Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

34
WILAYAH POTENSIAL WISATA PESISIR KALIMANTAN BARAT TUGAS PRAKTIKUM SIG SEMESTER 5 DISUSUN OLEH: ARUM NAWANG WULAN 0806453812 DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010

Transcript of Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

Page 1: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

WILAYAH POTENSIAL WISATA PESISIR

KALIMANTAN BARAT

TUGAS PRAKTIKUM SIG

SEMESTER 5

DISUSUN OLEH:

ARUM NAWANG WULAN 0806453812

DEPARTEMEN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

2010

Page 2: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii

DAFTAR PETA....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1. 1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1. 2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 11

3. 1. Variabel Penelitian ...................................................................................................... 11

3. 2. Pengumpulan Data dan Bahan .................................................................................... 12

3. 3. Pengolahan Data dan Bahan ........................................................................................ 12

3. 4. Analisis Data ............................................................................................................... 13

3. 5. Bagan Alur Kerja Penelitian ....................................................................................... 13

3. 6. Model Builder ............................................................................................................. 14

3. 7. Querry ......................................................................................................................... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 15

4. 1. Variabel Penelitian ...................................................................................................... 15

4.1. 1. Administrasi ....................................................................................................... 15

4.1. 2. Penggunaan Tanah.............................................................................................. 16

4.1. 3. Hutan Konservasi ............................................................................................... 17

4.1. 4. Ketinggian ........................................................................................................... 19

4.1. 5. Curah Hujan......................................................................................................... 21

4.1. 6. Wilayah Kesesuaian ............................................................................................ 22

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 31

Page 3: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Kesesuaian Wilayah Wisata Pesisir … . ………………. . ……………… 10

Tabel 2. Bentuk Data yang Diperoleh ………………… . ………………. . ……………… 12

Tabel 3. Kawasan Hutan Konservasi (Suaka/Wisata) Provinsi Kalimantan Barat…;……… 17

Tabel 4. Wilayah Ketingian Kalimantan Barat ………………… . ………………. . ………21

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Builder Kesesuaian Wisata Pesisir ………………… . ………………… 14

DAFTAR PETA

Peta 1. Administrasi Provinsi Kalimantan Barat………. . ………………. . ……………… 15

Peta 2. Penggunaan Tanah (Landuse) Provinsi Kalimantan Barat………. . ………………. 16

Peta 3. Hutan KonservasiProvinsi Kalimantan Barat…. . . . …………. . ……………….… 18

Peta 4. Wilayah Ketinggian Provinsi Kalimantan Barat………. . …. …. . ……………...… 19

Peta 5. Curah Hujan Provinsi Kalimantan Barat………. . ……………. . ………………… 21

Peta 6. Wisata Pesisir Provinsi Kalimantan Barat………. . ……………………………. .. . 22

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran peta 1. Administrasi Provinsi Kalimantan Barat………. . ………………. .……. 25

Lampiran peta 2. Penggunaan Tanah (Landuse) Provinsi Kalimantan Barat.. ……………. 26

Lampiran peta 3. Hutan KonservasiProvinsi Kalimantan Barat…. . . . .. ……………….… 27

Lampiran peta 4. Wilayah Ketinggian Provinsi Kalimantan Barat.... …. . ……………...… 28

Lampiran peta 5. Curah Hujan Provinsi Kalimantan Barat…...………. . ………………… 29

Lampiran peta 6. Wisata Pesisir Provinsi Kalimantan Barat………. . …………………... . 30

Page 4: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Kalimanan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau

Kalimantan, dan beribukotakan Pontianak. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah

146. 807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat

setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Sebagian kecil dari Wilayah

Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan

pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat

Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau serta

memiliki Danau Sentarum yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu.

Perairan di Kalimantan Barat memiliki potensi wisata yang cukup tinggi untuk

dikembangkan, seperti di Kepulauan Natuna, pesisir di Kabupaten Sambas dan Kabupaten

Ketapang, serta keberadaan Danau Sentarum. Dari semua lokasi tersebut, masing-masing

memiliki lahan konservasi yang mempunyai potensi alam yang menjadi ciri khas tersendiri.

Oleh karena itu, ciri khas dan keunikan tersebut lah yang mampu menjadi daya tarik wisata

perairan di Kalimantan Barat.

1. 2. Rumusan Masalah

Pada umumnya, perkembangan perekonomian suatu wilayah dapat diketahui melalui

perkembangan PDRB dan sumbangan setiap sektor terhadap nilai PDRB tersebut. Model

pengembangan wilayah wisata perairan Kalimantan Barat disusun berdasarkan karakteristik

ekosistem dan segala hal yang berkaitan. Dalam penyusunan model yang sesuai dengan

kemampuan wilayah, diterapkan prinsip-prinsip dan aspek-aspek yang harus dilaksanakan

dalam pengembangan potensi wisata perairan agar kelestarian lansekap tetap terjaga sebagai

sebuah ekosistem yang unik dengan menggunakan dukungan informasi spasial digital.

Dari perumusan masalah diatas, maka muncul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu wilayah agar dapat tergolong ke

dalam wilayah pariwisata yang baik?

2. Potensi alam apa saja yang dapat menjadi objek wisata dalam wisata perairan di

Kalimantan Barat?

Page 5: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 2

3. Dimanakah wilayah terbaik yang akan menjadi wilayah wisata perairan di Kalimantan

Barat?

*Variabel yang dibutuhkan:

1. Peta Administrasi berupa informasi-informasi mengenai batas-batas administrasi

kecamatan, jaringan sungai, dan jaringan jalan.

2. Peta Tutupan Vegetasi yang berisi persebaran penggunaan lahan

3. Peta Hutan Konservasi yang berisi informasi kehidupan air yang terdapat di

Kalimantan Barat.

4. Peta Wilayah Ketinggian berupa informasi beda ketinggian.

5. Peta Curah Hujan berupa pola jumlah curah hujan dalam satu tahun di Kalimantan

Barat.

