Wisata Teluk Kilauan

download Wisata Teluk Kilauan

of 8

description

Tourism at Lampung Indonesia

Transcript of Wisata Teluk Kilauan

Teluk Kiluan di Lampung, memang tengah naik daun di kalangan wisatawan domestik. Walaupun, turis-turis asing sejak lama sudah melancong ke tempat ini. Ketenaran Teluk Kiluan tak lepas dari beberapa anak muda yang mempromosikan tempat ini melalui internet.Dengan kondisinya yang serba minim, hal tersebut tak membendung keinginan pelancong penggemar petualangan untuk mampir ke Teluk Kiluan.Akses.Perjalanan ke Teluk Kiluan dari Bandar Lampung hanya sekitar 90 kilometer. Namun jalan menuju Teluk Kiluan, misalnya ke Desa Kiluan Negeri, jalannya begitu rusak. Jalanan tak beraspal, berbatu, dan tak landai.Siap-siap saja perjalanan yang sepertioff-road. Kabarnya, pemerintah setempat ingin memperbaiki jalan akses menuju Teluk Kiluan. Sebelum hal itu terjadi, pastikan Anda menyiapkan waktu sekitar tiga jam perjalanan darat menuju Teluk Kiluan dari Kota Bandar Lampung.Anda bisa naik motor ojek. Sekali lagi, pastikan tukang ojek memang benar-benar tahu jalan. Perlu kesabaran saat menempuh perjalanan menggunakan motor. Pilihan lain adalah Anda bisa naik mobil sejenis APV dengan menyewa mobil termasuk supirnya.

Pastikan sopir yang Anda ajak memang benar-benar tahu jalan menuju Teluk Kiluan. Dan, sebelum menyewa, katakan bahwa Anda bermaksud pergi ke Teluk Kiluan, karena tidak semua rental mobil mau mengantar ke Teluk Kiluan.Untuk sewa mobil Avanza, Xenia, APV dengan sopir di kisaran harga Rp 400.000 sampai Rp 600.000 per hari, sudah termasuk bensin. Namun, pastikan kembali biaya yang termasuk di dalam sewa mobil tersebut, apakah sudah termasuk bensin, parkir, dan uangmakansopir.Akomodasi.Jangan harap Anda akan menemukan hotel berbintang di kawasan ini. Di sini hanya ada penginapan sederhana seperticottagedari kayu. Beberapa penduduk juga menyewakan kamar di rumah mereka untuk tamu, dengan konsephomestay.Anda bisa mengontak Solihin (081369997831) yang menyediakanhomestaydan juga memilikicottage. Ia juga sekaligus menyediakan paket trip naik jukung (perahu nelayan tradisional) untuk melihat lumba-lumba dan mampir di Pulau Kiluan.Selain Solihin, ada beberapa pengelola cottage lainnya di Teluk Kiluan. Salah satunya Dirham (081369991340) yang mengelola penginapan di tengah Pulau Kiluan. Kisaran tarif menginap per malam mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 500.000.Makanan.Bekali diri Anda dengan makanan. Mulai dari makanan kecil untuk di perjalanan sampai air mineral yang banyak. Agak sulit mencari warung-warung di Teluk Kiluan.Namun, untuk sarapan, makan siang, dan makan malam, Anda bisa pesan ke pemilik penginapan. Harga makanan berkisar Rp 15.000 sampai Rp 20.000. Biasanya, baru akan dimasak sesaat sebelum disantap.Trip.Perjalanan mengarungi perairan Teluk Kiluan biasanya menggunakan jukung, sebuah perahu tradisional nelayan setempat yang sudah bermotor. Bentuknya ramping dan panjang.Jukung ini hanya memuat tiga orang, ditambah pengemudi maka total penumpang di dalamnya hanya empat orang. Tarif sewa per perahu adalah Rp 250.000. Biasanya, perjalanan yang ditawarkan adalah melihat lumba-lumba dilanjutkan mampir di Pulau Kiluan.Karena lumba-lumba muncul di pagi hari, sebaiknya memulai perjalanan pagi sekali, sekitar jam enam pagi. Sementara di Pulau Kelapa perlu diingat ada pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar Rp 5.000 per orang.Penyedia perahu juga menyewakan jaket pelampung. Namun, Anda harus menyewanya dengan harga Rp 15.000 per jaket.Waktu terbaik.Karena pelesir di Teluk Kiluan kaitannya adalah wisata bahari, maka waktu terbaik untuk mengunjungi daerah ini adalah di musim kemarau. Puncaknya di antara bulan Mei sampai bulan Agustus.Saat ini, langit begitu biru tanpa polusi dan ombak tenang. Saat arus tenang, lumba-lumba akan muncul ke permukaan dan lebih mudah melihat mereka berenang.Logistik.Karena penerangan yang minim tanpa listrik, jangan lupa membawa senter. Bawa pula obat-obatan pribadi termasuk obat antiseptik. Karena air bersih agak susah, bawa juga jel antiseptik untuk tangan dan tisu basah.Untuk kamera, sebaiknya bawa kamera bawah air serta kamera tele untuk mengabadikan lumba-lumba. Bawa plastik kedap air untuk menaruh barang-barang agar tak terkena air. Lotion anti nyamuk juga tak salahnya dibawa. Selain juga pelembab tabir surya.Fasilitas.Teluk Kiluan belum dialiri listrik, walaupun sudah mulai dipasang. Kabarnya akan mulai menyala pada akhir tahun ini. Sinyal telepon genggam masih sulit, namun untuk operator Telkomsel masih bisa diterima walaupun agak sulit.Air bersih masih minim dan harus menimba dari sumur. Sehingga berhematlah saat mandi dan gosok gigi dengan air mineral. Bawa air mineral yang banyak sebelum datang ke Teluk Kiluan.Picture Gallery

