apri mayasari.pdf - STIK Bina Husada Palembang

113
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU DIET PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD MAKARTI JAYA KABUPATEN BANYUASIN OLEH: APRI MAYASARI 19.14.201.90.28.P PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG 2021

Transcript of apri mayasari.pdf - STIK Bina Husada Palembang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGENDALIAN

PERILAKU DIET PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD

MAKARTI JAYA KABUPATEN BANYUASIN

OLEH:

APRI MAYASARI

19.14.201.90.28.P

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA PALEMBANG

2021

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGENDALIAN

PERILAKU DIET PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD

MAKARTI JAYA KABUPATEN BANYUASIN

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEPERAWATAN

OLEH:

APRI MAYASARI

19.14.201.90.28.P

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA PALEMBANG

2021

ii

ABSTRAK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)

BINA HUSADA PALEMBANG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Juni 2021

Apri Mayasari

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengendalian Perilaku Diet pada Pasien

Hipertensi di RSUD Makarti Jaya

(xv + 70 halaman + 6 tabel + 3 bagan + 4 lampiran)

Data World Health Organization (2015), menunjukkan sekitar 1,13 miliar

orang didunia menderita hipertensi, diperkirakan jumlah tersebut akan bertambah

pada tahun 2025 yaitu sekitar 1,5 miliar penderita, dan diperkirakan kemungkinan

akan ada 9,4 juta orang meninggal disebabkan penyakit ini. Salah satu cara untuk

menghindari hipertensi adalah dengan cara memperbaiki perilaku diet yaitu berupa

menjaga pola makan yang baik dan teratur atau yang seringa didengar dengan sebutan

diet hipertensi.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berobat di RSUD

Makarti Jaya Kab. Banyuasin Tahun 2021 selama 3 bulan terahir dari Januari sampai

denganMaret2021 dengan jumlah 33 orang yang diambil dengan teknik Non

Probability Sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan 14 Juni sampai 21 Juli 2021 di RSUD Makarti Jaya Kab.

Banyuasin.

Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dukungan keluarga baiksebanyak

48 (78,7%) danperilaku diet baik sebanyak 41 (67,2%). Berdasarkan analisis bivariat

diperoleh hubungan antara dukungan keluarga (p value = 0,000) dengan pengendalian

perilaku diet pada pasien hipertensi.

Simpulan didapatkan ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap

pengendalian perilaku diet pada pasien hipertensi. Di harapkan pada RSUD Makarti

Jaya agar meningkatkan kerjasama dengan institusi kesehatan untuk mengadakan

pembinaan, penyuluhan, dan meningkatkan kerjasama dengan keluarga dalam

pengendalian hipertensi.

Kata kunci : Dukungan keluarga, Perilaku diet, Hipertensi

Referensi : 30 (2007-2018)

iii

ABSTRACT

BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE PROGRAM

Student Thesis, Juni, 2021

Apri Mayasari

Relationship between Family Support and Diet Behavior Control in

Hypertensive Patients at Makati Jaya Hospital

(xv + 70 pages + 6 tables + 3 charts + 4 attachments)

World Health Organization (2015), shows that around 1.13 billion people in

the world suffer from hypertension, it is estimated that this number will increase by

2025, which is around 1.5 billion sufferers, and it is estimated that 9.4 million people

will die from this disease. One way to avoid hypertension is to improve dietary

behavior in the form of maintaining a good and regular diet or what is often heard as

a hypertension diet.

This study uses a quantitative method with adesign cross sectional. The

population in this study were all hypertensive patients who were treated at the Makati

Jaya District Hospital. Banyuasin 2021 for the last 3 months from January to March

2021 with a total of 33 people taken using thetechnique Non Probability Sampling.

The data analysis used in this research is univariate and bivariate usingtest chi square.

This research was carried out from June 14 to July 21, 2021 at the Makati Jaya

Regional Hospital, Kab. Banyuasin.

The results of the univariate analysis showed that 48 (78.7%) good family

support and 41 (67.2%). Based on bivariate analysis, it was found that there was a

relationship between family support (p value = 0.000) and dietary behavior control in

hypertensive patients.

The conclusion is that there is a relationship between family support for

controlling dietary behavior in hypertensive patients. It is hoped that Makati Jaya

Hospital will increase cooperation with health institutions to provide guidance,

counseling, and increase cooperation with families in controlling hypertension.

Key words : Family support, Dietary behavior, Hypertension

Reference : 30 (2007-2018)

iv

x

RIWAYAT HIDUP PENULIS

I. Biodata

Nama : Apri Mayasari

Nomor Pokok Mahasiswa : 19.14201.90.28.P

Tempat/tanggal Lahir : Makarti Jaya, 7 September 1990

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

No. Telp/HP : 0821-8271-0967

Status : Belum menikah

Alamat rumah : Jalan Sultan Agung Lrg. Manggar RT/RW

04/02 LK II Kelurahan Makarti Jaya Kec.

Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin

Nama orang tua

Ayah : H. SAYUTI AMIR

Ibu : Hj. ANDI MARWAH

Email : [email protected]

II. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 3 Makarti Jaya 1996-2002

2. SMP Negeri 1 Makarti Jaya 2002-2005

3. SMA Negeri 1 Makarti Jaya 2005-2008

4. DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Palembang 2008-2011

5. S1 Keperawatan STIK Bina Husada Palembang 2019-2021

vii

xi

PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Untuk orang baik yang tidak pernah putus memberikan doa tulus dan kasih sayangnya kepadaku, yang paling aku cintai dan aku hormati kedua orang tuaku: H. Sayuti Amir dan Hj. Andi Marwah

Untuk nenekku terkasih yang juga selalu mendokan untuk setiap langkahku: Ettaku Hj. Andi Empong

My brotherguard Apriansyah dan Ahmad Agustiansyah

Keluarga besar Hj. Andi Batueja yang aku sayangi

Ayuk_ayuk “Manis Manja Grup” Mbak Yik, Yuk Ve, Yuk Wulan, Yuk Suci, yang selama dua tahun ini semuanya kita kerjakan bareng, saling menghibur, dan saling mendukung.

Mr and Mrs. Ring 1 Bang Agusri, Vico, adek Apik the wonderful human being I’ve been blessed with these past two years.

Motto

”Be with the one who cheers up when you fall, who claps for you

when no one else does, who inspire you but also help to you get

better”

(Bersama orang yang menyemangatimu saat kamu jatuh, yang bertepuk tangan

untukmu saat tidak ada orang lain yang melakukannya, yang menginspirasimu tetapi

juga membantumu menjadi lebih baik)

viii

xii

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala berkah dan

rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi sebagai syarat

mengerjakan skripsi sebagai tugas akhir dengan judul ” Hubungan Dukungan

Keluarga Dengan Pengendalian Perilaku Diet Pada Pasien Hipertensi Di RSUD

Makarti Jaya Kabupaten Banyuasintahun 2021”.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan material sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada : 1. Terima kasih kepada Allah SWT atas keridhoan, kemudahan, dan keberkahan

yang Engkau berikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Plt. Ketua STIK Bina Husada Ibu Ersita,S.Kep,.Ners,.M.Kes yang telah

memberikan motivasi untuk seluruh mahasiswa yang dalam proses

penyelesaian skripsi

3. Dr. Rita Oktasari T, selaku Direktur RSUD Makarti Jaya yang telah

memfasilitasi peneliti untuk melakukan penelitian di Rumah sakit.

4. dr. Charles Sanggam P Siahaan, Sp. B, dr. Jamatul Firdaus, Sp.OG, dr.

Antoni, Sp.PD yang selalu memberikan support, wejangan, dan role model

bagi saya.

5. Ns.Kardewi,.M.Kes selaku ketua Prodi PSIK yang telah memfasilitasi saya

dalam proses penyelesaian skripsi

6. Ns. Hili Aulianah, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

memberikan banyak waktu bimbingan, pengarahan, dan ilmu.

7. Ns. Amalia,M.Kes,.M.Kep selaku penguji 1 yang telah banyak memberikan

saran dan masukan

8. Ns. Romliyadi, M.Kes, M.Kep selaku penguji 2 yang telah banyak

memberikan saran dan masukan

9. Terima kasih juga kepada rekan-rekan satu timku ruangan IGD RSUD

Makarti Jaya terima kasih untuk semua support dan bantuannya selama

pengerjaan skripsi .

10. Rekan-rekan almamater PSIK REGULAR B1 STIK BINA HUSADA

PALEMBANG: they inspire and energize me immensely. See you on top

guys.

ix

xiii

Tidak ada manusia yang sempurna, peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan adanya saran dan

kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Palembang, Juli 2021

Peneliti

x

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ........................................ ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

ABSTRACT ................................................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ............................................................. vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................................... vii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ............................................................... viii

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................. 6

1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... 6

1.4.1 TujuanUmum ..................................................................... 6

1.4.2 TujuanKhusus..................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

1.5.1 Bagi Tempat Penelitian ...................................................... 7

1.5.2 Bagi STIK Bina Husada ..................................................... 7

1.5.3 Bagi Peneliti ....................................................................... 7

1.6 Ruang Lingkup ............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga ...................................................................................... 9

2.2. Perilaku Diet Hipertensi ............................................................. 19

2.3. Perilaku Diet ............................................................................... 20

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diet ..................................... 22

2.5. Diet Hipertensi ............................................................................ 22

2.6. Hipertensi.................................................................................... 29

2.7. Etiologi ....................................................................................... 29

2.8. Klasifikasi ................................................................................... 33

xi

xv

2.9. Tanda dan Gejala Hipertensi ...................................................... 35

2.10 Patofisiologi ............................................................................... 36

2.11 Pemeriksaan penunjang .............................................................. 37

2.12 Penatalaksanaan ......................................................................... 38

2.13 Faktor Resiko Hipertensi ............................................................ 41

2.14 Komplikasi ................................................................................. 43

2.15 Kerangka Teori ........................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 47

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 47

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 47

3.4 Kerangka Konsep ....................................................................... 48

3.5 Definisi Operasional ................................................................... 50

3.6 Hipotesis ..................................................................................... 51

3.7 Pengumpulan Data ...................................................................... 51

3.8 Pengolahan Data ......................................................................... 54

3.9 Analisis Data............................................................................... 56

3.10 Etika Penelitian ........................................................................... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambara RSUD Makarti Jaya .................................................... 59

4.2 Hasil ........................................................................................... 62

4.2.1 Analisis Univariat ............................................................. 62

4.2.2 Analisis Bivariat ............................................................... 63

4.3 Pembahasan ................................................................................. 64

4.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ..................................................................................... 69

5.2 Saran ............................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1 Pola Makan Diet DASH 2000 Kalori/hari ……………………... 27

2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa ……………………………. 34

3.2 Definisi Operasional……………………………………………. 50

4.1 Distribusi Frekuensi Responden Dukungan Keluarga pada

Pasien Hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin 2021……

62

4.2 Distribusi Frekuensi Responden Perilaku Diet pada Pasien

Hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin 2021……………

63

4.3 Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Perilaku Diet

pada Pasien Hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin

2021………………………………………………………………........

63

xiv

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

2.1 Komplikasi Hipertensi .................................................................... 45

2.2 Kerangka Teori................................................................................ 46

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 49

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Lembar kuesioner

2. Uji Statistik

3. Surat Selesai Penelitian

4. Dokumentasi

xv

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah

suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal

yaitu 120/80 mmHg. Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang

dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan

hipertensi, WHO dalam Harahap (2017).

Data World Health Organization (2015), menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang

didunia menderita hipertensi, diperkirakan jumlah tersebut akan bertambah pada

tahun 2025 yaitu sekitar 1,5 miliar penderita, dan diperkirakan kemungkinan akan ada

9,4 juta orang meninggal disebabkan penyakit ini. Di Indonesia berdasarkan data

Riskerdas (2013), prevalensi hipertensi sebesar 25,8% dimana persentas tertinggi

terjadi di Bangka Belitung sebanyak 30%, Sumatera Selatan 26,1% dan yang

terendah di Papua 16,8%.

Hipertensi adalah penyakit yang muncul secara diam – diam tanpa kita sadari,

sulit untuk mengetahui penyakit ini tanpa dilakukannya pengukuran tekanan darah.

hipertensi dapat menyerang siapa saja, adapun faktor yang turut berperan adalah

perilaku diet makan dari penderita yang tidak teratur, perilaku hidup (gaya hidup)

yang tidak sehat dan pengaruh lingkungan terdekat salah satunya dukungan keluarga.

Maharani,(2016).

