ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri...

100
1 ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat di Dusun Bringin) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari‟ah Oleh: INDRI KARTIKA NIM 21411001 FAKULTAS SYARI’AH JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Transcript of ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri...

Page 1: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

1

ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN

EKONOMI MASYARAKAT

(Studi Kasus Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat di

Dusun Bringin)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari‟ah

Oleh:

INDRI KARTIKA

NIM 21411001

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

2

Page 3: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

3

Page 4: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

4

Page 5: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

5

MOTTO PENULIS

“Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu

kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah.

Sungguh Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. ” (Qs. al-Baqarah:110).

-----------------------------------------------------------------------------------------------

To help people, to help themselves (Menolong orang agar mampu menolong

dirinya sendiri)

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Man Jadda wa Jada

Page 6: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

6

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini

kepada :

1. Kedua Orang tuaku Bapak Sumardiyono (Alm) dan Ibu Siti Mumfangati serta

nenekku tercinta, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta

semangat kepadaku selama ini.

2. Kakakku Mochamad Razi, yang telah mendoakan agar selalu tetap semangat

dalam menuntut ilmu dan menjalani kehidupan di dunia ini.

3. Para guru sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi

dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh

kesabaran.

4. Sahabat-sahabat seperjuanganku, dan Keluarga besar Lingkar Studi S1Hukum

Ekonomi Syariah 2011, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi.

5. Almamater Tercinta Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang penulis banggakan.

Page 7: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

7

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Segala puji kami panjatkan hanya untuk Allah SWT. Rasa syukur yang

tiada hingga kami haturkan kepada-Nya yang telah memberikan semua yang kami

butuhkan dalam hidup ini. Terima kasih untuk semua limpahan berkah, rezeki

rahmat, hidayat, kesehatan yang Engkau titipkan, dan kesempatan yang Engkau

berikan kepada kami untuk menyelesaikan Laporan Penelitian ini dengan judul:

ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN

EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus Amil Ainul Yaqin dan Kelompok

Binaan Zakat di Dusun Bringin).

Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,

Spirit Perubahan, Rasulullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para

sahabat-sahabatnya, syafa‟at beliau sangat peneliti nantikan di hari pembalasan

nanti.

Laporan ini disusun untuk diajukan sebagai skripsi untuk memperoleh

gelar sarjana Ilmu Syariah. Kami mengakui bahwa dalam menyusun Laporan

Penelitian ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya,

ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

Page 8: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

8

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah di IAIN

Salatiga, dan selaku Dosen Pembimbing yang selalu meberikan saran,

pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai

dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari‟ah

Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan

baik.

4. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah di

IAIN Salatiga.

5. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN

Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan skripsi

sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan.

6. Bapak Haji Ahmad Mughni, S. H. selaku pengurus Amil Ainul Yaqin, dan

Bapak Susamto selaku pengurus KBZ yang telah berkenan memberikan izin

penelitian di Amil Ainul Yaqin dan KBZ Bringin serta memberikan informasi

berkaitan penulisan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas

Syari‟ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan

ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan

apapun.

8. Sahabat-sahabatku tercinta Jannah, Suprihati, Munziroh, Dina, Tri Umi yang

selalu mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.

Page 9: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

9

9. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah angkatan 2011 di IAIN

Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan

di IAIN Salatiga.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada peneliti, agar pula senantiasa

mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amin.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

kritikan yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan

penelitian ini.

Harapan peneliti, semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi

peneliti sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Page 10: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

10

ABSTRAK

Kartika, Indri. 2015. Zakat dan Implikasinya terhadap Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat (Studi Kasus Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat di

Dusun Bringin). Penelitian. Fakutas Syariah. Jurusan S1 Hukum Ekonomi

Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Zumrotun,

M.Ag.

Kata Kunci : Zakat, Pemberdayaan, Ekonomi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

zakat di Dusun Bringin yang dilaksanakan oleh Amil Ainul Yaqin dan KBZ, yaitu

mengenai bagaimana upaya sosialisasi dan pentasharufan zakat, bagaimana

tingkat pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta bagaimana persepsi umat

Muslim Bringin terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Penelitian ini dilakukan di amil Ainul Yaqin dan KBZ dengan

mengambil lokasi di Dusun Bringin Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten

Semarang. Sumber data yang penulis gunakan adalah data primer, yaitu data

diperoleh langsung dari pihak amil Ainul Yaqin dan KBZ Bringin, dan sumber

data sekunder, yaitu data ini diambil dari hasil penelitian kepustakaan yakni

dengan mempergunakan dan mengumpulkan buku-buku atau kitab-kitab bacaan

yang ada hubungannya atau ada relevansinya dengan pembahasan penelitian ini,

serta mempergunakan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini,

misalnya dengan melalui penelitian lapangan yang dilakukan secara langsung

terhadap obyek yang menjadi sampel penelitian.

Temuan yang diperoleh dari penulisan ini diantara lain: Pertama, amil

Ainul Yaqin sebagai penanggung jawab pengelolaan dana zakat di dusun Bringin

telah melakukan upaya dalam mensosialisasikan pembayaran zakat kepada

masyarakat dengan maksimal. Upaya ini menciptakan kondisi yang kondusif serta

dapat menarik partisipasi masyarakat untuk menunaikan ibadah zakat yang

dilakukan secara teratur dan terus-menerus. Hal tersebut didasari dari peningkatan

dalam perolehan dana zakat tiap tahunnya. Kedua, tingkat pemberdayaan ekonomi

mustahiq di dusun Bringin cukup berkembang, namun masih terdapat faktor-

faktor yang menjadi kendala dan kekurangan, sehingga pemberdayaan ekonomi

masyarakat belum dapat berkembang pesat. Seperti, ketergantungan mustahiq

terhadap dana zakat, kelalaian yang disengaja oleh pedagang penerima bantuan

modal usaha KBZ, dengan menyalahgunakan penggunaan dana sehingga dana

zakat habis sia-sia. Ketiga, masyarakat Bringin terutama para muzakki dan

mustahiq menyatakan, bahwa pengelolaan zakat oleh amil memberikan hasil yang

positif. Amil Ainul Yaqin melaksanakan penerimaan dan pentasharufan zakat

dengan profesional, transparan, dan amanah. Dan juga berbagai upaya yang

dilakukan amil Ainul Yaqin dalam mensosialisasikan pembayaran zakat, dapat

memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai pentingnya zakat.

Page 11: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN....................................................

i

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................... iv

HALAMAN MOTO............................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................

v

vi

KATA PENGANTAR.........................................................................................

ABSTRAK...........................................................................................................

vii

x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian........................................................... 1

B. Fokus Penelitian.......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian.........................................................................

D. Kegunaan Penelitian....................................................................

E. Penegasan Istilah.........................................................................

F. Tinjauan Pustaka.........................................................................

7

7

8

9

G. Metode Penelitian........................................................................ 12

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................ 12

2. Kehadiran Peneliti................................................................ 14

3. Lokasi Penelitian.................................................................. 14

4. Sumber Data Penelitian......................................................... 15

Page 12: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

12

5. Prosedur Pengumpulan Data................................................ 16

6. Analisis Data........................................................................ 17

7. Pengecekan Keabsahan Data................................................

8. Tahap-Tahap penelitian........................................................

18

20

H. Sistematika Penulisan................................................................ 21

BAB II

BAB III

BAB IV

ZAKAT DAN LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT.......................

A. Tinjauan Umum tentang Zakat.....................................................

B. Tinjauan Umum tentang Pendayagunaan Zakat..........................

C. Problematika Pengumpulan Zakat...............................................

D. Lembaga Pengelola Zakat............................................................

E. Kepercayaan Masyarakat terhadap Pengelola Dana Zakat..........

UPAYA AMIL AINUL YAQIN DALAM PEMBERDAYAAN

EKONOMI MASYARAKAT..........................................................

A. Gambaran Umum Tentang Amil Ainul Yaqin.............................

B. Gambaran Umum Tentang Kelompok Binaan Zakat (KBZ)

Bringin..........................................................................................

C. Upaya Amil Ainul Yaqin dalam Mensosialisasikan dan

Mentasharufkan Zakat..................................................................

ANALISIS UPAYA AMIL AINUL YAQIN DAN KBZ

BRINGIN DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

MASYARAKAT..............................................................................

A. Analisis Upaya Amil Ainul Yaqin dalam Mensosialisasikan

dan Mentasharufkan Zakat...........................................................

23

23

41

49

51

55

57

57

60

62

71

71

Page 13: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

13

BAB V

B. Analisis Tingkat Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq di Amil

Ainul Yaqin dan KBZ Bringin.....................................................

C. Persepsi Umat Muslim Bringin Terhadap Pemberdayaan

Ekonomi Mustahiq di Amil Ainul Yaqin dan KBZ Bringin........

PENUTUP

74

79

A. Kesimpulan................................................................................. 81

B. Saran........................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

14

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekapitulasi pentasharufan dana zakat oleh Amil Ainul Yaqin pada

tahun 2014...........................................................................................................

Tabel 2.2 Data peningkatan keuntungan sebagian pedagang binaan KBZ.........

66

68

Page 15: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Islam dikenal adanya dana sosial yang bertujuan untuk

membantu kaum dhuafa. Salah satu sumber utama dana tersebut adalah zakat.

Zakat merupakan salah satu ibadah dalam Islam yang mempunyai dimensi

ganda, pertama dimensi hubungan antara hamba dengan Allah SWT (hablu

minallah), dan kedua dimensi hubungan antara manusia dengan manusia

lainnya (hablu minannas). Dimensi terakhir inilah yang sangat penting bagi

terciptanya masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Dengan zakat dapat

menjadi salah satu usaha untuk merealisasikan hal itu. Pola pendistribusian

kekayaan dari orang-orang kaya (muzakki) kepada orang-orang miskin sebagai

mustahiq menjadi satu metode efektif bagi pemerataan kekayaan.

Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi

sangat penting, strategis dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam

maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat yaitu untuk membantu

sesama umat Islam. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga merupakan suatu

ibadah pokok dan hukumnya wajib bagi yang mampu untuk menunaikannya.

Tujuan utama zakat adalah untuk meningkatkan keadilan dan kesejahteraan

masyarakat, serta dengan mengeluarkan sebagian harta untuk zakat, dapat

membersihkan harta dan mensucikan jiwa pemiliknya. Sebagaimana dalam Q.S

at-Taubah ayat 103:

Page 16: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

16

Apabila ditinjau dari perspektif ekonomi, zakat merupakan faktor

penting bagi perbaikan kondisi masyarakat khususnya perbaikan ekonomi.

Dengan adanya distribusi zakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Zakat juga merupakan salah satu sumber keuangan yang berdasarkan asas

keadilan serta memiliki perpaduan antara kepentingan umum dan kepentingan

pemilik harta.

Dalam ajaran Islam zakat terbagi menjadi dua jenis yaitu zakat fitrah

dan zakat mal. Zakat fitrah adalah sejumlah bahan makanan pokok yang

dikeluarkan pada bulan Ramadhan oleh setiap orang muslim bagi dirinya dan

bagi orang yang ditanggungnya, yang memiliki kelebihan makanan pokok

untuk sehari pada hari raya Idul Fitri. Sedangkan zakat mal adalah bagian harta

yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang dimiliki sesuai

dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Dana zakat merupakan dana yang potensial untuk dikembangkan.

Apabila dilihat dari faktor produksi zakat, terdapat hubungan antara muzakki

(mereka yang berkewajiban mengeluarkan zakat) dan mustahiq (mereka yang

berhak menerima zakat), sehingga kehadiran muzakki sangat berpengaruh bagi

pertumbuhan zakat. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah umat Islam, jika

separuh saja dari jumlah itu telah membayarkan zakatnya maka dapat

dibayangkan jumlah dana yang terkumpul.

Page 17: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

17

Dana Zakat yang telah terkumpul dari muzakki harus segera

disalurkan oleh pengelola zakat kepada mustahiq. Sebagaimana spirit awal

pendayagunaan zakat adalah menyegerakan mengatasi problem kemiskinan.

Telah dicontohkan pula oleh Rasulullah, bahwa tatkala beliau mendapatkan

amanat zakat dari muzakki di pagi hari maka pada siang harinya harta zakat

tersebut sudah habis dibagikan kepada warga miskin.

Dalam pembagian zakat terdapat golongan mustahiq sebagai orang-

orang yang berhak menerima zakat. Golongan ini terbagi menjadi delapan

asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab (program pembebasan budak),

gharim (orang-orang yang tengah dililit hutang), fi sabilillah (program

pembangunan agama), dan ibnu sabil (orang-orang yang melaksanakan

pembangunan agama). Pembagian ini didasarkan sebagaimana dalam Q.S at-

Taubah ayat 60:

Sesuai dengan perkembangan zaman, tidak selamanya zakat hanya

didistribusikan kepada mustahiq melalui pemberian konsumtif. Karena

pendistribusian zakat tidak hanya untuk menutupi kebutuhan konsumtif saja

melainkan dapat lebih berkembang. Esensi dari zakat sendiri adalah selain

untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya juga memenuhi segala kebutuhan

hidupnya termasuk pendidikan, tempat tinggal dan pekerjaan mereka. Dari

Page 18: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

18

sinilah timbul pola pemberian zakat yang tidak hanya bersifat konsumtif,

namun dapat pula bersifat produktif. Sifat distribusi zakat yang bersifat

produktif berarti memberikan zakat kepada mustahiq untuk dijadikan modal

usaha yang dapat menjadi mata pencaharian mereka, dengan usaha ini

diharapkan mereka akan mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri.

Dengan pendistribusian zakat produktif diharapkan untuk dapat

memaksimalkan peran zakat sebagai media untuk meningkatkan ekonomi umat

Islam, dan perubahan dari mustahiq menjadi muzakki. Pendistribusian zakat ini

disebut dengan pemberdayaan ekonomi umat. Agar pendistribusian zakat dapat

mencapai tujuannya, maka penanganan zakat harus dilakukan dengan baik

pula.

Pengelolaan zakat harus dilaksanakan dengan profesional, hal ini

harus diimplementasikan oleh lembaga khusus yang menangani tentang

pengelolaan zakat. Pengelola zakat ini bertugas untuk mengelola penerima dan

penyalur zakat, serta dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna.

Zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam, amanah,

kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, dan akuntabilitas sehingga dapat

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.

Menurut hukum di Indonesia pengelolaan zakat diatur berdasarkan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 perubahan dari Undang-Undang

Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Dalam undang-undang

tersebut pemerintah membentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

sebagai pengelola dana zakat di Indonesia. Selain itu terdapat pula Lembaga

Page 19: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

19

Amil Zakat (LAZ) yaitu pengelola dana yang dibentuk oleh masyarakat.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa MUI Nomor 8

Tahun 2011 tentang Amil Zakat, yang berisi tentang definisi, kriteria, serta

tugas amil zakat. Dengan dibentuknya undang-undang dan telah dikuatkan

dengan fatwa MUI, diharapkan zakat dapat dikelola dengan baik dan dapat

mencapai tujuan mensejahterakan masyarakat.

Di daerah Kabupaten Semarang telah dibentuk badan pengelola dana

zakat oleh pemerintah yaitu Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (BAZIS)

Kabupaten Semarang yang mengelola dana zakat di daerah Kabupaten

Semarang. Berdasarkan undang-undang pengelolaan zakat BAZIS Kabupaten

memiliki kewajiban untuk membentuk BAZIS di Kecamatan, seperti BAZIS

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Untuk membantu pengelolaannya

telah dibentuk pula kepanitiaan atau amil zakat pada setiap dusun di Bringin.

Amil Ainul Yaqin adalah pengelola zakat di dusun Bringin yang

dibentuk berdasarkan Surat Keputusan dari BAZIS Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang. Selain kepanitiaan ini di desa Bringin telah dibentuk

pula Kelompok Binaan Zakat (KBZ) yaitu organisasi yang khusus

menyalurkan dana zakat dalam bentuk produktif berupa bantuan modal usaha.

