Zainul Kamal M Yazid363

6
KADAR KALSIUM AIR DAN ETIL ASETAT DALAN DAUN KUMIS KUCING (Orthoshiphon Aristatus) DENGAN SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Zainul Kamal, dkk. IDENTIFIKASI DAN TERLARUT DALAM ISSN 0216 - 3128 PENENTUAN FRAKSI 363 Zainul Kamal, M. Yazid Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta Suparmi dan Sumarmi Farmasi MIPA UII, Yogyakarta. ABSTRAK IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR KALSIUM TERLARUT DALAM FRAKSI AIR DAN ETIL ASETAT DALAN DAUN KUMIS KUCING (Orthoshiphon Aristatus) DENGAN SPEKTROMETRI SERAPAN A TOM. Penelitian ini dilakkan untuk mengetahui daya larut fraksi air dan fraksi etil asetat daun kumis kucing terhadap batu ginjal berkalsium secara in vitro. Dalam penelitian ini ekstraksi daun kumis kucing dilakukan dengan menggunakan cairall penyari 70%, selanjutnya hasil ekstraksi tersebut difraksinasi dengan air dan etil asetat, diuji secara kualitatif dengna Kromatografi Lapisan Tipis. Kemudian dari masing-masing fraksi tersebut dibuat variasi konsentrasi yaitu 10%. 25%. 45%. 75% dan 100% Dari konsentrasi tersebut diambil 10 ml yang dipergunakan untuk merendam batu ginjal kalsium (sebagi sumber kalsium) sebanyak 300 mg pada suhu 3~C selama 5 jam sambil di gojog. Dari masing-masing hasil perendaman diambil 0.5 ml kemudian dianalisis dengan spektrofotometri serapan atom. Hasil yang diperoleh menunjukkall banyak kemampuan fraksi air untuk melarutkan batu ginjal kalsium lebih besar dibandingfraksi etil asetat dan secara kualitatiffilavonoid terdapat di dalamfraksi etil asetat. ABSTRACT THE INDENTIFICATION AND DETERMINATION OF CALCIUM SOBULITY IN WATER AND ETHYL ACETAT OF KUMIS KUCING LEA VES (Ordthoshiphon Aristatus) USING ATOMIC ABSORBTION SPECTROMETR Y. The study to know solubility of water fraction and ethyl acetat fraction from Kumis Kucing to calsium kidney stone in vitro. The study was performed by soaking calcium kidney stone (/50 mg) in 10 ml ofKumis Kucingfractioll in series of concentration (IO%. 25%. 45%. 75% dan 100%). The mixture were shaken. incubated at 3~C for 4 hours on water bath and then filtered. Calcium solubility was determined by atomic absorption spectrophtometer. The qualitatively analysis was used by Thin layers chromatography. The result indicated that solubuluty of calcium in water fraction highest than ethyl asetat fraction andflavonoid only wasfound ill etil asetatfraction. PENDAHULUAN Obat tradisional merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang periu digali dan dikembangkan lebih lanjut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam upaya peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Kasus penyakit batu ginjal merupakan penyebab kedua tersering yang memicu penyakit gaga I ginjal. Upaya pengobatan dapat dilakukan dengan operasi, penggunaan ultravibrasi dan obat- obatan baik tradisional maupun modem. Kumis kucing (Orthoshipon Aristatus) merupakan tanaman yang yang belum banyak dimanfaatkan, terutama untuk melarutkan batu ginjal berkalsium. Batu ginjal merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu periu dikembangkan pengobatan untuk menanggulangi masalah ini. Pemilihan pengobatan terhadap batu ginjal umunmya didasarkan pada cara yang mudah, murah dan mempunyai efek samping yang kecil. Pengobatan terhadap penyakit batu ginjal yang sudah dikenal di masyarakat Indonesia dapat ditangani dengan cara operasi mengeluarkan batu, penghancuran batu dengan sinar radiasi, dan pemakaian obat-obatan baik obat tradisional maupun obat modem. Karena kecenderungan masyarakat untuk kembali kepada alam (back to nature), maka obat tradisional merupakan cara pengobatan yang banyak dipilih masyarakat. Selain mudah pelaksnaaannya, murah, efek samping kecil, bahan juga mudah didapat di lingkungan sekitamya. Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

description

ZAkakaa

Transcript of Zainul Kamal M Yazid363

Page 1: Zainul Kamal M Yazid363

KADAR KALSIUMAIR DAN ETIL ASETAT

DALAN DAUN KUMIS KUCING (Orthoshiphon Aristatus)DENGAN SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

Zainul Kamal, dkk.