1

2

Salah satu cara untuk menghindari hipertensi adalah dengan cara memperbaiki

perilaku diet yaitu berupa menjaga pola makan yang baik dan teratur atau yang

seringa didengar dengan sebutan diet hipertensi, pola diet itu antara lain dengan

meningkatkan asupan nutrisi dari biji–bijian utuh, ikan, unggas, dan kacang

kacangan, perbanyak komsumsi buah, sayur, dan produksi susu lemak, mengurangi

komsumsi garam, makanan dan minuman yang terlalu manis dan mengurangi juga

makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol, menguranggi makan gorengan dan

memasak tidak memakai penyedap rasa. (Imran, dkk, 2017).

Secara garis besar pada dasarnya tujuan dari pola makan diet hipertensi adalah

mengurangi asupan garam untuk mengurangi tekanan darah. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh (Nuridayanti, dkk, 2016), terkait

dengan perilaku diet hipertensi menunjukkan bahwa ada pengaruh edukasi diet

terhadap perilaku diet pada penderitahipertensi.

Selain dengan pola makan, perilaku pada penderita hipertensi juga berperan aktif

misalnya dalam pengendalian kebiasaan gaya hidup dengan tidak merokok dan tidak

mengomsumsi alkohol, tidak bergadang pada malam hari dan seringnya berolah raga

sehingga terhindar dari stres yang dapat menimbulkan gejala hiertensi. Namun, usaha

ini akan sia – sia apabila tidak adanya motivasi dan dukungan orang terdekat yaitu

keluarga, Dukungan keluarga memiliki posisi utama dalam pengendalian karena

keluarga berperan penting dalam proses pencegahan, penyembuhan penyakit ini

sebagai contoh peran dalam membuat keputusan, motivasi dalam bentuk

3

pengarahan positif, misalnya pada tahap mengingatkan minum obat,

mengingatkan pantangan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan sampai

memberikan promosi kesehatan hingga tahap rehabilitasi dan control kembali untuk

memeriksakan tekanan darah. (Imran dkk, 2017).

Dukungan dari keluarga dan sahabat sangat diperlukan dalam pengendalian

perilaku diet pada penderita hipertensi. Dukungan dari keluarga merupakan faktor

terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga

akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk menghadapi masalah dan

meningkatkan kepuasan hidup (Perdana, 2017)..

Dalam hal ini keluarga harus dilibatkan dalam program pengendalian perilaku

makan sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan pasien, mengetahui makanan

yang boleh dan tidak boleh untuk dikomsumsi dan mendukung kepatuhan terhadap

pengobatan. Keluarga menjadi support system dalam kehidupan penderita hipertensi,

agar keadaan yang dialamitidak semakin memburuk dan terhindar dari komplikasi

akibat hipertensi (Perdana, 2017).

Maka dari itu dukungan keluarga sangat berarti bagi penderita hipertensi, secara

emosional mereka akan merasa senang dan tentram apabila perhatian dan dukungan

dari orang terdekat ia dapatkan, karena secara tidak langsung akan menimbukan rasa

percaya diri untuk sembuh dalam megelola penyakitnya, (Imran, 2017). Terkait

dengan dukungan keluarga survei yang telah dilakukan di rumah sakit Amerika

Serikat, mengenai keterlibatan keluarganya dalam pengelolaan pasien penyakit

hipertensi menunjukkan hal yang luar biasa yaitu dapat meningktnya optimal

4

kesembuhan pasien, mengurangi resiko kecemasan pasien yang berlebihan yang

secara tidak langsung dapat menyebabkan tekanan darah menuru, dan pasien

merasakan adanya dukungan social dari orang - orang terdekatnya, (Maharani,2016).

Penelitian terkait hipertensi dilakukan oleh Imran dkk (2017), Di Puskesmas

Pandak Bantul Yokyakarta pada 70 responden, didapatkan kepatuhan pengendalian

hipertensi dengan kategori baik tertinggi dengan jumlah 42 resonden (60,0 %). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Nisfiani (2014), di desa Begajah Kecamatan

Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo dari 25 responden, terdapat 13 responden (18,3 %)

dengan kepatuhan baik.

Penelitian yang sama dilakukan Racmawati dkk, (2013) di puskesmas Candirejo

Magetan, dengan 125 populasi pasien hipertensi, informan ditentukan sebayak 8

pasien hipertensi, dimana 6 informan mempunyai dukungan positif yaitu keluarga

memberikan kasih sayang yang penuh, keluarga memberikan rasa nyaman, kelurga

membiayai pengobatan dan keluarga memberikan informasi tentang perawatan

hipertensi, sedangkan dari 2 informan mempunyai dukungan negatif seperti, masih

membiarkan anggota keluarganya mengomsumsi garam waktu makan dan tidak

mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah.

Sebagian besar pasien hipertensi yang berobat di RSUD Makarti JayaKab.

Banyuasin adalah pasien rawat jalan yang rutin berobat ke RSUD Makarti

JayaKab.Banyuasin, merekabiasanya melakukan kontrol ulang setelah obat mereka

habis ataupun pada saat mereka memiliki keluhan terkait dengan gejala hipertensi,

5

namun kebanyakan fenomena yang sering ditemukan pada pasien hipertensi disini

mereka tidak melakukan kontrol ulang apabila hasil dari pemeriksaan tekanan darah

normal dan keluhan yang mereka rasakan teratasi.

Hal ini mungkin disebabkan faktor kesibukkan sehari – hari, ataupun seperti pada

lansia kendala yang sering terjadi tidak ada yang menemani untuk pergi kontrol,

ataupun waktu antrian yang lama saat dirumahsakit sehingga menyebabkan mereka

bosan dan cenderung tidak kontrol secara rutin. Kemudian kendala ke dua yang

ditemukan, apabila setelah kontrol ditemukan hasil dari tekanan darah nomal pasien

suka terlena sehingga lupa meminum obat secara tepat waktu, kemudian komsumsi

makanan yang tidak sesuai dengan pola makan untuk diet hipertensi.

Maka dari kedua alasan ini dibutuhkan peranan orang terdekat yaitu keluarga

untuk memberikan dukungan seperti saat dirumah anggota keluarga saling

mengingatkan untuk anggota keluarga yang lain untuk mematuhi pola makan diet

hipertensi, dimulai dengan mengenalkan jenis makan, kemudian memasak tidak

memakai penyedap rasa, rendah garam, yang mengurangi komsumsi makanan instan

atau makanan cepat saji, sehingga pasien terbiasa. Jumlah pasien hipertensi selama

tiga bulan terahir di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin sebanyak 33orang.

Oleh latar belakang ini peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam

penelitian yang berjudul “Hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian

perilaku diet pada pasien hipertensi di RSUD Makarti JayaKab. Banyuasin Tahun

2021”

6

1.2 Rumusan Masalah

Salah satu cara untuk menghindari hipertensi adalah dengan cara memperbaiki

perilaku diet yaitu berupa menjaga pola makan yang baik dan teratur atau yang sering

didengar dengan sebutan diet hipertensi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya “Hubungan

dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku diet pada pasien hipertensi di

RSUD Makarti Jaya Tahun 2021”.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku diet pada

pasien hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. BanyuasinTahun 2021.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku diet

pada pasien hipertensi di RSUD Makarti Jaya Tahun 2021”.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Diketahui distribusi frekuensi dukungan keluarga di RSUD Makarti Jaya Kab.

Banyuasin Tahun 2021.

2. Diketahui distribusi frekuensi pengendalian perilaku diet pada pasien

hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. Bayuasin Tahun 2021.

3. Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku diet

pada pasien hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin Tahun 2021.

7

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukkan dan informasi untuk perencanaan kesehatan pada

pasien hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin. Serta, untuk

mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku diet

padapasien hipertensi di pelayanan kesehatan dan dapat memberikan asuhan

keperawatan pada pasien hipertensi.

1.5.2. Bagi Institusi STIK Bina Husada Palembang

Sebagai masukkan dalam mengembangkan keilmuan dan keterampilan

di bidang keperawatan dasar serta sebagai sumber informasi khusunya tentang

masalah dukungan keluarga terhadap pengendalian perilaku diet pada pasien

hipertensi. Serta menambah kepustakaan di Institusi Pendidikan dan sebagai

bahan penelitian lebih lanjut.

1.5.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya

terutama untuk menambah wawasan masalah dukungan keluarga terhadap

pengendalian perilaku diet pada pasien hipertensi. Dan sebagai gambaran

untuk peneliti selanjutnya sebelum langsung tejun ke masyarakat dan sebagai

penerapan ilmu dalam kehidupansehari-hari.

8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian.

Penelitian ini termasuk area keperawatan medical bedah, yang difokuskan untuk

mengetahui hubungan dukungan keluarga dalam pengendalian perilaku diet pada

pasien hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin Tahun 2021. Sumber data

atau responden dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang berobat di

RSUD Makarti Jaya Kab. Bayuasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan dukungan keluarga denga pengendalian perilaku diet pada pasien hipertensi

di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

variabel independent dukungan keluarga dan perilaku diet sebagai variable

dependent. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

dengan study pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian adalah semua

pasien hipertensi yang berobat di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin pada tanggal

14 Juli 2021 sampai dengan 21 Juli 2021.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan, atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu

sama lain. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam

satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2014).

Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang hidup

bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki peran masing-

masing yang merupakan bagian dari keluarga (Fatimah, 2010). Keluarga adalah

perkumpulan dua atau lebih individu yang terikat oleh hubungan perkawinan,

hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap anggota keluarga saling berinteraksi satu

dengan lainnya. Cahyawaty (2017).

Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI (2010)

Menurut UU No. 52 Tahun 2009, mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,

9

10

atau ibu dan anaknya. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi

perkembanganindividu.

1. Ciri – ciri keluarga

Robert Maclver dan Charles Morton Page dalam Rosdiana (2014) menjelaskan

ciri-ciri keluarga sebagai berikut :

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclatur), termasuk

perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan

membesarkan anak.

e. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.

2. Tipe Keluarga

Menurut Friedman dalam Rosdiana (2014), membagi tipe keluarga seperti berikut

ini :

a. Nuclear family (keluarga inti) terdiri dari orang tua dan anak yang masih

menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak

keluargalainnya. Extended family (keluarga besar) yaitu satu keluarga yang

11

terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan

saling menunjang satu sama lain.

b. Single parent family yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala

keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung

kepadanya.

c. Nuclear dyed yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,

tinggal dalam satu rumah yang sama.

d. Blanded family yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan

yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan

terdahulu.

e. Three generation family yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu

kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

f. Single adult living alone yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu

orang kos-kosan yang hidup dalam rumahnya.

g. Midle age atau elderly couple yaitu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-

istri paruh baya.

3. Stuktur Keluarga.

Menurut friedman (2014), struktur keluarga terdiri dari:

12

a. Pola dan proses komunikasi dapat dikatakan berfungsi apabila jujur, terbuka,

melibatkan emosi,dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki

kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika

pengiriman pesan atau (sender) yakin mengemukakan pesannya, isi pesan

jelas dan berkualitas dapat menerima dan memberi umpan balik.

b. Struktur pesan adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi

sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal.

c. Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan

mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari hak, Ditiru,

keahlian, hadiah, paksaan.

d. Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang

mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah

pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.

4. Macam-macam Stuktur Keluarga.

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu

keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam- macam

Struktur Keluarga diantaranya adalah :

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

13

c. Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

e. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan

dengan suami atau istri.

5. Fungsi keluarga.

Adalah sebagai variabel perantara dimana keluarga menanggung semuan

harapan-harapan dan kewajiban dalam masyarakat serta membentuk dan

mengubah sampai taraf tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan

kepentingan setiap anggota keluarga. Adapun fungsi keluarga menurut Friedman,

(2014) :

a. Fungsi afektif

Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini

dibutuhkan untuk perkembangan individu psikososial anggota keluarga.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk fungsi afektif antara lain:

1). Memelihara saling asuh (mutual nuturance)

2). Keseimbangan saling mengahargai.

3). Pertalian dan identifikasi.

14

b. Fungsi sosialisasi

Proses perkembangan dimulai sejak lahir dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosialnya. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada

anak,membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan

anak dan meneruskan nila-nilai budaya keluarga.

c. Fungsi Religius

Memperkenalkan dan mengajak anggota keluarga lain dalam kehidupan

beragama, untuk menanamkan bahwa ada kekuatan dalam agama dan kehidupan

lain setelah kematian.

d. Fungsi pendidikan (Eduaktif)

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya,mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranan nya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

e. Fungsi reproduksi

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga.

