Accounting Principle

32
MAKALAH “AKUNTANSI PENDIDIKAN TINGGI” Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik Oleh : Anggraheny Zurmalina S 201210170311447 Lupita Asmara TW 201210170311462

Transcript of Accounting Principle

MAKALAH“AKUNTANSI PENDIDIKAN TINGGI”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi

Sektor Publik

Oleh:

Anggraheny Zurmalina S

201210170311447

Lupita Asmara TW

201210170311462

Rita Anggun Pertiwi 201210170311483

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. Wr. Wb.

Segala puji kehadirat Allah swt yang telah memberi

segala kesehatan, kenikmatan, pengetahuan, dan kemudahan

sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat dan

salam semoga tetap tercurahkan kepada Rosulullah

Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke jalan yang

benar.

Dalam makalah ini kami membahas tentang “Akuntansi

Pendidikan Tinggi”. Pembahasan ini meliputi dasar-dasar

hukum pendidikan tinggi sera pendanaan dan pembiayaan

perguruan ruang lingkup pendidikan tinggi, proses

akuntansi pendidikan tinggi, dan penerapan akntansi di

perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Kami berharap semoga pembaca dapat mengambil manfaat

dari makalah ini.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada:

1. Bapak Lutfirahman,SE. selaku dosen pengampu mata

kuliah Akuntansi Sektor Publik, yang telah membimbing

kami dalam pembuatan makalah ini.

2. Anggota Badan Pengendalian Internal UMM yang telah

bersedia memberikan informasi kepada kami mengenai

penerapan akuntansi di UMM.

3. Teman – teman akuntansi 6 C yang telah memberi

dukungan kepada kami.

i

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon maaf bila

terdapat kesalahan dalam makalah ini dan kami juga

mengharapkan kritik dan saran dari teman – teman serta

pembaca terkait dengan makalah ini.

Wassalammualaikum. Wr. Wb.

Malang, 18

mei 2014

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................... i

DAFTAR ISI...............................................

ii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................... 1

1.2 Tujuan.............................................. 2

1.3 Ruang Lingkup Materi................................ 2

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Perguruan Tinggi dan Ruang Lingkupnya............... 3

2.2 Akuntansi Perguruan Tinggi.......................... 3

2.2.1 Pendanaan Perguruan Tinggi.

4

2.2.2 Elemen-elemen Transaksi....

5

2.2.2.1 Elemen-Elemen Transaksi

Perguruan Tinggi dalam Laporan Neraca.... 5

2.2.2.2 Elemen-Elemen Transaksi

ii

Perguruan Tinggi dalam Laporan Surplus

Defisit 6

2.2.2.3 Elemen-Elemen Transaksi

Perguruan Tinggi Laporan Arus Kas........ 7

2.2.3 Siklus Akuntansi Perguruan Tinggi........ 8

ii

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1.............Penerapan Akuntansi Perguruan Tinggi

12

3.2....................Komponen Laporan Keuangan UMM

12

3.2.1 Laporan Surplus/Defisit....................

12

3.2.2 Laporan Arus Kas...........................

13

3.2.3 Laporan Posisi Keuangan/Neraca.............

13

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................

15

4.2 Usul dan Saran.............................

16

DAFTAR PUSTAKA...........................................

17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan

diatas pendidikan menengah yang mencakup diploma,

sarjana, pascasarjana, magister, doctor, dan profesi

yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan

kebudayaan Indonesia.

Lembaga Pendidikan Tinggi bersifat nirlaba,

sehingga memiliki karakteristik yang berbeda dengan

karakteristik akuntansi bisnis. Oleh karena itu,

laporan keuangan yang disusun memperhatikan

karakteristik yang spesifik pada akuntansi untuk

organisasi nirlaba, khususnya yang berlaku bagi

organisasi pemerintah sehingga penyusunan laporan

keuangan mengacu pada sistem akuntansi pemerintah

serta sistem akuntansi yang diterapkan pada lembaga

pendidikan yang bersangkutan dan memperhatikan standar

akuntansi keuangan Indonesia. Sebagai lembaga yang

bersifat nirlaba, pelaporan keuangan disusun

berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No.45.