IDENTIFIKASI DANTERLARUT DALAM

ISSN 0216 - 3128

PENENTUANFRAKSI

363

Zainul Kamal, M. YazidPuslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta

Suparmi dan SumarmiFarmasi MIPA UII, Yogyakarta.

ABSTRAK

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR KALSIUM TERLARUT DALAM FRAKSI AIR DAN ETIL

ASETAT DALAN DAUN KUMIS KUCING (Orthoshiphon Aristatus) DENGAN SPEKTROMETRI SERAPANA TOM. Penelitian ini dilakkan untuk mengetahui daya larut fraksi air dan fraksi etil asetat daun kumiskucing terhadap batu ginjal berkalsium secara invitro. Dalam penelitian ini ekstraksi daun kumis kucingdilakukan dengan menggunakan cairall penyari 70%, selanjutnya hasil ekstraksi tersebut difraksinasidengan air dan etil asetat, diuji secara kualitatif dengna Kromatografi Lapisan Tipis. Kemudian darimasing-masing fraksi tersebut dibuat variasi konsentrasi yaitu 10%. 25%. 45%. 75% dan 100% Darikonsentrasi tersebut diambil 10 ml yang dipergunakan untuk merendam batu ginjal kalsium (sebagi sumberkalsium) sebanyak 300 mg pada suhu 3~C selama 5 jam sambil di gojog. Dari masing-masing hasilperendaman diambil 0.5 ml kemudian dianalisis dengan spektrofotometri serapan atom. Hasil yangdiperoleh menunjukkall banyak kemampuan fraksi air untuk melarutkan batu ginjal kalsium lebih besardibandingfraksi etil asetat dan secara kualitatiffilavonoid terdapat di dalamfraksi etil asetat.

ABSTRACT

THE INDENTIFICATION AND DETERMINATION OF CALCIUM SOBULITY IN WATER AND ETHYL

ACETAT OF KUMIS KUCING LEA VES (Ordthoshiphon Aristatus) USING ATOMIC ABSORBTIONSPECTROMETR Y. The study to know solubility of water fraction and ethyl acetat fraction from KumisKucing to calsium kidney stone invitro. The study was performed by soaking calcium kidney stone (/50 mg)in 10 ml ofKumis Kucingfractioll in series of concentration (IO%. 25%. 45%. 75% dan 100%). The mixturewere shaken. incubated at 3~C for 4 hours on water bath and then filtered. Calcium solubility wasdetermined by atomic absorption spectrophtometer. The qualitatively analysis was used by Thin layerschromatography. The result indicated that solubuluty of calcium in water fraction highest than ethyl asetatfraction andflavonoid only wasfound ill etil asetatfraction.

PENDAHULUAN

Obat tradisional merupakan salah satu warisanbudaya bangsa yang periu digali dandikembangkan lebih lanjut agar dapat dimanfaatkansecara maksimal dalam upaya peningkatan danpemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Kasus penyakit batu ginjal merupakanpenyebab kedua tersering yang memicu penyakitgaga I ginjal. Upaya pengobatan dapat dilakukandengan operasi, penggunaan ultravibrasi dan obat­obatan baik tradisional maupun modem. Kumiskucing (Orthoshipon Aristatus) merupakan tanamanyang yang belum banyak dimanfaatkan, terutamauntuk melarutkan batu ginjal berkalsium.