Page 6: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kawasan pesisir merupakan kawasan yang unik karena kawasan tersebut terdiri dari

komponen daratan dan lautan. Komponen daratannya berubah-ubah tergantung dari pasang

surut demikian juga komponen lautannya. Pada saat ini kita membatasi pada komponen

daratannya (landscape) yang unik bukan komponen lautannya (seascape). Namun demikian,

pembahasan lanskap kawasan wisata pesisir tidak berarti mengabaikan kondisi (ekosistem)

lautannya karena keterkaitan ekosistem yang ada di pesisir. Menurut Rachman (1984)

lanskap (landscape) adalah wajah dan karakter lahan atau tapak bagian dari muka bumi ini

dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada di dalamnya, baik bersifat alami ataupun

buatan manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat

menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Wajah, karakter lahan serta

kehidupan pesisir sangat unik. Oleh karena keunikan tersebut, lanskap kawasan pesisir

sangat cocok dikembangkan untuk obyek wisata.

Objek wisata adalah tempat yang paling disukai untuk mencari hiburan bersama keluarga,

kerabat dan teman-teman serta lainnya. Di samping objeknya, kiranya jenis pariwisata perlu

pula dibicarakan di sini demi menyusun statistik dan data- data penelitian dan peninjauan

yang lebih akurat di bidang ini. Kiranya tiap orang telah memaklumi bahwasanya

pembangunan ekonomi modern dewasa ini tanpa penelitian dan peninjauan yang sistematik

akan menemui kegagalan yang mengakibatkan kerugian serta pemborosan yang tidak sedikit.

Justru karenanya pembangunan industri pariwisata di Indonesia juga harus didasarkan atas

prinsip-prinsip ini. Ini berarti jenis-jenis pariwisata kita harus ketahui dan perhitungkan

supaya baginya dapat diberikan pengertian dan tempat wajar dalam pembangunan industri ini

sesuai dengan falsafah ambeg paramarta serta situasi dan kondisi yang ada. Dengan kata lain,

yang paling penting kita dahulukan dan yang kurang penting kemudian. Jenis-jenis wisata

yang telah dikenal dewasa ini, antara lain:

1. Wisata Budaya

Dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk

memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau

peninjauan ke tempat lain atau luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan

adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Sering perjalanan

serupa ini disatukan dengan kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni atau

Page 7: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 4

kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. Jenis wisata budaya ini adalah jenis

yang paling populer bagi Tanah Air kita. Bukti-bukti telah menunjukan bahwa jenis

inilah yang paling banyak utama bagi wisatawan luar negeri yang datang ke negeri ini di

mana mereka ingin mengetahui kebudayaan kita, kesenian kita dan segala sesuatu yang

dihubungkan dengan adat istiadat dan kehidupan seni budaya kita.

2. Wisata Kesehatan

Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk

menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan

beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rokhani dengan mengunjungi tempat

peristirahatan seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan,

tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan

fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.

3. Wisata Olahraga

Ini dimaksudkan dengan wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan

tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta

olahraga di suatu tempat atau negara seperti Asian Games, Olympiade, Thomas Cup,

Uber Cup dan lain-lain. Macam cabang olahraga yang termasuk dalam jenis wisata

olahraga atau games misalnya berburu, memancing, berenang, dan berbagai cabang

olahraga dakam air atau di atas pegunungan.

4. Wisata Komersial

Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pecan

raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

Pada mulanya banyak orang yang berpendapat bahwa hal ini tidaklah dapat digolongkan

ke dalam dunia kepariwisataan dengan alasan bahwa perjalanan serupa ini, yaitu ke

pameran atau ke pekan raya yang bersifat komersial hanya dilakukan oleh orang-orang

yang khusus mempunyai tujuan tertentu untuk urusan bisnis mereka belaka dalam pecan

raya tersebut. Tetapi pada kenyataannya pada dewasa ini di mana pameran-pameran atau

pekan raya semacam ini diadakan, banyak sekali dikunjungi oleh orang-orang

kebanyakan ingin melihat-lihat yang membutuhkan fasilitas sarana angkutan serta sewa

akomodasi dengan reduksi khusus yang menarik. Dan tidak jarang pameran atau pekan

raya ini dimeriahkan dengan berbagai macam atraksi dan pertunjukan kesenian.

Page 8: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 5

Karenanya, wisata komersial ini lalu menjadi kenyataam yang sangat menarik dan

menyebabkan kaum pengusaha angkutan dan akomodasi membuat rencana-rencana

istimewa untuk keperluan tersebut.

5. Wisata Industri

Yang ada erat hubungannya dengan wisata komersial adalah apa yang dinamakan

wisata industri. Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau

orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian di mana terdapat pabrik-

pabrik stsu bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan

peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan wisata industri ini. Hal ini banyak

dilakukan di negeri-negeri yang telah maju perindustriannya di mana masyarakat

berkesempatan mengadakan kunjungan ke daerah-daerah atau kompleks-kompleks pabrik

industri berbagai industri berbagai jenis barang yang dihasilkan secara masal di negeri itu.

6. Wisata Politik

Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil

bagian dengan aktif dalam peristiwa kegiatan politik , hadir dalam peristiwa-pertistiwa

penting seperti konferensi, musyawarah, kongres atau konvensi politik yang selalu

disertai dengan darmawisata termasuk dalam jenis ini. Sebab pada dewasa ini peristiwa-

peristiwa politik seperti tersebut di atas selalu disertai dengan kegiatan dunia

kepariwisataan.

7. Wisata Konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi.

Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan

fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu

konferensi, musyawarah, konfensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional

maupun internasional.

8. Wisata Sosial

Ke dalam jenis ini termasuk pula wisata remaja. Yang dimaksudkan dengan jenis

wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi

kesempatan kepada golongan masyrakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan.

Organisasi ini berusaha untuk membantu mereka yang mempunyai kemampuan terbatas

Page 9: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 6

dari segi finansialnya untuk mempergunakan kesempatan libur atau cuti mereka dengan

mengadakan perjalanan yang dapat menambah pengalaman serta pengetahuan mereka,

dan sekaligus juga dapat memperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.