Pelaporan keuangan di sektor pendidikan

dimaksudkan untuk menyajikan dan mengungkapkan secara

penuh aktivitas lembaga pendidikan termasuk unit-unit

1

di dalamnya dan sumber daya ekonomi yang dipercayakan

oleh para penyumbang, anggota organisasi lembaga

pendidikan tersebut, kreditur dan pihak lain serta

untuk mempertanggung jawabkannya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan

memperhatikan prinsip- prinsip akuntabilitas dan

transparansi.

Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun ingin

mengungkapkan proses akuntansi pendidikan tinggi mulai

dari tarnsaksi sampai pada pelaporan keuangan. Baik

mengupas teori yang sudah ada, hasil penelitian yang

terdahulu dan proses akuntansi yang terjadi secara

riil di pendidikan tinggi melalui sampel.

2

1.2. Tujuan

1) Mengungkapkan teori-teori mengenai akuntansi

pendidikan tinggi.

2) Menganalisis hasil penelitian yang sudah ada

terkait dengan akuntansi pendidikan tinggi.

3) Mengetahui dan memaparkan secara riil praktek

akuntansi di pendidikan tinggi.

1.3. Ruang Lingkup Materi

Dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang

pendidikan tinggi, pengertian pendidikan tinggi adalah

jenjang pendidikan diatas pendidikan menengah yang mencakup

diploma, sarjana, pascasarjana, magister, doctor, dan

profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

berdasarkan kebudayaan Indonesia.1 Sedangkan dalam

Peraturan Pemerintah (PP No. 61 Tahun 1999), pendidikan

tinggi adalah pendidikan di jalur pendidikan sekolah yang

jenjangnya lebih tinggi daripada pendidikan menengah.2

Akuntansi pendidikan tinggi merupakan proses

pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan keuangan dalam

lembaga perguruan tinggi sebagai tolok ukur kinerja, media

akuntabilitas dan transparansi public guna untuk pegambilan

keputusan oleh pihak-pihak yang terkait. Aturan mengenai

tujuan, prinsip, sumber pendanaan, dan pengelolaan keuangan

1 Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi pasal 1 ayat 22 Peraturan Pemerintah (PP No. 61 Tahun 1999)

3

pendidikan tinggi sebagian kecil diatur juga dalam Undang-

undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

PSAK 45 mengatur tentang akuntansi untuk organisasi

nirlaba termasuk akuntansi perguruan tinggi. Keuangan yang

terbentuk berdasarkan PSAK 45 hanya satu, yaitu seolah

seperti General Fund dalam akuntansi pemerintahan atau

CurrentFund (tidak dirinci berdasarkan Restricted Current

Fund danUnrestricted Current Fund) seperti dalam akuntansi

perguruan tinggi.3

3 Teguh Risdiansyah, DKK http://www.slideshare.net/abida/akt-pendidikan-bagian-1

4

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pendidikan Tinggi dan Ruang Lingkupnya

Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan

tinggi mengungkapkan pendidikan tinggi adalah jenjang

pendidikan diatas pendidikan menengah yang mencakup

diploma, sarjana, pascasarjana, magister, doctor, dan

profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

berdasarkan kebudayaan Indonesia. Sedangkan dalam Peraturan

Pemerintah (PP No. 61 Tahun 1999), pendidikan tinggi adalah

pendidikan di jalur pendidikan sekolah yang jenjangnya

lebih tinggi daripada pendidikan menengah.

Selain itu perguruan tinggi dibagi menjadi dua macam

yaitu perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.

Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat PTN

adalah Perguruan Tinggi yang didirikan atau diselenggarakan

oleh Pemerintah. Sedangkan Perguruan Tinggi Swasta yang

selanjutnya disingkat PTS adalah Perguruan Tinggi yang

didirikan atau diselenggarakan oleh masyarakat.4

2.2 Akuntansi Pendidikan Tinggi

Akuntansi pendidikan tinggi merupakan proses

pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan keuangan dalam

lembaga perguruan tinggi sebagai tolok ukur kinerja, media

4 Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi pasal 1 ayat 7 dan 8

5

akuntabilitas dan transparansi public guna untuk pegambilan

keputusan oleh pihak-pihak yang terkait. Aturan mengenai

tujuan, prinsip, sumber pendanaan, dan pengelolaan keuangan

pendidikan tinggi sebagian kecil diatur juga dalam Undang-

undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

Terkait dengan pertimbangan Menteri Pendidikan

Nasional Ikatan Akuntansi Indonesia perlu meneliti ulang

kebutuhan penyusunan standar akutansi badan hukum

pendidikan tinggi. Pihak-pihak yang bertanggung jawab

adalah bagian keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Standar akuntansi untuk penggabungan dua atau lebih BHPT

