3/3/2014 PATIR BATAN

12
13/3/2014 PATIR BATAN http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 1/12 Organisasi Fasilitas Litbang Kerjasama Layanan BATAN Webmail BATAN SIPL BATAN SITP BATAN SIK BATAN SIPPAN BATAN SIAPP BATAN Info Nuklir WIN Indonesia PATIR Prospektus PATIR Jurnal AIR PATIR Akreditasi - KAN - KNAPP - JURNAL AIR RISTEK BPPT LIPI DEPTAN DEPKES Pilih Bahasa Diberdayakan oleh Terjemahan Bidang Pertanian | Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda | BIDANG PERTANAN Kepala Bidang Pertanian adalah Dr. Boky J. Tuasikal. Kegiatan pokok bidang ini adalah melakukan aplikasi teknologi isotop dan radiasi dalam riset dan pengembangan bidang pertanian. Bidang Pertanian terdiri dari 5 Kelompok: 1. Pemuliaan Tanaman 2. Pemupukan dan Nutrisi Tanaman 3. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman 4. Nutrisi Termak 5. Kesehatan dan Reproduksi Ternak | Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda | Kelompok Pemuliaan Tanaman Dalam pemuliaan tanaman, peran utama iptek nuklir terkait dengan kemampuannya dalam menginduksi mutasi pada materi genetik. Kemampuan tersebut dimungkinkan karena nuklir memiliki energi cukup tinggi untuk dapat menimbulkan perubahan pada struktur atau komposisi materi genetik tanaman (genom, kromosom, gen atau DNA). Pemuliaan tanaman biasanya diawali dengan upaya peningkatan ragam genetik tanaman, dilanjutkan dengan seleksi, pemurnian benih, pengujian, hingga pelepasan varietas unggul. Kegiatan pemuliaan tanaman di PATIR- BATAN fokus pada tanaman pangan, tanaman industri dan hortikultura. Bahan mutagen yang digunakan berupa iradiasi sinar gamma yang bersumber dari Cobalt-60 terpasang pada iradiator di Balai Iradiasi Elektromekanik dan Instrumentasi. Tanaman yang diteliti terdiri dari tanaman pangan (padi, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, sorgum dan gandum), tanaman industri (kapas, sorgum manis, kedelai hitam, ubi jalar dan jarak pagar) dan hortikultura (pisang, anggrek dan krisantemum). Di Indonesia, kegiatan pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi dimulai tahun 1972, yaitu dalam program perbaikan kandungan visi misi organisasi teknologi jurnal layanan galeri beranda

Transcript of 3/3/2014 PATIR BATAN

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 1/12

Organisasi

Fasilitas

Litbang

Kerjasama

Layanan

BATANWebmail BATAN SIPL BATANSITP BATANSIK BATANSIPPAN BATANSIAPP BATANInfo Nuklir WIN Indonesia

PATIRProspektus PATIRJurnal AIR PATIRAkreditasi- KAN- KNAPP- JURNAL AIR

RISTEK BPPT LIPI DEPTAN DEPKES

Pilih Bahasa

Diberdayakan oleh

Terjemahan

Bidang Pertanian

| Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda |

BIDANG PERTANAN

Kepala Bidang Pertanian adalah Dr. Boky J.Tuasikal. Kegiatan pokok bidang ini adalahmelakukan aplikasi teknologi isotop dan radiasidalam riset dan pengembangan bidang pertanian.Bidang Pertanian terdiri dari 5 Kelompok:

1. Pemuliaan Tanaman2. Pemupukan dan Nutrisi Tanaman3. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman4. Nutrisi Termak5. Kesehatan dan Reproduksi Ternak

| Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda |

Kelompok Pemuliaan Tanaman

Dalam pemuliaan tanaman, peran utamaiptek nuklir terkait dengan kemampuannyadalam menginduksi mutasi pada materigenetik. Kemampuan tersebut dimungkinkan

karena nuklir memiliki energi cukup tinggiuntuk dapat menimbulkan perubahan padastruktur atau komposisi materi genetiktanaman (genom, kromosom, gen atau DNA).Pemuliaan tanaman biasanya diawali denganupaya peningkatan ragam genetik tanaman,dilanjutkan dengan seleksi, pemurnian benih,pengujian, hingga pelepasan varietas unggul.

Kegiatan pemuliaan tanaman di PATIR-BATAN fokus pada tanaman pangan,tanaman industri dan hortikultura. Bahanmutagen yang digunakan berupa iradiasisinar gamma yang bersumber dari Cobalt-60terpasang pada iradiator di Balai IradiasiElektromekanik dan Instrumentasi.

Tanaman yang diteliti terdiri dari tanamanpangan (padi, kedelai, kacang hijau, kacangtanah, sorgum dan gandum), tanamanindustri (kapas, sorgum manis, kedelaihitam, ubi jalar dan jarak pagar) danhortikultura (pisang, anggrek dankrisantemum).