Batu ginjal merupakan salah satu penyakityang menjadi masalah utama dalam bidang

kesehatan. Oleh karena itu periu dikembangkanpengobatan untuk menanggulangi masalah ini.

Pemilihan pengobatan terhadap batu ginjalumunmya didasarkan pada cara yang mudah, murahdan mempunyai efek samping yang kecil.Pengobatan terhadap penyakit batu ginjal yangsudah dikenal di masyarakat Indonesia dapatditangani dengan cara operasi mengeluarkan batu,penghancuran batu dengan sinar radiasi, danpemakaian obat-obatan baik obat tradisionalmaupun obat modem.

Karena kecenderungan masyarakat untukkembali kepada alam (back to nature), maka obattradisional merupakan cara pengobatan yangbanyak dipilih masyarakat. Selain mudahpelaksnaaannya, murah, efek samping kecil, bahanjuga mudah didapat di lingkungan sekitamya.

Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Page 2: Zainul Kamal M Yazid363

364 ISSN 0216 - 3128 Zainul Kamal, dkk.

Banyak tanaman yang ada di Indonesia yangsudah diketahui kandungan zat aktifnya, tetapibelum semua tanaman ini diteliti seberapakemampuan kandungan zat aktifnya dalam halmengobati penyakit. Seperti halnya tanaman KumisKucing yang berkhasiat sebagai peluruh batuginjal,(l) namun sebarapa kemampuan dalammelarutkan batu ginjal belum diketahui secara pasti.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadaptumbuhan tersebut dalam hal kemampuanmelarutkan batu ginjal. Hasil penelitian inidiharapkan dapat memberikan sumbanganpengetahuan pada dunia pengobatan.

Cahyono A.T. (1990) telah menelitibahwa pada kadar infus 0,5%, 7,5% dan 10%,kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalaminfus daun kumis kucing lebih baik dari padainfus daun tempuyung.

Berdasarkan penelitian terse but terlihatbahwa penelitian tentang penggunaan fraksi airdan etil asetat dari ekstrak daun kumis kucinguntuk melarutkan batu ginjal belum dilakukan.Oleh karena itu penelitian tentang penggunaanfraksi air dan etil asetat dari daun kumis kucingsekaligus mengukur kemampuannya dalam halmelarutkan batu ginjal kalsium secara in vitrolayak untuk dilakukan.

Dengan mengetahui khasiat kandungankimia daun kumis kucing sebagai sumbersenyawa aktif yang berguna dalam pengobatansuatu penyakit, maka diharapkan akanmemperluas pemanfaatannya sebagai obattradisional. Selain itu juga dapat memberikankegiatan ekonomi dalammasyarakat denganmemanfaatkan tanaman yang ada di lingkungansekitarnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Balian yang digunakan

Bahan yang dipergunakan dalam peneltian iniadalah meliputi daun kumis kucing yang diserbuk,batu ginjal yang telah diserbuk, pelarut-pelarutuntuk ekstraksi antara lain Petroleum eter p.a,etanol 70% p.a, aquadest, etil asetat.Kemudianbahan-bahan untk identifikasi (KL T)adalah fase diam berupa silika gel GF 254, fasegerak toluene, etil asetat, methanol.

Alat yang digunakan

Sedangkan alat-alat yang digunakan adalahseperangkat alat untuk ekstraksi, seperangkat alatuntuk identifikasi dan seperangkat alat untuk

pengatoman yaitu spektrofotometri serapan atom(Hitachi plarized Zeeman 8000).

Cara Kerja

Daun Kumis kucing dikeringkan dalaminkubator dengan suhu 37°C selama 24 jamkemudian diserbuk dengan menggunakan blenderyang selanjutnya diayak sampai diperoleh serbukdengan derajat kehalusan (5/8).

Pembuatan dan analisis serbuk batu ginjal

Batu ginjal digerus dalam mortir sampaihalus, ditimbang 1-3 flg, ditambah 300 mg KBr,diaduk sampai halus dan homo gen.

Campuran dibuat tablet dengan tekananlebihkurang 10.000 Psi selama 10 menit, sehinggadiperoleh tablet yang transparan dan siap dianalisis.