9. Wisata Pertanian

Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian

perjalanan yang dilakukan ke proyek-proeyek pertanian, perkebunan, lading pembibitan

dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan

peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya

tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur- mayor dan

palwija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. Tidak jarang pula pusat-pusat pertanian

seperti ini menyediakan pramuwisata guna menjelaskan segala sesuatunya kepada

wisatawan rombongan yang datang berkunjung.

10. Wisata Maritim (Marina) atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, lebih-lebih di

danau, bengawan, pantai, teluk atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil

melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, berkeliling melihat-

lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai

rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau negara-negara maritime.

11. Wisata Cagar Alam

Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro

perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat

atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan, dan sebagainya yang

kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan

oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret

binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang

mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan

dengan kegemaran dan keidahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban

hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang

terdapat di tempat-tempat lain.

Page 10: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 7

12. Wisata Buru

Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah atau hutan

tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau

biro perjalanan wisata. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau

hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.

13. Wisata Pilgrim

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan

kepercayaan umta atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan

oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar

atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat

pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata pilgrim

ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu,

kekuatan bathin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah

dan kekayaan melimpah.

Perwilayahan dalam dunia kepariwisataan adalah pembagian wilayah-wilayah

pariwisata yang dapat dipandang memiliki potensi, selanjutnya dapat dijadikan tujuan yang

pasti. Dalam pengertian ilmiahnya wilayah ini disebut daerah tujuan wisata yang batasannya

adalah sebagau berikut: “Yang dimaksudkan dengan wilayah pariwisata adalah tempat atau

daerah yang karena atraksinya, situasinya dalam hubungan lalu-lintas dan fasilitas-fasilitas

kepariwisataannya menyebabkan tempat atau daerah tersebut menjadi objek kebutuhan

wisatawan”.

Bila kita pelajari dengan teliti definisi tersebut di atas, dapat kiranya disimpulkan

bahwa ada tiga kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh suatu daerah untuk menjadi tujuan

wisata, antara lain:

(1) Memiliki atraksi atau objek menarik

(2) Mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan

(3) Menyediakan tempat untuk tinggal sementara

Adapun atraksi atau objek menarik yang dimaksudkan adalah sesuatu mungkin dihubungkan

dengan keindahan alam, kebudayaan, perkembangan ekonomi, politik, lalu-lintas, kegiatan

olahraga dan sebagainya, tergantung kepada „kekayaan‟ suatu daerah dalam soal pemilihan

atraksi atau objek ini.

Wilayah pariwisata paling ideal dan dapat menjamin maksud serta tujuan industri

pariwisata kita sesuai dengan fungsinya adalah daerah tujuan wisata yang benar-benar dapat

Page 11: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 8

memberikan atraksi beraneka ragam, baik yang dimiliki alam sekitar sebagai objek tak

bergerak maupun yang merupakan manifestasi budaya tinggi khas bersifat daerah atau

nasional sebagai objek bergerak, serta dapat memperlihatkan kegiatan kehidupan rakyat di

sekitarnya, tambahan pula memiliki situasi hubungan lalu-lintas baik yang dilengkapi dengan

fasilitas-fasilitas kepariwisataan lainnya.

Di Tanah Air kita penanganan pembangunan wilayah pariwisata untuk dijadikan

daerah tujuan wisata akhir-akhir ini telah nampak menunjukkan adanya kemajuan. Dalam

hubungan ini, pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan kebijaksanaannya di bidang

pariwisata melandaskan pembangunan daerah tujuan wisata ini atas dasar pokok-pokok

pikiran:

1. Tersedianya prasarana, sarana dan fasilitas-fasilitas lainnya, serta besarnya potensi

kepariwisataan di daerah yang bersangkutan, dalam hal ini Kalimantan Barat,

2. Asas pemerataan pembangunan, sehingga pengembangan pariwisata dapat

dilaksanakan serempak tanpa mengabaikan potensi sumber-sumber yang dimiliki tiap-

tiap daerah.

Menurut Kay and Alder(1999), skope perencanaan regional meliputi daerah pesisir

dari beberapa pemerintah lokal (kecamatan). Skala 1:100. 000 hingga 1:25. 000 dan panjang

pantai sebesar 100 – 1000 km. Sifat dan isinya mencakup pola tata guna lahan skala besar,

desain zona-zona pengembangan, jaringan transport, titik-titik rekreasi dan daerah konservasi

utama (taman nasional). Contoh isi perencanaan pesisir regional diperlihatkan pada Kotak 1.

Periode peninjauan rencana regional ini adalah 10 tahun.

Menurut Gunn (1994), ada lima langkah kunci dalam proses pengembangan suatu

rencana wisata regional. Pertama, penentuan tujuan yang dapat memberikan penyelesaian

batasan-batasan / isu-isu, identifikasi zona tujuan dengan potensi terbesar, serta tujuan dan

strategi pelaksanaan. Tujuan seharusnya dinyatakan dalam dokumen maupun forum publik.

Kedua, penelitian yang memanfaatkan data sekunder, misal: laporan, peta-peta dan

pustaka yang ada. Team perencana dapat memanfaatkan dari kegiatan workshop di wilayah

perencanaan atau semacamnya.

Dua faktor yang dipelajari, yaitu faktor-faktor fisik dan faktor-faktor program. Faktor

fisik perlu dipelajari karena (1) penting untuk penentuan zona tujuan potensial, (2)

identifikasi konsep, proyek dan penyelesaian isu, (3) penempatan wilayah dalam konteks

geografi dan kompetitif yang tepat, (4) pembuatan obyek-obyek wisata yang baru maupun

yang diperbaiki, serta (5) penilaian sumberdaya yang mengidentifikasi ancaman yang ada

terhadap lingkungan dan petunjuk untuk batasan perluasan mendatang. Sedangkan faktor

Page 12: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 9

program dipelajari untuk mendapatkan informasi dasar pada kesenangan/kemauan pasar dan

karakteristik lain untuk menentukan persediaan yang dikembangkan saat ini.

