AKUNTANSI BIAYA dan PENGGOLONGAN BIAYA
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
Transcript of AKUNTANSI BIAYA dan PENGGOLONGAN BIAYA
AKUNTANSI BIAYA dan PENGGOLONGAN BIAYA
A. Definisi Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang
merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam
transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan
informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
B. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Biaya
Tujuan dan manfaaat akuntansi biaya adalah menyediakan
salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam
mengelola perusahaan, yaitu informasi biaya yang
bermanfaat untuk :
1. Perencanaan dan pengendalian biaya.
2. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti.
3. Pengambilan keputusan oleh manajemen.
Oleh karena itu tugas dari akuntansi biaya, biasanya
dilaksanakan oleh bagianakuntansi biaya, secara
terperinci adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan data biaya yang diperlukan untuk
perencanaan dan pengendalian kegiatan.
2. Menyediakan data biaya untuk mengambil keputusan
sehari-hari atau proyek khusus yang memerlukan
pemilihan alternatif yang harus diambil.
3. Berpartisipasi dalam berkreasi dan menyusun budget.
4. Menetapkan metode dan prosedur pengendalian dan
perbaikan operasi serta program pengurangan biaya.
5. Mengembangkan sistem analisa dan biaya dalam rangka
penentuan harga pokok dan menganalisa penyimpangan dan
pengendalian fisik.
6. Menyusun laporan.
Akuntansi keuangan adalah proses pencatatan dan
penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi
keuangan suatu badan usaha dengan cara yang sistematis
serta penafsiran terhadap laporan yang disajikan.
Tujuan akuntansi keuangan adalah sebagai alat
pertanggungjawaban dari manajemen kepada berbagai pihak
yang menggunakan laporan keuangan, sesuai kepentingan
masing-masing pemakai.
Keterbatasan akuntansi keuangan bagi manajemen pada
perusahaan manufactur:
1. Keterbatasan dalam menentukan harga pokok berbagai
jenis produk atau berbagai jasa yang dihasilkan
perusahaaan.
2. Keterbatasan dalam membantu menyusun perencanaan dan
pengendalian biaya.
3. Keterbatasan dalam membantu pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan biaya.
C. Persamaan dan Perbedaan Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Manajemen
Persamaan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan :
1. Kedua tife akuntansi tersebut merupakan sistem
pengolah informasi yang menghasilkan informasi
keuangan.
2. Kedua tife akuntansi tersebut berfungsi sebagai
penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi
seseorang dalam pengambilan keputusan.
Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi manajemen
:
1. Pemakai Laporan akuntansi dan Tujuan Mereka
Akuntansi keuangan terutama ditujukan untuk menyajikan
informasi keuangan bagi pemakai di luar
perusahaan/pemakai eksternal. Sedangkan akuntansi biaya
menyajikan informasi bagi pihak intern (pihak dalam
perusahaan).
2. Lingkup Informasi
Akuntansi keuangan pada umumnya menyajikan informasi
mengenai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan
akuntansi biaya menyajikan informasi mengenai bagian-
bagian perusahaan. Misalnya, informasi mengenai biaya
produksi, informasi mengenai biaya pemasaran.
3. Fokus Informasi
Akuntansi keuangan berfokus pada transaksi masa lalu
sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada
pemilik dana mengenai dana yang dikeleola. Sedangkan,
akuntansi biaya beroreantasi pada masa yang akan
datang, karena pengambilan keputusan selalu menyangkut
masa yang akan datang.
4. Disiplin Sumber
Akunntansi keuangan dan bagian dari akuntansi manajemen
bersumber pada ilmu ekonomi yang mengatur pengambilan
keputusan dengan menggunakan sumber-sumber langka.
Sedangkan, akuntansi biaya selain didasari oleh ilmu
ekonomi juga didasari oleh ilmu psikologi social yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip yang membimbing
prilaku manusia dalam berorganisasi.
5. Kriteria bagi Informasi Pemakai
Akuntansi keuangan menggunakan prinsip-prinsip
akuntansi yang lazim, yaitu prinsip-prinsip yang
ditetapkan oleh lembaga berwenang, misalnya Ikatan
Akuntan Indonesia dan BAdan Pelaksana PAsar Modal.
Sedangkan, akuntansi biaya tidak dibatasi oleh prinsip-
prinsip akuntansi yang lazim. Kriteria pokok bagi
informasi akuntansi biaya adalah manfaat bagi
manajemen.
6. Ditinjau dari Rentang waktu yang dicakup oleh
laporan yang dihasilkan, akuntansi keuangan mencakup
jangka waktu tertentu, iasanya satu tahun, satu
semester, satu kuartal. Periode waktu yang dicakup oleh
laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi
keuangan biasanya kurang fleksibel.
7. Isi Laporan
Akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan
periodic yang umumnya terdiri dari laporan labarugi,
laporan perubahan modal, neraca, arus kas, perubahan
laba yang ditahan, dan laporan perubahan posisi
keuangan. Sedangkan akuntansi biaya menghasilkan
laporan keuangan untuk manajemen dan berbagai jenjang
organisasi umumnya menyajikan informasi rinci dan
mengenai bagian tertentu perusahaan.
8. Sifat Informasi
Akuntansi keuangan memerlukan laporan keuangan yang
memiliki ketepatan yang tinggi karena laporan ditujukan
kepada pihak luar, sedangkan akuntansi biaya dalam
laporan biayanya berisikan unsur taksiran karena
dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang
akan datang.