disusun atas dasar prinsip akuntansi ekonomi atau peristiwa

yang lebih penting daripada formalitas legalnya (substance

over form).5

2.2.1. Pendanaan Pendidikan Tinggi.

Pendanaan pada perguruan tinggi dapat diperoleh dari

sumber pemerintah, masyarakat, dan pihak luar negeri.

Penggunaan dana yang berasal dari pemerintah, baik dalam

bentuk anggaran rutin maupun anggaran pembangunan serta

subsidi, diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Sementara itu, dana yang diperoleh dari

masyarakat dapat berasal dari sumber-sumber sebagai

berikut.

a) Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).

5 Indra Bastian. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jogjakarta: Erlangga. Hal.114

6

b) Biaya seleksi masuk perguruan tinggi.

c) Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi

perguruan tinggi.

d) Hasil penjualan produk yang diperoleh dari hasil

penyelenggaraan pendidikan tinggi.

e) Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga pemerintah,

atau lembaga non-pemerintah.

f) Penerimaan dari masyarakat lainnya.

Penerimaan dan penggunaan dana yang diperoleh dari

luar negeri diatur sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Usaha untuk meningkatkan penerimaan

dana dari masyarakat didasarkan atas dasar pola prinsip

tidak mencari keuntungan. Otonomi dalam bidang keuangan

bagi perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah

mencakup kewenangan untuk menerima, menyimpan dan

meggunakan dana yang diperoleh secara langsung dari

masyarakat.

Perguruan tinggi menyelenggarakan pembukuan terpadu

berdasarkan peraturan tata buku yang berlaku. Pembukuan

keuangan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh

Pemerintah akan diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional

pemerintah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku. Kewenangan penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan

dana serta pembukaan keuangan perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh masyarakat, ditentukan oleh badan

penyelenggaraan perguruan tinggi berdasarkan setatus

perguruan tinggi bersangkutan.

7

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perguruan

Tinggi yang diselanggarakan oleh Pemerintah, setelah

disetujui oleh senat perguruan tinggi, kemudian akan

diusulkan oleh Rektor/ Ketua/ Direktur melalui Menteri

Pendidikan kepada Menteri Keuangan untuk disahkan menjadi

Anggaran Pendaatan dan Belanja Perguruan Tinggi.

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perguruan

Tinggi yang diselanggarakan oleh masyarakat, setelah

disetujuai oleh senat perguruan tinggi, akan diusulkan oleh

Rektor/ Ketua/ Direktur kepada badan penyelenggara peguruan

tinggi bersangkutan untuk disahkan menjadi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Perguruan Tinggi.

Pimpinan perguruan tinggi bertugas menyusun usulan

struktur tariff dan tata cara pengelolaan serta

pengalokasian dana yang berasal dari masyarakat setelah

disetujui oleh senat perguruan tinggi, usulan tersebut

kemudian diajukan oleh Rektor/ Ketua/ Direktur melalalui

Menteri atau pimpinan lembaga Pemerintah lain kepada

Menteri Keuangan untuk disahkan.

2.2.2 Elemen-elemen transaksi perguruan tinggi6

2.2.2.1 Elemen-elemen transaksi perguruan tinggi

dalam Laporan Neraca

Berikut ini adalah akun-akun transaksi Perguruan

Tinggi dalam neraca:

Aset/ Aktiva Aset/ Aktiva adalah sumberdaya yang

6 Indra Bastian. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jogjakarta: Erlangga. Hal.115

8

dikuasai oleh entitas atau lembaga

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan sumber manfaat ekonomi di masa

depan yang diharapkan akan diperoleh

entitas. Aktiva ini terdiri dari:

Aset/ Aktiva Lancar Aset/ Aktiva

TetapKas

Piutang

Cadangan penghapusan

Piutang

Piutang Wesel

Sediaan Barang

Dagangan

Asuransi Dibayar

Dimuka

Sewa Tempat Dibayar Di

Muka

Tanah

Gedung

Peralatan

kantor

Perlengkapan

Kantor

Lain-lain

Utang/ Kewajiban Kewajiban merupakan utang masa kini

yang timbul dari peristiwa masa lalu,

yang penyelesainnya akan mengakibatkan

arus keluar dari sumber daya entitas

yang mengandung manfaat ekonomi.