Di Indonesia, kegiatan pemuliaan tanamandengan teknik mutasi dimulai tahun 1972,yaitu dalam program perbaikan kandungan

visi misi organisasi teknologi jurnal layanan galeri beranda

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 2/12

yaitu dalam program perbaikan kandunganprotein padi. Sejak saat itu pemuliaan mutasiterus berkembang dan telah diaplikasikanpada beberapa jenis tanaman lainnya. Hinggasaat ini kegiatan pemuliaan mutasi di BATANtelah menghasilkan sebanyak 28 varietasunggul tanaman yang terdiri dari 19 padi (3sedang menunggu SK Menteri Pertanian), 6kedelai, 1 kacang hijau, 1 kapas dan 1sorgum (sedang dalam proses pengusulan).

Panen padi Pandanputri di Cianjur

Panen kedelai Mutiara di Serpong

Kepala BATAN di kebun sorgum

Riset tropikanisasi gandum dengan nuklir

Mutan padi digunakan dalam persilangan

Variasi mutan bunga krisantimum

Ruang tumbuh mutan berbasis in-vitro Gudang benih pemulia dan benih dasar

| Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda |

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 3/12

| Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda |

Kelompok Pemupukan dan Nutrisi Tanaman

Penelitian yang dilakukan mengenai hubungan tanah dan tanaman menggunakan teknik nuklir yaitudengan mengaplikasikan isotop dan radiasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalampenelitian hubungan tanah dan tanaman, isotop digunakan sebagai alat (tool) untuk merunut (tracer)dalam mempelajari kelakuan (behaviour) dan dinamika unsur hara dalam tanah dan tanamansedangkan radiasi dalam hal ini digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang digunakan sebagaimedia pengembangan mikroba untuk pupuk hayati. Untuk keperluan penelitian dalam bidang pertaniandengan menggunakan teknik nuklir dikenal 2 jenis isotop yaitu : 1. Isotop Stabil (contohnya: 15N, 13C, dan 33P) 2. Isotop radioaktif (contohnya: 32P, 65Zn, 14C, 86Rb, dan 35S)

Terdapat 2 metode utama dalam penelitian hubungan tanah dan tanaman khususnya dalam mempelajaripenyerapan unsur hara oleh tanaman secara kuantitatif dengan menggunakan teknik isotop. Pertama,metode langsung yaitu apabila hara utama dalam suatu pupuk yang dipelajari diberi label isotopkemudian pupuk tersebut diaplikasikan ke tanah dan dirunut secara langsung, misalnya pupuk dalambentuk (15NH2)2CO, (15NH4)2SO4, dan sebagainya. Kedua, metode tidak langsung yaitu apabilapelabelan dengan isotop dilakukan kepada tanah media tumbuh tanaman. Hal ini dilaksanakan apabilatidak dimungkinkan dilakukan pelabelan isotop pada pupuk yang ingin kita pelajari, misalnya pupukguano, pupuk kandang, fosfat alam dan pupuk–pupuk organic lainnya serta untuk pengukuran fiksasi N-udara oleh tanaman legum. Dengan adanya sumber hara dari luar yang diberikan ke tanah,menyebabkan terjadinya pengenceran konsentrasi isotop dalam tanah.

Beberapa Penelitian Hubungan Tanah-tanaman dengan Teknik Nuklir yang Telah Dilakukan diKelompok Pemupukan dan Nutrisi Tanaman:

1. pengukuran efisiensi penggunaan pupuk pada berbagai cara pemberian, jenis, dan takaran pupukmisalnya urea dan TSP/SP-36

2. pengaruh cara budidaya tanaman (pengolahan lahan , cara tanam)3. pengaruh kadar lengas tanah4. kontribusi berbagai pupuk organik (pupuk hijau, pupuk kandang) dan pupuk hayati dalam

penyediaan unsur hara (N,P) bagi tanaman5. pencucian hara N (neraca N)6. pengukuran ketersediaan hara di dalam tanah7. pengukuran fiksasi N udara secara biologi oleh tanaman legume (kedelai, sesbania dan azolla)8. penetapan daerah perakaran yang efektif dalam penyerapan hara9. distribusi hara dalam tanaman

10. fotosintesa dan translokasi hasilnya

Pada prinsipnya penelitian yang dilaksanakan pada Kelompok Pemupukan dan Nutrisi Tanamanbertujuan untuk mendapatkan sumber nutrisi alternatif agar dapat diperoleh pengurangan penggunaanpupuk buatan pabrik dan penyediaan pupuk dapat dilakukan secara praktis atau dengan kata lain secaralebih mudah dan murah.

Penelitian Sesbania rostrata.