Secara ringkas perbedaan akuntansi keuangan dengan
akuntansi biaya adalah :
LetakPerbedaan
Akuntansi Keuangan Akuntansi Biaya
Pemakai utama Para manajerpuncak dan pihakluar perusahaan
Para manajer dariberbagai jenjangorganisasi
Lingkupinformasi
Perusahaan secarakeseluruhan
Bagian perusahaan
FocusInformasi
Beroreantasi padamasa lalu
Beroreantasi padamasa yang akandatang
Rentang waktu Kurang fleksibelbiasanya tahunan,semesteran,kuartal, bulanan
Fleksibel bulanan,mingguan, harian
Kriteria bagiinformasi
Dibatasi olehprinsip akuntansiyang berterimaumum
Tidak ada batasan,kecuali manfaat yangdapat diperoleh olehmanajemen dariinformasi
dibandingkan denganpengorbanan untukmemperoleh informasitersebut
Disiplinsumber
Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi danpsikolog sosial
Isi laporan Laporan beruparingkasan mengenaiperusahaan sebagaikeseluruhan
Laporan bersifatrinci mengenaibagian perusahaan
Sifatinformasi
Ketepataninformasimerupakan hal yangpenting
Unsure taksirandalam informasiadalah besar
D. Definisi dan Penggolongan Biaya
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Ada empat unsur pokok dalam definisi diatas :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan
terjadi.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Penggolongan adalah proses pengelompokkan secara
sistematis atas, keseluruhan elemen yang ada ke dalam
golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk
dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau
lebih penting. Beberapa cara pengelompokkanbiaya yang
sering dilakukan adalah :
1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari
kegiatan/aktivitas perusahaan
Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat
digolongkan ked ala :
a. Fungsi produksi : fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai
yang dapat dijual.
b. Fungsi pemasaran : fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan penjualan produk selesai siap dijual.
c. Fungsi administrasi dan umum : fungsi yang
berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan,
pengerahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan.
Atas dasar fungsi tersebut, biaya dapat digolongkan
menjadi :
a. Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi produksi. Biaya produksi dapat
digolongkan menjadi : 1). Iaya bahan baku 2). Biaya
tenaga kerja 3). Biaya overhead pabrik.
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi
bagian produk selesai dan pemakaiannya untuk setiap
unit produk dapat diketahui dan dihitung dengan
mudah.sedangkan bahan penolong adalah bahan yang akan
diolah menjadi bagian produk selesai dipemakaiannya
untuk setiap unit produk tidak dapat diketahui dan
dihitung dengan mudah. Contohnya adalah pada perusahaan
mebel kayu merupakan bahan baku.
2. Biaya Tenaga Kerja
Biayatenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua yaitu
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja
tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah
yang diberikan perusahaan kepada karyawan pabrik yang
langsung mengerjakan produk oleh karena itu pada
umumnya upah ini dihitung per unit produk yang
dihasilkan atau perjam kerja yang dihabiskan untuk
menyelesaikan suatu produk. Sedangkan biaya tenaga
kerja tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan kepada karyawan yang tidak terlibat secara
langsung dalam menyelesaikan suatu produk.
Contoh : dalam perusahaan garmen, upah tukang jahit
merupakan BTKL sedangkan gaji mandor/pengawas produksi
merupakan BTKL.
3. Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi atas semua
biaya yang dikeluarkan di departemen pabrik selain
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang
elemennya digolongkan ke dalam :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung
c. Biaya penyusutan dan asuransi aktiva tetap pabrik
d. Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
e. Biaya listrik, air, telepon pabrik.
f. Biaya pemakaian suku cadang dan bahan bakar pabrik
Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di
dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu
merupakan elemen biaya overhead pabrik.
b. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran yaitu biaya dalam rangka penjualan
produk sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.
Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan fungsi
penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan
pengiriman, fungsi penjualan, fungsi advertensi, fungsi
pemebrian kredit dan pengumpulan piutang, fungsi
pembuatan faktur atau administrasi penjualan.
c. Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya
administrasi dan umum ini terjadi dalam rangka
penentuan kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan
perusahaan. Termasuk dalam biaya ini adalah gaji
pimpinan, personalia, secretariat, akuntansi, humas,
keamanan, dan yang lainnya.
d. Biaya Keuangan
Biaya keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keuangan, misalnya biaya bunga
Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutantelah diperhitungkan secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka terlebih dahulu harusdipahami pengertian tentang biaya antara lain : Menurut Supriyono (1999 : 16) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan di pakai sebagai pengurang penghasilan.Menurut Mulyadi (1999 : 8) dalam arti luas biaya adalah : pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah hargapokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperolehpenghasilan.
