Yg Sudah Jadi Aspek Etik Dalam Pelayanan Keperawatan

8/18/2019 Yg Sudah Jadi Aspek Etik Dalam Pelayanan Keperawatan

1/15

TUGAS KEPERAWATAN PROFESIONAL

“”

DOSEN PEMBIMBING:

NGESTI W. UTAMI, S.Kp., M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2 / II B

1. Ok A! W!"#$d#%& ' 1()11)))(*+2. K#&"# -#&$ ' 1()11)))0)+

. R&k& P!3& S!k!% '1()11)))01+

(. M#%4## '1()11)))02+

0. 54#&d# M#%!%64 '1()11)))0+

7. 8#k&# I$#$& F&9%& '1()11)))0(+

. R&k& R#4#;#9& '1()11)))00+


2/15

Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang

berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan

erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu

“Mos” dan dalam bentuk amaknya “Mores”, yang berarti uga adat kebiasaan

atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan),

dan menghin!dari hal!hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang

sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari!hari terdapat perbedaan, yaitu

moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan

etika adalah untuk pengkaian sistem nilai!nilai yang berlaku. Etika adalah

"lmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia seauh yang

dapat dipahami oleh pikiran manusia.#elayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat, bermutu, dan terangkau. $ntuk dapat memberikan

pelayanan kesehatan paripurna bermutu (pre%enti&, promoti&, kurati& dan

rehabilitati&) diperlukan kera sama yang harmonis antara semua tenaga

kesehatan. 'amun, keberhasilan tim kesehatan dalam menunaikan tugasnya

yang kompleks itu bukan saa ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan

mereka, melainkan uga oleh perilaku (pro&essional beha%iour), etik

(bioethics), dan moral. engan kata lain, bahwa pelayanan kesehatan tidak bisa

dipisahkan dari pelayanan mediko!etikolegal.

#elayanan kesehatan sangat sarat dengan kemunculan dilema etik,

atau sengketa hukum. 'uansa hukum kesehatankedokteran uga sangat kental

dalam pelayanan kesehatan dengan adanya kewaiban!kewaiban yang harus

dilakukan oleh orang!orang yang terlibat di dalamnya yang kalau tidak berhati!

hati dalam bertindak akan sangat rawan terhadap tuntutan dan gugatan.

*eperawatan merupakan salah satu pro&esi yang mempunyai bidanggarap pada keseahteraan manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada

indi%idu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menalankan &ungsi hidup

sehari!hari. *arena bidang gawap keperawatan adalah manusia, mulai dari saat

pengkaian sampai e%aluasi. +alah satu aturan yang mengatur hubungan antara

perawat dan pasien adalah etika.

#. PRINSIP d#$ NILAI

. -tonomi ( Autonomy)


3/15

#rinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa indi%idu

mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. -rang

dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri,

memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus

dihargai oleh orang lain. -tonomi merupakan hak kemandirian dan

kebebasan indi%idu yang menuntut pembedaan diri. #raktek

pro&esional mere&leksikan otonomi saat perawat menghargai hak!hak

klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

. /erbuat baik ( Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.

*ebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau keahatan,

penghapusan kesalahan atau keahatan dan peningkatan kebaikan oleh

diri dan orang lain. 0erkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,

teradi kon&lik antara prinsip ini dengan otonomi

1. *eadilan ( Justice)

#rinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil

terhadap orang lain yang menunung prinsip!prinsip moral, legal dan

kemanusiaan. 'ilai ini dire&leksikan dalam prkatek pro&esional ketika

perawat bekera untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek

dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan

kesehatan.

2. 0idak merugikan ( Nonmaleficience)

#rinsip ini berarti tidak menimbulkan bahayacedera &isik dan

psikologis pada klien.

3. *euuran (Veracity)

#rinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. 'ilai ini

diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan

kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat

mengerti. #rinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang

untuk mengatakan kebenaran. "n&ormasi harus ada agar menadi

akurat, komprensensi&, dan obekti& untuk mem&asilitasi pemahaman

dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya

kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan

dirinya selama menalani perawatan.

4. Menepati ani ( Fidelity)


4/15

#rinsip fidelity dibutuhkan indi%idu untuk menghargai ani dan

komitmennya terhadap orang lain. #erawat setia pada komitmennya

dan menepati ani serta menyimpan rahasia klien. *etaatan, kesetiaan,

adalah kewaiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen

yang dibuatnya kepada pasien.

