keinginan anak diturutinya, maka

akan membuat anak manja dan berbuat semaunya sehingga motivasi belajar akan hilang

bahkan tidak jarang anak yang sudah beberapa hari tidak sekolahpun orang tua tidak

tahu. Hal demikian akan membuat anak memiliki prestasi yang rendah bahkan memiki

ahlak yang tercela dengan membohongi orang tua. Dibeberapa sekolah salah satu

contoh di SMA PGRI Indralaya, justeru anak guru, anak Pegawai Negeri Sipil non guru,

anak polisi dan lainnya yang sering membuat ulah di sekolah dan sering minggat

bahkan samapai anak dikeluarkan dari sekolah.

Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalkan

orang tua acuk tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhataikan sama sekali

akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anakanya dalam belajar, tidak mengatur

waktu belajarnya, tidak menyediakan atau tidak melengkapan kelengkapan alat

41

belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu

bagaimana keadaan anaknya ketika berada di sekolah dan lainnya, maka sangat

dipastikan prestasi anak akan menurun bahkan tidak sesuai dengan yang diharapkan

orang tua. Hal ini membuktikan bahwa faktor

kelurga terutama cara mendidik anak sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar

anak. Sebagaimana pernyataan yang dikemukakan oleh Sutjipto wirowidjojo yang

dikutip oleh Slameto (2003:61) dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa :

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat

besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk

pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

Relasi Antar Anggota Keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang sangat penting adalah relasi orang tua

dengan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota

keluarga linpun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah

hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian ataukah hubungan yang

diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuk tak acuh antar

anggota kelurga dan sebagainya. Begitu juga jika relasi anak dengan saudaranya atau

dengan anggota keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem bagi

anak. Bahkan anak kemungkinan akan mengalami broken home dan sebagainya,

sehingga belajar anak akan sangat terganggu.

Oleh sebab itu demi kelancaran dan keberhasilan anak dalam belajar sehingga

memperoleh prestasi belajar yang tingi, sangat perlu diusahakan relasi yang baik di

dalam lingkungan keluarga anak tersebut dengan semua anggota keluarga. Hubungan

yang baik adalah buhungan yang penuh pengertian antar anggota keluarga dan kasih

sayang yang disertai dengan bimbingan-bimbingan terutama dari orang tuanya.

42

Suasana Rumah

Suasana rumah yang dimaksud disini adalah keadaan atau situasi atau kejadian-kejadian

yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah

merupakan faktor faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.

Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan

kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang

terllu banyak penghuninya.Suasana rumah yang tegang, selalu ribut dan sering terjadi

cekcok, pertengkaran antar anggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan

anak menjadi bosan berada di rumah, sehingga anak suka keluar rumah yang

mengakibatkan belajarnya menjadi kacau.

Rumah yang sering dipakai untuk keperluan resepsi, pertemuan, pesta-pesta,

upacara keluarga dan lainnya yang sejenis, dapat menganggu belajar anak. Rumah yang

selalu bising dengan suara radio, tape recorder atau televisi pada waktu belajar anak,

juga sangat menganggu anak dalam belajar, teruma menggangu konsentrasi anak ketika

anak sedang belajar. Semua suasana di atas akan membawa dampak yang negatif

terhadap prestasi belajar anak. Oleh sebab itu agar akan dapat belajar dengan baik,

perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Sebab di dalam suasana

rumah yang tenang dan tenteram, selain anak akan merasa kerasan tinggal di rumah juga

anak akan dapat belajar dengan baik.

Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar

anak. Anak yang semua kebutuhannya terpenuhi baik yang primer, misalnya makan,

pakaian, perlindungan kesehatan dan lainnya, juga kebutuhan fasilitas untuk belajar di

rumah, misalnya ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku

dan lainnya. Begitu juga semua biaya untuk di sekolah, sebab anak yang sering

terlambat membayar keuangan sekolah akan mempengaruhi motivasi anak untuk belajar

43

baik di rumah maupun di sekolah. Anak merasa minder dengan teman lainnya. Hal ini

membuktikan bahwa anak yang hidup dalam kemiskinan, maka kebutuhan pokok anak

kurang terpenuhi sehingga mengakibatkan kesehatan anak terganggu begitu juga belajar

anak akan terganggu, selain itu juga anak akan selalu dirundung kesedihan yang

kemungkinan anak yang sering membandingkan dengan anak yang lain. Hal ini pasti

akan menganggu anak dalam belajar guna meningkatkan prestasi belajarnya.

Sebaliknya keluarga yang kaya raya yang orang tuanya sering mempunyai

kecenderungan untuk memanjakan anak membuat anak selalu bersenang-senang dan

berfoya-foya, akibatnya anak kurang memperhatikan kepada belajarnya, yang hal ini

akan dapat menurunkan prestasi anak dalam belajar.

Pengertian Orang Tua

Seorang sangat membutuhkan perhatian dan dorongan serta pengertian orang

tua dalam belajar. Bila anak ketika sedang belajar jangan diganggu dengan memberikan

tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat dalam belajar,

maka orang tua wajib memberikan pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat

mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu orang tua sering

kesekolah untuk menanyakan keadaan dan perkembangan anak dalam belajar di

sekolah.

Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak

dalam belajar.tingkat pendidikan orang tua yang rendah biasanya membuat kurangnya

perhatian terhadap anaknya dalam belajar. Begitu juga anak yang memiliki kebiasaan-

kebiasaan pemalas, manja, mudah marah dan sejenisnya kalau tidak diubah dengan

kebiasaan yang baik maka juga akan mempengaruhi anak dalam belajar. Oleh sebab itu

perlu ditanamkan kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong anak

44

bersemangat dalam belajar dan dalam berlomba-lomba memperoleh prestasi dalam

belajar.

Kedua, faktor sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Peraba (1999: 45)

mengemukakan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sekaligus sebagai

sumber belajar dan pusat pendidikan hendaknya mampu menciptakan situasi yang

kondusip, sebab lingkungan sekolah merupakan faktor eksternal yang sangat

berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik. Menurut Kartono (1995:6)

mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan,

dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus

dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang

tepat dalam mengajar. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan

mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.. Faktor sekolah ini meliputi metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat-

alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode

belajar, dan tugas rumah (Slameto, 2003: 64-69)

Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur atau pengertian lain bahwa metode

mengajar ialah teknik penyajian yang dikusai guru untuyk mengajar atau menyajikan

bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara

kelompok/klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh

siswa dengan baik (Ahmadi dan Tri Prasetya, 2005: 52). Sedangkan mengajar adalah

menyampaikan ilmu pengetahuan (bahan pelajaran) kepada siswa atau anak didik Pen

gertian bila ditinjau dari segi pengajarnya. Namun bila ditinjau dari segi siwa atau anak

45

didiknya dapat diartikan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar,

mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat

mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar (Sudjana, 1996: 7).

Berdasarkan penjelasan di atas, sudah jelas bahwa metode mengajar bagi guru

sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, yang dalam hal ini adalah prestasi

belajar siswa. Oleh karena itu setiap guru dituntut untuk mampu memilih dan

menggunakan metode yang tepat sesuai dengan kondisinya, baik yang berkenaan

dengan kondisi siswanya, materinya sulit atau mudah, panjang atau pendeknya materi

pelajaran, kapan diberikan, pagi, siang atau malam dan hal lainnya.Menurut Rohmanto

dan Aqib (2008:86-87) bahwa menggunakan metode pembelajaran berhasil atau

tidaknya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor manusia

(guru dan tenaga kependidikan lainnya), faktor tujuan pembelajaran/kompetensi, faktor

materi pelajaran, Faktor waktu dan peralatan yang tersedia, dan faktor instruksional

(tujuan pembelajaran yang pencapaianya sengaja dirancang melalui kegiatan

pembelajaran tertentu) serta faktor efek penyerta (hasil belajar yang diperoleh siswa

sebagai akibat digunakannya bentuk pembelajaran tertentu.

Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai sisi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar

mengajar (Sagala, 2007:234). Begitu juga Daradjat (2004:122) memberikan batasan

bahwa kurikulum adalah ”sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan

dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu”. Selanjutnya

Ramayulis (2006:150) mengemukakan bahwa pengertian kurikulum adalah ”semua

kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan dan berada di bawah tanggung jawab sekolah, yang

lebih khusus diartikan hasil belajar yang diharapkan”. Sementara di dalam Undang-

46

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Lebih luas lagi Mujib dan Mudzakkir (2006:123) menjelaskan bahwa hakekat

kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik

yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar

mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan , dan hal-hal yang

mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian kurikulum di atas, dapat

disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu dokumen yang berisikan tentang rencana/

program kegiatan, visi, misi, tujuan suatu lembaga pendidikan, muatan dan striuktur

kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran yang

disusun oleh suatu tim dan melibatkan seluruh tenaga pengajar/ tenaga pendidik untuk

mencapai tujuan yang diharapkan oleh suatu lembaga pendidikan tertentu. Oleh sebab

itu kurikulum antara lembaga pendidikan yang satu dengan yang lainnya pasti

mengalamai perbedaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan masing-

masing. Kurikulum yang baik tentunya kurikulum yang dapat mencapai tujuan

pendidikan nasional maupun tujuan pendidikan lokal. Oleh sebab itu kurikulum sangat

mempengaruhi prestasi belajar bagi peserta didik.

Namun demikian kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Munurut Kunandar (2007:125) mengemukakan bahwa

kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan

dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP dikembangkan oleh setiap

kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi

dan supervisi Dinas Pendidikan/Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk

47

Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan/Kantor Depag Provinsi untuk Pendidikan

Menengah dan Pendidikan Khusus. Sementara itu menurut Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Bab I pasal 1 dijelaskan bahwa kurikulum

tingkat satuan pendidikan adalah ”kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”.

Relasi Guru dengan Siswa

Relasi guru dengan siswa dimaksudkan di sini adalah keadaan hubungan antara

guru dengan siswa baik dalam proses belajar mengajar berlangsung maupun di luar

proses belajar mengajar. Sebab proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan

siswa. Proses tersebut sudah barang tentu sangan dipengaruhi oleh relasi yang ada

dalam proses itu sendiri. (Slameto, 2003: 66)

Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya,

juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha

mempelajari dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut juga akan terjadi sebaliknya, jika

seorang siswa membenci gurunya, ia segan mempelajari mata pelajaran yang

diberikannya, akibatnya pelajaran tidak maju. Hal ini menyebabkan prestasi belajar

siswa akan jauh mengalami kemunduran. Oleh sebab itu relasi guru dengan siswa

sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Relasi Siswa dengan Siswa

Relasi antara siswa dengan siswa sangat perlu diciptakan oleh seorang guru

ketika proses belajar mengajar berlangsung. Guru yang tidak pernah memperhatikan

kondisi hubungan antara siswa, atau guru yang bersikap tidak adil terhadap semua

siswanya, maka membuat kecemburuan di dalam kelas. Akhirnya siswa saling curiga

atau saling mengejek bahkan mungkin akan terjadi saling bermusuhan. Bila siswa tidak

memiliki hubungan yang baik dengan teman terutama teman sekelasnya, maka

membuat siswa kurang kerasan dan kurang nyaman belajar di kelas, dengan demikian

48

siswa akan malas untuk belajar atau aktif masuk sekolah dengan bermacam-macam

alasan. Kalau hal ini terjadi siswa yang tidak punya hubungan baik dengan temannya

dia akan malas belajar sehingga mempengaruhi prestasinya. Hal ini juga juga

sebaliknya, jika hubungan siswa dengan siswa lainnya tercipta dengan baik, ada rasa

kenyamanan, kebersamaan, kekeluargaan dan kedamaian akan membuat siswa senang

belajar bersama-sama rekan-rekannya. Demikian maka prestasi belajar siswa akan lebih

meningkat. (Slameto, 2003: 66-67)

Disiplin Sekolah

Disiplin menurut kamus bahasa Indonesia (2001:268), disiplin artinya ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan. Menurut pendapat penulis bahwa disiplin ialah

melaksanakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan mematuhi semua

peraturan yang berlaku. Disiplin sekolah maksudnya mematuhi segala peraturan-

peraturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah. Kedisiplinan sekolah erat

hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan

melaksanakan dan mematuhi tata tertib yang ada, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam

pekerjaan administrasi dan kebersihan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain,

kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf tata usaha dan dewan guru

serta siswanya.

Bila seluruh staf dan dewan guru selalu mengikuti semua tata tertib dan

peraturan yang berlaku di sekolah khususnya dan bekerja dengan disiplin maka

membuat siswanya akan berdisiplin pula, selain itu juga akan memberikan pengaruh

yang positif terhadap hasil belajarnya, begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu agar siswa

belajarnya lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah

dan di perpustakaan. Agas siswa selalu disiplin, maka guru beserta staf tata usaha

haruslah disiplin pula.

49

Alat Pelajaran

Alat pelajaran sangat erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat

pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk

menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan

memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Menurut

Djamarah (2005:184) menjelaskan bahwa alat pelajaran adalah ”apa saja yang dapat

dijadikan perantara untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Oleh sebab itu setiap guru tentunya dituntut untuk dapat memanfaatkan dan

menggunakan alat pelajaran yang tersedia di sekolah, begitu juga pihak sekolah dan

pemerintah harus mengusahakan dan menyediakan alat pelajaran yang baik dan lengkap

agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan

baik serta dapat belajar dengan baik pula. Alat pelajaran yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran antara lain : buku-buku di perpustakaan, laboratorium, media pendidikan,

peralatan multi media, komputer/ laptop, LCD dan lain-lain.

Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah atau

waktu yang digunakan pelaksanaan proses belajar mngajar secara rutin. Waktu di sini

dapat saja waktu pagi hari, siang hari dan sore atau malam hari. Waktu yang digunakan

untuk belajar secara rutin juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Waktu yang sangat

tepat untuk belajar adalah pagi hari, sebab waktu pagi kondisi akan masih segar, cuaca

segar dan suasana belajar masih nyaman dan siap belajar. Tetapi kalau waktu belajar

yang digunakan siang hari, sore hari atau malam hari adalah waktu yang kurang tepat,

suasana sudah ngantuk, capek dan lainnya sehingga sangat mempengaruhi hasil

belajarnya. (Slameto, 2003: 68)

50

Standar Pelajaran di atas Ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran

di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru.

Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajarai mata pelajarannya, guru

tersebut merasa senang. Padahal yang seharusnya hal ini tidak perlu terjadi, sebab

belajar untuk membuat siswa senang dan merasa butuh dengan apa yang dipelajarainya,

guru dijadikan sebagai teman atau orang tua. Guru dalam memberikan materi pelajaran

dan memberikan ujian disesuaikan dengan kemampuan atau kompetensi siswa. Maka

dalam KTSP sekarang ini guru dapat mentukan sendiri standar ketuntasan yang disebut

dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang disusun berdasarkan kondisi

masing-masing sekolah. Siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM dalam

ulangan, baik ulangan harian, ulangan mid semester maupun ulangan akhir semester

harus diadakan remedial sampai siswa tersebut mampu memperoleh nilai di atas KKM

yang telah ditentukan oleh gurunya sendiri.

Keadaan Gedung

Kondisi gedung terutama ruang kelas juga dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa. Apalagi suatu sekolah dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi

karakteristik mereka masing-masing menurut keadaan gedung dewasa ini harus

memadai di dalam setiap kelas (Slameto, 2003: 69). Suatu sekolah yang memiliki

gedung yang megah dan lengkap biasanya lebih berprestasi dibandingkan dengan suatu

sekolah yang gedung sekolahnya tidak sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, ruang

kelas yang kotor dan rusak serta ukurannya tidak sesuai stnadar, gedung tempat praktek

tidak ada, ruang laboratorium tidak ada dan lainnya maka dapat dipastikan prestasi

belajar siswanya lebih buruk atau kurang berhasil sesuai yang diharapakan.