15

f. Fungsi psikologis

Memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan

perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota

keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga..

g. Fungsi ekonomi

Mencari sumber-sumber penghasilan memenuhi kebutuhan keluarga saat ini

dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang,

keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan

tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

h. Fungsi Rekreatif

Untuk mencari hiburan dan kegembiraan bagi anggota keluarga yang lainnya.

i. Fungsi Penemuan status

Seseorang menerima serangkaian status berdasarkan umur, urutan kelahiran,

satatus kedududukan, pangkat,

j. Fungsi Protektif (Perlindungan)

Merupakan tempat nyaman bagi seluruh anggota keluarga satu dan yang

lainnya, diamana setiap anggota kelurga saling menutupi dan melengkapi.

6. Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal, sifat, dan

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi dan posisi tertentu.

Adapun macam peranan dalam keluarga antara lain ( Perdana, 2017):

16

a. Peran Ayah

Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah berperan

sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah, serta pemberi rasa

aman bagi anak dan istrinya dan juga sebagai anggota dari kelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.

b. Peran Ibu

Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana peran ibu

sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh. dan pendidik anak-

anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak saat ayahnya sedang tidak ada

dirumah, mengurus rumah tangga, serta dapat juga berperan sebagai pencari

nafkah. Selain itu ibu juga berperan sebagai salah satu anggota kelompok dari

peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungan di mana

diatinggal.

c. Peran Anak

Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.

7. Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2014), dukungan keluarga adalah proses yang terjadi

terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan keluarga

berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial

sebagaimana yang dievaluasi oleh individu. Dukungan keluarga adalah sikap,

tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga

17

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Menurut Cahyawaty (2017). dukungan keluarga merupakan suatu upaya yang

diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi

seseorang dalam melaksanakan kegiatan seperti dukungan keluarga terhadap

kepatuhan menjalankan pengobatan dandiet.

a. Jenis dukungan keluarga

Menurut Friedman (2014) sumber dukungan keluarga terdapat berbagai macam

bentuk seperti :

1). Dukungan informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai pemberi

informasi, sebuah kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia,

pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan

suatu masalah. Misalnya apabila individu dalam anggota keluarga tidak dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi maka dukungan ini diberikan dengan

cara memberi informasi, nasehat, dan petunjuk tentang cara penyelesaian

masalah.

2). Dukungan instrumental (Ekonomi).

Dukungan dalam bentuk nyata atau dukungan material. Menurut Jacobson

dukungan ini mengacu pada penyediaan benda-benda dan layanan untuk

memecahkan masalah praktis, meliputi aktivitas-aktivitas seperti penyediaan

benda-benda, misalnya alat-alat kerja, buku-buku, meminjamkan atau

18

memberikan uang dan membantu menyelesaikan tugas-tugas praktis. Atau juga

daalm bentuk materi bertujuan untuk meringankan beban bagi anggota keluarga

yang mencakup dukungan bantuan dalam bentuk waktu, serta modifikasi

lingkungan, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan

minum, istirahat,

3). Dukungan penilaian (Penghargaan )

Keluarga yang bertindak membimbing dan menengahi pemecahan masalah,

sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya

memberikan support, penghargaan, perhatian, keluarga bertindak sebagai umpan

balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan

validator identitas keluarga, bisa lewat ungkapan hormat atau positif untuk pasien,

misalnya pujian atau reward terhadap tindakan atau upaya penyampaian pesan

ataupun masalah, dan juga bimbingan umpan balik seperti dorongan bagi anggota

keluarga yanglainagarsalingmenghargaidanmenerimasatusamalainya,sebabharga

diri seseorang dapat ditingkatkan dengan mengkomunikasikan kepadanya bahwa

ia bernilai dan diterima meskipun tidak luput dari kesalahan.

4). Dukungan emosional

Sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan

serta membantu penguasaan terhadap emosi yang mencakup ungkapan empati,

kepedulian dan perhatian orang-orang yang bersangkutan kepada anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan, Tipe dukungan ini lebih mengacu

kepada pemberian semangat, kehangatan, cinta, kasih, dan emosi. Misalnya

19

umpan balik dan penegasan dari anggota keluarga yang diwujudkan dalam bentuk

afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dandidengarkan.

2.2 Perilaku Diet Hipertensi

2.2.1 Definisi Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makluk hidup

yang bersangkutan. Skinner, seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari

luar. Suliha dalam Setiati (2014).

Perilaku kesehatan adalah semua aktifitas atau kegiatan seorang baik yang

dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang

berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan

kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakitdan masalah

kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit

atau terkena masalah kesehatan Notoatmodjo dalam Nuridayanti2016).

2.2.2 Konsep Perilaku Manusia

Berdasarkan psikologi pendidikan, terbentuknya pola perilaku baru dan

berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu yang

dimulai dari pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya ketrampilan

baru atau perilaku baru. Bloom mengemukakan bahwa aspekperilaku yang

dikembangkan dalam prosespendidikan meliputi tiga ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor Suliha dalam Setiati (2014).

20

2.2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Perilaku

1. Pengetahuan (kognitif)

2. Sikap (afektif)

3. Ketrampilan (psikomotor)

2.2.4 Perubahan Perilaku

Perilaku merupakan diterminan kesehatan yang menjadi sasaran promosi atau

sasaran pendidikan kesehatan. Pendidikan digunakan untuk merubah perilaku

(behavior change). Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari pendidikan

kesehatan sekurangnya mempunyai 3 dimensi yaitu mengubah perilaku negatif

(tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai dengan nilai-nilai kesehatan),

mengembangkan perilaku posistif (pembentukan atau pengembangan perilaku

sehat), memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai

dengan nilai kesehatan atau perilaku sehat (Notoatmodjo, 2014).

2.3 Perilaku Diet

Menurut Hawk dalam Cahyawaty (2017), perilaku diet adalah usaha sadar

seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan

tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan. Berdasarkan uraian

di atas, maka yang dimaksud dengan perilaku diet adalah sebagai kegiatan

membatasi dan mengontrol makanan atau kalori yang akan dimakan dengan

tujuan untuk mengurangi berat badan.

Aspek diet menurut Herman dan Polivy dalam Cahyawaty (2017), terdiri dari:

21

2.3.1 Aspek eksternal

Aspek eskternal mencakup situasi yang berkaitan dengan cara makan dan

faktor makan itu sendiri, baik dari segi rasa, bau, dan penampilan m akanan. Bagi

pendiet, aspek eksternal ini akan lebih bernilai apabila makanan yang tersedia

adalah makanan yanglezat.

2.3.2 Aspek emosional

Aspek emosional menunjuk emosi yang lebih berperan dalam perilaku makan

adalah emosi negatif, seperti kecewa, cemas, depresi, dan sebagainya. Rasa

cemas, rasa takut, dan khawatir yang timbul akan melahirkan sikap yang berbeda-

beda pada setiap orang. Ada yang mengatasi keadaan stres dengan tidur,

melakukan berbagai aktivitas fisik seperti olah raga, jalan-jalan, meminum

minuman keras, mengkonsumsi obat-obat tertentu atau mengalihkan perhatiannya

dengan memakan makanan sesukanya. Khusus untuk memakan makanan

sesukanya itu, jika keadaan berlangsung lama dan tidak terkontrol maka akan

menyebabkan dampak negatif pada tubuh, terlebih jika makanan yang dimakan

banyak mengandung kalori, karbohidrat, dan lemak yang tinggi. Kondisi ini bisa

menjadi kebiasaan makan yang salah karena dapat menaikkan beratbadan.

2.3.3 Aspek restraint

Istilah restraint menurut kamus kedokteran berarti pengekangan atau

pembatasan. Aspek restraint ini kemudian dikembangan oleh Herman dan Polvy

dalam Nuridayanti (2016). Yang mengungkapkan bahwa pola makan individu

dipengaruhi oleh keseimbangan antara faktor-faktor psikologis yaitu desakan

22

terhadap keinginan pada makanan dan usaha secara kognitif untuk melawan

keinginan tersebut. Usaha secara kognitif inilah yang disebutrestraint.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diet

Menurut Denny Santoso dalam Kusuma (2018) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku diet adalah :

2.4.1 Jenis kelamin

Jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan gizi laki-laki biasanya memerlukan

kalori lebih banyak karena mempunyai masa otot yang lebih besar dari pada

perempuan.

2.4.2 Usia

Faktor kedua adalah usia. Kebutuhan gizi remaja berada pada angka yang paling

tinggi karena masa ini adalah masa transisi dari kecil menuju dewasajika

kebutuhan gizi remaja tercukupi maka akan menentukan kematangan mereka di

umur mendatang.

2.5 Diet Hipertensi

2.5.1 Pengentian

Diet hipertensi adalah salah satu cara mengatasi hipertensi tanpa efek

samping yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami. Tujuannya

untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan berat badan, menurunkan kadar

kolesterol dan asam urat. (Setya Jati,2014).

23

2.5.2 Tujuan diet hipertensi

Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah, idealnya dalam

sehari menggunakan 5 gram atau 1 sendok teh, memperbanyak serat,

mengkonsumsi lebih banyak sayur dan serat akan mempermudah buang air besar

danmenahan sebagian asupan natrium, menghentikan kebiasaan buruk seperti

merokok karena dapat meningkatkan kerusakan pembuluh darah dengan

mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah, minum kopi dapat memacu

detakjantung, maupun minum alkohol, memperbanyak asupan kalium untuk

membantu mengatasi kelebihan natrium, memenuhi kebutuhan magnesium

karena magnesium itu dapat menurunkan tekanan darah, melengkapi kebutuhan

kalsium karena untuk mencegah terjadinya komplikasi dari hipertensi, manfaat

sayuran dan bumbu dapur dapat untuk mengontrol tekanan darah. Ramayulis

dalam Setya Jati (2014).

2.5.3 Jenis diet Hipertensi

Diet hipertensi untuk menanggulangi atau mempertahankan tekanan darah

yaitu diet rendah garam, diet rendah kolesterol, diet tinggi serat, dan diet rendah

kalori, membatasi minum alkohol, berhenti merokok.

2.5.4 Prinsip diet hipertensi

Makanan beranekaragam dan gizi seimbang, jenis dan komposisi makanan

disesuaikan dengan kondisi penderita, jumlah garam dibatasi dengan keadaan

kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet. Salah satu bentuk diet

24

hipertensi yang terkenal adalah DASH (Dietary Approaches to Stop

Hypertension) yang terutama berisi komponengiziberserat tinggi sayur, buah dan

produk susu bebas lemak atau yang rendah lemak, mengutamakan biji-bijian,

ikan, unggas, kacang-kacangan, dan minyak sayur, utamakan makanan yang kaya

dalam kalium kalsium, magnesium. Makanan yang mengandung kalium :

kentang, bayam, kol, brokoli, tomat, wortel, pisang, jeruk, anggur, mangga,

melon, stroberi, semangka, nanas, susu, yogurt. Makanan yang mengandung

kalsium :tempe, tahu, bandeng presto, kacang-kacangan, yogurt, susu rendah

lemak. Makanan yang mengandung magnesium : Beras (terutama beras merah),

kentang, tomat,wortel, sayuran berwarna hijau, jeruk, lemon ikan salmon, dan

daging ayam tanpa kulit.

Makanan yang mengandung serat : beras merah, sayuran, apel, jeruk,

belimbing. Makanan yang mengandung protein : tempe, tahu, kacang- kacangan,

ikan, daging ayam tanpa kulit, susu, yogurt dan keju rendah lemak. Makanan yang

harus dihindari atau dibatasi menurut Kemenkes RI (2015) Makanan yang

berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gaji). Makanan

yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crakers, keripik dan

makanan kering yang asin). Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis,

korned, sayuran serta buah- buahan dalam kaleng, soft drink). Makanan yang

diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin, pindang, udang

kering, telur asin, selain kacang). Susu full cream, mentega, margarin, keju

mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging

25

merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam). Bumbu-bumbu seperti kecap,

terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap rasa lain yang pada

umumnya mengandung garamnatrium

2.5.5 Bentuk-bentuk diet

Diet terbaik akan menjadi teman terbaik untuk menurunkan berat badan, dan

juga memperbaiki kebiasaan makan. Diet digolongkan menjadi beberapayaitu:

1). Diet Gimmick

Diet ini menyarankan anda untuk berkonsentrasi pada satu atau beberapa jenis

makanan (diet buah jeruk besar atau sup kubis), tidakmencampurkan makan dari

jenis berbeda pada waktu yang sama (fit for life dan lainnya), menyelang

nyelingkan makanan tertentu dalam seminggu dan berpuasa.