Hasil penelitian dengan menggunakan isotop 15N menunjukkan bahwa pemupukan padatanaman padi dengan Sesbania rostrata yang ditanamsisipkan di antara baris pertanaman padidapat mengurangi penggunaan pupuk urea sebesar 50 %.Keunggulan Sesbania rostrata:

1. Dapat hidup di lahan sawah maupun lahan kering,2. Memiliki bintil (nodule) yang berisi bakteri Rhizobium pada bagian maupun batang dan

cabang (seluruh tubuh tanaman),3. Mempunyai potensi fiksasi N-udara yang tinggi (5-10 X lebih besar dari legume lain),4. Tahan banjir,5. Tahan salinitas,6. Memiliki nisbah C/N yang rendah sehingga cepat terdekomposisi dan mineralisasi dalam

tanah,7. Umur pendek

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 4/12

Bagan penelitian mempelajari fikasasi N dengan teknik isotop 15

Pupuk hijau Sesbania rostrata

Kontak person : Pemupukan dan Nutrisi Tanaman

| Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda |

Kelompok Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada dasarnya teknik nuklir dibagi menjadi dua yaitu teknik radiasi dan isotop radioaktif. Iradiasimemberikan bermacam-macam pengaruh terhadap makhluk hidup diantaranya adalah pengaruh letalyaitu menimbulkan kematian terhadap makhluk hidup dan pengaruh mandul/steril. Pengaruh terhadapkemandulan ini dikembangkan oleh Knipling (1955) menjadi teknik pengendalian hama yang dikenalsebagai Teknik Serangga Mandul (TSM). Selain TSM, pengaruh letal dapat dimanfaatkan untukmembunuh hama dan penyakit untuk desinfestasi dan perlakuan fitosanitari hama pasca panen.

TEKNIK SERANGGA MANDUL LALAT BUAH

Prinsip kerja Teknik Serangga Mandul (TSM) sebagai berikut: bila ke lapangan dilepaskanserangga mandul sebanyak 9 kali populasi serangga kebun, maka akan terjadi persaingan kawin antaraserangga mandul dengan serangga normal, dan hanya 1/10 serangga normal yang kawin denganserangga normal dan menghasilkan keturunan. Bila penglepasan serangga mandul dilakukan berulang-ulang maka dari generasi ke generasi populasi hama akan terus menurun sampai nol.

TSM telah berhasil digunakan di berbagai negara untuk mengendalikan hama tertentu sampai musnah. Kelompok Hama dan Penyakit Tanaman PATIR, telah mengembangkan TSM untuk mengendalikanhama lalat buah dan nyamuk. TSM untuk mengendalikan lalat buah Bactrocera carambolae danBactrocera papaya telah dapat dikuasai, mengingat teknik pembiakkan massal lalat buah dilaboratorium dengan kapasitas produksi jutaan per minggu telah berhasil dikembangkan, dinamikapopulasinya di kebun telah dipelajari, demikian juga teknik mass trapping hama ini dengan metil eugenoltelah dikuasai. Di sisi lain, teknik pembiakkan massal nyamuk telah mampu menghasilkan 25.000jantan mandul dalam satu minggu, jumlah tersebut dapat ditambah sampai 100.000 ribu jantan mandulsesuai dengan permintaan aplikasi. Jenis nyamuk yang dikembangbiakkan adalah nyamuk vektorpenyakit Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti)dan Malaria (Anopheles).

A. LALAT BUAH

Lalat Buah Bactrocera carambolae dan Bactrocera papayae

Tanpa perlakuan khusus selagi masih di pohon, buah-buah seperti belimbing, jambu air, jambu biji,mangga bahkan cabai merah sulit terhindar dari sernagan hama lalat buah. Bahkan menurutKALSHOVEN hama ini sering menyebabkan gagal panen. Menurut laporan, kerusakan pada perkebunanmangga di Jawa Timur dapa mencapai 30 %.. Buah yang terserang sering tampak sehat dan utuh dariluar tetapi bila dikupas di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya adalah hamalalat buah terutama Bactrocera carambolae dan Bactrocera papayae. Karena gejala awalnya yang taktampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buahmenjadi hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan.Sebenarnya pembrongsongan dapat mencegah serangan, akan tetapi cara ini tidak praktis untukdilakukan pada buah di pohon yang tinggi dalam areal yang luas. Sementara penggunaan insektisidaselain mencemari lingkungan juga sangan berbahaya bagi konsumen buah. Oleh karena itu diperlukancara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti diperkebunan-pertkebunan mangga yang luasnya ratusan sampai ribuan hektar yang sekarangdikembangkan di beberapa propinsi seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatra Utara.

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 5/12

dikembangkan di beberapa propinsi seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatra Utara.

Pembiakan Massal Lalat Buah (Bactrocera carambolae)

Hasil pembiakan massal lalat buah terutama diperlukan dalam pengendalian dengan TSM. Jutaankepompong yang dihasilkan dapat dimandulkan dengan iradiasi gama untuk kemudian dilepas dilapangan sebagai agen pengendali. Namun serangga hasil biakkan juga diperlukan sebagai inangdalam pembiakkan parasit atau predator yang dapat digunakan dalam pengendalian hayati. DiLaboratorium Hama PATIR, lalat buah Bactrocera carambolae telah berhasil dibiakkan denganmenggunakan makanan buatan yang murah dan mudah didapat yaitu terdiri dari sekam gandum, gula,ragi roti, HCl, Nipagin, Benzoat dan air, dengan kapasitas produksi jutaan ekor per bulan. Telah diketahuijuga bahwa dengan menggunaakan iradiasi gama dosis 90 Gy lalat buah dapat dimandulkan.