51

Metode Belajar

Banyak siswa yang salah dalam melaksanakan cara belajar yang baik dan efektif

serta efisien. Misalnya belajar di rumah yang tidak taratur, belajar semalam penuh

ketika akan menghadapi tes/ ulangan keesokan harinya, sehingga siswa kurang istirahat

dan kurang tidur yang dapat menyebabkan siswa akan mengantuk/ kurang konsentrasi

dalam belajarnya, atau belajar sistim borongan ketika akan menghadapi ujian/ ulangan,

hal ini tentunya sangat mempengaruhi hasil belajar bahkan dalam kondisi yang kurang

istirahat atau kurang tidur menyebabkan siswa sakit sehingga tidak bisa ikut ulangan

dan lainnya. Oleh sebab itu guru harus dapat memberikan pembinaan kepada siswanya

untuk dapat memilih cara belajar yang tepat dan lebih efektif hasilnya. (Slameto, 2003:

69)

Tugas Rumah

Seorang guru juga harus dapat mengatur dalam memberikan tugas rumah (PR) kepada

siswa, sehingga dengan tugas rumah tidak membuat siswa bosan atau merasa terbeban

dengan banyaknya tugas rumah dari setiap gurunya. Tugas rumah seharusnya dapat

meningkatkan prestasi siswa, hal ini tentunya efektif atau tidaknya tugas yang diberikan

guru kepada siswa. Misalnya tugas rumah diberikan dengan tujuan untuk memperdalam

penguasaan materi atau pengembangan materi pelajaran yang tidak mungkin dapat

diberikan di sekolah dengan waktu yang terbatas. Oleh sebab itu guru diharapkan

jangan terlalu banyak memberikan tugas rumah kepada siswa yang harus dikerjakan di

rumah, sehingga siswa tidak ada waktu lagi untuk mengerjakan kegiatan yang lain.

(Slameto, 2003: 69)

Faktor Masyarakat

Di samping faktor keluarga dan faktor sekolah, lingkungan masyarakat juga merupakan

salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam

proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar

52

pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari

anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dalam hal

ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan

kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang

sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk

mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan

anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak,

karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya

dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa

bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan

besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar

sebagaimana temannya. Slameto (2003:70-72) mengemukakan bahwa lingkungan

masyarakat yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain berkenaan

dengan : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk

kehidupan masyarakat. Berikut ini sekilas diuraikan tentang beberapa faktor tersebut

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan dalam perkembangan

pribadinya bila yang diikuti adalah kegiatan yang positif, misalnya mengikuti organisasi

masyarakat, kegiatan-kegiatan sosial, kegiatan keagamaan dan lainnya. Namun

demikian kegiatan yang positif ini bila terlalu banyak yang diikuti akan mengganggu

belajarnya, apalagi bila tidak dapat mengatur waktu maka belajarnya akan terbengkalai

sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar yakni akan menurunkan prestasi dalam

belajaarnya. Oleh sebab itu siswa harus dapat mengatur waktu dengan baik dalam

mengikuti kegiatan masyarakat bila perlu kegiatan yang tidak mengganggu waktu

53

belajar. Apalagi bila kegiatan masyarakat yang diikuti adalah kegiatan yang tidak sesuai

dengan norma, misalnya ikut group musik sering tampil, kegiatan perjudian, ikut pos

kampling hingga larut malam dan sebagainya, maka dapat dipastikan siswa akan sangat

terganggu prestasi belajarnya. (Slameto, 2003: 70)

Oleh sebab itu perlu untuk membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya

jangan sampai mengganggu belajarnya. Bila perlu memilih kegiatan dalam masyarakat

yang dapat mendukung belajarnya, misalnya kursus bahasa Inggris, PKK remaja,

kelompok diskusi, kelompok ilmiah remaja dan lainnya. Hal ini tentunya sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar anak yang lebih baik dan lebih positif.

Mass Media

Yang termasuk dalam mass media dalam hal ini adalah bioskop, radio, televisi,

surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik, warnet dan lain-lain. Mas media yang

baik tentunya akan memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga prestasi

belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek/ negatif juga berpengaruh negatif

terhadap siswa. Misalnya siswa yang suka nonton film atau membaca cerita-cerita

porno, pergaulan bebas, pencabulan, perjudian, minuman keras dan lainnya akan

mempengaruhi siswa untuk mencontoh atau melakukan terhadap apa yang dilihat atau

dibacanya. Juga bila tidak dikontrol dan dibina oleh orang tuanya maka semangat

belajarnya akan menurun bahkan prestasinya sangat rendah. (Slameto, 2003: 70)

Maka sangat dibutuhkan siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup

bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik baik di dalam keluarga, sekolah maupun

lingkungan masyarakat.

Teman Bergaul

Teman dalam pergaulan memberikan dampak yang cukup besar terhadap

perilaku atau sikap teman lainnya. Bila bergaul dengan orang yang punya perilaku baik,

sopan santun, jujur, berakhlak mulia, rajin dalam belajar dan bekerja, punyai prestasi

54

yang gemilang, maka akan mempengaruhi temannya untuk berperilaku dan bersikap

serta berprestasi yang dimiliki oleh teman sepergaulannya. Namun bila teman

bergaulnya yang memiliki perilaku dan sikap yang jelek misalnya suka begadang

malam, keluyuran, perokok, suka menonton film porno/adegan keras, minuman keras,

lawan jenis yang amoral, pejina, dan sejenisnya maka akan membawa akan untuk ikut

ke dalam perbuatan yang negatif dan berada dalam ambang kehancuran. (Slameto,

2003: 71)

Maka agar siswa dapat belajar dengan baik dan berprestasi yang baik pula,

perlunya diusahakan agar siswa memeiliki teman bergaul yang baik dan rutinitasnya

pembinaan pergaulan yang baik serta perlunya pengontrolan/pengawasan orang tua dan

pendidik.

Bentuk Kehidupan Masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar dan

prestasi belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar,

penjudi, suka mencuri, pemabuk dan kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek

kepada anak/siswa yang berada di situ bahkan anak akan tertarik untuk ikut berbuat

yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Kalau hal ini yang terjadi

pasti anak/siswa akan terganggu belajar bahkan anak akan kehilangan motivasi atau

semangat belajarnya. Akan tetapi sebaliknya jika lingkungan anak/siswa adalah orang-

orang yang terpelajar, orang yang baik-baik, mereka selalu perhatian terhadap

pendidikan anaknya untuk mencapai cita-cita yang luhur demi masa depan anaknya

yang labih baik dan lebih maju daripada orang tuanya, maka anak/siswa akan

terpengaruh juga kepada hal-hal atau kebiasaan yang dilakaukan oleh orang-orang di

sekitarnya, sehingga akan berbuat dan melakukan perbuatan seperti yang dilakukan oleh

orang-orang di sekitarnya. Pengaruh tersebut juga akan mendorong semangat

55

anak/siswa untuk belajar lebih giat lagi dan meningkatkan prestasinya yang lebih tinggi.