2). Diet Rendah Karbohidrat

Karbohidrat termasuk zat peyumbang lemak yang signifikan tidak bisa di

hindari bahwa kegemukan adalah adalah awal dari beberapa penyakit serius,

dalam mengatur asupan yang masuk ke dalam tubuh solusinya adalah diet rendah

karbohidrat yang fingsinya adalah menurunkanberat badan dan mengurangi lemak

dalam tubuh yang,menyebabkan kegemukkan sehingga hinggaa tekanan darah

menjadi meningkat. (Kusuma, 2018).

3). Diet Rendah Lemak

Menurut Dr. Julian dalam Kusuma (2018) Lemak adalah jenis energi yang

terkonsentrasi sehingga mengandung banyak kalori per gram atau per ons

ketimbang jenis makanan lain, oleh karena itu diet tinggi lemak atau mintak sama

26

dengan diet tinggi kalori dan alasan utama orang menjadi gemuk adalah terlalu

banyak lemak dan tidak membakarnya . kita harus mengurangi jumlah lemak,

karena lemak adalah jenis energi yang terkonsentrasi sehingga mengandung lebih

bayak kaori per gram atau per ons (30 gram) dibandingkan makanan lain dari

kenaikkan tekanan darah, terutama pada orang usia mudah. Kedua karena minyak

dan lemak merupakan factor resiko untuk penyakit jantung koroner dan stoke.

4). Diet Rendah Garam dan Natrium.

Natrium adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

membuat tubuh berfungsi dengan baik, Tetapi harus dibatasi asupan natrium

sebab natrium memepengaruhi tekanan darah, terutama melalui efeknya terhadap

ginjal.

Dr. Julian dalam Kusuma (2018). National Research Council of The National

Academy of Sciences merekomendasikan komsumsi natrium perhari sebanyak

1.100-3.300 mg jumlah tersebut setara dengan ½ -1½ sendok the garam dapur

perhari. Untuk orang yang menderita hipertensikomsumsi natrium dianjurkan tidak

lebih 2.300 gram perhari. Jumlah tersebut sama dengan 6 gram Nacl atau lebih kurang stu

sendok teh.

5). Diet Dash (Dietary Approaches to stop Hypertension)

Perlu diketahui sedikit mengkomsumsi buah-buahan, sayuran, biji utuh,

hasil laut, dan mengkomsumsi susus rendah lemak atau tanpa lemak, akan

membawa perubahan yang berarti bagi kesehatan jantung. Karena mampu

menurunkan tekanan sistolik dan diastolik. Pada orang kulit hitam, penurunan

27

tinggi tekanan darah seseorang diawal penelitian, semakin tinggi penurunan yang

terjadi. Program diet ini pun terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol.

Sebuah teori menyatakan bahwa diet dengan buah-buahan dan sayuran serta

produk rendah lemak dan tanpa lemak berfungsi seperti diuretik alami, mirip

obat-obattan tertentu yang diserap untuk menurunkan tekanan darah. Robert

dalam Kusuma (2018).

Tabel 2.1

Pola Makan DIET DASH 2000 Kalori/hari (2,3)

KelompokMakanan JumlahPorsi Ukuran Porsi

Produkgandum 6-8/hari - 1 helairoti

- ½ mangkuk nasi, pasta

atau cereal diutamakan

produk produk whole grain

Daging, unggasdanikan ≤ 6/hari - 30 gram daging,

unggas atauikan

- 1 telur

Sayuran 4-5/hari - 1 mangkuk sayur mentah

- ½ mangkuk sayur matang

28

- ½ gelas jus sayur

Buah-buahan 4-5/hari - 1 buah segar

- 1 mangkuk buah kalengan

- ½ gelas jus buah segar

Produk susu rendah lemak 2-3/hari - 1 gelas susu atau yogurt

- 40 gram keju

Lemak dan minyak 2-3/hari - 1 sendok teh margarine atau

minyak

- 1sendok makan mayonnaise

- 2 sendok makan salat drising

Kacang-kacangan 4-5/minggu - 40 gram kacang-kacangan

- 2 sendok makan selai kacang

Makanan manis atau gula ≤/minggu - 1 sendok makan jelly atau

selai

29

2.6 Hipertensi

2.6.1 Definisi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang bersifat sistemik alias

berlangsung terus-menerus. untuk jangka waktu lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-

tiba, melainkan melalui proses yang cukup lama. Tekanan darah tinggi yang tidak

terkontrol untuk periode tertentu akan menyebabkan tekanan darah tinggi permanen

yang disebut hipertensi (Nuridayanti, 2016).

Sedangkan menurut M. Isra dkk, (2017) hipertensi adalah dimana suatu terjadi

peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic

90 mmHg atau lebih.

2.7 Etiologi

Menurut Nuridayant (2016) Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan

menjadi 2 golongan besar yaitu :

2.7.1 Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidakdiketahui

penyebabnya.

2.7.2 Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi,

sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.

Syafrandi (2016), sekitar 90% hipertensi dengan penyebab yang belum diketahui

pasti disebut dengan hiperektensi primer atau esensial, sedangkan 7%disebabkan oleh

kelainan ginjal atau hiperektensi renalisdan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal

atau hiperektensi.

30

Penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal (Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,Tumor)

b. Vaskular (Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,Emboli

kolestrol,Vaskulitis)

c. Kelainan endokrin (Diabetik Melitus, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme)

d. Saraf (Stroke, Ensepalitis, SGB)

e. Obat – obatan (Kontrasepsi oral, Kortikosteroid)

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data- data

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya

hipertensi.

Faktor terjadinya hipertensi yang tidak dikendalikan Widiandari dkk, (2018).

a. Gaya hidup modern

Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa kini

menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai penyakit seperti

sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan hipertensi. Gaya hidup modern

cenderung membuat berkurangnya aktivitas fisik. (olah raga). Konsumsi alkohol

tinggi, minum kopi, merokok. Semua perilaku tersebut merupakan memicu naiknya

tekanan darah.

b. Pola makan tidak sehat

Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan

mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah akan

31

meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume darah. Kelebihan

natrium diakibatkan dari kebiasaan menyantap makanan instan yang telah

menggantikan bahan makanan yang segar. Gaya hidup serba cepat menuntut segala

sesuatunya serba instan, termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan instan

cenderung menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan penyedap rasa

seperti monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut

apabila dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan peningkatan tekanan

darah karena adanya natrium yang berlebihan di dalam tubuh.

c. Obesitas

Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya melalui air

seni. Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum air putih, berat badan

berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus.

Berat badan yang berlebih akan membuat aktifitas fisik menjadi berkurang.

Akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Obesitas dapat

ditentukan dari hasil indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana

untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan beratbadan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang

dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja,

ibu hamil dan olahragawan Widiandari dkk, (2018).

Menurut Aspiani dalam Juniarti (2017), beberpa faktor yang mempengaruhi

hipetensi:

32

a. Genetik adalah Respons neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau

transport Na.

b. Obesitas adalah Terkait dengan tingkahinsulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darahmeningkat.

c. Stress karena lingkungan.

d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran

pembuluh darah.

Penyebab hipertensi disebabkan terjadinya perubahan pada elastisitas dinding

aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung

memompa darah, kehilangan elastisitas pembuluh darah dan meningkatkan resistensi

pembuluh darah.

Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yang tidak

bisa dikendalikan seperti :

a. Ras

Suku yang berkulit hitam lebih cenderung terkena hipertensi.

b. Genetik

Hipertensi merupakan penyakit keturunan, apabila salah satu orang tuanya

hipertensi maka keturunannya memiliki resiko 25% terkena hipertesi, tetapi bila

kedua orang tuanya menderita hipertensi maka 60 % keturunannya menderita

hipertensi.

33

c. Usia

Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah usia seseorang

maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat. Penyebab hipertensi pada

orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada , elastisitas

dinding aorta menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan

jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun

kemampuan jantung memompa darah.menurun menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi

karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Smeltzer, dalam Widiandari

(2018).

d. Jenis kelamin

Laki-laki cenderung lebih sering terkena penyakit hipertensi

2.8 Klasifikasi

Sejak tahun 2003, National Heart Lung And Blood Institute (NHLBI) bekerja

sama dengan National High Blood Pressure (NHBPEP) menyusun guideline

penanganan hipertensi secara global yang dikenal JVC-VII, yang merevisi JNC VI

tahun 1997 dengan konten yang lebih sempurna, ringkas dan jelas. Selain itu juga

didukung oleh data-data terbaru (1997-2003) yang diambil dari hasil percobaan klinik

dan observasi. tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 tahun diklasifikasikan

sebagai berikut (Aspiani, 2014)

34

Tabel 2.2

Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah distolik

Normal < 120 mmHg (dan)< 80 mmHg

Stadium 1 < 120-139 mmHg (atau) 80-89mmHg

Stadium II < 140-159 mmHg (atau) 90-89mmHg

Stadium III > = 160 mmHg (atau) > = 100 mmHg

Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya

tekanan darah. Dibagi menjadi dua:

2.8.1 Hipertensi Emergensi

Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat

antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau progresif

target akut atau progresif. Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan

organ target yang progresif dan diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang

segera dalam kurun waktu menit/jam.

2.8.2 Hipertensi urgensi

Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa

adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa

adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan darah

perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan tekanan darah harus dilaksanakan

35

dalam kurun waktu 24 - 48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih

lambat (dalam hitungan jam sampai hari).

2.9 Tanda dan Gejala Hipertensi

Sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara

tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan

tekanan darah tinggi padahal sebenarnya tidak. Gejala yang dimaksud adalah sakit

kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan. Yang bias

saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang yang tekanan

darahnya normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul

gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, gelisah, cemas, muntah, sesak nafas,

bahkan kesadaran menurun.

Menurur Kusuma (2018) tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:

2.9.1 Tidak adagejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah.

2.9.2 Gejala yanglazim

Gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.

Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan

pasien yang mencari pertolongan medis.

Menurut Tariggan (2016), gejala hipertensi bervariasi pada masing- masing

individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya antara lain sakit kepala,

36

kelelahan, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur karena adanya kerusakan

pada otak. Sedangkan menurut Sukarni dalam Juarni (2018), tanda dan gejala

hipertensi seperti tekanan darah naik sekitar 160/100 mmHg ke atas, retina tampak

cekung, jantung dan arteri yang melemah, nyeri kepala suboksipital, gangguan visual,

dan hipertropi ventrikel kiri.

2.10 Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara

yaitu, jantung memompa lebih kuat sehingga menalirkan lebih banyak cairan pada

setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga

mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri

tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang

sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi

pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena

arterioskalioresis. (Kusuma, 2018).

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi

vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (Arteriola) Hal Ini terjadi jika terdapat kelainan

fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garamdan air dari dalam

tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri engalami pelebaran,

banyak cairan keluar dari sirkulasi,maka tekanan darah akan menurun. Jika tekanan

darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume

darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bias meningkatkan

37

tekanan darah dan menghasilkan enzim yang disebut rennin, yang memicu

pembentukan hormone aldosterone. Ginjal merupakan organ penting dalam

mengendalikan tekanan darah, karena berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal

dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi (Tariggan,2016).

2.11 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Aspiani dalam Kusuma (2018) pemeriksaan hipertensi terdiri dari sebagai

berikut:

2.11.1 Pemeriksaan Laboratoriu mmeliputi:

1). Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit dan silinder. 2). Hemoglobin/Hematokrit.3).

Elektrolit darah: Kalium 4). Ureum/kreatinin.5). Gula darah puasa.6). Kolestrol total.

Pemeriksaan EKG

1) Hipertrofi ventrikelkiri.

2) Iskemia atau infarkmiokard

3) Peninggian gelombang P

4) Gangguan konduksi

2.11.2 Foto Rontgen

1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari tiga pada koarktasiaorta.

2) Pembendungan, lebarnya paru.

3) Hipertrofi parenkim ginjal

4) Hipertrofi vascular ginjal.

38

2.12 Penatalaksanaan

Menurut Muttaqin dalam Kusuma (2018), penatalaksanaan dari hipertensi

yaitu :

2.12.1 Penatalaksanaan Farmakologis

Apabila hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria perokok) atau bila

tekanan darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg serta bila sistolik nya

berada di atas 130 atau 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan

antihipertensi. Terapi farmakologis/obat-obatan antihipertensi dapat digunakan

sebagai obat tunggal atau dicampur dengan obat lain.