5. *arahasiaan (Confidentiality)

6turan dalam prinsip kerahasiaan adalah in&ormasi tentang klien

harus diaga pri%asinya. +egala sesuatu yang terdapat dalam dokumen

catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan

klien. 0idak ada seorangpun dapat memperoleh in&ormasi tersebut

kecuali ika diiinkan oleh klien dengan bukti persetuuan. (7eo&&ry

hunt. 882)

! 'ilai!nilai keperawatan. , yaitu9

. Aesthetics (keindahan)

*ualitas obyek suatu peristiwa atau keadian, seseorang memberikan

kepuasan termasuk penghargaan, kreati&itas, imainasi, sensiti&itas dan

kepedulian.

. Altruism (mengutamakan orang lain)

*esediaan memperhatikan keseahteraan orang lain termasuk

keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau

kemurahan hati serta ketekunan.

1. Equality (kesetaraan)

Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan

sikap aserti&, keuuran, harga diri dan toleransi

2. Freedom (*ebebasan)

Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri,

harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.


5/15

3. Human dignity (Martabat manusia)

/erhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat

manusia sebagai indi%idu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan,

pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.

4. Justice (*eadilan)

Menunung tinggi moral dan prinsip!prinsip legal termasuk

obekti&itas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewaaran.

5. Truth (*ebenaran)

Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, keuuran,

keunikan dan re&lekti&itas yang rasional.

#. DILEMA

ilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih)

landasan moral suatutindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya.

"ni merupakan suatu kondisi dimana setiapalternati& memiliki landasan

moral atau prinsip. #ada dilema etik ini sukar untuk menentukanyang

benar atau salah dan dapat menimbulkan stress pada perawat karena

dia tahu apa yangharus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk

melakukannya.'ilai!nilai, keyakinan dan &iloso&i indi%idu memainkan

peranan penting pada pengambilankeputusan etik yang menadi bagian

tugas rutin perawat. #eran perawat ditantang ketika harusberhadapan

dengan masalah dilema etik, untuk memutuskan mana yang benar dan

salah: apayang dilakukannya ika tak ada awaban benar atau salah:


6/15

dan apa yang dilakukan ika semuasolusi tampak salah.ilema etik

dapat bersi&at personal ataupun pro&esional.

*erangka pemecahan dilema etik adalah sebagai berikut 9

a. Mengembangkan data dasar

b. Mengidenti&ikasi kon&lik

c. Membuat tindakan alternati& tentang rangkaian tindakan yang

direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi

tindakan tersebut

d. +iapa pengambil keputusan yang tepat

e. Mende&inisikan kewaiban perawat

&. Membuat keputusan

ilema etik sulit dipecahkan karena memerlukan pemilihan

keputusan tepat diantara dua atau lebihprinsip etis. #enetapan keputusan

terhadap satu pilihan, dan harus membuang yang lain menadisulit karena

keduanya sama!sama memiliki kebaikan dan keburukan apalagi ika tak

satupunkeputusan memenuhi semua kriteria. /erhadapan dengan dilema

etis bertambah pelik denganadanya dampak emosional seperti rasa marah,

&rustrasi, dan takut saat proses pengambilankeputusan rasional.

ilema etika uga merupakan situasi yang dihadapi seseorang

dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat. (6rens danLoebbecke, 889 55). $ntuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk

menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan

orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu9

. Mendapatkan &akta!&akta yang rele%an

. Menentukan isu!isu etika dari &akta!&akta

1. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang

dipengaruhi dilemma

2. Menentukan alternati& yang tersedia dalam memecahkan

dilemma

3. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternati%e

4. Menetapkan tindakan yang tepat.

engan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat

meminimalisasi atau menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi9

() semua orang melakukannya, () ika legal maka disana terdapat

keetisan dan (1) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.


7/15

#ada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah

dan dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang

harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. ilema etik

biasa timbul akibat nilai!nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi

menadi kohesi& sehingga timbul pertentangan dalam mengambil

keputusan. Menurut 0hompson ; 0hompson (82 )

a. Mengembangkan data dasar.

$ntuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan in&ormasi

sebanyak mungkin meliputi 9

+iapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana

keterlibatannya

6pa tindakan yang diusulkan

6pa maksud dari tindakan yang diusulkan

6pa konsekuensi!konsekuensi yang mungkin timbul dari

tindakan yang diusulkan. b.Mengidenti&ikasi kon&lik yang teradi berdasarkan situasi tersebut

c. Membuat tindakan alternati& tentang rangkaian tindakan yang

direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi

tindakan tersebut

d.Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa

pengambil keputusan yang tepat

e.Mengidenti&ikasi kewaiban perawat

&. Membuat keputusan

1. Model Murphy dan Murphy


8/15

• Mengidenti&ikasi masalah kesehatan

• Mengidenti&ikasi masalah etik

• +iapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan

• Mengidenti&ikasi peran perawat

• Mempertimbangkan berbagai alternati&!alternati& yang

mungkin dilaksanakan

• Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap

alternati& keputusan

• Memberi keputusan

• Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga

sesuai dengan &alsa&ah umum untuk perawatan klien

• 6nalisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak

dan menggunakan in&ormasi tersebut untuk membantu

membuat keputusan berikutnya.