(Slameto, 2003: 70-72)

Selain beberapa faktor yang telah diuraikan di atas, tentunya masih banyak

faktor-faktor yang lain yang juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa sesuai

dengan dari segi mana memandang. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi dan

Supriyono (2004:139), bahwa dari sekian banyak faktor-faktor yang dapat

memepengaruhi prestasi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Faktor-faktor stimulus belajar

2. Faktor-faktor metode belajar

3. Faktor-faktor individual.

Berikut ini diuraikan secara garis besarnya mengenai ketiga macam faktor-faktor

tersebut . Pertama, factor-faktor stimulus belajar. Yang dimaksud dengan stimulus

belajar yaitu segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan

belajar. Yang termasuk dalam faktor stimulus belajar di sini antara lain : panjangnya

bahan pelajaran, kesulitan/kerumitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat

ringannya tugas dan suasana lingkungan eksternal siswa. (Ahmadi dan Supriyono,

2004: 139-141)

Kedua, Faktor-faktor metode belajar. Metode belajar yang dipakai oleh siswa

sudah barang tentu sangat dipengaruhi oleh metode mengajar yang dipergunakan oleh

guru. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan oleh seorang guru di dalam

menyampaikan materi pelajaran atau di dalam belajar bagi siswa. Menurut Ramayulis

(2005:4) bahwa metode belajar adalah “cara atau jalan yang harus ditempuh/dilalui

untuk mencapai tujuan atau menguasai kompetensi tertentu di dalam belajar”.

Sementara Ahmadi dan prsetya (2005:52), mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan metode mengajar adalah “suatu pengetahuan tentang cara-cara mangajar yang

dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur”.

56

Yang berkaitan dengan faktor-faktor metode belajar adalah hal-hal yang

menyangkut tentang : kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi

selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan

dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, bimbingan dalam belajar dan

kondisi-kondisi insentif.

Ketiga, faktor-faktor individual. Faktor-faktor individual yaitu faktor-faktor

yang ada dalam diri individu seseorang atau siswa. Faktor individu siswa ini juga sangat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:144-146),

bahwa yang termasuk ke dalam faktor-fator individu yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar antara lain : kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin,

pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi

kesehatan rohani dan motivasi. Semua faktor tersebut masing-masing dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Semua faktor-fator di atas secara umum mempengaruhi proses dan hasil belajar,

begitu juga berlaku untuk proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab. Namun

demikian menurut Munir dalam bukunya juga menjelaskan,” bahwa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Arab yaitu; pertama perbedaan

tujuan, kedua, perbedaan kemampuan dasar yang dimiliki, ketiga, lingkunngan

pembelajaran, dan keempat fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran”.

(Munir 2011, hlm.2).

57

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarakan uraian di atas tentang hubungan kompetensi guru dengan prestasi

belajar siswa, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Kompetensi guru bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya berada dalam katagori

sedang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisa data dengan frekuensi

tertinggi terletak pada katagori sedang, yaitu skor 65 sampai 68 dengan

58

frekuensi 64 dari 86 orang siswa jawaban responden atau 74,42 %. Nilai tersebut

berada di antara katagori tinggi dan katagori rendah.

1. Prestasi belajar siswa mata pelajaran bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya

berada dalam katagori sedang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisa data

frekuensi tertinggi terletak pada katagori sedang, yaitu skor 26 sampai 28

dengan krekuensi 65 dari 86 orang siswa atau 75,58%. Nilai tersebut berada di

antara katagori tinggi dan katagori sedang.

2. Mengacu pada rumusan masalah yang ketiga pada bab terdahulu, maka

berdasarkan hasil analisa statistik, dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi

guru mata pelajaran bahasa Arab di SMA PGRI Indralaya mempunyai hubungan

yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Sebagaimana dapat dilihat pada

hasil nilai korelasi antara kompetensi guru pelajaran bahasa Arab dengan

prestasi belajar siswa sebesar 0,667 dengan tingkat hubungan yang kuat atau

kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa yakni antara 0,60 sampai 0,799.

(Sugiyono, 2006:216)

Saran-saran

Dengan segala kerendahan hati, demi peningkatan dan perbaikan dalam proses

belajar mengajar pelajaran bahasa Arab khususnya dan pelajaran lain pada umumnya

untuk mewujudkan prestasi belajar siswa yang lebih baik, tentu saja diperlukan saran-

saran yang penulis ajukan sebagai berikut :

1. Kepada guru mata pelajaran bahasa Arab khususnya dan guru lainnya pada umumnya

a. Untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya dengan mengembangkan kompetensi

yang dimiliki baik melalui belajar formal maupun non formal serta mengaktifkan

diri mengikuti MGMP mata pelajaran baik tingkat sekolah, kecamatan maupun

tingkat kabupaten.

59

b. Hendaknya guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswanya untuk belajar

secara meksimal, baik melalui kegiatan ekstrakurikuler, penggunaan berbagai

model- model pembelajaran, menerapkan metode yang tepat mupun penggunaan

media pembelajaran yang tersedia termasuk meningkatkan penguasaan ICT.

2. Kepada kepala SMA PGRI Indralaya agar senantiasa memberikan bimbingan dan

binaan kepada semua untuk meningkatkan kinerjanya yang dapat bekerjasama

dengan pihak lain, seperti pengurus YPLP PGRI Provinsi Sumatera Selatan,

Kabupaten, Pengurus PGRI Kabupaten maupun Kecamatan yang berupa kegiatan

pelatihan, IHT dan lain-lain yang berkenaan dengan peningkatan kompetensi guru.

REFERENSI

Ahmadi dan Sholeh 2005. Psikologi Perkembangan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo 2004. Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Ahmadi, Abu dan Prasetya, Tri, Joko 2005. SBM (Strategi Belajar Mengajar). CV. Pustaka Setia, Bandung.

Akdon 2006 Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Alfabeta, Bandung.

Al-Abrasyi, Athiyyah, Muhammad 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam.CV Pustaka Setia, Bandung.

60

Alim, Muhammad 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Aqib 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah, CV. YramaWidya, Bandung.

Arifin 1994. Filsafat Pendidikan Islam. Bumi Aksara, Jakarta.

Arifin, Muzaiyyin 2005. Filsafat Pendidikan Islam. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto. Suharsimi 1990. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, Saifuddin 2007. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dimyati dan Mudjiono 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Bahri, Syaiful 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Daradjat, Zakiah 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara, Jakarta.

Depag RI 2001. Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta.

Depag RI 2001. Pengembangan Profesional dan Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarata.

Depdiknas 2001. Kamus besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Balai Pustaka, 2001.

Fadjar, Malik.H.A 1998. Visi Pembaharuan Pendidikan Islam. LP3NI, Jakarta.

Fattah, Nanang 2000. Landasan Manajemen Pendidikan (cetakan ketiga). PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Hadiyanto 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, Oemar 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.

--------------------2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

--------------------1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Tarsito, Bandung.

Hawi, Akmal 2006. Jurnal Pendidikan Islam, Ta’dib, Profesionalisme Guru Pai dalam kurikulum Berbasis Kompetensi, Fak.Tarbiyah IAIN RF, Palembang.

61

Iskandar 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Gaung Persada Press, Jakarta.

Jauhari. Muhammad.Rabbi.Muhammad 2006. Keistimewaan Akhlak Islami. CV. Pustaka Setia, Bandung.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul 2008. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo, Yogyakarta.

Kunandar 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Makruf, Imam 2009, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif, Needs Press, Semarang.

Mansur dan Mahfud Junaidi 2005. Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Dirjend. Kelembagaan Agama Islam RI, Jakarta.

Margono. S. 2004. Metode Penelitian Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Moleong, Lexy J 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosdakarya, Bandung.

Mujib, Abdul dan Mudzakkir. Jusuf 2006. Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Mulyasa 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyasa 2012, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Munir 2011, Perencanaan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab Teori & Praktek, IdeaPress, Yogyakarta.

Muslich, Masnur 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah, dan Guru. BumiAksara, Jakarta.

Muslich, Masnur 2009. Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah Classroom Action Research Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Bumi Aksara, Jakarta.

--------------------2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Bumi Aksara, Jakarta.

Mustaqim dan Wahid, Abdul 2003. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Nasution, Hakim, Andi dkk 2001. Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta.

Nasution.S 2011. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.

62

Nasution.S 2010, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Nata, Abuddin 2003. Manajemen Pendidikan, Prenada Media, Jakarta.

-------------------1997. Filsafat Pendidikan Islam. Logos Wacana Ilmu, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Paraba, Hadirja 1999. Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembina Pendidikan Agama Islam. Friska Agung Insani, Jakarta.