Mass Trapping Lalat Buah (Bactrocera carambolae)

Lalat buah Bactrocera carambolae jantan tertarik pada senyawa metil eugenol. Perangkap berisi bahanini dapat digunakan sebagai alat monitor populasi, namun bila sejumlah besar perangkap dipasangmaka lalat buah dapat diperangkap secara massal sehingga populasinya diharapkan dapat turun.Laboratorium Hama PATIR telah berhasil membuat dispenser berisi metil eugenol beracun yang biladipasang (10 buah perhektar) dapat digunakan untuk menekan populasi lalat buah di kebun. Dispenserini selain lebih praktis untuk digunakan karena tidak memerlukan perangkap juga lebih awet karena dapatefektif selama lebih dari dua bulan.

FOTO KEGIATAN PELEPASAN LALAT BUAH KABUPATEN KARO

Petani Jeruk dengan perangkap particle board Pupa Mandul Siap dilepas

Shipping & Packaging Panen Jeruk

Blok Metil Eugenol Kebun Jeruk Kabupaten Karo

B. TSM NYAMUK

Teknik Serangga Mandul (TSM) merupakan sebuah produk inovasi terbaru pada pengendalian nyamuk.

Dosis iradiasi yang digunakan untuk memandulkan Aedes aegypty adalah 65 dan 70 Gy, sedangkanuntuk Anophelles sp. Adalah 120 Gy. Bila dibandingkan dengan sistem pengendalian kovensional, TSMmempunyai banyak kelebihan, yaitu bersifat spesifik species, mudah, murah dan ramah lingkungan.Itulah sebabnya Depkes dalam hal ini Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular meminta kepadaBatan agar melakukan TSM pada pengendalian nyamuk.

Metode

Pengurusan izin :a. Izin Etik dari Badan litbang Kesehatan Depkesb. Izin Lokasi dari Dinas Kesehatan terkait lokasi

Survei populasi awalPemeliharaan nyamukProses iradiasiEvaluasi Populasi

Keunggulan Teknologi Yang Ditawarkan

TSM merupakan suatu cara pengendalian vektor yang ramah lingkungan, murah, efektif, dan potensial.

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 6/12

TSM merupakan suatu cara pengendalian vektor yang ramah lingkungan, murah, efektif, dan potensial.Teknik ini disebut juga sebagai pengendalian spesifik species, yaitu membunuh vektor dengan vektor itusendiri (autocidal technique). Cara kerja teknik ini pun relatif mudah, yaitu mengiradiasi koloni seranggajantan di laboratorium, kemudian melepaskannya ke habitat secara periodik. Akibat pelepasan seranggake habitat, maka lama kelamaan di lokasi pelepasan tersebut akan terjadi penurunan populasi, yangsecara otomatis akan menurunkan jumlah penderita DBD atau malaria.

Prestasi yang Telah Dicapai

Mendapat penghargaan dari Menristek sebagai Riset Inovasi Paling Prospektif tahun 2009.Fakta-fakta (2011):

Sebelum rilis TSM Setelah rilis TSM

1. Banjarnegara : a. IH = 10 – 50 (r = 35) b. Kasus dari bln ke 4 selalu ada 2. BangkaBarat a. IH = 33 – 78 (r = 49,6) b. Kasus tiap bulan ada dan ada 3 orang meninggal

1. Banjarnegara : a. HI = 12 – 23 (r = 15,8) b. Penekanan populasi 95 – 75 % (rata-rata = 78,34 %)

a. Kasus dari bln ke 4 sampai akhir

tahun = 02. Bangka Barat a. HI = 17 – 32 (r = 22,25) b. Penekanan populasi 46,61 – 95,2 % (r = 42 %) c. Sampai dengan Februari 2012 hanya terjadi 3 kasus

3. Link Media Massa

http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/11/11/08/luch8x-nyamuk-jantan-mandul-dilepas-untuk-memutus-perkembangbiakan-nyamuk-selama-musim-hujan

http://bangka.tribunnews.com/2011/12/16/pasca-penyebaran-nyamuk-mandul-polulasi-nyamuk-turun#.T2wb6AImfDc.facebook

http://www.republika.co.id/berita/nasional/lingkungan/11/07/07/lny50w-pasukan-nyamuk-mandul-basmi-nyamuk-dbd-dan-malaria

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/07/07/240027/291/7/Basmi-Demam-Berdarah-dengan-Nyamuk-Mandul