Spektogram yang didapat dibandigkan

dengan spektogram dari standart "Analyse desCaIculs par Spectrophotometrie Infrarongeadvantages et Limites de la Methode"

Penyarian serbuk daun kumis kucing

Serbuk daun kumis kucing diambil sebanyak30 gram di bungkus dengan kertas saring yang rapatlalu dimasukkan ke dalam Soxhlet. Selanjutnyadiekstraksi menggunakan Petroleum eter dengan(tujuan untuk menghilangkan zat wama hijau daun)dengan volume sebanyak 300 ml pada suhu 40-60°C dimana volume tersebut dapat digunakanminimal dua kali sirkulasi. Kemudian residu yangdiperoleh dikeringkan dalam inkubator pada suhu37° C selama 2 jam.

Residu yang telah dikeringkan kemudiandiekstraksi dengan cara maserasi dengan etanol70% sebanyak 600 rnl dengan menggunakanpengaduk magnit selama 2 jam yang selanjutnyadirendam selama 24 jam. Setelah selesaiperendaman, dilanjutkan dengan memisahkanantara fitrat dengan residu dengan jalan difiltrasiyang kemudian filtrat yang diperoleh diuapkan(evaporasi) dengna menggunakan Rotaryevaporator dengan subu 40° C hingga diperolehhasil akhir berupa ekstrak airY

Fraksinasi

Ekstraksi cair yang diperoleh dengan caraekstraksi dengan menggunakan Liquid-LiquidExtraction System (LLES) selama 6 jam denganmenggunakan pelarut Etil Asetat sebanyak 150 mlsehingga didapatkan dua fraksi yaitu fraksi air danfraksi eti I aseta 1. (3,4)

Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Casar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003

Page 3: Zainul Kamal M Yazid363

Za;nul Kamal, dkk. ISSN 0216 - 3128 365

Gambar 1. Kromatogram fraksi air dan fraksi etilasetat ekstrak daun kumis kucing.

Allalisis kualitatif batu gilljal

Analisis Batu Ginjal dilakukan denganmenggunakan spektrofotometri infra merahmenghasilkan spektogram dengan puncak-pucakyang khas untuk masing-masing jenis batu ginjal(gambar 2). Spektogram dapat menunjukkan jenis­jenis gugus fungsional penyusun cari batu ginjal.Hasil terse but kemudian dibandingkan denganspektogram standart yang terdapat dalam Analysedes Calculs par Spectrophotometrie Infrarongeadvantages et Limites de la Methode. Setelahdibandingkan bentuk spektogramnya kemudiandianalisis gugus-gugus yang terdapat padaspektogram hasil identifikasi. Adapun hasilidentifikasi kandungan batu ginjal tersebut adalahsebagai berikut:

Identifikasi kandungan aktif ekstrak daunkumis kucing

Filtrat dari masing-masing fraksi ditotolkanpada fase diam silika gel GF254 kemudian dielusidengan fase gerak Toluen - Etil asetat - Methanol(85 : 10 : 5). Penampakan bercak dengan caradisemprot uap amonia dan silihat dari sinar UV.

Perendaman batu ginjal kalsium dengan larutanfraksi air dan fraksi etil asetat

Variasi kadar dibuat dengan cara mengambillarutan dari masing-masing fraksi i sebanyak 1 mI,2,5 mI, 4,5 mI, 7,5 mI dan 10 mI yang kemudianditambahkan pelarut yang sesuai dengan masing­masing fraksi sampai 10 mI. Sedangkan untukperendaman dilakukan dengan cara mengambilserbuk batu ginjal sebanyak 300 mg yang kemudiandilarutkan ke dalam larutan fraksi dengan varia belkadar yang telah dibuat, selanjutnya direndam padasuhu 37°C dan dengan penggojogan selama 5 jam.