Pantai Pasir Putih, Kiluan

Setelah puas foto-foto, kami melanjutkan perjalanan menujuTeluk Kiluan. Sesampainya di sana, kami harus naik perahu menuju ke pesisir pantai, tempat di manacottagekami berada. Jadi, di pesisir pantai itu cuma ada 2cottage, satu disewakan ke kami, satu lagi adalah rumah keluarga bapak pemandu wisata kami. Wah,seperti punya pantai pribadi sendiri.Cottageyang kami sewa ini bukan seperti pondok / vila yang nyaman ditinggali lho, melainkan seperti gubuk kecil di tengah pulau entah-berantah. Di tempat itu tidak ada sinyal telefon, listrik pun hanya nyala pada jam-jam tertentu (malam hari). Dan yang paling menantang adalah kondisi sanitasi kamar mandi yangchallenging! Air yang dipakai untuk mandi itu diambil dari sumur yang saat itu sedang dangkal, jadi warnanya keruh seperti bercampur dengan tanah. Yah, not too bad lah, mirip dengan sanitasi kamar mandi waktu backpacking ke Ujung Kulon, yang mana air di kamar mandinya berasal dari air hujan, yang mana sudah bercampur dengan (telur) nyamuk. W00t!

Cottagedi Kiluan

Sembari menikmati pemandangan laut yang alami dan makanjambu bolpetikan penduduk setempat, kami bermain-main di pinggir pantai. Di seberang pesisir pantai tempat kami menginap, ada sebuah pulau namanya Pulau Kelapa. Iseng-iseng, kami pun menantang diri kami untuk berenang menyeberang ke pulau seberang karena kelihatannya tidak jauh. Beberapa ratus meter pertama terasa sangat melelahkan karena harus berenang melawan arus ombak. Setelah berenang selama hampir satu jam (kalau tidak salah), akhirnya sampai juga di pulau seberang. Ini pertama kalinya sayaberenang antar pulau!Sampai di Pulau Kelapa, saya tanya bapak pemandu kami tentang jarak yang kami tempuh, katanya sih700 meter! Woohoo! Di Pulau Kelapa, kami berjalan menelusuri pesisir pantainya ke arah barat, sampai memanjat bukit bebatuan untuk menikmati pemandangan di sebelah barat Sumatra, yaitu Samudera Hindia! :)

Ombak Samudera Hindia

Malam hari, kami disuguhi dengan hidangan ikan hasil tangkapan penduduk setempat. Setelah kenyang dan lelah bermainkartu UNOsemalaman, saatnya tidur masing-masing. Berhubungcottageyang kami sewa ukurannya mungil, tidak semua orang bisa tidur di dalamnya. Sebagian ada yang tidur di terascottage,sebagian lagi (saya bertiga) tidur di saung di pinggir pantai. Lagi-lagi, ini pertama kalinya sayatidur persis di pinggir pantai, menghadap lautan:). Dengan berbekal jaket seadanya, celana panjang dan autan, saya nekat tidur di saung itu. Tantangan pun datang sekitar jam 2 pagi. Tiba-tiba angin berhembus sangat kencang sembari membawa air hujan! Saya tengok ke sebelah, Wawan juga meringkuk kedinginan, sedangkan Elly tetap tidur tenang di dalam kepompongnya (cuma Elly yang bawasleeping bag). Haha.. tampaknya kami bertiga saling jaga gengsi, tidak ada yang mau pindah tidur ke terascottage. Alhasil, ketika bangun pagi, imunitas tubuh menurun, flu. Haha.

Santai Kaya di Pantai

2011.05.01Bangun pagi, seharusnya "perburuan" lumba-lumba dimulai sejak jam 6 pagi. Namun, berhubung cuaca buruk sejak dini hari, agenda kami terpaksa ditunda sampai cuaca cukup tenang. Sekitar jam 9 pagi, akhirnya kami pun memaksakan diri untuk 'berlayar' ke arah Samudera Hindia demi melihat langsung atraksi lumba-lumba di habitat aslinya. Kami menyewa 8jukung(kano kecil yang hanya bisa memuat 3-4 orang), melaut ke arah barat. Ombak yang kami hadapi lumayan besar, makin jauh dari pantai, ombaknya pun makin besar. Seram juga kalau jukung kami tergulung ombak, untungnya tidak terjadi apa-apa :). Setelah berjam-jam melaut, satu per satu jukung rombongan kami pulang, sampai akhirnya tinggal 2 jukung yang belum menyerah mencari lumba-lumba. Sayangnya, pencarian tetap tidak membuahkan hasil. Lumba-lumba itu tampaknya malu-malu untuk menampakkan diri di hadapan kami :(

Jukung di Kiluan

Jam 2 siang, kami beranjak pulang meninggalkan Kiluan. Meskipun kecewa karena tidak bisa menyaksikan lumba-lumba secara langsung di habitat aslinya, kami tetap senang bisa main-main ke Teluk Kiluan. Dengan gaya mengemudi pak sopir alaVin Diesel(Fast & Furious), perjalanan Kiluan-Bakauheni kami tempuh dalam waktu 6 jam, sudah termasuk mampir beli oleh-oleh di Bandar Lampung. Jam 12 malam, kapal kami tiba di Pelabuhan Merak. Jam 4 pagi, saya tiba di kamar kos untuk beristirahat sejenak sebelum kembali bekerja. Lelah, tapi menyenangkan, setidaknya karenaArsenal menang 1-0 lawan MU. I Monday!

Pemandu Backpackers Kiluan

Biaya Transportasi- Bus (Jababeka - Kp. Rambutan) : 8.000- Bus (Kp. Rambutan - Merak) : 17.000- Kapal (Merak - Bakauheni) : 11.500 (+5.000)- Sewa mobil elf : 1.600.000 / 22 = 136.500- Kapal (Bakauheni - Merak) : 11.500 (+8.000)- Bus (Merak - Cikarang) : 28.000- Angkot (Cikarang - Jababeka) : 4.000Biaya Akomodasi:- Penginapan : 500.000 / 22 = 23.000- Makan : 4 x 15.000 = 60.000- Sewa perahu : 10.000- Retribusi : 10.000- Sewa life vest : 15.000- Sewa jukung : 1.600.000 / 22 = 73.000Total Pengeluaran: Rp 420.500

Teluk Kiluan, Lampung