2.1 Customer Relationship Management 2.1.1 Pengertian Customer Relationship Management
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 2.1 Customer Relationship Management 2.1.1 Pengertian Customer Relationship Management
5
BAB 2
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Customer Relationship Management
2.1.1 Pengertian Customer Relationship Management
Customer Relationship Management (CRM) digunakan untuk mendefinisikan
proses menciptakan dan mempertahankan hubungan dengan konsumen bisnis atau
pelanggan. CRM adalah proses mengidentifikasi, menarik, membedakan dan
mempertahankan customer. (Strauss, 2001, p285)
1. Kenneth Carletton Cooper
In his books The Reational Enterprise: Moving beyond CRM to maximize all your
business relationship says, ”this requires a redefinition of CRM to include the old front-
office CRM, back-office ERP, legacy back-office system, collaborative channel and
analytics.” (Greenberg, 2004, p6)
Definisi CRM termasuk front-office CRM, back-office ERP, peninggalan system
back-office, saluran kolaboratif dan analisis.
2. Peter Kenn
CRM adalah sebuah komitmen dari perusahaan untuk menempatkan pengalaman
pelanggan sebagai titik tengah dari prioritas perusahaan dan memastikan sistem
sekarang, proses dan sumber daya informasi dapat membentuk suatu hubungan yang
baik. (Greenberg, 2002, p24)
6
3. Robert Thompson
CRM adalah sebuah strategis bisnis untuk memilih dan mengatur hubungan
dengan pelanggan yang paling menguntungkan. CRM memerlukan filososi dan budaya
bisnis customer-centric untuk mendukung proses pemasaran, penjualan, dan layanan
yang efektif. Aplikasi CRM dapat memungkinkan manajemen atau pengaturan hubungan
baik dengan pelanggan secara efektif, dengan didukung ketersediaan kepemimpinan
yang baik. (Greenberg, 2002, p39)
4. Brown
CRM adalah sebuah pendekatan untuk mengenali customer sebagai inti bisnis dan
keberhasilan perusahaan tergantung dari efektivitas dari pengaturan hubungan relasi
dengan customer. (Turban, 2002, p4)
5. Kalakota dan Robinson
CRM membangun hubungan customer yang berjangka panjang dan tetap
sehingga menambah nilai (value) ke customer dan perusahaan. (Turban, 2002, p10)
2.1.2 Manfaat Customer Relationship Management
Keuntungan bagi customer (Strauss, 2001, p298), banyaknya pilihan produk
yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan membuat konsumen sulit untuk membuat
pilihan. Jagdish Sheth menulis bahwa dari sudut pandang customer, prinsip dasar dari
CRM adalah pengurangan pilihan. Hal ini berdasarkan ide bahwa customer, ingin
berlangganan pada toko, mall dan service provider yang sama karena efisiensi yang
didapatkan. CRM bersifat cost effective. Karena lebih murah untuk mempertahankan
seorang customer daripada untuk mendapatkan seorang customer, dan juga karena
lebih mudah serta murah menjual lebih banyak produk kepada seorang customer
7
daripada menjual jumlah yang sama kepada dua customer. Keuntungan lainnya dari
CRM adalah pengaruh positif dari komunikasi mulut ke mulut oleh konsumen-konsumen
yang puas.
2.1.3 Tujuan Customer Relationship Management
Menurut Kalakota dan Robinson (2001, p173) tujuan dari kerangka bisnis CRM
adalah sebagai berikut:
1. Menambah hubungan yang telah ada untuk menambah pendapatan
Perusahaan memandang pelanggan secara luas untuk memaksimalkan hubungan
diantara mereka sehingga dapat meningkatkan profibilitas perusahaan dengan
mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan pelanggan yang potensial.
2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang terbaik.
Dengan menggunakan informasi pelanggan untuk memberikan pelayanan yang
lebih baik bagi kebutuhannya, maka pelanggan tidak perlu berulang kali meminta
informasi yang mereka butuhkan kepada perusahaan sehingga menghemat waktu dan
mengurangi frustasi mereka.
3. Memperkenalkan saluran proses dan prosedur yang konsisten dan dapat ditiru.
Dengan perkembangan saluran komunikasi bagi pelanggan, maka semakin
banyak karyawan yang terlibat dalam transaksi penjualan, sehingga perusahaan harus
memperbaiki konsistensi proses dan prosedurat.
Jadi tujuan dari CRM adalah untuk memperoleh hubungan dengan pelanggan
yang dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. Untuk mencapai
8
tujuan tersebut, bagian pemasaran, penjualan dan pelayanan pelanggan harus
bekerjasama lebih erat dalam sebuah teamwork dan saling berbagi informasi.