Dari pengertian di atas, walaupun nampak ada perbedaan namun pada dasarnya memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang di ukur dengan nilai uang untuk memperoleh barang atau jasa.Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula.Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Supriyono dalam buku Akuntansi Biaya : pengumpulan biaya dan penentuan harga pokok (1999 : 18) menggolongkan biaya sebagai berikut : 1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan. Atas dasar fungsi pokok dari kegiatan atau aktivitas perusahaan, biaya dapat dikelompokkan menjadi : a. Fungsi produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produkselesai yang siap untuk di jual.b. Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kejadianpenjualan produk selesai yang siap untuk di jual dengan cara memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkanperusahaan sampai dengan pengumpulan kas dan hasil penjualan.c. Administrasi dan umum adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).d. Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.2. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya akan dibebankan untuk dapat menggolongkan pengeluaran
(expenditures) akan berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya.Penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut : a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) yaitu pengeluaran yangakan dapat memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan datang. Pada saat terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktual, dan diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi sebagai aktiva.3. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadapaktivitas atau kegiatan volume.Pengolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biayaserta pengambilan keputusan. Tendensi perubahannya terhadap aktivitas dapat dikelompokkan menjadi : a. Biaya tetapBiaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi olehperubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.2. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendahvolume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.b. Biaya variabelBiaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.2. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volumekegiatan, jadi biaya semakin konstan.
c. Biaya semi variabelBiaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahanvolume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.2. Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik
dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidaksebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendahvolume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.4. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang dibiayaiDi dalam perusahaan obyek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan produk yang dihasilkan, departemen-departemen yang ada dalam pabrik, daerah pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain, bahkan individu.Penggolongan biaya atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya dapat dibagi menjadi :a. Biaya langsung (Direct cost)Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat didefinisikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.b. Biaya tidak langsung (Indirect cost)Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat didefinisikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.5. Penggolongan biaya untuk pengendalian biayaUntuk pengendalian informasi biaya yang ditunjukkan kepada manajemen dikelompokkan ke dalam : a. Biaya terkendali (Controllable cost)Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/jabatan pemimpin tertentu dalam jangka waktu tertentu.b. Biaya tak terkendali (Uncontrollable cost)Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpin/jabatan tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalamwaktu tertentu.6. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen maka biaya dapatdikelompokkan menjadi :
a. Biaya relevan (Relevant cost)Biaya relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan.b. Biaya tidak relevan (Irrelevant cost)Biaya yang tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.Penggolongan biaya atas dasar tendensi perubahan terhadap aktivitas tertentu sangat penting dalam proses perencanaan laba. Biaya ini dikelompokkan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Untuk kepentingan analisis break even, biaya
semi variabel akan di analisis lebih lanjut ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.1. Biaya tetapBiaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Menurut Mulyadi (1999 : 507) menyatakan biaya tetap dalam hubungannya untuk perencanaan dan pengawasan biaya, biaya tetap dibedakan menjadi• Committed fixed cost• Discretionary fixed costCommitted fixed cost adalah biaya yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan-tujuan jangka panjang. Contoh : committed fixed cost adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa,asuransi dan gaji karyawan utama. Kebijakan menjadi committed fixed cost terutama dipengaruhi oleh rencana kegiatan jangka panjang.Discretionary fixed cost adalah biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan, dan yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang di ukur dengan volume penjualan, jasa atau produk).Contoh : discretionary fixed cost adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultan.2. Biaya VariabelBiaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebandingdengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk tujuan perencanaan danpengawasan, biaya variabel dibedakan menjadi : • Engineered variabel cost• Discretionary costEngineered variabel cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisiktertentu dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan yang erat dan nyata. Contohnya : biaya bahan baku.Discretionary variabel cost adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibatkebijakan/keputusan manajemen. Contohnya : biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen.3. Biaya semi variabelBiaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.Biaya semi variabel memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel.Untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel, ada dua pendekatan yang digunakan yaitu :
a. Pendekatan analisis (Analytical approach)Dalam pendekatan ini diadakan kerjasama antara bagian teknik dengan bagian penyusunan anggaran untuk mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap kegiatan atau pekerjaan, untuk menentukan perlutidaknya suatu biaya, jumlah biaya pada berbagai kegiatan untuk pekerjaan tertentu, metode pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien, dan jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.b. Pendekatan historis (Historical approach)Pendekatan ini mencoba menentukan fungsi biaya dengan cara menganalisis tingkah laku biaya yang terjadi di masa lalu dalam hubungannya dengan volume kegiatan. Dalam pendekatan historis, data biaya selama beberapa periode dikumpulkan dan di hitung biayatetap dan biaya variabelnya dengan menggunakan metode tertentu.Ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu : 1. Metode Biaya Terjaga (Stand by Cost Method)Metode ini mencoba menghitung beberapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata perusahaan di tutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol. Biaya ini di sebut biaya terjaga, dan biaya terjaga ini merupakan bagian yang tetap. 2. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Hight and Low Point Method)Metode ini merupakan teknik pemisahan biaya variabel dengan cara membandingkan biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah di masa lalu. Selisih biaya yang di hitung merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut. Sedangkan biaya tetap mengurangi biaya semi variabel dengan biaya variabelnya.
3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dan volume kegiatan berbentuk garis lurus dengan persamaan.Y = a + b x
Di mana : Y = Total biaya semi variabela = Biaya tetapb = Biaya variabel satuann = Jumlah datax = Volume kegiatan
PENGERTIAN BIAYA BAHAN BAKU
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh pruduk jadi. Bahan baku yang diolah perusahaan manufaktur dapat diproleh dari pembelian local, impor, atau dari pengelolaan sendiri. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja,tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain. Timbul masalah mengenai unsur biaya apa saja yang diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli.
Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesardalam pembuatan produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan menjadi bahanbaku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung). Bahan langsung yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan ke produk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost) yang dibebankan kepada persediaan produk dalam proses. Bahan tidak langsung meliputi semua bahan yang bukan merupakan bahan baku. Biaya bahan tidak langsung dibebankan pada biaya overhead pabrik saat bahan tersebut digunakan untuk produksi.
