WENISRIYUNITA_D41112979_SISTEMLINEAR
-
Upload
wsriyunita -
Category
Documents
-
view
15 -
download
3
description
Transcript of WENISRIYUNITA_D41112979_SISTEMLINEAR
TUGAS PENGGANTI FINAL
SISTEM LINEAR
Oleh:
WENI SRI YUNITA
D411 12 979
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
1. Definisi Sistem
Berbicara tentang sistem berarti berbicara tentang sekumpulan elemen/unsur yang
menyusun sistem, dan berbicara tentang cara berhubungan antara elemen-elemen
penyusun itu. Umumnya pengertian sistem menyangkut sesuatu yang tersusun dari
elemen-elemen. Jadi sebuah komponen tidak dapat disebut sistem. Elemen-elemen
penyusun sistem mempunyai perilaku yang khas dalam sistem, atau mempunyai
tugas yang spesifik yang tidak dapat digantikan oleh elemen lain. Jika sebuah elemen
penyusun sistem tidak ada, maka sistem menjadi tidak ada atau sistem berganti
menjadi sistem lain. Misal contohnya : Sistem audio mempunyai empat elemen, jika
salah satunya tidak ada, maka tidak dapat lagi disebut sistem audio. Tanpa penguat
dan mekanik playback, sistem dikatakan rusak. Tanpa speaker, sistem tidak lengkap
dan tidak dapat dimanfaatkan. Tanpa tombol volume, semua orang akan tertawa.
Hal yang penting untuk disepakati ketika seseorang berbicara tentang sistem teknik
adalah model sistem. Memodelkan sebuah sistem berarti menyepakati besaran
keluaran sistem, lalu menentukan masukan sistem dan akhirnya menentukan
hubungan antara keluaran dan masukan itu.
Beberapa system dapat dikenali dari berbagai sudut pandang yang berbeda,
diantaranya adalah :
a. Dari sudut pandang system dan lingkungannya: system tertutup & system
terbuka.
b. Dari sudut pandang tingkat kepastian system: system deterministic & system
probabilistic.
c. Dari sudut pandang kedinamisan system: system dinamis & system statis.
d. Dari sudut pandang kekontinuan system: system kontinu & system diskrit.
1.1 Klasifikasi Sistem
1. Sistem Linear
Sistem linier adalah suatu sistem yang mempunyai persamaan model yang linier
dan menerapkan prinsip superposisi. Dimana prinsip superposisi ini menyatakan
bahwa respon yang dihasilkan oleh penggunaan secara serentak dua buah fungsi
penggerak yang berbeda adalah sama dengan jumlah dari dua buah respon
individualnya. Oleh karenanya, pada sistem linier, respon terhadap beberapa
masukan dapat dihitung dengan cara mencari respon terhadap tiap-tiap masukan
dan menjumlahkan hasilnya. Prinsip ini memungkinkan kita untuk menyusun
jawaban yang kompleks pada persamaan-persamaan diferensial linier dari
beberapa jawaban yang sederhana. Pada penyelidikan sistem dinamik secara
eksperimantal, jika sebab dan akibat adalah sebanding, maka akan berlaku
sistem superposisi sehingga sistem tersebut dapat dianggap linier.
𝛤[𝑎₁𝑥₁(𝑡) + 𝑎₂𝑥₂(𝑡)] = 𝑎₁𝛤[𝑥₁(𝑡) + 𝑎₂𝛤[𝑥₂(𝑡)]
Untuk setiap deret masukan x₁(t) dan x₂(t) yang berubah-ubah dan setiap
konstanta a₁ dan a₂ yang berubah-ubah.
Gambar 1.1 Merupakan ilustrasi dari superposisi
2. Sistem Non Linear
Sistem non linier adalah sistem yang dinyatakan oleh persamaan non linier dan
tidak dapat menerapkan prinsip superposisi. Beberapa contoh persamaan non
linier adalah :
BA sin
32 BAZ
0)1( 2
2
2
xdt
dxx
dt
xd
03
2
2
xxdt
dx
dt
xd
Beberapa kurva karakterisik ketidaklinearan bisa diliat pada gambar berikut ini :
Gambar 1.2 Kurva karakteristik beberapa ketidaklinieran
(a) Ketidaklinieran saturasi, (b) Ketidaklinieran daerah mati,
(b) Ketidaklinieran hukum kuadrat
3. Sistem Invarian waktu dan varian waktu
Sistem dinamakan invaian waktu, jika karakteristik masukan-keluaran tidak
berubah menurut waktu. Secara terperinci,anggaplah keluaran y(t) adalah
transformasi dari x(t), sehingga dapat kita tulis :
y(t) = Γ *x(t)+
Sekarang anggap sinyal masukan yang sama ditunda k sekon untuk menghasilkan
x(t-k), dan juga dipakai sistem yang sama. Jika karakteristik sistem tidak berubah
dengan waktu, maka keluaran sistem akan menjadi y(t-k), yakni keluaran akan
sama seperti espon terhadap x(t), kecuali bahwa ia akan ditunda k sekon yang
sama dengan penundaan masukannya. Karena itu daat kita definisikan sistem
invarian waktu sebagai berikut :
Suatu sistem adalah invarian waktu jika dan hanya jika
Γ
akan memberikan
Γ
Untuk setiap sinyal masukan x(t) dan setiap pergeseran k sekon.