2.1.4 Tahapan Customer Relationship Management (CRM)
Beberapa tahap CRM menurut Strauss (2001, p297):
1. Mengidentifikasi customer
Informasi adalah penggerak CRM. Perusahaan mendapatkan informasi mengenai
individual customer dari berbagai sumber (personal maupun automated) seperti force,
customer service encounter, bar code scanners dan website. Semakin banyak informasi
yang dimiliki perusahaan, semakin baik nilai yang bisa disediakan bagi setiap customer
dan calon customer dalam hal keakuratan, ketepatan waktu dan dapat memberikan
penawaran yang masuk akal.
2. Membedakan customer
Customer memiliki kebutuhan yang berbeda. Internet memungkinkan perusahaan
untuk mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasikan berbagai kesamaan maupun
perbedaan individu dan kelompok, kemudian menggunakannya untuk meningkatkan
keuntungan.
CRM memungkinkan perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang ada dan
menerapkannya secara tidak sama terhadap customer yang paling menguntungkan. Ide
yang baru ialah bahwa teknologi memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi
high-value customer sehingga bisa memberikan penawaran secara real-time.
9
3. Menyesuaikan Marketing
Bila perusahaan telah mengidentifikasi dan membedakan customer berdasarkan
karakteristik, behavior, kebutuhan atau nilai, perusahaan kemudian bisa menyesuaikan
penawaran terhadap berbagai segmen atau individu.
Interaksi dengan customer adalah suatu yang memungkinkan perusahaan untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan membedakan, serta
untuk mengevaluasi keefektifan hasil penyesuaian marketing. (Strauss, 2001, p290)
2.1.5 Fase Customer Relationship Management
Fase-fase CRM menurut Kalakota dan Robinson (2001, p174) sebagai berikut:
1. Mendapatkan pelanggan baru (Acquiring new customer)
Untuk mendapatkan pelanggan baru dengan cara:
a. Melakukan promosi terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan,
memberikan kesan pertama yang baik kepada pelanggan karena akan
mempengaruhi penilaian kepada perusahaan.
b. Memberikan kenyamanan pada pelanggan dalam membeli produk yang mereka
butuhkan, misalnya dengan merespon dengan cepat terhadap keinginan
pelanggan juga ketepatan waktu dalam pengiriman barang pesanan.
Tujuannya adalah menawarkan produk yang baik dengan pelayanan yang
memuaskan.
2. Meningkatkan profitabilitas pelanggan yang telah dimiliki perusahaan (Enhancing the
profitability of existing cost)
10
Perusahaan harus menciptakan hubungan yang erat dengan pelanggan
dengan cara perusahaan mendengarkan keluhan dan meningkatkan pelayanan.
Hubungan dengan pelanggan dapat ditingkatkan dengan cara:
a. Cross-selling, sebuah strategi penjualan yang menawarkan barang
pelengkap dari barang yang telah dimilikinya.
b. Up-selling, adalah menawarkan barang yang sama tetapi dengan kualitas
yang lebih baik.
3. Mempertahankan pelanggan potensial (retaining profitable customer for life)
Cara mempertahankan pelanggan potensial yaitu dengan cara:
a. Menyediakan waktu untuk mendengarkan kebutuhan pelanggan, termasuk
ketidakpuasan pelanggan terhadap produk atau pelayanan perusahaan.
Sehingga dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan.
b. Memberikan pelayanan dan aplikasi pendukung yang bermanfaat sehingga
hubungan dengan pelanggan dapat tetap terpelihara.
2.1.6 Kendala Dalam Penerapan Customer Relationship Management (CRM)
Kendala-kendala yang dapat terjadi pada penerapan CRM yaitu:
• Pada aplikasi TI, terbuangnya feature atau kelebihan-kelebihan yang ditawarkan
TI dengan percuma.
• Pelanggan tetap mengeluh.
• Hubungan dengan pelanggan tetap transaksional.
• Tidak ada peningkatan efisiensi.
11
Customer Performance
Customer Value
Customer Behavior
Customer Satisfaction
• Staf sales dan marketing masih saling menyembunyikan data.
• Keuntungan perusahaan masih stagnan.
2.1.7 Model Customer Relationship Management (CRM)
Gambar 2.1 Model CRM
Sumber: (Budiman, 2000)
Terdapat dua jenis faktor penentu keberhasilan yang berhubungan dengan
pelanggan dan dapat diukur serta dikelola sebagai berikut.