2.2 PEROLEHAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis industry dariperusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah :
1. Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute (routing) untuk setiap produk, yang merupakan urtan orprai yang dilakukan, dan sekaligus menetapkan daftar bahan baku yang
diperlukan, yang merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan operasi tersebut.
2. Anggaran produksi ( production budget ) menyedikan rencana utama, darimana rincian mengenai bahan baku dikembangkan.
3. Bukti permintaan pembelian atau ( purchase requisition ) menginformasikan agen pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
4. Pesanan pembelian ( purchase order ) merupakan kontrakatas jumlah yang harus dikirimkan.
5. Laporan penerimaan (receiving report ) mengesahkan jumlah yang diterima, dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.
6. Bukti permintaan bahan baku (material requisition) memberiakan wewenang bagi gudang untuk mengirimkanjenis dan jumlah tertentu dari bahan baku ke department tertentu pada waktu tertentu.
7. 7. Kartu catatan bahan baku ( material record card )mencatat setiap penerimaan dan pengeluarandari setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai catatan persediaan perpetual.
2.2.1 PEMBELIAN BAHAN BAKU
Dalam oraganisasi besar, pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian, yang dikealai olehagen pembelian. Adapun tugas dari departemen pembelian adalah :
a) menerima bukti permintaan pembelian atas bahan baku, perlengkapan dan peralatan.
b) menyimpan informasi mengenai sumber pasokan harga dan jadwal pengapalan serta penghantaran
c) membuat dan menempatkan pesanan pembelian.
d) mengatur pelaporan diantara departemen pembelian, penerimaan dan akuntansi.
Dibeberapa perusahaan, departemen pembelian memiliki fungsi tambahan yaitu menyetujui pembayaran atas setiapfaktur yang diterima dari pemasok.
2.2.2 PEMBELIAN PERLENGKAPAN, JASA , DAN PERBAIKAN
Langkah-langkah pembelian bahan baku berikut ini dapat diterapkan ke semua departemen divisi di suatu perusahaan. Bukti permintaan pembelian , pesanan pembelian, dan laporan penerimaan dapat diterapkan untuk perlengkapan dan peralatan kantor, kafetaria perusahaan, unit PPPK , kantor bendahara, serta departemen-departemen lainnya.
2.2.3 FORMULIR PEMBELIAN
Formulir utama yang diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian :
Bukti permintaan pembelian : Bukti permintaan pembelian berasal dari (1) karyawan bagian gudang yang mengeahui jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali (2) klerek catatan bahan baku atau karyawan maupun penyelia departemen lainyang bertanggung jawab untuk memberitahukan kepadaagen pembelian kapan harus dilakukan pembelian (3)Karyawan bagian riset, insinyur, ataupun penyelia maupun karyawan departemen lain yang memerlukan bahan baku khusus. (4) program computer yang dirancang untuk meningkatkan department pembeian kapan diperlukan pengisian kembali persediaan. Setiap kopi dari bukti permintaan embelian tetap dpegang oleh si pembuat, dan aslinya dikirimkan kedepartment pembelian untuk dieksekusi. Catatan-catatan ini dapat berada dalam bentuk elektronik atau ketras.
Pesanan pembelian. Pesanan pembelian yang ditandatangani oleh agen pembelian atau pihak yangberwenang lainnya, memberikan wewenang kepada
pemasok untuk mengirimkan barang yang telah ditentukan dalam jumlah yang juga telah ditentukansesuai dengan persyaratan yang disepakati, pada waktu dan tempat terntu. Untuk mempermudahkan, formulir pemesanan milik pemasok dapat digunakan. Namun pada prakteknya, formulir pesanan pembelian dibuat oleh perusahaan pembeli , dan formulir terebut dibuat sesuai dengan kebutuhan terentu si pembeli.
Electronic data interchange. electronic data interchange adalah pertukaran informasi transaksi antara computer uatu peruahaan dengan computer perusahaan lain. Hal ini merupakan langkah untuk mencapai lingkungan bisnis tanpa batas ( paperless) dengan cara menghilangkan sebanyak mungkin dokumen kertas.
2.2.4 PENERIMAAN
Departement penerimaan berfungsi :
a) membongkar bahan baku yang rusak.
b) membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan ( shippers packing list)
c) mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian.
d) membuat laporan penerimaan.
e) memberitaukan kepada department pembelian mengenai perbeaan yang ditemukan
f) mengatur pemeriksaan apabila diperlukan.
g) memberitahukan kepada department pengantaran dan department pembelian mengenai kerusakan yang terjadi selama bahan baku tersebut dalam perjalanan.
h) mengirimkan bahan baku yag diterima kelokasi yang sesuai.
Laporan penerimaan menunjukan nomor pesanan pembelian, omor akun yang akan dibebankan, nama pemasok, rincian mngenai transortasi, serta jumlah dan jenis barang yangditerima. Laporan tersebut juga menyediakan ruang bagi department pemeriksaan untuk menuliskan persetujuaannyaatas kiriman tersebut maupun jumlah yang ditolak dan alas an penolakan.