FITOSANITARI

Buah tropis, di antaranya mangga dan manggis merupakan komoditas ekspor Indonesia yangberpeluang besar mengimbangi impor buah yang cukup tinggi. Selama ini, ekspor manga dan mangisIndonesia masih terbatas ke beberapa negara saja, belum menjangkau negara maju. Salah satumasalah yang harus dipecahkan dalam komoditas pertanian ke perdagangan internasional adalah

masalah kesehatan produk pertanian (fitosanitari). International Plant Protection Corporation (IPPC) danWorld Trade Organization (WTO) telah memberlakukan International Standard for Phitosanitary Measure(ISPM), yang mensyaratkan komoditi buah harus terbebas dari hama dan penyakit, oleh karena itu,komoditas ekspor harus mendapat perlakuan fitosanitari. IPPC juga telah menyetujui penggunaaniradiasi dalam fitosanitari (ISPMs No. 18 tahun 2003) untuk menggantikan fumigan kimia metil bromidayang segera akan dilarang karena berbahaya bagi konsumen dan lingkungan.

PATIR BATAN mengembangkan perlakuan fitosanitari menggunakan iradiasi Gamma. Iradiasi Gammabersifat radiasi pengion dan berdaya tembus tinggi sehingga dapat digunakan sebagai penggantifumigan. Cara iradiasi ini lebih unggul, diantarnya karena: tidak membahayakan lingkungan, tidakmeninggalkan residu pada produk, dan lebih praktis. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian untukmengembangkan cara perlakuan fitosanitari dengan iradiasi Gamma untuk komoditas ekspor manggadan manggis.

A. Fitosanitari Buah Mangga

1. Lalat Buah Sebagai HamaMenurut Drew & Hancock, Bactrocera carambolae dan Bactrocera papayaeadalah dua jenis hama lalat buah penting yang menjadi hama karantina bagi mangga Indonesia. Hamalalat buah, stadia telur dan larvanya hidup jauh di dalam daging buah, sehingga sulit terjangkau olehperlakuan fitosanitari lainnya. Akibatnya hama-hama ini mudah terbawa dan berkembang hingga pascapanen, sehingga menjadi hama karantina yang sangat diwaspadai, dan menghambat ekspor.

2. PenelitianKelompok Hama dan Penyakit Tanaman, PATIR BATAN , melakukan uji efikasi iradiasipada lalat buah sebagai perlakuan fitosanitari. Iradiasi dilakukan terhadap telur dan larva instar I, danlarva instar III secara in vitro (dalam makanan buatan) maupun in situ (dalam buah mangga). Stadia yangdipilih sesuai dengan kondisi di lapangan, kemungkinan adalah ketiga stadia tersebut, stadia pupa danimago terdapat di luar buah. Selain itu, menurut protokol penelitian dalam ISPM No. 18 (7), iradiasi jugaharus dilakukan terhadap instar yang paling tahan yaitu larva instar III.

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 7/12

Foto kegiatan fitosanitari hama lalat buah pada mangga

B. Fitosanitari Terhadap Kutu Putih

1. Kutu Putih (Mealybug) Sebagai Hama Beberapa spesies kutu putih dapat menyebabkan kehilanganhasil tanaman secara nyata meskipun jarang sebagai hama utama. Salah satu spesies kutu putih,Paracoccus marginatus, pernah menyebabkan kerugian sekitar Rp. 68,4 miliar akibat tanaman pepaya

pada areal seluas 350 hektare di Kabupaten Boyolali. Pada buah manggis, kutu putih terutama merusakkulit buah sehingga tampilan buah kurang menarik. Kutu muda hidup pada kelopak bunga, tunas ataubuah muda dan mengisap cairan pada bagian tanaman tersebut. Balitbu (2006), pernah mencatat bahwaproduktivitas buah manggis Indonesia hanya mencapai 2,82 t/ha, jauh di bawah produktivitas buahmanggis Thailand yang dapat mencapai 4,5-6 t/ha. Hama kutu putih juga menyebabkan kerusakan padabudidaya tanaman hias, cokelat, tebu, nanas, anggur dan singkong.2. Iradiasi pada Kutu PutihPerlakukanFitosanitari pada buah manggis bertujuan agar hama kutu putih dan penyakit tanaman lainnya tidakmengintroduksi dan menyebar di negara tujuan ekspor. Sesuai dengan ISPMs No. 18 tahun 2003, radiasipengion sudah direkomendasikan untuk perlakuan fitosanitari. PATIR-BATAN telah mempunyai 4 tipeiradiator gamma, yaitu Gamma cell-220, iradiator panorama serbaguna (IRPASENA), iradiator karet alam(IRKA), iradiator Gamma Chamber 4000-A, dan 2 tipe mesin berkas elektron, yaitu mesin berkas elektronenergi rendah (tipe EPS-300) dan mesin berkas elektron energi medium (tipe GJ-2).