1. Customer Performance Factors
a. Customer value (nilai pelanggan)
Bukan merupakan laba kotor atau margin seorang pelanggan (penghasilan
dikurangi biaya produk atau jasa). Biaya pemasaran, biaya penjualan, dan overhead
Profit
Organization Communication Information
Customer Focus
12
harus dikurangi dengan margin. Peter Crucker berpendapat bahwa tugas utama
perusahaan adalah menciptakan pelanggan. Akan tetapi, masa kini pelanggan
menghadapi aneka ragam pilihan produk, harga dan pemasok. Pelanggan
memperhitungkan penawaran yang memberikan nilai tertinggi, dan mengharapkan
nilai maksimal yang dibatasi oleh biaya pencarian serta pengetahuan, mobilitas dan
penghasilan.
b. Customer behavior (perilaku pelanggan)
Nilai pelanggan sangat menentukan perilaku pelanggan. Perilaku pelanggan
seringkali diukur dari penghasilan baik dalam jumlah rupiah maupun volume produk
atau jasa yang dipesan selama periode tertentu. Parameter perilaku pelanggan yang
pertama adalah perilaku pelanggan yang positif berarti pelanggan yang pertama kali
membeli dari perusahaan. Parameter perilaku pelanggan yang kedua adalah
customer lifeture atau lamanya waktu rata-rata yang diukur dalam bulan atau tahun,
yaitu rata-rata pelanggan yang melakukan transaksi dengan sebuah usaha.
Parameter perilaku pelanggan yang ketiga adalah customer share, yaitu sejauh mana
setiap pelanggan memenuhi kebutuhannya atau jenis produk dan jasa yang
diinginkan dengan usaha bisnis tersebut.
c. Customer satisfaction (kepuasan pelanggan)
Pelanggan yang senang dan puas berperilaku dengan positif. Mereka akan
membeli banyak dan memberikan sebagian besar usaha mereka. Apakah pembeli
akan puas setelah pembelian tergantung pada kinerja penawaran sehubungan
dengan harapan pembeli. Jika para pelanggan puas, mereka akan lebih sukar
mengubah pilihannya. Kepuasan tinggi akan menciptakan kelekatan emosional
13
terhadap merek, bukan hanya prefensi rasional, hasilnya adalah kesetiaan pelanggan
yang tinggi.
2. Customer Focus Factors
a. Organisasi
• Manajemen memiliki komitmen terhadap fokus pelanggan dan menentukan
anggaran waktu dan uang untuk perbaikan proses pelanggan
• Karyawan memiliki keahlian dan pengalaman menangani pelanggan dengan
baik dan bekerja dalam kelompok dengan orang lain yang memiliki kontak
dengan pelanggan atau customer
b. Komunikasi
• Metode yang paling tepat untuk diterapkan pada setiap pelanggan adalah
komunikasi interaktif, menekankan manfaat pelanggan daripada gambar
produk
• Kontak logistik, yaitu komunikasi dengan pelanggan direncanakan secara baik,
tepat waktu, dan tidak meleset.
c. Informasi
• Data pelanggan harus relevan, lengkap dan terkini
• Sistem informasi pelanggan harus luwes, efektif dan mudah digunakan oleh
orang awam
Adanya korelasi langsung antara fokus pelanggan dengan kinerja pelanggan.
Bila dapat memperbaiki fokus pelanggan maka akan dapat pula memperbaiki kinerja
14
pelanggan. Apabila terjadi penggabungan bersama antara kinerja pelanggan dengan
fokus pelanggan akan memberikan suatu model customer relationship management.
2.1.8 Customer Relationship Management (CRM) Flows
Gambar 2.2 CRM flows
Sumber: (Ardiansyah, 2010)
Mengambil data input berupa data profil dari semua pelanggan (customer) dan
memberikan informasi yang sesuai kepada klien berupa informasi tentang customer
history, kebutuhan-kebutuhan pasar dan isu-isu lain seputar perkembangan pasar.
2.1.9 Hubungan Customer Relationship Management dengan Kepuasan
Pelanggan
Menurut James G.Barnes (2003, p63), mencapai tingkat kepuasan pelanggan
tertinggi adalah tujuan utama pemasaran. Pada kenyataannya, akhir-akhir ini banyak
perhatian tercurah pada kepuasan total, yang implikasinya adalah mencapai kepuasan
sebagian saja tidaklah cukup untuk membuat pelanggan setia dan kembali lagi. Ketika
pelanggan merasa puas akan pelayanan yang didapatkan pada saat proses transaksi
Customer Service
Sales
Marketing Customer Focus
15
dan juga puas akan barang atau jasa yang mereka dapatkan, besar kemungkinan
mereka akan kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain dan juga akan
merekomendasikan pada teman-teman dan keluarganya tentang perusahaan tersebut
dan produk-produknya. Juga kecil kemungkinan mereka berpaling ke pesaing-pesaing
lain. Mempertahankan kepuasan pelanggan dari waktu ke waktu akan membina
hubungan yang baik dengan pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang.
Kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa terpenuhinya suatu kebutuhan
menciptakan suatu kenyamanan bagi pelanggan, apa yang memuaskan satu pelanggan
mungkin tidak memuaskan pelanggan yang lainnya. Kenyataannya, apa yang bisa
memuaskan pelanggan di satu situasi mungkin tidak bisa memuaskan pelanggan yang
sama di lain situasi. Dengan demikian, kepuasan pelanggan adalah target yang
berubah-ubah, karena masing-masing pelanggan memiliki serangkaian kebutuhan pada
tingkat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, CRM diperlukan untuk menjaga kepuasan
pelanggan tersebut.
Menurut Customer Relationship Management, p92, kunci utama CRM: Solusi
CRM yang baik harus:
1. Membedakan pelanggan
Semua pelanggan tidak sama. Kenali dan hargai pelanggan terbaik dengan
tidak sama.
2. Membedakan penawaran
Pelanggan menghargai penawaran yang customized pada dirinya.
16
3. Pertahankan terus pelanggan yang telah ada
5 sampai 10 kali lebih murah jika mempertahankan pelanggan yang ada
dibanding mendapatkan pelanggan baru.
4. Maksimumkan nilai transaksi
Jelajahi kemungkinan up-selling dan cross-selling.
5. Tingkatkan loyalitas
Pelanggan yang loyal lebih menguntungkan.
2.1.10 Sistem Kerja Customer Relationship Management
Berdasarkan pendapat Budi Sutedjo (2003, p65) CRM diawali dengan
pengumpulan informasi tentang apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pelanggan
dari perusahaan. Dengan mengetahui kebutuhan dan harapan dari pelanggan tersebut,
perusahaan dapat memanjakan dan “mengikatnya” dalam sebuah “persahabatan”.
Menurut konsepnya CRM mengajurkan agar perusahaan membuka saluran-saluran
komunikasi semudah mungkin dengan tingkat respon yang tinggi, agar pelanggan
merasakan kedekatan dengan pihak perusahaan. Dari situ, loyalitasnya terhadap
perusahaan sedikit demi sedikit akan menjadi tumbuh dan berkembang. Dengan
demikian perusahaan akan memperoleh manfaat dari penerapan CRM ini, yakni memiliki
pelanggan yang loyal.
17
Gambar 2.3. Summarizing CRM Activities Customer Relationship Management
Sumber: (Sutedjo, 2003, p65)
2.1.11 Teknologi Customer Relationship Management
Beberapa tipe teknologi CRM menurut Greenberg antara lain: (Greenberg, 2002,
p24)
1. Operational CRM
Otomatisasi proses bisnis yang terintegrasi, meliputi customer touch point,
channel, frontback office, integration.
2. Analytical CRM
Analisis data yang dihasilkan oleh operasional CRM, meliputi aplikasi data
mining.
18
3. Collaborative CRM
Aplikasi kolaborasi yang meliputi e-mail, personalized publishing, e-
communities, dan sejenisnya yang dirancang untuk interaksi antar pelanggan
dan organisasi.
2.1.12 Pentingnya Customer Relationship Management
Pentingnya CRM bagi perusahaan yaitu:
• Karena tingkat persaingan global antar perusahaan semakin besar.
• Fakta bahwa untuk mendapatkan pelanggan baru bisa 10 kali biaya untuk
menjaga pelanggan yang sudah ada.
• Tren bisnis saat ini yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan loyalitas
pelanggan ke perusahaan kita
• Banyaknya konsumen yang menginginkan pelayanan purna jual.
2.2 Electronic – Customer Relationship Management (E-CRM)
2.2.1 Pengertian e-crm
Beberapa definisi e-crm:
1. E-CRM adalah strategis bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang
memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, yang
dapat diandalkan dan terintegrasi sehingga semua proses dan interaksi
pelanggan membantu dalam mempertahankan dan memperluas hubungan
yang menguntungkan secara bersama.
2. E-CRM berdasarkan web, dengan aplikasi yang bersifat self-service, atau
CRM yang memiliki portal atau browser-based entry point. E-CRM adalah
19
sebuah channel yang powerful, fleksibel yang biasa digunakan oleh customer
untuk berinteraksi dengan perusahaan. (Greenberg, 2002, p49)
3. E-CRM adalah CRM yang diterapkan secara elektronik dengan menggunakan
web browser, internet dan media elektronik lain (seperti email, call center,
dan personalisasi, E-CRM kadang-kadang juga disebut E-service. (Turban,
2004, p148)
2.2.2 Tujuan e-crm
Kepuasan pelanggan adalah suatu tujuan utama dari sebuah sistem CRM yaitu
untuk menghasilkan sebuah keputusan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya
dapat meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan itu sendiri. Tanpa adanya
pelanggan maka dapat menyebabkan kerugian perusahaan yang akhirnya menyebabkan
kebangkrutan. Oleh karena itu perusahaan harus mendeterminasikan siapa saja yang
menjadi pelanggan dan karakterisktiknya.
Menurut Oliver yang dikutip oleh Barnes (2003, p64) kepuasan pelanggan
adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhannya. Hal ini berarti penilaian
bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang dan jasa, memberikan tingkat
kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan
kebutuhan di bawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan.