Kewajiban Lancar Kewajiban

9

Jangka PanjangUtang

Utang biaya bunga

Utang gaji dan

honorium

Utang pajak

penghasilan

Utank bank

Ekuitas/ Modal Modal adalah hak resudial atas aktiva

entitas setelah dikurangi semua

kewajiban.

a) Setoran modal dari Entitas

b) Saldo laba/ surplus-defisit

c) Dana cadangan

2.2.2.2 Elemen-elemen transaksi perguruan tinggi

dalam Laporan Surplus Defisit

Berikut ini adalah akun-akun transaksi Perguruan

Tinggi dalam Laporan Surplus Defisit.

Pendapatan

Arus masuk atau peningkatan lain aktiva

sebuah entitas atau pelunasan piutang

(atau kombinasi dari keduanya) dari

pemberian jasa, atau aktivitas lainnya

yang merupakan kegiatan utama dan masih

berlangsung dari entitas tersebut.Biaya Arus kas keluar atau penggunaan lain

suatu aktiva atau timbulnya utang (atau

kombinasi dari keduanya) dari pemberian

10

jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain

yang merupakan kegiatan utama dan masih

berlangsung dari intetitas tersebut.

Surplus

Kenaikan ekuitas dari transaksi-

transaksi tambahan atau insidental suatu

entitas dan dari semua transaksi lainnya

atau kejadian serta keadaan lain yang

mempengaruhi entitas tersebut, kecuali

yang berasal dari pendapatan atau

investasi oleh suati entitas (Institute

pendidikan: sekolah).

Defisit

Penurunan ekuitas dari transaksi-

transaksi tambahan atau insidental suatu

entitas dan dari semua transaksi lainnya

atau kejadian serta keadaan lain yang

mempengaruhi entitas tersebut, kecuali

yang berasal dari pendapatan atau

investasi oleh suatu entitas (institusi

pendidikan sekolah).

2.2.2.3 Elemen-elemen Transaksi Perguruan Tinggi dalam

Laporan Arus Kas.

Berikut ini adalah akun-akun transaksi Perguruan

Tinggi dalam laporan arus kas.

11

Arus Kas Dari

Aktiva Operasi

Arus Kas Masuk Dari Aktiva Operasi:

Penurunan Aktiva Lancer Non Kas

Kenaikan Utang Jangka Pendek

Arus Kas Keluar Dari Aktiva Operasi:

Kenaikan Aktiva Lancer Non Kas

Penuruanan Utang Jangka Pendek

Arus Kas dari

Aktivitas

Investasi

Arus Kas Masuk Dari Aktivitas

Investasi:

Penurunan Investasi Jangka Panjang

Penurunan Aktiva Tetap

Arus Kas Keluar Dari Aktivitas

Investasi:

Kenaikan Investasi Jangaka Panjang

Kenaikan Aktiva TetapArus Kas dari

Aktivitas

Pembiayaan

Arus Kas Masuk dari Aktivitas

Pembiayaan:

Kenaikan Utang Jangka Panjang

Kenaikan Dana Ekuitas

Kenaikan Dana Cadangan

Arus Kas Keluar dari Aktivitas

Pembiayaan:

Penurunan Utang Jangka Panjang

Penurunan Dana Ekuitas

12

Penurunan Dana Cadangan

2.2.3 Siklus Akuntansi Pendidikan Tinggi

Menurut Indra Bastian (2007), Siklus Akuntansi Dalam

Perguruan Tinggi merupakan proses akuntansi mulai dari

pencatatan transaksi keuangan sampai dengan penyusunan

laporan keuangan pada akhir suatu periode.7 Pada dasarnya

akuntansi dapat dibagi sebagai berikut:

1. Membuat atau menerima bukti pencatatan di mana

biasanya sebuah entitas mempunyai form voucher

(bukti pencatatan) sendiri atau bukti lain yang

bisa berupa kwitansi atau yang lainnya.