2. Langkah!langkah menurut #urtilo dan ?assel ( 8


9/15

KASUS

6da seorang calon ibu bernama 'y. berumur 12 tahun yang

sedang hamil muda tetapi mempunyai penyakit antung kronik yang dapat

membahayakan baik calon ibu maupun anin yang dikandungnya ketika

dia datang memeriksakan dirinya pada seorang okter.

okter pun berpendapat kalau anin tersebut tetap dipertahankan

menurut dugaan kuat atau hampir bisa dipastikan nyawa ibu tidak akan

selamat atau mati. alam kondisi seperti ini, kehamilannya boleh

dihentikan dengan cara menggugurkan kandungannya. i gugurkan ika

anin tersebut belum berusia enam bulan, tetapi kalau anin tersebut tetap

dipertahankan dalam rahim ibunya,maka nyawa ibu tersebut akan

terancam. i samping itu,ika anin tersebut tidak digugurkan ibunya akanmeninggal,aninnya pun sama padahal dengan anin tersebut,nyawa ibunya

akan tertolong.

@al ini dilakukan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan

nyawa ibunya.+ang calon ibu pun sangat takut dan bersedih dengan

masalah yang dia alami.0etapi ini semua sudah atas pertimbangan medis

yang matang dan tidak ada alan keluar lain lagi.

+ecara medis, penghentian kehamilan tersebut bertuuan untuk

menyelamatkan nyawa ibu tersebut. +ementara menurut hukum agama

sendiri,hal ini sangat bertentangan. Menggugurkan kandungan sama

dengan membunuh iwa.+ecara umum pun pengguguran kandungan

tersebut dinyatakan dalam konteks pembunuhan atau penyerangan

terhadap anin.


10/15

PENANGANAN

a. 6ltenati& "

okter tidak melakukan tindakan aborsi dan karena dokter

berasumsi bahwa setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk hidup

termasuk anin yang berada didalam kandungan.

∗ 0eori yang melandasi yaitu teori eontologi.

0eori deontology adalah teori yang membahas tentang tugas hak dan

kewaiban, aturan dan prinsip yang harus dilakukan.

∗ 'ilai!nilai yang melandasi9

'ilai yang mendukung

! @uman dignity setiap orang mempunyai hak hidup seak

dalam kandungan (anin)

! Austice mentaati aturan dan hukum yang berlaku yang

mengatur tentang tindak aborsi.

! 0ruth kesetiaan pada realita atau sadar akan kenyataannya

bahwa 'y. hamil dan dikaruniai seorang anak yang telah

dipercayai oleh 6llah +B0.

'ilai yang tidak mendukung9

! 6ltruism keseahteraan pasien tidak diutamakan, karena

dapat membuat keluarga dan pasien mengalami tekanan batin

dalam menghadapi kehamilan.

! 6estetik kepuasaan paien tidak teramin karena adanya

ancaman kematian pada si ibu.

∗ #rinsip!prinsip yang melandasi9

#rinsip yang mendukung

! 6%oiding *illing okter menaga kehidupan anin yang

dikandung oleh 'y.


11/15

! /ene&icience Melakukan tindakan untuk kebaikan dan

memberi kesempatan bagi si bayiuntuk tetap hidup

#rinsip yang tidak mendukung

! 'on Male&icience okter merugikan si "bu karena nyawa ibu

dipertaruhkan selama proses kehamilan.

b. 6lternati& ""

okter melakukan tindakan aborsi untuk menyelamatkan sang ibu

dengan pertimbangan ika tidak dilakukan abortus maka resiko menadi

C lebih besar dengan mempertaruhkan nyawa ibu dan anin yang

dikandung.



! 6esthethic *epuasan pelayanan, karena 'y. nyawanya

terselamatkan.

! 6ltruism *eseahteraan pada orang lain. +etiap pasien berhak

memiliki keseahteran untuk hidup atau bertindak.

'ilai yang tidak mendukung

! @uman dignity setiap orang mempunyai hak hidup, namun hal

ini harus dipertimbangkan pada setiap nyawa yang beresiko

meninggal. Aika keduanya tidak dapat diselamatkan, maka salah

satu harus diselamatkan mengingat penyakit yang diderita bukan

penyakit yang mudah untuk diobati dan disembuhkan.

