file · Web viewSebagai kelompok hewan yang memiliki siklus hidup yang sangat singkat,
Transcript of file · Web viewSebagai kelompok hewan yang memiliki siklus hidup yang sangat singkat,
A. Pengamatan Siklus Hidup Drosophila
I. Tujuan
Setelah selesai melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat:
1. Melakukan pengamatan siklus hidup Drosophila
2. Membedakan stadia telur-larva-pupa-imago dalam siklus hidup lalat
Drosophila
3. Membuat kesimpulan tentang siklus hidup lalat Drosophila
II. Latar belakang
Lalat buah (Drosophila) adalah organisme yang memiliki ciri-ciri
yang sudah dikenal dan sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah
berkembang biak dan memiliki siklus hidup yang singkat. Drosophila telah
digunakan secara bertahun- tahun dalam kajian genetika dan perilaku
hewan. Sebagai kelompok hewan yang memiliki siklus hidup yang sangat
singkat, perubahan bentuk hidup dan ciri morfologi tiap fase perlu untuk
diteliti atau diketahui. Hal ini penting karena Drosophila sebagai objek
penelitian genetika merupakan hal yang penting keberadaanya dalam
kajian genetika.
Salah satu hal yang dapat diamati berkaitan dengan hal tersebut
adalah bagaimana siklus hidup Drosophila mulai dari stadium telur yang
memiliki keunikan yaitu memiliki satu selaput vitellin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di
bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai, setelah telur menetas
kemudian larva secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran
dewasa, Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Untuk
kemudian berkembang menjadi pupa dan pada tahap akhir menjadi imago.
III. Prinsip kerja
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna,
yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa –
imago. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri
dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat
fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi
dalam waktu kurang lebih 24 jam. Periode kedua adalah periode setelah
menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap).
Telur Drosophila
berbentuk benda kecil bulat
panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan
makanan. Telur Drosophila
berukuran kira-kira 0,5 mm
berbentuk lonjong, permukaan
dorsal agak mendatar,
sedangkan permukaan ventral agak membulat. Pada bagian anterodorsal
terdapat sepasang filamen yang fungsinya untuk melekatkan diri pada
permukaan, agar telur tidak menggelam dalam medium. Pada bagian ujung
anterior terdapat lubang kecil yang disebut micropyle, yaitu tempat
masuknya spermatozoa. Dalam waktu 24 jam telur akan menetas menjadi
larva. Larva yang menetas ini akan mengalami dua kali pergantian kulit,
sehingga periode stadium yang paling aktif. Larva Drosophila berwarna
putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut
berwarna hitam di dekat kepala. Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda
secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula
lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang
tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Larva
kemudian akan menjadi pupa yang melekat pada permukaan yang relatif
kering, yaitu pada dinding botol kultur atau kertas saring. Pupa akan
menetas menajdi imago setelah berumur 8-11 hari bergantung pada spesies
dan suhu lingkungan.
IV. Dasar teori
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan
sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam
karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri
dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai
Hukum Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari
Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum Segregasi (Hukum Mendel Pertama)
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan
gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari alelanya.\
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter. Ini adalah konsep mengenai alel.
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan
satu dari tetua betina.
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel
dominan akan terekspresikan. Alel resesif yang tidak
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.
Hukum Mendel Kedua
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang
sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.
Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g.
tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling
mempengaruhi.
Drosophila sp merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di
buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun
dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Diptera
Famili Drosophilidae
Genus Drosophila
Spesies Drosophila sp
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular,
suatu seri segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh
utama, ayitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris
bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior
(kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila,
determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi
posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi.
setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu
struktur yang khas dari setiap segmen.
Jantan Betina
1. Ukuran tubuh lebih kecil
dari betina
1. Ukuran tubuh lebih besar dari
jantan
2. Sayap lebih pendek dari
sayap betina
2. Sayap lebih panjang dari sayap
jantan
3. Terdapat sisir kelamin
(sex comb)
3. Tidak terdapat sisir kelamin
(sex comb)
4. Ujung abdomen tumpul
dan lebih hitam
4. Ujung abdomen runcing
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna,
yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa –
imago. Fase perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat
dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri
dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat
fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi
dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak
berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva,
pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap).
Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada
hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu
sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum
400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi
oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan
di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian
luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti
cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala.
Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya
berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti
kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan
integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama
periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva
sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar
adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah
pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap
untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap
ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti
bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel
larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung
empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari
larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago
(Ashburner, 1985).
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium,
dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat
dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik
pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva
akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya
memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan
sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan
kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)
menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva
dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi
lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian
kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan
jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari
pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa
(Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila sp dalam satu siklus hidupnya berusia
sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat
dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin
setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang
sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa
masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam
mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus
betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan
jaringan embrio. (Borror, 1992)
Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila sp yang dikeluarkan akan menurun
apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan
makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu
membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang
menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya
dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga
dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva
betina (Shorrocks, 1972).
Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup
dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di
dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang
saja. Pada Drosophila sp dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup
ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang
lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan
menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah
kematian pada individu dewasa.
Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang
dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat
yang gelap.
V. Alat dan bahan
Botol kultur yang berisi medium APRG
Drosophila kurang lebih 20 pasang
Mikroskop
Lup
Kuas kecil
VI. Langkah kerja
Memasukan lalat buah hasil tangkapan ke dalam botol kultur
Mengamati perubahan yang terjadi pada medium, mencatat saat tejadi
bertelur, larva, pupa, dan imago
Melakukan pengamatan secara periodik sekitar 4-6 jam.
VII. Hasil pengamatan dan pembahasan
Tahap
Perkembangan
Hari , Tanggal Diamati
Cucu Nisa Febi Salinan Anissa
TelurSabtu, 27-
02-2010
Kamis,
25-02-
2010
Rabu, 03-
03-2010
Jum’at, 26-
02-2010
Jum’at,
26-02-
2010
Larva
Minggu,
28-02-
2010
Minggu,
28-02-
2010
Sabtu,
06-03-
2010
Selasa, 02-
03-2010
Sabtu,
27-02-
2010
Pupa
Selasa,
02-03-
2010
Senin,
01-03-
2010
Senin,
08-03-
2010
Sabtu, 06-
03-2010
Selasa,
02-03-
2010
ImagoKamis, 4-
03-2010
Kamis,
04-03-
2010
Jum’at,
12-03-
2010
Rabu, 10-
03-2010
Kamis,
04-03-
2010
Rata-rata tahap siklus hidup Drosophila sp kelompok 3:
Telur-Larva : 2 jam 24 menit
Larva-Pupa : 2 jam 24 menit
Pupa-Imago : 3 jam
*Tahap dari pemasukan Drosophila sp hingga bertelur tidak disertakan
karena waktu perkawinan tidak diketahui.
Dari hasil pengamatan terhadap siklus hidup Drosophila yang
dilakukan oleh kelompok kami, didapat rata-rata lamanya waktu yang
dibutuhkan dari tahap telur menjadi larva adalah 2,4 hari, larva
menjadi pupa 2,4 hari, dan pupa menjadi imago adalah 3 hari. Jika kita
lihat teorinya, waktu yang dibutuhkan telur untuk menjadi larva adalah 24
jam, larva menjadi pupa sekitar 3 hari, dan pupa menjadi imago 8-11 hari.
Memang terjadi perbedaan antara hasil pengamatan dengan teori yang dibaca,
namun itu semua karena memang siklus hidup Drosophila dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti suhu lingkungan, nutrisi makanan, tingkat kepadatan,
intensitas cahaya, dan medium yang digunakan dalam pembiakan Drosophila.