Pelanggan adalah orang-orang yang dimana keputusannya mempengaruhi
kekayaan perusahaan. Mereka mungkin suatu kelompok yang kompleks dan terdiri dari
berbagai lapisan, tapi kita harus mengetahui dan melayani mereka semua untuk
kemajuan perusahaan.
20
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunci Sukses E-CRM
Terdapat beberapa faktor yang merupakan penentu keberhasilan dari
penggunaan teknologi e-crm, yaitu:
1. Kerelaan dari pelanggan-pelanggan yang berbeda untuk menerima
teknologi.
2. Pelaksanaan versus harapan pelanggan terhadap teknologi itu.
3. Integrasi dari teknologi baru dengan teknologi yang telah ada.
4. Desain dan pengembangan fondasi teknologi yang memungkinkan
penyebaran teknologi baru secara tepat waktu.
5. Penggunaan customization yang disediakan oleh aplikasi web.
2.2.4 Peralatan E-CRM
Alat-alat yang digunakan untuk mendukung e-crm antara lain: (Turban, 2002,
p138)
1. Personalized Web Page
Web page (halaman web) dapat digunakan untuk mencatat pembelian dan
preferensi customer.
2. FAQs
Fitur Frequently Asked Questions (FAQs) adalah sebuah tool yang sederhana dan
tidak mahal yang bisa digunakan untuk menangani pertanyaan customer yang berulang.
21
3. Tracking Tools
Tracking Tools merupakan tool yang digunakan oleh konsumen untuk mengetahui
pemesanan (order) yang telah dilakukan sehingga menghemat waktu dan biaya
perusahaan. Contoh: mengecek status dari pengiriman barang.
4. E-Mail dan Automated Response
Digunakan untuk mengirimkan informasi, konfirmasi dan membangun
korespondensi dengan customer.
5. Help Desk atau Call Center
Help Desk atau Call Center berfungsi sebagai customer service yang biasanya
menggunakan fasilitas telepon, faximili, atau e-mail.
6. Troubleshooting Tools
Troubleshooting Tools adalah tool yang disediakan perusahaan untuk membantu
customer memecahkan persolan yang dihadapi sendiri. Contohnya perusahaan
menyediakan software trouble-shooting untuk membantu customer menyelesaikan
masalahnya.
2.3 Metode Analisis Masalah
2.3.1 Metode Lima Kekuatan Porter
Model ini diperkenalkan oleh Michael Porter (1980) dan telah dimodifikasi
dan disebarkan ke lainnya. Model Five Forces tentang analisis kompetitif adalah
pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak
industri. Menurut Porter (1980), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai
kombinasi atas lima kekuatan yaitu persaingan di antara perusahaan sejenis,
22
kemungkinan masuknya pendatang baru, potensi pengembangan produk substitusi,
kekuatan tawar-menawar pembeli serta kekuatan tawar-menawar pemasok. Kelima
kekuatan persaingan ini menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam
industri, dan kekuatan yang paling besar akan menentukan perumusan strategi.
Model lima kekuatan Porter:
The bargaining power of suppliers
The bargaining power of buyers
The threat of potential new entrants
The threat of substitutes
The extent of competitive rivalry
Michael E. Porter (David, 2006, p130), melihat hakikat suatu industri sebagai
kombinasi atas lima kekuatan :
• Persaingan di antara perusahaan sejenis
Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu
perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif
dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan
strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapatkan serangan balasan
seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah fitur,
menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
• Kemungkinan masuknya pesaing baru
Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru,
keinginan untuk mendapatkan pangsa pasar, dan sering kali sumberdaya
23
yang substansial. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya
membengkak sehingga mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya
pendatang baru bergantung pada rintangan masuk yang ada digabung
dengan reaksi pesaing yang sudah ada yang dapat diantisipasi oleh
pendatang baru. Jika hambatan ini besar atau pendatang baru
memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari para pemain lama,
maka ancaman dari pendatang baru akan rendah.
• Potensi pengembangan produk substitusi
Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dengan industri-industri
yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba
potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat
diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga
yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba
industri. Produk pengganti yang perlu mendapat perhatian besar adalah
produk-produk yang memiliki tren membaiknya kinerja harga dibandingkan
dengan produk industri tersebut dan diproduksi oleh industri yang
memperoleh laba tinggi. Produk pengganti seringkali timbul dengan cepat
ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri mereka,
dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
• Kekuatan tawar-menawar pemasok
Kekuatan tawar-menawar penjual atau pemasok mempengaruhi intentitas
persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar
pemasok, ketika hanya ada sedikit barang subtitusi yang cukup bagus atau
biaya untuk mengganti barang bahan baku mahal.
• Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen
24
Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun, tawar-
menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik,
serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dati tiap-tiap kelompok pembeli
yang penting dalam industri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi
pasarnya dan pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang
bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Gambar 2.4 Five Forces Porter
Sumber: (David, 2006, p130)
2.3.2 Metode Servqual (Service Quality)
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan
pelanggan atas jasa yang diterimanya adalah metode servqual. Metode ini termasuk
Buyers Suppliers
Substitute products
Potential entrants
Threat of
new entrants Bargaining power
of suppliers Bargaining power
of buyers
Threat of
substitutes
Industry Competitors
25
salah satu cara dimana responden diminta untuk menilai tingkat harapan mereka
terhadap atribut tertentu dan juga tingkat yang mereka rasakan. Metode yang
dikembangkan oleh Zeithaml (1990) ini, khusus digunakan untuk mengukur kepuasan
pelanggan atas jasa yang diberikan.
Metode ini menggunakan user based-approach (melakukan pendekatan),
yang mengukur kualitas jasa secara kuantitatif dalam bentuk kuesioner dan
mengandung dimensi-dimensi kualitas jasa seperti tangibles, responsiveness, realibility,
assurance, dan empathy. Tujuan dari penggunaan dimensi servqual dalam pengukuran
kesenjangan adalah untuk melakukan program perbaikan dalam pengendalian jasa
layanan yang digunakan sebagai alternatif usulan dalam perbaikan kualitas jasa yang
berorientasi terhadap kepuasan pelanggan, sebagai salah satu strategi perusahaan
dalam memberdayakan Total Quality Service. Hasil pengolahan data kuesioner akan
dilakukan dengan menggunakan analisa diagram Kartesius dan probabilistik
kesenjangan (gap), yang merupakan penerapan dari Metode Servqual (Service Quality).
Pada metode Servqual dibutuhkan data skor harapan (expected score) dan
skor persepsi (perceive score). Perbedaan antara kedua skor ini memiliki sasaran
penilaian pelanggan untuk mengetahui kualitas jasa yang diterima pelanggan dengan
menggunakan metode penilaian (assessment) yang disebut dengan nama Servqual.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metode Servqual ini adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan daftar atribut-atribut pelayanan yang akan diukur.
Untuk menentukan atribut apa saja yang akan ditampilkan, penyedia
jasa dapat memulai dengan mengacu pada lima dimensi utama kualitas jasa
26
sebagai variabel penelitian. Atribut-atribut yang dibuat berupa pertanyaan
yang sesuai dengan maksud dari variabel masing-masing penelitian.
2. Mengetahui pendapat pelanggan tentang atribut-atribut tersebut
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan masing-masing
atribut yang ada dalam daftar tersebut, yaitu seberapa penting atau
seberapa besar harapan pelanggan terhadap atribut tersebut, berapa besar
bobot yang diberikan untuk masing-masing pelayanan yang diberikan dan
seberapa baik prestasi jasa yang dirasakan pelanggan setelah memakainya.
3. Terhadap setiap pelanggan
Tentukan Serqual score (Si) untuk setiap pertanyaan/ atribut dengan
persamaan sebagai berikut :
Si = Pi – Ei ; i = 1,2,3,...,n
dimana :
Pi : nilai persepsi yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
Ei : nilai harapan yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
n : nomor pertanyaan
4. Terhadap pelanggan, jumlahkan nilai Servqual yang didapat untuk setiap
dimensi, kemudian bagi jumlahnya dengan banyaknya pertanyaan/ atribut
pada dimensi tersebut
27
5. Terhadap setiap pelanggan, kalikan nilai Ski dengan bobot (wi) yang
diberikan untuk setiap dimensi sehingga didapatkan nilai Servqual terbobot
(Sqi) untuk setiap dimensi.
6. Perhitungan TSQ seluruh pelanggan dijumlahkan lalu dibagi dengan n untuk
mendapatkan rata-rata nilai Servqual.
2.3.2 Metode 7C
Internet telah merubah cara pemasaran dari interaksi antar-muka menjadi interaksi
layar-muka. Perbedaan yang mendasar dari hubungan pertukaran ini dijembatani oleh
antar-muka teknologi. Interface ini dapat berupa PC, telepon genggam, PDA, aplikasi
wireless, atau peralatan internet lainnya. Cara mendesain antar-muka ini menggunakan
kerangka 7C’s yaitu: (Mohammed, 2003, p161)
1. Context (konteks)
Konteks dari suatu website mencakup estetika dan fungsional
penglihatan dan perasaan. Beberapa sites telah memilih untuk
menitikberatkan pada grafik yang menarik, warna, dan fitur desain,
sementara yang lain menekankan tujuan bukan pada hiasannya, seperti
kenyamanan dalam pemakaian.