Sebagai pengelola dana zakat, Amil Ainul Yaqin dan KBZ memiliki

tugas yang berdampingan dalam pendayagunakan dana zakat yang berupaya

untuk mengembangkan potensi dan pemanfaatan dana zakat bagi kemaslahatan

dan pemberdayaan ekonomi umat. Dengan adanya Amil Ainul Yaqin, dapat

membantu umat Muslim Bringin yang ingin menyalurkan zakatnya dan

Page 20: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

20

mendistribusikannya kepada mustahiq dengan pengelolaan yang baik dan

didasarkan pada prinsip syariat Islam.

Upaya yang dilakukan Amil Ainul Yaqin dan KBZ dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan mustahiq di Bringin. Dari itu, maka penulis ingin mengetahui

apakah upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat oleh Amil Ainul Yaqin dan

KBZ telah maksimal dan sesuai dengan tujuan yaitu untuk kesejahteraan

masyarakat.

Dengan ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Lembaga

Pengelola Zakat Dusun Bringin dengan judul “Zakat dan Implikasinya

terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Studi Kasus Amil Ainul

Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat di Dusun Bringin.”

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ilmiah ini, penulis akan mencoba merumuskan

persoalan dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah upaya Amil Ainul Yaqin dalam mensosialisasikan dan

mentasharufkan zakat?

2. Bagaimanakah tingkat pemberdayaan ekonomi mustahiq oleh Amil Ainul

Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat (KBZ)?

3. Bagaimana persepsi umat Muslim Bringin terhadap pemberdayaan ekonomi

masyarakat oleh Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat (KBZ)?

Page 21: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

21

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ilmiah ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui upaya Amil Ainul Yaqin dalam mensosialisasikan dan

mentasharufkan zakat.

2. Untuk mengetahui tingkat pemberdayaan ekonomi mustahiq oleh Amil

Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat (KBZ).

3. Untuk mengetahui persepsi umat Muslim Bringin terhadap pemberdayaan

ekonomi masyarakat oleh Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat

(KBZ).

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka diharapkan dapat

bermanfaat:

1. Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan

dan pengetahuan tentang zakat serta implikasinya bagi pemberdayaan

ekonomi umat, dan pengelolaannya oleh lembaga pengelola zakat.

2. Bagi akademis, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi

sumber referensi dan acuan bagi kalangan akademisi dan instansi penelitian

di dalam penunjang penelitian selanjutnya yang mungkin cakupannya lebih

luas sebagai bahan perbandingan.

Page 22: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

22

E. Penegasan Istilah

Peneliti sampaikan bahwa judul penelitian adalah Zakat dan

Implikasinya terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi kasus Amil

Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat di Dusun Bringin). Untuk

menghindari kesalah pahaman, maka penulis kemukakan pengertian judul

penelitian ini sebagai berikut:

Zakat menurut hukum Islam, secara etimologi (asal kata) zakat dari

kata zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, suci, subur, dan baik. Dipahami

demikian, sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan

dosa, serta menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta

pribadi untuk kaum yang mengeluarkan (Suyitno, dkk, 2005:8).

Adapun pengertian zakat menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun

2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 ayat 2, zakat adalah harta yang wajib

dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada

yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

Tujuan utama zakat adalah mensejahterakan masyarakat. Penelitian ini

mengacu pada upaya yang dilakukan pengelola zakat dalam mensosialisasikan

kewajiban zakat serta pentasharufan zakat, sehingga dapat mencapai tujuan

zakat. Penyaluran zakat tidak hanya dalam bentuk konsumtif melainkan juga

produktif yaitu dalam bentuk bantuan modal usaha. Dengan zakat diharapkan

dapat berguna untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang dalam hal ini

masyarakat di Dusun Bringin.

Page 23: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

23

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari

penelitian yang ada. Karena penelitian yang penulis teliti ini mendiskripsikan

zakat dan implikasinya terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat ditinjau

dari Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat di Dusun Bringin.

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan

bagi penelitian ini antara lain yaitu terdapat beberapa penelitian terkait yang

membahas tentang zakat diantaranya:

Pertama, skripsi dari Sigit Purnomo (Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga) dengan judul “Pengentasan Kemiskinan Melalui Zakat dan

Shadaqah Wajib (Studi pemikiran K. H. Mahfudz Ridwan tentang zakat).”

Skripsi ini memiliki fokus penelitian: bagaimana konsep pemikiran K H.

Mahfudz Ridwan tentang upaya pengentasan kemiskinan melalui zakat dan

shadaqah wajib, dan bagaimana pelaksanaan upaya pengentasan kemiskinan

melalui zakat dan shadaqah wajib yang dilaksanakan oleh Amil desa

Gedangan. Hasil dari skripsi ini, bahwa kemiskinan di Indonesia bukan semata-

mata dari Tuhan tetapi kemiskinan buatan atau terstruktur, seperti malasnya

bekerja, juga terkadang dari kebijakan pemerintah. Konsep K. H. Mahfudz

Ridwan dalam pengentasan kemiskinan yaitu dengan pemberdayaan zakat dan

shadaqah wajib.

Kedua, skripsi dari Arif Maslah (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga) dengan judul “Pengelolaan Zakat Secara Produktif Sebagai Upaya

Pengentasan Kemiskinan (Studi kasus pengelolaan pendistribusian zakat oleh

Page 24: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

24

BAZIS di Tarukan, Candi, Bandungan, Semarang).” Skripsi ini memiliki fokus

penelitian: bagaimanakah sistem pengelolaan pendistribusian zakat oleh

BAZIS di Dusun Tarukan sebelum munculnya sistem pengelolaan

pendistribusian yang diwujudkan kambing, Seperti apakah sistem pengelolaan

distribusi zakat dalam wujud kambing di BAZIS Dusun Tarukan,

bagaimanakah dampak dari sistem pengelolaan pendistribusian zakat berupa

kambing terhadap masyarakat Dusun Tarukan. Hasil dari skripsi ini, bahwa

sistem pengelolaan pendistribusian zakat oleh BAZIS Dusun Tarukan sebelum

dengan kambing, hasil pengumpulan zakat didistribusikan kepada mustahiq

zakat berwujud uang tunai dan beras. Hasil pengumpulan zakat yang

didistribusikan dengan kambing mulai tahun 2008, hal itu disebabkan karena

dua hal, yaitu zakat untuk pemerataan kekayaan dan kegelisahan BAZIS

karena kondisi para mustahiq dari tahun ke tahun tidak ada perkembangan.

Maka dengan kambing diharapkan dapat menjadi modal untuk

mengembangkan ekonomi.

Ketiga, skripsi dari Muhammad Fauzi (Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga) dengan judul “Pelaksanaan Zakat Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (Studi kasus BAZIS

di desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang).” Skripsi

ini memiliki fokus penelitian: bagaimana pelaksanaan penyaluran zakat melalui

Badan Amil Zakat berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat di BAZIS desa Salamkanci, bagaimana pengaruh Undang-

Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat di Kabupaten

Page 25: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

25

Magelang tahun 2012, faktor apa saja yang menjadi penghambat dan

pendukung penyaluran zakat melalui Badan Amil Zakat di desa Salamkanci

tahun 2012. Hasil dari skripsi ini, bahwa pelaksanaan penyaluran zakat BAZIS

di desa Salamkanci sudah sesuai dengan syariat Islam dan ketentuan undang-

undang. Namun, undang-undang belum memberikan pengaruh positif di

Kabupaten magelang. BAZIS Salamkanci tidak dengan mudah mewujudkan

tujuan undang-undang karena beberapa faktor salah satunya terbatasnya

pengetahuan masyarakat terhadap zakat, terdapat pula faktor pendukung yang

salah satunya BAZIS Salamkanci sudah mempunyai Peraturan Daerah (Perda)

sehingga sudah mempunyai landasan yang jelas.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain: Penelitian

pertama, lebih fokus pada konsep pemikiran K H. Mahfudz Ridwan tentang

upaya pengentasan kemiskinan melalui zakat dan shadaqah wajib, dan

pelaksanaannya oleh Amil desa Gedangan. Penelitian kedua, lebih fokus pada

sistem pengelolaan pendistribusian zakat oleh BAZIS di Dusun Tarukan

sebelum munculnya sistem pengelolaan pendistribusian yang diwujudkan

kambing, sistem pengelolaan distribusi zakat dalam wujud kambing di BAZIS

Dusun Tarukan, serta dampak dari sistem pengelolaan pendistribusian zakat

berupa kambing terhadap masyarakat Dusun Tarukan. Penelitian ketiga, lebih

fokus pada pelaksanaan penyaluran zakat melalui Badan Amil Zakat

berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat di

BAZIS desa Salamkanci, pengaruh Undang-Undang tersebut di Kabupaten

Page 26: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

26

Magelang tahun 2012, serta faktor penghambat dan pendukung penyaluran

zakat melalui Badan Amil Zakat di desa Salamkanci tahun 2012.

Sedangkan penelitian ini fokus pada bagaimanakah upaya Amil Ainul

Yaqin dalam mensosialisasikan dan mentasharufkan zakat, bagaimanakah

tingkat pemberdayaan ekonomi mustahiq oleh Amil Ainul Yaqin dan

Kelompok Binaan Zakat (KBZ), serta bagaimanakah persepsi umat Muslim

terhadap pemberdayaan ekonomi zakat oleh Amil Ainul Yaqin dan Kelompok

Binaan Zakat (KBZ).

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan hukum

empiris, yaitu dengan mendekati masalah yang diteliti dengan sifat

hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam

masyarakat. Penelitian hukum yang berparadigma sebagai fakta sosial

yang mana data hukumnya diekplorasi dari proses interaksi hukum

dimasyarakat (Utsman, 2014:2-3).

Jadi, dapat dikatakan bahwa penelitian hukum ini diambil dari

fakta-fakta yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan

pemerintahan. Dalam meneliti, peneliti harus terjun di lapangan, dengan

berbagai alasan yaitu:

Page 27: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

27

1) Karena adanya perbedaan antara teori dan fakta dalam suatu kasus

sehingga perlu pendekatan yang lebih mendalam.

2) Menyebabkan adanya hubungan peneliti dengan responden sehingga

informasi yang diperoleh lebih detail.

3) Metode ini fleksibel sehingga bisa menyesuaikan dengan masalah

yang sedang terjadi.

b. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan secara holistik. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan

dokumen. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata,

gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti

(Moleong, 2008:6-11).

Dan pada penelitian ini penulis akan menggambarkan tentang

implikasi zakat terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat oleh

pengelola dana zakat yaitu Amil Ainul Yaqin dan KBZ di Dusun

Bringin.

Page 28: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

28

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data di

lapangan dengan menggunakan alat penelitian yang aktif dalam

mengumpulkan data-data di lapangan (Moleong, 2008:9). Selain peneliti,

yang dijadikan alat pengumpulan data adalah dokumen-dokumen yang

menunjang keabsahan hasil penelitian serta alat-alat bantu lain yang dapat

mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan,

dan dalam hal ini kehadiran peneliti di lokasi penelitian diketahui statusnya

sebagai peneliti oleh subyek yang diteliti atau informan. Oleh karena itu

kehadiran peneliti sangat menunjang keberhasilan suatu penelitian, alat

bantu memahami masalah yang ada, serta hubungan dengan informan

menjadi lebih dekat sehingga informasi yang didapat menjadi lebih jelas.

Maka kehadiran peneliti menjadi sumber data yang mutlak.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi penelitian itu akan

dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di Amil Ainul

Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat (KBZ), tepatnya di dusun Bringin

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.

Alasan peneliti memilih lokasi ini, dikarenakan peneliti ingin

mengetahui tentang zakat dan implikasinya terhadap pemberdayaan

ekonomi masyarakat. Amil Ainul Yaqin dan KBZ sebagai lembaga

pengelola dana zakat di dusun Bringin yang mengelola berbagai macam

Page 29: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

29

zakat. Peneliti ingin mengetahui program pendayagunaan dana zakat untuk

pemberdayaan ekonomi umat yang dialokasikan kepada masyarakat Bringin

oleh lembaga amil zakat ini. Peneliti memasuki lokasi ini, dengan cara yaitu

sebagai mahasiswa dalam proses skripsi yang ingin mengetahui bagaimana

pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat.

4. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah sumber dari mana data dapat

diperoleh (Arikunto, 1997:107). Sumber data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang

yang diamati atau diwawancarai (Moleong, 2008:157). Atau sumber data

yang langsung didapatkan dari lapangan atau tempat penelitian. Sumber

data primer penelitian ini, penulis peroleh dari hasil wawancara langsung

dengan informan. Data primer diperoleh dari:

1) Informan, adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong,

2008:132). Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah pihak

pengelola zakat Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat

(KBZ), mustahiq, serta masyarakat umum disekitar dusun Bringin.

2) Dokumen, meliputi buku arsip berkaitan dengan laporan dana zakat

Amil Ainul Yaqin yang berisi laporan penerimaan, pendistribusian

dan pendayagunaan dana zakat.

Page 30: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

30

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari

berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama.

Jadi sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah dengan

telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal ataupun hasil penelitian

sebelumnya yang meneliti hal serupa. Serta tulisan-tulisan lain atau arsip

yang mendukung sumber penulisan dalam pembahasan ini.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Yaitu prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data

yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengamatan dan pencatatan secara

jelas sistematis tentang fenomena-fenomena yang dijumpai dalam

penelitian di lapangan atau obyek yang diselidiki. Observasi dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara pemeran serta sebagai pengamat

yang sifatnya terbuka dan diketahui oleh umum (Moleong, 2008:177).

Dalam observasi ini, data yang ingin penulis peroleh secara

langsung bersumber dari Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat

(KBZ) untuk mengetahui proses pengelolaan zakat.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,

Page 31: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

31

perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (Bungin,

2004:108).

Tujuan penulis mengunakan metode pengumpulan data ini

adalah untuk mendapatkan data yang kongkrit mengenai zakat dan

implikasinya terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dalam

penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara dengan para pihak

Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat (KBZ) yang

bersangkutan.

c. Dokumentasi

Setelah data terkumpul, peneliti ingin melampirkan data-data

perolehan dana zakat dari muzakki, pentasharufan kepada mustahiq, hasil

wawancara, dan pustaka lainnya, sehingga menjadi dokumentasi.

6. Analisis Data

Maksud dari analisis data adalah mengorganisasikan data. Karena

banyaknya jenis data yang diperoleh maka penulis perlu mengelompokan

data-data yang diperoleh. Mulai dari catatan lapangan, hasil wawancara,

hasil pengamatan, hasil diskusi serta telaah pustaka (Moleong, 2008:280).

Setelah semua data terkumpul maka peneliti akan menganalisis

semua data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu teknik

menggambarkan seluruh aspek penelitian yang ada, sehingga bisa

mendapatkan gambaran antara yang seharusnya dan senyatanya terjadi.

Page 32: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

32

Dengan analisa data, peneliti dapat menemukan masalah-masalah

yang muncul dan mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian.

Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan implikasi dana zakat

terhadap pemberdayaan ekonomi umat yang telah dilaksanakan oleh Amil

Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat (KBZ) sebagai pengelola dana

zakat di dusun Bringin.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam pengecekan keabsahan ada empat kriteria yang digunakan

yaitu kepercayaan (credibility), keteralihan (transferbility), kebergantungan

(dependability) dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2008:324).

Berikut penjelasan masing-masingnya:

a. Kepercayaan (credibility), merupakan uji kredibilitas data atau

kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif yang dilakukan

dengan beberapa cara yaitu:

1) Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang

pernah ditemui maupun yang baru.

2) Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian

data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan

sistematis.

3) Triangulasi berarti pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi ini ada beberapa cara

Page 33: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

33

yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan

waktu.