Selain itu dari data yang ada di hasil pengamatan, terlihat bahwa antara satu
praktikan dan praktikan lainnya terdapat pula perbedaan lamanya siklus hidup
Drosophila, hal ini juga tidak terlepas dari adanya pengaruh faktor luar yang
telah disebutkan diatas. Agar lebih jelas maka berikut ini akan kami sajikan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup
Drosophila, yaitu antara lain:
Suhu lingkungan. Lalat buah mengalami kondisi siklus hidup dan
pertumbuhan yang optimal sekitar 8-11 hari apabila berada pada suhu 25o-
28oC. Waktu perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7
hari, dan dicapai pada suhu 28° C. Perkembangan meningkat pada suhu
yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30° C, selama 11 hari, hal tersebut
berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada suhu 25° C tersebut, lama
harinya umumnya adalah sekitar 8.5 hari, sedangkan pada suhu 18° C
lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C lama hari
perkembangannya adalah 50 hari. Pada suhu 30o ,lalat buah dewasa yang
dihasilkan akan steril.
Nutrisi makanan. Kekurangan nutrisi atau makanan akan menyebabkan
jumlah telur yang dihasilkan menurun dan pertumbuhannya menjadi
lambat. Lalat buah yang kekurangan nutrisi juga akan menghasilkan larva-
larva yang kecil, pupa yang kecil dan seringkali gagal tumbuh menjadi
lalat dewasa atau menghasilkan individu dewasa yang akan menghasilkan
sedikit telur. Viabilitas telur-telur ini juga dipengaruhi juga oleh jenis dan
jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina.
Tingkat Kepadatan. Pengisian botol medium sebaiknya dengan
menggunakan medium buah yang cukup dan tidak terlalu banyak. Jumlah
lalat buah dalam botol medium juga mempengaruhi kualitas pertumbuhan
lalat buah, yang dikembangkan dalam botol media cukup hanya beberapa
pasang saja. Dengan kondisi yang ideal, lalat buah dapat hidup hingga 40
hari. Kondisi botol yang terlalu padat akan menurunkan jumlah telur yang
dihasilkan dan menurunkan lama hidup suatu individu (tingkat kematian
meningkat).
Intensitas cahaya. Dhrosophila menyukai daerah yang remang-remang.
Intensitas cahaya yang tinggi akan menyebabkan fase bertelur yang
terlambat. Intensitas cahaya yang gelap (rendah) akan menyebabkan
pertumbuhannya menjadi lambat.
Medium. Kekentalan dan keenceran dari suatu medium akan
mempengaruhi pertumbuhan dari Drosophila. Pengenceran medium akan
mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan namun tidak berpengaruh
pada siklus hidupnya. Tingkat survival dan lamanya waktu hidup akan
berkurang apabila lalat dewasa berada pada medium yang sangat encer.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi siklus hidup Drosophila yang
dibahas diatas maka jelas bahwa lama siklus hidup yang bervariasi tidak alain
adalah dikarenakan bervariasinya lingkungan pertumbuhan Drosophila yang
diamati masing-masing praktikan. Misalnya saja yang siklus hidupnya 9 hari,
mungkin saja suhu lingkungan tempat pertumbuhan Drosophila itu berkisar
diantara 25oC sedangkan yang siklus hidupnya lebih lama mungkin saja suhu
lingkungan tempat pertumbuhan Drosophila-nya kurang dari 25 oC. Lalu jika
dilihat dari intensitas cahaya, ada praktikan yang meletakkan botol biakan
Drosophila-nya di tempat yang banyak cahaya, ada pula praktikan yang
meletakkannya di tempat yang minim cahaya, ini juga tentu saja memberikan
perbedaan bagi lamanya siklus hidup. Terbukti bahwa lamanya siklus hidup
Drosophila yang dipelihara Febi di tempat gelap (9 hari) lebih lama dari pada
siklus hidup Drosophila yang dipelihara Nisa di tempat terang (7hari).
Begitulah faktor-faktor eksternal mempengaruhi kecepatan siklus hidup
Drosophila, ada yang mempercepat, ada pula yang memperlambat, sehingga
memberikan variasi dalam hasil pengamatan.