Untuk keperluan ui coba respon sistem dari x(t-k) atau Γ*x(t)+ dinotasikan
dengan y(n,k) , sehingga dapat ditulis :
y(t,k) = Γ*x(t)+
sekarang dapat kita katakan suatu sistem invarian waktu, jika dan hanya jika :
y(t.k) = y(t-k)
4. Sistem Dengan dan tanpa Memori
Suatu sistem dinamakan tanpa memori jika dan hanya jika keluaran untuk setiap
waktu t hanya bergantung pada masukan untuk waktu yang sama, bukan pada
x(t) y(t)
x(t-k) y(t-k)
masukan sebelum atau sesudahnya, sebaliknya suatu sisem dinamakan dinamis
atau dengan memori,jika dan hnya jika keluaran sistem untuk setiap waktu t
secara mutlak bergantung pada masukan sebelumnya.
Misalnya :
Tanpa Memori
y(t) = ax (t)
y(t) = ax (t) + bx² (t)
Dengan Memori
y(t) = x(t) + 3x(t-1)
y(t) = x(t-2) + 5x(t-4)
y(t) = 𝑥 (𝑡 − 𝑘)
y(t) = 𝑥(𝑡 − 𝑘)
5. Sistem Kausal dan Non kausal
Suatu sistem dikatakan kausal jika dan hanya jika keluaran sistem untuk setiap
waktu hanya bergantung pada masukan sekarang dan sebelumnya yaitu x(t), x(t-
1), x(t-2), .... dan tidak bergantung pada masukan yang akan datang dengan kata
lain , x(t+1), x(t+2), ... . Dalam bahasa matematis, keluaran sistem kausal
memenuhi persamaan dalam bentuk :
y(t) = f[x(t), x(t-1); x(t-2); x(t-3),....]
jika sistem tidak memenuhi definisi diatas, maka disebut non kausal. Sistem ini
seperti mempunyai keluaran tidak hanya bergantung pada masukan sekarang
dan sebelumnya saja, tapi juga bergantung pada masukan yang akan datang jua.
Jelas sistem non-kausal tidak dapat direalisasikan sistem waktu-real, tapi hanya
dapat direalisasikan untul sistem off-line (waktu non-real).
6. Sistem Stabil dan tidak Stabil
Definisi kestabilan (berdasar natural response):
Sistem stabil jika natural response mendekati nol saat waktu mendekati tak
hingga
Sistem tidak stabil jika natural response mendekati tak hingga saat waktu
mendekati tak hingga
Sistem marginally stable jika natural response tetap/konstan atau berosilasi
teratur
Definisi kestabilan (berdasar total response/BIBO):
Sistem stabil jika setiap input yang dibatasi mengahasilkan output yang
terbatas juga.
Sistem tidak stabil jika setiap input yang dibatasi mengahasilkan output yang
tidak terbatas
Contoh Sistem Stabil
Sistem yang dinyatakan dengan y(n) = 0,1 * y(n–1) + x(n) dan y(-1) = 0 adalah
stabil, karena ketika diberi input unit impuls,outputnya adalah:
y(0) = 0,1 * y(–1)+ x(0) = 1
y(1) = 0,1 * y(0) + x(1) = 0,1
y(2) = 0,1 * y(1) + x(2) = 0,01
dan seterusnya.
Contoh Sistem tidak Stabil
Sistem yang dinyatakan dengan y(n) = 2* y(n–1) + x(n) dan y(-1) = 0 adalah
tidakstabil, karena ketika diberi input unit impuls,outputnya adalah:
y(0) = 2* y(–1) + x(0) = 1
y(1) = 2* y(0) + x(1) = 2
y(2) = 2* y(1) + x(2) = 4
dan seterusnya.
2. Definisi Sinyal
Kata lain sinyal adalah isyarat. Tapi penggunaan sehari-hari kata “sinyal” dan kata
“isyarat” sedikit berbeda. Seseorang menyuruh diam dengan meletakkan telunjuk ke
bibir disebut memberi isyarat. Kereta berangkat menunggu sinyal dari petugas PPKA
berupa tiupan peluit. Dalam pembicaraan tentang sistem teknik, kedua kata di atas
adalah sama. Sinyal adalah besaran yang diamati dalam selang waktu tertentu. Dalam
selang waktu yang dimaksud, biasanya besaran berubah secara dinamis. Dalam keseharian
dikenal sinyal suara atau sinyal gambar yang besarannya senantiasa berubah
terhadap waktu. Namun besaran yang tidak berubah terhadap waktu secara teknis
disebut sinyal juga asalkan merupakan pengamatan dalam selang waktu tertentu.