2.2.5 PERSETUJUAN FAKTUR DAN PEMROSESAN DATA
Persetujuan faktur adalah penting bagi pengendalian bahan baku, karena proses tersebut memverivikasi bahwa barang telah diterima sesuai engan pesanan dan pembelian dapat dilakukan. Pada saat bahan baku sama didepartment penerimaan, perusahaan biasanya juga menerima faktur dari pemasok. Faktur dan satu salinan pesanan pembelian disimpan di department akuntansi. Saat laporan penerimaan dan pemeriksaan diterima, laporan penerimaan , pesanan pembelian dan faktur dibandingkan dalam hal jenis bahan baku, jumlah, harga , diskon, persyaratan kredit, instruksipengiriman, dan persyaratan lainnya.jika faktur sesuai (atau disesuaikan dengan memo debit atau kredit untuk barang yang ditolak, untuk barang yang kekkurangan atau kelebihan jumlahnya, dan seterusnya), klerek faktur memberikan persetujua dan melampirkannya ke pesanan pembelian dan laporan penerimaan untuk pembuatan vocucher. Data voucher dijurnal, diposting kebuku pembantu, dan dimasukan kejurnal pembayaran kas sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Transaksipembelian memengaruhi akun pengendalian dan akun buku pembantu.
2.2.6 BIAYA PEROLEHAN BAHAN BAKU
Harga yang tercantum dalam faktur pemasok dan bahan transportasi adalah biaya pembelian barang yang paling jelas terlihat. Sementara, biaya yang tidak terlalu jelas keliatan adalah biaya yang dapat disebut biaya
akuisisi, yaitu biaya untuk , melakukan fungsi pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, dan akuntansi.
Diskon pembelian. Diskon perdagangan dan diskon pembelian dalam jumlah besar biasanya tidak dicatatat oleh catatan akuntansi mana pun. Melainkan, keduanya diperlukan sebagai penguranganharga. Yaitu, harga yang dibayar ke pemasok dicatat pada harga sesudah diskon.
Beban Angkut Pembelian ( Freight-In). Beban angkutpembelian jelas merupakan biaya bahan baku, tetapidapat muncul beberapa kesulitan praktis dalam akuntansi untuk biaya ini.
Biaya akuisisi dibebankan. Jika biaya bahan baku akan memasukan biaya akuisisi, maka suatu tarif pembebanan tertentu dapat dikenakan ke setiap faktur dan setiap item, daripada membedakan biaya ini ke overhead pabrik.
Perhitungan biaya persediaan untuk pajak penghasilan. Tax Reform Act tahun 1986 memasukan persyaratan perhitungan biaya persediaan yang baru. Aturan kapitalisasi yang seragam mengharuskan dikapitalisasinya beberapa biaya tertentu kedalam nilai persediaan. Padahal tadinya, biaya-biaya tersebut dapat dibedakan. Banyak kategori biaya, seperti tenaga kerja yang melakukan pengerjaan kembali, bahan baku sisa dan barang rusak, pembelian bahan baku, pergudangan, administrasi pabrik, gaji karyawan kantor yang berhubungan dengan jasa prosuksi, serta kelebihan biaya penyusutan diluar nilai yang dihitung untuk pelaporan keuangan, sekarang harus dikapitalisasi kedalam nilai
persediaan untuk tujuan tersebut.
2.2.7 PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Bahan baku dan satu salinan laporan penerimaan dikirimkan kebagian gudang dari departemen penerimaan ataun departemen pemeriksaan petugas gudang bertanggungjawab untuk mengamankan bahan baku, menempatkannya di kota atau lokasi lain sampai dibutuhkan, dan memastikanbahwa semua bahan baku yang dikeluarkan dari gudang sesuai dengan bukti permintaan bahan baku yang bersangkutan. Akses ke gudang biasanya sangat ketat, dimana bahan baku dikeluarkan dari jendela berjeruji.
2.2.8 PENGELUARAN DAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU
Selain pembelian, penerimaan, pemyimpanan, dan pencatatan yang efektif, pengendalian bahan bakumemerlukan suatu sistem untuk mengeluarkan bahan baku.
Bukti permintaan bahan baku. bukti permintaan bahan baku memberikan otorisasi bagi petugas gudang untuk mengeluarkan bahan baku.bukti permintaan tersebut dibuat oleh klerek, kepala departemen, penyelia, atau pimpinan kelompok dari bagian pengendali produksi.bukti permintaan tersebut dibedakan dari bukti permintaan pembelianyang digunakan untuk membuat pesanan pembelian ke pemasok seperti yang telah dibahas sebelumnya. Bukti permintaan bahan baku digunakan untuk mengeluarkan bahan baku dari gudang.
Pemrosesan Data Elektronik untuk bukti penerimaan bahan baku. ketika EDP digunkan untuk bukti penerimaan bahan baku, maka informasi permintaan dimasukan dan dikirimkan secara elektronik dan bukanya dalam bentuk dokumen kertas. Sistem tersebut mengahasilkan ikhtisar bahan baku sesuai kebutuhan dan memutakhirkan buku pembantu serta akun buku besar secara otomatis.
Daftar Bahan Baku yang Dipergunakan. Daftar bahan baku yanag diperlukan membuat daftar dari semua bahan baku yang diperlukan untuk suatu pesanan atau production run tertentu. Daftar tersebut dapat menghemat waktu dan mengurangi kesalahan
karena berguna sebagai salinan induk dari bukti permintaan bahan baku untuk produk tersebut. Saat suatu pesanan atau production run dimulai, semua bahan baku yang terdapat dalam BOM dikirimkan ke pabrik atau dikeluarkan sesuai dengan jadwal tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. BOM merupakan media posting yang merepotkan. EDP dapatmemperbaiki prosedur tersebut dengan cra memberikan catatan BOM, memproses informasi secarainternal, dan memutakhirkan semua catatan akuntansi secara otomatis.
