AUDIT INTERNAL

28
MATERI RUJUKAN UNTUK UTS Audit Internal 1. Pengertian Audit Internal Menurut Sukrisno Agoes (2004:221), internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Ketentuan- ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar akuntansi keuangan. Definisi audit internal menurut IIA (Institute of Internal auditor) yang dikutip oleh Boynton (2001:980) yakni: ”Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes”. (Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola). Menurut Hiro Tugiman (2006:11), internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Menurut Mulyadi (2002:29), audit intern adalah auditor yang

Transcript of AUDIT INTERNAL

MATERI RUJUKAN UNTUK UTS

Audit Internal

1. Pengertian Audit Internal

Menurut Sukrisno Agoes (2004:221), internal audit (pemeriksaanintern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internalaudit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatanakuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakanmanajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadapperaturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatanprofesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturandi bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup,perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar akuntansikeuangan.

Definisi audit internal menurut IIA (Institute of Internalauditor) yang dikutip oleh Boynton (2001:980) yakni: ”Internalauditing is an independent, objective assurance and consultingactivity designed to add value and improve an organization’soperations. It helps an organization accomplish its objectivesby bringing a systematic, disciplined approach to evaluate andimprove the effectiveness of risk management, control, andgovernance processes”. (Audit internal adalah aktivitasindependen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancanguntuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi.Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannyadengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untukmengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko,pengendalian dan proses tata kelola).

Menurut Hiro Tugiman (2006:11), internal auditing ataupemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yangindependen dalam suatu organisasi untuk menguji danmengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

Menurut Mulyadi (2002:29), audit intern adalah auditor yang

bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaanswasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakandan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telahdipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadapkekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitasprosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalaninformasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

IIA (Institute of Internal auditor) memperkenalkan Standardsfor the professional Practice of Internal auditing-SPPIA(Standar) dikutip dari Sawyer (2005:8), audit internal adalahfungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaanuntuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnyasebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.

2. Tujuan Audit InternalMenurut Hiro Tugiman (2006:11) tujuan pemeriksaan internal adalahmembantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuanpemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.

Menurut Sukrisno Agoes (2004:222), tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya denganmemberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalianyang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.

d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

3. Fungsi dan Ruang Lingkup Audit InternalFungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya.

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:11), penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.

Ruang lingkup menurut Guy (2002:410), ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta efektifitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggungjawab yang dibebankan.

Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal auditors (IIA) yang dikutip oleh Boynton et al (2001:983) “The scope of audit internal should encompass of the adequacy and effectiveness the organizations system of performance in carryingout assigned responsibilities; (1) reability and integrying of information; (2) compliance with policies, plans, procedures, laws, regulations and contacts; (3) safeguarding of assets; (4) economical and efficient use of resources; (5) accomplishment of established objectives and goals for operations programs”. (Ruanglingkup audit internal harus mencakup kecukupan dan efektivitas sistem kinerja organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan; (1) keandalan dan menyokong informasi; (2) sesuai dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan dan kontak;(3) pengamanan aktiva; (4) penggunaan sumber daya yang ekonomis

dan efisien; (5) tercapainya target yang ditetapkan dan tujuan program operasi).

Menurut Hiro Tugiman (2001:17), lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupanserta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.

4. Wewenang dan Tanggung Jawab Auditor Internal

Menurut Hudri Chandry (2009:10), wewenang dan tanggung jawab auditor intern dalam suatu organisasi juga harus ditetapkan secara jelas oleh pimpinan. Wewenang tersebut harus memberikan keleluasan auditor intern untuk melakukan audit terhadap catatan-catatan, harta milik, operasi/aktivitas yang sedang berjalan dan para pegawai badan usaha.Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan secara lebih terperincimengenai tanggungjawab auditor internal dalam Standar ProfesionalAkuntan Publik (SPAP) (2001:322.1) auditor internal bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan, rekomendasi dan informasi kepada manajemen entitas dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara wewenamg dan tanggungjawabnya tersebut. Auditor internal mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.

Menurut Amin widjaja Tunggal (2000:21), tanggung jawab auditor internal adalah menerapkan program audit internal, mengarahkan personel, dan aktivitas-aktivitas departemen audit internal juga menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program yang telah dibuat untuk persetujuan.Secara garis besar dan tanggungjawab seorang auditor internal di dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut:1. Memberikan informasi dan saran-saran kepada manajemen atas kelemahan-kelemahan yang ditemukannya.2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan audit dan tujuan organisasi atauperusahaan.

5. Kedudukan dan Peran Auditor InternalKedudukan auditor internal dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya menjalankan tugas, sehingga dengan kedudukan tersebut memungkinkan auditor internal dapat melaksanakan fungsinya dengan baik serta dapat bekerja dengan luwes dalam arti independen dan objektif. Struktur organisasi penetapan bagian auditor internal secara jelas disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif dalamproses komunikasi antara auditor internal dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer. Namun sebaliknya, penempatan yang tidak jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari auditor internal karena itu perlu ditentukan secara tegas kedudukan auditor internal ini.Menurut Sukrisno Agoes (2004:243-246), ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu:a. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi keuangan),b. Bagian internal audit merupakan staf direktur utama,c. Bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris,d. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit director.Peranan auditor internal dalam menemukan indikasi terjadinya kecurangan dan melakukan investigasi terhadap kecurangan, sangat besar. Jika auditor internal menemukan indikasi dan mencurigai terjadinya kecurangan di perusahaan, maka ia harus memberitahukanhal tersebut kepada top management. Jika indikasi tersebut cukup kuat, manajemen akan menugaskan suatu tim untuk melakukan investigasi. Tim tersebut biasanya terdiri dari internal auditor,lawyer, investigator, security dan spesialis dari luar atau dalamperusahaan (misalkan ahli komputer, ahli perbankan dan lain-lain). Hasil investigasi tim harus dilaporkan secara tertulis kepada top management yang mencakup fakta, temuan, kesimpulan, saran dan tindakan perbaikan yang perlu dilaporkan.

6. Pendekatan-pendekatan yang Dilakukan Auditor InternalMenurut Sawyer (2005:27) untuk mencapai tujuannya masing-masing, auditor internal dapat melakukan beberapa pendekatan yang berbedayakni:

a. Audit Komprehensif, istilah ini pertama kali digunakan oleh General Accounting Office (GAO) Amerika Serikat untuk menggambarkan audit atas semua aktivitas yang terdapat pada entitas pemerintah. Audit komprehensif merupakan perluasan yang dilakukan GAO atas audit terhadap aktivitas operasi.b. Audit Berorientasi Manajemen, penelaahan atas semua aktivitas sesuai dengan perspektif manajer atau konsultan manajemen. Audit berorientasi manajemen dibedakan dari jenis-jenis lainnya berdasarkan cara pandangnya, bukan dari segi prosedur audit. Audit berorientasi manajemen memfokuskan diri pada membantu organisasi mencapai tujuannya. Hasil yang signifikan adalah membantu manajer mengelola perusahaan dengan lebih baik dan untukmembuat manajer, bukan auditor, kelihatan baik. Audit berorientasi manajemen jangan disamakan dengan “audit manajemen”,yang merupakan audit atas manajer itu sendiri. Auditor professional menghindari implikasi seperti ini karena penilai sejati atas manajer adalah atasan mereka sendiri.c. Audit Partisipatif, proses yang melibatkan bantuan klien dalammengumpulkan data, mengevaluasi operasi, dan mengoreksi masalah. Jadi audit ini merupakan kemitraan untuk menyelesaikan masalah, sehingga terkadang disebut audit kemitraan.d. Audit Program, penelaahan atas seluruh program, baik perusahaan publik maupun privat, untuk menentukan apakah manfaat yang diinginkan telah tercapai. Program dalam istilah ini berartiserangkaian rencana dan prosedur untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan. Istilah tersebut berbeda dari penelaahan atas aktivitas secara terus-menerus dalam sebuah perusahaan.

7. Program Audit InternalProgram audit internal merupakan perencanaan prosedur dan teknik-teknik pemeriksaan yang ditulis secara sistematis untuk mencapai tujuan pemeriksaan secara efisien dan efektif. Selain itu berfungsi sebagai alat perencanaan yang juga penting untuk mengatur pembagian kerja. Memonitor jalannya kegiatan pemeriksaan. Menelaah pekerjaan yang telah dilakukan.Menurut Mulyadi (2002:104), program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk menentukan tipe buktiaudit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam

audit.Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:15) menyatakandalam merencanakan penugasan, auditor internal harus mempertimbangkan sasaran penugasan, ruang lingkup penugasan, alokasi sumber daya penugasan, serta program kerja penugasan.Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya program audit antara lain:a. Memberikan bimbingan proseduriil untuk melaksanakan pemeriksaan.b. Memberikan checklist pada saat pemeriksaan berlangsung. Tahap demi tahap sehingga tidak ada yang terlewatkan.c. Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan standarddan prosedur yang digunakan perusahaan.Keunggulan program audit antara lain sebagai berikut:a. Meratanya pembagian kerja diantara auditor .b. Program audit yang rutin hasilnya lebih baik dan menghemat waktu.c. Program audit memilih tujuan yang penting saja.d. Program audit yang telah digunakan dapat menjadi pedoman untuktahun berikutnya.e. Program audit menampung pandangan manajer atas mitra kerja.f. Program audit memberikan kepastian bahwa ketentuan umum akuntansi telah dijalankan.g. Penanggungjawab pelaksanaan audit jelas.Kelemahan program audit antara lain:a. Tanggungjawab audit pelaksanaan terbatas pada program audit saja.b. Sering menimbulkan hambatan untuk berpikiran kreatif dan membangun.c. Kegiatan audit menjadi monoton.

8. Pelaksanaan Audit InternalPelaksanaan audit menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:16), dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi informasi, menganalisis, mengevaluasi, danmendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan.Seperti yang dikemukakan oleh The Institute of Internal auditors (IIA) yang dikutip oleh Boynton et al (2001:983). “Audit work

should include planning the audit, examining and evaluating information performance of audit work should include:a. Planning the auditb. Examining and evaluation informationc. Communicating resultd. Following up”(Kerja Audit harus mencakup perencanaan audit, memeriksa dan mengevaluasi kinerja informasi kerja audit harus mencakupa. Perencanaan auditb. Menguji dan mengevaluasi informasic. Mengkomunikasikan hasild. Menindaklanjuti)Sama halnya yang diungkapkan Boynton et al, menurut Hiro Tugiman (2006:53), tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal adalah sebagai berikut:a. Tahap perencanaan auditb. Tahap pengujian dan pengevaluasian informasic. Tahap penyampaian hasil auditd. Tahap tindak lanjut (follow up) hasil auditPenjelasan dari tahapan-tahapan di atas adalah sebagai berikut:a. Perencanaan AuditTahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan audit intenal, perencanaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang akan diaudit/prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi sumber daya dan waktu, dan merencanakan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses audit.Menurut Hiro Tugiman (2006:53), audit intern haruslah merencanakan setiap pemeriksaan. Perencanaan haruslah didokumentasikan dan harus meliputi:1) Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan.2) Peroleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan-kegiatan yang akan diperiksa.3) Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit.4) Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu.5) Melaksanakan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-risiko dan pengawasan-pengawasan.6) Penulisan program audit.

7) Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil auditakan disampaikan.8) Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit.b. Pengujian dan Pengevaluasian InformasiPada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasi dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit.Menurut Hiro Tugiman (2006:59), proses pengujian dan pengevaluasian informasi adalah sebagai berikut:1) Dikumpulkannya berbagai informasi tentang seluruh hal yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pemeriksaan dan lingkup kerja.2) Informasi haruslah mencukupi, kompeten, relevan dan berguna untuk membuat suatu dasar yang logis bagi temuan audit dan rekomendasi-rekomendasi.3) Adanya prosedur-prosedur audit, termasuk teknik-teknik pengujian.4) Dilakukan pengawasan terhadap proses pengumpulan, penganalisaan, penafsiran dan pembuktian kebenaran informasi.5) Dibuat kertas kerja pemeriksaan.c. Penyampaian Hasil Pemeriksaan Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yangdirancang untuk memperkuat pengendalian audit intern, untuk menentukan ditaati tidaknya prosedur/kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Audit intern harus melaporkan kepada manajemen apabila terdapat penyelewengan/penyimpangan- penyimpangan yang terjadi di dalam suatu fungsi perusahaan dan memberikan saran-saran/rekomendasi untuk perbaikannya. Menurut Hiro Tugiman (2006:68) audit intern harus melaporkan hasil audit yang dilaksanakannya yaitu:1) Laporan tertulis yang ditandatanngani oleh ketua audit intern.2) pemeriksa intern harus terlebih dahulu mendiskusikan kesimpulan dan rekomendasi.3) Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat terstruktur dan tepat waktu.4) Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil dari pelaksanaan pemeriksaan.5) Laporan mencantumkan berbagai rekomendasi.6) Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan

pemeriksaan.7) Pimpinan audit intern mereview dan menyetujui laporan audit.d. Tindak Lanjut Hasil PemeriksaanAudit intern terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat. Audit intern harus memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah manajemen senior atau dewan telah menerima risiko akibat tidak dilakukannya tindakan korektif terhadap berbagai temuan yang dilaporkan.

9. Laporan Audit InternalHasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baikdan teratur. Laporan ini merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban kepada manajemen.Menurut AA. Arens, R.J. Elder, M.S. Beasley (2008:6), tahap terakhir dalam proses audit adalah menyiapkan laporan audit (audit report), yang menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pemakai. Laporan seperti ini memiliki sifat yang berbeda-beda, tetapi semuanya harus memberi tahu para pembaca tentang derajat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Laporan juga memiliki bentuk yang berbeda dan dapat bervariasi mulai dari jenis yang sangat teknis yang biasanya dikaitkan dengan audit laporan keuangan hingga laporan lisan yang sederhanadalam audit operasional atas efektivitas suatu departemen kecil.Menurut Sukrisno Agoes (2004:236), sebagai hasil dari pekerjaannya, internal auditor harus membuat laporan kepada manajemen. Laporan tersebut merupakan suatu alat dan kesempatan bagi internal auditor untuk menarik perhatian manajemen dan membuka mata manajemen mengenai manfaat dari Internal Audit Department (IAD), apasaja yang sudah dan dapat dikerjakan IAD, hal penting apa saja yang terjadi di perusahaan dan memerlukan perhatian dan tindakan perbaikan dari manajemen.Untuk itu IAD harus menyampaikan laporan yang:- Objective- Clear (jelas)

- Concise (singkat tetapi padat)- Constructive (membangun)- Timely (cepat waktu)

A.  Pengertian Bukti AuditBukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-

angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan,yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untukmenyatakan pendapatnya.

Bukti audit adalah semua media informasi yang digunakan olehauditoruntuk mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan danrekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi dengankriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, karena ituinformasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakansebagai bukti audit adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehinggamampu meyakinkan pihak lain.

Menurut Mulyadi, Pembahasan bukti audit ini didasarkan padaStandar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi: " Bukti auditkompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untukmenyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. "

Karena ada empat kata penting dalam standar tersebut yangperlu dijelaskan yaitu (1) Bukti (2) Cukup (3) Kompeten (4)Sebagai dasar yang layak.

B. Cukup Atau Tidaknya Bukti Audit.

Hal ini berkaitan dengan kuantitas bukti yang harusdikumpulkan oleh auditor. Factor yang mempengaruhi pertimbanganauditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah:

Materialitas Dan Resiko Akun yang saldonya besar dalam laporan keuangan diperlukan jumlah bukti audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang bersaldo tidak material. Untuk akun yang mempunyai kemungkinantinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak bila

dibandingkan dengan akun yang memilliki kemungkinan kecil salah saji.

Faktor Ekonomi Faktor ekonomi melihat dari segi waktu dan biaya. Jika dalam memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, aditor memilih untukmemeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit. 

Ukuran Dan Karakteristik Populasi. ukuran populasi ditentukan banyaknya item dalam populasi. Semakin besar populasi semakin banyak bukti yang diperlukan.Karakteristik populasi ditentukan oleh homogenitas anggota populasi. Jika homogen, jumlah bukti audit yang dipilih lebih kecil dibandingkan dengan populasi yang heterogen

C. Kompetensi Bukti Audit.

Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas ataukeandalan data akuntansi dan informasi penguat.Keandalan catatanakuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitaspengendalian intern. Pengendalian intern yang kuat menyebabkankeandalan catatan akuntansi dan bukti bukti lainnya yang dibuatdalam organisasi klien Kompetensi Informasi Penguat Dipengaruhioleh berbagai faktor, berikut ini :

Relevansi. bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit. suatu bukti mungkin relevan dalam suatu tujuan audit, tetapitidak relevan dalam tujuan audit yang lain. 

Sumber. Secara garis besarnya sumber-sumber informasi yang dapat mempengaruhi kompetensi bukti yang diperoleh adalah sebagai berikut: bukti audit berasal dari klien atau pun diluar organisasi klien. 

1. bukti yang diperoleh dari pihak independen lebih dapat diandalkan 

2. efektifitas internal control.semakin efektif internal control perusahaan, semakin tinggi tingkat keandalan bukti yang diperoleh secara langsung oleh auditor

3. kualifikasi pemberi informasi

Ketepatan waktu. berkaitan dengan tanggal berlakunya bukti yang diperoleh oleh auditor.untuk saldo akun2 neraca, bukti yang diperoleh dekat tanggal neraca memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi. Untuk akun2, bukti lebih meyakinkan bila diperoleh dari sampel yang dipilih sepanjangperiode laporan 

Objektivitas, bukti objektif umumnya lebih andal dibandingkan dengan bukti yang bersifat subjektif.

D. Pendekatan pengumpulan bukti

Pengumpulan bukti dilakukan dari 2 arah secara simultan(top-down & bottom-up)

Top-down audit evidenceFokus kepada perolehan pemahaman bisnis & industri klien,

tujuan & sasaran manajemen, penggunaan sumber2 untuk mencapaitujuan, keunggulan kompetitif organisasi klien, proses bisnisyang utama, earnings dan cash flow yang dihasilkan.

Tujuan memperoleh pengetahuan tentang perusahaan klien danmengembangkan harapan auditor terhadap laporan keuangan

Bottom-up audit evidenceFokus kepada pengujian2 secara langsung terhadap transaksi2,

saldo2 akun, dan system yang mencatat transaksi dan menghasilkansaldo2 akun

Tujuan memperoleh & bukti2 yang mendukung transaksi2 &saldo2 akun dalam laporan keuangan

E. Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Auditor Berkaitan DenganBukti Audit

1)      Penentuan prosedur audit yang akan digunakanUntuk mengumpulkan bukti audit, auditor mengunakan proseduraudit. Contoh prosedur audit disajikan berikut ini.

         Hitung penerimaan kas yang belum disetor pada tanggal neracadan awasi uang kas tersebut sampai dengan saat penyetoran kebank.

         Mintalah cut-off bank statement dari bank kira-kira untukjangka waktu dua minggu setelah tanggal neraca.

         Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yangdiselenggarakan oleh klien.

2)      Penentuan Besarnya SampelKeputusan mengenai banyak unsur yang harus diuji harus diambil

oleh auditor untuk setiap prosedur audit. Besarnya sampel akanberbeda-beda di antara yang satu dengan audit yang lain dan dariprosedur yang satu ke prosedur audit yang lain.

3)      Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih Sebagai Anggota SampelSetelah besarnya sampel ditentukan untuk prosedur audit

tertentu, auditor masih harus memutuskan unsur mana yang akandipilih sebagai anggota sampel untuk diperiksa.

4)      Penentuan Waktu yang Cocok untuk Melaksanakan Prosedut AuditKarena audit terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka

waktu tertentu, biasa nya 1 tahun, maka auditor dapat mulaimengumpulkan bukti audit segera awal tahun. Umumnya, klienmenghendaki diselesaikan dalam jangka waktu satu minggu dengantiga bulan setelah tanggal neraca.

F. Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:

1.      InspeksiInspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen

dan catatan-catatan atau kondisi fisik sesuatu. Dengan melakukaninspeksi terhadap kondisi fisik suatu aktiva tetap misalnya,auditor akan dapat menaksir keaslian dokumen,atau mendeteksiadanya perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan.

2.      PengamatanPengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh

auditor untuk melihat pelaksanaan suatu kegiatan.3.      Konfirmasi

Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkanauditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketigayang bebas.

4.      Permintaan keteranganPermintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan

dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yangdihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan dokumenter.

5.      Penelusuran

Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukanpenelurusan informasi sejak mula-mula data tersebut direkampertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakanpengolahan data tersebut dalam proses akuntansi.

6.      Pemeriksaan dokumen pendukung.Pemeriksaan dokumen pendukung merupakan prosedur audit yang

meliputi:         Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mengdukung suatu

transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dankebenarannya.

         Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yangberkaitan.

7.      PerhitunganPerhitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas

dan pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.8.      Scanning

Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen,catatan dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidakbiasa yang memerlukan penyelidikkan lebih mendalam.

9.      Pelaksanaan ulangProsedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang

dilaksanakan oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkanpada perhitungan dan rekonsiliasi yang telah dilakukan olehklien.

10.  Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audittechniques)

Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam mediaelektronik, auditor perlu menggunakan teknik audit berbentuankomputer dalam menggunakan berbagai prosedur audit yangdijelaskan diatas. .

G. Sifat dan jenis Bukti Audit

1.      Bukti pendukung laporan keuangan (Data Akuntansi)Data akuntansi berupa jurnal, buku besar, dan buku pembantu,

serta buku pedoman akuntansi, memorandum, dan catatan tidakresmi, seperti daftar lembaran kerja yang mendukung alokasibiaya, perhitungan dan rekonsiliasi secara keseluruhan.

         Pengendalian Intern Sebagai BuktiPengendalian intern yang dibentuk dalam setiap kegiatanperusahaan dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dankeandalan data akuntansi. Auditor harus mengetahui bahwa klientelah merancang pengendalian intern dan telah melaksanakannyadalam kegiatan usahanya setiap hari, hal ini merupakan bukti yangkuat bagi auditor mengenai keandalan informasi yang dicantumkandalam laporan keuangan.

         Catatan Akuntansi Sebagai BuktiAuditor melakukan verifikasi terhadap suatu jumlah yang tercantumdalam laporan keuangan, dengan melakukan penelusuran kembalijumlah tersebut melalui catatan akuntansi. Dengan demikian,catatan akuntansi merupakan bukti audit bagi auditor mengenaipengolahan transakasi keuangan yang telah dilakukan oleh klien.

2.      Bukti Penguat Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek,

faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataantertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang diperolehauditor melalui permintaan keterangan/mengajukan pertanyaan(inquiry), pengamatan (observasi), inspeksi (inspection), danpemeriksaan fisik (physical examination); serta informasi lainyang dikembangkan oleh atau tersedia bagi auditor yangmemungkinkannya untuk menarik kesimpulan berdasarkan alasan yangkuat.

Jenis2 bukti penguat :         Bukti Fisik

Bukti fisik adalah bukti yang diperoleh dengan cara inspeksiatau perhitungan aktiva berwujud. Digunakan untukmengidentifikasi sesuatu yang diperiksa, untuk menentukankuantitas (eksistensi aktiva) dan untuk menentukankualitas/kondisi (penilaian). Memiliki tingkat keandalan yangtinggi,contoh : kas, persediaan, aktiva tetap

         Bukti DokumenterBukti dokumenter adalah bukti yang terbuat dari kertas

bertuliskan huruf dan atau angka atau symbol-simbol dan lain –lain yang diperoleh melalui pemeriksaan dokumen dan catatan klienuntuk memperkuat informasi yang disajikan dalam laporankeuanganMenurut sumbernya, bukti dokumenter dibagi menjadi 3golongan, yaitu:

1.      Bukti yang dibuat oleh pihak luar yang bebas yang dikirimkanlangsung kepada auditor.

2.      Bukti yang dibuat pihak luar yang bebas yang dismpan dalamarsip klien.

3.      Bukti yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien.Bukti yang diperoleh dari luar (eksternal) umumnya lebih

dapat diandalkan dibandingkan dengan yang berasal dari dalam(interanal) perusahaan klien. Tingkat keandalan bukti ini akanlebih lagi apabila dikirim secara langsung kepada auditor olehpihak luar.

         Perhitungan Sebagai Bukti (mathemathical evidence)Penghitungan kembali yang dilakukan oleh auditor dan

membandingkannya dengan hasil perhitungan yang dibuat oleh klien.Pengecekan kembali ini dimaksudkan untuk menguji ketelitian kliendalam perhitungan.Perhitungan yang dilakukan sendiri olehauditor, dapat berupa:

1.      Footing, yaitu pembuktian ketelitian penjmlahan vertikal.2.      Cross-footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan

horizontal.3.      Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi.4.      Pembuktian ketelitian penentuan taksiran kerugian piutang

usaha, laba per saham yang beredar, taksiran pajak perseroan, danlain-lain.

         Bukti LisanDalam rangka mengumpulkan bukti, auditor banyak mengajukan

pertanyaan kepada klien terutama para manajer. Jawaban lisan yangdiperoleh dari pertanyaan tersebut merupakan tipe bukti lisan.Kurang dapat diandalkan dan membutuhkan bukti penguat lainnya.

         Perbandingan (analitycal evidence)Untuk menentukan akun atau transaksi yang akan dipisahkan

guna penyelidikan yang lebih intensif, auditor melakukan analisterhadap perbandingan setiap aktiva, utang, penghasilan, danbiaya dengan saldo yang berkaitan dalam tahun sebelumnya.buktidiperoleh melalui penggunaan perbandingan dan hubungan untukmelihat ada tidaknya indikasi salah saji material, tingkatkeandalan bergantung pada data yang digunakan,contoh pembandingansaldo atau rasio dengan data tahun lalu dan budget & rata-rataindustri

         Confirmation evidence. Jawaban tertulis/lisan dari pihakketiga yang independen yang memverifikasi kecermatan informasitertentu yang diminta auditor, informasi bersifat faktual,memiliki tingkat keandalan yang tinggi. Contoh : konfirmasi bank,piutang, utang.

         Pernyataan tertulis (written representation)Pernyataan tertulis (written representations) adalah

pernyataan yang dibuat dan ditanda tangani oleh orang yangbertanggung jawab dan mengetahui mengenai sesuatu hal yang perluditegaskan. Jenis bukti ini dapat dibedakan dengan konfirmasidalam hal bahwa bukti ini dapat berasal dari dalam atau dari luarperusahaan. Selain itu bukti ini mungkin lebih bersifat subjektifatau pendapat pribadi seseorang mengenai sesuatu hal daripadainformasi yang sebenarnya. Contoh : surat pernyataan manajemenklien

Auditor diharuskan oleh GAAS untuk mendapatkan pernyataantertulis dari manajemen untuk memenuhi standar pekerjaanlapangan.

         Bukti dari SpesialisSpesialis adalah seorang atau perusahaan yang memiliki

keahlian atau pengetahuan khusus dalam bidang selain akuntansidan auditing. Pada umumnya spesialis yang digunakan oleh auditorbukan orang atau perusahaan yang mempunyai hubungan dengan klien.Penentuan persyaratan keahlian dan nama baik spesialis sepenuhnyaberada ditangan auditor. Jika auditor menerima hasil penemuanspesialis sebagai bukti audit yang kompeten, hasil kerjaspesialis tersebut tidak perlu disebut dalam laporan auditor yangberisi pendapat wajar. Jika auditor puas dengan hasil penemuanspesialis, dan jika ia memberikan pendapat selain pendapat wajar,maka ia dapat menunjukkan hasil pekerjaan spesialis tersebutuntuk mendukung alasan tidak diberikan pendapat wajar dalamlaporan auditnya.

H. Dokumentasi Bukti Audit (Kertas Kerja Audit)

Kertas kerja audit adalah catatan yng diselenggarakanauditor mengenai : prosedur audit yang ditempuh, pengujian yangdilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat.

Manfaat utama :

1.      Penunjang utama laporan audit2.      Dasar bagi supervisi3.      Dasar bagi perencanaana)      Pedoman pokok isi kertas kerja, memuat :         Bukti yang menunjukkan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai

standar auditing         Bukti yang menunjukkan bahwa laporan keuangan dan informasi

lainnya yang dilaporkan telah sesuai dengan catatan klien         Penjelasan mengenai keputusan yang diambil auditor terhadap

pengecualian         Komentar/kesimpulan mengenai aspek lainnyab)      Kuantitas dan Bentuk

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas, bentuk, isi :-          Sifat dan tujuan penugasan-          Sifat laporan audit-          Sifat laporan keuangan, daftar2 atau informasi lain yang

diperlukan dalam pembuatan laporannya-          Sifat dan kondisi catatan klien-          Tingkat resiko pengendalian-          Kebutuhan2 tertentu seperti untuk supervisi dan reviewc)      Filtlintg         Permanent file : memuat data yang bersifat historis dan

kontinu-          Copy dokumen penting-          Informasi mengenai penilaian struktur internal control-          Hasil analytical prosedur         Current file : semua berkas yang dibuat dan digunakan untuk

tahun buku yang bersangkutan-          audit program-          informasi umum-          working trial balance-          lead schedule

PROGRAM AUDIT Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalammerencanakan audit, auditor harus mempertimbangkan sifat,

luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan serta harusmempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap audit.Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematisprosedur audit yang akan dilaksankan selama audit berlangsung.Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit yangdiyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untukmencapai tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikanstrategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkanprosedur audit top-down dan bottom-up ketika mengembangkansuatu program audit. Jenis pengujian yang termasuk dalamprogram audit meliputi :

1. Prosedur Analitis

Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antaradata keuangan dan data non-keuangan untuk mengembangkanharapan atas saldo laporan keuangan.

1. Prosedur awal

Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktorpersaingan bisnis dan industri klien, (2) strukturpengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedurawal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam bukupembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.

1. Pengujian Estimasi Akuntansi

Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.

1. Pengujian pengendalian

Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan olehstrategi audit dari auditor.

1. Pengujian transaksi

Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracingatau vouching transaksi berdasarkan bukti dokumenter yangmendasari.

1. Pengujian Saldo

Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldoakun serta item-item yang membentuk saldo tersebut. 

1. Pengujian penyajian dan pengungkapan

Mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yangdipersyaratkan oleh GAAP.  Elemen Kunci Program Audit dapat digambarkan sebagai berikut :

Top-down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari pengetahuan atas entitas serba bisnis danindustrinya.

 

 

  

   

Prosedur analitisProsedur awal

Pengujian estimasi akuntansiPengujian penyajian dan

pengungkapanPengujian pengendalian

Pengujian transaksiPengujian saldo

Bottom-Up : Mengevaluasi bukti transaksi pendukung dan akumulasinya dalam laporan keuangan

  

 KERTAS KERJA AUDIT (WORKING PAPER) 

Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperolehakuntan selama melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untukmemperlihatkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, metode danprosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-kesimpulanyang telah dibuatnya.Contoh kertas kerja antara lain :Catatan memo ; Hasil analisa jawabankonfirmasi, Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat olehakuntan pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baikyang diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan. Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihakklien, hasil analisis yang dibuat auditor atau dari pihakketiga yang independen baik secara langsung maupun tidaklangsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien dapatberupa :Neraca Saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank (Bankreconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts ReceivableAging Schedule), Rincian Persediaan (Final Inventory List),Rincian Utang, Rincian Biaya Umum dan Administrasi, RincianBiaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : BeritaAcara Kas Opname (Cash Count Sheet), Internal ControlQuestionare dan evaluasi serta hasil analisis pengendalianinteren.Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for baddebt (penyisihan piutang/cadangan kerugian piutang), WorkingTrial Balance , atau dapat dipecah menjadi dua yaitu WorkingBalance sheet dan Working Profit and Loss, Top Schedule,Supporting Schedule, Konsep Laporan Audit .Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independenmeliputi antara lain : Hasil konfirmasi piutang, Hasilkonfirmasi utang, Informasi dari bank, Pernyataan daripenasihat hukum.Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yangmenjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjagakerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang tidakdiinginkan perusahaan.Isi Kertas Kerja AuditKertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansicocok dengan laporan keuangan atau informasi lain yang

dilaporkan serta standar auditing yang dapat diterapkan telahdilaksanakan. Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisidokumentasi yang memperlihatkan :

Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi denganbaik, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaanlapangan yang pertama.

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalianintern telah diperoleh untuk merencanakan audit danmenentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telahdilakukan.

Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yangtelah diterapkan dan pengujian yang telah dilaksanakan,yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasaryang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporankeuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standarpekerjaan lapangan yang ketiga.

 Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit •         Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap

pengauditan•         Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan

atas laporan keuangan yang diauditnya•         Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi

pengauditannya.•         Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.

 Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja AuditAda empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertaskerja. Keempat tehnik tersebut adalah :Pembuatan heading.Nomor indeksTick marks Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan

tanggal pembuatan serta penelaahan. Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja audit :a) Kertas Kerja kerja harus dibuat lengkap.b) Teliti.

c) Ringkas.d) Jelas.e) Rapi.Tipe Kertas Kerja :•          Audit program

Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan pengertian Audit program dan Audit Procedure. Audit program (program pemeriksaan) merupakan daftar prosedur pengauditan untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu. Sedangkan Procedure audit adalah instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe bukti pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat pemeriksaan. Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan berapa orang yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta jadwal pemeriksaan yang direncanakan.

•          Working Trial BalanceMerupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruhrekening buku besar pada akhir tahun yang diperiksa dariakhir tahun sebelumnya, koreksi yang diusulkan serta saldomenurut hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat puladipisahkan menjadi Working Balance Sheet dan Working Profitand Loss.  

•          Summary of adjusment journal entriesRingkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journalkoreksi yang diusulkan kepada klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.

•          Top SchedulesMerupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat dalam daftar pendukung untukrekening-rekening yang berhubungan.

•          Supporting schedulesMerupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuanhasil pemeriksaan, serta koreksi-koreksi yang ada, sertamemuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yangdilaksanakana oleh akuntan.Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian daripada top schedule.