2. Mencatat dalam buku jurnal.

3. Memindahkan buku jurnal ke buku besar.

4. Menyusun laporan keuangan.

7 Indra Bastian. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jogjakarta: Erlangga. Hal.117

13

Siklus akuntansi dalam Perguruan Tinggi dapat di

kelompokkan dalam tiga tahap yaitu:

Kegiatan pengidentifikasian dan

pengukuran bukti transaksi serta

bukti pencatatan.

Kegiatan pencatatan bukti transaksi

ke dalam buku harian atau jurnal.

Memindah bukukan (posting) dari

jurnal berdasarkan kelompok atau

jenisnya ke dalam akun buku besar. Penyusunan neraca saldo (trial

balance) berdasarkan akun-akun buku

besar.

Pembuatan ayat jurnal penyesuaian

(adjusting entries).

Penyusunan kertas kerja (work sheet)

atau neraca lanjut.

Pembuatan ayat jurnal penutup

(closing entries).

Pembuatan neraca saldo setelah

penutupan (post klosing trial

balance).

Pembuatan ayat jurnal pembalik

(reversing entries).

14

1

Tahap

2

Tahap Pengikhtisaran

Laporan Surplust Devisit.

Laporan Arus Kas.

Neraca.

Catatan atas laporan keuangan.

Abida Muttaqiena, mahasiswa Universitas Negeri

Semarang(UNNES) melakukan sebuah penelitian bersama dengan

rekan-rekannya untuk mengetahui siklus akuntansi di kampusnya

(UNNES) dan melakukan pembandingan dengan Universitas Gadjah

Mada (UGM). Hasil dari pengamatan dan wawancaranya dengan

staf keuangangan UNNES, menyebutkan bahwa berdasarkan pada

status perguruan tinggi kegiatan pencatatan yang dilakukan

oleh Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebelum menjadi

BLU (Badan Layanan Umum) berbeda dengan setelah menjadi

BLU. Siklus akuntansi bagi universitas yang telah menjadi

Badan Hukum Milik Negara seperti UI, UGM, dan ITB juga

berbeda dengan siklus pencatatan yang dilakukan UNNES.

Namun secara umum, siklus akuntansi yang dilakukan di UGM

sesuai dengan tiga tahap siklus akuntansi diatas, yang bisa

digambarkan sebagai berikut :

15

3

Tahap Pelaporan

Gambar 3. Siklus Akuntansi Universitas Berstatus Badan

Hukum Milik Negara Sebagai BHMN, UGM memiliki kebebasan

yang lebih besar dalam pengelolaan keuangannya dibandingkan

UNNES, baik sebelum maupun setelah menjadi BLU.

Siklus akuntansi UGM memang tidak memiliki perbedaan secara

umum dengan teori, namun berdasarkan rilis laporan keuangan

UGM untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2004, Laporan Keuangan UGM terdiri dari Laporan Posisi

Keuangan , Laporan Arus Kas , Laporan Aktivitas, dan

Laporan Perubahan Ekuitas. Hal ini karena Laporan Keuangan

di UGM didasarkan pada PSAK No.45.8

Sedangkan proses akuntansi UNNES sebagai berikut:

8 Abida Muttaqiena, DKK, Makalah Akuntansi Pendidikan, studi dokumentasi UGM dan UNNES, hal 17-20

16

Dari dua siklus akuntansi dua kampus yang berdeda

tadi dapt dianalisis bahwa sebenarnya inti dari siklus

akuntansi itu sama saja yaitu pencatatan,

pengikhtisaran, dan pelaporan . Hanya saja prosedur

dalam pelaksanaannya berbeda. Elemen-elemen transaksi

juga sesuai dengan kebutuhan masing-masing perguruan

tinggi.