2.2.9 BUKU PEMBANTU BAHAN BAKU
Sistem persediaan perpetual memasukan setiap penambahandan setiap pengurangan persediaan ke dalam buku pembantu bahan baku agar catatan tersebut selalu terkini. Catatan ini, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik, merupakan buku pembantu yang dikendalikan olrh akun bahan baku di buku besar. Selain menunjukan jumlah dan harga dari setiap jenis bahan baku yang diterima, dikeluarkan, dan tersedia, catatan tersebut biasanya memuat rincian dari nomer akun, deskripsi jenis bahan baku, serta lokasi dan jumlah maksimum atauminimum yang harus tersedia. Buku pembantu bahan baku yang baru dibuat dan yang lama dihapus ketika terjadi perubahan dalam jenis bahan baku yang disimpan dipersediaan. Buku pembantu ini pararel dengan kolom debit, kredit, dan saldo yang sudah tidak asing lagi, tetapi menggunakan judul diterima, dikeluarkan, dan persediaan. (contoh ditampilkan dalam pembahasan mengenai metode perhitungan biaya bahan baku dilampirkan bab ini). Kolom tambahan dapatditambahkan untuk mencatata nomer laporan penerimaan dan nomer bukti permintaan bahan baku.
Ketika perhitungan persediaan berbeda dari saldo di buku pembantu bahan baku, buku pembantu bahan baku disesuaikan dengan hasil perhitungan actual. Selain
koreksi atas buku pembantu bahan baku, akun bahan baku di buku besar disesuaiakan melalui ayat jurnal, sepertiayat jurnal berikut ini untuk mencatat penurunan :
Pengendali overhead pabrik xxx
Bahan baku xxx
Satu satunya langkah yang tersisa adalah membebankan biaya ke bahan baku yang dikeluarkan untuk digunakan. Hal ini dilakukan mengunakan asumsi aliran biaya yang sudah dikenal oleh mahasiswa pengantar akuntansi dan diilustrasikan di dalam makalah ini.
2.3 PENGENDALIAN BAHAN BAKU
Pengendalian bahan baku dilakukan melalui pengaturan fungsional, pembebebanan tanggung jawab,dan bukti-buktidocumenter . hal tersebutdimulai dari persetujuan anggaran pejualan dan produksi dan dari penyelesaian produk yang siap untuk dijual dan pengiriman produk ke gudan atau pelanggan. Ada 2 tingkat pengendalian persediaan : pengendalian unit dan pengendalian uang. Manajer pembelian dan menejer produksi terutama tertarik pada pengendalian unit ; mereka berfikir , memesan , dan melakukan permintaan dalam unit dan bukannya dalam nilai uang. Manajemen eksekutif paling berkepentingan pada pengendalian financial dari persediaan. Para eksekutif ini berfikir dalam hal tingkat pengembalian yang memadai atas modal yang digunakan, yaitu nilai uang yang diinvestasikan dalam persediaan harus digunakan secara efisien dan efektif. Pengendalian persediaan akn beroprasi dengan berhasil apabila peningkatan atau penurunan dalam persediaan mengikuti pola yang telah ditentukan atau diperkirakan sebelumnya, dimana pola tersebut berkaitan erat dengan jadwal penjualan dan produksi.
Pengendalian bahan baku harus memenuhi 2 kebutuhan yangsaling berlawanan :
a) menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang memadai hguna beroprasi secara efisien
b)menjaga tingkat persediaan yang menguntungkan secara financial.
Tujuan dasar dari pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk melakukan pemesanan pada waktu yang sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat. Pengendalian persediaan yang efektif sebaiknya:
1. Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas ganguan.
2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode dimanapsokan kecil ( musiman, siklu, atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.
3. Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindungi bahan baku tersebutdari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan karena penanganan.
4. Meminimalkan item-item yang tidak aktif, berlebih,atau usang dengan cara melaporkan perubahan produkyang memengaruhi bahan baku.
5. Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke lapangan.
6. Menjaga agar jumlah modal yang dinvestasikan dalampersediaan berada di tingkat yang konsisten dengankebutuhan operasi dan rencana manajemen.
2.3.1 PEMBELIAN PERLENGKAPAN, JASA , DAN PERBAIKAN
Adapun metode pengendalian bahan baku, metode siklus pesanan dan metode minimum – maksimum dibahas berikut ini.
1. 1. Metode siklus pesanan (order cyling method) atau metode tinjauan siklus (cycle review method)
Memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yangtersedia untuk setiapitem atau kelas.perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda ( misalnya 30 , 60, atau 90 hari ) antar tinjauan dan dapat menggunakan siklus yang berbeda untuk jenis bahanbaku yang berbeda.
1. 2. Metode minimum – maksimum ( min – max method)
Didasarkan pada pernyantaan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran batas tertentu. Jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan.Tingkat minimum sudah memasukan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama sikluspemesanan kembali. Tingkat minimum menentukan titik pemesanan kembali, dan jumlah pesanan sama dengan selisih antara tingkat maksimum dengan tingkatminimum. Metode ini dapat didasarkan padaobservasi fisik, atau dapat dimasukan kedalam sistem akuntansi
1. 3. Metode dua tempat.