Penentuan kalsium yang terlarut

Setelah batu ginjal direndam kemudiandianalisis dengan spektrofometri serapan atom,untuk mengetahui berapa banyak kalsium yangterlarut dalam fraksi air dan fraksi etil asetat. Untuk

menentukan kalsium yang terlarut dalam fraksidengan variasi kadar yang berbeda dapat dihitungdengan menggunakan persamaan Y = bx + a.Rumus ini diperoleh dari persamaan kurva bakuhasil analisis, yang akan digunakan untukmenghitung kadar pada masing-masing fraksi, baikfraksi air maupun fraksi etil asetat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

C)C)

Fraksi etil asetat

Rf = 3/9

= 0,33

9cm

Bercak

berwarna

kuning

dengan IIH3

C)C)

Fraksi air

9cm

Ber~berwamaredam eleu

lidal< jelas

Gambar 2. Spektrogram standar batu ginjal

Gambar 3. Spektrum batu gifljal kode A

Uji Kromatografi Lapis Tipis

Identifikasi kandungan flavonoid dengankromatografi lapis tipis menunjukkan bahwakandungan flavonoid terlihat dengan jelas padafraksi etil asetat sedangkan pada fraksi air daunkumis kucing menunjukkan bercak panjang denganwarna tidak jelas atau redam setelah diuapi amonia.Hasil identifikasi dapat dilihat pada gambar 1.

Pada fraksi etil asetat daun kumis kucingpenampakan bercak hanya secara umumberdasarkan wama spesifik dari senyawa flavonoidpada lembeng silikagel dan setelah diuapi anomianampak bercak wama kuning dilihat di bawah sinarUV visble. Hal ini kemungkinan disebabkankarena senyawa flavonoidnya sangat kecilpad a fraksi air sehingga bercaknya tidaknampak.

%T

3500 3000 2500 2000 1500 1000

3500 ])00 2500 2000 1500 1000

500 1 em-'

500 1em"I

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juri 2003

Page 4: Zainul Kamal M Yazid363

366 ISSN 0216 - 3128

Tabell. Interpretasi Spektrum Batu Ginjal Kode A

Zainul Kamal, dkk.

Ikatan yangGugus Posisi Bilangan

Molekul yangTipe Vibrasi Gelombangbervibrasi fungsional (em-i)bersesuaian

O-H

AlkoholUlur3450 CholesterolC=O

-COOUlur (asim)1625 Whewelite{kalsiumoksalat

dihidratCa(COO)2 H2O) Weddelite

{kalsiumUlur (sim)

1320 iksalatdihidratCa(COOh 2H20)

3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

lenT'

Tabel 2. Interpretasi Spektrum Batu Ginjal Kodel B

Ikatan yangGugus Posisi Bilangan

Molekul yangTipe Vibrasi Gelombangbervibrasi fungsional(em-i)

bersesuaian

O-H

AlkoholUlur3500 Cholesterol

C=O

-COOUlur (asim)1625 Whewelite

Ulur (sim)1325 Weddelite

Dari kedua jenis batu ginjal terse butmerniliki kandungan kalsium yang terdapat dalammolekul Weddelite dan Brushite, di mana keduamolekul tersebut merniliki kandungan kalsium didalamnya (keterangan terlampir). Dari informasitersebut dapat dipastikan bahwa batu ginjal yangdipergunakan untuk penelitian ini mernilikikandungan kalsium.

Meskipun hasil identifikasi kromatografilapis tipis pada fraksi air daun kurnis kucing(Orthoshiphon Aristatus) tidak terlihat adanyakandungan flavonoid, akan tetapi fraksi airmempunyai kemampuan melarutkan kalsium batuginjal lebih baik dari pada fraksi etil asetat, hal inidisebabkan kalsium mempunyai sifat kelarutanyang tinggi pada air, selain itu pada fraksi air jugaterlarut senyawa-senyawa organik lain yangkemungkinan bisa berikatan dengan kalsium,sehigga senyawa terscbut mempunyai aktifitasmenambah kelarutan kalsium, sehingga senyawatersebut mempunyai aktifitas menambah kelarutankalsium batu ginjal.