Ketiga, sintesis dan Kesimpulan yang bertujuan untuk memberikan arti dari

penemuan-penemuan pada tahap penelitian. Kesimpulan dapat ditarik dari data program

maupun fisik.

Keempat, konsep merupakan langkah kreativitas dan penemuan ide. Alat utama

untuk pengembangan konsep adalah penemuan zona tujuan dengan potensi terbesar. Daerah

lokal akan beruntung dari penilaian regional ini karena (1) pemetaan sumberdaya alam

maupun budaya, (2) pembobotan dan agregasi peta dengan komputer, (3) interpretasi zona

dengan kualitas dan kuantitas faktor sumberdaya.

Kelima, rekomendasi pada skala regional harus digeneralisasi namun tidak harus

lemah. Semua aktor dalam semua bagian wilayah akan melihat usaha-usaha yang dapat

dibantu untuk keberhasilan semua.

Pengalaman Gunn (1994) menunjukkan bahwa rekomendasi regional dipusatkan

utamanya pada kesempatan untuk pengembangan obyek wisata, seperti yang dilakukan dalam

pemilihan sembilan zona tujuan (destination zone) di Upper Peninsula. Identifikasi zona

didasarkan pada kriteria berikut :

1. Sekumpulan obyek wisata, termasuk yang telah ada maupun yang baru, semua

didasarkan pada aset sumberdaya yang ada.

2. Paling tidak ada satu pusat servis masyarakat, syukur lebih.

3. Hubungan dengan jalan darat, jalan laut, jalan udara diantara dan dengan semua sistem

sirkulasi regional.

4. Suatu kesatuan subregional yang didapatkan dari pengaruh masyarakat, basis sumber

daya alam dan manusia, serta suatu kesatuan tema obyek wisata.

Dalam perencanaan regional lanskap kawasan wisata pesisir harus selaras dengan tata

ruang yang telah dibuat pada tingkat regional kawasan tersebut. Penataan ruang pesisir akan

mencakup penetapan peruntukan lahan yang terbagi menjadi tiga (Bappeda NTB dan PKSPL,

2000) , yaitu:

(1) zona preservasi

(2) zona konservasi, dan

(3) zona pemanfaatan.

Zona preservasi bertujuan sebagai penyangga antara zona pemanfaatan yang intensif dengan

zona konservasi. Dengan adanya zona preservasi, dampak yang dihasilkan oleh aktivitas di

zona pemanfaatan tidak sampai mengganggu keseimbangan ekologis di zona konservasi.

Page 13: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 10

Kemudian dilakukan penempatan kegiatan secara tepat dalam zona pemanfaatan dan

akhirnya disusun desain /tata letak suatu kegiatan secara berkelanjutan, termasuk di dalamnya

perencanaan lanskap kawasan wisata pesisir.

Umumnya isu-isu yang terkait dengan perencanaan regional adalah jaringan transport,

pengembangan kota, pengembangan wisata, pengembangan pelabuhan maupun industri,

alokasi sumberdaya, dan perencanaan dalam penentuan daerah konservasi. Penanganan isu

perencanaan regional tersebut dapat memanfaatkan kehebatan SIG karena SIG dapat dipakai

untuk analisis spasial maupun temporal.

Tabel 1. Matriks Kesesuaian Wisata Pesisir

Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS)

1 Jarak Perairan dari Daratan 100 m 200 m 500 m

2 Penggunaan Lahan - Pemukiman - Perairan Darat - Hutan Tanam Industri

- Lahan Terbuka - Pertanian

- Hutan - Perkebunan

- Industri

3 Daya Tarik Wisata (Hutan Konservasi) - TL. Kepulauan Natuna - CA Muara Kandangan - TN Bukit Baka

- TN Gunung Palung - TW Bukit Kelam

- CA G. Nyiut & Penrisen

- CA G. Raya Pasi

- CA Mandor

- TN Belitung Karibun

- TN Danau Sentarum

- "X"

4 Wilayah Ketinggian - 0-50 mdpl - 101-200 mdpl - 201-400 mdpl

- 51-100 mdpl - 401-600 mdpl

5 Jaringan Jalan 100 m 250 m 500 m

6 Curah Hujan - 2000-2500 mm/thn - 2501-3000 mm/thn - 3001-3500 mm/thn

- 3501-4000 mm/thn

- 4001-4500 mm/thn

No. VariabelTingkat Kesesuaian

Syarat sebuah wilayah dapat dikatakan berpotensi untuk menjadi wilayah wisata

pesisir yang baik adalah: memiliki kehidupan air yang dapat “dijual” seperti halnya

kehidupan air di Kepulauan Natuna yang memiliki keunikan tersendiri, berada di ketinggian

0-50 mdpl, dan merupakan kawasan konservasi yang menyuguhkan atraksi wisata dengan ciri

tersendiri.

Page 14: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian

Untuk menganalisis tentang karakteristik wilayah potensial wisata pesisir di

Kalimantan Barat, penelitian ini menggunakan variable jarak laut dari daratan,

penggunaan lahan, adanya hutan konservasi sebagai daya tarik wisata, wilayah

ketinggian, jaringan jalan, serta curah hujan dalam setahun dengan asumsi bahwa keenam

variabel tersebut merupakan beberapa hal yang berpengaruh besar terhadap kesesuaian

wilayah wisata pesisir.

Beberapa variabel yang berpengaruh diantaranya :

1. Jarak dari Pantai (Jarak_1):

1. 100 m (SS)

2. 200 m (S)

3. 500 m (TS)

2. Penggunaan Lahan (landuse):

1. Pemukiman, lahan terbuka, hutan. (SS)

2. Perairan darat. (S)

3. Hutan tanam industri, pertanian, perkebunan, industri. (TS)

3. Hutan Konservasi (HK):

1. TL. Kepulauan Natuna (SS)

2. CA. Muara Kendawang, TN. Gunung Palung (S)

3. TN. Bukit Baka, TW. Bukit Kelam, CA. G. Nyiut & Penrisen, CA. G. Raya

Pasi, CA. Mandor, TN. Belitung Karibun, TN. Danau Sentarum. (TS)

4. Wilayah Ketinggian (ketinggian):

1. 0-100 mdpl (SS)

2. 101-200 mdpl (S)

3. 201-600 mdpl. (TS)

5. Jaringan Jalan (Jarak):

1. 100 m (SS)

2. 250 m (S)

3. 500 m (TS)

Page 15: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 12

6. Curah Hujan (CH_mm_thn):

1. 2000-2500 mm/thn (SS)

2. 2501-3000 mm/thn (S)

3. >3000 mm/thn (TS)

3.2. Pengumpulan Data dan Bahan

Pengumpulan datanya bersifat data sekunder yang diambil dari Badan Pusat Statistik

(BPS) dan beberapa literatur baik literatur digital maupun buku bacaan.

Data yang digunakan :

Data peta :

6. Peta Administrasi berupa informasi-informasi mengenai batas-batas

administrasi kecamatan, jaringan sungai, dan jaringan jalan.

7. Peta Tutupan Vegetasi yang berisi persebaran penggunaan lahan

8. Peta Hutan Konservasi yang berisi informasi kehidupan air yang terdapat di

Kalimantan Barat.

9. Peta Wilayah Ketinggian berupa informasi beda ketinggian.

10. Peta Curah Hujan berupa pola jumlah curah hujan dalam satu tahun di

Kalimantan Barat.

Tabel 2. Bentuk data yang diperoleh

No. Data Sekunder Bentuk

Sumber Perolehan Tabulasi Spasial

1 Peta Rupa Bumi Indonesia v Bakosurtanal

2 Peta Hutan Konservasi v Lab SIG

3 Peta Curah Hujan v Lab SIG

4 Peta Wilayah Ketinggian v Lab SIG

5 Peta Landuse v Lab SIG

3.3. Pengolahan Data dan Peta

Pengolahan data dan peta menggunakan perangkat lunak Arc GIS 9. 3.

3. 4. Analisis Data

Analisis wilayah potensial wisata pesisir didasarkan atas potensi alam dan

karakteristik lahan (land characteristic) dalam hubungannya dengan kebutuhan fisik

Page 16: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 13

Peta Gabungan

Peta RBI

(Jar. Jalan)

Peta

Landuse

Peta

Landuse

Syarat Kesesuaian

Wilayah Potensial

Wisata Pesisir

Peta

CH

Peta

Ketinggian

Overlay Overlay

Peta Batas

Pantai

Overlay

Clipping Ketiga Jenis Kesesuaian Derah Tujuan Wisata Pesisir

wilayah pesisir yang cocok untuk dijadikan wilayah wisata. Analisis tersebut dengan

menggunakan metode overlay/super impose.

3. 5. Bagan Alur Kerja Penelitian :

Bagan 1. Alur Kerja Penelitian

Wilayah Potensial Wisata

Pesisir di Kalimantan Barat

Page 17: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 14

3.6. Model Builder

Gambar 1. Model Builder Potensial Wisata pesisir

3.7. Query

1. SS: "Jarak_1" = '100' AND "landuse" = 'Permukiman' OR "landuse" = 'Lahan

Terbuka' OR "landuse" = 'Hutan' AND "Jenis_Huta" = 'TL. Kepulauan Karimata'

AND "Ketinggian" = '0 - 50' AND "Ketinggian" = '51 - 100' OR "Jarak" = '100' AND

"CH_mm_thn" = '2000-2500'

2. S: "Jarak_1" = '200' AND "landuse" = 'Perairan Darat' AND "Jenis_Huta" = 'CA.

Muara Kendawangan' OR "Jenis_Huta" = 'TN. Gunung Palung' AND "Ketinggian" =

'101 - 200' AND "Jarak" = '250' AND "CH_mm_thn" = '2501-3000'

3. TS: "Jarak_1" = '500' AND "landuse" = 'Hutan Tanam Industri' OR "landuse" =

'Pertanian' OR "landuse" = 'Perkebunan' OR "landuse" = 'Industri' AND "Jenis_Huta"

= 'TN. Bukit Baka' OR "Jenis_Huta" = 'TW. Bukit Kelam' OR "Jenis_Huta" = 'CA.

G. Nyiut & Penrisen' OR "Jenis_Huta" = 'CA. G. Raya Pasi' OR "Jenis_Huta" =

'CA. Mandor' OR "Jenis_Huta" = 'TN. Belitung Keribun' OR "Jenis_Huta" = 'TN.

Danau Sentarum' OR "Jenis_Huta" = 'x' AND "Ketinggian" = '201 - 400' OR

"Ketinggian" = '401 - 600' AND "Jarak" = '500' AND "CH_mm_thn" = '3001-3500'

OR "CH_mm_thn" = '3501-4000' OR "CH_mm_thn" = '4001-4500'

Page 18: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Variabel Penelitian

Dslam menentukan lokasi pariwisata yang baik, ada lebih dari dua variabel yang

dibutuhkan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil beberapa variabel penelitian, antara lain

berupa jangkauan pesisir dari garis pantai, jangkauan jalan, penggunaan tanah, hutan

konservasi, wilayah ketinggian, serta curah hujan di Provinsi Kalimantan Barat. Berikut akan

diberikan penjelasannya.

4.1.1 Administrasi

Peta 1. Wilayah Administrasi Kalimantan Barat

Data yang penulis butuhkan dari peta wilayah administrasi ini adalah data jaringan

jalan dan garis pantai. Dari jaringan jalan tersebut, penulis membuat jangkauan jalan (buffer)

dengan jarak 100, 250, dan 500 m dari garis jaringan jalan tersebut. Semakin jauh dari jalan,

maka wilayah wisata dikatakan semakin tidak berkompeten untuk dikembangkan ataupun

dirintis. Oleh sebab itu, jarak sebesar 100 m lah yang terbaik dalam hal ini.

Page 19: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 16

Data kedua yang diolah dari peta ini adalah data garis pantai. Dari garis pantai inilah,

penulis membuat jangkauan pesisir. Jarak yang diambil oleh penulis adalah 100, 200, dan 500

meter dari garis pantai tersebut. Seperti halnya jaringan jalan, semakin jauh jarak jangkauan

pesisir, maka wilayah pariwisata tersebut tidak sesuai untuk dikembangkan. Untuk

menentukan wilayah yang sangat sesuai untuk dikembangkan menjadi wilayah wisata pesisi,

data utama yang dipergunakan adalah jangkauan pesisir ini.

4.1.2 Penggunaan Tanah

Wilayah Provinsi Kalimantan Barat merupakan wilayah yang didominasi oleh

banyaknya hutan yang berada di hampir seluruh wilayah provinsi ini. Pada peta penggunaan

lahan yang ditampilkan dapat terlihat wilayah Provinsi Kalimantan Barat didominasi oleh

warna hijau yang berarti bahwa wilayah tersebut ditutupi oleh hutan. Persebaran hutan ini

berada di wilayah timur hingga ke wilayah tenggara Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten

Kapuas Hulu memiliki luas hutan terbesar dibandingkan dengan kabupaten lain di

Kalimantan Barat.

Peta 2. Penggunaan Tanah Kalimantan Barat

Penutupan lahan kedua di Provinsi Kalimantan Barat adalah berupa padang. Wilayah

yang ditutupi oleh padang berada di wilayah Kalimantan Barat bagian tengah dan sedikit di

Page 20: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 17

selatan. Ada tiga kabupaten dengan wilayah yang sebagian besar ditutupi oleh padang yaitu

wilayah Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Landak,

dan Kabupaten Bengkayang. Sementara di wilayah Kabupaten Melawi tutupan lahan berupa

padang berada di peringkat kedua setelah hutan.

Penutupan lahan ketiga di Provinsi Kalimantan Barat adalah berupa rawa. Wilayah

yang ditutupi oleh rawa berada di wilayah bagian barat terutama di bagian sepanjang pantai.

Sebagian besar wilayah yang ditutupi oleh rawa berada di wilayah Kabupaten Pontianak dan

Kabupaten Ketapang. Di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu juga terdapat penutupan lahan

rawa di bagian tengah. Sementara untuk wilayah dengan tutupan lahan berupa semak

sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Ketapang terutama di bagian selatan.

Untuk penutupan wilayah yang lain seperti permukiman, pertambangan dan sawah

terletak tersebar di setiap kabupaten. Khusus untuk penutupan lahan berupa sawah banyak

terletak di wilayah Kalimantan Barat bagian timur dan barat laut. Sementara wilayah dengan

tutupan lahan berupa hutan mangrove berada di wilayah pesisir pantai timur, terutama di

Kabupaten Pontianak.

Penggunaan tanah yang sangat sesuai untuk dikembangkan menjadi wilayah wisata

pesisir adalah wilayah dengan penggunaan tanah dengan pemukiman, hutan, dan lahan

terbuka. Selain itu, perairan darat pun dapat menjadi wilayah yang sesuai untuk

dikembangkan.

4.1.3 Hutan Konservasi

Tabel 1. Kawasan Hutan Konservasi (Suaka/Wisata)

Provinsi Kalimantan Barat

No. Kabupaten Unit Konservasi Luas Potensi

1 Sambas CA. G. Nyiut & Penrisen 124,500.00 Bekantan, Orang Utan, Pelanduk dan Owa.

2 Pontianak CA. Mandor 3,080.00 Perwakilan tipe ekosistem hutan kerangas, Anggrek, Beruang Madu.

3 Ketapang TN. Gunung Palung 90,000.00 Perwakilan tipe ekosistem pantai, bakau, rawa, dan pegunungan.

4 Ketapang TL. Kepulauan Karimata 77,000.00 Ikan Hias, Lumba-lumba, Ikan Duyung.

5 Ketapang CA. Muara Kendawangan 150,000.00 Hutan Mangrove, Hutan Cemara Pantai, Jelutung, Bekantan, Orang Utan.

6 Sintang Tn. Bukit Baka 27,500.00 Bekantan (Nasalia lavartus ), Orang Utan (Pongo pygmaeus ).

7 Sintang TW. Bukit Kelam 520.00 Burung Walet dan Monyet.

8 Kapuas Hulu TN. Danau Sentarum 79,500.00 Ekosistem Danau Air Tawar, Rangkong, Bangau Tongtong, Ikan Air Tawar.

9 Kapuas Hulu TN. Belitung Keribun 800,000.00 Anggrek, Orang Utan, Beruang Madu, Macan Dahan.

10 Kota Singkawang CA. G. Raya Pasi 3,700.00 Anggrek, Merabu, Muncak, Bangau, Kijang.

1,355,800.00Jumlah

Sumber: Subdin Perlindungan Hutan

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa hutan konservasi terluas terdapat di kabupaten

Kapuas Hulu, di kabupaten ini terdapat dua buah hutan konservasi. Hutan konservasi yang

pertama adalah Taman Nasional Belitung Keribun yang terdapat di timur kabupaten ini.

Page 21: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 18

Disini merupakan wilayah perlindungan dari anggrek, orang utan, beruang madu, dan macan

dahan. Hutan konservasi yang kedua adalah Taman Nasional Danau Sentarum, di wilayah ini

terdapat perlindungan terhadap ekosistem danau air tawar yang hidup di sekitar Danau

Sentarum.

Peta 3. Potensi Hutan Konservasi Kalimantan Barat

Di Kalimantan Barat terdapat wilayah konservasi mamalia di perbatasan antata Kab.

Sintang dan Kab. Melawi, yakni di Taman Nasional Bukit Baka seluas 27.500 ha yang

melindungi bekantan dan orang utan. Selain wilayah konservasi mamalia, Kalimantan Barat

juga memiliki wilayah konservasi di bidang perikanan yang terdapat di Taman Laut

Kepulauan Karimata. Disini terdapat wilayah konservasi dari ikan hias, lumba-lumba dan

ikan duyung.

Keterangan :

* CA : Cagar Alam

* TL : Taman Laut

* TN : Taman Nasional

* TW : Taman Wisata

Wilayah yang sangat sesuai untuk menjadi wilayah wisata pesisir adalah wilayah

yang memiliki kawasan konservasi yang bersentuhan langsung dengan garis pantai dan

memiliki daya tarik wisata yang menjadi cirri khas masing-masing tempat.

Page 22: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 20

4.1.4 Wilayah Ketinggian

Peta 4. Wilayah Ketinggian Kalimantan Barat

Sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dengan

luas sekitar 146. 807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa.

Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar

850 km dari Barat ke Timur. Wilayah ketinggian yang ada di Provinsi Kalimantan Barat ini

sendiri dibagi ke dalam 5 kelas wilayah ketinggian, yaitu :

1. Kelas Wilayah Ketinggian 0 – 50 mdpl, mendominasi Provinsi Kalimantan Barat di

bagian barat dengan topografi yang relatif datar. Kelas wilayah 0 – 50 mdpl ini pun terdapat

pada setiap kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan Barat bagian barat. Hanya

saja untuk Kab. Melawai, kelas wilayah ketinggian ini terletak di sebelah utara dan pada

Kab. Ketapang didominasi di sebelah selatan. Sedangkan pada Kabupaten dan Kota

Pontianak, serta Kota Singkawang seluruh wilayah ketinggiannya berada pada kelas wilayah

ketinggian ini.

2. Kelas wilayah ketinggian 51 – 100 mdpl, mendominasi di bagian timur Provinsi

Kalimantan Barat yang tersebar dari utara Kab. Kapuas Hulu menuju bagian timur Kab.

Sintang dan dilanjutkan pada selatan Kab. Melawai, kemudian berakhir pada bagian timur

Kab. Ketapang. Sehingga bentuk medannya relatif datar bergelombang pada setiap

Page 23: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 21

kabupaten tersebut. Kelas ketinggian wilayah ini juga tersebar tidak merata pada kabupaten/

kota yang ada kecuali pada Kabupaten dan Kota Pontianak serta Kota Singkawang.

3. Kelas Wilayah Ketinggian 101 – 200 mdpl, tersebar tidak merata pada Provinsi

Kalimantan Barat. Kelas wilayah ketinggian 101 – 200 mdpl hanya dimiliki oleh 8

kabupaten yang ada di provinsi ini. Kelas wilayah ketinggian ini tersebar dengan didominasi

pada bagian utara, timur dan selatan Kab. Kapuas Hulu, sebelah timur Kab. Sintang, sebelah

selatan dan barat Kab. Melawai, sebelah Timur Kab. Ketapang dan Kab. Bengkayang, dan

berada di sebelah utara Kab. Sambas dan Kab. Landak.

4. Kelas Wilayah Ketinggian 201 – 400 mdpl, tersebar tidak merata pada tujuh kabupaten

yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Pada Kab. Kapuas Hulu, Kab. Sintang dan Kab.

Landak dan Kab. Sambas kelas wilayah ketinggian ini lebih mendominasi di sebelah utara.

Sedangkan pada Kab. Melawai dan Kab. Sekadau terletak dominan menyebar pada bagain

selatan kabupaten ini. Hal ini berbeda dengan Kab. Bengkayang yang dominan tersebar

pada bagian timur dan pada perbatasan Kab. Ketapang dengan Kab. Melawai dan Kab.

Sintang di utaranya.

5. Kelas Wilayah Ketinggian 401 – 600 mdpl, tersebar tidak merata pada tiga kabupaten

yang ada di Provinsi Kalimantan Barat dengan topografi yang bergunung-gunung. Pada Kab.

Kapuas Hulu dominan tersebar pada bagain utara, sedangkan pada Kab. Sintang dan Kab.

Bengkayang terletak di sebelah timur wilayah kabupaten ini.

Ketinggian yang sangat sesuai untuk menjadi kawasan wilayah wisata pesisir adalah

dengan wilayah ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut. Semakin tinggi wilayah, maka

semakin tidak sesuai wilayah tersebut untuk dijadikan wilayah wisata pesisir.

Tabel 4. Wilayah Ketinggian Kalimantan Barat

Ketinggian

(mdpl) Luas (km2) Persentase )%)

0 - 50 98464 66.90

50 - 100 37297 25.34

100 - 200 9875 6.70

200 - 400 1373 0.93

400 - 600 162 0.11

Total 147171 100

Page 24: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 22

4.1.5 Curah Hujan

Peta 5. Curah Hujan Kalimantan Barat

Wilayah Kalimantan barat terletak di garis lintang 0 (garis khatulistiwa) sehingga

curah hujan yang terjadi cukup tinggi dalam setahun,kategorinya di tandai dengan gradasi

warna dari warna muda ke warna tua,kategorinya sebagai berikut:

1. Wilayah daerah dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun:

(Warna putih) banyak terdapat di bagian selatan dari Kalimantan Barat,wilayah cakupannya

termasuk kabupaten Ketapang,lalu sebagian wilayah dari kabupaten Sekadu dan kabupaten

Sanggau.

2. Wilayah daerah dengan curah hujan 2500-3000 mm/tahun:

(Warna biru muda) banyak terdapat di sebagian wilayah di barat dan timur Kalimantan barat.

Wilayah cakupannnya termasuk kabupaten Sambas dan Bengkayang.

3. Wilayah daerah dengan curah hujan 3000-3500 mm/tahun:

(Warna biru) merupakan bagian yang mendominasi dari Kalimantan barat,terdapat di bagian

tengah Kalimantan barat. Wilayah cakupannya termasuk kabupaten Landak dan senagian

besar dari kabupaten Bengkayang dan Sanggau.

Page 25: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 23

4. Wilayah daerah dengan curah hujan 3500-4000 mm/tahun:

(Warna biru agak tua) bagian ini terdapat di bagian timur laut Kalimantan barat. Wilayah

cakupannya adalah sebagian dari kabupaten Kapuas hulu dan Sintang.

5. Wilayah daerah dengan curah hujan 4000-4500 mm/tahun:

(Warna biru tua) bagian ini merupakan bagian paling sedikit di kalimantan barat,terdapat di

bagian timur laut. Wilayah cakupannya adalah sebgian dari wilayah kabupaten Kapuas Hulu.