3. Koleksi Spesies Kutu PutihSaat ini, Kelompok hama dan Penyakit tanaman PATIR – BATAN telahberhasil membudidayakan (rearing) dua jenis kutu putih yang berpotensi membahayakan komoditaspertanian. Rearing kutu putih dilakukan dengan menggunakan Labu Kaboca sebagai tanaman inangalternative (host). Kutu putih dipelihara pada suhu 25--28 oC dan kelembaban relative 65 %. Kedua jenisitu adalah Dysmicoccus neobravipes dan Exallomochlus hispidus.

HAMA WERENG

Wereng Cokelat (Nilaparvata lugens Stål.) sudah menjadi ancaman yang sangat berarti bagi budidayapadi di kawasan Asia, tidak terkecuali Indonesia. Dilaporkan, kerusakan skala besar yang disebabkanoleh hama tersebut terjadi setiap tahun mulai dari tahun 2001 sampai 2005. Luas area yang diserangadalah 8.949 ha (2001), 8.283 ha (2002), 10.350 ha (2003), 11.844 ha (2004), 56.832 ha (2005) (Ditlin2005, dalam Munawar & Baehaki 2007). Kerugian dalam bentuk materi akibat serangan hama wereng diIndonesia pernah dikalkulasikan oleh Dyck & Thomas (1979), yaitu mencapai US$100 juta dari rentanwaktu 1974--1976.Terdapat beberapa metode yang dapat diaplikasikan guna menekan jumlah seranganhama Wereng Cokelat, salah satunya adalah menanam varietas padi yang tahan terhadap hamatersebut. Untuk itu, Kelompok Hama dan Penyakit Tanaman PATIR-BATAN berpengalaman dan mampumengembangbiakkan hama Wereng Cokelat (Nilaparvata lugens Stål.) bioteipe 3 dan biotipe lapangan dilaboratorium. Kemampuan mengembangbiakkan Wereng Cokelat sudah dilengkapi dengan

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 8/12

laboratorium. Kemampuan mengembangbiakkan Wereng Cokelat sudah dilengkapi dengankemampuan para personelnya dalam melakukan uji ketahanan galur padi harapan (screening) terhadaphama wereng cokelat biotipe 3 dan lapangan. Kemampuan tersebut tentu saja sangat menunjangprogram Kelompok Pemuliaan Tanaman dalam menghasilkan varietas-varietas padi unggul.

Wadah Screening Kamar Screening

Sungkup Budi Daya Petak Sawah

Kontak person : Hama dan Penyakit Tanaman

| Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda |

Kelompok Nutrisi Ternak

Gambaran umum

Dalam rangka menunjang program swasembada daging nasional maka penelitian pakan ternakruminansia dengan memanfaatkan sumberdaya pakan lokal perlu dikembangkan. Pakan lokal diharapkanmampu menggantikan dan meningkatkan mutu sebagian bahan pakan yang dibutuhkan oleh ternak.Selain memberikan pendapatan tambahan penghasilan bagi petani yang merangkap peternak juga bisameningkatkan populasi ternak itu sendiri, karena mudah diperoleh dan lebih murah.

Penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi pakan lokal berupa hijauan berkualitas, hasil sampingpertanian, industri pertanian dan pangan, serta mudah diperoleh. Hijauan berkualitas berupa daun-daunanyang mengandung protein kasar lebih tinggi dan banyak ditemui seperti lamtoro, kelor, gamal dll. Hasilsamping pertanian meliputi daun singkong, kacang tanah, jerami padi, jagung, sorghum, pucuk tebu,bagase, daun kedelai dan kulit kedelai. Hasil samping industri kecil/pertanian berupa dedak padi,gandum/pollard, sorghum, onggok, molases, kulit coklat, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil bijikapok, bungkil kelapa sawit, ampas tahu dan ampas kecap. Hasil samping industri pangan berupaproduk-produk roti, bubur bayi dan susu bubuk yang waktu berlaku penjualannya sudah habis.

Beberapa jenis kegiatan utama penelitian, pengembangan dan pemanfaatan pakan lokal sebagai pakanternak ruminansia dengan teknik nuklir yaitu;

1. Perunut (Tracer), radioisotop yang dipakai adalah 32-P, 15-N, 14-C dan 35-S secara in-vitro2. X-Ray Spectroscopy (XRF), untuk analisis mineral3. APN (Aplikasi Pengaktifan Neutron), untuk analisis mineral4. Radiasi digunakan untuk sterilisasi bahan5. Analisa pelepasan gas methan (CH4) dari ternak ruminansia (non nuklir)6. Proksimat (non nuklir)7. In-vitro produksi gas (non nuklir)8. In vivo (non nuklir)

