Word Jadilah 26 Juni

20
Pendahuluan Rotator cuff (manset rotator) adalah istilah anatomi yang diberikan pada sekelompok otot dan tendonnya yang bertindak menstabilkan bahu. Bersama dengan M. teres major dan M.deltoideus, keempat otot rotator cuff yang terdiri atas M. Supraspinatus,M.Infraspinatus, M.Teres Minor dan M.Subscapularis menyusun 6 otot scapulohumerus yang menghubungkan humerus dengan skapula. Otot-otot rotator cuff berasal dari scapula dan menghubungkan caput humeri membentuk manset di sendi bahu. Otot-otot itu penting karena memegang caput humeri di fossa glenoidalis tulang scapula yang kecil dan dangkal. Selama terangkatnya lengan, manset rotator memampatkan sendi glenohumerale agar memungkinkan otot deltoideus yang besar agar mengangkat lengan lebih lanjut. Dengan kata lain, tanpa manset rotator, caput humeri akan tergeser naik sebagian dari fossa glenoidalis dan mengurangi kemampuan otot deltoideus Definisi Rotator cuff tears adalah robekan pada satu atau lebih dari empat tendon otot rotator cuff. Cedera pada rotator cuff dapat mencakup semua jenis iritasi atau kerusakan pada otot atau tendon rotator cuff. Tendon rotator cuff bukanlah otot yang paling sering robek. Dari empat tendon, tendon supraspinatus paling sering robek saat melewati tepi bawah 1

Transcript of Word Jadilah 26 Juni

Pendahuluan

Rotator cuff (manset rotator) adalah istilah anatomi yang diberikan pada sekelompok

otot dan tendonnya yang bertindak menstabilkan bahu. Bersama dengan M. teres major dan

M.deltoideus, keempat otot rotator cuff yang terdiri atas M. Supraspinatus,M.Infraspinatus,

M.Teres Minor dan M.Subscapularis menyusun 6 otot scapulohumerus yang menghubungkan

humerus dengan skapula. Otot-otot rotator cuff berasal dari scapula dan menghubungkan caput

humeri membentuk manset di sendi bahu.

Otot-otot itu penting karena memegang caput humeri di fossa glenoidalis tulang

scapula yang kecil dan dangkal. Selama terangkatnya lengan, manset rotator memampatkan

sendi glenohumerale agar memungkinkan otot deltoideus yang besar agar mengangkat lengan

lebih lanjut. Dengan kata lain, tanpa manset rotator, caput humeri akan tergeser naik sebagian

dari fossa glenoidalis dan mengurangi kemampuan otot deltoideus

Definisi

Rotator cuff tears adalah robekan pada satu atau lebih dari empat tendon otot rotator

cuff. Cedera pada rotator cuff dapat mencakup semua jenis iritasi atau kerusakan pada otot

atau tendon rotator cuff. Tendon rotator cuff bukanlah otot yang paling sering robek. Dari

empat tendon, tendon supraspinatus paling sering robek saat melewati tepi bawah akromion.

robekan biasanya terjadi pada titik insersi di tuberositas caput humerus .

Otot pada rotator cuff

Gambar 1. Otot penyusun rotator cuff

1

Otot Origo di

scapula

Insersio di

humerus

Fungsi Inervasi

Supraspinatus Fossa supra

spinatus

Tuberculum

Majus

Abduksi pada bidang

skapular, rotasi

keluar

N.Supracapsularis

Infraspinatus Fossa infra

spinatus

Tuberculum

Majus

Rotasi ke

luar,abduksi pada

bidang skapular

(bagian kranial),

adduksi pada bidang

skapular (bagian

kaudal)

N.Supracapsularis

Teres minor Margo lateralis Tuberculum

Majus

Rotasi ke luar,

adduksi pada bidang

skapular.