2. Content (isi)
Content atau isi didefinisikan sebagai subjek digital yang penting dalam
suatu site. Ini mencakup bentuk dari subjek digital seperti text, grafik,
audio, dan video. Sementara konteks berpusat pada bagaimana suatu
site didesain, content berpusat pada apa yang dipresentasikan.
28
3. Community (komunitas)
Didefinisikan sebagai interaksi yang muncul antara pengguna site.
Komunitas mengikutsertakan sebuah ikatan emosional dalam grup
membership bersamaan dengan sense yang kuat dalam keterlibatan dan
berbagi minat yang sama dalam grup tersebut. Penggunaan komunitas
dapat mendorong konsumen untuk kembali lagi ke website, karena:
a. Komunitas dapat menciptakan content yang menarik. Content ini,
baik diciptakan oleh member maupun administrator dapat
memberikan ketertarikan pada individu untuk datang ke website.
b. Melalui komunitas, member dapat melakukan aktivitas yang dapat
memuaskan kebutuhan bersosialisasi yang tidak didapatkan secara
individual. Komunikasi user-to-user dapat muncul antara 2 user (e-
mail, joint game) atau antara satu user dengan banyak user (bulletin
board, forum).
4. Customization
Didefinisikan sebagai kemampuan suatu site untuk mendesain dirinya
sendiri atau didesain oleh user. Ketika customization dilakukan dan
manajemen oleh user maka hal ini disebut personalisasi, sedangkan
customization yang dilakukan oleh perusahaan dinamakan tailoring.
5. Communication
Komunikasi menunjuk kepada dialog antara perusahaan dengan
konsumen. Dimensi komunikasi dibagi menjadi 3 :
a. Broadcast
Broadcast adalah pertukaran informasi satu arah dari organisasi ke
user. Secara umum, broadcast adalah hubungan ”one-to-many”
antara website dengan users. Contoh: FAQ, E-mail Newsletters
29
b. Interactive
Komunikasi interaktif adalah komunikasi 2 arah antara organisasi
dari user. Contoh: customer service, user input (user ratings, user
feedback to the site)
c. Hybrid
Hybrid communication adalah kombinasi komunikasi broadcast dan
interactive.
6. Connection (koneksi)
Koneksi didefinisikan sebagai jaringan penghubung antara suatu website
dengan website yang lain.
7. Commerce (perdagangan)
Didefinisikan sebagai fitur dari customer interface yang dapat
membawa ke arah terjadinya transaksi. Ada beberapa dimensi
commerce seperti : registrasi, shopping cart, keamanan, credit-card
approval, one-click shopping, orders through affiliates, configuration
technology, order tracking, dan delivery options.
2.4 Kepuasan Pelanggan
2.4.1 Pengertian Kepuasan
Menurut J. Supranto (2006, p233), kepuasan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya.
Harapan pelanggan dapat dibentuk dari pengalaman masa lalu, komentar dari
kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Pelanggan yang puas
akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberikan komentar yang
baik terhadap perusahaan. Sedangkan menurut Oliver melalui buku Kotler (2003, p69),
kepuasan digambarkan sebagai suatu evaluasi terhadap surprise yang melekat pada
30
pengakuisisian produk dan pengalaman mengkonsumsi. Jadi kesimpulannya, tingkat
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan, apabila kinerja dibawah harapan maka pelanggan akan kecewa. Jika kinerja
sesuai harapan maka pelanggan akan puas. Sedangkan jika kinerja melebihi harapan,
maka pelanggan akan sangat puas.
2.4.2 Pengertian Pelanggan
Kotler (2003, p103) berpendapat, bahwa pelanggan adalah orang yang paling
penting dalam perusahaan, pelanggan tidak tergantung kepada perusahaan tetapi
perusahaan tergantung pada pelanggan. Pelanggan bukan menerima pekerjaan tetapi
pelanggan memberikan pekerjaan. Pelanggan bukan seseorang untuk menilai atau
menghitung, tetapi pelanggan adalah seseorang yang mengungkapkan apa yang
diinginkan, perusahaan adalah untuk memberikan kepuasan untuk pelanggan dan untuk
perusahaan itu sendiri, pelanggan adalah orang yang paling penting bagi setiap
perusahaan.
2.4.3 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan dasar kegiatan utama perusahaan. Menurut
Irawan (2003, p2) kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau
pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa. Oleh karena itu, setiap transaksi atau
pengalaman baru akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Seorang
pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapat nilai dari pemasok,
produsen atau penyedia jasa. Nilai ini berasal dari produk, pelayanan, sistem, atau
sesuatu yang bersifat emosi. Ketika pelanggan mengatakan bahwa nilai adalah produk
yang berkualitas. Kalau nilai bagi pelanggan adalah kenyamanan, maka kepuasan akan
datang apabila pelayanan dan tempat dikunjungi benar-benar nyaman. Kalau nilai dari
31
pelanggan adalah harga yang murah, maka pelanggan akan puas kepada produsen
yang memberikan harga paling kompetitif. Dengan demikian, kepuasan pelanggan
memiliki dimensi waktu karena hasil akumulasi. Upaya memuaskan pelanggan adalah
pengalaman panjang yang tidak mengenal batas waktu.