4) Analisis kasus negatif, kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai

atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.

5) Menggunakan bahan referensi yaitu adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

6) Mengadakan memberchek adalah proses pengecekan data yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

b. Keteralihan (transferbility), merupakan validitas eksternal yang mana

seorang peneliti dalam menyusun laporannya harus memberikan uraian

yang rinci, jelas, sisitematis, dan dapat dipercaya.

c. Kebergantungan (dependability), yaitu kriteria yang dilakukan untuk

menjaga kehati-hatian dalam mengumpulkan dan mengambarkan data

sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dan dilakukan

dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Untuk

menghindari hal itu bisa dilakukan pengecekan oleh pembimbing.

d. Kepastian (confirmability), hal ini hampir sama dengan dependability,

sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Kriteria ini

digunakan untuk mengecek data dan informasi serta gambaran hasil

penelitian. Setelah dilakukan pengecekan sebelumnya (Sugiyono,

2010:270-277).

Page 34: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

34

8. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif jadi

tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan

surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang

harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui

pengamatan tentang zakat dan segala yang berkaitan dengannya,

mengenai zakat sebagai pemberdayaan ekonomi umat dan melakukan

interview dengan para pihak dari Amil Ainul Yaqin dan Kelompok

Binaan Zakat (KBZ) dan pihak lainnya.

c. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup

maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut dan

mengambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek

yang diteliti.

d. Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan

telah dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang

dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut

sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

Page 35: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

35

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan hasil laporan penelitian adalah, sebagai

berikut, pada bab pertama berisi pendahuluan, yang merupakan garis-garis

besar pembahasan isi pokok penelitian yang terdiri atas; latar belakang

masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian yang terdiri atas; pendekatan dan jenis penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, pengumpulan data, analisis

data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, serta sistematika

penulisan.

Pada bab kedua berisi kajian pustaka, yang merupakan konsep atau

teori. Disini, akan dituliskan mengenai tinjauan umum tentang zakat, tinjauan

umum tentang pendayagunaan zakat, tinjauan umum tentang problematika

pengelola zakat, tinjauan umum tentang lembaga pengelola zakat dan

kepercayaan masyarakat terhadap pengelola zakat.

Pada bab ketiga berisi paparan data dan temuan penelitian, yang

berkaitan dengan bagaimana prakteknya di lapangan, dalam hal ini mengenai

gambaran umum tentang Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat

(KBZ), upaya Amil Ainul Yaqin dalam mensosialisasikan dan mentasharufkan

zakat.

Pada bab keempat berisi pembahasan, bab ini merupakan inti dari

penulisan penelitian, dimana peneliti mengemukakan hasil penelitian dan

pembahasan, serta analisis tentang “Zakat dan Implikasinya terhadap

Page 36: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

36

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat studi kasus Amil Ainul Yaqin dan

Kelompok Binaan Zakat di dusun Bringin.”

Dan pada bab kelima berisi penutup, yang merupakan bagian akhir

dari isi pokok penelitian, yang terdiri dari pembahasan yaitu pertama tentang

kesimpulan, dan saran.

Page 37: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

37

BAB II

ZAKAT DAN LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT

A. Tinjauan Umum tentang Zakat

1. Pengertian Zakat

Menurut hukum Islam, secara etimologi (bahasa) zakat dari kata

zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, suci, subur, dan baik. Dipahami

demikian, sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir

dan dosa, serta menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai

harta pribadi untuk kaum yang mengeluarkan (Suyitno, dkk, 2005:8).

Sedangkan secara terminologis (istilah) di dalam fiqh, zakat adalah sebutan

atau nama bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah Swt. supaya

diserahkan kepada orang-orang yang berhak (mustahiq) oleh orang-orang

yang wajib mengeluarkan zakat (muzakki) (Khasanah, 2010:34).

Dari pengertian zakat menurut bahasa dan istilah tersebut

mengandung arti bahwa keduanya memiliki hubungan yang sangat nyata

dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi

berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres (Hafidhuddin,

2002:7).

Zakat sebagai salah satu rukun Islam yang lima telah mulai

diwajibkan pada tahun kedua Hijriah. Hukum zakat adalah fardhu‟ain atas

tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya (Rasjid, 2005:192). Selain

definisi zakat yang telah dikemukakan di atas, adapun pengertiannya dalam

istilah syara‟, terdapat beberapa pemahaman, diantaranya:

Page 38: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

38

a. Menurut Qardhawi (1991:34), zakat adalah sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.

b. Abdurrahman al-Jaziri berpendapat bahwa zakat adalah penyerahan

pemilikan tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan

syarat-syarat tertentu pula.

c. Muhammad al-Jarjani dalam bukunya al-Ta’rifat mendefinisikan zakat

sebagai suatu kewajiban yang telah ditentukan Allah bagi orang-orang

Islam untuk mengeluarkan sejumlah harta yang dimiliki (Suyitno, dkk,

2005:9).

d. Al-Zuhayly (1995:83-84) mendefinisikan zakat dari sudut empat mazhab

yaitu:

1) Madhab Maaliki, Zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu

dari harta yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas

jumlah yang mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak

menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai

haul (setahun), selain barang tambang dan pertanian.

2) Madzhab Hanafi mendefinisikan zakat adalah menjadikan kadar

tertentu dari harta tertentu pula sebagai hak milik, yang sudah

ditentukan oleh pembuat syariat semata-mata karena Allah Swt.

3) Menurut Madzhab Syafi‟i zakat adalah nama untuk kadar yang

dikeluarkan dari harta atau benda dengan cara-cara tertentu.

Page 39: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

39

4) Madzhab Hambali memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar

tertentu) yang diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk

golongan yang tertentu dalam waktu tertentu pula.

e. PEMDA DKI dalam buku pedoman pengelolaan ZIS menulis bahwa

zakat adalah salah satu rukun Islam; yaitu kewajiban yang dibebankan

atas harta kekayaan tiap pribadi muslim wanita atau pria, bahkan anak-

anak yang aqil baligh (Suyitno, dkk, 2005:10).

Pengertian-pengertian zakat dalam istilah syara‟ tersebut kemudian

disimpulkan yaitu, bahwa zakat merupakan bagian dari harta dengan

persyaratan tertentu yang Allah Swt. mewajibkan kepada pemiliknya, untuk

diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu

pula.

Adapun pengertian zakat menurut Undang-undang Nomor 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 ayat 2, zakat adalah harta

yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk

diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

2. Dasar Hukum Zakat

Terdapat pula yang menjadi ketentuan dasar hukum zakat, yaitu:

a. Ketentuan syar‟i:

1) Al-Qur‟an

Dasar hukum diwajibkannya zakat adalah sebagaimana dalam firman

Allah:

Page 40: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

40

Q.S al-Baqarah ayat 110:

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apa saja

yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat

pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-

apa yang kamu kerjakan.

Q.S at-Taubah ayat 103:

Ambilllah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa

bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Q.S al-Hajj ayat 41:

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di

muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan

zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan

yang mungkar dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

2) Hadist

Selain terdapat dalam al-Qur‟an, dasar hukum diwajibkannya zakat

juga terdapat dalam hadist Nabi, diantaranya:

Page 41: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

41

a) Hadist riwayat Bukhari dan An-Nasa‟i, Ibnu Abbas ra.

Mengemukakan, Muhammad Rasulullah saw bersabda: Ajaklah

mereka bersaksi bahwa tiada Illah (Tuhan) selain Allah, dan

sesungguhnya aku (Muhammad) adalah Rasul-Nya. Jika mereka

mentaati hal itu, maka beritahukan kepada mereka, bahwa Allah

telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu setiap harinya.

Apabila mereka mentaati hal itu, maka beritahukan kepada mereka

bahwa Allah mewajibkan kepada mereka untuk membayar zakat

pada harta mereka yang diambil dari harta-harta orang kaya di

antara mereka dan diserahkan kepada mereka orang-orang miskin

diantara mereka (HR Bukhari dan An-Nassa’i).

b) Hadist riwayat Bukhari Abu Ayyub ra. Menceritakan, ada

seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., Beritahukan kepadaku

amal apa yang bisa memasukkan aku ke surga?, Harta, Harta,

sabda Muhammad Rasulullah saw. Yang terpenting bagimu adalah

menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu

apapun, Lalu mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan

menyambung tali silaturahmi (HR Bukhari) (Hamid, 2002:31-32).

b. Ketentuan maslahat

Dari sisi ketentuan maslahat zakat dapat menjadi dasar

pengembangan aspek kebaktian dan sosial melalui investasi baitu al mal

umat Islam. Disamping sebagai upaya untuk merealisasikan nilai-nilai

taqwa dan keimanan, zakat merupakan ketentuan dasar memperkecil

jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Dengan demikian dapat

diketahui zakat merupakan suatu kewajiban (Suyitno, dkk, 2005:17-20).

3. Prinsip-Prinsip Zakat

Sebagai suatu kewajiban yang harus ditunaikan, zakat mempunyai

prinsip-prinsip dasar yaitu:

Page 42: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

42

a. Prinsip keyakinan keagamaan.

Prinsip keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang membayar

zakat meyakini bahwa pembayaran tersebut merupakan salah satu

manifestasi keyakinan agamanya, sehingga kalau orang yang

bersangkutan belum menunaikan zakat, belum merasa sempurna

ibadahnya.

b. Prinsip pemerataan dan keahlian.

Prinsip pemerataan cukup jelas menggambarkan tujuan zakat, yaitu

membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepada umat

manusia.

c. Prinsip produktifitas dan kematangan.

Prinsip produktifitas dan kematangan menekankan bahwa zakat memang

wajar harus dibayarkan karena milik tertentu telah menghasilkan produk

tertentu. Hasil tersebut hanya dapat dipungut setelah melampaui jangka

waktu satu tahun yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil

tertentu.

d. Prinsip penalaran dan kebebasan.

Prinsip nalar dan kebebasan menjelaskan bahwa zakat hanya dapat

dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang

merasa mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk

kepentingan bersama. Zakat tidak dipungut dari orang yang sedang

dihukum atau orang yang menderita sakit jiwa.

e. Prinsip etik dan kewajaran.

Page 43: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

43

Prinsip etik dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak akan diminta

secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan.

Zakat tidak mungkin dipungut, kalau karena pemungutan itu orang yang

membayarnya justru akan menderita (Djuanda dkk, 2006:14-15).

Selain prinsip-prinsip zakat yang telah dijelaskan, terdapat pula

aturan- aturan khusus yang mengatur zakat, diantaranya:

a. Zakat hanya dikenakan kepada harta yang mempunyai sifat secara

potensial dapat berkembang, baik secara riil berkembang atau tengah

disiapkan untuk berkembang, bahkan juga yang tidak dikembangkan,

ditimbun dalam simpanan.

b. Zakat dibayarkan dari harta yang terkena wajib zakat.

c. Zakat dipungut dari harta yang benar-benar menjadi milik dan berada di

tangan para wajib zakat.

d. Zakat yang tidak dibayarkan pada waktunya tetap menjadi tanggungan

para wajib zakat dan menyangkut semua harta yang terkena wajib zakat.

e. Zakat tetap merupakan kewajiban disamping pajak (Anshori, 2006:18-

19).

4. Rukun dan Syarat-Syarat Zakat

a. Orang-orang yang mengeluarkan zakat (Muzakki)

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat, pada pasal 1 ayat (5) menyatakan bahwa muzakki

adalah seorang Muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan

zakat (Anshori, 2006:21).

Page 44: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

44

Dalam hal ini, para ulama sepakat bahwa yang diwajibkan

berzakat adalah seorang muslim dewasa, berakal sehat, merdeka, serta

mempunyai harta atau kekayaan yang cukup nishab (sejumlah harta yang

telah cukup jumlahnya untuk dikeluarkan zakatnya) dan sudah memenuhi

haul (telah cukup waktu untuk mengeluarkan zakat yang biasanya

kekayaan itu telah dimilikinya dalam waktu satu tahun). Kekayaan yang

biasanya wajib dizakati karena sudah memenuhi haul antara lain emas,

perak, barang dagangan, ternak sapi; kerbau; kambing dan unta. Tetapi

ada juga kekayaan yang wajib dizakati tanpa menunggu jangka waktu

pemilikan satu tahun adalah semacam hasil bumi, begitu dihasilkan atau

panen maka dikeluarkanlah zakatnya (Khasanah, 2010:37).

b. Harta yang wajib dizakati (Objek Zakat)

Mengenai obyek zakat, seluruh jumhur ulama sependapat bahwa

yang menjadi obyek zakat adalah harta yang mempunyai nilai ekonomi

dan potensial untuk berkembang. Zakat merupakan jenis harta khusus

yang wajib diserahkan kepada lembaga amil zakat atau baitu al mal

setelah memenuhi nishab (masa tertentu), baik ada kebutuhan atau tidak

(Khasanah, 2010:37).

Sejalan dengan ketentuan ajaran Islam yang selalu menetapkan

standar umum pada setiap kewajiban yang dibebankan kepada umatnya,

maka dalam penetapan harta yang menjadi obyek zakat terdapat beberapa

ketentuan yang harus dipenuhi. Apabila harta seorang Muslim tidak

memenuhi salah satu ketentuan, misalnya belum mencapai nishab maka

Page 45: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

45

harta tersebut belum menjadi sumber atau objek yang wajib dikeluarkan

zakatnya (Hafidhuddin, 2007:18).

Adapun persyaratan harta yang menjadi sumber atau objek

zakat:

1) Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal.

Artinya harta yang haram, baik substansi bendanya maupun cara

mendapatkannya, jelas tidak dapat dikenakan wajib zakat, karena

Allah Swt. tidak akan menerimanya.

2) Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan,

seperti melalui kegiatan usaha, perdagangan, melalui pembelian

saham, atau ditabungkan, baik dilakukan sendiri maupun bersama

orang atau pihak lain.

3) Milik penuh, yaitu harta tersebut berada dibawah kontrol dan didalam

kekuasaan pemiliknya atau seperti menurut sebagian ulama bahwa

harta itu berada ditangan pemiliknya, di dalamnya tidak tersangkut

dengan hak orang lain, dan ia dapat menikmatinya.

4) Harta tersebut menurut jumhur ulama harus mencapai nishab yaitu

jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat.

Contohnya nishab zakat emas adalah 85 gram.

5) Sumber-sumber zakat tertentu, seperti perdagangan, peternakan, emas

dan perak, harus sudah berada atau dimiliki ataupun diusahakan oleh

muzakki dalam tenggang waktu satu tahun, disebut haul (Hafidhuddin,

2007:20-25)

Page 46: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

46

c. Orang-Orang yang Berhak Menerima Zakat (Mustahiq)

Zakat adalah penyerahan atau penunaian hak yang wajib yang

terdapat di dalam harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya, sebagaimana dalam Q.S at-Taubah ayat 60:

Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan,

sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, Dan Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Untuk menjelaskan kedelapan asnaf tersebut, Departemen

Agama telah menguraikannya, sebagai berikut:

1) Fakir; yang dimaksud fakir dalam persoalan zakat ialah orang yang

tidak mempunyai barang yang berharga, kekayaan dan usaha sehingga

dia sangat perlu ditolong keperluannya.

2) Miskin; yang dimaksud miskin dalam persoalan zakat ialah orang

yang mempunyai barang berharga atau pekerjaan yang dapat menutup

sebagian hajatnya akan tetapi tidak mencukupinya.

Page 47: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

47

3) Amil; yang dimaksud amil adalah orang yang ditunjuk untuk

mengumpulkan zakat, menyimpannya, membaginya kepada yang

berhak dan mengerjakan pembukuannya.

4) Muallaf; yang dimaksud muallaf disini ada 4 macam yaitu:

a) Muallaf muslim ialah orang yang sudah masuk Islam tetapi niatnya

atau imannya masih lemah, maka diperkuat dengan memberi zakat.

b) Orang yang telah masuk Islam dan niatnya cukup kuat, dan ia

terkemuka di kalangan kaumnya, dia diberi zakat dengan harapan

kawan-kawannya akan tertarik masuk Islam.

c) Muallaf yang dapat membendung kejahatan orang kaum kafir di

sampingnya.

d) Muallaf yang dapat membendung kejahatan orang yang

membangkang membayar zakat. Bagian ketiga dan keempat diberi

zakat sekiranya mereka perlukan, sedangkan golongan pertama dan

kedua maka akan diberi zakat tanpa syarat (Khasanah, 2010:41).

5) Riqab; riqab artinya mukatab ialah budak belian yang diberi

kebebasan usaha mengumpulkan kekayaan agar dapat menebus

dirinya untuk merdeka.

Sebagai salah satu penerima zakat yang ditentukan dalam al-Qur‟an,

hamba sahaya saat ini sudah tidak ada. Namun, bukan berarti pos dana

untuk hamba sahaya sudah tidak ada. Dana ini dapat disalurkan untuk

membebaskan orang-orang yang tertindas atau tidak berdaya

menghadapi kekuatan sosial dan ekonomi yang menindasnya. Dapat

Page 48: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

48

pula dimanfaatkan untuk mendanai upaya advokasi korban-korban

penggusuran bagi masyarakat kecil (Asnaini, 2008: 131).

Menurut Qardhawi (1991:592), arti perbudakan adalah meliputi

perbudakan perorangan dan perbudakan bangsa. Oleh karenanya

bagian riqab diperbolehkan untuk dipergunakan membebaskan

tawanan muslim. Dan tawanan muslim ini tidak hanya tawanan perang

bersenjata akan tetapi juga tawanan yang dilakukan oleh tuan-tuan

pada tenaga kerja Indonesia Dalam dan Luar Negeri, mereka yang

ditelantarkan tuannya, disiksa dan tidak diberi gaji. Ini lebih kejam

dari perbudakan di zaman jahiliyah.

6) Gharim; yang dimaksud gharim ada 3 macam, yaitu:

a) Orang yang meminjam guna menghindarkan fitnah atau

mendamaikan pertikaian atau permusuhan.

b) Orang yang meminjam guna keperluan diri sendiri atau

keluarganya untuk hajat yang mubah.

c) Orang yang meminjam karena tanggungan misalnya para pengurus

masjid, madrasah atau pesantren menanggung pinjaman guna

keperluan masjid, madrasah atau pesantren ini.

7) Sabilillah; yang dimaksud sabilillah ialah jalan yang dapat

menyampaikan sesuatu karena ridho Allah baik berupa ilmu maupun

amal.

8) Ibnu sabil; yang dimaksud ibnu sabil ialah orang yang mengadakan

perjalanan dari negara dimana dikeluarkan zakat atau melewati negara

Page 49: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

49

itu. Akan diberi zakat jika memang menghendaki dan tidak bepergian

untuk maksiat. Bagian ini tidak setiap waktu ada, akan tetapi baiknya

disediakan sekadarnya (Khasanah, 2010:41-42).

5. Tujuan Zakat

Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi para aghniya’

(hartawan) setelah kekayaannya memenuhi batas minimal (nishab) dan

rentang waktu setahun (haul). Tujuannya untuk mewujudkan pemerataan

keadilan dalam ekonomi. Sebagai salah satu aset lembaga ekonomi Islam,

zakat merupakan sumber dana potensial strategis bagi upaya membangun

kesejahteraan umat. Karena itu al-Quran memberi rambu agar zakat yang

dihimpun disalurkan kepada mustahiq (orang yang benar-benar berhak

menerima zakat) (Rofiq, 2004:259).

Berikut akan dijelaskan secara rinci mengenai tujuan zakat. Yang

dimaksud dengan tujuan zakat dalam hubungan ini adalah sasaran

praktisnya, diantaranya:

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan

hidup serta penderitaan.

b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh mustahiq.

c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama muslim dan

manusia pada umumnya.

d. Menghilangkan sifat kikir atau serakah para pemilik harta.

e. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan sosial) dari hati orang-

orang miskin.

Page 50: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

50

f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin

dalam suatu masyarakat.

g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang,

terutama pada mereka yang mempunyai harta.

h. Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan

menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

i. Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial (Djuanda,

dkk, 2006:15-16).

6. Hikmah dan Manfaat Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung hikmah

dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan

orang yang berzakat, penerimanya, harta yang dikeluarkan zakatnya,

maupun bagi masyarakat. Hikmah dan manfaat zakat dapat dilihat dari

beberapa sisi, yaitu:

a. Bagi para muzakki (orang yang memberi)

1) Membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan bakhil (tamak).

2) Menanamkan perasaan cinta kasih terhadap golongan yang lemah.

3) Mengembangkan rasa semangat kesetiakawanan dan kepedulian

sosial.

4) Membersihkan harta dari hak-hak (bagian kecil) para penerima zakat

(mustahiq) dan merupakan perintah Allah Swt.

5) Menumbuhkan kekayaan si pemilik, jika dalam memberikan zakat

dilandasi rasa tulus dan ikhlas.

Page 51: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

51

6) Terhindar dari ancaman Allah dan siksaan yang amat pedih.

b. Bagi para mustahiq (penerima)

1) Menghilangkan perasaan sakit hati, iri hati, benci dan dendam

terhadap golongan kaya yang hidup serba cukup dan mewah yang

tidak peduli dengan masyarakat bawah.

2) Menimbulkan dan menambah rasa syukur serta simpati atas partisipasi

golongan kaya terhadap kaum dhuafa.

3) Menjadi modal kerja untuk berusaha mandiri dan berupaya

mengangkat hidup.

c. Bagi pemerintah

1) Menunjang keberhasilan pelaksanaan program pembangunan dalam

meningkatkan kesejahteraan umat Islam.

2) Memberikan solusi aktif meretas kecemburuan sosial di kalangan

masyarakat (Suyitno, dkk, 2005:21-23).

Kemudian hikmah dan manfaat zakat dapat disimpulkan, yaitu:

a. Untuk membersihkan atau menyucikan jiwa muzzakki (orang yang

mengeluarkan zakat) dari sifat-sifat tercela, seperti kikir, sangat

mementingkan diri sendiri (individualisme), dan sebagainya.

b. Untuk membersihkan harta bendanya dari kemungkinan bercampur

dengan harta benda yang tidak 100% halal.

Page 52: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

52

c. Untuk mencegah berputarnya harta kekayaan berada di tangan orang-

orang kaya saja, demi mewujudkan pemerataan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat.

d. Untuk meningkatkan kualitas hidup atau kesejahteraan hidup manusia

(Zuhdi, tt:241-242).

7. Macam-Macam Zakat

a. Zakat Fitrah

Adalah sejumlah bahan makanan pokok yang dikeluarkan pada bulan

Ramadhan oleh setiap orang muslim bagi dirinya dan bagi orang yang

ditanggungnya yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk sehari

pada hari raya Idul Fitri (Anshori, 2006:40). Zakat fitrah itu disyariatkan

pada bulan sya‟ban tahun kedua Hijriyah. Hikmahnya ialah untuk

menyucikan orang yang puasa dari perbuatan dan perkataan kosong serta

keji, dan untuk memberi makan orang-orang miskin. Siapa yang

membayar zakat sebelum shalat, maka itu merupakan zakat yang

diterima, dan siapa yang membayarnya setelah shalat, maka itu menjadi

sedekah di antara bermacam sedekah (Sabiq, 1978:154).

1) Syarat-syarat wajib zakat fitrah diantaranya:

a) Islam

b) Lahir sebelum matahari terbenam pada hari penghabisan bulan

ramadhan. Sedangkan orang yang meninggal pada waktu ifthor,

tidak wajib mengeluarkan zakat ataupun orang yang lahir setelah

itu.

Page 53: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

53

c) Mempunyai kelebihan harta keperluan makanan untuk dirinya

sendiri dan untuk yang wajib dinafkahinya (Rasjiq, 2005:208).

2) Waktu-waktu membayar zakat fitrah.

Waktu wajib membayar zakat fitrah pada asalnya adalah sewaktu

terbenam matahari pada malam hari raya Idul Fitri. Tetapi tidak ada

larangan apabila membayar sebelum waktu tersebut, asalkan masih

tetap dalam hitungan bulan ramadhan (Anshori, 2006:42).

Kemudian akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar

fitrah pada waktu itu, sebagai berikut:

a) Waktu yang diperbolehkan yaitu dari awal Ramadhan sampai hari

penghabisan Ramadhan.

b) Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan

Ramadhan.

c) Waktu yang lebih baik (sunat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh

sebelum pergi shalat hari raya.

d) Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah shalat hari raya,

tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya.

e) Waktu haram lebih telat lagi, yaitu dibayar sesudah terbenam

matahari pada hari raya (Rasjid, 2005:209-210).

b. Zakat Maal

Adalah bagian dari harta kekayaan seseorang juga (badan hukum) yang

wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu dalam jumlah

Page 54: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

54

minimal tertentu (Anshori, 2006:46). Adapun unsur-unsur zakat sebagai

berikut:

1) Orang yang mengeluarkan zakat (muzakki).

2) Harta yang wajib dizakati meliputi emas dan perak, perdagangan dan

perusahaan, hasil pertanian dan perkebunan, hasil peternakan dan

perikanan, hasil pertambangan, hasil pendapatan dan jasa, dan rikaz

(barang temuan) (Anshori, 2006:21-23).

3) Penerima zakat (mustahiq).

Golongan orang yang menerima zakat yaitu delapan asnaf diantaranya

adalah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu

sabil (Anshori, 2006:24).

4) Amil

Adalah pengelola zakat yang diorganiasikan dalam suatu badan atau

lembaga. Amil memiliki kekuatan hukum secara formal untuk

mengelola zakat. Menurut Abdurrahman sebagaimana yang dikutip

oleh Anshori (2006:25) menyatakan bahwa dengan adanya amil, maka

pelaksanaan zakat memiliki beberapa ketentuan formal:

a) Menjamin kepastian hukum dan disiplin pembayaran zakat.

b) Menjaga perasaan rendah diri pada mustahiq zakat.

c) Untuk mencapai efisien dan efektifitas zakat.

d) Memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan

pemerintahan yang Islami.

Page 55: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

55

B. Tinjauan Umun tentang Pendayagunaan Zakat

1. Jenis Penyaluran Zakat

Pola penyaluran zakat kepada orang-orang yang berhak

menerimanya menggunakan dua cara yaitu:

a. Penyaluran zakat konsumtif

Penyaluran zakat dalam bentuk konsumtif yaitu zakat yang

disalurkan kepada mustahiq untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti

makan, tempat tinggal meneruskan perjalanan dan lain-lain. Fungsi ini

adalah asal dari fungsi zakat yaitu memberikan zakat untuk kebutuhan

sehari-hari (Hafidhuddin, 2002:133). Sebagaimana dalam Q.S Al-

Baqarah ayat 273:

(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan

Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi, orang yang tidak

tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-

minta, kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak

meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik

yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui.

Page 56: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

56

b. Penyaluran zakat produktif

Penyaluran zakat dalam bentuk produktif adalah zakat yang

diberikan kepada fakir miskin berupa modal usaha atau lainnya yang

digunakan untuk usaha produktif, hal ini akan meningkatkan taraf

hidupnya, dengan harapan seorang mustahiq akan bisa menjadi muzakki

jika dapat menggunakan harta zakat tersebut untuk usahanya

(Hafidhuddin, 2002:133).

Penyaluran zakat dalam bentuk produktif ini didasarkan pada

hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut, yang artinya:

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Salim bin Abdillah bin Umar dari

ayahnya: bahwa Rasulullah Saw. memberikan uang zakat kepada Umar

bin Al-Khatab yang bertindak sebagai amil zakat seraya bersabda:

Ambilah dahulu, setelah itu milikilah (berdayakanlah) dan sedekahkan

kepada orang lain dan apa yang datang kepadamu dari harta semacam

ini sedang engkau tidak membutuhkannya dan bukan engkau minta,

maka ambilah. Dan mana-mana yang tidak demikian maka janganlah

engkau turutkan nafsumu (Hadist Riwayat Muslim).

Menurut An-Najah, berikut beberapa pendapat ulama mengenai

zakat produktif: Pendapat pertama; mengatakan bahwa zakat produktif

hukumnya boleh. Dalil-dalil mereka sebagai berikut:

1) Zakat Produktif mengandung maslahat besar yang akan kembali

kepada para fakir dan miskin. Begitu juga kepada para pembayar

zakat, karena uang yang mereka bayarkan tetap utuh sedang labanya

akan terus mengalir kepada fakir dan miskin. Mereka membayar zakat

dengan jumlah tertentu yang terbatas dan dalam waktu terbatas, tetapi

Page 57: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

57

walaupun begitu manfaatnya terus mengalir tanpa mengurangi harta

tersebut, dengan demikian pahala mereka terus mengalir seiring

dengan mengalirnya manfaatnya.

2) Mengqiyaskan kepada perintah untuk menginvestasikan harta anak

yatim.

3) Hadist-hadist yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu

alaihi wassalam mengumpulkan unta sedekah dan digemukkan. Ini

menunjukkan kebolehan menginvestasikan harta zakat.

Pendapat Kedua; mengatakan bahwa zakat produktif hukumnya

tidak boleh secara mutlak. Ini adalah pendapat Majma’ al-Fiqh al-Islamy

Rabithah al-Alam al-Islamy, pada pertemuannya yang ke-15, di Mekkah

pada tanggal 11 Rajab1419 / 31 Oktober 1998. Dalil-dalil mereka:

1) Firman Allah: ”Dan tunaikanlah haknya (zakatnya) di hari

memetiknya”. (Qs. al-An’am: 141). Ayat ini menunjukkan bahwa

zakat harus segera dibayarkan ketika panen. Ini menunjukkan larangan

mengundurkan pembayaran zakat kepada yang berhak, walaupun

dengan alasan diinvestasikan.

2) Perintah membayarkan zakat sifatnya segera tidak boleh diundur. Ini

berdasarkan kaidah ushul fiqh yang berbunyi: “Pada dasarnya

perintah itu menunjukkan pelaksanaannya harus segera.“

3) Hadist „Uqbah bin al-Harist radhiyallahu ‘anhu berkata:“Dari 'Uqbah

berkata, "Aku pernah shalat 'Ashar di belakang Nabi shallallahu

'alaihi wasallam di kota Madinah. Setelah salam, tiba-tiba beliau

berdiri dengan tergesa-gesa sambil melangkahi leher-leher orang

Page 58: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

58

banyak menuju sebagian kamar isteri-isterinya. Orang-orang pun

merasa heran dengan ketergesa-gesaan beliau. Setelah itu beliau

keluar kembali menemui orang banyak, dan beliau lihat orang-orang

merasa heran. Maka beliau pun bersabda: "Aku teringat dengan

sebatang emas yang ada pada kami. Aku khawatir itu dapat

menggangguku, maka aku perintahkan untuk dibagi-bagikan." (HR.

Bukhori)

Hadist di atas menunjukkan bahwa zakat harus segera dibagikan

kepada yang berhak, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam

tergesa-gesa pulang ke rumah untuk membagikan harta kepada yang

berhak, padahal beliau baru saja selesai sholat. Seandainya

pembayaran zakat boleh diundur-undur, tentunya tidak tergesa-gesa

seperti itu untuk membagikan zakat.

4) Uang zakat sebenarnya milik delapan golongan yang disebut Allah di

dalam al-Qur‟an, oleh karena itu jika ingin diinvestasikan, maka

dikembalikan kepada mereka, bukan kepada lembaga-lembaga zakat.

5) Di dalam investasi uang zakat terdapat ketidakjelasan pada hasilnya,

bisa untung atau rugi. Jika mendapat kerugian, maka akan merugikan

para fakir miskin dan golongan lain yang berhak mendapatkan zakat,

sehingga hak mereka menjadi hilang.