Peraturan Mendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Permendiknas RI Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan

Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Pidarta. Made 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Purwanto.Ngalim 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rahim, Husni 2001. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta.

Ramayulis 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia, Jakarta.

-------------2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Kalam Mulia, Jakarta.

Ritonga, A.Rahman 2005. Akhlak, Marakit Hubungan Dengan Sesama Manusia. Amelia Surabaya, Surabaya.

Roestiyah 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta

Rohani, Ahmad dan Ahmadi, Abu 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sagala, Syaiful 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu MemecahkanProblematika Belajar dan Mengajar. CV. Alfabeta, Bandung.

Said, Mohammd 2005. Evaluasi Efektifitas Pendidikan Agama Islam, IAIN Raden

63

Fatah Press, Palembang.

Samsudin, Sadili 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, CV. Pustaka Setia, Bandung.

Sarimaya, Farida 2008. Sertifikasi Guru Apa, Mengapa dan Bagaimana ? Yrama Widya, Bandung.

Saud, Udin Syaefudin 2009. Pengembangan Profesi Guru. CV. Alfabeta, Bandung

Slameto 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Syah, Muhibbin 2013. Psikologi Belajar, Remaja Rosdakarya, Bandung

Soemanto, Wasty 2003. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. PT.Rineka Cipta, Jakarta.

Soetjipto dan Kosasi, Raflis 1998. Profesi Keguruan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Sudarsono 2005. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Sudijono, Anas 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono 2006. Statistik untuk Penenlitian, Alfabeta, Bandung

Sugiyono 2011. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

Sudjana, Nana 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

------------------1996. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Surya, Mohammad 2004. Psikologi Pembelajaran & Pengajaran, Pustaka Bani Quraisy,Bandung.

Suryosubroto.B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Susanto 2007. Pengembangan KTSP Dengan Perspektif Manajemen Visi. Matapena,Jakarta.

Suyitno , dkk 2012 .Panduan Penulisan Karya Ilmiah, Program Pascasarjana IAINRaden Fatah, Palembang.

Tafsir, Ahmad 1996. Pendidikan Agama Dalam Keluarga. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tafsir, Ahmad 2006. Filsafat Pendidikan Islami: Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

64

Tilaar. H.A.R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional (cetakan Pertama). PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional (cetakan kedua). PT. Rineka Cipta, Jakarta

Ulwan. Nashih. Abdullah 1995. Pendidikan Anak dalam Islam (jilid 1). Pustaka Amani, Jakarta

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Uno. Hamzah B 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif . PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Winkel. WS 2009. Psikologi Pengajaran, Grasindo, Jakarta.

BIODATA PENULIS

Nama : Miskam

Tempat Tgl. Lahir : Karang Templek (Jatim), 4 Juni 1972

Alamat : Jl. Raya Lintas Timur Km.35 Komplek Serumpun Indah Blok

B.III

No.12-13 Rt. 06 Lk.03 Kel. Indralaya Raya Kec. Indralaya OI.

65

Pekerjaan : PNS (Guru PAI pada SMAN 1 Indralaya Utara)

Pendidikan :

- SD : SDN 2 Trimoharjo Cempaka OKU tahun lulus 1986

- SLTP : SMPN Petanggan Cempaka OKU tahun lulus 1989

- SLTA : MAN 1 Palembang tahun lulus 1992

- S1 : IAIN Raden Fatah Palembang tahun lulus 1999

Fakultas Tarbiyah

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Hobi : Berorganisasi pada Gerakan Pramuka

Nama Ayah : Wagiran

Nama Ibu : Mesinem

Nama Istri : Rofiqoh, S.Kep

Jumlah anak : 2 (dua)

Nama Anak : 1. Fitri Nurul Istiqomah

2. Fitra Rafi Ahmad

Karya Tulis : Buku Rimala kelas X, XI dan XII tahun 2003 -2006.

Riwayat Organisasi : Pengurus PGRI Kab. Ogan Ilir periode 2009 – 2014

Sekretaris MGMP PAI SMA/SMK Kab. Ogan Ilir tahun 2006-

2011. Ketua MGMP PAI SMA/SMK Kab. Ogan Ilir periode

2011-2015. Pembina Pramuka tahun 1992 – sekarang

Pembina Rohis SMA tahun 2001- sekarang.

SOAL TESGURU BAHASA ARAB

Petunjuk pengisian :1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X)

pada salah satu alternative jawaban yang dianggap paling benar/ paling sesuaiyaitu a, b ,c, d atau e..

Identitas Guru :

Nama Guru :

Kelas yang diampu :

Pertanyaan-pertanyaan

A. Kompetensi Pedagogik :

66

1. Berikut ini yang harus dipahami oleh seorang guru terhadap peserta didiknya, kecuali.... a. orang tuanya b. tingkat kecerdasannya c. kreativitasnya d. cacat fisiknya

2. Layanan terhadap perbedaan peserta didik dailihat dari kecerdasannya dapat dilakukan dengan program...... a. program semester b. program catur wulan c. program akselerasi d. program penjurusan

3. Program sistem kredit semester (SKS) merupakan program yang diberikan kepada Peserta didik karena adanya perbedaan peserta didik dari segi.... a. fisiknya b. kecerdasannya c. sosial budaya d. emosionalnya

4. Berikut ini beberapa resep yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kreatifitas Peserta didik, kecuali.... a. Berikan tugas-tugas kepada siswa secara independent b. Jangan memaksakan kehendak kepada peserta didik c. Libatkan peserta didik dalam proses pembelajaran secara optimal d. Buat aturan yang memaksanakan kehendak kepada peserta didik 5. Berikut ini adalah perbedaan-perbedaan peserta didik bila dilihat dari kondisi fisiknya, kecuali ...... a. penglihatan b. pendengaran c. kemampuan bicara d. ediot

6. Sikap seorang guru yang paling tepat dalam menghadapi peserta didik yang banyak perbedaan dari segi fisiknya adalah....... a. disiplin b. tegas c. sabar d. percaya diri

7. Seorang guru memiliki tiga fungsi manajerial dalam mengelola pembelajan, yaitu.... a. persiapan, perencanaan dan evaluasi b. perencanaan,pelaksanaan dan pengendalian c. persiapan, pelaksanaan dan evaluasi d. pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi

8. Berikut ini merupakan isi dari perencanaan dalam mengelola pembelajaran, kecuali.... a. tujuan b. kompetensi c. cara pencapaiannya d. sarana

9. Suatu proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan sehingga terbentuk kompetensi dan tercapai tujuan yang dinginkan, merupakan fungsi manajerial pada tahap... a. perencanaan b. pelaksanaan c. pengendalian d. evaluasi

10. Dalam memilih media pembelajaran, seorang guru harus mengetahui tipe- tipe belajar Peserta didiknya. Berikut ini merupakan tipe-tipe belajar, kecuali.... a. mandiri b. visual c. auditori d. kinestetik

11. Berapa kali ibu dalam proses belajar mengajar menggunakan laptop dan LCD, menyuruh mencari bahan melalui internet atau CD dalam pembelajaran ? a. lebih dari dua kali b. kurang dari dua kali c. belum pernah d. belum tahu

12. Dalam merancang pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan berikut ini, kecuali..

67

a. identifikasi kebutuhan b. perumusan kompetensi dasar c. perumusan standar kompetensi d. penyusunan program pembelajaran

13. Berikut ini komponen-komponen yang ada dalam RPP, kecuali... a. kompetensi dasar b. indikator c. tujuan pemelajaran d. analisis SK-KD

14. Berikut ini pembagian kegiatan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kecuali... a. kegiatan persiapan b. kegiatan awal c. kegiatan inti d. kegiatan akhir

15. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal berikut ini, kecuali.... a. pre tes b. proses c. tanya jawab d. post tes

16. Berikut ini merupakan macam-macam ulangan yang harus dilakukan guru dikelas, kecuali…. a. ulangan harian b. ulangan tengah semester c. ulangan semester d. Ujian Nasional

17. Sebelum melaksanakan program remedial dan pengayaan hasil ulangan , guru terlebih dahulu melakukan….. a. koreksian b. pensekoran c. analisis hasil ulangan d. penilaian

18.Program remidial dan pengayaan dilakukan oleh guru merupakan tandak lanjut dari hasil ulangan..... a. harian/ blok b. Mid semester c. semesteran d. akhir

19. Program remedial dilakukan oleh guru kepada siswa yang nilai hasil ulangannya.... a. di bawah KKM b. sama dengan KKM c. di atas KKM d. melampauhi KKM

20. Untuk mengetahui/ menjajagi proses pembelajaran yang dilaksanakan dilakukantes ... a. pre tes b. post tes c. diaknostis tes d. tes kemampuan dasar 21. Pada umunya sebelum pelaksanaan proses pembelajaran berakhir, biasanya dilaksanakan suatu tes yang disebut dengan.... a. pre tes b. post tes c. diaknostis tes d. tes kemampuan dasar

22. Berikut ini merupakan kegunaan atau manfaat dilaksanakan post tes, kecuali.... a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi ajar oleh peserta didik b.Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan yang telah dicapai peserta didik b untuk pertimbangan layak tidaknya peserta didik naik kelas d. sebagai bahan untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran.

23. Berikut ini merupakan cara-cara yang dapat dilakukan sebagai program pengembangan Peserta didik, kecuali.... a. kegiatan ekskul b. remidi dan pengayaan c. BK d. rekreasi

24. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik adalah.... a. Pramuka b. olimpiade fisika c. paskibra d. sanggar seni

25. Peserta didik yang mendapat kesulitan belajar diberikan perlakukan khusus dengan

68

kegiatan berupa.... a. tes kemampuan b. psiko tes c. pengayaan d. remedial

26. Peserta didik yang cemerlang hasil belajarnya diberikan kesempatan untuk tetap mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan..... a. penjurusan b. pengayaan c. remedial d. perlombaan

27. Suatu tindakan atau kegiatan yang diberikan kepada peserta didik, baik yang menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar maupun karir adalah kegiatan.... a. kegiatan ekskul b. remidi dan pengayaan c. BK d. rekreasi

28. Berikut ini suatu tindakan yang paling tepat dilakukan oleh seorang guru untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar adalah... a. studi banding b. PTK c. membuat karya ilmiah d. membuat modul

29. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dalam pembelajaran, kecuali.... a. aktif b. kreatif c. inovatif d. menyulitkan

30. Metode pembelajaran dengan memainkan peran atau mempraktekkan sesuatu disebut.... a. ceramah b. tanyan jawab c. demonstrasi d. resitasi

31. Berikut ini yang tidak termasuk prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah.... a. berpusat pada kompetensi guru b. berpusat pada potensi peserta didik c. berpusat pada perkembangan pesdik. d. berpusat pada kebutuhan pesdik

32. Berikut ini komponen-komponen dalam silabus, kecuali.... a. Kompetensi dasar b. indikator ketercapaian c. materi pokok d. metode pembelajaran

33. Kompetensi dasar pada KTSP dikembangkan berdasarkan.... a. tujuan pembelajaran b. indikator ketercapaian c. standar kompetensi d. alokasi waktu

34. Berikut ini merupakan nilai-nilai karakter bangsa yang harus ditanamkan pada siswa, kecuali.... a. religius b. disiplin c. tanggung jawab d. munafik

35. Sebelum memulai proses belajar mengajar, seorang guru mengecek kahadiran siswa dengan memanggil satu persatu.Kegiatan tersebut sebagai salah satu bentuk untuk menanamkan karakter ..... a. religius b. disiplin c. tanggung jawab d. munafik

B. Kompetensi Kepribadian :

36. Seorang yang memiliki kondisi / sikap mental yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana dan berwibawa merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu kompetensi..... a. pedagogik b. kepribadian c. sosial d. profesional

37. Adanya kasus yang dilakukan oleh seorang oknum guru yang terlibat penipuan,

69

pencurian, perkelahian dan kasus lain karena dia masih memiliki jiwa yang.... a. mantap b. stabil c. tidak stabil d. dewasa

38. Berikut ini akibat seorang guru yang mudah marah ketika menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar, yaitu.... a. siswa menjadi disiplin dan cerdas b. siswa senang dan termotivasi belajar c. siswa takut dan kurang minat belajar d. siswa rajin dan hormat terhadap gurunya

39. Seorang guru seharusnya datang tepat waktu, artinya minimal 15 menit sebelum masuk kelas sudah berada disekolah dengan menyiapkan segala yang dibutuhkan. Guru yang demikian adalah contoh guru yang memiliki sikap yang..... a. bijaksana b. arif c. disiplin d. stabil

40. Guru yang dapat menguasai dan mempengaruhi siswa bahkan selalu dihormati melalui sikap dan tingkah laku baik oleh siswa maupun orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa dia memiliki ...... a. disiplin b. kedewasaan c. kebijakan d. wibawa

41. Seorang yang selalu menggunakan akal budinya, pengalamannya dan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah sorang yang.... a. kebibawaan b. kesopanan c. bijaksana d. keanggkuhan

42. Seorang guru yang baik harus mampu menjadi teladan bagi siswanya dari segala aspek kehidupan terutama penampilan, sikap dan perilaku serta tutur kata, hal ini senada dengan ungkapan Ki Hajar Dewantara, yakni.... a. Ing Madya Mangun Karsa b. Ing Ngarsa Sungtulada c. Tut Wuri Handayani d. Bhineka Tunggal Ika43. Seorang guru juga harus dapat memberikan semangat dan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat, hal sesuai dengan ungkapan..... a. Ing Ngarsa Sungtulada b. Ing Madya Mangun Karsa c. Bhineka Tunggal Ika d. Tut Wuri Handayani

44. Guru harus dapat memberikan dorongan kepada orang lain terutama siswanya dalam Berbuat kebaikan terutama meraih prestasi, hal ini sesuai dengan ungkapan..... a. Ing Ngarsa Sungtulada b. Ing Madya Mangun Karsa c. Bhineka Tunggal Ika d. Tut Wuri Handayani

45. Guru yang profesional bukan hanya dibekali dengan ilmu, iman dan takwa, namun harus memiliki sikap perilaku yang baik, kecuali .... a. ahlakul karimah b. ahlakul mazmumah c. akhlakul mahmudah d. ahlak terpuji

46. Seorang guru harus selalu kerja keras untuk meningkatkan hasil kerja yang lebih baik, dalam Islam disebut dengan istilah... a. ihsan b. muhsin c. stabilitas kerja d. etos kerja

47. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru harus selalu memiliki pedoman sikap, Tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari- hari yang disebut dengan.... a. panduan guru b. kode etik guru c. profesi guru d. sertifikasi guru

70

48. Guru yang profesional seharusnya menunjukkan .............. menjadi seorang guru. a. rasa bangga b. rasa terpaksa c. rasa sombong d. rasa menyesal

C. Kompetensi Sosial :

49. Kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik dan masyarakat disebut kompetensi..... a. pedagogik b. kepribadian c. sosial d. profesional

50. Guru dalam memberikan nilai kepada seorang siswa tidak pernah memandang hal lain kecuali berdasarkan prestasi yang diperolehnya. Guru ini berarti telah bertindak secara... a. inklusif b. objektif c. subjektif d. diskriminatif

51. Seorang guru yang selalu membeda-bedakan siswanya berdasarkan agama, suku, jenis Kelamin dan latar belakang keluarga, berarti guru tersebut telah bersikap.... a. komunikatif b. sportif c. objektif d. diskriminatif

52. Guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta selalu berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut merupakan sikap guru yang.... a. angkuh b. sombong c. tanggung jawab d. percaya diri

53. Guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya serta memiliki kelebihan dalam pemehaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dilakukan agar guru.... a. cerdas b. terampil c. berwibawa d. mandiri

54. Seorang guru harus memiliki independent dalam melaksanakan pembelajaran, hal ini artinya bahwa seorang guru harus dapat mengabil keputusan...... a. secara mandiri b. menunggu perintah c. bersama teman d. secara bersama55. Guru harus selalu mematuhi segala peraturan dan tata tertib yang berlaku secara konsisten, maksudnya... a. tanggung jawab b. disiplin c. bijaksana d. arif

56. Pesan- pesan yang disampaikan oleh seorang guru dapat dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya dapat ditiru atau diteladani, berarti guru tersebut telah.... a. dihormati b. dihargai c. digugu d. diakui

57. Berikut ini merupakan kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar guru dapat bergaul secara secara efektif, kecuali.... a. memiliki harta yang lebih b. memiliki pengetahuan tentang adat istiadat c. memiliki pengetahuan soal budaya d.memiliki pengetahuan tentang demokrasi

58. Seorang guru tidak perlu obral omongan yang tidak berguna, sebab guru dituntut harus mampu berkomunikasi secara.... a. komunikatif b. aktif c. efektif d. kolektif

59. Seorang guru juga sangat dituntut untuk selalu berhati-hati dalam berbicara, baik

71

kepada Peserta didik, teman sejawat maupun masyarakat sekitar, sebab guru dituntut mampu berkomunikasi secara..... a. aktif b. efektif c. kreatif d. santun

60. Seorang guru harus mampu bergaul dan menyesuaikan diri dimanpun dia bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya, sebab guru dituntut dapat...... a. komunikasi aktif b. beradaptasi c. mandiri d. bertanggung jawab

D. Kompetensi Profesional :

61. Undang undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang... a. sisdiknas b. guru dan dosen c. sertifikasi guru d. standar nasional pend.

62. Undang undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang.... a. sisdiknas b. guru dan dosen c. sertifikasi guru d. standar nasional pend.

63. Peraturan Pemerintah RI nomor 19 Tahun 2005 tentang.... a. sisdiknas b. guru dan dosen c. sertifikasi guru d. standar nasional pend.

64. Permendiknas RI nomor 18 Tahun 2007 tentang.... a. sisdiknas b. guru dan dosen c. sertifikasi guru d. standar nasional pend.65. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari..... a. 5 stndar b. 6 standar c. 7 standar d. 8 standar

66. Berikut ini merupakan isi standar nasional pendidikan, kecuali..... a. standar isi b. standar proses c. standar kelulusan d. standar akreditasi

67. Berikut ini adalah tujuan mata pelajaran bahasa Arab pada SMA agar siswa memiliki kemampuan Dasar bahasa Arab dalam ketrampilan….. a. membaca dan menulis b. mendengarkan c. berbicara d. menguasai68. Memahami bunyi huruf Hijaiyah dan makna dalam wacana lisan berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, dan pekerjaan, ini merupakan standar kompetensi kelulusan bidang.... a. berbicara b. membaca c. mendengar d. menulis

69. Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, dan pekerjaan, ini merupakan standar kompetensi kelulusan bidang.... a. berbicara b. membaca c. mendengar d. menulis

70. Melafalkan huruf Hijaiyah dan memahami makna dalam wacana tertulis berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, dan pekerjaan, ini merupakan standar kompetensi kelulusan bidang.... a. berbicara b. membaca c. mendengar d. menulis

71. Menulis huruf Hijaiyah dan mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana

72

berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, dan pekerjaan, , ini merupakan standar kompetensi kelulusan bidang.... a. berbicara b. membaca c. mendengar d. menulis

72. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ada berapa Standar Kompetensi pada mata pelajaran bahasa Arab kelas X SMA ? a. 5 SK b. 6 SK c. 7 SK d. 8 SK

73. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ada berapa Standar Kompetensi pada mata pelajaran bahasa Arab kelas XI SMA ? a. 7 SK b. 8 SK c. 9 SK d. 10 SK

74. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ada berapa Standar Kompetensi pada mata pelajaran bahasa Arab kelas XII SMA ? a. 8 SK b. 10 SK c. 12 SK d. 14 SK75. Guru yang profesional harus dapat mengembangkan KTSP sesuai dengan mata pejaran yang diampu. Berikut ini yang dapat dikembangkan oleh guru, kecuali.... a. Silabus B. RPP c. bahan ajar d. Standar Kompetensi

76. Berikut ini isi silabus yang dapat dikembangkan oleh guru, kecuali.... a. Standar Kompetensi b. Kompetensi dasar c. Indikator d. tujuan pembelajaran

77. Berikut ini komponen-koponen yang harus ada pada silabus, kecuali..... a. Kompetensi Dasar b. Indikator pencapaian b. materi d. soal tes akhir

78. Berikut ini bentuk-bentuk ujian yang dapat dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Arab di sekolah yang soalnya dibuat sendiri, kecuali…. a. ulangan harian b. ujian nasional c. ulangan Mid d. ujian akhir semester

79. Sebelum melakukan program remidi dan pengayaan, guru terlebih dahulu harus melakukan ..... a. ujian b. analisis soal c. analisis hasil ujian d. rekapitulasi nilai

80. Berikut ini bentuk-bentuk remidi yang dapat dilakukan oleh guru, kecuali.... a. belajar ulang dan tes soal b. Tugas mandiri perorangan c. denda berupa uang d. mengumpulkan materi dari internet

81. Berikut ini merupakan kegiatan pengayaan yang paling tepat dalam proses belajar Mengajar yaitu.... a. melanjutkan materi berikutnya b. pendalaman materi dengan topik yang sama c. mengerjakan soal yang telah diujikan d. meringkas materi

82. Berikut ini merupakan kegiatan mengelola program pembelajaran, kecuali... a. merumuskan tujuan b. menjabarkan kompetensi dasar c. memilih metode pembelajaran d. menyusun standar kompetensi

83. Berikut ini termasuk kegiatan mengelola kelas, kecuali... a. mengatur ruang kelas untuk pembelajaran

73

b. mengatur posisi tempat duduk siswa c. mengatur jadwal piket dan jadwal pelajaran d. menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif

84. Berikut ini merupakan kegiatan pengembangan peserta didik, kecuali.... a. memberikan tugas terstruktur b. menyelenggarakan erkstrakulikuler c. menyelenggarakan BK d. menyelenggarakan ujian akhir

85. Berikut ini merupakan kegiatan penelitian dalam pembelajaran, kecuali... a. mengembangkan rancangan penelitian b. melaksanakan penelitian c. membatalkan penelitian d. menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

86. Materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik harus memenuhi validitasnya. Maksud viliditas di sini ialah.... a. materi yang paling sulit b. tingkat ketepatan materi c. tingkat kemampuan peserta didik d. tingkat kepentingan materi

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU BAHASA ARAB

A. Kompetensi Pedagogik :

1. Bagaimana cara Ibu dalam menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral Spiritual, sosial, kultural, emosional dan dari aspek intelektualnya ?

2. Ada berapa macam teori belajar yang ibu kuasai dalam mengajar mata pelajaran bahasa Arab ?

3. Apakah Ibu sudah mengembangkan kurikulum pelajaran Bahasa Arab dan bagaimana caranya ?

4. Apakah Ibu sudah menyelenggarakan pembelajaran dengan menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran yang lengkap serta menggunakan media dan sumber belajar yang relevan ?

5. Apakah Ibu sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

74

kepentingan pembelajaran ? 6. Apakah Ibu sudah memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki siswa ?

7. Apakah Ibu sudah terbiasa berkomunikasi secara efektif,empatik, dan santun dengan peserta didik ?

8. Apakah Ibu sudah menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar?

9. pakah Ibu pernah dan biasa melakukan program pengayaan dan remedial pada pelajaran bahasa Arab ?

10.Apakah pernah melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan koalitas pembelajaran ?

