21 Mei Sourching

13
© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-1 Chapter 13 Keputusan Sourcing dalam Supply Chain Supply Chain Management (2nd Edition)

Transcript of 21 Mei Sourching

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-1

Chapter 13Keputusan Sourcing dalam Supply

Chain

Supply Chain Management(2nd Edition)

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-2

Peranan Sourcing dalam Supply Chain

Keputusan membuat atau membeli Kecenderungan: outsourcing pada logistik dan supply chain

Sourcing merupakan proses bisnis yang diperlukan untuk membeli barang atau jasa

Proses sourcing meliputi:– Supplier scoring and assessment– Supplier selection and contract negotiation– Design collaboration– Procurement– Sourcing planning and analysis

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-3

Faktor Penilaian Supplier Replenishment Lead Time Kinerja tepat waktu Fleksibilitas Supply

Frekuensi pengiriman/lot size minimum

Kualitas Supply Biaya transportasi

Inbound

Penetapan harga Kemampuan koordinasi informasi

Kapabilitas rancangan kerjasama

Nilai tukar, pajak, duties

Kecakapan supplier

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-4

Seleksi Supplier dan negosiasi kontrak

Kontrak untuk ketersediaan produk dan keuntungan supply chain – Buyback Contracts– Revenue-Sharing Contracts– Quantity Flexibility Contracts

Kontrak koordinasi biaya supply chain Kontrak untuk meningkatkan usaha perantara/agen

Kontrak peningkatan performansi

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-5

1. Buyback Contracts memperkenankan retailer mengembalikan inventori yang

tidak terjual dalam jumlah tertentu pada tingkat harga yang telah disepakati

meningkatnya jumlah order optimal bagi retailer, menghasilkan ketersediaan produk lebih tinggi dan keuntungan yang lebih tinggi bagi retailer dan supplier

paling efektif untuk produk dengan biaya variabel yang rendah, seperti music, software, buku, majalah, dan koran

kelemahannya adalah bahwa buyback contract menghasilkan surplus inventory yang seharusnya dihindari, sehingga menyebabkan biaya supply chain meningkat

Dpt meningkatkan distorsi informasi krn supply chain bereaksi terhadap order retail, bukan permintaan aktual konsumen

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-6

2. Revenue Sharing Contracts Pembeli membayar kuantitas minimal untuk tiap unit yang dibeli dari supplier dan membagi pendapatan dari tiap unit yang terjual dengan proporsi tertentu.

Menurunkan harga per unit yang dibebankan ke retailer shg secara efektif dapat menurunkan biaya overstocking

Dapat menimbulkan distorsi informasi, seperti yang terjadi pada kasus buyback contracts

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-7

3. Quantity Flexibility Contracts

Mengijinkan pembeli mengatur order (dalam limit) selama permintaan meningkat mendekati the point of sale

Lebih baik dengan menyeimbangkan supply dan demand

Dapat meningkatkan profit supply chain jika supplier mempunyai kapasitas yg fleksibel

Distorsi informasi lebih kecil daripada buyback contracts atau revenue sharing contracts

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-8

Contracts to CoordinateSupply Chain Costs

Perbedaan harga pada pembeli dan supllier dapat mendorong keputusan yang menaikkan biaya total supply chain

Contoh: Ukuran order pengadaan/pembelian ditentukan pembeli. EOQ dari pembeli tidak memperhitungkan beban biaya supplier.

A quantity discount contract mendorong pembelian dalam jumlah besar sehingga menghasilkan biaya total supply chain yg lebih rendah

Quantity discounts menimbulkan distorsi informasi karena adanya order batching

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-9

Contracts to Increase Agent Effort

Agen bisa saja bertindak atas nama principal dan tindakan agen berpengaruh thd reward bagi principal

Example: Dealer mobil yang menjual suatu merk tertentu tetapi juga menjual merk lainnya

Examples of contracts to increase agent effort include two-part tariffs and threshold contracts

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-10

Contracts to InducePerformance Improvement

Pembeli mungkin ingin ada perbaikan kinerja supplier yang memiliki insentif kecil

A shared savings contract: supllier dapat mendapatkan proporsi penghematan dari hasil perbaikan kinerja

Usaha perbaikan harus berawal dari supplier

Manfaat dari perbaikan tersebut dirasakan juga oleh pembeli

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-11

Design Collaboration 50-70 persen untuk proses manufaktur dihabiskan untuk pengadaan barang

80% biaya pembelian komponen ditetapkan dalam tahap desain

Kerjasama dengan supplier dapat mereduksi biaya, meningkatkan kualitas, dan mengurangi waktu proses penjualan

Penting untuk memakai desain untuk logistik, design for manufacturability

Pemilik perusahaan harus menjadi koordinator terjalinnya kerjasama yang efektif dalam supply chain

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-12

Pengadaan barang Bertujuan untuk mendistribusikan produk dengan

kuantitas dan waktu yang tepat dengan biaya total seminimum mungkin

Kategori pembelian barang– Material langsung: komponen untuk membuat barang jadi– Material tidak langsung: barang yang digunakan untuk

mendukung kegiatan pabrik Fokus pada material langsung harus meningkatkan

koordinasi dan kemampuan supplier Fokus pada material tak langsung menurunkan

biaya transaksi tiap order Fokus pada keduanya konsolidasi order dimana ada

kemungkinan untuk mengambil keuntungan ekonomi dan memperoleh potongan harga

© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-13

Product Categorization by Value and Criticality

(Figure 13.2)

Critical Items

Strategic Items

General Items

Bulk Purchase Items

LowLow

High

HighValue/Cost

Critic

ality