Pendapat Ketiga: Zakat Produktif dibolehkan setelah kebutuhan

pokok para fakir miskin dan golongan lain terpenuhi terlebih dahulu,

kemudian sisanya bisa dinvestasikan di dalam proyek-proyek yang

menguntungkan dengan hasil yang bisa segera bisa dinikmati golongan

yang berhak mendapatkan zakat.

Page 59: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

59

Pendapat ini menggabungkan dua pendapat di atas. Satu sisi

tidak merugikan fakir miskin karena mereka tetap mendapatkan hak-hak

mereka sesegera mungkin untuk menutupi kebutuhan pokok mereka. Di

sisi lain, sisa harta tersebut diinvestasikan pada proyek-proyek yang

menguntungkan,sehingga manfaatnya kembali kepada mereka juga.

Pada keputusan Majma al-Fiqh al-Islamy OKI, pada

pertemuannya yang ketiga di Amman Kerajaan Jordan, yang

diselenggarakan pada tanggal 8-13 shofar 1407 H / 11-16 Oktober 1986

M, No 15 ( 3/3 ) menyebutkan:

“Secara prinsip dibolehkan menginvestasikan uang zakat di dalam

proyek-proyek investasi yang berakhir kepada kepemilikan pada

orang-orang yang berhak mendapatkan zakat, atau proyek-proyek

ini di bawah lembaga resmi yang bertanggung jawab terhadap

pengumpulan zakat dan pembagiannya. Ini disyaratkan harus

terpenuhi terlebih dahulu kebutuhan yang mendesak dan segera

bagi golongan yang berhak mendapatkan zakat, begitu juga harus

ada jaminan yang cukup agar proyek-proyek tersebut tidak

mendapatkan kerugian. “

Keputusan tersebut dikuatkan pada an-Nadwah ats-Tsalitsah li Qadhaya

az-Zakat al-Mu’ashirah di Kuwait pada tahun 1992 M (An-Najah: 2013)

Adapun penetapan Departemen Agama yang dikutip oleh Ali

(1988:62-63) mengenai pemanfaatan zakat dapat digolongkan ke dalam

empat kategori, sebagai berikut:

1) Kategori pertama, adalah pendayagunaan zakat yang konsumtif

tradisional sifatnya. Dalam kategori ini zakat dibagikan kepada orang

Page 60: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

60

yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang

bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang

diberikan kepada korban bencana alam.

2) Kategori kedua, adalah zakat konsumtif kreatif. Yang dimaksud

dengan ini adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari

barangnya semula seperti misalnya diwujudkan dalam bentuk alat-alat

sekolah beasiswa dan lain-lain.

3) Kategori ketiga, adalah zakat produktif tradisional. Yang dimaksud

dalam kategori ketiga ini adalah zakat yang diberikan dalam bentuk

barang-barang produktif, misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-

alat pertukangan dan sebagainya. Pemberian zakat dalam bentuk ini

akan dapat mendorong orang menciptakan suatu usaha atau

memberikan suatu lapangan kerja baru bagi fakir-miskin.

4) Kategori keempat, adalah zakat produktik kreatif. Kedalam bentuk ini

dimasukkan semua pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam

bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu

proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal

seseorang pedagang atau pengusaha kecil.

Pendayagunaan zakat dalam kategori ketiga dan keempat ini

perlu dikembangkan karena pendayagunaan zakat yang demikian

mendekati hakikat zakat, baik yang terkandung dalam fungsinya sebagai

Page 61: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

61

ibadah maupun dalam kedudukannya sebagai dana masyarakat (Ali,

1988:63).

Mengenai pendayagunaan zakat telah diatur pula dalam

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, pada

pasal 27 yang intinya zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif

dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat,

hal ini dapat dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahiq telah terpenuhi.

2. Zakat sebagai Pemberdayaan Ekonomi Umat

Zakat merupakan jalinan persekutuan antara yang miskin dan yang

kaya. Melalui zakat, persekutuan tersebut diperbaharui setiap tahun secara

terus menerus. Zakat merupakan instrumen religius yang membantu

perseorangan dalam masyarakat untuk menolong penduduk miskin yang

tidak mampu menolong dirinya sendiri, agar kemiskinan dan kesengasaraan

hilang dari masyarakat (muslim).

Ditinjau dari sistem ekonomi Islam, zakat sebagai salah satu

instrumen fiskal untuk mencapai tujuan keadilan sosio ekonomi dan

distribusi kekayaan serta pendapatan, secara aklamasi dipandang sebagai

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari falsafah moral Islam dan didasarkan

pada komitmen yang pasti terhadap persaudaraan kemanusiaan (Khasanah,

2010:55).

Menurut Arifuzzaman (2008:57) yang dikutip dari buku Didin

Hafidhuddin, berjudul problematika zakat kontemporer, yang dimaksud

dengan pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus

Page 62: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

62

untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat terkhusus

orang miskin, dalam meningkatkan taraf hidupnya. Sedangkan

pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama

mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan, dan kelompok-

kelompok lainnya didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya

secara mandiri. Dalam proses ini terdapat lembaga berperan sebagai

fasilitator yang mendampingi proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini

akan meningkatkan kesesuaian program pembangunan dengan kenyataan

dan memperkuat keberlanjutan program karena masyarakat mempunyai rasa

memiliki dan tanggung jawab.

Menurut Umar bin al-Khattab, zakat disyariatkan untuk merubah

mereka yang semula mustahiq (penerima zakat) menjadi muzakki

(pemberi/pembayar zakat). Sehingga dengan demikian, term pemberdayaan

menjadi lebih bermakna. Zakat tidak hanya sekedar dimaknai secara

tekstual, dan didistribusikan sebagai pemberian dalam bentuk konsumtif,

untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Akan tetapi perlu dilakukan

inovasi dan pembaharuan pemahaman dalam bentuk penalaran utamanya

tentang harta benda atau profesi yang hasilnya dikenakan beban zakat, dan

pendistribusiannya sebagian diberikan dalam bentuk dana untuk kegiatan

produktif. Dengan demikian diharapkan para mustahiq dapat memutar dana

tersebut, sehingga dapat menjamin kebutuhan sehari-hari dan

mengembangkannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam jangka

panjang (Rofiq, 2004:259-260).

Page 63: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

63

Menurut Rofiq (2004:268), menyatakan bahwa:

“Pembagian zakat secara konsumtif boleh jadi masih diperlukan

namun tidak semua harta zakat yang dihimpun dari para aghniya’

dihabiskan. Artinya, ada sebagian lain yang mestinya lebih besar,

dikelola dan didistribusikan sebagai investasi, untuk memberikan

modal kepada para mustahiq, dan selanjutnya dengan investasi

tersebut, mereka dapat membuka usaha dan secara lambat laun mereka

akan memiliki kemampuan ekonomi yang memadai. Dengan

demikian, zakat sebagai pemberdayaan ekonomi umat dapat

direalisasikan dengan sungguh-sungguh.”

Zakat sebagai institusi ekonomi umat dapat dikelola dan

didistribusikan secara lebih baik. Tidak hanya diberikan dalam bentuk

konsumtif, tetapi dapat dikembangkan dalam bentuk pemberian inventasi

(produktif), sehingga dengan demikian misi utama zakat untuk mewujudkan

pemerataan dapat terwujud (Rofiq, 2004:270).

C. Problematika Pengumpulan Zakat

Dalam ekonomi modern zakat mempunyai dampak distribusional

untuk mengurangi gap pendapatan antara golongan kaya dan miskin. Zakat

juga menstimulasi tuntutan ekonomi kaum miskin dengan meningkatkan out

put dan lapangan pekerjaan. Jadi apabila zakat ditunaikan sesuai syariah,

kemiskinan dapat dihilangkan dengan mengurangi jumlah umat Muslim yang

miskin (Farkhani, 2008:154-155).

Namun, persoalan zakat adalah sesuatu yang tidak pernah habis

dibicarakan. Wacana tersebut terus bergulir mengikuti peradaban Islam.

Page 64: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

64

Berikut wacana yang dikutip dari Ita Permata Sari (2014), mengenai beberapa

hal yang menjadi problematika zakat saat ini, yaitu:

1. Peran zakat sebagai salah satu rukun Islam yang harus ditunaikan oleh

umatnya yang mampu hanya menjadi kesadaran personal. Semestinya zakat

menjadi sebuah gerakan kesadaran positif. Karena, zakat bukan hanya

sekedar kewajiban yang mengandung nilai teologis tetapi juga kewajiban

finansial yang mengandung nilai sosial yang tinggi.

2. Kurangnya pemahaman umat terhadap makna substansi zakat. Zakat hanya

sebagai suatu kewajiban agama untuk membersihkan harta milik dari

kekotoran. Pada akhirnya penyaluran zakat tanpa melihat sisi kemanfaatan

ke depan bagi yang berhak menerimanya. Tanpa melihat bahwa zakat

memiliki peran penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan

kekayaan serta berpengaruh nyata pada tingkah laku konsumen.

3. Meningkatnya kesadaran dalam membayar zakat tidak disertai dengan

pengumpulan dan penyaluran yang terencana secara komprehensif

sebagaimana zakat mempunyai peran yang sangat penting dalam

menentukan ekonomi umat.

Selain persoalan di atas, adapun beberapa kelemahan pengumpulan

zakat, adalah:

1. Kurang tertibnya administrasi pemasukan dan pengeluaran zakat yang

menyebabkan tidak terdatanya potensi dana yang bisa dikembangkan.

2. Ada kemungkinan zakat tersebut tidak tersalurkan kepada mustahiq secara

maksimal.

Page 65: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

65

3. Tidak adanya pengawasan terhadap proses pemasukan dan pengeluaran

zakat (Asnaini, 2008:137).

Maka cara untuk mewujudkan fungsi zakat dan perannya dalam

membangun perekonomian masyarakat adalah dengan memodernkan

pengelolaan zakat. Salah satunya dengan mengoptimalkan kinerja lembaga

pengelola zakat, untuk menjadi sebuah lembaga yang profesional dan

kompeten.

D. Tinjauan Umun tentang Lembaga Pengelola Zakat

Pemanfaatan zakat harta ini sangat tergantung pada pengelolaannya.

Apabila pengelolaannnya baik, manfaatnya akan dirasakan pula oleh

masyarakat. Perlu pula diatur mengenai perorganisasian zakat, agar

pelaksanaan zakat dapat dikoordinasikan dan diarahkan. Ini perlu untuk

memantapkan kepercayaan masyarakat dan wajib zakat. Peranan pemerintah

diperlukan dalam hal ini, di samping keikutsertaan pemimpin-pemimpin agama

(Ali, 1988:64).

Sebagaimana pada zaman pemerintahan Rasulullah saw., beliau

mengirim petugas-petugasnya untuk mengumpulkan zakat dan membagi-

bagikannya kepada para mustahiq. Khalifah Abu Bakar dan Umar juga

melakukan hal yang sama, tidak ada bedanya antara harta yang jelas seperti

hasil pertanian; buah-buahan; ternak; dan barang tambang, maupun yang

tersembunyi seperti barang-barang dagangan; emas-perak; dan harta karun

(Sabiq, 1978:135).

Page 66: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

66

Berdirinya organisasi-organisasi pengelola zakat merupakan sebuah

harapan akan tertolongnya kesulitan hidup kaum dhuafa dan pada sisi lain akan

membantu mengurangi masalah kemiskinan. Dengan adanya organisasi ini,

kaum dhuafa dapat terbantu dan terbina sehingga mereka biasa memenuhi

tuntutan pokok hidupnya dan keluar dari kesulitan ekonomi dengan mendesak

para muzakki untuk memenuhi kewajiban zakat (Khasanah, 2010:73).

Berikut definisi pengelolaan zakat dalam Undang-undang Nomor 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 (1), pengelolaan zakat adalah

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Dengan tujuan sebagaimana dalam

undang-undang ini pasal 3, yaitu:

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat,

dan

2. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

dan penanggulangan kemiskinan.

Untuk mewujudkannya maka pengelolaan zakat wajib memakai amil

sebagai pihak pengelola zakat. Adanya amil berarti adanya peraturan dan

undang-undang, tertib kerja dan syarat-syarat. Baik bagi amil sendiri ataupun

bagi orang-orang yang akan memperoleh zakat. Untuk menjadi amil hendaknya

terdiri dari unsur-unsur:

1. Umara’ (Penguasa setempat atau pemerintah).

2. Ulama’ (orang yang paham hukum zakat dan ahli administrasi ekonomi).

3. Aghniya’ (mewakili muzakki).

Page 67: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

67

4. Fuqara’ (mewakili mustahiq) (Al Buny, 1981:180).

Sistem administrasi dan penyusunan personalia pengelola zakat harus

didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen yang sehat agar pelaksanaan zakat

dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Supaya organisasi yang mengurus zakat

dapat berkembang dengan baik, prinsip-prinsip pengorganisasian berikut perlu

dilaksanakan:

1. Penganggung jawab tertinggi seyogyanya pemerintah atau pejabat tertinggi

dalam strata pemerintahan setempat atau lingkungan tertentu. Unsur-unsur

masyarakat Islam perlu diikutsertakan, juga bertanggung jawab.

2. Pelaksananya adalah suatu lembaga tetap dengan pegawai yang bekerja

penuh secara profesional, dibiayai pada permulaan dengan subsidi

pemerintah, yang kemudian, secara berangsur-angsur oleh dana amal zakat

sendiri.

3. Kebijaksanaan harus dirumuskan secara jelas dan dipergunakan sebagai

dasar perencanaan dan pendayagunaan zakat, sumber dan sasaran

pemanfaatannya untuk suatu waktu tertentu.

4. Program pendayagunaan zakat harus terinci supaya lebih efektif dan

produktif bagi pengembangan masyarakat.

5. Usulan proyek penggunaan dana untuk pelaksanaan program yang

dilakukan oleh lembaga dan atau oleh organisasi masyarakat, harus

didasarkan pada studi kelayakan.

6. Mekanisme pengawasan dilakukan melalui peraturan-peraturan,

administrasi, baik ketatausahaan maupun pembukuan. Tiga bulan sekali atau

Page 68: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

68

setiap penutupan tahun buku dibuat laporan kegiatan yang diumumkan

kepada masyarakat.

7. Pengembangan dasar-dasar hukum tentang zakat, pemahaman baru tentang

zakat, sumber zakat, masalah pengumpulan dan pendayagunaannya

dilakukan melalui penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian

lapangan.

8. Penyuluhan untuk menciptakan kondisi yang kondusif (mendorong dalam

menarik partisipasi masyarakat untuk menunaikan ibadah zakat dilakukan

secara teratur dan terus-menerus (Ali, 1988:64-66).

Adapun yang menjadi tugas dari amil zakat, antara lain:

1. Pendaftaran dari para muzakki (orang yang diperkirakan telah dapat

menunaikan tugas zakatnya). Mencatat secara sistematis para pembayar

zakat, berhubungan erat dengan administrasi keuangan dan harta benda

lainnya. Terutama dengan nishab yang akan ditunaikan. Dengan mengetahui

berapa jumlah muzakki, akan mempermudah pemungutan dengan planing.

Jumlah zakat sudah dapat diperkirakan dan penyaluran pada sektor-sektor

produksi lebih terarah.

2. Pendaftaran para mustahiq (orang yang berhak menerima zakat). Terutama

sekali fakir dan miskin. Ini pernah dilaksanakan pada zaman Khalifah kedua

Umar bin Khattab ra. Suatu daftar orang-orang miskin dapat diatur menurut

keadaan kadar zakat yang patut dikeluarkan. Daftar statistik yang tersusun

dapat diatur untuk mengetahui para masakin yang diberi bantuan dan

ditempatkan pada sektor produksi. Serta dapat diketahui grafik

Page 69: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

69

berkurangnya dan bertambahnya orang yang menerima dan membayar

zakat. Terutama sekali untuk mengetahui perkembangan orang-orang yang

bekerja atas modal zakat.