Dalam metode ini, setiap item persediaan disimpan dalam2 tempat, tumpukan, atau kumpulan. Tempat pertama berisi persediaan yang mencukupi untuk penggunaan yang terjadi selama periode antara penerimaan suatu pesanan dengan penempatan pesanan berikutnya. Tempat yang keduaberisi jumlah normal yang digunakan dari tanggal pemesanan sampai dengan tanggal pengiriman plus persediaan pengaman. Apabila persediaan di tempat yang pertama kosong dan persediaan di tempat kedua mulai digunakan , maka bukti permintaan pembelian untuk pemasokan baru di buat.
1. 4. Pengendalian selektif.
Dalam pengendalian selektif , yang juga disebut dengan rencana ABC, signifikansi biaya dari setiap item dievaluasi. Item di klasifikasikan ke dalam tiga
kategori. Item yang nilainya tinggi dan merupakan item penting, disebut item A, berada dalam tingkat pengendaliaan yang paling ketat. Item yang nilainya menengah, disebut item B, berada dalam tingkat pengendalian yang moderat. Item yang bukan merupakan item yang penting dikendalikan menggunakan pengendaliaan fisik yang sederhana, seperti metode dua tempat.
2.3.2 PENGENDALIAN KEUSANGAN DAN KELEBIHAN PERSEDIAAN
Hampir semua organisasi pada suatu waktu diperhadapkan pada masalah kelebihan dan keusangan persediaan . apapun penyebabnya, diperlukan suatu tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan item – item tersebut daripersediaan. Untuk melakukan hal ini, menejemen pertama – tama sebaiknya memastikan bahwa penumpukan persediaantidak berlanjut akibat kebijakan pemesanan saat ini; baru kemudian mengambil langkah – langkah untuk mengeluarkan persediaan tersebut. Catatan persediaan perpetual akurat yang menunjukan jumlah serta tanggal perolehan dan pengeluaran bahan baku, dan tinjauan ulang periodik atas catatan tersebut, diperlukan untuk mengidentifikasikan item yang usang atau berlebih. Keusangan bahan baku biasanya terjadi bila suatu produkdirancang ulang atau dihentikan produksinya. Penjualan segera persediaan tersebut dengan cara menerima tawaranpertama yang wajar sering kali merupakan kebijakan yangterbaik.
2.4 METODE PENGHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU
Karena dalam satu periode akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka harga beli bahan baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lain. Oleh karena itu persediaan bahan baku yang ada digudang mempunyai harga pokok persatuan yang berbeda-
beda, meskipun jenisnya sama. Hal ini menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi( materials costing method), diantaranya adalah:
1. Metode identifikasi khusus.2. Metode masuk pertama keluar pertama.3. Metode masuk terakhir keluar pertama.4. Metode rata-rata bergerak5. Metode biaya standart.6. Metode rata – rata harga pokok bahan baku pada
akhir bulan.
2.4.1 METODE IDENTIFIKASI KHUSUS
Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga per satuannya berbeda dengan harga per satuan bahan baku yang sudah ada di gudang harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan tersebut dibeli. Dalam metode ini, tiap-tiap jenis bahan baku yang ada di gudang jelas identitas harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok per satuannya secara tepat.
Kesulitan yang timbul dari pemakaian metode ini adalah terletak dalam penyimpanan bahan baku di gudang. Meskipun jenis bahan bakunya sama, namun jikaharga pokok per satuannya berbeda, bahan baku tersebut harus disimpan secara terpisah,agar mudah identifikasi pada saat pemakaiannya nanti. Metode ini merupakan metode yang paling teliti dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi, namun sering kali tidak praktis. Metode ini sangat efektif dipakai apabila bahan baku yang yang dibeli bukan merupakan
barang standard an dibeli untuk memenuhi pesanan tertentu. Perusahaan yang memakai metode harga pokok pesanan seringkali memakai metode identifikasi khusus untuk bahan baku yang tidak disediakan dalam persediaangudang (yang hanya secara incidental dibeli untuk memenuhi spesifikasi pemesan) dan memakai metode penentuan harga pokok yang lain untuk bahan baku yang biasa dipakai dalam produksi.
2.4.2 METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA (FIFO)
Metode masuk pertama, keluar pertama menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok per satuanbahan baku yang pertama masuk dalam gudang dipergunakanuntuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai. Perlu ditekanakan disini bahwa untuk menentukan biaya bahan baku, anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku dalamproduksi.
2.4.3 METODE MASUK TERAKHIR KELUAR PERTAMA (LIFO)
Metode masuk terakhir , keluar pertama menentukan hargapokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi.
2.4.4 METODE RATA – RATA BERGERAK (MOVING AVERAGE METHOD).
Dalam metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata – ratanya, dengan caramembagi total harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok per
satuannya berbeda dengan harga pokok rata – rata persediaan yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata – rata per satuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuanbahn baku yang dipakai dengan harga pokok rata – rata per satuan bahan baku yang ada di gudang. Metode ini disebut juga dengan metode rata – rata tertimbang, karena dalam menghitung rata – rata harga pokok persediaan bahan baku, metode ini menggunakan kuantitasbahan baku sebagai angka penimbangnya.
