file · Web viewMerupakan faktor keturunan dari orang tua yang sulit dihindari. Bila ayah...
Transcript of file · Web viewMerupakan faktor keturunan dari orang tua yang sulit dihindari. Bila ayah...
TUGAS EPIDEMIOLOGI DAN SURVEILANS GIZI“DETERMINAN DAN VARIABEL OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH”
OLEHKELOMPOK 5 IKMA 2010
Friska Jayanti Y 101011045Yuwaditya Dewi B 101011056Conita Sabilla B 101011075Erlakh Rumkuhullah 101011090Ulil Nur Faris A 101011108Dwika Sari S. 101011103Umi Salamah 101011219Meivi Yusinta C. 101011255Riana Alfi H. 101011256Alvian Kevin W. 101011294
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS AIRLANGGA
2010
DETERMINAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH
A. Faktor penyebab langsung obesitas
1. Genetik
Merupakan faktor keturunan dari orang tua yang sulit dihindari. Bila
ayah atau ibu memiliki kelebihan berat badan, maka hal ini dapat diturunkan
pada anak. Jika kedua orang tua mengalami obesitas maka kemungkinan
anak menjadi obes yaitu 80% dan jika salah satu orang tua maka
kemungkinannya 40%. Faktor genetik merupakan faktor yang paling
dominan, faktor ini sudah menjadi garis keturunan seseorang.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga
makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya
obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan
faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor
genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
Faktor penyebab yang menyebabkan obesitas pada anak secara
langsung (genetis) merupakan kecenderungan pola onsumsi keluarga yang
makan dalam porsi besar dengan frekuensi sering ditambah lagi dengan
tingkat konsumsi karbo dan lemak yang berlebihan dan tidak diimbangi
dengan peningkatan exercise.
2. Pola makan berlebih.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas
yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari
(sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu
oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana
seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini
tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan.
Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma
makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan
diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam
hari.
Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang
berberat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau
makanan, atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan
bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan
berlebih inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari
kegemukan jika sang individu tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang
kuat untuk mengurangi berat badan.
Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor : 1) tingkat aktivitas dan
olah raga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi
yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh.Meski
aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi
seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan
berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat
berolahraga, kalori terbakar. Makin banyak berolahraga maka semakin
banyak kalori yang hilang.Kalori secara tidak langsung mempengaruhi
sistem metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan
mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas
gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat
kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan
kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya
metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam
penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan
juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal yang
bertanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.
3. Kurang aktivitas fisik.
Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu permainan anak
umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari,
melompat atau gerakan lainnya. Tetapi hal itu tergantikan dengan game,
elektronik, komputer, internet atau televisi yang cukup dilakukan dengan
hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang
menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan
kelebihan berat badan.
4. Gangguan hormon
Beberapa sumber menjelaskan bahwa adakalanya obesitas disebabkan
adanya gangguan hormone, yakni hormon leptin yang merupakan hormon
yang mengatur kadar lemak dalam tubuh. (Wikipedia.com, 2013)
5. Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
a. Hipotiroidisme
b. Sindroma Cushing.
c. Sindroma Prader-Willi
d. Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang
banyak makan.
Faktor yang menyebabkan obesitas secara langsung (gangguan
hormon leptin) lebih mengarah pada status BMI orang tua karena gangguan
hormon pada seseorang, umumnya merupakan gangguan yang diturunkan
dari orang tua kepada anak.
6. Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan.
7. Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya)
menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh.
Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak,
bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan
orang yang berat badannya normal. Jumlah sel lemak tidak dapat dikurangi,
karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara
mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
B. Faktor penyebab tidak langsung obesitas
1. Bangsa atau suku.
Keturunan atau latar belakang pada suatu bangsa atau suku akan
berpengaruh besar baik secara langsung atau tidak langsung misalnya
kebiasaan makan makanan yang mengandung banyak energi dan kurang
olahraga. Faktor yang menyebabkan obesitas secara langsung (bangsa/suku)
cukup sukar untuk ditentukan karena banyak hal yang mempengaruhi,
seperti karakteristik budaya suatu masyarakat berupa jenis makanan yang
sering dikonsumsi, jenis & rutinitas aktivitas fisik, letak geografis dan
demografi.
2. Gangguan emosi
Sebab terpenting timbulnya obesitas pada anak-anak dan remaja yaitu
misalnya anak yang sedang bersedih dan memisahkan diri dari lingkungan
timbul rasa lapar yang berlebih sebagai kompensasi terhadap masalahnya.
Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih
banyak apabila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan
kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam suatu situasi yang
sangat mencekam; orang dengan berat badan yang normal makan dalam
situasi yang kurang mencekam (McKenna,1999).
Dalam suatu studi yang dilakukan White (1977) pada kelompok orang
dengan berat badan berlebih dan kelompok orang dengan berat badan yang
kurang, dengan menyajikan kripik (makanan ringan) setelah mereka
menyaksikan empat jenis film yang mengundang emosi yang berbeda, yaitu
film yang tegang, ceria, merangsang gairah seksual dan sebuah ceramah
yang membosankan.
Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih banyak
menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding
setelah menonton film yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan
berat badan kurang selera makan kripik tetap sama setelah menonton film
yang tegang maupun film yang membosankan.
Faktor yang menyebabkan obesitas secara langsung (gangguan emosi)
cukup memeberi peran penting sebagai penyebab obesitas pada anak SD.
Anak usia 8-12 tahun (anak SD) sering kalo mengalami masa labil dalam
menjalani aktivitas seperti rasa lelah, muak terhadap rutinitas sekolah yang
monoton. Suasana hati buruk yang tidak dapat dikontrol ini akan membuat
nafsu makan anak meningkat, hal ini menyebabkan obesitas pada anak jika
tidak terdapat kendali emosi.
3. Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk
menjadi gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang
menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang
tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut
tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan
mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan
4. Tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan ekonomi seseorang maka akan
mempengaruhi asupan dan pola makan yang dimiliki orang tersebut.
sehingga mempengaruhi risiko orang tersebut, terutama pada anak-anaknya,
terkena obesitas.
VARIABEL OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH
A. VARIABEL KUALITATIF
1. Bentuk-bentuk obesitas
Bentuk obesitas seseorang di bedakan menjadi dua berdasarkan
distribusi lemak dalam tubuh yaitu:
a) Tipe terpusat (sentral)
Obesitas sentral merupakan kondisi kelebihan lemak yang
terpusat pada daerah perut (intra-abdominal fat). Jenis obesitas inilah
yag paling beresiko jika dibandingkan dengan jenis obesitas yang lain.
b) Tipe android (buah apel)
Tipe android biasanya dialami oleh pria atau wanita yang sudah
menopause (henti haid), Penumpukan lemak terjadi pada bagian tubuh
atas, sekitar dada, pundak, leher dan muka.
c) Tipe Ginoid (buah pear)
Tipe ginoid umumnya diderita oleh wanita dengan timbunan
lemak pada bagian tubuh bawah, sekitar perut, pinggul, paha, pantat.
Tipe ini relative lebih aman dibanding tipe android sebab timbunan
lemak umumnya bersifat tak jenuh, namun sulit untuk menurunkan
lemak badan.
B. VARIABEL KUANTITATIF
1. Lingkar Pinggang-panggul
Rasio lingkar pinggang-panggul merupakan suatu indikasi adanya
obesitas sentral/android atau juga disebut obesitas abdominal. Obesitas ini
erat kaitannya dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner (PJK),
hipertensi, dan diabetes mellitus (DM). Lemak di perut adalah lemak paling
berbahaya. Lemak yang berada di perut bagian dalam akna mengeluarkan
asam lemak bebas dan puluhan hormon yang dapat menimbulkan beberapa
masalah masalah seperti menaiknya tekanan darah, terjadinya resistensi
insulin, dan masih banyak masalah lain yang cukup berrat seperti
munculnya penyakit jantung dan stroke. Lingkar pinggang yang aman untuk
LPiLPa
RLPP =
pria, kurang dari < 0.9 cm, sedangkan wanita, kurang dari < 0.8 cm. Lebih
dari angka itu, artinya perut kelebihan lemak
Rasio Lingkar Pinggang Panggul dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
RLPP: Rasio Lingkar Pinggang Panggul.
LPi : Lingkar Pinggang.
LPa : Lingkar Panggul
2. Asupan lemak
Asupan lemak ≥ 30 % dari keseluruhan jumlah kalori yang dikonsumsi.
Kondisi tersebut dinilai berdasarkan :
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index = BMI) > 30
BMI=BB(kg)/TB2 (cm2), dengan penilaian sbb:
a) BMI 30.0 – 34.9 : Obesitas tingkat I
b) BMI 35.0 – 39.9 : Obesitas tingkat II
c) BMI > 40.0 : Obesitas kelas II
Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan cara yang termudah untuk
memperkirakan obesitas dan berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh.
Tingginya Indeks Massa Tubuh (IMT) berhubungan erat dengan timbunan
lemak yang berlebihan, sehingga IMT dianggap baik sebagai kriteria untuk
menentukan obesitas.
3. Proporsi Berat Badan
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 30-40%
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%
DAFTAR PUSTAKA
digilib.unimus.ac.id/files/disk1/140/jtptunimus-gdl-isnaininim-6985-3-babii.pdf
Lestari , Endang D. Sri Martuti, B. Soebagyo. Prediktor Penyakit Kardiovaskular pada Anak Obes Usia Sekolah Dasar di Kotamadya Surakarta. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/10-1-3.pdf. diakses pada 3 Oktober 2013
Muryasani, Ikrar Abdillah. 2011. Perubahan Asupan Energi Dan Nutrien Terhadap Indeks Massa Tubuh Dan Persen Lemak Tubuh Pada AnakObesitas SetelahLepas Intervensi. Http://Eprints.Undip.Ac.Id/33309/1/Ikrar_Abdillah.Pdf . diakses pada 3 Oktober 2013