3. Mengatur organisasi dan administrasi zakat, akan meliputi sistem

administrasi keuangan yang luas (Al Buny, 1981:179).

Dengan adanya pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat, akan

memiliki beberapa keuntungan:

1. Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.

2. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahiq zakat apabila

berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.

3. Untuk mencapai efisien dan efektivitas serta sasaran yang tepat dalam

penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu

tempat.

4. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan

pemerintahan yang Islami (Hafidhuddin, 2007:126).

E. Kepercayaan Masyarakat terhadap Pengelola Dana Zakat

Dikutip dari laporan BAZNAS, potensi dana zakat di Indonesia

mencapai Rp 217 Triliun, namun pengumpulan zakat belum mencapai angka

tersebut. Pada tahun 2014 lalu, pengumpulan zakat hanya mencapai 3,2 triliun

masih jauh dari potensi yang sebenarnya. Kepercayaan masyarakat terhadap

lembaga pengelola zakat masih kurang. Hal tersebut menjadi salah satu sebab

potensi dana zakat yang belum maksimal. Sebagian besar muzakki menyatakan

Page 70: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

70

bahwa pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat belum optimal, karena

tidak menghasilkan wujud yang nyata. Sehingga muzakki memberikan

zakatnya secara perorangan tanpa melalui lembaga pengelola zakat.

Konteks inilah yang menjadi tantangan bagi pengelola zakat untuk

menimbulkan kepercayaan muzakki agar membayarkan zakatnya melalui

lembaga pengelola zakat. Maka dari itu, pengelola zakat harus

mengoptimalkan pengelolaan zakat dengan baik. Dengan itu, dapat

mengembalikan kepercayaan muzakki terhadap lembaga pengelola zakat.

Dengan muzakki menyalurkan zakatnya melalui lembaga pengelola

zakat, diharapkan dapat meningkatkan potensi dana zakat. Satu sisi untuk

mengoptimalkan kepuasan muzakki, sisi lain kemaslahatan mustahiq dapat

tercapai tanpa kesenjangan (Asnaini, 2008:137).

Page 71: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

71

BAB III

UPAYA AMIL AINUL YAQIN DALAM PEMBERDAYAAN

EKONOMI MASYARAKAT

A. Gambaran Umum Tentang Amil Ainul Yaqin

1. Sejarah Amil Ainul Yaqin

Amil Ainul Yaqin adalah salah satu lembaga amil zakat yang

konsentrasi pada bidang pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah, serta

bertanggung jawab terhadap upaya penyalurannya. Kepanitiaan ini sudah

didirikan sejak tahun 80-an, dan belum pernah berhenti hingga sekarang.

Amil Ainul Yaqin melaksanakan kegiatannya berdasarkan pengetahuan para

ulama di dusun Bringin.

Kemudian pada tahun 2008 didirikanlah Badan Amil Zakat Infaq

dan Shadaqah (BAZIS) di Kabupaten Semarang. BAZIS Kabupaten

Semarang lahir sebagai implementasi Peraturan Daerah Nomor 04 tahun

2008 tentang Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah. Perda ini disusun

sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat. Disamping amanah undang-undang yang ditindaklanjuti

dengan Perda zakat di Kabupaten Semarang.

Berdasarkan undang-undang pengelolaan zakat BAZIS Kabupaten

memiliki kewajiban untuk membentuk BAZIS Kecamatan sebagai

pengelola zakat untuk wilayah kecamatan, seperti BAZIS Kecamatan

Page 72: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

72

Bringin Kabupaten Semarang. Lembaga-lembaga pengelola dana zakat ini

melaksanakan tugasnya berdasarkan peraturan yang berlaku.

Setelah BAZIS Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang didirikan,

maka amil Ainul Yaqin tidak bergerak sendiri melainkan juga menjadi

tanggung jawab BAZIS Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Dan saat

ini, amil Ainul Yaqin merupakan pengelola dana zakat yang dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan pelaksana BAZIS Kecamatan

Bringin Nomor 008/BAZIS/Kec.Bringin/VII/2014, tentang Panitia Zakat

Fitrah Masjid Ainul Yaqin, Krajan Bringin periode 2014-2017 (hasil

wawancara dengan bapak Haji Ahmad Mugni, pada tanggal 24 Februari

2015).

2. Tugas dan Wewenang Amil Ainul Yaqin

Tugas dan wewenang amil Ainul Yaqin sebagai pengelola dana

zakat di dusun Bringin, sebagai berikut:

a. Mendata muzakki, munfiq, mutashoddiq dan mustahiq di wilayahnya.

b. Mengumpulkan, mencatat, dan mentasharufkan zakat fitrah baik yang

berupa beras maupun uang; zakat maal; infaq; dan shadaqah.

c. Melaporkan hasil pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah kepada

UPZIS dan BAZIS Kecamatan.

3. Struktur Amil Ainul Yaqin

Struktur amil Ainul Yaqin yang telah dibentuk pada rapat takmir

masjid Ainul Yaqin desa Bringin tanggal 25 Juli 2014, yaitu:

Susunan amil Ainul Yaqin

Page 73: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

73

Pelindung : Kepala Dusun Bringin

Penasehat : K.H. Abdul Hamid Nawawi

Ketua : H. Ma‟ruf

Drs. H. Munasir, MM.

Sektretaris : H. Ahmad Mughni, S.H.

H. Rifa‟i, S.Ag.

Endardiyono, S.Pd.

Bendahara : H. Muhamad Nizar, S.H.

Susamto

H. Badrun

Perlengkapan : Jurnadi

Jumhadi

Abdul Halim

Asrip

Anggota : Drs. H. Damroji M.Pd.

H. Zaeni

H. Muri

H. Sunaryo

Semua Petugas Pos

Konsumsi : Hj. Siti Zumrotun

Petugas Pos

Pos I : Mustain, Iwan, Yanto, Fathan

Pos II : Yudi, Mahbub, Erwin

Page 74: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

74

Pos III : Fain, Kasrin, Pardi, Taufik, Priyanto

Pos IV : Darmadi, Proyo, Suwarno, Pristiyanto

Pos V : Dimyati, M. Sahidin, Sutomo, Caeri

Pos VI : Mustain, Suwanto, Imam, H Karwanto

Pos VII : Shohifudin, Agus

Amil Ainul Yaqin sebagai pengelola zakat di dusun Bringin tidak

bergerak sendiri. Selain Kepanitiaan ini telah dibentuk pula Kelompok

Binaan Zakat (KBZ) di desa Bringin. KBZ adalah organisasi yang khusus

menyalurkan dana zakat dalam bentuk produktif yaitu berupa bantuan

modal usaha.

B. Gambaran Umum Tentang KBZ Bringin

1. Sejarah KBZ Bringin

Amil Ainul Yaqin tidak melaksanakan pengelolaan zakat sendiri,

bekerja sama pula dengan organisasi pengelola zakat lain yang disebut KBZ

Bringin. Kelompok Binaan Zakat (KBZ) merupakan suatu kelompok yang

dibentuk untuk melakukan pembinaan zakat terhadap penerima dana zakat

dalam bentuk bantuan modal usaha, sehingga tidak habis begitu saja, namun

dapat benar-benar meningkatkan usahanya.

Adapun yang menjadi latar belakang dibentuknya KBZ, yaitu dari

hasil peninjauan BAZIS pusat Jakarta terhadap pengelolaan zakat di daerah

Bringin yang dinyatakan baik dan selalu meningkat pada tiap tahunnya.

Sehingga BAZIS pusat ingin membentuk suatu kelompok binaan zakat

Page 75: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

75

khusus mengelola dana zakat yang disalurkan dalam bentuk produktif yaitu

berupa bantuan modal usaha. Tujuan dibentuknya KBZ adalah untuk

mengembangkan dana zakat sehingga tidak habis begitu saja, serta untuk

pemberdayaan ekonomi umat.

KBZ Bringin dibentuk pada tahun 2012 berdasarkan SK dari

Kantor Urusan Agama Kabupaten Semarang. Calon pengurus KBZ harus

mengikuti workshop tentang KBZ yang diadakan oleh BAZIS pusat di

Semarang. Sehingga para pengurus KBZ mengetahui dengan jelas

kewajiban yang harus dilaksanakannya. Dengan adanya KBZ Bringin,

diharapkan pedagang menengah dapat mengembangkan usahanya lebih baik

(hasil wawancara dengan bapak Susamto, pada tanggal 25 Mei 2015).

2. Tugas dan Wewenang KBZ Bringin

Tugas dan wewenang KBZ Bringin sebagai pengelola dana zakat

produktif, diantaranya:

a. Mendata mustahiq penerima bantuan modal usaha di wilayahnya.

b. Mencatat pembayaran dana bergulir secara tertib.

c. Memantau perkembangan pedagang penerima bantuan modal usaha

KBZ.

3. Struktur KBZ Bringin

Struktur KBZ Bringin yang telah dibentuk pada rapat takmir masjid

Ainul Yaqin desa Bringin tanggal 25 Juli 2014, yaitu:

Susunan Amil Ainul Yaqin

Pelindung : Kepala Dusun Bringin

Page 76: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

76

Penasehat : K.H. Abdul Hamid Nawawi

Ketua : H. Ma‟ruf

Drs. H. Munasir, MM.

Sektretaris : H. Ahmad Mughni, S.H.

H. Rifa‟i, S.Ag.

Bendahara : Susamto

H. Muhamad Nizar, S.H.

Sie. Pengumpulan : Yudi Kasta Irwan, Amin Ahsin

H. Damraji, H. Mahmud Mauri

Sie. Penyaluran : H. Badrun, H. Ahmad Zaini

H. Usman Sunaryo, Habib Imam Muslim

C. Upaya Amil Ainul Yaqin dan KBZ Bringin dalam Mensosialisasikan dan

Mentasharufkan Zakat

1. Upaya Amil Ainul Yaqin dalam Mensosialisasikan Pembayaran Zakat

Sebelumnya telah dibahas berkenaan dengan gambaran umum

tentang amil Ainul Yaqin dan KBZ Bringin. Pembahasan berikutnya

mengenai gambaran umum tentang upaya amil Ainul Yaqin dan KBZ

Bringin dalam mensosialisasikan dan mentasharufkan zakat.

Zakat hukumnya wajib, sehingga barang siapa yang hartanya telah

sampai pada nishabnya hendaklah mengeluarkan sebagian untuk diberikan

kepada orang yang membutuhkan. Dalam hal ini, tidak sedikit orang yang

belum mengetahui akan kewajiban zakat.

Page 77: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

77

Amil Ainul Yaqin sebagai pengelola dana zakat di dusun Bringin

selalu melakukan upaya untuk memberikan pemahaman kepada muzakki

mengenai kewajiban menunaikan zakat. Berbagai upaya yang dilakukan

Amil dalam mensosialisasikan pembayaran zakat, sebagai berikut:

a. Sarasehan mengenai zakat ke desa.

Amil mengadakan sarasehan ke desa mengenai dasar-dasar zakat.

Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat mengetahui definisi

zakat, syarat dan rukunnya, batasan-batasan dalam mengeluarkan zakat,

serta hukuman bagi orang yang wajib berzakat namun lalai, tujuannya

agar masyarakat desa paham betul mengenai zakat.

b. Penyuluhan tentang kewajiban zakat melalui pengajian.

Amil Ainul Yaqin telah sering melaksanakan penyuluhan tentang

kewajiban zakat melalui pengajian. Melalui penyuluhan ini menyerukan

kepada para muzakki mengenai kewajiban menunaikan zakat. Serta

menghimbau kepada muzakki di dusun Bringin untuk membayarkan

zakatnya melalui amil. Karena melalui amil pembagian serta penyaluran

zakat tersebut lebih efektif. Selain itu amil akan mengelola zakat

berdasarkan ketetuan syariat Islam, dan pembagiannya kepada mustahiq

lebih merata. Apabila muzakki memberikan zakat secara perorangan

dirasa kurang efektif dan dikhawatirkan adanya kecemburuan dari

mustahiq yang lain.

Page 78: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

78

Adapun yang menjadi faktor penghambat amil Ainul Yaqin dalam

pelaksanaan zakat di Dusun Bringin, yaitu mengenai kepercayaan muzakki

pada amil zakat. Karena awal mula pengumpulan zakat di Bringin sebelum

adanya amil zakat dijalankan oleh seorang Kyai, namun kenyataannya

pembagian zakat tidak seperti yang diharapkan. Dana zakat yang terkumpul

tidak diketahui wujud hasilnya. Hal inilah yang menjadikan kurangnya

kepercayaan muzakki di dusun Bringin terhadap pengelola dana zakat.

Amil Ainul Yaqin sebagai pengelola dana zakat selalu melakukan

upaya untuk mengembalikan kepercayaan para muzakki sehingga

membayarkan zakatnya melalui Amil. Amil melaksanakan pengelolaan

zakat secara optimal, dan dengan penyalurannya yang transparan. Dana

zakat didistribusikan kepada mustahiq delapan asnaf dengan prosentase

yang telah disesuaikan. Sehingga dana zakat tersebut dapat mewujudkan

hasil yang baik yaitu untuk membantu kesejahteraan masyarakat.

Upaya yang telah dilakukan Amil Ainul Yaqin dalam

mensosialisasikan pembayaran zakat serta berusaha untuk mengoptimalkan

pengelolaannya, menunjukkan hasil yang baik. Dari data Amil Ainul Yaqin,

jumlah muzakki meningkat pada setiap tahunnya. Dari awalnya hanya

beberapa orang, tahun 2014 lalu terdapat 27 muzakki yang menyalurkan

zakat maal melalui amil. Dana zakat yang dikeluarkan muzakki bermacam

jumlahnya dari 500 ribu rupiah hingga 10 juta rupiah. Adapun muzakki yang

rutin mengeluarkan zakatnya kepada amil Ainul Yaqin, seperti Toko Zam-

Page 79: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

79

Zam (hasil wawancara dengan bapak Haji Ahmad Mugni, pada tanggal 24

Februari 2015).

Rekapitulasi data Amil Ainul Yaqin tahun 2014, dana zakat yang

terkumpul sebagai berikut:

a. Zakat Fitrah :

1) Beras : dari 337 orang : 1.011 liter

2) Uang : dari 991 orang : Rp 19.820.000,-

b. Shadaqah :

1) Beras : 2 orang : 4 liter

2) Uang : Rp 1.050.000,-

c. Zakat Maal : dari 27 orang : Rp 113.775.000

Jadi, jumlah penerimaan dana zakat seluruhnya 134.645.000 rupiah, dan

1.015 liter beras.

2. Upaya Amil Ainul Yaqin dusun Bringin dalam Mentasharufkan Zakat

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa upaya amil Ainul Yaqin dalam

mensosialisasikan pembayaran zakat cukup berhasil. Amil dapat

membuktikan kepada masyarakat bahwa pengelolaan zakat memberikan

perkembangan ekonomi bagi para mustahiq. Selanjutkan akan dipaparkan

mengenai upaya amil dan KBZ Bringin dalam mentasharufkan zakat.

Amil Ainul Yaqin melaksanakan kegiatannya minimal sekali dalam

tiap tahunnya, yaitu kegiatan mengawal zakat fitrah. Namun, apabila dilain

waktu terdapat muzakki yang mengeluarkan zakatnya, maka amil segera

Page 80: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

80

bergerak sebagai penerima, dan mentasharufkan kepada yang berhak

menerimanya. Adapun jenis zakat yang sudah masuk pada amil Ainul Yaqin

selain zakat fitrah, terdapat zakat tijarah, zakat hasil tani, dan zakat profesi

(pedagang).