Nervus axillaris

Suscapularis Fossa

subcapsularis

Tuberculum

Minus

Rotasi ke dalam,

abduksi pada bidang

skapular (sisi

kranial), adduksi

pada bidang skapular

(sisi kaudal)

N. subscapularis

Tabel 1.Otot penyusun rotator cuff

Kelompok otot utama rotator cuff adalah supraspinatus, subscapularis, infraspinatus,

dan teres minor yang berkontribusi terhadap stabilitas bahu.cuff melekat pada kapsul

glenohumeral dan menempel ke caput humerus. Pada tepi atas caput humerus melekat tepi

atas tendon subscapularis dan tepi anterior dari otot supraspinatus, yang membentuk suatu

ruang segitiga disebut interval rotator.

Rotator berperan dalam hal menstabilkan sendi glenohumeral dan berputarnya

humerus ke arah luar. Cuff pada caput humerus mencegah bergesernya ke atas dari caput 2

humerus yang disebabkan oleh tarikan otot deltoid di awal elevasi lengan. Selanjutnya otot

infraspinatus dan teres minor, adalah otot yang menjamin rotasi eksternal lengan.

Tendon Utama Rotator Cuff

Keempat tendon otot-otot ini bertemu untuk membentuk tendon rotator cuff. Pada

insersi tendon dari otot rotator cuff bersama dengan kapsul artikular ligamentum

coracohumeral, dan kompleks ligamen glenohumeral bersatu sebelum melekat pada

tuberositas humerus. Insersi tendon rotator cuff di tuberculum majus sering disebut sebagai

“footprint” atau tapak. Tendon infraspinatus dan teres minor bersatu didekat

musculotendinous junction mereka, sedangkan tendon supraspinatus dan subscapularis

bergabung sebagai selubung yang mengelilingi tendon biseps. supraspinatus adalah tendon

otot yang paling sering robek pada rotator cuff.

Tulang pada rotator cuff

Gambar 2. Tulang pada rotator cuff

Tulang adalah jaringan hidup yang membentuk kerangka tubuh berfungsi

dalammemberikan bentuk dan sebgai penyokong. Tulang-tulang yang membentuk bahu

adalah klavikula, humerus, dan skapula. Ketiga tulang membentuk suatu “ ball-and-socket

joint” yang dikenal sebagai sendi glenohumeral, yang memberikan jangkauan bahu lebih

luas.

3

Insidensi

Sebagian besar robekan terjadi pada tendon supraspinatus. Dalam sebuah penelitian

terhadap 306 bahu kadaver, tercatat 32% terjadi robekan parsial dan 19% robekan total

pada tendon supraspinatus. studi kadaver telah mencatat robekan intratendinous lebih sering

dari robekan pada sisi bursa ataupun pada sisi artikular

Kelompok tendon yang robek menimbulkan rasa nyeri dan membatasi gerakan

lengan. Robekan manset rotator dapat terjadi setelah trauma bahu atau terjadi melalui

pergerakan dan robek pada tendon di bawah acromion yang sering diderita atlet yang sering

melakukan lemparan berulang, seperti pelempar bola bisbol, gelandang american foot ball,

perenang, dan petenis (karena gerakan servisnya). Umum dikaitkan dengan gerakan yang

memerlukan gerakan atas kepala berulang maupun mendorong kuat.

Banyak robekan rotator tidak menimbulkan rasa sakit atau menunjukan gejala apapun,

insiden robekan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Penyebab paling sering adalah

degenerasi terkait usia dan cedera saat berolahraga atau trauma. Gangguan pada rotator cuff

dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik.faktor ekstrinsik dikelompokkan ke

dalam anatomi dan lingkungan. Salah satu faktor anatomi paling banyak adalah karakteristik

morfologi dari akromion. Akromion yang bengkok, melengkung, dan miring dapat

menyebabkan menyebabkan tarikan dan kerusakan pada tendon rotator cuff.. Faktor

lingkungan terlibat meliputi peningkatan usia, terlalu sering menggunakan bahu, merokok,

dan setiap kondisi medis yang merusak respon inflamasi dan penyembuhan seperti diabetes

mellitus.

Faktor intrinsik meliputi berbagai mekanisme cedera yang terjadi dalam rotator cuff

itu sendiri. Yang paling utama adalah disebabkan mikrotrauma.