17

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan Akuntansi Pendidikan Tinggi

Sebagai organisasi sector public, pendidikan tinggi

selalu berusaha untuk menyelenggarakan proses pendidikan

demi mencerdaskan masyarakat Indonesia untuk mencapai taraf

hidup dan masa depan yang sejahtera. Oleh karena itu segala

aktivitas di pendidikan tinggi tidak berorientasi pada

laba. Jika dalam lembaga pendiikan tinggi ada unit-unit

bisnis dan pendapatan lain semua tidak terlepas dari tujuan

dan pengalokasiannya yaitu untuk mencukupi kepentingan

pendidikan.

Dalam analisis akuntansi pendidikan tinggi ini, kami

mengambil sampel yaitu kampus tercinta ini yaitu akuntansi

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). UMM adalah salah

satu perguruan tinggi swasta (PTS) yang unggul di Jawa

Timur. UMM berdiri dibawah persyarikatan Muhammadiyah pada

tahun 1964. Dalam hal pencatatan keuangan dan akuntansi,

UMM tidak berbeda dengan kampus-kampus lain dan tidak jauh

berbeda dengan prinsip akuntansi Badan Hukum Perguruan

Tinggi (BHPT) pada umumnya. Hanya saja setiap kampus tidak

terkecuali UMM mempunyai kewenangan otonom untuk

mengembangkan serta memilih prinsip akuntansi sesuai dengan

keadaan riil atau kondisi kampus tersebut.

Hal ini dibuktikan dengan kesesuaian dalam hal siklus

akuntansi UMM yang sama dengan siklus akuntansi BHPT yang

18

lain yaitu terdiri dari tahap pencatatan

(pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi serta

bukti pencatatan, pencatatan di jurnal dan posting ke buku

besar), pengikhtisatan (neraca saldo, penyesuaian, kertas

kerja, jurnal penutup, jurnal pembalik), dan pelaporan

(laporan surplus/deficit, arus kas, neraca, dan CALK).

3.2 Komponen laporan keuangan UMM:

3.2 1 Laporan surplus/defisit

Mieliputi pendapatan dan bbeban atau pengeluaran dalam

satu periode. Pendapatan atau pendanaan kampus UMM

berasal dari:

A. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Dana

Pembangunan (DPP).

B. Biaya seleksi masuk dan pendaftaran

C. Biaya KKN, ESP,P2KK, bimbingan Teknologi,

Pelatihan Internet, dan sebagainya

D. Bantuan dari pemerintah, Muhammadiyah,

perorangan, dan lembaga non pemerintah.

E. Dana dari masyarakat lain

F. Hasil unit-unit usaha seperti Rumah Sakit,

Koperasi, divisi bisnis, dome, SPBU, medical

center, hotel inn, dan lain-lain.

Sedangkan biaya-biaya atau pengeluaran terdiri dari:

A. Beban operasional

- Dana ujian

- Biaya fasilitas

19

- Kegiatan akademik dan non akademik

- Kegiatan kemahasiswaan

- KKN, wisuda, PPL, praktikum , dan sebagainya

B. Beban Penyusutan

C. Beban Kerjasama

- Dalam negeri

- Luar negeri

3.2 2 Laporan arus kas

Laporan arus kas UMM terdiri dari arus kas

operasi yang merupakan pengeluaran dan pemasukan yang

berhubungan dengan kegitan dan fasilitas pendidikan.

Aktivitas investasi berupa pengeluaran untuk

berinvestasi berupa gedung rumah sakit, hotel, SPBU,

dan unit-unit usaha lain. Sedangkan pendanaan atu

pembiayaan berhungan dengan hutang jangka panjang, dan

sebagainya.

3.2.3 Laporan posisi keuangan/neraca

Untuk laporan posisi keuangan komposisnya sama

dengan laporan pada umumnya yang terdiri dari asset-

aset UMM lalu ada hutang jangka pendek dan hutang

jangka panjang ditambah dengan modal baik yang berasal

dari perorangan, pemerintah, maupun muhammadiyah.

Sistem pelaporan keuangan di UMM dengan bersifat dari

atas bawah ke atas dan per-lembaga. Setiap fakultas, biro,

unit bisnis, lembaga, dan amal usaha semua membuat laporan

keuangan masing-masing yang nantinya disetorkan ke

20

bagian/biro keuangan untuk digabungkan dan diringkas dalam

satu laporan keuangan atas nama UMM. Setelah itu diaudit

oleh akuntan independen kemudian laporan keuangan yang

telah diaudit tersebut diserahkan kepada pemakai laporan

keuangan. Dalam hal ini pemakai laporan keuangan UMM antara

lain: pemerintah, pihak pajak, dan Pimpinan Pusat (PP)

Muhammadiyah.