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 9/12

Penelitian pakan ikan dan hormon testoteron memanfaatkan bahan dari limbah pertanian dan peternakan,yaitu dari limbah sludge kelapa sawit dan limbah lain seperti ampas kecap, dedak, tepung ikan dan tepungkedelai untuk pakan ikan, sedangkan testis sapi dari hasil peternakan diolah menjadi tepung testismenjadi hormon testosteron dan hormon methyl testosteron (MT) Kegiatan penelitian dan pengembangan pakan lokal sebagai pakan ikan menggunakan teknik nuklirdan non nuklir yaitu;1. Merunut/menandai (Tracing), Radioisotop yang dipakai untuk menandai adalah 125-I2. X-Ray Spectroscopy (XRF), untuk analisis mineral3. APN (Aplikasi Pengaktifan Neutron), untuk analisis mineral

4. Radiasi digunakan untuk sterilisasi

Kegiatan Penelitian

1. Telah dilaksanakan

Penelitian suplemen pakan UMMB, SPM dan SPMTM serta beberapa jenis pakan basal yang bisadisimpan untuk musim kemarau yaitu beberapa jenis silase rumput, jagung dan sorgum untuk ruminansiadan hormon alami untuk jantanisasi ikan (sex reversal) sehingga ikan cepat lebih besar.

2. Sedang berlangsung

Penelitian yang sedang dilakukan yaitu pembuatan formula beberapa jenis pakan komplit, pakankonsentrat dan pakan basal yang difermentasi untuk meningkatkan kualitas pakan ternak ruminansia sertapakan berkualitas untuk ikan..

Pakan ternak ruminansia (sapi, kerbau, domba dan kambing); pakan lengkap, konsentrat danpakan basal berkualitas dan suplemen pakanPakan ikan; Pakan dan jantanisasi ikan (sex reversal).

Hasil yang Diperoleh

UMMB, adalah pakan pelengkap bergizi tinggi yang berguna merangsang perkembangan mikrobapencerna dalam proses pencernaan serat kasar di dalam perut (rumen) ternak ruminansia.SPM, adalah pakan pelengkap bergizi tinggi untuk membantu proses pencernaan serat kasar didalam perut (rumen) ternak ruminansia.Silase, pemanfaatan hijauan yang berlebih disaat musim hujan untuk dimanfaatkan sebagaicadangan pakan di musim panas/keringJerami fermentasi, pemanfaatan segala jenis jerami pertanian untuk dimanfaatkan sebagaicadangan pakan atau sebagai penyusun pakan lengkap dengan teknik fermentasi.Konsentrat, pakan yang mempunyai kecernaan tinggi dan mengandung energi dan protein lebihtinggi, sehingga bisa digunakan pada ternak yang sedang berproduksiProbiotikPakan lengkap, pakan jadi yang dibuat secara khusus dan mengandung semua jenis zat nutrisiyang dibutuhkan oleh ternak, sehingga peternak bias memberikan pakan lengkap ini saja secaralangsung, tanpa pemberian rumput segar.Hormon alami penjantanan ikan (sex reversal)Pakan ikan

Fasilitas

Fasilitas Utama

1. Laboratorium radioisotop

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 10/12

1. Laboratorium radioisotop2. Laboratorium in-vitro3. Laboratorium analisis pakan4. Kandang percobaan dan metabolik5. Peralatan pembuatan pakan ternak mini

Fasiltas Pendukung

1. RUSITEC (Rumen Simulation Technique)2. Methane analyzer + Head box (1 unit penelitian)3. Irradiator4. AAS5. XRF (X-Ray Fluorescent) Spectroscopy6. APN (Aplikasi pengaktifan Neutron)7. Reaktor riset 8. Balai keselamatan nuklir

Peralatan

1. LSC (Liquid Scintillation Counter)2. High speed centrifuge (Hitachi)3. UV spectrophotometer 4. Waterbath + heater5. Dispenser6. pH meter7. Oven8. Furnece

Urea Molases Multinutrient Block(UMMB)

Suplemen PakanMultinutrien (SPM)

Produk hormon MethylTestoteron

Penjantanan ikan/Sexreversal ikan

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan di Nutrisi Ternak terdiri dari 8 orang peneliti dan4 orang teknisi. Jenjang studi peneliti S2 sebanyak 5 orang, dan S1 sebanyak 3 orang. Peneliti-peneliti tersebut telah mendapatkan pendidikan/pelatihan tidak hanya dalam negeri tapi jugamendapatkan pendidikan di luar negeri sesuai dengan keahliannya.

Kerjasama

Kerjasama yang dilaksanakan di dalam negeri bekerja sama dengan beberapa instansi DinasPeternakan dan Perguruan Tinggi di daerah setempat antara lain Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat,Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Dinas Perikanan Jawa Barat, Jawatengah, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan BBI - DKI. Kegiatan berupa program penelitian danpengembangan, IPTEKDA serta program yang berasal dari luar negeri yaitu Regional Asia (RAS) danTechnical Coorporation (TC) dari International Atomic Energy Agency (IAEA).