Klasifikasi obat hipertensi dibagi menjadi lima kategori yaitu:

1) Diuretik Clorthadilon, Hydromox, Lasix, Aldactone,Dyrenium

Diuretic bekerja memalui berbagai mekanisme mengurangi curah jantung

dengan mendorong ginjal meningkatkan eksresi garam dan airnya.

2) Simpatolitik

Penghambat adrenergic yang bekerja di sentral simpatolik. Pengahambat

adrenergic alfa, dan penghambat neuron adrenergic diklasifikasikan sebagai

penekan simpatelik, atau simpatolitik. Penghambat adrenergic beta yang telah

dibahas sebelumnya juga dianggap sebagai simpatolitik dan menghambat reseptor

beta.

3) Vasodilator arteriollangsung

39

Vasolidator yang bekerja langsung adalah obat tahap III yang bekerja dengan

merelaksasikan otot-otot polos dari pembuluh darah terutama arteri, sehingga

menyebabkan vasodilatasi. Dengan terjadinya vasodilatosi, tekanan darah akan

turun dan natrium serta air tertahan,sehingga terjadi edema perifer.

4) Diuretic

Dapat diberikan bersama-sama dengan vasodilator yang bekerja langsung

untuk mengurangi edema. Reflex takikardi disebabkan oleh vasodilatasi dan

menurunnya tekanan darah. Penghambat beta sering kali diberikan bersama-sama

dengan vasodliatir untuk menurunkan denyut jantung, hal ini untuk melawan

reflex takikardi. Dua dari vasodilator yang bekerja langsung adalah hidralazin dan

moniksidil. Obat ini digunakan untuk pengobatan hipertensi yang sedang dan

berat. Nitroprusid dan diazoksid diresepkan untuk hipertensi akut yang darurat.

Kedua obat terakhir ini merupakan vasodlitaor kuat yang dengan cepat

menurunkan tekanan darah. Nitroprusid bekerja pada pembuluh darah arteri dan

vena. Sedangkan diakzosid bekerja hanya pada pembuluh darah arteri. Efek

samping hidralazin cukup banyak, anatara lain: takikardi, palpitasi, edema,

kongesti hidung, sakit kepala, pusing, perdarahan saluran cerna,gejala-gejala

seperti lupus, dan gejala neurologis (kesemutan, baal). Minoksidil memiliki efek

samping yang serupa, yaitu: takikardi, edema dan pertumbuhan rambut yang

berlebihan. Dapat menyebabkan serangan angina. nitroprusid dan diazoksid dapat

menyebabkan reflex takikardi, palpitasi, kegelisahan, agitasi, mual dan bingung.

40

Hiperglikemi Dapat vtimbul dengan diakzisid karena obat ini menghambat

pelepasan insulin dn sel – sel pancreas.

5) Antagonis angiotensis

Obat dalam golongan ini menghambat enzim pengubah angiostensin (ACE)

yang nantinya akan menghambat pembentukan angiostensin II (vasokontriktor)

dan eksresi kalium. Jika aldosteron dihambat, natrium dieksresikan bersama-sama

dengan air. Katopril,enapril, lisinopril adalah ketiga anatagonis angiostensin. Obat-

obat ini dapat digunakan pada klien yang mempunyai kadar renim serum yang

tinggi. Efek samping dari obat – obatan ini adalah mual, muntah, diare, sakit

kepala, pusing, letih, insomnia, kalium serum yang berlebihan (hiperkalemia), dan

takikardi. Akibatnya resiko hiperkalemia obat-obat ini tidak boleh digunakan

bersama-sama diuretic hematkalsium.

2.12.2 Penatalaksanaan Nonfarmakologis

2.12.3 1). Diet makanan

Diet merupakan salah satu cara untuk menurunkan hipertensi. Faktor

makanan (kepatuhan diet) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada

pasien hipertensi. Penderita hipertensi sebaiknya patuh menjalankan diet hipertensi

agar dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Penderita hipertensi harus

tetap menjalankan diet hipertensi setiap hari dengan ada atau tidaknya sakit dan

gejala timbul. Hal ini dimaksudkan agar keadaan tekanan darah penderita

41

hipertensi tetpa stabil sehingga dapat terhindar dari penyakit hipertensi dan

komplikasinya (Perdana, 2017).

2). Olahraga

Olahraga dan hidup aktif diperlukan sebagai upaya pencegahan hipertensi.

Ketika sudah masuk ke hipertensi, olahraga atau latihan fisik bias dilakukan untuk

mengendalikan tinggi tekanan darah.

3). Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti meroko dan tidak mengkonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi

efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran

darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerjajantung.

4). Terapi Massase (Pijat)

Pada umunya pijat yang dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk

memperlancar aliran energi dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan

komplikasinya dapat diminimalisir ketika semua jalur energi untuk tidak terhalang

lagi oleh ketegagan otot dan hambatan lain maka resiko hipertensi dapat ditekan.

(M. Isra, 2017).

2.13 Faktor Resiko Hipertensi

2.13.1 Merokok

Merokok bukannya penyebab tekanan darah tinggi, tetapi dapat

mempengaruhi resiko yang cukup signifikan yang berkaitan dengan tekanan darah

tinggi, resiko terkena serangan jantung meningkat menjadi tiga kali lipat. Merokok

adalah faktor resiko yang sangat kuat, tidak hanya penyakit jantung koroner dan

42

stroke tetapi juga kanker mulut, hidung, tenggorokan, laring, paring, paruh,

kandung kemih, pancreas dan asma berbeda dengan semua faktor resiko lainnya,

mereka juga mempengaruhi teman dan keluarga melalui perokok pasif dan

menjadi contoh yang tidak baik untuk anak-anak anda. (Perdana,2017).

2.13.2 Batasi konsumia lkohol

Para dokter menyarankan kepada pasien mereka untuk menghindari minuman

beralkohol, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, para

peminum berat sangat beresiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari

pada mereka yang tidak minum alkohol.

2.13.3 Penanggulangan stres

Kita semua mungkin merasa tertekan di tempat kerja, di rumah, di sekolah, di

jalan. Semua tres dan amarah meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Dan

peningkatan itu mungkin bersifat sementara. Kita dapat menjauhkan stress dengan

pola kativitas fisik dan teknik napas dalam mengontrol system saraf.

2.13.4 Umur

Pada umumnya tekanan darah akan naik dengan bertambahnya umur terutama

setelah umur 40 tahun hal ini disebabkan oleh kaku dan menebalnya arteri karena

arteriosscekrosis sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa

darah melalui arteri tersebut.

43

2.13.5 Keturunan

Sekitar 70-80% orang dengan hipertensi, hipertensi primer ternyata memilih

riwayat hipertensi di dalam keluarganya. Apabila riwayat hipertensi didapatkan

pada kedua orang tuanya maka resiko terjadinya hipertensi dua kali lipat dibanding

dengan orang lain. Faktor genetikyangdiduga menyebabkan penurunan resiko

terjadinya hipertensi terkait pada kromosom 12p dengan postur tubuh pendek

disertai brachhydactyly dan efek neurovascular.

2.14 Komplikasi

Menurut Muttaqin dalam Kusuma (2018) komplikasi dari penyakit hipertensi

yaitu:

2.14.1 Stroke

Stroke terjdi akibat disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleH gangguan

pembuluh darah dan timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat

(dalam beberapa jam) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu. Hipertensi merupakan factor resiko tertinghistroke.

2.14.2 Infarkmiokard

Infark miokard terjadi apabila arteri koroner yang alterosklerotik tidak dapat

menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang

menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan

hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkium tidak dapat

dipenuhi dan dapat terjadi iskemi jantung yang menyebabkan infark.

44

2.14.3 Gagal ginjal

Gagal ginjal terjadi karena tekanan posesif akibat tekanan tinggi pada kapiler

glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke nefron akan

terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.

2.14.4 Ensefalopati (Kerusakan otak)

Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi terutama pada hipertensi maligna

(hipertensi yang meningkat cepat dan berbahay). Tekanan yang sangat tinggi pada

kelainan ini menyebabkab tekanan meningkat pada kapiler dan mendorong cairan

ke interstisial di seluruh susunan saraf pusat.

45

Bagan 2.1 Komplikasi Hipertensi

Sumber : (Setya Jati, 2014).

Hipertensi

Kerusakan Arteri BebanAkhir

Asterosklerosisyangdipercep

at

Dinding pembuluhdarah

yang melemah

Disfungsi

Distoli

Hipertensi

Vertikel Kiri

Distolik Suplai

Retional

Oksigen

miokardiu

Stroke

Iskemikda

ndiseks

Aneurisma

Hemoragik

Nefrosklerosis dan

gagal ginjal

stroke

Gagal jantung Iskemiadan

infakmiokard

Disfungsi

46

Konsep Diet

Keluarga

DukunganKeluarga

Faktor yang

mempengaruhi perilaku

:

- Pengetahuan

- Sikap

- Keterampilan/Praktik

Pengendalian

Perilaku Diet

Asfek-asfek dalam

perilaku diet :

- Asfekekternal

- Emosional

- Restrain/Pembatasan

GolonganD iet

- Gimmick - RendahKarbohidrat

- RendahLemak

- Rendah garam dan Natrium

- DASH

Faktor yang

mempengaruhi diet :

- Jenis Kelamin

- Usia

Dukungan Keluarga

dengan Pengendalian

perilaku diet hipertensi

2.15 Kerangka Teori

Bagan 2.2 Kerangka Teori

Sumber : Nuridayanti (2016), Friedman (2014),Kusuma (2018),Nisfiani (2014).

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan menggunakan

metodesurvei analitik melalui pendekatan Cross Sectional. Rancangan Penelitian

Cross Sectional Adalah suatu penelitianyang semua variabelnya, baik variabel

dependent maupun independent diobservasi atau dikumpulkan sekaligus dalam waktu

yang sama. (Notoatmojo, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Juli2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generasi yang terdiri atas objek /subjek yang

mempuyai kualitas dan kateristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan (Setiadi, 2013). Dimana populasi dalam penelitian

47

48

ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berobat di RSUD Makarti Jaya Kab.

Banyuasin Tahun 2021 selama 3 bulan terahir dari Januari sampai dengan Maret 2021

dengan jumlah 33 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dinggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Tehnik sampling pada penelitian

ini menggunakan tehnik Non Probability Sampling, dengan menggunakan metode

Total sampling yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sample, atau responden yang ditemukan cocok sebagai sumber

data (Setiadi, 2013).

3.4 Kerangka Konsep.

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar

variable (Setiadi, 2013).

Kerangka konsep dibawah ini dapat dejelaskan bahwa peneliti akan

mengetahui ada tidaknya hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku

diet pada pasien hipertensi di RSUD Makarti JayaKab. BanyuasinTahun 2021.

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

49

Dukungan

Keluarga

Perilaku

Diet

Hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku diet pada pasien

hipertensi di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin Tahun 2021

Bagan 3.1 Kerangka konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Keterangan:

Diteliti

50

Tabel 3.2

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional AlatUkur HasilUkur Skala

1.

Dukungan

Keluarga

tentang

kepatuhan diet

hipertensi dan

lansia.

Dukungan yang

diberikan oleh pihak

keluarga tentang

kepatuhan diet

hipertensi pada

keluarga sehingga

keluarga merasa

nyaman, diperhatikan,

dan dihargai, berupa

komponen dukungan.

1.Emosional

2.Informasional

3.Instrumental

4.Penilaian

Kusioner

terdiri dari 20

pernyataan

jawaban “ya”

diberiskor 1

dan “ tidak”

diberiskor 0

Dinyatakan

dalam kategori

baik, cukup dan

kurang.

Sehingga

didapatkan

penilaian

dukungan

keluarga yaitu:

1. 14-20 Baik

2. 7-13 Cukup

3. 0-6 Kurang

Ordinal

51

2. Perilaku Diet

Hipertensi pada

lansia.

kegiatan membatasi dan

mengontrol makanan

atau kalori yang akan

dimakan dengan tujuan

untuk mengurangi berat

badan.

Kusionerter

diri dari 20

pernyataan

jawaban “ya”

diberiskor 1

dan “ tidak”

diberi skor 0

Dinyatakan

dalam kategori

baik, cukup dan

kurang.

Sehingga

didapatkan

penilaian

dukungan

keluarga yaitu:

1. 14-20 Baik

2. 7-13 Cukup

3. 0-6 Kurang

Ordinal

3.6 Hipotesis

Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku diet

pada pasien hipertensi.