Pembicaraan tentang sistem seringkali melibatkan pembicaraan tentang sinyal.
Sistem dikenali dari sinyal yang dikeluarkannya, dan sistem diamati karena ada
dinamika sinyal padanya. Masukan dan keluaran sistem berwujud sinyal. Sinyal
sendiri bisa terdiri dari beberapa hal misal :
Sinyal Listrik, tegangan dan arus pada rangkaian
Sinyal Akustik, bunyi atau ucapan
Sinyal Video, perubahan intensitas pada citra bergerak
Sinyal Biologi,runtun (sequence) pembentuk gen,dll.
2.1 Klasifikasi Sinyal
1. Sinyal Nyata vs Kompleks
Sinyal nyata (real) adalah sinyal yang bernilai bilangan nyata, dimana sinyal
tersebut menghasilkan bilangan real. Sedangkan sinyal kompleks adalah
sinyal yang memiliki unsure bilangan kompleks pada fungsi matematisnya.
Perhatikan dua sinyal berikut ini:
s₁ (t) = Asin 3∏t 1 s₂ (t) = Ae ^ i3∏t = Acos 3∏t + j sin 3∏t
dengan s1 (t) adalah sinyal nyata, sedangkan s2(t) adalah sinyal kompleks.
2. Multi channel vs Single channel
Sinyal multikanal (multichannel) adalah sinyal yang terdiri dari kumpulan
beberapa sinyal independen (komposit). Sinyal satu kanal (single channel)
adalah sinyal tunggal yang hanya terdiri dari satu sinyal independen.
Perhatikan dua sinyal berikut ini:
S₁= { s₁ (t), s₂ (t)...... 𝑆𝑛 }; S₂ S₁
dengan adalah S1 adalah sinyal multikanal, sedangkan S2 adalah sinyal satu
kanal. Contoh sinyal multikanal adalah sinyal video berwarna (kanal-kanal
merah, hijau, dan biru), serta sinyal musik stereo (kanal-kanal kiri dan kanan).
Contoh sinyal satu kanal adalah sinyal radio medium wave (MW) pada radio
biasa.
3. Multi Dimensional vs Single Dimensional
Sinyal multidimensi (multi dimensional) adalah sinyal dengan lebih dari satu
variabel independen. Sinyal satu dimensi (single dimensional) adalah sinyal
dengan variable independen tunggal. Perhatikan dua sinyal berikut :
f (x, y) vs s1 (t)
Sinyal f (x,y) adalah sinyal multidimensi karena memiliki variable independen
x dan y- Sinyal 1 s (t) adalah sinyal dimensi satu karena variable
independennya hanya t.
4. Continuous Time vs Discrete Time
Sinyal waktu kontinu (continous time) adalah sinyal yang memiliki
variable independent yang bernilai nyata (real), sama dengan sinyal real.
Sinyal waktu diskrit (discrete time) adalah sinyal dengan variable
independen bernilai integer. Sinyal waktu kontinu didapat dari sinyal yang
bersifat analog sehingga terdapat nilainya disepanjang waktu, sedangkan
sinyal waktu diskrit didapat dari sinyal waktu digital yang dapat diperoleh
dengan cara – cara sebagai berikut :
Sampling dari sinyal waktu kontinu, artinya kita mengambil beberapa data
dari sinyal continu untuk mewakili keseluruhan data.
Mencacah (counting), kita mencacah data yang kita ambil dengan ketentuan
waktu tertentu.
5. Continuous Valued vs Discrete Valued
Continuous valued signal adalah sinyal yang tak hanya memiliki besaran
independennya yang real tetapi dapat juga memiliki besar yang merupakan
bilangan nyata juga. Discrete valued Signal adalah sinyal yang besarnya atau
variabel dependennya merupakan bilangan diskrit dimana bilangan tersebut
merupakan bilangan berindeks yang mana indeksnya mengindikasikan kapan
penyamplingan ataupun peng–counting-an dilakukan. Dari penjelasan
mengenai sinyal nilai diskrit & kontinu dan sinyal waktu diskrit & kontinu,
dapat kita peroleh 2 klasifikasi sinyal yang lain, yaitu : Sinyal digital adalah
sinyal yang sekaligus waktu diskrit dan diskrit valued, sedangkan sinyal analog
adalah sinyal yang sekaligus waktu kontinu dan nilai kontinu.
6. Sinyal Deterministik vs Sinyal Random
Sesuai dengan namanya, kedua jenis sinyal ini berdasarkan asal usul besaran
yang dipakai. Sinyal deterministic merupakan sinyal yang besarannya telah
diketahui dengan pasti, misal bila diketahui besaran independentnya.
Sedangkan sinyal random adalah sinyal yang belum diketahui dengan pasti
besaran independentnya, dalam artian masih random. Kadang–kadang sinyal
rumit menggunakan sinyal bentuk ini.