2.4.4 Konsep Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (2002, p105), “kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya”. Konsep kepuasan pelanggan dari Rangkuti (2002, p21) secara konseptual
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.5 Konsep Kepuasan Pelanggan
Sumber: Rangkuti (2002, p21)
Sekarang ini semakin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan
merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dalam arena bisnis dan memenangkan
persaingan. Meskipun demikian, tidaklah mudah untuk mewujudkan kepuasan
pelanggan secara menyeluruh. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus berusaha
Tujuan perusahaan
Produk
Nilai produk
Kebutuhan atau keinginan pelanggan
Harapan pelanggan terhadap produk
Tingkat kepuasan pelanggan
32
meminimalkan ketidakpuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang semakin
baik.
Menurut Tjiptono (2001, p126) sebenarnya ada dua faktor yang amat
menentukan kepuasan pelanggan, yaitu harapan pelanggan dan kinerja atau hasil yang
mereka rasakan. Jadi kesimpulannya, kepuasan pelanggan adalah konsep penting dalam
konsep pemasaran dan penelitian konsumen dan sudah menjadi pendapat umum bahwa
jika konsumen merasa puas dengan suatu produk, maka mereka akan cenderung terus
menggunakannya dan membeli kembali di kemudian hari.
2.4.5 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (2002, p45), terdapat 4 (empat) metode untuk melacak dan
mengukur kepuasan konsumen, yaitu:
1. Sistem keluhan dan saran
Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah
pelanggannya untuk memberikan saran dan keluhan.
2. Survey kepuasan pelanggan
Perusahaan secara responsif memperoleh ukuran kepuasan konsumen secara
langsung dengan melakukan survey berkala. Mereka mengirimkan daftar
pertanyaan atau menghubungi pelanggan mereka sebagai sampel acak dan
menanyakan apakah mereka sangat puas, puas, biasa saja, kurang puas atau
sangat tidak puas terhadap aspek kinerja perusahaan.
33
3. Belanja siluman
Perusahaan dapat membayar orang-orang untuk bertindak sebagai pembeli
potensial guna melaporkan hasil temuan mereka tentang kekuatan dan
kelemahan yang mereka alami ketika membeli produk perusahaan dan pesaing.
4. Analisis pelanggan yang hilang
Perusahaan-perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang berhenti atau
berganti pemasok untuk mempelajari alasannya.
2.4.6 Cara Mencapai Kepuasan Pelanggan
Menurut Yoeti (2000, p59), ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
perusahaan agar perusahaan puas, yaitu:
1. Falsafah kepuasan pelanggan
Untuk menentukan kepuasan pelanggan, suatu perusahaan pertama-tama harus
komitmen pada filosofi yang digunakan dalam menetapkan misi dan tujuan
perusahaan.
2. Kebutuhan dan kepuasan pelanggan
Sebelumnya suatu perusahaan menetapkan akan memberikan kepuasan kepada
pelanggan, perusahaan terlebih dahulu harus mempelajari apa itu kebutuhan
dan harapan-harapan pelanggan.
34
3. Ukuran dan standar kepuasan pelanggan
Untuk mengarahkan karyawan dalam mencapai kepuasan suatu perusahaan
hendaknya menentukan suatu standar dan ukuran tertentu mengenai
pelaksanaannya.
4. Orientasi karyawan
Apabila karyawan merasa puas, maka lebih mudah bagi mereka untuk
menerapkan kepada pelanggan, bagaimana rasa puas itu.
5. Pelatihan (training)
Di samping perlunya penerimaan pegawai yang sesuai dengan pekerjaan, suatu
perusahaan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan dan
keinginan mereka.
6. Keterlibatan karyawan
Suatu perusahaan hendaknya mengikutsertakan karyawannya dalam semua
usaha untuk memberikan kepuasan pelanggan.
7. Penghargaan
Untuk membuat staff lebih berorientasi kepada pelanggan, penghargaan perlu
diberikan kepada mereka yang berprestasi dalam memberikan kepuasan kepada
pelanggan.
35
2.6 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis
PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN DALAM MENDUKUNG ANALISA DAN PERANCANGAN E-CRM UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN
(STUDI KASUS: HERO PURI INDAH)
Metode Pengumpulan Data:
• Primer: Kuesioner dan Wawancara
• Sekunder: Data Penggunaan Internet
Metode Penelitian:
• Servqual
Hasil dan Usulan
Rencana Perancangan e-CRM
• Analisis Kebutuhan
• 7 C