3.7 Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepda subjek dan proses

pengumpulan karakterisrik subjek yang diperlukan dalam suatu peneitian

(Nursalam,2013).

52

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil

pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain. (Setiadi, 2013). Pada penelitian ini

data diperoleh dengan memberikan kuersioner kepada pasien hipertensi yang berobat

ke RSUD Makarti Jaya. Data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah

data dukungan keluarga dalam pengendalian perilaku diet hipertensi.

b. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang mendukung untuk

penelitian data yang diambil oleh peneliti adalah jumlah pasien hipertensi yang

berobat di RSUD Makarti Jaya dengan jumlah sebayak 33 orang dalam tiga bulan

terahir.

2. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah seluruh alat yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, mnyelidiki suatu masalah atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa

dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan

suatu masalah atau menguji suatu hipotesis (Saryono, 2011 dalam Yatmin, 2017).

Dimana kuesioner ini disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu pada

kerangka konsep dan teori yang telah dibuat. Alat instrumen yang digunakan adalah

kuisioner.

a. Dukungan keluarga

Instrumen pengumpulan data pada dukungan keluarga menggunakan kuersioner

yang diadopsi dari kuesioner Imran, dkk (2014) dengan jumlah pertanyaan dukungan

53

keluarga sebanyak 20 pertanyaan yang kemudian peneliti ubah/modifikasi lagi yang

selanjutnya dilakukan uji validitas. Kuersioner dukungan keluarga terdiri dari 18

pertanyaan dimana 4 pertanyaan untuk dukungan emosional, yang terdiri dari 3

pertanyaan positif nomor 1,2,3 dan 1 pertanyaan negatif nomor 4. Untuk dukungan

penghargaan terdiri dari 4 pertanyaan, yaitu 3 pertanyaan positif nomor 1,2,3 dan 4

pertanyaan negative nomor 5. Untuk dukungan Informasional terdiri dari 5

pertanyaan, terdiri dari 4 pertanyaan positif nomor 2,3,4 dan 1 pertanyaan negatif no

nomor 1. Untuk dukungan Instrumental terdiri dari 5 pertanyaan, terdiri dari 3

pertanyaan positif nomor 1,4,5 pertanyaan negatif nomor 2 dan nomor3.

Dengan menggunakan skala Guttman terbagi menjadi dua tipe yaitu favourable

dan unfavourable. Favourable merupakan pernyataan yang bersifat positif yang

mempunyai skor yaitu 4 untuk jawaban selalu (SLL), skor 3 untuk jawaban sering

(S), skor 2 untuk jawaban Jarang (J) dan skor 1 untuk jawaban tidak pernah (TP),

sedangkan unfavourable merupakan pernyataan yang bersifat negatif yang

mempunyai skor 1 untuk jawaban selalu (SLL), skor 2 untuk jawaban sering (S), skor

3 untuk jawaban Jarang (J) dan skor 4 untuk jawaban tidak pernah (TP).

b. Pengendalian Perilaku Diet

Instrumen pengumpulan data pada perilaku diet menggunakan kuersioner yang

diadopsi dari kuesioner Kusuma, (2018) dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10

pertanyaan yang kemudian peneliti ubah/modifikasi sehingga menjadi 18 pertanyaan

dan setelah dilakukan uji validitas jumlah pertanyaan yang valid sebanyak 14

pertanyaan, dimana pertanyaan positif pada nomor 2,3,4,5,6,7,9,10,11,13 dan 14.

54

Sedangkan pertayaan negatif nomor pada nomor 1,8 dan 12. Diman kuesioner ini

menggunakan skala Guttman terbagi menjadi dua tipe yaitu favourable dan

unfavourable. Favourable merupakan pernyataan yang bersifat positif yang

mempunyai skor yaitu 4 untuk jawaban selalu (SLL), skor 3 untuk jawaban sering

(S), skor 2 untuk jawaban Jarang (J) dan skor 1 untuk jawaban tidak pernah (TP),

sedangkan unfavourable merupakan pernyataan yang bersifat negatif yang

mempunyai skor 1 untuk jawaban selalu (SLL), skor 2 untuk jawaban sering (S), skor

3 untuk jawaban Jarang (J) dan skor 4 untuk jawaban tidak pernah(TP).

3.8 Pengelolaan Data

1) Editing (memeriksa)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah

data terkumpul.

2.) Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang

terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan

analisis data menggunakan Komputer pada program SPSS. Pada penelitian untuk

variabel dukungan keluarga, kuesioner berjumlah 18 pertanyaan dimana skalla yang

digunakan menggunakan skalla Ghuttman. Berdasarkan jawaban untuk pertanyaan

dukungan keluarga jawaban selalu = 4, sering = 3, jarang = 2, tidak Pernah = 1.

Begitu juga untuk variabel perilaku diet, kuesioner berjumlah 14 dengan

menggunakan skalla Ghuttman. Jawaban pertanyaan perilaku diet untuk jawaban

selalu = 4, sering = 3, jarang = 2, tidak Pernah = 1.

55

3) Entri data

Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

master tabel atau database komputer kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana. Entri data pata penelitian ini meliputi data master tabulasi data dukungan

keluarga dan perilakudiet.

4) Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah

dimasukkan kedalam tabel atau database komputer agar terlihat ada atau tidaknya

kesalahan. Mungkin dapat terjadi kesalahan pada saat memasukkan data, maka dari

itu peneliti melihat kembali

5) Scoring

Adalah memberikan pengkodean terhadap item-item yang perlu diberi penilaian

atau skor terhadap hasil pengisian kuesioner pada responden, kemudian hasil

pengisian kuesioner dikelompokkan dalam bentuk nominal, untuk mengetahui

distribusi penyebaran data frekuensi masing-masing. Pada penelitian ini skor jawaban

pada kuesioner dukungan keluarga dilakukan penjumlahan sehingga mendapatkan

total skor. Begitu juga untuk kuesioner pengendalian perilaku diet, kemudian dengan

menggunakan program SPSSdiperoleh nilai median, dan dari nilai median inilah

dapat menentukan skor kategorik. Dimana untuk kategori dukungan keluarga baik

dengan kode 2 dan untuk kategori dukungan keluarga kurang baik kode 1, begitupun

untuk jawaban perilaku diet kategori baik kode 2 dan kurang baik 1.

56

6) Mengeluarkan informasi

Hasil dari pengolahan data disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan.

3.9 Analisa Data

Analisa data dilakukan dalam dua tahap yaitu :

3.9.1 Analisa Univariat

Analisis Univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis ini

hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap Variable.

(Notoatmodjo,2014).

Analisa data dilakukan secara univariat dimakduskan ntuk mengahasilakn

distribusi dan persentase dari variabel. Analisa univariat dilakukan untuk melihat

gambaran setiap variabel dari hasil penelitian, dalam analisa ini hanya menhasilkan

distribusi frekuansi relatif dimana frekuensi setiap kelas diubah dalam bentuk

persentase.

3.9.2 Analisa Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel indefendent

(dukungan keluarga sebagai informasi, instrumental, penilaian, dan emosional) dengn

variable defendent (perilaku diet). Uji statistik yang digunakan adalah uji kai kuadrat

(Chi-Squere) dan dengan menggunakan jasa computer. Uji Chi-Squere adalah suatu

tehnik statistik yang dimaksudkan untuk menguji hubungan dua variabel atau ada

57

tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, apabila terdapat P

value<0,05 maka variabel tersebutberhubungan dengan variabel perilaku diet ,dan

bila nilai P Value>0,05 maka variabel tersebut tidak berhubungan.

3.10 Etika Penelitian

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain :

c. Informed consent

Informed consent merupakan suatu bentuk antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

menjadi responden. Tujuan dari informed concent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek tidak bersedia

maka peneliti harus menghormati hak mereka. Beberapa informasi yang harus ada

dalam informed concent adalah partisipasi responden, tujuan dilakukan tindakan,

jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang

akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain.

d. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat.

58

e. Justice

Peneliti tidak melakukan diskriminasi saat memilih responden penelitia, lembar

persetujuan dibacakan oleh peneliti kepada responden dan jika tidak setuju menjadi

responden, maka lembar tersebut ditanda tangani oleh responden.

f. Confidentially (Kerahasiaan)

Kerahasiaan merupakan memberikan jaminan kerahasiaan baik informasi maupun

masala - masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti. Penulis tidak meyebarluaskan identitas responden untuk

menjaga kerahasiaan responden.

g. Protection from discomport

Selama peneliti melakukan penelitian, semua klien dijadikan responden tidak ada

yang mengundurkan diri pada saat penelitian.

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN RSUD MAKARTI JAYA KAB. BANYUASIN

4.1.1 Sejarah RSUD Makarti Jaya Kelas D Pratama Kabupaten Banyuasin

RSUD Makarti Jaya Kelas D Pratama didirikan pada tanggal 18 Februari

2015 diatas tanah yang telah dihibahkan dari tanah lokasi pasar lama Kelurahan

Makarti Jaya, Kecamatan Makarti Jaya dengan ukuran 96 M x 100 M yang berlokasi

di RT.02 dan RT 03 LK II Kelurahan Makarti Jaya. Tujuandidirikan RSUD Makarti

Jaya Kelas D Pratama adalah untuk memfasilitasi masyarakat daerah perairan dalam

pengadaan sarana dan prasarana kesehatan yang memenuhi standar pelayanan untuk

menunjang pelayanan kesehatan yang prima, dan menjadikan RSUD Makarti Jaya

Kelas D Pratama sebagai pusat rujukan daerah perairan di Kabupaten Banyuasin.

4.1.2 Wilayah Kerja Dan Letak Geografis

RSUD Makarti Jaya Kelas D Pratama terletak di Kelurahan Makarti Jaya,

Kecamatan Makarti Jaya, Kabupaten Banyuasin.Wilayah kerja RSUD Makarti Jaya

Kelas D Pratama adalah wilayah perairan di Kabupaten Banyuasin dengan cakupan 2

Kecamatan.

59

60

a. Batas wilayah kerja adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Banyuasin II (Sungsang),

Selat Bangka

Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Air Saleh (Upang Jaya)

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Muara Telang,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Air Saleh

Batas Wilayah dalam Kecamatan Makarti Jaya

Sebelah Utara berbatasan Jalan Sultan Agung

Sebelah Selatan berbatasan dengan PerumahanWarga

Sebelah Barat berbatasan dengan Mushola Baitul Akbar

Sebelah Timur berbatasan dengan Lorong Melati 2

U

Gambar 1.Peta wilayah kerja Rsud Makarti Jaya Kelas D Pratama

61

4.1.3 Akses Pencapaian Rujukan

Lokasi RSUD Makarti Jaya Kelas D Pratama terletak di Kabupaten Banyuasin

dengan wilayah perairan sebagai pemisah. Sehingga untuk mecapai RSUD Makarti Jaya

Kelas D Pratama dari Kota Palembang hanya dapat ditempuh dengan menggunakan

transportasi air. Dalam merujuk pasien ke Rumah sakit yang lebih tinggi dari aspek rasio

jarak lebih dekat ke daerah perkotaan terutama Palembang yang dapat ditempuh dengan

jarak 60 km dengan rentan waktu ± 1 sd 2 jam perjalanan dengan akses boat air. Bila kita

mengacu ke RSUD Banyuasin maka akan menempuh lebih banyak waktu dan rasio jarak

yang sangat jauh ± 110 km dengan waktu 3,5 sd 5 jam perjalanan.

U

Gambar 2.Peta RSUD Makarti Jaya Kelas D Pratama

62

4.2 Hasil Penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yaitu untuk mencari

hubungan variabel dukungan keluarga sebagai emosional, penghargaan, instrumental,

dan informasionaldengan variabel perilaku diet ,uji statistikyang digunakan adalah uji

Chi Square dan instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Metode penelitian sampel dalam dalampenelitian ini yaitu menggunakan metode

total sampling, sampelyang didapat selama penelitian berjumlah 61 responden yaitu

semua pasien hipertensi yang berobat di RSUD Makarti Jaya Kab. Banyuasin,

penelitian dilaksanakan pada tanggal 14Juni sampai dengan 21Juni 2021.

Pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari analisa univariat dan bivariat sebagai

berikut :

4.2.1 Analisa Univariat

4.2.1.1 Dukungan Keluarga

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Dukungan Keluarga pada Pasien Hipertensi di RSUD

Makarti Jaya Kab. Banyuasin 2021

No Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 48 78,7

2 Kurang Baik 30 21,3

Total 61 100.0

Sumber : Penelitian Mayasari (2021)

Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan dari 61responden, terdapat 48

orang responden (78,7%) dukungan keluarga baik, lebih banyak dibandingkan

dukungan keluarga kurang baik sebanyak 30 orang responden (21,3%).

63

4.2.1.2 Perilaku Diet

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Perilaku Diet pada Pasien Hipertensi di RSUD

Makarti Jaya Kab. Banyuasin 2021

No Perilaku Diet Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 41 67,2

2 Kurang Baik 20 32,8

Total 61 100.0

Sumber : Penelitian Mayasari (2021)

Berdasarkan hasil yang di yang dapat menunjukkan dari 61responden, terdapat

41 orang responden (67,2%), perilaku diet baik dan (78,7%) dukungan keluarga baik,

sedangkan perilaku diet kurang baik sebanyak 20 responden (32,8%).

4.2.2 Analisa Bivariat

4.2.2.1 Hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku diet pada

pasienhipertensi.

Tabel 4.3

Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pengendalian Perilaku Diet pada

Pasien Hipertensi

No

Dukungan

Keluarga

Perilaku Diet

Jumlah

P

Value OR

Kurang

Baik

Baik

n % n % n %

1 Kurang baik 14 46,7 16 53,3 30 100.0

0,000 12.688 2 Baik 2 6,5 29 95,3 31 100.0

Jumlah 16 26,2 45 73,8 61 100.0

Sumber : Penelitian Mayasari (2021)

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 61 responden, terdapat 30

responden (100%) dukungan keluarga kurang baik, dengan 14 responden (46,7%)

64

perilaku diet kurang baik dan 16 responden (53,3%) memiliki perilaku diet yang baik.

Selanjutnya 31 responden(100%) dengan dukungan keluargabaik, dengan 2

responden (6,5%) memiliki perilaku diet kurang baik dan 29 responden (95,3%)

perilakudiet baik. Hasil Uji statistik yang menggunakan uji chi Square dengan tabel

(2x2) dan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai P Value = 0,000 (p ≤ 0.05)

sehingga dapat disimpulkan ada hubungan signifikan dukungan keluarga dengan

perilku diet. Berdasarkan hasil analisis di dapatkan juga nilai OR = 12.688 artinya

dukungan keluarga yang baik memiliki peluang 12.688kali terhadap pengendalian

perilaku diet dibandingkan dengan dukungan keluarga kurang baik.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan dari 61 responden, terdapat 48

orang responden (78,7%) dukungan keluarga baik, lebih banyak dibandingkan

dukungan keluarga kurang baik sebanyak 30 orang responden (21,3%).

Menurut Sarwono, dalam Widiandari (2018) Dukungan keluarga merupakan

upaya yang diberikan kepada anggota keluarga lain baik moril maupun materil

dengan untuk dapat memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan.

Sedangkan menurut Friedman (2013), dukungan keluarga adalah proses yang terjadi

secara terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia, yang berfokus pada

interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana yang

dievaluasi oleh individu. Dimana dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan

65

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang bersifat mendukung dan selalu

siap memberikan bantuan jika diperlukan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh widiandari (2018),

dilakukan pada 40 responden terdapat 26 responden (65,2)% dukungan keluarga baik,

dengan nilai P Value 0,000.Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Saputra (2016)terdapat 26 responden (65%) dukungan keluarga patuh terhadap

pelaksanaan diet dan 14 respoden (35%) dukungan keluarga tidak patuh terhadap

pelaksanaan diet, dengan nilai signifikan P Value 0,000.

Berdasarkan hasil penelitian, teori maka peneliti berpendapat bahwa dukungan

keluarga sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi kesehatan terutama pada pasien

hipertensi dalam yang sedang berusia tua maupun muda dan yang mengalami

penurunan baik secara fisik dan psikis, keluarga selalu memberikan memotivasi

anggota keluarganya untuk berobat, menemani saat kontrol ke puskesmas, merawat

dengan penuh kasih sayang dirumah, dan mengingatkan saat waktu untuk minum

obat.

4.3.2 Perilaku Diet

Berdasarkan hasil yang di yang dapatmenunjukkan dari 61responden, terdapat

41 orang responden (67,2%), perilaku diet baik dan (78,7%) dukungan keluarga baik,

sedangkan perilaku dietkurang baik sebanyak 20 responden (32,8%).

Perilaku diet adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pasien

hipertensi dalam pengaturan asupan makan dan minuman mencegah terjadinya

komplikasi dan penyakit lanjutan dari hipertensi (Syafrandi, 2016).Pengendalian

66

perilaku diet pada pasien hipertensi dipengaruhi oleh usia, karena semakin tua usia

seseorang maka kemampuan dan semakin daya ingat seseorang akan menurun

sehingga akan mempengaruhhi pemahaman dan respon yang berbeda terhadap

penangannya penyakitnya, Tarigan dkk. (2016).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nisfiani (2014),

pada 71 responden, 25 reponden (35,2%) memiliki dukungan keluarga baik terhadap

kepatuhan diet hipertensi dan 46 responsen (64,8%) memiliki dukungan keluarga

kurang baikbaik terhadap kepatuhan diet hipertensi, dengan P Value =

0,012.Penelitian yang sama dilakukan oleh Rachmawati, (2013) pada 8 responden di

dapatkandari 5 responden (62,5%) memiliki dukungan keluarga baik dan 3 responden

(37,5%) kurang baik.

Dari pendapat dan hasil penelitian diatas maka penelitin berpendapat

bahwakekambuhan hipertensi dipengaruhi oleh perilaku diet penderita hipertensi

yang tidak terkontrol sehingga suplai makanan yang masuk kedalam tubuh lebih dari

batas normal, sehingan peneliti menyimpulkan perilaku diet pengaturan asupan

makanan dan minuman yang masuk dan keluar sesuai dengan kapasitas tubuh dengan

tetap memperhatikan keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

4.3.3 Hubungan antara Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Diet pada Pasien

Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 61 responden, terdapat 30

responden (100%) dukungan keluarga kurang baik, dengan 14 responden (46,7%)

perilaku diet kurang baik dan 16 responden (53,3%) memiliki perilaku diet yang baik.

67

Selanjutnya 31 responden(100%) dengan dukungan keluargabaik, dengan 2

responden (6,5%) memiliki perilaku diet kurang baik dan 29 responden (95,3%)

perilakudiet baik. Hasil Uji statistik yang menggunakan uji chi Square dengan tabel

(2x2) dan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai P Value = 0,000 (p ≤ 0.05)

sehingga dapat disimpulkan adahubungan signifikan dukungan keluarga dengan

perilku diet. Berdasarkan hasil analisis di dapatkan juga nilai OR = 12.688artinya

dukungan keluarga yang baik memiliki peluang 12.688kali terhadap pengendalian

perilaku diet dibandingkan dengan dukungan keluarga kurang baik.

Menurut Gottlieb dalam Damayanti (2018), dukungan keluarga merupakan

dukungan pertama yang diterima keluarga, karena keluarga adalah orang yang paling

dekat dengan individu dan memiliki peluarg paling besar untuk memberikan bantuan.

Adanya dukungan keluarga menjadi semangat dalam menjalani terapi pengobatan

hipertensi, tujuan dukungan keluarga untuk meredakan rasa cemas dan memeberikan

ketenangan.Sedangkan menurut Tarigan (2016), dukungan keluarga adalah dukungan

yang bersifat nyata ataupun dukungan dalam bentuk motivasi yang bertujuan untuk

meringankan beban bagi individu yang yang berada dalam lingkungan keluarga.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imran, dkk. (2014).

dari 70 responden yang diteliti, 37 responden (52,9%). mendapatkan dukungan

keluarga baik dengan kepatuhan pengendalian hipertensi, 11 responden (15,7%),

mendapatkan dukungankeluarga cukup dan 2responden (2,9%) memiliki dukungan

keluarga buruk dengan kepatuhan pengendalian hipertensi, dengan p-value

=0,004.Dan penelitian ini juga sejalan Ningrum (2012), dari 58 responden, 34

68

responden (58,6%)dukungan keluarga cukup dengan perilakumakan cukup baik, dan

data yang paling sedikit yaitu dukungan keluarga cukup dan perilaku makan buruk

sebanyak 2 responden (3,4%), dengan p-value =0,000.

Berdasarkan penelitian dan pendapat diatas, maka peneliti beramsumsi bahwa

penderita hipertensi dalam pengendalian perilaku diet, memerlukan dorongan,

perhatian dari anggota keluarganya untuk membuatnya bersemangat dalam menjalani

terapi diet dan pengendalian perilaku dietnya, dukungan keluarga dapat mengurangi

rasa cemasyang dirasakan, apabila ada dorongan dari keluarga rasa percaya diri akan

bertambah dan motivasi untuk melakukan pengobatan dan menjalani terapi.

4.4 Keterbatasan Penelitian

Pada saat penelitian banyak dari responden yang sudah usia lanjut, sehingga

kuesioner harus di bacakan dan dijelaskan satu persatu sehingga menyita waktu.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Makarti Jaya Tahun 2021,

disimpulkan bahwa :

1. Distribusi frekuensi dukungan keluarga baik (78,8%), di RSUD Makarti

Jaya.

2. Distribusi frekuensi perilaku diet baik (67,2%) pada pasien hipertensi di

RSUD Makarti Jaya.

3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pengendalian perilaku

diet pada pasien hipertensi di RSUD Makarti Jaya. Ini ditunjukkan

dengan uji chi square P value = 0,000, dengan nilai OR 12,688.

5.2 Saran

Dengan memeperhatikan hasil penelitian dengan segala keterbatasan yang

peneliti miliki maka perlu kiranya ada saran yang dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Rumah Sakit

Di harapkan pada RSUD Makarti Jaya untuk memaksimalkan program yang

berhubungan dengan lansia seperti posyandu lansia, mengingat lansia merupakan

kelompok yang beresiko terhadap penyakit.

69

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan masukkan dan ilmu baru dalam pengembangan keilmuan

dan keterampilan di bidang keperawatan dasar serta dapat memberikan informasi

khususnya tentang masalah dukungan keluarga an dalam pengendalian hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Di harapkan dapat memberilan manfaat dan gambaran bagi peneli

selanjutnya apabila ingin melakuka penelitian mengenai dukungan keluarga dan

pengendalian perilaku diet pada pasien hipertensi dan menambah wawasan

mengenai dukungan kelaurga dengan pengendalian perilaku diet hipertensi

sebelum melakukan penelitian dilapangan selanjutnya.

70

70

DAFTAR PUSTAKA

Puspita, Anggraeni, Siti Aisah & Sutoyo. 2012. Sikap terhadap Kepatuhan DIIT

Hipertensi dengan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Doro II Kabupaten Pekalongan.Fikkes Vol. 5 No. 1.

Diakses 3 April 2021.

Fatmi, Elizar, Teuku Tahlil, Mulyadi. 2017. Faktor Determinan Kepatuhan Diet

pada Pasien Hipertensi dengan Pendekatan Health Promotion Model

(HPM).Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah. Diakses 3

April 2021.

Koyongian, Agnes Stella, Rina Kundre, Jill Lolong. 2015. Hubungan Peran

Keluarga Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi Di Desa Batu

Kecamatan Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. E Journal

Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 3.Diakses 2 April 2021.

Jati, Dwi Nursanti. 2012. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Pasien

Hipertensi Untuk Melakukan Kunjungan Perawatan Di Instalasi Rawat

Jalan Rumah Sakit Islam Surakarta. Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas

Muhammadiyah Surakarta.Diakses 4 April 2021.

Nisfiani, Arasti Dita. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit

Hipertensi Pada Lanjut Usia Di Desa Begajah Kecamatan Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo. . Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas

Muhammadiyah Surakarta.Diakses 4 April 2021.

Perdana, Muhammad Algisa. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Kepatuhan Diit Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Depok

Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta.Program Studi Ilmu

Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas „Aisyiyah

Yogyakarta. Diakses 2 April 2021.

Irmawati, Dewinta. 2018.

Hubungan Tingkat Pengetahuan DanDukungan Keluarga Dengan

Motivasipengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah

Kerja PuskesmasNogosari Boyolali. Program Studi Keperawatan (S1)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah SurakartaDiakses 2

April 2021.

Tarigan, Alimana Rospitaria, Zulhaida Lubis, Syarifah. 2018.Pengaruh

Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Keluarga Terhadap Diet Hipertensi

Di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016. JURNAL

KESEHATAN Vol 11 No 1.Diakses 2 April 2021.