Sebagai hasil dari microtrauma berulang-ulang, mediator inflamasi mengubah

lingkungan setempat, dan stres oksidatif menginduksi apoptosis tenocyte yang lebih lanjut

4

menyebabkan degenerasi tendo rotator cuff. Adapula teori yang menyatakan overstimulasi

saraf dapat meningkatkan sel inflamasi yanga dapat menyebabkan degenerasi tendon.

Diagnosa

Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi,palpasi,ROM,tes kekuatan dan pemeriksaan

neurologi. Bahu diperiksa untuk melihat apakah suatu tempat terdapat kelemahan ataukah

suatu deformitas. Karena banyaknya kekeliruan mengelompokan nyeri servikal kedalam

nyeri bahu maka pemeriksaan fisik harus mengevaluasi menyeluruh terhadap tulang belakang

leher untuk menghilangkan kontradiksi lain seperti "saraf terjepit", osteoarthritis atau

rheumatoid arthritis

Pemeriksaa penunjang yang dapat digunakan untuk mendiagnosis robekan rotator

cuff adalah X-Ray,MRI,arthrography double kontras dan teknik ultrasound. Rotator cuff yang

normal tidak akan terdeteksi dengan pemeriksaan X-Ray meskipun spurs yang dapat menjepit

tendo rotator cuff dan menimbulkan robekan dapat terlihat.terlebih lagi, jika terdapat spurs

hal ini menunjukkan bahwa terdapat gangguan pada rotator cuff yang kronik. Double-contrast

arthrography dilakukan dengan penyuntikan zat kontras ke dalam sendi bahu untuk

mendeteksi kebocoran pada cedera rotator cuff. Arthrography dan USG dapat digunakan,

namun sangat tergantung pada pengalaman dari ahli radiologi.Alat bantu diagnosis yang

paling efektif adalah MRI, yang dapat mendeteksi seberapa besar robekan, serta lokasinya di

dalam tendon. Selain itu, MRI memungkinkan deteksi atau menyingkirkan yang bukan

robekan rotator cuff dengan akurasi yang tepat dan juga cocok untuk mendiagnosa kelainan

lebih lanjut dari sendi bahu.

Gejala

Gejala dari robekan rotator cuff dapat timbul langsung setelah trauma (akut) atau

berkembang secara bertahap dan terus-menerus dari waktu ke waktu (kronis). Cedera akut

tidak sesering penyakit rotator cuff yang kronis. Robekan akut dapat terjadi ketika

mengangkat lengan untuk melawan tahanan yang berat seperti saat melakukan angkat berat

dan terjatuh dengan bahu sebagai landasannya.

5

Robekan kronis terjadi pada individu yang terus-menerus melakukan kegiatan

lengannya diatas kepala, seperti melempar atau berenang. Selain itu, dapat berkembang dari

tendinitis ataupun penyakit rotator cuff bahu. Penyakit ini terdiri dari berbagai patologi

tendon rotator cuff. Gejala yang menetap sebagai hasil dari robekan rotator cuff yang kronik

secara sporadis dapat memperberat rasa sakit, kelemahan dan atrofi otot, sakit timbul saat

istirahat, sensasi gemeretak saat menggerakan bahu, dan ketidakmampuan untuk

memindahkan atau mengangkat lengan secara cukup, terutama pada gerakan abduksi dan

flexi.

Nyeri di anterolateral bahu dapat disebabkan oleh banyak penyebab, gejala mungkin

mencerminkan patologi luar bahu yang menyebabkan nyeri refered pain ke bahu seperti dari

jantung, leher atau usus.riwayat Pasien akan merasa sakit pada bagian depan dan luar dari

bahu, nyeri bertambah dengan bersandar pada siku dan mendorong ke atas bahu, nyeri pada

malam hari ketika berbaring langsung pada bahu yang terkena, nyeri saat meraih sesuatu

yang berada di depannya. Kelemahan mungkin didapatkan, tetapi sering tertutupi oleh nyeri

dan biasanya ditemukan hanya melalui pemeriksaan

Tanda

Pada pemeriksaan abduksi secara aktif hanya dapat dilakukan sampai kurang lebih 90

derajat. Bila diperintahkan untuk mengangkat lebih jauh sambil ditahan oleh pemeriksa,

lengan akan terjatuh (mosely test), walaupun penderita dapat melakukan gerakan pasif secara

normal.

Klasifikasi

Neer membagi gangguan pada rotator cuff dalam 3 tahap.

Tahap I

edema dan perdarahan dari tendon dan bursa

Tahap II

Tendinitis dan fibrosis

Tahap III

6

Robeknya sebagian atau seluruhnya dari rotator Cuff

Penatalaksanaan

Pasien yang diduga memiliki robekan pada rotator cuff dibagi menjadi dua kelompok

perlakuan yaitu penatalaksanaan non operative dan operative,kemudian pasien dievaluasi

ulang berdasarkan respon klinis dan temuan pada pemeriksaan ulang.Karena banyak pasien

dengan robekan parsial bahkan beberapa dengan robekan total dapat merespon manajemen

non-operative, perawatan konservatif ditawarkan pertama kali namun ika trauma yang

signifikan seperti dislokasi bahu, atau patah tulang, atau benturan keras yang terjadi disekitar

rotator cuff maka tindakan operasi merupakan pilihannya.

penatalaksanaan non operative

1.Medikamentosa

Pasien umumnya diterapi untuk mengurangi rasa sakitnya terlebih dahulu.

pengobatan non-operative nyeri bahu yang berkaitan dengan robekan rotator cuff yaitu

dengan pemberian obat-obatan oral yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit seperti obat

anti inflamasi, analgesik topikal dan bila perlu dapat diberikan injeksi steroid atau injeksi

anestesi lokal untuk memblokir rasa sakit dan dan dilanjutkan dengan pengobatan anti-

inflamasi.

Awal terapi fisik mungkin mampu menghilangkan nyeri dan membantu untuk

mempertahankan gerak. terapi fisik konservatif dimulai dengan istirahat dan pembatasan

gerak sejak terjadinya trauma. Dalam situasi normal, peradangan biasanya dapat dikendalikan

dalam waktu 1 sampai 2 minggu dengan menggunakan NSAIDs dan injeksi steroid

subacromial untuk mengurangi peradangan.

2.Mengurangi nyeri dan bengkak :

Sebagaimana semua cedera otot lainnya, modalitas yang direkomendasikan adalah :7

Rest berarti berhenti melakukan latihan atau gerakan apapun yang menimbulkan

nyeri. Nyeri merupakan penanda robekan otot tidak sembuh dan robekan itu

bertambah.

Icing mematikan rasa daerah itu untuk mengurangi nyeri dan juga mempersempit

pembuluh darah untuk meminimalisasi bengkak dan memar. pendinginan lebih dari

15-20 menit akan menimbulkan cedera berbeda pada jaringan lunak.

Compression juga mengurangi bengkak.

Elevation sebenarnya tak dikenakan pada bahu kecuali saat membungkuk atau rebah.

3.Memperkuat otot rotator cuff

Rotator cuff dapat diperkuat untuk merehabilitasi dan mencegah cedera bahu lebih

jauh. Ada sejumlah latihan yang berbeda untuk otot-otot manset rotator setiap orang.

Yang paling efektif adalah abduksi samping, yang mengaktifkan supraspinatus, subscapularis

dan infraspinatus. Abduksi menyamping dilakukan dengan halter yang ringan di awal latihan

tak lebih dari 3 kilogram. Abduksi samping tak melibatkan teres minor, namun sedikit otot

deltoideus, menjadikannya sebagai latihan bahu paling bagus

8

Latihan lain adalah rotator eksternal yang disangga, untuk infraspinatus dan teres minor.

Penderita duduk tegak lurus barbel, dengan lengan fleksi pada sudut 90o di siku dan lengan

bawah diletakkan sejajar barbel.

Latihan terakhir adalah peninggian samping dengan rotasi dalam (Lateral raise with internal

rotation atau LRIR). Menggenggam halter di masing-masing tangan, penderita memutar

lengannya ke dalam agar ibu jarinya yang dibuka menunjuk lantai – seolah pengangkat

menuang minuman ke dalam kaleng. Kemudian pengangkat harus mengangkat lengannya ke

samping, dengan ibu jari masih menunjuk ke bawah, hingga halter tepat di bawah bahu.

Sasaran LRIR terutama supraspinatus.

Pengobatan Operative

Jika pengobatan konservatif tidak ada perbaikan setelah 6 -8 minggu dan pasien

menggunakan aktifitas bahunya dalam pekerjaan sehari harinya maka diambil tindakan

operasi untuk memperbaiki tendon yang robek tersebut.

Ada beberapa pilihan operasi untuk penanganan robekan rotator cuff. jenis operasi

sangat tergantung pada faktor derajat kerusakan tendon, lokasi robekan, pekerjaan pasien,

dan ada atau tidak adanya spurs yang mempengaruhi robekan. Tiga pendekatan umum bedah

adalah arthroscopic repair, mini-open repair, dan open surgical repair.

Akhir – akhir ini robekan kecil pada rotator cuff diterapi dengan arthroskopi, robekan

yang lebih besar biasanya akan memerlukan prosedur terbuka. Kemajuan dalam prosedur

sekarang ini memungkinkan tindakan arthroskopi pada robekan yang luas.dibandintkan

9

teknik bedah terbuka dengan arthroskopi dapat mengevaluasi lebih menyeluruh saat

berlangsungnya tindakan,waktu pemulihan setelah operasi lebih singkat dan nyeri lebih

berkurang daripada operasi terbuka.

jika ada spur yang memicu terjadinya robekan pada rotator cuff, dapat dilakukan

arthroskopi open repair dengan insisi 6-10 cm atau dengan mini open repair dengan insisi 3-

5 cm meliputi tindakan acromioplasty dimana dekompresi subacromial merupakan salah satu

prosedur ini.dekompresi Subacromial terdiri dari pemindahan sebagian kecil dari tulang

akromion yang mengenai rotator cuff, diharapkan dapat untuk mengurangi tekanan pada

rotator cuff dalam kondisi tertentu dan meningkatkan penyembuhan dan pemulihan,

Meskipun subacromial dekompresi mungkin bermanfaat untuk robekan sebagian dan

robekan total, prosedur ini tidak meliputi perbaikan fisik robekan. Arthroscopic dekompresi

akhir – akhir ini dikombinasikan dengan perbaikan "mini-open" repair dari rotator cuff.

Prognosis

Walaupun orang dengan robekan rotator cuff mungkin tidak memiliki gejala nyata,

penelitian telah menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu 40% akan memiliki pembesaran

robekan selama periode 5 tahun. Pada kasus yang robekannya meluas, 20% tidak memiliki

gejala sementara 80% akhirnya menimbulkan gejala. penelitian terbaru menjelaskan bahwa

frekuensi robekan tersebut meningkat 13% pada kelompok umur 50-59 tahun menjadi 20%

pada umur 60-69 tahun, 31% umur 70-79 tahun, dan 51% di kelompok usia 80-89 tahun.

Tingkat prevalensi robekan yang tinggi pada individu yang asimtomatik menunjukkan

bahwa robekan rotator cuff bisa dianggap sebagai proses "normal" penuaan yang lebih baik

dari hasil dari proses patologis yang nyata.

Differensial diagnosis

1.Cervical spondylosis

Spondylosis serviks adalah gangguan degeneratif tulang leher . Keausan abnormal pada

10

tulang leher dan tulang rawan dapat menyebabkan kompresi secara bertahap dari satu atau

lebih dari satu radik saraf. akibat kompresi radik saraf mengakibatkan perubahan sensasi,

sakit pada leher dan lengan dan bahkan penderita mungkin mengalami kelemahan

2.Impingement syndrome

Impingement syndrome, disebut juga painful arc syndrome, supraspinatus syndrome,

swimmer's shoulder, and thrower's shoulder, adalah suatu sindrom klinis yang terjadi ketika

tendon otot rotator cuff mengalami iritasi dan meradang ketika mereka melalui ruang

subacromial. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit, kelemahan dan hilangnya gerakan

pada bahu.

3.Rotator cuff tendinitis

Karena sebab yang belum jelas tendo supraspinatus sangat rawan terhadap perubahan

degenerasi, kalsifikasi, tendinitis serta ruptur terutama 2 cm dari bagian

insersinya.kemungkinan karena iskemia serta beban yang sangat berat dalam melaksanakan

tugasnya, sehingga mudah terjadi degenerasi dan inflamasi.penderita dengan tendinitis

supraspinatus merasa nyeri didaerah tuberositas mayor pada waktu lengan menggantung ke

bawah (dawbam’s sign) nyerinya akan bertambah jika pemeriksa menarik lengannya ke

bawah.

4. Shoulder dislocation

Pada sendi bahu sering terjadi luksasi/subluksasi karena sifatnya globoidea ( kepala sendi

yang masuk ke dalam mangkuk sendi kurang dari separuhnya).cedera pada sendi bahu ini

sering terjadi karena penggunaan berlebihan atau body contact sport, kita harus

memperhatikan kalau sendi bahu sangat lemah karena sifatnya globoidea dimana hanya

diperkuat ligamentum dan otot-otot bahu saja. Tanda dislokasi bahu dapat berupa lengkung

bahu hilang, tidak dapat digerak-gerakan,lengan atas sedikit abduksi dan lengan bawah

sedikit supinasi. gejala dislokasi bahu meliputi nyeri, bengkak, mati rasa,kelemahan dan

11

memar

5.Subacromial bursitis

Subacromial bursitis adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh peradangan pada bursa

yang memisahkan permukaan superior dari tendon supraspinatus dari ligamentum coraco-

acromial atasnya, akromion, coracoid dan dari permukaan dalam dari otot deltoid. bursa

subacromial membantu gerakan tendon supraspinatus dari rotator cuff dalam aktivitas

seperti melakukan gerakan yang berada diatas kepala. Nyeri di sepanjang sisi depan dan

bahu adalah gejala yang paling umum dan dapat menyebabkan kelemahan dan kekakuan.

Jika rasa sakit dan kelemahan menetap kemungkinan penyebab lainnya harus dievaluasi

seperti rotator cuff tear atau masalah neurologis yang timbul dari leher atau enterapment

nervus suprascapular.

6.Subscapular nerve entrapment

N. suprascapular adalah salah satu dari beberapa saraf yang berasal dari pleksus brakialis

saraf melewati lekukan kecil / terowongan di skapula dan kemudian melalui terowongan

kedua di spinoglenoid. Setelah itu berjalan ke belakang bahu. Keluhan pasien dapat berupa

nyeri yang tumpul dan kelemahan.

12

DAFTAR PUSTAKA

1. Tyrone M.Reyes,Ofelia B.Luna Reyes.Kinesiology. 4 th Volume.

Philipine:Philippine Physical Therapy Text Book Series ;1978

2. Priguna Sidharta. Sakit Neuromuskuloskelatal : Nyeri sendi bahu.2 nd Edition:

Jakarta; Dian rakyat. P 93 -102.

3. Soedomo Hadinoto, Setiawan,Soetedjo, Editors. Nyeri pengenalan dan tata

laksana.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 1996.

4. Rotator Cuff Tera.wikipedia. April 7 2011

Http//: en.wikipedia.org/wiki/rotator_cuff tear# p-search.

5. Rotator Cuff Problem.Agust 9 2011

Http://orthoprdics.about.com/bio/jonathan-cluets-M-D-6391.htm

6.Rotator Cuff Injury. Januari 29,2009

Http://emedicine.medscape.com/sports_medicine#shoulder

7.Subacromial Bursitis.wikipedia.Juni 7,2011

http://en.wikipedia.org/wiki/Supraspinatus_muscle

8.Impingement syndrome.wikipedia.Mei 28,2009

Http://en.wikipedia.org/wiki/impingement_syndrome.htm#Signs_and_symptoms

13