VIII. Kesimpulan
Siklus hidup drosophila bervariasi bergantung dengan lingkungan
tempat hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbedaan lama
siklus hidup drosophila yang dipelihara tiap a nggota kelompok dalam
kelompok kami. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perbedaan
lamanya siklus hidup drosophila tersebut adalah suhu lingkungan,
intensitas cahaya, nutrisi makanan, tingkat kepadatamn dan medium
namun yang paling berpengaruh adalah suhu lingkungan dan intensitas
cahaya karena medium dan nutrisi makanan yang digunakan relatif
sama.
IX. Daftar pustaka
http://www.pdfqueen.com/html/
aHR0cDovLzE4YmlvczF1bnNvZWQuZmlsZXMud29yZHByZXNzLm
NvbS8yMDA4LzAzL2J1a3UtYWphci1nZW4tMDEtcGVuZGFodWx1Y
W4ucGRm
http://unjabisnis.blogspot.com/2009/12/drosophila.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_Mendel
http://idonkelor.blogspot.com/2009/02/gen-hukum-mendel.html
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/biologi-umum/
drosophila-melanogaster
http://zarzen.wordpress.com/2008/09/27/siklus-hidup-drosophila/
http://yoarika.wordpress.com/2009/10/27/siklus-hidup-drosophila-
melanogaster/
B. Determinasi drosophila
I. Tujuan
Setelah selesai melakukan pengamatan lalat Drosophila, mahasiswa
diharapkan dapat membedakan lalat jantan dan lalat betina tipe liar
berdasarkan struktur tubuh dan ciri-ciri morfologis lainnya.
II. Latar belakang
Secara umum drosophila memiliki ciri morfologi yang sama seperti
jenis serangga lain yaitu terdiri atas suatu seri segmen yang teratur,
segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, thoraks, dan
abdomen. Drosophila memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan
cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang ,Urat tepi sayap (costal
vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya,
sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan,
crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung dan mata berwarna
merah.
Untuk mengetahui ciri morfologi ini diperlukan pengamatan secara
mendalam terhadap struktur tubuh Drosophila. Selain itu ciri sex comb
yang hanya dimiliki lalat jantan menjadi hal penting dalam identifikasi
Drosophila, hal ini perlu dilakukan karena dapat menjadi pedoman dalam
melakukan determinasi drosophila pada tahap selanjutnya untuk
mengetahui keanekaragaman jenis pada Drosophila.
III. Prinsip kerja
Drosophila memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan
betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil
bila dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian
abdomennya dan memiliki sisir kelamin (sex comb). Sedangkan pada yang
betina ukuran relative lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen
dan tidak memiliki sisir kelamin. Drosophila sp merupakan hewan yang
bersayap, dan berukuran kecil. Secara umum Lalat Drosophila jantan dan
betina dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan morfologinya antara
lain dalam hal:
1. Ukuran tubuh, secara umum lalat betina berukuran lebih besar
daripada lalat jantan
2. Abdomen, ujung abdomen lalat betina agak runcing, sedangkan
ujung abdomen lalat jantanagak membulat. Pada lalat betina dewasa
abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-telur yang siap
dikeluarkan
3. Tanda pada abdomen, garis-garis gelap dan terang yang berjumlah 7
segmen dapat terlihat apada ujung abdomen lalat betina, sementara
pada lalat jantan beberapa segmen treakhir berfusi sehingga terlihat
berwarna hitam
4. Sexcomb atau sisir kelamin, lalat jantan mempunyai sisir kelamin,
yaitu serabut-serabut bristle pada permukaan distal dari sendi tarsal
depan. Pada lalat betina tidak memiliki sisir kelamin.
Untuk determinasi Drosophila, gunakanlah hewan jantan, karena
hewan betina dari subgenus Sophopora seringkali tak bisa dibedakan
antara jenis yang satu dengan yang lain. Pada waktu melakukan
perhitungan jumlah duri sisir kelamin, perhatikan benar-benar bahwa duri
yang kita hitung adalah duri yang berwarna hitam. Duri-duri lainnya,
walaupun berukuran sama dan termasuk kedalam kelompok sisir yang
sama tidak dihitung, karena dianggap bukan merupakan bagian dari sisir
kelamin.