Dalam upaya pentasharufan dana zakat, amil Ainul Yaqin membagi

dan menyalurkan dana dalam dua bentuk penyaluran zakat yaitu konsumtif

dan produktif. Penyaluran zakat dalam bentuk konsumtif merupakan

penyaluran zakat paling utama, yaitu yang diberikan kepada mustahiq sesuai

dalam 8 asnaf, berdasarkan Q.S at-Taubah ayat 60 yaitu fakir, miskin, amil,

muallaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan penyaluran

zakat dalam bentuk produktif, sebagaimana yang telah dipaparkan oleh

Bapak Haji Ahmad Mugni:

“Produktif berarti bukan konsumtif, bentuk konsumtif begitu zakat

kemudian didistribusikan habis di makan, sedangkan zakat produktif

ini merupakan suatu permodalan.”

Penyaluran dana zakat dalam bentuk produktif dilaksanakan setelah

kebutuhan konsumtifnya terpenuhi.

Adapun rekapitulasi pentasharufan dana zakat oleh amil Ainul

Yaqin pada tahun 2014, sebagai berikut:

Uraian Mustahiq Jumlah Keterangan

Fakir Miskin 470 orang Rp 28.200.000,- @ 3 liter beras dan

Rp 60.000,-

KBZ Rp 15.000.000,-

Page 81: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

81

Usaha Ekonomi

Lemah dan Miskin

80 orang Rp 16.000.000,- @ Rp 200.000,-

Subsidi Siswa

Miskin

Rp 7.000.000,-

Amil meliputi ATK 47 orang Rp 3.290.000 @ 70.000,-

Sabilillah,

Pengajian, TPQ

Rp 31.750.000,-

Ghorim Rp 26.750.000,-

Ibnu Sabil Rp 300.000,-

Tabel: 2.1 Rekapitulasi pentasharufan dana zakat oleh Amil Ainul Yaqin

pada tahun 2014.

Setelah melihat rekapitulasi pentasharufan dana zakat oleh Amil

Ainul Yaqin, telah dipaparkan adanya dana yang dialokasikan pula untuk

Kelompok Binaan Zakat (KBZ), berikut penjelasannya. KBZ Bringin

sebagai pengelola zakat yang khusus dibidang produktif melaksanakan

kegiatannya secara rutin. Awal berjalannya KBZ yaitu, mendapatkan dana

dari BAZIS pusat sebesar 20 juta dan dari amil Ainul Yaqin sebesar 10 juta,

maka modal awal KBZ terdapat dana sebesar 30 juta. Dan kemudian

disalurkan dalam bentuk modal besar, yang ditujukan bagi pedagang

menengah. Pedagang menengah maksudnya pedagang yang telah memiliki

usaha dan masih kekurangan modal, serta memiliki kemampuan untuk

mengembangkannya.

Page 82: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

82

KBZ mempunyai sistem binaan yang disebut bantuan modal dana

bergulir. Bentuk sistem binaan KBZ yaitu memberikan bantuan modal

sebesar 3000.000 rupiah untuk tiap orangnya, dengan pembayaran 15 kali.

Untuk setiap bulan para pedagang ini memiliki kewajiban untuk membayar

sebesar 200.000 rupiah, ditambah membayar shadaqah sebesar 5 ribu rupiah

seperti aturan yang telah disepakati. Awalnya yang menerima bantuan

modal hanya 10 orang, dan saat ini pedagang menengah yang menerima

bantuan modal ini sudah mencapai 30-40 orang, dan akan terus bertambah

apabila dana zakat yang terkumpul juga meningkat. Selain itu, adapun

keringanan bagi pedagang yang belum dapat membayar pada bulan ini,

maka diberi waktu untuk membayar rangkap pada bulan berikutnya, untuk

hal ini tetap disurvei supaya mengetahui sebabnya, dan sifatnya untuk

pembinaan. Dengan tujuan utamaya adalah untuk mengurangi rentenir

dipasar.

Berikut data peningkatan keuntungan sebagian pedagang binaan

KBZ:

No Nama Jenis

Usaha

Laba

Sebelum

Laba

Sesudah

Kenaikan

Laba

1 Maryuni Kelontong 500.000,- 800.000,- 300.000,-

2 Suratni Warung

Makan

2.000.000,- 3.000.000,- 1.000.000,-

3 Budi Prasetyo Sosis 400.000,- 1.200.000,- 800.000,-

4 Wiji Prihantoro Tahu 500.000,- 1.000.000,- 500.000,-

Page 83: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

83

Campur

5 Santoso Cilok 800.000,- 1.000.000,- 200.000,-

Tabel: 2.2 Data peningkatan keuntungan sebagian pedagang binaan KBZ.

Suatu program pasti tidak lepas dari resiko, adapun resiko yang

dihadapi dari sistem bantuan modal dana bergulir ini yaitu seperti pedagang

yang lalai dari kewajibannya untuk membayar. Kemudian pengurus KBZ

akan mengkaji terlebih dahulu sebab kelalaiannya. Apabila diketahui karena

sakit atau hal lain yang menjadikan pedagang ini tidak memungkinkan

untuk membayar, maka dapat dimaklumkan. Namun, apabila diketahui

sebabnya karena hal yang tidak baik atau disalah gunakan, maka pedagang

tersebut akan ditegur oleh pengurus KBZ dan dihentikan dari penerima

bantuan modal, kemudian dana akan dialihkan kepada pedagang lainnya.

Selain itu, terdapat pula kendala pelaksanaannya yaitu pengurus KBZ belum

dapat melakukan pembinaan secara langsung kepada pedagang karena

kurangnya tenaga, tetapi tidak juga melepas begitu saja dan tetap ada

pemantauan (hasil wawancara dengan bapak Susamto, pada tanggal 25 Mei

2015).

Menurut wawancara dengan bapak Haji Ahmad Mugni, pada

tanggal 24 Februari 2015, menyatakan bahwa dalam pentasharufan zakat

bentuk produktif terdapat kriteria mustahiq yang menjadi sasaran bantuan

modal ini. Amil Ainul Yaqin dan KBZ Bringin melakukan penyeleksian

data-data dari RT di wilayah bringin. Dengan melihat dari jenis usaha

Page 84: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

84

dagangnya dan perkiraan modalnya, kemudian dari data tersebut akan

diadakan musyawarah yang menentukan pedagang kriteria menengah dan

kecil. Untuk pedagang kecil mendapatkan bantuan modal usaha dari amil

sebesar 200.000 rupiah tiap orangnya yang bersifat lepas, sedangkan

pedagang menengah diarahkan pada KBZ. Pendataan dari pihak RT ini

bertujuan untuk mengantisipasi dari kecemburuan, apabila hanya Amil yang

melakukan penyeleksian.

Page 85: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

85

BAB IV

ANALISIS UPAYA AMIL AINUL YAQIN DAN KBZ BRINGIN DALAM

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

A. Analisis Upaya Amil Ainul Yaqin dusun Bringin dalam Mensosialisasikan

dan Mentasharufkan Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Zakat juga

merupakan salah satu kewajiban yang ada di dalamnya. Maka jelas bahwa

zakat adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap umat muslim

yang telah mampu untuk menunaikannya.

Dalam pelaksanaan zakat telah terbentuk organisasi zakat sebagai

pengelola dana zakat. Organisasi zakat dibentuk atas ketentuan undang-undang

dan peraturan pelaksanaannya. Organisasi zakat ini dibentuk dari pusat

pemerintahan sampai ke daerah pedesaan, dengan tugasnya dari pemungutan

hingga penyaluran dana zakat. Organisasi ini bekerja untuk menentukan garis-

garis besar bagi pedoman pelaksanaan zakat tersebut (Al Buny, 1974:159).

Dengan adanya organisasi pengelola zakat, maka diharapkan muzakki

membayarkan zakatnya melalui organisasi zakat. Sebagaimana yang dilakukan

oleh amil Ainul Yaqin sebagai pengelola dana zakat di dusun Bringin yang

selalu melakukan upaya untuk dalam mensosialisasikan kewajiban pembayaran

zakat.

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh amil Ainul Yaqin dalam

mensosialisasikan pembayaran zakat sudah maksimal. Upaya ini menciptakan

kondisi yang kondusif serta dapat menarik partisipasi masyarakat untuk

Page 86: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

86

menunaikan ibadah zakat yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus. Hal

tersebut didasari dari peningkatan dalam perolehan dana zakat tiap tahunnya.

Kesadaran masyarakat untuk membayar zakat meningkat, mengingat muzakki

membayarkan zakat pada kesempatan yang ada tidak hanya saat zakat fitrah.

Dapat dilihat dari data penerimaan zakat amil Ainul Yaqin pada tahun

2014, jumlah muzakki meningkat dari tahun sebelumnya. Dari awalnya hanya

beberapa orang, tahun 2014 lalu muzakki yang mengeluarkan zakat maal

berjumlah 27 orang, dengan bermacam jumlahnya dari 500 ribu rupiah hingga

10 juta rupiah sesuai dengan nishab pendapatannya.

Dana zakat yang sudah terkumpul akan didistribusikan kepada

mustahiq. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Qardawi (1991:670-672)

mengenai sasaran pembagian zakat yaitu:

1. Zakat mestilah dibagikan pada semua mustahiq, apabila harta zakat itu

banyak dan semua sasaran itu ada, maka pembagiannya sama atau hampir

sama atau tergantung kebutuhannya.

2. Diperbolehkan memberikan semua zakat, tertuju pada sasaran tertentu saja,

untuk mewujudkan kemaslahatan yang sesuai dengan syara‟.

3. Hendaknya golongan fakir dan miskin adalah sasaran pertama yang harus

menerima zakat, karena memberi kecukupan kepada mereka, merupakan

tujuan utama dari zakat.

4. Hendaknya mengambil pendapat Imam Syafi‟i dalam menentukan batas

yang paling tinggi mengenai bagian dana zakat yang diberikan kepada amil

Page 87: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

87

zakat sebagai pengelola dana zakat, yaitu 1/8 dari harta zakat dan tidak

diperbolehkan lebih dari demikian.

5. Apabila harta zakat itu sedikit, seperti harta perorangan yang tidak begitu

besar, maka dalam keadaan demikian itu diberikan pada satu sasaran saja,

sebagaimana dikemukakan oleh An-Nakha‟i dan Abu Tsaur, bahkan

diberikan pada satu individu sebagaimana yang dikemukakan oleh Abu

Hanifah.

Amil Ainul Yaqin telah berusaha semaksimal mungkin untuk

membagi zakat secara efektif dan adil, untuk menghindari diskriminasi antar

mustahiq. Pembagian dana zakat juga telah disesuaikan menurut skala prioritas

yang ada pada dusun Bringin, yaitu diuatamakan untuk warga fakir dan miskin.

Dalam upaya pentasharufan zakat amil Ainul Yaqin membagi dan

menyalurkan dana dalam dua bentuk penyaluran zakat yaitu konsumtif dan

produktif. Setelah dibagikan dalam bentuk konsumtif kepada mustahiq,

kemudian dibagikan dalam bentuk produktif berupa bantuan modal usaha.

Pedagang yang mendapatkan bantuan modal ini termasuk dalam asnaf miskin

yang memiliki usaha kecil. Dengan diberikannya bantuan modal diharapkan

dapat mengembangkan usahanya. Pada tahun 2014, dan zakat yang

dialokasikan untuk menambah bantuan modal ini sebesar 16.000.000 rupiah,

yang dibagikan kepada 80 pedagang kecil, dan tiap orangnya mendapat

200.000 rupiah. Jadi, amil Ainul Yaqin tidak hanya mendistribusikan zakat

dalam bentuk konsumtif, tetapi juga dalam bentuk produktif. Sehingga terdapat

dana yang dibagikan bersifat langsung habis, dan dana untuk dikembangkan.

Page 88: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

88

Selain itu, terdapat pula bagian dana zakat yang dialokasikan kepada

KBZ, guna memberikan tambahan bantuan modal usaha kepada pedagang

menengah. Awalnya yang menerima bantuan modal hanya 10 orang, dan saat

ini pedagang yang menerima bantuan modal sudah mencapai 30-40 orang, dan

akan terus bertambah apabila dana zakat yang terkumpul juga meningkat. Pada

tahun 2014, sebagian dana yang terkumpul di amil Ainul Yaqin juga

dialokasikan kepada KBZ sebesar 15.000.000 rupiah. KBZ memberikan dana

tersebut kepada 5 orang pedagang, yang setiapnya mendapat 3.000.000 rupiah.

B. Analisis Tingkat Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq di Amil Ainul Yaqin

dan KBZ Bringin

Amil sebagai pengelola dana zakat memiliki tugas yang berhubungan

dengan pengaturan soal zakat. Mulai dari pendataan orang-orang yang wajib

zakat dan macam zakat yang diwajibkan padanya, juga besar harta yang wajib

dizakati. Kemudian pendataan mengenai mustahiq zakat meliputi jumlah

mustahiq, kebutuhan, serta besar biaya yang dapat mencukupi. Dan juga hal-

hal lain yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh

para ahli dan dan petugas serta para pembantunya (Qardawi, 1991:546).

Dengan pengelolaan zakat yang dilaksanakan oleh amil secara

optimal, maka diharapkan dapat mencapai tujuan dari pemberian zakat kepada

yang membutuhkan. Tujuan utama zakat yaitu untuk membantu kesejahteraan

masyarakat yang kebutuhan hidupnya kurang mencukupi. Apabila zakat

diberikan kepada sasaran penerima zakat yaitu mustahiq delapan asnaf secara

Page 89: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

89

tepat, maka manfaat zakat akan tercapai. Sebagaimana pendayagunaan zakat

yang dilaksanakan oleh amil Ainul Yaqin di dusun Bringin.

Amil Ainul Yaqin dan KBZ Bringin telah berusaha melaksanakan

pengelolaan zakat secara maksimal. Sehingga tingkat pemberdayaan ekonomi

mustahiq di dusun Bringin cukup berkembang. Dana zakat yang diberikan

kepada masyarakat di dusun Bringin dapat membantu untuk mencukupi

kebutuhan harian. Selain itu, beberapa pedagang yang mendapatkan dana zakat

berupa tambahan modal usaha, dapat meningkatkan keuntungan dagang

daripada sebelumnya. Adapun pedagang yang telah berubah statusnya menjadi

muzakki, sehingga tahun berikutnya sudah berkewajiban untuk mengeluarkan

zakatnya. Namun masih terdapat kendala dan kekurangan yang dihadapi dalam

pemberdayaan ekonomi mustahiq di dusun Bringin.

Berikut penjabarannya, mengenai penyaluran zakat konsumtif oleh

amil Ainul Yaqin sudah sesuai, karena pembagiannya berdasarkan mustahiq

delapan asnaf. Amil mendistribusikan dana zakat yang terkumpul secara

transparan, sehingga dapat terlihat wujudnya. Dana zakat yang dialokasikan

dalam bentuk ini lebih banyak diberikan untuk kategori fakir dan miskin,

seperti yang telah dipaparkan diatas pada rekapitulasi pentasharufan zakat oleh

amil Ainul Yaqin.

Sedangkan penyaluran dana zakat dalam bentuk produktif oleh amil

Ainul Yaqin dirasa masih kurang efektif, walaupun sifatnya lepas. Pedagang

yang mendapatkan bantuan modal ini hanya sebagian kecil yang menunjukkan

peningkatan, bahkan dapat dikatakan jarang. Tujuan utama pemberian zakat

Page 90: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

90

produktif adalah untuk membantu dan dapat menambah modal para pedagang

supaya lebih berkembang, dan usahanya lebih maju. Namun, senyatanya

beberapa pedagang menggunakan dana tersebut untuk hal lain seperti

membayar hutang, atau habis untuk kebutuhan harian, sehingga tidak

mewujudkan perkembangan pada usahanya. Hal tersebut juga menyebabkan

ketergantungan mustahiq pada penyaluran dana zakat produktif ini. Padahal

yang dimaksud dengan produktif adalah dana tersebut dapat berkembang dan

tidak habis begitu saja.