2.4.5 METODE BIAYA STANDAR.
Dalam metode ini, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebagai harga standar yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Harga standar merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu. Pada saat dipakai, bahan baku dibebankan kepada produk pada harga standar tersebut. Jurnal yang dibuat pada saat pembelian bahan baku adalah sebagai berikut:
Persediaan bahan baku xx
Selisih harga xx
Untuk mencatat bahan baku yang dibeli sebesar harga standar
Selisih harga xx
Utang dagang xx
Untuk mencatat harga sesungguhnya bahan baku yang dibeli.
Selisih harga standar dengan harga sesungguhnya tampak dalam rekening selisih harga setiap akhir bulan saldo
rekening selisih harga dibiarkan tetap terbuka, dan disajikan dalam laporan keuangan bulanan. Hal ini dilakukan karena saldo rekening selisih harga setiap akhir bulan mungkin saling mengkompensasi, sehingga hanya pada akhir tahun saja saldo rekening selisih harga perlu ditutup ke rekening lain.
Pemakaian bahan baku dalam produksi dicatat sebesar hasil kali kuantitas bahan baku sesungguhnya yang dipakai dengan harga standarnya dan dijurnal sebagai berikut:
Bahan dalam proses – biaya bahan baku xx
Persediaan bahan baku xx
Perlakuan terhadap saldo rekening selisih harga pada akhir tahun tergantung pada mataerial tidaknya saldo tersebut. Jika material , saldo rekening selisih harga ditutup ke rekening – rekening persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan produk jadi,dan harga pokok penjualan, atas dasar perbandingan unsure biaya bahan baku yang terkandung di dalam tiap rekening tersebut, atau atas dasar perbandingan satuan ekuivalensinya. Jika saldo tekening selisih harga tidakmaterial, saldo tersebut langsung ditutup ke rekening hatga pokok penjualan.
Jurnal yang dibuat pada saat pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut:
Barang dalam proses – biaya bahan baku xx
Persediaan bahan baku xx
2.4.6 METODE RATA – RATA HARGA POKOK BAHAN BAKU PADA AKHIR BULAN.
Dalam metode ini, pada setiap akhir bulan dilakukan perhitungan harga pokok rata – rata per satuan tiap
jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang. Harga pokok rata – rata satuan ini kemudian digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dalam bulan berikutnya.
2.5 METODE PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi: metode mutasi persediaan ( perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik ( fisycal inventory method). Dalam metodemutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatatat dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yangdicatatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Untuk mengetahui beberapa biaya bahan baku yang dipakaidalam produksi, harus dilakukan dengan cara menghitung sisa persediaan bahan baku yang masih ada di gudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal bahan baku ditambah dengan harga pokok bahan baku yang dibeli selama periode dikurangi dengan harga pokokpersediaan bahan baku yang masih ada pada akhir periodemerupakan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi selama periode yang bersangkutan.
Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biiaya bahan baku dalam perusahaan yang hargapokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokokproses. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakandalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.
2.6 MASALAH – MASALAH KHUSUS YANG BERHUBUNGANDENGAN BAHAN BAKU
Dalam bagian ini diuraikan akuntansi biaya bahan baku, jika dalam proses produksi terjadi sisa bahan ( scrap materials ), produk cacat ( defevtive goods ), dan produk rusak ( spoiled goods )
2.6.1 SISA BAHAN ( scrap materials )
Didalam proses produksi, tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian produk jadi. Bahan yang mengalami kerusakan didalam proses pengerjaannya disebut sisa bahan. Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri. jika harga jual sisabahan rendah, biasanya tidak dilakukan pencatatan jumlah danharganya sampai saat penjualannya. Tetapi jika harga jual sisa bahan tinggi, perlu dicatat jumlahdan harga jual sisa bahan tersebut dalam kartu persediaan pada saat sisabahan diserahkan oleh bagian produksi dibagian gudang.
Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai:
a) Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut. Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:Kas / Piutang dagang xxxProduk dalam proses – biaya bahan baku xxx
b) Pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya. Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:Kas / Piutang dagang xxxBiaya overhead pabrik sesungguhnya xxx
c) Penghasilan di luar usaha (other income). Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:Kas / Piutang dagang xxxPenghasilan lain-lain xxx
2.6.2 PRODUK RUSAK ( spoiled goods )
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Produk rusakberbeda dengan sisa bahan, karena sisa bahan merupakan bahan yang mengalami kerusakan dalam proses produksi, sehingga belum sempat menjadi produk, sedangkan produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya bahan,biaya tenaga kerja dan overhead pabrik.
2.6.3 PRODUK CACAT (defevtive goods)
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik.
Masalah yang timbul dalam produk cacat adalah bagaimanamemperlakukan biaya tambahan untuk pekerjaan kembali (rework) produk cacat tersebut. Perlakuan terhadap biaya pengerjaan kembali produk cacat adalah mirip dengan yang telah dibicarakan dengan produk rusak.
Jika produk cacat bukan merupakan hal biasa yang terjadi dalam proses produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu, maka biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang bersangkutan
Jika produk cacat merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses pengerjaan produk, maka biaya pengerjaan kembali dapat dibebankan kepada seluruh produksi dengancaramemperhitungkan biaya pengerjaan kembali tersebut kedalam tarif biaya overhead pabrik. Biaya pengerjaan kembali produk cacat kembali terjadi didebitkan dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya