Widya WiwahaJangan Plagiateprint.stieww.ac.id/28/1/131114203-NUrmalita sari Putri unggah.pdf6....

77
i PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Nama : Nurmalitasari Putri Nomor Mahasiswa : 131114203 Jurusan : Manajemen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2017 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

Transcript of Widya WiwahaJangan Plagiateprint.stieww.ac.id/28/1/131114203-NUrmalita sari Putri unggah.pdf6....

i

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT

BELI KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar

sarjana

Strata-1 di Program Studi Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha

Nama : Nurmalitasari Putri

Nomor Mahasiswa : 131114203

Jurusan : Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2017

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

ii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI

KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

Nama : Nurmalitasari Putri

Nomor Mahasiswa : 131114203

Jurusan : Manajemen

Yogyakarta, 29 Maret 2017

Telah disetujui dan disahkan oleh

Dosen Pembimbing

Dra. Uswatun Chasanah, M. Si

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

iii

HHALAMAN MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan

ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(QS. Al-Insyirah,6-8)

Takut gagal adalah gagal yang sejati

Takut mati adalah mati sebelum mati

Hidup adalah gerak dan gerak adalah maju, berjuang, naik, serta jatuh lalu bangun lagi.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok

Oleh karena itu tidak ada waktu yang boleh terbuang

(Prof. Dr. Hamka)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Assalamu,alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan segala puja dan puji syukur kepada ALLAH SWT dan atas dukungan

dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik . Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan

rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

1. Allah SWT, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini

dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga

pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.

Dan sholawat dan salam selalu ku limpahkan kepada junjunganku Nabi

Muhammad SAW yang senantiasa mendo’akan hamba-hambanya.

2. Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun

materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata

seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang

terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup

untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembaha

bakti dan cinta ku untuk kalian bapak ibuku.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

v

3. Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini

telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan

mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada

ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak

Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.

4. Saudara saya (Kakak dan Adik), yang senantiasa memberikan dukungan,

semangat, senyum dan do’anya untuk keberhasilan ini, cinta kalian adalah

memberikan kobaran semangat yang menggebu, terimakasih dan sayang

ku untuk kalian. Terutama untuk kakak ku Muclish Zainal yang telah

banyak membantu baik dukungan maupun biaya dalam menyelesaikan

kuliah ini.

5. Sahabat ku Nurul Astuti yang selalu bersama disaat senang maupun susah

sampai kita bias lulus bersama dan Teman tersayang, tanpa semangat,

dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini,

terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati

bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir

selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa!

Semangat!!

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

vi

6. Partner terbaikku Taufiq Arifin yang telah memberi dukungan,semangat

sehingga dapat terselesaikan karya kecil ini, terimakasih mas semoga kita

tetap samapi maut memisahkan. Aminn

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya

persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.

Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu

pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

vii

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT

BELI KARTU 4G LTE DI STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

SKRIPSI

INTISARI

Penelitian ini dilator belakangi oleh inovasi produk dan harga kartu 4G

LTE. Dalam inovasi produk kartu 4G LTE ini diikuti dengan perkembangan

teknologi yang semakin pesat. Agar inovasi kartu ini dapat menarik perhatian dan

mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, maka perusahaan

menetapkan harga.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan kuantitatif melalui regresi yang berusaha untuk mengetahui

bagaimana pengaruh inovasi produk dan harga terhadap minat beli. Teknik

pengumpulan data yaitu dengan metode wawancara dan kuisioner. Untuk

pengujian instrument menggunakan uji Validitas dan Reliabilitas. Sedangkan

untuk teknik analisis data menggunakan metode regresi linier berganda karena

variabel yang digunakan lebih dari dua variabel, dengan uji F. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kartu 4G LTE dapat diperoleh bahwa F hitung sebesar 2,891

dengan angka signifikansi P value sebesar 0,060 atau 6% dengan tingkat

signifikansi (α) 0,05 dengan P value 0,060 > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak,

artinya variabel inovasi produk dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

viii

variabel minat beli. Besarnya kontribusi dari variabel-variabel tersebut terhadap

minat beli ditunjukan dengan nilai determinan (R square) yaitu sebesar 0,237 atau

23,7% sisanya sebesar 0,763 atau 76,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar

model penelitian ini.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, atas segala rahmat yang diberikan, berkat

rahmat dan hidayah Allah swt yang telah memberikan kesempatan dan

kemudahan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh

Inovasi Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Kartu 4G LTE di STIE

Widya Wiwaha Yogyakarta” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar S1

Program Studi Manajemen pada SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA

WIWAHA YOGYAKARTA.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan skripsi ini telah

melalui banyak hambatan dan rintangan yang mau tidakmau harus dihadapi dan

diselesaikan dengan kesabaran hati dan penuh semangat. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati penulis berkeinginan untuk mengucapkan terimakasih yang

setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang maha besar dan lagi maha segalanya, serta nabi

junjungan besar kami Nabi Muhammad SAW yang senantiasa berada

dalam lindungan-Nya.

2. Bapak Drs. Muhammad Subkhan, MM , selaku Ketua STIE Widya

Wiwaha.

3. Ibu Dilla Damayanti SE. MM, selaku Kaprodi Jurusan Manajemen

4. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak membimbing dan memberikan pengarahan serta meluangkan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

x

waktu untuk menerima penulis dan konsultasi hingga terselesaiakn skripsi

ini.

5. Teman-teman manajemen angkatan 2013 yang selalu berjuang bersama-

sama dalam menghadapi semua masalah-masalah selama dibangku kuliah.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, Maret 2017

Penulis

NURMALITASARI PUTRI

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

1

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………………………………………… v

INTISARI ………………………………………………………………………………………………………………… vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………. xi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

BAB I ……………………………………………………………………………………………………………………... 1

PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………… 1

LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………………………… 5

RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………………………………………… 5

TUJUAN PENELITIAN ………………………………………………………………………………………………. 5

BATASAN MASALAH ……………………………………………………………………………………………….. 5

MANFAAT PENELITIAN ……………………………………………………………………………………………. 6

BAB II ……………………………………………………………………………………………………………………… 7

TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………… 7

2.1 Pengertian Inovasi Produk ………………………………………………………………………………… 7

2.1.1 Proses Inovasi ………………………………………………………………………………………………. 8

2.1.2 Ciri Inovasi ……………………………………………………………………………………………………. 9

2.1.3 Tipe Inovasi …………………………………………………………………………………………………… 9

2.1.4 Sumber Inovasi ………………………………………………………………………………………………. 10

2.1.5 Tujuan Inovasi ………………………………………………………………………………………………… 10

2.1.6 Siklus Inovasi ……………………………………………………………………………………………………. 11

2.1.7 Pengaruh Karakteristik Produk pada Tingkatan Penerimaan …………………………….. 12

2.2 Pengertian Harga …………………………………………………………………………………………………. 13

2.2.1 Tujuan Penetapan Harga ………………………………………………………………………. 15

2.2.2 Metode Penetapan Harga ……………………………………………………………………… 16

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

2

2.2.3 Strategi Penetapan Harga ……………………………………………………………………… 17

2.2.4 Macam-Macam Harga ………………………………………………………………………….. 19

2.2.5 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga ……………… 21

2.3 Minat Beli ……………………………………………………………………………………………………………… 23

2.3.1 Indikator Minat Beli ………………………………………………………………………………. 25

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen ……………………. 25

2.4 Penelitian Terdahulu …………………………………………………………………………………………..... 26

2.5 Kerangka Penelitian ………………………………………………………………………………………………. 28

2.6 Hipotesis ………………………………………………………………………………………………………………… 28

BAB III …………………………………………………………………………………………………………………………… 30

METODOLOGI PENELITIAN …………………………………………………………………………………………… 30

3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………………………………………………………… 30

3.2 Variabel Penelitian ………………………………………………………………………………………………… 30

3.3 Obyek Penelitian ……………………………………………………………………………………………………. 31

3.4 Definisi Operasional dan Variabel ………………………………………………………………………….. 31

3.5 Teknik Penelitian …………………………………………………………………………………………………… 34

3.6 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………………………………………… 35

3.7 Metode Analisis Data ……………………………………………………………………………………………… 38

BAB IV …………………………………………………………………………………………………………………………. 42

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………… 42

4.1 HASIL PENELITIAN ……………………………………………………………………………………… 42

1. Karakteristik Responden …………………………………………………………………………… 42

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………………………………………………… 44

3. Analisis Regresi Berganda ………………………………………………………………………… 48

4. Uji R (Determinan) ……………………………………………………………………………………. 51

5. Uji F (Simultan) …………………………………………………………………………………………. 52

4.2 PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………. 54

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

3

BAB V ……………………………………………………………………………………………………………………………. 57

KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………………………………………………………… 57

5.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………………. 57

5.2 KETERBATASAN PENELITIAN …………………………………………………………………………

59

5.3 SARAN ………………………………………………………………………………………………………… 60

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………………. 62

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………………………………… 63

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Kemajuan teknologi saat ini berkembang sangat pesat seiring dengan

perkembangan zaman yang terus maju, terutama bidang telekomunikasi. Menurut

Hermawan (2017: 4) komunikasi adalah sebuah proses interaksi yang

menghubungkan satu pihak dengan pihak lainnya, yang awalnya komunikasi

berlangsung sangat sederhana. Salah satu alat komunikasi yang digunakan saat ini

adalah telepon seluler atau handphone. Handphone banyak mempunyai manfaat

yang dulunya handphone hanya digunakan untuk mengirim pesan (SMS) dan

memanggil seseorang, tetapi sekarang ini banyak sekali kegunaannya, seperti

obrolan dengan tulisan atau teks dengan aplikasi seperti BBM, Whatsapp, Line,

Wechat, Instagram, juga dapat digunakan sebagai media bertukar gambar, video

dan suara melalui aplikasi tersebut.

Dengan semakin berkembangnya pasar telephone seluler, menjadikan peluang

layanan jaringan operator seluler. Operator seluler sendiri memberikan suatu

layanan yang dapat berupa jaringan untuk menyambungkan berbagai alat

telekomunikasi guna menghubungkan orang yang satu dengan yang lainnya.

Indonesia sendiri mempunyai berbagai merek operator seluler yang dapat

memberikan layanan seluler bagi para konsumennya. Hal ini dapat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

2

menciptakan persaingan yang ketat antara perusahaan operator seluler tersebut.

Dalam kondisi persaingan yang ketat membuat pemasar perlu menggunakan

berbagai strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan dalam mendapatkan

konsumen, salah satunya dengan melakukan inovasi yang dapat mempengaruhi

minat beli konsumen. Perusahaan yang dapat beradaptasi dengan perkembangan

teknologi yang ada dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada, serta

melakukan inovasi terhadap produknya dapat tercapai kepuasan karena konsumen

saat ini dihadapkan pada berbagi pilihan produk yang dapat mereka beli. Hal ini

berdampak terhadap tuntutan lebih besar dari konsumen kepada perusahaan agar

dapat memberikan produk yang baru.

Dengan berkembangnya pasar telepon seluler dimanfaatkan sebagai alat

pemasaran oleh perusahaan salah satunya yaitu inovasi. Menurut UU No. 19

Tahun 2002, pengertian inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan

atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan tujuan melakukan pengembangan

penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau pun cara

baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah ada ke dalam

produk atau pun proses produksinya. Salah satu upaya yang di lakukan untuk

memenangkan persaingan perusahaan seluler melakukan inovasi dengan

mengeluarkan 4G LTE, 4G merupakan pengembangan dari teknologi seluler yang

masih bersistem analog yang seringkali disebut sebagai teknologi seluler generasi

pertama (1G). Sementara itu didekade yang sama, diperkenalkan teknologi GSM

(Global Global system for mobile communications) yang membawa teknologi

telekomunikasi seluler di Indonesia ke era generasi kedua (2G). Pada masa ini,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

3

layanan pesan singkat menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel karena

sifatnya yang hemat dan praktis. Teknologi GPRS (General Packet Radio

Service) juga mulai diperkenalkan, dengan kemampuannya melakukan transaksi

paket data. Teknologi ini kerap disebut dengan generasi dua setengah (2,5 G),

kemudian disempurnakan oleh EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution).

Pada tahun 2004 mulai muncul operator 3G pertama, yang memperoleh lisensi

pada 2003, ditandai dengan berkembangnya teknologi HSDPA (High-Speed

Downlink Packet Access) yang mampu memungkinkan transfer data secepat 3,6

Mbps. Pada bulan Mei 2005, Telkomsel berhasil melakukan uji coba jaringan 3G.

Gencarnya tarif para operator yang makin gencar kualitas layanan operator seluler

di Indonesia terus memburuk, terutama pada jam-jam sibuk. Sementara itu, tarif

promosi yang diberikan pun seringkali hanya sekedar akal-akalan, bahkan

cenderung merugikan konsumen itu sendiri.

Dengan bertambah banyaknya konsumen kartu operator dan semakin pesatnya

perkembangan pasar telepon maka kartu operator melakukan inovasi generasi ke

empat dengan system 4G yang menyediakan solusi IP(Internet Protocol) yang

komperhensif di mana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada

pengguna kapan saja dan di mana saja, dengan rata-rata data lebih tinggi dari

generasi sebelumnya. Terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G ,

yakni 4G akan merupakan sistem berbasis IP(Internet Protocol) terintegrasi

penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan

dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/ detik baik dalam

maupun luar ruangan dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

4

menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset

4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk

berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).

Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA, 2G, 2,5 G

akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di

operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4 GHz & 5-5.8 GHz,

B.

Faktor lain yang dipertimbangkan untuk memenangkan persaingan selain

inovasi produk adalah harga. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu produk,

setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga seringkali

digunakan sebagai indikator nilai bagaimana harga tersebut dihubungkan dengan

manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa, (Tjiptono, 1998: 15 1).

Pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat

merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya dan konsumen akan merasa

puas apabila manfaat yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi

dari nominal uang yang mereka keluarkan, harapannya konsumen mulai berminat

membeli produk.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Inovasi Produk dan

Harga Terhadap Minat Beli Kartu 4G LTE (Studi Pada Mahasiswa STIE Widya

Wiwaha Yogyakarta).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah ada pengaruh inovasi produk terhadap minat beli kartu 4G LTE di

STIE Widya Wiwaha Yogyakarta?

2. Apakah ada pengaruh harga produk terhadap minat beli kartu 4G LTE di

STIE Widya Wiwaha Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh inovasi produk terhadap minat beli

kartu4GLTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

2. Untuk menganalisis dan membahas pengaruh harga terhadap minat beli

kartu4GLTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam dan terfokus, maka

tidak semua masalah akan diteliti dan mengingat terbatasnya waktu, dana,

tenaga dan pikiran maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1.Penelitian dilakukan di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

2.Penelitian terbatas pada variable inovasi produk, harga dan minat beli.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

6

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, manfaat

penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikanmasukan kepada

perusahaan sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang

akan dilakukan oleh perusahaan dimasa yang akan datang khususnya

yang berkaitan dengan inovasi produk dan harga.

2. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan ilmu, wawasan luas tentang inovasi produk dan harga,

dan sebagai bukti bagi peneliti.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bacaan

penelitian-penelitian lain yang ingin meneliti tentang inovasi produk

dan harga.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Inovasi Produk

Inovasi adalah cara untuk terus membangun dan mengembangkan

organisasi yang dapat dicapai melalui introduksi teknologi baru, aplikasi baru

dalam bentuk produk dan pelayanan, pengembangan pasar baru, dan

memperkenalkan bentuk baru organisasi. Inovasi dibedakan menjadi dua bagian :

pertama, inovasi proses melibatkan pengembangan menajemen dan praktik baru

organisasi ; kedua, inovasi produk melibatkan aplikasi pengetahuan bagi

pengembangan produk baru yang tangible ( berwujud ) dan pelayanan baru, (

Rochaety dan Ratihy, 2005 : 163-164 ).

Kotler ( 1995 : 413 ) Inovasi berarti barang, jasa, atau ide yang diyakini

oleh seseorang sebagian baru. Ide tersebut mungkin saja sudah lama, tetapi

merupakan inovasi bagi orang tersebut yang memandangnya sebagai hal baru.

Inovasi produk merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan

fungsional produk yang dapat membawa produk selangkah lebih maju

dibandingkan dengan produk pesaing. Apabila produk tersebut memiliki suatu

kelebihan yang dipandang sebagai nilai tambah bagi kosumen. Pengembangan

produk baru dan strategisnya yang lebih efektif seringkali menjadi penentu

kebersihasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan, tetapi ini bukanlah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

8

sebuah pekerjaan yang mudah. Pengembangan produk baru memerlukan upaya,

waktu dan kemampuan termasuk besarnya resiko dan biaya kegagalan.

Dari beberapa definisi para ahli diatas menjelaskan bahwa Inovasi produk

adalah setiap barang atau produk yang dianggap yang baru oleh seseorang atau

unit yang lainnya.

2.1.1 Proses Inovasi

Menurut ( Schermerhorn 2002 : 131-132 ), empat tahapan inovasi suatu

produk, antara lain :

1. Pencipta gagasan ( idea creation ) : pengetahuan baru didasarkan atas

penemuan, pemahaman serta kreativitas yang bersifat spontan sehingga

memungkinkan individu bertindak cerdik dan mampu berkomunikasi.

2. Eksperimen awal ( initial experimenttional ) : konsep gagasan pada

awalnya harus diuji dan dibahas dengan yang lain, gagasan yang

berhubungan dengan konsumen, pelanggan, ahli teknis, atau berbagai

contoh sempel produk.

3. Penentuan fisibilitas ( feasibility determinantion ) : nilai pratis dan

finansial diuji dalam studi fesibilitas formal, yang akan menunjukkan

kemungkinan rugi dan laba.

4. Terapan akhir ( final application ) : produk baru akhirnya

dikomersalisasikan atau dijual di pasar terbuka, atau proses produksi baru

dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan operasional yang rutin

dilaksanakan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

9

2.1.2 Inovasi mempunyai 4 (empat) ciri yaitu :

1. Memiliki kekhasan / khusus artinya suatuinovasimemiliki ciri yang khas

dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang

diharapkan.

2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki

karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki

kadar Orsinalitas dan kebaruan.

3. Programinovasidilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti

bahwa suatuinovasidilakukan melalui suatu proses yang yang tidak

tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan

program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.

4. Inovasiyang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan

harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk

mencapai tujuan tersebut.

2.1.3 Tipe Inovasi

Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu:

Inovasi produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru

yang secara substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik

fungsi juga, kemampuan teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya:

telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor, dsb;

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

10

Inovasi proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk

yang baru atau pengiriman barangnya;

Inovasi pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru

dengan meningkatkan kualitas desain, pengemasan, promosi;

Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara

menjalankan organisasi atau perilaku berorganisasi;

Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang

dianut.

2.1.4 Sumber Inovasi

Terdapat dua sumber utama inovasi , yaitu:

Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena

agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya.

Inovasi pengguna; hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis)

mengembangkan inovasi sendiri (pribadi atau di rumahnya sendiri), hal itu

dilakukan karena produk yang dipakainya tidak memenuhi apa yang

dibutuhkannya.

2.1.5 Tujuan Inovasi

Tujuan utama inovasi adalah:

Meningkatkan Kualitas;

Menciptakan Pasar Baru;

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

11

Memperluas Jangkauan Produk;

Mengurangi Biaya Tenaga Kerja

Meningkatkan Proses Produksi;

Mengurangi Bahan Baku;

Mengurangi Kerusakan Lingkungan;

Mengganti Produk Atau Pelayanan;

Mengurangi Konsumsi Energi;

Menyesuaikan Diri Dengan Undang-Undang.

2.1.6 Siklus Inovasi

Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal,

tumbuh relatif lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut

sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara

eksponensial. Pertumbuhan produk akan terus meningkat bila dilakukan

inkrenetori inovasi atau mengubah produk. Di akhir kurva pergerakannya

melambat kembali dan cenderung menurun.

Gambar 1.1

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

12

Siklus Inovasi

Perusahaan yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang

menggantikan cara lama untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui

pembaharuan teknologi, bila teknologi tidak dilakukan pembaharuan pertumbuhan

akan cenderung menurun.

2.1.7 Pengaruh Karakteristik Produk pada Tingkat Penerimaan

Menurut Kotler ( 1995 : 415-416 ) Karakteristik inovasi mempengaruhi

tingkat penerimaan. Beberapa produk langsung disukai, sedangkan yang lainya

butuh waktu untuk diterima. Ada lima karakteristik yang penting dalam

mempengaruhi tingkat penerimaan suatu inovasi, yaitu :

a. Keuntungan relatif inovasi : tingkat di mana inovasi terlihat lebih superior

dibanding produk yang sudah ada.

b. Kesesuaian inovasi : tingkat dimana inovasi tersebut sesuai dengan nilai

dan pengalaman individu – individu dalam masyarakat.

c. Kompleksitas inovasi : tingkat di mana inovasi tersebut relatif sulit

dipahami atau digunakan

d. Kemampuan untuk dibagi – bagi : tingkat dimana dalam batasan tertentu

inovasi tersebut dapat dicoba

e. Kemampuan berkomunikasi : tingkat di mana hasil penggunaan inovasi

tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada pihak lain.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

13

2.2. Pengertian Harga

Menurut Kotler dan Amstrong ( 1991 : 340 ), harga merupakan sejumlah

uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat – manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk atau jasa tersebut. Harga juga merupakan salah satu elemen bauran

pemasaran yang fleksibel yang dapat diubah dengan cepat . menurut Swastha (

1984 : 147 ), harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanan.

Menurut Tjiptono ( 1999 : 151 ) Harga merupakan satu – satunya unsur

bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi

perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya ( produk, distribusi, dan promosi )

menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Dari sudut pandang pemasaran,

harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya ( termasuk barang dan jasa

lainnya ) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan

suatu barang atau jasa.

Dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai

indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang

dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai ( value ) dapat didefinisikan sebagai

rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga atau dapat dirumuskan

sebagai berikut ( Tjiptono, 1999 : 152 )

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

14

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga, bila menfaat

ayang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.

Demikian pula sebaliknya pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa

akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. Harga

memiliki dua peran utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli,

yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya

belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga

dari berbagai alternatife yang tersedia, kamudian memutuskan alokasi dana

yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ‘membidik’

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama

bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai

faktor produk atau mencerminkan kualitas yang tinggi.

Manfaat yang dirasakan

Nilai =

Harga

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

15

2.2.1 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga menurut tjiptono ( 1999, 152-153 ) ada empat

jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba

Asuransi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan

selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Dalam

kondisi pesaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat

sulit untuk dilakukan.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Tujuan ini berorientasi pada volume, dimana harga ditetapkan sedemikian

rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan,

ataupun untuk menguasai pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh

perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan, pengusaha bioskop dan

bisnis pertunjukan lainnya.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Citra ( image ) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan

harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat

digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu ( image of value ),

misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga

yang terendah di suatu wilayah tertentu.

4. Tujuan berorientasi pada harga

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

16

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan

harga pemimpin industri.

5. Tujuan – tujuan lainnya

Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing,

mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau

menghindari campur tangan pemerintah.

2.2.2 Metode Penetapan Harga Produk

1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)

Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga

keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu

dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk

jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan

produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup

pricing dan break even analysis.

3. Pendekatan Pasar (market approach)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

17

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara

menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti

situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

2.2.3 Strategi Penetapan Harga

Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan

mengklasifikasikan dan menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya

merupakan ‘produk baru’ yang belum memiliki konsumen loyal/tetap atau

‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa pasar tersendiri.

Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan

produk(Product Life Cycle)dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama

yakni, Perkenalan, Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.

Secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari ;

Produk Baru

Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau

tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu

1. Harga Mengapung (Skimming Price)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

18

Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum

(perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan

produk sejenis yang lain.)

Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen

tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk

membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi

masal. Apalagi skimming dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat

prestisius.

2. Harga Penetrasi

Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan,

strategi ini dapat diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam

segmen yang berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang

tinggi. Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.

Produk Yang Telah Beredar

Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak

terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam

hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah

perkenalan yakni;

1. Tahap Pertumbuhan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

19

Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai

munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang

diterapkan adalah tetap mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan

melambat, terapkan strategi harga agresif ; menurunkan harga untuk mendorong

penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.

2. Tahap Kematangan

Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas

strategi penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif

terhadap situasi pasar, konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat

menggunakan ‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon),

sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan

meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang diperoleh.

3. Tahap Penurunan

Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah

permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk

terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi

diskonting (pemotongan harga) Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong

biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk

promosi.

2.2.3 Macam-macam Harga

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

20

Harga dapat dibagi menjadi empat macam yaitu :

1. Harga subjektif

Harga subjektif adalah suatu harga yang asalnya dari taksiran seseorang.

Setiap pembeli dan juga penjual mempunyai harga taksiran terhadap barang

yang akan dibeli atau dijual. Jadi setiap orang berbeda-beda, dan mungkin

tidak selalu sama atau tepat dengan harga pasarannya (harga sesungguhnya).

2. Harga objektif (harga pasar)

Seringkali kita menggunakan kata harga pasaran untuk

menentukan harga suatu barang. Dan itu memang ada, harga objektif atau

harga pasar adalah harga yang sebelumnya telah disepakati oleh kedua

belah pihak, dalam hal ini pembeli dan penjual. Harga pasar disebut juga

dengan harga yang umum, dan menjadi patokan bagi penjual-penjual yang

ada di pasar.

3. Harga pokok

Pengertian harga pokok adalah nilai uang yang dikeluarkan untuk

memproduksi suatu barang.

4. Harga jual

Definisi dari harga jual adalah harga yang didapat dari jumlah

harga pokok dengan laba atau keuntungan yang diinginkan oleh penjual.

Meskipun harga harga yang ditawarkan tidak sama, secara keseluruhan di

pasar akan terdapat suatu harga yang umum. Setiap penjual akan

menyesuaikan diri dengan harga pasar.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

21

2.2.3 Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga

Beberapa aspek internal dan eksternal menjadi bahan pertimbangan

penetapan harga.

Yang menjadi pertimbangan dari sisi internal perusahaan adalah:

a. Strategi marketing mix

Harga dipengaruhi oleh komponen marketing mix yakni produk, distribusi dan

promosi. Ketika produk memiliki kualitas yang lebih unggul dari pesaing.

Perusahaan perlu menetapkan harga tertentu untuk dapat menutupi biaya – biaya

yang berkaitan dengan riset produk, promosi serta tingkatan jalur distribusi yang

ditetapkan.

b. Biaya

Dalam menentukan harga, manajer perlu mengetahui bagaimana perilaku biaya

pada saat memproduksi suatu produk. Pada umumnya biaya produksi suatu

produk produk akan mengalami penurunan pada jumlah tertentu. Hal inilah yang

perlu diperhatikan dengan seksama.

Aspek eksternal merupakan aspek yang hanya bisa diamati namun,

perusahaan tidak mampu untuk mengontrol asperk tersebut. Ini merupakan

tantangan sekaligus ancaman perusahaan bila tidak memiliki keunggulan

kompetitif. Berikut ini adalah faktor – faktor eksternal:

a. Sifat pasar

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

22

Penetapan harga sangat dipengaruhi oleh jenis dan karakter pasar yang

disasar perusahaan. Penetapan harga dapat didasarkan atas biaya yang dikeluarkan

untuk memproduksi atau harga didasarkan atas harga pasar.

Dalam pasar yang termasuk persaingan sempurna, tidak ada yang memiliki

pengaruh kuat pada harga sebab produk yang diperdagangkan pada umumnya

komoditas (contoh: sembako, bahan tambang, sekuritas keuangan). Patokan harga

yang tinggi akan mempengaruhi tingkat permintaan atas produk.

b. Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing

Dalam menetapkan harga, perusahan melihat harga barang atau jasa yang

ditawarkan oleh pesaing dipasar, kemudian mengevaluasi biaya – biaya yang

terkait dengan produk dengan mempertimbangkan fitur – fitur yang ditawarkan

oleh pesaing.

c. Faktor lingkungan lainnya

Yang berkaitan dengan faktor lingkungan ini adalah keadaan ekonomi,

bagaimana menetapkan harga ketika terjadi keadaan resesi, inflasi. Keadaan

tersebut mempengaruhi biaya dan tingkat permintaan. Kemudian yang harus

diperhatikan dalam hal ini adalah mitra penjualan, bagaimana reaksi mereka pada

tingkat harga tertentu, ketika mitra penjualan perusahaan kecewa terhadap

keputusan harga yang diambil maka akan berdampak pada berpindahnya mereka

ke pesaing perusahaan. Kebijakan yang diambil pemerintah juga mepengaruhi

langkah penetapan harga.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

23

2.3. Minat Beli

Dalam Setiadi (2008) dijelaskan bahwa jika seorang konsumen mulai

berminat terhadap suatu barang atau jasa maka akan terdorong untuk mencari

informasi lebih mengenai barang atau jasa tersebut. Susanto (1997 : 87)

menjelaskan bahwa individu yang mempunyai minat membeli, menunjukkan

adanya perhatian dan rasa senang terhadap barang tersebut.

Adanya minat individu ini menimbulkan keinginan, sehingga timbul perasaan

yang menyakinkan dirinya bahwa produk tersebut mempunyai manfaat bagi

dirinya dan apa yang menjadi minat individu ini dapat diikuti oleh suatu

keputusan yang akhirnya menimbulkan realisasi berupa keputusan pembelian.

Schiffman dan Kanuk (2000:227) berpendapat bahwa dalam riset pemasaran dan

konsumen, minat beli merupakan pernyataan maksud konsumen untuk membeli.

Skala maksud pembeli digunakan untuk menilai kemungkinan konsumen untuk

membeli suatu produk atau berperilaku menurut cara tertentu. Selain itu,

Sumarwan (2004:147) berpendapat jika minat beli (intention) adalah tindakan

atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen (likelihood or

tendency). Shimp (2000:161) mengemukakan bahwa minat (intention) untuk

membeli merek tertentu terjadi ketika timbul keinginan untuk membeli suatu

produk di masa yang akan datang.

Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk

tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan untuk membeli

dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih

besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

24

membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaat lebih kecil dibanding

pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan

umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis.

Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk

tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan untuk membeli

dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih

besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk

membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaat lebih kecil dibanding

pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan

umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis.

Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen sering kali diawali

dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan ( stimuli ) dari luar dirinya. Baik

berupa rangsangan maupun dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian

diproses dalam diri sesuai dengan karakteristik dengan pribadinya, sebelum

akhirnya diambil keputusan pembeli. Karakteristik pribadi konsumen yang

dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat kompleks, dan salah

satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli suatu merk atau beberapa besar

kemungkinan konsumen untuk berpindah dari suatu merk ke merk lainnya.

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap

mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor dalam Tjiptono ( 2003 : 98 ) minat

beli adalah tahap kecederungan responden untuk bertindak sebelum keputusan

membeli benar-benar dilaksanakan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

25

2.3.1. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand ( 2002 : 129 ), minat beli dapat diindentifikasi melalui

indikator – indikator sebagai berikut :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang

yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya

dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini mengambarkan perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari

informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor yangmempengaruhi

minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa

senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat

minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.

Faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

26

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan

seseorang

dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya,

aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial

ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada

yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang

menggunakan waktu senggngnya.

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan

minat pria, misalnya dalam pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua

akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berguna untuk memberikan gambaran dan

memperjelas kerangka berfikir dalam pembahasan. Disamping itu juga bertujuan

untuk mendapatkan hasil – hasil penelitian terdahulu yang relevan mengenai

pengaruh inovasi produk dan harga terhadap minat beli.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

27

a. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Hendrawan Suroso dan Sri Setyo Iriani

(2014 ) yang meneliti tentang Pengaruh inovasi produk dan harga terhadap minat

beli mei sedaap cup.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh inovasi dan harga terhadap minat beli Mie Sedaap Cup

di Kelurahan Ketintang, Surabaya secara simultan sebesar 0,689 atau 65,9

%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

Sedangkan untuk variabel inovasi produk mempunyai pengaruh terhadap

minat beli sedangkan variabel harga tidak mempunyai pengaruh terhadap

minat beli Mei Sedaap Cup di Kelurahan Ketintang, Surabaya.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Bachriansyah, Rizky Amalia. 2011, yang

meneliti tentang analisis pengaruh kualitas produk, daya tarik iklan, dan persepsi

harga terhadap minat beli konsumen pada produk ponsel nokia ( studi kasus pada

masayakat di kota semarang ).

Dalam penelitian Bachriansyah ( 2011 ), harga merupakan salah satu

penentu pemilihan produk yang nantinya akan berpengaruh terhadap minat

pembelian. Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan

biaya yang lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diterima, maka

yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif.

Sabaliknya, apabila konsumen menganggap bahwa manfaat yang diterima

lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai yang

positif.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

28

c. Penelitian yang dilakukan Natalia, Lia ( 2011 ), tentang Analisis Faktor

Persepsi Yang Mempengaruhi Minat Konsumen untuk Berbelanja Pada Giant

Hypermarket Bekasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natalia, juga menyatakan bahwa

variabel harga berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja di

Hypermart Giant Bekasi.

2.5. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini dinyatakan sebagai acuan oleh peneliti dalam

bentuk skema sederhana yang utuh menurut pokok – pokok penelitian dan

hubungannya dengan kerangka pemikiran ini diharapkan dapat dengan

pengolahannya terarah. Kerangka pemikiran yang akan penulis lakukan adalah

sebagai berikut : variabel independent yang terdiri dari Inovasi produk, ( X1 ),

harga ( X2 ), dan variabel dependen merupakan minat beli ( Y ).

2.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan rangkaian kesimpulan sementara dari permasalahan

penelitian yang dilakukan dan berfungsi sebagai pedoman untuk

mempermudahkan jalannya penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas,

maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

29

H1 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara inovasi produk

terhadap minat beli konsumen kartu 4G LTE di STIE Widya

Wiwaha Yogyakarta.

H2 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara harga terhadap minat

beli konsumen kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul Pengaruh Inovasi Produk dan Harga terhadap

Minat Beli Kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta merupakan

penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif mengumpulkan

data supaya dapat menguji hipotesis yang diajukan atau untuk menjawab

pertanyaan mengenai keadaan/status dari subyek yang sedang dipelajari.

Penelitian deskriptif yang tipikal ialah untuk mengetahui sikap, pendapat (opini),

informasi demografi, keadaan, dan prosedur, (Sigit, 2001: 183).

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah data statistik berbentuk angka- angka baik secara langsung dari hasil

penelitian maupun hasil pengolahan data kuantitatif. (Wiyono 2001: 129).

Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh inovasi produk dan

harga terhadap minat beli kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti, variabel

menurut Sugiyono, (2002: 2) merupakan variabel yang berpengaruh terhadap

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

31

minat beli konsumen di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta yaitu kartu 4G LTE

yang terdiri dari :

X1 = Inovasi Produk

X2 = Harga

3.3. Obyek dan Subyek Penelitian

Obyek penelitian ini merupakan hal yang menjadi sasaran penelitian.(

Kamus Bahasa Indonesia 1989: 622). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa obyek penelitian merupakan himpunan elemen yang dapat berupa orang,

barang, ataupun elemen yang akan diteliti. Obyek dalam penelitian ini adalah

inovasi produkdan harga, (Hermawan, 2012: 67).

Subyek penelitian merupakan orang, tempat, atau benda yang diamati

dalam rangka pembuatan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862).

Subyek penelitian dalam penulisan ini adalah konsumen kartu seluler 4G LTE di

STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

3.4. Definisi Operasional dan Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, (2002 : 2).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

32

1. Pengertian Variabel Independent

Variabel independen, merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab berubah atau timbulnya variabel dependen (terikat)

Sugiyono, (2013: 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independen atau variabel bebas adalah kartu 4G LTE yang terdiri dari

inovasi produk (X1), harga (X2).

a) Inovasi Produk

Inovasi adalah cara untuk terus membangun dan mengembangkan

organisasi yang dapat dicapai melalui introduksi teknologi baru,

aplikasi baru dalam bentuk produk dan pelayanan, pengembangan

pasar baru, dan memperkenalkan bentuk baru organisasi. Inovasi

dibedakan menjadi dua bagian : pertama, inovasi proses melibatkan

pengembangan menajemen dan praktik baru organisasi ; kedua,

inovasi produk melibatkan aplikasi pengetahuan bagi pengembangan

produk baru yang tangible ( berwujud ) dan pelayanan baru, (

Rochaety dan Ratihy, 2005 : 163-164 ).

b) Harga

Adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa,

jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki

atau menggunakan produk atau jasa, (Kotler& Armstrong,1991: 340).

2. Pengertian Variabel Dependent

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

33

Variabel dependen disebut juga variabel output, criteria, dan

konsekuen atau sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas Sugiyono, (2002: 3). Yang termasuk variabel dependen

atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli konsumen di

STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

a) Minat Beli Konsumen

Menurut Mehta, (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai

kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau

mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan

pembelian.

b) Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand, (2002: 129), minat beli dapat diidentifikasi

melalui indikator-indikator sebagai berikut :

b. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

c. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

d. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk

prefrensinya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

34

e. Minat eksploratif, minat ini mengambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

tersebut.

3.5. Teknik Penelitian

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Arikunto (2003: hal 108). Memberikan pengertian tentang

populasi, yaitu keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan Sugiyono, (2010

: 117) memberikan pengertian populasi sebagai berikut :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dari pernyataan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

populasi dalam penelitian meliputi segala sesuatu yang akan dijadikan

subyek atau obyek penelitian yang dikehendaki peneliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua yang pernah menggunakan atau yang

menggunakan kartu 4G di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

2. Sampel

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

35

Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Sedangkan menurut

Arikunto (2008:116), penentuan pengambilan Sampel apabila kurang dari

100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau

20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya kemampuan peneliti

dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan

dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dan besar

kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang

resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik.

Karena jumlah populasi yang sangat besar yaitu lebih dari 100 dan

keterbatasan waktu, serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang

akan diambil sebanyak 100 orang dengan teknik sampel purposive

sampling. Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam

penelitian ini berdasarkan kriteria yang menggunakan HP berbasis 4G

serta menggunakan atau pernah menggunakan kartu 4G LTE di STIE

Widya Wiwaha Yogyakarta.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Data dapat diartikan sebagai fakta-fakta, serangkaian bukti-bukti, atau

sesuatu yang secara pasti diketahui, atau dapat pula diartikan sebagai serangkaian

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

36

informasi yang ada disekitar kita (Wiyono, 2011: 132). Peran sebuah data dalam

penelitian sangat strategis dalam menentukan baik buruknya sebuah penelitian.

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara bagi seseorang peneliti dalam

memperoleh data-data yang dibutuhkan. Adapun metode yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Sumber data primer

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumbernya

(subyek penelitian). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

primer pada penelitian ini yaitu :

a. Metode Wawancara (interview)

Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan

berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada

peneliti.

b. Metode Kuisioner( Queisioner)

Metode kuisioner merupakan teknik pengumpulan data primer yang

dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden. Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis kuesioner atau angket langsung yang tertutup karenar esponden hanya

tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.

2. Sumber Data Sekunder

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

37

Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung didapatkan dari

sumbernya melainkan didapat dari pihak lain. Adapun data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan (library research)

Menggunakan kepustakaan sebagi sarana pengumpulan data sekunder yang

bersumber dari buku atau literature sebagai dasar teori serta konsep yang penulis

gunakan dalam penelitian dan untuk mendukung penelitian ini.

Teknik pengukuran data pada penelitian ini menggunakan pedoman yang

paling umum digunakan yaitu Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang

dipergunakan jika peneliti ini mendapatkan data mengenai bobot setiap jawaban

yang diberikan oleh responden, (Wiyono, 2013: 135). Skala ini berhubungan

dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Dalam hal ini,

responden atau konsumen diminta untuk mengisi pernyataan yang berbentuk

kuisioner. Jumlah pertanyaan dalam penelitian ini 11 pertanyaan.

Adapun pengukuran hasil jawaban responden mengenai pengaruh inovasi

produk dan harga terhadap minat beli kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha

Yogyakarta diukur dengan kategori bobot sebagai berikut :

a. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5

b. Setuju (S) dengan skor 4

c. Kurang Setuju (KS) dengan skor 3

d. Tidak Setuju (TS) dengan skor 2

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

38

e. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.

Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis menggunakan

pengolahan data statistik dengan SPSS versi 23.

3.7 Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk menentukan ketetapan prediksi apakah ada

pengaruh yang kuat antara variable bebas (X) inovasi produk dan harga dan

variabel terikat (Y) yaitu minat beli. Adapun persamaan regresi berganda sebagai

berikut :

Rumus : Y= α + β 1X1 + β2 X2 +e

Keterangan :

Y : Minat Beli

α : Konstanta

β1: Koefisiensi regresi variabel inovasi produk

β2 : Koefisiensi regresi variabel harga

X1 : Variabel Inovasi Produk

X2 : Variabel harga

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

39

e : Standar eror

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner.

Suatu kuisioner dikatakan sah jika item pertanyaan pada kuisioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Instrumen

dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk

mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya di ukur Sugiyono, (2002: 272). Dengan demikian, instrument yang

valid merupakan instrument yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang

hendak diukur. Jumlah anggota yang digunakan 30 responden.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat stabilitas, konsistensi dan ketetapan suatu alat

ukur. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius atau mengarahkan

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat

dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya, apabila datanya

benar-benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan

sama. Uji reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan (dapat dipercaya),

sehingga suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Selanjutnya untuk

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

40

mengetahui reliabilitas dari pertanyaan-pertanyaan kuisioner, menggunakan

dengan cronbach’s alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel, apabila nilai

koefisiensi > 0.6 (Ghozali, 2005 : 117).

4. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersama-

sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikansi berarti hubungan yang

terjadi dapat berlaku untuk populasi. Penggunaan tingkat signifikansinya

beragam, tergantung keinginan peneliti, yaitu 0,01(1%),0,05 (5%) dan 0,10

(10%). Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. sebagai contoh,

kita menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05 maka

dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, jika nilai signifikansi > 0,05

maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Derajat keyakinan :

H0 diterima apabila F hitung ≤ F tabel, α = 5% dan signifikasi t hitung ≥

0,05

Ha diterima apabila F hitung ≥ F tabel, α = 5% dan signifikasi t hitung ≥

0,05

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

41

Rumus : F Hitung = R² / K – 1

(1-R²) (n-k)

Keterangan :

R² = Koefisien determinan

K = Banyaknya variabel bebas

n = Banyaknya sampel

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

42

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4. 1 HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100

responden pengguna atau pernah menggunakan kartu 4G di STIE Widya

Wiwaha Yogyakarta ini, melalui penyebaran kuisoner, berikut ini

gamabaran umum mengenai karakteristik responden berdasrkan usia dan

jenis kelamin adalah sebagi berikut :

Berdasrkan usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam membuat keputusan dalam membeli suatu produk. Usia

berpengaruh pada kemampuan konsumen dalam memilih suatu

produk, mencerminkan apa arti suatu produk itu bagi konsumen.

Table 4. 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase %

20 – 25th 85 85%

26 – 30th 12 12%

30 – 35th 3 3%

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

43

Total 100 100%

Sumber : Data primer diolah, 2017.

Berdasrkan Table 4. 1 diketahui bahwa responden berusia 20 – 25

tahun sebanyak 85 orang (85%), responden berusia 26 – 30 tahun

sebanyak 12 orang (12%), responden berusia 30 – 35 tahun sebanyak 3

orang (3%).

Berdasrkan jenis kelamin

Table 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Perempuan 54 54%

Laki-laki 46 46%

Total 100 100%

Sumber : Data primer diolah, 2017.

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa presentase

responden perempuan lebih besar dengan jumlah 54 responden

atau sebanyak 54% jika dibandingkan dengan responden laki-laki

yang jumlahnya 46 responden atau sebanyak 46% dari total

keseluruhan responden yang berjumlah 100 responden.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

44

Uji validitas dan reliabilitas di gunakan untuk menguji kelayakan

instrument atau indikator sebagai alat ukur.

1. Uji Validitas

Uji validitas yang dilaksanakan digunakan untuk menguji

instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2014:121).

Dari hasil pengolahan uji validitas dengan cara mentabulasikan

sampel, maka pengujian validitas ini dilakukan dengan analisis faktor,

yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dalam satu

faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Dalam

penelitian ini menggunakan 2 faktor yang ingin diuji tingkat validitas. Alat

analisis yang digunakan untuk uji validitas adalah perangkat lunak

(Software) SPSS (Statistical Programs for Social Science) versi 23 for

windows. Untuk pengujian ditentukan dengan membandingkan nilai

rhitung dengan rtabel berdasarkan kriteria berikut:

Jika rhitung > rtabel maka instrument atau item-item pertanyaan

berkorelasi signifikan terhadap skor total , maka dinyatakan valid.

Jika rhitung < rtabel maka instrument atau item-item pertanyaan tidak

berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka dinyatakan tidak valid.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

45

Table 4.1

Output Uji Validitas

Variabel Item R. hitung R. tabel Keterangan

Inovasi produk 1 0.393 0.361 Valid

2 0.529 0.361 Valid

3 0.603 0.361 Valid

4 0.578 0.361 Valid

Harga 1 0.508 0.361 Valid

2 0.419 0.361 Valid

3 0.452 0.361 Valid

4 0.381 0.361 Valid

Minat beli 1 0.465 0.361 Valid

2 0.416 0.361 Valid

3 0.537 0.361 Valid

Sumber : Data Primer diolah, 2017.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua

pernyataan mengenai Kartu 4G LTE yang terdiri dari :

a) Inovasi produk (variabel X1) : terdiri dari 4 butir pernyataan dan

dinyatakan valid semua

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

46

b) Harga ( variabel X2) : terdiri dari 4 butir pernyataan dan

dinyatakan valid semua

c) Minat beli (variabel Y) : terdiri dari 3 butir pernyataan dan

dinyatakan valid semua

Dari hasil Tabel 4.1 menunjukkan bahwa item-item pertanyaan

yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan,

mempunyai nilai korelasi lebih besar dari 0,361. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner dinilai

valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas konsumen pada penelitian ini menggunakan

metode Cronbanch Alpha karena metode ini sangat cocok digunakan pada

skor berbentuk skala atau skor rentangan (Wiyono, 2011:116). Menurut

Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil

pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus

reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka

yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Kesepakatan secara umum

reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700.Jika nilai

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

47

alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara

jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes

secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang

memaknakannya sebagai berikut: Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas

sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha

0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas

rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak

reliabel. Perhitungan uji validitas ini menggunakan perangkat lunak SPSS

(Statistical Programs for Social Science) versi 23 for windows. Hasil

perhitungan uji reliabilitas penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Output Uji Reliabilitas

Variabel indikaor Item Cronbach’s Alpha Keterangan

Inovasi Produk 1 0.593 Reliabel

2 0.588 Reliabel

3 0.576 Reliabel

4 0.567 Reliabel

Harga 1 0.580 Reliabel

2 0.584 Reliabel

3 0.590 Reliabel

4 0.591 Reliabel

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

48

Minat Beli 1 0.585 Reliabel

2 0.584 Reliabel

3 0.585 Reliabel

Sumber Data Primer diolah, 2017

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.608 12

Berdasarkan output reliabilitas pada Table 4.2 bahwa semua pernataan

pada kuisioner dinyatakan reliabel karena mempunyai Cronbach's Alpha (α)

0.608 > 0.6 sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator yang diajukan untuk

mengukur penelitian ini dinyatakan valid dan reliabel.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk tujuan peramalan, dimana dalam

model terdapat variabel dependen (terkait) dan variabel independen

(bebas). Dalam praktik, regresi dibedakan antara regresi linier sederhana

dan regresi linier berganda. Disebut sederhana karena hanya memiliki satu

variabel dan disebut berganda karena terdapat lebih dari satu variabel

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

49

independen (Wiyono, 2011:299). Hasil analisis regresi linier berganda

dapat dilihat pada tabel berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 +e

Keterangan =

Y = Minat beli

Α = Konstanta

X1 = Inovasi produk

X2 = Harga

β1 = Koefisiensi Regresi Inovasi produk

β2 = Koefisiensi Regresi Harga

Table 4.3

Output Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

50

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,251 ,520 6,248 ,000

inovasi_produk ,009 ,104 ,009 ,086 ,932

harga ,216 ,091 ,236 2,369 ,020

a. Dependent Variable: minat_beli

Berdasarkan hasil analisis pada table 4.3 maka model regresi dan hasil

regresi linier berganda didapat persamaan variabel yang mempunyai pengaruh

terhadap minat beli adalah sebagai berikut :

Y = 3.251 +0,009 X1 + 0,236X2 + e

Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai kosntan (α) sebesar 3.251 artinya bahwa jika tanpa dipengaruhi oleh

inovasi produk dan harga maka minat beli konsumen sebesar 3.251.

2. Variabel inovasi produk

Hubungan variabel independen inovasi produk (X1) dengan variabel

dependen minat beli (Y) ditunjukkan oleh koefisien regresi b1 (inovasi

produk) sebesar 0,009 . Hasil yang ditunjukkan sebesar 0,009

menunjukkan angka positif sehingga setiap ada kenaikan variabel inovasi

produk (X1) satu satuan maka variabel Y (minat beli) akan naik sebesar

0,009. Hal ini menunjukkan bahwa faktor inovasi produk terhadap minat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

51

beli konsumen memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi faktor

inovasi produk maka akan meningkatkan minat beli konsumen kartu 4G

LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta dengan asumsi bahwa variabel

bebas yang lain (X2) tetap.

3. Variabel harga

Hubungan variabel independen harga (X2) dengan variabel dependen

minat beli (Y) ditunjukkan oleh koefisien regresi b2 (harga) sebesar 0,236.

Hasil yang ditunjukkan sebesar 0,236 menunjukkan angka positif sehingga

setiap ada kenaikan variabel harga (X2) satu satuan maka variabel Y

(minat beli) akan naik sebesar 0,236. Hal ini menunjukkan bahwa faktor

harga terhadap minat beli konsumen memiliki hubungan yang searah.

Semakin tinggi faktor harga maka akan meningkatkan minat beli

konsumen kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta dengan

asumsi bahwa variabel bebas yang lain (X1) tetap.

4. Uji R (Determinan)

Uji determinan (R) digunakan untuk mengetahui seberapa besar

presentase sumbangan pegaruh variabel adalah beberapa variabel

independen mempengaruhi terhadap variabel dependen.

Table 4.4

Output uji R (Determinan)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

52

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,237a ,056 ,037 ,490

a. Predictors: (Constant), harga, inovasi_produk

Berdasarkan hasil nilai korelasi (R) sebesar 0.237 atau 23.7%, maka dapat

diartikan bahwa hasil korelasi R tersebut positif sehingga terdapat pengaruh antara

variabel inovasi produk (X1),dan harga (X2) terhadap minat beli (Y). Sedangkan

sisanya sebesar 76.3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

5. Uji F (Simultan)

Uji F ini dikenal dengan uji anova atau uji serentak,yaitu uji untuk

melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-

sama terhadap variabel terikatnya. Pengujian uji F ini menggunakan

perangkat lunak SPSS (Statistical Programs for Social Science) versi 23

for windows. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan Fhitung yang

dihasilkan oleh uji analisis linier berganda dengan Ftabel pada tingkat

keyakinan 95% dengan taraf signifikan 0,05. Perumusan Hipotesis kerja

adalah sebagai berikut:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

53

H0 : b1 = b2 = 0 Inovasi produk, harga secara serentak tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

minat beli konsumen kartu 4G LTE di STIE Widya

Wiwaha Yogyakarta.

Ha : b1 = b2 ≠ 0 Inovasi produk dan harga secara serentak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

minat beli konsumen kartu 4G LTE di STIE Widya

Wiwaha Yogyakarta.

Batas pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

Jika > , maka Ho ditolak, Ha diterima.

Jika < , maka Ho diterima, Ha ditolak.

Table 4.5

Output uji F (simultan)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,388 2 ,694 2,891 ,060b

Residual 23,279 97 ,240

Total 24,667 99

a. Dependent Variable: minat_beli

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

54

b. Predictors: (Constant), harga, inovasi_produk

Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung (2,891) > Ftabel (3,09) sehingga

Ho diterima dan Ha ditolak. Yang berarti tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel independen yaitu inovasi produk dan harga

secara simultan terhadap variabel dependen yaitu minat beli kartu 4G LTE

di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

4.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel inovasi

produk terhadap minat beli. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data regresi

linier berganda dan uji hipotesis maka dapat diketahui sebagai berikut :

1. Pengaruh inovasi produk terhadap minat beli

Berdasarkan tabel 4.3 kelompok coefficients dapat digambarkan

persamaan regresi yaitu nilai regresi variabel inovasi produk (X1) sebesar 0.009

atau 9% artinya angka tersebut menunjukkan ada pengaruh antara variabel

independen yaitu inovasi produk dengan variabel dependen minat beli konsumen

akan meningkat sebesar 0.009 < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga

variabel inovasi produk menunjukkan berpengaruh terhadap minat beli.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

55

Berdasarkan dari hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa

inovasi produk mampu menggerakan reaksi positif terhadap konsumen untuk

dapat membeli atau menggunakan suatu produk. Dengan membuat variasi produk

4G/LTE tidak hanya sebatas variasi kuota dan kecepatan akses, pengembangan

variasi produk 4G/LTE dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan trend atau

kegemaran masyarakat saat ini, seperti kegemaran masyarakat mengakses sosial

media, Youtube, aplikasi Google.

2. Pengaruh harga terhadap minat beli

Nilai regresi variabel harga (X2) sebesar 0,236 atau 23.9% artinya angka

tersebut menunjukkan pengaruh variabel independen yaitu harga dengan variabel

dependen minat beli dan jika variabel harga mengalami peningkatan maka minat

beli konsumen akan meningkat sebesar 0.236 > 0.05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak sehingga variabel harga menunjukkan berpengaruh terhadap minat beli.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa harga

mempunyai pengaruh yang signifikan karena mempunyai nilai regresi lebih besar

dibandingkan nilai signifikansi. Konsumen lebih tertarik dengan akses internet

yang cepat dan harga terjangkau khususnya di kalangan mahasiswa.

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil nilai korelasi (R) determinan sebesar

0,237atau 23.7%, maka dapat diartikan bahwa hasil korelasi R tersebut positif

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

56

sehingga terdapat pengaruh antara variabel inovasi produk (X1) dan harga (X2)

terhadap minat beli (Y). Sedangkan sisanya sebesar 76.3% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar model penelitian lain.

Berdasarkan table 4.5 hasil nilai F hitung sebesar 2,891 dengan angka P

value sebesar 0.060 atau 6% dengan tingkat signifikansi (α) 0.05 dengan Pvalue

0.060 > 0.05, maka H0 diterima Ha ditolak, berarti secara bersama-sama

(simultan) variabel inovasi produk dan harga tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel minat beli.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya dan untuk menjawab tujuan di lakukannya penelitian ini maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kesimpulan Uji Regresi Linier Berganda

a. Pengaruh inovasi produk terhadap minat beli kartu 4G LTE

Berdasarkan tabel kelompok coefficients dapat digambarkan

persamaan regresi berganda yaitu variabel inovasi produk

(X1), nilai b1 = 0,009 dengan t = 0,86 dan signifikansi =

0,932. Oleh karna signifikansi lebih besar (>0,05) maka H0

diterima artinya variabel inovasi produk (X1) tidak

berpengaruh terhadap minat beli (Y).

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kartu 4G/

LTE dapat melakukan pengembangan produk 4G/LTE yang disesuaikan

dengan kebutuhan pelanggan, misalnya dengan membuat variasi produk

berdasarkan: usia, jenis pekerjaan, jenis pelanggan (perorangan atau

perusahaan), dan aplikasi yang digemari. Demikian pula untuk segmen

pasar yang sensitif terhadap harga, kartu 4G/ LTE dapat menerapkan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

58

strategi diferensiasi harga produk berdasarkan kuota dan kecepatan akses.

Dengan melakukan diferensiasi produk agar sedikit lebih menarik dan

dengan harga sedikit lebih rendah dibanding pesaing utama dapat menjadi

pilihan.

b. Pengaruh harga terhadap minat beli kartu 4G LTE

Berdasarkan tabel kelompok coefficients dapat digambarkan

persamaan regresi berganda yaitu variabel harga (X2),nilai

b2 = 0,216 dengan t = 2,369 dan sigifikansi 0,020. Oleh

karena itu signifikansi lebih kecil (0.05) maka H0 ditolak

artinya variabel harga (X2) berpengaruh terhadap minat beli

(Y).

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa harga

berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Konsumen akan

berminat apabila ada segmen pelanggan tertentu, misalnya segmen

pelangan usia 18-25 tahun atau segmen pelanggan yang berprofesi sebagai

pelajar atau mahasiswa, yang akan lebih memilih operator yang

menawarkan produk dengan tarif paket data termurah. Bagi segmen

pelanggan dari kalangan professional, yang dalam memilih operator lebih

melihat stabilitas jaringan dan kecepatan akses.

Dengan demikian hipotesis pertama yang mengatakan bahwa

terdapat pengaruh positif signifikan anatar inovasi produk terhadap minat

beli konsumen kartu 4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta ini

tidak terbukti . Sedangkan untuk hipotesis kedua yang mengatakan bahwa

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

59

terdapat pengaruh posittif signifikan antara harga terhadap minat beli kartu

4G LTE di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta ini terbukti.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukanbahwa nilai korelasi (R) sebesar 0.237 atau 23.7%,

maka korelasi R tersebut positif sehingga terdapat pengaruh

antara variabel inovasi produk (X1),dan harga (X2) terhadap

minat beli (Y). Sedangkan sisanya sebesar 76.3% dipengaruhi

oleh variabel lain diluar penelitian ini.

3. Kesimpulan uji F

Berdasarkan hasil uji statistik melalui uji F di atas dapat

disimpilkan data uji F yaitu nilai F hitung sebesar 2,891 dengan angka

signifikasi 0,060 Pvalue sebesar dengan tingkatan signifikasi α 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa Fhitung (2,891) > Ftabel (3,09) sehingga Ho

diterima dan Ha ditolak. Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel independen yaitu inovasi produk dan harga secara simultan

terhadap variabel dependen yaitu minat beli kartu 4G LTE di STIE Widya

Wiwaha Yogyakarta.

5.2 KETERBATASAN PENELITIAN

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

60

Didalam sebuah penelitian tentunya akan ada keterbatasan-keterbatasan

penelitian. Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adanya penjelasan yang kurang jelas didalam penelitian ini, karena baru

peneliti yang meneliti minat beli kartu 4G LTE sehingga pembaca atau

peneliti selanjutnya kurang memahami penelitian ini.

2. Penelitian ini didalam mengambil sebuah data penelitian berdasarkan dari

hasil kuisioner, sehingga dalam pengolahan analisis data hanya

berdasarkan dengan hasil kuisioner responden.

3. Adanya kalimat yang kurang jelas didalam kalimat pernyataan didalam

kuisioner penelitian ini, sehingga responden kurang memahami dalam

menjawab pertanyaan kuisioner.

5.3 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti

memberikan saran-saran diantaranya :

1. Mengembangkan dan membuat variasi produk 4G/LTE tidak hanya

sebatas variasi kuota dan kecepatan akses. Pengembangan variasi

produk 4G/LTE dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan trend

atau kegemaran masyarakat saat ini, seperti kegemaran masyarakat

mengakses sosial media, Youtube, aplikasi Google. Pengembangan

produk dapat juga dilakukan berdasarkan teknologi. Pengembangan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

61

kesemua variasi produk ini sebaiknya difokuskan pada segmen pasar

tertentu yang sesuai agar dapat lebih efisien.

2. Melakukan efisiensi di segala aspek pengembangan produk 4G/LTE,

termasukdidalamnya melakukan promosi yang tepat sasaran dan

efektif, efisiensi penggunaan sumber daya yang ada, dan efisiensi

dalam pengembangan jaringan dan produk.

3. Perlu memperbaiki kelemahan-kelemahan terkait produk 4G/LTE:

Image produk data dalam hal performansi dan stabilitas koneksi.

Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui training dan

workshop terkait teknologi terkini yang superior dari sistem, yang

dapat digunakan untuk efisiensi dan mempercepat inovasi produk

4G/LTE.

Dengan dukungan pemerintah Indonesia, memperluas jaringan

4G/LTE sampai ke luar Jawa untuk menjangkau masyarakat di seluruh

Indonesia.

3. Dengan adanya penelitian ini peneliti menyarankan kepada peneliti

selanjutnya, untuk melakukan penelitian di luar variabel bebas (inovasi

produk dan harga) yang digunakan dalam penelitian ini, hal ini

dikarenakan hasil kontribusi variabel bebas berpengaruh sebesar

(0.237 atau 23.7%) signifikan terhadap minat beli. Hal ini berarti ada

variabel lain yang cukup kuat dan berpengaruh signifikan yaitu sebesar

0.763 atau 76.3% terhadap minat beli kartu 4G LTE.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bachriansyah, Rizky Amalia. 2011.Analisis Pengaruh KualitasProduk, Daya

TarikIklan, dan Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Pada

Produk Ponsel Nokia (Studi Kasus Pada Masyarakat Di Kota Semarang).

Skripsi TidakDiterbitkan. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro,

Semarang.

Engel, F. J. (1995). Perilaku Konsumen. Jilid 2. Jakarta: Binapura Askara.

Hermawan, Agus. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Imam, Ghozali. (2005). Analisis Multivariate dengan SPSS, Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Kotler, Philip. (1995). Manajemen Pemasaran. Edisi Indonesia. Buku Dua.

Jakarta:Salemba Empat.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gery. (1991). Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 2. Alih

Bahasa: Alexander Sindoro; penyunting, Benjamin Molan. Jakarta:

Prenhalindo.

Natalia, Lia. 2011. Analisis Faktor Persepsi Yang Memengaruhi Minat Konsumen

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

63

Untuk Berbelanja Pada Giant Hypermarket Bekasi. JurnalSkripsi Jurusan

Manajemen. Universitas Gunadarma, 1(1) :1-11.

Rochaety, Eti dan Ratih Tresnati. 2005. Kamus Istilah Ekonomi. Cetakan

Pertama. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Tjiptono, Fandy. 1999. Strategi Pemasaran. Edisi 2, Cetakan ke 3. Yogyakarta:

Andi

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi

Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Schermerhorn, Jhon R., Jr. (2000). Manajemen Buku 2. Diterjemahkan oleh, M

Parnawa Putranta, Surya Dharma Ginting, MF. Sheelyana Junaedi, TH.

Diah Widiastuti. Edisi pertama, Cetakan ke dua. Yogyakarta: Andi

Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk

Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: PenerbitErlangga.

Sigit, Soehardi. (2001). Metodologi Penelitian Sosial- Bisnis – Manajemen. Edisi

kedua. Yogyakarta: BPFE UST.

Sugiyono. 2002. Statistik untuk Penelitian, Bandung : Penerbit CV Alfabeta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.

Sumarwan, Ujang. 2010. Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran Analisa

Perilaku Konsumen. Surabaya: Ghalia.

Susanto. 1997. Dasar-Dasar Manajemen. Edisi Baru.Jakarta: CV. Miswa.

Swasta, Basu, DH & Irawan (1984). Manajemen Pemasaran Modern.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

64

Yogyakarta:Penerbit Liberty

http://www.kitapunya.net/2016/01/pengertian-harga-fungsi-dan-macam-

macam.html

Diakses di Perpustakaan Widya Wiwaha Yogyakarta

Tanggal 23 Maret 2017

13.20

http://satu-ilmu.blogspot.co.id/2012/04/nilai-dan-faktor-yang-

mempengaruhi.html

Diakses di Perpustakaan Widya Wiwaha Yogyakarta

tanggal 23 Maret 2017

13.46

http://sriutamisemangat.blogspot.co.id/2012/04/inovasi-bisnis.html

Diakses di Perpustakaan Widya Wiwaha Yogyakarta

Tanggal 23 Maret 2017

14.17

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at