Seperti misalnya pedagang bensin eceran, sebelum mendapat bantuan

ini labanya 25% dan habis untuk kebutuhan harian. Dengan diberinya bantuan

modal dana zakat 200.000 diharapkan agar dapat menambah modalnya semisal

3 drum bensin lebih banyak dari biasanya, namun pada kenyataannya belum

berhasil (hasil wawancara dengan Haji Ahmad Mugni, pada tanggal 24

Februari 2015).

Lain halnya dengan KBZ, sebagai suatu kelompok yang dibentuk

untuk melakukan pembinaan zakat terhadap penerima dana zakat dalam bentuk

modal atau penambahan modal usaha, sehingga tidak habis begitu saja, namun

dapat benar-benar meningkatkan usahanya. Penyaluran bantuan modal yang

dilakukan oleh KBZ Bringin terus mengalami kemajuan. Dengan adanya

bantuan modal ini dapat menambah pendapatan sebagian besar pedagang,

walaupun masih terdapat resiko dan kendala.

Menurut wawancara dengan Maryuni seorang pedagang warung

makanan kecil, bahwa selain dapat menambah modalnya juga menambah

Page 91: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

91

pendapatannya. Dari keuntungan awal sebelum mendapat bantuan modal

sebesar 500 ribu rupiah, dan keuntungan sesudah mendapat dana ini bertambah

menjadi 800 ribu rupiah, maka keuntungannya bertambah sebanyak 15% .

Menurut peneliti, dana bantuan modal dari KBZ lebih efektif apabila

dibandingkan dana bantuan modal dari amil, walaupun sifatnya dana bergulir.

Karena pedagang yang mendapatkan bantuan modal ini sebagian besar

menunjukan perkembangan, bahkan terdapat pedagang yang sudah mampu

menjadi muzakki. Selain itu bantuan modal dari KBZ ini juga mengajarkan

para pedagang untuk menabung tanpa bunga, serta dapat melatih pedagang

untuk mengelola usahanya dengan baik. Selain itu program ini dapat

menyerukan kepada para pedagang untuk dapat bersedekah sedikit demi

sedikit, dan kemudian diharapkan para pedagang ini dapat menjadi muzakki

kelak. Adapun manfaat utama dari program ini yaitu dapat menjauhkan para

pedagang dari rentenir yang hanya memanfaatkan para pedagang lemah ini

seperti yang diutarakan oleh Suratni pedagang warung makan dari hasil

wawancara tanggal 19 Mei 2015.

Walaupun pengelolaan zakat oleh amil Ainul Yaqin dan KBZ sudah

baik, namun pemberdayaan ekonomi mustahiq belum optimal seluruhnya.

Karena terdapat beberapa faktor-faktor yang menjadi penghambat, sebagai

berikut:

1. Ketergantungan dan harapan mustahiq terhadap dana zakat.

Menurut wawancara dengan Ahmad Mugni pada tanggal 24 Februari 2015,

meski jumlah dana zakat yang ditasharufkan kepada mustahiq mengalami

Page 92: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

92

peningkatan pada tiap tahunnya, namun ketergantungan dan harapan dari

mustahiq bahwa pada saat yang lain dia akan mendapatkan bagian lagi dari

dana zakat masih ada. Sehingga tidak sedikit mustahiq yang lebih

mengandalkan dana zakat tanpa keinginan untuk lebih berkembang.

2. Kelalaian yang disengaja oleh pedagang.

Adapun hambatan dari KBZ, menurut wawancara dengan Susamto pada

tanggal 25 Mei 2015, yaitu adanya pedagang binaan KBZ yang lalai dari

kewajibannya membayar, dan tidak memanfaatkan bantuan modal tersebut

dengan baik. Sehingga bantuan modal yang sudah diberikan habis sia-sia.

Disamping faktor penghambat yang telah dikemukakan diatas, adapun

beberapa faktor pendukung amil Ainul Yaqin dan KBZ dalam melaksanakan

pengelolaan zakat, antara lain:

1. Niat kerja dengan ikhlas, tanpa mengharap imbalan.

Pengelola zakat harus memiliki niat yang ikhlas dalam melaksanakan

kegiatannya. Karena pembagian zakat merupakan suatu pekerjaan sosial dan

tidak untuk mengharap imbalan. Sehingga apabila setiap pengelola zakat

memiliki sifat yang demikian maka pengelolaannya akan otomatis baik, dan

sesuai dengan syariat Islam.

2. Semangat untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat serta mengurangi

rentenir.

Salah satu tujuan zakat adalah untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat,

maka dengan dana zakat harus diberikan kepada yang benar-benar kepada

Page 93: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

93

yang membutuhkan. Selain itu, dengan zakat juga sangat membantu

mengurangi rentenir yang hanya memanfaatkan para pedagang di pasar.

3. Kepercayaan muzakki kepada amil sebagai pengelola zakat.

Muzakki sebagai penyalur zakat dan amil sebagai pengelola zakat memiliki

hubungan yang saling berkaitan. Amil harus melaksanakan kegiatannya

berdasarkan prinsip pengelola zakat yaitu profesional, transparan, amanah,

dan akuntabel. Sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan muzakki untuk

menyalurkan zakatnya melalui amil.

Kepercayaan muzakki kepada amil zakat menjadi faktor utama dari

peningkatan zakat. Dari pengelolaan zakat yang baik menjadikan muzakki tidak

ragu untuk menyalurkan zakatnya melalui amil zakat. Selain lebih efektif, juga

menghindarkan kecemburuan diantara mustahiq. Hal ini merupakan hasil dari

upaya amil dalam mensosialisasikan pembayaran zakat yang sudah maksimal.

C. Persepsi Umat Muslim Bringin Terhadap Pemberdayaan Ekonomi

Mustahiq di Amil Ainul Yaqin dan KBZ Bringin

Setelah mengetahui tingkat pemberdayaan ekonomi mustahiq di amil

Ainul Yaqin dan KBZ Bringin, selanjutnya akan dipaparkan mengenai persepsi

umat Muslim Bringin terhadap pemberdayaan ekonomi mustahiq di amil Ainul

Yaqin dan KBZ Bringin.

Masyarakat Bringin terutama para muzakki dan mustahiq menyatakan,

bahwa pengelolaan zakat oleh amil memberikan hasil yang positif. Berbagai

upaya yang dilakukan amil Ainul Yaqin dalam mensosialisasikan pembayaran

Page 94: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

94

zakat dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai pentingnya

zakat. Amil dapat membuktikan kepada para muzakki dari pengelolaan zakat

yang lebih efektif, rapi, serta transparan dikuatkan pula dengan laporan tahunan

yang dapat menimbulkan kepercayaan muzakki terhadap lembaga pengelola

zakat, dan kemudian menyalurkan zakatnya melalui amil ini.

Menurut wawancara dengan Budi Prasetyo pedagang sosis keliling

pada tanggal 25 Mei 2015, menyatakan bahwa pengelolaan dana zakat

produktif oleh pengurus KBZ sangat positif. Selain pentasharufannya merata,

sistem pendataannya juga rutin sehingga dapat menambah keyakinan dan

semangat untuk terus mengembangkan usahanya.

Menurut wawancara dengan Susamto bendahara KBZ pada tanggal 25

Mei 2015, menyatakan bahwa tidak sedikit pedagang yang menerima dana

bantuan modal ini telah berubah menjadi muzakki. Maka, tidak heran jika dana

zakat yang terkumpul meningkat pada tiap tahunnya dan pemberdayaan

ekonomi masyarakat di dusun Bringin menjadi meningkat pula.

Page 95: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang ada di bab empat dapat disimpulkan yaitu

sebagai berikut:

1. Amil Ainul Yaqin sebagai penanggung jawab pengelolaan dana zakat di

dusun Bringin telah melakukan upaya dalam mensosialisasikan pembayaran

zakat kepada masyarakat dengan maksimal. Upaya tersebut meliputi

penyuluhan tentang kewajiban zakat melalui pengajian dan juga sarasehan

mengenai zakat ke desa. Upaya ini menciptakan kondisi yang kondusif serta

dapat menarik partisipasi masyarakat untuk menunaikan ibadah zakat yang

dilakukan secara teratur dan terus-menerus. Hal tersebut didasari dari

peningkatan dalam perolehan dana zakat tiap tahunnya. Kesadaran

masyarakat untuk membayar zakat meningkat, mengingat pula muzakki

membayarkan zakat pada kesempatan yang ada, tidak hanya saat zakat

fitrah. Sedangkan pentasharufan zakat, amil Ainul Yaqin telah berusaha adil

dalam menyalurkan dana zakat kepada mustahiq dari delapan asnaf meliputi

fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, ibnu sabil serta fi sabilillah.

Pembagian zakat juga telah disesuaikan menurut skala prioritas yang ada

pada dusun Bringin, yaitu diutamakan bagi warga fakir dan miskin. Dalam

pembagiannya amil berusaha semaksimal mungkin untuk membagi zakat

secara efektif dan adil, untuk menghindari diskriminasi antar mustahiq.

Page 96: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

96

2. Tingkat pemberdayaan ekonomi mustahiq di dusun Bringin cukup

berkembang. Dana zakat yang diberikan kepada masyarakat di dusun

Bringin dapat membantu untuk mencukupi kebutuhan harian. Selain itu,

beberapa pedagang yang mendapatkan dana zakat berupa tambahan modal

usaha, dapat meningkatkan keuntungan dagang daripada sebelumnya. Dari

hasil wawancara, adapun pedagang yang telah berubah statusnya menjadi

muzakki, sehingga tahun berikutnya sudah berkewajiban untuk

mengeluarkan zakatnya. Namun masih terdapat faktor-faktor yang menjadi

kendala dan kekurangan, sehingga pemberdayaan ekonomi masyarakat

belum dapat berkembang pesat. Faktor-faktor tersebut yaitu:

a. Faktor penghambat pengelolaan zakat di amil Ainul Yaqin:

1) Ketergantungan mustahiq terhadap dana zakat, hal tersebut

menimbulkan tidak sedikit mustahiq yang lebih mengandalkan dana

zakat tanpa keinginan untuk lebih berkembang.

2) Penyaluran dana zakat dalam bentuk produktif masih kurang efektif,

walaupun sifatnya lepas. Pedagang yang mendapatkan bantuan modal

ini hanya sebagian kecil yang menunjukkan perkembangan, bahkan

dapat dikatakan jarang. Karena beberapa pedagang menggunakan

dana tersebut untuk hal lain seperti membayar hutang, atau habis

untuk kebutuhan harian. Sedangkan yang dimaksud dengan produktif

adalah dana tersebut dapat dikembangkan dan tidak habis begitu saja.

b. Faktor penghambat pengelolaan zakat produktif di Kelompok Binaan

Zakat (KBZ) Bringin:

Page 97: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

97

1) Sasaran terhadap pedagang yang menerima dana bantuan modal

terkadang kurang tepat, karena pedagang tersebut tidak menggunakan

dana sebagaimana mestinya.

2) Kelalaian yang disengaja oleh pedagang penerima bantuan modal

usaha KBZ, dengan menyalahgunakan penggunaan dana sehingga

dana zakat habis sia-sia.

3. Masyarakat Bringin terutama para muzakki dan mustahiq menyatakan,

bahwa pengelolaan zakat oleh amil memberikan hasil yang positif. Berbagai

upaya yang dilakukan amil Ainul Yaqin dalam mensosialisasikan

pembayaran zakat, dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat

mengenai pentingnya zakat. Amil juga membuktikan kepada para muzakki

dari pengelolaan zakat yang lebih efektif, rapi, serta transparan deikuatkan

pula dengan laporan tahunan sehingga menimbulkan kepercayaan muzakki

terhadap lembaga pengelola zakat, dan kemudian menyalurkan zakatnya

melalui amil ini.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi Pengelola Amil Ainul Yaqin dan Kelompok Binaan Zakat (KBZ)

a. Amil Ainul Yaqin untuk mensosialisasikan penggunaan dana zakat,

sehingga dana tersebut tidak disalahgunakan, serta dapat lebih

dikembangkan oleh para mustahiq.

Page 98: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

98

b. KBZ agar lebih kompeten dalam pemilihan pedagang yang menerima

bantuan modal sehingga bantuan modal tersebut dapat diberikan kepada

pedagang yang tepat, serta baik pengelolaan usahanya. Dan juga

memberikan sosialisasi lebih mengenai sistem penggunaan bantuan

modal KBZ, sehingga dana tersebut tidak disalahgunakan.

c. Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam perumusan

kebijaksanaan khususnya yang berhubungan dengan zakat.

2. Bagi Mustahiq dan Muzakki Dusun Bringin

a. Mustahiq sebagai penerima zakat supaya mengelola dana zakat yang

telah diberikan kepadanya dengan baik, dan untuk pedagang yang

menerima dana zakat dalam bentuk bantuan modal agar dapat

menggunakan dananya untuk mengembangkan usahanya. Sehingga

diharapkan kelak mustahiq dapat menjadi muzakki.

b. Muzakki sebagai yang wajib berzakat agar selalu menunaikan zakat

sesuai dengan nishab hartanya, dan supaya bersedia untuk menyalurkan

zakat melalui amil yang ada, sehingga pentasharufan zakat kepada yang

berhak menerimanya lebih merata.

Page 99: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

99

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Al Buny, Djamal‟uddin Ahmad. 1974. Problematika Harta dan Zakat. Jakarta:

PT. Bina Ilmu

Ali, Mohammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta:

UIP

Al Zuhayly, Wahbah (Ed). 1995. Zakat, Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya

Anshori, Abdul Ghofur. 2006. Hukum dan Pemberdayaan Zakat. Yogyakarta:

Pilar Media

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Bungin Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Departemen Agama RI. tt. al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Media Insani

Publishing

Djuanda, dkk. 2006. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema

Insani

Hamid, Syamsul Rijal. 2002. Seputar Masalah Zakat dan Puasa. Jakarta: Penebar

Salam

Khasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modern Instrumen Pemberdayaan

Ekonomi Umat. Malang: UIN-Maliki Press

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

Qardawi, Yusuf (diterjemahkan oleh Harun Salman, dkk). 1991. Hukum Zakat,

Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan

Qur’an dan Hadist. Jakarta: Litera AntarNusa

Rasjid, Sulaiman. 2005. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Rofiq, Ahmad. 2004. Fiqh Konstektual dari Normatif ke Pemaknaan Sosial.

Semarang: Pustaka Pelajar Offset

Sabiq, Sayid. 1978. Fikih sunnah. Bandung: Pt. Al Maarif

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suyitno, dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Utsman, Sabian. 2014. Metodologi Penelitian Hukum Progresif. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Zuhdi, Masjfuk. tt. Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam. Jakarta: PT.

Toko Gunung Agung

Page 100: ZAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERBERDAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/853/1/Indri Kartika.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan

100

Jurnal:

An-Najah, Ahmad Zain. 2013. “Hukum Zakat Produktif”.

(http://ahmadzain.com/2013/06/hukum-zakat-produktif, diakses 26

Juni 2013).

Arifuzzaman, Siti Napsiyah. 2008. “Membangun Kesejahteraan Umat Melalui

Zakat, Infaq, dan Sadaqah”. Dialog, 66(1):51-59

Asnaini. 2008. “Maksimalisasi Fungsi Zakat dengan Sistem Tiga Arah”. Ijtihad,

2(1): 121-139

Farkhani. 2008. “Zakat (Pajak Agama) untuk Kesejahteraan Umat”. Ijtihad,

2(2):141-157

Sari, Ita Permata. 2014. “Masalah dan Solusi Zakat di Indonesia”.

(http://yomata.blogspot.com/2014/12/masalah-dan-solusi-zakat-di-

indonesia, diakses 26 Desember 2014).

Perundang-undangan:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat