WRAP UP DIARE (1)

16
SKENARIO “DIARE” Seorang mahasiswa, 35 tahun, dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih dari 12 kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan di warung nasi dekat kampusnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, urine sedikit. Di Puskesmas penderita dipasang infuse dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter meminta untuk diperiksa Analisa Gas Darah. Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolic, dengan anion gap yang normal.

description

cairan

Transcript of WRAP UP DIARE (1)

SKENARIO

DIARE

Seorang mahasiswa, 35 tahun, dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih dari 12kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan di warung nasi dekat kampusnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, urine sedikit. Di Puskesmas penderita dipasang infuse dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter meminta untuk diperiksa Analisa Gas Darah.Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolic, dengan anion gap yang normal.

KATA SULIT1. Analisa Gas Darah: Pemeriksaaan untuk mengukur keasaman2. Anion Gap:Slisih ion positif dari Na+ dengan ion negatif dari HCO3 dan Cl-3. Kesadaran Komposmentis:Kesadaran normal/sepenuhnya4. Asidosis Metabolik: Keadaan asidosis yang status asam basa tubuhnya bergeser ke sisi asam akibat kehilangan basa atau retensi asam selain asam bikarbonat

PERTANYAAN1. Mengapa dokter menyarankan untuk melakukan analisis gas darah?2. Apakah diare menyebabkan kemtian?3. Apa saja yang diukur dalam analisa gas darah?4. Bagaimana langkah analisa gas darah?5. Apa hubungan asidosis metabolik dengan diare?6. Mengapa urin yang dikeluarkan sedikit?7. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan oleh diare?8. Berapa kadar normal anion gap?9. Apa penyebab diare?

JAWABAN:1. Karena untuk mengukur keasaman, kadar oksigen. Dan karbon dioksida dalam darah untuk mengetahui keseimbangan asam basa dalam tubuh.2. Iya3. PCO2--pH--HCO3--PO24. Menentukan nilai normal, menentukan asidosis pH, mengidentifikasi gangguan utama metabolisme dan respiratory5. Diare menyebabkan turunnya cairan karena cairan berkurang, maka HCO3 berkurang sehingga PCO2 menurun yang menyebabkan asidosis metabolik.6 . Sekresi ADH meningkat sehingga urin yang dikeluarkan sedikit untuk keseimbangan cairan.7. - Dehidrasi- Asidosis Metabolik- Hipovolemi- Hiponatremi- Syok hipovolemi- Kematian8. 12 mmol / L -16 mmol/L9. - Makan makanan yang tidak bersih- Virus- Bakteri- Penggunaan obat-obatan- Makanan asam- Usus halus yang tidak bisa menyerap cairan

SASARAN BELAJAR

LI 1 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Asam Basa1. Definisi2. Komponen3. Fungsi Mempengaruhi aktifitas reaksi enzimatik Mempengaruhi permeabilitas sel Mempengaruhi struktur sel4. Mekanisme Biokimia dan Fisiologis5. Indikator Asam dan Basa1. Indikator TunggalIndikator tunggal hanya dapat membedakan larutan bersifat asam atau basa, tetapi tiak dapat menentukan harga pH dan pOH. Yang termasuk dalam indikator tunggal adalah : Lakmus merah dan biruLakmus merah=> berwarna merah dalam larutan asam, dan akan berubah warna menjadi biru bila dicelupkan ke dalam larutan basa.Lakmus biru=> berwarna biru dalam larutan basa, dan akan berubah warna menjadi merah bila dicelupkan ke dalam larutan asam.Lakmus biru (kiri) dan merah (kanan)Lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan asam (kiri), lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan basa (kanan)Beberapa contoh zat yang dinilai dengan indikator lakmus merah dan biru

FenolftaleinFenolftaleinadalah salah satu indikator asam basa sintetik yang memiliki rentang pH antara 8,00 10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak berwarna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah menjadi merah. Metil jinggaLarutan metil jinggadapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil jingga juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil jingga. Metil merahLarutan metil merahsama dengan larutan metil jingga Bromtimol birudi dalam larutan asam akan berwarna kuning, dalam larutan basa akan berwarna biru, dan di dalam larutan netral akan berwarna biru kekuningan.KESIMPULAN :1.FenolftaleinAsam : tidak berwarna; Basa : merah; Netral: tidak berwarna2. Metil merahAsam : merah; Basa : kuning; Netral : kuning3. Metil jinggaAsam : merah; Basa : kuning; Netral : Kuning4. Bromtimol biruAsam : Kuning; Basa : Biru; Netral : Biru agak kuning2. Indikator UniversalIndikator Universal dapat membedakan larutan asam dan basa serta mengetahui harga pHnya. Indikator Universal dapat dalam bentuk cairan maupun kertas. Cara kerja indiator ini adalah dengan mencocokkan perubahan warna kertas indikator pada tabel warna indikator universal. 3. Indikator Larutan

kertas lakmus, dan indikator universal, terdapat pula beberapa indikator larutan yang sering digunakan dalam eksperimen di laboratorium.

Contoh Indikator larutan ini adalah metil merah, metil jingga, bromotimol biru, dan beberapa larutan lainnya. Indikator ini bekerja sama persis dengan kertas lakmus, larutan ini akan memberikan perubahan warna jika terkena asam maupun basa.LarutanAsamBasaNetral

Metil MerahmerahkuningKuning

Metil JinggaorangekuningKuning

Bromotimol BirukuningbiruKuning

Fenoftalein (pp)tak berwarnapinktak berwarna

4. Indikator AlamiSelain indikator yang umum ditemukan di Laboraturium, terdapat beberapa tumbuhan disekitar kita yang mampu menjadi indikator ketika pH berubah.

LarutanAsamBasaNetral

Bunga Terompetmerahhijauungu

Bunga Kanajinggahijau mudakuning

Bunga Sepatumerahhijaumerah

LI 2 Memahami dan Menjelaskan pH1. Definisi2. Cara Menentukan pHPH adalah konsentrasi ion hidrogen (hydronium) yang dapat dinyatakan denganpH = log 1 = -log[H+][H+] = -log [HCO3-]Selain itu menurut persamaan Henderson-Hasselbach PH dihitung dengan rumus :pH = pKa + log [garam]/[asam]ataupH = pK + log [HCO3-]/[H2CO3]dimana :Pk = konstanta disosiasi asam karbonat =6,1[HCO3] = kadar bikarbonat plasma[H2CO3] = kadar asam karbonat plasmaPH = pK + log [HCO3-]/S X PCO2S = konstan kelarutan CO2 dengan nilai sebesar 0.03

3. Manfaat Mengetahui pH Dapat mengetahui pH berbagai substansi dalam tubuh Cairan getah lambung pH 1,0 - 2,0 Urine pH 4,8 - 7,5 Saliva (air liur) pH 1,5 - 1,9 Darah pH 7,25 - 7,75 Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi Dapat dengan mudah menentukan kadar enzim untuk menentukan penyakit suatu organ tertentu Dapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam basa jika memakan makanan yang asam seperti jeruk , limao , etc. Menentukan derajat keasaman dari suatu larutan Menyatakan konsentrasi ion hydrogen Menyatakan suatu kondisi yang asidosis atau alkalosis Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraseluler

4. Penyebab Perubahan pH

LI 3 Memahami dan Menjelaskan Anion GAP1. Definisi2. Cara Menentukan Anion GAP3. Manfaat Mengetahui Anion GAP4. Penyebab Perubahan pHLI 4 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam dan Basa1. Definisi2. Klasifikasi Asidosis Metabolik1. Asidosis Metabolik adalah penurunan kadar ion HCO3-diikuti dengan penurunan tekananparsial CO2 didalam arteri (Gangguan Keseimbangan Asam basa, FKUI)

2. Asidosis Metabolik yang disebut juga Asidosis Non-Respiratori adalah keadaan asidosis yang status asam basa tubuhnya bergeser ke sisi asam akibat kehilangan basa atau retensiasam selain asam karbonat. (Kamus Dorland)

Asidosis RespiratoriTerjadi bila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi peningkatan PaCO2 Alkalosis MetabolikSuatu proses terjadinya peningkatan primer bikarbonat dalam arteri. Akibat peningkatan ini, rasioPCO2 dan kadar HCO3 dalam arteri berubah. Usaha tubuh untuk memperbaiki rasio ini dilakukanoleh paru dengan menurunkan ventilasi (hipoventilasi) sehingga PCO2 meningkat dalam arteri danmeningkatnya konsentrasi HCO3 dalam urin Alkalosis RespiratoriTerjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PCO2 (hipokapnia) yang dapat menyebabkan peningkatan ph. Hiperventilasi alveolar timbul karena adanya stimulus baiklangsungmaupun tidak langsung pada pusatpernafasan, penyakit paru akut dan kronik, overventilasiiatrogenic (penggunaan ventilasi mekanik).

3. Etiologi1) Asidosis respiratorikBeberapa faktor dibawah ini yang dapat menyebabkan asidosis respiratorik, antara lain:a. Inhibisi pusat pernapasan Obat yang menimbulkan depresi pusat pernapasan: sedative, anastetikum Central sleep apnea Kelebihan O2 pada hiperkapnia atau hipoksemia kronikb. Penyakit neuromuscular Neurologic: poliomyelitis, sindrom guilain barre Muscular: hypokalemia muscular dystrophyc. Obstruksi jalan napas Asam bronkial Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) Spasme laring Aspirasi Obstructive sleep apnead. Kelainan restriktif Penyakit pleura: efusi pleura, empyema, pneumotoraks, fibrotoraks Kelainan dinding dada : kifoskoliosis, obesitas Kelainan restriktif paru: fibrosis pulmoner, pneumonia, edema parue. Mechanical under ventilationf. Overfeeding

2) Alkalosis respiratorikBeberapa faktor berikut ini yang dapat menimbulkan alkalosis respiratorik:a. Rangsang hipoksemia Penyakit paru dengan kelainan gradient A-a Penyakit jantung dengan right to left shunt Penyakit jantung dengan edema paru Anemia gravisb. Stimulasi pusat pernapasan di medulla Kelainan neurologis Psikogenik misalnya serangan panic, nyeri Gagal hati dengan ensefalopati Kehamilanc. Mechanical over ventilationd. Sepsise. Pengaruh obat: salisilat, hormone progesterone

3) Asidosis metabolikPenyebab asidosis metabolic dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:a. Pembentukan asam yang berlebihan (asam non volatil dan asam organic) di dalam tubuh. Ion hydrogen dibebaskan oleh system buffer asam karbonat-bikarbonat, sehingga terjadi penurunan pH. Dalam klinik ditemukan keadaan ini seperti pada: Asidosis laktatTimbul karena hipoksia jaringan berkepanjangan, mengakibatkan berlangsungnya proses metabolisme anaerob KetoasidosisTimbul karena produksi badan keton dalam jumlah sangat tinggi pada metabolism fase pasca absortif. Ketoasidosis merupakan akibat dari starvasi dan komplikasi diabetes mellitus yang tidak terkendali, jaringan tidak dapat memanfaatkan glukosa dari sirkulasi, sehingga mengandalkan metabolism lipid dan keton Intoksikasi salisilat Intoksikasi etanolb. Berkurangnya kadar ion HCO3- di dalam tubuhSystem buffer asam karbonat-bikarbonat yang mengatur keseimbangan ion hydrogen dan memengaruhi keseimbangan pH. Penurunan konsentrasi HCO3- di cairan ekstrasel menyebabkan penurunan efektivitas system bufer dan asidosis timbul. Penyebab penurunan konsentrasi HCO3- antara lain adalah diare, renal tubular acidosis (RTA-2), pemakaian obat inhibitor enzim anhydrase karbonat atau pada penyakit ginjal kronik stadium III-IV.c. Adanya retensi ion hydrogen di dalam tubuhJaringan tidak mampu mengupayakan ekskresi ion hydrogen melalui ginjal. Kondisi ini dijumpai pada penyakit ginjal kronik stadium IV-V, RTA-1 atau RTA-4