∗ #rinsip!prinsip yang melandasi


! 6utonomy hak untuk memilih. #asien berhak untuk memilih

sesuai yag diinginkannya.

#rinsip yang tidak mendukung

! 6%oiding killing dengan melakukan tindakan aborsi, baik ibu

maupun perawat secara tidak langsung merenggut hak anin untuk

hidup.

! /ene&icience perawat tidak melakukan tindakan sesuai dengan

prinsip dan norma yang berlaku di "ndonesia.

! 'on male&icience tindak aborsi berisiko terhadap nyawa dan

kesehatan dari 'y. .


12/15

c. 6lternati& """

Merupakan alan terakhir dari semua kemungkinan terburuk apabila

alternati%e " dan alternati%e "" tidak dapat memecahkan masalah.

Dencana keputusan dikembalikan ke keluarga dengan memberikan

pilihan keputusan antara dilakukan dan tidak dilakukan beserta

konsekuensi!konsekuensinya. an pada akhirnya tim medis hanya

meminta keputusan berdasarkan musyawarah keluarga pasien.



! @uman dignity setiap orang mempunyai hak hidup seak dalam

kandungan (anin)

! reedom kebebasan pasien untuk memilih yang terbaik bagi

dirinya dan untuk masa depannya.




! 6utonomy 0im medis memberikan hak pasien kepada pasien dan

keluarganya untuk memilih mana yang terbaik untuk

keberlangsungan hidup dirinya.

IMPLEMENTASI

okter melakukan tindakan aborsi demi kebaikan pasien dengan

meminimalisir semua kemungkinan terburuk yang bisa teradi.

∗ 0eori yang melandasi yaitu teori eontologi.

0eori deontology adalah teori yang membahas tentang tugas hak dan

kewaiban, aturan dan prinsip yang harus dilakukan.



! reedom kebebasan pasien untuk memilih yang terbaik bagi

dirinya dan untuk masa depannya.

! 6esthethic *epuasan pelayanan. #asien berhak diperlakukan

senyaman mungkin.


13/15



'ilai yang tidak mendukung

! @uman dignity setiap orang mempunyai hak hidup, namun hal ini

harus dipertimbangkan pada setiap nyawa yang beresiko meninggal.

Aika keduanya tidak dapat diselamatkan, maka salah satu harus

diselamatkan mengingat penyakit yang diderita bukan penyakit yang

mudah untuk diobati dan disembuhkan.

∗ #rinsip!prinsip yang melandasi


! 6utonomy hak untuk memilih. #asien berhak untuk memilih sesuai

yag diinginkannya.#rinsip yang tidak mendukung

! 6%oiding killing dengan melakukan tindakan aborsi, baik ibu

maupun perawat secara tidak langsung merenggut hak anin untuk

hidup.

! /ene&icience perawat tidak melakukan tindakan sesuai dengan

prinsip dan norma yang berlaku di "ndonesia.

! 'on male&icience tindak aborsi berisiko terhadap nyawa dan

kesehatan dari 'y. .


14/15

E?ALUASI

*eputusan yang dapat diambil oleh perawat adalah melakukan tindakan

sesuai dengan instruksi dokter yaitu tidak melakukan tindakan aborsi. *arena,

berdasarkan prinsip human dignity dan prinsip ustice yang berdasarkan pada

$$ pasal 124 dan 128 yang mengatur tentang apabila melakukan tindak

aborsi dapat dikenai hukum pidana yang berlaku. an uga sesuai dengan nilai

etik yaitu a%oiding killing, bene&icience, dan non male&&icience.

DAFTAR PUSTAKA


15/15

Datnasari, M. “ asalah Eti! "ang Ter#adi$. >1 . -nline

(http9mitraratnasari.blogspot.co.id>1>3.

http9perawataceh.blogspot.co.id>>aspek!etika!dalam!keperawatan!

kritis.html

http9nersdody.blogspot.co.id>>1etik!dilema!etik!dan!contoh!kasus.html
http://mitraratnasari.blogspot.co.id/2013/08/masalah-etik-yang-terjadi-dalam.htmlhttp://mitraratnasari.blogspot.co.id/2013/08/masalah-etik-yang-terjadi-dalam.htmlhttp://mitraratnasari.blogspot.co.id/2013/08/masalah-etik-yang-terjadi-dalam.htmlhttp://mitraratnasari.blogspot.co.id/2013/08/masalah-etik-yang-terjadi-dalam.html

Yg Sudah Jadi Aspek Etik Dalam Pelayanan Keperawatan

Documents

Transcript of Yg Sudah Jadi Aspek Etik Dalam Pelayanan Keperawatan