Dengan demikian , akuntansi pendidikan tinggi

sebenarnya sama dengan akuntansi pada umumnya di sector

pendidikan lain maupun sector bisnis. Hanya saja dalam

sector pendidikan tidak berorientasi pada laba dan focus

pada pelayanan masyrakat serta mahasiswa. Ketika dalam

sebuah lembaga kampus itu terdapat unit-unit bisnis yang

menghasilkan laba maka laba tersebut akan dialokasikan

untuk perbaikan sarana prasarana serta memperbaiki

fasilitas pendidikan tersebut.

21

BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Sebagai organisasi sector public, pendidikan tinggi

selalu berusaha untuk menyelenggarakan proses

pendidikan demi mencerdaskan masyarakat Indonesia

untuk mencapai taraf hidup dan masa depan yang

sejahtera. Oleh karena itu segala aktivitas di

pendidikan tinggi tidak berorientasi pada laba . jika

dalam lembaga pendiikan tinggi ada unit-unit bisnis

dan pendapatan lain semua tidak terlepas dari tujuan

dan pengalokasiannya yaitu untuk mencukupi kepentingan

pendidikan.

2. Siklus akuntansi UMM yang sama dengan siklus akuntansi

BHPT yang lain yaitu terdiri dari tahap pencatatan

(pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi

serta bukti pencatatan, pencatatan di jurnal dan

posting ke buku besar), pengikhtisatan (neraca saldo,

penyesuaian, kertas kerja, jurnal penutup, jurnal

pembalik), dan pelaporan (laporan surplus/deficit,

arus kas, neraca, dan CALK).

3. Pelaporan keuangan di UMM dengan bersifat dari atas

bawah ke atas dan per-lembaga. Setiap fakultas, biro,

unit bisnis, lembaga, dan amal usaha semua membuat

laporan keuangan masing-masing yang mantinya akan

disetorkan ke bagian/biro keuangan untuk digabungkan

22

dan diringkas dalam satu laporan keuangan atas nama

UMM. Setelah itu diaudit oleh akuntan independen

kemudian laporan keuangan yang telah diaudit tersebut

diserahkan kepada pemakai laporan keuangan. Dalam hal

ini pemakai laporan keuangan UMM antara lain:

pemerintah, pihak pajak, dan Pimpinan Pusat (PP)

Muhammadiyah.

4. Akuntansi pendidikan tinggi sebenarnya sama dengan

akuntansi pada umumnya di sector pendidikan lain

maupun sector bisnis. Hanya saja dalam sector

pendidikan tidak berorientasi pada laba dan focus pada

pelayanan masyrakat serta mahasiswa. Ketika dalam

sebuah lembaga kampus itu terdapat unit-unit bisnis

yang menghasilkan laba maka laba tersebut akan

dialokasikan untuk perbaikan sarana prasarana serta

memperbaiki fasilitas pendidikan tersebut.

23

4.2. Usul dan Saran

Penyelenggaraan proses akuntansi di perguruan tinggi

selama ini sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sehingga hal ini perlu dipertahankan dan tingkatkan dalam

pelaksanaan proses akuntansi menyesuaikan dengan revisi

atau perubahan yang ada. Otonomi keuangan kampus juga perlu

dilakukan namun, harus tetap sesuai dengan aturan yang

berlaku. Pendapatan dari unit-unit bisnis serta kerjasama

dengan pihak lai perlu dilakukan untuk meningkatkan

pendanaan pendidikan tinggi sehingga pendidikan dapat

terselenggarakan dengan lancer dan lebih baik.

24

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi

Peraturan Pemerintah (PP No. 61 Tahun 1999)

Indra Bastian. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jogjakarta:

Erlangga.

Teguh Risdiansyah, DKK http://www.slideshare.net/abida/akt-

pendidikan-bagian- 11111 1 (18 mei 2014)

Indra Bastian. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jogjakarta:

Erlangga.

25