Data curah hujan digunakan karena selain faktor topografi yang diperhitungkan dalam

melakukan perjalanan wisata, faktor iklim pun menjadi pertimbangan. Dalam hal ini,

wisatawan cenderung mencari lokasi wisata yang tidak terlalu sering terjadi hujan ataupun

wilayah yang kurang mendapatkan curahan air hujan di wilayah tujuan wisata mereka. 2000-

2500 mm/tahun menjadi pertimbangan terbaik dalam mengembangkan wilayah wisata pesisir

disini.

4.1.6 Wilayah Kesesuaian

Peta 6. Wilayah Wisata Pesisir Kalimantan Barat

Page 26: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 24

Dari hasil penggabungan variabel-variabel yang telah disebutkan sebelumnya, dapat

dilihat bahwa ada tiga jenis kesesuaian wilayah wisata pesisir. Antara lain:

1. Sangat sesuai untuk dijadikan wisata pesisir di Kalimantan Barat adalah, wilayah

yang mempunya jarak 100 meter dari garis pantai, memilki potensi (daya tarik wisata

yang tinggi dengan keberadaan hutan konservasi di wilayah terkait, penggunaan lahan

yang mampu untuk dikelola sebagai wisata pesisir, dengan ketinggian kuran dari 100

meter dari permukaan laut, curah hujan yang tidak lebih dari 2500 mm/tahun, wilayah

yang dimaksud adalah wilayah di bagian pesisir Kabupaten Ketapang serta di sebelah

timur Taman Kepulauan Karimata.

2. Sesuai untuk dijadikan wilayah wisata pesisir, hal ini dapat dilihat dari keberadaan

pesisir itu sendiri. Jarak dari garis pantai tidak terlalu berpengaruh, jarak yang

digunakan adalah 0-200 meter. Penggunaan lahan tidak telalu berpengaruh, jenis

penggunaan apa pun dapat dimasukan kedalam jenis wilayah kesesuaian ini. Wilayah

sesuai ini kurang “menjual” karena tidak memiliki cirri khas tersendiri yang dapat

menjadi daya tarik wisata itu sendiri.

3. Tidak sesuai untuk dijadikan wisata pesisir, berdasarkan hasi buffering garis pantai,

jarak >300 meter dari garis tersebut sudah dapat dikatakan tidak sesuai untuk

dikembangkan menjadi wilayah wisata pesisir.

Page 27: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

A r u m N a w a n g W u l a n , G e o g r a f i U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a 2 0 1 0

Page 25

BAB V

KESIMPULAN

Untuk menjadi lokasi wisata yang baik untuk dikembangkan dibutuhkan persyaratan

tertentu. Dalam hal ini wisata pesisir, dibutuhkan jarak jangkauan dari garis pantai yang tidak

terlalu jauh, jarak dari jaringan jalan yang tidak jauh dari pusat wisata, penggunaan lahan

yang masih dapat diolah, wilayah ketinggian yang kurang dari 100 mdpl, curah hujan yang

tidak terlalu ekstrim, serta memiliki daya tarik wisata yang mempunyai cirri tersendiri.

Potensi alam yang dapat menjadi daya tarik wisata pesisir di Kalimantan Barat berasal

dari hutan konservasi (suaka/wisata) yang terdapat di wilayah ini. Seperti halnya di Taman

Laut Kepulauan Karimata yang memiliki daya tarik alam laut bagi mereka yang ingin

melakukan wisata bahari. Ikan lumba-lumba, ikan duyung, dan aneka ikan hias akan

menyapa para penyelam di taman laut ini. Selain di taman laut, terdapat perwakilan tipe

ekosistem pantai, bakau, rawa, dan pegunungan di Taman Nasional Gunung Palung yang

dapat menjadi daya tarik wisata bagi mereka yang ingin melakukan wisata alam. Serta

terdapat penangkaran bekantan dan orangutan di Cagar Alam Muara Kendawangan.

Dapat terlihat dari peta hasil, wilayah yang memiliki kesesuaian tertinggi berada di

pesisir Kabupaten Ketapang. Tepatnya di sepanjang garis pantai Cagar Alam Muara

Kendawangan dan Taman Nasional Gunung Palung. Serta sebagian wilayah pesisir di Taman

Laut Kepulauan Karimata.

Page 28: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

26

Lampiran peta 1. Administrasi Provinsi Kalimantan Barat

Lam

pir

an

Peta

Page 29: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

27

Lampiran peta 2. Penggunaan Tanah Provinsi Kalimantan Barat

Page 30: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

28

Lampiran peta 3. Hutan Konservasi Provinsi Kalimantan Barat

Page 31: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

29

Lampiran peta 4. Wilayah Ketinggian Provinsi Kalimantan Barat

Page 32: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

30

Lampiran peta 5. Hutan Curah Hujan Provinsi Kalimantan Barat

Page 33: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

31

Lampiran peta 6. Hutan Konservasi Provinsi Kalimantan Barat

Page 34: Wilayah Potensial Wisaya Pesisir Kalimantan Barat

Daftar Pustaka

1. Gunn, C. A. Tourism Planning : Basics, Concepts, Cases, Third Edition, UK: Taylor &

Francis Ltd. , 1994.

2. Kaelany, HD. Peluang Di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumber Widya Penabur

Benih Kecerdasan, 1997.

3. Kay R. and J. Alder. . Coastal Planning and Management. USA: E & FN Spon.

London, UK and Newyork, 1999

4. Pendit, Nyoman Suwandi. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT

Pradnya Paramita, 1990.

5. Rachman, Z. Proses Berfikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur

Pertamanan, Makalah diskusi pada Festival Tanaman VI – Himagron. Bogor: Jurusan

Budi Daya Pertanian. Faperta – IPB Bogor. 1984.

6. BPS Kalimantan Barat. “Geografi”. Style Sheet.

http://kalbar. bps. go. id/KDA07/FILE/bab1/Ulasan%201. htm#petawilayah. (19 Mei

2010)