Kontak person: Nutrisi Ternak

| Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda |

Kelompok Kesehatan dan Reproduksi Ternak

Gambaran umum

Kegiatan di Kelompok Kesehatan dan Reproduksi Ternak adalah melaksanakan pengembangan sistempencegahan penyakit dan efisiensi reproduksi pada ternak dengan memanfaatkan teknik nuklir dan teknikterkait. Kegiatan yang dilakukan berupa serangkaian penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan isolatlokal bakteri Brucella abortus untuk pengembangan vaksin radiasi Brucellosis, uji toksisitas danimmunogenitas bakteri Streptococcus agalactiae sebagai bahan dasar vaksin radiasi untuk penyakitmastitis, dan isolasi senyawa bahan dasar deteksi kebuntingan dini berupa Pregnancy specific protein-b(PSPb) yang akan digunakan menjadi salah satu reagen dari kit Radioimmunoassay (RIA) PSPb. Selainitu juga telah diperoleh produk Kit RIA progesteron yang menghasilkan prototipe Kit RIA progesteroneserta vaksin radiasi Fasciolosis untuk ruminansia.

Teknik nuklir (iradiasi) dimanfaatkan untuk melemahkan virulensi agen penyakit tetapi masih mampumenginduksi kekebalan penyakit. Dosis iradiasi yang digunakan tergantung pada jenis penyakit yangditeliti. Selain pembuatan vaksin radiasi, kegiatan litbang mencakup peningkatan kinerja reproduksiternak, berupa pengembangan deteksi kebuntingan dini yang diarahkan pada keberadaan proteinspesifik yang hanya ada pada saat ternak bunting, yaitu protein spesifik kebuntingan tipe B (PSPb).

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan di Nutrisi Ternak terdiri dari 5 orang peneliti dan 2orang teknisi. Jenjang studi peneliti S2 sebanyak 1 orang, dan S1 sebanyak 4 orang. Peneliti-penelititersebut telah mendapatkan pendidikan/pelatihan tidak hanya dalam negeri tapi juga mendapatkanpendidikan di luar negeri sesuai dengan keahliannya.

Kegiatan Penelitian

Telah dilakukan

Serangkaian penelitian yang bertujuan memperoleh data teknis karakter Brucella abortus iradiasi, sifatantigenik Streptococcus agalactiae sebagai bahan vaksin radiasi mastitis, serta antibodi PSPb dengan

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 11/12

antigenik Streptococcus agalactiae sebagai bahan vaksin radiasi mastitis, serta antibodi PSPb dengantiter tinggi untuk bahan kit RIA PSPb.

Sedang berlangsung

Penelitian yang sedang dilakukan yaitu isolasi dan identifikasi bakteri Brucella abortus dari isolat lapanguntuk pengembangan vaksin radiasi Brucellosis, uji toksisitas dan imunitas Streptococcus agalactiaesebagai kandidat vaksin radiasi mastitis, dan identifikasi senyawa PSPb hasil filtrasi sebagai bahansenyawa deteksi kebuntingan dini

Hasil yang Diperoleh

Kit RIA Progesteron digunakan untuk mendeteksi pubertas ternak, mendeteksi gejala birahi,diagnosa kebuntingan dini, mendukung program Inseminasi Buatan, dan diagnosa kelainanreproduksi ternak.Vaksin Radiasi Fasciolosis digunakan untuk pencegahan terhadap fasciolosis yang merupakanpenyakit cacing hati ternak ruminansia yang disebabkan oleh parasit Fasciola gigantica yang dapatmenurunkan produktivitas ternak.

Kit RIA Progesteron

FASCIVAC, sebagai prototipe vaksin fasciolosis (cacing hati)

Fasilitas

Utama

Laboratorium Vaksin IrradiasiLaboratorium Produksi Metaserkaria FasciolaLaboratorium ELISA dan SpektrofotometerLaboratorium Mikroskop dan KulturLaboratorium Probiotik dan Sterilisa

Pendukung

IrradiatorReaktor risetBalai keselamatan nuklir

Peralatan

Spectrophotometer UVLaminair flowMultichannel Gamma CounterELISA reader

Kerjasama

Dalam pelaksanaan kegiatan litbang, Kelompok Kesehatan dan Reproduksi Ternak melakukan kegiatanbersama dengan beberapa instansi, yaitu Balai Pengkajian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSOH)Gunung Sindur Serpong; Balai Penelitian Veteriner (Balitvet), Bogor; Dinas Peternakan Kabupaten Garut;Institut Pertanian Bogor; Universitas Islam Negeri (UIN) Syarifhidayatullah, Jakarta; dan InstansiInternasional, seperti IAEA.

13/3/2014 PATIR BATAN

http://www.batan.go.id/patir/2012/p_03/01_org/pert/pert.php#hama 12/12

Internasional, seperti IAEA.

Kontak Person : Kesehatan dan Reproduksi Ternak

| Bidang Pertanian | Pemuliaan | Pemupukan | Hama | Nutrisi Termak | Kesehatan Ternak | Beranda |

Jl. Lebak Bulus Raya 49, PO Box 7002 JKSKL, Jakarta 12440Telp. 62-021 7690709, Fax. 62-021 7691607

E-mail : [email protected]