Seperti sudah dijelaskan bahwa mekanismekelarutan kalsium batu ginjal oleh larutan fraksi,baik fraksi air maupun fraksi etil asetat dan daunkurnis kucing (Orthoshiphn Aristatus) didugamelalui pembentukan komplek antara senyawa aktifyang dikandung dengan kalsium batu ginjal yangbersifat lebih polar sehingga mudah larut dalam air.

Perendaman Batu Ginjal dan PengukuranKalsium

Fraksi air dan fraksi etil asetat daun kurnis

kucing (Orthoshiphon Aristatus) diencerkan denganaquadest hingga 10,0 ml dan dibuat dalam berbagailarutan kadar, masing-masing dengan kadar 10%;25%; 45%; 75% dan 100% v/v yang kemudiandigunakanuntuk mercndam 300.0 mg. batu ginjalkalsium selama 5 jam pada suhu 37°C. Kadarkalsium yang tcrlarut dalam fraksi air dan fraksi etilasetat diukur dengan spektrofotometri serapan atom(Hitachi polarized Zeeman 8000).

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Page 5: Zainul Kamal M Yazid363

Zaillul Kamal, dkk. ISSN 0216 - 3128 367

Tabel 2. Kadar ka/sium batu ginja/ yang ter/arut da/am fraksi air dan fraksi eti/asetat sete/ah perencaman

Kadar Kadar kalsium terlarutKadar kalsium terlarut dalamFraksi

dalam fraksi air (ppm)fraksi etil asetat (ppm)0/0

X+SD X+SD10

37,728 + 0,052 <0,1 ppm25

69,517 + 0,190 0,0547 + 0,04045

137,530 + 0,158 0,2192 + 0,02575

181,584 + 0,116 0,3550 + 0,056100

194,626 + 0,316 0,7505 + 0,087

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwadengan kenaikan kadar fraksi maka kadar kalsiumyang terlarut juga meningkat.

Hubungan kadar kalsium yang terlarut dalamkedua fraksi dengan kadar fraksi dapat dilihat padagambar berikut ini:

200

E180

Co

160Co

- 1402 120~ 100.! ••

80u 60~ .• 40"C •• 20~010254575100

kadar Fraksi (%CKadar Ca terlarut dim air.kadar Ca terlarut dim fraksi elil Asetat

Gambar 5. Histogram hubungankadar ka/siumyang ter/arut da/am kedua framsidengan kadar fraksi.

Dari grafik diperoleh slope untuk fraksi airdaun kumis kucing lebih besar dibandingkan slopefraksi etil asetat, hal ini menunjukkan bahwakemampuan melarutkan kalsium batu ginjal darifraksi air lebih baik dari pada fraksi etil asetat.

Kelarutan kalsium tertinggi pada fraksi airterdapat pada kadar 100%, sedangkan kadarkalsium terlarut yang terendah terdapat pada fraksiair dengan konsentrasi 10% demikian pula padafraksi etil asetat, kadar kalsium tertinggi pada kadar100%. Sedangkan pada kalsium terlarut yangterendah pada kadar 10%. Dari hasil tersebut, baikfraksi air maupun fraksi etil asetat ekstrak daunkumis kucing memiliki kemampuan untukmelarutkan kalsium batu ginjal dari beberapavariasi kadar yaitu kadar 10%, 25%, 45%, dan100%. Semakin tinggi konsentrasi variasi kadar

yang dibuat maka kadar" kalsium yang terlarutsemakin banyak.

Dari hasil analisis kualitatif, kandungan darifraksi air dan fraksi etil asetat daun kumis kucingmenggunakan uji kromatografi lapis tipis, padakromatogram yang dihasilkan, menunjukkanbahwa pada fraksi etilasetat terkandung flavonoidyang terlihat jelas setelah diuapi amoniak dandilihat di bawah sinar UV. Sedangkan pad afraksiair hasil identifikasi dengan kromatografi lapis tipisbertanda negatif ditandai denga ebrcak yangberwama tidak tampak jelas atua rendam.Kemungkinan flavonoid yang terkandung sangatkecil atau tertutupi dengan senyawa aktif lain yangjumlah lebih besar sehingga bercak flavonoidnyatidak tampak.