         TAHAP  PENYUSUNAN  AUDITED  FINANCIAL  STATEMENTS.a). Pembuatan atau pengumpulan daftar pendukung (supporting

schedules) sebagai langkah pengumpulan bukti pemeriksaan.b). Penyusunan daftar utama (lead schedules atau top schedules)

dengan cara meringkas supporting schedules dan summary ofadjustment journals entris.

c). Meringkas informasi yang tercantum dalam daftar utama dandaftar pendukung ke dalam Working Trial Balance.

d). Menyusun Audited Financial Statements. SUSUNAN  KERTAS  KERJA  AUDIT.a.       Draft  laporan  pemeriksaan  ( audit  report ).b.      Audited  financial  statements.c.       Ringkasan  informasi  bagi  penelaah.d.      Program  pemeriksaan.e.       Laporan  keuangan  atau  neraca  lajur  yang  dibuat

klien.f.        Ringkasan  journal  adjustment.g.       Working  trial  balance.h.       Top  schedule.i.         Supporting  schedule. PENGARSIPAN  KERTAS  KERJA  AUDIT. Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh daripemeriksaan tahun berjalan, informasi dari current file padaumumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang diperiksa.Contoh :Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank,Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincianbiaya dan lain lain.Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatiftidak mengalami perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulangulang untuk beberapa periode pengauditan.Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi),Kontrak kontrak,Notulen rapat Tujuan dari permanent file :

•          Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.

•          Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasiklien bagi staff yang baru pertamakali menangani pemeriksaanlaporan keuangan.

•          Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerjayang sama dari tahun ke tahun.

Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili danlain lain.

 KEPEMILIKAN  KERTAS  KERJA  AUDIT.Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaanaudit, baik yang disusun oleh auditor sendiri maupun yangdisusunkan oleh klien untuk auditor, adalah milik auditor(akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja tersebutharus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam artidisimpan secara teratur sesuai dengan urutan yang logis. Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditordilarang memperlihatkan atau membocorkan informasi yang adapada kertas kerja tersebut kepada pihak ketiga tanpa seizinkliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau profesiakuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlahinformasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasitentang gaji karyawan penting (key personels), rencanaadvertensi, data biaya produksi dan metode penentuan harga jualproduk. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada pihakketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor tersebutdapat dimintai pertanggung jawabannya atau dituntut kepengadilan. 

Resiko audit mempengaruhi penerapan standar auditing khususnyastandar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Risiko auditperlu dipertimbangkan bersama dengan hal-hal yang lain yangbertujuan untuk menentukan sifat, saat dan luas prosedur auditserta dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut. Ada 3 komponendalam risiko audit yaitu terdiri dari:

Risiko Audit

Risiko Audit

1. Risiko bawaan (Inherent risk) merupakan kerentanan asersi terhadapsalah saji (misstatement) yang material, dengan mengasumsikan bahwatidak ada pengendalian yang berhubungan. Risiko salah saji(misstatement) seperti itu lebih besar dalam beberapa asersi laporankeuangan dan saldo-saldo atau pengelompokan yangberhubungan daripada yang lainnya. Risiko ini dipertimbangkan padatahap perencanaan audit. Sebagai contoh, perhitungan yang rumitlebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan perhitunganyang sederhana. Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal estimasiakuntansi cenderung mengandung risiko lebih besar dibandingkandengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi data berupafakta.

2. Risiko Pengendalian (Control Risk) merupakan risiko bahwa suatusalah saji yang material yang akan terjadi dalam asersi tidak dapatdicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalianperusahaan. Risiko ini merupakan fungsi keefektifan perancangan danoperasi pengendalian internal dalam mencapai tujuan entitas yangrelevan untuk menyusun laporan keuangan entitas. Beberapa risikopengendalian akan selalu ada karena keterbatasan yang melekat padapengendalian internal.

3. Risiko Deteksi (Detection Risk) merupakan risiko bahwa auditor tidakdapat mendeteksi salah saji yang material dalam suatu perusahaan.Risiko ini merupakan fungsi keefektifan prosedur audit danaplikasinya oleh auditor. Hal ini sebagian muncul dariketidakpastian yang ada ketika auditor tidak memeriksa semua saldoakun atau kelompok transaksi untuk mengumpulkan bukti tentang asersilainnya.

Model Risiko AuditModel risiko audit, mengekspresikan hubungan antara komponen-komponen risiko audit sebagai berikut :

AR = IR X CR X DR

Dimana : AR = Audit RiskIR = Inherent RiskCR = Control RiskDR = Detection Risk

Contoh :

Auditor sedang merancang program audit untuk sistem penjualan dan

piutang.

IR = 80% (risiko relatif tinggi bahwa salah saji material terjadi)

CR = 50% (salah saji sebesar 50% kemungkinan pengendalian tidak

mampu mendecah dan mendeteksi)

DR = 13% (auditor bersedia menerima 13% kesempatan bahwa pengujian

audit tidak dapat mendeteksi salah saji)

Modelnya menjadi:

AR = IR x CR x DR

AR = 0.8 x 0.5 x 0.13

AR = 0.05

AR secara menyeluruh adalah 5%

Auditor biasanya menspesifikasi tingkat AR yang dapat diterima untuk mencapai IR dan CR yang dinilai dan kemudian menggunakan model berikutuntuk mencari DR:

DR = AR/(IR*CR)

Apabila IR atau CR tinggi dan auditor ingin memiliki AR 5%, maka DR perlu dikurangi dengan:

DR = AR/ (CR x IR)

DR = 0.05/ (0.6 x 0.9)

DR = 0.09