Cahyawaty, Mega Intan. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku

Lansia dalam Pengendalian Hipertensi di Wilayah Puskesmas

Pilangkenceng Kabupaten Madiun. Program Studi S1 Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Diakses 3 April 2021.

LAMPIRAN

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGENDALIAN

PERILAKU DIET PADA PASIEN HIPERTENSI.

A. Kuesioner Dukungan keluarga 1. Identitas Responden Nama : Umur : Jenis Kelamin :

2. Petunjuk Pengisian Kuesioner

Silahkan baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan Kemudian isilah pertanyaan- pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kebiasaan

anda dan keluarga anda, dengan tanda chesklist (√) pada kolom yang telah

disediakan dengan pilihan:

Keterangan: SLL = Selalu, S = Sering, J = Jarang, TP = Tidak Pernah.

No.

PIRAN

Selalu

(SLL)

4

Sering

(S)

3

Jarang

(J)

2

Tidak

Pernah

(TP)

1

Dukungan Keluarga

1. Keluarga selalu memberi dorongan

kepada saya untuk tetap menjaga

kesehatan dirinya.

2. Keluarga menganjurkan kepada saya

untuk selalu melaksanakan terapi

dokter seperti diet, berobat dan

berolahraga sesuai anjuran.

3. Keluarga selalu mengingatkan jika

saya lupa dan melanggar terapi dari

dokter (diet, minum obat dan

olahraga).

4. Keluarga membiarkan saya makan

dan minum apa saja yang disukai

walaupun itu tidak sesuai anjuran.

(emosional)

6. Keluarga tidak marah ketika saya

tidak mau menaati aturan terapi (diet,

berobat, olahraga) yang telah

ditetapkan.

7. Keluarga tidak mengawasi

pelaksanaan aturan terapi

(diet,berobat, olahraga) yang

sedangsaya

jalani.

8. Keluarga memberikan suasana nyaman

di rumah

9. Keluarga sulit menerima saya apa

adanya dengan segala keterbatasan

(Penghargaan)

10. Keluarga tidak pernah mengingatkan saya untuk selalu mematuhi aturan terapi (diet, berobat, olahraga) yang

sedang dijalani.

11. Keluarga mencari informasi tentang

pengobatan untuk membantu saya

dalam penyembuhan penyakit

hipertensi

12. Keluarga memberitahu makanan apa

saja yang harus dihindari

13. Keluarga memberitahu semua

informasi tentang tujuan dan manfaat

dari aturan terapi (diet, berobat,

olahraga) yang sedang dijalani.

(informasional)

15. Keluarga keberatan membiayai

pengobatan saya.

16. Keluarga tidak pernah meluangkan

waktu untuk mendengarkan cerita

ataupun keluhan-keluhan yang ingin

saya sampaikan.

17 . Keluarga saya sering menyuruh saya

untuk istirahat apabila saya merasa pusing dan kecapek an.

18. Saya dan anggota keluarga lainnya

berdiskusi untuk mengatasi masalah

yang timbul karena hipertensi

(Instrumental)

Total

B. Kuesioner Perilaku Diet Hipertensi

1. Petunjuk Pengisian Kuesioner: Silahkan baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan kemudian isilah pertanyaan-pertanyaan ini sesuai dengan kebiasaan anda

(keluarga anda) yang terkena hipertensi dengan tanda checklist (√) pada kolom

yang telah disediakan dengan pilihan: Sering : Skort 4 Kadang-kadang : Skort 3

Pernah : Skort 2 Tidak Pernah : Skort 1

No.

Pertanyaan

Selalu

(SLL) 4

Sering (S)

3

Jarang

(J)

2

Tidak

Pernah

(TP)

1

1. Keluaraga melarang saya makan

makanan yang bersantan seperti nasi

padang dan kuah soto yang bersantan.

2. Keluarga menyuruh saya mengurangi makan dengan bumbu kecap, dan saos.

3. Keluarga Saya masih memasak

menggunakan makanan yang diolah

menggunakan bahan tambahan seperti

taucho

4. Keluarga Saya tidak lagi memasak

makanan yang mengandung mentega

da margarine

5. Keluarga melarang saya makan makana cepat saji yang mengandung bahan pengawet.

6. Keluarga mengingatkan saya untuk tidak memasak menggunakan penyedap rasa.

7. Keluarga menyarankan saya untuk mengurangi makan gorengan .

8. Keluarga saya gemar masak lauk

makan dari seefood seperti kerang,

cumi, kepitingdan udang.

9. Keluarga Saya menyediakan sayur seperti:buncis, bayam, brokoli, mentimun, wortel, dan kangkung untuk saya makan.

10. Keluarga Saya menyediakan makanan kacang-kacangan seperti: kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai, tahu, tempe

11. Keluarga menyuruh saya mengurangi

makan daging merah :daging sapi,

daging kambing

12. Keluarga menyarankan saya komsumsi buah-buahan seperti: lemon dan tomat.

13. Keluarga melarang saya meminum

kopi untuk setiap hari

14. Keluarga menyuruh saya menghindari

minum minuman kaleng yang

bersoda.

Uji Validitas dan Reabilitas

Tabel. Hasil Uji Validitas variabel Dukungan Keluarga.

No.

Item

r hitung r tabel Kesimpulan

1 0,444 0,349 Valid

2 0,509 0,349 Valid

3 0,437 0,349 Valid

4 0,498 0,349 Valid

5 0,527 0,349 Tidak Valid

6 0,505 0,349 Valid

7 0,505 0,349 Valid

8 0,579 0,349 Valid

9 0,657 0,349 Valid

10 0,579 0,349 Valid

11 0,639 0,349 Valid

12 0,185 0,349 Tidak Valid

13 0,503 0,349 Valid

14 0,544 0,349 Valid

15 0,555 0,349 Valid

16 0,807 0,349 Valid

17 0,872 0,349 Valid

18 0,388 0,349 Valid

19 0,592 0,349 Valid

20 0,676 0,349 Valid

Tabel.Hasil Uji validitas variabel Perilaku Diet.

No. Item r hitung r tabel Kesimpulan

1 0,321 0,349 Valid

2 0,369 0,349 Valid

3 0,790 0,349 Valid

4 0,603 0,349 Valid

5 0,513 0,349 Valid

6 0,874 0,349 Valid

7 0,335 0,349 Valid

8 0,375 0,349 Valid

9 0,874 0,349 Valid

10 0,544 0,349 Valid

11 0,365 0,349 Valid

12 0,483 0,349 Valid

13 0,422 0,349 Valid

14 0,294 0,349 Tidak Valid

15 0,467 0,349 Valid

16 0,112 0,349 Tidak Valid

17 0,383 0,349 Valid

Tabel. Hasil Uji Reabilitas variabel

Dukungan Keluarga.

No. Item Combach Alpha N Of Item

1 411 6

2 411 6

3 411 6

4 411 6

5 411 6

6 731 6

7 731 6

8 731 6

9 731 6

10 731 6

11 666 6

12 666 6

13 666 6

14 666 6

15 666 6

16 716 6

17 716 6

18 716 6

19 716 6

20 716 6

Tabel.Hasil Uji Reabilitas variabel variabel Perilaku Diet.

No. Item Combach Alpha N Of Item

1 411 6

2 411 6

3 411 6

4 411 6

5 411 6

6 752 6

7 752 6

8 752 6

9 752 6

10 767 8

11 767 8

12 767 8

13 767 8

14 767 8

15 767 8

16 767 8

17 767 8

Frequencies

Statistics

Dukungan_Kekluarga Perilaku_Diet

N Valid 61 61

Missing 1 1

Mean 48.23 41.03

Median 49.00 41.00

Mode 48a 43

Std. Deviation 2.680 1.958

Variance 7.180 3.832

Skewness -.775 -.681

Std. Error of Skewness .306 .306

Kurtosis .069 -.653

Std. Error of Kurtosis .604 .604

Range 11 7

Minimum 41 36

Maximum 52 43

Sum 2942 2503

Dukungan_Kekluarga Perilaku_Diet

N Valid 61 61

Missing 1 1

Mean 48.23 41.03

Median 49.00 41.00

Mode 48a 43

Std. Deviation 2.680 1.958

Variance 7.180 3.832

Skewness -.775 -.681

Std. Error of Skewness .306 .306

Kurtosis .069 -.653

Std. Error of Kurtosis .604 .604

Range 11 7

Minimum 41 36

Maximum 52 43

Sum 2942 2503

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

Dukungan_Kekluarga

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 41 1 1.6 1.6 1.6

42 2 3.2 3.3 4.9

44 4 6.5 6.6 11.5

45 4 6.5 6.6 18.0

46 3 4.8 4.9 23.0

47 5 8.1 8.2 31.1

48 10 16.1 16.4 47.5

49 10 16.1 16.4 63.9

50 8 12.9 13.1 77.0

51 10 16.1 16.4 93.4

52 4 6.5 6.6 100.0

Total 61 98.4 100.0

Missing System 1 1.6

Total 62 100.0

Perilaku_Diet

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 36 1 1.6 1.6 1.6

37 1 1.6 1.6 3.3

38 8 12.9 13.1 16.4

39 5 8.1 8.2 24.6

40 5 8.1 8.2 32.8

41 12 19.4 19.7 52.5

42 8 12.9 13.1 65.6

43 21 33.9 34.4 100.0

Total 61 98.4 100.0

Missing System 1 1.6

Total 62 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan.keluarga *

Perilaku.diet

61

98.4%

1

1.6%

62

100.0%

Perilaku_Diet

Chi-Square Testsd

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 12.743a 1 .000 .000 .000

Continuity Correctionb 10.749 1 .001

Likelihood Ratio 13.917 1 .000 .000 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 12.534

c 1 .000 .000 .000 .000

N of Valid Cases 61

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is7.87.

b. Computed only for a 2x2table

c. The standardized statistic is3.540.

d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carloresults.

Crosstabs

Perilaku.diet

Total

kurang baik baik

Dukungan.keluarga kurang baik Count

% within Dukungan.keluarga

% within Perilaku.diet

% of Total Residual

Std. Residual

Adjusted Residual

14 16 30

46.7% 53.3% 100.0%

87.5% 35.6% 49.2%

23.0% 26.2% 49.2%

6.1 -6.1

2.2 -1.3

3.6 -3.6

baik Count

% within Dukungan.keluarga

% within Perilaku.diet

% of Total Residual

Std. Residual

Adjusted Residual

2 29 31

6.5% 93.5% 100.0%

12.5% 64.4% 50.8%

3.3% 47.5% 50.8%

-6.1 6.1

-2.2 1.3

-3.6 3.6

Total Count 16 45 61

% within Dukungan.keluarga 26.2% 73.8% 100.0%

% within Perilaku.diet 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 26.2% 73.8% 100.0%

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Dukungan.keluarga

(kurang baik / baik)

12.688

2.555

62.992

For cohort Perilaku.diet

= kurang baik

7.233 1.795 29.156

For cohort Perilaku.diet

= baik

.570 .403 .807

N of Valid Cases 61

Normality Test

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan.keluarga

Perilaku.diet

61

61

98.4%

98.4%

1

1

1.6%

1.6%

62

62

100.0%

100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Dukungan.keluarga Mean 1.51 .065

95%ConfidenceInterval LowerBound 1.38

forMean UpperBound 1.64

5% Trimmed Mean 1.51

Median 2.00

Variance .254

Std. Deviation .504

Minimum 1

Maximum 2

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness -.034 .306

Kurtosis -2.068 .604

Perilaku.diet Mean 1.74 .057

95%ConfidenceInterval LowerBound 1.62

forMean UpperBound 1.85

5% Trimmed Mean 1.76

Median 2.00

Variance .197

Std. Deviation .444

Minimum 1

Maximum 2

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness -1.108 .306

Kurtosis -.799 .604

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Dukungan.keluarga

Perilaku.diet

.344

.461

61

61

.000

.000

.637

.549

61

61

.000

.000

a. Lilliefors Significance Correction

TransformData

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Ln 61 98.4% 1 1.6% 62 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Ln Mean 3.2459 .10364

95%ConfidenceInterval LowerBound 3.0386

forMean UpperBound 3.4532

5% Trimmed Mean 3.2732

Median 3.0000

Variance .655

Std. Deviation .80944

Minimum 2.00

Maximum 4.00

Range 2.00

Interquartile Range 1.00

Skewness -.484 .306

Kurtosis -1.303 .604

DOKUMENTASI