Week 9, kelompok 7

14
Sistem Perekonomian Indonesia: Orde Lama, Orde Baru, Era Reformasi Kelompok 7 Ditto Rizki Samudra Muratbek Dadabaev Ni Putu Bunga Levista Briliani Sri Harini Wijayanti Probo Darono Yakti

Transcript of Week 9, kelompok 7

Page 1: Week 9, kelompok 7

Sistem Perekonomian Indonesia:

Orde Lama, Orde Baru, Era Reformasi

Kelompok 7

Ditto Rizki SamudraMuratbek Dadabaev

Ni Putu Bunga Levista Briliani

Sri Harini WijayantiProbo Darono Yakti

Page 2: Week 9, kelompok 7

Tiga era pemerintahanmenilik dari sistem perekonomian:

ORDE LAMAORDE BARU

ERA REFORMASI

Page 3: Week 9, kelompok 7

ORDE LAMA

Jaman Orde Lama pada masa pemerintahan Presiden Soekarnotelah menerapkan beberapa kebijakan berkaitandengan bidang ekonomi demi mencapai kesejahteraan rakyat.Namun, beberapa peraturan yang bertujuan untukmengatur jalannya ekspor impor dan perihal alokasi devisa justru malah menimbulkan korupsi di kalangan birokrat.

Page 4: Week 9, kelompok 7

ORDE LAMA

Presiden Soekarno menerapkan orientasi pembangunan kedalam dimana pengusaha pribumi lebih diutamakan dalam urusan pergerakan roda ekonomi. Presiden Soekarno juga melalui pemerintahan Orde Lama menolak ragam macam bantuan dan hibah dari negara asing.

Page 5: Week 9, kelompok 7

ORDE LAMA

Presiden Soekarno yang secara terang-terangan mengakui dirinya sebagai seorang Marxis dan penganut komunisme, dalam membuat kebijakan ekonomi menolak untuk mendapatkan bantuan asing sehingga para kreditor dan investor asing merasa ragu dan menolak untuk menanamkan modalnya di Indonesia.Penerapan kampanye “Ganyang Malaysia” dalam kebijakanluar negeri dan adanya konfrontasi dimana Indonesia keluar dari keanggotaannya dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)turut menghambat kegiatan ekonomidan pembangunan dalam negeri.

Page 6: Week 9, kelompok 7

ORDE LAMA

Namun, kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Soekarno dan sistem pemerintahan yang diterapkannya menimbulkan berbagai percobaan kudeta, konflik, dan krisis ekonomi.Kelalaian pemerintah dalam menangani permasalahanekonomi secara serius mengakibatkan krisis inflasi, defisit neraca pembayaran, terkurasnya cadangan devisa, dan semakin menumpuknyahutang luar negeri yang akhirnya bermuarapada parahnya keadaan ekonomi di akhirmasa pemerintahannya.

Page 7: Week 9, kelompok 7

ORDE BARU

Presiden Soeharto sebagai pemimpin era Orde Baru memulai untuk merancang program perwujudan stabilisasi, rehabilitasi, dan pembangunan ekonomi gaya kapitalis.Pemerintah Orde Baru memutuskan untuk menerapkan kebijakan ekonomi yang berorientasi keluar dengan cara menarik kembali para investor dan kreditor asing agar mau kembali menanamkan modalnya di Indonesia.

Page 8: Week 9, kelompok 7

ORDE BARU

Pemerintah Orde Baru juga mulai mendapatkan pinjaman bantuan modal baik dari International Monetary Fund (IMF) dan sejumlah negara asing guna menutupi kekurangan devisa serta pembangunan jangka panjang seperti pemenuhan impor atas kebutuhan pokok rakyat dan perbaikan infrastruktur ekonomi serta produksi.

Page 9: Week 9, kelompok 7

ORDE BARU

Berbagai usaha dan kebijakan ekonomi pemerintahan Orde Baru dirancang oleh para teknokrat atau penasihat ekonomi yang bertujuan untuk mencapai stabilitas ekonomi yaitu melunakkan tekanan inflasi dan memperkuat neraca pembayaran dengan cara mengarahkan investasi modal asing.Namun langkanya investasi dan adanya rasa tidak percaya para investor asing kepada pemerintah Indonesia sempat mempersulit langkah pemerintah dalam melakukan pembangunan.

Page 10: Week 9, kelompok 7

ORDE BARU

Diplomasi ekonomi pun dilakukan dengan cara mengutus delegasi seperti Sultan Hamengku Buwono IX dan Adam Malik ke sejumlah negara yang telah menjadi investor dan kreditor asing di Indonesia sebelumnya.

Beberapa keputusan yang diambil demi mencapai tujuan seperti penundaan dan penjadwalan kembali pembayaran hutang, menerima bantuan luar negeri tanpa syarat politik, penarikan pajak kembali digalakkan, menerapkan program stabilisasi ekonomi jangka pendek adalah dengan melakukan pembicaraan secara langsung dan melakukan kunjungan, memperluas kerjasama internasional, masuk kembali dalam keanggotaan PBB, dan menyelesaikan masalah dengan Malaysia.

Page 11: Week 9, kelompok 7

REFORMASI

Era Reformasi dimulai dengan adanya tuntutan-tuntutan untuk perbaikan sistem ekonomi yang tidak dapat dipenuhi oleh rezim Soeharto yang telah berdiri selama lebih dari tiga dekade.Tiap-tiap pemerintah memiliki gaya memimpin yang berbeda, pun begitu halnya dengan sistem ekonomi yang diterapkan.Namun, sejumlah pola yang terjadi pada Orde Baru tetap terulang.Sistem kapitalis semu, dimana ketergantungan Indonesia terhadap pihak asing semakin berlarut-larut.

Page 12: Week 9, kelompok 7

REFORMASI

Bukan berarti tidak ada usaha untuk kembali menetapkan orientasi pembangunan kedalam seperti masa Orde Lama dimana bisnis pengusaha dalam negeri lebih didorong dan usaha kecil menengah diberikan lebih banyak kesempatan untuk berkembang.Beberapa kebijakan pemerintah akhir-akhir ini telah dimulai menerapkan sistem ini dimana usaha rakyat kecil lebih didorong agar mampu bersaing dengan usaha kapitalis yang besar dan lebih mengunggulkan produk dalam negeri di sistem terapan pasar bebas.

Page 13: Week 9, kelompok 7

Orientasi perekonomian Indonesia baik ke dalam maupun ke luar memiliki berbagai kelebihan maupun kekurangannya masing-masing.

Perekonomian yang berorientasi keluar memiliki keunggulan dalam perihal pendapatan sumber modal melalui penanaman modal asing ke sektor-sektor yang ada di dalam negeri.

Di satu sisi, hal ini mempercepat pergerakan roda ekonomi sehingga menjadi lebih ringkas dan efisien.

Namun, efek negatif juga turut menyertai, dimana ketergantungan akan modal asing, rentan akan terjangan krisis ekonomi, serta melemahnya semangat rakyat untuk selalu berkarya selalu serta mengamini.

Page 14: Week 9, kelompok 7

Sementara, perekonomian yang berorientasi kedalam, dengan disertai semangat nasionalisme rakyat Indonesia, akan menjadikan investor bangsa sendiri leluasa terlibat dalam perekonomian.

Tetapi di sisi lain, kebutuhan ekonomi Indonesia tidak akan tercukupi apabila hanya bergantung pada perekonomian yang berorientasi kedalam, karena pada dasarnya perekonomian Indonesia memang masing lemah dan relatif muda dalam konteks perkembangannya.