Meskipun hasil identifikasi kromatografilapis pada fraksi kumis kucing (Orthoshiphonaristatus) tidak didapatkan adanya kandunganflavonoid, akan tetapi pada fraksi etil asetat, hal inidisebabkan kalsium mempunyai sifat kelarutanyang tinggi pada air, selain itu pada fraksi airterdapat senyawa - senyawa tersebut mempunyaiaktifitas melarutkan kalsium batu ginjal.

Seperti telah dijelaskan bahwa mekanismekelarutan kalsium batu ginjal oleh larutan fraksi,baik itu fraksi air maupun fraksi etil asetat daridaun kumis kucing (Orthoshiphon Aristatus) didugamelalui pembentukan kompleks antar senyawa aktifyang dikandung dengan kalsium batu ginjal, yangbersifat lebih polar sehingga lebih mudah larutdalam air.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwadaun kumis kucing mempunyai aktifitas yang tinggidalam melarutkan kalsium batu ginjal, terutamaflavonoid dan masih terdapat senyawa aktif lainselain flavonoid antara lain alkaloid dan saponinyang memiliki khasiat sebagai peluruh batu ginjalmaupun sebagai diuretika . Karena itu perludilakukan penelitian lebih lanjut mengenaiidentifikasi kandungan aktif yang terdapat dalamfraksi air daun kumis kucing (OrthoshiphonAristatus).

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Page 6: Zainul Kamal M Yazid363

368 ISSN 0216 - 3128 Zainul Kamal, dkk.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwadaun kumis kucing mempunyai aktifitas yang tinggidalam melarutkan kalsium batu ginjal terutamaflavonoid dan masih terdapat senyawa aktiLlain_

selain flavonoid antara lain alkaloid dan sapo~nyang memiliki khasiat sebagai peluruh bak-ginjalmaupun sebagai diuretika.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini, dapat ditarikkesirnpulan sebagai berikut :

1. I.Fraksi air daun kumis kucing berkeI1!'lmpuanlebih baik dibanding fraksietil asetatnya dalammelarutkan batu ginjal kalsium.

2. 2. Kemampuan melarutkan batu ginjal kalsiumoleh kedua fraksi berbanding lurus dengankenaikan kadar fraksi.

3. 3. Hasil analisa kualitatif flavonoid, diperolehinformasi bahwa ada senyawa lain antara lainalkaloid dan saponin yang terkandung dalamdaun kumis kucing selain flavonoid yang dapatmelarutkan atau berfungsi untuk peluruh batuginj a1.

DAFT AR PUST AKA

1. AGUS TRI CAHYONO, Pengaruh Infus DaunTempuyung dan Infus Daun -Kumis Kucingterhadap Kelarutan Kalsium Batu Ginjal secaraInvitro, Skripsi fakultas farmasi UGMYogyakarta, 1990.

2. GRITTER, R. J. BABBIT, J.M.SCHWARTING, A.F., pengantarKromatografi, Diterjemahkan oleh Kosasihpadmawinata, Ed II, Penerbit ITB, Bandung,1991, ha1. 107 - 159.

3. MARKHAM, Cara Identifikasi Flafonoid,Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata,penerbit ITB, Baridung, 1988, ha1. 1 - 3..

4. SASTROAMIDJOJO, H, Kromatografi, Ed. II,Cetakan I, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1991,ha1. 1 - 36.

TANYAJAWAB

Sukirno

Apa yang menyebabkan fraksi air untukmelarutkan batu ginjal kalsium lebih besar daripada fraksi etil asetat, padahal etil asetat bisadikatakan sebagai pelarut organik

Kadar berapa Ca nya maksimum orang ituterkena penyakit batu ginjal

Zainul Kamal

Karena da/am fraksi air mengandungflavonoid yang dapat mempermudahke/arutan ka/sium

Be/l/m diketahui

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003