B. Kompetensi Kepribadian :

11.Apakah Ibu setiap bertindak selalu disesuaikan dengan norma Agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia ?

12. Apakah Ibu selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat ? Bagaimana caranya ?

13. Sudahkah Ibu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa ?

14. Sudahkah ibu menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri ? Bagaimana menerapkannya ? 15. Apakah Ibu memahami dan menerapkan kode etik profesi guru serta berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru ?

C. Kompetensi Sosial :

16. Apakah Ibu selalu bersikap inklusif, objektif dan tidak diskriminatif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran ?

17. Apakah Ibu selalu berkomunikasi secara efektif, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat ? Bagaimana caranya ? 18. Bagaimana cara Ibu beradaptasi terhadap lingkungan dimana Ibu bertugas ? 19. Bagaimana cara Ibu berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain ?

D. Kompetensi Profesional :

75

20. Baimana cara ibu untuk menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan ? 21. Apakah Ibu sudah mengusai standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran bahasa Arab ? Darimana Ibu dapatkan ? 22. Bagaimana cara Ibu mengembangkan materi pembelajaran pelajaran bahasa Arab secara kreatif ?

23. Bagaimana cara Ibu mengembangkan keprofesionalan sebagai guru bahasa Arab ?

24. Sudahkah Ibu membuat perangkat pembelajaran secara lengkap minimal program tahunan, program semester, pemetaan alokasi waktu, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran bahasa Arab yang Ibu ajarkan ?

25. Sudahkah Ibu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri ? bagaimana caranya ?

ANGKET PENELITIAN

Angket ini dibuat untuk mengumpulkan data dalam penyelesaian tesis dengan judul :“KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DAN HUBUNGANNYA DENGANPRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI SMA PGRIINDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR “. Untuk itu besar harapan kami kiranyaBapak selaku kepala sekolah pada SMA PGRI Indralaya berkenan membantu dalammengumpulkan data yang kami butuhkan.

Petunjuk pengisian :1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan yang diajukan, dan jawablah dengan

objektif menurut sepengetahuan Bapak.2. Untuk pertanyaan yang telah tersedia ada beberapa alternative jawaban, silahkan

Anda beri tanda silang (X) pada salah satu alternative jawaban yang dianggappaling benar/ paling sesuai yaitu a, b atau c.

3. Jawaban Bapak dijamin kerahasiaannya dan dapat dipertanggungjawabkankeamanannya. Untuk itu peneliti sebelum dan sesudahnya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak.

76

Identitas responden :

Nama :

Jabatan : Kepala Sekolah

Pertanyaan-pertanyaan

A. Kompetensi Pedagogik :

1. Seberapa besar penguasaan guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tehadap karakteristik siswa dari aspek fisiknya ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Seberapa besar penguasaan guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak terhadap karakteristik siswa dari aspek moral spiritualnya ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Seberapa besar penguasaan guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak terhadap karakteristik siswa dari aspek sosialnya ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Seberapa besar penguasaan guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak terhadap karakteristik siswa dari aspek kulturalnya ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

5. Seberapa besar penguasaan guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak terhadap karakteristik siswa dari aspek emosionalnya ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah6. Seberapa besar penguasaan guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak terhadap karakteristik siswa dari aspek intelektualnya ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar penguasaan guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tentang teori belajar yang mendidik dalam mata pelajaran bahasa Arab ?

a. T inggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar penguasaan guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tentang prinsip-prinsip pembejalaran yang mendidik dalam mata pelajaran Bahasa Arab ?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

9. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran Bahasa Arab? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

10. Seberapa besar usaha guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik siswa ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

11. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

77

12. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

13. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam berkomunikasi secara efektif ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

14. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam berkomunikasi secara santun dengan peserta didik ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

15. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses belajar ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

16. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menyelenggarakan penilaian dan evaluasi hasil belajar ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

17. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

18. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

19. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam melakukan program pengayaan dan remedial pada pelajaran bahasa Arab ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

20. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Arab ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

B. Kompetensi Kepribadian :

1. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam bertindak sesuai dengan norma Agama ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam bertindak sesuai dengan norma hukum ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam bertindak sesuai dengan norma sosial (adat istiadat) ?

78

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam bertindak sesuai dengan norma kebudayaan nasional Indonesia yang beragam ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

5. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan dirinya sebagai pribadi yang jujur, tegas dan manusiawi ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang bertakwa dan berahlak mulia ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan diri sebagai pribadi teladan bagi peserta didik ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan diri sebagai pribadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

9. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

10. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang stabil ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

11. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

12. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang arif ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

13. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang berwibawa ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

14. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menunjukkan etos kerja ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

15. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menunjukkan tanggung jawab yang tinggi ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

79

16. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menunjukkan rasa bangga menjadi guru ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

17. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam menunjukkan rasa percaya diri ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

18. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam kemampuan bekerja mandiri secara profesional ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

19. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam memahami kode etik profesi guru ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

20. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

C. Kompetensi Sosial :

1. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak bersikap inklusif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak bertindak objektif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak bersikap inklusif terhadap teman sejawat dalam melaksanakan pembelajaran ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak bertindak objektif terhadap teman sejawat dalam melaksanakan pembelajaran ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

5. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik karena perbedaan agama ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik karena perbedaan suku ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik karena perbedaan jenis kelamin ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

80

8. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik karena perbedaan latar belakang keluarga ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

9. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik karena perbedaan status sosial ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

10. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik karena perbedaan ekonomi ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

11. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap teman sejawat dan orang tua siswa karena perbedaan agama? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

12. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap teman sejawat dan orang tua siswa karena perbedaan suku ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

13. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap teman sejawat dan orang tua siswa karena perbedaan jenis kelamin ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

14. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak tidak bersikap diskriminatif terhadap teman sejawat dan orang tua siswa karena perbedaan status sosial dan ekonomi ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

15. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

16. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam berkomunikasi secara santun dengan sesama pendidik ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

17. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam berkomunikasi secara efektif, dan santun dengan tenaga kependidikan ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

81

18. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam berkomunikasi secara efektif, dan santun dengan orang tua dan masyarakat ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

19. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

20. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

D. Kompetensi Profesional :

1. Seberapa besar pengetahuan tentang aspek linguistik dalam bahasa Arab yang dimiliki oleh guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

2. Seberapa besar pengetahuan tentang aspek wacana dalam bahasa Arab yang dimiliki oleh guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

3. Seberapa besar pengetahuan tentang aspek sosiolinguistik dalam bahasa Arab yang dimiliki oleh guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

4. Seberapa besar pengetahuan tentang aspek strategis dalam bahasa Arab yang dimiliki oleh guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

5. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak menguasai bahasa Arab secara lisan ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

6. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak menguasai bahasa Arab secara tulisan ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

7. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak menguasai bahasa Arab secara reseptif dan produktif aspek linguistiknya dalam bahasa Arab ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

8. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak menguasai bahasa Arab secara reseptif dan produktif pada aspek wacana dalam bahasa Arab ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

82

9. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak menguasai bahasa Arab secara reseptif dan produktif pada aspek sosiolinguistiknya dalam bahasa Arab? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

10. Seberapa besar guru pelajaran hahasa Arab pada sekolah Bapak menguasai bahasa Arab secara reseptif dan produktif pada aspek strategis dalam pembelajaran bahasa Arab ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

11. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak memahami standar kompetensi mata pelajaran bahasa Arab ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

12. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak memahami kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Arab ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

13. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak memahami tujuan pembelajaran bahasa Arab? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

14. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dapat memilih materi pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

15. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dapat mengolah materi pembelajaran bahasa Arab secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

16. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dapat melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

17. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

18. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dapat mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

19. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

20. Seberapa besar guru pelajaran bahasa Arab pada sekolah Bapak dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri ? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

83