IV. Dasar Teori
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah,
dimasukkan dalam filum Artropoda kelas Insekta bangsa Diptera, anak
bangsa Cyclophorpa (pengelompokkan lalat yang pupanya terdapat
kulit instar 3, mempunyai jaw hooks, seri Acaliptrata (imago menetas
dengan keluar dari bagian enterior pupa), suku Drosophilidae. Pada
Drosophila, determiann sitoplasmik yang sydah ada didalam telur
memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini
bahkan sebelum fertilisasi.
Adapun ciri umum dari Drosophila melanogaster antara lain :
1. Berukuran keci, antara 3-5 mm
2. Urat tepi sayap mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat
dengan tubuhnya.
3. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12
percabangan
4. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung
5. Mata berwarna merah
Setiap jenis Drosophila melanogaster khususnya jantan memiliki
susunan yang berbeda antara jenis yang satu dengan yang lainnya.
Drosophila melanogater muali bertelur setelah berumur lebih kurang 8
jam. Drosphila melanogaster betina sanggup menghasilkan 50-75 butir
telur per hari atau dapat menghasilkan 400-500 butir telur. Telur
Drosophila melanogaster berwarna putih susu berbebtuk bulat panjang
dengan ukuran 0,5 mm. pada ujung interior terdapat lubang yang
disebut mikropil dan terdapat tonjolan memanjang seperti sendok.
Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula
berkembang dalam 24 jam dan akan menetas menjadi larva. Pergantian
kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah 8-11
hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan).
V. Alat Dan Bahan
A. Determinasi Sex
Kultur lalat Drosophila
Boto pembius
Eter
Kuas ukuran 1-3
Loupe
Mikroskop binokuler
B. Determinasi Species
Mikroskop strereo dan monokuler
Jarum serangga
Alkohol 70 %
Cawan petri
VI. Langkah Kerja
A. Determinasi Sex
Menyediakan lalat Drosophila liar hasil tangkapan yang telah dikultur
dalam medum APRG
Mengetuk botol kultur dan membuka tutupnya lalu mulut botol
pembius ditautkan dengan mulut botol kultur, membiarkan lalt
berpindah ketempat botol bius dan segera menutupnya.
Memindahkan lalt buah ke dalam cawan petri dan melakukan
pengamatn dengan menggunakan loupe atau mikroskop. melakukan
pengamatan terhadap:
a. Mata majemuk: bentuk, ukuran, warna
b. Mata ocelli: 3 ocellus pada daerah atas kepala
c. Antenna dan arista
d. Kepala
e. Thorax: warna dasarnya
f. Abdomen : garis-garis hitam pada segmen abdomen
g. Jenis kelamin
h. Sayap: bentuk, ukuran relatif dengan tubuh, posisi istirahat, pola
venasi
B. Determinasi Species
Menyediakan lalat buah jantan yang baru di matikan pada kaca
objek berlekuk yang berisi alkohol 70 %
Di bawah mikroskop stereo, memisahkan sepasang sayap, kaki
depan dan ujung abdomen dengan menggunakan jarum serangga
Menempatkan bagian-bagian tersebut pada gelas objek tepat di atas
tetesan alkohol
Mengatur sayap agar tidak melipat, kaki depan yang satu terlihat
bagian luar, dan yang satu lagi terlihat bagian dalam
Setelah bagian-bagian tersebut rapi, alkohol diteteskn agar bagian
tersebut tetap basa, lalu ditutup dengan kaca objek
Melakukan determinasi, dengan bantuan kunci determinasi.
VII. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Untuk determinasi sex, kami menemukan jumlah Drosophila betina
lebih banyak daripada Drosophila jantan. Sedangkan untuk pengamatan
kami mengenai determinasi species Drosophila, kami menemukan 2 jenis
Drosophila yang dideterminasi kelompok kami, diantaranya adalah
Drosophila melanogaster dan Drosophila eugracilis. Berikut adalah
penelusuran kunci determinasi yang kami lakukan.
Drosophila melanogaster
1.b Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm,
berwarna coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin
yang terdiri dari paling sedikit duri yang hitam dan tebal dari bristle
biasa______________________________Anak marga Sophophora—7
7b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri________________________8
8a. Sisir kelamin tersusun menurut panjangnya tarsus, lekuk kelamin
umumnya memiliki satu buah duri yang besar____________________9
9b. Sisir kelamin terdiri dari satu kelompok duri_________________10
10a. Sisir kelamin terdiri dari 7-20buah duri_________D. Melanogaster
Drosophila eugracilis
1.b Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm,
berwarna coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin
yang terdiri dari paling sedikit duri yang hitam dan tebal dari bristle
biasa______________________________Anak marga Sophophora—7
7a. Sisir kelamin hanya terdiri dari dua duri pada tarsal I, ujung
abdomen hewan jantan berwarna hitam _______________D. eugracilis
Secara umum kami membedakan Drosophila jantan dan betina
dilihat dari ukuran tubuh (Drosophila betina berukuran lebih besar
daripada Drosophila jantan), abdomen (ujung abdomen lalat jantan agak
runcing, sedangkan ujung abdomen lalat betina agak membulat. Pada lalat
betina dewasa abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-telur yang
siap dikeluarkan), tanda pada abdomen (garis-garis gelap dan terang yang
berjumlah 7 segmen dapat terlihat apada ujung abdomen lalat betina,
sementara pada lalat jantan beberapa segmen treakhir berfusi sehingga
terlihat berwarna hitam), serta sexcomb atau sisir kelamin (lalat jantan
mempunyai sisir kelamin, yaitu serabut-serabut bristle pada permukaan
distal dari sendi tarsal depan, pada lalat betina tidak memiliki sisir
kelamin).
Untuk determinasi Drosophila, kami menggunakan hewan jantan,
karena hewan betina dari subgenus Sophopora seringkali tak bisa
dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain. Sex comb yang hanya
dimiliki lalat jantan menjadi hal penting dalam identifikasi Drosophila, hal
ini perlu dilakukan karena dapat menjadi pedoman dalam melakukan
determinasi Drosophila pada tahap selanjutnya untuk mengetahui
keanekaragaman jenis pada Drosophila. Pada waktu melakukan
perhitungan jumlah duri sisir kelamin, duri yang kami hitung adalah duri
yang berwarna hitam. Duri-duri lainnya, walaupun berukuran sama dan
termasuk kedalam kelompok sisir yang sama tidak dihitung, karena
dianggap bukan merupakan bagian dari sisir kelamin.
VIII. Kesimpulan
Determinasi sex Drosophila dilakukan dengan membandingkan
Drosophila secara morfologi, yaitu dilihat dari ukuran tubuh, abdomen,
tanda pada abdomen, serta sexcomb atau sisir kelamin. Yang kami
temukan setelah mendeterminasi kelamin Drosophila yaitu betina lebih
banyak ditemukan dibandingkan dengan yang betina. Sedangkan untuk
mendeterminasi species, kami menggunakan hanya Drosophila jantan,
karena hewan betina dari subgenus Sophopora seringkali tak bisa
dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain. Selain itu, sex comb
yang hanya dimiliki lalat jantan menjadi hal penting dalam identifikasi
Drosophila. Kami melihat sexcomb Drosophila dibawah mikroskop lalu
mendeteterminasinya dengan cara menelusuri kunci determinasi. Dan yang
kelompok kami dapatkan ialah dua jenis Drosophila, yaitu Drosophila
melanogaster dan Drosophila eugracilis.
IX. Daftar Pustaka
http://afreedabio.blogspot.com/2009/08/identifikasi-tangkapan-dari-
daerah.html
http://supportme5.wordpress.com/
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/biologi-umum/
drosophila-melanogaster