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan asidosis metabolic: Asidosis tubulus ginjalKarena ada gangguan ekskresi ion hydrogen atau resorpsi bikarbonat oleh tubulus ginjal atau keduanya Asidosis karena diareSecara normal, sekresi gastro intestinal normal banyak mengandung bikarbonat, adanya diare menyebabkan hilangnya bikarbonat dalam jumlah besar dari tubuh. Asidosis karena muntahMuntah pada awalnya mengeluarkan sebagian besar asam dan menyebabkan kecenderungan kea rah alkalosis. Pada keadaan lanjut, menyeababkan hilangnya bikarbonat sama seperti diare Asidosis karena diabetes melitusGlukosa tidak dapat dipakai secara efektif untuk sumber energy tubuh, sehingga tubuh memakai lemak untuk menghasilkan energy. Pada akhirnya akan terbentuk asam asetoasetat dan 3-hidroksibutirat yang merupakan asam kuat. Sekresi benda keton yang terus menerus dapat menghabiskan cadangan dapar tubuh yang akan meningkatkan Ph tubuh. Asidosis karena penyerapan asamPada keracunan asam dapat terjadi asidosis metabolic. Beberapa racun yang dapat menyebabkannya adalah aspirin (asetil salisilat) dan metil alcohol (dimetabolisme jadi asam format) Asidosis karena gagal ginjal kronisPerfusi ginjal berkurang, terjadi penurunan sekresi amonia dan asam fosfat yang pada akhirnya menurunkan produksi bikarbonat oleh sel-sel tubulus ginjal. Gagal ginjal juga menyebabkan beberapa asam tidak dapat dibuang melalui ginjal, sehingga dihubungkan dengan terjadinya asidosis metabolic yang berat.

4) Alkalosis metabolicPenyebab alkalosis metabolik antara lain:a. Terbuangnya ion H+ melalui saluran cerna atau melalui ginjal dan berpindahnya (shift) ion H+ masuk ke dalam sel.b. Terbuangnya cairan bebas-bikarbonat dari dalam tubuh (contraction alkalosis)c. Pemberian bikarbonat berlebihan

Beberapa penyebab dari alkalosis metabolic Alkalosis karena diureticSemua diuretic (kecuali penghambat karbonik anhydrase) menyebabkan peningkatan aliran cairan dalam tubulus ginjal, hal ini akan menyebabkan tingginya resorpsi natrium dan semakin banyak ion hydrogen yang dieksresikan. Alkalosis karena kelebihan aldosteronePeningkatan aldosterone akan meningkatkan resorpsi natrium, sehingga akan meningkatkan sekresi ion hydrogen. Alkalosis karena muntahMuntah dapat mengakibatkan hilangnya ion hydrogen dalam tubuh. Tetapi stelah ditelusuri lebih lanjut, hilangnya ion klorida mungkin berperan lebih besar terhadap perubahan pH dibandingkan dengan ion hydrogen Alkalosis karena obatObat bersifat alkali yang paling sering menyebabkan alkalosis adalah natrium bikarbonat , yang merupakan obat untuk gastritis atau ulkus peptic yang bersifat sistemik.

4. Manisfestasi Klinis5. Patofisiologi6. Penatalaksanaan

SUMBER

Sumber: UI dan http://www.academia.edu/4919376/Asam_basa